LAKIP PEMERINTAH KOTA CIREBON TAHUN 2014
PEMERINTAH KOTA CIREBON Jalan Siliwangi Nomor 84 Kota Cirebon
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 Kata Pengantar Puji syukur ke hadhirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kota Cirebon Tahun 2014. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon disusun dalam rangka mewujudkan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi pengelolaan sumber daya maupun pelaksanaan pembangunan yang diwujudkan selama kurun waktu 1 (satu) tahun. Laporan Akuntabilitas ini, diharapkan sebagai pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas dan memiliki legitimasi sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme. Harapan kami Pemerintah Kota Cirebon, dalam menghadapi berbagai tantangan kiranya mampu memanfaatkan potensi yang ada sehingga dapat melaksanakan perannya secara efektif dan efisien serta produktif dalam rangka meningkatkan kinerja birokrasi. Mudah-mudahan segala harapan tersebut mendapat ridho dan petunjuk dari Allah SWT, Amin. Cirebon,
Maret 2014
WALIKOTA CIREBON,
Drs. Nasrudin Azis, SH.
i | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 Daftar Isi
Kata Pengantar ......................................................................................................... i Daftar Isi.................................................................................................................. ii Daftar Tabel ......................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1 1.1.
Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2.
Dasar Hukum Penyusunan LAKIP ........................................................... 3
1.3.
Gambaran Pelaksanaan Urusan di Kota Cirebon ...................................... 7
1.4.
Permasalahan Pembangunan ................................................................... 53
1.5.
Isu Strategis ............................................................................................. 64
1.6.
Rencana Strategis .................................................................................... 77
BAB II PERENCANAAN KINERJA .................................................................. 88 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA............................................................... 95 3.1.
Capaian Kinerja Organisasi ..................................................................... 95
3.2.
Pencapaian Indikator Per Masing-Masing Sasaran ............................... 104
3.2.
Hambatan dan Upaya Pencapaian Indikator Sasaran............................ 185
3.3.
Evaluasi dan Analisis Anggaran ........................................................... 193
BAB IV PENUTUP ............................................................................................ 205 4.1. Kesimpulan ............................................................................................... 205 4.2. Saran ......................................................................................................... 219
ii | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 Daftar Tabel Tabel 1.3-1 Angka Partisipasi Sekolah (APS) Tahun 2008-2011 Kota Cirebon .... 8 Tabel 1.3-2 Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah Tahun 2008 s/d 2012 Kota Cirebon ........................................................................... 10 Tabel 1.3-3 Jumlah Guru dan Murid jenjang Pendidikan Dasar Tahun 2008 s/d 2012 Kota Cirebon ........................................................................... 11 Tabel 1.3-4 Kondisi Ruang Kelas Baik Berdasarkan Jenjang Pendidikan Di Kota Cirebon Tahun 2008 – 2012 ............................................................ 12 Tabel 1.3-5 Persentase Siswa Jenjang Pendidikan Anak Usia Dini Di Kota Cirebon Tahun 2008-2011 ............................................................... 13 Tabel 1.3-6 Angka Putus Sekolah Berdasarkan Jenjang Pendidikan Di Kota Cirebon Tahun 2008 – 2011 ............................................................ 15 Tabel 1.3-7 Jumlah Posyandu dan Balita di Kota Cirebon Tahun 2008 – 2011 ... 16 Tabel 1.3-8 Rasio Puskesmas, Balai Pengobatan dan Puskesmas Pembantu Di Kota Cirebon Tahun 2008 – 2011.................................................... 17 Tabel 1.3-9 Jumlah dan Rasio Rumah Sakit per Jumlah Penduduk Di Kota Cirebon Tahun 2008 – 2011 ............................................................ 19 Tabel 1.3-10 Jumlah dan Rasio Dokter per Satuan Penduduk Tahun 2008 – 2011 di Kota Cirebon ................................................................................ 20 Tabel 1.3-11 Perbandingan K4 dengan Pertolongan Persalinan Oleh Nakes Dan Dukun Bayi Terlatih di Kota Cirebon Tahun 2008-2011 ................ 21 Tabel 1.3-12 Persentase Balita Gizi Baik Tahun 2008 – 2011 Di Kota Cirebon.. 23 Tabel 1.3-13 Jumlah Kematian Ibu Tahun 2008 – 2012 Di Kota Cirebon ........... 25 Tabel 1.3-14 Jumlah Kematian Bayi Tahun 2008 – 2011 Di Kota Cirebon ......... 26 Tabel 1.3-15 Perkembangan Kasus HIV – AIDS di Kota Cirebon Tahun 2004 – 2012 ................................................................................................. 28 Tabel 1.3-16 Pertumbuhan Penduduk Kota Cirebon Tahun 2008 – 2011 ............ 30 Tabel 1.3-17 Penduduk Usia 10 Tahun ke Atas Berdasarkan Jenjang Pendidikan Yang Ditamatkan di Kota Cirebon Tahun 2008 -2011 .................... 31 Tabel 1.3-18 Persentase Pekerja Perempuan pada Lembaga Pemerintahan, Lembaga Legislatif dan Swasta Tahun 2008 – 2011 ....................... 32 Tabel 1.3-19 Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak Tahun 2009 – 2012 Di Kota Cirebon ...................................................................... 33 Tabel 1.3-20 Pencapaian Peserta KB Aktif di Kota Cirebon Tahun 2008 – 2012 34 Tabel 1.3-21 Peserta KB Baru Menurut Jenis Kontrasepsi Tahun 2011 Per Kecamatan Di Kota Cirebon ............................................................ 36 Tabel 1.3-22 Capaian Kinerja dan Jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Tahun 2008 – 2012 di Kota Cirebon ..................................... 38 Tabel 1.3-23 Tempat Ibadah di Kota Cirebon Tahun 2011 .................................. 40 Tabel 1.3-24 Jumlah Investor PMDN/PMA Tahun 2008 s.d 2012 Kota Cirebon 40 Tabel 1.3-25 Jumlah Investasi PMDN/PMA Tahun 2008 s.d 2012 Kota Cirebon 41
iii | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 Tabel 1.3-26 Rasio Daya Serap Tenaga Kerja Tahun 2008 s.d 2012 Kota Cirebon ......................................................................................................... 42 Tabel 1.3-27 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Tahun 2008-2011 Kota Cirebon............................................................................................. 43 Tabel 1.3-28 Jumlah Anggota Linmas Tahun 2008 – 2010 Di Kota Cirebon ...... 45 Tabel 1.3-29 Jumlah Rumah Tangga Miskin Per Kelurahan di Kota Cirebon Berdasarkan PSED Tahun 2010 ...................................................... 47 Tabel 1.3-30 Jumlah LSM/Yayasan dan Ormas Tahun 2008 – 2012 Kota Cirebon ......................................................................................................... 48 Tabel 1.3-31 Pengelolaan Arsip Secara Baku di Kota Cirebon Tahun 2008 – 2012 ......................................................................................................... 49 Tabel 1.3-32 Pengelola Arsip Terpadu di Kota Cirebon Tahun 2008 – 2011 ...... 50 Tabel 1.3-33 Jumlah Perpustakaan di Kota Cirebon Tahun 2008 – 2012 ............ 51 Tabel 1.3-34 Jumlah Pengunjung Perpustakaan di Kota Cirebon Tahun 2008 – 2012 ................................................................................................. 52 Tabel 1.3-35 Jumlah Ketersediaan Buku pada Perpustakaan Daerah Kota Cirebon Tahun 2008 – 2012 .......................................................................... 52 Tabel 1.3-36 Jumlah Kendaraan Perpustakaan di Kota Cirebon Tahun 2008 – 2012 ................................................................................................. 53
iv | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah merupakan sistem manajemen pemerintahan berfokus pada peningkatan akuntabilitas yang berorientasi pada hasil (outcomes oriented). Dalam dunia birokrasi, akuntabilitas instansi pemerintah merupakan perwujudan kewajiban instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi instansi yang bersangkutan. Penerapan manajemen pemerintahan berbasis kinerja pada dasarnya adalah mengubah mindset para birokrat dari sistem yang birokratis ke arah sistem yang bertujuan untuk lebih mewirausahakan birokrasi pemerintah, dengan kata lain transformasi sektor pemerintahan yang mengubah fokus akuntabilitas dari pada hasil (result oriented accountability) terutama berupa outcomes. Salah satu cara yang tepat untuk meningkatkan efektivitas pengelolaan manajemen pemerintahan adalah dengan melakukan reformasi pengelolaan dan pertanggungjawaban kinerja instansi pemerintah. Berbagai
peraturan perundang-undangan
yang saat
ini
telah
mengharuskan penerapan manajemen berbasis kinerja, seperti undang-undang nomor 17 tahun 2003 tentang keuangan negara, undang-undang nomor 1 tahun 2004 tentang perbendaharaan negara, undang-undang nomor 25 tahun 2004 tentang sistem perencanaan pembangunan nasional, undang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah, serta berbagai peraturan pelaksanaan lainnya. Sementara itu kondisi global serta tuntutan agar suatu instansi
1 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 pemerintah mampu memberikan manfaat nyata bagi masyarakat juga mengharuskan pemerintah menerapkan manajemen pemerintahan yang lebih berorientasi pada hasil. Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah setiap instansi pemerintah diminta untuk menyampaikan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) sebagai perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi organisasi serta pengelolaan sumber daya dan pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui alat pertanggungjawaban secara periodik setiap akhir tahun anggaran berdasarkan suatu sistem akuntabilitas yang memadai. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah perwujudan
kewajiban
mempertanggungjawabkan
suatu
instansi
keberhasilan/kegagalan
pemerintah pelaksanaan
untuk misi
organisasi dalam mencapai tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui alat pertanggungjawabkan secara periodik. Tujuan sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah adalah untuk mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja instansi pemerintah sebagai salah satu prasyarat untuk terciptanya tata kelola kepemerintahan yang baik dan bersih. Dengan kata lain LAKIP berperan sebagai alat kendali, alat penilai kerja dan alat pendorong terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik, dalam persepektif yang lebih luas, LAKIP berfungsi sebagai media
2 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 pertanggungjawaban
instansi
pemerintah
kepada
publik.
LAKIP
diimplementasikan secara “self assesment” oleh masing-masing instansi pemerintah. Self assesment maksudnya instansi pemerintah membuat perencanaan dan pelaksanaan, serta mengukur/mengevaluasi kinerjanya sendiri dan melaporkan kepada instansi yang lebih tinggi.
1.2.Dasar Hukum Penyusunan LAKIP LAKIP Pemerintah Kota Cirebon sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban kegiatan tahunan yang telah disusun dalam perjanjian kinerja dipakai sebagai salah satu tolok ukur untuk mengukur keberhasilan dan kegagalan dalam melaksanakan kegiatan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan. LAKIP kota cirebon tahun 2014 disusun berdasarkan beberapa landasan seperti: 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
3 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4664); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan Tata Cara, Penyusunan,
Pengendalian
dan
Evaluasi
Pelaksanaan
Rencana
Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4689); 9. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2013 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
4 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 10. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah; 11. Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor 12 Tahun 2008 tentang Rincian Urusan Pemerintahan yang Dilaksanakan Pemerintah Kota Cirebon (Lembaran Daerah Kota Cirebon Tahun 2008 Nomor 12 Seri D, Tambahan Lembaran Daerah Kota Cirebon Nomor 19); 12. Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor 13 Tahun 2008 tentang Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah pada Pemerintah Kota Cirebon (Lembaran Daerah Kota Cirebon Tahun 2008 Nomor 13 Seri D, Tambahan Lembaran Daerah Kota Cirebon Nomor 20) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor 12 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor 13 Tahun 2008 tentang Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah pada Pemerintah Kota Cirebon (Lembaran Daerah Kota Cirebon Tahun 2011 Nomor 12 Seri D, Tambahan Lembaran Daerah Kota Cirebon Nomor 36); 13. Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor 14 Tahun 2008 tentang DinasDinas Daerah Pada Pemerintah Kota Cirebon (Lembaran Daerah Kota Cirebon Tahun 2008 Nomor 14 Seri D, Tambahan Lembaran Daerah Kota Cirebon Nomor 21) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor 13 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan
5 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 Daerah Kota Cirebon Nomor 14 Tahun 2008 tentang Dinas-Dinas Daerah pada Pemerintah Kota Cirebon (Lembaran Daerah Kota Cirebon Tahun 2011 Nomor 13 Seri D, Tambahan Lembaran Daerah Kota Cirebon Nomor 37); 14. Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor 15 Tahun 2008 tentang Lembaga Teknis Daerah, Satuan Polisi Pamong Praja dan Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu pada Pemerintah Kota Cirebon (Lembaran Daerah Kota Cirebon Tahun 2008 Nomor 15 Seri D, Tambahan Lembaran Daerah Kota Cirebon Nomor 22) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor 14 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor 15 Tahun 2008 tentang Lembaga Teknis Daerah, Satuan Polisi Pamong Praja dan Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu pada Pemerintah Kota Cirebon (Lembaran Daerah Kota Cirebon Tahun 2011 Nomor 14 Seri D, Tambahan Lembaran Daerah Kota Cirebon Nomor 38); 15. Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor 16 Tahun 2008 tentang Kecamatan dan Kelurahan pada Pemerintah Kota Cirebon (Lembaran Daerah Kota Cirebon Tahun 2008 Nomor 16 Seri D, Tambahan Lembaran Daerah Kota Cirebon Nomor 23);
6 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 1.3.Gambaran Pelaksanaan Urusan di Kota Cirebon Gambaran umum kondisi daerah aspek pelayanan umum dapat dilihat dari 2 (dua) fokus layanan, yaitu fokus layanan urusan wajib dan fokus layanan urusan pilihan. a. Urusan Wajib. Layanan urusan wajib pemerintah daerah terdiri dari 26 (dua puluh enam) urusan yaitu: 1) Pendidikan. Sektor pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam menentukan tingkat kualitas sumber daya manusia yang diharapkan yaitu yang mampu melakukan inovasi, kreatifitas serta memiliki karakter dan budi pekerti yang luhur. Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan urusan pendidikan salah satunya dapat dilihat dari indikator kinerja sebagai berikut :
Angka Partisipasi Sekolah (APS). Salah satu indikator yang sering digunakan untuk mengukur partisipasi pendidikan murid diantaranya adalah Angka Partisipasi Sekolah (APS). Indikator ini menunjukkan seberapa besar anak usia menurut tingkat pendidikan tertentu berada dalam lingkup pendidikan dan penyerapan dunia pendidikan formal terhadap penduduk usia sekolah. Angka Partisipasi Sekolah dihitung berdasarkan jumlah murid kelompok usia pendidikan yang masih
7 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 menempuh pendidikan dasar per 1.000 jumlah penduduk usia pendidikan dasar. Penurunan dan kenaikan nilai Angka Partisipasi Sekolah sangat dipengaruhi oleh banyaknya jumlah murid usia sekolah. Namun naiknya persentase jumlah murid tidak dapat langsung diartikan sebagai semakin meningkatnya partisipasi sekolah. Kenaikan tersebut dapat pula dipengaruhi oleh semakin besarnya jumlah penduduk usia sekolah yang tidak diimbangi dengan penambahan infrastruktur sekolah serta peningkatan akses masuk sekolah, sehingga partisipasi sekolah seharusnya tidak berubah atau malah semakin rendah. Berikut secara lengkap disajikan data mengenai Angka Partisipasi Sekolah di Kota Cirebon per jenjang pendidikan tahun 2008 – 2011. Tabel 1.3-1 Angka Partisipasi Sekolah (APS) Tahun 2008-2011 Kota Cirebon
No.
Jenjang Pendidikan
1. 1.1 1.2 1.3 1.4
SD/MI Jumlah murid SD usia 7-12 tahun Jumlah murid MI usia 7-12 tahun Jumlah murid SMP usia < 13 tahun Jumlah murid MTs usia < 13 tahun Total Jumlah penduduk kelompok usia 7-12 tahun Angka Partisipasi Sekolah SD/MI SMP/ MTS Jumlah murid SMP usia 13-15 tahun
1.5 1.6 2. 2.1
2.2 2.3 2.4
Jumlah murid MTs usia 13-15 tahun Jumlah murid SMA/SMK < 16 tahun Jumlah murid MA usia < 16 tahun Total
8 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
2008
2009
Tahun 2010
2011
32.531 2.800 3.887 464 39.682
29.479 2.037 3.625 140 35.281
34.025 2.906 4.018 534 41.483
33.042 2.854 4.562 517 40.975
25.903
34.635
32.882
34.075
153,19
101,87
126,16
120,25
12.927
10.712
12.997
13.279
1.907
1.942
1.973
1.870
4.966 374 20.174
5.072 380 18.106
5.553 177 20.700
4.689 360 20.198
2012
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 No.
Jenjang Pendidikan
2.5
Jumlah penduduk kelompok usia 13-15 tahun Angka Partisipasi Sekolah SMP/ MTS SMA/SMK/MA Jumlah murid SMA/SMK usia 16-18 tahun Jumlah murid MA usia 16 – 18 tahun Total Jumlah penduduk kelompok usia 16-18 tahun Angka Partisipasi Sekolah SMA/SMK/MA
2.6 3. 3.1 3.2 3.3 3.4
2008
2009
Tahun 2010
2011
10.040
18.480
16.904
16.812
200,94
97,98
122,46
120,14
14.575 1.251 15.826
14.902 1.230 16.132
14.519 1.364 15.883
16.220 1.366 17.586
9.833
16.026
16.686
16.680
160,95
100,66
95,19
105,43
2012
Sumber : Dinas Pendidikan Kota Cirebon, Tahun 2012.
Secara umum, angka partisipasi sekolah di bawah nilai 100% kecuali di daerah perkotaan angka partisipasi sekolah bisa > 100%. Hal ini disebabkan karena adanya siswa yang berasal dari luar Kota Cirebon tetapi bersekolah di kota, sementara siswa tersebut masih terdaftar sebagai penduduk luar Kota Cirebon, bukan penduduk kota di mana yang bersangkutan bersekolah.
Rasio ketersediaan sekolah/penduduk usia sekolah. Rasio ketersediaan sekolah adalah jumlah sekolah berdasarkan tingkat pendidikan per 10.000 jumlah penduduk usia pendidikan. Rasio ini mengindikasikan kemampuan untuk menampung semua penduduk usia pendidikan. Selama kurun waktu 2008-2011 rasio ketersediaan sekolah untuk jenjang pendidikan dasar mengalami kenaikan. Untuk jenjang SD pada tahun 2011 rata-rata setiap sekolah menampung 192 penduduk usia 7-12 tahun, mengalami kenaikan dari tahun 2008 yang rata-rata setiap sekolah menampung 151 penduduk usia 7-12 tahun.
9 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 Sedangkan untuk jenjang SMP pada tahun 2011 rata-rata setiap sekolah menampung 324 penduduk usia 13-15 tahun, mengalami kenaikan dari tahun 2008 yang rata-rata menampung 201 penduduk usia 13-15 tahun. Kenaikan ini dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu bertambahnya jumlah sekolah SD/MI dan SMP/MTs atau tingginya angka putus sekolah pada jenjang pendidikan dasar. Begitu
pula
ketersediaan
dengan sekolah
jenjang untuk
pendidikan jenjang
menengah,
pendidikan
rasio
menengah
mengalami kenaikan. Pada tahun 2011 perbandingan ketersediaan sekolah menengah di Kota Cirebon adalah 1 : 355. Angka ini menunjukkan
bahwa
1
sekolah
SMA/SMK/MA
rata-rata
menampung 355 penduduk usia 16-18 tahun. Tabel 1.3-2 Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah Tahun 2008 s/d 2012 Kota Cirebon
No. 1. 1.1 1.2
1.3 2. 2.1 2.2
2.3 3. 3.1
Jenjang Pendidikan SD/MI Jumlah gedung sekolah Jumlah penduduk kelompok usia 7-12 tahun Rasio SMP/MTS Jumlah gedung sekolah Jumlah penduduk kelompok usia 1315 tahun Rasio SMA/SMK/MA Jumlah gedung sekolah
10 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
2008
2009
Tahun 2010 2011
172
177
177
178
-
25.903
34.635
32.882
34.075
-
1 : 151
1 : 196
1 : 186
1 : 192
-
50
51
52
52
-
10.040
18.480
16.904
16.812
-
1 : 201
1 : 363
1 : 325
1 : 324
-
48
48
47
47
-
2012
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 Tahun Jenjang Pendidikan 2008 2009 2010 2011 3.2 Jumlah penduduk kelompok usia 16- 9.833 16.026 16.686 16.680 18 tahun 3.3 Rasio 1 : 205 1 : 334 1 : 355 1 : 355 Sumber : Dinas Pendidikan Kota Cirebon, Tahun 2012. No.
2012 -
Rasio guru/murid. Rasio guru terhadap murid adalah jumlah guru berdasarkan jenjang pendidikan per 10.000 jumlah murid berdasarkan jenjang pendidikan. Rasio ini mengindikasikan ketersediaan tenaga pengajar juga mengukur jumlah ideal murid untuk satu guru agar tercapai mutu pembelajaran. Berikut adalah gambaran secara lengkap mengenai kondisi ketersediaan guru/murid di Kota Cirebon per jenjang pendidikan selama kurun waktu tahun 2008 – 2011.
Tabel 1.3-3 Jumlah Guru dan Murid jenjang Pendidikan Dasar Tahun 2008 s/d 2012 Kota Cirebon
2008
2009
Tahun 2010
2011
2012
1. 1.1 1.2 1.3
Jenjang Pendidikan SD/MI Jumlah Guru Jumlah Murid Rasio
2.172 42.045 1 : 20
2.310 42.694 1 : 19
2.283 42.569 1 : 19
2.081 42.087 1 : 20
-
2. 2.1 2.2 2.3
SMP/ MTS Jumlah Guru Jumlah Murid Rasio
1.403 20.735 1 : 15
1.471 20.947 1 : 14
1.539 19.518 1 : 13
1.447 21.029 1 : 15
-
3. SMA/SMK/MA 3.1 Jumlah guru 1.634 1.686 1.780 3.2 Jumlah murid 22.411 22.648 22.984 3.3 Rasio 1 : 14 1 : 14 1 : 13 Sumber : Dinas Pendidikan Kota Cirebon, Tahun 2012.
1.773 22.651 1 : 13
-
No.
Persentase Kondisi ruang kelas baik.
11 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 Ketersediaan ruang kelas yang baik merupakan salah satu indikator dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan di Kota Cirebon. Pada tahun 2012 ketersediaan jumlah ruang kelas baik untuk jenjang pendidikan SD/MI mencapai 79,68 %. Berikut adalah gambaran mengenai kondisi ruang kelas baik di Kota Cirebon per jenjang pendidikan selama kurun waktu tahun 20082012. Tabel 1.3-4 Kondisi Ruang Kelas Baik Berdasarkan Jenjang Pendidikan Di Kota Cirebon Tahun 2008 – 2012 No. 1. 1.1 1.2
1.3 1.4 1,5
2. 2.1 2.1
2.2 2.3 2.4
3. 3.1
Jenjang Pendidikan SD/MI Jumlah ruang kelas kondisi baik Jumlah ruang kelas kondisi rusak Jumlah seluruh ruang kelas % ruang kelas kondisi baik % ruang kelas kondisi rusak SMP/MTs Jumlah ruang kelas kondisi baik Jumlah ruang kelas kondisi rusak Jumlah seluruh ruang kelas % ruang kelas kondisi baik % ruang kelas kondisi rusak SMA/SMK/MA Jumlah ruang kelas kondisi baik
12 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
2008
2009
Tahun 2010
2011
2012
900
911
867
871
859
216
231
264
285
285
1.116
1.142
1.131
1.156
1.144
80,65
79,77
76,66
75,35
75,09
19,35
20,23
23,34
24,65
24,91
514
425
555
469
477
99
126
69
84
82
613
551
624
553
559
83,85
77,13
88,94
84,81
85,33
16,15
22,87
11,06
15,19
14,67
518
517
544
580
539
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 No.
Jenjang Tahun Pendidikan 2008 2009 2010 3.1 Jumlah ruang kelas kondisi 51 70 51 rusak 3.2 Jumlah seluruh 569 587 595 ruang kelas 3.3 % ruang kelas 91,04 88,07 91,43 kondisi baik 3.4 % ruang kelas 8,96 11,93 8,57 kondisi rusak Sumber : Dinas Pendidikan Kota Cirebon, Tahun 2012.
2011
2012
41
40
621
579
93,40
93,09
6,60
6,91
Persentase siswa jenjang pendidikan usia dini/TK. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)/Taman Kanak-Kanak adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia 6 (enam) tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal dan informal. Berikut adalah gambaran mengenai kondisi capaian PAUD/TK di Kota Cirebon selama kurun waktu tahun 2008-2011. Tabel 1.3-5 Persentase Siswa Jenjang Pendidikan Anak Usia Dini Di Kota Cirebon Tahun 2008-2011 No. 1. 2.
3.
Uraian Jumlah siswa TK/RA seluruhnya Jumlah siswa TK/RA usia 5-6 tahun Jumlah penduduk usia 5-6 tahun
13 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
2008 6.254
Tahun 2009 2010 7.650 7.946
2011 9.300
2012 8.996
4.626
4.632
4.926
5.024
5.432
-
7.197
10.829
8.661
-
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 No.
Tahun 2008 2009 2010 4. APK TK/RA 106,29 73,38 5. APM TK/RA 63,36 45,49 Sumber : Dinas Pendidikan Kota Cirebon, Tahun 2012.
Uraian
2011 107,38 58,0
2012 -
Angka Putus Sekolah. Angka Putus Sekolah mencerminkan anak-anak usia sekolah yang sudah tidak bersekolah lagi atau tidak menamatkan suatu jenjang pendidikan tertentu. Hal ini sering digunakan sebagai salah satu indikator berhasil/tidaknya pembangunan bidang pendidikan di suatu daerah. Data yang ada menunjukkan bahwa jumlah siswa putus sekolah di Kota Cirebon mengalami penurunan setiap tahunnya. Pada tahun 2011 angka putus sekolah pada jenjang pendidikan SD/MI sebesar 0,73 persen atau menurun sebesar 1,59 persen dibandingkan tahun 2008 sebesar 2,32 persen, kecuali pada tahun 2009 mengalami kenaikan sebesar 0,64 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Angka putus sekolah untuk jenjang pendidikan SMP/MTs pada tahun 2011 sebesar 4,48 persen atau mengalami penurunan sebesar 4,31 persen dibandingkan dengan tahun 2008 yang mencapai 8,79 persen. Begitu pula untuk jenjang pendidikan SMA/SMK/MA setiap tahunnya mengalami penurunan. Angka putus sekolah jenjang pendidikan SMA/SMK/MA pada tahun 2011 sebesar 38,11 persen atau menurun sebesar 2,32 persen dibandingkan kondisi tahun 2008
14 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 yang mencapai 40,43 persen. Untuk mengetahui gambaran lebih lengkap dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 1.3-6 Angka Putus Sekolah Berdasarkan Jenjang Pendidikan Di Kota Cirebon Tahun 2008 – 2011 Tahun 2008 2009 2010 2011 1. SD/MI 2,32 2,96 2,77 0,73 2. SMP/MTs 8,79 7,92 7,61 4,48 3. SMA/SMK/MA 40,43 39,32 38,64 38,11 Sumber : Indikator Makro Kota Cirebon Tahun 2007-2011, BPS : 2012. No.
Jenjang Pendidikan
2) Kesehatan. Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan urusan kesehatan salah satunya dapat dilihat dari indikator kinerja sebagai berikut :
Rasio Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) per satuan balita. Pemeliharaan kesehatan ibu dan anak sejak usia dini merupakan suatu strategi dalam upaya pemenuhan pelayanan kesehatan dasar yang meliputi peningkatan status kesehatan dan gizi yang baik, lingkungan yang sehat dan aman, pengembangan psikososial/emosi, kemampuan berbahasa dan pengembangan kemampuan kognitif (daya pikir dan daya cipta) serta perlindungan anak. Strategi pelayanan kesehatan dasar masyarakat dengan fokus pada ibu dan anak seperti itu dapat dilakukan di Posyandu. Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam rangka penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan
15 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar, untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi. Jumlah Posyandu di Kota Cirebon pada tahun 2011 sebanyak 319 buah dan jumlah Balita sebanyak 20.933 jiwa. Dengan demikian rasio Posyandu terhadap Balita mencapai 1 : 66. Hal ini berarti bahwa setiap 1 (satu) Posyandu di Kota Cirebon melayani 66 balita. Tabel berikut menggambarkan rasio Posyandu terhadap balita di Kota Cirebon periode tahun 2008 – 2011.
Tabel 1.3-7 Jumlah Posyandu dan Balita di Kota Cirebon Tahun 2008 – 2011 Tahun 2008 2009 2010 (1) (2) (3) (4) (5) 1. Jumlah Posyandu 315 321 2. Jumlah Balita 23.469 23.471 23.374 3. Rasio 1:75 1:73 Sumber : Dinas Kesehatan Kota Cirebon : 2012. No.
Uraian
2011 (6) 319 20.910 1: 66
Sementara itu apabila dilihat dari strata Posyandu, pada tahun 2011 dari 319 Posyandu yang termasuk Posyandu Pratama sebanyak 9 buah, Madya 78 buah, Purnama 143 buah dan Posyandu Mandiri 71 buah.
Rasio Puskesmas, Balai Pengobatan dan Puskesmas Pembantu (Pustu) per satuan penduduk. Puskesmas, Balai Pengobatan dan Puskesmas Pembantu merupakan salah satu sarana penunjang kesehatan dalam rangka meningkatkan
16 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 derajat
kesehatan
masyarakat.
Semakin
banyak
jumlah
ketersediaannya, maka semakin memudahkan masyarakat dalam menjangkau pelayanan kesehatan. Rasio Puskesmas, Balai Pengobatan dan Puskesmas Pembantu terhadap jumlah penduduk di Kota Cirebon pada tahun 2011 mencapai 1 : 8.119,8, artinya setiap 1 Puskesmas/Puskesmas pembantu di Kota Cirebon pada tahun 2011 melayani 8.119 sampai 8.120 masyarakat Kota Cirebon. Berikut gambaran rasio Puskesmas, Balai Pengobatan dan Puskesmas Pembantu terhadap jumlah penduduk di Kota Cirebon dalam kurun waktu tahun 2008 – 2011. Tabel 1.3-8 Rasio Puskesmas, Balai Pengobatan dan Puskesmas Pembantu Di Kota Cirebon Tahun 2008 – 2011 No.
Uraian
1. 2.
2008 21 -
2009 21 -
Tahun 2010 22 -
Jumlah Puskesmas Jumlah Balai Pengobatan 3. Jumlah Pustu 15 15 Jumlah 1 s/d 3 36 36 4. Jumlah penduduk 298.995 304.152 Rasio Puskesmas per 1: 1: satuan penduduk 14.237,9 14.483 Rasio Balai Pengobatan per satuan penduduk Rasio Pustu per satuan 1: 1: penduduk 19.933 20.277 Rasio Puskesmas, 1 : 8.305 1: Balai Pengobatan dan 8.448,7 Pustu per satuan penduduk 5. Jumlah kecamatan 5 5 6. Jumlah kelurahan 22 22 7. Rasio Puskesmas per 1 : 4,4 1 : 4,4 kecamatan. Sumber : Kota Cirebon Dalam Angka Tahun 2012.
17 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
2011 21 -
16 38 296.389 1: 13.472 -
16 37 300.434 1 : 14.306
1: 18.524 1: 7.799,7
1 : 18.777
5 22 1 : 4,4
-
1 : 8.119,8
5 22 1 : 4,4
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014
Rasio Rumah Sakit per satuan penduduk. Rumah sakit merupakan salah satu sarana kesehatan yang berfungsi menyelenggarakan
pelayanan
kesehatan
rujukan,
asuhan
keperawatan secara berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan penyakit yang diderita oleh pasien. Semakin banyak jumlah ketersediaan rumah sakit akan semakin mudah bagi masyarakat dalam mengakses layanan kesehatan. Jumlah rumah sakit di Kota Cirebon pada tahun 2011 sebanyak 10 unit yang dikelompokan ke dalam 2 (dua) jenis yaitu rumah sakit umum dan rumah sakit khusus. Rumah sakit umum sebanyak 6 unit yang terdiri dari rumah sakit daerah 1 unit, rumah sakit tentara 1 unit dan rumah sakit swasta 4 unit. Sementara rumah sakit swasta sebanyak 4 unit, terdiri dari rumah sakit ibu dan anak 1 unit, rumah sakit bersalin 2 unit dan rumah sakit bedah 1 unit. Rasio pelayanan rumah sakit terhadap penduduk Kota Cirebon tahun 2011 mencapai 1:30.042. Hal ini berarti bahwa untuk 1 rumah sakit di Kota Cirebon melayani 30.042 penduduk. Namun demikian, realitas di lapangan rumah sakit yang ada di Kota Cirebon tidak hanya memberikan layanan kesehatan kepada penduduk Kota Cirebon, akan tetapi juga memberikan layanan kesehatan kepada penduduk se wilayah Cirebon. Berikut gambaran rasio ketersediaan rumah sakit terhadap penduduk Kota Cirebon periode tahun 2008 – 2011.
18 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 Tabel 1.3-9 Jumlah dan Rasio Rumah Sakit per Jumlah Penduduk Di Kota Cirebon Tahun 2008 – 2011 No. 1.
2. 3.
Uraian Jumlah seluruh rumah sakit (daerah, TNI, swasta dan rumah sakit khusus) Jumlah penduduk Rasio
2008
2009
10
10
Tahun 2010
298.995 304.152 1: 1: 29.900 30.415 Sumber : Kota Cirebon Dalam Angka Tahun 2012.
2011
10
10
296.389 1: 29.639
300.424 1 : 30.042
Rasio Dokter per satuan penduduk. Indikator ini dapat menggambarkan tingkat pelayanan yang dapat diberikan oleh dokter dibandingkan jumlah penduduk yang ada. Apabila dikaitkan dengan standar sistem pelayanan terpadu, idealnya 1 orang dokter melayani 2.500 penduduk. Jumlah dokter di Kota Cirebon pada tahun 2011 sebanyak 588 orang dengan jumlah penduduk sebanyak 300.434 orang. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa rasio ketersediaan dokter terhadap 1.000 jumlah penduduk mencapai 1,96. Rasio dokter terhadap jumlah penduduk Kota Cirebon tahun 2011 adalah 1 : 510,9, artinya rata-rata 1 orang dokter di Kota Cirebon memberikan layanan kesehatan kepada 510 sampai 511 orang. Tabel berikut menggambarkan rasio dokter per satuan penduduk Kota Cirebon tahun 2008 – 2011.
19 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 Tabel 1.3-10 Jumlah dan Rasio Dokter per Satuan Penduduk Tahun 2008 – 2011 di Kota Cirebon
No.
Uraian
Tahun 2009 2010 247 315 304.152 296.389
2008 273 298.995
1. 2.
Jumlah dokter Jumlah penduduk 3. Rasio dokter per 0,91 0,81 1.000 penduduk 4. Rasio dokter 1 : 1.095 1 : 1.231 terhadap penduduk Sumber : Kota Cirebon Dalam Angka Tahun 2012.
2011 588 300.434
0,11
1,96
1 : 940.917
1 : 510,9
Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan. Komplikasi dan kematian ibu maternal serta bayi baru lahir sebagian besar terjadi pada saat proses persalinan. Persalinan yang dilakukan oleh
tenaga
kesehatan
dapat
meminimalisir
jumlah
komplikasi/kematian ibu dan bayi. Upaya untuk menurunkan Angka Kematian Bayi dan Ibu maternal salah satunya adalah melalui persalinan yang sehat dan aman, yaitu persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan maupun dukun terlatih yang didampingi oleh tenaga kesehatan. Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di Kota Cirebon pada tahun 2011 sebesar 89,77%, angka ini menurun jika dibandingkan dengan tahun 2010 sebesar 90,01%. Persentase tertinggi di Kelurahan/Puskesmas Kesambi sebesar 110% dan terendah di Kelurahan/Puskesmas Jagasatru sebesar 78,97%. Persentase cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan berkaitan langsung dengan kualitas pelayanan pada saat kunjungan ibu hamil
20 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 K4, di mana pada kunjungan tersebut ibu hamil mendapat layanan persiapan pertolongan persalinan di fasilitas kesehatan. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan dalam 4 (empat) tahun terakhir di Kota Cirebon dapat dilihat pada grafik berikut. Tabel 1.3-11 Perbandingan K4 dengan Pertolongan Persalinan Oleh Nakes Dan Dukun Bayi Terlatih di Kota Cirebon Tahun 2008-2011
No.
Uraian
Tahun 2008
2009
Persalinan ditolong Tenaga 86,18 80,08 Kesehatan (%) 2. Persalinan ditolong dukun 1,25 0,93 terlatih (%) 3. K4 (%) 84,74 74,12 Sumber : Dinas Kesehatan Kota Cirebon Tahun 2012 .
2010
2011
90,01
89,77
1,24
2,08
88,35
87,17
1.
Grafik 1.3-1 Perbandingan K4 dengan Pertolongan Persalinan Oleh Nakes dan Dukun Terlatih di Kota Cirebon Tahun 2008-2011 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
2008
2009
2010
2011
Nakes
86.18
80.08
90.01
89.77
Dukun
1.25
0.93
1.24
2.08
K4
84.74
74.12
88.35
87.17
21 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014
Persentase Balita dengan Gizi Kurang dan Gizi Buruk. Peranan ibu sangat penting dalam mendukung upaya mengatasi masalah gizi, terutama pada asupan gizi keluarga mulai dari penyiapan makanan, pemilihan bahan makanan sampai menu makanan. Ibu yang memiliki status gizi baik akan melahirkan anak yang bergizi baik dan selanjutnya anak yang bergizi baik menjadi aset dan investasi bagi pembangunan bangsa masa depan. Cakupan status gizi balita di Kota Cirebon pada tahun 2011 berdasarkan indeks BB/U diketahui Status Gizi sangat kurang/buruk sebanyak 241 kasus atau 1,15 % (pada balita laki-laki sebanyak 116 kasus atau 1,10 % dan pada balita perempuan sebanyak 125 kasus atau1,20 %). Jumlah ini menurun apabila dibandingkan dengan tahun 2008 dimana status balita gizi buruk mencapai 272 kasus. Banyak upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah gizi buruk di Kota Cirebon, diantaranya melalui pemberian makanan tambahan pemulihan (PMT-P) yang diberikan selama 90 (sembilan puluh) hari dan dipantau berat badannya. Berikut digambarkan kondisi balita status gizi sangat kurang/gizi buruk berdasarkan indeks BB/U di Kota Cirebon dalam kurun waktu tahun 2008 – 2011.
22 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 Tabel 1.3-12 Persentase Balita Gizi Baik Tahun 2008 – 2011 Di Kota Cirebon No.
Uraian
2008 23.469
1.
Jumlah Balita seluruhnya 2. Jumlah Balita gizi 3.147 kurang 3. Jumlah Balita gizi buruk 272 4. Persentase balita gizi 13,41 kurang 5. Persentase balita gizi 1,15 buruk Sumber : Dinas Kesehatan Kota Cirebon.
