PENGARUH METODE PENYULUHAN TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DOKTER KECIL DALAM PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK DEMAM BERDARAH (PSN-DBD) DI KECAMATAN HELVETIA TAHUN 2007
TESIS
Oleh RUMONDANG PULUNGAN 057023016/AKK
S
C
N
PA
A
S
K O L A
H
E
A S A R JA
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008 Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
PENGARUH METODE PENYULUHAN TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DOKTER KECIL DALAM PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK DEMAM BERDARAH (PSN-DBD) DI KECAMATAN HELVETIA TAHUN 2007
TESIS
Untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes) dalam Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Konsentrasi Administrasi Kesehatan Komunitas/Epidemiologi pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Oleh RUMONDANG PULUNGAN 057023016/AKK
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008 Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
Judul Tesis
Nama Mahasiswa Nomor Pokok Program Studi Konsentrasi
: PENGARUH METODE PENYULUHAN TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DOKTER KECIL DALAM PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK DEMAM BERDARAH DENGUE (PSN-DBD) DI KECAMATAN HELVETIA TAHUN 2007 : Rumondang Pulungan : 057023016 : Administrasi dan Kebijakan Kesehatan : Administrasi Kesehatan Komunitas/Epidemiologi
Menyetujui Komisi Pembimbing:
(Prof. Dr. Dra. Ida Justina, M.Si) Ketua
(Ir. Indra Cahaya, M.Si) Anggota
Ketua Program Studi,
Direktur,
(Dr. Drs. Surya Utama, MS)
(Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, M.Sc)
Tanggal lulus: 25 Agustus 2008 Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
Telah diuji Pada tanggal 25 Agustus 2008
PANITIA PENGUJI TESIS Ketua
:
Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si
Anggota
:
1. Ir. Indra Cahaya, M.Si 2. Dr. Drs. R. Kintoko Rochadi, MKM 3. Ir. Evi Naria, M.Kes
Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
PERNYATAAN
PENGARUH METODE PENYULUHAN TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DOKTER KECIL DALAM PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK DEMAM BERDARAH DENGUE (PSN-DBD) DI KECAMATAN HELVETIA TAHUN 2007
TESIS
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Medan, Juli 2008
(Rumondang Pulungan)
Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
ABSTRAK
Penyakit demam berdarah dengue (DBD) hingga saat ini masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Di wilayah Sumatera Utara, Kota Medan merupakan penyumbang kasus terbesar. Berbagai upaya penanggulangan telah dilakukan, satu diantaranya adalah dalam bentuk penyuluhan terhadap murid sekolah dasar, sebagai bagian dari kegiatan pemberantasan sarang nyamuk DBD (PSN-DBD). Penyuluhan di sekolah dilakukan dalam bentuk pelatihan kader sekolah (dokter kecil) yang terdapat dalam kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Namun demikian, hingga saat ini kegiatan penyuluhan tersebut belum menunjukkan hasil yang optimal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh metode penyuluhan yang dilakukan terhadap dokter kecil, baik dalam bentuk ceramah dengan leaflet maupun ceramah dengan film. Melalui penelitian ini ingin diketahui perubahan tingkat pengetahuan dan sikap dokter kecil terhadap PSN-DBD dan menganalisis perbedaan di antara keduanya. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu (quasi-experiment) dengan rancangan pretest-posttest group design. Penelitian dilakukan di Kecamatan Helvetia dengan melibatkan 51 sekolah dasar negeri dan swasta yang memiliki dokter kecil. Populasi penelitian adalah seluruh dokter kecil yang terdapat pada semua sekolah tersebut, yang berjumlah 219 orang. Penentuan sampel dilakukan secara purposive sampling yang hasilnya berjumlah 120 orang dan seluruhnya ditetapkan sebagai sampel. Sampel dibagi ke dalam dua kelompok yaitu kelompok ceramah dengan leaflet dan kelompok ceramah dengan film yang jumlahnya masing-masing 60 orang. Untuk analisis data sebelum dan sesudah penyuluhan dilakukan dengan uji T-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan dan sikap kedua kelompok dokter kecil sebelum diberikan penyuluhan baik dengan metode ceramah dan leaflet maupun dengan metode ceramah dan film adalah mayoritas setara yaitu berpengetahuan sedang dan bersikap negatif. Sesudah pemberian penyuluhan terjadi peningkatan pengetahuan dan sikap yang bermakna. Hal tersebut dapat dilihat dari perbandingan rerata nilai pengetahuan dan sikap responden sebelum dan sesudah penyuluhan yang menunjukkan peningkatan signifikan. Penyuluhan dengan menggunakan metode ceramah dan film lebih bermakna dalam meningkatkan pengetahuan dan sikap dokter kecil tentang PSN-DBD dibandingkan dengan penyuluhan metode ceramah dan leaflet. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa penyuluhan dengan kedua metode tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap dokter kecil. Metode ceramah dan film dapat dijadikan sebagai satu alternatif dalam pelaksanaan penyuluhan di sekolah dasar. Kata Kunci: DBD, Metode Penyuluhan, Dokter Kecil.
Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
ABSTRACT
The dengue hemorhagic fever (DHF) remains as a serious problem of public health in Indonesia. In the region of North Sumatera, city of Medan is the highest rate of DHF cases. Many efforts has been executed to overcome the problem, one of them was carried out in form of public counseling to primary school students, as a part of PSN-DBD (exterminator of dengue mosquito’s nest) activity. Counseling in schools is conducted in form of school cadre (kiddy doctor) training that already exist in the UKS (school health effort) activity. However, up to now the effect of the counseling activity has not showing an optimal result yet. This research aims to analyze the influence of such counceling method that has been carried out to kiddy doctor, both in the form of training with leaflet and training with film. Thorugh this study, it is intended to know change on level of knowledge and attitude of the kiddy doctor to PSN-DBD, and also to analyze the difference between the two methods. This study adopted a quasi-experiment with pretest-post test group design. The research was conducted in Kecamatan Helvetia which involves 51 primary schools both state and private own schools where kiddy doctor are available. The population of this study is the entire kiddy doctors found in the schools, which amount of 219 people. Sample was determined by purposive sampling approach that results 120 people and all of them are included as sample. The sample was divided into two groups i.e. training with leaflet and training with film which is a group consists of 60 students respectively. The test adopted Ttest for data analysis both before and after counseling. The result of this research indicated that knowledge and attitude of the two groups of the kiddy doctors before attending the counseling both training with leaflet and training with film are majority similar i.e. they have moderate knowledge and negative attitude concerning PSN-DBD. After attending the counseling, the two groups experienced an improvement on their knowledge and meaningful attitude. This can be seen through the average comparative rate of their knowledge and attitude both before and after counseling that showed significant rising. The counseling using training with film is considered more meaningful in improving knowledge of the kiddy doctors compared to training with leaflet. Based on the result of this research, it can be concluded that counseling using the two methods has significant influence in increasing the knowledge and attitude of the kiddy doctors. Training with film may be used as an alternative in carrying out counseling in primary schools. Keywords: DHF, Counseling Method, Kiddy Doctor.
Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karuniaNya maka penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Dalam penulisan tesis ini banyak pihak yang telah memberikan bantuan, bimbingan dan dorongan. Untuk itu penulis menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada: 1. Bapak Prof. Chairuddin P. Lubis, DTM & H, Sp.A(K), selaku Rektor Universitas Sumatera Utara. 2. Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, M.Sc selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. 3. Bapak Dr. Drs. Surya Utama, MS selaku Ketua Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. 4. Ibu Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si selaku komisi pembimbing dan juga Sekretaris Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara yang telah banyak membantu penulisan tesis ini, yang selalu menyediakan waktu ditengah kesibukannya serta membimbing penulis dengan penuh kesabaran. 5. Ibu Ir. Indra Cahaya, M.Si selaku komisi pembimbing yang telah banyak membantu, memberi saran dan masukan dalam penyusunan tesis ini.
Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
6. Bapak Dr. Drs. R. Kintoko Rochadi, MKM, Ir Evi Naria, M.Kes selaku dosen penguji yang juga telah memberikan bimbingan, masukan dan saran untuk perbaikan tesis. 7. Bapak dr. Umar Zein, DTM&H, SpPD, KPTI selaku Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan dan Ibu dr. Anjeli selaku Kepala Puskesmas Helvetia yang telah memberikan bantuan dan fasilitas dalam pelaksanaan di lapangan. 8. Seluruh Kepala Sekolah Dasar di Kecamatan Helvetia yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu di mana telah menerima penulis dalam pelaksanaan penelitian. 9. Seluruh teman-teman yang juga tidak dapat saya sebutkan satu persatu atas bantuan dan semangat yang diberikan dalam penyusunan tesis ini. 10. Kedua orang tuaku yang selalu mendoakan, suami tercinta Drs. A. Ridwan Siregar, SH, M.Lib dan anak- anak tersayang Rizqi Arini Siregar, Habib Fauzi Siregar dan Alfi Hasanah Siregar serta seluruh keluarga yang senantiasa mendoakan, menghibur, mendampingi dan memberikan dorongan moril maupun materil yang sangat berarti selama penulis pendidikan dan menyelesaikan tugas ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tesis ini masih banyak kekurangan sehingga dengan penuh kerendahan hati penulis menerima kritik dan saran demi kesempurnaan tesis ini. Medan,
Juli 2008
Penulis Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
RIWAYAT HIDUP
Nama
: Rumondang Pulungan
Tempat/Tanggal lahir
: Bandar Bajambu/10 Desember 1961
Alamat
: Jalan Tridharma No. 148 Kompleks USU Medan
Riwayat Pendidikan
: - SD Negeri X Padang Sidimpuan selesai tahun 1973 - SMP Negeri I Padang Sidimpuan tahun selesai tahun 1976 - SMA Negeri IV Medan selesai tahun 1980 - Fakultas Kedokteran USU selesai tahun 1986
Riwayat Pekerjaan
: - Puskesmas Pembantu Brayan Bengkel tahun 1987-1991 - Puskesmas Pembantu Tanjung Sari tahun 1991-1995 - Puskesmas Medan Sunggal tahun 1995-2004 - Dinas Kesehatan Kota Medan tahun 2004-sekarang
Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
DAFTAR ISI
Halaman ABSTRAK..............................................................................................................
i
ABSTRACT...........................................................................................................
ii
KATA PENGANTAR...........................................................................................
iii
RIWAYAT HIDUP...............................................................................................
v
DAFTAR ISI..........................................................................................................
vi
DAFTAR TABEL..................................................................................................
ix
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................
xi
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................... xii BAB I. PENDAHULUAN.......................................................................................
1
1.1. Latar Belakang....................................................................................... 1.2. Permasalahan.......................................................................................... 1.3. Tujuan Penelitian.................................................................................... 1.4. Hipotesis................................................................................................. 1.5. Manfaat Penelitian..................................................................................
1 7 7 8 8
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA............................................................................
9
2.1. Demam Berdarah Dengue...................................................................... 9 2.2. Pemberantasan Sarang Nyamuk............................................................. 12 2.3. Usaha Kesehatan Sekolah ...................................................................... 13 2.4. Dokter Kecil…………………………………………………………… 15 2.5. Promosi Kesehatan…………………………………………………….. 18 2.6. Penyuluhan…………………………………………………………….. 19 2.7. Pengetahuan……………………………………………………………. 26 2.8. Sikap…………………………………………………………………… 28 2.9. Landasan Teori………………………………………………………… 30 2.10.Kerangka Konsep Penelitian...................................…………………… 32
Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
BAB III. METODE PENELITIAN........................................................................ 33 3.1. Jenis Penelitian........................................................................................ 33 3.2. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian.................................................. 34 3.2.1. Lokasi Penelitian........................................................................... 34 3.2.2. Waktu Penelitian........................................................................... 34 3.3. Populasi dan Sampel................................................................................ 35 3.3.1. Populasi.......................................................................................... 35 3.3.2. Sampel............................................................................................ 35 3.4. Metode pengumpulan data....................................................................... 37 3.4.1. Pengumpulan Data......................................................................... 37 3.4.2. Prosedur Pengumpulan Data…………………………………...... 39 3.5. Variabel dan Definisi Operasional............................................................40 3.5.1. Variabel......................................................................................... 40 3.5.2. Definisi Operasional..................................................................... 40 3.6. Metode Pengukuran................................................................................. 41 3.7. Metode Analisa Data............................................................................... 41 BAB IV. HASIL PENELITIAN...............................................................................42 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian........................................................ 42 4.2. Karakteristik Responden.......................................................................... 43 4.2.1. Karakteristik Responden Menurut Umur....................................... 43 4.2.2. Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin..........................43 4.2.3. Pengetahuan Sebelum Diberi Penyuluhan..................................... 44 4.2.4. Sikap Sebelum Diberi Penyuluhan.................................................44 4.2.5. Pengetahuan Sesudah Diberi Penyuluhan......................................45 4.2.6. Sikap Sesudah Diberi Penyuluhan................................................. 45 4.3. Analisa Data............................................................................................. 4.3.1. Perbandingan Rerata Nilai Pengetahuan Responden Sebelum dan Sesudah Penyuluhan dengan Metode Ceramah dan Leaflet............................................................................................ 46 4.3.2. Perbandingan Rerata Nilai Sikap Responden Sebelum dan Sesudah Penyuluhan dengan Metode Ceramah dan Leaflet............................................................................................ 47 4.3.3. Perbandingan Rerata Nilai Pengetahuan Responden Sebelum dan Sesudah Penyuluhan dengan Metode Ceramah dan Film...... 49 4.3.4. Perbandingan Rerata Nilai Sikap Responden Sebelum dan Sesudah Penyuluhan dengan Metode Ceramah dan Film.............. 50 4.3.5. Perbandingan Rerata Nilai Pengetahuan Responden Sesudah Penyuluhan Menurut Metode Penyuluhan..................................... 51 4.3.6. Perbandingan Rerata Nilai Sikap Responden Sesudah Penyuluhan Menurut Metode Penyuluhan .................................... 52 Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
BAB V. PEMBAHASAN......................................................................................... 54 5.1. Pengetahuan dan Sikap Sebelum dan Sesudah Penyuluhan..................... 54 5.2. Perbandingan Rerata Nilai Pengetahuan dan Sikap Dokter Kecil Sesudah Penyuluhan Berdasarkan Metode Penyuluhan........................... 59 5.3. Keterbatasan Penelitian............................................................................. 61 BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN................................................................. 62 6.1. Kesimpulan ............................................................... ............................... 62 6.2. Saran.......................................................................................................... 63 DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 65
Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
DAFTAR TABEL Nomor
Judul
Halaman
1.
Distribusi Sampel Berdasarkan Lokasi Sekolah.............………………
36
2.
Hasil Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Kuesioner.......……..........
38
3.
Metode Pengukuran Variabel Independent dan Dependent...................
41
4.
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Umur....................................
43
5.
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Jenis Kelamin.......................
43
6.
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Sebelum Pemberian Penyuluhan ...........................................................................
44
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap Sebelum Pemberian Penyuluhan ...........................................................................
45
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Sesudah Pemberian Penyuluhan ...........................................................................
45
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap Sesudah Pemberian Penyuluhan ...........................................................................
46
Perbandingan Rerata Nilai Pengetahuan Responden Sebelum dan Sesudah Penyuluhan dengan Metode Ceramah - Leaflet .......................
46
Perbandingan Rerata Nilai Sikap Responden Sebelum dan Sesudah Penyuluhan dengan Metode Ceramah - Leaflet .......................
48
Perbandingan Rerata Nilai Pengetahuan Responden Sebelum dan Sesudah Pemberian Penyuluhan dengan Metode Ceramah – Film.........
49
Perbandingan Rerata Nilai Sikap Responden Sebelum dan Sesudah Pemberian Penyuluhan dengan Metode Ceramah - Film ........................
50
Perbandingan Rerata Nilai Pengetahuan Responden Sesudah Pemberian Penyuluhan Berdasarkan Metode Penyuluhan .....................
52
7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
15.
Perbandingan Rerata Nilai Sikap Responden Sesudah Pemberian Penyuluhan Berdasarkan Metode Penyuluhan ....................
53
Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Judul
Halaman
1.
Landasan Teori ..................................................................................
30
2.
Kerangka Konsep.................................................................................
32
3.
Perbandingan Rerata Nilai Pengetahuan Responden Sebelum dan Sesudah Pemberian Penyuluhan dengan Metode Ceramah dan Leaflet……..........................................................................................
47
Perbandingan Rerata Nilai Sikap Responden Sebelum dan Sesudah Pemberian Penyuluhan dengan Metode Ceramah dan Leaflet……….
48
Perbandingan Rerata Pengetahuan Responden Sebelum dan Sesudah Pemberian Penyuluhan dengan Metode Ceramah dan Film.................
50
Perbandingan Rerata Nilai Sikap Responden Sebelum dan Sesudah Pemberian Penyuluhan dengan Metode Ceramah dan Film.................
