IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan PT ABC Finance (nama perusahaan disamarkan) didirikan pada tanggal 29 Maret 1993, dan baru beroperasi pada tanggal 3 Mei 1994, setelah mendapatkan izin dari Departemen Keuangan pada tanggal 14 April 1994. Izin yang diberikan khususnya bergerak dalam bidang usaha lembaga pembiayaan konsumen selain dari izin lainnya untuk usaha sewa guna usaha dan credit card. Sejak awal berdiri, PT ABC Finance langsung berkembang menjadi perusahaan yang baik dan terpercaya. Dalam waktu 3 tahun telah mempunyai 13 cabang yang tersebar luas di Pulau Jawa. Namun krisis moneter pada tahun 1998 ikut mempengaruhi perkembangan usaha, sehingga pada tahun 2000 PT ABC Finance baru dapat lagi memulai kembali mengembangkan usahanya dengan merekstruktur pemegang saham dan manajemen baru. Struktur organisasi PT ABC Finance dapat dilihat pada Gambar 6. PT ABCFinance tumbuh pesat tahun demi tahun dan pada akhir tahun 2008 aset PT ABC Finance telah mencapai 1,2 Triliun Rupiah. Tahun 2010, PT ABC Finance telah mempunyai 43 cabang yang tersebar di Pulau Jawa, Bali, Sumatera, dan Lombok yang diantaranya 3 cabang adalah cabang PT ABC divisi pembiayaan syariah. Pada tahun 2011 ini, PT ABC Finance akan menambah cabang sebanyak 14 kantor cabang PT ABC Finance konvensional maupun syariah yang tersebar hingga ke Pulau Kalimantan.
Board of Commisioner s
`
Board of Directors
Regional Manager
Area Manager Area Manager
Marketing Dept. Head
Marketing Research & Analyst Product Development Marketing Support
HR Division Head
Finance & Accounting Div. Head
Corporate Secretary
IT Divison Head
HRD
Accounting
Technical Support
General Affair
Finance
Data Warehouse & Development
Compensation & Benefits
Operation Division Head
Comptroller
Branch Operation Support
Internal Audit & User Reff.
Assets
Compliance & Controll
Liabilities
Support Company Business
Credit Cycle Division Head Credit Policy Collection Policy Asset Disposal
Corporate Marketing
Gambar 6. Struktur organisasi PT ABC Finance
25
26
4.2. Perkembangan dan Tren Jumlah Kredit di PT ABC Finance Perkembangan kredit pada tahun 2008-2011 secara grafik dapat dilihat pada Gambar 7. Analisis tren dilakukan dengan analisis quadratic trend model dengan software Minitab 14. Berdasarkan Gambar 7 Terlihat bahwa kredit yang disalurkan pada Desember 2008 hingga September 2011 trennya terus mengalami peningkatan. Secara rinci nilainya dapat dilihat pada Tabel 2. Analisa tren dilakukan dengan menggunakan quadratic trend model diperoleh persamaan: Yt = 57.246.088.434 + 5.785.694.582*t – 44.258.805*t**2 ........................ .
(5)
Trend Analysis Plot for Jumlah Kredit
Quadratic Trend Model Yt = 57246088434 + 5785694582*t - 44258805*t**2 2.2500E+11
Variable A ctual Fits
Jumlah Kredit
2.0000E+11
A ccuracy Measures MA PE 1.17671E+01 MA D 1.47214E+10 MSD 2.92165E+20
1.7500E+11 1.5000E+11 1.2500E+11 1.0000E+11 7.5000E+10 5.0000E+10 Month Year
r c De Ma 08 09 20 20
n p Ju S e
r c De Ma 10 20
r c n p Ju S e De Ma 11 20
n p Ju Se
Gambar 7. Analisa tren jumlah kredit tahun 2008-2011 Tabel 2. Rincian nilai kredit disalurkan PT ABC Finance tahun 2008-2010 Bulan Desember 2008 Januari 2009 Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Januari 2010 Februari Maret April
Nilai Kredit (Rp) 45,656,534,000 49,798,544,000 71,565,315,000 88,578,758,000 96,177,037,000 102,655,228,000 111,758,997,000 117,854,575,000 107,836,022,000 87,532,683,000 114,562,114,000 110,801,454,000 109,901,628,000 129,036,306,000 125,950,603,000 151,577,053,000 160,791,691,000
Sumber: PT ABC Finance, 2011 (diolah)
Bulan Mei 2010 Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Januari 2011 Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September
Nilai Kredit (Rp) 159,534,062,000 182,821,949,000 184,337,773,000 173,333,131,000 139,198,697,000 168,971,489,000 161,037,636,000 144,225,754,000 148,643,982,000 156,436,428,000 163,421,542,000 178,125,954,000 185,047,216,000 200,345,245,000 220,956,125,000 218,943,464,000 215,758,547,000
