Jurnal Edukasi, Volume 3 No.1, April 2017 ISSN. 2443-0455
ANALISIS KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING DALAM MENYELESAIKAN TEKA-TEKI MATEMATIKA DITINJAU DARI TIPE KEPRIBADIAN Mohammad Yusuf Efendi Program Studi Pendidikan Matematika, STKIP Al Hikmah
[email protected] Zainal Abidin Program Studi Pendidikan Matematika, STKIP Al Hikmah Alamat : Kebonsari Elveka V Surabaya
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan problem solving siswa tipe sanguinis, choleris, melancholis, dan pleghmatis dalam menyelesaikan teka-teki matematika. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Al Hikmah Surabaya. Pemilihan subjek penelitian berdasarkan teknik pengambilan stratified sampling dan purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keempat siswa dengan tipe kerpibadian masing-masing dapat melakukan langkah-langkah problem solving mulai dari memahami masalah, merencanakan pemecahan masalah, melaksanakan rencana hingga memeriksa kembali jawaban sudah cukup baik. Namun siswa yang mampu menjawab seluruh soal teka-teki matematika dengan benar adalah siswa tipe melancholis, sedangkan untuk siswa tipe sanguinis, choleris, dan pleghmatis mampu menjawab tiga dari empat soal teka-teki matematika dengan benar. Dari penelitian ini juga dapat disimpulkan bahwa setiap siswa dengan masing-masing tipe kepribadian mempunyai keunggulan masing-masing. Kata Kunci : Teka-teki, matematika, problem solving, tipe kepribadian. Abstract The purpose of this research is to determine the student’s problem solving skill type of sanguine, choleric, melancholic and phlegmatic in solving mathematic puzzle. This research employed qualitative descriptive method. The subjects of this research were 11th grade students of Al Hikmah Senior High School Surabaya. The subject selection was according to stratified sampling technic and purposive sampling technic. The result of this research showed that those four students with who had different characteristics could implement the problem solving steps beginning from the comprehending problem, planning problem solving, implementing the plan and cross checking the answer, very well. However, the students who were able to answer all the mathematic puzzle questions were student with melancholic type. While sanguine, choleric and phlegmatic students were able to answer
1
Efendi, Analisis Kemampuan …
three from four questions of mathematic puzzle correctly. This research concluded that every student with their own personality types have their own strength. Keywords: Puzzle, mathematics, problem solving, personality type.
PENDAHULUAN Setiap manusia
bahwa setiap langkah harus benar. (4) mempunyai
Memeriksa kembali hasil yang diperoleh,
masalah yang harus dihadapi, Problem
tahap ini dapat dilakukan dengan cara
solving (pemecahan masalah) menurut
membuat
Santrock (2004: 368) adalah mencari cara
menemukan
yang tepat untuk mencapai suatu tujuan.
memperhatikan
Polya mengartikan pemecahan masalah
secara sistematik, tebak dan periksa (guess
sebagai suatu usaha mencari jalan keluar
and check), atau dapat menggunakan
dari suatu kesulitan guna mencapai suatu
strategi kerja mundur.
pasti
Qolbi
tujuan yang tidak begitu mudah segera
pola,
atau membuat
semua
(2014)
diagram, tabel,
kemungkinan
menjelaskan
bahwa
pendidikan yang mempunyai kualitas
dapat tercapai. Adapun
gambar
langkah-langkah
tinggi akan mampu mencetak sumber daya
problem
solving menurut Polya (1971) yaitu (1)
manusia
Memahami soal, yaitu meminta siswa
intelektualitas tinggi yang mempunyai
untuk mengulangi pertanyaan dan siswa
kemampuan
harus menyatakan pertanyaan dengan
Melihat begitu pentingnya problem solving
fasih, menjelaskan bagian terpenting dari
maka perlu adanya suatu hal yang mampu
pertanyaan tersebut. (2) Membuat rencana
meningkatkan
pemecahan
mencari
solving tersebut. Menurut NCTM (2000),
hubungan antara informasi yang diberikan
tujuan utama pembelajaran matematika
dengan
yang
adalah untuk melatih kemampuan problem
memungkinkan subjek untuk menghitung
solving dengan cara bernalar. Sehingga
variabel
perlu adanya perhatian khusus terhadap
masalah,
yang
yang
Melaksanakan
tidak
tidak
yaitu
diketahui
diketahui.
perencanaan,
(3)
yang
problem
berketerampilan
solving
kemampuan
tinggi.
problem
mata pelajaran matematika ini.
