PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - JERMAN PERIODE : JANUARI - JULI 2015
A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Jerman 1. Neraca perdagangan Jerman pada periode Januari - Juli 2015 tercatat surplus sebesar € 148,7 miliar, dimana ekspor mencapai € 702,2 miliar (+6,8%), dan impor € 553,4 miliar (+3,4%). 2. Ekspor Jerman ke negara-negara Uni Eropa sebesar € 407,4 miliar, dan impor dari negara-negara Uni Eropa sebesar € 362,3 miliar. Bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2014, ekspor ke negara-negara Uni Eropa meningkat sebesar 6,0%, dan impornya juga meningkat sebesar 3,1%. Ekspor Jerman keluar wilayah Uni Eropa pada periode Januari-Juli 2015 mencapai nilai € 294,7 miliar, dan impor dari luar negara Uni Eropa mencapai € 191,1 miliar. Bila dibandingkan dengan tahun 2014, ekspor Jerman keluar wilayah Uni Eropa meningkat sebesar 7,9%, dan impor dari luar Uni Eropa juga meningkat sebesar 4,0%. 3. Negara tujuan ekspor Jerman adalah negara Eropa, yang mencapai 58,02%, sedangkan negara di luar Eropa mencapai 41,98% antara lain Amerika Serikat, China, Jepang, Korea Selatan, Brasil, India. 4. Kinerja impor Jerman pada periode Januari-Juli 2015 mencapai € 553,4 miliar, atau naik sebesar 3,4%
bila
dibandingkan
periode
yang
sama tahun 2014, yang
mencapai € 535,3 miliar. Sementara itu, negara asal impor Jerman adalah Eropa, yang mencapai 65,47%, sedangkan negara-negara di luar Eropa mencapai 34,53%, antara lain China, Amerika Serikat, Jepang, Taiwan, India, Vietnam, Korea Selatan, dll. Pada periode ini, terdapat 3 (tiga) Produk utama yang diimpor Jerman dengan nilai di atas € 9,90 miliar, yaitu :
Electrical Machinery dan Equipment, dengan nilai impor dari Dunia sebesar € 62,89 miliar, dan meningkat 11,14% dibanding periode yang sama tahun 2014. Negara-negara pemasok utama, antara lain : China dan Belanda, dengan pangsa pasar masing-masing 15,21% dan 11,36%. Kemudian Republik Ceko; Perancis dan Polandia, dimana ke-5 negara mengalami peningkatan nilai pasokan. Pada periode ini, dari 5 negara pemasok utama dimana Polandia dan China, mengalami peningkatan nilai pasokan paling tinggi, yang masing-masing mencapai 34,25% dan 15,79%. Sementara itu, Indonesia berada di posisi ke-37 senilai € 191,91 juta, dan nilai ekspornya naik sebesar 26,92%.
Tekstil dan Produk Tekstil, dengan nilai sebesar € 24,39 miliar, nilai impor dari Dunia, naik 7,63% dibanding periode yang sama tahun 2014. Negara-negara pemasok utama, antara lain : China, dengan pangsa pasar yang cukup dominan, sebesar 18,23%; Belanda; Bangladesh; Turki dan Italia, yang semuanya mengalami peningkatan nilai pasokan. Kecuali Turki, yang nilai pasokannya turun sebesar 2,99% pada periode ini. Sementara itu, Indonesia berada di posisi ke-20 dengan nilai € 305,48 juta, dan naik 2,64% .
Produk Furniture, dengan nilai sebesar € 9,98 miliar, naik 8,83% dibanding periode yang sama tahun 2014. Negara-negara pemasok utama, antara lain : Polandia, China dan Republik Ceko, dengan pangsa pasar masing-masing secara berturut-turut adalah : 21,58% , 19,44% dan 9,86% . Kemudian, Italia dan Belanda, dimana ke-5 negara pemasok utama nilai pasokannya meningkat pada periode ini, dan Belanda serta China kenaikannya cukup tinggi masing-masing 21,55% dan 17,12%. Sementara itu, Indonesia berada di posisi ke-27 dengan nilai € 51,87 juta, dan naik 7,80% .
