DAFTAR ISI PEMBUKA
3
Transformasi
4
Ikhtisar Data Keuangan Penting
6
Peristiwa Penting
9
Identitas Perseroan
14
Penghargaan
15
Struktur Pemegang Saham
16
LAPORAN DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI Laporan Dewan Komisaris
18 19
Laporan Direksi
24
Surat Pernyataan Anggota Dewan Komisaris dan Direksi tentang Tanggung Jawab atas Laporan Tahunan 2014
30
PROFIL PERUSAHAAN Riwayat Singkat Perusahaan
31 32
Bidang Usaha
34
Visi, Misi dan Nilai Perusahaan
35
Jaringan Usaha Profil Direksi
37 39 40
Profil Pejabat Eksekutif
43
Profil Pemimpin Kantor Cabang Struktur Organisasi
48 50
Produk dan Layanan Bank
51
Kronologis Pencatatan Saham
52
Nama dan ALamat Profesi Penunjang Pasar Modal
53
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
55
Uraian Perekonomian Indonesia
56
Strategi dan Kebijakan Manajemen
57
Tinjauan Bisnis
58
Kinerja Perkreditan
58
Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Treasury & Business Development
63 66
Tinjauan Pendukung Bisnis
67
Sumber Daya Manusia
67
Teknologi Informasi dan Operasional
70
Audit Intern
71
Profil Dewan Komisaris
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 1
Laporan Tahunan 2014
Manajemen Risiko
73
Kepatuhan
74
Tingkat Suku Bunga
76
Kebijakan Dividen
77
Analisis Kinerja Keuangan
78
Kemampuan Membayar Hutang dan Kolektibilitas Kredit
93
Struktur Modal dan Kebijakan Manajemen Atas Struktur Modal
95
Perbandingan Antara Target dan Realisasi di Tahun Buku 2014
96
Prospek Pengembangan Usaha
97
Aspek Pemasaran
99
Significant Events
100
Strategi dan Rencana Kerja 2015
101
PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK
104
Kilas Tata Kelola Perusahaan Organ Tata Kelola Perusahaan
104 105
Hubungan Dewan Komisaris dengan Direksi
106
Laporan Pelaksanaan Tata Kelola Yang Baik
107
Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris
109
Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi
110
Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite-Komite
111
Penanganan Benturan Kepentingan
116
Penerapan Fungsi Kepatuhan, Audit Internal dan Audit Eksternal
116
Penerapan Manajemen Risiko Termasuk Sistem Pengendalian Intern
119
Penyediaan Dana Kepada Pihak Terkait (Related Party) dan penyediaan Dana Besar (Large Exposure)
120
Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan Bank Yang Belum Diungkapkan Dalam Laporan Lainnya
122
Rencana Strategis Bank Yudha Bhakti
127
Hasil Self Assessment Pelaksanaan GCG
128
PENGUNGKAPAM PERMODALAN SERTA PENGUNGKAPAN EKSPOSUR RISIKO DAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO
131
Pengungkapan Permodalan
131
Pengungkapan eksposur Risiko dan Penerapan manajemen Risiko
132
TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN Pelaksanaan Tanggung Jawab Perusahaan
173 173
LAPORAN KEUANGAN TAHUNAN - AUDITED
174
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 2
Laporan Tahunan 2014
PEMBUKA ∗ Transformasi ∗ Ikhtisar Data Keuangan Penting ∗ Peristiwa Penting ∗ Identitas Perseroan ∗ Penghargaan ∗ Struktur Pemegang Saham
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 3
Laporan Tahunan 2014
TRANSFORMASI Tumbuh berkelanjutan
Transformasi
Di tengah iklim persaingan dunia usaha yang semakin terbuka dan kompleks, perusahaan harus memiliki daya saing yang tinggi agar mampu menghadapi berbagai tantangan, dengan membangun strategi bisnis yang tepat. Seluruh elemen perusahaan harus mampu menyesuaikan dengan berbagai tantangan, untuk itu Bank Yudha Bhakti terus mengembangkan inovasi melalui berbagai rumusan strategi yang implementatif. Orientasi pada peningkatan layanan terhadap konsumen menjadi fokus utama bagi industri perbankan. Dalam konteks ini, peningkatan kompetensi SDM menjadi tuntutan yang harus dipenuhi. Selain persaingan bisnis, tren pengelolaan perbankan tidak lagi sekedar menjadi lembaga yang menghimpun dana dan kemudian menyalurkannya dalam bentuk kredit. Perbankan telah berkembang menjadi lembaga penyedia berbagai jasa transaksi dan pengelola keuangan. Tren perubahan lainnya yang juga menonjol, adalah dari proses perbankan dalam mengelola risiko. Jika pada masa-masa sebelumnya bank hanya menjalankan strategi pricing dalam menghadapi persaingan usaha, namun masa kini, bank dituntut lebih menekankan pada tingkat layanan yang diberikan kepada konsumennya, serta pengelolaan risiko yang lebih menekankan pada proses mitigasi. Bank tidak lagi hanya cenderung menghindari risiko, namun sekarang dituntut lebih optimal dalam menjalankan peran sebagai lembaga intermediasi. Bank Yudha Bhakti memahami bahwa kondisi yang berkembang harus senantiasa mendapat perhatian dan respon yang lebih serius. Serangkaian rencana strategis, disusun berlandaskan kepada visi bank untuk menjadi bank ritel yang solid, tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan. Seiring dengan hal tersebut, proses transformasi menjadi bagian penting dalam setiap aspek organisasi. Dalam wujud yang lebih nyata, gerak organisasi ditujukan pada efektifitas untuk mendukung operasional yang semakin efisien dan maksimal terhadap pelayanan konsumen. oleh seluruh tingkatan organisasi. Paradigma inilah yang menjadi pondasi Bank Yudha Bhakti guna meraih target bisnis yang telah ditetapkan selama tahun 2014. Bank Yudha Bhakti melakukan program transformasi mendasar di bidang perkreditan, penghimpunan dana, implementasi budaya kerja dan IT yang akan membawa era baru dalam pengelolaan Bank Yudha Bhakti. Dari sisi perkreditan, dilakukan reposisi kredit dari low yield ke high return, dengan fokus pada Kredit Khusus Pensiun yang merupakan penghasilan yang utama dan harus terus menerus dijaga produktifitasnya. Untuk Kredit Multi Finance Channelling yang pada masa sebelumnya mendominir akan, demikian juga dengan Kredit Multiguna. Kredit Perorangan seperti KPR dan KPM masih dijaga produktivitasnya. Untuk Kredit Komersial, arah pengembangan lebih ke kredit UKM ( di bawah Rp.5 M) dengan agunan yang memadai dan marketable.
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 4
Laporan Tahunan 2014
Selain dari pada itu, usaha menekan biaya DPK, khususnya dana berbunga tinggi akan menjadi fokus utama bank dengan menggali sumber dana berbiaya rendah seperti Tabungan dan Giro. Pengembangan produk penggalangan dana berbasis ATM akan dikembangkan dan menjadi upaya memperbaiki struktur dana, seiring untuk menurunkan cost of fund. Implementasi budaya kerja akan diselaraskan bersama dengan restrukturisasi organisasi berbasis kinerja, penataan ulang sistem penilaian berbasis kinerja, pengembangan leadership, serta penyesuaian Sumber Daya Manusia dengan kebutuhan strategis. Di masa mendatang akan dilakukan upgrade Core Banking System untuk lebih meningkatkan layanan transaksi operasional, perbaikan sistem keamanan / otorisasi dan network, pengembangan kapabilitas transaction banking dan meningkatkan kapabilitas analitis dan pelaporan lewat Data Warehouse. Bank Yudha Bhakti sangat memahami bahwa proses transformasi menjadi perusahaan Publik tidak selesai dengan tercatatnya di lantai bursa, namun terus berlanjut mengambil peran penting dalam proses pembangunan nasional. Bank Yudha Bhakti optimis proses ini akan berjalan dengan baik dan seluruh karyawan memiliki semangat yang sama untuk lebih performed melayani Customer. Adanya komitmen seluruh elemen untuk mampu menghadapi berbagai tantangan bisnis mendorong pencapaian pertumbuhan bisnis secara berkesinambungan untuk selanjutnya menambah nilai para pemegang saham dan para pemangku kepentingan.
SEPERTI LAYAKNYA PERUBAHAN BENTUK DARI ULAT MENJADI KEPOMPONG DAN AKHIRNYA MENJELMA MENJADI SEEKOR KUPU-KUPU “MONARCH” YANG SAYAPNYA INDAH MENGEPAK UNTUK TERBANG MENCARI MADU…..
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 5
Laporan Tahunan 2014
IKHTISAR DATA KEUANGAN PENTING Data Keuangan (dalam jutaan Rupiah)
2014
2013
2012
2011
2010
Laporan Laba Rugi Pendapatan Bunga
297.725
264.227
307.666
298.439
292.950
Beban Bunga
172.802
139.774
177.010
175.576
165.432
Pendapatan Bunga Bersih
124.923
124.453
130.656
122.863
127.518
13.901
6.081
7.107
15.192
28.809
117.258
105.110
109.183
97.703
107.478
6.228
12.017
14.908
10.814
13.590
15.338
13.407
13.672
29.538
35.258
720
2.497
(446)
129
2.199
16.058
15.904
13.226
29.667
37.457
4.033
6.939
8.165
7.579
9.359 28.098
Pendapatan Operasional Lainnya Beban Operasional Lainnya Beban CKPN Aset Keuangan & Non-Aset Keuangan Laba Operasional Pendapatan (Beban) Non Operasional Laba Sebelum Pajak Penghasilan Beban Pajak
12.025
8.965
5.061
22.088
56
46
30
152
220
Aset Produktif
2.396.338
2.040.114
2.260.224
2.045.596
1.947.245
Kredit yang diberikan
2.006.304
1.517.507
1.980.963
1.509.670
1.474.979
390.034
522.596
278.126
535.925
472.255
2.691.946
2.291.715
2.567.571
2.304.355
2.187.356
108.473
91.768
172.207
198.441
132.150
Laba Bersih Laba Bersih per Saham (ribuan Rupiah) Laporan Posisi Keuangan (Neraca)
Treasury Aset Total Aset Dana Pihak Ketiga
- Giro - Tabungan - Deposito
131.829
101.398
92.390
92.765
78.865
2.089.815
1.761.641
1.920.805
1.604.551
1.653.798
Total Kewajiban
2.419.547
2.046.973
2.329.750
2.089.359
1.978.119
272.399
244.743
237.821
214.996
208.481
ROA
0.69%
0.69%
0.50 %
1.30%
1.70%
ROE
5.53%
3.77%
2.35 %
10.74%
17.20% 6.09%
Ekuitas Rasio Keuangan (%)
5.38%
5.74 %
5.60 %
5.33%
15.23%
16.03%
12.89 %
12.76%
13.56%
NPL-Gross
3.74%
3.91%
3.56 %
4.78%
3.71%
NPL-Nett
2.35%
2.09%
2.85 %
4.17%
3.44%
BOPO
95.08%
94.90%
90.59 %
90.15%
88.71%
LDR
85.71%
76.58%
90.65 %
79.63%
79.05%
639
638
637
610
612
32
32
32
31
31
8
0
0
0
0
NIM Rasio Kecukupan Modal (CAR)
Jumlah Karyawan Jumlah Kantor Jumlah ATM
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 6
Laporan Tahunan 2014
Total Aset 2,691,946
2.567.571 2,186,601
2010
2,304,355
Kredit
2011
2012
2013
2014
1,474,979
1,509,670
2010
2011
2010
2011
2013
2013
2014
272,399
1,954,807
2012
2012
2,330,117
2,185,402 1,895,757
1,517,507
Ekuitas
Dana Pihak Ketiga 1,864,813
2,006,304
1.980.963
2,291,715
2014
208,481
214,996
2010
2011
Laba Operasional
237,821
244,743
2012
2013
2014
Laba Bersih 28,098
35,258 29,538
22,088
13,672
13,407
12,025
15,338 8,965 5,061
2010
2011
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
2012
2013
2014
2010
Page 7
2011
2012
2013
2014
Laporan Tahunan 2014
ROE
ROA 1.70%
17.20% 1.30% 10.74% 0.69%
0.69% 5.53%
0.50% 3.77%
2.35%
2010
2011
2012
2013
2014
2010
2011
2012
2013
2014
CAR
NIM 6.09% 15.22% 13.56%
5.74%
16.03%
15.95% 12.76%
12.89%
12.76%
2013 2011
2012
2011 2013
15.23% 13.56%
5.60% 5.33% 5.12%
2010
2011
2012
2013
2014
2014 2010
NPL-Nett
LDR
4.17%
90.65% 3.44%
85.71% 79.05%
2.85%
79.63%
2.09%
76.58%
2010
2011
2012
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
2010 2014
2013
2014
2010
Page 8
2011
2012
2013
2.35%
2014
Laporan Tahunan 2014
PERISTIWA PENTING
Januari
10 Januari 2014 Penandatanganan Perjanjian Kerjasama antara PT Bank Yudha Bhakti dengan PT Asuransi Jiwasraya (Persero) tentang Pengelolaan Asuransi Jiwa Kredit Kumpulan Benefit Menurun Annuitas bertempat di Hotel Borobudur, Jakarta. Perjanjian Kerjasama ditandatangani langsung oleh Direktur Utama PT Bank Yudha Bhakti dan Direktur Utama PT Asuransi Jiwasraya (Persero) dengan dihadiri oleh Direksi serta pejabat-pejabat terkait dari kedua belah pihak.
Februari 13 Februari 2014 Pada hari Kamis, 13 Februari 2014, Bank Indonesia memfasilitasi penandatanganan kesepakatan bersama Mini MRA (Master Repurchase Agreement) tahap II oleh 38 bank di Jakarta. Mini MRA sebagai perjanjian standar, pelaksanaan transaksi menjadi lebih praktis karena bank peserta hanya perlu sekali saja untuk menandatangani perjanjian. Pelaksanaan transaksi Repo selanjutnya dapat mengacu pada MRA sebagai payung dalam melakukan transaksi.
28 Februari 2014 Penandatanganan Perjanjian Kerjasama antara PT Bank Yudha Bhakti dengan Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 tentang Penutupan Program Asuransi Jiwa Kredit Bagi Debitur PT Bank Yudha Bhakti bertempat di Kantor Pusat AJB Bumiputera 1912, Wisma Bumiputera. Perjanjian Kerjasama ditandatangani langsung oleh Direktur Utama PT Bank Yudha Bhakti dan Direktur Utama AJB Bumiputera 1912 yang dihadiri oleh Direksi serta pejabat-pejabat terkait kedua belah pihak.
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 9
Laporan Tahunan 2014
Maret 26 Maret 2014 Penandatanganan Perjanjian Kerjasama antara PT Bank Yudha Bhakti dengan PT (Persero) Asuransi Kredit Indonesia (ASKRINDO) tentang Asuransi Kredit Konsumtif bertempat di Kantor Pusat ASKRINDO–Jakarta. Perjanjian Kerjasama ditandatangani bersama oleh Direktur Utama, Direktur Personal Banking PT Bank Yudha Bhakti dan Direktur Utama serta Direktur ASKRINDO.
April 11 April 2014 Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan diselenggarakan pada tanggal 11 April 2014 bertempat di Kantor Pusat PT Bank Yudha Bhakti – Jakarta, dihadiri oleh Jajaran Dewan Komisaris, Direksi serta seluruh Pemegang Saham Perseroan. Hal-hal yang diputuskan dalam Rapat diantaranya adalah Laporan Pertanggungjawaban Direksi untuk tahun buku 2013, serta pengangkatan Direktur Corporate Banking.
29 April 2014 Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa diselenggarakan pada tanggal 29 April 2014 bertempat di Kantor Pusat PT Bank Yudha Bhakti – Jakarta, dengan dihadiri oleh jajaran Dewan Komisaris, Direksi serta seluruh Pemegang Saham Perseroan. Hal-hal yang diputuskan dalam Rapat salah satunya adalah mengenai penambahan modal disetor Perseroan.
Mei 2 Mei 2014 Joint Planning Session antara PT Bank Yudha Bhakti dengan PT Telkomsigma bertempat di Hotel Grand Inna Kuta – Bali, dihadiri oleh Direksi serta pejabatpejabat terkait dari kedua belah pihak. Acara ini disertai dengan penandatanganan MOU antara kedua belah pihak dalam rangka peningkatan kerjasama di bidang Teknologi Sistem Informasi (TSI).
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 10
Laporan Tahunan 2014
22 Mei 2014 Peresmian PT Bank Yudha Bhakti Kantor Cabang Pembantu Depok yang beralamat di Jalan Raya Citayam (Kartini) No. 87A Depok, yang merupakan relokasi dari lokasi lama di Jalan Margonda Raya No. 339 E Depok. Peresmian tersebut dilakukan langsung oleh Direktur Utama dan disaksikan oleh Direksi, Kepala Divisi, Area Manajer, dan Pemimpin kantor Cabang Pembantu Jadetabek.
Juni 25 Juni 2014 Peresmian PT Bank Yudha Bhakti Kantor Kas Inkoppol yang beralamat di Gedung Inkoppol Jalan Tambak No. 2 Menteng Jakarta Pusat, yang merupakan relokasi dari lokasi lama di Gedung STIENI Jalan Matraman Raya No. 3-5-7, Jakarta Timur. Peresmian tersebut dilakukan langsung oleh Direktur Utama dan disaksikan oleh Direksi, Kepala Divisi, Area Manajer, dan Pemimpin Kantor Cabang Pembantu Jadetabek.
Juli 11 Juli 2014 Siraman Rohani dan Buka Puasa Bersama Keluarga Besar Bank Yudha Bhakti, dilaksanakan di Hotel Redtop – Jakarta pada 11 Juli 2014. Acara tersebut dihadiri oleh Dewan Komisaris, Direksi, Kepala Divisi, dan pehabat lainnya serta seluruh karyawan PT Bank Yudha Bhakti se Jadetabek. Dalam kesempatan tersebut juga dilakukan penyerahan undian hadiah Bedah Rumah kepada para nasabah Kredit Khusus Pensiun.
Agustus 7 Agustus 2014 Halal Bihalal Keluarga Besar Bank Yudha Bhakti, bertempat di Hotel Redtop – Jakarta dan dilaksanakan pada 7 Agustus 2014. Dihadiri oleh Dewan Komisaris, Direksi, Kepala Divisi, dan pejabat lainnya serta seluruh karyawan PT Bank Yudha Bhakti se Jadetabek. Acara ini dimaksudkan untuk lebih mempererat tali silahturahmi dan kekeluargaan antara jajaran Management dan karyawan. PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 11
Laporan Tahunan 2014
15 Agustus 2014 Penandatanganan Perjanjian Kerjasama antara PT Bank Yudha Bhakti dengan PT Jamkrida Jabar tentang Penjaminan Kredit Pola Potong Gaji bertempat di Bandung. Perjanjian Kerjasama ditandatangani oleh Direktur Personal Banking PT Bank Yudha Bhakti dan Direktur Operasional PT Jamkrida Jabar.
26 Agustus 2014 Peresmian PT Bank Yudha Bhakti Kantor Cabang Pembantu Cibubur yang beralamat di Komplek Ruko 64 Blok F, Jalan Lapangan Tembak No. 64 Cibubur, yang merupakan relokasi dari lokasi lama di Kompleks Pasar Induk Beras Cipinang Blok K-6, Jalan Pisangan Jakarta Timur. Peresmian tersebut dilakukan langsung oleh Direktur Utama dan disaksikan oleh Direksi, Kepala Divisi, Area Manajer, dan Pemimpin Kantor Cabang Pembantu Jadetabek.
September 10 September 2014 Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Bank Yudha Bhakti, diselenggarakan pada tanggal 10 September 2014 bertempat di Kantor Pusat Perseroan, Gedung Primagraha Persada, Jalan Gedung Kesenian No. 3-7, Jakarta Pusat. Rapat tersebut dihadiri oleh Dewan Komisaris, Direksi dan Pemegang Saham Perseroan dimana diantaranya adalah memutuskan persetujuan pengunduran diri Direktur Operasi Bp. Syahril Yoserizal serta perubahan seluruh Anggaran Dasar Perseroan dalam rangka Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) PT Bank Yudha Bhakti.
Oktober 15 Oktober 2014 Penandatanganan Perjanjian Kerjasama antara PT Bank Yudha Bhakti dengan PT Asuransi Jiwa Taspen tentang Asuransi Jiwa Kredit Kumpulan “Taspen Credit Life” bertempat di Hotel Aryaduta - Jakarta. Perjanjian Kerjasama ditandatangani langsung oleh Direktur Utama PT Bank Yudha Bhakti dan Direktur Utama PT Asuransi Jiwa Taspen. PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 12
Laporan Tahunan 2014
17 Oktober 2014 Due Dilligent Meeting & Mini Expose Penawaran Umum Perdana Saham PT Bank Yudha Bhakti, dilangsungkan di Indonesia Stock Exchange Building Jakarta. Mini Expose tersebut dihadiri oleh Direktur Penilaian PT Bursa Efek Indonesia (BEI) dan jajarannya, Direksi dan Komisaris PT Bank Yudha Bhakti serta pejabat – pejabat terkait dan juga oleh para Profesi dan Lembaga Penunjang Pasar Modal yang terlibat dalam proses IPO PT Bank Yudha Bhakti.
November 17 November 2014 Pelaksanaan edukasi dalam rangka meningkatkan Literasi Keuangan dilaksanakan oleh PT Bank Yudha Bhakti Kantor Cabang Semarang di hadiri langsung oleh Pemimpin Kantor Cabang Semarang beserta tim. Edukasi difokuskan kepada Anggota Kodim 0733 BS/Semarang bertempat di Aula Kodim 0733 BS/Semarang. Pelaksanaan edukasi tersebut dalam rangka meningkatkan pengetahuan masyarakat terhadap produk-produk dann jasa perbankan baik pemahaman mengenai literasi keuangan itu sendiri dan juga sebagai peran serta dan bentuk kepedulian PT Bank Yudha Bhakti terhadap peningkatan literasi keuangan masyarakat .
Desember 13 Desember 2014 Workshop Direksi dengan para Kepala Divisi, kepala kantor cabang dan kepala kantor cabang pembantu se Jadetabek dilangsungkan di Hotel Kristal Jakarta dalam rangka merumuskan kembali nilai-nilai budaya / corporate culture untuk menjadi pedoman seluruh karyawan dalam berprilaku.
31 Desember 2014 Efektifnya Pernyataan Pendaftaran Penawaran Umum Perdana Saham PT Bank Yudha Bhakti oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui Suratnya Nomor S-584/D.04/2014 tanggal 31 Desember 2014 perihal Pemberitahuan Efektifnya Pernyataan Pendaftaran.
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 13
Laporan Tahunan 2014
IDENTITAS PERSEROAN
Nama Bidang Usaha Kepemilikan
: : :
Pendirian Perusahaan Dasar Hukum Pendirian
: :
Modal Dasar Modal Ditempatkan/Disetor Penuh Kantor Pusat
: : :
Sekretaris Perusahaan dan Hubungan Masyarakat Telephone Facsimile Website Email
:
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
: : : :
PT Bank Yudha Bhakti Tbk Bank Umum PT Gozco Capital : 61,10 % Inkop/Puskop TNI/Polri & Kopkar BYB : 34,90% Sugeng Subroto : 4,00 % 19 September 1989 Akta No. 68 tanggal 19 September 1989 No. 68 dibuat dihadapan Amrul Partomuan Pohan, SH.,LLM dan telah memperoleh pengesahan Menteri Kehakiman Republik Indonesia No. C2-10215 HT.01.01.Th’89 tanggal 7 November 1989, serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 99 tanggal 12 Desember 1989, Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No. 3470/1989 Rp. 600.000.000.000,Rp. 221.516.000.000,Gedung Primagraha Persada Jl. Gedung Kesenian No. 3-7, Jakarta Pusat Gedung Primagraha Persada Jl. Gedung Kesenian No. 3-7, Jakarta Pusat 6221 3517523, 3517533 6221 3517535 www.yudhabhakti.co.id
[email protected]
Page 14
Laporan Tahunan 2014
PENGHARGAAN
Infobank Infobank Awards 2006 Bank yang berpredikat “Sangat Bagus” atas Kinerja Keuangan Tahun 2005
Infobank Infobank Awards 2011 Bank yang berpredikat “Sangat Bagus” atas Kinerja Keuangan Tahun 2010
Infobank Infobank Awards 2013 Bank yang berpredikat “Sangat Bagus” atas Kinerja Keuangan Tahun 2012
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 15
Laporan Tahunan 2014
Struktur Pemegang Saham Sampai dengan 31 Desember 2014 Bank Yudha Bhakti dimiliki oleh 11 (sebelas) pemegang saham pendiri yang terdiri dari Koperasi, Perseroan dan individu. Tabel. Pemegang Saham yang memiliki lebih dari 5 % saham per 31 Desember 2014 Nama Jumlah Saham PT GOZCO CAPITAL KOPKAR BANK YUDHA BHAKTI INKOPPABRI
1.353.560.000 131.920.000 111.150.000
Tabel. Pemegang Saham yang memiliki kurang dari 5 % saham per 31 Desember 2014 Nama Jumlah Saham INKOPAD INKOPAL INKOPAU INKOPPOL INKOVERI PUSKOP MABES TNI PUSKOP KEMHAN SUGENG SUBROTO
INKOVERI 2.56% INKOPPOL 4.16%
91.390.000 91.390.000 88.880.000 92.180.000 56.720.000 47.970.000 61.380.000 88.620.000
PUSKOP KEMHAN PUSKOP MABES TNI 2.77%
Milik (%) 61,10 % 5,95 % 5,02 %
Milik (%) 4,13 % 4,13 % 4,01 % 4,16 % 2,56 % 2,17 % 2,77 % 4,00 %
SUGENG SUBROTO 4.00%
2.17%
INKOPAU 4.01% INKOPAL 4.13% INKOPAD 4.13%
PT GOZCO CAPITAL 61,10%
INKOPPABRI 5.02%
KOPKAR BANK YUDHA BHAKTI 5.96%
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 16
Laporan Tahunan 2014
Tabel. Komposisi kepemilikan saham berdasarkan status kepemilikan per 31 Desember 2014 Status Kepemilikan Jumlah Investor Jumlah Saham Koperasi Perseroan Individu
9 1 1 11
Total
Milik (%)
772.980.000 1.353.560.000 88.620.000 2.215.160.000
34,90 % 61,10 % 4,00 % 100,00 %
Tabel. Kepemilikan saham pengurus Bank per 31 Desember 2014 Nilai Nominal Rp. 100,-/saham Keterangan Jumlah Saham Jumlah Nominal (Rp) Suprihadi, S.IP I Putu Soekreta Soeranta Tjandra Mindharta Gozali H. Rianzi Julidar, S.IP, SH., MSc Michael Hoetabarat Dian Savitry Hulda S. Tirtohartono Iim Wardiman
X X X X X X X X
%
X X X X X X X X
X X X X X X X X
Kepemilikan saham anggota Dewan Komisaris dan Direksi yang mencapai 5 % (lima persen) atau lebih dari Modal Disetor. Tabel. Kepemilikan saham mencapai 5 % (lima persen) atau lebih per 31 Desember 2014 Bank LK Bukan BYB Perusahaan Lainnya Nama Lain Bank Suprihadi, S.IP I Putu S. Soeranta Tjandra Mindharta Gozali
X X X
X X X
X X X
H. Rianzi Julidar S.IP, SH., MSc
X X X X X
X X X X X
X X X X X
Michael Hoetabarat Dian Savitry Hulda S. Tirtohartono Iim Wardiman
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 17
X X PT Inovasi Abadi Investindo PT Surya Mega Investindo PT Gozco Capital, Tbk PT Gozco Investment PT Golden Zaga Indonesia PT Menara Bangun Sentosa PT Surya Bumi Agro Lestari PT Tong Chuang Indonesia PT Bangun Multi Wahana X X X X X
Keterangan Tidak Ada Tidak Ada 98 % 40 % 99,32 % 96 % 98 % 50 % 90 % 20 % 50 % Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
Laporan Tahunan 2014
LAPORAN DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI ∗ Laporan Dewan Komisaris ∗ Laporan Direksi ∗ Surat Pernyataan Anggota Dewan Komisaris dan Direksi tentang Tanggung Jawab atas Laporan Tahunan 2014
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 18
Laporan Tahunan 2014
LAPORAN DEWAN KOMISARIS
Suprihadi, SIP. Komisaris Utama/Komisaris Independen PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 19
Laporan Tahunan 2014
Dewan Komisaris berkomitmen terus memperkuat fungsi pengawasan dan tindakan antisipatif terhadap potensi penurunan kualitas aset dalam rangka pencapaian target bisnis yang telah ditetapkan. Fokus pengawasan akan diarahkan terhadap pengelolaan likuiditas secara cermat dan hati-hati, disiplin dalam pengendalian kualitas aset dan pengendalian overhead cost serta pengembangan sumber daya manusia. Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh, Stakeholders yang kami hormati, Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT atas segala berkah dan rahmat yang dilimpahkan kepada kita semua karena Bank Yudha Bhakti telah dapat menjalankan aktivitas operasionalnya dengan baik dan sesuai dengan strategi dan rencana kerja yang telah ditetapkan sebelumnya. Selain dilakukan pengembangan corporate culture atau budaya kerja secara terus menerus melalui pendidikan dan pelatihan, Bank Yudha Bhakti juga melakukan reposisi dalam penyaluran kreditnya kepada segmen usaha yang low risk dan high return dalam upaya mencapai pertumbuhan bisnis dan laba yang dihasilkan secara berkelanjutan (sustainable), serta dalam rangka memperkuat struktur permodalan telah dilaksanakan Initial Public Offering (IPO/Go Public) saham Bank Yudha Bhakti. Pada tanggal 31 Desember 2014 Bank Yudha Bhakti telah menerima surat dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) No. S-584/D.04/2014 perihal Pemberitahuan Efektifnya Pernyataan Pendaftaran, yaitu Dalam Rangka Penawaran Umum Perdana Saham PT Bank Yudha Bhakti Tbk. Dunia terus berubah, dinamika perubahan bergulir tanpa mengenal batas ruang dan waktu. Bahkan, ritmenya semakin cepat. Kondisi ini menuntut seluruh elemen perusahaan untuk mampu beradaptasi agar dapat menopang perusahaan untuk tetap eksis di tengah perubahan dan kompetisi keras yang terus berjalan. Tahun 2014 yang penuh dengan dinamika baru saja kita lalui. Penurunan harga komoditas global, melambatnya pertumbuhan ekonomi negara-negara partner dagang, dan gejolak politik serta perlambatan pertumbuhan ekonomi domestik sangat mewarnai lingkungan bisnis perbankan di tahun 2014. Namun, patut disyukuri bahwa meski pertumbuhan ekonomi global maupun domestik belum sepenuhnya kondusif, namun industri perbankan nasional tetap mampu melewatinya dengan baik, meskipun terlihat ada perlambatan. Hingga posisi 31 Desember 2014, Total Aset, Kredit dan DPK perbankan nasional masing-masing bertumbuh sebesar 13,3% (yoy), 11,6% (yoy), dan 12,3% (yoy), menjadi sebesar Rp.5.615 triliun, Rp.3.674 triliun, dan Rp.4.114 triliun. Sementara itu, dari sisi kinerja kredit, LDR industri perbankan berada dalam kisaran wajar sebesar 89,3%. Namun demikian, NPL menunjukkan peningkatan meski masih dalam rentang yang manageable. Rasio NPL gross berada pada kisaran 2,17%, atau sedikit meningkat dibanding periode yang sama tahun lalu. Kombinasi perlambatan pertumbuhan kredit, naiknya NPL dan meningkatnya biaya dana sedikit menekan kinerja rentabilitas perbankan meski masih dalam rentang yang baik. Hingga posisi akhir tahun 2014, NIM industri tercatat 4,2%, ROA 2,9%, dan BOPO berada pada level 76,3%. Hal yang juga mengembirakan adalah masih stabilnya kondisi perbankan dari sisi ketahanan. Rasio permodalan (CAR) industri perbankan pada akhir Desember 2014 tercatat pada level 19,6% atau naik dari posisi bulan yang sama tahun lalu pada level 18,1%. CAR perbankan tersebut sangat memadai untuk mendukung rencana ekspansi, sebagai buffer risiko, meminimalkan kerentanan dan melindungi perbankan dari gejolak eksternal.
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 20
Laporan Tahunan 2014
Perbankan Indonesia juga akan dihadapkan pada semakin ketatnya persaingan global sejalan dengan berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada tahun 2015 dan untuk sektor keuangan baru berlaku pada tahun 2020. Oleh karena itu, upaya dalam meningkatkan daya tahan sektor perbankan untuk mewujudkan stabilitas perekonomian dan mendukung pembangunan yang berkelanjutan merupakan salah satu fokus utama perhatian industri perbankan kedepan. Di tengah berbagai tantangan perbankan Indonesia tahun 2014, yakni diwarnai dengan situasi likuiditas yang ketat, penyaluran kredit melambat, dan margin bunga bersih menurun; Bank Yudha Bhakti berhasil membukukan beberapa mailstone yang penting. Pada tahun 2014, beberapa indikator keuangan Bank Yudha Bhakti menunjukkan catatan yang menggembirakan, diantaranya jumlah aset Bank Yudha Bhakti mengalami peningkatan sebesar 17,46% menjadi Rp.2.691.946 juta dari Rp.2.291.715 juta di tahun 2013. Peningkatan penyaluran kredit sebesar 32,21% atau mencapai Rp.2.006.304 juta, dan penghimpunan DPK meningkat sebesar 19,19% menjadi Rp.2.330.117 juta. Laba Bank Yudha Bhakti mengalami peningkatan sebesar 34,13% pada akhir tahun 2014 menjadi Rp.12.025 juta. Rasio-rasio keuangan tahun 2014 yang menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya antara lain LDR mencapai 85,71%, ROE mencapai 5,53%, BOPO mencapai 95,08%. Sementara rasio keuangan yang mengalami penurunan antara lain NIM mencapai 5,38%, CAR mencapai 15,23%, dan NPL Gross mencapai 3,74%. Selain peningkatan kualitas keuangan, dalam rangka meningkatkan kualitas layanan kepada konsumen, Bank Yudha Bhakti pada tanggal 4 November 2014 telah memperoleh izin dari Bank Indonesia sebagai penerbit kartu ATM, dan ke depan diharapkan dapat meningkatkan fee based income Bank Yudha Bhakti. Dalam pengembangan bisnisnya, Bank Yudha Bhakti senantiasa menerapkan berbagai kebijakan dan strategi dengan hati-hati serta menerapkan tata kelola yang baik diseluruh tingkatan organisasi. Pelaksanaan GCG dilingkungan Bank Yudha Bhakti akan selalu didasarkan pada aspek transparansi, akuntabilitas, pertanggungjawaban, independensi dan kewajaran. Sejalan dengan hal itu, dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya kepada Bank Yudha Bhakti sebagai pengawas, Dewan Komisaris dilengkapi oleh tiga komite, yaitu Komite Audit, Komite Pemantau Risiko serta Komite Remunerasi dan Nominasi. Pada tahun 2014, susunan Direksi telah mengalami perubahan dan telah mendapat persetujuan RUPS Luar Biasa PT Bank Yudha Bhakti pada tanggal 10 September 2014, sbb. : - Menyetujui pengunduran diri dan sekaligus pemberhentian dengan hormat Sdr. Syahril Yoserizal, selaku Direktur Operasi terhitung tanggal 01-10-2014; - Menyetujui penunjukan Sdri. Hulda S. Tirtohartono, selaku Direktur Operasi terhitung tanggal 0110-2014; - Menyetujui Sdr. Michael Hoetabarat, selaku Direktur Utama merangkap selaku Direktur Corporate Banking terhitung tanggal 01-10-2014; - Menyetujui pelimpahan wewenang RUPS kepada Pemegang Saham Pengendali (PSP) yaitu PT Gozco Capital untuk mencari dan mencalonkan Direktur Corporate Banking yang baru; - Menyetujui perubahan anggaran dasar perseroan sebagai berikut : ● Menyetujui perubahan status perseroan dari perseroan tertutup menjadi perseroan terbuka. ● Perubahan maksud dan tujuan perseroan, sehingga merubah ketentuan Pasal 3 anggaran dasar perseroan. - Persetujuan pengeluaran saham dalam simpanan perseroan sebanyak 500.000.000 saham, masing-masing saham bernilai Rp.100,- melalui penawaran umum saham perdana kepada masyarakat.
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 21
Laporan Tahunan 2014
Dalam konteks tantangan ke depan, terdapat beberapa hal yang akan mewarnai perkembangan dan pertumbuhan industri perbankan. Proses globalisasi dan pesatnya perkembangan sektor keuangan didukung dengan semakin berkembangnya teknologi informasi telah menciptakan sistem keuangan yang sangat komplek, dan Dewan Komisaris berkomitmen untuk terus memperkuat fungsi pengawasan dan tindakan antisipatif terhadap potensi penurunan kualitas aset dalam rangka mencapai target bisnis yang telah ditetapkan sebelumnya dan upaya pengembangan bisnis yang sustainable. Selanjutnya, atas nama Dewan Komisaris, saya menyampaikan apresiasi kepada Direksi / Manajemen dan seluruh karyawan atas pencapaian kinerja yang baik sepanjang tahun 2014 dan kami sangat mengharapkan agar kinerja, semangat, dedikasi dan kerjasama yang baik sepanjang tahun ini dapat lebih ditingkatkan untuk mengatasi tantangan yang lebih besar lagi pada tahun 2015. Tidak lupa kami juga berterimakasih kepada seluruh stakeholders dan nasabah PT Bank Yudha Bhakti, Tbk. atas dukungan dan kepercayaannya yang telah diberikan selama ini.
Wassallamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh. Jakarta, 1 April 2015
Suprihadi, SIP. Komisaris Utama / Komisaris Independen
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 22
Laporan Tahunan 2014
DEWAN KOMISARIS
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 23
Laporan Tahunan 2014
LAPORAN DIREKSI
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 24
Laporan Tahunan 2014
Para Pemegang Saham yang Terhormat Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkah dan nikmat yang telah dilimpahkan, sehingga Bank Yudha Bhakti dapat melewati tahun 2014 dengan hasil kinerja yang baik. Perlambatan pertumbuhan ekonomi yang terjadi sebagian disebabkan oleh “tahun politik”, karena Indonesia menyelenggarakan pemilihan anggota legislatif dan presiden pada tahun 2014. Indonesia yang dapat dikatakan dalam tahapan awal demokrasi, peristiwa politik seperti Pemilihan Umum dapat mempengaruhi kondisi stabilitas politik dan ekonomi nasional. Secara umum kondisi perekonomian makro sepanjang tahun 2014 menunjukan kinerja cukup baik, meskipun mengalami perlambatan dibanding tahun sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi pada 2014 tercatat sebesar 5,1% atau lebih rendah dari target yang ditetapkan dalam Anggaran dan Pendapatan Negara Perubahan (APBN-P) 2014 sebesar 5,5%. Besarnya defisit transaksi berjalan menjadikan otoritas moneter dan fiskal memberlakukan kebijakan ketat sehingga pertumbuhan ekonomi terkendali. Hal ini sejalan dengan melemahnya pertumbuhan ekonomi global dan peran pemerintah dalam menjaga stablitas makro ekonomi. Tingkat inflasi tahun 2014 tercatat sebesar 8,36% atau lebih tinggi dari asumsi APBN-P 2014 sebesar 5,3%. Hal ini disebabkan karena APBN-P 2014 belum mengasumsikan adanya penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM). Melemahnya nilai tukar rupiah seiring dengan apresiasi dolar AS yang terjadi secara mendunia dipandangan otoritas moneter Bank Indonesia (BI) mendukung perbaikan defisit transaksi berjalan melalui penurunan impor barang konsumsi dan meningkatkan daya saing ekspor khususnya bidang manufaktur. Namun demikian stabilitas sistem keuangan nasional dinilai bagus terlebih ditopang oleh ketahanan sistem perbankan nasional dan kinerja pasar keuangan yang relatif terjaga serta dukungan modal yang kuat. Pada akhir triwulan IV tahun 2014, rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) cukup tinggi atau sebesar 19,57% jauh diatas ketentuan minimum sebesar 8%. Kondisi likuiditas yang semakin membaik ini terutama didorong oleh ekspansi rekening pemerintah. Rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) tetap rendah dan stabil pada kisaran 2,0%. Sementara rentabilitas yang tercermin dari rasio Net Interest Margin (NIM) dan Return on Assets (ROA) masingmasing tercatat sebesar 4,23% dan 2,85%. Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan pemberian kredit mengalami perlambatan masing-masing dari 13,61% dan 21,80% pada Desember 2013 (YOY), menjadi sebesar 12,30% dan 11,65% pada Desember 2014 (YOY) dan laba perbankan tahun 2014 naik sebesar 5,16% atau naik Rp.5,506 triliun dari tahun sebelumnya. Sejalan dengan Rencana Bisnis Bank (RBB) tahun 2014, Bank Yudha Bhakti secara umum menunjukkan pencapaian kinerja yang cukup baik, kecuali pencapaian laba dibawah anggaran. Selama tahun 2014 Bank Yudha Bhakti telah mengimplementasikan 6 (enam) langkah strategis yang dijadikan sebagai acuan untuk mencapai kinerja perusahaan yang maksimal, yaitu: - Fokus pada penyelesaian kredit bermasalah, AYDA dan hapus buku, - Menjaga likuiditas dan mengurangi ketergantungan pada deposian inti, - Reposisi penyaluran kredit pada segmen kredit yang low risk dan high return, - Menyempurnakan sistem dan prosedur, - Meningkatkan kompetensi sumberdaya manusia (SDM). dan - Pengembangan produk berbasis IT (informasi teknologi).
Pencapaian Kinerja 2014 Bank Yudha Bhakti telah menunjukan kinerja yang signifikan atas berbagai indikator dan rasio keuangan. Total aset posisi akhir tahun 2014 mencapai Rp.2.691.946 juta atau 7,88% melebihi anggaran yang ditetapkan. Kredit yang diberikan mencapai Rp.2.006.304 juta atau 8,82% diatas target yang ditetapkan sebesar Rp.1.843.770 juta. Tahun 2014 Bank Yudha Bhakti berhasil mencatat lembaran baru sejak transformasi bisnis yang dilaksanakan pada 2013, yaitu berhasil melanjutkan strategi replofiling penyaluran kredit dari kredit chanelling melalui perusahaan Multifinance menjadi kredit khusus Pensiun yang bersifat low risk dan high return. Tercatat penyaluran Kredit Khusus Pensiun meningkat 48,12% dari sebesar Rp.407.524 juta pada akhir tahun 2013 menjadi Rp.1.011.155 juta pada akhir tahun 2014. Peningkatan kredit PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 25
Laporan Tahunan 2014
yang cukup signifikan diiringi dengan penurunan rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) gross dari 3,91% menjadi 3,74%, dan NPL netto dari 2,09% menjadi 2,35% pada periode yang sama. Loan to Deposit ratio (LDR) mencapai angka 85,71% lebih rendah dari angka yang ditargetkan dalam RBB sebesar 91,59%. Hal ini disebabkan sebagai kredit yang dikelola bersifat Installment based dan adanya peningkatan kualitas dan proses kredit berdasarkan prinsip kehati-hatian (prudent), monitoring serta pengelolaan risiko yang lebih baik. Sementara disisi lain perolehan penghimpunan dana masyarakat cukup tinggi. Penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) mencapai angka Rp. 2.330.117 juta pada akhir tahun 2014 atau 17,21% melebihi target RBB sebesar Rp.1.987.960 juta. Naum demikian sebagian besar DPK (>50%) merupakan dana mahal dalam bentuk deposito yang didominasi oleh Deposan Inti, sehingga diupayakan untuk selanjutnya memperoleh dana murah dalam komposisi lebih besar. Rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) pada akhir tahun 2014 sebesar 15,23% kurang dari anggaran yang ditetapkan sebesar 18,93%, yang disebabkan tidak tercapainya target laba. Namun, besaran CAR diatas melebihi ketentuan minimum sebesar 8%. Laba sebelum pajak mencapai Rp.16.058 juta atau 58,32% dari target RBB sebesar Rp.27.537 juta. Sementara beban opersional terhadap pendapatan operasional (BOPO) mencapai 95,08%, lebih besar dari anggaran RBB sebesar 91,36%. Meningkatnya beban operasional disebabkan karena besarnya beban DPK, beban terkait rencana IPO, peluncuran ATM dan pembentukan CKPN.
Penerapan Tata Kelola Perusahaan Penerapan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance/GCG) merupakan faktor penting dan sangat fundamental dalam operasional perusahaan. Penerapan GCG sesuai prinsipprinsip yang telah ditetapkan, selain akan membuat operasi bisnis bank menjadi lebih sehat, kepercayaan dari masyarakat maupun para pemegang saham juga semakin meningkat. Hal ini tentu sangat berpengaruh terhadap kinerja bank. Pada prinsipnya, penerapan GCG bertujuan untuk mendukung pencapaian rencana bisnis bank, pertumbuhan usaha, profitabilitas, serta memberikan nilai tambah bagi seluruh stakeholder, disamping untuk menjaga kelangsungan usaha dallam jangka panjang (sustainability). Lingkup penerapan GCG meliputi perencanaan dan pemantauan terhadap strategi usaha, pengembangan produk dan aktivitas baru, layanan dan jaringan, pengembangan sumber daya manusia, proses manajemen risiko, pengendalian internal yang terpadu, serta terciptanya proses operasional yang handal dan efisien. Penerapan GCG akan selalu disempurnakan guna memperoleh hasil yang lebih baik. Target tersebut akan dapat tercapai melalui peningkatan kepatuhan dalam prinsip kehati-hatian, khususnya terhadap penyediaan dana kepada debitur besar, penetapan strategi bisnis yang tepat sehingga rencana perusahaan (corporate plan) dan rencana bisnis (business plan) dapat tercapai diimbangi dengan pelaksanaan etika bisnis; peningkatan kepatuhan terhadap ketentuan eksternal dan internal; peningkatan efektivitas kerja komite eksekutif sehingga dapat membantu Dewan Direksi dalam mengambil keputusan strategis atas pengelolaan perusahaan serta sosialisasi dan penerapan rencana strategis pada seluruh tingkatan organisasi. Manajemen melakukan penilaian terhadap Tingkat Kesehatan Bank (TKB) secara konsisten dan obyektif. Pelaksanaan penilaian TKB berdasarkan kaidah-kaidah umum dan mengacu pada peraturan Bank Indonesia (BI) dan atau Otorisasi Jasa Keuangan (OJK) yang berlaku. Sampai akhir tahun 2014, hasil penilaian TKB menunjukkan Tingkat Kesehatan Komposit Bank berada pada level PK-2 (sehat), berdasarkan aspek penilaian Profil Risiko, Pelaksanaan GCG, Rentabilitas dan Permodalan.
Tinjauan Ekonomi (Economic Outlook) 2015 Perekonomian Nasional 2015 diperkirakan tumbuh pada kisaran 5,4%-5,8%. Pertumbuhan ekonomi tersebut ditopang oleh ekspansi investasi pemerintah sejalan dengan peningkatan kapasitas fiskal untuk mendukung kegiatan ekonomi produktif termasuk pembangunan infrastruktur. Inflasi diperkirakan membaik dan berada pada kisaran 4%. Sementara dari sisi keuangan dengan menurunnya suku bunga, meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan kecukupan likuiditas serta PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 26
Laporan Tahunan 2014
terkendalinya angka inflasi maka ditengarai DPK dan kredit akan meningkat mencapai masingmasing sebesar 14-16% dan 15-17%. Angka pertumbuhan ini sekaligus membuka peluang besar bagi perbankan untuk melakukan ekspansi kredit, sehingga fungsi bank sebagai “intermediary” menjadi lebih optimal. Berkaitan dengan keseimbangan eksternal, defisit transaksi berjalan diperkirakan relatif terkendali dengan struktur yang lebih baik, seiring dengan bauran kebijakan moneter dan makroprudensial yang ditempuh Bank Indonesia serta langkah reformasi fiskal pemerintah.
Rencana Kerja Perusahaan Memperhatikan prospek ekonomi yang cukup menjanjikan pada tahun 2015 dalam upaya mempertahankan dan meningkatkan kinerja, Bank Yudha Bhakti merencanakan langkah strategi bisnis, sebagai berikut : 1) Akselerasi pertumbuhan Kredit Khusus Pensiun: - Melaksanakan kerjasama berdasarkan penandatanganan kerjasama (PKS) dengan PT Taspen Life pada tanggal 15 Oktober 2014. - Pengambangan bisnis dengan melakukan kerjasama penyaluran Kredit Khusus Pensiun melalui Dana Pensiun, maupun dengan BPR untuk daerah yang tidak terdapat kantor/outlet Bank Yudha Bhakti - Bekerjasama dengan Tabungan Wajib Perumahan (TWP) TNI-AD menyalurkan pembiayaan untuk perumahan prajurit, baik yang masih aktif maupun sudah pensiun. 2) Pengembangan Kredit Komersial dalam rangka memenuhi PBI No.14/26/PBI/2012 tentang Kegiatan Usaha dan Jaringan Kantor Berdasarkan Modal Inti Bank: Fokus penyaluran Kredit Komersial dilaksanakan pada tiga kota, yaitu Jakarta, Bandung, dan Surabaya berkenaan dengan ketersediaan infrastruktur dan potensi ekonominya. 3) Menurunkan eksposur kredit channeling melalui penyaluran Kredit Multiguna dan Kredit Khusus Pensiun (kategori kredit konsumtif) yang memberikan imbal-hasil lebih tinggi atau fokus pada pemberian Kredit Multifinance produktif. 4) Mengembangkan produk DPK berbunga rendah dan berjangka panjang untuk memperbaiki struktur ALMA (Assets & Liability Management) dan meminimasi terjadinya missmatch. 5) Pengendalian beban bunga dan beban operasional agar BOPO di bawah 90%. 6) Pengembangan TSI, antara lain pengembangan fitur layanan ATM, SKN-BI Gen-II, PSAK, DRC dan MIS. 7) Pengembangan budaya kerja (corporate culture) secara berkesinambungan melalui proses peningkatan integritas diri menyangkut aspek etos kerja, disiplin, kejujuran dan loyalitas. 8) Menyempurnakan sistem operasional dan prosedur (SOP) sesuai kebutuhan organisasi.
Penutup Pada kesempatan ini, kami menyampaikan terimakasih dan penghargaan sebesar-besarnya kepada segenap karyawan, Dewan Komisaris, pemegang saham pengendali dan para pemegang saham lainnya, mitra usaha, serta para nasabah atas kepercayaan yang telah diberikan selama ini. Dengan rasa optimis dan diiringi kerja keras, kedisplinan serta kebersamaan sebagai sebuah tim, Bank Yudha Bhakti akan menyongsong tahun 2015 dengan penuh keyakinan. Tentunya, semua ini akan terwujud berkat dukungan seluruh stakeholders, khususnya nasabah yang telah bekerjasama dengan Bank Yudha Bhakti untuk bermitra ditengah dinamika dunia usaha perbankan dalam upaya mencapai visi dan misi Bank Yudha Bhakti. Jakarta, 1 April 2015 DIREKSI,
Dian Savitry Direktur Personal Banking PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Hulda S. Tirtohartono Direktur Operasi Page 27
Iim Wardiman Direktur Kepatuhan Laporan Tahunan 2014
Susunan Direksi Berdasarkan Akta Pernyataan Direksi Perseroan No.01, tanggal 1 Oktober 2014 yang dibuat di hadapan Agung Irianto, SH., MH, Notaris di Jakarta, yang sudah mendapat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia di bawah Nomor AHU-33385.40.22.2014 tanggal 2 Oktober 2014 dan telah terdaftar dalam Daftar Perseroan yang diselenggarakan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia di bawah Nomor AHU-0101287.40.80.2014 tanggal 2 Oktober 2014, susunan anggota Direksi adalah sebagai berikut: DIREKSI Direktur Utama merangkap Direktur Corporate Banking Direktur Personal Banking Direktur Operasi Direktur Kepatuhan
Michael Hoetabarat Dian Savitry Hulda S. Tirtohartono Iim Wardiman
Perubahan Susunan Direksi Setelah 31 Desember 2014 Berdasarkan hasil RUPSLB di Hotel Borobudur Jakarta pada tanggal 24 maret 2015. Komposisi Direksi setelah tahun buku berakhir sampai dengan batas waktu penyampaian Laporan Tahunan 2014, adalah sebagai berikut : DIREKSI Plt. Direktur Utama merangkap Direktur Corporate Banking Direktur Utama Direktur Personal Banking Direktur Operasi Direktur Kepatuhan *)
Ningsih Suciati Arifin Indra Sulistyanto*) Dian Savitry Hulda S. Tirtohartono Iim Wardiman
Efektif setelah mendapatkan persetujuan Otoritas Jasa Keuangan
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 28
Laporan Tahunan 2014
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 29
Laporan Tahunan 2014
Surat Pernyataan Anggota Dewan Komisaris dan Direksi
Surat Pernyataan Anggota Dewan Komisaris dan Direksi Tentang Tanggung Jawab atas Laporan Tahunan 2014 PT Bank Yudha Bhakti Tbk. Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa semua informasi dalam Laporan Tahunan PT Bank Yudha Bhakti Tbk. tahun 2014 telah dimuat secara lengkap dan bertanggung jawab atas kebenaran isi laporan tahunan PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.. Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya. Jakarta, 1 April 2015
Yang bertandatangan Dewan Komisaris,
Suprihadi, S.IP. Komisaris Utama / Komisaris Independen
Tjandra Mindharta Gozali Komisaris Pengendali
I Putu S. Soeranta Komisaris Independen
Rianzi Julidar, S.IP.,SH., MSc. Komisaris
Direksi,
Dian Savitry Direktur Personal Banking
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Hulda S. Tirtohartono Direktur Operasi
Page 30
Iim Wardiman Direktur SDM & Kepatuhan
Laporan Tahunan 2014
PROFIL PERUSAHAAN ∗ ∗ ∗ ∗ ∗ ∗
Riwayat Singkat Perusahaan Bidang Usaha Visi, Misi dan Tata Nilai Perusahaan Jaringan Usaha Profil Dewan Komisaris Struktur Pemegang Saham
∗ Profil Direksi ∗ Profil Pejabat Eksekutif ∗ Profil Pemimpin Kantor Cabang ∗ Struktur Organisasi ∗ Produk dan Layanan Bank ∗ Kronologis Pencatatan Saham ∗ Nama dan Alamat Profesi Penunjang Pasar Modal
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 31
Laporan Tahunan 2014
RIWAYAT SINGKAT PERUSAHAAN Berawal dari terbitnya PAKTO 27/1988, dimana terdapat kemudahan dan terbuka peluang yang besar untuk mendirikan bank baru, hal ini disikapi dengan diadakannya “Temu Koordinasi” antara Dephankam, Perum ASABRI, Pepabri dan para Developer pada tanggal 1 Desember 1988. Pertemuan tersebut dimaksudkan untuk mengoptimalkan dana yang dimiliki Dephankam, khususnya dana proyek Kredit Perumahan Prajurit (KPR) pada saat itu cukup pontesial, dilain pihak jumlah rekanan dalam lingkungan Dephankam/ABRI diperkirakan sangat membantu sekiranya dapat diwujudkan pendirian suatu Bank baru. Menindaklanjuti pertemuan tersebut, maka pada tanggal 9 Januari 1989 diajukan proposal pembentukan Bank ke Menhankam, yang pada prinsipnya disetujui oleh Menhankam, untuk dikembangkan dan diadakan penjajakan lebih lanjut, dilanjutkan dengan pertemuan dan pembicaran dengan Menpera, Dirut Bank Umum Pemerintah dan Dirut Bank Umum Swasta Nasional. Dari hasil pertemuan tersebut terbit Surat Perintah Menhankam Nomor : Sprin/146/I/1989 tanggal 28 Januari 1989 yang memerintahkan kepada Dirut Perum ASABRI - Mayjen TNI Tjok P. Swastika dan Ketua Dewan Pembina Proyek KPR Dephankam - Letjen TNI (Purn) Sarwono Widyo Hoetomo, untuk menyusun Studi Kelayakan pendirian Bank, dengan tujuan pokok untuk meningkatkan kesejahteran Prajurit ABRI dan Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Dephankam/ABRI. Dalam rangka persiapan rencana pendirian Bank Umum, pada bulan Februari 1989 telah diadakan beberapa pertemuan dengan Konsultan Manajemen LPPI, Dirut Perum ASABRI cq. Direktur Teknik dan Dirjen Moneter Dalam Negeri dan diputuskan bahwa dalam rangka persiapan pendirian Bank tersebut, akan digunakan jasa Konsultan Manajemen LPPI untuk membuat studi Kelayakan dan bekerjasama dengan Bank Niaga. Proses pendirian Bank Yudha Bhakti dilalui dalam beberapa tahap persiapan, diawali dengan permohonan persetujuan prinsip pendirian Bank, pengurusan perizinan, pendanaan, pengadaan personil dan semua penujang lainnya, sampai dengan tahap persiapan operasional. Rapat Umum Pemegang Saham yang pertama diselenggarakan pada tanggal 26 Juli 1989, dan kemudian pada tanggal 14 Agustus 1989 telah mendapat Persetujuan Prinsip Pendirian Bank Umum dari Menteri Keuangan dengan Nomor : S-982/MK.13/1989 tanggal 14 Agustus 1989. Tanggal 1 September 1989, telah mendapat surat rekomendasi dari Bank Indonesia dengan Nomor : 22/530/UUPS/PSbD Perihal Persiapan Pendirian Bank Umum PT Bank Yudha Bhakti yang mengacu pada Surat Menteri Keuangan Nomor : S-982/MK.13/1989 tanggal 14 Agustus 1989 perihal Persetujuan Prinsip pendirian Bank Umum PT Bank Yudha Bhakti di Jakarta. Pada tanggal 14 September 1989 diadakan Rapat Umum Pemegang Saham Kedua, yang menghasilkan keputusan penting antara lain : Penambahan satu Pusat Koperasi lagi sebagai Pendiri/Pemegang Saham yaitu PUSKOP DEPHANKAM serta pengesahan “LOGO” PT Bank Yudha Bhakti. Tanggal 23 Oktober 1989 telah mendapatkan Surat Rekomendasi dari Menteri Koperasi dengan Nomor : 266/M/X/1989, yang memberikan izin kepada IKOPAD, INKOPAL, INKOPAU, INKOPPOL, INKOPPABRI, PUSKOP MABES TNI, dan PUSKOP DEPHANKAM untuk mendirikan PT Bank Yudha Bhakti. Perseroan memasuki industri perbankan Indonesia sejak tanggal 9 Januari 1990 berdasarkan Akta Nomor 68 tanggal 19 September 1989 oleh Amrul Partomoan Pohan, S.H., LLM, Notaris di Jakarta, kemudian diubah dengan Akta Nomor 13 tanggal 12 November 1989 dari Notaris yang sama. Akta pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 32
Laporan Tahunan 2014
Keputusan Nomor C2-10215.TH.01.01.Th.89, tanggal 7 November 1989. Izin usaha diberikan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia dengan Surat Keputusan Nomor: 1344/KMK.013/1989 tanggal 9 Desember 1989 dan izin operasi sebagai Bank Umum diberikan oleh Gubernur Bank Indonesia dengan surat persetujuan Nomor: 22/1017/UUPS.PS60 tanggal 20 Desember 1989. Mulai pertengahan tahun 1997, krisis ekonomi moneter mulai menerpa Indonesia dan dirasakan oleh seluruh sektor usaha serta dampaknya sangat terasa pada sektor perbankan nasional. Hal ini ditandai dengan dilikuidasinya beberapa Bank Swasta Nasional. Namun krisis moneter tersebut tidak membawa pengaruh yang berarti bagi Bank Yudha Bhakti saat itu, bahkan Bank Yudha Bhakti dapat menangkap peluang yang positif dengan adanya krisis tersebut. Bank Yudha Bhakti pada kurun waktu krisis tersebut mampu diklasifikasikan sebagai Bank berkategori “A”, sehingga tidak diperlukan upaya penyelamatan dengan obligasi rekap dari Pemerintah. Dimulai sejak tahun 2001 Bank Yudha Bhakti mampu melakukan ekspansi secara berkelanjutan dengan pembukaan beberapa Kantor Cabang dan Kantor Cabang Pembantu di wilayah Jawa dan Sumatera. Dari waktu ke waktu Bank Yudha Bhakti juga senantiasa berusaha untuk dapat memenuhi ketentuan permodalan yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia. Bank Yudha Bhakti mampu untuk memenuhi kebutuhan permodalan secara organik, sehingga meningkatkan Modal Disetor Perseroan. Pada tahun 2011 Bank Yudha Bhakti meningkatkan Modal Dasar Perseroan dari semula sebesar Rp. 150.000.000.000,- (seratus limapuluh miliar rupiah) menjadi sebesar Rp. 300.000.000.000,(tigaratus miliar rupiah) dan pada tahun 2013 dari semula sebesar Rp. 300.000.000.000,- (tigaratus miliar rupiah) menjadi sebesar Rp. 600.000.000.000,- (enamratus miliar rupiah). Seiring dengan kemajuan Teknologi Informasi Bank Yudha Bhakti senantiasa melakukan penyempurnaan infrastruktur Teknologi yang lebih mendekatkan bisnis dengan kebutuhan nasabah. Hal lain yang dilakukan manajemen adalah selalu meningkatkan budaya kerja (corporate culture) yang didasarkan pada kemampuan dan kebutuhan sehingga dapat memberikan dampak positif pada kinerja perusahaan secara optimal. Komitmen yang kuat dan langkah yang sinergis dari para Pemegang Saham, Dewan Komisaris, Direksi dan seluruh karyawan mampu menempatkan dan membawa Bank Yudha Bhakti untuk tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan. Hingga akhir Desember 2014 Bank Yudha Bhakti telah memiliki Kantor Pusat Operasional, Data Center, 6 Kantor Cabang, 20 Kantor Cabang Pembantu dan 5 kantor Kas yang meliputi wilayah Jawa dan Sumatera. Tahun 2014 menjadi titik balik Bank Yudha Bhakti, di mana Bank Yudha Bhakti memutuskan untuk menjadi perusahaan terbuka dengan efektifnya Pernyataan Pendaftaran Penawaran Umum Perdana Saham Bank Yudha Bhakti berdasarkan Surat Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nomor S-584/D.04/2014 tanggal 31 Desember 2014 perihal Pemberitahuan Efektifnya Pernyataan Pendaftaran. Untuk dapat meraih peluang dalam upaya meningkatkan kinerja Perseroan, perlu disikapi dengan melakukan Transformasi Bisnis secara bertahap melalui implementasi budaya kerja yang baik, penyempurnaan organisasi berbasis kinerja, peningkatan infrastruktur Teknologi Informasi dan kualitas SDM. Dengan menjadi perusahaan terbuka maka kinerja Bank Yudha Bhakti diharapkan dapat terus meningkat seiring dengan tuntutan dari para investor dan juga stakeholders, dengan tetap mengedepankan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik sehingga kepercayaan para investor dapat terus terjaga.
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 33
Laporan Tahunan 2014
Bidang Usaha Sebagaimana telah diamanatkan dalam ketentuan Anggaran Dasar, maksud dan tujuan didirikannya Bank Yudha Bhakti adalah untuk melakukan usaha dibidang jasa perbankan sesuai dengan ketentuan dalam perundang-undangan. Dalam melaksanakan maksud dan tujuannya tersebut, maka Bank Yudha Bhakti sebagaimana diatur dalam Pasal 3 ayat (2) Anggaran Dasar dapat melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut : 1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan, dan/atau bentuk lain yang dipersamakan dengan itu; 2. Memberikan kredit; 3. Menerbitkan surat pengakuan hutang; 4. Membeli, menjual atau menjamin atas risiko sendiri maupun untuk kepentingan dan atas perintah nasabahnya : a. Surat-surat wesel termasuk wesel yang diakseptasi oleh bank yang masa berlakunya tidak lebih lama daripada kebiasaan dalam perdagangan surat-surat dimaksud; b. Surat pengakuan hutang dan kertas dagang lainnya yang masa berlakunya tidak lebih lama dari kebiasaan dalam perdagangan surat-surat dimaksud; c. Kertas perbendaharaan negara dan surat jaminan pemerintah; d. Sertifikat Bank Indonesia (SBI); e. Obligasi; f. Surat dagang berjangka waktu sampai dengan 1 (satu) tahun; g. Instrumen surat berharga lain yang berjangka waktu sampai dengan 1 (satu) tahun; 5. Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah; 6. Menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan dana kepada bank lain, baik dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi maupun dengan wesel unjuk, cek atau sarana lainnya; 7. Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan dengan atau antar pihak ketiga; 8. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga; 9. Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak; 10. Melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek; 11. Membeli melalui pelelangan agunan baik semua maupun sebagian dalam hal debitur tidak memenuhi kewajibannya kepada bank, dengan ketentuan agunan yang dibeli tersebut wajib dicairkan secepatnya; 12. Melakukan kegiatan dalam valuta asing dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia; 13. Melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit dan kegiatan wali amanat; 14. Melakukan kegiatan penyertaan modal pada bank atau perusahaan lain dibidang keuangan, seperti sewa guna usaha, modal ventura, perusahaan efek, asuransi, serta lembaga kliring penyelesaian dan penyimpanan, dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia; 15. Melakukan kegiatan penyertaan modal sementara untuk mengatasi akibat kegagalan kredit, dengan syarat harus menarik kembali penyertaannya, dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia; dan 16. Bertindak sebagai pendiri dana pensiun dan pengurus dana pensiun sesuai dengan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan dana pensiun yang berlaku. Sementara untuk menunjang kegiatan usaha utama Perseroan tersebut di atas, Perseroan dapat melaksanakan seluruh kegiatan usaha yang berkaitan dan menunjang kegiatan usaha utama Perseroan, selama tidak melanggar ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 34
Laporan Tahunan 2014
VISI, MISI dan NILAI PERUSAHAAN
Visi Menjadi Bank ritel yang solid, tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan
Misi Mampu mengkreasi suatu nilai yang optimal bagi pemegang saham dan Stakeholder pada umumnya
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 35
Laporan Tahunan 2014
Nilai Perusahaan
Sebagai bentuk komitmen Bank Yudha Bhakti dalam internalisasi Good Corporate Governance (Tata Kelola Perusahaan yang Baik/GCG), manajemen memandang konsep internalisasi GCG merupakan hubungan saling terkait, tidak hanya perusahaan dengan pemilik atau pemegang saham, tetapi juga antara perusahaan dengan stakeholder lain, yaitu karyawan, nasabah, dan pihak lainnya. Esensi GCG adalah peningkatan kinerja perusahaan bagi seluruh stakeholders perusahaan yang ditunjukkan dalam pencapaian profit yang merupakan wujud pemenuhan kepentingan pemegang saham dan upaya pencapaian sustainability yang merupakan wujud pemenuhan kepentingan stakeholders. Pendekatan internalisasi GCG di Bank Yudha Bhakti lebih mengedepankan kepentingan moral dan etika yang diwujudkan dalam Nilai Perusahaan : ■
Kehati-hatian (Prudential)
■
Bertanggungjawab (Responsibility)
■
Kesetaraan (Fairness)
■
Keterbukaan (Transparancy); dan
■
Kebersamaan (Team Work).
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 36
Laporan Tahunan 2014
JARINGAN USAHA KANTOR PUSAT
KANTOR CABANG PEMBANTU
JAKARTA PUSAT Gedung Primagraha Persada Jl. Gedung Kesenian No. 3 - 7, Jakarta Pusat CAPEM. CEMPAKA MAS 10710 Graha Cempaka Mas Blok.C - 29 Telp. (021) 351 7523 & 351 7533 Jl. Letjen. Suprapto No.1 Fax. (021) 351 7530 & 351 7535 Jakarta Pusat - 14340 E-mail
[email protected] Telp. (021) 420 4717, 420 4802 Website : www.yudhabhakti.co.id Fax. (021) 4287 9629 E-mail:
[email protected] DATA CENTER Ruko Permata Pancoran Blok D No. 16 - 17 CAPEM. KWITANG Jl. Raya Pasar Minggu Kav.32 Gedung YKPP Jakarta Selatan - 12910 Jl. Kwitang Raya No. 21 Senen Telp. (021) 7918 3969 & 7918 3169 Jakarta Pusat -10240 Fax. (021) 7918 0987 Telp. (021) 316 1545, 3192 4226, (021) 311 5455 KANTOR CABANG Fax. (021) 361 5455 E-mail:
[email protected]
BANDUNG
Jl. Lombok No.32, Bandung - 40114 Telp. (022) 422 0111, 426 1618, (022) 422 0222 Fax. (022) 426 1619, 426 1599 E-mail :
[email protected]
SEMARANG
Ruko Peterongan Plaza No. A9 Jl. MT Haryono No.719 Semarang - 50242 Telp. (024) 841 3624, 841 7033 Fax. (024) 841 7034
SURABAYA
Gedung Darmo Square Jl. Raya Darmo No.54-56 Surabaya - 60241 Telp. (031) 561 3588, 563 5065 Fax. (031) 563 6141 E-mail :
[email protected]
MEDAN
Jl. Ir. H. Juanda No.14 Medan Sumatera Utara - 20157 Telp. (061) 455 0028, 456 6285 Fax. (061) 455 0273
CAPEM. CIDENG Jl. Biak Ujung No. 3D Jakarta Pusat - 10150 Telp. (021) 351 0949, 351 0658, (021) 380 0424 Fax. (021) 350 9448 E-mail:
[email protected] JAKARTA SELATAN CAPEM. DUTA MAS Pertokoan Duta Mas Blok.A1/25 Jl. RS Fatmawati No.36 Jakarta Selatan - 12420 Telp. (021) 722 0555, 722 0562, (021) 723 7332 Fax. (021) 722 0568 E-mail:
[email protected] CAPEM. PANCORAN Ruko Permata Pancoran Blok. A - 16 Jl. Raya Pasar Minggu No.32 Jakarta Selatan - 12910 Telp. (021) 799 0449, 799 2213 Fax. (021) 799 1602 E-mail:
[email protected]
CAPEM. KUNINGAN Gedung PPHUI (Pusat Perfilman Haji Usmar Ismail) Jl. H.R. Rasuna Said Kav. C - 22 PALEMBANG Jl. Jendral Sudirman, No. 2933 B.20 Ilir III Jakarta Selatan - 12950 Telp. (021) 527 8816, 527 8817 Palembang, Sumatera Selatan Fax. (021) 527 8818 Telp. (0711) 321980, 321981, 321 982 E-mail
[email protected] Fax. (0711) 320 788
PEKANBARU
Jl. Jendral Sudirman No. 135 Pekanbaru, Riau - 28282 Telp. (0761) 40777, 40772 Fax. (0761) 40773
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
CAPEM. KLENDER Pertokoan Mal Citra Klender Blok B – I No.4 Jl. I Gusti Ngurah Rai, Jakarta Timur - 13470 Telp. (021) 863 1773, 862 1225, (021) 862 1145 Fax. (021) 861 1564 E-mail:
[email protected] CAPEM. CIBUBUR Jl. Lapangan Tembak No. 64 Cibubur Jakarta Timur Telp. (021) 29823301, 29823303 Fax. (021) 29823304 E-mail:
[email protected] JAKARTA BARAT CAPEM. TANJUNG DUREN Ruko Sentra Bisnis Tanjung Duren Blok B No.1 Jl. Tanjung Duren Utara I No. 38 Jakarta Barat - 11470 Telp. (021) 565 3519, 563 0970, (021) 563 0972 Fax. (021) 565 3284 CAPEM. KEBON JERUK Perkantoran ARIES NIAGA Blok A - 1 No. 1 K Jl. Taman Aries, Meruya Utara Kembangan Jakarta Barat - 11620 Telp. (021) 585 1828, 585 1834, (021) 585 1849 Fax. (021) 584 1839 E-mail:
[email protected] JAKARTA UTARA CAPEM. KELAPA GADING Ruko Bukit Gading Mediterania Blok A No. 11 Jl. Boulevard Bukit Gading Raya Kelapa Gading, Jakarta Utara -14241 Telp. (021) 4585 8342, 4585 8343 Fax. (021) 4585 4836 E-mail:
[email protected] CAPEM. TANJUNG PRIOK Perkantoran Enggano Megah Blok B No 9 - M Jl. Raya Enggano No.5, Tanjung Priok Jakarta Utara - 14310 Telp. (021) 4392 5341, 4392 5342 Fax. (021) 4392 5339 E-mail:
[email protected]
JAKARTA TIMUR CAPEM. ASABRI Gedung ASABRI Jl. Mayjen. Soetoyo No.11 Cililitan Jakarta Timur - 13630 Telp. (021) 809 6036, 809 5455, (021) 808 81581 Fax. (021) 800 9345 E-mail:
[email protected]
Page 37
Laporan Tahunan 2014
BANTEN CAPEM. CIPUTAT Jl. Ir.H. Juanda No. 65 Ciputat, Tangerang Banten - 15412 Telp. (021) 749 7367, 749 7368, (021) 740 3952 Fax. (021) 749 1870 E-mail:
[email protected] CAPEM. SERPONG (BSD) WTC Matahari Serpong Jl. Raya Serpong No.5861 Tangerang, Banten - 15326 Telp. (021) 5315 5551, 5315 5553 Fax. (021) 5315 5554 E-mail:
[email protected] JAWA BARAT CAPEM. BEKASI Suncity Square Jl. M. Hasibuan Blok A No. 44 Kalimalang, Bekasi - 17141 Tlp. (021) 8886 3695, 8886 3610 Fax. (021) 8886 3694 E-mail:
[email protected] CAPEM. DEPOK Jl. Raya Citayam (Kartini) No. 87 A Rt. 01/02 Pancoran Mas - Depok Tlp. (021) 7721 6910 Fax. (021) 7721 0834 E-mail:
[email protected] CAPEM. CIMAHI Jl. H. Amir Machmud No. 818 Cimahi - Bandung Telp. (022) 664 2272, 662 6695 Fax. (022) 664 8801 JAWA TIMUR CAPEM. NGAGEL Jl. Ngagel Jaya Selatan No. 111 Surabaya - 60284 Tlp. (031) 5044 0342, 5044 888 Fax. (031) 504 0341
KANTOR KAS
JAKARTA PUSAT KANTOR KAS KEMENHAN Kompleks Kementrian Pertahanan Jl. Medan Merdeka Barat No.13 - 14 Jakarta Pusat - 10110 Telp. (021) 382 8936, 386 1765 Fax. (021) 352 1263 JAKARTA SELATAN KANTOR KAS UPN Kampus UPN Veteran Jl. RS Fatmawati, Pondok Labu Jakarta Selatan - 12450 Telp. (021) 7590 1743, 7590 1760 Fax. (021) 7590 1744 KANTOR KAS ALDIRON DIRGANTARA Wisma Aldiron Dirgantara Semi Basement No. 36 A Jl. Gatot Subroto Kav. 72 Jakarta Selatan - 12910 Tlp. (021) 7919 0313 Fax. (021) 7919 0319 JAKARTA TIMUR KANTOR KAS INKOPPOL Jl. Tambak No.2, Menteng, Jakarta Pusat Jakarta Timur - 13150 Telp. (021) 3922506 Fax. (021) 31902282 SUMATERA UTARA KANTOR KAS MEDAN Jl. Setiabudi No. 232 Blok A/5 Medan, Sumatera Utara Telp. (061) 822 6267 Fax. (061) 822 6268
CAPEM. SIER - SURABAYA Wisma SIER Jl. Rungkut Industri Raya No.10 Surabaya - 60293 Telp. (031) 843 8580, 843 9981 Fax. (031) 843 9204 E-mail:
[email protected]
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 38
Laporan Tahunan 2014
PROFIL DEWAN KOMISARIS Suprihadi, S.IP Komisaris Utama (Independen) Warga Negara Indonesia, 65 tahun, lahir di Magelang pada tanggal 22 Maret 1949. Meraih gelar Magister Manajemen dari Institut Manajemen Indonesia tahun 2004. Mengawali karir militer di Angkatan Udara sebagai siswa Sekbang pada tahun 1972 dan memperoleh pangkat Marsekal Madya TNI AU pada tahun 2002 dengan jabatan terakhir pada TNI AU sebagai Danjen Akademi TNI. Pada tahun 2003-2005 menjabat sebagai Sekretaris Jendral Departemen Pertahanan RI. Pernah menjabat sebagai Komisaris Utama pada beberapa Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yaitu PT Dahana pada tahun 2003-2006, PT Penas pada tahun 2003-2007, PT Asabri pada tahun 2003. Pada tahun 2003-2007 menjabat sebagai Komisaris Utama Perseroan dan sejak tahun 2007-sekarang menjabat sebagai Komisaris Utama sekaligus Komisaris Independen Perseroan.
I Putu S. Soeranta Komisaris Independen Warga Negara Indonesia, 76 tahun, lahir di Klungkung pada tanggal 11 April 1938. Lulus dari Akademi Militer Angkatan Darat tahun 1961. Mengawali karir militer di Angkatan Darat sejak tahun 1962 dan memperoleh pangkat Letjen TNI AD pada kurun waktu tahun 1993-1998. Pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi Kesra merangkap Anggota pada Dewan Pertimbangan Agung Republik Indonesia (DPA-RI) pada tahun 1998-2003. Bergabung dengan Perseroan pada tahun 1994 sebagai Komisaris dan sejak tahun 2007 sampai sekarang menjabat sebagai Komisaris Independen Perseroan.
Tjandra Mindharta Gozali Komisaris Pengendali Warga Negara Indonesia, lahir pada tanggal 25 Oktober 1952 di Jember. Merintis karir di dunia usaha sejak tahun 1967 dan saat ini memiliki saham di beberapa perusahaan nasional serta memimpin beberapa perusahaan diantaranya GOZCO Group dan beberapa perusahaan lainnya. Beliau bergabung dengan Perseroan pada tahun 1998 sebagai Komisaris sampai dengan saat ini.
Mayjend TNI (Purn.) Rianzi Julidar, S.IP., SH., MSc Komisaris Warga Negara Indonesia, lahir pada tanggal 29 Juli 1951 di Jakarta. Meraih gelar Master Management Human Resources (MSc) dari American University pada tahun 1999. Menjabat sebagai Komisaris Bank Yudha Bhakti sejak tahun 2007. Mengawali karir militer di Angkatan Darat sejak tahun 1974. Pernah menjabat sebagai Staf Ahli Kasad Bidang Manajemen dan pada tahun 2005 menjabat sebagai Ketua INKOPAD, saat ini selain bergabung sebagai salah satu jajaran Dewan Komisaris PT Bank Yudha Bhakti, Tbk beliau juga menjabat sebagai Ketua Umum INKOVERI sejak tahun 2012.
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 39
Laporan Tahunan 2014
PROFIL DIREKSI
Michael Hoetabarat Direktur Utama (Mengundurkan diri sejak tanggal 30 Januari 2015). Warga Negara Indonesia, lahir di Taruntung pada tanggal 18 Agustus 1953. Meraih gelar Sarjana Muda Ekonomi bidang moneter dari Universitas Indonesia pada tahun 1975. Memulai karir diperbankan sejak tahun 1977 dengan mengikuti Program Pendidikan Eksekutif di PT Bank Niaga dan kemudian bergabung dengan PT Bank Niaga sebagai Staff Urusan Operasi dan Administrasi pada tahun 1978-1980, sebagai Head of Data Processing – KP pada tahun 1980-1983, sebagai Kepala Urusan Siskom pada tahun 19831990, sebagai System dan Operation Group Head pada tahun 1990-1993, sebagai Area Manager Jawa Barat pada tahun 1993-1995, sebagai Area Manager DKI Jakarta pada tahun 1995-1999 dan terakhir sebagai Human Resources Group Head pada tahun 1999-2000. Selanjutnya pada tahun 2000-2002 beliau menjabat sebagai Direktur Utama pada Bank Prima Ekspress, kemudian menduduki posisi Direktur Utama di PT Energi Resources Indonesia pada tahun 2002-2005, sebagai Managing Director di PT Belfoods Indonesia pada tahun 2005, sebagai Direktur Utama di PT Bank Fama Internasional pada tahun 2005-2007. Pada tahun 2007 beliau bergabung dengan PT Bank BTPN sebagai Direktur Operation dan IT kemudian pada tahun 2008-2010 menduduki jabatan sebagai Direktur Operation di bank yang sama. Pada tahun 2010-2011 beliau bergabung dengan PT Bank Pundi Indonesia sebagai Advisor Dirut untuk Operation dan IT, kemudian pada tahun 2011-2013 bergabung dengan PT Bank Fama Internasional sebagai Direktur Utama. Sejak bulan September 2013 beliau bergabung dengan Perseroan dan menduduki jabatan sebagai Direktur Utama.
Dr. Ir. Arifin Indra Sulistyanto, MBA *) Direktur Utama Warga Negara Indonesia, lahir di Semarang pada tanggal 26 Desember 1959, beliau menyelesaikan pendidikan di Institut Pertanian Bogor (IPB) pada tahun 1981, melanjutkan pendidikan di Virginia Commonwealth University – Amerika Serikat dan meraih gelar MBA pada tahun 1991, selanjunya meraih gelar Doktor di Universitas Gajah Mada – Yogyakarta pada tahun 2009. Memulai karir perbankan sejak tahun 1985. Meniti karir selama 14 (empat belas) tahun sampai tahun 1999 di Kantor Pusat BRI dengan jabatan terakhir sebagai Pejabat Sementara Kepala Divisi Internasional. Selepas dari BRI, beliau melanjutkan karir di PT Bank Ekspor Indonesia (Persero) selama 10 (sepuluh) tahun. Tahun 1999 diangkat menjadi Direktur merangkap Direktur Kepatuhan, dan pada tahun 2004 sampai tahun 2009 diangkat sebagai Direktur Utama. Sejak tahun 2009 sampai dengan Agustus 2014 selama 5 tahun menduduki jabatan selaku Direktur Pelaksana Senior pada Indonesia Eximbank/Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia. Beliau dicalonkan sebagai DIrektur Utama PT Bank Yudha Bhakti, Tbk dan saat ini dalam proses pengajuan untuk mengikuti Fit and Proper Test di Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan akan diangkat secara resmi sebagai Direktur Utama dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Bank Yudha Bhakti, Tbk yang diselenggarakan pada hari Selasa, tanggal 24 Maret 2015 dimana pengangkatan tersebut efektif setelah beliau dinyatakan lulus Fit and Proper Test oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). *) Efektif setelah mendapatkan persetujuan Otoritas Jasa Keuangan.
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 40
Laporan Tahunan 2014
Ningsih Suciati Direktur Corporate Banking Warga Negara Indonesia, lahir di Pekalongan pada tanggal 9 April 1952. Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari STIE Perbanas Jakarta. Memulai karirnya dibidang perbankan sejak tahun 1983 dengan menduduki berbagai jabatan mulai dari Bagian Operasional dan Kredit pada PT Bank Dewa Rutji, Kepala Divisi Kredit PT Bank Pasar Gunung Tampomas (sekarang State Bank Of India-SBI). Sejak tahun 1989 bergabung dengan PT. Bank Swadesi (sekarang PT. Bank of India Indonesia Tbk) dan menduduki berbagai jabatan, dimulai Pemimpin Cabang Pintu Air, Kepala Kantor Pusat Operasional, Asisten Direksi, Direktur Kredit dan Marketing. Sejak tahun 2009 sampai dengan 24 Maret 2015 sebagai Direktur Utama. Bergabung dengan perseroan sebagai Direktur Corporate Banking sejak diangkat dalam RUPS Luar Biasa tanggal 24 Maret 2015.
Dian Savitry Direktur Personal Banking Warga Negara Indonesia, lahir di Bandung pada tanggal 20 November 1961. Meraih gelar Doktor di bidang Management Business dari Universitas Padjajaran tahun 2010. Memulai karir perbankan dengan bergabung dengan PT Bank Duta sejak tahun 1985 sampai dengan tahun 2000 dengan berbagai jabatan diantaranya sebagai Operation Head, Head of Overseas Sundries pada tahun 1990-1992, sebagai sub Branch Manager, Card Centre Head Jawa Barat pada tahun 1992-1996, dan posisi terakhir sebagai Branch Manager pada tahun 1997-2002. Beliau mulai bergabung dengan Perseroan pada tahun 2001 sebagai Staff Divisi Perencanaan dan Pengembangan, kemudian sebagai Pemimpin Kantor Cabang Bandung pada tahun 2002-2013, sebagai Direktur Komersial pada tahun 2013-2014 dan terakhir sebagai Direktur Personal Banking sampai dengan sekarang.
IIm Wardiman Direktur Kepatuhan Warga Negara Indonesia, lahir di Ciamis pada tanggal 8 Juni 1963. Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada tahun 1989 dan Magister Manajemen pada tahun 2001 dari Universitas Pancasila Jakarta. Memulai karirnya sebagai Wartawan/Sekretaris Redaksi di Harian Umum Jayakarta tahun 1987. Mengawali karir dibidang perbankan tahun 1989 sebagai trainee pada PT Bank Yudha Bhakti, kemudian PT Bank Royal Indonesia pada tahun 1995. Bergabung dengan PT Bank Swadesi (sekarang PT. Bank of India Indonesia Tbk) pada tahun 1996 dan menjabat Kepala Bagian Litbang, selanjutnya Kepala Divisi Kepatuhan, Penelitian dan Pengembangan. Sejak tahun 2009 sampai dengan Maret 2013 menjabat Direktur Operasional dan sejak Desember 2011 sampai dengan Maret 2013 merangkap Direktur Kepatuhan. Sejak Maret 2013 sampai dengan Oktober 2013 sebagai Direktur Kepatuhan. Bergabung dengan perseroan sebagai Direktur Kepatuhan sejak Oktober 2013.
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 41
Laporan Tahunan 2014
Hulda S. Tirtohartono Direktur Operasi
Warga Negara Indonesia, lahir di Yogyakarta pada tanggal 29 Oktober 1964. Meraih gelar Sarjana Informatika Manajemen dari STMIK Jakarta STI&K, tahun 1989. Memulai karir sebagai Pengajar Komputer di SMA pada tahun 1985, kemudian mengikuti kuliah kerja praktek di Bank Bumi Daya pada tahun 1987 dan bekerja di bank tersebut sebagai Programmer. Pada tahun 1989 bergabung dengan Bank Umum Asia sebagai Staff CSR dan EDP, kemudian sebagai Staff GMO di Lippo Bank pada tahun 1990. Pada tahun 1991 bergabung dengan Bank Vision Durango, Colorado - USA sebagai Programmer/System Analyst dan sebagai Tim Implementasi. Kemudian kembali bergabung dengan Lippobank pada tahun 1992 sebagai Account Officer, Kabag. Kredit & Marketing dan sebagai Kepala Cabang di berbagai cabang Lippobank pada tahun 1994-2009. Pada tahun 2009-2011 bergabung dengan CIMB Niaga sebagai pemimpin cabang di berbagai cabang CIMB Niaga dan terakhir sebagai Branch Manager Enterpreneur. Mulai bergabung dengan Perseroan sejak Oktober 2013 sebagai Kepala Divisi Pendanaan & Treasury dan menduduki jabatan sebagai Direktur Corporate Banking pada bulan April 2014 dan terakhir menduduki jabatan sebagai Direktur Operasi sejak bulan Oktober 2014 sampai dengan sekarang.