yaitu
menyelesaikan soal sesuai dengan rencana
Faktanya kemampuan bernalar dan
yang telah dirancang, siswa harus yakin
berpikir logis peserta didik Indoneisa
2
Jurnal Edukasi, Volume 3 No.1, April 2017 ISSN. 2443-0455
tergolong dalam tingkat rendah. Hal
solving siswa yang kurang. Hal ini dapat
tersebut dapat diketahui dari hasil tes PISA
diketahui karena pada soal-soal PISA level
(Programme for International Student
5-6 yang berisi tentang permasalahan
Assesment) yang merupakan penilaian
kontekstual yang tidak sederhana dan
kemampuan bernalar peserta didik tingkat
diambil dari dunia nyata, banyak siswa
internasional. Balitbang-Depdiknas (2006)
yang kesulitan bahkan terbukti pada tahun
menyebutkan
prosentase
2003 hanya 2,3 % saja siswa yang mampu
kemampuan siswa dalam menyelesaikan
menyelesaikannya. Berbeda dengan soal
persoalan matematik PISA dengan benar
level 1 dan 2 yang merupakan soal-soal
dalam PISA 2003 adalah sebagai berikut
rutin dan dapat dikerjakan oleh mayoritas
level 1 (sebanyak 49,7% siswa), level 2
siswa.
bahwa
(25,9%), level 3 (15,5%), level 4 (6,6%),
Sejalan
dengan
PISA,
teka-teki
dan level 5-6 (2,3%). Sedangkan pada
matematika juga mempunyai tujuan untuk
PISA tahun 2012, soal matematik PISA
melatih kemampuan problem solving
level 1 hanya mampu dijawab dengan
siswa. Menurut Efendi (2016) Teka-teki
benar oleh 58% siswa Indonesia.
matematika
Pada
level
1
ini
siswa
mampu
adalah
suatu
hal
yang
menantang dan mempunyai beberapa
menyelesaikan persoalan matematika yang
penafsiran
sangat sederhana, yang hanya perlu satu
dengan
langkah
struktur yang abstrak dalam bidang aljabar,
untuk
menyelesaikannya.
jawaban
konsep-konsep
Sedangkan pada level 6 siswa sudah mulai
analisis,
mampu
penyelesaiannya
untuk
menyimpulkan
mengkonseptualisasi, dan
yang
dan
berkenaan
dan
geometri
struktur-
dan
menggunakan
cara logika-
menggunakan
logika pada analogi dan kronologi yang
informasi dari situasi masalah yang
diketahui dari permasalahan yang dibuat.
kompleks serta dapat memformulasi dan
Melihat penjelasan tersebut maka dapat
mengkomunikasikannya
efektif
disimpulkan bahwa untuk menyelesaikan
berdasarkan penemuan interpretatif dan
teka-teki matematika juga membutuhkan
argumentatif.
kemampuan problem solving yang tinggi
secara
Faktor yang paling menonjol yang
karena membutuhkan struktur berpikir dan
mempengaruhi rendahnya prestasi siswa
logika-logika
yang
dalam PISA yaitu kemampuan problem
menjawabnya.
Teka-teki
3
sesuai
untuk
matematika
Efendi, Analisis Kemampuan …
memang merupakan suatu yang unik dan
tentang
menarik
meningkatkan
dimaksudkan agar timbul proses interaksi
kemampuan problem solving. Sehingga
antara guru dengan siswa. Interaksi
tidak salah jika selama tiga puluh tahun
tersebut akan tumbuh bila menggunakan
terakhir,
berhasil
metode pengajaran yang baik dan sesuai.
menarik para peneliti dari berbagai bidang
Salah satu model pembelajaran yang dapat
termasuk
meningkatkan ketertarikan siswa serta
karena
dapat
masalah
teka-teki
bidang
matematika
(Alajlan:2009).
matematika
itu.
Hal
ini
interaksi dalam kelas adalah menggunakan
Kemampuan
problem
solving
model problem solving dengan mind
sebenarnya dapat dilatih, terutama dilatih
mapping (Ristiasari,dkk : 2012).
oleh guru di sekolah. Hal tersebut
Cara yang paling utama untuk memilih
dikarenakan sekolah adalah tempat yang
metode pengajaran yang sesuai adalah
paling kondusif untuk belajar, utamanya
dengan melakukan pengamatan terhadap
belajar
kondisi
matematika
penalaran
cukup
dengan
tinggi
yang
tingkat harus
masing-masing
siswa
dalam
kesehariannya atau yang bisa disebut
memerlukan bimbingan dari guru secara
dengan
langsung.
Berbagai
diusahakan
oleh
kebiasaan
(Dewiyani:
2009).
upaya
dapat
Kebiasaan yang melekat pada siswa pun
agar
proses
berbeda-beda. Beberapa ahli psikologi
guru
bimbingan dengan siswa berjalan optimal,
berpendapat
diantaranya
membangkitkan
dikarenakan setiap siswa mempunyai tipe
motivasi belajar siswa agar kemampuan
kepribadian yang berbeda-beda. Tidak
problem solving siswa meningkat, karena
hanya aspek kebiasaan saja yang timbul
semakin tinggi motivasi siswa maka
karena
semakin tinggi pula kemampuan problem
kemampuan problem solving siswa pun
solving
juga
dengan
siswa
(Chrisnawati:2007),
bahwa
hal
kepribadian
demikian.
