LAPORAN PERKEMBANGAN PERDAGANGAN BULAN MEI 2011
DIREKTORAT PERDAGANGAN, INVESTASI DAN KERJASAMA EKONOMI INTERNASIONAL
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL 2011
DAFTAR ISI
A. PERKEMBANGAN PERDAGANGAN LUAR NEGERI A.1 Perkembangan Ekspor A.2 Perkembangan Impor A.3 Perkembangan Neraca Perdagangan A.4 Struktur Perdagangan Dunia B. PERKEMBANGAN PERDAGANGAN DALAM NEGERI B.1 Perkembangan Indeks Penjualan Ritel C.
PERKEMBANGAN BONGKAR MUAT PELABUHAN C.1 Perkembangan Bongkar Muat Pelabuhan Antar Pulau C.2 Perkembangan Bongkar Muat Pelabuhan Internasional
D. PERKEMBANGAN HARGA KOMODITAS D.1 Harga Komoditas Bahan Pokok di Pasar Domestik D.2 Harga Komoditas di Pasar Internasional E.
PERATURAN/KEPUTUSAN TERKAIT PERDAGANGAN
F.
ISU PERDAGANGAN TERKINI
G. LAMPIRAN – LAMPIRAN G.1 Tabel Data Ekspor G.2 Tabel Data Impor G.3 Tabel Data Harga Komoditas Bahan Pokok di Pasar Domestik G.4 Tabel Data Harga Komoditas di Pasar Internasional G.5 Tabel Data Bongkar Muat Pelabuhan Antar Pulau G.6 Tabel Data Bongkar Muat Pelabuhan Internasional
DAFTAR ISI I. PERDAGANGAN A. PERKEMBANGAN PERDAGANGAN LUAR NEGERI A.1 Perkembangan Ekspor A.2 Perkembangan Impor A.3 Perkembangan Neraca Perdagangan Direktorat Perdagangan, Investasi, dan Kerjasama Ekonomi Internasional BAPPENAS
Hal 2
A.4 Struktur Perdagangan Dunia B. PERKEMBANGAN PERDAGANGAN DALAM NEGERI B.1 Perkembangan Indeks Penjualan Ritel C.
PERKEMBANGAN BONGKAR MUAT PELABUHAN C.1 Perkembangan Bongkar Muat Pelabuhan Antar Pulau C.2 Perkembangan Bongkar Muat Pelabuhan Internasional
D. PERKEMBANGAN HARGA KOMODITAS D.1 Harga Komoditas Bahan Pokok di Pasar Domestik D.2 Harga Komoditas di Pasar Internasional E.
PERATURAN/KEPUTUSAN TERKAIT PERDAGANGAN
F.
ISU PERDAGANGAN TERKINI
G. LAMPIRAN – LAMPIRAN G.1 Tabel Data Ekspor G.2 Tabel Data Impor G.3 Tabel Data Harga Komoditas Bahan Pokok di Pasar Domestik G.4 Tabel Data Harga Komoditas di Pasar Internasional G.5 Tabel Data Bongkar Muat Pelabuhan Antar Pulau G.6 Tabel Data Bongkar Muat Pelabuhan Internasional
Direktorat Perdagangan, Investasi, dan Kerjasama Ekonomi Internasional BAPPENAS
Hal 3
I. PERDAGANGAN A. PERKEMBANGAN PERDAGANGAN LUAR NEGERI A.1 Perkembangan Ekspor Nilai ekspor Indonesia Desember 2010Maret 2011 mencapai 1616,78 3 USD miliar atau mengalami peningkatan peningkatan sebesar 13,0 persen dibanding ekspor November 2010Februari 2011. Secara kumulatif ekspor Indonesia hingga bulan Desember 2010Maret 2011 naik sebesar 35,427,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Lebih lanjutDimana peningkatan ekspor disebabkan oleh ekspor nonmigas persen sebesar 8,93328,7 dibandingkan Oktober 2010. Ekspordan ekspor migas justru turun sebesar 3,1 422,5 5 persen. Secara bulanan, ekspor nonmigas naik sebesar 12,9 persen, sedangkan ekspor migas naik naik sebesar 13,6 persen akibat naiknya dari meningkatnya ekspor minyak mentah sebesar 6,3 persen, hasil minyakhasil minyak sebesar 0,6 persen dan gas gas sebesar 25,5 persen. Harga minyak mentah Indonesia di pasar dunia menjadi 91,37113,7 USD per barel.
Formatted: Font: Bold
100.0% 75.0% 50.0% 25.0% 0.0% -25.0% -50.0%
Sumber: BPS (diolah: Dit. PIKEI – Bappenas) 160,000.0 140,000.0 120,000.0 100,000.0 80,000.0 60,000.0
Ekspor masih didominasi oleh sektor non migas, yang mencapai 37,1 miliar USD (81,9 persen dari nilai ekspor total) sementara nilai ekspor migas hanya sebesar 8,2 miliar USD (18,1 persen dari nilai ekspor total). Sumber: BPS (diolah: Dit. PIKEI – Bappenas)
Nilai ekspor produk industri pada Maret 2011 mencapai 78,32 USD 98,0 USD miliar atau naiktumbuh sebesar 3334,5 3 persen Direktorat Perdagangan, Investasi, dan Kerjasama Ekonomi Internasional BAPPENAS
Hal 4
dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Sedangkan nilai ekspor pertanian mencapai 5,0 USD miliar atau naiktumbuh sebesar 14,922,8 persen dan sektor pertambangan mencapai XXX 26,7 USD miliar atau sebesar 135,31,7 persen.
25.0% 0.0% -25.0%
Sumber: BPS (diolah: Dit. PIKEI – Bappenas)
Nilai ekspor non migas masih didominasi oleh sektor industri, yaitu sebesar 28,4 miliar USD (62,6 persen dari nilai ekspor non migas), diikuti nilai ekspor pertambangan mencapai 7,5 miliar USD (16,5 persen dari nilai ekspor non migas). Sementara ekspor sektor pertanian hanya mencapai 2,8 persen.
ekspor produk industri Peran terhadap ekspor total secara tren terlihat semakin menurun dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Di lain pihak, peran ekspor produk pertambangan semakin meningkat.
100,000.0 80,000.0 60,000.0 40,000.0 20,000.0 0.0
Sumber: BPS (diolah: Dit. PIKEI – Bappenas)
PROPO 100% 75% 50% 25%
Sumber: BPS (diolah: Dit. PIKEI – Bappenas)
5 KOMODITAS DENGAN KONTRIBUSI EKSPOR NONMIGAS TERBESAR Sampai denganPada Desember 2010Maret 2011, kontribusi ekspor nonmigas terbesar berasal dari bahan bakar mineral sebesar 1415,4 0 persen dari total ekspor non migas.