27
Peramalan dilakukan menggunakan single exponential smoothing dengan konstanta pemulusan 0,75 dengan software Minitab 14. Hasil peramalan nilai kredit untuk bulan Oktober 2011 diketahui sebesar Rp 216.287.870.245,00, grafiknya dapat dilihat pada Gambar 8. Realisasi nilai kredit pada bulan September 2011 yaitu sebesar Rp 215.758.547.000,00. Single Exponential Smoothing Plot for Jumlah Kredit Variable A ctual Fits Forecasts 95.0% PI
2.5000E+11
Jumlah Kredit
2.0000E+11
Smoothing C onstant A lpha 0.75
1.5000E+11
A ccuracy Measures MA PE 1.14757E+01 MA D 1.32712E+10 MSD 2.63584E+20
1.0000E+11
5.0000E+10 Month Year
c ar De M 08 09 20 20
r c n p Ju S e De Ma 10 20
r c n p Ju Se De Ma 11 20
n p Ju S e
Gambar 8. Peramalan nilai kredit tahun 2011 4.3 Perkembangan dan Tren Non Performing Loan (NPL) di PT ABC Finance Perkembangan Non Performing Loan (NPL) pada tahun 2008-2011 secara grafik dapat dilihat pada Gambar 9. Analisis tren dilakukan dengan analisis quadratic trend model dengan software Minitab 14. Berdasarkan Gambar 9 Terlihat bahwa NPL yang terjadi di PT ABC Finance pada Desember 2008 hingga September 2011 trennya terus mengalami peningkatan. Secara rinci nilainya dapat dilihat pada Tabel 3. Analisa tren dilakukan dengan menggunakan quadratic trend model diperoleh persamaan: Yt = Yt = 0,581761 + 0,0749168*t + 0,00438909*t**2 ..............................
(6)
28
Trend Analysis Plot for NPL
Quadratic Trend Model Yt = 0.581761 + 0.0749168*t + 0.00438909*t**2 9
Variable A ctual Fits
8 7
A ccuracy Measures MA PE 17.6989 MA D 0.5244 MSD 0.4836
NPL
6 5 4 3 2 1 0 Month Year
Dec Mar 2008 2009
Jun
Sep
Dec
Mar 2010
Jun
Sep
Dec
Mar 2011
Jun
Sep
Gambar 9. Analisa tren NPL tahun 2008-2011 Tabel 3. Rincian persentase NPL PT ABC Finance tahun 2008-2010 Bulan Desember 2008 Januari 2009 Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November
NPL (%) 1,15 0,95 1,05 1,14 1,25 1,28 1,35 1,46 1,34 1,39 1,80 2,01
Bulan Desember 2009 Januari 2010 Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November
NPL (%) 1,13 2,10 2,73 2,45 2,25 2,65 2,90 3,18 4,42 5,29 6,04 5,53
Bulan Desember 2010 Januari 2011 Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September
NPL (%) 7,40 6,56 6,73 5,98 6,13 6,05 6,38 7,14 7,58 7,63
Sumber: PT ABC Finance, 2011 (diolah) Peramalan dilakukan menggunakan single exponential smoothing dengan konstanta pemulusan 0,75 dengan software Minitab 14. Hasil peramalan persentase NPL untuk Oktober 2011 diketahui sebesar 7,58 persen, grafiknya dapat dilihat pada Gambar 10. Realisasi persentase NPL pada September 2011 yaitu sebesar 7,63 persen.
29
Single Exponential Smoothing Plot for NPL 9
Variable A ctual Fits Forecasts 95.0% PI
8 7
Smoothing C onstant A lpha 0.75
NPL
6
A ccuracy Measures MA PE 13.2083 MA D 0.4212 MSD 0.3625
5 4 3 2 1 0 Month Year
Dec 2008
Mar 2009
Jun
Sep
Dec
Mar 2010
Jun
Sep
Dec
Mar 2011
Jun
Sep
Gambar 10. Peramalan NPL tahun 2011 Penyaluran kredit yang akan mempengaruhi perkembangan kredit harus dilakukan sesuai dengan kebijakan kredit. Kebijakan kredit diperlukan untuk memberikan pelayanan kredit kepada nasabah. Dalam menetapkan kebijakan kredit, perusahaan harus menyeimbangkan antara pelonggaran pelayanan dan pengetatan manajemen risiko. Tujuannya, agar laju penyaluran keuangan yang disediakan kepada nasabah kredit cepat namun tetap aman. Faktor penting yang harus diperhatikan dalam kebijakan kredit diantaranya: a. Kredit yang diberikan perusahaan mengandung risiko, sehingga dalam pelaksanaanya perusahaan harus memperhatikan asas-asas perkreditan yang sehat. b. Kebijakan perkreditan harus jelas. c. Kebijakan perkreditan merupakan panduan dalam pelaksanaan semua kegiatan perkreditan perusahaan. d. Kebijakan perlu berpedoman pada ketentuan-ketentuan yang ditetapkan BI. e. Kebijakan kredit harus menjadi acuan dan harus tercermin dalam pedoman pelaksanaan kredit. f. Perusahaan wajib melaksanakan kebijakan tersebut secara konsisten. g. BI memantau, mengawasi dan menilai pelaksanaan kebijakan kredit perusahaan.
