No. 47/11/14/Th.XII, 1 November 2011
NILAI TUKAR PETANI DI PROVINSI RIAU BULAN OKTOBER 2011 TURUN 0,53 PERSEN ; Pada bulan Oktober 2011, Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Riau sebesar 104,32 atau turun 0,53 persen dibanding NTP September 2011 yang mencapai 104,87. Penurunan ini disebabkan indeks harga yang diterima petani turun sebesar 0,16 persen sedangkan indeks harga yang dibayar petani naik sebesar 0,37 persen. Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan (NTPP) tercatat sebesar 112,87, Nilai Tukar Petani Hortikultura (NTPH) 116,04, Nilai Tukar Petani Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) 100,56, Nilai Tukar Petani Peternakan (NTPPT) 100,61, dan Nilai Tukar Petani Nelayan (NTPN) 92,34. ; Komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya penurunan indeks harga yang diterima petani (It) terjadi pada subsektor tanaman perkebunan rakyat yang terutama diakibatkan turunnya harga kelapa sawit sebesar 28,46 persen dan karet sebesar 24,18 persen. Kenaikan indeks harga yang dibayar petani terjadi pada subsektor hortikultura yang disebabkan oleh naiknya harga barang-barang konsumsi rumah tangga seperti cabe merah sebesar 8,61 persen, beras sebesar 5,96 persen, ikan asap sebesar 2,02 persen, minyak tanah sebesar 1,82 persen, ikan asin kering sebesar 1,64 persen, sewa rumah sebesar 1,55 persen, emping melinjo dan cabe rawit masing-masing sebesar 1,19 persen, telur ayam sebesar 1,14 persen, gula pasir sebesar 1,12 persen, dan ikan gabus sebesar 1,06 persen. ; Pada bulan Oktober 2011, terjadi inflasi di daerah perdesaan Provinsi Riau sebesar 0,47 persen. Inflasi perdesaan terjadi karena kenaikan indeks harga terjadi pada hampir semua kelompok pengeluaran konsumsi rumah tangga yaitu kelompok bahan makanan sebesar 0,80 persen, kelompok perumahan sebesar 0,59 persen, kelompok makanan jadi, rokok dan tembakau sebesar 0,21 persen, dan kelompok kesehatan, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga, serta kelompok transportasi dan komunikasi masing-masing sebesar 0,01 persen. Sedangkan kelompok sandang mengalami penurunan sebesar 0,32 persen. ; Laju inflasi di daerah pedesaan Provinsi Riau pada bulan Oktober 2011 sebesar 0,47 persen, sementara itu inflasi ”year-on-year” (Oktober 2011 terhadap Oktober 2010) adalah sebesar 4,42 persen, dan inflasi kumulatif (Oktober 2011 terhadap Desember 2010) sebesar 2,62 persen.
Nilai Tukar Petani (NTP) adalah perbandingan antara indeks harga yang diterima petani (It) dengan indeks harga yang dibayar petani (Ib) dan dinyatakan dalam persentase. NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kesejahteraan petani, dengan mengukur kemampuan tukar produk yang dihasilkan/dijual petani dibandingkan dengan produk yang dibutuhkan petani baik untuk proses produksi maupun untuk konsumsi rumah tangga petani. Semakin tinggi NTP dapat diartikan kemampuan daya beli atau daya tukar (term of trade) petani relatif lebih baik dan tingkat kehidupan petani juga lebih baik.
Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 47/11/14/Th. XII, 1 November 2011
1
Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga pedesaan di Provinsi Riau, NTP di bulan Oktober 2011 tercatat sebesar 104,32 atau turun sebesar 0,53 persen dibanding dengan NTP September 2011 yang mencapai 104,87. Hal ini disebabkan harga barang/produk pertanian yang dihasilkan oleh rumah tangga tani mengalami penurunan sedangkan harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun untuk keperluan produksi pertanian mengalami kenaikan yg relatif besar seperti terlihat pada Tabel 1. Tabel 1 Nilai Tukar Petani (NTP) Gabungan Provinsi Riau Oktober 2011 (2007 = 100) Indeks Gabungan Riau Rincian [1]
Indeks harga yang diterima petani Indeks harga yang dibayar petani Konsumsi Rumah Tangga Bahan Makanan Makanan Jadi Perumahan Sandang Kesehatan Pendidikan, Rekreasi & Olah raga Transportasi dan Komunikasi BPPBM Bibit Obat-obatan & Pupuk Sewa Lahan, Pajak & Lainnya Transportasi Penambahan Barang Modal Upah Buruh Tani Nilai Tukar Petani
Okt’10
Des’10
[2]
[3]
128.63 121.92 120.00 124.31 118.81 111.57 126.72 118.59 111.66 108.78 127.49 142.88 120.58 112.84 125.48 119.73 132.65 105.50
130.71 123.60 122.11 127.85 119.72 112.47 128.26 119.31 111.70 109.32 127.78 143.18 120.71 112.81 125.97 120.31 132.96 105.75
Sept'11 [4]
131.98 125.85 124.72 129.52 124.62 114.18 132.81 118.95 114.62 110.40 129.05 144.21 122.56 113.37 126.52 121.48 134.22 104.87
Okt’11
Okt'11 thd Okt'10
[5]
[6]
131.77 126.32 125.31 130.56 124.88 115.85 132.38 118.95 114.64 110.41 129,17 144,33 122.69 113.53 126.71 121.74 134.25 104.32
Perubahan (%) Okt'11 Okt'11 thd thd Sept'11 Des'10
2.45 3.61 4.42 5.03 5.11 3.84 4.46 0.31 2.67 1.50 1.32 1.02 1.75 0.61 0.98 1.68 1.21 -1.12
[7]
0.81 2.20 2.62 2.12 4.31 3.01 3.21 -0.30 2.63 1.00 1.09 0.80 1.64 0.64 0.59 1.19 0.97 -1.36
[8]
-0.16 0.37 0.47 0.80 0.21 0.59 -0.32 0.01 0.01 0.01 0.09 0.08 0.10 0.14 0.15 0.22 0.02 -0.53
NTP Oktober 2011 terhadap NTP Oktober 2010 (year-on-year) turun sebesar 1,12 persen. Penurunan nilai NTP Oktober 2011 secara year on year tersebut disebabkan indeks harga hasil produksi pertanian (hasil yang diterima petani) naik relatif lebih kecil dibandingkan dengan kenaikan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga dan biaya pemeliharaan dan penambahan barang modal. Perkembangan indeks nilai tukar petani sejak Oktober 2010 hingga Oktober 2011 seperti terlihat pada grafik sebagai berikut.
2
Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 47/11/14/Th. XII, 1 November 2011
Grafik 1 Perkembangan Nilai Tukar Petani Provinsi Riau Oktober 2010 – Oktober 2011 (2007 = 100) 110
105.96
105.79
105
106.37
105.75
105.50
105.27
105.09
104.92
105.30
104.75
104.32 104.87
104.21
100 95 90
NILAI TUKAR PETANI (NTP) RIAU Oktober 2011 (2007 = 100)
September
Oktober
% Perubahan Okt '11 thd Sept '11
[1]
[2]
[3]
[4]
Subsektor
1
2
3
Tanaman Pangan a
Indeks Harga yang Diterima (It)
141.23
141.17
-0.04
b
Indeks Harga yang Dibayar (Ib)
124.55
125.07
0.42
c
Nilai Tukar Petani (NTPP)
113.39
112.87
-0.46
Hortikultura a
Indeks Harga yang Diterima (It)
143.14
144.62
1.03
b
Indeks Harga yang Dibayar (Ib)
124.10
124.62
0.42
c
Nilai Tukar Petani (NTPH)
115.34
116.04
0.61
129.63
128.33
-1.01
Tanaman Perkebunan Rakyat a
4
5
Bulan
Indeks Harga yang Diterima (It)
b
Indeks Harga yang Dibayar (Ib)
127.12
127.62
0.39
c
Nilai Tukar Petani (NTPPR)
101.98
100.56
-1.40
Peternakan a
Indeks Harga yang Diterima (It)
133.20
133.18
-0.01
b
Indeks Harga yang Dibayar (Ib)
131.99
132.38
0.29
c
Nilai Tukar Petani (NTPPT)
100.92
100.61
-0.30
Perikanan a
Indeks Harga yang Diterima (It)
113.91
113.79
-0.11
b
Indeks Harga yang Dibayar (Ib)
122.87
123.23
0.29
c
Nilai Tukar Petani (NTPN)
92.71
92.34
-0.41
a
Indeks Harga yang Diterima (It)
131.98
131.77
-0.16
b
Indeks Harga yang Dibayar (Ib)
125.85
126.32
0.37
c
Nilai Tukar Petani (NTP)
104.87
104.32
-0.53
Riau
Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 47/11/14/Th. XII, 1 November 2011
3
Jika NTP Oktober 2011 dibandingkan dengan September 2011, 4 (empat) dari 5 (lima) subsektor mengalami penurunan yaitu subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 1,40 persen, subsektor tanaman pangan sebesar 0,46 persen, subsektor perikanan sebesar 0,41 persen, dan subsektor peternakan sebesar 0,30 persen. Sedangkan subsektor hortikultura mengalami kenaikan sebesar 0,61 persen.
