Jurnal Saintech Vol. 02- No.03-September 2010 ISSN No. 2086-9681
ANALISIS PENGARUH PASAR TERHADAP LUAS LAHAN KENTANG DI TANAH KARO
Oleh : Ir. Riduan Sembiring, MMA *) *)
Staf Pengajar FP Universitas Quality Medan Abstract
Potatoes, kumeli, gentang, gadung lepar, has introduced fast-food restaurants like KFC, CFC, and Mc Donald, potatoes became very popular. This plant has 1001 properties had been planted in the Karo highlands. Gross agricultural sector contributed 59.80% in 2007. Volume of exports and production and decreasing area of land every year. This study aims to gain market VCE, production and competitor to the potato crop. These research data were analyzed with the Ordinary Least Square (OLS), SPSS, and R square, F-count, T test showed a strong correlation between independent variables with dependent variable / independent variable of land and an increase followed by an increase in the dependent variable. Test F-tabel count is 53 376 3049, significantly, Ha is received, Ho is rejected, so that the independent variables affect the land. Equation to-2, F-count is 18 815> 224.58 significant Ftabel, Ho is accepted and Ha is rejected, the independent variables are not striving to land. Significant results, means that the Ha and Ho received. Variable export production, export prices of potatoes, the exchange rate and export prices of other products have the T-count value <4.303 T-Tabel is not significant, it means that Ho is accepted and Ha is rejected. Keywords: Market, land use, potatoes, Karo land. I. Pendahuluan Peningkatan produksi dan pengembangan luas lahan sangat berkaitan erat dengan aspek-aspek pemasaran, produksi kentang petani pada umumnya usaha komersial yang hasil produksinya untuk dijual ke pasar. Menurut Abu Haerah (1979), produksi dan pemasaran mempunyai hubungan ketergantungan yang sangat erat. Produksi yang meningkat tanpa didukung oleh sistem pemasaran yang dapat menampung dengan hasil yang tingkat harga yang layak tidak akan berlangsung lama, malah pada waktunya ia akan menurunkan karena pertimbangan untung rugi usaha tani. Kentang (Solanum tuberosum L) merupakan salah satu komoditas sayuran penting di Indonesia. Produksi kentang telah berkembang dengan pesat selama dekade terakhir, dan kini Indonesia telah menjadi negara penghasil kentang terbesar di Asia Tenggara. Hal ini tidak terlepas dari peran Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa) dalam penciptaan benih unggul kentang yang
bermutu. Pada basis bobot segar, kentang memiliki kandungan protein tertinggi dibandingkan dengan ubi-ubian dan umbiumbian lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa kentang memiliki potensi dan prospek yang baik untuk mendukung program diversifikasi dalam pangan dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan berkelanjutan (Balitsa, 2008). Di balik bentuknya yang tidak begitu menarik tetapi lezat jika diolah dengan berbagai macam masakan ini, ternyata memiliki khasiat yang tidak sedikit. Selain rasanya yang nikmat jika disantap meski digoreng, rebus, panggang, disayur atau pasta sekalipun tetap saja lezat. Pipit (2009) menyatakan ada 1001 kegunaan umbi kentang, dapat penawar racun alami asam yang berlebihan atau asidosis. Kentang digunakan untuk sayur. Sedangkan dewasa ini ada kecenderungan masyarakat untuk mengkonsumsi kentang menjadi kentang goreng (french fries) dan kentang untuk makanan kecil (hasil industri
