DAFTAR ISI LAPORAN KEGIATAN BULAN MEI 2014
EXECUTIVE SUMMARY ....................................................................................................... 1 BAB I
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ........................................................... 3
BAB II
PERKEMBANGAN INDUSTRI PERBANKAN.................................................. 6
BAB III
LIKUIDASI DAN PENANGANAN KLAIM PENJAMINAN ............................. 8
BAB IV
PENJAMINAN DAN MANAJEMEN RISIKO .................................................. 18
BAB V
KEUANGAN LPS ............................................................................................... 21
BAB VI
INFORMASI PENTING LAINNYA ................................................................... 24
0|Page
EXECUTIVE SUMMARY
Perkembangan Ekonomi Makro PDB Amerika Serikat (AS) tercatat mengalami penurunan 1% q/q (disetahunkan) pada kuartal I tahun 2014. Kontraksi pertama yang dialami AS sejak 2011 itu antara lain disebabkan oleh hujan salju yang di atas rata-rata selama Desember 2013 hingga Februari 2014 di wilayah utara dan timur. Investasi di dunia usaha terpangkas 1,6% q/q. Ekspor juga terkikis 6% di tengah peningkatan impor. Meski demikian, konsumsi masih mampu mengalami pertumbuhan 3,1%. Sementara itu, data yang dirilis Eurostat, mengkonfirmasi terhambatnya pemulihan aktivitas ekonomi di kawasan Eropa. PDB Zona Euro hanya tumbuh 0,2% q/q di kuartal I lalu, sama dengan pertumbuhan kuartal sebelumnya. Sedangkan di Asia, PDB Jepang tumbuh 5,2% q/q (disetahunkan) pada kuartal I 2014, tertinggi sejak 2011. Pertumbuhan ekonomi Jepang kali ini ditopang oleh konsumsi dan investasi. Konsumsi menguat menjelang kenaikan pajak penjualan pada April lalu. Dari dalam negeri, pada April 2014 tercatat defisit perdagangan sebesar US$ 1,96 miliar, menyusul surplus US$ 668,9 juta pada bulan Maret. Dengan begitu, secara kumulatif, terjadi defisit perdagangan sejumlah US$ 894 juta pada Januari–April lalu. Defisit ini disebabkan oleh penurunan ekspor yang terjadi bersamaan dengan lonjakan impor. Nilai total ekspor berkurang 5,92% m/m (-3,16% y/y) selaras dengan penurunan ekspor beberapa komoditas utama seperti minyak bumi, minyak sawit mentah (CPO), dan bahan bakar mineral. Di sisi lain, impor meningkat 11,93% m/m (-1,26% y/y). Selain itu, tekanan inflasi secara umum masih relatif lemah pada Mei 2014, disebabkan oleh harga bahan pangan yang masih turun. Pada bulan itu, inflasi headline mencapai 0,16% m/m (+7,32% y/y), sedangkan inflasi inti tercatat sebesar 0,23% m/m (+4,82% y/y). Kondisi Industri Perbankan Nasional Total aset bank umum pada periode Maret 2014 mengalami pertumbuhan sebesar 14,3% lebih rendah dari pertumbuhan tahun lalu yang sebesar 16,6%. Pertumbuhan aset tersebut didukung oleh pertumbuhan kredit sebesar 19,6%, dan pertumbuhan dana pihak ketiga sebesar 11,6%. Pertumbuhan kredit industri perbankan cenderung menurun terutama karena perlambatan ekonomi domestik dan pengaruh gejolak eksternal. Likuidasi Bank Jumlah bank yang dilikuidasi dari awal berdirinya LPS s.d. Mei 2014 adalah 60 bank yaitu 59 BPR dan 1 bank umum. Pada bulan Mei 2014 terdapat 1 bank yang dilikuidasi yaitu PT BPR Arthasraya Sejahtera, Bekasi. Dari jumlah 60 bank, yang telah selesai likuidasinya s.d. Mei 2014 adalah 42 bank, dan masih terdapat 18 bank yang dalam proses likuidasi, termasuk 1 bank umum yaitu Bank IFI. Dari hasil likuidasi hingga Mei 2014, rata-rata recovery rate (dibandingkan dengan jumlah klaim penjaminan) adalah 35,03%. Penanganan klaim penjaminan Dari 60 bank yang dilikuidasi, 56 bank telah selesai diverifikasi simpanannya, 2 dalam proses verifikasi, dan 2 bank proses verifikasinya belum dimulai. Jumlah simpanan layak bayar (net setelah set off dengan batas maksimum penjaminan dan kewajiban nasabah) adalah Rp737,22 milyar, dan jumlah simpanan tidak layak bayar adalah Rp267,97 milyar. Dari simpanan layak bayar tersebut, sejumlah Rp710,24 milyar atau 96,34% telah dicairkan.
1|Page
Penjaminan Jumlah bank peserta penjaminan per tanggal 31 Mei 2014 adalah 1.913 bank yang terdiri dari 108 Bank Umum, 11 Bank Umum Syariah, 1.631 BPR, dan 163 BPRS. Pada bulan Mei 2014 terdapat 1 BPR yang dicabut izin usahanya yaitu PT BPR Arthasraya Sejahtera, Bekasi. Jumlah DPK akhir April 2014 adalah Rp3.749,91 triliun (naik 2,13% dari Maret). Sementara jumlah rekening akhir April adalah 148 juta atau turun 0,25% dari bulan Maret. Manajemen Risiko Tingkat bunga penjaminan LPS untuk periode 15 Mei 2014 sampai dengan tanggal 14 September 2014 terhadap simpanan rupiah di bank umum dan BPR serta simpanan masing-masing naik 25 bps. Sedangkan simpanan valuta asing di bank umum tidak berubah.
Keuangan LPS Jumlah aset LPS per 31 Mei 2014 adalah sebesar Rp47,92 triliun atau naik 0,3% dari posisi 30 April 2014. Jumlah aset terbesar adalah investasi yaitu Rp 38,3 triliun atau 80% dari total aset. Surplus LPS sebelum pajak periode 31 Mei 2014 mencapai Rp4,8 trilyun. Jumlah cadangan klaim penjaminan yang telah dibentuk sampai dengan 31 Mei 2014 adalah sebesar Rp11,16 triliun, sedangkan saldo cadangan penjaminan mencapai Rp26,01 triliun.