tersebut
siswa
namun
(Roesdiana:2014)
memberikan media pembelajaran dan
menjelaskan bahwa terdapat interaksi
menggunakan model pembelajaran yang
antara strategi pembelajaran dan tipe
sesuai dengan siswa. Menurut Hudojo
kepribadian dalam mempengaruhi hasil
(1988) mengajar matematika bertujuan
belajar.
untuk mendapatkan matematika, yaitu
merupakan
kemampuan,
problem
ketrampilan
dan
sikap
4
Artinya output solving
hasil
belajar
yang
dari
kemampuan
siswa
mempunyai
Jurnal Edukasi, Volume 3 No.1, April 2017 ISSN. 2443-0455
keterkaitan dengan tipe kepribadian yang
berbeda-beda (Awangga:2008). Caludius
dimiliki siswa.
Galen dalam teori kepribadian yang
Menurut kepribadian
Christine,
dkk
diartikan
sebagai
(2015)
dibuatnya menyebutkan bahwa terdapat
total
empat tipe kepribadian manusia yang
kecenderungan bawaan atau herediter
ditinjau
dengan berbagai pengaruh dari lingkungan
manusia
serta pendidikan, yang membentuk kondisi
melancholis, dan plegmatis. Teori tersebut
kejiwaan seseorang dan mempengaruhi
sering digunakan dan terus dikembangkan
sikapnya terhadap kehidupan. Sedangkan
yang sering disebut dengan Tipologi
Jess Feist & Gregory J.Feist (2009:86)
Hippocrates-Galenus (Rina, dkk:2013).
menyatakan bahwa kepribadian mencakup
Hippocrates
sistem fisik dan psikologis meliputi
manusia berdasarkan cairan dalam tubuh
perilaku yang terlihat dan pikiran yang
manusia, yaitu:
tidak terlihat, serta tidak hanya merupakan
(1) Tipe kepribadian koleris (choleris).
sesuatu, tetapi juga melakukan sesuatu.
Pada tipe kepribadian ini cairan yang lebih
Dari
beberapa
ungkapan
pembagian
yakni
sanguinis,
membagi
tempramen choleris,
kepribadian
atas
dominan dalam tubuh yaitu cairan chole
mengenai pengertian kepribadian, maka
(empedu kuning yang sifatnya kering).
dapat disimpulkan bahwa kepribadian
Orang koleris adalah orang yang memiliki
adalah
yang
tipe kepribadian: hidup penuh semangat,
meliputi sistem fisik maupun perilaku dan
keras, hatinya mudah terbakar, daya juang
pikiran yang terorganisir secara dinamis
besar, optimistis, garang, mudah marah,
dalam
pengatur,
kecenderungan
menyesuaikan
di
dari
bawaan
diri
terhadap
lingkungannya.
penguasa,
pendendam,
dan
serius. Orang koleris seperti ini sering diidentifikasikan sebagai “si pelaksana”;
Kepribadian yang ada pada masingmasing subjek tidaklah bersifat mutlak,
(2)
melainkan suatu saat bisa saja berubah
(melancholis). Pada tipe kepribadian ini
tergantung pada segala kondisi yang
cairan yang lebih dominan dalam tubuh
dialami yang sekiranya dapat mengubah
yaitu cairan melanchole (empedu hitam
kepribadian
yang sifatnya basah). Orang melankolis
tersebut
masing-masing
(Indri:2015).
Setiap
subjek orang
adalah
memiliki kepribadian dan kesadaran yang
Tipe
orang
kepribadian
yang
melankolis
memiliki
tipe
kepribadian: mudah kecewa, daya juang
5
Efendi, Analisis Kemampuan …
kecil, muram, pesimistis, penakut, dan
pleghmatis tidak suka keramaian ataupun
kaku.
melankolis
banyak bicara, namun ia banyak akal dan
cenderung diam dan berpikir, ia berusaha
dapat mengucapkan perkataan yang tepat
mengejar kesempurnaan dari apa yang
di saat yang tepat. Oleh sebab itu orang
menurutnya penting. Oleh karena itu
pleghmatis
melankolis sering diidentifikasi sebagai “si
pengamat”
Selain
itu
orang
perfeksionis” atau “si pemikir”;
mempunyai
julukan
“si
(3)
Dengan tipe kepribadian, kemampuan
Tipe kepribadian sanguinis. Pada tipe
problem solving siswa dan teka-teki
kepribadian ini cairan yang lebih dominan
matematika yang telah dijelaskan di atas
dalam tubuh yaitu cairan sanguinis atau
maka
darah yang sifatnya panas. Orang sanguinis
tentang analisis kemampuan problem
adalah
solving siswa dalam menyelesaikan teka-
orang
yang
memiliki
tipe
peneliti
melakukan
kepribadian: hidup mudah berganti haluan,
teki
ramah, mudah bergaul, lincah, periang,
kepribadian. Penelitian ini merupakan
mudah senyum, dan tidak mudah putus asa.
penelitian deskriptif dengan menggunakan
Namun ia sering tidak teratur, emosional,
pendekatan kualitatif karena menggunakan
dan sangat sensitif terhadap apa yang
data kualitatif yang dideskripsikan untuk
dikatakan orang terhadap dirinya. Dalam
menghasilkan gambaran yang mendalam
pergaulan, orang sanguin sering dikenal
serta terperinci mengenai kemampuan
sebagai “si tukang bicara”; (4) Tipe
problem
keribadian
menyelesaikan
pleghmatis.