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 42
Laporan Tahunan 2014
PROFIL PEJABAT EKSEKUTIF
I Gusti Putu Gunawan
Toto Sugianto
Ka. Divisi Operasi dan Umum
Area Manajer Jakarta
Lahir di Singaraja-Bali pada tanggal 21 Juli 1960. Meraih gelar Magister Manajemen dari Universitas Trilogi Jakarta tahun 2013. Memulai karir perbankan di Bank Duta sejak 1987 sebagai Senior Clerk - Urusan Pelaksana Pengawasan. Pada 1989 s.d 1990 mengikuti pendidikan Officer Development Program (ODP) Bank Duta Angkatan XII. Pada 1990 s.d 1991 menjabat sebagai Assistant Manager - SKAI. Pada 1991 s.d 1993 menjabat sebagai Manager - Credit ADM. And Control Group. Pada 1993 s.d 1995 menjabat sebagai Manager - Full Time Counterpart “Credit Improvement Project PT Bank Duta”. Pada 1995 s.d 1997 menjabat sebagai Senior Manager - Urusan Supervisi Kredit. Pada 1997 s.d 1999 menjabat sebagai Assistant Vice President - Group Bisnis Komersial. Pada 1999 s.d 2000 menjabat sebagai Assistant Vice President - Risk Management Div. Bergabung di PT Bank Yudha Bhakti sejak tahun 2004 menjabat sebagai Ka. Dept. Akuntansi & Risk Management. Tahun 2004 s.d 2009 menjabat sebagai Ka. Satker. Manajemen Risiko. Pada 2009 s.d 2012 menjabat sebagai Ka. Divisi Perencanaan & Akuntansi. Pada 2012 sampai dengan saat ini menjabat sebagai Ka. Divisi Operasi & Umum.
Lahir di Cirebon pada tanggal 20 Februari 1959. Menyelesaikan pendidikan S1 di Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran Jurusan Akuntansi pada tahun 1985 dan S2 Jurusan Keuangan dari STIE IPWI pada tahun 2000. Mengawali karir Perbankan di Bank Duta sejak tahun 1985 - 2000.. Sejak tahun 2001 mulai bergabung dengan PT Bank Yudha Bhakti dengan jabatan antara lain sebagai Kepala Departemen Akuntansi, Kepala Divisi Umum & Biro Direksi, Kepala Divisi SDM & Umum dan Kepala Divisi Audit Intern. Menjabat sebagai Area Manajer Jakarta PT Bank Yudha Bhakti sejak tahun 2013.
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 43
Laporan Tahunan 2014
I Gusti Agung Sumertharse
Jonker Simatupang
Ka. Divisi Kredit Komersial
Ka Divisi Perencanaan & Akuntansi
Lahir pada tanggal 16 November 1968 di Yogyakarta. Menjabat sebagai Kepala Divisi Kredit Komersial sejak tahun 2013. Memulai karir perbankan di Bank Yudha Bhakti sebagai Account Officer Kredit korporasi sejak tahun 1997 hingga mencapai jenjang Assistant Vice President. Pernah menjabat sebagai Kepala Unit Korporasi, Kepala Departemen Komersial dan Kepala Cabang Pembantu.
Lahir pada tanggal 10 Agustus 1960 di Aek Kanopan Kabupaten Asahan. Mengawali karir perbankan sejak November 1989 di PT Bank Yudha Bhakti dimulai dengan jabatan Ka. Unit Pembukuan (1990), Wakil Kabag Operasi & Umum (1991 - 1992), Kabag Pemasaran (1993 - 1994), Ka. Kantor Capem Pondok Labu (1995 - 1996), Ka. Kantor Capem Gedung Asabri (1997 - Juni 2002), Ka. Divisi Operasi (Juli 2002 - 2011), Ka. Divisi Perencanaan & Akuntansi (2012 - Agustus 2013), Area Manager Jakarta 2 (September 2013 - Mei 2014). Sejak Juni 2014 menjabat sebagai Kepala Divisi Perencanaan & Akuntansi PT Bank Yudha Bhakti.
Indra Sakti
Eko Dharma Setiawan
Pjs. Ka. Divisi SDM dan Biro Direksi
Ka. Divisi Teknologi Sistem Informasi (TSI)
Warga Negara Indonesia, lahir pada tanggal 21 November 1963 di Pematang Siantar. Mengawali karir perbankan sejak tahun 1989 di Bank Sumut, kemudian di Bank Industri. Bergabung dengan PT Bank Yudha Bhakti sejak tahun 2000 dan pernah menduduki jabatan Ka. Unit Pendidikan & Pelatihan, Ka. Departemen SDM dan saat ini sebagai Ka. Divisi SDM & Biro Direksi.
Warga Negara Indonesia, lahir pada tanggal 30 Maret 1967 di Jakarta. Mengawali karir perbankan sejak tahun 1989 – 1993 di Bank Nusa Internasional sebagai EDP Officer, kemudian pada tahun 1993 – 1997 di Bank Citra Hastamanunggal sebagai Kepala Bagian IT. Bergabung dengan PT Bank Yudha Bhakti sejak tahun 1998 dan pernah menduduki jabatan sebagai Ka. Satker TSI dan saat ini menjabat sebagai Ka. Divisi Teknologi Sistem Informasi (TSI).
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 44
Laporan Tahunan 2014
Januar Arifin
Muhamad Sugito
Pjs. Ka. Divisi Kepatuhan
Ka. Divisi Kredit Khusus Pensiun & Konsumsi
Warga Negara Indonesia. Lahir pada tanggal 2 Januari 1965 di Jakarta. Mengawali karir perbankan sejak tahun 1987 sebagai Internal Audit pada PT Bank Duta dan Bank swasta lainnya. Pernah bekerja pada Kantor Akuntan Publik sebagai Senior Auditor. Bergabung dengan PT Bank yudha Bhakti sejak tahun 2003. Menjabat sebagai Pjs. Kepala Divisi Kepatuhan sejak Maret 2014
Memulai karir di Bank Aken sejak tahun 1990 sampai 1998 (BBKU), kemudian bergabung di Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) sampai dibubarkan. Masuk di Bank Yudha Bhakti tahun 2000 sebagai Kepala Kantor Kas Dephan sampai dengan tahun 2001 dan selanjutnya sebagai Kepala Kantor Cabang Pembantu Gd. Asabri sampai Agustus 2013. Menjabat sebagai Kepala Divisi Kredit Khusus Pensiun & Konsumsi sejak September 2013
Yunus Tedi
Dedy Darmawan
Ka. Divisi Treasury dan Pendanaan
Ka. Divisi Manajemen Risiko
Mengundurkan diri sejak tanggal 7 April 2015.
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Lahir pada tanggal 27 Desember 1968 di Jakarta. Menjabat sebagai Kepala Divisi Manajemen Risiko PT. Bank Yudha Bhakti sejak Januari 2014. Mengawali karir perbankan sejak tahun 1996 di PT. Bank Tamara Tbk sebagai Staff Auditor Internal. Pernah menduduki beberapa posisi penting di beberapa Bank Swasta Nasional diantara Bank of India Indonesia (d/h Bank Swadesi), Bank Sahabat Sampoerna (d/h Bank Dipo International) dan sebagai Staf Pemeriksa Bank di Bank Indonesia (Bank Sentral Republik Indonesia) Kantor Pusat Jakarta serta beberapa perusahaan publik dan non publik lainnya. Sebelum bergabung di PT. Bank Yudha Bhakti, yang bersangkutan menjabat sebagai Kepala Divisi Manajemen Risiko Bank of India Indonesia, Tbk.
Page 45
Laporan Tahunan 2014
Siti Baroroh
Sasono Palgunadi
Ka. Divisi Audit Intern
Ka. Divisi Special Asset Management
Bergabung dengan Bank Yudha Bhakti sejak Juli 1990 s/d saat ini, diawali sebagai staff Unit Administrasi Pinjaman, Maret 1993 s/d Desember 1996 sebagai staff Bagian Pengawasan, Desember 1996 s/d September 1998 sebagai Asisten Auditor pada Divisi Audit Intern, Oktober 1998 s/d Oktober 2004 sebagai Ka. Unit Audit Umum pada Divisi Audit Intern, Oktober 2004 s/d Agustus 2008 sebagai Ka. Unit Audit Kredit & Treasury pada Divisi Audit Intern, Agustus 2008 s/d Juli 2013 sebagai Ka. Departemen Audit pada Divisi Audit Intern, Agustus 2013 s/d saat ini sebagai Ka. Divisi Audit Intern.
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Mengundurkan diri sejak tanggal 27 Februari 2015.
Page 46
Laporan Tahunan 2014
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 47
Laporan Tahunan 2014
PROFIL PEMIMPIN KANTOR CABANG
Judi Agus Setiawan
H. Muhammad Yani
Kepala Cabang Surabaya
Kepala Cabang Palembang
Lahir pada tanggal 6 Agustus 1964 di Surabaya. Menjabat sebagai Pemimpin Kantor Cabang Surabaya sejak 5 Maret 2012. Mengawali karir perbankan sejak tahun 1990 di Bank Duta dan Bank Danamon. Bergabung dengan PT Bank Yudha Bhakti sejak tahun 2001 dengan jabatan terakhir sebagai Pemimpin Capem SIER Surabaya, sebelum menjadi Pemimpin Kantor Cabang Surabaya.
Lahir pada tanggal 12 Juli 1962 di Palembang. Mengawali karir perbankan sejak tahun 1989 – 2000 di Bank Duta dan tahun 2001 – 2006 di Bank Mega. Menjabat sebagai Pemimpin Kantor Cabang Palembang PT Bank Yudha Bhakti sejak tahun 2007 sampai dengan sekarang.
Stanley Handoko Soetikno
Tatang Sigit Mugiono
Kepala Cabang Bandung
Kepala Cabang Semarang
Lahir pada tanggal 18 Oktober 1971 di Semarang. Menjabat sebagai Pemimpin Cabang Bandung sejak Maret 2014, mengawali karir di perbankan sejak tahun 1993 di Bank Danamon dan beberapa bank swasta nasional diantaranya Bank Index Selindo dan Bank Fama Internasional dengan jabatan terakhir sebagai Pemimpin Capem Taman Kopo Indah Bandung dan merangkap menjadi komite kredit.
Lahir pada tanggal 1 Oktober 1966 di Semarang. Mengawali karir perbankan sejak tahun 1991 di PT Bank Yudha Bhakti. Jabatan yang pernah dijabat di PT Bank Yudha Bhakti sebagai Kepala Kantor Cabang Pembantu SIER Surabaya (periode tahun 2004 – 2007) dan Pemimpin Kantor Cabang Palembang (periode tahun 2007 – 2009). Menjabat sebagai Pemimpin Kantor Cabang Semarang PT Bank Yudha Bhakti sejak November 2009, sebagai Wakil Pemimpin PT Bank Yudha Bhakti Kantor Cabang Semarang (periode Oktober 2013 – Maret 2014).
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 48
Laporan Tahunan 2014
Eka Sugiartomo
Wan Khairul Azmi
Kepala Cabang Medan
Kepala Cabang Pekanbaru
Lahir pada tanggal 20 Februari 1966 di Jakarta. Mengawali karir perbankan sejak awal tahun 1989 di Bank Central Asia. Bergabung dengan Bank Yudha Bhakti sejak September 1989 dengan jabatan terakhir sebagai Kepala Departemen Operasi, sebelum bergabung sebagai salah satu jajaran Pemimpin Cabang Bank Yudha Bhakti. Menjabart sebagai Pemimpin Cabang Bank Yudha Bhakti Cabang Medan sejak Januari 2014.
Lahir pada tanggal 17 Juli 1973 di Pekanbaru. Mengawali karir perbankan sejak tahun 1977 di Bank CIMB Niaga (ex. Niaga). Bergabung dengan PT. Bank Yudha Bhakti sejak Januari 2014. Menjabat sebagai Pemimpin PT Bank Yudha Bhakti Cabang Pekanbaru sejak bulan Maret 2014.
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 49
Laporan Tahunan 2014
STRUKTUR ORGANISASI
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 50
Laporan Tahunan 2014
PRODUK DAN LAYANAN BANK Bank Yudha Bhakti memiliki komitmen untuk melayani kebutuhan keuangan nasabah pada segmen pasar yang dipilih sesuai dengan produk dan layanan yang ditawarkan. Didasari oleh komitmen tersebut dan didukung oleh produk dan layanan yang berkualitas, Bank Yudha Bhakti percaya dapat tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan serta mampu mengkreasi suatu nilai yang optimal bagi pemegang saham dan stakeholder pada umumnya. Untuk memperoleh porsi yang signifikan dalam pangsa pasar yang dipilih, tidak hanya dibutuhkan produk-produk yang berkualitas dan suku bunga/tarif yang bersaing tetapi juga pelayanan dan keterampilan dalam menyampaikan kelebihan produk yang ditawarkan secara efektif kepada para nasabah dan/atau calon nasabah. Kebijakan Bank Yudha Bhakti dalam memperoleh sumber dana masyarakat yang ekonomis dan stabil dilakukan melalui pengembangan produk yang mengerti akan kebutuhan nasabah dengan berorientasi pada peningkatan kualitas layanan nasabah. Oleh karena itu seluruh sumber daya yang dimiliki akan difokuskan pada target pasar tersebut. Hingga saat ini produk dan layanan yang ditawarkan Bank Yudha Bhakti masih mampu bersaing dalam industri perbankan nasional. Hal ini terbukti dengan pemanfaatan produk dan layanan Bank Yudha Bhakti yang semakin meningkat. Selanjutnya, peningkatan komposisi dana murah masih menjadi salah satu fokus utama dalam penerapan strategi di bidang pendanaan, khususnya terkait dengan upaya untuk meningkatkan jumlah nasabah tabungan. Pendekatan langsung kepada nasabah dan/atau calon nasabah menjadi salah satu upaya Bank Yudha Bhakti dalam menjaga loyalitas nasabah. Hal ini terbuktin dengan keberhasilan Bank Yudha Bhakti dalam memaintain nasabah loyal. Produk Simpanan : Tabungan Giro Deposito Berjangka (Time Deposit) Deposito Harian (Deposit on Call) Produk Pembiayaan / Kredit : Kredit Khusus Pensiun Kredit kepada pensiunan anggota TNI/Polri, PNS dan BUMN untuk dapat memenuhi kebutuhannya yang bersifat individual (personal) yang pembayaran pensiunnya disalurkan melalui Bank Yudha Bhakti.
Kredit Channeling Kredit paket yang diberikan kepada pemohon perorangan yang bertindak sebagai pihak ketiga yang menyalurkan dananya dilakukan Bank melalui perusahaan Multifinance yang bertindak sebagai agent atau penyalur dana ke perorangan.
Kredit Multi Guna (KMG) Kredit paket yang penyalurannya melalui koperasi karyawan di lingkungan TNI/Polri/Kemhanhan, koperasi di lingkungan instansi pemerintah, BUMN, BUMD serta perusahan swasta terseleksi yang ditujukan kepada para anggota koperasi yang merupakan karyawan instansi tersebut atau karyawan instansi itu sendiri untuk membiayai kebutuhan yang bersifat konsumtif.
Kredit Kepemilikan Kendaraan Bermotor Kredit kepada perorangan yang bertujuan untuk membiayai pembelian mobil/motor dimana sumber pembayaran kreditnya berasal dari pendapatan pemohon.
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 51
Laporan Tahunan 2014
Kredit Kepemilikan Rumah Kredit untuk membiayai pembelian/renovasi/pembiayaan kembali rumah untuk dihuni dimana sumber pembayaran kreditnya berasal dari pendapatan pemohon.
Kredit Personal Kredit yang diberikan untuk membiayai kebutuhan pemohon yang bersifat konsumtif dimana sumber pembayaran kreditnya berasal dari pendapatan pemohon.
Kredit Modal Kerja Kredit yang diberikan untuk membiayai kebutuhan operasional perusahaan atau pembiayaan atas aset lancar perusahaan dalam rangka memperbesar atau menambah volume usahanya.
Kredit Investasi Kredit yang dipergunakan untuk pembelian barang modal, beserta yang diperlukan guna rehabilitasi, modernisasi, ekspansi, relokasi proyek dan/atau pendirian proyek baru, seperti pembelian alat - alat berat, ruko, gudang, apartemen dan truk.
Bank Yudha Bhakti juga memberikan beberapa produk dan layanan perbankan lainnya, antara lain Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKN-BI), Real Time Gross Settlement Bank Indonesia (RTGS-BI), Collection, Bank Garansi, Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN), Surat Referensi Bank dan lain - lain.
KRONOLOGIS PENCATATAN SAHAM Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Bank Yudha Bhakti tanggal 10 September 2014 menyetujui pengeluaran saham dalam simpanan Perseroan sebanyak-banyaknya 500.000.000 (lima ratus juta) saham, dengan nilai nominal masing-masing saham sebesar Rp. 100,- (seratus rupiah) melalui Penawaran Umum Saham Perdana kepada Masyarakat (Initial Public Offering/IPO). Proses IPO Bank Yudha Bhakti yang menggunakan Laporan Keuangan per 30 Juni 2014, telah melalui beberapa tahapan guna memperoleh surat efektif Pernyataan Pendaftaran dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) diantaranya dengan dilaksanakannya Due Dilligent Meeting & Mini Expose, melalukan registrasi ke satu, ke dua dan ke tiga kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sehingga diperoleh jumlah final pengeluaran saham dalam simpanan Perseroan yaitu sebanyak 300.000.000 (tigaratus juta) saham dengan nilai nominal Rp. 100,- (seratus rupiah) dan harga penawaran kepada masyarakat sebesar Rp. 115.- (seratus lima belas rupiah) atau setara dengan 11,93 % (sebelas koma sembilan puluh tiga persen) dari keseluruhan modal ditempatkan dan disetor Perseroan. Pada tanggal 31 Desember 2014 Bank Yudha Bhakti akhirnya memperoleh surat efektif Pernyataan Pendaftaran dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sesuai Suratnya Nomor S-584/D.04/2014 tanggal 31 Desember 2014 perihal Pemberitahuan Efektifnya Pernyataan Pendaftaran. Setelah memperoleh surat efektif atas Pernyataan Pendaftaran dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) maka proses penawaran perdana, penjatahan, pendistribusian, dan pencatatan saham Bank Yudha Bhakti di PT Bursa Efek Indonesia akan dilaksanakan pada awal Januari 2015.
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 52
Laporan Tahunan 2014
NAMA DAN ALAMAT PROFESI PENUNJANG PASAR MODAL Lembaga dan profesi penunjang pasar modal yang berpartisipasi dalam rangka Penawaran Umum Saham Perdana (IPO) Bank Yudha Bhakti adalah sebagai berikut : 1. PT BURSA EFEK INDONESIA (BEI) Gedung Bursa Efek Indonesia, Tower 1 Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12190, Indonesia Telp. 021-5150515 www.idx.co.id 2. PT KUSTODIAN SENTRAL EFEK INDONESIA (KSEI) Gedung Bursa Efek Indonesia, Tower 1 Lt.5, Jl. Jend. Sudirman Kav. 55-57, Jakarta 12190 Indonesia Telp. 021-52991099 www.ksei.co.id 3. Akuntan Publik Husni, Mucharam & Rasidi Jl. Prof. Dr. Soepomo, SH, No.178A Jakarta Selatan 12870 No. STTD 127/BL/STTD-AP/2011 Tanggal STTD 12 Januari 2011 Keanggotaan Asosiasi Ikatan Akuntan Publik Indonesia (IAPI) No. 1446 Surat Penunjukan No. 029/HMR-BYB/PJ.1406 tertanggal 19 Juni 2014 Pedoman Kerja Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP) Fungsi utama akuntan publik dalam rangka penawaran umum saham ini adalah untuk melaksanakan audit berdasarkan standar yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI). Standar tersebut mengharuskan akuntan publik merencanakan dan melaksanakan audit agar memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji yang material. 4. Notaris Humberg Lie, SH, SE, M.Kn Jalan Raya Pluit Selatan 103, Jakarta 14450 No. STTD 04/BL/STTD-N/2006 Tanggal STTD 27 Juni 2006 Keanggotaan Asosiasi 011.005.033.120179. SK No. AHU-10-AH.02.02-TH 2010 Surat Penunjukan No. 033/SET/BYB/III/2013 tertanggal 4 Maret 2013 Pedoman Kerja Pernyataan Undang-undang No. 30 Tahun 2004 tentang Jawaban Notaris dan Kode Etik Ikatan Notaris Indonesia Ruang lingkup tugas notaris selaku profesi penunjang dalam rangka Penawaran Umum antara lain adalah menyiapkan dan membuatkan akta-akta sehubungan dengan Penawaran Umum, antara lain perubahan seluruh anggaran dasar Perseroan, perjanjian penjaminan emisi efek dan perjanjian pengelolaan administrasi saham dan waran sesuai dengan Peraturan Jabatan Notaris dan Kode Etik Notaris. 5. Konsultan Hukum Marsinih Martoatmodjo Iskandar Kusdihardjo Law Office Office 8, Lantai 15 Unit H SCBD Lot 28 Jalan jend. Sudirman Kav 52-53 Jakarta 12190 No.STTD 540/PM/STTD-KH/2004 Tanggal STTD 24 Agustus 2004 Keanggotaan Asosiasi Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal, Nomor Anggota 200427 Perhimpunan Advokat Indonesia, Tanda Pengenal Advokat No.99.10636 Surat Penunjukan No. 035/SET/BYB/III/2013 tertanggal 4 Maret 2013 PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 53
Laporan Tahunan 2014
Pedoman Kerja Standar Pelaksanaan Uji Tuntas yang dikeluarkan oleh Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal (HKHPM), Standar Pemeriksaan Hukum dan Standar Pendapat Hukum yang dikeluarkan oleh Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal sebagaimana dimaksud dalam Keputusan HKHPM No.01/HKHPM/2005 tanggal 18 Februari 2005 sebagaimana diubah dengan Keputusan HKHPM No. Kep. 04/HKHPM/XI/2012 tanggal 6 Desember 2012 dan Keputusan HKHPM No.Kep.01/HKHPM/II/2014 tanggal 4 Februari 2014. 6. Biro Administrasi Efek PT Ficomindo Buana Registrar Mayapada Tower Lt.10 Suite 02 B Jl.Jend.Sudirman Kav.28 Jakarta 12920 Surat Penunjukan No. 032/SET/BYB/III/13 tertanggal 4 Maret 2013 Tugas dan tanggung jawab Biro Administrasi Efek (BAE) dalam Penawaran Umum ini, sesuai dengan Standar Profesi dan Peraturan Pasar Modal yang berlaku, meliputi penerimaan pemesanan saham berupa Daftar Pemesanan Pembelian Saham (DPPS) dan Formulir Pemesanan Pembelian Saham (FPPS) yang telah dilengkapi dengan dokumen sebagaimana disyaratkan dalam pemesanan pembelian saham dan telah mendapat persetujuan dari penjamin emisi sebagai pemesanan yang diajukan untuk diberikan penjatahan saham, serta melakukan administrasi pemesanan pembelian saham sesuai dengan aplikasi yang tersedia pada BAE. Bersama-sama dengan penjamin emisi, BAE mempunyai hak untuk menolak pemesanan saham yang tidak memenuhi persyaratan pemesanan dengan memperhatikan peraturan yang berlaku. Dalam hal terjadinya pemesanan yang melebihi jumlah saham yang ditawarkan, BAE melakukan proses penjatahan sesuai dengan rumus penjatahan yang ditetapkan oleh penjamin emisi, mencetak konfirmasi penjatahan dan menyiapkan laporan penjatahan. BAE juga bertanggungjawab menerbitkan formulir konfirmasi penjatahan (FKP) atas nama pemesan yang mendapatkan penjatahan dan menyusun laporan Penawaran Umum Perdana sesuai dengan peraturan yang berlaku.
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 54
Laporan Tahunan 2014
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
∗ ∗ ∗ ∗ ∗
Uraian Perekonomian Indonesia Strategi dan Kebijakan Manajemen Tinjauan Bisnis Kinerja Perkreditan Kinerja Penghimpunan Dana Pihak III Treasury & Business Development
∗ ∗ Tinjauan Pendukung Bisnis ∗ Sumber Daya Manusia ∗ Teknologi Informasi dan ∗ ∗ ∗ ∗ ∗ ∗ ∗ ∗ ∗ ∗ ∗
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Operasional Audit Intern
Manajemen Risiko Kepatuhan Tingkat Suku Bunga Kebijakan Dividen Analisis Kinerja Keuangan Struktur Modal Prospek Usaha Perseroan Aspek Pemasaran Significant Events Strategi dan Rencana Kerja 2015
Page 55
Laporan Tahunan 2014
URAIAN PEREKONOMIAN INDONESIA Situasi pasar global ditentukan arah kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve (The Fed), terkait dengan wacana normalisasi suku bunganya. Dalam sistem keuangan global yang makin terintegrasi, efek kebijakan The Fed akan dirasakan seluruh Negara, termasuk Indonesia, begitu pula dengan kondisi perekonomian negara-negara yang selama ini menjadi mitra dagang utama Indonesia, seperti Tiongkok. Perlambatan ekonomi Negeri Tirai Bambu itu akan berpengaruh pada nilai ekspor nasional. Bagi Indonesia, tahun 2014 kondisi perekonomian global dan domestik belum sepenuhnya kondusif, yang ditandai dengan penurunan harga komoditas global, melambatnya pertumbuhan ekonomi negaranegara partner dagang, dan gejolak politik, serta perlambatan ekonomi domestik, namun demikian industri perbankan nasional tetap mampu melewatinya dengan baik, meskipun mengalami perlambatan. Industri perbankan yang menikmati pertumbuhan kredit rata-rata di atas 20% sejak 10 tahun terakhir, akhirnya mengalami perlambatan pertumbuhan pada 2014, seperti terjadi pada 2006 dan 2009. Selain dihadang tantangan makro yang masih menggiring bank-bank untuk memasukui jalur lambat pada 2014, kondisi likuiditas perbankan sangat ketat akibat pertumbuhan kreditnya lebih tinggi daripada pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK)-nya beberapa tahun terakhir. Pada 2010 pertumbuhan kredit perbankan mencapai 22,80%, sementara kenaikan DPK hanya 18,54%. Pada 2011 kredit tumbuh 25,52% dan DPK naik 19,07%. Pada 2012 kredit tumbuh 22,97%, sementara DPK naik 15,81%. Pada 2013 kredit tumbuh 21,80% dan DPK hanya naik 13,60%. Hingga akhir Desember 2014 kredit tumbuh 11,6% , sementara DPK tumbuh 12,4%. Industri perbankan harus mencermati posisi loan to deposit ratio (LDR) yang terus meningkat hingga di atas 92%, akibat kredit perbankan yang tumbuh cepat tidak diimbangi dengan pertumbuhan DPK. Jadi, perlambatan pertumbuhan kredit pada 2014 belum cukup mengamankan kondisi likuiditas perbankan sehingga bank-bank masih berebut deposito dengan iming-iming suku bunga tinggi. Untuk mengatasi perang bunga simpanan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membatasi suku bunga deposito mulai 1 Oktober 2014. Bunga deposito bank umum yang modal intinya Rp.5 triliun – Rp.30 triliun dibatasi maksimal 225 basis points (bps) dari suku bunga acuan BI yang saat ini 7,5%. Sedangkan, bunga deposito bank umum bermodal inti lebih dari Rp. 30 triliun dibatasi maksimal 200 bps di atas suku bunga acuan Bank Indonesia. Pembatasan itu berlaku untuk simpanan nasabah Rp.2 miliar ke atas. Adapun, simpanan nasabah sampai dengan Rp.2 miliar mengikuti ketentuan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), yakni maksimum 7,75%. Pembatasan suku bunga simpanan ini memberi peluang bank-bank umum bermodal inti kurang dari Rp.5 triliun untuk merebut simpanan dengan suku bunga yang lebih menarik. Di tengah pembatasan suku bunga itu, kompetisi merebut DPK semakin kencang karena industri perbankan diperkirakan akan mengalami stagnasi pertumbuhan kredit pada 2016, jika pertumbuhan kredit dan DPK masih seperti empat tahun terakhir. Stagnasi pertumbuhan kredit tentunya akan membawa dampak bagi perekonomian karena perbankan Indonesia tidak punya kemampuan mendorong pertumbuhan ekonomi. Di lain sisi, rasio kredit terhadap PDB masih di bawah 40%, masih ada ruang bagi perbankan untuk menggenjot pertumbuhan kredit. Selain pendanaan yang ketat, bank-bank harus memperkuat permodalan untuk menyokong ekspansi kreditnya, mengingat best practices regulasi perbankan global mengarahkan bank untuk memiliki modal besar. Basel III telah menaikkan rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) minimal menjadi 10,5%. PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 56
Laporan Tahunan 2014
STRATEGI DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN Untuk dapat mempertahankan dan terus meningkatkan kinerjanya, pada tahun 2014 dari aspek perkreditan Bank Yudha Bhakti melaksanakan reposisi kredit fokus kepada Kredit Khusus Pensiun yang bersifat low risk dan high return. Dari aspek tata kelola perusahaan yang baik (GCG) dilakukan perbaikan penerapan GCG dalam upaya pencapaian hasil usaha yang berkualitas. Selama tahun 2014 Bank Yudha Bhakti telah mengimplementasikan tujuh langkah strategis yang dijadikan sebagai acuan untuk mencapai kinerja perusahaan yang optimal, yaitu : Strategi
Rencana Tindak
Fokus pada penyelesaian kredit bermasalah, AYDA dan hapus buku
a. Bekerjasama dengan lawyer dalam melakukan proses litigasi debitur bermasalah dan tidak kooperatif; b. Melakukan penjualan AYDA secara intensif, baik secara langsung maupun melalui agent property; c. Mencantumkan debitur-debitur hapus buku sebelum 2006 ke dalam laporan SID
2.
Menjaga likuiditas dan mengurangi ketergantungan pada Deposan Inti
a. Menjaga cadangan likuiditas, agar berada di atas safety level internal sehingga dapat mengantisipasi penarikan dana secara tiba-tiba dalam jumlah relative besar; b. Fokus ekspansi pada kredit-kredit yang bersifat installment based; c. Menjaga LDR dalam kisaran yang cukup aman; d. Fokus penghimpunan dana pada nasabah ritel; e. Mengurangi porsi dana mahal deposito dan meningkatkan dana murah (CASA).
3.
Reposisi kredit kepada Kredit Pensiun yang bersifat low risk dan high return
a. b. c. d.
4.
Menyempurnakan sistem dan prosedur
a. Menyusun dan menyempurnakan sIstem dan prosedur operasional agar selaras dan memenuhi ketentuan dari regulator dan temuan/rekomendasi Tim Pengawas OJK; b. Meningkatkan infrastruktur Teknologi Informasi (TI) dalam mendukung aktivitas operasional dan pelayanan.
5.
Pengembangan produk bank berbasis IT
a. Mengembangkan produk tabungan yang lebih menarik; b. Mengembangkan layanan Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK/ATM).
6.
Menjaga rasio Kecukupan Pemenuhan Modal Minimum (KPMM/CAR)
a. Meningkatkan permodalan melalui Initial Public Offering (IPO) dan laba ditahan; b. Menjaga kualitas pertumbuhan ATMR; c. Menjaga rasio tingkat KPMM pada kisaran 16%.
1.
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Meningkatkan eksposur Kredit Pensiun dan UKM; Menurunkan Kredit Multifinance secara bertahap; Mengembangkan fitur Kredit Pensiun agar lebih menarik; Membuka hubungan kerjasama dengan PT TASPEN.
Page 57
Laporan Tahunan 2014
TINJAUAN BISNIS Dimulai sejak tahun 2014, Bank Yudha Bhakti membentuk organisasi yang berbasis kinerja, hal ini dimaksudkan untuk menciptakan suatu organisasi yang responsif terhadap kebutuhan nasabah, dekat kepada nasabah, dan efisien dalam proses bisnis, yang diwujudkan dalam bentuk unit bisnis (business unit) dan unit pendukung (supporting unit). Sebagai salah satu elemen pembentuk organisasi berbasis kinerja, Bank Yudha Bhakti mendesain unitunit bisnis yang ada berdasarkan prinsip pembentukan organisasi bisnis yang berasaskan pemasaran dan pelayanan (sales and service). Sedangkan unit-unit pendukung didesain untuk mendukung pencapaian target unit bisnis, serta untuk mengefisienkan proses bisnis yang ada dengan tidak mengesampingkan prinsip kehati-hatian (prudent banking). Pemilihan organisasi berbasis kinerja oleh Bank Yudha Bhakti bertujuan untuk dapat membangun fokus yang kuat di setiap unit kerja, baik sebagai unit bisnis maupun unit pendukung, meningkatkan akuntabilitas SDM, dan memaksimalkan kontribusi nilai dari setiap unit kerja dengan tujuan akhir menciptakan nilai tambah bagi seluruh pemegang saham Bank Yudha Bhakti. Sebagai pelaku jasa keuangan, Bank Yudha Bhakti memiliki core business berupa penyaluran kredit, penghimpunan dana pihak ketiga dan penyediaan layanan perbankan. Tinjauan usaha unit bisnis dan unit pendukung ini disampaikan sesuai dengan segmen usaha dari produk dan layanan Bank Yudha Bhakti, yaitu: Kredit Khusus Pensiun, Kredit Channeling melalui Multifinance, Kredit Multiguna, Kredit Usaha Kecil dan Menengah (UKM), treasury, serta special asset management. Berikut pembahasan untuk tinjauan usaha dari unit bisnis Bank Yudha Bhakti yang disampaikan berdasarkan segmen usahanya dan dilanjutkan dengan tinjauan unit pendukung.
KINERJA PERKREDITAN Produk perkreditan Bank Yudha Bhakti digolongkan ke dalam 7 kategori, sbb : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Kredit Modal Kerja (KMK) Kredit Investasi (KI) Kredit Multiguna (KMG) Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Kredit Khusus Pensiun (KKP) Kredit Multifinance (KMF) Kredit Personal (KP)
Selama tahun 2014, total kredit yang disalurkan mencapai Rp.2.006.304 juta , meningkat sebesar 32,21% dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar Rp.1.517.507 juta. Pertumbuhan Kredit Des. 2013 – Des. 2014 Keterangan Kredit Modal Kerja Kredit Investasi Kredit Multi Guna Kredit Pemilikan Rumah Kredit Khusus Pensiun Kredit Multifinance Kredit Personal Total PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
(dalam jutaan Rupiah)
2013
2014
258.687 29.055 165.024 46.429 407.524 584.744 26.044 1.517.507
255753 37.023 116.365 43.087 1.011.155 504.510 38.411 2.006.304 Page 58
Naik/ (Turun) Nominal
%
(2.934) 7.968 (48.659) (3.342) 603.631 (80.234) 12.367 488.797
(1.13%) 27,42% (29.49%) (7.20%) 148.12% (13,72%) 47.49% 32,21%
Laporan Tahunan 2014
1,011
585 408 253 257 23 Modal Kerja
21
Investasi
163 116
46
Multi Guna
505
43
40
Pemilikan Rumah
Des. 2013
Khusus Pensiun
Multifinance
52
Personal
Des. 2014
1. Kredit Konsumsi Selama tahun 2014, produk Kredit Konsumsi secara nominal tumbuh sebesar 65.48% atau sejumlah Rp556.041 juta. Pertumbuhan paling besar adalah Kredit Khusus Pensiun yang merupakan motor pendapatan Bank yang utama di tahun 2014, yakni tumbuh 148,12% atau Rp. 603.631juta, kemudian diikuti oleh Kredit Personal yang tumbuh sebesar 47.49% atau Rp.12.136 juta. Beberapa produk kredit yang memiliki kecenderungan turun adalah Kredit Multifinance (KMF) dan Kredit Multiguna (KMG), yang terus ditekan volumenya mengingat margin yang tipis dan risiko yang lebih tinggi kalau dibandingkan dengan Kredit Khusus Pensiun. 2013 Kredit Konsumsi Kredit Multi Guna Kredit Pemilikan Rumah Kredit Khusus Pensiun Kredit Multifinance Kredit Personal Total
(dalam jutaan Rupiah) Growth Outstanding NOA Nominal % Acc. %
2014
O/S
NOA
165.024
12.061
116.365
7.798
(46.849)
(29.49%)
(4.263)
(35,35%)
46.429
862
43.087
771
(2.795)
(7.20%)
(91)
(10,56%)
407.524
6.092
1.011.155
11.734
603.631
148,12%
5.642
92,61%
204.169 26.044 849.190
26.407 584
196.213 38.411 1.405.231
23.981 503
(7.956) 12.136 556.041
(3.90%) 47.49% 65.48
(2.426) (81)
(9,19%) (13.87%)
(1.219)
(2,65%)
46.006
O/S
NOA
44.787
2014 3.69% 13.83%
8.20%
3.04%
71.25%
KMG PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
KPR
KKP
Multifinance Page 59
Personil Laporan Tahunan 2014
Komposisi Kredit Konsumsi Bank Yudha Bhakti tahun 2014 masih didominasi oleh Kredit Khusus Pensiun (KKP) (50,39%), Kredit Multifinance (9.78%), dan Kredit Multiguna (5.80%). Total komposisi ketiga produk kredit terhadap Kredit Konsumsi adalah 65.98% dari total kredit. Kredit Konsumsi (Realisasi Vs Target) Pencapaian target untuk Kredit Konsumsi secara keseluruhan per 31 Desember 2014 adalah 0.48%, dari target sebesar Rp.1.398.532juta, realisasinya sebesar Rp. 1.405.231 juta. (dalam jutaan Rupiah) Kredit Konsumsi
Target
1. Kredit Multi Guna 2. Kredit Pemilikan Rumah 3. Kredit Khusus Pensiun 4. Kredit Multifinance 5. Kredit Personal Total
2014
93.955 36.816 1.050.537 174.823 42.401 1.398.532
%
Realisasi 116.365 43.087 1.011.155 196.213 38.411 1.405.231
23,85% 17,03% (3,75)% 12.24% (9,41%) 0.48%
a. Kinerja Kredit Khusus Pensiun Secara nasional rata-rata pertumbuhan Kredit Khusus Pensiun (KKP) per bulan sebesar 7,89% atau Rp.50.303 juta. Pencapaian target sebesar 96,11%, yakni dari target sebesar Rp.1.050.537 juta realisasi sebesar Rp.1.011.155 juta. Grafik Outstanding Kredit Khusus Pensiun 2013 – 2014
407,524
Dec-13
441,974
Jan-14
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
478,979
519,737
578,085
637,793
700,789
Feb-14 Mar-14 Apr-14 May-14 Jun-14
Page 60
754,395
Jul-14
801,441
860,739
Aug-14 Sep-14
923,671
974,409
1,011,154
Oct-14 Nov-14 Dec-14
Laporan Tahunan 2014
b. Kinerja Multifinance Secara nasional rata-rata outstanding Kredit Multifinance menurun per bulan sebesar 38,93% atau Rp.13.518 juta. Pencapaian target sebesar 94.39%, yakni dari target sebesar Rp 534.516 juta realisasi sebesar Rp 504.509 juta.
69,212 62,970
44,895
47,257 46,563 41,062 31,766
26,089 18,657 18,420 9,230
11,323
Dec-13 Jan-14 Feb-14 Mar-14 Apr-14 May-14 Jun-14
Jul-14
15,045
Aug-14 Sep-14 Oct-14 Nov-14 Dec-14
2. Kredit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Usaha Mikro, Kecil dan Menengah merupakan salah satu sektor yang dapat bertahan di tengah fluktuasi perekonomian Indonesia. Karakteristik sektor ini adalah memiliki pangsa pasar domestik sehingga memiliki ketahanan terhadap pengaruh negatif perekonomian dunia. Walaupun tahan terhadap pengaruh negatif perekonomian global. UMKM kerap memiliki masalah dalam pengembangan usaha dan keterbatasan akses permodalan. Kondisi ini membuat UMKM sangat bergantung pada modal sendiri yang relatif terbatas atau pada sumber modal non-formal lainnya yang memiliki biaya modal tinggi. Dengan demikian perbankan dituntut untuk dapat membantu kebutuhan modal dan melindungi sektor UMKM dari sumber-sumber modal non formal. Sebagaimana diketahui, kesulitan kebutuhan permodalan UMKM merupakan sebuah peluang yang sangat baik untuk mengembangkan usaha perkreditan. Selain itu, pasar setor UMKM merupakan salah satu sektor usaha yang wajib dikembangkan perbankan nasional. Bank Yudha Bhakti dalam penyaluran kredit di sector UMKM tetap akan mengedepankan pada prinsip kehati-hatian. Target penyaluran kredit UMKM untuk tahun 2014 sebesar Rp. 432.731 juta, sementara pencapaian kredit UMKM adalah sebesar Rp 442.739 juta. Untuk memaksimalkan kinerja produk kredit UMKM, Bank Yudha Bhakti telah memiliki Departemen Kredit Retail yang bertugas untuk melayani kebutuhan pendanaan sector usaha UMKM.
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 61
Laporan Tahunan 2014
Kinerja Kredit UMKM & Komersial Kategori
Des-2013
Usaha Mikro Usaha Kecil Usaha Menegah Komersial Total UMKM & Komersial
114.206 299.778 56.440 197.884 668.308
2014
Mar
Jun
117.246 275.361 60.482 163.261 616.350
125.650 268.010 77.806 164.874 626.340
(dalam jutaan Rupiah) Sep
Des
128.490 274.221 92.906 154.682 650.299
118.849 223.901 99.989 154.981 597.720
2014
2013 17.07%
25.92%
29.64%
8.38%
16.72% 44.91%
19.90%
37.46%
Usaha Mikro
Usaha Kecil
Usaha Mikro
Usaha Kecil
Usaha Menegah
Komersial
Usaha Menegah
Komersial
Kinerja Kredit UMKM dan Komersial Berdasarkan kategori usaha, kredit UMKM dan Komersial posisi akhir Desember 2014 sebesar Rp.597.720 juta, turun sebesar Rp.70.588 juta atau 10,56% dari posisi akhir tahun 2013 sebesar Rp.668.308 juta. Sementara Kredit Komersial mengalami penurunan sebesar 21,68% menjadi Rp.154.981 juta.
Kredit UMKM & Komersial 800 700
668
615
637
652
Mar-14
Jun-14
Sep-14
598
600 500 400 300 200 100
0
0 Dec-13
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 62
Dec-14
Laporan Tahunan 2014
PENGHIMPUNAN DANA PIHAK KETIGA Pada tahun 2014 penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp.2.330.117 juta tumbuh sebesar 19,20% dari posisi DPK tahun 2013 sebesar Rp.1.954.807 juta. Komposisi DPK Bank Yudha Bhakti posisi 31 Desember 2014 masih didominasi oleh deposito berjangka sebesar Rp.2.089.815 juta atau 89,69% dari total DPK sebesar Rp.2.330.117 juta, disusul dengan tabungan sebesar Rp.131.829 juta (5,65%) dan giro sebesar Rp.108.473 juta (4,66%). Tabel 1: Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga 2013 – 2014 31 Desember 2013
Keterangan
Nominal
Giro
%
Nominal
Growth (YoY)
%
Nominal
%
4,70%
108.473
4,66%
16.705
18,20%
101.398
5,18%
131.829
5,65%
30.431
30,01%
1.761.641
90,12%
2.089.815
89,69%
328.174
18,63%
193.166
9,88%
240.302
10,31%
47.136
24,40%
1.954.807
100,00%
2.330.117
100,00%
375.310
19,20%
Jumlah CASA Total DPK
31 Desember 2014
91.768
Tabungan Deposito
(dalam jutaan rupiah)
2,330,117 2,089,815
1,954,807
1,761,641
91,768
108,473
Giro
101,398
131,829
Tabungan
Deposito 2013
Total DPK
2014
2013
2014
5% 5%
4%
90% Giro
Tabungan
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
6%
90% Deposito
Giro
Page 63
Tabungan
Deposito
Laporan Tahunan 2014
Pertumbuhan jumlah rekening Dana Pihak Ketiga Bank Yudha Bhakti selama tahun 2014 adalah sebanyak 4.265 rekening atau sebesar 15,25%. Produk tabungan menyumbang angka pertumbuhan yang paling besar yaitu sebanyak 3.740 rekening atau 15,72%, kemudian disusul dengan pertumbuhan rekening deposito sebesar 569 rekening atau 16,55%; sementara rekening giro menurun sebanyak 440 rekening atau 5,92% menjadi 698 rekening. Tabel 2: Pertumbuhan Jumlah Rekening 2013 – 2014 Jumlah Rekening DPK
2013
Giro
Growth
2014
Nominal
%
742
698
(44)
(5,93)%
Tabungan
23.778
27.518
3.740
15,72%
Deposito
3.438
4.007
569
16,55%
Total DPK
27.958
32.223
4.265
15,25%
Giro Giro pada tahun 2014 mencapai Rp.108.473 juta, meningkat sebesar 18,20% dari tahun 2013 sebesar Rp.91.768 juta, sementara jumlah rekening giro menurun sebesar 5,93%, menjadi 698 di tahun 2014. Untuk menunjang pencapaian target usaha, ke depan Bank Yudha Bhakti akan terus meningkatkan penghimpunan dana murah berupa giro, baik perorangan maupun badan usaha. Tabungan Produk tabungan Bank Yudha Bhakti dipengaruhi oleh penyaluran kredit Konsumsi (Kredit Khusus Pensiun) yang mewajibkan nasabah untuk membuka rekening tabungan di Bank Yudha Bhakti. Salah satu keunggulan produk tabungan Bank Yudha Bhakti adalah adanya santunan kematian untuk jumlah saldo tabungan tertentu. Dana masyarakat yang terkumpul melalui produk tabungan Bank Yudha Bhakti selama tahun 2014 mencapai Rp.131.829 juta, jumlah tersebut meningkat sebesar 30,01% dibandingkan pencapaian tahun 2013 sebesar Rp.101.398 juta. Jumlah rekening tabungan Bank Yudha Bhakti pada 31 Desember 2014 adalah 27.518 rekening, meningkat 3.740 rekenimg atau 15,72% jika dibandingkan dengan posisi yang sama tahun 2013 sebesar 23.778 rekening. Deposito Produk deposito Bank Yudha Bhakti merupakan simpanan berjangka yang memiliki berbagai keistimewaan dibandingkan dengan produk simpanan lainnya. Keistimewaan tersebut antara lain suku bunga yang kompetitif, penjaminan maksimum, layanan penjemputan uang tunai yang akan disetor untuk nasabah dengan nominal tertentu, dan jangka waktu simpanan yang bervariasi, yaitu sampai dengan 1, di atas 1 - 3 bulan, di atas 3 – 6 bulan, di atas 6 – 12 bulan dan di atas 1 tahun - 24 bulan. Pada tahun 2014, produk Deposito Bank Yudha Bhakti sebesar Rp.2.089.815 juta, mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan yaitu 18,63% atau Rp.328.174 juta dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp.1.761.641 juta. Tabel 3: Jangka Waktu Deposito Jangka Waktu Deposito Sampai dengan 1 bulan
2013
2014
(dalam jutaan Rupiah) Growth Nominal %
1.094.364
244.490
(849.874)
(77,66)%
Di atas 1 bulan s.d. 3 bulan
306.476
1.055.945
749.649
244,60%
Di atas 3 bulan s.d. 6 bulan
100.289
386.477
286.188
285,36%
Di atas 6 bulan s.d. 12 bulan
260.442
183.501
(76.941)
(29,54)%
Di atas 1 tahun s.d. 2 tahun
70
219.401
219.331
313.330,00%
1.761.641
2.089.815
328.174
18.63%
Total Deposito PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 64
Laporan Tahunan 2014
2013
Di atas 6 bulan s.d. 12 bulan 14.78% Di atas 3 bulan s.d. 6 bulan 5.69%
Di atas 1 Tahun s.d. 2 tahun 10.50%
Di atas 1 Tahun s.d. 2 tahun 0.00%
Sampai dengan 1 bulan 11.70%
Di atas 6 bulan s.d. 12 bulan 8.78%
Sampai dengan 1 bulan 62.12%
Di atas 1 bulan s.d. 3 bulan 17.40%
2014
Di atas 3 bulan s.d. 6 bulan 18.49%
Di atas 1 bulan s.d. 3 bulan 50.53%
Pada tahun 2014 terjadi peningkatan persentase deposito perorangan atau ritel dari 28,58% menjadi 29,53% di tahun 2014. Sedangkan deposito perusahaan/korporasi turun dari 71,42% di tahun 2013 menjadi 70,47% di tahun 2014. Tabel 4: Komposisi Deposito (%) Keterangan
Des. 2013
Perusahaan Perorangan
% Komposisi
Des 2014
71,42% 28,58%
70,47% 29,53%
Meskipun secara persentase relatif kecil peningkatan tersebut, akan tetapi secara nominal outstanding perubahan deposito tersebut cukup signifikan, sebagaimana terlihat dari table perkembangan deposito perusahaan dan perorangan di bawah ini : Tabel 5: Komposisi Deposito (Nominal) Keterangan Perusahaan Perorangan
2013
2014
1,258,161 503,480
1,472,737 617,078
(dalam jutaan Rupiah) Growth Nominal % 214,576 113,598
17.05% 22.56%
Pada tahun 2014 Bank Yudha Bhakti berhasil menurunkan persentase deposan inti terhadap dana pihak ketiga, pada tahun 2013 persentase deposan inti terhadap dana pihak ketiga sebesar 66,07%. Angka ini berhasil turun menjadi 56,78% di tahun 2014. Tabel 6: Deposan Inti Keterangan
Des. 2013
25 Deposan Inti Total DPK Persentase
% Komposisi 1.291.686 1.954.807 66,07%
(dalam jutaan Rupiah) Des 2014 1.323.188 2.330.117 56,78%
Pada tahun 2014 jumlah deposan baru Bank Yudha Bhakti bertambah sebanyak 338 deposan, dengan outstanding deposan baru per 31 Desember 2014 sebesar Rp. 256.872 juta (+/- 12,29% dari total outstanding deposito). Jumlah Deposan Baru tahun 2014 Outstanding Deposan Baru tahun 2014 PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
: 338 deposan : Rp. 256.872 juta.
Page 65
Laporan Tahunan 2014
Peningkatan yang material dari Dana Pihak Ketiga selama tahun 2014 Penghimpunan Dana Pihak III pada tahun 2014 sebesar Rp2.330.117 juta, meningkat cukup signifikan sebesar Rp. 375.310 juta (19,20%) dari Rp 1.954.807 juta pada tahun 2013. Ditengah kondisi pasar yang kurang menguntungkan pada triwulan IV/2014, perusahaan tetap mampu meningkatkan Dana Pihak III. Berbagai upaya terus dilakukan untuk meningkatkan Dana Pihak Ketiga Bank, antara lain penyempurnaan program penilaian kinerja petugas funding yang dikenal dengan sebutan Depo Bonus. Di beberapa kantor juga dilakukan penambahan jumlah tenaga Funding Officer disesuaikan dengan target dana yang ingin diraih. 2,330,117 2,089,815
1,954,807
1,761,641
91,768
108,473
Giro
101,398
131,829
Tabungan
Deposito 2013
Total DPK
2014
Treasury & Business Development Dalam operasional Bank Yudha Bhakti, Divisi Treasury & Business Development mempunyai peran yang sangat penting. Selain untuk menjaga likuiditas Bank Yudha Bhakti melalui penempatan dana pada Giro Wajib Minimum (GWM) sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia, tugas lain Divisi Treasuri adalah melakukan transaksi surat berharga untuk mendukung dan menjaga hasil yang optimal bagi Bank Yudha Bhakti. Divisi Treasury & Business Development menerapkan strategi penempatan dana pada surat berharga secara selektif sesuai dengan prinsip kehati-hatian Bank Yudha Bhakti. Besarnya porsi dana yang ditempatkan pada surat berharga tersebut juga dilakukan secara dinamis, dengan tetap mengutamakan penyaluran kredit yang menjadi fungsi utama Bank Yudha Bhakti sebagai lembaga intermediasi keuangan. Di tahun 2014, penempatan dana pada surat berharga mencapai Rp. 390.034 juta, menurun sebesar 25,37% dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp. 522.597 juta. Komposisi surat berharga yang dikelola Bank Yudha Bhakti selama tahun 2014 meliputi Deposit Facility Rp.202.968 juta (52,04%), Obligasi Pemerintah & SBI sebesar Rp.138.806 juta (35,59%), dan Call Money sebesar Rp.28.000 juta (7,18%).
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 66
Laporan Tahunan 2014
Tabel Treasury Asset Keterangan Deposit Facility Bank Indonesia Call Money Deposito Berjangka Penempatan Pada Bank Lain Obligasi Pemerintah Obligasi Korporat Sertifikat Bank Indonesia (SBI) Jumlah
2013 315.550 106.000 1.000 827 46.470 20.000 32.750 522.597
2014 202.968 28.000 0 260 48.482 20.000 90.324 390.034
(dalam jutaan Rupiah) Growth Nominal % (112.615) (78.000) (1000) (567) 2.012 57.574 (132.563)
(35,68%) (73,58%) (68.56%) 4,33% 175,80% (25,37%)
Strategi dan Inisiatif Di sepanjang tahun 2014 Divisi Treasury & Business Development telah melakukan strategi fokus pada menjaga likuiditas dalam penempatan dana pada pasar uang atau inter bank. Bank Yudha Bhakti juga melakukan kebijakan penempatan dana pada surat berharga dan aset produktif lainnya dalam upaya optimalisasi profit, serta menggolongkan surat berharga bank kedalam tersedia untuk dijual (available for sales). Bank Yudha Bhakti juga terus melakukan kerjasama dengan bank-bank lain dalam hal fasilitas money market line untuk mengantisipasi kebutuhan likuiditas dalam jangka waktu pendek. Prospek 2015 Persaingan untuk menghimpun dana masyarakat dalam upaya menjaga likuiditas di tahun 2015 diprediksi akan lebih ketat dibandingkan dengan tahun 2014. Untuk menjaga likuiditas Bank Yudha Bhakti di tahun 2015, bank mempunyai rencana kegiatan antara lain : a. b. c.
Memperbaiki struktur pendanaan Bank Yudha Bhakti dengan meningkatkan komposisi giro dan tabungan guna mendapatkan biaya pendanaan yang lebih menguntungkan. Memperkuat struktur permodalan Bank Yudha Bhakti secara bertahap melalui penawaran umum terbatas (right-issue) dan laba ditahan (retained earning). Menjaga kerjasama dengan bank-bank untuk transaksi inter bank sebagai sumber pendanaan untuk memenuhi likuiditas jangka pendek.
TINJAUAN PENDUKUNG BISNIS Sumber Daya Manusia Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia menjadi faktor utama dalam memenangkan persaingan yang semakin ketat dalam industri perbankan. Oleh karena itu, Bank Yudha Bhakti secara konsisten terus mengembangkan sumber daya manusianya demi menciptakan pertumbuhan yang berkelanjutan (sustainable). Dalam bertindak dan memposisikan diri, baik dilingkungan kerja maupun di masyarakat, seluruh karyawan Bank Yudha Bhakti diharuskan untuk menjaga kedisiplinan dan nama baik Bank Yudha Bhakti di mata publik. Oleh karena itu, Bank Yudha Bhakti telah menetapkan suatu standar Kode Etik dan Norma Kerja Karyawan Bank sebagai acuan bagi seluruh karyawan dalam bersikap dan berperilaku yang sesuai dengan nilai-nilai tata kelola perusahaan yang baik. Standar tersebut terangkum dalam Manual Sumber Daya Manusia Bank Yudha Bhakti.
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 67
Laporan Tahunan 2014
Di samping peningkatan kempetensi dan keterampilan karyawan, Bank Yudha Bhakti juga menaruh perhatian pada pembinaan rasa kebersamaan antar karyawan di dalam organisasi, yang dilakukan dalam berbagai acara seperti gathering, rekreasi atau kegiatan sosial. Sistem Pendidikan dan Pengembangan Karyawan Pendidikan dan pengembangan karyawan merupakan bagian penting bagi pengembangan produktifitas dan efektifitas karyawan dalam upaya mencapai tujuan usaha Bank Yudha Bhakti, yaitu memiliki karyawan yang kompeten (memiliki pengetahuan, keterampilan dan kemampuan) yang memadai untuk dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya dengan lebih baik. Berdasarkan sasarannya, pendidikan yang diselenggarakan kepada karyawan dapat dibedakan dalam 2 jenis, yaitu : 1. Pendidikan Teknis (Technical Training) Jenis pendidikan yang diberikan kepada karyawan yang bertujuan untuk menambah keterampilan dan keahlian sesuai dengan jenis pekerjaannya. 2. Pendidikan Non-Teknis (Non-Technical Training) Jenis pendidikan yang diberikan kepada karyawan yang bertujuan untuk membentuk perilaku, sikap, dan sifatnya merupakan pengetahuan dan wawasan di luar pekerjaannya. Berdasarkan teknis pelaksanaannya, pendidikan yang diberikan kepada karyawan dapat dibedakan dalam 2 kategori, yaitu : 1. On the Job Training Meliputi semua upaya untuk melatih karyawan di tempat kerja yang sesungguhnya, antar lain magang dan rotasi pekerjaan. 2. Off the Job Training Meliputi semua upaya untuk menambah pengetahuan dan keahlian yang dibutuhkan karyawan pada waktu yang terpisah dengan waktu kerja regular, antara lain workshop, kursus-kursus dan seminar. Pelaksanaan off the job training dapat berupa program-program pendidikan internal (in-house) yaitu pendidikan yang dilaksanakan di dalam Bank Yudha Bhakti, maupun program-program pendidikan eksternal (off-site), yaitu pendidikan yang dilaksanakan diluar Bank Yudha Bhakti dengan melibatkan pihak luar. Pada akhir tahun 2014 jumlah karyawan Bank Yudha Bhakti sebanyak 639 orang tidak terjadi perubahan secara signifikan dibandingkan tahun 2013 yang berjumlah 638 orang. Pada tahun 2014, karyawan dalam kelompok usia 41-50 tahun merupakan komposisi terbesar atau sekitar 34.12% dari keseluruhan karyawan Bank Yudha Bhakti dengan variasi jenjang pendidikan SLTA atau Non-Diploma hingga Pasca Sarjana (S2). Sementara komposisi karyawan dalam kelompok usia < 31 tahun sebesar 31.92% dengan variasi jenjang pendidikan sampai sarjana.
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 68
Laporan Tahunan 2014
Komposisi Karyawan Berdasarkan Jenjang Manajerial, Pendidikan Dan Kelompok Usia Keterangan
Jumlah
Jenjang Manajerial Manajemen Puncak Manajemen Madya Manajemen Pelaksana Pelaksana Jumlah Jenjang Pendidikan Doktor (S3) Pasca Sarjana (S2) Sarjana (S1) Diploma (D1-D3) Non Diploma (SLTA) Jumlah Kelompok Usia s/d 30 tahun 31 - 40 tahun 41 - 50 tahun > 50 tahun Jumlah
2013 Komposisi (%)
Jumlah
2014 Komposisi (%)
4 5 77 552 638
0.63% 0.78% 12.07% 86.52% 100.00%
4 6 81 548 639
0.63% 0.94% 12.67% 85.76% 100.00%
2 24 344 169 99 638
0.31% 3.76% 53.92% 26.49% 15.52% 100.00%
1 22 356 165 95 639
0.16% 3.44% 53.71% 25.82% 14.87% 100.00%
194 189 218 37 638
30.41% 29.62% 34.17% 5.80% 100.00%
204 182 218 35 639
31.92% 28.48% 34.12% 5.48% 100.00%
Komposisi karyawan dengan jenjang pendidikan Sarjana (S1), Pasca Sarjana (S2) dan Doktor (S3) berjumlah setengah dari seluruh karyawan (59%). Sebanyak 14.24% berada pada level jenjang manajerial Manajemen Pelaksana hingga Manajemen Puncak, sedangkan sebesar 85.76% dari komposisi personil merupakan karyawan pelaksana. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki tenaga pendukung yang cukup kompeten, sehingga perusahaan berpotensi untuk berkembang dengan lebih baik. Selebihnya adalah karyawan dengan jenjang pendidikan Diploma/D1-D3 (26.5%), setara SLTA atau Non-Diploma (14.87%). Secara keseluruhan, data statistik kepegawaian menunjukkan bahwa perusahaan didukung oleh tenaga kerja yang cukup potensial, baik ditinjau dari aspek jenjang pendidikan formal, maupun kelompok usia. Rencana Pengembangan SDM Tahun 2015 Pada tahun 2015, pengelolaan sumber daya manusia PT Bank Yudha Bhakti lebih difokuskan pada peningkatan produktivitas karyawan yang berujung pada peningkatan revenue, yang diharapkan dapat dicapai melalui berbagai strategi pengelolaan sumber daya manusia seperti : 1. Perencanaan dan alokasi pemenuhan kebutuhan karyawan yang sejalan dengan target bisnis dan produktivitas karyawan dengan proporsi penempatan karyawan lebih besar/banyak pada fungsi yang berhubungan dengan pengelolaan nasabah/debitur (Business Unit). 2. Pelaksanaan assessment kompetensi karyawan khususnya untuk posisi strategis maupun posisi – posisi kunci/key roles. 3. Me-review desain penilaian kinerja karyawan dengan melakukan penyusunan penilaian berbasis kinerja/KPI (Key Performance Indicator). 4. Menyusun succession plan (kaderisasi kandidat pengganti) untuk pengisian posisi – posisi kosong, khususnya untuk posisi – posisi tenaga pimpinan dan posisi – posisi strategis lainnya. 5. Pengembangan teknologi informasi dibidang sumber daya manusia untuk mendukung kebijakan strategis maupun operasional di bidang sumber daya manusia. 6. Peningkatan kapabilitas karyawan dengan memberikan pembekalan berupa pendidikan dan latihan yang sesuai dengan bidang kerjanya. PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 69
Laporan Tahunan 2014
Teknologi Informasi dan Operasional Teknologi Informasi Teknologi Informasi merupakan faktor penting dalam penyediaan layanan sistem informasi yang terpadu untuk mendukung aktivitas bisnis bank, meningkatkan efisiensi dan produktivitas, meminimalkan risiko operasional serta menyediakan layanan teknologi informasi yang aman dan nyaman. Pengembangan di bidang Teknologi Informasi terus ditingkatkan Bank Yudha Bhakti selama tahun 2014, baik pengembangan aplikasi maupun pengembangan system informasi manajemen, khususnya dalam mendukung strategi bank menjadikan Kredit Khusus Pensiun sebagai motor pendapatan bank yang utama, implementasi PAPI (Revisi 2008), SKNBI Next Generation, serta meningkatkan fee based income melalui layanan perbankan berbasis Teknologi Informasi. Bank Yudha Bhakti juga sudah mempersiapkan Business Continuity Plan (BCP) dan Disaster Recovery Plan (DRP) sebagai antisipasi jika terjadi kerusakan atau bencana agar aktivitas operasional bank tetap dapat berjalan dengan normal. Dengan diperolehnya surat izin sebagai penerbit kartu ATM dari Bank Indonesia pada tanggal 4 November 2014, Bank Yudha Bhakti terus meningkatkan keamanan transaksi perbankan melalui perbaikan infrastruktur teknologi informasi maupun sumber daya manusianya. Dukungan SDM yang profesional di bidang Teknologi Informasi sangat penting untuk menjaga agar Bank Yudha Bhakti senantiasa tanggap dan responsif terhadap keandalan teknologi yang dapat mempengaruhi kinerja Bank Yudha Bhakti. Pengembangan di bidang Teknologi Informasi dilaksanakan dengan tetap mentaati dan mematuhi regulasi yang dikeluarkan Bank Indonesia dan otoritas yang berwenang. Rencana Pengembangan Teknologi Informasi Tahun 2015 Pengembangan teknologi dan system informasi Bank Yudha Bhakti tidak terlepas dari kepatuhan dan ketaatan terhadap regulasi yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia maupun otoritas berwenang lainnya. Dengan dukungan infrastruktur Teknologi Informasi yang ada dan rencana pengembangan ke depan, Bank Yudha Bhakti selalu memiliki semangat (passion) untuk meningkatkan kualitas layanan kepada konsumen dari waktu ke waktu. Di masa mendatang, Bank Yudha Bhakti berkomitmen untuk terus meningkatkan fitur-fitur produk tabungan dalam upaya penghimpunan dana murah, perkreditan dan layanan perbankan lainnya (ATM Bank Yudha Bhakti) yang dapat semakin memberikan kemudahan bagi konsumen Bank Yudha Bhakti dalam bertransaksi perbankan di manapun mereka berada. Operasional Operasional yang baik selain tercermin pada tingkat kesalahan, tercermin pula pada tingkat kepuasan konsumen. Kesungguhan dalam memberikan layanan terbaik kepada konsumen terus ditingkatkan agar dapat memenuhi atau melampaui ekspektasi konsumen. Sebagai salah satu pilar penting penunjang keberhasilan unit kerja operasional, kualitas dan kuantitas sumber daya manusia terus ditingkatkan melalui peningkatan kapabilitas dan pemenuhan karyawan. Pada tahun 2014 telah dilaksanakan peningkatan kapabilitas melalui pelaksanaan pendidikan Service Excellent, program penyegaran prosedur operasional, program APU & PPT, program anti fraud, prosedur SKN-BI NG dan BI-RTGS II, ketentuan PSAK terkini yang diikuti oleh petugas pelaksana. PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 70
Laporan Tahunan 2014
Selain hal tersebut juga dilakukan pengembangan dan penyempurnaan organisasi sebagai wujud dukungan unit kerja operasional terhadap bisnis Bank Yudha Bhakti. Rencana Pengembangan Operasional Bank 2015 Pada tanggal 4 November 2014, Bank Yudha Bhakti telah memperoleh izin sebagai penerbit kartu ATM sesuai surat Bank Indonesia No.16/203/DKSP. Ke depan Bank Yudha Bhakti akan terus meningkatkan fitur-fitur layanan ATM bekerjasama dengan instansi terkait, maupun inovasi produk pendanaan baru berbiaya lebih murah dan dengan tenor lebih panjang, dalam upaya meningkatkan fee based income. Untuk menjawab tantangan Bank Yudha Bhakti di masa yang akan datang, Bank Yudha Bhakti juga senantiasa memberikan perhatian lebih terhadap pengembangan kapabilitas dan profesionalisme SDM, melalui program rekrutmen, pelatihan, sertifikasi, rotasi internal, program pengembangan karyawan lainnya secara berkelanjutan untuk memperbaharui pengetahuan dan keahlian agar sejalan dengan perkembangan dan kebutuhan bisnis perusahaan.
Audit Intern Divisi Audit Intern (DAI) merupakan salah satu unsur dari Sistem Pengendalian Internal yaitu sebagai third line of defense yang memiliki peran penting untuk menjaga dan mengamankan kegiatan usaha Bank, serta bertanggung jawab untuk mengawal pencapaian visi dan misi Bank. DAI membantu organisasi mencapai tujuannya melalui pendekatan yang sistematis dan teratur untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas internal control risk management dan governance process. Dalam menjalankan fungsinya DAI telah melaksanakan aliansi atas fungsi assurance yang ada pada setiap tingkatan organisasi bank. Dengan aliansi yang konsisten dalam pelaksanaan fungsi assurance nantinya akan diperoleh sinergi, efektivitas dan efisiensi yang lebih baik. Secara umum aliansi dilaksanakan untuk penetapan top risk unit kerja dan penyusunan rencana audit. Selain melaksanakan audit yang merupakan fungsi assurance terhadap kepatuhan peraturan yang berlaku, DAI juga menjalankan fungsi assurance guna mendukung fokus Bank Yudha Bhakti, seperti mendorong peningkatan bisnis, service, efisiensi biaya, penerapas asas kehati-hatian dan penerapan GCG. Fungsi Auditor Bank Yudha Bhakti mengacu pada Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank (SPFAIB) dan beberapa hal penting yang telah dilaksanakan terkait hal tersebut adalah : - Penyusunan Piagam Audit Intern (Internal Audit Charter). - Pembentukan Fungsi Satuan Kerja Audit Intern sesuai Standar Fungsi Audit Intern Bank (SPFAIB) dengan nama Divisi Audit Intern. Pemenuhan sumber daya yang berkualitas dilakukan dengan menetapkan kualifikasi/ kompetensi yang diperlukan untuk menunjang efektivitas dan melakukan rekrutmen secara berkala. Pada tahun 2014, personil DAI telah menjalani Workshop Audit dengan penyelenggara ekstern dengan harapan DAI dapat terus meningkatkan kapabilitas fungsi audit intern berikut kompetensi baik technical maupun behavior. Berdasarkan hasil workshop tersebut, secara berkesinambungan perlu dilakukan pembinaan dan pelatihan untuk mengoptimalkan peran dan fungsi sebagai auditor. DAI bertanggungjawab melakukan pemeriksaan secara independen sesuai Risk Based Audit (RBA) atau disesuaikan dengan perkembangan issue penting dan profil risiko kantor cabang hasil assessment DAI terhadap seluruh unit kerja berdasarkan suatu rencana audit tahunan yang telah disetujui Dewan Komisaris dan melaporkan hasil temuan kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris melalui Komite Audit beserta rekomendasi untuk tindak lanjutnya.
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 71
Laporan Tahunan 2014
Kegiatan audit tahun 2014 pada dasarnya dapat berjalan sesuai dengan yang digariskan dalam rencana kerja dengan beberapa penyesuaian waktu sesuai dengan perkembangan kondisi di lapangan, khususnya terkait dengan kegiatan pemeriksaan investigasi dan atau penugasan khusus di bawah Supervisi Kepala DAI meliputi sebagai berikut Aktivitas Audit Tahun 2014 No.
Aktivitas
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Pemeriksaan Unit Kerja di Kantor Pusat Pemeriksaan Kantor Cabang Pembantu Pemeriksaan Kantor Cabang Pemeriksaan Investigasi terhadap kasus-kasus Pemeriksaan SKN-BI dan BI-RTGS Pemeriksaan terkait kesiapan operasional ATM Laporan Semester ke OJK Workshop Audit Counterpart / PIC untuk memenuhi kesiapan data dalam kegiatan pemeriksaan oleh pihak ekstern, baik oleh KAP khusus persiapan IPO dan general audit dan pemeriksaan oleh OJK, serta pihak ekstern lainnya
Realisasi Program Audit Tahun 2014 Semester I / 2014
-
Terealisasi Tidak terealisasi
26 Objek Audit : 24 objek audit : 2 objek audit
Semester II / 2014
-
Terealisasi Tidak terealisasi
32 Objek Audit : 26 objek audit : 6 objek audit
Pencapaian selama tahun 2014 : +/- 86,21%. Pada umumnya seluruh temuan audit tahun 2014 telah mendapatkan tindak lanjut yang memadai oleh auditee dan pihak terkait serta secara berkala SKAI memantau progress tindakan perbaikan yang dilakukan sesuai komitmen tindak lanjut temuan serta melaporkannya secara periodik kepada Dewan Direksi dan Komite Audit Walaupun demikian, pemeriksaan Audit Intern tahun 2014 masih menunjukkan pengendalian intern dan pengendalian risiko yang belum sepenuhnya berjalan dengan baik, tercermin dari masih ditemukan adanya kelemahan-kelemahan yang perlu mendapat perhatian, antara lain :
-
-
Kurangnya kepatuhan terhadap SOP dan kebijakan yang berlaku, serta kurang memperhatikan prinsip kehati-hatian dalam proses pemberian Kredit Khusus Pensiun; Kelemahan dalam verifikasi dokumen / data pendukung; Kelemahan dalam analisis kredit (perhitungan kebutuhan modal kerja, legalitas usaha, legalitas agunan/jaminan, kemampuan debitur dalam pengembalian kredit); Kelemahan dalam monitoring kredit (penggunaan kredit, kinerja keuangan dan usaha debitur, kelengkapan dokumen kredit, dokumen agunan/jaminan, masa berlaku agunan, asuransi agunan, retaksasi agunan, kewajiban angsuran pokok dan/atau bunga, perubahan suku bunga, UMB, BDD, pengkinian data nasabah, rekening tidak aktif, persediaan, barang inventaris kantor & ATK); Adanya ketentuan / kebijakan kredit bermasalah yang masih perlu disempurnakan.
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 72
Laporan Tahunan 2014
Adapun kelemahan-kelemahan tersebut disebabkan antara lain :
-
Fungsi pengawasan melekat (built-in control) dari supervisi di setiap unit kerja masih belum optimal; Sosialisasi terhadap kebijakan dan prosedur operasional yang berlaku dari supervisi di setiap unit kerja masih kurang; dan Kemampuan SDM untuk dapat memahamio kebijakan dan prosedur yang berlaku masih terbatas.
Manajemen Risiko Organisasi dan Sumber Daya Manusia Organisasi manajemen risiko di Bank Yudha Bhakti terdiri dari Dewan Komisaris yang menjalankan fungsi pengawasan risiko (risk oversight) dan memiliki Komite Pemantau Risiko. Sedangkan Dewan Direksi menjalankan fungsi kebijakan risiko (risk policy) dan memiliki Komite Manajemen Risiko, Asset and Liability Committee, serta Komite Kebijakan Perkreditan dan lainnya. Meskipun pengelolaan risiko menjadi tanggung jawab seluruh unit kerja di Bank Yudha Bhakti, namun pelaksanaan secara spesifik dilakukan oleh Direktorat Kepatuhan dan SDM yang membawahi Divisi Manajemen Risiko yang berfungsi menyediakan framework kebijakan dan alat pengelolaan risiko. Divisi Manajemen Risiko terdiri dari Departemen Pengelolaan Risiko & Pelaporan, serta Departemen Kebijakan & Analisis Risiko yang berfungsi sebagai partner dari Business Unit dalam menjaga kualitas pertumbuhan bisnis Bank Yudha Bhakti. Salah satu kunci keberhasilan penerapan manajemen risiko adalah adanya risk awareness dan kemampuan teknis yang memadai di seluruh tingkatan Bank Yudha Bhakti. Untuk itu sejak tahun 2007 telah dilaksanakan training/sosialisasi internalisasi penerapan Kebijakan dan Prosedur Manajemen Risiko dan secara rutin dilakukan peningkatan kapabilitas sumber daya manusia melalui pelatihan persiapan Sertifikasi Manajemen Risiko Level 1, 2 dan 3. Kebijakan dan Prosedur Bank Yudha Bhakti memiliki Kebijakan dan Prosedur Manajemen Risiko sebagai pedoman utama dalam pelaksanaan pengelolaan risiko. Untuk area bisnis yang lebih spesifik, Bank Yudha Bhakti memiliki Kebijakan Perkreditan Bank (KPB), Kebijakan dan Prosedur Kredit, Kebijakan dan Prosedur Treasury, Kebijakan dan Prosedur Operasional, Kebijakan dan Prosedur Akuntansi. Keseluruhan perangkat kebijakan tersebut merupakan bagian dari arsitektur kebijakan yang berlaku di Bank Yudha Bhakti, yang direview secara berkala minimal sekali dalam setahun. Sistem & Data Secara berkelanjutan Bank Yudha Bhakti mengembangkan sistem manajemen risiko agar dapat mendukung proses bisnis yang lebih efisien dalam pengambilan keputusan yang lebih cepat dan hatihati. Bank terus memperbaiki proses transaksi operasional dan proses persetujuan kredit untuk meningkatkan efisiensi proses Kredit Khusus Pensiun dengan mengembangkan program/aplikasi SIAP (Sistem Aplikasi Pensiun). Metodologi & Analisis Risiko Dengan mengacu pada skala dan komplektivitas bisnis, Bank saat ini menerapkan pendekatan pengukuran risiko berdasarkan model standar, dan ke depan akan dikembangkan pendekatan permodelan kuantitatif maupun kualitatif, khususnya dalam pengukuran risiko kredit seperti model scoring/rating dan model lainnya sebagai pelengkap judgmental decision making. PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 73
Laporan Tahunan 2014
Kepatuhan Penerapan Fungsi Kepatuhan Dalam ketentuan Good Corporate Governance, Bank mempunyai kewajiban untuk memastikan kepatuhan terhadap Peraturan Bank Indonesia dan peraturan perundang-undangan lainnya yang berlaku. Kewajiban tersebut dilaksanakan oleh Direktur Kepatuhan dengan berpedoman pada Peraturan Bank Indonesia tentang penugasan Direktur Kepatuhan dan penerapan standar pelaksanaan fungsi audit intern. Di samping kewajiban untuk memastikan kepatuhan terhadap Peraturan Bank Indonesia dan peraturan perundang-undangan lainnya yang berlaku, Direktur Kepatuhan juga melakukan penelitian dan pengujian terhadap rencana pemberian kredit, penempatan dana dan rancangan kebijakan Bank. Penerapan fungsi kepatuhan Bank Yudha Bhakti mengacu pada Peraturan Bank Indonesia Nomor : 13/2/PBI/2011 tanggal 12 Januari 2011 tentang Penerapan Fungsi Kepatuhan Bank Umum yang merupakan perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor : 1/6/PBI/1999 tanggal 20 September 1999 tentang Penugasan Direktur Kepatuhan (Compliance Director) dan Penerapan Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank Umum. Khususnya terkait dengan Penugasan Direktur Kepatuhan (Compliance Director) dan lebih lanjut diatur di dalam Kebijakan Kepatuhan Bank sebagaimana tertuang dalam Surat Keputusan Direksi Nomor : SKEP 032/SET/BYB/II/2013 tanggal 27 Februari 2013. Di dalam Kebijakan Kepatuhan Bank, sebagaimana disebutkan di atas, diatur hal-hal sebagai berikut : 1. Direktur Kepatuhan berfungsi untuk melakukan serangkaian tindakan atau langkah-langkah untuk memastikan bahwa kebijakan, ketentuan, sistem dan prosedur serta kegiatan usaha yang dilakukan oleh bank telah sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta memastikan kepatuhan bank terhadap komitmen yang dibuat oleh bank kepada Bank Indonesia dan/atau otoritas pengawas lain yang berwenang. 2. Tugas dan Tanggung Jawab Direktur Kepatuhan, meliputi antara lain : a. merumuskan strategi guna mendorong terciptanya Budaya Kepatuhan Bank; b. mengusulkan kebijakan kepatuhan atau prinsip-prinsip kepatuhan yang akan ditetapkan oleh Direksi; c. menetapkan sistem dan prosedur kepatuhan yang akan digunakan untuk menyusun ketentuan dan pedoman internal bank; d. memastikan bahwa seluruh kebijakan, ketentuan, sistem dan prosedur, serta kegiatan usaha yang dilakukan bank telah sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia dan peraturan perundangundangan yang berlaku; e. meminimalkan risiko kepatuhan bank; f. melakukan tindakan pencegahan agar kebijakan dan/atau keputusan yang diambil Direksi tidak menyimpang dari ketentuan Bank Indonesia dan peraturan perundang-undangan yang berlaku; g. memantau dan menjaga kepatuhan bank kepada Bank Indonesia maupun otoritas pengawas lainnya yang berwenang; h. bertanggung jawab terhadap pelaksanaan program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (selanjutnya disingkat APU dan PPT) seluruh operasional bank, dengan berpedoman pada peraturan dan perundang-undangan. Untuk terlaksananya tugas dan tanggung jawabnya tersebut, Direktur Kepatuhan dibantu oleh Divisi Kepatuhan yang merupakan unit kerja independen termasuk didalamnya mengkoordinasikan ketentuan Penerapan Program APU &PPT. Hasil dari pelaksanaan penerapan fungsi kepatuhan telah dilaporkan secara berkala melalui laporan-laporan Direktur Kepatuhan , meliputi:
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 74
Laporan Tahunan 2014
1. Laporan Khusus Kepatuhan yang ditujukan kepada Direktur Utama, perihal pemberitahuan jika terdapat kebijakan yang berpotensi meningkatkan risiko kepatuhan dengan tembusan kepada Dewan Komisaris; 2. Laporan Tugas dan Tanggung Jawab Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan (triwulanan) yang ditujukan kepada Direktur Utama dengan tembusan kepada Dewan Komisaris; 3. Laporan Pelaksanaan Tugas Fungsi Kepatuhan (bulanan) yang ditujukan kepada Dewan Komisaris, perihal informasi kinerja perseroan, permodalan dan pelaksanaan penerapan prinsip kehati-hatian yang meliputi posisi limit Giro Wajib Minimum, batas maksimum pemberian kredit, rasio non performing loan, pelaksanaan penerapan program anti pencucian uang dan pencegahan pendanaan terorisme serta pengaduan nasabah; 4. Laporan Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan kepada Bank Indonesia setiap enam bulan sekali dengan tembusan kepada Dewan Komisaris; 5. Laporan pemenuhan atau tindak lanjut penyelesaian atas temuan-temuan (komitmen) hasil pemeriksaan Bank Indonesia/Otoritas Jasa Keuangan Dalam rangka memastikan terselenggaranya pelaksanaan fungsi kepatuhan yang efektif, Dewan Komisaris sebagai Dewan Pengawas Bank juga melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan Fungsi Kepatuhan dalam organisasi Bank, yakni melalui evaluasi secara berkala terhadap pelaksanaan fungsi kepatuhan yang pembahasannya diselenggarakan dalam rapat Dewan Komisaris dan rapat antara Direksi dengan Dewan Komisaris. Hasil rapat diikuti dengan penyampaian saran-saran dalam rangka peningkatan kualitas pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank di masa mendatang. Sebagai upaya untuk meningkatkan budaya kepatuhan pada seluruh karyawan dalam setiap tingkatan organisasi, Bank memberikan sanksi kepada setiap karyawan yang melakukan pelanggaran atas setiap ketentuan yang ada. Sanksi diberikan mulai dari yang teringan berupa pengurangan nilai terhadap kinerja karyawan sampai dengan tindakan pemecatan, terutama untuk pelanggaran yang menyangkut pelanggaran tindak pidana perbankan. Sepanjang tahun 2014, Divisi Kepatuhan telah melakukan kegiatan-kegiatan dalam rangka mendukung terciptanya budaya kepatuhan pada seluruh aktivitas usaha Bank, antara lain sebagai berikut: 1. Evaluasi dan kajian terhadap seluruh kebijakan, prosedur serta paduan internal yang digunakan sebagai acuan dalam aktivitas operasional Bank. 2. Pemantuan atas pemenuhan komitmen yang dibuat Bank dalam menindaklanjuti hasil temuan audit intern dan ekstern serta komitmen Bank kepada OJK/BI dan otoritas lainnya yang berwenang. 3. Penyusunan Compliance Check List/uji kepatuhan terhadap kegiatan rencana peluncuran produk dan aktivitas baru; 4. Melakukan sosialisasi dan pelatihan kepada karyawan sebagai salah satu upaya dalam mewujudkan budaya kepatuhan; 5. Melakukan kajian terhadap pemberian fasilitas kredit dalam jumlah tertentu dalam rangka meyakinkan bahwa kredit yang diajukan telah memenuhi ketentuan yang berlaku, baik ketentuan internal maupun eksternal. 6. Menyusun dan menyampaikan laporan kepatuhan secara berkala kepada pihak internal dan OJK/BI. Selain hal-hal di atas, beberapa faktor pendukung kepatuhan Bank terhadap ketentuan diantaranya : 1. Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) per 31 Desember 2014 adalah sebesar 15,23% mencakup risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional. CAR bank, melebihi persyaratan minimum yang ditetapkan oleh Bank Indonesia yaitu 9% sampai dengan kurang dari 10% (KPMM berdasarkan profil risiko BYB yaitu PK 2). 2. Rasio Kredit Bermasalah (NPL Net) per 31 Desember 2014 sebesar 2,35%, berada dalam batas yang diperkenankan ketentuan Bank Indonesia maksimal sebesar 5% (Net). 3. Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK); tidak ada kredit kepada pihak terkait maupun tidak terkait, baik perorangan maupun kelompok yang melanggar ketentuan BMPK. 4. Kewajiban Giro Wajib Minimum (GWM) Rupiah - Primer adalah 8,12% dan GWM Rupiah – Sekunder sebesar 6,26%, sudah sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia mengenai GWM Rupiah. 5. Direktur Kepatuhan telah menginstrusikan seluruh kantor Bank agar mengkinikan data nasabah nya. PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 75
Laporan Tahunan 2014
6. Manajemen Bank telah melakukan pengkinian dan menyampaikan sosialisasi terhadap kebijakan dan ketentuan baru, baik eksternal maupun internal kepada pejabat dan petugas pelaksana dalam jajaran organisasi Bank.
TINGKAT SUKU BUNGA Industri perbankan harus mencermati posisi Loan to Deposit ratio (LDR) yang terus meningkat hingga di atas 92% akibat kredit perbankan tumbuh cepat tidak diimbangi dengan pertumbuhan penghimpunan dana. Perlambatan pertumbuhan kredit pada 2014 belum cukup mengamankan kondisi likuiditas perbankan, sehingga bank-bank masih berebut deposito dengan iming-iming suku bunga tinggi. Untuk mengatasi perang suku bunga simpanan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membatasi suku bunga deposito mulai 1 Oktober 2014 untuk Bank Buku 3 dan 4.. Bunga deposito bank umum yang modal intinya Rp.5 triliun – Rp.30 triliun dibatasi maksimal 225 basis points (bps) dari suku bunga acuan Bank Indonesia yang saat ini 7,5%. Sedangkan, bunga deposito bank umum bermodal inti lebih dari Rp.30 triliun dibatasi maksimal 200 bps di atas suku bunga acuan Bank Indonesia. Pembatasan tersebut berlaku untuk simpanan nasabah Rp.2 miliar ke atas, sedangkan untuk simpanan nasabah sampai dengan Rp.2 miliar mengikuti ketentuan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), yakni maksimal 7,75%. Pembatasan suku bunga simpanan ini memberi peluan bank-bank umum bermodal inti kurang dari Rp.5 triliun untuk merebut simpanan dengan suku bunga yang lebih menarik. Di tengah pembatasan suku bunga, persaingan merebut DPK semakin tinggi karena industri perbankan diperkirakan akan mengalami stagnasi perumbuhan kredit pada 2016 jika pertumbuhan kredit dan DPK masih seperti empat tahun terakhir. Keterangan
Rata-rata Suku Bunga (p.a)
Penempatan Pada Bank Lain Giro Deposito Berjangka Kredit Yang Diberikan Pinjaman Rekening Koran (PRK) Kredit Modal Kerja Kredit Investasi Kredit Konsumsi Kredit Karyawan Simpanan Nasabah Giro Tabungan Deposito Berjangka Simpanan Dari Bank Lain Giro Deposito Berjangka
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
1,50% 9,09% 18.00% 18.00% 18.00% 18.00% 3.00% - 12.00% 2.50% 3.00% 7.75% 2.50% 7,75%
Page 76
Laporan Tahunan 2014
KEBIJAKAN DIVIDEN Sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Indonesia, pembagian dividen harus disetujui oleh para pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST). Penentuan jumlah dan pembayaran dividen tersebut akan dapat dilaksanakan dengan memperhatikan dan mempertimbangkan beberapa faktor, antara lain tingkat kesehatan keuangan Perseroan, tingkat kecukupan modal, kebutuhan dana Perseroan untuk ekspansi usaha lebih lanjut, tanpa mengurangi hak dari RUPS Perseroan untuk menentukan lain sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan. Pembagian besaran dividen yang dibagikan ditentukan dan disetujui oleh RUPS, manajemen Perseroan merencanakan untuk membagikan dividen apabila terdapat surplus kas dari kegiatan operasional setelah dana tersebut disisihkan untuk dana cadangan, kegiatan pendanaan, rencana pengeluaran modal serta modal kerja Perseroan. Apabila diperlukan, dari waktu ke waktu Perseroan dapat tidak membagikan dividen kepada Pemegang Saham Perseroan seperti dalam hal Perseroan membutuhkan dana untuk melakukan pengembangan usaha atau pemenuhan kecukupan modal atau akuisisi bisnis baru. Perseroan tidak memiliki pembatasan (negative covenants) sehubungan dengan pembatasan pihak ketiga dalam rangka pembagian dividen yang dapat merugikan hak-hak pemegang saham publik. Dalam pelaksanaan pembayaran dividen, Perseroan senantiasa menaati ketentuan yang berlaku di bursa efek dengan melakukan pembayaran secara tepat waktu. Tanggal Pembayaran
Tahun Buku
11-04-2014
-
2013
-
-
-
20-05-2012 28-06-2011 08-06-2011
03-06-2012 01-06-2012 01-07-2011
2012 2011 2010
50% 70% 50%
10.509,33 16.273,00 14.452,46
56.894,24 109.623,83 101.300,62
16-06-2010
01-07-2010
2009
60%
7.112,42
63.126,69
Tanggal RUPS
Ex Date
Recording Date
Divident Payout Ratio
Dividen (Juta Rp)
Dividen Per Saham
Catatan:
-
Atas Laba Tahun Buku 2013: Perseroan tidak membagikan dividen; Atas Laba Tahun Buku 2012: Perseroan membagikan dividen 50% dari laba bersih, 20% diantaranya dividen tunai, 30% dividen saham; Atas Laba Tahun Buku 2011: Perseroan membagikan dividen 70% dari laba bersih, seluruhnya dalam bentuk dividen saham Atas Laba Tahun Buku 2010: Perseroan membagikan dividen 50% dari laba bersih, 30% diantaranya dividen tunai, 20% dividen saham; Atas Laba Tahun Buku 2009: Perseroan membagikan dividen 60% dari laba bersih, 20% diantaranya dividen tunai, 40% dividen saham;
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 77
Laporan Tahunan 2014
ANALISIS KINERJA KEUANGAN Bahasan mengenai Analisis Kinerja Keuangan Bank Yudha Bhakti, untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 ini, sebaiknya dibaca bersama-sama dengan Laporan Keuangan Bank, termasuk catatan-catatan di dalamnya yang terdapat pada bab berikutnya. Bahasan ini disusun berdasarkan Laporan Keuangan Bank Yudha Bhakti untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 yang disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia. Laporan keuangan tersebut telah di audit oleh auditor independen KAP Husni, Mucharam & Rasidi. Kecuali dinyatakan lain, semua informasi keuangan yang berhubungan dengan Bank Yudha Bhakti dinyatakan secara konsolidasian sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia. Bahasan serta analisis tentang Laporan Posisi Keuangan Bank Yudha Bhakti ini disajikan dalam 3 bagian, yaitu Laporan Posisi Keuangan, Laporan Laba Rugi, dan Laporan Arus Kas. 1.
