Fresh JUICE ! refresh your soul Fresh JUICE !
Fresh Juice adalah buku renungan harian berdasarkan penanggalan liturgi Katolik. Dibuat oleh para anggota DOJ Bali. (www.DOJCC.com). Terbit sebulan sekali di awal bulan. Untuk informasi berlangganan hubungi : Nathasa (0361 - 85 11223)
Kritik dan saran :
[email protected]
Fresh JUICE ! Team Moderator: Rm. Hady Setiawan,Pr Penasehat : Yovie Setiawan Pemimpin Redaksi : Nathasa Editor : Nathasa, Yovie Penulis : Nathasa, Lulu, Adhi, Martina, Agatha, Fransiska, Hanz, Franky, Yovie, Rm. Vincent MGL, Ardhi, Jeff, Rina, Rm. Joseph MGL, Diakon Wenz MGL, Sr. Benedicta, Fr. Mattheus, Maia, Fr David, Alin, Yudi, Betty, Fr. Anis, MGL, Betty Langganan & Marketing Iklan : Nathasa (0361- 85 11223) Distribusi : Anggota DOJ Bali Seluruh hasil Fresh Juice akan disumbangkan untuk pembangunan Rumah Retret di Bedugul Sumbangan dapat disalurkan ke :
Bank BCA A/C No. 611 033 7785 An. Flora Ida W
Harap sms / telpon 0361 - 8511223 untuk konfirmasi.
Fresh JUICE !
managed by :
Vol. 31/2012
www.DOJCC.com
Syalooomm..... Puji Tuhan kita bertemu lagi dalam Fresh Juice Edisi Juni 2012. Hari demi hari berlalu dengan cepat dan tanpa terasa...semua atas penyertaan Tuhan semata dalam hidup kita. Setiap hari baru, kita membuka mata dengan kekuatan baru, semangat baru dan nafas kehidupan merupakan kasih Tuhan yang kita alami tiap hari. Istirahat yang nyaman, keluarga yang mengasihi dan memperhatikan kita, teman-teman yang baik, juga merupakan kasih Tuhan bagi kita. Kita patut bersyukur setiap waktu untuk kasih dan berkatNya bagi kita. Selamat menikmati Fresh Juice edisi ini. Semoga kita semakin disegarkan laksana meminum buah juice yang menyegarkan dan menyehatkan. Puji Tuhan...Alleluia....Amin Nathasa
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 1
1 Juni 2012 : Beriman dan pasrah Yustinus 1Ptr 4:7-13, Mzm 96:10,11-12,13, Mrk 11:11-26 Mrk 11:24 Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu. Ketika segala sesuatunya berjalan lancar, sangatlah mudah untuk percaya bahwa Tuhan menyertai kita. Namun saat tantangan dan ujian mulai menerpa, kita terkadang mulai bertanya “dimanakah Tuhan saat ini berada” Hari ini saat saya mengerjakan Fresh Juice, merupakan saat yang mendebarkan bagi saya. 1 bulan yang lalu saya mendapatkan undangan untuk menghadiri pertemuan para Leaders DOJ dari seluruh cabang dan area, termasuk DOJ Bali yang merupakan satu-satunya cabang DOJ di Indonesia. Pertemuan diadakan di Perth-Australia 1 sd. 4 Juni 2012. Saya pun cepat-cepat memperpanjang paspor karena 5 bulan lagi paspor saya sudah expired. Peraturan imigrasi, minimal 6 bulan sebelum expired paspor harus diperbaharui sebelum kita keluar negeri. Setelah selesai mengurus paspor, saya pun mengurus Visa ke Australia. Saya apply visa 22 Mei 2012. Semua dokumen saya telah diterima dengan lengkap oleh pihak konsulat namun harus menunggu approval paling cepat 5 hari untuk visa bisnis yang saya ajukan. Tanpa menunggu visa disetujui, keesokan harinya saya pun lalu membeli tiket penerbangan dengan tujuan ke Perth Australia. Saya pun mulai tenang. Tiket sudah siap, visa pun sudah diajukan, walaupun visa belum disetujui. Perasaan was-was mulai muncul karena H-3 sebelum keberangkatan visa, menurut konsulat visa saya masih diproses. H-2 visa saya masih juga diproses. Saya pun mulai pasrah dan berserah. Kalau memang Tuhan menghendaki saya berangkat, pasti visa saya akan disetujui. Akhirnya, saya pun mencoba untuk kirim email ke konsulat. Jawaban dari konsulat, pada pagi hari ini (31 Mei 2012) sungguh