Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 April 2017
1
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X-5 SMA NEGERI 1 KUSAMBI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA MATERI POKOK LITOSFER DAN PEDOSFER Sardila1, Ramli2 1
Alumni Geografi Pendidikan Geografi FKIP UHO, 2 Dosen Pendidikan Geografi FKIP UHO
Abstrak: Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menentukan peningkatan hasil belajar geografi siswa kelas X-5 SMA Negeri 1 Kusambi yang diajar dengan model pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) pada materi pokok Litosfer dan Pedosfer. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek penelitian adalah siswa kelas X-5 SMA Negeri 1 Kusambi yang terdaftar pada semester genap tahun pelajaran 2016/2017, yang berjumlah 27 orang siswa. Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa: 1) aktivitas belajar siswa kelas X-5 SMA Negeri 1 Kusambi yang di ajarkan dengan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) pada siklus I skor rata-rata aktivitas siswa adalah 2,6 yang termasuk kategori cukup, dan meningkat pada siklus II menjadi 3,4 yang berkategori baik; 2) aktivitas mengajar guru siklus I skor rata-rata aktivits menajar guru adalah 2,7 yang termasuk kategori cukup dan meningkat pada siklus II menjadi 3,5 yang berkategori baik; 3). Peningkatan hasil belajar dari siklus I ke siklus II, dimana peningkatannya sebesar 18,52% yang diperoleh dari selisih antara persentase kentuntasan siklus II dan siklus I, dimana pada siklus I nilai rata-rata hasil belajar sebesar 73,77 dengan persentase ketuntasan sebesar 66,67% dan pada siklus II nilai rata-rata hasil belajar sebesar 78,33 dengan persentase ketuntasan sebesar 85,19%. Kata Kunci: Model Pembelajaran, Numbered Heads Together (NHT), Proses, Hasil Belajar PENDAHULUAN Pendidikan bagi bangsa Indonesia merupakan kebutuhan mutlak untuk kelangsungan hidup bangsa, karena pendidikan sangat besar manfaatnya dalam pelaksanaan pembangunan bangsa disegala bidang. Pendidikan saat ini, guru diharuskan untuk lebih aktif dan kreatif dalam mencari, dan memilih strategi, model serta pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran yang paling tepat dan sesuai untuk mencapai tujuan pembelajaran yang terkait dengan kualitas proses dan hasil pembelajaran. Pembelajaran pada dasarnya merupakan suatu proses terjadinya perubahan tingkah laku karena interaksi
antara individu dan lingkungannya. Dalam konteks pembelajaran dikelas, interaksi terjadi antara individu dan lingkungan kelas. Dalam menciptakan lingkungan yang memungkinkan terjadinya interaksi ini peranan guru sangat menentukan. Hal ini disebabkan atas konsep yang memandang bahwa pengajaran itu sendiri pada dasarnya menciptakan lingkungan yang dapat memberi kemungkinan terjadinya proses belajar. Pemilihan model dan metode pembelajaran yang tepat serta menguasai materi yang akan diajarkan sesuai dengan potensi peserta didik merupakan kemampuan dan keterampilan dasar yang harus dikuasai
Sardila, Ramli
Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 April 2017
oleh seorang guru. Ketepatan dan kemampuan seorang guru menggunakan model pembelajaran dalam mengajar memegang peranan penting bagi keberhasilan belajar siswa. Menurut Daryanto (2010: 2) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dalam lingkungannya. Purwanto (2009: 38) berpendapat bahwa belajar adalah merupakan proses dalam diri individu yang berinteraksi dengan lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam prilakunya. Menurut Sanjaya (2008: 26) pembelajaran dapat diartikan sebagai proses kerja sama antara guru dan siswa dalam memanfatkan segala potensi dan sumber yang ada baik potensi minat, bakat dan kemampuan dasar yang dimiliki termaksuk gaya belajar maupun potensi yang ada didalam diri siswa seperti lingkungan, sarana dan sumber belajar sebagai upaya untuk mencapai tujuan belajar tertentu. Sebagi suatu proses kerja sama, pembelajaran tidak hanya menitik beratkan pada kegiatan guru atau kegisatan siswa saja, akan tetapi guru dan siswa secara bersamasama berusaha mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Dengan demikian, kesadaran dan keterpahaman guru dan siswa akan tujuan yang harus dicapai dalam proses pembelajaran merupakan syarat mutlak yang tidak bisa ditawar, sehingga dalam prosesnaya, guru dan siswa mengarah pada tujuan yang sama. Keberhasilan guru dalam proses pembelajaran, ditunjukan oleh prestasi atau hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Oleh karena itu, pendidikan memegang peran penting dan diharapkan dapat membimbing siswa agar dapat menguasai ilmu pengetahuan dan keterampilan yang berguna.
