ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN PERKREDITAN TERHADAP TINGKAT PERMINTAAN KREDIT PADA BANK BUMN DI SUMATERA UTARA (STUDI KASUS PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk SENTRA KREDIT KECIL MEDAN)
TESIS
Oleh ABDUL RAHIM SIMANGUNSONG 067019038/IM
S
C
N
PA
A
S
K O L A
H
E
A S A R JA
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008
Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008
ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN PERKREDITAN TERHADAP TINGKAT PERMINTAAN KREDIT PADA BANK BUMN DI SUMATERA UTARA (STUDI KASUS PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk SENTRA KREDIT KECIL MEDAN)
TESIS
Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Manajemen pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Oleh ABDUL RAHIM SIMANGUNSONG 067019038/IM
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008
Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008
Judul Tesis
Nama Mahasiswa Nomor Pokok Program Studi
: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN PERKREDITAN TERHADAP TINGKAT PERMINTAAN KREDIT PADA BANK BUMN DI SUMATERA UTARA (STUDI KASUS PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK SENTRA KREDIT KECIL MEDAN) : Abdul Rahim Simangunsong : 067019038 : Ilmu Manajemen
Menyetujui Komisi Pembimbing :
(Dr. Rismayani, SE. MS) Ketua
(Drs. Syahyunan, M.Si) Anggota
Ketua Program Studi,
Direktur,
(Dr. Rismayani, SE. MS)
(Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B., M.Sc)
Tanggal lulus: 30 Oktober 2008
Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008
Telah Diuji Pada Tanggal 30 Oktober 2008
PANITIA PENGUJI TESIS Ketua
: Dr. Rismayani, SE. MS
Anggota
: 1. Drs. Syahyunan, M.Si 2. Prof. Dr. Paham Ginting, MS 3. Drs. H.B. Tarmizi, SU 4. Dr. Khaira Amalia, MBA
Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul: “ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN PERKREDITAN TERHADAP TINGKAT PERMINTAAN KREDIT PADA BANK BUMN DI SUMATERA UTARA (STUDI KASUS PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK SENTRA KREDIT KECIL MEDAN)” adalah benar hasil karya sendiri yang belum pernah dipublikasikan oleh siapapun sebelumnya. Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara benar dan jelas.
Medan, 30 Oktober 2008 Yang membuat pernyataan
Abdul Rahim Simangunsong
Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008
ABSTRAK
Sumber utama pembiayaan investasi di negara berkembang termasuk di Indonesia umumnya masih didominasi oleh penyaluran kredit perbankan. Penyaluran kredit tersebut dipengaruhi oleh permintaan kredit dari dunia usaha. Banyak faktor yang mempengaruhi permintaan kredit oleh dunia usaha, khususnya UMKM, diantaranya adalah kebijakan perkreditan pada suatu bank. Kebijakan perkreditan tersebut meliputi kebijakan kredit, persepsi terhadap standar operasional prosedur kredit dan pelayanan kredit bank. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh kebijakan perkreditan yang terdiri dari: kebijakan kredit, persepsi Standar Operasional Perkreditan (SOP), dan pelayanan kredit bank terhadap tingkat permintaan kredit pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Sentra Kredit Kecil Medan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh kebijakan kredit, persepsi Standar Operasional Perkreditan (SOP), dan pelayanan kredit terhadap tingkat permintaan kredit dan untuk mengetahui variabel yang paling dominan mempengaruhi jumlah permintaan kredit pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Sentra Kredit Kecil Medan. Hipotesis dalam penelitian ini adalah: kebijakan Perkreditan yang terdiri dari: kebijakan kredit, persepsi Standar Operasional Perkreditan, dan pelayanan kredit bank berpengaruh terhadap tingkat permintaan kredit pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Sentra Kredit Kecil Medan. Teori yang digunakan adalah manajemen perkreditan yang berkaitan dengan unsur-unsur kredit, prinsip-prinsip pemberian kredit, teori permintaan uang dan teori fungsi permintaan uang. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus yang didukung survei. Jenis penelitian adalah deskriptif kuantitatif yang bersifat deskriptif explanatori. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Dari populasi sebanyak 350 orang debitur, diambil sebanyak 187 orang sebagai sampel. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui daftar pertanyaan (questionaire) dan studi dokumentasi. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 187 orang. Pendekatan penelitian ini adalah survei yang menggunakan sampel, dengan jenis penelitian deskriptif kuantitatif, dan sifat penelitian adalah descriptive explanatory reseach. Variabel diukur dengan skala Likert. Pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi linear berganda melalui uji F dan uji t dengan maksud untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependent pada tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05). Hasil pengujian dengan uji F menunjukkan variabel kebijakan perkreditan berpengaruh signifikan terhadap tingkat permintaan kredit pada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Sentra Kredit Kecil Medan. Secara parsial, kebijakan kredit berpengaruh tidak signifikan terhadap tingkat permintaan kredit; sedangkan persepsi terhadap standar operasional prosedur dan pelayanan kredit bank berpengaruh
Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008
signifikan terhadap tingkat permintaan kredit pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Sentra Kredit Kecil Medan. Variabel pelayanan kredit bank lebih dominan pengaruhnya terhadap tingkat permintaan kredit pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Sentra Kredit Kecil Medan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah, kebijakan perkreditan yang terdiri dari: kebijakan kredit, standar operasional perkreditan, dan pelayanan kredit bank memiliki pengaruh yang highly significant terhadap tingkat permintaan kredit pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Sentra Kredit Kecil Medan. Kata Kunci: Kredit, Standar Operasional Prosedur, Pelayanan, Permintaan Kredit.
Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008
ABSTRACT
The main source of invesment loan in developing countries like Indonesia generally still be dominated by banking credit. Amount of credit influenced by demand of credit from corporate sectors. A lot of factor influencing demand of credit by corporate sectors, specially UMKM, among other is policy of credit by bank. The policy of credit is consist of the policy about credit, perception on standard operational of credit prosedure and credit services by bank. The formulation of the case in this research is how influence of credit policy consisted of the: policy of credit, perception on standard operational procedure (SOP) of credit, and credit services on demand of credit, and what variable more dominant to influence of demand of credit at PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Sentra Kredit Kecil Medan. The goal of this research is to know the influence of credit policy consisted of the: policy of credit, perception on standard operational procedure (SOP) of credit, and credit services on demand of credit and to know the most dominant variable to influence of demand of credit at PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Sentra Kredit Kecil Medan. Hypothesis in this research is credit policy consisted of the: policy of credit, perception on standard operational procedure (SOP) of credit, and credit services influence to demand of credit at PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Sentra Kredit Kecil Medan. Using credit management theory related to credit elements, principal of credit, demand thepry of money and demand function theory of money. This research using survey approach. The kind of the reseach are quantitative descriptive and explanatory descriptive. Sampling method was used purposive sampling. From population as 350 debitor, taken 187 people as sampel. The technique of collecting data is done with questionnaire and documentary study. The sampel in this research is 187 people. The approaching of this research is sampling survey, with the type of descriptive survey, and the caracter of the research is descriptive explanatory reseach. The variable is measured with Likert scale. The test of hypotesis uses double linear regression analysis trough F and t test intended to know the effect of independent variable on dependent variable in the acceptance level of 95 % (α 0.05). The result of the test with F test shows that the policy of credit had the singnifincantly influences to the demand of credit at PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Sentra Kredit Kecil Medan. Partially, policy of credit non significant influence on demand of credit, but the perception on standard operational procedure (SOP) of credit, and credit services significant influence on demand of credit at PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Sentra Kredit Kecil Medan. Credit services by bank more dominant influence variable to demand of credit at PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Sentra Kredit Kecil Medan.
Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008
The conclusion of research indicate that credit policy consisted of the: policy of credit, perception on standard operational procedure (SOP) of credit, and credit services have highly significant influence to demand of credit at PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Sentra Kredit Kecil Medan. Key Words: Credit, Standard Operational Procedure, Services, Demand of Credit.
Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis dalam masa proses menuntut ilmu dan menyelesaikan tugas akhir penyusunan tesis ini. Tesis ini merupakan tugas akhir dalam rangka memperoleh gelas Magister Sains (M.Si) pada Program Magister Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara yang meneliti masalah Kebijakan Perkreditan dengan judul “Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan terhadap Tingkat Permintaan Kredit pada Bank BUMN di Sumatera Utara (Studi Kasus pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Sentra Kredit Kecil Medan)”. Selama melakukan penelitian dan penulisan tesis ini, penulis banyak memperoleh bantuan moril dan materil dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada: 1. Bapak Prof. Chairuddin P. Lubis, DTM&H, Sp. (AK), selaku Rektor Universitas Sumatera Utara atas kesempatan menjadi mahasiswa Program Magister pada Sekolah Pascasarjana USU Medan. 2. Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B., M.Sc, selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. 3. Ibu Dr. Rismayani, SE., MS, selaku Ketua Program Studi Magister Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, sekaligus selaku
Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008
Ketua Komisi Pembimbing yang telah membimbing dan memberikan banyak masukan dari awal hingga akhir penelitian ini. 4. Bapak Drs. Syahyunan, M.Si, selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah memberikan dorongan dan bimbingan selama masa perkuliahan serta saran-saran selama penyelesaian tesis ini. 5. Bapak Prof. Dr. Paham Ginting, MS, Bapak Drs. H.B. Tarmizi, SU dan Ibu Dr. Khaira Amalia, MBA, selaku Komisi Pembanding yang telah banyak memberikan saran dan masukan untuk perbaikan tesis ini. 6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Magister Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama melaksanakan perkuliahan dan menyelesaikan pendidikan. 7. Orang tua penulis Ayahanda Syamsuddin Simangunsong (Alm) dan Ibunda Hj. Sauli Sitorus serta mertua penulis Bapak Sulur dan Ibu Samini yang telah memberikan perhatian, motivasi, saran, serta doa sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dan penyusunan tesis ini. 8. Isteriku tercinta Siti Aminah, Amk, my lovely sons Muhammad Rakha Aditya Simangunsong and Muhammad Rafa Andhika Simangunsong and also my little pretty girl Nadhirah Talitha Revaluna Simangunsong, atas cintanya, kesabaran, motivasi dan doa yang diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan studi dan penyusunan tesis ini.
Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008
9. Kakak-kakak dan Abang penulis atas bantuan, perhatian dan motivasi yang diberikan sehingga penulis dapat melaksanakan dan menyelesaikan pendidikan dan penyusunan tesis ini. 10. Rekan-rekan mahasiswa atas bantuan dan kerjasamanya sehingga penulis dapat melaksanakan dan menyelesaikan pendidikan dan penulisan tesis ini dengan baik. Penulis menyadari tesis ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna, namun harapan penulis semoga tesis ini bermanfaat kepada pembaca. Semoga Allah SWT memberi hidayah dan taufik-Nya kepada kita semua. Amin.
Medan, 30 Oktober 2008 Penulis,
Abdul Rahim Simangunsong
Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008
RIWAYAT HIDUP
Abdul Rahim Simangunsong, lahir pada tanggal 24 Agustus 1971 di Balige, anak ke sembilan dari sembilan bersaudara dari Ayahanda Syamsuddin Simangunsong (Alm) dan Ibunda Hj. Sauli Sitorus, pemeluk agama Islam, tinggal di Jl. Pelajar Timur Gang Pribadi No. 142 C Medan, Kelurahan Binjai, Kecamatan Medan Denai, Kota Medan. Menikah dengan Siti Aminah, Amk dan telah dikaruniai 2 (dua) orang putra yang diberi nama Muhammad Rakha Aditya Simangunsong (putra pertama) dan Muhammad Rafa Andhika Simangunsong (putra kedua) serta 1 (satu) orang putri yang bernama Nadhirah Talitha Revaluna Simangunsong. Pada tahun 1977 – 1983 sekolah di SD Negeri No. 173521 Balige, pada tahun 1983 – 1986 sekolah di SMP Negeri 2 Balige, pada tahun 1986 – 1989 sekolah di SMA Negeri 1 Balige, tahun 1990 – 1993 sekolah di Politeknik Universitas Sumatera Utara Medan Jurusan Akuntansi dan Perbankan, tahun 1997 – 2001 melanjutkan studi pada Program Sarjana di Universitas Terbuka Jakarta Jurusan Ilmu Manajemen dan tahun 2006 melanjutkan studi di Program Studi Magister Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Medan. Saat ini bekerja di PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Sentra Kredit Kecil Medan.
Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008
DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK ............................................................................................................
i
ABSTRACT ..........................................................................................................
iii
KATA PENGANTAR ..........................................................................................
v
RIWAYAT HIDUP ..............................................................................................
viii
DAFTAR ISI .........................................................................................................
ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................
xiii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................
xiv
BAB I. PENDAHULUAN...............................................................................
1
I.1. I.2. I.3. I.4. I.5. I.6.
Latar Belakang .................................................................................... Perumusan Masalah ............................................................................ Tujuan Penelitian ................................................................................ Manfaat Penelitian .............................................................................. Kerangka Berpikir .............................................................................. Hipotesis Penelitian ............................................................................
1 4 5 5 6 9
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... II.1. Penelitian Terdahulu.......................................................................... II.2. Teori tentang Kredit .......................................................................... II.2.1. Pengertian Kredit ................................................................... II.2.2. Unsur-unsur Kredit ................................................................ II.2.3. Prinsip-prinsip Pemberian Kredit .......................................... II.3. Kebijakan Perkreditan ....................................................................... II.3.1. Faktor Penting dalam Kebijakan Kredit ................................ II.3.2. Prinsip Kehati-hatian dalam Perkreditan ............................... II.4. Teori tentang Suku Bunga Kredit ...................................................... II.4.1. Teori Suku Bunga Kredit Secara Makro ............................... II.4.2. Teori Suku Bunga Kredit Secara Mikro ................................ II.5. Teori tentang Permintaan Uang .........................................................
10 10 12 13 14 16 18 18 20 22 22 23 25
Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008
II.5.1. Pengertian dan Fungsi Permintaan Uang .............................. 25 II.5.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang dalam Masyarakat ........................................................................... 28 II.5.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Kredit ......... 29 II.6. Kebijakan Pemerintah ....................................................................... 30 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... III.1. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................... III.2. Metode Penelitian ............................................................................ III.3. Populasi dan Sampel ........................................................................ III.4. Metode Pengumpulan Data .............................................................. III.5. Jenis dan Sumber Data Penelitian .................................................... III.6. Identifikasi Variabel ......................................................................... III.7. Definisi Operasional Variabel .......................................................... III.8. Uji Validitas dan Reliabilitas Daftar Pertanyaan ............................. III.9. Metode Analisis Data ....................................................................... III.10. Uji Asumsi Klasik ..........................................................................
34 34 34 35 36 37 37 38 40 42 45
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ IV.1. Hasil Penelitian ................................................................................. IV.1.1. Sejarah Singkat PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk IV.1.2. Visi, Misi dan Budaya Kerja PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk ...................................................................... IV.1.3. Karakteristik Responden ..................................................... IV.1.4. Penjelasan Responden Atas Variabel Kebijakan Kredit ...... IV.1.5. Penjelasan Responden Atas Variabel Persepsi Standar Operasional Perkreditan Bank ............................................. IV.1.6. Penjelasan Responden Atas Variabel Pelayanan Kredit Bank ..................................................................................... IV.1.7. Permintaan Kredit ................................................................ IV.1.8. Uji Asumsi Klasik ................................................................ IV.2. Pembahasan Pengujian Hipotesis .....................................................
47 47 47 49 50 52 55 59 60 61 65
Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... V.1. Kesimpulan ....................................................................................... V.2. Saran ..................................................................................................
71 71 72
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................
73
Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008
DAFTAR TABEL
No.
Judul
Halaman
III.1.
Definisi Operasional Variabel................................................................ 39
III.2.
Uji Validitas dan Reliabilitas Daftar Pertanyaan ................................... 41
IV.1.
6 (Enam) Perilaku Utama Insan BNI.................................................... 50
IV.2.
Karakteristik Responden Berdasarkan Badan Usaha............................. 51
IV.3.
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Usaha ............................... 51
IV.4.
Penjelasan Responden Atas Kebijakan Kredit....................................... 53
IV.5.
Persepsi Standar Operasional Perkreditan Bank .................................... 55
IV.6.
Penjelasan Responden Atas Pelayanan Kredit Bank ............................. 59
IV.7.
Permintaan Kredit .................................................................................. 61
IV.8.
Uji Normalitas........................................................................................ 62
IV.9.
Uji Multikolinieritas .............................................................................. 62
IV.10.
Hasil Uji Serempak ................................................................................ 66
IV.11.
Hasil Uji Parsial ..................................................................................... 67
IV.12.
Uji Determinasi ...................................................................................... 69
Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008
DAFTAR GAMBAR
No.
Judul
Halaman
I.1.
Kerangka Berpikir ................................................................................... 8
IV.1.
Uji Heteroskedastisitas ........................................................................... 64
Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008
DAFTAR LAMPIRAN
No.
Judul
Halaman
1.
Kuesioner.................................................................................................... 77
2.
Uji Realibilitas……………………………………………………………81
3.