mengagetkan saya. Mereka bilang biasanya visa diproses selama 10 hari dari tanggal pendaftaran. Saya pun mengatakan kepada mereka bahwa visa yang saya ajukan visa bisnis yang biasanya 5 hari proses dan saya mengatakan bahwa besok (1 Juni) saya akan berangkat. Puji Tuhan, akhirnya 1 jam kemudian mereka membalas email saya dan mengatakan bahwa mereka akan menyuruh staf khusus untuk mem-follow up visa saya dan sore ini visa saya sudah bisa diambil. Kepasrahan saya membuahkan hasil. Ini perjalanan saya yang ke-5 ke Australia, dan baru kali ini saya mendapatkan visa sehari sebelum tanggal keberangkatan. Yes!! Tuhan selalu tepat waktu. He’s still on time !! Percaya dan beriman tidaklah cukup. Beriman juga dibutuhkan kepasrahan. Pasrah akan kehendak dan rencanaNYA pasti yang terbaik yang disediakan bagi kita. “Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu.” Yovie
Vol. 31/2012
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 3
2 Juni 2012 : Lihatlah dan Kecaplah Marselinus & Petrus, Yohanes Baptista Skalabrini, Feliks dr Nikosia Yud. 17:20b-25, Mzm. 63:2-6, Mrk. 11:27-33 Mrk 11:33b, “Jika demikian, aku tidak akan mengatakan kepadamu, dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu.” Setelah Yesus membuat banyak mukjizat, banyak orang yahudi dan para penatua menanyakan kepada Yesus, dengan kuasa manakah dia melakukan hal-hal tersebut dan Yesus mengatakan bahwa dia tidak akan “membuka rahasia” darimana Dia mendapatkan kuasa tersebut. Seringkali kita mendengar dalam hidup bahwa hanya orang-orang yang percaya kepada Yesus dan mengimani Dia sebagai Tuhan dan Juruselamat sajalah yang akan bisa melihat dan menguak “rahasia” tentang kuasa Yesus. Dengan demikian kita diingatkan kembali akan Sabda Yesus yang lain yakni bahwa Yesus mengungkapkan rahasia Kerajaan Allah kepada orang-orang kecil dan sederhana. Siapakah orang-orang kecil dan sederhana yang dimaksud oleh Yesus? Mereka adalah orang-orang yang menerima Yesus sebagai Sang Juruselamat, yang mempercayakan hidup mereka ke dalam tangan kasihNya, yang tidak mengandalkan kekuatan dan kemampuan sendiri tetapi menyerahkan sepenuhnya kepada kuasa Yesus. Dalam kehidupan sehari-hari Yesus sudah melakukan banyak mukjizat yang sering kurang kita sadari. Lihatlah dan kecaplah betapa besar mukjizat yang diberikannya kepada kita sejak kita bangun pagi dari tidur kita yang lelap. Pernahkah kita mensyukurinya? Kuasa Yesus berasal dari BapaNya di Surga karena Yesus, sang Putra dan Bapa adalah satu dan tak terpisahkan. Apapun yang diminta oleh Putra kepada Bapa, akan selalu dipenuhi karena mereka adalah satu. Kuasa atau otoritas adalah wewenang untuk melakukan sesuatu tanpa adanya hambatan. Dengan kata lain, Yesus mempunyai gelar Raja dari segala raja. The King of the kings. Oleh sebab itu, dalam berdoa, kita diajak untuk meminta langsung kepada Yesus yang mempunya kuasa. Kuasa Yesuslah yang membuat kita mampu untuk menjalankan kehendak Bapa di surga. Apakah kita sadar bahwa dengan Kuasa Yesus, kita bisa melakukan hal-hal yang tidak mungkin menjadi mungkin? Rm. Vincent, MGL
4
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 31/2012
