Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 April 2017
1
PENINGKATAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON EXAMPLE PADA MATERI POKOK HIDROSFER SISWA KELAS X1 MA AL-IKHLAS SIOMPU BARAT Fima1, La Ode Amaluddin2 1
Alumni Pendidikan Geografi FKIP UHO Dosen Pendidikan Geografi FKIP UHO
2
Abstrak: penelitian ini bertujuan untuk: 1) Untuk mendeskripsikan aktivitas belajar siswa kelas X1 MA Al-Ikhlas Siompu Barat yang diajar melalui penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe Example Non Example pada materi pokok Hidrosfer, 2) Untuk mendeskripsikan aktivitas mengajar guru di kelas X1 MA Al-Ikhlas Siompu Barat melalui penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe Example Non Example pada materi pokok Hidrosfer, 3) Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar geografi siswa kelas X1 MA Al-Ikhlas Siompu Barat yang di ajarkan melalui penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe Example Non Example pada materi pokok Hidrosfer. Hasil analisis data diperoleh kesimpulan bahwa 1) aktivitas belajar siswa pada siklus 1 rata-rata 2.9 yang termasuk kategori cukup dan siklus II meningkat sebesar 3.4 yang berkategori baik, 2) aktivitas mengajar guru pada siklus I rata-rata sebesar 2.9 dengan kateggori cukup dan siklus II rata-rata aktivitas guru sebesar 3.4 yang berkategori baik, 3) hasil belajar siswa kelas X1 MA Al-Ikhlas Siompu Barat yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Example Non Example pada materi pokok hidroser diperoleh sebaran niali pada siklus I sebesar 45-95, nilai rata-rata sebesar 72,4 dengan persentase ketuntasan sebesar 70,4% dan meningkat pada siklus II dengan sebaran nilai 50-100, nilai rata-rata 75 dengan persentase ketuntasan hasil belajar sebesar 88,9%. Kata Kunci: Example Non Example, Proses, Hasil Belajar PENDAHULUAN Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tatalaku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, proses, cara, perbuatan mendidik. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.
Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung kepada bagaimana proses pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas. aktivitas belajar peserta didik haruslah aktif mendominasi dalam mengikuti proses belajar mengajar sehingga mengembangkan potensi yang ada pada dirinya. Dengan kata lain dalam beraktivitas peserta didik tidak hanya mendengarkan dan mencatat seperti yang dijumpai di sekolah-sekolah yang melakukan pembelajaran secara konvensional. Proses pembelajaran dikatakan efektif bila peserta didik secara aktif
Fima, La Ode Amaluddin
Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 April 2017
ikut terlibat langsung dalam pengorganisasian dan penemuan informasi (pengetahuan), sehingga mereka tidak hanya menerima secara pasif pengetahuan yang diberikan oleh guru. Dalam proses belajar mengajar tugas guru adalah mengembangkan dan menyediakan kondisi agar peserta didik dapat mengembangkan bakat dan potensinya. Mata pelajaran geografi merupakan mata pelajaran yang membangun dan mengembangkan pemahaman peserta didik tentang variasi dan organisasi spasial masyarakat, tempat dan lingkungan pada muka bumi. Peserta didik didorong untuk memahami aspek dan proses fisik yang membentuk pola muka bumi, karakteristik dan persebaran spasial ekologis di permukaan bumi. Berdasarkan hasil observasi terhadap guru geografi siswa kelas X1 MA Al-Ikhlas Siompu Barat masalah yang terjadi adalah rendahnya minat belajar siswa khususnya materi pokok hidrosfer sehingga berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa, hal ini disebabkan karena guru geografi masih sering menggunakan metode ceramah sehingga membuat siswa cenderung pasif. Jumlah siswa kelas X1 MA AlIkhlas Siompu Barat sebanyak 27 siswa yang terdiri dari 11 orang siswa laki-laki dan 16 orang siswa perempuan yang mana pada hasil ulangan harian semester genap tahun ajaran 2015/2016 pada materi pokok Hidrosfer hanya 15 siswa atau sekitar 55,6% yang mendapat nilai KKM (kriteria ketuntasan minimal) yaitu 65 (KTSP) yang ditetapkan sekolah. Perencanaan pembelajaran yang tidak matang akan mempengaruhi proses pembelajaran yang mana ini akan berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi terutama pada materi pokok hidrosfer di kelas X1 MA Al-Ikhlas Siompu Barat,
2