Uji Asumsi Klasik…………………………………………………………82
4.
Analisis Regresi…………………………………………………………. 85
Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008
BAB I PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang Sumber utama pembiayaan investasi di negara berkembang termasuk di Indonesia umumnya masih didominasi oleh penyaluran kredit perbankan sehingga wajar bila banyak pihak menuding lambatnya penyaluran kredit perbankan di Indonesia setelah krisis 1997 merupakan salah satu penyebab lambatnya pemulihan ekonomi Indonesia dibandingkan dengan negara Asia lainnya yang terkena krisis. Membaiknya kondisi makro ekonomi dalam beberapa tahun terakhir yang tercermin dari terkendalinya laju inflasi, stabilnya nilai tukar, dan turunnya suku bunga, namun kredit yang disalurkan perbankan belum cukup menjadi mesin pendorong pertumbuhan ekonomi untuk kembali pada level sebelum krisis. Hal ini berarti bahwa fungsi intermediasi perbankan di Indonesia masih belum pulih sebagaimana mestinya. Fungsi intermediasi perbankan terutama dalam menyalurkan kredit untuk menggerakkan sektor riil/sektor usaha, secara bertahap mulai menunjukkan perkembangan positif selama tahun 2007. Berbekal pertumbuhan penyaluran kredit selama tahun 2007, maka cukup beralasan jika periode tahun 2008 kinerja perbankan diproyeksikan semakin membaik sekaligus juga bisa memberikan harapan yang lebih baik untuk mendorong permodalan dunia usaha dan meningkatkan laju pertumbuhan
Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008
ekonomi. Meski begitu, pencapaian kinerja perbankan selama tahun 2008 ini bukan berarti tidak ada hambatan. Apalagi kondisi sektor riil yang belum pulih benar. Ibaratnya, segiat apa pun perbankan menawarkan kredit pada sektor riil, kalau iklim dunia usaha belum juga kondusif, penyaluran kredit tidak akan optimal karena permintaan kredit dari sektor usaha terbatas. Berdasarkan hasil survei terhadap permintaan kredit triwulan I 2008 yang dilaksanakan secara triwulanan terhadap bank-bank umum yang berkantor pusat di Jakarta yang mewakili sekitar 80% total kredit nasional, Bank Indonesia (BI) mencatat pada triwulan I 2008 permintaan kredit baru hanya 70,4%. Permintaan ini menurun dibandingkan triwulan IV 2007 yang sebesar 86,8%. Hasil survei juga menyatakan bahwa pemberian kredit baru pada triwulan II-2008 diperkirakan akan meningkat, ditunjukkan dengan angka neto tertimbang 92,9%, lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya (86,2%). Prioritas utama penyaluran kredit pada triwulan II-2008 diperkirakan masih pada kredit modal kerja, sementara secara sektoral diperkirakan dominan pada sektor perdagangan, hotel dan restoran sta sektor industri pengolahan. Secara nominal, ratarata target pertumbuhan kredit baru pada triwulan II-2008 diperkirakan sebesar 11,9% (quarter to quarter) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya (7,4%). Secara keseluruhan selama tahun 2008, target pertumbuhan kredit baru diperkirakan sebesar 29,8% (year on year). Menurut Laporan Kinerja yang disampaikan oleh PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Kantor Wilayah 01 Medan, menyatakan bahwa total penyaluran
Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008
pinjaman ritel se-wilayah 01 sampai dengan triwulan I 2008 sebesar Rp. 1.996.814 juta atau baru mencapai 74,69% dari target tahun 2008. Jika dibandingkan dengan realisasi Desember 2007 menurun sebesar Rp. 232.186 juta atau 8,69%. Realisasi kredit pada triwulan I-2008 belum sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan terhadap beberapa debitur/ calon debitur PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Sentra Kredit Kecil Medan menyatakan bahwa tingkat suku bunga kredit merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi calon debitur dalam mengajukan permohonan kredit ke bank. Namun pada penelitian ini peneliti juga ingin mengetahui apakah faktor kebijakan perkreditan yang berlaku di Bank tersebut yang dituangkan dalam Standar Operasional Perkreditan (SOP) dan pelayanan kredit oleh pejabat Bank turut mempengaruhi debitur/calon debitur dalam mengajukan permohonan fasilitas kredit ke Bank. PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau disingkat BNI adalah salah satu perusahaan yang bergerak di bidang perbankan dan merupakan salah satu bank terbesar di Indonesia, memiliki 978 cabang yang tersebar di seluruh Indonesia dan 5 cabang di luar negeri (Singapore, Hongkong, Tokyo, New York dan London), serta kantor perwakilan di beberapa negara, seperti Timur Tengah. Sebagaimana bank lainnya, BNI telah memiliki kebijakan perkreditan yang berfungsi sebagai Standar Operasional Perkreditan (SOP) yang dituangkan dalam Buku Pedoman Perkreditan (BPP). Namun demikian, dalam menetapkan kebijakan perkreditannya masih berdasarkan metode top-down approach. Agar BNI mampu bersaing dengan Bank
Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008
pesaing lainnya, maka diperlukan inovasi-inovasi dan strategi-strategi baru dalam menetapkan kebijakan perkreditannya. Dalam melakukan penyaluran kredit dalam rangka ekspansi kredit, BNI selama ini berpedoman kepada Buku Pedoman Perkreditan (BPP) yang berfungsi sebagai Standar Operasional Perkreditan (SOP). Salah satu strategi kebijakan di bidang perkreditan yang dilaksanakan oleh BNI adalah dengan melakukan pembentukan unit-unit kerja baru yaitu Sentra-sentra Kredit yang bertugas untuk menyalurkan kredit dan mengelola portofolio (portfolio management) dan pengawasan intern dalam urusan perkreditan. Sebagai jaringan untuk penyaluran kredit BNI mempunyai 51 Sentra Kredit Kecil (SKC), 112 Unit Kredit Kecil (UKC), 63 Cabang Stand Alone, 20 Sentra Kredit Menengah (SKM), serta 54 Cabang Syariah (BNI Press Release, 2008). PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk dalam usahanya untuk mempertahankan keberadannya sebagai market leader, berusaha terus menerus meningkatkan citra perusahaan dan penguasaan pasar, dan senantiasa menyediakan produk perkreditan yang inovatif dan berkualitas prima serta memberikan pelayanan maksimal terhadap debitur dan calon debiturnya
I.2. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka dirumuskan masalah sebagai berikut: Bagaimana pengaruh kebijakan perkreditan yang terdiri dari: kebijakan kredit, persepsi Standar Operasional Perkreditan (SOP), dan pelayanan kredit bank terhadap
Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008
tingkat permintaan kredit pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Sentra Kredit Kecil Medan?
I.3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kebijakan kredit, persepsi Standar Operasional Perkreditan (SOP), dan pelayanan kredit bank terhadap tingkat permintaan kredit pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Sentra Kredit Kecil Medan. 2. Untuk mengetahui variabel yang dominan mempengaruhi tingkat permintaan kredit pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Sentra Kredit Kecil Medan.
I.4. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dapat diberikan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Sebagai bahan masukan bagi manajemen PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk dalam upaya peningkatan penyaluran kreditnya. 2. Sebagai tambahan khasanah dan memperkaya penelitian ilmiah di Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, khususnya di Program Studi Magister Ilmu Manajemen. 3. Sebagai tambahan pengetahuan dan wawasan bagi peneliti dalam bidang ilmu manajemen pemasaran, khususnya mengenai pemasaran kredit.
Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008
4. Sebagai bahan referensi bagi peneliti lainnya yang ingin meneliti dan mengkaji masalah yang sama di masa yang akan datang.
I.5. Kerangka Berpikir Perbankan sebagai salah satu fungsi intermediasi, berperan dalam mendorong tingkat pertumbuhan ekonomi dan memperluas kesempatan kerja melalui penyediaan sejumlah dana pembangunan dan dunia usaha. Khusus untuk dunia usaha, dana yang diberikan oleh bank adalah dalam bentuk kredit. Jumlah permintaan kredit pada suatu bank dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik dari sisi debitur maupun dari sisi kreditur (perbankan) itu sendiri. Permintaan kredit dari sisi debitur (dunia usaha) dipengaruhi oleh adanya upaya untuk meningkatkan aktivitas usaha, baik dalam bentuk investasi maupun modal kerja. Sedangkan dari sisi perbankan, permintaan kredit dipengaruhi oleh kebijakan perkreditan yang terdiri dari beberapa faktor seperti tingkat suku bunga kredit, standar operasional perkreditan yang antara lain meliputi: batas maksimum pemberian kredit, persyaratan kredit, pelayanan bank itu sendiri kepada debitur/calon debiturnya dan kebijakan perkreditan bank lainnya, dan selanjutnya kebijakan-kebijakan pemerintah seperti penetapan tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Dalam menetapkan kebijakan kreditnya, bank mempunyai pertimbanganpertimbangan yang menyangkut besarnya kredit, penyediaan dana, penyaluran kredit, kelancaran kredit, dan bunga kredit. Kesemuanya itu dilakukan bank untuk melindungi seluruh asset yang dimiliki oleh bank itu.
Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008
Menurut Solopos (2003) bahwa: sebagai lembaga keuangan, bank berfungsi sebagai perantara keuangan atau financial intermediary dari dua pihak, yakni pihak yang kelebihan dana dan pihak yang kekurangan dana. Bank menerima simpanan uang masyarakat (dana pihak ketiga). Kemudian uang tersebut dikembalikan lagi kepada masyarakat dalam bentuk kredit dengan pengenaan suku bunga tertentu. Penyaluran kredit merupakan fungsi utama dari bank dan merupakan sumber pendapatan yang utama pada umumnya. Pendapatan ini diperoleh dari spread suku bunga simpanan dan kredit yang dikenakan oleh bank. Penentuan spread ini tergantung dari pihak bank dan target marketnya. Dalam praktik perbankan di Indonesia eksekutif bank menetapkan spread sebesar 2% sampai dengan 3% p.a. yang merupakan harga yang layak atau cukup sebagai komponen lending rate. Secara teori suku bunga pinjaman merupakan gabungan dari cost of fund ditambah biaya intermediasi dan biaya risiko macet. Sekalipun tidak terlalu mutlak, faktor bunga kredit turut pula mempengaruhi kemulusan perkreditan yang diselenggarakan oleh bank. Suku bunga kredit yang rendah, besar kemungkinannya akan meringankan usaha nasabah dan dapat memacu pertumbuhan usaha nasabahnya. Dengan beban biaya modal pinjaman yang rendah maka mengakibatkan arus pengembalian menjadi lancar. Menurut Martowijoyo (1999) bahwa: ”suku bunga pinjaman sangat berpengaruh terhadap jumlah peminjam”. Arus pengembalian kredit yang melambat mengakibatkan pengembalian kredit menjadi lebih kecil dari estimasi dan juga mengakibatkan melambatnya pemasukan bunga. Situasi ini akan mengakibatkan kredit yang disalurkan oleh bank menjadi semakin kecil, dengan demikian maka penetapan suku bunga kredit perlu mendapatkan pertimbangan yang matang. Setiap Bank pasti mempunyai Standar Operasional Perkreditan sebagai pedoman dalam penyaluran kreditnya, dan Bank sebagai lembaga keuangan yang
Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008
mendapat pengawasan ketat, tentu saja harus mempunyai kebijakan yang terstruktur, dan komprehensip. Aktivitas operasional perbankan yang dilakukan oleh kalangan perbankan pada umumnya adalah people based service. Hal ini berarti bahwa untuk meningkatkan kualitas diperlukan pemberdayaan karyawan. Kualitas pelayanan dapat diukur berdasarkan persepsi nasabah terhadap dimensi fisik dan non fisik pelayanan. Dalam memberikan pelayanan kredit kepada calon debitur, pihak bank melakukan berbagai bentuk pelayanan untuk memudahkan debitur memenuhi kebutuhannya. Pelayanan kredit tersebut mulai dari pengajuan permohonan kredit, hingga mengangsur kredit serta pelunasan kredit. Pelayanan dalam hal ini termasuk waktu pemrosesan kredit dan keramahan pelayanan petugas terhadap debitur selama proses tersebut. Menurut Siregar (2006) bahwa: ”pelayanan perbankan merupakan faktor yang berpengaruh terhadap permintaan kredit pada Bank Pemerintah di Sumatera Utara”. Dari uraian di atas, kerangka berpikir dapat digambarkan sebagai berikut:
Kebijakan Kredit
Persepsi SOP
Permintaan Kredit
Pelayanan Kredit Bank
Gambar I.1. Kerangka Berpikir
Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008
I.6. Hipotesis Penelitian Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis dari penelitian ini adalah: Kebijakan Perkreditan yang terdiri dari: kebijakan kredit, persepsi Standar Operasional Perkreditan, dan pelayanan kredit bank berpengaruh terhadap tingkat permintaan kredit pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Sentra Kredit Kecil Medan.
Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Penelitian Terdahulu Martowijoyo (1999) melakukan penelitian dengan judul “Kinerja Lembaga Keuangan Mikro dan Perilaku Masyarakat Pedesaaan” dan hasil penelitiannya menunjukkan bahwa lamanya waktu pemrosesan kredit berpengaruh menurunkan jumlah peminjam cukup signifikan. Selanjutnya suku bunga pinjaman berpengaruh sangat signifikan terhadap jumlah peminjam dan berpengaruh cukup signifikan terhadap jumlah penunggak kredit. Julaihah dan Insukindro (2004) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Dampak Kebijakan Pemerintah Terhadap Variabel Makro Ekonomi di Indonesia Tahun 1983.1-2003.2”. Penelitian ini akan menggunakan time series data sekunder. Data penelitian dikumpulkan dari berbagai sumber, seperti Laporan Tahunan Bank Indonesia, Laporan Bank Indonesia, Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia (SEKI), situs Bank Indonesia, situs Biro Pusat statistik (BPS), dan CD-room International Financial Statistics (IFS). Metode penelitian yang digunakan adalah metode VAR/VECM. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kebijakan meneter melalui perubahan suku bunga (SBI) dapat mempengaruhi nilai tukar. Nilai tukar merupakan
Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008
harga relatif dari mata uang domestik dan luar negeri, sehingga nilai tukar sangat tergantung pada kondisi moneter dalam dan luar negeri. Dampak dari SBI terhadap nilai tukar adalah tidak pasti, karena ini tergantung pada ekspektasi dari dalam negeri dan luar negeri tentang suku bunga dan inflasi yang terjadi di masa mendatang. Kenaikan SBI yang tidak terduga akan mendorong nilai tukar terapresiasi, demikian sebaliknya. Kenaikan SBI yang tidak terduga juga akan menurunkan permintaan kredit perbankan. Kenaikan SBI hanya bisa diduga jika adanya independensi bank sentral dalam kebijakan pemerintah. Siregar (2006) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Kredit pada Bank Pemerintah di Sumatera Utara”. Data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer dan data sekunder. Data primer bersumber dari populasi sebanyak 319 debitur dengan plafon kredit Rp. 1 – 40 milyar. Dari populasi tersebut diambil sampel sebanyak 64 responden (20% dari populasi). Data sekunder berupa permintaan kredit pada bank Pemerintah di Sumatera Utara per triwulan selama kurun waktu Tahun 2000- 2004. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey. Metode analisis dilakukan dengan menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS). Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa faktor-faktor makro ekonomi, yaitu tingkat suku bunga, pertumbuhan ekonomi dan kebijakan pemerintah berpengaruh terhadap permintaan kredit pada Bank Pemerintah di Sumatera Utara pada tingkat signifikan (α = 1 %). Tingkat Suku Bunga (TSB) berpengaruh negatif terhadap permintaan kredit pada Bank Pemerintah di Sumatera Utara, sedangkan pertumbuhan
Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008
ekonomi berpengaruh positif terhadap permintaan kredit pada Bank Pemerintah di Sumatera Utara. Faktor-faktor pelayanan perbankan berpengaruh terhadap permintaan kredit pada Bank Pemerintah di Sumatera Utara dan pelayanan perbankan yang ditinjau dari waktu pemrosesan kredit (WPK) dan keramahan pelayanan petugas bank berpengaruh positif terhadap permintaan kredit pada Bank Pemerintah di Sumatera Utara.
II.2. Teori tentang Kredit Tugas pokok suatu bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat/pengusaha yang memerlukannya. Dengan demikian, peranan kredit dalam operasi bank sangat besar/ penting, di samping sebagian besar bank masih mengandalkan sumber pendapatan utamanya dari operasi perkreditan sehingga untuk mendapatkan margin yang baik diperlukan pengelolaan perkreditan secara efektif dan efesien. Bank adalah business. Business yang berdagang dalam kredit dan uang. Jadi bisnis utama dari suatu bank adalah kepercayaan sehingga dikatakan pula bahwa bank merupakan lembaga kepercayaan. Sebagaimana diketahui bahwa usaha bank yang paling besar dalam memberikan kontribusi terbesar sebagai sumber penghasilan bank berasal dari penyaluran kredit. Secara ekonomi, kredit dapat diartikan sebagai pemindahan daya beli dari satu tangan ke tangan lain, dan atau penciptaan daya beli.
Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008
1. Pemindahan daya beli Adanya kredit (source of fund) pada umumnya terkumpul dari sekian banyak tabungan/simpanan dari sekian banyak masyarakat yang bersedia menyisihkan penghasilannya tidak untuk dikonsumsi melainkan untuk ditabung ke dalam bank. Pada umumnya penabung kurang mengetahui untuk apa daya beli/uang tabungan mereka akan dipergunakan. Oleh karena itu, mereka mempercayakan uang mereka pada bank, yang nantinya akan memerlukannya. Bank yang akan bertanggung jawab atas keamanan uang tabungan tersebut. Dalam hal inilah kredit diartikan sebagai pemindahan daya beli. 2. Penciptaan daya beli Dari sisi kreditor merupakan penciptaan daya beli, di mana dengan fasilitas kredit yang diterimanya, para peminjam/pengusaha telah mempunyai rencana untuk apa kredit tersebut akan dipergunakan, untuk investasi ataukah untuk modal kerja.
II.2.1. Pengertian Kredit Pengertian kredit dalam arti ekonomi adalah suatu penundaan pembayaran dari prestasi yang diberikan seseorang, baik dalam bentuk barang, uang maupun jasa. Artinya uang atau barang diterima sekarang dan dikembalikan pada masa yang akan datang.
Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008
Kredit erat kaitannya dengan pengadaan modal suatu badan usaha, di mana dalam menjalankan usahanya pihak manajeman berusaha untuk memperoleh tambahan modal dari berbagai sumber, termasuk diantaranya melalui kredit. Menurut Tohar (2008) bahwa: “kredit adalah penundaan pembayaran dari prestasi yang diberikan sekarang, baik dalam bentuk barang, uang maupun jasa keuntungan atau bunga yang diperoleh dari pemberi kredit untuk memelihara kelangsungan usaha dan memperluas usahanya”.
II.2.2. Unsur-unsur Kredit Menurut Suyatno, dkk (1997), bahwa ada empat unsur-unsur kredit, yaitu unsur kepercayaan, waktu, degree of risk dan prestasi. Unsur kredit yang utama adalah kepercayaan dan waktu. Kepercayaan dalam hal ini adalah bahwa pemberi kredit berkeyakinan bahwa prestasi (uang, jasa atau barang) yang diberikannya kepada debitur akan benar-benar diterimanya kembali di masa yang akan datang. Unsur waktu adalah bahwa antara pemberian kredit dan pengembaliannya dibatasi oleh waktu tertentu. Kredit diberikan atas dasar kepercayaan sehingga pemberian kredit adalah pemberian kepercayaan. Hal ini berarti bahwa prestasi yang diberikan benar-benar diyakini dapat dikembalikan oleh penerima kredit sesuai dengan waktu dan syaratsyarat yang telah disepakati bersama. Berdasarkan hal di atas, unsur-unsur dalam kredit tersebut adalah sebagai berikut:
Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008
1. Adanya dua pihak, yaitu pemberi kredit (kreditor) dan penerima kredit (nasabah). Hubungan pemberi kredit dan penerima kredit merupakan hubungan kerjasama yang saling menguntungkan. 2. Adanya kepercayaan pemberi kredit kepada penerima kredit yang didasarkan atas credit rating penerima kredit. 3. Adanya persetujuan, berupa kesepakatan pihak bank dengan pihak lainnya yang berjanji membayar dari penerima kredit kepada pemberi kredit. Janji membayar tersebut dapat berupa janji lisan, tertulis (akad kredit) atau berupa instrumen (credit instrument). 4. Adanya penyerahan barang, jasa, atau uang dari pemberi kredit kepada penerima kredit. 5. Adanya unsur waktu (time element). Unsur waktu merupakan unsure essensial kredit. Kredit dapat ada karena ada waktu, baik dilihat dari pemberi kredit maupun dilihat dari penerima kredit. 6. Adanya unsure resiko (degree of risk) baik di pihak pemberi kredit maupun di pihak penerima kredit. Resiko di pihak pemberi kredit adalah resiko gagal bayar (risk of default), baik karena kegagalan usaha (pinjaman komersial) atau ketidakmampuan bayar (pinjaman konsumen) atau karena ketidaksediaan membayar. Resiko di pihak nasabah adalah kecurangan dari pihak kreditor, antara lain berupa pemberian kredit yang dari semula dimaksudkan oleh pemberi kredit untuk mencaplok perusahaan yang diberi kredit atau tanah yang dijaminkan.
Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008
7. Adanya unsur bunga sebagai kompensasi (prestasi) kepada pemberi kredit. Bagi pemberi kredit, bunga tersebut terdiri dari berbagai komponen seperti biaya modal (cost of capital), biaya umum (overhead cost), risk premium, dan sebagainya. Jika credit rating penerima kredit tinggi, risk premium dapat dikurangi dengan safety discount.
II.2.3. Prinsip-prinsip Pemberian Kredit Walaupun pemberian kredit didasarkan atas kepercayaan, tetapi penilaian atas kepercayaan tadi harus tetap melalui suatu analisis kredit yakni kajian yang dilakukan untuk mengetahui kelayakan dari suatu permasalahan kredit. Melalui hasil analisis kreditnya, dapat diketahui apakah usaha nasabah layak (feasible) dan marketable (hasil usaha dapat dipasarkan), dan profitable (menguntungkan), serta dapat dilunasi tepat waktu. Sebelum suatu kredit dikucurkan, terlebih dahulu bank akan melakukan penilaian melalui suatu prosedur terhadap nasabah yang memohon kredit untuk memperoleh keyakinan bahwa kredit yang disalurkan pasti akan kembali. Penilaian tersebut mencakup kriteria-kriteria tertentu dan mempunyai ukuran-ukuran yang menjadi standar setiap bank. Penilaian oleh bank adalah untuk mendapatkan nasabah yang benar-benar layak dilakukan melalui analisis 5 C. Prinsip dasar dalam menganalisis kredit harus memenuhi kriteria Five C’s (5 C’s) yaitu Character, Capacity, Capital, Collateral dan Condition of Economic, serta didokumentasikan,
Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008
sehingga siapapun yang membaca dasar penilaian pemberian kredit mempunyai persepsi yang sama.
Penilaian dengan analisis 5 C adalah sebagai berikut: a. Character Character merupakan sifat atau watak calon debitur (nasabah) yang dilihat dari latar belakang pekerjaan ataupun yang bersifat pribadi seperti gaya hidup, keadaan keluarga, hobby dan jiwa sosial nasabah. Berdasarkan sifat dan watak tersebut diambil suatu kesimpulan tentang kemampuan nasabah untuk membayar kredit. b. Capacity Capacity merupakan analisis untuk mengetahui kemampuan nasabah untuk membayar kredit. Kemampuan ini dilihat dari kemauan nasabah dalam mengelola bisnis yang didasarkan pada latar belakang pendidikan dan pengalaman dalam mengelola usahanya. c. Capital Untuk mengetahui apakah penggunaan modal usaha oleh nasabah sudah efektif atau tidak. Hal ini dilihat dari laporan keuangan nasabah, serta melihat sumbersumber modal nasabah berapa persen modal sendiri dan modal pinjaman. d. Collateral
Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008
Merupakan jaminan yang diberikan calon debitur, baik yang bersifat fisik maupun non fisik. Biasanya nilai jaminan lebih besar dari jumlah kredit yang diberikan. Jaminan juga perlu diteliti keabsahannya sehingga bila terjadi masalah, suatu jaminan tersebut dapat dipergunakan secepat mungkin.
e. Condition of economic Suatu penilaian untuk memprediksi kondisi ekonomi, sosial, politik untuk masa yang akan datang, juga menilai prospek bidang usaha yang akan dibiayai apakah benar-benar baik sehingga kemungkinan kredit untuk macet relatif kecil.
II.3. Kebijakan Perkreditan Secara garis besar, kebijakan umum perkreditan didasarkan atas: 1. Undang-undang Perbankan: dimaksudkan untuk menumbuh kembangkan Bank yang sehat dan kuat, dengan prinsip kehati-hatian (prudential banking) 2. Kebijakan Umum Perkreditan (KUP) adalah kebijakan perkreditan sesuai dengan prinsip-prinsip
manajemen,
mencakup
perencanaan,
pengorganisasian,
pelaksanaan dan pengawasannya. 3. Pedoman Pelaksanaan Perkreditan (PPK), atau ada juga yang menyebut dengan Standar Operasional Perkreditan (SOP), merupakan pelaksanaan perkreditan yang dapat menjamin pemberian kredit yang sehat.
Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008
II.3.1. Faktor Penting dalam Kebijakan Kredit a. Kredit yang diberikan bank mengandung resiko, sehingga dalam pelaksanaannya bank harus memperhatikan asas-asas perkreditan yang sehat. b. Salah satu upaya untuk lebih mengarahkan agar perkreditan bank telah didasarkan pada prinsip yang sehat, yaitu melalui kebijakan perkreditan yang jelas. c. Kebijakan perkreditan bank berperan sebagai panduan dalam pelaksanaan semua kegiatan perkreditan. d. Untuk memastikan bahwa semua bank telah memiliki kebijakan perkreditan yang disusun dan diterapkan berdasarkan asas-asas perkreditan yang sehat, maka perlu pedoman pada ketentuan yang ditetapkan Bank Indonesia. e. Ketentuan kebijakan perkreditan perlu ditetapkan agar setiap bank memiliki dan menerapkan kebijakan kredit yang baik, yang: 1) Mampu mengawasi portofolio kredit secara keseluruhan dan menetapkan standart dalam proses pemberian kredit secara individual. 2) Memiliki standar/ukuran yang mengandung pengawasan intern pada semua tahapan proses perkreditan. f. Bagi bank yang belum memiliki kebijakan perkreditan, wajib menyusun dan menerapkan kebijakan kredit yang minimal mengandung semua aspek yang tertuang pada pedoman kebijakan perkreditan. g. Bagi bank yang telah memiliki kebijakan perkreditan, wajib meneliti kembali apakah semua aspek dalam pedoman kebijakan perkreditan telah tercakup dalam
Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008
kebijakan perkreditan dan melakukan penyesuaian apabila belum mencakup seluruh aspek yang tertuang dalam pedoman kebijakan perkreditan. h. Kebijakan perkreditan perbankan dikatakan baik bila minimal dalam kebijakan tersebut mencakup: 1) Prinsip kehati-hatian perkreditan. 2) Organisasi dan manajemen perkreditan. 3) Kebijakan persetujuan perkreditan. 4) Dokumentasi dan administrasi. 5) Pengawasan kredit. 6) Penyelesaian kredit bermasalah. i. Kebijakan perkreditan bank yang baik minimal sebagai pedoman dalam penyusunan kebijakan perkreditan. Dalam penyusunan kebijakan perkreditan bank dapat menambah dan memperluas aspek-aspek yang tertuang dalam pedoman kebijakan perkreditan. j. Kebijakan kredit selanjutnya harus menjadi acuan dan harus tercermin dalam pedoman pelaksanaan kredit yang dipergunakan oleh setiap bank. k. Bank wajib menyampaikan kebijakan kredit dan wajib mendapat persetujuan dewan komisaris. l. Bank wajib melaksanakan kebijakan tersebut secara konsisten. m. Bank Indonesia memantau, mengawasi, dan menilai pelaksanaan kebijakan kredit bank tersebut.
Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008
n. Pengertian kredit dalam kebijakan kredit meliputi semua jenis fasilitas keuangan yang disediakan kepada nasabah.
II.3.2. Prinsip Kehati-hatian dalam Perkreditan a. Kebijakan pokok perkreditan yang akan diambil bank mencakup: 1) Prosedur perkreditan yang sehat. 2) Kredit yang mendapat perhatian khusus. 3) Perlakuan kredit yang di-plafondering. 4) Prosedur penyelesaian kredit bermasalah, penghapusan, dan pelaporan kredit macet. 5) Tata cara penyelesaian barang jaminan kredit. b. Kebijakan bank dalam pemberian kredit kepada pihak terkait/nasabah besar, yaitu dalam bentuk pernyataan mengenai: 1) Batasan jumlah maksimum kredit yang akan diberikan. 2) Tata cara penyedian kredit. 3) Persyaratan kredit. 4) Kebijakan pemenuhan ketentuan perkreditan. c. Pencantuman sektor ekonomi, pasar dan nasabah yang dinilai bank mengandung resiko yang tinggi. d. Pencantuman kredit yang perlu dihindari bank seperti: 1) Kredit untuk spekulasi. 2) Informasi keuangan yang tidak cukup.
Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008
3) Kredit dengan keahlian khusus. 4) Kredit bermasalah pada bank lain. e. Penjabaran mengenai tata cara penilaian kualitas kredit harus berdasarkan pada tata cara yang bertujuan untuk memastikan bahwa hasil penilaian kolektibilitas kredit yang dilakukan bank telah sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia. f. Pencantuman pernyataan bahwa pejabat kredit harus: 1) Profesional, jujur, objektif, dan cermat. 2) Memahami dengan baik makna yang terkandung dalam Undang-Undang tentang perbankan.
II.4. Teori tentang Suku Bunga Kredit Solopos (2003) menyatakan bahwa: ”secara teori tingkat suku bunga pinjaman merupakan gabungan dari jumlah cost of fund ditambah biaya intermediasi dan biaya resiko macet”.
II.4.1 Teori Suku Bunga Kredit Secara Makro Pengertian dasar dari teori tingkat suku bunga yaitu harga dari penggunaan uang untuk jangka waktu tertentu. Bunga merupakan imbalan atas ketidaknyamanan karena melepas uang, dengan demikian bunga adalah harga kredit. Tingkat suku bunga berkaitan dengan peranan waktu di dalam kegiatan-kegiatan ekonomi. Tingkat suku bunga muncul dari kegemaran untuk mempunyai uang sekarang.
Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008
Teori klasik menyatakan bahwa bunga adalah harga dari loanable funds (dana investasi) dengan demikian bunga adalah harga yang terjadi di pasar dan investasi. Menurut teori Keynes tingkat bunga merupakan suatu fenomena moneter. Artinya tingkat bunga ditentukan oleh penawaran dan permintaan akan uang (ditentukan di pasar uang).
II.4.2 Teori Suku Bunga Kredit Secara Mikro Dalam industri berbankan yang sangat kompetitif, penentuan tingkat bunga kredit menjadi suatu alat persaingan yang sangat strategis. Bank-bank yang mampu mengendalikan pokok dalam penentuan tingkat bunga kredit (lending rate) akan mampu menentukan bunga kredit yang lebih rendah dibandingkan dengan bank-bank lainnya. II.4.2.1 Cost of Loanable Funds a. Menetapkan tingkat bunga yang akan dibayarkan kepada deposan. b. Menghitung komposisi sumber dana. c. Memperhatikan ketentuan tentang reserve requirement (RR). d. Menghitung biaya dengan dana efektif dengan rumus: 100% 100% − RR
x Tingkat Bunga
e. Menghitung kontribusi biaya dana dengan rumus:
Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008
Komposisi Dana x Biaya Dana Efektif f
Menjumlah seluruh kontribusi biaya dana untuk memperoleh tingkat cost of loanable funds.
Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008
II.4.2.2 Overhead cost a. Dikeluarkan oleh bank dalam menjalankan kegiatannya. b. Biaya-biaya yang termasuk dalam overhead cost ditanggung oleh seluruh jumlah aktiva yang menghasilkan pendapatan atau total aktiva produktif (total earning assets). Dengan demikian perhitungan persentase overhead cost dapat dinyatakan sebagai berikut:
Overhead Cost =
Total Biaya (di luar biaya dana) x100% Total Earning Assets
Dihadapkan pada berbagai kondisi persaingan yang ada, dalam praktek perbankan sehari-hari pada eksekutif menempatkan kebijakan untuk memasang tarif dalam perhitungan overhead cost antara 2% sampai dengan 4%. II.4.2.3. Risk factor Risk factor adalah komponen dalam menentukan lending rate yang sangat mempertimbangkan kemungkinan terjadinya kredit bermasalah termasuk kredit macet. Risk factor dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Risk Factor =
Biaya Penyisihan Cadangan Penghapusa n Kredit x100% Total Kredit yang Diberikan
Dalam praktek perbankan sehari-hari, besarnya risk factor berkisar 1 hingga 2,5%, dengan mempertimbangkan jenis kredit yang akan diberikan, keyakinan akan
Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008
terjadinya risiko kredit, volume kredit yang diberikan, serta kondisi persaingan yang ada. II.4.2.4 Spread
Spread atau biasa juga disebut dengan net margin adalah pendapatan bank yang utama dan akan menentukan besarnya pendapatan bersih (net income) bank. Penentuan tinggi rendahnya spread tergantung bagaimana pihak bank serta target marketnya. Untuk mengelompokkan jenis industri serta peringkat usaha bank merupakan salah satu pertimbangan untuk menetapkan tinggi rendahnya spread. Dalam praktek perbankan di Indonesia, eksekutif bank menetapkan spread (net margin) sebesar 2% hingga 3% p.a. yang merupakan harga yang layak (cukup) sebagai komponen dari lending rate. II.4.2.5. Pajak
Pembebanan pajak sebagai komponen dari penentuan tingkat bunga kredit (lending rate) dapat dibebankan penuh atau sebagian, tergantung pada kebijakan bank yang bersangkutan dalam menghadapi persaingan.