3 Juni 2012 : Ini sebuah Panggilan Hidup Hari Raya Tri Tunggal Maha Kudus Ul 4:32-34,39-40, Mzm 33:4-5,6,9,18-19,20,22, Rm 8:14-17, Mat 28:16-20 Mat. 28:18-20 Yesus mendekati mereka dan berkata: “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi… pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,… Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” Hari ini kita merayakan hari Raya Tri Tunggal Maha Kudus. Hari ini merupakan hari yang kusus buat kita sekali untuk merenungkan panggilan hidup kita, baik di dalam hidup berumah tangga atau orang yang membaktikan diri dengan tidak menikah demi kerajaan Allah atau hidup membiara ataupun rohaniwan. Yesus ingin mengingatkan kita akan betapa pentingnya suatu panggilan hidup. Memang berbeda dalam jenisnya namun intinya dan tujuannya sama. Di dalam Injil hari ini, kita mendengarkan kisah perutusan Yesus bagi para muridNya. Yesus mengatakan, “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi… pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus… Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” Penginjil ingin memperlihatkan kepada kita akan inti dan makna atau tujuan dari panggilan Yesus bagi semua pendengarnya. Yesus memilih di antara semua orang 12 rasulNya. Dia menjadikan mereka pengikut dan sahabatNya. Ketika Yesus memilih mereka, Dia memberikan mereka kekuatan yang datang dari Roh Kudus. Lalu dia mengutus mereka untuk menjadikan semua bangsa muridNya dengan mempermandikan mereka di dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Lewat perbuatan dan keharidan mereka, mereka membawa nama dan perbuatan Yesus. Kita juga telah dipanggil oleh Allah. Kitapun telah dijadikan anak-anak Allah lewat Sakramen Pembaptisan. Di dalam Sakramen ini, kita diberi satu kekuatan baru dari Tuhan. Kita dianugerahkan rahmat khusus, rahmat Roh Kudus. Tuhan memberikan kita kekuatan baru untuk melaksanakan kehendakNya menurut jalan-jalanNya. Di dalam perutusan Yesus untuk menjadikan semua bangsamuridNya itu, Dia berjanji akan menyertai kita senantiasa sampai akhir zaman. Jadi ada tiga hal penting di dalam sebuah panggilan hidup. Ketiga hal penting ini adalah inti dan makna sebuah panggialn. Di dalam sebuah panggilan hidup itu selalu terdapat suatu kekuatan dari Allah. Tuhan memberikan kekuatanNya buat kita untuk melaksanakan janji dan kehendakNya. Tuhan juga berjanji akan selalu menyertai kita sampai akhir zaman. Rm. Joseph, MGL
Vol. 31/2012
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 5
4 Juni 2012 : Lebih Mengenal 2 Ptr 1 : 1-7; Mzm 91 : 1-2, 14-15ab, 15c - 16 ; Mrk 12 : 1-12 2 Ptr 1:2 “ Kasih karunia dan damai sejahtera melimpahi kamu oleh pengenalan akan Allah dan akan Yesus, Tuhan kita.” Apakah kamu kenal dengan Pak Anton? Hah, siapa ya dia? Orang mana?; Pada saat berjalan-jalan di suatu sore, mbak, jangan lewat situ, jalannya susah.. Lewat terus saja, memutar agak jauh, tapi jalannya lebih enak.. Ihhh, siapa sih orang itu? Aku tidak kenal, enak saja menyuruhku memutar, kan jauh.. Padahal setelah tetap lewat jalan itu, ternyata harus memutar arah kembali karena jalan susah , tidak bisa dilalui. Pernahkah mengalami, pada saat kita mencari rumah salah seorang teman, kita bertanya pada orang lain,mereka menunujukkan arah, ada yang menunjukkan arah yang benar sehingga kita bisa lebih cepat menemukan rumah yang kita cari, ada yang menunjukkan arah dengan benar juga, tetapi kita yang salah belok, sehingga kita tidak bisa menemukan rumah yang kita cari, dan kita lantas menyalahkan orang yang memberikan arah pada kita. Seperti itulah kita. Seringkali tidak mau mendengar orang yang tidak kita kenal, sedangkan seringkali perkataannya untuk menuntun kita, supaya tidak salah jalan. Hal itu seperti yang tertulis di surat 2 dari Rasul Petrus, bahwa kita akan dilimpahi dengan kasih karunia dan damai sejahtera jika kita mengenal lebih dekat Tuhan kita Yesus Kristus. Mengenal lebih dekat seperti seorang sahabat, yang tahu, mana