38 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
IV. KONDISI UMUM PKS PAGAR MERBAU
A. Sejarah Singkat Perusahaan PTP Nusantara II. merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Sebelumnya Perusahaan ini dikuasai oleh Verenigde Dely My (VDM) yang merupakan salah satu maskapai milik Belanda yang terbatas pada sektor Perkebunan Tembakau Deli dan setelah terjadi peralihan kekuasaan Belanda kepada Indonesia perusahaan ini dikenal dengan nama NV. Deli Maskapai (Modtcvhappy) yang berkantor pusat di kota Medan. Kemudian dengan peraturan pemerintah, perusahaan ini deberi nama Perusahaan Negara Tembakaun Deli (PTPND I.). Pada awal berdirinya, Perkebunan Nasional Pagar Marbau adalah dibawah naungan PTP IX. Awalnya PTP IX. hanya menanam tembakau sebagai hasil utama. Namun sesuai dengan izin diversifikasi usaha dari Menteri Pertanian dengan surat keputusan No.393/KPTS/UM/1970 tanggal 6 Agustus 1970 untuk Kebun Pagar Marbau dan Kebun Kuala Namu, maka kebun tembakau dikonversikan menjadi kebun kelapa sawit. Kebun-kebun tembakau yang dikonversikan adalah kebun dengan jenis tanah yang digolongkan kelas tiga untuk tembakau yang produksinya rendah disebabkan penyakit layu yang tinggi. Dengan kata lain, jika perkebunan tersebut dipertahankan untuk penanaman tembakau akan menimbulkan kerugian terus menerus. PKS (Pabrik Kelapa Sawit) Pagar Marbau direncanakan pada tahun 1974 oleh Direksi PTP IX. Pada tahun 1975 pembangunan pabrik dimulai dengan kapasitas produksi awal 30 ton Tandan Buah Segar (TBS) /jam dari yang direncanakan 60 Ton/jam. Sebagai supplier adalah Usine De Wecker (UDW), Luxemburg dan dalam hal ini menunjuk PT. Atmindo Medan sebagai sub kontraktor yang melakukan sebagian besar pabrikasi. Sedang pekerjaan lain diluar supplier UDW seperti water treatmen plant, laboratorium, work Shop, Incenerator, kantor, drainase dan lain lain dipekerjakan oleh kontraktor lokal. Untuk menjamin Supply berkualitas baik, PT Nrada Konsultan Bandung ditunjuk sebagai konsultan PT Perkebunan IX. 38
perpustakaan.uns.ac.id
39 digilib.uns.ac.id
Penyelesaian pembangunan pabrik pada akhir November 1976 dan kemudian dilakukan individual test, pemanasan perlahan lahan, pembersihan dan trial run. Pada awal Januari 1977 pabrik mulai beroperasi secara berangsur angsur untuk kemudian mencapai kapasitas penuh (30 ton/jam) pada awal Februari 1977 dan dilanjutkan dengan commissioning pada akhir Februari 1977. Pabrik kelapa sawit Pagar Marbau diresmikan secara simbolis oleh Presiden Soeharto pada tanggal 4 April 1977 dengan penandatanganan prasasti di Perkebunan Adolina PT Perkebunan IV. Dalam usaha peningkatan kapasitas pabrik dari 30 ton TBS/jam menjadi 60 ton TBS/jam, telah dibangun secara bertahap instalasi kedua (second line) mulai tahun 1983 dan selesai tahun 1985. PKS Pagar Marbau berjarak ± 35 Km dari Kota Medan. Terletak di desa Pagar Marbau III Kecamatan Pagar Marbau Kabupaten Deli Serdang, Propinsi Sumatra Utara. PKS Pagar Marbau berada pada posisi ± 6 Km dari arah tenggara kota Lubuk Pakam, Ibu kota Kabupaten Deli Serdang 2057 3016 Lintang Utara (LU) dan 93033 - 99027 Bujur Timur (BT), berada pada ketinggian 10–50 meter diatas permukaan air laut (mdpl) dan secara umum topogarafi daerah merupakan daerah datar dengan derajat kemiringan 0–8%. PKS Pagar Marbau dengan iklim Tropis, suhu berkisar antara 25,7–28,4ºC dengan suhu minimum 25,9º dan suhu maximum 28,4ºC curah hujan rata-rata 138 mm/bulan B. Sistem Kerja Perusahaan Tenaga kerja PKS Pagar Merbau dibagi menjadi 2 jenis yaitu : 1. Pegawai Staff, Golongan III-A sampai IV-B. 2. Pegawai Non-Staff, Golongan I-A sampai II-D. PKS Pagar Merbau melaksanakan kegiatan produksinya selama 6 hari kerja dalam satu minggu mulai hari senin hingga sabtu. Berikut perincian jam kerja karyawan PKS Pagar Merbau: Jam kerja karyawan pengolahan dibagi menjadi 2 shift, yaitu: Shift 1
: Pukul 07.00 – 19.00 WIB
Shift 2
: Pukul 19.00 – 07.00 WIB
40 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Jam kerja karyawan administrasi adalah sebagai berikut: Senin- Kamis Pukul 07.00 – 12.00 WIB
: Jam Kerja
Pukul 12.00 – 14.00 WIB
: Jam Istirahat
Pukul 14.00 – 16.00 WIB
: Jam Kerja setelah istirahat
Jum’at Pukul 07.00 – 11.30 WIB
: Jam Kerja
Pukul 11.30 – 14.00 WIB
: Jam Istirahat
Pukul 14.00 – 16.00 WIB
: Jam Kerja setelah istirahat
Sabtu Pukul 07.00 – 13.30 WIB
: Jam Kerja
Tenaga Kerja yang dimiliki oleh PKS Pagar Merbau adalah sebanyak 181 orang. Tenaga kerja tersebut terdiri dari: Tabel 7. Tenaga Kerja PKS Pagar Merbau PTPN 2. Sumatera Utara No 1 2 3 4 5 6 7 8
Bagian Karyawan Pimpinan Karyawan Administrasi Pengolahan Shift 1 Pengolahan Shift 2 Laboratorium Bengkel Umum Bengkel Listrik Bengkel Traksi Jumlah
Jumlah 5 19 40 40 41 19 8 9 181
Sumber: PKS Pagar Merbau PTPN 2. Sumatera Utara Perusahaan juga membutuhkan struktur organisasi yang baik dengan alur yang jelas agar terbentuk alur koordinasi yang baik untuk mencapai tujuan perusahaan. Inti dari pengorganisasian adalah pembagian tugas atau fungsi serta tanggung jawab kerja agar tujuan perusaahaan tercapai secara efektif dan efisien.
