i
PERANAN PUBLIC RELATIONS DALAM MEMPERTAHANKAN KEBERLANJUTAN WISATA AGRO TAMBI PT PERKEBUNAN TAMBI WONOSOBO
NUR APRIYANI
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015
ii
iii
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Peranan Public Relations dalam Mempertahankan Keberlanjutan Wisata Agro Tambi PT Perkebunan Tambi Wonosobo adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2015
Nur Apriyani NIM I34110042
iv
v
ABSTRAK NUR APRIYANI. Peranan Public Relations dalam Mempertahankan Keberlanjutan Wisata Agro Tambi. Dibimbing oleh NINUK PURNANINGSIH. Peranan Public Relations (PR) dalam mempertahankan keberlanjutan suatu wisata merupakan hal penting selain pembentukan citra positifnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis citra positif Wisata Agro Tambi, pengaruh karakteristik pengunjung dan peranan PR terhadap pembentukan citra wisata agro, dan menganalisis hubungan citra dengan keberlanjutan Wisata Agro Tambi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan menggunakan kuesioner, wawancara mendalam serta observasi lapang sebagai metode pengumpulan data. Wisata Agro Tambi merupakan salah satu wisata yang memiliki latar belakang perkebunan teh dan telah berdiri sejak tahun 2001. Hasil penelitian menunjukkan karakteristik pengunjung dan peranan PR mempengaruhi pembentukan citra Wisata Agro Tambi. Karakteristik pengunjung yang mempengaruhi citra Wisata Agro Tambi adalah jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, dan motivasi. Peranan PR yang mempengaruhi citra Wisata Agro Tambi adalah peranan sebagai informator, fasilitator, dan pelayanan. Selain itu, penelitian ini menunjukkan adanya hubungan antara citra dengan keberlanjutan wisata agro Tambi. Kata kunci: citra, keberlanjutan, public relations, wisata agro
ABSTRACT NUR APRIYANI. The Role of Public Relations for Maintaining Sustainability Agrotourism Tambi. Supervised by NINUK PURNANINGSIH. The role of Public Relations (PR ) in maintaining the sustainability of agrotourism is an important addition to establish the positive image. The purpose of this research is to analyze establishment of a positive image, the effect of visitor characteristics and role of PR for establishment an image of agrotourism, and analyze the relationship between image and sustainability of agrotourism. This study was done using quantitative approach, and utilized questionnaire, in-depth interview and field observation as the data collection methods. The Wisata Agro Tambi is one of the tourism spot that has a background in tea plantations and has been established since 2001. The results is a visitor characteristics and role of PR as informator affect establishment the Wisata Agro Tambi image and the relationship between the image and sustainability of Wisata Agro Tambi. The visitors caracteristics that affect the image of Wisata Agro Tambi are gender, age, education level, income level, and motivation to visit. The role of PR that affect the image of Agro Tourism Tambi is role as informator, facilitator, and service. In addition, this study showed a relationship between the image and sustainability of agro Wisata Agro Tambi. Keywords: Agro tourism image, public relations, sustainability
vi
vii
PERANAN PUBLIC RELATIONS DALAM MEMPERTAHANKAN KEBERLANJUTAN WISATA AGRO TAMBI PT PERKEBUNAN TAMBI WONOSOBO
NUR APRIYANI
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat pada Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015
viii
x
xi
PRAKATA Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peranan Public Relations dalam Mempertahankan Keberlanjutan Wisata Agro Tambi PT Perkebunan Tambi Wonosobo” dengan baik. Skripsi ini ditujukan untuk memenuhi tugas akhir sarjana dan sebagai syarat kelulusan pada Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. Selain itu, penelitian yang ditulis ini bertujuan untuk (1) menganalisis citra positif Wisata Agro Tambi, (2) Menganalisis karakteristik pengunjung dan peranan PR Wisata Agro Tambi yang dapat mempengaruhi citra perusahaan agrowisata, dan (3) menganalisis hubungan citra agrowisata dengan keberlanjutan Wisata Agro Tambi. Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu Dr Ir Ninuk Purnaningsih, MSi selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu, saran, dan masukan selama penyusunan skripsi. Ucapan terimakasih juga penulis haturkan kepada Ibunda Enur (Nurhayati) dan Ayahanda Mukhozin yang tidak pernah lelah memberikan dukungan dan do’a. Tidak lupa terimakasih penulis sampaikan kepada para sahabat yang senantiasa memberikan motivasinya, keluarga di kontrakan, sahabat KPM 48, dan keluarga besar KPM 48 yang selalu menemani dalam proses perkuliahan hingga saat ini. Penulis juga berterimakasih kepada PT Perkebunan Tambi yang telah menerima penulis dengan baik untuk melakukan penelitian di Wisata Agro Tambi, terutama kepada segenap staff karyawan di Wisata Agro Tambi. Semoga karya ini dapat menghasilkan informasi yang bermanfaat bagi semua pihak dan memberikan sumbangsih dalam perkembangan ilmu pengetahuan.