1
Jurnal Saintech Vol. 02- No.03-September 2010 ISSN No. 2086-9681
makanan). Perubahan pola konsumsi masyarakat tersebut, kebutuhan semakin tinggi (Setiadi, Surya Fitri Nurulhuda, 2006). Kentang atau kumeli merupakan tanaman sayuran yang sangat penting bagi petani dataran tinggi atau daerah pegunungan. Selain mendatangkan penghasilan dan juga lebih baik dari jenis sayuran lain, hasil panen kentang bisa disimpan lebih lama sampai harga jualnya meningkat (Hendro Sunarjono, 2007). Selanjutnya, perkembangan tanaman sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Hendro Sunarjono (2007), 1.) peluang pasar dan permintaan konsumen. Awalnya, kentang hanya menjadi konsumen orang asing dan kaum elit, tetapi kini hampir setiap orang dari semua lapisan masyarakat mengenal dan senang makan kentang. Dengan demikian pasarnya semakin terbuka. Konsumen kentang Indonesia rata-rata diperkirakan 2 kg/kapita/tahun yang meliputi 10 % penduduk (20 Juta jiwa). Artinya kebutuhan kentang tiap tahunnya sekitar 40.000 ton. 2.) lahan dan kondisi agroklimatnya. Lahan dataran tinggi (pemgghunungan ) di Indonesia cukup luas dan iklimnya sangat mendukung untuk pengembangan kentang. 3.) tingkat keuntungan. Umumnya, petani akan mengembangkan usaha tani kentang apabila keuntungan yang diperolehnya jelas. Nilai tambah ini berhubungan erat dengan kesetabilan harga jual. 4.) kesetabilan bibit dan modal.
Pada Lahan kering yang peruntukan tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan (lahan potensial) mengalami peningkatan dari tahun 2006 ke tahun 2007 yaitu dari 106.100 ha pada tahun 2006 menjadi 112.009 ha pada tahun 2007, diakibatkan penggunaan lahan pada ladang/huma yang meningkat dari 59.832 ha pada tahun 2006 menjadi 68.012 ha pada tahun 2007, yang diikuti lahan perkebunan meningkat dari 6.524 ha tahun 2006 menjadi 8.084 ha tahun 2007. II. Metode Penelitian Penelitian dilakukan di Tanah Karo pada 9 kecamatan yaitu: Barusjahe, Tiga Panah, Kabanjahe, Simpang Empat, Berastagi, Merek, Naman Teran, Sempa Jaya dan Merdeka. Data skunder diperoleh dari Badan Pusat Stasistik Kabupaten Karo, BPS Propinsi Sumatera Utara, Kuperindag Kabupaten Karo, Diperindag Sumatera Utara, Dinas Pertanian, Peternakan, Perikanan Kabupaten Karo, Dinas Pertanian Propinsi Sumatera Utara dari tahun 2005 sampai dengan 2008. Data primer dari quisioner petani, pengusaha pengumpul dan eksport kentang, satu kecamatan 20 orang sampel, dan keseluruhannya 180 orang sampel. Analisa data menggunakan Ordinary Least Square (OLS) yang dibantu SPSS. 2.1. Model Penelitian Lahant = ȕ1 Pk
