Jurnal Saintech Vol. 02- No.03-September 2010 ISSN No. 2086-9681
TINJAUAN DASAR PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA BANGUNAN RUMAH TINGGAL Oleh: Ir. Rosmita Br Karo *) *) Staf Pengajar FT Jurusan Sipil Universitas Quality Medan Abstract The home is an important means for the residence in human life, therefore residential planning should be tailored to the needs and The available funds by each homeowner. Where residential planning can not be separated from the situation and local conditions. The project is the implementation process of a building from the planning until the realization of a building. Errors in the planning of a building cause not comfort for occupants of the house. The delay in completion of work and the increasing cost of development is a very complicated problem. To avoid this, we must note Budget Plan Fee Calculation basis, material and time set for completion. For efficiency and effective in building construction activities and building construction field, required a base unit price of construction cost analysis. Cost analysis that is commonly known is the analysis of BOW and SNI. To get a work unit price, it is expected it must use the method to obtain an efficient and cost budget can be justified Key words : Basic calculations, budgets, building
I. Pendahuluan 1.1 Latar belakang Bangunan sangat memegang peranaan penting dalam kehidupan masyarakat dan sangat berpengaruh terhadap kehidupan individu.Hampir sebahagian dari kehidupan kita berada dalam bangunan baik rumah tingga, kantor pabrik hotel, rumah sakit dll. Perkembangan pembangunan rumah tinggal sangat tercermin dari perkembangan perekonomian dan kesejahteraan suatu daerah. Terwujudnya satu bangunan akibat adanya satu proses pelaksanaan mulai dari perencanaan disebut dengan istilah proyek. Agar tidak keliru dalam pembiayaanya, perlu di ketahui langkah-langkah pekerjaan sehingga dapat diketahui berapa jumlah kebutuhan biaya,material ,upah serta waktu pengerjaanya perlu diketahui dasar perhitungan Rencana Anggaran Biaya .Dalam pelaksanaanya perlu dibuat satu organisaas yiaitu organisasi manajemen proyek. Dengan demikian maka perlu diketahui bagaimana pengolahan perencanaan suatu bangunan agar apa yang
44
diinginkan sasaranya.
dapat
tercapai
tepat
pada
1.2 Perumusan Masalah Perencanaan satu bangunan adalah langkah awal untuk menwujudkan satu pembangunan bangunan, akan tetapai bagaimana methode dan cara merencanakan suatu bangunan,bagainana pekerjaan teknisnya serta bagaimana dasar meyusun Rencana Angaran Biaya ,daftar upah,bahan serta analisa ,time schedule dan bagaimana cara perhitungan volume tiap item pekerjaan . 1.3 Tujuan Adapun tujuan dari pada penulisan ini adalah untuk memberikan gambaran dasar acuan perhitungan biaya yang harus dikeluarkan oleh pemilik bangunan dalam membuat suatu bangunan tempat tnggal, serta berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakanya ,akan tetapi tetap berpedoman analisa dan gambar kerja.