Bogor, Agustus 2015
Nur Apriyani
xii
xiii
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Keterbatasan Penelitian PENDEKATAN TEORITIS Tinjauan Pustaka Pubic Relations (PR) Peranan PR Citra Perusahaan Keberlanjutan Perusahaan Pariwisata Wisata Agro Kerangka Pemikiran Hipotesis Penelitian Definisi Operasional PENDEKATAN LAPANG Metode Penelitian Lokasi dan Waktu Teknik Pengumpulan Data Teknik Penentuan Sampel Teknik Pengolahan dan Analisis Data GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Sejarah dan Perkembangan Wisata Agro Tambi Profil Wisata Agro Tambi Visi dan Misi Wisata Agro Tambi Struktur Organisasi Wisata Agro Tambi PT Perkebunan Tambi Daya Tarik Wisata Agro Tambi PT Perkebunan Tambi Fasilitas Wisata Agro Tambi Paket Wisata Wisata Agro Tambi Peranan Public Relations Wisata Agro Tambi Keberlanjutan Wisata Agro Tambi KARAKTERISTIK PENGUNJUNG WISATA AGRO TAMBI Jenis Kelamin Usia Tingkat Pendidiakan Tingkat Pendapatan Motivasi Berkunjung PERANAN PUBLIC RELATIONS WISATA AGRO TAMBI Peranan Public Relations Wisata Agro Tambi sebagai Informator Peranan Public Relations Wisata Agro Tambi sebagai Fasilitator
xvii xvii xix 1 1 4 4 4 5 6 6 6 7 8 8 8 10 10 11 11 15 15 15 15 16 17 19 19 20 21 21 23 24 25 26 27 29 29 30 30 31 31 35 35 36
xiv
Peranan Public Relations Wisata Agro Tambi sebagai Pelayanan CITRA WISATA AGRO TAMBI Informasi yang diterima Responden Fasilitas yang diterima Responden Pelayanan yang diterima Responden Keamanan yang diterima Responden Citra Wisata Agro Tambi FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBENTUKAN CITRA WISATA AGRO TAMBI Jenis Kelamin Usia Tingkat Pendidikan Tingkat Pendapatan Motivasi Berkunjung Peranan PR sebagai Informator Peranan PR sebagai Fasilitator Peranan PR sebagai Pelayanan HUBUNGAN CITRA WISATA AGRO TAMBI DENGAN KEBERLANJUTAN WISATA AGRO TAMBI KEBERLANJUTAN WISATA AGRO TAMBI Tanggung Jawab Perusahaan Faktor Kunci Keberlanjutan Wisata Agro Rekomendasi Wisata Agro Tambi PENUTUP Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP
37 39 39 40 41 42 43 47 48 49 50 51 51 52 52 53 55 57 57 58 59 63 63 63 65 67 83
xv
DAFTAR TABEL 1 2 3 4 5 10 11 12 13 14 15 16 17 18
19 20 21 22 23 24
Lokasi Wisata Agro di Jawa Tengah Populasi dan sampel penelitian Kisaran nilai koefisien korelasi pertanyaan dalam satu peubah Jumlah dan persentase karakteristik pengunjung Wisata Agro Tambi Jumlah dan persentase motivasi berkunjung pengunjung Wisata Agro Tambi Jumlah dan persentase pengunjung berdasarkan peranan PR sebagai informator Jumlah dan persentase pengunjung berdasarkan peranan PR sebagai Fasilitator Jumlah dan persentase pengunjung berdasarkan peranan PR sebagai Pelayanan Jumlah dan persentase informasi yang diperoleh oleh responden Wisata Agro Tambi Jumlah dan persentase fasilitas yang diperoleh oleh responden Wisata Agro Tambi Jumlah dan persentase pelayanan yang diterima oleh responden Wisata Agro Tambi Jumlah dan persentase keamanan yang diterima oleh responden Wisata Agro Tambi Jumlah dan persentase penilaian citra Wisata Agro Tambi Nilai koofisien dan signifikansi berdasarkan Uji Regresi Linear Berganda variabel karakteristik pengunjung dan peranan PR terhadap variabel citra Wisata Agro Tambi Intrepertasi pengaruh dan arah pengaruh karakteristik pengunjung dan peran PR dalam membentuk Citra Wisata Agro Tambi Persentase hubungan Citra Wisata Agro Tambi dengan keberlanjutan Wisata Agro Tambi Aktivitas yang dilakukan Wisata Agro Tambi dalam mewujudkan tanggung jawab perusahaan melalui 3P Persentase pilihan responden menurut ketertarikan dan kesediaan responden untuk merekomendasikan Wisata Agro Tambi Jumlah dan persentase penilaian keberlanjutan Wisata Agro Tambi Jumlah dan persentase alasan merekomendasikan Wisata Agro Tambi
2 16 17 29 32 35 36 37 39 41 42 43 43
48 48 55 57 59 60 60
xvi
DAFTAR GAMBAR
1 2 3 4 5
Jumlah Pengunjung Wisata Agro Tambi Kerangka Pemikiran Struktur Organisasi Wisata Agro Tambi Wisata Agro Plantation tour Wisata Agro Factory tour
3 11 22 23 23
DAFTAR LAMPIRAN
1 2 3 5 6 7
Jadwal Penelitian Peta Wisata Agrowisata Tambi Hasil Uji Statistik Daftar nama dan usia responden Wisata Agro Tambi Profil Pengunjung Dokumentasi
69 70 71 75 77 80
