e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP PENGUASAAN KOMPETENSI PENGETAHUAN IPS D.K.A Juniantari SN1, I. Bgs. Gd. Surya Abadi2, I Ngh. Suadnyana3 1,2,3
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail:
[email protected],
[email protected] [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan yang signifikan penguasaan kompetensi pengetahuan IPS antara kelompok siswa yang dibelajarkan melalui model pembelajaran jigsaw berbasis pendekatan saintifik dengan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pembelajaran konvensional pada kelas IV SD Negeri Gugus I Gusti Ketut Jelantik Tahun Ajaran 2015/2016. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu dengan desain penelitian yang digunakan adalah nonequivalent control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD Negeri Gugus I Gusti Ketut Jelantik Tahun Ajaran 2015/2016. Sampel diambil dengan teknik random sampling. Data yang dikumpulkan adalah penguasaan kompetensi pengetahuan IPS dan dianalisis dengan uji-t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata penguasaan kompetensi pengetahuan IPS yang diperoleh kelompok eksperimen, yaitu πΜ
=77,83 dan rata-rata penguasaan kompetensi pengetahuan IPS yang diperoleh kelompok kontrol, yaitu πΜ
=74,34. Setelah diuji dengan uji-t , didapat thitung=1,702 dan pada taraf signifikansi 5% (πΌ =0,05) dengan dk=36+38β2 diperoleh ttabel(Ξ±=0,05)=1,671. Berdasarkan kriteria pengujian thitung =1,702 > ttabel(Ξ±=0,05) =1,671, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian, terdapat perbedaan yang signifikan penguasaan kompetensi pengetahuan IPS antara kelompok siswa yang dibelajarkan melalui model pembelajaran jigsaw berbasis pendekatan saintifik dengan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pembelajaran konvensional pada siswa kelas IV SD Negeri Gugus I Gusti Ketut Jelantik tahun ajaran 2015/2016. Dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran jigsaw berbasis pendekatan saintifik terhadap penguasaan kompetensi pengetahuan IPS pada siswa kelas IV SD Negeri Gugus I Gusti Ketut Jelantik tahun ajaran 2015/2016. Kata kunci : model pembelajaran jigsaw, pendekatan saintifik, penguasaan kompetensi pengetahuan IPS Abstract This research aimed to determine the significant differences result of mastery of social knowledge competence between students who learned through jigsaw learning model with scientific approach basis and the students who learned through conventional learning in the fourth grade of SD Negeri Gugus I Gusti Ketut Jelantik in 2015/2016 year of study. This research was quasy exsperiment which used nonequivalent control group design. The population of this research was all students of fourth grade in SD Negeri Gugus I Gusti Ketutu Jelantik in 2015/2016 year of study. The samples were taken by a random sampling technique. The data that were collected was the result of mastery of social knowledge competence that gotten from study result in multiple choices test and the data were analyzed by t-test. The result shows that mastery of social knowledge competence of experiment group in average
1
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
scales is 77,83 and the mastery of social knowledge competence of control group in average scales is 74,34. After being tested by t-test, it is obtain that thitung in amount of 1,702 and in 5% (πΌ =0,05) of significant standard with dk=36+38β2 is obtained that ttabel(Ξ±=0,05)=1,671. According to the test criterion of thitung =1,702 > ttabel(Ξ±=0,05) =1,671, then Ho have not accept and Ha have be accept. Therefore, there is significant result difference in mastery of social knowledge competence through jigsaw learning model with scientific approach basis to students who learn through conventional learning of fourth grade students in SD Negeri Gugus I Gusti Ketut Jelantik in 2015/2016 year of study. The conclusion that might be drawn in this research is, there is influence of jigsaw learning model with scientific approach basis against the result of mastery of social knowledge competence of fourth grade students in SD Negeri Gugus I Gusti Ketut Jelantik in 2015/2016 year of study. Keywords : jigsaw learning model, scientific approach, mastery of social knowledge competence
PENDAHULUAN Pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Ahmadi (2014:38) menyatakan bahwa pendidikan merupakan suatu proses interaksi manusia dengan lingkungannya yang berlangsung secara sadar dan terencana dalam rangka mengembangkan segala potensinya yang menimbulkan perubahan positif dan kemajuan, baik pengetahuan, sikap, maupun keterampilannya. (Trianto 2012:1) menegaskan bahwa pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Perubahan dan perkembangan dalam dunia pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi seiring dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan ini berarti perbaikan pendidikan perlu terus-menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan bangsa. Salah satu perubahan pendidikan yang dikeluarkan oleh pemerintah ialah diberlakukannya Kurikulum 2013 sebagai upaya meningkatkan kualitas