Tahun 2009 2010 23.471 -
2011 20.910
4.009
-
2.010
275 17,08
15,56
241 9,61
1,17
1,5
1,15
Grafik 1.3-2 Status Gizi Balita Kota Cirebon Menurut Indek BB/U Tahun 2008-2011 18 17.08 16
15.56
14
13.41
12 10
9.61
BB sangat kurang BB kurang
8
BB lebih 6 4.24
4 2.9 2
1.9 1.25
1.65 1.28
1.5
1.5
0 2008
2009
2010
2011
Angka Kematian Ibu (AKI). Angka Kematian Ibu (AKI) menggambarkan tingkat kesadaran masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat, status gizi dan kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan, tingkat pelayanan
23 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 kesehatan untuk ibu hamil, pelayanan kesehatan waktu melahirkan dan masa nifas. Jumlah kematian ibu di Kota Cirebon pada tahun 2011 sebanyak 3 orang atau sama dengan kondisi pada tahun 2010, namun yang membedakan adalah penyebab kematian ibu. Pada tahun 2010, kematian ibu disebabkan oleh faktor penyebab langsung, yaitu 1 orang karena eklamsia dan 2 orang mengalami pendarahan karena atonia uteri. Sedangkan pada tahun 2011 disebabkan karena faktor tidak langsung, dimana 1 orang mengalami hipertensi kronis dan 2 orang karena decomp cordis. Dari perubahan penyebab kematian pada tahun 2011 disebabkan karena penyakit tidak langsung dengan dominasi penyakit jantung, hal ini menggambarkan pemeriksaan fisik pada saat antenatal untuk deteksi penyakit yang memperberat kehamilan, persalinan dan nifas masih belum maksimal. Untuk itu selain memfokuskan intervensi mengatasi penyebab langsung, juga harus memfokuskan pada penyebab tidak langsung dari kematian ibu yang dilaksanakan melalui pemeriksaan oleh spesialis jantung di Puskesmas Rumah Sakit Berbasis Masyarakat (RSBM) dan peningkatan kualitas pelayanan antenatal care.
24 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 Tabel 1.3-13 Jumlah Kematian Ibu Tahun 2008 – 2012 Di Kota Cirebon
No.
Uraian
2008
1.
Jumlah kematian 1 ibu Sumber : Dinas Kesehatan Kota Cirebon. *) keadaan s/d bulan Oktober 2012.
2009
Tahun 2010
2011
2012
0
3
3
3*)
Angka Kematian Bayi (AKB). Angka kematian bayi merupakan indikator yang sangat penting untuk mengetahui gambaran tingkat permasalahan kesehatan masyarakat. Faktor yang berkaitan dengan penyebab kematian bayi antara lain adalah tingkat pelayanan antenatal, status gizi ibu hamil, tingkat keberhasilan program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) serta kondisi lingkungan sosial dan ekonomi. Kematian bayi di Kota Cirebon pada tahun 2011 sebanyak 67 per 5.636 lahir hidup atau mengalami kenaikan sebanyak 15 orang dari tahun 2010 yang mencapai 52 per 5.520 lahir hidup. Penyebab kematian terbesar disebabkan asfiksia sebanyak 13 bayi, infeksi 12 bayi dan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) sebanyak 10 bayi. Berikut digambarkan jumlah kematian bayi di Kota Cirebon periode tahun 2008 – 2011.
25 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 Tabel 1.3-14 Jumlah Kematian Bayi Tahun 2008 – 2011 Di Kota Cirebon
No.
Uraian
2008
2009
Jumlah kematian 49 71 bayi 2. Jumlah lahir 5.549 5.459 hidup Sumber : Dinas Kesehatan Kota Cirebon. *) sampai keadaan bulan Oktober 2012.
Tahun 2010
2011
2012
52
67
48*)
5.520
5.636
-
1.
Grafik 1.3-3 Jumlah Kematian Bayi di Kota Cirebon Tahun 2008 - 2011 6000 5000 4000 3000 2000 1000 0 Jumlah Kematian Bayi Jumlah Lahir Hidup
2008
2009
2010
2011
49
71
52
67
5,549
5,459
5,520
5,636
Column1
Dalam upaya menurunkan jumlah kematian bayi di Kota Cirebon, pemerintah daerah telah melakukan program akselerasi penurunan angka kematian bayi melalui penguatan Kampung Siaga dalam upaya
penggerakan
dan
pemberdayaan
masyarakat
untuk
berperilaku hidup sehat serta penguatan jejaring Rumah Sakit Berbasis Masyarakat (RSBM) sebagai upaya meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas dan mendekatkan pelayanan kesehatan, khususnya pelayanan kesehatan ibu dan anak.
26 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014
Kasus HIV – AIDS. Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) yang mudah menular dan mematikan. Virus tersebut merusak sistem kekebalan tubuh manusia, dengan akibat turunnya/hilangnya daya tahan tubuh, sehingga mudah terjangkit dan meninggal karena penyakit infeksi, kanker dan lainlain. Perkembangan kasus HIV-AIDs di Kota Cirebon terus bertambah. Dengan prevalensi penyebarannya sangat bervariatif mulai dari pertukaran jarum suntik yang tidak steril yang digunakan secara bergantian, hubungan seksual dengan penderita HIV-AIDS, darah melalui tranfusi dari penderita HIV-AIDS dan dari ibu hamil positif HIV-AIDs kepada janinnya. Dalam rangka menciptakan manusia yang berkualitas maka diperlukan upaya peningkatan penanggulangan HIV-AIDS yang melibatkan semua komponen pemerintah, swasta dan masyarakat secara umum. Secara kumulatif dari tahun 2004 sampai dengan bulan Juni 2012 jumlah kasus HIV-AIDs di Kota Cirebon telah mencapai 518 kasus dan yang meninggal mencapai 54 orang. Untuk memutus mata rantai penyebaran kasus HIV-AIDs, pemerintah Kota Cirebon telah menerbitkan Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Penanggulangan
27 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 HIV-AIDs di Kota Cirebon. Peraturan Daerah ini akan menjadi acuan bagi seluruh SKPD terkait dalam upaya mengurangi dan menekan penyebaran kasus HIV-AIDs. Beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan, diantaranya (1) melakukan sosialisasi tentang Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Penanggulangan HIV-AIDs; (2) Sosialisasi tentang penyakit HIV-AIDs, malaria dan dan penyakit menular seksual; (3) pembentukan Warga Peduli Aids (WAPA) di kelurahan; (4) kampanye pola hidup bersih dan sehat; dan (5) bekerja sama dengan RSUD Gunung Jati dan Kepolisian Resort Cirebon Kota tentang Program Therapy-Rumatan-Methadone (PTRM). Tabel 1.3-15 Perkembangan Kasus HIV – AIDS di Kota Cirebon Tahun 2004 – 2012 Tahun No.
Sumber Data
1.
Dinas Kesehatan Serro Survey Penasun Puskesmas Harm Reduction LSM HR PKBI Klinik Intan RSUD Gunung Jati RS Swasta Institusi lain
2. 3. 4. 5.
Total
Jumlah
s/d 2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012*)
13
1
5
9
4
0
3
5
0
40
0 0 0
0 0 0
32 0 4
0 0 45
18 0 16
0 23 0
0 42 0
0 0 0
0 0 0
50 65 65
0
0
3
0
0
0
0
0
0
3
0 0
0 2
0 3
14 2
4 0
21 0
0 0
32 3
13 0
84 10
0 55
0 16
0 26
0 75
0 2
0 27
0 0
0 0
0 0
0 201
68
19
73
145
44
71
45
40
6
518
Sumber : Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) Kota Cirebon Tahun 2012. *) keadaan sampai bulan Juni 2012. Keteragan : Yang meninggal sampai bulan Juni 2012 sebanyak 54 orang.
28 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 3) Kependudukan dan Catatan Sipil. Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan urusan Kependudukan dan Catatan Sipil, salah satunya dapat dilihat dari indikator kinerja sebagai berikut. a. Pertumbuhan Penduduk. Pertumbuhan penduduk di suatu daerah akan selalu dikaitkan dengan tingkat kelahiran, kematian dan perpindahan penduduk atau migrasi, baik perpindahan keluar maupun dari luar. Pertumbuhan penduduk adalah peningkatan atau penurunan jumlah penduduk suatu daerah dari waktu ke waktu. Pertumbuhan penduduk yang minus berarti jumlah penduduk yang ada pada suatu daerah mengalami penurunan yang bisa disebabkan oleh banyak hal. Pertumbuhan penduduk meningkat terjadi jika jumlah kelahiran dan perpindahan penduduk dari luar ke dalam lebih besar dari jumlah kematian dan perpindahan penduduk dari dalam keluar. Total jumlah penduduk di Kota Cirebon pada tahun 2011 adalah 300.424 orang, naik sebanyak 1.429 orang atau 0,48 % dibandingkan tahun 2008 sebanyak 298.995 orang. Berikut digambarkan pertumbuhan penduduk Kota Cirebon dalam kurun waktu tahun 2008 – 2011.
29 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 Tabel 1.3-16 Pertumbuhan Penduduk Kota Cirebon Tahun 2008 – 2011 Jenis Kelamin No.
Tahun
Laki-laki
Perempuan
1. 2008 145.545 153.450 2. 2009 148.392 155.760 3. 2010 148.600 147.789 4. 2011 150.628 149.806 Sumber : Kota Cirebon Dalam Angka Tahun 2012.
Jumlah Laki dan Perempuan 298.995 304.152 296.389 300.434
LPP 2,94 1,72 0,86 1,18
b. Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan. Banyaknya jumlah penduduk yang dapat mengenyam pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dapat menggambarkan tingkat kualitas sumber daya manusia di suatu daerah. Hal ini berkaitan erat dengan capaian Rata-rata Lama Sekolah (RLS) sebagaimana diuaraikan pada bagian terdahulu bahwa pada tahun 2011 Rata-rata Lama Sekolah penduduk Kota Cirebon baru mencapai 10,86 tahun, artinya pada tahun 2011 penduduk Kota Cirebon rata-rata baru mengenyam pendidikan pada jenjang pendidikan SMA kelas I. Tabel berikut menggambarkan penduduk usia 10 tahun ke atas di Kota Cirebon yang telah menamatkan pendidikan berdasarkan jenjang pendidikan selama kurun waktu tahun 2008 – 2011.
30 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 Tabel 1.3-17 Penduduk Usia 10 Tahun ke Atas Berdasarkan Jenjang Pendidikan Yang Ditamatkan di Kota Cirebon Tahun 2008 -2011
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Uraian Tidak/belum memiliki ijazah SD sederajat SLTP sederajat SLTA sederajat Akadmi/Diploma Perguruan Tinggi/Universitas Jumlah
2008 -
2009 -
-
-
-
Tahun 2010 -
2011 34.976
-
-
61.181 43.753 79.006 10.573 16.124
-
-
245.613
Sumber : Kota Cirebon Dalam Angka Tahun 2012.
4) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, salah satunya dapat dilihat dari indikator kinerja sebagai berikut. a. Persentase Partisipasi Perempuan di Lembaga Pemerintahan, Lembaga Legislatif dan Swasta Dalam rangka memberdayakan perempuan menuju kesetaraan gender perlu diberikan akses seluas-luasnya terhadap kaum perempuan untuk lebih berperan aktif di segala bidang kehidupan. Untuk mengetahui peran aktif kaum perempuan salah satunya dapat diukur dari partisipasi perempuan pada lembaga pemerintah/eksekutif, legislatif maupun swasta.
31 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 Tabel 1.3-18 Persentase Pekerja Perempuan pada Lembaga Pemerintahan, Lembaga Legislatif dan Swasta Tahun 2008 – 2011
No.
Uraian
1.
Jumlah pekerja perempuan di lembaga pemerintah
2.
Jumlah pekerja perempuan di lembaga legislatif Jumlah pekerja perempuan di lembaga swasta Jumlah 1 s/d 3 Jumlah angkatan kerja perempuan
3.
4.
5.
Persentase
2008 3.150
2009 3.442
1
2
7.681
Tahun 2010 3.498
2011 3.400
2012 -
2
3
-
7.812
7.861
7.894
-
10.832
11.256
11.361
11.297
-
112.269
117.315
108.277
109.753
9,65
9,60
10,49
10,29
Sumber : Dinsosnakertrans Kota Cirebon, BK-Diklat Kota Cirebon dan CDA Kota Cirebon : 2012.
b. Jumlah Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak. Kekerasan terhadap perempuan dan anak menimbulkan kesengsaraan atau penderitaan
baik secara fisik, seksual, psikologis dan/atau
penelantaran di dalam kehidupan rumah tangga. Kasus terhadap anak dan perempuan akan mengakibatkan trauma yang berkepanjangan, sehingga akan berpengaruh terhadap berbagai aspek kehidupannya. Jumlah kejadian kekerasan terhadap anak di Kota Cirebon pada tahun 2011 sebanyak 20 kasus, menurun sebanyak 28 kasus dibandingkan tahun 2010. Sementara untuk kekerasan terhadap perempuan tahun 2011 sebanyak 51 kasus, menurun sebanyak 13 kasus dibandingkan tahun 2010.
Sementara itu sampai dengan bulan Oktober 2012, kasus
32 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 kekerasan terhadap anak meningkat menjadi 25 kasus atau naik 5 (lima) kasus dibandingkan dengan tahun 2011. Gambaran lengkap kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan di Kota Cirebon dalam kurun waktu 2009 – bulan Oktober 2012 dapat dilihat pada tabel dan grafik berikut. Tabel 1.3-19 Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak Tahun 2009 – 2012 Di Kota Cirebon Tahun
No.
Uraian
1.
Kekerasan terhadap anak Kekerasan terhadap perempuan
2.
2009 45
2010 48
2011 20
2012 25*)
64
64
51
40*)
109
112
71
65*)
Jumlah
Sumber : BPMPPKB Kota Cirebon Tahun 2012. *) Data sampai bulan Oktober 2012.
Grafik 1.3-4 Perkembangan Kasus Kekerasan Terhadap Anak dan Perempuan di Kota Cirebon Tahun 2009- 2012 120 109
112
100 80 71 60 40
64
64
45
48
65
51 40
20
20
25
0 2009
2010
33 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
2011
2012
Kekerasan Terhadap Anak Kekerasan Terhadap Perempuan Jumlah
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 5) Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera. Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera, salah satunya dapat dilihat dari indikator kinerja sebagai berikut. a. Jumlah Peserta Keluarga Berencana Aktif. Tujuan program Keluarga Berencana secara demografi adalah untuk menurunkan angka kelahiran dan secara filosofis adalah untuk mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera. Jumah anak dalam keluarga yang dianjurkan oleh pemerintah adalah 2 (dua) anak cukup. Peserta KB Aktif adalah peserta KB baru dan peserta KB lama secara terus menerus memakai alat kontrasepsi untuk mengatur kelahiran dan mengakhiri kesuburan. Jumlah peserta KB aktif tahun 2011 sebanyak 34.711 orang atau 78,05% merupakan persentase peserta KB aktif terhadap total Pasangan Usia Subur (PUS) sebanyak 44.472 orang, meningkat sebanyak 1.918 orang jika dibandingkan tahun 2008 yang mencapai 32.793 orang. Tabel 1.3-20 Pencapaian Peserta KB Aktif di Kota Cirebon Tahun 2008 – 2012 No. 1. 2.
3. 4.
Uraian Jumlah PUS Jumlah PUS peserta KB Aktif Jumlah PUS tidak ikut KB Rata-rata jumlah anak Per Keluarga
2008 43.888
2009 45.237
Tahun 2010 44.609
32.793
33.632
33.925
34.711
33.494
11.095
11.605
10.684
9.761
9.668
3,56
3,70
3,65
3,60
3,56
4
4
4
4
4
Sumber : BPMPPKB Kota Cirebon Tahun 2012. *) keadaan sampai dengan bulan Oktober 2012.
34 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
2011 44.472
2012*) 43.162
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 Grafik 1.3-5 Pencapaian Peserta KB Aktif di Kota Cirebon Tahun 2008 – 2012 50,000 45,000 40,000 35,000 30,000 25,000 20,000 15,000 10,000 5,000 0
2008
2009
2010
2011
2012
Jumlah PUS
43,888
45,237
44,609
44,472
43,162
Peserta KB Aktf
32,793
33,632
33,925
34,711
33,494
PUS tidak ikut KB 11,095
11,605
10,684
9,761
9,668
b. Persentase Peserta KB Baru Menurut Jenis Kontrasepsi. Peserta KB baru adalah Pasangan Usia Subur yang baru pertama kali menggunakan metode kontrasepsi termasuk mereka yang pasca keguguran, setelah melahirkan atau pasc istirahat minimal 3 bulan. Jumlah PUS tahun 2011 sebanyak 44.472. Cakupan peserta KB baru merupakan persentase KB baru yang dilayani terhadap seluruh PUS di suatu wilayah kerja tertentu. Cakupan peserta KB baru tahun 2011 melampaui dari target yang ditetapkan sebesar 3.560 yaitu sebesar 3.680 atau 102,79%. Capaian target ini diperoleh melalui peningkatan keterampilan pemberian konseling dengan memperhatikan pola kontrasepsi yang rasional agar klien mampu memilih alat kontrasepsi yang betul-betul efektif dan efisien dalam mencegah kehamilan yang tidak diinginkan.
35 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 Tabel 1.3-21 Peserta KB Baru Menurut Jenis Kontrasepsi Tahun 2011 Per Kecamatan Di Kota Cirebon MKJP No.
Kecamatan
1. 2. 3. 4. 5.
IUD
MOP
MOW IMPLAN JUMLAH Suntik
Harjamukti Lemahwungkuk Pekalipan Kesambi Kejaksan
111 92 34 203 77
3 -
36 18 20 35 37
28 72 8 85 37
178 182 62 323 151
748 351 261 523 276
203 76 59 94 40
Kota Cirebon
517
3
146
230
896
2.159
471
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Cirebon Tahun 2012.
36 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Pil
Non MKJP MKJP + Non Obat Kondom Lainnya Jumlah MKJP Vagina 86 0 0 1.037 1.215 16 0 0 442 624 15 0 0 335 397 29 0 0 646 969 8 0 0 324 475 154
0
0
2.784
3.680
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 6) Sosial. Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan urusan Sosial, salah satunya dapat dilihat dari indikator kinerja sebagai berikut. a. Persentase Capaian Kinerja dan Jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS). Pembangunan bidang kesejahteraan sosial pada hakikatnya adalah pembangunan manusia dengan fokus sasarannya diarahkan pada pembangunan sumber daya manusia di bidang sosial secara terencana, terarah dan berkelanjutan serta menciptakan lingkungan sosial masyarakat yang sehat dan dinamis dalam rangka meningkatkan taraf kesejahteraan sosial masyarakat. Upaya mewujudkan pembangunan kesejahteraan sosial tidak terlepas dari berbagai hambatan dan tantangan yang semakin luas dan kompleks. Sangat disadari bahwa sejalan dengan perkembangan kondisi sosial masyarakat saat ini, maka dalam perkembangannya Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial turut berkembang baik secara kuantitas maupun kompleksitasnya. Berbagai masalah kesejahteraan sosial yang berkembang di masyarakat pada tahun 2011 relatif masih cukup besar. Persentase capaian kinerja dan jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial di Kota Cirebon dalam kurun waktu tahun 2008 – 2012 dapat dilihat pada tabel berikut.
37 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 Tabel 1.3-22 Capaian Kinerja dan Jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Tahun 2008 – 2012 di Kota Cirebon
No.
Uraian
1.
Anak Balita Terlantar a. Jumlah b. Ditangani Anak Terlantar a. Jumlah b. Ditangani Anak Nakal a. Jumlah b. Ditangani Anak Jalanan a. Jumlah b. Ditangani Wanita Rawan Sosek a. Jumlah b. Ditangani Korban tindak kekerasan a. Jumlah b. Ditangani Lanjut usia terlantar a. Jumlah b. Ditangani Penyandang cacat a. Jumlah b. Ditangani Tuna susila a. Jumlah b. Ditangani Pengemis a. Jumlah b. Ditangani Gelandangan a. Jumlah b. Ditangani Bekas warga binaan lembaga kemasyarakatan a. Jumlah b. Ditangani Korban penyalahgunaan Narkoba (NAPZA) a. Jumlah b. Ditangani Keluarga fakir miskin a. Jumlah b. Ditangani
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
38 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
2008
2009
Tahun 2010
2011
2012
265 15
250 14
236 9
227 6
221 -
1.879 60
1.819 50
1.769 60
1.709 50
1.659 -
51 1
50 2
48 2
46 2
44 -
380 20
297 40
227 76
187 90
149 149
5.096 80
5.016 50
4.966 50
4.916 50
4.866 -
171 2
169 22
147 19
128 16
112 -
1.009 10
999 15
984 20
964 10
954 -
741 15
726 25
721 17
704 11
693 10
25 20
29 25
30 28
32 30
36 34
24 20
25 21
27 26
28 27
30 25
10 9
12 10
13 10
14 10
8 7
13 -
15 -
17 10
18 -
19 -
186 5
181 2
179 -
179 20
159 -
74.000 74.000
84.309 84.309
66.636 66.636
66.636 66.636
66.636 66.636
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 No.
Uraian
2008
2009
Tahun 2010
2011 Rumah tidak layak huni a. Jumlah 18.423 18.186 16.728 15.980 b. Ditangani 237 1.458 748 511 16. Keluarga bermasalah sosial psikologis a. Jumlah 127 127 121 118 b. Ditangani 6 17. Komunitas adat terpencil a. Jumlah b. Ditangani 18. Korban bencana alam a. Jumlah b. Ditangani 19. Pekerja imigran terlantar a. Jumlah b. Ditangani 20. Penyandang HIV/AIDs a. Jumlah 334 362 398 400 b. Ditangani 128 146 146 162 21. Keluarga rentan a. Jumlah b. Ditangani Sumber : Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Cirebon.
2012
15.
15.469 533
118 -
-
-
-
514 -
b. Tempat Ibadah. Beribadah menurut agama dan kepercayaan yang dianut merupakan wujud kepercayaan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Beribadah sangat berguna dalam membentuk manusia seutuhnya. Untuk itu diperlukan sarana tempat ibadah dalam mewujudkan insan yang bertaqwa bagi masingmasing pemeluk agama. Jumlah mesjid di Kota Cirebon pada tahun 2011 sebanyak 234 buah, meningkat sebanyak 23 buah dibandingkan tahun 2008 sebanyak 211 buah. Sementara itu, jumlah gereja pada tahun 2011sebanyak 28 buah atau meningkat sebanyak 6 buah dibandingkan tahun 2008 sebanyak 22 buah.
39 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 Tabel 1.3-23 Tempat Ibadah di Kota Cirebon Tahun 2011 Tahun Bangunan Tempat Ibadah 2008 2009 2010 1. Mesjid 211 213 213 2. Gereja 22 22 26 3. Pura 1 1 1 4. Vihara 3 3 4 5. Kelenteng 1 1 1 Sumber : Kota Cirebon Dalam Angka Tahun 2012. No.
2011 234 28 1 4 1
7) Investasi Berikut ini disajikan jumlah Investor PMDN maupun PMA yang ada di Kota Cirebon perkembangan dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 sebagai berikut: a. Jumlah investor berskala nasional (PMDN/PMA) Hasil analisis jumlah investor PMDN/PMA di provinsi dan kabupaten/kota dapat disajikan dalam tabel sebagai berikut: Tabel 1.3-24 Jumlah Investor PMDN/PMA Tahun 2008 s.d 2012 Kota Cirebon Tahun
Uraian
(1)
(2)
PMDN PMA
Total
Kenaikan (%)
(3)
(4)
(5=3+4)
2008 Jumlah Investor
1.023
11
1.034
2009
Jumlah Investor
1.039
11
1.050
2
2010
Jumlah Investor
1.079
10
1.089
4
2011
Jumlah Investor
1.112
10
1.122
3
2012
Jumlah Investor
1.112
10
1.122
0
Sumber Data: BPMPP Kota Cirebon dan Dinsosnakertran Kota Cirebon diolah.
Perkembangan investor melihat kepada perusahaan berskala nasional termasuk seluruh perusahaan yang ada perlu didata dan dihitung sebagai bagian penanaman modal dalam negeri. Jumlah investor sejak tahun 2008 s/d
40 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 2012 menunjukkan perkembangan atau peningkatan jumlah dari 1.034 menjadi 1.122. Rata-rata kenaikan sebesar 3,5 % setiap tahun. Kondisi investor perlu disediakan ruang berusaha yang nyaman dan peningkatan fasilitas Kota yang memadai, antara lain melalui penataan tata ruang kota yang baik, hal ini akan meningkatkan kepercayaan pengusaha yang mau menginvestasikan modalnya di Kota Cirebon. Seiring dengan tela dikeluarkannya Perda no 8 tahun 2012 tentang RTRW diharapkan akan meningkatkan iklim investasi yang baik di Kota Cirebon. Jalan yang representatif dan bebas macet juga merupakan prasyarat utama daya tarik investor. Hal lain yang mendukung investasi adalah pelayanan perijinan terpadu yang saat ini telah diterapkan. b. Jumlah nilai investasi berskala nasional (PMDN/PMA) Hasil investasi PMDN/PMA Kota Cirebon dapat disajikan dalam tabel sebagai berikut : Tabel 1.3-25 Jumlah Investasi PMDN/PMA Tahun 2008 s.d 2012 Kota Cirebon Realisasi Tahun Kenaikan Nilai Investasi (%) 2008
251.698.000.000
2009
261.698.000.000
4
2010
328.823.000.000
26
2011
463.823.000.000
41
2012
301.225.000.000 (s/d) triwulan III
-35
Sumber Data: BPMPP Kota Cirebon diolah.
Nilai investasi yang diinvestasikan di Kota Cirebon sejak tahun 2008 sampai dengan 2012 sebagaimana tabel di atas terus meningkat, dan terjadi
41 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 peningkatan yang signifikan pada tahun 2010 sebesar 26 % dan pada tahun 2011 sebesar 41 %. Untuk tahun 2012 didapat data sampai dengan triwulan III, baru mencapai 301,2 milyar, atau masih 35% dibawah tahun sebelumnya. Namun diyakini nilai investasi tahun 2012 akan surplus dibanding tahun sebelumnya. c. Rasio daya serap tenaga kerja Hasil analisis rasio daya serap tenaga kerja Kota Cirebon, dapat disajikan dalam contoh tabel sebagai berikut: Tabel 1.3-26 Rasio Daya Serap Tenaga Kerja Tahun 2008 s.d 2012 Kota Cirebon No Uraian 2008 2009 2010 2011 2012 Jumlah tenaga kerja yang bekerja pada 1 perusahaan PMA/PMDN
26.972 27.879 28.804 29.510 29.520
2
Jumlah seluruh PMA/PMDN
1.034
1.050
1.089
1.122
1.122
3
Rasio daya serap tenaga kerja (org)
26,09
26,55
26,45
26,30
26,31
Sumber Data: BPMPP Kota Cirebon dan Dinsosnakertrans Kota Cirebon diolah.
Daya serap tenaga kerja sejak tahun 2008 sampai tahun 2012 berkisar 26,09 sampai 26,55 orang per perusahaan. Daya serap tertinggi terjadi pada tahun 2009. Permasalahan daya serap tenaga kerja saat ini adalah sangat tergantung kepada perkembangan situasi perekonomian. Di satu sisi, tenaga kerja sangat membutuhkan kepastian jaminan kerja, namun di sisi lain perusahaan tidak mau atau tidak bisa menanggung beban lebih apabila terjadi penurunan perekonomian atau terjadi krisis ekonomi yang berdampak jangka panjang.
42 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 8) Ketenagakerjaan. Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan urusan ketenagakerjaan dapat digambarkan melalui perkembangan tingkat partisipasi angkatan kerja sebagai berikut : Tabel 1.3-27 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Tahun 2008-2011 Kota Cirebon Tahun 2011
Kecamatan Harjamukti Lemahwungkuk Pekalipan Kesambi Kejaksan Kota Cirebon
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) LakiLaki-laki Perempuan laki+Permpuan 75,84 36,41 56,1 74,94 40,45 57,93 75,91 44,66 59,84 71,51 37,92 54,61 74,05 40,27 56,52 74,38 38,92 56,51
Tahun 2010 Kecamatan
Harjamukti Lemahwungkuk Pekalipan Kesambi Kejaksan Kota Cirebon
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) LakiLaki-laki Perempuan laki+Permpuan 68,95 37,75 52,29 72,99 42,26 56,72 69,47 44,66 55,96 64,77 38,64 50,93 67,44 40,75 52,87 68,47 39,9 53,18
Tahun 2009
Kecamatan Harjamukti Lemahwungkuk Pekalipan
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) LakiLaki-laki Perempuan laki+Permpuan 62,84 42,09 52,38 67,02 38,39 52,41 58,38 40,88 49,25
43 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 Kesambi Kejaksan Kota Cirebon
64,71 50,4 61,41
41,69 40,63 40,91
52,39 45,43 50,87
Tahun 2008
Kecamatan Harjamukti Lemahwungkuk Pekalipan Kesambi Kejaksan Kota Cirebon
Tingakat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) LakiLaki-laki Perempuan laki+Permpuan 64,84 37,06 50,89 66,34 36,12 50,35 61,46 35,24 48,19 65,57 40,07 52,28 56 36,97 46,23 63,46 37,38 50,06
Sumber : BPS Kota Cirebon.
9) Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri. Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri, salah satunya dapat dilihat dari indikator kinerja sebagain berikut. a. Rasio Jumlah LINMAS per satuan penduduk. Petugas perlindungan masyarakat (Linmas) merupakan satuan yang memiliki tugas umum pemeliharaan ketentraman dan ketertiban masyarakat. Satuan ini memiliki peran penting dalam memelihara ketertiban masyarakat secara luas. Rasio jumlah Linmas dapat menggambarkan kapasitas Pemerintah Daerah untuk
memelihara
ketentraman
dan
ketertiban
masyarakat
serta
mengkondisikan lingkungan yang kondusif dan demokratis, sehingga tercipta kehidupan strata sosial yang interaktif. Semakin besar rasio jumlah linmas maka akan semakin besar ketersediaan linmas yang dimiliki pemerintah daerah dalam memberikan pelayanan
44 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 penunjang penyelenggaraan pemerintah daerah dalam upaya pemeliharaan ketentraman dan ketertiban masyarakat. Jumlah Linmas di Kota Cirebon pada tahun 2010 sebanyak 1.264 orang dengan jumlah penduduk 296.389, sehingga rasio jumlah Linmas terhadap jumlah penduduk adalah 1:234,48 artinya bahwa setiap 1 orang anggota Linmas di Kota Cirebon memiliki tugas dan tanggungjawab memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat sebanyak 234 sampai 235 orang. Apabila dibandingkan dengan kelurahan yang ada, maka diketahui bahwa pada tahun 2010 di Kota Cirebon rata-rata per kelurahan memiliki 57 sampai 58 anggota satuan Linmas. Tabel 1.3-28 Jumlah Anggota Linmas Tahun 2008 – 2010 Di Kota Cirebon Tahun No. Uraian 2008 2009 2010 1. Jumlah Linmas 1.400 1.264 1.264 2. Jumlah penduduk 298.995 304.152 296.389 3. Jumlah Kelurahan 22 22 22 4. Rasio anggota 1 : 213,57 1 : 240,63 1: Linmas terhadap 234,48 jumlah penduduk 5. Rasio anggota 1 : 63,64 1 : 57,45 1: 57,45 Linmas per kelurahan Sumber : Kantor Kesbangpol dan Poldagri Tahun 2012.
b. Rasio POS SIMKAMLING per Jumlah Kelurahan. Rasio Pos Sistem Keamanan Lingkungan (Siskamling) per kelurahan dapat menggambarkan ketersediaan pos siskamling pada setiap kelurahan dalam menjaga dan memelihara keamanan lingkungan, ketenteraman dan ketertiban masyarakat . Semakin besar rasio jumlah pos siskamling akan semakin besar kapasitas pemerintah daerah dalam memberdayakan masyarakat untuk berperan aktif dalam menjaga dan memelihara keamanan lingkungan serta 45 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 ketenteraman dan ketertiban masyarakat, sehingga akan tercipta suasana kehidupan masyarakat yang kondusif. Jumlah pos siskamling di Kota Cirebon pada tahun 2011 sebanyak 507 buah dengan jumlah kelurahan sebanyak 22 kelurahan. Dengan demikian rasio jumlah pos siskamling di Kota Cirebon pada tahun 2011 sebesar 1 : 23,05 artinya setiap kelurahan di Kota Cirebon rata-rata memiliki pos siskamling sebanyak 23 sampai 24 buah. 10) Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian. Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian, salah satunya dapat dilihat dari indikator kinerja sebagai berikut : a. Persentase Rumah Tangga (RT) Miskin. Kemiskinan
merupakan
permasalahan
yang
kompleks
dan
sangat
berpengaruh terhadap kemampuan masyarakat dalam mengakses pelayanan sosial dasar, yaitu layanan pendidikan, layanan kesehatan dan kemampuan daya beli masyarakat. Berdasarkan data PSED tahun 2010, jumlah rumah tangga miskin di Kota Cirebon sebanyak 17.903 Rumah Tangga.
46 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 Tabel 1.3-29 Jumlah Rumah Tangga Miskin Per Kelurahan di Kota Cirebon Berdasarkan PSED Tahun 2010
Kode
Nama Kelurahan
Mendekati Miskin
Miskin
Sangat Miskin
Jumlah
3274010001
ARGASUNYA
198
814
234
1.246
3274010002
KALIJAGA
417
944
136
1.497
3274010003
HARJAMUKTI
619
477
39
1.135
3274010004
KECAPI
303
459
34
796
3274010005
LARANGAN
178
36
2
216
3274020001
PEGAMBIRAN
731
1.013
53
1.797
3274020002
KESEPUHAN
662
691
46
1.399
3274020003
LEMAHWUNGKUK
161
406
49
616
3274020004
PANJUNAN
247
343
7
597
3274030001
JAGASATRU
421
394
4
819
3274030002
PULASAREN
362
188
0
550
3274030003
PEKALIPAN
242
201
4
447
3274030004
PEKALANGAN
320
391
39
750
3274040001
KARYAMULYA
143
242
7
392
3274040002
SUNYARAGI
459
456
39
954
3274040003
DRAJAT
537
254
6
797
3274040004
KESAMBI
292
214
5
511
3274040005
PEKIRINGAN
304
142
4
450
3274050001
KEJAKSAN
340
190
2
532
3274050002
KEBONBARU
240
199
3
442
3274050003
SUKAPURA
218
994
49
1.261
3274050004
KESENDEN
338
349
12
699
7.732
9.394
744
17.903
Total Sumber : Hasil Pendataan PSED, 2010.
11) Pemberdayaan Masyarakat dan Kelurahan. Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan urusan pemberdayaan masyarakat dan kelurahan, salah satunya dapat dilihat dari indikator kinerja sebagai berikut:
47 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 a. Jumlah LSM yang Aktif. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) merupakan wujud nyata partisipasi masyarakat dalam upaya meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat yang menitikberatkan kegiatannya secara swadaya. Besarnya jumlah LSM yang aktif dapat menggambarkan kapasitas yang dimiliki pemerintah daerah dalam mewujudkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan daerah sebagai upaya meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat. Di samping itu, banyaknya jumlah LSM juga menunjukkan ketersediaan fasilitas penunjang penyelenggaraan pemerintah daerah untuk meningkatkan keterlibatan masyarakat secara aktif dalam pembangunan daerah. Jumlah LSM yang terdaftar di Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri Kota Cirebon dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 jumlahnya tetap yaitu sebanyak 78 LSM, sementara jumlah Ormas mengalami kenaikan dari 111 pada tahun 2008 menjadi 196 ormas pada tahun 2012. LSM dan Ormas tersebut diantaranya bergerak dalam berbagai bidang kegiatan seperti bidang pendidikan, kesehatan dan sosial. Tabel berikut menggambarkan jumlah LSM/Yayasan dan Ormas di Kota Cirebon selama kurun waktu tahun 2008 – 2012. Tabel 1.3-30 Jumlah LSM/Yayasan dan Ormas Tahun 2008 – 2012 Kota Cirebon No.
Tahun
LSM/Yayasan
Ormas
Jumah
1. 2. 3. 4. 5.
2008 2009 2010 2011 2012
78 78 78 78 78
111 111 111 196 196
189 189 189 274 274
Sumber : Kantor Kesbangpol dan Poldagri Tahun 2012.
48 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 12) Kearsipan. Gambaran kondisi umum daerah terkait urusan kearsipan, salah satunya dapat dilihat dari indikator kinerja sebagai berikut. a. Pengelolaan Arsip Secara Baku. Arsip merupakan dokumen yang berisi data/informasi beberapa tahun ke belakang yang keberadaannya sangat penting untuk mengingatkan peristiwa/kejadian/ kronologis penyelenggaraan pemerintahan, oleh karena itu memerlukan pengelolaan secara baku. Berdasarkan data dari Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Cirebon, pada tahun 2012 dari 70 SKPD di Kota Cirebon sebanyak 50 SKPD telah mengelola arsip secara baku, jumlah tersebut mengalami kenaikan dari tahun 2008 yang hanya sebanyak 7 SKPD. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 1.3-31 Pengelolaan Arsip Secara Baku di Kota Cirebon Tahun 2008 – 2012
No. 1. 2.
3.
Uraian Jumlah SKPD Jumlah SKPD yang telah menerapkan arsip secara baku Persentase SKPD yang telah menerapkan arsip secara baku
2008 70
Tahun 2009 2010 2011 70 70 70
2012 70
7
21
30
42
50
10
30
43
60
72
Sumber : Bapusipda Kota Cirebon Tahun 2012 .
b. Peningkatan SDM Pengelola Arsip Terpadu. Dalam mengelola arsip diperlukan teknik/cara mengelola arsip secara baik, benar dan terpadu. Hal ini diperoleh melalui pelatihan pengelolaan arsip. Jumlah SDM yang diperlukan untuk mengelola arsip secara terpadu di Kota 49 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 Cirebon dalam kurun waktu lima tahun dari tahun 2008 - 2012 sebanyak 400 orang. Dari jumlah tersebut, yang telah mengikuti pelatihan sebanyak 350 orang, sehingga masih terdapat 50 orang pengelola arsip yang belum mendapat pelatihan pengelolaan arsip secara terpadu. Tabel 1.3-32 Pengelola Arsip Terpadu di Kota Cirebon Tahun 2008 – 2011 No. 1. 2.
3.
Uraian
2008
2009
Tahun 2010
Jumlah SDM pengelola 80 80 80 arsip yang dibutuhkan Jumlah SDM pengelola arsip yang telah 50 50 75 mengikuti pelatihan Persentase SDM pengelola arsip yang 62 62 93 telah mengikuti pelatihan. Sumber : Bapusipda Kota Cirebon Tahun 2012.
2011
2012
80
80
75
100
93
125
13) Perpustakaan. Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan urusan perpustakaan, salah satunya dapat dilihat dari indikator kinerja sebagai berikut. a. Jumlah Perpustakaan. Perpustakaan merupakan wadah dimana didalamnya terdapat berbagai jenis dan kelompok bahan pustaka yang diperuntukkan bagi masyarakat luas yang disusun menurut sistem tertentu dan bertujuan untuk meningkatkan mutu kehidupan masyarakat serta sebagai penunjang kelangsungan pendidikan. Banyaknya jumlah perpustakaan dapat menggambarkan kapasitas yang dimiliki oleh pemerintah daerah untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat luas berupa bahan pustaka kepada masyarakat pengguna perpustakaan.
50 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 Selama kurun waktu tahun 2008 – 2012, Kota Cirebon hanya memiliki 1 (satu) buah perpustakaan milik pemerintah daerah, namun jumlah perpustakaan lain seperti perpustakaan sekolah, pondok pesantren maupun perpustakaan dinas/badan/kantor cukup banyak yaitu pada tahun 2012 berjumlah 256 perpustakaan. Tabel 1.3-33 Jumlah Perpustakaan di Kota Cirebon Tahun 2008 – 2012
No.
Uraian
1.
Jumlah perpustakaan milik Pemda Jumlah perpustakaan milik non Pemda (sekolah, pontren, skpd)
2.
3.
