Fresh JUICE ! refresh your soul Fresh JUICE !
Fresh Juice adalah buku renungan harian berdasarkan penanggalan liturgi Katolik. Dibuat oleh para anggota DOJ Bali. (www.DOJCC.com). Terbit sebulan sekali di awal bulan. Untuk informasi berlangganan hubungi : Nathasa (0361 - 85 11223)
Kritik dan saran :
[email protected]
Fresh JUICE ! Team
Moderator: Rm. Hady Setiawan,Pr Penasihat : Herry Respatia Pemimpin Umum : Yovie Setiawan Pemimpin Redaksi : Nathasa Editor : Nathasa, Herry Respatia, Yovie
SAPAAN REDAKSI Salam Fresh Juice… Selamat memasuki bulan Februari…bulan yang menurut sebagian orang adalah bulan yang penuh cinta. Dengan adanya Valentine Day… kita secara sukarela diajak untuk menunjukkan cinta dan kasih kita kepada orang terdekat kita, bisa itu suami/istri, pacar, sahabat ataupun orang tua kita. Menunjukkan kasih kepada sesama bisa berupa ucapan, kartu khusus, hadiah,dll. Pemberian kita itu menunjukkan bagaimana pernghargaan kita terhadap orang tersebut dan menunjukkan seberapa besar arti orang itu bagi hidup kita.
Seluruh hasil Fresh Juice akan disumbangkan untuk pembangunan Rumah Retret di Bedugul Sumbangan dapat disalurkan ke :
Selain memberikan kasih kita kepada sesama, alangkah indahnya kalau kita pun mengingat akan kasih terbesar yang kita alami dalam hidup kita. Kasih yang tak berkesudahan dari Dia, pengorbanan yang terhingga dariNya. Dan kasih dari Tuhan itu menunjukkan betapa berartinya hidup kita ini bagiNya . Bagaimana kita bisa menunjukkan kasih kepadaNya? Meluangkan waktu khusus untukNya, dalam Doa. Membaca firmanNya yang selalu memberi petunjuk bagi hidup kita. Bersama dengan saudara-saudari seiman kita memuji dan menyembah Dia, menyenangkan hatiNya, karena Dia Allah yang patut kita puji dan sembah. Saling mendukung dan menguatkan sesama kita.
Harap sms / telpon 0361 - 8511223 untuk konfirmasi.
Semoga di bulan yang penuh kasih ini, kita semakin hari boleh balajar mengasihi sesama dan mengasihi Tuhan secara lebih dan lebih lagi. Tuhan Yesus memberkati… Nathasa
Penulis :Nathasa, Herry, Lulu, Adhi, Martina, Agatha, Fransiska, Hanz, Franky, Yovie, Bro.Vincent MGL, Ardhi, Jeff, Bro. Martin MGL, Rina, Rm. Jopeph, MGL, Bro Wenz MGL, Sr. Benedicta, Fr. Mattheus Langganan & Marketing Iklan : Nathasa (0361- 85 11223) Distribusi : Anggota DOJ Bali
Bank BCA A/C No. 611 033 7785 An. Flora Ida W
Fresh JUICE !
managed by :
Vol. 15/2011
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 1
1 Februari 2011 : “SENTUHLAH JUBAH” YESUS Randelaria dr. St.Josef, Maria Anna Vaillot & Odilia Baumgarten Ibr 12: 1-4, Mzm 21:26b-27,28,30,31-32, Mrk 5:21-43 Mrk 5:28 Sebab katanya: “Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh.” Siapa sih yang senang sakit? Tiap orang so pasti akan menghindari yang namanya sakit. Namun tak ada seorangpun yang bisa terhindar dari sakit. Entah itu mulai sakit yang paling ringan sampai yang paling berat sekalipun. Tiap orang pasti pernah mengalami sakit. Itu sudah pasti. Sampai hari ini saya selalu kagum dengan mama saya. Setiap kali sakit mulai dari kecil sampai sekarang, mama saya tak pernah berhenti untuk menjenguk saya. Saya jadi ingat saat masih kecil. Saat lagi sakit panas. Mama selalu hadir di samping saya. Selalu ia membuatkan buah pepaya yang dipotong untuk saya makan. Tak jarang juga punggung saya dikerok. ”Aduh Ma jangan keras-keras,” begitu kata saya tiap kali dikerok. Dengan sabarnya ia mengompres kepala saya. Perhatian mama pada saat saya sakit begitu menghibur saya (yang terkadang membuat saya betah untuk sakit :-). Namun sakit juga sering menyiksa. Makanan yang biasanya enak, jadi pahit ketika dimakan. Makanan yang biasanya gurih dan lezat, menjadi tak enak lagi karena menelan makanan saja begitu susah saat kita sakit. Belum lagi obat-obatan yang kita minum. Apalagi obat berupa serbuk, yang saat saya masih kecil begitu sebal melihat obat karena begitu pahitnya. Dan banyak keluhan yang biasanya terucap dalam hati ”Kok saya sakit ya... Kapan saya bisa sembuh ya.” Kalau sudah begitu, hanya satu keinginan yaitu bisa sembuh secepatnya. Namun keinginan sering kali tak sesuai kenyataan. Ada yang sakit cuman sehari. Namun tak jarang ada orang yang mengalami sakit sampai berminggu-minggu bahkan tahunan. Injil hari ini merupakan cerita yang luar biasa. Bahkan begitu luar biasa di jaman modern seperti ini. Membayangkan ibu yang sudah mengalami pendarahan selama 12 tahun. Ya, 12 tahun!! Dan dengan penuh iman, ibu ini datang dan menjamah jubah Yesus untuk mengharapkan agar ia sembuh. Dan ternyata ia mengalami kesembuhan! Itulah iman yang sejati. Bangun, bergerak dan melangkah dalam iman. Injil hari ini membuat kita bertanya pada diri sendiri. Apakah aku beriman kepada Yesus hanya sekedar teori dan pengetahuan belaka? Apakah aku beriman kepada Yesus hanya sekedar ikut-ikutan saja ? Seringkali kita tak mempunyai ’iman yang berani melangkah’. Apakah hari ini aku cukup mempunyai ’iman yang berani melangkah’ ? Jangan katakan “Tuhan, aku punya masalah yang besar.... “ Tapi katakanlah.. “Hai Masalah, aku punya Tuhan yang BESAR !!!!” Ayo bangun ! Bergerak dan “sentuhlah jubah” Yesus. (Yovie)
2
Fresh JUICE !
Vol. 15/2011
2 Februari 2011 : Cahaya Iman Rabu, 2 Februari 2011: Siap Berpulang Pesta Yesus Dipersembahkan di Kenisah Mal 3:1-4 atau Ibr 2:14-18, Mzm 24:7,8,9,10, Luk 2:22-40 Luk. 2:29, “Sekarang, Tuhan, biarkanlah hambaMu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan FirmanMu.” Ada seorang kakek yang telah lama sakit dan akhirnya meninggal dunia. Sebelum sang kakek ini meninggal, beliau selalu dikunjungi oleh seorang frater yang secara berkala menengok dia di rumahnya setidaknya seminggu sekali. Sang kakek hidup sangat sederhana dan tidak ada seorang pun sanak saudaranya yang pernah mengunjunginya lagi. Sebelum menghembuskan nafas terakhirnya sang kakek berkata kepada si frater tersebut, “Kakek sekarang sangat berbahagia karena Tuhan Yesus tersenyum dan menjemput kakek.” Menurut kesaksian frater tersebut, sang kakek telah menanti-nantikan saatsaat tersembut dimana Yesus datang dan “menjemput”nya untuk berbahagia di surga. Pada hari ini si kakek Simeon juga sangat berbahagia karena telah lama sekali menanti-nantikan kedatangan Sang Almasih yang menebus dosa umat manusia dari perbudakan dosa. Dia berkata bahwa matanya telah melihat keselamatan yang datang dari Tuhan. Maka dari itu, cukuplah sudah penantiannya di dunia ini dan siap untuk kembali ke Sang Pencipta. Banyak umat kristiani yang “mengaku” telah mengikuti Yesus sejak awal hidupnya merasa “takut” untuk kembali ke pangkuan sang Ilahi. Ini dialami umumnya pada saat-saat kritis, dimana seseorang mengalami sakit, masih muda, banyak hartanya, dan lain sebagainya. Dengan kata lain, masih ada “sesuatu” yang belum terlepas secara total dalam menjalin hubungan dengan Tuhan Yesus. Seseorang yang sungguh beriman akan Yesus, tidak akan merasa takut atau gentar sedikitpun menghadapi ajal karena ini adalah pintu untuk masuk ke dalam hubungan yang kekal bersama Allah Bapa di surga. Marilah kita meneladani si kakek, Simeon yang malahan menunggu datangnya sang Juruselamat datang, yang artinya mengambil hidupnya di dunia ini untuk beralih ke dalam hidup yang kekal. Fr. Vincent, MGL
Vol. 15/2011
Fresh JUICE ! 3
3 Februari 2011 : Bertobat Blasius, Ansgarius, Stefanus Bellesini St. Blasius, Uskup & Martir—Menurut tradisi Gereja, hari ini umat diberkati dengan 2 batang lilin yang disilang dengan berkata, ‘semoga berkat doa santo Blasius, uskup dan Martir, Allah membebaskan saudari dari penyakit tenggorokan dan penyakit-penyakit lain. Ibr 12:18-19,21-24 , Mzm 48: 2-3a,3b-4,9,10,11, Mrk 6:7-13 Markus 6:12-13 Lalu pergilah mereka memberitakan bahwa orang harus bertobat, mengusir banyak setan dan mengoles banyak orang sakit dengan minyak dan menyembuhkan mereka.” Dari ayat di atas kita bisa melihat hubungan pertobatan dengan pembebasan dari setan atau roh jahat dan bonus penyembuhan setelah diolesi minyak urapan. Orang akan mudah dibebaskan dari roh-roh pengganggu dan bahkan disembuhkan kalau ia sudah mengalami pertobatan. Pertobatan yang bagaimana? Tentu pertobatan yang datang dari hati yang sungguh-sungguh menyesal dan menginginkan perubahan sikapnya sendiri. Kita bersyukur, karena Gereja Katolik menyediakan Sakramen Tobat yang membawa pembebasan serta Sakramen Minyak Urapan yang membawa penyembuhan. Memang orang bisa bertobat dan dibebaskan tanpa melalui sakramen Tobat, tetapi tentu saja ada bedanya; yang satu harus mencari dengan susah payah, sedangkan yang satunya sudah tersedia. Apakah kita mau menggunakannya ataukah tidak? Sebagai orang Katolik, gunakanlah Sakramen tobat sesering mungkin. Itu adalah sebuah hadiah lengkap dengan bonus pembebasan dan penyembuhan. Banyak orang yang terbeban oleh berbagai kesulitan hidup atau sakit yang berkepanjangan, ketika memutuskan untuk mengikuti Misa harian, suatu hari akhirnya meminta Sakramen Tobat dan perlahan tapi pasti mengalami sukacita dan hidup mereka berubah. Salah seorang saudara saya sekitar tahun 1996, sakit keras selama 3 bulan sampai tinggal tulang berbalut kulit. Kami sekeluarga berdoa Novena Hati Kudus Yesus, lalu hari ke-9 mempersembahkan intensi dan meminta seorang Imam membawakan komuni. Sebelum komuni, saudara saya menerima Sakramen Tobat dan minyak urapan. Beberapa hari kemudian ia sembuh dan hidup bahagia lagi. Ada lagi yang bergabung dalam doa kelompok, ikut Seminar Hidup Baru di mana banyak materi-materi yang mengarahkan orang pada hubungan yang baik dengan Allah, setelah menerima Sakramen Tobat akhirnya mengalami pembebasan dan penyembuhan saat pencurahan Roh Kudus. Hari ini, marilah kita berdoa bersama santo Blasius agar memperoleh penyembuhanpenyembuhan yang kita perlukan. Narita
4
Fresh JUICE !