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Wisata agro merupakan salah satu bentuk wisata yang sangat cocok dan dapat dikembangkan secara maksimal di Indonesia. Wisata agro merupakan sebagai gabungan dari kegiatan budidaya pertanian dan pariwisata yang dikemas dalam suatu paket wisata.1 Pengembangan wisata agro ini dapat meningkatkan pendapatan, mendukung pengembangan usaha pertanian, serta menambah edukasi kepada pengunjung mengenai pertanian. Sebagai bentuk peningkatan sumber pendapatan karena penghasilan yang didapatkan perusahaan tidak hanya dari hasil produksi perusahaan saja, tetapi ditambah dengan pendapatan yang diperoleh dari biaya yang dikeluarkan oleh pengunjung wisata agro. Usaha untuk meningkatkan keberlanjutan perusahaan wisata agro, maka perlu adanya citra positif yang dikembangkan untuk menarik publik. Citra positif yang dikembangkan salah satunya ditentukan dengan adanya Public Relations/PR. PR meliputi berbagai program untuk mempromosikan atau melindungi citra atau produk individual perusahaan. Dalam perusahaan, public relations juga mengamati sikap masyarakat di dalam organisasi serta mendistribusikan informasi dan komunikasi untuk membangun itikad baik (goodwill) (Kotler 2002). PR menurut beberapa ahli dalam International Public Relations Association (IPRA) didefinisikan sebagai fungsi manajemen yang direncanakan dan dijalankan secara berkesinambungan untuk membina saling pengertian, simpati dan dukungan dari khalayaknya. Hubungan yang terjalin antara khalayak dan organisasi dimaksudkan dapat saling berhubungan timbal balik, saling percaya, sehingga tujuan kedua pihak dapat tercapai. Peran PR menjadi sebuah kunci dari perusahaan untuk menginformasikan, mempertahankan, dan mempromosikan perusahaan melalui ketiga peran utamanya, yakni sebagai image maker (informator), communicator (mediator), dan back-up management (fasilitator perusahaan). Peranan PR memiliki hubungan yang erat dengan pembentukan citra positif. Citra adalah seperangkat ide dan kesan seseorang terhadap suatu obyek tertentu. Sikap dan tindakan seseorang terhadap suatu obyek akan ditentukan oleh citra obyek tersebut yang menampilkan kondisi terbaiknya (Ruslan 2003). Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Yusuf (2011), dalam mencapai citra positif perusahaan memerlukan sebuah strategi pemasaran yang kreatif, salah satunya dengan menggunakan media. Peranan PR tidak hanya terfokus pada citra perusahaan, tetapi juga tanggung jawab sosial yang merupakan salah satu bentuk tujuan perusahaan mengenai Keberlanjutan perusahaan. Keberlanjutan atau yang sering disebut dengan keberlanjutan merupakan sebuah konsep mengenai segala sesuatu akan sustainable (berkelanjutan) apabila ia dapat hidup lebih lama, tetap melakukan, 1
SK Bersama Menteri Pertanian dan Menteri Pariwisata Pos danTelekomunikasi No.KM 47/PW.DVM/MPPT.88 dan No. 204/KTSP/HK.050/4/189
2
dan bertahan dari waktu ke waktu (Thiele 2013). Konsep Sustainability Business sebenarnya adalah sebuah konsep yang menunjukan keberhasilan sebuah perusahaan untuk dapat tetap eksis dan memiliki daya saing yang kuat dan tahan terhadap goncangan yang mempengaruhi kinerjanya. Public Relations dalam perusahaan wisata agro berbasis perkebunan memiliki peranan penting untuk mencapai tujuan perusahaan. Salah satu tujuan dari perusahaan wisata agro adalah keberlanjutan wisata agro dalam dunia persaingan bisnis wisata agro. Salah satu kegiatan pertanian yang dapat dimanfaatkan sebagai wisata agro adalah perkebunan. Perkebunan memiliki berbagai kegiatan dari pengelolaan perkebunan seperti proses panen hasil dan pengolahan hasil perkebunan hingga penyediaan berbagai wahana yang dapat menambah daya tarik wisata. Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki potensi alam yang mampu dimanfaatkan sebagai wisata agro. Berdasarkan data yang dilansir oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Tengah2 Tahun 2015 terdapat empat kawasan wisata agro. Tabel 1 Lokasi Wisata Agro di Jawa Tengah No 1 2 3 4
Nama Wisata Wisata Agro Kaligua Wisata Agro Tambi Wisata Agro Tlogo Wisata Agri Pagilaran
Lokasi Brebes Wonosobo Semarang Batang
Objek Wisata Perkebunan Teh Perkebunan Teh Perkebunan Kopi Perkebunan Teh
Berdasarkan data pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa tiga dari wisata agro yang terdapat di Jawa Tengah merupakan wisata agro berbasis perkebunan teh, sedangkan wisata agro lainnya, berbasis pada perkebunan kopi. Karakteristik perkebunan teh yang relatif sama akan berpengaruh pada strategi pengelolaan wisata agronya masing-masing. Hal ini memperlihatkan adanya kompetisi bisnis wisata agro berbasis perkebunan teh untuk terus meningkatkan potensi, citra, dan keberlanjutan masing-masing wisata agro dalam menarik minat pengunjung. Salah satu perkebunan teh yang dijadikan sebagai wisata agro adalah perkebunan teh Tambi Wonosobo yang dikelola oleh PT Perkebunan Tambi. PT Perkebunan Tambi merupakan salah satu perusahaan perkebunan yang memiliki kegiatan tambahan yakni wisata agro. Perusahaan ini merupakan perkebunan teh terbesar di Jawa Tengah yang telah berdiri sejak tahun 1957. Perkebunan ini memiliki tiga titik lokasi perkebunaan dan wisata agro, yakni Agro Wisata Tambi, Agro Wisata Tanjungsari, dan Agro Wisata Badakan. Misi dari PT Perkebunan Tambi adalah melaksanakan konservasi alam dengan memanfaatkan tanaman teh sebagai lini kedua setelah kehutanan.3 Sejak berdirinya wisata Agro Tambi, wisata agro ini dapat mempertahankan kenaikan jumlah pengunjung setiap tahunnya. Kenaikan jumlah pengunjung ini dapat dilihat pada grafik 1.
