e-Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 2 No: 1 Tahun: 2014
PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN PADA MUATAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS IV SD NEGERI 9 PEDUNGAN TAHUN AJARAN 2013/2014 Komang Try Martiana Devi 1, MG. Rini Kristiantari2, Ni Nyoman Ganing3 1, 2 3
Jurusan PGSD, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected] 3 ABSTRAK Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa setelah penerapan pendekatan pembelajaran Kontekstual (CTL) dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Subjek Penelitian ini adalah seluruh siswa siswa kelas IV di SD Negeri 9 Pedungan Kecamatan Denpasar Selatan tahun pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 40 orang siswa. Adapun data dikumpulkan dengan metode tes dan selanjutnya dianalisis dengan menggunakan metode analisis deskriptif kuantitatif. Sebelum penelitian, rata-rata hasil belajar siswa sebesar 65,00. Dilihat dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 70, hasil belajar siswa masih tergolong rendah. Hasil penelitian ini menunjukkan rata-rata persentase keterampilan membaca pemahaman pada siklus I sebesar 71,37% dengan kategori sedang, ratarata persentase keterampilan membaca pemahaman pada siklus II sebesar 80,12% dengan kategori tinggi. Terjadi peningkatan keterampilan membaca pemahaman dari siklus I ke siklus II sebesar 8,75%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan pembelajaran Kontekstual (CTL) dapat meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa kelas IV SD Negeri 9 Pedungan Kecamatan Denpasar Selatan. Oleh karena itu, disarankan kepada guru Bahasa Indonesia agar menerapkan pendekatan pembelajaran Kontekstual (CTL) untuk meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa. Kata-kata kunci: Pendekatan kontekstual, keterampilan membaca. ABSTRACT This study is class action research (PTK) and it was conducted in two cycles. This study aims to improve comprehend reading skill student learning result after implementation of contextual teaching-learning approach (CTL) in subject of Indonesia language. Subject of this study was all the student grade IV at SD Negeri 9 Pedungan subdistrict of South Denpasar in academic year of 2013/2014 by number of 40 students. Data was collected by using test method and then analyzed by using quantitative descriptive analysis. Before research, the mean of student’s learning result was 65,00. Viewed from criteria of minimal completeness (KKM) was 70, the student comprehend reading skill still low. The result of this study showed the mean of procentage comprehend reading skill at first cycle was 71,37% with moderate category, the mean of procentage comprehend reading skill at second cycle was 80,12% with high category. There was improvement comprehend reading skill from first cycle to second cycle was 8,75%. Based on the learning result can be concluded that application of contextual teaching-learning approach (CTL) can improve comprehend
e-Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 2 No: 1 Tahun: 2014 reading skill of the student grade IV SD Negeri 9 Pedungan, subdistrict of South Denpasar. Therefore it will be suggested to the Indonesia language teacher should apply the contextual learning approach (CTL) to improve comprehend reading skill. Keywods: Contextual approach, comprehend reading skill. PENDAHULUAN
Menurut Purwanto (2002:10) pendidikan merupakan pendewasaan peserta didik agar dapat mengembangkan bakat, potensi dan keterampilan yang dimiliki dalam menjalani kehidupan, oleh karena itu sudah seharusnya pendidikan didesain guna memberikan pemahaman serta meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Pendidikan juga merupakan inti dari proses pembelajaran yang utuh dan menyeluruh sebab penyelenggaraan pendidikan harus didukung oleh berbagai komponen. Komponen-komponen tersebut antara lain siswa, guru sarana prasarana pembelajaran dan lain-lain. Dalam proses pembelajaran interaksi semua komponen atau unsur yang terdapat dalam pembelajaran saling berhubungan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan pembelajaran yang dimaksud adalah untuk meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Bahkan mata pelajaran ini mendapat porsi jam yang cukup