HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PETUGAS LABORATORIUM TERHADAP KEPATUHAN MENERAPKAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) DI PUSKESMAS KOTA PEKANBARU TAHUN 2008
TESIS Oleh ROHANI PANGGABEAN 067010015/AKK
S
C
N
PA
A
S
K O L A
H
E
A S A R JA
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008 Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur (Sop) Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PETUGAS LABORATORIUM TERHADAP KEPATUHAN MENERAPKAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) DI PUSKESMAS KOTA PEKANBARU TAHUN 2008
T E SI S
Untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan (MKes) dalam Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Kekhususan Kesehatan Kerja pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Oleh
ROHANI PANGGABEAN 067010015/AKK
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008 Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur (Sop) Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
Judul Tesis
Nama Mahasiswa Nomor Pokok Program Studi
: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PETUGAS LABORATORIUM TERHADAP KEPATUHAN MENERAPKAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) DI PUSKESMAS KOTA PEKANBARU TAHUN 2008 : Rohani Panggabean : 067010015 : Ilmu Kesehatan Masyarakat Kekhususan Kesehatan Kerja
Menyetujui Komisi Pembimbing
(Dr. Drs. R. Kintoko Rochadi, MKM) Ketua
Ketua Program Studi,
(Dr. Drs. R. Kintoko Rochadi, MKM)
(Ir. Kalsum, M.Kes) Anggota
Direktur,
(Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, MSc)
Tanggal lulus : 13 November 2008 Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur (Sop) Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
Telah diuji pada Tanggal 13 November 2008
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua
: Dr. Drs. Kintoko Rochadi, MKM
Anggota
: 1. Ir. Kalsum, M.Kes 2. dr. Halinda Sari Lubis, MKKK 3. Dra. Syarifah, MS
Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur (Sop) Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
PERNYATAAN
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PETUGAS LABORATORIUM TERHADAP KEPATUHAN MENERAPKAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) DI PUSKESMAS KOTA PEKANBARU TAHUN 2008
TESIS Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Medan,
November 2008
(Rohani Panggabean)
Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur (Sop) Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
ABSTRAK
Standar operasional prosedur adalah salah satu upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan adalah dengan memprioritaskan pengendalian infeksi mengingat tingginya penyebaran berbagai penyakit yang ditularkan melalui darah dan cairan tubuh lainnya di lingkungan sarana pelayanan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap petugas laboratorium terhadap kepatuhan menerapkan standar operasional prosedur (SOP) di Puskesmas kota Pekanbaru tahun 2008. Jenis penelitian ini adalah penelitian observational yang bersifat deskriptif Analitik dengan metode cross sectional study. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Penelitian ini dilaksanakan di seluruh Puskesmas wilayah kota Pekanbaru. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petugas laboratorium Puskesmas kota Pekanbaru, berjumlah 25 orang dari 17 Puskesmas. Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi (total sampling) yaitu berjumlah 25 orang, dengan subjek penelitian 1 dan 2 orang disetiap Puskesmas. Analisis data dilakukan dengan analisa univariat, bivariat untuk mengetahui hubungan variabel independen dan variabel dependen dengan menggunakan Uji Chi-Square pada tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05) dan untuk melihat faktor variabel dominan dilakukan dengan uji model multivariat dengan uji regresi logistik. Hasil penelitian dengan menggunakan uji Chi-Square dari 4 (empat) variabel karateristik responden yang mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan dalam menerapkan Standar Operasional Prosedur (SOP) sikap dengan nilai p = 0,001 ( p < 0,05), pengetahuan dengan nilai p = 0,004 ( p< 0,05), umur denga nilai signifikansi adalah p = 0,045 ( p< 0,05), masa kerja dengan nilai p= 0,048 ( p< 0,05) berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan menerapkan standar operasional prosedur dan jenis kelamin tidak ada hubungan dengan kepatuhan standar operasional prosedur (SOP). Hasil uji dengan Regresi logistik yang paling berpengaruh terhadap kepatuhan dalam menerapkan Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah sikap dengan menggunakan uji chi square adalah 0.003 nilai ini lebih kecil dari level of significance (α) sebesar 0,05. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk menekankan perilaku petugas laboratorium dengan penerapan standar operational prosedur (SOP) laboratorium di Puskesmas Kota Pekanbaru. Kata kunci: Standar Operasional Prosedur (SOP), Pengetahuan dan Sikap.
Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur (Sop) Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
ABSTRACT
Standard Operational Procedure is an effort of improving health service quality by making an infection control in priority considering that the higher transmission of various diseases through blood and other physical fluids in health service facility. The present study intends to find the correlation between knowledge and attitude of laboratory workers and adherence to apply the Standard Operational Procedure at the Municipal Health Service Center Pekanbaru 2008. The present study is an observational and descriptive analysis using a crosssectional study. It used a quantitative approach. The study was conducted at all the municipal health service centre of Pekanbaru. The population of the study included all the laboratory population of 25 respondents of 17 health service centers. The sampling used a total sampling by taking all the populations of 25 respondents with the 1 and 2 subject of each health service center. The data were analyzed by univariate and bivariate to know the correlation between independent variable and dependent variable using Chi-Square method in confidence level of 95% (α = 0.05) and to find most predominant variable by making a multivariate test and logistic regression analysis. The result of the study using Chi-Square of 6 (six) subvariables of the characteristic of the respondents who have significant effect on adherence to apply the Standard Operational Procedure of attitude with p = 0.001 ( p < 0.05 ), knowledge with p = 0.004 ( p < 0.05 ), age with p = 0.045, service duration p = 0.048 ( p < 0.05 ), that have significant effect on the adherence to apply the Standard Operational Procedure and the sex has no effect om the adherence. The most influencing result of the logistic regression analysis on the adherence using the chi-square was 0.003 less than the level of significance (a) of 0.05. It is suggested for further study to more emphasize behaviors of the laboratory workers in applying the Standard Operational Procedure at the Municipal Health Service Center of Pekanbaru. Keywords : Standard Operational Procedure, Knowledge and Attitude.
Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur (Sop) Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim, Alhamdulillahi rabbil alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tesis ini sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan jenjang pendidikan Strata-2 pada Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Kekhususan Kesehatan Kerja Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Dalarn penyusunan tesis ini penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Prof. dr. Chairudin P. Lubis, DTM & Sp.A (K) selaku Rektor Universitas Sumatera Utara Medan. 2. Ibu Prof. Dr. Ir T. Chairun Nisa B, M.Sc, selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. 3. Bapak Dr. Drs. R. Kintoko Rochadi, MKM selaku Ketua Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Kekhususan Kesehatan Kerja Universitas Sumatera Utara serta Bapak dan Ibu seluruh staf Dosen yang selama ini memberikan pengajaran dan ilmu yang sangat berharga kepada penulis.
Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur (Sop) Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
4. Komisi Pembimbing, yaitu: Bapak Dr. Drs. R. Kintoko Rochadi, MKM, dan Ibu Ir. Kalsum, M.Kes yang selalu membimbing dan memberi saran-saran hingga selesainya tesis ini. 5. Komisi Penguji, yaitu: Ibu dr. Halinda Sari Lubis, MKKK dan Ibu Dra. Syarifah, MS yang banyak memberikan masukan dan saran untuk penyempurnaan penulisan tesis ini. 6. Ibu Sofiah Saimin, SKM, M.Kes, selaku Direktur Politeknik Kesehatan Dep Kes Riau yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melanjutkan pendidikan di Universitas Sumatera Utara. 7. Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru yang telah memberi izin dan dukungan 8. Rekan-rekan pada Program Studi Kesehatan Masyarakat Kekhususan Kesehatan Kerja Angkatan 2006 yang selalu memberi motivasi dalam penyelesaian tesis ini. 9. Teristimewa buat suami tercinta yang telah memberikan kasih sayang, perhatian, dorongan dan doa restu kepada penulis agar dapat menyelesaikan pendidikan Pascasarjana. 10. Juga anak-anakku tersayang Rita Ridayani, SST, Rina Yuliani dan Kurniawan yang selama ini telah mendampingi dan terus berdoa untuk bundanya dalam penyelesaian tesis ini. Ucapan terima kasih kepada kedua orang tuaku, Abang, Kakak, Adik yang telah memberikan dukungan bantuan selama penulis mengikuti pendidikan, semoga Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur (Sop) Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
ALLAH SWT membalas kebaikan yang telah dilakukan dan melimpahkan ridho dan hidayahNya. Medan,
November 2008
Penulis
Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur (Sop) Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
RIWAYAT HIDUP
Nama
: Rohani Panggabean
Tempat/Tanggal Lahir
: Pinangsori, 17 April 1954
Agama
: Islam
Alamat
: Jln. Rasamala No. 500 Beringin Indah Kel. Sidomulyo Kec. Marpoyan Damai P. Baru
Telp/HP
: (0761) 62524/08127528733
RIWAYAT PENDIDIKAN Tahun 1961 – 1967
: SDN Pinangsori Tapanuli Tengah
Tahun 1967 – 1970
: SMP Negeri Lumut Tapanuli Tengah
Tahun 1970 – 1975
: Sekolah Pengatur Rawat RSU P. Siantar
Tahun 1980 – 1981
: Sekolah Guru Perawat/Bidan Bandung
Tahun 1992 – 1998
: S - 1 MIPA di Universitas Islam Riau P. Baru
Tahun 2006 – 2008
: Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Medan, Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Kekhususan Kesehatan Kerja.
RIWAYAT PEKERJAAN 1977 – 1984
: Dinas Kesehatan Dati II Kampar - Prop. Riau
1984 – 2001
: Guru SPK Depkes P. Baru
2001 – 2008
: Dosen Poltekkes Depkes Riau Jurusan Keperawatan
Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur (Sop) Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK ..........................................................................................................ii ABSTRACT........................................................................................................ii KATA PENGANTAR .......................................................................................iv RIWAYAT HIDUP.............................................................................................v DAFTAR ISI......................................................................................................vi DAFTAR TABEL ............................................................................................vii DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................viii BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................1 1.1. Latar Belakang .................................................................................1 1.2. Perumusan Masalah .........................................................................6 1.3. Tujuan Penelitian .............................................................................7 1.4. Hipotesa ...........................................................................................7 1.5. Manfaat Penelitian ...........................................................................8 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA........................................................................9 2.1. Pengetahuan ...................................................................................9 2.1.1 Tingkati Pengetahuan ...............................................................10 2.2. Sikap(attitude) ..............................................................................12 2.2.1 Komponen pokok sikap ............................................................13 2.2.2 Tingkatan sikap .........................................................................14 2.3.Standar Operasional Prosedur (SOP) ............................................15 3.3.1 Pengertian..................................................................................16 3.3.2 Tujuan SOP ...............................................................................16 3.3.3 Fungsi SOP ...............................................................................17 3.4 Prinsip-prinsip SOP......................................................................17 2.4. Infeksi yang di dapat di Laboratorium .........................................19 2.4.1 Pengertian infeksi......................................................................19 2.4.2 Jenis paparan akibat infeksi yang didapat di Laboratorium......19 2.4.3 Pengambilan darah ....................................................................20 2.5. Alat Pelindung diri ........................................................................20 2.6. Kerangka konsep .........................................................................23 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN .......................................................24 3.1. Jenis Penelitian..........................................................................24 3.2. Lokasi dan waktu penelitian .....................................................24 3.3. Populasi dan Sampel ................................................................24 3.4. Metode Pengumpulan data........................................................25 Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur (Sop) Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
3.5. Variabel dan Defenisi operasional ............................................25 3.6. Metode pengukuran...................................................................27 3.7 Metode Analisa data...................................................................29 BAB 4 HASIL PENELITIAN .......................................................................31 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ..........................................31 4.1.1 Letak geografis........................................................................31 4.1.2. Demografi ..............................................................................31 4.2 Hasil Penelitian ............................................................................32 4.2.1 Analisa Univariat ......................................................................32 4.2.2 Analisa Bivariat.........................................................................35 4.2.3 Analisa Multivariat.....................................................................42 BAB 5 PEMBAHASAN ..................................................................................43 5.1. Karakteristik Responden ................................................................43 5.1.1 Umur ...........................................................................................44 5.1.2 Jenis Kelamin ..............................................................................45 5.1.3 Pendidikan...................................................................................45 5.1.4 Masa Kerja .................................................................................46 5.1.5 Pengetahuan ................................................................................47 5.1.6 Sikap ...........................................................................................48 5.1.7 Kepatuhan Standar Operasional Prosedur...................................49 5.2. Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Standar Operasional Prosedur (SOP) di Puskesmas kota Pekanbaru ..................................50 5.3. Hubungan Sikap dengan Kepatuhan Standar Operasional Prosedur (SOP) di Puskesmas kota Pekanbaru ..................................52 5.4. Keterbatasan Penelitian.....................................................................53 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan ...................................................................................54 6.2. Saran ..............................................................................................55 DAFTAR PUSTAKA
Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur (Sop) Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
DAFTAR TABEL Nomor
Judul
4.1
Distribusi Frekuensi Petugas Laboratorium di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008
4.2
Distribusi Frekuensi Karakeristik Responden di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008
4.3
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengetahuan, Sikap dan Kepatuhan di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008
4.4
Hubungan Karakteristik Umur dengan Kepatuhan Standar Operasiomal Prosedur Laboratorium di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008 Hubungan Karakteristik Jenis Kelamin dengan Kepatuhan Standar Operasional Prosedur Laboratorium di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008
4.5
4.6
Hubungan Karakteristik Pendidikan dengan Kepatuhan Standar Operasional Prosedur Laboratorium di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008
4.7
Hubungan Masa Kerja dengan Kepatuhan Standar Operasional Prosedur Laboratorium di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008 Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Standar Operasional Prosedur Laboratorium di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008 Hubungan Sikap dengan Kepatuhan Standar Operasional Prosedur Laboratorium di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008 Hasil Analisis Multivariat Regresi Logistik Antara Variabel dengan Kepatuahan Menerapkan Standar Prosedur Laboratorium di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008
4.8 4.9 4.10
4.11
Halaman
Hasil Analisis Multivariat Regresi Laogistik Antara Variabel Sikap dengan Kepatuahan Menerapkan Standar Prosedur Laboratorium di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008
Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur (Sop) Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Judul
1.