perpustakaan.uns.ac.id
41 digilib.uns.ac.id
42 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1. Manager Tugas dan tanggungjawab seorang manager adalah: a. Memonitor dan mengevaluasi biaya pengolahan dan biaya umum sehingga diperoleh harga pokok serendah mungkin. b. Memonitor dan mengevaluasi pemakaian spare part pabrik secara umum serta bahan-bahan proses pengolahan seefisien dan seefektif mungkin. c. Melaksanakan inspeksi secara rutin ke PKS Pagar Merbau. d. Melakasanakan pengendalian pemakaian sumber daya sistem kerja PKS. e. Mengevaluasi dan menyetujui Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) serta Rencana Kerja Operasional (RKO) yang dibuat PKS Pagar Merbau. f. Memonitor atau
mengevaluasi dan
meningkatkan
perolehan
rendemen minyak dan inti dengan menekan lossis sekecil mungkin. g. Mengambil langkah-langkah penyelesaian jika terjadi gejolak atau penyimpangan di PKS Pagar Merbau. h. Bertanggungjawab terhadap Direksi PTPN II. Wewenang seorang manager adalah : a. Berwenang terhadap semua pekerjaan yang ada di PKS Pagar Merbau serta terhadap pemakaian mesin dan peralatan. b. Menyetujui
wewenang
dan
tanggungjawab
personil
yang
dibawahinya sesuai bagan organisasi. 2. Asisten Laboratorium: Tugas dan tanggungjawab seorang asisten laboratorium adalah: a. Mengawasi operasi pabrik dalam hal kendali mutu dengan menggunakan semua sarana yang telah disediakan untuk mencapai kualitas dan kuantitas produksi yang telah ditentukan. b. Melaksanakan pemeriksaan besarnya lossis minyak dan inti yang terjadi selama proses pengolahan berlangsung.
43 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c. Mengawasi pemakaian bahan-bahan laboratorium dan bahan-bahan pembantu selama proses pengolahan berlangsung. d. Mengawasi pemeriksaan limbah pabrik baik dari hasil kegiatan produksi pabrik maupun kegiatan-kegiatan lain dan pengaruhnya terhadap lingkungan sekitar. e. Mengawasi dan membuktikan jumlah TBS yang masuk ke pabrik sesuai dengan Surat Pengantar Buah (SPB) dari tiap-tiap afdeling untuk menentukan kapasitas olah dan perhitungan rendemen bersama dengan asisten pengolahan. f. Mengawasi jumlah pengeluaran baik hasil produksi maupun tandan kosong dari kegiatan produksi. g. Mengawasi proses pengolahan air baik untuk kebutuhan proses maupun kebutuhan domestik di sekitar pabrik. h. Membuat laporan sebagai informasi bagi unit pengolahan. i. Bertanggungjawab terhadap manager pabrik. Wewenang seorang Asisten Laboratorium adalah: a. Menjamin dan menyetujui proses pengolahan b. Menyetujui
wewenang
dan
tanggungjawab
personil
yang
dibawahinya sesuai dengan bagian organisasi perusahaan. c. Menjamin dan menyetujui rencana kalibrasi peralatan atau pengukuran di pabrik yang ditugaskan kepadanya. d. Melaksanakan penelitian dan pengujian terhadap produk atau proses baru. 3. Asisten Pengolahan Tugas dan tanggungjawab seorang asisten pengolahan adalah: a. Menjamin bahwa kebijakan mutu dimengerti, diterapkan dan dipelihara seluruh mandor dan pekerja di proses pengolahan. b. Menbuat rencana pemakaian tenaga kerja, peralatan dan bahan– bahan kimia yang digunakan pada proses pengolahan sesuai dengan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) dan penjabaran ke Rencana Kerja Operasional (RKO).
44 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c. Berusaha agar proses pengolahan dilakukan efektif dan efisien agar produktivitas dapat tercapai. d. Mempersiapkan agenda meeting yang berhubungan dengan proses pengolahan seperti produksi, tenaga kerja, peralatan dan bahan kimia yang digunakan. e. Mengendalikan proses pengolahan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan. f. Melakukan pengawasan terhadap identifikasi dan penelusuran yang berhubungan dengan proses pengolahan sampai produk akhir di gudang. g. Melakukan adjusment sesuai data-data yang telah diberikan oleh Asisten Laboratorium. h. Melakukan pengawasan terhadap jumlah bahan baku yang diterima serta produksi yang dikirim. i. Mengawasi penanganan
proses pengolahan dan produk yang
dihasilkan sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan serta penanganan packing dan penyimpanannya. j. Mengawasi dan mengevaluasi stock produksi yang ada di gudang atau storage tank. k. Mengendalikan catatan mutu termasuk identifikasi, pengarsipan dan pemeliharaan
apakah
sesuai
dengan
spesifikasi yang telah
ditentukan. l. Mengorganisasi audit di proses pengolahan sehingga internal audit dan external audit dapat dilaknsanakan secara efektif. m. Bertanggungjawab terhadap kebersihan seluruh lingkungan pabrik. n. Bertanggungjawab terhadap pencapaian target produksi sesuai dengan bahan baku yang diterima. o. Melakukan tindakan perbaikan dan pencegahan yang ditemukan di dalam internal audit dan external audit. p. Menandatangani dan mengevaluasi check sheet dalam proses pengolahan.