2009 Komoditas Bahan bakar mineral (27)
2010 Share 14,3%
Direktorat Perdagangan, Investasi, dan Kerjasama Ekonomi Internasional BAPPENAS
Komoditas Bahan bakar mineral (27)
Jan - Mar 2011 Share 14,4%
Komoditas Bahan bakar mineral (27)
Share 14,415,0%
Hal 5
Ekspor bahan bakar mineral pada Maret 2011 senilai 18,75,6 USD miliar. Kontribusi bahan bakar mineral ini terutama dikontribusikan oleh batubara (bituminous coal), gas alam (liquid dan gas). Sedangkan lemak&minyak hewan/nabati dikontribusikan minyak sawit (mentah dan olahan)
Hingga bulan DesemberMaret 2011, ekspor nonmigas ke Jepang Jepang mencapai angka terbesar yaitu 4,72 38 USD miliar (11,8 persen), Amerika serikat mencapai 3,93 USD miliar (10,6 persen), diikuti dan China 2,65 USD miliar (9,8 persen). dan Amerika Serikat (1,30 26 USD miliar). Kontribusi ekspor nonmigas ke tiga negara tersebut mencapai 3432,92 persen. Ekspor nonmigas ke Uni Eropa (27 negara) sepanjang periodepada Maret 2011 mencapai 17,14,97 USD miliar (1313,2 4 persen). Sedangkan ke negara-negara ASEAN mencapai angka sebesar 26,98,65 USD miliar (2023,2 persen).
Lemak & minyak hewan/nabati (15)
12,5%
Lemak & minyak hewan/nabati (15)
12,6%
Lemak & minyak hewan/nabati (15)
1210,5%
Mesin/peralatan listrik (85)
8,2%
Mesin/peralatan listrik (85)
8,0%
Karet dan barang dari Karet (40)
89,08%
Bijih, kerak dan abu logam (26)
6,0%
Karet dan barang dari Karet (40)
7,2%
Mesin/peralatan listrik (85)
77,22%
Karet dan barang dari Karet (40)
5,0%
Bijih, kerak dan abu logam (26)
6,2%
Bijih, kerak dan abu logam (26)
65,23%
Sumber: BPS (diolah: Dit. PIKEI – Bappenas)
PANGSA PASAR NEGAR 100% 80% 60% 40% 20% 0%
*India masih menggunakan data sampai dengan November 2010Januari 2011 Sumber: BPS (diolah: Dit. PIKEI – Bappenas)
A.2 Perkembangan Impor
Direktorat Perdagangan, Investasi, dan Kerjasama Ekonomi Internasional BAPPENAS
Hal 6
Nilai impor Desember Maret 2011 2010 sebesar 13,09 USD miliar atau naik 0,6naik sebesar 23,2 persen dibanding November Februari 2011, sedangkan secara kumulatify-to-y, impor selama periode Jan-MarDesember 2010 2011 naik sebesar 40 29,5 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Kontribusi impor migas selamapada periode sebesar tersebutJan-Mar 2011 adalah sebesar 2021,2 6 persen dan sisanya yaitu sebesar 7978,8 4 persen adalah impor nonmigas. Untuk impor migas, peningkatan impor terbesar (y-o-y) terjadi pada impor gas gas yang sebesar 76,595,4 persen dan hasil minyakhasil minyak sebesar 61,947,7 persen. Impor Indonesia bulan Maret 2011 adalah sebesar 14,5 miliar USD atau naik sebesar 32,0 miliar USD dibandingkan Maret 2010. Sedangkan secara kumulatif, impor Jan-Mar 2011 mencapai 38,8 USD miliar, yang didominasi oleh sektor non migas, yang mencapai 30,4 miliar USD (78,4 persen dari nilai impor total) sementara nilai ekspor migas hanya sebesar 8,4 miliar USD (21,6 persen dari nilai ekspor total).
25.0% 0.0% -25.0% -50.0%
Formatted: Font: Bold
Sumber: BPS (diolah: Dit. PIKEI – Bappenas)
160,000.0 140,000.0 120,000.0 100,000.0 80,000.0 60,000.0
Sumber: BPS (diolah: Dit. PIKEI – Bappenas)
Direktorat Perdagangan, Investasi, dan Kerjasama Ekonomi Internasional BAPPENAS
Hal 7
Berdasarkan kelompok penggunaan barang, impor bahan baku/penolongbarang konsumsi memberikan peranan terbesar, yaitutumbuh (y-o-y) sebesar 7248,2 ,7 persen, diikuti oleh impor barang modalbahan baku sebesar 19,831,3 persenatau sebesar, dan impor barang konsumsibarang modal sebesar 7,3715,8 persen.
25.0% 0.0% -25.0% -50.0%
Bila dibandingkan dengan Februari 2011, impor bahan konsumsi naik 41,9 persen. Diikuti bahan modal naik sebesar 25,6 persen dan bahan baku sebesar 20,7 persen. 100.0% 75.0% 50.0% 25.0%
Berdasarkan kelompok penggunaan barang, impor bahan baku/penolong memberikan peranan terbesar, yaitu 73,9 persen dengan nilai 28,7 USD miliar pada Jan-Mar 2011, diikuti oleh impor barang modal sebesar 17,8 persen atau sebesar 6,9 USD miliar, dan impor barang konsumsi sebesar 8,3 persen atau sebesar 3,2 USD miliar.