banyak dalam satu minggunya. Keberhasilan pembelajaran antara lain ditentukan oleh keterampilan guru dalam memilih dan menerapkan metode yang tepat dan strategi pembelajaran yang digunakan untuk peserta didik. Dalam pembelajaran digunakan berbagai metode dan peserta didik berinteraksi dalam kegiatan pembelajaran melalui berbagai teknik berdasarkan sifat tugas dan cara belajar yang disukai. Namun, pemilihan dan penguasaan metode pembelajaran yang tepat masih merupakan kendala bagi sebagian guru. Ketidakmampuan siswa dalam menguasai sasaran pembelajaran merupakan salah satu penyebab rendahnya hasil belajar, salah satunya dalam kemampuan membaca pemahaman Bahasa Indonesia. Kemampuan membaca siswa Indonesia memang paling kurang
dibandingkan siswa dari negara-negara lainnya. Dampaknya, kemampuan anakanak Indonesia dalam menguasai bahan bacaan juga rendah, hanya sekitar 30%. Sejak tahun 1995 sampai sekarang media masa selalu membuat berita mengenai minat membaca masyarakat, terutama minat membaca anak-anak SD. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di kelas IV, selama ini pembelajaran di sekolah dasar masih bersifat pasif. Hal ini disebabkan oleh pembelajaran yang masih bersifat teacher center dan bukan student center. Guru masih memegang peranan penting dalam pembelajaran, ini terlihat dari keaktifan guru di kelas dengan penyampaian materi melalui ceramah sedangkan siswa lebih bersifat menerima (pasif). Selain itu, materi bacaan yang disajikan pun masih bersifat teoritis dan abstrak sehingga siswa kurang dapat memahami makna bacaan yang sebenarnya sehingga menimbulkan kebosanan dan motivasi belajar yang kurang. Rendahnya kemampuan siswa dalam memahami isi bacaan, diduga disebabkan oleh pendekatan pembelajaran yang belum mengarah pada upaya melayani kebutuhan perkembangan psikologis siswa kelas IV SD yang sedang berada pada tahap perkembangan kognitif. Kurangnya inovatif guru dalam menerapkan pendekatan dapat menjadi penyebab proses membaca pemahaman siswa menjadi kurang maksimal. Hal ini, terlihat dari sikap siswa yang cenderung pasif dan diam. Kondisi seperti ini jelas akan menghambat pencapaian prestasi yang maksimal, ini terlihat dari prestasi membaca siswa nilainya masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 65,00 dimana Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan adalah 70. Bertolak dari permasalahan pembelajaran yang terjadi di kelas IV akan
e-Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 2 No: 1 Tahun: 2014 diupayakan suatu kegiatan perbaikan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan pembelajaran kontekstual. Pada saat ini, penerapan pembelajaran kontekstual sering digalakkan dalam pelatihan-pelatihan dengan harapan memberikan pengaruh positif terhadap hasil belajar. Pendekatan kontekstual merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang menekankan pentingnya lingkungan alamiah itu diciptakan dalam proses belajar agar kelas lebih hidup dan lebih bermakna karena siswa mengalami sendiri apa yang dipelajarinya (Nurhadi dkk, 2004:5-9). Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) juga merupakan salah satu alternatif pendekatan pembelajaran yang mana pendidik memposisikan para siswa sebagai subjek, bukan sebagai objek pembelajaran. Dengan kata lain pendidik sebagai fasilitator. Pembelajaran CTL di kelas melibatkan tujuh komponen utama. Hal ini sebagaimana yang sudah ditetapkan oleh Dirjen Dikdasmen Depdiknas (2013:10-17), yaitu: 1) konstruktivisme, 2) menemukan (inquiry), 3) bertanya, (questioning), 4) masyarakat belajar (learning community), 5) pemodelan (modeling), 6) refleksi (reflection), 7) penilaian yang sebenarnya (authentic assessment). Berdasarkan komponen tersebut, pendektan CTL diharapkan dapat membantu siswa lebih aktif dan kreatif khususnya dalam hal membaca pemahaman Bahasa Indonesia SD. Sehubungan dengan permasalahan tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan pendekatan kontekstual sebagai alternatif solusinya. Berdasarkan uraian di atas, maka judul yang dipilih dalam penelitian ini adalah “Penerapan Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman Pada Muatan Bahasa Indonesia Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 9 Pedungan Pada Tahun Pelajaran 2013/2014.
1.