Total perpustakaan
2008
2009
Tahun 2010
2011
2012
1
1
1
1
1
242
248
250
256
256
243
249
251
257
257
Sumber : Bapusipda Kota Cirebon Tahun 2012.
b. Jumlah Pengunjung Perpustakaan. Indikator efektivitas penyediaan pelayanan perpustakaan dapat dilihat dari banyaknya jumlah pengunjung perpustakaan yang juga menggambarkan tingginya budaya baca masyarakat. Jumlah pengunjung perpustakaan milik pemerintah daerah Kota Cirebon pada tahun 2011 sebanyak 45.846 orang meningkat dari tahun 2010 yang berjumlah 40.277 orang. Namun pada tahun 2009 jumlah pengunjung perpustakaan milik pemerintah daerah mengalami penurunan dari 44.892 orang pada tahun 2008 menjadi 40.266 orang tahun 2009.
51 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 Tabel 1.3-34 Jumlah Pengunjung Perpustakaan di Kota Cirebon Tahun 2008 – 2012
No.
Uraian
2008
2009
Jumlah pengunjung perpustakaan milik 44.892 40.266 Pemda 2. Jumlah pengunjung perpustakaan milik 2.480 2.446 non Pemda 3. Jumlah total 47.372 42.712 pengunjung Sumber : Bapusipda Kota Cirebon Tahun 2012.
Tahun 2010
2011
2012
40.277
45.846
39.641
2.578
2.663
2.779
42.855
48.509
42.420
1.
c. Jumlah Ketersediaan Buku Pada Perpustakaan. Ketersediaan buku pada perpustakaan dapat menggambarkan kapasitas yang dimiliki oleh daerah untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat umum dalam memberikan bahan pustaka kepada pengguna perpustakaan. Pada tahun 2012 jumlah buku yang tersedia di perpustakaan milik pemerintah Kota Cirebon sebanyak 38.746 buah dengan total judul buku sebanyak 19.566 judul dengan rata-rata jumlah buku per judul sebanyak 2 buku sampai 3 buku. Tabel 1.3-35 Jumlah Ketersediaan Buku pada Perpustakaan Daerah Kota Cirebon Tahun 2008 – 2012 No. 1. 2. 3.
Uraian
2008 10.894 21.574
2009 11.919 23.604
Jumlah judul buku Jumlah total buku Rata-rata jumlah 2,2 2,2 judul buku Sumber : Bapusipda Kota Cirebon Tahun 2012.
Tahun 2010 18.113 35.868
2011 19.060 37.744
2012 19.566 38.746
2,2
2,2
2,3
d. Jumlah Kendaraan Perpustakaan. Dalam rangka memudahkan masyarakat untuk mengakses bahan pustaka yang ada di perpustakaan milik pemerintah Kota Cirebon, saat ini pemerintah Kota Cirebon telah menyediakan kendaraan roda 4 (empat) yang berfungsi
52 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 sebagai perpustakaan keliling, namun jumlahnya sejak tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 baru sebanyak 2 unit. Sementara kendaraan roda dua untuk menjangkau wilayah yang tidak bisa ditembus oleh kendaraan roda empat belum tersedia. Dengan adanya kendaraan perpustakaan keliling diharapkan masyarakat akan lebih mudah dalam mengakses perpustakaan sehingga budaya baca dapat melembaga dalam kehidupan masyarakat serta dapat memberikan nilai tambah untuk meningkatkan pengetahuan dan mewujudkan masyarakat Kota Cirebon yang cerdas, inovatif, berakhlak mulia dan berkepribadian. Tabel 1.3-36 Jumlah Kendaraan Perpustakaan di Kota Cirebon Tahun 2008 – 2012 No.
Uraian
1.
Jumlah mobil unit perpustakaan keliling (roda 4) Jumlah kendaraan roda 2 (motor pintar)
2.
2008 2
2009 2
Tahun 2010 2
-
-
-
2011 2
2012 2
-
-
Sumber : Bapusipda Kota Cirebon Tahun 2012.
1.4.Permasalahan Pembangunan Permasalahan pembangunan di Kota Cirebon dijabarkan berdasarkan kondisi umum yang telah disampaikan dalam bab II serta perkembangan atau evaluasi atas target-target kinerja RPJMD sebelumnya. Permasalahan yang disampaikan merupakan pekerjaan rumah yang menjadi fokus pelaksanaan pembangunan periode 2013 – 2018.
53 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 1) Aspek Fisik dan Lingkungan. Kota Cirebon memiliki letak geografis yang sangat strategis. Berada di persimpangan jalur Jawa Barat dan Jawa Tengah, dilalui oleh jalur lintas nasional dan menjadi pusat pertemuan / titik simpul seluruh moda transportasi. Sebagai konsekuensi letak geografis tersebut kapasitas infrastruktur yang ada menjadi tidak sebanding dengan beban yang terjadi. Sehingga saat ini sudah terasa bertambahnya titik-titik kemacetan terutama di lintasan-lintasan sebidang jalur kereta api, selain itu jumlah jalan dengan kondisi rusak pun semakin bertambah. Fenomena commuter Cirebon – Jakarta semakin hari semakin tinggi, hal ini dipicu dengan semakin membaiknya pelayanan dan infrastruktur jalur kereta api lintas pulau Jawa. Waktu tempuh pun semakin singkat, dan bukan tidak mungkin Kota Cirebon menjadi pilihan utama mereka yang bekerja di Jakarta untuk bertempat tinggal di Kota Cirebon. Sementara untuk transportasi massal masih mengandalkan moda angkutan kota yang jumlahnya cenderung tetap. Kota Cirebon merupakan merupakan kota pantai yang menjadi ujung sebagian aliran sungai-sungai di wilayah Cirebon. Sebagai kota pantai, kondisi kemiringan lereng sangat landai dan hal ini menyebabkan air larian cenderung lambat. Dengan bertambahnya fenomena pemanasan global dan terjadinya kerusakan di wilayah hulu terutama di sekitar Gunung Ciremai, banjir dan genangan hujan menjadi permasalahan yang kemudian muncul. Kondisi ini ditambah dengan berkurangnya
54 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 daerah resapan karena pesatnya pembangunan fisik serta keberadaan ruang terbuka hijau yang semakin hari semakin jarang. Terjadinya kerusakan lingkungan di wilayah hulu sungai (sekitar Gunung Ciremai) serta berkurangnya daerah resapan ternyata berpengaruh pula pada tingginya sedimentasi di wilayah pantai Kota Cirebon. Di sisi lain fenomena ini menambah luas fisik wilayah kota tetapi pada sisi lain dijadikan tambahan lahan untuk pembangunan perumahan liar. Kondisi ini menyebabkan lingkungan di sekitar pantai cenderung tidak tertata, kumuh, dan merusak ekosistem pantai. Dampak yang kemudian terjadi adalah semakin jauhnya wilayah penangkapan ikan para nelayan Cirebon, hal ini disebabkan karena habitat ekologis tempat berkembang biak hewan laut menjadi hilang atau rusak. Kota Cirebon telah memiliki dokumen perencanaan tata ruang melalui Peraturan Daerah Nomor 8 tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Cirebon 2011- 2031. Peraturan daerah ini masih dalam tahap baru dan pada saat RPJMD ini disusun sedang dilakukan penyusunan Rencana Detil Tata Ruang. Yang kemudian menjadi permasalahan bahwa dokumen ini belum cukup dijadikan acuan karena masih ada beberapa peraturan perundangan sebagai tindak lanjut perda tersebut yang belum disusun, sebagai contoh terkait dengan aturan pengenaan sanksi administratif pelanggaran tata ruang dan pengenaan insentif dan disinsentif tata ruang. Selain itu dalam pelaksanaannya diperlukan konsistensi dan komitmen dalam penegakan hukum. Untuk
55 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 itu, diperlukan sinergitas antara pemerintah, masyarakat dengan komunitas pemerhati penataan ruang yang didukung oleh transparansi informasi terkait penataan ruang. Kota Cirebon memiliki luas wilayah administratif yang relatif sempit dibandingkan dengan kota-kota lainnya di Propinsi Jawa Barat. Dengan kondisi ini salah satu permasalahan yang terkait ketersediaan lahan adalah keberadaan Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA). Kapasitas dan daya tampung fasilitas tersebut akan berakhir dan harus segera digantikan dengan fasilitas baru dengan sistem sanitary landfill. Sementara dengan perkembangan kegiatan kota yang sangat pesat dan jumlah penduduk yang bertambah maka volume sampah yang dihasilkan pun meningkat pula. Pola inovasi dan
pengembangan
pengelolaan sampah baru pernah dilakukan di beberapa lokasi misal dengan pencanangan “zero waste” di beberapa kantor instansi pemerintah dan
di beberapa komunitas perumahan. Namun hal
tersebut belum cukup karena program yang ada cenderung sporadis, belum masif dan belum menjadi prioritas. Dalam jangka waktu lima tahun ke depan diperkirakan keberadaan tempat pembuangan akhir sampah masih sangat dibutuhkan, namun karena Kota Cirebon tidak memiliki lahan yang mencukupi maka satu-satunya pilihan adalah dengan menggunakan lahan di wilayah kabupaten/kota lain di sekitar Kota Cirebon. Keberadaan Pelabuhan Cirebon dipandang sebagai salah satu fasilitas yang sangat strategis karena hanya satu-satunya di wilayah pantai Utara
56 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 khususnya Jawa Barat bagian timur. Sebelum transportasi darat berkembang pesat seperti saat ini, arus barang dan penumpang yang keluar masuk pelabuhan Cirebon termasuk cukup tinggi. Namun seiring dengan perkembangan transportasi darat yang semakin maju, keberadaan pelabuhan cirebon sebagai moda transportasi barang dan penumpang sedikit demi sedikit mulai berkurang. Saat ini pelabuhan masih digunakan sebagai transit barang / kapal laut serta lebih diutamakan untuk pengangkutan batu bara sebagai bahan bakar industri di wilayah Bandung dan sekitarnya. Akibat perkembangan tersebut jalur transportasi Cirebon – Bandung menjadi lebih cepat rusak karena dimuati oleh beban yang berlebih, belum dampak dari debu batubara yang mencemari lingkungan sekitar pelabuhan dan kawasan permukiman di wilayah tersebut. Waktu tempuh jalur Cirebon – Bandung pun menjadi lebih lama. 2) Aspek Sosial Budaya Dari aspek pendidikan, Kota Cirebon sebenarnya berada di posisi teratas dibandingkan dengan wilayah lainnya di Cirebon. Angka ratarata lama sekolah Kota Cirebon hampir mencapai sepuluh (10) tahun. Anggaran pendidikan dalam APBD telah mencapai hampir 32 persen dari total belanja. Namun dalam perjalanan apa yang menjadi target (angka indeks pendidikan) belum dapat tercapai. Angka putus sekolah yang ditargetkan untuk nol atau tidak ada anak putus sekolah masih belum tercapai. Biaya operasional sekolah baru bisa ditanggulangi APBD hanya sampai tingkat SMP saja, sementara untuk tingkat SMA
57 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 belum dapat ditanggulangi oleh APBD. Akibatnya masih banyak anak putus sekolah di tingkat SMA. Selain itu permasalahan lainnya di bidang pendidikan adalah persoalan penerimaan siswa didik baru, pemerataan jumlah murid di sekolah-sekolah, sebaran fasilitas sekolah dan mutu guru. Di bidang kesehatan, Kota Cirebon memiliki indeks kesehatan yang paling tinggi di wilayah Cirebon. Anggaran kesehatan dalam APBD untuk kesehatan dasar dan rujukan sudah lebih dari 10 persen dari total belanja APBD. Fasilitas kesehatan pun menjadi rujukan di wilayah Cirebon bahkan hingga sebagian Jawa Tengah. Sebagai kota transit, sebenarnya Kota Cirebon rawan terhadap masalah kesehatan yang ditimbulkan dari perpindahan manusia dan barang. Kasus flu burung, demam berdarah, serta HIV AIDS yang semakin meningkat diantaranya adalah konsekuensi dari kota transit. Gizi buruk menjadi masalah di bidang kesehatan dasar yang diantaranya terjadi di kalangan keluarga miskin. Penanganan kesehatan keluarga miskin pun menjadi persoalan karena banyaknya warga yang menurut persepsi masyarakat tergolong miskin namun belum terdata sebagai keluarga miskin. Kota Cirebon telah menerbitkan Kartu Cirebon Menuju Sejahtera (KCMS) namun karena dianggap belum mengakomodir keinginan masyarakat untuk masuk dalam data maka program ini kemudian dianggap tidak berhasil. Persoalan lainnya di bidang kesehatan adalah soal layanan rumah sakit umum daerah yang seringkali mendapat komplain dari masyarakat. Keluhan dari keterlambatan dokter, penanganan di unit
58 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 gawat darurat, kekurangan fasilitas dan peralatan adalah sebagian dari persoalan pelayanan kesehatan rujukan. Secara data statistik proporsi keluarga miskin di Kota Cirebon sebenarnya cenderung turun. Namun hasil pendataan BPS ini belum dapat digunakan sepenuhnya untuk program-program penanggulangan kemiskinan. Hasil pendataan kemudian dianggap belum mewakili masyarakat miskin yang dipersepsikan sendiri oleh masyarakat. Usulan data keluarga miskin yang diminta untuk diverifikasi sudah mencapai angka hampir 30 ribu kepala keluarga. Sementara data KCMS sendiri berjumlah hampir 18 ribuan kepala keluarga. Persoalan yang kemudian terjadi terutama dalam pelayanan kesehatan keluarga miskin. Oleh karena itu masih terjadi dua alternatif penggunaan data yang berasal dari KCMS dan yang berasal dari SKTM (untuk yang belum terakomodir). Kecenderungan yang terjadi adalah rata-rata masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan meminta bantuan untuk memperoleh layanan kesehatan gratis. Sebagai kota yang menjadi pusat kegiatan di wilayah cirebon, investasi yang berkembang sangatlah tinggi. Hal ini berdampak pada peningkatan penyerapan tenaga kerja lokal. Namun jika dilihat dari data Tingkat partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), yang meskipun semakin meningkat setiap tahunnya, tetapi masih menyisakan jumlah yang cukup besar yang tidak terserap atau tidak bisa bekerja. Angka TPAK terakhir tahun 2011 berjumlah 55,07 persen yang berarti masih ada sekitar 44,93 persen yang belum tersalurkan.
59 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 Kota Cirebon menjadi daya tarik utama penduduk di wilayah sekitarnya, sehingga penduduk commuter menjadi fenomena yang terjadi di Kota Cirebon. Meskipun belum ada data statistik yang pasti namun diperkirakan jumlah penduduk siang hari yang berada di Kota Cirebon hampir tiga kali lipat dari jumlah penduduk yang tinggal di Kota Cirebon. Yang kemudian menjadi persoalan adalah penduduk commuter yang bekerja di sektor informal atau mereka yang termasuk dalam golongan penyandang masalah sosial. Lazim sering terlihat banyak pengemis atau anak jalanan yang berada di perempatan atau lampu merah yang sebenarnya mereka berasal dari sekitar wilayah Kota Cirebon. Begitu pula dengan sektor informal. Berdasarkan data salah satu LSM di Kota Cirebon, terdapat sekitar 6000 PKL yang berjualan di Kota Cirebon dan 20 persen diantaranya berasal dari sekitar wilayah kota. Pertumbuhan sektor informal cukup pesat seiring dengan pertumbuhan investasi di Kota Cirebon. Keberadaan mall dan pusat perbelanjaan secara tidak langsung menarik sektor informal pula. Secara ekonomi sektor ini menjadi alternatif peluang mengatasi pengangguran sekaligus menjadi ruang ketahanan ekonomi saat masyarakat didera krisis keuangan. Namun dari sisi estetika, ruang kota keberadaan PKL yang memanfaatkan ruang publik tentunya menimbulkan konflik karena mereka yang memiliki hak menggunakan ruang publik menjadi terkurangi dengan keberadaan PKL tersebut. Sebagai Kota dengan peninggalan warisan budaya khas keraton yang masih ada di Propinsi Jawa Barat, Kota Cirebon tentunya kaya dengan
60 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 peninggalan budaya khas. Pelestarian budaya dan peninggalan masa lampau yang menjadi ciri khas Kota Cirebon membutuhkan sumber daya yang tidak sedikit. Proporsi pendanaan untuk pelestarian masih minim dari APBD karena memang anggaran yang tersedia sangat terbatas. Sementara insentif dan disinsentif terkait dengan pelestarian budaya belum pernah di lakukan. Keterlibatan pihak di luar pemerintah dalam pelestarian budaya ini masih minim. Sebagai kota dengan karakteristik urban yang sangat kentara dan jalur lintas Jawa Barat dan Jawa Tengah, tingkat kriminalitas di Kota Cirebon cenderung mengalami peningkatan. Daya tarik kota dengan segala fasilitas di dalamnya dan masyarakat yang terkotak-kotak antara modern dan kumuh tidak pelak menimbulkan kecemburuan sosial. Di lain pihak sepertinya aspek gotong royong, kebersamaan, saling menghargai dan menghormati cenderung luntur lantaran masyarakat menjadi semakin individualis. Hal ini dapat dilihat dari gerakan siskamling yang semakin hari semakin diserahkan kepada petugas keamanan warga saja. Warga cukup membayar iuran bulanan saja dan menyerahkan sepenuhnya aspek keamanan kepada pihak tertentu saja. Sudah waktunya masyarakat berperan aktif dalam menjaga kondisi keamanan dan ketenteraman warga di sekitarnya. Kota Cirebon memiliki luas wilayah untuk pertanian dan perkebunan yang relatif kecil. Dari sisi produk domestik regional bruto, sektor pertanian menyumbang kontribusi kurang dari setengah persen. Namun begitu, nilai PDRB berdasarkan harga konstan cenderung
61 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 mengalami peningkatan. Ini berarti bahwa potensi Kota Cirebon dalam hal ketahanan pangan dinilai dapat memadai meskipun nilainya kecil. Permasalahan yang kemudian muncul dari aspek ketahanan pangan adalah alih fungsi lahan pertanian dan perkebunan menjadi lahan terbangun. 3) Aspek Ekonomi Keuangan Kota Cirebon memiliki daya tarik investasi yang cukup tinggi, hal ini dapat dilihat dari sisi nilai penanaman modal yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Sekitar tahun 2000 an Kota Cirebon pernah dinobatkan sebagai kota dengan tujuan investasi nomor 1 di Indonesia, namun seiring dengan perkembangan zaman, Kota Cirebon menempati ranking terakhir dalam data Transparansi Internasional Indonesia sebagai kota terkorup yang salah satu penilaiannya adalah dari iklim investasi. Selama tahun 2010 – 2012 banyak investor mengeluhkan sulitnya perizinan penanaman modal di Kota Cirebon. Hal ini terjadi karena dokumen hukum yang menjadi dasar perizinan belum dapat disahkan. Dokumen tersebut (RTRW) akhirnya disahkan pada pertengahan tahun 2012 sehingga daftar investor yang menunggu kepastian izin dapat diproses. Meskipun begitu proses perizinan masih menghadapi tantangan seperti persoalan penyederhanaan perizinan, insentif dan disinsentif investasi, dan penerapan sanksi pelanggaran tata ruang. Pembangunan koperasi dan usaha kecil menengah memiliki potensi yang besar dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat. Peranan
62 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 koperasi sebagai sokoguru perekonomian dan pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah terbukti lebih mampu bertahan dalam menghadapi krisis ekonomi. Permasalahan yang kemudian muncul dalam sektor usaha kecil menengah dan koperasi adalah kualitas SDM pengelola koperasi/UMKM masih rendah, Inovasi dan adopsi teknologi, pengembangan disain produk, yang berdampak pada diversifikasi produk masih rendah, keterbatasan jaringan pasar industri kecil dan kemitraan, serta akses modal. 4) Aspek Pemerintahan Pelaksanaan Otonomi Daerah sejak tahun 2001 belum seperti yang diharapkan. Otonomi Daerah mengandung makna mengatur segala sesuatunya secara mandiri, baik pengelolaan pemerintahan maupun pembiayaannya. Namun pada kenyataannya Pemerintah Kota masih tergantung pada kebijakan-kebijakan pemerintah pusat terutama dalam hal pembiayaan pembangunan dan pengaturan sumber daya aparatur. Beberapa
permasalahan
yang
kemudian
terjadi
pada
aspek
pemerintahan adalah : a. Potensi keuangan daerah belum tergali secara optimal; b. Pengadaan pegawai belum sesuai antara formasi riil dengan formasi pegawai yang ditetapkan Pemerintah; c. Kompetensi sebagian pegawai belum sesuai dengan kebutuhan riil; d. Penegakan hukum belum efektif; e. Produk hukum daerah masih banyak yang tidak sesuai dengan perkembangan keadaan; f. SKPD belum semua memiliki Standar Pelayanan Minimal dan Prosedur Standar Operasional; g. Pelayanan perijinan belum optimal; 63 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 h. Pelimpahan kewenangan kepada kecamatan belum optimal; i. Hasil-hasil pengawasan belum sepenuhnya menjadi input perencanaan pembangunan. j. Indeks persepsi Korupsi Kota Cirebon yang belum memenuhi standar. k. Penilaian BPK masih dalam taraf Wajar Dengan Pengecualian (WDP) l. Optimalisasi kerjasama antar daerah. m. Optimalisasi aset dan perusahaan daerah. n. Peningkatan kualitas hubungan pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat. 1.5.Isu Strategis Isu strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau dikedepankan dalam perencanaan pembangunan karena dampaknya yang signifikan bagi entitas (daerah/masyarakat) dimasa datang. Suatu kondisi/kejadian yang menjadi isu strategis adalah keadaan yang apabila tidak diantisipasi, akan menimbulkan kerugian yang lebih besar atau sebaliknya, dalam hal tidak dimanfaatkan, akan menghilangkan peluang untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang. 1) Aspek Fisik dan Lingkungan a. Lingkungan Hidup Pembangunan harus menempatkan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup sebagai kriteria utama dalam setiap tahapan pembangunan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Beberapa isu dalam urusan Lingkungan Hidup yang harus menjadi perhatian adalah
64 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 1) Pengendalian pencemaran lingkungan meliputi pengendalian pencemaran air (air tanah dan air permukaan), serta pengendalian pencemaran udara dan kebisingan 2) Pengendalian kerusakan lingkungan meliputi :
Pengendalian erosi, Abrasi dan akresi pantai,
Pengendalian penurunan muka tanah (deplesi) dan intrusi air laut,
3) Penanggulangan Dampak Perubahan Iklim Perubahan iklim merupakan fenomena alam yang memberikan dampak pada peningkatan kerentanan wilayah Kota Cirebon yang merupakan kota dengan kondisi topografi berupa dataran rendah dan pesisir. Selain itu, perubahan iklim akan meningkatkan potensi dan kemungkinan terjadinya kejadian-kejadian iklim ekstrim dan bencana hidrometrologis seperti banjir rob. Dampak lain dari perubahan iklim juga akan mempengaruhi kondisi kehidupan masyarakat miskin perkotaan terutama yang tinggal di kawasan pesisir. Untuk itu, diperlukan upaya-upaya adaptasi untuk meningkatkan ketahanan masyarakat dalam menghadapi perubahan iklim. Dalam mewujudkan hal ini dilakukan melalui peningkatan kualitas kelembagaan, sumber daya manusia, dan tata laksana meliputi peningkatan kapasitas dan kesiapsiagaan pemerintah dan masyarakat, pengembangan data dan informasi terkait dengan kondisi iklim dan rancang ulang seluruh aspek-aspek program
65 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 pembangunan sehingga bersifat adaptif dan responsif terhadap perubahan iklim. 4) Penanggulangan Bencana Berbagai potensi bencana hampir dapat dipastikan selalu mengancam Kota Cirebon. Berbagai potensi bencana tersebut antara lain banjir (termasuk rob
dan genangan), tanah longsor,pohon
tumbang dan kebakaran. Perlu upaya peningkatan mitigasi bencana khususnya bagi masyarakat untuk mengurangi risiko korban jiwa dan kerugian materi yang lebih besar. 5) Pengelolaan Sampah Dalam sektor kebersihan, faktor-faktor yang menjadi isu antara lain: a. volume atau laju timbulan sampah yang setiap tahun meningkat b. pola pelayanan yang masih menggunakan pola lama yaitu kumpul, angkut, buang c. regulasi dan penegakan hukum yang masih lemah d. peran serta masyarakat yang masih harus ditingkatkan e. Keterbatasan Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir (TPPA) Sampah. b. Pekerjaan Umum
Infrastruktur wilayah termasuk jalan beserta saluran drainasenya dan jembatan, serta prasarana sumber daya air dan jaringannya yang cukup dan baik memiliki keterkaitan yang sangat kuat dengan peluang positif bagi pertumbuhan ekonomi maupun kehidupan sosial budaya suatu daerah. Pembangunan dan upaya peningkatan serta sektor pekerjaan umum sudah dilakukan selama ini, namun tetap menjadi perhatian
66 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 serius di masa mendatang. Pada tahap 2013-2018 ini diperlukan upaya untuk memecahkan permasalahan-permasalahan terkait dengan urusan pekerjaan umum yang perlu mendapat perhatian diantaranya adalah sebagai berikut.
1) Pengendalian banjir dan antisipasi pasang laut/rob Banjir, rob, dan genangan merupakan ancaman bencana yang menjadi isu yang harus diprioritaskan penanganannya. Bencana tersebut diakibatkan oleh banjir kiriman, hujan lokal, dan kenaikan muka air laut. Penanganannya masing-masing berbeda namun harus menjadi satu kesatuan strategi. 2) Tingginya tingkat kerusakan jalan, termasuk saluran drainase dan prasarana jalan 3) Masih terbatasnya prasarana jalan di Wilayah Selatan (Kelurahan Argasunya), perlu upaya untuk dapat memperlebar jembatan tol yang ada sehingga lebih representatif. 4) Masih terbatasnya ketersediaan infrastruktur sumber daya air di wilayah selatan (kelurahan Argasunya), 5) Ketergantungan pada sumber air Paniis sebagai sumber air baku PDAM Kota Cirebon yang melayani kebutuhan air bersih skala Kota
c. Penataan Ruang Dengan telah ditetapkannya Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Cirebon 2011-
67 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 2031 maka salah satu langkah strategis yang perlu dilakukan adalah mengoptimalkan dan mengoperasionalkan pengendalian pemanfaatan ruang dalam rangka mewujudkan ruang kota yang berkualitas. Penataan ruang yang sesuai dengan peruntukannya akan dapat berjalan baik bilamana aturan mainnya dapat ditegakkan secara konsisten dan terkendali dalam situasi pembangunan yang semakin menggeliat. Oleh karena itu, beberapa permasalahan terkait urusan penataan ruang yang perlu menjadi perhatian pada periode tahun 2013-2018 diantaranya adalah sebagai berikut :
1) Diperlukan peraturan daerah terkait aspek-aspek pengendalian ruang seperti rencana detail tata ruang dan peraturan zonasi, perangkat hukum (sanksi), perizinan dan insentif-disinsentif yang dapat menjadi acuan dalam membangun ruang kota. 2) Diperlukan langkah strategis untuk memenuhi ketersediaan ruang terbuka hijau sebesar 30% per satuan luas wilayah yang secara ekologis berfungsi untuk meningkatkan kualitas air tanah, mencegah banjir, mengurangi polusi udara dan pengatur iklim mikro, selain fungsi sosial ekonomi sebagai ruang interaksi sosial, sarana
rekreasi
dan
landmark.
untuk
Pemanfaatan
dan
Pengendalian ruang masih belum optimal;
d. Perumahan Perumahan dan permukiman yang baik seharusnya memiliki infrastruktur dasar yang baik agar tercipta lingkungan yang sehat
68 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 sebagai penunjang dalam aktivitas sosial dan ekonomi. Infrastruktur tersebut antara lain air bersih, sanitasi, jalan lingkungan, kelayakan kondisi
rumah
dan
lingkungan
permukimannya.
Beberapa
permasalahan terkait urusan perumahan yang perlu menjadi perhatian diantaranya adalah sebagai berikut :
1) Perlunya
peningkatan
ketersediaan
prasarana
penunjang
permukiman sehat seperti jalan lingkungan, saluran pembuangan air limbah dan air hujan, ketersediaan air bersih, dan ketersediaan ruang publik. 2) Masih terdapat beberapa wilayah yang masuk dalam kategori kumuh 3) Perlunya penataan dan pengembangan rumah susun sewa bagi masyarakat berpenghasilan rendah akibat keterbatasan lahan dan tingginya nilai lahan 4) Perlu optimalisasi penataan Tempat Pemakaman Umum .
e. Perhubungan Permasalahan pembangunan urusan perhubungan pada periode tahun 2013-2018 yang perlu mendapat perhatian antara lain adalah .
1) kemacetan lalu lintas yang diakibatkan oleh padatnya kendaraan juga prediksi kemacetan akan semakin meningkat seiring dengan berfungsinya duo double track kereta api yang melintasi Kota Cirebon 2) kondisi kuantitas dan kualitas angkutan umum yang memerlukan pembenahan,;
69 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 3) Tingkat keselamatan berlalu lintas yang harus ditingkatkan 4) perlunya moda transportasi massal yang nyaman dan representatif, 5) keterbatasan fasilitas sarana dan prasarana perparkiran.
f. Komunikasi dan Informasi Permasalahan pembangunan urusan komunikasi dan informasi pada periode tahun 2013-2018 yang perlu mendapat perhatian antara lain adalah:
1) Keterbukaan informasi publik 2) Perkembangan Teknologi Informatika (E-Gov dan E-city) g. Pertanahan Tertibnya administrasi pertanahan merupakan salah satu indikator kepastian kepemilikan lahan. Permasalahan yang masih perlu mendapatkan perhatian pada periode tahun 2011-2015 untuk urusan pertanahan, sebagai berikut.
1) Belum tuntasnya penetapan batas wilayah dengan kabupaten. 2) Administrasi kepemilikan tanah termasuk asset tanah pemerintah daerah belum tertib. h. Energi dan Sumber daya Mineral Permasalahan terkait urusan Energi dan Sumberdaya Mineral yang perlu mendapatkan perhatian diantaranya adalah sebagai berikut.:
1) Belum optimalnya pengawasan, penertiban dan penegakan hukum terhadap penambangan galian C liar
70 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 2) Belum optimalnya elektrifikasi rumah tangga.
3) Aspek Sosial Budaya a. Kesehatan Perubahan iklim global menyebabkan terjadinya perubahan iklim dan guna lahan secara lokal yang berdampak terhadap menurunnya kualitas kesehatan lingkungan. Penyakit-penyakit yang terjadi akibat perubahan iklim cenderung meningkat dan memerlukan penanganan lebih lanjut. Upaya preventif perlu dilakukan sejak sekarang dengan mengembalikan dan meningkatkan kualitas kesehatan lingkungan sekitar diantaranya dengan meningkatkan standar kualitas sanitasi masyarakat. Dengan meningkatnya karakteristik urban yang ditandai dengan pesatnya pertumbuhan pusat-pusat perbelanjaan dan pusat aktifitas kota, akan mengakibatkan bertambahnya jam kerja seseorang. Hal ini
menyebabkan
meningkatnya
ketergantungan
masyarakat
terhadap makanan yang siap saji atau makanan yang disajikan di luar rumah. Data yang ada menunjukkan kecenderungan meningkatnya penyakit tidak menular pada masyarakat kota termasuk Kota Cirebon. Hal ini menunjukkan terjadi transisi penyakit epidemiologi dari penyakit menular ke tidak menular. Hal penting yang perlu dilakukan diantaranya dengan Upaya kesehatan masyarakat promotif
dan
preventif
Rehabilitation
71 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
dengan
menjalankan
kuratif
dan
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 b. Pendidikan Sebagai daerah yang telah menganggarkan anggaran pendidikan lebih dari 20 persen, Kota Cirebon termasuk yang memiliki angka indeks pendidikan tertinggi se wilayah Ciayumajakuning. Rata-rata lama sekolah mendekati 10 (sepuluh) tahun, namun ini masih jauh dari target rata-rata lama sekolah Kota Cirebon yaitu 12 tahun. Angka putus sekolah terutama untuk tingkat SMA masih jauh dari harapan sementara untuk tingkat SD dan SMP sudah sesuai target. Salah satu aspek penting untuk menurunkan angka putus sekolah adalah dengan mengalokasikan biaya operasional sekolah hingga tingkat SMA. Untuk mengejar ketertinggalan dan mempertahankan rata-rata lama sekolah yang ada, maka perlu dicanangkan wajib belajar bukan hanya hingga 12 tahun tetapi hingga 15 tahun sehingga rata-rata tingkat pendidikan masyarakat Kota Cirebon adalah setingkat SMA. Selain itu untuk membantu masyarakat Kota Cirebon yang akan melanjutkan jenjang pendidikan menengah ke pendidikan tinggi, pemerintah kota perlu mengalokasikan anggaran untuk beasiswa perguruan tinggi bagi warag kota yang akan melanjutkan pendidikan terutama untuk kalangan tidak mampu. Isu strategis lainnya di bidang pendidikan mencakup mutu tenaga pendidik yang diharapkan selama lima tahun ke depan 90 persen tenaga pendidik di Kota Cirebon telah bersertifikasi.
72 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 c. Sosial
Salah satu isu strategis di bidang sosial adalah soal kemiskinan. Angka kemiskinan yang masih cukup tinggi, pendataan yang masih belum seragam menjadi salah satu kendala dalam pengentasan kemiskinan terutama dalam pelayanan kesehatan keluarga miskin. Dengan diterapkannya Sistem Jaminan Sosial Nasional mulai tahun 2014 maka perlu ditingkatkan upaya-upaya untuk mendukung pemberlakuan program tersebut.
Angka pengangguran yang cukup tinggi perlu upaya peningkatan keahlian dan keterampilan masyarakat, selain terkait pula dengan tingkat pendidikan. Peningkatan daya saing masyarakat Kota Cirebon perlu dilakukan mengingat pada tahun 2015 akan diterapkan Asean Free Trade.
Sebagai salah satu kota dengan lahan yang minim pertanian dan perkebunan, maka aspek ketahanan pangan bagi Kota Cirebon menjadi penting. Oleh karena itu perlu diupayakan perlindungan terhadap kawasan-kawasan produktif pertanian agar tidak beralih fungsi menjadi lahan non pertanian.
d. Perlindungan anak dan perempuan Isu strategis dalam perlindungan anak dan perempuan adalah perlunya membangun pusat pelayanan terpadu pemberdayaan perempuan
dan
anak,
serta
pentingnya
pemahaman
pengarusutamaan gender, terutama dalam penanganan kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan.
73 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 Isu strategis lainnya dalam perlindungan anak dan perempuan adalah perlunya membangun kesadaran mulai dari tingkat bahwa terutama di tingkat RT atau RW. Hal ini dapat dilakukan dengan upaya membuat kawasan percontohan RW ramah anak atau RT ramah anak. Selain itu di tempat-tempat yang merupakan fasilitas umum perlu diupayakan pula untuk menjadi ramah anak misalnya di terminal dan stasiun Kereta Api. 4) Aspek Ekonomi Keuangan Beberapa isu strategis dalam bidang ekonomi keuangan adalah : a. Perlunya penyederhanaan perizinan, insentif dan disinsentif investasi, dan penerapan sanksi pelanggaran tata ruang, hal ini terkait dengan investasi yang berkembang semakin pesat di Kota Cirebon. b. Peningkatan daya saing koperasi dan UMKM, terutama dengan melibatkan lingkungan alternatif misalnya pondok pesantren, mesjid, dan kelompok pemuda. c. Penanganan sektor informal terutama pedagang kaki lima dengan mengalokasikan ruang, baik yang sudah dimiliki atau membebaskan baru untuk keberadaan PKL dalam rangka pembinaan sektor informal menjadi formal. d. Pelestarian budaya dan aset wisata daerah terutama dengan banyaknya potensi wisata ziarah dan berbasis keIslaman di Kota Cirebon.
5) Aspek Pemerintahan a. Dalam rangka mendukung kinerja Pelayanan Pemerintahan Kota Cirebon diperlukan iklim yang kondusif sehingga memungkinkan
74 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 semua elemen masyarakat dapat terlibat dan berperan serta secara optimal. Iklim kondusif hanya dapat dicapai bila suasana lingkungan terbebas dari berbagai gangguan keamanan dan konflik sosial yang berkepanjangan. Untuk itu, diperlukan penegakan hukum, pengendalian ketentraman dan ketertiban yang konsisten sehingga kondisi aman, tentram, tertib dan teratur. Selain itu, diperlukan juga strategi dan langkah-langkah
antisipasi
mitigasi
bencana
termasuk
potensi
terjadinya kebakaran. Kondisi yang tentram dan tertib dapat dicapai melalui kerjasama pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat melalui penguatan kelembagaan, sumber daya manusia, infrastruktur dan tata laksana yang handal. b. Untuk mendukung kinerja Pemerintahan Kota Cirebon, diperlukan pembiayaan pembangunan yang signifikan. Walaupun dari tahun ke tahun APBD Kota Cirebon cenderung meningkat namun belum mampu membiayai pembangunan secara keseluruhan sesuai kebutuhan. Seiring dengan penerapan prinsip good governance , akuntabilitas keuangan daerah kondisinya semakin baik sehingga dimungkinkan untuk menggali
potensi
pembiayaan
non-konvensional.
Pembiayaan
pembangunan non-konvensional dilakukan melalui peran serta masyarakat dan dunia usaha yang proporsional untuk mendukung pembiayaan pembangunan melalui penerbitan surat berharga (obligasi), skema Public Private Partnership (PPP), maupun Corporate Socil Responsibility (CSR), serta skema lainnya dengan memprioritaskan pembiyaaan pembangunan infrastruktur. Dalam pelaksanaannya,
75 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 diperlukan dukungan penguatan kelembagaan, sumber daya manusia dan tata laksana yang handal. c. Pemerintah wajib menyelenggarakan pelayanan publik yang lebih cepat, lebih murah, lebih mudah dan lebih baik. Untuk itu, pemerintah harus melakukan reformasi birokrasi dan memfokuskan pada aspek kelembagaan, aparatur, dan tata laksana dengan menerapkan prinsipprinsip good governance. Pengembangan reformasi birokrasi harus dilakukan bersamaan dengan reformasi pada bidang-bidang lain misalnya reformasi badan usaha daerah dan swasta serta lembagalembaga lainnya agar terjalin sinergi yang saling menguntungkan dan bermanfaat. d. Terkait dengan indeks persepsi korupsi yang masih belum memenuhi standar, maka diperlukan upaya konsisten untuk melaksanakan dokumen Rencana Aksi Daerah Pemberantasan Korupsi (RAD PK) yang telah disahkan melalui Peraturan Walikota Cirebon Nomor 56 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Daerah Pemberantasan Korupsi (RAD PK) Kota Cirebon 2012 – 2017. Selain upaya untuk melakukan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan peraturan walikota tersebut.
76 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 1.6. Rencana Strategis a. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Strategis Visi Visi Kota Cirebon sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Cirebon tahun 2013-2018 adalah: “TERWUJUDNYA KOTA CIREBON SEBAGAI KOTA YANG RELIGIUS, AMAN, MAJU DAN ASPIRATIF (RAMAH) PADA TAHUN 2018”.
Misi Misi merupakan komitmen untuk melaksanakan agenda-agenda utama yang menjadi penentu keberhasilan pencapaian visi pembangunan. Misi Kota Cirebon tahun 2008-2013 adalah sebagai berikut: 1.
Misi Ke-1: Mewujudkan aparatur pemerintahan dan masyarakat Kota Cirebon yang religius.
2.
Misi Ke-2: Meningkatkan integritas dan profesionalisme aparatur serta merevitalisasi kelembagaan yang efektif dan efisien menuju tata pemerintahan yang baik, amanah, bersih, dan bebas dari KKN.
3.
Misi Ke-3: Meningkatkan kualitas keamanan dan ketertiban umum.
4.
Misi Ke-4: Meningkatkan kualitas sumber daya Kota Cirebon dalam bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi dan sosial untuk kesejahteraan masyarakat.
5.
Misi
Ke-5:
Meningkatkan
pembangunan.