Vol. 15/2011
3 Februari : Santo Blasius St. Blasius hidup pada abad keempat. Sebagian mengatakan bahwa ia berasal dari sebuah keluarga kaya dan menerima pendidikan Kristiani. Semasa remaja, Blasius memikirkan tentang segala permasalahan serta penderitaan yang terjadi pada masa itu. Ia mulai menyadari bahwa hanya sukacita rohani saja yang dapat membuat seseorang merasakan kebahagiaan sejati. Blasius menjadi imam dan kemudian diangkat menjadi Uskup Sebaste di Armenia yang sekarang adalah Turki. Dengan segenap hati, Blasius bekerja keras untuk menghantar umatnya menjadi kudus dan bahagia. Ia berdoa dan berkhotbah; ia berusaha menolong semua orang. Ketika Gubernur Licinius mulai menganiaya umat Kristiani, St. Blasius ditangkap. Ia dibawa untuk dijebloskan ke dalam penjara dan dihukum penggal. Dalam perjalanan, umat berkumpul di sepanjang jalan untuk melihat uskup mereka yang terkasih untuk terakhir kalinya. Blasius memberkati mereka semuanya, bahkan juga orang-orang kafir. Seorang ibu yang malang bergegas datang kepadanya. Ia memohon Blasius agar menyelamatkan anaknya yang hampir tewas tercekik duri ikan yang tertelan di tenggorokannya. Orang kudus itu membisikkan doa dan memberkati sang anak. Mukjizat terjadi, sehingga nyawa anak itu dapat diselamatkan. Oleh karena itulah St. Blasius dimohon bantuan doanya oleh semua orang yang menderita penyakit tenggorokan. Pada hari pestanya, tenggorokan kita diberkati. Kita mohon bantuannya untuk melindungi kita dari segala macam penyakit tenggorokan. Dalam penjara, uskup yang kudus ini mempertobatkan banyak orang kafir. Tidak ada siksaan yang dapat membuatnya mengingkari imannya kepada Yesus. St. Blasius dihukum penggal kepalanya pada tahun 316. Sekarang ia ada bersama Yesus untuk selama-lamanya. (sumber : http://yesaya.indocell.net/)
Vol. 15/2011
Fresh JUICE ! 5
4 Februari 2011 : Sumpah Yosef dr Leonisa, Katarina dr Ricci, Yohanes de Britto, Rudolfo Acquaviva, Fransiskus Pacheco, Carlo Spinola, Yakobus Berthieu, Leo Mangin Ibr 13:1-8, Mzm 27:1,3,5,8b-9abc, Mrk 6:14-29 Mrk 6:22 “Minta dari padaku apa saja yang kau ingini, maka akan kuberikan kepadamu!” Penggalan kata-kata di atas diucapkan oleh Herodes. Seandainya saja Herodes menujukan kata-katanya itu kepada Yohanes Pembaptis, Yesus atau bahkan kepada Tuhan sendiri, maka bukan tidak mungkin ia akan terhitung di antara orang-orang baik dan saleh. Namun kenyataannya tidak demikian, sebab ia berjanji atau tepatnya bersumpah kepada anak tirinya. Dengan kata lain ia termakan sumpahnya sendiri yang akhirnya berujung pada kematian Yohanes Pembaptis yang dipenggal atas perintahnya. Yang terjadi kemudian, Herodes menjadi tidak tenang sendiri, gelisah, dan selalu dikejar oleh rasa bersalah. Apa yang kita pelajari dari sumpah Herodes ini? Kiranya jelas, kita diingatkan untuk jangan pernah bersumpah atau berjanji kepada sesama manusia, tetapi bersumpahlah hanya kepada Tuhan. Gereja Katolik tidak pernah mengajarkan anggotanya untuk bersumpah satu sama lain, tetapi hanya kepada Tuhan, contohnya melalui Sakramen Pernikahan atau pun Sakramen Imamat. Dalam Sakramen Imamat, seorang pemuda atau laki-laki sedikit lebih matang dalam usia, bersumpah kepada Tuhan untuk menyerahkan hidupnya seutuhnya untuk tugas sebagai pelayan sakramen dalam hidup menggereja. Sedangkan dalam Sakramen Pernikahan, sepasang suami isteri bersumpah kepada Tuhan untuk menyerahkan hidupnya seutuhnya untuk hidup bersama pasangan yang dicintainya dalam susah dan senang. Imamat dan Pernikahan adalah janji manusia kepada Tuhan, karena itu Gereja melihatnya sebagai hal yang suci dan tak terbatalkan kecuali oleh kematian. Kedua Sakramen tersebut ada dan disediakan Tuhan sendiri bukan untuk mengekang manusia, tetapi lebih dari itu untuk membebaskan manusia dari rasa gelisah, kecewa dan marah akibat seringkali dikibuli dan disakiti oleh sesamanya. Lebih dari itu, keduanya diperuntukkan untuk melindungi “life and love” yang seringkali menjadi alasan kuat tiap orang untuk bertahan hidup walau susah sekalipun. Hendaknya dalam pemahaman yang demikian kita pun selanjutnya dapat lebih menghargai Imamat dan Pernikahan sebagai lambang kasih Allah untuk melindungi manusia dari kecenderungan untuk mengkhianiti satu sama lain. Semoga.... Fr. Wenz,MGL
6
Fresh JUICE !
Vol. 15/2011
5 Februari 2011 : Waktu Untuk Tuhan Ibr 13:15-17,20-21, Mzm 23:1-3a,3b-4,5,6, Mrk 6:30-34 Mrk 6 : 31 “Marilah ke tempat yang sunyi, supaya kita sendirian, dan beristirahatlah seketika!” Keponakan saya yang masih duduk di sekolah dasar, sangat gemar bermain game online. Kalau tidak diperingatkan oleh ibunya, dia bisa bermain sampai tengah malam, dan kalau sudah begitu, paginya sulit bangun untuk ke sekolah. Kesulitan mengatur waktu bukan hanya dialami anak kecil, orang dewasa pun kadang bisa larut dalam hobinya sampai mengabaikan tugasnya yang lain. Beberapa saat yang lalu saya membaca di berita online, karena keasyikan bermain internet, seorang ibu sampai lupa mengurus anaknya. Hari ini kita diberi teladan oleh Yesus agar dapat memberi prioritas waktu dalam hidup kita. Setelah para rasul kembali dari tugas perutusan mereka, Yesus mengajak para rasul untuk berdiam sejenak di tempat yang sunyi, jauh dari keramaian. Yah, Yesus selalu memberi waktu untuk hening, agar dapat selalu mendengarkan suara Bapa. Di saat orang banyak mencari Yesus dan mengelu-elukanNya, Yesus bukannya larut dalam kemeriahan itu, Yesus malah menghindar dan mencari tempat sepi agar dapat berdoa kepada Bapa. Saat didera ketakutan sesaat sebelum dikhianati Yudas Iskariot, Yesus pun mencari tempat sepi di taman Getsemani untuk memohon kekuatan dari Bapa. Kesetian-Nya pada Bapa memberi kekuatan pada Yesus untuk tetap maju melaksanakan tugas yang telah diberikan padaNya. Bagaimakah kita dalam keseharian kita ? Sudahkah kita mengatur waktu kita dengan baik, adakah waktu yang kita khususkan bagi Tuhan dalam keheningan ? Ataukah kita terlalu larut dalam berbagai kesibukan ataupun pelayanan kita sehingga waktu untuk doa pun terlewatkan ? Marilah kita menyediakan sebagian dari 24 jam sehari yang kita miliki, untuk hening dan tenang bersama Tuhan. Keheningan itu akan memberi kekuatan pada kita agar lebih lebih mantap dalam karya dan karsa kita, sehingga kemuliaan Tuhan pun dapat terpancarkan dari tiap langkah hidup kita. Agatha
Vol. 15/2011
Fresh JUICE ! 7
6 Februari 2011 : Gunakan apa yang ada Hari Biasa Minggu V Yes 58:7-10, Mzm 112:4-5,6-7,8a,9, 1Kor 2:1-5, Mat 5:13-16 Mat. 5:16 “Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatamu yang baik dan memuliakan Allah Bapamu yang di Surga.” Ada seorang pemuda namanya David yang mempunyai cacat pada telapak tangan kanannya. Seperti seorang yang normal, David memiliki 5 jari pada setiap tangannya, namun jari-jari tangan sebelah kanan sangat pendek dari ukuran normal. David tidak dapat menggunakannya untuk memegang sesuatu. Sejak kecil, David memiliki suatu keinginan untuk dapat bermain violin. Karena keinginannya dan dukungan keluarga dan teman-temannya, dia bertekun mengikuti latihan violin. Pada akhirnya David menjadi seorang pemain violin yang professional dan terkenal di dunia. Suatu ketika, pelatihnya diwawancarai oleh sebuah televisi channel. Dengan penuh syukur dan gembira, pelatihnya memuji David karena bakat yang ia miliki. Dia mengatakan, “David menggunakan apa yang tertinggal pada dirinya.” David sungguh menghargai dan menggunakan apa yang telah diberikan Tuhan kepadanya. Injil kita hari ini berbicara tentang garam dunia dan terang dunia. “Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? … Kamu adalah terang dunia. Demikian hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di surga.” Yesus menyadarkan kita semua akan berkat berlimpah yang telah diberikan Tuhan kepada kita. Tuhan menganugerahkan kita dengan berbagai macam bakat dan kemampuan. Tuhan menganugerahkan waktu dan kesempatan buat kita. Tuhan menyediakan ruang dan tempat. Tuhan telah memberikan dan menganugerahkan kepada kita segala sesuatu buat kita apa adanya dan sempurna adanya. Karena itu seperti yang telah kita dengarkan dari Injil hari ini, Yesus mengajak kita sekalian untuk menggunakan semua berkat Tuhan itu demi kemuliaan Tuhan. Yesus mengajak kita untuk menghargai pemberian yang sungguh luhur dan mulia. Seperti David, dia menggunakan dengan sungguh apa yang telah diberikan Tuhan walau tidak sempurna seperti kita sekalian. Dengan kemampuannya itu David dapat menyentuh hati pelatihnya dan hati banyak orang untuk bersyukur kepada Yang Maha Pencipta. Marilah kita bertanya kepada diri kita sendiri, apakah aku telah dan sedang menggunakan dengan sunguh apa yang dianugerahkan Tuhan? Apakah aku menghargai pemberian Tuhan itu? Rm. Joseph, MGL
8
Fresh JUICE !
