Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 April 2017

Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 April 2017

1

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK DINAMIKA LITOSFERMATA PELAJARAN GEOGRAFI MELALUI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARANAKTIF INDEX CARD MATCH (ICM) PADA SISWA KELAS X-2 DI SMAN 1 TALAGA RAYA Eppyandrianaekaz1, Surdin2 1

Alumni Geografi Pendidikan Geografi FKIP UHO, 2 Dosen Pendidikan Geografi FKIP UHO

Abstrak:Secara umum Penelitian ini bertujuanUntuk menentukan peningkatan hasil belajar geografi siswa kelas X-2 SMA Negeri 1 Talaga Raya yang diajar dengan strategi pembelajaran aktifIndex Card Match (ICM) pada materi pokokDinamika Litosfer. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek penelitian adalah siswa kelas X-2yang terdaftar pada semester genap tahun pelajaran 2016/2017, yang berjumlah 28 orang siswa. Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa: 1)aktivitas belajar siswa kelasX-2yang di ajarkandenganstrategi pembelajaran aktifIndex Card Matchpada siklus I skor rata-rata aktivitas siswa adalah 2,8 yang termasuk kategori cukup, dan meningkat pada siklus II menjadi 3,5 yang berkategori baik; 2)Gambaran aktivitas mengajar guru siklus I skor rata-rata aktivits menajar guru adalah 2,6 yang termasuk kategori cukup dan meningkat pada siklus II menjadi 3,5 yang berkategori baik; 3) Terjadi peningkatan hasil belajar dari siklus I ke siklus II. Peningkatannya sebesar 17,85% yang diperoleh dari selisih antara persentase kentuntasan siklus II dan siklus I, dimana pada siklus I nilai rata-rata hasil belajar sebesar 73,14 dengan persentase ketuntasan sebesar 64,29% dan pada siklus II nilai rata-rata hasil belajar sebesar 79dengan persentase ketuntasan sebesar 82,14%. Kata Kunci: Index Card Match(ICM), Proses, Hasil Belajar PENDAHULUAN Sejalan perkembangaan masyarakat dewasa ini pendidikan banyak menghadapi berbagai tantangaan, salah satunya berkenan dengaan peningkatan mutu pendidikan. Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dengaan mengacu pada tujuaan pendidikan Indonesia. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah dengaan cara memperbaiki proses belajar mengajar pada dasarnya adalah interaksi atau hubungaan timbal balik antara guru dan siswa dalam situasi pendidikan. Oleh karena itu, guru dalam mengajar dituntut kesabaran, keuletan dan sikap terbuka disamping

kemampuaan dalam situasi belajar mengajar yang lebih aktif. Proses pembelajaran akan berjalan efektif jika berlangsung dalam kondisi dan situasi yang kondusif, hangat, menyenangkan, menarik dan nyaman. Oleh karena itu, memahami berbagai strategi mengajar dengaan berbagai karateristiknya, sehingga mampu memilih strategi mengajar yang tepat dan mampu menggunakan strategi belajar yang bervariasi sesuai dengaan tujuaan maupun kompetensi yang diharapkan. Berhasil atau tidaknya suatu proses pendidikan sangat dipengaruhi oleh pembelajaran yang berlangsung. Pembelajaran adalah suatu proses yang rumit karena tidak sekedar menyerap

Eppyandrianaekaz, Surdin

1


informasi dari guru tetapi melibatkan berbagai kegiatan dan tindakan yang harus dilakukan untuk mendapatkan hasil belajar yang lebih baik. Proses pembelajaran tersusun atas sejumlah komponen atau unsur yang saling berkaitan dan saling berinteraksi satu sama lain. Interaksi antara guru dan peserta didik pada saat proses belajar mengajar berlangsung, memegang peranan penting untuk mencapai tujuan belajar dan pembelajaran yang diinginkan. Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Hal ini senada dikemukakan oleh Slameto (2010:2) bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya Hamalik (2011:27) meyatakan bahwa belajar adalah sebagai berikut: “Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Belajar merupakan suatu proses, kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar merupakan perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Pengalaman adalah sebagai sumber pengetahuan dan keterampilan, bersifat pendidikan yang merupakan satu kesatuan disekitar tujuan murid, pengalaman pendidikan bersifat kontinyu dan interaktif serta membantu integrasi pribadi”. Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan penting dalam pembentukan pribadi dan prilaku individu. Proses belajar anak dalam belajar dari mengalami sendiri, mengkontruksi pengetahuan, kemudin member makna pada pengetahuan itu. Anak harus tahu makna belajar dan menggunakan pengetahuan eterampilan yang di