Laporan Posisi Keuangan a. A s e t
Dalam dua tahun terakhir total aset Bank Yudha Bhakti menunjukkan tren positif yang meningkat. Total Aset Bank Yudha Bhakti per 31 Desember 2014 sebesar Rp.2.691.946 juta. Peningkatan Aset yang dialami Bank Yudha Bhakti adalah sebesar Rp.400.231 juta atau meningkat sebesar 17.46% dibandingkan periode yang sama tahun 2013. Penyebab utama peningkatan Total Aset adalah peningkatan jumlah Kredit Yang Diberikan. Jumlah Kredit Yang Diberikan tahun 2014 berjumlah Rp.2.006.304 juta atau meningkat hingga 32,21% dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp.1.517.507 juta.
Total Aset
(dalam jutaan rupiah) 2014
2013 Jutaan Rupiah Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank-bank Lain Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain Efek-efek Kredit yang Diberikan Penyertaan Aset Tetap - bersih Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Lainnya Total Aset Total Aset Produktif
% thdp tot aset
Jutaan Rupiah
Naik/ (Turun) % thdp tot aset
Nominal
%
16.951
0.74%
22.122
0.82%
5.171
30.51%
138.933
6.06%
183.479
6.82%
44.546
32.06%
827
0.04%
260
0.01%
(567)
-68.56%
422.550
18.44%
230.968
8.58%
(191.582)
-45.34%
99.220 1.517.507 10 14.665
4.33% 66.22% 0.00% 0.64%
158.806 2.006.304 16.898
5.90% 74.53% 0.00% 0.63%
59.586 488.797 (10) 2.233
60.05% 32.21% -100.00% 15.23%
(28.407)
-1.24%
(29.018)
-1.08%
(611)
2.15%
109.459 2.291.715 2.040.114
4.78% 100.00% 89.02%
102,127 2,691,946 2.396.338
3.79% 100.00% 89.02%
(7.332) 400.231 356.224
-6.70% 17.46% 17.46%
1) Aset Produktif Aset produktif BYB tumbuh sebesar Rp 356.224 juta atau 17.46% menjadi Rp 2.396.338 juta pada akhir tahun 2014, serta mempunyai kontribusi sebesar 89.02% terhadap total aset. Portofolio kredit merupakan komponen aset yang mengalami pertumbuhan nominal yang paling signifikan dibandingkan komponen lainnya. Pada tahun 2014, porsi portofolio PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 78
Laporan Tahunan 2014
kredit (bruto) terhadap total asset meningkat menjadi 74.53% naik dari 66.22% di tahun sebelumnya. a)
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Pada akhir tahun 2014, total Penempatan pada Bank Indonesia dan bank Lain tercatat sebesar Rp 230.968 juta, lebih rendah 45.34% dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 422.550 juta. Penurunan tersebut terutama disebabkan oleh berkurangnya penempatan pada Bank Indonesia dalam bentuk Deposit facility dimana pada akhir tahun 2013 tercatat Rp 315.600 juta dibandingkan periode yang sama tahun 2014 yang sebesar Rp 203.000 juta.
b)
Efek efek Obligasi Pemerintah pada akhir tahun 2014 tercatat sebesar Rp 48.482 juta, naik 4.33% dari tahun 2013 yaitu Rp 46.470 juta. Obligasi Pemerintah Keterangan TBOND FR0045 TBOND FR0061 TBOND FR0062 TBOND FR0062 TBOND FR0064 TBOND FR0065 Total
(dalam jutaan rupiah) 2013 65 4.600 14.800 3.700 15.600 7.705 46.470
2014 67 4.748 15.270 3.817 16.460 8.120 48.482
Naik/ (Turun) Nominal
%
2 148 470 117 860 415 2.012
3.08% 3.22% 3.18% 3.16% 5.51% 5.39% 4.33%
Surat Berharga Bank Indonesia pada akhir tahun 2014 tercatat sebesar Rp 92.638 juta naik 164.68% dari posisi sebelumnya tahun 2013 yaitu Rp 35.000 juta. Bank Indonesia Keterangan SBI SBI SBI SDBI SDBI SDBI SDBI Total
(dalam jutaan rupiah) 2013 10.000 15.000 10.000 35.000
2014 19.299 14.474 14.474 9.832 9.843 4.922 19.794 92.638
Naik/ (Turun) Nominal
%
9.299 -526 14.474 -168 9.843 4.922 19.794 57.638
92,99% -3,51% -1,68% 164,68%
Obligasi Korporat pada akhir tahun 2014 tercatat sebesar Rp 20.000 juta tidak mengalami perubahan dari posisi sebelumnya tahun 2013. Obligasi Korporat Keterangan BANK BUKOPIN I 2012 BANK BUKOPIN I 2012 BANK BUKOPIN I 2012 BANK BUKOPIN I 2012 Total PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
(dalam jutaan rupiah) 2013 5.000 5.000 5.000 5.000 20.000
Page 79
2014 5.000 5.000 5.000 5.000 20.000
Naik/ (Turun) Nominal
% -
Laporan Tahunan 2014
-
c)
Kredit Perkreditan merupakan salah satu pilar utama Bank guna mewujudkan visi Bank sebagai bank retail yang solid, mampu tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan. Hingga akhir 2014, jumlah kredit yang telah dikucurkan Bank mencapai Rp2.006.304 juta dibandingkan dengan total Rp1.517.507 juta pada akhir tahun 2013 atau mengalami kenaikan sebesar 32.21%. Dalam rangka peningkatan kinerja di bidang perkreditan sekaligus agar lebih fokus dalam pembiayaan Kredit Khusus Pensiun, Bank membentuk 2 (dua) Divisi, yaitu Divisi Kredit Khusus Pensiun dan Divisi Kredit Komersial.
Kredit 2,006,304
1.980.963
-
1,474,979
1,509,670
2010
2011
1,517,507
2012
2013
2014
Kredit Berdasarkan Sektor Ekonomi Di tahun 2014, porsi terbesar portofolio Kredit BYB disalurkan ke Sektor Lainnya; serta Transportasi, pergudangan dan komunikasi, yang masing-masing berkontribusi 70.24% dan 15.79% terhadap total portofolio kredit. Secara absolut, ke dua sektor tersebut menyumbang pertumbuhan terbesar yaitu masing-masing sebesar Rp 849.941 juta dan Rp 389.825 juta terhadap total pertumbuhan kredit absolut yang sebesar Rp 2.006.304 juta. Kategori ‘Lainnya’ dalam komposisi total kredit, yang sebesar 28,5% dari total portofolio kredit, terutama merupakan kredit konsumsi.
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 80
Laporan Tahunan 2014
(dalam jutaan rupiah) Sektor Ekonomi
Jutaan Rupiah
Pertanian,perburuan,dan kehutanan Perikanan Pertambangan dan penggalian Industri pengolahan Konstruksi Perdagangan besar dan eceran Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum Transportasi,pergudangan dan komunikasi Perantara keuangan Realestate,usaha persewaan dan jasa perusahaan Jasa pendidikan Jasa kesehatan dan kegiatan social Jasa masyarakat,social budaya,hiburan dan perorangan lainnya Lainnya Total
-
2014
2013 Komposisi
Jutaan Rupiah
-
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
%
615
0.03%
52
0.01%
134
0.01%
89
0.01%
-45
-0.01%
32.165
2.12%
31.111
1.55%
-1.054
-0.07%
14.152 37743
0.93% 2.49%
7.424 46.635
0.37% 2.32%
-6.728 8.892
-0.44% 0.59%
127.104
8.38%
100.724
5.02%
-26.380
-1.74%
628
0.04%
6.210
0.31%
5.582
0.37%
389.825
25.69%
316.772
15.79%
-73.053
-4.81%
23.480
1.55%
16.564
0.83%
-6.916
-0.46%
40.586
2.67%
66.611
3.32%
26.025
1.71%
84
0.01%
64
0.01%
-20
-0.01%
189
0.01%
416
0.02%
227
0.01%
913
0.06%
3.830
0.19%
2.917
0.19%
849.941 1.517.507
56.01% 100.00%
1.409.238 2.006.304
70.24% 100.00%
559.298 488.797
36.86% 32.15%
Kredit Berdasarkan Jenis
(dalam jutaan rupiah) 2014
% thdp kredit
Jutaan Rupiah
Naik/ (Turun) % thdp kredit
Nominal
%
831.676 408.432 259.134 3.867
54.81% 26.91% 17.08% 0.25%
1.399.195 344.714 207.866 10.043
69.74% 17.18% 10.36% 0.50%
567.519 (63.718) (51.268) 6.176
68.24% -15.60% -19.78% 159.71%
14.398
0.95%
44.486
2.22%
30.088
208.97%
1.517.507
100.00%
2.006.304
100.00%
488.797
32.21%
Kredit Berdasarkan Kolektibilitas
Kolektibilitas Kredit Lancar Dalam Perhatian Khusus Kurang Lancar Diragukan Macet Total
Nominal
0.04%
Jutaan Rupiah
Konsumsi Investasi Modal Kerja Karyawan Pinjaman Rekening Koran Total
Komposisi
563
2013
Jenis Kredit
Naik/ (Turun)
(dalam jutaan rupiah) 2014
2013 Jutaan Rupiah
% thdp kredit
Jutaan Rupiah
% thdp kredit
1.376.399 81.732 3.157 3.223 52.996 1.517.507
90.70% 5.39% 0.21% 0.21% 3.49% 100.00%
1.853.418 77.796 4.599 2.809 67.682 2.006.304
92.38% 3.88% 0.23% 0.14% 3.37% 100.00%
Page 81
Laporan Tahunan 2014
-
Non Performing Loan (NPL)
NPL-Nett 4.17% 3.44% 2.85% 2.09%
2010
-
2011
2012
2013
2.35%
2014
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) Mutasi CKPN
(dalam jutaan rupiah) Keterangan
2013
Saldo Awal Tahun Pelunasan Kredit Yang Telah Dihapus Buku Penambahan Cadangan Penghapusan Selama Tahun Berjalan Total
-
14.309 492 22.719 (9.113) 28.407
2014 28.407 2.238 3.983 (5.609) 29.019
Loan to Deposit Ratio (LDR)
LDR 90.65% 85.71% 79.05%
79.63% 76.58%
2010
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
2011
Page 82
2012
2013
2014
Laporan Tahunan 2014
b. Liabilitas Total Liabilitas Bank Yudha Bhakti per 31 Desember 2014 sebesar Rp.2.419.547 juta, meningkat sebesar 18,20% dibandingkan tahun 2013 sebesar Rp.2.046.973 juta. Peningkatan ini terutama sebagai akibat dari keberhasilan Bank Yudha Bhakti menghimpun dana masyarakat sehingga mengalami peningkatan sebesar 19,20%, yaitu menjadi Rp.2.330.117 juta pada tahun 2014. 1) Simpanan Nasabah Ditopang oleh dana giro dan tabungan (CASA), dana pihak ketiga BYB mencapai Rp 2.330.117 juta pada posisi 31 Desember 2014, meningkat Rp 375,311 juta atau 19,20% dibandingkan posisi tahun sebelumnya yang sebesar Rp 1.954.807 juta. (dalam jutaan rupiah) 2014
2013
DPK
Jutaan Rupiah
Giro Tabungan Deposito Total
91.768 101.398 1.761.641 1.954.807
Komposisi 4,69% 5,19% 90,12% 100,00%
Jutaan Rupiah
Naik/ (Turun) Komposisi
108.473 131.829 2.089.815 2.330.117
4,66% 5,66% 89,69% 100,00%
Nominal
%
16.705 30.431 328.174 375.311
18,20% 30,01% 18,63% 19.20%
Komposisi dana pihak ketiga
2014
2013 5% 5%
4%
90% Giro
Tabungan
6%
90% Deposito
Giro
Tabungan
Deposito
Pertumbuhan jumlah rekening Dana Pihak Ketiga Bank Yudha Bhakti selama tahun 2014 adalah sebanyak 4.265 rekening atau sebesar 15,25%. Produk tabungan menyumbang angka pertumbuhan yang paling besar yaitu sebanyak 3.740 rekening atau 15,72%, kemudian disusul dengan pertumbuhan rekening deposito sebesar 569 rekening atau 16,55%; sementara rekening giro menurun sebanyak 440 rekening atau 5,92% menjadi 698 rekening. Pertumbuhan Jumlah Rekening Keterangan Giro Tabungan Deposito Total PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
2013 742 23.778 3.438 27.958 Page 83
2014 698 27.518 4.007 32.223
Naik/ (Turun) Nominal (440) 3.740 569 4.265
% (5,93)% 15,73% 16,55% 15,26%
Laporan Tahunan 2014
2) Giro dan Tabungan (CASA) Pada tahun 2014 dana CASA tumbuh sebesar Rp 47.136 Juta atau 24,40 % menjadi Rp 240.302 Juta dari tahun sebelumnya sebesar Rp.193.165 juta. Dana CASA berkontribusi sebesar 10,32 % terhadap total dana pihak ketiga pada akhir tahun 2014. Pada tahun 2014 dana giro meningkat sebesar Rp 16,705 juta atau 18,20% menjadi Rp 108,473 juta dibandingkan Rp 91,768 juta pada tahun 2013. Pada tahun 2014 dana tabungan mengalami kenaikan sebesar Rp 30,431 juta atau 30,01% menjadi Rp 131,829 juta dibandingkan Rp 101,398 juta pada tahun 2013. 3) Deposito Produk deposito Bank Yudha Bhakti merupakan simpanan berjangka yang memiliki berbagai keistimewaan dibandingkan dengan produk simpanan lainnya. Keistimewaan tersebut antara lain suku bunga yang kompetitif, penjaminan maksimum, dan jangka waktu simpanan yang bervariasi, yaitu 1, 3, 6, 12 dan 24 bulan. Pada tahun 2014, produk Deposito Bank Yudha Bhakti sebesar Rp.2.089.815 juta, mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan yaitu 18,63% atau Rp.328.174 juta dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp.1.761.641 juta. 4) Kemampuan Membayar Hutang Rincian Liabilitas
(dalam jutaan rupiah) Keterangan
Total Aset Dana Pihak Ketiga Giro Tabungan Deposito Simpanan dari Bank Lain Pinjaman yang diterima Kewajiban lainnya Total Liabilitas Total Ekuitas Rasio Liabilitas terhadap Ekuitas Rasio Liabilitas terhadap Aset
2013
2014
2,291,715 1,954,807 91,768 101,398 1,761,641 66,916 689 24,561 2,046,973 244,743 836.4% 89.3%
2,691,946 2,330,117 108,473 131,829 2,089,815 64,602 378 24,450 2,419,547 272,399 888.2% 89.9%
Pada tahun 2014 rasio Liabilitas terhadap Total Aset relatif stabil dan tercatat sebesar 89,9%, sedangkan rasio Liabilitas terhadap Ekuitas mencapai 888,2%, turun dari 836,4% pada tahun 2013. Penurunan rasio Liabilitas terhadap Ekuitas terutama disebabkan oleh pertumbuhan total liabilitas yang lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan total ekuitas.
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 84
Laporan Tahunan 2014
c. Ekuitas Jumlah Ekuitas Bank Yudha Bhakti per 31 Desember 2014 sebesar Rp.272.399 juta, meningkat sebesar Rp.27.656 juta atau 11.30% dibandingkan tahun 2013 sebesar Rp.244.743 juta.
Ekuitas 272,399
2.
208,481
214,996
2010
2011
237,821
244,743
2012
2013
2014
Laporan Laba - Rugi a. Pendapatan Bunga Pendapatan bunga yang berhasil diraih Bank Yudha Bhakti pada 2014 sebesar Rp.297.725 juta. Jumlah tersebut meningkat 12,68% dari tahun 2013 yang tercatat sebesar Rp.264.227 juta. Peningkatan tersebut terutama akibat meningkatnya ekspansi kredit yang diberikan. Hal tersebut dapat terlihat dari komposisi Pendapatan Bunga yang berhasil dikumpulkan pada tahun 2014 sebagaimana tabel berikut :
Keterangan Efek-efek Giro dan Pendapatan pada Bank Indonesia dan Bank lain Kredit yang Diberikan Provisi dan Komisi Kredit Jumlah Pendapatan Bunga
2013
2014
(dalam jutaan Rupiah) Naik/ (Turun) Nominal
16.209
16.089
(120)
-0.74%
1.620
1.877
257
15.84%
237.712 8.686 264.227
260.402 19.357 297.725
22.690 10.671 33.498
9.55% 122.85% 12.68%
Pendapatan bunga dari efek efek berdasarkan jenis instrument investasi Keterangan Efek efek Bank Indonesia Bank Lain Non Bank Pendapatan Bunga dari efek efek PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
%
2013
2014
(dalam jutaan rupiah) Naik/ (Turun)
Nominal
%
9.452 2.666 4.091
10.400 1.845 3.844
948 (821) (247)
10.03% -30.79% -6.03%
16.209
16.089
(120)
-0.74%
Page 85
Laporan Tahunan 2014
Komposisi Pendapatan Bunga
2013 Provisi dan Komisi Kredit 3%
Provisi dan Komisi Kredit 7%
Surat Berharga 6% Penempata n Pada Bank Lain 1%
2014
Surat Berharga 5% Penempata n Pada Bank Lain 1%
Kredit 90%
Kredit 87%
b. Beban Bunga Volume dana pihak ketiga meningkat 19.20% menjadi Rp 2.330.117 juta dan Beban Bunga meningkat 23.63%, menjadi Rp 172.802 juta pada tahun 2014. Hal ini sejalan dengan peningkatan biaya dana deposito sebesar 21.14% menjadi Rp 163.982 juta. Komponen pembentuk Beban Bunga, yang merupakan beban usaha bagi Bank Yudha Bhakti dapat dilihat pada 86able berikut :
Keterangan
2013
2014
(dalam jutaan Rupiah) Naik/ (Turun) Nominal
%
Simpanan Nasabah
- Giro - Tabungan - Deposito Berjangka
1.153
1.163
10
0.87%
3.246
3.901
655
20.18%
135.365
163.982
28.618
21.14%
Beban Provisi & Komisi
-
3.476
3.476
100.00%
Pinjaman yang diterima
10
280
270
2604.44%
139.774
172.802
33.028
23.63%
Jumlah Beban Bunga
Komposisi Simpanan Nasabah
2013
2014 Lainnya 2%
Lainnya 0% Deposito 97%
Giro 1% Tabungan 2%
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 86
Deposito 95%
Giro 1% Tabungan 2%
Laporan Tahunan 2014
c. Pendapatan Bunga Bersih Pendapatan bunga bersih yang dihasilkan selama tahun 2014 meningkat sebesar 0.38% atau meningkat Rp.471 juta, dari Rp.124.453 juta pada tahun 2013 menjadi Rp.124.923 juta di tahun 2014.
Keterangan Pendapatan Bunga Beban Bunga Pendapatan Bunga Bersih
(dalam jutaan Rupiah) Naik/ (Turun)
2013
2014
264.226 139.774 124.452
297.725 172.802 124.923
Nominal
%
33.499 33.028 471
12.68% 23.63% 0.38%
d. Pendapatan Operasional Lainnya Pendapatan Operasional Lainnya berasal dari pendapatan yang didapat bukan berasal dari kegiatan utama bank. Pendapatan Operasional Lainnya pada akhir Desember 2014 adalah sebesar Rp. 13.901 juta, naik sebesar 128,57% dibandingkan tahun 2013 yang tercatat sebesar Rp.6.082 juta. Kenaikan pendapatan operasional lainnya terutama ditopang oleh pendapatan dari kredit hapus buku dan keuntungan penjualan AYDA yang masing- masing menyumbang 331.87% dan 157.90%. 2013
Keterangan Provisi dan Komisi Lainnya Keuntungan Penjualan Aset Keuangan Pendapatan Amortisasi Diskonto Pendapatan Denda Keuntungan Penjualan AYDA Pendapatan dari Kredit Hapus Buku Jumlah Pendapatan Operasional Lainnya
2014
(dalam jutaan Rupiah) Naik/ (Turun)
Nominal
%
2.094
2.527
433
20.70%
750 9 429 694 2,106
11 478 1.791 9,094
(739) (9) 49 1.096 6,988
-98.57% -100.00% 11.31% 157.90% 331.87%
6.082
13.901
7.819
128.57%
e. Beban Operasional Lainnya Total Beban Operasional Lainnya berasal dari pendapatan yang didapat bukan berasal dari kegiatan utama bank. Yang termasuk dalam pendapatan ini adalah :
Keterangan Beban Tenaga Kerja Beban administrasi &umum Beban Pemasaran Kerugian bersih penurunan Nilai Aset Keuangan Lain-Lain Total
2013
2014
(dalam jutaan Rupiah) Naik/ (Turun) Nominal
%
48.910 41.691 14.510
54.512 48.157 14.422
5.602 6.466 (88)
11.45% 15.51% -0.61%
12.016
6.228
(5.788)
-48.17%
117.127
167 123.486
167 6.359
100.00% 5.43%
Pada tahun 2014 BYB membukukan Beban Operasional Lainnya sebesar Rp 123.486 juta, meningkat 5.43% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Kenaikan terbesar terdapat pada pos beban administrasi & Umum sebesar Rp.6.467 juta atau mengalami kenaikan 15.51% dari tahun sebelumnya sebesar Rp 41.691 juta. PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 87
Laporan Tahunan 2014
Beban administrasi dan umum Keterangan Pendidikan dan Pelatihan Sewa Pemeliharaan dan Perbaikan Transportasi Telekomunikasi Pajak Listrik dan Air Cetakan dan Alat Tulis Kantor Penagihan Perjalanan Dinas Komputer Akuntan / Konsultan Kustodian Keanggotaan Administrasi Proses Warkat Kliring/PIPU/RTGS Materai dan Benda Pos Langganan Surat Kabar/Majalah Perlengkapan Kantor Kegiatan Dewan Komisaris Aktivitas Pegawai BY Pakaian Seragam Rekruitmen Pegawai Premi Penjaminan Dana Pihak Ketiga Beban Asuransi Beban Asuransi Kas Beban Penyusutan Aset Tetap Beban Amortisasi Beban Transfer Beban Blanko Surat Berharga Beban Bahan Bakar Kendaraan Beban Pungutan OJK Lainnya Total
(dalam jutaan rupiah) 2013
2014
Naik/ (Turun) Nominal
%
1.446 14.648 5.256 448 1.807 2.319 1.699 840 148 498 653 446 26 427
1.257 15.798 5.681 628 1.865 2.599 1.838 908 286 997 432 2.263 18 444
(189) 1.150 425 180 58 280 138 68 138 499 (221) 1.817 (8) 17
-13.08% 7.85% 8.09% 40.19% 3.20% 12.05% 8.14% 8.10% 92.98% 100.38% -33.82% 407.70% -29.26% 4.03%
205 239 76 104 180 741 14 23
225 323 91 157 169 1.328 6 26
20 84 15 53 (11) 587 (8) 3
9.67% 35.10% 19.11% 51.48% -6.26% 79.22% -58.75% 13.24%
4.364 129 124 1.353 902 14 5 1.839 717 41.690
3.348 181 201 2.010 465 18 5 2.508 628 1.454 48.157
(1.016) 52 77 657 (437) 4 (0) 669 628 737 6.467
-23.27% 39.89% 62.71% 48.51% -48.45% 32.54% -4.38% 36.36% 102.80% 15.51%
f. Laba Operasional Pada akhir Desember 2014 Bank Yudha Bhakti berhasil mencetak Laba Operasional sebesar Rp. 15.338 Juta. Jumlah tersebut mengalami kenaikan 14,40% dibandingkan perolehan laba tahun 2013 sebesar Rp. 13.407 juta. Pada tahun 2014 terdapat Pendapatan Non Operasional bersih sebesar Rp. 720 juta, dan menghasilkan Laba Sebelum Pajak tahun 2014 sebesar Rp.16.058 juta. Pencapaian Laba Sebelum Pajak tersebut meningkat Rp. 154 Juta dibandingkan tahun 2013 yang tercatat sebesar Rp.15.904 juta.
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 88
Laporan Tahunan 2014
Laba Sebelum Pajak 37,457 29,667
13,226
2010
2011
2012
15,904
16,058
2013
2014
g. Pajak Kontribusi pembayaran pajak Bank Yudha Bhakti pada Kas Negara pada tahun 2014 sebesar Rp.4.033 juta dan merupakan Beban Pajak Penghasilan-bersih. Jumlah tersebut menurun sebesar Rp 2.906 juta atau 41,88% dibandingkan tahun 2013 yang tercatat sebesar Rp 6.939 juta
h. Laba Bersih & Laba Bersih per Saham Laba Bersih pada tahun 2014 meningkat sebesar 34.13% atau sebesar Rp.3.060 juta dari Rp.8.965 juta pada tahun 2013 menjadi Rp.12.025 juta pada tahun 2014. Jumlah saham berdasarkan rata-rata tertimbang saham beredar pada tahun 2014 adalah 214.016 lembar saham, dengan demikian Laba Bersih per Saham sebesar Rp.56 (dalam ribuan Rupiah).
i. Laba Rugi Komprehensif (dalam jutaan rupiah) Keterangan Laba Sebelum Pajak Penghasilan Jumlah Beban Pajak Penghasilan – Bersih Laba Bersih Tahun Berjalan Pendapatan Komprehensif Lain setelah Pajak Laba Komprehensif
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Naik/ (Turun)
2013
2014
15.904
16.058
154
0.97%
(6.939)
(4.033)
(2.906)
-41.88%
8.965
12.025
3.060
34.13%
(13.333)
631
13.964
104.73%
(4.368)
12.656
17.024
389.74%
Page 89
Nominal
%
Laporan Tahunan 2014
3.
Laporan Arus Kas Tabel berikut ini memuat ikhtisar laporan arus kas Bank Yudha Bhakti untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 : Keterangan
2013
Arus Kas dari Aktivitas Operasi Arus Kas dari Aktivitas Investasi Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan (Penurunan) / Kenaikan Bersih Kas dan Setara Kas Kas dan Setara Kas, Awal Tahun Kas dan Setara Kas, Akhir Tahun
2014
Naik/Turun
(50.664) 4.968 10.979
39.993 4.978 4.180
90.656 10 (6.799)
(34.717)
49.150
83.868
192.428 157.711
157.711 206.861
(34.717) 49.150
a. Arus Kas dari Aktivitas Operasi Arus kas masuk dari aktivitas operasi terutama berasal dari penerimaan pendapatan bunga, provisi dan komisi serta kenaikan dana simpanan nasabah. Pada tahun 2014 BYB menerima kas masuk yang berasal dari penerimaan pendapatan bunga serta provisi dan komisi sebesar Rp 39.993 juta sedangkan pada tahun 2013 adalah arus kas keluar sebesar Rp 50.664 juta. Arus kas masuk bersih dari dana simpanan nasabah tercatat sebesar Rp 375.311 juta di tahun 2014 dibandingkan arus kas keluar dana simpanan nasabah sebesar Rp230.595 juta di tahun 2013. Arus kas keluar dari aktivitas operasi terutama berasal dari aktivitas penyaluran kredit dan beban operasional lainnya. Pada tahun 2014, BYB mencatat arus kas keluar bersih yang berasal dari aktivitas penyaluran kredit sebesar Rp 443.552 Juta, dibandingkan arus kas masuk bersih Rp 463.456 juta pada tahun 2013. Arus kas keluar yang berasal dari beban operasional tercatat sebesar Rp 98.362 juta pada tahun 2014 dan sebesar Rp 54.688 juta pada tahun 2013.
b. Arus Kas dari Aktivitas Investasi Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi selama tahun 2014 tercatat sebesar Rp 4,978 juta, dibandingkan dengan arus kas bersih yang diterima sebesar Rp 4.968 juta pada tahun 2013. Perubahan tersebut terutama disebabkan oleh hasil penjualan asset sebesar Rp 6.385 juta pada tahun 2014 dibandingkan Rp 6.375 juta pada tahun 2013.
c. Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan Arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas pendanaan pada tahun 2014 adalah sebesar Rp 4.180 juta , dibandingkan arus kas masuk bersih sebesar Rp 10.979 juta pada tahun 2013.
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 90
Laporan Tahunan 2014
4.
Rasio Keuangan KETERANGAN I. 1.
2013
2014
5. III.
PERMODALAN CAR dengan memperhitungkan Risiko Kredit CAR dengan memperhitungkan Risiko Kredit dan Risiko Operasional CAR dengan memperhitungkan Risiko Kredit dan Risiko Operasional dan Risiko Pasar Rasio Aset Tetap terhadap Modal KUALITAS ASET Aset Produktif Bermasalah NPL Gross NPL Netto Rasio CKPN dan PPA TRA yang dibentuk terhadap PPA yang wajib dibentuk Rasio PPAP terhadap Kredit Bermasalah PROFITABILITAS
1.
Return On Assets (ROA)
0.50%
0.69%
0.69%
2. 3.
Return On Equity (ROE) Net Interest Margin (NIM) Rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) LIKUIDITAS Loan to Deposit Ratio (LDR)
2.35% 5.60%
3.77% 5.74%
5.53% 5.38%
90.59%
94.90%
95.08%
90.65%
76.58%
85.71%
2. 3. 4. II. 1. 2. 3. 4.
4. IV.
5.
2012 16.01%
21.14%
19.29%
13.70%
16.90%
15.96%
12.89%
16.03%
15.23%
7.25%
6.08%
6.20%
3.12% 3.56% 2.85%
2.91% 3.91% 2.09%
3.13% 3.74% 2.35%
74.11%
50.84%
42.57%
20.32%
47.84%
38.65%
V.
KEPATUHAN
1.
% Pelanggaran BMPK
Nihil
Nihil
Nihil
2.
% Pelampauan BMPK
Nihil
Nihil
Nihil
3.
Giro Wajib Minimum
8.11%
8.02%
8.12%
Pencapaian Target Tahun 2014 Selama tahun 2014, hasil kinerja BYB yang cukup memuaskan mencerminkan ketahanan bisnis Bank dalam menghadapi kondisi perekonomian yang penuh tantangan. BYB juga berhasil memenuhi dan melampaui target keuangan berkat dukungan pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga yang solid. Keseluruhan portofolio kredit tumbuh 32.21% menjadi Rp 2.006.304 juta, melebihi target Bank sebesar 21.50%, sementara pertumbuhan dana pihak ketiga tercatat sebesar 19,20% mencapai Rp 2.330.117 Juta, melebihi target yang sebesar 1.70%. Kualitas kredit Bank tetap terjaga dengan rasio NPL sebesar 2,35%. Kinerja tahun 2014 yang relatif cukup baik menghasilkan rasio keuangan yang cukup baik dengan Tingkat Pengembalian atas Aset (Return on Assets - ROA) dan Tingkat Pengembalian atas Ekuitas (Return on Equity – ROE) masingmasing 0,69% dan 5,53%, lebih rendah dari target yang ditetapkan di awal tahun yang tidak kurang dari 1,10% dan 7,41%.
(dalam jutaan Rupiah) PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 91
Laporan Tahunan 2014
Keterangan
31 Des. 2013 Realisasi
Kredit Dana Pihak Ketiga Ekuitas Modal Disetor Total Asset Pendapatan Bunga Bersih Laba Rugi Tahun Berjalan (Sebelum Pajak) Rasio KPMM (CAR) ROE ROA NIM BOPO LDR
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
31 Desember 2014 1
2
3(1-2)
4(3/1)
Realisasi
Proyeksi
∆ Rp
%
1.517.507 1.954.807 244.743 206.516 2.291.715 124.452
2.006.304 2.330.117 272.399 221.516 2.691.946 124.923
1.843.770 1.987.960 301.446 206.516 2.495.571 128.311
162.534 342.157 (29.047) 15.000 196.375 (3.388)
8.10% 14.68% -10.66% 6.77% 7.29% -2.71%
15.904 16.03% 3.77% 0.69% 5.74% 94.90% 76.58%
16.058 15.23% 5.53% 0.69% 5.38% 95.08% 85.71%
27.537 18.93% 7.41% 1.10% 5.76% 91.36% 91.59%
(11.479)
-71.48%
Page 92
Laporan Tahunan 2014
KEMAMPUAN MEMBAYAR HUTANG DAN KOLEKTIBILITAS KREDIT 1.
2.
Kemampuan Membayar Hutang
Kemampuan membayar hutang dapat diukur melalui beberapa rasio, antara lain rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio rentabilitas. Rasio-rasio tersebut akan menjadi tolok ukur bagi Bank Yudha Bhakti dalam menghitung kemungkinan risiko-risiko yang muncul dalam kegiatan operasional Bank.
Likuiditas Bank
Likuiditas Bank dipengaruhi oleh struktur pendanaan, likuiditas aset, liabilitas kepada counterparty dan komitmen kredit kepada debitur. Bank Yudha Bhakti melakukan pengelolaan likuiditas dengan mengukur besarnya risiko likuiditas yang dimiliki oleh Bank. Untuk mengukur besarnya risiko likuiditas, Bank menggunakan beberapa indikator, antara lain adalah primary reserve ratio (rasio Giro Wajib Minimum dan Kas), secondary reserve (cadangan likuiditas), Loan to Deposit Ratio (LDR). Pada tanggal 31 Desember 2014, posisi GWM Primer Rupiah adalah sebesar 8,12% dari total dana pihak ketiga Rupiah, sesuai dengan limit yang telah ditetapkan, sedangkan untuk cadangan GWM LDR adalah sebesar 0,00% karena tidak ada pelanggaran batas LDR yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan GWM Sekunder Rupiah adalah sebesar 6,26% dari total dana pihak ketiga Rupiah. Secondary reserve (cadangan likuiditas) adalah alat likuid Bank pendukung primary reserve dengan fungsi sebagai cadangan likuiditas terhadap kebutuhan dana yang tidak terjadwal. Dalam mengelola secondary reserve, Bank memiliki batasan cadangan likuiditas dalam bentuk limit safety level, yaitu proyeksi cadangan likuiditas Bank untuk 3 bulan ke depan. Pada tanggal 31 Desember 2014, cadangan likuiditas berada di atas safety level. LDR merupakan rasio kredit yang diberikan kepada pihak ketiga terhadap dana pihak ketiga. LDR digunakan untuk melihat seberapa besar sumber dana yang berasal dari dana masyarakat, yang secara kontraktual umumnya berjangka pendek, digunakan untuk membiayai aset berupa kredit yang umumnya tidak likuid. Pada tanggal 31 Desember 2014, LDR Bank Yudha Bhakti adalah sebesar 85,71%, meningkat sebesar 8,07% dari tahun 2013. memenuhi kriteria “likuid” dalam penilaian Tingkat Kesehatan Bank. LDR Bank Yudha Bhakti dimaksud berada diantara batas LDR yang ditetapkan oleh Bank Indonesia yaitu 78% sampai dengan 92%, yang merupakan indikator bagi kesehatan finansial suatu Bank.
3.
Solvabilitas Bank
Bank Yudha Bhakti mengukur solvabilitas melalui rasio permodalan Bank. Bank Yudha Bhakti melakukan Kebijakan permodalan secara prudent dengan melakukan diversifikasi sumber permodalan untuk mengantisipasi rencana strategis jangka panjang dan mengalokasikan modal secara efisien pada segmen bisnis yang memiliki potensi untuk memberikan profil risk-return yang optimal Bank Yudha Bhakti memastikan kecukupan modal Bank untuk dapat memenuhi risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional yang tercermin dari Rasio Kecukupan Modal (Capital Adequacy Ratio[CAR]). Rasio Kecukupan Modal (Capital Adequacy Ratio [CAR]) adalah rasio modal terhadap aset tertimbang menurut risiko (Risk-Weighted Assets [RWA]). Berdasarkan peraturan Bank Indonesia, jumlah modal untuk risiko kredit terdiri dari Modal Inti (“Tier I”) dan Modal Pelengkap (“Tier II”) dikurangi penyertaan pada Entitas Anak. Dalam rangka perhitungan Risiko Pasar, Bank dapat memasukkan komponen Modal Pelengkap Tambahan (“Tier III”) yaitu Pinjaman Subordinasi berjangka pendek yang memenuhi kriteria tertentu sebagai komponen Modal. Rasio Kecukupan Modal Bank Yudha Bhakti periode 2013 dan 2014 adalah sebagai berikut:
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 93
Laporan Tahunan 2014
CAR untuk risiko kredit CAR untuk risiko kredit dan operasional CAR untuk risiko kredit, operasional dan pasar
Des. 2013
Des 2014
21,14% 16,90% 16,03%
19,29% 15,96% 15,23%
Rasio kecukupan modal minimum Bank Yudha Bhakti pada tanggal 31 Desember 2014 dengan memperhitungkan risiko kredit, operasional dan pasar adalah 15,23%. Nilai CAR tersebut masih berada diambang batas CAR dan CAR insentif yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar 14%. 4.
Rentabilitas Bank
Rentabilitas konsolidasian bank diukur melalui rasio-rasio berikut: Des. 2013 ROE ROA NIM BOPO
2014
2013
2012
2011
2010
5,53% 0,69% 5,38% 95,08%
3.77% 0,69% 5,74% 94,90%
2.35 % 0.50 % 5.60 % 90,59%
10,74% 1,30% 5,33% 90,15%
17,20% 1,70% 6,09% 88,71%
Pada tahun 2014, Bank Yudha Bhakti mencatat Return on Asset sebesar 0,69%. Net Interest Margin sebesar 5,38%. Rasio BOPO sebesar 95,08%, meningkat dari posisi di tahun 2013 yang sebesar 94,90%. Rasio menjadi perhatian manajemen dalam meningkatkan pengendalian biaya operasional dengan menggunakan anggaran sebagai acuan. 5.
Kolektibilitas Kredit
Kolektibilitas Kredit Bank terlihat dari total kredit bermasalah (Non-Performing Loan [NPL]). NPL Bank Yudha Bhakti pada tahun 2014 tetap terkendali dikisaran 2,35% dengan besaran Rp75.090 juta. Besaran NPL tersebut di bawah ambang batas NPL yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
Kredit Lancar Dalam Perhatian Khusus Kurang Lancar Diragukan Macet NPL NPL-Netto (%)
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
2014
2013
2012
2011
2010
2.006.304 1.853.418 77.796 4.599 2.809 67.682 75.090 2,35%
1,517,778 1.376.399 81.732 3.157 3.223 53.003 59.383 2,09%
1,980,968 1,838,081 72,479 7,316 12,292 50,800 70,408 2,85%
1,509,671 1,308,968 132,519 9,180 5,045 53,959 68,184 4,17%
1,474,979 1,239,937 180,247 6,715 3,839 44,241 54,796 3,44%
Page 94
Laporan Tahunan 2014
STRUKTUR MODAL DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN ATAS STRUKTUR MODAL 1.
Permodalan Total Modal Bank Yudha Bhakti meningkat sebesar 6,16%, dari Rp. 214.323 juta di tahun 2013 menjadi Rp. 227.519 juta per 31 Desember 2014. Peningkatan modal tersebut bersifat organik, yaitu berasal dari saldo laba tahun lalu yang dapat diperhitungkan sebesar Rp. 8.665 juta. Strategi permodalan Bank Yudha Bhakti disusun sejalan dengan rencana bisnis yang ditetapkan dengan titik berat pada pengelolaan Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) dan penguatan struktur permodalan. Bank Yudha Bhakti mencatat rasio kecukupan modal/kewajiban penyediaan modal minimum (KPMM) dengan memperhitunglan risiko kredit, pasar dan operasional menurun 80 bps dari 16,03% di tahun 2013 menjadi 15,23% di tahun 2014. KPMM Bank Yudha Bhakti tersebut masih berada di atas modal minimum sesuai profil risiko Bank, yaitu sebesar 10,66%. Pengukuran Profil Risiko, sebagai faktor yang menentukan secara komprehensif dengan mengukur parameter-parameter risiko dan kualitas penerapan manajemen risiko pada seluruh jenis risiko serta memperhatikan keterkaitan antar parameter risiko dan tingkat signifikansi dampak terhadap bank. Hasil pengukuran risiko dan perhitungan KPMM disampaikan secara berkala kepada Manajemen Bank untuk dievaluasi dan menjadi masukan dalam mengelola perseroan secara menyeluruh.
Pengungkapan Kuantitatif Struktur Permodalan Bank Umum KOMPONEN MODAL
(1) I
Dalam jutaan Rupiah
31 DESEMBER 2014
(2)
31 DESEMBER 2013
Bank
Konsolidasi
Bank
Konsolidasi
(3)
(4)
(5)
(6)
KOMPONEN MODAL
227,519
0
214,323
0
A.
Modal Inti :
227,519
0
214,323
0
1. Modal disetor
206,516
0
164,717
0
76,294
0
92,270
0
0
0
0
0
(55,291)
0
(42,664)
0
2. Cadangan Tambahan Modal 3. Modal Inovatif 4. Faktor Pengurangan Modal Inti
B
C
D E
5. Kepentingan Non Pengendalian
0
0
Modal Pelengkap
0
0
1 Level Atas (Upper Tier 2)
0
0
2 Level Bawah (Lower Tier 2) Maksimum 50 % Modal Inti 3 Faktor Pengurang Modal Pelengkap
0
0
0
0
Faktor Pengurang Modal Inti dan Modal Pelengkap Eksposur Sekuritisasi
0
0
0
0
Modal Pelengkap Tambahan Yang Memenuhi Persyaratan (Tier 3) MODAL PELENGKAP TAMBAHAN YANG DIALOKASIKAN UNTUK MENGANTISIPASI RISIKO PASAR
0
0
0
0
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 95
Laporan Tahunan 2014
II III
IV V VI
TOTAL MODAL INTI DAN MODAL PELENGKAP (A+B-C) TOTAL MODAL INTI, MODAL PELENGKAP, DAN MODAL PELENGKAP TAMBAHAN YANG DIALOKASIKAN UNTUK MENGANTISIPASI RISIKO PASAR (A+B-C+E)
227,519
0
214,323
0
227,519
0
214,323
0
ASET PERTIMBANGAN MENURUT RESIKO (ATMR) UNTUK RESIKO KREDIT ASET PERTIMBANGAN MENURUT RESIKO (ATMR) UNTUK RESIKO OPERASIONAL ASET TERTIMBANG MENURUT RESIKO (ATMR) UNTUK RESIKO PASAR A Metode Standar
1,179,378
0
1,014,021
0
246,221
0
253,879
0
68,715
0
68,704
0
68,715
0
68,704
0
B VII
model Internal
RASIO KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM UNTUK RISIKO KREDIT, RISIKO OPERASIONAL DAN RISIKO PASAR [III : (IV+V+VI)]
0
0
0
0
15.23%
0.00%
16.03%
0.00%
PERBANDINGAN ANTARA TARGET DAN REALISASI DI TAHUN BUKU 2014 Selama tahun 2014, pencapaian rencana bisnis BYB cukup memuaskan, hal ini mencerminkan ketahanan bisnis Bank dalam menghadapi kondisi perekonomian yang penuh tantangan. BYB juga berhasil memenuhi dan melampaui target keuangan berkat dukungan pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga yang solid. Keseluruhan portofolio kredit tumbuh 32,21% menjadi Rp 2.006.304 juta, melebihi target Bank sebesar 21.50%, sementara pertumbuhan dana pihak ketiga tercatat sebesar 19,20% mencapai Rp 2.330.117 Juta, melebihi target yang sebesar 1.70%. Kualitas kredit Bank tetap terjaga dengan rasio NPL sebesar 2,35%. Kinerja tahun 2014 yang relatif cukup baik menghasilkan rasio keuangan yang cukup baik dengan Tingkat Pengembalian atas Aset (Return on Assets - ROA) dan Tingkat Pengembalian atas Ekuitas (Return on Equity – ROE) masing-masing 0,69% dan 5,53%, lebih rendah dari target yang ditetapkan masing-masing sebesar 1,10% dan 7,41%.
Keterangan Kredit Dana Pihak Ketiga Ekuitas Modal Disetor Total Asset Pendapatan Bunga Bersih Laba Rugi Tahun Berjalan (Sebelum Pajak) Rasio KPMM (CAR) ROE ROA NIM BOPO LDR PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
31 Desember 2014
31 Des. 2013
1
2
3(1-2)
4(3/1)
Realisasi
Realisasi
Proyeksi
∆ Rp
%
1.517.507 1.954.807 244.743 206.516 2.291.715 124.452
2.006.304 2.330.117 272.399 221.516 2.691.946 124.923
1.843.770 1.987.960 301.446 206.516 2.495.571 128.311
162.534 342.157 (29.047) 15.000 196.375 (3.388)
8.10% 14.68% -10.66% 6.77% 7.29% -2.71%
15.904 16.03% 3.77% 0.69% 5.74% 94.90% 76.58%
16.058 15.23% 5.53% 0.69% 5.38% 95.08% 85.71%
27.537 18.93% 7.41% 1.10% 5.76% 91.36% 91.59%
(11.479)
-71.48%
Page 96
Laporan Tahunan 2014
PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA Sepanjang tahun 2014, perekonomian global cenderung melambat dan terjadi peningkatan volatilitas di pasar modal dan pasar uang dimana hal tersebut didorong oleh arah kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve (The Fed), mengakhiri stimulus fiskalnya pada Oktober 2014 dan menaikkan secara bertahap dari 0,25% menjadi 3% dalam tiga tahun mendatang. Kondisi ekonomi dunia akan sangat terpengaruh, termasuk Indonesia. Capital reversal terjadi di emerging countries seiring respon pemindahan dana investor global ke safe heaven, sehingga harga aset keuangan dan nilai tukar emerging countries melemah signifikan. Posisi Indonesia sebagai emerging countries yang perekonomiannya memiliki masalah secara structural cukup berisiko menghadapi keluar-masuknya dana asing. Indonesia masih menjadi Negara paling rentan di antara pasar Negara berkembang dalam menghadapi risiko pembalikan modal akibat normalisasi moneter AS. Pertumbuhan Kredit Perbankan Stagnan. Industri perbankan yang menikmati pertumbuhan kredit rata-rata di atas 20% sejak 10 tahun terakhir akhirnya mengalami perlambatan pertumbuhan pada tahun 2014, seperti terjadi pada 2006 dan 2009. Selain dihadang tantangan makro yang masih menggiring bank-bank untuk memasuki jalur lambat pada 2014, kondisi likuiditas perbankan sangat ketat akibat pertumbuhan kreditnya lebih tinggi daripada pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK)-nya beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2013 kredit perbankan nasional tumbuh 21,80% dan DPK hanya tumbuh 13,60%. Per Agustus 2014 pertumbuhan kredit melambat hanya 13,94% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, sementara DPK meningkat 12,08%. Industri perbankan harus mencermati posisi loan to deposit ratio (LDR) yang terus meningkat hingga di atas 92% akibat kredit perbankan yang tumbuh cepat tidak diimbangi dengan pertumbuhan dana masyarakat. Dengan demikian, perlambatan pertumbuhan kredit pada 2014 belum cukup mengamankan kondidi likuiditas perbankan, sehingga bank-bank masih berebut deposito dengan imingiming suku bunga tinggi. Prospek Pengembangan Usaha Di tengah berbagai tantangan tersebut, Bank Yudha Bhakti pada tahun 2014 berhasil membukukan pencapaian rencana bisnis sebagai berikut : 1.
Total Aset Total asset pada akhir tahun 2014 sebesar Rp.2.691.946 juta, bila dibandingkan dengan Rencana Bisnis Bank sebesar Rp.2.495.571 juta, dberada di atas anggaran sebesar 7,87%
2.
Dana Pihak ketiga (DPK) Penghimpunan DPK tahun 2014 sebesar Rp.2.330.117 juta, bila dibandingkan dengan Rencana Bisnis Bank sebesar Rp.1.987.960 juta, berada di atas anggaran sebesar 17,21%.
3.
Kredit Penyaluran kredit pada tahun 2014 sebesar Rp.2.006.304 juta, bila dibandingkan dengan Rencana Bisnis Bank sebesar Rp.1.843.770 juta, berada di atas anggaran sebesar 8,81%.
4.
Laba Laba tahun berjalan sebelum pajak pada akhir tahun 2014 sebesar Rp.16.058 juta, bila dibandingkan dengan Rencana Bisnis Bank sebesar Rp.27.537 juta, berada di bawah anggaran sebesar 41,69%. Tidak tercapainya laba bank terutama disebabkan tingginya biaya dana termasuk biaya overhead dan pembentukan CKPN.
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 97
Laporan Tahunan 2014
Kondisi makro ekonomi, kebijakan pemerintah dan Bank Indonesia serta Otoritas Jasa Keuangan akan tetap menjadi factor yang utama untuk menciptakan kondisi yang mendukung pertumbuhan perbankan nasional. Bank Yudha Bhakti percaya dan mampu menjawab tantangan di tahun yang akan datang dan mampu melanjutkan transformasi bisnis dalam upaya menjadi Bank Publik dengan kinerja bagus sesuai rating Infobank, melalui langkah-langkah strategis sebagai berikut : 1.
2. 3. 4. 5. 6.
7. 8. 9.
10.
Melanjutkan akselerasi pertumbuhan Kredit Khusus Pensiun : a. Mengoptimalkan kerjasama dengan PT Asabri dalam pengelolaan bisnis pensiun; b. Pengembangan bisnis dengan melakukan kerjasama penyaluran Kredit Khusus Pensiun melalui perusahaan dana pensiun, maupun Bank Perkreditan Rakyat (BPR) untuk daerah yang tidak terdapat outlet Bank Yudha Bhakti. c. Pengembangan Kredit Perumahan, baik kepada prajurit yang masih aktif maupun yang telah pension bekerjasama denganTabungan Wajib Pensiun TNI-AD. Pengembangan Kredit Komersial, dengan fokus penyaluran Kredit Komersial pada tiga kota besar, yaitu Jakarta, Surabaya dan Bandung. Mereposisi Kredit Channeling melalui Multifinance yang memiliki imbal-hasil yang lebih rendah dari Kredit Khusus Pensiun, dan hanya fokus pada Kredit Multifinance produktif. Menekan biaya DPK, khususnya deposito dan mengembangkan produk DPK berbunga rendah dan berjangka panjang untuk memperbaiki mismatch. Pengendalian biaya bunga dan biaya operasional agar BOPO < 90%; Pengembangan infrastruktur TSI dalam penyediaan layanan system informasi yang terpadu untuk mendukung aktivitas bisnis bank, meningkatkan efisiensi dan produktivitas, meminimalkan risiko operasional, serta menyediakan layanan TSI yang aman dan nyaman. Pengembangan budaya kerja atau corporate culture, khususnya melalui proses peningkatan integritas diri yang menyangkut aspek etos kerja, disiplin, kejujuran, loyalitas terhadap perusahaan; Menyempurnakan Kebijakan dan Prosedur opersional sesuai hasil pemeriksaan Otoritas Jasa Keuangan dan kebutuhan organisasi. Melaksanakan pelatihan dan pendidikan bidang perbankan/keuangan dan bidang terkait lainnya karena Sumber Daya Manusia sebagai asset utama dan factor penentu memiliki peran yang sangat menentukan bagi kinerja perusahaan. Mereview dan melaksanakan metode dan mekanisme penilaian kinerja bagi personil secara berjenjang untuk mendapatkan hasil penilaian kinerja yang akurat dan berkesinambungan sehingga dapat dipertanggung jawabkan serta dapat meninmgkatkan kinerja setiap personil bank Yudha Bhakti.
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 98
Laporan Tahunan 2014
ASPEK PEMASARAN Sepanjang tahun 2014, perekonomian nasional cenderung melambat dan terjadi peningkatan volatilitas di pasar modal dan pasar uang dimana hal tersebut antara lain didorong oleh belum pulihnya perekonomian global yang berdampak pada turunnya beberapa harga komoditas tertentu, sehingga akan berpengaruh pada target ekspor nasional. Dalam rangka mendukung tercapainya rencana bisnis yang telah ditetapkan, penerapan strategi pemasaran yang efektif sangat dibutuhkan. Berkenaan dengan hal tersebut, sepanjang tahun 2014 Bank Yudha Bhakti melakukan program-program pemasaran penyaluran kredit dan penghimpunan dana sebagai berikut :
Kredit Di tengah persaingan antar bank yang ketat, Bank dituntut dapat menyikapi dan peka terhadap pola preferensi konsumen yang terus berubah sejalan dengan tuntutan dan kecenderungan pasar. Kredit sebagai produk utama menyumbang konrtribusi atas laba perusahaan, sehingga strategi perkreditan sangat mutlak mendapat perhatian yang khusus. Bank Yudha Bhakti sebagai salah satu bank dengan produk Kredit Konsumer, termasuk di dalamnya Kredit Khusus Pensiun, Kredit Channeling melalui Multifinance, Kredit Multiguna (KMG), Kredit Pemilikan Rumah (KPR), senantiasa tanggap terhadap persaingan pasar dengan semakin banyaknya competitor di pasar yang sama. Untuk itu diperlukan komitmen dan strategi yang tepat untuk menjaga portofolio perkreditan bank tetap diminati dengan pengelolaan yang hati-hati, sehingga pertumbuhan kredit akan berbanding lurus dengan kualitasnya. Beberapa strategi pemasaran yang telah dan terus dikembangkan, antara lain : 1. Menjaga produk bank tetap dapat memenuhi kebutuhan nasabah, dengan menyempurnakan fitur dan benefit lain, khas Bank Yudha Bhakti yang menjadi kekuatan posisi bank, dengan harapan produk tetap dapat diterima dan dapat berkompetisi dengan produk sejenis di pasar. 2. Menjalankan pola kemitraan dengan berbagai institusi credible dengan konsep kerjasama yang saling menguntungkan, kerjasama yang telah dan akan terjalin adalah dengan PT Asabri (Persero), PT Taspen (Persero), TWP-AD, YKPP, Dapen BUMN/Swasta, serta lembaga-lembaga lain yang terlebih dahulu melalui assessment yang ketat. 3. Mengembangkan IT dengan menjaga Servive Level Agreement (SLA) untuk produk Kredit yang memerlukan kecepatan dan keakuratan, serta saat ini BYB telah memiliki Aplikasi SIAP (Sistem Informasi Aplikasi Pensiun) yang terintegrasi dengan pelaporan yang akurat dan tetap mengedepankan prispip kehati-hatian. 4. Memperluas kemitraan dengan provider perusahaan asuransi yang credible sebagai back-up atas risiko kerugian yang mungkin timbul sebagai akibat kredit macet dan/atau meninggalnya debitur. Beberapa perusahaan asuransi BUMN dipilih dengan pertimbangan kredibilitas sehingga membantu memperkecil bobot risikonya dan ATMR-nya. 5. Program promosi terus menerus dilakukan untuk menunjang pertumbuhan dan meningkatnya loyalitas nasabah, seperti program bedah rumah, program hadiah langsung, bingkisan hari raya, sosialisasi UKM dll. 6. Tetap menjaga Kredit Komersial sebagai penyeimbang dalam pencapaian target kredit secara keseluruhan, termasuk Kredit Usaha Kecil dan Menengah (UKM) atau kredit produktif lainnya. PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 99
Laporan Tahunan 2014
Pendanaan
Keberhasilan pencapaian target pendanaan di tahun 2014 tidak terlepas dari keberhasilan penetapan strategi pendanaan. Beberapa kegiatan penghimpunan dana untuk meningkatkan volume dan nasabah (New of Account/NOA) telah dilakukan dengan mengedepankan tetap menjaga loyalitas nasabah existing dan menambah nasabah baru. Strategi dalam penghimpunan dana Bank yang telah dan sedang dilakukan, antara lain : 1. Menjaga dan mempertahankan 25 deposan inti Bank sebagai core pendanaan yang terbukti dapat dijadikan acuan untuk menjaga likuiditas, dimana selama ini kebijakan tersebut cukup efektif. Deposan inti Bank adalah deposan yang telah bermitra dengan Bank Yudha Bhakti lebih dari 5 (lima) tahun. 2. Pengembangan produk baru berbasis ATM Bersama, seperti produk tabungan berhadiah, tabungan berjangka, pay-roll untuk pegawai. 3. Aktif dalam program sponsorship dan iklan bersama .di media masa nasional, dengan jangkauan pembaca yang luas dengan mitra strategis dalam event-event penting seperti Launching ATM Bank Yudha Bhakti dan IPO, serta ucapan selamat Ulang Tahun (HUT). 4. Sosialisasi bersama dalam memasarkan produk Bank (kredit dan pendanaan) dengan institusi, seperti kesatuan-kesatuan di lingkungan TNI – Polri, Dana Pensiun dan lembaga lain yang berpotensi menjadi penabung dan giran. 5. Penawaran layanan ATM bagi nasabah pension dengan penyesuaian fitur dan Time and Condition (TC) tersendiri, sat ini Bank memiliki sekitar 15.000 nasabah pension yang menjadi target market produk ATM, dan jumlah ini akan terus berkembang sekitar 5.000 s.d. 6.000 pensiunan/tahunnya. Fungsi produk layanan ATM sekaligus sebagai penunjang produk penghimpunan dana, juga meningkatkan fee based income Bank.
SIGNIFICANT EVENTS Sesuai dengan hasil audit Kantor Akuntan Publik (KAP) Husni, Mucharam & Rasidi Laporan Nomor : LAI/GA/BTW/15019 tanggal 11 Maret 2015 menyatakan bahwa terdapat peristiwa penting setelah tanggal neraca yang memiliki pengaruh signifikan terhadap laporan keuangan tanggal 31 Desember 2014, sebagai berikut : 1. Tanggal 6 November 2014 Bank Yudha Bhakti menerima surat dari Bursa Efek Indonesia (BEI) No. s05288/BEI.PG1/11-2014 mengenai Persetujuan Permohonan Perjanjian Pendahuluan Pencatatan. 2. Tanggal 31 Desember 2914 Bank Yudha Bhakti menerima surat dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) No. S-584/D.04/2014 perihal Pemberitahuan Efektifnya Pernyataan Pendaftaran, yaitu Dalam Rangka Penawaran Umum Perdana Saham PT Bank Yudha Bhakti Tbk. 3. Tanggal 9 Januari 2015 Bank Yudha Bhakti tepat berusia 25 tahun. 4. Tanggal 13 Januari 2015 launching ATM Bank Yudha Bhakti. 5. Tanggal 13 Januari 2015 Bank Yudha Bhakti mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia, sehingga merupakan perusahaan publik pertama di tahun 2015 yang mencatatkan sahamnya di Bursa. Hasil dari penjualan saham ini akan digunakan untuk pengembangan/peningkatan bisnis, infrastruktur (sarana pendukung) khususnya Teknologi Informasi. Adapun jumlah saham yang ditawarkan adalah sebanyak 300.000.000 lembar saham baru atau 11,93% dari Modal Ditempatkan dan disetor penuh dengan nilai nominal Rp. 100,- setiap saham yang ditawarkan kepada masyarakat. Adapun harga penawaran Rp. 115,- setiap lembar saham, sehingga seluruhnya berjumlah Rp.34.500.000.000. total Modal Dasar sebesar Rp. 600.000.000.000,- dan yang telah ditempatkan dan disetor penuh menjadi sebesar Rp. 251.516.000.000,Dengan telah dicatatkannya saham di bursa dengan kode BBYB, maka komposisi kepemilikan saham Bank Yudha Bhakti menjadi :
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 100
Laporan Tahunan 2014
a. b. c. d. e.
8 INKOP dan PUSKOP TNI / POLRI Sugeng Subroto PT Gozco Capital, Tbk Koperasi Karyawan Bank Yudha Bhakti Masyarakat
: 25,49% : 3,52% : 53,82% : 5,24% : 11,93%
6. Tanggal 30 Januari 2015, Direktur Utama PT Bank Yudha Bhakti, Sdr. Michael Hoetabarat mengundurkan diri dari perseroan. 7. Tanggal 25 Maret 2015 dibukanya layanan operasional ATM Bersama Bank Yudha Bhakti.
STRATEGI DAN RENCANA KERJA 2015 Tahun 2014 merupakan tahun yang penuh tantangan bagi perekonomian dan industri perbankan nasional, seperti kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga BBM yang berakibat kenaikan inflasi. Melemahnya nilai tukar rupiah menjadi Rp.12.385 di akhir 2014, serta kenaikan UMP dan TDL yang mempengaruhi pelaku industri di Indonesia dan menyebabkan melonjaknya defisit transaksi berjalan. Kinerja perbankan nasional sedikit menghadapi tekanan baik dalam hal ekspansi bisnis maupun dalam hal profitabilitas. Penyaluran kredit perbankan secara tahunan tumbuh dikisaran 11,6% YoY melambat dibandingkan periode sebelumnya yang tumbuh sekitar 20,08% YoY dan dana masyarakat hanya tumbuh 10,8% YoY yang juga lebih rendah dari pertumbuhan tahun 2013 sebesar 13,8% YoY. Namun demikian di tengah situasi tersebut, menutup tahun 2014, perekonomian Indonesia mencatat pertumbuhan sebesar 5,01% hingga akhir 2014 dan terjadi pada semua sektor ekonomi, kondisi ini sedikit melambat jika dibandingkan pada tahun 2013 yang tumbuh sebesar 5,78%. Sementara kinerja perbankan nasional pada September 2014 masih terjaga dengan baik dimana rasio NPL gros = 2,29%, NIM = 4,2%, ROA = 2,9% dan LDR = 88,9%. Di tengah berbagai tantangan eksternal tersebut, Bank Yudha Bhakti di tahun 2014 berhasil membukukan pertumbuhan bisnis yang baik, seperti pertumbuhan jumlah asset, kredit dan dana pihak ketiga, sementara laba tahun berjalan tidak tercapai,. Disebabkan karena tingginya biaya dana termasuk biaya overhead dan pembebanan CKPN. Dengan mempertimbangkan prospek perekonomian tahun 2015 dan situasi persaingan di industri perbankan, baik dalam penyaluran kredit maupun penghimpunan DPK serta memperhatikan competitive advantage yang dimiliki, Bank Yudha Bhakti telah menyusun strategi bisnis di tahun 2015 hingga beberapa tahun ke depan. Beberapa faktor penting dalam pencapaian strategi bisnis yang telah ditetapkan, dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian dan risiko, antara lain adalah sebagai berikut : 1. Memiliki struktur permodalan yang kuat : a Meningkatkan permodalan melalui penawaran umum terbatas (right issue). b Optimalisasi pencapaian laba dan meningkatkan prosentase laba ditahan (retained earning). c Menjaga kualitas pertumbuhan ATMR. d Menjaga rasio KPMM pada kisaran > 14%. 2. Mengendalikan beban operasional pada level yang lebih baik dan mengacu pada standar industry perbankan nasional : a Mengendalikan beban operasional pada level yang lebih baik (BOPO antara 89% - 90%). b Mengurangi porsi dana mahal (deposito) dan meningkatkan penghimpunan dana murah (CASA). c Meningkatkan pengendalian biaya operasional dengan menggunakan anggaran sebagai acuan. 3. Memperbaiki kualitas aset : PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 101
Laporan Tahunan 2014
a b c d e
Fokus ekspansi pada kredit-kredit risiko rendah (low risk) dengan tingkat imbal-hasil yang optimal (high return). Mengintensifkan upaya penagihan kredit bermasalah termasuk melakukan restrukturisasi kredit. Menurunkan kredit bermasalah (NPL) menjadi 2,78% pada akhir Desember 2015. Melakukan proses litigasi untuk debitur-debitur yang tidak kooperatif. Memaksimalkan penerimaan kembali dari penjualan AYDA.
4. Menyempurnakan budaya perusahaan (corporate culture) : a Menyempurnakan budaya perusahaan, melalui restrukturisasi organisasi berbasis kinerja, penataan ulang sistem penilaian karyawan berbasis kinerja dan penyesuaian SDM dengan kebutuhan strategis. b Merumuskan kembali nilai-nilai budaya untuk menjadi pedoman karyawan dalam berprilaku. c Melaksanakan dan menyempurnakan KPI di setiap tingkatan organisasi. d Meningkatkan kualitas SDM dan budaya sadar risiko. e Melakukan job rotaion dalam rangka peningkatan produktifitas dan meminimalisir risiko. 5. Mengoptimalkan kapasitas / pemanfaatan Teknologi Informasi : a Mengembangkan pemanfaatan core banking alphabit dalam rangka mendukung pengembangan bisnis (Aplikasi Sistem Aplikasi Pensiun/SIAP, Aplikasi AP4, CMS). b Meningkatkan kerjasama dengan vendor dalam pengembangan solusi inovatif untuk meningkatkan produk dan layanan operasional yang lebih cepat, handal dan realible. c Mengambangkan infrastruktur pendukung dan Teknologi Sistem Informasi dalam meningkatkan efisiensi operasional dan mutu pelayanan. 6. Meningkatkan penerapan manajemen risiko dan system pengandalian intern : a Menyempurnakan penerapan prinsip kehati-hatian (prudent banking), GCG dan system pengendalian intern. b Menyempurnakan metodologi, tools, dan proses manajemen risiko dengan melakukan review / penilaian peringkat untuk kredit nominal tertentu. c Menyusun dan melaksanakan review atas kebijakan dan prosedur internal agar selaras dan memenuhi ketentuan regulator (BI dan OJK). 7. Memperbaiki mismatch antara sujber dana jangka pendek dengan penyaluran kredit berjangka panjang : a b c
Mengembangkan produk penghimpunan dana berjangka waktu panjang. Peningkatan penghimpunan dana murah (CASA) dengan penambahan fitur produk dan layanan bank. Optimalisasi layanan ATM Bank Yudha Bhakti dalam penghimpunan dana murah.
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 102
Laporan Tahunan 2014
Adapun kinerja financial yang ingin dicapai untuk tahun 2015 adalah sbb :
Keterangan Kredit Dana Pihak Ketiga Ekuitas Modal Disetor Total Asset Pendapatan Bunga Bersih Laba Rugi Tahun Berjalan (Sebelum Pajak) Rasio KPMM (CAR) ROE ROA NIM BOPO LDR
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
(dalam jutaan Rupiah) 31 Des. 2015
31 Des. 2014 1
2
3(1-2)
4(3/2)
Realisasi
Proyeksi
∆ Rp
%
2.006.304 2.330.117 272.399 221.516 2.691.946 124.923
2.665.420 2.827.450 301.446 251.516 3.278.555 200.981
659.116 497.333 29.047 30.000 586.609 76.058
24.73% 17.59% 9.64% 11.93% 17.89% 37.84%
16.058 15.23% 5.53% 0.69% 5.38% 95.08% 85.71%
48.341 14.53% 13.20% 1.47% 6.89% 89.88% 93.80%
31.839
66.78%
Page 103
Laporan Tahunan 2014
PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK (GCG) KILAS TATA KELOLA YANG BAIK Dasar Penerapan Tata Kelola Yang Baik Pemahaman tentang Tata Kelola Perusahaan Yang Baik atau Good Corporate Governance (GCG) memiliki peran penting untuk memastikan serta menjamin pelaksanaan manajemen yang dijalankan dengan baik sehingga dapat mengembangkan Bank Yudha Bhakti untuk meraih kesuksesan. Implementasi GCG merupakan upaya optimalisasi Bank Yudha Bhakti untuk memberi nilai lebih kepada nasabah, masyarakat, juga para pemangku kepentingan, selain menjadikan Bank Yudha Bhakti memiliki struktur perusahaan yang kuat. GCG diperlukan untuk menunjang kekuatan dan sustainabilitas Bank Yudha Bhakti yang juga berimplikasi pada sistem strukturisasi yang baik. Implementasi GCG di Bank Yudha Bhakti sejalan dengan ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku. Sebelum menjadi perusahaan publik yang sahamnya tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), Bank Yudha Bhakti telah menerapkan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan pada semua aspek dan lini kerja serta menjadikannya sebagai bagian dari budaya Perusahaan. Penyempurnaan pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan dilakukan melalui pemenuhan peraturan bagi emiten yang tercatat di BEI, yang mewajibkan seluruh perusahaan publik untuk mengangkat pejabat dan struktur organisasi yang independen serta memberikan peran aktif Sekretaris Perusahaan untuk memenuhi kewajiban keterbukaan informasi.
Kebijakan GCG Bank Yudha Bhakti berkomitmen untuk memberikan nilai tambah bagi para pemangku kepentingan. Salah satu kunci utama untuk merealisasikan komitmen tersebut adalah penerapan prinsip Tata Kelola Perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) secara konsisten serta menjadikannya sebagai budaya kerja yang berlaku di dalam Bank Yudha Bhakti. Pemahaman ini mendasari Bank Yudha Bhakti untuk melaksanakan tata kelola yang baik dalam setiap kegiatan bisnisnya demi mencapai tujuan bisnis jangka panjang yang berkesinambungan. Melalui peran aktif dan dukungan penuh Dewan Komisaris dan Direksi, Bank Yudha Bhakti memastikan penerapan prinsip-prinsip GCG pada setiap aspek bisnis dan pada semua jajaran organisasi, hal tersebut diwujudkan dalam aspek-aspek sebagai berikut: 1. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris 2. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi 3. Kelengkapan dan pelaksanaan tugas komite 4. Penanganan benturan kepentinganuhan 5. Penerapan fungsi kepatuhan 6. Penerapan fungsi audit internal 7. Penerapan fungsi audit eksternal 8. Penerapan manajemen risiko termasuk sistem pengendalian internal 9. Penyediaan dana kepada pihak terkait (related party) dan penyediaan dana besar (large exposures) 10. Transparansi kondisi keuangan dan non-keuangan bank, laporan pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan dan pelaporan internal 11. Rencana strategis Bank
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 104
Laporan Tahunan 2014
Asas-Asas Tata Kelola Perusahaan Asas GCG diterapkan pada setiap aspek bisnis dan di semua jajaran Bank Yudha Bhakti yang terdiri dari transparansi,akuntabilitas, responsibilitas, independensi, serta kewajaran dan kesetaraan. Asas ini dapat mencapai kesinambungan usaha Bank Yudha Bhakti dengan memperhatikan pemangku kepentingan. Transparansi Transparansi (transparency) mengandung unsur pengungkapan (disclosure) dan penyediaan informasi secara tepat waktu, memadai, jelas, akurat, dan dapat dibandingkan serta mudah diakses oleh pemangku kepentingan dan masyarakat. Transparansi diperlukan agar Bank Yudha Bhakti dapat menjalankan bisnis secara objektif,profesional, dan melindungi kepentingan konsumen. Akuntabilitas Akuntabilitas (accountability) mengandung unsur kejelasan fungsi dalam organisasi dan cara pertanggung jawaban. Bank Yudha Bhakti sebagai lembaga dan pejabat yang memiliki kewenangan dapat mempertanggungjawabkan kinerjanya secara transparan dan akuntabel. Untuk itu Bank Yudha Bhakti dikelola secara sehat, terukur dan profesional dengan memperhatikan kepentingan pemegang saham, mitra, dan pemangku kepentingan lain. Akuntabilitas merupakan prasyarat yang diperlukan untuk mencapai kinerja yang berkesinambungan. Responsibilitas Responsibilitas mengandung unsur kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dan ketentuan internal, prinsip pengelolaan bank yang sehat serta tanggungjawab Bank Yudha Bhakti terhadap masyarakat dan lingkungan. Responsibilitas diperlukan agar dapat menjamin terpeliharanya kesinambungan usaha dalam jangka panjang dan mendapat pengakuan sebagai warga korporasi yang baik atau dikenal dengan good corporate citizen. Independensi Independensi mengandung unsur kemandirian dari dominasi pihak lain dan objektifitas dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya. Dalam hubungan dengan asas independensi, Bank Yudha Bhakti dikelola secara independen agar masing-masing organ Bank Yudha Bhakti beserta seluruh jajaran dibawahnya tidak saling mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak manapun yang dapat mempengaruhi objektivitas dan profesionalisme dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya. Kewajaran dan Kesetaraan Kewajaran dan kesetaraan (fairness) mengandung unsur perlakuan yang adil dan kesempatan yang sama sesuai dengan proporsinya. Dalam melaksanakan kegiatannya, Bank Yudha Bhakti harus senantiasa memperhatikan kepentingan pemegang saham, mitra dan pemangku kepentingan lainnya berdasarkan asas kewajaran dan kesetaraan dari masing-masing pihak yang bersangkutan. ORGAN TATA KELOLA YANG BAIK Bank Yudha Bhakti sebagai badan hukum yang berbentuk perseroan terbatas, yaitu badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (“UU PT”). Untuk menjalankan kegiatannya, suatu perseroan terbatas memerlukan organ perseroan yang terdiri dari Rapat Umum Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan Direksi. Ketiga organ perseroan tersebut memiliki kedudukan yang setara satu sama lain namun dengan fungsi dan wewenang yang berbeda dalam rangka menjalankan kegiatan pengelolaan Bank Yudha Bhakti sehari-hari. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) adalah organ perseroan yang mempunyai wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi atau Dewan Komisaris dalam batas yang ditentukan dalam UU Perseroan Terbatas dan/atau Anggaran Dasar Bank Yudha Bhakti. RUPS di Bank Yudha Bhakti merupakan wadah bagi seluruh pemegang saham Bank Yudha Bhakti untuk mengambil keputusan bagi Bank Yudha Bhakti PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 105
Laporan Tahunan 2014
berdasarkan kepentingan secara wajar dan transparan. RUPS tidak melakukan intervensi terhadap fungsi, tugas, dan wewenang organ perseroan lainnya yaitu Dewan Komisaris dan Direksi. Namun demikian, hal tersebut tidak mengurangi kewenangan RUPS untuk menjalankan haknya sesuai dengan Anggaran Dasar Bank Yudha Bhakti dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Tanggung Jawab Pemegang Saham 1.
2. 3. 4.
Pemegang saham pengendali harus dapat: a. Memperhatikan kepentingan pemegang saham minoritas dan stakeholders sesuai peraturan perundangundangan. b. Mengungkapkan kepada instansi penegak hukum tentang pemegang saham pengendali yang sebenarnya (Ultimate Shareholders) dalam hal terdapat dugaan terjadinya pelanggaran terhadap peraturan perundangundangan atau dalam hal diminta oleh otoritas terkait. Pemegang saham yang merupakan pemegang saham pengendali pada beberapa perseroan, perlu diupayakan agar akuntabilitas dan hubungan antar perseroan dapat dilakukan secara transparan. Pemegang saham minoritas bertanggungjawab untuk menggunakan haknya dengan baik sesuai dengan Anggaran Dasar Perseroan dan peraturan perundang-undangan. Pemegang saham harus dapat: a. Memisahkan kepemilikan harta Perseroan dengan kepemilikan harta pribadi. b. Memisahkan fungsinya sebagai pemegang saham dan sebagai anggota Dewan Komisaris atau Direksi dalam hal pemegang saham menjabat pada salah satu dari kedua organ tersebut.
Dalam melindungi kepentingan para pemegang saham, Bank Yudha Bhakti selalu mengacu pada Anggaran Dasar Perseroan, beserta seluruh ketentuan internal Perseroan yang termasuk ke dalam hierarki kebijakan Perseroan, dan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. HUBUNGAN DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI Tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi sebagai dua organ perusahaan yang menjalankan aktivitas operasional secara harian adalah berbeda. Tugas utama Dewan Komisaris pada intinya adalah sebagai pengawas dan pemberi saran, sementara itu tugas utama Direksi adalah melaksanakan keputusan RUPS, arahan dari Dewan Komisaris serta mengelola operasional perusahan. Namun demikian, keduanya harus senantiasa berkoordinasi dan bekerja sama untuk mencapai tujuan dan kesinambungan usaha perusahaan dalam jangka panjang. Hubungan kerja Dewan Komisaris dan Direksi adalah hubungan check and balances untuk kemajuan dan kesehatan Bank. Dewan Komisaris dan Direksi sesuai dengan fungsinya masing-masing bertanggung jawab atas kelangsungan usaha Bank dalam jangka panjang. Hal ini tercermin pada: 1. Terpeliharanya kesehatan Bank sesuai dengan prinsip kehati-hatian dan kriteria yang ditetapkan oleh Bank Indonesia/OJK. 2. Terlaksananya dengan baik manajemen risiko maupun sistem pengendalian internal. 3. Tercapainya imbal hasil yang wajar bagi pemegang saham. 4. Terlindunginya kepentingan stakeholders secara wajar. 5. Terpenuhinya implementasi GCG. 6. Terlaksananya suksesi kepemimpinan dan kontinuitas manajemen di semua lini organisasi. Untuk dapat memenuhi tanggung jawab dan melaksanakan hubungan check and balances tersebut, Dewan Komisaris dan Direksi telah menyepakati hal-hal sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5.
Visi, misi dan nilai-nilai perusahaan (Corporate Values). Sasaran usaha, strategi bisnis, rencana jangka panjang maupun rencana bisnis bank tahunan. Kebijakan dalam memenuhi ketentuan perundang-undangan, anggaran dasar dan prudential banking practices termasuk komitmen untuk menghindari segala bentuk benturan kepentingan. Kebijakan dan metode penilaian kinerja Bank, unit satuan kerja dalam Bank dan personalianya. Struktur organisasi ditingkat eksekutif yang mampu mendukung tercapainya sasaran bisnis Bank.
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 106
Laporan Tahunan 2014
LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA YANG BAIK Tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) merupakan unsur penting di industri perbankan mengingat risiko dan tantangan yang dihadapi oleh industri perbankan semakin meningkat. Penerapan Good Corporate Governance (GCG) merupakan proses jangka panjang yang memberikan hasil berupa sustainable value. Implementasi GCG sebagai sebuah sistem dilakukan melalui proses intern yang melibatkan Dewan Komisaris, Direksi dan seluruh pegawai. Sejak diterapkannya GCG, Bank Yudha bhakti mengalami perubahan yang lebih baik, terutama dengan meningkatnya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) hingga dapat bekerja lebih efisien, efektif, kompetitif dan profesional didukung oleh budaya dan etos kerja yang mumpuni. Sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia tentang pelaksanaan GCG bagi Bank Umum, dengan disampaikan Laporan Pelaksanaan GCG Bank Yudha Bhakti, yang terdiri dari transparansi pelaksanaan GCG dan kesimpulan hasil penilaian (self assessment) pelaksanaan GCG di Bank Yudha Bhakti. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) merupakan organ organisasi tertinggi dalam struktur GCG perusahaan. RUPS memiliki wewenang antara lain untuk mengangkat dan memberhentikan anggota Dewan Komisaris dan Direksi, mengevaluasi kinerja Dewan Komisaris dan kinerja Direksi, menyetujui perubahan Anggaran Dasar, menyetujui laporan tahunan dan menetapkan bentuk dan jumlah imbalan, tunjangan dan fasilitas bagi anggota Dewan Komisaris dan Direksi, menetapkan penggunaan laba dan penunjukan akuntan publik. RUPS juga membahas strategi, kebijakan, serta hal-hal penting lainnya yang diusulkan oleh Direksi, Dewan Komisaris ataupun pemegang saham. Sepanjang tahun 2014, Bank Yudha Bhakti mengadakan 3 kali RUPS (tahunan dan luar biasa). Beberapa keputusan penting yang dihasilkan dalam rapat-rapat tersebut antara lain : 1.
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Bank Yudha Bhakti tanggal 11 April 2014 memutuskan : a. Menerima dan mengesahkan jalannya perusahaan dan Laporan Tahunan serta Laporan Keuangan Perseroan untuk tahun buku 2013. b. Menyetujui seluruh laba bersih perusahaan setelah dikurangi pajak yaitu sebesar Rp.11.055.188.739,- (sebelas milyar lima puluh lima juta seratus delapan puluh delapan ribu tujuh ratus tiga puluh sembilan rupiah) dialokasikan seluruhnya sebagai laba ditahan untuk memperkuat Modal perseroan. c. Memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung jawab (acquit et de charge) kepada Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan atas pengurusan dan pengawasan yang telah dijalankan selama tahun buku 2013. d. Menyetujui pengangkatan Ibu Hulda S. Tirtohartono sebagai Direktur perseroan, sehingga susunan anggota Direksi adalah sebagai berikut : - Direktur Utama : Michael Hoetabarat - Direktur Operasi : Syahril Yoserizal - Direktur Komersial : Dian Savitry - Direktur Kepatuhan : Iim Wardiman - Direktur Corporate Banking : Hulda S. Tirtohartono e. Menyetujui penambahan Modal Disetor Perseroan yang berasal dari fresh money dengan pengeluaran 15.000 lembar saham senilai Rp.15.000.000.000,- (lima belas milyar rupiah). Modal tersebut akan ditawarkan kepada pemegang saham dengan jumlah proporsional dengan jangka waktu 14 hari kepada pemegang saham untuk memberikan keputusan untuk mengambil bagian atau tidak. f. Menyetujui rencana penjualan 507 (limaratus tujuh) lembar saham milik INKOVERI senilai Rp.507.000.000,-.
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 107
Laporan Tahunan 2014
2.
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Bank Yudha Bhakti tanggal 29 April 2014 memutuskan : a. Penegasan penerimaan dan pengesahan jalannya perusahaan dan Laporan Tahunan serta Laporan Keuangan Perseroan tahun buku 2013. b. Penegasan persetujuan alokasi laba bersih perusahaan setelah dikurangi pajak yaitu sebesar Rp. 11.055.188.739,- (sebelas milyar lima puluh lima juta seratus delapan puluh delapan ribu tujuh ratus tiga puluh sembilan rupiah) yang dialokasikan seluruhnya sebagai laba ditahan untuk memperkuat Modal perseroan sesuai dengan permintaan Bank Indonesia. c. Penegasan pemberian pelunasan dan pembebasan tanggung jawab (acquit et de charge) kepada Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan atas pengurusan dan pengawasan yang telah dijalankan selama tahun buku 2013. d. Menyetujui penambahan Modal Disetor Perseroan yang berasal dari fresh money dengan pengeluaran 15.000 lembar saham senilai Rp.15.000.000.000,- (lima belas milyar rupiah) yang seluruhnya akan diambil bagian oleh PT Gozco Capital.
3.
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Bank Yudha Bhakti tanggal 10 September 2014 memutuskan : a. Menyetujui perpanjangan masa jabatan Bapak Syahril Yoserizal sebagai Direktur Operasi terhitung sejak tanggal 17-06-2014 sampai dengan tanggal 30-09-2014. Sehingga susunan Dewan Komisaris dan Direksi perseroan adalah sebagai berikut :
Dewan Komisaris -
Komisaris Utama /Independen I Komisaris Independen II Komisaris Komisaris
: Suprihadi, S. IP : I Putu S. Soeranta : Tjandra Mindharta Gozali : Rianzi Julidar, S.IP,SH,M.Sc
Direksi -
Direktur Utama Direktur Personal Banking Direktur Corporate Banking Direktur Operasi Direktur Kepatuhan
: Michael Hoetabarat : Dian Savitry : Hulda S. Tirtohartono : Syahril Yoserizal : Iim Wardiman
b. Menyetujui pengunduran diri dan sekaligus pemberhentian dengan hormat Bapak Syahril Yoserizal sebagai Direktur Operasi yang efektif berlaku terhitung mulai 01-10-2014. c. Menyetujui penunjukan Ibu Hulda S. Tirtohartono sebagai Direktur Operasi yang efektif berlaku mulai tanggal 01-10-2014. d. Menyetujui penunjukan Bapak Michael Hoetabarat sebagai Direktur Utama merangkap Direktur Corporate Banking Perseroan yang efektif berlaku terhitung mulai tanggal 01-102014. e. Menyetujui pelimpahan wewenang Rapat Umum Pemegang Saham kepada Pemegang Saham Pengendali (PSP) untuk mencari dan mencalonkan Direktur Corporate Banking yang baru yang akan diajukan kepada Otoritas Jasa Keuangan untuk mengikuti Fit and Proper Test. f. Menyetujui pembagian deviden interim dalam bentuk tunai kepada para pemegang saham sejumlah Rp. 1.105.518.873,90 (satu milyar seratus lima juta lima ratus delapan belas ribu delapan ratus tujuh puluh tiga rupiah sembilan puluh sen). g. Menyetujui perubahan Anggaran Dasar Perseroan, diantaranya : - Menyetujui perubahan status dari Perseroan Tertutup menjadi Perseroan Terbuka; - Menyetujui perubahan nilai nominal saham perseroan yang semula masing-masing saham senilai Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah) menjadi Rp. 100,- (seratus rupiah); - Menyetujui perubahan pasal-pasal dalam Anggaran Dasar Perseroan dalam rangka penyesuaian terhadap Peraturan Bapepam dan Lembaga Keuangan perihal pokok-pokok anggaran dasar perseroan yang melakukan penawaran umum efek bersifat ekuitas dan perusahaan publik. PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 108
Laporan Tahunan 2014
h. Persetujuan pengeluaran saham dalam simpanan Perseroan sebanyak-banyaknya 500.000.000 (lima ratus juta) saham, masing-masing bernilai nominal Rp. 100,- (seratus rupiah) melalui penawaran umum saham perdana kepada masyarakat. i. Menyetujui program kepemilikan saham perseroan oleh karyawan melalui program ESA (Employee Stock Alocation). j. Persetujuan pemberian kuasa kepada Direksi Perseroan untuk melaksanakan segala tindakan sehubungan dengan pelaksanaan penawaran umum (Initial Public Offering/IPO). k. Persetujuan pemberian kuasa kepada Dewan Komisaris Perseroan untuk menyatakan dalam Akta Notaris mengenai peningkatan modal disetor dan ditempatkan perseroan sebagai realisasi pengeluaran saham melalui penawaran umum dan menyatakan komposisi kepemilikan saham terakhir setelah proses penawaran umum selesai dilaksanakan. 1.
Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris
a. Jumlah, Komposisi dan Independensi Dewan Komisaris Anggota Dewan Komisaris Bank Yudha Bhakti pada tahun 2014 berjumlah 4 (empat) orang, yang diketuai oleh seorang Komisaris Utama. Dari sisi keanggotaan, 2 (dua) anggota Komisaris Bank merupakan Komisaris Independen (termasuk Komisaris Utama), sementara itu, dua anggota komisaris lainnya, berasal dari perwakilan pemegang saham. Keseluruhan anggota Dewan Komisaris merupakan para profesional dengan keahlian dan pengalaman yang luas di bidang perbankan. Komposisi Dewan Komisaris di atas telah memenuhi ketentuan Bank Indonesia tentang persyaratan jumlah anggota Komisaris independen paling kurang 50% (lima puluh perseratus) dari seluruh anggota Komisaris Bank, serta memenuhi ketentuabn Bapepam & LK dan Bursa Efek Indonesia mengenai Komisaris Independen. Seluruh anggota Dewan Komisaris Bank tidak saling memiliki hubungan keluarga sampai dengan derajat kedua dengan sesama anggota Dewan Komisaris dan/atau Direksi.
b. Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris Secara umum, tugas utama Dewan Komisaris diantaranya adalah mengawasi pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi, memberikan nasihat dan masukan kepada Direksi serta memantau efektivitas penerapan tata kelola perusahaan yang baik, penerapan manajemen risiko dan penerapan anti pencucian uang dan pencegahan pendanaan terorisme serta tindakan yang dianggap perlu untuk memastikan pengelolaan Bank telah dilaksanakan sesuai dengan prinsip kehati-hatian. Kedudukan masing masing anggota Dewan Komisaris, termasuk Komisaris Utama adalah setara. Tugas Komisaris Utama adalah mengkoordinasikan kegiatan Dewan Komisaris. Dewan Komisaris Bank Yudha Bhakti dalam menjalankan tugasnya mengacu kepada Pedoman Umum dan Prosedur Kerja Pengawasan Dewan Komisaris, Anggaran Dasar Perusahaan, Undang-Undang Perseroan Terbatas, Peraturan Perbankan, dan Peraturan Bank Indonesia, peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan peraturan lainnya di bidang pasar modal. Sesuai dengan Pedoman Umum dan Prosedur Kerja Pengawasan Dewan Komisaris, Dewan Komisaris menyelenggarakan rapat rutin bulanan yang dihadiri oleh mayoritas anggota Dewan Komisaris, serta rapat khusus yang diselenggarakan apabila terdapat hal-hal yang menurut Dewan Komisaris perlu untuk dibahas. Anggota Direksi, Risk Manager dan Auditor Internal serta pejabat Bank terkait dapat diundang menghadiri rapat untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai kegiatan dan usaha Bank. Pengambilan keputusan rapat Dewan Komisaris dilakukan berdasarkan musyawarah mufakat. Hasil rapat Dewan Komisaris dituangkan dalam risalah rapat yang ditandatangani oleh seluruh peserta rapat dan didokumentasikan secara baik. Sebagai bentuk komitmen meningkatkan praktek tata kelola perusahaan yang baik dan fungsi manajemen risiko sebagaimana PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 109
Laporan Tahunan 2014
ditetapkan dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor : 7/25/PBI/2005 tanggal 3 Agustus 2005 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/9/PBI/2006 dan Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/19/PBI/2009 tentang Sertifikasi Manajemen Risiko Bagi Pengurus dan Pejabat Bank Umum, seluruh anggota Dewan Komisaris telah memperoleh Sertifikat Manajemen Risiko dari Lembaga Sertifikasi Profesi yang berwenang sesuai dengan tingkatan yang berlaku. Dalam rekomendasi melaksanakan tugas-tugasnya, Dewan Komisaris dibantu oleh Komite Audit, Komite Pemantau Risiko, dan Komite Remunerasi dan Nominasi.
c. Rekomendasi Dewan Komisaris. Sepanjang tahun 2014, terkait dengan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab di atas, Dewan Komisaris telah mengeluarkan beberapa rekomendasi sebagai berikut : 1) Mendorong peningkatan pengembangan corporate culture atau budaya kerja secara terus menerus khususnya melalui pelatihan atau pendidikan karyawan, karena Sumber Daya Manusia sebagai aset utama dan faktor penentu yang memiliki peranan yang sangat menentukan bagi kinerja perusahaan. 2) Meminta jajaran Direksi terus berupaya meningkatkan kinerja Bank Yudha Bhakti melalui peningkatan volume pertumbuhan kredit, percepatan penyelesaian kredit bermasalah dan penciptaan struktur pendaanaan yang lebih terdifersifikasi dan dengan beban operasional yang minimum. 3) Mendorong terselenggarannya pelaksanaan prinsip tata kelola yang baik (Good Corporate Governance) dalam setiap kegiatan usaha Bank pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi pada tingkatan memadai yang didukung dengan penerapan manajemen risiko yang handal, sistem pengendalian internal yang memadai serta pelaporan keuangan yang efektif yang dapat mendukung terselenggaranya pengambilan keputusan yang cepat dan informatif serta upaya yang berkesinambungan dalam peningkatan kualitas jasa pelayanan kepada nasabah. 4) Menyetujui penunjukan Kantor Akuntan Publik (KAP) Husni Mucharam & Rasidi untuk melakukan pemeriksaan Laporan Keuangan PT Bank Yudha Bhakti untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2014 sesuai hasil rekomendasi Komite Audit. 5) Dewan Komisaris senantiasa mengadakan pengawasan terhadap pelaksanaan aspek kepatuhan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia antara lain mengenai pemenuhan GWM, BMPK, NPL, CAR, Pelaksanaan Penerapan Ketentuan Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme serta Penerapan Manajemen Risiko. 2.
Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi
a. Jumlah, Komposisi dan Independensi Direksi Direksi Bank Yudha Bhakti posisi 31 Desember 2014 berjumlah 4 (empat) orang dan dipimpin oleh seorang Direktur Utama yang berasal dari pihak yang independen terhadap pemegang saham pengendali. Seluruh anggota Direksi telah berpengalaman dalam bidang operasional perbankan selama lebih dari 5 (lima) tahun dan tidak memiliki rangkap jabatan sebagai Komisaris, Direksi atau Pejabat Eksekutif pada bank, perusahaan atau lembaga lain. Seluruh anggota Direksi Bank Yudha Bhakti tidak saling memiliki hubungan keluarga sampai dengan derajat ke dua dengan sesama anggota Direksi, dan/atau dengan anggota Dewan Komisaris. Dalam rapat-rapat kerja antara Dewan Komisaris dengan Direksi telah dipastikan bahwa Direksi telah menindaklanjuti temuan Audit dan rekomendasi dari Divisi Audit Intenal, auditor eksternal, hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan/Bank Indonesia atau otoritas lainnya, PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 110
Laporan Tahunan 2014
dengan menetapkan rencana tindak perbaikan atau penyempurnaan kegiatan yang dipandang perlu. Anggota Direksi diangkat dan diberhentikan oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat diangkat kembali maksimum untuk 1 (satu) periode (sesuai dengan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 32, tanggal 10 September 2013).
b. Tugas dan Tanggung Jawab Direksi Sebagaimana ditetapkan dalam Surat Keputusan Direksi Nomor : 036/SET/BYB/III/2013 tanggal 13 Maret 2013 tentang Pedoman Umum, Prosedur dan Tata Kerja Direksi, Anggaran Dasar Bank Yudha Bhakti, Undang-Undang Perseroan Terbatas, Peraturan Bank Indonesia, Peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan ketentuan lainnya di bidang pasar modal, Direksi bertanggungjawab penuh terhadap pelaksanaan kepengurusan harian Bank, termasuk memastikan terselenggaranya prinsip GCG dalam setiap kegiatan usaha Bank pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi, merumuskan dan melaksanakan strategi dan kebijakan bisnis, pengawasan dan pengelolaan risiko, pemeliharaan dan pengelolaan aset, pengelolaan sumber daya manusia, memastikan pencapaian dan tujuan usaha, terus berupaya meningkatkan efisiensi dan efektivitas biaya, serta melaporkan kinerja Bank secara keseluruhan kepada pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham. Dalam rangka melaksanakan prinsip-prinsip Good Corporate Governance, Direksi telah membentuk Divisi Audit Intern, Divisi Manajemen Risiko dan Divisi Kepatuhan. Divisi-divisi tersebut telah bekerja secara efektif membantu Direksi dalam melaksanakan pengawasan dan pengendalian terhadap kegiatan usaha Bank. Disamping hal di atas, dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Direksi juga dibantu oleh pejabat eksekutif dan komite di bawah koordinasinya, diantaranya: Komite Manajemen Risiko, Komite Audit & Pengendalian Internal, Komite Kebijakan Perkreditan, Komite Kredit, Komite Kebijakan Personalia, Komite Personalia, Komite Aset dan Liabilitas (ALCO), Komite Investasi Umum & Pengembangan Usaha, Komite Investasi Surat Berharga dan Komite Teknologi Sistem Informasi (TSI). 3.
Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite-Komite a. Struktur, Keanggotaan, Keahlian dan Independensi Anggota Komite 1) Komite Audit Komite Audit terdiri dari seorang Ketua yang merupakan Komisaris Independen dan 2 (dua) orang anggota. Ketua maupun seluruh anggota Komite Audit memiliki keahlian dan latar belakang pengetahuan serta pengalaman yang memadai. Berdasarkan Surat Keputusan Direksi No.111/SET/BYB/IX/2008 tanggal 3 September 2008 tentang Revisi Susunan Keanggotaan Komite Audit, dengan susunan keanggotaan : a) Ketua : Suprihadi, S.IP b) Sekretaris Dekom : Didid H. Basuki c) Anggota : - Bid. Keuangan – Akuntansi / Perbankan - Bid. Hukum / Perbankan
Adi Priyono R. Rivai M. Noer
2) Komite Pemantau Risiko Komite Pemantau Risiko diketuai oleh seorang Komisaris Independen dengan anggota yang memiliki keahlian di bidang keuangan dan manajemen risiko, sehingga dapat mendukung pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik. Berdasarkan Surat Keputusan Direksi Nomor 088/SET/BYB/IX/2009 tanggal 28 September 2009, susunan keanggotaan Komite Pemantau Risiko adalah sebagai berikut : PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 111
Laporan Tahunan 2014
a) Ketua : I Putu S. Soeranta b) Sekretaris Dekom : Didid H. Basuki c) Anggota : - Bid. Manajemen Risiko - Bid. Keuangan – Akuntansi / Perbankan
Ian Febrian Adi Priyono
3) Komite Remunerasi dan Nominasi Komite Remunerasi dan Nominasi diketuai oleh seorang Komisaris Independen dengan 4 (empat) anggota yang memiliki keahlian dan independensi yang memadai. Berdasarkan Surat Keputusan Direksi Nomor : 064/SET/BYB/VI/2008 tanggal 27 Juni 2008, susunan keanggotaan Komite Remunerasi dan Nominasi adalah sebagai berikut: a) Ketua : Suprihadi, S.IP b) Sekretaris : Kepala Divisi SDM & Umum c) Anggota : - Komisaris Independen II I Putu Soekreta Soeranta - Komisaris Tjandra Mindharta Gozali - Komisaris Rianzi Julidar, S.IP,SH,M.Sc
b. Tugas dan Tanggung Jawab Komite Berdasarkan Surat Keputusan Dewan Komisaris No. 001/SET-DK/BYB/V/2007 tanggal 23 Mei 2007 tentang Pedoman Umum dan Prosedur Kerja Pengawasan Dewan Komisaris dan No. 001/SET-DK/BYB/IX/2008 tanggal 17 September 2008 tentang Addendum Pedoman Umum dan Prosedur Kerja Pengawasan Dewan Komisaris, No. 57/DK/BYB/XI/2014 tanggal 27 November 2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit (Piagam Komite Audit/Audit Committee Charter), No.055/SET-DK/BYB/X/2013 tanggal 25 Oktober 2013 tentang Pedoman dan Tata Kerja Komite Pemantau Risiko, No. 042/DK/BYB/X/2014 tanggal 6 Oktober 2014 tentang Pedoman Kerja Komite Remunerasi dan Nominasi, diatur tugas dan tanggung jawab Komite sebagai berikut : 1) Komite Audit, bertugas : a) Melakukan pemantauan dan evaluasi atas perencanaan dan pelaksanaan audit serta pemantauan atas tindak lanjut hasil audit dalam rangka menilai kecukupan pengendalian intern termasuk kecukupan progres pelaporan keuangan. b) Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap : - Pelaksanaan tugas Satuan Kerja Audit Intern; - Kesesuaian pelaksanaan audit oleh Kantor Akuntan Publik dengan standar audit berlaku; - Kesesuaian laporan keuangan dengan standar akuntansi yang berlaku; - Pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas hasil temuan Satuan Kerja Audit Intern, Akuntan Publik, dan hasil pengawasan Bank Indonesia/OJK, guna memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris. c) Memberikan rekomendasi mengenai penunjukan Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik kepada Dewan Komisaris untuk disetujui dalam RUPS. 2) Komite Pemantau Risiko, bertugas : a) Melakukan evaluasi tentang kesesuaian antara Kebijakan Manajemen Risiko dengan pelaksanaan kebijakan tersebut; b) Melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko dan Divisi Manajemen Risiko.
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 112
Laporan Tahunan 2014
3) Komite Remunerasi dan Nominasi Terkait dengan Kebijakan Remunerasi : a) Melakukan evaluasi terhadap Kebijakan Remunerasi; b) Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai : - Kebijakan remunerasi bagi Dewan Komisaris dan Direksi untuk disampaikan kepada RUPS; c) Kebijakan remunerasi bagi pejabat eksekutif dan pegawai secara keseluruhan untuk disampaikan kepada Direksi. Terkait dengan Kebijakan Nominasi : a) Menyusun dan memberikan rekomendasi mengenai sistem serta prosedur pemilihan dan/atau penggantian anggota Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada RUPS; b) Memberikan rekomendasi mengenai calon anggota Dewan Komisaris dan/atau Direksi kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada RUPS; c) Memberikan rekomendasi mengenai Pihak Independen yang akan menjadi anggota Komite kepada Dewan Komisaris.
c. Frekuensi Rapat Komite. Sepanjang tahun 2014, Komite Audit, Komite Pemantau Risiko dan Komite Remunerasi dan Nominasi telah menyelenggarakan rapat dengan jumlah frekwensi dan kehadiran masingmasing anggota sebagai berikut : 1) Komite Audit Keanggotaan
Nama
Kehadiran
Ketua
Suprihadi, S.IP
6
Sekretaris Dekom
Didid H. Basuki
7
Anggota Independen
Rivai M. Noer
5
Adi Priyono
7
Jumlah Frekuensi Rapat
7 kali
2) Komite Pemantau Risiko Keanggotaan
Nama
Kehadiran
Ketua
I Putu S. Soeranta
15
Sekretaris Dekom
Didid H. Basuki
14
Adi Priyono
15
Ian Febrian
14
Anggota Independen
Jumlah Frekuensi Rapat
15 kali
3) Komite Remunerasi dan Nominasi Keanggotaan
Nama
Kehadiran
Ketua
Suprihadi, S.IP
4
Sekretaris
Kepala Divisi SDM & Umum
4
Putu S. Soeranta
4
Tjandra Mindharta Gozali
3
Rianzi Julidar, S.IP, SH, M.Sc.
4
Anggota
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 113
Jumlah Frekuensi Rapat
4 kali
Laporan Tahunan 2014
d. Program Kerja Komite dan Realisasinya. 1) Komite Audit a) Program Kerja adalah sebagai berikut : - Mereview dan mengevaluasi rencana dan pelaksanaan tugas Divisi Audit Internal. - Rapat dengan Kantor Akuntan Publik (KAP) Husni, Mucharam & Rasidi untuk pembahasan hasil pemeriksaan laporan keuangan Bank Yudha Bhakti untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2013 serta temuan-temuan yang signifikan. - Memberikan rekomendasi atas penunjukkan Akuntan Publik dan KAP sesuai ketentuan yang berlaku kepada RUPS melalui Dewan Komisaris. - Rapat dengan satuan kerja yang bertanggung jawab untuk memonitor tindak lanjut hasil temuan Divsi Audit Internal, OJK/BI dan KAP (dengan nara sumber dari Divisi Audit Intern, Divisi Kepatuhan atau Divisi Lain yang ditunjuk bertanggung jawab atas tindak lanjut temuan). - Rapat dengan Divisi Perencanaan & Akuntansi ke Bank Indonesia secara triwulanan. - Rapat dengan satuan kerja atau penanggung jawab produk-produk BYB yang dipandang perlu mendapat perhatian Dewan Komisaris, misalnya Kredit Khusus Pensiun, kredit kerjasama dengan koperasi, rencana dan evaluasi peluncuran ATM, perkembangan penanganan AYDA, NPL, dll. - Melaksanakan tugas-tugas khusus yang diberikan oleh Dewan Komisaris. - Berdasarkan hasil rapat, review dan evaluasi yang dilaksanakan oleh Komite Audit, akan dibuat rekomendasi kepada Dewan Komisaris atas hal-hal yang dianggap signifikan untuk disampaikan kepada Direksi dengan catatan agar ditindak lanjuti oleh Direksi. Komite Audit juga akan membuat mekanisme monitoring tindak lanjut Direksi atas rekomendasi Dewan Komisaris tersebut. - Frekuensi rapat akan disesuaikan dengan kesiapan nara sumber dan ketersediaan materi pembahasan, minimal pelaksanaan rapat satu bulan satu kali. - Komite Audit juga akan mengagendakan rapat gabungan dengan Komite Pemantau Risiko untuk mendapat gambaran kondisi Bank yang lebih luas, sehingga dapat memberikan masukan yang lebih komprehensif kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada Direksi. b) Realisasi Program Kerja Komite Audit : Selama tahun 2014 Komite Audit telah menyelenggarakan 7 (tujuh) kali rapat yang antara lain membahas :
-
-
Rencana kerja, evaluasi atas realisasi rencana kerja Divisi Audit Intern Semester II tahun 2013, rencana kerja Divisi Audit Intern 2014, penunjukkan KAP Husni, Mucharam & Rasyidi untuk pemeriksaan laporan keuangan BYB untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2013. Penjelasan KAP Husni, Mucharam & Rasyidi atas hasil sementara audit laporan keuangan per 31 Desember 2013. Review Laporan Akuntan Independen atas Penerapan SPFAIB dan Fungsi Audit Teknologi Informasi serta review atas Laporan Pelaksanaan Pokok-Pokok Hasil Audit Intern Semester I tahun 2014.
2) Komite Pemantau Risiko a) Program Kerja adalah sebagai berikut : - Komite Pemantau Risiko akan mengadakan rapat dengan Divisi Manajemen Risiko secara berkala 1 (satu) bulan sekali dan sewaktu-waktu dapat mengadakan rapat
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 114
Laporan Tahunan 2014
sesuai kebutuhan, untuk membahas laporan yang dibuat oleh Divisi Manajemen Risiko kepada pihak manajemen dan Bank Indonesia yang meliputi : ● Laporan Profil Risiko Bank ● Laporan Tingkat Kesehatan Bank ● Laporan Good Coorporate Governance ● Topik lain yang dipandang penting sesuai dengan kondisi terkini. ∗ Komite Pemantau Risiko akan melakukan rapat sebulan sekali dengan Direktur Kepatuhan untuk membahas Laporan Kepatuhan Bulanan dan/atau topik lain yang dipandang penting sesuai dengan kondisi yang sedang dihadapi oleh Bank. ∗ Komite Pemantau Risiko akan mengevaluasi kebijakan dan pelaksanaan manajemen risiko serta memantau dan mengevaluasi pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko dan Divisi Manajemen Risiko. ∗ Komite Pemantau Risiko (KPR) akan memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris atas berbagai permasalahan yang perlu menjadi perhatian Direksi, dan KPR juga akan memantau tindak lanjut yang telah dilaksanakan oleh Direksi. b) Realisasi Program Kerja Komite Pemantau Risiko : Selama tahun 2014 Komite Pemantau Risiko telah melaksanakan rapat sebanyak 15 kali yang antara lain membahas : Rencana Kerja Komite Pemantau Risiko tahun 2014. Perkembangan hasil penilaian sendiri (Self Assessment) atas laporan peringkat tingkat Kesehatan Bank Berbasis Risiko (Risk Based Bank Rating) setiap bulan yang mencakup penilaian Profil Risiko, Pelaksanaan GCG, Rentabilitas dan Permodalan. - Hasil pemantauan pelaksanaan tingkat kepatuhan Bank oleh Direktur Kepatuhan. - Perkembangan mengenai pelaksanaan pemenuhan komitmen kepada Otoritas Jasa Keuangan/BI. - Rencana Strategik Penerapan Manajemen Risiko tahun 2015. 3) Komite Remunerasi dan Nominasi a) Program Kerja adalah sebagai berikut : - Komite Remunerasi dan Nominasi akan mengadakan rapat secara berkala, paling kurang 1 (satu) kali dalam satu tahun, serta dapat dilakukan sewaktu-waktu jika diperlukan. - Komite akan membahas rekomendasi kepada Dewan Komisaris dalam melakukan evaluasi terhadap kebijakan yang berkaitan dengan remunerasi dan nominasi. Dimana kebijakan remunerasi bagi Dewan Komisaris dan Direksi akan disampaikan kepada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), sedangkan kebijakan remunerasi bagi pejabat eksekutif dan pegawai secara keseluruhan akan disampaikan kepada Direksi. - Menyusun kebijakan sistem dan prosedur pemilihan dan/atau penggantian anggota Komisaris dan Direksi untuk disampaikan kepada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). - Memberikan rekomendasi mengenai calon anggota Dewan Komisaris dan/atau Direksi kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). - Memberikan rekomendasi mengenai pihak independen yang akan menjadi anggota Komite Audit dan Anggota Komite Pemantau Risiko. - Mengevaluasi kebijakan dan keputusan yang telah diambil oleh Direksi terkait dengan penerapan Remunerasi dan Nominasi.
-
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 115
Laporan Tahunan 2014
b) Realisasi Program Kerja Komite Remunerasi : Selama tahun 2014 Komite Remunerasi dan Nominasi telah mengadakan rapat sebanyak 4 (empat) kali yang antara lain membahas :
4.
Perpanjangan masa jabatan Direktur Operasi. Penyesuaian limit fasilitas pinjaman kendaraan (Car Loan) untuk Direksi dan pejabat bank. Pencalonan anggota Dewan Komisaris dan Direksi baru. Remunerasi atas calon anggota Dewan Komisaris dan Direksi baru. Kebijakan remunerasi untuk anggota Dewan Komisaris, Direksi, Pejabat Eksekutif dan karyawan.
Penanganan Benturan Kepentingan Benturan kepentingan adalah keadaan dimana terdapat konflik antara kepentingan ekonomis perusahaan dan kepentingan ekonomis pribadi pemegang saham, anggota Dewan Komisaris dan Direksi serta karyawan perusahaan. Pada tahun 2014 Bank telah menerbitkan Surat Keputusan Direksi Nomor SKEP/230/SET/BYB/VIII/2014 tanggal 22 Agustus 2014 tentang Pedoman Pencegahan Benturan Kepentingan yang mengatur tentang penanganan transaksi yang mengandung benturan kepentingan. Dalam menjalankan tugas dan kewajibannya, anggota Dewan Komisaris, Direksi dan karyawan perusahan harus mendahulukan kepentingan ekonomis perusahaan di atas kepentingan ekonomis pribadi, keluarga atau pihak lainnya. Pembahasan dan pengambilan keputusan yang mengandung unsur benturan kepentingan, harus mengikuti ketentuan sebagai berikut : a. Pihak yang terlibat dalam benturan kepentingan dilarang untuk turut serta dalam pembahasan dan membuat keputusan. Jika terjadi benturan kepentingan, keputusan harus dilakukan oleh pihak/pejabat lain atau pejabat satu level di atasnya. b. Pemegang saham yang mempunyai benturan kepentuingan, harus mengeluarkan suaranya dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) sesuai dengan keputusan yang diambil pemegang saham yang tidak mempunyai benturan kepentingan. c. Setiap anggota Dewan Komisaris dan Direksi serta karyawan perusahaan yang memiliki wewenang pengambilan keputusan diharuskan setiap tahun membuat pernyataan tidak memiliki benturan kepentingan terhadap setiap keputusan yang telah dibuat olehnya dan telah melaksanakan kode etik yang ditetapkan oleh perusahaan. d. Keputusan yang mengandung benturan kepentingan dicantumkan dalam risalah rapat dan dilaporkan kepada Direktur Kepatuhan setiap akhir tyahun untuk laporan pelakdsanaaan tata kelola perusahaan yang baik (GCG). Untuk periode tahun 2014 tidak terdapat transaksi yang mengandung benturan kepentingan.
5.
Penerapan Fungsi Kepatuhan, Audit Internal dan Audit Eksternal a. Fungsi Kepatuhan Sesuai dengan amanat PBI No. 13/2/PBI tanggal 12 Januari 2011 tentang Penerapan Fungsi Kepatuhan Bank Umum, penerapan fungsi kepatuhan di Bank Yudha Bhakti meliputi hal-hal sebagai berikut : 1) Penunjukan Direktur (Kepatuhan) yang membawahkan fungsi kepatuhan dengan tugas dan tanggung jawab antara lain meliputi hal-hal sebagai berikut: a) merumuskan strategi guna mendorong terciptanya Budaya Kepatuhan Bank; b) mengusulkan Kebijakan Kepatuhan atau prinsip-prinsip kepatuhan yang akan ditetapkan oleh Bank;
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 116
Laporan Tahunan 2014
c) menetapkan Sistem dan Prosedur Kepatuhan yang akan digunakan sebagai acuan dalam menyusun ketentuan dan pedoman internal Bank; d) memastikan bahwa seluruh kebijakan, ketentuan, sistem, dan prosedur, serta kegiatan usaha yang dilakukan Bank telah sesuai dengan ketentuan OJK/Bank Indonesia dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, e) meminimalkan Risiko Kepatuhan; f) melakukan tindakan pencegahan agar kebijakan dan/atau keputusan yang diambil Direksi tidak menyimpang dari ketentuan OJK/Bank Indonesia dan peraturan perundang-undangan yang berlaku; g) mendorong dan memonitor terlaksananya Penerapan GCG pada tingkatan yang sangat memadai. 2) Dalam pelaksanaan tugas dan tanggungjawabnya tersebut, Direktur Kepatuhan dibantu oleh Divisi Kepatuhan yang merupakan satuan kerja independen termasuk di dalamnya mengkoordinasikan ketentuan Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme. Selanjutnya secara rutin memantau pengkinian dan mengidentifikasikan profil nasabah dan/atau transaksi keuangan yang mencurigakan, yang terkait dengan Pedoman Anti Pencucian Uang. Hasil pemantauan dan identifikasi tersebut dilaporkan kepada Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) melalui Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan (LTKM). Selain itu juga melaporkan Transaksi Keuangan Tunai (LTKT). 3) Penerbitan laporan-laporan Direktur Kepatuhan secara berkala, meliputi : a) Laporan Khusus Kepatuhan yang ditujukan kepada Direktur Utama, perihal pemberitahuan jika terdapat kebijakan yang berpotensi meningkatkan Risiko Kepatuhan dengan tembusan Dewan Komisaris. b) Laporan Tugas dan Tanggung Jawab Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan (Triwulanan) yang ditujukan kepada Direktur Utama dengan tembusan kepada Dewan Komisaris. c) Laporan Pelaksanaan Tugas Fungsi Kepatuhan (Bulanan) yang ditujukan kepada Dewan Komisaris, perihal informasi kinerja perseroan, permodalan dan pelaksanaan penerapan prinsip kehati-hatian yang meliputi posisi limit Giro Wajib Minimum, Batas Maksimum Pemberian Kredit, Rasio Non Performing Loan, Pelaksanaan Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme serta Penanganan Pengaduan Konsumen. d) Laporan Hasil Kerja yang ditujukan kepada Direktur Utama, perihal realisasi pekerjaan yang telah dilakukan Direktur Kepatuhan selama satu periode waktu ataupun adanya tugas khusus lain; e) Laporan Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan kepada OJK/Bank Indonesia setiap enam bulan sekali dengan tembusan kepada Dewan Komisaris. f) Laporan pemenuhan atau tindak lanjut penyelesaian atas temuan-temuan hasil pemeriksaan Otoritas Jasa Keuangan/Bank Indonesia. 4) Untuk memastikan terselenggaranya pelaksanaan tugas dan fungsi kepatuhan yang efektif, Dewan Komisaris sebagai Dewan Pengawas Bank juga melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan Fungsi Kepatuhan dalam organisasi Bank, yakni melalui evaluasi secara berkala terhadap pelaksanaan fungsi kepatuhan yang pembahasannya diselenggarakan dalam rapat Dewan Komisaris dan rapat antara Direksi dan Dewan Komisaris. Hasil rapat diikuti dengan penyampaian saran-saran dalam rangka peningkatan kualitas pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank di masa mendatang. 5) Selanjutnya untuk meningkatkan budaya kepatuhan pada seluruh karyawan dalam setiap tingkatan organisasi, Bank memberikan sanksi kepada setiap karyawan yang melakukan pelanggaran atas setiap ketentuan yang ada. Sanksi diberikan mulai dari yang yang paling ringan berupa pengurangan nilai terhadap kinerja karyawan sampai dengan tindakan pemecatan, terutama untuk pelanggaran yang menyangkut pelanggaran tindak pidana perbankan.
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 117
Laporan Tahunan 2014
Sepanjang tahun 2014, secara umum Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank Yudha Bhakti terhadap ketentuan Bank Indonesia/Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan perundang-undangan telah berjalan dengan baik meskipun telah terjadi beberapa pembayaran denda akibat kesalahan dalam penyampaian pelaporan kepada Bank Indonesia/Otoritas Jasa Keuangan. Namun hal tersebut masih dalam jumlah yang relatif rendah. Bank Yudha Bhakti akan terus berupaya meningkatkan kualitas kepatuhan terhadap ketentuan Bank Indonesia/OJK dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. b. Fungsi Audit Internal 1) Divisi Audit Internal (DAI) bertanggungjawab secara langsung kepada Direktur Utama dan apabila diperlukan Direktur Utama dapat meminta (DAI) untuk melakukan pemeriksaan khusus di luar Program Audit yang telah tersusun di awal tahun terhadap hal-hal yang menjadi perhatian (bersifat Urgent). 2) DAI bertanggungjawab melakukan fungsi pengawasan internal secara independen terhadap satuan kerja yang ada sesuai dengan struktur organisasi terhadap aktivitas operasional Bank untuk memastikan efektivitas pengendalian intern dan pengendalian risiko serta memastikan seluruh aktivitas Bank telah sesuai dengan kebijakan, standar, prosedur, peraturan dan atau perundang-undangan yang berlaku dan menyampaikan laporan hasil pemeriksaan langsung kepada Direktur Utama dengan tembusan Dewan Komisaris, Direktur Kepatuhan dan Direksi terkait. 3) DAI melakukan rapat dengan Komite Audit dan secara independen Komite Audit mengevaluasi hasil / kinerja DAI yang tertuang pada Laporan Hasil Pemeriksaan dan memastikan apakah rekomendasi DAI telah ditindaklanjuti / dilaksanakan dengan benar dan diselesaikan tepat waktu. 4) Hasil pemeriksaan Audit Intern tahun 2014 secara umum menunjukkan pengendalian intern dan pengendalian risiko belum sepenuhnya berjalan dengan baik tercermin dari masih ditemukan adanya kelemahan-kelemahan yang perlu mendapatkan perhatian, antara lain : a) Aspek kepatuhan terhadap ketentuan internal dan eksternal maupun prosedur yang berlaku. b) Kelemahan dalam verifikasi dokumen. c) Kelemahan dalam analisis. d) Kelemahan pada sistem. e) Kelemahan dalam monitoring (penggunaan kredit, kinerja usaha, pemenuhan kelengkapan dokumen, pemenuhan kewajiban bunga dan angsuran, penutupan & perpanjangan asuransi, pengkinian data nasabah dll). f) Ketelitian. 5) Kelemahan-kelemahan tersebut disebabkan antara lain : a) Fungsi pengawasan melekat (built-in control) dari Supervisi di setiap satuan kerja masih belum optimal. b) Sosialisasi terhadap ketentuan dan prosedur yang berlaku dari para Supervisi di setiap satuan kerja belum sepenuhnya memadai. c) Kemampuan SDM untuk dapat memahami ketentuan dan prosedur yang berlaku masih terbatas. 6) Dalam rangka pengendalian risiko telah dilakukan upaya-upaya antara lain : a) Memberikan training kepada petugas terkait sesuai dengan bidang tugasnya. b) Mereview Pedoman/Manual/Kebijakan & Prosedur sesuai dengan kondisi dilapangan namun masih dalam batasan yang tidak menyimpang dari peraturan yang berlaku. c) Meningkatkan peran Supervisi di setiap satuan kerja untuk lebih optimal dalam melakukan control/pengawasan guna meminimalisir terjadinya risiko. d) Mensosialisasikan Pedoman/Manual/Kebijakan & Prosedur secara terus menerus/berkesinambungan kepada seluruh aparat terkait. PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 118
Laporan Tahunan 2014
c. Fungsi Audit Eksternal Bank Yudha Bhakti dalam menjalankan kegiatan usahanya selain diperiksa oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) independen, juga diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), mengingat OJK merupakan lembaga yang memiliki otoritas untuk mengawasi pelaksanaan kegiatan operasi seluruh Perusahaan Jasa Keuangan di Indonesia termasuk perbankan. Dalam melaksanakan fungsi pengawasannya, OJK dan KAP dibantu oleh Internal Auditor yang bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan kegiatannya dengan kegiatan OJK dan KAP. Melalui koordinasi tersebut diharapkan dapat dicapai hasil pengawasan dan audit yang komprehensif dan optimal. Berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 24 Maret 2013, telah menunjuk KAP Husni, Mucharam dan Rasidi untuk melakukan pemeriksaaan umum (general audit) atas Laporan Keuangan Perseroan yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014. Penunjukan tersebut berdasarkan rekomendasi dari Komite Audit melalui Dewan Komisaris. Penunjukkan Auditor Independen telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku yaitu tidak lebih dari 5 tahun berturut-turut. Hal ini sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No. 7/50/PBI/2005 jo. No. 3/22/PBI/2001 tentang Transparansi Kondisi Keuangan Bank, penunjukkan KAP yang sama hanya bisa dilakukan selama lima tahun berturut-turut, kecuali jika memenuhi kondisi tertentu dan dilaksanakan atas persetujuan Bank Indonesia. Dalam melaksanakan Fungsi Audit Eksternal, KAP mampu bekerja secara independen dan memiliki reputasi yang baik, serta telah memenuhi standar profesional akuntan publik dan perjanjian kerja serta ruang lingkup audit yang ditetapkan. Independensi akuntan publik dalam mengaudit Laporan Keuangan tahun buku 2014 telah sesuai dengan Standar Auditing yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI). Penugasan audit kepada Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik telah memenuhi aspekaspek di bawah ini: 1) 2) 3) 4) 5)
Kapasitas Kantor Akuntan Publik yang ditunjuk Legalitas perjanjian kerja Ruang lingkup audit Standar profesional akuntan publik Komunikasi Kantor Akuntan Publik dengan OJK/Bank Indonesia
Pemeriksaan Umum (general audit) atas Laporan Keuangan Bank Yudha Bhakti untuk tahun buku yang berakhir per 31 Desember 2014 meliputi audit atas Laporan Posisi Keuangan, Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Ekuitas serta Laporan Arus Kas untuk tahun buku yang berakhir per tanggal tersebut, Untuk menyatakan pendapat mengenai kewajaran penyajian posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas dan arus kas perusahaan, dalam semua hal yang material sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. 6.
Penerapan Manajemen Risiko Termasuk Sistem Pengendalian Intern. a. Pengawasan Aktif Dewan Komisaris dan Direksi. 1) Tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi dalam Penerapan Manajemen Risiko secara eksplisit tertuang dalam Surat Keputusan Direksi No.169/SET/BYB/XII/2011 tanggal 23 Desember 2011 tentang Pedoman Penerapan Manajemen Risiko. 2) Limitasi sebagai sarana pengawasan 3) Melalui rapat-rapat kerja antara Dewan Komisaris dengan Direksi dilakukan kajian terhadap kecukupan penerapan manajemen risiko dibandingkan dengan kebijakan manajemen risiko yang telah ditetapkan.
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 119
Laporan Tahunan 2014
b. Kecukupan Kebijakan, Prosedur dan Penetapan Limit. 1) Berdasarkan perkembangan eksternal dan internal, Direksi melakukan evaluasi dan kajian terhadap efektivitas dan kecukupan kebijakan, prosedur dan penetapan limit yang disesuaikan dengan tujuan, ukuran dan kompleksitas usaha Bank serta risiko yang dihadapinya melalui rapat kerja dengan Pejabat Eksekutif dan satuan kerja terkait. 2) Bank secara berkala mereview kecukupan kebijakan, prosedur dan penetapan limit risiko serta melakukan kaji ulang. c. Kecukupan Proses Identifikasi, Pengukuran, Pemantauan dan Pengendalian Risiko Serta Sistem Informasi Manajemen Risiko. 1) Pelaksanaan kaji ulang dan evaluasi terhadap Penerapan Manajemen Risiko dilakukan secara berkala dan berkesinambungan dengan memperhatikan perkembangan eksposur risiko Bank, perubahan/perkembangan pasar dan pengelolaan risiko. 2) Bank menilai Profil Risiko dengan menggabungkan hasil penilaian eksposur risiko yang melekat (inherent) pada aktivitas fungsional (inherent risk) dan kualitas penerapan manajemen risiko yang meliputi: a) Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi; b) Kecukupan kebijakan, prosedur dan penetapan limit; c) Kecukupan identifikasi, pengukuran, pemantauan dan sistem informasi manajemen risiko; serta d) Sistem pengendalian intern yang menyeluruh. Berdasarkan penilaian risiko Bank posisi 31 Desember 2014, diperoleh Profil Risiko Bank secara keseluruhan tergolong Low to Moderate, dengan penilaian risiko yang melekat (inherent) Low to Moderate dan kualitas penerapan manajemen risiko dinilai Fair. d. Sistem Pengendalian Intern Yang Menyeluruh. Bank secara berkala melaksanakan penyempurnaan terhadap pemeriksaan dan penilaian/evaluasi atas kecukupan/efektivitas sistem pengendalian intern, yang secara fungsional dilaksanakan oleh Departemen Internal Control, Divisi Audit Internal, Divisi Manajemen Risiko dan Divisi Kepatuhan. 7.
Penyediaan Dana Kepada Pihak Terkait (Related Party) dan Penyediaan Dana Besar (Large Exposure) Posisi 31 Desember 2014. No. 1.
2.
Penyediaan Dana
Debitur
Kepada Pihak Terkait : 1. Liem Boen Sing/Hokky Gonarto *) 2. Daniel Lianto *) 3. PT Menara Panen Raya 4. INKOPPABRI *) 5. I Putu Gede Eka Aria Soeranta 6. PT Iswara & Hersandi Engineering 7. Niluh Gede Murwaningsih *) 8. Puskop Dephan 9. Komisaris dan Direksi 10. Pejabat Bank Kepada Debitur Inti : a. Individu : 1. PT Karya Perkasa Indonesia 2. PT Otomas Multi Finance 3. BPR Kab. Bandung
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 120
Jumlah Nominal (Jutaan Rp)
25
81.756 35.000 35.000 1.494 2.000 96 1.895 4.089 399 888 895
15
109.514 19.000 11.086 3.858 Laporan Tahunan 2014
12.200 12.450 4.500 8.000 4.089 6.404 6.463 4.710 5.000
4.
PT Kasih Industri Indonesia 5. PT Daya Bambu Sejahtera 6. Handjaya Arief Halim 7. PT Pelita Makmur Makassar 8. Niluh Gede Murwaningsih 9. KPRI Universitas Riau 10. PT Etam Abdi Nusa 11. PT Sarana Riau Ventura 12. PT Harvesia Aktiva Finance 13. PD. BPR Subang 14. PT Wahyu Nenggala 15. Koperasi Pegawai Pos (Koppos) b. Group : 1. Grup Kasih Industri Indonesia - PT Kasih Industri Indonesia - PT Daya Bambu Sejahtera 2. Grup Niluh Gede Murwaningsih - Niluh Gede Murwaningsih - I Putu Soekreta Soeranta - I Putu Gede Eka Aria Sasangka 3. Grup Dharma Rosadi Internasional - Ayu Patria - PT Etam Abdi Nusa 4. Grup CV Tata Vira Rizky - CV Tata Vira Rizky - PT Bieka Artvisindo 5. Group Toni Jaya Mandiri - Debby Roselin Hilly Purba - Guardian Anthony P - PT Guardian Perkasa Utama - Joice Despin Meriaty - Ospina Pasaribu - Rode Purba - PT Toni Jaya Mandiri 6. Grup Iswara Hadi Engineering - PT Iswara Hadi Engineering - Suprihadi 7. Sri Darmani 8. Grup Abdul Mulkan - Abdul Mulkan - PT Tri Iksan Ramandha
8
4.822 3.497 3.435 46.325 12.200 12.450 4.089 40 96 450 6.463 1.488 2.000 292 193 508 502 1.388 180 384 1.895 325 1.153 129 100
*) Kredit dengan jaminan Cash Collateral
a. Penyediaan dana kepada pihak terkait (related party) posisi 31 Desember 2014 diberikan kepada 25 (dua puluh lima) debitur, dengan nilai nominal Rp 81.756 juta atau 3,51 % dari total penyediaan dana Bank sebesar Rp. 2.330.117 juta b. Penyediaan dana besar (large exposure) posisi 31 Desember 2014 diberikan kepada: 1) 15 (lima belas) debitur inti dengan nilai nominal Rp 109.514 juta atau 4,70% dari total penyediaan dana Bank. 2) 8 (delapan) debitur group inti dengan nilai nominal Rp 46.325 juta atau 1,99% dari total penyediaan dana Bank.
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 121
Laporan Tahunan 2014
8.
Transparansi Kondisi Keuangan dan Non-Keuangan Bank Yang Belum Diungkap Dalam Laporan Lainnya. Kepemilikan saham anggota Dewan Komisaris dan Direksi yang mencapai 5% (lima perseratus) atau lebih dari modal disetor. Pada Bank Yudha Bhakti: Dewan Komisaris
Jenis saham
Lembar saham (ribuan)
-
Nihil Nihil 1.353.560 Nihil
Suprihadi, S.IP I Putu S. Soeranta Tjandra M. Gozali *) Rianzi Julidar, S.IP, SH, M.Sc.
Nominal Jutaan Rp Nihil Nihil 135.356 Nihil
% Nihil Nihil 61,10% Nihil
*) Kepemilikan melalui PT Gozco Capital
Direksi
Jenis saham
Lembar saham (ribuan)
Michael Hoetabarat Syahril Yoserizal Iim Wardiman Dian Savitry Hulda S. Tirtohartono
-
Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil
Nominal Jutaan Rp Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil
% Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil
Pada Bank Lain: Dewan Komisaris
Jenis saham
Lembar saham (ribuan)
-
Nihil Nihil Nihil Nihil
Suprihadi, S.IP I Putu S. Soeranta Tjandra M. Gozali *) Rianzi Julidar, S.IP, SH, M.Sc.
Direksi
Jenis saham
Lembar saham (ribuan)
Michael Hoetabarat Syahril Yoserizal Iim Wardiman Dian Savitry Hulda S. Tirtohartono
-
Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil
Nominal Jutaan Rp
%
Nihil Nihil Nihil Nihil
Nominal Jutaan Rp Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil
Nihil Nihil Nihil Nihil
% Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil
Pada Lembaga Keuangan Bukan Bank: Dewan Komisaris Suprihadi, S.IP I Putu S. Soeranta Tjandra M. Gozali *) Rianzi Julidar, S.IP, SH, M.Sc.
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Jenis saham
Lembar saham (ribuan)
-
Nihil Nihil Nihil Nihil
Page 122
Nominal Jutaan Rp
%
Nihil Nihil Nihil Nihil
Laporan Tahunan 2014
Nihil Nihil Nihil Nihil
Direksi
Jenis saham
Michael Hoetabarat Syahril Yoserizal Iim Wardiman Dian Savitry Hulda S. Tirtohartono
Lembar saham (ribuan) -
Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil
-
Nominal Jutaan Rp Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil
% Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil
Pada Perusahaan Lainnya: Dewan Komisaris Suprihadi, S.IP I Putu S. Soeranta Rianzi Julidar, S.IP, SH, M.Sc. Tjandra M. Gozali : PT Surya Intrindo Makmur, Tbk PT Inovasi Abadi Investindo PT Surya Mega Investindo PT Gozco Capital PT Gozco Investments PT Golden Zaga Indonesia PT Surya Graha Jaya PT Menara Bangun Sentosa PT Suryabumi Agrolestari PT Suryabumi Agrolanggeng PT Tong Chuang Indonesia PT Bangun Multi Wahana
Direksi Michael Hoetabarat Syahril Yoserizal Iim Wardiman Dian Savitry Hulda S. Tirtohartono
Jenis Saham
Lembar Saham
Nominal Jutaan Rp
%
-
Nihil Nihil Nihil
Nihil Nihil Nihil
Nihil Nihil Nihil
Biasa ‘’ ‘’ ‘’ ‘’ ‘’ ‘’ ‘’ ‘’ ‘’ ‘’ ‘’
14.000.000 33.600 40.000 109.450 12.000 59.400 1 5.000 900 1.250.000 11.000 1.000
1.400.000.000 33.600.000.000 40.000.000.000 109.450.000.000 12.000.000.000 29.700.000.000 1.000.000 5.000.000.000 900.000.000 1.250.000.000 11.000.000.000 1.000.000
1 98 40 99,31 96 98 0 50 90 0,5 20 50
Jenis saham
Lembar saham (ribuan) -
Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil
Nominal Jutaan Rp Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil
% Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil
a. Anggota Dewan Komisaris dan Direksi Bank profesional, berpengalaman dan tidak memiliki hubungan keuangan dan hubungan keluarga dengan anggota Dewan Komisaris lainnya, Direksi lainnya dan/atau Pemegang Saham Pengendali Bank. b. Paket/kebijakan remunerasi dan fasilitas lain bagi Dewan Komisaris dan Direksi : 1) Remunerasi dan jenis fasilitas lain bagi Dewan Komisaris dan Direksi: a) Remunerasi dalam bentuk non natura : - Dewan Komisaris : honorarium dan tantiem - Direksi : gaji dan tantiem b) Remunerasi dalam bentuk natura/non-natura : - Dewan Komisaris : nihil - Direksi : Tunjangan kesehatan dengan sistem reimbursment, Tunjangan Hari Tua (THT), kendaraan dinas. 2) Kebijakan remunerasi bank tetap berdasarkan pada konsep compensation benefit yang wajar dan berlaku umum, yakni :
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 123
Laporan Tahunan 2014
a) Honorarium dan tantiem Dewan Komisaris serta gaji dan tantiem Direksi ditetapkan sesuai hasil RUPS. Selain gaji, Direksi juga menerima tunjangan yang bersifat normatif seperti THR, penggantian biaya pengobatan, kendaraan dinas, cuti lima tahunan, Jaminan Sosial/Jaminan Hari Tua. b) Jenis remunerasi dan fasilitas lain bagi seluruh Dewan Komisaris dan Direksi, mencakup : Jumlah Diterima Dalam 1 Tahun Dewan Komisaris Direksi Jutaan Jutaan Orang Orang Rupiah Rupiah
Jenis Remunerasi dan Fasilitas Lain 1. Remunerasi (gaji, bonus,
tunjangan rutin, tantiem, dan fasilitas lainnya dalam bentuk non-natura) 2. Fasilitas lain dalam bentuk natura (perumahan, transportasi, asuransi kesehatan dan sebagainya) yang : a. Dapat dimiliki b. Tidak dapat dimiliki Total
4
3.097
6
5.795
Nihil Nihil 4
Nihil Nihil 3.097
Nihil 5
Nihil 2.517 8.312
Jumlah anggota Dewan Komisaris dan Direksi yang menerima paket remunerasi dalam satu tahun yang dikelompokkan dalam kisaran tingkat penghasilan, sebagai berikut : Jumlah Remunerasi per orang dalam 1 tahun *)
Jumlah Direksi
Di atas Rp 2 miliar Di atas Rp 1 miliar s.d Rp 2 miliar Di atas Rp 500 juta s.d Rp 1 miliar Rp 500 juta ke bawah *) yang diterima secara tunai
Jumlah Komisaris 4 1 1
4 -
c. Shares Option. 1) Kebijakan bank tidak memberikan remunerasi dalam bentuk shares option kepada Dewan Komisaris, Direksi dan Pejabat Eksekutif. 2) Pengungkapan Shares Option
Keterangan / Nama
Komisaris Suprihad S.Ip I Putu S. Soeranta Tjandra M. Gozali Rianzi Julidar, S.IP, SH, M.Sc. Direksi
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Jumlah Saham yg dimiliki (lbr saham)
Jumlah Opsi Yang diberikan (lbr saham)
Yang telah dieksekusi (lbr saham)
Harga Opsi (Rp)
Nihil Nihil Nihil
Nihil Nihil Nihil
Nihil Nihil Nihil
Nihil Nihil Nihil
Nihil Nihil Nihil
Nihil
Nihil
Nihil
Nihil
Nihil
Page 124
Jangka Waktu
Laporan Tahunan 2014
Michael Hoetabarat Syahril Yoserizal Iim Wardiman Dian Savitry Hulda S. Tirtohartono Total
Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil
Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil
Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil
Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil
Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil
d. Rasio Gaji Tertinggi dan Terendah No.
Keterangan
1. 2. 3. 4.
Rasio
Rasio gaji pegawai yang tertinggi dan terendah Rasio gaji Direksi yang tertinggi dan terendah Rasio gaji Komisaris yang tertinggi dan terendah Rasio gaji Direksi tertinggi dan pegawai tertinggi
11,83 X 1,27 X 1,21 X 43,97 X
e. Frekuensi Rapat Dewan Komisaris Tahun 2014 Nama Komisaris dan Direksi
Rapat Komisaris Jumlah Hadir
Rapat Direksi Jumlah Hadir
Rapat Gabungan Jumlah Hadir
Komisaris Suprihadi, S.Ip I Putu S. Soeranta
8 8
8 8
13 13
11 10
Tjandra M. Gozali Rianzi Julidar, S.IP, SH, M.Sc.
8 8
6 8
13 13
12 12
Direksi Michael Hoetabarat Syahril Yoserizal
39 39
39 27
13 13
13 7
Iim Wardiman Dian Savitry
39 39
36 35
13 13
12 11
Hulda S. Tirtohartono
39
22
13
10
Jumlah Penyimpangan Internal (Internal Fraud) Tahun 2014
f.
Internal Fraud
Pengurus 2013 2014
Total Fraud
Nihil
Jumlah kasus yang dilakukan oleh Pegawai tetap Pegawai tidak tetap 2013 2014 2013 2014
Nihil
Telah diselesaikan
Nihil
3
Nihil
1
2
4 4
Dalam proses penyelesaian di internal Bank
Nihil
Nihil
Nihil
1
Nihil
Nihil
Belum diupayakan penyelesaiannya
Nihil
Nihil
Nihil
Nihil
Nihil
Nihil
Telah ditindaklanjuti melalui proses hukum
Nihil
Nihil
Nihil
g. Permasalahan Hukum Jumlah
Permasalahan Hukum
Perdata
Pidana
Telah selesai (telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap)
4
-
Dalam proses penyelesaian
-
1
4
1
Total PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 125
Laporan Tahunan 2014
h. Transaksi Yang Mengandung Benturan Kepentingan Selama tahun 2014 tidak ditemui adanya transaksi yang mengandung benturan kepentingan. Nama & Jabatan yang memiliki Benturan Kepentingan
No. 1. 2.
Nihil Nihil
i.
Nama & Jabatan Pengambil Keputusan
Jenis Transaksi
Nihil Nihil
Nihil Nihil
Nilai Transaksi (jutaan Rp)
Keterangan
Nihil Nihil
Nihil Nihil
Buy back shares dan buy back obligasi Bank Tidak ada buy back shares Bank selama periode 2014.
j.
Penambahan Modal melalui Right Issue Dalam tahun 2014, Bank tidak melakukan penambahan modal melalui right issue, penambahan modal berasal dari setoran modal pemegang saham.
k. Sistem Pelaporan Pelanggaran (Whistleblowing System) Kebijakan Whistleblowing bertujuan meningkatkan efektifitas penerapan sistem pengendalian fraud dan mendeteksi kejadian fraud melalui pengungkapan dari pengaduan baik pengaduan dari internal Bank maupun eksternal Bank. Bank menetapkan Kebijakan Whistleblowing merupakan kebijakan yang terpisah dari Pedoman Penyelesaian Pengaduan Konsumen dikarenakan cakupan pihak pelapor dan ruang lingkup pelaporan berbeda meskipun ada sedikit keterkaitan. Bank melalui keputusan Direksi menetapkan Koordinator Officer Anti Fraud sebagai Pejabat yang ditunjuk sebagai pengelola pengaduan konsumen (whistleblower). Di dalam penyampaian laporan pelanggaran, Bank menyediakan 2 (dua) saluran pengelolaan pengaduan konsumen, yaitu melalui jalur tertutup dengan penyediaan email khusus kepada petugas/pejabat penerapan program anti fraud dan melalui jalur terbuka yaitu dapat datang langsung ke Bank untuk menemui petugas/pejabat penanggung jawab penerapan program anti fraud. Seluruh pengaduan pelanggaran ditujukan kepada Koordinator Officer Anti Fraud dengan tembusan kepada Direksi yang membawahi penanganan pengelolaan pengaduan konsumen. Terhadap whistleblower yaitu setiap karyawan atau pihak terkait yang melaporkan terjadinya Fraud, Bank akan menjamin kerahasiaan identitas serta memberikan perlindungan kepada pelapor tersebut sesuai ketentuan dan peraturan perundangundangan yang berlaku. Untuk setiap pengaduan yang masuk ke Bank, Koordinator Officer Penanggungjawab Penerapan Anti Fraud melakukan verifikasi atas laporan yang masuk berdasarkan catatan dan melakukan pengecekan apakah jenis pengaduan masuk dalam kriteria pelanggaran sesuai dengan Kebijakan Bank. Apabila hasil verifikasi menunjukkan bahwa pengaduan tidak benar dan tidak ada bukti maka tidak akan diproses lebih lanjut. Apabila hasil verifikasi menunjukkan adanya indikasi pelanggaran yang disertai bukti-bukti yang cukup, maka pengaduan dapat diproses ke tahap investigasi.
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 126
Laporan Tahunan 2014
Pengaduan pelanggaran yang akan ditindaklanjuti adalah pengaduan pelanggaran dimana pelapor menyertakan bukti identitas diri atau pengaduan pelanggaran tanpa identitas tetapi disertai bukti awal adanya pelanggaran. Pelaku pelanggaran yang telah terbukti berdasarkan hasil investigasi, akan diproses sesuai dengan peraturan yang berlaku setelah hasil investigasi dan bukti dibawa kedalam rapat Direksi dan atau Dewan komisaris. Apabila hasil investigasi terbukti adanya pelanggaran oleh pegawai yang mengarah ke tindak pidana, maka dapat ditindaklanjuti proses hukum yang berlaku kepada lembaga penegak hukum dengan Direksi sebagai pejabat penyerah perkara. l.
Pemberian dana untuk kegiatan sosial (Customer Social Responcibility/CSR) Sebagai wujud kepedulian dan tanggungjawab sosial kepada lingkungan, selama tahun 2014 Bank telah mengeluarkan dana sebesar Rp 525,6 juta untuk kegiatan sosial kemasyarakatan antara lain berupa pemberian sumbangan bantuan banjir, sumbangan kepada 10 panti asuhan yatim piatu dan panti jompo, bantuan dana untuk renovasi rumah serta pemberian sembako yang diberikan kepada para Pensiunan Ppurnawirawan TNI/Polri. Disamping kegiatan-kegiatan di atas, Bank juga melakukan kegiatan sosial lainnya berupa pemberian bantuan dana untuk kegiatan yang berhubungan dengan keolahragaan/kebugaran.
9.
Rencana Strategis Bank Yudha Bhakti Salah satu implementasi penerapan GCG dalam proses bisnis Bank dilaksanakan melalui penyusunan rencana jangka panjang (Corporate Plan) dan rencana jangka menengah / pendek (Business Plan). a. Rencana Korporasi (Corporate Plan) Tahun 2013 - 2017 Bank menetapkan 6 (enam) sasaran strategis yang ingin dicapai dalam kurun waktu 2013 – 2017, meliputi : 1) Mengelola cadangan likuiditas dengan baik; 2) Menetapkan target market pada Bisnis Pensiun, Multifinance dan UMKM (Low-end); 3) Meningkatkan kualitas pelayanan melalui penyelenggaraan transaksi pembayaran dengan menggunakan kartu ”ATM”; 4) Meningkatkan permodalan; 5) Meningkatkan dan memperkuat Teknologi Informasi dan SDM; 6) Meningkatkan tata kelola, kepatuhan dan manajemen risiko. Kebijakan Manajemen yang ditetapkan untuk mencapai sasaran strategis Bank Yudha Bhakti tersebut di atas, antara lain meliputi : 1) Mempertahankan LDR dalam kisaran yang optimal (90% - 95%); 2) Menjaga kualitas kredit dengan lebih ketat, penyaluran kredit secara selektif; 3) Peningkatan layanan perbankan nasabah melalui penyelenggaraan alat pembayaran dengan menggunakan kartu; 4) Meningkatkan permodalan melalui IPO dan Right Issue; 5) Memiliki Teknologi Informasi yang dapat diandalkan serta SDM yang berkualitas dan profesional: 6) Meningkatkan profitabilitas dan Tingkat Kesehatan Bank berbasis Risiko (RBBR). b. Rencana Bisnis Bank (Business Plan) Tahun 2014 - 2016 Secara umum kinerja bisnis tahun 2014 menunjukkan pencapaian hasil yang cukup baik, walaupun terdapat beberapa pos yang realisasinya berada di bawah anggaran.
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 127
Laporan Tahunan 2014
1) Permodalan Kecukupan Modal (CAR) per 31 Desember 2014 dengan memperhitungkan risiko kredit, operasional dan pasar sebesar 15,23% dari anggaran sebesar 18,93%. Rasio CAR tersebut masih cukup memadai untuk dapat menyerap kemungkinan terjadinya risiko usaha. 2) Rentabilitas. a) Net Interest Margin (NIM) mencapai 5,38% dari anggaran sebesar 5,76%. b) Rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional mencapai 95,08% dari anggaran sebesar 91,36%. c) Laba tahun berjalan (sebelum pajak) posisi 31 Desember 2014 mencapai Rp. 16.058 juta dari anggaran sebesar Rp 27.537 juta. d) Return on Equity mencapai 5,53% dari anggaran sebesar7.41%. e) Return on Assets mencapai 0,69% dari anggaran sebesar 1,10%. 3) Kualitas Aset. a) Besaran aset produktif per 31 Desember 2014 mencapai Rp.2.396.338 juta (90,26% dari total aset) dengan porsi kepada debitur inti hanya Rp. 109.514 juta (4,07% dari total aset). b) Portofolio kredit per 31 Desember 2014 terfokus pada kredit Konsumsi khususnya Kredit Khusus Pensiun sebesar Rp.1.011.155 juta yang berbasis angsuran (installment based) menjadikan kinerja perkreditan bank relatif terkendali. 4) Likuiditas. Loan to Deposit Ratio (LDR) per 31 Desember 2014 sebesar 85,71% dari anggaran sebesar 91,59%.
HASIL SELF ASSESSMENT PELAKSANAAN GCG Sesuai dengan peraturan Bank Indonesia mengenai Pelaksanaan GCG bagi Bank Umum, pada tahun 2014 Bank melakukan self assessment implementansi GCG untuk periode Desember 2014. Self assessment dilakukan terhadap 11 aspek, yaitu :
No.
Aspek yang Dinilai
Peringkat
Nilai
1.
Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris;
1
0,12
2.
Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi;
1
0,26
3.
Kelengkapan dan pelaksanaan tugas Komite;
2
0,19
4.
Penanganan benturan kepentingan;
2
0,24
5.
Penerapan fungsi kepatuhan;
2
0,09
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 128
Catatan Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris Bank telah sepenuhnya memenuhi prinsip-prinsip GCG, telah berjalan sangat efektif namun terdapat sedikit kelemahan minor. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi telah memenuhi prinsip-prinsip GCG, berjalan efektif namun masih terdapat kelemahan minor. Pelaksanaan tugas komite audit, pemantau risiko dan komite remunerasi dan nominasi berjalan cukup efektif walaupun masih terdapat beberapa kelemahan minor yang perlu diperbaiki. Bank cukup mampu menghindari potensi terjadinya benturan kepentingan melalui kebijakan intern Bank dengan enforcement yang baik dikarenakan Bank telah memiliki kebijakan khusus mengenai benturan kepentingan yang komperhensif. Kepatuhan Bank tergolong baik. Pemenuhan komitmen kepada Bank Indonesia telah sepenuhnya diselesaikan sesuai dengan batas waktu yang diperjanjikan antara Bank dengan Bank Indonesia. Sepanjang tahun 2014, terdapat pembayaran sanksi denda akibat pelanggaran pelaporan dalam jumlah relatif cukup sedikit. Manajemen Bank telah melakukan tindak lanjut berupa pencegahan melalui pelatihan SDM serta pencanangan budaya zero defect pada setiap jenjang dalam organisasi. Laporan Tahunan 2014
Divisi Audit Internal (DAI) menjalankan fungsinya secara independen dan obyektif. Namun realisasi rencana pelaksanaan kegiatan audit oleh DAI masih belum sepenuhnya sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan serta perlunya program peningkatan mutu SDM SKAI secara berkala dan berkelanjutan. Pelaksanaan audit oleh Akuntan Publik berjalan efektif dan sesuai dengan persyaratan minimum yang ditetapkan dalam ketentuan. Pelaksanaan Audit dilakukan oleh Akuntan Publik/KAP independen yang telah memenuhi kriteria yang ditetapkan. Bank telah menerapkan fungsi manajemen risiko dan pengendalian intern secara efektif.
6.
Penerapan fungsi audit intern;
2
0,12
7.
Penerapan fungsi audit ekstern;
2
0,10
8.
Penerapan manajemen risiko termasuk sistem pengendalian intern; Penyediaan dana kepada pihak terkait (related party) dan penyediaan dana besar (large exposures);
2
0,16
2
10.
Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan Bank, laporan pelaksanaan Good Corporate Governance dan pelaporan internal;
2
11.
Rencana strategis Bank.
2
0,15 Tidak ada pelanggaran dan pelampauan BMPK, diversifikasi penyediaan dana merata atau jumlah penyediaan dana dari debitur inti dibandingkan dengan total penyediaan dana tidak signifikan, Pengambilan keputusan dalam penyediaan dana dilakukan dengan independen. 0,28 Bank transparan dalam menyampaikan Informasi keuangan dan non - keuangan kepada publik melalui home page dan media yang memadai, sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Bank transparan menyampaikan informasi produk dan jasa, menerapkan pengelolaan pengaduan nasabah dengan efektif serta memelihara data dan informasi pribadi nasabah secara memadai. 0,11 Bank telah menyusun rencana bisnis secara lengkap dan realistis dengan memperhatikan seluruh faktor eksternal dan faktor internal serta memperhatikan prinsip kehatihatian dan azas perbankan yang sehat. Realisasi rencana bisnis tahun 2014 secara keseluruhan hampir memenuhi target yang ditetapkan. Rating Risiko Strategis hasil penilaian internal Bank Per 31 Desember 2014 adalah "Low to Moderate".
9.
Nilai Komposit
21
1,83
Hasil Penilaian GCG yang dilakukan secara independen oleh Tim GCG Bank, menempatkan Bank pada peringkat “Baik” dengan Nilai (Komposit) 1,83. Sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia No. 15/15/DPNP tanggal 29 April 2013 perihal Pelaksanaan GCG bagi Bank Umum, hasil penilaian terhadap 11 (sebelas) aspek faktor penilaian GCG di atas secara komperhensif dan terstruktur harus diintegrasikan ke dalam 3 aspek Governance, yaitu governance structure, governance process dan governance outcome. Berdasarkan analisis terhadap ketiga aspek tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Aspek Governance Structure tata kelola pada seluruh faktor penilaian pelaksanaan GCG cukup lengkap dan memadai. Meskipun terdapat beberapa kelemahan dalam aspek Governance Structure, antara lain terkait dengan diperlukannya penyempurnaan terhadap beberapa pedoman dan kebijakan Bank. Namun secara keseluruhan kelemahan tersebut dapat segera diselesaikan oleh Manajemen Bank. 2. Aspek Governance Process tata kelola pada sebagian besar faktor penilaian pelaksanaan GCG sudah efektif dan didukung oleh struktur dan infrakstruktur yang memadai. Meskipun terdapat beberapa kelemahan dalam aspek Governance Process antara lain realisasi pelaksanaan pemeriksaan Audit Intern yang belum sepenuhnya sesuai jadwal, namun secara keseluruhan kelemahan tersebut dapat dikendalikan/diselesaikan oleh Manajemen Bank.
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 129
Laporan Tahunan 2014
3. Aspek Governance Outcome tata kelola pada sebagian besar faktor penilaian pelaksanaan GCG telah berkualitas yang dihasilkan dari aspek Governance Outcome yang sebagian besar cukup efektif dengan didukung infrakstrustur yang memadai. Meskipun demikian terdapat beberapa kelemahan dalam aspek Governance Outcome antara lain terkait dengan realisasi target volume usaha atas Rencana Bisnis Bank tahun 2014 yang telah terlampaui, namun dalam hal realisasi pencapaian kinerja laba masih di bawah target yang ditetapkan.
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 130
Laporan Tahunan 2014
PENGUNGKAPAN PERMODALAN DAN PENGUNGKAPAN EKSPOSUR RISIKO SERTA PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO 1.
Permodalan Dalam rangka untuk menjaga agar Bank tetap sustain, sehat dan mampu berkembang serta bersaing secara nasional maupun internasional, maka diperlukan adanya permodalan yang kuat. Secara umum strategi penyediaan modal Bank dilakukan melalui strategi internal growth yang dilaksanakan secara konsisten dan rencana penambahan modal melalui Initial Public Offering (IPO) – Go Public dalam rangka untuk mendukung pertumbuhan usaha Bank di masa mendatang serta untuk memenuhi ketentuan permodalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. a. Struktur Permodalan Struktur Permodalan Bank Yudha Bhakti per 31 Desember 2014 tergolong cukup baik tercermin dari rasio kewajiban penyediaan modal minimum (CAR) sebesar 15,22% dengan rasio jumlah modal inti (Tier 1) terhadap modal pelengkap dan modal pelengkap tambahan (Tier 2 + Tier 3) sebesar 100%. Rasio CAR sebesar di atas, melebihi batas penyediaan modal minimum yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, yakni sebesar 9% (sembilan persen) sampai dengan kurang dari 10% (sepuluh persen) dari Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR), untuk Bank dengan Profil Risiko Peringkat Komposit 2 (dua), sesuai dengan hasil penilaian sendiri Bank Yudha Bhakti per 31 Desember 2014. Rasio permodalan di atas juga menunjukan bahwa Bank ke depannya masih mempunyai potensi dalam aktivitas penyaluran dana kepada sektor usaha dan cadangan modal untuk dapat mengcover risiko kerugian yang timbul sebagai dampak meningkatnya aktivitas bisnis di masa mendatang. 1) Kecukupan Permodalan Dalam menghitung nilai rasio kewajiban penyediaan modal minimum (CAR) di atas, Bank Yudha Bhakti berpedoman kepada Peraturan Bank Indonesia yang mengatur tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum, dimana Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) yang digunakan dalam perhitungan modal minimum terdiri atas ATMR untuk Risiko Kredit, Risiko Operasional; dan Risiko Pasar. Selanjutnya dalam menentukan besarnya ATMR untuk Risiko Kredit, Bank menggunakan pendekatan Standar (Standardized Approach); dan untuk Risiko Operasional, menggunakan pendekatan Indikator Dasar (Basic Indicator Approach). Sementara itu untuk ATMR Risiko Pasar, Bank menggunakan pendekatan Metode Standar. Modal Bank posisi 31 Desember 2014 mencapai Rp227.519 juta atau naik sebesar Rp13.196 juta atau sebesar 6,16% dibandingkan posisi 31 Desember 2013 sebesar Rp214.323 juta. Peningkatan ekuitas di tahun 2014 berasal dari penambahan setoran pemegang saham sebesar Rp15.000 juta pada tanggal 19 Juni 2014 dan laba tahun berjalan. Namun peningkatan ekuitas pada tahun 2014, diikuti penurunan terhadap rasio kewajiban penyediaan modal minimum (CAR) Bank dari sebesar 16,03% menjadi sebesar 15,23%. Penurunan tersebut dikarenakan konsekuensi logis dari adanya peningkatan pertumbuhan volume kredit yang terjadi sepanjang tahun 2014 Ke depan, untuk mendukung pertumbuhan usaha Bank serta untuk memenuhi ketentuan permodalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, Bank senantiasa untuk terus berupaya melakukan penambahan modal melalui strategi pemupukan modal secara organik (internal growth) dan penambahan modal melalui penawaran saham baru kepada publik Right Issue.
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 131
Laporan Tahunan 2014
2.
Pengungkapan Eksposur Risiko dan Penerapan Manajemen Risiko a. Penerapan Manajemen Risiko Secara Umum Penerapan Manajemen Risiko di PT. Bank Yudha Bhakti mengacu pada Peraturan Bank Indonesia tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum No. 5/8/PBI/2003 yang telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia No. 11/25/PBI/2009, Surat Edaran BI No. 5/21/DPNP dan Surat Edaran BI No. 13/23/DPNP tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum. Penerapan Manajemen Risiko pada Bank merupakan suatu proses yang meliputi kegiatan identifikasi, pengukuran, pengendalian dan pemantauan risiko, yang mencakup hal-hal sebagai berikut : 1) Pengawasan Aktif Dewan Komisaris dan Direksi Pengawasan aktif yang dilakukan Dewan Komisaris, antara lain berupa pengawasan terhadap kebijakan strategis, pengendalian intern, kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku, kebijakan investasi dan divestasi, target kinerja, kebijakan SDM, pelaksanaan program anti pencucian uang dan pencegahan pendanaan terorisme serta Undang Undang Tindak Pidana Pencucian Uang (UU-TPPU), kebijakan manajemen risiko serta pelaksanaan prinsip prinsip tata kelola perusahaan dalam setiap kebijakan usaha Bank. Untuk aktivitas perkreditan, bentuk pengawasan aktif yang dilakukan antara lain melalui pemberian persetujuan terhadap setiap keputusan kredit kepada pihak terkait dengan Bank serta dalam jumlah nominal tertentu. Disamping itu, sesuai kebutuhan dan apabila dipandang perlu, Dewan Komisaris dapat melakukan rapat-rapat langsung dengan organ organisasi dalam rangka untuk mendapatkan informasi yang diperlukan untuk pengawasan. Pengawasan aktif yang dilakukan oleh Direksi antara lain melalui rapat-rapat seperti rapat pembahasan kinerja usaha, rapat kantor cabang dan/atau kantor cabang pembantu, rapat operasional, rapat ALCO, rapat Divisi, rapat realisasi pengembangan produk dan/atau aktivitas baru, rapat Direksi, dan rapat Komite Manajemen Risiko, serta rapat-rapat lainnya. Disamping itu Direksi juga turut menyetujui kebijakan dan prosedur kerja Bank, menyetujui dan mengevaluasi pencapaian Rencana Bisnis Bank. Sebagai anggota komite kredit, Direksi terlibat dalam proses keputusan pemberian kredit dan pemberian persetujuan terhadap transaksi operasional lainnya. Pemaparan profil risiko Bank dan tingkat kesehatan secara berkala dalam rapat Komite Manajemen Risiko dan rapat Komite Pemantau Risiko merupakan bentuk pengawasan menyeluruh dan berkala dari Direksi dan Dewan Komisaris atas seluruh aktivitas yang memiliki risiko maupun potensi risiko yang dapat mengganggu kelangsungan bisnis Bank ke depan. 2) Kecukupan Kebijakan, Prosedur dan Penetapan Limit Bank telah memiliki kebijakan dan prosedur dan penetapan limit yang cukup sesuai dengan strategi bisnis dan ukuran bank, walaupun dalam pelaksanaannya masih ditemukan beberapa kelemahan yang perlu diperbaiki. Disamping itu sejalan dengan adanya perubahan peraturan dan/atau adanya peraturan baru, Bank telah melakukan penyempurnaan dan melengkapi kebijakan dan prosedur yang ada.
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 132
Laporan Tahunan 2014
Cakupan kebijakan dan prosedur pengelolaan risiko dipandang cukup memadai, antara lain mencakup seluruh produk/transaksi yang mengandung risiko, penetapan limit, penetapan tugas, wewenang dan tanggung jawab masing-masing bagian secara jelas, sistem pelaporan dan dokumentasi, serta sistem pengendalian intern. Dalam rangka pemantauan risiko, Bank juga telah menetapkan batasan-batasan (limit) yang terdiri dari limit transaksi, limit pinjaman nasabah dan counterparty, limit pihak terkait, limit penempatan antar bank, limit konsentrasi debitur inti, deposan inti, limit rasio penyaluran dana kredit terhadap dana pihak ketiga dan limit lainnya. Sejalan dengan penyempurnaan penerapan manajemen risiko, penetapan limit akan terus dievaluasi secara berkala. 3) Kecukupan Proses Identifikasi, Pengukuran, Pemantauan dan Pengendalian Risiko serta Sistem Informasi Manajemen Risiko a) Proses Identifikasi dan Pengukuran Proses identifikasi dan pengukuran risiko dilakukan terhadap seluruh produk/aktivitas fungsional yang antara lain meliputi aktivitas perkreditan, aktivitas treasury dan pendanaan, aktivitas investasi, aktivitas operasional, settlement, penyelenggaraan sarana pendukung serta jasa layanan perbankan lainnya. Proses identifikasi risiko dilakukan oleh masing-masing unit kerja dengan menganalisis seluruh sumber risiko yang melekat pada masing-masing produk/aktivitas seperti pemberian kredit dan penempatan dana antar bank dilakukan melalui suatu proses analisis kredit oleh divisi pengusul dan diikuti dengan pemberian peringkat kredit oleh Divisi Manajemen Risiko untuk fasilitas dalam nominal tertentu, penarikan dana melalui proses identifikasi untuk memastikan keabsahan warkat, ketersediaan dana dan kewenangan penarik, penerimaan karyawan melalui serangkaian pengujianpengujian untuk memastikan tingkat kompetensi dan integritas SDM yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Untuk peluncuran produk/aktivitas baru, identifikasi dilakukan melalui beberapa tahapan yang meliputi tahap penetapan produk/aktivitas baru, tahap risk self assessment, tahap penilaian kecukupan pengelolaan risiko, tahap permohonan persetujuan rencana penerbitan produk/aktivitas baru kepada otoritas berwenang, tahap persetujuan dan tahap pelaksanaan peluncuran produk/aktivitas baru serta pengungkapan risiko kepada nasabah serta tahap pelaporan realisasi penerbitan produk atau pelaksanaan aktivitas/produk baru ke Otoritas Jasa Keuangan. b) Proses Pemantauan Risiko Pemantauan dilakukan terhadap besarnya eksposur risiko, toleransi risiko, kepatuhan limit internal, konsistensi pelaksanaan dengan kebijakan dan prosedur yang ditetapkan serta penggunaan hasil stress testing. Pemantauan dilakukan oleh unit kerja pelaksana maupun oleh divisi atau satuan kerja yang independen terhadap unit pelaksana/pengambil risiko yaitu Divisi Manajemen Risiko, Divisi Audit Intern, dan Divisi Kepatuhan. Hasil pemantauan disajikan dalam laporan berkala yang disampaikan kepada Direksi untuk diambil langkah-langkah yang diperlukan dalam rangka mitigasi risiko. Dalam hal terdapat eksposur risiko tertentu yang memerlukan perhatian khusus dalam pelaksanaan pengelolaannya maka Divisi Manajemen Risiko dalam rapat Komite Manajemen Risiko akan menyampaikan PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 133
Laporan Tahunan 2014
kepada seluruh peserta rapat untuk segera diambil langkah-langkah strategis yang diperlukan. c) Sistem Informasi Manajemen Sistem informasi manajemen masih belum seluruhnya terintegrasi, dimana pelaporan diperoleh dari berbagai divisi terkait, seperti Divisi Operasi & Umum, Divisi Teknologi Informasi, Divisi Perencanaan dan Akuntansi, Divisi Kepatuhan, Divisi Treasury & Business Development, Divisi Special Asset Management, Divisi Kredit Pensiun, Divisi Kredit Komersial, Divisi Manajemen Risiko dan Divisi Audit Intern. Meskipun demikian, Direksi dan Dewan Komisaris serta unit kerja yang berkepentingan menerima laporan-laporan secara rutin dan relatif tepat waktu untuk melakukan evaluasi terhadap laporan dimaksud dan memberikan arahan/ rekomendasi untuk perbaikan dan penyempurnaan. d) Sistem pengendalian intern yang menyeluruh. Struktur organisasi Bank telah menggambarkan secara jelas pemisahan fungsi antara unit kerja yang melaksanakan aktivitas operasional dengan yang melaksanakan pengendalian, Bank juga telah memiliki serangkaian nilai-nilai perusahaan (corporate value) yang telah dikomunikasikan kepada setiap jenjang jabatan dalam organisasi. Divisi Audit Intern (DAI) telah melaksanakan fungsinya untuk melakukan pemeriksaan atas semua transaksi, laporan-laporan serta kinerja dari masing-masing unit kerja yang melaksanakan aktivitas operasional maupun yang melaksanakan pengawasan dan pengendalian seperti Divisi Kepatuhan dan Manajemen Risiko. Hasil audit didokumentasikan dan dimonitor tindak lanjutnya. Temuan yang belum ditindaklanjuti disampaikan kepada Direksi dan Dewan Komisaris serta menjadi evaluasi bagi DAI dalam menilai sistem pengendalian intern suatu unit kerja atau divisi dan sebagai acuan dalam pemeriksaan selanjutnya. Seluruh kinerja DAI sepanjang tahun dievaluasi efektivitasnya oleh Komite Audit dan dilaporkan kepada Dewan Komisaris. Untuk menjamin ketaatan pemenuhan peraturan perundangan yang berlaku serta memastikan telah dipatuhinya kebijakan dan prosedur internal Bank, Direktur Kepatuhan dan Divisi Kepatuhan telah menjalankan fungsinya untuk menjalankan aktivitas pencegahan, antara lain melalui sosialisasi terhadap ketentuan internal maupun eksternal Bank (Bank Indonesia/instansi lain), pengeluaran memo pembinaan terkait adanya pelanggaran terhadap ketentuan internal maupun eksternal Bank oleh unit kerja tertentu. Sepanjang tahun 2014, pengenaan denda terkait dengan kesalahan pelaporan ke Bank Indonesia / Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dinilai relatif sedikit. Sementara itu, pelaksanaan pemenuhan komitmen kepada Bank Indonesia / OJK, hampir sepenuhnya diselesaikan sesuai dengan batas waktu yang diperjanjikan. Penerapan Manajemen Risiko secara khusus mencakup pengelolaan atas 8 (delapan) jenis risiko sesuai ketentuan Bank Indonesia yaitu Risiko Kredit, Risiko Pasar, Risiko Likuiditas, Risiko Operasional, Risiko Hukum, Risiko Stratejik, Risiko Kepatuhan, dan Risiko Reputasi.
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 134
Laporan Tahunan 2014
Dalam penerapan manajemen risiko di Bank Yudha Bhakti, Direksi dan Dewan Komisaris memegang peran penting dalam mendukung dan mengawasi keberhasilan penerapan manajemen risiko di seluruh unit kerja. Berkaitan dengan aktivitas pengelolaan eksposur risiko bisnis dan penerapan sistem manajemen risiko, Direksi dibantu oleh Divisi Manajemen Risiko dan Komite Manajemen Risiko yang merupakan badan tertinggi dalam sistem manajemen risiko Bank Yudha Bhakti. b. Penerapan Manajemen Risiko Secara Khusus Penerapan manajemen risiko secara khusus mencakup pengelolaan atas 8 (delapan) jenis risiko sesuai ketentuan Bank Indonesia yaitu Risiko Kredit, Risiko Pasar, Risiko Likuiditas, Risiko Operasional, Risiko Hukum, Risiko Stratejik, Risiko Kepatuhan, dan Risiko Reputasi. Bank Yudha Bhakti secara berkala melakukan penilaian terhadap 8 jenis risiko di atas. Hasil penilaian tertuang dalam profil risiko yang secara garis besar menggambarkan peringkat risiko (komposit) dari masing-masing jenis risiko dan juga peringkat komposit dari risiko keseluruhan. Peringkat risiko dikelompokkan ke dalam 5 (lima) kategori, yakni “Low, Low to Moderate, Moderate, Moderate to High, High”. Penilaian perjenis risiko dilakukan terhadap risiko inheren dan terhadap Kualitas Penerapan Manajemen Risiko. Penilaian profil risiko secara keseluruhan berdasarkan hasil self assessment per 31 Desember 2014 berada pada tingkat komposit 2 atau “Low to Moderate”. Hal tersebut dikarenakan Risiko Inheren Bank dinilai pada peringkat “Low to Moderate” dan Kualitas Penerapan Manajemen Risiko dalam peringkat “Fair”. Upaya pengendalian risiko yang dilakukan oleh Bank Yudha Bhakti, dijelaskan sebagai berikut : 1) Risiko Kredit Risiko kredit timbul dari kemungkinan kegagalan counterparty dalam memenuhi kewajibannya kepada Bank. Dalam pengelolaan risiko kredit Bank fokus pada beberapa unsur utama yang meliputi penetapan struktur organisasi yang telah menggambarkan secara jelas pemisahan antara unit kerja yang mengajukan permohonan kredit, penilaian agunan, penilaian terhadap risiko hukum, pemberian opini oleh Divisi Manajemen Risiko untuk aktivitas yang memiliki eksposur risiko dalam jumlah tertentu, pembuatan analisis kredit; SDM yang sadar risiko; kebijakan dan prosedur perkreditan yang mengutamakan prinsip kehati hatian; proses persetujuan kredit yang transparan dan berjenjang oleh Komite Kredit; penanganan kredit bermasalah secara efektif dan efisien: kriteria dan alat ukur risiko yang jelas; administrasi dan dokumentasi yang lengkap; pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai yang cukup serta pengawasan kredit secara berkesinambungan untuk mengidentifikasi secara dini potensi risiko kredit yang mungkin timbul. Secara struktur, pengelolaan risiko kredit di Bank Yudha Bhakti dilakukan oleh Divisi Kredit Pensiun & Konsumer, Divisi Kredit Komersial, Divisi Treasury & Pendanaan, Seluruh Kantor Cabang dan Kantor Cabang Pembantu. Untuk aktivitas yang memiliki eksposur risiko dalam jumlah tertentu dilakukan pemberian opini oleh Divisi Manajemen Risiko dan Kepatuhan. Untuk memitigasi risiko konsentrasi kredit, Bank melakukan pengelolaan risiko konsentrasi kredit melalui penetapan limit antara lain mencakup, limit untuk debitur inti, sektor usaha, sektor ekonomi, portofolio kredit, jenis penggunaan, serta eksposur perorangan dan grup usaha. Penetapan limit-limit tersebut didasarkan pada suatu tingkat risiko/risk appetite dan risk tolerance yang bisa diterima serta dilakukan evaluasi paling kurang setiap satu tahun sekali. PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 135
Laporan Tahunan 2014
Untuk keperluan perhitungan kecukupan modal, Bank mengukur risiko kredit dengan menggunakan Pendekatan Standar sesuai dengan SE BI No. 13/6/DPNP perihal Pedoman Perhitungan Aset Tertimbang Menurut Risiko dengan Menggunakan Pendekatan Standar. Sementara itu, untuk keperluan pemantauan dan pengendalian terhadap risiko kredit secara keseluruhan dilakukan pengukuran oleh Divisi Manajemen Risiko dengan menggunakan parameter yang ditetapkan dalam Peraturan Bank Indonesia nomor 13/I/PBI/2011 tanggal 5 Januari 2011 dan Surat Edaran Bank Indonesia nomor 13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum. Hasil pengukuran selanjutnya dikomunikasikan kepada Direksi, Komite Manajemen Risiko untuk diambil tindakan perbaikan. a) Tagihan yang jatuh tempo dan tagihan yang mengalami penurunan nilai/impairment Definisi tagihan yang jatuh tempo adalah seluruh tagihan yang telah jatuh tempo lebih dari 90 hari, baik atas pembayaran pokok dan/atau pembayaran bunga. Sedangkan tagihan yang mengalami penurunan nilai/impairment adalah aset keuangan yang memiliki nilai signifikan secara individual dan telah terdapat bukti obyektif bahwa penurunan nilai individual telah terjadi setelah pengakuan awal aset keuangan tersebut. Pengungkapan tagihan bersih Bank secara individu dimuat dalam Tabel 2.1.a, Tabel 2.2.a dan Tabel 2.3.a. b) Pendekatan yang digunakan untuk Pembentukan CKPN Untuk memitigasi potensi kerugian yang diakibatkan terjadinya penurunan kualitas kredit pada suatu waktu, Bank membentuk Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) dengan mengacu kepada ketentuan PSAK No. 50 dan 55. CKPN dibentuk berdasarkan selisih antara nilai tercatat kredit dan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif. Bank tidak diperbolehkan membentuk CKPN melebihi jumlah yang dapat dikaitkan pada kredit individual atau kelompok kredit kolektif dan tidak didukung dengan bukti obyektif penurunan nilai. Pembentukan CKPN dilakukan secara Individual maupun kolektif. CKPN kolektif, dibentuk dari kredit-kredit yang dikelompokan berdasarkan kantor cabang, sektor ekonomi dan jangka waktu tunggakan pokok dan/atau bunga. Pendekatan perhitungan collective impairment secara statistik menggunakan parameter :
-
Probability of Default (PD), yaitu tingkat kemungkinan kegagalan debitur memenuhi kewajiban, yang diukur berdasarkan pendekatan Roll Rates.
-
Loss Given Default (LGD), yaitu tingkat kerugian yang diakibatkan dari kegagalan debitur memenuhi kewajibannya. Untuk mendapatkan persentase LGD yang wajar, maka diperlukan analisis data historis selama 3 tahun terakhir.
Pengungkapan rincian mutasi cadangan penurunan nilai Bank secara individu dimuat dalam Tabel 2.4.a, Tabel 2.5.a dan Tabel 2.6.a.
