Pemerintah Kota Cirebon BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN
2.1. Gambaran Umum Kota Cirebon 2.1.1. Aspek Geografi dan Demografi Kota Cirebon terletak di bagian Timur Provinsi Jawa Barat dan berada pada jalur utama lintas Pantura. Secara geografis Kota Cirebon berada pada posisi 108,33odan 6,41o Lintang Selatan pada Pantai Utara Pulau Jawa bagian Barat. Bentuk wilayah memanjang dari Barat ke Timur sekitar 8 kilometer, dan dari Utara ke Selatan sekitar 11 kilometer dengan ketinggian dari permukaan laut 5 meter. Secara topografis, sebagian besar wilayah Kota Cirebon merupakan dataran rendah dan sebagian kecil merupakan wilayah perbukitan yang berada di wilayah selatan kota. Kondisi wilayah kota yang sebagian besar berupa dataran rendah menjadi kendala tersendiri karena kecepatan aliran air hujan yang terbuang ke laut menjadi lambat dan sangat berpotensi menimbulkan genangan banjir di beberapa tempat. Oleh karena itu di beberapa titik dibangun stasiun pompa yang berfungsi mempercepat pembuangan air hujan ke laut. Adapun luasan wilayah administrasi ± 37,35 km2 atau ± 3.735,8 hektar. Secara geografis, Kota Cirebon dibatasi oleh : - Sebelah Utara
: Sungai Kedung Pane
- Sebelah Barat
: Sungai Banjir Kanal / Kabupaten Cirebon
- Sebelah Selatan : Sungai Kalijaga - Sebelah Timur : Laut Jawa Sesuai dengan lokasi wilayah yang berada di tepi laut, Kota Cirebon termasuk daerah bertemperatur udara cukup tinggi berkisar antara 23,4oC - 33,6oC dengan curah hujan per tahun sebanyak 1.732 mm, dan 116 hari hujan atau sebanyak 31,78 % per tahun. Kondisi air tanah pada umumnya dipengaruhi oleh intrusi air laut, sehingga kebutuhan air bersih masyarakat untuk keperluan air minum sebagian besar bersumber dari pasokan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Cirebon yang sumber mata airnya berasal dari Kabupaten Kuningan. Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016
II -1
Pemerintah Kota Cirebon Pada umumnya tanah di Kota Cirebon adalah tanah jenis regosol yang berasal dari endapan lava dan piroklasik (pasir, lempung, tanah liat, breksi lumpur, dan kerikil) hasil intrusi Gunung Ciremai. Secara umum jenis tanah yang tersebar di Kota Cirebon ini relatif mudah untuk mengembangkan berbagai macam jenis vegetasi. Secara umum kondisi lingkungan di Kota Cirebon dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu kawasan yang masih memiliki kualitas lingkungan yang masih baik yaitu memiliki indikator lingkungan di bawah ambang batas, dan kawasan yang kondisi lingkungannya telah berada di atas ambang batas kualitas lingkungan yang diperkenankan. Kawasan yang masih memiliki kualitas lingkungan di bawah ambang batas tersebar di seluruh wilayah kota, ditandai dengan masih adanya kawasan ruang terbuka
hijau
seperti
di
wilayah
Argasunya,
Harjamukti,
wilayah
Perumnas, dan lain sebagainya. Namun yang harus menjadi perhatian adalah kawasan-kawasan yang kondisi lingkungannya telah terjadi penurunan kualitas. Kawasan-kawasan tersebut diantaranya adalah kawasan bekas galian C Argasunya, kawasan-kawasan persimpangan jalan yang padat lalulintas yaitu di sekitar area Jl. Siliwangi, Jl. Dr. Cipto Mangunkusumo, Jl. Karanggetas, Jl. Pekiringan, Jl. Rajawali, Terminal Bus, danJl. Pemuda – By Pass. Selain itu ada beberapa aliran sungai yang memiliki indikator lingkungan yang telah melampaui ambang batas (Amoniak, Deterjen, dan Pecal Coli) yaitu diantaranya di sungai Sipadu, Sukalila, Suradinaya, Sigujeg, dan Gang Sontong. Kota Cirebon dalam Penataan Ruang Nasional menurut Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) adalah sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) yang merupakan salah satu pengembangan kawasan metropolitan, serta merupakan bagian dari kawasan andalan yaitu Ciayumajakuning (Cirebon – Indramayu – Majalengka – Kuningan) dengan sektor unggulan pertanian, industri, perikanan, dan pertambangan. Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor 8 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Cirebon Tahun 20112031, struktur ruang Kota Cirebon dibagi menjadi 4 Sub Wilayah Kota, yaitu :
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016
II -2
Pemerintah Kota Cirebon (1)
Sub Wilayah Kota (SWK) I meliputi sebagian dari Kelurahan Kesenden, Kebonbaru, Lemahwungkuk dan Pegambiran, dengan fungsi utama pelayanan pelabuhan dan perikanan dan fungsi pendukung, fasilitas kesehatan, fasilitas peribadatan, pendidikan, wisata, perdagangan dan jasa, industri kecil rumah tangga, Ruang Terbuka Hijau dan perumahan;
(2)
Sub Wilayah Kota (SWK) II meliputi sebagian dari Kelurahan Kesenden, Kebonbaru, Pekiringan, Kesambi, Kesenden, Panjunan, Pekalangan, Jagasatru, Pulasaren, Kesambi, Drajat, Sunyaragi, Pekiringan, Pekalipan, Lemahwungkuk, Kasepuhan, Pegambiran dan Kecapi, dengan fungsi utama pelayanan perdagangan dan jasa dan fungsi pendukung pemerintahan, fasilitas sosial, perumahan, wisata, pendidikan, perkantoran dan ruang terbuka hijau.
(3)
Sub Wilayah Kota (SWK) III meliputi sebagian dari Kelurahan Sunyaragi,
Karyamulya,
Harjamukti,
Larangan,
Kecapi,
dan
Pegambiran dengan fungsi utama pelayanan perumahan dan fungsi pendukung
pemerintahan,
perdagangan
dan
jasa,
wisata,
pergudangan, pemakaman, fasilitas sosial, ruang terbuka hijau, fasilitas olah raga dan fasilitas pendidikan. (4)
Sub Wilayah Kota (SWK) IV meliputi wilayah Kelurahan Argasunya dengan fungsi utama pelayanan pertanian campuran dan fungsi pendukung wisata, pemakaman, agrobisnis, fasilitas sosial, ruang terbuka hijau dan hankam.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016
II -3
Pemerintah Kota Cirebon
Gambar 2.1 Peta Administrasi Kota Cirebon
Menurut hasil sensus penduduk Tahun 2013, jumlah penduduk Kota Cirebon pada Tahun 2013 ini mencapai 304.313 ribu jiwa, dengan komposisi 152.572 orang laki-laki dan 151.740 orang perempuan, Rasio jenis
kelamin
sebesar
100,55.Rasio
jenis
kelamin
memperlihatkan
banyaknya penduduk laki-laki per 100 penduduk perempuan. Rasio jenis kelamin 100,55 artinya jumlah penduduk laki-laki sebanding dengan penduduk perempuan. 2.1.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat Aspek kesejahteraan masyarakat terdiri dari kesejahteraan dan pemerataan ekonomi, kesejahteraan sosial, serta seni budaya dan olahraga.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016
II -4
Pemerintah Kota Cirebon 2.1.2.1.Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan EkonomiPerkembangan dan PertumbuhanPDRB Perkembangan ekonomi adalah persentase perubahan angka PDRB atas
dasar
harga
sebelumnya,
berlaku
sedangkan
pada
tahun
pertumbuhan
tertentu
ekonomi
terhadap
adalah
tahun
persentase
perubahan PDRB atas dasar harga konstan 2000 pada tahun tertentu terhadap
tahun
memperlihatkan
sebelumnya. kemampuan
Angka
perkembangan
suatudaerah
secara
ekonomi
nominal
dalam
berproduksi karena dipengaruhi oleh perubahan harga(inflasi) dan perubahan jumlah produksi (output). Sedangkan angka pertumbuhan ekonomimengindikasikan seberapa besar kemampuan suatu daerah secara riil dalam berproduksikarena hanya dipengaruhi oleh perubahan ouput
tanpa
dasarnya
dipengaruhi baik
angka
besarnya
perubahanharga.
perkembangan
Namun
maupun
pada angka
pertumbuhan,keduanya sama-sama menunjukkan kondisi perubahan. Secara riil PDRB berdasarkan harga berlaku untuk setiap lapangan usaha dapat dilihatpada tabelberikut : Tabel 2.1 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Sektor Ekonomi ) Tahun 20011-2013 (Juta Rp) 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bersih Kontruksi Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Sewa, dan jasa perusahaan Jasa-jasa lainnya Total PDRB
2011* 42.226,56 -
2012* 40.851,30 -
2013** 46.960.98 -
2.660.557,91 274.039,61
2.896.278,61 295.945,55
3.172.999.05 334.392.52
776.886,43 4.263.719,82
853.419,39 4.703.237,28
936.589.41 5.211.901.98
1.859.279,62
2.020.657,61
2.272.304.30
1.271.036,23
1.397.312,09
1.546.024.52
969.308,80
1.059.197,17
1.176.981.07
Adapun perkembangan PDRB atas dasar harga konstan untuk setiap lapangan usahadapat dilihat pada tabel berikut :
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016
II -5
Pemerintah Kota Cirebon
Tabel 2.2 PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha (Sektor Ekonomi ) Tahun 2011-2013 (Juta Rp)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Lapangan Usaha 2011* 2012* 2013** Pertanian 20.765,00 19.783,06 Pertambangan dan 20.008.26 Penggalian I ndustri 1.568.910,21 1.661.729,07 1.749.282.61 Pengolahan Listrik, Gas dan 131.907.85 140.065,82 148.657.71 Air Bersih Kontruksi 309.565.84 324.889,58 347.337.44 Perdagangan, 1.716.216.54 1.817.094.04 1.893.763.83 Hotel dan Restoran Pengangkutan dan 822.635.32 863.373.85 897.996.35 Komunikasi Keuangan, Sewa, 496.665.31 524.425.67 552.836.66 dan jasa perusahaan Jasa-jasa lainnya 491.279.65 515.988.50 538.442.26 Total PDRB
Sumber : BPS kota Cirebon *Angka Sementara
Perbandingan antara nilai PDRB perkapita atas dasar harga berlaku antara Kota Cirebon dan Propinsi Jawa Barat Tahun 2011 - 2013 dapat dilihat pada Tabel 2.3 berikut. TABEL 2.3 PERBANDINGAN NILAI PDRB REKAPITA ATAS DASAR HARGA BERLAKU ANTARA KOTA CIREBON DAN PROVINSI JAWA BARAT Tahun
Cirebon (Juta Rupiah)
Jawa barat (Juta Rupiah)
2011 891.489,09 2012 1.063.435,37 2013 1.298.778,61 Sumber : BPS Kota Cirebon *)Angka Sementara
60.756.420,07 69.107.119,49 84.966.308,76
Presentase PDRB Cirebon terhadap Jabar 1,47 1,54 1,53
2.1.2.1.1.Laju Inflasi Pertumbuhan ekonomi ditunjukkan oleh pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan, dipakai
untuk menilai tingkat keberhasilan
pembangunan di suatu daerah, secara tidak langsung menggambarkan tingkat perubahan produksi yang terjadi di suatu daerah.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016
II -6
Pemerintah Kota Cirebon
Tabel 2.4 Laju Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Kota Cirebon Tahun No. Rincian 2013 2014 1.
Pertumbuhan Ekonomi
4,79
5,57
2.