45 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
q. Membuat laporan manajemen pengolahan. r. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan untuk semua Mandor proses pengolahan. Wewenang seorang Asisten Pengolahan adalah: a. Menentukan annual gold (sasaran mutu) tahunan yang berhubungan dengan proses di pengolahan. b. Memulai dan menghentikan produksi sesuai dengan rencana produksi. c. Melakukan penyesuaian proses produksi sesuai dengan data yang diterima dari laboratorium. d. Menghentikan produksi apabila terjadi trouble shooting peralatan e. Menyetujui
wewenang
dan
tanggungjawab
personil
yang
dibawahinya sesuai dengan bagan organisasi. 4. Asisten Maintenance Tugas dan tanggungjawab seorang asisten maintenance adalah: a. Menjamin bahwa kebijakan mutu dimengerti, diterapkan dan dipelihara oleh semua Mandor-mandor dan pekerja di Bengkel Umum/Bengkel Listrik/ Bengkel Traksi. b. Menjamin bahwa semua aktivitas yang dilakukan oleh pelaksanaan teknik sesuai dengan prosedur mutu dan instruksi kerja yang telah didokumentasikan dan diimplementasikan hingga efektif. c. Mempersiapkan agenda meeting untuk tinjauan manajemen yang berhubungan dengan masalah-masalah di Bengkel Umum/Bengkel Listrik/ Bengkel Traksi. d. Mengajukan
permintaan
bahan-bahan
dan
alat/mesin
untuk
kepentingan di Bengkel Umum/Bengkel Listrik/ Bengkel Traksi. e. Memelihara semua dokumen PM, SD dan catatan mutu di bagian Bengkel Umum/Bengkel Listrik/ Bengkel Traksi. f. Menjamin bahwa semua peralatan /mesin yang digunakan dalam proses telah siap dioperasikan oleh pabrik.
46 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
g. Merencanakan semua peralatan/mesin baik pemeliharaan secara rutin maupun pemeliharaan breakdown. h. Menjamin dan memeriksa rencana dengan aktivitas-aktivitas hasil pemeliharaan baik secara rutin maupun break down. i. Bertanggungjawab terhadap pemakaian spare parts serta mencatat waktu pemeliharaan. j. Menandatangani laporan pemeliharaan rutin dan pemeliaraan break down. k. Membuat laporan emergency maintenance. l. Bertanggungjawab
terhadap
pelaksanaan
kalibrasi
alat-alat
pemeriksaan pengukuran dan alat-alat uji yang digunakan di pabrik. m. Mengidentifikasi kebutuhan terhadap semua personil yang ada pada pengawasannya. n. Menindaklanjuti tindakan-tindakan perbaikan yang ditemukan pada internal audit. Wewenang seorang Asisten maintenance adalah: a. Menerima laporan hasil perbaikan /reparasi yang diborongkan kepada kontraktor. b. Membantu manager dalam evaluasi hasil reparasi yang dilakukan kontraktor. c. Menentukan spare parts yang digunakan pada mesin sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. d. Menyetujui
pekerjaan
yang
dilakukan
oleh
Mandor
atau
mekanik/listrik termasuk work shop. e. Menyetujui
wewenang
dan
tanggungjawab
personil
yang
dibawahinya sesuai dengan bagan organisasi. 5. Kepala Tata Usaha: Tugas dan tanggungjawab seorang kepala tata usaha adalah: a. Menjamin bahwa kebijakan mutu dimengerti, diterapkan dan dipelihara oleh semua personil yang ada di bagian organisasi.
47 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Menjamin bahwa semua aktivitas pekerjan pada pembelian, persetujuan rekanan, pengadaan produk yang tidak berwujud sesuai dengan prosedur mutu yang telah didokumentasi dan diterapkan secara efektif. c. Memeriksa dan mengevaluasi setiap permintaan dari bagian terkait untuk desesuaikan kepada rekening anggaran/budget. d. Mengawasi pelaksanaan identifikasi terhadap semua bahan/alat yang diterima di gudang pabrik. e. Membuat atau melaksanakan pengeluaran barang (AU-58) dan penerimaan barang (AV-53). f. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan untuk semua personil di bagian administrasi. Wewenang seorang kepala tata usaha adalah: a. Melakukan tindakan perbaikan dan pencegahan jika terjadi masalah yang berhubungan dengan pemeliharaan sesuai dengan persetujuan Asisten terkait. b. Memeriksa atau mengoreksi daftar sisa barang yang ada di gudang masing-masing PKS. c. Menyetujui
wewenang
dan
tanggungjawab
personil
yang
dibawahinya sesuai dengan bagan organsasi. 6. Perwira Pengaman Tugas dan tanggungjawab seorang perwira pengamanan adalah: a. Menjamin bahwa kebijakan mutu dimengerti, diterapkan dan dipelihara di seluruh tingkat organisasi Pasukan Pengamanan PKS Pagar Merbau. b. Membantu Manajer dalam penanganan dan pengamanan di Kebun/Pabrik. c. Menangani hal-hal pencurian dan tersangka dan menyerahkan kepada pihak yang berwajib serta di dalam penanganan pengamanan kebun dan pabrik.