Perkembangan Penggunaan Lahan Ketersediaan lahan sangat penting dalam sektor pertanian, sementara luas daerah tidak mungkin bertambah oleh karena itu mutasi lahan dari satu peruntukan ke peruntukan lain menjadi sangat penting bagi sektor pertanian. Tabel 9 menunjukkan bahwa luas lahan sawah menurun dari tahun 2006 seluas 12.328 Ha dan pada tahun 2007 tinggal 12.267 Ha. Luas tegalan juga menurun dari tahun 2003 sampai tahun 2007. Penggunaan lahan di Kabupaten Karo didominasi oleh penggunaan lahan kering berupa perladangan dan perkebunan seluas 76.096 Ha atau 36 % dari luas wilayah, selanjutnya diikuti oleh kawasan hutan seluas 69.731 Ha atau sekitar 33 % dari luas wilayah,
+ ȕ2 Hk t-1 + ȕ3 Hp t-1 + ȕ4 Pn t-1 + Z1 = Ȥ1 He t- 1 Ȥ 2 Kurs t-1 Ȥ3 Hk t-1 + Z2
Lahant
t-1
Identifikasi dan spesifikasi: Variabel Eksogen (Exogenous Variable) : Pk t-1 Hu t-1 Hp t-1 Pn t-1
= = = =
produksi kentang time lag 1 tahun harga umbi kentang time lag 1 tahun Harga pesaing time lag 1 tahun Pendapatan umbi kentang time lag 1 tahun = harga ekspor kentang time lag 1
He t- 1 tahun Kurs t-1 = kurs rupiah terhadap dolar AS time lag 1 tahun Hk t-1 = harga komoditi lain time lag 1 tahun Variabel Endogen (Endogenous Variable) :
2
Jurnal Saintech Vol. 02- No.03-September 2010 ISSN No. 2086-9681
L lahant adalah lahan tanaman kentang tahun t. Dimana : ȕ 1 – ȕ4 dan Ȥ 1 - Ȥ 3 adalah koefisien regresi Z1 – Z2 adalah error term
b) Berdasarkan Tempat Menjual
III. Hasil Dan Pembahasan
Pasar Berastagi 88 Pasar Central Medan 5 2.87% Pasar Singa 28 16.09% Pasar Tigapanah 22 12.64% Pedagang 30 17.24% Lainnya 1 0.57% Total 174 100.00% Sumber: Hasil olahan kuesioner (2008)
1.1. Karakteristik Responden Jumlah responden 180 orang petani dari sembilan kecamatan. Karakteristik responden dalam penelitian ini dapat dilihat tingkat pendidikan, tempat menjual dan lama bertani. Kuisioner disebar kepada responden sebanyak 180 lembar dan 174 dikembalikan, serta 6 lembar kepada pengusaha, kemudian di analisis. a)
Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tabel 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Tingkat Jumlah Persentase (%) Pendidikan SD 22 12.64% SMP 58 33.33% SMU 77 44.25% > SMU 17 9.77% Total 174 100% Sumber: Hasil olahan kuesioner (2008) Berdasarkan Tabel 1. Responden dengan tingkat pendidikan SD sebanyak 22 orang atau 12.64%, tingkat pendidikan SMP sebanyak 58 orang atau 33.33%, tingkat pendidikan SMU sebanyak 77 orang tau 44.25% dan untuk tingkat pendidikan diatas SMU (D1 sampai dengan S1) sebanyak 17 orang atau 9.77% dari total responden. Tingkat pendidikan responden yang paling tinggi adalah SMU dan yang terendah adalah tingkat pendidikan diatas SMU.
> SMU
SMU
Tabel 2. Karakteristik Responden BerdasarkanTempat Menjual Tempat Menjual
SMP
Gambar 1. Grafik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Persentase (%) 50.57%
Tabel 2. Responden berdasarkan tempat menjual, petani yang menjual hasil tani ke Pasar Berastagi sebanyak 88 orang atau 50.57%. Untuk tempat menjual di Pasar Central Medan sebanyak 5 orang atau 2.87%.. Untuk tempat menjual pada Pasar Singa, Pasar Tigapanah dan Pedagang semuanya adalah 16.09%, 12.64% dan 17.24% dan lainnya sebanyak 0.57%.