2

perolehnya untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya. Siswa sebagai pembelajar; tugas guru mengatur strategi belajar dan membantumenghubungkan pengetahuan yang lama dan pengetahuan yang baru, kemudian memfasilitasi kegiatan belajar. Pentingnya lingkungan belajar; siswa bekerja dan belajar secara di panggung guru mengarahkan dari dekat. Hasil belajar adalah segala sesuatu yang menjadi milik siswa sebagai akibat dari kegiatan belajar yang di lakukannya. Menurut Hamalik (2005 : 19) hasil belajar adalah polapola perbuatan, nilai-nilai, pengertianpengertian dan sikap, serta apersepsi dan abilitas. Setelah melalui proses belajar maka siswa di harapkan dapat mencapai tujuan belajar yang di sebut juga hasil belajar yaitu kemampuan yang dimiliki siswa setelah menjalani proses belajar. Sudjana ( 2008 : 15) berpendapat bahawa hasil belajar adalah kemampuan-kemamupuan yang di miliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Winkel (2004:110) berpendapat bahwa prestasi belajar merupakan suatu kemampuan internal (capability) siswa yang telah dimiliki secara pribadi dan memungkinkan siswa melakukan sesuatu atau memperoleh prestasi tertentu. Hasil belajar sering di pergunakan dalam arti yang sangat luas yakni untuk bermacam-macam aturan terhadap apa yang telah di capai oleh siswa, misalnya ulangan harian, tugastugas pekerjaan rumah, tes lisan yang dilakukan selama pelajaran berlangsung, tes akhir semester dan sebgainya. Selanjutnya Abdullah (2007: 4) mengatakan dalam setiap proses belajar akan selalu terdapat hasil Eppyandrianaekaz, Surdin


nyata yang dapat di ukur. Hasil nyata di nyatakan sebagai prestasi belajar seseorang”. MenurutHamalik (2011: 179) menyatakan bahwa aktivitas belajar siswa didefinisikan sebagai berbagai aktivitas yang diberikan pada pembelajaran dalam situasi belajar mengajar. Aktivitas belajar ini didesain agar memungkinkan siswa memperoleh muatan yang ditentuka, sehingga berbagai tujuan yang ditetapkan, terutama maksud dan tujuan kurikulum dapat tercapai. Menurut Hamalik (2003: 91) menyatakan aktivitas pembelajaran siswa dapat memberikan manfaat. Ada 8 aktivitas pembelajaran yaitu: (1) siswa mencari dan mendapatkan pengalaman snediri; (2) Dapat mengembangkan seluruh aspek diri siswa; (3) Dapat meningkatkan kerja sama dengan siswa lain; (4) Dapat mengatasi perbedaan individual karena siswa belajar dan berkerja sesuai minat dan kemampuannya; (5) Menumbuhkan sikap-sikap positif seperti disiplin belajar dan musyawarah; (6) Dapat menumpuk kerjasama antara sekolah dan orang tua siswa yang bermanfaat dalam pendidikan siswa; (7) Dapat mengembangkan pemahaman dan berpikir kritis sehingga pembelajaran dilaksanakan secara realistik dan konkrit, dan (8) Kegiatan belajar mengajar menjadi lebih hidup. Strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang akan dipilih dan digunakan oleh seorang pengajar untuk menyampaikan materi pembelajaran. MenurutNur(2000: 25), membagi strategi dalam empat jenis yaitu: 1) Strategi pengulangan, merupakan strategi yang digunakan untuk proses pengkodean, 2) Strategi elaborasi, merupakan strategi yang

3

digunakan untuk membantu dalam proses penyampaian informasi baru dengan membawa rincian penemuanpenemuan hubungan, 3) Strategi organisasi, merupakn strategi yang digukan untuk meningkatkan kebermaknaan strategi metakognitif, meliputi pengetahuan tentang kondisi dan mekanisme pengendalian diri. MenurutSabri (2007: 1) bahwa dalam konteks pengajaran, strategi dimaksudkan sebagai daya upaya guru dalam menciptakan suatu sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses mengajar agar tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan dapat tercapai dan berhasil. Menurut Nana sudjana dalam buku dasar-dasar proses belajar mengajar, berpendapat bahwa strategi mengajar merupakan tindakan guru dalam melaksanakan rencana pembelajaran dengan menggunakan beberapa variabel pengajaran seperti tujuan, bahan, metode, dan alat serta evaluasi untuk mempengaruhi siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Newman dalam Sabri (2007: 2) strategi meliputi empat masalah yaitu; 1) mengidentifikasikan serta menetapkan spesifikasi, kualifikasi perubahan tingkah laku dan kepribadian peserta didik sesuai dengan tujuan yang diharapkan; 2) Memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup masyarakat; 3) Memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik pembelajaran yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan dalam kegiatan pembelajaran; 4) Menetapkan normanorma dan batas minimal keberhasilan atau kriteria dan standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam melakukan evaluasi hasil kegiatan pembelajaran. Istilah strategi sering digunakan dalam banyak konteks dengan makna