Jadwal Pelaksanaan Penelitian
2.
Kuesioner Penelitian
3.
Hasil Univariat dan Variabel Independen dan Dependent
4.
Hasil Bivariat dengan Uji Chi Square
5. 6.
Hasil Multivariat dengan Uji Regresi Hubungan Pengetahuan dan Sikap Master Data Penelitian
7.
Surat Permohonan Izin Penelitian
8.
Surat Keterangan Pelaksanaan penelitian
Halaman
Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur (Sop) Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
BAB 1 PENDAHULUAN
1. 1. Latar Belakang Tujuan Pembangunan Kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010 adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal, yang ditandai dengan penduduknya yang hidup dengan perilaku hidup sehat dan dalam lingkungan yang sehat, memiliki kemampuan menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta kesehatan yang optimal di seluruh wilayah Republik Indonesia (Depkes RI, 2001). Untuk mewujudkan tujuan pembangunan kesehatan salah satunya dengan melaksanakan upaya pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas yang memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau. Ini sesuai dengan misi Puskesmas yang antara lain yaitu memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau. Puskesmas harus selalu berupaya untuk menjaga agar cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan dapat ditingkatkan. Indikator keberhasilan misi pelayanan kesehatan di Puskesmas adalah minimal mencakup seluruh indikator cakupan program pokok Puskesmas dan kualitas layanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau, yang antara lain adalah kegiatan pelayanan laboratorium sederhana di Puskesmas (Trihono, 2002).
Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur (Sop) Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
Kualitas pelayanan kesehatan khususnya di Puskesmas sangat dipengaruhi oleh petugas kesehatan Puskesmas itu sendiri. Petugas kesehatan yang diharapkan sekarang dan masa depan adalah dapat memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu yang memuaskan pemakai jasa pelayanan serta diselenggarakan sesuai dengan standar dan etika pelayanan profesi. Di samping itu petugas kesehatan Puskesmas khususnya petugas laboratorium selain dapat memberikan pelayanan yang baik dan bermutu, dalam menjalankan tugas atau pekerjaannya melayani pasien dituntut untuk dapat melindungi diri dari bahaya-bahaya potensial resiko terpajan dan terinfeksi (tertular) dari pasien dan dari tempat kerja (Depkes RI, 2000). Untuk mendukung petugas kesehatan Puskesmas yang menjaga mutu dan pelayanan yang berkualitas khususnya pelayanan di laboratorium sederhana Puskesmas guna mempermudah petugas laboratorium Puskesmas tentang pemahaman dan cara pemeriksaan yang meliputi pemeriksaan-pemeriksaan sederhana sesuai dengan kebutuhan dan kondisi Puskesmas saat ini, maka dari itu petugas laboratorium memerlukan suatu pedoman atau petunjuk pemeriksaan laboratorium Puskesmas yang disebut dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) laboratorium atau standar kesehatan dan keselamatan kerja di Puskesmas (Depkes RI, 2001). Standar Operasional Prosedur (SOP) laboratorium Puskesmas adalah suatu pedoman tertulis, suatu patokan pencapaian tingkat, suatu pernyataan tertulis tentang harapan yang yang spesifik atau sebagai model untuk ditiru yang dibakukan. Standar Operasional Prosedur (SOP) meliputi peraturan-peraturan dalam mengaplikasi proses-proses dan hasilnya sesuai dengan ketentuan yang diharapkan. Selain itu SOP Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur (Sop) Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
juga dapat memudahkan petugas laboratorium Puskesmas dalam melaksanakan tugasnya dalam memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan bermutu (Mulyana, dkk, 2003). Menurut Notoatmodjo (2007), sebelum seseorang mengadopsi perilaku (berperilaku baru) ia harus tahu terlebih dahulu apa arti atau manfaat perilaku tersebut bagi dirinya. Apabila penerimaan perilaku baru didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan bersifat lebih langgeng (long lasting). Keadaan ini juga sama halnya dengan petugas laboratorium, sebelum berperilaku, melakukan aktivitas atau menerapkan standar operasional prosedur (SOP) laboratorium, petugas tersebut harus memiliki pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif tentang SOP labotaorium itu. Selain itu perilaku yaitu pengetahuan dan sikap positif juga berfungsi sebagai defence mechanism atau sebagai pertahanan diri dalam menghadapi lingkungannya. Artinya,
dengan
perilakunya,
dengan
tindakan-tindakannya,
manusia
dapat
melindungi diri terhadap ancaman-ancaman yang datang dari luar. Misalnya seseorang dapat mencegah atau menghindari penyakit, karena penyakit merupakan ancaman bagi dirinya (Notoatmodjo, 2007). Standar Operasional Prosedur (SOP) laboratorium juga merupakan bagian dari upaya pengendalian infeksi. Seperti yang dikemukakan Saifuddin, dkk (2002) bahwa salah satu upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan adalah dengan memprioritaskan pengendalian infeksi. Petugas kesehatan yang bekerja di lingkungan sarana pelayanan kesehatan antara lain adalah Puskesmas beresiko terhadap Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur (Sop) Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
penularan penyakit bila tidak mengindahkan petunjuk atau panduan kerja yang benar dalam pengendalian infeksi. Untuk itu petugas kesehatan harus selalu waspada, memiliki kesadaran dan kepatuhan dalam menerapkan Standar Operasional Prosedur kerja pengendalian infeksi. Hal ini sejalan dengan Kewaspadaan Universal (KU) atau Universal Precautions yaitu suatu pedoman yang ditetapkan Centers for Disease Control (CDC) pada tahun 1987 yang bertujuan mencegah penyebaran berbagai penyakit yang ditularkan melalui darah dan cairan tubuh lainnya di lingkungan sarana pelayanan kesehatan. Kewaspadaan Universal (Universal Precautions) di lingkungan sarana pelayanan kesehatan yang terkait dengan perlindungan atau pengamanan petugas kesehatan terhadap penularan penyakit dalam memberikan pelayanan kesehatan pada pasien. Dalam memberikan pelayanan pada pasien menurut Djauzi dan Djoerban (2002)
seperti
yang
dikutip
Soeroso
(2003)
pada
tahun
2000,
di
RS
Ciptomangunkusumo terjadi 9 kasus kecelakaan kerja yang beresiko terpajan HIV pada 7 perawat, 1 dokter dan 1 petugas laboratorium. Enam orang mendapat profilaksis obat antiretroviral dan 3 orang yang menjalani tes HIV pada 3 dan 6 bulan pascapajanan menunjukkan hasil yang negatif. Angka kejadian tertular setelah kecelakaan kerja (luka tusuk jarum) pada petugas kesehatan yang melayani pasien HIV/AIDS adalah 3 per 1000 kejadian, namun pada petugas kesehatan yang mendapat kecelakaan kerja telah menyebabkan tekanan jiwa dan kekhawatiran yang mendalam. Kasus luka tertusuk jarum (NSI) tersebut harus segera dilaporkan kepada pimpinan sarana pelayanan kesehatan Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur (Sop) Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
tersebut dan dilakukan pencegahan setelah terpajan (postexposure prophylaxis) berupa pemeriksaan test HIV yakni 3 bulan dan 6 bulan setelah terpajan serta pemberian obat antiretroviral. Kemungkinan penularan akibat bloodborne viruses yang terbesar 30-40% terjadi apabila NSI dialami oleh petugas kesehatan yang menangani penderita Hepatitis B dengan pertanda virus Hepatitis B envelope Antigen (HBeAg) positif (Soeroso, 2003). Berdasarkan observasi yang penulis lakukan pada tanggal 1 Maret sampai dengan 6 Maret 2008 di Puskesmas Kota Pekanbaru, pemeriksaan yang terbanyak dilakukan di laboratorium Puskesmas adalah pemeriksaan gula darah dan yang kedua terbanyak adalah pemeriksaan sputum untuk mengetahui adanya basil penyakit Tuberculosis. Pada saat itu penulis menemukan petugas laboratorium masih kurang patuh menerapkan Standar Operasional Prosedur (SOP) laboratorium dengan benar yang berkaitan dengan keselamatan dan keamanan kerja di laboratorium Puskesmas. Misalnya tidak menggunakan alat pelindung diri (APD) seperti tidak menggunakan sarung tangan pada saat pemeriksaan darah pasien dan tidak menggunakan masker pada saat pemeriksaan dahak. Di samping itu juga ketidaktepatan dalam melakukan prosedur tindakan misalnya memipet dengan menggunakan mulut dan tidak melakukan dekontaminasi alat dan tempat kerja yang benar. Keadaan ini beresiko atau berpotensi menimbulkan bahaya bagi petugas laboratorium Puskesmas. Pada saat melakukan observasi diperoleh informasi dari petugas Puskesmas, bahwa ada petugas laboratorium tertular penyakit dua orang, yakni satu orang Tuberkulosis paru dan satu orang lagi menderita penyakit Hepatitis. Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur (Sop) Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
Dalam pelaksanaan penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) laboratorium Puskesmas terdapat beberapa kelemahan sehingga SOP belum dilaksanakan sepenuhnya, hal ini mungkin disebabkan oleh faktor perilaku petugas laboratorium meliputi pengetahuan dan sikap masih kurang. Di samping hal itu, tidak adanya pengawasan dari pimpinan dan instansi terkait sehingga petugas laboratorium tidak patuh dalam menerapkan Standar Operasional Prosedur, tidak adanya sanksi terhadap petugas laboratorium yang tidak menerapkan Standar Operasinal Prosedur dan masih ada petugas laboratorium yang belum mendapat pelatihan tentang pelaksanaan SOP laboratorium dan upaya pengendalian infeksi. Dari fenomena di tas, penulis ingin melakukan penelitian dengan judul; Hubungan Pengetahuan dan Sikap Petugas Laboratorium terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur (SOP) di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008.
1. 2. Perumusan Masalah Petugas pelayanan kesehatan di laboratorium Puskesmas belum sepenuhnya menerapkan standar operasional prosedur (SOP), misalnya tidak menggunakan alat pelindung diri (APD) berupa sarung tangan dan masker pada saat melakukan pemeriksaan specimen di laboratorium. Keadaan ini dapat beresiko terpapar pada penyebab
infeksi
(mikroorganisme)
yang
secara
potensial
membahayakan
keselamatan petugas laboratorium. Permasalahan diatas kemungkinan disebabkan oleh kurangnya kesadaran terhadap prosedur pencegahan infeksi dan penyakit akibat Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur (Sop) Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
kerja. Dari masalah tersebut dapat dirumuskan masalahnya sebagai berikut: Bagaimanakah hubungan pengetahuan dan sikap petugas laboratorium terhadap kepatuhan menerapkan Standar Operasional Prosedur (SOP) di Puskesmas Kota Pekanbaru tahun 2008?
1. 3. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap petugas laboratorium terhadap kepatuhan menerapkan Standar Operasional Prosedur (SOP) di Puskesmas Kota Pekanbaru.
1.4. Hipotesa 1.4.1 Ho : Tidak ada hubungan antara pengetahuan dan sikap petugas laboratorium terhadap kepatuhan menerapkan Standar Operasional Prosedur (SOP) di Puskesmas Kota Pekanbaru. 1.4.2. Ha : Ada Hubungan antara pengetahuan dan sikap petugas laboratorium terhadap kepatuhan menerapkan Standar Operasional Prosedur (SOP) di Puskesmas Kota Pekanbaru.
1. 5. Manfaat Penelitian 1.5.1. Memberi masukan bagi pengambil keputusan tentang pengetahuan dan sikap petugas laboratorium terhadap kepatuhan menerapkan Standar Operasional Prosedur (SOP), sebagai bahan pertimbangan dalam membina dan Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur (Sop) Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
mengembangkan manajemen pelayanan kesehatan khususnya di Puskesmas Kota Pekanbaru. 1.5.2. Sebagai masukan pada petugas laboratorium Puskesmas untuk meningkatkan kesadaran dan kepatuhan dalam menerapkan Standar Operasional Prosedur (SOP) di Puskesmas Kota Pekanbaru. 1.5.3. Untuk menambah pengetahuan penulis dan dapat dimanfaatkan sebagi referensi ilmiah untuk pengembangan ilmu khususnya tentang keselamatan dan kesehatan kerja (K3) petugas kesehatan Puskesmas. 1.5.4. Bagi peneliti lain sebagai bahan perbandingan dalam melakukan penelitian yang terkait dengan hubungan pengetahuan dan sikap petugas laboratorium terhadap menerapkan Standar Operasional Prosedur (SOP) di Puskesmas Kota Pekanbaru.
Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur (Sop) Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebahagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang. Pengetahuan diperoleh dari pengalaman diri sendiri atau pengalaman orang lain. Kegiatan, aktivitas dan kepatuhan seseorang ditentukan oleh pengetahuan. Sebelum seseorang berperilaku baru atau kegiatan dan aktivitas ia harus tahu terlebih dahulu atau seseorang harus memiliki pengetahuan terlebih dahulu. Penerimaan perilaku baru ini didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng (long lasting). Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan, kesadaran maka tidak akan berlangsung lama (Notoatmodjo, 2007). Pengetahuan sebagai terjemahan dari kata knowledge dalam taksonomi Bloom (1908) seperti yang dikutip oleh Sudjana (2006) menjelaskan bahwa pengetahuan sebagai suatu ingatan dan hafalan terhadap materi yang dipelajari seperti rumus,
Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur (Sop) Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
batasan, definisi, pasal dalam undang-undang dan sebagainya memang perlu dihafal dan diingat agar dapat dikuasai sebagai pengetahuan. 2.1.1. Tingkat Pengetahuan di dalam Domain Kognitif Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan yaitu (Notoatmodjo, 2007). 1) Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat sesuatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa
yang
dipelajari
antara
lain
menyebutkan,
menguraikan,
mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya. 2) Memahami (comprehension) Suatu kemauan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan atau meringkas tentang sesuatu, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang dipelajarinya.
Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur (Sop) Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
3) Aplikasi (aplication) Kemampuan untuk menggunakan materi yang dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya) atau menafsirkan suatu bahan yang sudah dipelajari ke dalam situasi baru atau situasi kongkret. Aplikasi ini dapat diartikan sebagai aplikasi atau menggunakan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi lain. Misalnya dapat menggunakan rumus statistik dalam perhitungan-perhitungan hasil penelitian dan dapat menggunakan prinsip-prinsip siklus pemecahan masalah (problem solving cyclel) di dalam pemecahan masalah kesehatan dari kasus yang diberikan. 4) Analisis (analysis) Suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain atau suatu bagian-bagian sehingga susunannya dapat dimengerti. Kemampuan ini meliputi mengenal bagianbagian, hubungan antar bagian serta prinsip yang digunakan dalam organisasi atau susunan materi pelajaran. Misalnya kemampuan untuk menggunakan kata kerja; dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya. 5) Sintesis (synthesis) Suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru, seperti merumuskan tema, Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur (Sop) Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
rencana atau melihat hubungan abstrak dari berbagai informasi/fakta. Kemampuan ini seperti kemampuan merumuskan suatu pola atau struktur baru (formulasi baru) berdasarkan informasi, fakta atau formulasi yang ada.
Misalnya
dapat
menyusun,
merencanakan,
meringkaskan,
menyesuaikan dan sebagainya terhadap suatu teori. 6) Evaluasi (evaluation) Kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Kemampuan menggunakan pengetahuan untuk membuat penilaian terhadap sesuatu berdasarkan kriteria tertentu yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang yang telah ada. Misalnya, dapat membandingkan antara anak yang cukup gizi dengan anak yang kekurangan gizi, dapat menanggapi terjadinya diare di suatu tempat, dapat menapsirkan sebab mengapa ibu-ibu tidak mau ikut KB dan sebagainya. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau dengan angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin diketahui atau diukur dapat disesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di atas.
2.2. Sikap (attitude) Sikap adalah suatu cara bereaksi terhadap suatu perangsang. Suatu kecenderungan untuk bereaksi dengan cara tertentu terhadap suatu perangsang atau situasi yang dihadapi. Sikap merupakan suatu perbuatan atau tingkah laku sebagai Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur (Sop) Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
reaksi (respons) terhadap sesuatu rangsangan atau stimulus, yang disertai dengan pendirian dan perasaan orang itu. Tiap orang mempunyai sikap yang berbeda-beda terhadap suatu perangsang. Ini disebabkan oleh berbagai faktor yang ada pada individu masing-masing seperti adanya perbedaan dalam bakat, minat, pengalaman, pengetahuan, intensitas perasaan dan juga situasi lingkungan. Demikian pula sikap pada diri seseorang terhadap sesuatu perangsang yang sama mungkin juga tidak selalu sama. Bagaimana sikap kita terhadap berbagai hal di dalam hidup kita, adalah termasuk ke dalam kepribadian kita. Di dalam kehidupan manusia, sikap selalu mengalami perubahan dan perkembangan (Purwanto, 2003). Menurut Bogardus, et al (1931) dikutip oleh Azwar (1995) menyatakan bahwa sikap merupakan suatu kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara tertentu. Dapat dikatakan bahwa kesiapan yang dimaksud merupakan kecenderungan potensial untuk bereaksi dengan cara tertentu apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya respons. 2.2.1. Komponen Pokok Sikap Menurut Allport (1954) yang dikutip oleh Notoatmodjo (2007) bahwa sikap itu mempunyai 3 komponen pokok, yaitu: 1. Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek. 2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek. 3. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave). Ketika komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan dan Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur (Sop) Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
emosi memegang peranan penting. Pengetahuan akan membawa seseorang akan berpikir dan berusaha supaya dirinya dan keluarga terhindar dari penyakit. Dalam berpikir ini komponen emosi dan keyakinan ikut bekerja sehingga seseorang berniat untuk mencegah terjadinya penyakit, misalnya dengan melakukan immunisasi, kebersihan perorangan dan kebersihan lingkungan. 2.2.2. Tingkatan Sikap Menurut Sudjana (2006) ada beberapa jenis kategori atau tingkatan sikap. Kategorinya dimulai dari tingkat dasar atau sederhana sampai tingkat yang kompleks, yaitu: a. Reciving/attending (menerima) kepekaan dalam menerima rangsangan (stimulus) yang datang dari luar. Dalam tingkatan ini termasuk kesadaran, keinginan untuk menerima stimulus, kontrol dan seleksi gejala rangsangan dari luar. b. Responding (merespon) atau jawaban, yakni reaksi yang diberikan oleh seseorang terhadap stimulus yang datang dari luar. Hal ini mencakup ketepatan reaksi perasaan, kepuasan dalam menjawab stimulus dari luar yang datang kepada dirinya. c. Valuing (penilaian) berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau stimulus tadi. Dalam penilaian (evaluasi) ini termasuk di dalamnya kesediaan menerima nilai, latar belakang atau pengalaman untuk menerima nilai dan kesepakatan terhadap nilai tersebut.
Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur (Sop) Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
d. Organisasi, yakni pengembangan dari nilai ke dalam suatu sistem organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain, pemantapan dan prioritas nilai yang telah dimilikinya. Yang termasuk ke dalam organisasi ialah konsep tentang nilai, organisasi sistem nilai, dll. e. Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yakni keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang dipengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. Ke dalam ini termasuk keseluruhan nilai dan karakteristiknya. Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat atau pernyataan responden terhadap suatu objek (Notoatmodjo, 2007). 2.2.3
Praktek atau Tindakan Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behaviour).
Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas. Di samping, juga diperlukan faktor dukungan (support) dari pihak lain.
2.3. Standar Operasional Prosedur (SOP) 2.3.1. Pengertian SOP Menurut Mulyana dkk (2003) memberikan pengertian standar operasional prosedur (SOP) adalah suatu standar/pedoman tertulis yang dipergunakan untuk mendorong dan menggerakkan suatu kelompok untuk mencapai tujuan organisasi. Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur (Sop) Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
Dan selanjutnya menurut Depkes RI (1995) Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah suatu protap yang merupakan tata atau tahapan yang harus dilalui dalam suatu proses kerja tertentu, yang dapat diterima oleh seorang yang berwenang atau yang bertanggung jawab untuk mempertahankan tingkat penampilan atau kondisi tertentu sehingga sesuatu kegiatan dapat diselesaikan secara efektif dan efisien. 2.3.2. Tujuan SOP 1. Agar petugas menjaga konsistensi dan tingkat kinerja petugas atau tim dalam organisasi atau unit. 2. Agar mengetahui dengan jelas peran dan fungsi tiap-tiap posisi dalam organisasi. 3. Memperjelas alur tugas, wewenang dan tanggung jawab dari petugas terkait. 4. Melindungi organisasi dan staf dari malpraktek atau kesalahan administrasi lainnya. 5. Untuk
menghindari
kegagalan/kesalahan,
keraguan,
duplikasi
dan
inefisiensi. 2.3.3. Fungsi SOP 1. Memperlancar tugas petugas atau tim. 2. Sebagai dasar hukum bila terjadi penyimpangan. 3. Mengetahui dengan jelas hambatan-hambatannya dan mudah dilacak. 4. Mengarahkan petugas untuk sama-sama disiplin dalam bekerja. 5. Sebagai pedoman dalam melaksanakan tugas rutin. Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur (Sop) Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
2.3.4. Prinsip-pinsip SOP 1. Harus ada pada setiap kegiatan pelayanan. 2. Bisa berubah sesuai dengan perubahan standar profesi atau perkembangan iptek serta peraturan yang berlaku. 3. Memuat segala indikasi dan syarat-syarat yang harus dipenuhi pada setiap upaya. 4. Harus didokumentasikan. 2.3.5. Standar Pelayanan Laboratorium di Puskesmas 2.3.5.1.Standar Operasional Prosedur Laboratorium (Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja) di Laboratorium Puskesmas (Depkes RI, 2002) 2.3.5.2.Pengertian Memuat pedoman tentang pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja di laboratorium secara baik dan benar sesuai pedoman demi terciptanya kesehatan dan keselamatan petugas maupun lingkungan kerja. 2.3.5.3.Prosedur a. Pakailah jas laboratorium saat berada dalam ruang pemeriksaan atau di ruang laboratorium. Tinggalkan jas laboratorium di ruang laboratorium setelah selesai bekerja. b. Cuci tangan sebelum pemeriksaan. c. Menggunakan alat pelindung diri (masker, sarung tangan, kaca mata dan sepatu tertutup).
Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur (Sop) Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
d. Semua specimen harus dianggap infeksius (sumber penular), oleh karena itu harus ditangani dengan sangat hati-hati. e. Semua bahan kimia harus dianggap berbahaya, oleh karena itu harus ditangani dengan hati-hati. f. Tidak makan, minum dan merokok di dalam laboratorium. g. Tidak menyentuh mulut dan mata pada saat sedang bekerja. h. Tidak diperbolehkan menyimpan makanan di dalam lemari pendingin yang digunakan untuk menyimpan bahan-bahan klinik atau riset. i. Tidak diperbolehkan melakukan pengisapan pipet melalui mulut gunakan peralatan mekanik (seperti penghisap karet) atau pipet otomatis. j. Tidak membuka sentrifuge sewaktu masih berputar. k. Menutup ujung tabung penggumpal darah dengan kertas atau kain, atau jauhkan dari muka sewaktu membuka. l. Bersihkan semua peralatan bekas pakai dengan desinfektans larutan klorin 0,5 % dengan cara merendam selama 20-30 menit. m. Bersihkan permukaan tempat bekerja atau meja kerja setiap kali selesai bekerja dengan menggunakan larutan klorin 0,5 %. n. Pakai sarung tangan rumah tangga sewaktu membersihkan alat-alat laboratorium dari bahan gelas. o. Gunakan tempat antitembus dan antibocor untuk menempatkan bahan-bahan yang tajam.
Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur (Sop) Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
p. Letakkan bahan-bahan limbah infeksi di dalam kantong plastik atau wadah dengan penutup yang tepat. q. Cuci tangan dengan sabun dan beri desinfektan setiap kali selesai bekerja.
2.4. Infeksi yang didapat di Laboratorium 2.4.1. Pengertian Infeksi yang Didapat di Laboratorium Infeksi yang didapat di laboratorium adalah infeksi nosokomial akibat kegiatan staf laboratorium tanpa memperkirakan bagaimana kejadiannya. 2.4.2. Jenis Paparan Akibat Infeksi yang didapat di Laboratorium Infeksi organisme pathogen dapat terjadi melalui beberapa cara. Yang paling sering adalah: 1. Inhalasi. Pada saat melakukan pencampuran, penggilingan atau penghalusan bahan-bahan infeksius atau pada saat membakar kawat loop pemindah dapat membentuk percikan halus yang dapat terhirup oleh petugas yang tidak menggunakan pelindung. 2. Tertelan Para petugas laboratorium dapat terpapar melalui: a. Gerakan yang tidak disadari dari tangan ke mulut. b. Memasukkan bahan-bahan yang telah terkontaminasi (pensil) atau jari tangan ke mulut. c. Makan, minum atau merokok di dalam laboratorium atau tidak melakukan upaya kebersihan tangan yang betul (tidak mencuci tangan Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur (Sop) Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
atau tidak menggunakan penggosok tangan dengan bahan dasar alkohol sebelum dan sesudah makan). d. Menggunakan pipet (13% angka kejadian infeksi yang didapat di laboratorium terjadi karena melakukan pipet melalui mulut). 3. Luka akibat tusukan. Cedera akibat kecelakaan dengan benda-benda tajam (jarum, pisau bedah dan bahan-bahan pecah belah yang telah terkontaminasi) merupakan penyebab utama infeksi yang didapat di laboratorium. 4. Kontaminasi pada kulit dan selaput lendir. Cipratan dan percikan dari cairan yang terkontaminasi pada kulit, selaput lendir mulut, rongga hidung dan konjungtiva mata dan gerakan tangan ke muka dapat mengakibatkan terjadinya transmisi organisme pathogen (Tietjen, 2004). 2.4.3. Pengambilan Darah (Flebotomi) Centers for Disease Control (CDC) menyatakan bahwa flebotomi merupakan prosedur yang beresiko paling tinggi, karena jarum paling sering digunakan adalah ukuran besar (8-22 gauge) dan jumlah darah tertinggal di dalam jarum sesudah pemakaian. Pada laporan 1999 (EPINet), 21% dari 1.993 perlukaan tajam yang dilaporkan di Amerika Serikat berhubungan dengan flebotomi. Lebih dari 80% perlukaan jarum terjadi sewaktu mengambil darah vena, menggunakan jarum vakum, jarum sekali pakai dan jarum butterfly. Pada flebotomi yakinkan bahwa: pakai sarung tangan, cari bantuan bila pasien tidak bekerjasama dan untuk menangani anak-anak (Tietjen, 2004). Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur (Sop) Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
2.5. Alat Pelindung Diri Alat pelindung diri (APD), telah digunakan bertahun-tahun lamanya untuk melindungi pasien dari mikroorganisme yang terdapat pada petugas yang bekerja pada suatu tempat perawatan kesehatan. Akhir-akhir ini dengan timbulnya AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome), HBV (Hepatitis B Virus), HCV(Hepatitis C Virus) dan munculnya kembali tuberculosis di banyak negara, penggunaan APD menjadi sangat penting untuk melindungi petugas (Tietjen, 2004). 2.4.1. Jenis Alat Pelindung Diri yang Dipakai di Laboratorium Alat Pelindung Diri (APD) meliputi sarung tangan, masker, pelindung mata, gaun, kap, apron dan alas kaki. Alat Pelindung Diri yang sangat efektif terbuat dari kain yang diolah atau bahan sintetis yang dapat menahan air, darah dan cairan lain untuk menembusnya (Tietjen, 2004). a. Sarung tangan Alat ini merupakan pembatas fisik terpenting untuk mencegah penyebaran infeksi, tetapi harus diganti setiap kontak dengan satu pasien ke pasien lainnya untuk mencegah kontaminasi silang. Sarung tangan harus dipakai kalau menangani darah, duh tubuh, sekresi dan ekskresi (kecuali keringat). Petugas kesehatan menggunakan sarung tangan untuk tiga alasan, yaitu: 1)
Mengurangi resiko petugas kesehatan terkena infeksi dari pasien.