1. Indeks harga yang diterima petani (It) Indeks harga yang diterima petani (It) mencakup 5 (lima) indeks subsektor. Pada Oktober 2011, indeks harga yang diterima petani (It) di Provinsi Riau mengalami penurunan sebesar 0,16 persen dibandingkan dengan It September 2011, yaitu dari 131,98 pada bulan September 2011 menjadi 131,77 pada bulan Oktober 2011. Penurunan It terjadi hampir pada semua subsektor yaitu subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 1,01 persen, subsektor perikanan sebesar 0,11 persen, subsektor tanaman pangan sebesar 0,04 persen, dan subsektor peternakan sebesar 0,01 persen. Sedangkan subsektor hortikultura mengalami kenaikan sebesar 1,03 persen. Penurunan It terutama diakibatkan turunnya harga kelapa sawit sebesar 28,46 persen, karet sebesar 24,18 persen, ikan tenggiri sebesar 3,25 persen, ikan mas sebesar 1,15 persen, lele sebesar 0,84 persen, petai sebesar 0,54 persen, ayam sebesar 0,41 persen, jagung pipilan/pocelan sebesar 0,30 persen, kambing sebesar 0,16 persen, kacang tanah sebesar 0,11 persen, dan itik/bebek sebesar 0,02 persen.
2. Indeks harga yang dibayar petani (Ib) Melalui indeks harga yang dibayar petani (Ib) dapat ditunjukkan fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat pedesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Pada Oktober 2011 indeks harga yang dibayar petani (Ib) di Provinsi Riau naik sebesar 0,37 persen dibanding indeks September 2011, yaitu dari 125,85 menjadi 126,32 pada bulan Oktober 2011. Kenaikan Ib terjadi pada semua subsektor yaitu subsektor hortikultura sebesar 0,42 persen, subsektor tanaman pangan sebesar 0,42 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,39 persen, subsektor peternakan dan subsektor perikanan masing-masing sebesar 0,29 persen. Kenaikan indeks harga yang dibayar petani tertinggi terjadi pada subsektor hortikultura yang disebabkan oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,48 persen. Kenaikan indeks konsumsi rumah tangga disebabkan naiknya harga cabe merah sebesar 8,61 persen, beras sebesar 5,96 persen, ikan asap sebesar 2,02 persen, minyak tanah sebesar 1,82 persen, ikan asin kering sebesar 1,64 persen, sewa rumah sebesar 1,55 persen, emping melinjo dan cabe rawit masing-masing sebesar 1,19 persen, telur ayam sebesar 1,14 persen, gula pasir sebesar 1,12 persen, dan ikan gabus sebesar 1,06 persen.
4
Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 47/11/14/Th. XII, 1 November 2011
3. NTP Subsektor a. Subsektor Tanaman Pangan/Padi & Palawija (NTPP) Pada Oktober 2011 NTPP mengalami penurunan sebesar 0,46 persen dibandingkan dengan NTPP bulan September 2011. Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani mengalami penurunan sebesar 0,04 persen sedangkan indeks harga yang dibayar petani mengalami kenaikan sebesar 0,42 persen. Penurunan indeks harga yang diterima petani disebabkan oleh penurunan indeks harga kelompok palawija sebesar 0,25 persen. Komoditas yang menyebabkan terjadinya penurunan It yaitu turunnya harga jagung pipilan/pocelan sebesar 0,30 persen dan kacang tanah sebesar 0,11 persen. Kenaikan indeks harga yang dibayar petani disebabkan oleh kenaikan indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,45 persen dan indeks BPPBM sebesar 0,29 persen. Komoditas yang mengalami kenaikan harga pada konsumsi rumah tangga yaitu naiknya harga cabe merah sebesar 0,17 persen, beras sebesar 0,12 persen, ikan asap dan minyak tanah masing-masing sebesar 0,04 persen, ikan asin kering dan sewa rumah masing-masing sebesar 0,03 persen, emping melinjo, telur ayam, cabe rawit, gula pasir, ikan gabus, minyak goreng dan mie instant masing-masing sebesar 0,02 persen.