Inflasi
7,67
7,08
Pada Tahun 2014 pertumbuhan ekonomi Kota Cirebon mulai mengalami penurunan yang cukup berarti dibanding tahun sebelumnya yakni Tahun 2013. Tahun 2013 laju pertumbuhan ekonomi di Kota Cirebon sedikit mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya, tetapi jika dilihat dari laju pertumbuhan ekonomi dua tahun sebelumnya di Kota Cirebon mengalami peningkatan.
2.1.2.2.Fokus Kesejahteraan Sosial Pertumbuhan Ekonomi yang tinggi dan peningkatan pendapatan perkapita merupakan suatu kemajuan, akan tetapi harus diukur dari keberhasilan mengangkat harkat dan martabat rakyat ke tempat yang lebih baik dan manusiawi secara keseluruhan. Ini berarti pembangunan harus difokuskan pada manusia sebagai titik sentralnya sehingga akan tercipta kesejahteraan sosial bagi masyarakat.Selama kurun waktu 20122013 IPM Kota Cirebon mengalami kenaikan rata-rata pertahun sebesar 0,56 poin. Pada Tahun 2012 IPM Kota Cirebon sebesar 76,42 dan pada Tahun 2013 IPM Kota Cirebon sebesar 76,98. Dari IPM yang didapat Kota Cirebon
tersebut
menurut
skala
internasional
pencapaian
IPM,
menunjukkan status pembangunan manusia di Kota Cirebon sebagai kategori menengah atas. Secara umum perkembangan IPM Kota Cirebon dan komponennya dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016
II -7
Pemerintah Kota Cirebon
Tabel 2.5 IPM Kota Cirebon dan Komponennya Tahun 2011 – 2013 No
Indikator
1
Angka Harapan Hidup (AHH)
2
Angka Melek Huruf (AMH)
3
Rata-rata Lama Sekolah
Komponen IPM 2011
2012
2013
68,52
74,73
74,85
97,06
98,13
98,25
9,75
72,67
73,00
4
Indeks Pendidikan
89,64
89,83
5
Daya Beli (ribu)
64,89
66,26
ANGKA IPM
76,42
76,98
Sumber : BPS Kota Cirebon 2013
2.1.2.3. Fokus Seni Budaya dan Olah Raga Analisis seni budaya dan olah raga dilakukan terhadap indikator jumlah grup kesenian, jumlah klub olah raga dan jumlah gedung olah raga. 2.1.3. Aspek Pelayanan Umum Gambaran umum kondisi daerah aspek pelayanan umum dapat dilihat dari 2 (dua) fokus layanan, yaitu fokus layanan urusan wajib dan fokus layanan urusan pilihan. a. Fokus Layanan Urusan Wajib. Layanan urusan wajib pemerintah daerah terdiri dari 26 (dua puluh enam) urusan yaitu : 1) Pendidikan Sektor pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam menentukan tingkat kualitas sumber daya manusia yang diharapkan yaitu yang mampu melakukan inovasi, kreatifitas serta memiliki karakter dan budi pekerti yang luhur.Gambaran umum kondisi daerah
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016
II -8
Pemerintah Kota Cirebon terkait dengan urusan pendidikan salah satunya dapat dilihat dari indikator kinerja sebagai berikut : Angka Partisipasi Sekolah (APS) Salah satu indikator yang sering digunakan untuk mengukur partisipasi pendidikan murid diantaranya adalah Angka Partisipasi Sekolah (APS). Indikator ini menunjukan seberapa besar anak usia menurut
tingkat
pendidikan
tertentu
berada
dalam
lingkup
pendidikan dan penyerapan dunia pendidikan formal terhadap penduduk berdasarkan
usia
sekolah.
Angka
Partisipasi
Sekolah
dihitung
jumlah murid kelompok usia pendidikan yang masih
menempuh pendidikan dasar per 1.000 jumlah penduduk usia pendidikan dasar.Berikut secara lengkap disajikan data mengenai Angka Partisipasi Sekolah di Kota Cirebon per jenjang pendidikan Tahun 2011 – 2013. Tabel 2. 6 Perkembangan Angka Partisipasi Sekolah (APS) Tahun 2011-2013 Kota Cirebon No. 1. 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5
2. 2.1 2.2
Jenjang Pendidikan SD/MI Jumlah murid SD usia 7-12 Tahun Jumlah murid MI usia 7-12 Tahun Jumlah murid SMP usia < 13 Tahun Jumlah murid MTs usia < 13 Tahun Total Jumlah penduduk kelompok usia 7-12 Tahun Angka Partisipasi Sekolah SD/MI SMP/ MTS Jumlah murid SMP usia 13-15 Tahun Jumlah murid MTs usia
2011
Tahun 2012
2013
33.042
33.625
32.690
2.854
3.318
3.632
4.562
5.612
4.806
517
530
669
40.975
43.085
41.797
34.075
NA
38.842
120,25
107,61
13.279
11.949
13.949
1.870
2.238
2.574
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016
II -9
Pemerintah Kota Cirebon
2.3 2.4 2.5
3. 3.1 3.2 3.3
13-15 Tahun Jumlah murid SMA/SMK < 16 Tahun Jumlah murid MA usia < 16 Tahun Total Jumlah penduduk kelompok usia 13-15 Tahun Angka Partisipasi Sekolah SMP/ MTS
4.689
6.014
5.107
360
495
406
20.198
20.696
22.036
16.812
NA
19.724
120,14
SMA/SMK/MA Jumlah murid SMA/SMK usia 1618 Tahun Jumlah murid MA usia 16 – 18 Tahun Total Jumlah penduduk kelompok usia 16-18 Tahun Angka Partisipasi Sekolah SMA/SMK/MA
111,72
16.220
15.245
15.532
1.366
1.507
1.595
17.586 16.680
17.127 NA
19.322
105,43
112,82
Sumber : Dinas Pendidikan Kota Cirebon, Tahun 2013/Profil Kota Cirebon 2014 (BPS)
Secara umum, angka partisipasi sekolah dibawah nilai 100% kecuali di daerah perkotaan angka partisipasi sekolah bisa > 100%. Hal ini disebabkan karena adanya siswa yang berasal dari luar Kota Cirebon tetapi bersekolah di kota, sementara siswa tersebut masih terdaftar sebagai penduduk luar Kota Cirebon, bukan penduduk kota dimana yang bersangkutan bersekolah. Rasio ketersediaan sekolah/penduduk usia sekolah. Rasio ketersediaan sekolah adalah jumlah sekolah berdasarkan tingkat pendidikan per 10.000 jumlah penduduk usia pendidikan. Rasio ini mengindikasikan kemampuan untuk menampung semua penduduk usia pendidikan. Begitu
pula
ketersediaan
dengan sekolah
jenjang untuk
pendidikan jenjang
menengah,
pendidikan
rasio
menengah
mengalami kenaikan. Pada Tahun 2013 perbandingan ketersediaan sekolah menengah di Kota Cirebon adalah 1 : 107. Angka ini
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016
II -10
Pemerintah Kota Cirebon menunjukan bahwa 1 sekolah SMA/SMK/MA rata-rata menampung 107 penduduk usia 16-18 Tahun. Tabel 2.7 Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah Tahun 20011-2013 Kota Cirebon No.
Jenjang Pendidikan
1. 1.1 1.2
SD/MI Jumlah gedung sekolah Jumlah penduduk kelompok usia 7-12 Tahun Rasio
1.3 2. 2.1 2.2 2.3
SMP/MTS Jumlah gedung sekolah Jumlah penduduk kelompok usia 13-15 Tahun Rasio
2011
Tahun 2012
2013
178
183
183
34.075
NA
38.842
1 : 192
1:34
52
54
56
16.812
NA
19.724
1 : 324
3. 3.1 3.2
1:133
SMA/SMK/MA Jumlah gedung sekolah 47 58 Jumlah penduduk kelompok usia 16-18 16.680 NA Tahun 3.3 Rasio 1 : 355 Sumber : Dinas Pendidikan Kota Cirebon, Tahun 2013/ Profil Kota Cirebon 2014 (BPS)
60 19.322 1:107
Rasio guru/murid. Rasio guru terhadap murid adalah jumlah guru berdasarkan jenjang pendidikan per 10.000 jumlah murid berdasarkan jenjang pendidikan. Rasio
ini mengindikasikan
ketersediaan
tenaga
pengajar juga mengukur jumlah ideal murid untuk satu guru agar tercapai mutu pembelajaran. Berikut adalah gambaran secara lengkap mengenai kondisi ketersediaan guru/murid di Kota Cirebon per jenjang pendidikan selama kurun waktu Tahun 20011 – 2013.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016
II -11
Pemerintah Kota Cirebon Tabel 2.8 Jumlah Guru dan Murid Jenjang Pendidikan Dasar Tahun 20011-2013 Kota Cirebon No.
Jenjang Pendidikan
Tahun 2012
2011
2013
1. SD/MI 1.1 Jumlah Guru 1.2 Jumlah Murid 1.3 R a s i o
2.081 42.087 1 : 20
2.319 36.322
2.126 42.203 1:20
2. SMP/ MTS 2.1 Jumlah Guru 2.2 Jumlah Murid 2.3 Rasio
1.447 21.029 1 : 15
1.467 16.523
1.414 42.203 1:15
1.966
5.643
17.127
23.193
S 3. SMA/SMK/MA u 3.1 Jumlah guru 1.773 m b 3.2 Jumlah murid 22.651 e r : Dinas Pendidikan Kota Cirebon, Tahun 2013
Persentase Kondisi ruang kelas baik. Ketersediaan ruang kelas yang baik merupakan salah satu indikator dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan di Kota Cirebon. Pada Tahun 2013 ketersediaan jumlah ruang kelas baik untuk jenjang pendidikan SD/MI mencapai 77 %, SMP/MTs mencapai 88% sedangkan SMA/SMK/MA mencapai 96 %. Berikut adalah gambaran mengenai kondisi ruang kelas baik di Kota Cirebon per jenjang pendidikan selama kurun waktu Tahun 20112013. Tabel 2.9 Kondisi Ruang Kelas Baik Berdasarkan Jenjang Pendidikan di Kota Cirebon Tahun 2011-2013 No.
Jenjang Pendidikan
1. SD/MI 1.1 Jumlah ruang kelas kondisi baik 1.2 Jumlah ruang kelas kondisi rusak 1.3 Jumlah seluruh ruang kelas 1.4 % ruang kelas kondisi baik
2011
Tahun 2012
871
949
285
285
1.156 75,35
1.234 77
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016
2013 949 283 1.232 77 II -12
Pemerintah Kota Cirebon 1.5 % ruang kelas kondisi rusak 2. SMP/MTs 2.1 Jumlah ruang kelas kondisi baik 2.2 Jumlah ruang kelas kondisi rusak 2.3 Jumlah seluruh ruang kelas 2.4 % ruang kelas kondisi baik 2.5 % ruang kelas kondisi rusak 3. SMA/SMK/MA 3.1 Jumlah ruang kelas kondisi baik 3.2 Jumlah ruang kelas kondisi rusak 3.3 Jumlah seluruh ruang kelas 3.4 % ruang kelas kondisi baik 3.5 % ruang kelas kondisi rusak
24,65
23
23
469
639
607
84
83
83
553 84,81 15,19
722 89 11
690 88 12
580
668
41
30
621 93,40 6,60
698 96 4
668 30 698 96 4
Sumber : Dinas Pendidikan Kota Cirebon, Tahun 2013. Profil Kota Cirebon 2014 (BPS)
Persentase siswa jenjang pendidikan usia dini/TK. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)/Taman Kanak-Kanak adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia 6 (enam) tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal dan informal. Angka Putus Sekolah Angka Putus Sekolah mencerminkan anak-anak usia sekolah yang sudah tidak bersekoah lagi atau tidak menamatkan suatu jenjang pendidikan tertentu. Hal ini sering digunakan sebagai salah satu indikator berhasil/tidaknya pembangunan bidang pendidikan di suatu daerah. Data yang ada menunjukan bahwa jumlah
siswa
putus
sekolah
di
Kota
Cirebon
mengalami
penurunan setiap tahunnya. Pada Tahun 2013 angka putus sekolah pada jenjang pendidikan SD/MI sebesar 0,07 % atau menurun sebesar 0,68 % dibandingkan Tahun 2011 sebesar 0,73 %, kecuali pada Tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 0,40 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016
II -13
Pemerintah Kota Cirebon % dibandingkan tahun sebelumnya. Angka putus sekolah untuk jenjang pendidikan SMP/MTs pada Tahun 2013 sebesar 6,22 % atau mengalami kenaikan sebesar 1,54 % dibandingkan dengan Tahun 2011 yang mencapai 4.48 %. Begitu pula untuk jenjang pendidikan
SMA/SMK/MA
setiap
Tahunnya
mengalami
penurunan tetapi di Tahun 2013 mengalami ada kenaikan. Angka putus sekolah jenjang pendidikan SMA/SMK/MA pada Tahun 2013
sebesar
39,16
%
atau
kenaikan
sebesar
1,02
%
dibandingkan kondisi Tahun 2011 yang mencapai 38,11 % mengetahui gambaran lebih lengkap dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2.10 Angka Putus Sekolah Berdasarkan Jenjang Pendidikan di Kota Cirebon Tahun 2011-2013 Jenjang Pendidikan SD/MI SMP/MTs SMA/SMK/MA
No. 1. 2. 3.
