Memorandum Program Sektor Sanitasi
i
Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan berkah dan karunia-Nya kepada kita semua, sehingga dokumen Memorandum Program Sektor Sanitasi (MPSS) telah dapat disusun dan disajikan menjadi suatu dokumen yang merupakan terminal dari seluruh dokumen perencanaan terkait sektor sanitasi Kota Pariaman tahun 2013-2017. Dokumen ini merupakan satu rangkaian yang tidak terpisahkan dengan dokumen lainnya yang telah tersusun yang berkaitan dengan perencanaan sektor sanitasi yaitu Buku Putih Sanitasi (BPS) dan Strategi Sanitasi Kota Pariaman 2013-2017. Dokumen Memorandum Program Sektor Sanitasi ini merupakan bagian dari Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) yang digalang oleh Pemerintah Pusat dalam rangka mempercepat pembangunan sektor sanitasi Nasional dan pemenuhan partisipasi internasional untuk pencapaian target MDG’s 2015. Sebagai suatu entitas yang mengemban amanat rakyat, pemerintah Kota Pariaman dalam melaksanakan hak dan kewajibannya berkomitmen memiliki rencana yang matang. MPSS merupakan implementasi dari pedoman pelaksanaan tugas Negara dalam hal pengurusan keuangan. Dokumen ini utamanya berisi Rencana Penganggaran dan kesepakatan atau komitmen bersama dari berbagai pihak terkait untuk mendukung Kota Pariaman dalam menyusun rencana program investasi pembangunan sektor sanitasi dalam rangka Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP), yang secara teknis telah disusun berdasarkan hasil studi dan sinkronisasi dengan semua dokumen perencanaan lain yang terkait sanitasi, analisis kelembagaan, kemampuan keuangan daerah dan data pendukung lainnya yang berkaitan dengan rencana implementasi. Dengan telah tersusunnya Program dan Anggaran sektor sanitasi untuk Jangka Menengah diharapkan perencanaan tahunan dapat dilakukan lebih optimal dan matang. Dokumen ini bersifat “ terbuka” dan akan selalu di-update berdasarkan pencapaian kesepakatan pendanaan ataupun sesuai dengan kemajuan yang telah dicapai. Pemerintah bersama pemangku kepentingan Kota Pariaman dengan ini menyatakan komitmen penuh dalam mendukung program pengembangan sanitasi Jangka Menengah ini, serta berupaya mendorong pelaksanaan kebijakan pengembangan sanitasi yang lebih efektif, partisipatif dan berkelanjutan. Dengan adanya MPSS ini, disamping akan makin mendorong komitmen Pemerintah Kota Pariaman dalam menyusun program investasi bidang sanitasi juga diharapkan dapat memberikan penguatan dalam prosedur dan komitmen dukungan pendanaan dari lingkungan eksternal Pemerintah Kota, baik dari Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, Pemerintah Pusat, Bantuan Luar Negeri, Masyarakat atau Kerjasama dengan Swasta serta semua pihak yang peduli terhadap pengembangan sektor sanitasi. Semoga dokumen ini dapat dilaksanakan dengan komitmen penuh dan optimal serta bermanfaat bagi semua pihak. Amin. Pariaman,
November 2012
WALIKOTA PARIAMAN
MUKHLIS R
Memorandum Program Sektor Sanitasi
ii
Daftar Isi Kata Pengantar ............................................................................................................................................................ ii Daftar Isi ................................................................................................................................................................... iii Daftar Singkatan....................................................................................................................................................... iiiv BAB I. PENDAHULUAN............................................................................................................................................... 1 1.1
Maksud dan Tujuan ..................................................................................................................................... 1
1.2
Resume Permasalahan Sub-sektor Sanitasi ............................................................................................... 2
1.3
Resume Program Prioritas dan Justifikasinya ............................................................................................. 8
1.3.1 1.3.2 1.3.3 1.3.4
Sub-sektor Air Limbah .........................................................................................................................8 Sub-sektor Persampahan ..................................................................................................................10 Sub-sektor Drainase Permukiman .....................................................................................................10 Aspek PHBS ......................................................................................................................................13
BAB II. MEMORANDUM PROGRAM JANGKA MENENGAH................................................................................... 15 2.1 2.1.1 2.1.2 2.1.3 2.2 2.2.1 2.2.2 2.2.3
Sumber Dana Pemerintah ....................................................................................................................... 15 Lembar Kesepakatan Pemerintah Kota / Kab ....................................................................................15 Lembar Kesepakatan Pemerintah Provinsi ........................................................................................16 Lembar Kesepakatan Pemerintah Pusat ...........................................................................................18 Sumber Dana Non Pemerintah ................................................................................................................. 19 Lembar Kesepakatan Partisipasi Swasta (Dunia Usaha / CSR / LSM)..............................................19 Lembar Kesepakatan Masyarakat .....................................................................................................20 Lembar Kesepakatan Lembaga Donor ..............................................................................................21
BAB III. RENCANA IMPLEMENTASI DAN PENGELOLAAN PROGRAM ............................................................... 22 3.1
Manajemen dan Organisasi Pelaksana ................................................................................................... 22
3.2
Rencana Pengadaan Barang dan Jasa ................................................................................................... 22
3.3
Rencana Monitoring dan Evaluasi Tahunan ............................................................................................ 23
LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................................................................................