51
Perbandingan Rerata Nilai Pengetahuan Responden Sesudah Pemberian Penyuluhan Berdasarkan Metode Penyuluhan ...................
52
Perbandingan Rerata Nilai Sikap Responden Sesudah Pemberian Penyuluhan Berdasarkan Metode Penyuluhan .....................................
53
4. 5. 6. 7. 8.
Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Judul
Halaman
1
Materi Penyuluhan.................................................................
69
2
Kuesioner Penelitian..............................................................
79
3
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas........................................
83
4
Hasil Output ...........................................................................
86
5
Surat Permohonan Izin Penelitian..........................................
91
Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
BAB I PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang Acuan pembangunan kesehatan pada saat ini adalah konsep "Paradigma
Sehat", yaitu pembangunan kesehatan yang memberikan prioritas utama pada upaya pelayanan peningkatan kesehatan (promotif) dan pencegahan penyakit (preventif) dibandingkan upaya pelayanan penyembuhan/pengobatan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif) secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini mempunyai beban ganda (double burden), di mana penyakit infeksi menular masih memerlukan perhatian besar sementara itu telah terjadi peningkatan penyakit-penyakit tidak menular seperti penyakit degenaratif. Selanjutnya berbagai penyakit baru (new emerging disease) ditemukan, serta kecenderungan meningkatnya kembali beberapa penyakit yang selama ini sudah berhasil dikendalikan (re-emerging disease) (Depkes RI, 2003). Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah salah satu penyakit menular yang sampai saat ini masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang menimbulkan dampak sosial dan ekonomi serta berkaitan dengan perilaku masyarakat. Penyakit DBD ini disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypty, muncul pertama kali pada tahun 1953 di Filipina dan selanjutnya menyebar ke banyak negara dunia, termasuk Indonesia. Di Indonesia, penyakit DBD pertama kali ditemukan di Surabaya dan DKI Jakarta pada tahun 1986, Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
yang kemudian menyebar ke berbagai daerah dengan jumlah kasus dan kematian yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Keadaan ini erat kaitannya dengan peningkatan mobilitas penduduk sejalan dengan semakin lancarnya hubungan transportasi serta tersebar luasnya virus dengue dan nyamuk penularnya di berbagai wilayah di Indonesia (Depkes RI, 2004). Provinsi Sumatera Utara terdiri dari 25 kabupaten/kota, delapan diantaranya merupakan daerah endemis dan tetap terjadi peningkatan kasus setiap tahunnya. Penyumbang tertinggi kasus DBD di Provinsi Sumatera Utara adalah Kota Medan yang merupakan pusat pemerintahan, pendidikan, kebudayaan, dan perdagangan dengan mobilitas penduduk yang tinggi (Dinkes Provinsi Sumut, 2005). Kecamatan yang ada di Kota Medan semuanya sudah merupakan daerah endemis DBD. Kecamatan Medan Helvetia, Medan Sunggal, Medan Baru, Medan Denai dan Medan Selayang merupakan lima kecamatan yang paling tinggi kasusnya. Adapun angka kejadian DBD dalam lima tahun terakhir dapat diuraikan sebagai berikut, pada tahun 2002 terjadi 212 kasus dengan kematian 2 kasus, tahun 2003 terjadi 594 kasus dengan kematian 9 kasus, tahun 2004 terjadi 742 kasus dengan kematian 14 kasus, tahun 2005 terjadi 1960 kasus dengan kematian 24 kasus dan tahun 2006 terjadi 1376 kasus dengan kematian 20 kasus. Bila dilihat dari kelompok umur penderita DBD, usia anak sekolah 5- 14 tahun mencapai ± 29, 17 % termasuk kelompok kedua terbesar setelah usia dewasa (Dinkes Kota Medan, 2006a). Hal ini menunjukkan bahwa sekolah sebagai tempat berkumpulnya anak-anak dari golongan
Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
yang rentan terhadap penyakit DBD merupakan tempat yang potensial untuk terjadinya penularan penyakit ini (Depkes RI, 2005). Berdasarkan uraian di atas dapat kita lihat bahwa setiap tahunnya tetap terjadi kenaikan
kasus,
walaupun
selama
ini
berbagai
upaya
pencegahan
dan
penanggulangan telah dilakukan. Upaya-upaya tersebut antara lain berupa kegiatan pemutusan rantai penularan DBD dengan melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk DBD
(PSN-DBD)
melalui
gerakan
3M (menguras,
menutup,
mengubur),
Pemeriksaan Jentik Berkala (PJB), abatisasi selektif, foging atau pengasapan pada semua lokasi kasus terjangkit. Pemerintah Kota Medan juga memberikan pengobatan secara gratis terhadap penderita DBD yang dirawat di Rumah Sakit Umum dr Pirngadi Medan. Selain upaya-upaya yang disebutkan di atas, penyuluhan juga merupakan suatu kegiatan yang sudah dilakukan, di mana bertujuan untuk merubah perilaku masyarakat. Sebagaimana diketahui penyuluhan itu adalah suatu upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, kelompok dan masyarakat mencakup peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku (Depkes RI, 1997). Penyuluhan pada dasarnya merupakan proses komunikasi dan proses perubahan perilaku melalui pendidikan. Agar kegiatan penyuluhan dapat mencapai hasil yang maksimal, maka metode dan media penyuluhan perlu mendapat perhatian yang besar dan harus disesuaikan dengan sasaran. Penggunaan kombinasi berbagai media akan sangat membantu dalam proses penyuluhan kesehatan. Pada penelitian Basuki tahun 2006 dikemukakan bahwa metode penyuluhan mempunyai Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
hubungan yang bermakna dalam peningkatan pengetahuan. Penelitian Sriyono (2001) juga memperlihatkan bahwa penggunaan audiovisual dikombinasikan dengan diskusi kelompok cukup efektif untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap kader posyandu dalam menemukan tersangaka penderita tuberkulosis. Metode penyuluhan kesehatan dapat dibagi berdasarkan jumlah sasaran (perorangan, kelompok, massa) dan cara penyampaian (langsung dan tidak langsung). Ceramah merupakan metode penyuluhan yang sering digunakan pada kelompok yang pesertanya lebih dari 15 orang. Ceramah akan berhasil bila penyuluh menguasai materi yang akan diceramahkan. Leaflet dan film adalah merupakan media penyuluhan yang fungsinya untuk
mempermudah
penerimaan
pesan-pesan
kesehatan
bagi
masyarakat.
Keberhasilan suatu penyuluhan dapat dilihat dari adanya peningkatan pengetahuan dan sikap yang mendukung terjadinya perubahan perilaku tersebut. Penyuluhan tentang DBD berkaitan erat dengan peran serta masyarakat dalam upaya pencegahan dan penanggulangan DBD yang dapat dilakukan seperti kegiatan PSN-DBD. Masyarakat seharusnya memahami bahwa PSN-DBD adalah cara yang paling utama, efektif dan sederhana, karena vaksin untuk mencegah dan obat untuk membasmi virusnya belum tersedia. Kegiatan PSN-DBD ini harus didukung oleh peran serta masyarakat secara terus menerus dan berkesinambungan mengingat nyamuk ini telah tersebar luas di seluruh tempat baik di rumah-rumah, sekolah dan tempat-tempat umum. Di Kota Medan kegiatan penyuluhan ini sudah dilakukan pada kelompokkelompok masyarakat dengan menggunakan berbagai metode baik langsung ceramah Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
dan diskusi maupun melalui media seperti lembar balik, leaflet, poster, pertunjukan slides (melalui overhead projector, komputer & dan film yang diputar melalui LCD projector). Kegiatan penyuluhan juga sudah dilakukan kepada murid sekolah dasar melalui pelatihan kader sekolah yang diwujudkan dan dikembangkan melalui kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) untuk menanamkan sikap dan perilaku sehat kepada siswa agar rumah dan sekolah bebas dari nyamuk penular DBD. Pengetahuan dan penerapan sehari-hari tentang PSN-DBD di sekolah dilaksanakan secara terus menerus oleh guru kepada siswa melalui kegiatan belajar mengajar (Depkes RI, 1993). UKS adalah segala usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kesehatan anak usia sekolah pada setiap jalur, jenis dan jenjang pendidikan mulai dari TK hingga SMA. Tujuan UKS salah satunya adalah untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan membentuk perilaku hidup sehat yang pada gilirannya menghasilkan derajat kesehatan yang optimal. Pelatihan kader kesehatan sekolah atau dokter kecil merupakan salah satu bentuk penyuluhan kesehatan berdasarkan pendekatan dari anak untuk anak dengan fokus latihan diantaranya pada keterampilan mengamati dan memelihara kesehatan lingkungan. Pelatihan dapat dilaksanakan untuk anak dari setiap kelas dengan catatan memperhatikan kondisi atau tingkat kemampuan anak menurut tahapan proses tumbuh kembang. Masa anak sekolah dasar umur 6-12 tahun adalah merupakan periode intelektual. Menurut Meumann (cit, Kartono, 2007) yang mengamati perkembangan menyatakan bahwa anak seusia dokter kecil yaitu pada usia 7-12 tahun sudah mulai memahami benda-benda dan peristiwa. Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
Kota Medan mempunyai jumlah sekolah dasar (SD) mencapai 835 unit, dengan jumlah siswa sebanyak 263.927 orang (Profil DKK Medan, 2006). Hal ini merupakan potensi yang besar jika dapat diberdayakan dalam melaksanakan PSNDBD di lingkungan rumahnya masing-masing. Apabila seluruh murid mempunyai pengetahuan yang baik dan sikap yang positif dapat melaksanakan kegiatan PSNDBD di rumah masing-masing maka diharapkan akan terjadi peningkatan Angka Bebas Jentik (ABJ) yang dihubungkan dengan penurunan kasus DBD di Kota Medan. Hal ini juga didukung oleh penelitian Lagiono taun 2000 yang mengemukakan bahwa ada keterpaduan dokter kecil dan ibu rumah tangga dalam kebiasaan menguras, menutup dan mengubur secara periodik seminggu sekali di rumah. Sampai saat ini penyuluhan itu belum menampakkan hasil yang optimal, dapat dilihat dari peran serta masyarakat dalam kegiatan PSN-DBD yang masih rendah (Suhardiono, 2005), partisipasi orang tua atau wali murid khususnya ibu dalam kegiatan PSN-DBD di rumah juga masih sangat rendah (Hasanah, 2005) dan juga terbukti dari ABJ kota Medan sebesar 89% yang masih berada di bawah indikator Depkes yaitu sebesar 95% (Dinkes Kota Medan, 2006a). Berdasarkan uraian di atas maka dipandang perlu dilakukan penelitian mengenai pengaruh metode penyuluhan yang diberikan kepada dokter kecil untuk dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap sehingga mempunyai dampak pada penurunan kasus DBD.
Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
1.2.
Permasalahan Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka yang menjadi permasalahan
adalah belum optimalnya penyuluhan-penyuluhan DBD yang dilakukan selama ini serta melihat potensi yang besar dari dokter kecil, maka perlu diteliti pengaruh metode penyuluhan untuk meningkatan pengetahuan dan sikap dari dokter kecil agar dapat berperan melakukan kegiatan PSN-DBD dalam upaya pencegahan dan penanggulangan DBD di Kota Medan.
1.3.
Tujuan Penelitian Adapun yang merupakan tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk menganalisis pengaruh metode penyuluhan terhadap peningkatan pengetahuan dokter kecil terhadap PSN-DBD. 2. Untuk menganalisis pengaruh metode penyuluhan terhadap peningkatan sikap dokter kecil terhadap PSN-DBD.
3. Untuk menganalisis perbedaan tingkat pengetahuan dokter kecil sebelum dan setelah mendapat penyuluhan dengan metode ceramah dan leaflet serta metode ceramah dan film melalui LCD. 4. Untuk menganalisis perbedaan sikap dokter kecil sebelum dan setelah mendapat penyuluhan dengan metode ceramah dan leaflet serta metode ceramah dan film melalui LCD. 5. Untuk menganalisis metode yang paling efektif untuk dapat diterapkan kepada dokter kecil dalam rangka peningkatan pengetahuan dan sikap. Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
1.4.
Hipotesis 1. Ada pengaruh metode penyuluhan terhadap peningkatan pengetahuan dokter kecil terhadap PSN-DBD. 2. Ada pengaruh metode penyuluhan terhadap peningkatan sikap dokter kecil terhadap PSN-DBD. 3. Ada perbedaan tingkat pengetahuan setelah mendapat penyuluhan dengan metode ceramah dengan leaflet. 4. Ada perbedaan sikap setelah mendapat penyuluhan dengan metode ceramah dengan leaflet. 5. Ada perbedaan tingkat pengetahuan setelah mendapat penyuluhan dengan metode ceramah dengan film. 6. Ada perbedaan sikap setelah mendapat penyuluhan dengan metode ceramah dengan film.
1.5.
Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi Dinas Kesehatan Kota Medan agar dapat sebagai bahan acuan (model) untuk program pencegahan dan pemberantasan DBD melalui pemberdayaan anak sekolah dasar pada program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). 2. Bagi Dinas Pendidikan Kota Medan agar dapat memberdayakan siswa sekolah dasar sebagai potensi yang besar untuk ikut berperan dalam pencegahan dan pemberantasan DBD. Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.
Demam Berdarah Dengue Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit menular yang disebabkan
oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes terutama Aedes aegypti yang sering menimbulkan wabah dan kematian. Menemukan kasus DBD secara dini bukanlah hal yang mudah, karena pada awal perjalanan penyakit gejala dan tandanya tidak spesifik, sehingga sulit dibedakan dengan penyakit infeksi lainnya. Penegakan diagnosis DBD (secara klinis) sesuai dengan kriteria World Health Organization (WHO),
sekurang-kurangnya
memerlukan
pemeriksaan
laboratorium,
yaitu
pemeriksaan trombosit dan hematokrit secara berkala (Depkes RI, 2004). Sampai sekarang dikenal ada empat tipe virus dengue sebagai penyebab DBD ini yaitu tipe 1, 2, 3 dan 4, virus ini termasuk dalam group B Arthropod Borne Virus. Keempat tipe virus ini ada di berbagai daerah Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan virus dengue tipe 3 merupakan serotype yang dominan untuk menyebabkan kasus yang berat (Depkes RI, 2005). Penyakit DBD pada umumnya menyerang anak-anak, tetapi dalam dekade terakhir ini terlihat adanya kecendrungan kenaikan proporsi pada kelompok dewasa. Masa inkubasi DBD biasanya berkisar antara 4-7 hari. Prognosis DBD sulit diramalkan dan pengobatan yang spesifik untuk DBD tidak ada, karena obat terhadap
Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
virus dengue belum ada. Prinsip dasar pengobatan penderita DBD adalah penggantian cairan tubuh yang hilang karena kebocoran plasma (Depkes RI, 2005).
2.1.1. Diagnosa Klinis Diagnosa DBD ditegakkan berdasarkan kriteria diagnosis menurut World Health Organization (WHO), terdiri dari kriteria klinis dan laboratoris (Depkes RI, 2005). Kriteria Klinis: 1.
Demam tinggi mendadak tanpa sebab yang jelas, berlangsung terus 2-7 hari.
2.
Terdapat manifest perdarahan ditandai sekurang-kurangnya uji torniquet positif. Perdarahan spontan berbentuk perdarahan bawah kulit (peteki, purpura, ekimosis), mimisan (epistaksis), perdarahan gusi, perdarahan saluran cerna (hematemesis dan melena).
3.
Disertai atau tanpa pembesaran hati.
4.
Syok ditandai nadi cepat dan lemah serta penurunan tekanan nadi <20 mm Hg atau nadi tidak teraba, kaki dan tangan dingin, kulit lembab, dan pasien tampak gelisah.
Kriteria Laboratoris: 1.
Trombositopenia (100.000/µl atau kurang).
2.
Hemokonsentrasi yang dapat dilihat dari peningkatan hematokrit 20% atau lebih.
Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
2.1.2. Diagnosis Laboratoris DBD Pemeriksaan serologis didasarkan pada timbulnya antibodi setelah infeksi (Depkes RI, 2005). Cara yang dilakukan adalah pemeriksaan HI (Haemaglutination Inhibition) dan uji antibodi IgM dan IgG (ELISA). 1.
Deteksi Antigen PCR (Polymerase Chain Reaction).
2.
Isolasi Virus.
2.1.3. Klasifikasi Kasus DBD (Depkes RI, 2005) 2.1.3.1. Kasus Tersangka DBD Demam tinggi mendadak, tanpa sebab yang jelas, berlangsung terus-menerus selama 2-7 hari disertai manifestasi perdarahan (sekurang-kurangnya uji torniquet positif) dan/atau tromositopenia (≤100.000/µl). 2.1.3.2.Kasus Demam Dengue (DD) Gejala demam tinggi mendadak, kadang-kadang bifasik, nyeri kepala hebat, nyeri belakang bola mata, nyeri otot, tulang dan sendi, mual, muntah dan timbulnya ruam atau hasil Ig M positif. 2.1.3.3. Kasus DBD Demam tinggi mendadak, tanpa sebab yang jelas, berlangsung terus-menerus selama 2-7 hari disertai manifestasi perdarahan (sekurang-kurangnya uji Torniquet positif), trombositopenia, hemokonsentrasi atau hasil pemeriksaan serologis positif. 2.1.3.4. Kasus Dengue Shock Syndrome (DSS) DBD derajat III dan IV. Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
2.2.