2
Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotorik. Oleh sebab itu, dalam penilaian hasil belajar peranan tujuan instruksional yang berisi rumusan kemampuan dengan tingkah laku yang diinginkan di kuasai siswa menjadi unsur penting menjadi dasar dan acuan penilaian. Penilaian proses belajar yang dimaksud adalah memberi nilai terhadap kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru dalam mencapai tujuan pengajaran. Oleh sebab itu, penilaian hasil dan proses belajar sehingga berkaitan satu sama lain, sebab hasil merupakan akibat dari proses (Sudjana, 2008: 3). Menurut Kunandar (2007: 359) pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sengaja mengembangkan interaksi yang saling asuh anatr siswa untuk menghindari ketrgantungan dalam kesalah pahaman yang dapat menimbulkan permusuhan. Menurut Stahl dalam Ismail ((2002:12) bahwa ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif adalah: (1) Belajar dengan teman; (2) Tatap muka antar teman; (3) Mendengarkan diantara anggota; (4) Belajar dari teman sendiri dalam kelompok; (5) Belajar dalam kelompok kecil; (6) Produktif berbicara atau mengemukakan pendapat; (7) Siswa membuat keputusan siswa aktif. Pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa yang memiliki tujuan untuk meningatkan penguasaan akademik, dan lebih dicirikan oleh penghargaan kooperatif dari pada individual. Metode ini dikembangkan oleh Spencer Kagan dalam Ibrahim (2000: 28) untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi Sardila, Ramli
Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 April 2017
yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek atau memeriksa pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut. Salah satu model pembelajaran kooperatif yaitu tipe Numberd Heads Together (NHT) atau kepala bernomor struktur. Model ini dapat dijadikan alternatif variasi model pembelajaran dengan membentuk kelompok heterogen, setiap kelompok beranggotan 3-5 orang, setiap anggota memiliki satu nomor. Kemudian guru mengajukan pertanyaan untuk didiskusikan bersama dalam kelompok dengan menunjuk salah satu nomor untuk mewakili kelompok. (Kurniasih dan sani 2015 : 29). METODE PENELITIAN Penelitian ini di laksanakan pada semester genap tahun ajaran 2016/2017 di kelas X-5 SMA Negeri 1 Kusambi pada materi pokok Litosfer dan Pedosfer. Subjek penelitian adalah siswa kelas X-5 SMA Negeri 1 Kusambi yang terdaftar pada semester genap tahun pelajaran 2016/2017, yang berjumlah 27 orang siswa yang terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Karakteristik yang khas dari penelitian adanya tindakan yang berulang untuk melakukan perbaikan dalam proses belajar mengajar. Prosedur penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan sebanyak dua siklus. Tiap siklus terdiri dari 1) Rancangan Tindakan (Planning), 2) Pelaksanaan Tindakan (Acting), 3) Pengamatan (Observing), 4) Refleksi (Reflecting). Faktor yang diselidiki dalam penelitian ini adalah: 1)Faktor Siswa: Yaitu aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran yang diukur menggunakan lembar observasi aktivitas siswa dan hasil belajar siswa pada materi Litosfer dan Pedosfer melalui model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT). 2)
3
Faktor guru: Bagaimana mempersiapkan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT). 3) Hasil belajar : Yang diteliti yaitu peningkatan hasil belajar kelas X-5 SMA Negeri 1 Kusambi, pada setiap siklus tindakan yang dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) Sumber data penelitian adalah guru dan siswa yang meliputi; a) hasil observasi aktivitas belajar siswa; b) hasil observasi aktivitas mengajar guru; dan c) hasil belajar siswa. Jenis data yang diperoleh adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif diperoleh tes hasil belajar sedangakan kuantitatif diperoleh dari lember observasi. Data dikumpulkan dari hasil tindakan yang dilakukan pada proses observasi, proses belajar-mengajar, tes hasil balajar, dan refleksi yang dijabarkan sebagai berikut: 1)Data tentang kondisi pelaksanaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together diambil dengan menggunakan lembar observasi aktivitas siswa dan guru. 2) Data tentang hasil belajar geografi diambil dengan menggunakan tes hasil belajar (tes siklus) dengan bentuk tes berupa esay yang mencakup semua indikator pembelajaran pada siklus I dan siklus II. Data dalam penelitian ini dianalisis menggunakan deskripstif kualitatif dan kuantitatif. Analisis deskriptif kualitatif digunakan untuk memberikan penjelasan mengenai aktivitas siswa serta kemampuan guru selama proses pembelajaran berlangsung. Sedangkan analisis deskriptif kuantitatif digunakan untuk menyajikan presentase aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran, presentase aktivitas siswa dan
