No. 16/04/14/Th.XII, 1 April 2011
NILAI TUKAR PETANI DI PROVINSI RIAU BULAN MARET 2011 TURUN 1,21 PERSEN ; Pada bulan Maret 2011, Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Riau sebesar 105,09 atau turun 1,21 persen dibanding NTP Februari 2011 yang mencapai 106,37. Penurunan ini disebabkan indeks harga yang diterima petani turun sebesar 1,03 persen sedangkan indeks harga yang dibayar petani mengalami kenaikan sebesar 0,18 persen. Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan (NTPP) tercatat sebesar 111,24, Nilai Tukar Petani Hortikultura (NTPH) 113,60, Nilai Tukar Petani Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) 105,50, Nilai Tukar Petani Peternakan (NTPT) 100,57, dan Nilai Tukar Petani Nelayan (NTPN) 91,84. ; Komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya penurunan indeks harga yang diterima petani (It) terjadi pada subsektor tanaman perkebunan rakyat yang disebabkan turunnya harga karet dengan andil sebesar 2,57 persen dan kelapa sawit sebesar 0,08 persen. Sementara komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya kenaikan indeks harga yang dibayar petani (Ib) terjadi pada subsektor perikanan antara lain disebabkan naiknya harga gado-gado sebesar 0,10 persen, rokok kretek filter sebesar 0,09 persen, bayam dan kakap masing-masing sebesar 0,07 persen, bensin eceran dan biskuit masing-masing sebesar 0,06 persen, kelapa tua sebesar 0,04 persen, serta rokok kretek, emas perhiasan dan minyak tanah masing-masing sebesar 0,03 persen. ; Pada bulan Maret 2011, terjadi inflasi di daerah perdesaan Provinsi Riau sebesar 0,22 persen. Inflasi perdesaan terjadi karena kenaikan indeks harga terjadi hampir pada semua kelompok pengeluaran konsumsi rumah tangga yaitu kelompok makanan jadi, rokok dan tembakau sebesar 1,14 persen, kelompok perumahan sebesar 1,10 persen, kelompok sandang sebesar 0,91 persen, kelompok transportasi dan komunikasi sebesar 0,87 persen, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,26 persen, dan kelompok kesehatan sebesar 0,17 persen. Sedangkan kelompok bahan makanan mengalami penurunan sebesar 0,50 persen. ; Laju inflasi di daerah pedesaan Provinsi Riau pada bulan Maret 2011 sebesar 0,22 persen, sementara itu inflasi ”year-on-year” (Maret 2011 terhadap Maret 2010) adalah sebesar 7,99 persen, dan inflasi kumulatif (Maret 2011 terhadap Desember 2010) sebesar 1,87 persen.
Nilai Tukar Petani (NTP) adalah perbandingan antara indeks harga yang diterima petani (It) dengan indeks harga yang dibayar petani (Ib) dan dinyatakan dalam persentase. NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kesejahteraan petani, dengan mengukur kemampuan tukar produk yang dihasilkan/dijual petani dibandingkan dengan produk yang dibutuhkan petani baik untuk proses produksi maupun untuk konsumsi rumah tangga petani. Semakin tinggi NTP dapat diartikan kemampuan daya beli atau daya tukar (term of trade) petani relatif lebih baik dan tingkat kehidupan petani juga lebih baik.
Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 16/04/14/Th. XII, 1 April 2011
1
Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga pedesaan di Provinsi Riau, NTP di bulan Maret 2011 tercatat sebesar 105,09 atau turun sebesar 1,21 persen dibanding dengan NTP Februari 2011 yang mencapai 106,37. Hal ini disebabkan harga barang/produk pertanian yang dihasilkan oleh rumah tangga tani mengalami penurunan yang relatif lebih besar dibandingkan dengan kenaikan harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun untuk keperluan produksi pertanian seperti terlihat pada Tabel 1. Tabel 1 Nilai Tukar Petani (NTP) Gabungan Provinsi Riau Maret 2011 (2007 = 100) Indeks Gabungan Riau Rincian [1]
Indeks harga yang diterima petani Indeks harga yang dibayar petani Konsumsi Rumah Tangga Bahan Makanan Makanan Jadi Perumahan Sandang Kesehatan Pendidikan, Rekreasi & Olah raga Transportasi dan Komunikasi BPPBM Bibit Obat-obatan & Pupuk Sewa Lahan, Pajak & Lainnya Transportasi Penambahan Barang Modal Upah Buruh Tani Nilai Tukar Petani
Mar '10
Des ‘10
[2]
[3]
119.84 117.72 115.20 118.54 112.62 108.19 122.42 115.90 108.45 109.37 125.23 139.55 118.14 111.91 123.68 117.94 131.09 101.80
130.71 123.60 122.11 127.85 119.72 112.47 128.26 119.31 111.70 109.32 127.78 143.18 120.71 112.81 125.97 120.31 132.96 105.75
Feb '11 [4]
133.19 125.21 124.12 131.07 121.11 113.56 129.09 117.98 112.50 109.79 128.16 143.79 121.13 112.90 126.03 121.30 133.36 106.37
Mar '11 Mar '11 thd Mar ‘10 [5]
Perubahan (%) Mar '11 Mar '11 thd thd Feb ‘11 Des ‘10
[6]
131.82 125.43 124.40 130.41 122.49 114.80 130.26 118.17 112.79 110.75 128,28 143.84 121.28 112.90 126.60 121.24 133.36 105.09
10.00 6.55 7.99 10.02 8.76 6.12 6.41 1.96 4.00 1.26 2.43 3.07 2.65 0.89 2.36 2.81 1.74 3.23
[7]
0.85 1.48 1.87 2.00 2.31 2.07 1.56 -0.96 0.97 1.31 0.39 0.46 0.47 0.09 0.50 0.78 0.31 -0.63
[8]
-1.03 0.18 0.22 -0.50 1.14 1.10 0.91 0.17 0.26 0.87 0.09 0.03 0.12 0.00 0.45 -0.04 0.00 -1.21
NTP Maret 2011 terhadap NTP Maret 2010 (year-on-year) naik sebesar 3,23 persen. Naiknya nilai NTP Maret 2011 secara year on year tersebut disebabkan kenaikan yang cukup tinggi pada indeks harga hasil produksi pertanian (hasil yang diterima petani) dari 119.84 pada Maret 2010 menjadi 131,82 pada Maret 2011, sementara itu pada periode yang sama terjadi kenaikan yang relatif lebih kecil pada indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga dan biaya pemeliharaan dan penambahan barang modal. Perkembangan indeks nilai tukar petani sejak Maret 2010 hingga Maret 2011 seperti terlihat pada grafik sebagai berikut.
2
Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 16/04/14/Th. XII, 1 April 2011
Grafik 1 Perkembangan Nilai Tukar Petani Provinsi Riau Maret 2010 – Maret 2011 (2007 = 100)
Tabel 2 Nilai Tukar Petani (NTP) Riau Maret 2011 (2007 = 100)
1
2
Subsektor
Februari 2011
Maret 2011
% Perubahan Mar '11 thd Feb '11
[1]
[2]
[3]
[4]
138.14 124.04 111.37
138.16 124.20 111.24
0.01 0.13 -0.12
142.30 123.80 114.95
140.82 123.97 113.60
-1.04 0.14 -1.18
137.17 126.57 108.38
133.75 126.78 105.50
-2.49 0.16 -2.65
132.19 131.17 100.78
132.24 131.49 100.57
0.04 0.25 -0.21
112.22 121.71 92.21
112.08 122.03 91.84
-0.13 0.27 -0.39
133.19 125.21 106.37
131.82 125.43 105.09
-1.03 0.18 -1.21
Tanaman Pangan a Indeks Harga yang Diterima (It) b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) c Nilai Tukar Petani (NTPP) Hortikultura a Indeks Harga yang Diterima (It) b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) c Nilai Tukar Petani (NTPH)
3
Tanaman Perkebunan Rakyat a Indeks Harga yang Diterima (It) b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) c Nilai Tukar Petani (NTPPR)