0.0% -25.0% -50.0%
Sumber: BPS (diolah: Dit. PIKEI – Bappenas)
STRUKTUR IMPOR BERDASA 100% 75% 50%
Sumber: BPS (diolah: Dit. PIKEI – Bappenas)
Pada Desember 2010Maret 2011, kelompok produk yang memberikan nilai impor nonmigas terbesar adalah mesin dan peralatan mekanik dengan nilai 1,86 9 USD miliar yang naik turun 19,3 persen dibanding November Februari 2011. Sementara
5 KOMODITAS IMPOR DENGAN KONTRIBUSI TERBESAR 2009 Komoditas
s.d. Desember 20102010 Share
Mesin/pesawat mekanik (84)
18,8%
Mesin dan peralatan listrik (85)
14,5%
Komoditas Mesin dan peralatan mekanik (84) Mesin dan peralatan listrik
Direktorat Perdagangan, Investasi, dan Kerjasama Ekonomi Internasional BAPPENAS
Share 18,5% 14,4%
Jan - Mar 2011 Komoditas Mesin dan peralatan mekanik (84) Mesin dan peralatan listrik
Share
Formatted Table
17,3% 13,6%
Hal 8
itu, impor golongan barang tersebut selama pada Jan-Mar- Desember 2010 2011 adalah sebesar 5,3 USD miliar atau meningkat 36,921,2 persen dibanding periode yang sama tahun 20092010. Peranan impor lima golongan barang utama mencapai 49 48,0 persen dari total impor nonmigas. Dari total nilai impor nonmigas pada Desember 2010Jan-Mar 2011, sebesar 2.275,37,3 USD miliar (2123,7 9 persen) berasal dari ASEAN. China sebesar 2.005,35,3 USD miliar (17,1 4 persen) dan Jepang sebesar 1.583,14,4 USD miliar (15,114,5 persen). Secara kumulatif (Jan-Des 2010),y-oy impor dari ASEAN, China dan Jepang periode Jan-Feb 2011 mendominasi 55,9 persen impor nonmigas Indonesia; turun turun dibandingkan bulan Jan-Mar 2009 2010 (Jan-Des) yaitu 70,264,9 persen. Sementara itu enam asal impor yang diamati menyumbang 7877,6 8 persen dari keseluruhan Impor nonmigas (Jan-Des 2010-Mar 2011)
(85)
(85)
Besi dan baja
5,6%
Besi dan baja
5,9%
Besi dan baja
6,1%
Bahan kimia organik
5,1%
Kendaraan dan bagiannya (87)
5,3%
Kendaraan dan bagiannya (87)
5,8%
4,9%
Plastik dan barang dari plastik
5,2%
Pesawat udara dan bagiannya
4,2%
Bahan kimia organik
Sumber: BPS (diolah: Dit. PIKEI – Bappenas)
100.0% 75.0% 50.0% 25.0% 0.0%
PANGSA IMPOR BE 100.0% 75.0% 50.0% 25.0% 0.0%
Sumber: BPS (diolah: Dit. PIKEI – Bappenas)
Direktorat Perdagangan, Investasi, dan Kerjasama Ekonomi Internasional BAPPENAS
Hal 9
Berdasarkan negara asalnya, Ppertumbuhan impor terbesar pada Jan-Mar – Desember 20101 adalah impor yang berasal dari Perancis sebesar 112,1 persen dan JepangKorea Selatan sebesar 72,447,3 persen dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya. Sementara itu enam sumber impor yang diamati menyumbang pertumbuhan impor sebesar 39,925,8 persen. Sedangkan bila dibandingkan dengan November Februari 2011, maka pertumbuhan impor terbesar adalah impor yang berasal dari Inggris sebesar 1363,2 7 persen.Dan penurunan nilai impor terbesar berasal dari Prancis (-121,3 USD juta).
90.0% 60.0% 30.0% 0.0% -30.0% -60.0%
PERTUMBUHAN IMPOR BE 150.0% 120.0% 90.0% 60.0% 30.0% 0.0% -30.0% -60.0%
Sumber: BPS (diolah: Dit. PIKEI – Bappenas)
A.3 Perkembangan Neraca Perdagangan Neraca perdagangan pada Jan-Mar 2011 surplus sebesar 3,696,5 USD miliar, naik naiknaik sebesar 12,40,95 USD miliar atau naik sebesar 17,0 surplus neraca persen dari perdagangan pada tahun sebelumnya.
160,000.0 140,000.0 120,000.0 100,000.0 80,000.0
Total transaksi perdagangan Indonesia pada Jan-Mar 2011 adalah sebesar 29384,3 1 USD miliar; atau naik sebesar 3728,5 4 persen dibandingkan periode 2009 (Jan-Des)Jan-Mar 2010.
Direktorat Perdagangan, Investasi, dan Kerjasama Ekonomi Internasional BAPPENAS
Hal 10
Sumber: BPS (Diolah Dit.PIKEI)
Neraca perdagangan, masih menunjukkan nilai surplus, walaupun secara tren relatif menurun sejak 2006 silam. Hal tersebut diakibatkan oleh laju pertumbuhan impor (migas dan nonmigas) yang tumbuh lebih cepat daripada laju pertumbuhan ekspor (migas dan nonmigas) selama lima tahun terakhir dimana impor secara rata-rata tumbuh sebesar 23,3 persen selama lima tahun terakhir sementara ekspor hanya tumbuh sekitar 14,3 persen selama kurun waktu yang sama. Impor bahan baku mendominasi impor selama lima tahun terakhir dengan rata-rata 75 persen dengan pertumbuhannya sebesar rata-rata 22,6 persen per tahun selama kurun waktu lima tahun terakhir. Berdasarkan asal negaranya, China merupakan negara asal barang-barang impor Indonesia terbesar selama tiga tahun terakhir. Neraca perdagangan Indonesia dengan ASEAN surplus defisit sebesar -410,55,7 USD miliar pada tahun 2010 .dan defisit sebesar -0,5 20,000.0 USD miliar pada Jan-Mar 2011. 10,000.0 Pada Januari – Desember 2010, 0.0 neraca perdagangan Indonesia – -10,000.0 ASEAN defisit sebesar -23,0 6 USD -20,000.0 miliar, sementara pada periode yang sama tahun 2009, defisit -3,1 USD miliar. Total transaksi perdagangan Indonesia-ASEAN (Jan-Mar 2011) adalah sebesar 6418,4 8 USD miliar atau turun sebesar -2318,61 *Data ekspor dan impor migas baru sampai Februari 2011 persen dibandingkan periode yang Sumber: BPS (diolah Dit.Pikei Bappenas) sama tahun sebelumnya. Neraca perdagangan Indonesia China pada Desembertahun 2010 defisit sebesar --3094,9 7 USD juta miliar dan -1,4 USD miliar pada Jan-Mar 2011. Hal ini karena impor Indonesia dari China naik dengan sangat tinggi dan didominasi oleh impor produk manufaktur. Sebaliknya, ekspor Indonesia ke China tumbuh lebih lambat dibandingkan impor Indonesia dari China dan lebih didominasi oleh ekspor produk non-manufaktur, yang kurang bernilai tambah tinggi.