2011
Tahun 2012
2013
0,73 4,48 38,11
0,33 5,91 37,12
0,07 6,22 39,16
Sumber : Indikator Makro Kota Cirebon Tahun 2009-2013, BPS : 2014.
2) Kesehatan Gambaran umum kondsi daerah terkait dengan urusan kesehatan, salah satunya dapat dilihat dari indikator kinerja sebagai berikut : Rasio Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) per satuan balita. Pemeliharaan kesehatan ibu dan anak sejak usia dini merupakan suatu strategi dalam upaya pemenuhan pelayanan kesehatan dasar yang meliputi peningkatan status kesehatan dan gizi yang baik,
lingkungan
yang
sehat
dan
aman,
pengembangan
psikososial/emosi, kemampuan berbahasa dan pengembangan kemampuan
kognitif
perlindungan
anak.
(daya Strategi
pikir
dan
pelayanan
daya
cipta)
kesehatan
serta dasar
masyarakat dengan fokus pada ibu dan anak seperti itu dapat dilakukan di Posyandu.Jumlah Posyandu di Kota Cirebon pada Tahun 2014 sebanyak 330 buah dan jumlah Balita sebanyak
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016
II -14
Pemerintah Kota Cirebon 22.253 jiwa. Dengan demikian rasio Posyandu terhadap Balita mencapai 1 : 68. Hal ini berarti bahwa setiap 1 (satu) Posyandu di Kota Cirebon melayani 68 balita.Berikut menggambarkan rasio Posyandu terhadap balita di Kota Cirebon periode Tahun 2012 – 2014. Tabel 2.11 Jumlah Posyandu dan Balita di Kota Cirebon Tahun 2012 – 2014 No. 1. 2. 3.
Uraian Jumlah Posyandu Jumlah Balita Rasio
Tahun 2012 2013 325 22.022 1.467
329 21.580 1.490
2014 330 22.253 1.482
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Cirebon : 2013.
Sementara itu apabila dilihat dari strata Posyandu, pada Tahun 2012 dari 325 Posyandu yang termasuk Posyandu Pratama sebanyak 9 buah, Madya 78 buah, Purnama 143 buah dan Posyandu Mandiri 71 buah. Rasio Puskesmas, Balai Pengobatan dan Puskesmas Pembantu (Pustu) per satuan penduduk. Berikut gambaran rasio Puskesmas, Balai Pengobatan
dan
Puskesmas Pembantu terhadap jumlah penduduk di Kota Cirebon dalam kurun waktu Tahun 2012 – 2014. Tabel 2.12 Rasio Puskesmas, Balai Pengobatan dan Puskesmas Pembantudi Kota Cirebon Tahun 2012-2014 No. 1. 2. 3. 4.
Uraian Jumlah Puskesmas Jumlah Balai Pengobatan Jumlah Pustu Jumlah 1 s/d 3 Jumlah penduduk Rasio Puskesmas per satuan penduduk Rasio Balai Pengobatan per satuan penduduk
2012
Tahun 2013
2014
22 11
22 13
22 15
15 48 301.720 0,0072
15 50 304.313 0,0072
16 53 315.875 0,0069
0,0036
0,0042
0,0047
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016
II -15
Pemerintah Kota Cirebon
5. 6. 7.
Rasio Pustu per satuan penduduk Rasio Puskesmas, Balai Pengobatan dan Pustu per satuan penduduk Jumlah kecamatan Jumlah kelurahan Rasio Puskesmas per kecamatan.
0,005
0,0049
0,0050
0,0159
0,0164
0,0167
5 22 440
5 22 440
5 22 440
Sumber : Kota Cirebon Dalam Angka Tahun 2014
Rasio Dokter per satuan penduduk. Indikator ini dapat menggambarkan tingkat pelayanan yang dapat diberikan oleh dokter dibandingkan jumlah penduduk yang ada. Apabila dikaitkan dengan standar sistem pelayanan terpadu, idealnya 1 orang dokter melayani 2.500 penduduk. Jumlah dokter di Kota Cirebon pada Tahun 2014 sebanyak 224 orang dengan jumlah penduduk sebanyak 315.875 orang. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa rasio ketersediaan dokter terhadap 1.000 jumlah penduduk mencapai 70,91. Rasio dokter terhadap jumlah penduduk Kota Cirebon Tahun 2014 adalah 1 : 510,9,
artinya
rata-rata
1
orang
dokter
di
Kota
Cirebon
memberikan layanan kesehatan kepada 510 sampai 511 orang. Tabel berikut menggambarkan rasio dokter per satuan penduduk Kota Cirebon Tahun 2012 – 2014.
Tabel 2.13 Jumlah dan Rasio Dokter per Satuan Penduduk Tahun 2012-2014 di Kota Cirebon No. 1. 2. 3. 4.
Uraian Jumlah dokter Jumlah penduduk Rasio dokter per 1.000 penduduk Rasio dokter terhadap penduduk
Tahun 2012 2013
2014
227 301.720 75.2
263 304.313 86.4
224 315.875 70,91
0.075
0.086
0,079
Sumber : Kota Cirebon Dalam Angka Tahun 2013
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016
II -16
Pemerintah Kota Cirebon Persentase Balita dengan Gizi Kurang dan Gizi Buruk Cakupan status gizi balita di Kota Cirebon pada Tahun 2014 berdasarkan
indeks
BB/U
diketahui
Status
Gizi
sangat
kurang/buruk sebanyak 236 kasus atau 1,06. Jumlah ini meningkat apabila dibandingkan dengan Tahun 2013 dimana status balita gizi buruk sebanyak 225 kasus.Berikut digambarkan kondisi balita status gizi sangat kurang/gizi buruk berdasarkan indeks BB/U di Kota Cirebon dalam kurun waktu Tahun 2012 – 2014 Tabel 2.14 Persentase Balita Gizi Baik Tahun 2012– 2014 di Kota Cirebon No. 1. 2. 3. 4. 5.
Uraian Jumlah Balita seluruhnya Jumlah Balita gizi kurang Jumlah Balita gizi buruk Persentase balita gizi kurang Persentase balita gizi buruk
2012
Tahun 2013
22022
21580
2216
2278
226
225
10,06
10,32
1,03
1,02
2014 22.253
236
1,06
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Cirebon.
Angka Kematian Ibu (AKI) Jumlah kematian ibu di Kota Cirebon pada Tahun 2014 sebanyak 4 orang tidak sama dengan kondisi dari Tahun 2013, namun yang membedakan adalah penyebab kematian ibu. Pada Tahun 2012, kematian ibu disebabkan oleh faktor penyebab langsung, yaitu 1 orang karena eklamsia dan 2 orang mengalami pendarahan karena atonia uteri. Sedangkan pada Tahun 2013 disebabkan karena faktor tidak langsung, dimana 1 orang mengalami hipertensi kronis dan 2 orang karena decomp cordis.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016
II -17
Pemerintah Kota Cirebon Tabel 2.15 Jumlah Kematian Ibu Tahun 2010 -2014 di Kota Cirebon No. 1.
Uraian
Tahun 2011 2012
2010
Jumlah kematian ibu
3
3
3
2013
2014
3
4
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Cirebon.
Angka Kematian Bayi (AKB) Kematian bayi di Kota Cirebon pada Tahun 2013 sebanyak 39 per 5.416 lahir hidup atau mengalami penurunan sebanyak 13 orang dari Tahun 2010 yang mencapai 52 per 5.520 lahir hidup. Penyebab kematian terbesar disebabkan asfiksia sebanyak 13 bayi, infeksi 24 bayi dan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) sebanyak 10 bayi pada Tahun 2011. Berikut digambarkan jumlah kematian bayi di Kota Cirebon periode Tahun 2010 – 2013. Tabel 2.16 Jumlah Kematian Bayi Tahun 2010 -2013 di Kota Cirebon No.
Uraian
1.
Jumlah kematian bayi
2.
Jumlah lahir hidup
Tahun 2012
2010
2011
2013
52
67
51
39
5.520
5.636
5.504
5.416
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Cirebon.
3) Kependudukan dan Catatan Sipil. Gambaran
umum
kondisi
daerah
terkait
dengan
urusan
Kependudukan dan Catatan Sipil, salah satunya dapat dilihat dari indikator kinerja sebagai berikut. a. Pertumbuhan Penduduk. Total jumlah penduduk di Kota Cirebon pada Tahun 2013 adalah 304.313 orang, naik sebanyak 2593 orang dibandingkan Tahun 2012
sebanyak
301.720
orang.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016
Berikut
digambarkan II -18
Pemerintah Kota Cirebon pertumbuhan penduduk Kota Cirebon dalam kurun waktu Tahun 2009 – 2013. Tabel 2.17 Pertumbuhan Penduduk Kota Cirebon Tahun 2009-2013 No.
Tahun
1. 2. 3. 4. 5.
2009 2010 2011 2012 2013
Jenis Kelamin Jumlah Laki dan LakiPerempuan Perempuan laki 148.392 148.600 150.628 151.273 152.573
155.760 147.789 149.806 150.447 151.740
LPP
304.152 296.389 300.434 301.720 304.313
1,72 0,86 1,18 0,42 0,86
Sumber : Kota Cirebon Dalam Angka Tahun 2013, Hasil Proyeksi angka sementara
4) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Gambaran
umum
kondisi
daerah
terkait
dengan
urusan
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, salah satunya dapat dilihat dari indikator kinerja sebagai berikut. a. Persentase Partisipasi Perempuan di Lembaga Pemerintahan, Lembaga Legislatif dan Swasta Dalam rangka memberdayakan perempuan menuju
kesetaraan
gender perlu diberikan akses seluas-luasnya terhadap kaum perempuan
untuk
lebih
berperan
aktif
di
segala
bidang
kehidupan. Untuk mengetahui peran aktif kaum perempuan salah satunya dapat diukur dari partisipasi perempuan pada lembaga pemerintah/eksekutif, legislatif maupun swasta. Tabel 2.19 Persentase Pekerja Perempuan pada Lembaga Pemerintahan, Lembaga Legislatif dan Swasta Tahun 2011-2014 No. 1.