pendidikan untuk mempersiapkan sumber daya manusia di era global dengan pembelajaran yang menekankan pada pendekatan saintifik. Kurikulum menurut Undangundang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (19) adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan tertentu. Melalui Kurikulum 2013 diharapkan dapat menghasilkan insan Indonesia yang produktif , kreatif, inovatif, dan afektif. Selain itu, diadakannya perubahan kurikulum ini untuk menyiapkan generasi masa depan yang memiliki kemampuan berkomunikasi, kemampuan berpikir jernih dan kritis, kemampuan mempertimbangkan segi moral suatu permasalahan, kemampuan menjadi warga negara yang bertanggung jawab, kemampuan mencoba untuk mengerti dan toleran terhadap pandangan yang berbeda, kemampuan hidup dalam masyarakat yang mengglobal, memiliki minat luas dalam kehidupan, memiliki kesiapan untuk bekerja, serta memiliki rasa tanggung jawab terhadap lingkungan (Daryanto dan Sudjendro, 2014:5). Kurikulum 2013 dirancang untuk memberikan pengalaman belajar seluas-luasnya bagi siswa dalam mengembangkan kemampuan untuk bersikap, berpengetahuan,berketerampilan, dan bertindak (Kosasih, 2014:12). Pembelajaran dalam Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik meliputi pengalaman belajar mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/ mencoba, menalar/mengasosiasi dan mengkomunikasikan. Pendekatan saintifik merupakan pendekatan di dalam kegiatan pembelajaran yang mengutamakan kreativitas siswa atau berpusat pada siswa. Kosasih (2014:72) menyatakan pengalaman belajar yang diperoleh siswa berdasarkan kesadaran dan kepentingan mereka baik itu berupa pengetahuan, 2
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
keterampilan dan sikap. Sani (2014:53) mengemukakan komponen pembelajaran dalam pendekatan saintifik βPendekatan saintifik (scientific approach) dalam pembelajaran yang memiliki komponen proses pembelajaran, yaitu 1) mengamati,2)menanya,3)mencoba/mengu mpulkan informasi, 4) menalar/asosiasi, 5) membentuk jejaring (melakukan komunikasi).β Pada kurikulum ini, semua muatan materi terpadu dalam suatu tema termasuk salah satunya muatan materi IPS. Pendidikan IPS merupakan salah satu bidang studi yang diberikan di lingkungan sekolah, bukan hanya memberikan bekal pengetahuan saja, tetapi juga memberikan bekal nilai dan sikap serta keterampilan dalam kehidupan siswa di masyarakat yang mengglobal, bangsa, dan negara. Pendidikan IPS di sekolah dasar merupakan bidang studi yang mempelajari manusia dalam semua aspek kehidupan dan interaksinya dalam masyarakat (Susanto, 2014:143). Gunawan (2011:56) menyatakan bahwa bahan materi IPS penuh dengan pesan-pesan bersifat abstrak yang harus dibelajarkan kepada siswa SD. Padahal, kemampuan intelektual anak usia sekolah dasar masih ada dalam tahap operasional konkret. Piaget (dalam Gunawan, 2011:56) menyatakan anak dalam kelompok usia 7-11 tahun berada dalam perkembangan kemampuan intelektual pada tingkatan operasional konkret. Tujuan pendidikan IPS ialah membentuk pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap yang memungkinkan siswa berpartisipasi dalam kelompoknya serta mengembangkan potensi siswa agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat (Susanto, 2014:145). Solihatin dan Raharjo (2011:15) menyebutkan pada dasarnya, tujuan dari pembelajaran IPS adalah untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai bakat, minat, kemampuan dan lingkungannya, serta berbagai bekal bagi siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Kesan muatan materi IPS sebagai hafalan masih saja ada dalam benak siswa. Sebab masih banyak guru yang bingung dengan penggunaan model dalam pembelajaran sesuai dengan
Kurikulum 2013. Oleh karena itu, pengemasan pembelajaran dengan muatan materi IPS sangat perlu dilakukan guna mengoptimalkan pembelajaran siswa untuk memahami muatan materi IPS, terutama dalam pemilihan model pembelajaran. Dengan penggunaan model pembelajaran yang tepat dan dapat melibatkan siswa secara langsung agar belajar peka terhadap masalah sosial di sekitarnya, sehingga siswa merasa senang belajar serta muatan materi IPS tidak terkesan bersifat hafalan. Totalitas kompetensi yang dimiliki oleh siswa tercermin dari hasil belajar yang diperoleh melalui proses pembelajaran pada kompetensi pengetahuan (KI-3). Sani (2014:48) mengemukakan komponen hasil belajar pada dimensi pengetahuan yang dideskripsikan berilmu tertuang dalam kompetensi inti 3 (KI-3). Pada kegiatan pembelajaran yang terpenting adalah prosesnya. Proses yang dimaksudkan yaitu proses yang dapat melibatkan siswa aktif dan merasa bertanggung jawab untuk mencapai tujuan pembelajaran. Apabila proses pembelajaran dapat menarik siswa untuk aktif terlibat dalam pembelajaran, maka hal tersebut akan berdampak pada hasil belajar siswa yang lebih baik. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2014 Pasal 2 Ayat (1) menyatakan bahwa, pembelajaran dilaksanakan berbasis aktivitas dengan karakteristik, yaitu 1) interaktif dan inspiratif; 2) menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif; 3) kontekstual dan kolaboratif; 4) memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian peserta didik; serta 5) sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Terdapat banyak model pembelajaran yang telah dikembangkan. Untuk menambah inovasi serta variasi model pembelajaran pada Kurikulum 2013, model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang dapat disesuaikan dengan karakteristik tersebut. Dengan melihat karakteristik, kebutuhan siswa dalam memahami muatan materi IPS serta penggunaan pendekatan saintifik dalam 3