2)
Mencegah penularan flora kulit petugas kepada pasien.
3)
Mengurangi kontaminasi tangan petugas kesehatan dengan mikro organisme yang dapat berpindah dari satu pasien ke pasien lain.
Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur (Sop) Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
b. Masker Masker dipakai untuk menahan cipratan yang keluar dari sewaktu petugas kesehatan atau petugas bedah bicara, batuk, bersin dan juga mencegah cipratan darah atau cairan tubuh yang terkontaminasi masuk ke dalam hidung atau mulut petugas kesehatan. c. Pelindung mata Pelindung mata melindungi petugas kesehatan dari cipratan darah atau cairan tubuh lainnya yang terkontaminasi dengan pelindung mata. d. Gaun penutup Pemakaian utama dari gaun penutup adalah untuk melindungi pakaian petugas pelayanan kesehatan. Gaun penutup diperlukan sewaktu melakukan tindakan, bila baju tidak ingin kotor. e. Kap (penutup rambut) Dipakai untuk menutup rambut dan kepala, tujuan utamanya adalah melindungi pemakainya dari semprotan dan cipratan darah dan cairan tubuh lainnya. f. Apron Apron dibuat dari karet atau plastik sebagai suatu pembatas air di bagian depan dari tubuh petugas kesehatan. Apron harus dipakai kalau sedang membersihkan atau melakukan tindakan dimana darah atau cairan tubuh diantisipasi akan tumpah.
Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur (Sop) Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
g. Alas kaki Alas kaki dipakai untuk melindungi kaki dari perlukaan oleh benda tajam atau dari cairan yang jatuh atau menetes ke kaki. Sepatu bot dari karet atau kulit lebih melindungi, tapi harus selalu bersih dan bebas dari kontaminasi darah atau cairan tubuh lainnya
2.6.
Kerangka Konsep
Variabel Independen -
Pengetahuan Sikap
Karakteristik - Umur - Jenis kelamin - Pendidikan - Masa kerja
Variabel Dependen
Kepatuhan menerapkan Standar Operasional Prosedur (SOP) Laboratorium Puskesmas
Gambar 1. Kerangka Konsep Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur (SOP) Laboratorium di Puskesmas Kota Pekanbaru
Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur (Sop) Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian observational yang bersifat deskriptif Analitik dengan metode cross sectional study. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan bertujuan untuk mengetahui korelasi antara variabel bebas yaitu pengetahuan dan sikap petugas laboratorium dengan variabel terikat yaitu kepatuhan menerapkan standar operational prosedur (SOP) di puskesmas kota Pekanbaru.
3.2. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi penelitian Penelitian ini dilaksanakan di seluruh Puskesmas wilayah kota Pekanbaru. 3.2.2. Waktu penelitian Pelaksanaan penelitian ini mulai bulan Januari sampai dengan Agustus 2008.
3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi Seluruh petugas laboratorium Puskesmas kota Pekanbaru, berjumlah 25 orang dari 17 Puskesmas.
Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur (Sop) Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
3.3.2.Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi (total sampling) yaitu berjumlah 25 orang, dengan subjek penelitian 1 dan 2 orang disetiap Puskesmas.
3.4. Metoda Pengumpulan data Dalam penelitian ini jenis data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara, observasi dengan menggunakan kuesioner-kuesioner yang dipersiapkan, sedangkan data sekunder yang diperoleh dan dikumpulkan dari Puskesmas, Dinas kesehatan kota Pekanbaru, yang berkaitan dengan permasalahan penelitian ini.
3.5. Variabel dan Definisi Operasional 3.5.1. Variabel penelitian a. Variabel Independen (variable bebas) adalah pengetahuan, sikap dan karakteristik petugas laboratorium Puskesmas. b. Variabel Dependen (variabel terikat) adalah kepatuhan menerapkan standar operational prosedur (SOP) di Puskesmas kota Pekanbaru 3.5.2. Definisi Operational a. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh petugas laboratorium tentang pedoman pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja di laboratorium untuk terciptanya kesehatan dan keselamatan petugas maupun lingkungan kerja di laboratorium Puskesmas. Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur (Sop) Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
b. Sikap adalah reaksi atau respon petugas laboratorium mengenai standar operasional prosedur (SOP) laboratorium Puskesmas. c. Petugas laboratorium Puskesmas yaitu petugas kesehatan Puskesmas yang bekerja di laboratorium Puskesmas. d. Kepatuhan adalah patuh dalam mengerjakan sesuatu yang menjadi tugas dan kewajibannya di laboratorium Puskesmas. e. Standar Operasional Prosedur (SOP) laboratorium Puskesmas adalah suatu standar atau pedoman yang menjadi acuan dalam memberikan pelayanan kesehatan di laboratorium Puskesmas. f. Umur adalah Usia petugas laboratorium yang dihitung dalam tahun sejak tahun kelahiran sampai dengan tahun pada waktu penelitian. Cara dan alat ukur umur responden yaitu dengan wawancara (kuesioner) dengan skala nominal. g. Jenis kelamin petugas laboratorium adalah pria dan wanita h. Pendidikan adalah tingkat pendidikan formal terakhir yang pernah ditempuh oleh petugas laboratorium. i. Masa kerja adalah lamanya kerja petugas laboratorium sejak mulai bekerja di Puskesmas kota Pekanbaru sampai saat penelitian dilakukan.
Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur (Sop) Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
3.6. Metode Pengukuran 3.6.1. Pengetahuan Untuk mengukur tingkat pengetahuan diukur dengan menggunakan kuesioner. Penilaian pengetahuan melihat kemungkinan responden dapat menjawab atau tidak, yang dikategorikan sebagai berikut : a. Kategori Baik jika nilai 76-100 % b. Kategori Cukup jika nilai 56-75 % c. Kategori Kurang jika nilai < 56 % (Suharsimi Arikunto, 1998 : 246). Jumlah pertanyaan untuk mengukur tingkat pengetahuan ada 15 pertanyaan dengan total skor 15. Jawaban yang benar diberi skor (1) dan jawaban yang salah diberi nilai nol (0). Berdasarkan total skor dari 15 pertanyaan yang diajukan, maka tingkat pengetahuan responden dikategorikan dalam 3 kategori : a. Kategori baik jika nilai 76-100 % (12 – 15 pertanyaan) b. Kategori Cukup jika nilai 56-75 % (9-11 pertanyaan) c. Kategori Kurang jika nilai < 56 % (< 8 pertanyaan) 3.6.2. Sikap Untuk mengukur sikap responden digunakan instrumen angket berjumlah 14 pernyataan tertutup yang menggunakan skala ordinal. Skala ordinal dalam angket ini menggunakan skala likert dengan 5 kategori penilaian yaitu Sangat Setuju (SS) ,
Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur (Sop) Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
Setuju (S), Netral/Ragu-Ragu (N), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS). Pernyataan Sikap Favorable (Positif) pilihan jawaban Sangat Setuju (SS) diberi skor 5, Setuju (S) diberi skor 4, Netral (ragu-ragu) skor 3, Tidak setuju (TS) diberi skor 4, Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1 Sedangkan Pernyataan Sikap Unfavorable (Negatif) skor jawaban kebalikannya (Sudarmayanti, 2002). Penilaian kategori sikap ada 2 kategori yaitu sikap positif dan sikap negatif yang diukur berdasarkan nilai tengah (median). Nilai tertinggi adalah 70 dan nilai terendah adalah 14, sehingga nilai tengah (median) untuk pernyataan sikap adalah 42. Penilaian kategori sikap yaitu : a. Sikap Positif : Bila interval nilai yaitu 43-70 b. Sikap Negatif : Bila interval nilai yaitu 14-42 3.6.3. Penerapan standar operational prosedur (SOP) Dengan menggunakan observasi terstruktur menggunakan panduan standar operasional prosedur (SOP). Penilaian terdiri dari Menerapkan (patuh) nilai 1 dan Tidak menerapkan (tidak patuh) nilai 0 ( Suyanto, 2008). Nilai tertinggi adalah 16 dan terendah adalah 0. Berdasarkan total skor dari 16 pertanyaan yang diajukan, maka tingkat kepatuhan dalam menerapkan Standar Operasional Prosedur (SOP) responden dikategorikan dalam 2 kategori : -
Menerapkan (patuh) apabila responden melakukan > 60-100% (dari keseluruhan observasi tindakan Standar Operasional Prosedur laboratorium) yaitu interval 9-16 tindakan.
Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur (Sop) Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
-
Tidak patuh (tidak menerapkan) apabila responden melakukan < 50% dari keseluruhan observasi tindakan Standar Operasional Prosedur laboratorium yaitu interval 0-8.
3.7. Metode Analisa Data 3.7.1 Analisa Univariat Analisa univariat dilakukan untuk mendapatkan data tentang distribusi frekuensi dari masing-masing variabel, kemudian data ini disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Pada penelitian ini analisa data dengan statistik univariat akan digunakan untuk menganalisa : a. Pengetahuan Petugas Laboratorium tentang Standar Operasional Prosedur (SOP). b. Sikap Petugas Laboratorium Puskesmas dalam penerapan Standar Operasional Prosedur(SOP). c. Karakteristik responden (umur, pendidikan, jenis kelamin, lama bekerja). 3.7.2. Analisa Bivariat Analisa bivariat adalah analisis statistik yang dapat digunakan dalam mencari hubungan antara pengetahuan dan sikap petugas laboratorium dengan penerapan standar operational prosedur (SOP) di Puskesmas kota Pekanbaru. Analisa ini mempunyai tujuan untuk mencari hubungan antar variabel. Untuk menganalisa data yang telah dikumpulkan digunakan Uji Chi-Square test dengan bantuan SPSS pada Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur (Sop) Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
tingkat kepercayaan 95 % (x= 0,05). Bila p<0,05 maka ada hubungan yang signifikan antara variabel petugas laboratorium dengan penerapan standar operational prosedur (SOP) di Puskesmas kota Pekanbaru tahun 2008. 3.7.3. Analisis Multivariat Analisis multivariat untuk melihat hubungan antara variabel independen dan dependen dengan menggunakan uji regresi logistik yang didapatkan dari uji bivariat dimana variabel yang mempunyai nilai p < 0,25 dapat dijadikan variabel yang berpengaruh terhadap kepatuhan Standar Operasional Prosedur (SOP) laboratorium. Dari uji multivariat ini akan diketahui variabel yang paling dominan pengaruhnya terhadap kepatuhan Standar Operasional Prosedur (SOP). Analisis ini menggunakan komputer dengan program SPSS for windows.
Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur (Sop) Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Letak Geografis Kota Pekanbaru merupakan merupakan ibukota dari propinsi Riau. Adapun batas-batas wilayah kota Pekanbaru adalah sebagai berikut : 1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Siak 2. Sebelah Selatan berbatasan Kabupaten Kampar 3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Kampar dan Siak 4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Kampar Kota Pekanbaru luas wilayah 6032,26 Km2 yang beriklim tropis dengan musim antara bulan Maret-Agustus dan musim hujan antara bulan SeptemberFebruari. Terletak di garis 101,17-101,343 BT dan 0,25-0,45 Lintang Utara. 4.1.2 Demografi Kota Pekanbaru terdiri dari 12 Kecamatan dan 58 kelurahan. Jumlah puskesmas yang ada di kota Pekanbaru sebanyak 17 buah dengan 7 buah pukesmas sudah dilengkap dengan rawat inap dengan 1 atau 2 orang petugas laboratorium di setiap puskesmas. Adapun puskesmasnya adalah sebagai berikut :
Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur (Sop) Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
Tabel 4.1 Distribusi frekuensi petugas laboratoriumdi Puskesmas kota Pekanbaru Tahun 2008 Puskesmas
Jumlah Laboran
Puskesmas Langsat Puskesmas Melur Puskesmas Rawat Inap Senapelan Puskesmas Rawat Inap Rumbai Puskesmas Rawat Inap Karya Wanita Puskesmas Umban Sari Puskesmas Pekanbaru kota Puskesmas Lima Puluh Puskesmas Sail Puskesmas Rawat Inap Simpang Tiga Puskesmas Rawat Inap Harapan Raya Puskesmas Rejosari Puskesmas Rawat Inap Tenayan Raya Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo Puskesmas Tampan Puskesmas Sidomulyo Puskesmas Garuda
1 2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 1 2 1 2 1 1
Jumlah
25
Sumber : Data dari Dinkes Kota Pekanbaru 2008
4.2. Hasil Penelitian Bab ini menguraikan hasil penelitian yang telah dilakukan di seluruh Puskesmas wilayah kota Pekanbaru dengan tujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap petugas laboratorium dengan kepatuhan dalam menerapkan standar operasional prosedur (SOP).
Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur (Sop) Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
4.2.1 Analisa Univariat Analisa univariat dilakukan untuk memperoleh gambaran pada masing-masing variabel, kemudian didistribusikan dalam tabel frekuensi dan persentase. Tabel 4.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur, jenis kelamin, pendidikan dan masa kerja di Puskesmas kota Pekanbaru Tahun 2008
Variabel Umur 20-35 tahun > 35-50 tahun Jumlah Jenis Kelamin Perempuan Laki -laki Jumlah Pendidikan AAK SMAK Jumlah Masa Kerja 0-10 tahun > 10-20 tahun > 20 tahun Jumlah
Frekuensi
Persentase
10 15
40,0 60,0
25
100
24 1 25
96,0 4,0 100
8 17 25
32,0 68,0 100
16 7 2
64,0 28,0 8,0
25
100
Berdasarkan tabel di atas bahwa mayoritas responden adalah umur 35-50 tahun sebanyak 15 orang (60,0%) dan minoritas dengan umur 20-35 tahun sebanyak 10 orang (40,0%), sebanyak 24 orang (96,0%) perempuan sebanyak 1 orang (4,0%) laki-laki, berpendidikan SMAK sebanyak 17 orang (68,0%) dan AAK sebanyak 8
Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur (Sop) Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
orang (32,0%), masa kerja 0-10 tahun sebanyak 16 orang (64,0%) dan dengan masa kerja > 20 tahun sebanyak 2 orang (8,0%). Tabel 4.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pengetahuan, sikap dan kepatuhan standar operasional prosedur di Puskesmas kota Pekanbaru tahun 2008
Variabel Pengetahuan Baik Cukup Kurang Jumlah Sikap Positf Negatif Jumlah Kepatuhan Patuh Tidak patuh Jumlah
Frekuensi
Persentase
11 12 2 25
44,0 48,0 8,0 100
18 7 25
72,0 28,0 100
17 8 25
68,0 32,0 100
Berdasarkan tabel di atas bahwa mayoritas responden adalah pengetahuan cukup sebanyak 12 orang (48,0%), pengetahuan baik 11 orang (44,0%) dan pengetahuan kurang sebanyak 2 orang (8,0%), sikap positif sebanyak 18 orang (72,0%) dan sikap negatif sebanyak 7 orang (28,0%), patuh dalam menerapkan standar operasional prosedur (SOP) laboratorium sebanyak 17 orang (68,0%) dan tidak patuh menerapkan Standar Operasional Prosedur (SOP) laboratorium sebanyak 8 orang (32,0%).
Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur (Sop) Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
4.2.2 Analisa Bivariat Analisa bivariat dimaksudkan untuk mengetahui hubungan masing-masing variabel independen dan dependen. Pengujian ini menggunakan uji chi-square. Dikatakan ada hubungan yang bermakana secara statistic jika diperoleh nilai p< 0,05. 4.3.1 Hubungan Umur dengan Kepatuhan Standar Operasional Prosedur (SOP) Laboratorium Tabel 4.4 Hubungan umur dengan Kepatuhan Standar Operasional (SOP) laboratorium di Puskesmas kota Pekanbaru Tahun 2008 Umur
Patuh %
n 20-35 tahun > 35-50 tahun Total
TTotal
Kepatuhan SOP
7 41,2 10 58,8 17 68,0
Tidak Patuh n %
N
%
3 5 8
10 15 25
40,0 60,0 100
37,5 62,5 32,0
P Value
0,045
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa umur 20-35 tahun sebanyak 7 orang (41,2%) responden patuh dalam menerapkan standar operasional prosedur, 3 orang (37,5%) tidak patuh dalam menerapkan standar operasional prosedur dan untuk umur > 35-50 tahun sebanyak 10 orang (58,8) patuh dalam menerapkan standar operasional prosedur dan 5 orang (62,5%) responden tidak patuh dalam menerapkan standar operasional prosedur yang ada di Puskesmas kota Pekanbaru. Dari hasil uji dengan menggunakan uji chi square adalah 0,45 nilai ini lebih kecil dari level of significance (α) sebesar 0,05, hal ini menunjukkan bahwa ada
Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur (Sop) Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
pengaruh atau hubungan umur dengan kepatuhan menerapkan standar operasional prosedur laboratorium di puskesmas kota Pekanbaru. 4.3.2
Hubungan Jenis Kelamin dengan Kepatuhan Standar Operasional Prosedur (SOP) Laboratorium di Puskesmas kota Pekanbaru Tahun 2008
Tabel 4.5 Hubungan Jenis Kelamin dengan Kepatuhan Standar Operasional Prosedur laboratorium di Puskesmas kota Pekanbaru Tahun 2008 Jenis kelamin
Patuh %
n Perempuan Laki-laki Total
TTotal
Kepatuhan SOP
16 1 17
94,1 5,9 68,0
P Value
Tidak Patuh n %
N
8 0 8
24 96,0 0,680 1 4,0 25 100
32 0 32,0
%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa perempuan sebanyak 16 orang (94,1%) responden patuh dalam menerapkan standar operasional prosedur, 8 orang (100%) tidak patuh dalam menerapkan standar operasional prosedur, dan laki-laki 1 orang (5,9%) responden patuh dalam menerapkan standar operasional prosedur, yang ada di Puskesmas kota Pekanbaru. Dari hasil uji dengan menggunakan uji chi square adalah 0.680 nilai ini lebih besar dari level of significance (α) sebesar 0,05, hal ini menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh atau hubungan jenis kelamin dengan kepatuhan Standar Operasional Prosedur laboratorium di puskesmas kota Pekanbaru.
Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur (Sop) Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
4.3.3
Hubungan Pendidikan terhadap Kepatuhan Standar Operasional laboratorium di Puskesmas kota di Puskesmas kota Pekanbaru Tahun 2008 Tabel 4.6 Hubungan pendidikan dengan Kepatuhan Standar Operasional Prosedur laboratorium di Puskesmas kota Pekanbaru Tahun 2008 Pendidikan
Patuh %
n AAK SMAK Total
TTotal
Kepatuhan SOP
7 10 17
41,2 58,8 68,0
Tidak Patuh n %
N
1 7 8
8 32,0 17 68,0 25 100
12,5 87,5 32,0
P Value
% 0,014
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa pendidikan AAK sebanyak 7 orang (41,2%) responden patuh dalam menerapkan standar operasional prosedur laboratorium, 1 orang (12,5%) tidak patuh dalam menerapkan standar operasional prosedur dan pendidikan SMAK sebanyak 10 orang (58,8%) patuh dalam menerapkan standar operasional prosedur dan 7 orang (87,5%) tidak patuh dalam menerapkan standar operasional prosedur di puskesmas kota Pekanbaru. Dari hasil uji dengan menggunakan uji chi square adalah 0.014 nilai ini lebih kecil dari level of significance (α) sebesar 0,05, hal ini menunjukkan bahwa hubungan pendidikan dengan kepatuhan Standar Operasional Prosedur laboratorium di puskesmas kota Pekanbaru.
Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur (Sop) Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
4.3.4
Hubungan masa kerja dengan Kepatuhan Standar Operasional Prosedur petugas laboratorium di Puskesmas kota Pekanbaru Tahun 2008 Tabel 4.7 Hubungan masa kerja dengan Kepatuhan Standar Operasional Prosedur laboratorium di Puskesmas kota Pekanbaru Tahun 2008 Masa kerja
0-10 tahun > 10 -20 tahun > 20 tahun Total
TTotal
Kepatuhan SOP
P Value
Patuh n %
Tidak Patuh n %
N
%
10 58,8 5 29,4 2 11,8
6 3 0
75,0 28,6 0
16 7 2
64,0 0,048 28,0 8,0
8
32,0
25
100
17
68,0
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa masa kerja 0-10 tahun sebanyak 10 orang (58,8%) responden patuh dalam menerapkan standar operasional prosedur laboratorium, 6 orang (75,0%) responden tidak patuh dalam menerapkan standar operasional prosedur laboratorium dan masa kerja > 20 tahun 2 orang (11,8%) patuh dalam menerapkan standar operasional prosedur laboratorium. Dari hasil uji dengan menggunakan uji chi square adalah 0.48 nilai ini lebih kecil dari level of significance (α) sebesar 0,05 hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan masa kerja dengan kepatuhan menerapkan standar operasional prosedur laboratorium di puskesmas kota Pekanbaru.
Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur (Sop) Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
4.3.5 Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Standar Operasional Prosedur (SOP) Laboratorium di Puskesmas kota Pekanbaru Tahun 2008 Tabel 4.8 Hubungan Pengetahuan terhadap Kepatuhan Standar Operasional Prosedur (SOP) di Puskesmas kota Pekanbaru Tahun 2008 Pengetahuan
Patuh n % Baik Cukup Kurang Total
TTotal
Kepatuhan SOP
11 6 0 17
64,7 35,3 0 68,0
Tidak Patuh n % 0 6 2 8
0 75,0 25,0 32,0
N
P Value
%
11 44,0 0,004 12 48,0 2 8,0 25 100
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa pengetahuan baik sebanyak 11 orang (64,7%) responden patuh dalam menerapkan Standar Operasional Prosedur laboratorium, pengetahuan cukup sebanyak 6 orang (35,3%) responden patuh dalam menerapkan Standar Operasional Prosedur, pengetahuan cukup sebanyak 6 orang (75,0%) tidak patuh terhadap Standar Operasional Prosedur dan pengetahuan kurang 2 orang (25,0%) responden tidak patuh menerapkan Standar Operasional Prosedur laboratorium. Dari hasil uji dengan menggunakan uji chi square adalah 0.004 nilai ini lebih kecil dari level of significance (α) sebesar 0,05 hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh atau hubungan pengetahuan dengan kepatuhan menerapkan Standar Operasional Prosedur di puskesmas kota Pekanbaru.
Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur (Sop) Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
4.3.6 Hubungan Sikap terhadap Kepatuhan Standar Operasional Prosedur (SOP) di Puskesmas kota Pekanbaru Tahun 2008 Tabel 4.9 Hubungan Sikap terhadap Kepatuhan Standar Operasional Prosedur (SOP) di Puskesmas kota Pekanbaru Tahun 2008 Sikap
Patuh n % Positif Negatif Total
TTotal
Kepatuhan SOP
16 94,1 1 5,9 17 68,0
Tidak Patuh n % 2 6 8
25,0 75,0 32,0
P Value
N
%
18 7 25
72,0 0,001 28,0 100
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa sikap positif sebanyak 16 orang dengan sikap positif (94,1%) responden patuh dalam menerapkan Standar Operasional Prosedur, 2 orang sikap positif (25,0%) responden tidak patuh dalam menerapkan Standar Operasional Prosedur dan sebanyak 6 orang sikap negatif (75,0%) tidak patuh menerapkan Standar Operasional Prosedur di puskesmas kota Pekanbaru. Dari hasil uji dengan menggunakan uji chi square adalah 0.001 nilai ini lebih kecil dari level of significance (α) sebesar 0,05, hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh atau hubungan sikap dengan kepatuhan menerapkan standar operasional prosedur laboratorium di puskesmas kota Pekanbaru.
Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur (Sop) Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
4.2.3 Analisis Multivariat Dalam penelitian ini terdapat 6 sub variabel independen yaitu pengetahuan, sikap, umur, jenis kelamin, pendidikan dan masa kerja. Analisis multivariat bertujuan untuk mendapatkan model yang terbaik dalam menentukan variabel dominan kepatuhan standar operasional prosedur. Dalam pemodelan ini semua variabel dicobakan secara bersama-sama, kemudian variabel yang memiliki nilai p-Value > 0.05 akan dikeluarkan secara berurutan
dimulai dari nailai p-Value terbesar
(backward selection), seperti terlihat pada tabel berikut ini. Tabel 4.10 Hasil analisis Multivariat regresi logistik antara variabel umur, jenis kelamin, pendidikan masa kerja pengetahuan dan sikap dengan Kepatuhan Standar Operasional Prosedur (SOP) di Puskesmas kota Pekanbaru Tahun 2008
Variabel Pendidikan Masa kerja Pengetahuan Sikap * Variabel yang akan dikeluarkan
B
P Value
0,217 0,144 0,207 0,213
0,043* 0,052* 0,024 0,018
Dari tabel di atas terlihat jika nilai p < dari 0,25 yang akan dilakukan analisis lebih lanjut untuk melihat besarnya pengaruh dalam menerapkan standar operasional prosedur di puskesmas, sedangkan jika nilai p > 0,05 akan dikeluarkan dan tidak dianalisis lebih lanjut.
Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur (Sop) Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
Tabel 4.11 Hasil analisis Multivariat regresi logistik antara variabel pengetahuan, sikap dengan Kepatuhan Standar Operasional Prosedur (SOP) di Puskesmas kota Pekanbaru Tahun 2008
Variabel Sikap Pengetahuan
B 3,871 2,571
P Value 0,003 0,012
Dari tabel di atas bahwa p= 0,012 nilai p< dari 0,05 untuk pengetahuan dan p= 0,003 nilai p< dari 0,05 yang berarti ada hubungan yang signifikan sikap yang artinya sikap memiliki penagruh yang besar terhadap kepatuhan menerapkan Standar Operasional Prosedur laboratorium di Puskesmas.
Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur (Sop) Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
BAB 5 PEMBAHASAN
5.1 Karakteristik Responden 5.1.1 Umur Umur adalah lamanya hidup yang telah dilalui, dari hasil penelitian bahwa umur 20-35 tahun sebanyak 6 orang (41,2%) responden patuh dalam menerapkan standar operasional prosedur, 3 orang (37,5%) tidak patuh dalam menerapkan standar operasional prosedur dan untuk umur > 35-50 tahun sebanyak 10 orang (58,8) patuh dalam menerapkan standar operasional prosedur dan 5 orang (62,5%) responden tidak patuh dalam menerapkan standar operasional prosedur yang ada di Puskesmas kota Pekanbaru. Hasil uji dengan menggunakan uji chi square adalah 0.045 nilai ini lebih kecil dari level of significance (α) sebesar 0,05, hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh atau hubungan umur dengan kepatuhan menerapkan standar operasional prosedur laboratorium di puskesmas kota Pekanbaru. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Jhon (2005) yang menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara kelompok umur terhadap kepatuhan dalam standar operasional prosedur laboratorium di Kabupaten Karo. Dari hasil penelitian ini dapat diasumsikan peneliti bahwa tidak ada hubungan umur dengan kepatuhan standar operasional prosedur ini disebabkan oleh dalam pelaksanaan kinerja tidak harus dilihat dari umur melainkan dari tindakan atau keterampilan dalam mematuhi aturan yang ada, hal ini sejalan dengan penelitian 43 Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur (Sop) Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
Yusuf (2003) bahwa tidak ada hubungan umur dengan kepatuhan standar operasional prosedur laboratorium.