2|Page
BAB I PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO Bulan Mei 2014 dipenuhi oleh rilis angka produk domestik bruto (PDB) kuartal I dari berbagai perekonomian utama. PDB Amerika Serikat (AS), misalnya, tercatat mengalami penurunan 1% q/q (disetahunkan) pada kuartal lalu. Kontraksi pertama yang dialami AS sejak 2011 itu antara lain disebabkan oleh hujan salju yang di atas rata-rata selama Desember 2013 hingga Februari 2014 di wilayah utara dan timur. Investasi di dunia usaha terpangkas 1,6% q/q, bersamaan dengan penurunan pembentukan inventori dari US$ 111,7 miliar pada kuartal IV 2013 menjadi US$ 49 miliar. Ekspor juga terkikis 6% di tengah peningkatan impor. Meski demikian, konsumsi masih mampu mengalami pertumbuhan 3,1%. Sementara itu, data yang dirilis lembaga statistik Eropa, Eurostat, mengkonfirmasi terhambatnya pemuilihan aktivitas ekonomi di kawasan itu. PDB Zona Euro hanya tumbuh 0,2% q/q di kuartal I lalu, sama dengan pertumbuhan kuartal sebelumnya. Pada periode serupa, pertumbuhan ekonomi Uni Eropa malah melambat dari 0,4% menjadi 0,3%. Ekonomi Belanda, Italia, dan Portugal tercatat mengalami kontraksi pada kuartal lalu, sedangkan ekonomi Prancis mengalami stagnasi. Di sisi lain, ekonomi Jerman malah tumbuh makin cepat. Terhambatnya pemulihan ekonomi di kawasan ini menambah tekanan bagi Bank Sentral Eropa (ECB) untuk memberi stimulus moneter tambahan. Beralih ke Asia, PDB Jepang tumbuh 5,2% q/q (disetahunkan) pada kuartal I 2014, tertinggi sejak 2011. Angka itu juga melebihi perkiraan para ekonom yang sebesar 4,2% menurut hasil survei Bloomberg. Pertumbuhan ekonomi Jepang kali ini ditopang oleh konsumsi dan investasi. Belanja konsumen tumbuh 2,1% q/q, yang paling tinggi sejak kuartal II 1997, merefleksikan kuatnya konsumsi menjelang kenaikan pajak penjualan pada April lalu. Sementara, belanja modal tumbuh 4,9%, pertumbuhan tertinggi sejak 2012. Aktivitas ekonomi yang sangat kuat di Jepang pada kuartal lalu diperkirakan hanya berlangsung sementara. Menurut survei Bloomberg, perekonomian terbesar kedua di Asia itu akan terkontraksi 3,3% pada kuartal II akibat dampak negatif kenaikan pajak penjualan. Pada kuartal III, PDB Jepang diproyeksikan tumbuh kembali di angka 2%. Kinerja perdagangan Indonesia memburuk pada April 2014. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat defisit perdagangan sebesar US$ 1,96 miliar di bulan itu, menyusul surplus US$ 668,9 juta pada bulan Maret. Dengan begitu, secara kumulatif, terjadi defisit perdagangan sejumlah US$ 894 juta pada Januari–April lalu, masih di bawah defisit US$ 1,94 miliar pada periode yang sama di tahun 2013. Pelemahan kinerja perdagangan Indonesia pada bulan April disebabkan oleh penurunan ekspor yang terjadi bersamaan dengan lonjakan impor. Nilai total ekspor berkurang 5,92% m/m (-3,16% y/y) selaras dengan penurunan ekspor beberapa komoditas utama seperti minyak bumi, minyak sawit mentah (CPO), dan bahan bakar mineral. Di sisi lain, impor meningkat 11,93% m/m (-1,26% y/y). Impor bahan baku, barang konsumsi, dan barang modal seluruhnya mengalami kenaikan dari posisi bulan Maret.
3|Page
Gambar 1.1. Ekspor dan Impor Indonesia (Juta USD) Sumber: Badan Pusat Statistik
Tekanan inflasi secara umum masih relatif lemah pada Mei 2014, disebabkan oleh harga bahan pangan yang masih turun. Pada bulan itu, inflasi headline mencapai 0,16% m/m (+7,32% y/y), sedangkan inflasi inti tercatat sebesar 0,23% m/m (+4,82% y/y). Indeks harga konsumen (IHK) di kelompok bahan makanan turun 0,15% m/m pada bulan lalu, selaras dengan penurunan harga beberapa komoditas seperti cabai, beras, dan sayursayuran. Sebaliknya, inflasi tertinggi (0,41% m/m) terjadi pada segmen kesehatan, disusul oleh segmen makanan jadi (0,35%). Pada beberapa bulan mendatang, tekanan inflasi (secara m/m) diperkirakan menguat akibat kombinasi beberapa faktor, yaitu rutinitas selama Ramadhan dan Idul Fitri, musim libur sekolah, serta awal tahun ajaran baru. Inflasi, terutama di kelompok pangan, juga akan terdorong oleh dampak El Nino. Meski demikian, inflasi y/y akan cenderung turun akibat efek high base terkait kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pada akhir Juni 2013. Kami memperkirakan inflasi sebesar 4,8% sepanjang tahun ini.
Gambar 1.2. Inflasi dan Suku Bunga Acuan Sumber: Badan Pusat Statistik dan Bank Indonesia
Bank Indonesia (BI) pada 8 Mei 2014 kembali mempertahankan BI rate di 7,5%. Kebijakan ini dipandang konsisten dengan upaya untuk mengarahkan inflasi ke targetnya di 4,5%±1% pada 2014 dan 4%±1% pada 2015, serta menurunkan defisit neraca berjalan ke posisi yang lebih sehat. BI memprediksi kenaikan defisit neraca berjalan pada kuartal II dan III tahun ini, menyusul penurunan pada kuartal I lalu. Pelebaran defisit ini sejalan dengan pola musimannya. Akan tetapi, defisit neraca berjalan tahun ini diperkirakan masih akan
4|Page
berada di bawah 3% dari PDB. Terkait inflasi, BI menyatakan akan mencermati sejumlah risiko, termasuk kemungkinan penyesuaian harga administer dan kenaikan harga pangan akibat pengaruh El Nino. Menurut kami, statement kebijakan moneter BI di bulan lalu belum menunjukkan perubahan stance kebijakan yang masih ketat. Ruang untuk menurunkan suku bunga dibatasi oleh perkiraan pemburukan defisit neraca berjalan di kuartal II dan III serta risiko inflasi akibat penyesuaian harga administer dan dampak El Nino. Sebaliknya, perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terjadi secara menyeluruh (terlihat dari penurunan pertumbuhan di delapan dari sembilan sektor ekonomi) membatasi ruang gerak BI untuk meningkatkan suku bunga. Dengan demikian, BI rate kami perkirakan masih tetap di 7,5% hingga akhir tahun ini. Nilai tukar rupiah masih melemah pada Mei 2014, menyusul depresiasi pada bulan sebelumnya. Rata-rata kurs referensi BI (JISDOR) mencapai Rp 11.526/USD pada Mei lalu, terdepresiasi 0,79% dari posisi bulan April. Pada periode yang sama, juga terjadi pelemahan secara point to point, yakni sebesar 0,69%. Sepanjang 2014, rata-rata nilai tukar rupiah kami perkirakan mencapai Rp 11.665/US$, dengan posisi akhir tahun di Rp 11.276/US$.