yang tidak selalu sama. Secara umum strategi dapat diartikan sebagai rencana tindakan yang terdiri atas seperangkat langkah untuk memecahkan masalah atau untuk mencapai tujuan tertentu. Seperti yang diungkapkan Lawson dalam Sanjaya (2008: 210) bahwa “Strategi dapat diartikan sebagai prosedur mental yang berisi tatanan langkah yang menggunakan upaya ranah cipta untuk mencapai tujuan tertentu”. Sedangkan dalam konteks pengajaran “Strategi dapat diartikan sebagai polapola umum kegiatan guru anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan” (Djamarah 2006: 5). Index Card Match adalah salah satu teknik instruksional dari belajar aktif yang termasuk dalam berbagai “strategi pengulangan” (Silberman 2006:250). Tipe Index Card Match ini berhubungan dengan cara-cara untuk mengingat kembali apa yang telah mereka pelajari dan menguji pengetahuan serta kemampuan mereka saat ini dengan teknik mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban atau soal sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana menyenangkan. Biasanya guru dalam kegiatan belajar mengajar memberikan banyak informasi kepada siswa agar materi atau pun topik dalam program pembelajaran dapat terselesaikan tepat waktu, namun guru terkadang lupa bahwa tujuan pembelajaran bukan hanya materi yang selesai tepat waktu tetapi sejauh mana materi telah disampaikan dapat diingat oleh siswa. Karena itu dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan peninjauan ulang untuk mengetahui apakah materi yang disampaikan dapat dipahami oleh siswa. MenurutSilberman(2013:249)sal ahsatucarayang pastiuntuk membuatpembelajarantetap melekatdalampikiran adalah dengan mengalokasikan waktu

4

untukmeninjaukembaliapayang telahdipelajari. Strategi pembelajaranaktiftipe Index CardMatchiniberhubungan dengan cara-carauntukmembantusiswa mengingatkembaliapa telahmereka pelajari dan kemampuan mereka saat ini dengankegiatanmencaripasangankartuy ang terdiridarikartujawaban atausoalsambilbelajar mengenaikonsepatautopikdalamsuasana menyenangkan.menguji pengetahuan serta Zaini dkk. (2008: 67) juga menyatakan bahwa strategi pembelajaran index card match merupakan suatu strategi yang cukup menyenangkan yang digunakan untuk mengulang materi yang telah diberikan sebelumnya. Namun demikian, materi baru pun tetap bisa diajarkan dengan strategi ini dengan catatan, peserta didik diberi tugas mempelajari topik yang akan diajarkan terlebih dahulu, sehingga ketika masuk kelas mereka sudah memiliki bekal pengetahuan. strategi pembelajaran Index CardMatch merupakan strategi pembelajaran yang menuntut siswa untuk bekerja sama dan dapat meningkatkan rasa tanggung jawab siswa atas apa yang dipelajari dengan cara yang menyenangkan. Siswa saling bekerja sama dan saling membantu untuk menyelesaikan pertanyaan dan melemparkan pertanyaan kepada pasangan lain. Kegiatan belajar bersama ini dapat membantu memacu belajar aktif dan kemampuan untuk mengajar melalui kegiatan kerjasama kelompok kecil yang memungkinkan untuk memperoleh pemahaman dan penguasaan materi. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada bulan januari-februari semester genap



tahun ajaran 2016/2017 yang bertempat di kelas X-2 SMA Negeri 1 Talaga Raya. Subjek penelitian adalah siswa kelas X-2 SMA Negeri 1 Talaga Raya yang terdaftar pada semester genap tahun pelajaran 2016/2017, yang berjumlah 28 orang. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Karakteristik yang khas dari penelitian adanya tindakan yang berulang untuk melakukan perbaikan dalam proses belajar mengajar. Prosedur penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan sebanyak dua siklus. Tiap siklus terdiri dari 1) Rancangan Tindakan (Planning), 2) Pelaksanaan Tindakan (Acting), 3) Pengamatan (Observing), 4) Refleksi (Reflecting). Faktor yang diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Faktor siswa yaitu mengamati aktivitas dalam pembelajaran selama penerapan strategi pembelajaran index card match berlangsung. 2. Faktor guru yaitu kemampuan guru dalam menerapkan strategi pembelajaran index card match. 3. Faktor hasil belajar yaitu untuk mengetahui perubahan hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran Geografi melalui panerapan strategi pembelajaran index card match. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang melakukan proses pengkajiaan berdaur atau bersiklus dari berbagai kegiatan.