5.1.2 Jenis Kelamin Hasil penelitain menunjukkan perempuan perempuan sebanyak 16 orang (94,1%) responden patuh dalam menerapkan standar operasional prosedur, 8 orang (100%) tidak patuh dalam menerapkan standar operasional prosedur, dan laki-laki 1 orang (5,9%) responden patuh dalam menerapkan standar operasional prosedur, yang ada di Puskesmas kota Pekanbaru. Hal ini sejalan dengan teori dalam Notoadmojo (2005) bahwa kepatuhan dalam standar operasional prosedur laboratorium dipengaruhi oleh berbagai faktor dari dalam responden antara lain jenis kelamin. Hasil uji dengan uji chi square adalah 0.680 nilai ini lebih besar dari level of significance (α) sebesar 0,05, hal ini menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh atau hubungan jenis kelamin dengan kepatuhan Standar Operasional Prosedur laboratorium di puskesmas kota Pekanbaru. Hal ini erat kaitannya dengan jumlah responden yang mayoritas perempuan sehingga tidak bisa dengan jelas dibandingkan dalam menerapkan standar operasional prosedur dengan laki-laki yang hanya satu responden. Menurut pendapat Smet (1994) kaum perempuan lebih patuh dalam menerapkan standar operasinal prosedur dan lebih sabar dibandingkan dengan lakilaki, karena sesuai dengan kodratnya wanita untuk lebih sabar dalam menjalankan prosedur yang ada.
Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur (Sop) Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
5.1.3 Pendidikan Hasil penelitian menunjukkan pendidikan AAK 7 orang (41,2%) responden patuh dalam menerapkan standar operasional prosedur laboratorium, 1 orang (12,5%) tidak patuh dalam menerapkan standar operasional prosedur dan pendidikan SMAK Sebanyak 10 orang (58,8%) patuh dalam menerapkan standar operasional prosedur dan 7 orang (87,5%) tidak patuh dalam menerapkan standar operasional prosedur di puskesmas kota Pekanbaru. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Umar (2004) bahwa pendidikan mempunyai hubungan yang bermakna terhadap kepatuhan standar operasional prosedur laboratorium di Rumah sakit Magelang. Dari hasil uji dengan menggunakan uji chi square adalah 0.014 nilai ini lebih kecil dari level of significance (α) sebesar 0,05, hal ini menunjukkan bahwa hubungan pendidikan dengan kepatuhan standar operasional prosedur laboratorium di puskesmas kota Pekanbaru. Hal ini terjadi karena pendidikan merupakan suatu proses belajar artinya di dalam pendidikan terjadi proses yang akan berpengaruh pada tindakan dan kepatuhan dalam standar yang berlaku dalam suatu lembaga. Seseorang dikatakan belajar apabila di dalam dirinya terjadi perubahan, dari tidak tahu menjadi tahu dari tidak dapat mengerjakan menjadi dapat mengerjakan. Dari hasil temuan bahwa sebanyak 7 orang (41,2%) responden dengan pendidikan
AAK
patuh
dalam
menerapkan
standar
operasional
prosedur
laboratorium, 1 orang (12,5%) tidak patuh sedangkan yang pendidikan SMAK 7 orang (100%) tidak patuh dalam menerapkan standar operasional prosedur. Ini Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur (Sop) Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
menunjukkan bahwa semakin tinggi pendidikan responden makin baik juga menerapkan SOP di Puskesmas, sama halnya dengan pendapat Notoadmojo (2005) bahwa pendidikan akan membuat individu menuju pada suatu perubahan perilaku yang diinginkan. Pendidikan sejalan dengan pengetahuan dimana pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan suatu objek tertentu, dan bila responden dengan teratur dalam melaksanakan tugas sesuai dengan standar operasional prosedur yang berlaku di Puskesmas.
5.1.4 Masa kerja Hasil penelitianmasa kerja 0-10 tahun sebanyak 10 orang (58,8%) responden patuh dalam menerapkan standar operasional prosedur laboratorium, 6 orang (75,0%) responden tidak patuh dalam menerapkan standar operasional prosedur laboratorium dan masa kerja > 20 tahun 2 orang (11,8%) patuh dalam menerapkan standar operasional prosedur laboratorium, hal ini sejalan dengan teori bahwa makin lama pengalaman kerja seseorang, maka semakin terampil petugas tersebut. Biasanya seseorang sudah lama bekerja pada bidang tugasnya, makin mudah ia memahami tugas, sehingga memberi peluang orang tersebut untuk meningkatkan prestasi serta beradaptasi dengan lingkungan dimana ia berada (Anderson 2004) Hasil uji dengan menggunakan uji chi square adalah 0.048 nilai ini lebih kecil dari level of significance (α) sebesar 0,05, hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan masa kerja dengan kepatuhan standar operasional prosedur laboratorium di puskesmas kota Pekanbaru. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Hayat (2005)
Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur (Sop) Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
bahwa lama kerja petugas kesehatan yang sudah lama menunjukkan tindakan kepatuhan yang lebih baik. Menyatakan bahwa dengan variabel internal yaitu lama kerja akan membuat seorang petugas kesehatan meningkatkan efektifitas karena sudah sering dan terlatih dalam dalam menerapkan standar operasional prosedur laboratorium. Dari hasil temuan bahwa jika masa kerja lebih lama maka kepatuhan dalam menerapkan Standar Operasional Prosedur (SOP) semakin baik, karena semakin lama berkerja akan menambah pengetahuan dan kemahiran dalam menerapkan prosedur yang ada di Puskesmas.
5.1.5 Pengetahuan Hasil penelitian bahwa pengetahuan baik sebanyak 11 orang (64,7%) responden patuh dalam menerapkan Standar Operasional Prosedur laboratorium, pengetahuan cukup sebanyak 6 orang (35,3%) responden patuh dalam menerapkan Standar Operasional Prosedur, pengetahuan cukup sebanyak 6 orang (75,0%) tidak patuh terhadap Standar Operasional Prosedur dan pengetahuan kurang 2 orang (25,0%) responden tidak patuh menerapkan Standar Operasional Prosedur laboratorium. Dan dengan uji Chi-Square diperoleh nilai significance sebesar 0.004 nilai ini lebih kecil dari level of significance (α) sebesar 0,05, yang berarti ada hubungan pengetahuan yang signifikan dengan kepatuhan menerapkan Standar Operasional Prosedur di puskesmas
Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur (Sop) Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Basaria (2008) bahwa ada hubungan pengetahuan dengan kepatuhan dalam menerapkan standar operasional prosedur, jika pengetahuan baik maka cenderung responden memiliki kepatuhan yang baik dan jika pengetahuan kurang maka kepatuhannya kurang dalam menerapkan Standar Operasional Prosedur (SOP). Sesuai dengan teori Notoadmojo (2005) bahwa tindakan dalam hal ini kepatuhan menerapkan Standar Operasional Prosedur dipengaruhi berbagai faktor, termasuk didalamnya pengetahuan responden.
5.1.6 Sikap Dari hasil bivariat ditemukan sikap positif sebanyak sikap positif sebanyak 16 orang dengan sikap positif (94,1%) responden patuh dalam menerapkan Standar Operasional Prosedur, 2 orang sikap positif (25,0%) responden tidak patuh dalam menerapkan Standar Operasional Prosedur dan sebanyak 6 orang sikap negatif (75,0%) tidak patuh menerapkan Standar Operasional Prosedur di puskesmas kota Pekanbaru. Dan secara statistik nilai p = 0.003 nilai ini lebih kecil dari level of significance (α) sebesar 0,05, hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh atau hubungan sikap dengan kepatuhan menerapkan Standar Operasional Prosedur laboratorium di puskesmas kota Pekanbaru. Hasil temuan ini sejalan dengan penelitian Jhon (2005) bahwa ada hubungan sikap dengan kepatuhan dalam menerapkan standar operasional prosedur (SOP) di kota Bandung. Sementara menurut Taylor dalam Azwar (2007) kepatuhan dalam menerapkan standar operasional prosedur diartikan sebagai usaha kemampuan
Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur (Sop) Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
responden untuk menerapkan SOP yang ada untuk meningkatkan pencegahan terhadap infeksi.
5.1.7 Kepatuhan Standar Operasional Prosedur (SOP) Laboratorium Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden patuh terhadap standar operasional prosedur (SOP) laboratorium yaitu sebanyak 17 orang (68,0%) dan tidak patuh menerapkan standar operasional prosedur (SOP) laboratorium sebanyak 8 orang (32,0%). Menurut Depkes RI (1995) standar operasional prosedur (SOP) adalah suatu protap yang merupakan tata atau tahapan yang harus dilalui dalam suatu proses kerja tertentu, yang dapat diterima oleh seorang yang berwenang atau yang bertanggung jawab untuk mempertahankan tingkat penampilan atau kondisi tertentu sehingga sesuatu kegiatan dapat diselesaikan secara efektif dan efisien. Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas petugas laboratorium sudah mematuhi standar operasiona prosedur yang berlaku meskipun masih ditemukan
petugas laboratorium masih belum menerapkan Standar Operasional
Prosedur (SOP) laboratorium dengan benar yang berkaitan dengan keselamatan dan keamanan kerja di laboratorium Puskesmas yang merupakan bagian dari upaya pengendalian infeksi. Seperti yang dikemukakan Saifuddin,dkk (2002) bahwa salah satu upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan adalah dengan memprioritaskan pengendalian infeksi.
Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur (Sop) Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
Petugas kesehatan yang bekerja di lingkungan sarana pelayanan kesehatan antara lain puskesmas sangat beresiko terhadap penularan penyakit bila tidak mengindahkan petunjuk atau panduan kerja yang benar dalam pengendalian infeksi. Untuk itu petugas kesehatan harus selalu waspada, memiliki kesadaran dan kepatuhan dalam menerapkan standar operasional prosedur kerja pengendalian infeksi.
5.2
Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Standar Operasional Prosedur (SOP) di Puskesmas kota Pekanbaru Tahun 2008 Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan hal ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yaitu indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003). Menurut Gibson (1987) bahwa karakteristik individu termasuk belajar akan mempengaruhi perilaku atau kepauhan seseorang, hal ini sesuai dengan penelitian ini bahwa ada pengaruh antara pengetahuan dengan kepatuhan dalam menerapkan Standar Operasional Prosedur. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan yang baik akan berpengaruh positif terhadap kepatuhan Standar Operasional Prosedur di puskesmas kota Pekanbaru. Didukung dari hasil statistik uji Chi-Square diperoleh nilai significance sebesar 0.004 nilai ini lebih kecil dari level of significance (α) sebesar 0,05, yang berarti ada hubungan pengetahuan yang signifikan dengan kepatuhan menerapkan Standar Operasional Prosedur di puskesmas kota Pekanbaru, dengan artian jika pengetahuan petugas laboratorium baik maka akan menerapkan Standar Operasional Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur (Sop) Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
Prosedur
di
Puskesmas.
Pengetahuan
memegang
peranan
penting
dalam
mempengaruhi seseorang mengadopsi kerja maka ia harus tahu terlebih dahulu apa manfaat kerja tersebut baginya atau orang lain (Notoatdmojo, 2003). Hasil ini relevan dengan
pendapat Setiadarma (2001) yang menyatakan
bahwa pengetahuan mempengaruhi kepatuhan Standar Operasional Prosedur dan pembentukan label, serta atribut seseorang. Jika pengetahuan baik maka petugas kesehatan patuh dengan SOP yang berlaku. Dalam pelaksanaan menerapan standar operasional prosedur (SOP) laboratorium Puskesmas terdapat beberapa kelemahan sehingga SOP belum dilaksanakan sepenuhnya, hal ini kemungkinan disebabkan oleh faktor perilaku petugas laboratorium itu yang meliputi pengetahuan dan sikap petugas yang kurang sehingga berpengaruh pada kepatuhan SOP dan masih kurangnya pengawasan dari pimpinan dan instansi terkait serta belum adanya sanksi terhahap pelaksanaan SOP. Dari hasil penelitian ini dapat diasumsikan peneliti bahwa jika pengetahuan responden baik maka kepatuhan standar operasional prosedurnya baik. Hal ini sejalan dengan teori bahwa L. Green dalam Notoadmojo (2005) bahwa perilaku dipengaruhi oleh faktor predisposisi (pengetahuan, sikap dan tindakan), faktor pendukung dan penguat. Dan sejalan dengan pendapat Notoadmojo pengetahuan merupakan dominan yang penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Untuk petugas laboratorium yang pengetahuannya kurang tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) perlu diadakannya pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan petugas laboratorium
Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur (Sop) Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
mengenai pentingnya menerapkan standar yang ada di Puskesmas untuk meningkatkan kepatuhan dalam Standar Operasional Prosedur. Setelah dilakukan analisis multivariat dengan uji regresi logistik, variabel pengetahuan maemiliki pengaruh terhadap Standar Operasional Prosedur laboratorium di puskesmas
5.3
Hubungan Sikap dengan Kepatuhan Standar Operasional Prosedur (SOP) di Puskesmas kota Pekanbaru Tahun 2008 Sikap adalah suatu cara bereaksi terhadap suatu perangsang. Suatu
kecenderungan untuk bereaksi dengan cara tertentu terhadap suatu perangsang atau situasi yang dihadapi. Menurut Bogardus, et al (1931) dikutip oleh Azwar (1995) menyatakan bahwa sikap merupakan suatu kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara tertentu. Dapat dikatakan bahwa kesiapan yang dimaksud merupakan kecenderungan potensial untuk bereaksi dengan cara tertentu apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya respons. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara sikap dengan penerapan Standar Operasional Prosedur di puskesmas kota Pekanbaru. Dari hasil temuan menggunakan uji chi square adalah 0.001 nilai ini lebih kecil dari level of significance (α) sebesar 0,05, hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh atau hubungan sikap dengan kepatuhan menerapkan Standar Operasional Prosedur laboratorium di puskesmas kota Pekanbaru. Penelitian ini sejalan dengan hasil temuan Sudjarwo dalam Azwar (2007), menyatakan bahwa sikap yang positif terhadap sesuatu mencerminkan perilaku yang
Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur (Sop) Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
positif. Ada beberapa alasan yang menyebabkan untuk berperilaku negatif, peneliti menduga bahwa karakteristik individu berperan dalam pembentukan perilaku kesehatan seseorang, namun juga dipengaruhi juga oleh faktor lingkungan seperti ada tidaknya sarana yang mendukung untuk berperilaku sehat. Setelah dilakukan analisis multivariat dengan uji regresi logistik, variabel sikap merupakan faktor dominan yang mempengaruhi kepatuhan terhadap Standar Operasional Prosedur laboratorium di puskesmas. Bila dibandingkan dengan hasil penelitian Surya (2001) pada petugas laboratorium dalam menerapkan Standar Operasional Prosedur laboratorium di puskesmas kecamatan Magelang menunjukkan bahwa sikap berpengaruh positif terhadap kepatuhan Standar Operasional Prosedur laboratorium di puskesmas. Juga didukung oleh Thustone dan Likert bahwa sikap adalah suatau bentuk evaluasi, reaksi yang mendukung, memihak pada objek tertentu. Dalam pelaksanaan atau penerapan standar operasional prosedur (SOP) laboratorium, perilaku seseorang berperan atau dipengaruhi oleh sikap petugas laboratorium kalau sikap positif, maka tingkat kepatuhan baik, tetapi kalau sikap negatif akan berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan. Selain itu perilaku juga berfungsi sebagai defence mechanism atau sebagai pertahanan diri dalam menghadapi lingkungannya (Notoatmodjo, 2007).