guru geografi masih sering menggunakan metode konvensional atau metode ceramah, adapun metode yang menjadi selingannya adalah metode Tanya jawab, namun yang terjadi penerapan metode yang digunakan belum efektif terbukti ketika hasil ulangan siswa pada materi pokok hidrosfer masih tergolong rendah. Belajar adalah suatu proses aktif, yang dimaksud aktif di sini ialah, bukan hanya aktivitas yang tampak seperti gerakan-gerakan badan, akan tetapi juga aktivitas-aktivitas mental, seperti proses berpikir, mengingat, dan sebagainya (M. Dalyono, 2007:209). Aktivitas belajar peserta didik adalah aktivitas yang bersifat fisik atau pun mental (Sardiman, 2005:96). Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung kepada bagaimana proses pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas. Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana (2010:24) menjelaskan bahwa aktivitas belajar dapat memberikan nilai tambah (added value) bagi peserta didik, berupa hal-hal berikut ini: (1) Peserta didik memiliki kesadaran (awareness) untuk belajar sebagai wujud adanya motivasi internal untuk belajar sejati; (2) Peserta didik mencari pengalaman dan langsung mengalami sendiri, yang dapat memberikan dampak terhadap pembentukan pribadi yang integral; (3) Peserta didik belajar dengan menurut minat dan kemampuannya; (4) Menumbuh kembangkan sikap disiplin dan suasana belajar yang demokratis di kalangan peserta didik;(5) Pembelajaran dilaksanakan secara konkret sehingga dapat menumbuh kembangkan pemahaman dan berfikir kritis serta menghindarkan terjadinya verbalisme; (6) Menumbuh kembangkan sikap kooperatif dikalangan peserta didik sehingga sekolah menjadi hidup,
Fima, La Ode Amaluddin
Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 April 2017
sejalan dan serasi dengan kehidupan di masyarakat di sekitarnya. Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain (Trianto, 2007). Salah satu model pembelajaran adalah model cooperative learning yang sudah mulai diaplikasikan Mempersiapkan gambar-gambar permasalahan yang sesuai dengan tujuan pembelajaran; (2) Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui OHP (3) Guru memberikan petunjuk dan memberikan kesempatan pada siswa untuk memperhatikan/menganalisis permasalahan yang ada pada gambar; (4) Melalui diskusi 2-3 orang siswa, membacakan hasil diskusi dari analisis masalah dalam gambar tersebut dan dicatat pada kertas;(5) Tiap kelompok diberikan kesempatan untuk membacakan hasil diskusinya; (6) Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai;(7) Kesimpulan (Agus: 2011:125). Nurdin Sumaatmaja dalam Asnur (2016: 10) Pembelajaran geografi menekankan pada aspek-aspek: (1) Alam lingkungan yang menjadi sumberdaya bagi manusia, (2) penyebaran umat manusia dengan variasi kehidupan, (3) Interaksi keruangan umat manusia dengan alam lingkungan yang memberikan variasi kehidupan, (4) kesatuan regional merupakan matra darat, perairan, dan udarah di atasnya. Menurut Samadi, (2007: 3-4), Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena di geosfer (muka bumi)
3
semenjak akhir tahun 1970-an. Menurut Ina (dalam Widyawati, 2010: 15). Model cooperative learning beranjak dari dasar pemikiran getting better together yang menekankan pada pemberian kesempatan belajar yang lebih luas dan suasana yang kondusif kepada siswa untuk memperoleh, dan mengembangkan pengetahuan, sikap, nilai, serta keterampilan-keterampilan sosial yang bermanfaat bagi kehidupannya di masyarakat. Langkah-langkah model pembelajaran Examples Non Examples adalah sebagai berikut: (1) Guru dengan sudut pandang lingkungan (ekologi) dan kewilayahan (region) dalam konteks keruangan (space). Menurut Supriyono (2011 :18) “hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknya, yaitu “hasil” dan “belajar” Pengertian hasil menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas yang mengakibatkan berupa input secara fungsional”. Sedangkan Hamalik (2010: 30) berpendapat “hasil belajar adalah perubahan yang tampak pada aspekaspek tingkah laku siswa, antara lain pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani serta sikap”. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research). penelitian tindakan kelas adalah suatu penelitian yang akar masalahnya muncul di kelas, dan dirasa kan langsung oleh guru yang bersangkut an. Desain dalam penelitian ini terdiri atas empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan pengamatan dan refleksi. Data dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Analisis deskriptif kualitatif digunakan
Fima, La Ode Amaluddin
Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 April 2017
untuk memberikan penjelasan mengenai aktivitas siswa serta kemampuan guru selama proses untuk menyajikan persentase aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran, persentase aktivitas siswa dan presentase ketuntasan hasil belajar siswa. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun
4
pembelajaran berlangsung, sedangkan analisis deskriptif kuantitatif digunakan ajaran 2016/2017 yang berlokasi di MA Al-Ikhlas Siompu Barat. Adapun yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X1 yang berjumlah 277 orang terdiri dari 11 orang siswa laki-laki laki dan 16 orang siswa perempuan.
