e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
PENERAPAN PBL DALAM PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KOMPETENSI PENGETAHUAN IPS I Pt Angga Wijaya Sandy1, I Wyn Sujana2, I Wyn Darsana3 Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kritis dan penguasaan kompetensi pengetahuan IPS dengan menerapkan problem based learning dalam pendekatan saintifik pada siswa kelas IVA SD Negeri 2 Dangin Puri tahun pelajaran 2015/2016. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus yang terdiri dari tahap perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Subjek penelitian ini berjumlah 40 orang siswa kelas IVA SD Negeri 2 Dangin Puri yang terdiri dari 22 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan. Objek penelitian ini adalah kemampuan berpikir kritis dan penguasaan kompetensi pengetahuan IPS melalui penerapan problem based learning dalam pendekatan saintifik. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan lembar observasi dan tes. Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan metode analisis statistik deskriptif dan deskriptif kuantitatif. Hasil analisis data menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis pada siklus I sebesar 60% (kurang kritis) dan pada siklus II sebesar 85% (kritis) dan ketuntasan siswa pada penguasaan kompetensi pengetahuan IPS pada siklus I sebesar 65% (sedang) dan pada siklus II sebesar 85% (tinggi). Jadi dapat disimpulkan bahwa penerapan problem based learning dalam pendekatan saintifik dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan penguasaan kompetensi pengetahuan IPS pada tema cita-citaku siswa kelas IVA SD Negeri 2 Dangin Puri tahun pelajaran 2015/2016. Kata-kata kunci: problem based learning, pendekatan saintifik, berpikir kritis, kompetensi pengetahuan IPS
Abstract This study aims to determine the increase in critical thinking skills and mastery of competencies of knowledge of social science by applying problem-based learning in the scientific approach to the IVA grade students of SD Negeri 2 Dangin Puri in the academic year 2015/2016. This research is a classroom action research (CAR) conducted in two cycles consist of planning, action, observation and reflection. Subjects of this study were 40 students of IVA grade of SD Negeri 2 Dangin Puri consisting of 22 male students and 18 female students. The object of this study is the critical thinking skills and mastery of competencies of social science knowledge through the application of problem-based learning in the scientific approach. Data collection techniques in this study using observation sheets
1
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
and tests. The data were analyzed using descriptive statistical analysis and quantitative descriptive. The result showed that the ability of critical thinking in the first cycle by 60 % (less critical) and the second cycle of 85% ( critical ) and completeness of students on the mastery of competencies knowledge of social science in the first cycle by 65 % (medium) and on the cycle II by 85 % (high). So it can be concluded that the application of problem-based learning in the scientific approach can improve critical thinking skills and mastery of competencies of social science knowledge on the theme of my ideals IVA grade students of SD Negeri 2 Dangin Puri in the academic year 2015/2016. Keywords: problem-based learning, scientific approach, critical thinking, competencies of social science knowledge
PENDAHULUAN Pendidikan sebagai salah satu aspek dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang terus dibenahi serta dikembangkan. Pendidikan berfungsi membantu anakanak untuk mengaktualisasikan potensi-potensi yang dimilikinya. Banyak hal yang telah diimplementasikan oleh pemerintah dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia diantaranya penyempurnaan kurikulum secara berkala, memberikan pelatihan bagi tenaga kependidikan, memperbaiki infrastruktur bidang pendidikan serta peningkatan mutu manajemen sekolah di tiap daerah. Salah satu hal yang diimplementasikan oleh pemerintah yakni penyempurnaan kurikulum secara berkala, salah satunya terimplementasinya kurikulum 2013. Keberadaan kurikulum 2013 mengisyaratkan tentang perlunya proses pembelajaran yang terpadu dengan kaidah-kaidah pendekatan saintifik. Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Dasar menetapkan bahwa “Kurikulum yang telah dilaksanakan sejak tahun pelajaran 2013/2014 disebut Kurikulum 2013”. Kemendikbud (2014:103) menyajikan konsep pembelajaran dilaksanakan berbasis aktivitas dengan karakteristik (1)