5.4 Keterbatasan penelitian Penguasaan ilmu dan pengetahuan peneliti tentang Standar Operasional Prosedur laboratorium masih banyak kekurangan, namun peneliti berusaha membaca
Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur (Sop) Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
pustaka yang berhubungan dengan penelitian ini sebelum dimulai, disamping kekurangan dana, sarana dan pengalaman dalam melakukan penelitian menyebabkan kurang sempurnanya penelitian ini. Pada saat penelitian mungkin adanya bias yang bersumber dari pemahaman seseorang yang berbeda dalam menanggapi kuesioner yang diberikan kepada responden, sehingga pemahaman tentang satu pertanyaan di kuesioner mungkin saja berbeda. Untuk itu peneliti sudah melakukan penjelasan dengan responden sebelum dilaksanakan penelitian, dengan maksud ada kesamaan pemahaman terhadap pertanyaan. Keterbatasan pada desain yang digunakan pada penelitian ini adalah cross sectional yang tidak dapat meneliti sebab akibat dan penelitian ini.
Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur (Sop) Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab terdahulu maka dapat disimpulkan : 1. Berdasarkan hasil uji Chi-Square variabel bahwa ada hubungan yang signifikan antara umur, masa kerja, pendidikan, pengetahuan dan sikap dengan
kepatuhan
menerapkan
standar
operasional
prosedur
(SOP)
laboratorium di puskesmas kota Pekanbaru, variabel yang tidak ada hubungan dengan kepatuhan dalam menerapkan standar operasional prosedur (SOP) laboratorium adalah jenis kelamin. 2. Berdasarkan hasil uji regresi logistik yang berpengaruh secara dominan dalam menerapkan standar operasional prosedur (SOP) laboratorium adalah sikap di Puskesmas Kota Pekanbaru tahun 2008. 6. 2. Saran 1. Sebagai masukan bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Kota Pekanbaru untuk memberikan apresiasi/penghargaan untuk peningkatan kepatuhan dalam standar operasional prosedur (SOP) sehingga dapat melaksanakan program dengan baik dan mencegah terjadinya infeksi nosokomial di puskesmas.
55 Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur (Sop) Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
2. Mengadakan pelatihan untuk petugas laboratorium yang belum mengikuti standar opersional prosedur (SOP) sehingga dapat lebih meningkatkan pengetahuan petugas laboratorium oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Kota Pekanbaru. 3. Sebagai masukan pada petugas laboratorium Puskesmas untuk lebih meningkatkan kesadaran dalam penerapan standar operasional prosedur (SOP) di Puskesmas kota Pekanbaru. 4. Bagi peneliti lain sebagai bahan perbandingan dalam melakukan penelitian yang terkait dengan hubungan perilaku petugas laboratorium dengan penerapan standar operasional prosedur (SOP) laboratorium di Puskesmas kota Pekanbaru.
Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur (Sop) Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
DAFTAR PUSTAKA Adiasmito, Wiko., 2007, Sistem kesehatan, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Azwar (2007). Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya, Edisi ke 2, Jakarta, Pustaka Pelajar Arlinda (2004) Statistika Kesehatan. Medan : USU press. Arikunto. (2002) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta PT. Rineka Cipta. Arikunto, S, 2003, Manajemen Penelitian, Edisi Revisi , Jakarta , PT. Rineka Cipta Basuria (2008) Pengaruh faktor internal dan eksternal terhadap kepatuhan minumobat penderita kusta di Kabupaten Asahan Tahun 2007, Medan. Pustaka Ekspres Departemen kesehatan RI., 2001, Paradigma Sehat. Jakarta : Depkes ___________, 2002, Panduan Nasional Penanggulangan Tuberculosis, Jakarta : P2M ___________, 1994, Panduan laboratorium Puskesmas, Jakarta : P2M Dinas Kesehatan Riau, 2008, Riau Sehat 2008, Pekanbaru : Dinkes Riau. Hidayat, Aziz, 2003, Riset Keperawatan dan Teknis Penulisan Ilmiah, Jakarta, Salemba Medika Jhon (2005) Kepatuhan dalam menerapkan SOP di Puskesmas Karo, Percetakan Kevin Machfoedz, Ircham., Suryani, Eko., 2007, Pendidikan Kesehatan Bagian dari Promosi Kesehatan, Yogyakarta: Fitramaya Notoatmodjo, 2007, Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Jakarta , PT. Rineka Cipta Notoatmodjo, 2002, Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta, PT. Rineka Cipta Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur (Sop) Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
Notoadmojo, 2003, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Jakarta, PT Rineka Cipta. Nursalam, 2003, Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pedoman Skripsi, Tesis dan instrument Penelitian Keperawatan, Jakarta, Salemba Medika. Riduwan, (2002) Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian, Penerbit Alfabeta, Bandung Saifuddin, Bari., 2002, Panduan nasional pelayanan Maternal, Jakarta : YBP-SP Suroso, Santoso., 2003, Manajemen Sumber Daya Manusia di Rumah Sakit, Jakarta , Penerbit Buku Kedokteran, EGC Setiadarma, M.P. (2001). Hubungan pengetahuan dan kepatuhan standar operasional prosedur Jakarta : Pustaka Populer Obor. Sedarmayanti, 2002, Metodologi Penelitian, Bandung, Mandar Maju. Suyanto, 2008, Riset Kebidanan Metodologi dan Aplikasi, Yogyakarta, Mitra Cendikia. Tresnaningsih, Erna., 2007, Kesehatan dan Keselamatan Kerja Laboratorium Kesehatan, Jakarta : Setjen Depkes RI. Trihono., 2002, ARRIME Pedoman Manajemen Puskesmas, Jakarta : Depkes RI. Tietjen, dkk., 2004, Panduan Pencegahan Infeksi Untuk Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Jakarta : YBP-SP Yusuf (2003)
Kepatuhan petugas Laboratorium dalam menerapkan Standar Operasional Prosedur ditinjau dari factor interbal petugas kesehatan Dibuka pada websitehttp://reindo.co.id/eng2005/reinfokus/edisi23/kepatuhan peetugas kesehatanr.htm
Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur (Sop) Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
Lampiran I Jadwal Pelaksanaan
Jadawal penelitian dapat dilihat pada table dibawah ini : No
Kegiatan Jan’08
1
Penelusuran Pustaka
2
Survey Pendahuluan
3
Konsultasi Judul
4
Konsultai Pembimbing
5
Persiapan Bahan Kolokium
6
Kolokium
7
Persian Alat dan Bahan
8
Pengumpulan Data
9
Pengolahan dan Analisa Data
10
Penyusunan Laporan Tesis
11
Seminar Hasil
12
Sidang Komprehensif
Feb’08
Mar’08
Apr’08
Bulan Pelaksanaan Mai’08 Jun’08
Jul’08
Agust’08
Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur (Sop) Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
Sep 08
Lampiran 2 LEMBAR KUISIONER PENGETAHUAN PETUGAS LABORATORIUM PUSKESMAS
A. DATA RESPONDEN No. Responden
:
Umur
:
Jenis Kelamin
:
Masa kerja
:
Pendidikan
:
B. PETUNJUK SOAL : Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan memberi tanda ( X ) pada jawaban yang anda anggap benar. C. PERTANYAAN PENGETAHUAN : 1. Standar operasional prosedur (SOP) di laboratorium adalah : a. Suatu pedoman cara kerja tertulis yang dipergunakan di laboratorium. b. Suatu protap yang merupakan tahapan proses kerja tertulis yang harus dilalui di laboratorium. c. Suatu proses kerja tertulis yang dapat diterima oleh yang berwenang atau yang bertanggung jawab. d. a dan b adalah benar. e. a, b dan c adalah benar. 2. Tujuan pelaksanaan SOP laboratorium di Puskesmas adalah : a. Untuk mengetahui dengan jelas alur tugas dan tanggung jawab petugas. b. Untuk melindungi petugas laboratorium dari malpraktek atau kesalahan kerja.
Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur (Sop) Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
c.
Menghindari kegagalan, kesalahan, keraguan dan tidak efisien dalam pelaksanaan tugas d. a, b dan c adalah benar. e. b dan c adalah salah. 3. Manakah yang tidak benar dari pernyataan di bawah ini tentang fungsi SOP laboratorium Puskesmas a. Sebagai pedoman dalam melaksanakan tugas rutin, b. Melengkapi administrasi saja. c. Sebagai dasar hokum bila terjadi penyimpangan. d. Mengarahkan petugas untuk sama-sama disiplin dalzm bekerja. e. Untuk mengetahui dengan jelas cara prosedur kerja yang benar. 4. Masuknya mikroorganisme ke dalam tubuh dan menimbulkan tanda-tanda sakit disebut: a. Kontaminasi. b. Infeksi. c. Dekontaminasi. d. Desinfeksi. e. Semua jawaban diatas adalah salah. 5. Mikroorganisme penyebab infeksi adalah: a. Bakteri. d. Protozoa. b. Virus. e. Semua jawaban adalah benar. c. Jamur. 6. Mikroorganisme masuk ke dalam tubuh dengan cara/ melalui. a. Terhirup ( pernapasan ) b. Melalui mulut. ( tertelan ) c. Melalui luka/ tusukan jarum. d. Melalui mukosa selaput lendir. e. Jawaban a, b, c dan d. adalah benar. 7. Spesimen di laboratorium yang dapat menularkan penyakit, yaitu : a. Darah b. Dahak c. Faises dan urine d. Jawaban b dan c adalah benar. e. Jawaban a, b dan c adalah benar. 8. Dalam pelaksanaan kerja di laboratorium dapat dilakukan : a. Tidak perlu menggunakan alat pelindung diri (APD) Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur (Sop) Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
b. Sebaiknya menggunakan APD. c. Harus menggunakan APD. d. Semua jawaban di atas salah. e. Jawaban a dan b adalah benar 9. Kuman penyakit dari pasien berasal dari cairan tubuh pasien, berupa : a. Darah. c. Cairan sperma. b. ludah/dahak. d. Urine. e. Semua jawaban salah.
10. Alat pelindung diri (APD) dari bahaya / resiko terpapar mikroorganisme di laboratorium berupa : a. Sarung tangan karet (handscoon). b. Masker. c. Gaun penutup pakaian laboratorium. d. Kaca mata pelindung. e. Semua jawaban diatas benar. 11. Melakukan pengisapan pipet dengan cara : a. Pengisapan dengan pipet karet (otomatis).. b. Pengisapan melalui mulut. c. Boleh keduanya dengan menggunakan mulut dan pengisap pipet karet. d. Semua jawaban diatas salah. e. Semua jawaban diatas benar. 12. Manakah dari pernyataan di bawah ini yang benar: a. Boleh makan, minum dan merokok di laboratorium, b. Tidak menyentuh mulut dan mata pada saat kerja di laboratorium. c. Menyimpan makanan di lemari pendingin di laboratorium. d.Tidak perlu memakai sarung tangan saat menangani specimen (darah. urine, faises, dahak dll) e. Semua jawaban di atas benar. 13. Setelah selesai bekerja di laboratorium alat-alat di bereskan dengan cara. a. Direndam dengan larutan Lysol selama 30 menit. b. Langsung dicuci dengan menggunakan air. c. Direndam dengan larutan klorin 0,5% selama 20-30 menit selanjutnya disterilisasi. d. Tidak perlu direndam dengan klorin, cukup dengan sabun saja. e. Semua jawaban di atas benar.
Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur (Sop) Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
14. Darah pasien HIV/ AIDS dapat menular (menginfeksi) dengan : a. Darah harus cukup ukurannya 1 cc. b. Darah harus banyak. c. Darahnya tidak menularkan. d. Darah sedikit ( 0,0001 cc ) sudah mampu menularkan HIV. e. Semua jawaban diatas salah. 15. Antibiotika dapat membunuh semua mikroorganisme penyebab penyakit, kecuali: a. Virus b. Bakteri an aerobic c. Bakteri aerobic d. Jamur e. Protozoa.
PERNYATAAN SIKAP Petunjuk Soal Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan membutuhkan tanda cek list (√) pada kotak yang disediakan. Tuliskan jawaban saudara sesuai dengan yang anda ketahui! ¾ Sangat Setuju beri tanda (√) pada kolom SS ¾ Setuju beri tanda (√) pada kolom S ¾ Netral / ragu-ragu beri tanda (√) pada kolom N ¾ Sangat Tidak Setuju beri tanda (√) pada kolom STS ¾ Tidak Setuju beri tanda (√) pada kolom TS. NO
PERNYATAAN
1
Memakai pakaian (jas) laboratorium saat berada di ruang laboratorium.