Pemberantasan Sarang Nyamuk Sebagaimana diketahui cara pencegahan dan pemberantasan DBD yang dapat
dilakukan saat ini adalah memberantas vektor yaitu nyamuk penular Aedes aegypti dan juga pemberantasan terhadap jentik-jentiknya. Hal ini disebabkan karena vaksin untuk mencegah dan obat untuk membasmi virusnya belum tersedia. Cara pencegahan yang dianggap paling tepat adalah Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN-DBD) yang harus didukung oleh peran serta masyarakat. Apabila PSN-DBD dilaksanakan oleh seluruh masyarakat maka populasi nyamuk Aedes aegypti akan dapat ditekan serendah-rendahnya, sehingga penularan DBD tidak terjadi lagi. Upaya penyuluhan dan motivasi kepada masyarakat harus dilakukan secara berkesinambungan dan terus-menerus, karena keberadaan jentik nyamuk berkaitan erat dengan perilaku masyarakat (Depkes RI, 2005). Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue dapat dilakukan dengan cara, antara lain: 1. Fisik Cara ini dikenal dengan ”3M” yaitu: a. Menguras (dan menyikat) bak mandi, bak WC dan lain- lain. b. Menutup tempat penampungan air rumah tangga (tempayan, drum, dan lain-lain). c. Mengubur, menyingkirkan atau memusnahkan barang-barang bekas (seperti kaleng, ban, tempurung, dan lain-lain).
Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
2. Kimia Cara memberantas jentik Aedes aegypti dengan menggunakan insektisida pembasmi jentik yang dikenal dengan istilah larvasidasi. Larvasida yang biasa digunakan adalah temephos di mana formulasi yang digunakan adalah dalam bentuk granule (sand granules), dengan dosis 1 ppm atau 10 gram (± 1 sendok makan rata) untuk setiap 100 liter air. Larvasida dengan temophos ini mempunyai efek residu 3 bulan. Larvasida yang lain yang dapat digunakan adalah golongan insect growth regulator. 3. Biologi Pemberantasan jentik Aedes aegypti dengan cara biologi adalah dengan memelihara ikan pemakan jentik (ikan kepala timah, ikan gupi, ikan cupang/tempalo dan lain-lain).
2.3.
Usaha Kesehatan Sekolah Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah suatu wahana untuk meningkatkan
kemampuan hidup sehat dan selanjutnya membentuk perilaku hidup sehat, yang pada gilirannya menghasilkan derajat kesehatan yang optimal (Depkes RI, 1986). Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) ini juga merupakan upaya terpadu lintas program dan lintas sektoral. Apabila ditinjau dari sudut pembangunan di bidang kesehatan, UKS adalah salah satu strategi untuk mencapai kemandirian masyarakat khususnya peserta didik dalam mengatasi masalah kesehatan dan menolong dirinya sendiri di bidang
Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
kesehatan yang selanjutnya akan menghasilkan derajat kesehatan yang optimal (Depkes RI, 1995). Ruang lingkup UKS tercermin dalam Tri Program UKS (dikenal dengan istilah TRIAS UKS) diselenggarakan berupa paket program yang meliputi: 1. Penyelenggaraan Pendidikan Kesehatan, 2. Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan, 3. Pembinaan Lingkungan Kehidupan Sekolah Sehat. Pembinaan
dan
pengembangan
UKS
dilaksanakan
secara
terpadu,
menyeluruh, serta berdaya guna dan berhasil guna, yang melibatkan 4 (empat) Departemen yaitu Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Departemen Agama, Departemen Kesehatan dan Departemen Dalam Negeri. Dasar hukum keterpaduan dan penyelenggaraan upaya pembinaan dan pengembangan UKS adalah Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Kesehatan, Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia: Nomor 1408a/U/1984, Nomor 319/Menkes/SKB/VI/1984, Nomor 74/Th/1984, Nomor 60 Tahun 1984 tentang Pokok Kebijaksanaan Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah dan telah diperbaharui pada tahun 2003 dengan Nomor 1/U/SKB: Nomor 1067/Menkes/SKB/VII/2003, Nomor 26 Tahun 2003 tanggal 23 Juli 2003 tentang Pembinaan dan Pengembangan UKS. Pada tahun 1989 ada juga Surat Keputusan Nomor 0372a/P/1989, Nomor 390a/Menkes/ SKB/VI/1989, Nomor 140A/Tahun 1989 dan Nomor 30A Tahun 1989 tentang Tim Pembina UKS yang juga telah diperbaharui pada tahun 2003 (Depdiknas, 2003). Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
Berdasarkan SKB 4 Menteri tersebut di atas, dibentuklah Tim Pembina UKS baik di tingkat pusat maupun daerah, yang akan melaksanakan pembinaan dan pengembangan UKS di seluruh Indonesia. Tujuan umum program UKS adalah meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik/siswa serta menciptakan lingkungan yang sehat, sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan optimal dalam rangka pembentukan manusia Indonesia seutuhnya. Tujuan khusus program UKS adalah memupuk kebiasaan hidup sehat dan mempertinggi derajat kesehatan peserta didik yang di dalamnya mencakup memiliki pengetahuan, sikap, dan ketrampilan untuk melaksanakan prinsip hidup sehat, serta berpartisipasi aktif di dalam usaha peningkatan kesehatan di sekolah dan sekolah agama, di rumah tangga maupun di lingkungan masyarakat (Depkes, 1986).
2.4.
Dokter kecil Salah satu strategi operasional UKS adalah mengembangkan kemampuan
peserta didik untuk berperan serta aktif dalam pelayanan kesehatan, melalui kegiatan pelatihan kader kesehatan sekolah yang disebut dengan dokter kecil. Dokter kecil adalah siswa yang memenuhi kriteria dan telah dilatih untuk ikut melaksanakan sebahagian usaha pemeliharaan dan peningkatan kesehatan terhadap diri sendiri, teman, keluarga dan lingkungannya. Dengan adanya pelatihan ini diharapkan siswa dapat berpartisipasi dalam program UKS, dapat menjadi penggerak hidup sehat
Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
di sekolah, di rumah dan lingkungannya, serta dapat menolong dirinya sendiri, antar siswa dan orang lain untuk hidup sehat (Depkes RI, 1995). Pelatihan dokter kecil merupakan salah satu bentuk penyuluhan kesehatan berdasarkan pendekatan dari anak untuk anak (pendekatan sebaya atau peer group approach). Pendekatan ini memanfaatkan norma-norma dan tekanan dalam kelompok (group pressure) serta kesetiakawanan antar kelompok untuk membentuk perilaku hidup sehat. Dokter kecil yang sudah terlatih merupakan potensi untuk menjadi penggerak hidup sehat bagi kelompoknya secara khusus dan semua anak sekolah tersebut pada umumnya (Depkes RI, 1991). Beberapa kriteria untuk dapat dilatih menjadi Dokter Kecil (Depkes, 1995) seperti: 1.
Telah menduduki kelas 4 Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah.
2.
Siswa kelas 5 dan 6 yang belum pernah mendapat pelatihan Dokter Kecil.
3.
Berprestasi di sekolah.
4.
Berbadan sehat.
5.
Berwatak pemimpin dan bertanggung jawab.
6.
Berpenampilan bersih dan berperilaku sehat.
7.
Berbudi pekerti baik dan suka menolong.
8.
Diizinkan orang tua. Pelatihan sebenarnya dapat dilaksanakan untuk anak dari setiap kelas dengan
catatan memperhatikan kondisi atau tingkat kemampuan anak sesuai tahapan proses
Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
tumbuh kembang. Dalam perkembangan jiwani anak, pengamatan menduduki tempat yang sangat penting (Depkes RI, 1995). Menurut Meumann (cit, Kartono, 2007) pada pengamatan perkembangan anak menerangkan bahwa anak usia 8-12 tahun mulai memahami benda-benda dan peristiwa serta tumbuh wawasan akal budinya atau insight. Pendapat serupa juga dikemukakan oleh Kroh (cit, Kartono, 1996) bahwa anak usia 10 sampai 12 tahun bersifat realisme dan kritis. Anak sudah bisa mengadakan sintesa logis, karena munculnya pengertian, wawasan (insight) dan akal yang sudah mencapai taraf kematangan. Anak sekolah dasar mulai memandang semua peristiwa dengan obyektif. Semua kejadian ingin diselidiki dengan tekun dan penuh minat. Dalam keadaan normal, pikiran anak usia sekolah dasar berkembang secara berangsur-angsur dan secara tenang serta pengetahuannya bertambah secara pesat. Anak pada usia ini sangat aktif dinamis. Banyak ketrampilan mulai dikuasai, dan kebiasaan-kebiasaan tertentu mulai dikembangkannya. Di samping keluarga, sekolah memberikan pengaruh yang sistematis terhadap pembentukan akal budi anak. Ingatan anak pada usia 8-12 tahun ini mencapai intensitas paling besar dan paling kuat, anak mampu memuat jumlah materi ingatan paling banyak (Kartono, 2007).
Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
2.5.
Promosi Kesehatan Istilah dan pengertian promosi kesehatan adalah merupakan pengembangan
dari istilah pengertian yang sudah dikenal selama ini, seperti: Pendidikan Kesehatan, Penyuluhan Kesehatan, KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi). Promosi kesehatan dapat diartikan sebagai upaya menyebarluaskan, mengenalkan atau menjual pesan-pesan kesehatan sehingga masyarakat menerima atau membeli pesan-pesan kesehatan tersebut dan akhirnya masyarakat mau berperilaku hidup sehat (Notoatmodjo, 2005). Menurut Green (cit, Notoatmodjo, 2005) menyebutkan bahwa promosi kesehatan adalah segala bentuk kombinasi pendidikan kesehatan dan intervensi yang terkait dengan ekonomi, politik, dan organisasi, yang dirancang untuk memudahkan perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan. Green juga mengemukakan bahwa perilaku ditentukan oleh tiga faktor utama, yaitu: 1. Faktor predisposisi (predisposing factors), yang meliputi pengetahuan dan sikap dari seseorang. 2. Faktor pemungkin (enabling factors), yang meliputi sarana, prasarana, dan fasilitas yang mendukung terjadinya perubahan perilaku. 3. Faktor penguat (reinforcing factors) merupakan faktor penguat bagi seseorang untuk mengubah perilaku seperti tokoh masyarakat, undang-undang, peraturanperaturan, surat keputusan.
Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
2.6. Penyuluhan Salah satu kegiatan promosi kesehatan adalah pemberian informasi atau pesan kesehatan berupa penyuluhan kesehatan untuk memberikan atau meningkatkan pengetahuan dan sikap tentang kesehatan agar memudahkan terjadinya perilaku sehat (Notoatmidjo, 2005). Penyuluhan kesehatan adalah penambahan pengetahuan dan kemampuan seseorang melalui teknik praktik belajar atau instruksi dengan tujuan mengubah atau mempengaruhi perilaku manusia baik secara individu, kelompok maupun masyarakat untuk dapat lebih mandiri dalam mencapai tujuan hidup sehat (Herawani, 2001).
2.6.1. Metode Penyuluhan Menurut Mardikanto (1993), bahwa penyuluhan pada dasarnya merupakan proses komunikasi dan proses perubahan perilaku melalui pendidikan. Bertolak dari pemahaman tentang pengertian seperti hal di atas maka pemilihan metode penyuluhan dapat dilakukan dengan melakukan pendekatanpendekatan seperti berikut: 2.6.1.1. Metode Penyuluhan dan Proses Komunikasi Untuk memilih metode yang efektif dalam berkomunikasi dan penyuluhan, dapat didasarkan pada tiga cara pendekatan, yaitu: 1. Metode penyuluhan menurut media yang digunakan di mana dapat dibedakan atas:
Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
a. Media lisan, baik yang disampaikan secara langsung (melalui percakapan, tatap muka) maupun tidak langsung (lewat radio, telefon). b. Media cetak, baik berupa gambar, tulisan, foto, selebaran, poster, dan lainlain, yang dibagikan atau dipasang pada tempat-tempat strategis seperti di jalan dan pasar. c. Media terproyeksi, berupa gambar atau tulisan lewat slide, pertunjukan film, dan lain-lain. 2. Metode penyuluhan menurut hubungan penyuluh dan sasarannya, di mana dibedakan atas 2 (dua) macam, yaitu: a. Komunikasi langsung baik melalui percakapan tatap muka atau telefon yang mana komuniasi dapat secara langsung dalam waktu relatif singkat. b. Komunikasi tidak langsung seperti lewat surat, perantaraan orang lain, di mana komunikasi tidak dapat dalam waktu singkat. 3. Metode penyuluhan menurut keadaan psikososial sasarannya, di mana dibedakan dalam 3 (tiga) hal, yaitu: a. Pendekatan perorangan di mana penyuluh berkomunikasi secara orang perorang, seperti melalui kunjungan rumah ataupun kunjungan di tempat kegiatan sasaran. b. Pendekatan kelompok, dalam hal ini penyuluh berkomunikasi dengan sekelompok sasaran pada waktu yang sama.
Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
c. Pendekatan massal jika penyuluh berkomunikasi secara tidak langsung atau langsung dengan sejumlah sasaran yang sangat banyak bahkan mungkin tersebar tempat tinggalnya, seperti penyuluhan lewat televisi. 2.6.1.2.Metode Penyuluhan dalam Pendidikan Non Formal Yang merupakan ciri utama dalam metode ini adalah penyuluhan dapat dilakukan kapan saja, di mana saja dan program penyuluhan sesuai dengan kebutuhan sasarannya. 2.6.1.3.Metode Penyuluhan dalam Pendidikan Orang Dewasa Pemilihan metode penyuluhan dalam pendidikan orang dewasa ini harus selalu mempertimbangkan: a. Waktu penyelenggaraan yang tidak terlalu mengganggu kegiatan/pekerjaan pokoknya. b. Waktu penyelenggaraan sesingkat mungkin. c. Lebih banyak menggunakan alat peraga. Hal lain yang juga harus diperhatikan adalah bahwa program penyuluhan harus lebih banyak mengacu kepada pemecahan masalah yang sedang dan akan dihadapi. Menurut Notoatmidjo (2005), faktor metode penyuluhan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tercapainya suatu hasil penyuluhan secara optimal. Ada beberapa metode yang dikemukakan antara lain: 1. Metode penyuluhan perorangan, termasuk di dalamnya bimbingan dan penyuluhan, serta wawancara (interview). Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
2. Metode penyuluhan kelompok, dalam metode ini harus diingat besarnya kelompok dan tingkat pendidikan sasaran. Metode ini mencakup: a. Kelompok besar, yaitu apabila peserta penyuluhan itu lebih dari 15 orang. Metode yang baik untuk kelompok besar ini adalah ceramah dan seminar. b. Kelompok kecil, yaitu apabila peserta penyuluhan kurang dari 15 orang. Metode yang cocok untuk kelompok kecil adalah diskusi kelompok, curah pendapat, bola salju (snow balling), permainan simulasi, memainkan peran, dan lain-lain. 3. Metode penyuluhan massa. Dalam metode ini penyampaian informasi ditujukan kepada masyarakat yang sifatnya massa atau publik. Beberapa contoh dari metode ini adalah seperti ceramah umum (public speaking), pidato-pidato melalui media elektronik, tulisan-tulisan dimajalah atau koran serta Bill Board.