Vol. 15/2011
7 Februari 2011 : Sampai seberapa dalam imanku? Rosalie Rendu, Pius IX, Anselmus Polanco, Koleta dr Corbie Kej 1:1-19, Mzm 104:1-2a,5-6,10,12,35c, Mrk 6:53-56 Mrk 6:56 Ke manapun Ia pergi, ke desa-desa, ke kota-kota, atau ke kampung-kampung, orang meletakkan orang-orang sakit di pasar dan memohon kepada-Nya, supaya mereka diperkenankan hanya menjamah jumbai jubah-Nya saja. Dan semua orang yang menjamah-Nya menjadi sembuh. Ada pepatah : sakit zaman sekarang mahal. Orang miskin dilarang sakit. Ternyata bukan hanya sekarang, sejak dahulupun orang tidak mau sakit (Selain karena mahal, rasanya tidak enak, juga menghambat aktivitas kita). Dari Injil hari ini kita bisa mengetahuinya. Yesus diburu orang-orang karena mereka ingin disembuhkan. Penduduk sekitar Genesaret yang sebenarnya kurang mengenal Yesus jika dibanding para muridNya, mengusahakan berbagai cara agar mereka bisa dekat dengan Yesus dan disembuhkan. Mereka begitu percaya akan kuasa dan kemampuan Yesus. Bandingkan dengan para murid yang sehari-hari ada didekat Yesus namun hati mereka tetap tidak bisa percaya (ayat 52) meski sudah melihat mujizat dari Tuhan. Bagaimana dengan kita yang menyebut diri orang percaya, namun masih ada kuatir dan takut setiap hari. Apakah kita datang pada Dia saat dalam masalah atau kita mencari kuasa yang lain yang bisa lebih cepat membantu kita? Yang hasilnya sesuai keinginan kita? Iman inikah hasil dari doa dan keikutsertaan kita dalam Ekaristi. Tentu tidak seperti ini yang kita harapkan. Jangan sampai Sorga nantinya dipenuhi orangorang yang non Kristen namun hidup dan hatinya dekat dengan Tuhan. Sedangkan orang yang mengaku anak-anak Allah sendiri tidak mendapat tempat disana. Tuhan memberkati Siska
Vol. 15/2011
Fresh JUICE ! 9
8 Februari 2011 : Relasi dengan Tuhan Hieronimus Emilianus, Yosefina Bakhita Kej 1:20-2:4a, Mzm 8:4-5,6-7,8-9, Mrk 7:1-13 Mrk 7:6b “….Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku.” Orang–orang Farisi mempertanyakan mengapa murid-murid Yesus tidak hidup menurut adat-istiadat warisan nenek moyang mereka. Mereka hendak menyatakan bahwa apa yang murid-murid lakukan adalah melawan agama dan tidak berkenan kepada Tuhan. Tetapi apa hubungan antara kehendak Tuhan yang dinyatakan dalam Kitab Suci dan adat-istiadat yang mereka yakini sebagai interpretasi dan aplikasi nyata dari kehendak Tuhan dalam hidup manusia? Yesus yang mengetahui isi hati mereka memberi jawaban yang tepat sekaligus teguran kepada mereka dengan mengambil nubuat nabi Yesaya: “….Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku.” Apa yang berarti dalam relasi dengan Tuhan adalah HATI, yaitu intensi/maksud terdalam yang menjadi akar dari relasi keakraban dengan-Nya. Ke dalam hati manusia Tuhan menyelidiki apakah ia mencari persatuan dengan Tuhan secara TULUS dan memiliki KEINGINAN untuk melaksanakan firman-Nya atau hanya mau mengelabui-Nya dengan melakukan kewajibankewajiban yang sesuai dengan adat-istiadat atau kebiasaan yang dibuat olehnya sendiri. Kita membutuhkan rahmat kasih yang tulus kepada Allah untuk menuntun hati kita terarah selalu kepada-Nya dan dengan kesadaran iman melakukan praktek hidup Kristiani yang benar sesuai kehendak-Nya, yang Ia nyatakan dalam Firman-Nya. Semoga Sr.M.Benedicta, OSB
10
Fresh JUICE !
Vol. 15/2011
9 Februari 2011 : Dari Luar atau Dari Dalam? Aloysius Versiglia, Callistus Caravario Kej 2:4b-15-17, Mzm 104:1-2a,27-28,29bc, Mrk 7:14-23 Mrk. 7:15, “Apa pun dari luar, yang masuk ke dalam seseorang, tidak dapat menajiskannya, tetapi apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya.” Berdiskusi tentang haram atau halal, tentu akan banyak perdebatan, terutama yang menyangkut haram dalam hal makanan. Haram yang dimaksud adalah membuat orang najis atau tidak suci atau “pantas’ di hadapan Allah karena makanan yang disantap adalah “kotor”. Tetapi Yesus dalam sabdaNya hari ini menyatakan bahwa apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya, itulah yang mejauhkan dirinya dari Allah. Konteks Yesus mengatakan Sabda di atas adalah untuk menegur orang-orang Farisi yang terlalu menomersatukan peraturan-peraturan ibadah yang malahan membuat orang terkekang. Maka dari itu Yesus dalam sabdaNya yang lain mengatakan kepada para pengikutNya, janganlah mengikuti teladan orang Farisi karena mereka tidak konsekuen dengan adat istiadat orang Yahudi. Yesus menegur, “Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh daripadaKu. Percuma mereka beribadah kepadaKu, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia.”(7:6b-7) Di ayat selanjutnya Yesus mengatakan sekali lagi, “Apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya, sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan.” (7:20b-22) Bertolak belakang “apa yang dari luar” yang masuk ke dalam seseorang tidak dapat menajiskannya. Menjadi najis, jika orang tersebut menggunakan pilihan bebasnya untuk menerima yang buruk dan memperburuk keadaan di dalam hatinya sehingga mengeluarkan yang buruk juga. Hal ini juga diungkapkan oleh perumpamaan dari Yesus sendiri tentang pohon dan buah. Pohon yang baik akan menghasilkan buah yang baik dan pohon yang buruk akan menghasilkan buah yang buruk sehingga tidak dapat dinikmati oleh orang lain. Sekali lagi, sangatlah penting untuk mengerti Sabda Yesus sendiri tentang apa yang dari luar dan apa yang dari dalam. Yang dari dalam hati, sangatlah penting karena tidak terlihat oleh orang lain, tetapi hanya Tuhan sendiri yang tahu. Fr. Vincent, MGL
Vol. 15/2011
Fresh JUICE ! 11
10 Februari 2011 : Takut Akan Tuhan Skolastika Kej 2:18-25, Mzm 128:1-2,3,4-5, Mrk 7:24-30 Mzm 128:1 “Berbahagialah Setiap orang yang takut akan Tuhan yang hidup menurut jalan yang ditunjukkanNya” Sebuah keluarga baru yang kurang disetujui oleh keluarga pihak laki-laki karena pihak perempuan dari keluarga yang sederhana. Tetapi karena cintanya dengan wanita ini, dia nekat menikah walau tanpa restu dari orang tua dan keluarganya. Akhirnya pernikahan di lakukan di rumah pihak wanita Pasangan baru ini sangat bahagia walaupun harus tinggal di kontrakan kecil. Saat sang istri hamil muda bencana keluarga mereka mulai datang, keluarga suami mencoba memisahkan mereka dengan cara-cara yang dilarang Tuhan, menggunakan hal-hal magic. Si suami berubah perangai, benci pada istrinya, bahkan hampir membunuh buah hatinya. Sang istri tiada henti-hentinya berdoa agar jiwa suaminya diselamatkan oleh Tuhan, dan Tuhan mendengar doa sang istri. Perangainya kembali normal dan sangat menyanyangi sang istri. Hal itu membuat keluarga sang suami menjadi geram dan selalu mencoba dengan segala cara memisahkan mereka. Saat anak mereka lahir, sang suami mengalami sakit berat. Keuangan yang pas-pas an membuat mereka kesulitan. Kakak sang istri merasa kasihan, dan membantu memberi dana untuk berobat, tetapi sang suami tetap saja tidak sembuh. Si istri mulai marah pada Tuhan. Dia mulai datang ke dukun-dukun, dan suaminya sembuh, sehingga dia mulai percaya. Di setiap sudut rumah dia selalu pasang tempat pemujaan. Hingga pada saat berkat itu datang melimpah atas keluarganya, dia semakin lupa dengan sang pemberi berkat yaitu Tuhan. Sang suami pun jadi gemar mendatangi paranormal dan dukun-dukun agar diberi kekayaan. Kehidupan dan usaha sukses sampai memiliki beberapa rumah mewah dan mobil mewah. Hingga terjadi kerusuhan di kotanya, semua tempat usaha dan rumahnya ikut di bakar dan dijarah. Mereka lari ke sebuah kota kecil untuk mempertahankan hidup mereka. Mereka kecewa dan marah dengan nasib yang dialaminya, dan dikota kecil ini mereka memulai dari nol. Mereka tetap menjauh dari Tuhan sampai sang suami kembali sakit sangat parah dan hampir meninggal. Saat itu dia bertemu dengan seorang ibu pelayan Tuhan. Ibu ini mengajak untuk berserah kepada Tuhan dan mengingatkan untuk kembali berdoa dan datang ke gereja, minta ampun kepada Tuhan. Akhirnya sang istri ini bertobat dan menyesali stiap dosa-dosanya. Dan mukjizat terjadi suaminya sembuh. Dari situ mereka mengawali kehidupan di kota kecil ini dengan pelayanan doa-doa, dan mereka semakin takut akan Tuhan. Setiap pagi mereka selalu berdoa bersama seluruh keluarga untuk mohon penyertaan Tuhan. Tuhan melihat hati mereka, kehidupan mereka dipulihkan dan usaha mereka semakin diberkati Tuhan. Mereka juga melayani Tuhan dengan membantu sesama yang sakit. Tuhan selalu punya rencana indah dalam hidup kita, walaupun terlihat seperti hal buruk tetapi dengan berpegang, berharap dan selalu takut akan Dia, kita percaya Dia akan bekerja bagi kita. Rina
12
Fresh JUICE !