NERACA PERDAG 25,000.0 20,000.0 15,000.0 10,000.0 5,000.0 (5,000.0) (10,000.0)
*Data ekspor dan impor migas baru sampai Februari 2011 Sumber: BPS (diolah Dit.Pikei Bappenas)
B. PERKEMBANGAN PERDAGANGAN DALAM NEGERI B.1 Perkembangan Indeks Penjualan Ritel
Direktorat Perdagangan, Investasi, dan Kerjasama Ekonomi Internasional BAPPENAS
Hal 11
Nilai indeks penjualan ritel pada bulan Februari 2011 turun menjadi 245,1 dibandingkan Bulan Januari 2011 yang sebesar 2571,9 256,3.. 150.0 100.0
Sumber: Bank Indonesia (diolah Dit. PIKEI – Bappenas)
C. PERKEMBANGAN BONGKAR DAN MUAT PELABUHAN C.1 Perkembangan Bongkar Muat Pelabuhan Antar Pulau Volume bongkar dan muat 4 pelabuhan domestik untuk utama antar pulau (Belawan, Tanjung Priok, Tanjung Perak, Ujungpandang) pada bulan Desember 2010 adalah 2.319,7 2.090,2 ribu ton dan 2.859,3 ribu ton.
g 4000.0 3500.0 3000.0 2500.0 2000.0 1500.0
Sumber: BPS (diolah Dit. PIKEI – Bappenas)
C.21 Perkembangan Bongkar Muat Pelabuhan Internasional Volume bongkar dan muat di empat pelabuhan internasional utama (Belawan, Tanjung Priok, Tanjung Perak, Ujungpandang) pada bulan November 2010 adalah 922,4 ribu ton dan 2.270,9 ribu ton.
2500.0 2000.0
Sumber: BPS (diolah Dit. PIKEI – Bappenas)
D. PERKEMBANGAN HARGA KOMODITAS D.1 Harga Komoditas Bahan Pokok di Pasar Domestik
Direktorat Perdagangan, Investasi, dan Kerjasama Ekonomi Internasional BAPPENAS
Hal 12
Pada bulan Januari April 2011, harga rata-rata komoditas beras medium, gula pasir, gula pasir dan minyak goreng curah dan tepung terigu mengalami sedikit penurunan.
Formatted: Font: 9 pt
9,000
9,000
8,000 7,000
7,000
6,000 5,000
5,000
*Sampai dengan 28 Jan29 April 2011 Sumber: Kemendag (diolah: Dit. PIKEI – Bappenas)
D.2 Harga Komoditas di Pasar Internasional Harga minyak mentah meningkat 6,511 persen pada DesemberMaret 2011, dengan harga rata-rata 90 108,6 USD per barel. Harga minyak dunia Brent pernah mencapai 127 USD per barel pada awal maret akibat meningkatnya konflik politik di Afrika Utara dan Timur Tengah yang menyebabkan berkurangnya suplai minyak..
USD 90/108,6/bbl
Harga Minyak Mentah Pertumbuhan Harga Minyak Mentah Komoditas dengan Pertumbuhan Positif Terbesar
Pertumbuhan
6,511 % Komoditas dengan Pertumbuhan Negatif Terbesar
Pertumbuhan
Perak
13,716,5%
Minyak Kelapa
-14,7%
Minyak Mentah
13,411,0%
Minyak Palmkernel
-13,9%
Kopi Robusta
11,98,0%
Karet
-13.4%
GandumKapas
11,87,7%
-11,0%
Palm OilSorghum
10,75,1%
Gula Bijih Besi
-9,5%
Sumber: Commodity Market Review, Bank Dunia (diolah: Dit. PIKEI – Bappenas)
Harga logam dan mineral harga turun 4,8 persen pada Maret 2011. Penurunan terbesar terjadi pada bijih besi karena melemahnya permintaan Cina. Sementara harga perak dan emas terus naik akibat permintaan investasi pada komoditas ini yang terus menguat. Menyusul gempa bumi di Jepang, harga logam diharapkan menaik akibat meningkatkan permintaan logam dalam dalam jangka menengah. Permintaan baterai timbal di Jepang untuk back-up generator listrik dan utilitas infrastruktur dan bisnis, telah melonjakkan harga sebesar 20 persen.Harga logam dasar naik 6 persen pada Desember.
Formatted: Font: 9 pt 450.0
IND
400.0
450.0
350.0
400.0
300.0
350.0
250.0
Sumber: Commodity Price Data (diolah: Dit. PIKEI – Bappenas)
Direktorat Perdagangan, Investasi, dan Kerjasama Ekonomi Internasional BAPPENAS
Hal 13
Peningkatan tahunan terbesar terjadi pada timah (naik 68 persen), karena permintaan yang tinggi di China dan output yang lebih rendah di Indonesia dan China. Sementara harga perak naik 66 persen pada 2010 sementara emas naik 23 persen. Indeks harga pertanian turun hingga 4,9 persen pada Maret 2011, yang merupakan penurunan pertama dalam sepuluh bulan terakhir. Penurunan terbesar adalah harga minyak kelapa dan minyak palmkernel akibat dari permintaan impor yang berkurang. karena Harga karet turun kekhawatiran melemahnya permintaan di China. Sedangkan harga gula juga menurun akibat karena peningkatan pasokan. Sementara harga kapas harga naik akibat dari kekurangan pasokan.
Formatted: Font: 9 pt
340.0
280.0 260.0
290.0
240.0 220.0
240.0
200.0 190.0
180.0 160.0
140.0
140.0
Sumber: Commodity Price Data (diolah: Dit. PIKEI – Bappenas)
E. PERATURAN TERKAIT PERDAGANGAN Permendag Nomor 07/MDAG/PER/04/2011 Permendag Nomor 10/MDAG/PER/05/2011 Permendag Nomor 11/MDAG/PER/05/2011
Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Tentang PENETAPAN HARGA PATOKAN EKSPOR ATAS BARANG EKSPOR YANG DIKENAKAN BEA KELUAR Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 41/M-DAG/PER/9/2009 Tentang Ketentuan Ekspor Kopi Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Tentang Penetapan Harga
Patokan Petani (HPP) Gula Kristal Putih (Plantation White Sugar)
F. G. H. I. J. K. L.
M. N. O. P. Q.F.
ISU TERKAIT PERDAGANGAN
Direktorat Perdagangan, Investasi, dan Kerjasama Ekonomi Internasional BAPPENAS
Hal 14
1.
