e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBASIS MEDIA GAMBAR TERHADAP KOMPETENSI PENGETAHUAN IPS
Ni Komang Dewi Arianti1, DB. Kt. Ngr. Semara Putra2, I B Gede Surya Abadi3
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together berbasis media gambar terhadap kompetensi pengetahuan IPS siswa kelas IV SD Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Denpasar Timur Tahun Pelajaran 2016/2017. Desain penelitian ini adalah Penelitian Eksperimen semu dengan rancangan nonequivalent control group design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Denpasar Timur yang berjumlah 240 siswa. Sampel diambil dengan teknik porposive sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas IVB SDN 29 Dangin Puri dengan jumlah 37 siswa sebagai kelompok eksperimen dan siswa kelas IV SDN 19 Dangin Puri dengan jumlah 33 siswa sebagai kelompok kontrol. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode tes dalam bentuk tes objektif pilihan ganda biasa. Data kompetensi pengetahuan IPS dianalisis menggunakan uji-t. Hasil analisis data diperoleh thitung > ttabel (7,052 > 2,000) sedangkan pada taraf signifikansi 5% dan dk = 68. Sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Adapun nilai rata-rata gain skor kompetensi pengetahuan IPS kelompok yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together berbasis media gambar adalah 0,465, sedangkan pada kelompok yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional adalah 0,197, yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan kompetensi pengetahuan IPS siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together berbasis media gambar dan siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional siswa kelas IV SD Gugus Ki Hajar Dewantara Denpasar Timur. Dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together berbasis media gambar terhadap penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa kelas IV SD Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Denpasar Timur Tahun pelajaran 2016/2017.
Kata kunci : NHT, gambar, kompetensi pengetahuan IPS
Abstract The research objective is to find out the significant difference of Social Science Competence for student with cooperative learning model with numbered heads together with image-based to those with conventional learning model to IV grade student in Elementary School of Ki Hajar Dewantara group in Eastern Denpasar Academic Year of 2016/2017. The research design is the pseudo experiment research with nonequivalent control group design. The research population are the whole IV grade student in Elementary School of Ki Hajar Dewantara Group in Eastern Denpasar which consist of 240 student. The sample is taken by using the porposive sampling technique. The sample are 37 IV grade student of IVB SDN 29 Dangin Puri as experimental group and 33 IV grade student of SDN 19 Dangin Puri as control
1
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
group. The data collection is using test method of the ordinary multiple choice objective test. The data is analysed using the t-test. The result of data analysis is tcount > ttable (7,052 > 2,000), with the significant level of 5% and at dk = 68, Based on the testing criteria, H 0 is unacceptable and Ha is acceptable. The avarage value gain score of social science competence to students of cooperative model with numbered head together type with image-based is 0,465, meanwhile for those of conventional learning is 0,197, it means there is a significant differences in Social Sciense competency of the group that learning type numbered heads together image-based and the group conventional learning of IV grade student in Elementary School of Ki Hajar Dewantara Group. Can be concluded that there is an effect of cooperative model with numbered head together type with image-based to the mastery Social Sciense competence of IV grade student in Elementary School of Ki Hajar Dewantara Group in Eastern Denpasar Academic Year of 2016/2017. Keywords = NHT, image-based, social science competence