Rancangan Pelaksanaan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. “Penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki atau meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas secara lebih professional” (Suyanto,1997:4).Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan dalam dua siklus. Menggunakan model pendekatan yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggarat (1997) yang dalam pelaksanaannya terdiri dari empat tahap, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) pemantauan dan evaluasi tindakan, (4) refleksi
Gambar Model PTK 2 siklus Keterangan: (1) Perencanaan 1. 2. 3. 4.
Perencanaan Pelaksanaan Evaluasi Refleksi
Perencanaan merupakan suatu rencana tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan atau perubahan perilaku dan sikap sebagai solusi “(Suyanto, 1997:16). Adapun langkah-langkah dalam penelitian ini adalah: (a) peneliti bersama guru menyiapkan silabus bahasa indonesia, (b) peneliti dibantu guru membuat RPP sesuai
e-Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 2 No: 1 Tahun: 2014 materi ajar bahasa indonesia, (c) peneliti bersama guru menyiapkan lembar observasi sebagai pengumpulan data hasil belajar bahasa indonesia. 2. Pelaksanaan Tindakan Kegiatan-kegiatan yang ditempuh dalam pelaksanaan tindakan adalah: Kegiatan Awal 1. Guru menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran, 2. Apersepsi, sebagai penggalian pengetahuan awal siswa terhadap materi yang akan diajarkan. 3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan pokokpokok materi yang akan dipelajari 4. Penjelasan tentang pembagian kelompok dan cara belajar. Kegiatan Inti 1. Siswa bekerja dalam kelompok menyelesaikan permasalahan yang diajukan guru. 2. Siswa wakil kelompok mempresentasikan hasil penyelesaian dan alasan atas jawaban permasalahan yang diajukan guru. 3. Siswa dalam kelompok menyelesaikan lembar kerja (LKS: soal cerita perkalian terlampir) yang diajukan guru. Guru berkeliling untuk mengamati, memotivasi, dan memfasilitasi kerja sama. 4. Siswa wakil kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok dan kelompok yang lain menanggapi hasil kerja kelompok yang mendapat tugas. 5. Dengan mengacu pada jawaban siswa, melalui tanya jawab, guru dan siswa
membahas cara penyelesaian masalah yang tepat.
3.
6. Guru mengadakan refleksi dengan menanyakan kepada siswa tentang hal-hal yang dirasakan siswa, materi yang belum dipahami dengan baik, kesan dan pesan selama mengikuti pembelajaran. Kegiatan Akhir 1. Guru dan siswa membuat kesimpulan cara menyelesaikan soal cerita. 2. Siswa mengerjakan lembar tugas (LTS: soal cerita). 3. Siswa menukarkan lembar tugas satu dengan yang lain, kemudian, guru bersama siswa membahas penyelesaian lembar tugas dan sekaligus dapat memberi nilai pada lembar tugas sesuai kesepakatan yang telah diambil (ini dapat dilakukan apabila waktu masih tersedia. Pemantauan dan Evaluasi Pemantauan dilakukan untuk memperoleh data yang lengkap dan akurat terhadap pelaksanaan tindakan. Pemantauan merupakan pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan yang berlangsung di kelas. Pengamatan dilakukan oleh guru kelas di sekolah tersebut dengan cara mencatat semua kegiatan selama tindakan berlangsung di kelas. Semua kegiatan itu dicatat dalam instrument pemantauan yang telah disediakan. Evaluasi terhadap hasil dilaksanakan setelah tindakan secara tuntas dilakukan. Evaluasi dilaksanakan untuk mengetahui hasil belajar siswa. Evaluasi yang dilaksanakan berpedoman pada kriteria hasil belajar bahasa indonesia. Berikut diuraikan kriteria penilaian dan penskorannya yang sudah disiapkan untuk menentukan hasil
e-Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 2 No: 1 Tahun: 2014 belajar bahasa indonesia. Selain itu, hasil tes juga dianalisis berdasarkan kriteria ketuntasan dengan berpedoman pada sistem penilaian di sekolah SD Negeri 9 Pedungan. Siswa, dikatakan tuntas secara klasikal apabila 75% dari jumlah siswa yang ada di sekolah itu memperoleh nilai 70 ke atas. 4.