Jurnal Saintech Vol. 02- No.03-September 2010 ISSN No. 2086-9681
1.4. Manfaat penulisan Manfaat penulisan adalah untuk memberikan gambaran yang jelas secara teoritis maupun praktis dan dapat menyumbangkan pikiran pada bidang teknik dan dapat menambah litratur. Juga memberikan gambaran langkah apasaja yang harus dilakukah dalam membangun satu rumah tinggal, maka perlu di ketahui dasar-dasar perhitungan biaya suatu rumah tinggal, tahapan dasar perhitungan bahan,upah serta bentuk yang diinginkan. 1.5 Metode penulisan Dalam menyajikan tulisan ini dilakukan methode pengumpulan data dari litratur, berbagai bahan dan sumber untuk dapat memberikan gambaran tentang dasar perhitungan rencana angaran biaya banguna tempat tinggal yang praktis. II. Uraian teoritis 2.1 Klasifikasi Struktur pada konstruksi Pembangunan rumah 2.1.1 Pengukuran dan Bowplank Pekerjaan pengukuran ,pematokan dan penentuan titik pemasangan patok-patok untuk membentuk garis dan kemiringan jalan sesuai dengan gambar rencana adalah awal dari pada tahapan pekerjaan pembangunan sebuah rumah ,seluruh pekerjaan harus diketahui atau disetujui oleh direksi .Pekerjaan tersebut dapat direvisi oleh kontraktor atas persetujuan direksi. Hal yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan tersebut adalah : a. Penempatan titik patok , pokoknya harus dibuat/dipasang bowplank yang cukup kuat dari kayu. b. Titik-titik ,titik tersebut tidak dapat dipindahkan tanpa persetujuan direksi . c. Pekerjaan pengukuran yang telah diselesaikan oleh kontraktor harus dapat persetujuan oleh pihak direksi melalui berita acara. 2.1.2 Pondasi Pondasi pada bangunan gedung adalah suatu struktur bagian bawah bangunan yang berhubungan langsung dengan tanah, atau bangunan yang terletak dibawah permukaan tanah yang berfungsi memikul bangunan yang berada diatasnya. Untuk itu pondasi harus memenuhi persyaratan:
a. Harus cukup kuat untuk menahan geser akibat muatan tegak kebawah dan dapat menyesuaikan pergerakan tanah tidak stabil. b. Tahan terhadap perubahan cuaca c. Tahan terhadap bahan-bahan kimia .Untuk itu perlu diperhatikan kwalitas dari pada bahan untuk pembuatan pondasi karena bila terjadi kegagalan dalam pembuatan pondasi maka untuk merenopasi kembali sangat sulit dan menelan biaya yang sangat besar. Jadi untuk merencanakan pondasi bangunan perlu dilakukan soil test,soil test ini berguna untuk mengetahui kedalaman berapa daya dukung tanah.Gunannaya untuk menentukan tipe pondasi yang pas untuk bamgunan tersebut. 2.1.2.1 Jenis-jenis pondasi Pondasi untuk bangunan gedung ada 4 macam antara lain: a. Pondasi Staal /Pondasi batu kali menerus.Untuk bangunan lantai satu dan jenis tanah yang baik banyak digunakan bentuk pondasi tersebut dengan ukuran lebar 30cm,tinggi pondasi 70 cm dan lebar bawah 70cm dengan bahan yang digunakan berasal dari batu kali yang dibelah gunanya agar campuran dapat merekat dan kuat, dengan campuran 1 semen:3pasir . b. Pondasi pilar batu kali . Untuk Pondasi kolom dan tiang yang berdiri sendiri seperti kolom pada tiang teras biasanya dipakai pondasi pilar karena system pondasinya setempat atau sering disebut pondasi ompak,maka bahan campuran yang dipakai sama dengan bahan pondasi batu kali menerus. c. Pondasi Sumuran. Untuk daya dukung tanahnya kecil sering dipergunakan pondasi sumuran ,kedalaman galian pondasi rata-rata diatas 2 meter.Pembuatanya hampir sama dengan sumur dengan mengunakan bis beton dengan berbagai ukuran kemudian dicor dan dipasang batu kali. Dasar konstruksinya sama dengan pondasi pilar akan tetapi pilar-pilar diganti dengan sumuran terbuat dari pipa besar yang dibuat dari beton atau beton bertulang. d. Pondasi Plat/Pondasi telapak. Untuk Pondasi ini jarang digunakan untuk bangunan lantai satu akan tetapi tidak tertutup kemungkinan tergantung pada