HASIL DAN PEMBAHASAN Data Aktivitas Siswa Gambaran rata-rata rata aktivitas siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Exampel Non Example siswa kelas X1 MA Al-Ikhlas Ikhlas Siompu Barat pada siklus I untuk setiap satuan aktivitas yang dinilai dapat dilihat pada Gambar 1 berikut: SIKLUS I 4 2 0
SIKLUS I 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Rata rata Aktivitas Siswa pada Siklus I Selama Kegiatan Gambar 1 Grafik Skor Rata-rata Pembelajaran untuk Setiap Satuan Aktivitas (1) Siswa Keterangan gambar: menyimak guru Membuka Pelajaran dan berdoa bersama; (2) Siswa menyimak guru mengecek kehadiran; (3) Siswa menyimak guru melakukan apersepsi; (4) Siswa menyimak guru menuliskan tujuan pembelajaran (5) Siswa menyimak penyampaian topik/materi; (6) Siswa memperhatikan atau Menganalisa gambar yang telah Dipersiapkan oleh guru; (7) Siswa membentuk kelompok yang telah dibagikan oleh guru; (8) Siswa mengerjakan LKS yang telah di berikan oleh guru; (9) Siswa bertanya kepada guru jika Mengalami galami kesulitan; (10) Siswa membacakan hasil diskusi
kelompoknya; (11) Siswa menyimak guru menjelaskan Materi pembelajaran berdasarkan Hasil diskusi kelompok; (12) Siswa dan guru membuat Kesimpuan hasil pembelajaran Untuk mendapatkan gambaran rata-rata rata aktivitas siswa selama Untuk mendapatkan gambaran rata-rata rata aktivitas siswa selama pembelajaran pada siklus I pertemuan I dan II dapat dilihat pada Gambar 4.2 berikut:
Fima, La Ode Amaluddin
skor rata-rata aktivitas siswa
Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 April 2017
4 3 2 1 0
2.5
2.7
5
2.6 Pertemuan I Pertemuan II Rata-rata
siklus I
Gambar 3. grafik rata-rata rata aktivitas siswa setiap pertemuan pada siklus I Berdasarkan gambar 4.2 di atas tentang hasil observasi aktivitas siswa dapat diperoleh gambaran bahwa, hasil aktivitas siswa tersebut masih belum berkategorikan cukup. Dimana pada siklus I aktivitas siswa yang mendapatkan skor terendah dengan nilai rata-rata rata sebesar 2,3 adalah aktivitas nomor 7 yaitu siswa membentuk kelompok yang telah dibagikan oleh guru, sedangkan aktivitas siswa yang mendapatkan skor tertinggi dengan nilai rata-rata rata sebesar 3 adalah aktivitas siswa nomor 10 yaitu siswa membacakan hasil diskusi kelompoknya, dan aktivitas siswa nomor 11 yaitu siswa menyimak guru menjelaskan materi pembelajaran berdasarkan hasil diskusi kelompok. Berdasarkan tabel 4.1 dan gambar 4.2 diatas, aktivitas tivitas siswa di siklus I masih Data ata aktivitas guru siklus I Hal-hal hal yang diobservasi pada tindakan siklus I adalah cara guru dalam menyajikan materi pembelajaran dengan menyesuaikan pada RPP. Kesesuaian aktivitas mengajar guru dengan RPP
memenuhi kriteria ketuntasan minimal yaitu 3,0, karena rata-rata rata aktivitas siswa masih mencapai rata-rata rata 2,6 yang
tergolong cukup dimana siswa belum terbiasa dengan model pembelajaran kooperatif tipe Example Non Example diantaranya adalah; (1) Siswa kurang memperhatikan penjelasan guru saat membagikan kelompok; (2) Siswa kurang memperhatikan guru saat melakukan apersepsi; (3) Siswa kurang menyimak guru menuliskan tujuan pembelajaran; (4) Siswa kurang memahami LKS yang telah dibagikan (5) Siswa kurang bertanya tentang hal-hal hal yang tidak dipahami.