Refleksi Berdasarkan hasil analisis data dari pelaksanaan tindakan siklus I maka dilakukan penafsiran dengan secermat-cermatnya. Jika hasil refleksi menunjukkan masih terdapat kekurangan, maka perlu dibuatkan perencanaan yang lebih baik untuk melaksanakan tindakan siklus II, sehingga peneliti memperoleh gambaran mengenai kekurangan dan kelebihan yang telah dilaksanakan pada siklus I. Secara umum setiap siklus dilaksanakan melalui 4 tahap seperti yang dijelaskan pada paragraf di depan, tetapi tahap yang berbeda dari masing-masing siklus lebih dominan pada tahap pelaksanaan dan tahap refleksi/revisi. Dengan demikian siklus berikutnya sangat dipengaruhi oleh hasil analisis data siklus sebelumnya dan refleksi yang diajukan untuk merevisi pelaksanaan siklus berikutnya.
Subjek Penelitian Penelitian ini mengambil tempat atau lokasi di SD Negeri 9 Pedungan pada anak-anak kelas IV tahun pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 40 orang terdiri atas 20 orang siswa laki-laki dan 20 orang siswa perempuan. 1. Metode Pengumpulan Data Data dalam penelitian ini adalah data tentang kemampuan
siswa memahami isi cerita sebagai data utama, perilaku guru dan siswa dalam proses belajar mengajar sebagai data pelengkapnya. Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan metode tes. Metode Tes Adalah suatu cara untuk mengadakan penelitian yang berhubungan dengan suatu tugas atau rangkaian tugas yang harus dikerjakan oleh anak atau sekelompok anak sehingga menghasilkan suatu nilai tentang tingkah laku atau prestasi belajar anak tersebut, yang dapat dibandingkan dengan nilai yang dicapai oleh anak-anak lain atau dengan nilai standar yang ditetapkan, (Nurkancana dan Sunartana, 1992:34). Lembar tes yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa adalah jenis tes berupa pilihan ganda dan tes essay. Pelaksanaan tes diadakan setelah siswa melakukan aktifitas belajar untuk mendapatkan peningkatan hasil belajar, kemudian siswa menjawab pertanyaan yang terdapat dalam lembaran. Pelaksanaan tes dilakukan dan diawasi oleh guru bidang studi Bahasa Indonesia dan peneliti. Langkah-langkah yang ditempuh dalam mengumpulkan data dengan metode tes adalah 1) memilih materi tes, 2) menyusun tes, 3) menetapkan skor tes dan 4) melaksanakan tes. Keempat langkah penyusunan tes akan dipaparkan sebagai berikut: 1) Memilih materi tes yang ditentukan berdasarkan materi pelajaran tentang menjawab pertanyaan. 2) Menyusun tes, untuk memperoleh data dalam penelitian ini digunakan tes menjawab pertanyaan/essay. 3) Menetapkan skor tes, setelah lembar jawaban siswa terkumpul,
e-Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 2 No: 1 Tahun: 2014 langkah selanjutnya adalah penskoran. Pelaksanaan tes, tes diadakan setelah siswa melakukan kegiatan belajar untuk mendapatkan peningkatan hasil belajar, kemudian siswa menjawab pertanyaan yang terdapat dalam lembaran. Pelaksanaan tes dilakukan dan diawasi oleh guru kelas IV SD Negeri 9 Pedungan Tahun Pelajaran 2013/2014 dan peneliti sendiri. 2. Metode Analisis Data Analisis data peningkatan keterampilan membaca pemahaman bahasa indonesia melalui penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual pada siswa kelas IV SD Negeri 9 Pedungan Tahun Pelajaran 2013/2014. a. Analisis rumus yang digunakan adalah: Rata-rata kelas = Jumlah Nilai Seluruh Siswa Jumlah Seluruh Siswa b. Ketuntasan Belajar (KB) Siswa
KB
Jumlah siswa tuntas x100% Jumlah siswa keseluruhan (A.A. Agung, 1997:17)
Gede
c. Indikator Keberhasilan Penelitian ini dikatakan berhasil jika setiap siswa mencapai standar minimal 70, dengan ketentuan sebagian besar (75%) siswa diharapkan mampu memperoleh nilai 70 keatas pada keterampilan membaca pemahaman melalui pendekatan pembelajaran kontekstual.