Sardila, Ramli
Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 April 2017
presentase esentase ketuntasan hasil belajar siswa. HASIL PENELITIAN Data Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Data mengenai aktivitas belajar siswa siklus I kelas X-5 5 SMA Negeri 1 Kusambi selama pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) diperoleh dengan menggunakan lembar
4
observasi dengan cara memberikan skor pada setiap aspek aktivitas yang dilakukan oleh siswa sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Gambaran rata-rata rata aktivitas belajar siswa dengan gan menerapkan model pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) pada siklus I untuk setiap satuan aktivitas belajar yang dinilai dapat dilihat pada Gambar berikut:
SIKLUS I 4 2.5
3.1
2.7
2.6
2
2.4
2.3
2.5
0 1
2
3
4
5
6 AKTIVITAS BELAJAR SISWA
7
Gambar 1. Grafik Skor Rata-rata Rata Satuan Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Keterangan gambar: gambar (1) Siswa Siswa bekerjasama dalam menyiapkan mendengarkan dan memperhatikan guru jawaban dari ari hasil diskusi kelompoknya menyampaikan tujuan pembelajaran (2) (7) Siswa menyimak kesimpulan dan Siswa mendengarkan dan koreksi dari guru tentang hasil diksusi memperhatikan materi pelajaran yang kelompok disampaikan oleh guru (3) Siswa Untuk mendapatkan gambaran mebentuk kelompok sesuai arahan guru rata-rata rata aktivitas belajar siswa selama (4) Siswa memperhatikan mperhatikan penjelasan pembelajaran pada siklus I pada guru mengenai LKS yang telah pertemuan I dan II dapat dilihat pada dibagikan (5) Siswa berdiskusi dan Gambar berikut: berpikir bersama dalam menyelesaikan soal yang ada dalam LKS (6) Skor Rata-Rata Rata Aktivitas Belajar Siswa 2.8 2,6
2.8 2.6
2.4
Pertemuan I Pertemuan II
2.4
Rata Rata-rata 2.2
SIKLUS I Gambar 2. Grafik Skor Rata-rata Rata rata Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Sardila, Ramli
Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 April 2017
Berdasarkan gambar 2 tentang hasil observasi aktivitas belajar siswa dapat diperoleh gambaran bahwa, hasil aktivitas belajar siswa masih belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal yaitu 3,0, karena rata-rata rata aktivitas belajar siswa masih mencapai 2,6 yang berkategorikan Cukup. Dimana pada siklus I aktivitas siswa yang mendapatkan skor terendah dengan nilai rata-rata rata sebesar 2,3 adalah aktivitas belajar nomor 6 yaitu Siswa bekerja sama dalam menyiapkan dari hasil diskusi kelompoknya, sedangkan aktivitas siswaa yang mendapatkan skor tertinggi dengan nilai rata--rata sebesar 3,1 adalah aktivitas belajar siswa nomor 2 yaitu Siswa mendengarkan dan memperhatikan materi pelajaran yang disampaikan oleh guru.
5
Data Aktivitas Mengajar Guru Siklus I Data mengenai aktivitas mengajar guru dalam mengelola pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) pada materi pokok litosfer dan pedosfer diperoleh dengan menggunakan lembar observasi aktivitas mengajar guru dalam kegiatan atan belajar mengajar dengan memberikan skor pada aspek yang diamati pada siklus I pada pertemuan I dan pertemuan II. Gambaran rata-rata rata aktivitas mengajar guru dengan menerapkan model pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) pada sikl siklus I untuk setiap satuan aktivitas yang dinilai dapat dilihat pada Gambar berikut:
SIKLUS I 4 2.5 2
3
2.5
3
3.5
3
3 2.5 2.5 2.5 2.5
2
3 2.5
3
0 1 2 3 4 5
6
7
8
9 10 11 12 13
14
15
AKTIVITAS MENGAJAR GURU
Gambar 3. Grafik Skor Rata-rata Rata Satuan Aktivitas Mengajar Guru Siklus I Keterangan gambar: gambar (1) Guru membuka pelajaran dengan memberi salam dan menyapa peserta didik serta mengecek kehadiran siswa (2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran (3) Guru memberikan motivasi kepada siswa (4) Guru memberikan apersepsi tentang materi yang akan dipelajari (5) Guru menjelaskan enjelaskan materi pelajaran (6) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok atau tim yang bernggotakan 4-55 orang siswa secara heterogen (L/P) dan memberi mereka masing masing-masing