2 3
Sumber berita: (http://www.visitjawatengah.com/utama-beau.php) Sumber Berita: http://www.ptperkebunantambi.com/hal-visi-misi.html#ixzz3PbAnlnc4
3
Jumlah Pengunjung Wisata Agro Tambi 18000
16380
16000 13428
14000 12000
10616
10000
13164
9900 Pengunjung
8000 6000 4000 2000 0 2010
2011
2012
2013
2014
Sumber: Data Resmi Wisata Agro Tambi 2015 Gambar 1 Grafik jumlah pengunjung Wisata Agro Tambi Berdasarkan data resmi dari Wisata Agro Tambi Tahun 2015, selama lima tahun terakhir dapat memperlihatkan adanya kenaikan jumlah pengunjung secara bertahap, meskipun pada tahun 2011 dan tahun 2013 sempat mengalami sedikit penurunan jumlah pengunjung. Hal ini tentu saja tidak luput dari berbagai strategi yang dilakukan oleh PR Wisata Agro Tambi. Akan tetapi, meskipun jumlah pengunjung mengalami peningkatan setiap tahunnya Wisata Agro Tambi masih harus mempersiapkan berbagai strategi untuk terus menciptakan citra positif perusahaan dan mempertahankan keberlanjutan Wisata Agro Tambi. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Oktaviara (2011), citra positif perusahaan dapat dibentuk dengan adanya pengaruh peranan PR perusahaan. Untuk itu, perlu adanya usaha yang harus dilakukan oleh Wisata Agro Tambi untuk memaksimalkan dan memperhatikan peran PR. Selain itu, menurut penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Prafitri (2008), wisata agro dapat menjaga eksistensimya dengan melakukan peran PR secara maksimal dengan memperhatikan faktor internal dan eksteranal perusahaan Wisata Agro. Selain keunikan dan kekhasan wisata agro, eksistensi wisata agro dapat tercipta dengan adanya produktivitas perusahaan yang semakin meningkat, terciptanya kepercayaan publik dan terwujudnya tanggung jawab sosial perusahaan. Ketiga hal tersebut dapat tercipta dengan adanya peranan PR yang baik yang berhubungan langsung dengan pengunjung maupun pihak internal perusahaan. Oleh karena itu, PR pada perusahaan wisata agro dituntut secara aktif melakukan strategi untuk membentuk citra positif. Akan tetapi, peranan PR tidak hanya berhenti pada terciptanya citra positif perusahaan. Peranan PR juga diharuskan dapat menjaga keberlanjutan perusahaan wisata agro. Oleh karena itu, penelitian mengenai peran PR dalam mempertahankan keberlanjutan perusahaan wisata agro menjadi relevan untuk dikaji.
4
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, terdapat hubungan peranan PR dalam menjaga keberlanjutan Wisata Agro Tambi. Oleh karena itu, dapat ditarik beberapa permasalahan yang dapat diangkat dalam topik penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Meningkatnya pengunjung Wisata Agro Tambi (berdasarkan data pengunjung Wisata Agro Tambi Tahun 2015) ditentukan oleh beberapa hal, seperti: fasilitas, pelayanan, paket wisata, lokasi Wisata Agro Tambi, dan penilaian pengunjung terhadap wisata ini. Sikap dan tindakan seseorang terhadap suatu obyek akan ditentukan oleh citra obyek tersebut (Ruslan 2003), sehingga perlu diteliti lebih lanjut bagaimana citra Wisata Agro Tambi? 2. Citra yang diberikan oleh pengunjung bergantung pada peranan PR dalam memberikan berbagai usaha dan strategi kepada pengunjung wisata. Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan Oktaviara (2011), citra positif perusahaan dapat dibentuk dengan adanya pengaruh peranan PR perusahaan. Selain peranan PR, karakterisitik pengunjung juga memiliki pengaruh terhadap pembentukan citra. Untuk itu, perlu diteliti bagaimana pengaruh karakteristik pengunjung dan peranan PR terhadap pembentukan citra Wisata Agro Tambi? 3. Berbagai perusahaan dituntut untuk terus menunjukkan keberlanjutan dari perusahaannya, tidak terkecuali perusahaan wisata. Keberlanjutan merupakan kondisi ketika ia dapat hidup lebih lama, tetap melakukan, dan bertahan dari waktu ke waktu (Thiele 2013). Setelah dilakukan penelitian pada beberapa tempat wisata menunjukkan bahwa wisata yang telah berdiri cukup lama memiliki citra yang positif. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis mengenai bagaimana hubungan citra perusahaan dengan keberlanjutan Wisata Agro Tambi?