yang sahabatnya sukai dan mana yang tidak. Tahu, saat kita melakukan suatu perbuatan yang tidak disukai oleh Tuhan Yesus, kita memilih untuk tidak melakukannya lagi. Lebih mengenal dengan melakukan banyak perbuatan yang disukai oleh Yesus. Dengan begitu, kita akan mendapat lindungan dari Yang Mahatinggi dan dalam naungan Yang Mahakuasa. Kita akan mendapat perlindungan dan pertahanan dari Allah yang kita percayai. Karena dengan semakin mengenal Allah, kita akan semakin mempercayai Allah. Percaya pada setiap jalan yang diberikan kepada kita. Percaya pada apa yang setiap saat dikatakanNya pada kita, disuruhNya kepada kita. Sama seperti seorang bayi yang baru lahir, yang hanya mengenal orang-orang yang selalu ada di sekitarnya. Bayi itu akan merasa aman dalam lindungan kedua orang tuanya. Karena hanya orangtuanyalah yang dia kenal dalam memorinya. Seperti juga orang tua yang mengenal anaknya, apapun yang dirasakannya, akan tauhu dan akan diberikan. Bagaimana dai menangis karena ngompol, karena lapar,karena sakit, orang tua tahu. Mari kita lebih belajar untuk mengenal Yesus, karena dialah sahabat, saudara, orang tua kita. Amin Alin
6
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 31/2012
5 Juni 2012 : Bertumbuh Bersama Bonifasius 2Ptr 3:12-15a,17-18, Mzm 90:2,3-4,10,14,16,Mrk 12:13-17 2 Ptr 3:18 Tetapi bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus. Bagi-Nya kemuliaan, sekarang dan sampai selamalamanya Bertumbuh….suatu hal yang merupakan proses yang pasti akan dialami oleh semua makhluk hidup. Keluarga kami diberkati dengan kehadiran seorang bayi lucu yang menambah semarak rumah kami. Melihatnya sejak saat lahir, sampai saat ini usianya memasuki 6 bulan. Membuat kami takjub. Dari seorang bayi kecil mungil yang hanya bisa menangis, sekarang dia menjadi bayi yang selalu tertawa kalau ada orang yang menggodanya. Dia sudah bisa mengeluarkan suara “ma em”, entah apa itu artinya dia lapar, atau karena mau mencari perhatian dari sekitar. Semuanya ini karena proses bertumbuh…. Suatu hari Yonathan, anak saya yang paling besar bertanya, kenapa orang yang bisa bisu?. Orang bisu karena memang ada kelaianan dalam rongga mulut, tenggorok maupun kerongkongannya. Tapi ada juga orang yang bisu karena dia tuli. Orang yang tuli tidak pernah mengenal suara, sehingga dia pun biasanya tidak pernah bisa menggerakkan mulut, lidah, bibirnya untuk membentuk suara dan berbicara sehingga dia pun menjadi bisu. Bacaan hari ini menyatakan bertumbuh dalam… dan dalam pengenalan akan Tuhan Yesus Kristus. Selain bertumbuh secara jasmani, kita pun bertumbuh secara rohani. Bertumbuh secara jasmani jelas kita membutuhkan asupan makanan dan stimulasi dari lingkungan disekitar kita. Bertumbuh secara rohani juga berarti kita mau semakin matang dalam iman akan Tuhan kita Yesus Kristus yang kita percayai dan imani. Seorang bayi tidak akan bertumbuh dengan baik secara jasmani atau rohani bila jauh dari orang tua atau keluarganya. Demikian pula kita tidak akan bisa bertumbuh secara iman dengan baik, apabila kita menjauh dari sumber kebaikan itu sendiri, yaitu Yesus Kristus. Sama seperti orang bisu yang disebabkan karena masalah di telinganya. Kita pun tidak bisa bertumbuh dengan baik kalau kita tidak berusaha mengenal Dia. Saya bersyukur, saya mengenal Karismatik Katolik sejak kuliah (sebenarnya sedikit menyesal juga kenapa kok tidak dari SMP atau SMA saya tahu). Sejak perkenalan pertama, saya merasa dapat semakin bertumbuh dalam iman. Dan saya yakin disinilah saya bisa semakin hari belajar untuk mengenal dan melayani Dia. Dan saya bersyukur sekarang mendapat komunitas karismatik dengan saudara-saudara seiman yang menguatkan dan mengasihi saya. Mari saudara….kerinduan hati kita untuk bertumbuh dalam iman akan terjawab kalau kita mau berusaha mengenal Dia. Mengenal Dia dalam kehidupan kita sehari-hari, dalam pekerjaan, keluarga dan terutama dalam komunitas seiman dengan saudarasaudara yang sama-sama mau bertumbuh. Semoga… nathasa