77 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
peran
serta
masyarakat
dalam
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 6.
Misi Ke-6: “Meningkatkan kualitas keseimbangan dan pelestarian lingkungan hidup”.
Tujuan Tujuan adalah penjabaran dari pernyataan misi, melaksanakan misi dengan menjawab isu strategis dan permasalahan pembangunan daerah sekaligus menjadi dasar dalam penyusunan pilihan-pilihan strategis pembangunan dan saran untuk mengevaluasi pilihan-pilihan tersebut. Tujuan juga dirumuskan sebagai sesuatu (apa) yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun. Tujuan selain dinyatakan dalam bentuk kuantitatif juga menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai di masa mendatang. Tujuan Pemerintah Kota Cirebon dalam Visi RPJMD dirumuskan sebagai berikut: 1. Mewujudkan aparatur pemerintahan dan masyarakat kota Cirebon yang religius. 1.1.Meningkatkan nilai keimanan dan ketakwaan pada aparatur pemerintahan. 1.2.Meningkatkan nilai-nilai luhur keagamaan di masyarakat. 2. Meningkatkan integritas dan profesionalisme aparatur serta merevitalisasi kelembagaan yang efektif dan efisien menuju tata pemerintahan yang baik, amanah, bersih, dan bebas dari KKN. 2.1.Meningkatkan integritas dan profesionalisme aparatur daerah, pencapaian target pembangunan, serta transparansi dan akuntabilitas APBD.
78 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 2.2.Meningkatkan penataan struktur dan mekanisme kerja organisasi perangkat daerah agar berfungsi optimal. 2.3.Membangun suasana pemerintahan yang harmonis, mangayomi dan komunikatif. 2.4.Mengembangkan penyelenggaraan pemerintahan yang berbasis elektronik dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan publik secara efektif, efisien, transparan dan akuntabel. 3. Meningkatkan kualitas keamanan dan ketertiban umum 3.1. Meningkatkan wawasan kebangsaan dan cinta bangsa dan tanah air Indonesia. 3.2. Meningkatkan kedisiplinan dan kesadaran hukum masyarakat. 3.3. Menegakkan peraturan dan perundang-undangan. 3.4. Menegakkan peran serta masyarakat dalam aspek kebersihan, keindahan, ketertiban dan keamanan. 3.5. Meningkatkan tertib lalu lintas dan perparkiran. 3.6. Meningkatkan penataan sektor informal untuk mendukung ketertiban dan keindahan kota. 3.7. Meningkatkan daya tanggap pemerintah dan masyarakat terhadap situasi bencana. 4. Meningkatkan kualitas sumber daya Kota Cirebon dalam bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi dan sosial untuk kesejahteraan masyarakat; 4.1. Mengoptimalkan pemerataan dan perluasan akses pendidikan bagi masyarakat;
79 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 4.2. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat; 4.3. Meningkatkan olah raga prestasi; 4.4. Mewujudkan kota Cirebon sebagai kota pusaka; 4.5. Meningkatkan daya beli masyarakat; 4.6. Menurunkan jumlah keluarga miskin; 4.7. Meningkatkan perlindungan terhadap perempuan dan anak; 4.8. Meningkatkan kualitas penanganan masalah kesejahteraan sosial; 4.9. Meningkatkan pengarusutamaan gender. 5. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan 5.1.Meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan 6. Meningkatkan kualitas keseimbangan dan pelestarian lingkungan hidup 6.1. Mewujudkan lingkungan kota yang bersih, sehat, nyaman dan berkelanjutan bagi warga. 6.2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas infrastruktur perkotaan. 6.3. Meningkatkan keserasian pembangunan terhadap tata ruang kota 6.4. Meningkatkan sarana dan prasarana penunjang perumahan rakyat dan perhubungan.
80 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 Sasaran Sasaran dirumuskan sebagai hasil yang akan dicapai secara nyata oleh instansi pemerintah dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur, dalam kurun waktu yang lebih pendek dari tujuan seperti tahunan, semesteran, triwulan atau bulanan. Keberhasilan pencapaian sasaran diukur lewat pencapaian indikator sasaran. Indikator sasaran adalah ukuran tingkat keberhasilan pencapaian sasaran memiliki rencana tingkat capaian (target) masing-masing yang diupayakan untuk dicapai dalam kurun waktu tahunan melalui pencapaian indikator kinerja utama.
Misi 1: Mewujudkan aparatur pemerintahan dan masyarakat kota Cirebon yang religius Tujuan
Sasaran
Meningkatkan nilai ketaqwaan pada aparatur pemerintahan
Meningkatkan implementasi nilai keimanan dan ketaqwaan pada aparatur pemerintahan
Meningkatkan nilai nilai luhur keagamaan di masyarakat
Meningkatnya kualitas sarana prasarana keagamaan
Indikator Sasaran Rasio SKPD yang melaksanakan kegiatan keagamaan secara rutin tiap bulan dibagi seluruh SKPD 100% Rasio sarana dan prasarana peribadatan yang memperoleh bantuan dibandingkan dengan jumlah sarana dan prasarana peribadatan seluruhnya.
Terwujudnya prestasi Kota Cirebon dalam bidang keagamaan
Prestasi lomba keagamaan 3 besar tingkat provinsi
Terciptanya suasana kerukunan hidup antar umat beragama yang harmonis dan saling menghargai terhadap ajaran agamanya masing-masing
Tidak adanya kasus konflik yang bernuansa agama
81 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 Misi 2. Meningkatkan integritas dan profesionalisme aparatur serta merevitalisasi kelembagaan yang efektif dan efisien menuju tata pemerintahan yang baik, amanah, bersih, dan bebas dari KKN Tujuan Meningkatkan integritas dan profesionalisme aparatur daerah, pencapaian target pembangunan, serta transparansi dan akuntabilitas APBD
Sasaran Terwujudnya aparatur daerah yang memiliki integritas dan profesional
Indikator Sasaran Rasio SDM yang memenuhi standar kompetensi jabatan Menurunnya kasus pelanggaran disiplin PNS sebanyak 20 % per tahun Terpenuhinya tenaga fungsional PNS 100 %
Terwujudnya tertib administrasi keuangan SKPD
Opini penilaian BPK terhadap keuangan dan aset daerah menuju WTP di 2018 Meningkatnya kesesuaian APBD dengan dokumen perencanaan 100 %
Terwujudnya tertib administrasi kearsipan daerah
Meningkatnya jumlah SKPD yang tertib administrasi kearsipan Meningkatnya arsip vital dan arsip statis dari 530 arsip menjadi 1.060 arsip
Terwujudnya pelayanan prima dalam perijinan
Indeks Kepuasan Masyarakat dalam pelayanan perijinan 95% Meningkatnya nilai investasi di Kota Cirebon
Meningkatkan penataan struktur dan mekanisme kerja organisasi perangkat daerah agar berfungsi optimal
Terwujudnya Pelayanan Administrasi Kependudukan
Indeks kepuasan masyarakat dalam pelayanan administrasi kependudukan 90%
Terwujudnya kesesuaian struktur dan tatalaksana SKPD
Jumlah SKPD yang disusun kebijakan peta jabatan, standar kompetensi, ketatalaksanaan 100% di 2018
82 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 Membangun suasana pemerintahan yang harmonis, mengayomi dan komunikatif
Terwujudnya hubungan pemerintahan dan masyarakat yang harmonis
Tercapainya kesepakatan penetapan batas daerah dengan Kabupaten Cirebon Mengembangkan penyelenggaraan pemerintahan yang berbasis elektronik dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan publik secara efektif, efisien, transparan dan akuntable
Terwujudnya penataan sistem manajemen dan proses kinerja di lingkungan pemerintah kota dengan mengoptimasikan pemanfaatan teknologi informasi
Meningkatnya indeks kepuasan masyarakat terhadap kinerja pemerintahan sebesar 95 % Seluruh titik koordinat Pilar Batas Utama (PBU) disepakati 100 % Tersedianya peraturanperaturan tentang egoverment 100% Terpenuhinya infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi sebagai penunjang pelaksanaan kinerja aparatur 100%
Misi 3. Meningkatkan kualitas keamanan dan ketertiban umum Tujuan
Sasaran
Indikator Sasaran
Meningkatkan wawasan kebangsaan dan cinta bangsa dan tanah air Indonesia
Terwujudnya persatuan dan kesatuan dalam ke-bhineka tunggal ika-an
Menurunnya kejadian kriminalitas karena ras dan agama 0 kasus
Meningkatkan kedisiplinan dan kesadaran hukum masyarakat
Terwujudnya masyarakat yang sadar hukum
menurunnya rasio angka kriminalitas dibanding jumlah penduduk
Menegakkan peraturan dan perundang-undangan
Menurunnya tingkat pelanggaran perda
Tingkat pelanggaran perda turun 20% dari 30 Perda bisa ditegakkan
Meningkatkan peran serta masyarakat dalam aspek kebersihan, keindahan, ketertiban dan keamanan Kota Cirebon
Terwujudnya RW K-3
Proporsi RW yang memenuhi kategori K-3 sebanyak 50 %
Menurunnya jumlah lokasi rawan ketertiban umum 15% setiap tahun dari 45 titik
83 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 Meningkatkan tertib lalu lintas dan perpakiran
Menurunnya titik rawan kemacetan dan kecelakaan
Menurunnya jumlah titik rawan kemacetan dan daerah rawan kecelakaan
Meningkatkan penataan sektor informal untuk mendukung ketertiban dan keindahan kota Meningkatkan daya tanggap pemerintah dan masyarakat terhadap situasi bencana
Tertatanya sektor informal
Rasio jumlah PKL yang menempati lokasi di luar ketentuan dibagi/jumlah PKL seluruhnya
Meningkatnya daya tanggap terhadap bencana
Tingkat waktu tanggap kejadian bencana dan waktu tanggap darurat bencana
Misi 4. Meningkatkan kualitas sumber daya Kota Cirebon dalam bidang pendidikan, kesehatan dan ekonomi untuk kesejahteraan masyarakat Tujuan Mengoptimalkan pemerataan dan perluasan akses pendidikan bagi masyarakat
Sasaran Terbukanya kesempatan yang luas bagi masyarakat untuk mengenyam pendidikan
Indikator Sasaran Meningkatnya Lama Harapan Sekolah pada usia max 18 tahun Rata - rata lama sekolah (13 Tahun)
Meningkatkan drajat kesehatan masyarakat
Meningkatnya indeks kesehatan masyarakat
Angka harapan hidup 71,1 tahun
Terkendalinya laju pertumbuhan penduduk
Meningkatnya Peserta KB Aktif 75% di tahun 2018 dari jumlah PUS
Meningkatkan olah raga prestasi
Terwujudnya prestasi olah raga di tingkat propinsi
Meraih posisi 5 besar tingkat propinsi di tahun 2018
Mewujudkan Kota Cirebon sebagai Kota Pusaka
Meningkatnya jumlah pusaka budaya yang dilestarikan
Rasio keaktifan kelompok seni budaya 50% di tahun 2018 dari 30% di tahun 2012
84 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 Jumlah pusaka budaya yang ditetapkan 80 Jenis (72 bangunan cagar budaya di th 2012) Meningkatkan daya beli masyarakat
Meningkatnya indeks daya beli masyarakat
Indeks daya beli Meningkatnya kunjungan wisatawan lokal dan mancanegara 25% tahun 2018
Menurunkan jumlah keluarga miskin
Menurunnya jumlah KK miskin
rasio KK miskin dibandingkan dengan KK kota
Meningkatkan perlindungan terhadap perempuan dan anak
Menurunnya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak
Jumlah kasus
Meningkatkan kualitas penanganan masalah kesejahteraan sosial
Menurunnya jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
Penurunan PMKS 5 % di tahun 2018
Meningkatkan pengarus utamaan gender
Terpenuhinya kesetaraan gender
Rasio gender diatas 30% perempuan
Misi 5. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan Tujuan
Sasaran
Indikator Sasaran
Meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan
Meningkatnya Proporsi Pembiayaan Pembangunan yang berasal dari Musrenbang Kecamatan
Persentase kenaikan nilai Musrenbang Kecamatan yg diakomodir dalam APBD sebanyak 5 % sampai akhir tahun 2018 (kumulatif)
Meningkatnya Nilai Swadaya Masyarakat dalam Stimulan / Bantuan RW
Prosentase Swadaya Masyarakat sebesar 10 % terhadap jumlah bantuan RW
85 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 Misi 6. Meningkatkan kualitas keseimbangan dan pelestarian lingkungan hidup Tujuan Mewujudkan lingkungan kota yang bersih, sehat, hijau, nyaman dan berkelanjutan bagi warga kota
Sasaran Meningkatnya luasan dan kualitas ruang terbuka hijau publik dan privat
Indikator Sasaran luas ruang terbuka hijau publik menuju 10 % pada akhir tahun 2018
Jumlah Taman publik yang ditata 80% pada akhir tahun Meningkatnya luasan cakupan pelayanan permakaman
Luas wilayah permakaman bertambah 2 Ha
Menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup
Tercapainya pengendalian kualitas lingkungan : udara 15 lokasi, air sungai 22 lokasi, air laut 7 lokasi
Meningkatnya pengelolaan sampah dan sumber sampah secara terpadu dan berwawasan lingkungan serta peningkatan kapasitas TPA
Cakupan wilayah layanan kebersihan dan pengangkutan persampahan sebanyak 80%
Rasio pengelolaan sampah berbasis RW Zero waste 20 % Meningkatkan kualitas dan kuantitas infrastruktur perkotaan
Tersedianya kualitas jaringan jalan dan jembatan yang mendukung akselerasi pergerakan masyarakat
Proporsi jalan dalam kondisi baik 100%
Proporsi jumlah jembatan kondisi baik 100 % Tersedianya sistem jaringan drainase yang tertata dengan baik dalam mendukung upaya pengendalian banjir, dan dampak perubahan iklim
86 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Berkurangnya Titik Rawan Genangan Banjir dari 18 titik menjadi 10 titik
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 Tersedianya sistem pengelolaan jaringan air limbah domestik secara optimal
Cakupan pelayanan air limbah domestik
Jumlah jamban dan septitank 76, 45 % (65.766 Rumah Tangga)
Meningkatkan keserasian pembangunan terhadap Tata Ruang Kota Meningkatkan sarana prasarana penunjang perumahan rakyat dan perhubungan
Tersedianya Sistem Pengelolaan Air Minum
Cakupan pelayanan air minum sebanyak 80 %
Terlaksananya pengendalian pemanfaatan ruang kota yang konsisten
Tingkat pelanggaran tata ruang menurun..... Kasus
Meningkatnya kualitas lingkungan perumahan
berkurangnya kawasan lingkungan permukiman kumuh menjadi 20 %
Menurunnya jumlah rumah tidak layak huni
Menurunnya jumlah rumah tidak layak huni menjadi 10.000 rumah Cakupan wilayah pelayanan angkutan umum
Tersedianya sistem transportasi perkotaan yang terpadu dan memadai untuk melayani pergerakan orang dan barang
87 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 BAB II PERENCANAAN KINERJA
Dokumen Perencanaan Kinerja Pemerintah Kota Cirebon tahun 2014 disusun dengan berpedoman pada RPJMD Kota Cirebon tahun 20132018. Tahun 2014 merupakan tahun perdana bagi pemerintah kota Cirebon untuk melaksanakan proses dan kegiatan pembangunan berdasarkan RPJMD yang baru setelah suksesi kepemimpinan dari walikota sebelumnya. Visi kota Cirebon sebagaimana tertuang dalam RPJMD kota Cirebon tahun 2013-2018 yaitu “Terwujudnya Kota Cirebon yang Religius, Aman, Maju, Aspiratif dan Hijau Tahun 2018”, diwujudkan ke dalam misi-misi yang secara berjenjang kemudian diejawantahkan menjadi program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh seluruh SKPD di lingkungan pemerintah Kota Cirebon. Sejumlah sasaran strategis yang termuat dalam RPJMD Kota Cirebon dapat dicapai melalui pencapaian target indikator program dan kegiatan berdasarkan tugas pokok dan fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Tahun 2014, Pemerintah Kota Cirebon sebagaimana tercantum dalam RPJMD Kota Cirebon tahun 2013-2018 dan RKPD Kota Cirebon tahun 2014 melaksanakan 180 program prioritas. Adapun sasaran dan indikator sasaran serta indikasi program dalam pencapaian sasaran yang telah ditetapkan pada tahun 2014 meliputi:
88 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 PENETAPAN KINERJA KOTA CIREBON TAHUN 2014 No. 1.1.1
1.2.1
1.2.2
1.2.3
2.1.1
SASARAN STRATEGIS Meningkatkan implementasi nilai keimanan dan ketakwaan pada aparatur pemerintahan Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana keagamaan
Terwujudnya prestasi kota Cirebon dalam bidang keagamaan Terwujudnya suasana kerukunan hidup antar umat beragama yang harmonis dan saling menghargai terhadap ajaran agamanya masingmasing Terwujudnya aparatur daerah yang memiliki integritas dan profesional
INDIKATOR KINERJA Rasio SKPD yang melaksanakan kegiatan keagamaan secara rutin tiap bulan dibagi seluruh SKPD 100% Rasio sarana dan prasarana peribadatan yang memperoleh bandang dibandingkan dengan jumlah sarana dan prasarana peribadatan Prestasi lomba keagamaan 5 besar tingkat provinsi Tidak ada kasus konflik yang bernuansa agama
Rasio SDM yang memenuhi standar kompetensi jabatan
Menurunnya kasus pelanggaran disiplin PNS sebanyak 20% per tahun
2.1.2
Terwujudnya tertib administrasi keuangan SKPD
TARGET 75%
75%
Peringkat 9 tingkat provinsi 0 kasus
75%
6 kasus/1000 PNS
Terpenuhinya tenaga fungsional PNS 100%
100%
Opini penilaian BPK terhadap keuangan dan aset daerah menuju WTP di 2018 Meningkatnya kesesuaian APBD dengan dokumen perencanaan 100%
WDP
89 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
100%
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 No. 2.1.3
2.1.4
2.1.5
2.2.1
SASARAN INDIKATOR STRATEGIS KINERJA Terwujudnya tertib Meningkatnya jumlah administrasi SKPD yang tertib kearsipan daerah administrasi kearsipan Meningkatnya kesesuaian APBD dengan dokumen perencanaan 100% Terwujudnya Indeks kepuasan pelayanan prima masyarakat dalam dalam perijinan pelayanan perijinan 95% Meningkatnya nilai investasi di kota Cirebon Terwujudnya pelayanan administrasi kependudukan Terwujudnya kesesuaian struktur dan tata laksana SKPD
100%
75 poin
PMA (250 M) PMDN (425 M) 80 poin
0 titik
Terwujudnya hubungan pemerintah dan masyarakat yang harmonis
2.3.2
Tercapainya kesepakatan penetapan batas daerah dengan kabupaten Cirebon
Seluruh titik koordinat Pilar Batas Utama (PBU) disepakati 100%
Terwujudnya penataan sistem manajemen dan proses kinerja di lingkungan pemerintah kota dengan mengoptimalisasi pemanfaatan teknologi informasi
Terwujudnya peraturan tentang E-Government 100%
Terwujudnya persatuan dan kesatuan dalam keBhineka Tunggal Ikaan
Menurunnya kejadian kriminalitas ras dan agama 0 kasus
3.1.1
14/70
Indeks kepuasan masyarakat dalam pelayanan administrasi kependudukan 90% jumlah SKPD yang disusun kebijakan peta jabatan, standar kompetensi, ketatalaksanaan 100% di 2018 Meningkatnya indeks kepuasan masyarakat terhadap kinerja perintah sebesar 95%
2.3.1
2.4.1
TARGET
Terpenuhinya infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi sebagai penunjang pelaksanaan kinerja aparatur 100%
90 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
5%
80 poin
84% (1 peraturan egovernment)
34 sistem yang terbangun
0 kasus
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 No. 3.2.1
SASARAN STRATEGIS Terwujudnya masyarakat yang sadar hukum
INDIKATOR KINERJA Menurunnya rasio angka kriminalitas dibanding jumlah penduduk Menurunnya jumlah lokasi rawan ketertiban umum 15% setiap tahun dari 45 titik Tingkat pelanggaran perda turun 20% dari 30 perda yang ditegakkan Proporsi RW yang memenuhi kategori K-3 sebanyak 50% Menurunnya jumlah titik rawan kemacetan dan kecelakaan
3.3.1
Menurunnya tingkat pelanggaran perda
3.4.1
Terwujudnya RW K3
3.5.1
Menurunnya titik rawan kemacetan dan kecelakaan
3.6.1
Tertatanya sektor informal
3.7.1
Meningkatnya daya tanggap terhadap bencana
4.1.1
Terbukanya kesempatan yang luas bagi masyarakat untuk mengenyam pendidikan Meningkatnya indeks kesehatan masyarakat
Meningkatnya lama harapan sekolah pada usia maksimal 18 tahun Rata-rata lama sekolah (13 tahun) Angka harapan hidup 71,1
4.2.2.
Terkendalinya laju pertumbuhan penduduk
Meningkatnya peserta KB aktif 75% di tahun 2018 dari jumla PUS
4.3.1.
Terwujudnya prestasi olah raga di tingkat provinsi
Meraih posisi 5 besar tingkat provinsi di tahun 2018
4.2.1.
Rasio jumlah PKL yang menempati lokasi di luar ketentuan/ dibagi jumlah PKL seluruhnya Tingkat waktu tanggap kejadian dan waktu tanggap darurat bencana
91 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
TARGET 24%
45 titik
10 kasus
10%
10 titik rawan kemacetan dan 5 titik rawan kecelakaan 60%
Tingkat waktu kejadian bencana 10 menit dan waktu tanggap darurat bencana 7 hari 13 tahun di tahun 2011 11 tahun 2011 69,8 tahun 2011 63%
11 besar tingkat provinsi
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 No. 4.4.1.
SASARAN STRATEGIS Meningkatnya jumlah pusaka budaya yang dilestarikan
INDIKATOR KINERJA Rasio keaktifan kelompok seni budaya 50% di tahun 2018 dari 30% di tahun 2012 Jumlah pusaka budaya yang ditetapkan 80 jenis (72 bangunan cagar budaya di tahun 2012)
4.5.1.
Meningkatnya indeks daya beli masyarakat
TARGET 30%
72 jenis
Indeks daya beli masyarakat Meningkatnya kunjungan wisatawan lokal dan mancanegara 25% tahun 2018
373.736
Rasio KK miskin dibandingkan dengan KK kota Jumlah kasus
29,19%
4.6.1.
Menurunnya jumlah KK miskin
4.7.1.
Menurunnya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak
4.8.1.
Menurunnya jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial
Penurunan PMKS 5% di tahun 2018
30.407 orang
4.9.1.
Terpenuhinya kesetaraan gender
Rasio gender diatas 30% perempuan
32%
5.1.1.
Meningkatnya proporsi pembiayaan pembangunan yang berasal dari musrenbang kecamatan
Persentase kenaikan nilai musrenbang kecamatan yang diakomodir dalam APBD sebanyak 5% sampai akhir tahun 2018 (kumulatif)
2,20%
5.1.2.
Meningkatnya nilai swadaya masyarakat dalam stimulan/ bantuan RW
Prosentase swadaya masyarakat sebesar 10% terhadap jumlah bantuan RW
4%
92 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
28 kasus
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 SASARAN STRATEGIS Meningkatnya luasan dan kualitas ruang terbuka hijau publik dan privat
INDIKATOR KINERJA Luas ruang terbuka hijau publik menuju 10% pada akhir tahun 2018 Jumlah taman publik yang ditata 80% pada akhir tahun
64%
6.1.2.
Meningkatnya luasan cakupan pelayanan permakaman
Luas wilayah permakaman bertambah 2 Ha
0,4 Ha
6.1.3.
Terjaganya kelestarian fungsi lingkungan hidup
Tercapainya pengendalian kualitas lingkungan: udara 15 lokasi, air sungai 22 lokasi, air laut 7 lokasi
Tercapainya pengendalian kualitas lingkungan udara 10 lokasi, air sungai 15 lokasi
6.1.4.
Meningkatnya pengelolaan sampah dan sumber sampah secara terpadu dan berwawasan lingkungan serta peningkatan kapasitas TPA
Cakupan wilayah layanan kebersihan dan pengangkatan persampahan sebanyak 80%
72%
Rasio pengelolaan sampah berbasis RW zero waste 20%
1%
Tersedianya kualitas jaringan jalan dan jembatan yang mendukung akselerasi pergerakan masyarakat
Proporsi jalan dalam kondisi baik 100% Proporsi jumlah jembatan kondisi baik 100%
92%
Tersedianya sistem jaringan drainase yang tertata dengan baik dalam mendukung upaya pengendalian banjir, dan dampak perubahan iklim
Berkurangnya titik rawan genangan banjir 18 titik menjadi 10 titik
17 titik
No. 6.1.1.
6.2.1.
6.2.2.
93 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
TARGET 9,84%
96,80%
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 SASARAN STRATEGIS Tersedianya sistem pengelolaan jaringan air limbah domestik secara optimal
INDIKATOR KINERJA Cakupan pelayanan air limbah domestik
6.2.4.
Tersedianya sistem pengelolaan air minum
Cakupan pelayanan air minum sebanyak 80%
6.3.1.
Terlaksananya pengendalian pemanfaatan ruang kota yang konsisten
Tingkat pelanggaran tata ruang menurun 0 kasus
6.4.1.
Meningkatnya kualitas lingkungan perumahan
Berkurangnya kawasan lingkungan permukiman kumuh menjadi 20%
28%
6.4.2.
Menurunnya jumlah rumah tidak layak huni
Menurunnya jumlah rumah tidak layak huni menjadi 10.000 rumah
16.756 rumah
6.4.3.
Tersedianya sistem transportasi perkotaan yang terpadu dan memadai untuk melayani pergerakan orang dan barang
Cakupan wilayah pelayanan angkutan umum
No. 6.2.3.
Jumlah jamban dan septitank 76,45% (65.766 rumah tangga)
94 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
TARGET 92% 67,29%
72%
82%
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
3.1. Capaian Kinerja Organisasi Capaian kinerja Pemerintah Kota Cirebon tahun 2014, berdasarkan pada hasil pengukuran, evaluasi dan analisis akuntabilitas kinerja, yang mencakup penetapan kinerja tahun 2014, pengukuran pencapaian sasaran yang merupakan tingkat pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja sebagaimana tercantum dalam Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor 7 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Cirebon Tahun 2013-2018. Pencapaian sasaran diperoleh dengan cara membandingkan target dengan realisasi indikator sasaran, kemudian dari hasil pengukuran kinerja tersebut dilakukan evaluasi untuk mengetahui keberhasilan dan kegagalan pencapaian sasaran, kemudian dari hasil pengukuran kinerja tersebut dilakukan evaluasi untuk mengetahui keberhasilan dan kegagalan pencapaian sasaran strategis yang terkait dalam pencapaian visi dan misi kota cirebon. Untuk mempermudah interpretasi atas pencapaian sasaran dari program dan kegiatan serta indikator makro yang diberlakukan nilai disertai makna dari nilai tersebut yaitu: 80 – 100 = baik 51 – 79 = cukup < 50 = kurang
95 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 Selanjutnya berdasarkan hasil evaluasi kinerja dilakukan analisa pencapaian kinerja untuk memberikan informasi yang lebih transparan mengenai sebab-sebab tercapai atau tidaknya kinerja yang diharapkan. Perhitungan pencapaian indikator sasaran menggunakan asumsi I: “Jika semakin tinggi realisasi, menunjukkan pencapaian kinerja yang semakin baik, atau sebaliknya realisasi semakin rendah pencapaian kinerja semakin rendah adalah: Prosentase pencapaian Rencana tingkat Capaian =
Realisasi
x 100%
Rencana
Sedangkan apabila semakin tinggi realisasi menunjukkan sasaran kinerja semakin rendah/jelek atau sebaliknya realisasi semakin rendah pencapaian kinerja semakin baik menggunakan perumusan: Prosentase pencapaian Rencana tingkat Capaian = Rencana - (realisasi-rencana) x100% Rencana
Adapun untuk pencapaian kinerja sepanjang tahun 2014 adalah sebagai berikut:
96 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 No.
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
REALISASI
% REALISASI
75%
0%
0%
75%
89,86%
119,81%
Peringkat 9 tingkat provinsi
9 besar
100%
0 kasus
0 kasus
100%
TARGET Misi Ke-1
1.1.1
1.2.1
1.2.2
1.2.3
Meningkatkan implementasi nilai keimanan dan ketakwaan pada aparatur pemerintahan Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana keagamaan
Terwujudnya prestasi kota Cirebon dalam bidang keagamaan Terwujudnya suasana kerukunan hidup antar umat beragama yang harmonis dan saling menghargai terhadap ajaran agamanya masingmasing
Rasio SKPD yang melaksanakan kegiatan keagamaan secara rutin tiap bulan dibagi seluruh SKPD 100% Rasio sarana dan prasarana peribadatan yang memperoleh bandang dibandingkan dengan jumlah sarana dan prasarana peribadatan Prestasi lomba keagamaan 5 besar tingkat provinsi
Tidak ada kasus konflik yang bernuansa agama
Misi ke-2 2.1.1
2.1.2
Terwujudnya aparatur daerah yang memiliki integritas dan profesional
Terwujudnya tertib administrasi keuangan SKPD
Rasio SDM yang memenuhi standar kompetensi jabatan
75%
63%
84%
Menurunnya kasus pelanggaran disiplin PNS sebanyak 20% per tahun
6 kasus/1000 PNS
6 kasus/1000 PNS
100%
Terpenuhinya tenaga fungsional PNS 100%
100%
100%
100%
Opini penilaian BPK terhadap keuangan dan aset daerah menuju WTP di 2018 Meningkatnya kesesuaian APBD dengan dokumen perencanaan 100%
WDP
WDP
100%
100%
100%
100%
97 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 No. 2.1.3
2.1.4
SASARAN STRATEGIS Terwujudnya tertib administrasi kearsipan daerah
Terwujudnya pelayanan prima dalam perijinan
2.1.5
Terwujudnya pelayanan administrasi kependudukan
2.2.1
Terwujudnya kesesuaian struktur dan tata laksana SKPD
2.3.1
Terwujudnya hubungan pemerintah dan masyarakat yang harmonis Tercapainya kesepakatan penetapan batas daerah dengan kabupaten Cirebon Terwujudnya penataan sistem manajemen dan proses kinerja di lingkungan pemerintah kota dengan mengoptimalis asi pemanfaatan teknologi informasi
2.3.2
2.4.1
INDIKATOR KINERJA
TARGET
REALISASI
% REALISASI
Meningkatnya jumlah SKPD yang tertib administrasi kearsipan
14/70
16/70
114%
Meningkatnya arsip vital dan arsip statis dari 530 arsip menjadi 1.060 arsip
100 berkas
99 berkas
99%
75 poin
77,79 poin
103,72%
PMA (250 M) PMDN (425 M)
PMA (250 M) PMDN (425 M)
100%
Indeks kepuasan masyarakat dalam pelayanan administrasi kependudukan 90% jumlah SKPD yang disusun kebijakan peta jabatan, standar kompetensi, ketatalaksanaan 100% di 2018. Meningkatnya indeks kepuasan masyarakat terhadap kinerja perintah sebesar 95%
80 poin
79,8 poin
99,75%
5%
5%
100%
80 poin
80 poin
100%
Seluruh titik koordinat Pilar Batas Utama (PBU) disepakati 100%
0 titik
0 titik
100%
Terwujudnya peraturan tentang EGovernment 100%
84% (1 peraturan egovernment)
84% (1 peraturan egovernment)
100%
34 sistem yang terbangun
n/a
n/a
Indeks kepuasan masyarakat dalam pelayanan perijinan 95% Meningkatnya nilai investasi di kota Cirebon
Terpenuhinya infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi sebagai penunjang pelaksanaan kinerja aparatur 100%
98 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 No.
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
Terwujudnya persatuan dan kesatuan dalam keBhineka Tunggal Ikaan Terwujudnya masyarakat yang sadar hukum
Menurunnya kejadian kriminalitas ras dan agama 0 kasus
Menurunnya rasio angka kriminalitas dibanding jumlah penduduk Menurunnya jumlah lokasi rawan ketertiban umum 15% setiap tahun dari 45 titik Tingkat pelanggaran perda turun 20% dari 30 perda yang ditegakkan Proporsi RW yang memenuhi kategori K-3 sebanyak 50% Menurunnya jumlah titik rawan kemacetan dan kecelakaan
REALISASI
% REALISASI
0 kasus
0 kasus
100%
24%
n/a
n/a
45 titik
35 titik
77,78%
10 kasus
9 kasus
110%
10%
10%
100%
10 titik rawan kemacetan dan 5 titik rawan kecelakaan
10 titik rawan kemacetan dan 5 titik rawan kecelakaan 50%
100%
TARGET Misi ke-3
3.1.1
3.2.1
3.3.1
3.4.1
Menurunnya tingkat pelanggaran perda Terwujudnya RW K-3
3.5.1
Menurunnya titik rawan kemacetan dan kecelakaan
3.6.1
Tertatanya sektor informal
3.7.1
Meningkatnya daya tanggap terhadap bencana
Rasio jumlah PKL yang menempati lokasi di luar ketentuan/ dibagi jumlah PKL seluruhnya Tingkat waktu tanggap kejadian dan waktu tanggap darurat bencana
60%
Tingkat waktu kejadian bencana 10 menit dan waktu tanggap darurat bencana 7 hari
83,33%
Tingkat waktu kejadian bencana 10 menit dan waktu tanggap darurat bencana 7 hari
100%
13 tahun di tahun 2011
14 tahun
100%
11 tahun 2011
11 tahun
100%
69,8 tahun 2011
69,97 tahun
99%
Misi ke-4 4.1.1
4.2.1.
Terbukanya kesempatan yang luas bagi masyarakat untuk mengenyam pendidikan Meningkatnya indeks kesehatan masyarakat
Meningkatnya lama harapan sekolah pada usia maksimal 18 tahun Rata-rata lama sekolah (13 tahun) Angka harapan hidup 71,1
99 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
4.2.2.
Terkendalinya laju pertumbuhan penduduk
4.3.1.
4.4.1.
No.
4.5.1.
TARGET
REALISASI
% REALISASI
Meningkatnya peserta KB aktif 75% di tahun 2018 dari jumlah PUS.
63%
89%
141,27%
Terwujudnya prestasi olah raga di tingkat provinsi
Meraih posisi 5 besar tingkat provinsi di tahun 2018
11 besar tingkat provinsi
10 besar tingkat provinsi
100%
Meningkatnya jumlah pusaka budaya yang dilestarikan
Rasio keaktifan kelompok seni budaya 50% di tahun 2018 dari 30% di tahun 2012
30%
31,03%
103,43%
Jumlah pusaka budaya yang ditetapkan 80 jenis (72 bangunan cagar budaya di tahun 2012)
72 jenis
72 jenis
100%
n/a
n/a
Data tidak ada
Meningkatnya indeks daya beli masyarakat
Indeks daya beli masyarakat Meningkatnya kunjungan wisatawan lokal dan mancanegara 25% tahun 2018
373.736 orang
596.046 orang
159,58%
4.6.1.
Menurunnya jumlah KK miskin
Rasio KK miskin dibandingkan dengan KK kota
29,19%
n/a
Data belum tersedia
4.7.1.
Menurunnya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak
Jumlah kasus
28 kasus
56 kasus
28%
4.8.1.
Menurunnya jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial
Penurunan PMKS 5% di tahun 2018
30.407 orang
84.443 orang
29,46%
100 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 No. 4.9.1.
SASARAN STRATEGIS Terpenuhinya kesetaraan gender
INDIKATOR KINERJA
TARGET
REALISASI
% REALISASI
32%
n/a
n/a
Rasio gender diatas 30% perempuan
Misi ke-5 5.1.1.
Meningkatnya proporsi pembiayaan pembangunan yang berasal dari musrenbang kecamatan
Persentase kenaikan nilai musrenbang kecamatan yang diakomodir dalam APBD sebanyak 5% sampai akhir tahun 2018 (kumulatif)
2,20%
n/a
n/a
5.1.2.
Meningkatnya nilai swadaya masyarakat dalam stimulan/ bantuan RW
Prosentase swadaya masyarakat sebesar 10% terhadap jumlah bantuan RW
4%
n/a
n/a
Misi ke-6 6.1.1.
Meningkatnya luasan dan kualitas ruang terbuka hijau publik dan privat
Luas ruang terbuka hijau publik menuju 10% pada akhir tahun 2018
9,84%
n/a
n/a
Jumlah taman publik yang ditata 80% pada akhir tahun
64%
n/a
n/a
6.1.2.
Meningkatnya luasan cakupan pelayanan permakaman
Luas wilayah permakaman bertambah 2 Ha
0,4 Ha
n/a
n/a
6.1.3.
Terjaganya kelestarian fungsi lingkungan hidup
Tercapainya pengendalian kualitas lingkungan: udara 15 lokasi, air sungai 22 lokasi, air laut 7 lokasi
Tercapainya pengendalian kualitas lingkungan udara 10 lokasi, air sungai 15 lokasi
Tercapainya pengendalian kualitas lingkungan udara 10 lokasi, air sungai 15 lokasi
100%
101 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 TARGET
REALISASI
% REALISASI
Cakupan wilayah layanan kebersihan dan pengangkatan persampahan sebanyak 80%
72%
n/a
n/a
Rasio pengelolaan sampah berbasis RW zero waste 20%
1%
n/a
n/a
Tersedianya kualitas jaringan jalan dan jembatan yang mendukung akselerasi pergerakan masyarakat
Proporsi jalan dalam kondisi baik 100%
96,80%
90%
92,97%
Proporsi jumlah jembatan kondisi baik 100%
92%
98%
106,52%
6.2.2.
Tersedianya sistem jaringan drainase yang tertata dengan baik dalam mendukung upaya pengendalian banjir, dan dampak perubahan iklim
Berkurangnya titik rawan genangan banjir 18 titik menjadi 10 titik
17 titik
17 titik
100%
6.2.3.
Tersedianya sistem pengelolaan jaringan air limbah domestik secara optimal
Cakupan pelayanan air limbah domestik
92%
92%
100%
Jumlah jamban dan septitank 76,45% (65.766 rumah tangga)
67,29%
n/a
n/a
6.2.4.
Tersedianya sistem pengelolaan air minum
Cakupan pelayanan air minum sebanyak 80%
72%
n/a
n/a
6.3.1.
Terlaksananya pengendalian pemanfaatan ruang kota yang konsisten
Tingkat pelanggaran tata ruang menurun 35 kasus menjadi 0 kasus.
10 Kasus
10 Kasus
100%
No. 6.1.4.
6.2.1.
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
Meningkatnya pengelolaan sampah dan sumber sampah secara terpadu dan berwawasan lingkungan serta peningkatan kapasitas TPA
102 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 No.
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
TARGET
REALISASI
% REALISASI
6.4.1.
Meningkatnya kualitas lingkungan perumahan
Berkurangnya kawasan lingkungan permukiman kumuh menjadi 20%.
28%
28%
100%
6.4.2.
Menurunnya jumlah rumah tidak layak huni
Menurunnya jumlah rumah tidak layak huni menjadi 10.000 rumah.
16.756 rumah
n/a
n/a
6.4.3.
