PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG BULAN : JANUARI 2015
A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Jepang 1. Neraca perdagangan Jepang dengan Dunia bulan Januari 2015 tercatat defisit sebesar US$ 9,97 miliar, turun 62,98% dibanding bulan Januari 2014, yang tercatat defisit sebesar US$ 26,94 miliar. Total perdagangan Jepang-Dunia pada bulan Januari 2015, tercatat sebesar US$ 113,88 miliar, atau turun 11,16% dibanding bulan Januari 2014, yang tercatat sebesar US$ 128,18 miliar. Total perdagangan tersebut terdiri dari ekspor Jepang ke Dunia sebesar US$ 51,95 miliar, atau naik 2,63% dibanding bulan Januari 2014
yang
tercatat
sebesar
US$ 50,62 miliar,
dan
impor
sebesar
US$ 61,92 miliar, atau turun 20,16% dibanding bulan Januari 2014, yang tercatat sebesar US$ 77,56 miliar. 2. Ekspor Jepang ke Dunia bulan Januari 2015 terbesar ditujukan ke Amerika Serikat sebesar US$ 10,08 miliar, atau naik 2,22% dibanding bulan Januari 2014, dan merupakan 19,41% dari total ekspor Jepang ke Dunia. Kemudian, ke China sebesar US$ 8,81 miliar, atau naik 6,03% dibanding bulan Januari 2014. Korea Selatan sebesar US$ 3,94 miliar (-2,70%); Taiwan US$ 3,10 miliar (+4,42%); Hongkong US$ 3,07 miliar (+36,61%); Thailand US$ 2,42 miliar (+0,94%), dan Singapura US$ 1,89 miliar (+20,20%). Sedangkan, Indonesia di peringkat ke-12, dengan nilai sebesar US$ 0,97 miliar (-17,30%). 3. Komoditi ekspor non-migas utama Jepang ke Dunia, yang meningkat bulan Januari 2015 adalah Special HS, Chile, Japan, Korea, Mexico, Norway (HS 0000) sebesar US$ 2,80 miliar (9,86%); dan Electronic Integrated Circuits (HS 8542) sebesar US$ 1,99 miliar (9,63%). Sementara itu, Motor Cars & Oth Motor Vehicles (HS 8703) sebesar US$ 6,47 miliar, mengalami penurunan 1,96% dibanding bulan Januari 2014, juga merupakan komoditi ekspor non migas Jepang dengan nilai tertinggi pada bulan ini, dan pangsanya sebesar 12,46%; Selanjutnya, Parts & Access Of The Motor Vehicles Of Headings 8 (HS 8708) sebesar US$ 2,26 miliar (-6,02%); dan SelfPropelled Bulldozers, Angledozers, Gra (HS 8429) sebesar US$ 0,62 miliar (-3,35%). 4. Impor Jepang pada bulan Januari 2015 terbesar berasal dari China sebesar US$ 15,04 miliar, atau turun 18,26% dibanding bulan Januari 2014, dan merupakan 24,29% dari total impor Jepang dari Dunia. Kemudian dari Amerika Serikat US$ 5,48 miliar (-13,48%); Australia sebesar US$ 3,96 miliar (-13,97%); Malaysia sebesar US$ 2,60
miliar (-2,79%); Korea Selatan sebesar US$ 2,55 miliar (-21,17%); United Arab Emirates sebesar US$ 2,50 miliar (-33,22%); Saudi Arabia sebesar US$ 2,49 miliar (-47,33%), dan Qatar sebesar US$ 2,11 miliar (-47,47%). Sementara itu, impor dari Indonesia sebesar US$ 1,91 miliar, mengalami penurunan sebesar 21,14%. Pada periode ini, Indonesia menduduki peringkat ke-10 sebagai negara asal impor Jepang, dan Malaysia berada di peringkat ke-4. 5. Beberapa komoditi impor non migas utama Jepang dari Dunia, yang mengalami peningkatan, pada bulan Januari 2015 antara lain adalah:
Copper Ores And Concentrates (HS 2603) sebesar US$ 888,29 juta, meningkat sebesar 0,82% dibanding bulan Januari 2014;
Fuel Wood In Logs, Faggots Etc.; Wood In Chips Or (HS 4401) sebesar US$ 220,03 juta (6,50%) .
