40
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 4, NO. 3, DESEMBER 2015
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR KISAH NABI BIDANG STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA SISWA KELAS IV SDN 2 KARANGANOM KECAMATAN DURENAN TRENGGALEK SEMESTER I TAHUN 2014/2015
Oleh: Muhammad Suhud SDN 2 Karanganom, Durenan, Trenggalek
Abstrak: Adapun tujuan diadakan penelitian ini adalah: (1) Untuk meningkatkan ketuntasan belajar siswa dengan menggunakan metode kooperatif; (2) Untuk mengetahui efektifitas penggunaan metode kooperatif terhadap pemahaman peserta didik pada pelajaran Agama Islam; (3) Pemahaman peserta didik pada konsep-konsep Agama Islam. Lokasi penelitian yang digunakan adalah di SDN 2 Karanganom Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek. Yang menjadi sasaran dalam penelitian ini adalah siswa Kelas IV yang berjumlah 14 siswa. Dari hasil penelitian yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa (hasil tes belajar) dengan menggunakan metode kooperatif menunjukkan prestasi belajar yang meningkat. Hal ini dapat diketahui bahwa nilai rata-rata pada siswa Kelas IV SDN 2 Karanganom sebelum siklus: 65,14; siklus I: 74,29 dan siklus II: 86,86 dengan persentase ketuntasan sebesar 100%. Hal ini menandakan keberhasilan dalam meningkatkan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam pada siswa Kelas IV SDN 2 Karanganom Tahun Pelajaran 2014/2015 Semester I. Kata Kunci: Kooperatif, PAI, Kisah Nabi, Kelas IV
Pendidikan merupakan faktor penting bagi manusia demi terwujudnya manusia yang beriman dan berakhlakul karimah. Pendidikan merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Guru harus mampu menciptakan proses belajar mengajar yang optimal dengan mengatur siswa dan sarana pengajaran serta mengendalikan dalam suasana yang menyenangkan untuk menciptakan tujuan pembelajaran. Pengaturan berkaitan dengan penyampaian pesan pengajaran atau dapat pula berkaitan dengan penyediaan kondisi belajar. Menurut Anton (1989) belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu.
Sedangkan menurut Singer (1991) menjelaskan bahwa belajar adalah merupakan perubahan kelakuan berkat pengalaman dan latihan. Batasan ini sering terlihat pada kenyataan di sekolah-sekolah bahwa guru berusaha memberikan ilmu sebanyak mungkin dan murid giat melakukannya. Jika pengaturan kondisi dapat dikerjakan secara optimal,maka proses belajar berlangsung secara optimal pula. Tetapi bila tidak dapat disediakan secara optimal, tentu saja akan menimbulkan gangguan terhadap belajar mengajar. Gangguan dapat bersifat sementara sehingga perlu dikembalikan lagi ke dalam iklim belajar yang serasi (kemampuan mendiskusikan), akan tetapi gangguan dapat bisa pula bersifat cukup serius dan terus-menerus sehingga guru dituntut untuk dapat mengelola proses pembelajaran dengan
Muhammad Suhud Meningkatkan Prestasi Belajar Kisah Nabi...