5|Page
BAB II PERKEMBANGAN INDUSTRI PERBANKAN Pertumbuhan industri perbankan pada bulan Maret 2014 masih tumbuh dengan baik walaupun pertumbuhan untuk total aset, total kredit dan total simpanan yang menurun jika dibandingkan periode sebelumnya. Tabel 2.1. Pertumbuhan Industri Perbankan (Rp Triliun) Indikator
Mar-13
Des-13
Total Aset Total Kredit Total Dana Pihak Ketiga Laba Bersih CAR KAP Net NPL ROA ROE BOPO NIM LDR ABP AP
4.305,1 2.795,8 3.250,1 25,0 18,4 1,6 0,6 3,0 20,8 74,4 4,8 89,1 3,6 23,7
4.938,6 3.330,0 3.668,3 105,5 18,2 1,4 0,5 3,0 21,0 73,9 4,7 96,2 2,9 21,6
Mar-14 YoY (%) QoQ (%) 4.920,3 3.344,2 3.627,3 28,3 19,0 1,6 0,7 3,0 18,8 76,2 4,7 98,2 3,2 19,3
14,3% 19,6% 11,6% 13,0%
- 0,4% 0,4% - 1,1%
Total aset bank umum pada periode Maret 2014 mengalami pertumbuhan sebesar 14,3% lebih rendah dari pertumbuhan tahun lalu yang sebesar 16,6%. Pertumbuhan aset tersebut didukung oleh pertumbuhan kredit sebesar 19,6%, dan pertumbuhan dana pihak ketiga sebesar 11,6%. Pertumbuhan kredit industri perbankan cenderung menurun terutama karena perlambatan ekonomi domestik dan pengaruh gejolak eksternal. Sampai dengan bulan Maret 2014, rasio Net Interest Margin (NIM) industri perbankan mengalami penurunan sebesar 10 bps dari 4,8% pada Maret 2013 menjadi 4,7% di Maret 2014. Penurunan NIM tersebut disebabkan karena perlambatan ekspansi kredit setelah Bank Indonesia menaikan BI Rate pada semester II tahun 2013. Disamping itu, penurunan NIM juga disebabkan karena kenaikan bunga kredit yang tidak bisa mengimbangi peningkatan biaya dana atau Bank lebih cenderung menaikan suku bunga deposito lebih cepat dibandingkan dengan bunga kredit, sehingga marginnya akan menurun. Pada bulan Maret 2014 profitabilitas perbankan terlihat menurun, hal ini ditunjukan dengan Return On Equity (ROE) sebesar 200 bps, sementara Return On Asset (ROA) sama jika dibandingkan dengan periode tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan karena terjadinya penurunan penyaluran kredit dan persaingan dalam penghimpunan Dana Pihak Ketiga.
6|Page
Tabel 2.2. Perbandingan indikator keuangan per-kelompok aset bank Rp Trilyun
Sumber: Laporan Keuangan Bank Umum Periode Maret 2014
Melihat perbandingan indikator keuangan dari per kelompok aset bank (peer group), kelompok bank dengan aset sampai dengan Rp1 triliun mengalami penurunan Total Aset, Total Kredit, dan Total Simpanan secara relatif dibandingkan kelompok bank lain. Hal ini disebabkan oleh berkurangnya jumlah bank di kelompok tersebut dibanding tahun lalu karena pergeseran peningkatan aset. Tabel 2.3. Perbandingan indikator keuangan per-kelompok aset bank
Sumber: Laporan Keuangan Bank Umum Periode Maret 2014
Melihat dari rasio keuangan di atas bank dengan ukuran aset ≤ 1 T terlihat memiliki likuiditas yang lebih baik, ditunjukkan dengan rasio Aktiva Likuid terhadap Pasiva Likuid (AP) tertinggi dibanding kelompok bank lain, walaupun melihat rasio LDR masih berada diatas 100 %. Bank pada kelompok ini membukukan NIM terbesar namun memiliki rasio ROA dan ROE yang terkecil serta operasional yang paling tidak efisien yang ditunjukkan dengan rasio BOPO yang terbesar. Bank dengan kualitas aktiva produktif dan kredit yang paling buruk berada pada kelompok aset 10 T < A ≤ 25 T. Sementara bank dengan aset 10 T< A ≤ 25T dan 25 T< A≤ 100T terlihat agresif dalam menyalurkan kredit yang ditunjukkan dengan rasio LDR yang terbesar serta pertumbuhannya dibandingkan tahun lalu.
7|Page
BAB III LIKUIDASI DAN PENANGANAN KLAIM PENJAMINAN A. LIKUIDASI BANK 1. Perkembangan Jumlah Bank yang Dicabut Izin Usahanya Sampai Dengan Saat Ini (Per 31 Mei 2014): Tabel 3.1. Progress Likuidasi Bank Yang Dicabut Izin Usahanya
No.
Uraian
Jumlah s.d. Tahun Lalu (2013)
(1)
(2)
(3)
A.
Jumlah Tahun Ini April 2014
Mei 2014
Jml thn ini (2014)
(4)
(5)
(6)=(4)+(5)
Jumlah Seluruhnya (7)=(3)+(6)
Jumlah Bank yang Dicabut Izin Usahanya
1.
Bank Umum
1
-
-
-
1
2.
BPR/BPRS
55
3
1
4
59
Jumlah
56
3
1
4
60
B.
Jumlah Bank yang Likuidasinya Telah Selesai
1.
Bank Umum
2.
-
-
-
-
-
BPR/BPRS
41
1
-
1
42
Jumlah
41
1
-
1
42
C.
Jumlah Bank yang Likuidasinya Belum Selesai (A-B)
1.
Bank Umum
1
-
-
-
1
2.
BPR/BPRS
14
2
1
3
17
Jumlah
15
2
1
3
18
Catatan: Pada bulan Mei 2014 terdapat 1 bank yang dilikuidasi, yaitu PT BPR Arthasraya Sejahtera - Bekasi.
8|Page
2. Jangka Waktu Likuidasi Untuk: a. Bank yang Sudah Selesai Likuidasinya (Per 31 Mei 2014) Tabel 3.2. Bank Yang Sudah Selesai Likuidasinya Uraian
No.
1.
Bank Umum
2.
BPR/BPRS
Jangka Waktu Likuidasi 0-1 thn 1-2 thn 2-3 thn >3 thn s.d April 2014 Mei 2014 s.d April 2014 Mei 2014
Jumlah
b.