Pada
tipe
matematika
penelitian
ditinjau
solving
dari
siswa
teka-teki
tipe
dalam
matematika
kepribadian ini cairan yang lebih dominan
berdasarkan tipe kepribadian sanguinis,
dalam tubuh yaitu cairan pleghma atau
choleris, melancholis dan pleghmatis.
lendir
Orang
Penelitian ini dilaksanakan pada tahun
pleghmatis adalah orang yang memiliki
ajaran 2016/2017 di SMA Al Hikmah
tipe kepribadian: tidak suka terburu-buru,
Surabaya.
yang
sifatnya
dingin.
tenang, setia, dingin, santai dan sabar. Sehingga
orang
pleghmatis
Subjek penelitian pada penelitian ini
sering
adalah siswa kelas XI MIPA SMA Al
dipandang orang lain lamban. Bukan
Hikmah Surabaya pada semester ganjil
karena ia kurang cerdas, tapi justru karena
tahun ajaran 2016/2017. Pemilih subjek
ia lebih cerdas dari yang lain. Orang
penelitian berdasarkan teknik pengambilan
6
Jurnal Edukasi, Volume 3 No.1, April 2017 ISSN. 2443-0455
purposive sampling dan proportionate
kepribadian soft copy) untuk subjek yang
stratified sampling.
berhalangan hadir saat pengisian angket.
Purposive
sampling
adalah
teknik
Dari hasil pengisian angket tersebut
penentuan sampel dengan pertimbangan
diperoleh hasil sebagai berikut:
tertentu (Sugiyono, 2013: 124). Untuk
Tabel 1. Tipe Kepribadian Siswa Kelas
menentukan kelas subjek, peneliti meminta
XI MIPA SMA Al Hikmah Surabaya
pertimbangan guru matematika berkaitan
No
dengan kemampuan matematik siswa. Hal
1
ini dilakukan untuk memudahkan peneliti
2
dalam menganalisis kemampuan problem
XI MIPA 1 XI MIPA 2 XI MIPA 3 XI MIPA 4 XI MIPA 5 XI MIPA 6 Jumlah
3
solving siswa khususnya pada mata 4
pelajaran matematika. Dalam penelitian ini
5
dipilih 12 siswa dengan kemampuan
6
matematika tinggi. Setelah kelas subjek ditentukan, subjek
dipilih
menggunakan
metode
kepribadian.
1
1
1
0
0
2
1
0
0
1
2
0
1
0
1
2
0
0
0
1
1
3
2
2
5
Pemilihan
tersebut
ini.
choleris,
Selanjutnya, siswa yang terpilih sebagai
Pengisian
subjek penelitian diberikan tes teka-teki
instrumen penggolongan tipe kepribadian
matematika yang terdiri dari 4 soal yang di
ini dilakukan secara manual (angket tipe
ambil dari buku “536 Puzzles & Curiuos
kepribadian hard copy) untuk subjek yang
Problems”
tidak berhalangan hadir saat pengisian (angket
0
dijadikan sebagai subjek akhir penelitian
untuk kemudian digolongkan ke dalam
elektrik
1
kepribadian. Sehingga hanya 4 siswa yang
penggolongan tipe kepribadian Galen
dan
0
yang lebih tinggi untuk setiap tipe
tersebut diminta untuk mengisi angket
angket
0
berdasarkan pada poin tipe kerpibadiannya
2013: 120). Dalam hal ini, 12 siswa
pleghmatis.
4
masing-masing satu siswa dari setiap tipe
yang disebut dengan strata (Sugiyono,
melancholis,
Jumlah
Dari beberarapa siswa tersebut dipilih
dalam kelompok-kelompok yang homogen
sanguinis,
Tipe Kepribadian C M P 0 1 2
M: Melancholis; P: Pleghmatis
sampel dengan cara membagi populasi ke
tipe
S 1
Keterangan: S: Sanguinis; C: Choleris;
stratified sampling yaitu metode pemilihan
kelompok
Kelas
karangan
Henry
Ernest
Dudeney yang sering dipakai di United
tipe
7
Efendi, Analisis Kemampuan …
States of America. Soal pertama berisi tentang
permasalahan
aritmatik
aljabar,
soal
berisi
kedua
Hasil
tes
penggolongan
tipe
dan
kepribadian menunjukkan ada 3 siswa tipe
tentang
sanguinis, 2 siswa tipe choleris, 2 siswa
permasalahan geometri, soal ketiga berisi
tipe
tentang permasalahan kombinatorik dan
pleghmatis. Namun peneliti mengambil
soal keempat berisi tentang permasalahan
masing-masing satu untuk setiap tipe
pola aritmatika.
kepribadian. Berikut adalah hasil analisis
Waktu pengerjaan soal adalah maksimal
melancholis
dan
5
siswa
tipe
kemampuan problem solving siswa dalam
1 jam. Jawaban dari soal tersebut harus
menyelesaikan
tertulis
langkah-langkah
ditinjau dari empat tipe kepribadian
peneliti
Hipocrates Galenus.
dengan
pengerjaannya
agar
dapat
menentukan hipotesis awal dari analisis yang
dilakukan.