48 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
d. Mengadakan jaringan komunikasi/pendekatan terhadap pihak yang terkait di dalam penanganan unjuk rasa dan lain-lain yang sifatnya untuk mengamankan kebun dan pabrik. e. Mengadakan dan menugaskan personil yang dibawahi untuk melaksanakan patroli pada areal kebun dan pabrik. Wewenang seorang perwira pengamanan adalah: a. Menyetujui
wewenang
dan
tanggungjawab
personil
yang
dibawahinya sesuai dengan bagan organisasi. C. Kegiatan Produksi Perusahaan Proses produksi merupakan cara, metode dan teknik yang digunakan untuk mengolah bahan baku minyak dan inti sawit yaitu tandan buah segar agar didapatkan produk yang sesuai jumlah dan mutunya. Prosedur pengolahan tandan buah segar dibagi atas 6 tahapan (stasiun): 1. Stasiun Penerimaan Buah (Fruit Station) a. Timbangan Bahan baku pengolahan berasal dari tanaman kelapa sawit yang disebut Fresh Fruit Bunches (FFB) atau Tandan Buah Segar (TBS). Tandan buah segar berasal dari kebun maupun pihak ketiga diangkut dengan menggunakan truk ke pabrik. Proses pengolahan dimulai dari penimbangan buah untuk mengetahui jumlah TBS ke PKS. Berat Netto TBS dihitung dari selisih berat truk beserta TBS (bruto) dengan berat truk kosong (tarra). b. Penimbunan Buah Setelah ditimbang, TBS kemudian dibawa menuju loading ramp. PKS Pagar Merbau memiliki loading ramp sebanyak 22 pintu dengan kapasitas 8-10 ton tiap pintu yang membuka-menutupnya diatur menggunakan hydraulic. Penggolongan mutu TBS kelapa sawit didasarkan pada jumlah buah yang memberodol sampai di loading ramp yang dinyatakan sebagai fraksi. Fraksi buah adalah derajat kematangan TBS yang diterima di pabrik dan diklasifikasikan sebagai berikut:
49 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Fraksi 00 (sangat mentah) yaitu TBS normal (bukan buah katekopen dan buah sakit) yang belum mempunyai buah lepas memberondol 0%. Fraksi 0 (mentah) yaitu TBS yang memiliki buah lepas memberondol 12,5% dari permukaan luar. Fraksi I (mentah) yaitu TBS yang memiliki buah lepas memberondol 12,5-25% dari permukaan luar. Fraksi II (matang I) yaitu TBS yang memiliki buah lepas memberondol 25-50% dari permukaan luar. Fraksi III (matang II) yaitu TBS yang memiliki buah lepas memberondol 50-75% dari permukaan luar. Fraksi IV (lewat matang) yaitu TBS yang memiliki buah lepas memberondol 75-100% dari permukaan luar. Fraksi V (sangat matang) yaitu TBS yang buah dalamnya ikut memberondol. Buah busuk yaitu buah yang telah membusuk akibat terlalu lama dibiarkan di piringan yang dikenal dengan bentuk fisik yang berarir dan warna hitam. Gagang yaitu tangkai TBS maksimum 2,5 cm. 2. Stasiun Rebusan (Sterilizing Station) Sterilizer adalah bejana uap tekan yang digunakan untuk merebus buah. Proses perebusan ini sangat penting karena akan mempengaruhi mutu minyak kelapa sawit nantinya. Dalam proses ini buah kelapa sawit dibiarkan dengan waktu tertentu di dalam sterilizer. PKS Pagar Merbau memiliki 4 buah ketel rebusan tetapi hanya 3 yang dapat berfungsi dengan ukuran sebagai berikut: Diameter luar
: 2,1 m
Panjang
: 30,75 m
Panjang total
: 31,675 m
Tekanan standardt
: 2,8-3 kg/cm2
Tekanan maksimum
: 3,5 kg/cm2
50 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Jumlah isian maksimal
: 10 Lorry
Kapasitas
: 23-25 ton
Sistem perebusan yang umum digunakan ada dua yaitu double peak (dua puncak) dan triple peak (tiga puncak) dengan waktu berkisar antara 90-100 menit tiap merebus dengan suhu ±130 0C. Jumlah puncak dalam proses perebusan ditunjukkan dari jumlah pembukaan atau penutupan dari steam inlet atau exhause valve secara otomatis. Sistem perebusan yang dilakukan oleh PKS Pagar Merbau dalah perebusan dengan sistem 3 puncak (triple peak sterilization). Grafik pada sterilizer dapat dilihat pada gambar di bawah ini: Gambar 5. Grafik Perebusan Sistem 3 Puncak
Tujuan perebusan atau sterilisasi dari tandan buah segar yaitu: a. Menghentikan aktivitas enzim lipase yang menguraikan minyak menjadi asam lemak bebas (free fatty acid) dan menghentikan kegiatan hidrolisa yang sudah terjadi. b. Memudahkan pelepasan buah dari tandan pada waktu penebahan zat-zat polisakarida yang bersifat perekat akan terhidrolisa dan pecah menjadi monosakarida yang melarut. c. Melunakkan buah agar daging buah mudah melepas dari biji serta untuk memudahkan pelepasan minyak dari sel-sel nya pada waktu pemerasan di dalam digester. d. Mengurangi kadar air dalam buah.
51 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
e. Menghidrolisa zat-zat karbohidrat yang berada sebagai koloid di dalam protoplasma menjadi glukosa yang dapat larut dan menghasilkan tekanan osmosis yang membantu memecahkan dinding sel sehingga minyaknya dapat keluar. f. Menkoagulasi zat-zat albumin agar tidak terikut dengan cairan kempa karena albumin dapat membuat campuran minyak dan air menjadi emulsi yang menyulitkan pemisahan minyak pada stasiun klarifikasi. Hal - hal yang perlu diperhatikan dalam perebusan adalah: a. Tekanan Uap dan Lamanya Perebusan. b. Standard Losis Minyak: i.