45
Jurnal Saintech Vol. 02- No.03-September 2010 ISSN No. 2086-9681
kondisi tanahnya, tetapi sering dipergunakan untuk bangunan berlantai dua.Untuk pondasi lantai dua sering digunakan pondasi kombinasi yaitu pondasi plat dan pondasi staal.Pengunaan pondasi plat digunakan pada kolom-kolom utama dengan bahan besi beton ukuran 10mm dengan campuran beton: 1 semen: 2 pasir: 3 split (krikil) atau 1 semen: 1,5pasir: 2,5 split.Untuk pasir digunakan yang tidak mengandung tanah dan untuk split dipakai ukuran ½ agar hasil pengecoran baik dan tidak keropos . 2.1.3 Sloof Struktur bangunan yang berada diatas pondasi adalah sloof.Untuk menghitung volume dari pada sloof adalah sebagai berikut: Panjang total sloof x lebar x tinggi =satuam meter3. Untuk perhitungan besi beton pertama yang harus dicari adalah begel,jumlah begel x panjang satu begel =panjang total besi beton yang dibutuhkan. 2.1.4. Kolom Penulangan yang digunakan untuk kolom mempunyai diameter minimal 12 mm pengunaan alat dalam pengerjaan penulangan disarankan agar memakai alat molen dan vibrator .Kolom pada banguna sederhana teridiri dari 2 jenis yaitu: a Kolom utama fungsinya adalah untuk menyanggah beban yang berada diatasnya jarak untuk kolom utama pada rumah tinggal disarankan 3,5m agar dimensi balok yang menopang lantai tidak begitu besar, akan tetapi kalau lebih dari 3,5 m maka struktur bangunan harus dihitung. Untuk rumah tinggal lantai 2 biasanya dipakai ukuran 20/20 dengan tulangan pokok 8d 12 mm dan begel d 8-10cm (8d12) maksudnya jumlah besi beton diameter 12 mm 8 buah dan 8-10 maksudnya begel diameter 8 dengan jarak 10 cm b. Kolom praktis. Kolom praktis berfungsi untuk membantu kolom utama dan juga sebagai pengikat dinding agar stabil ,jarak kolom maksimum 3,5 meter pada pertemuan pasangan bata (sudut- sudut). Dimensi kolom praktis 15/15 dengan tulangan beton 4 d 10 begel d 8-20. Letak kolom portal pada konstruksi harus dibuat terus menerus mulai dari lantai bawah sampai ke atas dan tidak boleh bergeser karena dapat menghilangkan sifat
46
kekakuanya akan tetapi semakin keatas boleh semakin kecil tergantung kepada beban bangunan .Perubahan dimensi kolom harus dimulai dari lapisan lantai agar pada suatu lajur kolom mempunyai kekakuan yang sama .Hubungan balok dan kolom adalah jepit-jepit ,yaitu suatu system dukungan yang dapat menahan momen gaya pertikal dan gaya horijontal. Untuk menambah kekakuan balok dibagian pangkal pada pertemuan dengan kolom dapat ditambah tealnya. 2.1.5 Onderlah. Onderlah adalah suatu susunan batu belah (batu kali) yang terletak dibawah pondasi yang berfungsi untuk menambah daya dukung tanah biasanya dipakai pada lokasi galian yang berlumpur ,Untuk galian pondasi yang tanahnya kering tidak perlu diberi onderlah ataupun lantai kerja .Untuk menghitung volume onderlah yaitu: panjang x lebar x tinggi onderlah ,untuk tinggi onderlah dalam satu lapisan adalah 20 cm ,rata-rata onderlah dipasang satu lapis. 2.1.6 Beton Bertulang Dalam pembangunan satu rumah , beton bertulang sangatlah penting untuk ketahanannya .Akan tetapi dalam pebuatan beton bertulang disarankan agar pemakaian alat seperti molen dan vibrator sangat diharapkan .Dalam mengerjakan beton bertulang (balok,sloof,ring balk)maka pengangkeran dan penerusan tulangan harus mempunyai satu system kesatuan yang baik ,untuk itu harus dikerjakan dengan baik pula.Ukuran dari pada beton bertulang bermacam-macar tergantung kepada kebutuhan setiap bangunan. 