PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG PERIODE : JANUARI – AGUSTUS 2015
A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Jepang 1. Neraca perdagangan Jepang dengan Dunia periode Januari-Agustus 2015 tercatat defisit sebesar US$ 21,43 miliar, turun 76,96% dibanding periode yang sama tahun 2014, yang tercatat defisit sebesar US$ 93,00 miliar. Total perdagangan Jepang-Dunia pada periode Januari-Agustus 2015, tercatat sebesar US$ 853,94 miliar, atau turun 15,46% dibanding
periode yang
sama tahun
2014, yang
tercatat
sebesar
US$ 1.010,10 miliar. Total perdagangan tersebut terdiri dari ekspor Jepang ke Dunia sebesar US$ 416,25 miliar, atau turun 9,22% dibanding periode yang sama tahun 2014 yang tercatat US$ 458,55 miliar, dan impor sebesar US$ 437,68 miliar, turun 20,64% dibanding periode yang sama tahun 2014, sebesar US$ 551,55 miliar. 2. Ekspor Jepang ke Dunia periode Januari-Agustus 2015 terbesar ditujukan ke Amerika Serikat sebesar US$ 82,78 miliar, turun 1,63% dibanding periode yang sama tahun 2014, dan merupakan 19,89% dari total ekspor Jepang ke Dunia. Kemudian, ke China sebesar US$ 72,01 miliar, turun 14,09% dibanding periode yang sama tahun 2014. Korea Selatan sebesar US$ 30,17 miliar (-12,36%); Taiwan sebesar US$ 24,79 miliar (-8,24%); Hongkong sebesar US$ 23,34 miliar (-5,14%); Thailand US$ 18,85 miliar (-10,56%), dan Singapura US$ 13,39 miliar (-2,26%). Sedangkan, Indonesia di peringkat ke-12, setelah Malaysia, dengan nilai sebesar US$ 7,96 miliar (-21,29%). 3. Komoditi ekspor non-migas utama Jepang ke Dunia, yang meningkat periode JanuariAgustus 2015 adalah Special HS, Chile, Japan, Korea, Mexico, Norway (HS 0000) sebesar US$ 24,75 miliar (6,83%); dan Machines And Apps Used Soley For Manufacture Of Se (HS 8486) sebesar US$ 8,86 miliar (1,22%). Sementara itu, Motor Cars & Oth Motor Vehicles (HS 8703) sebesar US$ 53,73 miliar, mengalami penurunan 7,54% dibanding periode yang sama tahun 2014, juga merupakan komoditi ekspor non migas Jepang dengan nilai tertinggi pada periode ini, dan pangsanya sebesar 12,91%; Selanjutnya, Parts and Accessories Of The Motor Vehicles Of Headings 8 (HS 8708) sebesar US$ 18,80 miliar (-13,26%); dan Electronic Integrated Circuits And Microassemblies (HS 8542) sebesar US$ 15,81 miliar (-4,78%). 4. Impor Jepang pada periode Januari - Agustus 2015 terbesar berasal dari China sebesar US$ 104,52 miliar, atau turun 11,26% dibanding periode yang sama tahun 2014, dan merupakan 23,88% dari total impor Jepang dari Dunia. Kemudian, dari
Amerika Serikat US$ 45,42 miliar (-6,32%); Australia sebesar US$ 24,19 miliar (-26,97%); Korea Selatan sebesar US$ 18,27 miliar (-19,42%); Saudi Arabia sebesar US$ 17,75 miliar (-46,65%); United Arab Emirates sebesar US$ 16,86 miliar (-42,39%); Taiwan US$ 15,14 miliar
sebesar US$ 15,54 miliar (-4,68%), dan Malaysia sebesar (-24,18%).
Sementara
itu, impor dari Indonesia sebesar
US$ 13,37 miliar, mengalami penurunan sebesar 23,81%. Pada periode ini, Indonesia menduduki peringkat ke-11 sebagai negara asal impor Jepang, dan Malaysia berada di peringkat ke-8. 5. Beberapa komoditi impor non migas utama Jepang dari Dunia, yang mengalami peningkatan, pada periode Januari-Agustus 2015 antara lain adalah:
Electric Apparatus For Line Telephony, incl Curr Line System (HS 8517) sebesar US$ 13,55 miliar, meningkat sebesar 1,72% dibanding periode yang sama tahun 2014, juga merupakan komoditi impor non migas Jepang dengan nilai tertinggi pada periode ini;
Medicaments (Except Vaccines Etc., Bandages Or Pha (HS 3004) sebesar US$ 10,67 miliar (11,67%) .