menjadi indikator keberhasilan aktivitas mengajar guru. untuk lebih jelasnya lihat pada gambar berikut:
Fima, La Ode Amaluddin
Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 April 2017
skor rata-rata aktivitas guru
4
2.7
3.1
6
2.9 Pertemuan I
2
Pertemuan II
0
Rata-rata siklus I
Gambar 3 grafik rata-rata rata aktivitas guru pada setiap pertemuan pada siklus I. Berdasarkan gambar 3 diatas menunjukkan bahwa, aktivitas guru masih belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal yaitu 3,0, karena aktivitas guru masih mencapai rata-rata rata 2,9 yang berkategorikan cukup. Dimana Pada siklus I aktivitas guru yang mendapatkan skor terendah dengan nilai sebesar 2,5 yaitu menempati beberapa aktivitas diantarannya aktivitas nomor 1) guru mengucapkan salam dan berdoa bersama, 2) guru mengecek kehadiran iran siswa, 4) guru memberi motivasi kepada siswa,13) guru memberi kesempatan kepada siswa untuk membacakan hasil diskusi kelompok, dan aktivitas nomor 17 yaitu Guru menutup pelajaran dengan berdoa
dan salam. Sedangkan yang mendapatkan skor tertinggi dengan n nilai sebesar 3,5 terdapat pada aktivitas nomor 3 yaitu guru melakukan apersepsi dan nomor 14 yaitu guru menjelaskan materi pembelajaran berdasarkan hasil diskusi kelompok. Berdasarkan gambar 3, pada aktivitas guru siklus I terdapat beberapa kekurangan dimana imana guru belum terbiasa dengan model pembelajaran kooperatif tipe Example Non Example diantaranya yaitu: (1) Guru kurang mengecek kehadiran; (2) Guru kurang memberikan motivasi kepada siswa;; (3) Guru kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk membacakan cakan hasil diskusi kelompok.
Data Hasil Belajar Siklus I Data hasil belajar Geografi siswa diperoleh dengan menggunakan tes hasil belajar. Berdasarkan analisis deskr deskriptif terhadap hasil belajar Geografi siswa pada materi pokok hidrosfer ditunjukkan dalam bentuk tes siklus yang terdiri dari tes siklus I dan tes siklus II. Berdasarkan data analisis hasil belajar menunjukkan bahwa hasil belajar Geografi siswa kelas X1 MA
Al-Ikhlas Ikhlas Siompu Barat pada materi pokok hidrosfer setelah diajar dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Example Non Example dapat dilihat bahwa hasil belajar siswa cenderung meningkat dari siklus I ke siklus II. Ketuntasan belajar siswa secara klasikal tiap siklus dapat dilihat pada tabel 2 sebagai berikut:
Fima, La Ode Amaluddin
Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 April 2017
7
Tabel 2 Data Analisis Hasil Belajar siswa pada siklus 1 Siklus 1 Nilai No NamaSiswa Keterangan ST BT 1 ARDAN 75 2 ASLAN 60 3 ASLUN 45 4 ELMA ARIFIN 85 5 ELVI DAYANTI 80 6 ENGGI 75 7 ETI DARMANTO 85 8 FINCI ERFA 60 9 INDRAWATI S. 90 10 ISTA 80 11 LISTA 70 12 MAWAN 85 13 MAWAN JAYA 45 14 MUH YESTU 80 15 MEGI PUTRI A. 90 16 NELMA 80 17 NURUL FASRI 95 18 RIFAL JOMRAKA 70 19 SANDRIATI 45 20 SINTA 50 21 SIRHAM 70 22 SRI ASRIAMI 80 23 SRI YULIA N. 80 24 TANIA 55 25 TITO 50 26 YAWAN 85 DARMAWAN 27 YUDIN RAHMAT 90 Keterangan: BT : Belum tuntas ST : sudah tuntas Berdasarkan hasil analisis data hasil belajar siswa pada siklus I diperoleh hasil sebagaimana disajikan pada tabel 4.4
Fima, La Ode Amaluddin
Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 April 2017
8
Tabel 3. Data analisis ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I Skor Jumlah siswa Presentase Ketuntasan belajar 0-64 8 orang 29,6% Belum tuntas 65-100 19 orang 70,4% Sudah tuntas Jumlah 27 orang 100% Keterangan : Tuntas : 19 orang Tidak tuntas : 8 orang Nilai rata-rata rata : 72,4 Nilai maksimum : 100 Nilai minimum : 50 Presentase ketuntasan : 70,4% Untuk mendapatkan gambaran hasil belajar yang sudah tuntas dan yang belum tuntas siklus I data hasil il dapat dilihat pada gambar 4. rata-rata hasil belajar siswa siklus I
100 50
70,4% Tuntas
29,6%
Belum tuntas 0
Gambar 4.grafik presentase hasil belajar siswa pada siklus I. Tabel 3 dan gambar 4. di atas menunjukkan bahwa ketuntasan belajar siswa pada siklus I yang memperoleh skor antara 0-64 64 berjumlah 8 orang dengan presentase 29,6%, sedangkan siswa yang telah memperoleh skor antara 65 65-100 berjumlah 19 orang dengan presentase ketuntasan mencapai 70,4%, namun belum mencapai indikator ketuntasan keberhasilan dimana 80% siswa mencapai ketuntasan hasil belajar.