nomor sehingga siswa dalam tiap kelompok memiliki nomor yang berbeda (7) Guru membagi mbagi Lembar Kerja Siswa (LKS) kepada masing-masing masing dan menjelaskan secara singkat tentang LKS yang telah dibagikan (8) Guru mengarahkan siswa berpikir bersama untuk menjawab dan meyakinkan bahwa setiap anggota kelompok dapat mengetahui jawaban dari pertan pertanyaan yang ada dalam LKS (9) Guru memanggil salah satu nomor siswa dari tiap anggota kelompok untuk Sardila, Ramli
Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 April 2017
mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas (10) Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi hasil diskusi kelompok yang dipersentasikan (11) Guru memberikan kesimpulan atau jawaban akhir dari semua pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang disajikan (12) Guru memberikan penghargaan berupa kata-kata kata pujian, tepuk tangan, dan nilai yang lebih tinggi kepada kelompok yang hasil belajarnya lebih bagus (13) Guru bersama siswa
6
menyimpulkan materi yang telah dibahas (14) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang kurang dimengerti (15) Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan salam Untuk mendapatkan gam gambaran rata-rata aktivitas mengajar guru selama pembelajaran siklus I pada pertemuan I dan II dapat dilihat pada Gambar berikut:
Skor rata-rata rata aktivitas Mengajar Guru 2.9 3 2.7 2.8
2.6
Pertemuan I Pertemuan II
2.6
Rata Rata-rata
2.4
SIKLUS I Gambar 4. Grafik Skor Rata-rata Rata Aktivitas Mengajar Guru Siklus I Berdasarkan gambar 4 tentang hasil observasi aktivitas mengajar guru dapat diperoleh gambaran bahwa, hasil aktivitas mengajar guru masih belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal yaitu 3,0, karena rata-rata rata aktivitas mengajar guru masih mencapai ratarata rata 2,7 yang berkategorikan Cukup. Dimana pada siklus I aktivitas guru yang mendapatkan skor terendah dengan nilai rata-rata rata sebesar 2 adalah aktivitas nomor 2, yaitu Guru memberikan apersepsi tentang materi yang akan dipelajari. Sedangkan aktivitas guru yang g mendapatkan skor tertinggi dengan nilai rata--rata sebesar 3,5 adalah aktivitas guru nomor 6 yaitu Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok atau tim yang bernggotakan 4-55 orang siswa secara heterogen (L/P) dan memberi mereka
masing-masing masing nomor sehingga sehing siswa dalam tiap kelompok memiliki nomor yang berbeda. Data Hasil Belajar Siswa Siklus I Data hasil belajar Geografi siswa kelas X-55 pada materi pokok Litosfer dan pedosfer diperoleh dengan menggunakan lembar tes hasil belajar berupa soal uraian yang diberikan iberikan pada akhir siklus. Berdasarkan hasil analisis deskriptif terhadap hasil belajar siswa pada siklus I. Berdasarkan analisis data hasil belajar siswa pada siklus I diperoleh hasil sebagaimana disajikan pada tabel berikut :
Sardila, Ramli
Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 April 2017
7
Tabel 1. Data Analisis Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I Skor Jumlah siswa Presentase Ketuntasan Belajar 0-69 9 orang 33,33 % Belum Tuntas 70-100 18 orang 66,67 % Sudah Tuntas Jumlah 27 orang 100 % Keterangan : Tidak Tuntas : 9 orang Tuntas : 18 orang Nilai Rata-rata : 73,77 Nilai Maksimum : 92 Nilai Minimum : 46 Presentase Ketuntasan : 66,67 % Gambaran hasil belajar geografi siswa kelas X-55 yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran
Kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) pada siklus I dapat dilihat pada gambar berikut:
92 100 80 60 40 20 0
73.77 46
Maksimum Minimum Rata Rata-rata
SIKLUS I Gambar 5. Grafik Nilai Hasil Belajar Siklus I Data mengenai aktivitas ktivitas belajar Berdasarkan Gambar 5 di atas siswa kelas X-55 SMA Negeri 1 diperoleh bahwa hasil belajar siswa Kusambi selama pelaksanaan kelas X-5 pada mata pelajaran pembelajaran dengan diperoleh dengan geografi pada materi Litosfer dan menggunakan lembar observasi dengan pedosfer yang diajar dengan cara memberikan skor pada setiap aspek menggunakan model pembelajaran aktivitas yang dilakukan oleh siswa kooperatif tipe Numbered Heads sesuai dengan kriteria yang telah Together (NHT) menunjukkan ditentukan. Gambaran rata-rata rata aktivitas peningkatan yang lebih baik dari belajar siswa dengan menerapkan model setiap siklusnya. Dapat dilihat pada pembelajaran Kooperatif tipe Numbered siklus I diperoleh peroleh nilai minimum Heads Together (NHT) pada siklus II sebesar 46, nilai rata-rata rata 773,77 dan untuk setiap satuan aktivitas belajar nilai tertinggi adalah 92. yang dinilai dapat dilihat pada Gambar Data Aktivitas Belajar Siswa Siklus II berikut:
Sardila, Ramli
Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 April 2017