interaktif dan inspiratif, (2) menyenangkan, menantang dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, (3) kontekstual dan kolaboratif, (4) memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian peserta didik, dan (5) sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kemendikbud (2014:103) menyajikan “Pendekatan saintifik/pendekatan berbasis proses merupakan pengorganisasian pengalaman belajar dengan urutan logis meliputi proses pembelajaran mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/mencoba, menalar/mengasosiasi, dan mengkomunikasikan”. “Pengembangan standar proses dalam kurikulum 2013 menuntut proses pembelajaran berlangsung dengan memadukan penalaran induktif dengan deduktif. Dalam proses pembelajarannya, siswa memanfaatkan sejumlah teori yang telah didapat sebelumnya lalu memadukannya sendiri di lapangan” (Kosasih, 2014:70). Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran melibatkan keterampilan proses, seperti mengamati, mengklasifikasi, mengukur, meramalkan, menjelaskan dan menyimpulkan. Karakteristik pendekatan saintifik yang dikemukakan oleh Kosasih (2014:72) adalah (1) materi pembelajaran
2
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
dipahami dengan standar logika yang sesuai dengan taraf kedewasaan siswa, tetapi memungkinkan bagi siswa untuk mengkritisi, dan mengetahui prosedur pemerolehannya, serta kelemahankelemahannya, (2) interaksi pembelajaran berlangsung secara terbuka dan objektif. Siswa memiliki kesempatan seluas-luasnya untuk mengemukakan pemikiran, perasaan, sikap dan pengalamannya. Namun, siswa tetap memerhatikan sikap ilmiah dan tanggung jawab, dan (3) siswa didorong untuk selalu berpikir analistis dan kritis, tepat dalam memahami, mengidentifikasi, memecahkan masalah, serta mengaplikasikan materi-materi pembelajaran. Berdasarkan pemaparan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik adalah upaya guru dalam membelajarkan siswa melalui proses pembelajaran yang bersifat ilmiah. Pembelajaran bukanlah suatu proses yang didominasi oleh guru melainkan pembelajaran lebih menuntut kepada siswa aktif untuk mengkonstruksi pengetahuannya sendiri melalui kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/mencoba, menalar/mengasosiasikan dan mengkomunikasikan. Pada jenjang pendidikan dasar, siswa mempelajari sejumlah muatan materi pokok, salah satunya adalah muatan materi IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial). Muatan materi IPS mempelajari segala aspek, fenomena, perkembangan dan permasalahan kehidupan sosial manusia di lingkungan masyarakat. Menurut Rudy Gunawan (2011:37) menyatakan bahwa pembelajaran IPS bertujuan membentuk warga negara yang berkemampuan sosial dan yakin akan kehidupannya sendiri di tengah-
tengah kekuatan fisik dan sosial yang pada gilirannya akan menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab, sedangkan ilmu sosial bertujuan menciptakan tenaga ahli dalam bidang ilmu sosial. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan di SDN 2 Dangin Puri pada tanggal 23 November 2015 pada pembelajaran Kurikulum 2013 tepatnya pada muatan materi IPS, nilai rata-rata penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa adalah 2,4 sedangkan kriteria ketuntasan minimal (KKM) sesuai dengan Kurikulum 2013 yakni 2,66 dengan predikat B-. Berdasarkan data tersebut, maka perlu ditetapkan model pembelajaran yang memungkinkan dikembangkannya kemampuan berpikir kritis dan penguasaan kompetensi pengetahuan siswa dalam mengatasi masalah yaitu pembelajaran berbasis masalah. Kemampuan berpikir kritis dan penguasaan kompetensi pengetahuan siswa memiliki kaitan yang cukup erat dengan rumusan tujuan instruksional yang direncanakan guru. Oleh karena itu, direncanakan dalam hal tersebut melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang digunakan untuk memecahkan permasalahan tersebut yakni melalui penerapan Problem Based Learning dalam pendekatan saintifik guna meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan penguasaan kompetensi pengetahuan siswa. Sebagaimana karakteristik siswa SD yang lebih cepat merasa bosan dengan sesuatu hal yang monoton atau stagnan sehingga pembelajaran perlu dibuat semenarik mungkin mulai dari penggunaan media, penyampaian materi pembelajaran, pengkondisian kelas serta cara guru dalam menciptakan suasana pembelajaran yang menarik 3
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
dan berkesan. Melalui peran aktif siswa, proses pembelajaran dapat berjalan secara optimal serta maksimal dikarenakan adanya interaksi dua arah yakni antara guru pada siswa, begitu pula sebaliknya. Peran aktif siswa merupakan modal utama dalam mengimplementasikan Problem Based Learning dikarenakan menitikberatkan pada keaktifan siswa dalam menyelesaikan masalah yang diberikan oleh pembelajar ataupun ditemui secara langsung oleh siswa sehingga pembelajaran terasa lebih bermakna dan mampu dipahami secara optimal. Berdasarkan uraian tersebut, maka dilakukan penelitian yang berjudul “Penerapan Problem Based Learning dalam Pendekatan Saintifik Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Penguasaan Kompetensi Pengetahuan IPS pada Tema Cita-citaku Siswa Kelas IVA SD Negeri 2 Dangin Puri Tahun Pelajaran 2015/2016”.