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
kurikulum 2013, maka salah satu model pembelajaran kooperatif yang tepat digunakan yaitu model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berbasis pendekatan saintifik. Susanto (2014:198) menyatakan pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang dilakukan dengan pembagian kelompok belajar dengan memberi kesempatan kepada setiap peserta didik untuk bekerja sama dengan semua siswa dalam tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk memberikan tanggung jawab kepada siswa tentang keberhasilan kelompoknya dan juga membantu teman lainnya untuk sukses bersama. Dalam pembelajaran kooperatif keberhasilan individu tetap diakui, tetapi diharapkan siswa yang pandai membantu teman yang lain. Oleh karena itu, pembelajaran kooperatif tepat digunakan pada pembelajaran dengan muatan materi IPS. Menurut pandangan kontruktivisme, anak secara aktif membangun pengetahuannya sendiri dalam memahami realita. Salvin (dalam Daryanto, 2014:52) menyatakan bahwa pendekatan kontruktivisme dalam pengajaran menerapkan pembelajaran kooperatif secara intensif, atas dasar teori bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit apabila mereka dapat saling mendiskusikan masalah-masalah itu dengan temannya. Shoimin (2014:24) menyebutkan bahwa ada berbagai model pembelajaran inovatif yang bisa dipakai dalam melaksanakan pembelajaran yang bermutu sesuai dengan Kurikulum 2013. Salah satu model tersebut adalah model pembelajaran jigsaw. Model pembelajaran ini menitik beratkan bahwa semua siswa dapat menjadi ahli dalam suatu bidang. Masingmasing siswa akan diberi submateri yang berbeda untuk didiskusikan bersama dan kemudian menjelaskannya kepada teman lainnya. Komara (2014:106) menyatakan mengenai model pembelajaran jigsaw, yaitu pembelajaran dilakukan dengan cara siswa sebagai anggota suatu kelompok diberi tugas yang berbeda-beda mengenai suatu pokok bahasan. Agar masing-masing siswa anggota dapat memahami keseluruhan
pokok bahasan, tes diberikan dengan materi secara menyeluruh. Model kooperatif jigsaw ini memiliki kelebihan selain dalam meningkatkan prestasi siswa pada kompetensi pengetahuan. Rusman (2011:218) menyatakan kelebihan tersebut, yaitu siswa memiliki banyak kesempatan untuk mengemukakan pendapat dan mengolah informasi yang didapat dan dapat meningkatkan keterampilan berkomunikasi, anggota kelompok bertanggung jawab terhadap keberhasilan kelompoknya dan ketuntasan bagian materi yang dipelajari dan dapat menyampaikan informasinya kepada kelompok lain. Dengan model ini, siswa secara langsung dapat belajar berinteraksi dalam pembelajaran atau memecahkan masalah sebagai salah satu hakekat IPS dimana siswa disiapkan untuk dapat berinteraksi dan memecahkan masalah sosial yang ada di lingkungan sekitarnya. Suyanto dan Jihad (2013:150) menyatakan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw bisa digunakan jika kemampuan siswa, bahan ajar yang harus dipelajari, dan banyak subtopik yang beragam. Dengan menggunakan model ini, siswa bisa berbagi pengetahuan satu sama lain. Siswa yang pandai bisa membantu dan mengatasi kesulitan siswa lainnya. Dengan demikian, diketahui bahwa model pembelajaran ini dapat memberi kesempatan siswa untuk mengembangkan aspek kognitifnya dalam menyampaikan dan menerima informasi. Siswa dapat menguasai dengan betul materi yang menjadi bagiannya serta terciptanya hubungan kerja sama positif dalam kelompok. Trianto (2012:73) menyatakan langkah-langkah dari pembelajaran jigsaw, yaitu (1) siswa dibagi atas beberapa kelompok, (2) materi pelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks yang telah dibagi-bagi menjadi beberapa subbab, (3) setiap anggota kelompok membaca subbab yang ditugaskan dan bertanggungjawab untuk mempelajarinya, (4) anggota dari kelompok lain yang telah mempelajari subbab yang sama bertemu dalam kelompok-kelompok ahli untuk mendiskusikannya, (5) setiap anggota kelompok ahli setelah kembali ke 4
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