Hasil Analisis Data Siklus II Data Aktivitas Siswa Siklus II Gambaran rata-rata rata aktivitas siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Example Non Example materi pokok hidrosfer pada siklus II untuk setiap satuan aktivitas yang dinilai dinil dapat dilihat pada Gambar 5. 5 berikut:
Fima, La Ode Amaluddin
skor rata-rata aktivitas siswa
Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 April 2017
9
SIKLUS II 3.7 3.5 4 3.7 3 3.3 3 3.5 3.7 3.8 3.5 3
4 2
SIKLUS II
0 1 2 3 4 5 6 7
8
9 10 11 12
Gambar 5. Skor rata-rata rata aktivitas siswa siklus II Keterangan gambar: (1) Siswa Siswa membentuk kelompok yang telah menyimak guru Membuka Pelajaran dan dibagikan oleh guru;; (8) Siswa berdoa bersama; (2) Siswa menyimak mengerjakan LKS yang telah tela di berikan guru mengecek kehadiran kehadiran; (3) Siswa oleh guru; (9) Siswa bertanya kepada guru menyimak guru melakukan apersepsi apersepsi; (4) jika Mengalami kesulitan; kesulitan (10) Siswa Siswa menyimak guru menuliskan tujuan membacakan hasil diskusi kelompoknya; kelompoknya pembelajaran; (5) Siswa menyimak (11) Siswa menyimak guru menjelaskan penyampaian topik/materi;; (6) Siswa Materi pembelajaran berdasarkan Hasil memperhatikan atau Menganalisa gambar diskusi kelompok; (12) Siswa dan guru yang telah Dipersiapkan oleh guru guru; (7) membuat Kesimpuan puan hasil pembelajaran. pembelajaran Untuk mendapatkan gambaran rata rata-rata rata aktivitas siswa selama pembelajaran pada siklus II pertemuan I dan II dapat dilihat pada Gambar 6. berikut:
skor rata-rata aktivitas siswa
4
3.4
3.5
3.4
3 Pertemuan I 2 Pertemuan II Rata--rata
1 0 siklus I
Gambar 6. grafik rata-rata rata aktivitas guru setiap pertemua pertemuan pada siklus II. Berdasarkan gambar 6. diatas menunjukkan bahwa, aktivitas siswa telah memenuhi kriteria ketuntasan minimal yaitu 3,0. Dimana aktivitas siswa telah mencapai rata-rata rata 3,4 yang
berkategorikan baik. Pada siklus II terlihat bahwa setiap aktivitas yang dinilai telah mengalami peningkatan. Pada siklus ini, aktivitas siswa yang mendapatkan skor terendah disiklus I yaitu 2,3 meningkat
Fima, La Ode Amaluddin
Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 April 2017
10
disiklus II menjadi 3,7 adalah aktivitas nomor 7 yaitu itu siswa membentuk kelompok yang telah dibagikan oleh guru, sedangkan aktivitas siswa yang mendapatkan skor tertinggi disiklus I dengan nilai rata-rata rata sebesar 3 meningkat disiklus II menjadi 3,8 adalah aktivitas siswa nomor 11 yaitu Siswa menyimak guru menjelaskan enjelaskan materi pembelajaran berdasarkan hasil diskusi kelompok. Pada siklus II dari 12 aspek aktivitas siswa yang diobservasi telah memperoleh nilai rata-rata rata yang terkategori baik. Siklus II
yang mendapatkan skor tertinggi yaitu aktivitas nomor 6 yaitu siswa memperhatikan atau menganalisa gambar yang telah dipersiapkan oleh guru dan skor terendah adalah 3 yang menempati beberapa aktivitas diantaranya aktivitas nomor 1) siswa menyimak guru membuka pelajaran dan berdoa bersama, 3) siswa menyimak guru melakukan kukan apersepsi, dan aktivitas nomor 8) siswa mengerjakan LKS yang telah diberikan oleh guru. Secara keseluruhan rata--rata aktivitas siswa meningkat dari siklus I ke siklus II.
Data ata aktivitas guru siklus II Gambaran aktivitas ktivitas guru siklus II dalam mengelola pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Example Non Example
pada materi pokok hidrosfer yang diperoleh dengan menggunakan lembar observasi aktivitas guru pada setiap siklus dapat dilihat pada gambar 7. Berikut:
skor rata-rata aktivitas guru
4
3.2
3.7
3.4 Pertemuan I
2
Pertemuan II Rata-rata rata
0
Gambar 7. grafik rata-rata rata aktivitas guru setiap pertemuan pada siklus II. Berdasarkan Tabel 4. 4.6 dan gambar 4.7 diatas menunjukkan bahwa, aktivitas guru telah memenuhi kriteria ketuntasan minimal yaitu 3,0. Dimana aktivitas guru telah mencapai rata rata-rata 3,4 yang berkategorikan baik. Pada siklus II aktivitas guru yang mendapatkan skor terendah dengan nilai sebesar 2,5 adalah aktivitas nomor 2 yaitu Guru ku kurang mengecek kehadiran siswa. Sedangkan yang mendapatkan skor tertinggi dengan nilai sebesar 4 terdapat pada aktivitas nomor 4, yaitu guru memberikan motivasi kepada siswa,, kemudian aktivitas nomor
6, yaitu guru menyampaikan materi pembelajaran, kemudian aktivitas nomor 7, yaitu guru menyiapkan gambar serta aktivitas guru nomor 13 yaitu guru memberi kesempatan kepada siswa untuk membacakan hasil diskusi kelompok. Data hasil belajar siswa siklus II Data hasil belajar geografi siswa siklus II kelas X1 MA All Ikhlas Siompu Barat pada materi pokok hidrosfer diperoleh dengan menggunakan lembar tes hasil belajar berupa soal esay yang diberikan pada akhir siklus II.