4
Peternakan a Indeks Harga yang Diterima (It) b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) c Nilai Tukar Petani (NTPPT)
5
Perikanan a Indeks Harga yang Diterima (It) b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) c Nilai Tukar Petani (NTPN)
Riau a Indeks Harga yang Diterima (It) b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) c Nilai Tukar Petani (NTP)
Jika NTP Maret 2011 dibandingkan dengan Februari 2011, semua subsektor mengalami penurunan yaitu subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 2,65 persen, subsektor hortikultura sebesar 1,18 persen, subsektor perikanan sebesar 0,39 persen, subsektor peternakan sebesar 0,21 persen, dan subsektor tanaman pangan sebesar 0,12 persen. Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 16/04/14/Th. XII, 1 April 2011
3
1. Indeks harga yang diterima petani (It) Indeks harga yang diterima petani (It) mencakup 5 (lima) indeks subsektor. Pada Maret 2011, indeks harga yang diterima petani (It) di Provinsi Riau mengalami penurunan sebesar 1,03 persen dibandingkan dengan It Februari 2011, yaitu dari 133,19 pada bulan Februari 2011 menjadi 131,82 pada bulan Maret 2011. Penurunan It terjadi pada 3 (tiga) subsektor yaitu subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 2,49 persen, subsektor hortikultura sebesar 1,04 persen, dan subsektor perikanan sebesar 0,13 persen. Kenaikan It terjadi pada subsektor peternakan sebesar 0,04 persen, dan subsektor tanaman pangan sebesar 0,01 persen. Penurunan It terutama diakibatkan turunnya harga karet dengan andil sebesar 2,57 persen, kelapa sawit sebesar 0,08 persen, cabe merah sebesar 0,68 persen, cabe rawit sebesar 0,33 persen, patin sebesar 0,07 persen, pari sebesar 0,06 persen, nanas sebesar 0,04 persen, terung panjang sebesar 0,03 persen, ketimun sebesar 0,02 persen, lele sebesar 0,02 persen dan petai sebesar 0,01 persen,
2. Indeks harga yang dibayar petani (Ib) Melalui indeks harga yang dibayar petani (Ib) dapat ditunjukkan fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat pedesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Pada Maret 2011 indeks harga yang dibayar petani (Ib) di Provinsi Riau naik sebesar 0,18 persen dibanding indeks Februari 2011, yaitu dari 125,21 menjadi 125,43 pada bulan Maret 2011. Kenaikan Ib terjadi pada semua subsektor yaitu subsektor perikanan sebesar 0,27 persen, subsektor peternakan sebesar 0,25 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,16 persen, subsektor hortikultura sebesar 0.14 persen, dan subsektor tanaman pangan sebesar 0,13 persen. Kenaikan indeks harga yang dibayar petani tertinggi terjadi pada subsektor perikanan yang disebabkan oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,34 persen. Kenaikan indeks konsumsi rumah tangga disebabkan naiknya harga gado-gado sebesar 0,10 persen, rokok kretek filter sebesar 0,09 persen, bayam dan kakap masing-masing sebesar 0,07 persen, bensin eceran dan biskuit masing-masing sebesar 0,06 persen, kelapa tua sebesar 0,04 persen, serta rokok kretek, emas perhiasan dan minyak tanah masing-masing sebesar 0,03 persen.
3. NTP Subsektor a. Subsektor Tanaman Pangan/Padi & Palawija (NTPP) Pada Maret 2011 NTPP mengalami penurunan sebesar 0,12 persen dibandingkan dengan NTPP bulan Februari 2011. Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani mengalami kenaikan sebesar 0,01 persen relatif lebih kecil dibandingkan kenaikan indeks harga yang dibayar petani yang mencapai 0,13 persen. Kenaikan indeks harga yang dibayar petani disebabkan oleh kenaikan indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,14 persen dan indeks BPPBM mengalami kenaikan sebesar 0,09 persen.