II.5. Teori tentang Permintaan Uang II.5.1. Pengertian dan Fungsi Permintaan Uang
Menurut Dornbusch, Fischer dan Startz (2001) bahwa: “permintaan uang adalah permintaan uang saldo riil (real balances)”. Dengan kata lain, orang memegang uang karena daya belinya, yaitu sejumlah barang yang dapat dibeli dengan
Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008
uang itu. Mereka tidak memperhatikan jumlah nominal yang mereka punya, yaitu jumlah uang fisik yang mereka punya. Dua implikasi hal tersebut: 1. Permintaan uang riil tidak berubah ketika tingkat harga naik, dan semua variabel riil seperti suku bunga, pendapatan riil, dan kekayaan riil, tetap tak berubah. 2. Ekuivalen dengan itu, permintaan uang nominal naik secara proporsional terhadap kenaikan tingkat harga, dengan variabel riil seperti di atas tetap. Dengan kata lain, kita memperhatikan pada fungsi permintaan uang yang menggambarkan permintaan keseimbangan riil, M/P, bukan keseimbangan nominal, M. Ada istilah khusus untuk perilaku yang digambarkan dalam hal ini, yaitu seseorang bebas dari ilusi uang (money illusion) jika perubahan tingkat harga dengan semua variabel konstan, tak mempengaruhi perilaku riil seseorang, termasuk permintaan uang riil. Menurut Dornbusch, Fischer dan Startz (2001) bahwa: teori permintaan uang dibangun berdasarkan tradeoff antara keuntungan memegang uang lebih banyak dengan beban bunga yang diakibatkannya. Uang (M1, yaitu uang kartal dan checkable deposits) umumnya tidak mendapat bunga atau dengan bunga yang lebih kecil dari aset lain. Semakin besar bunga yang hilang dari memegang uang, diperkirakan semakin kecil kemungkinan seseorang memegang uang. Dalam prakteknya, dapat dihitung bunga biaya memegang uang sebagai selisih antara bunga pada uang (mungkin nol) dengan bunga yang didapat dari aset lain, seperti tabungan atau bagi perusahaan, sertifikat deposit atau surat berharga. Bunga pada uang mengacu pada tingkat bunga sendiri (own rate of interest), dan opportunity cost dari memegang uang sama dengan selisih antara pendapatan dari aset lain dengan tingkat bunga sendiri. Menurut Mankiw (2003) bahwa: “fungsi permintaan uang (money demand function) adalah persamaan yang menunjukkan apa yang menentukan
Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008
kuantitas keseimbangan uang riil yang ingin ditahan orang”. Fungsi permintaan uang secara sederhana adalah: (M/P)d = kY di mana k adalah konstanta yang menyatakan berapa banyak uang yang ingin ditahan orang untuk setiap nilai pendapatan. Persamaan ini menyatakan bahwa kuantitas keseimbangan uang riil yang diinginkan adalah proporsional terhadap pendapatan riil. Menurut Mankiw (2003), bahwa: “Fungsi permintaan uang mirip dengan fungsi permintaan barang tertentu”. Di sini “barang” adalah kenyamanan mempertahankan keseimbangan uang riil. Sama seperti memiliki mobil akan mempermudah seseorang bepergian, memegang uang mempermudah orang untuk melakukan transaksi. Karena itu, pendapatan yang lebih tinggi mendorong permintaan yang lebih besar terhadap keseimbangan uang riil. Fungsi permintaan uang ini menawarkan cara lain untuk memadang persamaan kuantitas. Untuk melihat hal ini, tambahkan kondisi yang menyebabkan keseimbangan uang riil (M/P)d harus sama dengan jumlah beredarnya M/P ke dalam fungsi permintaan uang. Karena itu, M/P = kY Kemudian persamaan diubah menjadi: M(1/k) = PY Selanjutnya ditulis menjadi: MV = PY di mana V = 1/k.
Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008
Matematika sederhana ini menunjukkan kaitan antara permintaan terhadap uang dan perputaran uang. Ketika orang ingin menahan banyak uang untuk setiap nilai pendapatan (k adalah besar), uang tidak sering berpindah tangan (V adalah kecil). Sebaliknya, ketika orang ingin memegang hanya sedikit uang (k adalah kecil), uang sering berpindah tangan (V adalah besar). Dengan kata lain, parameter permintaan uang k dan perputaran uang V adalah dua sisi yang berlawanan dari mata uang yang sama.
II.5.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang dalam Masyarakat
Menurut J.M. Keynes ada tiga alasan mengapa orang menyukai memegang uang, yaitu: a. Motif Transaksi (Transaction Motive) Permintaan uang untuk bertransaksi mengacu kepada penggunaan uang untuk transaksi sehari-hari dalam pemenuhan kebutuhan seperti pembelian bahan baku, pembayaran upah dan pembayaran listrik. b. Motif Berjaga-jaga (Precautionary Motive) Permintaan uang untuk ditujukan pada pemenuhan kebutuhan darurat yang tidak dapat diperhitungkan sebelumnya, penambahan uang untuk membayar kenaikan harga yang mendadak. c. Motif Spekulasi (Speculative Motive) Permintaan uang untuk ditujukan memperoleh keuntungan secara cepat karena mengetahui peluang ekonomi yang menguntungkan.
Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008
II.5.3. Faktorfaktor yang Mempengaruhi Permintaan Kredit Menurut Samuelson dan Nordhaus (2004), alasan permintaan kredit adalah: permintaan transaksi, yaitu kebutuhan alat tukar yang diterima oleh umum untuk membeli barang dan membayar tagihan, dan sebagai tambahan, yaitu sebagai aset atau penyimpan nilai. Permintaan kredit tersebut dipengaruhi suku bunga (biaya untuk memegang uang), di mana semakin tinggi biaya (suku bunga kredit) maka permintaan kredit (uang) menurun. Permintaan uang untuk tujuan kredit, menurut Keynes (dalam Nusantara dan Azis, 2002) ditentukan oleh tingkat bunga. Makin tinggi tingkat bunga makin rendah keinginan masyarakat akan kredit. Alasannya, apabila tingkat bunga naik, berarti ongkos memegang uang (opportunity cost) makin kecil. Sebaliknya semakin rendah tingkat suku bunga maka semakin besar keinginan masyarakat untuk meminjam kredit. Menurut Nusantara dan Azis (2002) bahwa: pada tingkat bunga yang rendah permintaan akan uang menjadi elastis sempurna (liquidity trap). Liquidity trap menggambarkan bahwa pada tingkat bunga yang begitu rendah (menurut ukuran pengalaman-pengalaman masa lalu), elastisitas permintaan uang kas menjadi tak terhingga besarnya. Masyarakat tidak akan memegang surat berharga pada tingkat bunga ini karena mereka memperkirakan bahwa keuntungan/pendapatan dari memegang surat berharga pada tingkat lebih rendah daripada kerugian yang timbul karena kenaikan tingkat bunga di masa datang. Masyarakat memperkirakan bahwa di kemudian hari tingkat bunga akan naik sebab tingkat bunga sudah begitu rendah, tidak mungkin turun lagi. Dengan kata lain setiap orang akan mengharap harga surat berharga akan turun dimasa datang sehingga tidak ada seorangpun yang mau membeli surat berharga sekarang, semuanya menghendaki uang kas. Pada tingkat bunga tersebut permintaan uang menjadi elastis sempurna. Masyarakat tidak ada yang mau memegang surat berharga pada tingkat bunga tersebut sebab mereka memperkirakan bahwa pendapatan yang diperoleh dari surat berharga
Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008
akan lebih besar dari kerugian modal (capital losses) sebagai akibat kenaikan tingkat bunga di masa datang. Pada umumnya alasan orang meminjam kredit adalah untuk investasi, modal kerja, maupun untuk konsumsi. Namun dari sisi perbankan, kredit yang lebih banyak diberikan adalah kredit investasi dan modal kerja. Aktivitas perekonomian, khususnya sektor usaha dapat bergerak dengan adanya kredit dari bank. Para pelaku usaha lebih mengandalkan bantuan kredit untuk invetasi maupun untuk modal kerja dibandingkan dengan modal sendiri. Oleh karena itu peranan kredit bank dalam dunia usaha sangat penting, karena sebagian besar kegiatan usaha didanai oleh kredit bank. Walaupun kegiatan usaha membutuhkan kredit, namun tinggi rendahnya permintaan kredit oleh dunia usaha tersebut terutama dipengaruhi oleh suku bunga kredit.
II.6. Kebijakan Pemerintah
Mekanisme transmisi kebijakan pemerintah melalui saluran uang secara implisit beranggapan bahwa semua dana yang dimobilisasi perbankan dari masyarakat dalam bentuk uang beredar (M1, M2) dipergunakan untuk pendanaan aktivitas sektor riil melalui penyaluran kredit perbankan. Menurut Warjiyo (2004) bahwa dalam kenyataannya, anggapan tersebut tidak selamanya benar. Selain dana yang tersedia, perilaku penawaran kredit perbankan juga dipengaruhi oleh persepsi bank terhadap prospek usaha debitur dan kondisi perbankan itu sendiri seperti permodalan (CAR), jumlah kredit macet (NPL), dan loan to deposit ratio (LDR). Selain itu, tidak semua permintaan kredit debitur dapat dipenuhi oleh bank-bank,
Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008
khususnya karena kondisi keuangan debitur yang dinilai oleh bank tidak feasibel karena tingginya rasio utang terhadap modal (leverage), risiko kredit macet, moral hazard, dan sebagainya. Adanya informasi yang tidak simetris (assymetric information) antara bank dengan debitur seperti itu dapat menyebabkan pasar kredit tidak selalu berada dalam keseimbangan. Berdasarkan pertimbangan di atas, mekanisme transmisi kebijakan pemerintah melalui saluran kredit didasarkan pada asumsi bahwa tidak semua simpanan masyarakat dalam bentuk uang beredar (M1, M2) oleh perbankan selalu disalurkan sebagai kredit kepada dunia usaha. Dengan kata lain, fungsi intermediasi perbankan tidak selalu berjalan normal, dalam arti bahwa kenaikan simpanan masyarakat tidak selalu diikuti dengan kenaikan secara proporsional pada kredit yang disalurkan oleh perbankan. Oleh karena itu, yang lebih berpengaruh terhadap ekonomi riil adalah kredit perbankan dan bukanlah simpanan masyarakat yang tercermin dalam jumlah uang beredar. Dalam konteks interaksi antara bank sentral dengan perbankan dan para pelaku ekonomi dalam tahapan proses perputaran uang dalam ekonomi, mekanisme transmisi moneter melalui saluran kredit dapat dijelaskan sebagai berikut: Pada tahap pertama, interaksi antara bank sentral dengan perbankan terjadi di pasar uang rupiah. Interaksi ini terjadi karena di satu sisi bank sentral melakukan operasi moneter untuk pencapaian sasaran operasionalnya, baik berupa uang primer ataupun suku bunga jangka pendek, sementara di sisi lain bank-bank melakukan transaksi di pasar uang untuk pengelolaan likuiditasnya. Interaksi ini akan mempengaruhi tidak saja perkembangan suku bunga jangka pendek di pasar uang, tetapi juga besarnya dana yang akan dialokasikan bank-bank dalam bentuk instrumen likuiditas maupun untuk penyaluran kreditnya. Rigiditas suku bunga pinjaman yang terkait dengan suku bunga pasar seringkali dianggap sebagai penghambat kelancaran transmisi aliran kebijakan
Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008
pemerintah dan pergerakan sektor riil yang diharapkan dapat mempercepat pemulihan ekonomi. Walaupun sejak bulan Januari 2003 sampai dengan bulan Juni 2003, Bank Indonesia secara bertahap telah menurunkan suku bunga SBI hingga sebesar 280 basis poin. Namun demikian, suku bunga kredit dalam periode yang sama hanya turun 64 basis poin. Menurut Hadad, dkk (2003) kondisi ini menunjukkan bahwa penurunan suku bunga SBI dan tingkat suku bunga dana (cost of fund) tidak diikuti dengan suku bunga kredit sehingga proses intermediasi tidak dapat berjalan dengan lancar. Selain itu survei perkembangan suku bunga (Hadad, dkk, 2003) menunjukkan bahwa rigiditas dapat berasal dari faktor internal maupun eksternal bank. Penyebab dari faktor internal bank antara lain adalah struktur aktiva produktif bank yang sebagian return-nya sangat terpengaruh oleh penurunan suku bunga SBI, sehingga bank perlu menahan penurunan suku bunga kreditnya untuk mempertahankan profit margin-nya, dana bank masih menyimpan dana lama yang cost of fund-nya tinggi. Sementara, bank juga diperkirakan belum sepenuhnya dapat menerapkan risk management yang optimal sehingga bank kurang mampu menetapkan pricing yang akurat untuk masing-masing debiturnya. Sedangkan faktor yang cukup berpengaruh dari sisi eksternal adalah banyaknya nasabah yang masih menunggu penurunan suku bunga lebih lanjut sebelum memutuskan mengajukan pinjaman kepada bank, dan masih banyaknya proyek debitur/calon debitur yang tidak bankable.
Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008
Kegiatan bank diasumsikan bersifat tradisional (tidak memperhitungkan utang bank lainnya, transaksi off balance sheet dan fee-earning business), atau dapat disimpulkan bahwa bank hanya mengambil deposito dan menempatkan dana dalam bentuk kredit. Dengan berasumsi bahwa peningkatan deposito akan digunakan untuk meningkatkan kredit, giro wajib minimum dan aktiva lainnya yang tidak memberikan bunga maka dalam format matematis, tambahan aktiva dapat dinyatakan sebagai berikut (Cole 1991 dan Santoso, 2000): t0-t1 = d0-d1 =(r0-r1) + (l0-l1) +(p0-p1), di mana
t = total aktiva l = kredit d = deposito/simpanan p = aktiva yang tidak menghasilkan bunga r = giro wajib minimum
Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
III.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Sentra Kredit Kecil Medan yang beralamat di Jl. Jendral Ahmad Yani No. 72 Medan. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Mei 2008 sampai dengan Oktober 2008.
III.2. Metode Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus yang didukung survei. Menurut Singarimbun dan Effendi (1985) bahwa: studi kasus adalah pengumpulan informasi pada suatu kasus atau keadaan tertentu. Selanjutnya pengertian survei menurut Singarimbun dan Effendi (1985) adalah pengumpulan informasi dengan melakukan penelitian secara langsung kepada sampel yang mewakili populasi. Jenis penelitian adalah deskriptif kuantitatif. Menurut Nazir (2005) bahwa: metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Sedangkan Arikunto (2006) menyatakan bahwa: penelitian kuantitatif memiliki kejelasan unsur yang rinci sejak awal, langkah penelitian yang
Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008
sistematis, menggunakan sampel yang hasil penelitiannya diberlakukan untuk populasi, memiliki hipotesis jika perlu, memiliki desain jelas dengan langkahlangkah penelitian dan hasil yang diharapkan, memerlukan pengumpulan data yang dapat mewakili serta ada analisis data yang dilakukan setelah semua data terkumpul. Sifat penelitian ini adalah deskriptif eksplanatori (menguraikan atau menjelaskan). Menurut Singarimbun dan Effendi (1985) bahwa penelitian penjelasan menyoroti hubungan antara variabel-variabel penelitian dan menguji hipotesa yang telah dirumuskan sebelumnya.
III.3. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh debitur PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Sentra Kredit Kecil Medan yang berjumlah 350 orang. Untuk menentukan jumlah sampel dari populasi, peneliti menggunakan rumus Slovin sebagai berikut: (Sevilla dkk, 1993)
n=
di mana :
N 1 + N (e)2
N = Jumlah Populasi n = Jumlah Sampel e = Tingkat Kesalahan Populasi (N) sebanyak 350 orang debitur PT. Bank Negara Indonesia
(Persero) Tbk Sentra Kredit Kecil Medan dengan asumsi taraf kesalahan (e) sebesar 5%, maka jumlah sampel (n) adalah:
Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008
n=
350 = 186,66 ≈ 187 orang 2 1 + 350 (0,05)
Dengan demikian jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 187 orang debitur PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Sentra Kredit Kecil Medan. Teknik yang digunakan dalam menentukan pengambilan sebanyak 187 orang sampel dalam penelitian ini adalah dengan cara purposive sampling karena populasi sampel sudah tertentu yaitu debitur-debitur yang klasifikasinya dari segmen kecil (ritel). Sampel dalam penelitian ini adalah badan usaha, yaitu bentuk Perseroan Terbatas (PT), Perseroan Komanditer (CV), Usaha Dagang (UD) dan usaha pribadi. Responden untuk sampel Perseroan Terbatas (PT), Perseroan Komanditer (CV) adalah direktur perusahaan sebagai penanggung jawab operasional, sedangkan untuk sampel Usaha Dagang (UD) dan pribadi, sampel adalah pemilik usaha.