Setelah
itu
1. Analisis
untuk
teka-teki
matematika
kemampuan
problem
solving siswa tipe sanguinis
memverifikasi data hasil tes teka-teki
Siswa tipe sanguinis dapat menuliskan
matematikadan mendapat informasi yang
dengan lancar dan benar apa yang
lebih jelas tentang kemampuan problem
diketahui dan yang ditanyakan pada soal
solving
dapat
pertama, ketiga dan keempat namun tidak
diungkapkan lewat tulisan maka peneliti
pada soal kedua yang berisikan tentang
mengadakan wawancara dengan subjek
permasalahan
penelitian.
sanguinis merasa kebingungan dengan
siswa
yang
tidak
Pengujian kredibilitas data dilakukan
geometri,
siswa
tipe
gambar pada soal yang ada bahkan
dengan triangulasi waktu sehingga data
menurutnya tidak ada jawabnnya.
dikatakan valid jika banyak kesamaan data
Perencanaan yang disusun oleh siswa
pada subjek dalam waktu yang berbeda.
tipe sanguinis pada soal pertama, ketiga,
Sedangkan analisis data dalam penelitian
dan keempat sudah cukup untuk dijadikan
ini meliputi: mereduksi, menyajikan dalam
pedoman
bentuk deskriptif, dan menarik kesimpulan
tersebut. Siswa tipe sanguinis dapat
kemampuan problem solving siswa dalam
menerima informasi dari soal sehingga
menyelesaikan teka-teki matematika.
dapat merencanakan penyelesaian masalah
HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan baik. Ia dapat mengintegrasikan
untuk
menyelesaikan
soal
secara langsung persepsi atau pengalaman
8
Jurnal Edukasi, Volume 3 No.1, April 2017 ISSN. 2443-0455
barunya ke dalam skema yang telah
peneliti memberitahu jawabannya ia masih
terbentuk dalam fikirannya.
tetap belum bisa menerimanya.
Siswa
tipe
sanguinis
dapat
2. Analisis kemampuan problem solving siswa tipe choleris Siswa tipe choleris dapat memahami
melaksanakan perencanaan penyelesaian masalah yang disusun dengan baik dan
permasalahan yang ada pada soal pertama,
benar pada soal pertama, ketiga, dan
ketiga dan keempat dengan sangat yakin.
keempat, sedangkan ia menjawab salah
Namun untuk soal kedua yang berisi teka-
pada soal kedua hal tersebut.
teki
matematika
geometri,
ia
tidak
memahami masalahnya dan ia mengatakan tidak mungkin soal tersebut dapat dijawab hingga ia berkomentar bahwa soalnya salah. Ia menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan dengan benar pada seluruh soal selain soal kedua, ia hanya menulis apa yang diketahui dan ia tidak menulis apa yang ditanyakan. Perencanaan yang disusun oleh siswa tipe choleris pada soal pertama, ketiga, dan keempat sudah cukup untuk dijadikan Gambar 1. Jawaban Lugas Siswa Sanguinis Pada Soal Nomor 3
choleris
dapat
barunya ke dalam skema yang telah
wawancara. Namun untuk soal kedua yang
terbentuk dalam fikirannya. Untuk soal
tidak mampu dijawabnya ia tetap tidak
singkat,
tipe
secara langsung persepsi atau pengalaman
lugas ia jelaskan dengan baik saat proses
penjelasan-penjelasan
Siswa
soal
dengan baik. Ia dapat mengintegrasikan
benar. Jawaban yang dituliskannya dengan
dipancing
tersebut.
menyelesaikan
dapat merencanakan penyelesaian masalah
kembali jawaban dengan teliti, cepat serta
ketika
untuk
menerima informasi dari soal sehingga
Siswa tipe sanguinis dapat memeriksa
paham
pedoman
kedua ia memilih untuk tidak menyusun
dengan
rencana pemecahan masalahnya karena
ketika
menurutnya soal tersebut yang salah. Dalam hal merencanakan pemecahan
9
Efendi, Analisis Kemampuan …
masalah
siswa
tipe
melakukannya
choleris
dengan
dapat
apa yang diketahui dan yang ditanyakan
baik
pada seluruh soal. Tidak hanya itu, siswa
(Agustina:2014). Siswa
tipe melancholis adalah subjek yang paling
tipe
choleris
dapat
rapi dan sistematis dalam menulis apa yang
melaksanakan perencanaan penyelesaian
diketahui dan yang ditanyakan dalam soal.