Uraian Jumlah pekerja perempuan di lembaga pemerintah
Tahun 2011
2012
2013
3.400
3.372
3.287
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016
II -19
Pemerintah Kota Cirebon 2. 3.
4. 5.
Jumlah pekerja perempuan di lembaga legislatif Jumlah pekerja perempuan di lembaga swasta Jumlah 1 s/d 3 Jumlah angkatan kerja perempuan Persentase
3
2
7.894
-
11.297
-
3
109.753 10,29
Sumber : Dinsosnakertrans Kota Cirebon, BK-Diklat Kota Cirebon dan CDA Kota Cirebon : 2013
b. Jumlah Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak. Jumlah kejadian kekerasan terhadap anak di Kota Cirebon pada Tahun 2014 sebanyak 33 kasus, sama dengan Tahun 2012 sebanyak 33 kasus . Sementara untuk kekerasan terhadap perempuan Tahun 2014 sebanyak 8 kasus, menurun sebanyak 27 kasus dibandingkan Tahun 2012. Kasus kekerasan terhadap anak
tidak
Gambaran
menurun lengkap
dibandingkan
kasus
dengan
kekerasan
Tahun
terhadap
2013.
anak
dan
perempuan di Kota Cirebon dalam kurun waktu 2012 – 2014 dapat dilihat pada tabel dan grafik berikut. Tabel 2.20 Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak Tahun 20122014 di Kota Cirebon No. 1. 2.
Uraian
2012
Tahun 2013
2014
Kekerasan terhadap anak Kekerasan terhadap perempuan
33
32
33
35
30
8
Jumlah
68
62
41
Sumber : Profil Kota Cirebon Tahun 2014/BPS
5) Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera. Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera, salah satunya dapat dilihat dari indikator kinerja sebagai berikut. a. Jumlah Peserta Keluarga Berencana Aktif. Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016
II -20
Pemerintah Kota Cirebon Peserta KB Aktif adalah peserta KB baru dan peserta KB lama secara terus menerus memakai alat kontrasepsi untuk mengatur kelahiran dan mengakhiri kesuburan. Jumlah peserta KB aktif Tahun 2014 sebanyak 32.571 orang atau 80 % merupakan Persentase peserta KB aktif terhadap total Pasangan Usia Subur (PUS) sebanyak 40.707 orang, menurun sebanyak 1.045 orang jika dibandingkan Tahun 2012 yang mencapai 33.618 orang. Tabel 2.21 Pencapaian Peserta KB Aktif di Kota Cirebon Tahun 2012–2014 No.
Uraian
1. 2.
Jumlah PUS Jumlah PUS peserta KB Aktif Jumlah PUS tidak ikut KB Rata-rata jumlah anak Per Keluarga
3. 4.
2012
Tahun 2013
2014
43.066
40.446
40.707
33.618
32.185
32.571
9.448
8.261
8136
3.54
3.53
3.53
Sumber : Profil Kota Cirebon 2014/BPS
b. Persentase Peserta KB Baru Menurut Jenis Kontrasepsi. Peserta KB baru adalah Pasangan Usia Subur yang baru pertama kali menggunakan metode kontrasepsi termasuk mereka yang pasca
keguguran,
setelah
melahirkan
atau
pasca
istirahat
minimal 3 bulan.Jumlah PUS Tahun 2014 sebanyak 40.707. Cakupan peserta KB baru merupakan Persentase KB baru yang dilayani terhadap seluruh PUS di suatu wilayah kerja tertentu. Cakupan peserta KB baru Tahun 2014 melampaui dari target yang ditetapkan sebesar 3.560 Capaian target ini diperoleh melalui peningkatan ketrampilan pemberian konseling dengan memperhatikan pola kontrasepsi yang rasional agar klien mampu memilih alat kontrasepsi yang betul-betul efektif dan efisien dalam mencegah kehamilan yang tidak diinginkan.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016
II -21
Pemerintah Kota Cirebon 6) Sosial Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan urusan Sosial, salah satunya dapat dilihat dari indikator kinerja sebagai berikut. a. Persentase Capaian Kinerja dan Jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS). Berbagai masalah kesejahteraan sosial yang berkembang di masyarakat pada
Tahun 2014 relatif masih cukup besar.
Persentase capaian kinerja dan jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial di Kota Cirebon dalam kurun waktu Tahun 2011 – 2014 dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.22 Capaian Kinerja dan Jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Tahun 2011-2014 di Kota Cirebon
No.
Uraian
1.
Anak Balita Terlantar a. Jumlah b. Ditangani Anak Terlantar a. Jumlah b. Ditangani Anak Nakal a. Jumlah b. Ditangani Anak Jalanan a. Jumlah b. Ditangani Wanita Rawan Sosek a. Jumlah b. Ditangani Korban tindak kekerasan a. Jumlah b. Ditangani Lanjut usia terlantar a. Jumlah b. Ditangani Penyandang cacat a. Jumlah b. Ditangani Tuna susila
2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
2011
Tahun 2012 2013
2014
227 6
221 -
265 -
473 4
1.709 50
1.659 -
1.000 140
1.067 1.067
46 2
44 -
12 -
30 30
187 90
149 149
189 172
250 250
4.916 50
4.866 -
3.536 270
8.079 -
128 16
112 -
50 25
87 -
964 10
954 -
249 169
4.199
704 11
693 10
384 162
1.090 42
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016
II -22
Pemerintah Kota Cirebon
10. 11. 12.
13.
14. 15. 16.
17. 18. 19. 20. 21.
a. Jumlah b. Ditangani Pengemis a. Jumlah b. Ditangani Gelandangan a. Jumlah b. Ditangani Bekas warga binaan lembaga kemasyarakatan a. Jumlah b. Ditangani Korban penyalahgunaan Narkoba (NAPZA) a. Jumlah b. Ditangani Keluarga fakir miskin a. Jumlah b. Ditangani Rumah tidak layak huni a. Jumlah b. Ditangani Keluarga bermasalah sosial psikologis a. Jumlah b. Ditangani Komunitas adat terpencil a. Jumlah b. Ditangani Korban bencana alam a. Jumlah b. Ditangani Pekerja imigran terlantar a. Jumlah b. Ditangani Penyandang HIV/AIDs a. Jumlah b. Ditangani Keluarga rentan a. Jumlah b. Ditangani
32 30
36 34
38 -
18 14
28 27
30 25
21 -
26 -
14 10
8 7
45 -
42 18
18 -
19 -
19 -
35 -
179 20
159 -
159 62
165 6
66.636 66.636
66.636 66.636
66328 26.090
66.328 -
15.980 511
15.469 533
-
-
118 -
118 -
118 -
42 -
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
400 162
514 -
517 517
658 658
-
-
-
-
Sumber data : Profil Kota Cirebon 2014/BPS
b. Tempat Ibadah. Jumlah mesjid di Kota Cirebon pada Tahun 2013 sebanyak 267 buah, meningkat sebanyak 3 buah dibandingkan Tahun 2012 sebanyak 264 buah. Sementara itu, jumlah gereja pada Tahun 2013
sebanyak
22
buah
meningkat
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016
sebanyak
2
buah
II -23
Pemerintah Kota Cirebon dibandingkan Tahun 2012 sebanyak 20 buah dan jumlah vihara pada Tahun 2013 sebanyak 5 buah meningkat sebanyak 1 buah dibandingkan Tahun 2012 sebanyak 4 buah. Tabel 2. 23 Tempat Ibadah di Kota Cirebon Tahun 2010-2013 No. 1. 2. 3. 4. 5.
Bangunan Tempat Ibadah Mesjid Gereja Pura Vihara Kelenteng
Tahun 2010
2011
2012
2013
213 26 1 4 1
234 28 1 4 1
264 20 1 4 1
267 22 1 5 1
Sumber : Kota Cirebon Dalam Angka Tahun 2013/profil kota cirebon 2014/BPS
7) Investasi Berikut ini disajikan jumlah Investor PMDN maupun PMA yang ada di Kota Cirebon perkembangan dari Tahun 2009 sampai dengan Tahun 2012 sebagai berikut: a. Jumlah investor berskala nasional (PMDN/PMA) Hasil
analisis
jumlah
investor
PMDN/PMA
di
provinsi
dan
kabupaten/kota dapat disajikan dalam tabel sebagai berikut: Tabel 2.24 Jumlah Investor PMDN/PMA Tahun 2009 -2012 Kota Cirebon Tahun
2009 2010 2011 2012
Uraian
Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
Investor Investor Investor Investor
PMDN
PMA
Total
Kenaikan (%)
1.112 1.112 1.112 1.112
10 10 10 10
1.122 1.122 1.122 1.122
3 0 3 0
Sumber Data: BPMPP Kota Cirebon dan Dinsosnakertran Kota Cirebon diolah.
Perkembangan
investor
melihat
kepada
perusahaan
berskala
nasional termasuk seluruh perusahaan yang ada perlu didata dan dihitung sebagai bagian penanaman modal dalam negeri. Jumlah
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016
II -24
Pemerintah Kota Cirebon investor sejak Tahun 2009 s/d 2012 menunjukan perkembangan atau peningkatan jumlah dari 1.039 menjadi 1.122. Rata-rata kenaikan sebesar 3,5 % setiap tahun. Kondisi investor perlu disediakan ruang berusaha yang nyaman dan peningkatan fasilitas Kota yang memadai, antara lain melalui penataan tata ruang kota yang baik, hal ini akan meningkatkan kepercayaan pengusaha yang mau menginvestasikan modalnya di Kota Cirebon. b. Jumlah nilai investasi berskala nasional (PMDN/PMA) Hasil investasi PMDN/PMA Kota Cirebon dapat disajikan dalam tabel sebagai berikut : Tabel 2.25 Jumlah Investasi PMDN/PMA Tahun 2010-2013 Kota Cirebon No
Tahun
1. 2. 3. 4.
2013 2012 2011 2010
Jenis Penanam Modal PMDN PMA 543.198.000.000 775.380.480.000 243.198.000.000 745.380.480.000 261.198.000.000 727.380.480.000 40.125.000.000 4.250.000.000
Sumber : Preofil Kota Cirebon Tahun 2014/BPS
8) Ketenagakerjaan. Gambaran
umum
kondisi
daerah
terkait
dengan
urusan
ketenagakerjaan dapat digambarkan melalui perkembangan tingkat partisipasi angkatan kerja sebagai berikut : Tabel 2.27 Tingkat Patisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Tahun 2012-2014 Kota Cirebon Tahun 2014 Kecamatan Harjamukti Lemahwungkuk Pekalipan Kesambi
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) LakiLaki-laki Perempuan laki+Permpuan 78,66 46,68 62,42 86,68 53,66 70,69 85,53 54,89 70,26 77,95 46,84 62,52
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016
II -25
Pemerintah Kota Cirebon Kejaksan Kota Cirebon Tahun 2013 Kecamatan Harjamukti Lemahwungkuk Pekalipan Kesambi Kejaksan Kota Cirebon
79,08 81,72
51,26 48,43
64,02 64,94
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) LakiLaki-laki Perempuan laki+Permpuan 97,35 43,67 61,25 87,44 50,20 69,36 86,28 51,35 68,94 78,64 43,82 61,35 79,78 47,95 62,82 82,44 45,31 63,72
Tahun 2012 Kecamatan Harjamukti Lemahwungkuk Pekalipan Kesambi Kejaksan Kota Cirebon
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) LakiLaki-laki Perempuan laki+Permpuan 75,38 40,37 57,34 83,06 46,41 64,93 81,96 47,47 64,54 74,70 40,51 57,43 75,78 44,33 58,81 77,36 42,76 59,65
Sumber : BPS Kota Cirebon/ Profil Kota Cirebon Tahun 2014
9) Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri. Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri, salah satunya dapat dilihat dari indikator kinerja sebagai berikut. a. Rasio Jumlah LINMAS per satuan penduduk. Jumlah Linmas di Kota Cirebon pada Tahun 2010 sebanyak 1.264 orang dengan jumlah penduduk 296.389, sehingga rasio jumlah Linmas terhadap jumlah penduduk adalah 1 : 234,48 artinya bahwa setiap 1 orang anggota Linmas di Kota Cirebon memiliki tugas dan tanggungjawab memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat sebanyak 234 sampai 235 orang. Apabila dibandingkan dengan kelurahan yang ada, maka diketahui bahwa pada Tahun 2010 di Kota Cirebon rata-rata per kelurahan memiliki 57 sampai 58 anggota satuan Linmas.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016
II -26
Pemerintah Kota Cirebon Tabel 2.28 Jumlah Anggota Linmas Tahun 2009 dan 2010 di Kota Cirebon No.