Memorandum Program Sektor Sanitasi
iii
DAFTAR SINGKATAN ADB AMDAL AMPL APBN APBD AUSAID BABS BAKD BAPPEDA BAPPENAS B3 BLU BLUD CBD CDM CK CLTS CF CSR CSS DAK DAU DSCR DED DEWAT(S) DIPK DLH DPRD DPU EIA EIRR EHRA FIRR FS IndII INPRES IPAL IPLT ISSDP JBIC JICA KAK
: : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : :
Asian Development Bank Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Australian Aid Agency Buang Air Besar Sembarangan Bina Administrasi Keuangan Daerah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Bahan Berbahaya dan Beracun Badan Layanan Umum Badan Layanan Umum Daerah Central Business District Clean Development Mechanism Cipta Karya Community-Led Total Sanitation City Facilitator Corporate Social Responsibility City Sanitation Strategy (SSK) Dana Alokasi Khusus Dana Alokasi Umum Debt Service Coverage Ratio Detailed Engineering Design Decentralized Waste Water Treatment System Daftar Isian Pengusulan Kegiatan Dinas Lingkungan Hidup Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Dinas Pekerjaan Umum Environmental Impact Assessment Economic Internal Rate of Return Environmental Health Risk Assessment Financial Internal Rate of Return Feasibility Study Indonesia Infrastructure Initiative Instruksi Presiden Instalasi Pengolahan Air Limbah Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja Indonesia Sanitation Sectors Development Program Japan Bank for International Cooperation Japan International Cooperation Agency Kerangka Acuan Kerja Memorandum Program Sektor Sanitasi
iv
KDH KEPPRES KLH K/L KMW KNSP KPS KSM KUA LARAP LSM MCK MDF MDGs MONEV MP Musrenbang NGO NSPK PAD PE PEMDA PERMENDAGRI PERMENKES PERMEN-PU PEMKOT PEMPROV PHBS PHLN PIU PMU POKJA SAN PP PPP PPLP PPA PPSP PSS PSP PU RAMP Renja Renstra RKA
: : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : :
Kepala Daerah Keputusan Presiden Kementrian Lingkungan Hidup Kementrian dan Lembaga Konsultan Managemen Wilayah Kebijakan Nasional Strategi Pembangunan Kemitraan Pemerintah dan Swasta Kelompok Swadaya Masyarakat Kebijakan Umum Anggaran Land Acquisition and Resettlement Plan Lembaga Swadaya Masyarakat Mandi Cuci dan Kakus Municipal Development Funds Millenium Development Goals Monitoring dan Evaluasi Memorandum Program Musyawarah Perencanaan Pembangunan Non-Governmental Organization Norma Standar Pedoman dan Kriteria Pendapatan Asli Daerah Population Equivalent Pemerintah Daerah Peraturan Menteri Dalam Negeri Peraturan Menteri Kesehatan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Pemerintah Kota Pemerintah Provinsi Pola Hidup Bersih dan Sehat Pinjaman dan atau Hibah Luar Negeri Project Implementing Unit Project Management Unit Kelompok Kerja Sanitasi Peraturan Pemerintah Public-Private Partnership Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman Prioritas Plafon Anggaran Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman Peta Sistem Sanitasi Private Sector Participation Pekerjaan Umum Risk Assessment and Mitigation Program Rencana Kerja Rencana Strategis Rencana Kegiatan dan Anggaran Memorandum Program Sektor Sanitasi
v
RKPD RPJMD RPIJM RPJMN 3R RTS Rusunawa Sanimas SanDG SanTT Satker Satgas SILPA SK SKPD SLA SNI SPAL SPAM SPM SSK TA TAPD ToR TPA TPS TPST TTPS UDPK UU USDP WASAP WASPOLA WB WSP-EAP
: : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : :
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Rencana Program Investasi Jangka menengah Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Reduce, Reuse and Recycle Rencana Tindak Sanitasi Rumah Susun Sederhana Sewa Sanitasi berbasis Masyarakat Sanitation Donor Group Sanitation Technical Team Satuan Kerja Satuan Tugas Sisa Lebih Penggunaan Anggaran Surat Keputusan Satuan Kerja Perangkat Daerah Subsidiary Loan Agreement Standar Nasional Indonesia Sistem Penyaluran Air Limbah Sistem Penyediaan Air Minum Standar Pelayanan Minimum Strategi Sanitasi Kota Technical Assistance Tim Anggaran Pemerintah Daerah Term of Reference Tempat Pemrosesan Akhir Tempat Penampungan Sementara Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu Tim Teknis Pembangunan Sanitasi Unit Daur Ulang dan Pembuatan Kompos Undang-Undang Urban Sanitation Development Project Water and Sanitation Program Water and Sanitation Policy Action Planning Project World Bank Water and Sanitation Program - East Asia Pacific
Memorandum Program Sektor Sanitasi
vi
BAB 1.