Total
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
7
15
8
12
42
-
-
-
-
-
7
15
8
12
42
Bank yang Dalam Proses Likuidasi (Per 31 Mei 2014) Tabel 3.3. Bank Yang Belum Selesai Likuidasinya Uraian
No.
1.
Bank Umum
2.
BPR/BPRS Jumlah
Jangka Waktu Likuidasi 0-1 thn 1-2 thn 2-3 thn >3 thn s.d April 2014 Mei 2014 s.d April 2014 Mei 2014
Total
-
-
-
1
1
-
-
-
-
-
11
1
4
-
16
(1)
2
(2)
2
1
10
3
2
3
18
Catatan: 1) Pada bulan April 2014 terdapat 1 bank yang dilikuidasi, yaitu PT BPR Arthasraya Sejahtera Bekasi.
9|Page
3. Progress pencapaian Neraca Sementara Likuidasi (NSL) BDL Yang Belum Selesai Likuidasinya Progress pelaksanaan likuidasi sampai dengan 30 April 2014 dapat diuraikan sebagai berikut: Tabel 3.4. Progress Pencapaian NSL BDL Yang Belum Selesai Likuidasinya No.
Progress Pelaksanaan Likuidasi
Jumlah Bank Dalam Likuidasi Maret 2014
April 2014
1.
0 s.d 10%
-
-
2.
>10% s.d 20%
-
-
3.
>20% s.d 30%
-
-
4.
>30% s.d 40%
1
1
5
>40% s.d 50%
-
-
6
>50% s.d 60%
-
-
7
>60% s.d 70%
1
1
8
>70% s.d 80%
-
-
9
>80% s.d 90%
-
-
10
>90% s.d 100%
-
-
11
>100%
8
7
10
9
Jumlah Catatan:
1) Tabel di atas menyajikan progres pencapaian NSL BDL yang masih dalam proses likuidasi per 30 April 2014 dengan jumlah 9 BDL (terdapat 1 BDL yang likuidasinya telah berakhir), sedangkan 9 BDL masih dalam proses penyusunan NSL. 2) Pada 31 Mei 2014, jumlah BDL yang masih proses likuidasinya adalah 18 bank.
10 | P a g e
4. Aspek Keuangan Bank Dalam Likuidasi (Gabungan) yang Likuidasinya Belum Selesai Sampai Dengan Bulan April 2014 Tabel 3.5. Aset Keuangan BDL Yang Likuidasinya Belum Selesai No.
Uraian
Realisasi Keuangan (Ribuan Rp) s.d. bulan lalu
bulan ini (Apr 14)
(Mar 14) I.
Total Aset BDL Yang Likuidasinya Belum Selesai (NSL)
II.
Penerimaan
s.d bulan ini (Apr 14)
195.772.014
195.772.014
195.772.014
48.484.781
746.394
49.231.175
38.271.469
21.978
38.293.447
72.360.721
687.717
73.048.438
159.116.971
1.456.089
160.573.060
1. Biaya Pendukung Likuidasi
19.002.220
290.815
19.293.035
2. Biaya Kegiatan Likuidasi
13.369.654
91.548
13.461.202
32.371.874
382.363
32.754.237
126.745.097
1.073.726
127.818.823
-
-
-
-
-
-
1. Penagihan kredit 2. Penjualan aktiva tetap/inventaris 3. Penerimaan lainnya Jumlah III.
Pengeluaran
Jumlah IV.
Surplus (Defisit) (I-II)
V.
Dana Talangan gaji dan Pesangon LPS
VI.
Pinjaman Operasional
VII.
% progress pencairan asset (II/I)
81,28%
0,74%
82,02%
Catatan: 1) Tabel di atas menyajikan aspek keuangan BDL yang masih dalam proses likuidasi per 30 April 2014 dengan jumlah 9 BDL (terdapat 1 BDL yang likuidasinya telah berakhir), sedangkan 9 BDL masih dalam proses penyusunan NSL. 2) Pada 31 Mei 2014, jumlah BDL yang masih proses likuidasinya adalah 18 bank.
11 | P a g e
5. Tingkat Pengembalian (Recovery Rate) Klaim Penjaminan untuk Bank yang Likuidasinya Telah Selesai: a. Persentase Recovery Rate Bank yang Telah Selesai Likuidasinya (Per 31 Mei 2014) Tabel 3.6. Recovery Rate Klaim Penjaminan Bank Yang Likuidasinya Selesai No
Persentase Recovery Rate
Selesai Likuidasi (Jumlah Bank) Bank Umum
BPR
s.d April 2014
∆ Mei 2014
s.d April 2014
∆ Mei 2014
1
0-10%
-
-
15
-
2
10-20%
-
-
5
-
3
20-30%
-
-
4
-
4
30-40%
-
-
3
-
5
40-50%
-
-
3
-
6
50-60%
-
-
3
-
7
60-70%
-
-
-
-
8
70-80%
-
-
1
-
9
80-90%
-
-
1
-
10
90-100%
-
-
7
-
Jumlah
-
-
42
-
Catatan: Pada bulan Mei 2014, tidak terdapat BDL yang diakhiri likuidasinya.
b. Rata-rata Recovery Rate Klaim Penjaminan dan Hasil Pencairan Aset Berdasarkan NSL Untuk Bank yang Likuidasinya Telah Selesai (Per 31 Mei 2014) Tabel 3.7. Rata-rata Recovery Rate Klaim Penjaminan Untuk Bank yang Likuidasinya Telah Selesai No.
Uraian 2009
2010
2011
2012
2013
Bank Umum 2. BPR/BPRS 0% 0% 9,55% 11,20% 21,64% Jumlah 0% 0% 9,55% 11,20% 21,64% Catatan: Pada bulan Mei 2014, tidak terdapat BDL yang diakhiri likuidasinya. 1.
Recovery Rate (%) 2014 s.d April
Mei
s.d Mei
-
-
-
35,03% 35,03%
-
35,03% 35,03%
12 | P a g e
Tabel 3.8. Rata-rata Hasil Pencairan Aset Berdasarkan NSL Untuk Bank yang Likuidasinya Telah Selesai Uraian No. 2009
2010
2011
2012
2013
Rata-rata Hasil Pencairan Aset (%) 2014 s.d April
1. 2.
Bank Umum BPR/BPRS 5% 73% 137% 140% 170% Jumlah 5% 73% 137% 140% 170% Catatan: Pada bulan Mei 2014, tidak terdapat BDL yang diakhiri likuidasinya.