Uraian
1. 2. 3. 4.
Jumlah Linmas Jumlah penduduk Jumlah Kelurahan Rasio anggota Linmas terhadap jumlah penduduk Rasio anggota Linmas per kelurahan
5.
Tahun 2013 1329 304.313 22 1: 240,63
22 1: 234,48
1 : 57,45
1: 57,45
2014 1464
Kesbangpol dan Poldagri Tahun 2014
10) Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian. Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian, salah satunya dapat dilihat dari indikator kinerja sebagai berikut : a. Persentase Rumah Tangga (RT) Miskin. Kemiskinan merupakan permasalahan yang kompleks dan sangat berpengaruh terhadap kemampuan masyarakat dalam mengakses pelayanan sosial dasar, yaitu layanan pendidikan, layanan kesehatan dan kemampuan daya beli masyarakat. Berdasarkan data PSED Tahun 2010, jumlah rumah tangga miskin di Kota Cirebon sebanyak 17.903 Rumah Tangga. Tabel 2.29 Jumlah Rumah Tangga Miskin per Kelurahan di Kota Cirebon Berdasarkan PSED Tahun 2010 Kode
3274010001 3274010002 3274010003 3274010004 3274010005
Nama Kelurahan
ARGASUNYA KALIJAGA HARJAMUKTI KECAPI LARANGAN
Mendekati Miskin
198 417 619 303 178
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016
Miskin
814 944 477 459 36
Sangat Miskin
234 136 39 34 2
Jumlah
1.246 1.497 1.135 796 216 II -27
Pemerintah Kota Cirebon 3274020001 3274020002 3274020003 3274020004 3274030001 3274030002 3274030003 3274030004 3274040001 3274040002 3274040003 3274040004 3274040005 3274050001 3274050002 3274050003 3274050004 Total
PEGAMBIRAN KESEPUHAN LEMAHWUNGKUK PANJUNAN JAGASATRU PULASAREN PEKALIPAN PEKALANGAN KARYAMULYA SUNYARAGI DRAJAT KESAMBI PEKIRINGAN KEJAKSAN KEBONBARU SUKAPURA KESENDEN
731 662 161 247 421 362 242 320 143 459 537 292 304 340 240 218 338 7.732
1.013 691 406 343 394 188 201 391 242 456 254 214 142 190 199 994 349 9.394
53 46 49 7 4 0 4 39 7 39 6 5 4 2 3 49 12 744
1.797 1.399 616 597 819 550 447 750 392 954 797 511 450 532 442 1.261 699 17.903
dengan
urusan
Sumber : Hasil Pendataan PSED, 2010.data terbaru belum ada
11) Pemberdayaan Masyarakat dan Kelurahan. Gambaran
umum
kondisi
daerah
terkait
pemberdayaan masyarakat dan kelurahan, salah satunya dapat dilihat dari indikator kinerja sebagai berikut : a. Jumlah LSM yang Aktif. Besarnya jumlah LSM yang aktif dapat menggambarkan kapasitas yang dimiliki pemerintah daerah dalam mewujudkan partisipasi masyarakat
dalam
meningkatkan Disamping
itu,
taraf
pembangunan hidup
banyaknya
dan
daerah
sebagai
kesejahteraan
jumlah
LSM
juga
upaya
masyarakat. menunjukan
ketersediaan fasilitas penunjang penyelenggaraan pemerintah daerah untuk meningkatkan keterlibatan masyarakat secara aktif dalam pembangunan daerah.Jumlah LSM yang terdaftar
di
Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri Kota Cirebon dari Tahun 2011 sampai dengan Tahun 2014 jumlahnya tetap yaitu sebanyak 78 LSM, sementara jumlah Ormas mengalami kenaikan dari 111 pada Tahun 2008 menjadi 196 ormas pada Tahun 2012. LSM dan Ormas tersebut diantaranya bergerak dalam berbagai bidang kegiatan seperti bidang pendidikan, kesehatan dan sosial. Tabel berikut menggambarkan jumlah
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016
II -28
Pemerintah Kota Cirebon LSM/Yayasan dan Ormas di Kota Cirebon selama kurun waktu Tahun 2011 – 2014. Tabel 2.30 Jumlah LSM/Yayasan dan Ormas Tahun 2011-2014 Kota Cirebon No.
Tahun
LSM/Yayasan
Ormas
Jumah
2. 3. 4. 5.
2011 2012 2013 2014
78 78
196 196
274 274
Sumber : Kantor Kesbangpol dan Poldagri Tahun 2014
12) Kearsipan. Gambaran kondisi umum daerah terkait urusan kearsipan, salah satunya dapat dilihat dari indikator kinerja sebagai berikut. a. Pengelolaan Arsip Secara Baku. Arsip merupakan dokumen yang berisi data/informasi beberapa tahun ke belakang yang keberadaannya sangat penting untuk mengingatkan
peristiwa/kejadian/kronologis
penyelenggaraan
pemerintahan, oleh karena itu memerlukan pengelolaan secara baku. Berdasarkan data dari Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Cirebon. 13) Perpustakaan. Gambaran
umum
kondisi
daerah
terkait
dengan
urusan
perpustakaan, salah satunya dapat dilihat dari indikator kinerja sebagai berikut. a. Jumlah Perpustakaan. Banyaknya kapasitas
jumlah yang
perpustakaan
dimiliki
oleh
dapat
pemerintah
menggambarkan daerah
untuk
memberikan pelayanan kepada masyarakat luas berupa bahan pustaka kepada masyarakat pengguna perpustakaan. Selama kurun waktu Tahun 2010 – 2013, Kota Cirebon hanya memiliki 1 (satu) buah perpustakaan milik pemerintah daerah, namun
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016
II -29
Pemerintah Kota Cirebon jumlah
perpustakaan
lain
Perpustakaan
Perguruan
Perpustakaan
Khusus
seperti Tinggi,
serta
perpustakaan
sekolah,
Perpustakaan
pondok
Sekolah,
pesantren
maupun
perpustakaan dinas/badan/kantor cukup banyak yaitu pada Tahun 2013 berjumlah 316 perpustakaan. Tabel 2.32 Jumlah Perpustakaan di Kota Cirebon Tahun 2011-2013 No. 1. 2.
3.
Uraian Jumlah perpustakaan milik Pemda Jumlah perpustakaan milik non Pemda (Sekolah,perguruan Tinggi, Khusus, pontren, skpd) Total perpustakaan
2010
Tahun 2011 2012
2013
1
1
1
1
316
316
316
316
317
317
317
317
Sumber : Bapusipda Kota Cirebon Tahun 2014
b. Jumlah Pengunjung Perpustakaan. Indikator efektifitas penyediaan pelayanan perpustakaan dapat dilihat dari banyaknya jumlah pengunjung perpustakaan yang juga menggambarkan tingginya budaya baca masyarakat. Jumlah pengunjung perpustakaan milik pemerintah daerah Kota Cirebon pada Tahun 2013 sebanyak 33.313 orang menurun dari Tahun 2011 yang berjumlah 45.846 orang. Namun pada Tahun 2011 jumlah pengunjung perpustakaan milik pemerintah daerah mengalami Kenaikan dari Tahun 2010 sebanyak 40.277 orang dan pada Tahun 2011 menjadi 45.846 orang . Tabel2.33 Jumlah Pengunjung Perpustakaan di Kota Cirebon Tahun 2010-2013 No.
Uraian
1.
Jumlah pengunjung perpustakaan milik
2010
Tahun 2011 2012
2013
40.277 45.846 39.641 33.313
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016
II -30
Pemerintah Kota Cirebon
2. 3.
Pemda Jumlah pengunjung perpustakaan milik non Pemda Jumlah total pengunjung
2.578
2.663
2.779
2.854
42.855 48.509 42.420 36.167
Sumber : Bapusipda Kota Cirebon Tahun 2014.
c. Jumlah Ketersediaan Buku Pada Perpustakaan Ketersediaan buku pada perpustakaan dapat menggambarkan kapasitas yang dimiliki oleh daerah untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat umum dalam memberikan bahan pustaka kepada pengguna perpustakaan. Pada Tahun 2013 jumlah buku yang tersedia di perpustakaan milik Pemerintah Kota Cirebon sebanyak 38.746 buah dengan total judul buku sebanyak 19.566 judul dengan rata-rata jumlah buku per judul sebanyak 2 buku sampai 3 buku. Tabel 2.34 Jumlah Ketersediaan Buku pada Perpustakaan Daerah Kota Cirebon Tahun 2010-2013 No.
Uraian
2010
Tahun 2011 2012
2013
1.
Jumlah judul buku
18.113 19.060 19.566 19.566
2.
Jumlah total buku
35.868 37.744 38.746 38.746
3.
Rata-rata jumlah judul
2,2
2,2
2,3
2,3
buku Sumber : Bapusipda Kota Cirebon Tahun 2014.
d. Jumlah Kendaraan Perpustakaan. Dalam rangka memudahkan masyarakat untuk mengakses bahan pustaka yang ada di perpustakaan milik pemerintah Kota Cirebon, saat ini pemerintah Kota Cirebon telah menyediakan kendaraan roda 4 (empat) sebanyak 2 Unit dan Roda 2 (dua) sebanyak 2 Unit yang berfungsi sebagai perpustakaan keliling, namun jumlahnya sejak Tahun 2010 sampai dengan Tahun 2013 tidak ada penambahan.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016
II -31
Pemerintah Kota Cirebon Tabel 2.35 Jumlah Kendaraan Perpustakaan di Kota Cirebon Tahun 2010–2013 No.
Uraian 2010
1. 2.
Jumlah mobil unit perpustakaan keliling (roda 4) Jumlah kendaraan roda 2 (motor pintar)
Tahun 2011 2012
2013
2
2
2
2
2
2
2
2
Sumber : Bapusipda Kota Cirebon Tahun 2014
2.1.4. Aspek Daya Saing Daerah Daya saing daerah adalah kemampuan perekonomian daerah dalam mencapai
pertumbuhan
tingkat
kesejahteraan
yang
tinggi
dan
berkelanjutan dengan tetap terbuka pada persaingan dengan provinsi dan kabupaten/kota lainnya yang berdekatan, nasional atau internasional. Aspek daya saing daerah terdiri dari kemampuan ekonomi daerah, fasilitas wilayah atau infrastruktur, iklim berinvestasi dan sumber daya manusia. Indikator variabel aspek daya saing daerah terdiri dari : a. Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah Analisis kinerja atas aspek kemampuan ekonomi daerah dilakukan terhadap indikator pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita, pengeluaran konsumsi non pangan per kapita, produktivitas total daerah, dan nilai tukar petani. Berikut ini disajikan beberapa indikator kinerja pada fokus kemampuan ekonomi daerah sebagai berikut: 1) Pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita (angka konsumsi RT per kapita), hasil analisis konsumsi RT perkapita, dapat disajikan dalam tabel sebagai berikut: Tabel 2.36 Angka Konsumsi Rumah Tangga (RT) Tahun 2008-2012 Kota Cirebon No
Uraian
1. Rata-Rata Total Pengeluaran RT
2009
2010
2011
2012
548.440
653.360
666.038
714.657
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016
II -32
Pemerintah Kota Cirebon per Bulan 2. Jumlah RT
72.346
72.346
72.346
72.375
3. Total Konsumsi 39.677.440.240 47.267.982.560 48.185.185148 51.723.300.375 (Rp) Kanaikan (%)
45
19
2
7
Sumber: Data BPS diolah.