Vol. 15/2011
11 Februari 2011 : Dosa SP Maria di Lourdes,Benediktus Aniane, Hari orang Sakit Sedunia Kej 3:1-8, Mzm 32:1-2,5,6,7, Mrk 7:31-37 Mrk 7:37 “Ia menjadikan segala-galanya baik, yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berkata-kata” Apa itu dosa? Dosa adalah penolakan kita terhadap Tuhan yang selalu meluangkan waktu untuk berjalan bersama kita. Dosa adalah keinginan kita untuk menjadi Tuhan atas diri kita sendiri agar kita tidak perlu sadar lagi akan keberadaan Tuhan di samping kita, kita tidak perlu mendengarkan-Nya atau pun berbicara dengan-Nya. Sama seperti ketika kita semua beranjak dewasa atau merasa diri sudah dewasa, kita tidak ingin lagi ada orang tua yang cerewet mengatur kita, kita tidak mau diatur. Tidak heran kalau kita pun lantas menutup telinga dan mulut kalau sudah tidak tahan mendengar nasehat atau teguran orang tua. Kita ingin mengatur diri sendiri, kapan waktu makan, waktu tidur atau bangun tidur. Keinginan tersebut pada dasarnya normal, bukan dosa, tetapi akan menjadi dosa, kalau hasrat yang normal itu malah menyebabkan runtuhnya hubungan baik dengan sesama, dalam hal ini orang tua, atau bahkan dengan Tuhan sendiri. Penginjil Markus menyimpulkan di akhir kisahnya tentang penyembuhan seorang tuli di Dekapolis, bahwa kedatangan Yesus ke kota tersebut membuat semua menjadi baik, menjadi harmonis dan damai, tandanya adalah, orang tuli mendengar dan bisu berkata-kata. Kalau kita mau hubungkan dengan kisah dalam Kitab Kejadian hari ini (Kej 3:18) tentang kejatuhan manusia ke dalam dosa, maka tanda kedosaan Adam dan Hawa adalah pura-pura tidak mendengar langkah Allah di taman Eden dan tergagap-gagap ketika Tuhan bertanya di mana mereka (Kej 3:9-10). Mereka takut dan malu, karena mereka mau megatur diri sendiri, menjadi tuan atas diri sendiri, hingga menyebabkan hubungan baik dengan Tuhan menjadi rusak dan tidak harmonis lagi. Sekarang apakah kita mau membawa ketulian dan kebisuan kita di hadapan-Nya untuk disembuhkan, dibuka dan dibebaskan. Tentunya kita menyesali tindakan Adam dan Hawa yang mengikuti keinginan mengatur diri sendiri yang menyebabkan mereka harus melanggar perjanjian dengan Allah sendiri. Namun demikian sadar atau tidak, kita pun punya kecenderungan untuk mengatur diri yang sangat besar hingga kita mengorbankan satu hal yang paling penting dalam hidup, yaitu bahwa hanya Tuhan-lah yang bisa mengatur hidup kita menjadi lebih baik, bukan kita manusia. Serahkan semuanya kepada Tuhan, percayalah bahwa Tuhan selalu ingin yang terbaik untuk kita. Kita perlu iman bahwa hanya Tuhan yang mengatur hari kelahiran dan kematian tiap orang. Kita juga percaya bahwa sekali kita lahir, Tuhan pasti menyediakan segala sesuatu kita perlukan untuk bisa hidup di dunia. Fr. Wenz,MGL
Vol. 15/2011
Fresh JUICE ! 13
12 Februari 2011 : Hal Memberi Agatha Humbelina Kej 3:9-24, Mzm 90:2,3-4,5-6,12-13, Mrk 8:1-10 Mrk 8 : 2 Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak ini Beberapa tahun yang lalu, saat saya baru mulai bergabung dengan persekutuan doa muda-mudi, tiap kali diberi kepercayaan untuk menjadi pemimpin pujian, saya selalu ketakutan dan ragu, selalu terlintas pikiran, “duh, gimana nanti kalau salah, gimana kalau suara saya fals, dll”. Begitu pula tiap kali diberi tugas yang lain, selalu ada keraguan dan kebimbangan muncul. Namun tiap kali ragu itu muncul, saya selalu teringat akan homili seorang romo tentang kisah penggandaan roti dan ikan ini. Romo mengatakan, walau yang ada cuma roti dan ikan yang sedikit, tapi Yesus mau pakai yang sedikit itu untuk memberi makan banyak orang. Begitu pula dengan talenta yang kita miliki, walau kita merasa Cuma bisa melakukan hal yang sederhana, tapi kalau kita lakukan dengan tulus ikhlas, Tuhan akan menggenapkannya dan memakainya untuk hal yang besar. Tiap manusia dianugerahkan roti sebagai bekal hidupnya. Roti yang dimiliki bisa berwujud dalam talenta, bakat, kelebihan, potensi, semangat hidup, semua yang ada dalam hidup kita. Kalau kita bersedia membaginya bagi orang lain, walau roti itu cuma sedikit, namun Yesus akan melipatgandakannya dan bisa berguna bagi banyak orang. Yang perlu diingat penggandaan itu terjadi saat kita bersedia menyerahkannya pada Tuhan. Mukjizat penggandaan roti dan ikan terjadi setelah ada kesediaan dari para murid untuk menyerahkannya pada Yesus. Tuhan tak pernah memandang jumlah pemberian kita, apakah itu sedikit atau kurang, namun yang dilihat Tuhan kerelaan kita memberi. Bukan hanya dalam keuangan, tapi dalam setiap pelayanan dan langkah hidup kita. Janganlah bersungut-sungut, kerjakanlah tugas yang ada dengan sepenuh hati. Bila ada saudara yang berkekurangan atau memerlukan bantuan, jangan ragu untuk menawarkan bantuan. Bila ada teman yang murung, jangan segan untuk menghibur. Tuhan melihat setiamu. Agatha
14
Fresh JUICE !
Vol. 15/2011
13 Februari 2011 : Angan-Angan Hari Minggu Biasa VI Sir 15:15-20, Mzm 119:1-2,4-5,17-18,33-34, 1Kor 2:6-10, Mat 5:17-37 1 Kor 2:9 “Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata dan tidak pernah timbul didalam hati manusia semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia” Tak terasa 6 tahun sudah saya tinggal di Bali, 6 tahun pula saya bergabung dalam DOJCC. Ketika mengingat awal mula saya datang ke Bali dan menetap disini tentu tidak pernah terpikir sebelumnya. Berawal ketika saya masih kuliah di semester akhir tahun 2002 di UK Petra, teman-teman mengajak maen ke Bali. Saat itu kami perlu biaya kurang lebih Rp 500ribu per orang. Untuk ukuran anak kuliahan di semester akhir uang Rp 500ribu bukanlah sedikit.Saat saya sampaikan keinginan saya ke ayah saya dia cuma bilang,” Papi tidak akan membiayai kamu untuk rekreasi ke Bali, kalau untuk kuliahmu OK, tapi kalau untuk sekedar jalan-jalan Tidak!” Sedih hati saya saat itu, saya bilang ke temen-temen saya tidak bisa ikut karena tidak punya uang. Saudara yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus,firman Tuhan dalam Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus tentang hikmat yang benar “Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata dan tidak pernah timbul didalam hati manusia semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia” ayat ini mengajarkan kepada saya untuk selalu berpikir positif bahwa karya Allah dalam kehidupan kita jauh diatas semua rencana, impian atau angan-angan kita. Impian ke Bali dirancang kembali oleh Allah dalam kehidupan saya di tahun 2005, ketika saya mendapat tawaran bekerja dan menetap di Nusa Dua Bali, ditambah lagi saya bertemu dengan DOJCC. Bekerja dan berkomunitas. Semua ini terjadi menurut waktuNya waktu yang terbaik untuk kondisi yang tepat.Tentu dari sharing sederhana diatas, anda mulai berpikir angan-angan atau mimpi apa yang sempat terpending, dan suatu saat tanpa anda sangka Tuhan mengabulkan jauh dari yang anda bayangkan. Jadi ketika kita mengingat kembali karya Tuhan yang luar biasa dalam hidup kita, karya yang luar biasa bagi orang-orang yang mengasihi Dia.Apakah suatu hal yang cukup sulit jika kita meletakkan setiap angan-angan hati kita dalam pemeliharaanNya?! Ingatlah kasihNya,ingatlah kebaikanNya. Sekarang pilihan ada ditangan anda. Tuhan memberkati Lulu
Vol. 15/2011
Fresh JUICE ! 15
14 Februari 2011 : Cinta tidak selalu harus berwujud bunga Sirilus & Metodius Kej 4:1-15,25, Mzm 50:1,8,16bc-17,20-21, Mrk 8:11-13 Mrk 8:11 Lalu muncullah orang-orang Farisi dan bersoal jawab dengan Yesus. Untuk mencobai Dia mereka meminta dari pada-Nya suatu tanda dari sorga. Anak muda yang lagi jatuh cinta bakal ngelakuin apa aja untuk sang pacar tercinta. “Say it with Flower !”. Begitulah kira-kira ungkapan cinta seorang pemuda kepada pacarnya. Semua dapat dikatakan melalui sekuntum bunga atau kalau tidak ya sebatang coklat. Di jamin, kalau cewek dikasih itu mereka bakal klepek-klepek atau bahkan tersipu malu-malu and bakal nanggepin cinta sang cowok. But, itu masih permulaan aja guys !! Nach, masalahnya apakah semua perasaan tersebut harus diungkapkan melalui sebuah tanda ?? Andaikata sang cowok gak mampu kasih hadiah ke cewek, apakah si cewek juga akan menanggapi cinta sang cowok ?? (aku gak bilang semua cewek matre lho !!) ^_^ Seorang suami shock ketika istrinya minta cerai. Rasa romantis dan harapannya yang tinggi akan hidup rumah tangga yang indah tak pernah ia dapatkan dari suaminya. Suami pun bertanya mengenai apa yang dapat dilakukannya untuk mengubah pemikiran istrinya itu. Sang istri pun bertanya,”Seandainya aku menyukai setangkai bunga yang indah di tebing gunung yang tinggi – kita berdua tahu seandainya kamu memanjat gunung itu, kamu akan mati. Apakah kamu akan memetik bunga itu untuk aku? Suaminya hanya diam termenung dan berkata, “Aku akan memberi jawabnya esok pagi.” Keesokan paginya, sang suami tidak ada di rumah. Ia hanya meninggalkan sepucuk surat di meja makan. Istrinya mengambil surat itu, dan mulai membaca setiap kalimat demi kalimat. “Sayang, aku tidak akan mengambil bunga itu untuk kamu !! Ijinkan aku menjelaskan alasanku. “Kamu selalu pegal-pegal pada waktu sahabat kamu datang ke rumah, dan aku harus memberikan tangan ini untuk memijat kaki kamu yang pegal. “Ketika kamu hanya diam membisu di rumah, aku meminjamkan lidahku untuk menceritakan hal-hal lucu yang aku alami. “Sayang, aku gak akan mengambil bunga itu hanya untuk mati, sebab aku gak sanggup melihat air mata kamu mengalir. Sejenak, sang istri mulai meneteskan air mata dan menyadari bahwa tidak ada orang yang pernah mencintai dia, lebih dari suaminya mencintai dia. Dari kisah di atas, tidak semua hal harus diungkapkan melalui tanda. Orang Farisi berusaha mencobai dan menuntut Yesus untuk memberi mereka tanda dari Surga. Seringkali kita juga meminta tanda dari Yesus untuk setiap doa permohonan kita, tapi terkadang Tuhan menjawab tidak melalui hal yang tampak secara fisik. Melalui senyuman, perhatian dan kepedulian dari teman, dan hal lainnya Tuhan bekerja menjawab doa kita dan senantiasa beserta kita. And ….Happy Valentine Day ........ KRIS
16
Fresh JUICE !