Pedagang
Lainnya
Pasar Tigapanah
Pasar Singa
Pasar Brastagi Pasar Central Medan
Gambar 2. Grafik Tempat Penjualan Kentang c)
Berdasarkan Lama Bertani
Tabel 3. Lama Bertanam Kentang Persentase (%) 1 s/d 5 Tahun 86 49.43% 6 s/d 10 Tahun 47 27.01% 11 s/d 15 Tahun 25 14.37% 16 s/d 20 Tahun 11 6.32% > 20 Tahun 5 2.87% Total 174 100.00% Sumber: Hasil olahan kuesioner (2008) Lama Bertani
SD
Jumlah
Jumlah
3
Jurnal Saintech Vol. 02- No.03-September 2010 ISSN No. 2086-9681
Tabel 3 responden berdasarkan lama bertanam kentang, dimana lama menanam sampai dengan 5 tahun sebanyak 86 orang atau 49,43%. Lama menanam dari 6 sampai dengan 10 tahun sebanyak 47 orang atau 27,01%. Lama nanam dari 11 sampai dengan 15 tahun sebanyak 25 orang atau 14,37%.Lama nanam dari 11 sampai dengan 20 tahun sebanyak 11 orang atau 6,32% dan untuk lama nanam diatas 20 tahun sebanyak 5 orang atau 2.87% dari total responden. 16 s/d 20 Tahun
> 20 Tahun
11 s/d 15 Tahun
6 s/d 10 Tahun
1 s/d 5 Tahun
Tabel 4 diatas diperoleh angka R sebesar 0,699. Hal ini menunjukkan hubungan yang kuat antara variabel independent (Harga Kentang, Produksi kentang dan Harga produk pesaing) dengan variabel dependen/Lahan dan kenaikan varaibel independent juga diikuti oleh kenaikan variabel dependen. Koefisien Determinasi R2 bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen. Dari tabel diatas diketahui bahwa koefisein R2 adalah 0,488 atau 48.8%. Artinya 48.8% Lahan ditentukan oleh Harga Kentang, Produksi kentang dan Harga produk pesaing dan sisanya sebesar 61,2% ditentukan oleh variabel lainnya diluar variabel yang digunakan dalam model. Persamaan II (Penjual) Tabel 5. Uji R Square (Koefisien Determinasi)
Gambar 3. Grafik Karekteristik Responden Berdasarkan Lama Menanam Kentang
Model
R
R Square
Adjusted R Square
1
.993a
.987
.934
1.2. Uji R Square (Koefisien Determinasi) Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel independent dengan variabel dependen secara serentak. Koefisien ini menunjukkan seberapa besar hubungan yang ada antara variabel independent dengan variabel dependen. Nilai yang mendekati 1 berarti hubungan yang terjadi semakin kuat, sebaliknya apabila mendekati 0 maka hubungan yang ada semakin lemah. Menurut Sugiyo (2007) sifat korelasi akan menentukan arah dan korelasi. Keeratan korelasi dapat dikelompokkan sebagai berikut: a. 0 - 0,19 = sangat rendah, b. b. 0,2 – 0,39 = rendah, c. c. 0,4 – 0,59 = sedang d. 0,6 – 0,79 = kuat e. e. 0,8 – 1 = sangat kuat
Tabel 5 diatas diperoleh angka R sebesar 0,993. Hal ini menunjukkan hubungan yang sangat kuat antara variabel independent (Harga Ekspor Kentang, Produksi Ekspor Kentang dan Harga Ekspor produk pesaing) dengan variabel dependen/Lahan dan kenaikan varaibel independent juga diikuti oleh kenaikan variabel dependen. Koefisien Determinasi R2 bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen. Dari tabel diatas diketahui bahwa koefisein R2 adalah 0,987 atau 97.8%. Artinya 97.8% Lahan ditentukan oleh Harga Ekspor Kentang, Produksi Ekspor kentang dan Harga Ekspor produk pesaing dan sisanya sebesar 2.2% ditentukan oleh variabel lainnya diluar variabel yang digunakan dalam model.
Persamaan I (Petani)
1.3. Uji F-Test
Tabel 4. Uji R Square (Koefisien Determinasi)
Uji Simultan dengan F test bertujuan untuk mengetahui pengaruh bersama-sama variabel independen terhadap variabel dependen secara signifikan. Signifikan berarti hubungan yang terjadi dapat berlaku untuk populasi yang ada.