masalah yang disusun dengan baik dan
Perencanaan yang disusun oleh siswa
benar pada soal pertama, ketiga, dan
tipe melancholis pada semua soal sudah
keempat, namun untuk soal yang kedua ia
sangat baik dan terstruktur rapi untuk
tetap
tidak
dijadikan pedoman dalam menyelesaikan
menjawabnya karena menurutnya soal
soal tersebut. Siswa tipe melancholis dapat
tersebutlah yang salah sehingga tidak dapat
menerima informasi dari soal sehingga
dibuat pemecahan masalahnya.
dapat merencanakan penyelesaian masalah
bersihkukuh
untuk
dengan baik meskipun perlu waktu yang cukup
lama
untuk
merencanakan
pemecahan masalah. Siswa tipe melancholis menggunakan cara coba-coba terlebih dahulu untuk Gambar 2. Jawaban soal nomor 2 oleh siswa
menemukan pola yang nantinya digunakan
choleris
sebagai perencanaan pemecahan masalah.
Siswa tipe choleris sangat meyakini
Siswa
jawabnnya benar. Siswa tipe choleris menggunakan
cara
menemukan
yang telah terbentuk dalam pikirannya
kesalahan
hitung pada jawaban yang telah dituliskan. Hingga waktu berakhir siswa tipe choleris hanya menulis yang diketahui saja. 3. Analisis
kemampuan
problem
solving siswa tipe melancholis Siswa
tipe
melancholis
dapat
atau pengalaman barunya ke dalam skema
memeriksa kembali jawaban. Siswa tipe tidak
melancholis
mengintegrasikan secara langsung persepsi
memperhatikan
kemungkinan secara sistematik dalam
choleris
tipe
dapat
menuliskan dengan lancar, jelas dan benar 10
Jurnal Edukasi, Volume 3 No.1, April 2017 ISSN. 2443-0455
sehingga dapat dikatakan bahwa siswa tipe melancholis
telah
dapat
melakukan
asimilasi dan mempunyai kemampuan berpikir abstraksi yang bagus. Siswa
tipe
melancholis
dapat
melaksanakan perencanaan penyelesaian masalah yang disusun dengan baik dan benar, tanpa mengalami hambatan yang berarti karena perencanaan yang dibuat sudah
benar-benar
melaksanakan
kokoh.
rencana,
Dalam
siswa
tipe
melancholis melakukan proses berpikir asimilasi dan abstraksi sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa tipe melancholis
Gambar 3. Hasil Jawaban Siswa Melancholis
dapat melaksanakan rencana dengan sangat
4. Analisis
Kemampuan
Problem
baik dan tidak membutuhkan waktu lama
Solving Siswa Tipe Pleghmatis
untuk menuliskan jawabannya.
Siswa
tipe
pleghmatis
dapat
Siswa tipe melancholis menggunakan
menuliskan dengan lancar, jelas dan benar
cara tebak dan periksa (guess and check)
apa yang diketahui dan yang ditanyakan
dalam memeriksa kembali jawaban. Hal
pada seluruh soal. Namun siswa tipe
tersebut
pleghmatis membutuhkan waktu yang
dirasa
lebih
meyakinkan
cukup lama untuk memahami masalah.
menurutnya karena ia sudah sangat yakin rencana
pemecahan
dibuatnya
sudah
dibuktikan
saat
masalah
benar
dan
memeriksa
yang
Perencanaan yang dibuat oleh siswa
dapat
tipe pleghmatis pada soal pertama, kedua
kembali
dan keempat sudah dapat digunakan untuk menyelesaikan soal. Namun pada soal
jawaban.
ketiga yang berisi tentang permasalahan kombinatorik siswa belum mampu untuk merencanakan dengan
benar
pemecahan dan
ia
masalahnya benar-benar
membutuhkan waktu yang lama untuk
11
Efendi, Analisis Kemampuan …
merencanakan pemecahan masalah pada soal ketiga. Sementara untuk soal pertama, kedua
dan
ketiga
ia
dapat
mengintegrasikan secara langsung persepsi atau pengalaman barunya ke dalam skema yang telah terbentuk dalam pikirannya. Siswa
tipe
pleghmatis
dapat
melaksanakan rencana dengan baik dan benar saat menjawab soal pertama, kedua
Gambar 4. Pembetulan Jawaban Pada Soal
dan keempat. Namun pada soal yang ketiga
Nomor 1 Siswa Pleghmatis
SIMPULAN
siswa tipe pleghmatis mengalami keraguan saat menjawabnya hingga akhirnya siswa
Berdasarkan tujuan penelitian serta
tipe pleghmatis belum dapat menjawab
deskripsi dan analisis hasil penelitian yang
dengan benar karena rencana pemecahan
telah
masalah yang dibuatnya untuk soal ketiga
kemampuan
juga belum tepat.