2.1.7 Plat Lantai. Setelah pekerjaan pondasi dan pemadatan di sekitar pondasi selesai ,lalu diratakan dan dibuat bekesting ,baru dilakukan penghamparan pasir sekitar 10 cm kemudian dilakukan pengecoran atau pemasangan kramik. Pengecoran lantai dapat dilakukan dengan memakai beton. 2.1.8 Dinding. Pemasangan diding adalah suatu hal yang sangat perlu ketelitian baik dalam pemakaian bahan untuk spasi yang digunakan serta batu bata yang dipakai .Untuk mortar (spasi) pengikat batu bata dan pelasteran dapat
Jurnal Saintech Vol. 02- No.03-September 2010 ISSN No. 2086-9681
digunakan perbandingan 1 semen : 4pasir dan untuk bagian yang kedap air dapat dipakai 1 semen : 2 pasir.Untuk ikatan antara bata dan kolom serta balok , pada jarak 50 cm perlu dipasang angker dengan panjang sekitar 30 cm dengan mengunakan besi berdiameter 8mm .Sebelum pemasangan batu bata sebaiknya bata tersebut harus direndam dengan air terlebih dahulu , tujuanya agar air spasi tidak diserap oleh batu bata ,dan setiap pemasangan batu bata harus diisi spasi yang padat minimal 1cm. 2.1.9 Pelesteran Sebelum dilakukan pemelesteran padan permukaan diding ,maka seluruh permukaan diding terlebih dahulu dibasahi dengan air sampai keadaan jenuh, tujuanya agar air pelesteran tidak diserap oleh batu bata tersebut sehingga pemelesteran kuat. 2.1.10 Kuda-kuda Setelah badan bangunan selesai maka langkah selanjutnya adalah pemasangan kuda-kuda , kuda-kuda adalah satu kesatuan yang sulit untuk dipisahkan antara: Gapit , lisplank , kaki kuda-kuda, gording kasau, reng, sokong, makelar, bubungan, rabung genteng. Kuda-kuda ada dua macam yaitu: kuda-luda kayu dan kuda-kuda bata (Tombak layar). Untuk membuat kuda-kuda kayu kuat sebaiknya dipasang baut plat besi yang ditanam pada tiang/kolom. Gording yang letaknya diatas kuda-kuda, dapat menahan beban dari kayu usuk dan reng .Kayu reng adalah menjadi pijakan meletakan genteng .Bila untuk atap digunakan seng atau asbes maka usuk dan reng tidak perlu dipasang, akan tetapi secara langsung dapat letakan diatas gording. 2.2
Methode rumah
Pelaksanaan
Konstruksi
Methode Pelaksanaan adalah suatu penjabaran tata cara dan teknik–teknik pelaksanaan pekerjaan .Pada dasarnya metode ini merupakan penerapan konserp rekayasa yang berpijak pada keterkaiatan antara persyaratan dokumen pelelangan,keadaan teknis, dan ekonomi lapangan juga pengalaman konstraktor .Methode pelaksanaan tiap bangunan berbeda-beda akan tetapi secara garis besarnya terdiri dari : a) Methode penataan lapanga, b) Methode pekerjaan pengukuran, c) Methode pekerjaan tanah,
d) Methode pekerjaan pondasi dan turap, e) Methode pekerjaan struktur (beton,baja atau kayu), f) Methode pekerjaan komponen non struktur, g) Methode pekerjaan finishing, h). Methode pekerjaan mekanikal ,elektrikal dan plambing. III. Pembahasan 3.1 Umum Menurut John W.Niron dalam bukunya Pedoman Praktis Angaran dan Borong Rencana Angaran Biaya Bangunan 1992 mempunyai pengertian sebagai berikut: - Rencana adalah himpunan planning termasuk detail dan tata cara pelaksanaan pembuatan sebuah bangunan. - Anggaran adalah Perhitungan biaya berdasarkan gambar bestek (gambar rencana) pada suatu bangunan - Biaya adalah Besarnya biaya yang ada hubunganya dengan borongan yang tercantum dalam persyaratan yang ada. Anggaran biaya adalah harga bangunan yang dihitung dengan teliti dan cermat berdasarkan analisa-analisa yang diakui. Anggaran biaya bangunan yang sama bisa berbeda-beda pada setiap daerah, dikarenakan adanya perbedaan harga bahan dan upah tenaga kerja .Biaya (anggaran) adalah jumlah dari perkiraan volime dengan harga satuan pekerjaan yang bersangkutan. Secara umum menurut Ir. A Soedradjat Sastraatmadja(1984) dalam bukunya “Analisa anggaran Pelaksana“ bahwa Rencana anggaran biaya dibagi dua: 1. Rencana Anggaran Biaya Kasar. Biasanya anggaran ini dihitung berdasarkan penapsiran dan biasanya tidak telepas dari pada pengalaman . 