Vol. 15/2011
15 Februari 2011 : Kekerasan Hati Klaudius La Colombiere Kej 6:5-8,7:1-5,10, Mzm 29:1a,2,3ac-4,3b,9b-10, Mrk 8:14-21 Mrk 8:21 “…Masihkah kamu belum mengerti?” Kekerasan hati adalah hambatan besar bagi kita untuk bertekun dalam iman. Mungkin anda berpikir bila anda yang menjadi salah seorang murid Yesus yang menyaksikan sendiri ketika Ia memperbanyak roti dan ikan, anda tentu akan beriman teguh kepadaNya. Atau bila anda salah seorang Farisi yang mendapat kesempatan untuk bertemu Yesus secara langsung dan mengetahui nubuat para nabi tentang Mesias, anda serentak akan menyembah Dia dan tidak akan meminta tanda lain. Tapi, apakah benar demikian? Orang Farisi dan Herodes tidak mau menerima Yesus sebagai mesias karena takut tersaingi popularitas dan kekuasaan mereka oleh-Nya. Kesombongan adalah salah satu dosa asal yang membuat hati manusia cenderung untuk membuahkan kejahatan (bdk Kej 6:5b) sebagaimana diwariskan oleh manusia pertama. Demikian satu dosa menimbulkan dosa yang lain sehingga hati manusia menjadi keras seperti batu. Kita membutuhkan rahmat penerangan dari Allah untuk menyadari kekerasan hati kita dan mengubahnya menjadi hati yang siap dibentuk oleh Allah sesuai kehendak-Nya. Para murid melantur dan “lupa” akan mujizat penggandaan roti dan ikan yang Yesus lakukan karena hanya terfokus pada perut yang lapar. Dalam kekurangan, kemiskinan, sakit dan kesusahan orang mudah goyah, kehilangan iman dan harapan karena dikuasai kekuatiran yang berlebihan. Kita membutuhkan rahmat penerangan dari Tuhan akan kekerasan hati karena kurang percaya. Justru dalam keadaan yang paling sulit dan tidak kita harapkan kita harus memasrahkan diri kepada Tuhan karena pertolongan hanya datang dari Ia yang berkuasa atas segalanya. Sr.M.Benedicta, OSB
Vol. 15/2011
Fresh JUICE ! 17
15 Februari : St Faustinus dan St Jovita St Faustinus dan St Jovita adalah dua bersaudara yang tinggal di Brescia, Italia. Mereka termasuk di kalangan para martir awal Kristen. Kedua pemuda ini banyak menderita dalam masa penganiayaan Kaisar Hadrian pada abad kedua. Sejak masih belia, Faustinus dan Jovita telah dikenal karena cintanya yang besar kepada agama yang mereka peluk. Mereka juga mengamalkan karya-karya belas kasih Kristiani. Kedua bersaudara ini saling tolong-menolong dalam berbuat baik kepada mereka semua yang membutuhkan. Uskup Brescia menahbiskan keduanya menjadi imam. Demikianlah, mereka mulai berkhotbah ke mana-mana, baik kepada mereka yang kaya maupun yang miskin. Mereka tak menghindarkan diri dari kurban yang diperlukan untuk membawa banyak orang kepada Tuhan. Karena waktu itu adalah masa penganiayaan, orang mudah merasa takut. Tetapi, Faustinus dan Jovita tak menyerah pada rasa takut menghadapi para prajurit meski para prajurit ini tanpa belas kasihan membantai banyak umat Kristiani. Ketika kaisar mendengar bahwa Faustinus dan Jovita berani berkhotbah secara terbuka, ia menjebloskan mereka ke dalam penjara dan menyiksa mereka. Kaisar berpikiran bahwa siksa aniaya akan dapat membungkam mereka. Tetapi, tak peduli betapa berat penderitaan yang harus ditanggung kedua imam itu, mereka tak hendak berjanji untuk berhenti berkhotbah tentang Yesus. Mereka senantiasa dalam sikap doa bahkan dalam penjara yang gelap ngeri. Sesungguhnya, mereka secara suka hati mempersembahkan penderitaan mereka kepada Tuhan. Faustinus dan Jovita saling menyemangati satu sama lain untuk tetap gagah berani bahkan jika mereka, juga, harus mati sebagai martir demi Yesus. Kedua bersaudara itu tetap setia pada iman dan kasih kepada Yesus hingga keduanya wafat dimartir. Tanggal tepatnya kematian mereka tidak dicatat. Meski begitu, kesaksian mereka yang gagah berani merupakan kenangan suci sekaligus tantangan bagi kita semua untuk hidup seturut teladan mereka (sumber : http://yesaya.indocell.net/)
18
Fresh JUICE !
Vol. 15/2011
16 Februari 2011 : Disembuhkan supaya semakin dekat denganNya Simon dr Cascia Kej 8:6-13, 20-22-, Mzm 116: 12-13,14-15,18-19, Mrk 8:22-26 Mrk. 8:25 “Yesus meletakkan lagi tanganNya pada mata orang itu, maka orang itu sungguhsungguh melihat dan telah sembuh, sehingga ia dapat melihat segala sesuatu dengan jelas.” Kisah penyembuhan orang buta yang dilakukan oleh Yesus cukup unik dan menimbulkan berbagai pertanyaan. Mengapa Yesus tidak menyembuhkannya secara langsung saja dan mengapa harus sampai dua kali? Pertama kali Yesus meludahi mata orang itu dan meletakkan tanganNya atas orang itu. Apa yang terjadi? Orang buta itu bisa melihat, tetapi belum jelas. Untuk kedua kalinya, Yesus meletakkan tanganNya pada mata orang itu, sehingga bisa melihat dengan jelas, alias sembuh secara total. Pada dasarnya, kisah penyembuhan orang buta oleh Yesus ini mau mengajarkan bahwa penyembuhan adalah suatu proses. Dari tidak bisa melihat sama sekali, kemudian melihat tetapi belum jelas, sampai pada melihat dengan jelas seperti semula. Selain itu, dalam proses penyembuhan, Tuhanlah yang mengambil peranan penting karena Dia ingin orang yang disembuhkannya kembali normal seperti semula dan tidak setengah-setengah. Inilah hati Tuhan kita yang mau supaya kita sembuh secara total. Maka dari itu, selalu dikatakan di akhir cerita penyembuhan bahwa janganlah menceritakan hal ini kepada orang lain, karena Yesus tidak mau orang “salah mengerti” atau salah paham dengan mukjizat yang dilakukannya. Kisah mukjizat yang dilakukan Yesus hanyalah seperti setitik pasir di laut dari kuasa Allah. Dengan kisah penyembuhan, orang diajak untuk semakin dekat dengan Tuhan supaya lebih mengenalNya. Tidak hanya mata jasmani saja yang dibukakan, tetapi juga mata hati kita supaya kita lebih memahami kehendakNya. Yang lebih utama lagi, dengan kisah mukjizat ini para pengikutNya ingin diajak untuk mendalami mukjizat Yesus yang terbesar di Salib dimana semua orang ditebus olehNya melalui wafat dan kebangkitanNya. Pepatah mengatakan bahwa, “We need to see the bigger picture.” Dengan kata lain, kita diajak untuk melihat rencana Allah yang besar melalui mukjizat-mukjizat kecil di sekitar kita. Fr. Vincent, MGL
Vol. 15/2011
Fresh JUICE ! 19
17 Februari 2011 : Siapakah Aku? Hari Biasa Kej 9:1-13, Mzm 102:16-18,19-21,29,22-23, Mrk 8:27-33 Mrk.8:27b Nama itu menunjukan identitas pribadi.Ketika orang tua kita memberikan nama kepada kita,mereka tentu mempunyai harapan dengan nama yang diberikan itu. Contohnya orang Jawa mereka memberi nama kepada anaknya dengan harapan tertentu, misalnya ; Santoso diberikan dengan harapan kelak anak itu menjadi orang yang kuat, Nama Budiman diberikan supaya anak itu menjadi orang yang baik hati dan berbudi. Contoh yng kedua orang Flores, mereka memberi nama anak mereka sesuai dengan situasi pada saat itu, misalnya para petani panen raya seperti kacang buncis dan saat itu anak mereka lahir’ maka dinamai Alosius Buncis. Tentu saja dalam kenyataan bisa saja harapan itu tidak terpenuhi. Apakah nama yang diberikan orang tua kepada diriku? Apakah harapan orangtua itu sekarang terpenuhi dalam diriku? Begitu pulah orang Yahudi nama atau Gelar itu sangat berarti yaitu menunjukan identitas pribadai. Identitas pribadi itu sangat penting karena menujukan peran ataupun tugas perutusan yang dibawah oleh pribadi yang bersangkutan.Dalam konteks ini Yesus bertanya kepada para Rasul apakah mereka mengenal sipakah Dia? sebenarnya setelah mengikuti-Nya beberapa lama di Galilea, menyaksikan mujizat-mujizat yang dilakukan. Pertama-tama Yesus bertanya pedapat orang banyak tentang Dia. Orang banyak melihat Yesus sebagai Yohanes Pembaptis atau Elia ataupun nabi lainya. Tidak ada satu jawabanpun yang memuaskan Yesus. Maka Ia bertanya lebih lanjut,”Lihat kalau menurut kamu siapakah Aku ini?” Petrus tokoh yang polos- ceplas ceplos dan pemberani, mewakili para rasul lainnya dengan lantang berseruh:”Engkau adalah Mesias!” tentu saja jawaban ini sangat memuaskan Yesus karena memang dia adalah Mesias yang dalam bahasa Ibrani artinya yang diurapi,yang dikuduskan, yang dijanjikan oleh Allah dan yang sedang dinanti-nantikan oleh seluruh bangsa Yahudi untuk membebaskan mereka dari penindasan. Dalam injil Matius, Yesus memuji Petrus atas jawabannya yang tepat, dengan berkata:”Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan kepadamu melainkan Bapaku yang di surga. Memang petrus bisa menjawab tepat dan benar atas pertanyaan Yesus karena bisikan Roh Kudus di dalam dirinya. Mari kita belajar seperti Petrus supaya kita tetap mempertahankan dengan iman dan keyakinan bahwa Yesus adalah sumber kehidupan kita Ialah yang akan datang membebaskan kita dari belenggu dosa dan maut dan menjadi jaminan untuk memerdekakan kita ,,,Amin…. franky_Laka
20
Fresh JUICE !