menyelesaikan
dilakukan
peneliti
problem
mengenai
solving
teka-teki
dalam
matematika
Siswa tipe pleghmatis menggunakan
ditinjau dari tipe kepribadian, maka dapat
cara memperhatikan kemungkinan secara
disimpulkan beberapa hal yaitu pada
sistematik dalam
langkah-langkah problem solving yang
jawaban.
memeriksa kembali
Siswa
tipe
diterapkan oleh siswa tipe sanguinis,
pleghmatis pada
choleris, melancholis dan pleghmatis mulai
jawaban soal pertama yang berisi teka-teki
dari memahami masalah, merencanakan
aritmatik dan aljabar hingga akhirnya
pemecahan
siswa
rencana
menemukan
tipe
kesalahan
hitung
pleghmatis
membetulkan
masalah,
hingga
melaksanakan
memeriksa
kembali
kesalahan hitung pada soal pertama.
jawaban sudah cukup baik dan mampu
Padahal perhitungan dengan tepat akan
untuk mengintegrasikan secara langsung
mendapatkan
soal
persepsi atau pengalaman barunya ke
dengan baik (Yarmayani: 2014).Pada
dalam skema yang telah terbentuk dalam
langkah
pikirannya sehingga kemampuan asimilasi
ini
menghabiskan
hasil
penyelesaian
siswa banyak
tipe
pleghmatis
waktu
dan abstraksinya sudah terbentuk.
untuk
megkroscek jawaban pada soal keempat.
12
Jurnal Edukasi, Volume 3 No.1, April 2017 ISSN. 2443-0455
Siswa tipe kepribadian sanguinis dan
teki matematika. Siswa tipe melancholis
choleris mampu menjawab tiga dari empat
sangat rapi dalam menuliskan jawabannya
soal tes teka-teki matematika dengan baik
selain itu siswa tipe melancholis juga
dan benar, namun kedua subjek tersebut
sangat teliti. Siswa tipe pleghmatis sangat
tidak mampu menjawab soal tes teka-teki
tenang saat mengerjakan tes teka-teki
matematika dengan benar pada soal kedua
matematika meskipun hingga akhirnya
yang berisi tentang teka-teki matematika
ketenangan itu membuatnya kehilangan
geometri, sehingga dapat disimpulkan
banyak waktu.
bahwa siswa tipe sanguinis dan choleris
Berdasarkan
hasil
penelitian
ini,
mempunyai kemampuan spasial yang
peneliti dapat menyarankan kepada guru
kurang baik. Siswa tipe kepribadian
matematika untuk mengasah kemampuan
melancholis
spasial siswa dengan tipe kepribadian
mampu menjawab seluruh
soal tes teka-teki matematika dengan baik
sanguinis
dan
choleris
dengan
cara
dan benar tanpa mengalami masalah
memberinya latihan soal geometri yang
sedikitpun.
kontekstual dan mampu dipandang dengan
Siswa tipe kepribadian pleghmatis
empirik, sedangkan untuk siswa tipe
mampu menjawab tiga dari empat soal tes
pleghmatis hendaknya guru matematika
teka-teki matematika dengan baik dan
dapat melatih kemampuan manajemen
benar, namun siswa tipe pleghmatis tidak
waktunya dengan cara sering memberi soal
mampu menjawab soal tes teka-teki
dengan batasan waktu tertentu sehingga
matematika dengan benar pada soal ketiga
seluruh langkah-langkah problem solving
yang berisi tentang teka-teki matematika
dapat terlampaui dengan baik dan benar.
aritmatik dan aljabar. Masing-masing memiliki
Selain itu untuk peneliti lanjutan subyek
keunggulan
penelitian
disarankan
untuk
mengambil
subjek
masing-masing.
penelitian minimal masing-masing dua
Siswa tipe sanguinis mampu menjelaskan
orang untuk setiap tipe kepribadian agar
jawaban yang dituliskannya dengan jelas
hasil analisis lebih baik dan lebih akurat
dan lugas. Siswa tipe choleris sangat kukuh
lagi.
dengan jawabannya sehingga tidak ada
Penelitian ini disusun sebagai salah
rasa keragu-raguan yang muncul dalam
satu tugas untuk memperoleh nilai akhir di
benaknya ketika mengerjakan soal teka-
mata kuliah penelitian kualitatif dengan
13
Efendi, Analisis Kemampuan …
judul “Analisis Kemampuan Problem
segala ilmu dan diskusi yang telah banyak
Solving Dalam Menyelesaikan Teka-
membantu penulis selama melakukan
Teki Matematika Ditinjau Dari Tipe
penelitian ini.
Kepribadian”.