30
h. Pengertian kredit dalam kebijakan kredit meliputi semua jenis fasilitas keuangan yang disediakan kepada nasabah. Kebijakan-kebijakan perkreditan ditetapkan untuk mengurangi risiko kredit bermasalah yang terjadi di PT ABC Finance. PT ABC Finance memiliki kebijakan perkreditan sebagai berikut: 1. Jenis kredit yang diberikan adalah kredit pembiayaan kendaraan roda empat atau lebih. Kredit diberikan untuk pembiayaan mobil baru dan bekas. 2. Jumlah kredit yang diberikan yaitu mulai dari Rp 10 Juta sampai dengan Rp 200 Juta. Pemberian kredit melebihi dua ratus juta rupiah terlebih dahulu harus mengajukan memo usulan kredit. 3. Batas jangka waktu pemberian kredit yaitu 12-48 bulan. 4. Bunga kredit yang ditetapkan bervariasi bergantung kepada jenis kendaraan dan tahun kendaraan. Bunga kredit dihitung secara flat atau tetap selama jangka waktu kredit. Rincian bunga kredit dapat dilihat pada Tabel 4. 5. Persentase Down Payment bervariasi ditetapkan berdasarkan jenis kendaraan dan tahun kendaraan. 6. Agunan
yang digunakan
yaitu
surat-surat
kendaraan
seperti
Bukti
Kepemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB) dan Surat Keputusan (SK) Ijin Trayek untuk angkutan umum. 7. Persyaratan kredit yang perlu dilengkapi oleh calon nasabah diantaranya yaitu persyaratan utama dan persyaratan tambahan. Rincian persyaratan dapat dilihat pada Tabel 4.
31
Tabel 4. Rincian bunga kredit, down payment, dan persyaratan kredit di PT ABC Finance No
1
2
3
4
Jenis Kendaraan
Tahun Bunga Down Persyaratan Kendaraan (%) Payment Tambahan (%) Angkutan 11,65 a. KTP suami-istri Kota Trayek (bagi yang telah Kabupaten menikah) yang masih berlaku, KTP asli Angkutan 12,66 difoto oleh marketing. Kota Trayek 40 b. Fotocopy Kartu Kota Keluarga (bagi yang sudah menikah), akte cerai (bagi yang telah bercerai), atau surat kematian (bagi yang pasangannya telah Mobil 200411,65 20 meninggal dunia). Penumpang sekarang c. Fotocopy rekening 2000- 2003 12,26 25 listrik dan Pajak Bumi 1998-1999 13,18 25 dan Bangunan tempat Pick Up 2005 – 12,26 20 tinggal calon nasabah. sekarang d. STNK yang masih 2002 – 2004 12,87 25 berlaku, dan STNK 2000 – 2001 13,80 25 asli difoto oleh Truck 2004 – 12,56 20 marketing. sekarang BPKB beserta faktur 2000 – 2003 13,18 25 asli. 1998-1999 13,16 25
Persyaratan Utama
a. Surat Keputusan (SK) Ijin Trayek asli. b. Fotocopy Kartu Pengawas (KP) Ijin Trayek. c. Fotocopy Surat Ijin Pengawasan Angkutan (SIPA). d. Fotocopy buku KIR yang masih berlaku. Slip gaji atau Surat Keterangan Usaha (SKU). a. Slip gaji atau Surat Keterangan Usaha (SKU) b. Fotocopy buku KIR yang masih berlaku.