RI-Laos akan Tingkatkan Perdagangan (bisnis.com, 9 Mei 2011) Pemerintah Indonesia dan Laos bersepakat untuk berupaya meningkatkan volume perdagangan, dengan mendorong kalangan usaha dari dua negara tersebut untuk melakukan interaksi hubungan bisnis. Staf Khusus Presiden bidang Hubungan Internasional Teuku Faizasyah mengatakan pemerintah Laos juga menginginkan masuknya investor asal Indonesia ke negara tersebut, terutama untuk membangun infrastruktur. Dengan mendorong interaksi pelaku ekonomi Indonesia dan Laos diharapkan juga akan menciptakan peningkatan interaksi ekonomi. Saat ini, ujarnya, volume perdagangan antara RI dan Laos memang tidak terlalu besar yaitu pada 2009 mencapai US$5,1 juta, sedangkan pada tahun 2010 naik menjadi US$6,12 juta.
2.
RI Diragukan Bisa Manfaatkan Hasil KTT ASEAN (bisnis.com, 8 Mei 2011) Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) pesimistis Indonesia mampu memanfaatkan insentif kebijakan yang dihasilkan dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asean ke 18 selama pemerintah belum membenahi kedala peningkatan daya saing industri. Wakil Sekretaris Umum Apindo mengatakan Indonesia tidak akan bisa bersaing dalam perdagangan bebas baik antarnegara-negara Asean maupun dengan Uni Eropa jika daya saing industri dalam negeri tidak dibenahi. Kompromi yang ditetapkan antara Asean dan Uni Eropa agar mempermudah masuknya produk-produk asal negara Asia Tenggara dapat berupa perjanjian kerjasama yang nantinya akan mendorong Free Trade Agreement atau perdagangan bebas antara eropa dengan beberapa negara di ASEAN. Saat ini negara anggota ASEAN seperti Malaysia dan Singapura sudah memulai proses negosiasi struktur perjanjian dengan pihak Uni Eropa, sementara Vietnam sedang dalam proses pranegosiasi. Sementara Uni Eropa melihat Asean sebagai mitra perdagangan potensial dimana pertumbuhan ekonomi negara-negara di Asean dinilai cukup tinggi.
3.
Buah Indonesia belum Mampu Imbangi Produk Impor (Harian Media Indonesia, 8 Mei 2011) Direktur Budidaya dan Pascapanen Buah Ditjen Hortikultura, Kementerian Pertanian mengatakan buah Indonesia belum mampu mengimbangi produk impor yang terlihat dari kecenderungan impor yang meningkat selama lima tahun terakhir. Pada 2005 impor buah-buahan Indonesia sebanyak 413.410,6 ton senilai US$234,07 juta sedangkan pada 2010 diperkirakan mencapai 601.965,0 ton dengan nilai US$591,68 juta. Rata-rata, impor buah-buah tersebut sekitar 467.342,0 ton per tahun atau US$381,85 juta per tahun. Ekspor buah-buahan pada 2005 sebanyak 272.292,6 ton senilai US$150,06 juta sedangkan 2010 hanya 214.742,0 ton dengan nilai US$171,97 juta. Rata-rata ekspor buah Indonesia mencapai 207.232,4 ton atau US$ 129,93 juta per tahun.Sedangkan produksi buah-buahan nasional dalam periode tersebut tercatat mengalami peningkatan dari 14,79 juta ton pada 2005. menjadi 19,11 juta ton pada 2010. Indonesia memiliki potensi produksi buah yang besar yakni mencapai 18,65 juta ton, di sisi lain potensi pasar internasional buah tropika juga sangat menjanjikan. Indonesia sangat kaya dengan buah tropis dan eksotis namun selama ini mengembangnya masih terkendala tidak adanya kawasan yang luas.
4.
Impor Buah dari China Makin Menggila (kompas.com, 5 Mei 2011) Pada triwulan I-2011 ini, impor buah-buahan, terutama untuk jenis jeruk mandarin dan pir dari China, semakin merajalela. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan impor jeruk mandarin pada Januari-Maret 2011 senilai 85.352.866 dollar AS. Padahal, pada periode yang sama tahun lalu, nilai impor jeruk mandarin masih sebesar 68.103.952 dollar AS. Itu berarti impor jeruk mandarin triwulan I-2011 melonjak sekitar 25,32 persen dibandingkan dengan triwulan I-2010. Kondisi yang sama terjadi pada impor buah pir. Bahkan, kenaikan nilai impor pir jauh lebih tinggi ketimbang jeruk mandarin. Masih merujuk data BPS, impor pir pada Januari-Maret 2011 senilai 30.392.987 dollar AS. Nilai ini melonjak 168,56 persen dibandingkan dengan Januari-Maret 2010 yang senilai 11.317.116 dollar AS. Buah-buahan China memiliki banyak keunggulan, seperti harga yang lebih rendah dan ketersediaan pasokan yang melimpah. Jeruk mandarin dari China, misalnya, bisa dijual ke konsumen dengan harga Rp 17.000 per kilogram, sementara dengan jeruk medan atau jeruk pontianak yang dijual lebih mahal, yaitu Rp 20.000 per kilogram. Ketersediaan pasokan buah impor dari China juga menjadi penyebab lainnya. China sudah memiliki kawasan produksi buah-buahan dan sayuran yang memadai, baik dari sisi luas maupun teknologi penanamannya. Efeknya, mereka bisa memproduksi buah-buahan dan sayuran terus-menerus sepanjang tahun tanpa harus terhambat masalah cuaca. Kondisi sebaliknya menimpa buah-buahan Indonesia. Produksi buah-buahan di beberapa daerah sering mentok akibat cuaca buruk. Indonesia juga tidak memiliki kawasan khusus yang dijadikan lumbung produksi buah.
5.