B. Perkembangan perdagangan bilateral Jerman dengan Indonesia 1. Neraca Perdagangan Indonesia dengan Jerman periode Januari-Juli 2015 menunjukan angka surplus sebesar € 204,78 juta bagi Indonesia, atau meningkat 55,98% dibanding periode yang sama tahun 2014, yang tercatat surplus sebesar € 131,28 juta. Dari total ekspor Indonesia ke Jerman, ekspor non migas memberikan kontribusi yang sangat dominan yaitu sebesar 99,96%, sedangkan ekspor minyak dan gas bumi dari Indonesia (hanya sebesar 0,04%). Sementara itu, ekspor Jerman ke Indonesia, masih tetap didominasi dengan produk non migas dengan kontribusi sebesar 99,790% dan produk minyak dan gas bumi sebesar 0,210%. Pada periode ini, neraca perdagangan di sektor migas, Indonesia mengalami defisit sebesar € 2,60 juta terhadap Jerman. Namun, di sektor non migas Indonesia berhasil surplus yang lebih besar yaitu sebesar € 207,39 juta terhadap Jerman, dalam neraca perdagangannya. 2. Dari 10 produk utama yang diekspor Indonesia ke Jerman periode Januari-Juli 2015, yang mengalami peningkatan nilai ekspor adalah : Kopi (naik 62,85%); Minyak Sawit (naik 52,83%); Komponen Otomotif (naik 37,62%); Alas Kaki (naik 31,22%); Mesinmesin Elektrik (naik 26,92%); Furniture (naik 7,80%); sertaTekstil dan Produk Tekstil (TPT), naik 2,64%. Sedangkan, yang mengalami penurunan nilai ekspor adalah : Coklat (turun 18,36%); Karet dan Produk Karet (turun 17,36%); dan Udang (turun
6,74%). Untuk komoditi Minyak Sawit, pada periode ini Indonesia tercatat sebagai pemasok di urutan kedua dari Dunia, setelah Belanda. Sedangkan, pesaing Indonesia lainnya adalah : Malaysia, Papua New Guinea dan Italia. Penurunan nilai ekspor Indonesia, selain disebabkan turunnya permintaan juga akibat menurunnya harga beberapa komoditi di pasar dunia serta semakin meningkatnya produk bersertifikasi dari negara-negara yang merupakan pesaing Indonesia.
C. Informasi Lainnya 1. Prediksi pertumbuhan ekonomi Jerman tahun 2015 dan tahun 2016 Berdasarkan perkiraan pertumbuhan ekonomi terbaru yang diterbitkan lembaga penelitian ekonomi German Institute for Economic Research (DIW) di Berlin, GDP Jerman diperkirakan meningkat sebesar 1,8% pada tahun 2015, dan meningkat sebesar 1,9% pada tahun 2016. Berdasarkan data dari Kantor statistik Federal Jerman (Destatis), pada Agustus 2015 sebanyak 39,93 juta penduduk Jerman telah memiliki pekerjaan. Bila dibandingkan dengan Agustus 2014, terdapat peningkatan sebesar 0,3 %. Untuk jumlah pengangguran diprediksikan sebesar 1,90 juta orang pada Agustus 2015, turun sebesar 9,1 % jika dibandingkan dengan bulan Agustus 2014. 2. Pelayanan Permintaan Hubungan Dagang (Inquiry) Pada bulan Oktober 2015, Indonesian Trade Promotion Center Hamburg menangani sebanyak 2 (dua) inquiry offer to buy. Produk yang diminati Pengusaha Jerman adalah Handicraft dan Furniture serta MCT, Oil Coconut Origin. Sedangkan, sebanyak 23 (duapuluh tiga) inquiry offer to sell dari pengusaha Indonesia mencakup Produk Seafood and Agriproduct; Handicraft dan Furniture; Makanan dan Minuman Olahan; Virgin Coconut Oil; Coconut Palm Sugar; Spices; Herbs & Agro Products; Batik; Cocoa Beans; Farmasi; Flooring; Benang; Kain Grey, Kain Knitting; Bed Sheet; Ikan hias laut; Ikan hias tawar dan Tanaman hias tawar; Frozen food; Minyak Sereh; Minyak Nilam, dan Woodworking & Lighting,dll). Sehingga, jumlah total Inquiry sebanyak 25 (duapuluh lima) permintaan. Seluruh permintaan hubungan dagang telah ditindaklanjuti dengan menghubungi importir produk yang bersangkutan serta menyampaikan kepada produsen di Indonesia.