Tersedianya sistem transportasi perkotaan yang terpadu dan memadai untuk melayani pergerakan orang dan barang
Cakupan wilayah pelayanan angkutan umum
82%
60%
75%
103 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 3.2. Pencapaian Indikator Per Masing-Masing Sasaran 1.1.1
Meningkatkan implementasi nilai keimanan dan ketakwaan para aparatur pemerintahan TAHUN 2014 INDIKATOR KINERJA
SATUAN
Rasio SKPD yang melaksanakan kegiatan keagamaan secara rutin tiap bulan dibagi seluruh SKPD 100%
%
TARGET
REALISASI
75
0
CAPAIAN INDIKATOR SASARAN
0% (kurang)
Sebagai upaya mencapai sasaran “Meningkatkan implementasi nilai keimanan dan ketakwaan para aparatur pemerintahan”, dilakukan langkah strategi yaitu: 1.1.1.1.pelaksanaan kegiatan keagamaan, pengawasan perilaku, sanksi dan pelibatan masyarakat dalam peningkatan kualitas akhlak dan moral aparatur. Dengan arah kebijakan yaitu: 1.1.1.1.1. mewajibkan instansi pemerintah untuk melaksanakan kegiatan keagamaan, menyusun pedoman pemberian sanksi, operasi rutin PNS di tempat-tempat hiburan dan membuka kotak pengaduan masyarakat terhadap perilaku PNS. Sebagai implementasi dari strategi dan arah kebijakan yang telah disusun, maka program yang dilaksanakan adalah 1.1.1.1.1.1. Program peningkatan kualitas religius aparatur.
104 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 Berdasarkan hasil realisasi anggaran APBD Kota Cirebon Tahun 2014 diperoleh:
TAHUN 2014 PROGRAM Program Peningkatan Kualitas Religius Aparatur
TARGET
REALISASI
Rp20,200,000.-
Rp19,000,000.-
% REALISASI ANGGARAN
94.06%
Pencapaian sasaran “Meningkatkan implementasi nilai keimanan dan ketakwaan para aparatur pemerintahan” tidak tercapai 0% berada dalam kategori kurang. Hal tersebut disebabkan oleh:
Implementasi dari program peningkatan kualitas religius aparatur telah dilaksanakan kegiatan sebagai berikut: 1. Fasilitasi kegiatan siraman rohani (sekretariat daerah); dan 2. Pembinaan rohani aparatur (kecamatan harjamukti). Berdasarkan Laporan Realisasi Anggaran Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 hanya 2 SKPD yang melaksanakan kegiatan keagamaan secara rutin setiap bulan, dengan demikian belum seluruh SKPD di lingkungan pemerintah kota Cirebon melaksanakan kegiatan rutin keagamaan setiap bulan.
Saat ini kota Cirebon, dalam segi perencanaan, mengacu dan berpedoman kepada RPJMD Kota Cirebon Tahun 2013-2018, hal tersebut menandakan bahwa tahun 2014 merupakan tahun pertama dan tahun dasar bagi kota Cirebon dalam melaksanakan kegiatan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan.
105 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014
Badan Kepegawaian dan Pendidikan Pelatihan Kota Cirebon sebagai SKPD penanggung jawab berdasarkan LAKIP Badan Kepegawaian dan Pendidikan Pelatihan Tahun 2014 menyatakan indikator sasaran tersebut tidak dapat tercapai karena terbatasnya anggaran.
Tidak ada koordinasi yang baik antara BK Diklat dan SKPD di lingkungan kota Cirebon dalam upaya mencapai sasaran ini, untuk itu dalam merencanakan kegiatan di tahun yang akan datang seluruh SKPD harus mampu merumuskan langkah konkret dalam upaya mencapai indikator tersebut atau perlu dievaluasi kembali indikator sasaran yang dimaksud sehingga kinerja pemerintah kota Cirebon dapat meningkat dan dicapai dengan baik.
1.2.1
Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana keagamaan
INDIKATOR KINERJA Rasio sarana dan prasarana peribadatan yang memperoleh bantuan dibandingkan dengan jumlah sarana dan prasarana peribadatan seluruhnya
TAHUN 2014 SATUAN %
TARGET
REALISASI
75
89,96
CAPAIAN INDIKATOR SASARAN 119,81% (baik)
Sebagai upaya mencapai sasaran “Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana keagamaan”, dilakukan langkah strategi yaitu: 1.2.1.1.1. Peningkatan pemberian bantuan kepada sarana peribadatan melalui hibah dan bansos serta kegiatan keagamaan.
106 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 Dengan arah kebijakan yaitu: 1.2.1.1.1.1. Meningkatkan pemahaman pengurus mesjid atau RW terhadap mekanisme hibah bansos serta pelibatan pengurus mesjid dalam kegiatan perayaan hari-hari besar keagamaan. Sebagai implementasi dari strategi dan arah kebijakan yang telah disusun, maka program yang dilaksanakan adalah 1.2.1.1.1.1.1. Program peningkatan kualitas sarana peribadatan. Berdasarkan hasil realisasi anggaran APBD Kota Cirebon Tahun 2014 diperoleh:
TAHUN 2014 TARGET
REALISASI
% REALISASI ANGGARAN
Rp 246,714,600.-
Rp 246,714,600.-
100.00%
PROGRAM Program Peningkatan Kualitas Sarana Peribadatan
Sebagai implementasi dari program peningkatan kualitas sarana peribadatan telah dilaksanakan kegiatan yaitu: 1. Monitoring dan evaluasi bantuan sarana peribadatan 2. Fasilitasi kegiatan tarhim romadhon 3. Sosialisasi mekanisme hibah bansos untuk sarana peribadatan.
107 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 1.2.2
Terwujudnya prestasi kota Cirebon dalam bidang keagamaan TAHUN 2014 INDIKATOR KINERJA Prestasi lomba keagamaan 5 besar tingkat provinsi
SATUAN
Peringkat
TARGET
REALISASI
9 tingkat provinsi
9 tingkat provinsi
CAPAIAN INDIKATOR SASARAN 100% (baik)
Sebagai upaya mencapai sasaran “Terwujudnya prestasi kota Cirebon dalam bidang keagamaan”, dilakukan langkah strategi yaitu: 1.2.2.1.1. Pembinaan kepada generasi muda dalam lomba bidang keagamaan, pelaksanaan lomba. Dengan arah kebijakan yaitu: 1.2.2.1.1.1. Pembinaan keagamaan kepada generasi muda dalam bentuk lomba dan festival keagamaan berjenjang dari tingkat kelurahan hingga kota. Sebagai implementasi dari strategi dan arah kebijakan yang telah disusun, maka program yang dilaksanakan adalah: 1.2.1.1.1.1.1. Program peningkatan kualitas sarana peribadatan. Berdasarkan hasil realisasi anggaran APBD Kota Cirebon Tahun 2014 diperoleh: TAHUN 2014 PROGRAM Program Peningkatan Kualitas Sarana Peribadatan
TARGET
REALISASI
% REALISASI ANGGARAN
Rp246,714,600.-
Rp246,714,600.-
100.00%
108 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 Pencapaian sasaran “Terwujudnya prestasi kota Cirebon dalam bidang keagamaan” dapat terealisasi dengan baik (100%). Adapun kegiatan yang dilaksanakan dalam upaya mencapai prestasi kota Cirebon dalam bidang keagamaan diantaranya adalah; 1. mengirimkan kafilah kota Cirebon dalam MTQ dan STQ untuk mengikuti lomba tingkat provinsi Jawa barat. 2. Mengadakan lomba MTQ dan STQ tingkat kecamatan untuk menyaring bibit-bibit unggul agar dapat diikut sertakan dalam lomba MTQ tingkat provinsi. 1.2.3
Terciptanya suasana kerukunan hidup antar umat beragama yang harmonis dan saling menghargai terhadap ajaran agamanya masingmasing TAHUN 2014 INDIKATOR KINERJA Terciptanya suasana kerukunan hidup antar umat beragama yang harmonis dan saling menghargai terhadap ajaran agamanya masingmasing
TARGET
REALISASI
CAPAIAN INDIKATOR SASARAN
0
0
100% (baik)
SATUAN
Kasus
Sebagai upaya mencapai sasaran “Terciptanya suasana kerukunan hidup antar umat beragama yang harmonis dan saling menghargai terhadap ajaran agamanya masing-masing”, dilakukan langkah strategi yaitu: 1.2.3.1.1. Peningkatan frekuensi dialog forum kerukunan umat beragama.
109 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 Dengan arah kebijakan yaitu: 1.2.3.1.1.1. Meningkatkan frekuensi dialog dalam rangka evaluasi kerukunan umat beragama. Sebagai implementasi dari strategi dan arah kebijakan yang telah disusun, maka program yang dilaksanakan adalah: 1.2.3.1.1.1.1. Program kerukunan umat beragama. Berdasarkan hasil realisasi anggaran APBD Kota Cirebon Tahun 2014 diperoleh: TAHUN 2014 PROGRAM Program Kerukunan Umat Beragama
TARGET
REALISASI
% REALISASI ANGGARAN
Rp1,155,626,900.-
Rp1,045,584,100.-
90.48%
Pencapaian sasaran “Terciptanya suasana kerukunan hidup antar umat beragama yang harmonis dan saling menghargai terhadap ajaran agamanya masing-masing” berada dalam kategori baik (100%).
Implementasi program kerukunan umat beragama maka kegiatankegiatan yang dilaksanakan di kota Cirebon adalah: 1. Peringatan hari-hari besar keagamaan; dan 2. Fasilitasi kegiatan tasyakuran pemerintah kota Cirebon. 3. Pelaksanaan kegiatan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) sebagai wadah menampung dan berdiskusi antar pemuka agama tingkat kota Cirebon.
110 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014
2.1.1
Terwujudnya aparatur daerah yang memiliki integritas dan profesional
TAHUN 2014 INDIKATOR KINERJA Rasio SDM yang memenuhi standar kompetensi jabatan Menurunnya kasus pelanggaran disiplin PNS sebanyak 20% per tahun Terpenuhinya tenaga fungsional PNS 100%
TARGET
REALISASI
CAPAIAN INDIKATOR SASARAN
%
75
63
84% (baik)
Kasus
6 kasus/ 1000 PNS
6 kasus/1000 PNS
100% (baik)
%
100
100%
100% (baik)
SATUAN
Sebagai upaya mencapai sasaran “Terwujudnya aparatur daerah yang memiliki integritas dan profesional”, dilakukan langkah strategi yaitu: 2.1.1.1.1. Meningkatkan kompetensi aparatur pemerintah daerah. 2.1.1.2.1. Penerapan reward dan punishment dalam disiplin PNS. Dengan arah kebijakan yaitu: 2.1.1.1.1.1. Meningkatkan kompetensi aparatur melalui peningkatan keahlian dan keterampilan. 2.1.1.1.1.2. Mengembangkan sistem kesejahteraan PNS berdasarkan penilaian kinerja serta memenuhi kebutuhan aparatur baik fungsional dan non fungsional sesuai dengan standar kebutuhan.
111 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 2.1.1.1.2.1. Melakukan pembinaan disiplin PNS secara berkala, penerapan reward dan punishment, pengawasan disiplin dan kotak pengaduan masyarakat Sebagai implementasi dari strategi dan arah kebijakan yang telah disusun, maka program yang dilaksanakan adalah: 2.1.1.1.1.1.1. Program pendidikan kedinasan. 2.1.1.1.1.1.2. Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur. 2.1.1.1.2.1.1. Program pembinaan dan pengembangan aparatur. Berdasarkan hasil realisasi anggaran APBD Kota Cirebon Tahun 2014 diperoleh: TAHUN 2014 PROGRAM
TARGET
REALISASI
% REALISASI ANGGARAN
Program Pendidikan Kedinasan
Rp1,014,005,600.-
Rp 923,621,160.-
91.09%
Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
Rp1,792,638,400.-
Rp1,679,145,400.-
93.67%
Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur
Rp2,945,515,530.-
Rp2,543,366,270.-
86.35%
Pencapaian sasaran “Terwujudnya aparatur daerah yang memiliki integritas dan profesional” dengan 3 indikator dapat tercapai dengan baik, sebagai upaya untuk mencapai sasaran dimaksud pemerintah kota Cirebon melalui badan kepegawaian dan pendidikan pelatihan telah melaksanakan kegiatan sebagai berikut:
112 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 1. Mengikutkan PNS yang belum mengikuti Diklat kepemimpinan sebagai syarat menduduki jantan struktural. 2. Mengikutkan PNS untuk mengikuti kegiatan Diklat fungsional. 3. Membangun dan mengembangkan sistem informasi kepegawaian daerah sebagai database kepegawaian di kota Cirebon. 4. Melaksanakan kegiatan pembinaan disiplin PNS di kota Cirebon. 2.1.2
Terwujudnya tertib administrasi keuangan SKPD TAHUN 2014 INDIKATOR KINERJA Opini penilaian BPK terhadap keuangan dan aset daerah menuju WTP di 2018 Meningkatnya kesesuaian APBD dengan dokumen perencanaan 100%
SATUAN
CAPAIAN INDIKATOR SASARAN
TARGET
REALISASI
Opini
WDP
WDP
100% (baik)
%
100
100
100% (baik)
Sebagai upaya mencapai sasaran “Terwujudnya tertib administrasi keuangan SKPD”, dilakukan langkah strategi yaitu: 2.1.2.1.1. Optimalisasi pengelolaan aset daerah. 2.1.2.1.2. Optimalisasi pengelolaan keuangan daerah yang transparan dan akuntabel. 2.1.2.1.3. Optimalisasi pengawasan dan pengendalian keuangan daerah. 2.1.2.2.1. Pelaksanaan proses perencanaan tepat waktu sesuai dengan ketentuan. 2.1.2.2.2. Peningkatan kualitas dokumen perencanaan SKPD.
113 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 2.1.2.2.3. Peningkatan kualitas pengendalian dan evaluasi perencanaan daerah. Dengan arah kebijakan yaitu: 2.1.2.1.1.1. Melakukan penataan pengelolaan aset daerah dengan peningkatan kualitas kelembagaan aset, integrasi sistem dan pemanfaatan aset daerah dengan pihak ketiga. 2.1.2.1.2.1. Meningkatkan optimalisasi perencanaan, penganggaran, penatausahaan keuangan daerah . 2.1.2.1.3.1. Meningkatkan peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP)
dan
optimalisasi
Sistem
Pengawasan
Intern
Pemerintah (SPIP). 2.1.2.2.1.1. Menyepakati jadwal waktu perencanaan dan penganggaran antara eksekutif dan legislatif serta mempublikasikannya. 2.1.2.2.2..1. Meningkatkan kapasitas dan kemampuan aparatur perencana di setiap SKPD. 2.1.2.2.2..2. Mengoptimalkan sistem perencanaan dan pembangunan daerah. 2.1.2.2.3.1. Publikasi hasil serta pembangunan sistem pengendalian dan evaluasi perencanaan daerah. Sebagai implementasi dari strategi dan arah kebijakan yang telah disusun, maka program yang dilaksanakan adalah:
114 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 2.1.2.1.1.1.1. Program optimalisasi pengelolaan aset daerah. 2.1.2.1.2.1.1. Program peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah. 2.1.2.1.3.1.1. Program peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan KDH. 2.1.2.1.3.1.2. Program peningkatan profesionalisme tenaga pemeriksa dan aparatur pengawasan. 2.1.2.2.1.1.1. Program perencanaan pembangunan daerah. 2.1.2.2.2..1.1. Program peningkatan kapasitas kelembagaan perencanaan. 2.1.2.2.2..2.1. Program pengembangan data/informasi perencanaan. 2.1.2.2.3.1.1. Program pengendalian pelaksanaan rencana pembangunan daerah. Berdasarkan hasil realisasi anggaran APBD Kota Cirebon Tahun 2014 diperoleh: TAHUN 2014 PROGRAM Program Optimalisasi Pengelolaan Aset Daerah Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah
TARGET
REALISASI
% REALISASI ANGGARAN
Rp 1,927,909,550.-
Rp 1,456,261,050.-
75.54%
Rp 570,371,000.-
Rp 433,982,500.-
76.09%
115 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH Program Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pemeriksa dan Aparatur Pengawasan Program Perencanaan Pembangunan Daerah Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan Pembangunan Daerah Program Pengembangan Data/Informasi Program Pengendalian Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Rp 2,211,933,100.-
Rp 2,137,370,500.-
96.63%
Rp 306,983,400.-
Rp 268,198,400.-
87.37%
Rp 2,293,289,200.-
Rp 2,157,446,175.-
94.08%
Rp 299,600,000.-
Rp 298,150,000.-
99.52%
Rp 160,829,500.-
Rp 158,389,500.-
98.48%
Rp 1,767,221,500.-
Rp 1,352,669,500.-
76.54%
Pencapaian sasaran “Terwujudnya tertib administrasi keuangan SKPD” dengan 2 indikator dapat tercapai dengan baik. Pemerintah kota Cirebon saat ini tengah berupaya untuk mencapai penilaian “wajar tanpa pengecualian” atas opini BPK terhadap audit keuangan di kota Cirebon. Pemerintah kota Cirebon berusaha untuk tertib administrasi dan tertib anggaran sehingga diharapkan pada tahun 2016 dapat meraih opini “wajar tanpa pengecualian” dari BPK. sebagai bentuk dari tertib anggaran dan tertib administrasi Pemerintah Kota Cirebon telah melaksanakan kegiatan seperti: 1. Tersedianya buku kebijakan akuntansi pemerintah daerah. 2. Sosialisasi penatausahaan pengelolaan keuangan daerah
116 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 3. Tersedianya dokumen laporan bulanan penatausahaan keuangan daerah (jurnal, buku besar, daftar saldo buku besar, arus kas dan laporan realisasi keuangan) 4. Monitoring evaluasi keuangan di seluruh SKPD di lingkungan pemerintah kota Cirebon 5. Pengelolaan dan pendampingan sistem informasi keuangan daerah. Dalam aspek perencanaan BAPPEDA sebagai pelaksana urusan perencanaan di kota Cirebon melaksanakan kegiatan penyusunan dokumen perencanaan seperti: 1. Penyusuan RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) 2. Memberikan asistensi penyusunan rencana strategis SKPD di lingkungan pemerintah kota Cirebon. 3. Menyusun RKPD kota cirebon 2.1.3
Terwujudnya tertib administrasi kearsipan daerah TAHUN 2014 INDIKATOR KINERJA Meningkatnya jumlah SKPD yang tertib administrasi kearsipan Meningkatnya arsip vital dan arsip statis dari 530 arsip menjadi 1.060 arsip
TARGET
REALISASI
CAPAIAN INDIKATOR SASARAN
SKPD
14/70
50/70
357%
Berkas
100
99
99%
SATUAN
Sebagai upaya mencapai sasaran “Terwujudnya tertib administrasi kearsipan daerah”, dilakukan langkah strategi yaitu: 2.1.3.1.1. Peningkatan jumlah SKPD yang tertib administrasi kearsipan.
117 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 Dengan arah kebijakan yaitu: 2.1.3.1.1.1. Melakukan pembinaan dan pemberian penghargaan kepada SKPD yang tertib arsip. Sebagai implementasi dari strategi dan arah kebijakan yang telah disusun, maka program yang dilaksanakan adalah: 2.1.3.1.1.1.1. Program perbaikan sistem administrasi kearsipan. Berdasarkan hasil realisasi anggaran APBD Kota Cirebon Tahun 2014 diperoleh: TAHUN 2014 PROGRAM Program Perbaikan Sistem Administrasi Kearsipan
TARGET
REALISASI
Rp 124,685,000.-
Rp 98,385,000.-
% REALISASI ANGGARAN 78.91%
Pencapaian sasaran “Terwujudnya tertib administrasi kearsipan daerah” dapat terealisasi dengan baik. Adapun kegiatan yang menunjang keberhasilan pencapaian indikator sasaran tersebut adalah: 1. Pendataan dan penataan dokumen/arsip daerah. Dilakukan dengan mengadakan boks arsip besar dan boks arsip kecil. 2. Mengadakan fumigasi di depo bapusipda. 3. Melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaporan kondisi situasi data, serta 4. Mengadakan
sosialisasi
pemerintah/swasta.
118 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
kearsipan
di
lingkungan
instansi
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 2.1.4
Terwujudnya pelayanan prima dalam perizinan TAHUN 2014 INDIKATOR KINERJA Indeks kepuasan masyarakat dalam pelayanan perizinan 95% Meningkatnya nilai investasi di kota Cirebon
TARGET
REALISASI
CAPAIAN INDIKATOR SASARAN
Poin
75
77,79
103,72%
Rp
PMA 250 M PMDN 425 M
PMA 250 M PMDN 425 M
100%
SATUAN
Sebagai upaya mencapai sasaran “Terwujudnya pelayanan prima dalam perizinan”, dilakukan langkah strategi yaitu: 2.1.4.1.1.
Optimalisasi
kelembagaan
pelayanan
perizinan
yang
dilaksanakan dengan mudah, murah dan cepat sesuai dengan Abas dan prinsip pelayanan. 2.1.4.2.1. Peningkatan iklim investasi yang kondusif. Dengan arah kebijakan yaitu: 2.1.4.1.1.1. Penataan dan penguatan kelembagaan pelayanan perizinan, pembangunan sistem pelayanan perizinan Online dan penerapan insentif dan disinsentif informasi. 2.1.4.2.1.1. Meningkatkan kerja sama investasi. 2.1.4.2.1.2.
Meningkatkan
kebijakan
perencanaan
pengembangan
penanaman modal. Sebagai implementasi dari strategi dan arah kebijakan yang telah disusun, maka program yang dilaksanakan adalah: 2.1.4.1.1.1.1. Program penataan dan pelayanan perizinan.
119 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 2.1.4.2.1.1.1. Program peningkatan promosi dan kerja sama investasi. 2.1.4.2.1.2.1. Program peningkatan iklim investasi dan realisasi investasi. Berdasarkan hasil realisasi anggaran APBD Kota Cirebon Tahun 2014 diperoleh: TAHUN 2014 PROGRAM Program Penataan dan Pelayanan Perijinan Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi
TARGET
REALISASI
% REALISASI ANGGARAN
Rp 1,452,135,800.-
Rp 1,320,206,100.-
90.91%
Rp 718,395,850.-
Rp 697,937,840.-
97.15%
Rp 126,000,000.-
Rp 113,264,500.-
89.89%
Pencapaian sasaran “Terciptanya suasana kerukunan hidup antar umat beragama yang harmonis dan saling menghargai terhadap ajaran agamanya masing-masing” dapat terealisasi dengan baik. Sebagai upaya mencapai indikator sasaran yang telah ditetapkan pemerintah kota Cirebon melalui badan penanaman modal dan pelayanan perizinan telah melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut: 1. Penyederhanaan prosedur perizinan dan peningkatan pelayanan dan penanaman modal. 2. Peningkatan kualitas SDM guna peningkatan pelayanan investasi. 3. Koordinasi pemantauan, pembinaan dan pengawasan pelaksanaan perizinan. 4. Penanganan pengaduan perizinan, serta
120 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 5. Melaksanakan pengukuran indeks kepuasan masyarakat (IKM). Adapun kegiatan dalam upaya meningkatkan nilai investasi di kota Cirebon dilaksanakan dengan kegiatan: 1. Menyelenggarakan pameran investasi. 2. Pengembangan potensi unggulan. 3. Melaksanakan kajian potensi sumber daya yang terkait dengan investasi. 2.1.5
Terwujudnya pelayanan administrasi kependudukan TAHUN 2014 INDIKATOR KINERJA Indeks Kepuasan Masyarakat dalam pelayanan administrasi kependudukan 90%
SATUAN
TARGET
REALISASI
CAPAIAN INDIKATOR SASARAN
Poin
80
79,8
99,75%
Sebagai upaya mencapai sasaran “Terwujudnya pelayanan administrasi kependudukan”, dilakukan langkah strategi yaitu: 2.1.5.1.1.
Optimalisasi
pengembangan
pelayanan
administrasi
kependudukan. Dengan arah kebijakan yaitu: 2.1.5.1.1.1. Meningkatkan pelayanan administrasi kependudukan. Sebagai implementasi dari strategi dan arah kebijakan yang telah disusun, maka program yang dilaksanakan adalah: 2.1.5.1.1.1.1. Program pendaftaran penduduk. 2.1.5.1.1.1.2. Program pelayanan pencatatan sipil.
121 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 2.1.5.1.1.1.3. Program sistem informasi administrasi kependudukan. 2.1.5.1.1.1.4. Program perencanaan kebijakan kependudukan. Berdasarkan hasil realisasi anggaran APBD Kota Cirebon Tahun 2014 diperoleh: TAHUN 2014 PROGRAM
TARGET
REALISASI
% REALISASI ANGGARAN
Program Pendaftaran Penduduk
Rp 593,698,000.-
Rp 542,457,500.-
91.37%
Program Pelayanan Pencatatan Sipil
Rp 341,680,000.-
Rp 319,630,000.-
93.55%
Program Sistem Informasi Administrasi Kependudukan Program Perencanaan Kebijakan Kependudukan
Rp 622,489,000.-
Rp 611,021,475.-
98.16%
Rp 595,347,800.-
Rp 559,541,800.-
93.99%
Pencapaian sasaran “Terwujudnya pelayanan administrasi kependudukan” berada dalam kategori Baik (99,75%). Adapun kegiatan yang telah dilaksanakan dalam upaya mencapai indikator sasaran tersebut adalah: 1. Kegiatan implementasi sistem administrasi kependudukan (updating dan pemeliharaan). 2. Penyediaan informasi yang dapat diakses oleh masyarakat. 3. Pemutakhiran data kependudukan di masyarakat. 4. Penyiapan data pemilu.
122 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 2.2.1
Terwujudnya kesesuaian struktur dan tata laksana SKPD TAHUN 2014 INDIKATOR KINERJA
TARGET
REALISASI
CAPAIAN INDIKATOR SASARAN
5
5
100%
SATUAN
Jumlah SKPD yang disusun kebijakan peta jabatan, standar kompetensi jabatan, ketatalaksanaan 100% di 2018
%
Sebagai upaya mencapai sasaran “Terwujudnya kesesuaian struktur dan tata laksana SKPD”, dilakukan langkah strategi yaitu: 2.2.1.1.1. Pengembangan struktur organisasi dan tata laksana yang akuntabel. Dengan arah kebijakan yaitu: 2.2.1.1.1.1. Melakukan penataan kebutuhan organisasi dan sumber daya aparatur berdasarkan prinsip good governance. Sebagai implementasi dari strategi dan arah kebijakan yang telah disusun, maka program yang dilaksanakan adalah: 2.2.1.1.1.1.1. Program penataan kelembagaan. 2.2.1.1.1.1.2. Program fasilitasi peningkatan SDM bidang komunikasi dan informasi. Berdasarkan hasil realisasi anggaran APBD Kota Cirebon Tahun 2014 diperoleh:
123 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 TAHUN 2014 PROGRAM Program penataan kelembagaan Program Fasilitasi Peningkatan SDM Bidang Komunikasi dan Informasi
TARGET
REALISASI
% REALISASI ANGGARAN
Rp 807,763,900.-
Rp 645,456,500.-
79.91%
Rp 50,000,000.-
Rp 49,881,325.-
99.76%
Pencapaian sasaran “Terwujudnya kesesuaian struktur dan tata laksana SKPD” dapat terealisasi dengan baik. Adapun kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai indikator sasaran tersebut adalah: 1. Melaksanakan kegiatan analisis jabatan dan analisis beban kerja di lingkungan pemerintah kota Cirebon. 2. Melaksanakan kegiatan evaluasi kelembagaan. 3. Melaksanakan kegiatan ketatalaksanaan seperti sosialisasi standar operasional prosedur, sosialisasi standar pelayanan minimal.
2.3.1
Tercapainya kesepakatan penetapan batas daerah dengan kabupaten Cirebon TAHUN 2014 INDIKATOR KINERJA Seluruh titik koordinat Pilar Batas Utama (PBU) disepakati 100%
TARGET
REALISASI
CAPAIAN INDIKATOR SASARAN
0
0
100% (baik)
SATUAN Titik
124 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 Sebagai upaya mencapai sasaran “Tercapainya kesepakatan penetapan batas daerah dengan kabupaten Cirebon”, dilakukan langkah strategi yaitu: 2.3.2.1.1. Pembangunan komunikasi dalam rangka penyelesaian batas daerah dengan kabupaten cirebon. Dengan arah kebijakan yaitu: 2.3.2.1.1.1. Menyelesaikan penegasan batas daerah antara kota Cirebon dan kabupaten cirebon. Sebagai implementasi dari strategi dan arah kebijakan yang telah disusun, maka program yang dilaksanakan adalah: 2.3.2.1.1.1.1. Program pembinaan pemerintahan. Berdasarkan hasil realisasi anggaran APBD Kota Cirebon Tahun 2014 diperoleh: TAHUN 2014 PROGRAM Program Pembinaan Pemerintahan
TARGET Rp 437,867,500.-
REALISASI Rp
337,420,000.-
% REALISASI ANGGARAN 77.06%
Pencapaian sasaran “Tercapainya kesepakatan penetapan batas daerah dengan kabupaten Cirebon” berada dalam kategori baik (100%). Sebagai upaya pencapaian indikator sasaran tersebut, pemerintah kota Cirebon telah melaksanakan kegiatan-kegiatan sebagai berikut: 1. Penyusunan kebijakan, pemantauan dan evaluasi serta pembinaan urusan administrasi kependudukan dan agraria.
125 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 2. Penyusunan kebijakan, pemantauan dan evaluasi serta pembinaan urusan harmonisasi hubungan antar susunan pemerintahan. 3. Penyusunan LPPD Kota. 4. Penyusunan kebijakan, pemantauan dan evaluasi serta pembinaan administrasi urusan tugas kerja sama dan tugas pembantuan. 5. Penyusunan kebijakan, pemantauan dan evaluasi serta pembinaan administrasi urusan tata pemerintahan. 6. Penyusunan road map reformasi birokrasi. Dalam pelaksanaan program tersebut terdapat beberapa kegiatan yang kurang memiliki korelasi terhadap pencapaian indikator sasaran yang telah ditetapkan, untuk itu perlu dilakukan evaluasi terhadap indikator sasaran tersebut. 2.4.1
Terwujudnya penataan sistem manajemen dan proses kinerja di lingkungan pemerintah kota dengan mengoptimalkan pemanfaatan teknologi informasi TAHUN 2014 INDIKATOR KINERJA Tersedianya peraturan-peraturan tentang egovernment 100% Terpenuhinya infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi sebagai penunjang pelaksanaan kinerja aparatur 100%
SATUAN TARGET
REALISASI
%
84% (1 peraturan egovernment)
84% (1 peraturan egovernment)
Sistem yang terbangun
30
CAPAIAN INDIKATOR SASARAN 100%
Sebagai upaya mencapai sasaran “Terwujudnya penataan sistem manajemen dan proses kinerja di lingkungan pemerintah kota dengan
126 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 mengoptimalkan pemanfaatan teknologi informasi”, dilakukan langkah strategi yaitu: 2.4.1.1.1. Peningkatan dan pengembangan sistem informasi yang terintegrasi. Dengan arah kebijakan yaitu: 2.4.1.1.1.1. Mengelola infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi yang sesuai dengan prosedur-prosedur yang ditetapkan, membangun pustaka infrastruktur teknologi
informasi,
membangun pusat data (data Center) yang reintegrasi antar instansi, membangun sistem informasi sesuai dengan standar pengembangan dan penerapan e-government. Sebagai implementasi dari strategi dan arah kebijakan yang telah disusun, maka program yang dilaksanakan adalah: 2.4.1.1.1.1.1. Program peningkatan infrastruktur teknologi informasi. Berdasarkan hasil realisasi anggaran APBD Kota Cirebon Tahun 2014 diperoleh: TAHUN 2014 PROGRAM Peningkatan Infrastruktur Teknologi Informasi
TARGET
REALISASI
% REALISASI ANGGARAN
Rp 1,297,879,550.-
Rp 1,255,524,700.-
96.74%
127 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 3.1.1
Terwujudnya persatuan dan kesatuan dalam ke-Bhineka Tunggal Ikaan TAHUN 2014 INDIKATOR KINERJA Menurunnya kejadian kriminalitas karena ras dan agama 0 kasus
TARGET
REALISASI
CAPAIAN INDIKATOR SASARAN
0
0
100%
SATUAN Kasus
Sebagai upaya mencapai sasaran “Terwujudnya persatuan dan kesatuan dalam ke-Bhineka Tunggal Ika-an”, dilakukan langkah strategi yaitu: 3.1.1.1.1 Penyediaan fasilitasi pemahaman wawasan kebangsaan. Dengan arah kebijakan yaitu: 3.1.1.1.1.1. Meningkatkan peran lembaga SKPD/kecamatan/kelurahan dalam sosialisasi wawasan kebangsaan. Sebagai implementasi dari strategi dan arah kebijakan yang telah disusun, maka program yang dilaksanakan adalah: 3.1.1.1.1.1.1. Program pengembangan wawasan kebangsaan. Berdasarkan hasil realisasi anggaran APBD Kota Cirebon Tahun 2014 diperoleh: TAHUN 2014 PROGRAM Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan
TARGET Rp 512,470,000.-
128 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
REALISASI Rp 347,929,500.-
% REALISASI ANGGARAN 67.89%
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 Pencapaian sasaran “Terwujudnya persatuan dan kesatuan dalam keBhineka Tunggal Ika-an” dapat terealisasi dengan baik (100%). Sebagai kota yang heterogen yang terdiri dari berbagai suku bangsa, agama dan golongan, kota Cirebon memiliki dinamika sosial yang tinggi, namun tidak pernah ada gejolak sosial dan kriminalitas yang berkaitan dengan ras dan agama. 3.2.1
Terwujudnya masyarakat yang sadar hukum TAHUN 2013 INDIKATOR KINERJA Menurunnya rasio angka kriminalitas dibanding jumlah penduduk Menurunnya jumlah lokasi rawan ketertiban umum 15% setiap tahun dari 45 titik
TARGET
REALISASI
CAPAIAN INDIKATOR SASARAN
%
24
n/a
n/a
Titik
45
35
77,78%
SATUAN
Sebagai upaya mencapai sasaran “Terwujudnya masyarakat yang sadar hukum”, dilakukan langkah strategi yaitu: 3.2.1.1.1. Peningkatan peran serta dan kemitraan masyarakat dalam keamanan dan ketertiban masyarakat. 3.2.1.1.2. Peningkatan intensitas kegiatan kepemudaan di lokasi rawan ketertiban umum. Dengan arah kebijakan yaitu: 3.2.1.1.1.1. Meningkatkan jumlah kader masyarakat sadar hukum.
129 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 3.2.1.1.1.2. Mengintensifkan kegiatan siskamling serta memberikan reward kepada masyarakat dalam kegiatan siskamling. 3.2.1.1.1.1. Mengintensifkan patroli dan cegah tangkal gangguan kantrantibmas. 3.2.1.1.2.1. Pembinaan kerohanian bagi pemuda di lokasi rawan ketertiban umum. 3.2.1.1.2.2. Penyaluran minat dan bakat terhadap pemuda di lokasi rawan ketertiban umum. Sebagai implementasi dari strategi dan arah kebijakan yang telah disusun, maka program yang dilaksanakan adalah: 3.2.1.1.1.1.1. Program pemberdayaan masyarakat untuk menjaga ketertiban dan keamanan. 3.2.1.1.1.2.1. Program pemeliharaan kantrantibmas dan pencegahan tindak kriminal. 3.2.1.1.1.1.1. Program peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan. 3.2.1.1.2.1.1. Program pembinaan pemuda di daerah rawan ketertiban umum. 3.2.1.1.2.2.1. Program peningkatan upaya penumbuhan kewirausahaan dan kecakapan hidup pemuda Berdasarkan hasil realisasi anggaran APBD Kota Cirebon Tahun 2014 diperoleh:
130 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 TAHUN 2014 PROGRAM Program Pemberdayaan Masyarakat Untuk Menjaga Ketertiban dan Keamanan Program Pemeliharaan Kantrantibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan Program pembinaan pemuda di daerah rawan ketertiban umum Program peningkatan upaya penumbuhan kewirausahaan dan kecakapan hidup pemuda
TARGET Rp
REALISASI
93,475,000.
% REALISASI ANGGARAN
Rp 88,702,000.-
94.89%
Rp 283,400,000.-
Rp 227,122,500.-
80.14%
Rp 1,089,663,400.-
Rp 914,022,475.-
83.88%
Pencapaian sasaran “Terwujudnya masyarakat yang sadar hukum” dapat terealisasi dengan cukup baik (77,78%). 1 indikator yang berkaitan dengan rasio angka kriminalitas dibandingkan dengan jumlah penduduk tidak dapat terukur karena hal tersebut berkaitan dengan urusan yang dilaksanakan oleh kepolisian Resort kota Cirebon. Dalam upaya mengurangi lokasi rawan ketertiban umum, Pemerintah kota Cirebon telah melakukan upaya-upaya seperti: 1. Penguatan
peran
serta
masyarakat
dalam
upaya
peningkatan
ketenteraman dan ketertiban dengan bentuk kegiatan siskamling di masing-masing RW.
131 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 2. Peningkatan peran serta aparatur linmas yang ada di RW di masingmasing kelurahan. 3. Pelaksanaan patroli rutin. 4. Pelaksanaan razia pekat (penyakit masyarakat). 3.3.1
Menurunnya tingkat pelanggaran perda TAHUN 2014 INDIKATOR KINERJA Tingkat pelanggaran perda turun 20% dari 30 perda yang ditegakkan
TARGET
REALISASI
CAPAIAN INDIKATOR SASARAN
10
9
110%
SATUAN
Kasus
Sebagai upaya mencapai sasaran “Menurunnya tingkat pelanggaran perda”, dilakukan langkah strategi yaitu: 3.3.1.1.1. Peningkatan penanganan potensi pelanggaran perda. Dengan arah kebijakan yaitu: 3.3.1.1.1.1. Pemberdayaan masyarakat dan aparatur dalam sosialisasi dan penerapan perda. Sebagai implementasi dari strategi dan arah kebijakan yang telah disusun, maka program yang dilaksanakan adalah: 3.3.1.1.1.1.1. Program penegakan peraturan daerah.
132 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 Berdasarkan hasil realisasi anggaran APBD Kota Cirebon Tahun 2014 diperoleh: TAHUN 2014 PROGRAM Program penegakan peraturan daerah
TARGET
REALISASI
Rp. 124.370.000,-
Rp 70.717.500,-
% REALISASI ANGGARAN 56,86%
Pencapaian sasaran “Menurunnya tingkat pelanggaran perda” dapat terealisasi dengan baik (110%). Pemerintah kota Cirebon melalui satuan polisi pamong praja kota Cirebon terus berupaya dan berusaha sesuai tugas pokok dan fungsinya sebagai unsur penegak peraturan daerah dan peraturan kepala daerah dalam menegakkan peraturan daerah. 3.4.1
Terwujudnya RW K-3 TAHUN 2014 INDIKATOR KINERJA
TARGET
REALISASI
% REALISASI ANGGARAN
10
10
100%
SATUAN
Proporsi RW yang memenuhi kategori K-3 sebanyak 50%
%
Sebagai upaya mencapai sasaran “Terwujudnya RW K-3”, dilakukan langkah strategi yaitu: 3.4.1.1.1. Penilaian K-3 tingkat RW. Dengan arah kebijakan yaitu: 3.4.1.1.1.1. Meningkatkan peran lembaga kelurahan dalam bermitra dengan masyarakat.