Sumber: PT ABC Finance, 2011 (Diolah) 4.4.Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Risiko Kredit PT ABC Finance PT ABC Finance sebagai perusahaan pembiayaan tidak terlepas dari keberadaan risiko kredit. Risiko kredit terjadi ketika perusahaan pembiayaan menghadapi kemungkinan ketidakmampuan nasabahnya untuk membayar kredit secara penuh dan tepat waktu. Pemberian kredit bagi PT ABC Finance berkaitan dengan persetujuan suatu kredit atas mobil dengan perjanjian kontrak tertentu dan pengenaan kewajiban bagi nasabahnya untuk membayar secara berkala dalam periode tertentu dengan syarat-syarat yang telah disepakati. Faktor-faktor yang mempengaruhi risiko kredit PT ABC Finance antara lain sebagai berikut. a. Terjadinya manipulasi data dan informasi Kelengkapan data dan informasi nasabah seringkali dimanipulasi baik oleh nasabah sendiri, dealer, maupun Credit Marketing Officer (CMO). Misalnya, STNK atau KTP nasabah yang sudah habis masa berlakunya atau terdapat perbedaan dengan data di berkas lain sehingga dilakukanlah manipulasi. Hal ini dilakukan agar proses kredit lebih cepat.
32
b. Kualitas dan kuantitas SDM Jumlah tim collector (penagih) yang tidak sesuai dengan jumlah nasabah. Berdasarkan hasil wawancara, seorang collector bertugas untuk menangani 30 persen nasabah. Selain itu, kualitas SDM yang kurang sesuai menyebabkan kinerjanya buruk. Misalnya, collector yang tidak dapat memenuhi target penagihan, maupun CMO yang memanipulasi data dan informasi nasabah agar targetnya tercapai. c. Pengalihan agunan secara tidak resmi Kendaraan telah dijual kepada pihak lain dan tidak dilakukan secara resmi di PT ABC Finance. Pada saat penagihan angsuran perusahaan mengalami kendala karena perusahaan tidak memiliki data pemilik kendaraan yang baru. d. Penyalahgunaan agunan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab Penyalahgunaan agunan ini dilakukan oleh pihak yang sebenarnya bukan pemilik kendaraan tetapi menggunakan data pemilik kendaraan untuk mengajukan kredit. Hal ini menyebabkan tagihan tidak terbayar karena merasa tidak memiliki kewajiban pembayaran kredit. e. Angsuran yang dititipkan pada pihak yang tidak bertanggung jawab Angsuran tidak langsung dibayarkan dan digunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Sehingga pembayaran melebihi tanggal jatuh tempo. f. Faktor internal nasabah Misalnya, unit mengalami musibah seperti kecelakaan atau rusak sehingga tidak dapat beroperasi dan menghambat pembayaran. Transaksi bisnis nasabah kurang lancar sehingga menghambat pembayaran. 4.5.Risiko Kredit PT ABC Finance Pengukuran risiko kredit merupakan masalah klasik dalam keuangan, dimana risiko kredit disebabkan karena munculnya kredit bermasalah yaitu kredit yang muncul sebagai akibat tidak dapat dipenuhinya kewajiban nasabah untuk membayar angsuran maupun bunga kredit. Bank Indonesia menentukan angka maksimal kredit bermasalah atau NPL sebesar 5 persen dari total kredit yang disalurkan. Fasilitas kredit yang ditawarkan PT ABC Finance adalah kredit pembiayaan kendaraan bermotor khususnya mobil. Kredit pembiayaan kendaraan bermotor
33
khususnya mobil merupakan kredit yang diberikan untuk membantu individu, UMKM, maupun perusahaan dalam hal pembiayaan pengadaan kendaraan roda empat atau lebih. Maksimum jangka waktu kredit yang diberikan yaitu 4 tahun dengan tingkat suku bunga 13,80 persen flat per tahun. Penyaluran kredit kepada nasabah oleh kantor cabang dengan jaminan pokok berupa BPKB, dan jaminan tambahan khusus untuk angkutan kota yaitu SK ijin trayek. 4.5.1.Kolektibilitas Nasabah Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data historis kredit per nasabah yaitu outstanding dan kolektibilitas dari bulan Januari 2010 sampai dengan Desember 2010. Jumlah nasabah yang diambil menggunakan teknik slovin dengan tingkat kesalahan yang dapat ditolerir 10 persen.
Keterangan: N
= Jumlah total nasabah (42.695 nasabah)
e
= Standar error Berdasarkan data yang diperoleh jumlah nasabah pada tahun 2010 sebanyak
42.695 nasabah. Dari jumlah populasi tersebut dapat ditentukan jumlah sampel untuk nasabah adalah:
Sehingga jumlah sampel nasabah yang diambil sebanyak 100 nasabah. Pengambilan sampel menggunakan teknik probability sampling dengan cluster sampling. Pengambilan sampel dilakukan secara acak dari data nomor pinjaman nasabah. Setiap cabang diambil sampel sebanyak 2-3 account nasabah. Sampel yang dipilih merupakan account memenuhi beberapa persyaratan yaitu riwayat pembayarannya berfluktuasi selama tahun 2010 dan belum lunas pada tahun 2010. Tingkat kolektibilitas digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian kewajiban pembayaran angsuran pokok dan bunga atas kredit yang telah diberikan. Penggolongan kolektibilitas kredit terbagi ke dalam lima golongan yaitu Lancar, Dalam Perhatian Khusus, kurang Lancar, Diragukan, dan Macet.