3.5
3.6
3.5
3.4
8
SIKLUS II 3.5
3.5
3.3
3.2
3.2
3.2
3 1
2
3
4
5
6 AKTIVITAS BELAJAR SISWA
7
Gambar 6. Grafik Skor Rata-rata Rata rata Satuan Aktivitas Belajar Siswa Siklus II Keterangan gambar: (1) Siswa Siswa bekerjasama dalam menyiapkan mendengarkan dan memperhatikan guru jawaban dari hasil diskusi kelompoknya menyampaikan n tujuan pembelajaran (2) (7) Siswa menyimak kesimpulan dan Siswa mendengarkan dan koreksi dari guru tentang hasil diksusi memperhatikan materi pelajaran yang kelompok disampaikan oleh guru (3) Siswa Untuk mendapatkan gambaran mebentuk kelompok sesuai arahan guru rata-rata aktivitas belajar siswa selama (4) Siswa memperhatikan mperhatikan penjelasan pembelajaran pada siklus III pada guru mengenai LKS yang telah pertemuan I dan II dapat dilihat pada dibagikan (5) Siswa berdiskusi dan gambar berikut: berpikir bersama dalam menyelesaikan menyelesaik soal yang ada dalam LKS (6)
Skor Rata-Rata Rata Aktivitas Belajar Siswa 3.6 3.4
3.6 3.4
3.2
Pertemuan I Pertemuan II
3.2
Rata Rata-rata
3
SIKLUS II Gambar 7.. Grafik Skor Rata-rata Rata rata Aktivitas Belajar Siswa Siklus II Berdasarkan gambar 7 diatas mendapatkan skor terendah di siklus I menunjukkan bahwa, aktivitas belajar yaitu 2,3 meningkat di siklus II siswa telah memenuhi kriteria menjadi di 3,2 adalah aktivitas nomor 6 ketuntasan minimal yaitu 3,0. Dimana yaitu aktivitas belajar siswa telah mencapai siswa bekerjasama dalam menyiapkan rata-rata rata 3,4 yang berkategorikan jawaban dari hasil diskusi Baik. Pada siklus II terlihat bahwa kelompoknya.. Sedangkan aktivitas setiap aktivitas belajar yang dinil dinilai belajar siswa yang mendapatkan skor telah mengalami peningkatan. tertinggi di siklus I dengan nilai ratarata Aktivitas belajar siswa yang rata sebesar 3,1 meningkat di siklus II Sardila, Ramli
Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 April 2017
pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) pada materi pokok litosfer dan pedosfer diperoleh dengan menggunakan lembar observasi aktiv aktivitas mengajar guru dalam kegiatan belajar mengajar dengan memberikan skor pada aspek yang diamati pada siklus II pada pertemuan I dan pertemuan II. Gambaran rata-rata rata aktivitas mengajar guru dengan menerapkan model pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) pada siklus II untuk setiap satuan aktivitas yang dinilai dapat dilihat pada Gambar berikut :
menjadi 3,5 adalah aktivitas belajar siswa nomor 2 yaitu siswa mendengarkan dan memperhatikan materi pelajaran yang disampaikan di oleh guru. Pada siklus II dari 7 aspek aktivitas belajar siswa yang diobservasi telah memperoleh nilai rata-rata rata yang terkategori baik, karena secara keseluruhan rata-rata rata aktivitas belajar siswa meningkat dari siklus I ke siklus II. Data Aktivitas Mengajar Guru Siklus II Data mengenai aktivitas mengajar guru dalam mengelola
3.5
4
9
SIKLUS II
4
4
4
3 3
4
3.5 3
3
3.5 3
3.5 3.5
4
2 0 1 2 3 4 5
6
7
8
9 10 11 12 13
14
15
AKTIVITAS MENGAJAR GURU
Gambar 8.. Grafik Skor Rata-rata Rata Aktivitas Guru Siklus II Keterangan gambar: (1) Guru membuka pelajaran dengan memberi salam dan menyapa peserta didikk serta mengecek kehadiran sisw (2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran (3) Guru memberikan motivasi kepada siswa (4) Guru memberikan apersepsi tentang materi yang akan dipelajari ajari (5) Guru menjelaskan materi pelajaran (6) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok atau tim yang bernggotakan 4-55 orang siswa secara heterogen (L/P) dan memberi mereka masing masing-masing nomor sehingga siswa dalam tiap kelompok memiliki nomor yang berbeda ber (7) Guru membagi Lembar Kerja Siswa (LKS) kepada masing-masing masing dan menjelaskan secara singkat tentang LKS yang telah dibagikan (8) Guru
mengarahkan siswa berpikir bersama untuk menjawab dan meyakinkan bahwa setiap anggota kelompok dapat mengetahui jawaban aban dari pertanyaan yang ada dalam LKS (9) Guru memanggil salah satu nomor siswa dari tiap anggota kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas (10) Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi hasil diskusi kelompok kel yang dipersentasikan (11) Guru memberikan kesimpulan atau jawaban akhir dari semua pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang disajikan (12) Guru memberikan penghargaan berupa kata-kata kata pujian, tepuk tangan, dan nilai yang lebih tinggi kepada kelompok ompok yang hasil belajarnya Sardila, Ramli
Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 April 2017