PENDAHULUAN Pendidikan merupakan suatu elemen penting di dalam kehidupan yang mampu meningkatkan kemampuan seorang manusia. Melalui pendidikan manusia berharap mengalami perubahan-perubahan baik secara fisik maupun psikologis. Pendidikan sendiri diartikan sebagai suatu usaha menarik sesuatu di dalam manusia sebagai upaya memberikan pengalamanpengalaman belajar terprogram dalam bentuk pendidikan formal, nonformal, dan informal di sekolah, di luar sekolah, yang berlangsung seumur hidup yang bertujuan optimalisasi kemampuan-kemampuan individu agar di kemudian hari dapat memainkan peranan hidup secara tepat. (Triwiyanto 2014: 23) Pendidikan sendiri mengalami banyak perubahan salah satunya yaitu Perubahan kurikulum. Kurikulum sendiri di definisikan sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Yang awalnya kurikulum dinamakan KBK, lalu KTSP hingga saat ini yang mulai berkembang di sekolah yaitu Kurikulum 2013. Dalam kurikulum 2013 siswa dituntut melalui beberapa proses secara aktif mencari, mengolah, mengkonstruksi, dan menerapkan pengetahuan. Maka sangat diperlukan upaya inovasi guru dalam mensiasati pembelajaran di kelas. Kenyataan dilapangan masih banyak guru yang hanya berpaku pada buku yang hanya memberika penugasan dalam
membelajarkan siswa, sehingga pembelajaran terkesan masih didominasi guru. Ini menunjukkan adanya kesenjangan antara kenyataan di lapangan dan harapan sesuai kurikulum 2013. Berdasarkan observasi dengan guru kelas IV di semua SD Gugus Ki Hajar Dewantara Denpasar Timur dalam proses pembelajaran terutama menyangkut bidang IPS masih banyak kelemahan dilihat dari hasil belajar IPS siswa, terutama penguasaan penguasaan kompetensi pengetahuan. Berdasarkan observasi di lapangan Hal itu disebabkan karena guru menerapkan pembelajaran hanya berdasarkan buku pegangan sehingga kurang kreatif dan membuat siswa kurang tertarik terhadap pembelajaran. Hal itu membuat pembelajaran lebih menekankan pada siswa untuk mengingat, menghafal, dan mengerjakan tugas di buku pegangan sehingga tidak menekankan pada siswa untuk pemecahan masalah dan mengaplikasikan pengetahuannya. Keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran dapat membantu siswa dengan cepat memahami apa yang dipelajari secara lebih mendalam. Pembelajaran IPS di sekolah dasar juga harus mengembangkan kompetensi pengetahuannya. Pelaksanaan pembelajaran dikelas perlu didesain secara kreatif dan inovatif dengan memperhatikan karakteristik perkembangan siswa kelas IV SD. Dari permasalahan tersebut dipandang perlu adanya inovasi dalam pembelajaran yakni pembelajaran yang mengutamakan penguasaan kompetensi, berpusat pada
2
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
siswa, memberikan pengalaman belajar, dan relevan dengan kehidupan nyata. Salah satu inovasi yang dimaksud yakni dengan menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together Berbasis Media Gambar. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif adalah dimana siswa belajar secara berkelompok dengan saling membantu satu sama lainnya dalam mengerjakan sesuatu sebagai satu tim/kelompok. Adapun beberapa variasi atau tipe dari model pembelajaran kooperatif yaitu salah satunya ialah Numbered Heads Together. Menurut Kurniasih, Berlin (2013: 29) Model Numbered Heads Together adalah model pembelajaran yang melibatkan seluruh siswa dalam pembelajaran, numbered Heads together atau kepala bernomor adalah pembelajaran yang membentuk satu kelompok dan setiap anak memiliki nomor. Model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together merupakan salah satu pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dapat saling membagikan ide-ide atau pertimbangan jawaban yang paling tepat sehingga meningkatkan penguasaan akademik dengan memberikan suatu kuis atau tugas dalam kelompoknya (Artini, 2014). Dengan model pembelajaran ini siswa dituntut untuk memiliki suatu tanggung jawab dalam diskusi kelompok, jadi seluruh siswa dapat terlibat dalam pembelajaran. Model pembelajaran ini sangat tepat digunakan untuk materi pelajaran IPS. Karena selama ini siswa hanya dituntut untuk menghafal suatu materi yang mungkin menurut siswa kurang menarik. Dengan model pembelajaran Numbered Heads Together pembelajaran IPS menjadi lebih menarik dan dapat membuat siswa menjadi bertanggung jawab dengan masalah yang diberikan dalam kelompoknya, dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Diantara media pendidikan, gambar adalah media yang paling umum dipakai yang dapat dimengerti dan dinikmati dimana-mana. Karena kesederhanaan, mudah dimengerti, dapat dinikmati, dibuat dan dinikmati dimana–