2. Rencana Anggaran biaya terperinci. Cara perhitungan harga satuan dan volume jenis pekerjaan atau dengan harga keseluruhan kemudian dikalikan dengan harga lalu dijumlahkan seluruhnya secara sistematis 3.2. Analisa Harga Satuan pekerjaan Untuk analisa harga satuan pekerjaan seperti analisa material,analisa upah tenaga kerja dan peralatan hal ini sudah diatur dalam pasal-pasal BOW maupun SNI, dan untuk analisa lapangan ditetapkan berdasarkan perhitungan kontraktor pelaksana. Harga satuan pekerjaan adalah jumlah harga bahan
47
Jurnal Saintech Vol. 02- No.03-September 2010 ISSN No. 2086-9681
upah tenaga kerja yang berdasarkan perhitungan analisis .Harga bahan didapatkan di pasaran dan dikumpulkan dalam satu daftar yang disebut dengan Daftar Harga Satuan Bahan. Harga setiap bahan atau material berbeda dan biasanya diambil harga patokan dari harga pemerintah .Analisa bahan ini biasanya menghitung banyaknya/volume masing-masing bahan serta besarnya biaya yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 m3, 1 m2, 1 m volume pekerjaan yang akan dikerjakan. Harga upah tenaga kerja didapatkan dilapangan dikumpulkan dan dicatat dalam satu daftar dinamakan Daftar Harga Satuan Upah. Untuk harga ini diambil dari standart harga didaerah tempat proyek berada yang disesuaikan dengan spesifikasi dari dinas PU. Upah tenaga kerja beranekan tingkatan sesuai dengan jabatanya seperti: - Kenek, pekerja yang tidak mengharuskan keterampilan untuk itu upah yang diterima yang paling rendah. - Tukang batu yang bekerja dalam hal pemasangan batu dan adukan juga mampu menempelkan adukan pada konstruksi maka honor yang diterima lebih tinggi dari kennek. - Kepala tukang yang bertugas mengepalai tukang batu, honor yang diterima lebih tinggi dari pada tukang batu - Mandor yang bertugas untuk mengawasi seluruh pekerjaan, pekerjaan tingkatan mandor mempunyai honor paling tinggi . Dan untuk Harga Satuan Alat juga sama dengan diatas .Dasar harga satuan alat ada dua yaitu: Biaya pasti (initial cost atau capital cost) untuk biaya ini dapat dihitung dengan rumus tertentu. Biaya oprasional dan pemeliharaan secara teoritis biaya ini dapat dihitung tiap unit peralatan yang dipergunakan seperti biaya bahan bakar,biaya pelumas,biaya perbaikan dan perawatan dan biaya oprasional 3.3 Methode Perhitungan Sebelum mulai menghitung harga satuan pekerjaan, maka terlebih dahulu harus menguasai cara pemakaian analisa BOW (Burgerlijike Openbare Werken), SNI (Standard Nasional Indonesia). Dalam analisa BOW telah ditetapkan angka jumlah tenaga kerja dan bahan suatu pekerjaan. Analisa SNI adalah pembaharuan daripada BOW. Pada prinsifnya methode BOW adalah mencangkup daftar kofesien upah dan bahan yang telah
48
ditetapkan, dan merujuk kepada hasil pengkajian dari beberapa analisa pekerjaaan yang telah diaplikasikan oleh beberapa kontraktor dengan perbandingan analisa BOW 1921 dan penelitian biaya konstruksi yang dilakukan oleh Pusat Penelitian dan pengembangan pemukiman pada tahun 1993. Analisa methode SNI kebutuhan upah dan bahan atau material hampir sama saja dengan methde BOW akan tetapi yang berbeda adalah besarnya nilai kofesien bahan dan upah tenaga kerja. Untuk method lapangan digunakan perhitungan harga satuan pekerjaan dari kontraktor