PENDAHULUAN
Program dan Kegiatan dalam dokumen ini merupakan hasil konsolidasi dan integrasi dari berbagai dokumen perencanaan terkait pengembangan sektor sanitasi dari berbagai kelembagaan terkait, baik sinkronisasi dan koordinasi pada tingkat Kab/Kota, Provinsi maupun Kementerian / Lembaga untuk periode Jangka Menengah. Dari sisi penganggaran, dokumen ini juga memuat rancangan dan komitmen pendanaan untuk implementasinya, baik komitmen alokasi peng-anggaran pada tingkat Kab/Kota, Provinsi, Pusat maupun dari sumber pendanaan lainnya. Untuk sumber penganggaran dari sektor Pemerintah, keseluruhan komitmen dalam dokumen ini akan menjadi acuan dalam tindak lanjut melalui proses penganggaran formal tahunan. Beberapa pokok utama yang telah dicapai dengan penyusunan dokumen ini antara lain : Pemrograman telah mempertimbangkan komitmen bersama antara kemampuan APBD Pemda dan pendanaan Pemerintah Pusat maupun partisipasi dari sektor pendanaan lain yang peduli sanitasi. Program dan Anggaran untuk 5 tahun ke depan sudah diketahui, sehingga perencanaan lebih optimal dan matang. Memorandum program investasi Kota Pariaman merupakan rekapitulasi dari semua dokumen perencanaan sanitasi dan telah disusun dengan mempertimbangkan kemampuan Kota Pariaman dari aspek teknis, biaya dan waktu. Memorandum program investasi ini dilengkapi dengan kesepakatan pendanaan yang diwujudkan melalui persetujuan dan tanda tangan dari Bupati/Walikota/Gubernur selaku kepala daerah. Program investasi sektor Sanitasi ini telah disusun berdasarkan prioritas menurut kebutuhan kabupaten/kota untuk memenuhi sasaran dan rencana pembangunan Kota Pariaman. Penyusunan rencana program investasi ini telah ditekankan aspek keterpaduan antara pengembangan wilayah/ kawasan dengan pengembangan sektor bidang yang terkait kesanitasian, yang mencakup: Koordinasi Pengaturan, Integrasi Perencanaan, dan Sinkronisasi Program berdasarkan Skala Prioritas tertentu atau yang diterapkan yang paling sesuai dalam rangka menjawab tantangan pembangunan. Memorandum program ini dilengkapi dengan table-tabel rencana investasi program, rencana pelaksanaan periode sampai akhir 5 (lima) tahun ke depan, dan peta-peta pokok yang dapat menjelaskan arah pengembangan dan struktur ruang kotanya. 1.1
Maksud dan Tujuan
Maksud : Tersusunnya dokumen rencana strategi dan komitmen pendanaan oleh pemerintah Kota Pariaman dan pihak terkait untuk implementasi pembangunan sektor sanitasi yang komprehensif Jangka Menengah. Secara umum MPSS ini secara spesifik bersifat sebagai “Expenditure Plan” – khususnya untuk program pembangunan sektor sanitasi. Tujuan: MPSS diharapkan dapat dipakai sebagai pedoman penganggaran pendanaan untuk implementasi pelaksanaan pembangunan sanitasi mulai tahun 2013 sampai dengan tahun 2017 yang telah tercantum dalam dokumen Strategi Sanitasi Kota. Dapat memberikan gambaran tentang kebijakan pendanaan untuk implementasi pembangunan Sanitasi Kota Pariaman selama 5 tahun yaitu tahun 2013 sampai dengan tahun 2017. Dipergunakan sebagai dasar penyusunan Rencana Operasional tahapan pembangunan sanitasi. Dipergunakan sebagai dasar dan pedoman bagi Memorandum Program Sektor Sanitasi
1
semua pihak (instansi, masyarakat dan pihak swasta) yang akan melibatkan diri untuk mendukung dan berpartisipasi dalam pembangunan sanitasi Kota Pariaman
Peningkatan kesadaran atas pentingnya sanitasi permukiman
Pemantapan kelembagaan dan pengaturan
Penyusunan Strategi Sanitasi Kota (SSK)
Implementasi Pembangunan Fisik dan Non Fisik
Penyusunan Memorandum Program
Monitoring dan Evaluasi
1.2 Resume Permasalahan Sub-sektor Sanitasi Permasalahan utama sektor sanitasi selama ini adalah bahwa sanitasi belum menjadi prioritas dalam pembangunan. Pada tahun 2012, pengganggaran sektor sanitasi dari APBD hanya berkisar 1% (tidak termasuk pembiayaan dari DAK). Belum lagi kesadaran masyarakat yang juga relatif rendah. Jika dirinci permasalahan sanitasi di Kota Pariaman, dapat diuraikan pada tabel 1.1 berikut : Tabel 1.1 Resume Permasalahan sub sektor sanitasi Kota Pariaman SUB SEKTOR 1. AIR LIMBAH DOMESTIK System Air Limbah :
PERMASALAHAN
Berdasarkan hasil EHRA masyarakat Kota Pariaman pada umumnya sudah mempunyai jamban pribadi dengan persentase tertinggi terdapat di Kecamatan Pariaman Tengah (74,80 %), diikuti Pariaman Selatan (71,29 %), dan Pariaman Timur 67,10 %. Persentase kepemilikan jamban pribadi yang terendah terdapat di Pariaman Utara yaitu 53,80 %. Dari grafik juga terlihat masih ada masyarakat yang menggunakan WC helikopter sebagai tempat buang air besar walaupun jumlahnya tidak mencapai 20 %, demikian pula dengan penggunaan tempat buang air besar lainnya.