Mei
s.d Mei
-
170% 170%
6. Permasalahan yang menonjol dalam pelaksanaan likuidasi bank: 1. Kondisi Aset pada saat bank dilikuidasi banyak yang bermasalah menyebabkan Tim Likuidasi mengalami kesulitan dalam pencairan aset, yang ditandai dengan: a. Banyaknya kredit fiktif/topengan. Pemberian kredit kepada orang yang dipalsukan atau rekaan oleh manajemen bank, sehingga bank dirugikan karena tidak menerima pembayaran angsuran atau pelunasan kredit; b. Banyaknya kredit tanpa jaminan dan sebagian besar sudah macet sebelum bank dicabut izin usahanya; c. Banyaknya kredit yang digunakan sebagai jaminan (fidusia) kepada kreditur bank (linkage program) dimana hasil pelunasan oleh debitur diserahkan ke kreditur pemberi linkage program; 2. Banyaknya permasalahan hukum antara lain terkait pengurus dan/atau pegawai bank, misalnya penggelapan pembayaran angsuran atau pelunasan kredit; dan 3. Permasalahan dengan nasabah tidak layak bayar yang disebabkan pencairan deposito secara sepihak, pengambilan dana tanpa sepengetahuan debitur, serta titipan dana tabungan/deposito yang tidak disetorkan ke BDL oleh pengurus dan/atau pegawai bank.
13 | P a g e
B. PENANGANAN KLAIM PENJAMINAN 1. Data pembayaran klaim penjaminan: Tabel 3.9. Data Pembayaran Klaim Penjaminan No. A.
s.d Bulan April 2014
Uraian
Bank Umum
2.
BPR/BPRS Jumlah
1
0
1
58
1
59
59
1
60
1
0
1
55
0
55
56
0
56
Jumlah bank yang telah selesai diverifikasi simpanannya
1.
Bank Umum
2.
BPR/BPRS Jumlah
C.
s.d Bulan Mei 2014
Jumlah bank yang dicabut izin usahanya
1.
B.
Bulan Mei 2014
Jumlah bank dalam proses verifikasi simpanannya
1.
Bank Umum
0
0
0
2.
BPR/BPRS
2
0
2
2
0
2
100.899
7
100.906
9.966
(7)
9.959
110.865
0
110.865
Jumlah D.
Hasil rekonsiliasi dan verifikasi simpanan (Jumlah Rekening)
1.
Layak Bayar
2.
Tidak Layak Bayar Jumlah
E.
Hasil rekonsiliasi dan verifikasi simpanan (Ribuan Rupiah) 1.
Layak Bayar (sebelum perhitungan batas maks. penjaminan dan sebelum set-off dengan kewajiban )
971.828.464
399
971.828.863
2.
Tidak Layak Bayar
267.972.108
(399)
267.971.709
1.239.800.572
0
1.239.800.572
Jumlah F.
Hasil Reklasifikasi Keberatan Nasabah menjadi layak bayar (Jumlah Rekening) Layak Bayar
G.
136
7
143
Hasil Reklasifikasi Keberatan Nasabah menjadi layak bayar (Ribuan Rupiah) Layak Bayar
4.052.108
399
4.052.507
14 | P a g e
No. H.
s.d Bulan April 2014
Uraian
Bulan Mei 2014
s.d Bulan Mei 2014
Penyebab Simpanan Tidak Layak Bayar (Jumlah Rekening)
1.
Tidak tercatat
1.026
0
1.026
2.
Memperoleh keuntungan tidak wajar
2.412
0
2.412
3.
Menyebabkan bank tidak sehat
6.528
(7)
6.521
Jumlah
10.170
(7)
9.959
13.472.324
0
13.472.324
224.808.805
0
224.808.805
I.
Penyebab Simpanan Tidak Layak Bayar (Ribuan Rupiah) 1.
Tidak tercatat
2.
Memperoleh keuntungan tidak wajar
3.
Menyebabkan bank tidak sehat
29.690.979
(399)
29.690.580
Jumlah
267.972.108
(399)
267.971.709
J.
Klaim penjaminan simpanan layak bayar setelah perhitungan batas maksimum penjaminan dan setelah set-off dengan kewajiban, termasuk Reklasifikasi Keberatan (Jumlah Rekening). Juml. Layak Bayar
K.
7
95.436
Klaim penjaminan simpanan layak bayar setelah perhitungan batas maksimum penjaminan dan setelah set-off dengan kewajiban, termasuk Reklasifikasi Keberatan (Ribuan Rupiah) Juml. Layak Bayar
L.
95.429
737.222.058
399
737.222.457
708.291.040
1.944.777
710.235.817
Progres Pencairan Klaim Nominal (Ribuan Rupiah) Persentase Realisasi Pencairan Klaim Penjaminan Terhadap Simpanan layak Bayar
96,08%
-
96,34%
Catatan: Pada bulan Mei 2014 terdapat: a. b.
2 BPR yang masih berlangsung proses rekonvernya, yaitu PT BPR Vox Modern Danamitra (DL) dan PT BPR Lumasindo Perkasa Putra (DL). 2 BPR yang proses rekonvernya belum dimulai yaitu PT BPR Tugu Kencana (DL) yang dicabut izin usahanya tanggal 16 April 2014, dan PT BPR Arthasraya Sejahtera (DL) yang dicabut izin usahanya tanggal 7 Mei 2014.
15 | P a g e
2. Jangka waktu verifikasi dan pembayaran klaim Tabel 3.10. Jangka waktu verifikasi dan pembayaran klaim Verifikasi Penetapan Status Seluruh Simpanan dan Pembayaran Klaim Bank yang dicabut izin usaha
Tahap I
BPR Jumlah
(Tahap Selanjutnya)
Mei
April 2014 Bank Umum
Dalam Proses Rekonver
(5 hari sejak dimulainya Rekonver) 2014
Mei
April 2014
2014
Proses Rekonver Telah Selesai ≤ 90 hari
April 2014
>90 hari
Mei
April 2014
2014
Mei 2014
1
1
0
0
1
1
0
0
57
57
2
2
54
54
1
1
58
58
2
2
55
55
1
1
Catatan : Bank yang penetapan status seluruh simpanannya melebihi 90 hari kerja adalah PT BPR Indomitra Mandiri Ciputat (DL) terjadi pada bulan Oktober 2011.
3. Permasalahan penanganan klaim yang menonjol a. Tidak lengkapnya data/dokumen Bank yang dicabut izin usaha pada saat melakukan rekonsiliasi dan verifikasi. b. Pegawai bank yang membidangi pendanaan dan akuntansi seringkali sudah tidak bekerja lagi di bank dalam likuidasi sehingga Tim Rekonver mengalami kesulitan dalam mencari data dan konfirmasi simpanan. c. Kesulitan dalam penetapan status simpanan nasabah yang terkait dengan indikasi fraud di BDL baik oleh nasabah maupun oknum bank, antara lain terkait kredit fiktif, kredit topengan, pencairan simpanan nasabah secara sepihak oleh oknum bank, dan setoran fiktif. d. Penanganan keberatan nasabah yang memiliki permasalahan yang kompleks, sehingga perlu penelitian/kajian lebih mendalam dan koordinasi dengan group terkait sebelum diputuskan.