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Menganalisis citra Wisata Agro Tambi. 2. Menganalisis pengaruh karakteristik pengunjung dan peranan PR Wisata Agro Tambi terhadap citra Wisata Agro Tambi. 3. Menganalisis hubungan citra Wisata Agro Tambi dengan KeberlanjutanWisata Agro Tambi.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk memberikan gambaran mengenai peranan PR dalam menciptakan dan menjaga Keberlanjutan perusahaan
5
perkebunan teh Tambi. Secara lebih spesifik, diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi beberpaa pihak, yakni: 1. Bagi perusahaan Agrowisata PT Perkebunan Tambi, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak pengelola untuk menambah informasi mengenai peran public relations dalam membentuk citra agrowisata dan sustinability perusahaan. 2. Bagi peneliti dan civitas akademik, penelitian ini diharapkan menjadi proses belajar untuk lebih kritis dalam mengetahui bagaimana peran public relations dalam mempertahankan keberlanjutan perusahaan agrowisata.
Keterbatasan Penelitian Penelitian ini menganalisis mengenai keberlanjutan Wisata Agro Tambi dengan menggunakan konsep 3P, yakni: profit, people, dan planet. Profit diidentifikasi melalui rekomendasi yang diberikan oleh pengunjung kepada pihak lain. Nilai rekomendasi akan memperlihatkan besarnya keinginan pengunjung untuk berkunjung kembali ke Wisata Agro Tambi, sedangkan people dan planet hanya dianalisis berdasarkan hasil wawancara dengan pihak internal perusahaan. Penelitian ini tidak melakukan analisis secara kuantutatif terhadap keberlanjutan Wisata Agro Tambi melalui konsep people dan planet.
6
7
PENDEKATAN TEORITIS
Tinjauan Pustaka
Public Relations (PR) Public realtions (PR) merupakan salah satu bentuk dari komunikasi. Pada prinsipnya, komunikasi adalah aktivitas timbal balik antara komunikan dan komunikator untuk menyampaikan pesan dengan tujuan dapat diperoleh kesamaan maksud, persepsi, dan pandangan. Komunikasi dapat berlangsung secara personal, kelompok, dan melalui media massa. Definisi PR dikemukakan oleh banyak ahli dalam beberapa versi. Secara sederhana PR merupakan upaya komunikasi menyeluruh dari suatu organisasi untuk mempengaruhi persepsi, opini, keyakinan dan sikap berbagai kelompok terhadap organisasi tersebut. Menurut Nur (2013) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa public relation merupakan salah satu cabang dari ilmu komunikasi yang berorentasi untuk mewujudkan hubungan yang baik dan harmonis antara publik internal maupun eksternal menjadi sasaran utama dalam mewujudkan jalinan hubungan tersebut. Ringkasnya, PR adalah jembatan yang menghubungkan perusahaan dan publik untuk mewujudkan keuntungan yang sama diantara kedua belah pihak. Pengertian lain mengenai PR disampaikan oleh kesepakatan beberapa ahli dalam International Public Relations Association (IPRA) menyatakan bahwa PR adalah fungsi manajemen yang direncanakan dan dijalankan secara berkesinambungan untuk membina saling pengertian, simpati dan dukungan dari khalayaknya. Hubungan yang terjalin antara khalayak dan organisasi dimaksudnkan dapat saling berhubungan timbal balik, saling percaya, sehingga tujuan kedua pihak dapat tercapai. Menurut Gruning et al. seperti dikutip oleh Sukoco (2011) public relations ditempatkan sebagai fungsi pendukung pemasaran yang membantu pemasaran melalui publisitas media atau dengan mengkombinasikan bersama iklan untuk mendukung program komunikasi pemasaran terpadu, dan publik dapat dipersuasi dan dikendalikan melalui pesan. Asumsi yang kemudian muncul adalah public relations bekerja untuk membangun image atau citra organisasi atau perusahaan. Grunig dan Hunt (1984) memperkenalkan empat model komunikasi yang diterapkan dalam perkembangan praktek public relations yakni Press agentry/publicity model, Public information model, Two way asymmetric model, dan Two way symmetric model. Press agentry/publicity model merupakan model komunikasi public relations dimana informasi bergerak satu arah (one-way communication) dari organisasi kepada publiknya. Dalam model ini, PR lebih banyak melakukan propaganda dan kampanye untuk tujuan publisitas yang menguntungkan sepihak. Public information model yakni komunikasi yang memiliki prinsip sama dengan model pertama, komunikasi satu arah yang bertujuan memberikan informasi tanpa mementingkan persuasif. Komunikasi model two way asymmetric model berperan
8
untuk mengumpulkan informasi tentang publik untuk pengambilan keputusan manajemen, namun pesan organisasi lebih banyak berusaha agar publik beradaptasi dengan organisasi. Berbeda dengan ketiga model lainnya, komunikasi two way symmetric model sudah terjadi secara timbal balik, organisasi dan publik berupaya untuk mengadaptasikan dirinya untuk kepentingan bersama.