Fima, La Ode Amaluddin
Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 April 2017
Berdasarkan hasil analisis deskriptif terhadap hasil belajar siswa pada setiap
11
siklus tersebut, diperoleh data seperti tertera pada tabel 4. berikut:
Tabel 4. Data Analisis Hasil Belajar siswa siklus II Siklus II No
Keterangan
Nama siswa Nilai
ST
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
ARDAN ASLAN ASLUN ELMA ARIFIN ELVI DAYANTI ENGGI ETI DARMANTO FINCI ERFA INDRAWATI S. ISTA LISTA MAWAN MAWAN JAYA MUH YESTU MEGI PUTRI A. NELMA NURUL FASRI RIFAL JOMRAKA
77,8 83,3 83,3 88,9 83,3 88,9 88,9 94,4 83,3 88,9 88,9 50 88,3 61,1 77,8 88,9 83,3 83,3
19 20 21 22 23 24 25 26
SANDRIATI SINTA SIRHAM SRI ASRIAMI SRI YULIA N. TANIA TITO YAWAN DARMAWAN YUDIN RAHMAT
83,3 61,1 72,2 72,2 77,8 88,9 77,8 100
88,9
27 Keterangan: BT : belum tuntas
BT
ST : sudah tuntas
Berdasarkan hasil analisis data hasil belajar siswa pada siklus II diperoleh hasil sebagaimana disajikan pada tabel 5. Tabel 5 Data analisis ketuntasan hasil belajar siswa pada evaluasi siklus II
Fima, La Ode Amaluddin
Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 April 2017
Skor
Jumlah siswa
Presentase
Ketuntasan belajar
0-64
3 orang
11.1%
Belum tuntas
65-100
24 orang
88,9%
Sudah tuntas
Jumlah
27 orang
100%
Keterangan
12
:
Tuntas
: 24 orang
Tidak tuntas
: 3 orang
Nilai rata-rata
: 75
Nilai maksimum
: 100
Nilai minimum
: 50
Presentase ketuntasan : 88,9%
Untuk mendapatkan gambaran hasil belajar yang sudah tuntas dan yang belum tuntas siklus II data hasil belajar dapat dilihat pada gambar 4.8
ketuntasan hasil belajar siklus II
100
88.9%
80 60
Tuntas
40
Belum tuntas
20
11.1%
0
Gambar 8. grafik presentase hasil belajar siswa pada siklus II. Dari tabel 8. dan gambar 88. diatas menunjukkan bahwa ketuntasan belajar siswa pada siklus II yang memperoleh skor antara 0-64 64 berjumlah 3 orang siswa dengan presentase entase 11.1%. Sedangkan siswa yang memperoleh skor antara 65 65100 berjumlah 24 orang dengan presentase
ketuntasan mencapai 88.9%. Hasil ini sudah lebih baik jika dibandingkan dengan skor perolehan siswa pada siklus I. Dalam hal ini indikator ketuntasan belajar bela siswa telah tercapai atau berhasil, dimana secara klasikal, jika jumlah ketuntasan mencapai
Fima, La Ode Amaluddin
Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 April 2017
dapat
dikatakan
13
80%, maka hasil penelitian telah tercapai
dan
berhasil.