pelaksanaan . Pehitungan indeks bahan telah ditambahkan toleransi sebesar 1520%,dimana didalamnya ada angka susut yang besarnya tegantung dari jenis bahan dan komposisi .Jam kerja efektif untuk para pekerja dihitung 5 jam perhari Menurut John W Niron dalam bukunya yang berjudul Pedoman Peraktis Anggaran dan Borongan (Rencana Anggaran Biaya Bangunan )1990 membuat rumusan tiap jenis pekerjaan satuannya Rp …/m3, Rp…m2.Rp…/m1 maka untuk indeks analisis yang paten ada dua antara lain:Pecahan/ angka satuan untuk bahan dan Pecahan/angka satuan untuk upah kerja. Dari kedua kofesien tersebut akan didapatkan kalkulasi bahan yang diperlukan dan kalkulasi upah yang mengerjakan .Koposisi perbandingan susunan material dan tenaga kerja telah ditetapkan ,selanjutnya dikalikan dengan harga satuan material dan upah yang berlaku. 3.4. Bahan-bahan beton bertulang Untuk campuran bahan beton bertulang diperlukan : 1. Semen ,semen yan diperlukan harus sesuai dengan bestek akan tetapi kalau ada kelainan atau ada kehususan beton tersebut , maka dapat dipakai semen porland-trans, semen alumina ,semen tahan sulfat dan semen trans kapur. 2. Agregat halus atau pasir. Untuk agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% (ditentukan terhadap berat kering) .Yang dikatakan dengan lumpur adalah bagian-bagian yang dapatmelalui ayakan 0,063 mm. Agregat halus tidak boleh mengndung bahan organis terlalu banyak hal ini dapat dibuktikan dengan percobaan warna dari Abrans –Harder(larutan NaOH).
Jurnal Saintech Vol. 02- No.03-September 2010 ISSN No. 2086-9681
3. Agregat Kasar (kerikil dan batu pecah). Agregat ini butiranya tidak lebih dari 5mm, dan agregat kasar ini tidak boleh berporipori ,butir-butir harus keras dan tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1%. Agregat tersebut tidak boleh mengandung zat yang dapat merusak beton seperti zat aktif alkalin 4. Air. Air yang dipergunakan untuk bahan campuran bahan-bahan dan perawatan bangunan tidak boleh mengandung minyak , asam ,alkali,garam dan bahan lainnya yang dapat merusak beton.akan tetapi air yang dipergunakan adalah air bersih yang dapat diminum . 5. Baja dan batang tulangan.Baja tulangan yang dipakai disini adalah baja polos dan batang yang dipropilkan . Kawat yang dipakai untuk mengikat harus terbuat dari baja lunak dengan diameter 1mm yang telah dipijarkan terlebih dahulu dan tak boleh berlapis seng .Baja tulangan terdiri dari 2,3 atau 4 batang yang sejajar dan batang tersebut harus saling bersentuhan dan diameternya tidak boleh lebih dari 19mm. 3.5. Pekerjaan Betom Bertulang Pekerjaan Beton bertulang terdiri dari; 1. Pekerjaan adukan beton dalam satuan meter kubik (M3). Campuran adukan beton bertulang terdiri dari: Semen ,Air,Krikil dan Pasir dengan perbandingan didasarkan pada berat dan volume. Dalam campuran beton bertulang perlu diperhatikan nilai slump, sebab bila nilai slump kurang dari 5 maka campuran bersifat kental, sulit dikerjakan dan mudah keropos. Bila 5-10 maka nilai slump sedang, kalau 10-15 berarti campuran basah. Untuk peralatan yang dipergunakan beraneka ragam mulai dari kereta dorong ,mesin pengaduk, alat timbang , alat peyodok dan lain-lain. 2. Pekerjaan Pembesian. Untuk menghitung baja tulang beton digunakan tabel berat besi material. Menurut Peraturan beton Indonesia 1997 kait-kait sengkang harus berupa kait yang miring yang melingkari batang–batang sudut dan mempunyai bagian yang lurus paling sedikit 6 kali diameter batang dengan minimal 5 cm. 3. Pekerjaan bekisting. Pekerjaan bekisting terdiri dari beberapa macam antara lain: Pondasi, sloof, kolom, balok, pelat lantai.