Peranan PR PR merupakan bagian keseluruhan kegiatan bisnis perusahaan seperti fungsi perencanaa, finance, produksi, dan pemasaran. PR dapat berfungsi secara efektif apabila kegiatannya dikaitkan dengan kualitas product, customer service dan corporate identity. Selain hal tersebut, PR memiliki peran dan fungsi utama sebagai image maker, communication/mediator, dan back-up management. Image maker merupakan peranan PR dalam menciptakan, memelihara dan meningkatkan citra positif. Communicator/Mediator sebagai pelaksana kegiatan komunikasi dua arah bagi stakeholders lembaga yang berdimensi vertikal, horizontal, internal dan eksternal, sehingga terbina hubungan yang harmonis/ serasi antara organisasi dan publiknya. Back-up management merupakan peran utama PR dalam memberikan dukungan dan menunjang kegiatan setiap departemen dalam perusahaan untuk mencapai misi atau sasarannya. Selain memiliki peran utamanya, dalam penelitian Lianty dan Wisayatmoko (2011) public relations juga memiliki empat peran lainnya. Pertama, penasehat ahli (Expert Prescriber) yang memiliki otoritas untuk menentukan bagaimana cara mengerjakan segala sesuatu untuk mencapai tujuannya. Kedua, fasilitator komunikasi (Communication Fasilitator) yang mengutamakan hal-hal mengenai kejelasan informasi, penyampaian informasi, bahasa yang digunakan, sikap dalam penyampaian informasi, penanggapan keluhan, keefektifan pelayanan, upaya komunikasi, dan kelengkapan penjelasan yang dilakukan dalam membina hubungan dengan konsumen. Ketiga, fasilitator pemecahan masalah (Problem Solving Process Fasilitator) yang meliputi hubungan dengan tim manajemen, cara pengambilan keputusan, dan kerjasama dengan divisi lain untuk memecahkan masalah dengan konsep kolaborasi dan musyawarah. Keempat, teknisi komunikasi (Communication Technician) yang memberikan kecekatan pelayanan, pola komunikasi yang diterapkan, keahlian komunikasi dan jurnalistik. Prafitri (2008) dalam penelitianya membagi peranan PR menjadi tiga, yakni sebagai informator, komunikator, dan fasilitator. Informator merupakan peranan PR untuk memberikan informasi mengenai perusahaan yang diwakilinya, bagi publik internal dan eksternal perusahaan. Komunikator adalah peranan PR untuk berkomunikasi dengan publiknya baik secara langsung atau tidak langsung, melalui media cetak atau elektronik dan cetak. Fasilitator merupakan peranan PR untuk menjadi jembatan penghubung antara perusahaan yang diwakilinya dengan publik internal maupun eksternal.
9
Citra Perusahaan Citra merupakan tujuan utama dan merupakan reputasi dan prestasi yang hendak dicapai bagi dunia hubungan mayarakat atau PR. Citra sendiri memiliki pengertian sebagai sesuatu yang abstrak (intengible) dan tidak dapat diukur secara matematis, tetapi wujudnya bisa dirasakan dari hasil penilaian baik atau buruk. Tanggapan baik positif maupun negatif yang datang dari publik dan masyarakat luas pada umumnya. Landasan dari citra berakar dari “nilai dan kepercayaan yang diberikan secara individual dan merupakan pandangan atau persepsi. Akumulasi dari amanah yang diberikan oleh individu-individu secara cepat atau lambat dapat membentuk suatu opini publik yang luas yang dinamakan dengan citra. Citra dalam penelitian Oktavira (2014) merupakan sebuah tolok ukur kemajuan dan keberhasilan perusahaan. Citra positif akan memberikan keuntungan dan keberlangsungan suatu perusahaan. Berdasarkan penelitian Yusuf (2011), cara PR dalam meningkatkan citra perusahaan dilakukan dengan komunikasi antara pihak internal dengan pihak eksternal perusahaan. PR diharuskan memiliki strategi khusus untuk mencapai pembentukan citra positif perusahaan. Dalam hal ini, PR dapat melakukannya dengan melakukan kegiatan teleconference maupun press release atau menggunakan media. Lebih lanjut, penelitian Lianty dan Wijatmiko (2013) mengungkapkan bahwa citra perusahaan terbentuk karena adanya pelayanan PR terhadap publik. Pelayanan PR terhadap publik tersebut meliputi beberapa hal, yakni (1) ketersediaan turut memikul tanggung jawab sosial, (2) inovatif, (3) siap membantu, dan (4) bervariasi dalam produk. Jefkins (1992), memaparkan bahwa citra dari sesuatu hal tidak mencerminkan kenyataan yang sesungguhnya, citra terbentuk berdasarkan informasi yang ada. Citra yang terbentuk dipengaruhi oleh informasi yang benar, akurat, tidak memihak, langkap, dan memadai. Variasi informasi mengakibatkan variasi citra walaupun objeknya sama. Variasi citra dapat digolongkan menjadi positif dan negatif. Idealnya, variasi citra tersebut merupakan sebuah impresi atau kesan yang benar berdasarkan pengalaman, pengetahuan, serta pemahaman atas kenyataan yang sesungguhnya. Afdhal (2004) menjabarkan bahwa bagian terpenting dari perusahaan adalah kepribadian (keadaan perusahaan yang sebenarnya), identitas (apa yang disampaikan oleh perusahaan), dan citra (bagaimana masyarakat melihatnya). Membangun citra perusahaan dapat dilakukan dengan membuat dan meningktakan loyalitas konsumen. Hal ini memperlihatkan adanya kaitan erat antara citra dan loyalitas.