Waspadai Pasar Tunggal (mediaindonesia.com, 4 Mei 2011)
Direktorat Perdagangan, Investasi, dan Kerjasama Ekonomi Internasional BAPPENAS
Hal 15
Masyarakat meminta pemerintah tidak terjebak euforia Masyarakat Ekonomi ASEAN yang mengarah pembentukan pasar tunggal tahun 2015. Kerja sama ekonomi harus tetap mengedepankan kepentingan nasional agar Indonesia tidak sekadar menjadi pemasok bahan mentah atau pasar semata.Demikian benang merah diskusi bertajuk "ASEAN: Antara Pertarungan Kepentingan Global dan Nasional" yang diselenggarakan Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) di Jakarta, Rabu (4/5/2011). Hadir sebagai pembicara ekonom UI Ichsanuddin Noorsy, peneliti senior Institute for Global Justice Salamuddin Daeng, Ketua Umum Serikat Petani Indonesia Henry Saragih, dan Sekretaris Jenderal Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) Riza Damanik. ASEAN memegang peranan strategis dalam peta politik dan ekonomi global. Krisis yang menghantam Amerika Serikat dan Eropa membuat pasar Asia, terutama ASEAN, jadi alternatif. China, Amerika Serikat, sampai Australia, yang berkepentingan dengan pasar ASEAN rela mengucurkan dana untuk mendorong pembentukan pasar tunggal. Dia mencontohkan, China menyediakan 10 miliar dollar AS dalam program pasar bebas ASEAN-China dan baru terserap 1 miliar dollar AS. Jadi, krisis bukan karena keterbatasan sumber uang. Tetapi karena ada kelebihan dana kredit yang membutuhkan ekspansi di ASEAN agar terserap. Hal lain yang perlu diwaspadai karena mengancam kedaulatan rakyat Indonesia adalah kerumitan pengambilan keputusan setelah pasar tunggal ASEAN terbentuk. Kebijakan-kebijakan akan diambil di tingkat elite ASEAN. Selain Malaysia dan Singapura, perdagangan Indonesia dengan negara ASEAN lain tidak signifikan. Ekspor ke Malaysia dan Singapura pun sebagian besar produk mentah seperti minyak kelapa sawit mentah dan biji kakao. Pasar tunggal ASEAN mustahil menguntungkan Indonesia. Saat ini saja, enam dari 10 negara ASEAN mencuri ikan di perairan Indonesia dan dua negara di antaranya menjualnya di pasar Indonesia. 6.
Impor Non Migas dari China Naik 12,7% (bisnis.com, 8 Mei 2011) Impor nonmigas Indonesia dari China pada kuartal I/2011 mencapai US$5,3 miliar atau tumbuh 12,7% dibandingkan dengan realisasi periode sama tahun lalu yaitu US$4,7 miliar, sedangkan ekspor nonmigas ke Negeri Tirai Bambu tersebut sebesar US$3,6 miliar, naik 18,1% dibandingkan dengan tiga bulan pertama 2010 yaitu US$3,1 miliar. Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu mengatakan secara keseluruhan neraca perdagangan Indonesia-China pada JanuariMaret 2011 mengalami defisit US$1,65 miliar, meningkat sebesar US$0,07 miliar dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya. Dia menuturkan peningkatan defisit neraca perdagangan nonmigas Indonesia pada periode ini dipicu oleh meningkatnya impor bahan baku/penolong sebesar US$1,9 miliar dan barang modal sebesar US$1,1 miliar dibanding periode yang sama 2010. Menurut dia, impor bahan baku penolong pada Januari-Februari 2011 meningkat 25,3% dibandingkan dengan periode sama tahun lalu, sedangkan barang modal 5,2%. Kedua kelompok barang tersebut digunakan industri dalam negeri untuk memproduksi output, baik untuk pasar dalam negeri maupun untuk pasar luar negeri. “Lonjakan impor barang modal dan bahan baku penolong ini menunjukan membaiknya realisasi aktivitas investasi dan meningkatnya output industri di Tanah Air,” ujarnya. Kondisi ini, lanjut dia ditunjukkan oleh peningkatan ekspor nonmigas ke China yang masih tinggi, yang masih didominasi oleh produk industri. Kinerja ekspor produk industri mencapai pada JanuariFebruari 2011 mencapai US$1,4 miliar atau naik 52,1% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, sementara nilai ekspor produk pertanian Indonesia ke China mencapai US$45,93 juta atau naik 47,93% dibandingkan periode yang sama pada 2010.“Perkembangan ini sebetulnya menegaskan manfaat perjanjian perdagangan bebas ASEAN-China (ASEAN-China Free Trade Area/ACFTA) bagi ekspor nonmigas Indonesia,” ujarnya.
7.
Harga Minyak Melorot di Bawah 100 Dollar (kompas.com, 6 Mei 2011) Kontrak harga minyak jatuh ke bawah level 100 dollar AS per barrel. Penyebabnya, harga komoditas mengalami penurunan terbesar dalam dua tahun terakhir akibat kecemasan bahwa pertumbuhan ekonomi AS akan melambat dan dollar menguat atas euro. Harga minyak anjlok 8,6 persen setelah Departemen Tenaga Kerja merilis data bahwa aplikasi pengajuan klaim pengangguran di AS naik ke level tertinggi sejak Agustus. "Kita banyak mendapat sentimen negatif saat ini. Pada saat European Bank Central menaikkan suku bunga acuan dan dollar melemah, penurunan harga komoditas akan terus terjadi," kata Peter Beutel, President of Trading Advisory Company Cameron Hanover Inc, di New Canaan, Connecticut. Catatan saja, kontrak harga minyak untuk pengantaran Juni di New York Mercantile Exchange turun 9,44 dollar AS menjadi 99,80 dollar AS per barrel. Ini merupakan penurunan terbesar sejak 16 Maret lalu.Berdasarkan analisis teknikal Again Capital LLC, harga minyak kemungkinan akan turun ke posisi 98 dollar AS per barrel setelah menembus level support teknikal dan akan berada di level harga rata-rata 30 hari untuk pertama kali sejak Februari.