Sedangkan, komoditi yang mengalami penurunan nilai impor, antara lain :
Coal; Briquettes, Ovoids dan Similar Solid (HS 2701) sebesar US$ 1.676,57 juta, turun sebesar 16,45%, juga merupakan komoditi impor non migas Jepang dengan nilai tertinggi pada bulan ini ;
Special HS, Chile, Japan, Korea, Mexico, Norway (HS 0000) sebesar US$ 912,35 juta, turun 3,74% dibanding bulan Januari 2014;
Diodes, Transistors & Similar Devices; Photosens (HS 8541) sebesar US$ 834,30 juta (-13,49%).
B. Perdagangan bilateral Jepang dengan Indonesia 1. Selama bulan Januari 2015, neraca perdagangan Jepang dengan Indonesia surplus bagi Indonesia sebesar US$ 931,82 juta, turun 24,80% dibanding bulan Januari 2014, sebesar US$ 1.239,05 juta. Total perdagangan bulan Januari 2015 tercatat sebesar US$ 2.881,56 juta, atau turun 19,88% dibanding bulan Januari 2014, sebesar US$ 3.596,65 juta. Total perdagangan tersebut terdiri dari ekspor Jepang ke Indonesia sebesar US$ 974,87 juta, atau turun sebesar 17,30% dibanding bulan Januari 2014, yang tercatat sebesar US$ 1.178,80 juta, dan impor Jepang dari Indonesia sebesar US$ 1.906,69 juta, atau turun sebesar 21,14% dibanding bulan Januari 2014, yang tercatat sebesar US$ 2.417,85 juta . 2. Beberapa komoditi ekspor non migas utama Indonesia ke Jepang yang meningkat nilai ekspornya pada bulan Januari 2015 adalah :
Ash and
Residues (Except From Iron Or Steel Manufa) (HS 2620) sebesar
US$ 92,38 juta, atau meningkat 59,34% dibanding bulan Januari 2014, sebesar US$ 57,97 juta;
Nickle
Mattes,
Nickle
Oxide
Sinters (HS 7501) sebesar US$ 90,41 juta
(83,23%);
Parts & Access For Tractors, Public Trans (HS 8708) sebesar US$ 28,73 juta (7,60%).
Sementara itu, komoditi ekspor non migas utama Indonesia yang turun nilai ekspornya ke Jepang, antara lain:
Coal, Briquettes, Ovoids and Similar Solid Fuels Man (HS 2701) sebesar US$ 272,48 juta, turun 11,58% dibanding tahun 2014, dan merupakan 16,25% dari total impor Jepang pada periode ini;
Natural Rubber, Balata, Gutta - Percha, etc (HS 4001) sebesar US$ 56,11 juta (-30,92%);
Plywood, Veneered Panels And Similar Laminated Wood (HS 4412) sebesar US$ 53,79 juta (-24,57%) , dan
Insulated Wire, Cable & Other Insulated Electric (HS 8544) sebesar US$ 50,98 juta (-11,68%).
3. Beberapa komoditi impor utama Indonesia dari Jepang, yang nilai impornya meningkat, selama bulan Januari 2015, adalah :
Flat-Rolled Iron Or Nonalloy Steel Products (HS 7208) sebesar US$ 53,77 juta, atau meningkat 91,34% dibanding bulan Januari 2014, sebesar US$ 28,10 juta;
Machines and Mechanical Appliances Having Individu (HS 8479) sebesar US$ 24,97 juta (15,83%);
Special HS, Chile, Japan, Korea, Mexico, Norway (HS 0000) sebesar US$ 22,98 juta (25,02%);
Flat-Rolled Iron Or Nonalloy Steel Prods (HS 7210) sebesar US$ 16,40 juta (6,76%).
C. Informasi Lainnya 1. Perkembangan GDP Jepang tahun 2014 Pada 9 Maret 2015, pemerintah Jepang mengumumkan bahwa GDP tahun 2014 turun 0,03% dibanding tahun 2013. Salah satu penyebab pertumbuhan GDP yang minus, karena kenaikan pajak konsumsi dari 5% menjadi 8% pada April 2014.