Pa ri a ma n Ut a ra
Lu b an g G al ia n S elok an , Pa rit ata u Go t
53 ,8 0%
Ke bu n S u ng ai , Pa nta i La u t
Pa ri a ma n Tim ur
WC H el ik op te r 6 7, 10 %
WC U mu m Jam ba n Pr ib ad i
Pa ria m a n Te nga h
74, 80 %
Pa ria ma n Se l a ta n
71 ,2 0% 0 ,0 0%
1 0, 00 %
Memorandum Program Sektor Sanitasi
20 , 00 %
3 0 ,0 0%
40 , 00 %
5 0, 0 0%
6 0, 00 %
7 0 ,0 0 %
8 0, 00 %
2
Berdasarkan hasil survey EHRA, tempat penyaluran akhir tinja yang paling banyak digunakan masyarakat Kota Pariaman adalah tangki septik yaitu Pariaman Tengah 59,40 % , Pariaman Selatan 56,70 %, dan Pariaman Timur 42,00 %. Sedangkan suspek tidak aman banyak digunakan di Pariaman Utara (42,40%), Pariaman Timur (41,30 %), Pariaman Tengah (35,00 %), dan Pariaman Selatan (27,80 %).
2 0, 00 % Pariama n Utara
4 2,4 0% 37,60%
1 6, 70 %
41,30% 42,00%
Paria man Timur
T idak terklasif ikas i S uspek T idak Aman
5,60% Paria man Tengah
35 ,00 % 5 9,4 0%
T angki S eptic/
15, 50%
27,80%
Pa riam an Se la ta n
56,70% 0, 00%
10,00%
20, 00 %
30,00%
40, 00%
50 ,0 0%
60, 00%
70 ,0 0%
Pendanaan : 1.
APBD untuk sektor sanitasi masih terbatas. Anggaran yang dialokasikan untuk kegiatan sanitasi di APBD tidak cukup signifikan karena dari hasil studi keuangan, kota Pariaman baru mengalokasikan kegiatan sanitasi dari dana APBD berkisar antara 1–1,5%.
2.
Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang rendah. Jika dilihat dari data APBD Kota Pariaman untuk periode tahun 2003 - 2007, dapat diketahui bahwa PAD kota masih relatif kecil jika dibandingkan dengan total anggaran. Oleh karena itu dana perimbangan masih menjadi motor utama dalam pembentukan anggaran Kota Pariaman. Dalam hal ini PAD Kota Pariaman rata-rata menyumbangkan lebih dari 10% dari total pendapatan kota dengan tingkat pertumbuhan rata-rata sebesar 5,36%.
3.
Pelibatan pendanaan swasta dan masyarakat masih kurang Pengadaan layanan publik khusunya sanitasi oleh pemerintah Kota Pariaman seringkali terbentur dengan keterbatasan dana. Dengan pendanaan internal kota yang tersedia layanan seringkali belum dapat diselenggarakan secara maksimal, sehingga perlu ditetapkan cara lain agar layanan dapat terselengara dengan baik.