Model
R
R Square
Adjusted R Square
1
.699a
.488
.479
4
Jurnal Saintech Vol. 02- No.03-September 2010 ISSN No. 2086-9681
Hipotesis untuk uji F pada penelitian ini adalah Ho : Tidak ada pengaruh secara signifikan antara variabel independen bersamasama terhadap variabel dependen. Ha : Ada pengaruh secara signifikan antara variabel independen bersama-sama terhadap variabel dependen. Syarat yang harus dipenuhi adalah: 1. Ha diterima jika F Hitung>F tabel atau nilai p-YDOXHVLJ OHYHORIVLJQLILFDQWĮ 2. Ha ditolak jika F Hitung
individual (parsial) terhadap variabel dependen. Ha : Ada pengaruh secara signifikan antara DPK variabel independen secara individual (parsial) terhadap variabel dependen. Syarat yang harus dipenuhi untuk menguji hipotesis adalah: 1. Ha diterima jika T Hitung > T tabel. 2. Ha ditolak jika T Hitung < T tabel . Tabel 7. Uji T Model Persamaan
T-Hitung
1. Produksi Kentang
12.529
Harga Kentang
-2.113
Tabel 6. Uji F Model Persama F-Hitung an 1 2
53.376 18.815
F-Tabel
Ket
Kesimpulan
T-Tabel
1.97
Ket
Kesimpulan
T Hit > T Tab
Terima Ha
T Hit < T Tab
Terima Ho
3.049
F Hit > F Tab
Terima Ha
-0.806
T Hit < T Tab
Terima Ho
224,58
F Hit < F Tab
Harga Pesaing
Terima Ho
2. Produksi Ekspor Kentang
2.628
T Hit < T Tab
Terima Ho
T Hit < T Tab
Terima Ho
x
Persamaan ke-1 Dari output SPSS diatas menunjukkan F-hitung adalah 53.376 > F-tabel 3,049, artinya signifikan. Jadi, Ha diterima dan Ho ditolak, sehingga variabel independen Produksi Kentang, Harga Kentang dan Harga Produk Pesaing berpengaruh terhadap Lahan Pertanian. x
Persamaan ke-2 Dari output SPSS diatas menunjukkan F-Hitung adalah 18.815 > F Tabel 224.58, artinya signifikan. Jadi, Ho diterima dan Ha ditolak, sehingga variabel independen Harga Ekspor Kentang, Produksi Ekspor kentang dan Harga Ekspor produk pesaing secara bersamasama atau simultan tidak berpengaruh terhadap Lahan pertanian, hal ini disebabkan oleh sedikitnya sampel penjual. 1.4. Uji T Uji T bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual (parsial) terhadap variabel dependen. Hipotesis untuk uji T pada penelitian ini adalah: Ho : Tidak adia pengaruh secara signifikan antara variabel independen secara
Harga Ekspor -2.134 Kentang
12,706
Kurs
-6.308
T Hit < T Tab
Terima Ho
Harga Ekspor Lain
8.461
T Hit < T Tab
Terima Ho
x
Persamaan ke-1 Tabel 7 di atas, dapat diketahui besarnya t hitung dari masing-masing variable independen. Pengaruh variable independent secara parsial atau individual terhadap variable dependen adalah: Variabel Produksi Kentang memiliki nilai T Hitung 12,529> T-Tabel 1,97 artinya signifikan. Signifikan berarti Ha diterima dan Ho ditolak, artinya variabel Produksi Kentang, Harga Kentang dan Harga pesaing berpengaruh terhadap variabel Lahan. Variabel Harga Kentang dan Harga pesaing memiliki nilai T Hitung < T-Tabel 1,97 artinya tidak signifikan. Tidak Signifikan berarti Ho diterima dan Ha ditolak, artinya variabel Harga Kentang dan Harga pesaing tidak atau kurang berpengaruh terhadap variabel Lahan. x
Persamaan ke-2 Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui besarnya T-Hitung dari masing-
5
Jurnal Saintech Vol. 02- No.03-September 2010 ISSN No. 2086-9681
masing variabel independen. Pengaruh variabel independent secara parsial atau individual terhadap variabel dependen adalah: Variabel Produksi Ekspor Kentang, Harga Ekspor Kentang, Kurs dan Harga Ekspor Produk Lain memiliki nilai T Hitung < T-Tabel 4,303 artinya tidak signifikan. Tidak Signifikan berarti Ho diterima dan Ha ditolak, artinya variabel Harga Kentang dan Harga pesaing tidak atau kurang berpengaruh terhadap variabel Lahan, hal ini disebabkan oleh sedikitnya sampel penjual dalam penelitian.
c.
d. 3.5. Model Persamaan Regresi Model dalam analisa data penelitian ini adalah Ordinary Least Square (OLS) dengan menggunakan model ekonometrika dan teknik analisis regresi linear berganda. Persamaan 1 Tabel
8.