Keberlanjutan Perusahaan Kata keberlanjutan (sustainability) berasal dari bahasa Latin yang berarti “hold up” atau bertahan. Thiele (2013), menuliskan bahwa segala sesuatu akan sustainable (berkelanjutan atau berkesinambungan) apabila ia dapat hidup lebih lama, tetap melakukan, dan bertahan dari waktu ke waktu. Lebih lanjut, keberlanjutan adalah ilmu yang menganut seni adaptif dalam pelayanan kepada visi yang telah ada. Keberlanjutan adalah memenuhi kebutuhan saat ini tanpa
10
mengorbankan masa depan dengan cara memuaskan kesejahteraan melalui pengejaran yang seimbang terhadap kesehatan ekologi, kesejahteraan ekonomi, pemberdayaan sosial, dan kreativitas budaya. Keberlanjutan perusahaan juga dinilai dari bagaimana perusahaan dapat memberikan tanggung jawab terhadap tiga P, yakni (planet, profit, people). Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang bekelanjutan memiliki tanggungjawab terhadap ekonomi, lingkungan, dan masyarakat sekitar. Konsep sustainability business (keberlanjutan bisnis) merupakan sebuah konsep yang menunjukan keberhasilan sebuah perusahaan untuk dapat tetap eksis dan memiliki daya saing yang kuat dan tahan terhadap goncangan yang mempengaruhi kinerjanya. Berkesinambungannya perusahaan (Living Company) sangat ditentukan oleh bagaimana perusahaan tersebut mengelola dan mengimplementasikan konsep-konsep bisnisnya. Namun demikian, beberapa identifikasi menunjukan bahwa terdapat empat faktor kunci yang menjadi penyebab berkesinambungannya sebuah perusahaan (De Geus 1997) yaitu : 1. Perusahaan yang berumur panjang (berkesinambungan) adalah perusahaan yang memiliki sensitivitas terhadap lingkungan. Meskipun perusahaan yang bersangkutan melakukan pengkajian dan pengembangan teknologi, atau memiliki sumberdaya alam yang banyak mereka akan tetap menjaga harmonisasi dan kestabilan lingkungan. 2. Perusahaan yang berkesinambungan adalah perusahaan yang menjaga nama besar serta memiliki kohesivitas/keterikatan yang kuat terhadap identitasnya. Tidak peduli berapa luasnya diversifikasi usaha yang dijalankan perusahaan, manajemen, karyawan bahkan mitra bisnisnya merasakan berada dalam satu entitas. Tiap generasi (pengelola perusahaan) merasa dihubungkan oleh rantai kesehatan perusahaan. Keanekaragaman yang terdapat dalam lingkungan internal dan eksternal perusahaan telah dapat dikelola dengan baik 3. Perusahaan yang berkesinambungan memiliki toleransi dan menghindari suatu kontrol yang terpusat, ditangan satu orang entah itu eksekutif maupun owner, melainkan selalu berusaha mengembangkan desentralisasi dan pembagian wewenang sesuai konsep bisnis yang dikembangkannya. 4. Perusahaan yang berkesinambungan adalah perusahaan yang memiliki sikap konservatif terhadap aspek keuangan. Perusahaan model ini memiliki pertimbangan bahwa jika mereka memiliki uang di kas, mereka akan dapat beraktivitas secara fleksibel dan akan lebih banyak mengajukan pilihan dalam berbisnis dibandingkan pesaingnya. Artinya mereka tidak menngatur resiko keuangan jika tidak perlu sama sekali.
Pariwisata Wisata didefiniskan sebagai kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam kurun waktu sementara (UU RI No 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan). Berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan Pemerintah Daerah disebut dengan pariwisata. Pariwisata memiliki berbagai jenis
11
pariwisata. Jenis pariwisata berdasarkan motif tujuan perjalanan dapat dibedakan menjadi beberapa jenis paariwisata (James 1987), yakni pleasure tourism (wisata untuk menikmati perjalanan), recreation tourism (wisata rekreasi untuk memanfaatkan hari libur), cultural tourism (pariwisata untuk kebudayaan), dan sports tourism (pariwisata olahraga). Orang-orang yang melakukan kegiatan pariwisata disebut dengan wisatawan.