5

Penelitiaan tindakan kelas ini dilaksanakan terdiri dari 2 (dua) siklus. Tiap siklus dilaksanakan indikator yang ingin dicapai setiap faktor yang akan diselidiki. Kelemahan dan kekurangan pada siklus pertama, diperbaiki dan digunakan untuk penyempurnaan siklus kedua. Sesuai dengan prinsip dasar penelitian tindakan, setiap tahap dan siklus penelitian selalu dilakukan secara partisipasi antara guru dan siswa kelas X-2 SMA Negeri 1 Talaga Raya sebagai tim peneliti. Dalam penelitian ini yang mengajar adalah peneliti pada kelas tersebut berkolaborasi dengan guru sebagai observer/pengamat. HASIL PENELITIAN Data Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Data mengenai aktivitas belajar siswa siklus I kelas X-2 SMA Negeri 1 Talaga Rayaselama pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan strategi pembelajaran aktifIndex Card Match(ICM) diperoleh dengan menggunakan lembar observasi dengan cara memberikan skor pada setiap aspek aktivitas yang dilakukan oleh siswa sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Gambaran rata-rata aktivitas belajar siswa dengan menerapkan strategi pembelajaran aktifIndex Card Match (ICM)pada siklus I untuk setiap satuan aktivitas belajar yang dinilai dapat dilihat pada Gambar berikut



6

4 4 3.5 3

3 2.5

3

2.5

2,5

2

Siklus I

1.5

1.5 1 0.5 0 1

2

3

4

5

6

Rata rata Satuan Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Gambar 1. Grafik Skor Rata-rata Keterangan gambar: gambar (1)Siswa soal/jawaban yang dipegang secara memperhatikan penjelasan guru berpasangan. (2)Siswa Siswa menerima kartu soal/jawaban Data Aktivitas Guru Siklus I (3) Siswa memikirkan soal/jawaban dari Gambaran aktivitas guru dalam kartu yang dipegangnya (4) Siswa mengelola pembelajaran dengan mencari pasangan kartu soal/jawaban menggunakan yang cocok dengan kartu yang di strategipembelajaranindex index card pegangnya, siswa yang mencocokkan match(ICM) diperoleh dengan kartunya sebelum batas waktu diberi poin. (5) Siswa yang sudah menemukan menggunakan lembar observasi pasangannya maka siswa tersebut duduk aktivitas guru pada siklus I dapat berdekatan (6)Siswa Siswa membacakan kartu dilihat pada Gambar berikut:

4 2.9 3

2.3

2.6 Pertemuan II

2 Rata Rata-rata 1 0

Eppyandrianaekaz Eppyandrianaekaz, Surdin


7

Gambar 2. Grafik Skor Rata-rata Aktivitas Guru Siklus I Berdasarkan gambar 2 diatas aktivitas guru yang mendapatkan skor tentang hasil observasi aktivitas guru tertinggi dengan nilai rata-rata sebesar dapat diperoleh gambaran bahwa, hasil 3,5 adalah aktivitas guru nomor 8 yaitu aktivitas guru tersebut masih belum Guru memberikan setiapsiswasatukartu. memenuhi kriteria ketuntasan minimal Data Hasil Belajar Siswa Siklus I yaitu 3,0, karena rata-rata aktivitas guru Data hasil belajar Geografi masih mencapai rata-rata 2,6 yang siswa kelas X-2 pada materi pokok berkategorikan Cukup. Dimana pada DinamikaLitosfer diperoleh dengan siklus I aktivitas guru yang menggunakan lembar tes hasil belajar mendapatkan skor terendah dengan nilai berupa soal uraian yang diberikan pada rata-rata sebesar 2 adalah aktivitas akhir siklus. nomor 3,4, dan 14 yaitu Guru memberikan motivasikepadasiswa, guru memberikanapresiasitentangmateri yang dipelajari, guru melakukantindaklanjutmemberikantugas rumahsecaraindividu. Sedangkan Tabel 1. Data Analisis Hasil Belajar Siswa Siklus I No

Nama Siswa

Skor Total

Nilai

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

HN AJR AYG CR WNY ENR IIS LMZ LMT MA NF NAA SNA FK MR WRS DK YW YH YHT HM APS SR SL ZN

20 16 19 16 20 16 13 19 19 17 13 19 13 21 19 18 16 18 19 18 16 21 21 16 18

83 67 79 67 83 67 54 79 79 71 54 79 54 88 79 75 67 75 79 75 67 88 88 67 75

Siklus I Keterangan ST BT Eppyandrianaekaz, Surdin


26 27 28

Keterangan:

PJ 17 71 MA 16 67 WNA 17 71 Tabel 1. Data Analisis Hasil Belajar Siswa Siklus I

8

T : Tuntas BT : Belum Tuntas

Tabel 2Data Analisis Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I

Skor Jumlah siswa 0-68 10 orang 69-100 18 orang Jumlah 28 orang Nilai rata-rata : 73,14 Nilai Maksimum : 88 Nilai Minimum : 54 Presentase Ketuntasan : 64.29% Sumber: Data Diolah (2017)