lebih bagus (13) Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dibahas (14) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang kurang dimengerti (15) Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan salam
10
Untuk mendapatkan gambaran rata-rata aktivitas mengajar guru selama pembelajaran siklus I pada pertemuan I dan II dapat dilihat pada Gambar berikut:
Skor kor rata-rata rata aktivitas Mengajar Guru 3.7 3.5
3.8 3.6
3.3
Pertemuan I
3.4
Pertemuan II
3.2
Rata Rata-rata
3
SIKLUS II Gambar 9.. Grafik Skor Rata-rata Rata Aktivitas Mengajar Guru Siklus III Berdasarkan gambar 9 diatas keseluruhan rata-rata rata aktivitas guru menunjukkan bahwa, aktivitas meningkat dari siklus I ke siklus II. mengajar guru telah memenuhi kriteria Data Hasil il Belajar Siswa Siklus II Data hasil belajar Geografi ketuntasan minimal yaitu 3,0. Dimana siswa kelas X-55 pada materi pokok aktivitas mengajar guru telah Litosfer dan pedosfer diperoleh dengan mencapai rata-rata rata 3,5 yang menggunakan lembar tes hasil belajar berkategorikan Baik. Pada siklus I berupa soal uraian yang diberikan pada aktivitas mengajar guru yang akhir siklus. Berdasarkan hasil analisis mendapatkan skor terendah dah dengan deskriptiff terhadap hasil belajar siswa nilai sebesar 2 meningkat di siklus II pada siklus I. Berdasarkan hasil analisis menjadi 3 adalah aktivitas nomor 4, data hasil belajar siswa pada siklus II yaitu guru memberikan apersepsi diperoleh hasil sebagaimana disajikan tentang materi yang akan dipelajari. pada tabel berikut : Sedangkan aktivitas mengajar guru yang mendapatkan skor tertinggi disiklus I dengan nilai rata--rata sebesar 3,5 meningkat di siklus II menjadi 4 adalah pada aktivitas nomor 6 yaitu Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok atau tim yang bernggotakan 4-55 orang siswa secara heterogen (L/P) dan memberi mereka masing-masing masing nomor sehingga siswa dalam tiap iap kelompok memiliki nomor yang berbeda. Pada siklus II dari 15 aspek aktivitas guru yang diobservasi telah memperoleh nilai rata rata-rata yang terkategori baik, karena secara Sardila, Ramli
Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 April 2017
11
Tabel 2 Data Analisis Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II Skor Jumlah siswa Presentase Ketuntasan Belajar 0-69 4 orang 14,81% Belum Tuntas 70-100 23 orang 85,19% Sudah Tuntas Jumlah 27 orang 100 % Keterangan : Tidak Tuntas : 4 orang Tuntas : 23 orang Nilai Rata-rata : 78,33 Nilai Maksimum : 92 Nilai Minimum : 54 Presentase Ketuntasan : 85,19% Untuk lebih jelasnya mengenai Kooperatif tipe Numbered Heads gambaran hasil belajar geografi siswa Together (NHT) pada siklus I dapat kelas X-55 yang diajar dengan dilihat pada gambar berikut: menggunakan model pembelajaran 92 78.33
100 80
54
60
Maksimum Minimum
40
Rata Rata-rata
20 0
SIKLUS II Gambar 10. 10 Grafik Nilai Hasil Belajar Siklus II dan Pedosfer yang diajar dengan model Berdasarkan Gambar 10 di atas pembelajaran kooperatif tipe Numbered diperoleh bahwa hasil belajar siswa Heads Together (NHT) (NHT), dapat kelas X-5 pada mata pelajaran dijelaskan berdasarkan hasil geografi pada materi Litosfer dan pengamatan pada setiap siklus baik pedosfer yang diajar dengan siklus I maupun siklus II ternyata menggunakan model pembelajaran pem terdapat peningkatan kearah yang lebih kooperatif tipe Numbered Heads baik. Peningkatan aktivitas belajar siswa Together (NHT) menunjukkan tersebut menunjukan adanya minat dan peningkatan yang lebih baik dari antusiasme siswa dalam mengikuti setiap siklusnya. Dapat dilihat pada proses pembelajaran pada materi pokok siklus I diperoleh peroleh nilai minimum litosfer dan pedosfer. sebesar 46, nilai rata-rata rata 773,77 dan Berdasarkan hasil analisis nilai tertinggi adalah 92. deskriptif pada siklus I terhadap Pembahasan Hasil Penelitian aktivitas belajar siswa menunjukan skor Aktivitas Belajar Siswa rata-rata rata aktivitas belajar siswa sebesar Berdasarkan permasalahan 2,6 yang berkategori Cukup. Pada siklu siklus pertama tentang gambaran aktivitas I ada beberapa aktivitas belajar siswa belajar siswa dalam proses belajar yang masih tergolong kurang atau mengajar pada materi pokok Litosfer belum terlaksana dimana siswa belum Sardila, Ramli
Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 April 2017