Vol. 15/2011
18 Februari 2011 : Hidup sebagai anak-anak Allah Jumat, 18 Februari 2011: Fransiskus Regis Clet Kej 11:1-9, Mzm 33:10-11,12-13,14-15, Mrk 8:34-9:1 Mrk 8:36 “Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya” Kisah Menara Babel adalah salah satu ceritera kesukaan saya waktu SD dulu ketika saya mulai membaca Kisah Perjanjian Lama versi anak-anak. Saya membayangkan kegaduhan yang terjadi ketika bahasa yang tadinya satu kemudian terpecah-pecah dan mengakibatkan salah pengertian dan cekcok yang berujung pada tidak selesainya mega proyek Menara Babel yang tadinya akan menjadi tempat bagi manusia untuk terhindar dari banjir bandang yang mungkin akan datang lagi. Apa yang salah dari ceritera Menara Babel? Sepertinya tidak ada yg salah dengan proyek Menara Babel itu sendiri. Tuhan tidak pernah menyalahkan bangunan atau tiap rencana manusia, tujuan pembangunannya yang mengundang soal, sebab menara itu dibangun untuk menantang Allah. Menara Babel adalah simbol manusia yang bersatu bukan untuk memuji Tuhan tetapi untuk melawan-Nya. Gereja Katolik yakin bahwa manusia dihidupkan oleh Roh Allah sendiri yang dihembuskan-Nya ke dalam diri kita agar kita hidup. Karena itu hidup kita tidak lain adalah menyadari dari waktu ke waktu akan Roh Allah yang ada dan hidup dalam diri kita. Nyawa kita adalah Roh Allah sendiri, dan kalau hidup itu sering diartikan sebagai mempertahankan nyawa, maka hidup berarti juga proses penyadaran berlanjut bahwa hidup kita yang berasal dari Allah akan juga kembali kepada Allah pada saatnya. Hidup atau mempertahankan nyawa adalah menyadari bahwa Allah sendiri yang memberi hidup dan Roh-Nya agar kita hidup di dunia material ini. Dunia dan segala dinamika hidupnya bukan berarti tidak penting, tetapi itu bukan menjadi satu-satunya tujuan life after birth. Kalau boleh dibilang, life after birth, bagi kita murid-murid Yesus harus menunjukkan perjalanan menuju life after death. Dunia seringkali dilambangkan dengan harta, kuasa dan tahta yang akrab di telinga kita orang beragama sebagai sesuatu yang buruk dan jahat. Hidup kita sering terbagi dalam dua kutub, yaitu kutub surgawi dan kutub duniawi. Kedua kutub ini selalu dilawankan satu sama lain, tidak pernah akur. Kalau sudah demikian hidup kita di dunia ini menjadi problematik, karena kita diajak untuk memusatkan pikiran pada kehidupan surgawi sementara kita hidup di dunia. Sebagai murid-murid Yesus, kita tidak diajak untuk mempertentangkan kedua kutub duniawi dan surgawi, kita dilahirkan menurut citra Allah, artinya kita ini ditakdirkan suci dan punya bakat-bakat ilahi dan surgawi. Kita harus melihat hidup sebagai satu kesatuan utuh, karena kehidupan duniawi akan menentukan pula kehidupan surgawi kelak. Yang perlu kita sadari adalah bagaimana mendamaikan hidup duniawi kita hingga bisa melambangkan juga hidup surgawi sebagai anak-anak Allah. Fr. Wenz,MGL
Vol. 15/2011
Fresh JUICE ! 21
19 Februari 2011 : Selamat mendengarkan Konradus dr Piacenza Kej 11:1-7, Mzm 145:2-3,4-5,10-11, Mrk 9:2-13 Mrk 9:7 Maka datanglah awan menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara: “Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia.” Lebih mudah mana, mendengarkan atau berbicara? Sebenarnya secara teori, lebih mudah untuk mendengarkan daripada berbicara. Karena secara teori untuk berbicara kita butuh persiapan. Persiapan apa yang kita mau bicarakan terhadap audiens kita. Persiapan dengan memikirkan terlebih dahulu untuk mengungkapkan apa yang ada di benak kita. Tapi prakteknya, seringkali kita lebih banyak susah untuk mendengarkan. (untunglah telinga kita ini terpasang dengan paten dan bukan lepas pasang :) Mungkin karena itulah banyak pertengkaran terjadi karena masing-masing pihak tidak mau mendengarkan. Ketika istri marah kepada suami, karena suami tidak mau mendengarkan, atau malah sibuk main sms terus (bukan saya lho...) Ketika suami marah kepada istri, karena istri sibuk memperhatikan dirinya sendiri daripada mendengarkan keinginan suaminya (bisa jadi ini istri saya..he..he..) Atau contoh yang paling gampang adalah anak saya. Ketika Yonathan, anak saya ingin menjelaskan sesuatu, dan ia melihat saya sedang sibuk berbicara dengan istri saya, pastilah ia akan ngomong ”Papa, papa dengerin dong Yoyo ngomong.” Kalau sudah parah biasanya ia akan ngomong ”Tadi sih papa nggak dengerin Yoyo ngomong, Yoyo jadi malas mau ngulang lagi.” Dan biasanya setelah ia akan ngambek. Injil hari ini sungguh di luar dugaan. Apa pasal? Karena Bapa sendiri berbicara langsung kepada para murid. Dan Bapa meminta para murid untuk mendengarkan Yesus, anak yang dikasihiNYA. Kalau kita membaca sepertinya Bapa ‘menegur’ pada murid. Karena Bapa tahu, walaupun para murid bersama Yesus selalu, tapi seringkali mereka tidak mendengarkan DIA. Walaupun para murid selalu bersama Yesus, tapi Bapa tahu bahwa para murid belum mengerti akan maksud kedatangan Yesus. Karena itulah Bapa meminta para murid untuk mendengarkan Yesus. Yup, mendengarkan.! Mungkin kita sudah lama ikut Yesus. Bahkan mungkin sejak dalam kandungan kita sudah ‘dibaptis’ menjadi pengikut Kristus. Pertanyaan untuk kita, apakah selama ini kita sudah benar-benar mendengarkan Yesus? Menjadi pengikut Kristus artinya kita mau mendengarkan sabdaNYA. Mau mendengarkan dan merenungkanNya dalam hati kita. Mau merenungkan dan berusaha dengan kekuatan Tuhan untuk melaksanakannya. Dan akhirnya banyak orang tahu bahwa kita adalah murid Yesus. Akhirnya .... Buat istri, selamat mendengarkan suami anda berbicara. Buat suami, berusahalah mendengarkan istri anda berbicara! Buat yang belum punya istri dan suami, selamat mendengarkan orang lain yang berbicara kepada anda. Dan buat semuanya.. Selamat mendengarkan dan merenungkan sabda Tuhan... (Yovie)
22
Fresh JUICE !
Vol. 15/2011
20 Februari 2011 : Bersihkanlah racun di dalam hati Hari Minggu Biasa VII Im 19:1-2,17-18, Mzm 103:1-2,3-4,8,10,12-13, 1Kor 3:16-23, Mat 5:38-48 Mat. 5:44 “… Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.” Hendra adalah seorang petani yang selalu bekerja keras. Suatu hari Pak Hendra sangat terkejut melihat seekor dombanya keracunan, setelah meminum air dari sumurnya. Pada hari itu, Hendra marah-marah kepada siapa saja yang berada di sekitarnya. Dia mengutuk dan menaruh dendam kepada orang yang telah menaruh racun di dalam sumurnya. Tapi Hendra sadar bahwa dia mempunyai tanggung jawab terhadap keluarganya serta seluruh binatang peliharaannya. Karena itu dia pergi meminta-minta dan bahkan mengemis air ke tetangga. Pada suatu ketika, Hendra dikunjungi oleh seorang asing. Dengan sangat menyesal dia menceriterakan keadaannya kepada orang asing ini. Menyadari keadaan itu, Hendra berkata, “Maafkan saya teman, saya sungguh menghargai kehadiran anda. Namun aku mengalam suatu kesulitan yang besar. Aku tidak mempunyai penyediaan air bersih yang cukup buat seluruh kebutuhanku dan apalagi buat anda. Maafkan aku sekali lagi.”Melihat dan merasakan penderitaan yang Hendra alami, orang asing itu menawarkan dirinya untuk membantu membersihkan sumur itu. Dengan senang hati, Hendra menerima tawaran itu. Merekapun mulai membersihkan sumur itu. Setelah membersihkan sumur itu, orang asing itu berinisiatif untuk mencoba meminum air dari sumur itu. Orang asing itu menimba air dari sumur itu lalu mengisi air itu di sebuah cangkir. Dia meminum air itu. Dengan senyumnya, dia mengatakan kepada Hendra, “Air ini telah bebas dari racun itu dan kamu boleh menggunakannya,” Kemudian Hendra mengambil sebuah cangkir dan diisinya dengan air. Dia meminum air itu. Namun dia mengatkan, “Maaf teman, tetapi aku masih merasakan racun itu. Orang asing itu mengatakan, “Hendra, temanku, air ini telah bebas dari racun itu, yang belum bebas adalah hati saudara. Bersihkanlah racun dalam hati saudara, dengan memaafkan orang yang menaruh racun itu.” Yesus hari ini menyampaikan kepada kita suatu ajakan, “Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.” Yesus mengajak kita untuk selalu memberikan ampun kepada orang yang telah menyakitkan perasaan kita. Ia juga mengajak kita sekalian untuk berdoa bagi mereka. Karena mungkin mereka tidak sadar akan perbuatan mereka. Ataupun mereka sudah dibutakan oleh setan yang merasuk. Rm, Joseph, MGL
Vol. 15/2011
Fresh JUICE ! 23
21 Februari 2011 : Siapa Penolongku? Petrus Damianus Sir 1:1-10, Mzm 93:1ab,1ac,5, Mrk 9:14-29 Mrk 9:23 Jawab Yesus:”Katamu: jika Engkau dapat? Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya!” Zaman dahulu kala, ada seorang pedagang yang dikejar kawanan perampok. Mereka memburu hasil dagangannya dari kota. Pedagang ini lari sekencang-kencangnya berusaha menyelamatkan diri. Dalam kepanikannya ia mengambil belokan yang salah. Sampailah dia di gang buntu penuh sampah. Dalam keputus-asaannya ia berteriak minta tolong sekalipun tahu tidak ada orang lain disana. Tiba-tiba terdengar bisikan dari sebelah kirinya. Ternyata ada seorang gelandangan dalam rumah kardusnya, memanggil dia untuk bersembunyi disana. Berkat pertolongan itu, si pedagang selamat karena para pengejarnya tidak membongkar tumpukan sampah satu persatu. Kita pasti pernah mengalami peristiwa dalam hidup yang membuat kita putus asa, tampaknya tidak ada jalan keluar. Seperti cerita diatas, juga cerita tentang orang yang anaknya kemasukan roh dalam Injil. Peristiwa buruk yang menimpanya sepertinya tidak berkesudahan. Anaknya kerasukan sejak kecil, murid-murid Yesus tidak dapat mengusirnya, dan setelah roh itu diusir, anaknya tampak seperti mati. Namun bagi Tuhan tidak ada yang mustahil. Bahkan saat tiada harapan, semua jalan tertutup, ingatlah kita Tuhan yang mampu membalik semuanya dalam sekejap mata. Dengan berbagai cara, bahkan dengan cara yang tidak terpikir, Ia akan menolong kita asal kita berseru minta tolong pada Dia. Saat kita mengangkat tangan minta tolong, Dia akan turun tangan membela kita. Siska
24
Fresh JUICE !