PEMBAHASAN Berdasarkan permasalahan pertama tentang bagaimana gambaran aktivitas belajar siswa dalam proses belajar mengajar pada materi pokok hidrosfe yang diajar dengan menerapkan model pembelajara kooperatif tipe Example Non Example, dapat dijelaskan berdasarkan hasil pengamatan pada setiap siklus baik siklus I maupun siklus II yang menunjukan peningkatan kearah yang lebih baik, dimana rata-rata aktivitas siswa dapat dilihat pada Tabel 4.5. Peningkatan aktivitas siswa tersebut menunjukan adanya minat dan antusias siswa dalam mengikuti proses pembelajaran pada materi pokok hidrosfer dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Example Non Example . Berdasarkan hasil analisis deskriptif terhadap aktivitas siswa menunjukan skor rata-rata aktivitas siswa pada siklus I sebesar 2,6 yang berkategori cukup. Pada siklus I ada beberapa aktivitas siswa yang masih tergolong kurang dimana siswa belum terbiasa dengan model Pembelajaran kooperatif tipe Example Non Example diantaranya adalah. Siswa kurang memperhatikan penjelasan guru saat membagikan kelompok, siswa kurang memperhatikan guru saat melakukan apersepsi, siswa kurang menyimak guru menuliskan tujuan pembelajaran, siswa kurang memahami LKS yang telah dibagikan, dan siswa kurang bertanya tentang hal-hal yang tidak dipahami. Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I ditemukan ada beberapa aktivitas siswa yang masih belum terlaksana dengan baik. Olehnya itu dilakukan perbaikan pada siklus selanjutnya.
Hasil analisis deskriptif terhadap skor rata-rata aktivitas siswa pada siklus II menunjukkan adanya peningkatan yang sangat signifikan dari aktivitas siswa siklus I. dimana skor rata-rata aktivitas siswa pada siklus II sebesar 3,4 dengan kategori baik. Berdasarkan permasalahan kedua yaitu bagaimana gambaran aktivitas mengajar guru dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Example Non Example, dapat dijelaskan berdasarkan hasil pengamatan aktivitas mengajar guru pada setiap siklus baik siklus I maupun siklus II yang menunjukan peningkatan kearah yang lebih baik, dimana rata-rata aktivitas mengajar guru dapat dilihat pada Tabel 4.6. Berdasarkan hasil analisis deskriptif aktivitas Guru pada siklus 1 menunjukan skor rata-rata sebesar 2,9 yang berkategori cukup dimana aktivitas guru pada siklus I yang masih rendah berdasarkan hasil refleksi diantaranya adalah : guru kurang mengecek kehadiran siswa, guru kurang memberikan motivasi kepada siswa, guru kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk membacakan hasil diskusi kelompok. Berdasarkan hasil refleksi terhadap aktivitas guru, dengan mengetahui kekurangan-kekurangan pada siklus I, guru memperbaiki cara mengajarkan materi pembelajaran yang sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe Example Non Example, sehingga diharapkan pada pertemuan selanjutnya diperoleh peningkatan aktivitas guru pada siklus selanjutnya. Siklus II aktivitas mengajar guru menunjukkan peningkatan yang signifikan, dimana pada siklus II skor
Fima, La Ode Amaluddin
Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 April 2017
rata-rata aktivitas guru memperoleh nilai sebesar 3,4 yang berkategori baik. Hasil analisis dan pengamatan pada siklus II ini menunjukkan adanya peningkatan aktivitas mengajar guru dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Example Non Example jauh lebih baik dari pada siklus 1. Berdasarkan permasalahan ketiga, yaitu Apakah melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Example Non Example dapat meningkatkan hasil belajar Geografi siswa kelas X1 MA AlIkhlas Siompu Barat pada materi pokok hidrosfer, dapat dijelaskan bahwa berdasarkan hasil analisis deskriptif kuantitatif yang dilakukan terhadap hasil belajar siswa pada setiap siklus cenderung mengalami peningkatan kearah yang lebih baik, hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.7. Berdasarkan hasil tes pada hasil belajar siswa siklus I diperoleh nilai minimum sebesar 45; nilai maksimum 95; rata-rata hasil belajar siswa sebesar 72,4. secara klasikal dari 27 siswa yang mencapai persentase ketuntasan hasil Berdasarkan hasil refleksi pada siklus II, terlihat bahwa hasil belajar siswa memperoleh peningkatan dimana pada siklus 1 persentase ketuntasan hasil belajar siswa sebesar 70.4% dengan nilai tertinggi 95, nilai terendah 45, nilai rata-rata 72,4 dan 8 orang siswa belum tuntas dengan persentase 29.6%. Siklus II nilai terendah 50; nilai tertinggi 100; nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar 75. Terdapat sebanyak 24 siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 atau ketuntasan hasil belajar secara klasikal sebesar 88.9% sedangkan jumlah siswa yang hasil belajarnya di bawah KKM atau yang memperoleh nilai ˂ 65 sebanyak 3 orang atau 11.1% yang belum tuntas. Dari hasil tersebut, menunjukkan peningkatan hasil belajar yang signifikan