133 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 Sebagai implementasi dari strategi dan arah kebijakan yang telah disusun, maka program yang dilaksanakan adalah: 3.4.1.1.1.1.1. Program RW bersih. Berdasarkan hasil realisasi anggaran APBD Kota Cirebon Tahun 2014 diperoleh: TAHUN 2014 PROGRAM Program RW Bersih
TARGET
REALISASI
Rp 309,396,100.00
Rp 297,962,500.00
% REALISASI ANGGARAN 96.30%
Pencapaian sasaran “Terwujudnya RW K-3” dapat terealisasi dengan baik (100%). Sebagai bentuk upaya pencapaian sasaran tersebut di atas, pemerintah kota Cirebon melaksanakan kegiatan berupa lomba-lomba RW K-3 di lingkungan kota Cirebon. 3.5.1
Menurunnya titik rawan kemacetan dan kecelakaan TAHUN 2014 INDIKATOR KINERJA Menurunnya jumlah titik rawan kemacetan dan daerah rawan kecelakaan
SATUAN Titik rawan kemacetan dan titik rawan kecelakaan
TARGET
REALISASI
10 titik rawan kemacetan dan 5 titik rawan kecelakaan
10 titik rawan kemacetan dan 5 titik rawan kecelakaan
CAPAIAN INDIKATOR SASARAN 100%
Sebagai upaya mencapai sasaran “Menurunnya titik rawan kemacetan dan kecelakaan”, dilakukan langkah strategi yaitu:
134 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 3.5.1.1.1. Optimalisasi rekayasa, sosialisasi dan pengendalian lalu lintas dalam rangka mengurai titik rawan kemacetan dan kecelakaan. 3.5.1.1.2. Mengoptimalkan standar keselamatan lalu lintas. 3.5.1.1.3. Peningkatan keselamatan pelayaran. 3.5.1.1.4. Menata sistem perparkiran yang sudah ada serta menyediakan fasilitas parkir pada lokasi terpilih. Dengan arah kebijakan yaitu: 3.5.1.1.1.1. Melakukan manajemen rekayasa lalu lintas, pengendalian dan pengamanan lalu lintas, serta rekayasa terhadap perlintasan sebidang. 3.5.1.1.2.1. Menerapkan standar pengujian kendaraan bermotor. 3.5.1.1.2.2. Melakukan pembinaan, sosialisasi dan koordinasi dengan instansi terkait. 3.5.1.1.3.1. Meningkatkan keselamatan pelayaran. 3.5.1.1.4.1. Penerapan/perubahan geometris sistem parkir, penerapan sistem perparkiran terpadu, parkir di luar badan jalan (off street) serta menyediakan taman parkir di pusat-pusat kegiatan dan melakukan kerja sama dengan pihak ketiga dalam rangka penyediaan fasilitas gedung parkir. Sebagai implementasi dari strategi dan arah kebijakan yang telah disusun, maka program yang dilaksanakan adalah:
135 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 3.5.1.1.1.1.1. Program pengendalian dan pengamanan lalu lintas. 3.5.1.1.2.1.1. Program rehabilitasi dan pemeliharaan prasarana dan fasilitas perhubungan. 3.5.1.1.2.1.2. Program peningkatan kelaikan pengoperasian kendaraan bermotor. 3.5.1.1.2.2. Melakukan pembinaan, sosialisasi dan koordinasi dengan instansi terkait. 3.5.1.1.3.1.1. Program peningkatan sarana dan prasarana keselamatan pelayaran. 3.5.1.1.4.1.1. Program peningkatan pelayanan perparkiran. Berdasarkan hasil realisasi anggaran APBD Kota Cirebon Tahun 2014 diperoleh: TAHUN 2014 PROGRAM Program Pengendalian dan Pengamanan Lalu Lintas Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Keselamatan Pelayaran Program Peningkatan Kelaikan Pengoperasian
TARGET
REALISASI
% REALISASI ANGGARAN
Rp 3,217,322,500.-
Rp 3,059,552,700.-
95.10%
Rp 50,000,000.-
Rp 49,580,000.-
99.16%
Rp 205,000,000.-
Rp 198,726,250.-
96.94%
Rp 1,400,000,000.-
Rp 851,550,000.-
60.83%
136 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 Kendaraan Bermotor Program Peningkatan Pelayanan Parkir
Rp 123,666,000.-
Rp 120,336,150.-
97.31%
Pencapaian sasaran “Menurunnya titik rawan kemacetan dan kecelakaan” dapat terealisasi dengan baik (100%). Kota Cirebon merupakan salah satu kota yang memiliki tingkat dinamika dan mobilitas penduduk yang tinggi, hal tersebut diperparah dengan semakin banyaknya jumlah kendaraan yang melintas di jalan-jalan kota cirebon. Kota Cirebon adalah pusat kegiatan jasa se-wilayah III Cirebon (kuningan, Majalengka, Indramayu, kabupaten Cirebon) serta daerah perbatasan Jawa barat (Brebes, Tegal dan sekitarnya). Berdasarkan hal tersebut, mengakibatkan tingkat lalu lintas di kota Cirebon semakin tinggi. Dalam upaya mengurangi titik rawan kemacetan khususnya di ruas-ruas potensi macet, pemerintah kota Cirebon melalui dinas perhubungan, informatika dan komunikasi melakukan kegiatan sebagai berikut: 1. Pembenahan marka jalan yang sudah rusak. 2. Pembenahan APILL (alat pengatur isyarat lalu lintas). 3. Sosialisasi peraturan perundang-undangan. 4. Melaksanakan rehabilitasi terhadap marka jalan yang perlu di rehabilitasi. 5. Melaksanakan razia kendaraan.
137 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 3.6.1
Tertatanya sektor informal TAHUN 2014 INDIKATOR KINERJA
TARGET
REALISASI
CAPAIAN INDIKATOR SASARAN
60
50
83,33%
SATUAN
Rasio jumlah PKL yang menempati lokasi di luar ketentuan dibagi/jumlah PKL seluruhnya
%
Sebagai upaya mencapai sasaran “Tertatanya sektor informal”, dilakukan langkah strategi yaitu: 3.6.1.1.1. Melakukan pendataan identifikasi jumlah PKL. 3.6.1.1.2. Menata ruang peruntukan bagi PKL. 3.6.1.1.3. Melakukan pembinaan dan pendampingan usaha bagi PKL. Dengan arah kebijakan yaitu: 3.6.1.1.1.1. Pendataan dan pendaftaran PKL. 3.6.1.1.2.1. Penggunaan aset pemerintahan sebagai lokasi PKL. 3.6.1.1.2.2. Membuat peraturan tentang penyediaan ruang bagi PKL pada kawasan perkantoran dan perdagangan. 3.6.1.1.3.1. Melakukan pemberdayaan PKL melalui pembinaan dan bimbingan teknis, fasilitasi akses permodalan, penguatan kelembagaan, peningkatan jaringan dan promosi pemasaran. Sebagai implementasi dari strategi dan arah kebijakan yang telah disusun, maka program yang dilaksanakan adalah:
138 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 3.6.1.1.1.1.1. Program pembinaan pedagang kaki lima. Berdasarkan hasil realisasi anggaran APBD Kota Cirebon Tahun 2014 diperoleh: TAHUN 2014 PROGRAM Program Pembinaan Pedagang Kaki lima dan Asongan
TARGET
REALISASI
% REALISASI ANGGARAN
Rp 120,070,000.00
Rp 119,000,000.00
99.11%
Pencapaian sasaran “Tertatanya sektor informal” dapat terealisasi dengan capaian prosentase 83,33% atau dalam kategori baik. Sektor informal merupakan salah satu masalah klasik di daerah-daerah perkotaan, begitu juga di kota Cirebon. Sebagai salah satu kota perdagangan yang menjadi pusat perdagangan di wilayah III Cirebon, sektor informal menjadi masalah yang memerlukan penanganan yang baik. Sesuai dengan visi dan misi kota Cirebon tahun 2013-2018 sebagai kota “RAMAH” di dalam satu indikator sasaran yang menjadi tolok ukurnya adalah tertatanya sektor informal, terus berupaya dan berusaha untuk menata dan membina para pedagang kaki lima agar tercipta keindahan dan ketertiban namun tidak mengenyampingkan sisi kenyamanan serta kemudahan untuk berusaha di kota Cirebon. Saat ini sebagai dasar hukum penataan kaki lima, sudah disusun peraturan walikota Cirebon tentang penataan pedagang kaki lima.
139 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 3.7.1
Meningkatnya daya tanggap terhadap bencana TAHUN 2014 INDIKATOR KINERJA Tingkat waktu tanggap kejadian bencana dan waktu tanggap darurat bencana
SATUAN Tingkat waktu
TARGET
REALISASI
Tingkat waktu tanggap kejadian bencana 10 menit dan waktu tanggap darurat bencana 7 hari
Tingkat waktu tanggap kejadian bencana 10 menit dan waktu tanggap darurat bencana 7 hari
CAPAIAN INDIKATOR SASARAN 100%
Sebagai upaya mencapai sasaran “Meningkatnya daya tanggap terhadap bencana”, dilakukan langkah strategi yaitu: 3.7.1.1.1. Penyediaan sarana dan prasarana penanggulangan bencana. 3.7.1.1.2. Peningkatan kapasitas sumber daya aparatur dan masyarakat terhadap darurat bencana. 3.7.1.1.3. Penyusunan kebijakan tanggap darurat bencana. Dengan arah kebijakan yaitu: 3.7.1.1.1.1. Menyediakan sarana dan prasarana penanggulangan bencana di lokasi rawan bencana. 3.7.1.1.2.1. Memberikan bimbingan teknis tanggap darurat bencana di tingkat kelurahan dan kecamatan. 3.7.1.1.3.1. Membuat regulasi irigasi bencana dan strategi ketahanan kota.
140 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 Sebagai implementasi dari strategi dan arah kebijakan yang telah disusun, maka program yang dilaksanakan adalah: 3.7.1.1.1.1.1. Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur. 3.7.1.1.2.1.1. Program peningkatan kesiagaan dan pencegahan bahaya kebakaran. 3.7.1.1.3.1.1. Program perencanaan, pengendalian dan penanggulangan bencana. Berdasarkan hasil realisasi anggaran APBD Kota Cirebon Tahun 2014 diperoleh: TAHUN 2014 Program Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Program Peningkatan Kesiagaan dan Pencegahan Bahaya Kebakaran Program perencanaan, pengendalian dan penanggulangan bencana
TARGET
REALISASI
% Realisasi Anggaran
Rp 1,792,638,400.00
Rp 1,679,145,400.00
93.67%
Rp 1,311,485,000.00
Rp 1,285,743,000.00
98.04%
Pencapaian sasaran “Meningkatnya daya tanggap terhadap bencana” dapat terealisasi dengan baik (100%). Kota Cirebon terletak di bagian Timur Provinsi Jawa Barat dan berada pada jalur utama lintas Pantura. Secara geografis Kota Cirebon berada pada posisi 108,33o dan 6,41o Lintang Selatan pada Pantai Utara Pulau Jawa bagian Barat. Bentuk wilayah memanjang dari Barat ke Timur sekitar 8 kilometer,
141 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 dan dari Utara ke Selatan sekitar 11 kilometer dengan ketinggian dari permukaan laut 5 meter. Secara topografis, sebagian besar wilayah Kota Cirebon merupakan dataran rendah dan sebagian kecil merupakan wilayah perbukitan yang berada di wilayah selatan kota. Kondisi wilayah kota yang sebagian besar berupa dataran rendah menjadi kendala tersendiri karena kecepatan aliran air hujan yang terbuang ke laut menjadi lambat dan sangat berpotensi menimbulkan genangan banjir di beberapa tempat. Oleh karena itu di beberapa titik dibangun stasiun pompa yang berfungsi mempercepat pembuangan air hujan ke laut. 4.1.1
Terbukanya kesempatan yang luas bagi masyarakat untuk mengenyam pendidikan
TAHUN 2014 INDIKATOR KINERJA Meningkatnya lama harapan sekolah pada usia maksimal 18 tahun Rata-rata lama sekolah (13 tahun)
TARGET
REALISASI
CAPAIAN INDIKATOR SASARAN
Tahun
13 tahun di tahun 2011
14
100%
Tahun
11
11
100
SATUAN
Sebagai upaya mencapai sasaran “Terbukanya kesempatan yang luas bagi masyarakat untuk mengenyam pendidikan”, dilakukan langkah strategi yaitu: 4.1.1.1.1. Pemberian kesempatan kepada usia sekolah mengikuti pendidikan sesuai jenjangnya.
142 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 4.1.1.1.2. Peningkatan mutu tenaga pendidik. 4.1.1.2.1. Pengembangan pendidikan non formal dan informal. Dengan arah kebijakan yaitu: 4.1.1.1.1.1. Meningkatkan penyelenggaraan pendidikan 12 tahun melalui BOP, penyediaan buku mata pelajaran dan LKS serta sarana dan prasarana pendidikan dan beasiswa bagi siswa berprestasi. 4.1.1.1.1.2. Meningkatkan penyelenggaraan pendidikan luar sekolah. 4.1.1.1.2.1. Meningkatkan penyelenggaraan guru dan tenaga kependidikan pendidikan dasar dan menengah. 4.1.1.2.1.1. Mengembangkan kawasan percontohan pendidikan nonformal dan informal di tingkat RW. 4.1.1.2.1.2. Mengembangkan kawasan percontohan perpustakaan ke tingkat RW dan kelurahan. Sebagai implementasi dari strategi dan arah kebijakan yang telah disusun, maka program yang dilaksanakan adalah: 4.1.1.1.1.1.1. Program manajemen pelayanan pendidikan. 4.1.1.1.1.1.2. Program wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun. 4.1.1.1.1.1.3. Program pendidikan menengah. 4.1.1.1.1.1.4. Program pelayanan pendidikan SMK. 4.1.1.1.1.2.1. Program pendidikan non formal.
143 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 4.1.1.1.2.1.1.
Program
peningkatan
mutu
pendidik
dan
tenaga
kependidikan. 4.1.1.2.1.1.1. Program pendidikan anak usia dini. 4.1.1.2.1.2.1. Program pengembangan budaya baca dan pembinaan perpustakaan. 4.1.1.2.1.2.2. Program perbaikan sistem administrasi kearsipan. Berdasarkan hasil realisasi anggaran APBD Kota Cirebon Tahun 2014 diperoleh: TAHUN 2014 PROGRAM Program Manajemen Pelayanan Pendidikan Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun Program Pendidikan Menengah Program pelayanan pendidikan SMK Program Pendidikan Non Formal Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Program Pengembangan Budaya Baca dan
TARGET
REALISASI
% REALISASI ANGGARAN
Rp 6,602,681,900.-
Rp 6,385,036,950.-
96.70%
Rp 53,804,261,700.-
Rp 52,651,007,930.-
97.86%
Rp 28,495,202,850.-
Rp 30,680,534,900.-
107.67%
Rp 702,693,000.-
Rp 687,307,885.-
97.81%
Rp 611,498,750.-
Rp 573,011,950.-
93.71%
Rp 810,015,000.-
Rp 808,871,000.-
99.86%
Rp 962,986,000.-
Rp 933,829,650.-
96.97%
144 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 Pembinaan Perpustakaan Program Perbaikan Sistem Administrasi Kearsipan
Rp 124,685,000.-
Rp 98,385,000.-
78.91%
Pencapaian sasaran “Terbukanya kesempatan yang luas bagi masyarakat untuk mengenyam pendidikan” dapat terealisasi dengan baik (100%). 4.2.1
Meningkatnya indeks kesehatan masyarakat
TAHUN 2014 INDIKATOR KINERJA Angka harapan hidup 71,1
TARGET
REALISASI
CAPAIAN INDIKATOR SASARAN
69,8
69,97
99%
SATUAN
Tahun
Pencapaian sasaran “Meningkatnya indeks kesehatan masyarakat” dapat terealisasi dengan baik (99%). Sebagai upaya mencapai sasaran “Meningkatnya indeks kesehatan masyarakat”, dilakukan langkah strategi yaitu: 4.2.1.1.1. Pemberdayaan masyarakat berperilaku hidup sehat. 4.2.1.1.2. Peningkatan pelayanan kesehatan dasar yang berkualitas. 4.2.1.1.3. Peningkatan pelayanan kesehatan rujukan yang berkualitas. Dengan arah kebijakan yaitu: 4.2.1.1.1.1. Mengembangkan kawasan percontohan perilaku hidup bersih dan sehat di semua tatanan kehidupan (rukun warga, sekolah, perkantoran, tempat-tempat umum). 145 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 4.2.1.1.1.2. Meningkatkan perilaku hidup bersih sehat di masyarakat. 4.2.1.1.2.1. Menyediakan jaminan pelayanan kesehatan dasar bagi seluruh warga kota cirebon. 4.2.1.1.3.1. Menyediakan biaya operasional pelayanan kesehatan rujukan. 4.2.1.1.3.2. Meningkatkan pelayanan kesehatan lanjutan. 4.2.1.1.3.3. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan rujukan khusus kelas III. Sebagai implementasi dari strategi dan arah kebijakan yang telah disusun, maka program yang dilaksanakan adalah: 4.2.1.1.1.1.1. Program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat. 4.2.1.1.1.2.1. Program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat. 4.2.1.1.2.1.1. Program upaya kesehatan masyarakat. 4.2.1.1.2.1.2. Program pencegahan dan penanggulangan penyakit menular. 4.2.1.1.3.1.1. Program pelayanan kesehatan penduduk miskin. 4.2.1.1.3.2.1. Program pelayanan kesehatan lanjutan. 4.2.1.1.3.3.1. Program pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit/rumah sakit jiwa/rumah sakit paru-paru/rumah sakit mata. Berdasarkan hasil realisasi anggaran APBD Kota Cirebon Tahun 2014 diperoleh:
146 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 TAHUN 2014 PROGRAM Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Program Upaya Kesehatan Masyarakat Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin Program Pelayanan Kesehatan Lanjutan Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit Paru-Paru/Rumah Sakit Mata
4.2.2
TARGET
REALISASI
% REALISASI ANGGARAN
Rp 285,251,250.-
Rp 278,078,125.-
97.49%
Rp 18,442,809,380.-
Rp 13,973,135,418.-
75.76%
Rp 1,523,661,250.-
Rp 1,454,259,150.-
95.45%
Rp 19,807,842,200.-
Rp 12,058,729,188.-
60.88%
Rp 136,539,008,895.-
Rp 123,617,566,030.-
90.54%
Rp 15,744,031,950.-
Rp 13,429,486,720.-
85.30%
Terkendalinya laju pertumbuhan penduduk
TAHUN 2014 INDIKATOR KINERJA Meningkatnya peserta KB aktif 75% di tahun 2018 dari jumlah PUS
SATUAN %
TARGET
REALISASI
63
89
CAPAIAN KINERJA TAHUN 2014 141,23%
Pencapaian sasaran “Terkendalinya laju pertumbuhan penduduk” dapat terealisasi dengan baik (141,23%). Sebagai upaya mencapai sasaran “Terkendalinya laju pertumbuhan penduduk”, dilakukan langkah strategi yaitu:
147 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 4.2.2.1.1. Pengendalian kelahiran. Dengan arah kebijakan yaitu: 4.2.2.1.1.1. Mengendalikan kelahiran dan pendewasaan perkawinan. Sebagai implementasi dari strategi dan arah kebijakan yang telah disusun, maka program yang dilaksanakan adalah: 4.2.2.1.1.1.1. Program keluarga berencana. Berdasarkan hasil realisasi anggaran APBD Kota Cirebon Tahun 2014 diperoleh: TAHUN 2014 PROGRAM Program Keluarga Berencana
4.3.1
TARGET Rp
REALISASI
515,000,400.-
Rp 503,834,100.-
% REALISASI ANGGARAN 97.83%
Terwujudnya prestasi olah raga di tingkat provinsi
TAHUN 2014 INDIKATOR KINERJA Meraih posisi 5 besar tingkat provinsi di tahun 2018
TARGET
REALISASI
CAPAIAN INDIKATOR SASARAN
11
10
100%
SATUAN Peringkat
Sebagai upaya mencapai sasaran “Terwujudnya prestasi olah raga di tingkat provinsi”, dilakukan langkah strategi yaitu: 4.3.1.1.1. Pembinaan atlet berprestasi. 4.3.1.1.2. Pengembangan fasilitas sarana dan prasarana olah raga.
148 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 Dengan arah kebijakan yaitu: 4.3.1.1.1.1. Melakukan pembinaan atlet berprestasi melalui pembibitan sejak dini dan pemberian penghargaan. 4.3.1.1.2.1. Mengembangkan fasilitas sarana dan prasarana olah raga. Sebagai implementasi dari strategi dan arah kebijakan yang telah disusun, maka program yang dilaksanakan adalah: 4.3.1.1.1.1.1. Program pembinaan dan pemasyarakatan olah raga. 4.3.1.1.2.1.1. Program peningkatan sarana dan prasaran olah raga. Berdasarkan hasil realisasi anggaran APBD Kota Cirebon Tahun 2014 diperoleh: TAHUN 2014 Program Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olah Raga Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Olah Raga
TARGET
REALISASI
% Realisasi Anggaran
Rp 3,048,844,500.-
Rp 2,951,537,400.-
96.81%
Rp 100,000,000.-
Rp
99.66%
99,656,000.-
Pencapaian sasaran “Terwujudnya prestasi olah raga di tingkat provinsi” dengan 1 indikator dapat tercapai dengan baik. Kota Cirebon dalam upaya menumbuhkembangkan dan meningkatkan prestasi olah raga telah melakukan berbagai macam kegiatan seperti: 1. Pembibitan dan pembinaan olahragawan berbakat dengan melakukan pembinaan terhadap 9 cabang olah raga (atletik, renang, panahan, silat, gulat, karate, taekwondo, tinju dan judo). 149 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 2. Peningkatan pembangunan sarana dan prasarana olahraga serta terpeliharanya sarana olahraga stadion madya. 3. Penyelenggaraan kompetisi olahraga. 4. Fasilitasi pekan olahraga pemerintah daerah. 5. Fasilitasi pekan olahraga dan seni daerah, yaitu pelaksanaan pekan olahraga dan seni daerah perbatasan KUNCI BERSAMA (kuningan, kota Cirebon, kabupaten Cirebon, Ciamis, Cilacap, Brebes, banjar dan pangandaran). 6. Pembinaan olahraga yang berkembang di masyarakat. Serta 7. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pengembangan olahraga. 4.4.1
Meningkatnya jumlah pusaka budaya yang dilestarikan
TAHUN 2014 INDIKATOR KINERJA Rasio keaktifan kelompok seni budaya 50% di tahun 2018 dari 30% di tahun 2012 Jumlah pusaka budaya yang ditetapkan 80 jenis (72 bangunan cagar budaya di tahun 2012)
TARGET
REALISASI
CAPAIAN INDIKATOR SASARAN
%
30
31,03
103,43%
Jenis
72
72
100%
SATUAN
Sebagai upaya mencapai sasaran “Meningkatnya jumlah pusaka budaya yang dilestarikan”, dilakukan langkah strategi yaitu: 4.4.1.1.1. Penetapan kalender budaya. 4.4.1.2.1. Penataan bangunan cagar budaya. 4.4.1.2.1. Revitalisasi pusaka cagar budaya.
150 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 Dengan arah kebijakan yaitu: 4.4.1.1.1.1. Melakukan pembinaan aktivitas sanggar seni. 4.4.1.2.1.2. Meningkatkan even pagelaran budaya khas cirebon. 4.4.1.2.1.1. Melakukan penataan/revitalisasi bangunan cagar budaya. 4.4.1.2.2.1. Pemberdayaan masyarakat dalam pelestarian pusaka cagar budaya. 4.4.1.2.2.2. Meningkatkan kerja sama dengan pemilik cagar budaya dalam pelestarian pusaka cagar budaya. Sebagai implementasi dari strategi dan arah kebijakan yang telah disusun, maka program yang dilaksanakan adalah: 4.4.1.1.1.1.1. Program pengelolaan keragaman budaya. 4.4.1.2.1.2.1. Program pengelolaan keragaman budaya. 4.4.1.2.1.1.2. Program pengelolaan kekayaan budaya. 4.4.1.2.1.1.3. Program pengelolaan kekayaan budaya. Berdasarkan hasil realisasi anggaran APBD Kota Cirebon Tahun 2014 diperoleh: TAHUN 2014 PROGRAM
TARGET
REALISASI
% REALISASI ANGGARAN
Program Pengelolaan Keragaman Budaya
Rp 1,264,265,000.-
Rp 1,213,355,000.-
95.97%
Program Pengelolaan Kekayaan Budaya
Rp
Rp
99.88%
281,625,000.-
151 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
281,275,000.-
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 Pencapaian
sasaran
“Meningkatnya
jumlah
pusaka budaya
yang
dilestarikan” dengan 2 indikator sasaran dapat tercapai dengan baik. Pemerintah kota Cirebon melalui dinas pemuda, olahraga dan pariwisata dalam rangka pencapaian indikator dimaksud telah melaksanakan berbagai kegiatan yaitu: 1. Pelestarian dan aktualisasi adat budaya daerah dengan memfasilitasi upacara tradisional daerah Cirebon seperti nadran, ngunjung, cap go meh, 1 muharram. 2. Pengelolaan dan pengembangan pelestarian peninggalan sejarah, purbakala, museum dan peninggalan bawah air. 3. Pengembangan kesenian dan keragaman budaya yaitu terfasilitasinya even teater awal, puser langit, sekar pandan, kelapa jajar, SMKI pakung wati, sela pandan, sekar budaya, konser karawitan muda, festival pesisir, festival seni budaya dan lomba jogregan. 4.5.1
Meningkatnya indeks daya beli masyarakat
TAHUN 2014 INDIKATOR KINERJA
SATUAN TARGET
Indeks daya beli masyarakat
Indeks
Meningkatnya kunjungan wisatawan lokal dan mancanegara 25% tahun 2018
Orang
REALISASI
CAPAIAN INDIKATOR SASARAN Data tidak ada
355.967
596.046
159,58%
Sebagai upaya mencapai sasaran “Meningkatnya indeks daya beli masyarakat”, dilakukan langkah strategi yaitu:
152 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 4.5.1.1.1. Peningkatan pemberdayaan ekonomi masyarakat dengan Tribina (manusia, usaha, lingkungan). 4.5.1.1.2. Peningkatan kualitas keterampilan tenaga kerja. 4.5.1.1.3. Peningkatan sistem distribusi, stabilisasi dan cadangan pangan. 4.5.1.2.1. Peningkatan promosi wisata. Dengan arah kebijakan yaitu: 4.5.1.1.1.1. Meningkatkan pembinaan teknis dan manajemen terhadap UMKM. 4.5.1.1.1.2. Meningkatkan fasilitasi permodalan antara UMKM/koperasi dengan lembaga keuangan. 4.5.1.1.2.1. Meningkatkan kompetensi BLK. 4.5.1.1.2.2. Melaksanakan pelatihan keterampilan kerja yang berorientasi pada penempatan langsung. 4.5.1.1.3.1. Mengembangkan sistem distribusi pangan yang efektif dan efisien untuk menjamin stabilitas pasokan dan harga pangan. 4.5.1.1.3.2.
Meningkatkan mengoptimalkan
pemberdayaan sumber
daya
masyarakat yang
dikuasai
dalam untuk
mewujudkan ketahanan pangan berkelanjutan. 4.5.1.1.3.3. Mengembangkan kemampuan pengelolaan cadangan pangan pemerintah dan masyarakat secara sinergi dan partisipatif.
153 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 4.5.1.2.1.1. Meningkatkan promosi wisata budaya khas Cirebon melalui pengembangan ekonomi kreatif. Sebagai implementasi dari strategi dan arah kebijakan yang telah disusun, maka program yang dilaksanakan adalah: 4.5.1.1.1.1.1. Program pengembangan sistem pendukung usaha bagi usaha mikro kecil menengah. 4.5.1.1.1.2.1. Program pengembangan kewirausahaan dan keunggulan kompetitif usaha kecil menengah. 4.5.1.1.1.2.2. Program peningkatan kualitas kelembagaan koperasi. 4.5.1.1.2.1.1. Program peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja. 4.5.1.1.2.2.1. Program peningkatan kesempatan kerja. 4.5.1.1.2.2.2.
Program
perlindungan
dan
pengembangan
lembaga
ketenagakerjaan. 4.5.1.1.3.1.1. Program peningkatan ketahanan pangan. 4.5.1.1.3.1.2. Program penganekaragaman konsumsi dan keamanan pangan. 4.5.1.1.3.2.1.
Program
peningkatan
pemasaran
hasil
produksi
pertanian/perkebunan, peternakan dan perikanan. 4.5.1.1.3.2.2. Program rehabilitasi hutan dan lahan. 4.5.1.1.3.3.1. Program peningkatan produksi pertanian/perkebunan. 4.5.1.1.3.3.2. Program peningkatan produksi peternakan.
154 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 4.5.1.1.3.3.3. Program peningkatan produksi perikanan tangkap. 4.5.1.1.3.3.4. Program peningkatan produksi perikanan budidaya. 4.5.1.2.1.1.1. Program pengembangan destinasi pariwisata. Berdasarkan hasil realisasi anggaran APBD Kota Cirebon Tahun 2014 diperoleh: TAHUN 2014 PROGRAM Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja Program peningkatan kesempatan kerja
TARGET
REALISASI
% REALISASI ANGGARAN
Rp 390,001,500.-
Rp
259,497,750.-
66.54%
Rp 481,686,000.-
Rp
302,685,000.-
62.84%
Rp
610,981,300.-
Rp
536,179,750.-
87.76%
Rp
848,500,000.-
Rp
839,431,050.-
98.93%
Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan Program Peningkatan Ketahanan Pangan
Rp
285,000,000.-
Rp
262,112,450.-
91.97%
Rp 1,010,721,000.-
Rp
987,557,950.-
97.71%
Program Pengembangan Penganekaragaman Konsumsi Pangan dan Keamanan Pangan Program peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian/perkebunan, peternakan dan perikanan Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan
Rp
561,235,500.-
Rp
532,897,000.-
94.95%
Rp
250,000,000.-
Rp 246,191,000.-
98.48%
155 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan Program Peningkatan Produksi Perikanan Tangkap Program Peningkatan Produksi Perikanan Budidaya Program pengembangan destinasi pariwisata
Rp
463,790,000.-
Rp 443,169,600.-
95.55%
Rp
859,030,000.-
Rp 849,706,050.-
98.91%
Rp
162,898,000.-
Rp
135,971,500.-
83.47%
Rp
421,404,000.-
Rp 396,109,500.-
94.00%
Pencapaian sasaran “Meningkatnya indeks daya beli masyarakat” dengan 2 indikator sasaran, 1 indikator belum memiliki data yaitu indeks daya beli masyarakat, hal tersebut disebabkan karena penghitungan indeks daya beli masyarakat melibatkan Badan Pusat Statistik. Adapun upaya pencapaian sasaran “Meningkatnya kunjungan wisatawan lokal dan mancanegara 25% tahun 2018” melampaui target. Pencapaian target tersebut dilaksanakan dengan kegiatan sebagai berikut: 1. Peningkatan pemanfaatan teknologi informasi dalam pemasaran pariwisata. 2. Koordinasi dengan sektor pendukung pariwisata yaitu terlaksananya pembentukan Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD). 3. Melaksanakan promosi pariwisata nusantara di dalam dan luar negeri. 4. Pengembangan dan penguatan informasi dan database kepariwisataan. 5. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengembangan kemitraan pariwisata dengan menjalin kerja sama antara keraton-keraton Cirebon pada even festival keraton nusantara.
156 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 4.6.1
Menurunnya jumlah KK miskin
TAHUN 2014 INDIKATOR KINERJA Rasio KK miskin dibandingkan dengan KK kota
TARGET
REALISASI
CAPAIAN INDIKATOR SASARAN
29,12
n/a
n/a
SATUAN %
Sebagai upaya mencapai sasaran “Menurunnya jumlah KK miskin”, dilakukan langkah strategi yaitu: 4.6.1.1.1. Peningkatan ketepatan sasaran program penanggulangan kemiskinan. 4.6.1.1.2. Peningkatan akses pelayanan dasar bagi keluarga miskin. 4.6.1.1.3. Pemberdayaan ekonomi keluarga miskin. Dengan arah kebijakan yaitu: 4.6.1.1.1.1. Menyediakan satu data keluarga miskin. 4.6.1.1.1.2. Meningkatkan pengendalian dan pengawasan terhadap program-program penanggulangan kemiskinan. 4.6.1.1.2.1. Menyediakan akses pelayanan pendidikan berupa beasiswa rawan DO. 4.6.1.1.2.2. Memberikan pendampingan pelayanan kesehatan rujukan. 4.6.1.1.2.3. Menyediakan akses pelayanan air bersih. 4.6.1.1.2.4. Menyediakan akses pelayanan air bersih.
157 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 4.6.1.1.2.5. Menyediakan akses pelayanan listrik. 4.6.1.1.2.6. Menyediakan perbaikan rumah tidak layak huni dengan program bedah rumah. 4.6.1.1.2.7. Menyediakan akses pelayanan pangan dan gizi. 4.6.1.1.3.1. Melaksanakan pelatihan, pembentukan kelembagaan ekonomi mikro berbasis masjid dan pendampingan usaha ekonomi keluarga miskin. Sebagai implementasi dari strategi dan arah kebijakan yang telah disusun, maka program yang dilaksanakan adalah: 4.6.1.1.1.1.1. Program satu data keluarga miskin. 4.6.1.1.1.2.1. Program pengendalian dan pengawasan penanggulangan kemiskinan. 4.6.1.1.2.1.1. Program peningkatan akses pendidikan bagi keluarga miskin. 4.6.1.1.2.2.1. Program peningkatan akses pelayanan kesehatan, rujukan bagi keluarga miskin. 4.6.1.1.2.3. Program peningkatan akses pelayanan air bersih, sanitasi dan listrik bagi keluarga miskin. 4.6.1.1.2.6.1. Program penataan kawasan perumahan masyarakat miskin. 4.6.1.1.2.7.1. Program pelayanan akses pangan dan gizi bagi keluarga miskin.
158 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 4.6.1.1.3.1.1. Program pembentukan lembaga ekonomi mikro berbasis mesjid untuk keluarga miskin. Berdasarkan hasil realisasi anggaran APBD Kota Cirebon Tahun 2014 diperoleh: TAHUN 2014 PROGRAM
TARGET
REALISASI
% REALISASI ANGGARAN
Program satu data keluarga miskin Program Pengendalian dan Pengawasan Penanggulangan Kemiskinan Program peningkatan akses pendidikan bagi keluarga miskin Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin Program peningkatan akses pelayanan air bersih, sanitasi dan listrik bagi keluarga miskin Program penataan kawasan perumahan masyarakat miskin Program pelayanan akses pangan dan gizi bagi keluarga miskin Program Pembentukan lembaga ekonomi mikro berbasis masjid untuk keluarga miskin
Rp 142,479,000.-
Rp 140,104,000.-
98.33%
Rp 19,807,842,200.-
Rp 12,058,729,188.-
60.88%
Dilaksanakan dengan program gizi mayarakat
Dilaksanakan dengan program gizi mayarakat
Rp
Rp 1,199,582,250.-
1,687,052,500.-
71.11%
Pencapaian sasaran “Menurunnya jumlah KK miskin” belum memiliki data. Perhitungan jumlah penduduk miskin melibatkan Badan Pusat Statisik.
159 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 4.7.1
Menurunnya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak
TAHUN 2014 INDIKATOR KINERJA
TARGET
REALISASI
CAPAIAN INDIKATOR SASARAN
28
56
28%
SATUAN
Jumlah kasus
Kasus
Pencapaian sasaran “Menurunnya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak” tidak dapat terealisasi 28%. Sebagai upaya mencapai sasaran “Menurunnya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak”, dilakukan langkah strategi yaitu: 4.7.1.1.1. Peningkatan pusat pelayanan terpadu pemberdayaan perempuan dan anak. Dengan arah kebijakan yaitu: 4.7.1.1.1.1. Mengoptimalkan fungsi pusat pelayanan terpadu pemberdayaan perempuan dan anak. 4.7.1.1.1.2. Mengembangkan kawasan-kawasan percontohan rukun warga layak anak. Sebagai implementasi dari strategi dan arah kebijakan yang telah disusun, maka program yang dilaksanakan adalah: 4.7.1.1.1.1.1. Program penguatan kelembagaan pengarusutamaan gender dan anak. 4.7.1.1.1.2.1. Program RW layak anak.
160 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 Berdasarkan hasil realisasi anggaran APBD Kota Cirebon Tahun 2014 diperoleh: TAHUN 2014 PROGRAM Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak Program RW layak anak
4.8.1
TARGET Rp 150,000,000.-
Rp
REALISASI
% REALISASI ANGGARAN
137,380,000.-
91.59%
Menurunnya jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial
TAHUN 2014 INDIKATOR KINERJA Penurunan PMKS 5% di tahun 2018
TARGET
REALISASI
CAPAIAN INDIKATOR SASARAN
30.407
83.443
29,46
SATUAN Orang
Sebagai upaya mencapai sasaran “Menurunnya jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial”, dilakukan langkah strategi yaitu: 4.8.1.1.1. Penanganan PMKS. Dengan arah kebijakan yaitu: 4.8.1.1.1.1. Mengoptimalkan fungsi panti-panti pelayanan sosial. Sebagai implementasi dari strategi dan arah kebijakan yang telah disusun, maka program yang dilaksanakan adalah: 4.8.1.1.1.1.1. Program pembinaan panti asuhan/panti jompo.
161 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 4.8.1.1.1.1.2. Program penguatan jejaring kemitraan dalam rangka penanganan PMKS. 4.8.1.1.1.1.3. Program pelayanan dan rehabilitasi sosial. Berdasarkan hasil realisasi anggaran APBD Kota Cirebon Tahun 2014 diperoleh: TAHUN 2014 PROGRAM
REALISASI
% REALISASI ANGGARAN
Rp 75,250,000.-
Rp 74,396,750.-
98.87%
Rp 914,792,100.-
Rp 905,819,900.-
99.02%
TARGET
Program pembinaan panti asuhan/panti jompo Program Penguatan Jejaring Kemitraan dalam Rangka Penanganan PMKS Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial
Pencapaian
sasaran
“Menurunnya
jumlah
penyandang
masalah
kesejahteraan sosial” tidak dapat terealisasi. Berdasarkan data Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi diperoleh data bahwa penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) tahun 2013 adalah sebesar 73.645 orang, dalam RPJMD pada tahun 2014 ditargetkan bahwa jumlah PMKS menurun menjadi 30.645 orang, namun pada tahun 2014 jumlah PMKS membengkak menjadi 80.443 orang. Jumlah PMKS tersebut tidak dapat tercapai hal tersebut dikarenakan masih menggunakan data dasar (tahun 2013) merupakan data lama yang belum pernah di up date secara keseluruhan, sedangkan data pada tahun 2014 merupakan data hasil pendataan di lapangan (kecuali fakir miskin) yang
162 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 dilakukan oleh para anggota tenaga kerja sosial kecamatan (TSKS), pekerja sosial masyarakat (PSM) dan karang taruna yang dihimpun dalam kegiatan sistem informasi sosial tenaga kerja dan transmigrasi tahun anggaran 2014. Selain itu, belum adanya kesinambungan koordinasi kegiatan pengentasan kemiskinan dengan unit kerja yang lain. Faktor lain adalah anggaran yang ada ditangani, selain tentu saja perubahan status PMKS memakan waktu yang lama, contohnya seseorang yang miskin menjadi tidak miskin membutuhkan proses dan waktu yang lama. 4.9.1
Terpenuhinya kesetaraan gender
TAHUN 2014 INDIKATOR KINERJA Rasio gender diatas 30% perempuan
TARGET
REALISASI
CAPAIAN INDIKATOR SASARAN
32
n/a
n/a
SATUAN %
Pencapaian sasaran “Terpenuhinya kesetaraan gender” belum terdapat data karena dalam pelaksanaan pencapaian data tersebut melibatkan Badan Pusat Statistik. Sebagai upaya mencapai sasaran “Terpenuhinya kesetaraan gender”, dilakukan langkah strategi yaitu: 4.9.1.1.1. Penyajian data terpilah. Dengan arah kebijakan yaitu: 4.9.1.1.1.1. Meningkatkan peran dan keterwakilan gender di setiap kegiatan pembangunan.