Sedangkan, komoditi yang mengalami penurunan nilai impor, antara lain :
Coal; Briquet, Ovoid & Sim Solid (HS 2701) sebesar US$ 11,26 miliar, turun 17,99% dibanding periode yang sama tahun 2014;
Electronic Integrated Circuits (HS 8542) sebesar US$ 11,04 miliar (-0,86%);
Automatic Data Processing Machines And Units Thereof (HS 8471) sebesar US$ 9,07 miliar (-22,35%).
B. Perdagangan bilateral Jepang dengan Indonesia 1. Selama periode Januari-Agustus 2015, neraca perdagangan Jepang dengan Indonesia surplus bagi Indonesia sebesar US$ 5,41 miliar, turun 27,22% dibanding surplus periode yang sama tahun 2014, sebesar US$ 7,44 miliar. Total perdagangan periode Januari-Agustus 2015 tercatat sebesar US$ 21,32 miliar, atau turun 22,89% dibanding periode yang sama tahun 2014, sebesar US$ 27,65 miliar. Total perdagangan tersebut terdiri dari ekspor Jepang ke Indonesia sebesar US$ 7,96 miliar, turun sebesar 21,29% dibanding periode yang sama tahun 2014, yang tercatat sebesar US$ 10,11 miliar, dan impor Jepang dari Indonesia sebesar US$ 13,37 miliar, turun 23,81% dibanding periode yang sama tahun 2014, yang tercatat US$ 17,54 miliar . 2. Beberapa komoditi ekspor non migas utama Indonesia ke Jepang yang meningkat nilai
ekspornya pada periode Januari-Agustus 2015 adalah :
Copper Ores & Concentrates (HS 2603) sebesar US$ 782,87 juta, atau meningkat 457,98% dibanding periode yang sama tahun 2014, sebesar US$ 140,30 juta;
Ash and Residues (Except From Iron Or Steel Manufa) (HS 2620) sebesar US$ 568,06 juta (8,55%);
Special HS, Chile, Japan, Korea, Mexico, Nor (HS 0000) sebesar US$ 96,16 juta (15,47%).
Sementara itu, komoditi ekspor non migas utama Indonesia yang turun nilai ekspornya ke Jepang, antara lain:
Coal, Briquettes, Ovoids and Similar Solid Fuels Man (HS 2701) sebesar US$ 1.693,50 juta, turun 25,23% dibanding tahun 2014, dan merupakan 12,67% dari total impor Jepang pada periode ini;
Nickle Mattes, Nickle Oxide Sinters & Other (HS 7501) sebesar US$ 477,85 juta (-24,72%);
Natural Rubber, Balata, Gutta-Percha, etc (HS 4001) sebesar US$ 451,50 juta (-17,60%) , dan
Plywood, Veneered Panels And Similar Laminated Wood (HS 4412) sebesar US$ 389,21 juta (-22,07%).
3. Beberapa komoditi impor utama Indonesia dari Jepang, yang nilai impornya meningkat, selama periode Januari-Agustus 2015, adalah :
Machines And Mechanical Appliances Having Individu (HS 8479) sebesar US$ 205,06 juta, atau meningkat 7,72% dibanding periode yang sama tahun 2014, sebesar US$ 190,36 juta;
Special HS,
Chile,
Japan,
Korea,
Mexico,
Norway (HS 0000) sebesar
US$ 186,74 juta (3,57%);
Interchangeab Tools For Handtools (HS 8207) sebesar US$ 90,62 juta (32,96%).
C. Informasi Lainnya 1. Perkembangan indikator ekonomi Jepang kuartal II dan III tahun 2015. Pada 30 Oktober 2015, Ministry of Internal Affairs and Communications (MIC) mengumumkan nilai pengeluaran konsumsi rumah tangga bulan September 2015 mencapai JPY 274.309, atau menurun 0,4% dibanding bulan September 2014. Pada tanggal 8 Oktober 2015, Ministry of Health, Labour and Welfare mengumumkan bahwa total biaya medis pada tahun fiskal 2014 adalah sebesar JPY 40,06 trilyun, lebih
besar dari perkiraan sebelumnya yang diumumkan pada bulan September yang lalu yaitu sebesar JPY 39,9556 trilyun. Biaya medis per kapita mencapai JPY 314.700. Total biaya medis ini belum termasuk biaya vaksinasi dan medical check-up. Dengan tingginya usia harapan hidup di Jepang dan bertambahnya populasi penduduk lanjut usia, biaya medis yang ditanggung dengan pajak dan asuransi negara ini diperkirakan akan mencapai JPY 54 trilyun pada tahun 2025. 2. Peningkatan hubungan dagang antara Indonesia dengan Jepang.