kelompoknya bertugas mengajar temantemannya, (6) pada pertemuan dan diskusi kelompok asal, siswa-siswa dikenai tagihan berupa kuis individu. Pembelajaran dalam model ini, menugaskan siswa untuk memahami suatu materi dan kemudian siswa menjelaskan materi yang didapat kepada siswa lainnya sehingga interaksi siswa dengan siswa maupun siswa dengan guru dapat berjalan. Dilihat dari kelima pengalaman belajar yang terdapat dalam pendekatan saintifik serta langkah-langkah pada model pembelajaran jigsaw tersebut, keduanya dapat diintegrasikan menjadi satu kesatuan dalam membelajarkan siswa. Melalui model pembelajaran jigsaw berbasis pendekatan saintifik ini, siswa dapat berinteraksi langsung dengan teman sebaya sebagai seorang ahli dalam membangun pengetahuannya terhadap materi yang dipelajari terutama muatan materi IPS dalam pembelajaran di SD yang terpadu dalam suatu tema. Dengan kata lain, siswa memiliki pengalaman yang lebih luas dalam mengembangkan kemampuannya. Apabila proses pembelajaran sudah melibatkan siswa secara aktif dan menyenangkan, hal ini tentunya akan berpengaruh terhadap penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa. Berdasarkan uraian tersebut, maka dilakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Model Pembelajaran Jigsaw Berbasis Pendekatan Saintifik Terhadap Penguasaan Kompetensi Pengetahuan IPS Tema Tempat Tinggalku Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Gugus I Gusti Ketut Jelantik Tahun Ajaran 2015/2016. Dari judul tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah yaitu, (1) untuk mendeskripsikan penguasaan kompetensi pengetahuan IPS kelompok siswa yang dibelajarkan melalui model pembelajaran jigsaw berbasis pendekatan saintifik pada siswa kelas IV SD Negeri Gugus I Gusti Ketut Jelantik tahun ajaran 2015/2016; (2) untuk mendeskripsikan penguasaan kompetensi pengetahuan IPS kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pembelajaran konvensional pada siswa kelas IV SD Negeri Gugus I Gusti Ketut Jelantik tahun ajaran 2015/2016; (3) Untuk mengetahui perbedaan yang signifikan
penguasaan kompetensi pengetahuan IPS kelompok siswa yang dibelajarkan melalui model pembelajaran jigsaw berbasis pendekatan saintifik dengan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pembelajaran konvensional pada siswa kelas IV SD Negeri Gugus I Gusti Ketut Jelantik tahun ajaran 2015/2016. METODE Penelitian ini pada dasarnya bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran jigsaw berbasis pendekatan saintifik terhadap penguasaan kompetensi pengetahuan IPS pada siswa kelas IV SD Negeri Gugus I Gusti Ketut Jelantik tahun ajaran 2015/2016. Pada penelitian ini digunakan dua kelompok sampel, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang dipilih secara random. Setyosari (2015:212) menyatakan, βKedua kelompok subjek penelitian dipilih secara random. Kelompok pertama dikenai perlakuan dan kelompok lain ditetapkan sebagai kelompok pengendali atau kontrol.β Random yang dimaksud adalah random kelompok siswa (kelas), karena tidak memungkinkan mengubah kelas yang sudah ada sehingga digunakan kelas atau kelompok subjek yang telah ditentukan oleh sekolah. Oleh karena, itu jenis eksperimen penelitian ini adalah eksperimen semu (quasi exsperimental). Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Nonequivalent Control Group Design karena menggunakan kelas yang ada untuk diteliti. Dipertegas oleh Darmadi (2011:202) bahwa desain ini biasanya dipakai pada eksperimen yang menggunakan kelas-kelas yang sudah ada sebagai kelompoknya. Pretest dilakukan untuk penyetaraan kedua kelompok dengan memberikan tes kepada siswa yang kemudian diuji kesetaraannya dengan uji-t. Pemberian pretest biasanya digunakan untuk mengukur ekuivalensi atau penyetaraan kelompok (Dantes, 2012:97). Langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini terdiri dari tiga tahapan, yaitu persiapan, pelaksanaan, dan pengakhiran eksperimen. Pada tahap persiapan eksperimen kegiatan yang dilakukan yaitu, 1) mempersiapkan sarana 5
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
pendukung pembelajaran , 2) menyusun instrumen penelitian berupa tes penguasaan kompetensi pengetahuan IPS, 3) mengkonsultasikan instrumen penelitian dengan ahli, 4) mengadakan validasi instrumen penelitian. Pada tahap pelaksanaan eksperimen, kegiatan yang dilakukan yaitu, 1) menentukan sampel penelitian dengan undian, 2) kelas pertama muncul saat undian dijadikan kelas eksperimen sedangkan kelas kedua yang muncul dijadikan kelas kontrol, 3) dari kelas yang telah ditentukan sebagai sampel diuji kesetaraannya dengan memberikan pretest, 4) melaksanakan penelitian yaitu, memberikan perlakuan kepada kelas eksperimen berupa model pembelajaran jigsaw berbasis pendekatan saintifik serta kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional yaitu pembelajaran dengan pendekatan saintifik. Pada tahap akhir eksperimen, kegiatan yang dilakukan adalah memberikan posttest berupa tes penguasaan kompetensi pengetahuan IPS pada akhir penelitian untuk mengetahui penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa di masing-masing kelas. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV di SD Negeri yang terdapat pada Gugus I Gusti Ketut Jelantik Tahun Ajaran 2015/2016 berjumlah 173 siswa. Populasi tersebut terdiri dari 3 sekolah dan 5 kelas yaitu, 3 kelas di SD N 28 Dangin Puri, 1 kelas di SD N 17 Dangin Puri, dan 1 kelas di SD N 22 Dangin Puri. Berdasarkan hasil wawancara dengan ketua SD Gugus I Gusti Ketut Jelantik, diketahui bahwa tidak ada sekolah atau kelas yang diunggulkan dalam gugus ini. Pemilihan sampel dalam penelitian ini tidak dilakukan pengacakan individu, karena tidak mungkin mengubah kelas yang telah terbentuk sebelumnya. Kelas dipilih sebagaimana telah terbentuk tanpa campur tangan peneliti. Kelas eksperimen dan kelas kontrol ditentukan melalui undian. Kelas ekperimen ditentukan dari kelas yang muncul pertama saat diundi, sedangkan kelas yang muncul kedua ditentukan sebagai kelas kontrol. Berdasarkan hasil wawancara dengan Ketua Gugus I Gusti Ketut Jelantik diketahui bahwa tidak ada kelas unggulan atau keadaan kelas sama. Oleh karena itu, undian dilakukan terlebih