163 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 Sebagai implementasi dari strategi dan arah kebijakan yang telah disusun, maka program yang dilaksanakan adalah: 4.9.1.1.1.1.1. Program peningkatan peran serta dan kesetaraan jender dalam pembangunan. Berdasarkan hasil realisasi anggaran APBD Kota Cirebon Tahun 2014 diperoleh: TAHUN 2014 TARGET
REALISASI
% REALISASI ANGGARAN
Rp 191,624,000.-
Rp 186,559,700.-
97.36%
PROGRAM Program Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Jender Dalam Pembangunan
5.1.1
Meningkatnya proporsi pembiayaan pembangunan yang berasal dari musrenbang kecamatan
TAHUN 2014 INDIKATOR KINERJA Persentase kenaikan nilai musrenbang kecamatan yang diakomodir dalam APBD sebanyak 5% sampai akhir tahun 2018 (kumulatif)
TARGET
REALISASI
CAPAIAN INDIKATOR SASARAN
2,2
n/a
n/a
SATUAN %
Pencapaian sasaran “Meningkatnya proporsi pembiayaan pembangunan yang berasal dari musrenbang kecamatan” belum memiliki data, karena masih dalam perhitungan.
164 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 Sebagai upaya mencapai sasaran “Meningkatnya proporsi pembiayaan pembangunan yang berasal dari musrenbang kecamatan”, dilakukan langkah strategi yaitu: 5.1.1.1.1. Peningkatan kualitas hasil musrenbang kecamatan. Dengan arah kebijakan yaitu: 5.1.1.1.1.1. Membentuk fasilitator musrenbang untuk tiap kelurahan dalam rangka meningkatkan kualitas pengawasan dan pengendalian hasil musrenbang. Sebagai implementasi dari strategi dan arah kebijakan yang telah disusun, maka program yang dilaksanakan adalah: 5.1.1.1.1.1.1. Program peningkatan keberdayaan masyarakat kelurahan. Berdasarkan hasil realisasi anggaran APBD Kota Cirebon Tahun 2014 diperoleh: TAHUN 2014 PROGRAM Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Kelurahan
TARGET Rp
1,668,110,500.-
165 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
REALISASI
% REALISASI ANGGARAN
Rp 1,619,454,850.-
97.08%
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 5.1.2
Meningkatnya nilai swadaya masyarakat dalam stimulan/ bantuan RW
TAHUN 2014 INDIKATOR KINERJA
SATUAN
Prosentase swadaya masyarakat sebesar 10% terhadap jumlah bantuan RW
TARGET %
REALISASI
% REALISASI ANGGARAN
4
Pencapaian sasaran “Meningkatnya proporsi pembiayaan pembangunan yang berasal dari musrenbang kecamatan” belum terdapat data karena masih dalam perhitungan. Sebagai upaya mencapai sasaran “Meningkatnya proporsi pembiayaan pembangunan yang berasal dari musrenbang kecamatan”, dilakukan langkah strategi yaitu: 5.1.2.1.1. Memberikan reward terhadap partisipasi masyarakat. Dengan arah kebijakan yaitu: 5.1.2.1.1.1. Melaksanakan kompetisi partisipasi masyarakat khususnya bantuan RW. Sebagai implementasi dari strategi dan arah kebijakan yang telah disusun, maka program yang dilaksanakan adalah: 5.1.2.1.1.1.1.
Program
peningkatan
partisipasi
masyarakat
dalam
membangun kelurahan. Berdasarkan hasil realisasi anggaran APBD Kota Cirebon Tahun 2014 diperoleh:
166 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 TAHUN 2014 PROGRAM Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Membangun Kelurahan
6.1.1
REALISASI
% REALISASI ANGGARAN
Rp 482,953,400.-
92.98%
TARGET Rp
519,400,000.-
Meningkatnya luasan dan kualitas ruang terbuka hijau publik dan privat
TAHUN 2014 INDIKATOR KINERJA Luas ruang terbuka hijau publik menuju 10% pada akhir tahun 2018 Jumlah taman publik yang ditata 80% pada akhir tahun
SATUAN TARGET %
9,84
%
64
REALISASI
CAPAIAN INDIKATOR KINERJA
Pencapaian sasaran “Meningkatnya luasan dan kualitas ruang terbuka hijau publik dan privat” belum memiliki data karena masih dalam perhitungan. Sebagai upaya mencapai sasaran “Meningkatnya luasan dan kualitas ruang terbuka hijau publik dan privat”, dilakukan langkah strategi yaitu: 6.1.1.1.1. Peningkatan ruang terbuka hijau. 6.1.1.1.2. Peningkatan kualitas ruang terbuka publik dan privat dengan melibatkan peran serta masyarakat. Dengan arah kebijakan yaitu: 6.1.1.1.1.1. Menambah RTH publik melalui pembebasan lahan baru atau memanfaatkan aset milik pemerintah, optimalisasi area
167 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 sempadan jalan, sungai dan laut serta ruang terbuka lainnya melalui penanaman pohon sebagai peneduh dan penguatan kelembagaan yang menangani aset fasos/fasum dalam rangka peningkatan RTH. 6.1.1.1.2.1.
Membangun
taman,
taman
interaktif
melalui
pembangunan/pengembangan taman kota sebagai ruang publik penyaluran kreativitas (creative public space) dan meningkatkan peran serta masyarakat, serta dengan menambah areal permakaman. Sebagai implementasi dari strategi dan arah kebijakan yang telah disusun, maka program yang dilaksanakan adalah: 6.1.1.1.1.1.1. Program pengadaan ruang terbuka hijau. 6.1.1.1.2.1.1. Program pengelolaan ruang terbuka hijau. Berdasarkan hasil realisasi anggaran APBD Kota Cirebon Tahun 2014 diperoleh: TAHUN 2014 PROGRAM Program Pengadaan Ruang Terbuka Hijau Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
TARGET
REALISASI
% REALISASI ANGGARAN
Rp
2,000,000,000.-
Rp 1,887,759,900.-
94.39%
Rp
2,596,851,500.-
Rp 2,576,000,450.-
99.20%
168 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 6.1.2
Meningkatnya luasan cakupan pelayanan permakaman
Capaian Kinerja Tahun 2014
TAHUN 2014 INDIKATOR KINERJA Luas wilayah permakaman bertambah 2 Ha
SATUAN TARGET
Ha
REALISASI
0,4
Sebagai upaya mencapai sasaran “Meningkatnya luasan cakupan pelayanan permakaman”, dilakukan langkah strategi yaitu: 6.1.2.1.1. Penataan dan penambahan luas pemakaman. Dengan arah kebijakan yaitu: 6.1.2.1.1.1. Melakukan inventarisasi luas pemakaman dan kebutuhan pemakaman, menambah wilayah makam serta menata pemakaman dengan konsep ruang terbuka hijau. Sebagai implementasi dari strategi dan arah kebijakan yang telah disusun, maka program yang dilaksanakan adalah: 6.1.2.1.1.1.1. Program pembebasan lahan untuk fasilitas umum. Berdasarkan hasil realisasi anggaran APBD Kota Cirebon Tahun 2014 diperoleh: TAHUN 2014 PROGRAM
TARGET
Program pembebasan lahan untuk fasilitas umum
169 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
REALISASI
% REALISASI ANGGARAN
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 6.1.3
Terjaganya kelestarian fungsi lingkungan hidup
TAHUN 2014 INDIKATOR KINERJA Tercapainya pengendalian kualitas lingkungan: udara 15 lokasi, air sungai 22 lokasi, air laut 7 lokasi
SATUAN Kualitas
TARGET
REALISASI
Tercapainya pengendalian kualitas lingkungan udara 10 lokasi, air sungai 15 lokasi
Tercapainya pengendalian kualitas lingkungan udara 10 lokasi, air sungai 15 lokasi
% REALISASI ANGGARAN 100%
Pencapaian sasaran “Terjaganya kelestarian fungsi lingkungan hidup” tidak dapat terealisasi dengan baik (100%) Sebagai upaya mencapai sasaran “Terjaganya kelestarian fungsi lingkungan hidup”, dilakukan langkah strategi yaitu: 6.1.3.1.1. Penerapan instrumen pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan. Dengan arah kebijakan yaitu: 6.1.3.1.1.1. Mengendalikan pencemaran lingkungan melalui penerapan jin lingkungan, pengawasan dan penegakan hukum lingkungan, penerapan teknologi ramah lingkungan dan tepat guna, uji emisi dan kadar polusi, penyediaan informasi SDA dan lingkungan, konservasi dan pelestarian fungsi atmosfir. 6.1.3.1.1.2. Penanganan tanah timbul dan kerusakan ekosistem di wilayah pesisir dan laut.
170 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 Sebagai implementasi dari strategi dan arah kebijakan yang telah disusun, maka program yang dilaksanakan adalah: 6.1.3.1.1.1.1. Program pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup. 6.1.3.1.1.1.2. Program peningkatan kualitas dan akses informasi sumber daya alam dan lingkungan hidup. 6.1.3.1.1.1.3. Program pengelolaan lingkungan berbasis masyarakat. Berdasarkan hasil realisasi anggaran APBD Kota Cirebon Tahun 2014 diperoleh: TAHUN 2014 PROGRAM Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Program Pengelolaan Lingkungan Berbasis Masyarakat
6.1.4
TARGET
REALISASI
% REALISASI ANGGARAN
Rp
738,384,450.-
Rp 639,113,600.-
86.56%
Rp
327,486,800.-
Rp 278,354,750.-
85.00%
Rp
466,076,225.-
Rp 424,698,500.-
91.12%
Meningkatnya pengelolaan sampah dan sumber sampah secara terpadu dan berwawasan lingkungan serta peningkatan kapasitas TPA
TAHUN 2014 INDIKATOR KINERJA Cakupan wilayah layanan kebersihan dan pengangkatan persampahan sebanyak 80%
SATUAN TARGET %
171 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
72
REALISASI
CAPAIAN INDIKATOR SASARAN
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 Rasio pengelolaan sampah berbasis RW zero waste 20%
%
1
Pencapaian sasaran “Meningkatnya pengelolaan sampah dan sumber sampah secara terpadu dan berwawasan lingkungan serta peningkatan kapasitas TPA” belum memiliki data masih dalam proses penghitungan. Sebagai upaya mencapai sasaran “Meningkatnya pengelolaan sampah dan sumber sampah secara terpadu dan berwawasan lingkungan serta peningkatan kapasitas TPA”, dilakukan langkah strategi yaitu: 6.1.4.1.1. Peningkatan kinerja pengelolaan persampahan. 6.1.4.2.1. Penerapan konsep 3R. Dengan arah kebijakan yaitu: 6.1.4.1.1.1. Meningkatkan kinerja pengelolaan persampahan melalui peran serta masyarakat dan penyediaan sarana prasarana, kerja sama pelayanan
persampahan
serta
penggalangan
CSR,
meningkatkan TPA kopi luhur menjadi sanitary landfill, meningkatkan koordinasi regional dalam rangka TPA regional. 6.1.4.2.1.1. Memanfaatkan sampah sebagai sumber daya mulai dari sumber/hulu melalui pembangunan sentra 3R/pusat daur ulang, pendampingan pembentukan bank sampah di tingkat kelurahan, pengembangan jejaring kerja bank sampah. Sebagai implementasi dari strategi dan arah kebijakan yang telah disusun, maka program yang dilaksanakan adalah: 172 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 6.1.4.1.1.1.1. Program pengembangan kinerja pengelolaan persampahan. Berdasarkan hasil realisasi anggaran APBD Kota Cirebon Tahun 2014 diperoleh: TAHUN 2014 TARGET
REALISASI
% REALISASI ANGGARAN
Rp 8,966,576,213.-
Rp 8,800,015,944.-
98.14%
PROGRAM Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan
6.2.1
Tersedianya kualitas jaringan jalan dan jembatan yang mendukung akselerasi pergerakan masyarakat
TAHUN 2014 INDIKATOR KINERJA
TARGET
REALISASI
CAPAIAN INDIKATOR SASARAN
SATUAN
Proporsi jalan dalam kondisi baik 100%
%
96,80
90%
92,97
Proporsi jumlah jembatan kondisi baik 100%
%
92
98
106,52%
Pencapaian sasaran “Tersedianya kualitas jaringan jalan dan jembatan yang mendukung akselerasi pergerakan masyarakat” dapat terealisasi dengan baik (92,97% dan 106,52%). Sebagai upaya mencapai sasaran “Tersedianya kualitas jaringan jalan dan jembatan yang mendukung akselerasi pergerakan masyarakat”, dilakukan langkah strategi yaitu: 6.2.1.1.1. Pengembangan prasarana jalan dan jembatan. Dengan arah kebijakan yaitu:
173 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 6.2.1.1.1.1. Mengembangkan dan meningkatkan kapasitas dan kualitas jaringan jalan dan jembatan serta penyediaan sistem informasi data base jalan dan jembatan, mengembangkan infrastruktur jalan dan jembatan yang berwawasan lingkungan. Sebagai implementasi dari strategi dan arah kebijakan yang telah disusun, maka program yang dilaksanakan adalah: 6.2.1.1.1.1.1. Program pembangunan jalan dan jembatan. 6.2.1.1.1.1.2. Program rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan jembatan. Berdasarkan hasil realisasi anggaran APBD Kota Cirebon Tahun 2014 diperoleh: TAHUN 2014 PROGRAM Program Pembangunan Jalan dan Jembatan Program Rehabilitasi/Pemeliha raan Jalan dan Jembatan
6.2.2
TARGET Rp
REALISASI
4,138,450,350.-
Rp 30,350,447,000.-
% REALISASI ANGGARAN
Rp 137,609,300.-
3.33%
Rp 26,735,766,000.-
88.09%
Tersedianya sistem jaringan drainase yang tertata dengan baik dalam mendukung upaya pengendalian banjir, dan dampak perubahan iklim
TAHUN 2014 INDIKATOR KINERJA Berkurangnya titik rawan genangan banjir 18 titik menjadi 10 titik
TARGET
REALISASI
CAPAIAN INDIKATOR SASARAN
17
17
100%
SATUAN Titik
174 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 Pencapaian sasaran “Tersedianya sistem jaringan drainase yang tertata dengan baik dalam mendukung upaya pengendalian banjir, dan dampak perubahan iklim” dapat terealisasi dengan baik (100%). Sebagai upaya mencapai sasaran “Tersedianya sistem jaringan drainase yang tertata dengan baik dalam mendukung upaya pengendalian banjir, dan dampak perubahan iklim”, dilakukan langkah strategi yaitu: 6.2.2.1.1. Pengembangan sarana dan prasarana drainase. 6.2.2.1.2. Pemeliharaan sarana dan prasarana drainase. 6.2.2.1.3. Konservasi sumber daya air. Dengan arah kebijakan yaitu: 6.2.2.1.1.1. Mengembangkan dan meningkatkan kapasitas sarana dan prasarana drainase primer dan sekunder. 6.2.2.1.2.1. Melaksanakan pemeliharaan sarana dan prasarana drainase primer dan sekunder. 6.2.2.1.3.1. Menahan air permukaan selama mungkin di darat melalui pembangunan
waduk/situ/cembung,
tangkapan
air
di
hulu/sumur resapan dan lubang biopori serta konservasi air tanah. Sebagai implementasi dari strategi dan arah kebijakan yang telah disusun, maka program yang dilaksanakan adalah: 6.2.2.1.1.1.1. Program pembangunan saluran drainase primer dan sekunder.
175 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 6.2.2.1.2.1.1. Program rehabilitasi/pemeliharaan saluran drainase primer dan sekunder. 6.2.2.1.3.1.1. Program pengembangan pengelolaan dan konservasi sungai, danau dan sumber daya air lainnya. 6.2.2.1.3.1.2. Program pengendalian banjir. Berdasarkan hasil realisasi anggaran APBD Kota Cirebon Tahun 2014 diperoleh: TAHUN 2014 PROGRAM Program pembangunan saluran drainase primer dan sekunder Program Rehabilitasi/Pemeliha raan Saluran Drainase Primer dan Sekunder Program pengembangan pengelolaan dan konservasi sungai, danau dan sumber daya air lainnya Program Pengendalian Banjir
TARGET
REALISASI
% REALISASI ANGGARAN
Rp
2,998,317,500.-
Rp 2,975,640,600.-
99.24%
Rp
8,816,925,000.-
Rp 8,091,640,600.-
91.77%
176 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 6.2.3
Tersedianya sistem pengelolaan jaringan air limbah domestik secara optimal
TAHUN 2014 INDIKATOR KINERJA
TARGET
REALISASI
CAPAIAN INDIKATOR SASARAN
92%
100%
SATUAN
Cakupan pelayanan air limbah domestik
%
92
Jumlah jamban dan septitank 76,45% (65.766 rumah tangga)
%
67,29
Pencapaian sasaran “Tersedianya sistem pengelolaan jaringan air limbah domestik secara optimal” belum dapat dihitung. Sebagai upaya mencapai sasaran “Tersedianya sistem pengelolaan jaringan air limbah domestik secara optimal”, dilakukan langkah strategi yaitu: 6.2.3.1.1. Pengembangan pengelolaan air limbah domestik sistem terpusat dan setempat. Dengan arah kebijakan yaitu: 6.2.3.1.1.1. Meningkatkan cakupan layanan air limbah sistem terpusat melalui pembangunan perpipaan dan IPAL sistem terpusat serta
mendorong
pengelolaan
air
limbah
domestik
permukiman melalui pembangunan IPAL (sanitasi) komunal, sosialisasi penggunaan septic tank standar lingkungan hidup, dan melalui pembangunan/peningkatan IPAL sistem setempat. Sebagai implementasi dari strategi dan arah kebijakan yang telah disusun, maka program yang dilaksanakan adalah:
177 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 6.2.3.1.1.1.1. Program pengembangan kinerja pengelolaan air limbah. Berdasarkan hasil realisasi anggaran APBD Kota Cirebon Tahun 2014 diperoleh: TAHUN 2014 PROGRAM
TARGET
REALISASI
% REALISASI ANGGARAN
Program pengembangan kinerja pengelolaan air limbah
6.2.4
Tersedianya sistem pengelolaan air minum
TAHUN 2014 INDIKATOR KINERJA
TARGET
REALISASI
% REALISASI ANGGARAN
72
n/a
n/a
SATUAN
Cakupan pelayanan air minum sebanyak 80%
%
Pencapaian sasaran “Tersedianya sistem pengelolaan air minum” dalam proses penghitungan. Sebagai upaya mencapai sasaran “Tersedianya sistem pengelolaan air minum”, dilakukan langkah strategi yaitu: 6.2.4.1.1. Pengembangan dan peningkatan sistem air minum dan non perpipaan. Dengan arah kebijakan yaitu: 6.2.4.1.1.1. Mengembangkan sistem penyediaan air minum non perpipaan melalui peningkatan kualitas dan kuantitas air baku dari
178 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 cipaniis kabupaten kuningan ke kota Cirebon serta sumber air baku lainnya. Sebagai implementasi dari strategi dan arah kebijakan yang telah disusun, maka program yang dilaksanakan adalah: 6.2.4.1.1.1.1. Program pengembangan kinerja pengelolaan air minum. Berdasarkan hasil realisasi anggaran APBD Kota Cirebon Tahun 2014 diperoleh: TAHUN 2014 PROGRAM
TARGET
% REALISASI ANGGARAN
REALISASI
Program pengembangan kinerja pengelolaan air limbah
6.3.1
Terlaksananya pengendalian pemanfaatan ruang kota yang konsisten
TAHUN 2014 INDIKATOR KINERJA Tingkat pelanggaran tata ruang menurun 0 kasus
TARGET
REALISASI
CAPAIAN INDIKATOR SASARAN
10
10
100%
SATUAN
kasus
Pencapaian sasaran “Terlaksananya pengendalian pemanfaatan ruang kota yang konsisten” dapat terealisasi dengan baik (100%). Sebagai
upaya
mencapai
sasaran
“Terlaksananya
pengendalian
pemanfaatan ruang kota yang konsisten”, dilakukan langkah strategi yaitu:
179 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 6.3.1.1.1. Pengembangan instrumen pengendalian pemanfaatan ruang yang efektif. Dengan arah kebijakan yaitu: 6.3.1.1.1.1. Mewujudkan sistem integritas dalam perencanaan dan pengendalian
pembangunan
secara
konsisten
melalui
pengawasan dan penindakan bagi pihak yang menyalahi dan melanggar
aturan
pemanfaatan
ruang.
Meningkatkan
pengendalian terhadap upaya pemanfaatan ruang di wilayah selatan. 6.3.1.1.1.2. Pemberian akses seluas-luasnya kepada masyarakat untuk mengetahui perencanaan, pengendalian dan pemanfaatan ruang melalui sistem informasi, media cetak, media elektronik dan tempat-tempat lain yang mudah diketahui. Sebagai implementasi dari strategi dan arah kebijakan yang telah disusun, maka program yang dilaksanakan adalah: 6.3.1.1.1.1.1. Program pengendalian pemanfaatan ruang. 6.3.1.1.1.2.1. Program penyediaan sistem informasi pengendalian tata ruang. Berdasarkan hasil realisasi anggaran APBD Kota Cirebon Tahun 2014 diperoleh:
180 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 TAHUN 2014 PROGRAM Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang Program penyediaan sistem informasi pengendalian tata ruang
6.4.1
TARGET Rp
REALISASI
572,710,000.-
Rp
% REALISASI ANGGARAN
436,921,000.-
76.29%
Meningkatnya kualitas lingkungan perumahan
TAHUN 2014 INDIKATOR KINERJA Berkurangnya kawasan lingkungan permukiman kumuh menjadi 20%
TARGET
REALISASI
CAPAIAN INDIKATOR SASARAN
28
28%
100%
SATUAN %
Pencapaian sasaran “Meningkatnya kualitas lingkungan perumahan” dapat terealisasi dengan baik (100%). Sebagai upaya mencapai sasaran “Meningkatnya kualitas lingkungan perumahan”, dilakukan langkah strategi yaitu: 6.4.1.1.1. Penataan lingkungan kawasan permukiman perkotaan. Dengan arah kebijakan yaitu: 6.4.1.1.1.1. Menata lingkungan permukiman, meningkatkan penyediaan fasilitas umum dan jalan alternatif ke kawasan pengembangan perumahan.
181 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 Sebagai implementasi dari strategi dan arah kebijakan yang telah disusun, maka program yang dilaksanakan adalah: 6.4.1.1.1.1.1. Program lingkungan sehat perumahan. Berdasarkan hasil realisasi anggaran APBD Kota Cirebon Tahun 2014 diperoleh: TAHUN 2014 PROGRAM Program Lingkungan Sehat Perumahan
6.4.2
TARGET Rp
REALISASI
200,082,500.-
Rp 173,245,000.-
% REALISASI ANGGARAN 86.59%
Menurunnya jumlah rumah tidak layak huni
TAHUN 2014 INDIKATOR KINERJA Menurunnya jumlah rumah tidak layak huni menjadi 10.000 rumah
TARGET
REALISASI
CAPAIAN INDIKATOR SASARAN
16.756
n/a
n/a
SATUAN Rumah
Sebagai upaya mencapai sasaran “Meningkatnya kualitas lingkungan perumahan”, dilakukan langkah strategi yaitu: 6.4.2.1.1.1. Pengembangan rumah sehat sederhana. Dengan arah kebijakan yaitu: 6.4.2.1.1.1.1. Menyediakan rumah sehat sederhana yang layak huni dan superblok rumah susun sewa dan milih yang murah (untuk mendekatkan tempat tinggal dengan tempat kerja) pada lokasi pasar, sarana kesehatan lainnya. 182 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 Sebagai implementasi dari strategi dan arah kebijakan yang telah disusun, maka program yang dilaksanakan adalah: 6.4.1.1.1.1.1. Program pengembangan perumahan. Berdasarkan hasil realisasi anggaran APBD Kota Cirebon Tahun 2014 diperoleh: TAHUN 2014 PROGRAM
TARGET
Program Pengembangan Perumahan
Rp
218,190,000.-
Rp
REALISASI
% REALISASI ANGGARAN
184,746,000.-
84.67%
6.4.3 Tersedianya sistem transportasi perkotaan yang terpadu dan memadai untuk melayani pergerakan orang dan barang
TAHUN 2014 INDIKATOR KINERJA Cakupan wilayah pelayanan angkutan umum
TARGET
REALISASI
CAPAIAN INDIKATOR SASARAN
82
60%
75%
SATUAN %
Sebagai upaya mencapai sasaran “Tersedianya sistem transportasi perkotaan yang terpadu dan memadai untuk melayani pergerakan orang dan barang”,
dilakukan langkah strategi yaitu: 6.4.3.1.1. Peningkatan sarana dan prasarana serta fasilitas perhubungan. Dengan arah kebijakan yaitu: 6.4.3.1.1.1. Optimalisasi penggunaan sarana dan prasarana
yang
menggunakan teknologi tinggi dan tepat guna, membangun
183 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 sistem angkutan umum massal, meningkatkan kuantitas dan kualitas angkutan umum melalui peremajaan armada bus sedang, penambahan dan penataan trayek, penataan tempat pemberhentian angkutan umum serta pelayanan angkutan harihari besar. 6.4.3.1.1.2. Meningkatkan kualitas dan fasilitas terminal, bandara, jembatan timbang, JPO, pejalan kaki, penyandang viabilitas dan pemakai sepeda. Sebagai implementasi dari strategi dan arah kebijakan yang telah disusun, maka program yang dilaksanakan adalah: 6.4.3.1.1.1.1. Program peningkatan pelayanan angkutan. 6.4.3.1.1.2.1. Program pembangunan sarana dan prasarana perhubungan. Berdasarkan hasil realisasi anggaran APBD Kota Cirebon Tahun 2014 diperoleh: TAHUN 2014 PROGRAM Pogram Peningkatan Pelayanan Angkutan Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan
TARGET
REALISASI
% REALISASI ANGGARAN
Rp
707,820,000.-
Rp 700,732,500.-
99.00%
Rp
348,410,000.-
Rp 343,455,000.-
98.58%
184 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 3.2. Hambatan dan Upaya Pencapaian Indikator Sasaran Pelaksanaan pencapaian indikator sasaran yang telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah kota Cirebon tahun 20132018 mengalami hambatan dan tantangan. Adapun hambatan dan tantangan diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Hambatan Kurangnya tenaga sumber daya manusia baik secara kualitas dan kuantitas. Kurangnya kesadaran aparatur di setiap SKPD terhadap pentingnya pengelolaan arsip, sehingga untuk penarikan arsip mengalami hambatan, arsip-arsip dari setiap SKPD belum tertata dengan baik sehingga dalam penyerahan ke BAPUSIPDA masih dalam keadaan belum tertata. Upaya penanganan Melakukan sosialisasi/penyuluhan kearsipan di lingkungan instansi pemerintah/swasta serta melaksanakan kegiatan pendataan dan penataan dokumen/arsip daerah. Strategi di masa mendatang Dalam
bidang
perpustakaan
dengan
merencanakan
kembali
peningkatan jumlah pengunjung perpustakaan serta peningkatan jumlah
anggota
perpustakaan
setiap
meningkatkan/menambah koleksi bahan pustaka.
185 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
tahunnya
dengan
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 Dalam bidang kearsipan dengan menambah khasanah arsip serta menyediakan bahan informasi yang akurat dan mempermudah penemuan kembali arsip sehingga mencapai target yang diinginkan. 2. Dinas Kesehatan Hambatan Penyebaran tenaga kesehatan belum merata, penempatan pegawai belum sesuai dengan kompetensinya. Sarana pelayanan kesehatan belum semuanya terakreditasi. Sebagian pelayanan kesehatan masih ada yang belum memiliki SOP dan belum ada evaluasi pelaksanaannya. Sistem rujukan belum berjalan optimal berdasarkan jenjang dan regionalisasi rujukan. Fasilitas pelayanan kesehatan belum seluruhnya dilengkapi sarana pengolahan limbah. Belum semua penduduk miskin dalam data kepesertaan program jamkesmas atau penerima bantuan iuran (PBI). Belum optimalnya kemitraan dengan sektor lain dalam pendataan penduduk miskin. Kurangnya sumber daya baik dana maupun tenaga kesehatan yang ada di sarana pelayanan kesehatan dasar. Masih ada kebijakan yang kurang selaras antara pemerintah kota, pemerintah provinsi dan pemerintah pusat dalam bidang kesehatan. Strategi yang dilaksanakan Peningkatan PHBS di semua tatanan.
186 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 Peningkatan upaya pembudayaan hidup bersih da sehat serta pencegahan penyakit berbasis masyarakat. Peningkatan upaya pelayanan kesehatan ibu, anak dan keluarga berencana. Peningkatan status gizi masyarakat. Peningkatan derajat kesehatan masyarakat melalui PHN (Public Health Nurdin), pokja siaga aktif dan RSBM. Peningkatan upaya pengendalian masalah kesehatan. Pengembangan sistem informasi kesehatan. Peningkatan perlindungan kepada masyarakat dari makanan tidak layak konsumsi/mengandung bahan berbahaya. 3. Satpol PP Hambatan Sumber daya manusia yang ada masih perlu ditingkatkan pengetahuan dan kemampuan teknisnya, guna meningkatkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi satpol PP. Koordinasi antar bidang masih perlu ditingkatkan guna meningkatkan keselarasan penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi masing-masing bidang dalam mencapai tujuan. Belum adanya kesepakatan dan komitmen yang kuat dengan SKPD terkait yang memiliki perda dalam hal pengawasan pengendalian mengantisipasi munculnya pelanggaran perda serta upaya pembinaan pencegahan secara persuasif.
187 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 Jumlah personil satpol PP masih kurang memenuhi standar sesuai dengan pemendagri nomor 60 tahun 2012 tentang pedoman penetapan jumlah satuan polisi pamong praja. Strategi yang dilaksanakan Melaksanakan koordinasi antar SKPD dan antar bidang terkait dalam upaya meningkatkan penegakan peraturan daerah. Memotivasi pegawai dalam meningkatkan disiplin kerja pegawai Mengikutsertakan pegawai dalam setiap program Diklat yang dilaksanakan BKD. Memanfaatkan seoptimal mungkin SDM serta sarana dan prasarana yang ada. 4. Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana. Hambatan Kurangnya SDM dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi (seperti PLKB, pelaksana di bidang-bidang. Belum maksimalnya koordinasi dengan lintas program maupun lintas sektoral terkait. Terdapat beberapa program dan kegiatan yang belum memiliki standar pelayanan minimal yang dibakukan dari tingkat nasional maupun regional Belum ada SOP.
188 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 5. Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah Kota Cirebon Hambatan Keterbatasan anggaran. Adanya peraturan tentang penyelenggaraan Diklat (perka LAN nomor 13
tahun
2013
kepemimpinan
tentang
tingkat
IV)
pedoman
penyelenggaraan
sehingga
BK
Diklat
Diklat
tidak
bisa
menyelenggarakan Diklatpim IV karena harus dilaksanakan oleh lembaga Diklat pemerintah yang sudah terakreditasi dan menggunakan prasarana responsif gender. Masih adanya PNS yang melakukan tindakan indisipliner tapi belum dilakukan pembinaan atau belum dijatuhi hukuman disiplin oleh pimpinan SKPD yang bersangkutan atau atasan langsungnya. 6. Inspektorat Hambatan Kurangnya SDM fungsional auditor. Kurangnya SDM pejabat pengawas urusan pemerintah daerah (P2UPD) yang memiliki sertifikat audit investigasi. Belum semua kegiatan pengawasan memiliki pedoman SOP (standar operasional prosedur). Strategi Mengusulkan tambahan SDM fungsional auditor kepada walikota. Mengikutsertakan beberapa orang P2UPD dalam Diklat audit investigasi. Mengadakan kegiatan penyusunan SOP.
189 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 7. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Hambatan Masih banyak masyarakat yang tidak mengetahui prosedur dan persyaratan yang ditentukan dalam rangka pembuatan KTP, KK dan akta catatan sipil. Kondisi demikian sangat menghambat dalam proses pembuatan akta yang bersifat rutin. Pemberlakuan program SIAK dan KTP-EL, mengakibatkan beban kerja yang sangat berat, karena proses pembuatan dan penandatanganan KTP dan KK dilaksanakan bukan lagi di kecamatan melainkan di dinas. Koordinasi dengan instansi terkait masih kurang. Strategi Melaksanakan
kegiatan
sosialisasi
kebijakan
kependudukan,
pencetakan leaflet dan poster yang dibagikan kepada masyarakat. Selain itu juga melakukan kerja sama dengan rumah bersalin/bidan, camat, lurah, tokoh masyarakat serta media massa. Mengoptimalkan kinerja petugas KTP dan KK di tingkat kecamatan dan dinas dengan memberikan kendaraan dinas operasional dan melaksanakan pelayanan mobil KTP keliling. Pemantapan koordinasi dengan instansi/lembaga terkait. Upaya yang dilakukan di masa mendatang Mengadakan operasi yustisi tahun 2015 Mengajukan anggaran untuk kegiatan penataan pelayanan kematian di tahun 2015.
190 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 8. Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM Hambatan Kondisi bangunan kantor yang sudah tidak memadai. Dukungan anggaran dan SDM untuk prioritas program penataan dan pemberdayaan PKL masih belum optimal. Belum memiliki data dasar yang terkini tentang potensi perdagangan dan perindustrian. Dukungan anggaran dan program masih kurang. Dukungan peningkatan Diklat pegawai masih sangat minim. Penempatan pegawai dan rotasi jabatan yang kurang pas. 9. Dinas sosial, tenaga kerja dan transmigrasi Hambatan Terbatasnya kuantitas SDM dibandingkan dengan rasio keluasan tugastugas dan permasalahan yang dihadapi. Jumlah PMKS yang ditangani sangat banyak, sedangkan belum terintegrasinya program dan kegiatan dengan SKPD lain yang terkait serta belum kuatnya jaringan dengan stakeholder terkait, terutama dengan para potensi sumber kesejahteraan sosial. Terdapat kegiatan yang sama dengan APBN, padahal SDM pelaksana terbatas, sehingga tidak memadai untuk melaksanakan semua sup kegiatan. Strategi Mengusulkan penambahan pegawai baru sesuai dengan kebutuhan operasional dan beban kerja dinas.
191 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 Melaksanakan koordinasi dengan SKPD dan instansi lain maupun dengan badan usaha dalam integrasi program dan kegiatan, terutama yang menyangkut penanganan PMKS dan pelatihan tenaga kerja. Meningkatkan koordinasi dengan pemerintah provinsi dan pusat. 10. Dinas Pendidikan Hambatan Terbatasnya anggaran untuk kegiatan-kegiatan tertentu seperti di seksi kesiswaan pendidikan dasar, UPTD pendidikan kecamatan, UPTD SKB, seksi kesiswaan bidang pendidikan menengah. Terlambatnya realisasi anggaran keuangan sehingga kegiatan yang dilaksanakan tidak sesuai dengan jadwal yang telah disusun. Terdapat beberapa kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan. Strategi Melaksanakan sosialisasi di tingkat satuan pendidikan bahwa portal NISN tingkat kota telah ditutup, sehingga pelayanannya ada di sekolah sepenuhnya, bagi peserta didik/orang tua peserta didik yang membutuhkan layanan NISN yang terlanjur ke dinas pendidikan kota Cirebon diarahkan ke operator dapodik pada sekolah yang bersangkutan. Upaya yang telah dilakukan oleh seksi PAUD adalah mengusulkan PAUD untuk memperoleh NPSN (Nomor Pokok Sekolah Nasional), memberikan bantuan alat permainan edukatif bagi 96 lembaga PAUD. Mengikutsertakan guru dan SMP yang belum Diklat kurikulum 2013.