Kelembagaan dan Peraturan Undang-Undang :
Belum memadainya perangkat perda yang diperlukan dalam pengelolaan
Rendahnya koordinasi antar instansi dalam penetapan kebijakan
Memorandum Program Sektor Sanitasi
3
Peran Masyarakat :
Masih rendahnya kesadaran masyarakat Terbatasnya penyelenggaraan pengembangan system yang berbasis masyarakat Masih kurangnya sosialisasi mengenai pentingnya pengelolaan Rendahnya koordinasi antar instansi terkait dalam menggerakkan masyarakat
2. PERSAMPAHAN Sistem Persampahan Domestik : Berdasarkan hasil EHRA, umumnya masyarakat Pariaman tidak melakukan pemilahan terhadap sampah rumah tangga yaitu Pariaman Utara 65,60 % , Pariaman Timur 69,10 %, Pariaman Tengah 42,30 % dan Pariaman Selatan 58,00 %. Mengingat di Pariaman Tengah saat ini sudah ada upaya melakukan pemilahan sampah organic dengan sampah an organic terutama masyarakat yang berada di kawasan TPST 3R. Pariam an Utara
6 5,60%
Pariam an Ti mur
69 ,10 %
Sel alu Seri ng Kadang Kadang Tidak Pernah
P ariam an Tengah
42 ,3 0%
Pariam an S elatan
58 ,0 0% 0, 00%
10, 00%
20,00%
30, 00%
40, 00%
50, 00%
60,00%
70,00%
80, 00%
Dari hasil EHRA, masyarakat Pariaman mengolah sampah dengan cara: Dibakar 70 % Dibuang ke TPS 11,20% Dibuang ke lahan kosong 9,20 % Dibuang ke sungai/ke kali 3, 90% Dibuang/dikubur 3,30% La i nny a
0, 60 %
Di b u a n g Ke L a h a n Ko so n g
Di b i a rka n Sa j a
9, 20 %
1, 00 %
D ib u a n g K e S u n g a i , ka li
3 ,9 0%
K o ta P a ria m a n
70 ,8 0%
Di b a k a r
D ib u a n g / Di ku b u r
D ib u a n g k e T PS
0, 00 %
3, 30%
1 1, 20 % 10 ,0 0% 2 0, 00 % 3 0, 00 % 40 ,0 0% 50, 00 % 60 ,0 0% 7 0, 00% 8 0, 00 %
Memorandum Program Sektor Sanitasi
4
Berdasarkan hasil EHRA pada umumnya masyarakat Kota Pariaman tidak melakukan pengomposan yaitu Pariaman Utara 95,80%, Pariaman Timur 96,80 %, Pariaman Tengah 98,30 %, dan Pariaman Selatan 98,50%.
95,80% Pariaman Utara
96,80% Pariaman Ti mur
Ya Pariaman Tengah
98,50%
Pariaman Selatan
0,00%
Tidak
9 8,30%
20,00%
40, 00%
60, 00%
80, 00%
100,00%
120,00%
Saat ini sampah dibuang di TPA Tungkal Selayan dengan system control landfill. Karena belum adanya system pengolahan lindi dan lapisan dasar yang impermeable, saat ini terdapat keluhan dari masyarakat sekitar adanya gatal-gatal dan penyakit kulit. Kapasitas Pengelolaan Sampah : Cakupan pelayanan sampah perkotaan masih 26% karena masih terbatasnya sarana-prasarana pengelolaan Pendanaan : Penarikan retribusi sampah belum optimal Pola penanganan juga belum optimal Peran Serta Masyarakat dan Dunia Usaha/Swasta : Potensi masyarakat belum berkembang secara sistematis Rendahnya investasi dunia usaha/swasta Peraturan Perundangan dan Penegakan hukum : Penerapan sanksi belum efektif
3.
DRAINASE LINGKUNGAN
Sistem Drainase Lingkungan : Berdasarkan hasil survey EHRA 41,00 % masyarakat Kota Pariaman tidak memiliki sarana pengolahan air limbah, 30,70 % menggunakan parit, 18,20 % menggunakan sumur resapan dan 2,50 % tidak terklasifikasikan. Memorandum Program Sektor Sanitasi
5
45,00%
41,00% 40,00%
Tidak Ada
35,00%
30,70% 30,00%
Ada, beru pa Parit
25,00%
Ada, beru pa Sumur Serapan
18,20%
20,00% 15,00%
Ada, Sarana Lain nya
10,00%
7,50%
5,00%
2,50%
0,00%
Tidak Terklasifikasi kan
KOT A PARIAM AN
Sistem drainase yang ada saat ini baru melayani 20% masyarakat, sebahagian masih tercampur dengan air Iimbah, air limpasan hujan, air irigasi dan air tanah. SUB Perencanaan : Belum adanya perencanaan umum (masterplan) untuk perencanaan drainase dan air limbah.