Air rebusan
: 0,3 - 0,6 % / contoh
ii.
Tankos
: 1,5 - 2,1 % /contoh
c. Pembuangan Udara dan Air Kondensat, udara yang ada dalam rebusan harus dikeluarkan karena menurunkan tekanan (panas tidak sempurna). Cara pengeluaran ini disebut deaerasi dengan cara membuka penuh kran kondensat 5-10 menit. d. Pembersihan seluruh brondolan dan sampah-sampah yang jatuh dalam rebusan sehingga dapat menyumbat aliran air pada pipa-pipa kondensat atau pipa-pipa udara. 3. Stasiun Bantingan (Thressing Station). Yaitu Stasiun Pemisahan Brondolan dari tandannya sehabis mengalami perebusan. Di PKS Pagar Marbau terdapat 2 line stasiun bantingan. Dalam stasiun bantingan terdiri dari: a. Hoisting Crane Alat untuk mengangkut lorry yang berisi buah masak dan dituangkan kedalam hopper dan menurunkan lorry kosong ke nail track. Kapasitas angkut housting crane: 5 ton. b. Hopper Tempat untuk menampung buah masak sebelum di jalankan dengan automatic feeder. Kapasitas hopper ± 4-5 lorry buah masak. Pengisian
52 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
hopper jangan terlampau penuh agar buah tidak terlalu padat dan penurunan ke automatic feeder tidak tersendat. c. Pengisian Otomatis (Automatic Feeder) Setelah di hopper buah akan dijalankan ke alat automatic feeder menuju ke bantingan (thresser). Kecepatan penuangan dapat diatur dengan menyetel ratio gear box. d. Bantingan (Stripper) Alat yang digunakan untuk melepaskan dan memisahkan buah dari tandannya, umumnya berbentuk drum dengan cara memutar drum dengan kecepatan ± 23-25 rpm sehingga tandan terbanting dan buah lepas dari tandan. Ukuran stripper adalah sebagai berikut: Diameter
:2m
Panjang
:4m
Melalui kisi - kisi drum buah brondolan jatuh dan masuk kedalam conveyor under thresser sedangkan tandan kosong terdorong keluar dibawa empty bunch conveyor. Pengisian yang teratur, merata dan jangan terlampau penuh agar brondolan terlepas sempurna dari tandannya. pengisian yang terlampau penuh mengakibatkan brondolan tidak lepas sempurna dan lossis minyak pada tandan kosong meningkat. e. Fruit Conveyer Under Thresser Alat untuk mengangkut brondalan-brondolan ke fruit elevator. Terletak di bawah thresser yang menampung brondolan–brondolan. f. Fruit Elevator Alat yang mengangkut brondolan - brondolan masuk ke dalam distributing conveyer pada stasiun ekstraksi. Alat ini menggunakan timba-timba yang terikat pada rantai dan digunakan untuk mengangkut buah masak atau brondolan masak. g. Empty Bunch Conveyer Alat untuk mengangkut tandan kosong dari basil bantingan berupa rantai yang ditambahkan screpper untuk membawa tongkos.
53 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4. Station Press (Pressing Station) Stasiun Press ini adalah Stasiun dimulainya pengambilan minyak dari buah dengan melumat dan mengempa buah. Di PKS Pagar Marbau ini Stasiun Press ada 2 line masing - masing line terdiri dari 4 alat yaitu: a. Distributing Conveyer Alat ini untuk mendistribusikan buah/brondolan yang diterima dari timba-timba buah fruit elevator ke masing-masing digester. b. Cross Conveyor Alat untuk membawa buah ke distributing conveyer secara silang digunakan apabila salah satu line fruit elevator tidak berfungsi. c. Ketel Adukan (Digester) Alat ini digunakan untuk melumatkan brondolan sehingga daging buah terpisah dari biji. Merupakan bejana silinder berdiri vertikal yang didalamnya terpasang 5 pasang pisau-pisau (steering arms) yang terikat pada poros yang berputar. Pisau bagian bawah (bottom steering arm) disamping sebagai pengaduk juga dapat berfungsi sebagai pendorong cake keluar menuju talang dan press cake. Ukuran digester yaitu: Diameter dalam
: 1,2 m
Tinggi digester
: 2,9 m
Kapasitas
: 15 ton brondolan /jam
Dalam
digester
diperlukan
suhu
panas
90-110°C
untuk
mempermudah proses pelumatan. Panas yang didapat dari uap sistem injection dan pemanasan sistem mantel. Hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu: i. Pada saat beroperasi pengisian digester harus penuh atau 3/4. ii. Frekuensi pengadukan yang tidak terlalu tinggi sehingga minyak tidak terlalu tergenang. iii. Pipa minyak keluar dari bottom bearing harus tetap bersih agar minyak dapat lancar mengalir ke oil gutter. iv. Kebocoran minyak dihindari.