192 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 3.3. Evaluasi dan Analisis Anggaran Kondisi umum belanja daerah Kota Cirebon Tahun 2014 berdasarkan laporan realisasi anggaran yang dilakukan oleh Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kota Cirebon adalah sebagai berikut: Rincian penggunaan APBD kota Cirebon adalah sebagai berikut: Pos Pendapatan a. Pendapatan Asli Daerah
Rp 265.668.901.051,-
b. Pendapatan Transfer
Rp 915.521.595.608,-
c. Lain-Lain pendapatan yang sah
Rp 70.248.008.895,-
Pos Belanja a. Belanja Operasi
Rp 1.085.923.444.217,-
b. Belanja Modal
Rp
272.941.566.057,-
c. Belanja Tak Terduga
Rp
905.970.000,-
Rekapitulasi Realisasi Anggaran Belanja Daerah Menurut Urusan Pemerintahan Daerah, Organisasi, Program dan Kegiatan Tahun Anggaran 2014 ANGGARAN
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Program Peningkatan Disiplin Aparatur Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan
Rp 48,143,659,041.00
Rp 44,502,738,988.00
92.44%
Rp 68,542,858,910.00
Rp 56,382,067,819.00
82.26%
Rp
3,367,095,100.00
Rp
3,065,583,160.00
91.05%
Rp
1,792,638,400.00
Rp
1,679,145,400.00
93.67%
Rp
8,181,745,400.00
Rp
7,327,651,225.00
89.56%
193 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
REALISASI
% REALISASI
PROGRAM
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 PROGRAM
ANGGARAN
Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun Program Pendidikan Menengah Program Pendidikan Non Formal Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Program Manajemen Pelayanan Pendidikan Program Penyelenggaraan Pengembangan Olahraga Sekolah Program Dana Alokasi Khusus Bidang Pendidikan Program Obat dan Perbekalan Kesehatan Program Upaya Kesehatan Masyarakat Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Program Perbaikan Gizi Masyarakat Program Pengembangan Lingkungan Sehat
Rp
Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas/Puskemas Pembantu dan Jaringannya Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia Program Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan Makanan
810,015,000.00
REALISASI
808,871,000.00
99.86%
Rp 53,804,261,700.00
Rp 52,651,007,930.00
97.86%
Rp 28,495,202,850.00
Rp
30,680,534,900.00
107.67%
Rp
702,693,000.00
Rp
687,307,885.00
97.81%
Rp
611,498,750.00
Rp
573,011,950.00
93.71%
Rp
6,602,681,900.00
Rp
6,385,036,950.00
96.70%
Rp
2,192,214,000.00
Rp
2,476,090,523.00
112.95%
Rp 13,536,933,842.00
Rp
9,734,361,384.00
71.91%
Rp
590,341,000.00
Rp
587,358,282.00
99.49%
Rp 18,442,809,380.00
Rp
13,973,135,418.00
75.76%
Rp
285,251,250.00
Rp
278,078,125.00
97.49%
Rp
1,616,718,950.00
Rp
1,614,969,350.00
99.89%
Rp
261,880,250.00
Rp
259,342,675.00
99.03%
Rp
1,523,661,250.00
Rp
1,454,259,150.00
95.45%
Rp
495,084,900.00
Rp
490,873,100.00
99.15%
Rp 19,807,842,200.00
Rp
12,058,729,188.00
60.88%
Rp
289,960,700.00
Rp
288,942,300.00
99.65%
Rp
24,991,000.00
Rp
24,991,000.00
100.00%
Rp
120,700,150.00
Rp
119,560,875.00
99.06%
194 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Rp
% REALISASI
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 PROGRAM
Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak Program Peningkatan Kualitas Tenaga Kesehatan Program Dana Alokasi Khusus Bidang Kesehatan Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit ParuParu/Rumah Sakit Mata Program Pelayanan Kesehatan Lanjutan Program Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau Bidang Kesehatan Program Bagi Hasil Pajak Rokok Bidang Kesehatan Program Pembangunan Jalan dan Jembatan Program Rehabilitasi/Pemelihara an Jalan dan Jembatan Program Inspeksi Kondisi Jalan dan Jembatan Program Pembangunan Sistem Informasi/Data Base Jalan dan Jembatan Program Pengendalian Banjir Program Pengaturan Jasa Konstruksi Program Dana Alokasi Khusus Bidang Jalan Program Dana Alokasi Khusus Bidang Air Minum Program Dana Alokasi Khusus Bidang Sanitasi Program Rehabilitasi/Pemelihara an Saluran Drainase Primer dan Sekunder Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Pekerjaan Umum
ANGGARAN
REALISASI
% REALISASI
Rp
124,367,000.00
Rp
123,891,000.00
99.62%
Rp
37,790,150.00
Rp
35,086,375.00
92.85%
Rp
7,213,792,000.00
Rp
5,885,974,626.00
81.59%
Rp 15,744,031,950.00
Rp
13,429,486,720.00
85.30%
Rp 136,539,008,895.00 Rp 2,721,990,371.00
Rp
123,617,566,030.00
90.54%
Rp
2,241,080,000.00
82.33%
Rp
6,000,000,000.00
Rp
5,501,891,716.00
91.70%
Rp
4,138,450,350.00
Rp
137,609,300.00
3.33%
Rp 30,350,447,000.00
Rp
26,735,766,000.00
88.09%
Rp
532,600,000.00
Rp
523,568,000.00
98.30%
Rp
79,000,000.00
Rp
72,050,000.00
91.20%
Rp
8,816,925,000.00
Rp
8,091,640,600.00
91.77%
Rp
69,817,000.00
Rp
67,100,000.00
96.11%
Rp
2,900,461,000.00
Rp
2,769,678,000.00
95.49%
Rp
2,054,363,000.00
Rp
88,500,000.00
4.31%
Rp
1,809,992,750.00
Rp
1,341,991,000.00
74.14%
Rp
2,998,317,500.00
Rp
2,975,640,600.00
99.24%
Rp
850,356,000.00
Rp
794,720,100.00
93.46%
195 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 ANGGARAN
Program Pembangunan Infrastruktur Perkotaan Program Pengembangan Perumahan
Rp 36,836,390,634.00
Rp
36,420,406,827.00
98.87%
Rp
218,190,000.00
Rp
184,746,000.00
84.67%
Program Lingkungan Sehat Perumahan Program Pemberdayaan Komunitas Perumahan Program Perencanaan Tata Ruang Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang Program Pengembangan Data/Informasi
Rp
200,082,500.00
Rp
173,245,000.00
86.59%
Rp
5,730,141,550.00
Rp
5,669,367,550.00
98.94%
Rp
1,800,000,000.00
Rp
959,506,900.00
53.31%
Rp
572,710,000.00
Rp
436,921,000.00
76.29%
Rp
160,829,500.00
Rp
158,389,500.00
98.48%
Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan Pembangunan Daerah Program Perencanaan Pembangunan Daerah Program Perencanaan Penelitian dan Pengembangan Program Fasilitasi Penyusunan Dokumen Perencanaan SKPD Program Pengendalian Pelaksanaan Rencana Pembangunan Program Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Perkotaan (PPSP) Program Pengendalian dan Pengawasan Penanggulangan Kemiskinan Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan Pogram Peningkatan Pelayanan Angkutan Program Pengendalian dan Pengamanan Lalu Lintas Program Peningkatan Kelaikan Pengoperasian Kendaraan Bermotor
Rp
299,600,000.00
Rp
298,150,000.00
99.52%
Rp
2,293,289,200.00
Rp
2,157,446,175.00
94.08%
Rp
491,392,200.00
Rp
477,477,200.00
97.17%
Rp
49,760,000.00
Rp
49,760,000.00
100.00%
Rp
1,767,221,500.00
Rp
1,352,669,500.00
76.54%
Rp
50,000,000.00
Rp
50,000,000.00
100.00%
Rp
164,040,000.00
Rp
153,752,500.00
93.73%
Rp
142,479,000.00
Rp
140,104,000.00
98.33%
Rp
348,410,000.00
Rp
343,455,000.00
98.58%
Rp
50,000,000.00
Rp
49,580,000.00
99.16%
Rp
707,820,000.00
Rp
700,732,500.00
99.00%
Rp
3,217,322,500.00
Rp
3,059,552,700.00
95.10%
Rp
1,400,000,000.00
Rp
851,550,000.00
60.83%
196 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
REALISASI
% REALISASI
PROGRAM
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 PROGRAM
ANGGARAN
REALISASI
% REALISASI
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Keselamatan Pelayaran Program Peningkatan Pelayanan UPTD Program Peningkatan Pelayanan Parkir Program Dana Alokasi Khusus Bidang Transportasi Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Program Dana Alokasi Khusus Bidang Lingkungan Hidup Program Pengelolaan Lingkungan Berbasis Masyarakat Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan
Rp
205,000,000.00
Rp
198,726,250.00
96.94%
Rp
1,426,000,000.00
Rp
1,372,808,181.00
96.27%
Rp
123,666,000.00
Rp
120,336,150.00
97.31%
Rp
874,683,700.00
Rp
843,692,551.00
96.46%
Rp
738,384,450.00
Rp
639,113,600.00
86.56%
Rp
84,662,000.00
Rp
83,557,000.00
98.69%
Rp
327,486,800.00
Rp
278,354,750.00
85.00%
Rp
705,421,500.00
Rp
699,948,200.00
99.22%
Rp
466,076,225.00
Rp
424,698,500.00
91.12%
Rp
8,966,576,213.00
Rp
8,800,015,944.00
98.14%
Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Program Pengadaan Ruang Terbuka Hijau Program pembebasan lahan untuk fasilitas umum Program Pendaftaran Penduduk Program Pelayanan Pencatatan Sipil Program Sistem Informasi Administrasi Kependudukan Program Perencanaan Kebijakan Kependudukan Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak
Rp
2,596,851,500.00
Rp
2,576,000,450.00
99.20%
Rp
2,000,000,000.00
Rp
1,887,759,900.00
94.39%
Rp 11,091,219,800.00
Rp
456,011,350.00
4.11%
Rp
593,698,000.00
Rp
542,457,500.00
91.37%
Rp
341,680,000.00
Rp
319,630,000.00
93.55%
Rp
622,489,000.00
Rp
611,021,475.00
98.16%
Rp
595,347,800.00
Rp
559,541,800.00
93.99%
Rp
150,000,000.00
Rp
137,380,000.00
91.59%
197 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 PROGRAM
ANGGARAN
% REALISASI
REALISASI
Program Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Jender Dalam Pembangunan Program Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak Program Keluarga Berencana Program Dana Alokasi Khusus Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial Program Penguatan Jejaring Kemitraan dalam Rangka Penanganan PMKS Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan Program Pelayanan Penempatan Tenaga Kerja Program Pelayanan Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah
Rp
191,624,000.00
Rp
186,559,700.00
97.36%
Rp
176,999,500.00
Rp
174,724,500.00
98.71%
Rp
515,000,400.00
Rp
503,834,100.00
97.83%
Rp
836,860,000.00
Rp
Rp
914,792,100.00
Rp
905,819,900.00
99.02%
Rp
75,250,000.00
Rp
74,396,750.00
98.87%
Rp
848,500,000.00
Rp
839,431,050.00
98.93%
Rp
285,000,000.00
Rp
262,112,450.00
91.97%
Rp
248,125,000.00
Rp
220,853,500.00
89.01%
Rp
338,550,000.00
Rp
300,645,000.00
88.80%
Rp
481,686,000.00
Rp
302,685,000.00
62.84%
Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah
Rp
390,001,500.00
Rp
259,497,750.00
66.54%
Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi Program Pembentukan lembagan ekonomi mikro berbasis masjid untuk keluarga miskin Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi
Rp
610,981,300.00
Rp
536,179,750.00
87.76%
Rp
1,687,052,500.00
Rp
1,199,582,250.00
71.11%
Rp
718,395,850.00
Rp
697,937,840.00
97.15%
198 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
-
0.00%
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 PROGRAM
ANGGARAN
REALISASI
% REALISASI
Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi Program Penataan dan Pelayanan Perijinan Program Pengembangan Nilai Budaya
Rp
126,000,000.00
Rp
113,264,500.00
89.89%
Rp
1,452,135,800.00
Rp
1,320,206,100.00
90.91%
Rp
220,802,500.00
Rp
212,005,000.00
96.02%
Program Pengelolaan Kekayaan Budaya Program Pengelolaan Keragaman Budaya Program Pengembangan Kerjasama Pengelolaan Kekayaan Budaya
Rp
281,625,000.00
Rp
281,275,000.00
99.88%
Rp
1,264,265,000.00
Rp
1,213,355,000.00
95.97%
Rp
199,615,000.00
Rp
196,515,000.00
98.45%
Program Peningkatan Peran Serta Kepemudaan Program Pengembangan Kebijakan dan Manajemen Olah Raga
Rp
496,004,000.00
Rp
487,099,000.00
98.20%
Rp
99,990,000.00
Rp
96,610,000.00
96.62%
Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olah Raga Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Olah Raga Program Upaya Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan Program Pemeliharaan Kantrantibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan
Rp
3,048,844,500.00
Rp
2,951,537,400.00
96.81%
Rp
100,000,000.00
Rp
99,656,000.00
99.66%
Rp
61,763,000.00
Rp
57,308,000.00
92.79%
Rp
1,089,663,400.00
Rp
914,022,475.00
83.88%
Rp
283,400,000.00
Rp
227,122,500.00
80.14%
Rp
512,470,000.00
Rp
347,929,500.00
67.89%
Program Kemitraan Pengembangan Wawasan Kebangsaan Program Pendidikan Politik Masyarakat Program Dukungan Kelancaran Penyelenggaraan Pemilihan Umum Program Pemberdayaan Masyarakat Untuk
Rp
200,000,000.00
Rp
161,967,350.00
80.98%
Rp
172,247,985.00
Rp
146,772,825.00
85.21%
Rp
525,297,000.00
Rp
332,176,800.00
63.24%
Rp
93,475,000.00
Rp
88,702,000.00
94.89%
199 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 PROGRAM
ANGGARAN
REALISASI
% REALISASI
Menjaga Ketertiban dan Keamanan Program Peningkatan Pemberantasan Penyakit Masyarakat (Pekat)
Rp
293,310,000.00
Rp
289,320,500.00
98.64%
Program Penataan Peraturan Perundangundangan Program Pencegahan Dini dan Penanggulangan Korban Bencana Alam Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH Program Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pemeriksa dan Aparatur Pengawasan Program Penataan dan Penyempurnaan Kebijakan Sistem dan Prosedur Pengawasan Program Peningkatan Kerjasama Antar Pemerintah Daerah Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah Program Pembinaan dan Fasilitasi Pengelolaan Keuangan Kabupaten/Kota Program Pendidikan Kedinasan Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur
Rp
1,779,324,000.00
Rp
1,133,942,175.00
63.73%
Rp
369,330,000.00
Rp
322,935,000.00
87.44%
Rp
2,211,933,100.00
Rp
2,137,370,500.00
96.63%
Rp
306,983,400.00
Rp
268,198,400.00
87.37%
Rp
223,555,000.00
Rp
95,942,837.00
42.92%
Rp
397,210,000.00
Rp
305,753,500.00
76.98%
Rp
6,557,170,900.00
Rp
5,445,180,683.00
83.04%
Rp
570,371,000.00
Rp
433,982,500.00
76.09%
Rp
49,340,000.00
Rp
49,340,000.00
100.00%
Rp
1,014,005,600.00
Rp
923,621,160.00
91.09%
Rp
1,332,547,500.00
Rp
1,272,922,400.00
95.53%
Rp
2,945,515,530.00
Rp
2,543,366,270.00
86.35%
Program penataan kelembagaan Program Pembinaan Pemerintahan
Rp
807,763,900.00
Rp
645,456,500.00
79.91%
Rp
437,867,500.00
Rp
337,420,000.00
77.06%
200 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 PROGRAM
Program Pembinaan pembangunan, perekonomian dan kesejahteraan rakyat Program Pembinaan Administrasi Umum Program Optimalisasi Pengelolaan Aset Daerah Program Peningkatan Kualitas Religius Aparatur Program Peningkatan Kualitas Sarana Peribadatan Program Peningkatan Kompetensi Keagamaan Program Kerukunan Umat Beragama Program Pengelolaan Pelayanan Informasi dan Dokumentasi Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi Program Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Program Peningkatan Kualitas Penganggaran dan Realisasi APBD Program Peningkatan Akuntabilitas dan Transparansi APBD Program Peningkatan Kualitas Opini BPK atas Laporan Keuangan Daerah Program peningkatan Kualitas Pelaporan Pertanggungjawaban APBD Program Peningkatan Kesiagaan dan Pencegahan Bahaya Kebakaran Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan)
ANGGARAN
REALISASI
% REALISASI
Rp
2,795,809,860.00
Rp
2,513,563,200.00
89.90%
Rp
1,581,998,500.00
Rp
1,095,311,700.00
69.24%
Rp
1,927,909,550.00
Rp
1,456,261,050.00
75.54%
Rp
20,200,000.00
Rp
19,000,000.00
94.06%
Rp
246,714,600.00
Rp
246,714,600.00
100.00%
Rp
1,635,310,450.00
Rp
1,511,215,000.00
92.41%
Rp
1,155,626,900.00
Rp
1,045,584,100.00
90.48%
Rp
94,071,000.00
Rp
46,705,000.00
49.65%
Rp
7,376,438,250.00
Rp
4,266,587,250.00
57.84%
Rp
453,340,000.00
Rp
443,940,500.00
97.93%
Rp
4,380,074,100.00
Rp
3,924,301,650.00
89.59%
Rp
3,484,862,550.00
Rp
3,058,065,800.00
87.75%
Rp
919,839,000.00
Rp
868,453,500.00
94.41%
Rp
1,137,545,000.00
Rp
873,521,500.00
76.79%
Rp
657,321,000.00
Rp
646,570,000.00
98.36%
Rp
1,311,485,000.00
Rp
1,285,743,000.00
98.04%
Rp
1,010,721,000.00
Rp
987,557,950.00
97.71%
201 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 PROGRAM
ANGGARAN
REALISASI
% REALISASI
Program Pengembangan Penganekaragaman Konsumsi Pangan dan Keamanan Pangan
Rp
561,235,500.00
Rp
532,897,000.00
94.95%
Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Kelurahan Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Membangun Kelurahan Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah Kelurahan/Kecamatan Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Program RW Bersih Program Pengembangan Data/Informasi/Statistik Daerah
Rp
1,668,110,500.00
Rp
1,619,454,850.00
97.08%
Rp
519,400,000.00
Rp
482,953,400.00
92.98%
Rp
1,469,489,800.00
Rp
1,402,237,815.00
95.42%
Rp
4,130,009,470.00
Rp
3,885,289,800.00
94.07%
Rp Rp
309,396,100.00 323,065,000.00
Rp Rp
297,962,500.00 293,500,000.00
96.30% 90.85%
Program Perbaikan Sistem Administrasi Kearsipan Program Penyelamatan dan Pelestarian Dokumen/Arsip Daerah Program Pemeliharaan Rutin/Berkala Sarana dan Prasarana Kearsipan Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Informasi Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa
Rp
124,685,000.00
Rp
98,385,000.00
78.91%
Rp
345,167,000.00
Rp
313,422,000.00
90.80%
Rp
229,322,500.00
Rp
218,696,300.00
95.37%
Rp
244,335,000.00
Rp
197,455,000.00
80.81%
Rp
962,986,000.00
Rp
933,829,650.00
96.97%
Rp
1,504,181,600.00
Rp
1,260,028,349.00
83.77%
Program Fasilitasi Peningkatan SDM Bidang Komunikasi dan Informasi Program Kerjasama Informasi Dengan Mas Media Peningkatan Infrastruktur Teknologi Informasi
Rp
50,000,000.00
Rp
49,881,325.00
99.76%
Rp
200,095,000.00
Rp
199,975,000.00
99.94%
Rp
1,297,879,550.00
Rp
1,255,524,700.00
96.74%
202 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 PROGRAM
ANGGARAN
REALISASI
% REALISASI
Program Pengembangan dan Pengelolaan Sistem Informasi
Rp
59,832,000.00
Rp
58,257,000.00
97.37%
Program Pengawasan dan Pengendalian Sarana dan Prasarana Pos dan Telekomunikasi Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan Program Dana Alokasi Khusus Bidang Pertanian Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata
Rp
50,000,000.00
Rp
49,299,000.00
98.60%
Rp
463,790,000.00
Rp
443,169,600.00
95.55%
Rp
160,000,000.00
Rp
156,244,000.00
97.65%
Rp
859,030,000.00
Rp
849,706,050.00
98.91%
Rp
5,229,251,900.00
Rp
5,045,163,750.00
96.48%
Rp
250,000,000.00
Rp
246,191,000.00
98.48%
Rp
293,995,000.00
Rp
274,595,000.00
93.40%
Program Pengembangan Kemitraan
Rp
545,995,500.00
Rp
541,875,500.00
99.25%
Program Peningkatan Produksi Perikanan Tangkap Program Peningkatan Produksi Perikanan Budidaya Program Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri Program Pembinaan Pedagang Kakilima dan Asongan Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri
Rp
162,898,000.00
Rp
135,971,500.00
83.47%
Rp
421,404,000.00
Rp
396,109,500.00
94.00%
Rp
3,964,619,460.00
Rp
3,927,077,100.00
99.05%
Rp
824,996,000.00
Rp
714,597,425.00
86.62%
Rp
161,495,000.00
Rp
154,605,000.00
95.73%
Rp
463,700,500.00
Rp
418,205,500.00
90.19%
Rp
120,070,000.00
Rp
119,000,000.00
99.11%
Rp
2,607,512,000.00
Rp
1,640,931,475.00
62.93%
Rp
174,997,000.00
Rp
161,574,000.00
92.33%
203 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 PROGRAM
Program Pengembangan Sentra-Sentra Industri Potensial Jumlah
ANGGARAN
Rp
1,057,419,900.00
Rp 691,475,645,266.00
204 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
REALISASI
Rp
931,125,800.00
Rp 602,285,577,701.00
% REALISASI
88.06%
87.10%
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 BAB IV PENUTUP 4.1. Kesimpulan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 merupakan bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan kegiatan-kegiatan dalam rangka pencapaian RPJMD selama tahun anggaran 2014. Laporan tersebut merupakan implementasi dari Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2013 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Hasil analisis kinerja pencapaian sasaran Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 adalah sebagai berikut:
No.
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
REALISASI
% REALISASI
75%
0%
0%
75%
89,86%
119,81%
Peringkat 9 tingkat provinsi
9 besar
100%
TARGET
Misi Ke-1 1.1.1
1.2.1
1.2.2
Meningkatkan implementasi nilai keimanan dan ketakwaan pada aparatur pemerintahan Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana keagamaan
Terwujudnya prestasi kota Cirebon dalam bidang keagamaan
Rasio SKPD yang melaksanakan kegiatan keagamaan secara rutin tiap bulan dibagi seluruh SKPD 100% Rasio sarana dan prasarana peribadatan yang memperoleh bandang dibandingkan dengan jumlah sarana dan prasarana peribadatan Prestasi lomba keagamaan 5 besar tingkat provinsi
205 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 No. 1.2.3
SASARAN STRATEGIS Terwujudnya suasana kerukunan hidup antar umat beragama yang harmonis dan saling menghargai terhadap ajaran agamanya masingmasing
INDIKATOR KINERJA Tidak ada kasus konflik yang bernuansa agama
TARGET
REALISASI
% REALISASI
0 kasus
0 kasus
100%
Misi ke-2 2.1.1
2.1.2
2.1.3
Terwujudnya aparatur daerah yang memiliki integritas dan profesional
Terwujudnya tertib administrasi keuangan SKPD
Terwujudnya tertib administrasi kearsipan daerah
Rasio SDM yang memenuhi standar kompetensi jabatan
75%
63%
84%
Menurunnya kasus pelanggaran disiplin PNS sebanyak 20% per tahun
6 kasus/1000 PNS
6 kasus/1000 PNS
100%
Terpenuhinya tenaga fungsional PNS 100%
100%
100%
100%
Opini penilaian BPK terhadap keuangan dan aset daerah menuju WTP di 2018 Meningkatnya kesesuaian APBD dengan dokumen perencanaan 100% Meningkatnya jumlah SKPD yang tertib administrasi kearsipan
WDP
WDP
100%
100%
100%
100%
14/70
16/70
114%
100 berkas
99 berkas
99%
75 poin
77,79 poin
103,72%
PMA (250 M) PMDN (425 M)
100%
Meningkatnya arsip vital dan arsip statis dari 530 arsip menjadi 1.060 arsip
2.1.4
Terwujudnya pelayanan prima dalam perijinan
Indeks kepuasan masyarakat dalam pelayanan perijinan 95% Meningkatnya nilai investasi di kota Cirebon
206 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
PMA (250 M) PMDN (425 M)
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
2.1.5
Terwujudnya pelayanan administrasi kependudukan
2.2.1
Terwujudnya kesesuaian struktur dan tata laksana SKPD
2.3.1
No.
2.3.2
2.4.1
TARGET
REALISASI
% REALISASI
Indeks kepuasan masyarakat dalam pelayanan administrasi kependudukan 90% jumlah SKPD yang disusun kebijakan peta jabatan, standar kompetensi, ketatalaksanaan 100% di 2018.
80 poin
79,8 poin
99,75%
5%
5%
100%
Terwujudnya hubungan pemerintah dan masyarakat yang harmonis Tercapainya kesepakatan penetapan batas daerah dengan kabupaten Cirebon Terwujudnya penataan sistem manajemen dan proses kinerja di lingkungan pemerintah kota dengan mengoptimalis asi pemanfaatan teknologi informasi
Meningkatnya indeks kepuasan masyarakat terhadap kinerja perintah sebesar 95%
80 poin
80 poin
100%
Seluruh titik koordinat Pilar Batas Utama (PBU) disepakati 100%
0 titik
0 titik
100%
Terwujudnya peraturan tentang EGovernment 100%
84% (1 peraturan egovernment )
84% (1 peraturan egovernment)
100%
Terwujudnya persatuan dan kesatuan dalam keBhineka Tunggal Ikaan Terwujudnya masyarakat yang sadar hukum
Menurunnya kejadian kriminalitas ras dan agama 0 kasus
0 kasus
0 kasus
100%
Menurunnya rasio angka kriminalitas dibanding jumlah penduduk Menurunnya jumlah lokasi rawan ketertiban umum 15% setiap tahun dari 45 titik
24%
n/a
n/a
45 titik
35 titik
77,78%
Terpenuhinya infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi sebagai penunjang pelaksanaan kinerja aparatur 100%
34 sistem yang terbangun
Misi ke-3 3.1.1
3.2.1
207 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 No. 3.3.1
3.4.1
SASARAN STRATEGIS Menurunnya tingkat pelanggaran perda Terwujudnya RW K-3
INDIKATOR KINERJA
TARGET
REALISASI
% REALISASI
10 kasus
9 kasus
110%
10%
10%
100%
10 titik rawan kemacetan dan 5 titik rawan kecelakaan
10 titik rawan kemacetan dan 5 titik rawan kecelakaan
100%
Rasio jumlah PKL yang menempati lokasi di luar ketentuan/ dibagi jumlah PKL seluruhnya Tingkat waktu tanggap kejadian dan waktu tanggap darurat bencana
60%
50%
83,33%
Tingkat waktu kejadian bencana 10 menit dan waktu tanggap darurat bencana 7 hari
100%
Tingkat pelanggaran perda turun 20% dari 30 perda yang ditegakkan Proporsi RW yang memenuhi kategori K-3 sebanyak 50% Menurunnya jumlah titik rawan kemacetan dan kecelakaan
3.5.1
Menurunnya titik rawan kemacetan dan kecelakaan
3.6.1
Tertatanya sektor informal
3.7.1
Meningkatnya daya tanggap terhadap bencana
4.1.1
Terbukanya kesempatan yang luas bagi masyarakat untuk mengenyam pendidikan Meningkatnya indeks kesehatan masyarakat
Meningkatnya lama harapan sekolah pada usia maksimal 18 tahun Rata-rata lama sekolah (13 tahun)
13 tahun di tahun 2011
14 tahun
100%
11 tahun 2011
11 tahun
100%
Angka harapan hidup 71,1
69,8 tahun 2011
69,97 tahun
99%
4.2.2.
Terkendalinya laju pertumbuhan penduduk
Meningkatnya peserta KB aktif 75% di tahun 2018 dari jumlah PUS.
63%
89%
141,27%
4.3.1.
Terwujudnya prestasi olah raga di tingkat provinsi
Meraih posisi 5 besar tingkat provinsi di tahun 2018
11 besar tingkat provinsi
10 besar tingkat provinsi
100%
4.2.1.
Tingkat waktu kejadian bencana 10 menit dan waktu tanggap darurat bencana 7 hari Misi ke-4
208 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 No. 4.4.1.
4.5.1.
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
TARGET
REALISASI
% REALISASI
Meningkatnya jumlah pusaka budaya yang dilestarikan
Rasio keaktifan kelompok seni budaya 50% di tahun 2018 dari 30% di tahun 2012
30%
31,03%
103,43%
Jumlah pusaka budaya yang ditetapkan 80 jenis (72 bangunan cagar budaya di tahun 2012)
72 jenis
72 jenis
100%
Data tidak ada
Meningkatnya indeks daya beli masyarakat
Indeks daya beli masyarakat Meningkatnya kunjungan wisatawan lokal dan mancanegara 25% tahun 2018
373.736 orang
596.046 orang
159,58%
4.6.1.
Menurunnya jumlah KK miskin
Rasio KK miskin dibandingkan dengan KK kota
29,19%
n/a
Data belum tersedia
4.7.1.
Menurunnya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak
Jumlah kasus
28 kasus
56 kasus
28%
4.8.1.
Menurunnya jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial
Penurunan PMKS 5% di tahun 2018
30.407 orang
84.443 orang
29,46%
4.9.1.
Terpenuhinya kesetaraan gender
Rasio gender diatas 30% perempuan
32%
n/a
n/a
2,20%
n/a
n/a
Misi ke-5 5.1.1.
Meningkatnya proporsi pembiayaan pembangunan yang berasal dari musrenbang kecamatan
Persentase kenaikan nilai musrenbang kecamatan yang diakomodir dalam APBD sebanyak 5% sampai akhir tahun 2018 (kumulatif)
209 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 No. 5.1.2.
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
Meningkatnya nilai swadaya masyarakat dalam stimulan/ bantuan RW
Prosentase swadaya masyarakat sebesar 10% terhadap jumlah bantuan RW
TARGET
REALISASI
% REALISASI
4%
Misi ke-6 6.1.1.
Meningkatnya luasan dan kualitas ruang terbuka hijau publik dan privat
Luas ruang terbuka hijau publik menuju 10% pada akhir tahun 2018
9,84%
Jumlah taman publik yang ditata 80% pada akhir tahun
64%
6.1.2.
Meningkatnya luasan cakupan pelayanan permakaman
Luas wilayah permakaman bertambah 2 Ha
6.1.3.
Terjaganya kelestarian fungsi lingkungan hidup
Tercapainya pengendalian kualitas lingkungan: udara 15 lokasi, air sungai 22 lokasi, air laut 7 lokasi
6.1.4.
Meningkatnya pengelolaan sampah dan sumber sampah secara terpadu dan berwawasan lingkungan serta peningkatan kapasitas TPA
Cakupan wilayah layanan kebersihan dan pengangkatan persampahan sebanyak 80%
72%
Rasio pengelolaan sampah berbasis RW zero waste 20%
1%
Tersedianya kualitas jaringan jalan dan jembatan yang mendukung akselerasi pergerakan masyarakat
Proporsi jalan dalam kondisi baik 100% Proporsi jumlah jembatan kondisi baik 100%
6.2.1.
210 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
0,4 Ha
Tercapainya pengendalian kualitas lingkungan udara 10 lokasi, air sungai 15 lokasi
100%
96,80%
90%
92,97%
92%
98%
106,52%
Tercapainy a pengendalia n kualitas lingkungan udara 10 lokasi, air sungai 15 lokasi
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
TARGET
REALISASI
% REALISASI
6.2.2.
Tersedianya sistem jaringan drainase yang tertata dengan baik dalam mendukung upaya pengendalian banjir, dan dampak perubahan iklim
Berkurangnya titik rawan genangan banjir 18 titik menjadi 10 titik
17 titik
17 titik
100%
6.2.3.
Tersedianya sistem pengelolaan jaringan air limbah domestik secara optimal
Cakupan pelayanan air limbah domestik
92%
92%
100%
Jumlah jamban dan septitank 76,45% (65.766 rumah tangga)
67,29%
n/a
n/a
6.2.4.
Tersedianya sistem pengelolaan air minum
Cakupan pelayanan air minum sebanyak 80%
72%
n/a
n/a
6.3.1.
Terlaksananya pengendalian pemanfaatan ruang kota yang konsisten
Tingkat pelanggaran tata ruang menurun 35 kasus menjadi 0 kasus.
10 Kasus
10 Kasus
100%
6.4.1.
Meningkatnya kualitas lingkungan perumahan
Berkurangnya kawasan lingkungan permukiman kumuh menjadi 20%.
28%
28%
100%
6.4.2.
Menurunnya jumlah rumah tidak layak huni
Menurunnya jumlah rumah tidak layak huni menjadi 10.000 rumah.
16.756 rumah
6.4.3.
Tersedianya sistem transportasi perkotaan yang terpadu dan memadai untuk melayani pergerakan orang dan barang
Cakupan wilayah pelayanan angkutan umum
82%
60%
75%
No.
211 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 Adapun hambatan dan upaya pemecahan masalah dalam pelaksanaan pencapaian indikator sasaran adalah sebagai berikut: 1. Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Hambatan Kurangnya tenaga sumber daya manusia baik secara kualitas dan kuantitas. Kurangnya kesadaran aparatur di setiap SKPD terhadap pentingnya pengelolaan arsip, sehingga untuk penarikan arsip mengalami hambatan, arsip-arsip dari setiap SKPD belum tertata dengan baik sehingga dalam penyerahan ke BAPUSIPDA masih dalam keadaan belum tertata. Upaya penanganan Melakukan sosialisasi/penyuluhan kearsipan di lingkungan instansi pemerintah/swasta serta melaksanakan kegiatan pendataan dan penataan dokumen/arsip daerah. Strategi di masa mendatang Dalam bidang perpustakaan dengan merencanakan kembali peningkatan jumlah pengunjung perpustakaan serta peningkatan jumlah anggota perpustakaan setiap tahunnya dengan meningkatkan/menambah koleksi bahan pustaka. Dalam bidang kearsipan dengan menambah khasanah arsip serta menyediakan bahan informasi yang akurat dan mempermudah penemuan kembali arsip sehingga mencapai target yang diinginkan.
212 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 2. Dinas Kesehatan Hambatan Penyebaran tenaga kesehatan belum merata, penempatan pegawai belum sesuai dengan kompetensinya. Sarana pelayanan kesehatan belum semuanya terakreditasi. Sebagian pelayanan kesehatan masih ada yang belum memiliki SOP dan belum ada evaluasi pelaksanaannya. Sistem rujukan belum berjalan optimal berdasarkan jenjang dan regionalisasi rujukan. Fasilitas pelayanan kesehatan belum seluruhnya dilengkapi sarana pengolahan limbah. Belum semua penduduk miskin dalam data kepesertaan program jamkesmas atau penerima bantuan iuran (PBI). Belum optimalnya kemitraan dengan sektor lain dalam pendataan penduduk miskin. Kurangnya sumber daya baik dana maupun tenaga kesehatan yang ada di sarana pelayanan kesehatan dasar. Masih ada kebijakan yang kurang selaras antara pemerintah kota, pemerintah provinsi dan pemerintah pusat dalam bidang kesehatan. Strategi yang dilaksanakan Peningkatan PHBS di semua tatanan. Peningkatan upaya pembudayaan hidup bersih da sehat serta pencegahan penyakit berbasis masyarakat. Peningkatan upaya pelayanan kesehatan ibu, anak dan keluarga berencana.
213 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 Peningkatan status gizi masyarakat. Peningkatan derajat kesehatan masyarakat melalui PHN (Public Health Nurdin), pokja siaga aktif dan RSBM. Peningkatan upaya pengendalian masalah kesehatan. Pengembangan sistem informasi kesehatan. Peningkatan perlindungan kepada masyarakat dari makanan tidak layak konsumsi/mengandung bahan berbahaya. 3. Satpol PP Hambatan Sumber daya manusia yang ada masih perlu ditingkatkan pengetahuan dan kemampuan teknisnya, guna meningkatkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi satpol PP. Koordinasi antar bidang masih perlu ditingkatkan guna meningkatkan keselarasan penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi masing-masing bidang dalam mencapai tujuan. Belum adanya kesepakatan dan komitmen yang kuat dengan SKPD terkait yang memiliki perda dalam hal pengawasan pengendalian mengantisipasi munculnya pelanggaran perda serta upaya pembinaan pencegahan secara persuasif. Jumlah personil satpol PP masih kurang memenuhi standar sesuai dengan pemendagri nomor 60 tahun 2012 tentang pedoman penetapan jumlah satuan polisi pamong praja.
214 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 Strategi yang dilaksanakan Melaksanakan koordinasi antar SKPD dan antar bidang terkait dalam upaya meningkatkan penegakan peraturan daerah. Memotivasi pegawai dalam meningkatkan disiplin kerja pegawai Mengikutsertakan
pegawai
dalam
setiap
program
Diklat
yang
dilaksanakan BKD. Memanfaatkan seoptimal mungkin SDM serta sarana dan prasarana yang ada. 4. Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana. Hambatan Kurangnya SDM dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi (seperti PLKB, pelaksana di bidang-bidang. Belum maksimalnya koordinasi dengan lintas program maupun lintas sektoral terkait. Terdapat beberapa program dan kegiatan yang belum memiliki standar pelayanan minimal yang dibakukan dari tingkat nasional maupun regional Belum ada SOP. 5. Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah Kota Cirebon Hambatan Keterbatasan anggaran. Adanya peraturan tentang penyelenggaraan Diklat (perka LAN nomor 13 tahun 2013 tentang pedoman penyelenggaraan Diklat kepemimpinan tingkat IV) sehingga BK Diklat tidak bisa menyelenggarakan Diklatpim
215 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 IV karena harus dilaksanakan oleh lembaga Diklat pemerintah yang sudah terakreditasi dan menggunakan prasarana responsif gender. Masih adanya PNS yang melakukan tindakan indisipliner tapi belum dilakukan pembinaan atau belum dijatuhi hukuman disiplin oleh pimpinan SKPD yang bersangkutan atau atasan langsungnya. 6. Inspektorat Hambatan Kurangnya SDM fungsional auditor. Kurangnya SDM pejabat pengawas urusan pemerintah daerah (P2UPD) yang memiliki sertifikat audit investigasi. Belum semua kegiatan pengawasan memiliki pedoman SOP (standar operasional prosedur). Strategi Mengusulkan tambahan SDM fungsional auditor kepada walikota. Mengikutsertakan beberapa orang P2UPD dalam Diklat audit investigasi. Mengadakan kegiatan penyusunan SOP. 7. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Hambatan Masih banyak masyarakat yang tidak mengetahui prosedur dan persyaratan yang ditentukan dalam rangka pembuatan KTP, KK dan akta catatan sipil. Kondisi demikian sangat menghambat dalam proses pembuatan akta yang bersifat rutin.
216 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 Pemberlakuan program SIAK dan KTP-EL, mengakibatkan beban kerja yang sangat berat, karena proses pembuatan dan penandatanganan KTP dan KK dilaksanakan bukan lagi di kecamatan melainkan di dinas. Koordinasi dengan instansi terkait masih kurang. Strategi Melaksanakan kegiatan sosialisasi kebijakan kependudukan, pencetakan leaflet dan poster yang dibagikan kepada masyarakat. Selain itu juga melakukan kerja sama dengan rumah bersalin/bidan, camat, lurah, tokoh masyarakat serta media massa. Mengoptimalkan kinerja petugas KTP dan KK di tingkat kecamatan dan dinas dengan memberikan kendaraan dinas operasional dan melaksanakan pelayanan mobil KTP keliling. Pemantapan koordinasi dengan instansi/lembaga terkait. Upaya yang dilakukan di masa mendatang Mengadakan operasi yustisi tahun 2015 Mengajukan anggaran untuk kegiatan penataan pelayanan kematian di tahun 2015. 8. Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM Hambatan Kondisi bangunan kantor yang sudah tidak memadai. Dukungan anggaran dan SDM untuk prioritas program penataan dan pemberdayaan PKL masih belum optimal.
217 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 Belum memiliki data dasar yang terkini tentang potensi perdagangan dan perindustrian. Dukungan anggaran dan program masih kurang. Dukungan peningkatan Diklat pegawai masih sangat minim. Penempatan pegawai dan rotasi jabatan yang kurang pas. 9. Dinas sosial, tenaga kerja dan transmigrasi Hambatan Terbatasnya kuantitas SDM dibandingkan dengan rasio keluasan tugastugas dan permasalahan yang dihadapi. Jumlah PMKS yang ditangani sangat banyak, sedangkan belum terintegrasinya program dan kegiatan dengan SKPD lain yang terkait serta belum kuatnya jaringan dengan stakeholder terkait, terutama dengan para potensi sumber kesejahteraan sosial. Terdapat kegiatan yang sama dengan APBN, padahal SDM pelaksana terbatas, sehingga tidak memadai untuk melaksanakan semua sup kegiatan. Strategi Mengusulkan penambahan pegawai baru sesuai dengan kebutuhan operasional dan beban kerja dinas. Melaksanakan koordinasi dengan SKPD dan instansi lain maupun dengan badan usaha dalam integrasi program dan kegiatan, terutama yang menyangkut penanganan PMKS dan pelatihan tenaga kerja. Meningkatkan koordinasi dengan pemerintah provinsi dan pusat.
218 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 10. Dinas Pendidikan Hambatan Terbatasnya anggaran untuk kegiatan-kegiatan tertentu seperti di seksi kesiswaan pendidikan dasar, UPTD pendidikan kecamatan, UPTD SKB, seksi kesiswaan bidang pendidikan menengah. Terlambatnya realisasi anggaran keuangan sehingga kegiatan yang dilaksanakan tidak sesuai dengan jadwal yang telah disusun. Terdapat beberapa kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan. Strategi Melaksanakan sosialisasi di tingkat satuan pendidikan bahwa portal NISN tingkat kota telah ditutup, sehingga pelayanannya ada di sekolah sepenuhnya, bagi peserta didik/orang tua peserta didik yang membutuhkan layanan NISN yang terlanjur ke dinas pendidikan kota Cirebon diarahkan ke operator dapodik pada sekolah yang bersangkutan. Upaya yang telah dilakukan oleh seksi PAUD adalah mengusulkan PAUD untuk memperoleh NPSN (Nomor Pokok Sekolah Nasional), memberikan bantuan alat permainan edukatif bagi 96 lembaga PAUD. Mengikutsertakan guru dan SMP yang belum Diklat kurikulum 2013. 4.2. Saran Penyusunan LAKIP merupakan salah satu proses dari sebuah sistem yang bernama sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, sehingga ketika salah satu sub sistem tidak dapat berjalan dengan baik, maka akan mempengaruhi sub sistem yang lain.
219 | LAKIP KOTA CIREBON 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 Sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (SAKIP) berangkat dari sebuah proses perencanaan yang terintegrasi dan komprehensif antar SKPD di lingkungan pemerintah kota Cirebon dalam rangka mencapai visi dan misi kota Cirebon. Jika dalam proses perencanaannya kurang baik, maka SAKIP akan menjadi kurang baik demikian pula jika dalam proses perencanaannya mampu mampu memberikan indikator kinerja yang SMART (spesific, measurable, reasonable, achieveable), maka diharapkan seluruh SKPD mampu mengejawantahkan setiap sasaran menjadi kinerjanya yang baik. Dalam LAKIP tahun 2014 ini, terdapat beberapa indikator sasaran yang belum dapat dihitung dan diketahui pencapaian realisasinya karena harus melibatkan berbagai pihak seperti Badan Pusat Statistik (BPS) untuk menghitungnya. Oleh karena itu diharapkan dikemudian hari perlu dievaluasi dari masing-masing indikator sasaran sehingga dapat diperoleh indikator sasaran yang SMART.
220 | LAKIP KOTA CIREBON 2014