4. PHBS Berdasarkan hasil EHRA pemakaian sabun bagi anggota keluarga persentase tertinggi adalah untuk mandi yaitu Pariaman Timur 97,10 %, Pariaman Selatan 96,80 %, Pariaman Tengah 96,70 % dan Pariaman Utara 93,20 %. Sedangkan lebih dari 80 % masyarakat kota Pariaman menggunakan sabun untuk mencuci peralatan minum, makan dan masak, dan mencuci pakaian, lebih dari 50 % menggunakan sabun untuk memandikan anak, sisanya menggunakan sabun untuk mencebokkan pantat anak, mencuci tangan anak dan lainnya. lai nnya Pari aman U tara
M encuci pakain 93, 20% M encuci peral atan mi num, makan dan masak M encuci tangan anak
Pariaman Timur 97,10%
M encuci tangan Pari aman Tengah
M encebokan pantat anak 96,7 0%
M emandi kan anak
M andi
Pariaman Selatan 96, 80% 0,00%
20, 00%
40,00%
Memorandum Program Sektor Sanitasi
60,00%
80, 00%
100,00%
120, 00%
6
Berdasarkan hasil EHRA persentase tertinggi kebiasaan cuci tangan pakai sabun bagi anggota keluarga pada saat penting adalah sebelum makan yaitu Pariaman Selatan 74,90 %, Pariaman Tengah 71,00 %, Pariiaman Utara 54,40 %, dan Pariaman Timur 45,90 %. Sedangkan persentase kedua tertinngi adalah setelah buang ai besar yaitu Pariaman Tengah 71,00 %, pariaman Selatan 60,80 %, Pariaman Timur 59,90 %, dan Pariaman Utara 50,30 %. Sementara sisanya menggunakan sabun setelah memegang hewan, sebelum menyiapkan makanan, setelah mencebokkan pantat anak, dan sebelum menyuapi anak.
Pari aman Utara
Sete lah memegang he wan
54 ,4 0% 50 ,3 0%
Sebelum menyiapkan ma kana Pari aman Ti mur
45 ,9 0%
Sebelum menyuapi anak
59 ,9 0%
Sebelum makan P aria man Tengah
71 ,0 0% 71 ,0 0% Sete lah buang air be sar
P ari aman Sel atan
60,80 % 0, 00%
10, 00%
20, 00%
30,00%
40,00%
50, 00%
60, 00%
70, 00%
74,90 %
Sete lah mencebokan anak
80,00%
Disamping itu, permasalahan non teknis lainnya adalah belum adanya payung hukum yang kuat yang bersifat mengatur teknis pengelolaan sanitasi baik itu untuk persampahan, air limbah maupun drainase. Peraturan Daerah yang ada saat ini masih belum efektif, dilihat dari substansi maupun penerapan sanksi. 1.3
Resume Sasaran Sampai dengan Tahun 2012 -2017
Table berikut berisi resume Sasaran prioritas yang akan dicapai pada pembangunan Sektor Sanitasi dan Aspek PHBS sampai dengan periode Tahun 2017. Uraian resume sasaran sudah disusun berdasarkan Tingkat Prioritas dan merupakan hasil kesepakatan seluruh anggota Pokja. Penetapan Sasaran dengan mempertimbangkan “Permasalahan Utama” seperti yang diuraikan pada sub bab 1.2 diatas. Uraian secara detail tersedia pada dokumen SSK Bab 4. Tabel 1.5 Resume Sasaran Sampai dengan Tahun 2017. Sub Sektor Air Limbah 1. Adanya 1 buah IPLT untuk skala Kota Pariaman 2. Adanya pengelolaan air limbah domestik skala kawasan dan non domestik pada 10 lokasi percontohan 3. Meningkatnya cakupan kepemilikan jamban keluarga dengan penggunaan tangki septik dari 57% menjadi Memorandum Program Sektor Sanitasi
7
100% di akhir 2017 4. Adanya Koordinasi dan penetapan kebijakan dalam pengelolaan Limbah dalam bentuk perwako/perda sebanyak 1 buah. 5. Peningkatan kapasitas laboratorium lingkungan di Sektor Air limbah sebanyak 1 (satu) unit. 6. Peningkatan peran lembaga masyarakat (KSM) dalam pengelolaan Air limbah sebanyak 5 KSM 1. Meningkatnya dukungan dunia usaha melalui CSR sektor limbah sebanyak 1 kemitraan.
Sub Sektor Persampahan 2. 3. 4. 5.
Meningkatnya luas daerah pelayanan persampahan dari 27% menjadi 70% Adanya 1 buah TPA yang memadai dengan sistem sanitary landfill Meningkatnya pengelolaan sampah 3R oleh dari 7,5% menjadi 89% Adanya Koordinasi dan penetapan kebijakan dalam pengelolaan Sampah dalam bentuk perwako/perda sebanyak 1 buah. 6. Peningkatan peran lembaga masyarakat (KSM) dalam pengelolaan Sampah sebanyak 10 KSM. 7. Meningkatnya dukungan dunia usaha melalui CSR sektor Sampah sebanyak 1 kemitraan.
Sub Sektor Drainase Lingkungan 1. Mengurangi luas daerah genangan Kota Pariaman dari 13,75% menjadi 3,75% (10 %) 2. Adanya Koordinasi dan penetapan kebijakan dalam pengelolaan Drainase dalam bentuk perwako/perda sebanyak 1 buah.