mana, gambar sebagai media sangatlah cocok dan memungkinkan untuk mengoptimalkan pembelajaran agar lebih efektif. Media gambar berfungsi untuk mengakomodasi peserta didik yang lemah, lambat menerima dan memahami pembelajaran yang disajikan dengan teks atau sajian secara verbal. Oleh karena itu, pepatah cina mengatakan bahwa sebuah gambar berbicara lebih banyak dari pada seribu kata. Gambar adalah tiruan barang (orang, binatang) yang dibuat dengan coretan pensil dan sebagainya pada kertas/lainnya (Sukiman, 2012). Ada enam syarat yang perlu dipenuhi oleh gambar yang baik sehingga dapat dijadikan media pembelajaran. Pertama, yaitu autentik. Gambar tesebut harus secara jujur melukiskan sistuasi seperti kalau orang melihat benda sebenarnya. Kedua, yaitu sederhana. Maksudnya, komposisi gambar hendaknya cukup jelas menunjukan poin-poin pokok dalam gambar. Ketiga, yaitu ukuran relatif. Gambar dapat membesarkan atau memperkecil objek atau benda sebenarnya. Apabila gambar tersebut tentang benda/objek yang belum dikenal atau pernah dilihat anak maka sulitlah membayangkan seberapa besar benda atau objek tersebut. Untuk menghindari itu hendaknya gambar tersebut terdapat sesuatu yang telah dikenal anak-anak sehingga dapat membantunya membayangkan gambar. Keempat, yaitu gambar sebaiknya mengandung gerak atau perbuatan. Gambar yang baik tidaklah menunjukan objek dalam keadaan diam tetapi memperlihatkan aktivitas tertentu. Kelima, yaitu gambar yang bagus belum tentu baik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Walaupun dari segi mutu kurang, gambar/foto karya peserta didik sendiri sering kali lebih baik. Keenam, yaitu tidak setiap gambar yang bagus merupakan media yang bagus. Sebagai media yang baik, gambar hendaklah bagus dari sudut seni dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai (Sukiman, 2012). Model pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together berbasis media gambar cocok diterapkan untuk mata
3
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
pelajaran IPS karena akan membuat siswa lebih aktif dan pembelajaran menjadi lebih bermakna. Hal itu karena menerapkan model pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together berbasis media gambar menekankan kepada siswa untuk membangun pengetahuannya sendiri dengan memberi permasalahan nyata yang akan memberikan pengalaman langsung kepada siswa dalam pemecahannya. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan yang signifikan kompetensi pengetahuan IPS kelompok siswa yang dibelajarkan melalui model pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together berbantuan media Gambar dengan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pembelajaran konvensional pada siswa kelas IV SD Gugus Ki Hajar Dewantara Denpasar Timur Tahun Pelajaran 2016/2017.
mewakili populasi unuk dijadikan sebagai objek penelitian” Setyosari (2015 : 221) Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah Purposive Sampling. Menurut Sugiono (2014: 124) Purposive Sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Dalam hal ini peneliti mengambil sampel berdasarkan syarat yang memenuhi jumlah siswa untuk melakukan penelitian eksperimen. Karena dalam Gugus tempat penelitian ini ada sekolah yang jumlah siswanya tidak memenuhi kriteria untuk melakukan suatu penelitian eksperimen. Dua kelas yang memiliki kriteria sesuai digunakan untuk penelitian eksperimen yang kemudian masing-masing sampel akan digunakan sebagai kelas kontrol dan eksperimen. Setelah dilakukan porposive sampling, maka kelas yang terpilih diberikan pre-test untuk mendapatkan kelas yang setara dari segi akademik. Nilai atau skor dari hasil pre-test yang dilakukan tersebut, digunakan untuk penyetaraan kelas, data rerata dari hasil pretest, dianalisis dengan uji t. Sebelum dilakukan uji kesetaraan menggunakan rumus uji-t, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis yakni dengan melakukan uji normalitas dan uji homogenitas. Jika data pre test yang diperoleh sudah memenuhi prasyarat uji normalitas dan homogenitas maka dianalisis menggunakan uji t. Kesetaraan sampel diuji dengan rumus uji-t yakni dengan polled varian Berdasarkan hasil uji-t kesetaraan, diperoleh kelas IV SDN 29 Dangin Puri sebagai kelompok eksperimen dan kelas IV SDN 19 Dangin Puri sebagai kelompok kontrol. Dalam penelitian ini data yang dikumpulkan adalah data kompetensi pengetahuan IPS siswa kelas IV SD Gugus Ki Hajar Dewantara Denpasar Timur tahun pelajaran 2016/2017. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode tes. “Tes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturanaturan yang sudah ditentukan” (Suharsimi 2013:67). Tes yang akan digunakan untuk mengukur penguasaan kompetensi pengetahuan IPS berupa tes objektif dalam bentuk pilihan ganda biasa yang disusun