Model
Model Persamaan (Coefficientsa) Unstandardized Coefficients
Standa rdized Coeffic ients
Regresi
mengalami kenaikan 1%, maka Lahan akan mengalami peningkatan sebesar 0,04 Hektar. Koefisien bernilai positif artinya hubungan positif antara Produksi Kentang dengan Lahan, semakin naik Produksi Kentang maka semakin meningkat Lahan untuk pertanian. Koefisien regresi Harga Kentang adalah 0.000094, artinya jika variabel independen lainnya tetap dan Harga Kentang mengalami kenaikan 100% maka Lahan akan mengalami penurunan sebesar 0.0094 Hektar. Koefisien regresi Harga Pesaing adalah 0.000003, artinya jika variabel independen lainnya tetap dan Harga Pesaing mengalami kenaikan 100% maka Lahan akan mengalami penurunan sebesar 0.0003 Hektar
Persamaan 2 Tabel 9. Model Persamaan Regresi(Coefficientsa) Model
t
Unstandardized Coefficients B
Sig.
Std. Error
Standardized Coefficients
1. (Constant) 617.324 151.564
B
Std. Error
1. (Constant)
.589
.153
Produksi_Ktg
.040
.003
.701
12.529 .000
Harga_Ktg
-0.000094
.000
-.118
-2.113 .036
Harga_Psng
-0.000003
.000
-.045
-.806
Beta 3.850
.000
.421
t
Sig.
4.073
.153 .231
Beta
Eks_Ktg
.014
.005
12.539
2.628
HargaEks_K tg
-.032
.015
-10.020
-2.134 .279
Kurs
-.048
.008
-1.618
-6.308 .100
HargaEks_la in
.026
.003
3.013
8.461
a. Dependent Variable: Lahan2
a. Dependent Variable: Lahan1
Dari output SPSS diatas dapat diketahui model persamaan regresi dari Persamaan ke-2 yaitu: Lahan = 0.589 + 0,04 Produksi Kentang 0,000094HargaKentang - 0,000003Harga Pesaing Dari persamaan diatas dapat disimpulkan: a. Konstanta sebesar 0.589, yang berarti jika petani tidak menanam kentang dan tanaman lainnya, lahan pertanian masih ada sebesar 0.589 cateris paribus. b. Koefisien regresi Produksi Kentang adalah 0.040, artinya jika variabel independen lainnya tetap dan Produksi Kentang
6
Dari output SPSS diatas dapat diketahui model persamaan regresi dari Persamaan ke-2 yaitu: Lahan = 617.324 + 0,14ProduksiEkspor Kentang – 0,032Harga Ekspor Kentang – 0,048Kurs + 0,026Harga Ekspor Pesaing Dari persamaan diatas dapat disimpulkan: a. Konstanta sebesar 617.324, yang berarti jika petani tidak mengekspor kentang dan tanaman lainnya, lahan pertanian masih ada sebesar 617.324 cateris paribus. b. Koefisien regresi Produksi Ekspor Kentang adalah 0.14, artinya jika variabel independen lainnya tetap dan Produksi Ekspor Kentang mengalami kenaikan 1%,
.075
Jurnal Saintech Vol. 02- No.03-September 2010 ISSN No. 2086-9681