baik. Menurut Dardji Darmodihardjo (1982: 25) bahan pelajaran dan waktu belajar itu sebenarnya dijabarkan untuk program belajar murid-murid dengan kemampuan belajar rata-rata. Apabila bahan pelajaran ini sama untuk disajikan kepada anak didik yang lebih cepat kemampuan belajarnya, maka anak tersebut akan menguasai dalam waktu yang lebih pendek. Sebaliknya apabila bahan pelajaran yang sama itu disajikan ini kepada anak yang lebih lamban, dalam artian kurang mampu untuk menguasai dalam belajar, maka waktu yang dibutuhkannya lama. Dalam kegiatan proses belajar mengajar Agama Islam, siswa sebagai pusat pembelajaran harus aktif dan tidak pasif. Siswa yang aktif tidak hanya sekedar duduk mendengarkan dan mencatat keterangan dari guru, akan tetapi siswa terlibat aktif secara langsung dalam proses belajar mengajar. Hal ini diterapkan karena berkaitan dengan pembelajaran Agama Islam itu sendiri, yang menanamkan sifat ilmiah dan menemukan dan memecahkan masalah. Salah satu upaya penanaman sifat ilmiah dengan memberikan peluang bagi siswa untuk mencoba atau praktik sendiri. Dengan demikian akan memotivasi siswa untuk menyukai pelajaran Agama Islam. Untuk memecahkan masalah tersebut terjadi proses berfikir yaitu menghubungkan fakta yang satu dengan fakta yang lainnya dan menghubungakan fakta dengan teori yang ada sehingga fakta-fakta tersebut terakumulasi secara komprehensif (Arief, 1995). Dengan demikian maka hasil prestasi belajar siswa Kelas IV Semester I SDN 2 Karanganom Kecamatan Durenan Tahun 2014/2015 masih rendah, masih banyak nilai siswa yang berada di bawah KKM yang telah ditentukan. Oleh karena itu diperlukan
41
adanya perbaikan proses pembelajaran sehingga terjadi perubahan kearah peningkatan prestasi belajar siswa. Metode pembelajaran kooperatif, menjadi pilihan penulis untuk menjawab problem ini karena metode pembelajaran ini mengarahkan pembelajaran dan sesuai dengan karakter pembelajaran Agama Islam yang bukan menekankan pada hasil belajar tetapi juga proses afektif siswa. Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang mengembangkan interaksi antar sesama siswa untuk memperoleh hasil pembelajaran melalui kerjasama. Hasil belajar diperoleh dari Sharing antara teman, antar kelompok, dan antara yang tahu ke yang belum tahu. Di mana guru disarankan agar membagi siswa dalam kelompok-kelompok secara heterogen. METODE PENELITIAN Lokasi penelitian yang digunakan adalah SDN 2 Karanganom Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek. Yang menjadi sasaran dalam penelitian ini adalah siswa Kelas IV SDN 2 Karanganom Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek yang berjumlah 14 siswa. Penelitian ini dimulai bulan Oktober sampai dengan bulan Nopember tahun pelajaran 2014/2015 pada Semester I. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini terdiri dari : (1) Instrumen Lembar Observasi Guru dalam PBM; (2) Instrumen Lembar Observasi Kerja Siswa dalam PBM; (3) Kuesioner untuk siswa; (4) Soal tes kinerja siswa. Pelaksanaan penelitian ini berbentuk siklus yang terdiri dari 2 siklus yang masing-masing meliputi: planning (perencanaan), action (pelaksanaan), observation (pengamatan) dan reflection (refleksi). Masing-masing siklus terdiri dari 2 pertemuan.
41
42
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 4, NO. 3, DESEMBER 2015
HASIL DAN PEMBAHASAN Siklus I Refleksi Awal Peneliti bersama mitra guru mengidentifikasi permasalahan yang ada di Kelas IV yaitu tentang rendahnya nilai hasil belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan Agama Islam sehingga membutuhkan metode baru dalam pembelajaran agar para siswa mempunyai minat dalam belajar bidang studi Agama Islam. Planning (perencanaan) Persiapan yang perlu dilakukan sebelum pelaksanaan tindakan ini adalah: (1) Menentukan topik yang akan didiskusikan; (2) Merumuskan Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK); (3) Bila kelas terlalu besar dibagi dalam kelompok-kelompok