METODE Penelitian ini dilaksanakan di SD Gugus Ki Hajar Dewantara Denpasar Timur. Dalam penelitian ini rancangan penelitian yang digunakan adalah desain eksperimental yaitu quasi eksperiment (Eksperimen Semu). Desain eksperimen semu yang digunakan dalam penelitian ini adalah Nonequivalent control group design. Pada bentuk desain Nonequivalent control group design, terdapat dua kelompok sampel yang terdiri dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebagai subjek penelitian. “populasi merupakan keseluruhan dari objek, orang, peristiwa, atau sejenisnya yang menjadi perhatian dan kajian dalam penelitian” (Setyosari 2015 : 221). Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV (empat) SD Gugus Ki Hajar Dewantara Denpasar Timur tahun pelajaran 2016/2017, yang terdiri dari 7 kelas dalam 5 sekolah dasar dengan jumlah populasi 240 orang siswa. Kemudian setelah mengetahui populasi, selanjutnya tentukan salmpel penelitian dari populasi. Sampel adalah “Bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut” Sugiyono (2009: 118). “Sampel merupakan sejumlah kelompok kecil yang
4
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
oleh peneliti sendiri berdasarkan persetujuan dari beberapa ahli (judges). Jumlah soal yang diuji cobakan adalah 50 butir soal yang akan diujikan pada 35 responden dan kemudian diuji instrumen meliputi uji validitas, uji reliabilitas, uji daya beda dan uji indeks kesukaran diperoleh sebanyak 27 soal yang layak digunakan dalam penelitian ini. Selanjutnya dilakukan analisis data. Dalam menganalisis data digunakan metode analisis statistik deskriptif dan statistik inferensial. Analisis deskriptif yaitu menghitung data Pre-Test dan post-test dengan menggunakan gain score, mean, standar deviasi, modus dan median sedangkan analisis statistik inferensial dilakukan untuk menghitung uji normalitas sebaran data dan homogenitas varians
sebagai prasyarat sebelum melakukan uji hipotesis. Setelah data yang diperoleh dinyatakan normal dan homogen maka selanjutnya akan diuji hipotesis dengan menggunakan gain skor, pengujian terhadap hipotesis dilakukan dengan rumus uji-t (polled varians). Adapun hipotesis penelitian yang akan diuji adalah tidak terdapat perbedaan yang signifikan kompetensi pengetahuan IPS kelompok siswa yang dibelajarkan melalui model pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together berbantuan media Gambar dengan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pembelajaran konvensional pada siswa kelas IV SD Gugus Ki Hajar Dewantara Denpasar Timur tahun pelajaran 2016/2017. HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam penelitian ini dilakukan pada Gugus Ki Hajar Dewantara Denpasar Timur, terdiri dari dua kelompok yaitu kelompok eksprtimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen dalam penelitian ini adalah SDN 29 Dangin Puri dan SDN 19 Dangin Puri ditetapkan sebagai kelompok kontrol. Data yang dianalisis adalah hasil post-test kompetensi pengetahuan IPS. Hasil deskripsi data diperoleh skor
kelompok eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together berbasis media gambar menunjukkan bahwa skor tertinggi yang dicapai siswa adalah 100 dan skor terendah adalah 54, dan pada kelompok kontrol skor tertinggi adalah 92 dan skor terendah adalah 52. Rekpitulasi perhitungan data deskripsi dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1. Deskripsi Data Kompetensi Pengetahuan IPS Kelompok Eksperimen dan Kontrol Data Kelompok Eksperimen
Kelompok Kontrol
Statistik Mean Varians Standar deviasi Modus Median Nilai minimum Nilai maksimum Rentangan Banyak Kelas Panjang Kelas
77,30 85,49 9,24 79,49 74,87 55 96 41 6 7
Berdasarkan tabel tersebut terlihat jelas bahwa kelas eksperimen yang dibelajarkan
66,48 75,82 8,71 64,73 64,44 48 89 41 6 7 dengan menggunakan model numbered head together berbasis media gambar
5
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
memiliki rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol yang dibelajarkan dengan menggunakan pembelajaran konvensional. Diakhir penelitian pada kelas eksperimen dan kelas kontrol diberikan post-tes untuk memperoleh data hasil kompetensi pengetahuan IPS. Data tersebut disajikan dalam bentuk histogram sebagai berikut.