III.4. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Wawancara (Interview) yang dilakukan kepada Pemimpin Sentra Kredit Kecil dan debitur PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Sentra Kredit Kecil Medan. b. Daftar Pertanyaan (Questionaire) yang diberikan kepada responden/sampel yang dalam hal ini adalah debitur PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Sentra Kredit Kecil Medan. c. Studi dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan dan mempelajari dokumen pendukung yang berkaitan dengan penelitian yang diperoleh langsung dari
Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008
PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Sentra Kredit Kecil Medan.
III.5. Jenis dan Sumber Data Penelitian
Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Data primer yaitu data yang diperoleh dari wawancara (interview) dan daftar pertanyaan (Questionaire). b. Data sekunder yaitu data yang diperoleh melalui studi dokumentasi pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Sentra Kredit Kecil Medan.
III.6. Identifikasi Variabel
Sugiono (2001) menyatakan bahwa variabel penelitian adalah segala sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Pada dasarnya variabel penelitian merupakan segala sesuatu yang menjadi fokus penelitian untuk diamati. Berdasarkan perumusan masalah, kerangka pemikiran dan hipotesis yang diajukan maka variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Variabel bebas (independent variabel), yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan kredit (kebijakan kredit (X1), perpsepsi Standar Operasional Perkreditan (X2) dan pelayanan kredit bank (X3)) pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Sentra Kredit Kecil Medan. b. Variabel terikat (dependent variable), yaitu jumlah permintaan kredit (Y) pada PT.
Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008
Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Sentra Kredit Kecil Medan.
III.7. Definisi Operasional Variabel
Dalam penelitian ini terdapat satu variabel dependen yaitu jumlah permintaan kredit dan tiga variabel independen yaitu kebijakan kredit, persepsi Standar Operasional Perkreditan dan pelayanan kredit bank. Pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan skala Likert. Menurut Indriantoro dan Supomo (2002) bahwa: skala Likert merupakan metode pengukuran sikap dengan menyatakan setuju atau ketidaksetujuannya terhadap suatu subjek, objek atau kejadian tertentu. Untuk memudahkan pemahaman terhadap istilah dari variabel yang digunakan pada penelitian ini, maka berikut ini dijelaskan definisi operasional variabel sebagai berikut: 1. Kebijakan kredit (X1), yaitu kebijakan bank terhadap kredit yang akan diberikan kepada calon debitur. Indikator kebijakan kredit adalah suku bunga kredit, plafond kredit, ketentuan jaminan, lama waktu kredit dan kebijakan perkreditan. Semua indikator variabel ini diukur menggunakan skala Likert. 2. Persepsi SOP (X2), yaitu persepsi terhadap Standar Operasional Perkreditan yang diterapkan bank yang berkaitan dengan kebijakan yang terstruktur dan komprehensif. Indikator persepsi SOP adalah fasilitas kredit, kecepatan proses, penilaian, kesesuaian jaminan dengan kredit, biaya provisi dan administrasi, pengawasan dan pelaksanaan sanksi. Semua indikator variabel
Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008
ini diukur menggunakan skala Likert. 3. Pelayanan kredit bank (X3), yaitu pelayanan yang diberikan oleh bank terhadap debitur dalam hal pemberian kredit. Indikator pelayanan kredit bank adalah pelayanan mulai dari pengajuan hingga pelunasan dan kepuasan debitur. Indikator variabel ini diukur menggunakan skala Likert. 4. Permintaan kredit (Y), yaitu tingkat permintaan kredit yang diperoleh nasabah dari Bank BNI (Persero) Tbk Sentra Kredit Kecil Medan. Indikator variabel permintaan kredit adalah besarnya realisasi kredit yang diperoleh debitur (dalam rupiah) yang kemudian dikonversi dalam skala Likert. Tabel III.1. Definisi Operasional Variabel Variabel
Definisi Operasional
Indikator
Skala Pengukuran
Suku bunga kredit Plafond kredit Ketentuan jaminan Lama waktu kredit Kebijakan perkreditan
Skala Likert
Kebijakan kredit (X1)
Kebijakan bank terhadap kredit yang akan diberikan kepada calon debitur
-
Persepsi SOP (X2)
Persepsi terhadap Standar Operasional Perkreditan yang diterapkan Bank yang berkaitan dengan kebijakan yang terstruktur dan komprehensif
-
Fasilitas kredit Kecepatan proses Penilaian Kesesuain jaminan dengan kredit - Biaya provisi dan administrasi - Pengawasan - Pelaksanaan sanksi
Skala Likert
Pelayanan kredit bank (X3)
Pelayanan yang diberikan oleh bank terhadap debitur dalam hal pemberian kredit
- Pelayanan mulai dari pengajuan hingga pelunasan - Kepuasan debitur
Skala Likert
Permintaan kredit (Y)
Tingkat permintaan kredit yang diperoleh nasabah dari Bank BNI (Persero) Tbk Sentra Kredit Kecil Medan
Besarnya realisasi kredit yang diperoleh debitur
Skala Likert
Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008
III.8. Uji Validitas dan Reliabilitas Daftar Pertanyaan III.8.1. Uji Validitas
Uji Validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu daftar pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel. Kuncoro (2003) menyatakan bahwa: “Uji Validitas itu dibedakan atas 3 jenis, yaitu: 1) Validitas isi yaitu untuk memastikan bahwa ukuran sejumlah item yang representatif dalam menyusun sebuah konsep, 2) Validitas yang berkaitan dengan kriteria yaitu Validitas yang berkaitan dengan kriteria terjadi ketika sebuah ukuran membedakan individual pada kriteria yang akan diperkirakan, 3) Validitas konstruk yaitu validitas yang membuktikan seberapa bagus hasil yang diperoleh dari penggunaan ukuran sesuai dengan teori di mana pengujian dirancang”. Butir-butir pertanyaan dicobakan pada 30 orang responden di luar dari pada responden yang dijadikan sampel penelitian. Menurut Umar (2000) bahwa “sangat disarankan agar jumlah responden untuk diuji coba minimal 30 orang. Dengan jumlah minimal 30 orang ini distribusi skor (nilai) akan lebih mendekati kurva normal”. Menurut Kuncoro (2003) bahwa: untuk menentukan validitas digunakan teknik korelasi product moment dengan bantuan perangkat lunak SPSS versi 15.0. “Jika angka korelasi yang diperoleh lebih besar dari pada angka kritis maka penyataan tersebut valid”. Jadi kalau data tidak valid berarti instrument harus segera direvisi, mau menambah item pertanyaan atau malah mengurangi, dilihat sesuai dengan keaadaan data. Berdasarkan pengujian validitas instrumen dengan software Statistical Package for Social Science versi 15.0 nilai validitas terdapat pada kolom Corrected Item-Total Corelation. Menurut Ghozali (2005), uji signifikansi untuk melihat valid tidaknya data dapat dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel untuk degree of freedom (df) = n-2, dalam hal ini n adalah jumlah sampel. Jika r hitung lebih besar dari r table, maka instrumen quesioner dinyatakan valid. Dalam penelitian ini jumlah sampel adalah 30 orang, dengan demikian besarnya df adalah 30 – 2 = 28, pada tingkat signifikansi 0.05 diperoleh nilai r tabel = 0,239.
Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008
Dari hasil perhitungan yang ditunjukkan pada Tabel III.2, pada kolom
Corrected Item-Total Correlation terlihat semua indikator variabel menunjukkan nilai r hitung > 0,239 dan semua r hitung adalah positif, maka dapat disimpulkan semua indikator adalah valid. Tabel III.2. Uji Validitas dan Reliabilitas Daftar Pertanyaan Scale Corrected Scale Mean if Variance if Item-Total Item Deleted Item Deleted Correlation X11 64,4333 47,495 ,514 X12 64,9000 45,541 ,722 X13 64,6333 49,964 ,489 X14 64,5667 50,668 ,469 X15 64,4000 51,352 ,371 X16 64,5667 49,909 ,615 X21 64,3667 50,102 ,480 X22 64,4000 49,972 ,571 X23 64,4000 49,283 ,653 X24 64,3000 49,183 ,682 X25 64,5667 49,564 ,658 X26 64,9333 51,030 ,385 X27 64,2333 50,875 ,745 X28 64,4333 50,116 ,594 X31 64,4000 51,076 ,567 X32 64,4000 49,903 ,646 X33 64,1333 48,740 ,605 X34 64,4667 50,395 ,607 Sumber: Hasil Penelitian, 2008 (Data Diolah)
Cronbach’s Alpha if Item Deleted ,904 ,894 ,902 ,902 ,905 ,898 ,902 ,899 ,897 ,896 ,897 ,905 ,898 ,899 ,900 ,898 ,898 ,899
III.8.2. Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas bertujuan untuk mengukur suatu kestabilan dan konsistensi skala pengukuran. “Instrumen yang dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Berapa kalipun diambil, datanya tetap sama”,
Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008
(Arikunto, 1997). Pengujian reliabilitas dengan internal konsistensi dengan cara mencoba instrumen sekali saja dan dianalisis dengan teknik Alpha Cronbach. Sekaran (2000) menyatakan bahwa “reliabilities less than 0.60 are
considered to be poor, those in the 0.7 range, acceptable and those over 0.80 good”. Dalam analisis data menggunakan bantuan perangkat lunak SPSS versi 15.0. Hasil analisis pada Tabel III.2. pada kolom Cronbach’s Alpha if Item Deleted, semua nilai diatas 0,80, dengan demikian apabila dilihat dari tingkat reliabilitas instrumen, maka instrumen penelitian dikatakan reliabel (baik).
III.9. Metode Analisis Data
Metode analisis yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah uji regresi linier berganda (multiple regression analysis). Analisis regresi linier berganda digunakan untuk menganalisis pengaruh variabel independen yang meliputi kebijakan kredit (X1), perpsepsi Standar Operasional Perkreditan (X2) dan pelayanan kredit bank (X3) terhadap permintaan kredit (Y). Pengolahan data menggunakan software SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 15.0. Model persamaan regresi yang digunakan sebagai berikut: Y = a + B1 X1 + B2 X2 + B3 X3 + e
di mana : Y
= Permintaan Kredit
a
= Intercept/konstanta
B1, B2, B3 = Koefisien regresi
Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008
X1
= Kebijakan kredit
X2
= Perpsepsi Standar Operasional Perkreditan
X3
= Pelayanan kredit bank
e
= Error of term
Pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen diuji dengan tingkat kepercayaan (confidence interval) 95% atau α = 5%. Kriteria pengujian hipotesis untuk uji serempak (simultan) adalah sebagai berikut: H0
: B1 , B2, B3 = 0; (kebijakan kredit, persepsi SOP dan pelayanan kredit bank secara serempak tidak berpengaruh terhadap jumlah permintaan kredit pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Sentra Kredit Kecil Medan).
H1
: B1 , B2, B3 ≠ 0; (kebijakan kredit, persepsi SOP dan pelayanan kredit bank secara serempak berpengaruh terhadap jumlah permintaan kredit pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Sentra Kredit Kecil Medan).
Untuk menguji hipotesis secara serempak digunakan statistik F (F Test). Rumus yang digunakan untuk statistik F (F Test) adalah: F=
Mean Square Regression Mean Square Error
dengan ketentuan jika hasil Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak dan H1 diterima. Sebaliknya jika hasil Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak. Kriteria pengujian hipotesis secara parsial adalah sebagai berikut: H0
: Bi = 0; (kebijakan kredit, persepsi SOP dan pelayanan kredit bank tidak berpengaruh secara parsial terhadap jumlah permintaan kredit pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Sentra Kredit Kecil Medan).
Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008
H1
: Bi ≠ 0; (kebijakan kredit, persepsi SOP dan pelayanan kredit bank berpengaruh secara parsial terhadap jumlah permintaan kredit pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Sentra Kredit Kecil Medan).
Untuk menguji hipotesis secara parsial digunakan statistik t (t test). Rumus yang digunakan untuk statistik t (t test) adalah: t=
b1 Sb1
di mana : b = nilai koefisien variabel independen Sbt = Standard error dari variabel independen Jika thitung > ttabel maka H0 ditolak dan H1 diterima, sebaliknya jika thitung < ttabel maka H0 diterima dan H1 ditolak.
III.10. Uji Asumsi Klasik III.10.1. Uji Normalitas
Uji Normalitas penting dilakukan untuk mengetahui data dalam variabel terdistribusi secara normal. Salah satu cara mengecek kenormalitasan adalah dengan plot probabilitas normal. Dengan plot ini, masing-masing nilai pengamatan dipasangkan dengan nilai harapan pada distribusi normal. Normalitas terpenuhi apabila titik-titik (data) terkumpul di sekitar garis lurus dan untuk mengetahui apakah data terdistribusi normal atau mendekati normal. Menurut Ghozali (2005), bahwa:
Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008
“untuk melihat normalitas data bisa dilakukan uji statistik non-parametrik Kolmogorov Smirnov (K-S)”.
III.10.2. Uji Multikolonieritas
Uji Multikolineritas dipergunakan untuk mengetahui ada tidaknya variabel independen yang memiliki kemiripan dengan variabel independen lain dalam satu model yang dapat menyebabkan terjadinya korelasi yang sangat kuat antara variabel independen tersebut. Menurut Sulaiman (2004) bahwa: deteksi multikolineritas pada suatu model dapat dilihat dari nilai Variance Inflation Factor, yaitu: jika Variance Inflation
Factor (VIF) tidak lebih dari 5 maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolineritas sedangkan jika “Variance Inflation Factor (VIF) lebih besar dari 5 maka diduga mempunyai persoalan multikolinearitas”.
III.10.3. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji terjadinya perbedaan variance residual suatu periode pengamatan ke periode pengamatan yang lain atau gambaran hubungan antara nilai yang diprediksi dengan Standardized Delete Residual nilai tersebut. Menurut Sulaiman (2004) bahwa: “heteroskedastisitas dapat diuji dengan menggunakan uji metode grafik, yaitu dengan melihat ada tidaknya pola tertentu yang tergambar pada scatterplot”. Dasar pengambilan keputusan adalah:
Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008
a. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola teratur (bergelombang,
melebar
kemudian
menyempit)
maka
telah
terjadi
heteroskedastisitas. b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
IV.1. Hasil Penelitian IV.1.1. Sejarah Singkat PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
Berdiri sejak 1946, BNI yang dahulu dikenal sebagai Bank Negara Indonesia, merupakan bank pertama yang didirikan dan dimiliki oleh Pemerintah Indonesia. Bank Negara Indonesia mulai mengedarkan alat pembayaran resmi pertama yang dikeluarkan Pemerintah Indonesia, yakni ORI atau Oeang Republik Indonesia, pada malam menjelang tanggal 30 Oktober 1946, hanya beberapa bulan sejak pembentukannya. Hingga kini, tanggal tersebut diperingati sebagai Hari Keuangan Nasional, sementara hari pendiriannya yang jatuh pada tanggal 5 Juli ditetapkan sebagai Hari Bank Nasional. Menyusul penunjukkan
De
Javsche
Bank
yang merupakan warisan dari
Pemerintah Belanda sebagai Bank Sentral pada tahun 1949, pemerintah membatasi peranan Bank Negara Indonesia sebagai bank sirkulasi atau bank sentral. Bank Negara Indonesia lalu ditetapkan sebagai bank pembangunan, dan kemudian diberikan hak untuk bertindak sebagai bank devisa, dengan akses langsung untuk transaksi luar negeri. Sehubungan dengan penambahan modal pada tahun 1955, status Bank Negara Indonesia diubah menjadi bank komersial milik pemerintah. Perubahan ini melandasi pelayanan yang lebih baik dan tua bagi sektor usaha nasional.
Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008
Sejalan dengan keputusan penggunaan tahun pendirian sebagai bagian dari identitas perusahaan, nama Bank Negara Indonesia 1946 resmi digunakan mulai akhir tahun 1968. Perubahan ini menjadikan Bank Negara Indonesia lebih dikenal sebagai 'BNI 46'. Penggunaan nama panggilan yang lebih mudah diingat - 'Bank BNI' ditetapkan bersamaan dengan perubahaan identitas perusahaan tahun 1988. Tahun 1992, status hukum dan nama BNI berubah menjadi PT. Bank Negara Indonesia (Persero), sementara keputusan untuk menjadi perusahaan publik diwujudkan melalui penawaran saham perdana di pasar modal pada tahun 1996. Kemampuan BNI untuk beradaptasi terhadap perubahan dan kemajuan lingkungan, sosial-budaya serta teknologi dicerminkan melalui penyempurnaan identitas perusahaan yang berkelanjutan dari masa ke masa. Hal ini juga menegaskan dedikasi dan komitmen BNI terhadap perbaikan kualitas kinerja secara terusmenerus. Pada tahun 2004, identitas perusahaan yang diperbaharui mulai digunakan untuk menggambarkan prospek masa depan yang lebih baik, setelah keberhasilan mengarungi masa-masa yang sulit. Sebutan 'Bank BNI' dipersingkat menjadi 'BNI', sedangkan tahun pendirian -'46'- digunakan dalam logo perusahaan untuk meneguhkan kebanggaan sebagai bank nasional pertama yang lahir pada era Negara Kesatuan Republik Indonesia. Berangkat dari semangat perjuangan yang berakar pada sejarahnya, BNI bertekad untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi negeri, serta senantiasa menjadi kebanggaan negara
Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008
IV.1.2. Visi, Misi dan Budaya Kerja PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Visi
Menjadi Bank kebanggaan nasional yang unggul dalam layanan dan kinerja Pernyataan Visi
Menjadi Bank kebanggaan nasional, yang menawarkan layanan terbaik dengan harga kompetitif kepada segmen pasar korporasi, komersial dan konsumer.