b. Subsektor Hortikultura (NTPH) Pada Oktober 2011, Nilai Tukar Petani untuk Subsektor Hortikultura (NTPH) mengalami kenaikan sebesar 0,61 persen. Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani mengalami kenaikan sebesar 1,03 persen lebih besar dibandingkan kenaikan indeks harga yang dibayar petani yang mencapai 0,42 persen. Kenaikan indeks harga yang diterima petani disebabkan naiknya indeks harga kelompok buah-buahan sebesar 1,21 persen dan indeks harga kelompok sayur-sayuran sebesar 0,84 persen. Kenaikan indeks harga yang dibayar petani disebabkan oleh naiknya harga pada kelompok konsumsi rumah tangga sebesar 0,48 persen dan indeks BPPBM sebesar 0,15 persen. Komoditas yang menyebabkan terjadinya kenaikan It yaitu naiknya harga pisang sebesar 36,43 persen, cabe rawit sebesar 8,55 persen, cabe merah sebesar 7,17 persen, terung panjang sebesar 6,00 persen, kacang panjang sebesar 1,69 persen, dan sawi sebesar 0,18 persen. Komoditas yang menyebabkan kenaikan Ib adalah naiknya harga cabe merah sebesar 8,61 persen, beras sebesar 5,96 persen, ikan asap sebesar 2,02 persen, minyak tanah sebesar 1,82 persen, ikan asin kering sebesar 1,64 persen, sewa rumah sebesar 1,55 persen, emping melinjo dan cabe rawit masingmasing sebesar 1,19 persen, telur ayam sebesar 1,14 persen, gula pasir sebesar 1,12 persen, dan ikan gabus sebesar 1,06 persen.
c. Subsektor Perkebunan Rakyat (NTPPR) Pada Oktober 2011 NTPR mengalami penurunan sebesar 1,40 persen. Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani mengalami penurunan sebesar 1,01 persen sedangkan indeks harga yang dibayar petani mengalami kenaikan sebesar 0,39 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 47/11/14/Th. XII, 1 November 2011
5
Penurunan indeks harga yang diterima petani disebabkan oleh turunnya indeks harga kelompok tanaman perkebunan rakyat sebesar 1,01 persen. Komoditas yang menyebabkan turunnya It adalah harga kelapa sawit dengan andil sebesar 28,46 persen dan karet sebesar 24,18 persen. Sementara itu, kenaikan indeks harga yang dibayar petani (Ib) disebabkan naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,49 persen dan indeks BPPBM sebesar 0,02 persen. Komoditas yang menyebabkan kenaikan Ib adalah naiknya harga cabe merah sebesar 7,68 persen, beras sebesar 6,59 persen, udang sebesar 2,87 persen, ikan asap sebesar 2,10 persen, minyak tanah sebesar 2,07 persen, ikan asin kering sebesar 1,98 persen, sewa rumah sebesar 1,66 persen, emping melinjo sebesar 1,29 persen, minyak goreng sebesar 1,25 persen, mie instant sebesar 1,21 persen, ikan gabus sebesar 1,16 persen, dan daging ayam sebesar 1,15 persen.