Direktorat Perdagangan, Investasi, dan Kerjasama Ekonomi Internasional BAPPENAS
Hal 16
R.G. LAMPIRAN-LAMPIRAN HG.1 Tabel Data Ekspor
Formatted: Level 1, Indent: Left: 0", First line: 0", Space After: 0 pt
NILAI EKSPOR (Juta USD)
Komoditas Total Ekspor Migas Minyak Mentah Hasil Minyak Gas Ekspor Non Migas Pertanian Industri Pertambangan Negara Tujuan Ekspor Jepang Amerika Serikat Singapura Cina India Total 5 Negara Tujuan Utama Total Pasar Ekspor Lainnya Total Ekspor
2006
2007
100.789,7 21.209,5 8.168,8 2.843,7 10.197,0 79.580,2 3.364,9 65.023,9 11.191,4
114.092,2 22.088,6 9.226,0 2.878,8 9.983,8 92.003,6 3.657,8 76.460,8 11.885,0
12.198,6 10.682,5 7.883,9 5.466,6 3.326,5
13.092,8 11.311,3 8.990,4 6.664,1 4.885,0
137.010,5 116.490,7 157.779,1 29.126,3 19.018,3 28.039,6 12.418,8 7.820,3 10.402,9 3.547,0 2.262,3 3.967,3 13.160,5 8.935,7 13.669,4 107.884,2 97.472,4 129.739,5 4.584,6 4.363,2 5.001,9 88.393,4 73.430,2 98.015,1 14.906,2 19.679,0 26.722,5 Nilai Ekspor Nonmigas (USD Juta) 13.795,3 11.981,6 16.496,5 12.531,1 10.461,7 13.326,5 10.116,0 7.944,9 9.553,6 7.787,2 8.906,3 14.080,9 7.060,9 7.351,4 9.851,2
2008
2009
39.558,0 40.090,8 79.648,8
44.943,6 47.068,7 92.012,3
51.290,4 56.615,3 107.905,7
46.645,9 50.826,5 97.472,4
2010
63.308,7 66.430,8 129.739,5
Jan - Mar 2010 35.536,7 6.688,7 2.272,0 1.073,9 3.342,8 28.848,0 1.044,2 21.105,1 6.698,7
Jan - Mar 2011 45.313,2 8.196,3 3.064,9 1.302,3 3.829,1 37.116,9 1.282,4 28.353,6 7.480,9
3.683,0 2.996,1 2.281,1 3.088,1 2.080,0
4.381,3 3.924,2 2.689,5 3.647,1 2.626,2
14.128,3 14.719,7 28.848,0
17.268,3 19.848,6 37.116,9
*Masih menggunakan data November 2010 Sumber: BPS (diolah Dit. PIKEI – Bappenas)
HG.2 Tabel Data Impor NILAI IMPOR (Juta USD) Komoditas
Jan - Mar 2010
Jan - Mar 2011
2006
2007
2008
2009
2010
74.402,7 21.879,6 9.056,7 12.733,7 89,2
129.197,3 30.552,9 10.061,5 20.230,8 260,6
96.855,9 18.988,6 7.362,2 11.137,3 489,1
135.663,3 27.412,7 8.531,3 18.018,2 863,2
29.961,2 6.234,4 2.140,8 3.912,5
Gas
61.065,5 18.962,9 7.852,6 11.080,3 30,0
181,1
353,9
Non Migas
42.102,6
52.523,1
98.644,4
77.867,3
108.250,6
23.726,8
30.394,0
Total Impor Migas Minyak Mentah Hasil Minyak
38.787,5 8.393,5 2.261,6 5.778,0
Barang Konsumsi
4.738,2
6.539,1
8.303,7
6.756,4
9.991,6
2.177,4
3.226,7
Bahan Baku
47.171,4
56.484,7
99.492,7
69.654,8
98.755,1
21.835,7
28.674,7
Barang Modal
9.155,9
11.449,6
21.400,9
20.444,7
26.916,6
5.948,1
6.886,1
Sumber: BPS (diolah Dit. PIKEI – Bappenas)
Direktorat Perdagangan, Investasi, dan Kerjasama Ekonomi Internasional BAPPENAS
Hal 17
Formatted: Font: 12 pt, Bold, Font color: Custom Color(RGB(148,54,52))
HG.3 Tabel Data Harga Komoditas Bahan Pokok di Pasar Domestik NO
KOMODITI
2009
SATUAN
1
Beras Medium
2
Gula Pasir
3
Minyak Goreng Kemasan
4
Tahun 2010
2011
Jan-Des
TW I
TW II
TW III
TW IV
Jan
Feb
Mar
Apr
Kg
5.706
6.353 11.154 8.428 9.537 65.257 22.024 38.885 14.612 32.312 8.090 7.643 8.217 8.286 1.348 18.487 17.718 13.291 37.781 13.277 13.552 2.476
6.218 10.212 8.421 9.366 64.991 22.553 40.891 14.528 33.639 8.121 7.508 8.214 8.250 1.364 21.086 20.281 14.952 38.200 14.008 13.677 2.511
6.619 10.551 8.469 9.735 67.432 26.399 44.077 16.346 35.681 8.189 7.520 7.992 8.781 1.378 31.410 28.984 18.561 40.181 15.796 14.600 2.666
6.859 11.043 8.349 10.579 67.638 25.688 44.303 16.051 35.918 8.296 7.554 7.961 8.630 1.397 26.641 23.961 21.428 39.986 16.196 15.329 2.819
7.369
7.463
7.141
7.041
11.179
11.100
10.986
10.832
8.741
9.031
9.323
9.457
11.327
11.335
11.260
10.822
68.110
68.373
68.553
68.531
25.395
24.748
24.369
23.104
44.896
44.925
44.955
43.887
16.396
16.446
16.392
16.057
35.926
36.053
35.923
35.280
8.428
8.553
8.577
8.553
7.557
7.583
7.596
7.583
8.145
8.173
8.416
8.406
8.646
8.855
8.953
8.690
1.405
1.415
1.455
1.476
42.194
40.192
27.796
19.306
40.398
36.932
25.271
18.968
24.025
24.677
24.214
19.424
40.124
40.540
41.050
41.451
16.739
16.936
17.417
17.165
15.687
15.804
15.923
15.917
2.986
2.952
2.900
2.903
Kg
8.691
620ml
8.493
Minyak Goreng Curah
Kg
9.089
5
Daging Sapi
Kg
64.434
6
Daging Ayam Broiler
Kg
23.320
7
Daging Ayam Kampung
Kg
40.575
8
Telur Ayam Ras
Kg
14.685
9
Telur Ayam Kampung
Kg
30.489
10
Susu Kental Manis
397g
7.950
11
Tepung Terigu
Kg
7.643
12
Kedelai Impor
Kg
7.954
13
Kedelai lokal
Kg
8.654
14
Mie Instant
Bungkus
1.327
15
Cabe Merah Keriting
Kg
17.725
16
Cabe Merah Biasa
Kg
17.634
17
Bawang Merah
Kg
12.850
18
Ikan Teri Asin
Kg
36.792
19
Kacang Hijau
Kg
11.338
20
Kacang Tanah
Kg
13.217
21 Ketela Pohon Kg *Data hingga 28 Januari 201129 April 2011 Sumber: Kemendag (diolah Dit. PIKEI – Bappenas)
2.579
HG.4 Tabel Data Harga Komoditas di Pasar Internasional KOMODITAS
Unit
Apr
May
June
Jul
Aug
Sep
Oct
Nov
Dec
Jan
Feb
Mar
Apr
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2011
2012
2013
2014
ENERGI Coal, Australia
$/mt
100,15
100,13
98,19
96,44
89,59
94,90
96,72
102,75
115,00
137,00
128,36
126,13
123,00
Crude oil, West Texas Int.