Vol. 15/2011
22 Februari 2011 : Engkau adalah Mesias Pesta Takhta St. Petrus Rasul 1Ptr 5:1-4, Mzm 23:1-3a,3b-4,5,6, Mat16:13-19 Mat 16:17 “…sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di surga.” Bangsa Romawi kuno merayakan hari peringatan orang-orang yang telah meninggal dunia pada tanggal 22 Pebruari dengan makan bersama di depan makam, dimana diletakkan “Cattedra” yaitu tempat duduk yang disediakan bagi arwah yang diyakini kehadirannya dalam perjamuan makan bersama tersebut. Mulai dari abad ke-4 umat Kristiani merayakan pada tanggal yang sama penghormatan kepada sebuah takhta yang jauh lebih spiritual, yaitu takhta St.Petrus, pemimpin Gereja di Roma.Tercatat dalam dokumen Gereja Depositio Martyrum tanggal 22 Pebruari tahun 354 sebagai hari lahirnya penghormatan pada Takhta St.Petrus. Sebelum memberitahukan kepada murid-murid-Nya tentang penderitaan yang akan Ia tanggung, Yesus ingin mengetahui bagaimana murid-murid-Nya mengenal diri-Nya setelah berbulan-bulan mengikuti-Nya. Ketika Yesus menanyakan siapakah diri-Nya menurut mereka, hanya Petrus yang menjawab: “Engkau adalah adalah Mesias, Putera Allah yang hidup (Mt 16:16). Yesus lalu berkata kepadanya: ”Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di surga”(Mt 16:17). Yang Petrus katakan bukan lahir dari pikiran atau pengetahuannya, sebab ia bukanlah seorang ahli taurat atau pemuka agama, tetapi dari apa yang telah dinyatakan Bapa di dalam hatinya: sebuah pengakuan iman. Yesus yang melihat kesungguhan hati Petrus yang murni dan terbuka kepada rahmat Allah mempercayakan tugas penting sebagai pemimpin Gereja dan pemegang kunci kerajaan surga. Ia yang kemudian menjadi saksi penderitaan Kristus dan penasihat bagi para gembala juga ditentukan untuk mendapat bagian dalam kemuliaan yang akan dinyatakan kelak (bdk 1 Pet 5:1). Demikian pula kita yang menerima warisan kesaksian Petrus dan para rasul lainnya serta tradisi jemaat perdana. Kita dipanggil untuk meneladani Petrus: bersaksi dengan berani akan kebenaran iman kita dalam hidup keseharian kita. Sr.M.Benedicta, OSB
Vol. 15/2011
Fresh JUICE ! 25
23 Februari 2011 : Berbuat Kasih Polikarpus Sir 4:11-19, Mzm 119:165,168,171,172,174,175, Mrk 9:38-40 Mrk. 9:40, “Barangsiapa tidak melawan kita, ia ada di pihak kita.” Injil hari ini mengisahkan Yesus yang menghardik para murid yang protes karena ada orang yang bukan pengikut Yesus mengusir setan atas nama Yesus. Kalau dilihat secara logika sebenarnya tidak masuk akal. Bagaimana mungkin seorang yang bukan pengikut Yesus, mengusir setan atas nama Yesus? Dengan mengatasnamakan Yesus, berarti orang yang mengusir setan itu tentu percaya akan kekuatan Nama Yesus dong. Sangat jelas, Yesus jelas-jelas mengecam yang namanya fanatisme. Yesus berkata, “Jangan kamu cegah dia! Sebab tidak ada seorangpun yang telah mengadakan mukjizat demi namaKu, dapat seketika itu juga mengumpat aku.” Nama Yesus adalah Nama di atas segala nama. Nama Yesus mempunyai kuasa untuk mengadakan mukjizat. Yesus datang ke dunia ini untuk membawa kasih Allah, sebab Allah adalah kasih. Jadi setiap perkataan, perbuatan dan mukjizat yang diperbuat oleh Yesus berdasarkan kasih Allah dan bukan untuk memegahkan diri. Dengan kata lain, setiap orang yang bertindak berdasarkan kasih, sangat jelas dia tidak bertentangan dengan Allah karena Allah adalah kasih. Jadi orang yang berbuat kasih ada di pihak Allah dan tentu saja tidak bertentangan dan melawan kehendak Allah. Yesus pernah tinggal di dunia ini menjelma sebagai manusia, sama seperti kita sekarang yang hidup dan mati. Tapi Yesus adalah Tuhan yang mengalahkan kematian dengan bangkit dari antara orang mati. Setelah itu, Yesus terangkat ke surga dan tidak meninggalkan kita sendirian, tetapi mengirim Roh Kudus, Roh KudusNya sendiri untuk menemani para pengikut Yesus. Roh Kudus yang hidup sekarang di dunia ini adalah Roh Kasih Allah itu sendiri. Roh itu sendirilah yang mengilhami orang dalam berbuat kasih kepada sesama. Setiap orang yang berbuat kasih, sadar atau tidak, Roh Allah-lah yang menggerakkannya. Jadi kalau Roh Allah yang ada di belakang semua tindakan kasih, tentu tidak ada yang menentangnya. Jadi, janganlah sekali-kali menentang orang yang berbuat kasih khususnya dari mereka yang bukan pengikut Kristus karena kita yakin, Roh Allah ada di balik semuanya itu. Fr. Vincent, MGL
26
Fresh JUICE !
Vol. 15/2011
24 Februari 2011 : Garam Hari Biasa Sir 5:1-8, Mzm 1:1-2,3,4,6, Mrk 9:41-50 Mrk 9:50 Garam memang baik, tetapi jika garam menjadi hambar, dengan apakah kamu mengasinkannya? Hendaklah kamu selalu mempunyai garam dalam dirimu dan selalu hidup berdamai yang seorang dengan yang lain. Perumpamaan Yesus mengenai garam sudah banyak dibahas dalam renungan. Garam yang mengasinkan, haruslah tetap menjadi asin. Bila garam sudah tidak asin lagi, dengan apa kita membuatnya menjadi asin kembali? Sebelum perumpaan tersebut disebut Yesus, diumpamakan juga bahwa percuma memiliki tangan, kaki, dan mata, bila tidak bisa menjadi berkat. Lebih baik hidup tanpa mata, tapi menjadi berkat bagi orang lain. Perumpaan ini mengena sekali dengan pekerjaan saya selama ini. Saya banyak berhubungan dengan banyak penyandang cacat. Di Bali, banyak penyandang cacat yang disembunyikan oleh keluarganya, karena malu. Karena cacat dianggap upah dari karma buruk. Mereka dianggap aib bagi keluarga, harus disimpan rapat rapat. Banyak dari mereka yang tidak sekolah, bahkan tidak pernah keluar dari rumah. Apakah salah mereka? Bukankan lebih baik mereka tidak memiliki tangan tapi bisa jadi berkat bagi sesamanya, daripada orang yang menyembunyikannya? Bila semua orang ‘normal’, maka tidak ada istilah ‘cacat’. Bila semua ‘cacat’, tidak ada yang ‘normal’. Bersyukurlah atas segala hal. Tapi apakah kita harus berlomba lomba menjadi garam yang terbaik? Garam terasin? Yang terhebat? Garam plus plus? Apakah selama kita mengasini orang lain, kita tidak murni bertujuan menjadi garam, tapi juga menjilat Tuhan? Atau mencari popularitas? Atau kita ingin menjadi garam dengan kemasan yang terbaik? Tanpa kita sadari, itu sering kita lakukan. Jadikan kami garam Mu yang sederhana Tuhan, kami tidak mampu mengarami seisi dunia, biarlah kami menjadi sedikit garam dapur saja, yang memberi rasa bagi keluarga kami. Menjadi cahaya kecil bagi keluarga kami. Amin Jeff
Vol. 15/2011
Fresh JUICE ! 27
25 Februari 2011 : Sahabat Sejati Hari Biasa Sir 6:5-17, Mzm 119:12,16,18,27,34,35, Mrk 10:1-12 Sir 6:17 “Orang yang takut akan Tuhan memelihara persahabatan dengan lurus hati” Mrk 10:9 “Karena itu, apa yang dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia” Kedua bacaan hari ini sebenarnya cocok untuk perayaan Sakramen Pernikahan. Dalam kitab Putera Sirakh, diceritakan pentingnya sahabat setiawan atau sahabat sejati yang bukan hanya ada pada saat senang atau makan-makan saja (Sir 6:10) tetapi yang tidak akan mundur kalau kita dirundung duka atau dalam kesusahan (Sir 6:12). Pendek kata kita diingatkan untuk memiliki sahabat yang baik, mungkin kalau sesama muslim sering mengingatkan bahwa kebersihan adalah sebagian dari iman, maka kita muridmurid Yesus akan saling mengingatkan bahwa memelihara persahabatan dengan lurus hati adalah tanda orang beriman (Sir 6:17). Kisah dalam Injil Markus jelas-jelas menggambarkan posisi Yesus yang menentang perceraian dalam pernikahan Katolik. Kalau mau kita hubungkan dengan arahan dari Kitab Sirakh hari ini maka pernikahan yang baik harus memperlihatkan tanda-tanda persahabatan dua orang sahabat sejati yang berbagi susah dan senang. Pernikahan sama dengan persahabatan dua orang yang takut akan Tuhan. Pernikahan sama dengan memilih sahabat sejati agar bisa saling berbagi susah dan senang seumur hidup. Pernikahan adalah komitmen sepasang sahabat sejati untuk saling setia, saling cinta dan saling berkorban dalam menjalani sisa hidup di dunia menuju hidup yang kekal. Zaman kita adalah zaman sekularisme tempat dimana norma-norma tradisional seperti kesetiaan pernikahan Katolik diserang dari berbagai sudut pandang. Kita dianggap kolot dan terbelakang, karena tidak menerima perceraian, aborsi dan kontrasepsi. Mungkin benar, kita ini kolot, tradisional dan terbelakang, tetapi apa yang mau kita lindungi dalam pandangan yang dianggap kolot dan terbelakang tersebut adalah penghargaan terhadap hidup dan cinta antara sepasang sahabat dari ajaran-ajaran yang mengaburkan kebenaran. Untuk hal ini, Kitab Sirakh mengingatkan bahwa kita diingatkan untuk “memilih hanya satu dari seribu hendaknya menjadi penasehatmu” (Sir 5:6). Dalam Gereja Katolik, penasehat kita sudah jelas yaitu Magisterium Gereja dengan Paus sebagai kepalanya.