yang lebih kecil; (4) Merumuskan butir-butir pengarahan, petunjuk dan tindakan-tindakan lain untuk kelancaran jalannya diskusi (kapan memberikan pujian, teguran, meluruskan pembicaraan yang menyimpang, dan sebagainya). Action (pelaksanaan) Dalam kegiatan proses pembelajaran ini guru dan siswa melaksanakan kegiatan dengan langkah-langkah sebagai berikut: Kegiatan Pendahuluan terdiri dari: (a) Membaca do’a belajar; (b) Membaca Al-Qur’an dengan tartil; (c) Mendengarkan penjelasan guru. Kegiatan Inti terdiri dari: (a) Guru membimbing membentuk kelopok kecil di dalam kelas; (b) Masing-masing kelompok diberikan tugas; (c) Perwakilan siswa maju kedepan untuk menyampaikan hasil diskusi kelompok; (d) Guru menilai hasil persentasi siswa. Kegiatan Penutup terdiri dari: (a) Tes lisan untuk mengukur keberhasilan indikator; (b) Do’a akhir pelajaran. Observation (pengamatan)
Dapat disimpulkan hasil belajar siswa pada siklus I diperolehan nilai rata-rata 74,29 dan ketuntasan belajar 64,29%. Hasil pada siklus I ini masih kurang memenuhi kriteria yang diinginkan oleh peneliti yaitu dengan ketuntasan belajar 85%. Hasil pengamatan terhadap aktifitas siswa pada siklus yang meliputi: sikap, keaktifan, wawasan, kemampuan mengemukakan pendapat dan kerjasama dengan rata-rata 52,50% termasuk kategori “baik”. Sedangkan hasil pengamatan aktifitas guru dalam hal melakukan apersepsi, melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP, memantau kemajuan belajar siswa, melaksanakan tindak lanjut, dan sebagainya dengan rata-rata 52,50% termasuk kategori “baik”. Berdasarkan nilai hasil angket diatas menunjukkan bahwa hasil angket pada siklus I mencapai persentase sebesar 1,70% terdapat 9 siswa dari 14 siswa merasa nyaman dengan metode pembelajaran yang ditetapka oleh guru. Namun metode ini harus ditingkatkan kembali dengan tujuan semua siswa akan menyukai pembelajaran yang diterapkan oleh guru. Reflection (refleksi) Dari hasil observasi ditemukan kelemahan-kelemahan sebagai berikut: (a) Guru kurang dalam memotivasi siswa; (b) Teknik bertanya yang disampaikan oleh guru masih kurang baik, sehingga kemampuan siswa untuk menjawab pertanyaan yang sifatnya memprediksi, mengobservasi maupun menjelaskan suatu fenomena masih sangat rendah; (c) Dalam forum diskusi masih sedikit siswa yang terlibat aktif. Siklus II Planning (perencanaan) Berdasar pada temuan siklus I maka ada beberapa tambahan dalam perencanaan sebagai berikut: (a) Meningkatkan perbaikan
Muhammad Suhud Meningkatkan Prestasi Belajar Kisah Nabi...
belajar; (b) Membaca Al-Qur’an dengan tartil; (c) Mendengarkan penjelasan guru. Kegiatan Inti terdiri dari: (a) Guru membimbing membentuk kelopok kecil didalam kelas; (b) Masing-masing kelompok diberikan tugas; (c) Perwakilan siswa maju kedepan untuk menyampaikan hasil diskusi kelompok; (d) Guru menilai hasil persentasi siswa. Kegiatan Penutup terdiri dari: (a) Tes lisan untuk mengukur keberhasilan indikator; (b) Do’a akhir pelajaran.
teknik bertanya; (b) Meningkatkan pemberian motivasi kepada siswa. Action (pelaksanaan) Pada siklus II pelaksanaan tindakannya secara garis besar sama dengan siklus I dengan adanya perbaikan mengurangi dominasi guru, memperbaiki teknik bertanya dan memotivasi siswa agar lebih aktif dalam kegiatan diskusi. Berikut ini diskripsi dari pembelajaran untuk siklus II: Kegiatan Pendahuluan terdiri dari: (a) Membaca do’a
100.00
86.86
90.00 74.29
80.00 70.00
43
100.00
65.14 64.29
60.00
rata-rata
50.00
ketuntasan
40.00 30.00 20.00
14.29
10.00 0.00 seb. Siklus
siklus I
siklus II
Gambar 1 Peningkatan Prestasi Belajar Siswa
puan mengemukakan pendapat dan kerjasama dengan rata-rata 66,25% termasuk kategori “baik”. Sedangkan hasil pengamatan aktifitas guru dalam hal melakukan apersepsi, melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP, memantau kemajuan belajar siswa, melaksanakan tindak lanjut, dan sebagainya dengan rata-rata 66,25% termasuk kategori “baik”.