4
Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 16/04/14/Th. XII, 1 April 2011
Komoditas yang mengalami kenaikan harga pada konsumsi rumah tangga yaitu ikan kakap dengan andil sebesar 0,08 persen, rokok kretek filter dan minyak tanah masing-masing sebesar 0,07 persen, emas perhiasan dan gado-gado masing-masing sebesar 0,06 persen, bensin eceran sebesar 0,05 persen, bayam sebesar 0,04 persen, biskuit, ikan asin kering, sewa rumah, rokok kretek, dan kerang masingmasing sebesar 0,03 persen.
b. Subsektor Hortikultura (NTPH) Pada Maret 2011, Nilai Tukar Petani untuk Subsektor Hortikultura (NTPH) mengalami penurunan sebesar 1,18 persen. Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani mengalami penurunan sebesar 1,04 persen sedangkan indeks harga yang dibayar petani mengalami kenaikan sebesar 0,14 persen. Penurunan indeks harga yang diterima petani disebabkan turunnya indeks harga kelompok sayursayuran sebesar 2,28 persen. Komoditas yang menyebabkan terjadinya penurunan It yaitu turunnya harga cabe merah denga andil sebesar 0,68 persen, cabe rawit sebesar 0,33 persen, terung panjang sebesar 0,03 persen, ketimun sebesar 0,02 persen, dan petai sebesar 0,01 persen. Sementara itu, kenaikan indeks harga yang dibayar petani (Ib) disebabkan naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,12 persen dan indeks BPPBM sebesar 0,23 persen. Komoditas yang menyebabkan kenaikan Ib adalah naiknya harga ikan kakap dengan andil sebesar 0,08 persen, rokok kretek filter dan minyak tanah masing-masing sebesar 0,07 persen, gado-gado sebesar 0,06 persen, bensin eceran dan emas perhiasan masing-masing sebesar 0,05 persen, bayam sebesar 0,04 persen, biskuit, ikan asin kering, sewa rumah, rokok kretek, dan ikan gabus masingmasing sebesar 0,03 persen.
c. Subsektor Perkebunan Rakyat (NTPR) Pada Maret 2011 NTPR mengalami penurunan sebesar 2,65 persen, hal ini disebabkan penurunan indeks harga yang diterima petani sebesar 2,49 persen sedangkan indeks harga yang dibayar petani mengalami kenaikan sebesar 0,16 persen. Penurunan indeks harga yang diterima petani disebabkan oleh turunnya indeks harga kelompok tanaman perkebunan rakyat sebesar 2,49 persen. Sedangkan kenaikan indeks harga yang dibayar petani disebabkan kenaikan pada indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,20 persen dan kenaikan indeks BPPBM sebesar 0,04 persen. Komoditas yang menyebabkan turunnya It adalah harga karet dengan andil sebesar 2,57 persen dan kelapa sawit sebesar 0,08 persen. Komoditas yang menyebabkan kenaikan Ib adalah naiknya harga ikan kakap dan minyak tanah dengan andil masing-masing sebesar 0,08 persen, emas perhiasan sebesar 0,05 persen, bayam, bensin eceran, rokok kretek, ikan asing kering, dan kelapa tua masing-masing sebesar 0,04 persen, serta gado-gado, sewa rumah, rokok kretek filter, kerang, dan ikan gabus masing-masing sebesar 0,03 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 16/04/14/Th. XII, 1 April 2011
5
d. Subsektor Peternakan (NTPT) Pada Maret 2011, NTPT mengalami penurunan sebesar 0,21 persen, hal ini terjadi karena indeks harga yang diterima petani mengalami kenaikan sebesar 0,04 persen realtif lebih kecil dibandingkan kenaikan indeks harga yang dibayar petani yang mencapai sebesar 0,25 persen. Kenaikan yang terjadi pada indeks harga yang diterima petani disebabkan oleh naiknya indeks harga pada kelompok ternak kecil sebesar 0,12 persen dan kelompok unggas sebesar 0,08 persen. Sementara itu kenaikan yang terjadi pada Ib disebabkan oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,40 persen dan indeks BPPBM sebesar 0,05 persen. Komoditas yang menyebabkan kenaikan It adalah naiknya harga itik/bebek dan kambing dengan andil masing-masing sebesar 0,02 persen. Sedangkan komoditas yang menyebabkan kenaikan Ib adalah naiknya harga ikan kakap dan bayam dengan andil masing-masing sebesar 0,08 persen, minyak tanah sebesar 0,07 persen, kerang dan emas perhiasan masing-masing sebesar 0,06 persen, bensin eceran sebesar 0,05 persen, gado-gado sebesar 0,04 persen, serta sewa rumah, ikn tongkol ikan gabus, rokok kretek dan rokok filter masng-masing sebesar 0,03 persen.