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 136
Laporan Tahunan 2014
c) Penerapan Risiko Kredit dengan Pendekatan Standar Bank dalam melakukan perhitungan ATMR untuk risiko kredit, mengacu kepada SE Bank Indonesia No. 13/6/DPNP/2011 perihal Pedoman Perhitungan Aset Tertimbang Menurut Risiko dengan Menggunakan Pendekatan Standar. Secara umum, perhitungan ATMR Risiko Kredit didasarkan pada hasil peringkat yang diterbitkan oleh lembaga pemeringkat yang diakui Bank Indonesia sebagaimana diatur dalam Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/31/DPNP/2011 perihal Lembaga Pemeringkat dan Peringkat yang diakui Bank Indonesia. Penggunaan peringkat dalam perhitungan ATMR risiko kredit untuk saat ini, hanya diterapkan untuk jenis tagihan kepada Entitas Sektor Publik dan Bank. Pengungkapan tagihan bersih berdasarkan kategori portofolio dan skala peringkat Bank secara individu dimuat dalam Tabel 3.1.a. Risiko Kredit akibat kegagalan pihak lawan (counterparty credit risk) dilaporkan nihil. d) Mitigasi risiko kredit Jenis agunan utama yang diterima Bank adalah berupa agunan yang memiliki nilai likuiditas relatif tinggi sehingga dapat segera dicairkan pada saat pinjaman debitur/grup debitur masuk dalam kategori bermasalah, yakni berupa kas (cash collateral) dan agunan kebendaan seperti tanah & bangunan, kendaraan dan emas. Disamping jenis agunan di atas, Bank dapat juga menerima agunan lainnya di luar hal di atas namun bersifat tambahan. Untuk Kredit Khusus Pensiun Pegawai Negeri Sipil dan anggota TNI/Kepolisian RI, jenis agunan yang diserahkan hanya berupa dokumen asli Surat Keputusan Pensiun Pegawai dari instansi terkait mengingat sumber dana pengembalian kredit berasal dari uang pensiun yang dananya dibiayai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Penilaian agunan berupa kebendaan untuk fasilitas kredit di bawah Rp 5 milyar dapat dilakukan oleh penilai intern Bank atau penilai Independen. Sedangkan untuk fasilitas kredit di atas Rp 5 milyar harus dilakukan oleh penilai independen. Semua agunan yang diserahkan kepada Bank (kecuali tanah kosong), wajib diasuransikan pada perusahaan asuransi yang ditunjuk oleh Bank. Apabila pada saat pengajuan kredit, barang agunan telah diasuransikan oleh pemiliknya, maka atas asuransi dimaksud harus ditambahkan Banker’s Clausule (Bank Yudha Bhakti). Nilai asuransi/pertanggungan untuk setiap jenis barang jaminan ditetapkan minimal sebesar nilai likuidasi barang jaminan. Sebelum permohonan kredit diajukan ke Komite Kredit, Account Officer melakukan analisis terhadap kelayakan dari debitur dan pihak-pihak utama pemberi jaminan/garansi termasuk kualitas atas agunan yang dijaminkan. Kelayakan pemberian kredit diputuskan oleh Komite Kredit sesuai dengan batas wewenang memutus kredit setelah mempertimbangkan pendapat dari Divisi Kredit Pensiun & Konsumer atau Divisi Kredit Komersial, Departemen Credit Support, Divisi Manajemen Risiko dan Divisi Kepatuhan. Penggunaan teknik mitigasi kredit berfokus pada agunan yang termasuk dalam jenis agunan utama dan penggunaan asuransi kredit untuk kredit yang tidak dijamin dengan agunan kebendaan seperti kredit konsumsi, kredit multiguna, kredit pensiun/pegawai. Selain itu untuk memitigasi risiko kredit yang mungkin terjadi, PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 137
Laporan Tahunan 2014
portofolio kredit telah terdiversifikasi dengan baik, secara kategori kredit maupun industri/sektor ekonomi. Pengungkapan tagihan bersih Bank secara individu berdasarkan bobot risiko setelah memperhitungkan dampak mitigasi risiko kredit dimuat dalam Tabel 4.1.a. Pengungkapan tagihan bersih dan teknik mitigasi risiko kredit Bank secara individu dimuat dalam Tabel 4.2.a dan Perhitungan ATMR risiko kredit pendekatan standar – Bank secara individual dimuat dalam Tabel 6.1.1, 6.1.2 dan 6.1.7. Hasil penilaian terhadap profil risiko kredit (self assessment) untuk posisi 31 Desember 2014, secara komposit dinilai ”Moderate” dikarenakan peringkat risiko inheren dinilai "Moderate" dan kualitas penerapan manajemen risiko kredit dinilai "Fair". Peringkat risiko inheren dinilai "Moderate" dikarenakan antara lain, risiko konsentrasi kredit yang dinilai sedang, rasio kualitas kredit dan kecukupan pembentukan cadangan penurunan nilai dinilai sedang, strategi penyediaan dana dan timbulnya penyedian dana dinilai rendah menuju sedang dan faktor eksternal ekonomi yang mempengaruhi risiko kredit dinilai sedang. Sementara itu dari sisi, kualitas penerapan manajemen risiko, Bank telah memiliki strategi, kebijakan dan prosedur pengelolaan risiko yang memadai untuk memitigasi potensi meningkatnya risiko inheren yang ada antara lain dengan melakukan penyempurnaan terhadap beberapa kebijakan dan prosedur yang sudah ada serta melalui peningkatan peran serta pengawasan aktif Direksi dan Dewan Komisaris. 2) Risiko Pasar Risiko pasar dapat terjadi karena pergerakan suku bunga dan perubahan nilai tukar. Mengingat Bank Yudha Bhakti bukan merupakan bank devisa, maka risiko pasar yang dihadapi hanya risiko suku bunga. Risiko pasar melekat pada aktivitas fungsional perkreditan, aktivitas fungsional treasury dan aktivitas fungsional pendanaan. Kebijakan risiko pasar ditetapkan dan disetujui oleh Direksi dan dilaporkan kepada Dewan Komisaris, dimana dalam pelaksanaannya ditentukan dalam rapat Assets and Liabilities Committee (ALCO). Bank memiliki kebijakan dan prosedur pengendalian risiko pasar seperti Buku Pedoman Manajemen Risiko, Surat Keputusan dan Surat Edaran Direksi, terkait risiko pasar yang menetapkan ketentuan penetapan suku bunga Dana Pihak Ketiga dan Kredit. Pengelolaan risiko pasar ditujukan untuk menghindari terjadinya kerugian akibat pergerakan harga pasar. a) Pengelolaan portofolio trading book dan banking book Proses identifikasi, pengukuran dan pemantauan risiko pasar dilakukan melalui analisis perkembangan suku bunga pasar dari bank-bank dalam peer groups. Pengelolaan portofolio trading book suku bunga dilakukan dengan menetapkan dan memantau penggunaan Limit Nominal antara lain Limit Stop Loss. Metode valuasi yang digunakan adalah menggunakan pendekatan mark to model berdasarkan kuotasi harga pasar dari sumber yang independen. Dewan Komisaris dan Direksi bertanggung jawab untuk memastikan bahwa penerapan manajemen risiko terhadap suku bunga telah sesuai dengan tujuan strategis, skala, karakteristik bisnis dan profil risiko suku bunga Bank, termasuk memastikan integrasi penerapan manajemen risiko suku bunga dengan risiko-risiko lainnya yang dapat berdampak pada posisi risiko Bank. Pemantauan terhadap risiko pasar dilakukan melalui rapat ALCO.
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 138
Laporan Tahunan 2014
Bank Yudha Bhakti melakukan pengukuran Risiko Pasar untuk keperluan perhitungan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) menggunakan pendekatan Metode Standar dengan mengacu kepada Surat Edaran Bank Indonesia nomor 14/21/DPNP tanggal 18 Juli 2012 perihal Perubahan atas Surat Edaran Bank Indonesia No. 9/33/DPNP tanggal 18 Desember 2007 perihal Pedoman Penggunaan Metode Standar Dalam Perhitungan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum dengan Memperhitungkan Risiko Pasar. Sementara itu dalam hal untuk keperluan pemantauan dan pengendalian risiko pasar, pengukuran atas risiko pasar dilakukan dengan menggunakan parameter yang ditetapkan dalam Peraturan Bank Indonesia nomor 13/I/PBI/2011 tanggal 5 Januari 2011 dan Surat Edaran Bank Indonesia nomor 13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum. Pengungkapan risiko pasar Bank secara individu dengan menggunakan metode standar dimuat pada Tabel 7.1. Berdasarkan hasil penilaian (self assessment) untuk posisi 31 Desember 2014 terhadap risiko Pasar, secara komposit Risiko Pasar dinilai “Moderate”. Hal tersebut dikarenakan Risiko Inheren dinilai “Moderate” dan Kualitas Penerapan Manajemen Risiko dinilai “Fair”. Risiko inheren dinilai “Moderate” dikarenakan Produk Bank yang terekspos risiko pasar relatif sedikit, yakni Bank tidak memiliki aset dan kewajiban dengan kategori diperdagangkan, namun Bank memiliki surat berharga berupa obligasi yang dibukukan sebagai Available For Sale dengan nilai total relatif sedang. Namun dari sisi perbandingan asset sensitive terhadap liabilities sensitive (tabel repricing gap), terdapat kesenjangan (GAP) yang cukup tajam antara rasio aset keuangan dengan sisa jatuh tempo di atas 1 tahun terhadap kewajiban dengan sisa jatuh tempo di atas 1 tahun. Secara keseluruhan terkait dengan posisi portofolio yang dimiliki Bank per posisi penilaian, potensi kerugian yang berasal dari risiko pasar terkait dengan portofolio yang dimiliki dinilai relatif rendah menuju sedang, namun kerugian potensial risiko suku bunga dalam banking book dinilai cukup tinggi. Sementara itu, strategi dan kebijakan bisnis terkait dengan risiko pasar dinilai sedang. Kualitas Penerapan Manajemen Risiko dinilai “Fair” antara lain dikarenakan Direksi dan Dewan Komisaris dinilai cukup aktif dalam memantau perkembangan risiko pasar. 3) Risiko Operasional Risiko operasional merupakan potensi kerugian akibat ketidakcukupan dan/atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, dan/atau adanya kejadian-kejadian eksternal yang mempengaruhi operasional Bank. Dalam pengelolaan risiko operasional, masing masing unit kerja bertanggung jawab untuk mengelola risiko yang terjadi pada kegiatan operasional sehari-hari dengan mengacu kepada kebijakan dan prosedur, pengendalian dan pengawasan rutin. Selain itu, pengelolaan risiko operasional juga meliputi hal-hal yang terkait dengan pengembangan produk, sistem, sumber daya manusia, manajemen kelangsungan usaha dan prinsip “Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme” sebagai aspek pencegahan terhadap kemungkinan adanya hal-hal yang tidak diinginkan.
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 139
Laporan Tahunan 2014
Divisi Manajemen Risiko secara berkala melakukan pengukuran, penilaian dan pemantauan terhadap risiko operasional dan menyampaikan hasilnya kepada Direksi dan Komite Pemantau Risiko untuk ditindaklanjuti dalam rangka untuk memitigasi risiko operasional ke depan. Berdasarkan hasil penilaian (self assessment) per 31 Desember 2014, Risiko Operasional Bank secara komposit dinilai ”Moderate” dikarenakan peringkat risiko inheren dinilai "Moderate" dan kualitas penerapan manajemen risiko operasional dinilai "Fair". Peringkat risiko inheren dinilai "Moderate" dikarenakan antara lain karekteristik dan kompleksitas bisnis Bank dinilai belum terlalu kompleks, struktur organisasi Bank dapat mendukung terselenggaranya pelaksanaan penerapan manajemen risiko yang efektif mengingat jumlah SDM yang relatif cukup banyak dibandingkan peer group Bank. Batas wewenang masing-masing satuan kerja pengelola risiko telah dinyatakan dengan jelas. Bank telah lama menggunakan jasa outsourcing (+/-10 tahun) untuk tenaga security, driver dan cleaning service dengan informasi atas terjadinya fraud nihil. Sepanjang Januari sampai dengan Desember 2014, rasio turn over karyawan diatas angka 5% (10%). Kenaikan rasio turn over berasal dari pemutusan karyawan kontrak/percobaan yang ditempakan di unit bisnis dikarenakan target yang tidak terpenuhi. Namun ke depan Bank perlu melakukan kaji ulang atas sistem penggajian guna meningkatkan loyalitas dan kinerja pegawai. Nilai kerugian terkait dengan denda-denda akibat kesalahan pelaporan kepada Bank Indonesia/OJK dinilai rendah yakni hanya sebesar Rp.676.432. Namun rasio biaya pelatihan terhadap jumlah biaya tenaga kerja masih berada di bawah 5% (2,07%). Sementara itu, dari sisi Kualitas Penerapan Manajemen Risiko dinilai “Fair” antara lain dikarenakan, Pengawasan aktif Direksi dan Dewan Komisaris dinilai memadai, Bank memiliki kebijakan dan strategi pengendalian risiko operasional dengan cakupan cukup memadai yang diantaranya mencakup kebijakan pengelolaan risiko operasional jasa pelayanan transaksi perbankan, kebijakan pengelolaan risiko teknologi informasi, kebijakan rencana penanggulangan kelangsungan usaha (Business Continuity Management Plan), kebijakan pengelolaan produk dan aktivitas baru serta penerapan anti pencucian uang dan pencegahan pendanaan terorisme. Seluruh kebijakan tersebut telah dikomunikasikan kepada seluruh karyawan dan implementasinya dilakukan evaluasi secara berkala. Dalam bidang SDM, Bank memiliki kebijakan penerimaan karyawan yang cukup memadai dan masing-masing karyawan dilengkapi dengan job description yang cukup memadai. Program pelatihan dan pengembangan karyawan cukup memadai namun belum berkesinambungan. Divisi Audit Internal melakukan audit secara berkala terhadap seluruh aktivitas fungsional yang memiliki ekposur risiko operasional dan monitoring hasil temuan audit hampir sepenuhnya ditindaklanjuti. Sepanjang tahun 2014, Bank telah membebankan ATMR untuk Risiko Operasional dengan menggunakan Pendekatan Indikator Dasar (Basic Indicator Approach) sebesar Rp253.916 juta dalam perhitungan rasio kewajiban penyediaan modal minimum (CAR). Pengungkapan kuantitatif risiko operasional Bank secara individu dimuat dalam Tabel 8.1.a.
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 140
Laporan Tahunan 2014
4) Risiko Likuiditas Risiko Likuiditas adalah potensi kerugian yang dapat terjadi akibat ketidakmampuan Bank untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dari sumber pendanaan arus kas dan/atau dari aset likuid berkualitas tinggi yang dapat diagunkan, tanpa mengganggu aktivitas dan kondisi keuangan Bank. Pengelolaan likuiditas di Bank Yudha Bhakti selain meliputi pemeliharaan likuiditas pada tingkat harian oleh Divisi Treasury & Business Development, juga mencakup pengelolaan likuiditas pada suatu rentang waktu tertentu melalui Asset and Liability Committee (ALCO). Divisi Manajemen Risiko secara berkala juga melakukan pengukuran, penilaian dan pemantauan terhadap risiko likuiditas melalui analisis komposisi aset, liabilitas dan transaksi rekening administratif, konsentrasi dari aset dan liabilitas, kerentanan pada kebutuhan pendanaan serta kemampuan akses Bank pada sumber-sumber pendanaan. Pemantauan terhadap risiko likuiditas juga dilakukan dengan melakukan pengukuran dan penilaian terhadap kualitas penerapan manajemen risiko likuditas yang ada. Pengungkapan profil maturitas rupiah Bank secara individu dimuat pada Tabel 9.1.a Berdasarkan hasil penilaian (self assessment) Bank per 31 Desember 2014, Risiko Likuiditas secara komposit dinilai ”Low to Moderate” dikarenakan peringkat risiko inheren dinilai "Low to Moderate" dan kualitas penerapan manajemen risiko likuiditas dinilai "Fair". Peringkat risiko inheren dinilai "Low to Moderate" dikarenakan antara lain dikarenakan 48,44% Dana Pihak Ketiga didominasi oleh deposan loyal yang secara historis memiliki hubungan emosional dengan para pemegang saham Bank sehingga dana-dana tersebut dalam historisnya selalu dilakukan perpanjangan (ever green). Akses Bank untuk memperoleh sumber pendanaan dari luar perusahaan dinilai cukup baik tercermin dari hasil test peminjaman dana antar bank yang dilakukan secara berkala di pasar, Bank tidak mengalami kesulitan untuk mendapatkan dana pinjaman antar bank. Sementara itu, dari sisi Kualitas Penerapan Manajemen Risiko dinilai “Fair” antara lain dikarenakan Bank memiliki kebijakan dan strategi pengendalian risiko likuiditas dengan cakupan yang cukup memadai. Kebijakan dan strategi tersebut diimplementasikan secara konsisten dan diavaluasi secara berkala. Bank juga telah memiliki indikator peringatan dini permasalahan likuiditas, perangkat pengukuran serta pengendalian risiko likuiditas. Direksi dan Dewan Komisaris dinilai cukup aktif dalam memantau perkembangan risiko likuiditas melalui beberapa perangkat yang ada. 5) Risiko Hukum Risiko hukum merupakan potensi kerugian yang disebabkan akibat tuntutan hukum dan/atau kelemahan aspek yuridis. Pengelolaan terhadap risiko hukum dilakukan oleh Bank dengan memastikan seluruh aktivitas dan hubungan kegiatan usaha Bank dengan semua pihak telah sesuai dan didasarkan pada aturan dan persyaratan yang dapat melindungi kepentingan Bank dari segi hukum. Bank telah menetapkan Divisi Special Asset Management, Departemen Credit SupportDivisi Kredit Komersial, Biro Direksi dan Divisi Kepatuhan untuk melaksanakan pengelolaan risiko hukum terhadap aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan kegiatan usaha Bank. PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 141
Laporan Tahunan 2014
Divisi Manajemen Risiko melakukan pengukuran, penilaian dan pemantauan secara keseluruhan terhadap risiko hukum melalui analisis yang mendalam atas faktor litigasi, kelemahan perikatan dan ketiadaan/perubahan perundang-undangan dari setiap produk atau transaksi yang telah dilaksanakan oleh Bank. Berdasarkan hasil penilaian (self assessment) Bank per 31 Desember 2014, Risiko Hukum secara komposit dinilai ”Moderate” dikarenakan peringkat risiko inheren dinilai "Moderate" dan kualitas penerapan manajemen risiko hukum dinilai "Fair". Peringkat risiko inheren dinilai "Moderate" dikarenakan antara lain terdapat adanya faktor litigasi sehubungan dengan gugatan hukum yang diajukan oleh Bank, nasabah maupun pihak luar dapat menimbulkan beban yang relatif sedang bagi Bank. Sementara itu, dari sisi Kualitas Penerapan Manajemen Risiko dinilai “Fair” antara lain dikarenakan, Bank memiliki Divisi yang bertugas dalam penanganan pengendalian risiko hukum, Direksi dan Dewan Komisaris dinilai sangat aktif dalam memantau perkembangan risiko hukum yang terjadi atas Bank. 6) Risiko Stratejik Risiko Stratejik merupakan potensi kerugian akibat ketidaktepatan dalam pengambilan dan/atau pelaksanaan suatu keputusan stratejik serta kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis. Pengelolaan risiko stratejik dilaksanakan secara langsung oleh Direksi dengan dibantu oleh para Pejabat Eksekutif Bank Yudha Bhakti. Kebijakan pengelolaan risiko stratejik tertuang dalam Rencana Bisnis Bank dan disampaikan setiap tahunnya kepada Otoritas Jasa Keuangan dan Bank Indonesia untuk mendapatkan persetujuan. Divisi Manajemen Risiko secara berkala melakukan pengukuran, penilaian dan pemantauan secara menyeluruh terhadap risiko stratejik melalui analisis terhadap kesesuaian penetapan sasaran strategis dengan kondisi lingkungan bisnis, posisi Bank di pasar, efisiensi dalam melaksanakan kegiatan usaha, kondisi makro ekonomi serta jumlah kompetitor di mana Bank melaksanakan kegiatan usaha. Berdasarkan hasil penilaian (self assessment) Bank per 31 Desember 2014, Risiko Stratejik Bank Yudha Bhakti secara komposit dinilai ”Low to Moderate” dikarenakan peringkat risiko inheren dinilai "Low to Moderate" dan kualitas penerapan manajemen risiko stratejik dinilai "Satisfactory". Peringkat risiko inheren dinilai "Low to Moderate" dikarenakan antara lain kesesuaian antara penetapan strategi dengan kondisi lingkungan bisnis serta Pasar dimana Bank melaksanakan kegiatan usaha dinilai rendah menuju sedang. Pencapaian rencana bisnis dinilai low to moderate dikarenakan secara keseluruhan realisasi pencapaian volume bisnis bank berada di atas target yang ditetapkan antara lain realisasi total aset tercapai sebesar 107,98%, kredit sebesar 108,82% dan dana pihak ketiga sebesar 117,21%. Namun realisasi rentabilitas masih berada di bawah target sebagaimana yang tercermin dalam realisasi pencapaian perolehan Laba, ROA, ROE, dan NIM masing-masing sebesar 65,01%, 70,00%, 83,40%, dan 93,33%. Sepanjang tahun 2014 terdapat peristiwa penting terkait dengan visi dan misi Bank untuk menjadi Bank ritel yakni dengan disetujuinya permohonan izin operasional sebagai Bank penerbit kartu ATM dari Bank Indonesia dan pernyataan izin efektif dari Otoritas Jasa Keuangan untuk pendaftaran penawaran umum perdana saham Bank kepada publik. PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 142
Laporan Tahunan 2014
Sementara itu, dari sisi Kualitas Penerapan Manajemen Risiko dinilai “Fair” antara lain dikarenakan, Direksi dan Dewan Komisaris dinilai sangat aktif dalam memantau perkembangan risiko stratejik yang terjadi atas Bank antara lain melalui evaluasi terhadap pencapaian realisasi Rencana Bisnis Bank. 7) Risiko Kepatuhan Risiko Kepatuhan merupakan potensi kerugian yang timbul akibat Bank tidak mematuhi dan/atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku. Pengelolaan risiko kepatuhan dilakukan oleh Divisi Kepatuhan dengan memastikan agar kebijakan, ketentuan, sistem, dan prosedur serta kegiatan usaha yang dilakukan oleh Bank telah sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan dan Bank Indonesia dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, memastikan kepatuhan Bank terhadap komitmen yang dibuat oleh Bank kepada Bank Indonesia dan/atau otoritas pengawas lain yang berwenang serta mewujudkan terlaksananya Budaya Kepatuhan pada semua tingkatan organisasi dan kegiatan usaha Bank. Divisi Manajemen Risiko secara berkala juga melakukan pengukuran, penilaian dan pemantauan terhadap risiko kepatuhan melalui penilaian terhadap jenis, signifikansi dan frekwensi pelanggaran yang dilakukan oleh Bank terhadap ketentuan Bank Indonesia dan peraturan perundang-undangan lainnya yang berlaku. Berdasarkan hasil penilaian (self assessment) Bank per 31 Desember 2014, Risiko Kepatuhan secara komposit dinilai ”Low to Moderate” dikarenakan peringkat risiko inheren dinilai "Low to Moderate" dan kualitas penerapan manajemen risiko kepatuhan dinilai "Satisfactory". Peringkat risiko inheren dinilai "Low to Moderate" dikarenakan antara lain, beberapa jenis pelanggaran yang telah dilakukan oleh Bank tergolong relatif rendah. Sementara itu, dari sisi Kualitas Penerapan Manajemen Risiko dinilai “Satisfactory” antara lain dikarenakan, Bank memiliki organisasi kepatuhan serta pelaksanaan tugas dan tanggung jawab direktur kepatuhan yang mencerminkan adanya independensi. Divisi Kepatuhan melakukan review secara berkala atas kebijakan dan prosedur pengendalian risiko kepatuhan untuk memastikan kesesuaiannya dalam tingkatan terkini dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Direksi dan Dewan Komisaris dinilai sangat aktif dalam melakukan pemantauan terhadap setiap pelanggaran kepatuhan yang dilakukan oleh Bank serta upaya peningkatan kualitas penerapan pelaksanaan "Good Corporate Governance". 8) Risiko Reputasi Risiko Reputasi adalah merupakan potensi kerugian yang timbul akibat menurunnya tingkat kepercayaan stakeholder yang bersumber dari persepsi negatif terhadap Bank. Pengelolaan risiko reputasi dilakukan melalui unit pelayanan nasabah yang ada di seluruh kantor operasional Bank Yudha Bhakti. Risiko Reputasi Bank dikelola dengan memperhatikan keluhan nasabah serta dengan cepat merespon setiap berita yang dapat menimbulkan dampak negatif bagi Bank. Pemberian pelayanan terbaik kepada nasabah, pembentukan unit pengaduan nasabah merupakan upaya yang terus dilakukan Bank untuk meningkatkan citra di masyarakat. Berdasarkan hasil penilaian (self assessment) Bank per 31 Desember 2014, Risiko Reputasi secara komposit dinilai ”Low” dikarenakan peringkat risiko inheren dinilai "Low" dan kualitas penerapan manajemen risiko hukum dinilai "Fair". Peringkat risiko inheren dinilai "Low" dikarenakan antara lain tidak adanya pemberitaan negatif baik yang terkait dengan Bank maupun para pemegang saham beserta kelompok usahanya.
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 143
Laporan Tahunan 2014
Pada tanggal 31 Desember 2014, Bank telah memperoleh pernyataan izin efektif dari Otoritas Jasa Keuangan untuk pendaftaran penawaran umum perdana saham Bank kepada publik. Dengan keluarnya izin tersebut menunjukan bahwa pelaksanaan transparansi informasi keuangan kepada publik dinilai memadai. Pada tanggal 13 Januari 2015 Bank merupakan emiten pertama yang mencatatkan saham perdananya di papan utama Bursa Efek Indonesia dengan nilai saham langsung mengalami kenaikan hingga sebesar 95%. Informasi ini merupakan publikasi positif terhadap Bank. Sementara itu, dari sisi Kualitas Penerapan Manajemen Risiko dinilai “Fair” antara lain dikarenakan, pengendalian risiko reputasi belum sepenuhnya didukung dengan SDM yang cukup dan adanya standar penanganan publikasi negatif. Namun Direksi dan Dewan Komisaris dinilai sangat aktif dalam memantau perkembangan risiko reputasi yang terjadi atas Bank. c. Penerapan manajemen risiko pada Bank juga mencakup pengelolaan risiko produk dan aktivitas baru. Pemahaman terhadap risiko yang terdapat dalam produk atau aktivitas bank memiliki peran yang penting untuk meminimalkan kejadian-kejadian yang dapat merugikan. Pengelolaan risiko pada produk atau aktivitas baru merupakan bagian penting dari salah satu tahap dalam pengembangan produk atau aktivitas baru. Produk atau aktivitas Bank merupakan suatu produk baru atau aktivitas baru apabila memenuhi kriteria sebagai berikut : 1) tidak pernah diterbitkan atau dilakukan sebelumnya oleh Bank; atau 2) telah diterbitkan atau dilaksanakan sebelumnya oleh Bank namun dilakukan pengembangan yang mengubah atau meningkatkan eksposur Risiko tertentu pada Bank. Sebelum meluncurkan suatu produk atau aktivitas baru, bank perlu meneliti dan mempertimbangkan potensi eksposur risiko yang dapat ditimbulkan, serta memastikan ketersediaan prosedur pemantauan dan pengendalian risiko pada produk atau aktivitas baru tersebut. Divisi Manajemen Risiko Bank memastikan bahwa pengelolaan risiko pada produk atau aktivitas baru telah direncanakan secara memadai. Pelaksanaan pengelolaan risiko pada produk atau aktivitas baru di Bank Yudha Bhakti mencakup tahap-tahap kegiatan sebagai berikut : a) Tahap penetapan produk atau aktivitas dikategorikan sebagai produk atau aktivitas baru diusulkan oleh pemrakarsa produk (divisi terkait) dan disampaikan kepada Divisi Manajemen Risiko untuk dimintakan opini terkait status mengenai produk tersebut apakah termasuk dalam kriteria produk atau aktivitas baru. b) Tahap Risk Assessment dan penyampaian permintaan penilaian kecukupan pengelolaan risiko kepada divisi/unit kerja terkait dan Divisi Manajemen Risiko. c) Tahap Penilaian kecukupan pengelolaan risiko oleh Divisi Manajemen Risiko. d) Tahap permohonan persetujuan rencana penerbitan produk atau pelaksanaan aktivitas baru ke Otoritas Jasa Keuangan. e) Tahap persetujuan oleh Otoritas Jasa Keuangan. f) Tahap pelaporan realisasi penerbitan produk atau pelaksanaan aktivitas baru ke Otoritas Jasa Keuangan. Bank juga telah membentuk Komite Manajemen Risiko dan Divisi Manajemen Risiko yang independen terhadap Satuan Kerja Operasional maupun Divisi Audit Intern (“DAI”) dengan harapan pengelolaan risiko secara keseluruhan dapat dilakukan secara terpadu, terarah, terkoordinir dan berkesinambungan. Selanjutnya untuk memantau efektifitas dari pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko dan Divisi Manajemen Risiko, Bank membentuk Komite Pemantau Risiko yang bertanggung jawab secara langsung kepada Dewan Komisaris. Sepanjang tahun 2014, Komite Manajemen Risiko telah melaksanakan rapat sebanyak 4 kali dan Komite Pemantau Risiko telah melaksanakan rapat sebanyak 15 kali. PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 144
Laporan Tahunan 2014
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
Tagihan Kepada Bank
Kredit Beragun Rumah Tinggal
Kredit Beragun Properti Komersial
Kredit Pegawai/Pensiunan
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
Tagihan Kepada Korporasi
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo
Aset Lainnya
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada)
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Total
Tagihan Kepada Pemerintah
(2)
(1)
1
Kategori Portofolio
No
Page 145
1,394,919
-
105,536
-
44,192
552,441
239,921
29,998
8,353
28,031
-
-
386,447
(3)
JAKARTA
-
-
-
898,698
-
9,270
-
70,099
127,058
655,156
2,003
26,371
8,741
(4)
JABAR, JATENG, JATIM, DIY, BANTEN
569
-
-
-
(6)
dst.
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Total (7)
2,533,140
-
120,212
-
127,329
693,803
1,086,792
32,951
48,265
37,341
-
-
386,447
Laporan Tahunan 2014
239,523
-
5,406
-
13,038
14,304
191,715
950
13,541
(5)
SUMATERA, Lainnya JAKARTA
1,564,275
-
116,683
-
57,793
629,646
157,564
28,985
12,056
107,065
-
-
454,483
(8)
-
-
-
496,348
-
7,039
-
98,681
79,794
262,259
2,003
25,386
21,186
(9)
JABAR, JATENG, JATIM, DIY, BANTEN
747
-
-
-
144,665
-
4,426
-
8,519
23,200
89,003
1,107
17,663
(10)
SUMATERA, Lainnya
(11)
dst.
Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah
Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2,205,288
-
128,148
-
164,993
732,640
508,826
32,095
55,105
128,998
-
-
454,483
(12)
Total
(dalam Jutaan Rupiah) 31 DESEMBER 2013
31 DESEMBER 2014
Tabel 2.1.a Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah - Bank Secara Individual
Kategori Portofolio > 5 thn
31 DESEMBER 2014 >3 thn s.d. 5 thn
≤ 1 tahun
31 DESEMBER 2013
>3 thn s.d. 5 thn
> 5 thn
Total
(dalam jutaan rupiah)
Tagihan bersih berdasarkan sisa jangka waktu kontrak NonKontrak tual >1 thn s.d. 3 thn
Tabel 2.2.a Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Sisa Jangka Waktu Kontrak - Bank secara Individual
No >1 thn s.d. 3 thn
Tagihan bersih berdasarkan sisa jangka waktu kontrak NonKontrak Total tual
≤1 tahun
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
55,105
128,998
-
-
454,483
(14) 454,483
-
-
-
-
32,095
(13) 386,447
-
-
-
20,511
-
508,826
(12)
-
-
-
-
13,435
177
-
732,640
(11)
-
-
-
128,998
13,824
250
331,944
-
164,993
(10)
-
-
37,341
7,335
19,575
72,517
10,095
-
(9)
-
-
48,265
12,093
80,884
55,994
-
-
(8)
386,447 -
-
-
32,951
23,481
521,252
-
-
(7)
-
39,026
-
1,086,792
145,299
14,422
-
(6)
8,126
26,102
-
693,803
150,571
-
(5)
37,341 923
6,398
983,546
-
127,329
-
(4)
Tagihan Kepada Bank 190 -
80,051
90,021
-
-
(3)
4 Kredit Beragun Rumah Tinggal 451 22,120
268,377
38,348
-
(2)
5 Kredit Beragun Properti Komersial 1,075 247,534
82,327
-
(1)
6 Kredit Pegawai/Pensiunan 87,871
1,923
-
Tagihan Kepada Pemerintah
7 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 4,731
-
128,148
1
8 Tagihan Kepada Korporasi
-
-
3
2
9 -
-
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
10
-
-
-
-
128,148
-
120,212
-
2,205,288
-
-
-
-
-
362,727
-
-
142,196
-
-
649,957
120,212
-
1,050,408
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo
-
2,533,140
Aset Lainnya
-
-
11
-
1,177,043
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada)
445,279
Laporan Tahunan 2014
272,500
Page 146
638,318
12 Total
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
(2)
(1)
-
-
Industri Pengolahan
Listrik, Gas Dan Air
Konstruksi
Perdagangan Besar Dan Eceran
Penyediaan Akomodasi Dan Penyediaan Makan Minum
Transportasi, Pergudangan Dan Komunikasi
Perantara Keuangan
Real Estate, Usaha Persewaan Dan Jasa Perusahaan Administrasi Pemerintah, Pertanahan Dan Jaminan Sosial Wajib Jasa Pendidikan
Jasa Kesehatan Dan Kegiatan Sosial
4
5
6
7
8
9
10
11
Bukan Lapangan Usaha
Lainnya
19
20
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Total
Kegiatan Yang Belum Jelas Batasannya
18
17
16
Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya, Hiburan Dan Perorangan Lainnya Jasa Perorangan Yang Melayani Rumah Tangga Badan Internasional Dan Badan Ekstra Internasional Lainnya
15
13 14
12
-
Pertambangan Dan Penggalian
3
Page 147
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Perikanan
-
Pertanian, Perburuan Dan Kehutaan
2
(3)
Tagihan Kepada Pemerintah
1
31 DESEMBER 2014
Sektor Ekonomi
No.
(4)
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik (5)
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Tagihan Kepada Pembangun Multilateral dan Lembaga Internasional
-
-
-
-
-
-
-
-
-
9,078
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
9,078
(6)
Tagihan Kepada Bank
-
-
-
-
-
-
-
-
33,647
310
-
-
-
-
-
174
-
-
-
-
172
-
301
32,690
(8)
Kredit Beragun Properti Komersil
Laporan Tahunan 2014
54,695
46,688
-
-
-
-
-
655
64
-
2,759
-
943
72
2,495
788
-
231
(7)
Kredit Beragun Rumah Tinggal
-
-
-
-
-
29
-
-
113
-
142
158
-
146
-
-
-
-
320
1,081,365
1,080,457
(9)
Kredit Pegawai/ Pensiunan
Tabel 2.3.a. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Sektor Ekonomi - Bank Secara Individual
-
7,193
-
89
295
700,699
281,784
-
-
-
442
-
2,947
-
-
52,652
2,776
315,516
5,979
18,015
13,011
(10)
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
-
-
126,820
-
-
-
-
-
-
-
-
-
11,068
4,711
-
-
79,912
-
-
-
31,111
(11)
Tagihan Kepada Korporasi
(12)
Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
(13)
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Aset Lainnya
(14)
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada)
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
(dalam jutaan rupiah)
(2) -
-
-
-
-
-
1,034
-
269
-
-
-
30,927
-
-
-
-
-
143
-
-
-
-
67
5,639
-
342
-
134
496
-
-
13,540
32,165
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
(14)
-
113,924
-
-
(13)
-
-
8,611
-
-
(12)
-
-
531
-
(11)
Pertanian, Perburuan Dan Kehutaan
-
309
-
388,432
(10)
Perikanan -
4,259
-
-
(9)
1
-
97
251
(8)
2 Pertambangan Dan Penggalian -
1,143
(7)
3 Industri Pengolahan -
-
(6)
4 Listrik, Gas Dan Air -
(5)
5 Konstruksi
-
(4)
6 Perdagangan Besar Dan Eceran
-
(3)
7 Penyediaan Akomodasi Dan Penyediaan Makan Minum
31 DESEMBER 2013
8 Transportasi, Pergudangan Dan Komunikasi
(1)
9
-
-
-
-
-
-
-
-
-
4,929
-
-
-
-
32,072
-
-
-
2,983 146
-
-
-
-
-
-
-
3,440
-
-
-
-
-
-
-
20,497 -
-
84
-
-
-
-
-
189
-
-
-
-
-
-
-
Perantara Keuangan
-
10
Jasa Pendidikan -
11
13 Jasa Kesehatan Dan Kegiatan Sosial
Kegiatan Yang Belum Jelas Batasannya
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
535
-
-
-
-
291
-
-
-
-
39
-
-
-
-
48
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
17
16
18 Bukan Lapangan Usaha
-
12
14
Real Estate, Usaha Persewaan Dan Jasa Perusahaan Administrasi Pemerintah, Pertanahan Dan Jaminan Sosial Wajib
15
Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya, Hiburan Dan Perorangan Lainnya Jasa Perorangan Yang Melayani Rumah Tangga Badan Internasional Dan Badan Ekstra Internasional Lainnya
19
-
-
293,059
-
507,162
-
381
164,558
48,689
732,347
650
507,557
-
32,159
-
59,739
-
21,147
Lainnya
-
Laporan Tahunan 2014
-
Page 148
-
20 Total
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 149
Tagihan Yang Dihapus Buku
5
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) - Kolektif
4 5,609
12,100
-
-
B. Telah Jatuh Tempo
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) - Individual
30,224
A. Belum Jatuh Tempo
3
30,224
Tagihan Yang Mengalami Penurunan Nilai (Impaired)
2
1,394,919
(3)
Tagihan
(2)
(1)
JAKARTA
1
Keterangan
No
-
13,467
-
-
42,519
42,519
898,698
(4)
-
-
-
-
-
-
-
(6)
dst.
(7)
Total
5,609
29,019
-
-
90,656
90,656
2,533,140
Laporan Tahunan 2014
-
3,452
-
-
17,913
17,913
239,523
(5)
SUMATERA, Lainnya JAKARTA
6,573
22,433
-
-
39,130
39,130
1,564,275
(8)
2,540
2,654
-
-
47,960
47,960
496,348
(9)
JABAR, JATENG, JATIM, DIY, BANTEN
-
3,320
-
-
28,054
28,054
144,665
(10)
SUMATER A, Lainnya
Wilayah
Wilayah JABAR, JATENG, JATIM, DIY, BANTEN
31 DESEMBER 2013
31 DESEMBER 2014
Tabel 2.4.a Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan Berdasarkan Wilayah - Bank Secara Individual
(11)
dst.
-
-
-
-
-
-
-
9,113
28,407
-
-
115,144
115,144
2,205,288
(12)
Total
(dalam jutaan rupiah)
Sektor Ekonomi
(2)
Tagihan
(3)
Telah Jatuh Tempo
(6)
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) Individual
(7)
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) - Kolektif
(8)
Tagihan Yang Dihapus Buku
(dalam jutaan rupiah)
Belum Jatuh Tempo
(5)
Tagihan Yang Mengalami Penurunan Nilai
(4)
Tabel 2.5.a Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan Berdasarkan Sektor Ekonomi - Bank Secara Individual
No.
(1) 31 DESEMBER 2014 615
-
412
-
-
-
-
-
-
15
-
4
-
-
-
Pertanian, Perburuan Dan Kehutaan
-
-
1
89
-
2
31,111
11
Perikanan
-
Pertambangan Dan Penggalian
-
3
2,191
4
7,424
Industri Pengolahan
-
-
-
-
1,001
4,733
-
2,093
-
-
-
-
-
-
-
3,793
-
-
-
-
Listrik, Gas Dan Air
-
-
14,861
Konstruksi
165
2,720
-
-
5 Perdagangan Besar Dan Eceran
16,565
316,773
64
1,376
64
-
-
-
-
-
-
-
9
2
-
-
-
1,409,239
54,694
-
-
16,645
5,609
5,609
-
29,019
1
-
-
-
-
90,656
67
Laporan Tahunan 2014
563
2,006,304
-
3,805
-
66,610
7,633
46,635
6 Penyediaan Akomodasi Dan Penyediaan Makan Minum
-
-
7 Transportasi, Pergudangan Dan Komunikasi
-
-
8 Perantara Keuangan
-
5
9 Real Estate, Usaha Persewaan Dan Jasa Perusahaan
-
708
10 Administrasi Pemerintah, Pertanahan Dan Jaminan Sosial Wajib
-
-
11 Jasa Pendidikan
-
-
-
12 Jasa Kesehatan Dan Kegiatan Sosial
-
-
-
13
Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya, Hiburan Dan Perorangan Lainnya
-
-
-
14
-
442
-
159
15
Jasa Perorangan Yang Melayani Rumah Tangga
-
6,381
16
Badan Internasional Dan Badan Ekstra Internasional Lainnya
-
6,209
17
-
100,723
18
-
(8)
-
(7)
-
(6)
Kegitan Yang Belum Jelas Batasannya
(5)
Bukan Lapangan Usaha
(4)
19
(3)
Lainnya
(2) 31 DESEMBER 2013 Pertanian, Perburuan Dan Kehutaan
Page 150
20 Total (1) 1
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Pertambangan Dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas Dan Air
Konstruksi
Perdagangan Besar Dan Eceran
Penyediaan Akomodasi Dan Penyediaan Makan Minum
Transportasi, Pergudangan Dan Komunikasi
Perantara Keuangan
Real Estate, Usaha Persewaan Dan Jasa Perusahaan
Administrasi Pemerintah, Pertanahan Dan Jaminan Sosial Wajib
Jasa Pendidikan
Jasa Kesehatan Dan Kegiatan Sosial
Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya, Hiburan Dan Perorangan Lainnya
Jasa Perorangan Yang Melayani Rumah Tangga
Badan Internasional Dan Badan Ekstra Internasional Lainnya
Kegitan Yang Belum Jelas Batasannya
Bukan Lapangan Usaha
Lainnya
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
134
1,517,507
849,941
-
-
-
-
913
189
84
-
40,587
23,480
389,826
628
127,103
37,743
-
14,151
32,165
134
115,144
77,856
-
-
-
-
739
189
84
11,893
2,982
8,836
48
4,364
6,852
15
1,085
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Saldo Awal CKPN Pembentukan (Pemulihan) CKPN Pada Periode Berjalan (Net) A. Pembentukan Ckpn Pada Periode Berjalan B. Pemulihan Ckpn Pada Periode Berjalan CKPN Yang Digunakan Untuk Melakukan Hapus Buku Atas Tagihan Pada Periode Berjalan Pembentukan ( Pemulihan) Lainnya Pada Periode Berjalan Saldo Akhir CKPN
1 2
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
4
Page 151
(2)
(1)
3
Keterangan
No.
-
-
-
Laporan Tahunan 2014
(3)
CKPN Individual
(4)
29,019
(5,609)
28,407 6,221 3,983 2,238
CKPN Kolektif
31 DESEMBER 2014
Tabel 2.6.A Pengungkapan Rincian Mutasi Cadangan Kerugian Penurunan Nilai - Bank Secara Individual
Total
Perikanan
2
(5)
28,407
25,534
-
-
-
-
12
-
2
-
1,401
107
863
-
408
74
-
4
1
-
-
-
-
(6)
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
9,113
9,113
28,407
(9,113)
14,309 23,211 22,719 492
CKPN Kolektif
(dalam jutaan rupiah) 31 DESEMBER 2013 CKPN Individual
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
(2)
AAA
AAA
Aa1 s.d Aa3
AA+ s.d AA-
AA+ s.d AA-
A1 s.d A3
A+ s.d A-
A+ s.d A-
A-2
A-3
Tagihan Bersih
A-1
Peringkat Jangka Pendek < dari B-
< dari F3(idn)
B+ s.d B-
F3(idn)
< dari [Idr]A3
F3
F2(idn)
[Idr]A3+ s.d [Idr]A3
< dari idA4
F2
[Idr]A2+ s.d [Idr]A2
idA3 s.d idA4
(14)
F1+ s.d F1
< dari B(idn)
F1+(idn) s.d F1(idn) [Idr]A1+ s.d [Idr]A1
idA2
(13)
< dari B-
B+(idn) s.d B-(idn)
< dari [Idr]B-
idA1
(12)
B+ s.d B-
[Idr]B+ s.d [Idr]B-
< dari id B-
(11)
P-3
[Idr]BB+ s.d [Idr]BB-
id B+ s.d id B-
(10)
P-2
id BB+ s.d id BB-
(9)
P-1
AA+(idn) s.d AA-(idn)
idBBB+ s.d idBBB-
(8)
< dari B3
AAA (idn) [Idr]AA+ s.d [Idr]AAidA+ s.d idA-
(7)
B1 s.d B3
31 DESEMBER 2014
Peringkat Jangka Panjang
Fitch Rating Aaa
[Idr]AAA idAA+ s.d id AA-
(6)
< dari A-3 < dari F3 < dari P-3
PT. Fitch Ratings Indonesia
idAAA (5)
BB+ s.d BBBB+ s.d BBBa1 s.d Ba3 BB+(idn) s.d BB(idn)
PT ICRA Indonesia
(4)
BBB+ s.d BBBBBB+ s.d BBBBaa1 s.d Baa3 BBB+(idn) s.d BBB(idn) [Idr]BBB+ s.d [Idr]BBB-
(3)
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Laporan Tahunan 2014
-
Page 152
PT Pemeringkat Efek Indonesia
A+(idn) s.d A(idn) [Idr]A+ s.d [Idr]A-
Moody's
Lembaga Pemeringkat Standard and Pool's
Tabel 3.1.a Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Kategori Portofolio dan Skala Peringkat - Bank Secara Individual
(1)
Kategori Portofolio
1 2 3
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Tagihan Kepada Korporasi
Kredit Beragun Rumah Tinggal Kredit Beragun Properti Komersial Kredit Pegawai/Pensiunan
Tagihan Kepada Pemerintah Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Tagihan Kepada Bank
4 5 6 7 8 9
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
693,803
1,086,792
32,951
48,265
37,341
-
386,447
(15)
-
Tanpa Peringkat
127,329
693,803
1,086,792
32,951
48,265
37,341
Total
-
386,447
(16)
-
(dalam jutaan rupiah)
127,329
Kredit Beragun Rumah Tinggal
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
5
4
3
Tagihan Kepada Bank
1
2
(2)
Tagihan Kepada Pemerintah Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
(1)
Total
Kategori Portofolio
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada)
12
11
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo Aset Lainnya
10
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
idAAA
PT Pemeringkat Efek Indonesia
(4)
[Idr]AAA
PT ICRA Indonesia
(3)
AAA (idn)
Aaa
Moody's
-
-
-
-
PT. Fitch Ratings Indonesia
AAA
AAA
Fitch Rating
Lembaga Pemeringkat Standard and Pool's
-
-
-
-
Page 153
(5)
idAA+ s.d id AA-
[Idr]AA+ s.d [Idr]AA-
AA+(idn) s.d AA-(idn)
Aa1 s.d Aa3
AA+ s.d AA-
AA+ s.d AA-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
(6)
idA+ s.d idA-
A+(idn) s.d A(idn) [Idr]A+ s.d [Idr]A-
-
-
-
-
-
A1 s.d A3
A+ s.d A-
A+ s.d A-
(7)
-
-
-
-
-
BBB+ s.d BBBBBB+ s.d BBBBaa1 s.d Baa3 BBB+(idn) s.d BBB(idn) [Idr]BBB+ s.d [Idr]BBBidBBB+ s.d idBBB-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
(9)
id B+ s.d id B-
-
-
-
-
-
[Idr]B+ s.d [Idr]B-
B+(idn) s.d B-(idn)
B1 s.d B3
B+ s.d B-
Laporan Tahunan 2014
(8)
id BB+ s.d id BB-
[Idr]BB+ s.d [Idr]BB-
BB+ s.d BBBB+ s.d BBBa1 s.d Ba3 BB+(idn) s.d BB(idn)
-
-
-
-
-
-
-
-
(10)
< dari id B-
< dari [Idr]B-
< dari B(idn)
-
-
-
-
-
< dari B3
< dari B-
< dari B-
Tagihan Bersih
B+ s.d B-
31 DESEMBER 2013
-
-
-
-
Peringkat Jangka Panjang
-
-
-
-
F2
F1+ s.d F1
(11)
idA1
-
-
-
-
-
F1+(idn) s.d F1(idn) [Idr]A1+ s.d [Idr]A1
-
-
-
-
(12)
-
-
-
-
-
(13)
-
-
-
-
-
idA3 s.d idA4
[Idr]A3+ s.d [Idr]A3
[Idr]A2+ s.d [Idr]A2 idA2
F3(idn)
P-3
F3
A-3
F2(idn)
P-2
A-2
P-1
-
-
-
-
Peringkat Jangka Pendek A-1
-
-
-
-
(14)
< dari idA4
-
-
-
-
-
< dari [Idr]A3
< dari F3(idn)
< dari A-3 < dari F3 < dari P-3
-
-
-
-
55,105
128,998
-
-
454,483
(15)
55,105
128,998
-
-
454,483
(16)
Total
2,533,140
2,533,140
Tanpa Peringkat
-
120,212
-
-
120,212
-
6 7 8
9 10 11 12 Total
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada)
Aset Lainnya
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo
Tagihan Kepada Korporasi
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
Kredit Pegawai/Pensiunan
Kredit Beragun Properti Komersial
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
732,640
508,826
32,095
732,640
508,826
32,095
128,148
-
-
128,148
-
164,993
-
2,205,288
164,993
2,205,288
(dalam jutaan rupiah)
Tagihan Bersih
ATMR
31 DESEMBER 2013
Kategori Portofolio
Kewajiban Repo
31 DESEMBER 2014
Tabel 3.2.b.1 Pengungkapan Resiko Kredit Pihak Lawan : Transaksi Repo - Bank Secara Individual
No
Nilai Wajar SSB Repo
-
ATMR
-
-
Tagihan Bersih
-
-
-
Kewajiban Repo
-
-
-
-
Nilai Wajar SSB Repo
-
-
-
-
-
(10) -
-
-
-
-
-
(9) -
-
-
-
-
-
(8) -
-
-
-
-
-
(7)
Tagihan Kepada Pemerintah
-
-
-
-
-
(6)
1 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
-
-
-
-
(5)
2
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
-
-
-
(4)
3 Tagihan Kepada Bank
-
-
(3)
4
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
-
(2)
5
Tagihan Kepada Korporasi
-
(1)
6
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Laporan Tahunan 2014
-
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada)
Page 154
7 Total
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil Dan Portofolio Ritel
Tagihan Kepada Korporasi
Eksposur Di Unit Usaha Syariah (Apabila Ada)
5
6
7
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 155
Tagihan Kepada Bank
4
Total
-
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral Dan Lembaga Internasional
3
-
-
-
-
-
-
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
-
2
(3)
Tagihan Kepada Pemerintah
(2)
(1)
Tagihan Bersih
1
Kategori Portofolio
No
-
-
-
-
-
-
-
-
(5)
-
-
-
-
-
-
-
-
Laporan Tahunan 2014
(4)
Naik MRK
Tagihan Bersih Setelah MRK
31 DESEMBER 2014
(6)
ATMR Setelah MRK
-
-
-
-
-
-
-
-
Tabel 3.2.c.1 Pengungkapan Resiko Kredit Pihak Lawan : Transaksi Reverse Repo - Bank Secara Individual
(3)
Tagihan Bersih
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
(4)
Naik MRK
(5)
Tagihan Bersih Setelah MRK
31 DESEMBER 2013
-
-
-
-
-
-
-
-
(6)
ATMR Setelah MRK
-
-
-
-
-
-
-
-
(dalam jutaaan rupiah)
9
8
7
6
5
4
3
2
1
A
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo
Tagihan Kepada Korporasi
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
Kredit Pegawai/Pensiunan
Kredit Beragun Properti Komersial
Kredit Beragun Rumah Tinggal
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Tagihan Kepada Bank
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
Tagihan Kepada Pemerintah
Eksposur Neraca
Kategori Portofolio
2
1
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
Eksposur Kewajiban Komitmen/ Kontijensi Pada Transaksi Rekening Administratif Tagihan Kepada Pemerintah
-
-
-
259,105
-
-
-
71,912
89,912
81,809
-
6,394
9,078
-
-
-
(3)
0%
-
-
-
-
28,263
-
-
-
-
-
-
-
-
28,263
-
-
-
(4)
20%
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
(5)
35%
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
(6)
40%
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
(7)
45%
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
(8)
50%
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
(9)
75%
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
(10)
100%
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
(11)
150%
169
13,472
-
-
-
2,245,772
-
120,212
-
55,417
603,891
1,004,983
32,951
41,871
-
-
-
386,447
(12)
Lainnya
-
-
-
-
-
1,179,312
-
113,798
-
55,417
452,918
502,492
32,951
16,083
5,653
-
-
-
(13)
ATMR
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
(14)
Beban Modal
Tagihan Bersih Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit
-
-
Laporan Tahunan 2014
-
31 DESEMBER 2014
Tabel 4.1.a. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Bobot Risiko Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit - Bank secara Individual
No
10 Aset Lainnya
(2)
11 Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada)
(1)
12 Total Eksposur Neraca
3
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Tagihan Kepada Bank
B
4
Kredit Beragun Rumah Tinggal
Page 156
5
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Kredit Pegawai/Pensiunan
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
Tagihan Kepada Korporasi
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada)
7
8
9
10
11
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Tagihan Kepada Bank
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
Tagihan Kepada Korporasi
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada)
2
3
5
6
7
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
2
3
Page 157
Tagihan Kepada Pemerintah
1
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Eksposur Neraca
Kategori Portofolio
A
(1)
No
Total Eksposur Counterparty Credit Risk
(2)
Tagihan Kepada Pemerintah
1
4
Eksposur Akibat Kegagalan Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk)
C
Total Eksposur TRA
Kredit Beragun Properti Komersial
6
-
-
-
(3)
0%
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
(4)
20%
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
31 DESEMBER 2013
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
(6)
40%
-
-
-
(7)
45%
Laporan Tahunan 2014
-
-
-
(5)
35%
-
-
-
(8)
50%
-
-
-
(9)
75%
-
-
-
(10)
100%
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
(11)
150%
Tagihan Bersih Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
454,483
(12)
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
(13)
ATMR
-
-
-
(14)
Beban Modal
(dalam jutaan rupiah)
Lainnya
-
-
-
-
-
-
-
-
66
62,680
-
-
-
-
66
-
-
-
-
25,416
22,091
12
1,520
12
11
10
9
8
7
6
5
4
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada)
Aset Lainnya
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo
Tagihan Kepada Korporasi
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
Kredit Pegawai/Pensiunan
Kredit Beragun Properti Komersial
Kredit Beragun Rumah Tinggal
Tagihan Kepada Bank
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada)
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo
Tagihan Kepada Korporasi
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
Kredit Pegawai/Pensiunan
Kredit Beragun Properti Komersial
Kredit Beragun Rumah Tinggal
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Tagihan Kepada Bank
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
Eksposur Kewajiban Komitmen/ Kontijensi Pada Transaksi Rekening Administratif Tagihan Kepada Pemerintah
B
Total Eksposur Neraca
11
C
Tagihan Kepada Pemerintah
Eksposur Akibat Kegagalan Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk)
Total Eksposur TRA
1
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
Page 158
2
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
212,124
-
-
-
105,424
47,918
34,134
-
3,527
21,121
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
107,850
-
-
-
-
-
-
-
-
107,850
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
23,461
-
-
8,919
10,458
7
3,574
227
276
-
-
-
1,885,314
-
128,148
-
59,569
684,722
474,692
32,095
51,578
27
-
-
70
-
-
-
70
-
-
-
-
-
-
-
1,013,951
-
139,675
-
59,569
503,947
237,346
32,095
19,744
21,575
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Laporan Tahunan 2014
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
Tagihan Kepada Korporasi
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada)
5
6
7 -
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
Tagihan Kepada Bank
Kredit Beragun Rumah Tinggal
Kredit Beragun Properti Komersial
Kredit Pegawai/Pensiunan
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
Tagihan Kepada Korporasi
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo
Aset Lainnya
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada)
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 159
Tagihan Kepada Pemerintah
1
Total Eksposur Neraca
Eksposur Neraca
(2)
(1)
A
Kategori Portofolio
No
2,533,140
-
120,212
-
127,329
693,803
1,086,792
32,951
48,265
37,341
-
-
386,447
(3)
Tagihan Bersih
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
(5)
Garansi
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Asuransi Kredit (6)
Bagian Yang Dijamin Dengan
Laporan Tahunan 2014
287,368
-
-
-
71,912
89,912
81,809
-
6,394
37,341
-
-
-
(4)
Agunan
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
(7)
Lainnya
31 DESEMBER 2014
Tabel 4.2.a. Pengungkapan Tagihan Bersih dan Teknik Mitigasi Risiko Kredit - Bank secara Individual
Total Eksposur Counterparty Credit Risk
4
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Tagihan Kepada Bank
3
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
(8) = (3)-[(4)+(5)+(6)+(7)]
2,245,772
-
120,212
-
55,417
603,891
1,004,983
32,951
41,871
-
-
-
386,447
(dalam jutaan rupiah)
-
-
-
-
-
-
Bagian Yang Tidak Dijamin
-
-
-
-
-
-
7
6
5
4
3
2
1
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
Kredit Pegawai/Pensiunan
Kredit Beragun Properti Komersial
Kredit Beragun Rumah Tinggal
Tagihan Kepada Bank
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontijensi pd Transaksi Rekening Administratif Tagihan Kepada Pemerintah
B
8
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo
Tagihan Kepada Korporasi
10 Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada)
9
11
5
4
3
2
1
C
Tagihan Kepada Korporasi
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
Tagihan Kepada Bank
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
Tagihan Kepada Pemerintah
Eksposur akibat Kegagalan Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk)
Total Eksposur TRA
6
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada)
Page 160
7
Total Eksposur Counterparty Credit Risk Total (A+B+C)
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
169 1,520 12 22,091
22,091
12
1,520
169
13,472
-
-
13,472
-
-
-
-
-
-
62,680
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2,308,452
-
-
-
-
-
-
-
-
62,680
-
-
-
-
25,416
-
287,368
25,416
2,595,820
Laporan Tahunan 2014
Tagihan Kepada Pemerintah
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
Tagihan Kepada Bank
Kredit Beragun Rumah Tinggal
Kredit Beragun Properti Komersial
Kredit Pegawai/Pensiunan
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
Tagihan Kepada Korporasi
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo
Aset Lainnya
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
Tagihan Kepada Bank
Kredit Beragun Rumah Tinggal
Kredit Beragun Properti Komersial
Kredit Pegawai/Pensiunan
3
4
5
6
7
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 161
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
2
1
Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontijensi pd Transaksi Rekening Administratif Tagihan Kepada Pemerintah
B
Total Eksposur Neraca
Eksposur Neraca
(2)
(1)
A
Kategori Portofolio
No
7
3,574
227
276
-
-
-
2,205,288
-
128,148
-
164,993
732,640
508,826
32,095
55,105
128,998
-
-
454,483
(3)
Tagihan Bersih
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
(5)
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Garansi
Laporan Tahunan 2014
-
-
-
-
-
-
-
319,974
-
-
-
105,424
47,918
34,134
-
3,527
128,971
(4)
Agunan
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Asuransi Kredit (6)
Bagian Yang Dijamin Dengan
-
-
-
-
-
-
-
(7)
Lainnya
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
31 DESEMBER 2013
(8) = (3)-[(4)+(5)+(6)+(7)]
Bagian Yang Tidak Dijamin
7
3,574
227
276
-
-
-
1,885,314
-
128,148
-
59,569
684,722
474,692
32,095
51,578
27
-
-
454,483
11
10
9
8
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada)
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo
Tagihan Kepada Korporasi
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
5
4
3
2
1
C
Tagihan Kepada Korporasi
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
Tagihan Kepada Bank
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
Tagihan Kepada Pemerintah
Eksposur akibat Kegagalan Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk)
Total Eksposur TRA
6 Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada)
Page 162
7 Total Eksposur Counterparty Credit Risk Total (A+B+C)
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
2,228,749
-
-
-
-
-
-
-
-
23,461
-
-
8,919
10,458
319,974
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1,908,775
-
-
-
-
-
-
-
-
23,461
-
-
8,919
10,458
Laporan Tahunan 2014
-
- Jenis eksposur (contoh: tagihan beragun rumah tinggal)
-
- Jenis eksposur (contoh: tagihan beragun rumah tinggal) b. Junior Tranche
-
-
a. Senior tranche
- Jenis eksposur (contoh: tagihan beragun rumah tinggal) Bank Bertindak Sebagai Bank Kustodian - Jenis eksposur (contoh: tagihan beragun rumah tinggal) Bank Bertindak Sebagai Pemodal
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
6
5
4
-
-
- Jenis Ekposur (contoh: tagihan beragun rumah tinggal) b. Fasilitas Penaggung Risiko Kedua
2
3
-
- Jenis Eksposur (contoh: tagihan beragun rumah tinggal) Bank Bertindak Sebagai Penyedia Kredit Pendukung a. Fasilitas Penanggung risiko pertama
- Jenis eksposur (contoh: tagihan beragun rumah tinggal) Bank Bertindak Sebagai Penyedia Fasilitas Likuiditas - Jenis eksposur (contoh: tagihan beragun rumah tinggal) Bank Bertindak Sebagai Penyedia Jasa
-
1
(3)
(2)
Bank Bertindak Sebagai Kreditur Asal
(1)
Eksposur Sekuritisasi
No
Nilai Aset Yg Disekuritis asi
Page 163
(4)
Telah Jatuh Tempo
-
-
-
-
-
-
-
-
(5)
Belum Jatuh Tempo
Nlai Aset Yang Disekuritisasi Yang Mengalami Penurunan Nilai
-
-
-
-
-
-
-
-
(6)
Laba/Rugi Dari Aktivitas Sekuritas
31 DESEMBER 2014
-
-
-
-
-
-
-
-
Tabel 5.1.a. Pengungkapan Transaksi Sekuritisasi - Bank Secara Individual
-
-
-
-
-
-
-
-
(8)
-
-
-
-
-
-
-
-
Laporan Tahunan 2014
(7)
ATMR
Pengura ngan Modal
(9)
-
-
-
-
-
-
-
-
Nilai Aset Yg Disekuritis asi (10)
Telah Jatuh Tempo
-
-
-
-
-
-
-
-
(11)
Belum Jatuh Tempo
Nlai Aset Yang Disekuritisasi Yang Mengalami Penurunan Nilai
(12)
-
-
-
-
-
-
-
-
Laba/Rugi Dari Aktivitas Sekuritas
31 DESEMBER 2013
(13)
ATMR
-
-
-
-
-
-
-
-
(14)
-
-
-
-
-
-
-
-
Pengurangan Modal
(dalam jutaan rupiah)
2
1 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
Tagihan Kepada Pemerintah
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Kategori Portofolio
Nilai Aset Yang Disekuritisasi
(dalam jutaan rupiah) 31 DESEMBER 2013 Keuntungan (Kerugian) Penjualan
Tabel 5.2.a. Pengungkapan Ringkasan Aktivitas Transaksi Sekuritisasi Bank Bertindak Sebagai Kreditur Asal - Bank Secara Individual
No
31 DESEMBER 2014 Keuntungan (Kerugian) Penjualan
3 Tagihan Kepada Bank
-
-
-
-
Nilai Aset Yang Disekuritisasi
4 Kredit Beragun Rumah Tinggal
-
-
-
-
(6)
5 Kredit Beragun Properti Komersial
-
-
-
-
(5)
6 Kredit Pegawai/Pensiunan
-
-
-
(4)
7
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
-
-
(3)
8 Tagihan Kepada Korporasi
-
(2)
9 Aset Lainnya
(1)
10
-
-
-
-
-
-
-
Laporan Tahunan 2014
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada)
Page 164
11 Total
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Tagihan Kepada Bank
Kredit Beragun Rumah Tinggal
Kredit Beragun Properti Komersial
Kredit Pegawai/Pensiunan
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Tagihan Kepada Korporasi
Aset Lainnya
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada)
2
3
5
6
7
8
10
11
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Total
9
4
(2) Tagihan Kepada Pemerintah
Kategori Portofolio
(1) 1
No
Page 165
2,533,140
120,212
127,329
693,803
1,086,792
32,951
48,265
37,341
-
-
386,447
(3)
Tagihan Bersih
Tabel 6.1.1 Pengungkapan Eksposur Aset di Neraca
-
127,329
520,352
543,396
32,951
18,640
7,468
-
-
-
113,798
55,417
452,918
502,492
32,951
16,083
5,653
-
-
-
1,179,312
(5)
ATMR Setelah MRK
Laporan Tahunan 2014
1,250,136
(4)
ATMR Sebelum MRK
31 DESEMBER 2014
2,192,495
-
128,148
164,993
719,847
508,826
32,095
55,105
128,998
-
-
454,483
(3)
Tagihan Bersih
-
-
164,993
5399,885
254,413
32,095
21,152
25,878
-
-
-
1,038,338
(4)
ATMR Sebelum MRK
-
139,675
59,569
503,947
237,346
32,095
19,744
21,575
-
-
-
1,013,951
(5)
ATMR Setelah MRK
(dalam jutaan rupiah) 31 DESEMBER 2013
Tabel 6.1.2 Pengungkapan Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontijensi pada Transaksi Rekening Administratif
(dalam jutaan rupiah)
ATMR Setelah MRK
-
31 DESEMBER 2013 ATMR Sebelum MRK
-
-
Tagihan Bersih
-
-
-
31 DESEMBER 2014 ATMR Sebelum MRK ATMR Setelah MRK -
-
-
-
Tagihan Bersih -
-
-
-
-
Kategori Portofolio
-
-
-
-
-
No (2) Tagihan Kepada Pemerintah -
-
-
-
(8)
(1) 1 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik -
-
-
(7)
2
-
-
-
(6)
3
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Tagihan Kepada Bank -
-
(5)
4 Kredit Beragun Rumah Tinggal -
-
(4)
5 Kredit Beragun Properti Komersial
-
(3)
6
-
70
-
70
-
-
94
-
-
66
-
-
Kredit Pegawai/Pensiunan
66
-
-
70
7 89
-
-
70
8 -
-
94
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Tagihan Kepada Korporasi
-
66
9
-
66
Laporan Tahunan 2014
89
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo
Page 166
10 Total
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
(2) Tagihan Kepada Pemerintah Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Tagihan Kepada Bank Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Tagihan Kepada Korporasi
(1) 1 2 3
(3)
-
-
-
-
-
-
-
(4)
ATMR Sebelum MRK
-
Tagihan Bersih
31 DESEMBER 2014
(5)
-
-
-
-
-
ATMR Setelah MRK (6)
Tagihan Bersih
-
-
-
-
-
(2) Delivery Versus Payment a. Beban Modal 8% (5-15 Hari) b. Beban Modal 50% (16-30 Hari) c. Beban Modal 75% (31-45 Hari) d. Beban Modal 100% (Lebih Dari 45 Hari) Non-Delivery Versus Payment
(1) 1
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
2 Total
Jenis Transaksi
No
Page 167
(3) -
Nilai Eksposur (4)
(5)
Laporan Tahunan 2014
-
-
31 DESEMBER 2014 Faktor Pengurang ATMR setelah MRK Modal
Nilai Eksposur (3) -
-
-
-
-
-
(4) -
31 DESEMBER 2013 Faktor Pengurang Modal
(7)
31 DESEMBER 2013 ATMR Sebelum MRK
Tabel 6.1.4 Pengungkapan Eksposur Yang Menimbulkan Risiko Kredit Akibat Kegagalan Setelmen (Settlement Risk)
6 Total
4 5
Kategori Portofolio
No
Tabel 6.1.3 Pengungkapan Eksposur Yang Menimbulkan Risiko Kredit Akibat Kegagalan Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk)
-
-
-
-
-
(5) -
ATMR setelah MRK
(dalam jutaan rupiah)
(8)
ATMR Setelah MRK
(dalam jutaan rupiah)
Jenis Transaksi (2)
ATMR
31 DESEMBER 2014 Faktor Pengurang Modal
(3)
(4)
(dalam jutaan rupiah) 31 DESEMBER 2013 Faktor Pengurang ATMR Modal
-
-
-
-
-
-
(4) -
-
-
(4)
-
-
(dalam jutaan rupiah)
ATMR
31 DESEMBER 2013
Faktor Pengurang Modal
(6)
-
1,014,021
31 DESEMBER 2013
(dalam jutaan rupiah)
(5)
1,179,378
-
-
-
(3)
-
31 DESEMBER 2014
Laporan Tahunan 2014
(3)
31 DESEMBER 2014 Faktor Pengurang ATMR Modal
Eksposur Sekuritisasi Yang Tidak Tercakup Dalam Ketentuan Bank Indonesia Mengenai PrinsipPrinsip Kehati-Hatian Dalam Aktivitas Sekuritisasi Aset Bagi Bank Umum
(2) Fasilitas Kredit Pendukung Yang Memenuhi Peryaratan Fasilitas Kredit Pendukung Yang Tidak Memenuhi Persyaratan Fasilitas Likuiditas Yang Memenuhi Persyaratan Fasilitas Likuiditas Yang Tidak Memenuhi Persyaratan Pembelian Efek Beragun Aset Yang Memenuhi Persyaratan Pembelian Efek Beragun Aset Yang Tidak Memenuhi Persyaratan
Jenis Transaksi
Tabel 6.1.5. Pengungkapan Eksposur Sekuritisasi
No
(1) 1 2 3 4 5 6 7 Total
Total Eksposur
Tabel 6.1.6. Pengungkapan Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) No (1) 1
Page 168
Tabel 6.1.7. Pengungkapan Total Pengukuran Risiko Kredit
TOTAL ATMR RISIKO KREDIT TOTAL FAKTOR PENGURANG MODAL
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Risiko Komoditas *)
Risiko Option
4
5 -
-
-
-
5,497
untuk Bank yang memiliki perusahaan Anak yang memiliki eksposur dimaksud
Total
Risiko Ekuitas *)
3
-
68,715
-
-
-
-
38,523
30,192
(4)
ATMR (5)
-
-
-
-
-
-
-
-
Beban Modal (6)
ATMR
KONSOLIDASI
-
-
-
-
-
-
-
-
-
5,496
-
-
-
-
3,081
2,415
(7)
Beban Modal
BANK
(8) -
68,704
-
-
-
-
38,513
30,192
ATMR
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 169
-
Risiko Option
Total
3
-
Risiko Nilai Tukar -
-
Risiko Suku Bunga
2
(3)
(2)
(1) 1
VaR rata-rata
Jenis Resiko
No (4)
-
-
-
-
VaR Maksimum
-
-
-
-
(6)
VaR Akhir Periode
Laporan Tahunan 2014
(5)
VaR Minimum
31 DESEMBER 2014
-
-
-
-
(7)
-
-
-
-
VaR rata-rata
(8)
-
-
-
-
(9)
-
-
-
-
VaR Minimum
31 DESEMBER 2013 VaR Maksimum
-
-
-
-
-
-
-
(10)
ATMR
(10)
VaR Akhir Periode
(dalam jutaan rupiah)
(9) -
KONSOLIDASI
(dalam jutaan rupiah)
Beban Modal
31 DESEMBER 2013
Tabel 7.2.A. Pengungkapan Risiko Pasar Dengan Menggunakan Model Internal (VALUE AT Risk/Var) - Bank Secara Individual
*)
Risiko Nilai Tukar
2
3,082
b. Risiko Umum
2,415
(3)
Beban Modal
BANK
a. Risiko Spesifik
(2)
(1) 1
Risiko Suku Bunga
Jenis Resiko
No
31 DESEMBER 2014
Tabel 7.1. Pengungkapan Risiko Pasar Dengan Menggunakan Model Standar
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Pendekatan Indikator Dasar
(2)
Pendekatan Yang Digunakan ATMR
Pendapatan Bruto (Rata-rata 3 Tahun Terakhir)
Beban Modal
ATMR
-
68,704
Pendapatan Bruto (Rata-rata 3 tahun terakhir)
Beban Modal
(8)
ATMR
31 DESEMBER 2013 ATMR
(7)
-
-
(6)
-
-
(5) -
Laporan Tahunan 2014
-
-
253,879
253,879
(dalam jutaan rupiah)
Beban Modal
31 DESEMBER 2013
Pendapatan Bruto (Rata-rata 3 Tahun Terakhir)
(8)
(4) -
68,704
(7)
135,402
135,402
(6) 246,221
246,221
(5)
68,715
68,715
(4) 131,318 131,318
-
31 DESEMBER 2014 Pendapatan Bruto (Rata-rata 3 tahun Beban Modal terakhir) (3) -
(dalam jutaan rupiah)
(3)
31 DESEMBER 2014
Tabel 8.1.A. Pengungkapan Kuantitatif Risiko Operasional - Bank Secara Individual
No
1
(1) Total
Pendekatan Yang Digunakan
(2) Pendekatan Indikator Dasar
Page 170
-
Tabel 8.1.B. Pengungkapan Kuantitatif Risiko Operasional - Bank Secara Konsolidasi Dengan Perusahaan Anak
No
(1) 1 Total
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Surat Berharga
Kredit yang diberikan
Tagihan lainnya
Lain-lain
4.
5.
6.
7.
Dana Pihak Ketiga
Kewajiban pada Bank Indonesia
Kewajiban pada Bank Lain
Surat berharga yang diterbitkan
Pinjaman yang diterima
Kewajiban lainnya
Lain-lain
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Kewajiban
Komitmen
Kontijensi
1.
2.
Tagihan Rekening Administrstif
B.
Kewajiban Rekening Administratif
Total Tagihan Rekening Administratif
A.
REKENING ADMINISTRATIF
Selisih Aset dengan kewajiban dan Neraca
Total Kewajiban
B.
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
II
Penempatan pada Bank Indonesia Penempatan pada Bank lain
2.
3.
Kas
1.
Aset
Total Aset
A.
(2)
NERACA
(1)
I
Pos-Pos
No
Page 171
78,859
19,923
58,936
284,520
2,419,547
24,111
-
-
-
65,319
-
2,330,117
2,704,067
101,992
-
2,006,304
48,482
48,396
476,771
22,122
(3)
Saldo
-
-
(913,298)
1,664,587
17,987
-
-
-
64,941
-
1,582,350
751,689
18,777
-
137,141
48,482
48,396
476,771
22,122
(4)
≤ 1 bulan
-
-
-
-
19,923
19,923
(392,948)
465,299
4,895
-
-
-
-
-
460,404
72,351
28,465
-
43,886
(5)
> 1 bln s.d 3 bln
-
-
-
-
-
-
(60,677)
126,785
1,491
-
-
-
-
-
125,294
66,108
7,950
-
58,158
(6)
> 3 bln s.d 6 bln
-
-
-
-
58,936
-
58,936
(17,402)
157,678
29
-
-
-
-
-
157,649
140,276
6,295
-
133,981
(7)
>6 bln s.d 12 bln
-
-
-
-
-
-
1,668,845
4,798
-
-
-
-
378
-
4,420
1,673,643
40,505
-
1,633,138
(8)
> 12 bulan
Laporan Tahunan 2014
Jatuh Tempo
31 DESEMBER 2014
Tabel 9.1.a Pengungkapan Profil Maturitas Rupiah - Bank secara Individual
88,213
17,320
70,893
258,266
2,046,973
24,293
-
-
-
67,873
-
1,954,807
2,305,239
109,095
-
1,517,507
46,470
127,983
487,233
16,951
(9)
Saldo
-
-
(580,516)
1,411,691
13,889
-
-
-
67,184
-
1,330,618
831,175
13,169
-
139,497
46,470
127,855
487,233
16,951
(10)
≤ 1 bulan
-
-
-
-
17,320
17,320
(356,160)
394,155
7,620
-
-
-
-
-
386,535
37,995
14,609
-
23,386
(11)
> 1 bln s.d 3 bln
-
-
-
-
(16,523)
90,994
4
-
-
-
-
-
90,990
74,471
10,614
-
63,729
-
128
(12)
> 3 bln s.d 6 bln
Jatuh Tempo
31 DESEMBER 2013
-
-
-
-
70,893
-
70,893
(11,272)
119,379
2,780
-
-
-
-
-
116,599
108,107
2,503
-
105,604
(13)
>6 bln s.d 12 bln
-
-
-
-
-
-
1,222,737
30,754
-
-
-
-
689
-
30,065
1,253,491
68,200
-
1,185,291
(14)
> 12 bulan
(dalam jutaan Rupiah)
-
-
-
187
23,274
-
23,274
16
-
12
-
159
-
-
-
-
-
159
-
158
12
70,734
-
-
16
(12)
70,734
-
23,274
17,304
(12)
19
23,461
(23,274)
17,304
62,503 -
64,752
(23,274)
177 -
-
64,752
62,503 158 58,936
-
Komitmen (158) 58,936
Kontijensi 62,522 19,923 (158)
1. 62,680 (62,522) 19,923
2. Total kewajiban Rekening Administratif 16,179 (62,522)
Laporan Tahunan 2014
16,179
Page 172
Selisih Tagihan dan Kewajiban dalam Rekening Administratif Selisih [(IA-IB)=(IIA-IIB)] Selisih Kumulatif
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN Tanggungjawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (selanjutnya disingkat CSR) bagi Bank Yudha Bhakti adalah suatu konsep bahwa Bank memiliki berbagai bentuk tanggungjawab terhadap seluruh pemangku kepentingan, yang diantaranya adalah konsumen/nasabah, karyawan, pemegang saham, dan lingkungan dalam segala aspek operasional Bank yang mencakup aspek ekonomi, sosial dan lingkungan. Bank Yudha Bhakti memiliki komitmen untuk senantiasa meningkatkan pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance), antara lain melalui penyelenggaraan CSR sebagai bentuk kepedulian perusahaan dalam bidang sosial dan lingkungan untuk berperan serta dalam pembangunan nasional. Dalam menjalankan usahanya Bank Yudha Bhakti tidak selalu mengedepankan kepentingan bisnis semata. Bank Yudha Bhakti sangat sadar bahwa terdapat tanggung jawab lain yang harus dilaksanakan sebagai sebuah entitas bisnis yang juga merupakan bagian dari masyarakat. Tanggung jawab tersebut adalah meningkatkan kualitas masyarakat dan lingkungan. Untuk itu, setiap tahun Bank Yudha Bhakti selalu menyelenggarakan berbagai program CSR secara rutin sebagai bentuk kepedulian terhadap kualitas kehidupan masyarakat. Program CSR Bank Yudha Bhakti dimaksudkan untuk dapat mendukung terjalinnya hubungan yang serasi dan seimbang antara perusahaan dengan masyarakat, sesuai dengan nilai, norma dan budaya masyarakat. Sebagai perusahaan yang berinteraksi dengan masyarakat, perusahaan memberi nilai lebih kepada masyarakat selaku stakeholder. Untuk itu, perusahaan memasukkan program CSR sebagai bagian dari proses bisnis perusahaan. Realisasi program CSR sampai dengan akhir Desember 2014 dikhususkan pada kegiatan yang berkaitan dengan bidang sosial. Bank Yudha Bhakti telah melaksanakan beberapa kegiatan diantaranya adalah pemberian bantuan bagi korban bencana banjir di DKI Jakarta (Kampung Melayu) dimana dana yang berhasil disalurkan kepada para korban sebesar Rp. 9,9 juta. Bank Yudha Bhakti aktif melakukan Bakti Sosial ke 10 (sepuluh) Panti Asuhan Yatim Piatu / Panti Jompo sejabodetabek dengan total dana yang berhasil disumbangkan sebesar Rp. 28, 2 juta serta pelaksanaan program bedah rumah bagi 6 (enam) pensiunan ASABRI yang terpilih dengan jumlah masing-masing sebesar Rp. 15 juta. Dalam rangka merayakan Hari Raya Idul Fitri 1435 H, Bank Yudha Bhakti memberikan bingkisan lebaran berupa sembako kepada 8500 Debitur Kredit Khusus Pensiun dengan total biaya yang dikeluarkan sebesar kurang lebih Rp. 397 juta. Selain itu Bank Yudha Bhakti juga mengambil peranan dalam peningkatan literasi keuangan masyarakat melalui edukasi kepada para anggota TNI/POLRI. Apa yang dilakukan oleh Bank Yudha Bhakti merupakan wujud dan komitmen perusahaan pada prinsipprinsip berkelanjutan, sekaligus bagaimana Bank Yudha Bhakti dapat menjadi pemberi solusi di suatu lingkungan masyarakat, selain Bank Yudha Bhakti juga ingin memberikan kontribusi terhadap peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat pada umumnya dan pensiunan khususnya serta peningkatan pemahaman masyarakat terhadap literasi keuangan
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 173
Laporan Tahunan 2014
LAPORAN KEUANGAN AUDITED
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk.