3. Deskripsi Data Hasil Penelitian pada Siklus I Kegiatan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada bulan Juli 2014 pada siswa kelas IV semester II SD N 9 Pedungan tahun ajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa 40 orang. Untuk mengetahui keterampilan membaca pemahaman siswa setelah pengimplementasian strategi model pembelajaran kontekstual digunakan tes pilihan ganda sebanyak 10 butir dengan bobot soal 10. Dengan demikian skor maksimal idealnya adalah 100. 4. Hasil Refleksi Awal Pada tahap refleksi awal, peneliti melakukan wawancara dan observasi terhadap proses pembelajaran yang dilakukan di kelas IV SD N 9 Pedungan. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara didapatkan data mengenai keterampilan membaca pemahaman siswa kelas IV. Dimana nilai rata-rata siswa kelas IV pada semester ganjil tahun pelajaran 2013/2014, yakni sebesar 65%. Sedangkan pedoman pelaksanaan proses belajar mengajar disebutkan bahwa kelas dikatakan tuntas jika semua siswa memenuhi nilai yang telah ditetapkan yakni 70,00. Keterampilan membaca pemahaman siswa masih rendah, keterlibatan/keaktifan siswa juga kurang opimal. Kelemahan tersebut didukung oleh hasil pre test yang menunjukkan prestasi yang sangat rendah. Pre test dimaksud adalah test yang dilaksanakan sebelum diadakan penelitian tindakan kelas yang bersumber dari materi yang akan diajarkan pada saat penelitian. Setelah diadakan observasi awal, ditemukan bahwa 1) pembelajaran masih berpusat pada guru, 2) kurangnya media yang dapat dimanipulasi sehingga pembelajaran
e-Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 2 No: 1 Tahun: 2014 kurang menyenangkan dan siswa cepat bosan. Lebih lengkap mengenai hasil pre-test akan disajikan dalam tabel 4.1 terlampir. 5. Hasil Penelitian Siklus I Dari hasil pre-test yang dilakukan selanjutnya mencari alternatif tindakan yang diyakini dapat menanggulangi permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya. Sehubungan dengan itu peneliti melakukan langkah-langkah sebagai berikut: (1) Perencanaan Tindakan Pada perencanaan perbaikan pembelajaran pada siklus I peneliti bersama guru bidang studi Bahasa Indonesia kelas IV melakukan persiapan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan menganalisis silabus dilanjutkan dengan menyiapkan materi pelajaran dan membuat lembar kerja siswa (LKS). Peneliti juga menyiapkan alat dan media yang akan digunakan pada saat pembelajaran. Disamping itu juga dipersiapkan lembar observasi yang akan digunakan untuk mengetahui aktifitas siswa dalam pembelajaran dan peneliti juga menyiapkan tes hasil belajar agar hasil belajar siswa dapat diketahui pada akhir siklus. (2) Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan pada siklus I dilakukan pada tanggal 18 Juli 2014. Sedangkan tes dilakukan tanggal 21 Juli 2014. Pada siklus pertama tindakan dilakukan dalam satu kali pertemuan dengan alokasi waktu 70 menit. Pada siklus I topik pembahasan adalah upacara adat yang terdapat di Bali. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran sesuai dengan skenario yang telah disusun dan
peneliti harus mentaati apa yang telah dirumuskan dalam rancangan. (3) Observasi/evaluasi Pada proses pelaksanaan penelitian ini diadakan observasi oleh peneliti bersama guru bidang studi Bahasa Indonesia kelas IV. Observasi diadakan secara menyeluruh meliputi aktifitas siswa dalam pembelajaran. Berdasarkan pelaksanaan tindakan pembelajaran diperoleh keterampilan membaca pemahaman sebagai pada tabel 4.2 terlampir. 4.1.3 Hasil Penelitian Siklus II Sebelum pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilaksanakan, peneliti merefleksi proses perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan pada siklus I. Hasil pelaksanaan pembelajaran pada muatan Bahasa Indonesia pada siklus I masih ditemukan hasil yang memperoleh nilai di bawah standar atau dalam kategori kurang dan partisipasi siswa dalam pembelajaran juga belum maksimal. Dengan identifikasi masalah tersebut peneliti bersama guru bidang studi Bahasa Indonesia kelas IV kembali mengadakan perbaikan pembelajaran pada siklus II pada muatan Bahasa Indonesia. Perencanaan siklus II masih sama dengan siklus I dengan penambahan pada hal-hal yang dianggap perlu, seperti peningkatan minat baca siswa dengan mengajak siswa belajar di perpustakaan dan memberikan pujian atau penguatan bagi siswa yang aktif selama proses pembelajaran, memotivasi dan membimbing siswa yang mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran.