Penelitian ini tergolong penelitian tindakan kelas (PTK) karena jenis penelitian ini meningkatkan profesionalisme guru dalam proses pembelajaran di kelas. Menurut Sanjaya (2013:149) menyatakan, “PTK (penelitian tindakan kelas) adalah proses pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dan upaya untuk memecahkannya dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari tindakan tersebut”. Selain itu Agung, (2014:139) menyatakan, “Penelitian tindakan kelas merupakan prosedur penelitian di kelas yang dirancang untuk menanggulangi masalah nyata yang dialami guru berkaitan dengan siswa di kelas itu”. Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini digunakan suatu metode untuk memperoleh data yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu metode observasi dan metode tes. Salah satu metode yang umum digunakan dalam melakukan pengumpulan data guna mengetahui suatu hal yang tak dapat dilaksanakan dengan berbentuk angka atau nominal yaitu menggunakan metode observasi. Metode observasi bersifat fleksibel sehingga mampu digunakan mengumpulkan data yang khususnya bersifat tidak berbentuk angka atau nominal dalam beberapa tujuan yang dikehendaki. Menurut Sanjaya (2013:270), “Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengamati secara langsung maupun tidak langsung tentang hal-hal yang diamati dan mencatatnya pada alat observasi”. Dengan menggunakan metode observasi, guru mampu mengamati aktivitas selama proses
METODE Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2015/2016. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada siswa kelas IVA SD Negeri 2 Dangin Puri, Kecamatan Denpasar Timur, Kota Denpasar. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IVA SD Negeri 2 Dangin Puri Tahun Pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 40 siswa yang terdiri dari 22 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan. Kelas IVA dipilih sebagai subjek penelitian dikarenakan kelas ini memiliki penguasaan kompetensi pengetahuan IPS yang masih rendah. Objek dalam penelitian ini adalah tingkat kemampuan berpikir kritis dan penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa melalui penerapan problem based learning dalam pendekatan saintifik kurikulum 2013. 4
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
pembelajaran, aktivitas memecahkan masalah dan interaksi siswa saat proses pembelajaran. Tes sebagai salah satu cara atau alat pengumpulan data. “Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan” (Arikunto, 2013:67). Sanjaya (2013:251) mengatakan bahwa tes adalah instrumen atau alat untuk mengumpulkan data tentang kemampuan subjek penelitian dengan cara pengukuran, misalnya untuk mengukur kemampuan subjek penelitian dalam menguasai materi pelajaran tertentu, digunakan tes tertulis tentang materi pelajaran tersebut; untuk mengukur kemampuan subjek penelitian dalam menggunakan alat tertentu, maka digunakan tes keterampilan menggunakan alat tersebut, dan lain sebagainya. Berdasarkan pendapat di atas, tes merupakan suatu alat atau prosedur yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang subjek penelitian dengan cara pengukuran dan aturan-aturan yang sudah ditentukan. Tes diimplementasikan pada akhir pertemuan pada masingmasing siklus. Instrumen yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah lembar observasi kemampuan berpikir kritis dan tes penguasaan kompetensi pengetahuan IPS. Untuk mendapatkan data kemampuan berpikir kritis siswa dikumpulkan dengan rating scale (skala penilaian) berbentuk kategori. Kemampuan berpikir kritis yang diamati meliputi aktivitas selama proses pembelajaran, aktivitas memecahkan masalah dan interaksi siswa saat proses pembelajaran. Sedangkan untuk memperoleh data penguasaan kompetensi pengetahuan