Page 174
Laporan Tahunan 2014
175
177
PT BANK YUDHA BHAKTI, Tbk. LAPORAN POSISI KEUANGAN Untuk Tahun-Tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013 (Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
31 Desember 2014 (disajikan kembali)
31 Desember 2013
ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain Efek-Efek Kredit yang Diberikan
2f, 3 4 5 6 7 2j, 8
22.122.104.275 183.478.627.541 260.436.740 230.967.586.743 158.806.057.908
16.950.983.925 138.933.406.135 826.655.029 422.549.607.764 99.219.793.069
81.756.000.000 1.895.529.101.032 -
106.588.000.000 1.382.512.470.784 10.000.000
16.898.306.247 4.790.426.434 97.337.057.693
14.664.849.909 4.481.327.565 104.978.202.368
2.691.945.704.613
2.291.715.296.549
9.824.800.025
6.357.401.827
94.289.403.825 2.235.827.756.749
149.134.830.972 1.805.671.805.130
23.106.329 64.578.545.426
19.707.165 66.896.729.769
Setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai masingmasing sebesar Rp29.018.961.981 dan Rp28.406.850.455 per 31 Desember 2014 dan 31 Desember 2013 Pihak yang berelasi Pihak ketiga Penyertaan Saham Aset Tetap
2k, 9 2m, 10
Setelah dikurangi akumulasi penyusutan masing-masing sebesar Rp29.789.717.928 dan Rp27.978.988.177 per 31 Desember 2014 dan 2013 Aset Pajak Tangguhan Aset Lain-Lain
2t, 16 11
JUMLAH ASET
LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS Liabilitas Segera
12
Simpanan dari Nasabah Pihak Berelasi Pihak Ketiga
2q, 13
Simpanan dari Bank Lain Pihak Berelasi Pihak Ketiga
2r, 14
Pinjaman yang Diterima
15
378.216.482
688.973.162
Hutang Pajak
16
5.358.945.568
6.378.240.250
Liabilitas Lain-Lain
17
9.266.316.664
11.824.875.782
2.419.547.091.068
2.046.972.564.057
19
221.516.000.000
206.516.000.000
2s, 7
20.131.057.833 42.364.577.633 (11.613.021.921)
20.131.057.833 30.339.535.184 (12.243.860.526)
JUMLAH LIABILITAS EKUITAS Modal Saham Modal Dasar terdiri dari 600.000 lembar saham, modal ditempatkan dan disetor penuh per 31 Desember 2014 dan 2013 berturut-turut sebanyak 221.516 dan 206.516 lembar saham dengan nilai nominal Rp1.000.000 per lembar saham Saldo Laba Telah ditentukan penggunaannya Belum ditentukan penggunaannya Komponen Ekuitas Lainnya JUMLAH EKUITAS JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS
272.398.613.545
244.742.732.491
2.691.945.704.613
2.291.715.296.549
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
178
PT BANK YUDHA BHAKTI, Tbk. LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF Untuk Tahun-Tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013 (Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
Catatan PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL Pendapatan Bunga Beban Bunga Pendapatan Bunga Bersih
2u, 22 2u, 23
PENDAPATAN OPERASIONAL LAINNYA Provisi dan Komisi Lainnya Keuntungan Penjualan Aset Keuangan Jumlah Pendapatan Operasional Lainnya
31 Desember 2014 (disajikan kembali) 297.725.132.449 (172.801.815.732) 124.923.316.717
31 Desember 2013
264.226.535.987 (139.773.899.504) 124.452.636.482
2v, 24 13.889.833.102 10.756.662 13.900.589.764
BEBAN OPERASIONAL LAINNYA Beban Tenaga Kerja Beban Administrasi dan Umum Beban Pemasaran Kerugian Bersih Penurunan Nilai Aset Keuangan Beban Operasional Lain-lain Jumlah Beban Operasional Lainnya LABA OPERASIONAL
5.331.503.038 750.000.000 6.081.503.038
25 26 27 28 29
(54.512.001.501) (48.156.623.765) (14.421.633.102) (6.228.356.648) (166.919.645) (123.485.534.661) 15.338.371.821
(48.910.280.125) (41.690.448.688) (14.509.774.215) (12.016.537.000) (117.127.040.028) 13.407.099.494
30 31
1.874.133.932 (1.154.438.576) 719.695.356
5.641.832.162 (3.144.819.238) 2.497.012.923
16.058.067.176
15.904.112.417
(4.499.833.500) 466.808.773 (4.033.024.727)
(6.650.569.750) (288.746.296) (6.939.316.046)
LABA BERSIH TAHUN BERJALAN
12.025.042.449
8.964.796.371
Pendapatan Komprehensif Lain Setelah Pajak JUMLAH LABA (RUGI) KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN
630.838.605 12.655.881.055
(13.332.768.368) (4.367.971.998)
PENDAPATAN (BEBAN) BUKAN-OPERASIONAL Pendapatan Bukan Operasional Beban Bukan Operasional Jumlah Beban Bukan Operasional - bersih LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN MANFAAT (BEBAN) PAJAK PENGHASILAN Beban Pajak Kini Manfaat (beban) Pajak tangguhan Jumlah Beban Pajak Penghasilan - bersih
16 16
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
179
ditentukan penggunaannya
Saldo Laba
184.717.000.000
-
20.131.057.833
(10.509.333.186) 8.964.796.370 30.339.535.184
-
31.884.072.000
-
(13.332.768.368) (12.243.860.526)
-
1.088.907.842
12.655.881.055 272.398.613.545
15.000.000.000
(10.509.333.186) (4.367.971.998) 244.742.732.491
21.799.000.000
237.821.037.675
Jumlah Ekuitas
21.799.000.000
20.131.057.833
-
630.838.605 (11.613.021.921)
Keuntungan (kerugian) yang belum direalisasikan atas efek efek yang tersedia dijual
206.516.000.000
-
12.025.042.449 42.364.577.633
belum ditentukan penggunaannya (*)
15.000.000.000
20.131.057.833
Cadangan Umum
221.516.000.000
Modal Saham
PT BANK YUDHA BHAKTI, Tbk. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS Untuk Tahun-Tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013
19
19 19
19
Catatan
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
Saldo per 31 Desember 2012 Setoran Modal Tahun 2013 Pembagian Laba tahun 2012 : Koreksi Laba Ditahan Dividen Total Laba komprehensif tahun 2013 Saldo per 31 Desember 2013 Setoran Modal Tahun 2014 Pembagian Laba tahun 2013 : Total Laba komprehensif tahun 2014 Saldo per 31 Desember 2014
(*) disajikan kembali
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
180
PT BANK YUDHA BHAKTI,Tbk. LAPORAN ARUS KAS Untuk Tahun-Tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013 (Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain) Catatan
31 Desember 2014 (disajikan kembali)
31 Desember 2013
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI: Penerimaan bunga, provisi dan komisi
2v, 22
42.056.926.525
269.558.039.025
Pembayaran bunga, provisi dan komisi
2v, 23
(33.027.916.228)
(139.773.899.504)
25
(5.601.721.375)
(48.910.280.125)
Pembayaran beban umum dan administrasi
26
(41.509.717.675)
(54.687.887.463)
Penerimaan dari pendapatan operasional lainnya
24
(4.506.941.568)
Pembayaran untuk beban operasional lainnya
29
(718.063.602)
Pembayaran Kepada Karyawan
Laba Operasi sebelum Perubahan dalam aset dan liabilitas Operasi Perubahan Dalam aset dan liabilitas Operasi Penurunan (Kenaikan) Aktiva Operasi Penempatan pada Bank Indonesia & Bank Lain Efek-efek dan Tagihan Lainnya Kredit yang Diberikan Aset Lain-Lain
6 7 2j, 8 11
Kenaikan (Penurunan) Liabilitas Operasi Simpanan - Pihak Berelasi - Pihak Ketiga Simpanan dari bank lain Liabilitas Segera Liabilitas Lain-lain
6.391.832.162 (14.509.774.215)
(43.307.433.922)
18.068.029.879
190.582.021.021 (58.955.426.233) (443.551.796.884) 7.332.045.805 (304.593.156.291)
(262.069.818.038) 4.172.428.562 463.455.865.368 15.115.859.780 220.674.335.672
(54.845.427.147) 430.155.951.619 (2.314.785.180) 3.467.398.198 (1.042.849.856) 375.420.287.634
(54.724.449.212) (175.870.638.617) (38.004.355.234) (1.688.838.206) (9.519.628.197) (279.807.909.466)
2r, 13
2r, 14 12 17
1.886.996.637
(9.598.364.006)
29.406.694.058
(50.663.907.921)
9.897.281.379 (5.843.095.290)
6.375.067.723 (1.407.470.105)
4.054.186.089
4.967.597.618
(310.756.680) 15.000.000.000
(310.757.680) (10.509.333.186) 21.799.000.000
Arus Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Pendanaan
14.689.243.320
10.978.909.134
Penurunan Bersih Kas dan Setara Kas
48.150.123.467
(34.717.401.169)
Kas dan Setara Kas Awal Tahun
157.711.045.089
192.428.446.258
Kas dan Setara Kas Akhir Tahun
205.861.168.556
157.711.045.089
2f, 3
22.122.104.275
16.950.983.925
Giro pada Bank Indonesia
4
183.478.627.541
138.933.406.135
Giro pada Bank Lain Penempatan pada Bank Indonesia & bank lain - Jatuh tempo sampai dengan 3 bulan sejak tanggal perolehan
5
260.436.740
826.655.029
6
-
1.000.000.000
205.861.168.556
157.711.045.089
Pembayaran Pajak Penghasilan Arus Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Operasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI: Hasil Penjualan Aset Perolehan Aset Tetap
2m, 10 2m, 10
Arus Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN: Pembayaran Cicilan Pinjaman yang diterima Pembayaran dividen Penyetoran modal
15 19
Kas dan Setara Kas terdiri atas : Kas
Jumlah Kas dan Setara Kas
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
181
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN &$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1 8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5 '(6(0%(5'$1 'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK 8080 D 3HQGLULDQGDQ,QIRUPDVL8PXP%DQN 37 %DQN <XGKD %KDNWL 7EN VHODQMXWQ\D GLVHEXW ³%DQN´ EHUNHGXGXNDQ GL -DNDUWD GLGLULNDQ EHUGDVDUNDQ $NWD 1RPRU WDQJJDO 6HSWHPEHU NHPXGLDQ GLXEDK GHQJDQ $NWD 1RPRUWDQJJDO1RSHPEHUNHGXDQ\DGLEXDWGLKDGDSDQ$PUXO3DUWRPXDQ6DUMDQD +XNXP 0DVWHU RI /DZV 1RWDULV GL -DNDUWD $NWD 3HQGLULDQ WHUVHEXW WHODK PHQGDSDW 3HQJHVDKDQGDUL0HQWHUL.HKDNLPDQ5HSXEOLN,QGRQHVLDPHODXL6XUDW.HSXWXVDQQ\D1RPRU &+77+¶WDQJJDO1RSHPEHUGDQWHODKGLXPXPNDQGDODP/HPEDUDQ %HULWD 1HJDUD 5HSXEOLN ,QGRQHVLD 1RPRU WDQJJDO 'HVHPEHU 7DPEDKDQ 1RPRU $NWD 3HQGLULDQ WHUVHEXW WHODK PHQJDODPL EHEHUDSD NDOL SHUXEDKDQ GDQ SHQDPEDKDQ \DQJ NHPXGLDQ GLXEDK VHOXUXKQ\D VHUWD GLVHVXDLNDQ GHQJDQ 8QGDQJ8QGDQJ 1RPRU 7DKXQ WHQWDQJ 3HUVHURDQ 7HUEDWDV EHUGDVDUNDQ $NWD 1RPRU WDQJJDO 1RSHPEHU \DQJ GLEXDW GLKDGDSDQ 3XGML 5HMHNL ,UDZDWL 6DUMDQD +XNXP 1RWDULV GL -DNDUWD \DQJ WHODK PHQGDSDW 3HUVHWXMXDQ GDUL 0HQWHUL +XNXP GDQ +DN $VDVL 0DQXVLD 5HSXEOLN ,QGRQHVLD PHODOXL 6XUDW .HSXWXVDQQ\D 1RPRU $+8$+7DKXQ WDQJJDO 0DUHW VHUWD WHODK GLXPXPNDQ GDODP /HPEDUDQ %HULWD 1HJDUD 5HSXEOLN ,QGRQHVLD 1RPRU WDQJJDO$JXVWXV7DPEDKDQ1RPRU $NWD PDQD XQWXN VHODQMXWQ\D NHPEDOL PHQJDODPL SHUXEDKDQ GDQ SHQDPEDKDQ WHUDNKLU EHUGDVDUNDQ $NWD 1RPRU WDQJJDO 'HVHPEHU \DQJ GLEXDW GLKDGDSDQ $JXQJ ,ULDQWRUR 6DUMDQD+XNXP0DJLVWHU+XNXP1RWDULVGL-DNDUWDWHQWDQJ6XVXQDQ'LUHNVLGDQ 'HZDQ .RPLVDULV 3HUVHURDQ $NWD WHUVHEXW WHODK GLODSRUNDQ GDQ GLEHULWDKXNDQ NHSDGD 0HQWHUL +XNXP GDQ +DN $VDVL 0DQXVLD GDQ GLWHULPD EHUGDVDUNDQ 6XUDW 3HQHULPDDQ 3HPEHULWDKXDQ 3HUXEDKDQ $QJJDUDQ 'DVDU 37 %DQN <XGKD %KDNWL 7EN 1RPRU $+8 $+WDQJJDO-DQXDUL %HUGDVDUNDQSDVDO$QJJDUDQ'DVDU%DQNUXDQJOLQJNXSNHJLDWDQ%DQNDGDODKPHODNXNDQ XVDKDGLELGDQJMDVDSHUEDQNDQVHVXDLGHQJDQNHWHQWXDQGDQSHUDWXUDQSHUXQGDQJXQGDQJDQ \DQJEHUODNX ,]LQXVDKDVHEDJDL%DQN8PXPGLEHULNDQROHK0HQWHUL.HXDQJDQ5HSXEOLN,QGRQHVLDGHQJDQ 6XUDW .HSXWXVDQ 1RPRU .0. WDQJJDO 'HVHPEHU %DQN PXODL EHURSHUDVLVHFDUDNRPHUVLDOSDGDWDQJJDO-DQXDUL %DQN EHUNDQWRU SXVDW GL -DNDUWD GDQ PHPSXQ\DL HQDP NDQWRU FDEDQJ GXD SXOXK NDQWRUFDEDQJSHPEDQWXGDQOLPD NDQWRUNDVGHQJDQULQFLDQVHEDJDLEHULNXW .DQWRU3XVDW *HGXQJ3ULPDJUDKD3HUVDGD-O*HGXQJ.HVHQLDQ1R-DNDUWD3XVDW 'DWD&HQWHU .RPSOHN3HUPDWD3DQFRUDQ%ORN'1R-O5D\D3DVDU0LQJJX.P -DNDUWD6HODWDQ .DQWRU&DEDQJ.& .&6XUDED\D .&%DQGXQJ .&6HPDUDQJ .&0HGDQ .&3DOHPEDQJ .&3HNDQEDUX
.DQWRU&DEDQJ3HPEDQWX.&3 .&3$VDEUL .&3'XWD0DV .&3&HPSDND0DV .&3.ZLWDQJ .&3&LGHQJ .&37DQMXQJ'XUHQ .&33DQFRUDQ .&3.HODSD*DGLQJ .&3&LSXWDW .&3.HERQ-HUXN
182
.&37DQMXQJ3ULRN .&3.OHQGHU .&3&LEXEXU .&36HUSRQJ%6' .&3%HNDVL .&3.XQLQJDQ .&3'HSRN .&36,(5 .&31JDJHO .&3&LPDKL
.DQWRU.DV ...HPKDQ ..$OGLURQ ..831 ..,QNRSRO ..6HWLDEXGL 0HGDQ
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN &$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1 8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5 '(6(0%(5'$1 'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK 8080ODQMXWDQ E .RPSRVLVL0DQDMHPHQ%DQN 6XVXQDQSHQJXUXV%DQNEHUGDVDUNDQ$NWD1RWDULV$JXQJ,ULDQWRUR6DUMDQD+XNXP0DJLVWHU +XNXP 1RPRU WDQJJDO 'HVHPEHU GDQ EHUGDVDUNDQ $NWD 1RWDULV 3XGML 5HGMHNL ,UDZDWL 6DUMDQD +XNXP 1RPRU WDQJJDO 'HVHPEHU 1RWDULV GL -DNDUWD 3XVDW DGDODKVHEDJDLEHULNXW
'LUHNVL 'LUHNWXU8WDPD 'LUHNWXU&RUSRUDWH%DQNLQJ 'LUHNWXU3HUVRQDO%DQNLQJ 'LUHNWXU2SHUDVL 'LUHNWXU6'0 .HSDWXKDQ 'LUHNWXU8WDPD 'LUHNWXU.RPHUVLDO 'LUHNWXU2SHUDVL 'LUHNWXU6'0 .HSDWXKDQ 'HZDQ.RPLVDULV .RPLVDULV8WDPD,QGHSHQGHQ .RPLVDULV,QGHSHQGHQ .RPLVDULV .RPLVDULV
.RPLWH$XGLW .HWXD 6HNHUWDULV $QJJRWD $QJJRWD
0LFKDHO+RHWDEDUDW 0LFKDHO+RHWDEDUDW 'LDQ6DYLWU\ +XOGD67LUWRKDUWRQR ,LP:DUGLPDQ 0LFKDHO+RHWDEDUDW 'LDQ6DYLWU\ 6\DKULO
6XSULKDGL6,3 ,3XWX6RHNUHWD 6RHUDQWD 7MDQGUD0LQGKDUWD *R]DOL 5LDQ]L-XOLGDU6,3 6+06F
6XSULKDGL6,3 'LGLG+DUL%DVXNL 55LYDL01RHU $GL3UL\RQR
6XSULKDGL6,3 'LGLG+DUL%DVXNL 55LYDL01RHU $GL3UL\RQR
/DSRUDQNHXDQJDQLQLGLRWRULVDVLROHK'LUHNVLSDGDWDQJJDO$SULO F 5XDQJ/LQJNXSGDQ7DQJJXQJ-DZDE'LUHNVL
'LUHNWXU8WDPD )XQJVL 'LUHNWXU 8WDPD DGD,DK HNVHNXWLI SHUXVDKDDQ \DQJ GLSLOLK GDQ GLDQJNDW ROHK 5836 VHEDJDL&KLHI([HFXWLYH2IILFHUGDUL%DQN2OHKNDUHQDQ\D'LUHNXU8WDPDEHUWDQJJXQJ MDZDE NHSDGD 3HPHJDQJ 6DKDP GDQ EHUWLQGDN VHEDJDL GDQ DWDV QDPD SDUD SHPHJDQJ VDKDP XQWXN PHQJDUDKNDQ NHJLDWDQ PDQDMHPHQ EDQN VHVXDL GHQJDQ NHELMDNVDQDDQNHELMDNVDQDDQ\DQJWH,DKGLJDULVNDQGDQGLVHWXMXLROHK'HZDQ.RPLVDULV
183
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN &$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1 8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5 '(6(0%(5'$1 'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK 8080ODQMXWDQ F 5XDQJ/LQJNXSGDQ7DQJJXQJ-DZDE'LUHNVL/DQMXWDQ 7XJDVWXJDVSRNRN'LUHNWXU8WDPD
0HODNXNDQ VHOXUXK WXJDV GDQ WDQJJXQJ MDZDE \DQJ GLEHEDQNDQ ROHK 3HPHJDQJ 6DKDP GDUL VXDWX SHULRGH NH SHULRGH ODLQQ\D WHUPDVXN GL GDODPQ\D SHQHWDSDQ VWUDWHJL%DQN %HUWDQJJXQJMDZDEWHUKDGDSSHQFDSDLDQVWUDWHJLUHQFDQDNHUMDGDQDQJJDUDQ%DQN \DQJWHODKGLVHWXMXLROHK.RPLVDULV 0HQJNRRUGLQLU GDQ PHPRQLWRU SHODNVDQDDQ WXJDV GDQ SHNHUMDDQ 'LUHNWXU &RUSRUDWH %DQNLQJ'LUHNWXU3HUVRQDO%DQNLQJ'LUHNWXU2SHUDVLGDQ'LUHNWXU6'0 .HSDWXKDQ VHUWD.HSDOD'LYLVL $XGLW,QWHUQGDQ .HSDOD'LYLVL6$0VHVXDL ELGDQJWXJDVPDVLQJ PDVLQJ 0HPRQLWRU PHQJDUDKNDQ GDQ PHPDVWLNDQ EDKZD IXQJVL GDQ NHJLDWDQ SHQJDZDVDQ GDQ SHQJHQGDOLDQ LQWHUQ WHODK GLODNVDQDNDQ VHVXDL GHQJDQ VLVWHP SURVHGXU GDQ NHWHQWXDQ\DQJEHUODNX 0HPRQLWRU EDKZD NHJLDWDQ RSHUDVLRQDO PDXSXQ QRQ RSHUDVLRQDO SDGD VHOXUXK XQLW NHUMDWHODKGLMDODQNDQVHVXDLGHQJDQVWUDWHJLNHELMDNDQGDQSURVHGXU\DQJEHUODNX 0HQDQGDWDQJDQL VHOXUXK VXUDWVXUDW EHUKDUJD GDWDGRNXPHQ SHQWLQJ SHUXVDKDDQ VXUDWVXUDWNHSXWXVDQ'LUHNVLODSRUDQNHSDGDLQVWDQVLWHUNDLWSHQXQMXNNDQNXDVDGDQ VXUDWODSRUDQGDWDGRNXPHQODLQQ\DVHVXDLGHQJDQNHWHQWXDQ\DQJEHUODNX %HUVDPDVDPDGHQJDQSHMDEDW\DQJGLWXQMXNVHVXDLGHQJDQNHWHQWXDQ\DQJEHUODNX PHODNXNDQ NHJLDWDQ SHPLQMDPDQ GDQD GDQ SHQJJXQDDQ GDQD SHQHPSDWDQ GDQD VHUWD SHQMDPLQDQ KDUWD SHUXVDKDDQ DWDX WLQGDNDQWLQGDNDQ ODLQQ\D VHVXDL GHQJDQ ZHZHQDQJ\DQJWHUFDQWXPGDODPDQJJDUDQGDVDU%DQN 0HPEDZD PLVL SHQJHQDODQ SHUXVDKDDQ NHSDGD XPXP GHQJDQ PHODNXNDQ IXQJVL +XPDVDWDX3XEOLF5HODWLRQ 0HPELQD KXEXQJDQ \DQJ EDLN GHQJDQ SDUD SHMDEDW GDQ LQVWDQVL WHUNDLW HNVWHUQ XQWXNWHUFLSWDQ\DKXEXQJDQNRQVXOWDWLI\DQJKDUPRQLV 0HOLEDWNDQ GLUL GDODP NHDQJJRWDDQ DWDXSXQ NHSHQJXUXVDQ 3HUEDQDV 3XVDW DWDX RUJDQLVDVLDWDXDVRVLDVLSHUEDQNDQSDGDWLQJNDWQDVLRQDO 0HODNVDQDNDQ WXJDVWXJDV ODLQ \DQJ GLDWXU ROHK DQJJDUDQ GDVDU GDQ SHUDWXUDQ NHWHQWXDQ SHUXQGDQJXQGDQJDQ \DQJ EHUODNX VHSDQMDQJ PDVLK GDODP UXDQJ OLQJNXS WXJDVGDQIXQJVL'LUHNWXU8WDPD
'LUHNWXU&RUSRUDWH%DQNLQJ )XQJVL 6HEDJDL DQJJRWD HNVHNXWLI SHUXVDKDDQ \DQJ GLSLOLK GDQ GLDQJNDW ROHK 5836 ROHK NDUHQDQ\D 'LUHNWXU &RUSRUDWH %DQNLQJ EHUWDQJJXQJ MDZDE NHSDGD 3HPHJDQJ 6DKDP GDQ EHUWLQGDN VHEDJDL GDQ DWDV QDPD SDUD SHPHJDQJ VDKDP QDPXQ GDODP SHODNVDQDDQWXJDVVHKDUL±KDULEHUWDQJJXQJMDZDENHSDGD'LUHNWXU8WDPD
184
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN &$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1 8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5 '(6(0%(5'$1 'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK 8080ODQMXWDQ 7XJDVWXJDVSRNRN'LUHNWXU&RUSRUDWH%DQNLQJ 0HUDQFDQJGDQPHQHWDSNDQNHELMDNVDQDDQ\DQJPHQ\DQJNXWELGDQJNUHGLWNRPHUVLDO VHUWD PHODNXNDQ WLQGDN ODQMXW DWDV NRRUGLQDVL SHODNVDQDDQ GDUL NHELMDNVDQDDQ NUHGLW \DQJWHODKGLODNVDQDNDQ 0HUDQFDQJGDQPHQHWDSNDQWHUFLSWDQ\DV\VWHPGDQSURVHGXUNUHGLWPRQLWRULQJNUHGLW VHUWDDGPLQLVWUDWLINUHGLW\DQJHIHNWLI 0HODNVDQDNDQ SHUVHWXMXDQ SHPEHULDQ NUHGLW VHVXDL GHQJDQ RWRULWDV NUHGLW \DQJ GLPLOLNL 0HQ\XVXQJDULV±JDULVNHELMDNVDQDDQSHUNUHGLWDQ\DQJMHODVEHUXSD D 7DUJHW0DUNHW E $FFRXQW0DQDJHPHQW F 6ROLFLWDWLRQ$FFRXQW3ODQ G 5LVN$VHW0RQLWRULQJ H 0DUNHW(QYLURQPHQW$QDO\VLV 0HUDQFDQJ PHQHWDSNDQ VHUWD PHQHQWXNDQ VLVWHP PRQLWRULQJ NUHGLW GDQ SHQ\HOHVDLDQNUHGLWVHVXDLGHQJDQNHWHQWXDQ\DQJEHUODNX 0HQ\XVXQ VWUDWHJL SHQ\HOHVDLDQ NUHGLW EHUPDVDODK WHUPDVXN SHUWLPEDQJDQ GDODP QHJRVLDVLMXPODKSHQ\HOHVDLDQGHQJDQGHELWXUXVXODQSURVHV\XULGLVGDQSHQ\XVXQDQ UHVWUXNWXULVDVLNUHGLWVHVXDLNHPDPSXDQQDVDEDK 0HPRQLWRUWLQJNDWNROHNWLELOLWDVNUHGLWGDQXVDKDSHQ\HOHVDLDQNUHGLWEHUPDVDODKSDGD 'LYLVL.RPHUVLDO.DQWRU&DEDQJGDQ.DQWRU&DSHP 0HPSHUWLPEDQJNDQ GDQ PHQJXVXONDQ SHQJKDSXVDQ EDLN VHEDJLDQ DWDX VHOXUXK SRNRNSLQMDPDQVHVXDLGHQJDQLQWHQVLWDVXVDKDSHQDJLKDQ\DQJWHODKGLODNXNDQGDQ WLQJNDWNHUXJLDQ %HUWDQJJXQJ MDZDE DWDV NHVHLPEDQJDQ OLNXLGLWDV VHKXEXQJDQ GHQJDQ NHJLDWDQ PRQH\PDUNHWDWDXDNWLYLWDVKXEXQJDQEDQNNRUHVSRQGHQ 0HPELQD KXEXQJDQ EDLN GHQJDQ NDODQJDQ PDV\DUDNDW SHUEDQNDQ WHUXWDPD 2WRULWDV -DVD.HXDQJDQ%DQN,QGRQHVLDEDQNNRUHVSRQGHQGDQLQVWDQVLDWDXSHMDEDWWHUNDLW 0HQ\XVXQJDULV±JDULVNHELMDNVDQDDQGDODPPDVDODKSHQGDQDDQGDODPUDQJND D 3HQGDQDDQ\DQJHIHNWLIGDQPXUDK E .HVHLPEDQJDQOLNXLGLWDV F 3URILWDELOLWDV G 3ULFLQJSURGXNGDQMDVDEDQN H *DSSLQJ %HUWDQJJXQJMDZDEGDQPHQJNRRUGLQLUSHQJHORODDQVHUWDSHQJDWXUDQSHPEHULDQGDQ SHUPRKRQDQFUHGLWOLQHPRQH\PDUNHW VHFDUDWLPEDOEDOLNGHQJDQEDQN NRUHVSRQGHQ %HUWDQJJXQJMDZDEDWDVSHQ\XVXQDQUHQFDQDNHUMDGDQDQJJDUDQGDUL'LYLVL8QLW .HUMD\DQJGLEDZDKLGDQHYDOXDVLUHDOLVDVLDWDVDQJJDUDQUHQFDQDNHUMDWHUVHEXW 0HODNVDQDNDQWXJDV±WXJDVODLQQ\D\DQJGLEHULNDQROHK'LUHNWXU8WDPD\DQJGLDWXU ROHKDQJJDUDQGDVDUVHSDQMDQJPDVLKGDODPUXDQJOLQJNXSWXJDVGDQIXQJVL'LUHNWXU &RUSRUDWH%DQNLQJ
185
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN &$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1 8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5 '(6(0%(5'$1 'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK 8080ODQMXWDQ
'LUHNWXU3HUVRQDO%DQNLQJ )XQJVL 6HEDJDL DQJJRWD HNVHNXWLI SHUXVDKDDQ \DQJ GLSLOLK GDQ GLDQJNDW ROHK 5836 ROHK NDUHQDQ\D'LUHNWXU3HUVRQDO%DQNLQJEHUWDQJJXQJMDZDENHSDGD3HPHJDQJ6DKDPGDQ EHUWLQGDN VHEDJDL GDQ DWDV QDPD SDUD 3HPHJDQJ 6DKDP QDPXQ GDODP SHODNVDQDDQ WXJDVVHKDULKDULEHUWDQJJXQJMDZDENHSDGD'LUHNWXU8WDPD 7XJDVWXJDVSRNRN'LUHNWXU3HUVRQDO%DQNLQJ 0HPEXDW GDQ PHQHWDSNDQ NHELMDNDQ WHUNDLW GHQJDQ SHODNVDQDDQ SHPEHULDQ NUHGLW NRQVXPHU NHSDGD SHURUDQJDQ GDQ NUHGLW NHSDGD SDUD SHQVLXQDQ EDLN SHQVLXQDQ 31671,32/5,PDXSXQ3HUXVDKDDQ%801 0HPEXDW GDQ PHQHWDSNDQ VLVWHP GDQ SURVHGXU NUHGLW SHQVLXQ GDQ NHWHQWXDQ NHWHQWXDQ ODLQQ\D WHUNDLW SHPEHULDQ NUHGLW NRQVXPHU NRQWURO SHQJDZDVDQ SHODNVDQDDQNUHGLWSHQVLXQGDQNUHGLWNRQVXPHU 0HODNVDQDNDQSHUVHWXMXDQSHPEHULDQNUHGLWVHVXDLGHQJDQOHYHONHZHQDQJDQ\DQJ GLPLOLNL 0HQ\XVXQJDULVJDULVEHVDUVWUDWHJLGDODPSHQJHPEDQJDQNUHGLWNRQVXPHUGDQNUHGLW SHQVLXQVHSHUWL D 3HUOXDVDQNHUMDVDPDGHQJDQLQVWDQVLLQVWDQVLSHQJHORODGDQDSHQVLXQ E 0HPSHUOXDVYDULDVLEHQWXNNHUMDVDPDGHQJDQSLKDNSLKDN\DQJWHUNDLWGHQJDQ SHPEHULDQNUHGLWSHQVLXQ F 3HQJHPEDQJDQGDQSHQ\HPSXUQDDQVDUDQDSHQGXNXQJ7HNQRORJL,QIRUPDVL NKXVXVQ\DXQWXNSHODNVDQDDQNUHGLWSHQVLXQ G 0HQ\HPSXUQDNDQXSD\DXSD\DSURWHFWLQJSHUOLQGXQJDQ VHSHUWLDVXUDQVLNUHGLW GDODPUDQJNDPHPLWLJDVLULVLNRNUHGLW H 3HQJHPEDQJDQGDQSHQ\HPSXUQDDQVLVWHPPRQLWRULQJSHODNVDQDDQSHPEHULDQ NUHGLWNRQVXPHUGDQNUHGLWSHQVLXQ 0HUDQFDQJ PHQHWDSNDQ VHUWD PHQHQWXNDQ V\VWHP PRQLWRWLQJ NUHGLW GDQ SHQ\HOHVDLDQNUHGLWSHQVLXQGDQNUHGLWNRQVXPHUVHVXDLNHWHQWXDQ\DQJEHUODNX 0HODNXNDQ PRQLWRULQJ WLQJNDW NROHNWLELOLWDV GDQ XSD\DXSD\D SHQ\HOHVDLDQ NUHGLW EHUPDVDODK \DQJ WHODK GLODNVDQDNDQ SDGD NUHGLW NRQVXPHU GDQ NUHGLW SHQVLXQ GL .DQWRU3XVDW&DEDQJ&DSHP 0HPSHUWLPEDQJNDQ GDQ PHQJXVXONDQ SHQJKDSXVDQ EDLN VHEDJLDQ DWDX VHOXUXK SRNRNSLQMDPDQVHVXDLGHQJDQLQWHQVLWDVXVDKDSHQDJLKDQ\DQJWHODKGLODNXNDQGDQ WLQJNDWNHUXJLDQ 0HPELQD KXEXQJDQ EDLN GHQJDQ NDODQJDQ PDV\DUDNDW SHUEDQNDQ WHUXWDPD 2WRULWDV -DVD.HXDQJDQ%DQN,QGRQHVLDGDQLQVWDQVLDWDXSHMDEDWWHUNDLW 0HQ\XVXQJDULVJDULVNHELMDNVDQDDQGDODPPDVDODKSHQGDQDDQGDODPUDQJND D 3HQGDQDDQ\DQJHIHNWLIGDQPXUDK E .HVHLPEDQJDQOLNXLGLWDV F 3URILWDELOLWDV G 3ULFLQJSURGXNGDQMDVDEDQN *DSSLQJ%HUWDQJJXQJ MDZDE DWDV SHQ\XVXQDQ UHQFDQD NHUMD GDQ DQJJDUDQ GDUL 'LYLVL8QLW.HUMD\DQJGLEDZDKLQ\DGDQHYDOXDVLUHDOLVDVLDWDVDQJJDUDQUHQFDQDNHUMD WHUVHEXW
186
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN &$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1 8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5 '(6(0%(5'$1 'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK 8080ODQMXWDQ 0HODNVDQDNDQ WXJDVWXJDV ODLQQ\D \DQJ GLEHULNDQ ROHK 'LUHNWXU 8WDPD \DQJ GLDWXU ROHKDQJJDUDQGDVDUVHSDQMDQJPDVLKGDODPUXDQJOLQJNXSWXJDVGDQIXQJVL'LUHNWXU 3HUVRQDO%DQNLQJ 'LUHNWXU2SHUDVL )XQJVL 6HEDJDL DQJJRWD HNVHNXWLI SHUXVDKDDQ \DQJ GLSLOLK GDQ GLDQJNDW ROHK 5836 ROHK NDUHQDQ\D 'LUHNWXU 2SHUDVL EHUWDQJJXQJMDZDE NHSDGD 3HPHJDQJ 6DKDP GDQ EHUWLQGDNVHEDJDLGDQDWDVQDPDSDUDSHPHJDQJVDKDPQDPXQGDODPSHODNVDQDDQ WXJDVVHKDULKDULEHUWDQJJXQJMDZDENHSDGD'LUHNWXU8WDPD 7XJDVWXJDVSRNRN'LUHNWXU2SHUDVL 0HUDQFDQJPHQHWDSNDQVHUWDPHQJHYDOXDVLVLVWHPDNXQWDQVLGDQ0,60DQDJHPHQW LQIRUPDWLRQ6\VWHP GDODPXSD\DPHQFLSWDNDQSHODNVDQDDQ%DQN0DQDJHPHQW\DQJ HIHNWLI 5HSRUWLQJ )LQDQFLDO 6\VWHP XQWXN PHPHQXKL SHODSRUDQ SLKDN HNVWHUQ GDQ LQWHUQ GDQ UHQFDQD SHQJHPEDQJDQ XVDKD GDQ SURGXN EDQN GHQJDQ PHQGDVDUNDQ SDGDIHDVLELOLW\VWXG\VHUWDFRVWGDQEHQHILWDQDO\VLV %HUWDQJJXQJ MDZDE WHUKDGDS SHQJHPEDQJDQ 7HNQRORJL GDQ ,QIRUPDVL GDODP PHQGXNXQJNHJLDWDQRSHUDVLRQDOSHUEDQNDQ %HUWDQJJXQJMDZDEDWDVSHQ\XVXQDQJDULVJDULVNHELMDNVDQDDQSHUXVDKDDQGLELGDQJ $GPLQLVWUDVL $NXQWDQVL GDQ NRRUGLQDWRU RSHUDVL FDEDQJ PHPRQLWRU GDQ PHQJHYDOXDVL ODSRUDQ SHQJHQGDOLDQ ELD\D RSHUDVLRQDO SHUXEDKDQ GDQ SHUNHPEDQJDQSHQGDSDWDQXQLWNHUMDFDEDQJ\DQJWHUNDLWGHQJDQELD\DRSHUDVLRQDO %HUWDQJJXQJ MDZDE DWDV NHEHQDUDQ GDQ NHDEVDKDQ ILQDQFLDO VWDWHPHQW QHUDFD GDQ UXJL ODED \DQJ GLVDPSDLNDQ NH %DQN ,QGRQHVLD PDXSXQ \DQJ GLSXEOLNDVL NDQ SDGD PHGLDPDVVD 0HQ\XVXQ JDULV NHELMDNDQ PHQJHQDL ZHZHQDQJ OLPLW &DEDQJ GDODP SHQJHOXDUDQ ELD\DRSHUDVLRQD,GLOLQJNXQJDQNDQWRUFDEDQJ 0HPRQLWRU GDQ PHQJHYDOXDVL ODSRUDQ SHQJHQGD,LDQ ELD\D RSHUDVLRQDO SHUXEDKDQ GDQ SHUNHPEDQJDQ SHQGDSDWDQ XQLW NHUMDFDEDQJ \DQJ WHUNDLW GHQJDQ ELD\D RSHUDVLRQDO 0HQJHYDOXDVLGDQPHPRQLWRUNHEHUKDVLODQRSHUDVLRQDONDQWRUFDEDQJ %HUWDQJJXQJ MDZDE DWDV SHQ\XVXQDQ UHQFDQD NHUMD GDQ DQJJDUDQ GDUL VHOXUXK 'LYLVL8QLW.HUMD\DQJPHQMDGLWDUJHWUHDOLVDVLDWDVDQJJDUDQWHUVHEXW 0HODNVDQDNDQ WXJDVWXJDV ODLQQ\D \DQJ GLEHULNDQ ROHK 'LUHNWXU 8WDPD \DQJ GLDWXU ROHKDQJJDUDQGDVDUVHSDQMDQJPDVLKGDODPUXDQJOLQJNXSWXJDVGDQIXQJVL'LUHNWXU 2SHUDVL
'LUHNWXU6'0 .HSDWXKDQ )XQJVL 6HEDJDL DQJJRWD HNVHNXWLI SHUXVDKDDQ \DQJ GLSLOLK GDQ GLDQJNDW ROHK 5836 ROHK NDUHQDQ\D 'LUHNWXU .HSDWXKDQ EHUWDQJJXQJMDZDE NHSDGD 3HPHJDQJ 6DKDP GDQ EHUWLQGDN VHEDJDL GDQ DWDV QDPD SDUD SHPHJDQJ VDKDP QDPXQ GDODP SHODNVDQDDQ WXJDVVHKDULKDULEHUWDQJJXQJMDZDENHSDGD'LUHNWXU8WDPD
187
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN &$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1 8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5 '(6(0%(5'$1 'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK 8080ODQMXWDQ 7XJDVWXJDVSRNRN'LUHNWXU6'0 .HSDWXKDQ 0HUXPXVNDQ VWUDWHJL JXQD PHQGRURQJ WHUFLSWDQ\D EXGD\D NHSDWXKDQ GL OLQJNXQJDQ %DQN<XGKD%KDNWL 0HQHWDSNDQ ODQJNDKODQJNDK \DQJ GLSHUOXNDQ XQWXN PHPDVWLNDQ %DQN WHODK PHPHQXKLVHOXUXKSHUDWXUDQ%DQN,QGRQHVLDGDQSHUDWXUDQSHUXQGDQJXQGDQJDQODLQ \DQJEHUODNXGDODPUDQJNDSHODNVDQDDQSULQVLSNHKDWLKDWLDQ 0HPDQWDXGDQPHQMDJDDJDUNHJLDWDQXVDKD%DQNWLGDNPHQ\LPSDQJGDULNHWHQWXDQ \DQJEHUODNX 0HPDQWDX GDQ PHQMDJD NHSDWXKDQ %DQN WHUKDGDS VHOXUXK SHUMDQMLDQ GDQ NRPLWPHQ \DQJGLEXDWROHK%DQNNHSDGD%DQN,QGRQHVLD 0HQFHJDK DJDU 'LUHNVL %DQN WLGDN PHQHPSXK NHELMDNDQ GDQDWDX PHQHWDSNDQ NHSXWXVDQ \DQJ PHQ\LPSDQJ GDUL SHUDWXUDQ %DQN ,QGRQHVLD GDQ SHUDWXUDQ SHUXQGDQJXQGDQJDQODLQ\DQJEHUODNX 0HODNXNDQHYDOXDVLDQDOLVDSHQJHPEDQJDQGDQSHQFLSWDDQVLVWHPGDQSURVHGXUGL OLQJNXQJDQ%DQN %HUWDQJJXQJ MDZDE DWDV WDKDS SHQJXMLDQ WHUKDGDS VHWLDS EHQWXN NHELMDNDQ VLVWHP GDQ SURVHGXU EDUX PDXSXQ \DQJ GLVHPSXUQDNDQ GDUL VLVWHP ODPD GHQJDQ PHQJDMXNDQNHSDGD7HDPXQWXNGLGLVNXVLNDQ 0HPDVWLNDQ NHOHQJNDSDQ VHWLDS VLVWHP \DQJ GLNHPEDQJNDQ EHULNXW GHQJDQ GRNXPHQWDVL \DQJ EDLN GDQ VHPSXUQD WHUPDVXN GLGDODPQ\D EXNX EXNX SHGRPDQ RSHUDVLRQDONRQWURODXGLWGDQODLQODLQ\DQJGLDQJJDSSHUOX 0HQJHYDOXDVL .HELMDNDQ 0DQDMHPHQ 5LVLNR VHUWD SHUXEDKDQQ\D WHUPDVXN VWUDWHJL PDQDMHPHQULVLNRGDQFRQWLQJHQF\SODQDSDELODNRQGLVLHNVWHUQDOWLGDNQRUPDOWHUMDGL 0HQJHYDOXDVL GDQ PHQ\HPSXUQDNDQ SHQHUDSDQ 0DQDMHPHQ 5LVLNR \DQJ GLODNXNDQ VHFDUD EHUNDWD PDXSXQ LQVLGHQWLO VHEDJDL DNLEDW GDUL VXDWX SHUXEDKDQ NRQGLVL HNVWHUQDO GDQ LQWHUQDO %DQN \DQJ PHPSHQJDUXKL NHFXNXSDQ SHUPRGDODQ GDQ SURILO ULVLNR%DQNGDQKDVLOHYDOXDVLWHUKDGDSHIHNWLYLWDVSHQHUDSDQWHUVHEXW 0HPEHULNDQ UHNRPHQGDVL DWDV KDOKDO \DQJ WHUNDLW GHQJDQ NHSXWXVDQNHSXWXVDQ ELVQLV \DQJ PHQ\LPSDQJ GDUL SURVHGXU QRUPDO EHUGDVDUNDQ DQDOLVD SURILO ULVLNR PLVDOQ\D NHSXWXVDQ SHODPSDXDQ HNVSDQVL XVDKD \DQJ VLJQLILNDQ GLEDQGLQJNDQ GHQJDQ UHQFDQD ELVQLV %DQN DWDX SHQJDPELODQ SRVLVLO HNVSRVXU ULVLNR \DQJ PHODPSDXLOLPLW\DQJGLWHWDSNDQ 0HUDQFDQJ PHQHWDSNDQ GDQ PHQJHYDOXDVL VLVWHP SHUHQFDQDDQ NDU\DZDQ FDUHHU SDWK GDQ PHQ\HVXDLNDQ DUDK GDQ NHELMDNVDQDDQ SHQGLGLNDQ GDQ SHQJHPEDQJDQ VXPEHUGD\DPDQXVLDXQWXNPHQFLSWDNDQMXPODKNDU\DZDQ\DQJHILVLHQEDJLEDQN %HUWDQJJXQJ MDZDE DWDV SHPELQDDQ VHUWD SHQJHPEDQJDQ SHUVRQDOLD WHUPDVXN GLGDODPQ\DXSD\DXSD\DSHQJHPEDQJDQLQWHUQDOPDXSXQHNVWHUQDOWUDLQLQJ 0HQJNRRUGLQDVLNDQSHQ\HOHQJJDUDDQNHVHNUHWDULDWDQSXEOLFUHODWLRQWDWDXVDKDGDQ SHQ\LPSDQDQDUVLSVHUWDWXJDVWXJDVODLQWHUNDLWGHQJDQ6HNUHWDULV3HUXVDKDDQ 0HODNVDQDNDQ WXJDVWXJDV ODLQQ\D \DQJ GLEHULNDQ ROHK 'LUHNWXU 8WDPD GDQ \DQJ GLDWXU ROHK DQJJDUDQ GDVDU VHSDQMDQJ PDVLK GDODP UXDQJ OLQJNXS WXJDV GDQ IXQJVL 'LUHNWXU6'0 .HSDWXKDQ
188
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN &$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1 8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5 '(6(0%(5'$1 'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK 8080ODQMXWDQ G'LYLVL$XGLW,QWHUQ 6HVXDLGHQJDQ6XUDW.HSXWXVDQ'LUHNVL1RPRU6.(36(7%<%9,WDQJJDO -XQL 'LUHNVL 3HUXVDKDDQ WHODK PHQXQMXN 6GUL 6LWL %DURURK VHEDJDL .HSDOD 'LYLVL $XGLW,QWHUQ )XQJVL %HUWDQJJXQJ MDZDE PHODNXNDQ SHQJDZDVDQ DWDV SHODNVDQDDQ RSHUDVLRQDO GDQ NHZDMLEDQ WUDQVDNVL %DQN WHODK VHVXDL GHQJDQ NHWHQWXDQ GDQ NHELMDNDQ 'LUHNVL VHUWD VHVXDLGHQJDQVLVWLPGDQSURVHGXU\DQJEHUODNX D .HGXGXNDQ'LYLVL$XGLW,QWHUQ 'LYLVL $XGLW ,QWHUQ EHUDGD ODQJVXQJ GLEDZDK 'LUHNWXU 8WDPD VHKLQJJD ODSRUDQ \DQJGLWHUELWNDQMXJDODQJVXQJGLVDPSDLNDQNHSDGD'LUHNWXU8WDPD 'LYLVL $XGLW ,QWHUQ GLSLPSLQ ROHK .HSDOD 'LYLVL $XGLW ,QWHUQ \DQJ GLDQJNDW GDQ GLEHUKHQWLNDQ ROHK 'LUHNWXU 8WDPD DWDV SHUVHWXMXDQ 'HZDQ .RPLVDULV GDQ EHUWDQJJXQJMDZDENHSDGD'LUHNWXU8WDPD E 5XDQJ/LQJNXS'LYLVL$XGLW,QWHUQWLGDNWHUEDWDVSDGDEHULNXWLQL 0HULYLHZGDQPHQLODLNHFXNXSDQGDQHIHNWLYLWDVVWUXNWXUSHQJHQGDOLDQNHXDQJDQ GDQDGPLQLVWUDVL 0HQFDNXS VHJDOD DVSHN GDQ XQVXU GDUL SHUXVDKDDQ VHKLQJJD PDPSX PHQXQMDQJ DQDOLVLV \DQJ RSWLPDO GDODP PHPEDQWX SURVHV NHSXWXVDQ ROHK PDQDMHPHQ F 7XJDVGDQWDQJJXQJMDZDE'LYLVL$XGLW,QWHUQ %HUWDQJJXQJ MDZDE PHODNXNDQ SHQJDZDVDQ GDQ SHPDQWDXDQ ODSRUDQ DWDV WUDQVDNVLGDQSHODNVDQDDQRSHUDVLRQDO%DQN)LQDQFLDOPDXSXQ1RQ)LQDQFLDO %HUWDQJJXQJMDZDEPHODNXNDQSHPHULNVDDQNKXVXVDWDVWHUMDGLQ\DSHODQJJDUDQ DWDXSHQ\LPSDQJDQ\DQJVDQJDWPDWHULDOPHQJJDQJJXRSHUDVLRQDO%DQN %HUWDQJJXQJ MDZDE PHODNXNDQ HYDOXDVL GDQ PHQJDQDOLVD NHWHQWXDQ VLVWLP GDQ SURVHGXU%DQNVHUWDPHQJXVXONDQSHQ\HPSXUQDDQQ\D %HUWDQJJXQJ MDZDE VHEDJDL PLWUDNRRUGLQDWRU DWDV SHODNVDQDDQ DXGLW HNVWHUQDO VSHFLDO PDXSXQ JHQHUDO VHSHUWL %DQN ,QGRQHVLD $NXQWDQ 3XEOLN .DQWRU 3DMDN GDQODLQODLQ G .HZHQDQJDQ'LYLVL$XGLW,QWHUQ 0HQJDNVHVVHOXUXKLQIRUPDVL\DQJUHOHYDQWHQWDQJSHUXVDKDDQWHUNDLWWXJDVGDQ IXQJVLQ\D 0HODNXNDQNRRUGLQDVLNHJLDWDQGHQJDQNHJLDWDQDXGLWRUHNVWHUQ 0HODNXNDQ UDSDW VHFDUD EHUNDOD GDQ LQVLGHQWLO VHUWD PHODNXNDQ NRPXQLNDVL VHFDUDODQJVXQJGHQJDQ'LUHNVL'HZDQ.RPLVDULVGDQ.RPLWH$XGLW
189
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN &$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1 8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5 '(6(0%(5'$1 'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK 8080ODQMXWDQ H &RUSRUDWH6HFUHWDU\ 6HVXDL GHQJDQ 3HUDWXUDQ %DSHSDP/. 1R,;, GDQ EHUGDVDUNDQ 6XUDW .HSXWXVDQ 'LUHNVL 1RPRU 6.(36(7%<%; WDQJJDO 2NWREHU SHULKDO 3HPEHQWXNDQ )XQJVL 6HNUHWDULV 3HUXVDKDDQ 3HUXVDKDDQ WHODK PHQXQMXN VGU ,LP :DUGLPDQ 'LUHNWXU 6'0 .HSDWXKDQ XQWXNPHODNVDQDNDQIXQJVL6HNUHWDULV3HUXVDKDDQ&RUSRUDWH6HFUHWDU\ $GDSXQWXJDVGDQWDQJJXQJMDZDESRNRN6HNUHWDULV3HUXVDKDDQDGDODKVHEDJDLEHULNXW D 0HQJLNXWL SHUNHPEDQJDQ 3DVDU 0RGDO .KXVXVQ\D SHUDWXUDQ ± SHUDWXUDQ \DQJ EHUODNX GLELGDQJ3DVDU0RGDO E 0HPEHULNDQ SHOD\DQDQ NHSDGD PDV\DUDNDW DWDV VHWLDS LQIRUPDVL \DQJ GLEXWXKNDQ SHPRGDO\DQJEHUNDLWDQGHQJDQNRQGLVL F 0HPEHULNDQ PDVXNDQ NHSDGD 'LUHNVL XQWXN PHPDWXKL NHWHQWXDQ SHUXQGDQJXQGDQJDQ \DQJEHUODNXGL3DVDU0RGDO G 6HEDJDL SHQJKXEXQJ DWDX FRQWDFW SHUVRQ GHQJDQ 2WRULWDV -DVD .HXDQJDQ 2-. GDQ PDV\DUDNDW 3HU WDQJJDO 'HVHPEHU GDQ 'HVHPEHU %DQN PHPLOLNL NDU\DZDQ PDVLQJ PDVLQJVHEDQ\DNGDQRUDQJ ,.+7,6$5.(%,-$.$1$.817$16,3(17,1*
.HELMDNDQ DNXQWDQVL \DQJ SHQWLQJ \DQJ GLWHUDSNDQ VHFDUD NRQVLVWHQ GDODP SHQ\XVXQDQ ODSRUDQNHXDQJDQ%DQNXQWXNWDKXQWDKXQ\DQJEHUDNKLUSDGDWDQJJDO'HVHPEHUGDQ DGDODKVHEDJDLEHULNXW ,QGHNV.HELMDNDQ$NXQWDQVL D 3HUQ\DWDDQ.HSDWXKDQ E 'DVDU3HQ\XVXQDQ/DSRUDQ.HXDQJDQ F 3HQJJXQDDQSHQLODLDQSHUNLUDDQGDQDVXPVL G 3HUXEDKDQNHELMDNDQDNXQWDQVL H $VHWGDQ/LDELOLWDV.HXDQJDQ I .DVGDQ6HWDUD.DV J *LURSDGD%DQN,QGRQHVLDGDQ%DQN/DLQ K 3HQHPSDWDQSDGD%DQN,QGRQHVLDGDQ%DQN/DLQ L (IHNHIHN M .UHGLW\DQJ'LEHULNDQ N 3HQ\HUWDDQ6DKDP O 3HPEHQWXNDQ&DGDQJDQ.HUXJLDQ3HQXUXQDQ1LODLGDUL$VHW.HXDQJDQ P$VHW7HWDS Q $JXQDQ\DQJ'LDPELO$OLK$<'$ R &DGDQJDQNHUXJLDQSHQXUXQDQQLODLDWDVDVHW\DQJEXNDQDVHWNHXDQJDQ S /LDELOLWDV6HJHUD T 6LPSDQDQGDUL1DVDEDK U 6LPSDQDQGDUL%DQN/DLQ V 0RGDO6DKDP W ,PEDODQ.HUMD X 3HQJDNXDQ3HQGDSDWDQGDQ%HEDQ%XQJD
190
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN &$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1 8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5 '(6(0%(5'$1 'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK ,.+7,6$5.(%,-$.$1$.817$16,3(17,1*ODQMXWDQ Y 3HQJDNXDQ3HQGDSDWDQ3URYLVLGDQ.RPLVL Z 3DMDN3HQJKDVLODQ%DGDQ [ 7UDQVDNVLGHQJDQ3LKDN%HUHODVL \ /DEDSHU6DKDP ] 6HJPHQ3HODSRUDQ D 3HUQ\DWDDQ.HSDWXKDQ /DSRUDQ NHXDQJDQ XQWXN WDKXQWDKXQ \DQJEHUDNKLU SDGD WDQJJDO 'HVHPEHU GDQ WHODKGLVXVXQVHVXDLGHQJDQ6WDQGDU$NXQWDQVL.HXDQJDQGL,QGRQHVLD E 'DVDU3HQ\XVXQDQ/DSRUDQ.HXDQJDQ /DSRUDQ NHXDQJDQ GLVXVXQ EHUGDVDUNDQ NRQVHS KDUJD SHUROHKDQ NHFXDOL XQWXN VHEDJDL EHULNXW LQVWUXPHQNHXDQJDQSDGDQLODLZDMDUPHODOXLODSRUDQODEDUXJLGLXNXUSDGDQLODLZDMDU WHUVHGLDXQWXNGLMXDODVHWNHXDQJDQGLQ\DWDNDQVHEHVDUQLODLZDMDU DVHW NHXDQJDQ GLDNXL GDQ NHZDMLEDQ NHXDQJDQ \DQJ GLNDWHJRULNDQ VHEDJDL XQVXU \DQJ GLOLQGXQJL QLODLQ\D GDODP NXDOLILNDVL DGLO QLODL KXEXQJDQ OLQGXQJ QLODL GLVHVXDLNDQ GHQJDQ SHUXEDKDQQLODLZDMDU\DQJEHUKXEXQJDQGHQJDQULVLNR\DQJGLOLQGXQJQLODL NHZDMLEDQXQWXNLPEDODQSDVWLGLDNXLVHEHVDUQLODLWXQDLGDULVHOXUXKGLGHILQLVLNDQPDQIDDW NHZDMLEDQ NXUDQJ EHUVLK GDUL DNWLYD SURJUDP GLWDPEDK NHXQWXQJDQ DNWXDULDO NXUDQJ ELD\DMDVDODOX\DQJEHOXPGLDNXLGDQNHUXJLDQDNWXDULDO\DQJEHOXPGLDNXL /DSRUDQNHXDQJDQPHQJJXQDNDQGDVDUDNUXDONHFXDOLXQWXNODSRUDQDUXVNDV /DSRUDQDUXVNDVGLVXVXQGHQJDQPHQJJXQDNDQPHWRGHODQJVXQJGHQJDQPHQJHORPSRNNDQ DUXV NDV GDODP DNWLYLWDV RSHUDVL LQYHVWDVL GDQ SHQGDQDDQ 8QWXN WXMXDQ ODSRUDQ DUXV NDV NDV GDQ VHWDUD NDV PHQFDNXS NDV JLUR SDGD %DQN ,QGRQHVLD JLUR SDGD EDQN ODLQ SHQHPSDWDQ SDGD %DQN ,QGRQHVLD GDQ EDQN ODLQ DVHW NHXDQJDQ \DQJ GLPLOLNL XQWXN SHUGDJDQJDQ GDQ LQYHVWDVL HIHN \DQJ MDWXK WHPSR VDPSDL GHQJDQ WLJD EXODQ VHMDN WDQJJDO SHUROHKDQ VHODPD WLGDN VHGDQJ GLJXQDNDQ VHEDJDL MDPLQDQ DWDV SLQMDPDQ DWDX GLEDWDVL SHQJJXQDDQQ\D /DSRUDQNHXDQJDQGLVDMLNDQGDODP5XSLDKSHQXKNHFXDOLGLQ\DWDNDQODLQSDGDVHWLDSFDWDWDQ DWDVODSRUDQNHXDQJDQ .HFXDOLGLQ\DWDNDQGLEDZDKLQLNHELMDNDQDNXQWDQVLWHODKGLWHUDSNDQVHFDUDNRQVLVWHQGHQJDQ ODSRUDQ NHXDQJDQ WDKXQDQ XQWXNWDKXQ \DQJ EHUDNKLU 'HVHPEHU \DQJWHODK VHVXDL GHQJDQ6WDQGDU$NXQWDQVL.HXDQJDQGL,QGRQHVLD 8QWXN PHPEHULNDQ SHPDKDPDQ \DQJ OHELKEDLN DWDV NLQHUMD NHXDQJDQ NDUHQDVLIDW GDQ MXPODKQ\D \DQJ VLJQLILNDQEHEHUDSD LWHP SHQGDSDWDQ GDQ EHEDQ WHODKGLVDMLNDQ VHFDUD WHUSLVDK F 3HQJJXQDDQ3HUWLPEDQJDQ(VWLPDVLGDQ$VXPVL 3HQ\XVXQDQ ODSRUDQ NHXDQJDQ VHVXDLGHQJDQ 6WDQGDU $NXQWDQVL .HXDQJDQ GL,QGRQHVLD PHQJKDUXVNDQSHQJJXQDDQHVWLPDVLGDQDVXPVL+DOWHUVHEXWMXJDPHQJKDUXVNDQPDQDMHPHQ XQWXNPHPEXDWSHUWLPEDQJDQGDODPSURVHVSHQHUDSDQNHELMDNDQDNXQWDQVL%DQN :DODXSXQHVWLPDVLLQLGLEXDWEHUGDVDUNDQSHQJHWDKXDQWHUEDLNPDQDMHPHQDWDVNHMDGLDQGDQ NHJLDWDQWHUNLQLKDVLO\DQJWLPEXOPXQJNLQEHUEHGDGHQJDQHVWLPDVLWHUVHEXW
191
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN &$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1 8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5 '(6(0%(5'$1 'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK ,.+7,6$5.(%,-$.$1$.817$16,3(17,1*ODQMXWDQ (VWLPDVL GDQ DVXPVL \DQJ PHQGDVDUL GLWHODDK VHFDUD EHUNHODQMXWDQ 3HUXEDKDQ HVWLPDVL DNXQWDQVL GLDNXL GDODP SHULRGH GLPDQD HVWLPDVL WHUVHEXW GLXEDK GDQ GDODP SHULRGH \DQJ DNDQGDWDQJ\DQJGLSHQJDUXKLROHKSHUXEDKDQHVWLPDVLWHUVHEXW $UHD\DQJNRPSOHNVDWDXPHPHUOXNDQWLQJNDWSHUWLPEDQJDQ\DQJOHELKWLQJJLDWDXDUHDGLPDQD DVXPVL GDQ HVWLPDVL GDSDW EHUGDPSDNVLJQLILNDQ WHUKDGDS ODSRUDQ NHXDQJDQ %DQN DGDODK VHEDJDLEHULNXW 6XPEHUXWDPDDWDVNHWLGDNSDVWLDQHVWLPDVL &DGDQJDQNHUXJLDQSHQXUXQDQQLODLDVHWNHXDQJDQ (YDOXDVL DWDV NHUXJLDQ SHQXUXQDQ QLODL DVHW NHXDQJDQ \DQJ GLFDWDW SDGD ELD\D SHUROHKDQ GLDPRUWLVDVL GDQ HIHN XWDQJ \DQJ GLNODVLILNDVLNDQ VHEDJDL WHUVHGLD XQWXN GLMXDOGLMHODVNDQGL&DWDWDQN &DGDQJDQNHUXJLDQSHQXUXQDQQLODLWHUNDLWGHQJDQSLKDNODZDQVSHVLILNGDODPVHOXUXK FDGDQJDQ NHUXJLDQ SHQXUXQDQ QLODL GLEHQWXN DWDV WDJLKDQ \DQJ SHQXUXQDQ QLODLQ\D GLHYDOXDVLVHFDUD LQGLYLGXDOEHUGDVDUNDQHVWLPDVLWHUEDLNPDQDMHPHQDWDVQLODL WXQDL DUXV NDV \DQJ GLKDUDSNDQ DNDQ GLWHULPD 'DODP PHQJKLWXQJ FDGDQJDQ NHUXJLDQ SHQXUXQDQQLODLPDQDMHPHQPHPEXDWSHUWLPEDQJDQPHQJHQDLNRQGLVLNHXDQJDQGDUL SLKDN ODZDQ GDQ QLODL QHWR \DQJ GDSDW GLUHDOLVDVL GDUL DJXQDQ \DQJ GLWHULPD 6HWLDS DVHW \DQJPHQJDODPLSHQXUXQDQQLODLGLHYDOXDVLGDQVWUDWHJLSHQ\HOHVDLDQQ\DVHUWD HVWLPDVL DUXV NDV \DQJ GLQLODL GDSDW GLSHUROHK NHPEDOL GLVHWXMXL VHFDUD LQGHSHQGHQ ROHKEDJLDQULVLNRNUHGLW (YDOXDVL FDGDQJDQ NHUXJLDQ SHQXUXQDQ QLODL VHFDUD NROHNWLI PHOLSXWL NHUXJLDQ NUHGLW \DQJ PHOHNDW SDGD SRUWRIROLR WDJLKDQ GHQJDQ NDUDNWHULVWLN HNRQRPL \DQJ VHUXSD NHWLND WHUGDSDW EXNWL RE\HNWLI EDKZD WHODK WHUMDGL SHQXUXQDQ QLODL WDJLKDQ GDODP SRUWRIROLRWHUVHEXWQDPXQSHQXUXQDQQLODLVHFDUDLQGLYLGXEHOXPGDSDWGLLGHQWLILNDVL 'DODP PHQHQWXNDQ SHUOXQ\D XQWXN PHPEHQWXN FDGDQJDQ NHUXJLDQ SHQXUXQDQ QLODL VHFDUD NROHNWLI PDQDMHPHQ PHPSHUWLPEDQJNDQ IDNWRUIDNWRU VHSHUWL NXDOLWDV NUHGLW EHVDUQ\D SRUWRIROLR NRQVHQWUDVL NUHGLW GDQ IDNWRUIDNWRU HNRQRPL 'DODP PHQJHVWLPDVL FDGDQJDQ \DQJ GLEXWXKNDQ DVXPVLDVXPVL GLEXDW XQWXN PHQHQWXNDQ PRGHO NHUXJLDQ EDZDDQ GDQ XQWXN PHQHQWXNDQ SDUDPHWHU LQSXW \DQJ GLSHUOXNDQ EHUGDVDUNDQ SHQJDODPDQ KLVWRULV GDQ NRQGLVL HNRQRPL VDDW LQL .HWHSDWDQ GDUL FDGDQJDQ LQL EHUJDQWXQJ SDGD VHEHUDSD WHSDW HVWLPDVL DUXV NDV PDVD GHSDQ XQWXN PHQHQWXNDQFDGDQJDQLQGLYLGXDOVHUWDDVXPVLPRGHOGDQSDUDPHWHU\DQJGLJXQDNDQ GDODPSHQHQWXDQFDGDQJDQNROHNWLI 3HQHQWXDQQLODLZDMDU 'DODP PHQHQWXNDQ QLODL ZDMDU DWDV DVHW NHXDQJDQ GDQ OLDELOLWDV NHXDQJDQ GLPDQD WLGDNWHUGDSDWKDUJDSDVDU\DQJGDSDWGLREVHUYDVL%DQNKDUXVPHQJJXQDNDQWHNQLN SHQLODLDQ VHSHUWL GLMHODVNDQ SDGD &DWDWDQ I 8QWXN LQVWUXPHQ NHXDQJDQ \DQJ MDUDQJ GLSHUGDJDQJNDQ GDQ WLGDN PHPLOLNL KDUJD \DQJ WUDQVSDUDQ QLODL ZDMDUQ\D PHQMDGL NXUDQJ RE\HNWLI GDQ NDUHQDQ\D PHPEXWXKNDQ WLQJNDW SHUWLPEDQJDQ \DQJ EHUDJDPWHUJDQWXQJSDGDOLNXLGLWDVNRQVHQWUDVLNHWLGDNSDVWLDQIDNWRUSDVDUDVXPVL SHQHQWXDQKDUJDGDQULVLNRODLQQ\D\DQJPHPSHQJDUXKLLQVWUXPHQWHUWHQWX $VHWSDMDNWDQJJXKDQ $VHWSDMDNWDQJJXKDQGLDNXLDWDVMXPODKSDMDNSHQJKDVLODQWHUSXOLKNDQUHFRYHUDEOH SDGD SHULRGH PHQGDWDQJ VHEDJDL DNLEDW SHUEHGDDQ WHPSRUHU \DQJ EROHK GLNXUDQJNDQ -XVWLILNDVLPDQDMHPHQ GLSHUOXNDQ XQWXNPHQHQWXNDQ MXPODK DVHW SDMDN WDQJJXKDQ\DQJGDSDWGLDNXLVHVXDLGHQJDQZDNWX\DQJWHSDWGDQWLQJNDWODEDILVNDO GLPDVDPHQGDWDQJVHMDODQGHQJDQVWUDWHJLUHQFDQDSHUSDMDNDQNHGHSDQ
192
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN &$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1 8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5 '(6(0%(5'$1 'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK ,.+7,6$5.(%,-$.$1$.817$16,3(17,1*ODQMXWDQ 6XPEHUXWDPDDWDVNHWLGDNSDVWLDQHVWLPDVLODQMXWDQ ,PEDODQSDVFDNHUMD 3URJUDPSURJUDPLPEDODQSDVFDNHUMDGLWHQWXNDQEHUGDVDUNDQSHUKLWXQJDQDNWXDULDO 3HUKLWXQJDQDNWXDULDOPHQJJXQDNDQDVXPVLDVXPVLVHSHUWLWLQJNDWGLVNRQWRWLQJNDW SHQJHPEDOLDQ DVHW WLQJNDW NHQDLNDQ SHQJKDVLODQ WLQJNDW NHPDWLDQWLQJNDW SHQJXQGXUDQGLULGDQODLQODLQ (VWLPDVL0DVD0DQIDDWGDQ1LODL5HVLGX$VHW7HWDS 3HUXVDKDDQPHPSHUNLUDNDQPDVDPDQIDDWDVHWWHWDSEHUGDVDUNDQSHULRGHGLPDQD DVHWGLKDUDSNDQDNDQWHUVHGLDXQWXNGLJXQDNDQ0DVDPDQIDDWHNRQRPLVDVHWWHWDS GLWLQMDXVHFDUDEHUNDODGDQGLSHUEDKDUXLMLNDPHPLOLNLHNVSHNWDVL\DQJEHUEHGDGDUL SHUNLUDDQ VHEHOXPQ\D NDUHQD NHUXVDNDQVHFDUD ILVLN GDQ WHNQLV DWDX NHXVDQJDQ VHFDUDNRPHUVLDOOHJDODWDXEDWDVDQODLQQ\DDWDVSHQJJXQDDQDVHWWHUVHEXW 3HUWLPEDQJDQDNXQWDQVL\DQJSHQWLQJGDODPPHQHUDSNDQNHELMDNDQDNXQWDQVL%DQN PHOLSXWL 8VDKD\DQJEHUNHODQMXWDQ 0DQDMHPHQ %DQN WHODK PHODNXNDQ SHQLODLDQ DWDV NHPDPSXDQ %DQN XQWXN PHODQMXWNDQNHODQJVXQJDQXVDKDQ\DGDQEHUNH\DNLQDQEDKZD%DQNPHPLOLNLVXPEHU GD\D XQWXN PHODQMXWNDQ XVDKDQ\D GL PDVD PHQGDWDQJ 6HODLQ LWX PDQDMHPHQ WLGDN PHQJHWDKXLDGDQ\DNHWLGDNSDVWLDQPDWHULDO\DQJGDSDWPHQLPEXONDQNHUDJXDQ\DQJ VLJQLILNDQ WHUKDGDS NHPDPSXDQ %DQN XQWXN PHPSHUWDKDQNDQ NHODQJVXQJDQ KLGXSQ\D 2OHK NDUHQD LWX ODSRUDQ NHXDQJDQ WHODK GLVXVXQ DWDV GDVDU XVDKD \DQJ EHUNHODQMXWDQ 3HQLODLDQLQVWUXPHQNHXDQJDQ .HELMDNDQDNXQWDQVL%DQNXQWXNSHQJXNXUDQQLODLZDMDUGLEDKDVGL&DWDWDQI%DQN PHQJXNXUQLODLZDMDUGHQJDQPHQJJXQDNDQKLUDUNLGDULPHWRGHEHULNXW x
+DUJDNXRWDVLGLSDVDUDNWLIXQWXNLQVWUXPHQNHXDQJDQ\DQJVHMHQLV
x
7HNQLN SHQLODLDQ EHUGDVDUNDQ LQSXW \DQJ GDSDW GLREVHUYDVL 7HUPDVXN GDODP NDWHJRULLQLDGDODKLQVWUXPHQNHXDQJDQ\DQJGLQLODLGHQJDQPHQJJXQDNDQKDUJD NXRWDVLGLSDVDUDNWLIGDULLQVWUXPHQ\DQJVHMHQLVKDUJDNXRWDVLXQWXNLQVWUXPHQ NHXDQJDQ \DQJ VHMHQLV GL SDVDU \DQJ NXUDQJ DNWLI DWDX WHNQLN SHQLODLDQ ODLQQ\D GLPDQD VHOXUXK LQSXW VLJQLILNDQ \DQJ GLJXQDNDQ GDSDW GLREVHUYDVL VHFDUD ODQJVXQJDWDXSXQWLGDNODQJVXQJGDULGDWD\DQJWHUVHGLDGLSDVDU
1LODLZDMDUGDULDVHWNHXDQJDQGDQOLDELOLWDVNHXDQJDQ\DQJGLSHUGDJDQJNDQGLSDVDU DNWLI GLGDVDUNDQ SDGD NXRWDVL KDUJD SDVDU DWDX NXRWDVL GDUL KDUJD GHDOHU 8QWXN VHOXUXK LQVWUXPHQ NHXDQJDQ ODLQQ\D %DQN PHQHQWXNDQ QLODL ZDMDU GHQJDQ PHQJJXQDNDQWHNQLNSHQLODLDQ7HNQLNSHQLODLDQWHUPDVXNPRGHOQLODLWXQDL GDQDUXV NDV \DQJ GLGLVNRQWRNDQ GDQ SHUEDQGLQJDQ GHQJDQ LQVWUXPHQ \DQJ VHMHQLV GLPDQD WHUGDSDW KDUJD SDVDU \DQJ GDSDW GLREVHUYDVL $VXPVL GDQ LQSXW \DQJ GLJXQDNDQ GDODPWHNQLNSHQLODLDQWHUPDVXNVXNXEXQJDEHEDV ULVLNRULVNIUHH GDQVXNXEXQJD DFXDQFUHGLWVSUHDGGDQYDULDEHOODLQQ\D\DQJGLJXQDNDQGDODPPHQJHVWLPDVLWLQJNDW GLVNRQWRKDUJDREOLJDVLNXUVPDWDXDQJDVLQJVHUWDWLQJNDWNHUHQWDQDQGDQNRUHODVL KDUJD\DQJGLKDUDSNDQ 7XMXDQGDULWHNQLNSHQLODLDQDGDODKSHQHQWXDQ QLODL ZDMDU \DQJ PHQFHUPLQNDQKDUJD GDUL LQVWUXPHQ NHXDQJDQ SDGD WDQJJDO SHODSRUDQ \DQJ DNDQ GLWHQWXNDQ ROHK SDUD SDUWLVLSDQGLSDVDUGDODPVXDWXWUDQVDNVL\DQJZDMDU
193
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN &$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1 8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5 '(6(0%(5'$1 'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK ,.+7,6$5.(%,-$.$1$.817$16,3(17,1*ODQMXWDQ 3HUWLPEDQJDQDNXQWDQVL\DQJSHQWLQJGDODPPHQHUDSNDQNHELMDNDQDNXQWDQVL%DQN PHOLSXWLODQMXWDQ .ODVLILNDVLDVHWGDQOLDELOLWDVNHXDQJDQ .HELMDNDQ DNXQWDQVL %DQN PHPEHULNDQ NULWHULD XQWXN PHQHWDSNDQ NDWHJRUL DVHW GDQ OLDELOLWDVNHXDQJDQSDGDVDDWSHQJDNXDQDZDOVHVXDLGHQJDQVWDQGDUDNXQWDQVL\DQJ EHUODNXEHUGDVDUNDQNRQGLVLWHUWHQWX x
'DODPPHQJNODVLILNDVLNDQDVHWNHXDQJDQNHGDODPNHORPSRN³GLSHUGDJDQJNDQ´ %DQN WHODK PHQHWDSNDQ EDKZD DVHW WHUVHEXW VHVXDL GHQJDQ GHILQLVL DVHW GDODP NHORPSRNGLSHUGDJDQJNDQ\DQJGLMDEDUNDQGL&DWDWDQI
x
'DODP PHQJNODVLILNDVLNDQ DVHW NHXDQJDQ VHEDJDL ³GLPLOLNL KLQJJD MDWXK WHPSR´ %DQN WHODK PHQHWDSNDQ EDKZD %DQN PHPLOLNL LQWHQVL SRVLWLI GDQ NHPDPSXDQ XQWXN PHPLOLNL DVHW NHXDQJDQ WHUVHEXW KLQJJD WDQJJDO MDWXK WHPSR VHSHUWL \DQJ GLSHUV\DUDWNDQ&DWDWDQI
G3HUXEDKDQNHELMDNDQDNXQWDQVL 5HYLVL DWDV 36$. ³.RPELQDVL %LVQLVSDGD (QWLWDV 6HSHQJHQGDOL´ 36$. ,QVWUXPHQ .HXDQJDQ 3HQ\DMLDQ GDQSHQFDEXWDQ DWDV 36$. ³$NXQWDQVL.XDVL5HRUJDQLVDVL´ \DQJ EHUODNXHIHNWLIVHMDN-DQXDUL 'DPSDN GDUL SHUXEDKDQ NHELMDNDQ DNXQWDQVL %DQN VHKXEXQJDQ GHQJDQ LPSOHPHQWDVL GDUL VWDQGDUDNXQWDQVLEDUXGLDWDVWLGDNVLJQLILNDQNHFXDOLXQWXNDUHDEHULNXWLQL 3HQJXQJNDSDQ,QVWUXPHQ.HXDQJDQ %DQN PHQJLPSOHPHQWDVLNDQ 36$. 1R ³,QVWUXPHQ .HXDQJDQ 3HQJXQJNDSDQ´ \DQJ EHUODNX HIHNWLI VHMDN WDQJJDO -DQXDUL 3HUXEDKDQ VLJQLILNDQ GDUL VWDQGDU DNXQWDQVL WHUVHEXWWHUKDGDS%DQNDGDODKVHEDJDLEHULNXW x
%DQNPHQJNODVLILNDVLNDQSHQJXNXUDQQLODLZDMDUGHQJDQPHQJJXQDNDQKLUDUNLQLODLZDMDU \DQJ PHQFHUPLQNDQ VLJQLILNDQVL LQSXW \DQJ GLJXQDNDQ GDODP PHODNXNDQ SHQJXNXUDQ +LUDUNLQLODLZDMDUPHPLOLNLWLQJNDWVHEDJDLEHULNXW L +DUJD NXRWDVLDQ WLGDN GLVHVXDLNDQ GDODP SDVDU DNWLI XQWXN DVHW GDQ OLDELOLWDV \DQJ LGHQWLN7LQJNDW LL ,QSXWVHODLQKDUJDNXRWDVLDQ\DQJWHUPDVXNGDODP7LQJNDW \DQJGDSDWGLREVHUYDVL XQWXN DVHW GDQ OLDELOLWDV EDLN VHFDUD ODQJXQJ PLVDOQ\D KDUJD DWDX VHFDUD WLGDN ODQJVXQJPLVDOQ\DGHULYDVLGDULKDUJD 7LQJNDW GDQ LLL ,QSXW XQWXN DVHW GDQ OLDELOLWDV \DQJ EXNDQ EHUGDVDUNDQ GDWD SDVDU \DQJ GDSDW GLREVHUYDVLLQSXW\DQJWLGDNGDSDWGLREVHUYDVL 7LQJNDW
x
8QWXN SHQJXNXUDQ QLODL ZDMDU \DQJ GLDNXL GDODP ODSRUDQ SRVLVL NHXDQJDQ XQWXN VHWLDS NHORPSRNLQVWUXPHQNHXDQJDQ%DQNPHQJXQJNDSNDQ L
7LQJNDW SDGD KLUDUNL QLODL ZDMDU GLPDQD SHQJXNXUDQ QLODL ZDMDU GLNDWHJRULNDQ VHFDUD NHVHOXUXKDQ PHPLVDKNDQ SHQJXNXUDQ QLODL ZDMDU VHVXDL WLQJNDW \DQJ GLWHQWXNDQ GL DWDV
LL 6HWLDSSHPLQGDKDQVLJQLILNDQDQWDUD7LQJNDWGDQ7LQJNDWSDGDKLUDUNLQLODLZDMDU GDQ DODVDQQ\D 3HPLQGDKDQ NH GDODP VHWLDS WLQJNDW GLXQJNDSNDQ GDQ GLMHODVNDQ VHFDUDWHUSLVDKGDULSHPLQGDKDQNHOXDUGDULVHWLDSWLQJNDW
194
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN &$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1 8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5 '(6(0%(5'$1 'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK ,.+7,6$5.(%,-$.$1$.817$16,3(17,1*ODQMXWDQ H$VHWGDQ/LDELOLWDV.HXDQJDQ $VHW NHXDQJDQ %DQN WHUGLUL GDUL NDV JLUR SDGD %DQN ,QGRQHVLD JLUR SDGD EDQN ODLQ SHQHPSDWDQ SDGD EDQN ODLQ GDQ %DQN ,QGRQHVLD HIHNHIHN SLQMDPDQ \DQJ GLEHULNDQ GDQ DVHWODLQODLQSLXWDQJEXQJDGDQSLXWDQJODLQODLQ /LDELOLWDVNHXDQJDQ%DQNWHUGLULGDULVLPSDQDQQDVDEDKGDQOLDELOLWDVODLQODLQ .ODVLILNDVL %HUGDVDUNDQ36$.1RDVHWNHXDQJDQGLNODVLILNDVLNDQGDODPNDWHJRULVHEDJDLEHULNXW SDGDVDDWSHQJDNXDQDZDO D $VHWNHXDQJDQ\DQJGLXNXUSDGDQLODLZDMDUPHODOXLODSRUDQODEDUXJL E $VHWNHXDQJDQWHUVHGLDXQWXNGLMXDO F $VHWNHXDQJDQGLPLOLNLKLQJJDMDWXKWHPSRGDQ G 3LQMDPDQ\DQJGLEHULNDQGDQSLXWDQJ /LDELOLWDV NHXDQJDQ GLNODVLILNDVLNDQ NH GDODP NDWHJRUL VHEDJDL EHULNXW SDGD VDDW SHQJDNXDQDZDO D 'LXNXUSDGDQLODLZDMDUPHODOXLODSRUDQODEDUXJL E /LDELOLWDVNHXDQJDQ\DQJGLXNXUSDGDELD\DSHUROHKDQGLDPRUWLVDVL .ODVLILNDVL LQL WHUJDQWXQJ GDUL WXMXDQ SHUROHKDQ DVHW NHXDQJDQ WHUVHEXW 0DQDMHPHQ PHQHQWXNDQNODVLILNDVLDVHWNHXDQJDQWHUVHEXWSDGDVDDWDZDOSHQJDNXDQQ\D D $VHW.HXDQJDQ'LPLOLNL+LQJJD-DWXK7HPSR ,QYHVWDVL GDODP NHORPSRN GLPLOLNL KLQJJD MDWXK WHPSR DGDODK DVHW NHXDQJDQ QRQ GHULYDWLI GHQJDQ SHPED\DUDQ WHWDS DWDX WHODK GLWHQWXNDQ GDQ MDWXK WHPSRQ\D WHODK GLWHWDSNDQ VHUWD PDQDMHPHQ PHPSXQ\DL LQWHQVL SRVLWLI GDQ NHPDPSXDQ XQWXN PHPLOLNLDVHWNHXDQJDQWHUVHEXWKLQJJDMDWXKWHPSRNHFXDOL ,QYHVWDVL \DQJ SDGD VDDW SHQJDNXDQ DZDO GLWHWDSNDQ VHEDJDL DVHW NHXDQJDQ \DQJGLXNXUSDGDQLODLZDMDUPHODOXLODSRUDQODEDUXJL ,QYHVWDVL\DQJGLWHWDSNDQROHKHQWLWDVGDODPNHORPSRNWHUVHGLDXQWXNGLMXDOGDQ ,QYHVWDVL\DQJPHPLOLNLGHILQLVLSLQMDPDQ\DQJGLEHULNDQGDQSLXWDQJ 3DGD VDDW SHQJDNXDQ DZDO DVHW NHXDQJDQ GLPLOLNL KLQJJD MDWXK WHPSR GLDNXL SDGD QLODL ZDMDUQ\DGLWDPEDKELD\DWUDQVDNVLGDQVHODQMXWQ\DGLXNXUSDGDELD\DSHUROHKDQ GLDPRUWLVDVLGHQJDQPHQJJXQDNDQVXNXEXQJDHIHNWLI 3HQGDSDWDQ EXQJD GDUL LQYHVWDVL GLPLOLNL KLQJJD MDWXK WHPSR GLFDWDW GDODP ODSRUDQ ODED UXJL GDQ GLDNXL VHEDJDL ³3HQGDSDWDQ %XQJD´ .HWLND SHQXUXQDQ QLODL WHUMDGL NHUXJLDQ SHQXUXQDQ QLODL GLDNXL VHEDJDL SHQJXUDQJ GDUL QLODL WHUFDWDW LQYHVWDVL GDQ GLDNXL GL GDODP ODSRUDQ NHXDQJDQ VHEDJDL ³&DGDQJDQ .HUXJLDQ 3HQXUXQDQ 1LODL´ &.31 E 3LQMDPDQ\DQJ'LEHULNDQGDQ3LXWDQJ 3LQMDPDQ \DQJ GLEHULNDQ GDQ SLXWDQJ DGDODK DVHW NHXDQJDQ QRQ GHULYDWLI GHQJDQ SHPED\DUDQ WHWDS DWDX WHODK GLWHQWXNDQ GDQ WLGDN PHPSXQ\DL NXRWDVL GLSDVDU DNWLI NHFXDOL
195