Adapun hasil uji normalitas menggunakan Chi-kuadrat dengan rumus:
X2= ∑
𝑓ℎ
(1)
Serta uji homogenitas varians dengan rumus 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 𝐹ℎ𝑖𝑡 = 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙 (2) Maka diperoleh data kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berdistribusi normal serta kedua kelompok homogen. Selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis menggunakan uji-t dengan rumus polled varians. sebelum melakukan uji hipotesis yang dilakukan terlebih dahulu adalah menghitung gain skor, data kelompok eksperimen dan kontrol. Gain skor yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan rumus
14 12 10 8 6 4 2 0 54,5- 61,5- 68,5- 75,5- 82,5- 89,561,5 68,5 75,5 82,5 89,5 96,5
𝐺𝑎𝑖𝑛 𝑠𝑘𝑜𝑟
Gn = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑥−𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒−𝑡𝑒𝑠𝑡
Gambar 1 Histogram Data Kompetensi Pengetahuan IPS Siswa Kelompok Eksperimen
(3)
Jumlah gain skor pada kelompok eksperimen adalah 16,16 dan pada kelompok kontrol jumlah gain skor adalah 9,94. Dengan kriteria pengujian adalah Ho ditolak jika t hitung ttabel . Nilai ttabel dihitung
Data kompetensi pengetahuan IPS kelompok kontrol disajikan dalam bentuk histogram sebagai berikut.
dengan dk = n1 + n2 -2, dk = 37 + 33 -2 = 68 pada taraf signifikansi 5%. Berdasarkan hasil perhitungan uji-t dengan menggunakan gain skor tersebut diperoleh thitung sebesar 7,05 dengan menggunakan taraf signifikan 5% dan dk = 68 diperoleh batas penolakan hipotesis nol sebesar 2,00. Karena thitung>ttabel (7,05>2,00) maka Ho ditolak atau Ha diterima. Ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan kompetensi pengetahuan IPS kelompok siswa yang dibelajarkan melalui model pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together berbasis media gambar dengan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pembelajaran konvensional pada siswa kelas IV SD Gugus Ki Hajar Dewantara Denpasar Timur tahun pelajaran 2016/2017.
14
Fr ek ue ns i
(𝑓𝑜−𝑓𝑒)2
12 10 8 6 4 2 0 47,5- 54,5- 61,5- 68,5- 82,5- 89,554,5 61,5 68,5 75,5 89,5 96,5
Gambar 2 Histogram Data Kompetensi Pengetahuan Matematika Siswa Kelompok Kontrol
6
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
Berdasarkan hasil analisis data post test dari kedua kelompok, diperoleh nilai post-test menggunakan gain skor pada kelompok eksperimen memiliki rata-rata sebesar 0,465 dan untuk kelompok kontrol memiliki rata-rata sebesar 0,197. Dilihat dari nilai rata-rata post test kedua kelompok tersebut, maka dapat dilihat bahwa nilai rata-rata kelompok eksperimen yang dibelajarkan melalui model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together berbasis media gambar lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol yang dibelajarkan melalui model pembelajaran konvensional. Selain dilihat dari nilai rata-rata post test siswa, perbedaan hasil belajar khususnya kompetensi pengetahua IPS siswa juga dapat dilihat dari hasil analisis uji t menggunakan gain skor. Sebelum melakukan analisis uji t, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat. Adapun uji prasyarat yang harus dilakukan adalah uji normalitas dan uji homogenitas yang menunjukkan bahwa sebaran data post test kedua kelompok tersebut berdistribusi normal dan bervarian homogen. Setelah data dinyatakan berdistribusi normal dan varians data homogen, maka analisis data dilanjutkan dengan gain skor untuk melakukan uji-t . Dari hasil uji-t diperoleh thitung= 7.052, dan dalam taraf signifikan 5% dengan derajat kebebasan 68 diperoleh ttabel = 2,000. Dengan membandingkan hasil thitung dan ttabel dapat disimpulkan bahwa thitung>ttabel (7,052>2,000) maka Ha diterima dan Ho ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan kompetensi pengetahuan IPS kelompok siswa yang dibelajarkan melalui model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together berbasis media gambar dengan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pembelajaran konvensional pada siswa kelas IV SD Gugus Ki Hajar Dewantara Denpasar Timur tahun pelajaran 2016/2017. Perbedaan yang signifikan kompetensi pengetahuan IPS siswa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol disebabkan oleh adanya perbedaan perlakuan yang diberikan dalam proses pembelajaran. Pada kelompok eksperimen