Angka konsumsi rata-rata Rumah Tangga baik untuk makanan maupun non makanan, sesuai tabel diatas mengalami peningkatan signifikan pada Tahun 2009, yaitu kenaikan sebesar 45 % dari Tahun
sebelumnya.
Kondisi
peningkatan
konsumsi
ini
terus
meningkat pada Tahun 2010 sebesar 10 %, sedang pada Tahun 2011 dan 2012 kenaikan hanya sebesar 2 % dan 7 %. Kenaikan nilai konsumsi ini seiring dengan perubahan kondisi perekonomian yang menghendaki pengeluaran lebih besar untuk memenuhi kebutuhan hidup. Tabel 2.37 Angka Konsumsi Makanan Rumah Tangga Tahun 2008-2012 Kota Cirebon No
Uraian
1. Rata-Rata Total Pengeluaran untuk Makanan RT per Bulan 2. Jumlah RT 3. Total Konsumsi (Rp)
2009
2010
2011
2012
214.497
300.404
320.346
324.322
72.346
72.346
72.346
72.375
15.517.999.962 21.733.027.784 23.175.751.716 23.472.804.750
Kanaikan (%) 27
40
7
1
Sumber: Data BPS diolah.
Angka konsumsi rata-rata Rumah Tangga untuk makanan, sesuai tabel diatas mengalami peningkatan signifikan pada Tahun 2010, yaitu kenaikan sebesar 40 % dari Tahun sebelumnya. Kondisi
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016
II -33
Pemerintah Kota Cirebon peningkatan konsumsi ini terus meningkat pada Tahun 2011 sebesar 7 %, sedang pada Tahun 2012 kenaikan hanya sebesar 1 %. Kenaikan nilai konsumsi untuk makanan meningkat tajam sesuai perubahan kondisi perekonomian yang berbanding juga dengan pertumbuhan
penduduk
dan
ketersediaan
pangan,
sehingga
menghendaki pengeluaran lebih besar untuk memenuhi kebutuhan makanan. Tabel 2.38 Angka Konsumsi Non Makanan Rumah Tangga Tahun 2009-2012 Kota Cirebon No
Uraian
1. Rata-Rata Total Pengeluaran Non Makanan RT per Bulan 2. Jumlah RT 3. Total Konsumsi (Rp)
2009
2010
2011
2012
333.943
352.956
345693
390335
72.346
72.346
72.346
72.375
24.159.440.278 25.534.954.776 25.009.505.778 28.250.495.625
Kanaikan (%)
60
6
-2
13
Sumber: Data BPS diolah.
Angka konsumsi rata-rata Rumah Tangga untuk non makanan, sesuai tabel diatas mengalami peningkatan signifikan pada tahun 2009, yaitu kenaikan sebesar 60 % dari tahun sebelumnya. Kondisi peningkatan konsumsi ini terus meningkat pada Tahun 2011 sebesar 7 %, sedang pada Tahun 2012 kenaikan hanya sebesar 1 %. Kenaikan nilai konsumsi untuk makanan meningkat tajam sesuai perubahan
kondisi
perekonomian
yang
berbanding
juga
denganpertumbuhan penduduk dan ketersediaan pangan, sehingga menghendaki pengeluaran lebih besar untuk memenuhi kebutuhan makanan.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016
II -34
Pemerintah Kota Cirebon
2) Fokus Iklim Berinvestasi. Analisis kinerja atas iklim berinvestasi dilakukan terhadap indikator angka kriminalitas, jumlah demo, lama proses perijinan, jumlah dan macam pajak dan retribusi daerah, jumlah perda yang mendukung iklim usaha. Dalam kesempatan ini dapat disajikan data angka kriminalitas
dan
jumlah
demo,
dimana
secara
praktis
dapat
menggambarkan iklim ketenangan lingkungan untuk berinvestasi. a. Angka kriminalitas. Untuk menghitung angka kriminalitas dapat disajikan dalam contoh tabel sebagai berikut : Tabel 2.39 Angka Kriminalitasdi Kota Cirebon 2009-2012 No
Jenis Kriminal
1. Jumlah kasus narkoba
2009
2010
2011
2012
42
0
24
23
2.
Jumlah kasus pembunuhan
0
2
0
0
3.
Jumlah kejahatan seksual
9
30
27
16
4.
Jumlah kasus penganiayaan
68
46
17
85
5. Jumlah kasus pencurian
217
193
95
383
6. Jumlah kasus penipuan
109
127
111
148
2
0
0
1
593
711
598
811
7.
Jumlah kasus pemalsuan uang
8.
Jumlah tindak kriminal selama 1 Tahun
9. Jumlah penduduk 10.
Angka kriminalitas (8)/(9)
280.770 286.718 323.486 337.625 21%
25%
18%
24%
Sumber Data: Kesbangpol Kota Cirebon danPolresta Cirebon Kota diolah.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016
II -35
Pemerintah Kota Cirebon
b. Jumlah Demonstrasi. Untuk menghitung jumlah demontrasi, dapat disajikan dalam contoh tabel sebagai berikut : Tabel 2.40 Jumlah Demo di Kota Cirebon 2008-2012 No 1
Uraian Jumlah unjuk rasa
2009
2010
2011
2012
71
78
87
94
Sumber Data: Kesbangpol Kota Cirebon dan Polresta Cirebon Kota diolah.
Angka demonstrasi sepanjang Tahun 2009 sampai 2012 menunjukan angka terendah 71 demo yaitu Tahun 2009, dan angka tertinggi 94 demo yaitu Tahun 2012. Angka demo ini apabila dikaitkan dengan jadwal pemilihan Presiden tidak terlihat adanya kaitan yang kuat dan berpengaruh
langsung.
Pada
Tahun
2012
terjadi
peningkatan
signifikan yaitu 94 demo, yang mana pada Tahun 2012 ini juga dipicu oleh kondisi sulit perekonomian diantaranya adanya kebijakan kenaikan tarif dasar listrik/TDL, dan kenaikan harga BBM, serta naiknya harga bahan makanan.
2.1.5. Kota Cirebon Sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) Kota Cirebon dalam penataan ruang nasional yaitu berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional adalah sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) yang merupakan salah satu pengembangan kawasan metropolitan, serta merupakan bagian dari kawasan andalan yaitu Ciayumajakuning (Cirebon – Indramayu – Majalengka – Kuningan) dengan sektor unggulan pertanian, industri, perikanan, dan pertambangan Penetapan Kota Cirebon sebagai PKN berdasarkan karakteristik wilayah yang merupakan:
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016
II -36
Pemerintah Kota Cirebon 1. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama kegiatan ekspor-impor atau pintu gerbang menuju kawasan internasional. 2. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan jasa skala nasional atau yang melayani beberapa provinsi; dan/atau 3. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama transportasi skala nasional atau melayani beberapa provinsi. Penetapan Kota Cirebon sebagai PKN dipertegas juga dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat 2009-2039. Fokus pengembangan Kota
Cirebon
sebagai
bagian
dari
Wilayah
Pengembangan
(WP)
Ciayumajakuning diarahkan sebagai kota inti dari PKN dengan sarana dan
prasarana
(hinterland),
yang
serta
terintegrasi
menjadi
dengan
simpul
utama
wilayah
pengaruhnya
pelayanan
jasa
dan
perdagangan, dan industri di Daerah bagian timur, serta untuk kegiatan wisata budaya dan religi. 2.2. Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD sampai Tahun berjalan dan realisasi RPJMD Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai hasil evaluasi atas kebijakan rencana pembangunan, pelaksanaan pembangunan, dan hasil pelaksanaan pembangunan. Metode evaluasi yang digunakan adalah dengan menggunakan : a. Melakukan
perbandingan
diperbandingkan
adalah
antar
dokumen,
dokumen
dalam
rencana
hal ini
dengan
yang
dokumen
penganggaran (RKPD TA. 2014 dengan APBD TA. 2014). Adapun perbandingan antara dokumen KUA PPAS TA. 2014 dengan APBD TA. 2014 dapat mengambil hasil perbandingan RKPD dengan APBD mengingat isi materi KUA PPAS TA. 2014 sama dengan RKPD TA. 2014. b. Identifikasi Realisasi Target Capaian TA. 2014 sebagaimana tercantum dalam dokumen RPJMD TA. 2008 – 2013 untuk capaian Tahun 2014. c. Identifikasi kendala permasalahan yang muncul dari laporan evaluasi akhir tahun dari seluruh SKPD.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016
II -37
Pemerintah Kota Cirebon
2.2.1 Evaluasi
Kebijakan
Rencana
Kerja
Pembangunan
Daerah
(RKPD) Tahun Anggaran 2014. Sebagaimana disampaikan dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara bahwa Rencana Kerja Pemerintah Daerah menjadi dasar penyusunan Kebijakan Umum APBD dan Prioritas Plafon Anggaran yang kemudian menjadi acuan penyusunan APBD. Ini berarti bahwa perencanaan dan penganggaran sebagai suatu sistem yang tidak terpisahkan satu dengan yang lainnya. Oleh Karena itu dalam bagian ini akan dievaluasi sejauhmana konsistensi perencanaan diterapkan dalam penganggaran. Dari segi waktu, dokumen Rencana Kerja Pemerintah Daerah atau dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8
Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah disebut Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) telah ditetapkan melalui Peraturan Walikota Nomor 31 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun 2014 Tanggal 24 Mei 2013. Penyelesaian dokumen rencana telah sesuai dengan waktu yang ditetapkan dengan peraturan perundangundangan. Adapun Dokumen KUA PPAS Tahun 2014 ditetapkan pada 31 Juli 2013 melalui Nota Kesepakatan antara Pemerintah Kota Cirebon dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Cirebon Nomor : 903/BA.11-BAPPEDA/2013 dan Nomor : 903/BA.34-BAPPEDA/2013 tentang Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2014 serta Nomor : 903/BA.12-BAPPEDA/2013 dan Nomor : 903/BA.35-DPRD/2013 tentang Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Tahun Anggaran 2014. Sementara dokumen APBD Tahun Anggaran 2014 ditetapkan melalui Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2013 tanggal 19 Desember 2013 dan Penjabarannya melalui Peraturan Walikota Nomor 61 Tahun 2013 tanggal 30 Desember 2013. Dari segi waktu hal ini telah sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Keuangan Daerah dalam Pasal 53 ayat (2) bahwa “Penetapan Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD dan Peraturan Kepala Daerah tentang penjabaran Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016
II -38
Pemerintah Kota Cirebon APBD
sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(1)
dilakukan
selambat-
lambatnya tanggal 31 Desember Tahun anggaran sebelumnya”. Perbandingan dokumen APBD dan RKPD/PPAS dimaksudkan untuk melihat sejauhmana kesesuaian RKPD yang kemudian dituangkan dalam KUA PPAS ini, diterapkan dalam Dokumen APBD. Perbandingan antara RKPD Tahun 2014 dan APBD Tahun Anggaran 2014 dapat dilihat pada Tabel berikut. Tabel 2.41 Perbandingan Antara RKPD dengan APBD Tahun Anggaran 2014 NO
URUSAN / SKPD
JML KEG. DI APBD YANG SESUAI KUA PPAS
JUMLAH TOTAL KEG. DI APBD
TINGKAT KESESUAIAN (%)
TINGKAT PENYIMPANGAN (%)
1
2
3
4
5= {(3)/(4)} X100%
6 = 100% - (5)
PENDIDIKAN Dinas Pendidikan
67
130
51,54%
48,46%
KESEHATAN Dinas Kesehatan RSUD Gnung Jati
58 2
72 5
80,56% 40,00%
19,44% 60,00%
16
54
30%
70,37%
0 0 0 0 0 0
1 2 1 2 3 1
0% 0% 0% 0% 0% 0%
100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00%
0
1
0%
100,00%
0
2
0%
100,00%
2
7
28,57%
71,43%
Dinas Kebersihan dan Pertamanan. PENATAAN RUANG Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, Energi dan Sumber Daya Mineral.