e-Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 2 No: 1 Tahun: 2014 (1) Perencanaan Tindakan Perencanaan perbaikan pembelajaran pada siklus II peneliti melakukan persiapan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan membandingkan dengan RPP pada siklus I, untuk memperbaiki kelemahan yang terjadi pada siklus I. Selain RPP peneliti membuat lembar kerja siswa (LKS). Peneliti juga menyiapkan alat dan media yang digunakan pada saat pembelajaran. Disamping itu juga membuat lembar observasi yang digunakan untuk mengetahui aktifitas siswa dalam pembelajaran dan peneliti juga menyiapkan tes hasil belajar agar hasil belajar siswa dapat diketahui pada akhir siklus II. (2) Pelaksanaan Pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II ini dilaksanakan dalam satu kali pertemuan dengan alokasi waktu 70 menit, yaitu pada tanggal 24 Juli 2014. Sedangkan tes dilakukan tanggal 26 Juli 2014. Pada siklus II topik pembahasan adalah tradisi Lompat Batu di Nias. (3) Observasi/Evaluasi Ketika proses pembelajaran berlangsung peneliti bersama guru bidang studi Bahasa Indonesia kelas IV mengadakan pengamatan menggunakan lembar observasi untuk mengetahui aktifitas siswa selama pembelajaran dari awal sampai akhir kegiatan. Hal yang dinilai adalah keaktifan siswa berdiskusi, tanya jawab, kerjasama kelompok dan melaporkan hasil diskusi. Pada akhir siklus diadakan evaluasi dengan menggunakan tes pilihan ganda untuk mengetahui hasil belajar siswa. Data hasil tes pada
siklus II dapat dilihat pada tabel 4.3 terlampir. (4) Refleksi Tes akhir yang diberikan pada tindakan siklus II menunjukkan adanya peningkatan keterampilan membaca pemahaman siswa dari rata-rata sebesar 71,37, daya serap 71,37% ketuntasan 78% pada siklus I. Rata-rata 80,12, daya serap 80,12% ketuntasan 85% pada siklus II. Hasil yang telah dicapai pada siklus II ini telah memenuhi kriteria yang telah ditetapkan yaitu rata-rata 70, daya serap 70% ke atas dan ketuntasan belajar 75%. Berdasarkan hasil observasi pada siklus II ini siswa sangat antusias dan tertarik mengikuti pembelajaran. Semua siswa terlibat langsung dalam diskusi untuk mengerjakan LKS. Tidak ada siswa yang duduk diam dan mengandalkan temannya yang dianggap lebih mampu untuk menyelesaikan permasalahan dalam LKS. Siswa aktif bertanya dan berani memberikan tanggapan atau komentar terhadap hasil diskusi kelompok lain. Berdasarkan hasil data siklus II penelitian ini sudah tuntas karena telah memenuhi kriteria yang telah ditetapkan, sehingga penelitian ini, dihentikan sampai pada siklus II. Setelah diadakan tindakan perbaikan dalam pelajaran Bahasa Indonesia sudah terjadi perubahan pada keterampilan membaca pemahaman. Berikut ini hasil belajar siswa pada pembelajaran Bahasa Indonesia dari pre-test, siklus I dan siklus II.