terbiasa dengan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) diantaranya: (a) Siswa mendengarkan dan memperhatikan guru menyampaikan tujuan pembelajaran, (b) Siswa mebentuk kelompok sesuai arahan guru, (c) Siswa memperhatikan penjelasan guru mengenai LKS yang telah dibagikan, (d) Siswa berdiskusi dan berpikir bersama dalam menyelesaikan soal yang ada dalam LKS, (e) Siswa bekerjasama dalam menyiapkan jawaban dari hasil diskusi kelompoknya, dan (f) Siswa menyimak kesimpulan dan koreksi dari guru tentang hasil diksusi kelompok. Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I ditemukan ada beberapa aktivitas siswa yang masih belum terlaksana dengan baik. Oleh karena itu dilakukan perbaikan pada siklus selanjutnya. Dari hasil analisis deskriptif terhadap skor rata-rata aktivitas belajar siswa pada siklus II menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan dari aktivitas belajar siswa siklus I. Dimana skor rata-rata aktivitas belajar siswa pada siklus II sebesar 3,4 dengan kategori Baik. Hal ini menunujukan bahwa penelitian telah berhasil karena telah memenuhi standar minimal aktivitas siswa yaitu 3,0. Aktivitas Mengajar Guru Berdasarkan permasalahan kedua tentang gambaran aktivitas mengajar guru dengan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) pada materi pokok Litosfer dan Pedosfer, dapat dijelaskan berdasarkan hasil pengamatan aktivitas mengajar guru pada setiap siklus baik siklus I maupun siklus II ternyata terdapat peningkatan kearah yang lebih baik. Berdasarkan analisa deskriptif aktivitas mengajar guru pada siklus I menunjukan skor rata-rata aktivitas guru sebesar 2,7 yang berkategori Cukup, dimana aktivitas guru pada siklus I yang
12
masih rendah berdasarkan hasil refleksi kegiatan pembelajaran yang belum terlaksana dengan baik diantaranya adalah : (a) Guru membuka pelajaran dengan memberi salam dan menyapa peserta didik serta mengecek kehadiran siswa, (b) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, (c) Guru memberikan motivasi kepada siswa, (d) Guru memanggil salah satu nomor siswa dari tiap anggota kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas, (e) Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi hasil diskusi kelompok yang dipersentasikan, (f) Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi hasil diskusi kelompok yang dipersentasikan, (g) Guru memberikan kesimpulan atau jawaban akhir dari semua pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang disajikan, (h) Guru menyimpulkan materi yang telah dibahas. Berdasarkan hasil refleksi terhadap aktivitas guru, masih ada langkahlangkah pembelajaran yang belum terlaksana sesuai yang di harapkan, penyebabnya karena guru belum sepenuhnya menguasai penerapan model pembelajaran Numbered Heads Together dalam proses belajarmengajar. Dengan mengetahui kekurangan-kekurangan pada siklus I, guru memperbaiki dan meninjau kembali desain pembelajaran terutama skenario pembelajaran dalam penerapan model pembelajaran Numbered Heads Together, sehingga diharapkan pada pertemuan selanjutnya diperoleh peningkatan aktivitas mengajar guru pada siklus selanjutnya. Dari hasil analisis deskriptif terhadap skor rata-rata aktivitas mengajar guru pada siklus II menunjukkan peningkatan yang signifikan. Dimana pada siklus II skor rata-rata aktivitas guru memperoleh nilai sebesar 3,5 yang berkategori Baik. Hasil Sardila, Ramli
Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 April 2017
analisis dan pengamatan pada siklus II ini menunjukkan adanya peningkatan aktivitas mengajar guru dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT). Hal ini berarti bahwa penelitian telah berhasil karena telah memenuhi standar minimal aktivitas mengajar guru yaitu 3,0. Hasil Belajar Siswa Berdasarkan permasalahan ketiga tentang apakah ada peningkatan hasil belajar geografi siswa kelas X-5 SMA Negeri 1 Kusambi yang diajar dengan model pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) pada materi pokok Litosfer dan Pedosfer, dapat dijelaskan berdasarkan hasil analisis deskriptif kuantitatif yang dilakukan terhadap hasil belajar siswa pada setiap siklus cenderung mengalami peningkatan kearah yang lebih baik. Berdasarkan hasil tes hasil belajar siswa pada siklus I diperoleh nilai minimum sebesar 46; nilai maksimum 92; rata-rata hasil belajar siswa sebesar 73,77. Secara klasikal dari 27 siswa yang mencapai persentase ketuntasan hasil belajar yaitu 18 siswa atau 66,67% yang mencapai nilai ≥ 70 sesuai dengan nilai KKM Geografi dan terdapat 9 orang siswa dengan presentase sebesar 33,33% siswa yang nilainya belum mencapai KKM yang ditentukan oleh sekolah yaitu 70. Presentase ketuntasan pada siklus I ini belum mencapai target peneliti yaitu mencapai ketuntasan belajar secara klasikal minimal 80%. Berdasarkan refleksi dengan melihat aktivitas belajar siswa dan hasil belajar belajar pada siklus I tersebut, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa dalam proses pembelajaran ini tampak siswa kurang antusiasme, hal itu ditunjukan dengan kurangnya siswa dalam bertanya mengenai materi pembelajaran, siswa kurang aktif dan kurang kompak dalam berpikir bersama