34
Pembayaran tepat waktu tergolong ke dalam kolektibilitas lancar. Hari tertunggak sampai dengan 89 hari tergolong ke dalam kolektibilitas dalam perhatian khusus. Hari tertunggak 90-119 hari tergolong kolektibilitas kurang lancar. Hari tertunggak 120-179 hari tergolong kolektibilitas diragukan. Diatas 180 hari tertunggak tergolong kolektibilitas macet. Pada Gambar 11 dapat diketahui jumlah nasabah berkolektibilitas Lancar (L) merupakan kolektibilitas yang mempunyai persentase terbesar setiap bulannya. Presentase terbesar kedua adalah kolektibiltas Dalam Perhatian Khusus (DPK). Terbesar ketiga, keempat, dan kelima berturut-turut adalah kolektibiltas Kurang Lancar (KL), Diragukan (D), dan Macet (M).
Persentase (%)
Kolektibilitas Kredit Tahun 2010 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Jan
Feb
Mar
Apr
M
0
D
0.03
KL
Mei
Juni
Juli
Agust
Sept
Okt
Nov
Des
0.01
0
0.04
0.07
0.01
0
0.01
0.01
0.01
0.01
0.01
0.01
0.01
0.06
0.08
0.08
0.06
0.1
0.1
0.09
0.11
0.06
0.12
0.13
0.13
0.14
0.19
0.18
0.21
0.21
0.22
0.3
0.22
0.27
DPK 24.86
24.97
24.14
22.64
25.21
22.66
23.67
24.02
25.92
27.25
25.82
25.65
L
74.85
75.66
77.15
74.52
77.07
76.05
75.66
73.75
72.35
73.84
74.01
74.99
Gambar 11. Kolektilitas kredit tahun 2010 (PT. ABC Finance, 2010) Setiap bulannya nasabah mengalami perubahan kualitas kredit (menjadi lebih baik, lebih buruk ataupun memiliki kualitas yang sama). Pergerakan kolektibilitas per nasabah tersebut sebagai dasar penentuan peluang transisi setiap peringkat kredit. Jika banyak nasabah yang mengalami perubahan kualitas kredit menjadi lebih buruk maka perusahaan akan mengalami kerugian yang lebih besar. Dengan mengetahui pergerakan kolektibilitas per nasabah tiap bulan, maka PT ABC Finance dapat menentukan kerugian maksimum yang dihadapi.
35
4.5.2. Analisis Value at Risk (VaR) Matriks transisi bulanan yang diperoleh sebanyak 11 matriks yang berukuran 5x5. Matriks transisi bulanan ini dapat dilihat pada Lampiran. Matriks transisi tersebut digunakan untuk menyusun matriks migrasi unconditional. Matriks migrasi unconditional yang dihasilkan adalah: L
DPK
KL D M
L DPK M = KL D M Matriks M menunjukkan bahwa peluang kolektibiltas Lancar untuk tetap bertahan pada kolektibilitas L adalah sebesar 0,0613 atau 6,13 persen. Nilai peluang tersebut menunjukkan bahwa risiko kerugian yang dihadapi cukup besar karena nilai peluang kolektibilitas Lancar untuk menjadi Dalam Perhatian khusus dan Macet adalah sebesar 8,06 persen dan 0,09 persen. Hal ini menyebabkan dana yang harus disediakan oleh perusahaan untuk menutupi kerugian tersebut besar pula. Peluang kolektibilitas Dalam Perhatian Khusus untuk pindah pada kolektibilitas Lancar sebesar 62,27 persen, sedangkan peluang kolektibilitas Dalam Perhatian Khusus untuk tetap bertahan pada kolektibilitas Dalam Perhatian Khusus adalah sebesar 75,98 persen. Peluang untuk berpindah pada kolektibilitas Kurang Lancar sebesar 0,39 persen. Peluang untuk berpindah pada kolektibilitas Diragukan sebesar 0,1 persen. Peluang untuk berpindah pada kolektibilitas Kurang Lancar sebesar 0,58 persen. Peluang kolektibilitas Kurang Lancar untuk menjadi kolektibilitas Dalam Perhatian Khusus adalah sebesar 0,29 persen. Kolektibilitas Kurang Lancar menjadi kolektibilitas Diragukan peluangnya sebesar 0,09 persen. Peluang untuk berpindah pada kolektibilitas Macet sebesar 0,1 persen. Kredit yang disalurkan PT ABC Finance mempunyai peluang untuk keluar dari kondisi Diragukan menjadi kondisi kurang Lancar adalah sebesar 0,19
36