Refleksi Berdasarkan hasil tindakan pelaksanaan pembelajaran pada siklus I, secara kolabratif guru sebagai peneliti, guru kelas X-2 sebagai observer dan teman sejawat, melakukan diskusi sebagai bahan refleksi untuk memperbaiki proses pembelajaran dengaan menerapkan strategi pembelajaran index card match. Sasaran perbaikan yang lebih utama yang menjadi bahan diskusi yang lebih mendalam adalah terkait dengan belum tercapainya indicator keberhasilan hasil belajar siswa. Berasarkan hasil tes evaluasi siklus 1 belum mencapai ketuntasan dimana terdapat 10 siswa dari 28 siswa (35.71%)memperoleh nilai dibawah 69. Hal ini di duga karena aktivits guru belum telaksana dengan baik sesuai dengan indicator pada lembar observasi aktivitas guru. Terlihat bahwa pada pertemuan pertama terdapat banyak kekurangan yaitu,,

Presentase 35.71% 64.29% 100 %

Ketuntasan Belajar Belum Tuntas Tuntas

1. Guru menyampaikan indikator dan tujuan pembelajaran 2. Gurumemberikan motivasi kepada siswa 3. Gurumemberikan apersepsi tentang materi yang akan dipelajari menyajikan materi 4. Guru pembelajaan 5. Gurumengarahkan siswa mencari pasangan 6. Gurumeminta siswa untuk duduk berdekatan dan tidak memberitahukan kepada siswa yang lain tentang kartu soal/jawaban yang dipegangnya 7. Gurumelakukan tindak lanjut memberikan tugas rumah secara individu. Kelemahan dan kekurangan aktivitas guru dengan menerapkan strategi pembelajaran index card match pada pertemuan pertama berdampak pada rendaahnya aktivitas siswa di banding dengan peremuan kedua. Pada pertemuan kedua hal-hal



yang belum dilakukan peneliti sudah mulai dilaksanakan peneliti melalui pembelajaran pada pertemuan kedua. Pada pertemuan kedua guru menuliskan dan memacaakan pokok materi yang dipelajari. Guru telah memberikan arahan yang jelas kepada siswa untuk mencari pasangan kartu, guru bersama siswa menyimpulkan materi yang dipelajari. Meskipun telah terjdi peningkatan pada pertemuan kedua namun masi terdapat beberapa hal pada pertemuan kedua belum terlaksana dengn baik seperti guru kurang memperhatikan kesiapan siswa dengan cara kurang memberikn motivasi dan apresepsi kepada siswa, guru tidak melakukan tindak lanjut dengan meberikan tugas, dan waktu yang digunakan guru masih belum sesuai dengan alokasi. Kondisi dari aktivitas siswa yang masih tergolong rendah dikarekan aktivitas guru yang belum terlaksana dengan baik. Selain itu aktivitas siswa yang masih belum mencapai indicator keberhasilan di karenakan kekurangan-kekurangan aspek aktivits siswa sebagai berikut: 1. Siswa memperhatikan penjelasan guru 2. Siswaantusiasdalam memikirkan soal/jawaban dari kartu yang dipegangnya 3. Siswaaktifdalam mencari pasangan kartu soal/jawaban yang cocok dengan kartu yang di

9

pegangnya, 4. Siswa yang sudah menemukan pasangannya maka siswa tersebut duduk berdekatan kartu 5. Siswamembacakan soal/jawaban yang dipegang secara berpasangan. Hal-hal diatas menyebabkan indicator pada siklus 1 belum tercapai sesuai dengan yang di targetkan. Oleh karena itu hal-hal yang belum terlaksana pada siklus I ini, setelah melaluli diskusi dengan guru mata pelajaran geografi dan teman sejawat, disepakati untuk melakukan perbaikan aspek-aspek yang masih kurang pada siklus ini di perbaiki di siklus selanjutnya. Data Aktivitas Belajar Siswa Siklus II Data mengenai aktivitas belajar siswa Data mengenai aktivitas belajar siswa kelas X-2 SMA Negeri 1 Talaga Raya selama pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan strategi pembelajaran index card match diperoleh dengan menggunakan lembar observasi dengan cara memberikan skor pada setiap aspek aktivitas yang dilakukan oleh siswa sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan Gambaran rata-rata aktivitas belajar siswa dengan menerapkan strategi pembelajaran index card matchpada siklus II untuk setiap satuan aktivitas belajar yang dinilai dapat dilihat pada Gambar berikut:



4 4

10

4 3.5

3.5

3.5

3

3

3 2.5 2 1.5 Siklus II

1 0.5 0 1

2

3

4

5

6

Gambar 3. Grafik Skor Rata-rata Rata rata Satuan Aktivitas Belajar Siswa Siklus II Keterangan gambar: (1) Siswa memperhatikan penjelasan guru guru(2) Siswa menerima kartu soal/jawaban (3) Siswa memikirkan soal/jawaban dari kartu yang dipegangnya(4) dipegangnya Siswa mencari pasangan kartu soal/jawaban yang cocok dengan kartu yang di pegangnya, siswa yang mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin. (5) Siswa yang sudah menemukan pasangannya maka siswa tersebut duduk berdekatan(6Siswa Siswa membacakan kartu

4

soal/jawaban yang dipegang seca secara berpasangan. Data Aktivitas Guru Siklus II Gambaran aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran dengan menggunakan strategipembelajaranindex cardmacthdiperoleh iperoleh dengan menggunakan lembar observasi aktivitas guru pada Siklus II dapat dilihat pada Gambar berikut

3.7 3.2

3.5

3 2

Pertemuan I Pertemuan II

1

Rata--rata

0

Gambar 4. Grafik Skor Rata-rata Rata Aktivitas Guru Siklus II

Eppyandrianaekaz Eppyandrianaekaz, Surdin


Keterangan gambar: (1) Guru menunjukan bahwa aktivitas guru telah memenuhi kriteria, dimana dikatakan berhasil apabila telah mencapai skor rata-rata minimal 3,0. Skor rata-rata aktivitas guru di siklus II sebesar 3,5 menunjukan bahwa penerapan strategi index card match pada materi pokok dinamikalitosferi dapat meningkatkan aktivitas mengajar guru.

11

Data Hasil Belajar Siswa Siklus II Data hasil belajar Geografi siswa kelas X-2pada materi dinamikalitosfer diperoleh dengan me nggunakn lembar tes hasil belajar berupa soal uraian yang diberikan pada akhir siklus. Berdasarkan hasil analisis data hasil belajar siswa pada siklus II diperoleh hasil sebagaimana disajikan pada tabel berikut :



12

Tabel 3. Data Analisis Hasil Belajar Siswa Siklus II Siklus II No

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28

Nama Siswa

HN AJR AYG CR WNY ENR IIS LMZ LMT MA NF NAA SNA FK MR WRS DK YW YH YHT HM APS SR SL ZN PJ MA WNA

Skor Total 21 19 21 15 18 16 19 20 17 21 16 20 15 22 23 21 14 19 19 19 18 22 21 20 18 18 17 21

Keterangan Nilai 88 79 88 63 75 67 79 83 71 88 67 83 63 92 96 88 58 79 79 79 75 92 88 83 75 75 71 88

T

BT



13

Tabel4 Data Analisis Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II Skor Jumlah siswa Presentase Ketuntasan Belajar 0-68 5 orang 17.86% Belum Tuntas 69-100 23 orang 82.14% Tuntas Jumlah 28 orang 100 % Nilai Rata-rata : 79 Nilai Maksimum : 96 Nilai Minimum : 58 Presentase Ketuntasan : 82.14%

Refleksi Berdasarkan pelaksanaan pembelajaran pada siklus II terlihat bahwa aktivitas belajar siswa dan aktivitas mengajar guru telah terlaksana dengan baik dan telah memenuhi target dari rencana target yang diharapkan. Hasil ini sudah lebih baik jika dibandingkan pada siklus I. Dimana pada siklus II memperoleh indikator keberhasilan sebesar 3,5 untuk aktivitas belajar siswa dan 3,5 untuk aktivitas mengajar guru.Dalam hal ini kriteria aktivitas belajar siswa dan aktivitas mengajar guruapabila telah memperoleh ≥3,0 maka dikatakan hasil penelitian telah tercapai dan berhasil. Selain itu, hasil belajar siswa pada siklus II juga menunjukan adanya peningkatan jumlah siswa yang tuntas sebesar 82,14%, dalam hal ini indikator ketuntasan belajar siswa telah tercapai atau berhasil, dimana secara klasikal yaitu jika nilai 80% dari jumlah siswa telah mencapai ketuntasan belajar yaitu ≥ 69 maka dikatakan hasil penelitian ini telah tercapai dan berhasil.