14
belajar yaitu 19 siswa atau 70,4% yang mencapai nilai ≥ 65 sesuai dengan nilai KKM (kriteria ketuntasan minimal) geografi yang ditentukan oleh sekolah dan terdapat 8 orang siswa dengan presentase sebesar 29,6% siswa yang nilainya belum mencapai KKM yang ditentukan oleh sekolah yaitu 65. Presentase ketuntasan pada siklus I ini belum mencapai target peneliti yaitu mencapai ketuntasan belajar secara klasikal minimal 80%. Data tersebut terlihat bahwa dalam pembelajaran ini tampak bahwa siswa kurang membaca buku teks yang terkait dengan materi yang dipelajari dan juga siswa kurang aktif dan kurang kompak dalam mengerjakan LKS . Setelah melakukan analisis dan refleksi hasil belajar siswa pada siklus I, guru mata pelajaran dan peneliti mencoba melakukan perbaikan dalam proses belajar mengajar agar pada siklus selanjutnya siswa yang memenuhi ketuntasan belajar dapat meningkat lagi seperti yang diharapkan. dari siklus I ke siklus II dengan selisi sebesar 18.5. Siklus II target ketuntasan hasil belajar siswa telah tercapai yaitu 88.9% siswa telah tuntas dalam hasil belajarnya. Hal ini penelitian dianggap telah berhasil mencapai targetnya. Dalam penelitian ini keberhasilan siswa dalam tes hasil belajar siklus II memberikan gambaran bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Example Non Example mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Demikian jawaban atas permasalahan penilitian telah terungkap yaitu pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Example Non Example berhasil meningkatkan aktivitas belajar siswa dan juga dapat meningkatkan hasil belajar
Fima, La Ode Amaluddin
Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 April 2017
15
geografi siswa kelas X1 MA Al-Ikhlas Siompu Barat khususnya pada materi pokok hidrosfer.
atau 11.1% siswa yang belum tuntas. siklus 1 ke siklus II mengalami peningkatan dengan selisi sebesar 18.5.
KESIMPULAN Berdasarkan hasil dalam penelitian ini dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: (1) Gambaran aktivitas belajar siswa dengan menerapkan model Pembelajaran Kooperatif tipe Example Non Example pada setiap siklus cenderung meningkat. Hal ini ditunjukkan dengan skor rata-rata pada setiap siklus, dimana pada siklus I skor rata-rata aktivitas siswa adalah 2,6 yang termasuk kategori cukup dan meningkat pada siklus II menjadi 3,4 yang termasuk pada kategori baik; (2) Gambaran aktivitas mengajar guru dengan menerapkan model pembelajaran Kooperatif tipe Example Non Example pada setiap siklus cenderung meningkat. Hal ini ditunjukkan dengan skor rata-rata pada setiap siklus, dimana pada siklus I skor rata-rata aktivits guru adalah 2,9 yang termasuk kategori cukup dan meningkat pada siklus II menjadi 3,4 yang berkategori baik; (3) Hasil belajar geografi siswa kelas X1 MA Al-Ikhlas Siompu Barat dapat meningkat dengan menerapkan model pembelajaran Kooperatif tipe Example Non Example pada materi pokok hidrosfer. Dimana pada siklus I diperoleh nilai terendah 45, nilai tertinggi 95, nilai rata-rata 72,4 dan ketuntasan belajar sebesar 70,4% yang mencapai KKM atau dari 27 siswa hanya 19 siswa yang memperoleh nilai ≥ 65. Pada siklus II diperoleh nilai terendah 50, nilai tertinggi 100 nilai rata-rata adalah 75 dan ketuntasan belajar pada siklus II mengalami peningkatan yaitu dari 27 orang siswa terdapat 24 orang siswa yang memperoleh nilai ≥ 65, dengan persentase ketuntasan hasil belajar adalah 88.9% dan terdapat 3 orang siswa yang belum tuntas
DAFTAR PUSTAKA A.M. Sardiman. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali. Asnur. (2016). Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Geografi Siswa Kelas X-2 SMAN 3 Konsel pada Materi pokok Hidrosfer dan Dampaknya Terhadap Kehidupan. Kendari: Universitas Halu Oleo. Hamalik Oemar, (2010). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Hanafiah, Nanang & Cucu Suhana. (2010). Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: Refika Aditama. M. Dalyono. (2007). Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta. Nasution, S. (2000). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara. Sardiman. (2005). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Sumadi.(2007). Geografi Untuk SMA Kelas X. Jakarta: Yudhistira. Suprijono, Agus. (2009). Cooperatif Leraning Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Supriyono Agus, (2011). Cooperative Learning Teori Dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta:Pustaka Pelajar. Trianto,S.Pd.,M.Pd. (2007). Model-model Pembelajaran Inovatif Berorentasi
Fima, La Ode Amaluddin
Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 April 2017
Konstrutivistik. Pustaka.
Jakarta: Prestasi
Widyawati. (2010). Makalah Strategi Pembelajaran Model Pembelajaran. Padang: Konsentrasi Pendidikan Fisika Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Padang.
Fima, La Ode Amaluddin
16