Yang diperhitungkan sudah termasuk biaya baut, kawat pengikat, minyak pelapis pembersihan dan perbaikan-perbaikan bila diperlukan. Hampir 50%-80% dari kayu cetakan bekisting dapat dipergunakan kembali. Menurut Dipohusodo, 1996 maka setiap pengunaan ulang pasti memerlukan reparasi atau perbaikan yang biasanya membutuhkan sekitar 0,10-0,50m3 untuk setiap 10m2. 3.6. Ketentuan bangunan Bangunan rumah atau bangunan lainya mempunyai batas-batas fisik yang mudah untuk mengenalinya. Untuk itu perlu dipahami bahwa semua bagian ruangan tidak sama perhitungan ,perkerasanya walau luas dari pada ruangan tersebut sama. Contoh ukuran ruang tamu 6x4m2 dan dengan ukuran ruangan tamu lainya 4x6m2 tidak sama perhitunganya walau secara matimatik ukuran luas dari pada kedua ruangan tamu tersebut sama-sama 24m2, hal ini bisa disebabkan dengan bahan yang berbeda serta pengejaanya yang berbeda pula. Untuk itu para pemilik rumah harus memahami hal-hal sebagai berikut: 1. Untuk menghitung jumlah luas lantai satu ruangan perhitungan dilakukan sampai batas dinding terluar, jadi bila ada rungan yang berhimpit dan dibatasi dinding, maka perhitunganya adalah dari as (tengahtengah) dinding sampai dinding berikutnya. 2. Ruang tertutup atap yang tingginya lebih dari 1,20 m2 dari lantai atas ,maka dihitung penuh (100%).Akan tetapi apabila ruang ukuran 4x6m2 dengan luas 24m2 dengan diding pembatas kurang dari 1.20m2 dari lantai, maka luas ruang tersebut dihitung ½ ,ini diperkenankan dari KDB yang ditentukan oleh daerah tempat pembanguana tersebut. 3. Overstek seperti balkon dengan diding pagar tidak lebih tinggi dari 1,20 m2 maka tidak diperhitungkan luasnya. 4. Teras beratap dengan sebagian didingnya sekitar 1,20 m2 diperhitungkan 60% .Akan tetapi untuk ruang bawah tanah luas tanahnya dihitung 100%. Dengan demikian harga bangunan tetap dikaitkan dengan luas bangunan ,karena luas yang diperhitungkan adalah luas yang sebenarnya yang dihitung dengan ketentuan analisa.
49
Jurnal Saintech Vol. 02- No.03-September 2010 ISSN No. 2086-9681
IV. Kesimpulan Karya ilmiah Tinjauan Dasar Perhitungan Rencana Anggaran Biaya dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Untuk memulai satu perecanaan membangunan rumah tinggal harus punya persiapan yang matang, khususnya biaya. 2. Memberikan gambaran kepada Pemilik rumah langkah-langkah yang harus dilakukan dalam Pelaksanaanya. 3. Bahan atau material,Upah serta peralatan yang diperlukan harus telebih dahulu lolos dari analisa. 4. Tinjauan dasar perhitungan di pokuskan kepada bahan,upah dan peralatan .
Daftar Pustaka ----------Jurnal Teknik Sipil Universitas Kristen Maranata Bandung volume 5 no 2, edisi oktober 2009. Mukimoko, J.A. 1985. Dasar Peyusunan Anggaran Biaya Bangunan, Gaya Media Pratama. Niron, JW. 1992. Pedoman Praktis Anggaran dan Borongan Rencana Anggaran Biaya dan Bangunan. Weking, G. B. 1992. Perhitungan Struktur Bangunan ARS grup Bandung. Sastraatmadja, A.S. 1984. Analisa Anggaran dan Pelaksana.
50