$/bbl
84,48
73,73
75,35
76,35
76,60
75,29
81,90
84,24
89,15
89,41
89,53
102,92
109,96
Cocoa
c/kg
321,3
318,6
323,1
322,2
309,1
287,4
292,6
291,0
306,0
316,5
347,2
339,3
311,7
Coffee, robusta
c/kg
157,7
155,9
169,6
188,0
182,3
179,2
188,0
202,9
206,5
222,9
241,1
260,4
258,8
Palm oil
$/mt
830
813
798
807
901
912
984
1.120
1.228
1.279
1.292
1.180
1.149
Soybeans
$/mt
411
406
407
429
457
470
492
526
547
572
570
553
556
Shrimp, Mexico
c/kg
865
1.025
n.a.
n.a.
n.a.
n.a.
1.179
1.240
1.246
1.246
1.246
1.246
1.246
Woodpulp
$/mt
825,0
893,0
915,0
915,0
914,0
906,6
910,0
910,0
890,0
880,7
885,8
903,3
920,0
Rubber*, Singapore, RSS3
c/kg
394,8
368,0
356,6
327,4
331,6
353,3
392,5
430,6
474,6
533,2
625,9
541,9
585,3
DAP
$/mt
466,0
460,6
448,0
461,3
496,1
525,0
575,0
588,0
593,9
595,8
603,8
605,5
617,1
Phosphate rock
$/mt
125,0
125,0
125,0
125,0
125,0
125,0
140,0
140,0
140,0
155,0
160,0
160,0
182,5
Pottasium chloride
$/mt
314,4
315,0
319,0
320,0
345,0
337,5
335,0
340,6
354,0
367,5
375,0
380,0
413,8
TSP
$/mt
372,5
353,8
346,8
360,0
380,8
428,0
455,0
463,8
472,5
475,0
490,0
494,0
535,6
Urea, E. Europe, bulk
$/mt
252,7
229,6
229,3
249,5
273,0
315,0
329,4
366,4
375,1
374,1
358,1
327,8
340,4
Copper
$/mt
7.745
6.838
6.499
6.735
7.284
7.709
8.292
8.470
9.147
9.556
9.868
9.503
9.493
Iron ore
c/dmtu
176,5
167,0
167,0
167,0
205,0
212,0
182,0
182,0
182,0
194,0
n.a.
n.a.
n.a.
Nickel
$/mt
26.031
22.008
19.389
19.518
21.413
22.643
23.807
22.909
24.111
25.646
28.252
26.710
26.408
Tin
c/kg
1.868
1.757
1.732
1.819
2.075
2.270
2.634
2.552
2.616
2.747
3.153
3.059
3.236
Zinc
c/kg
236,7
196,8
174,3
184,4
204,5
215,1
237,2
229,2
228,1
237,2
246,5
234,1
236,2
PERTANIAN
PUPUK
LOGAM DAN MINERAL
Direktorat Perdagangan, Investasi, dan Kerjasama Ekonomi Internasional BAPPENAS
Hal 18
Sumber: Commodity Price Data, Bank Dunia (diolah: Dit. PIKEI – Bappenas)
GHG.5 Tabel Data Bongkar Muat Pelabuhan – Antar Pulau (ribu ton)
Jan-10
Feb-10
Mar-10
Apr-10
Mei-10
Jun-10
Jul-10
Agst-10
Sep-10
Okt-10
Nov-10
Des-10
Jan-11
Cargo Loaded Belawan
96,06
86,82
75,88
66,38
91,48
96,913
127,248
102,7
78,6
98,6
86,8
121,6
87,6
Tanjung Priuk
938,18
889,81
945,97
991,54
1027,0
1143,9
978,657
1132,4
816,0
1016,4
1021,6
567,6
1006,9
Tanjung Perak
720,06
724,04
639,47
674,25
718,366
713,987
733,373
700,9
555,0
718,4
779,5
721,1
737,1
Ujungpandang
271,43
438,32
392,67
431,44
470,692
352,691
357,696
355,4
372,6
393,2
389,9
375,5
258,6
Cargo Unloaded Belawan
475,29
572,79
610,23
552,43
516,17
555,278
584,333
589,4
547,1
617,8
609
555,7
543,1
Tanjung Priuk
1210,75
1167,68
1343,71
1464,71
1546,9
1460,4
1577
1571,4
1158,5
1499,7
1395,6
1140,9
1339,8
Tanjung Perak
645,14
847,07
632,11
711,87
625,141
838,928
640,899
608,8
647,4
661,7
629,1
769,7
455,3
Ujungpandang
595,88
966,99
644,28
642,05
722,431
598,331
497,958
553,8
598,9
690,3
763,3
703,9
521,1
Sumber: BPS (diolah Dit. PIKEI – Bappenas)
HG.6 Tabel Data Bongkar Muat Pelabuhan – Internasional (ribu ton)
Jan-10
Feb-10
Mar-10
Apr-10
Mei-10
Jun-10
Jul-10
Agst-10
Sep-10
Okt-10
Nov-10
Des-10
Jan-11
Cargo Loaded Belawan
213,34
302,27
215,86
253,07
292,007
253,628
365,892
416,3
327,4
399,5
227,7
286,9
298,7
Tanjung Priuk
330,99
313,08
402,15
401,35
530,106
422,328
382,356
477,7
407,7
426,9
439,1
175,9
343,6
Tanjung Perak
50,15
99,64
26,21
50,94
55,047
70,452
43,315
68,0
56,0
96,2
115,7
111,4
235,2
Ujungpandang
46,73
100,83
57,04
52,94
44,182
60,932
72,503
100,8
72,8
93,5
83,9
56,1
55,9
Cargo Unloaded Belawan
125,26
307,09
271,69
190,90
284,24
153,25
210,324
291,0
129,1
185,4
215,9
289,7
204,5
Tanjung Priuk
921,15
923,26
1.251,34
1.037,39
1254,378
1147,573
1,220,962
1.321,0
1131,2
1261,3
1298,6
1221,4
1485,1
Tanjung Perak
361,88
382,06
562,32
478,59
646,574
619,621
613,394
551,7
3380
632,5
427,5
680,4
459,5
Ujungpandang
103,05
175,30
81,16
76,30
124,649
85,932
58,065
62,0
30,6
103,8
175,8
44,9
121,8
Sumber: BPS (diolah Dit. PIKEI – Bappenas)
Direktorat Perdagangan, Investasi, dan Kerjasama Ekonomi Internasional BAPPENAS
Hal 19