Misi
Memaksimalkan stakeholder value dengan menyediakan solusi keuangan yang fokus pada segmen pasar korporasi, komersial dan konsumer
Values
Kenyamanan dan Kepuasan Budaya Kerja
Budaya Kerja BNI “PRINSIP 46” merupakan Tuntunan Perilaku Insan BNI, terdiri dari: 4 (Empat) Nilai Budaya Kerja 1. PROFESIONALISME. 2. INTEGRITAS. 3. ORIENTASI PELANGGAN.
Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008
4. PERBAIKAN TIADA HENTI. 6 (Enam) Nilai Perilaku Utama Insan BNI 1. Meningkatkan Kompetensi dan Memberikan Hasil Terbaik. 2. Jujur, Tulus dan Ikhlas. 3. Disiplin, Konsisten dan Bertanggungjawab. 4. Memberikan Layanan Terbaik Melalui Kemitraan yang Sinergis. 5. Senantiasa Melakukan Penyempurnaan. 6. Kreatif dan Inovatif. Setiap Nilai Budaya Kerja BNI memiliki Perilaku Utama yang merupakan acuan bertindak bagi seluruh Insan BNI, 6 (enam) Perilaku Utama Insan BNI dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel IV.1. 6 (enam) Perilaku Utama Insan BNI
Empat (4) Nilai Budaya Kerja BNI Profesionalisme (Professionalism) Integritas (Integrity) Orientasi Pelanggan (Customer Orientation) Perbaikan Tiada Henti (Continous Improvement)
Enam (6) Nilai Perilaku Utama Insan BNI Meningkatkan Kompetensi dan Memberikan Hasil Terbaik
Jujur, Tulus dan Ikhlas Disiplin, Konsisten dan Bertanggungjawab
Memberikan Layanan Terbaik Melalui Kemitraan yang Sinergis
Senantiasa Melakukan Penyempurnaan
Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008
Kreatif dan Inovatif
IV.1.3. Karakteristik Responden
Karakteristik responden dalam penelitian terdiri dari badan usaha, lokasi usaha, dan jenis usaha. Gambaran umum responden PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Sentra Kredit Kecil Medan berdasarkan badan usaha disajikan pada Tabel IV.2. Tabel IV.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Badan Usaha Badan Usaha Perseroan Terbatas (PT) Perseroan Komanditer (CV) Usaha Dagang (UD) Pribadi Jumlah
Jumlah 14 135 9 29 187
(%) 7,5 72,2 4,8 15,5 100
Sumber: Hasil Penelitian, 2008 (Data Diolah)
Dari tabel di atas memperlihatkan bahwa badan usaha debitur PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Sentra Kredit Kecil Medan lebih banyak dalam bentuk Perseroan Komanditer (CV) sebanyak 72,2 %, selanjutnya sebanyak 15,5 % badan usaha pribadi, sebanyak 7,5 % badan usaha berbentuk Perseroan Terbatas (PT) dan sebanyak 4,8 % badan usaha berbentuk Usaha Dagang (UD). Dengan demikian, pada umumnya usaha kecil berbentuk badan CV (Perseroan Komanditer). Tabel IV.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Usaha Jenis Usaha
Jumlah
(%)
Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008
Perdagangan Industri Jasa Jumlah
124 35 28 187
66,3 18,7 15,0 100
Sumber: Hasil Penelitian, 2008 (Data Diolah)
Dari Tabel IV.3. di atas jenis usaha kecil yang menjadi debitur PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Sentra Kredit Kecil Medan pada umumnya adalah di bidang perdagangan (66,3 %), termasuk eksportir hasil-hasil bumi. Ini berarti bahwa sebagian besar debitur Bank BNI Sentra Kredit Kecil Medan adalah di bidang usaha perdagangan. Selanjutnya adalah berusaha di bidang industri (18,7 %) terutama industri kecil pengolahan hasil-hasil pertanian, diantaranya industri makanan kecil dan juga ada industri meubel, berkorelasi dengan jumlah debitur yang lebih banyak di Medan (78,6 %). Selebihnya sebanyak 15 % berusaha di bidang jasa, termasuk jasa perhotelan, konsultan dan lainnya.
IV.1.4. Penjelasan Responden Atas Variabel Kebijakan Kredit
Penjelasan responden atas variabel kebijakan kredit terlihat dari tanggapan responden atas indikator variabel kebijakan kredit tersebut. Penjelasan responden atas indikator-indikator variabel kebijakan kredit yang dilakukan PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Sentra Kredit Kecil Medan, disajikan pada Tabel IV.4. Dari Tabel IV.4 menunjukkan sebagian besar responden menyatakan bahwa suku bunga kredit yang berlaku pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008
Sentra Kredit Kecil Medan telah sesuai dengan harapan debitur. Besarnya suku bunga kredit yang berlaku pada responden adalah sebesar 9,6 % - 14,5 % per tahun. Perbedaan besarnya suku bunga tergantung pada jumlah kredit yang diberikan serta rate yang berlaku pada saat kredit disetujui.
Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008
Tabel IV.4. Penjelasan Responden Atas Kebijakan Kredit No.
Indikator
Skor (%) 3 2
5
4
1
Total
1. Kesesuaian suku bunga kredit dengan harapan
15,0
56,7
26,2
2,1
0
100
2. Tingkat suku bunga yang berlaku saat ini sudah dapat membantu UMKM dalam mengembangkan usahanya
12,8
62,6
21,9
2,1
0,5
100
3. Kesesuaian plafond kredit yang ditetapkan bank dengan bidang usaha
8,6
67,9
23,0
0,5
0
100
4. Kesesuaian ketentuan jaminan oleh bank dengan besar kredit yang diajukan
12,3
65,8
21,4
0,5
0
100
5. Kesesuaian lama waktu kredit yang ditetapkan bank dengan kebutuhan
10,7
55,1
33,7
0,5
0
100
6. Keberpihakan kebijakan pemerintah di bidang moneter khususnya perkreditan pada UMKM
7,5
69,5
22,5
0,5
0
100
Sumber: Hasil Penelitian, 2008 (Data Diolah)
Dengan tingkat suku bunga yang berlaku pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Sentra Kredit Kecil Medan, menurut sebagian responden sudah dapat membantu UMKM dalam mengembangkan usahanya. Pengembangan UMKM seringkali terkendala karena terbatasnya modal serta kemampuannya dalam melunasi kredit. Tetapi dengan adanya kebijakan manajemen PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Sentra Kredit Kecil Medan untuk memberikan kredit dengan tingkat bunga yang masih mampu dibayar oleh UMKM akan membantu UMKM dalam mengembangkan usahanya.
Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008
Selanjutnya sebagian besar responden menyatakan bahwa plafond kredit yang ditentukan PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Sentra Kredit Kecil Medan juga sesuai dengan bidang usaha mereka. Salah satu kebijakan penentuan plafond kredit pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Sentra Kredit Kecil Medan adalah bidang usaha debitur, dengan pertimbangan bahwa setiap bidang usaha mempunyai kemampuan yang berbeda dalam melunasi kredit. Hal ini sesuai dengan analisis terhadap laporan keuangan masing-masing usaha debitur. Menurut sebagian besar responden bahwa ketentuan jaminan pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Sentra Kredit Kecil Medan telah sesuai dengan besar kredit yang diajukan. Dalam hal pemberian kredit kepada debitur, PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Sentra Kredit Kecil Medan menentukan adanya sejumlah jaminan yang ditentukan berdasarkan besarnya kredit yang diajukan oleh debitur. Selanjutnya menurut sebagian besar responden bahwa lama waktu kredit yang diberikan oleh PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Sentra Kredit Kecil Medan telah sesuai dengan kebutuhan debitur. Ketentuan lama waktu kredit dalam hal ini didasarkan pada pertimbangan kemampuan debitur untuk melunasi kredit tersebut. Berdasarkan hasil penelitian lama waktu kredit debitur rata-rata antara 2 – 4 tahun, sesuai dengan bidang usaha dan besarnya kredit yang diberikan. Berdasarkan kebijakan kredit dan nilai kredit yang diterima, debitur menilai bahwa kebijakan pemerintah di bidang moneter khususnya dalam hal kredit UMKM
Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008
telah berpihak pada UMKM. Hal ini dapat dilihat dari jawaban responden yang menunjukkan sebanyak 69,5 % menyatakan bahwa kebijakan pemerintah dalam hal kredit sudah berpihak pada UMKM, dan sebanyak 7,5 % menyatakan sangat berpihak.
IV.1.5. Penjelasan Responden Atas Variabel Persepsi Standar Operasional Perkreditan Bank
Penjelasan responden atas variabel persepsi Standar Operasional Perkreditan Bank terlihat dari tanggapan responden atas indikator variabel persepsi Standar Operasional Perkreditan Bank tersebut. Penjelasan responden atas indikator-indikator variabel persepsi Standar Operasional Perkreditan Bank yang dilakukan PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Sentra Kredit Kecil Medan, disajikan pada Tabel IV.5. Dari Tabel IV.5 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden menyatakan bahwa kondisi fasilitas kredit pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Sentra Kredit Kecil Medan adalah baik (67,4 %) dan sangat baik (5,3 %) dan sisanya sebanyak 27,3 % menyatakan cukup baik. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian fasilitas kredit pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Sentra Kredit Kecil Medan telah sesuai dengan harapan debitur.
Tabel IV.5. Persepsi Standar Operasional Perkreditan Bank No.
Indikator
1. Kondisi fasilitas kredit yang disediakan PT. Bank Negara
5
4
5,3
67,4
Skor (%) 3 2 27,3
0
1
Total
0
100
Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008
No.
Indikator
Skor (%) 3 2
5
4
1
Total
2. Kemudahan dalam memperoleh fasilitas kredit pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
3,2
63,1
33,7
0
0
100
3.Lanjutan Lama waktu Tabelmulai IV.5 dari pengajuan permohonan kredit sampai dengan pencairan kredit
7,5
74,3
18,2
0
0
100
4. Hasil penilaian (apprasial) yang dilakukan oleh petugas Bank sebelum persetujuan kredit
5,9
70,6
23,5
0
0
100
5. Kesesuaian nilai jaminan dengan jumlah kredit yang disetujui bank
5,9
63,6
30,5
0
0
100
6. Biaya propisi dan administrasi kredit yang ditentukan oleh Bank dalam persyaratan kredit
4,3
59,4
34,2
2,1
0
100
7. Pengawasan yang dilakukan oleh Bank setelah Bapak/Ibu memperoleh kredit
5,3
78,1
16,6
0
0
100
8. Pelaksanaan sanksi oleh pihak Bank apabila terjadi tunggakan kewajiban bunga dan angsuran kredit
8,6
73,3
18,2
0
0
100
Indonesia (Persero) Tbk saat ini
Sumber: Hasil Penelitian, 2008 (Data Diolah)
Demikian juga dalam hal kemudahan memperoleh fasilitas kredit pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Sentra Kredit Kecil Medan menurut sebagian besar responden adalah mudah (63,1 %) dan sangat muda (3,2 %) dan sisanya sebanyak 33,7 % menyatakan cukup mudah. Kemudahan dalam memperoleh kredit tersebut termasuk diantaranya syarat-syarat dan prosesnya. Dengan syaratsyarat yang dapat dipenuhi oleh UMKM dan dengan proses yang tidak lama, akan sangat membantu UMKM dalam mengembangkan usahanya.
Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008
Sehubungan dengan lama waktu mulai dari pengajuan permohonan kredit sampai dengan pencairan kredit menurut sebagian besar responden (74,3 %) adalah cepat dan sebanyak 7,5 % menyatakan sangat cepat, sedangkan sisanya sebanyak 18,2 % menyatakan cukup cepat. Sesuai dengan kebijakan manajemen PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Sentra Kredit Kecil Medan bahwa lama waktu pencarian kredit mulai dari pengajuan hingga kredit dapat diterima oleh debitur adalah 1 – 2 minggu. Perbedaan waktu tersebut tergantung pada lokasi usaha dan lokasi jaminan yang diberikan debitur, karena untuk menilai usaha dan jaminan tersebut membutuhkan waktu. Salah satu bagian proses pemberian kredit oleh PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Sentra Kredit Kecil Medan adalah penilaian (apprasial) terhadap usaha debitur. Menurut sebagian besar responden (70,6 %) bahwa hasil penilaian yang dilakukan oleh PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Sentra Kredit Kecil Medan sebelum persetujuan kredit sudah baik. Dengan demikian, bahwa responden juga dapat mengerti dan menerima proses dan hasil penilaian tersebut, karena hasil penilaian tersebut juga diberitahukan kepada calon debitur disertai dengan alasanalasan dari hasil penilaian tersebut. Dari Tabel IV.5. juga dapat dilihat bahwa sebagian besar responden (63,6 %) menyatakan bahwa besarnya nilai jaminan telah sesuai dengan jumlah kredit yang diberikan oleh PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Sentra Kredit Kecil Medan, selanjutnya sebanyak 5,9 % responden menyatakan sangat sesuai dan sisanya
Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008
sebanyak 30,5 % menyatakan cukup sesuai. Dengan demikian, tidak ada permasalahan dalam hal penentuan besarnya nilai jaminan kredit kepada debitur. Demikian juga halnya dengan biaya provisi dan administrasi yang ditentukan oleh PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Sentra Kredit Kecil Medan menurut sebagian besar responden (59,4 %) termasuk rendah, dan sebanyak 4,3 % menyatakan sangat rendah, selanjutnya sebanyak 34,2 % menyatakan cukup tinggi dan sisanya sebanyak 2,1 % menyatakan tinggi. Biaya provisi dan administrasi yang ditentukan oleh PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Sentra Kredit Kecil Medan sebesar 1 % dari nilai kredit yang diterima oleh debitur. Untuk menghindari terjadinya kredit bermasalah, maka PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Sentra Kredit Kecil Medan melakukan pengawasan terhadap debitur setelah memperoleh kredit. Pelaksanaan pengawasan ini juga berdasarkan kesepakatan dengan debitur. Menurut sebagian besar debitur (78,1 %) bahwa pengawasan yang dilakukan PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Sentra Kredit Kecil Medan setelah pemberian kredit adalah baik, dan sebanyak 5,3 % menyatakan sangat baik, sisanya sebanyak 16,6 % menyatakan cukup baik. Adanya pengawasan oleh pihak bank, menurut responden juga membantu mereka dalam mengelola usaha sehingga lebih baik dan kredit yang diterima benar-benar dapat digunakan untuk mengembangkan usaha. Dalam hal terjadi tunggakan kewajiban bunga dan kredit, PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Sentra Kredit Kecil Medan melaksanakan sanksi-sanksi yang telah diberitahukan terlebih dahulu kepada debitur dan merupakan bagian yang tidak
Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008
terpisahkan dalam perjanjian kredit yang ditandatangani oleh bank dan debitur. Sebagian besar responden (73,3 %) menyatakan bahwa pelaksanaan sanksi tersebut sudah baik.
IV.1.6. Penjelasan Responden Atas Variabel Pelayanan Kredit Bank Penjelasan responden atas variabel pelayanan kredit Bank terlihat dari tanggapan responden atas indikator variabel pelayanan kredit Bank tersebut. Penjelasan responden atas indikator-indikator variabel pelayanan Bank yang dilakukan PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Sentra Kredit Kecil Medan, disajikan pada tabel berikut. Tabel IV.6. Penjelasan Responden Atas Pelayanan Kredit Bank No.