e-Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 2 No: 1 Tahun: 2014 Pembahasan Berdasarkan deskripsi proses dan hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa kelas IV SD N 9 Pedungan, dalam hal ini mengenai pokok bahasan keberagaman budaya bangsaku. Hasil analisis keterampilan membaca pemahaman siswa dapat dijabarkan sebagai berikut. Pada siklus I diperoleh ratarata keterampilan membaca pemahaman sebesar 71,37, daya serap 71,37% dan ketuntasan belajar 78%. Hal ini belum menunjukkan ketuntasan belajar dengan kriteria yang ditetapkan yaitu siswa dikatakan tuntas apabila tercapai rata-rata kelas70, daya serap 70% ke atas dan 75% siswa mendapat nilai 70 ke atas. Aktivitas siswa dalam pembelajaran sudah lebih baik dari sebelum diadakan perbaikan pembelajaran walaupun belum optimal. Belum tercapainya kriteria yang diharapkan karena implementasi pembelajaran kontekstual di kelas IV SD N 9 Pedungan belum maksimal, hal ini Nampak dari adanya permasalahan dari kegiatan pembelajaran berdasarkan hasil refleksi siklus I yaitu, (1) secara umum siswa kurang aktif dalam pembelajaran, hal ini terlihat dari beberapa siswa yang duduk diam dan beberapa siswa bermain saat diskusi, (2) dalam menyelesaikan permasalahan siswa malas membaca buku sumber dan tidak mau bertanya ketika mengalami kesulitan, siswa hanya menunggu guru yang menanyakan kesulitan yang dialami, akan tetapi ada beberapa siswa yang sudah mampu memanfaatkan guru sebagai fasilitator, dengan mengajukan pertanyaan apabila ada sesuatu yang belum dimengerti, (3) dalam melakukan diskusi kelompok
untuk mengerjakan LKS siswa lebih mengandalkan temannya yang dianggap lebih mampu dan begitu juga pada saat menyampaikan hasil diskusi kelompok. Sehubungan dengan kondisi yang demikian maka pelaksanaan tindakan siklus II, diupayakan adanya usaha untuk menyempurnakan dan mengadakan perbaikan terhadap permasalahan yang muncul pada siklus I. Pada pelaksanaan tindakan siklus II peneliti lebih banyak memberikan motivasi dan bimbingan kepada siswa dalam pembelajaran dengan memberikan pujian dan penguatan dan mendekati siswa yang mengalami kesulitan belajar, serta mengajak siswa untuk belajar di perpustakaan supaya mereka mudah mencari sumber yang relevan yang terkait dengan materi yang diberikan. Pada saat peneliti mendekati siswa saat berdiskusi siswa langsung menanyakan kesulitan yang dialaminya. Begitu juga pada saat melaporkan hasil diskusi siswa sudah berani menjawab dan mengomentari hasil diskusi kelompok lain. Hasil analisis data pada siklus II diperoleh rata-rata skor hasil belajar siswa sebesar 80,12, daya serap sebesar 80,12% dan ketuntasan 85% atau dalam skala 5 ketuntasan berada pada rentangan 85-100%, dengan nilai A dengan kualifikasi “baik sekali”. Hasil analisis pada siklus II menunjukkan terjadi peningkatan yaitu dari ketuntasan sebesar 78% pada siklus I menjadi ketuntasan 85% pada siklus II. Berdasarkan hasil-hasil yang diperoleh, secara umum penelitian ini dapat dikatakan berhasil sebab kriteria keberhasilan tindakan dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan yaitu terjadi peningkatan hasil belajar siswa dari pre-test ketuntasan sebesar 75%, siklus I ketuntasan sebesar 78% dan pada siklus II ketuntasan sebesar 85%. Hasil yang diperoleh pada siklus II
e-Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 2 No: 1 Tahun: 2014 sudah memenuhi kriteria yang ditetapkan yaitu pada rata-rata kelas 70, daya serap 70 ke atas dan 75% siswa memperoleh nilai 70 ke atas. Keterampilan membaca pemahaman yang diperoleh siswa kelas IV SD N 9 Pedungan setelah diterapkan pendekatan pembelajaran kontekstual pada siklus II dengan skor rata-rata kelas 80,12, daya serap 80,12% dan ketuntasan belajar 85%. Terjadinya peningkatan pada siklus II disebabkan oleh siswa terlibat dalam diskusi kelompok, dan siswa aktif bertanya dan memberikan komentar. Hal tersebut sejalan dengan teori