Aspek PHBS 1. Meningkatnya akses air bersih masyarakat dari 70% menjadi 85% pada tahun 2017 2. Meningkatnya jumlah desa sehat sebesar 20% 3. Adanya Koordinasi dan penetapan kebijakan dalam pengelolaan PHBS dalam bentuk perwako/perda sebanyak 2 buah. 4. Peningkatan peran lembaga masyarakat (KSM) dalam pengelolaan PHBS sebanyak 5 KSM 5. Meningkatkan peran media dalam kampanye PHBS sebanyak 3 media. 6. Meningkatnya dukungan dunia kampanye PHBS sebanyak 3 media 7. Adanya 1 buah kawasan wisata sehat pada kawasan pantai.
1.4
Resume Program Prioritas dan Justifikasinya
Untuk pencapaian sasaran yang ditetapkan dalam SSK Pariaman, ditetapkan program prioritas masing-masing subsektor untuk dilakukan dalam jangka pendek. Disamping sektor teknis, juga akan diprioritaskan sektor non teknis yaitu; kelembagaan, peraturan perundangan dan keterlibatan masyarakat dan swasta. Memorandum Program Sektor Sanitasi
8
1.4.1
Sub-sektor Air Limbah Tabel 1.2 Prioritas Program dan Kegiatan Sub Sektor Air Limbah periode 2013-2017
Prioritas 1. Program Lingkungan Sehat Perumahan Estimasi Biaya Kegiatan (Rp. Juta) 1. Penyuluhan dan kampanye BABS 250 2. Stimulan jamban untuk MBR 1.6000 3. MCK ++ - Penyuluhan dan kampanye pengelolaan 100 air limbah domestik untuk lokasi berpotensi pembangunan MCK ++ - Sosialisasi rencana pembangunan MCK 100 ++ 4. IPAL Komunal - Penyuluhan dan kampanye pengelolaan 100 air limbah domestik untuk lokasi berpotensi pembangunan IPAL/tangki septik komunal - Sosialisasi rencana pembangunan IPAL 100 Komunal - Pembangunan IPAL/tangki septik 1.000 komunal (DAK SLBM).
Justifikasi Kebutuhan akan jamban terutama untuk MBR dipenuhi dengan kegiatan stimulant yaitu untuk 12 desa prioritas. Untuk MCK umum dan MCK ++, diprioritaskan kepada lokasi-lokasi strategis seperti pasar yaitu di Kecamatan Pariaman Tengah untuk MCK umum dan MCK ++ di Kecamatan Pariaman Selatan yang lokasinya lebih luas. Untuk IPAL Komunal diprioritaskan kepada daerah padat permukiman dengan jumlah jamban tanpa septic tank paling banyak yaitu 7 desa/kel dalam Kota Pariaman.
Prioritas 1. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Limbah Estimasi Biaya Kegiatan Justifikasi (Rp. Juta) 1. Studi Kelayakan lokasi IPLT 100 Adanya pencemaran air minum oleh air 2. Studi AMDAL (UKL/UPL) Pembangunan IPLT 100 limbah domestik, terlihat dengan tingginya 3. Sosialisasi dan kampanye Rencana ecoli, dan air sumur masyarakat, sehingga Pembangunan IPLT 50 air limbah perlu dikelola secara terpusat 4. Penyusunan Rencana Detail Engineering 225 dibeberapa kawasan.` 5. Pelatihan bagi pengelola IPLT 50 6. Operasi dan Pemeliharaan IPLT 50 7. Operasi dan Pemeliharaan Truk Tinja 50 8. Pembangunan IPLT 3.500 9. supervisi Pembangunan IPLT 150 10. Pengadaan Truk Tinja 350
Memorandum Program Sektor Sanitasi
9
Peta 1.1 Lokasi Prioritas Program dan Kegiatan Sub Sektor Air Limbah Periode 2013-2017.