yang akurat perlu disusun suatu instrumen yang valid. Metode analisis statistic deskriptif digunakan dalam menganalisis data yang sudah terkumpul. “Metode analisis statistik deskriptif adalah cara pengolahan data yang dilakukan dengan jalan menerapkan rumus-rumus statistik deskriptif seperti distribusi frekuensi, grafik, angka rata-rata, median, modus untuk menggambarkan keadaan suatu objek/variabel tertentu, sehingga diperoleh kesimpulan umum” (Agung, 2014:142). Dalam penerapan metode analisis statistik deskriptif ini, data yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisis dan disajikan ke dalam: (1) tabel distribusi frekuensi, (2) menghitung angka rata-rata (mean), (3) menghitung median, dan (4) menghitung modus. Metode analisis deskriptif kuantitatif digunakan untuk menganalisis data. “Metode analisis deskriptif kuantitatif adalah suatu cara pengolahan data yang dilakukan dengan jalan menyusun secara sistematis dalam bentuk angka-angka dan atau persentase mengenai keadaan suatu objek yang diteliti sehingga diperoleh kesimpulan umum” (Agung, 2014:144). HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sesuai dengan permasalahan yang diungkapkan pada pendahuluan, terimplementasinya pendekatan saintifik berbasis problem based learning pada muatan materi IPS siswa kelas IVA SDN 2 Dangin Puri tahun pelajaran 2015/2016 dengan jumlah subjek sebanyak 40 siswa. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data mengenai kemampuan berpikir kritis dan penguasaan kompetensi pengetahuan IPS tema cita-citaku. Sebelum dilaksanakannya penelitian, terlebih 5
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
dahulu dilakukan wawancara serta pencatatan kondisi kelas. Hasil wawancara serta pencatatan menunjukkan bahwa terdapat masalah mengenai kemampuan berpikir kritis dan penguasaan kompetensi pengetahuan IPS yang rendah. Berdasarkan hasil analisis data penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa kelas IVA SDN 2 Dangin Puri, maka dapat disajikan dalam grafik sebagai berikut.
atau kelompok hanya sedikit siswa yang mengeluarkan idenya yang orisinil. Data ini selanjutnya menjadi refleksi awal untuk memperbaiki proses pembelajaran melalui PTK secara bersiklus yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Berdasarkan hasil analisis data siklus I kemampuan berpikir kritis siswa kelas IVA SDN 2 Dangin Puri, maka dapat disajikan dalam grafik sebagai berikut.
Pra Siklus
Siklus I
15
15 10
10
Siklus I
5
Pra Siklus
5
0 43 50 57 64 71 78 85
0 38 45 52 59 66 73 80
Gambar 2. Gambar Grafik Polygon Kemampuan Berpikir Kritis Siklus I Siswa Kelas IVA SDN 2 Dangin Puri
Gambar 1. Gambar Grafik Polygon Penguasaan Kompetensi Pengetahuan IPS Pra Siklus Siswa Kelas IVA SDN 2 Dangin Puri
Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa M = 70,3; Me = 70,3; dan Mo = 66,66 (Mo=66,66<Me=70,3=M=70,3), termasuk kurva juling positif yang menyatakan bahwa rata-rata kemampuan berpikir kritis siswa terhadap penerapan problem based learning dalam pendekatan saintifik cenderung sedang pada siklus I. Setelah persentase rata-rata (M%) didapat, maka dikonversikan ke Penilaian Acuan Patokan (PAP) skala lima, maka dapat dikategorikan persentase rata-rata untuk data kemampuan berpikir kritis siklus I berada pada kategori “sedang” pada persentase 65-79 dan ketuntasan klasikal 60%. Berdasarkan hasil analisis data siklus I penguasaan kompetensi
Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa M = 61,98; Me = 59,56; dan 56,06 (Mo=56,06<Me=59,56<M=61,98), termasuk kurva juling positif yang menyatakan bahwa rata-rata penguasaan kompetensi pengetahuan IPS terhadap penerapan problem based learning dalam pendekatan saintifik cenderung rendah pada pra siklus. Untuk data pra siklus kemampuan berpikir kritis siswa kelas IVA SDN 2 Dangin Puri, dilakukan wawancara dengan wali kelas IVA yang menyatakan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa masih tergolong rendah dalam setiap proses pembelajaran. Karena pada setiap proses pengerjaan tugas baik individu 6
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
pengetahuan IPS siswa kelas IVA SDN 2 Dangin Puri, maka dapat disajikan dalam grafik sebagai berikut.