maka Lahan akan mengalami peningkatan sebesar 0,14 Hektar untuk produk kentang ekspor. Koefisien bernilai positif artinya hubungan positif antara Produksi Ekspor Kentang dengan Lahan, semakin naik Produksi Ekspor Kentang maka semakin meningkat Lahan untuk pertanian. c. Koefisien regresi Harga Kentang adalah 0.032, artinya jika variabel independen lainnya tetap dan Harga Ekspor Kentang mengalami kenaikan 100% maka Lahan akan mengalami penurunan sebesar 3,2 Hektar untuk produksi kentang ekspor. d. Koefisien regresi Kurs adalah -0.048, artinya jika variabel independen lainnya tetap dan Kurs mengalami kenaikan 100% maka Lahan akan mengalami penurunan sebesar 4,8 Hektar untuk produksi kentang ekspor. e. Koefisien regresi Harga Pesaing adalah 0.026, artinya jika variabel independen lainnya tetap dan Harga Ekspor Pesaing mengalami kenaikan 100% maka Lahan akan mengalami penurunan sebesar 0.026 Hektar untuk produksi kentang ekspor. IV. Simpulan Dan Saran 4.1. Simpulan a. Persaman I (petani), menunjukkan hubungan yang kuat antara variabel independent dengan variabel dependen/lahan dan kenaikan variabel independent juga diikuti oleh kenaikan variabel dependen. b. Persaman ke-1, hasil autput SPSS F-hitung adalah 53.376 > F-tabel 3.049, signifikan, Ha diterima, Ho ditolak, sehingga variabel independen berpengaruh terhadap lahan. Persaman ke-2, F-hitung adalah 18.815 > F-tabel 224.58 signifikan, Ho diterima dan Ha ditolak, variabel independen harga ekspor kentang, produksi ekspor kentang, produksi ekspor pesing secara bersamasama tidak bepengaruh theadap lahan, disebabkan sedikitnya sampel penjual (eksportir). c. Dengan Uji T, persaman ke-1 variabel produksi kentang T-hitung 12,529 > TTabel 1,97 signifikan, berarti Ha diterima dan Ho ditolak artinya produksi kentang, harga kentang dan harga pesaing bepengaruh terhadap variabel lahan. Variabel harga kentang dan harga pesaing
memiliki nilai T-htung < T-tabel 1,97 tidak signifikan, berarti Ho diterima dan Ha ditolak artinya variabel harga kentang dan harga pesaing tidak berpengaruh terhadap variabel lahan. Persamaan ke-2, variabel produksi ekspor kentang, harga ekspor kentang, kurs dan harga ekspor produk lain memiliki nilai T-hitung
Daftar Pustaka Abu, H. 1979. Pemasaran Hasil Pertanian Tanaman Pangan, Sub Direktorat Pengembangan Pemasaran Direktorat Pengembangan Pemasaran, Direktorat
7
Jurnal Saintech Vol. 02- No.03-September 2010 ISSN No. 2086-9681
Jenderal Pertanian Tanaman Pangan, Jakarta. Badan Penelitian & Pengembangan Pertanian (Balitsa), 2008. Mentan, Kemampuan Indonesia Untuk Produksi Kentang Sangat Membanggakan.
[email protected]. Jakarta. BPS Kabupaten Karo, 2008. Profil Pertanian Karo 2007, BPS. Berastagi. ----------------------------, 2008. Kecamatan Barusjahe, Merek, Tigapanah, Kabanjahe, Simpang Empat, Berastagi, Naman Teran, Mardeka, Dolat Rayat Dalam Angka – 2008. BPS. Berastagi Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Karo, 2009. Luas Tanam, Luas Panen dan Produksi Tanaman Kentang dari Tahun 1998 S/D 2008. Kabanjahe Hendro, S. 2007. Petunjuk Praktis Budi Daya Kentang, AgroMedia Pustaka. Jakarta. Pipit, 2009. 2001. Khasiat Kentang, Published 08-25-2008.
[email protected]. Sugiyo, 2007. Metode Penelitian Ekonomi, Andi. Jakarta.
8