16 | P a g e
C. DATA PERKEMBANGAN LIKUIDASI DAN PENANGANAN KLAIM SECARA AGREGAT Perkembangan secara agregat, dapat diuraikan sebagai berikut: Tabel 3.11. Perkembangan Likuidasi dan Penanganan Klaim No.
Uraian
1.
Bank yang dilikuidasi
2.
s.d 2009
2010
2011
2012
2013
2014
Total
s.d April
Mei
s.d Mei
21
10
15
1
9
3
1
4
60
Total aset bank yang dilikuidasi Total simpanan bank yang dilikuidasi Bank yang telah berakhir likuidasinya Penerimaan hasil pencairan likuidasi
350,9 Milyar 1.068,4 Trilyun 2
28,7 Milyar 28,9 Milyar 5
20,6 Milyar 59 Milyar 14
1,5 Milyar 3,04 Milyar 13
32 Milyar
12,7 Milyar -
0,3 Milyar -
1
-
13 Milyar 1,75 Milyar 1
446,7 Milyar 1,24 Trilyun 42
21,9 Milyar
46,1 Milyar
42,1 Milyar
46,9 Milyar
23,4 Milyar*
38,9 Milyar*
1,4 Milyar*
40,3 Milyar*
220,7* Milyar
6.
Pengeluaran biaya likuidasi
16,6 Milyar
9,5 Milyar
5,4 Milyar
9,2 Milyar
5,2 Milyar*
3,8 Milyar*
0,3 Milyar*
4,1 Milyar*
50* Milyar
7.
Surplus (defisit) likuidasi
5,3 Milyar
36,6 Milyar
36,7 Milyar
37,7 Milyar
18,2 Milyar*
35,1 Milyar*
1,1 Milyar*
36,2 Milyar*
170,7* Milyar
8.
% pengembalian (recovery) dana penjaminan untuk bank yg berakhir likuidasi
0%
0%
9,55%
11,20%
21,64%
35,03%
35,03%
35,03%
11,56%**
823
2.167
15.080
27.901
8.503
-
-
2.102
56.576
99,1
10,05 Milyar
97,5 Milyar
368,6 Milyar
37,14 Milyar
-
-
3.03 Milyar
516,46 Milyar
3. 4. 5.
9. 10.
Klaim yang layak bayar (jml rekg) Klaim yang layak bayar (nilai rekg)
Juta
78,6 Milyar 7
* Data keuangan BDL yang masih dalam proses likuidasi per 30 April 2014 dengan jumlah 9 BDL **Rata-rat
17 | P a g e
BAB IV PENJAMINAN DAN MANAJEMEN RISIKO A. ADMINISTRASI PENJAMINAN 1. Kepesertaan Jumlah bank peserta penjaminan per tanggal 31 Mei 2014, adalah sebagai berikut: Tabel 5.1 Jumlah Bank Peserta Penjaminan No
Bank
1
Bank Umum
2
Bank Umum Syariah
s.d. Bulan Lalu
Sub Total 1
BPR
2
BPRS
Bulan Ini
s.d. Bulan Ini
108
0
108
11
0
11
119
-
119
1.632
(1)
1.631
163
0
163
Sub Total
1.795
(1)
1.794
Total
1.914
(1)
1.913
Pada Mei 2014 terdapat 1 (satu) BPR yang dicabut izin usahanya yaitu PT BPR Arthasraya Sejahtera di Jakarta. 2. Simpanan Simpanan pada April 2014 mengalami kenaikan sebesar Rp78,36 triliun (2,13%) dari Rp3.671,55 triliun menjadi Rp3.749,91 triliun sedangkan rekening mengalami penurunan sebesar 366.904 rekening (-0,25%) dari 148.368.993 rekening menjadi 148.002.089 rekening. Kenaikan nominal simpanan terbesar terdapat pada simpanan dengan nominal di atas Rp5 milyar yaitu sebesar Rp55,60 triliun (3,43%). Rincian simpanan bank umum dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 5.2 Rincian Simpanan Bank Umum Pertumbuhan Total Simpanan dan Jumlah Rekening Berdasarkan Nominal Simpanan(MoM) Mar-14
Apr-14
Δ(MoM)
Nominal Simpanan
Rekening
%
Nominal
%
Rekening
%
Nominal
%
Rekening
%
Nominal
%
N <= 100 Jt
145.010.280
97,74
562.480,50
15,32
144.643.206
97,73
570.865,80
15,22
-367.074
-0,25
8.385,30
1,49
100 Jt < N <= 200 Jt
1.521.613
1,03
208.384,05
5,68
1.521.080
1,03
210.211,98
5,61
-533
-0,04
1.827,93
0,88
200 Jt < N <= 500 Jt
1.014.475
0,68
320.817,42
8,74
1.011.789
0,68
322.608,41
8,60
-2.686
-0,26
1.790,99
0,56
500 Jt < N <= 1M
422.444
0,28
309.529,54
8,43
425.928
0,29
313.246,47
8,35
3.484
0,82
3.716,93
1,20
1M < N <= 2M
218.186
0,15
295.145,14
8,04
216.076
0,15
297.905,52
7,94
-2.110
-0,97
2.760,38
0,94
2M < N <= 5M
114.724
0,08
356.334,27
9,71
115.919
0,08
360.613,72
9,62
1.195
1,04
4.279,45
1,20
N > 5M
67.271
0,05
1.618.862,33
44,09
68.091
0,05
1.674.463,47
44,65
820
1,22
55.601,14
3,43
Total
148.368.993
100
3.671.553,25
100
148.002.089
100
3.749.915,37
100
-366.904
-0,25
78.362,12
2,13
Simpanan yang dijamin seluruh simpanannya (sampai dengan Rp2 milyar) tanpa melihat apakah mematuhi 3T (Konvensional) dan 2T (Syariah) mengalami kenaikan sebesar Rp18,48 triliun (1,09%, MoM) dari Rp1.696,36 triliun (46,20% dari seluruh simpanan) menjadi Rp1.714,84 triliun (45,73% dari seluruh simpanan). Sedangkan berdasarkan rekening, simpanan yang dijamin seluruh simpanannya mengalami penurunan sebesar 368.919 rekening (-0,25%, MoM) dari 148.186.998 rekening (99,88% dari seluruh rekening) menjadi 147.818.079 rekening (99,88% dari seluruh rekening). Sesuai dengan Pasal 11 UU LPS nilai simpanan yang dijamin dapat diubah apabila jumlah nasabah yang dijamin menjadi kurang dari 90% dari jumlah nasabah penyimpan seluruh bank.