Indikator
Skor (%) 3 2
5
4
1
Total
1. Pelayanan Bank kepada nasabah mulai dari pengajuan permohonan kredit hingga proses persetujuan kredit
2,7
66,8
30,5
0
0
100
2. Pelayanan pihak Bank terhadap nasabah dalam mengangsur kredit
7,5
57,2
35,3
0
0
100
3. Pelayanan pihak Bank terhadap nasabah dalam pelunasan kredit
7,5
68,4
24,1
0
0
100
4. Kepuasan nasabah terhadap pelayanan bank dalam hal kredit
3,7
65,2
31,0
0
0
100
Sumber: Hasil Penelitian, 2008 (Data Diolah)
Dari Tabel IV.6 dapat dilihat bahwa pelayanan Bank kepada nasabah mulai dari pengajuan permohonan kredit hingga proses persetujuan kredit sudah baik. Hal
Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008
ini sesuai dengan jawaban responden, di mana sebanyak 66,8 % menyatakan sudah baik, 2,7 % menyatakan sangat baik dan sebanyak 30,5 % menyatakan cukup baik. Pelayanan bank dalam hal ini adalah mulai dari membantu calon debitur untuk melengkapi syarat-syarat administrasi dan melakukan proses dengan cepat sesuai dengan tahapan-tahapan dalam proses pemberian kredit tersebut. Demikian juga dalam hal mengangsur kredit, menurut sebagian besar responden (57,2 %) bahwa layanan yang diberikan oleh bank terhadap debitur yang mengangsur kredit adalah baik, selanjutnya sebanyak 7,5 % menyatakan sangat baik, sedangkan sebanyak 35,3 % menyatakan cukup baik. Demikian juga dalam hal pelunasan kredit, menurut sebagian besar responden (68,4 %) bahwa layanan yang diberikan oleh bank terhadap debitur dalam pelunasan kredit adalah baik, selanjutnya sebanyak 7,5 % menyatakan sangat baik, sedangkan sebanyak 24,1 % menyatakan cukup baik. Proses pemberian kredit yang dilalui oleh debitur mulai dari pengajuan kredit hingga pelunasan kredit akan memberikan penilaian tersendiri kepada debitur, yang akan menentukan kepuasan debitur terhadap pelayanan kredit tersebut. Sesuai dengan hasil penelitian, sebagian besar responden (65,2 %) menyatakan puas terhadap pelayanan kredit pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Sentra Kredit Kecil Medan, kemudian sebanyak 3,7 % menyatakan sangat puas, selebihnya sebanyak 31 % menyatakan cukup puas.
IV.1.7. Permintaan Kredit
Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008
Permintaan kredit oleh masing-masing calon debitur berbeda sesuai dengan kebutuhan usaha mereka. Selain yang diajukan oleh calon debitur, jumlah yang direalisasi oleh bank tergantung kepada hasil penilaian pihak bank terhadap usaha calon debitur, terutama kemampuan usaha tersebut dalam pengembalian kredit yang diajukan. Oleh karena itu jumlah kredit yang diberikan oleh bank berbeda-beda untuk setiap debitur sebagaimana dilihat pada tabel berikut. Tabel IV.7. Permintaan Kredit Permintaan Kredit ≤ 1 Milyar 1,01 – 2,5 Milyar 2,51 – 4,0 Milyar 4,01 – 5,5 Milyar > 5,5 Milyar
Skor
Jumlah (Orang)
Persentase (%)
1
16
8,6
2 3 4 5
41 70 51 9
21,9 37,4 27,3 4,8
187
100,0
Jumlah Sumber: Hasil Penelitian, 2008 (Data Diolah)
Dari Tabel IV.7 menunjukkan sebagian besar responden (37,4 %) memperoleh kredit dengan kisaran Rp. 2,51 – 4 milyar, kemudian 27,3 % dengan kisaran kredit Rp. 4,01 – 5,5 milyar, sebanyak 21,9 % dengan kisaran kredit sebesar Rp. 1,01 – 2,5 milyar. Selanjutnya terdapat sebanyak 8,6 % responden dengan jumlah kredit di bawah Rp. 1 milyar dan sebanyak 4,8 % responden dengan jumlah kredit diatas Rp. 5,5 milyar. Keputusan akhir penentuan jumlah kredit yang diberikan oleh bank sepenuhnya adalah wewenang pihak bank dengan pertimbangan jenis usaha, kelayakan usaha, jumlah dan nilai jaminan kredit.
Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008
IV.1.8. Uji Asumsi Klasik 1) Uji Normalitas
Untuk melihat normalitas data dilakukan dengan uji statistik non-parametrik Kolmogorov Smirnov (K-S) Tabel IV.8. Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Y N Normal Parameters(a,b) Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
X1
X2
X3
187 2,9786 1,01577
187 3,8391 ,37315
187 3,8022 ,28652
187 3,7513 ,38320
,204
,119
,110
,180
,171 -,204 2,784 ,000
,119 -,111 1,633 ,010
,088 -,110 1,500 ,022
,129 -,180 2,466 ,000
Hasil analisis pada Tabel IV.8 menunjukkan bahwa nilai KolmogorovSmirnov Z signifikan pada α 0.05 yang berarti bahwa data penelitian berdistribusi normal. 2) Uji Multikolonieritas
Deteksi multikolineritas pada suatu model dapat dilihat dari nilai Variance
Inflation Factor (VIF). Hasil pengujian multikolinieritas dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel IV.9. Tabel IV.9. Uji Multikolinieritas
Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008
Model
Collinearity Statistics Tolerance
1
VIF
(Constant) X1
,756
1,323
X2
,544
1,837
X3
,613
1,632
Dependent Variable: Y
Sumber: Hasil Penelitian, 2008 (Data Diolah)
Berdasarkan hasil pengolahan data pada Tabel IV.9 menunjukkan tidak ada satupun variabel independen memiliki nilai Tollerance kurang dari 0,1 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen. Perhitungan nilai Variance
Inflation Factor (VIF) juga menunjukkan tidak ada satu variabel independent yang memiliki nilai VIF lebih besar dari 5, maka dapat disimpulkan bahwa pada model regresi tersebut tidak terjadi masalah multikolinieritas.
3) Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan menggunakan uji metode grafik, yaitu dengan melihat ada tidaknya pola tertentu yang tergambar pada scatterplot. Gambar IV.1. di bawah ini memperlihatkan tidak ada pola yang jelas dari penyebaran titik-titik X1, X2, dan X3 pada sumbu Y, dengan demikian tidak terjadi heteroskedastisitas dalam pengamatan.
Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008
Dependent Variable: AbsUt
3
AbsUt
2
1
0
-1 -1.0
-0.5
0.0
0.5
1.0
X1
Dependent Variable: AbsUt
3
AbsUt
2
1
0
-1 -0.8
-0.6
-0.4
-0.2
0.0
0.2
0.4
0.6
X2
Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008
Dependent Variable: AbsUt
3
AbsUt
2
1
0
-1 -1.0
-0.5
0.0
0.5
1.0
X3
Gambar IV.1. Uji Heteroskedastisitas
IV.2. Pembahasan Pengujian Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: kebijakan perkreditan berpengaruh terhadap tingkat permintaan kredit pada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Sentra Kredit Kecil Medan. Untuk pengujian hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak, digunakan uji F dengan ketentuan jika Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak dan H1 diterima, sebaliknya apabila Fhitung < Ftabel maka H0 diterima dan H1 ditolak. Sedangkan pengujian secara parsial masing-masing variabel independen dimaksudkan untuk mengetahui apakah secara individual variabel kebijakan kredit mempunyai pengaruh yang nyata atau tidak terhadap variabel tingkat permintaan kredit. Untuk pengujian secara parsial
Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008
signifikansi variabel bebas terhadap variabel terikat digunakan uji t dengan ketentuan jika thitung > ttabel maka H0 ditolak dan H1 diterima, sebaliknya apabila thitung < ttabel maka H0 diterima dan H1 ditolak.
1) Uji Serempak
Pengaruh variabel bebas (kebijakan perkreditan) terhadap tingkat permintaan kredit pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Sentra Kredit Kecil Medan dapat dilihat pada Tabel IV.10 berikut.
Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008
Tabel IV.10. Hasil Uji Serempak Model 1
Regression
Sum of Squares 81,035
df 3
Mean Square 27,012 ,606
Residual
110,880
183
Total
191,914
186
F 44,581
Sig. ,000(a)
Sumber: Hasil Penelitian, 2008 (Data Diolah)
Dari Tabel IV.10 diperoleh nilai Fhitung sebesar 44,581. Dengan menggunakan
confidence interval (CI) 95% (α = 0.05) diperoleh nilai Ftabel sebesar 3,09. Dengan demikian Fhitung 44,581 > Ftabel 3,09 maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya variabel kebijakan perkreditan, yaitu kebijakan kredit (X1), persepsi Standar Operasional Perkreditan Bank (X2) dan pelayanan kredit (X3) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat permintaan kredit pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Sentra Kredit Kecil Medan (Y). Pada Tabel IV.10 di atas terlihat nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari α = 0,05, hal ini berarti bahwa variabel kebijakan perkreditan memiliki pengaruh yang highly significant. Hal ini berarti bahwa variabel kebijakan perkreditan menunjukkan pengaruh sangat nyata terhadap tingkat permintaan kredit pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Sentra Kredit Kecil Medan, atau semakin baik kebijakan perkreditan yang dilakukan maka tingkat permintaan kredit pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Sentra Kredit Kecil Medan akan semakin tinggi.
Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008
2) Uji Parsial
Uji pengaruh variabel kebijakan, persepsi Standar Operasional Perkreditan Bank dan pelayanan kredit secara parsial dapat dilihat pada Tabel IV.11. Tabel IV.11. Hasil Uji Parsial Unstandardized Coefficients
Model
1
Standardized Coefficients
t
Sig.
B -4,585
Std. Error ,805
-5,695
,000
-,017
,176
-,006
-,094
,925
(X2)
,620
,270
,175
2,297
,023
Pelayanan Kredit (X3)
1,405
,190
,530
7,383
,000
(Constant) Kebijakan Kredit (X1) SOP
Beta
Dependent Variable: Y
Sumber: Hasil Penelitian, 2008 (Data Diolah)
Dari Tabel IV.11 diperoleh nilai thitung masing-masing variabel. Nilai thitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan nilai ttabel pada tingkat kepercayaan 95% atau α = 0,05. Nilai ttabel pada df 183 dengan α = 0,05 adalah 1,96. Pengaruh parsial dari variabel kebijakan kredit (X1) diperoleh dengan nilai thitung sebesar (-0,094), dengan demikian thitung > ttabel (-0,094 > -1,96), maka H0 diterima dan H1 ditolak, yang berarti bahwa variabel kebijakan tentang kredit tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat permintaan kredit pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Sentra Kredit Kecil Medan. Salah satu indikator variabel kebijakan kredit adalah suku bunga. Hasil penelitian ini sesuai dengan Llewellyn dan Hefferman (1996) dalam Hakim, dkk (2000), kurva permintaan kredit berslope negatif terhadap tingkat suku bunga bank, yang bermakna bahwa semakin rendah tingkat suku bunga maka semakin besar jumlah kredit yang diminta.
Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008
Menurut Martowijoyo (1999) suku bunga pinjaman berpengaruh sangat signifikan terhadap jumlah peminjam dan berpengaruh cukup signifikan terhadap jumlah penunggak kredit. Dari sisi debitur, bunga kredit merupakan tambahan beban yang harus dipenuhi, namun dengan suku bunga yang masih dapat diterima oleh debitur, kredit akan sangat bermanfaat dalam meningkatkan aktivitas usahanya. Tingkat suku bunga kredit yang ditetapkan PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Sentra Kredit Kecil Medan menurut responden sudah dapat membantu UMKM dalam mengembangkan mempunyai
usahanya.
Dalam
menetapkan
pertimbangan-pertimbangan
yang
kebijakan
menyangkut
kreditnya, besarnya
bank kredit,
penyediaan dana, penyaluran kredit, kelancaran kredit, dan bunga kredit. Kesemuanya itu dilakukan bank untuk melindungi seluruh asset yang dimiliki oleh bank itu. Dalam hal plafond kredit, ketentuan jaminan dan lama waktu kredit ditentukan oleh bank berdasarkan hasil penilaian terhadap aktivitas usaha debitur. Pengaruh parsial dari variabel persepsi standar operasional perkreditan bank (X2) diperoleh dengan nilai thitung sebesar 2,297, dengan demikian thitung > ttabel (2,297 > 1,96), maka H0 ditolak dan H1 diterima, yang berarti bahwa variabel persepsi standar operasional perkreditan bank berpengaruh signifikan terhadap tingkat permintaan kredit pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Sentra Kredit Kecil Medan. Dengan demikian bahwa perubahan variabel persepsi standar operasional perkreditan bank akan mempengaruhi perubahan tingkat permintaan kredit pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Sentra Kredit Kecil Medan.
Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008
Pengaruh parsial dari variabel pelayanan kredit bank (X3) diperoleh dengan nilai thitung sebesar 7,383, dengan demikian thitung > ttabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima, yang berarti bahwa variabel pelayanan kredit bank berpengaruh signifikan terhadap tingkat permintaan kredit pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Sentra Kredit Kecil Medan. Hasil ini sesuai dengan penelitian Siregar (2006) bahwa faktor-faktor pelayanan perbankan berpengaruh terhadap permintaan kredit pada Bank Pemerintah di Sumatera Utara dan pelayanan perbankan yang ditinjau dari waktu pemrosesan kredit (WPK) dan keramahan pelayanan petugas bank berpengaruh positif terhadap permintaan kredit pada Bank Pemerintah di Sumatera Utara. Selanjutnya menurut Martowijoyo (1999) lamanya waktu pemrosesan kredit berpengaruh menurunkan jumlah peminjam cukup signifikan.
3) Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) hasil regresi dapat dilihat pada Tabel IV.12 di bawah ini. Tabel IV.12. Uji Determinasi Model Summary(b)
Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1
,650(a) ,422 ,413 a Predictors: (Constant), X1, X2, X3 b Dependent Variable: Y
,77840
Change Statistics R Square Change
,422
F Change
df1
44,581
3
df2
183
Sig. F Change .000
Sumber: Hasil Penelitian, 2008 (Data Diolah)
Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008
Dari Tabel IV.12 diketahui nilai koefisien determinasi (R2) hasil regresi sebesar 0,422 artinya bahwa variabel kebijakan perkreditan dapat mempengaruhi tingkat permintaan kredit pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Sentra Kredit Kecil Medan sebesar 42,2 %. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat permintaan kredit masih dipengaruhi oleh banyak faktor lain, di mana berdasarkan hasil nilai koefisien determinasi tersebut menunjukkan bahwa sebesar 57,8 % lainnya yang tidak dikaji dalam penelitian ini turut mempengaruhi permintaan kredit. Faktor tersebut diantaranya adalah kondisi perekonomian yang berdampak langsung terhadap sektor riil, demikian juga kebijakan pemerintah termasuk kebijakan moneter, dan juga persaingan antar bank dalam penyaluran kredit, menyangkut strategi pemasaran kredit oleh bank yang bersangkutan. Hasil penelitian Siregar (2006) menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi berpengaruh positif terhadap tingkat permintaan kredit, artinya tingkat pertumbuhan ekonomi yang baik (kondisi perekonomian baik, kondusif), maka permintaan kredit juga akan meningkat, sebaliknya jika kondisi perekonomian tidak baik, maka permintaan kredit akan menurun. Selanjutnya menurut Julaihah dan Insukindro (2004), bahwa kebijakan moneter seperti kenaikan SBI akan menurunkan permintaan kredit.
Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
V.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa: hasil pengujian hipotesis secara serempak dimana kebijakan perkreditan yang terdiri dari: kebijakan kredit, standar operasional perkreditan, dan pelayanan kredit bank memiliki pengaruh yang highly significant terhadap tingkat permintaan kredit pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Sentra Kredit Kecil Medan. Hal ini berarti bahwa kebijakan perkreditan sangat berpengaruh sekali terhadap tingkat permintaan kredit dan dapat meningkatkan permintaan kredit pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Sentra Kredit Kecil Medan. Secara parsial variabel persepsi standar operasional perkreditan dan pelayanan kredit bank memiliki pengaruh signifikan terhadap tingkat permintaan kredit, artinya bahwa perubahan variabel persepsi standar operasional perkreditan dan perubahan variabel pelayanan kredit bank akan mempengaruhi perubahan tingkat permintaan kredit pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Sentra Kredit Kecil Medan. Hanya variabel kebijakan kredit yang tidak memiliki pengaruh secara signifikan terhadap tingkat permintaan kredit pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Sentra Kredit Kecil Medan.
Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008
V.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang dikemukakan di atas, maka kepada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Sentra Kredit Kecil Medan disarankan agar senantiasa melakukan penyempurnaan terhadap standar operasional perkreditannya melalui perbaikan dan inovasi-inovasi strategi baru dalam menetapkan kebijakan perkreditannya dan tetap mempertahankan dan meningkatkan pelayanan kreditnya secara profesional dengan memberikan layanan terbaik melalui kemitraan yang sinergis dengan para debitur dan calon debiturnya untuk semakin meningkatkan permintaan kredit. Selanjutnya sehubungan dengan variabel kebijakan kredit dengan indikator suku bunga tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat permintaan kredit maka kepada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Sentra Kredit Kecil Medan disarankan untuk melakukan pengkajian terhadap kebijakan perkreditannya terutama mengenai tingkat suku bunga yang diterapkan agar dapat bersaing secara kompetitif sehingga dapat meningkatkan permintaan kredit.
Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008
DAFTAR PUSTAKA Buku:
Acarya, 2002. Instrumen-instrumen Pengendalian Moneter. Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan BI. Jakarta. Agenor, P.R., J. Aizenman, dan A. Hoffmaister. 2000. The Credit Crunch in East Asia: What Can Bank Excess Liquid Assets Tell Us? NBER, Inc., Cambridge. Working Paper 7951. Arief, Sritua. 1993. Metodologi Penelitian Ekonomi. UI-PRESS. Jakarta. Arikunto, Suharsini. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi. Penerbit Rineka Cipta. Yogyakarta. Astiko, Sunardi. 1996. Pengantar Manajemen Perkreditan. Penerbit Andi. Yogyakarta. Bank Indonesia. 2003. Bank Sentral Republik Indonesia: Tinjauan Kelembagaan, Kebijakan, dan Organisasi. Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan BI. Jakarta. Cole, D.C; and McLeod R.H. 1991. Financial Policy and Banking Deregulation in Indonesia. Gajah Mada University Press. Yogyakarta. Dornbusch, Rudiger; Stanley Fischer dan Richard Startz. 2004. Makro Ekonomi. Edisi Bahasa Indonesia. PT. Media Global Edukasi. Jakarta. Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi Ketiga. Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. Indriantoro dan Supomo. 2002. Metode Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen. Edisi Pertama. Cetakan Kedua. Penerbit BPFE. Yogyakarta. Kuncoro, Mudrajad. 2003. Metode Riset untuk Bisnis & Ekonomi. Penerbit Erlangga. Jakarta. Mankiw, N. Gregory. 2003. Teori Makroekonomi. Edisi Kelima. Erlangga. Jakarta.
Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008
Pardede, Raden. 2003. Dampak Penurunan Suku Bunga dan Respons Sektor Riel. Danareksa Research Institute. Jakarta. Rivai, Veithzal H. 2006. Credit Management Hand Book. PT. RajaGrafindo Persada. Jakarta. Samuelson, Paul A. dan Nordhaus, Wiiliam D. 2004. Ilmu Makro Ekonomi. Edisi Bahasa Indonesia. PT. Media Global Edukasi. Jakarta. Santoso, W. 2000. Indonesian Financial and Corporate Sector Reform. Bank Indonesia Working Paper. Jakarta. Sekaran, Uma. 2000. Research Methods For Business. Third Edition. John Wiley & Son Inc. United State of America. Sevilla, Consuelo G. dkk. 1993. Pengantar Metode Penelitian. Terjemahan: Alimuddin Tuwu. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta. Sulaiman, Wahid. 2004. Analisis Regresi Menggunakan SPSS. Penerbit Andi Yogyakarta. Sugiyono. 2002. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Keempat. Penerbit Alfabeta. Bandung. Suyatno, dkk. 1997. Dasar-dasar Perkreditan. Cetakan Ketujuh. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Tohar, M. 2000. Permodalan dan Perkreditan Koperasi. Kanisius. Yogyakarta. Umar, Husni. 2000. Research Methods in Finance and Banking. Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Warjiyo, Perry. 2004. Mekanisme Transmisi Kebijakan pemerintah di Indonesia. Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan BI. Jakarta.
Jurnal:
Abdurohman. Desember 2003. The Role of Financial Development in Promoting Economic Growth: Empirical Evidence of Indonesian Economy. Jurnal Keuangan dan Moneter. Vol. 6 No. 2. Desember.
Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008
Abdurohman. Desember 2003. The Role of Financial Development in Promoting Economic Growth: Empirical Evidence of Indonesian Economy. Jurnal Keuangan dan Moneter. Vol. 6 No. 2. Desember. Nusantara, Agung dan Abdul Azis. 2002. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Uang Quasi di Indonesia 1995. 1-2000.4. Jurnal Bisnis dan Ekonomi. September. Supraptono. 2005. Peta Persaingan Perbankan Indonesia 2004. Economic Review Journal. No. 200 Juni.
Tesis:
Siregar, Togi T.M. 2006. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Kredit pada Bank Pemerintah di Sumatera Utara. Tesis. Program Studi Ekonomi Pembangunan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, Medan (Dipublikasikan), http ://digilib.usu.ac.id/download/fe/06006354.pdf (24 Mei 2008)
Buletin dan Publikasi Lainnya:
Agung, Juda; Rita Morena, Bambang Pramono, and Nugroho Joko Prastowo. 2002. MonetaryPolicy and Firm Investment: Evidence for Balance Sheet Channel in Indonesia, dalam Perry Warjiyo dan Juda Agung (editor). Transmission Mechanism of Monetary Policy in Indonesia, Bank Indonesia, Jakarta, Juli. BNI, Corporate Secretary, 2008. Press Release, April. Harmanta dan Mahyus Ekananda. 2005. Disintermediasi Fungsi Perbankan di Indonesia Pasca Krisis 1997: Faktor Permintaan atau Penawaran Kredit, Sebuah endekatan dengan Model Disequilibrium, Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Juni. Julaihah, Umi dan Insukindro, 2004. Analisis Dampak Kebijakan pemerintah Terhadap Variabel Makro Ekonomi Indonesia Tahun 1983. 1 – 2003.2, Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Vol. 7 No. 2 September.
Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008
Kurniawan, Taufik. 2004. Determinan Tingkat Suku Bunga Pinjaman di Indonesia Tahun 1983-2002, Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan. Desember. Martowijoyo, Sumantoro. 1999. Kinerja Lembaga Keuangan Mikro dan Perilaku Masyarakat Pedesaan, Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Vol. 1 No. 4 Maret. Solopos. 2003. Bank Indonesia Mengimbau Kepada Perbankan untuk Menurunkan Suku Bunga Pinjamannya Berkaitan dengan terus Turunnya Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Espos, Solo, 27 Juni.
Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008
Lampiran 1.
DAFTAR PERTANYAAN ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN PERKREDITAN TERHADAP TINGKAT PERMINTAAN KREDIT PADA BANK BUMN DI SUMATERA UTARA (STUDI KASUS PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk SENTRA KREDIT KECIL MEDAN )
A. Identitas Responden
1. No. Responden
:
2. Nama Debitur/Calon Debitur : 3. Nama Badan Usaha
:
4. Lokasi/Alamat
:
5. Jenis usaha
:
6. Jumlah kredit
: Rp.
7. Suku bunga
:
%
B. Petunjuk Pengisian
Kuesioner dibawah ini berisi pertanyaan tentang bagaimana persepsi debitur/calon debitur terhadap standar operasional perkreditan bank. Pada masingmasing bagian terdapat beberapa pernyataan dengan lima pilihan jawaban. Dalam kuesioner ini tidak ada jawaban yang benar atau salah, pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan pendapat anda dengan cara memberikan tanda silang (X) pada huruf pilihan anda, dengan pilihan jawaban: a.
= nilai 5
b. = nilai 4 c.
= nilai 3
d. = nilai 2 e. = nilai 1
Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008
C. Kebijakan Kredit
1. Menurut Bapak/Ibu apakah suku bunga kredit yang ditetapkan oleh PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk sudah sesuai dengan harapan Bapak/Ibu? a. Sangat sesuai (5)
b. Sesuai (4)
c. Cukup sesuai (3)
d. Tidak sesuai (2)
e. Sangat tidak sesuai (1)
2. Menurut Bapak/Ibu apakah tingkat suku bunga yang berlaku saat ini sudah dapat membantu usaha sektor mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dalam mengembangkan usahanya? a. Sangat membantu (5) b. Sudah membantu (4) c. Cukup membantu (3) d. Belum membantu (2) e. Tidak berpengaruh (1) 3. Menurut Bapak/Ibu apakah flapond kredit yang ditetapkan oleh PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk sesuai dengan bidang usaha Bapak/Ibu? a. Sangat sesuai (5)
b. Sesuai (4)
c. Cukup sesuai (3)
d. Tidak sesuai (2)
e. Sangat tidak sesuai (1)
4. Menurut Bapak/Ibu apakah ketentuan jaminan yang ditetapkan oleh PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk sesuai dengan besarnya kredit yang Bapak/Ibu ajukan ? a. Sangat sesuai (5)
b. Sesuai (4)
c. Cukup sesuai (3)
d. Tidak sesuai (2)
e. Sangat tidak sesuai (1)
5. Menurut Bapak/Ibu apakah lama waktu kredit yang ditetapkan oleh PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk sesuai dengan kebutuhan Bapak/Ibu? a. Sangat sesuai (5)
b. Sesuai (4)
c. Cukup sesuai (3)
d. Tidak sesuai (2)
e. Sangat tidak sesuai (1)
6. Menurut Bapak/Ibu apakah kebijakan pemerintah di bidang moneter khususnya perkreditan sudah berpihak pada usaha sektor mikro, kecil, dan menengah (UMKM)? a. Sangat berpihak (5)
b. Sudah berpihak (4)
c. Belum berpihak (3)
d. Tidak berpihak (2)
e. Sangat tidak berpihak (1)
Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008
D. Persepsi Standar Operasional Perkreditan Bank
1. Menurut Bapak/Ibu bagaimana kondisi fasilitas kredit yang disediakan oleh Bank Pemerintah khususnya PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk saat ini ? a. Sangat baik (5)
b. Baik (4)
d. Buruk (2)
e. Sangat buruk (1)
c. Cukup baik (3)
2. Menurut Bapak/Ibu bagaimana kemudahan dalam memperoleh fasilitas kredit pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk? a. Sangat mudah (5)
b. Mudah (4)
d. Sulit (2)
e. Sangat sulit (1)
c. Cukup mudah (3)
3. Bagaimana tanggapan Bapak/Ibu mengenai lama waktu mulai dari pengajuan permohonan kredit sampai dengan pencairan kredit ? a. Sangat cepat (5)
b. Cepat (4)
d. Lambat (2)
e. Sangat lambat (1)
c. Cukup cepat (3)
4. Menurut Bapak/Ibu bagaimana hasil penilaian (apprasial) yang dilakukan oleh petugas Bank sebelum persetujuan kredit ? a. Sangat baik (5)
b. Baik (4)
d. Buruk (2)
e. Sangat buruk (1)
c. Cukup baik (3)
5. Menurut Bapak/Ibu apakah besarnya nilai jaminan telah sesuai dengan jumlah kredit yang dikeluarkan Bank ? a. Sangat sesuai (5)
b. Sesuai (4)
d. Tidak sesuai (2)
e. Sangat tidak sesuai (1)
c. Cukup sesuai (3)
6. Bagaimana tanggapan Bapak/Ibu terhadap besarnya biaya propisi dan administrasi kredit yang ditentukan oleh Bank dalam persyaratan kredit ? a. Sangat rendah (5)
b. Rendah (4)
d. Tinggi (2)
e. Sangat tinggi (1)
c. Cukup tinggi (3)
7. Bagaimana pengawasan yang dilakukan oleh Bank setelah Bapak/Ibu memperoleh kredit ?
Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008
a. Sangat baik (5)
b. Baik (4)
d. Buruk (2)
e. Sangat buruk (1)
c. Cukup baik (3)
8. Bagaimana pelaksanaan sanksi oleh pihak Bank apabila terjadi tunggakan kewajiban bunga dan angsuran kredit ? a. Sangat baik (5)
b. Baik (4)
d. Buruk (2)
e. Sangat buruk (1)
c. Cukup baik (3)
E. Pelayanan Kredit Bank
1. Bagaimana dengan pelayanan Bank kepada Bapak/Ibu mulai dari pengajuan permohonan kredit hingga proses persetujuan kredit ? a. Sangat baik (5)
b. Baik (4)
d. Buruk (2)
e. Sangat buruk (1)
c. Cukup baik (3)
2. Bagaimana pelayanan pihak Bank terhadap Bapak/Ibu dalam mengangsur kredit ? a. Sangat baik (5)
b. Baik (4)
d. Buruk (2)
e. Sangat buruk (1)
c. Cukup baik (3)
3. Bagaimana pelayanan pihak Bank terhadap Bapak/Ibu dalam pelunasan kredit? a. Sangat baik (5)
b. Baik (4)
d. Buruk (2)
e. Sangat buruk (1)
c. Cukup baik (3)
4. Apakah Bapak/Ibu cukup puas dengan pelayanan Bank dalam hal kredit ? a. Sangat puas (5)
b. Puas (4)
d. Tidak puas (2)
e. Sangat tidak puas (1)
c. Cukup puas (3)
Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008
Lampiran 2. Uji Reliabilitas Case Processing Summary N Cases
Valid Excluded (a) Total
30
% 100,0
0
,0
30 100,0 a Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha ,905
N of Items 18
Item-Total Statistics
X11
Scale Mean if Item Deleted 64,4333
Scale Variance if Item Deleted 47,495
Corrected Item-Total Correlation ,514
Cronbach's Alpha if Item Deleted ,904
X12
64,9000
45,541
,722
,894
X13
64,6333
49,964
,489
,902
X14
64,5667
50,668
,469
,902
X15
64,4000
51,352
,371
,905
X16
64,5667
49,909
,615
,898
X21
64,3667
50,102
,480
,902
X22
64,4000
49,972
,571
,899
X23
64,4000
49,283
,653
,897
X24
64,3000
49,183
,682
,896
X25
64,5667
49,564
,658
,897
X26
64,9333
51,030
,385
,905
X27
64,2333
50,875
,745
,898
X28
64,4333
50,116
,594
,899
X31
64,4000
51,076
,567
,900
X32
64,4000
49,903
,646
,898
X33
64,1333
48,740
,605
,898
X34
64,4667
50,395
,607
,899
Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008
Lampiran 3. Uji Asumsi Klasik
Uji Nomalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Y N Mean Normal Parameters(a,b) Most Extreme Differences
X1
X2
X3
187
187
187
187
2,9786
3,8391
3,8022
3,7513
1,01577
,37315
,28652
,38320
Absolute
,204
,119
,110
,180
Positive
,171
,119
,088
,129
Std. Deviation
Negative Kolmogorov-Smirnov Z
-,204
-,111
-,110
-,180
2,784
1,633
1,500
2,466
,000
,010
,022
,000
Asymp. Sig. (2-tailed) a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
Uji Multikolinieritas Coefficients(a) Unstandardized Coefficients
Model
1
B -4,585
Std. Error ,805
X1
-,017
,176
X2
,620
,270
X3
1,405
,190
(Constant)
Standardized Coefficients
t
Sig.
Beta
Collinearity Statistics Tolerance
VIF
-5,695
,000
-,006
-,094
,925
,756
1,323
,175
2,297
,023
,544
1,837
,530
7,383
,000
,613
1,632
a Dependent Variable: Y
Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008
Uji Heteroskedastisitas Scatterplot
Dependent Variable: AbsUt 4.00
AbsUt
3.00
2.00
1.00
0.00 -1
0
1
2
3
Regression Deleted (Press) Residual
Partial Regression Plot
Dependent Variable: AbsUt
3
AbsUt
2
1
0
-1 -1.0
-0.5
0.0
0.5
1.0
X1
Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008
Partial Regression Plot
Dependent Variable: AbsUt
3
AbsUt
2
1
0
-1 -0.8
-0.6
-0.4
-0.2
0.0
0.2
0.4
0.6
X2
Partial Regression Plot
Dependent Variable: AbsUt
3
AbsUt
2
1
0
-1 -1.0
-0.5
0.0
0.5
1.0
X3
Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008
Lampiran 4. Analisis Regresi
Regression Descriptive Statistics Mean 2,9786
Std. Deviation 1,01577
X1
3,8391
,37315
187
X2
3,8022
,28652
187
X3
3,7513
,38320
187
Y
N 187
Correlations
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
Y 1,000
X1 ,277
X1
,277
X2
,499
X3
Y
X2 ,499
X3 ,635
1,000
,485
,373
,485
1,000
,616
,635
,373
,616
1,000
.
,000
,000
,000
Y X1
,000
.
,000
,000
X2
,000
,000
.
,000
X3
,000
,000
,000
.
Y
187
187
187
187
X1
187
187
187
187
X2
187
187
187
187
X3
187
187
187
187
Variables Entered/Removed(b) Variables Variables Entered Removed X3, X1, . X2(a) a All requested variables entered. b Dependent Variable: Y Model 1
Method Enter
Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008
Model Summary(b)
Model
R
Adjusted R Square
R Square
1
,650(a) ,422 a Predictors: (Constant), X3, X1, X2 b Dependent Variable: Y
Std. Error of the Estimate
,413
,77840
df2
Sig. F Change ,000
Change Statistics R Square Change F Change df1 ,422 44,581 3 a Predictors: (Constant), X3, X1, X2 b Dependent Variable: Y
183
ANOVA(b) Sum of Squares
Model 1
Regressio n Residual
df
Mean Square
81,035
3
27,012
110,880
183
,606
191,914 a Predictors: (Constant), X3, X1, X2 b Dependent Variable: Y
186
Total
F
Sig.
44,581
,000(a)
Coefficients(a) Unstandardized Coefficients
Model
1
(Constant) X1
B -4,585
Std. Error ,805
Standardized Coefficients
t
Sig.
Beta
Collinearity Statistics Tolerance
-5,695
,000
VIF
-,017
,176
-,006
-,094
,925
,756
1,323
X2
,620
,270
,175
2,297
,023
,544
1,837
X3
1,405
,190
,530
7,383
,000
,613
1,632
a Dependent Variable: Y
Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008