3. Revisi peraturan-peraturan Uni Eropa terbaru terkait pengemasan dan labelling produk-produk makanan (pangan). Regulation (EU) No. 1169/2011 on the provision of food information to consumers. Regulasi tersebut bertujuan memberi informasi tentang produk-produk makanan yang jelas kepada kalangan konsumen di kawasan Uni Eropa. Regulasi No. 1169/2011, mulai berlaku tanggal 13 Desember 2014. Semua kewajiban yang terkait dengan pemberian informasi kepada kalangan konsumen baru, mulai berlaku tanggal 13 Desember 2016. Perubahan utama dibandingkan dengan regulasi yang sebelumnya adalah:
Semua produsen makanan yang ingin mengeskpor produknya ke Uni Eropa diwajibkan untuk memperbesar ukuran font, agar konsumen dapat membaca informasi dengan lebih jelas;
Diwajibkan untuk memberi informasi yang singkat, padat dan jelas mengenai bahan yang bisa menyebabkan alergi (misalnya kedelai, kacang, gluten, laktosa) untuk semua produk makanan kemasan (misalnya makanan kaleng); juga untuk makanan yang tidak dikemas;
Informasi Nutrisi tertentu untuk mayoritas makanan olahan kemasan;
Wajib melampirkan sertifikasi keaslian untuk produk-produk daging segar dari babi, domba, kambing dan unggas;
Persyaratan pelabelan yang sama untuk penjualan secara online, jarak-jual atau penjualan di toko;
Daftar technical nanomaterials yang terdapat pada komposisi makanan;
Informasi yang jelas yang menyatakan bahwa minyak suling diambil dari tanaman yang mana dan disertai juga kandungan lemaknya;
Aturan diperkuat dengan tujuan mencegah praktek penyalahgunaan;
Wajib memberikan informasi bahwa sebuah produk mengandung bahan pengganti (Imitatiton foods);
Wajib memberikan informasi yang jelas tentang "daging dibentuk" atau "ikan terbentuk";
Wajib mendeklarasikan dengan jelas mengenai produk-produk makanan yang dicairkan kembali.
4. Rencana Uni Eropa untuk mempererat hubungan perdagangan dengan negaranegara kawasan ASEAN termasuk Indonesia, serta dengan Turki dan Australia. Komisaris Perdagangan Uni Eropa mengumumkan, pihak Uni Eropa akan terusmenerus mencoba mempererat hubungan perdagangannya dengan negara-negara ASEAN, Turki dan Australia. Pada 14 Oktober 2015, dipresentasikan strategi EU yang terbaru, yaitu strategi "Trade for all" ("Perdagangan untuk semua"). Diharapkan strategi tersebut memberi peluang untuk para pedagang di Eropa, dan menciptakan suasana perdagangan yang lebih transparan serta melestarikan nilai dan norma sosial Eropa. Pada saat ini, Komisi Uni Eropa telah siap memulai negosiasi perdagangan bebas dengan Australia dan Selandia Baru. Dalam strategi tersebut, dijelaskan juga bahwa negosiasi perdagangan bebas di antara pihak Uni Eropa dengan Pilipina dan Indonesia harus dilanjutkan secara intensif. 5. Kunjungan ke Asosiasi Kopi Hamburg. Pada 5 Oktober 2015, bertempat di kantor Asosiasi kopi Hamburg, kepala ITPC Hamburg dan 1 orang lokal staf serta 1 perusahaan kopi Indonesia (Indo Tati’s) melakukan pertemuan dengan Pimpinan Asosiasi Kopi Hamburg Herr Holger Preibisch (Hauptgeschäftsführer); Asosiasi Kopi Jerman merupakan perhimpunan utama perusahaan-perusahaan kopi di Jerman. Anggotanya sebanyak 140 perusahaan, diantaranya importirimportir kopi, coffee roaster dan sebagainya; Tujuan utama dari kunjungan tersebut, selain memperkenalkan diri sebagai kepala ITPC Hamburg yang baru, juga membicarakan kerjasama yang telah dilakukan selama ini dan di masa yang akan datang; Dalam pertemuan tersebut, telah dilakukan beberapa pembahasan yaitu:
Beberapa hal yang terkait dengan pasaran kopi di Indonesia dan di Jerman.
Uni Eropa sedang merencanakan beberapa peraturan baru, yang berdampak pada pasaran kopi. Direncanakan peraturan baru akan mewajibkan produsenprodusen kopi untuk menyebutkan tingginya kaffein, dan negara asal di atas setiap kemasan kopi.
Disepakati untuk meningkatkan perdagangan kopi antara Jerman dengan Indonesia, dengan pilot Project Indo Tati’s . (bth)
Sumber : Laporan Atdag (ITPC) Hamburg, Oktober 2015