kegiatan pembelajaran dalam materi IPS dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together. Model ini meberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dalam kelompok serta memiliki tanggung jawab dalam menyampaikan suatu gagasan atau pendapat yang terbaik untuk mencapai tujuan pembelajaran. dengan melibatkan para siswa untuk saling berinteraksi serta berfikir bersama, sehingga setiap siswa dapat aktif dalam penguasaan materi dengan cara menggunakan nomor pada kepala masingmasing siswa sebagai identitas yang memudahkan guru untuk mengeksplor aktifitas siswa dalam mencari, mengolah, dan melaporkan informasi dari berbagai sumber yang akhirnya dapat dpresentasikan di depan kelas Adapun langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together adalah (1) persiapan, (2) Penomoran (Numbering), (3) Berpikir bersama (Head Togethers) memulai diskusi dan (4) Pemberian Jawaban (Answering) mempersentasikan hasil diskusi, (5) Menyimpulkan diskusi. Model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together akan lebih bermakna apabila didukung dengan menggunakan media pembelajaran sebagai perantara pembelajaran. Media yang digunakan adalah media gambar, dengan menggunakan media gambar memegang peranan sangat penting dalam proses pembelajaran. Media gambar dapat memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan. Gambar dapat pula menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata (Arsyad, 2016). Sedangkan pada kelompok kontrol proses pembelajaran dilakukan dengan menerapkan pembelajaran secara konvensional melalui pendekatan saintifik yang sudah biasa digunakan disekolah. Selain itu, media yang digunakan terbatas yang hanya perpatokan pada buku pegangan dan media yang ada di kelas. Hal tersebut membuat siswa tidak aktif dan merasa kurang bersemangat dalam proses belajar.
7
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
Hasil temuan pada penelitian ini memiliki persamaan dengan penelitian sebelumnya yang relevan dan memperkuat hasil penelitian yang dilakukan oleh Anak Agung Vera Juniantari (2014) yang hasil penelitiannya menunjukkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together berbantuan multimedia berpengaruh signifikasi terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V SD Gugus III Kecamatan Gianyar Tahun Ajaran 2013/2014. Berdasarkan hasil paparan tersebut, dapat dinyatakan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together berbasis media gambar berpengaruh terhadap Kompetensi Pengetahuan IPS Siswa Kelas IV SD Gugus Ki Hajar Dewantara Denpasar Timur Tahun Pelajaran 2016/2017. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan maka dapat ditarik kesimpulan, nilai rata-rata kompetensi pengetahuan IPS siswa yang dibelajarkan melalui model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together berbasis media gambar adalah 77,30 sedangkan nilai ratarata kompetensi pengetahuan IPS siswa yang dibelajarkan melaui pembelajaran konvensional adalah 66,48. Dari hasil perhitungan uji-t pada bab sebelumnya, diperoleh thitung = 7,052 dan ttabel(α=0,05) = 2,000. Setelah kedua nilai tersebut dibandingkan, maka diperoleh thitung = 7,052 >ttabel(α=0,05)= 2,000. Hal ini menunjukkan bahwa “terdapat perbedaan yang signifikan kompetensi pengetahuan IPS kelompok siswa yang dibelajarkan melalui model
pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together berbasis media gambar dengan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pembelajaran konvensional pada siswa kelas IV SD Gugus Ki Hajar Dewantara Denpasar Timur 2016/2017”. Dengan demikian model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together berbasis media gambar memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap kompetensi pengetahuan IPS dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional. Dengan dilakukannya penelitian ini, disarankan kepada guru agar lebih kreatif untuk memberikan fasilitas berupa sumber belajar dan kesempatan yang lebih besar bagi siswa pada pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together berbasis media gambar sehingga tercipta pembelajaran bermakna dan menyenangkan bagi siswa. Dengan diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together berbasis media gambar dalam penelitian ini, Diharapkan dengan hasil penelitian ini kepada kepala sekolah agar dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai pendukung sumber belajar guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dengan menciptakan variasi pembelajaran yang menyenangkan di sekolah sehingga sekolah mampu menghasilkan siswa yang berkualitas. Bagi peneliti lain disarankan agar hasil penelitian ini digunakan sebagai referensi untuk melaksanakan penelitian selanjutnya atau menemukan inovasi kegiatan pembelajaran lainnya yang bermakna dan menyenangkan bagi siswa.