19
21
90,48%
9,52%
1
3
33,33%
66,67%
Badan Perenca-naan Pembangunan.
0
1
0%
100,00%
PERENCANAAN PEMBANGUNAN Badan Perencanaan Pembangunan. Kec. Kejaksan.
48 1
53 1
90,57% 100,00%
9,43% 0,00%
Urusan Wajib 1.01 1.02
1.03
PEKERJAAN UMUM Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, Energi dan Sumber Daya Mineral. Kelurahan Kejaksan Kelurahan Kesenden Kelurahan Sukapura Kelurahan Pekiringan Kelurahan Lemahwungkuk
Kelurahan Panjunan Kelurahan Pekalipan Kelurahan Pekalangan 1.04
1.05
1.06
PERUMAHAN Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, Energi dan Sumber Daya Mineral.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016
II -39
Pemerintah Kota Cirebon
NO
URUSAN / SKPD
JML KEG. DI APBD YANG SESUAI KUA PPAS
1
2
3
4
Kec. Pekalipan.
1
1
5= {(3)/(4)} X100% 100,00%
Kec. Kesambi. Kec. Lemahwungkuk. Kec. Harjamukti.
1 1 1
1 1 2
100,00% 100,00% 50,00%
0,00% 0,00% 50,00%
PERHUBUNGAN Dinas Perhubungan, Informatika dan Komunikasi.
34
50
68,00%
32,00%
LINGKUNGAN HIDUP Kantor Lingkungan Hidup. Dinas Kebersihan dan Pertamanan.
19 6
36 10
53% 60%
47,22% 40,00%
PERTANAHAN Dinas Pendidikan Sekretariat Daerah
0 1
1 1
0% 100%
100,00% 0,00%
KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL Dinas Kependudukan & Catatan Sipil.
21
43
48,84%
51,16%
0 0 0 2
1 1 1 5
0,00% 0,00% 0,00% 40,00%
100,00% 100,00% 100,00% 60,00%
3
5
60,00%
40,00%
23
33
69,70%
30,30%
3
8
37,50%
62,50%
6
8
75,00%
25,00%
27
39
69,23%
30,77%
23
24
95,83%
4,17%
0
1
0,00%
100,00%
1.07
1.08
1.09
1.10 1.11
1.12
1.13
1.14
1.15
1.16
1.17
1.18
PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PERLINDUNGAN ANAK.
JUMLAH TOTAL KEG. DI APBD
TINGKAT KESESUAIAN (%)
TINGKAT PENYIMPANGAN (%) 6 = 100% - (5) 0,00%
DAN
Kecamatan Kesambi Kelurahan Karyamulya Kelurahan Kecapi Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana. KELUARGA BEREN-CANA DAN KELUARGA SEJAHTERA. Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana. SOSIAL Dinas Sosial, Tenaga Kerja & Transmigrasi
KETENAGAKERJAAN Dinas Sosial, Tenaga Kerja & Transmigrasi KOPERASI DAN UKM Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi, Usaha Mikro Kecil Menengah. PENANAMAN MODAL Badan Penanaman Modal dan Perijinan. KEBUDAYAAN Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata. Kelurahan Kejaksan KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016
II -40
Pemerintah Kota Cirebon
NO
URUSAN / SKPD
JML KEG. DI APBD YANG SESUAI KUA PPAS
1
2
3
4
Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata. Kelurahan Harjamukti
5
7
5= {(3)/(4)} X100% 71,43%
0
1
0,00%
100,00%
Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Linmas.
21
30
70,00%
30,00%
Satuan Polisi Pamong Praja. Kantor Penanggulangan Bencana Daerah dan Pemadam Kebakaran
24 0
28 1
85,71% 0,00%
14,29% 100,00%
27 79 33 41
37 107 37 42
72,97% 73,83% 89,19% 97,62%
27,03% 26,17% 10,81% 2,38%
0
1
0,00%
100,00%
17 22 19 19 20 52
20 28 21 22 25 63
85,00% 78,57% 90,48% 86,36% 80,00% 82,54%
15,00% 21,43% 9,52% 13,64% 20,00% 17,46%
Kelurahan Kejaksan Kelurahan Kebonbaru Kelurahan Kesenden Kelurahan Sukapura Kelurahan Kesambi Kelurahan Sunyaragi
15 18 21 17 20 15
19 22 22 19 21 21
78,95% 81,82% 95,45% 89,47% 95,24% 71,43%
21,05% 18,18% 4,55% 10,53% 4,76% 28,57%
Kelurahan Drajat Kelurahan Pekiringan Kelurahan Karyamulya Kelurahan lemahwungkuk Kelurahan Panjunan Kelurahan Kasepuhan Kelurahan Pegambiran Kelurahan Pekalipan Kelurahan Pekalangan Kelurahan Jagasatru Kelurahan Pulasaren Kelurahan harjamukti Kelurahan Argasunya Kelurahan Kalijaga
16 20 10 13 16 22 16 20 21 18 17 18 19 21
17 22 12 16 17 24 21 23 23 19 20 19 21 22
94,12% 90,91% 83,33% 81,25% 94,12% 91,67% 76,19% 86,96% 91,30% 94,74% 85,00% 94,74% 90,48% 95,45%
5,88% 9,09% 16,67% 18,75% 5,88% 8,33% 23,81% 13,04% 8,70% 5,26% 15,00% 5,26% 9,52% 4,55%
1.19
1.20
KESATUAN BANGSA DALAM NEGERI.
DAN
JUMLAH TOTAL KEG. DI APBD
TINGKAT KESESUAIAN (%)
TINGKAT PENYIMPANGAN (%) 6 = 100% - (5) 28,57%
POLITIK
OTDA, PEMERINTA-HAN UMUM, ADM. KEUANGAN DAERAH, PERANGKAT DAERAH, KEPEGAWAIAN DAN PERSANDIAN. Inspektorat Sekretariat Daerah. Sekretariat DPRD Badan kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kecamatan Kejaksan Kecamatan Pekalipan Kecamatan Kesambi Kecamatan Lemahwungkuk Kecamatan Harjamukti Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016
II -41
Pemerintah Kota Cirebon
NO
URUSAN / SKPD
JML KEG. DI APBD YANG SESUAI KUA PPAS
1
2
3
4
Kelurahan Kecapi
16
17
5= {(3)/(4)} X100% 94,12%
Kelurahan Larangan Kantor Penanggulangan Bencana daerah dan Pemadam Kebakaran
20 18
21 26
95,24% 69,23%
4,76% 30,77%
22
33
66,67%
33,33%
Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kec. Kejaksan Kec. Pekalipn Kec. Kesambi Kec. Lemahwungkuk Kec. Harjamukti Kelurahan Kejaksan Kelurahan kebonbaru Kelurahan Kesenden Kelurahan Sukapura Kelurahan kesambi Kelurahan Sunyaragi Kelurahan Drajat Kelurahan Pekiringan Kelurahan Karyamulya Kelurahan Lemahwungkuk Kelurahan Panjunan Kelurahan Kasepuhan Kelurahan Pegambiran
26
38
68,42%
31,58%
0 1 2 2 0 0 2 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2
3 6 7 6 2 6 10 3 4 6 7 4 8 6 5 4 3 5
0,00% 16,67% 28,57% 33,33% 0,00% 0,00% 20,00% 33,33% 50,00% 33,33% 28,57% 50,00% 25,00% 33,33% 20,00% 25,00% 33,33% 40,00%
100,00% 83,33% 71,43% 66,67% 100,00% 100,00% 80,00% 66,67% 50,00% 66,67% 71,43% 50,00% 75,00% 66,67% 80,00% 75,00% 66,67% 60,00%
Kelurahan Pekalipan
1
5
20,00%
80,00%
Kelurahan Pekalangan Kelurahan Jagasatru Kelurahan Pulasaren Kelurahan Harjamukti Kelurahan Argasunya Kelurahan Kalijaga
2 3 2 2 1 2
6 5 5 5 5 7
33,33% 60,00% 40,00% 40,00% 20,00% 28,57%
66,67% 40,00% 60,00% 60,00% 80,00% 71,43%
Kelurahan Kecapi Kelurahan Larangan STATISTIK Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. KEARSIPAN Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah. KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA Dinas Perhubungan dan Infokom. Sekretariat Daerah
1 2
5 3
20,00% 66,67%
80,00% 33,33%
5
5
100,00%
0,00%
32
39
82,05%
17,95%
7
11
0
1
63,64% 0,00%
36,36% 100,00%
1.21 1.22
1.23
1.24
1.25
KETAHANAN PANGAN Kantor Ketahanan Pangan. PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016
JUMLAH TOTAL KEG. DI APBD
TINGKAT KESESUAIAN (%)
TINGKAT PENYIMPANGAN (%) 6 = 100% - (5) 5,88%
II -42
Pemerintah Kota Cirebon
NO
URUSAN / SKPD
JML KEG. DI APBD YANG SESUAI KUA PPAS
1
2
3
4
5= {(3)/(4)} X100%
6 = 100% - (5)
0
0
-
-
1305
1831
71,27%
28,73%
25
43
58,14%
41,86%
0
1
0,00%
100,00%
0
0
-
-
PARIWISATA Dinas Pemuda, Olah-raga, Kebudayaan dan pariwisata.
3
4
75,00%
25,00%
KELAUTAN, PERIKANAN & PETERNAKAN Dinas Kelautan, Perikanan, Peternakan dan Pertanian.
0
11
0,00%
100,00%
PERDAGANGAN Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi, Usaha Mikro Kecil Menengah.
26
31
83,87%
16,13%
INDUSTRI Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi, Usaha Mikro Kecil Menengah.
3
5
60,00%
40,00%
0
0
-
-
JUMLAH B
57
95
60,00%
40,00%
Rata-rata
1362
1926
70,72%
29,28%
1.26
JUMLAH A
2.02
2.03
2.04
2.05
2.06
2.07
2.08
TINGKAT KESESUAIAN (%)
TINGKAT PENYIMPANGAN (%)
PERPUSTAKAAN Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah.
2.01
JUMLAH TOTAL KEG. DI APBD
URUSAN PILIHAN PERTANIAN Dinas Kelautan, Peri-kanan, Peternakan dan Pertanian. KEHUTANAN Dinas Kelautan, Perikanan, Peternakan dan Pertanian. ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, Energi dan Sumber Daya Mineral.
KETRANSMIGRASIAN Dinas Sosial, Tenaga Kerja & Transmigrasi.