Fr. Wenz
28
Fresh JUICE !
Vol. 15/2011
26 Februari 2011 : Sambutlah Tuhan Hari Biasa Sir 17:1-15, Mzm 103:13-14,15-16,17-18a, Mrk 10:13-16 Mrk 10:15 Sesungguhnya barangsiapa tidak menyambut kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk kedalamnya. Karena lebih banyak dirumah, sekarang saya sering punya waktu menyambut anakanak sepulang sekolah. Walaupun hanya 5-7 jam saja mereka di sekolah, udah kangen rasanya. Begitu menyenangkan menyambut mereka, mendengar celotehan mereka apa yang terjadi selama di sekolah. Mereka berdua berebut cerita sampai saya sendiri bingung mana yang didengarkan. Begitu bersemangat, gembira dan ceria. Begitulah jiwa anak-anak. Kadang kalau sedang begitu sibuk, saya tidak memberikan perhatian penuh pada mereka. Mereka bisa merasakannya. Kalau Yoyo dia akan marah dan ngambek. Kalau Vina dia akan diam dan mulai bermain sendiri dengan muka yang terlihat jelas kecewa. Atau Vina akan menulis di kertas, tulisannya begini: “untuk mama”, isinya: “kalau vina ngomong kok mama ga mau dengerin sih ma.” Kalau sudah begitu saya akan peluk dia dan minta maaf. Dalam injil hari ini, Tuhan Yesus mengatakan bahwa menyambut anak-anak seperti menyambut Yesus sendiri. Bagaimana sikap kita saat menyambut Tuhan? Pada saat hari Minggu, saat kita mendengar firman Tuhan apakah kita mendengarnya dengan penuh perhatian??? Pada saat menerima komuni apakah kita menerimanya dengan penuh kangen atau kerinduan??? Atau kita sibuk dengan pikiran sendiri???? Padahal Tuhan ingin berbicara kepada kita. Mari kita belajar menyambut Dia dengan kesungguhan hati, dengan seluruh jiwa dan pikiran kita terpusat kepadaNya, sehingga kita pun bisa mendengar kehendakNya dalam hidup kita. Semoga…….. (nathasa)
Vol. 15/2011
Fresh JUICE ! 29
27 Februari 2011 : Janganlah Kuatir Hari Minggu Biasa VIII Yes 49:14-15, Mzm 62:2-3,6-7,8-9ab, 1Kor 4:1-5, Mat 6:24-34 Mat. 6:25 “Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa ang hendah kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai.” Sebuah pepatah Inggris mengatakan, “Ketakutan berdiri dan mengetuk di pintu, lalu iman membuka pintu. Ternyata tidak ada seorang manusia di luar. Kita sering mencemaskan atau merasa takut terhadap sesuatu yang belum dan mungkin tidak akan pernah terjadi. Beberapa bulan yang lalu, temanku Sandra menceriterakan bahwa anaknya yang perempuan akan mengalami kesulitan waktu melahirkan. Kata dokter bahwa babynya harus dioperasi caesar. Sandra mengatakan bahwa dia tidak menginginkan hal itu terjadi pada anaknya. Dia ingin agar anaknya melahirkan secara normal saja. Tetapi tidak ada jalan lain selain operasi. Sandra berceritera kepadaku sengan sungguh yakin bahwa keajaiban akan terjadi. Sandra berkata, “Romo, aku percaya Tuhan akan mengulurkan campur tanganNya, agar aku dapat melahirkan secara normal.” Mendengar pembicaraan Sandra aku sungguh kagum dengan iman yang ia miliki. “Aku harus tekun berdoa karena anakku dan suamiku sangat ketakutan. Lagipula mereka berdua tidak mempunyai iman akan Allah kita.” Selang tiga minggu kemudian, aku bertemu Sandra. Dengan wajah yang berseri-seri penuh tawa, dia berceritera kapadaku bahwa semuanya berjalan secara normal. Sandra tak henti-hentinya bersyukur dan berterima kasih kepada Tuhan atas karyaNya yang Agung itu. Injil hari ini, kita mendengarkan ajakan sekaligus pelajaran yang sangat menghibur. Penginjil mengatakan, “Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa ang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai.” Kita diajak untuk tidak menghilangkan waktu dan tenaga saja untuk mengkuatirkan tentang hidup. Mengapa demikian…? Kita manusia diciptakan secara istimewa dan khusus oleh Allah. Kita diciptakan dengan segala kebebasan dan keleluasan yang tidak pernah dimiliki oleh makluk ciptaan lainnya. Lagipula, Allah akan selalu menganugerahkan rahmatNya yang berlimpah kepada kita. Kita harus sungguh percaya bahwa Tuhan akan selalu memberikan apa saja yang kita inginkan. Seperti Sandra, dia sungguh percaya bahwa Tuhan akan membuat sesuatu yang ajaib dan terindah buat anaknya. Marilah kita menaruh iman dan percaya kepada Allah. Rm. Joseph, MGL
30
Fresh JUICE !
Vol. 15/2011
27 Februari : S. Gabriel dari Bunda Dukacita Santo yang menarik ini dilahirkan di Asisi, Italia pada tahun 1838. Ia diberi nama Fransiskus pada saat dibaptis untuk menghormati St. Fransiskus dari Asisi. Ibunya meninggal dunia ketika Fransiskus baru berusia empat tahun. Ayahnya mendatangkan seorang pendidik untuk mengasuhnya dan saudara-saudaranya. Fransiskus tumbuh menjadi seorang pemuda yang amat tampan sekaligus menyenangkan. Seringkali ia menjadi orang yang paling menarik perhatian dalam suatu pesta. Fransiskus senang berpesta-pora, tetapi ia mempunyai sisi lain juga. Bahkan pada saat sedang bersenang-senang, ia kadangkadang merasa bosan. Ia tidak dapat menjelaskan mengapa. Tampaknya, ia merasakan dalam hatinya ada suatu dorongan kuat kepada Tuhan dan kepada kehidupan rohani yang lebih mendalam. Dua kali Fransiskus sakit parah hingga hampir kehilangan nyawanya. Setiap kali ia berjanji kepada Bunda Maria bahwa jika Bunda Maria mau mengusahakan kesembuhannya, ia akan menjadi seorang yang religius. Sungguh, dua kali itu ia sembuh dari penyakitnya, tetapi Fransiskus tidak menepati janjinya. Suatu hari, Fransiskus melihat lukisan Bunda Dukacita sedang diarak dalam suatu prosesi. Tampak olehnya, Bunda Maria menatap langsung kepadanya. Pada saat yang sama, ia mendengar suatu suara dalam hatinya yang mengatakan, “Fransiskus, dunia ini bukan lagi untukmu.” Dan begitulah. Fransiskus masuk biara Passionis. Usianya delapanbelas tahun. Nama yang dipilihnya adalah Gabriel dari Bunda Dukacita. Cinta Grabriel yang terdalam ditujukan kepada Ekaristi Kudus dan Maria, Bunda Dukacita. Ia suka menghabiskan waktu dengan merenungkan sengsara Yesus dan betapa Yesus telah banyak menderita untukya. Grabriel juga melatih diri dalam dua keutamaan dengan cara yang istimewa, yaitu kerendahan hati dan ketaatan. Yang menjadi ciri khasnya adalah sukacita. Ia selalu bergembira dan menyebarkan kegembiraan itu kepada mereka yang ada di sekitarnya. Hanya setelah empat tahun tinggal dalam biara Passionis, Gabriel wafat pada tanggal 27 Februari 1862. Ia dinyatakan kudus pada tahun 1920 oleh Paus Benediktus XV. (sumber : http://yesaya.indocell.net/)
Vol. 15/2011
Fresh JUICE ! 31
28 Februari 2011 : Miskin dan Kaya Hari Biasa Sir 17:24-29, Mzm 32:1-2,5,6,7: Mrk 10:17-27 Mrk 10:23b “Alangkah sukarnya orang yang beruang masuk ke dalam Kerajaan Allah” Sahabat-sahabatku….Anugrah atas sebuah kehidupan itu amat sangat besar yang di berikan secara cuma-cuma oleh Tuhan. Perlu kita tahu bahwa hidup ibarat sebuah misteri yang selalu kita cari, dan bila kita mendapatkan serta merasakannya, patutlah kita mensyukurinya. Kita harus belajar mensyurkuri apa yang telah kita peroleh dari Tuhan. Segala kesempurnaan yang telah kita terima tak luput dari cinta Tuhan yang teramat besar. Namun, jangan jadikan itu kesombongan bagi kita. Sahabat-sahabatku…..Bila kita menyadari bahwa hidup ini merupakan anugerah terbesar dari Tuhan yang cuma-cuma kita dapatkan, maka sebagai anak-anak Tuhan sewajarnya kita mensyukuri dan mentaati segala perintah-Nya. Pada hari ini pun, dengan tegas Yesus mengajak kita untuk tidak menggantungkan hidup kita pada harta kekayaan yang kita miliki. Bila kita menjadi pengikut Yesus, kita tidak boleh melekatkan diri dengan kekayaan serta dikuasai oleh kekayaan yang kita miliki (Mrk 10:21b). Bukan berarti bahwa anak-anak Tuhan tidak boleh kaya, akan tetapi anak-anak Tuhan tidak boleh menggantungkan hidup pada harta kekayaan karena apa yang kita miliki merupakan berkat cuma-cuma dari Tuhan. Sahabat-sahabatku….Yesus tahu bahwa dewasa ini, begitu banyak anak-anak Tuhan menomor duakan Tuhan dan yang nomor satu adalah kekayaan dan kekuasaan. Bahkan Tuhan bagi mereka adalah harta kekayaan. Yang mereka cari bukan wajah Tuhan melainkan wajah kekuasan dan kekayaan. Selalu tidak ada kepuasan. Mereka pun menjadikan kekayaan dan kekuasaan sebagai simbol dan status pergaulan. Akibatnya yang kaya bergaul hanya sesama orang kaya dan yang miskin bergaul sesama orang miskin. Sehingga yang selalu ada hanyalah kesenjangan social. Fenomena ini yang sangat tidak diinginkan oleh Yesus sehingga berkata: “Alangkah sukarnya orang yang beruang masuk ke dalam Kerajaan Allah” (Mrk 10:23b). Sahabat-sahabatku…..bersyukurlah kita yang masih selalu mencari wajah Tuhan dan menggantungkan hidup seutuhnya hanya kepada Dia. Serta menjalankan perintahperintah-Nya. Maka selain harta duniawi saja yang kita dapatkan juga menerima hidup yang kekal di masa yang akan datang (Mrk 10:30). Perlu kita sadari bahwa hidup di bumi ini hanya bersifat sementara. Yang mesti kita cari adalah kehidupan yang kekal. Sahabatku, kendalikanlah dirimu dari harta kekayaan yang Tuhan anugrahkan kepadamu dan berbagilah kepada sesamamu yang membutuhkannya……. Hanz
32
Fresh JUICE !
Vol. 15/2011