DAFTAR RUJUKAN
Artini,
Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Arsyad, Azhar. 2016. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.
8
Eka. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (Nht) Berbasis Proyek Terhadap Hasil Belajar Ipa Siswa Kelas V Sd Gugus Iv Kerobokan Kelod Tahun Ajaran 2013/2014. Skripsi (tidak terbit). Jurusan Pendidikan Sekolah Dasar FIP Undiksha.
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
Dantes,
Nyoman. 2012. Metodelogi Penelitian. Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET.
Permendikbud. 2014a. Peraturan Menteri dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 057 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 Di Sekolah Dasar /Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Kemendikbud.
Dantes. 2014. Analisis dan Desain Eksperimen. Yogyakarta: Andi Offset
Permendikbud. 2014b. Peraturan Menteri dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 104 Tahun 2014 Tentang Penilaian Hasil Belajar Oleh Pendidik Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah. Jakarta: Kemendikbud.
Daryanto. 2011. Media Pembelajaran. Bandung: PT Sarana Tutorial Nurani Sejahtera. Huda,
Miftahul. 2014. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sasriya, Tia. 2016. Penerapan Model Pembelajaran Nht Berbantuan Media Teka-Teki Silang Untuk Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar Tahun Ajaran 2015/2016. Skripsi (tidak terbit). Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar FIP Undiksha.
Juniantari, Vera. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Berbantuan Multimedia Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V SD Gugus III Kecamatan Gianyar Tahun Ajaran 2013/2014. Skripsi (tidak terbit) Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar FIP Undiksha
Setyosari, H Punaji. 2015. Metode Penelitian Pendidikan Dan Pengembangan. Jakarta: Prenadamedia Group.
Kosasih, E. 2014. Strategi Belajar Dan Pembelajaran.
Bandung:
Yrama
Widya. Sudijono, Anas. 2012. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali.
Koyan, I Wayan. 2012. Statistik Pendidikan. Universitas Pendidikan Ganesha Press
Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Kurniasih, Imas & Berlin, Sani.2016. Ragam Pengembangan Model Pembelajaran. Kata Pena.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Marisa, Dkk. 2011. Komputer dan Media Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.
Sukardi, H.M. 2011. Evaluasi Pendidikan. Jakarta Timur: Bumi Aksara.
Pakpahan, M & Riwayati. 2016. Perbedaan Hasil Belajar Menggunakan Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Dengan Think Pair Share (TPS) Pada Materi Ekosistem Dikelas VII SMP Negeri 1 Siantar Narumonda. Tahun Pembelajaran 2015/2016. Jurnal Pelita Pendidikan. Vol: 4. No: 2.
Sukiman, 2012. Pengembangan Media Pembelajaran.Cetakan pertama. Seleman Yogyakarta : PT Pustaka Instan Madani, Anggota IKAPI Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar Dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar. Jakarta: Prenamedia Group.
9
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.
Triwiyanto, Teguh. 2014. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Tuniredja, dkk. 2011. Model-model Pembelajaran Inovatif. Bandung: Alfabeta.
Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Undang-undang No.20 tahun 2003. Tentang Pendidikan Nasional. Jakarta: Dapartemen Pendidikan Nasional.
10