2.2.2. Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Tahun Anggaran 2014 2.2.2.1
Target dan Realisasi Keuangan Daerah
Target
dan
realisasi
belanja
daerah
Kota
Cirebon
dapat
disampaikan secara garis besar sebagai berikut: Realisasi belanja daerah dalam Tahun Anggaran 2014 mencapai Rp1.194.448.622.457,00 atau 87,84
%
dari
jumlah
belanja
yang
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016
ditetapkan
sebesar
II -43
Pemerintah Kota Cirebon Rp1.359.770.980.274,00. Dari realisasi ini terlihat target yang tidak dapat dicapai adalah sebesar Rp165.322.357.817,00 atau 12,60 %. Realisasi Belanja Daerah tersebut terdiri dari kelompok
Belanja
Tidak Langsung dan Belanja Langsung. Target dan realisasi Belanja Daerah secara rinci dapat dijelaskan pada tabel di bawah ini:
Tabel 2.42 Target dan Realisasi Belanja Daerah Tahun 2014 Tahun Anggaran 2014 No
Uraian
% Anggaran
BELANJA TIDAK LANGSUNG
Kontribusi
Realisasi
668.295.335.008,00
591.328.067.156,00 88,48
49,51
610.512.013.522,00
539.865.445.101,00 88,43
45,20
1
Belanja Pegawai
2
Belanja Bunga
-
-
-
0,00
3
Belanja Subsidi
-
-
-
0,00
4
Belanja Hibah
43.964.407.112,00
41.812.871.618,00 95,11
3,50
5
Belanja Bantuan Sosial
12.337.400.000,00
9.259.782.429,00 75,05
0,78
6
Belanja Bagi Hasil kepada Provinsi/Kab/ Kota dan Pemerintah Desa
7
Belanja Bantuan Keuangan kepada Prov./Kab/Kota dan Pemerintahan Desa dan Partai Politik
575.544.374,00
360.914.508,00 62,71
0,03
8
Belanja tidak teruga
905.970.000,00
29.053.500,00 3,21
0,002
9
Lain-lain
BELANJA LANGSUNG
-
-
-
-
-
-
0,00
0,00
691.475.645.266,00
603.120.555.301,00 87,22
50,49
65.793.905.735,00
59.373.163.943,00 90,24
4,97
1
Belanja Pegawai
2
Belanja Barang dan Jasa
352.740.173.474,00
308.513.793.722,00 87,46
25,83
3
Belanja Modal
272.941.566.057,00
235.233.597.636,00 86,18
19,69
1.359.770.980.274,00 1.194.448.622.457,00 87,84
100,00
JUMLAH BELANJA
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016
II -44
Pemerintah Kota Cirebon Grafik 2.2 Proporsi Realisasi Belanja Daerah Kota Cirebon Tahun 2014 Berdasarkan Jenis Belanja
Kontribusi Realisasi belanja berdasarkan jenis belanja daerah terhadap total realisasi belanja daerah Tahun anggaran 2014, terlihat sebesar 50,17%
realisasi belanja bersumber dari belanja pegawai,
berikutnya sebesar 25,83% realisasi dari belanja barang dan jasa dan sebesar 19,69% realisasi belanja modal. Sementara untuk realisasi belanja hibah dan bantuan sosial masing-masing sebesar 3,50% dan 0,78%.
Sedangkan
untuk
belanja
bantuan
keuangan
kepada
Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintahan Desa dan Partai Politik sebesar 0,03% dan sisanya untuk belanja tak terduga sebesar 0,002%. 2.2.2.1.1
Belanja Tidak Langsung
Dalam perhitungan realisasi belanja tidak langsung Tahun 2014 sebesar Rp591.328.067.156.00 atau 88,48 % dari target yang ditetapkan sebesar Rp668.295.335.008,00. Realisasi kelompok belanja tidak langsung tersebut terdiri dari jenis belanja sebagai berikut : -
Belanja Pegawai realisasinya mencapai Rp539.865.445.101.00 atau 88,43 %;
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016
II -45
Pemerintah Kota Cirebon Belanja Hibah realisasinya mencapai Rp41.812.871.618,00 atau 95,11
-
%; Belanja Bantuan Sosial realisasinya mencapai Rp9.259.782.429,00
-
atau 75,05 %. Belanja Belanja Bantuan Keuangan kepada Provinsi/Kabupaten/ Kota
-
dan Pemerintahan Desa dan Partai Politik realisasinya mencapai Rp360.914.508,00 atau 62,71 %. Belanja Tidak Terduga realisasinya mencapai Rp29.053.500,00 atau
-
0,002 %. Rincian realisasi Belanja Tidak Langsung per jenis dan obyek belanja Tahun Anggaran 2014 digambarkan pada tabel II.8 Tabel 2.43 Perbandingan Anggaran dan Realisasi Belanja Tidak Langsung Tahun Anggaran 2014 Tahun Anggaran 2014 No
Uraian Anggaran
1
Belanja Pegawai
2
%
Kontribusi
88,43
45,20
Realisasi
610.512.013.522,00
539.865.445.101,00
Belanja Bunga
-
-
-
0,00
3
Belanja Subsidi
-
-
-
0,00
4
Belanja Hibah
43.964.407.112,00
41.812.871.618,00
95,11
3,50
5
Belanja Bantuan Sosial
12.337.400.000,00
9.259.782.429,00
75,05
0,78
6
Belanja Bagi Hasil kepada Provinsi/Kab/ Kota dan Pemerintah Desa
-
-
-
0,00
Belanja Bantuan Keuangan kepada Prov./Kab/Kota dan Pemerintahan Desa dan Partai Politik
575.544.374,00
360.914.508,00
62,71
0,03
8
Belanja tidak teruga
905.970.000,00
29.053.500,00
3,21
0,002
9
Lain-lain
-
-
-
0,00
668.295.335.008,00
591.328.067.156,00
88,48
49,51
7
JUMLAH
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016
II -46
Pemerintah Kota Cirebon 2.2.2.1.2
Belanja Langsung
Dalam perhitungan realisasi APBD Tahun Anggaran 2014, realisasi Belanja Langsung sebesar Rp603.120.555.301,00 atau 87,22 % dari target anggaran yang telah ditetapkan sebesar Rp691.475.645.266. Realisasi kelompok belanja langsung tersebut terdiri dari jenis belanja sebagai berikut : - Belanja Pegawai realisasinya mencapai Rp59.373.163.943,00 atau 90,24% (%); - Belanja Barang dan Jasa realisasinya mencapai Rp308.513.793.722,00 atau 87,46% (%); - Belanja Modal realisasinya mencapai Rp235.233.597.636,00 atau 86,18% (%). Rincian realisasi Belanja Langsung per jenis dan obyek belanja Tahun Anggaran 2014 digambarkan pada tabel II.9. Tabel 2.44 Perbandingan Anggaran dan Realisasi Belanja Langsung Tahun Anggaran 2014 Tahun Anggaran 2014 No
Uraian
1
Belanja Pegawai
2
Belanja Barang dan Jasa
3
Belanja Modal JUMLAH
%
Kontribusi
59.373.163.943,00
90,24
4,97
352.740.173.474,00
308.513.793.722,00
87,46
25,83
272.941.566.057,00
235.233.597.636,00
86,18
19,69
691.475.645.266,00
603.120.555.301,00
87,22
50,49
Anggaran
Realisasi
65.793.905.735,00
Data realisasi belanja langsung berdasarkan urusan, program dan kegiatan disajikan secara lengkap dengan analisis pencapaian dan hambatannya pada akhir bab ini. 2.2.2.1.3
Pembiayaan Daerah
Pembiayaan adalah transaksi keuangan daerah yang dimaksudkan untuk menutup selisih antara Pendapatan Daerah dan Belanja Daerah. Selisih antara anggaran pendapatan daerah dan anggaran belanja daerah dapat mengakibatkan terjadinya surplus atau defisit anggaran. Surplus anggaran terjadi apabila anggaran pendapatan lebih besar dari pada
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016
II -47
Pemerintah Kota Cirebon anggaran belanja, sedangkan defisit anggaran terjadi apabila anggaran pendapatan lebih kecil dari pada anggaran belanja. Apabila
terjadi
surplus
anggaran
dapat
dimanfaatkan
melalui
pengeluaran anggaran pembiayaan untuk transfer ke dana cadangan, pembayaran cicilan utang, penyertaan modal (investasi) dan atau menjadi sisa perhitungan anggaran tahun berkenaan. Sedangkan apabila terjadi defisit anggaran ditutup/dibiayai dari sisa lebih anggaran tahun lalu, pinjaman daerah dan atau transfer/penarikan dana cadangan daerah yang dianggarkan pada penerimaan anggaran pembiayaan. 2.2.2.1.4
Penerimaan Pembiayaan Daerah
Dalam
perhitungan
realisasi
APBD,
realisasi
penerimaan
pembiayaan daerah pada Tahun 2014, realisasi Penerimaan Pembiayaan Daerah
sebesar
Rp121.590.878.070,00
atau
100,01
%
dari
yang
dianggarkan sebesar Rp121.576.474.720,00. Realisasi tersebut bersumber dari sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya dan penerimaan kembali investasi dana bergulir. Secara rinci penerimaan pembiayaan daerah dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2.45 Realisasi Penerimaan Pembiayaan Daerah Tahun Anggaran 2014 No
Uraian
1
Sisa lebih perhitungan anggaran
2
Pencairan Dana Cadangan
3
Penerimaaan Kembali Investasi Jangka Pendek JUMLAH
2.2.2.1.5
Penerimaan Pembiayaan
%
Kontribusi
114.574.121.595,00
100
94,24
7.000.000.000,00
7.000.000.000,00
100
5,75
2.353.125,00
16.756.475,00
712,09
0,01
121.576.474.720,00
121.590.878.070,00
100,01
100
Anggaran
Realisasi
114.574.121.595,00
Pengeluaran Pembiayaan Daerah
Realisasi pengeluaran pembiayaan daerah pada Tahun 2014 sebesar Rp13.163.658.508,00 atau 99,39 % dari anggaran sebesar Rp13.244.000.000,00. Secara rinci target dan realisasi pengeluaran pembiayaan daerah selama Tahun 2014 dapat dilihat pada tabel berikut:
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016
II -48
Pemerintah Kota Cirebon Tabel 2.46 Realisasi Pengeluaran Pembiayaan Daerah Tahun Anggaran 2014
No
Uraian
1.
Penyertaan Modal (Investasi) Daerah
2
Pembayaran Pokok Utang JUMLAH
Penerimaan Pembiayaan Anggaran
%
Kontribusi
Realisasi
13.000.000.000,00
13.000.000.000
100
98,16
244.000.000,00
163.658.508,00
67,07
1,24
13.244.000.000,00
13.163.658.508,00
99,39
Realisasi pengeluaran pembiayaan daerah tersebut diantaranya digunakan untuk Penyertaan Modal (Investasi) Daerah dan Pembayaran Pokok Utang yang secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut: - Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah Realisasi pengeluaran untuk penyertaan modal (Investasi) pemerintah daerah pada Tahun 2014 mencapai Rp13.000.000.000,00 atau 100% (%) dari yang dianggarkan, realisasi anggaran ini merupakan amanat Peraturan Daerah untuk meningkatkan penyertaan modal pemerintah daerah. - Pembayaran Pokok Utang. Pembayaran pokok utang yang jatuh tempo kepada Pemerintah Penerusan Pinjaman (Loan) realisasinya pada Tahun 2014 realisasi pembayaran pokok utang sebesar Rp163.658.508,00 atau 67,07 % dari anggaran. 2.2.2.2
Analisis Capaian Target Tahunan RPJMD Analisis capaian target tahunan RPJMD dilakukan untuk
melihat sejauhmana pelaksanaan pembangunan yang dilakukan selama kurun waktu Tahun anggaran 2014 dapat mencapai target sebagaimana yang telah ditetapkan dalam RPJMD dan RKPD. Gambaran tentang realisasi target Tahun anggaran 2014 untuk setiap SKPD sesuai Lingkup Bidang Pemerintahan, Bidang Fisik, Bidang Ekonomi, dan Bidang Sosial Budaya
dapat dilihat pada Tabel 2.47
berikut ini. Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016
II -49