Siklus II 10
Siklus I
5
10
Siklus II
62,5 68,5 74,5 80,5 86,5 92,5 98,5
0
5
Siklus I
Gambar 4. Gambar Grafik Polygon Kemampuan Berpikir Kritis Siklus II Siswa Kelas IVA SDN 2 Dangin Puri
0 45 52 59 66 73 80 87
Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa M = 77,5; Me = 78,1; dan Mo = 80,5 (Mo=80,5>Me=78,1>M=77,5), termasuk kurva juling negatif yang menyatakan bahwa rata-rata kemampuan berpikir kritis siswa terhadap penerapan problem based learning dalam pendekatan saintifik cenderung tinggi pada siklus I. Setelah persentase rata-rata (M%) didapat, maka dikonversikan ke Penilaian Acuan Patokan (PAP) skala lima, maka dapat dikategorikan persentase rata-rata untuk data kemampuan berpikir kritis siklus I berada pada kategori “cukup kritis” pada persentase 65-79 dan ketuntasan klasikal 85%. Berdasarkan hasil analisis data siklus II penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa kelas IVA SDN 2 Dangin Puri, maka dapat disajikan dalam grafik sebagai berikut.
Gambar 3. Gambar Grafik Polygon Penguasaan Kompetensi Pengetahuan IPS Siklus I Siswa Kelas IVA SDN 2 Dangin Puri Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa M = 67,4; Me = 67,19; dan Mo = 66 (Mo=66<Me=67,19<M=67,4), termasuk kurva juling positif yang menyatakan bahwa rata-rata penguasaan kompetensi pengetahuan IPS terhadap penerapan problem based learning dalam pendekatan saintifik cenderung sedang pada siklus I. Setelah persentase rata-rata (M%) didapat, maka dikonversikan ke Penilaian Acuan Patokan (PAP) skala lima, maka dapat dikategorikan persentase rata-rata untuk data penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siklus I berada pada kategori “sedang” pada persentase 65-79 dan ketuntasan klasikal 65%. Berdasarkan hasil analisis data siklus II kemampuan berpikir kritis siswa kelas IVA SDN 2 Dangin Puri, maka dapat disajikan dalam grafik sebagai berikut.
Siklus II 10 5
Siklus II
62,5 68,5 74,5 80,5 86,5 92,5 98,5
0
Gambar 5. Gambar Grafik Polygon Penguasaan Kompetensi 7
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
Pengetahuan IPS Siklus II Siswa Kelas IVA SDN 2 Dangin Puri Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa M = 79,9; Me = 80,14; dan Mo = 81,52 (Mo=81,52>Me=80,14>M=79,9), termasuk kurva juling negatif yang menyatakan bahwa rata-rata penguasaan kompetensi pengetahuan IPS terhadap penerapan problem based learning dalam pendekatan saintifik cenderung tinggi pada siklus II. Setelah persentase rata-rata (M%) didapat, maka dikonversikan ke Penilaian Acuan Patokan (PAP) skala lima, maka dapat dikategorikan persentase rata-rata untuk data penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siklus II berada pada kategori “tinggi” pada persentase 80-89 dan ketuntasan klasikal 79,9%. Ringkasan hasil perkembangan kemampuan berpkir kritis dan penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa kelas IVA SDN 2 Dangin Puri yang dicapai selama penelitian pada kemampuan berpikir kritis yakni peningkatan pada siklus I Mean=70,3; Median=70,3; Modus=66,66; Persentase Ratarata=70,3%; dan Ketuntasan Klasikal=60%; meningkat pada siklus II menjadi Mean=77,5; Median=78,1; Modus=80,5; Persentase Ratarata=77,5%; dan Ketuntasan Klasikal=85%. Sedangkan pada penguasaan kompetensi pengetahuan IPS terjadi peningkatan dari siklus I Mean=67,4; Median=67,19; Modus=66; Persentase Ratarata=67,4%; dan Ketuntasan Klasikal=65%; meningkat pada siklus II menjadi Mean=79,9; Median=80,14; Modus=81,52; Persentase Ratarata=79,9%; dan Ketuntasan Klasikal=85%. Pada siklus I, persentase rata-rata tergolong ke dalam kriteria sedang dan ketuntasan klasikalnya belum mencapai indikator
kinerja (80%), sedangkan pada siklus II, persentase rata-rata tergolong dalam kriteria tinggi dan ketuntasan klasikalnya mencapai indikator kinerja (80%). Data peningkatan nilai persentase rata-rata kemampuan berpikir kritis dan penguasaan kompetesi pengetahuan IPS tema cita-citaku dari pelaksanaan siklus I dan siklus II dapat dilihat pada grafik berikut. 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Gambar 6. Gambar Grafik Persentase Rata-rata Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis dan Penguasaan Kompetensi Pengetahuan IPS Tema Cita-citaku Siswa Kelas IVA SD Negeri 2 Dangin Puri pada Siklus I dan Siklus II 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Gambar 7. Gambar Grafik Ketuntasan Klasikal Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis dan Penguasaan Kompetensi Pengetahuan IPS Tema Cita-citaku Siswa Kelas IVA SD Negeri 2
8