13
untuk mengerjakan soal yang ada dalam LKS, dan kurang menyimak kesimpulan dan koreksi dari guru tentang hasil diskusi kelompok. Setelah melakukan analisis dan refleksi hasil belajar siswa pada siklus I, guru mata pelajaran dan peneliti mencoba melakukan perbaikan dalam proses belajar mengajar agar pada siklus selanjutnya siswa yang belum memenuhi ketuntasan belajar dapat meningkat seperti yang diharapkan. Berdasarkan hasil tes belajar siswa pada siklus II, terlihat bahwa hasil belajar siswa memperoleh nilai minimum 54; nilai maksimum 92; nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar 78,33. Terdapat 23 siswa yang memperoleh nilai ≥ 70 atau ketuntasan hasil belajar secara klasikal sebesar 85,19% sedangkan jumlah siswa yang hasil belajarnya di bawah KKM atau yang memperoleh nilai ˂ 70 sebanyak 4 orang atau 14,81% yang belum tuntas. Dari hasil tersebut, menunjukkan peningkatan hasil belajar yang signifikan dari siklus I ke siklus II, sebesar 18,52% yang diperoleh dari hasil selisih antara persentase kentuntasan siklus II dan siklus I. Namun masih ada 4 siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar, karena memilki pengetahuan dan kemampuan belajar yang berbeda dengan siswa lainnya. Pada siklus II target ketuntasan hasil belajar siswa telah tercapai yaitu 85,19% siswa telah tuntas dalam hasil belajarnya. Hal ini penelitian dianggap telah berhasil mencapai targetnya. Dalam penelitian ini keberhasilan siswa dalam tes hasil belajar siklus II memberikan gambaran bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) mampu meningkatkan hasil belajar siswa.
Sardila, Ramli
Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 April 2017
Dengan demikian, jawaban atas permasalahan penilitian telah ditemukan yaitu pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) berhasil meningkatkan aktivitas belajar siswa dan juga dapat meningkatkan hasil belajar Geografi siswa kelas X-5 SMA Negeri 1 Kusambi khususnya pada materi pokok Litosfer dan Pedosfer. KESIMPULAN Berdasarkan hasil dalam penelitian ini dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: (1) Gambaran aktivitas belajar siswa kelas X-5 SMA Negeri 1 Kusambi yang di ajarkan dengan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) pada setiap siklus cenderung meningkat. Hal ini ditunjukkan dengan skor rata-rata pada setiap siklus, dimana pada siklus I skor rata-rata aktivitas siswa adalah 2,6 yang termasuk kategori cukup, dan meningkat pada siklus II menjadi 3,4 yang berkategori baik, (2) Gambaran aktivitas mengajar guru di kelas X-5 SMA Negeri 1 Kusambi yang di ajar dengan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) pada setiap siklus cenderung meningkat. Hal ini ditunjukkan dengan skor rata-rata pada setiap siklus, dimana pada siklus I skor rata-rata aktivits guru adalah 2,7 yang termasuk kategori cukup dan meningkat pada siklus II menjadi 3,5 yang berkategori baik, (3) Ada peningkatan hasil belajar geografi siswa kelas X-5 SMA Negeri 1 Kusambi yang diajar dengan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT). Peningkatan sebesar 18,52% yang diperoleh dari selisih antara persentase kentuntasan siklus II dan siklus I, dimana pada siklus I nilai rata-rata hasil belajar sebesar 73,77 dengan persentase ketuntasan sebesar 66,67% dan pada siklus II nilai rata-rata hasil belajar sebesar 78,33 dengan persentase ketuntasan sebesar 85,19%.
14
DAFTAR PUSTAKA Daryanto, 2010. Belajar dan Mengajar. Bandung: Yrama Widya. Ibrahim, dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Universitas Negeri Surabaya. Surabaya. Ismail. 2002. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Dirjen Dinasmesn Depdiknas. Kunandar. 2007. Guru Profesional Implementasi KTSP dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: PT Raja Gravindo Persada. Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Sudjana, Anas. 2008. Pengantar Evaluasi pendidkan. Jakarta: Raja Gravindo Persada. Purwanto, 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Geografi.Jakarta : PT Bumi Aksara.
Sardila, Ramli