dahulu. Dari undian yang dilakukan, kelas IV A SD N 28 Dangin Puri berjumlah 36 siswa muncul pertama yang dijadikan kelas eksperimen dan kelas IV SD N 17 Dangin Puri yang berjumlah 38 siswa muncul kedua yang dijadikan sebagai kelas kontrol. Penelitian ini memiliki dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran jigsaw berbasis pendekatan saintifik yang diterapkan pada kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional yang diterapkan pada kelas kontrol. Variabel terikat penelitian ini yaitu penguasaan kompetensi pengetahuan IPS. Definisi operasional variabel pada penelitian ini, yaitu model pembelajaran jigsaw berbasis pendekatan saintifik, pembelajaran konvensional, dan penguasaan kompetensi pengetahuan IPS. Model pembelajaran jigsaw berbasis pendekatan saintifik pada penelitian ini merupakan penggabungan langkah pembelajaran yang terdapat pada model pembelajaran jigsaw maupun pengalaman belajar pada pendekatan saintifik. Model pembelajaran jigsaw berbasis pendekatan saintifik merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang melibatkan siswa secara aktif belajar dalam kelompok. Dengan model pembelajaran ini siswa dapat bekerja sama membangun pengetahuannya sendiri dalam suasana nyaman dan kekeluargaan. Hal tersebut dilakukan untuk memudahkan siswa dalam memahami berbagai muatan materi pembelajaran yang terpadu dalam suatu tema, khususnya muatan materi IPS. Pembelajaran konvensional yang dimaksud pada penelitian ini merupakan pembelajaran yang biasa digunakan oleh sekolah dalam implementasi Kurikulum 2013. Kegiatan pembelajaran konvensional ini menggunakan pendekatan saintifik. Pembelajaran dengan pendekatan saintifik dilaksanakan dengan menerapkan lima pengalaman belajar meliputi mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan. Pada penelitian ini ditekankan pada kompetensi pengetahuan (KI-3). Penguasaan kompetensi pengetahuan IPS merupakan tingkat kemampuan berpikir siswa pada muatan materi IPS yang 6
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
diketahui dari penilaian hasil belajar setelah melalui proses pembelajaran dan dinyatakan dalam nilai. Sasaran penilaian pada kemampuan berpikir penelitian ini meliputi mengingat, memahami, menerapkan, dan menganalisis serta sasaran pada dimensi pengetahuan meliputi pengetahuan faktual dan konseptual. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu metode tes. Tes penguasaan kompetensi pengetahuan IPS merupakan instrumen yang digunakan. Instrumen tersebut diuji terlebih dahulu sebelum digunakan. Kisi-kisi soal disusun terlebih dahulu, kemudian dibuatkan soal dan dikonsultasikan dengan ahli, selanjutnya dilakukan uji validitas butir soal, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran. Uji instrumen dilakukan dengan jumlah responden sebanyak 68 orang. Dari 40 soal yang diujikan, diperoleh 30 soal yang dinyatakan layak untuk digunakan pada penelitian ini. Setelah data penguasaan kompetensi pengetahuan IPS terkumpul, kemudian dianalisis dengan analisis statistik deskriptif untuk mendeskripsikan masing-masing data. Adapun penyajian data yang digunakan, yaitu dalam bentuk tabel data bergolong dan histogram serta perhitungan rata-rata (mean), median, dan modus. Untuk menyajikan data ke dalam tabel distribusi frekuensi dapat ditempuh langkah-langkah, yaitu 1) menghitung rentang 2) menentukan banyak kelas, 3) menentukan panjang kelas, serta 4) menyusun tabel distribusi frekuensi dan disajikan dalam bentuk histogram. Kategori nilai penguasaan kompetensi pengetahuan IPS tersebut kemudian dicari dengan mengelompokkan pada rentang predikat sesuai dengan panduan penilaian untuk sekolah dasar pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 53 Tahun 2015 dalam Kurikulum 2013. Rentang nilai 87-100 termasuk sangat baik atau A, 71-85 termasuk kategori baik atau B, 56-70 termasuk kategori cukup atau C, dan β€ 55 termasuk kategori perlu bimbingan atau D. Uji-t digunakan untuk menguji kebenaran hipotesis. Sebelum digunakan uji-t, dilakukan uji prasyarat yang terdiri dari
uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui sebaran data penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa masing-masing kelompok berdistribusi normal atau tidak. Rumus Chi-kuadrat digunakan dalam uji normalitas, dengan kriteria pengujian adalah jika ο£ 2hitung β€ ο£ 2tabel, maka ho diterima (gagal ditolak) yang berarti data berdistribusi normal. Uji homogenitas dilakukan untuk memastikan sebaran data kedua kelompok homogen. Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji F. Kriteria pengujian jika πΉβππ‘π’ππ < πΉπ‘ππππ , maka data yang dianalisis homogen. Data yang telah memenuhi prasyarat uji analisis tersebut kemudian dilakukan uji hipotesis. Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji-t. kreteria pengujian adalah Ho ditolak jika t hitung οΎ t tabel . t tabel didapat dari tabel distribusi t pada taraf signifikan ( ο‘ ) 5% dengan derajat kebebasan dk = (n 1 + n2 - 2) dan Ha ditolak jika t hitung οΌ t tabel . HASIL DAN PEMBAHASAN Data penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa kelas IVB SD N 28 Dangin Puri sebagai kelompok eksperimen yang dibelajarkan melalui model pembelajaran jigsaw berbasis pendekatan saintifik menunjukkan nilai tertinggi yang dicapai siswa adalah 97 dan nilai terendah yang dicapai siswa adalah 60. Berdasarkan perhitungan diketahui rentangan 38, banyak kelas 7, dan panjang kelas 6. Berikut disajikan histogram kelompok eksperimen. 14 12 10 8 6 4 2 0 59,5-65,5 65,5-71,5 71,5-77,5 77,5-83,5 83,5-89,5 89,5-95,5 95,5-101,5
Gambar 1. Histogram Penguasaan Kompetensi Pengetahuan IPS Kelompok Eksperimen Berdasarkan perhitungan data bergolong diketahui, rata-rata kelompok eksperimen, yaitu 77,83, median 78,00 7
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
serta modus 79,50. Tingkat penguasaan kompetensi pengetahuan IPS tema Tempat Tinggalku siswa kelas IVB SD N 28 Dangin Puri yang dibelajarkan melalui model pembelajaran jigsaw berbasis pendekatan saintifik kemudian dikategorikan sesuai dengan rentang predikat pada panduan penilaian untuk SD dalam Permendikbud Nomor 53 Tahun 2015 Kurikulum 2013. Setelah dikategorikan, diketahui bahwa sebanyak 7 siswa mendapat predikat A atau sangat baik, 19 siswa mendapat predikat B atau baik, dan 10 siswa mendapat predikat C atau cukup. Dilihat dari rata-rata kelompok eksperimen, yaitu πΜ
=77,84 maka rata-rata kelompok siswa yang dibelajarkan melalui model pembelajaran jigsaw berbasis pendekatan saintifik dapat dikategorikan B atau baik. Data penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa kelas IV SD N 17 Dangin Puri sebagai kelompok kontrol yang dibelajarkan melalui pembelajaran konvensional menunjukkan nilai tertinggi yang dicapai siswa adalah 93 dannilai terendah yang dicapai siswa adalah 57. Berdasarkan perhitungan diketahui rentangan 37, banyak kelas 7, dan panjang kelas 6. Berikut disajikan histogram kelompok kontrol.
dalam Permendikbud Nomor 53 Tahun 2015 Kurikulum 2013. Setelah dikategorikan, diketahui bahwa sebanyak 7 siswa mendapat predikat A atau sangat baik, 21 siswa mendapat predikat B atau baik, dan 10 siswa mendapat predikat C atau cukup. Dilihat dari rata-rata kelompok eksperimen, yaitu πΜ
=74,34 maka rata-rata kelompok siswa yang dibelajarkan melalui model pembelajaran jigsaw berbasis pendekatan saintifik dapat dikategorikan B atau baik. Sebelum dilakukan analisis data dengan uji-t, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat yang meliputi uji normalitas sebaran data kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Berdasarkan atas kurva normal, kelas interval, frekuensi observasi (fo) dan frekuensi empirik (fe) dari data penguasaan kompetensi pengetahuan IPS kelompok 2 eksperimen diperoleh πβππ‘π’ππ = 2,99 dan pada taraf signifikansi 5% (Ξ± = 0,05) serta 2 derajat kebebasan (dk) = 5 diperoleh ππ‘ππππ 2 = 11,070 karena ππ‘ππππ(πΌ=0,05) = 11,070 > 2 πβππ‘π’ππ = 2,99 maka Ho diterima (gagal ditolak), maka sebaran data berdistribusi normal. Sedangkan data penguasaan kompetensi pengetahuan IPS kelompok 2 kontrol diperoleh πβππ‘π’ππ = 5,17 dan pada taraf signifikansi 5% (Ξ± = 0,05) serta derajat 2 kebebasan (dk) = 5 diperoleh ππ‘ππππ = 2 11,070 karena ππ‘ππππ(πΌ=0,05) = 11,070 > 2 πβππ‘π’ππ = 5,17 maka Ho diterima (gagal ditolak), maka sebaran data berdistribusi normal. Selanjutnya dilakukan uji homogenitas untuk mengetahui bahwa sebaran data kedua kelompok homogen. Berdasarkan perhitungan dengan uji F diperoleh πΉβππ‘π’ππ = 1,34 sedangkan πΉπ‘ππππ pada taraf signifikansi 5% dengan derajat kebebasan untuk pembilang 35 dan derajat kebebasan untuk penyebut 37 adalah 1,76. Ini berarti πΉβππ‘π’ππ = 1,34 < πΉπ‘ππππ(πΌ=0,05) = 1,76. Dengan demikian, sebaran data kedua kelompok homogen. Berdasarkan hasil uji normalitas dan uji homogenitas varians diperoleh data kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berdistribusi normal serta kedua kelompok homogen. Berdasarkan hal tersebut maka
14 12 10 8 6 4 2 0 53,3-59,5 59,5-65,5 65,5-71,5 71,5-77,5 77,5-83,5 83,5-89,5 89,5-95,5
Gambar 2. Histogram Penguasaan Kompetensi Pengetahuan IPS Kelompok Kontrol Berdasarkan perhitungan dengan data bergolong diketahui rata-rata kelompok kontrol, yaitu 74,34, median 73,81 serta modus 73,64. Perhitungan tingkat penguasaan kompetensi pengetahuan IPS tema Tempat Tinggalku siswa kelas IV SD N 17 Dangin Puri yang dibelajarkan melalui pembelajaran konvensional kemudian dikategorikan sesuai dengan rentang predikat pada panduan penilaian untuk SD 8
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
π‘π‘ππππ dihitung dengan dk = n1 + n2 -2, dk = 36 + 38 -2 = 72. Berikut disajikan rekapitulasi hasil analisis data dengan menggunakan uji-t pada Tabel 1.
uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji-t dengan rumus polled varians, sebab π1 β π2 , serta varian homogen. Dengan kreteria pengujian adalah Ho ditolak jika t hitung οΎ t tabel . Nilai
Tabel 1. Hasil Uji Hipotesis Sampel Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
Ratarata 77,83 74,34
Varians
N
thitung
ttabel
Kesimpulan
90,01 79,18
36 38
1,702
1,671
Signifikan
Dari perhitungan uji hipotesis menggunakan uji-t dengan rumus pooled varian diperoleh π‘βππ‘π’ππ = 1,702 dan π‘π‘ππππ(πΌ=0,05) = 1,671. Dengan demikian π‘βππ‘π’ππ = 1,702 > π‘π‘ππππ(πΌ=0,05) = 1,671 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan penguasaan kompetensi pengetahuan IPS antara kelompok siswa yang dibelajarkan melalui model pembelajaran jigsaw berbasis pendekatan saintifik dengan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik pada siswa kelas IV SD Negeri Gugus I Gusti Ketut Jelantik tahun ajaran 2015/2016 Berdasarkan hasil uji-t, didapat bahwa π‘βππ‘π’ππ = 1,702 > π‘π‘ππππ(πΌ=0,05) = 1,671 maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang berbunyi terdapat perbedaan yang signifikan penguasaan kompetensi pengetahuan IPS antara kelompok siswa yang dibelajarkan melalui model pembelajaran jigsaw berbasis pendekatan saintifik dengan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pembelajaran konvensional pada siswa kelas IV SD Negeri Gugus I Gusti Ketut Jelantik tahun ajaran 2015/2016 diterima. Karena terdapat perbedaan yang signifikan, maka hal tersebut berarti terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran jigsaw berbasis pendekatan saintifik terhadap penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa kelas IV SD Negeri Gugus I Gusti Ketut Jelantik tahun ajaran 2015/2016. Berdasarkan hasil uji-t, didapat bahwa thitung =1,702 > ttabel(Ξ±=0,05) =1,671. Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis
yang berbunyi terdapat perbedaan yang signifikan penguasaan kompetensi pengetahuan IPS antara kelompok siswa yang dibelajarkan melalui model pembelajaran jigsaw berbasis pendekatan saintifik dengan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pembelajaran konvensional pada siswa kelas IV SD Negeri Gugus I Gusti Ketut Jelantik tahun ajaran 2015/2016 diterima. Karena terdapat perbedaan yang signifikan, maka hal tersebut berarti terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran jigsaw berbasis pendekatan saintifik terhadap penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa kelas IV SD Negeri Gugus I Gusti Ketut Jelantik tahun ajaran 2015/2016. Dengan demikian, model pembelajaran jigsaw berbasis pendekatan saintifik dapat direkomendasikan dalam membelajarkan siswa khususnya pada kegiatan pembelajaran yang berisi muatan materi IPS. Dilihat dari kategori predikat penguasaan kompetensi pengetahuan IPS kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol banyak siswa yang mendapat predikat B atau baik. Namun, dilihat dari rata-rata kelas berdasarkan penelitian tersebut, dapat diketahui bahwa rata-rata penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran jigsaw berbasis pendekatan saintifik lebih dari siswa yang dibelajarkan menggunakan pembelajaran Μ 77,83 sedangkan konvensional, yaitu πΜ
= rata-rata penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa yang dibelajarkan melalui pembelajaran konvensional, yaitu Μ 74,34. πΜ
= 9
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
Μ 77,83. Penguasaan diperoleh rata-rata πΜ
= kompetensi pengetahuan IPS kelompok eksperimen yang termasuk predikat A atau sangat baik sebanyak 7 siswa, predikat B atau baik sebanyak 19 siswa dan predikat C atau cukup sebanyak 10 siswa. Penguasaan kompetensi pengetahuan IPS kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pembelajaran konvensional pada siswa kelas IV SD Negeri Gugus I Gusti Ketut Jelantik tahun ajaran 2015/2016 diperoleh rata-rata Μ 74,34. πΜ
= Penguasaan kompetensi pengetahuan IPS kelompok kontrol yang termasuk predikat A atau sangat baik sebanyak 7 siswa, predikat B atau baik sebanyak 21 siswa dan predikat C atau cukup sebanyak 10 siswa. Dari hasil perhitungan uji-t, diperoleh thitung = 1,702 dan ttabel(Ξ±=0,05) = 1,671. Setelah kedua nilai tersebut dibandingkan, maka diperoleh thitung =1,702> ttabel(Ξ±=0,05) = 1,671. Dengan demikian maka Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya terdapat perbedaan yang signifikan penguasaan kompetensi pengetahuan IPS antara kelompok siswa yang dibelajarkan melalui model pembelajaran jigsaw berbasis pendekatan 89 saintifik dengan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pembelajaran konvensional pada siswa kelas IV SD Negeri Gugus I Gusti Ketut Jelantik tahun ajaran 2015/2016. Adapun saran yang dapat disampaikan setelah melaksanakan dan memperoleh hasil dari penelitian yaitu sebagai berikut. (1) Kepada guru kepada guru agar dapat dijadikan acuan dalam pemilihan model pembelajaran yang sesuai dengan Kurikulum 2013 dengan melihat karakteristik muatan pembelajaran yang terintegrasi, pendekatan saintifik serta kebutuhan siswa. Kegiatan pembelajaranpun menjadi lebih inovatif dan variatif karena dapat menggunakan model pembelajaran yang sesuai Kurikulum 2013. Salah satu model pembelajaran yang dapat disarankan, yaitu model pembelajaran jigsaw berbasis pendekatan saintifik, terutama untuk kegiatan pembelajaran yang berisi muatan materi IPS. (2) Kepada siswa, Dengan diterapkannya model pembelajaran berbasis pendekatan saintifik khususnya
Kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran jigsaw berbasis pendekatan saintifik memberikan hasil belajar khususnya dalam kompetensi pengetahuan yang lebih tinggi pada siswa karena model pembelajaran jigsaw berbasis pendekatan saintifik memiliki kelebihan dalam kegiatan pembelajaran, serta dapat dipadukan dengan pendekatan saintifik sebagai ciri khas dalam kegiatan pembelajaran Kurikulum 2013 sehingga kegiatan pembelajaran lebih inovatif dan variatif. Hal tersebut diperkuat oleh Shoimin (2014:93) yang menyatakan dalam kelebihan model pembelajaran jigsaw, yaitu model pembelajaran jigsaw mampu memadukan berbagai pendekatan belajar. Adapun kelebihan dari model pembelajaran jigsaw berbasis pendekatan saintifik, yaitu memberi kesempatan siswa untuk mengembangkan aspek kognitifnya dalam menyampaikan dan menerima informasi serta terciptanya hubungan kerja sama positif dalam kelompok. Sejalan dengan pendapat Jhonson and Jhonson (dalam Rusman, 2011:219) yang menyatakan kelebihan model ini berdasarkan penelitian dengan hasilnya menunjukkan bahwa interaksi kooperatif memiliki berbagai pengaruh positif terhadap perkembangan anak. Pengaruh positif tersebut, yaitu (1) meningkatkan hasil belajar, (2) meningkatkan daya ingat, (3) dapat digunakan untuk mencapai taraf daya nalar tingkat tinggi, (4) mendorong tumbuhnya motivasi intrinsik, (5) meningkatkan hubungan antarmanusia yang heterogen, (6) meningkatkan sikap anak yang positif terhadap sekolah, (7) meningkatkan sikap positif terhadap guru, (8) meningkatkan harga diri anak, (9) meningkatkan perilaku penyesuaian sosial yang positif, dan (10) meningkatkan keterampilan hidup bergotong-royong. SIMPULAN DAN SARAN Penguasaan kompetensi pengetahuan IPS kelompok siswa yang dibelajarkan melalui model pembelajaran jigsaw berbasis pendekatan saintifik pada siswa kelas IV SD Negeri Gugus I Gusti Ketut Jelantik tahun ajaran 2015/2016 10
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
Kosasih. 2014. Strategi Belajar dan Pembelajaran Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Yrama Widya. Rusman. 2011. Seri Manajemen Sekolah Bermutu Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sani, Ridwan Abdullah. 2014. Pembelajaran Saintifik Untuk Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta Kencana Prenanda Media Group. Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: ARRuzz Media Setyosari, Punaji. 2015. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta: Kencana Prenanda Media Group. Solihatin, Etin dan Raharjo. 2011. Cooperative Learning Analisis Model Pembelajaran IPS. Jakarta: Bumi Aksara. Suyanto dan Jihad, Asep. 2013. Menjadi Guru Profesional Strategi Meningkatkan Kualifikasi dan Kualitas Guru di Era Global. : Erlangga. Susanto, Ahmad. 2014. Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Trianto, 2012. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2003. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
model pembelajaran jigsaw berbasis pendekatan saintifik dalam penelitian ini, diharapkan siswa menjadi aktif, bertanggung jawab, membentuk interaksi yang positif antar siswa dalam mengikuti proses pembelajaran serta mampu membangun pengetahuannya sendiri untuk mencapai hasil belajar yang optimal. (4) Kepada peneliti lain diharapkan agar mampu menemukan model pembelajaran yang lebih inovatif dan bervariasi yang sesuai dengan kurikulum 2013 agar dapat memotivasi siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik. DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Rulam. 2014. Pengantar Pendidikan Asas & Filsafat Pendidikan. Yogyakarta: AR-Ruzz Media. Dantes, Nyoman. 2012. Metode Penelitian. Yogyakarta: C.V Andi Offset. Darmadi, Hamid. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Daryanto. 2014. Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013. Yogyakarta: Gava Media. Daryanto dan H. Sudjendro . 2014. Wacana Bagi Guru SD Siap Menyongsong Kurikulum 2013. Yogyakarta: Gava Media. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. 2014 Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2015 tentang Penilaian Hasil Belajar Oleh Pendidik Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. 2015. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Gunawan, Rudi. 2011. Pendidikan IPS Filosofi, Konsep dan Aplikasi. Bandung: Alfabeta. Komara, Endang. 2014. Belajar dan Pembelajaran Interaktif. Bandung: PT. Refika Aditama. 11