persen. Peluang kolektibilitas Macet tetap bertahan pada kondisi Macet yaitu sebesar 1,76 persen. Baki debet kredit (outstanding) adalah saldo rekening yang menunjukkan posisi hutang nasabah pada saat tertentu. Nilai baki debet untuk kolektibilitas Lancar (L), Dalam Perhatian Khusus (DPK), Kurang Lancar (KL), Diragukan (D), dan Macet (M) dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Baki debet tiap kolektibilitas selama bulan Desember 2010 Kolektibilitas Baki Debet (Rp) Presentase (%) L 1.803.721.926.526 73,82 DPK 629.569.134.245 25,77 KL 8.333.541.146 0,34 D 1.663.365.648 0,07 M 152.714.648 0,01 Total 2.443.440.681.923 100,00 Sumber: PT ABC Finance, 2011 (Diolah). Nilai baki debet untuk kolektibilitas L, DPK, KL, D, dan M pada tabel sebesar Rp 1.803.721.926.526, Rp 629.569.134.245, Rp 8.333.541.146, Rp 1.663.365.648, dan Rp 152.714.648. Tingkat keyakinan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 95 persen dan 99 persen. Alasanya adalah karena J.P. Morgan “Risk Metrics” biasa menggunakan tingkat keyakinan 95 persen, sedangkan Basle Comitte menggunakan tingkat keyakinan 99 persen. a. VaR untuk kolektibilitas Lancar (L) VaR kolektibilitas Lancar yang ditampilkan pada Tabel 6 memperlihatkan bahwa besarnya kemungkinan maksimum kredit yang akan dihadapi PT ABC Finance dengan tingkat keyakinan 95 persen pada tahun 2010 adalah sebesar Rp 78.753.371.470,92. Nilai tersebut adalah 4,37 persen dari baki debet pinjaman kolektibilitas Lancar. Sedangkan kemungkinan kerugian maksimum dengan tingkat keyakinan 99 persen adalah sebesar Rp 111.209.306.380,15 atau sebesar 6,17 persen dari baki debet pinjaman kolektibilitas Lancar. Tabel 6. Nilai volatilitas dan VaR pada kolektibilitas lancar Rp 47,729,316,042.98 Volatilitas Rp 78,753,371,470.92 VaR (α=5%) Rp 111,209,306,380.15 VaR (α=1%)
37
b. VaR untuk kolektibilitas Dalam Perhatian Khusus (DPK) VaR kolektibilitas DPK yang ditampilkan pada Tabel 7 memperlihatkan bahwa besarnya kemungkinan maksimum kredit yang akan dihadapi PT ABC Finance dengan tingkat keyakinan 95 persen pada tahun 2010 adalah sebesar Rp 71.612.830.563,51. Nilai tersebut adalah 11,37 persen dari baki debet pinjaman kolektibilitas DPK. Sedangkan kemungkinan kerugian maksimum dengan tingkat keyakinan 99 persen adalah sebesar Rp 101.125.997.098,77 atau sebesar 16,06 persen dari baki debet pinjaman kolektibilitas DPK. Tabel 7. Nilai volatilitas dan VaR pada kolektibiltas dalam perhatian khusus Rp 43.401.715.493,03 Volatilitas Rp 71.612.830.563,51 VaR (α=5%) Rp 101.125.997.098,77 VaR (α=1%) c. VaR untuk kolektibilitas Kurang Lancar (KL) Nilai VaR pada Tabel 8 menunjukkan bahwa VaR kolektibilitas KL pada α=5% adalah sebesar Rp 82.098.376.479,72. Kemungkinan kerugian maksimum kolektibilitas KL pada α=1% sebesar Rp 115.932.858.907,73. Kedua kondisi tersebut tidak mungkin terjadi karena nilai VaR atau kerugian maksimum pada kolektibilitas KL melebihi nilai baki debet atau posisi kreditnya sehingga nilai VaR pada tingkat keyakinan 95 persen dan 99 persen tidak digunakan. Tabel 8. Nilai volatilitas dan VaR pada kolektibilitas kurang lancar Rp 49.756.591.805,89 Volatilitas Rp 82.098.376.479,72 VaR (α=5%) Rp 115.932.858.907,73 VaR (α=1%) d. VaR untuk kolektibilitas Diragukan (D) VaR
kolektibilitas
Diragukan
yang
ditampilkan
pada
Tabel
9
memperlihatkan bahwa besarnya kemungkinan maksimum kredit yang akan dihadapi PT ABC Finance dengan tingkat keyakinan 95 persen pada tahun 2010 adalah sebesar Rp 82.138.365.933,23. Sedangkan kemungkinan kerugian maksimum
dengan
tingkat
keyakinan
99
persen
adalah
sebesar
Rp
115.989.328.863,29. Kedua kondisi tersebut tidak mungkin terjadi karena nilai VaR atau kerugian maksimum pada kolektibilitas D melebihi nilai baki debet atau
38