Wisata Agro Wisata agro merupakan salah satu bentuk usaha agribisnis agronomi yang dijadikan sebagai objek wisata dengan tujuan memperluas pengetahuan, pengalaman, rekreasi dan hubungan usaha di bidang pertanian (Deptan 2005). Selain itu, didukung dengan SK Bersama Menteri Pertanian dan Menteri Pariwisata Pos dan Telekomunikasi No. KM 47/PW.DVM/MPPT.88 dan No. 204/KTSP/HK.050/4/189 wisata agro disebutkan sebagai gabungan dari kegiatan budidaya pertanian dan pariwisata yang dikemas dalam suatu paket wisata. Lebih lanjut, wisata agro didefinisikan sebagai perjalanan wisata yang memanfaatkan lokasi atau sektor pertanian mulai dari awal produksi hingga diperoleh produk pertanian. Selain hal itu, wisata agro dimaksudkan sebagai sarana untuk memberikan edukasi mengenai pentingnya pelestarian sumberdaya lahan pertanian. Adapun potensi wisata agro dapat dimiliki oleh sebuah pedesaan dengan kepemilikan budaya pertanian yang masih melekat erat pada kehidupan masyarakatnya. Menurut Subowo (2002) dalam Budiarti, Suwarto, Muflikhati (2013), pengembangan kegiatan wisata agro dapat melestarikan sumber daya, melestarikan kearifan dan teknologi lokal, dan meningkatkan pendapatan petani atau masyarakat sekitar wisata agro.
Kerangka Pemikiran Setiap perusahaan memiliki visi untuk eksistensi dan keberlanjutan perusahaannya. Penelitian sebelumnya yang dilakukan Prafitri (2010), memperlihatkan bahwa perusahaan wisata agro memerlukan peran PR yang handal untuk mewujudkan eksistensi perusahaan. PR merupakan fungsi manajemen yang direncanakan dan dijalankan secara berkesinambungan untuk membina saling pengertian, simpati dan dukungan dari khalayaknya. Peranan PR terbagi atas informator, fasilitator, dan pelayanan. Informator merupakan peranan PR yang memberikan dan mencari informasi kepada publiknya, baik melalui media cetak, elektronik, maupun media interpersonal. Peranan PR berfungsi untuk membentuk citra wisata agro. Selain peranan PR, karakteristik pengunjung seperti jenis kelamin, usia, pendidikan, pendapatan, dan motivasi menjadi pengaruh pembentukan citra Wisata Agro Tambi. Wisata Agro Tambi tidak hanya dituntut untuk membentuk citra positif wisata, akan tetapi Wisata Agro Tambi juga diharuskan untuk mempertahankan keberlanjutan wisata agro. Penelitian ini akan menganalisis hubungan antara pembentukan citra wisata agro dengan variabel pembentukan keberlanjutan perusahaan yakni rekomendasi pada pihak lain. Keberlanjutan Wisata Agro Tambi dapat dinilai dari 3P (planet, people, dan
12
profit). Akan tetapi pada penelitian ini hanya berfokus pada keberlanjutan wisata agro dari sisi profit atau keuntungan yang diperoleh oleh Wisata Agro Tambi. Profit diidentifikasi melalui rekomendasi yang diberikan oleh pengunjung kepada pihak lain. Nilai rekomendasi akan memperlihatkan besarnya keinginan pengunjung untuk berkunjung kembali ke Wisata Agro Tambi.
X1: Karakteristik Pengunjung Wisata Agro Tambi: X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5
Jenis Kelamin Usia Pendidikan Pendapatan Motivasi Berkunjung
X2: Peranan Public Relations Wisata Agro Tambi:
Y2: Keberlanjutan Wisata Agro Tambi: Y1 : Citra Wisata Agro Tambi: - Positif - Negatif
X2.1 Informator X2.2 Fasilitator X2.3 Pelayanan
Gambar 2
-
rekomendasi pada pihak lain (profit)
: mempengaruhi : berhubungan
Kerangka Pemikiran Peranan Public Relations dalam Mempertahankan Keberlanjutan Wisata Agro Tambi
Hipotesis Penelitian Hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. diduga karakteristik pengunjung mempengaruhi citra Wisata Agro Tambi; 2. diduga peranan PR mempengaruhi citra Wisata Agro Tambi; dan 3. diduga terdapat hubungan antara citra perusahaan dengan keberlanjutan Wisata Agro Tambi.
Definisi Operasional
Definisi operasional untuk masing-masing variabel sebagai berikut: Karakteristik pengunjung merupakan faktor-faktor yang terdapat dalam diri pengunjung wisata agro dan berkaitan langsung dengan dirinya. 1. Jenis Kelamin merupakan sifat fisik responden seperti yang tercatat dalam kartu identitas responden, yakni perempuan dan laki-laki. Jenis kelamin ini diukur dengan menggunakan skala nominal dan menggunakan dummy variabel. Laki-laki = kode 1, Perempuan = kode 2.
13
2. Usia merupakan lama hidup responden saat penelitian dilakukan yang dihitung sejak hari kelahiran responden dan dinyatakan dalam satuan tahun. Usia responden digolongkan ke dalam beberapa kategori berdasarkan rentang usia Havighurst (1950) seperti yang dikutip oleh Mugniesyah (2006). Jenis data dari variabel usia adalah ordinal. a. Masa dewasa : 18-29 tahun b. Usia pertengahan : 30-50 tahun c. Usia Tua : >50 tahun 3. Tingkat pendidikan merupakan jenjang pendidikan formal terakhir yang pernah ditempuh oleh responden. Variabel tingkat pendidikan termasuk data interval. a. Rendah : tamat SD dan SMP b. Sedang : tamat SMA dan diploma c. Tinggi : tamat Sarjana dan Pascasarjana 4. Tingkat pendapatan adalah rata-rata jumlah penerimaan yang diterima oleh responden dalam setiap bulannya. a. Rendah :