Pertemuan Bilateral Indonesia – Jepang . Disela-sela pertemuan ASEAN-Japan Comprehensive Economic Partnership (AJCEP) ke-14, Indonesia dan Jepang melakukan pertemuan bilateral yang membahas: (i) upaya penyelesaian permasalahan transposisi jadwal penurunan tarif AJCEP bagi Indonesia, dan (ii) usulan Indonesia mengenai footnote dalam article ISDS. Pembahasan isu transposisi HS: Indonesia
menyampaikan
tengah
membahas
kemungkinan
untuk
mengaplikasikan opsi splitting method secara manual, mengingat Indonesia belum dapat mengakomodir metode splitting melalui sistem kepabeanan nasional. Diperlukan waktu dan upaya yang besar mengingat wilayah kepabeanan yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Indonesia juga meminta kepada Jepang untuk memberikan dukungan teknis bila diperlukan, untuk memutakhirkan sistem kepabeanan menggunakan splitting method tersebut. Jepang
mencatat
permasalahan
perkembangan
transposisi
dan
Indonesia
meminta
agar
dalam
menyelesaikan
dapat
disusun
work
program/schedule penyelesaian untuk kepastian para pemangku kepentingan. Menanggapi usulan Jepang tersebut, Indonesia tidak dapat memberikan kepastian dalam penyelesaian permasalahan transposisi, karena sangat tergantung pada hasil pembahasan di tingkat nasional. Indonesia dan Jepang sepakat untuk melakukan konsultasi dan pembahasan secara lebih intensif, dengan melibatkan perwakilan Jepang untuk ASEAN dan Kementerian/Lembaga terkait di Indonesia yang berwenang membahas penyelesaian permasalahan transposisi tersebut. Terkait usulan Indonesia mengenai footnote on ISDS article, Jepang menyampaikan bahwa posisinya tetap tidak berubah dan tidak dapat
menerima
usulan
Indonesia,
karena
bertentangan
dengan
spirit
liberalisasi di bidang investasi dan perundingan investasi secara substansial telah disepakati. Indonesia menyampaikan kekecewaannya atas tanggapan Jepang tersebut.
Indonesia diharapkan dapat segera menyelesaikan permasalahan transposisi HS dengan menggunakan opsi splitting method atau metode WTO agar Indonesia dapat segera mengimplementasikan Perjanjian AJCEP untuk meningkatkan kinerja ekspor Indonesia dalam kerangka persetujuan perdagangan barang ASEAN dan Jepang. Indonesia diharapkan dapat menyelesaikan verifikasi hasil transposisi HS 2007-2012 ke pihak Jepang, paling lambat 20 November 2015 sebelum ASEAN Summit berlangsung. Mengingat adanya penolakan kuat Jepang untuk membahas usulan footnote ISDS Indonesia dalam negosiasi chapter investasi, masih terdapat kesempatan bagi Indonesia untuk terus mengangkat isu ini dalam negosiasi, sepanjang ASEAN dapat menyetujui. Terkait langkah selanjutnya, kiranya BKPM dan K/L terkait dapat membahas strategi berikutnya guna mendorong pembahasan posisi Indonesia dalam negosiasi AJCEP, khususnya oleh negara anggota ASEAN, serta mengatasi penolakan Jepang untuk mengakomodir usulan Indonesia mengenai footnote on ISDS. Untuk memanfaatkan skema kerja sama ekonomi AJCEP dalam Sub Committee of Economy Cooperation yang belum pernah digunakan Indonesia, seluruh Kementerian/Lembaga terkait kiranya dapat berperan aktif dalam mengajukan proposal proyek di bawah koordinasi Kementerian Koordinasi Perekonomian. Indonesia kiranya dapat mengajukan beberapa proyek capacity
building
pada
pertemuan AJCEP
selanjutnya,
yang
akan
diselenggarakan pada bulan April tahun 2016 di Laos. 3. Pelayanan Inquiries Pelayanan Inquiries bulan Oktober 2015, Atdag Tokyo menerima 17 inquiries yang terdiri dari 10 Inquiries Offer to buy dari pengusaha/ importir Jepang dan 7 Inquiries Offer to sell dari pengusaha Indonesia. Semua permintaan Inquiries dari pengusaha Indonesia maupun importir Jepang telah ditindak lanjuti. (bth)
Sumber : Laporan Atdag Tokyo, Jepang, Oktober 2015