2
Bahan pemeriksaan atau specimen (darah, urine, faeses, dahak,dll) bukan merupakan sumber penularan penyakit)
3
Semua bahan kimia di laboratorium harus dianggap berbahaya, oleh karena itu harus ditangani dengan hati-hati.
4
Pada saat melakukan pemeriksaan specimen harus memakai sarung tangan untuk mencegah penularan penyakit.
SS
S
N
TS
Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur (Sop) Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
STS
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14.
Memakai alat pelindung diri seperti sarung tangan, masker dan kaca mata menurut sehagian orang tidak perlu dipakai pada saat melakukan pemeriksaan specimen. Tidak diperbolehkan makan, minum dan merokok di dalam laboratorium Melakukan penghisapan pipet boleh melakukan penghisapan dengan bantuan mulut. Tidak menyentuh mulut dan mata pada saat sedang bekerja di laboratorium Lemari pendingin untuk menyimpan bahan-bahan laboratorium boleh digunakan menyimpan bahan makanan. Petugas tidak membuka sentrifuge sewaktu masih berputar Setelah selesai bekerja bersihkan semua peralatan dengan memakai desinfektan klorin 0,5 % , sabun, bilas dengan air dan selanjutnya lakukan sterilisasi. Bersihkan tempat kerja atau meja kerja sekali dua hari dengan dengan mengguankan sabun. Pakai sarung tangan rumah tangga pada waktu membersihkan alat-alat laboratorium. Setelah selesai bekerja cuci tangan dengan menggunakan sabun saja.
Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur (Sop) Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
LEMBAR OBSERVASI Pelaksanaan SOP Laboratorium Puskesmas No. Responden
:
Umur / Jenis Kelamin : Pendidikan Puskesmas
: :
ASPEK YANG DINILAI
OBSERVASI Ya Tidak
KET
r. Pakailah jas laboratorium saat berada dalam ruang pemeriksaan atau di ruang laboratorium. Tinggalkan jas laboratorium di ruang laboratorium setelah selesai bekerja. s. Cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan. t. Memakai alat pelindung diri (masker, sarung tangan, kaca mata dan sepatu tertutup. u. Menggunakan wadah atau tempat jarum khusus. v. Tidak makan dan minum di dalam laboratorium w. Tidak menyentuh mulut dan mata pada saat sedang bekerja. x. Tidak diperbolehkan menyimpan makanan di dalam lemari pendingin yang digunakan untuk menyimpan bahan –bahan klinik atau riset.
Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur (Sop) Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
y. Tidak diperbolehkan melakukan pengisapan pipet melalui mulut gunakan peralatan mekanik (seperti penghisap karet) atau pipet otomatis. z. Tidak membuka sentrifuge sewaktu masih berputar. å. Menutup ujung tabung penggumpal darah dengan kertas atau kain, atau jauhkan dari muka sewaktu membuka... ä. Bersihkan
semua
peralatan
bekas
pakai
dengan
desinfektan larutan klorin 0,5% dengan cara merendam selama 20-30 menit. ö. Bersihkan permukaan tempat bekerja atau meja kerja setiap kali selesai bekerja dengan menggunakan larutan klorin 0,5 %. aa. Pakai sarung tangan rumah tangga sewaktu membersihkan alat-alat laboratorium ee. Gunakan
tempat
antitembus
dan
antibocor
untuk
menempatkan bahan-bahan yang tajam. ff. Letakkan bahan-bahan limbah infeksi di dalam kantong plastik atau wadah dengan penutup yang tepat. dd. Cuci tangan dengan sabun dan beri desinfektans setiap kali selesai bekerja.
Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur (Sop) Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
Lampiran 3 HASIL PENELITIAN Analisa Univariat Frequency Table Umur
Valid
20-35 tahun > 35-50 tahun Total
Frequency 10 15 25
Percent 40.0 60.0 100.0
Valid Percent 40.0 60.0 100.0
Cumulative Percent 40.0 100.0
Jeniskelamin
Valid
perempuan laki-laki Total
Frequency 24 1 25
Percent 96.0 4.0 100.0
Valid Percent 96.0 4.0 100.0
Cumulative Percent 96.0 100.0
Pendidikan
Valid
AAK SMAK Total
Frequency 8 17 25
Percent 32.0 68.0 100.0
Cumulative Percent 32.0 100.0
Valid Percent 32.0 68.0 100.0
Masakerja Frequency Valid
Masa kerja baru (0-10 tahun) masa kerja sedang (> 10-20 tahun) Masa kerja lama (>20tahun) Total
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
16
64.0
64.0
64.0
7
28.0
28.0
92.0
2
8.0
8.0
100.0
25
100.0
100.0
Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur (Sop) Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
Pengetahua
Valid
baik cukup kurang Total
Frequency 11 12 2 25
Percent 44.0 48.0 8.0 100.0
Valid Percent 44.0 48.0 8.0 100.0
Cumulative Percent 44.0 92.0 100.0
Sikap
Valid
positif negatif Total
Frequency 18 7 25
Percent 72.0 28.0 100.0
Cumulative Percent 72.0 100.0
Valid Percent 72.0 28.0 100.0
KepatuhanSOP
Valid
Frequency Patuh salam SOP 17 tidak patuh dalam SOP 8 Total 25
Percent Valid Percent 68.0 68.0 32.0 32.0 100.0 100.0
Cumulative Percent 68.0 100.0
Analisa Bivariat Crosstabs Case Processing Summary
N Umur * KepatuhanSO Jeniskelamin * KepatuhanSOP Pendidikan * KepatuhanSOP Masakerja * KepatuhanSOP Pengetahua * KepatuhanSOP Sikap * KepatuhanSO
Valid Percent 25 100.0%
Cases Missing N Percent 0 .0%
N
Total Percent 25 100.0%
25
100.0%
0
.0%
25
100.0%
25
100.0%
0
.0%
25
100.0%
25
100.0%
0
.0%
25
100.0%
25
100.0%
0
.0%
25
100.0%
25
100.0%
0
.0%
25
100.0%
Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur (Sop) Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
Umur * Kepatuhan Menerapkan SOP Crosstab
Umur
20-35 tahun
> 35-50 tahun
Total
Count % within Umur % within KepatuhanSOP Count % within Umur % within KepatuhanSOP Count % within Umur % within KepatuhanSOP
KepatuhanSOP Patuh tidak patuh salam SOP dalam SOP 7 3 70.0% 30.0% 41.2% 37.5% 10 5 66.7% 33.3% 58.8% 62.5% 17 8 68.0% 32.0% 100.0% 100.0%
Total 10 100.0% 40.0% 15 100.0% 60.0% 25 100.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value Pearson Chi-Square Continuity Correction(a) Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Asymp. Sig. (2-sided)
df
.031(b) .000 .031
1 1 1
.861 1.000 .861
.029 25
1
.864
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
1.000
.0450
a Computed only for a 2x2 table b 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.20.
Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur (Sop) Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
Jeniskelamin * Kepatuhan Menerapkan SOP Crosstab
Jeniskelamin
perempuan
laki-laki
Total
KepatuhanSOP Patuh tidak patuh salam SOP dalam SOP Count 16 8 % within Jeniskelamin 66.7% 33.3% % within KepatuhanSOP 94.1% 100.0% % of Total 64.0% 32.0% Count 1 0 % within Jeniskelamin 100.0% .0% % within KepatuhanSOP 5.9% .0% % of Total 4.0% .0% Count 17 8 % within Jeniskelamin 68.0% 32.0% % within KepatuhanSOP 100.0% 100.0% % of Total 68.0% 32.0%
Total 24 100.0% 96.0% 96.0% 1 100.0% 4.0% 4.0% 25 100.0% 100.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square a Continuity Correction Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value .490b .000 .791
.471
df 1 1 1
1
Asymp. Sig. (2-sided) .484 1.000 .374
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
1.000
.680
.493
25
a. Computed only for a 2x2 table b. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is . 32.
Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur (Sop) Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
Pendidikan * Kepatuhan Menerapkan SOP Crosstab
Pendidikan
AAK
SMAK
Total
Count % within Pendidikan % within KepatuhanSOP % of Total Count % within Pendidikan % within KepatuhanSOP % of Total Count % within Pendidikan % within KepatuhanSOP % of Total
KepatuhanSOP Patuh tidak patuh salam SOP dalam SOP 7 1 87.5% 12.5% 41.2% 12.5% 28.0% 4.0% 10 7 58.8% 41.2% 58.8% 87.5% 40.0% 28.0% 17 8 68.0% 32.0% 100.0% 100.0% 68.0% 32.0%
Total 8 100.0% 32.0% 32.0% 17 100.0% 68.0% 68.0% 25 100.0% 100.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Continuity Correction a Likelihood Ratio
1
Asymp. Sig. (2-sided) .152
.949
1
.330
2.280
1
.131
Value 2.056 b
df
Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association
1.974
N of Valid Cases
25
1
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
.205
.014
.160
a. Computed only for a 2x2 table b. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2. 56.
Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur (Sop) Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
Masakerja * Kepatuhan Menerapkan SOP Crosstab KepatuhanSOP Patuh tidak patuh salam SOP dalam SOP Masakerja Masa kerja baru Count 10 6 (0-10 tahun) % within Masakerja 62.5% 37.5% % within KepatuhanSO 58.8% 75.0% masa kerja sedangCount 5 2 (> 10-20 tahun) % within Masakerja 71.4% 28.6% % within KepatuhanSO 29.4% 25.0% Masa kerja lama Count 2 0 (>20tahun) % within Masakerja 100.0% .0% % within KepatuhanSO 11.8% .0% Total
Count % within Masakerja % within KepatuhanSO
17 68.0% 100.0%
8 32.0% 100.0%
Total 16 100.0% 64.0% 7 100.0% 28.0% 2 100.0% 8.0% 25 100.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 1.201(a) 1.798 1.003
df
Asymp. Sig. (2-sided) 2 2
.048 .047
1
.037
25
a 4 cells (66.7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .64.
Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur (Sop) Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
Pengetahuan * Kepatuhan Menerapkan Menerapkan SOP Crosstab
Pengetahua
baik
cukup
kurang
Total
Count % within Pengetahua % within KepatuhanSOP % of Total Count % within Pengetahua % within KepatuhanSOP % of Total Count % within Pengetahua % within KepatuhanSOP % of Total Count % within Pengetahua % within KepatuhanSOP % of Total
KepatuhanSOP Patuh tidak patuh salam SOP dalam SOP 11 0 100.0% .0% 64.7% .0% 44.0% .0% 6 6 50.0% 50.0% 35.3% 75.0% 24.0% 24.0% 0 2 .0% 100.0% .0% 25.0% .0% 8.0% 17 8 68.0% 32.0% 100.0% 100.0% 68.0% 32.0%
Total 11 100.0% 44.0% 44.0% 12 100.0% 48.0% 48.0% 2 100.0% 8.0% 8.0% 25 100.0% 100.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 11.213a 14.708
2 2
Asymp. Sig. (2-sided) .004 .001
1
.001
df
10.765 25
a. 4 cells (66.7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .64.
Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur (Sop) Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
Sikap * Kepatuhan Menerapkan Menerapkan SOP Crosstab
Sikap
positif
negatif
Total
KepatuhanSOP Patuh tidak patuh salam SOP dalam SOP 16 2 88.9% 11.1% 94.1% 25.0% 64.0% 8.0% 1 6 14.3% 85.7% 5.9% 75.0% 4.0% 24.0% 17 8 68.0% 32.0% 100.0% 100.0% 68.0% 32.0%
Count % within Sikap % within KepatuhanSOP % of Total Count % within Sikap % within KepatuhanSOP % of Total Count % within Sikap % within KepatuhanSOP % of Total
Total 18 100.0% 72.0% 72.0% 7 100.0% 28.0% 28.0% 25 100.0% 100.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 12.891b 9.690 13.044
12.375
df 1 1 1
1
Asymp. Sig. (2-sided) .000 .002 .000
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
.001
.001
.000
25
a. Computed only for a 2x2 table b. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2. 24.
Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur (Sop) Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
Lampiran 5 Analisa Multivariat Logistic Regression Case Processing Summary Unweighted Cases Selected Cases
a
N Included in Analysis Missing Cases Total
25 0 25 0 25
Unselected Cases Total
Percent 100.0 .0 100.0 .0 100.0
a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.
Classification Tablea,b Predicted
Step 0
Observed KepatuhanSOP
Patuh salam SOP tidak patuh dalam SOP
KepatuhanSOP Patuh tidak patuh salam SOP dalam SOP 17 0 8 0
Overall Percentage
Percentage Correct 100.0 .0 68.0
a. Constant is included in the model. b. The cut value is .500
a Classification Table
Predicted KepatuhanSOP Patuh tidak patuh Percentage salam SOP dalam SOP Correct Observed Step 1 KepatuhanSOP Patuh salam SOP 16 1 94.1 tidak patuh dalam SO 2 6 75.0 Overall Percentage 88.0 a. The cut value is .500
Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur (Sop) Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
Analisa Regresi Logistik a Coefficients
Unstandardized Coefficients Model 1
(Constant)
B .161
Std. Error .493
Umur Pendidikan Masakerja Pengetahua Sikap
.217 .217 .144 . 207 . 213
.227 .217 .144 .207 .213
Standardized Coefficients Beta
t .327
. 017 -.072 .082 .491 .435
.313 -.332 .215 1.771 2.123
Sig. .748 .048 .043 .052 .024 .018
a. Dependent Variable: KepatuhanSOP
Tests of Model Coefficients
Step 2
Sikap Pengetahuan
Chi-square 19.598 20.598
df 6 6
Sig. .003 . 012
Rohani Panggabean : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas Laboratorium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional Prosedur (Sop) Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008