2.6.2
Alat Bantu Penyuluhan Alat bantu penyuluhan adalah alat-alat yang digunakan penyuluh dalam
penyampaian informasi. Alat bantu ini disusun berdasarkan prinsip bahwa pengetahuan yang ada pada setiap manusia diterima atau ditangkap melalui panca indera. Semakin banyak indera yang digunakan untuk menerima sesuatu maka semakin banyak dan semakin jelas pula pengertian/pengetahuan yang diperoleh. Elgar Dale (cit, Notoatmidjo, 2005), membagi alat peraga tersebut atas sebelas macam dan sekaligus menggambarkan tingkat intensitas tiap-tiap alat tesebut dalam Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
sebuah kerucut. Secara berurut dari intensitas yang paling kecil sampai yang paling besar alat tersebut adalah sebagai berikut: 1). Kata-kata; 2). Tulisan; 3). Rekaman, radio; 4) Film; 5) Televisi; 6). Pameran; 7). Fieldtrip; 8). Demonstrasi; 9). Sandiwara; 10). Benda Tiruan; 11). Benda Asli. Alat bantu akan sangat membantu di dalam melakukan penyuluhan agar pesan-pesan kesehatan dapat disampaikan lebih jelas dan tepat. Ada beberapa macam alat bantu antara lain: a. Alat bantu lihat, misalnya slide, film, gambar, dan lain-lain. b. Alat bantu dengar, misalnya radio, piring hitam, dan lain-lain. c. Alat bantu lihat-dengar misalnya, televisi, video cassette. Menurut pembuatan dan penggunaannya alat bantu ini dapat dikelompokkan menjadi: a. Alat bantu yang rumit (complicated) seperti film, film strip, slide yang memerlukan alat untuk mengoperasikannya. b. Alat bantu yang sederhana seperti leaflet, buku bergambar, benda-benda yang nyata, poster, spanduk, flanel graph, dan sebagainya
2.6.3. Media Penyuluhan Media penyuluhan adalah semua sarana atau upaya untuk menampilkan pesan atau informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator, baik itu melalui media cetak, elektronik dan media luar ruang, sehingga sasaran dapat meningkat
Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
pengetahuannya yang akhirnya diharapkan dapat berubah perilakunya kearah positif terhadap kesehatan (Notoatmidjo, 2005). Berdasarkan penggolongannya media penyuluhan ini dapat ditinjau dari berbagai pihak, seperti: 1. Menurut bentuk umum penggunaannya Penggolongan
media
penyuluhan
berdasarkan
penggunaannya,
dapat
dibedakan menjadi: a. Bahan bacaan: modul, buku rujukan/bacaan, folder, leaflet, majalah, dan lain sebagainya. b. Bahan peragaan: poster tungal, poster seri. 2. Menurut cara produksi Berdasarkan cara produksi, media penyuluhan dapat dikelompokkan menjadi beberapa, yaitu: a. Media cetak Media ini mengutamakan pesan-pesan visual, biasanya terdiri dari gambaran sejumlah kata, gambar atau foto dalam tata warna. Yang termasuk dalam media ini adalah: poster, leaflet, brosur, majalah, surat kabar, lembar balik, sticker dan pamflet. Ada beberapa kelebihan media cetak ini antara lain: tahan lama, mencakup banyak orang, biaya rendah, dapat dibawa kemana-mana, tidak perlu listrik, mempermudah pemahaman dan dapat meningkatkan gairah belajar. Tetapi media ini juga memiliki kelemahan yaitu tidak dapat menstimulir efek gerak dan efek suara, dan mudah terlipat. Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
b. Media elektronika Media ini merupakan media yang bergerak dan dinamis, dapat dilihat dan didengar dan penyampaiannya melalui alat bantu elektronika. Yang termasuk dalam madia ini adalah: televisi, radio, film, video film, CD dan VCD. Seperti halnya media cetak, media elektronik ini juga memiliki kelebihan antara lain: lebih mudah dipahami, lebih menarik, sudah dikenal masyarakat, bertatap muka, mengikut sertakan seluruh panca indera, penyajian dapat dikendalikan dan diulang-ulang, serta jangkauannya relatif besar. Kelemahan dari media ini adalah: biaya lebih tinggi, sedikit rumit, perlu listrik dan alat, perlu persiapan, perlu penyimpanan dan perlu keterampilan untuk mengoperasikannya. c.
Media luar ruang Media ini menyampaikan pesannya di luar ruang, bisa melalui media cetak
maupun elektronik, misalnya: papan reklame, spanduk, pameran, banner dan televisi layar lebar. Kelebihan dari media ini adalah lebih mudah dipahami, lebih menarik, sebagai informasi umum dan hiburan, bertatap muka, mengikut sertakan seluruh panca indera, penyajian dapat dikendalikan dan jangkauannya relatif besar. Kelemahan dari media ini antara lain: biaya lebih tinggi, sedikit rumit, perlu listrik dan alat, perlu persiapan, perlu penyimpanan dan perlu keterampilan untuk mengoperasikannya.
Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
2.7.
Pengetahuan Dalam pemahaman umum pengetahuan adalah keseluruhan pemikiran,
gagasan, ide, konsep, dan pemahaman yang dimiliki manusia tentang dunia dan isinya termasuk manusia dan kehidupannya (Keraf, 2001). Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui. Manusia memiliki rasa ingin tahu, lalu ia mencari, hasilnya ia tahu sesuatu. Sesuatu itulah yang dinamakan pengetahuan (Tafsir, 2004). Notoatmidjo (2005), berpendapat bahwa pengetahuan adalah hasil tahu seseorang terhadap obyek melalui indera yang dimilikinya dan dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap obyek. Pengetahuan seseorang terhadap obyek mempunyai intensitas dan tingkat yang berbeda-beda, yang secara garis besar dapat dibagi dalam enam tingkat pengetahuan, yaitu: 1. Tahu (know) Merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah, termasuk dalam tingkatan ini adalah mengingat kembali sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. 2. Memahami (comprehension) Pada tingkatan ini orang sudah paham dan dapat menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar juga. 3. Aplikasi (application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
4. Analisis (analysis) Pada tingkatan ini sudah ada kemampuan untuk menjabarkan materi yang telah dipelajari dalam komponen-komponen yang berkaitan satu sama lain. 5. Sintesis (synthesis) Sintesis merupakan kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada dengan cara meletakkan atau menghubungkan bagianbagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. 6. Evaluasi (evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek, di mana penilaian berdasarkan pada kriteria yang dibuat sendiri atau pada kriteria yang sudah ada. Menurut Piter Senge (cit. Soejito 2001), proses pembelajaran terjadi bila ada pertukaran pengetahuan (sharing knowlage) dalam mengembangkan kemampuan untuk bertindak. Belajar adalah proses seumur hidup yang tidak terbatas pada pendidikan formal saja. Ada dua jenis proses belajar yaitu, 1) secara generatif (generatif learning) ini dilakukan untuk mengembangkan kemampuan dan bersifat kreatif; 2) cara adaptif (adaptive learning) untuk bereaksi dan beradaptasi terhadap perubahan
lingkungan.
Pengetahuan
mencakup
penalaran,
penjelasan,
dan
pemahaman manusia tentang segala sesuatu (Keraf, 2001).
Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
2.8.
Sikap Sikap (attitude) menurut Sarwono (2003), adalah kesiapan atau kesediaan
seseorang untuk bertingkah laku atau merespons sesuatu baik terhadap rangsangan positif maupun rangsangan negatif dari suatu objek rangsangan. Teori yang sering dipakai berupa teori rangsang balas (stimulus-response theory) atau teori penguat (reinforcement-theory) ini dapat digunakan untuk menerangkan berbagai gejala tingkah laku sosial. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan faktor predisposisi bagi seseorang untuk berperilaku. Allen, Guy dan Edgley (cit. Azwar, 2005), mengatakan bahwa sikap adalah suatu pola perilaku, tendensi atau kesiapan antisipatif, predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam situasi sosial atau secara sederhana. Sikap merupakan respons terhadap stimuli sosial yang telah terkondisikan. Struktur sikap terdiri dari tiga komponen yang saling menunjang yaitu komponen kognitif (cognitive), komponen afektif (affective) dan komponen konatif (conative). Komponen kognitif merupakan representasi apa yang dipercayai oleh individu pemilik sikap mengenai apa yang berlaku atau yang benar bagi obyek sikap. Komponen afektif merupakan perasaan yang menyangkut aspek emosional subjektif seseorang terhadap suatu obyek sikap. Komponen konatif merupakan aspek kecenderungan berperilaku tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki oleh seseorang. Interaksi antara ketiga komponen adalah selaras dan konsisten, dikarenakan apabila dihadapkan dengan suatu obyek sikap yang sama maka ketiga komponen itu harus mempolakan arah sikap yang seragam. Apabila salah satu saja diantara ketiga Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
komponen sikap tidak konsisten dengan yang lain, maka akan terjadi ketidak selarasan yang menyebabkan timbulnya mekanisme perubahan sikap sedemikian rupa sehingga konsistensi itu tercapai kembali (Azwar, 2005). Sikap sosial terbentuk dari adanya interaksi sosial yang dialami individu, dalam interaksi sosial terjadi hubungan sebagai individu maupun anggota kelompok sosial yang saling mempengaruhi. Interaksi sosial ini meliputi hubungan antara individu dengan lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan biologis yang ada di sekelilingnya. Faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap adalah pengalaman pribadi, kebudayaan, orang yang berpengaruh, media massa, institusi pendidikan maupun lembaga agama. Dengan perkataan lain, sikap merupakan perubahan yang meniru perilaku orang lain karena orang lain tersebut dianggap sesuai dengan dirinya (Azwar, 2005). Sikap mempunyai arah artinya sikap terpilah pada dua arah kesetujuan yaitu setuju atau tidak setuju. Orang yang setuju terhadap suatu obyek maka arahya positif dan sebaliknya orang yang tidak setuju maka arahnya negatif. Sikap memiliki intensitas artinya kekuatan sikap terhadap sesuatu belum tentu sama walaupun arahnya mungin tidak berbeda. Dua orang yang sama memiliki sikap yang berarah negatif belum tentu memiliki sikap negatif yang sama intensitasnya. Sikap juga memiliki konsistensi, maksudnya adalah kesesuaian antara pernyataan sikap yang dikemukakan dengan responnya terhadap obyek sikap dimaksud.
Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
2.9.
Landasan Teori Landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan teori perilaku model Green yang dikenal dengan mode PRECEDE (Predisposing, Reinforcing and Enabling cause in Educational diagnostic and Evaluating) seperti Gambar 1.
Faktor predisposisi: Pengetahuan Keyakinan Nilai-nilai kehidupan Sikap Kepercayaan
Faktor pendukung: Ketersediaan sarana Kemudahan sarana Masyarakat/pemerintah Perundang-undangan Prioritas kesehatan Keterampilan petugas
Faktor penguat: Keluarga Teman Sebaya Guru Tokoh Masyarakat Pelayanan Kesehatan Pengambil kebijakan
Keturunan
Perilaku individu/ masyarakat
Kesehatan
Lingkungan
Gambar 1. Landasan Teori (Green, 2005)
Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
Pada model tersebut dijelaskan bahwa kesehatan dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu: 1. Faktor genetik atau keturunan, 2. Faktor perilaku seseorang atau masyarakat, 3. Faktor lingkungan. Faktor genetik, perilaku, dan lingkungan itu mempunyai hubungan yang timbal balik di mana ketiga faktor tersebut dapat saling mempengaruhi. Selanjutnya faktor perilaku itu sendiri terbentuk dari tiga unsur yang meliputi: a.
Faktor predisposisi (predisposing factor), yang terwujud dalam lingkungan pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai kehidupan dan sebagainya. Selain mempengaruhi perilaku faktor ini juga mempunyai hubungan timbal balik dengan faktor penguat.
b.
Faktor pendukung (enabling factor), yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedianya
fasilitas-fasilitas
atau
sarana-sarana
kesehatan.
Selain
mempengaruhi perilaku faktor ini juga mempengaruhi faktor predisposisi. c.
Faktor penguat (reinforcing factor) yang terwujud dalam sikap dan perilaku kelompok referensi dari masyarakat. Pada gambar terlihat bahwa faktor ini saling mempengaruhi dengan perilaku itu sendiri, juga dapat mempengaruhi faktor pendukung, mempunyai hubungan timbal balik dengan faktor predisposisi. Terlihat juga faktor ini dipengaruhi oleh lingkungan. Kesimpulan dari penjelasan di atas adalah bahwa perilaku seseorang atau
masyarakat itu salah satunya dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap di mana Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
peningkatan kedua hal tersebut dapat dilakukan dengan memberikan penyuluhanpenyuluhan tentang kesehatan dengan mempergunakan metode yang tepat.
2.10.
Kerangka Konsep Penelitian Adapun yang merupakan kerangka konsep penelitian ini adalah seperti yang
tercantum pada Gambar 2.
Penyuluhan kesehatan - Metode penyuluhan ceramah dan leaflet. - Metode penyuluhan ceramah dan film.
- Pengetahuan - Sikap
Gambar 2. Kerangka Konsep Konsep utama penelitian adalah untuk melihat pengaruh metode penyuluhan ceramah dan leaflet maupun ceramah dan film terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap.
Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
BAB III METODE PENELITIAN
3.1.
Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (quasi-experiment)
dengan rancangan pretest-posttest group design (Pratomo, 1986). Rancangan ini digunakan dengan pertimbangan bahwa penelitian lapangan untuk memenuhi kriteria randomisasi dari true experiment design sangat sulit dan biayanya mahal. Di samping itu rancangan ini sangat baik digunakan untuk evaluasi program pendidikan kesehatan atau pelatihan-pelatihan lainnya (Notoatmodjo, 2005). Penelitian ini menggunakan dua kelompok, yaitu kelompok yang diberi perlakuan penyuluhan dengan metode ceramah dengan leaflet dan kelompok yang diberi perlakuan penyuluhan dengan metode ceramah dengan film melalui LCD. Adapun desain penelitian adalah sebagai berikut: O1
X1
O3
X2
O2 O4
O1 dan O3 Pre-test untuk menilai pengetahuan dan sikap sebelum dilakukan perlakuan penyuluhan metode ceramah dan leaflet dan penyuluhan metode ceramah dan film melalui LCD. X1 dan X2 untuk perlakuan penyuluhan metode ceramah dan leaflet dan penyuluhan metode ceramah dan film melalui LCD. Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
O2 dan O4 Post test untuk menilai pengetahuan dan sikap sesudah dilakukan perlakuan penyuluhan metode ceramah dan leaflet dan penyuluhan metode ceramah dan film melalui LCD.
3.2.
Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian
3.2.1. Lokasi penelitian Penelitian dilakukan di Kecamatan Helvetia dengan melibatkan sekolah dasar negeri dan sekolah dasar swasta yang mempunyai dokter kecil. Pemilihan lokasi penelitian ini berdasarkan pertimbangan bahwa kecamatan ini merupakan daerah endemis DBD, juga merupakan kecamatan yang tertinggi kasusnya setiap tahun serta memiliki banyak sekolah dasar yaitu 24 unit sekolah dasar negeri dan 27 unit sekolah dasar swasta.
3.2.2. Waktu Penelitian Waktu penelitian dimulai dengan pengusulan judul penelitian, penelusuran daftar pustaka, persiapan proposal penelitian, merancang kuesioner, membuat modul penyuluhan, konsultasi dengan pembimbing, pelaksanaan penelitian sampai dengan penyusunan laporan akhir yang dimulai dari bulan Juli 2007 dan diharapkan selesai pada bulan Juli 2008.
Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
3.3.
Populasi dan Sampel
3.3.1. Populasi Populasi pada penelitian ini adalah seluruh dokter kecil yang ada di semua sekolah dasar Kecamatan Medan Helvetia meliputi 24 unit sekolah dasar negeri dan 27 unit sekolah dasar swasta yang berjumlah 219 orang (Dinkes Kota Medan, 2006b).
3.3.2. Sampel Metode pengambilan sampel yang disebut sebagai respoden dalam penelitian ini adalah secara purposive sampling yaitu pemilihan sampel berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu (Singarimbun dan Effendi, 1995). Sampel pada penelitian ini ditetapkan dengan kriteria inklusi, yaitu: 1. Dokter kecil yang duduk dikelas lima, bertujuan untuk persamaan karakteristik responden dan juga karena pada usia ini ingatan anak mempunyai intensitas paling besar dan paling kuat, anak mampu memuat jumlah materi ingatan paling banyak (Kartono, 2007). 2. Belum pernah mendapatkan penyuluhan DBD secara khusus, bertujuan untuk memperkecil bias informasi. Dari seluruh populasi dokter kecil yang memenuhi kriteria inklusi tersebut berjumlah 120 orang yang berasal dari 15 unit sekolah dasar negeri dan 17 unit sekolah dasar swasta. Seluruhnya ditetapkan sebagai sampel dan dibagi menjadi 2 kelompok berdasarkan jarak lokasi sekolah dengan Puskesmas, yaitu:
Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
1. Kelompok I terdiri dari dokter kecil berasal dari sekolah yang lokasinya dekat dengan Puskesmas berjumlah 60 orang, diberi penyuluhan dengan metode ceramah dan leaflet. 2. Kelompok II terdiri dari dokter kecil berasal dari sekolah yang lokasinya jauh dengan Puskesmas berjumlah 60 orang, diberi penyuluhan dengan metode ceramah dan film melalui LCD. Penyuluhan pada Kelompok I dan kelompok II diberikan pada hari yang berbeda untuk menghindari bias informasi. Untuk lebih jelasnya lihat Tabel 1. Tabel 1. Distribusi Sampel Berdasarkan Lokasi Sekolah No 1 2 3 4 5 6 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Nama Sekolah SD 066046 SD Persiapan SD 064981 SD 064982 SD Al Wasliyah SD Santo Thomas SD 064021 SD 064983 SD Kartika 1-1 SD Kartika 1-2 SD 066047 SD Free Methodist SD Free Methodist 1 SD Kartika Jaya SD Methodist 6 SD 066045 SD 067093 SD Markus SD 066652 SD Santo Thomas 2 SD Yonzipur SD 066653 SD 064985 SD 060903 SD Katholik Mariana SD 064984 SD 066046 SD Teladan SD Muhamadiyah 12 SD 066652
Jumlah Sampel 4 2 5 4 1 6 3 5 4 4 3 2 2 3 4 5 3 5 4 4 4 5 5 3 4 6 6 4 5 5
Kelompok 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
3.4.