yang disampaikan oleh Ruseffendi (dalam Purbawirawan 1998) mengatakan bahwa pengajaran yang mampu membangkitkan prestasi belajar adalah pengajaran yang memiliki sifat menarik,dapat diikuti anak, dapat memberi kesempatan kepada anak dan menggunakan metode mengajar yang relevan. Pendapat tersebut didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh 1) Sutar (2010) mengatakan bahawa terjadinya peningkatan tidak terlepas dari motivasi guru untuk menciptakan inovasi dalam kegiatan pembelajaran dengan melaksanakan langkah-langkah pembelajaran yang telah dirancang atau dirumuskan, dan 2) Suparta (2010) mengatakan bahwa terjadinya peningkatan disebabkan oleh siswa sangat antusias dan tertarik mengikuti pembelajaran, semua siswa terlibat dalam diskusi kelompok, dan siswa aktif bertanya dan memberikan komentar. Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dan pembahasan diatas dapat diambil simpulan sebagai berikut. Penerapan pendekatan kontekstual ternyata dapat meningkatkan keterampilan membaca pemahaman. Bahasa Indonesia dalam pokok bahasan keberagaman
budaya bangsaku pada siswa kelas IV SD N 9 Pedungan Tahun Ajaran 2013/2014. Pada siklus I rata-rata sebesar 71,37, daya serap sebesar 71,37% dan ketuntasan belajar sebesar 78%. Sedangkan pada siklus II rata-rata sebesar 80,12, daya serap sebesar 80,12% dan ketuntasan belajar sebesar 85% sehingga telah melebihi target yang ditetapkan. Terjadinya peningkatan pada siklus II disebabkan oleh siswa yang sangat antusias dan tertarik mengikuti pembelajaran, semua siswa terlibat dalam diskusi kelompok dan siswa aktif bertanya dan memberikan komentar. Saran Berdasarkan temuan-temuan dalam penelitian ini, maka diajukan saran-saran sebagai berikut: 1. kepada siswa dalam proses pembelajaran dituntut untuk selalu aktif dan mampu menggali pengetahuan sendiri, supaya proses pembelajaran menjadi bermakna. 2. kepada guru hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif dalam upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa khususnya penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual. 3. kepada kepala sekolah hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pedoman dalam pembelajaran di kelas guna meningkatkan keterampilan membaca pemahaman.
DAFTAR RUJUKAN Agung, A.A Gede. 1997. Metodelogi Penelitian Pendidikan. Singaraja: IKIP Negeri
e-Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 2 No: 1 Tahun: 2014
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Yogyakarta: Rineka Cipta Arikunto, Suharsimi. 2000. Manajemen Penelitian. Jakarta. PT Rineka Cipta Arikunto, Suharsimi. 2007. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara Depdikbud. 1995. Pedoman Proses Belajar Mengajar di SD. Jakarta: Proyek Pembinaan Sekolah Dasar Depdiknas. 2003. Pendekatan Kontekstual, tentang Contextual Teaching and Learning Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004 Sekolah Menengah Pertama, tentang Pengembangan Sistem Penilaian Hasil Belajar Berbasis Kompetensi Endah Ariani Madusari,dkk. 2009. Metodelogi Pembelajaran. Jakarta: Depdiknas Hairuddin,dkk. 2008. Pembelajaran Bahasa Indonesia. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
Hartono. 2008. SPSS 16.0 Analisis data statistic dan penelitian. Edisi I. Cet. I. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Nur, Mohammad. 2004. Srategi-Strategi Belajar. Universitas Negeri Surabaya. Surabaya Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Penilaian dalam pengajaran bahasa dan sastra. Yogyakarta: BPFEYogyakarta Nurhadi,dkk. 2004. Pembelajaran Kontekstual. Malang: IKIP Malang Santosa Puji,dkk. 2008. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta: Universitas Terbuka Suyanto. 1997. Pedoman Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Depdikbud Tarigan. 1986. Belajar Bahasa Indonesia. Semarang: Karya Toha Putra Winarno Surakhmad. 1980. Interaksi Belajar Mengajar. Bandung: Jemmars