DAFTAR PUSTAKA
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa
Alajlan, N. Solving Square Jigsaw Puzzles Using Dynamic Programming and the Hungarian Procedure. American Journal of Applied Sciences. 6(11): 1942-1948.
begitu banyak pihak yang telah turut membantu dalam penyelesaian penelitian ini. Pada kesempatan kali ini, dengan
Agustina, R., Sujadi, I. Pangadi. (2013). Proses Berpikir Siswa SMA Dalam Penyelesaian Masalah Aplikasi Turunan Fungsi Ditinjau Dari Tipe Kepribadian Tipologi HippocratesGalenus. Jurnal FKIP UNS : 370 – 379.
segala kerendahan hati, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya pertama kepada Bapak Moch. Lutfianto, M.Pd. selaku pengampu mata kuliah
penelitian
pembimbing,
yang
kualitatif telah
dan
Agustina, R. (2014). Proses Berpikir Siswa SMA Dalam Penyelesaian Masalah Aplikasi Turunan Fungsi Ditinjau Dari Tipe Kepribadian Choleris. Aksioma Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah Metro. 3(1): 50 – 54.
bersedia
meluangkan waktu dan membimbing penulis sehingga mampu menyelesaikan penelitian ini. Kedua, kepada Bapak Zainal Abidin,
Chrisnawati, H.E. (2007). Pengaruh Penggunaan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions) tTrhadap Kemampuan Problem Solving Siswa SMK (Teknik) Swasta Di Surakarta Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa. Jurnal MIPA. 17(1): 65 – 74.
S.Si., M.Pd. selaku pendamping penulisan penelitian kualitatif, yang telah bersedia meluangkan waktu dan mendampingi penulis sehingga mampu menyelesaikan penelitian ini. Ketiga, kepada Bapak Faiz
Christine D.F, Hendro B, Ferdinand W. (2015). Perbandingan Tingkat Stres Berdasarkan Tipe Kepribadian Hippocrates-Galenus Pada Mahasiswa Yang Terlibat Organisasi Tim Kerohanian Kristen Senat Mahasiswa Fakultas Kedokteran Unsrat. Ejournal Keperawatan. 3(1).
Maulana S.Si. selaku waka kurikulum SMA
Al
Hikmah
Surabaya,
yang
memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di kelas XI MIPA SMA Al Hikmah Surabaya. Terakhir,
kepada
teman-teman
Depdiknas. (2006). Permendiknas No 23 Tahun 2006. Jakarta: Pusat Kurikulum, Badan Penelitian dan Pengembangan Depdiknas.
mahasiswa S1. Pend Matematika angkatan 2014 STKIP Al Hikmah Surabaya atas
14
Jurnal Edukasi, Volume 3 No.1, April 2017 ISSN. 2443-0455
Dewiyani. (2009). Karakteristik Proses Berpikir Siswa Dalam Matematika Berbasis Tipe Kepribadian. Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA. : 481 – 492.
Roesdiana. (2014). Pengaruh Strategi Pembelajaran Dan Tipe Kepribadian Terhadap Hasil Belajar Strategi Belajar Mengajar. Jurnal Teknologi Pendidikan. 7(2): 165 – 176. Santrock,. John,W. (2004). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Efendi, M.Y. (2016). Pengaruh Pemberian Teka-Teki Matematika Terhadap Minat Belajar Dan Hasil Belajar Siswa. Prosiding Jurnal Pendidikan 1(1): 1220.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Hudojo, H. (1988). Mengajar Belajar Matematika. Jakarta: Ditjen Dikti Depdikbud.
Suryaputra, N., Awangga. (2008). Tes EQ Plus. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Widadah, S. (2013). Profil Metakognisi Dalam Menyelesaikan Soal Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Berdasarkan Gaya Kognitif. Jurnal Pendidikan Matematika STKIP Sidoarjo. 1(1):13-24.
Indri, I. (2015). Analisis Karakter Pengguna Blackberry Messenger Dalam Memenuhi Kebutuhan Interaksi Sosial (Studi Pada Pengguna Blackberry Messenger. Jurnal FISIP Universitas Haluoleo.
Yarmayani, A. (2014). Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Kelas XI MIPA SMA Negeri 1 Kota Jambi. Jurnal Ilmiah Dikdaya.1(1): 12-19.
NCTM. (2000). Principles and Standards for School Mathematics. Reston: The National Council of Teachers of Mathematics, Inc. Polya, G. (1945). How To Solve It, a new aspect of mathematical method. New Jersey: Princeton University Press. Qolbi, N.(2014). Pendidikan sebagai Pencetak SDM Berkualitas di Era Liberalisasi Pasar Tenaga Kerja ASEAN 2015. Diakses pada 15 Desember 2016 dari http://suaramahasiswa.com/pendidikan -sebagai-kunci-pencetak-kualitassumber-daya-manusia-di-eraliberalisasi-pasar-tenaga-kerja-asean2015/. Ristiasari, T., Priyono, B., Sukaesih, S. (2012). Model Pembelajaran Problem Solving Dengan Mind Mapping Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa. Unnes Journal of Biology Education. 1(3): 34 – 41.
15
Efendi, Analisis Kemampuan …
16