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN &$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1 8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5 '(6(0%(5'$1 'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK ,.+7,6$5.(%,-$.$1$.817$16,3(17,1*ODQMXWDQ 'DODPKDOSHPLOLNPXQJNLQWLGDNDNDQPHPSHUROHKNHPEDOLLQYHVWDVLDZDOVHFDUD VXEVWDQVLDO NHFXDOL \DQJ GLVHEDENDQ ROHK SHQXUXQDQ NXDOLWDV SLQMDPDQ \DQJ GLEHULNDQGDQSLXWDQJ 3DGD VDDW SHQJDNXDQ DZDO SLQMDPDQ \DQJ GLEHULNDQ GDQ SLXWDQJ GLDNXL SDGD QLODL ZDMDUQ\D GLWDPEDK ELD\D WUDQVDNVL GDQ VHODQMXWQ\D GLXNXU SDGD ELD\D SHUROHKDQ GLDPRUWLVDVLGHQJDQPHQJJXQDNDQPHWRGHVXNXEXQJDHIHNWLI3HQGDSDWDQGDULDVHW NHXDQJDQ GDODP NHORPSRN SLQMDPDQ \DQJ GLEHULNDQ GDQ SLXWDQJ GLFDWDW GL GDODP ODSRUDQ ODED UXJL GDQ GLODSRUNDQ VHEDJDL ³3HQGDSDWDQ %XQJD´ 'DODP KDO WHUMDGL SHQXUXQDQ QLODL NHUXJLDQ SHQXUXQDQ QLODL GLODSRUNDQ VHEDJDL SHQJXUDQJ GDUL QLODL WHUFDWDW GDUL DVHW NHXDQJDQ GDODP NHORPSRN SLQMDPDQ \DQJ GLEHULNDQ GDQ SLXWDQJ GDQ GLDNXL GDODP ODSRUDQ ODED UXJL VHEDJDL ³&DGDQJDQ .HUXJLDQ 3HQXUXQDQ 1LODL´ &.31 3HQJDNXDQ (QWLWDV PHQJJXQDNDQ DNXQWDQVL WDQJJDO SHQ\HOHVDLDQ XQWXN PHQFDWDW WUDQVDNVL DVHW NHXDQJDQ \DQJOD]LPUHJXOHU $VHWNHXDQJDQ \DQJGLDOLKNDQNHSDGDSLKDNNHWLJDWHWDSL WLGDN PHPHQXKL V\DUDW SHQJKHQWLDQ SHQJDNXDQ GLVDMLNDQ GL GDODP QHUDFD VHEDJDL ³$VHW \DQJ GLMDPLQNDQ´ MLND SLKDN SHQHULPD PHPLOLNL KDN XQWXN PHQMXDO DWDX PHQWUDQVIHU NHPEDOL 3HQJKHQWLDQ3HQJDNXDQ$VHW 3HQJKHQWLDQ SHQJDNXDQ DVHW NHXDQJDQ GLODNXNDQ NHWLND KDN NRQWUDNWXDO XQWXN DWDV DUXV NDV\DQJEHUDVDOGDULDVHWNHXDQJDQWHUVHEXWEHUDNKLUDWDXNHWLNDDVHWNHXDQJDQWHUVHEXW WHODK GLWUDQVIHU GDQ VHFDUD VXEVWDQVLDO VHOXUXK ULVLNR GDQ PDQIDDW DWDV NHSHPLOLNDQ DVHW WHODKGLWUDQVIHUMLNDVHFDUDVXEVWDQVLDOVHOXUXKULVLNRGDQPDQIDDWWLGDNGLWUDQVIHUPDND %DQN PHODNXNDQ HYDOXDVL XQWXN PHPDVWLNDQ NHWHUOLEDWDQ EHUNHODQMXWDQ DWDV NRQWURO \DQJ PDVLK GLPLOLNL WLGDN PHQFHJDK SHQJKHQWLDQ SHQJDNXDQ .HZDMLEDQ NHXDQJDQ GLKHQWLNDQ SHQJDNXDQQ\DNHWLNDNHZDMLEDQWHODKGLOHSDVNDQDWDXGLEDWDONDQDWDXNDGDOXDUVD %DQNPHQJNODVLILNDVLNDQOLDELOLWDVNHXDQJDQGDODPNDWHJRUL D /LDELOLWDVNHXDQJDQ\DQJGLXNXUSDGDQLODLZDMDUPHODOXLODSRUDQODEDUXJL .DWHJRUL LQL WHUGLUL GDUL GXD VXE NDWHJRUL \DLWX .HZDMLEDQ NHXDQJDQ GLNODVLILNDVLNDQ VHEDJDL GLSHUGDJDQJNDQ GDQ NHZDMLEDQ NHXDQJDQ \DQJ SDGD VDDW SHQJDNXDQ DZDO WHODKGLWHWDSNDQ%DQNXQWXNGLXNXUSDGDQLODLZDMDUPHODOXLODSRUDQODEDUXJL.HZDMLEDQ NHXDQJDQGLNODVLILNDVLNDQVHEDJDLGLSHUGDJDQJNDQMLNDGLSHUROHKWHUXWDPDXQWXNWXMXDQ GLMXDODWDXGLEHOLNHPEDOLGDODPZDNWXGHNDWDWDXMLNDPHUXSDNDQEDJLDQGDULSRUWIROLR LQVWUXPHQNHXDQJDQWHUWHQWX\DQJGLNHORODEHUVDPDGDQWHUGDSDW EXNWLPHQJHQDLSROD DPELOXQWXQJGDODPMDQJNDSHQGHN\DQJWHUNLQL .HXQWXQJDQ GDQ NHUXJLDQ \DQJ WLPEXO GDUL SHUXEDKDQ QLODL ZDMDU OLDELOLWDV NHXDQJDQ \DQJ GLNODVLILNDVLNDQVHEDJDLGLSHUGDJDQJNDQGLFDWDWGDODPODSRUDQ ODEDUXJLVHEDJDL ³NHXQWXQJDQNHUXJLDQ GDUL SHUXEDKDQ QLODL ZDMDU LQVWUXPHQ NHXDQJDQ´ %HEDQ EXQJD GDUL NHZDMLEDQ NHXDQJDQ GLNODVLILNDVLNDQ VHEDJDL GLSHUGDJDQJNDQ GLFDWDW GL GDODP ³%HEDQ %XQJD´ -LND %DQN SDGD SHQJDNXDQ DZDO WHODK PHQHWDSNDQ LQVWUXPHQ KXWDQJ WHUWHQWX VHEDJDL QLODL ZDMDU PHODOXL ODSRUDQ ODED UXJL RSVL QLODL ZDMDU PDND VHODQMXWQ\DSHQHWDSDQLQLWLGDNGDSDWGLXEDK%HUGDVDUNDQ36$.LQVWUXPHQKXWDQJ \DQJ GLNODVLILNDVLNDQ VHEDJDL RSVL QLODL ZDMDU WHUGLUL GDUL NRQWUDN XWDPD GDQ GHULYDWLI PHOHNDW\DQJKDUXVGLSLVDKNDQ 3HUXEDKDQQLODLZDMDUWHUNDLWGHQJDQNHZDMLEDQNHXDQJDQ\DQJGLWHWDSNDQXQWXNGLXNXU SDGD QLODL ZDMDU PHODOXL ODSRUDQ ODED UXJL GLDNXL GL GDODP ´.HXQWXQJDQNHUXJLDQ GDUL SHUXEDKDQQLODLZDMDULQVWUXPHQNHXDQJDQ´
196
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN &$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1 8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5 '(6(0%(5'$1 'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK ,.+7,6$5.(%,-$.$1$.817$16,3(17,1*ODQMXWDQ E /LDELOLWDVNHXDQJDQ\DQJGLXNXUGHQJDQELD\DSHUROHKDQGLDPRUWLVDVL /LDELOLWDVNHXDQJDQ \DQJWLGDNGLNODVLILNDVLNDQVHEDJDL OLDELOLWDVNHXDQJDQ \DQJGLXNXU SDGD QLODL ZDMDU PHODOXL ODSRUDQ ODED UXJL GLNDWHJRULNDQ GDQ GLXNXU GHQJDQ ELD\D SHUROHKDQGLDPRUWLVDVL 6HWHODK SHQJDNXDQ DZDO %DQN PHQJXNXU VHOXUXK OLDELOLWDV NHXDQJDQ \DQJ GLXNXU GHQJDQELD\DSHUROHKDQGLDPRUWLVDVLGHQJDQPHQJJXQDNDQPHWRGHVXNXEXQJDHIHNWLI 6DOLQJKDSXV $VHW GDQ OLDELOLWDV NHXDQJDQ GDSDW VDOLQJ KDSXV GDQ QLODL EHUVLKQ\D GLVDMLNDQ GDODP ODSRUDQSRVLVLNHXDQJDQMLNDGDQKDQ\DMLND%DQNPHPLOLNLKDN\DQJEHUNHNXDWDQKXNXP XQWXN PHODNXNDQ VDOLQJ KDSXV DWDV MXPODK \DQJ WHODK GLDNXL WHUVHEXW GDQ EHUQLDW XQWXN PHQ\HOHVDLNDQ VHFDUD QHWR DWDX XQWXN PHUHDOLVDVLNDQ DVHW GDQ PHQ\HOHVDLNDQ OLDELOLWDVQ\DVHFDUDVLPXOWDQ 3HQGDSDWDQ GDQ EHEDQ GLVDMLNDQ GDODP MXPODK EHUVLK KDQ\D MLND GLSHUNHQDQNDQ ROHK VWDQGDUDNXQWDQVL 3HQJXNXUDQQLODLZDMDU 1LODL ZDMDU DGDODK QLODL GLPDQD VXDWX DVHW GDSDW GLSHUWXNDUNDQ DWDX VXDWX OLDELOLWDV GLVHOHVDLNDQ DQWDUD SLKDN \DQJ PHPDKDPL GDQ EHUNHLQJLQDQ XQWXN PHODNXNDQ WUDQVDNVL ZDMDUDUP¶VOHQJWKWUDQVDFWLRQ SDGDWDQJJDOSHQJXNXUDQ -LNDWHUVHGLD%DQNPHQJXNXUQLODLZDMDULQVWUXPHQNHXDQJDQGHQJDQPHQJJXQDNDQKDUJD NXRWDVL GL SDVDU DNWLI XQWXN LQVWUXPHQ WHUVHEXW 6XDWX SDVDU GLDQJJDS DNWLI MLND KDUJD NXRWDVL VHZDNWXZDNWX GDQ VHFDUD EHUNDOD WHUVHGLD GDQ PHQFHUPLQNDQ WUDQVDNVL SDVDU \DQJDNWXDOGDQUXWLQGDODPVXDWXWUDQVDNVL\DQJZDMDU -LND SDVDU XQWXN VXDWX LQVWUXPHQ NHXDQJDQ WLGDN DNWLI %DQN PHQHQWXNDQ QLODL ZDMDU GHQJDQ PHQJJXQDNDQWHNQLN SHQLODLDQ 7HNQLN SHQLODLDQ PHQFDNXS SHQJJXQDDQ WUDQVDNVLSDVDU WHUNLQL \DQJ GLODNXNDQ VHFDUD ZDMDU ROHK SLKDNSLKDN \DQJ PHPDKDPL EHUNHLQJLQDQ GDQ MLND WHUVHGLD UHIHUHQVL DWDV QLODL ZDMDU WHUNLQL GDUL LQVWUXPHQ ODLQ \DQJ VHFDUDVXEVWDQVLDOVDPDSHQJJXQDDQDQDOLVDDUXVNDV\DQJGLGLVNRQWRGDQSHQJJXQDDQ PRGHOSHQHWDSDQKDUJDRSVLRSWLRQSULFLQJPRGHO 7HNQLNSHQLODLDQ\DQJGLSLOLKPHPDNVLPDONDQSHQJJXQDDQLQSXWSDVDUGDQPHPLQLPDONDQ SHQJJXQDDQ HVWLPDVL \DQJ EHUVLIDW VSHVLILN GDUL %DQN PHPDVXNNDQ VHPXD IDNWRU \DQJ DNDQ GLSHUWLPEDQJNDQ ROHK SDUD SHODNX SDVDU GDODP PHQHWDSNDQ VXDWX KDUJD GDQ NRQVLVWHQ GHQJDQ PHWRGRORJL HNRQRPL \DQJ GLWHULPD GDODP SHQHWDSDQ KDUJD LQVWUXPHQ NHXDQJDQ ,QSXW \DQJ GLJXQDNDQ GDODP WHNQLN SHQLODLDQ VHFDUD PHPDGDL PHQFHUPLQNDQ HNVSHNWDVL SDVDU GDQ XNXUDQ DWDV IDNWRU ULVLNR GDQ SHQJHPEDOLDQ ULVNUHWXUQ \DQJ PHOHNDW SDGD LQVWUXPHQ NHXDQJDQ %DQN PHQJNDOLEUDVL WHNQLN SHQLODLDQ GDQ PHQJXML YDOLGLWDVQ\D GHQJDQ PHQJJXQDNDQ KDUJDKDUJD GDUL WUDQVDNVL SDVDU WHUNLQL \DQJ GDSDW GLREVHUYDVLXQWXNLQVWUXPHQ\DQJVDPDDWDXDWDVGDVDUGDWDSDVDUODLQQ\D\DQJWHUVHGLD \DQJGDSDWGLREVHUYDVL
197
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN &$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1 8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5 '(6(0%(5'$1 'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK ,.+7,6$5.(%,-$.$1$.817$16,3(17,1*ODQMXWDQ H$VHWGDQ/LDELOLWDV.HXDQJDQODQMXWDQ %XNWLWHUEDLNDWDVQLODLZDMDULQVWUXPHQNHXDQJDQSDGDVDDWSHQJDNXDQDZDODGDODKKDUJD WUDQVDNVL\DLWXQLODLZDMDUGDULSHPED\DUDQ\DQJGLEHULNDQDWDXGLWHULPDNHFXDOLMLNDQLODL ZDMDU GDUL LQVWUXPHQ NHXDQJDQ WHUVHEXW GLWHQWXNDQ GHQJDQ SHUEDQGLQJDQ WHUKDGDS WUDQVDNVLSDVDUWHUNLQL\DQJGDSDWGLREVHUYDVLGDULVXDWXLQVWUXPHQ\DQJVDPD\DLWXWDQSD PRGLILNDVL DWDX SHQJHPDVDQ XODQJ DWDX EHUGDVDUNDQ VXDWX WHNQLN SHQLODLDQ \DQJ YDULDEHOQ\D KDQ\D PHQJJXQDNDQ GDWD GDUL SDVDU \DQJ GDSDW GLREVHUYDVL -LND KDUJD WUDQVDNVL PHPEHULNDQ EXNWL WHUEDLN DWDV QLODL ZDMDU SDGD VDDW SHQJDNXDQ DZDO PDND LQVWUXPHQ NHXDQJDQ SDGD DZDOQ\D GLXNXU SDGD KDUJD WUDQVDNVL GDQ VHOLVLK DQWDUD KDUJD WUDQVDNVL GDQ QLODL \DQJ VHEHOXPQ\D GLSHUROHK GDUL PRGHO SHQLODLDQ GLDNXL GDODP ODSRUDQ ODEDUXJLNRQVROLGDVLDQVHWHODKSHQJDNXDQDZDOWHUJDQWXQJSDGDPDVLQJPDVLQJIDNWDGDQ NHDGDDQ GDUL WUDQVDNVL WHUVHEXW QDPXQ WLGDN OHELK ODPEDW GDUL VDDW SHQLODLDQ WHUVHEXW GLGXNXQJ VHSHQXKQ\D ROHK GDWD GDUL SDVDU \DQJ GDSDW GLREVHUYDVL DWDX VDDW WUDQVDNVL GLWXWXS 1LODL ZDMDU PHQFHUPLQNDQ ULVLNR NUHGLW DWDV LQVWUXPHQ NHXDQJDQ GDQ WHUPDVXN SHQ\HVXDLDQ\DQJGLODNXNDQXQWXNPHPDVXNNDQULVLNRNUHGLW%DQNGDQSLKDNODZDQPDQD \DQJ OHELK VHVXDL (VWLPDVL QLODL ZDMDU \DQJ GLSHUROHK GDUL PRGHO SHQLODLDQ DNDQ GLVHVXDLNDQ XQWXN PHPSHUWLPEDQJNDQ IDNWRUIDNWRU ODLQQ\D VHSHUWL ULVLNR OLNXLGLWDV DWDX NHWLGDNSDVWLDQ PRGHO SHQLODLDQ VHSDQMDQJ %DQN \DNLQ EDKZD NHWHUOLEDWDQ VXDWX SDVDU SLKDNNHWLJDDNDQPHPSHUWLPEDQJNDQIDNWRUIDNWRUWHUVHEXWGDODPSHQHUDSDQKDUJDVXDWX WUDQVDNVL $VHWNHXDQJDQGDQSRVLVLORQJGLXNXUPHQJJXQDNDQKDUJDSHQDZDUDQOLDELOLWDVNHXDQJDQ GDQ SRVLVL VKRUW GLXNXU PHQJJXQDNDQ KDUJD SHUPLQWDDQ -LND %DQN PHPLOLNL SRVLVL DVHW GDQ OLDELOLWDV GLPDQD ULVLNR SDVDUQ\D VDOLQJ KDSXV PDND %DQN GDSDW PHQJJXQDNDQ QLODL WHQJDK GDUL KDUJD SDVDU VHEDJDL GDVDU XQWXN PHQHQWXNDQ QLODL ZDMDU SRVLVL ULVLNR \DQJ VDOLQJ KDSXV WHUVHEXW GDQ PHQHUDSNDQ SHQ\HVXDLDQ WHUKDGDS KDUJD SHQDZDUDQ DWDX KDUJD SHUPLQWDDQ WHUKDGDS SRVLVL WHUEXND QHWWR QHW RSHQ SRVLWLRQ PDQD \DQJ OHELK VHVXDL I .DVGDQ6HWDUD.DV .RPSRQHQ.DVGDQVHWDUDNDVPHOLSXWLNDVJLURSDGD%DQN,QGRQHVLD JLURSDGD EDQNODLQ VLPSDQDQ \DQJ VHZDNWXZDNWX ELVD GLFDLUNDQ GDQ LQYHVWDVL MDQJND SHQGHN OLNXLG ODLQQ\D GHQJDQMDQJNDZDNWXMDWXKWHPSRWLJDEXODQDWDXNXUDQJ J *LURSDGD%DQN,QGRQHVLDGDQ*LUR%DQN/DLQ *LUR SDGD %DQN ,QGRQHVLD GLVDMLNDQ SDGD VDOGR SHQHPSDWDQ *LUR SDGD EDQN ODLQ GLVDMLNDQ VHEHVDUVDOGRSHQHPSDWDQVHEHVDUELD\DSHUROHKDQGLDPRUWLVDVLPHQJJXQDNDQPHWRGHVXNX EXQJD GLNXUDQJL FDGDQJDQ NHUXJLDQ SHQXUXQDQ QLODL *LUR SDGD %DQN ,QGRQHVLD GDQ %DQN /DLQGLNODVLILNDVLNDQVHEDJDLNUHGLW\DQJGLEHULNDQGDQSLXWDQJ3DGDWDQJJDO2NWREHU %DQN ,QGRQHVLD PHQJHOXDUNDQ 3HUDWXUDQ %DQN ,QGRQHVLD 1R3%, WHQWDQJ *LUR :DMLE0LQLPXP*:0 %DQN8PXPSDGD%DQN,QGRQHVLDGDODPUXSLDKGDQYDOXWDDVLQJGDQ SHUXEDKDQQ\D3%,1R3%,WDQJJDO)HEUXDUL%DQNZDMLEPHPHQXKL D *:0GDODP5XSLDKWHUGLULGDUL *:03ULPHUVHEHVDUGDUL'3.GDODP5XSLDK *:06HNXQGHUVHEHVDUGDUL'3.GDODP5XSLDK *:0 /'5 VHEHVDU SHUKLWXQJDQ DQWDUD 3DUDPHWHU 'LVLQVHQWLI %DZDK DWDX 3DUDPHWHU 'LVLQVHQWLI $WDV GHQJDQ VHOLVLK DQWDUD /'5 %DQN GDQ /'5 7DUJHW GHQJDQ PHPSHUKDWLNDQVHOLVLKDQWDUD.300EDQNGDQ.300,QVHQWLI
198
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN &$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1 8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5 '(6(0%(5'$1 'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK ,.+7,6$5.(%,-$.$1$.817$16,3(17,1*ODQMXWDQ J *LURSDGD%DQN,QGRQHVLDGDQ*LUR%DQN/DLQODQMXWDQ %HVDUDQ GDQ SDUDPHWHU \DQJ GLJXQDNDQ GDODP SHUKLWXQJDQ *:0 /'5 GDODP UXSLDK GLWHWDSNDQVHEDJDLEHULNXW D %DWDVEDZDK/'57DUJHWVHEHVDUWXMXKSXOXKGHODSDQSHUVHQ E %DWDVDWDV/'57DUJHWVHEHVDUVHPELODQSXOXKGXDSHUVHQ F .300,QVHQWLIVHEHVDUHPSDWEHODVSHUVHQ G 3DUDPHWHU'LVLQVHQWLI%DZDKVHEHVDUQRONRPDVDWX H 3DUDPHWHU'LVLQVHQWLI$WDVVHEHVDUQRONRPDGXD E *:0GDODPYDOXWDDVLQJVHEHVDUGDUL'3.GDODPYDOXWDDVLQJ 7DWD FDUD SHPHQXKDQ *LUR :DMLE 0LQLPXP EHUGDVDUNDQ 3HUDWXUDQ %DQN ,QGRQHVLD 1R3%,WDQJJDO2NWREHU 3HPHQXKDQ *:0 3ULPHU GDODP 5XSLDK GLKLWXQJ GHQJDQ PHPEDQGLQJNDQ VDOGR 5HNHQLQJ*LUR%DQNSDGD%DQN,QGRQHVLDVHWLDSDNKLUKDULGDODPVDWX PDVDODSRUDQ WHUKDGDSUDWDUDWDKDULDQMXPODK'3.GDODPVDWX PDVDODSRUDQSDGDGXD PDVD ODSRUDQVHEHOXPQ\D 3HPHQXKDQ *:0 6HNXQGHU GDODP 5XSLDK GLKLWXQJ GHQJDQ PHPEDQGLQJNDQ MXPODK 6%, 681 6%61 GDQDWDX ([FHVV 5HVHUYH VHWLDS DNKLU KDUL GDODP VDWX PDVD ODSRUDQ WHUKDGDS UDWDUDWD KDULDQ MXPODK '3. GDODP VDWX PDVD ODSRUDQ SDGD GXD PDVDODSRUDQVHEHOXPQ\D K 3HQHPSDWDQSDGD%DQN,QGRQHVLDGDQ%DQN/DLQ 3HQHPSDWDQ SDGD %DQN ,QGRQHVLD GLVDMLNDQ VHEHVDU VDOGR SHQHPSDWDQ VHWHODK GLNXUDQJL EXQJD GLWHULPD GLPXND VHUWD SHQHPSDWDQ SDGD EDQN ODLQ GLQ\DWDNDQ VHEHVDU VDOGR SHQHPSDWDQ 3HQHPSDWDQ SDGD %DQN ,QGRQHVLD GDQ EDQN ODLQ GLNODVLILNDVLNDQ VHEDJDL DVHW NHXDQJDQ GLPLOLNL KLQJJD MDWXK WHPSR 0XODL WDKXQ EXNX %DQN WLGDN PHPEHQWXN FDGDQJDQ NHUXJLDQ SHQXUXQDQ QLODL WHUVHEXW NDUHQD WLGDN WHUGDSDW EXNWL RE\HNWLI SHQXUXQDQ QLODL L (IHN(IHN (IHNHIHN\DQJGLPLOLNLROHK%DQNEHUXSD6HUWLILNDW%DQN,QGRQHVLD6%, (IHNHIHN GDODP NHORPSRN WHUVHGLD XQWXN GLMXDO SDGD DZDOQ\D GLXNXU SDGD QLODL ZDMDU GLWDPEDK ELD\D WUDQVDNVL6HWHODK SHQJDNXDQ DZDO HIHNHIHN \DQJ GLNODVLILNDVLNDQ GDODP NHORPSRNWHUVHGLDXQWXNGLMXDOGLQ\DWDNDQSDGDQLODLZDMDUQ\D 3HQGDSDWDQ EXQJD GLDNXL GDODP ODSRUDQ ODED UXJL NRPSUHKHQVLI GHQJDQ PHQJJXQDNDQ PHWRGHVXNXEXQJDHIHNWLI 3HUXEDKDQQLODLZDMDUODLQQ\DGLDNXLVHFDUDODQJVXQJVHEDJDLSHQGDSDWDQNRPSUHKHQVLIODLQ VDPSDLLQYHVWDVLWHUVHEXWGLMXDODWDXPHQJDODPLSHQXUXQDQQLODLSDGDVDDWPDQDNHXQWXQJDQ GDQ NHUXJLDQ NXPXODWLI \DQJ VHEHOXPQ\D GLDNXL VHEDJDL SHQGDSDWDQ NRPSUHKHQVLI ODLQ GLUHNODVLILNDVLNHODEDUXJLVHEDJDLSHQ\HVXDLDQUHNODVLILNDVL 1LODL ZDMDU GLWHQWXNDQ EHUGDVDUNDQ KDUJD NXRWDVL SDVDU \DQJ EHUODNX 0DQDMHPHQ DNDQ PHQHQWXNDQQLODLZDMDUHIHNHIHNEHUGDVDUNDQPRGHO\DQJGLNHPEDQJNDQVHFDUDLQWHUQDOGDQ HVWLPDVLWHUEDLNMLNDKDUJDSDVDU\DQJGDSDWGLDQGDONDQWLGDNWHUVHGLD $PRUWLVDVLSUHPLGLVNRQWRXQWXNHIHNHIHN \DQJWHUVHGLD XQWXNGLMXDOGLODNXNDQVHMDNWDQJJDO SHUROHKDQVDPSDLGHQJDQWDQJJDOMDWXKWHPSREHUGDVDUNDQPHWRGHVXNXEXQJDHIHNWLI 3HQXUXQDQ QLODL ZDMDU GL EDZDK KDUJD SHUROHKDQ WHUPDVXN DPRUWLVDVL SUHPL GDQ GLVNRQWR \DQJ WLGDN EHUVLIDW VHPHQWDUD GLFDWDW VHEDJDL SHQXUXQDQ SHUPDQHQ QLODL LQYHVWDVL GDQ GLEHEDQNDQGDODPODSRUDQODEDUXJLNRPSUHKHQVLIWDKXQEHUMDODQ
199
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN &$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1 8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5 '(6(0%(5'$1 'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK ,.+7,6$5.(%,-$.$1$.817$16,3(17,1*ODQMXWDQ M .UHGLW\DQJ'LEHULNDQ .UHGLW \DQJ GLEHULNDQ SDGD DZDOQ\D GLXNXU SDGD QLODL ZDMDU GLWDPEDK ELD\D WUDQVDNVL \DQJ GDSDWGLDWULEXVLNDQVHFDUDODQJVXQJGDQPHUXSDNDQELD\DWDPEDKDQXQWXNPHPSHUROHKDVHW NHXDQJDQ WHUVHEXW GDQ VHWHODK SHQJDNXDQ DZDO GLXNXU SDGD ELD\D SHUROHKDQ GLDPRUWLVDVL GHQJDQPHQJJXQDNDQPHWRGHVXNXEXQJDHIHNWLI .UHGLW \DQJGLEHULNDQGLKDSXVEXNXNDQNHWLNDWLGDNWHUGDSDW SURVSHN \DQJUHDOLVWLVPHQJHQDL SHQJHPEDOLDQ SLQMDPDQ 3LQMDPDQ \DQJ WLGDN GDSDW GLOXQDVL GLKDSXVEXNXNDQ GHQJDQ PHQGHELWFDGDQJDQNHUXJLDQSHQXUXQDQQLODL 3HQHULPDDQ NHPXGLDQ DWDV NUHGLW \DQJ GLEHULNDQ \DQJ WHODK GLKDSXVEXNXNDQ SDGD WDKXQ EHUMDODQ GLNUHGLWNDQ GHQJDQ PHQ\HVXDLNDQ SDGD DNXQ FDGDQJDQ 3HQHULPDDQ NHPEDOL DWDV 3LQMDPDQ
200
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN &$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1 8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5 '(6(0%(5'$1 'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK ,.+7,6$5.(%,-$.$1$.817$16,3(17,1*ODQMXWDQ O 3HPEHQWXNDQ&DGDQJDQ.HUXJLDQ3HQXUXQDQ1LODLGDUL$VHW.HXDQJDQ 3DGDVHWLDSDNKLUSHULRGHSHODSRUDQ%DQNPHQLODLDSDNDKWHUGDSDWEXNWLRE\HNWLIEDKZDDVHW NHXDQJDQDWDXNHORPSRNDVHWNHXDQJDQWHODKPHQJDODPLSHQXUXQDQQLODL$VHWNHXDQJDQDWDX NHORPSRN DVHWNHXDQJDQ GLWXUXQNDQ QLODLQ\D GDQ NHUXJLDQSHQXUXQDQ QLODL WHUMDGL KDQ\D MLND WHUGDSDWEXNWL RE\HNWLI EDKZD SHQXUXQDQ QLODLPHUXSDNDQ DNLEDW GDUL VDWX DWDX OHELKSHULVWLZD \DQJ WHUMDGL VHWHODK SHQJDNXDQDZDO DVHW SHULVWLZD NHUXJLDQ GDQSHULVWLZD NHUXJLDQ DWDX SHULVWLZD WHUVHEXWPHPLOLNLGDPSDNSDGDHVWLPDVLDUXVNDVPDVDGDWDQJDWDVDVHWNHXDQJDQ DWDXNHORPSRNDVHWNHXDQJDQ\DQJGDSDWGLHVWLPDVLVHFDUDDQGDO .ULWHULD \DQJ GLJXQDNDQ ROHK HQWLWDV XQWXN PHQHQWXNDQ EXNWL RE\HNWLI GDUL SHQXUXQDQ QLODL DGDODKVHEDJDLEHULNXW .HVXOLWDQNHXDQJDQVLJQLILNDQ\DQJGLDODPLSHQHUELWDWDXSLKDNGHELWXU 3HODQJJDUDQNRQWUDNVHSHUWLWHUMDGLQ\DZDQSUHVWDVLDWDXWXQJJDNDQSHPED\DUDQSRNRN DWDXEXQJD 3LKDN SHPEHUL SLQMDPDQ GHQJDQ DODVDQ HNRQRPL DWDX KXNXP VHKXEXQJDQ GHQJDQ NHVXOLWDQNHXDQJDQ\DQJGLDODPLSLKDNGHELWXUPHPEHULNDQNHULQJDQDQNRQVHQVL SDGD SLKDN SHPLQMDP \DQJ WLGDN PXQJNLQ GLEHULNDQ MLND SLKDN SHPLQMDP WLGDN PHQJDODPL NHVXOLWDQWHUVHEXW 7HUGDSDW NHPXQJNLQDQ EDKZD SLKDN GHELWXU DNDQ GLQ\DWDNDQ SDLOLW DWDX PHODNXNDQ UHRUJDQLVDVLNHXDQJDQODLQQ\D +LODQJQ\DSDVDUDNWLIGDULDVHWNHXDQJDQDWDX 'DWD\DQJGDSDWGLREVHUYDVLPHQJLQGLNDVLNDQDGDQ\DSHQXUXQDQ\DQJGDSDWGLXNXUDWDV HVWLPDVLDUXVNDVPDVDGDWDQJGDULNHORPSRNDVHWNHXDQJDQVHMDNSHQJDNXDQDZDODVHW GLPDNVXG PHVNLSXQ SHQXUXQDQQ\D EHOXP GDSDW GLLGHQWLILNDVL WHUKDGDS DVHW NHXDQJDQ VHFDUDLQGLYLGXDOWHUKDGDSNHORPSRNDVHWWHUVHEXWWHUPDVXN D 0HPEXUXNQ\DVWDWXVSHPED\DUDQSLKDNGHELWXUGDODPNHORPSRNWHUVHEXWGDQ E .RQGLVL HNRQRPL QDVLRQDO DWDX ORNDO \DQJ EHUNRUHODVL GHQJDQ ZDQSUHVWDVL DWDX DVHW GDODPNHORPSRNWHUVHEXW (VWLPDVL SHULRGH DQWDUD WHUMDGLQ\D SHULVWLZD GDQ WHULGHQWLILNDVLQ\D NHUXJLDQ GLWHQWXNDQ ROHK PDQDMHPHQXQWXNVHWLDSSRUWRIROLRGLLGHQWLILNDVL3DGDXPXPQ\DSHULRGHWHUVHEXWEHUYDULDVL DQWDUDGDQEXODQXQWXNNDVXVWHUWHQWXGLSHUOXNDQSHULRGH\DQJOHELKODPD %DQN SHUWDPD NDOL PHQHQWXNDQ DSDNDK WHUGDSDW EXNWL RE\HNWLI SHQXUXQDQ QLODL VHFDUD LQGLYLGXDO GDQ VHFDUD LQGLYLGXDO DWDX NROHNWLI XQWXN DVHW NHXDQJDQ \DQJ WLGDN VLJQLILNDQ VHFDUD LQGLYLGXDO -LND %DQN PHQHQWXNDQ WLGDN WHUGDSDW EXNWL RE\HNWLI PHQJHQDL SHQXUXQDQ QLODL DWDV DVHW NHXDQJDQ \DQJ GLQLODLVHFDUDLQGLYLGXDO WHUOHSDV DVHW NHXDQJDQ WHUVHEXWVLJQLILNDQDWDXWLGDNPDND%DQNPHPDVXNNDQDVHWWHUVHEXWNHGDODPDVHWNHXDQJDQ \DQJ PHPLOLNL NDUDNWHULVWLN ULVLNR NUHGLW \DQJ VHUXSD GDQ PHQLODL SHQXUXQDQ QLODL NHORPSRN WHUVHEXWVHFDUDNROHNWLI $VHW \DQJ SHQXUXQDQ QLODLQ\D GLQLODL VHFDUD LQGLYLGXDO GDQ XQWXN LWX SHQXUXQDQ QLODL GLDNXL DWDX WHWDS GLDNXL WLGDN WHUPDVXN GDODP SHQLODLDQ SHQXUXQDQ QLODL VHFDUD NROHNWLI -XPODK SHQXUXQDQQLODLGLXNXUEHUGDVDUNDQVHOLVLKDQWDUDQLODLWHUFDWDWQLODLNLQLDVHWNHXDQJDQGHQJDQ HVWLPDVLDUXVNDVPDVDGDWDQJ \DQJGLGLVNRQWRNDQPHQJJXQDNDQWLQJNDWVXNXEXQJDHIHNWLI DZDO GDUL DVHW NHXDQJDQ WHUVHEXW 1LODL WHUFDWDW DVHW WHUVHEXW GLNXUDQJL PHODOXL DNXQ &DGDQJDQ .HUXJLDQ 3HQXUXQDQ 1LODL GDQ EHEDQ &DGDQJDQ .HUXJLDQ 3HQXUXQDQ 1LODL GLDNXL SDGDODSRUDQODEDUXJL
201
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN &$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1 8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5 '(6(0%(5'$1 'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK ,.+7,6$5.(%,-$.$1$.817$16,3(17,1*ODQMXWDQ O 3HPEHQWXNDQ&DGDQJDQ.HUXJLDQ3HQXUXQDQ1LODLGDUL$VHW.HXDQJDQODQMXWDQ -LNDSLQMDPDQ\DQJGLEHULNDQDWDXLQYHVWDVLGLPLOLNLKLQJJJDMDWXKWHPSRPHPLOLNLVXNXEXQJD YDULDEHOPDNDGLVNRQWR\DQJGLJXQDNDQXQWXNPHQJXNXUVHWLDSSHQXUXQDQQLODLDGDODKVXNX EXQJD HIHNWLI \DQJ EHUODNX GLWHWDSNDQ GDODP NRQWUDN6HEDJDL SDQGXDQ SUDNWLV %DQN GDSDW PHQJXNXU SHQXUXQDQ QLODL EHUGDVDUNDQ QLODL ZDMDU LQVWUXPHQ GHQJDQ PHQJJXQDNDQ KDUJD SDVDU\DQJGDSDWGLREVHUYDVL 'DODPPHQJHYDOXDVLSHQXUXQDQQLODLVHFDUDNROHNWLI%DQNPHQJJXQDNDQPRGHOVWDWLVWLNGDUL WUHQ SUREDELOLW\ RI GHIDXOW 3' GL PDVD ODOX ZDNWX SHPXOLKDQ GDQ MXPODK NHUXJLDQ \DQJ WHUMDGL \DQJ GLVHVXDLNDQ GHQJDQ SHUWLPEDQJDQ PDQDMHPHQ PHQJHQDL DSDNDK NRQGLVL HNRQRPL GDQ NRQGLVL NUHGLW VDDW LQL PXQJNLQ PHQ\HEDENDQ NHUXJLDQ DNWXDO OHELK EHVDU DWDX OHELKNHFLOGDULSDGD\DQJGLKDVLONDQROHKPRGHOVWDWLVWLN7LQJNDWZDQSUHVWDVLWLQJNDWNHUXJLDQ GDQZDNWXSHPXOLKDQ \DQJGLKDUDSNDQGLPDVDGDWDQJVHFDUDEHUNDODGLEDQGLQJNDQGHQJDQ KDVLO DNWXDO \DQJ GLSHUROHK XQWXN PHPDVWLNDQ EDKZD PRGHO VWDWLVWLN \DQJ GLJXQDNDQ PDVLK PHPDGDL -LNDSHUV\DUDWDQNUHGLWSLXWDQJDWDXHIHN\DQJGLPLOLNLKLQJJDMDWXKWHPSRGLQHJRVLDVLXODQJ DWDX GLPRGLILNDVL NDUHQD GHELWXU DWDX SHQHUELW PHQJDODPL NHVXOLWDQ NHXDQJDQ PDND SHQXUXQDQQLODLGLXNXUGHQJDQVXNXEXQJDHIHNWLIDZDO\DQJGLJXQDNDQVHEHOXPSHUV\DUDWDQ GLXEDK 8QWXN LQYHVWDVL SDGD LQVWUXPHQ HNXLWDV \DQJ GLNODVLILNDVLNDQ VHEDJDL WHUVHGLD XQWXN GLMXDO SHQXUXQDQ QLODL ZDMDU HIHN \DQJ VLJQLILNDQ GDQ EHUNHSDQMDQJDQ GL EDZDK KDUJD SHUROHKDQ GDSDWGLDQJJDSVHEDJDLLQGLNDWRUEDKZDDVHWWHUVHEXWPHQJDODPLSHQXUXQDQQLODL $VHWGLFDWDWVHEHVDUKDUJDSHUROHKDQGLDPRUWLVDVL 8QWXN NDWHJRUL SLQMDPDQ \DQJ GLEHULNDQGDQ SLXWDQJ MXPODK NHUXJLDQ GLXNXUVHEHVDU VHOLVLK DQWDUD QLODL WHUFDWDW DVHWGDQ QLODL NLQL GDUL HVWLPDVL DUXV NDVPDVD GDWDQJ GLHVWLPDVL WLGDN WHUPDVXNNHUXJLDQNUHGLWPDVDGHSDQ\DQJEHOXPWHUMDGL \DQJGLGLVNRQWRPHQJJXQDNDQVXNX EXQJD HIHNWLI DZDO GDUL DVHWWHUVHEXW 1LODL WHUFDWDW DVHW GLNXUDQJLGDQ MXPODK NHUXJLDQ GLDNXL SDGDODSRUDQ ODED UXJL -LND SLQMDPDQ \DQJGLEHULNDQ PHPLOLNL WLQJNDW EXQJDPHQJDPEDQJ WLQJNDW GLVNRQWR \DQJGLJXQDNDQ XQWXN PHQJXNXU NHUXJLDQSHQXUXQDQ QLODL DGDODK WLQJNDW EXQJDHIHNWLI VDDW LQL \DQJ GLWHQWXNDQ GDODPNRQWUDN 8QWXN DODVDQ SUDNWLV %DQN GDSDW PHQJXNXU SHQXUXQDQ QLODLEHUGDVDUNDQ QLODL ZDMDU LQVWUXPHQWGHQJDQ PHQJJXQDNDQ KDUJD SDVDU\DQJGDSDWGLREVHUYDVL -LND SDGD SHULRGH VHODQMXWQ\D MXPODKSHQXUXQDQ QLODL EHUNXUDQJ GDQSHQXUXQDQ WHUVHEXW GDSDW GLKXEXQJNDQVHFDUD RE\HNWLI GHQJDQ SHULVWLZD \DQJWHUMDGL VHWHODK SHQXUXQDQ QLODL GLDNXLPLVDOQ\DPHQLQJNDWQ\DSHULQJNDWNUHGLWGHELWXU SHPXOLKDQDWDVMXPODKSHQXUXQDQQLODL \DQJWHODKGLDNXLVHEHOXPQ\DGLDNXLSDGDODSRUDQODEDUXJL $VHWGLNODVLILNDVLNDQVHEDJDLWHUVHGLDXQWXNGLMXDO -LND WHUGDSDW EXNWL \DQJ RE\HNWLI DWDVSHQXUXQDQ QLODL DVHW NHXDQJDQ WHUVHGLDXQWXN GLMXDO NHUXJLDQ NXPXODWLI GLXNXUVHEDJDL VHOLVLK DQWDUD KDUJD SHUROHKDQDNXLVLVL GDQ QLODL ZDMDU NLQL GLNXUDQJLNHUXJLDQ SHQXUXQDQ QLODL DWDV DVHWNHXDQJDQ WHUVHEXW \DQJ VHEHOXPQ\DGLDNXL SDGD ODSRUDQ ODED UXJL±GLSLQGDKNDQ GDUL HNXLWDV GDQ GLDNXLSDGD ODSRUDQ ODED UXJL .HUXJLDQSHQXUXQDQ QLODL LQVWUXPHQ HNXLWDV \DQJGLDNXL SDGD ODSRUDQ ODED UXJL WLGDNGDSDW GLSXOLKNDQPHODOXLODSRUDQODEDUXJL -LND SDGD SHULRGH EHULNXWQ\D QLODLZDMDU LQVWUXPHQ XWDQJ \DQJGLNODVLILNDVLNDQ VHEDJDL WHUVHGLDXQWXNGLMXDOPHQLQJNDWGDQSHQLQJNDWDQQ\DGDSDWGLKXEXQJNDQVHFDUDRE\HNWLIGHQJDQ SHULVWLZD VHWHODK SHQXUXQDQQLODL GLDNXL SDGD ODSRUDQ ODED UXJLNHUXJLDQ SHQXUXQDQ QLODL GLSXOLKNDQPHODOXLODSRUDQODEDUXJL
202
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN &$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1 8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5 '(6(0%(5'$1 'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK ,.+7,6$5.(%,-$.$1$.817$16,3(17,1*ODQMXWDQ O 3HPEHQWXNDQ&DGDQJDQ.HUXJLDQ3HQXUXQDQ1LODLGDUL$VHW.HXDQJDQODQMXWDQ $VHWGLNODVLILNDVLNDQVHEDJDLWHUVHGLDXQWXNGLMXDOODQMXWDQ .HWLNDNUHGLW\DQJGLEHULNDQWLGDNWHUWDJLKNUHGLWWHUVHEXWGLKDSXVEXNXGHQJDQPHQMXUQDOEDOLN &DGDQJDQ.HUXJLDQ3HQXUXQDQ1LODL.UHGLWWHUVHEXWEDUXGDSDWGLKDSXVEXNXVHWHODKVHPXD SURVHGXU \DQJ GLSHUOXNDQ WHODK GLODNXNDQ GDQ MXPODK NHUXJLDQ WHODK GLWHQWXNDQ %HEDQ SHQXUXQDQ QLODL \DQJ WHUNDLW GHQJDQ NUHGLW \DQJ GLEHULNDQ GDQ HIHNHIHN VHUWD 2EOLJDVL 3HPHULQWDK GL GDODP NDWHJRUL GLPLOLNL KLQJJD MDWXK WHPSR GDQ SLQMDPDQ \DQJ GLEHULNDQ GDQ SLXWDQJ GLNODVLILNDVLNDQNHGDODP³&DGDQJDQ.HUXJLDQ3HQXUXQDQ1LODL´&.31 -LND SDGD SHULRGH EHULNXWQ\D MXPODK SHQXUXQDQ QLODL EHUNXUDQJ GDQ SHQJXUDQJDQ WHUVHEXW GDSDW GLNDLWNDQ VHFDUD RE\HNWLI SDGD SHULVWLZD \DQJ WHUMDGL VHWHODK SHQXUXQDQ QLODL GLDNXL VHSHUWLPHQLQJNDWQ\DSHULQJNDWNUHGLWGHELWXU PDNDSHQXUXQDQQLODL\DQJVHEHOXPQ\DGLDNXL KDUXV GLSXOLKNDQ GHQJDQ PHQ\HVXDLNDQ DNXQ FDGDQJDQ -XPODK SHPXOLKDQ DVHW NHXDQJDQ GLDNXLSDGDODSRUDQODEDUXJL P$VHW7HWDS $VHWWHWDSSDGDDZDOQ\DGLQ\DWDNDQVHEHVDUKDUJDSHUROHKDQ6HWHODKSHQJXNXUDQDZDODVHW WHWDSGLXNXU GHQJDQ PRGHO ELD\D GLFDWDW SDGD KDUJDSHUROHKDQ GLNXUDQJL DNXPXODVL SHQ\XVXWDQ GDQDNXPXODVL SHQXUXQDQ QLODL 7DQDK GLQ\DWDNDQ VHEHVDU KDUJD SHUROHKDQ GDQ WLGDNGLVXVXWNDQ +DUJDSHUROHKDQPHQFDNXSKDUJDSHPEHOLDQGDQVHPXDEHEDQ\DQJWHUNDLWVHFDUDODQJVXQJ XQWXN PHPEDZD DVHW WHUVHEXW NH ORNDVL GDQ NRQGLVL \DQJ GLSHUOXNDQ XQWXN PHPXQJNLQNDQ DVHWWHUVHEXWEHURSHUDVLVHEDJDLPDQDGLWHQWXNDQROHKPDQDMHPHQ %LD\DELD\D VHWHODK SHQJDNXDQ DZDO GLDNXL VHEDJDL EDJLDQ QLODL WHUFDWDW DVHW DWDX VHEDJDL DVHW \DQJ WHUSLVDK VHEDJDLPDQD PHVWLQ\D KDQ\D MLND NHPXQJNLQDQ EHVDU %DQN PHQGDSDW PDQIDDWHNRQRPLVGLPDVDGHSDQEHUNHQDDQGHQJDQDVHWWHUVHEXWGDQELD\DSHUROHKDQDVHW GDSDW GLXNXU GHQJDQ DQGDO 1LODL WHUFDWDW GDUL NRPSRQHQ \DQJ GLJDQWL GLKDSXVNDQ %LD\D SHUEDLNDQGDQSHPHOLKDUDDQGLEHEDQNDQNHGDODPODSRUDQODEDUXJLGDODPSHULRGHNHXDQJDQ NHWLNDELD\DELD\DWHUVHEXWWHUMDGL %LD\D OHJDO DZDO XQWXN PHQGDSDWNDQ KDNOHJDO GLDNXL VHEDJDL EDJLDQ ELD\D DNXLVLVLWDQDK ELD\DELD\D WHUVHEXW WLGDNGLGHSUHVLDVLNDQ %LD\D WHUNDLW GHQJDQSHPEDUXDQ KDN DWDV WDQDK GLDNXLVHEDJDLDVHWWDNEHUZXMXGGDQGLDPRUWLVDVLVHSDQMDQJXPXUKXNXPKDN 3HQ\XVXWDQ DVHW WHWDS VHODLQ WDQDK GLKLWXQJ GHQJDQ PHQJJXQDNDQ PHWRGH JDULV OXUXV VWUDLJKW OLQHPHWKRG XQWXN PHQJDORNDVLNDQ KDUJD SHUROHKDQ KLQJJD PHQFDSDL QLODL VLVDQ\D VHSDQMDQJHVWLPDVLPDVDPDQIDDWQ\DVHEDJDLEHULNXW 7DULI 0DVDPDQIDDW 1LODL5HVLGX 3HQ\XVXWDQ 7DKXQ 1LKLO %DQJXQDQ 7DKXQ 1LKLO 3HUDQJNDWOXQDNPLQLNRPSXWHU 1LKLO ,QYHQWDULVNDQWRUGDQSHUDODWDQNDQWRU 7DKXQ 7DKXQ GDUL .HQGDUDDQ 7DKXQ 7DKXQ +DUJD3HUROHKDQ .RPSXWHU 3HUDQJNDWNHUDVPLQLNRPSXWHU
203
7DKXQ 7DKXQ
1LKLO 1LKLO
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN &$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1 8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5 '(6(0%(5'$1 'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK ,.+7,6$5.(%,-$.$1$.817$16,3(17,1*ODQMXWDQ P$VHW7HWDSODQMXWDQ 3DGD VHWLDS WDQJJDO QHUDFD %DQN PHODNXNDQ SHQHODDKDQ XQWXN PHQHWDSNDQ VLVD PDVD PDQIDDW PHQJLQGHQWLILNDVL DSDNDK WHUMDGL SHUXEDKDQ GL GDODP QLODL UHVLGX GDQ PHWRGH DNXQWDQVLVHUWDXQWXNPHPXWXVNDQDSDNDKWHUGDSDWLQGLNDVLSHQXUXQDQQLODL $SDELOD DVHW WHWDS WLGDN GLJXQDNDQ ODJL DWDX GLMXDO PDND QLODL WHUFDWDW GDQ DNXPXODVL SHQ\XVXWDQQ\DGLNHOXDUNDQGDULODSRUDQSRVLVLNHXDQJDQGDQNHXQWXQJDQDWDXNHUXJLDQ\DQJ WHUMDGLGLDNXLGDODPODSRUDQODEDUXJLWDKXQEHUMDODQ %HEDQ SHUEDLNDQ GDQ SHPHOLKDUDDQ GLEHEDQNDQ NH GDODP ODSRUDQ ODED UXJL WDKXQ EHUMDODQ %HEDQUHQRYDVLGDQSHQDPEDKDQ\DQJMXPODKQ\DVLJQLILNDQGLFDWDWVHEDJDLEDJLDQGDULQLODL WHUFDWDW DVHW \DQJ EHUVDQJNXWDQ DSDELOD NHPXQJNLQDQ EHVDU %DQN DNDQ PHQGDSDWNDQ PDQIDDW HNRQRPL PDVD GHSDQ GDUL DVHW WHUVHEXW \DQJ PHOHELKL VWDQGDU NLQHUMD \DQJ GLSHUNLUDNDQVHEHOXPQ\D $SDELOD QLODL WHUFDWDW DVHW OHELK EHVDU GDUL QLODL \DQJ GDSDW GLSHUROHK NHPEDOL QLODL WHUFDWDW DVHWGLWXUXQNDQPHQMDGLVHEHVDUQLODL\DQJGDSDWGLSHUROHKNHPEDOL\DQJGLWHQWXNDQVHEDJDL QLODLWHUWLQJJLDQWDUDKDUJDMXDOQHWRGDQQLODL\DQJGLSDNDL $NXPXODVLELD\DNRQVWUXNVLEDQJXQDQGDQSHPDVDQJDQSHUDODWDQNDQWRUGLNDSLWDOLVDVLVHEDJDL DVHW GDODP SHQ\HOHVDLDQ %LD\DWHUVHEXW GLUHNODVLILNDVL NH DNXQ DVHW WHWDSSDGD VDDW SURVHV NRQVWUXNVL DWDXSHPDVDQJDQ VHOHVDL 3HQ\XVXWDQ GLPXODLSDGD VDDW DVHW WHUVHEXW VLDS XQWXNGLJXQDNDQVHVXDLGHQJDQWXMXDQ\DQJGLLQJLQNDQPDQDMHPHQ %LD\D EXQJD GDQ ELD\D SLQMDPDQ ODLQQ\DVHSHUWL ELD\D GLVNRQWR SLQMDPDQ EDLN \DQJVHFDUD ODQJVXQJ DWDX WLGDN ODQJVXQJGLJXQDNDQ XQWXN SHQGDQDDQ NRQVWUXNVLDVHW NXDOLILNDVLDQ GLNDSLWDOLVDVL KLQJJD DVHWWHUVHEXW VHOHVDL GLNRQVWUXNVL 8QWXN ELD\DSLQMDPDQ \DQJ GDSDW GLDWULEXVLNDQ VHFDUDODQJVXQJ SDGD DVHW NXDOLILNDVLDQ MXPODK\DQJ GLNDSLWDOLVDVL GLWHQWXNDQ GDUL ELD\DSLQMDPDQ DNWXDO \DQJ WHUMDGL VHODPDSHULRGH EHUMDODQ GLNXUDQJL SHQJKDVLODQ\DQJ GLSHUROHK GDUL LQYHVWDVL VHPHQWDUD DWDVGDQD KDVLO SLQMDPDQ WHUVHEXW 8QWXNSLQMDPDQ \DQJ WLGDN GDSDW GLDWULEXVLNDQVHFDUD ODQJVXQJ SDGD VXDWX DVHWNXDOLILNDVLDQ MXPODK \DQJ GLNDSLWDOLVDVLGLWHQWXNDQ GHQJDQ PHQJDOLNDQ WLQJNDWNDSLWDOLVDVL WHUKDGDS MXPODK \DQJGLNHOXDUNDQ XQWXN PHPSHUROHK DVHWNXDOLILNDVLDQ 7LQJNDW NDSLWDOLVDVL GLKLWXQJEHUGDVDUNDQUDWDUDWDWHUWLPEDQJELD\DSLQMDPDQ \DQJGLEDJLGHQJDQMXPODKSLQMDPDQ \DQJ WHUVHGLD VHODPD SHULRGHVHODLQ SLQMDPDQ \DQJ VHFDUD VSHVLILNGLDPELO XQWXN WXMXDQ PHPSHUROHKVXDWXDVHWNXDOLILNDVLDQ Q$JXQDQ\DQJ'LDPELO$OLK$<'$ $JXQDQ
204
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN &$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1 8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5 '(6(0%(5'$1 'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK ,.+7,6$5.(%,-$.$1$.817$16,3(17,1*ODQMXWDQ Q$JXQDQ\DQJ'LDPELO$OLK$<'$ ODQMXWDQ %HEDQEHEDQ \DQJ EHUNDLWDQ GHQJDQ SHPHOLKDUDDQ $<'$ GDQ SURSHUWL GLEHEDQNDQ NH ODSRUDQODEDUXJLWDKXQEHUMDODQSDGDVDDWWHUMDGLQ\D%LODWHUMDGLSHQXUXQDQQLODL\DQJEHUVLIDW SHUPDQHQ PDND QLODL WHUFDWDWQ\D GLNXUDQJL XQWXN PHQJDNXL SHQXUXQDQ WHUVHEXW GDQ NHUXJLDQQ\DGLEHEDQNDQSDGDODSRUDQODEDUXJLNRQVROLGDVLWDKXQEHUMDODQ 1LODLWHUFDWDWGDULDVHW \DQJEXNDQDVHWNHXDQJDQPLOLN%DQNNHFXDOLDVHWSDMDNWDQJJXKDQ GLWHODDKVHWLDSWDQJJDOSHODSRUDQXQWXNPHQHQWXNDQDSDNDKWHUGDSDWLQGLNDVLSHQXUXQDQQLODL -LNDLQGLNDVLWHUVHEXWDGDPDNDQLODL\DQJGDSDWGLSXOLKNDQGDULDVHWWHUVHEXWDNDQGLHVWLPDVL 8QWXN JRRGZLOO GDQ DVHW WDN EHUZXMXG \DQJ PHPLOLNL PDVD PDQIDDW \DQJ WLGDN GDSDW GLWHQWXNDQ DWDX WLGDN WHUVHGLD XQWXN GLJXQDNDQ PDND QLODL \DQJ GDSDW GLSXOLKNDQ KDUXV GLHVWLPDVLVHWLDSWDKXQQ\DSDGDVDDW\DQJVDPD R&DGDQJDQNHUXJLDQSHQXUXQDQQLODLDWDVDVHW\DQJEXNDQDVHWNHXDQJDQ 1LODLWHUFDWDWGDULDVHW \DQJEXNDQDVHWNHXDQJDQPLOLN%DQNNHFXDOLDVHWSDMDNWDQJJXKDQ GLWHODDKVHWLDSWDQJJDOSHODSRUDQXQWXNPHQHQWXNDQDSDNDKWHUGDSDWLQGLNDVLSHQXUXQDQQLODL -LNDLQGLNDVLWHUVHEXWDGDPDNDQLODL\DQJGDSDWGLSXOLKNDQGDULDVHWWHUVHEXWDNDQGLHVWLPDVL 8QWXNJRRGZLOOGDQDVHWWDNEHUZXMXG\DQJPHPLOLNLPDVDPDQIDDW\DQJWLGDNGDSDWGLWHQWXNDQ DWDXWLGDNWHUVHGLDXQWXNGLJXQDNDQPDNDQLODL\DQJGDSDWGLSXOLKNDQKDUXVGLHVWLPDVLVHWLDS WDKXQQ\DSDGDVDDW\DQJVDPD 1LODL \DQJ GDSDW GLSHUROHK NHPEDOL GDUL VXDWX DVHW DWDX XQLW SHQJKDVLO NDV DGDODK VHEHVDU MXPODK \DQJ OHELK WLQJJL DQWDUD QLODL SDNDLQ\D GDQ QLODL ZDMDU DVHW DWDX XQLW SHQJKDVLO NDV GLNXUDQJL ELD\D XQWXN PHQMXDO 'DODP PHQLODL QLODL SDNDL HVWLPDVL DUXV NDV PDVD GHSDQ GLGLVNRQWRNDQ NH QLODL VHNDUDQJ GHQJDQ PHQJJXQDNDQ WLQJNDW GLVNRQWR VHEHOXP SDMDN \DQJ PHQFHUPLQNDQSHQLODLDQSDVDUVDDWLQLWHUKDGDSQLODLNDVNLQLGDQULVLNRVSHVLILNWHUKDGDSDVHW WHUVHEXW 8QWXN WXMXDQ SHQJXMLDQ SHQXUXQDQ QLODL DVHW \DQJ WLGDN GDSDW GLXML VHFDUD LQGLYLGXDO DNDQ GLJDEXQJNDQ GDODP NHORPSRN \DQJ OHELK NHFLO \DQJ PHPEHULNDQ DUXV NDV PDVXN GDUL SHQJJXQDDQ EHUNHODQMXWDQ \DQJ VHEDJLDQ EHVDU LQGHSHQGHQ WHUKDGDS DUXV NDV PDVXN DWDV DVHWODLQQ\DDWDXNHORPSRNDVHW³8QLW3HQJKDVLO.DV´DWDX³83.´ &DGDQJDQSHQXUXQDQQLODLGLDNXLMLNDQLODLWHUFDWDWGDULVXDWXDVHWDWDX83.PHOHELKLQLODL\DQJ GDSDWGLSHUROHK NHPEDOL &DGDQJDQ SHQXUXQDQ QLODLGLDNXL SDGD ODSRUDQ ODED UXJL WDKXQEHUMDODQ &DGDQJDQ SHQXUXQDQ QLODL \DQJ GLDNXL SDGD WDKXQ VHEHOXPQ\D GLQLODL SDGD VHWLDS WDQJJDO SHODSRUDQ XQWXNPHOLKDW DGDQ\D LQGLNDVL EDKZD NHUXJLDQ WHODK PHQXUXQ DWDX WLGDN DGD ODJL .HUXJLDQ SHQXUXQDQ QLODL GLMXUQDO EDOLN MLND WHUGDSDW SHUXEDKDQ HVWLPDVL \DQJ GLJXQDNDQ GDODPPHQHQWXNDQQLODL\DQJGDSDWGLSXOLKNDQ &DGDQJDQ NHUXJLDQ SHQXUXQDQ QLODL GLMXUQDO EDOLN KDQ\D KLQJJD QLODL WHUFDWDW DVHW WLGDN PHOHELKLQLODLWHUFDWDW\DQJWHODKGLWHQWXNDQGLNXUDQJLGHQJDQGHSUHVLDVLDWDXDPRUWLVDVLMLND FDGDQJDQSHQXUXQDQQLODLWLGDNSHUQDKGLDNXL 6HEHOXP -DQXDUL %DQN PHPEHQWXN FDGDQJDQ SHQJKDSXVDQ DWDV DVHW QRQSURGXNWLI VHVXDLGHQJDQSHUDWXUDQ%DQN,QGRQHVLD$VHWQRQSURGXNWLIWHUGLULGDULDJXQDQ\DQJGLDPELO DOLKSURSHUWLWHUEHQJNDODLUHNHQLQJDQWDUNDQWRUGDQVXVSHQVHDFFRXQWV 6HWHODK WDQJJDO -DQXDUL %DQN WLGDN GLZDMLENDQ ODJL XQWXN PHPEHQWXN FDGDQJDQ SHQJKDSXVDQDVHWXQWXNDVHWQRQSURGXNWLIQDPXQ%DQNWHWDSKDUXVPHQJKLWXQJFDGDQJDQ NHUXJLDQSHQJKDSXVDQQLODLPHQJDFXSDGDVWDQGDUDNXQWDQVL\DQJEHUODNX
205
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN &$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1 8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5 '(6(0%(5'$1 'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK ,.+7,6$5.(%,-$.$1$.817$16,3(17,1*ODQMXWDQ S/LDELOLWDV6HJHUD /LDELOLWDV VHJHUD GLFDWDW SDGD VDDW WLPEXOQ\D OLDELOLWDV DWDX GLWHULPD SHULQWDK GDUL SHPEHUL DPDQDWEDLNGDULPDV\DUDNDWPDXSXQGDULEDQNODLQ /LDELOLWDV SDGD DZDOQ\D GLXNXU SDGD QLODL ZDMDU GDQ GLWDPEDK ELD\D WUDQVDNVL \DQJ GDSDW GLDWULEXVLNDQ VHFDUD ODQJVXQJ GDQ PHUXSDNDQ ELD\D WDPEDKDQ XQWXN PHPSHUROHK OLDELOLWDV NHXDQJDQ WHUVHEXW GDQ VHWHODK SHQJDNXDQ DZDO OLDELOLWDV VHJHUD GLQ\DWDNDQ VHEHVDU ELD\D SHUROHKDQGLDPRUWLVDVL T6LPSDQDQGDUL1DVDEDK 6LPSDQDQQDVDEDKSDGDDZDOQ\DGLXNXUSDGDQLODLZDMDUGLWDPEDKELD\DWUDQVDNVL\DQJGDSDW GLDWULEXVLNDQ VHFDUDODQJVXQJ GDQ VHWHODK SHQJDNXDQ DZDO GLXNXU SDGDELD\D SHUROHKDQ GLDPRUWLVDVLGHQJDQPHQJJXQDNDQPHWRGHVXNXEXQJDHIHNWLI *LUR PHUXSDNDQ VLPSDQDQ QDVDEDK \DQJ SHQDULNDQQ\D GDSDW GLODNXNDQ VHWLDS VDDW PHODOXL FHN SHPLQGDKEXNXDQ GHQJDQ ELO\HW JLUR DWDX VDUDQD SHULQWDK SHPED\DUDQ ODLQQ\D *LUR GLQ\DWDNDQVHEHVDUQLODLNHZDMLEDQNHSDGDSHPHJDQJJLUR 7DEXQJDQPHUXSDNDQVLPSDQDQQDVDEDK\DQJSHQDULNDQQ\DKDQ\DGDSDWGLODNXNDQPHQXUXW V\DUDWWHUWHQWX\DQJGLVHSDNDWL7DEXQJDQGLQ\DWDNDQVHEHVDUQLODLNHZDMLEDQNHSDGDSHPLOLN WDEXQJDQ 'HSRVLWREHUMDQJNDPHUXSDNDQVLPSDQDQQDVDEDK\DQJSHQDULNDQQ\DKDQ\DGDSDWGLODNXNDQ SDGD ZDNWX WHUWHQWX VHVXDL GHQJDQ SHUMDQMLDQ GHQJDQ SHQ\LPSDQGHSRVDQ 'HSRVLWR EHUMDQJNDGLQ\DWDNDQVHEHVDUQLODLQRPLQDOVHVXDLGHQJDQSHUMDQMLDQGHQJDQGHSRVDQ U6LPSDQDQGDUL%DQN/DLQ 6LPSDQDQSDGD%DQNODLQSDGDDZDOQ\DGLXNXUSDGDQLODLZDMDUGDQGLWDPEDKELD\DWUDQVDNVL \DQJGDSDWGLDWULEXVLNDQVHFDUDODQJVXQJGDQPHUXSDNDQELD\DWDPEDKDQXQWXNPHPSHUROHK OLDELOLWDV NHXDQJDQ WHUVHEXW GDQ VHWHODK SHQJDNXDQ DZDO VLPSDQDQ QDVDEDK GDQ EDQN ODLQ GLQ\DWDNDQVHEHVDUELD\DSHUROHKDQGLDPRUWLVDVL 6LPSDQDQGDUL%DQNODLQWHUGLULGDULOLDELOLWDVWHUKDGDS%DQNODLQGLGDODPQHJHULGDODPEHQWXN JLUR WDEXQJDQ VHUWLILNDW GHSRVLWR GDQ GHSRVLWR EHUMDQJND 6LPSDQDQ GDUL %DQN ODLQ GLQ\DWDNDQVHVXDLMXPODKNHZDMLEDQWHUKDGDS%DQNODLQ V0RGDO6DKDP %LD\D WDPEDKDQ \DQJ VHFDUD ODQJVXQJ GDSDW GLDWULEXVLNDQ NHSDGD SHQHUELWDQ VDKDP ELDVD DWDXRSVLGLVDMLNDQSDGDHNXLWDVVHEDJDLSHQJXUDQJSHQHULPDDQVHWHODKGLNXUDQJLSDMDN .HWLND %DQN PHPEHOL PRGDO VDKDP HNXLWDV HQWLWDV VDKDP WUHDVXUL LPEDODQ \DQJ GLED\DU WHUPDVXN ELD\D WDPEDKDQ \DQJ VHFDUD ODQJVXQJ GDSDW GLDWULEXVLNDQ GLNXUDQJL SDMDN SHQJKDVLODQ GLNXUDQJNDQ GDUL HNXLWDV \DQJ GLDWULEXVLNDQ NHSDGD SHPLOLN HNXLWDV HQWLWDV VDPSDL VDKDP WHUVHEXW GLEDWDONDQ DWDX GLWHUELWNDQ NHPEDOL .HWLND VDKDP ELDVD WHUVHEXW VHODQMXWQ\D GLWHUELWNDQ NHPEDOL LPEDODQ \DQJ GLWHULPD GLNXUDQJL ELD\D WDPEDKDQ WUDQVDNVL \DQJWHUNDLWGDQGDPSDNSDMDNSHQJKDVLODQ\DQJWHUNDLWGLPDVXNNDQSDGDHNXLWDV\DQJGDSDW GLDWULEXVLNDQNHSDGDSHPLOLNHNXLWDVHQWLWDV
206
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN &$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1 8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5 '(6(0%(5'$1 'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK ,.+7,6$5.(%,-$.$1$.817$16,3(17,1*ODQMXWDQ W,PEDODQ.HUMD ,PEDODQNHUMDMDQJNDSHQGHN ,PEDODQ NHUMD MDQJND SHQGHN GLDNXL SDGD VDDW WHUKXWDQJ NHSDGD NDU\DZDQ EHUGDVDUNDQ PHWRGHDNUXDO ,PEDODQSDVFDNHUMD %DQNPHPEXNXNDQNHZDMLEDQHVWLPDVLPDQIDDWNDU\DZDQVHVXDLGHQJDQNHELMDNDQ%DQNGDQ 8QGDQJXQGDQJ .HWHQDJDNHUMDDQ 1R WDKXQ VHUWD 36$. 1R 5HYLVL \DQJ PHUXSDNDQSHQHUDSDQ36$.1R5HYLVL WHQWDQJ,PEDODQ.HUMD .HZDMLEDQ SURJUDP LPEDODQ SDVWL \DQJ GLDNXL GL ODSRUDQ SRVLVL NHXDQJDQ GLKLWXQJ VHEHVDU QLODLNLQLGDULHVWLPDVLNHZDMLEDQLPEDODQSDVFDNHUMDGLPDVDGHSDQ\DQJWLPEXOGDULMDVD\DQJ WHODK GLEHULNDQ ROHK NDU\DZDQ SDGD PDVD NLQL GDQ PDVD ODOX GLNXUDQJL GHQJDQ QLODL ZDMDU DVHW EHUVLK GDQD SHQVLXQ 3HUKLWXQJDQ GLODNXNDQROHK DNWXDULV LQGHSHQGHQ GHQJDQ PHWRGHSURMHFWHGXQLWFUHGLW .HWLND LPEDODQ SDVFDNHUMD EHUXEDK SRUVL NHQDLNDQ DWDX SHQXUXQDQ LPEDODQ VHKXEXQJDQ GHQJDQMDVD\DQJWHODKGLEHULNDQROHKNDU\DZDQSDGDPDVDODOXGLEHEDQNDQDWDXGLNUHGLWNDQ NH GDODP ODSRUDQ ODED UXJL GHQJDQ PHQJJXQDNDQ PHWRGH JDULV OXUXV VWUDLJKWOLQH PHWKRG VHODPDUDWDUDWDVLVDPDVDNHUMDNDU\DZDQKLQJJDLPEDODQSDVFDNHUMDPHQMDGLKDNNDU\DZDQ YHVWHG ,PEDODQSDVFDNHUMD\DQJWHODKPHQMDGLKDNNDU\DZDQGLDNXLVHJHUDVHEDJDLEHEDQ GDODPODSRUDQODEDUXJLWDKXQEHUMDODQ .HXQWXQJDQDWDXNHUXJLDQDNWXDULDGLDNXLVHEDJDLSHQGDSDWDQDWDXEHEDQDSDELODDNXPXODVL NHXQWXQJDQ DWDX NHUXJLDQ DNWXDULD EHUVLK \DQJ EHOXP GLDNXL SDGD DNKLU WDKXQ SHODSRUDQ VHEHOXPQ\D PHOHELKL GDUL QLODL NLQL LPEDODQ SDVFDNHUMD SDGD WDQJJDO WHUVHEXW .HXQWXQJDQ DWDX NHUXJLDQ GLDNXL GHQJDQ PHQJJXQDNDQ PHWRGH JDULV OXUXV VWUDLJKWOLQH PHWKRG VHODPD VLVD PDVD NHUMD UDWDUDWD NDU\DZDQ -LND WLGDN NHXQWXQJDQ DWDX NHUXJLDQ DNWXDULDWLGDNGLDNXL %LD\D MDVD ODOX GLDNXL VHJHUD GDODPODSRUDQ ODED UXJL NHFXDOL SHUXEDKDQSDGD SURJUDP SHQVLXQ WHUJDQWXQJ SDGDNRQGLVL SHNHUMD PHPEHULNDQ MDVDQ\DVHODPD SHULRGH WHUWHQWX SHULRGHYHVWLQJ 'DODP KDO LQL ELD\D MDVD ODOXGLDPRUWLVDVL GHQJDQ PHWRGH JDULV OXUXVVHSDQMDQJSHULRGHYHVWLQJ .HXQWXQJDQ GDQ NHUXJLDQ GDULNXUWDLOPHQ DWDX SHQ\HOHVDLDQ SURJUDPPDQIDDW SDVWL GLDNXL NHWLNDNXUWDLOPHQDWDXSHQ\HOHVDLDQWHUVHEXWWHUMDGL X3HQJDNXDQ3HQGDSDWDQGDQ%HEDQ%XQJD 3HQGDSDWDQ GDQ EHEDQ EXQJD XQWXN VHPXD LQVWUXPHQ NHXDQJDQ GHQJDQ LQWHUHVW EHDULQJ GLFDWDWGDODPSHQGDSDWDQEXQJDGDQEHEDQEXQJDGLGDODPODSRUDQODEDUXJLPHQJJXQDNDQ PHWRGHVXNXEXQJDHIHNWLI 0HWRGHVXNXEXQJDHIHNWLIDGDODKPHWRGH\DQJGLJXQDNDQXQWXNPHQJKLWXQJELD\DSHUROHKDQ GLDPRUWLVDVLGDULDVHWNHXDQJDQDWDXNHZDMLEDQNHXDQJDQGDQPHWRGHXQWXNPHQJDORNDVLNDQ SHQGDSDWDQEXQJDDWDXEHEDQEXQJDVHODPDSHULRGH\DQJUHOHYDQ
207
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN &$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1 8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5 '(6(0%(5'$1 'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK ,.+7,6$5.(%,-$.$1$.817$16,3(17,1*ODQMXWDQ X3HQJDNXDQ3HQGDSDWDQGDQ%HEDQ%XQJDODQMXWDQ 6XNX EXQJD HIHNWLI DGDODK VXNX EXQJD \DQJ VHFDUD WHSDW PHQJGLVNRQWRNDQ HVWLPDVL SHPED\DUDQ DWDV SHQHULPDDQ NDV GL PDVD GDWDQJ VHODPD SHUNLUDDQ XPXU GDUL LQVWUXPHQ NHXDQJDQDWDXMLNDOHELKWHSDWGLJXQDNDQSHULRGH\DQJOHELKVLQJNDWXQWXNPHPSHUROHKQLODL WHUFDWDW EHUVLK GDUL DVHW NHXDQJDQ DWDX NHZDMLEDQ NHXDQJDQ 3DGD VDDW PHQJKLWXQJ VXNX EXQJDHIHNWLIHQWLWDVPHQJHVWLPDVLDUXVNDVGHQJDQPHPSHUWLPEDQJNDQVHOXUXKSHUV\DUDWDQ NRQWUDNWXDOGDODPLQVWUXPHQNHXDQJDQWHUVHEXWVHSHUWLSHOXQDVDQGLSHUFHSDWRSVLEHOLFDOO RSWLRQ GDQ RSVL VHUXSD ODLQQ\D QDPXQ WLGDN PHPSHUWLPEDQJNDQ NHUXJLDQ NUHGLW GL PDVDGDWDQJ 3HUKLWXQJDQ LQL PHQFDNXS VHOXUXK NRPLVL SURYLVL GDQ EHQWXN ODLQ \DQJ GLED\DUNDQ DWDX GLWHULPD ROHK SDUD SLKDN GDODP NRQWUDN \DQJ PHUXSDNDQ EDJLDQ WDN WHUSLVDKNDQGDULVXNXEXQJDHIHNWLIELD\DWUDQVDNVLGDQVHOXUXKSUHPLDWDXGLVNRQODLQQ\D -LND DVHW NHXDQJDQ DWDX NHORPSRN DVHW NHXDQJDQ VHUXSD WHODK GLWXUXQNDQ QLODLQ\D VHEDJDL DNLEDW SHQXUXQDQ QLODL PDND SHQGDSDWDQ EXQJD \DQJ GLSHUROHK VHWHODKQ\D GLDNXL EHUGDVDUNDQ VXNX EXQJD \DQJ GLJXQDNDQ XQWXN PHQGLVNRQWR DUXV NDV PDVD GDWDQJ GDODP PHQJKLWXQJSHQXUXQDQQLODL Y3HQJDNXDQ3HQGDSDWDQ3URYLVLGDQ.RPLVL 3HQGDSDWDQ SURYLVL GDQ NRPLVL GLDNXL PHQJJXQDNDQ EDVLV DNUXDO SDGD VDDW MDVD WHODK GLEHULNDQ 3HQGDSDWDQ SURYLVL DWDV NRPLWPHQ PHPEHULNDQ SLQMDPDQ \DQJ DNDQ GLFDLUNDQ EHUVDPDVDPD GHQJDQ ELD\D WUDQVDNVL ODLQ \DQJ WHUNDLW ODQJVXQJ GLDNXL VHEDJDL SHQ\HVXDLDQDWDVVXNXEXQJDHIHNWLIDWDVSLQMDPDQ\DQJGLEHULNDQ3HQGDSDWDQSURYLVLDWDV SLQMDPDQVLQGLNDVLGLDNXLVHEDJDLSHQGDSDWDQNHWLNDSURVHVVLQGLNDVLWHODKVHOHVDLGDQ%DQN WLGDN DPELO EDJLDQ GDODP SLQMDPDQ VLQGLNDVL DWDX WHODK PHQJDPELO EDJLDQ DWDV SLQMDPDQ VLQGLNDVLGHQJDQVXNXEXQJDHIHNWLI\DQJVDPDGHQJDQSHVHUWDODLQQ\D 3HQGDSDWDQ SURYLVL GDQ NRPLVL \DQJ WLPEXO GDUL QHJRVLDVL SDUWLVLSDVL GDODP QHJRVLDVL DWDV WUDQVDNVLGHQJDQSLKDNNHWLJDGLDNXLSDGDVDDWSHQ\HOHVDLDQWUDQVDNVL\DQJPHQGDVDULQ\D 3RUWRIROLRGDQMDVDPDQMHPHQODLQQ\DVHUWDSHQGDSDWDQMDVDGLDNXLEHUGDVDUNDQNRQWUDN\DQJ EHUODNX GDQ SDGD XPXPQ\D EHUGDVDUNDQ WLPH DSSRUWLRQDWH 3HQGDSDWDQ MDVD ZHDOWK PDQDJHPHQWSHUHQFDQDDQNHXDQJDQGDQMDVDNXVWRGLDQ\DQJWHUXVGLEHULNDQVHODPDMDQJND ZDNWX WHUWHQWX GLDNXL VHFDUD EHULPEDQJ VHSDQMDQJ SHULRGH SHQ\HGLDDQ OD\DQDQ WHUVHEXW 3HQGDSDWDQ \DQJ GLNDLWNDQ GHQJDQ NLQHUMD DWDX SHQGDSDWDQ NRPSRQHQ GLDNXL NHWLND NULWHULD NLQHUMDWHUVHEXWGLSHQXKL Z3DMDN3HQJKDVLODQ%DGDQ %HEDQSDMDNWHUGLULGDULEHEDQSDMDNNLQLGDQEHEDQPDQIDDW SDMDNWDQJJXKDQ%HEDQSDMDN GLDNXL SDGD ODSRUDQ ODED UXJL NHFXDOL XQWXN LWHP \DQJ ODQJVXQJ GLDNXL GL NRPSRQHQ HNXLWDV ODLQQ\D GLPDQD EHEDQ SDMDN \DQJ WHUNDLW GHQJDQ LWHP WHUVHEXW GLDNXL GL SHQGDSDWDQ NRPSUHKHQVLIODLQ $VHW SDMDN SHQJKDVLODQ WDQJJXKDQ GLDNXLKDQ\D MLND EHVDU NHPXQJNLQDQ MXPODKSHQJKDVLODQ NHQD SDMDN GL PDVD GHSDQ DNDQPHPDGDL XQWXN GLNRPSHQVDVL GHQJDQSHUEHGDDQ WHPSRUHU \DQJ PDVLK GDSDWGLPDQIDDWNDQ$VHW GDQ OLDELOLWDV SDMDN SHQJKDVLODQWDQJJXKDQ GDSDW VDOLQJ KDSXV DSDELODWHUGDSDW KDN \DQJ EHUNHNXDWDQ KXNXPXQWXN PHODNXNDQ VDOLQJ KDSXV DQWDUD DVHWSDMDN NLQL GHQJDQ OLDELOLWDV SDMDN NLQL GDQDSDELOD DVHW GDQ OLDELOLWDV SDMDN SHQJKDVLODQWDQJJXKDQ GLNHQDNDQ ROHK RWRULWDVSHUSDMDNDQ \DQJ VDPD EDLN DWDV HQWLWDVNHQD SDMDN\DQJVDPDDWDXSXQEHUEHGDGDQDGDQ\DQLDWXQWXNPHODNXNDQSHQ\HOHVDLDQVDOGRVDOGR WHUVHEXWVHFDUDQHWR
208
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN &$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1 8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5 '(6(0%(5'$1 'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK ,.+7,6$5.(%,-$.$1$.817$16,3(17,1*ODQMXWDQ Z 3DMDN3HQJKDVLODQ%DGDQODQMXWDQ 3DMDN WDQJJXKDQ GLEHEDQNDQ DWDX GLNUHGLWNDQ GDODP ODSRUDQ ODED UXJL NHFXDOL SDMDN WDQJJXKDQ\DQJGLEHEDQNDQDWDXGLNUHGLWNDQODQJVXQJNHHNXLWDV 3HUXEDKDQ WHUKDGDS NHZDMLEDQ SHUSDMDNDQ GLFDWDW SDGD VDDW GLWHULPDQ\D VXUDW NHWHWDSDQ DWDXDSDELODGLODNXNDQEDQGLQJNHWLNDKDVLOEDQGLQJGLWHULPD [ 7UDQVDNVLGHQJDQ3LKDN%HUHODVL 'DODPPHQMDODQNDQXVDKDQ\D%DQNPHODNXNDQWUDQVDNVLGHQJDQSLKDNSLKDNEHUHODVLVHSHUWL \DQJ GLGHILQLVLNDQ GDODP 36$. 1R 5HYLVL WHQWDQJ ³3HQJXQJNDSDQ 3LKDNSLKDN %HUHODVL´ (IHNWLIWDQJJDO-DQXDUL%DQNPHQHUDSNDQ36$.1R5HYLVL ³3HQJXQJNDSDQ 3LKDNSLKDN%HUHODVL´36$.UHYLVLLQLPHQV\DUDWNDQSHQJXQJNDSDQKXEXQJDQWUDQVDNVLGDQ VDOGRSLKDNSLKDNEHUHODVLWHUPDVXNNRPLWPHQGDODPODSRUDQNHXDQJDQ 6XDWXSLKDNGLDQJJDSEHUHODVLGHQJDQ%DQNMLND L VXDWX SLKDN \DQJ VHFDUD ODQJVXQJ DWDX WLGDN ODQJVXQJ \DQJ PHODOXL VDWX DWDX OHELK SHUDQWDUD VXDWX SLKDN L PHQJHQGDOLNDQ DWDX GLNHQGDOLNDQ ROHK DWDX EHUDGD GLEDZDK SHQJHQGDOLDQEHUVDPDGHQJDQ%DQNLL PHPLOLNLSHQJDUXKVLJQLILNDQDWDV%DQNDWDXLLL PHPLOLNLSHQJHQGDOLDQEHUVDPDDWDV%DQN LL VXDWXSLKDN\DQJEHUDGDGDODPNHORPSRNXVDKD\DQJVDPDGHQJDQ%DQN LLL VXDWXSLKDN\DQJPHUXSDNDQYHQWXUDEHUVDPDGLPDQD%DQNVHEDJDLYHQWXUHU LY VXDWXSLKDNDGDODKDQJJRWDGDULSHUVRQLOPDQDMHPHQNXQFL%DQN Y VXDWX SLKDN DGDODK DQJJRWD NHOXDUJD GHNDW GDUL LQGLYLGX \DQJ GLXUDLNDQ GDODP EXWLU L DWDXLY YL VXDWX SLKDN DGDODK HQWLWDV \DQJ GLNHQGDOLNDQ GLNHQGDOLNDQ EHUVDPD DWDX GLSHQJDUXKL VLJQLILNDQ ROHK EHEHUDSD HQWLWDV ODQJVXQJ PDXSXQ WLGDN ODQJVXQJ LQGLYLGX VHSHUWL GLXUDLNDQGDODPEXWLUL DWDXY YLL VXDWXSLKDNDGDODKVXDWXSURJUDPLPEDODQSDVFDNHUMDXQWXNLPEDODQNHUMDGDUL%DQNDWDX HQWLWDVWHUNDLW%DQN 7UDQVDNVL LQL GLODNXNDQ EHUGDVDUNDQ SHUV\DUDWDQ \DQJ GLVHWXMXL ROHK NHGXD EHODK SLKDN GLPDQD SHUV\DUDWDQ WHUVHEXW PXQJNLQ WLGDN VDPD GHQJDQ WUDQVDNVL ODLQ \DQJ GLODNXNDQ GHQJDQ SLKDNSLKDN \DQJ WLGDN EHUHODVL 6HOXUXK WUDQVDNVL GDQ VDOGR \DQJ PDWHULDO GHQJDQ SLKDNSLKDN EHUHODVL GLXQJNDSNDQ GDODP FDWDWDQ DWDV ODSRUDQ NHXDQJDQ \DQJ UHOHYDQ GDQ ULQFLDQQ\DWHODKGLVDMLNDQGDODP&DWDWDQDWDVODSRUDQNHXDQJDQ \/DEDSHUVDKDP /DED SHU VDKDP GDVDU GLKLWXQJ GHQJDQPHPEDJL ODED EHUVLK \DQJ WHUVHGLD EDJLSHPHJDQJ VDKDP %DQN GHQJDQMXPODK UDWDUDWD WHUWLPEDQJ VDKDP ELDVD\DQJ EHUHGDU SDGD SHULRGH EHUMDODQ /DED SHU VDKDP GLOXVLDQ GLKLWXQJ GHQJDQPHQ\HVXDLNDQ MXPODK UDWDUDWD WHUWLPEDQJVDKDP ELDVD\DQJEHUHGDUGHQJDQGDPSDNGDULVHPXDHIHNEHUSRWHQVLVDKDPELDVD\DQJGLOXWLI\DQJ GLPLOLNLSHUXVDKDDQ\DLWXREOLJDVLNRQYHUVLGDQRSVLVDKDP
209
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN &$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1 8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5 '(6(0%(5'$1 'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK ,.+7,6$5.(%,-$.$1$.817$16,3(17,1*ODQMXWDQ \/DEDSHUVDKDPODQMXWDQ 8QWXN WXMXDQ SHUKLWXQJDQ ODED SHU VDKDPGLOXVLDQ HQWLWDV PHQ\HVXDLNDQ ODED DWDXUXJL \DQJ GDSDW GLDWULEXVLNDQ NHSDGDSHPHJDQJ VDKDP ELDVD %DQN GHQJDQHIHN VHWHODK SDMDN EXQJD \DQJGLDNXLGDODPSHULRGHWHUVHEXWWHUNDLWGHQJDQREOLJDVLNRQYHUVL ]6HJPHQSHODSRUDQ 6HJPHQ RSHUDVL GLODSRUNDQ GHQJDQ FDUD \DQJNRQVLVWHQ GHQJDQ SHODSRUDQ LQWHUQDO \DQJGLEHULNDQ NHSDGD SHQJDPELO NHSXWXVDQRSHUDVL XWDPD 3HQJDPELO NHSXWXVDQ RSHUDVLXWDPD \DQJ EHUWDQJJXQJ MDZDEPHQJDORNDVLNDQ VXPEHU GD\D GDQ PHQLODLNLQHUMD VHJPHQ RSHUDVL WHODK GLLGHQWLILNDVLVHEDJDL NRPLWH SHQJDUDK \DQJ PHQJDPELONHSXWXVDQ VWUDWHJLV .$6 .DVWHUGLULGDUL
.DV.KDVDQDK .DV7HOOHU .DV$70 6HWRUDQ7HUODPEDW -XPODK
.HELMDNDQ PDQDMHPHQ WLGDN PHPSHUNHQDQNDQ SHQJJXQDDQ VDOGR NDV GDQ DWDX VHWDUD NDV ROHK NHORPSRNXVDKDSLKDNEHUHODVLGHQJDQ%DQN *,523$'$%$1.,1'21(6,$ 6DOGR *LUR SDGD %DQN ,QGRQHVLD SDGD SRVLVL 'HVHPEHU GDQ 'HVHPEHU EHUMXPODK 5S GDQ 5S6DOGR *LUR SDGD %DQN ,QGRQHVLD VHOXUXKQ\DGDODPPDWDXDQJUXSLDK 6HVXDL GHQJDQ SHUXEDKDQ WHUDNKLU PHODOXL 3HUDWXUDQ %DQN ,QGRQHVLD 1R3%, WDQJJDO 6HSWHPEHU WHQWDQJ 3HUXEDKDQ .HGXD 3%, 1R 3%, WHQWDQJ *LUR :DMLE 0LQLPXP %DQN 8PXP SDGD %DQN ,QGRQHVLD GDODP 5XSLDK GDQ 9DOXWD $VLQJ VHWLDS %DQN GL ,QGRQHVLDGLZDMLENDQPHPSXQ\DLVDOGRJLURPLQLPXPGL%DQN,QGRQHVLDXQWXNFDGDQJDQOLNXLGLWDV VHEHVDU GDUL 'DQD 3LKDN .HWLJD GDODP 5XSLDK GLWDPEDK FDGDQJDQ PLQLPXP \DQJ ZDMLE GLSHOLKDUD EHUXSD 6HUWLILNDW %DQN ,QGRQHVLD 6%, 6XUDW 8WDQJ 1HJDUD 681 GDQDWDX ([FHVV 5HVHUYHVHEHVDUGDUL'DQD3LKDN.HWLJDGDODPUXSLDK -XPODK *:0 3ULPHU GDODP 5XSLDK SDGD WDQJJDO 'HVHPEHU GDQ 'HVHPEHU PDVLQJPDVLQJVHEHVDU5SMXWDGDQ5SMXWD -XPODK*:06HNXQGHUGDODP5XSLDKSDGDWDQJJDO'HVHPEHUGDQ'HVHPEHU PDVLQJPDVLQJVHEHVDU5SMXWDGDQ5SMXWD%DQNWHODKPHPHQXKL*:0VHNXQGHU VHVXDLGHQJDQNHWHQWXDQ%DQN,QGRQHVLD 3DGD SRVLVL 'HVHPEHU GDQ 'HVHPEHU %DQN WHODK PHPHQXKL JLUR ZDMLE PLQLPXP\DQJKDUXVGLVHGLDNDQVHVXDLGHQJDQNHWHQWXDQ%DQN,QGRQHVLD
210
PT BANK YUDHA BHAKTI, Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh) 5.
GIRO PADA BANK LAIN 2014 54.288.193 14.821.194 1.879.556 179.699.883 5.786.835 1.405.903 2.555.176 260.436.740 260.436.740
BNI BRI BCA Bank Mandiri Bank Niaga Bank Danamon Bank Mega Dikurangi CKPN Jumlah
2013 57.963.742 63.781.279 1.844.583 691.602.605 5.715.718 2.277.903 3.469.199 826.655.029 826.655.029
Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 seluruh Giro pada Bank Lain dalam mata uang rupiah dan seluruhnya ditempatkan pada pihak ketiga. Kisaran suku bunga Giro pada Bank Lain pada tahun 2014 dan 2013 berturut-turut 0,50% 1,50% dan 0,50% - 1,25%. Berdasarkan hasil penelaahan dan evaluasi manajemen Bank, kolektibilitas atas seluruh Giro pada Bank Lain pada tahun 2014 dan 2013 digolongkan Lancar. Perubahan cadangan (pemulihan) cadangan kerugian penurunan nilai Giro pada Bank selama 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut : 2014 2013 - Saldo Awal Tahun - Pemulihan Cadangan - Saldo Akhir Tahun
lain
-
Manajemen berpendapat bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai giro pada bank lain yang dibentuk telah memadai.
6.
PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA DAN BANK LAIN Berdasarkan jenis : 2014 203.000.000.000 (32.413.257) 28.000.000.000 230.967.586.743 230.967.586.743
Deposit Facility Bank Indonesia Bunga Diterima Dimuka -/Interbank Call Money Deposito Berjangka Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Jumlah Penempatan
2013 315.600.000.000 (50.392.236) 106.000.000.000 1.000.000.000 422.549.607.764 422.549.607.764
Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 seluruh Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain dalam mata uang rupiah. Penempatan pada Bank Lain merupakan penempatan kepada pihak terkait, yaitu kepada : 2014 2013 BPR Mitra Pandanaran Mandiri 500.000.000 BPR Mitra Cemawis Mandiri 500.000.000 BPR Mitra Bali Artha Mandiri Jumlah Penempatan 1.000.000.000
211
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN &$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1 8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5 '(6(0%(5'$1 'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK 3(1(03$7$13$'$%$1.,1'21(6,$'$1%$1./$,1ODQMXWDQ
6XNX EXQJD HIHNWLI UDWDUDWD WHUWLPEDQJ VHWDKXQ SDGD 'HSRVLWR SHU SHULRGH 'HVHPEHU GDQ'HVHPEHUPDVLQJPDVLQJVHEHVDUGDQ %HUGDVDUNDQ KDVLO SHQHODDKDQ GDQ HYDOXDVL PDQDMHPHQ %DQN NROHNWLELOLWDV DWDV VHOXUXK SHQHPSDWDQ SDGD %DQN ,QGRQHVLD GDQ %DQN ODLQ SDGD WDKXQ 'HVHPEHU GDQ 'HVHPEHU GLJRORQJNDQ /DQFDU 7LGDN WHUGDSDW GDQD \DQJ GLEORNLU DWDX EHOXP GDSDW GLFDLUNDQSDGD%DQNEHUPDVDODK 3HUXEDKDQFDGDQJDQNHUXJLDQSHQXUXQDQQLODL3HQHPSDWDQSDGD%DQN,QGRQHVLDGDQ%DQN/DLQ VHODPD'HVHPEHUGDQ'HVHPEHUDGDODKVHEDJDLEHULNXW 6DOGR$ZDO7DKXQ &DGDQJDQ7DKXQ%HUMDODQ 3HPXOLKDQ&DGDQJDQ 6DOGR$NKLU7DKXQ 0DQDMHPHQ EHUSHQGDSDW EDKZD MXPODK FDGDQJDQ NHUXJLDQ SHQXUXQDQ QLODL 3HQHPSDWDQ SDGD %DQN,QGRQHVLDGDQ%DQN/DLQ\DQJGLEHQWXNWHODKPHPDGDL ()(.()(.