54 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
v. Perawatan terhadap kran-kran dan pisau-pisau digester d. Pengempa atau Press Alat untuk memisahkan minyak dari daging buah yang berasal dari digester. Alat ini terdiri dari sebuah silinder (press cylinder) yang berlubang dan didalamnya dipasang 2 buah ulir (screw) yang berputar berlawanan arah. Tekanan pengepressan diatur oleh 2 buah konus yang berada pada bagian ujung press yang dapat bergerak maju mundur secara hidrolik. Adanya massa yang keluar dari digester melalui talang masuk ke dalam press silinder dan mengisi worm. Volume setiap space worm berbeda semakin mengarah ke ujung as screw dengan volume semakin kecil sehingga cake tertekan dan minyak terperas. Minyak kasar akan terpisah dan keluar dari lubanglubang press cylinder dan ditampung pada talang minyak (oil gutter) yang diteruskan ke vibro separator masuk ke crude oil tank sedangkan dari bagian muka atau sela-sela cone akan keluar cake dan jatuh lalu ditampung di cake breaker conveyor. Hal- hal yang harus diperhatikan yaitu : i. Cake yang keluar harus merata disekitar konus. ii. Tekanan hidrolik antara 50 - 60 kg / cm2. iii. Tekanan press tinggi mengakibatkan : Kadar inti pecah bertambah Kerugian inti bertambah iv.Tekanan press rendah mengakibatkan: Cake basah Kerugian minyak pada ampas dan biji Jumlah biji pecah sedikit Bahan bakar (ampas) basah menyebabkan pembakaran tidak sempurna v.Kebersihan alat – alat vi.Standard losses miyak yaitu: Pada ampas
: 5 - 6 % / contoh
55 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pada biji
: 0,3 - 0,6 %/contoh
vii.Cake Breaker Conveyer Ampas press yang masih bercampur biji dan gumpalan serat (fibre) masih banyak mengandung air sebingga perlu dipecah dengan alat pemecah ampas (cake breaker conveyer). Alat ini berupa talang yang berisi pedal-pedal diikat pada poros yang berfungsi untuk mengaduk-aduk ampas press dengan cara berputar sambil mendorong ampas keujung talang untuk memisahkan biji dan serabut di pemisah biji (depericarper). Selanjutnya serabut (fibre) dipergunakan untuk bahan bakar boiler sedangkan biji dibawa ke stasiun pengolahan biji (kernel plant). 5. Stasiun Pengolahan Biji (Kernel Plant) Stasiun ini adalah stasiun untuk memperoleh inti sawit. Biji dari pemisahan biji dan ampas diolah di stasiun ini untuk diperam, dipecahkan serta dipisahkan antara inti dan cangkang. Inti dikeringkan dalam kernel silo untuk dikirim. Cangkang digunakan sebagai bahan bakar pada boiler. Adapun peralatan yang terdapat di dalam stasiun ini adalah: a. Depericarper Alat untuk memisahkan ampas dan biji dan membersihkan biji dari sisa-sisa serabut yang masih melekat pada biji. Terdiri dari kolom pemisah (separating coloum) dan polishing drum. i. Separating Coloum (Kolom Pemisah) Merupakan ruang pemisah antara serat dan biji. Pemisahan dilakukan dengan cara pengisapan karena hampa udara oleh isapan blower. Serat dan biji yang dibawa oleh cake breaker conveyor jatuh pada separating coloum dan oleh isapan blower serat akan terisap (biji kecil) masuk kedalam siklon ampas (fibre cyclone) dan melalui air lock masuk kedalam conveyor bahan-bakar untuk boiler.
56 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
ii. Polishing Drum Polishing drum berfungsi untuk membersihkan serat-serat yang masih melekat pada biji. Ukuran polishing drum yaitu: Diameter
: 1 meter
Panjang
: 7,5 meter
Kapasitas
: 6 ton biji/jam
Putaran
: 32rpm
b. Nut Elevator Berfungsi untuk mengangkut biji-biji yang keluar dari polishing drum dengan menggunakan timba-timba. c. Nut Silo (Silo Biji) Berfungsi untuk memeram biji agar mudah dipecah dan diproses selanjutnya (Ripple mill). Pada silo ini kadar air yang terkandung pada biji akan dikurangi dengan cara meniupkan udara panas yang dialirkan melalui elemen panas. Dengan suhu untuk bagian atas sebesar 60°C, tengah sebesar 50°C, dan bawah sebesar 40oC. Pemanasan dan pemeraman dilakukan selama 8-9 jam sampai kadar air ± 9%. Dalam kondisi ini biji dapat dipecahkan dengan baik dan inti mudah lepas dari cangkang. Hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu: i. Pengisian silo biji harus penuh agar kalori tidak banyak terbuang. ii. Bidang penurunan (shaking grade) harus bersih sehingga penurunan biji merata. Adapun ukuran silo adalah sebagai berikut: Panjang
: 3 meter
Lebar
: 3 meter
Tinggi
: 7 meter ditambah bidang penurunan
Kapasitas
: 3,5 ton /jam
d. Nut Granting Drum (Tabung Pemisah Biji) Alat ini untuk menyeleksi/memisahkan biji menurut besarnya diameter biji agar biji-biji yang masuk ke ripple mill atau cracker diusahakan merata. Biji-biji terpisah menurut fraksi-fraksi kecil, sedang
57 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dan besar. Alat ini berupa drum yang berlubang-lubang menurut besar yang telah disesuaikan dan berputar. Biji-bji yang telah disesuaikan ukurannya sesuai lubang-lubang pada drum tersebut masuk ke dalam ripple mill atau cracker. e. Ripple Mill Berfungsi untuk memecahkan biji sehingga inti terlepas dari cangkangnya. Ripple Mill terbagi dari 2 bagian: i. Rotating Rotor Terdiri dari rod (ripple bar) dari high carbon steel berjumlah 30 batang dimana 15 batang pada bagian luar dan 15 batang pada bagian dalam. ii. Stationary Plate (Ripple Pad) Plat bergerigi tajam dari high carbon steel. Alat ini dapat memecah biji tanpa melalui pemeraman dalam nut silo asalkan proses perebusan dilaksanakan dengan sangat baik. Efifiensi pemecahan berkisar antara 95-98%. Efisiensi pemecahan alat ini (biji utuh tinggi) rendah karena: 1) Pengisian terlalu penuh / banyak 2) Putaran rotor kurang 3) Ripple bar dan ripple pad aus 4) Biji kurang kering Sedangkan persentase inti pecah tinggi karena: 1) Putaran rotor terlalu tinggi 2) Biji masuk terlampau sedikit f. Dry Separating System Inti yang dibawa oleh dry nut conveyor menuju ke separating coloum yang memisabkan dua bagian: i. Material ringan seperti serat-serat cangkang, inti pecah tipis akan terhisap dan melalui cylone akan jatuh ke silo cangkang dan selanjumya digunakan untuk bahan bakar boiler.