Pembahasan Aktivitas Belajar Siswa Berdasarkan permasalahan pertama tentang Bagaimana gambaran aktivitas belajar siswa dalam proses belajar mengajar pada materi pokok dinamika litosfer yang diajar dengan penerapan strategi pembelajaran aktif index card match, dapat dijelaskan berdasarkan hasil pengamatan pada setiap siklus baik siklus I maupun siklus II yang menunjukan peningkatan kearah yang lebih baik. Peningkatan aktivitas belajar siswa tersebut menunjukan adanya minat dan antusiasme siswa dalam mengikuti proses pembelajaran pada materi pokok dinamika litosfer dengan menggunakan strategi Pembelajaran aktif index card match Berdasarkan hasil analisis deskriptifpadasiklusI terhadap aktivitas siswa menunjukkan skor rata – rata aktivitas siswa pada siklus I sebesar 2,8 yang berkategori cukup. Pada siklus I ada beberapa aktivitas siswa yang masih tergolong kurang dimana siswa belum terbiasa dengan strategi index card match, selain itu juga siswa kurang memperhatikan penjelasan guru, siswa kurang antusias memikirkan soal/jawaban dari kartu yang



dipegangnya,dan siswa kurang aktif dalam mencari pasangan kartu soal/jawaban yang cocok dengan kartu yang di pegangnya. Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I ditemukan ada beberapa aktivitas siswa yang masih belum terlaksana dengan baik. Olehnya itu dilakukan perbaikan pada siklus selanjutnya. Pada siklus II dari hasil analisis deskriptif yang telah dievaluasi di peroleh bahwa aktivitas siswa dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan. Dimana rata – rata aktivitas siswa pada siklus II sebesar 3,5 dengan kategori baik. Adanya peningkatan pada skor rata – rata aktivitas belajar siswa dari 2,8 pada siklus I menjadi 3,5 pada siklus II. Hal ini menunujukan bahwa penelitian telah berhasil karena telah memenuhi standar minimal aktivitas siswa yaitu 3,0. Aktivitas mengajar Guru Berdasarkan permasalahan kedua yaitu bagaimana gambaran aktivitas mengajar guru dengan menerapkan pembelajaran aktif index card match, dapat dijelaskan berdasarkan hasil pengamatan aktivitas mengajar guru pada setiap siklus baik siklus I maupun siklus II yang menunjukkan peningkatan kearah yang lebih baik, Pada siklus I berdasarkan analisa deskriptif aktivitas mengajar guru menunjukkan skor rata – rata sebesar 2,6 yang berkategori cukup dimana aktivitas guru pada siklus I masih rendah hal ini berdasarkan hasil refleksi diantaranya adalah Pada siklus I aktivitas mengajar guru mendapatkan skor terendah dengan nilai rata-rata 2 terdapat pada nomor 3, 4, dan 14 meningkat di siklus II, di mana pada

14

aktivitas guru nomor 4 di siklus II memperoleh skor 3,5 sedangkan aktivitas guru nomor 3 dan 14 memperoleh skor 3. Pada siklus II aktivitas mengajar guru menunjukkan peningkatan yang signifikan, dimana pada siklus II skor rata – rata aktivitas guru memperoleh nilai sebesar 3,5 yang berkategori baik. Hasil analisis dan pengamatan siklus II ini menunjukkan adanya peningkatan aktivitas guru, dengan menerapkan strategi index card match. Hal ini berarti bahwa penelitian telah berhasil karena telah memenuhi standar minimal aktivitas mengajar guru yaitu 3,0. Hasil Belajar Siswa Berdasarkan permasalahan ketiga, yaitu apakah melalui penerapan strategi index card match dapat meningkatkan hasil belajar geografi siswa dengan materi pokok dinamika litosfer kelas X-2 SMA Negeri 1 talaga raya, dapat dijelaskan bahwa berdasarkan hasil analisis deskriptif kuantitatif yang dilakukan terhadap hasil belajar siswa pada setiap siklus cenderung mengalami peningkatan kearah yang lebih baik,. Berdasarkan hasil tes hasil belajar siswa pada siklus I diperoleh nilai minimum sebesar 54; nilai maksimum 88; rata-rata hasil belajar siswa sebesar 73,14. Secara klasikal dari 28 siswa yang mencapai persentase ketuntasan hasil belajar yaitu 18 siswa atau 64,29% yang mencapai nilai ≥ 69 sesuai dengan nilai KKM Geografi dan terdapat 10 orang siswa dengan presentase sebesar 35,71% siswa yang nilainya belum mencapai KKM yang ditentukan oleh sekolah yaitu ≥ 69. Presentase ketuntasan pada siklus I ini