6HOXUXK HIHNHIHN GLNODVLILNDVLNDQ VHEDJDL DVHW NHXDQJDQ \DQJ WHUVHGLD XQWXN GLMXDO (IHNHIHN EHUGDVDUNDQMHQLVQ\DWHUGLULDWDV 2EOLJDVL3HPHULQWDK 2EOLJDVL.RUSRUDW 2EOLJDVL%DQN 2EOLJDVL1RQ%DQN 6HUWLILNDW %DQN ,QGRQHVLD 6%, ± \DQJ WHUVHGLDXQWXNGLMXDO GLNXUDQJ GLVNRQWR \DQJ EHOXP GLDPRUWLVDVL &.316XUDW%HUKDUJD -XPODK(IHNHIHN %HUGDVDUNDQSHQHUELW(IHNHIHNGDSDWGLMDEDUNDQVHEDJDLEHULNXW 2EOLJDVL3HPHULQWDK 7LQJNDW %XQJD 3HU 7DKXQ
6HUL
1LODL:DMDU -DWXK7HPSR
dKE&ZϬϬϰϱ
ϵ͕ϳϱй
ϭϱͲDĞŝͲϯϳ
ϲϲ͘ϵϵϬ͘ϬϬϬ
ϲϰ͘ϴϬϬ͘ϬϬϬ
dKE&ZϬϬϲϭ
ϳ͕ϬϬй
ϭϱͲDĞŝͲϮϮ
ϰ͘ϳϰϳ͘ϱϬϬ͘ϬϬϬ
ϰ͘ϲϬϬ͘ϬϬϬ͘ϬϬϬ
dKE&ZϬϬϲϮ
ϲ͕ϯϴй
ϭϰͲƉƌͲϰϮ
ϭϱ͘ϮϳϬ͘ϬϬϬ͘ϬϬϬ
ϭϰ͘ϴϬϬ͘ϬϬϬ͘ϬϬϬ
dKE&ZϬϬϲϮ
ϲ͕ϯϴй
ϭϰͲƉƌͲϰϮ
ϯ͘ϴϭϳ͘ϱϬϬ͘ϬϬϬ
ϯ͘ϳϬϬ͘ϬϬϬ͘ϬϬϬ
dKE&ZϬϬϲϰ
ϲ͕ϭϯй
ϭϱͲDĞŝͲϮϴ
ϭϲ͘ϰϲϬ͘ϬϬϬ͘ϬϬϬ
ϭϱ͘ϲϬϬ͘ϬϬϬ͘ϬϬϬ
dKE&ZϬϬϲϱ
ϲ͕ϲϯй
ϭϱͲDĞŝͲϯϯ
ϴ͘ϭϮϬ͘ϬϬϬ͘ϬϬϬ
ϳ͘ϳϬϱ͘ϬϬϬ͘ϬϬϬ
ϰϴ͘ϰϴϭ͘ϵϵϬ͘ϬϬϬ
ϰϲ͘ϰϲϵ͘ϴϬϬ͘ϬϬϬ
:ƵŵůĂŚKďůŝŐĂƐŝWĞŵĞƌŝŶƚĂŚ
212
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN &$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1 8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5 '(6(0%(5'$1 'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK ()(.()(.ODQMXWDQ 2EOLJDVL.RUSRUDW 7LQJNDW %XQJD3HU 7DKXQ
3HQHUELW
3HULQJNDW -DWXK7HPSR
1LODL:DMDU
E<h
ϵ͕Ϯϱй
ϬϲDĂƌĞƚϮϬϭϵ
н
ϱ͘ϬϬϬ͘ϬϬϬ͘ϬϬϬ
ϱ͘ϬϬϬ͘ϬϬϬ͘ϬϬϬ
E<h
ϵ͕Ϯϱй
ϬϲDĂƌĞƚϮϬϭϵ
н
ϱ͘ϬϬϬ͘ϬϬϬ͘ϬϬϬ
ϱ͘ϬϬϬ͘ϬϬϬ͘ϬϬϬ
E<h
ϵ͕Ϯϱй
ϬϲDĂƌĞƚϮϬϭϵ
н
ϱ͘ϬϬϬ͘ϬϬϬ͘ϬϬϬ
ϱ͘ϬϬϬ͘ϬϬϬ͘ϬϬϬ
E<h
ϵ͕Ϯϱй
ϬϲDĂƌĞƚϮϬϭϵ
н
ϱ͘ϬϬϬ͘ϬϬϬ͘ϬϬϬ
ϱ͘ϬϬϬ͘ϬϬϬ͘ϬϬϬ
:ƵŵůĂŚKďůŝŐĂƐŝĂŶŬ
ϮϬ͘ϬϬϬ͘ϬϬϬ͘ϬϬϬ
ϮϬ͘ϬϬϬ͘ϬϬϬ͘ϬϬϬ
%DQN,QGRQHVLD 6HUL
7LQJNDW%XQJD 3HU7DKXQ
-DWXK7HPSR
1LODL:DMDU
1LODL:DMDU
6%,
-XO
6%,
-XO
6%,
-XO
6'%,
$SU
6'%,
0DU
6'%,
0DU
6'%,
)HE
7RWDO
6HVXDLGHQJDQ SHUXEDKDQWHUDNKLUPHODOXL 3HUDWXUDQ%DQN,QGRQHVLD1R3%, WDQJJDO 6HSWHPEHU WHQWDQJ 3HUXEDKDQ .HGXD 3%, 1R 3%, WHQWDQJ *LUR :DMLE 0LQLPXP %DQN 8PXP SDGD %DQN ,QGRQHVLD GDODP 5XSLDK GDQ 9DOXWD $VLQJ VHWLDS %DQN GL ,QGRQHVLD GLZDMLENDQ PHPSXQ\DL VDOGR JLUR PLQLPXP GL %DQN ,QGRQHVLD XQWXN FDGDQJDQ OLNXLGLWDV VHEHVDU GDUL 'DQD 3LKDN .HWLJD GDODP 5XSLDK GLWDPEDK FDGDQJDQ PLQLPXP \DQJZDMLE GLSHOLKDUD EHUXSD 6HUWLILNDW %DQN ,QGRQHVLD 6%, 6XUDW 8WDQJ 1HJDUD 681 GDQDWDX([FHVV5HVHUYHVHEHVDUGDUL'DQD3LKDN.HWLJDGDODPUXSLDK*:0VHNXQGHU\DQJ ZDMLE GLWHPSDWNDQ GDODP EHQWXN 6%, DWDX 681 SDGD SRVLVL 'HVHPEHU DGDODK VHEHVDU5SMXWDGDQSDGDSRVLVL'HVHPEHUVHEHVDU5SMXWD %HUGDVDUNDQ NHWHQWXDQ %DQN ,QGRQHVLD \DQJ EHUODNX HIHNHIHN GLJRORQJNDQ /DQFDU 7LGDN GLEHQWXNFDGDQJDQNHUXJLDQSHQXUXQDQQLODLDWDVHIHNHIHN\DQJGLPLOLNL 3HUXEDKDQ FDGDQJDQ SHPXOLKDQ FDGDQJDQ NHUXJLDQ SHQXUXQDQ QLODL (IHN(IHN VHODPD GDQDGDODKVHEDJDLEHULNXW 6DOGR$ZDO7DKXQ &DGDQJDQ7DKXQ%HUMDODQ 3HPXOLKDQ&DGDQJDQ 6DOGR$NKLU7DKXQ 0DQDMHPHQ EHUSHQGDSDW EDKZD MXPODK FDGDQJDQ NHUXJLDQ SHQXUXQDQ QLODL (IHN(IHN \DQJ GLEHQWXNWHODKPHPDGDL
213
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN &$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1 8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5 '(6(0%(5'$1 'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK .5(',7<$1*',%(5,.$1 .UHGLW\DQJGLEHULNDQEHUGDVDUNDQMHQLVVHNWRUXVDKDMDQJNDZDNWXGDQNXDOLWDVWHUGLULGDUL
-HQLVGDODP5S 'HVHPEHU 'DODP 3HUKDWLDQ .KXVXV
/DQFDU .RQVXPVL
.XUDQJ /DQFDU
'LUDJXNDQ
0DFHW
-XPODK
,QYHVWDVL
0RGDO.HUMD
.DU\DZDQ
3LQMDPDQ 5HNHQLQJ.RUDQ
6XEMXPODK
&.31 -XPODK
'HVHPEHU 'DODP 3HUKDWLDQ .KXVXV
/DQFDU
.RQVXPVL ,QYHVWDVL 0RGDO.HUMD .DU\DZDQ 3LQMDPDQ 5HNHQLQJ.RUDQ 6XEMXPODK &.31 -XPODK
'LUDJXNDQ
0DFHW
-XPODK
.XUDQJ /DQFDU
214
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN &$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1 8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5 '(6(0%(5'$1 'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK .5(',7<$1*',%(5,.$1ODQMXWDQ 6HNWRU(NRQRPLGDODP5S
'HVHPEHU
'DODP 3HUKDWLDQ .KXVXV
/DQFDU
3HUWDQLDQSHUEXUXDQGDQ NHKXWDQDQ
.XUDQJ /DQFDU
'LUDJXNDQ
0DFHW
-XPODK
,QGXVWULSHQJRODKDQ
.RQVWUXNVL
3HUGDJDQJDQEHVDUGDQ HFHUDQ
3HUDQWDUDNHXDQJDQ
5HDOHVWDWHXVDKD SHUVHZDDQGDQMDVD SHUXVDKDDQ
3HULNDQDQ 3HUWDPEDQJDQGDQ SHQJJDOLDQ
3HQ\HGLDDQDNRPRGDVL GDQSHQ\HGLDDQPDNDQ PLQXP 7UDQVSRUWDVL SHUJXGDQJDQGDQ NRPXQLNDVL
-DVDSHQGLGLNDQ -DVDNHVHKDWDQGDQ NHJLDWDQVRVLDO -DVDPDV\DUDNDWVRVLDO EXGD\DKLEXUDQGDQ SHURUDQJDQODLQQ\D 5XPDK7DQJJD /DLQQ\D 6XE-XPODK &.31
-XPODK
215
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN &$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1 8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5 '(6(0%(5'$1 'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK .5(',7<$1*',%(5,.$1ODQMXWDQ 6HNWRU(NRQRPLGDODP5S ODQMXWDQ
'HVHPEHU
'DODP 3HUKDWLDQ .KXVXV
/DQFDU 3HUWDQLDQSHUEXUXDQGDQ NHKXWDQDQ 3HULNDQDQ 3HUWDPEDQJDQGDQ SHQJJDOLDQ ,QGXVWULSHQJRODKDQ .RQVWUXNVL 3HUGDJDQJDQEHVDUGDQ HFHUDQ 3HQ\HGLDDQDNRPRGDVL GDQSHQ\HGLDDQPDNDQ PLQXP 7UDQVSRUWDVL SHUJXGDQJDQGDQ NRPXQLNDVL 3HUDQWDUDNHXDQJDQ 5HDOHVWDWHXVDKD SHUVHZDDQGDQMDVD SHUXVDKDDQ -DVDSHQGLGLNDQ -DVDNHVHKDWDQGDQ NHJLDWDQVRVLDO -DVDPDV\DUDNDWVRVLDO EXGD\DKLEXUDQGDQ SHURUDQJDQODLQQ\D 5XPDK7DQJJD /DLQQ\D 6XE-XPODK &.31
-XPODK
.XUDQJ /DQFDU
'LUDJXNDQ
0DFHW
-XPODK
'DUL MXPODK WHUVHEXW WHUGDSDW SHQ\DOXUDQ NUHGLW NHSDGD SLKDN EHUHODVL GHQJDQ 37 %DQN <XGKD%KDNWL\DNQL -XPODKNUHGLWSLKDNEHUHODVL &DGDQJDQ.HUXJLDQ3HQXUXQDQ1LODL -XPODK
%HUGDVDUNDQ-DQJND:DNWX WDKXQ !WDKXQVGWDKXQ !WDKXQ &.31 6DOGRDNKLU
216
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN &$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1 8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5 '(6(0%(5'$1 'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK .5(',7<$1*',%(5,.$1ODQMXWDQ .ROHNWLELOLWDV /DQFDU 'DODP3HUKDWLDQ.KXVXV .XUDQJ/DQFDU 'LUDJXNDQ 0DFHW &.31 6DOGRDNKLU
3HUXEDKDQ&DGDQJDQ.HUXJLDQ3HQXUXQDQ1LODLDGDODKVHEDJDLEHULNXW 6DOGRDZDOWDKXQ 3HOXQDVDQ .UHGLW \DQJ WHODK GLKDSXV %XNX 3HQDPEDKDQ&DGDQJDQ 3HQJKDSXVDQVHODPDWDKXQEHUMDODQ 6DOGRDNKLU
3DGD SRVLVL 'HVHPEHU GDQ &DGDQJDQ .HUXJLDQ 3HQXUXQDQ 1LODL PHUXSDNDQ SHUKLWXQJDQQLODLVHFDUDNROHNWLI 0DQDMHPHQ EHUSHQGDSDW EDKZD MXPODK &DGDQJDQ .HUXJLDQ 3HQXUXQDQ 1LODL \DQJ WHODK GLEXNXNDQ DGDODK FXNXS XQWXN PHQXWXS NHUXJLDQ \DQJ PXQJNLQ WLPEXO DNLEDW WLGDN WHUWDJLKQ\D.UHGLW
,QIRUPDVLSHQWLQJODLQQ\D ,QIRUPDVLSHQWLQJ\DQJEHUNDLWDQGHQJDQNUHGLW\DQJGLEHULNDQDGDODKVHEDJDLEHULNXW D .LVDUDQVXNXEXQJD
3LQMDPDQ5HNHQLQJ.RUDQ .UHGLW0RGDO.HUMD.UHGLW ,QYHVWDVLGDQ.UHGLW.RQVXPHU .UHGLW.DU\DZDQ 3URYLVL.UHGLW
E .UHGLW \DQJ GLEHULNDQ GLMDPLQ GHQJDQ VHUWLILNDW WDQDK GHSRVLWR %XNWL 3HPLOLNDQ .HQGDUDDQ%HUPRWRU%3.% GDQMDPLQDQODLQQ\D\DQJGLWHULPDROHKSHUEDQNDQ F .UHGLW PRGDO NHUMD GDQ NUHGLW LQYHVWDVL GLEHULNDQ XQWXN NHSHQWLQJDQ PRGDO NHUMD GDQ EDUDQJEDUDQJ PRGDO ODLQQ\D VHGDQJNDQ NUHGLW NRQVXPHU GLEHULNDQ XQWXN WXMXDQ SHPLOLNDQUXPDKNHQGDUDDQEHUPRWRUGDQNUHGLWSHURUDQJDQODLQQ\D G .UHGLW\DQJGLEHULNDQNHSDGD'LUHNVL'HZDQ.RPLVDULVGDQ.DU\DZDQ%DQNPHUXSDNDQ NUHGLW NRQVXPWLI GDQ NUHGLW WHUVHEXW GLEHEDQL EXQJD GHQJDQ MDQJND ZDNWX PDNVLPDO VHODPD WDKXQ 6XPEHU SHPED\DUDQ NUHGLW WHUVHEXW EHUDVDO GDUL SHPRWRQJDQ JDML VHWLDSEXODQ6HGDQJNDQNUHGLW \DQJGLEHULNDQNHSDGDSLKDN \DQJWHUNDLWGHQJDQ%DQN GLODNXNDQSHUV\DUDWDQGDQSURVHVDQDOLVLVQRUPDOVHSHUWLNHSDGDSLKDNODLQ
217
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN &$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1 8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5 '(6(0%(5'$1 'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK .5(',7<$1*',%(5,.$1ODQMXWDQ ,QIRUPDVLSHQWLQJODLQQ\DODQMXWDQ H 3DGDSRVLVL'HVHPEHUGDQWLGDNWHUGDSDWNUHGLW\DQJGLUHVWUXNWXULVDVL I -DQJNDZDNWXNUHGLWEHUNLVDUDQWDUDVDWX WDKXQVDPSDLGHQJDQOLPDEHODV WDKXQ J %DQN GDODP PHQ\DOXUNDQ NUHGLW SHU 'HVHPEHU GDQ WLGDN WHUGDSDW SHODQJJDUDQDWDXSXQSHODPSDXDQ%DWDV0DNVLPXP3HPEHULDQ.UHGLW%03. 3(1<(57$$1
1LODLWHUFDWDW &.31 6DOGRDNKLU
$NXQLQLPHUXSDNDQVDOGRSHQ\HUWDDQNHSDGD373HQMDPLQ.UHGLW3HQJXVDKD,QGRQHVLDSHU 'HVHPEHUGDQ 3HQ\HUWDDQ NHSDGD 37 3HQMDPLQ .UHGLW 3HQJXVDKD ,QGRQHVLD GHQJDQ QLODL QRPLQDO 5S 6DWX -XWD 5XSLDK SHU OHPEDU VDKDP 3DGD EXODQ $JXVWXV VDKDP SHQ\HUWDDQLQLWHODKGLMXDONHSDGDVDODKVDWXSHPHJDQJVDKDP373HQMDPLQ.UHGLW3HQJXVDKD ,QGRQHVLD %HUGDVDUNDQNHWHQWXDQ%DQN,QGRQHVLD\DQJEHUODNX3HQ\HUWDDQ6DKDPGLJRORQJNDQ/DQFDU 3DGDSRVLVL'HVHPEHUGDQWLGDNWHUGDSDWLQGLNDVLSHQXUXQDQQLODLDWDVSHQ\HUWDDQ VDKDP 3HUXEDKDQ FDGDQJDQ SHPXOLKDQ FDGDQJDQ NHUXJLDQ SHQXUXQDQ QLODL 3HQ\HUWDDQ 6DKDPVHODPDGDQDGDODKVHEDJDLEHULNXW 6DOGR$ZDO7DKXQ &DGDQJDQ7DKXQ%HUMDODQ 3HPXOLKDQ&DGDQJDQ 0DQDMHPHQ EHUSHQGDSDW EDKZD MXPODK FDGDQJDQ NHUXJLDQ SHQXUXQDQ QLODL 3HQ\HUWDDQ 6DKDP \DQJGLEHQWXNWHODKPHPDGDL $6(77(7$3 +DUJD3HUROHKDQ $NXPXODVLSHQ\XVXWDQ 1LODLEXNX
218
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN &$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1 8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5 '(6(0%(5'$1 'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK $6(77(7$3ODQMXWDQ 5LQFLDQ$VHW7HWDSDGDODKVHEDJDLEHULNXW 'HVHPEHU
+DUJD3HUROHKDQ 7DQDK %DQJXQDQ 3HUDODWDQGDQ SHUDERWDQ.DQWRU ,QVWDODVL .RPSXWHU .HQGDUDDQ
6DOGR 'HV
3HQDPEDKDQ
3HQJXUDQJDQ
6DOGR 'HV
$NXPXODVL3HQ\XVXWDQ %DQJXQDQ 3HUDODWDQGDQ SHUDERWDQ.DQWRU ,QVWDODVL .RPSXWHU .HQGDUDDQ
1LODL%XNX
'HVHPEHU
+DUJD3HUROHKDQ 7DQDK %DQJXQDQ 3HUDODWDQGDQ SHUDERWDQNDQWRU ,QVWDODVL .RPSXWHU .HQGDUDDQ $NXPXODVL3HQ\XVXWDQ %DQJXQDQ 3HUDODWDQGDQ 3HUDERWDQ.DQWRU ,QVWDODVL .RPSXWHU .HQGDUDDQ 1LODL%XNX
6DOGR
6DOGR
'HV
3HQDPEDKDQ
3HQJXUDQJDQ
'HV
0DQDMHPHQEHUSHQGDSDWEDKZDWLGDNWHUGDSDWLQGLNDVLWHUMDGLQ\DSHQXUXQDQQLODLSHUPDQHQDVHW WHWDS -XPODK SHQ\XVXWDQ DVHW WHWDS \DQJ GLEHEDQNDQ SDGD ODSRUDQ ODED UXJL NRPSUHKHQVLI PDVLQJ PDVLQJ VHEHVDU 5S GDQ 5S XQWXN SHULRGH \DQJ EHUDNKLU SDGD WDQJJDO'HVHPEHUGDQ'HVHPEHU&DWDWDQ
219
PT BANK YUDHA BHAKTI, Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh) 10. ASET TETAP (lanjutan) Bank melakukan pengeluaran inventaris dengan nilai buku Rp1,- dari Neraca yang tersebar di beberapa Kantor Cabang dan Kantor Cabang Pembantu yaitu Kantor Cabang Bandung sesuai dengan Memo Persetujuan Intern Nomor 390/BYB-Bdg/Intern/XI/2014 tanggal 17 November 2014 yaitu peralatan dan perabotan kantor, dan komputer masing-masing sebesar Rp75.026.200 dan sebesar Rp90.230.000, Kantor Cabang Palembang berupa mesin kantor sebesar Rp27.200.000, dan Kantor Cabang Pembantu berupa peralatan dan perabotan kantor sebesar Rp6.453.001. Bank telah mengasuransikan aset tetap (tidak termasuk hak atas tanah) untuk menutup kemungkinan kerugian terhadap risiko kebakaran dan pencurian kepada PT. Asuransi Himalaya Pelindung, PT. Berdikari Insurance, Asuransi Wahana Tata, Asuransi Jasindo, PT. Chartis Insurance Indonesia, PT. Asuransi Bhakti Bhayangkara, PT. Asuransi Mega Pratama, PT. Asuransi Asoka Mas dengan nilai pertanggungan seluruhnya sebesar Rp20.358.560 dan Rp10.232.414, untuk masing-masing periode 31 Desember 2014 dan 31 Desember 2013. Manajemen berkeyakinan bahwa pertanggungan asuransi untuk aset tetap perseroan berada di atas nilai buku. Pada tanggal 31 Desember 2014 terdapat aset yang telah disusutkan penuh namun masih digunakan yaitu : mesin-mesin kantor, peralatan kantor, kendaraan, instalasi, komputer masingmasing dengan jumlah tercatat bruto sebesar Rp303.836 dan Rp817.693. Bank memiliki aset tetap yang tidak dipakai sementara berupa 4 (empat) buah ruko yang terletak di gedung Graha Permata Pancoran, Jalan Raya Pasar Minggu Kaveling C11, C12, C15 & C16 dengan nilai perolehan keseluruhan sebesar Rp 1.400.000 dan nilai pasar sebesar Rp.6.720.000 (berdasarkan hasil penilaian dari appraisal independen Kantor Jasa Penilai Publik Budi, Edi, Saptono & Rekan Nomor 2049/JIB-BEST/L-PA/IX/14 tanggal 19 September 2014). 11. ASET LAIN-LAIN Akun ini terdiri dari : Pendapatan Bunga Akrual Pinjaman Yang Diberikan Pendapatan Bunga yang masih akan diterima Pendapatan Bunga Akrual Pinjaman Kepada Bank Lain Pendapatan Bunga Kredit Jatuh Tempo Biaya Dibayar Dimuka Uang Muka Persedian Perlengkapan Kantor dan Barang Cetakan Jaminan Beban Pendirian Tagihan Lain-lain Agunan Yang Diambil Alih (AYDA) Lainnya Jumlah
2014 19.624.078.280 772.220.994
2013 11.442.344.682 788.657.188
2.554.336 1.662.023.667 17.283.019.569 13.536.183.052
4.622.442 1.672.160.482 13.042.176.905 6.303.441.928
803.476.372 1.229.935.250 5.454.640 11.001.746.533 31.416.365.000 97.337.057.693
656.480.529 908.941.232 24.033.677 12.971.149.841 56.946.393.462 217.800.000 104.978.202.368
Sesuai surat Bank Indonesia No. 13/658/DPNP/IDPnp tanggal 23 Desember 2011 terkait dengan diterbitkannya SE BI No. 13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011, Bank tidak diwajibkan lagi membentuk Cadangan Penghapusan Aset (PPA) untuk aset non produktif yang diperhitungkan dalam laporan keuangan. Penyesuaian atas PPA untuk aset non produktif yang telah dibentuk selama ini dilakukan terhadap saldo laba.
220
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN &$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1 8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5 '(6(0%(5'$1 'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK $6(7/$,1/$,1ODQMXWDQ 3HQXUXQDQ $JXQDQ
6XNX EXQJD HIHNWLI UDWDUDWD WHUWLPEDQJ VHWDKXQ XQWXN WDKXQ \DQJ EHUDNKLU SDGD WDQJJDO 'HVHPEHUGDQ *LUR 7DEXQJDQ 'HSRVLWR 6LPSDQDQ \DQJ GLEORNLU GDQ GLMDGLNDQ MDPLQDQ DWDV 3LQMDPDQ
221
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN &$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1 8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5 '(6(0%(5'$1 'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK 6,03$1$11$6$%$+ODQMXWDQ 6DPSDLGHQJDQEXODQ 'LDWDVEXODQVGEXODQ 'LDWDVEXODQVGEXODQ 'LDWDVEXODQVGEXODQ 'LDWDV7DKXQVG7DKXQ -XPODK
%HUGDVDUNDQ8QGDQJ8QGDQJ1R7DKXQVHEDJDLSHQJJDQWL8QGDQJXQGDQJ1RWDKXQ WHQWDQJ/HPEDJD3HQMDPLQ6LPSDQDQ/36 PHQ\DWDNDQEDKZD/36PHQMDPLQVLPSDQDQ QDVDEDK %DQN \DQJ EHUEHQWXN JLUR GHSRVLWR VHUWLILNDW GHSRVLWR WDEXQJDQ GDQ DWDX EHQWXN ODLQQ\D\DQJGLSHUVDPDNDQGHQJDQLWX %HUGDVDUNDQ3HUDWXUDQ3HPHULQWDK5HSXEOLN,QGRQHVLD1R7DKXQWHQWDQJ%HVDUDQ1LODL 6LPSDQDQ
222
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN &$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1 8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5 '(6(0%(5'$1 'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK 6,03$1$1'$5,%$1./$,1ODQMXWDQ 6XNX EXQJD HIHNWLI UDWDUDWD WHUWLPEDQJ VHWDKXQ XQWXN WDKXQ \DQJ EHUDNKLU SDGD WDQJJDO 'HVHPEHUGDQ *LUR 'HSRVLWR 3,1-$0$1<$1*',7(5,0$ 3LQMDPDQ\DQJGLWHULPDPHUXSDNDQSLQMDPDQGDUL37%DQN7DEXQJDQ1HJDUD%71 3DGD SHULRGH'HVHPEHUGDQ'HVHPEHUVDOGRSLQMDPDQ\DQJGLWHULPDEHUWXUXWWXUXW VHEHVDU5SGDQ5S 37 %DQN <XGKD %KDNWL WHODK GLWXQMXN ROHK 37 %DQN 7DEXQJDQ 1HJDUD %71 VHEDJDL %DQN UHNDQDQ GDODP SHQ\DOXUDQ GDQD GDODP UDQJND SHPELD\DDQ SURJUDP NUHGLW SHPLOLNDQ UXPDK VHGHUKDQD GDQ UXPDK VDQJDW VHGHUKDQD .356566 VHVXDL SHUMDQMLDQ SHQHUXVDQ SLQMDPDQ DQWDUD 37 %DQN 7DEXQJDQ 1HJDUD %71 GHQJDQ 37 %DQN <XGKD %KDNWL 1RPRU 3.6',5WDQJJDO)HEUXDULGDQWHODKGLDPDQGHPHQWHUDNKLU1RPRU $''3.6',5WDQJJDO-XQL 3(53$-$.$1 D +XWDQJ3DMDN
3DMDN3HQJKDVLODQSDVDO 3DMDN3HQJKDVLODQSDVDO 3DMDN3HQJKDVLODQSDVDO 3DMDN3HQJKDVLODQSDVDO 3DMDN3HQJKDVLODQSDVDOD\DW -XPODK
E %HEDQ3DMDN
%HEDQSDMDNSHQJKDVLODQNLQL 0DQIDDWEHEDQ SDMDNWDQJJXKDQ -XPODK
F 3DMDN3HQJKDVLODQ%DGDQ 5HNRQVLOLDVL DQWDUD ODED VHEHOXP SDMDN SHQJKDVLODQ PHQXUXW ODSRUDQ ODED UXJL GHQJDQ WDNVLUDQ ODED ILVNDO \DQJ GLKLWXQJ ROHK %DQN XQWXN WDKXQ \DQJ EHUDNKLU SDGD WDQJJDO 'HVHPEHUGDQDGDODKVHEDJDLEHULNXW
223
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN &$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1 8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5 '(6(0%(5'$1 'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK 3(53$-$.$1ODQMXWDQ
/DEDVHEHOXPSDMDNSHQJKDVLODQPHQXUXW ODSRUDQODEDUXJL .RUHNVLILVNDOWHUGLULGDUL %HGD7HPSRUHU -DVD3URGXNVL WDQWLHP 3HQ\XVXWDQ$NWLYD7HWDS %HEDQ,PEDODQSDVFDNHUMD 33$3GDQ&.31 %HGD3HUPDQHQ 3HQGDSDWDQ6HZD %HEDQ6XPEDQJDQ %LD\D-DVD.RQVXOWDQ %HEDQ3DMDN %LD\D1RQ2SHUDVLRQDO %HEDQ3HPDVDUDQ %HEDQ%HD6DQWXQDQ'DQD.HPDWLDQ %HEDQ$NWLYLWDV0DUNHWLQJ %HEDQ6HZD3HUDODWDQ.DQWRU %HEDQ6HZD.HQGDUDDQ %HEDQ6HZD/DLQQ\D %LD\D-DVDSLKDNNHWLJD 3HQJKDVLODQ.HQD3DMDN 3HPEXODWDQ
'LNHQDNDQWDULI [5S -XPODK7DNVLUDQ3DMDN3HQJKDVLODQ
3DMDNGLED\DUGLPXND 33K3DVDO 3DMDNSHQJKDVLODQWHUKXWDQJ
G 5HNRQVLOLDVLDQWDUDODEDVHEHOXPSDMDNSHQJKDVLODQPHQXUXWODSRUDQODEDUXJLGHQJDQEHEDQ SDMDN SHQJKDVLODQ XQWXN WDKXQWDKXQ \DQJ EHUDNKLU SDGD WDQJJDO 'HVHPEHU GDQ DGDODKVHEDJDLEHULNXW /DEDVHEHOXPSDMDNSHQJKDVLODQPHQXUXW ODSRUDQODEDUXJL %HEDQ SDMDN GHQJDQ WDULI SDMDN PDNVLPXP \DQJEHUODNX 3HQJDUXK SDMDN DWDV EHGD WHWDS SDGD WDULI SDMDNPDNVLPXP\DQJEHUODNX 3HQJDUXK SDMDN DWDV EHGD ZDNWX SDGD WDULI SDMDNPDNVLPXP\DQJEHUODNX %HEDQ3DMDN3HQJKDVLODQ
224
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN &$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1 8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5 '(6(0%(5'$1 'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK 3(53$-$.$1ODQMXWDQ H 3DMDN3HQJKDVLODQ7DQJJXKDQ 8QWXNWDKXQ\DQJEHUDNKLU'HVHPEHU 'HV
$VHWSDMDNWDQJJXKDQ 3HQGDSDWDQ .RPSUHKHQVLIODLQQ\D -DVD3URGXNVL 3HQ\XVXWDQ$VHWWHWDS .HZDMLEDQ0DQIDDW NDU\DZDQ &.31 -XPODK
'LNUHGLWNDQNH /DSRUDQ/DED 5XJL
'LEHEDQNDQNH HNXLWDV
'HV
'LEHEDQNDQNH HNXLWDV
8QWXNWDKXQ\DQJEHUDNKLU'HVHPEHU 'HV
$VHWSDMDNWDQJJXKDQ 3HQGDSDWDQ .RPSUHKHQVLIODLQQ\D
&.31 -XPODK
'HV
-DVD3URGXNVL 3HQ\XVXWDQ$VHWWHWDS .HZDMLEDQ0DQIDDW NDU\DZDQ
'LNUHGLWNDQNH /DSRUDQ/DED 5XJL
/,$%,/,7$6/$,1/$,1
7LWLSDQ1DVDEDK %HEDQ\DQJ0DVLK+DUXV'LED\DU 3HQGDSDWDQ'LWHULPD'LPXND .HZDMLEDQ/DLQQ\D,QWHUQDO 3HQGDSDWDQ%XQJD'LWDQJJXKNDQ .HZDMLEDQ3DVFD.HUMD
-XPODK
225
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN &$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1 8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5 '(6(0%(5'$1 'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK /,$%,/,7$6,0%$/$1.(5-$ 3URJUDP3HQVLXQ 3HUXVDKDDQ PHQJLNXWL SURJUDP SHQVLXQ PDQIDDW SDVWL 'DQD 3HQVLXQ XQWXN VHPXD SHJDZDL WHWDS FDORQ SHJDZDL WHWDS VHUWD 'LUHNVL \DQJ GLDQJNDW GDUL SHJDZDL \DQJ PHPHQXKL V\DUDW NHSHVHUWDDQ 'DQD SHQVLXQ LQL GLNHOROD ROHK 'DQD 3HQVLXQ %DQN <XGKD %KDNWL \DQJ 3HUDWXUDQ 'DQD 3HQVLXQQ\D WHODK GLVDKNDQ ROHK 0HQWHUL .HXDQJDQ 5HSXEOLN ,QGRQHVLD GHQJDQ 6XUDW .HSXWXVDQ 1R .(3.0 WDQJJDO -XOL 0DQIDDW SHQVLXQ DNDQ GLEHULNDQ DSDELODNDU\DZDQWHUVHEXWPHPDVXNLPDVDSHQVLXQ .HZDMLEDQSHVHUWDSHJDZDL VHEDJDLEHULNXW 3HJDZDL\DQJGLWHULPDVHEHOXPEHUODNXQ\D881RPRU7DKXQZDMLEPHQ\HWRULXUDQ \DQJ GLSRWRQJ ODQJVXQJ GDUL JDML 3HQJKDVLODQ 'DVDU 3HQVLXQ3K'3 VHEHVDU XQWXN GDQD3HQVLXQGDQXQWXN7+7 3HJDZDL \DQJ GLWHULPD VHMDN EHUODNXQ\D 88 1RPRU WDKXQ ZDMLE PHQ\HWRU LXUDQ \DQJGLSRWRQJODQJVXQJGDULJDML3K'3 VHEHVDUXQWXN'DQD3HQVLXQ 37 %DQN <XGKD %KDNWL EHUNHZDMLEDQ PHPED\DU LXUDQ EHUXSD 1RUPDO &RVW GDQ 3DVW 6HUYLFH /LDELOLW\36/ \DQJEHVDUQ\DGLWHWDSNDQGLKLWXQJROHK$NWXDULD\DQJPHODNXNDQHYDOXDVLPLQLPDO VHWLDSWLJD WDKXQVHNDOL 3HUKLWXQJDQ$NWXDULD3URJUDP3DVFD.HUMD 3HUKLWXQJDQ$NWXDULDWHUDNKLUXQWXN3URJUDP3HQVLXQ3URJUDP3DVFD.HUMDGDQ,PEDODQ-DQJND 3DQMDQJ/DLQQ\DGLODNXNDQROHK'D\D0DQGLUL'KDUPDNRQVLOLQGR7DQJJDO-DQXDUL 3HUKLWXQJDQ \DQJ GLODNXNDQ DGDODK XQWXN PHQJDNXL ELD\D \DQJ VHKDUXVQ\D GLNHOXDUNDQ ROHK 3HUXVDKDDQ EHUNHQDDQ GHQJDQ LPEDODQ SDVFDNHUMD EHUXSD SHQJKDUJDDQ PDVDEDNWL WDEXQJDQ KDUL WXD FXWL EHVDU WXQMDQJDQ SHPHOLKDUDDQ NHVHKDWDQ GDQ SHQVLXQ NDU\DZDQ ELOD PHQFDSDL XVLDSHQVLXQ 3HUKLWXQJDQ UHNRQVLOLDVL DVHW SURJUDP GDQ NHZDMLEDQ HVWLPDVLDQ LPEDODQ NHUMD \DQJ GLDNXL GL 1HUDFDDGDODKVHEDJDLEHULNXW 1LODL.LQL.HZDMLEDQ 1LODL:DMDU$VHW3URJUDP 6WDWXV3HQGDQDDQ .HUXJLDQNHXQWXQJDQ DNWXDULD \DQJ EHOXP GLDNXL -XPODK/LDELOLWDV,PEDODQ3DVFDNHUMD
5HNRQVLOLDVL SHUXEDKDQ VDOGR NHZDMLEDQ SDVFDNHUMD XQWXN WDKXQ \DQJ EHUDNKLU 'HVHPEHU GDQDGDODKVHEDJDLEHULNXW 6DOGR$ZDO %HEDQ-DVD.LQL %HEDQEXQJD $PRUWLVDVL/DED5XJL$NWXDULD ([FHVV3D\PHQW 3HPED\DUDQVHODPDWDKXQEHUMDODQ 6DOGRDNKLU
226
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN &$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1 8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5 '(6(0%(5'$1 'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK /,$%,/,7$6,0%$/$1.(5-$ODQMXWDQ $VXPVL\DQJGLJXQDNDQGDODPSHUKLWXQJDQDNWXDULDOGDQDGDODKVHEDJDLEHULNXW 3URJUDP'DQD3HQVLXQ 7LQJNDW%XQJD'LVNRQWR
SHUDQQXP
7LQJNDW.HQDLNDQ3HQJKDVLODQ SHUDQQXP 7LQJNDW.HPDWLDQ
7LQJNDW3HQJXQGXUDQ'LUL
7LQJNDW.HFDFDWDQ
&RPPLVVLRQHUV6WDQGDU2UGLQDU\±&62¶ DWDJHUHGXFLQJOLQHDUO\WRDWDJHDQG
WKHUHDIWHU
RIPRUWDOLW\UDWH
8VLD3HQVLXQ1RUPDO
\HDUVROG
$VHWGDQDSHQVLXQWHUXWDPDWHUGLULGDULGHSRVLWREHUMDQJNDSHQHPSDWDQODQJVXQJGDQLQYHVWDVL MDQJNDSDQMDQJGDODPEHQWXNWDQDKGDQEDQJXQDQ
02'$/6$+$0 %HUGDVDUNDQ $NWD 1RPRU WDQJJDO -XQL \DQJ GLEXDW GLKDGDSDQ $JXQJ ,ULDQWRUR 6DUMDQD +XNXP 0DJLVWHU +XNXP 1RWDULV GL -DNDUWD \DQJ WHODK PHQGDSDW SHUVHWXMXDQ GDUL 0HQWHUL+XNXPGDQ+DN$VDVL0DQXVLDVHVXDL6XUDW.HSXWXVDQ1RPRU$+8 WDQJJDO-XQL3HULRGH'HVHPEHUWDQJJDO-XQL0RGDO'DVDU3HUVHURDQ EHUMXPODKVHEHVDU5S(QDP5DWXV0LO\DU5XSLDK \DQJWHUEDJLDWDV (QDP 5DWXV 5LEX OHPEDU VDKDP GHQJDQ PDVLQJPDVLQJ VDKDP EHUQLODL 5S 6DWX -XWD 5XSLDK $WDV VDKDPVDKDP WHUVHEXW WHODK GLWHPSDWNDQ GDQ GLVHWRU SHQXK ROHK SDUD 3HPHJDQJ 6DKDP EHUGDVDUNDQ $NWD 1RPRU WDQJJDO -XQL \DQJ GLEXDW GLKDGDSDQ $JXQJ,ULDQWRUR6DUMDQD+XNXP0DJLVWHU+XNXP1RWDULVGL-DNDUWD\DQJWHODKGLODSRUNDQGDQ GLEHULWDKXNDQ NHSDGD 0HQWHUL +XNXP GDQ +DN $VDVL 0DQXVLD GDQ GLWHULPD EHUGDVDUNDQ 6XUDW 3HQHULPDDQ 3HPEHULWDKXDQ 3HUXEDKDQ $QJJDUDQ 'DVDU 37 %DQN <XGKD %KDNWL 1RPRU $+8 WDQJJDO -XQL \DLWX VHEHVDU 5S 'XD 5DWXV 'XDSXOXK 6DWX 0LOLDU /LPD 5DWXV (QDPEHODV -XWD 5XSLDK \DQJ WHUEDJL GDODP 'XD 5DWXV'XDSXOXK6DWX5LEX/LPD5DWXV(QDPEHODV OHPEDUVDKDPGHQJDQQRPLQDO5S 6DWX-XWD5XSLDK SHUOHPEDUVDKDP %HUGDVDUNDQ $NWD 1RPRU WDQJJDO -XOL \DQJ GLEXDW GLKDGDSDQ $JXQJ ,ULDQWRUR \DQJ WHODK PHQGDSDW SHUVHWXMXDQ GDUL 0HQWHUL +XNXP GDQ +DN $VDVL 0DQXVLD VHVXDL VXUDW SHPEHULWDKXDQ SHUXEDKDQ DQJJDUDQ GDVDU 1RPRU $+8$+ WDQJJDO 6HSWHPEHU \DQJ GLGDIWDUNDQ GDODP GDIWDU SHUXVDKDDQ 1RPRU +8$+ WDQJJDO 6HSWHPEHU$NWDWHUVHEXWGLVHVXDLNDQGLWDKXQ1RPRU\DQJGLDNXLEXODQ)HEUXDUL GDQ VHVXDL 6XUDW .HSXWXVDQ .HKDNLPDQ 1RPRU 3HUXEDKDQ SDGD WDKXQ GL VDKNDQ GL $NWD 1RPRU WDQJJDO -XQL GDQ WHODK PHQGDSDW SHUVHWXMXDQ GDUL 0HQWHUL +XNXPGDQ+DN$VDVL0DQXVLD 6XVXQDQSHPHJDQJGDQNHSHPLOLNDQVDKDPSHU'HVHPEHUGDQDGDODKVHEDJDL EHULNXW
227
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN &$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1 8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5 '(6(0%(5'$1 'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK 02'$/6$+$0ODQMXWDQ
3HPHJDQJ6DKDP ,1.23$' ,1.23$/ ,1.23$8 ,1.2332/ ,1.233$%5, ,1.29(5, 386.230$%(671, 386.23.(0+$1 37*R]FR&DSLWDO 6XJHQJ6XEURWR .23.$5%DQN<XGKD%KDNWL -XPODK
'HVHPEHU 6DKDP 1RPLQDO OHPEDU 5S
3HPHJDQJ6DKDP ,1.23$' ,1.23$/ ,1.23$8 ,1.2332/ ,1.233$%5, ,1.29(5, 386.230$%(671, 386.23.(0+$1 37*R]FR&DSLWDO 6XJHQJ6XEURWR .23.$5%DQN<XGKD%KDNWL -XPODK
'HVHPEHU 6DKDP 1RPLQDO OHPEDU 5S
6$/'2/$%$ 5LQFLDQVDOGRODED\DQJGLWDKDQDGDODKVHEDJDLEHULNXW %HOXPGLWHQWXNDQSHQJJXQDDQQ\D 6DOGRODEDWDKXQODOX 'LYLGHQ /DEDEHUVLKWDKXQEHUMDODQ -XPODKEHOXPGLWHQWXNDQSHQJJXQDDQQ\D 7HODKGLWHQWXNDQSHQJJXQDDQQ\D &DGDQJDQ7XMXDQ &DGDQJDQ8PXP -XPODKWHODKGLWHQWXNDQSHQJJXQDDQQ\D -XPODK6DOGR/DED
228
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN &$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1 8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5 '(6(0%(5'$1 'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK .20321(1(.8,7$6/$,11<$ .RPSRQHQ(NXLWDV/DLQQ\DVHEDJDLEHULNXW 2EOLJDVL3HPHULQWDK +DUJD%HOL 1LODL:DMDU 6HOLVLK3HQLODLDQ %DQN,QGRQHVLD +DUJD%HOL 1LODL:DMDU 6HOLVLK3HQLODLDQ 2EOLJDVL.RUSRUDW +DUJD%HOL 1LODL:DMDU 6HOLVLK3HQLODLDQ 7RWDO +DUJD%HOL 1LODL:DMDU 6HOLVLK3HQLODLDQ 3HQJDUXK3DMDN -XPODK
3(1'$3$7$1%81*$ 3HQGDSDWDQEXQJDWHUGLULGDULKDVLOEXQJDSURYLVLGDQNRPLVL\DQJEHUKXEXQJDQGHQJDQDNWLYLWDV SHUNUHGLWDQVHEDJDLEHULNXW 3HQGDSDWDQ%XQJD%HUDVDO'DUL 6XUDW%HUKDUJD %DQN,QGRQHVLD %DQN/DLQ 1RQ%DQN 3HQHPSDWDQ3DGD%DQN/DLQ *LUR%DQN/DLQ *LUR%DQN,QGRQHVLD ,QWHUEDQN&DOO0RQH\ 'HSRVLWR%HUMDQJND .UHGLW\DQJ'LEHULNDQ 3HQGDSDWDQ3URYLVLGDQ.RPLVL.UHGLW -XPODK
229
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN &$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1 8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5 '(6(0%(5'$1 'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK %(%$1%81*$
%HEDQ%XQJD%HUDVDO'DUL
.HZDMLEDQ.HSDGD%DQN/DLQ -DVD*LUR &DOO0RQH\ 'HSRVLWR%HUMDQJND 'HSRVLWRQ&DOO .HZDMLEDQ.HSDGD%XNDQ%DQN -DVD*LUR 'HSRVLWR%HUMDQJND 'HSRVLWRQ&DOO 6HUWLILNDW'HSVLWR 7DEXQJDQ %XQJD3LQMDPDQ
3(1'$3$7$123(5$6,21$//$,11<$
3URYLVLGDQ.RPLVL/DLQQ\D .HXQWXQJDQ3HQMXDODQ$VHW.HXDQJDQ 3HQGDSDWDQ$PRUWLVDVL'LVNRQWR 3HQGDSDWDQ'HQGD .HXQWXQJDQ3HQMXDODQ$<'$ 3HQGDSDWDQGDUL.UHGLW+DSXV%XNX 3HQGDSDWDQ)HH$70 -XPODK %(%$17(1$*$.(5-$ %LD\D*DML'DQ8SDK %LD\D/HPEXU 7XQMDQJDQ+DUL5D\D 7XQMDQJDQ-DEDWDQ 7XQMDQJDQ7HOOHU 7XQMDQJDQ&XWL 7XQMDQJDQ3HUXPDKDQ 7XQMDQJDQ7HOHSRQ 7XQMDQJDQ'DQD3HQVLXQ +RQRUDULXP'HZDQ.RPLVDULV 7XQMDQJDQ+RPH%DVH
230
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN &$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1 8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5 '(6(0%(5'$1 'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK %(%$17(1$*$.(5-$ODQMXWDQ
3HQJREDWDQGDQ3HUDZDWDQ 7UDQVSRUWDVLGDQ8DQJ0DNDQ -DPVRVWHN 7DQWLHP%RQXV %HEDQ,PEDODQSDVFDNHUMD %HEDQ3HJDZDL)UHHODQFH %HEDQ/DLQQ\D -XPODK
%(%$1$'0,1,675$6,'$18080
3HQGLGLNDQGDQ3HODWLKDQ 6HZD 3HPHOLKDUDDQGDQ3HUEDLNDQ 7UDQVSRUWDVL 7HOHNRPXQLNDVL 3DMDN /LVWULNGDQ$LU &HWDNDQGDQ$ODW7XOLV.DQWRU 3HQDJLKDQ 3HUMDODQDQ'LQDV 3LWD7LQWD.RPSXWHU $NXQWDQ.RQVXOWDQ .XVWRGLDQ .HDQJJRWDDQ $GPLQLVWUDVL3URVHV:DUNDW.OLULQJ3,3857*6 0DWHUDLGDQ%HQGD3RV /DQJJDQDQ6XUDW.DEDU0DMDODK 3HUOHQJNDSDQ.DQWRU .HJLDWDQ'HZDQ.RPLVDULV $NWLYLWDV3HJDZDL %<3DNDLDQ6HUDJDP 5HNUXLWPHQ3HJDZDL 3URYLVLGDQ.RPLVL 3UHPL3HQMDPLQDQ'DQD3LKDN.HWLJD %HEDQ$VXUDQVL %HEDQ$VXUDQVL.DV %HEDQ3HQ\XVXWDQ$VHW7HWDS %HEDQ$PRUWLVDVL %HEDQ7UDQVIHU %HEDQ%ODQNR6XUDW%HUKDUJD %HEDQ%DKDQ%DNDU.HQGDUDDQ %HEDQ3XQJXWDQ2-. /DLQQ\D
-XPODK
231
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN &$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1 8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5 '(6(0%(5'$1 'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK %(%$13(0$6$5$1
$NWLYLWDV0DUNHWLQJ ,NODQGDQ5HNODPH 6SRQVRUVKLS 6DQWXQDQ /DLQQ\D
-XPODK %(%$1.(58*,$13(18581$11,/$,$6(7.(8$1*$1'$1121.(8$1*$1%(56,+
3HQHPSDWDQSDGD%DQN/DLQ 6XUDW%HUKDUJD .UHGLW\DQJ'LEHULNDQ -XPODK
%(%$123(5$6,21$//$,11<$ .HUXJLDQ 3HQMXDODQ 6XUDW %HUKDUJD 7HUVHGLDXQWXN'LMXDO $VHW1RQ3URGXNWLI$JXQDQ\DQJ'LDPELO $OLK .HUXJLDQ3HQMXDODQ$JXQDQ\DQJ'LDPELO $OLK -XPODK
3(1'$3$7$1%8.$123(5$6,21$/
3HQGDSDWDQ6HZD /DED3HQMXDODQ$VHW7HWDS /DED3HQMXDODQ$<'$ 3HQGDSDWDQ1RQ2SHUDVLRQDO/DLQQ\D -XPODK
232
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN &$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1 8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5 '(6(0%(5'$1 'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK %(%$1%8.$123(5$6,21$/
%HEDQ'HQGD %HEDQ6XPEDQJDQ 5XJL3HQMXDODQ$NWLYD7HWDS /DLQQ\D -XPODK
75$16$.6,'(1*$13,+$.3,+$.%(5(/$6, 'DODP NHJLDWDQ QRUPDO XVDKD %DQN PHODNXNDQ WUDQVDNVL GHQJDQ SLKDN EHUHODVL NDUHQD KXEXQJDQ NHSHPLOLNDQ GDQDWDX NHSHQJXUXVDQ 6HPXD WUDQVDNVL GHQJDQ SLKDNSLKDN EHUHODVL WHODKGLODNXNDQGHQJDQNHELMDNDQGDQV\DUDW\DQJWHODKGLVHSDNDWLEHUVDPD 1R
3LKDN3LKDN%HUHODVL
'HZDQ.RPLVDULV'LUHNVL
6LIDW+XEXQJDQ 0DQDMHPHQ.XQFL
7UDQVDNVL .RPSHQVDVL 5HPXQHUDVL
GDQ
.UHGLW
3HMDEDW%DQN
0DQDMHPHQ.XQFL
.RPSHQVDVL 5HPXQHUDVL
GDQ
6LPSDQDQ1DVDEDK
3HQJXUXV.RSHUDVL .DU\DZDQ
'LNHQGDOLNDQ EHUVDPDROHK PDQDMHPHQNXQFL
.UHGLW
%35
'LNHQGDOLNDQROHK PDQDMHPHQNXQFL
6LPSDQDQ1DVDEDK
6LPSDQDQ1DVDEDK
'DODP NHJLDWDQ XVDKDQ\D %DQN MXJD PHQJDGDNDQ WUDQVDNVLWUDQVDNVL WHUWHQWX GHQJDQ SLKDN SLKDNEHUHODVL7UDQVDNVLWUDQVDNVLSDGDVDOGRWDKXQGDQPHOLSXWL .UHGLW\DQJGLEHULNDQ
3HPHJDQJ6DKDP
'HZDQ.RPLVDULVGDQ'LUHNVL
3HQMDPLQNUHGLW3HUXVDKDDQ363 3HQMDPLQNUHGLW3HUXVDKDDQ.RPLVDULV 3HMDEDW%DQN .RSHUDVL.DU\DZDQ -XPODK 3HUVHQWDVHWHUKDGDSWRWDONUHGLW\DQJ GLEHULNDQ
233
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN &$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1 8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5 '(6(0%(5'$1 'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK 75$16$.6,'(1*$13,+$.3,+$.%(5(/$6,ODQMXWDQ 3LQMDPDQ NHSDGD SLKDN EHUHODVL NKXVXVQ\D SLQMDPDQ NHSDGD 3HPHJDQJ VDKDP VHEHVDU 5S GDQ 3HQMDPLQ .UHGLW 3HUXVDKDDQ 363 VHEHVDU 5S GLMDPLQ GHQJDQ 'HSRVLWR%HUMDQJNDEDFNWREDFN \DQJGLWHPSDWNDQGL%DQN<XGKD%KDNWL 6LPSDQDQ1DVDEDK
'HZDQ.RPLVDULVGDQ'LUHNVL
3HMDEDW%DQN
3HQJXUXV.RSHUDVL.DU\DZDQ
%35
-XPODK 3HUVHQWDVHWHUKDGDSWRWDOVLPSDQDQQDVDEDK
.RPSHQVDVLPDQDMHPHQNXQFL .RPSHQVDVL \DQJ GLED\DU DWDX WHUXWDQJ SDGD PDQDMHPHQ NXQFL DWDV MDVD NHSHJDZDLDQ DGDODK VHEDJDLEHULNXW
*DMLGDQ,PEDODQMDQJNDSHQGHN
'HZDQ.RPLVDULV
'LUHNVL
3HMDEDW(NVHNXWLI
-XPODK
'HZDQ.RPLVDULV
'LUHNVL
3HMDEDW(NVHNXWLI
-XPODK
3HUVHQWDVHWHUKDGDSWRWDOEHEDQSHJDZDL ,PEDODQSDVFDNHUMD
3HUVHQWDVHWHUKDGDSWRWDOEHEDQSHJDZDL
234
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN &$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1 8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5 '(6(0%(5'$1 'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK $6(7'$1/,$%,/,7$6.(8$1*$1 7DEHO EHULNXW LQL PHUXSDNDQ QLODL WHUFDWDW GDQ QLODL ZDMDU GDUL DVHW NHXDQJDQ GDQ OLDELOLWDV NHXDQJDQSDGDWDQJJDO'HVHPEHUGDQ 7DKXQ $VHWGDQ /LDELOLWDV .HXDQJDQ
'LPLOLNLKLQJJD MDWXKWHPSR
3LQMDPDQGDQ 3LXWDQJ
$6(7 .(8$1*$1
%LD\D3HUROHKDQ GLDPRUWLVDVL ODLQQ\D
7HUVHGLDXQWXN 'LMXDO
1LODLWHUFDWDW
1LODLZDMDU
.DV
*LURSDGD%, *LURSDGD %DQN/DLQ 3HQHPSDWDQ SDGD%,GDQ %DQN/DLQ
(IHN(IHN .UHGLW\DQJ 'LEHULNDQ /,$%,/,7$6 .(8$1*$1 6LPSDQDQGDUL 1DVDEDK 6LPSDQDQGDUL %DQN/DLQ
7DKXQ $VHWGDQ /LDELOLWDV .HXDQJDQ $6(7 .(8$1*$1
'LPLOLNLKLQJJD MDWXKWHPSR
3LQMDPDQGDQ 3LXWDQJ
7HUVHGLDXQWXN 'LMXDO
%LD\D3HUROHKDQ GLDPRUWLVDVL ODLQQ\D
1LODLWHUFDWDW
1LODLZDMDU
.DV
*LURSDGD%, *LURSDGD %DQN/DLQ 3HQHPSDWDQ SDGD%,GDQ %DQN/DLQ
(IHN(IHN .UHGLW\DQJ 'LEHULNDQ /,$%,/,7$6 .(8$1*$1 6LPSDQDQGDUL 1DVDEDK 6LPSDQDQGDUL %DQN/DLQ
0HWRGH GDQ DVXPVL \DQJ GLJXQDNDQ DGDODK EDKZD QLODL ZDMDU DVHW NHXDQJDQ GDQ OLDELOLWDV NHXDQJDQ PHQGHNDWL QLODL WHUFDWDWQ\D NDUHQD PHPSXQ\DL MDQJND ZDNWX \DQJ VLQJNDW DWDV LQVWUXPHQNHXDQJDQWHUVHEXWGDQDWDXVXNXEXQJDQ\DGLWLQMDXXODQJ
235
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN &$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1 8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5 '(6(0%(5'$1 'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK %$7$60$.6,0803(0%(5,$1.5(',7 3DGDWDQJJDO'HVHPEHUGDQWLGDNWHUGDSDWSHODQJJDUDQ GDQSHODPSDXDQ%03. NHSDGDSLKDNWHUNDLWPDXSXQSLKDNWLGDNWHUNDLW 6HVXDLGHQJDQSHUDWXUDQ%,1R3%,WHQWDQJ%DWDV0DNVLPXP3HPEHULDQ.UHGLW%DQN 8PXP EDWDV PDNVLPXP SHQ\HGLDDQ GDQD NHSDGD SLKDN WHUNDLW VDWX SHPLQMDP \DQJ EXNDQ SLKDN WHUNDLW GDQ VDWX NHORPSRN SHPLQMDP \DQJ EXNDQ SLKDN WHUNDLW PDVLQJPDVLQJ WLGDN PHOHELKLGDQGDULPRGDO%DQN 0$1$-(0(15,6,.2 %DQN WHODK PHQHUDSNDQ PDQDMHPHQ ULVLNR \DQJ LQGHSHQGHQ GDQ VHVXDL GHQJDQ VWDQGDU \DQJ PHUXMXNSDGDNHWHQWXDQ%DQN,QGRQHVLDVHUWDEHVWSUDFWLFHV\DQJGLWHUDSNDQVHSHUWL%DQN/DLQ SDGD XPXPQ\D VHUWD WHODK PHQJDFX NHSDGD 3HUDWXUDQ %DQN ,QGRQHVLD 3%, 1RPRU 3%, WDQJJDO 0HL WHQWDQJ 3HQHUDSDQ 0DQDMHPHQ 5LVLNR %DJL %DQN 8PXP VHEDJDLPDQD WHODK GLXEDK GHQJDQ 3HUDWXUDQ %DQN ,QGRQHVLD 1RPRU 3%, WDQJDO -XOL WHQWDQJ 3HUXEDKDQ DWDV 3HUDWXUDQ %DQN ,QGRQHVLD 1RPRU 3%, WHQWDQJ 3HQHUDSDQ0DQDMHPHQ5LVLNR%DJL%DQN8PXPDJDUVHMDODQGHQJDQUHQFDQDSHQHUDSDQ%DVHO ,,DFFRUGVHFDUDEHUWDKDSGL,QGRQHVLD 'DODPKDOEDJLDQGDULSURVHV\DQJEHUMDODQVHKLQJJDXQWXNPHQFDSDLVWDQGDUWHUEDLNGLELGDQJ SHQJHORODDQ ULVLNR %DQN VHQDQWLDVD PHQJHPEDQJNDQ GDQ PHQ\HPSXUQDNDQ NHUDQJND VLVWHP SHQJHORODDQULVLNRGDQSHQJHQGDOLDQLQWHUQDO\DQJWHUSDGXGDQNRPSUHKHQVLIDJDUPHPEHULNDQ LQIRUPDVLVHFDUDGLQLGDODPPHQJDPELOODQJNDKODQJNDKSHUEDLNDQJXQDPHPLQLPDOLVLUULVLNR .HUDQJND VLVWHP SHQJHORODDQ ULVLNR LQL GLWXDQJNDQ GDODP EHQWXN NHELMDNDQ SURVHGXU OLPLW WUDQVDNVL GDQ NHZHQDQJDQ VHUWD SHUDQJNDW ODLQQ\D \DQJ EHUODNX EDJL VHJHQDS DNWLYLWDV ELVQLV GHQJDQ WHWDS PHODNXNDQ HYDOXDVL GDQ SHUXEDKDQ SDUDPHWHU VHFDUD EHUNDOD VHVXDL GHQJDQ SHUXEDKDQELVQLV +DVLO GDUL SHQJHORODDQ ULVLNR WHUVHEXW WHODK GLDWXU EHUEDJDL NHELMDNDQ DJDU PDQDMHPHQ ULVLNR EHUIXQJVL VHEDJDL EXVLQHVV HQDEOHU VHKLQJJD EHUSHUDQ PHQLQJNDWNDQ SHUWXPEXKDQ ELVQLV GHQJDQWHWDSPHQJHGHSDQNDQSULQVLSNHKDWLKDWLDQPHODOXLSHQHUDSDQSURVHVPDQDMHPHQULVLNR \DQJ LGHDO GHQJDQ FDUD LGHQWLILNDVL SHQJXNXUDQ SHPDQWDXDQ GDQ SHQJHQGDOLDQ ULVLNR SDGD VHPXDOHYHORUJDQLVDVL 3HQJDZDVDQ $NWLI 'HZDQ .RPLVDULV GDQ 'LUHNVL WHUKDGDS DNWLYLWDV PDQDMHPHQ ULVLNR %DQN GLLPSOHPHQWDVLNDQ PHODOXL SHPEHQWXNDQ .RPLWH 0DQDMHPHQ 5LVLNR XQWXN PHQLQJNDWNDQ IXQJVL NRPLWH GDODP UDQJND PHQJDPELO ODQJNDKODQJNDK SHUVLDSDQ SHODNVDQDDQ SURVHV GHQJDQ PHPEHQWXN.RPLWH3HPDQWDX5LVLNR.RPLWH$XGLWGDQ.RPLWH5HPXQHUDVLGDQ1RPLQDVL .RPLWH \DQJ GLEHQWXN EHUWDQJJXQJ MDZDE NHSDGD .RPLVDULV GHQJDQ WXJDV XWDPD PHPEHULNDQ PDVXNDQNHSDGD.RPLVDULVPHQJHQDLPDVDODKPDVDODKPDQDMHPHQULVLNRPHQJHYDOXDVLVLVWHP SHQJDZDVDQ PDQDMHPHQ ULVLNR GDQ SHQJDZDVDQ LQWHUQ VHUWD PHQ\HGLDNDQ LQIRUPDVL NHSDGD .RPLVDULVKDOKDO\DQJEHUNDLWDQGDODPPHQJDQWLVLSDVLSRWHQVLULVLNR %HUSHGRPDQ WHUKDGDS NHELMDNDQ 3HUDWXUDQ %DQN ,QGRQHVLD %DQN WHODK PHQHWDSNDQ VXDWX NHELMDNDQ 0DQDMHPHQ 5LVLNR PHODOXL 6XUDW .HSXWXVDQ 'LUHNVL 1RPRU 6.(36(7%<%;,, WDQJJDO 'HVHPEHU WHQWDQJ 3HQ\HPSXUQDDQ 3HGRPDQ 0DQDMHPHQ 5LVLNRGLGDODPQ\D WHODK PHQFDNXS 3HQHUDSDQ 'HODSDQ 3URILO 5LVLNR WHUKDGDS 5LVLNR .UHGLW 5LVLNR 3DVDU 5LVLNR /LNXLGLWDV 5LVLNR 2SHUDVLRQDO 5LVLNR .HSDWXKDQ 5LVLNR +XNXP 5LVLNR 5HSXWDVL GDQ 5LVLNR 6WUDWHJLV GHQJDQ NDWHJRUL SHULQJNDW ULVLNR %DQN 8PXP PHQFDNXSULVLNRLQKHUHQGDQVLVWHPSHQJHQGDOLDQULVLNR
236
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN &$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1 8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5 '(6(0%(5'$1 'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK 0$1$-(0(15,6,.2ODQMXWDQ 'DODPWDKXQ%DQNWHODKPHQHWDSNDQ.HELMDNDQ0DQDMHPHQ5LVLNRVHUWDWHODKPHQ\XVXQ 3URILO 5LVLNR XQWXN SRVLVL 'HVHPEHU GHQJDQ SHULQJNDWNRPSRVLW 0RGHUDWH GDQ 6LVWHP 3HQJHQGDOLDQ,QWHUQ&XNXS0HPDGDL -HQLV-HQLV5LVLNR D 5LVLNR.UHGLW $GDODK ULVLNR DNLEDW NHJDJDODQ 'HELWXU GDQDWDX SLKDN ODLQ GDODP PHPHQXKL NHZDMLEDQ NHSDGD%DQN E 5LVLNR3DVDU $GDODK ULVLNR SDGD SRVLVL QHUDFD GDQ UHNHQLQJ DGPLQLVWUDWLI WHUPDVXN WUDQVDNVL GHULYDWLI DNLEDWSHUXEDKDQVHFDUDNHVHOXUXKDQGDULNRQGLVLSDVDUWHUPDVXNULVLNRSHUXEDKDQKDUJD RSWLRQ F 5LVLNR/LNXLGLWDV $GDODKULVLNRDNLEDWNHWLGDNPDPSXDQ%DQNXQWXNPHPHQXKLNHZDMLEDQ \DQJMDWXKWHPSR GDUL VXPEHU SHQGDQDDQ DUXV NDV GDQDWDX GDUL DVHW OLNXLG EHUNXDOLWDV WLQJJL \DQJ GDSDW GLDJXQNDQWDQSDPHQJJDQJJXDNWLYLWDVGDQNRQGLVLNHXDQJDQ%DQN G 5LVLNR2SHUDVLRQDO $GDODK ULVLNR DNLEDW NHWLGDNFXNXSDQ GDQDWDX WLGDN EHUIXQJVLQ\D SURVHV LQWHUQDO NHVDODKDQ PDQXVLD NHJDJDODQ VLVWHP GDQDWDX DGDQ\D NHMDGLDQNHMDGLDQ HNVWHUQDO \DQJ PHPSHQJDUXKLRSHUDVLRQDO%DQN H 5LVLNR+XNXP $GDODKULVLNRDNLEDWWXQWXWDQKXNXPGDQDWDXNHOHPDKDQDVSHN\XULGLV I 5LVLNR.HSDWXKDQ $GDODK ULVLNR DNLEDW %DQN WLGDN PHPDWXKL GDQDWDX WLGDN PHODNVDQDNDQ SHUDWXUDQ SHUXQGDQJXQGDQJDQGDQNHWHQWXDQ\DQJEHUODNX J 5LVLNR6WUDWHJLV $GDODK ULVLNR DNLEDW NHWLGDNWHSDWDQ GDODP SHQJDPELODQ GDQDWDX SHODNVDQDDQ VXDWX NHSXWXVDQVWUDWHJLVVHUWDNHJDJDODQGDODPPHQJDQWLVLSDVLSHUXEDKDQOLQJNXQJDQELVQLV K 5LVLNR5HSXWDVL $GDODK ULVLNR DNLEDW PHQXUXQQ\D WLQJNDW NHSHUFD\DDQ VWDNHKROGHU \DQJ EHUVXPEHU GDUL SHUVHSVLQHJDWLIWHUKDGDS%DQN 3HQHUDSDQ0DQDMHPHQ5LVLNR D %DQNZDMLEPHQHUDSNDQPDQDMHPHQUHVLNRVHFDUDHIHNWLI E 3HQHUDSDQPDQDMHPHQULVLNRSDOLQJNXUDQJPHQFDNXS 3HQJDZDVDQ$NWLI'HZDQ.RPLVDULVGDQ'LUHNVL .HFXNXSDQNHELMDNDQSURVHGXUGDQSHQHWDSDQOLPLWWUDQVDNVL .HFXNXSDQ SURVHV LGHQWLILNDVL SHQJXNXUDQ SHPDQWDXDQ GDQ SHQJHQGDOLDQ ULVLNR VHUWDVLVWHPLQIRUPDVL0DQDMHPHQ5LVLNR 6LVWHPSHQJHQGDOLDQLQWHUQ\DQJPHQ\HOXUXK
237
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN &$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1 8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5 '(6(0%(5'$1 'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK 0$1$-(0(15,6,.2ODQMXWDQ 3HQHUDSDQ0DQDMHPHQ5LVLNRODQMXWDQ F 3HQJHORODDQGHODSDQ ULVLNR %DQN ZDMLE PHODNXNDQ SURVHV LGHQWLILNDVL SHQJXNXUDQ SHPDQWDXDQ GDQ SHQJHQGDOLDQ ULVLNR WHUKDGDS VHOXUXK IDNWRUIDNWRU ULVLNR 5LVN )DFWRUV \DQJ EHUVLIDW PDWHULDO 3URILO5LVLNRGLNHORODROHK6DWXDQ.HUMD0DQDMHPHQ5LVLNREHUGDVDUNDQSHUDQDNWLI 3HODNVDQDDQ SURVHV LGHQWLILNDVL SHQJXNXUDQ SHPDQWDXDQ GDQ SHQJHQGDOLDQ ULVLNR ZDMLEGLGXNXQJROHK x 6LVWHPLQIRUPDVLPDQDMHPHQ\DQJDNXUDWGDQWHSDWZDNWX x 3HQJDODPDQ \DQJ GLPLOLNL %DQN GDODP PHQJHOROD ULVLNR WHUKDGDS WLQJNDW ULVLNR \DQJDNDQGLDPELO5LVN$SSHWLWH x /DSRUDQ \DQJ DNXUDW GDQ LQIRUPDWLI PHQJHQDL NRQGLVL NHXDQJDQ %DQN NLQHUMD DNWLYLWDVIXQJVLRQDOGDQHNVSRVXUULVLNR%DQN G .DWHJRULSHULQJNDWULVLNREDJL%DQNXPXPPHQFDNXS D 5LVLNR,QKHUHQDGDODKULVLNR\DQJPHOHNDWSDGDVXDWXELVQLVDWDXDNWLYLWDV%DQN\DQJ WLPEXO GDUL HNVSRVXUH GDPSDN GDQ NHWLGDNSDVWLDQ VHUWD NHPXQJNLQDQ WHUMDGLQ\D NHMDGLDQ\DQJPHUXJLNDQ%DQNGLPDVD\DQJDNDQGDWDQJ 3HULQJNDWULVLNRLQKHUHQ 5HQGDK 'DPSDNNHFLOWLGDNDGDNHUXJLDQNHXDQJDQ &XNXS5HQGDK .HUXJLDQNHXDQJDQ\DQJNHFLOWHUGDSDWJDQJJXDQGDODPNHJLDWDQ SHNHUMDDQVHKDULKDUL 0RGHUDWH 7HUMDGL JDQJJXDQ QDPXQ PDVLK GDSDW PHODQMXWNDQ ELVQLV NHUXJLDQ NHXDQJDQ \DQJ FXNXS EHVDU UHSXWDVL VHGLNLW WHUSHQJDUXK &XNXS7LQJJL 7HUMDGL JDQJJXDQ SDGD NHJLDWDQ ELVQLV WHUWHQWX NHUXJLDQ NHXDQJDQ \DQJ EHVDU UHSXWDVL WHUJDQJJX SDGD ELVQLVQDVDEDK WHUWHQWX 7LQJJL *DQJJXDQELVQLV\DQJVLJQLILNDQNHUXJLDQNHXDQJDQ\DQJVDQJDW EHVDUUHSXWDVL%DQNWHUJDQJJXSDGDVHOXUXKDVSHNELVQLV E 6LVWHP 3HQJHQGDOLDQ ,QWHUQ DGDODK VHUDQJNDLDQ VLVWHP \DQJ GLODNXNDQ %DQN GDODP UDQJND PHQJHQGDOLNDQ ULVLNR DWDX PHPLQLPDONDQ GDPSDN QHJDWLI ULVLNR WHUKDGDS NRQGLVLGDQNLQHUMDNHXDQJDQ%DQN 3HULQJNDW3HQJHQGDOLDQ5LVLNR 7LGDN0HPDGDL
0DQDMHPHQ SDGD XPXPQ\D WLGDN HIHNWLI WLGDN PDPSX PHQJLGHQWLILNDVL GDQ PHQJHQGDOLNDQ NHOHPDKDQNHOHPDKDQ SHQHUDSDQ0DQDMHPHQ5LVLNR\DQJPDWHULDO .XUDQJ 0DQDMHPHQ SDGD XPXPQ\D NXUDQJ HIHNWLI NXUDQJ PDPSX 0HPDGDL PHQJLGHQWLILNDVL GDQ PHQJHQGDOLNDQ NHOHPDKDQNHOHPDKDQ SHQHUDSDQ0DQDMHPHQ5LVLNR\DQJFXNXSPDWHULDO &XNXS0HPDGDL 0DQDMHPHQ SDGD XPXPQ\D FXNXS HIHNWLI FXNXS PDPSX PHQJLGHQWLILNDVL GDQ PHQJHQGDOLNDQ NHOHPDKDQNHOHPDKDQ SHQHUDSDQ0DQDMHPHQ5LVLNR\DQJNXUDQJPDWHULDO 0HPDGDL 0DQDMHPHQ SDGD XPXPQ\D HIHNWLI GDQ PDPSX PHQJLGHQWLILNDVL GDQ PHQJHQGDOLNDQ NHOHPDKDQNHOHPDKDQ SHQHUDSDQPDQDMHPHQ5LVLNR\DQJWLGDNPDWHULDO 6DQJDW 0DQDMHPHQVHFDUDHIHNWLIPHQJLGHQWLILNDVLGDQPHQJHQGDOLNDQ 0HPDGDL VHOXUXK5LVLNR%DQN
238
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN &$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1 8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5 '(6(0%(5'$1 'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK 0$1$-(0(15,6,.2ODQMXWDQ 5LVN$VVHVPHQW3HQLODLDQ5LVLNR D 3HQLODLDQ ULVLNR DGDODK NHVHOXUXKDQ SURVHV GDUL ,GHQWLILNDVL 5LVLNR $QDOLVD 5LVLNR GDQ (YDOXDVL 5LVLNR \DQJ GLKDGDSL ROHK %DQN 3HQLODLDQ 5LVLNR PHQFDNXS NHVHOXUXKDQ ULVLNR \DQJGLKDGDSL%DQN\DLWX5LVLNR.UHGLW3DVDU2SHUDVLRQDO/LNXLGLWDV+XNXP6WUDWHJLV 5HSXWDVLGDQ.HSDWXKDQ E 7DKDSDQGDODP3HQLODLDQ5LVLNR5LVN$VVHVPHQW DGDODK ,GHQWLILNDVL5LVLNR $GDODK SURVHV GLPDQD %DQN PHQGHWHNVL ULVLNR \DQJ EHUSRWHQVL PHUXJLNDQ ILQDQVLDO %DQNDNLEDWGDULVXDWXNDVXVNDVXVWHUWHQWXWHUKDGDSSHODNVDQDDQDNWLYLWDVELVQLVQ\D 3HQLODLDQ5LVLNR,QKHUHQ $GDODK SURVHV GLPDQD %DQN PHQJXNXU DNWLYLWDV DWDX ELVQLV \DQJ PHOHNDW GLGDODPQ\D GHQJDQ OHYHOULVLNRGDUL DNWLYLWDVODLQQ\DVHKLQJJD GDSDWPHPEHULNDQKDVLO \DQJGDSDW PHPEDQWXGDODPSHQLODLDQHIHNWLILWDVVLVWHPSHQJHQGDOLDQULVLNR 3HQLODLDQ6LVWHP3HQJHQGDOLDQ5LVLNR $GDODK SURVHV PHQJXNXU NHPDPSXDQ GDQ SHUDQ DNWLI 0DQDMHPHQ GDODP PHPHQXKL NHFXNXSDQ VHOXUXK NHELMDNDQ 6LVWHP ,QIRUPDVL 0DQDMHPHQ 5LVLNR GDQ SHQJHQGDOLDQ LQWHUQ\DQJPHQ\HOXUXK 3HQLODLDQ5LVLNR.RPSRVLW $GDODK SURVHV SHQLODLDQ DNKLU GDUL KDVLO SHQJJDEXQJDQ SHQLODLDQ ULVLNR LQKHUHQ GDQ VLVWHPSHQJHQGDOLDQULVLNR F 'DODPSHQLODLDQULVLNRWHUGDSDWGXDKDO\DQJPHQMDGLSHGRPDQ\DLWX .XDQWLWDV5LVLNRPHQFDNXSIUHNXHQVLGDQGDPSDNQ\DVHUWDSUREDELOLW\ .XDOLWDV 6LVWHP 3HQJHQGDOLDQ 5LVLNR 5LVN &RQWURO 6\VWHP EHUXSD MXGJHPHQW \DQJ PHQFDNXSHPSDW SLODUDGDODK x3HQJDZDVDQ$NWLI'HZDQ.RPLVDULVGDQ'LUHNVL x.HFXNXSDQ.HELMDNDQSURVHGXUGDQSHQHWDSDQOLPLW x.HFXNXSDQ SURVHV LGHQWLILNDVL SHQJXNXUDQ SHPDQWDXDQ GDQ SHQJHQGDOLDQ 5LVLNR VHUWD6LVWHP,QIRUPDVL0DQDMHPHQ5LVLNR x6LVWHPSHQJHQGDOLDQLQWHUQ\DQJPHQ\HOXUXK 5LVLNR/LNXLGLWDV D 5LVLNROLNXLGLWDV%DQNSHU'HVHPEHUGDQDGDODKVHEDJDLEHULNXW
7DKXQ
.XUDQJ
$6(7 .DV *LURSDGD%DQN ,QGRQHVLD *LURSDGD%DQN/DLQ 3HQHPSDWDQSDGD %DQN,QGRQHVLD GDQ%DQN/DLQ (IHNHIHN .UHGLW %XQJD\DQJPDVLK KDUXVGLWHULPD $VHWODLQODLQ
-XPODK$VHW
GDODPMXWDDQ
GDULEXODQ
!EXODQ
!EXODQ
!EXODQ
!EXODQ
5S
5S
5S
5S
5S
-XPODK 5S
239
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN &$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1 8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5 '(6(0%(5'$1 'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK 0$1$-(0(15,6,.2ODQMXWDQ 5LVLNR/LNXLGLWDVODQMXWDQ 7DKXQ
.(:$-,%$1
.HZDMLEDQVHJHUD 6LPSDQDQ 6LPSDQDQGDULEDQN ODLQ +XWDQJSDMDN .HZDMLEDQ/DLQODLQ -XPODK .HZDMLEDQ -XPODK $VHW NHZDMLEDQ ± EHUVLK
.XUDQJ
GDODPMXWDDQ
GDULEXODQ
!EXODQ
!EXODQ
!EXODQ
!EXODQ
-XPODK
5S
5S
5S
5S
5S
5S
D
5LVLNROLNXLGLWDV%DQNSHU'HVHPEHUGDQDGDODKVHEDJDLEHULNXW
7DKXQ
.XUDQJ $6(7 .DV *LURSDGD%DQN ,QGRQHVLD *LURSDGD%DQN/DLQ 3HQHPSDWDQSDGD %DQN,QGRQHVLD GDQ%DQN/DLQ (IHNHIHN .UHGLW %XQJD\DQJPDVLK KDUXVGLWHULPD $VHWODLQODLQ -XPODK$VHW
7DKXQ
.HZDMLEDQVHJHUD 6LPSDQDQ 6LPSDQDQGDULEDQN ODLQ +XWDQJSDMDN .HZDMLEDQ/DLQODLQ -XPODK .HZDMLEDQ -XPODK $VHW NHZDMLEDQ ± EHUVLK
GDODPMXWDDQ
GDULEXODQ
!EXODQ
!EXODQ
!EXODQ
!EXODQ
5S
5S
5S
5S
5S
-XPODK 5S
.XUDQJ .(:$-,%$1
GDODPMXWDDQ
GDULEXODQ
!EXODQ
!EXODQ
!EXODQ
!EXODQ
-XPODK
5S
5S
5S
5S
5S
5S
240
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN &$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1 8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5 '(6(0%(5'$1 'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK 0$1$-(0(102'$/ 6HMDN WDKXQ %DQN GLZDMLENDQ XQWXN PHPHQXKL NHUDQJND NHUMD %DVHO ,, GDODP KDO SHUPRGDODQ%DQNGHQJDQPHQJLNXWLURDGPDSLPSOHPHQWDVL%DVHO,,GL,QGRQHVLD\DQJGLSLPSLQ ROHK%DQN,QGRQHVLD 3HQHUDSDQ%DQNDWDVULVLNRSDVDUULVLNRNUHGLWGDQULVLNRRSHUDVLRQDOGDODPSHUPRGDODQDGDODK VHEDJDLEHULNXW D 5LVLNR3DVDU 6HMDN1RYHPEHU%DQNVXGDKPHQHUDSNDQSHQGHNDWDQVWDQGDUXQWXNPHQJHORODULVLNR SDVDUVHVXDLGHQJDQ3HUDWXUDQ%,1R3%,WDQJJDO1RYHPEHU E 5LVLNR.UHGLW 6HVXDLGHQJDQ6XUDW(GDUDQ%,1R'313WDQJJDO0DUHWVDDWLQL%DQNPDVLK PHQJJXQDNDQSHQGHNDWDQ%DVHO,XQWXNPHQJHORODKULVLNRNUHGLW %DQN DNDQ PHQHUDSNDQ SHQGHNDWDQ VWDQGDU XQWXN PHQJHOROD ULVLNR NUHGLW PXODL -DQXDUL VHVXDLGHQJDQ6XUDW(GDUDQ%,1R'313WDQJJDO3HEUXDUL F 5LVLNR2SHUDVLRQDO 8QWXNSHQJHORODDQULVLNRRSHUDVLRQDO%DQNPHQHUDSNDQSHQGHNDWDQLQGLNDWRUGDVDUVHVXDL GHQJDQ6XUDW(GDUDQ6( %,1R'313WDQJJDO-DQXDUL%HUGDVDUNDQ6(LQL EHEDQPRGDOXQWXNULVLNRRSHUDVLRQDOVHEHVDUGDQGDULUDWDUDWDSHQGDSDWDQ NRWRUVHODPDWLJDWDKXQWHUDNKLUPDVLQJPDVLQJHIHNWLIWDQJJDO-DQXDUL-XOL GDQ-DQXDUL %DQN,QGRQHVLDPHQJDQDOLVDPRGDOGDODPGXDWLQJNDWDQ L 0RGDO 7LHU WHUGLUL GDUL PRGDO VDKDP ELDVD DJLR VDKDP REOLJDVL SHUSHWXDO \DQJ GLNODVLILNDVLNDQ VHEDJDL VXUDW EHUKDUJD LQRYDWLI 7LHU VDOGR ODED VHOLVLK SHQMDEDUDQ ODSRUDQ NHXDQJDQ GDQ NHSHQWLQJDQ QRQSHQJHQGDOL VHWHODK GLNXUDQJL JRRGZLOO GDQ DVHW WDNEHUZXMXG GDQ SHQ\HVXDLDQ ODLQQ\D VHKXEXQJDQ GHQJDQ LWHP \DQJ WHUPDVXN GDODP PRGDOWHWDSLGLSHUODNXNDQVHFDUDEHUEHGDXQWXNNHSHQWLQJDQNHFXNXSDQPRGDO LL 0RGDO7LHUWHUGLULGDULSLQMDPDQVXERUGLQDVL\DQJPHPHQXKLV\DUDWGDQFDGDQJDQXPXP PDNVLPXP
241
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN &$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1 8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5 '(6(0%(5'$1 'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK 0$1$-(0(102'$//DQMXWDQ 3RVLVL UDVLR NHFXNXSDQ PRGDO &$5 %DQN WDQJJDO 'HVHPEHU GDQ PDVLQJPDVLQJ VHEHVDUGDQGHQJDQULQFLDQVHEDJDLEHULNXW ,.RPSRQHQ0RGDO $0RGDO,QWL 0RGDO'LVHWRU &DGDQJDQ7DPEDKDQ0RGDO )DNWRU3HQDPEDK D&DGDQJDQXPXP E5XJLWDKXQWDKXQODOX F/DEDWDKXQWDKXQODOX G/DEDWDKXQEHUMDODQVHWHODKSDMDN H33$\DQJGLSHUKLWXQJNDQ I'DQDVHWRUDQPRGDO )DNWRU3HQJXUDQJ D6HOLVLKNXUDQJ33$\JZMEGLEHQWXNGDQ &.31DWDVDVHWSURGXNWLI E33$13\DQJZDMLEGLKLWXQJ %0RGDO3HOHQJNDSPDNVLPXPPRGDOLQWL &DGDQJDQ8PXP&DGDQJDQ3HQJKDSXVDQ $NWLYDSURGXNWLI&.31PDNVLPXP$705 ,,7RWDO0RGDO,QWLGDQ0RGDO3HOHQJNDS ,,,$705XQWXN5LVLNR.UHGLW ,9$705XQWXN5LVLNR2SHUDVLRQDO 9$705XQWXN5LVLNR3DVDU 9,5DVLR.300XQWXN5LVLNR.UHGLW 2SHUDVLRQDO 9,,5DVLR.300XQWXN5LVLNR.UHGLW2SHUDVLRQDO 3DVDU
242
GDODPMXWDDQ 5S
GDODPMXWDDQ 5S
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN &$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1 8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5 '(6(0%(5'$1 'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK 0$1$-(0(102'$/ODQMXWDQ 3HUKLWXQJDQ $NWLYD 7HUWLPEDQJ 0HQXUXW 5LVLNR $705 %DQN SHU 'HVHPEHU GDQ DGDODKVHEDJDLEHULNXW L
(NVSRVXU$VHWGL1HUDFD
1R
.HWHUDQJDQ
7DJLKDQ.HSDGD3HPHULQWDK
D 7DJLKDQ.HSDGD3HPHULQWDK ,QGRQHVLD E 7DJLKDQ.HSDGD3HPHULQWDK 1HJDUD/DLQ 7DJLKDQ.HSDGD(QWLWDV6HNWRU3XEOLN
7DJLKDQ.HSDGD%DQN3HPEDQJXQDQ 0XOWLODWHUDOGDQ/HPEDJD,QWHUQDVLRQDO 7DJLKDQ.HSDGD%DQN
D
7DJLKDQ-DQJND3HQGHN
E
7DJLKDQ-DQJND3DQMDQJ
.UHGLW%HUDJXQ5XPDK7LQJJDO
.UHGLW%HUDJXQ3URSHUWL.RPHUVLDO
.UHGLW3HJDZDL3HQVLXQDQ
7DJLKDQ.HSDGD8VDKD0LNUR8VDKD .HFLOGDQ3RUWRIROLR5LWHO
7DJLKDQ.HSDGD.RUSRUDVL
7DJLKDQ
D
.UHGLW%HUDJXQ5XPDK7LQJJDO
E
6HODLQ.UHGLW%HUDJXQ5XPDK 7LQJJDO
$VHW/DLQQ\D 8DQJ7XQDL(PDVGDQ D &RPPHPRUDWLYH&RLQ E 3HQ\HUWDDQVHODLQ\DQJPHQMDGL IDNWRUSHQJXUDQJPRGDO 3HQ\HUWDDQPRGDO VHPHQWDUDGDODPUDQJND UHVWUXNWXULVDVLNUHGLW 3HQ\HUWDDQNHSDGD SHUXVDKDDQNHXDQJDQ \DQJWLGDNWHUGDIWDUGL EXUVD 3HQ\HUWDDQNHSDGD SHUXVDKDDQNHXDQJDQ \DQJWHUGDIWDUGLEXUVD F G
$VHWWHWDSGDQLQYHQWDULV1HWR $VHW
H
$QWDU.DQWRU1HWR
I /DLQQ\D 727$/
7DJLKDQ %HUVLK
GOPMXWDDQ5S
GOPMXWDDQ5S
$705 VHEHOXP 05.
$705 VHWHODK 05.
7DJLKDQ %HUVLK
$705 VHEHOXP 05.
$705 VHWHODK 05.
243
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN &$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1 8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5 '(6(0%(5'$1 'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK 0$1$-(0(102'$/ODQMXWDQ 3HUKLWXQJDQ $NWLYD 7HUWLPEDQJ 0HQXUXW 5LVLNR $705 %DQN SHU 'HVHPEHU GDQ DGDODKVHEDJDLEHULNXWODQMXWDQ LL
(NVSRVXU.HZDMLEDQ.RPLWPHQ.RQWLQMHQVLSDGD7UDQVDNVL5HNHQLQJ$GPLQLVWUDWLI
GOPMXWDDQ5S
GOPMXWDDQ5S
1R
.HWHUDQJDQ
7DJLKDQ %HUVLK
$705 6HEHOXP 5HVLNR
$705 6HWHODK 05.
$705 7DJLKDQ 6HEHOXP %HUVLK 5HVLNR
$705 6HWHODK 05.
7DJLKDQ.HSDGD3HPHULQWDK
D
7DJLKDQ.HSDGD3HPHULQWDK,QGRQHVLD 7DJLKDQ.HSDGD3HPHULQWDK1HJDUD E /DLQ 7DJLKDQ.HSDGD%DQN3HPEDQJXQDQ 0XOWLODWHUDOGDQ/HPEDJD,QWHUQDVLRQDO 7DJLKDQ.HSDGD%DQN
D
7DJLKDQ-DQJND3HQGHN
E
7DJLKDQ-DQJND3DQMDQJ
7DJLKDQ.HSDGD(QWLWDV6HNWRU3XEOLN
7DJLKDQ.HSDGD.RUSRUDVL
7DJLKDQ.HSDGD8VDKD0LNUR8VDKD.HFLO GDQ3RUWRIROLR5LWHO .UHGLW%HUDJXQ5XPDK7LQJJDO .UHGLW%HUDJXQ3URSHUWL.RPHUVLDO .UHGLW3HJDZDL3HQVLXQDQ 7DJLKDQ
D
.UHGLW%HUDJXQ5XPDK7LQJJDO
E
6HODLQ.UHGLW%HUDJXQ5XPDK7LQJJDO
727$/ 727$/$7055,6,.2.5(',7
$
$
727$/)$.7253(1*85$1*02'$/
%
%
3(5,67,:$6(7(/$+7$1**$/3(/$325$1
3HULVWLZD SHQWLQJ VHWHODK WDQJJDO QHUDFD \DQJ PHPLOLNL SHQJDUXK VLJQLILNDQ WHUKDGDS ODSRUDQ NHXDQJDQWDQJJDO'HVHPEHUVHEDJDLEHULNXW x 7DQJJDO1RYHPEHU%DQN<XGKD%KDNWLPHQHULPDVXUDWGDUL%XUVD(IHN,GRQHVLD%(, 1R 6%(,3* PHQJHQDL 3HUVHWXMXDQ 3HUPRKRQDQ 3HUMDQMLDQ 3HQGDKXOXDQ 3HQFDWDWDQ x 7DQJJDO'HVHPEHU%DQN<XGKD%KDNWLPHQHULPDVXUDWGDUL2WRULWDV-DVD.HXDQJDQ 2-. 1R6'SHULKDO 3HPEHULWDKXDQ (IHNWLIQ\D 3HUQ\DWDDQ 3HQGDIWDUDQ \DLWX 'DODP5DQJND3HQDZDUDQ8PXP3HUGDQD6DKDP37%DQN<XGKD%KDNWL7EN x 7DQJJDO-DQXDUL%DQN<XGKD%KDNWLWHSDWEHUXVLDWDKXQ x 7DQJJDO-DQXDULODXQFKLQJ$70%<%
244
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN &$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1 8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5 '(6(0%(5'$1 'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK 3(5,67,:$6(7(/$+7$1**$/3(/$325$1ODQMXWDQ x 7DQJJDO -DQXDUL %DQN <XGKD %KDNWL PHQFDWDWNDQ VDKDPQ\D GL %XUVD (IHN ,QGRQHVLDVHKLQJJDPHUXSDNDQSHUXVDKDDQSXEOLFSHUWDPDGLWDKXQ\DQJPHQFDWDWNDQ VDKDPQ\DGL%XUVD +DVLO GDUL SHQMXDODQ VDKDP LQL DNDQ GLJXQDNDQ XQWXN SHQJHPEDQJDQSHQLQJNDWDQ ELVQLV LQIUDVWUXNWXUVDUDQDSHQGXNXQJ NKXVXVQ\D7HNQRORJL,QIRUPDVL$GDSXQMXPODKVDKDP\DQJ GLWDZDUNDQ DGDODK VHEDQ\DN MXWD OHPEDU VDKDP EDUX DWDX VHEHVDU GDUL 0RGDO 'LWHPSDWNDQGDQGLVHWRUSHQXKGHQJDQQLODLQRPLQDO5SVHWLDSVDKDP\DQJGLWDZDUNDQ NHSDGD PDV\DUDNDW $GDSXQ KDUJD SHQDZDUDQ 5S VHWLDS OHPEDU VDKDP VHKLQJJD VHOXUXKQ\D EHUMXPODK 5S PLO\DU 7RWDO PRGDO GDVDU VHEHVDU 5S PLO\DU GDQ \DQJ WHODKGLWHPSDWNDQGDQGDQGLVHWRUSHQXKPHQMDGLVHEHVDU5SPLO\DU 'HQJDQ WHODK GLFDWDWNDQQ\D VDKDP GL %XUVD GHQJDQ NRGH %%<% PDND NRPSRVLVL NHSHPLOLNDQVDKDP%<%PHQMDGL Ͳ ,1.23GDQ386.2371,32/5, Ͳ 6XJHQJ6XEURWR Ͳ 37*R]FR&DSLWDO Ͳ .RSHUDVL.DU\DZDQ%<% Ͳ 0DV\DUDNDW x 7DQJJDO -DQXDUL 'LUHNWXU 8WDPD 37 %DQN <XGKD %KDNWL 6GU 0LFKDHO +RHWDEDUDW PHQJXQGXUNDQGLULGDULSHUVHURDQ x 7DQJJDO0DUHWGLEXNDOD\DQDQRSHUDVLRQLO$70%HUVDPDGL%DQN<XGKD%KDNWL 3(1<$-,$1.(0%$/, $NXQWHUWHQWXGDODPODSRUDQNHXDQJDQXQWXNWDKXQ\DQJEHUDNKLUSDGDWDQJJDO'HVHPEHU GDQWHODKGLVDMLNDQNHPEDOLDJDUVHVXDLGHQJDQSHQ\DMLDQODSRUDQNHXDQJDQXQWXN WDKXQ\DQJEHUDNKLUSDGDWDQJJDO'HVHPEHU
/DSRUDQ3RVLVL.HXDQJDQ $VHW3DMDN7DQJJXKDQ $VHW/DLQODLQ 6DOGR /DED ± %HOXP GLWHQWXNDQSHQJJXQDDQQ\D /DSRUDQ /DED 5XJL .RPSUHKHQVLI 3HQGDSDWDQ %XNDQ 2SHUDVLRQDO %HEDQ3DMDN.LQL 0DQIDDW EHEDQ 3DMDN WDQJJXKDQ
'HVHPEHU 6HEHOXP 5HNODVLILNDVL 5HNODVLILNDVL
6HWHODK 5HNODVLILNDVL
245
37%$1.<8'+$%+$.7,7EN &$7$7$1$7$6/$325$1.(8$1*$1 8178.7$+817$+81<$1*%(5$.+,5 '(6(0%(5'$1 'LQ\DWDNDQGDODP5XSLDKSHQXK 3(1<$-,$1.(0%$/,ODQMXWDQ %DQN WHODK PHQHUELWNDQ NHPEDOL ODSRUDQ NHXDQJDQ XQWXN WDKXQ \DQJ EHUDNKLU SDGD WDQJJDO 'HVHPEHUGDQGLVHUWDLGHQJDQSHUXEDKDQSHUODNXDQDWDVXDQJPXND33KSDVDO EXODQ 'HVHPEHU \DQJ GLVHWRU SDGD EXODQ -DQXDUL WDKXQ EHULNXWQ\D PDXSXQ WDPEDKDQ SHQJXQJNDSDQ XQWXN PHQ\HVXDLNDQ SHQ\DMLDQ ODSRUDQ NHXDQJDQ GHQJDQ 6WDQGDU $NXQWDQVL \DQJEHUODNX 3(1<(/(6$,$1/$325$1.(8$1*$1 0DQDMHPHQ %DQN EHUWDQJJXQJMDZDE SHQXK WHUKDGDS SHQ\DMLDQ ODSRUDQ NHXDQJDQ \DQJ GLVHOHVDLNDQSDGDWDQJJDO$SULO
246