18 | P a g e
Simpanan yang dijamin pada simpanan dengan nominal di atas Rp2 milyar mengalami kenaikan sebesar Rp4,03 triliun (1,11%, MoM) dari Rp363,99 triliun (9,91% dari seluruh simpanan) menjadi Rp368,02 (9,81% dari seluruh simpanan). Simpanan yang dijamin mengalami kenaikan sebesar Rp22,51 triliun (1,09%, MoM) dari Rp2.060,35 triliun (56,12% dari seluruh simpanan) menjadi Rp2.082,86 triliun (55,54% dari seluruh simpanan). 3. Premi, Kontribusi, dan Denda Penerimaan pada bulan April 2014 sebesar Rp53,46 juta yang berasal dari: Nominal
Bank
Premi
Rp28,35 Juta
8
Denda
Rp4,80 Juta
6
Rp6 Juta
1
Kontribusi Total
Rp39,15 Juta
4. Pemantauan Pengumuman Tingkat Bunga Penjaminan dan Maksimum Nilai Simpanan Yang Dijamin LPS Hasil pemeriksaan ke kantor-kantor Bank Umum dan BPR/BPRS tentang pengumuman tingkat bunga penjaminan dan maksimum nilai simpanan yang dijamin LPS sampai dengan bulan Mei 2014 sebagai berikut: Kantor Yang Dikunjungi BU
Periode
Patuh BPR
BU
BPR
Prosentase Kepatuhan BU
BPR
2013
2.709
750
2.179
227
80,44%
30,27%
2014
22
172
14
115
63,64%
66,86%
17
155
10
99
63,87%
55
17
4
16
58,82 % 80,00 %
s.d. April 2014 Mei-14
94,12%
B. MANAJEMEN RISIKO Tingkat Bunga Penjaminan Berdasarkan PLPS No. 2/PLPS/2010 pasal 42 ayat (4), maka LPS menetapkan tingkat bunga yang dianggap wajar 3 (tiga) kali dalam 1 (satu) tahun yakni pada bulan Januari, Mei, dan September. Rapat Dewan Komisioner tanggal 12 Mei 2014 menetapkan tingkat bunga penjaminan untuk periode 15 Mei 2014 sampai dengan 14 September 2014 terhadap simpanan rupiah di bank umum dan BPR serta simpanan masing-masing naik 25 bps. Sedangkan simpanan valuta asing di bank umum tidak berubah.
19 | P a g e
C. BANK EXAMINER Proses Persiapan Pemeriksaan Bank Sehubungan dengan adanya kewenangan pemeriksaan bank yang diberikan kepada LPS oleh Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan, maka saat ini sedang dilakukan proses penguatan organisasi Bank Examiner yaitu finalisasi rancangan MoU LPS-OJK. LPS melakukan pembahasan lanjutan dengan OJK mengenai 2 pasal dalam rancangan MoU LPS-OJK yang belum disepakati pada tanggal 2 Mei 2014 dan hasilnya telah diperoleh kesepakatan dengan OJK atas seluruh pasal dalam MoU tersebut. Selanjutnya akan dilakukan legal drafting dan penandatanganan MoU.
20 | P a g e
BAB V KEUANGAN LPS Perkembangan kinerja keuangan sampai dengan bulan Mei 2014 dapat digambarkan sebagai berikut: 1. Neraca dalam Jutaan Rp. No.
I. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Perkiraan Aset Kas & Setara Kas Investasi dalam surat berharga Piutang Premi Penjaminan Piutang Investasi Piutang bank dalam likuidasi Piutang lain-lain Penyertaan Modal Sementara Aset Tetap Aset lain-lain
Jumlah Aset Kewajiban & Ekuitas Kewajiban Hutang Klaim Penjaminan Cadangan Klaim Penjaminan Cadangan Manfaat Karyawan Hutang Pajak Hutang Lain-lain Jumlah Kewajiban II.2. Ekuitas 1. Modal Awal Pemerintah 2. Cadangan Tujuan 3. Cadangan Penjaminan Jumlah Ekuitas Jumlah Kewajiban & Ekuitas
II. II.1. 1. 2. 3. 4. 5.
31-Mei-14
30-Apr-14
Perubahan
777.857 38.333.803 231 512.048 1.537 8.011.841 110.201 174.265 47.921.782
323.184 38.483.515 571 669.175 1.625 8.011.841 110.730 176.752 47.777.394
454.673 (149.712) (340) (157.127) (88) (529) (2.487) 144.388
10.115 11.156.785 25.516 172.001 40.315 11.404.733
29.839 11.156.785 25.515 159.661 32.866 11.404.667
(19.724) 12.340 7.449 65
4.000.000 6.503.410 26.013.639 36.517.049 47.921.782
4.000.000 6.474.546 25.898.180 36.372.727 47.777.394
28.863 115.459 144.322 144.388
21 | P a g e
2. Perhitungan Surplus Defisit dalam Jutaan Rp. No.
Perkiraan
I. 1. 2. 3. 4. 5.
Pendapatan Operasi Pendapatan premi penjaminan Pendapatan hasil investasi Pendapatan kontribusi kepesertaan Pendapatan denda Pendapatan pengembalian klaim Jumlah Pendapatan Operasi Biaya Operasi Biaya Klaim Penjaminan (Cadangan Klaim Penjaminan direalisasi) Biaya kenaikan (penurunan) cadangan klaim Biaya terkait dengan Resolusi Bank Biaya investasi Biaya umum & Administrasi Jumlah Biaya Operasi Surplus (defisit) dari operasi Pendapatan (Biaya) lain-lain Pendapatan lain-lain Biaya lain-lain Jumlah Pendapatan (Biaya) lain-lain Surplus (Defisit) bersih sebelum pajak Pajak Penghasilan Biaya PPh Badan kini Penghasilan pajak tangguhan Surplus (Defisit) Bersih Setelah Pajak Cadangan Tujuan (20%) Cadangan Penjaminan (80%)