e. Subsektor Perikanan (NTPN) Pada Maret 2011, NTPN mengalami penurunan sebesar 0,39 persen, hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani mengalami penurunan sebesar 0,13 persen sedangkan indeks harga yang dibayar petani mengalami kenaikan sebesar 0,27 persen. Penurunan indeks harga yang diterima petani disebabkan oleh terjadinya penurunan indeks harga kelompok budidaya sebesar 0,73 persen dan kelompok penangkapan sebesar 0,06 persen. Komoditas yang menyebabkan penurunan It yaitu turunnya harga ikan patin dengan andil sebesar 0,07 persen, ikan pari sebesar 0,06 persen, dan ikan lele sebesar 0,02 persen. Sementara kenaikan indeks harga yang dibayar petani disebabkan naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,34 persen dan indeks BPPBM sebesar 0,09 persen. Komoditas yang menyebabkan kenaikan Ib yaitu naiknya harga gado-gado sebesar 0,10 persen, rokok kretek filter sebesar 0,09 persen, bayam dan kakap masing-masing sebesar 0,07 persen, bensin eceran dan biskuit masingmasing sebesar 0,06 persen, kelapa tua sebesar 0,04 persen, serta rokok kretek, emas perhiasan dan minyak tanah masing-masing sebesar 0,03 persen.
6
Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 16/04/14/Th. XII, 1 April 2011
Tabel 3. Nilai Tukar Petani Per Subsektor dan Perubahannya Maret 2011 (2007 = 100)
1
2
Februari 2011
Maret 2011
[1]
[2]
[3]
[4]
138.14 136.76 146.53 124.04 125.39
138.16 136.76 146.66 124.20 125.57
0.01 0.00 0.09 0.13 0.14
117.70
117.81
0.09
142.30 143.79 140.95 123.80 123.97 123.05
140.82 140.51 141.11 123.97 124.12 123.34
-1.04 -2.28 0.12 0.14 0.12 0.23
137.17 137.17 126.57
133.75 133.75 126.78
-2.49 -2.49 0.16
123.68 138.50
123.92 138.56
0.20 0.04
- Ternak Kecil - Unggas - Hasil Ternak Indeks Harga yang Dibayar (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM
132.19 128.90 174.29
132.24 128.90 174.49
0.04 0.00 0.12
122.17 148.33 131.17 126.27 137.94
122.26 148.33 131.49 126.78 138.01
0.08 0.00 0.25 0.40 0.05
Perikanan a Indeks Harga yang Diterima (It) - Penangkapan - Budi daya b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM
112.22 112.92 106.10 121.71 122.15 120.72
112.08 112.85 105.33 122.03 122.57 120.83
-0.13 -0.06 -0.73 0.27 0.34 0.09
Tanaman Pangan A Indeks Harga yang Diterima (It) - Padi - Palawija B Indeks Harga yang Dibayar (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM Hortikultura A Indeks Harga yang Diterima (It) - Sayur-sayuran - Buah-buahan B
3
4
Indeks Harga yang Dibayar (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM Tanaman Perkebunan Rakyat a Indeks Harga yang Diterima (It) - Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM Peternakan a Indeks Harga yang Diterima (It) - Ternak Besar
b
5
% Perub Mar ’11 thd Feb ‘11
Subsektor dan Kelompok
Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 16/04/14/Th. XII, 1 April 2011
7