Metode Pengumpulan Data
3.4.1. Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh dari: 1. Data primer melalui kuesioner yang disusun secara terstruktur di mana responden diminta untuk memilih jawaban yang paling benar dan sesuai menurut responden. Kuesioner pada penelitian ini merupakan modifikasi dari kuesioner penelitian sebelumnya (Hasanah, 2005) dan juga disusun sendiri oleh peneliti di mana kuesioner itu meliputi karakteriktik responden, pertanyaan pengetahuan dan pertanyaan sikap. Uji coba dilakukan terhadap kuesioner tersebut kepada 30 orang responden yang memiliki karakteristik yang sama dengan subjek penelitian (Singarimbun, 1989) yaitu dilakukan kepada dokter kecil yang ada di Kecamatan Medan Petisah pada tanggal 5 Februari 2008. Untuk mengetahui validitas kuesioner dilakukan dengan cara melakukan korelasi antara skor masing-masing variabel dengan skor totalnya (Sutanto, 2001). Suatu variabel dikatakan valid bila skor tersebut berkorelasi secara signifikan dengan skor totalnya. Tehnik korelasi yang digunakan adalah Korelasi Pearson Product Moment (r). Keputusan uji bila r hitung > r tabel maka Ho ditolak artinya variabel valid, sedangkan bila r hitung < r tabel maka Ho gagal ditolak artinya variabel tidak valid. Pengukuran reabilitas dilakukan dengan cara One Shot atau diukur sekali saja. Setelah semua pertanyaan valid analisis dilakukan dengan uji reabilitas di mana caranya membandingkan nilai r tabel
Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
dengan r hasil yang dalam hal ini disebut Alpha Cronbach’s. Keputusan uji bila nilai Alpha Cronbach’s > r tabel maka pertanyaan tersebut reliabel. Ada 14 pertanyaan variabel pengetahuan yang diuji validitas dan reliabilitasnya di mana nilai r hasil antara 0,388 sampai 0,779 dan nilai Alpha Cronbach’s sebesar 0,867. Sedangkan 7 pertanyaan lainnya sudah pernah diuji sebelumnya oleh Hasanah (2006). Sedangkan variabel sikap ada 19 pertanyaan yang diuji dan nilai r hasil antara 0,671 sampai 0,917 sedangkan nilai Alpha Cronbach’s sebesar 0,977. Berdasarkan tabel r dengan taraf signifikan 5% dengan menggunakan rumus df = N-2 di mana N = 30, df = 28, maka nilai r tabel adalah 0,361. Hal ini bermakna bahwa pertanyaan-pertanyaan dalam instrumen penelitian valid dan reliabel. Pengolahan data uji coba kuesioner tersebut menghasilkan nilai r hasil dan nilai Alpha Cronbach’s lebih besar dari nilai r tabel. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Hasil Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Kuesioner No.
Instrumen
Nilai r hasil min max
Nilai Alpha Cronbach’s min max total
1.
Pengetahuan
0,388
0,779
0,845
0,864
0,867
2.
Sikap
0,671
0,917
0,974
0,977
0,977
r tabel α=5% df=N2 0,361
2. Data sekunder diperoleh dari pencatatan dan dokumen yang ada pada sekolah, Dinas Kesehatan dan Puskesmas Helvetia.
Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
3.4.2. Prosedur Pengumpulan Data Prosedur pengumpulan data pada kegiatan penelitian yang dilakukan meliputi dua tahapan, yaitu: 1. Tahap persiapan Mempersiapkan sarana dan prasarana yang akan mendukung kegiatan ini seperti izin penelitian, koordinasi dengan Puskesmas Helvetia dan sekolah, gedung tempat kegiatan, modul, leaflet, film dan petugas yang akan membantu. 2. Tahap pelaksanaan a. Kegiatan penyuluhan dilaksanakan pada tanggal 4 Maret 2008 untuk kelompok I dan 6 Maret 2008 untuk kelompok II bertempat di Puskesmas Helvetia yang dimulai pada pukul 09.30 WIB. b. Sebelum dilakukan penyuluhan seluruh responden di aula untuk diberi arahan tentang tatacara kegiatan ini, kemudian dilanjutkan dengan pre-test selama 30 menit. c. Setelah itu dilakukan pemberian materi penyuluhan oleh peneliti sendiri dengan metode ceramah selama 45 menit dan diskusi selama 15 menit. Materi penyuluhan yang diberikan sesuai dengan modul yang sudah disusun sebelumnya. Setelah selesai ceramah diikuti pembagian leaflet untuk kelompok I dan pemutaran film untuk kelompok II. Selanjutnya dilaksanakan post-test selama 30 menit.
Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
3.5.
Variabel dan Definisi Operasional
3.5.1. Variabel 1. Variabel pengaruh (independent variabel), yaitu metode dan media penyuluhan tentang PSN-DBD yang terdiri dari metode ceramah dengan menggunakan leaflet dan film. 2. Variabel terpengaruh (dependent variabel), yaitu pengetahuan dan sikap responden setelah mendapatkan penyuluhan.
3.5.2. Definisi Operasional a. Metode penyuluhan adalah metode yang dipakai saat penyuluhan pada penelitian ini yaitu ceramah yang berupa penyampaian pesan searah berbentuk kata-kata. b. Media penyuluhan adalah media yang dipakai dalam penyuluhan ini, yaitu: i. Film: penyampaian pesan dengan bantuan media elektronika berupa LCD yang berisi kata-kata, gambar yang bergerak dan suara. ii. Leaflet: penyampaian pesan dengan bantuan media cetak berupa kertas bentuk lembaran yang dapat dilipat yang berisi kata-kata dan gambar. c. Pengetahuan adalah pengertian responden tentang penyakit DBD yang meliputi
pengenalan secara umum penyebab, cara penularan, gejala, tempat perkembang biakan nyamuk Aedes aegepty, pencegahan dan penanggulangannya serta pertolongannya. d. Sikap adalah kecenderungan responden untuk memberi respon terhadap pernyataan tentang DBD yang dapat bersifat positif atau negatif. Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
3.6.
Metode Pengukuran Metode pengukuran yang dipergunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada
Tabel 3. Tabel 3. Metode Pengukuran Variabel independent dan dependent No 1
Variabel Metode penyuluhan
Cara Ukur -
Alat Ukur -
Hasil Ukur -
2
-
-
-
Nominal
3
Media penyuluhan Pengetahuan
Interval
4
Sikap
Baik: benar ≥15 Sedang: benar 8-14 Rendah: benar 1-7 (Pratomo, 1986) Positif: setuju ≥ 80% Negatif: setuju < 80% (Riduwan, 2002) )
3.7.
-Menjawab kuesioner -Benar diberi nilai 1, -Salah diberi nilai 0
Kuesioner 1 - 21
-Menjawab kuesioner -Setuju diberi nilai 1 -Tidak setuju diberi Nilai 0
Kuesioner 1 - 19
Skala Ukur Nominal
Ordinal
Metode Analisa data Data yang diperoleh diolah secara manual dan dilanjutkan dengan komputer
menggunakan program SPSS for windows dengan tahapan editing, coding dan entry data. Data dianalisis secara deskriptif dan analitik untuk melihat pengaruh dan perbedaan pengetahuan dan sikap responden sebelum dan sesudah penyuluhan serta menentukan metode penyuluhan yang paling efektif dengan menggunakan uji T test (Paired T test dan Independent T test) pada tingkat kepercayaan 95%. Hasil analisa data ditampilkan dalam bentuk narasi, tabel dan grafik.
Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1.
Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kecamatan Helvetia adalah salah satu kecamatan yang ada di Kota Medan.
Luas wilayahnya sebesar 11,60 Km² dengan jumlah penduduk 139.196 jiwa, terdiri dari 21.785 KK, merupakan kecamatan yang padat penduduknya. Kecamatan ini memiliki 7 kelurahan yaitu Helvetia, Helvetia Tengah, Helvetia Timur, Dwikora, Sei Sikambing C, Cinta Damai dan Tanjung Gusta dengan 88 lingkungan. Sarana kesehatan yang ada di Kecamatan Helvetia meliputi 1 unit Puskesmas Induk yang terletak di Perumnas Helvetia dan 2 unit Puskesmas Pembantu (Pustu) yaitu Pustu Dwikora dan Pustu Tanjung Gusta. Kecamatan ini juga mempunyai sarana-sarana kesehatan swasta lainnya seperti Dokter praktek umum maupun spesialis, Rumah Sakit, Klinik dan Balai Pengobatan. Kecamatan Helvetia memiliki banyak sarana pendidikan yang meliputi TK 37 unit, SD Negeri 24 unit, SD swasta 27 unit, SLTP 25 unit, SLTA 34 unit dan Perguruan Tinggi 3 unit yang terletak menyebar di kelurahan-kelurahan. Jumlah seluruh murid SD tercatat sebanyak 18. 281 orang dan jumlah dokter kecil yang sedang duduk di kelas IV, V dan VI berjumlah 219 orang dengan Guru UKS sejumlah 52 orang.
Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
4.2.
Karakteristik Responden
4.2.1. Karakteristik Responden Menurut Umur Pada penelitian ini mayoritas responden berumur 10 tahun yaitu sebesar 63,3% pada kelompok responden ceramah-leaflet dan 48,3% pada kelompok responden ceramah-film yang dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Umur Umur
Metode Penyuluhan
12 tahun 11 tahun 10 tahun Total
Ceramah dan Leaflet 7 15 38 60
Persentase % 11,7 25,0 63,3 100,0
Metode Penyuluhan Persentase Ceramah dan Film 15 16 29 60
% 25,0 26,7 48,3 100,0
4.2.2. Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin Responden pada penelitian ini lebih banyak berjenis kelamin perempuan yaitu sebesar 60% pada kelompok responden yang diberikan penyuluhan dengan metode ceramah-leaflet dan 71% pada kelompok responden yang diberikan penyuluhan dengan metode ceramah-film yang dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Jenis Kelamin. Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Total
Metode Penyuluhan Ceramah dan Leaflet 24 36 60
Persentase % 40,0 60,0 100,0
Metode Penyuluhan Ceramah dan Film 17 43 60
Persentase % 28,3 71,7 100,0
Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
4.2.3. Pengetahuan Sebelum Diberi Penyuluhan Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan responden sebelum diberikan penyuluhan baik itu dengan metode ceramah dan leaflet maupun dengan metode ceramah dan film mayoritas berpengetahuan sedang, yaitu pada metode ceramah dan leaflet sebesar 50 orang (83,3%) serta metode ceramah dan film sebanyak 52 orang (86,7%) yang dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Sebelum Pemberian Penyuluhan Pengetahuan Metode Penyuluhan
Baik Sedang Total
Ceramah dan Leaflet 10 50 60
Persentase % 16,7 83,3 100,0
Metode Penyuluhan Persentase Ceramah dan Film 8 52 60
% 13,3 86,7 100,0
4.2.4. Sikap Sebelum Diberi Penyuluhan Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap responden sebelum pemberian penyuluhan dengan menggunakan ceramah dan leaflet mayoritas adalah negatif yaitu sebesar 96,7%, sedangkan responden yang memperoleh penyuluhan ceramah dan film sebahagian yang mempunyai sikap negatif yaitu sebesar 48,3% yang dapat dilihat pada Tabel 7.
Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
Tabel 7. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap Sebelum Pemberian Penyuluhan Sikap
Metode Penyuluhan
Positif Negatif Total
Ceramah dan Leaflet 2 58 60
Persentase
Metode Penyuluhan
% 3,3 96,7 100,0
Ceramah dan Film 31 29 60
Persentase % 51,7 48,3 100,0
4.2.5. Pengetahuan Sesudah Diberi Penyuluhan Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan responden sesudah pemberian penyuluhan baik dengan metode ceramah dan leaflet maupun dengan metode ceramah dan film keseluruhannya menjadi baik yaitu 100% yang dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Sesudah Pemberian Penyuluhan Pengetahuan Metode Penyuluhan
Baik Total
Ceramah dan Leaflet 60 60
Persentase % 100,0 100,0
Metode Penyuluhan Persentase Ceramah dan Film 60 60
% 100,0 100,0
4.2.6. Sikap Sesudah Diberi Penyuluhan Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap responden sesudah diberikan penyuluhan dengan metode ceramah dan leaflet mengalami perubahan menjadi bersikap positif yaitu sebesar 93,3%, sedangkan yang diberi penyuluhan dengan
Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
metode ceramah dan film juga terjadi perubahan menjadi mayoritas bersikap positif yaitu sebesar 98,3% yang dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap Sesudah Pemberian Penyuluhan Sikap
Metode Penyuluhan
Persentase
Metode Penyuluhan
Persentase
%
Ceramah dengan Film 59 1 60
%
Positif Negatif Total
Ceramah dengan Leaflet 56 4 60
4.3.
93,3 6,7 100,0
98,3 1,7 100,0
Analisa Data
4.3.1. Perbandingan Rerata Nilai Pengetahuan Responden Sebelum dan Sesudah Penyuluhan dengan Metode Ceramah dan Leaflet Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata pengetahuan responden sebelum diberikan penyuluhan dengan metode ceramah dan leaflet adalah 13,17 dan sesudahnya mengalami peningkatan menjadi 18,87. Terlihat nilai mean difference sebesar 5,70, Nilai p=0,00, hal ini bermakna bahwa ada perbedaan yang signifikan antara pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan di mana dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Perbandingan Rerata Nilai Pengetahuan Responden Sebelum dan Sesudah Pemberian Penyuluhan dengan Metode Ceramah dan Leaflet Pengetahuan Kelompok Ceramah – Leaflet Sebelum Sesudah
Mean
Mean Difference
P Value
N
13,17 18,87
5,70
0,00
120
Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
Bila hasil rerata nilai pengetahuan responden sebelum dan sesudah mendapat penyuluhan dengan metode ceramah dan leaflet tersebut digambarkan maka dapat dilihat pada Gambar 3. Perbandingan Rerata Nilai Pengetahuan Responden Sebelum Dan Sesudah Pem berian Penyuluhan Dengan Metode Ceram ah dan Leaflet
20 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0
18.87 13.17
Sebelum
Sesudah
Pengetahuan Kelom pok Ceram ah-Leaflet
Gambar 3. Perbandingan Rerata Nilai Pengetahuan Responden Sebelum dan Sesudah Pemberian Penyuluhan dengan Metode Ceramah dan Leaflet
4.3.2. Perbandingan Rerata Nilai Sikap Responden Sebelum dan Sesudah Penyuluhan dengan Penyuluhan dengan Metode Ceramah dan Leaflet Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata nilai sikap responden sebelum diberikan penyuluhan dengan metode ceramah dan leaflet adalah 12,95 dan sesudahnya mengalami peningkatan menjadi 17,52 dengan nilai mean difference sebesar 4,57 dan Nilai p value = 0,00 berarti dapat disimpulkan bahwa secara statistik ada perbedaan yang signifikan antara sikap sebelum dan sesudah pemberian
Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
penyuluhan dengan menggunakan metode ceramah-leaflet yang dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Perbandingan Rerata Nilai Sikap Responden Sebelum dan Sesudah Pemberian Penyuluhan dengan Metode Ceramah dan Leaflet Sikap Kelompok Ceramah – Leaflet Sebelum Sesudah
Mean 12,95 17,52
Mean Difference 4,57
P Value
N
0,00
120
Bila hasil rerata nilai sikap responden sebelum dan sesudah mendapat penyuluhan dengan metode ceramah dan leaflet tersebut digambarkan maka dapat dilihat pada Gambar 4. Pe rbandingan Re rata Nilai Sik ap Se be lum Dan Se s udah Pe nyuluhan De ngan M e tode Ce ram ah dan Le afle t
20 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0
17.52 12.95
Sebelum
Sesudah
Sik ap Ke lom pok Ce ram ah-Le afle t
Gambar 4. Perbandingan Rerata Nilai Sikap Responden Sebelum dan Sesudah Pemberian Penyuluhan dengan Metode Ceramah dan Leaflet
Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
4.3.3. Perbandingan Rerata Nilai Pengetahuan Responden Sebelum dan Sesudah Penyuluhan dengan Metode Ceramah dan Film Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata nilai pengetahuan sebelum pemberian penyuluhan dengan metode ceramah dan film adalah 12,60 dan sesudahnya meningkat menjadi 19,62 dengan nilai mean difference sebesar 7,02 dan Nilai p value < 0,005 yang bermakna secara statistik bahwa ada perbedaan yang signifikan antara pengetahuan sebelum dan sesudah pemberian penyuluhan dengan menggunakan metode ceramah dan film yang dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Perbandingan Rerata Nilai Pengetahuan Responden Sebelum dan Sesudah Pemberian Penyuluhan dengan Metode Ceramah – Film Pengetahuan Kelompok Ceramah – Film Sebelum Sesudah
Mean
Mean Difference
P Value
N
12,60 19,62
7,02
0,00
120
Bila hasil rerata nilai pengetahuan responden sebelum dan sesudah mendapat penyuluhan dengan metode ceramah dan film tersebut digambarkan maka dapat dilihat pada Gambar 5.
Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
Pe rbandingan Re rata Nilai Pe nge tahuan Re s ponde n Se be lum Dan Se s udah Pe nyuluhan De ngan M e tode Ce ram ah dan Film
25 19.62
20 15
12.6
10 5 0 Sebelum
Sesudah
Pe nge tahuan Ke lom pok Ce ram ah-Film
Gambar 5. Perbandingan Rerata Nilai Pengetahuan Responden Sebelum dan Sesudah Pemberian Penyuluhan dengan Metode Ceramah dan Film
4.3.4. Perbandingan Rerata Nilai Sikap Responden Sebelum dan Sesudah Penyuluhan dengan Metode Ceramah dan Film Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata nilai sikap responden sebelum pemberian penyuluhan dengan metode ceramah dan film adalah 15,48 dan sesudahnya meningkat menjadi 18,03 dengan nilai mean difference sebesar 2,55 dan Nilai p value sebesar 0,00 artinya secara statistik ada perbedaan yang signifikan antara sikap sebelum dan sesudah pemberian penyuluhan dengan menggunakan metode ceramah dan film yang dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Perbandingan Rerata Nilai Sikap Responden Sebelum dan Sesudah Pemberian Penyuluhan dengan Metode Ceramah - Film Sikap Kelompok Ceramah – Film Sebelum Sesudah
Mean 15,48 18,03
Mean Difference 2,55
P Value 0,00
N 120
Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
Bila hasil rerata nilai sikap responden sebelum dan sesudah mendapat penyuluhan dengan metode ceramah dan film tersebut digambarkan maka dapat dilihat pada Gambar 6. Perbandingan Nilai Rerata Sikap Responden Sebelum dan Sesudah Penyuluhan Dengan Metode Ceram ah dan Film
18.5 18 17.5 17 16.5 16 15.5 15 14.5 14
18.03
15.48
Sebelum
Sebelum
Sikap Kelom pok Ceram ah-Film
Gambar 6. Perbandingan Rerata Nilai Sikap Responden Sebelum dan Sesudah Pemberian Penyuluhan dengan Metode Ceramah dan Film
4.3.5. Perbandingan Rerata Nilai Pengetahuan Penyuluhan Menurut Metode Penyuluhan
Responden
Sesudah
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata nilai pengetahuan dokter kecil sesudah pemberian penyuluhan dengan metode ceramah dan leaflet adalah 18,87, dengan metode ceramah dan film lebih besar nilainya yaitu sebesar 19,62 dengan Nilai p value = 0,002 artinya secara statistik ada perbedaan yang signifikan antara pemberian penyuluhan metode ceramah dan leaflet dengan metode ceramah dan film untuk meningkatkan pengetahuan yang dapat dilihat pada Tabel 14. Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
Tabel 14. Perbandingan Rerata Nilai Pengetahuan Responden Sesudah Pemberian Penyuluhan Berdasarkan Metode Penyuluhan Pengetahuan Sesudah Penyuluhan Menurut Metode Ceramah dan Leaflet Ceramah dan Film
Mean
P Value
N
18,87 19,62
0,002
120
Bila hasil rerata nilai pengetahuan responden sesudah pemberian penyuluhan berdasarkan metode digambarkan maka dapat dilihat pada Gambar 7. Perbandingan Rerata Nilai Pengetahuan Responden Sesudah Pemberian Penyuluhan Berdasarkan Metode Penyuluhan Di Kecamatan Medan Helvetia Tahun 2007
19,8 19,6 19,4 19,2 19 18,8 18,6 18,4
19,62
18,87
ceramah-leaflet
ceramah-film
Pengetahuan Sesudah Penyuluhan Menurut Metode
Gambar 7. Perbandingan Rerata Nilai Pengetahuan Responden Sesudah Pemberian Penyuluhan Berdasarkan Metode Penyuluhan
4.3.6. Perbandingan Rerata Nilai Sikap Responden Sesudah Penyuluhan Menurut Metode Penyuluhan Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata nilai sikap dokter kecil sesudah pemberian penyuluhan dengan metode ceramah dan leaflet adalah 17,52, dengan metode ceramah dan film lebih besar nilainya yaitu 18,03 dengan Nilai p value = Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
0,007 artinya secara statistik ada perbedaan yang signifikan antara pemberian penyuluhan metode ceramah dan leaflet dengan metode ceramah dan film untuk meningkatkan sikap yang dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Perbandingan Rerata Nilai Sikap Responden Sesudah Pemberian Penyuluhan Berdasarkan Metode Penyuluhan Sikap Sesudah Penyuluhan Menurut Metode Ceramah – Leaflet Ceramah – Film
Mean
P Value
N
17,52 18,03
0,007
120
Bila hasil rerata nilai sikap responden sesudah pemberian penyuluhan berdasarkan metode digambarkan maka dapat dilihat pada Gambar 8. Perbandingan Rerata Nilai Sikap Responden Sesudah Pemberian Penyuluhan Berdasarkan Metode Penyuluhan Di Kecamatan Medan Helvetia Tahun 2007
18,2
18,03
18 17,8 17,6
17,52
17,4 17,2 ceramah-leaflet
ceramah-film
Sikap Sesudah Penyuluhan Menurut Metode
Gambar 8. Perbandingan Rerata Nilai Sikap Responden Sesudah Pemberian Penyuluhan Berdasarkan Metode Penyuluhan
Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
BAB V PEMBAHASAN
5.1.
Pengetahuan dan Sikap Sebelum dan Sesudah Penyuluhan Dari hasil penelitian diketahui bahwa pengetahuan responden tentang PSN-
DBD sebelum diberikan penyuluhan baik itu dengan metode ceramah dan leaflet maupun dengan metode ceramah dan film mayoritas berpengetahuan sedang, sementara sikap responden sebelum pemberian penyuluhan dengan menggunakan ceramah dan leaflet mayoritas masih bersikap negatif sedangkan kelompok dokter kecil yang memperoleh penyuluhan ceramah dan film sebahagian saja mempunyai sikap negatif. Hal ini menunjukkan sebelum dilakukan penyuluhan kedua kelompok responden mempunyai karakteristik pengetahuan dan sikap tentang PSN-DBD yang hampir setara. Keadaan ini sesuai dengan pendapat Arikunto (2005) yang mengemukakan bahwa salah satu persyaratan penelitian eksperimen adalah mengusahakan kedua kelompok responden dalam kondisi yang sama sehingga paparan tentang hasil akhir dapat betul-betul merupakan hasil ada dan tidaknya perlakuan. Sesudah pemberian penyuluhan baik dengan metode ceramah dan leaflet maupun dengan metode ceramah dan film pengetahuan responden terhadap PSNDBD keseluruhannya menjadi baik, begitu juga dengan sikap responden yang mana Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
sesudah diberikan penyuluhan dengan metode ceramah dan leaflet terjadi perubahan menjadi bersikap positif sedangkan sesudah diberi penyuluhan dengan metode ceramah dan film perubahan menjadi mayoritas bersikap positif. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan dan sikap dokter kecil tentang PSN-DBD setelah mendapatkan penyuluhan dengan metode ceramah dan leaflet maupun ceramah dan film. Keadaan ini menggambarkan bahwa penyuluhan kesehatan merupakan suatu kegiatan yang dapat mempengaruhi perubahan perilaku responden meliputi perubahan pengetahuan dan sikap. Dengan diberikannya
penyuluhan
maka
responden
mendapat
pembelajaran
yang
menghasilkan suatu perubahan dari yang semula belum diketahui menjadi diketahui, yang dahulu belum dimengerti sekarang dimengerti. Hal ini sesuai dengan tujuan akhir dari penyuluhan agar masyarakat dapat mengetahui, menyikapi dan melaksanakan perilaku hidup sehat. Perubahan perilaku tersebut dapat berupa pengetahuan, sikap maupun tindakan atau kombinasi dari ketiga komponen tersebut (Depkes RI, 2002). Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Hayani, et al. (2004) di Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah dikemukakan bahwa ada peningkatan pengetahuan Guru UKS setelah mendapat pelatihan tentang PSN-DBD. Pada keadaan ini dapat digambarkan bahwa metode dan media penyuluhan yang dipakai pada penelitian ini juga berperan dalam perubahan tersebut di mana salah satu penelitian mengemukakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara metode penyuluhan dengan peningkatan pengetahuan tentang hygiene pada murid SD di Indragiri Hulu (Basuki, 2006). Hal ini juga sesuai dengan pendapat Mulyana (2005), bahwa tingkat Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
keberhasilan penyampaian makna dari suatu pesan sangat dipengaruhi oleh metode yang tepat dan kemasan yang menarik dalam penyampaian pesan tersebut. Bila dilihat dari perbandingan rerata nilai pengetahuan dan sikap responden sebelum dan sesudah penyuluhan baik dengan metode ceramah dan leaflet maupun ceramah dan film, maka didapati bahwa ada perbedaan rerata nilai pengetahuan dan sikap responden tersebut sebelum dan sesudah menerima penyuluhan, yaitu berupa peningkatan rerata nilai pengetahuan dan sikap responden yang signifikan. Seperti diketahui metode ceramah merupakan cara yang paling umum digunakan untuk penyuluhan kesehatan berkelompok yang jumlah sasarannya lebih dari 15 orang untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah, di mana kunci keberhasilannya adalah apabila penceramah menguasai materi dan penggunaan alat bantu atau media penyuluhan yang sesuai baik itu media cetak dan elektronik. Pada penelitian ini ceramah dilakukan dengan menggunakan media leaflet dan film. Leaflet merupakan salah satu alat komunikasi yang lebih menonjolkan penglihatan atau visual untuk lebih mudah diingat dan dimengerti segala lapisan masyarakat (Depkes, 2001). Visual ini lebih mudah diingat, lebih komunikatif, lebih dapat mencapai sasaran (Depkes, 2002). Media ini biasanya terdiri dari gambaran sejumlah kata, gambar atau foto dalam tata warna sehingga mempermudah pemahaman dan dapat meningkatkan gairah belajar. Pemberian penyuluhan dengan metode ceramah dan leaflet mempunyai arti yang bermakna untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap responden tentang PSN-DBD. Pada penelitian Sudibyo (1998) tentang pengaruh penyuluhan obat terhadap pengetahuan, sikap dan penggunaan obat Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
yang Rasional dalam Pengobatan Sendiri oleh Ibu di Kabupaten Cianjur menyimpulkan bahwa pengaruh metode ceramah dan media leaflet terbukti secara bermakna (a) meningkatkan pengetahuan ibu tentang pengobatan sendiri, (b) meningkatkan sikap ibu terhadap pengobatan sendiri, dan (c) meningkatkan tindakan pengobatan sendiri yang sesuai dengan aturan untuk keluhan demam, sakit kepala. Film adalah media audio visual yang sifatnya dapat didengar dan dilihat. Media ini memiliki kelebihan antara lain lebih mudah dipahami, lebih menarik, sudah dikenal masyarakat, bertatap muka, mengikut sertakan seluruh panca indera, penyajian dapat dikendalikan dan diulang-ulang, serta jangkauannya relatif besar. Sebagai media penyuluhan film merupakan audio visual yang seringkali lebih efektif untuk mempengaruhi pengetahuan dan sikap bahkan keterampilan dibandingkan metode pertunjukan lainnya (Mardikanto, 1992). Orang lebih menyukai film sebab film menyuguhkan gerak, warna dan suara (WHO, 1992). Ada beberapa penelitian yang sudah dilakukan berhubungan dengan pemakaian media audio visual diantaranya mengemukakan bahwa promosi kesehatan melalui metode ceramah dengan media VCD dan Leaflet dapat meningkatkan pengetahuan, sikap guru penjaskes dalam upaya pencegahan GAKI di kalangan murid di Kecamatan Amahai dan Teon Nila Serua Kabupaten Maluku Tengah (Metehoky, Sudargo, Dewi, 2004) Penelitian Pandiangan (2005) juga menerangkan bahwa pendidikan kesehatan reproduksi dengan metode ceramah, audio visual, serta perpaduan ceramah dan audio
Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
visual dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap remaja SLTP di Tapanuli Utara secara signifikan. Sementara bila dilihat dari mean difference, pada peningkatan pengetahuan didapati bahwa sebelum dan sesudah penyuluhan dengan metode ceramah dan leaflet mempunyai nilai 5,70 dan nilai 7,02 untuk metode ceramah dan film. Keadaan ini menunjukkan bahwa metode ceramah dan film lebih meningkatkan pengetahuan dibanding dengan metode ceramah dan leaflet. Untuk peningkatan sikap terlihat mean difference sebesar 4,57 pada penyuluhan metode ceramah dengan leaflet dan 2,55 pada metode ceramah dengan film. Hal ini menunjukkan bahwa metode ceramah dan leaflet lebih meningkatkan sikap dibanding dengan metode ceramah dan film. Keadaan ini mungkin disebabkan karena kelompok responden yang menerima penyuluhan dengan metode ceramah dan leaflet seluruhnya masih bersikap negatif sementara kelompok responden yang menerima penyuluhan dengan metode ceramah dan film sebelumnya sebagian sudah bersikap positif, sehingga peningkatan sikap sesudah penyuluhan dengan metode ceramah dan film terlihat tidak terlalu besar peningkatannya. Selain itu seperti kita ketahui bahwa film itu adalah komunikasi yang bersifat hiburan di mana hanya diputar sekilas sehingga informasi yang disampaikan lebih meningkatkan pengetahuan dibanding dengan respons penontonnya, sementara leaflet adalah komunikasi yang dapat diulang-ulang untuk pemahamannya sehingga lebih dapat menimbulkan respons dari yang membacanya. Sesuatu yang diulang-ulang cenderung lebih tertanam pada jiwa manusia (Sanyoto, 2006). Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
5.2.
Perbandingan Rerata Nilai Pengetahuan dan Sikap Dokter Kecil Sesudah Penyuluhan Berdasarkan Metode Penyuluhan Dari hasil penelitian diperoleh ada perbedaan rerata nilai pengetahuan dan
sikap responden sesudah penyuluhan baik dengan metode ceramah dan leaflet maupun ceramah dan film dalam meningkatkan pengetahuan dan sikap responden, di mana rerata nilai pengetahuan dan sikap responden dengan metode ceramah dan film lebih besar nilainya dibandingkan dengan rerata nilai pengetahuan dan sikap responden dengan metode ceramah dan leaflet. Dari penjelasan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penyuluhan dengan menggunakan metode ceramah dan film lebih bermakna dalam meningkatkan pengetahuan dan sikap responden tentang PSN-DBD dibandingkan dengan penyuluhan metode ceramah dan leaflet. Hal ini menunjukkan bahwa penyuluhan dengan menggunakan metode ceramah dan film merupakan suatu kombinasi metode dan media penyuluhan yang lebih efektif karena menggunakan lebih banyak panca indera dan lebih menimbulkan daya tarik serta minat responden sehingga informasi yang disampaikan lebih mudah diterima. Menurut penelitian para ahli, indera yang paling banyak menyalurkan pengetahuan ke dalam otak adalah mata. Kurang lebih 75% sampai 87% dari pengetahuan manusia diperoleh/disalurkan melalui mata. Sedangkan 13% sampai 25% lainnya tersalur melalui indera yang lain. Dari sini dapat disimpulkan bahwa alat-alat visual lebih mempermudah cara penyampaian dan penerimaan informasi atau bahan pendidikan (Notoatmodjo, 2007). Teori ini juga didukung oleh De Porter (2000) yang mengungkapkan bahwa manusia dapat Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
menyerap suatu materi sebanyak 50% dari apa yang didengar dan dilihat (audio visual), sedangkan dari yang dilihatnya hanya 30%, dari yang didengarnya hanya 20%, dan dari yang dibaca hanya 10%. Hal ini juga sesuai dengan pendapat Elgar (cit, Notoadmodjo, 2007) di mana alat peraga/media penyuluhan disusun berdasarkan prinsip pengetahuan pada manusia diterima melalui panca indra. Semakin banyak panca indra yang digunakan untuk menerima sesuatu maka semakin banyak dan semakin jelas pula pengertian/pengetahuan yang diperoleh sehingga mempermudah pemahaman. Pada saat menonton film mata dan telinga ikut berperan sementara pada saat membaca leaflet hanya mata yang berperan. Pendapatnya ini dapat digambarkan melalui sebuah kerucut, di mana dapat dilihat bahwa media film mempunyai intensitas yang lebih tinggi dibandingkan kata-kata dan media leaflet dalam mempersepsikan bahan penyuluhan. Media film mampu mengungkapkan perasaan melalui gambar, musik dan kata-kata sehingga dapat menimbulkan multiple effect (Depkes, 2002). Selain itu media film juga adalah media yang dinamis dan menarik sehingga lebih diminati oleh anak-anak yang dalam hal ini adalah dokter kecil. Minat anak pada periode sekolah dasar terutama sekali tercurah pada segala sesuatu yang dinamis bergerak. Segala sesuatu yang aktif dan bergerak akan sangat menarik minat dan perhatian anak. Ingatan anak pada usia 8-12 tahun ini juga mencapai intensitas paling besar dan paling kuat. Kehidupan fantasinya mengalami perubahan penting, di mana pada usia ini anak senang dengan cerita-cerita (Kartono, 2007).
Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
5.3.
Keterbatasan Penelitian
1. Media leaflet dan film yang digunakan pada penelitian sebelumnya tidak diuji cobakan, untuk itu peneliti memilih leaflet dan film yang digunakan sebagai media mempunyai informasi tentang DBD yang prinsipnya sama yaitu untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap. 2. Adanya kemungkinan responden sebelumnya sudah mendapatkan informasi dari sumber lain seperti televisi, radio dan lain-lain di mana dalam hal ini peneliti memperkecil bias seperti melakukan pengambilan sampel secara purposive dengan kriteria inklusi sehingga responden mempunyai karakteristik sama, kegiatan penyuluhan juga dilakukan pada hari yang berbeda untuk kedua kelompok.
Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1.
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab terdahulu maka dapat
disimpulkan: 1. Ada peningkatan pengetahuan dokter kecil tentang PSN-DBD setelah diberi penyuluhan dengan metode ceramah dan leaflet, yang dapat dilihat dari peningkatan rerata nilai pengetahuan dari 13,17 menjadi 18,87. 2. Ada peningkatan sikap dokter kecil tentang PSN-DBD setelah diberi penyuluhan dengan metode ceramah dan leaflet, yang dapat dilihat dari peningkatan rerata nilai sikap dari 12,95 menjadi 17,52. 3. Ada peningkatan pengetahuan dokter kecil tentang PSN-DBD setelah diberi penyuluhan dengan metode ceramah dan film, yang dilihat dari peningkatan nilai rerata pengetahuan dari 12,60 menjadi 19,62. 4. Ada peningkatan sikap dokter kecil tentang PSN-DBD setelah diberi penyuluhan dengan metode ceramah dan film, yang dilihat dari peningkatan nilai rerata sikap dari 15,48 menjadi 18,03. 5. Pada penelitian ini metode ceramah dan film lebih bermakna secara statistik untuk meningkatkan pengetahuan dengan melihat rerata nilai sebesar 19,62 daripada metode ceramah dan leaflet yang rerata nilai sebesar 18,87. Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
6. Pada penelitian ini metode ceramah dan leaflet lebih bermakna secara statistik untuk meningkatkan sikap dengan melihat nilai mean difference sebesar 4,57 daripada metode ceramah dan film yang nilai mean difference sebesar 2,55.
6.2. Saran 1. Penyuluhan tentang PSN-DBD dengan menggunakan metode ceramah dan film dapat dijadikan satu alternatif dalam meningkatkan pengetahuan dokter kecil. 2. Penyuluhan tentang PSN-DBD dengan menggunakan metode ceramah dan leaflet dapat juga dijadikan satu alternatif dalam meningkatkan sikap dokter kecil. 3. Bagi Dinas Kesehatan sebaiknya diupayakan pembuatan film dan leaflet tentang PSN-DBD sebagai sarana promosi yang harus disesuaikan dengan karakteristik dokter kecil itu sendiri. Dalam proses pembuatannya diperlukan keterlibatan dari orang-orang yang berkompeten dan lintas sektor yang terkait sehingga film tersebut betul-betul menarik, efektif dan efisien. 4. Bagi Dinas Pendidikan agar mempertimbangkan kegiatan penyuluhan ini menjadi suatu kegiatan yang rutin dilakukan dan dapat dimasukkan sebagai kurikulum. 5. Sebaiknya dilakukan kegiatan lanjutan berupa tindakan observasi terhadap perubahan perilaku dokter kecil tersebut berupa pelaksanaan kegiatan PSNDBD di rumah masing-masing yang keberhasilannya dapat dilihat dari ABJ, Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
di mana dalam hal ini diperlukan koordinasi dengan Guru UKS di sekolah yang bertindak sebagai koordinator.
Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, S. 2005. Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya, ed. ke-2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Arikunto. 2005. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Basuki. 2006. Efektifitas Metoda Penyuluhan dalam Peningkatan Pengetahuan tentang Hygiene pada Murid S.D. Kecamatan Seberida Kabupaten Indragiri Hulu. Tesis. Medan: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Departemen Kesehatan R.I. 1986. Pedoman Pelayanan Kesehatan untuk Sekolah Tingkat Dasar. Jakarta: Departemen Kesehatan R.I. -------. 1991. Materi Pelatihan Dokter Kecil. Jakarta: Direktorat Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat Direktorat Bina Kesehatan Keluarga Departemen Kesehatan R.I. -------. 1995a. Pedoman Pelatihan, Modul dan Materi “Dokter Kecil”. Jakarta: Departemen Kesehatan R.I. -------. 1995b. Menggerakkan Masyarakat dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN-DBD). Jakarta: Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyuluhan Lingkungan Departemen Kesehatan R. I. -------. 2002. Modul Dasar Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Indonesia. Jakarta: Pusat Promosi Kesehatan Departemen Kesehatan R.I. -------. 2003. Surveilans Epidemiologi dan Penanggulangan KLB. Jakarta: Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyuluhan Lingkungan Departemen Kesehatan R. I. -------. 2004. Tatalaksana Demam Berdarah Dengue di Indonesia. Jakarta: Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyuluhan Lingkungan Departemen Kesehatan R. I.
Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
-------. 2005. Pencegahan dan Pemberantasan Demam Berdarah Dengue di Indonesia. Jakarta: Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyuluhan Lingkungan Departemen Kesehatan R.I. Departemen Pendidikan Nasional R.I. 2003. Pedoman Pembinan dan Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah. Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Umum Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional R.I. -------. 1986. Pedoman Pembuatan Usulan Penelitian Bidang Kesehatan Masyarakat & Keluarga Berencana/Kependudukan. Jakarta: P.M.U. Pengembangan Fakultas Kesehatan Masyarakat di Indonesia Departemen Pendidikan dan Kebudayaan R.I. De Porter. B. 2000. Quantum Teaching. Terjemahan. Bandung: Kaifa-Mizan. Dinas Kesehatan Kota Medan. 2006 a. Situasi dan Kondisi Penyakit DBD di Kota Medan Tahun 2006. Medan: Dinas Kesehatan Kota Medan. -------. Profil Usaha Kesehatan Sekolah Kota Medan. Medan: Dinas Kesehatan Kota Medan. Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara. 2005. Situasi dan Upaya Penanggulangan DBD di Kota Medan Tahun 2005. Medan: Rapat Kerja bulan Agustus Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara. Green, Lawrence W. and Marshall W. Kreuter. 2005. Health Program Planning: An Educational and Ecological Approach, 4 th ed. Boston: McGraw- Hill. Hasanah. 2006. Partisipasi Ibu Rumah Tangga dalam Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit DBD di Kecamatan Medan Helvetia. Yogyakarta: Sekolah Pasca Sarjana Gadjah Mada. Hawadi. 2001. Psikologi Perkembangan Anak Mengenal Sifat, Bakat, dan Kemampuan Anak. Jakarta: Grasindo. Kalra, Nand I. 2003. Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Demam Dengue dan Demam Berdarah Dengue. Terjemahan: WHO Regional SEARO No. 29. Diterjemahkan oleh: Thomas Seroso, et.al. Jakarta: Departemen Kesehatan R.I. Kartono. 2007. Psikologi Anak (Psikologi perkembangan). Bandung: Mandar Maju. Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
Keraf, A. S. dan Dua M. 2001. Ilmu Pengetahuan: Sebuah Tinjauan Filosofis. Yogyakarta: Kanisius. Utaranas Kesehatan Lagiono. 2000. Keterpaduan Peranan Dokter Kecil dan Ibu Rumah Tangga dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue di Kecamatan Tegal Rejo. Tesis. Yogyakarta: Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada. Mardikanto. 1991. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Surakarta: Sebelas Maret University Press. Mulyana, D. 2005. Ilmu Komunikasi. Cetakan Ketujuh. Bandung: Rosdakarya. Metekohy, Feby A., Toto Sudargo, dan Fatwasari Tetra Dewi. 2004. ”Pengaruh Media Ceramah, Leaflet, dan VCD dalam Pencegahan Gangguan Akibat Kekurangan Iodium”. Berita Kedokteran Masyarakat, 20 (3), p. 97-135. Nasution. 1989. Prinsip-prinsip Komunikasi untuk Penyuluhan. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Nasriati. 2005. Promosi Kesehatan Melalui Diskusi Role Play serta Audiovisual dalam Pengenalan Tersangka Melakukan Persuasi Pengobatan dan Pencegahan Penularan TB Paru Pada Kader Kesehatan di Banda Aceh. Tesis. Yogyakarta: Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada. Notoatmodjo, 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. -------. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta. -------. 2007. Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta. Pandiangan. 2005. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Reproduksi Melalui Metode Ceramah, Media Audio Visual, Ceramah Plus Audio Visual pada Pengetahuan dan Sikap Remaja SLTP di Tapanuli Utara. Tesis. Yogyakarta: Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada. Pratomo dan Sudarti. 1986. Pedoman Pembuatan Usulan Penelitian Bidang Kesehatan Masyarakat dan K.B. Jakarta: PMU Pengembangan FKM di Indonesia Departemen Pendidikan dan Kebudayaan R.I. Rakhmat. 2004. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. iduwan. Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
Riduwan. 2002. Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sanyoto. 2006. Metode Perancangan Komunikasi Visual Periklanan. Yogyakarta: Dimensi Press. Sayoga. 2004. Prinsip-prinsip Media Promosi Kesehatan. Yogyakarta: Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada. Singarimbun. 1989. Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES. Suhardiono. 2004. Analisis Pelaksanaan Program Pemberantasan Penyakit DBD oleh Puskesmas di Kabupaten/Kota Endemis Sumatera Utara. Tesis. Medan: Program Magister Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Universitas Sumatera Utara. Supardi. 2002. ”Pengaruh metode ceramah dan media leaflet terhadap perilaku pengobatan sendiri yang sesuai dengan aturan untuk keluhan demam, sakit kepala, batuk dan pilek di Jawa Barat”. < http://digilib.ekologi.litbang. depkes.go.id/go.php?node=24 jkpkbppk-gdl-res-2002-sudibyo-1751-keluhan> (20/3/2008) Sutanto. 2001. Analisis Data. Jakarta: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Tafsir Ahmad. 2004. Filsafat Ilmu. Surabaya: PT Remaja Rosdaharya. Trihendradi. 2005. Analisa Data Statistik. Yogyakarta: Andi. World Health Organization.1988. Health Education, Trans oleh Ida Bagus Tjitarsa. Bandung: Penerbit ITB.
Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
Lampiran 1. Materi Penyuluhan MATERI PENYULUHAN KEPADA DOKTER KECIL TENTANG DEMAM BERDARAH DEGUE DAN PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK (PSN-DBD)
Tujuan
: Dokter kecil mengetahui dan memahami serta mempunyai sikap yang positif tentang Demam Berdarah Dengue yang dimulai mulai dari pengertian, penyebab, cara penularan, gejala, pencegahan dan cara Pemberantasan Sarang Nyamuk DBD (PSN-DBD), serta pertolongan pertama yang dapat dilakukan.
Waktu
: 45 menit untuk ceramah, 15 menit diskusi.
Metode
: Ceramah dan diskusi
Media
: Leaflet dan film yang diputar melalui LCD
a.
PENGERTIAN
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dan ditularkan oleh nyamuk.
Penyakit ini sering menimbulkan wabah dan kematian.
Penyakit DBD ini pada umumnya menyerang anak-anak, tetapi dalam dekade terakhir ini terlihat adanya kecendrungan kenaikan proporsi pada kelompok dewasa.
Vaksin untuk mencegah penyakit DBD ini belum ditemukan.
Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
b.
PENYEBAB
Penyakit DBD disebabkan oleh virus dengue yang termasuk dalam group B Arthropod Borne Virus.
Sampai saat ini dikenal ada 4 tipe virus dengue yaitu tipe 1, 2, 3 dan 4.
Virus dengue tipe 3 merupakan tipe yang paling sering menyebabkan kasus yang berat.
Keempat tipe virus ini ada di berbagai daerah Indonesia.
c.
CARA PENULARAN
Penyakit DBD ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.
Penularan dapat terjadi bila ada tiga faktor yang berperan yaitu manusia, virus dengue dan nyamuk Aedes aegypti.
Bila nyamuk Aedes aeggyti menggigit/menghisap darah manusia penderita DBD, maka virus dengue ikut terhisap dan akan berkembang biak dan menyebar ke seluruh tubuh nyamuk termasuk pada ke kelenjar liurnya.
Bila nyamuk menggigit/menghisap darah orang yang sehat maka virus itu akan dipindahkan bersama air liur nyamuk.
Kalau orang yang ditulari itu tidak memiliki kekebalan maka ia akan segera menderita DBD dalam waktu kurang dari 7 hari.
Virus dengue berkembang biak dalam tubuh manusia dan akan berada dalam darah selama satu minggu.
Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
Orang yang kemasukan virus dengue tidak semuanya akan sakit, ada yang hanya demam ringan dan akan sembuh sendirinya atau bahkan ada yang sama sekali tanpa gejala tetapi tetap dapat menularkan kepada orang lain.
d.
CIRI- CIRI AEDES AEGYPTI
Nyamuk berwarna hitam dengan bercak putih di punggung.
Hidup disekitar rumah.
Berkembang biak di tempat penampungan air (TPA) yang tidak beralaskan tanah seperti bak mandi/wc, tempayan, drum, vas bunga dan barang-barang yang dapat menampung air seperti kaleng, ban bekas, pot tanaman air, tempat minuman burung dan lain-lain.
Jarak terbang kira-kira 100 meter.
Istirahat ditempat gelap dan lembab di sekitar rumah.
Nyamuk betina membutuhkan darah manusia untuk mematangkan telurnya agar dapat meneruskan keturunannya.
Menggigit manusia pada siang hari.
Siklus hidupnya dimulai dari nyamuk betina meletakkan telurnya di TPA. Dalam beberapa hari telur akan menetas menjadi jentik dan kemudian berkembang menjadi kepompong serta akhirnya menjadi nyamuk dewasa. Perkembang biakan ini membutuhkan waktu 7- 10 hari. Nyamuk dewasa yang baru tadi siap untuk menggigit/menghisap darah manusia.
Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
e.
GEJALA DAN TANDA
Mendadak demam tanpa sebab yang jelas, berlangsung terus 2- 7 hari.
Tanda-tanda perdarahan seperti bintik-bintik merah pada kulit seperti bekas digigit nyamuk dimana hal ini terjadi disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah kapiler dikulit. Untuk membedakannya, kulit direnggangkan. Bila bintik merah hilang berarti bukan tanda DBD.
Kadang-kadang terjadi mimisan (perdarahan di hidung).
Dapat juga terjadi muntah darah atau berak darah.
Kadang-kadang nyeri ulu hati karena terjadinya perdarahan pada lambung.
Bila sudah parah penderita gelisah, ujung tangan dan kaki dingin disebut dengan syok.
Bila curiga terserang penyakit DBD harus segera ditolong di Rumah Sakit karena bila terlambat dalam 2-3 hari dapat meninggal.
f.
PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN
Untuk mencegah penyakit DBD, nyamuk penularnya (Aedes aegypti) harus diberantas sebab vaksin untuk mencegahnya belum ada.
Pemberantasan nyamuk dewasa dilakukan dengan cara penyemprotan/ pengasapan atau foging dengan menggunakan insektisida. Foging dilakukan di dalam maupun di luar rumah.
Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
Cara yang paling tepat dan sederhana adalah dengan memberantas jentik-jentik nyamuk Aedes aegypti di tempat berkembang biaknya. Cara ini dikenal dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN-DBD).
Oleh karena tempat-tempat berkembang biaknya terdapat di rumah-rumah, sekolah dan tempat-tempat umum maka seluruh keluarga/masyarakat termasuk anak sekolah harus melaksanakan PSN-DBD secara teratur sekurangkurangnya seminggu sekali.
Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue dapat dilakukan dengan cara, antara lain: a. Fisik Cara ini dikenal dengan ”3M” yaitu: o Menguras dan menyikat bak mandi, Water Closet (WC) dan lain-lain. o Menutup tempat penampungan air rumah tangga seperti tempayan, drum, dan lain-lain. o Mengubur, menyingkirkan atau memusnahkan barang-barang bekas seperti kaleng, ban, barang plastik, dan lain-lain. b.Kimia Cara memberantas jentik Aedes aegypti dengan menaburkan bubuk abate pada tempat-tempat penampungan air yang sulit dikuras atau di daerah yang air bersih sulit didapat sehingga perlu menampung air hujan. Takaran yang dipakai adalah 1 sendok makan peres (± 10 gram) untuk 100 liter air.
Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
c. Biologi Pemberantasan jentik Aedes aegypti dengan cara biologi adalah dengan memelihara ikan pemakan jentik seperti ikan kepala timah, ikan gupi, ikan cupang/tempalo dan lain-lain.
Contoh cara PSN-DBD yang dapat dilakukan seperti: o
Menguras dan menyikat bak mandi sekurang-kurangnya 1 minggu sekali.
o
Menutup rapat tempat penampungan air di rumah.
o
Mengganti air vas bunga/tanaman air semingu sekali.
o
Mengganti air tempat minum binatang seperti burung, anjing.
o
Membersihkan air pada kotak di belakang kulkas.
o
Membersihkan air di tempat tampungan air pada dispenser.
o
Menaburkan bubuk abate pada kolam di rumah yang mempunyai kolam.
o
Memelihara ikan pemakan jentik di rumah yang mempunyai kolam.
g.
PERTOLONGAN PERTAMA PENDERITA DBD
Bila kita menjumpai seseorang yang diduga menderita penyakit DBD, maka berilah petunjuk-petunjuk sebagai berikut: o
Beri minum sebanyak-banyaknya dengan air yang sudah dimasak seperti susu, teh, oralit, atau lainnya.
o
Berikan kompres dingin.
o
Berikan obat penurun panas misalnya parasetamol dengan dosis: 9 Anak- anak : 10- 20 mg/ kg BB perhari
Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
9 Dewasa
: 3 x 1 tablet/ hari.
Harus segera dibawa ke dokter atau Rumah Sakit.
Laporkan segera ke Puskesmas yang terdekat untuk mendapatkan upaya penanggulangan seperti foging fokus agar tidak terjadi penyebaran.
h.
PSN-DBD DI SEKOLAH
Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN-DBD) di sekolah adalah semua kegiatan yang bertujuan untuk memberantas sarang nyamuk Aedes aegypti di sekolah yang digerakkan melalui kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).
Tujuan Kegiatan ini adalah: -
Membentuk sikap dan perilaku siswa dalam menjaga/memelihara kebersihan lingkungan khususnya kebersihan tempat-tempat penampung air yang dapat menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypty.
-
Terbebasnya lingkungan sekolah dari jentik nyamuk, terutama Aedes aegypti.
Sasaran kegiatan ini adalah: o
Siswa.
o
Guru.
o
Karyawan/penjaga sekolah, pengelola warung.
Kepala sekolah membimbing dan mengawasi kegiatan ini di sekolahnya.
Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
i. GAMBAR SIKLUS PERKEMBANGBIAKAN NYAMUK AEDES AEGYPTI
j. GAMBAR NYAMUK AEDES AEGYPTI DEWASA
Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
k. GAMBAR CARA-CARA MELAKUKAN PSN-DBD
Menutup tempat penampungan air
Menguras dan menyikat bak mandi
Mengubur barang bekas
Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
Mengganti air vas bunga
Mengganti air tempat minuman burung
Membersihkan lingkungan dan menimbun barang-barang bekas
Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
Lampiran 2. Kuesioner Penelitian KUESOINER PENGARUH METODE PENYULUHAN TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DOKTER KECIL DALAM PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK DEMAM BERDARAH (PSN-DBD) DI KOTA MEDAN TAHUN 2007
KECAMATAN
: ...................................................
NAMA SEKOLAH
: SD....................................................
ALAMAT SEKOLAH
: …………………………....……… .........................................................
WILAYAH PUSKESMAS : …………………………………… TGL. SURVEY
: ………………………………..….
PETUGAS
: .......................................................
A. IDENTITAS RESPONDEN (Dokter kecil) 1. Nama Responden
: ……………………………………..
2. Tanggal lahir / umur
: …….................../…………tahun….
Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
PERTANYAAN PENELITIAN A.
ALAT UKUR PENGETAHUAN Petunjuk : Beritanda silang (X) pada huruf (B) apabila jawabannya benar dan (S) apabila pernyataan di bawah ini salah.
No
Pertanyaan
B
S
1.
B
S
B
S
3
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang dapat menular. Penyakit DBD adalah penyakit berbahaya dan dapat menimbulkan kematian Penyakit DBD dapat dicegah dengan vaksinasi.
B
S
4
Virus dengue merupakan penyebab penyakit DBD
B
S
5
Sampai saat ini ada 3 jenis tipe virus dengue.
B
S
6
Penyakit DBD ditularkan kepada orang lain melalui gigitan nyamuk Aedes aegypty Siklus hidup nyamuk Aedes aegypty berasal dari telur yang berubah jadi jentik- jentik dan pupa (kepompong). Ciri-ciri nyamuk Aedes aegypty, berwarna hitam dan belang-belang putih pada seluruh badannya. Nyamuk Aedes aegypti menggigit/menghisap darah manusia biasanya pada malam hari. Nyamuk Aedes aegypty dapat meletakkan telurnya pada tempat- tempat penampungan air antara lain bak mandi, ember, vas bunga, ban bekas, tempurung kelapa, kaleng bekas, kotak tampungan air di belakang kulkas dan dispenser. Nyamuk Aedes aegypti berkembang biak di air tergenang yang bersih dan maupun yang kotor. Tanda-tanda penyakit DBD adalah: demam tinggi mendadak 2-7 hari, muka kemerahan, lemah,lesu, dan tampak bintikbintik merah pada kulit. Penderita DBD perlu segera mendapat pertolongan, karena bila terlambat akan meninggal dalam 2- 3 hari. Pertolongan pertama yang dapat dilakukan di rumah yaitu memberikan minum yang banyak dengan air matang, air susu,
B
S
B
S
B
S
B
S
B
S
B
S
B
S
B
S
B
S
2
7 8 9 10
11 12 13 14
Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
juice maupun larutan oralit. 15
Foging dapat membunuh nyamuk dewasa.
B
S
16
Pencegahan yang paling sederhana dan tepat adalah memberantas jentik- jentik nyamuk dengan PSN- DBD di lingkungan rumah dan sekolah satu kali seminggu. Kegiatan 3M adalah menguras, mengubur dan menutup.
B
S
B
S
B
S
B
S
B
S
B
S
17 18 19 20 21
B.
Menguras bak mandi dilakukan dengan cara membuang airnya saja, dan tidak perlu disikat lagi. Seluruh barang- barang bekas tidak terpakai yang dapat menampung air harus dikubur. Bubuk abate dapat dipakai pada tempat penampungan air yang sulit dikuras. Memelihara ikan juga merupakan salah satu cara pemberantasan jentik nyamuk.
ALAT UKUR SIKAP. Petunjuk : Di bawah ini ada pertanyaan-pertanyaan tentang sikap. Berilah tanda silang (X)
pada jawaban yang paling sesuai. Ingat, jawaban tidak harus sama dengan orang lain, karena setiap orang harus mempunyai kebebasan untuk menjawab. Pilihan jawaban : TS
: Tidak setuju
S
: Setuju
No
Pertanyaan - Pertanyaan
S
TS
1
Saya senang sekali mendapat penyuluhan PSN- DBD ini.
S
TS
2
Saya akan melakukan PSN- DBD di rumah seminggu sekali
S
TS
3
Saya sudah mendengar penyuluhan PSN- DBD dan akan melakukannya.
S
TS
4
Saya akan memberikan contoh tentang cara melakukan 3 M di keluarga saya.
S
TS
Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
5
Pendapat saya semua siswa sekolah harus melakukan PSN-
S
TS
Saya akan membersihkan bak di rumah saya minimal sekali seminggu. Saya akan mengubur kaleng- kaleng, barang plastik bekas yang dapat menampung air.
S
TS
S
TS
8
Saya akan mengganti air vas bunga di rumah minimal seminggu sekali.
S
TS
9
Saya akan menutup rapat tempat penampungan air.
S
TS
10
Mengganti air tempat minuman burung juga harus dilakukan seminggu sekali.
11
Kotak tempat penampungan air pada kulkas (lemari es) perlu dibersihkan seminggu sekali karena nyamuk Aedes aegypti tidak dapat hidup di tempat tersebut. Saya akan memelihara ikan di kolam rumah saya untuk memberantas jentik nyamuk.
S
TS
S
TS
13
Saya akan menaburkan bubuk abate sebulan sekali di kolam rumah saya.
S
TS
14
Tempurung kelapa tidak akan saya biarkan terbuka di halaman rumah. Saya tidak akan membuang sampah yang dapat menampung air dengan sembarangan.
S
TS
S
TS
16
Saya akan ikut serta dalam kegiatan PSN- DBD di sekolah.
S
TS
17
Menurut saya PSN- DBD juga harus dilakukan di sekolah
S
TS
S
TS
S
TS
DBD di rumah masing- masing. 6 7
12
15
seminggu sekali. 18 19
Saya akan melaporkan kalau ada teman yang sakit seperti DBD kepada guru. Saya akan menolong kalau ada teman atau anggota keluarga yang sakit seperti DBD.
Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
Lampiran 3. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas HASIL UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS PENGARUH METODE PENYULUHAN TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DOKTER KECIL DALAM PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK DBD DI KECAMATAN HELVETIA TAHUN 2007 I. Pengetahuan Case Processing Summary N Cases
Valid Excludeda Total
30 0 30
% 100.0 .0 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha .867
N of Items 14
Item Statistics p2 p3 p5 p7 p8 p9 p10 p11 p16 p17 p18 p19 p20 p21
Mean .77 .77 .60 .57 .73 .63 .83 .77 .77 .80 .50 .77 .80 .70
Std. Deviation .430 .430 .498 .504 .450 .490 .379 .430 .430 .407 .509 .430 .407 .466
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
Item-Total Statistics
p2 p3 p5 p7 p8 p9 p10 p11 p16 p17 p18 p19 p20 p21
Scale Mean if Item Deleted 9.23 9.23 9.40 9.43 9.27 9.37 9.17 9.23 9.23 9.20 9.50 9.23 9.20 9.30
Scale Variance if Item Deleted 11.978 12.875 12.524 12.530 12.961 12.516 12.833 11.978 12.530 13.131 12.810 12.875 12.993 12.079
Corrected Item-Total Correlation .779 .461 .485 .476 .407 .498 .554 .779 .580 .402 .388 .461 .451 .675
Cronbach's Alpha if Item Deleted .845 .862 .861 .861 .864 .860 .857 .845 .855 .864 .867 .862 .862 .850
Scale Statistics Mean 10.00
Variance 14.483
Std. Deviation 3.806
N of Items 14
Reliability [DataSet1] C:\Program Files\SPSSEval\data valid kk mdng.sav
Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Cases
Valid Excludeda Total
30 0 30
% 100.0 .0 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
Reliability Statistics Cronbach's Alpha .977
N of Items 19
Item Statistics s1 s2 s3 s4 s5 s6 s7 s8 s9 s10 s11 s12 s13 s14 s15 s16 s17 s18 s19
Mean .80 .73 .77 .77 .87 .90 .87 .77 .87 .77 .80 .83 .90 .77 .77 .80 .83 .90 .70
Std. Deviation .407 .450 .430 .430 .346 .305 .346 .430 .346 .430 .407 .379 .305 .430 .430 .407 .379 .305 .466
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
r table = 0,361 , df= n-2 = 30-2 = 28
Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
Lampiran 4. Hasil Output Hasil Output umur responden leaflet
Valid
12 thn 11 thn 10 thn Total
Frequency 7 15 38 60
Percent 11.7 25.0 63.3 100.0
Valid Percent 11.7 25.0 63.3 100.0
Cumulative Percent 11.7 36.7 100.0
umur responden film
Valid
12 thn 11 thn 10 thn Total
Frequency 15 16 29 60
Percent 25.0 26.7 48.3 100.0
Valid Percent 25.0 26.7 48.3 100.0
Cumulative Percent 25.0 51.7 100.0
jenis kelamin leaflet
Valid
laki-laki perempuan Total
Frequency 24 36 60
Percent 40.0 60.0 100.0
Valid Percent 40.0 60.0 100.0
Cumulative Percent 40.0 100.0
jenis kelamin film
Valid
laki-laki perempuan Total
Frequency 17 43 60
Percent 28.3 71.7 100.0
Valid Percent 28.3 71.7 100.0
Cumulative Percent 28.3 100.0
Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
pengetahuan sebelum leaflet
Valid
Baik Sedang Total
Frequency 10 50 60
Percent 16.7 83.3 100.0
Valid Percent 16.7 83.3 100.0
Cumulative Percent 16.7 100.0
pengetahuan sebelum film
Valid
Baik Sedang Total
Frequency 8 52 60
Percent 13.3 86.7 100.0
Valid Percent 13.3 86.7 100.0
Cumulative Percent 13.3 100.0
sikap sebelum leaflet
Valid
Positif Negatif Total
Frequency 2 58 60
Percent 3.3 96.7 100.0
Valid Percent 3.3 96.7 100.0
Cumulative Percent 3.3 100.0
sikap sebelum film
Valid
Positif Negatif Total
Frequency 31 29 60
Percent 51.7 48.3 100.0
Valid Percent 51.7 48.3 100.0
Cumulative Percent 51.7 100.0
pengetahuan sesudah leaflet
Valid
Baik
Frequency 60
Percent 100.0
Valid Percent 100.0
Cumulative Percent 100.0
pengetahuan sesudah film
Valid
Baik
Frequency 60
Percent 100.0
Valid Percent 100.0
Cumulative Percent 100.0
Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
sikap sesudah leaflet
Valid
Positif Negatif Total
Frequency 56 4 60
Percent 93.3 6.7 100.0
Valid Percent 93.3 6.7 100.0
Cumulative Percent 93.3 100.0
sikap sesudah film
Valid
Positif Negatif Total
Frequency 59 1 60
Percent 98.3 1.7 100.0
Valid Percent 98.3 1.7 100.0
Cumulative Percent 98.3 100.0
T-Test Paired Samples Statistics Mean Pair 1
Pair 2 Pair 3
Pair 4
Pengetahuan sebelum leaflet Pengetahuan sesudah leaflet Sikap Sebelum leaflet Sikap Sesudah leaflet Pengetahuan sebelum film Pengetahuan sesudah film Sikap Sebelum film Sikap Sebelum film
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
13.17
60
1.304
.168
18.87
60
1.501
.194
12.95 17.52
60 60
1.854 1.112
.239 .144
12.60
60
1.993
.257
19.62
60
1.106
.143
15.48 18.03
60 60
1.347 .938
.174 .121
Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
Paired Samples Correlations N Pair 1 Pair 2 Pair 3 Pair 4
Pengetahuan sebelum leaflet & Pengetahuan sesudah leaflet Sikap Sebelum leaflet & Sikap Sesudah leaflet Pengetahuan sebelum film & Pengetahuan sesudah film Sikap Sebelum film & Sikap Sebelum film
Correlation
Sig.
60
.323
.012
60
.580
.000
60
.383
.003
60
.390
.002
Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Std. Error Difference Mean td. Deviatio Mean Lower Upper Pair Pengetahuan seb 1 leaflet - Pengetah-5.700 sesudah leaflet Pair Sikap Sebelum le -4.567 2 Sikap Sesudah le Pair Pengetahuan seb 3 film - Pengetahua -7.017 sesudah film Pair Sikap Sebelum fil -2.550 4 Sikap Sebelum fil
t
df
ig. (2-tailed
1.640
.212 -6.124 -5.276 -26.929
59
.000
1.511
.195 -4.957 -4.176 -23.408
59
.000
1.873
.242 -7.501 -6.533 -29.018
59
.000
1.307
.169 -2.888 -2.212 -15.108
59
.000
T-Test Group Statistics Metode Penyuluhan Total Nilai Pengetahuan leaflet Sesudah film Total Nilai Sikap Sesudah leaflet film
N 60 60 60 60
Mean Std. Deviation 18.87 1.501 19.62 1.106 17.52 1.112 18.03 .938
Std. Error Mean .194 .143 .144 .121
Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
Independent Samples Test evene's Test fo uality of Varianc
F Total Nilai Peng Equal varia 5.526 Sesudah assumed Equal varia not assume Total Nilai Sikap Equal varia 8.183 assumed Equal varia not assume
Sig.
t
.020 -3.116
t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Mean Std. Error Difference df g. (2-tailed Difference DifferenceLower Upper 118
.002
-.750
.241 -1.227
-.273
-3.116 08.484
.002
-.750
.241 -1.227
-.273
118
.007
-.517
.188
-.889
-.145
-2.750 14.742
.007
-.517
.188
-.889
-.145
.005 -2.750
Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008
Lampiran 5. Surat Permohonan Izin Penelitian
Rumondang Pulungan : Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun 2007, 2008 USU Repository © 2008