d. Subsektor Peternakan (NTPPT) Pada Oktober 2011, NTPT mengalami penurunan sebesar 0,30 persen, hal ini terjadi karena indeks harga yang diterima petani mengalami penurunan sebesar 0,01 persen sedangkan indeks harga yang dibayar petani mengalami kenaikan sebesar 0,29 persen. Penurunan yang terjadi pada indeks harga yang diterima petani disebabkan oleh turunnya indeks harga pada kelompok unggas sebesar 0,03 persen dan kelompok ternak kecil sebesar 0,02 persen. Komoditas yang menyebabkan penurunan It adalah turunnya harga ayam dengan andil sebesar 0,41 persen, kambing sebesar 0,16 persen, dan itik/bebek sebesar 0,02 persen. Kenaikan indeks harga yang dibayar petani disebabkan oleh kenaikan indeks harga untuk barangbarang konsumsi rumah tangga sebesar 0,53. Sedangkan komoditas yang menyebabkan kenaikan Ib adalah naiknya harga beras sebesar 9,11 persen, cabe rawit sebesar 2,75 persen, cabe merah sebesar 2,31 persen, udang sebesar 1,96 persen, ikan asap sebesar 1,51 persen, minyak tanah sebesar 1,34 persen, sewa rumah sebesar 1,27 persen, daging ayam sebesar 0,93 persen, emping melinjo sebesar 0,91 persen, ikan gabus sebesar 0,83 persen, ikan asin kering sebesar 0,78 persen, mie instant sebesar 0,77 persen, dan minyak goreng sebesar 0,63 persen.
e. Subsektor Perikanan (NTPN) Pada Oktober 2011, NTPN mengalami penurunan sebesar 0,41 persen, hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani mengalami penurunan sebesar 0,11 persen sedangkan indeks harga yang dibayar petani mengalami kenakan sebesar 0,29 persen. Penurunan indeks harga yang diterima petani disebabkan oleh terjadinya penurunan indeks harga kelompok budidaya sebesar 0,44 persen dan kelompok penangkapan sebesar 0,08 persen. Komoditas yang menyebabkan penurunan It yaitu turunnya harga ikan tenggiri sebesar 3,25 persen, ikan mas sebesar 1,15 persen, dan ikan lele sebesar 0,84 persen. Sementara kenaikan indeks harga yang dibayar petani disebabkan naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,41 persen dan indeks BPPBM sebesar 0,04 persen, Komoditas yang menyebabkan kenaikan Ib yaitu naiknya harga cabe merah sebesar 5,55 persen, beras sebesar 3,69 persen, udang 2,48 persen, ikan asap sebesar 1,59 persen, telur ayam sebesar 1,03 persen, emping melinjo sebesar 0,96 persen, ikan asin kering 0,87 persen, ikan gabus sebesar 0,84 persen, biskuit sebesar 0,80 persen, sewa rumah 0,77 persen, dan daging ayam 0,74 persen.
6
Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 47/11/14/Th. XII, 1 November 2011
Tabel 3. Nilai Tukar Petani Per Subsektor dan Perubahannya Oktober 2011 (2007 = 100)
1
2
September 2011
Oktober 2011
[1]
[2]
[3]
[4]
141.23 139.72 150.40 124.55 125.68 119.25
141.17 139.72 150.02 125.07 126.24 119.59
-0.04 0.00 -0.25 0.42 0.45 0.29
143.14 145.11 141.34
144.62 146.33 143.05
1.03 0.84 1.21
Indeks Harga yang Dibayar (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM Tanaman Perkebunan Rakyat a Indeks Harga yang Diterima (It) - Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM Peternakan a Indeks Harga yang Diterima (It) - Ternak Besar
124.10 124.09 124.16
124.62 124.69 124.35
0.42 0.48 0.15
129.63 129.63 127.12 124.20 139.13
128.33 128.33 127.62 124.81 139.16
-1.01 -1.01 0.39 0.49 0.02
133.20 130.36
133.18 130.36
-0.01 0.00
- Ternak Kecil - Unggas - Hasil Ternak Indeks Harga yang Dibayar (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM
176.42 121.85 150.25 131.99 126.78 139.19
176.39 121.81 150.25 132.38 127.45 139.19
-0.02 -0.03 0.00 0.29 0.53 0.00
Perikanan a Indeks Harga yang Diterima (It) - Penangkapan - Budi daya b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM
113.91 114.82 106.01 122.87 123.78 120.84
113.79 114.73 105.54 123.23 124.28 120.88
-0.11 -0.08 -0.44 0.29 0.41 0.04
Tanaman Pangan A Indeks Harga yang Diterima (It) - Padi - Palawija B Indeks Harga yang Dibayar (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM Hortikultura A Indeks Harga yang Diterima (It) - Sayur-sayuran - Buah-buahan B
3
4
b
5
% Perub Okt ’11 thd Sept ‘11
Subsektor dan Kelompok
Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 47/11/14/Th. XII, 1 November 2011
7
4. Perbandingan NTP Antar Provinsi di Pulau Sumatera Dari 10 provinsi di Pulau Sumatera yang melaporkan hasil survei harga produsen dan konsumen perdesaan hingga Oktober 2011, NTP mengalami penurunan di 5 (lima) provinsi, kenaikan terjadi di 4 (empat) provinsi, sedangkan 1 (satu) provinsi tidak mengalami perubahan. Penurunan tertinggi pada Oktober 2011 terjadi di Provinsi Riau sebesar 0,53 persen dan kenaikan tertinggi terjadi di Provinsi Bangka Belitung sebesar 0,96 persen seperti terlihat pada tabel 4 berikut: Tabel 4. Nilai Tukar Petani 10 Provinsi Di Pulau Sumatera Oktober 2011 (2007 = 100)
No,
Provinsi
September 2011
NTP Oktober 2011
Perubahan (%)
[1]
[2]
[3]
[4]
[5]
1
NAD
104.13
2
Sumatera Utara
104.17
0.03
103.03
103.56
0.52
3
Sumatera Barat
106.48
106.67
0.18
4
Riau
104.87
104.32
-0.53
5
Jambi
96.04
95.58
-0.48
6
Sumatera Selatan
109.50
109.50
0.00
7
Bengkulu
101.71
101.63
-0.08
8
Lampung
123.70
123.67
-0.02
9
Bangka Belitung
99.67
100.63
0.96
10
Kepulauan Riau
103.40
103.32
-0.08
5. Indeks Harga Konsumen Pedesaan Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka Inflasi/Deflasi di wilayah pedesaan. Pada Oktober 2011, terjadi inflasi pedesaan di Provinsi Riau sebesar 0,47 persen. Jika dilihat dari kelompok pengeluaran konsumsi rumah tangga, inflasi perdesaan terjadi karena kenaikan indeks harga terjadi pada hampir semua kelompok pengeluaran konsumsi rumah tangga yaitu kelompok bahan makanan sebesar 0,80 persen, kelompok perumahan sebesar 0,59 persen, kelompok makanan jadi, rokok dan tembakau sebesar 0,21 persen, kelompok kesehatan, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga, serta kelompok transportasi dan komunikasi masing-masing sebesar 0,01 persen. Sedangkan kelompok sandang mengalami penurunan sebesar 0,32 persen. Inflasi ”year-on-year” Oktober 2011 yaitu konsumsi rumah tangga Oktober 2011 terhadap Oktober 2010 adalah sebesar 4,42 persen, dan inflasi kumulatif (Oktober 2011 terhadap Desember 2010) sebesar 2,62 persen, seperti terlihat pada tabel 5 berikut:
8
Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 47/11/14/Th. XII, 1 November 2011
Tabel 5. Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Pedesaan Provinsi Riau Menurut Kelompok Pengeluaran Oktober 2011 (2007 = 100) Indeks Harga Konsumen Pedesaan Kelompok Pengeluaran [1]
Konsumsi Rumah Tangga
Okt’10
Des’10
Sept’11
[2]
[3]
[4]
Perubahan (%)
Okt’11 [5]
Okt'11 thd Okt'10
Okt'11 thd Des'10
Okt'11 thd Sept'11
[6]
[7]
[8]
120.00
122.11
124.72
125.31
4.42
2.62
0.47
Bahan Makanan
124.31
127.85
129.52
130.56
5.03
2.12
0.80
Makanan Jadi, Rokok & Tembakau
118.81
119.72
124.62
124.88
5.11
4.31
0.21
Perumahan
111.57
112.47
115.18
115.85
3.84
3.01
0.59
Sandang
126.72
128.26
132.81
132.38
4.46
3.21
-0.32
Kesehatan
118.59
119.31
118.95
118.95
0.31
-0.30
0.01
Pendidikan, Rekreasi, & OR
111.66
111.70
114.62
114.64
2.67
2.63
0.01
Transportasi & Komunikasi
108.78
109.32
110.40
110.41
1.50
1.00
0.01
Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 47/11/14/Th. XII, 1 November 2011
9