1.4.2
Sub-sektor Persampahan Tabel 1.2 Prioritas Program dan Kegiatan Sub Sektor Persampahan periode 2013-2017
Prioritas 1. Program Peningkatan Kinerja Pengelolaan Persampahan Estimasi Biaya Kegiatan Justifikasi (Rp. Juta) 1. Review manajemen pengelolaan 300 Pengelolaan persampahan yang saat ini persampahan Kota Pariaman masih dalam lingkup Kecamatan Pariaman 2. Operasionalisasi Pengelolaan Persampahan 2.700 Tengah diprioritaskan pengembangannya ke Kota Pariaman. Kecamatan Pariaman Selatan. 3. Pembangunan dan Rehabilitasi TPS (dengan 600 Pengembangan ini disesuaikan dengan pemisahan) pengembangan TPST untuk sampah yang 4. Pembangunan Transfer Depo 750 tidak dapat direduksi. Pengembangan 5. Pengadaan Sarana dan Prasarana dilakukan dengan penambahan saranapengelolaan persampahan. 4.250 prasarana yaitu armroll truck, container dan 6. Pemeliharaan Sarana Prasarana Pengelolaan 500 becak motor. Persampahan Kota 7. Pengadaan Armroll truck 2.450 750 8. Pengadaan Becak Motor 9. Pengadaan kontainer 1.200 Memorandum Program Sektor Sanitasi
10
Prioritas 1. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan dengan 3R Estimasi Biaya Kegiatan Justifikasi (Rp. Juta) 1. Penyuluhan Persampahan 100 Pengembangan TPST dilakukan tersebar di 2. Penyusunan business plan 75 4 Kecamatan dalam Kota Pariaman. 3. Kampanye dan Pelatihan Pengelolaan 155 Prioritas dilakukan untuk Kecamatan Persampahan Pariaman Tengah dan Pariaman Selatan 4. Pengadaan sarana dan prasarana 2.700 pengelolaan persampahan terpadu 5. Pengembangan kawasan Pengelolaan 1.000 Persampahan Terpadu 6. Perlombaan antar TPST 150 7. Pembangunan TPST 1.200
Peta 1.2 Lokasi Prioritas Program dan Kegiatan Sub Sektor Persampahan Periode 2013-2017. (a) Pengembangan Pelayanan Pengelolaan Persampahan
Memorandum Program Sektor Sanitasi
11
(b) Pengembangan Pelayanan TPST
Tabel 1.2 Prioritas Program dan Kegiatan Sub Sektor Persampahan periode 2013-2017 Prioritas 1. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan (TPA) Estimasi Biaya Justifikasi Kegiatan (Rp. Juta) 1. Penyusunan Masterplan TPA Regional 600 TPA saat ini berdasarkan perkiraan 2. Pembangunan TPA (sanitary landfill) 7.000 sementara hanya dapat beroperasi < 5 3. Supervisi Pembangunan TPA 1.400 tahun, kondisi saat ini telah ada keluhan 4. Koordinasi dan Pengembangan kerjasama 50 dari masyarakat sekitar tentang penyakit antar daerah kulit dan gatal - gatal. 5. Penyusunan manajemen pengelolaan 200 persampahan 6. Operasionalisasi TPA baru 1.250
Memorandum Program Sektor Sanitasi
12
1.4.3
Sub-sektor Drainase Permukiman Tabel 1.3 Prioritas Program dan Kegiatan Sub Sektor Drainase periode 2013-2017
Prioritas 1. Program pembangunan saluran drainase Estimasi Biaya Justifikasi Kegiatan (Rp. Juta) 1. Penyusunan DED Drainase 300 Pembangunan drainase untuk mengatasi 2. Rehabilitasi Saluran Drainase 2.500 genangan di Kota Pariaman diprioritaskan 3. Pemeliharaan Saluran Drainase 1.000 untuk daerah DAS Batang Jirak di Kec. Pariaman Tengah karena penduduknya 4. Pembangunan Saluran Drainase 13.750 lebih padat. Prioritas kedua adalah DAS - Super visi pembangunan Drainase (tersier) 2.500 Batang Mangau Desa Marunggi Pariaman - Pembangunan Saluran Drainase (Skunder) 3.750 Selatan. Sampai 2017 direncanakan - Pembangunan Saluran Drainase (Primer ) 7.500 kawasan genangan berkurang dari 13,75% menjadi 3,75%.
Peta 1.3 Lokasi Prioritas Program dan Kegiatan Sub Sektor Drainase Periode 2013-2017.
Memorandum Program Sektor Sanitasi
13
1.4.4
Sub-sektor PHBS Tabel 1.4 Prioritas Program dan Kegiatan Sub Sektor PHBS periode 2013-2017
Prioritas 1. Program pengembangan lingkungan sehat Estimasi Biaya Kegiatan (Rp. Juta) 1. Pembentukan kader kesehatan lingkungan 30 (kesling) dan sanitarian 25 2. Pendidikan dan pelatihan (pengembangan SDM) kader kesling 3. Bimbingan teknis peningkatan program 10 penyehatan lingkungan 4. Sosialisasi kebijakan lingkungan sehat 100 5. Pembinaan Forum Kota Sehat 1.250 6. Lomba desa sehat (percontohan) 80 7. Pengolahan sampah rumah tangga 250 8. Penyaringan air sederhana 250 9. Penyediaan cetakan jamban (Bowl) 250 10. Penyuluhan dan sosialisasi CTPS 250
Justifikasi Pengembangan desa/kelurahan sehat diprioritaskan untuk desa dengan risiko sanitasi tinggi (zona kuning) yaitu 18 desa/kel dalam Kota Pariaman yang berisiko sektor persampahan, air minum dan air limbah. Untuk CTPS, desa/kel yang menjadi prioritas adalah; Pasir, Jalan KA, Jati Hilir, Padang Cakur, Palak Aneh dan Pauh Kuraitaji
Peta 1.4 Lokasi Prioritas Program dan Kegiatan Sub Sektor Persampahan Periode 2013-2017.
Memorandum Program Sektor Sanitasi
14