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
Dangin Puri pada Siklus I dan Siklus II Berdasarkan hasil analisis data diatas menggambarkan bahwa dengan diterapkannya problem based learning dalam pendekatan saintifik untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis diperoleh persentase rata-rata pada siklus I M%=70,3% dan siklus II M%=77,5% yang menunjukkan adanya peningkatan persentase rata-rata sebesar 7,2%. Sedangkan dalam penguasaan kompetensi pengetahuan IPS tema cita-citaku diperoleh persentase ratarata pada siklus I M%=67,4% dan siklus II M%=79,9% yang menunjukkan adanya peningkatan persentase rata-rata sebesar 12,5%. Penerapan problem based learning yag menitikberatkan pada penemuan masalah secara mandiri sehingga mampu diselesaikan dengan mandiri atau berkelompok berbantuan media-media yang telah disediakan sebelumnya. Dengan media konkret dan penemuan masalah secara mandiri membantu siswa untuk memecahkan masalah, lebih mudah dipahami dan lebih lama untuk diingat dikarenakan masalah-masalah yang ditemui adalah masalah-masalah di kehidupan nyata dan dekat dengan lingkungan siswa. Berdasarkan hasil penelitian dan uraian tersebut bahwa dengan penerapan problem based learning dalam pendekatan saintifik dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa kelas IVA SD Negeri 2 Dangin Puri, oleh karena itu problem based learning yang demikian perlu dilakukan secara berkelanjutan.
IV, maka dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan berpikir kritis dan penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa kelas IVA SDN 2 Dangin Puri setelah diterapkan problem based learning dalam pendekatan saintifik. Hal ini diketahui dari peningkatan persentase rata-rata kemampuan berpikir kritis siswa pada siklus I M%=70,3% menjadi pada siklus II M%=77,5% pada kategori “cukup kritis” dengan ketuntasan klasikal sebesar 85% dan persentase rata-rata penguasaan kompetensi pengetahuan IPS pada siklus I M%=67,4% menjadi pada siklus II M%=79,9% pada kategori “tinggi” dengan ketuntasan klasikal sebesar 85%. Berdasarkan simpulan di atas, adapun saran-saran yang dapat diajukan yaitu: (1) kepada Kepala Sekolah, disarankan mampu mengambil kebijakan yang tepat dalam memilih model pembelajaran yang efektif dan efisien, (2) kepada guru, mengimplementasikan problem based learning dalam proses pembelajaran dalam upaya meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan penguasaan kompetensi pengetahuan IPS, (3) kepada peneliti lain, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan kajian relevansi. DAFTAR PUSTAKA Agung, Gede. 2014. Buku Ajar Metodelogi Penelitian Pendidikan. Malang: Aditya Media Publishing Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta: PT Bumi Aksara BSNP. 2006. Permendiknas RI No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisis data seperti yang dipaparkan dalam Bab 9
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
Daryanto. 2014. Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013. Yogyakarta: Gava Media Depdiknas. 2007. Pedoman Pengembangan Bidang Seni di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Gunawan, Rudy. 2011. Pendidikan IPS, Filosofi, Konsep dan Aplikasi. Bandung: Alfabeta Hasan, Iqbal. 2003. Pokok-pokok Materi Statistik 1 (Statistik Deskriptif). Jakarta: PT Bumi Angkasa Kemendikbud. 2013. Permendikbud No. 81A Lampiran IV tentang Implementasi Kurikulum Pedoman Umum Pembelajaran. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan -------. 2014. Permendikbud No.57 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan -------. 2014. Permendikbud No. 103 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan -------. 2015. Permendikbud No. 53 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Kosasih. 2014. Strategi Belajar dan Pembelajaran Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Yrama Widya Rakhmasari, Rifa. 2010. Pengaruh Hands on Activity dan Minds on Activity dalam Pembelajaran
Matematika dengan Pendekatan Konstektual Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa. Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia Rusman. 2014. Model-model Pembelajaran. Medan: Raja Grafindo Persada Rusmono. 2012. Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning Itu Perlu Untuk Meningkatkan Profesionalitas Guru. Bogor: Ghalia Indonesia Sanjaya. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana _______. 2013. Penelitian Pendidikan Jenis, Metode dan Prosedur. Jakarta: Kencana Supriatna, Nana. 2015. Bahan Belajar Mandiri Pendidikan IPS di SD. (tidak diterbitkan)
10