II. 1. 2. 3. 4. 5. III. IV. 1. 2. V. VI. 1. 2. VII. 1. 2.
Mei-14
Perubahan
April-14
3.867.945 1.063.280 19 15.328 4.946.572
151 231.232 13 9.821 241.216
3.867.794 832.048 6 5.507 4.705.356
34.659 (34.659) (141.428) 839 181.481 122.681 163.573 4.783.000
0 (0) 0 224 39.290 61.131 100.644 140.572
34.659 (34.659) (141.428) 615 142.191 61.550 62.929 4.642.427
26.127 (5.319) 20.807 4.803.807
4.704 (953) 3.750 144.322
21.422 (4.366) 17.057 4.659.483
535 4.804.342 960.868 3.843.472
144.322 28.865 115.460
535 4.660.018 932.004 3.728.014
Perkembangan secara agregat, dapat diuraikan sebagai berikut: da l a m Juta a n Rp. No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Uraian
s.d. 2011
Total Aset Investasi SUN/SBI Penerimaan premi Penerimaan hasil investasi Surplus (defisit) bersih Cadangan Penjaminan
27.565.868 20.060.287 21.812.163 6.131.792 12.726.488 10.181.191
2012 34.879.702 26.971.503 6.201.380 1.552.831 6.764.102 5.411.281
2013 43.285.310 33.943.324 7.006.456 2.033.765 8.222.117 6.577.694
2014 (sd periode ini)
47.921.782 38.333.803 3.867.945 1.063.280 4.804.342 3.843.473
Total 47.921.782 38.333.803 38.887.945 10.781.668 32.517.049 26.013.639
3. Investasi Nominal investasi per Mei 2014 adalah sebesar Rp37.888.490 juta dengan rincian sebagai berikut: dal am Jutaan Rp. No.
Uraian
Mutasi
30-Apr-14 Tambah
1. 2.
SBI SBN Jumlah
38.006.835 38.006.835
753.386 753.386
31-Mei-14 Kurang 871.731 871.731
37.888.490 37.888.490
Jika menggunakan Amortized Cost (memperhitungkan premium dan diskon), maka saldo investasi per 30 April 2014 adalah Rp38,5 trilyun dan per 31 Mei 2014 adalah Rp38,3 trilyun.
22 | P a g e
Jika dikelompokan berdasarkan diklasifikasikan sebagai berikut:
masa
jatuh
temponya,
investasi
dapat
dal am Jutaan Rp. No.
Deskripsi
1. 2. 3. 4.
sd 1 tahun >1 tahun sd 5 tahun >5 tahun sd 10 tahun >10 tahun Jumlah
SBI
SBN -
5.662.364 10.122.879 9.824.686 12.278.561 37.888.490
Sampai dengan Mei 2014, total portfolio investasi LPS adalah sebesar Rp37.888.490.000.000 yang seluruhnya merupakan investasi pada SBN. Uraian Durasi Imbal hasil Nominal Nilai Buku Indikasi Nilai Pasar* Berdasarkan IBPA Berdasarkan Bloomberg
5,51 7,24% 37.888.490.000.000 38.476.697.321.717 36.951.352.514.460 36.947.681.471.086
* per tanggal 30 Mei 2014
4. Permasalahan keuangan yang menonjol Selama Mei 2014, tidak ada permasalahan keuangan yang menonjol.
23 | P a g e
BAB VI INFORMASI PENTING LAINNYA
A. KESEKRETARIATAN Selama bulan Mei 2014, Sekretariat Lembaga menyelenggarakan Rapat Dewan Komisioner (RDK), Rapat Eksekutif (RE), dan Rapat Pimpinan (RAPIM) sebagai berikut: Tabel 8.1. Jumlah RDK, RE, dan RAPIM Tahun 2014 No.
Rapat
Sd Bulan April 2014
Bulan Mei 2014
Sd Mei 2014
1.
Rapat Dewan Komisioner (RDK)
27 kali
4 kali
31 kali
2.
Rapat Eksekutif (RE)
37 kali
5 kali
42 kali
3.
Rapat Pimpinan (RAPIM)
2 kali
1 kali
3 kali
a) RDK bulan Mei 2014 sebanyak 4 (empat) kali dengan 13 (tiga belas) agenda. Tidak ada Agenda RUPS. b) Jumlah RDK sampai dengan bulan Mei 2014 sebanyak 31 (tiga puluh satu) kali dengan 53 (lima puluh tiga) agenda RDK (1 agenda RUPS dan 52 agenda non RUPS) Sedangkan salinan atas peraturan-peraturan LPS yang dibuat selama bulan Mei 2014 adalah sebagai berikut: No.
Jenis Peraturan
Sd Bulan April 2014
Bulan Mei 2014
Sd Mei 2014
1.
Keputusan Dewan Komisioner (KDK)
6
1
7
2.
Keputusan Kepala Eksekutif (KKE)
19
4
23
a) 1 (satu) salinan KDK yang release di bulan Mei 2014: No 1
Nomor Surat KDK-8/DK/2014
Tanggal 20-Mei-2014
Perihal Perubahan keanggotaan Komite Audit Lembaga Penjamin Simpanan
b) 4 (empat) salinan KKE yang release di bulan Mei 2014: No
Nomor Surat
Tanggal
1
KEP-25/KE/2014
06-Mei-2014
2
KEP-26/KE/2014
09-Mei-2014
Perihal Pembentukan Tim Seleksi Calon Anggota Tim Likuidasi PT BPR Arthasraya Sejahtera Perubahan atas KKE nomor KEP-10/KE/I/2014
24 | P a g e
No
Nomor Surat
Tanggal
Perihal tentang Formasi Kebutuhan Pegawai Tetap Tahun 2014 di LPS Pengangkatan Tim Penilai Calon Pengurus Bank Mutiara KKE tentang TL PT BPR Arthasraya Sejahtera
3
KEP-27/KE/2014
13-Mei-2014
4
KEP-28/KE/2014
30-Mei-2014
B. KEHUMASAN DAN HUBUNGAN KELEMBAGAAN Pada bulan Mei 2014, terdapat 11 kegiatan kehumasan yang dilakukan, yaitu: NO.
Tanggal
Tempat
08-Mei-14
LPS
Media
08-Mei-14
LPS
Media
10-Mei-14
Kompas
Sponsor
12-Mei-14
Jakarta
Press conference Webtorial LPS @ Viva co.id Wawancara KE dengan USA Today Talkshow Kepala Eksekutif di Beritasatu
Media
14-Mei-14
LPS
Media
19-Mei-14
Viva
Media
20-Mei-14
LPS
Media
22-Mei-14
Jakarta
8
Sosialisasi LPS Sumbawa
Humas
26 -29 Mei 2014
Sumbawa
9
Penyerahan CSR
26 -29 Mei 2014
Sumbawa
10
Finishing Annual Report
CSR Hubungan Kelembagaan
30-Mei-14
LPS
11
Penyerahan CSR 200 anak yatim piatu berprestasi
CSR
31-Mei-14
Depok
1 2 3 4 5 6 7 8
Nama Kegiatan Study visit protokoler mahasiswa Univ.Pendidikan Indonesia Wawancara KE dengan Jakarta Globe Webtorial LPS @ Kompas.com Sponsorship Kartini Award-Wanita Indonesia Tanpa Tembakau
Jenis Kegiatan Hubungan Kelembagaan
25 | P a g e