belum mencapai target peneliti yaitu mencapai ketuntasan belajar secara klasikal minimal 80%. Berdasarkan refleksi dengan melihat aktivitas siswa dan hasil belajar pada siklus I tersebut, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa rendahnya hasil belajar siswa ini disebabkn karena siswa belum sepuhnya mengikuti dan belum terbiasa dengan model pembelajaran yang diterapkan, selain itu juga siswa kurang memperhatikan penjelasan guru, siswa kurang antusias memikirkan soal/jawaban dari kartu yang dipegangnya, siswa kurang aktif dalam mencari pasangan kartu soal/jawaban yang cocok dengan kartu yang di pegangnya. Setelah melakukan analisis dan refleksi hasil belajar siswa pada siklus I, guru mata pelajaran dan peneliti mencoba melakukan perbaikan dalam proses belajar mengajar agar pada siklus selanjutnya siswa yang memenuhi ketuntasan belajar dapat meningkat seperti yang diharapkan. Pada siklus II Berdasarkan hasil tes belajar siswa pada akhir siklus, terlihat bahwa hasil belajar siswa memperoleh nilai minimum 58; nilai maksimum 96; nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar 79. Terdapat 23 siswa yang memperoleh nilai ≥ 69 atau ketuntasan hasil belajar secara klasikal sebesar 82,14% sedangkan jumlah siswa yang hasil belajarnya di bawah KKM atau yang memperoleh nilai ˂ 69 sebanyak 5 orang atau 17,9% yang belum tuntas. Dari hasil tersebut, menunjukkan peningkatan hasil belajar yang signifikan dari siklus I ke siklus II, walaupun masih ada 5 siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar.

15

Pemaparan diatas, menunjukan adanya peningkatan hasil belajar dari siklus I ke siklus II.Target ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus II telah tercapai yaitu 82,14% siswa telah tuntas dalam hasil belajarnya, maka penelitian ini dihentikan karena indikator keberhasilan dalam penelitian ini sudah tercapai yaitu minimal 80% siswa memperoleh nilai ≥69 sesuai dengan KKM yang ditentukan oleh sekolah yaitu 69.Hal ini penelitian dianggap telah berhasil mencapai targetnya. Dalam penelitian ini keberhasilan siswa dalam tes hasil belajar siklus II memberikan gambaran bahwa penerapan strategi pembelajara index card match mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan demikian, jawaban atas permasalahan penilitian telah ditemukan yaitu pembelajaran dengan penerapan strategi pembelajaran aktif index card match berhasil meningkatkan aktivitas belajar siswa dan juga dapat meningkatkan hasil belajar Geografi siswa kelas X-2 SMA Negeri 1 Talaga Raya khususnya pada materi pokok dinamika litosfer KESIMPULAN Berdasarkan hasil dalam penelitian ini dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: (1)Aktivitas belajar siswa dengan menerapkan strategiIndex Card Matchpada setiap siklus cenderung meningkat. Hal ini ditunjukkan dengan skor rata-rata pada setiap siklus, dimana pada siklus I skor rata-rata aktivitas belajar siswa adalah 2,8 yang termasuk kategori Cukup meningkat pada siklus II menjadi 3,5 yang termasuk pada kategori Baik. (2) Aktivitas mengajar guru dengan menerapkan strategi



Pembelajaran Index Card Matchpada setiap siklus cenderung meningkat. Hal ini ditunjukkan dengan skor rata-rata pada setiap siklus, dimana pada siklus I skor rata-rata aktivits guru adalah 2,6 yang termasuk kategori Cukup dan meningkat pada siklus II menjadi 3,5 yang berkategori Baik. (3) Ada peningkatan hasil belajar geografi siswa kelas X-2 SMA Negeri Talaga Raya dengan menerapkan strategi Pembelajaran Index Card Match. Peningkatan sebesar 17,85% yang di peroleh dari selisih antara presentase ketuntasan siklus II dan siklus I. Dimana pada siklus I nilai rata-rata hasil belajar sebesar73,14 dengan presentase ketuntasan sebesar 64,29% dan pada siklus II nilai rata-rata hasil belajar sebesar 79 dan presentase ketuntasan 82,14%.

16

Sanjaya,wina.2008.Strategipembelajar anberorientasistandar proses pendidikan. Jakarta: kencana Slameto. 2010. BelajardanFaktorFaktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Sudjana. 2010. MetodaStatistika. Bandung: Tarsito Sudjana,Nana.2015.PenilaianHasilPro sesBelajarMengajar.Bandung: PT Rosdakarya Winkel,W.S.1987.PsikologiPengajara n. Jakarta: PT. Grasindo. Zaini, Hisyam.,Munthe, B., danAryani, A.A. 2008. StrategiPembelajaranAktif. Yogyakarta: InsanMadani. DiposkanolehJuntakMargana.

DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman. 2003. Belajardan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Hamalik, Oemar. 2011. DasarDasarPengembanganKurikulum. PT.Remaja Rosdakarya: Bandung. Hamalik,Oemar.2005. KurikulumdanPembelajaran. Jakarta BumiAksara.

Nur,m.danWikandari,P.R.,2000.Penga jaranBerpusatPadaSiswaDan Pendekatan KontruktivisDa lamPengajaran.PusatStudiMat ematika Dan IPA Sekolah Unesa. Surabaya Sabri,ahmad.2007.Strategibelajarmen gajar micro teaching. Ciputat press:quantum teaching.


Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 April 2017

Recommend Documents