Observation (pengamatan) Hasil pelaksanaan pembelajaran pada siklus II adalah rata-rata prestasi belajar 86,86 dengan ketuntasan belajar 100%, semua siswa telah tuntas belajar. Sehingga dapat dikatakan penggunaan metode kooperatif dalam pembelajaran PAI dapat meningkatkan prestasi belajar siswa Kelas IV SDN 2 Karanganom. Hasil pengamatan terhadap aktifitas siswa pada siklus II yang meliputi: sikap, keaktifan, wawasan, kemam-
Reflection (refleksi)
43
44
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 4, NO. 3, DESEMBER 2015
Dari hasil obsrevasi ditemukan perbaikan-perbaikan sebagai berikut: (a) Guru sudah bisa menjadikan suasana kelas menjadi hidup sehingga siswa menjadi semangat dan termotivasi untuk belajar; (b) Teknik bertanya yang disampaikan oleh guru sudah dapat diterima siswa dengan baik, sehingga kemampuan siswa untuk menjawab pertanyaan yang sifatnya memprediksi, mengobservasi maupun menjelaskan suatu fenomena sudah sangat baik; (c) Dalam forum diskusi semua siswa sudah terlibat dengan aktif. Dari hasil data prestasi belajar siswa (hasil tes belajar) dengan menggunakan metode kooperatif menunjukkan prestasi belajar yang meningkat dari setiap siklusnya dapat diketahui bahwa nilai rata-rata pada siswa Kelas IV SDN 2 Karanganom sebelum siklus: 65,14 siklus I: 74,29 dan siklus II: 86,86 dengan persentase ketuntasan sebesar 100%. Hal ini menandakan keberhasilan dalam meningkatkan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam pada siswa Kelas IV SDN 2 Karanganom Tahun Pelajaran 2014/ 2015 Semester I, dengan hasil penelitian DAFTAR RUJUKAN Abror. 1993. Psychologi pendidikan/ L. Crow, A. Crow; [penterjemah Abd. Rachman Abror]--[Yogyakarta]: Nur Cahaya Anton. 1989. Pengembangan dan pembinaan bahasa. Jakarta: Djambatan Arief, 1995. Beberapa prinsip penciptaan situasi belajar mengajar biologi yang dinamis. Malang: IKIP Dardji Darmodihardjo. Prof. 1982. Psychologi pendidikan / L. Crow, A. Crow; [penterjemah Nasution. 1988. Memenuhi panggilan tugas. Jakarta: CV Haji Masagung
yang selalu meningkat setiap siklusnya berarti bahwa penelitian yang berhasil. Untuk dapat lebih jelasnya dalam peningkatan prestasi belajar disajikan dalam bentuk grafik pada Gambar 1. PENUTUP Kesimpulan Minat siswa dalam belajar Agama Islam secara umum cukup tinggi disebabkan setelah pertemuan awal siswa mengetahui pembelajaran dengan Metode kooperatif ternyata cukup menyenangkan. Penggunaan Metode kooperatif dalam pengajaran bidang studi Agama Islam pokok bahasan Gerakan, bacaan dan keserasian sholat yang sempurna dapat menambah pengalaman guru sehingga dalam pengajaran tidak monoton. Saran Perlu adanya beberapa metode bervariasi dalam penyampaian materi pada setiap PBM, sebab dengan metode yang bervariasi siswa tidak akan jenuh dan bahkan menyenangi materi yang disampaikan.
Rahadi. 2003. Dinamika kekuasaan ekonomi politik Indonesia. Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia Sardiman. 1995. Interaksi dan motivasi belajar mengajar: pedoman bagi guru dan calon guru / Sardiman A.MJakarta: RajaGrafindo Persada Sujana. 1987. Buku Sastra Indonesia Dan Daerah. Alih bahasa Rusman Sutiasumarga. Jakarta: Proyek Penerbitan Winkel. 1987. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia
Muhammad Suhud Meningkatkan Prestasi Belajar Kisah Nabi...
45
45