4. Perbandingan NTP Antar Provinsi di Pulau Sumatera Dari 10 provinsi di Pulau Sumatera yang melaporkan hasil survei harga produsen dan konsumen perdesaan hingga Maret 2011 mengalami kenaikan di 6 (enam) provinsi dan penurunan terjadi pada 4 (empat) provinsi. Kenaikan tertinggi pada Maret 2011 terjadi di Provinsi Sumatera Selatan sebesar 0,62 persen, sedangkan penurunan terbesar terjadi di Provinsi Riau sebesar 1,21 persen seperti terlihat pada tabel 4 berikut: Tabel 4. Nilai Tukar Petani 10 Provinsi Di Pulau Sumatera Maret 2011 (2007 = 100)
No,
Provinsi
Februari 2011
NTP Maret 2011
Perubahan (%)
[1]
[2]
[3]
[4]
[5]
Sumatera Utara
105.14 103.86
104.37 103.60
-0.73 -0.25
Sumatera Barat
105.35
105.76
0.39
Riau
106.37
105.09
-1.21
1
NAD
2 3 4 5
Jambi
97.45
96.73
-0.74
6
Sumatera Selatan
108.22
108.89
0.62
7
Bengkulu
104.22
104.61
0.38
8
Lampung
117.62
118.24
0.53
9
Bangka Belitung
98.01
98.19
0.18
10
Kepulauan Riau
101.98
102.07
0.09
5. Indeks Harga Konsumen Pedesaan Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka Inflasi/Deflasi di wilayah pedesaan. Pada Maret 2011, terjadi inflasi pedesaan di Provinsi Riau sebesar 0,22 persen. Jika dilihat dari kelompok pengeluaran konsumsi rumah tangga, kenaikan indeks harga terjadi hampir pada semua kelompok pengeluaran konsumsi rumah tangga yaitu kelompok makanan jadi, rokok dan tembakau sebesar 1,14 persen, kelompok perumahan sebesar 1,10 persen, kelompok sandang sebesar 0,91 persen, kelompok transportasi dan komunikasi sebesar 0,87 persen, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,26 persen, dan kelompok kesehatan sebesar 0,17 persen. Sedangkan kelompok bahan makanan mengalami penurunan sebesar 0,50 persen. Inflasi ”year-on-year” Maret 2011 yaitu konsumsi rumah tangga Maret 2011 terhadap Maret 2010 adalah sebesar 7,99 persen, dan inflasi kumulatif (Maret 2011 terhadap Desember 2010) sebesar 1,87 persen, seperti terlihat pada tabel 5 berikut:
8
Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 16/04/14/Th. XII, 1 April 2011
Tabel 5. Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Pedesaan Provinsi Riau Menurut Kelompok Pengeluaran Maret 2011 (2007 = 100) Indeks Harga Konsumen Pedesaan Kelompok Pengeluaran [1]
Konsumsi Rumah Tangga
Perubahan (%)
Mar'10
Des’10
Feb'11
Mar'11
Mar'11 thd Mar'10
Mar'11 thd Des'10
Mar'11 thd Feb'11
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
[7]
[8]
115.20
122.11
124.12
124.40
7.99
1.87
0.22
Bahan Makanan
118.54
127.85
131.07
130.41
10.02
2.00
-0.50
Makanan Jadi, Rokok & Tembakau
112.62
119.72
121.11
122.49
8.76
2.31
1.14
Perumahan
108.19
112.47
113.56
114.80
6.12
2.07
1.10
Sandang
122.42
128.26
129.09
130.26
6.41
1.56
0.91
Kesehatan
115.90
119.31
117.98
118.17
1.96
-0.96
0.17
Pendidikan, Rekreasi, & OR
108.45
111.70
112.50
112.79
4.00
0.97
0.26
Transportasi & Komunikasi
109.37
109.32
109.79
110.75
1.26
1.31
0.87
Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 16/04/14/Th. XII, 1 April 2011
9