58 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
ii. Material berat yang lebih berat seperti inti bulat, inti setengah pecah akan terbisap dan jatuh oleh pneumatic transport di dorong dan dimasukkan ke kernel silo inti. g. Silo Inti Tempat mengeringkan inti yang masih mengandung air sebesar 1525%. Pengeringan menggunakan blower dengan elemen pemanas. Kadar air inti yang disyaratkan 6-7%. Dalam silo ini inti sawit dapat tahan lama disimpan ± 6 bulan. Proses pengeringan dalam silo ini ± 7 jam dengan pemberian panas continue. Pemanas pada elemen atas bersuhu 70 °C, elemen tengah bersuhu 60 °C, dan elemen bawah bersuhu 40 °C. Setelah dirasakan cukup kering dan kadar air yang telah memenuhi syarat, inti dalam silo diturunkan untuk dikirim di buckling/kernel bin. Ukuran silo inti adalah sebagai berikut: Panjang
: 2 meter
Lebar
: 2 meter
Tinggi
: 8 meter
Kapasitas
: 1,5 - 2 ton /jam
6. Stasiun Pemurnian Minyak (Clarification Station) Stasiun Klarifikasi adalah stasiun pemurnian minyak yang merupakan stasiun terakhir untuk pengolahan minyak. Minyak kasar (GPO) dari stasiun pressan dikirim ke stasiun ini untuk diproses lebih lanjut sehingga didapat minyak produksi yang sesuai dengan kualitas dan kuantitas yang diharapkan. Dalam stasiun ini terdapat alat-alat: a. Oil Gutter (Talang Minyak) Talang minyak dipasang dibawah screw press untuk menampung crude oil dari screw press dan dialirkan oleh air panas ke vibro sweco. Air untuk mengalirkan minyak kasar ini harus benar-benar panas dan cukup agar pemisahan minyak cepat terjadi.
perpustakaan.uns.ac.id
59 digilib.uns.ac.id
b. Vibro Separator (Ayakan Getar) Berfungsi untuk memisahkan/menyaring kotoran-kotoran berupa serat-serat atau kotoran lainnya dari minyak kasar. Kotoran-kotoran berupa ampas dikembalikan kembali melalui corong ke timba-timba fruit elevator dan diolah kembali. Vibro separator ini bergetar dan memakai saringan kawat dengan saringan mesh 20-40. Cairan minyak dari vibro separator ditampung dalam tangki minyak kasar (crude oil tank). Hal - hal yang perlu diperhatikan yaitu: i. Pengenceran dengan air panas diatur agar perbandingan minyak dengan air lumpur sesuai. ii. Kawat saringan bila rusak harus segera diganti. iii. Hindari kebocoran-kebocoran dari talang pipa atau dari vibro separator itu sendiri c. Tangki/ Pompa Minyak Kasar (Crude Oil Tank Pump) Minyak kasar yang sudah tersaring akan masuk ke tangki minyak kasar. Dalam tangki ini akan dilakukan penambahan panas agar minyak cepat terpisah dan mengendapkan kotoran-kotoran. Panas yang ada dilakukan dengan injeksi uap (steam injection). Temperatur pada tanki ini diharapkan ± 90°C. Minyak dalam tangki ini dipompakan ke dalam tangki pisah (continous tank) dengan pompa minyak kasar (crude oil pump). d. Tangki Pemisah (Continous Tank) Merupakan tangki untuk pemisahan pertama antara minyak dengan sludge secara pengendapan. Untuk mempermudah pemisahan suhu dipertahankan 90-95 °C dengan injeksi uap. e. Tangki Masakan Minyak (Oil Tank) Minyak pada tangki pemisah pada ruang kedua dialirkan ke tangki ini melalui alat skimmer. Diberi penambahan panas dengan pipa spiral pada bawah dan atas tangki. Temperatur minyak dalam tangki ini diharapkan antara 90-100°C.
perpustakaan.uns.ac.id
60 digilib.uns.ac.id
Hal - hal yang harus diperhatikan yaitu: i. Saringan uap dan uap yang mengalir harus berfungsi dengan baik. ii. Dengan penambahan uap diharapkan kadar air dalam minyak di tangki masakan antara 0,5-0,7% dan kadar kotoran antara 0,1-0,3%. iii. Pipa uap spiral sebaiknya terbenam dalam cairan minyak untuk mendapatkan transfer panas yang efektif. f. Sentrifusi Minyak (Oil Purifier) Alat yang berfungsi untuk memurnikan minyak yang berasal dari tangki masakan minyak yang masih mengandung air ± 0,5-0,17% dan kotoran 0,1-0,3%. Kadar air dalam minyak setelah proses oil purifier ini diusahakan 0,3-0,4% dan kadar kotoran 0,010-0,15%. Suhu minyak diusahakan 90-95°C. g. Tangki Transfer (Transfer Tank) Tangki yang digunakan untuk menampung minyak dari oil purifier dan mengatur jumlah minyak masuk ke dalam tangki pompa udara (vacuum dryer) agar merata dan tetap. h. Pengeringan Minyak (Vacum Dryer) Berfungsi untuk memisahkan air dari minyak dengan cara penguapan hampa udara. Hasil yang diharapkan dari proses di sini adalah minyak yang berkadar air 0,1-0,15% dan kadar kotoran 0,0130,015%. Alat ini merupakan tabung hampa udara yang mempunyai 3 tingkat steam injector. Tekanan vacum dryer berkisar 0,8-1 kg/cm2. Tekanan uap untuk steam injector 3 tingkat ini dibutuhkan 10-12 kg/cm2. Minyak yang keluar dari vacum dryer ini langsung dikirim ke tangki timbun (storage tank) dan siap untuk dijual. i. Tangki Timbun (Storage Tank) Berfungsi untuk menyimpan minyak kelapa sawit yang siap untuk dijual. Minyak dalam tangki ini harus selalu dipanaskan dengan cara dipasang pipa pemanas dengan uap dan dicapai suhu 50-55°C untuk menghindarkan kenaikan Asam Lemak Bebas (ALB) atau Free Fatty Acid (FFA) dan kadar air dalam minyak di tangki.