posisi kreditnya sehingga nilai VaR pada tingkat keyakinan 95 persen dan 99 persen tidak digunakan. Tabel 9. Nilai volatilitas dan VaR pada kolektibilitas diragukan Rp 49.780.827.838,32 Volatilitas Rp 82.138.365.933,23 VaR (α=5%) Rp 115.989.328.863,29 VaR (α=1%) e. VaR untuk kolektibilitas Macet (M) VaR kolektibilitas Macet pada Tabel 10 yaitu dengan tingkat keyakinan 95 persen pada tahun 2010 adalah sebesar Rp 82.138.667.109,08. Sedangkan kemungkinan kerugian maksimum dengan tingkat keyakinan 99 persen adalah sebesar Rp 115.989.754.160,10. Kedua kondisi tersebut tidak mungkin terjadi karena nilai VaR atau kerugian maksimum pada kolektibilitas M melebihi nilai baki debet atau posisi kreditnya sehingga nilai VaR pada tingkat keyakinan 95 persen dan 99 persen tidak digunakan. Tabel 10. Nilai volatilitas dan VaR kolektibilitas macet Rp 49.781.010.369,14 Volatilitas Rp 82.138.667.109,08 VaR (α=5%) Rp 115.989.754.160,10 VaR (α=1%) f. VaR Total Nilai VaR adalah nilai kerugian maksimum yang akan ditanggung oleh perusahaan untuk periode satu tahun pada tingkat keyakinan yang telah ditetapkan. Sehingga hasil perhitungan VaR kredit pembiayaan pada Tabel 11 dapat diketahui bahwa kemungkinan kerugian terbesar yang dihadapi PT ABC Finance pada tahun 2010 dengan tingkat keyakinan 95 persen adalah sebesar Rp 396.741.611.556,47. Nilai kerugian tersebut adalah sebesar 16,24 persen dari total baki debet kredit. Hal ini menunjukkan bahwa kredit yang dianggap berisiko adalah 16,24 persen dari total baki debet kredit. VaR ini juga dapat diartikan bahwa kemungkinan kerugian maksimum kredit pada tahun 2010 tidak akan melebihi Rp 396.741.611.556,47 adalah 95 persen atau dengan kata lain hanya 5 persen kemungkinan kerugian dapat melebihi Rp 396.741.611.556,47. Kerugian terbesar kredit yang dihadapi PT ABC Finance pada tahun 2010 dengan tingkat keyakinan 99 persen adalah sebesar Rp 560.247.245.410,04. Dengan kata lain hanya 1 persen kemungkinan kerugian yang terjadi pada tahun
39
2010 dapat melebihi Rp 396.741.611.556,47. Nilai kerugian tersebut adalah sebesar 22,93 persen dari total baki debet kredit yang berarti aktiva kredit yang berisiko adalah 22,93 persen dari total baki debet kredit.Pihak perusahaan perlu lebih intensif dalam mengelola risiko kreditnya untuk meminimalikan risiko yang akan dihadapi. Dampaknya, angka hasil pengukuran risiko juga akan turun. Tabel 11. VaR Total dengan α=5% dan α=1% (Dalam Rupiah) Kolektibilitas Volatilitas (σ) VaR (α=5%) VaR (α=1%) Lancar 47.729.316.042,98 78.753.371.470,92 111.209.306.380,15 Dalam Perhatian Khusus 43.401.715.493,03 71.612.830.563,51 101.125.997.098,77 Kurang Lancar 49.756.591.805,89 82.098.376.479,72 115.932.858.907,73 Diragukan 49.780.827.838,32 82.138.365.933,23 115.989.328.863,29 Macet 49.781.010.369,14 82.138.667.109,08 115.989.754.160,10 Total 396.741.611.556,47 560.247.245.410,04 4.6. Pengelolaan Risiko Kredit di PT ABC Finance Pengelolaan risiko kredit dilakukan sejak awal sebelum kredit diberikan kepada nasabah. Terlebih dahulu perusahaan menganalisis nasabah yang dilakukan oleh surveyor. Surveyor bertugas melakukan survey ke rumah dan atau tempat usaha calon nasabah, melihat kondisi kendaraan, serta melakukan wawancara dengan calon nasabah untuk mengumpulkan informasi dan menilai kelayakan nasabah. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui apakah nasabah layak diberikan kredit sesuai dengan persyaratan yang ada. Selanjutnya, dilakukan pengecekan keabsahan BPKB pada pihak kepolisian. Setelah berkas persyaratan lengkap maka dilakukan booking, bagian administrasi di kantor cabang dan kantor pusat melakukan pengecekan ulang kelayakan dan kelengkapan berkas calon nasabah. Saat ini perusahaan memberlakukan peraturan baru yaitu surveyor harus memfoto KTP dan STNK asli calon nasabah yang masih berlaku. Pada saat penandatanganan kontrak, nasabah juga harus difoto. Foto tersebut dilampirkan pada aplikasi kredit. Nasabah yang telah selesai di booking akan memperoleh surat welcoming letter dan kartu angsuran sebagai pemberitahuan jumlah angsuran dan tanggal jatuh tempo. Penetapan kriteria penggolongan kredit dilakukan untuk dapat menentukan daftar nasabah yang masuk dalam kelompok kredit bermasalah pada PT ABC Finance dengan tingkatan kolektibilitas 1 sampai dengan 5. Kolektibilitas 1 untuk
40
keterlambatan 3-7 hari. Kolektibilitas 2 untuk keterlambatan 8-29 hari. Kolektibilitas 3 untuk keterlambatan 30-59 hari. Kolektibilitas 4 untuk keterlambatan 60-89 hari. Kolektibilitas 5 untuk keterlambatan 90-119 hari. Upaya penanganan kredit yang dilakukan oleh PT ABC Finance adalah sebagai berikut: 1. Panggilan via telepon Setelah diketahui adanya nasabah yang belum melakukan pembayaran setelah keterlambatan 3 hari maka bagian desk coll akan menelpon nasabah untuk mengingatkan segera melakukan pembayaran angsurannya. 2. Pemberian Surat Peringatan (SP) Surat peringatan diberikan kepada nasabah berdasarkan jumlah hari keterlambatan. Surat peringatan terdiri dari SP 1, SP 2, dan SP 3. Surat peringatan pertama diberikan jika telah terlambat 7 hari. Surat peringatan kedua diberikan jika telah terlambat 14 hari. Surat peringatan ketiga diberikan jika telah terlambat 21 hari. Pemberian SP akan terus dilakukan setiap bulannya sampai dengan nasabah melakukan pembayaran. 3. Penagihan Penagihan dilakukan oleh collector dengan mendatangi rumah nasabah. Hal ini dilakukan untuk mengatasi alasan keterlambatan pembayaran karena jauhnya rumah nasabah dengan kantor cabang, kantor pos, ataupun bank. Penagihan oleh collector tidak hanya pada nasabah yang pembayarannya bermasalah tetapi juga ada nasabah yang meminta untuk diambil angsurannya. 4. Penghapusan denda Penghapusan denda jarang dilakukan karena head collector yang berperan untuk memutuskan akan dilakukan penghapusan denda atau tidak. Head collector pada setiap kantor cabang diberikan jumlah maksimal tertentu denda yang dapat dihapuskan. Penghapusan denda dilakukan hanya pada nasabah yang jumlah hari keterlambatannya masih sedikit berkisar 3-5 hari dan dengan alasan tertentu. Misalnya, tanggal jatuh tempo bertepatan dengan hari libur nasional dan nasabah tidak mau membayar denda. Selain itu, dilakukan apabila jumlah yang dibayarkan nasabah dengan cara transfer melalui bank masih kurang dan tidak dilakukan kekurangannya tidak segera dibayarkan.
41
5. Penarikan unit Penarikan unit dilakukan jika keterlambatan pembayaran telah memasuki bulan kedua dan tidak ada itikad baik dari nasabah untuk melakukan pembayaran. Terlebih dahulu dikeluarkan surat penarikan unit dan nasabah dihubungi oleh bagian collection. Apabila nasabah tidak dapat dihubungi maka unit akan ditarik jika ditemukan di jalan. Apabila pada saat penarikan unit, nasabah memberikan janji pembayaran sampai batas waktu tertentu. Jika sampai dengan batas waktu yang dijanjikan, nasabah belum juga melakukan pembayaran maka unit akan dijual oleh pihak perusahaan. Setelah itu account nasabah akan ditutup dan nasabah tidak dapat mengajukan kredit kembali di PT ABC Finance. Hal ini disebut Agunan Yang Diambil Alih (AYDA). Keterlambatan pembayaran yang telah memasuki 140 hari dan nasabah tidak dapat dihubungi, serta unit tidak berhasil ditarik maka akan dilakukan Write Off (WO). Setelah dilakukan WO maka account nasabah akan ditutup. Nasabah maupun unit tidak dapat mengajukan kredit kembali di PT ABC Finance.