2. Pameran FOODEX 2015 tanggal 3-6 Maret 2015 Produk makanan olahan Indonesia berpeluang besar di pasar Jepang. Bukan hanya karena faktor daya beli masyarakat yang tinggi, melainkan perpaduan antara kebiasaan masyarakat Jepang untuk mencoba sesuatu yang baru dan cita rasa makanan Indonesia yang memang cocok dengan selera orang Jepang, menjadi dua faktor yang penting membuat peluang tersebut. Ada 20 booth/stand Indonesia dalam Food Expo yang digelar oleh Japan Management Association (JMA)untuk ke-40 kalinya, yang tahun ini diikuti 2700 exhibitor dari 83 negara, dan yang menggembirakan Indonesia merupakan salah satu negara besar, sebab itu pavilion Indonesia selalu hadir dalam event pameran ini. Ada beberapa hal penting dalam memasuki pasar Jepang. Diantaranya, dengan standarisasi produk, kontinuitas suplai, link dan promosi. Thailand sejak beberapa dekade terakhir selalu didukung penuh pemerintahnya, termasuk promosi kuliner Thailand di luar negeri telah berhasil meningkatkan porsinya. Diharapkan Indonesia ke depan juga lebih serius dalam merebut pasar. Menyinggung produk-produk makanan kesehatan Indonesia di pasar Jepang, (disebut sebagai “kenkou shokuhing”) yang dipamerkan terdapat fenomena menarik tentang makanan-makanan sehat di Jepang. Di Jepang ada ungkapan bahwa “demi kesehatan, biaya bukan menjadi masalah”, sehingga Indonesia harus memanfaatkan peluang-peluang ini. Pavilliun Indonesia mendapat kunjungan kehormatan Duta Besar RI Jepang, Yusron Ihza Mahendra. Secara umum, paviliun Indonesia mendapat perhatian pengunjung cukup banyak, karena adanya demo serta mencicipi secara langsung produk yang dipamerkan seperti kopi, snack, herbal tea, sushi, ebi, nata de coco dan lainnya. Pada saat berlangsungnya pameran, dilakukan berbagai pertemuan formal dan informal
dengan
berbagai
buyer/
importir
(business
matching)
yang
menghasilkan prospek bisnis yang cukup besar. Secara umum hasil pameran dapat melampaui target yang diperkirakan, dengan perkiraan transaksi lebih dari US$ 1,7 juta. Jumlah transaksi ini menunjukkan besarnya peluang bisnis produk makanan dan minuman di pasar Jepang dam juga di pasar internasional. Ekshibitor Indonesia yang berpartisipasi di pavilion Indonesia Remarkable adalah Gabungan Asosiasi Exportir Kopi Indonesia (Kopi), PT. Fortunium (Kopi), PT. Aneka Coffee Industry (Kopi), PT. Aimfood Manufacturing (Kopi), PT. Indo
Wooyang (Sweet Potetos), PT. Sungai Budi (Palm Oil, Coconut Oil), PT. Toba Surimi Industries (Seafood), PT. Wadah pangan Makmur (Appetisers), PT. Gunung Subur (Teh), PT. Helmigs Prima Sejahtera (Herbal Products),PT. Bintang Delapan Holtikultura (Agricultural Products), PT. Dua Kelinci (Peanuts), PT. Nira Mas Utama (Nata de coco), PT. Charoen Pokphand Indonesia (daging ayam olahan), PT. Nihon Novelica Food (Fish products), PT. Tiga Pilar Sejahtera (Peanuts, Snack), PT. Lautan Natural Krimerindo ( Creamer), PT. Internusa Food (Snack), PT. Fresh Tuna Indonesia (Sushi, Sashimi). PT. Aksara Kencana Putra (honey dan Palm Sugar). Dari data mengenai kesanggupan memenuhi kebutuhan pangan, saat ini kemampuan Jepang hanyalah sekitar 60% saja.Sehingga, 40% kebutuhan pangan Jepang adalah produk impor. Tema politik ketahanan pangan Jepang selama beberapa dekade terakhir, adalah diversifikasi sumber pasokan pangan dari luar negeri, dimana ini merupakan isyarat penting tentang peluang bagi pasar produk makanan Indonesia di Jepang. 3. Pelayanan Inquiries Pelayanan Inquiries bulan Pebruari 2015, Atdag Tokyo menerima 14 inquiries yang terdiri dari 5 Inquiries Offer to buy dari pengusaha/ importir Jepang dan 9 Inquiries Offer to sell dari pengusaha Indonesia. Semua permintaan Inquiries dari pengusaha Indonesia maupun importir Jepang telah ditindak lanjuti.
Sumber : Laporan Atdag Tokyo, Jepang, Maret 2015