perpustakaan.uns.ac.id
61 digilib.uns.ac.id
j. Tangki Lumpur (Sludge Tank) Tangki yang digunakan untuk menampung sludge dari hasil pemisahan di tangki pemisah (ruang ketiga). Sludge yang masih mengandung minyak 7-9%. Dalam tangki ini dipasang pipa steam injection untuk memanaskan dan mengencerkan sludge. Diusahakan suhu sludge tank berkisar 90-100°C . k. Saringan Berputar (Brush Strainer) Berfungsi sebagai alat pemisah serabut-serabut, pasir dan kotorankotoran yang terdapat dalam sludge sebelum diolah di sludge separator. Alat ini terdiri dari tabung silinder yang berlubang-lubang halus dan dipasang sikat-sikat kawat baja sebanyak 5 pasang dan diikatkan pada poros yang berputar. l. Sand Cyclone Sludge dari Brush Strainer diperkirakan masih mengandung pasir dan masih perlu diproses lagi pada alat sand cyclone ini agar proses lanjutan di sludge separator lancar. m. Sentrifusi Sludge (Sludge Separator) Alat ini berfungsi memisahkan minyak dari air, sludge dan kotoran. Sludge yang masuk ke alat ini terdiri dari air ± 80-85%, bahan peralatan bukan minyak 8-12% dan minyak 5-10%. Air dan kotoran dibuang keluar dari alat ini, sedangkan minyak akan dipompakan kembali ke continous tank. Suhu sludge yang ada di alat ini berkisar 95100 °C. Penambahan panas dengan suhu 70-90 °C. Dalam proses ini kadar minyak pada sludge separator diharapkan 0,3-0,5%. n. Reclaimed Oil Tank Berfungsi untuk menampung minyak dari
Sludge Separator
sebelum dipompakan ke contious tank. o. Fat Pit Suatu bak penampung sludge buangan minyak-minyak yang keluar dari bocoran-bocoran alat di stasiun klarifikasi yang dialirkan di parit
62 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dan dipompakan ke bak ini dan dikumpulkan dan akan dikutip kembali sludge dan minyak tersebut dengan dipompakan untuk masuk ke crude oil tank dan selanjutnya diproses lagi dis klarifikasi D. Pengendalian Mutu Pengendalian mutu di PKS Pagar Merbau PTPN 2. Sumatera Utara dilaksanakan oleh instalasi laboratorium. Laboratorium berfungsi untuk menetapkan mutu produk akhir maupun hasil dari setiap stasiun kerja. Hasil proses tersebut juga dianalisa kadar rendaman CPO dan kernel inti karena salah satu faktor maju mundurnya perusahaan ditentukan oleh standardisasi mutu produk yang dihasilkan. Untuk menjaga standarisasi mutu minyak kelapa sawit dan kernel pada range dan untuk mengetahui kehilangan beban dalam proses maka diperlukan laboratorium. Analisa-analisa yang dilakukan di laboratorium PKS Pagar Marbau antara lain meliputi: 1. Analisa Asam Lemak Bebas (ALB) /Free Fatty Acid (FFA) 2. Analisa Kadar Minyak 3. Randamen 4. Kadar Air 5. Fraksi Inti Utuh, Pecah dan Kotoran 6. Analisa Air yaitu Analisa IDS, Alkinitas, Hardness dan Tanin Indeks. Tabel 8. Norma CPO yang digunakan di PKS Pagar Merbau Uraian Kadar ALB (%) Kadar Air (%) Kadar Kotoran (%) Peroksida (%) Bil. Anisida (%) Dobl (%) Bil. IOD Fe (Besi) ppm (%) Cu (Tembaga) ppm (%) Titik Cair
Norma 2,5-3,5 0,10-0,15 0,015-0,020 5,0 max 5,0 max 2,5 max 51 max 5 max 0,3 max 39-41
Sumber: Laboratorium PKS Pagar Merbau
perpustakaan.uns.ac.id
63 digilib.uns.ac.id
E. Pemasaran Hasil Pemasaran hasil produksi PTPN yang bernaung dalam koordinator wilayah I dikelola oleh Kantor Pemasaran Bersama (KPB). Daerah pemasaran hasil produksi perkebunan yang dikelola oleh KPB dibagi menjadi dalam dan luar negeri. Untuk pemasaran dalam negeri dilaksanakan KPB kepada penyalur yang telah ditetapkan berdasarkan surat keputusan Menteri Perdagangan. Semua hasil yang akan dikirim ke KPB harus melalui perintah dari Kantor Direksi (Kandir). Pihak Kandir akan memerintahkan kepada PKS Pagar Merbau untuk mengeluarkan produksinya sebanyak yang dibutuhkan pelanggan.