Vol. 31/2012
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 7
6 Juni 2012 : Jadikan aku seperti yang Kau ingini Norbertus 2Tim 1:1-3,6-12, Mzm 123:1-2a,2bcd, Mrk 12:18-27 Mrk. 12: 25 “… karena apabila mereka bangkit dari alam maut, laki dan wanita tidak menikah lagi melainkan hidup seperti malaikat-malaikat di surga” Demikianlah senandung lagu yang dikumandangkan oleh Betaria Sonata (Maaf kalau dia bukanlah penyanyinya) “Untuk siapa aku dilahirkan, akupun tercipata untuk siapa? Aku lahir untukmu, kau tercipta untukku, kita adalah satu”. Lagu di atas seakan mengungkapkan kerinduan yang terdalam antara pria dan wanita untuk menemukan pasangan mereka, melalui suatu relasi yang unik dan istimewa, yang mana dikehendaki Sang Pencipta. Jawaban Yesus terhadap pertanyaan orang Saduki, ‘siapakah yang akan menjadi suami wanita itu? (Mrk. 12:23), merupakan redefinisi kembali hakekat dan tujuan dari panggilan menjadi laki-laki dan perempuan seturut kehendak Allah semula. Tujuan dari penciptaan laki-laki dan perempuan adalah untuk memuliakan Allah melalui pengenalan akan panggilan entah sebagai ibu rumah-tangga, kepala keluarga, religius, atau sebagai orang bujang. Oleh karena itu, tujuan dari panggilan kristiani adalah untuk membangun kerajaan Allah bersama-sama dalam setiap aspek kehidupan, baik jasmani dan rohani. Saling mendukung dalam doa dan pelayanan, bukan saling berkompetisi atau bahkan menjatuhkan satu dengan yang lain. Seperti halnya dengan pertanyaan orang saduki yang hendak mencobai Tuhan Yesus dengan dalih hukum Musa. Sesungguhnya, mereka sendiri telah kehilangan arah untuk menemukan arti dan tujuan dari hukum Musa dalam hidup harian mereka. St. Paulus menjadi model untuk diteladani oleh setiap orang Kristen dalam hal pelayanan dan doa. Hal ini tampak dalam tulisannya kepada Timotius berikut, “Aku mengucap syukur kepada Allah yang kuabdi dengan dengan hati nurani yang bersih seperti yang dilakukan nenek moyangku, apabila aku mengenang engkau selalu, siang dan malam, dalam doa-doaku” (2Tim. 1:3). Apakah saya dan anda telah menunjukan rasa hormat dan syukurku kepada para pelayan Gereja yang telah menunjukan cintah dan kasih mereka akan Tuhan melalui hidup dan karyanya demi membangun kerajaan Bapa dalam hidup ini? Fr. Anis, MGL
8
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 31/2012
7 Juni 2012 : Simpati atau Empati ? Anna dr St. Bartolomeus 2Tim 2:8-15, Mzm 25:4bc-5ab,8-9,10,14, Mrk 12:28b-34 Mrk 12 : 31 Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri… Saat mengikuti jalan salib, peristiwa Veronica mengusap wajah Yesus membuat saya ingat akan injil hari ini. Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Perintah ini kelihatannya ringan mengasihi sesama, tetapi standarnya tinggi sekali, kita harus mengasihi seperti layaknya diri kita ingin dikasihi. Dalam pelajaran bible, Yonathan belajar tentang simpati dan empati. Bedanya adalah simpati itu NATO (no action talk only), kalau empati itu talk and action. Contohnya kalau melihat pengemis yang di pinggir jalan, sedang kelaparan. Kalo simpati kita hanya bilang “ahh kasihan pengemis itu kelaparan, sampai kurus kering badannya.” Empati membuat kita melakukan lebih dari itu, kita bisa memberikan makanan dan minuman yang memang sangat diperlukan oleh pengemis itu. Begitu banyak wanita yang menangisi Yesus, tetapi Yesus malah meminta mereka untuk menangisi keluarga mereka sendiri. Tetapi dengan ungkapan kasih, empati yang tulus dari Veronika, Tuhan Yesus merasa benar-benar diberikan kekuatan dalam perjalanan penderitaanNya. Kasih dengan perbuatan nyata dan kecil yang dilakukan Veronika, bukan perbuatan yang besar tapi hasilnya benar-benar dirasakan bagi yang membutuhkan Perintah Tuhan memang nyata, Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri, tapi yang pasti dengan perintah ini bukan berarti Tuhan ingin memberikan beban yang berat pada kita. Saya saja masih kekurangan, kok disuruh membantu orang lain. Sehari 24 jam aja rasanya kurang, kalo bisa sehari 30 jam, baru kita bisa punya waktu untuk orang lain. Mungkin begitu pikir kita. Tetapi marilah kita menunjukkan kasih pada sesama sesuai dengan kemampuan kita. Kalau tidak punya uang kita bisa memberikan waktu kita untuk mendengar orang yang kesusahan. Kalau rasanya tidak ada yang bisa kita berikan, kita bisa sisakan waktu doa kita sedikit untuk mendoakan sesama yang kesusahan. Sesuatu yang kecil kalau dilakukan dengan tulus hati, hasilnya besar diluar yang kita bayangkan. Semoga… Nathasa
Vol. 31/2012
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 9
8 Juni 2012 : 4 M Nikolaus Gesturi, Maria Droste-Fischering 2Tim 3:10-17, Mzm 119:157,160,161,165,166,168,Mrk 12:35-37 2 Tim 3:16: “Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.” Firman Tuhan telah mengubah hidup anak-anak Tuhan, semakin serupa dengan Kristus! Saya pernah mengikuti sebuah Camp Pria Sejati, sebuah acara retret yang boleh mengubah saya untuk benar-benar menjadi seorang pria yang berguna bagi Allah dan sesama. Disana disadarkan bagaimana fungsi seorang pria yang sebenarnya. Hal pokok yang boleh saya bagikan hari ini adalah mengenai kebenaran Firman Tuhan yang boleh mengubah kehidupan saya. Belajar melalui kebenaran Firman Tuhan setiap hari dengan membaca Kitab Suci dan meresponinya dengan benar melalui 4M yaitu: Menerima, Merenungkan, Melakukan dan Membagikan Firman Tuhan! M1 (MENERIMA) Berdoalah, dan buatlah sebuah tekad di hadapan Tuhan agar Anda dapat melakukan Firman Tuhan dalam kehidupan setiap hari. M2 (MERENUNGKAN) 1. Tuliskankan 2 hal yang diperintahkan Apa yang harus dibuang dan apa yang harus diterima? 2. Dengan apakah kita sebagai seorang pendengar diumpamakan? 3. Berkat apa yang diperoleh dalam melakukan firman? Bagaimanakah kita mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari? M3 (MELAKUKAN) Buatlah sebuah tekad yang kongkrit bagaimana Saudara akan mempraktekkan firman Tuhan dalam kehidupan setiap hari. M4 (MEMBAGIKAN) Bagikan firman tekad yang telah Anda buat kepada rekan komsel, dan ajaklah mereka juga untuk membuat tekad. Yakobus 1:22 “Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak kamu menipu diri sendiri.” Iman bertumbuh dalam penganiayaan dan dalam pembacaan Kitab Suci. Mari kita jadikan 4M sebagai gaya hidup anak- anak Tuhan. :) God bless ! Yudi
10
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 31/2012
9 Juni 2012 : Apa sih pemberikan yang disukai Yesus Efrem, Yosef de Anchieta 2Tim 4:1-8, Mzm 71:8-9,14-15a,16-17,22, Mrk 12:38-44 Mrk. 2:43-44 “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan. Sebab mereka semua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya.” Sebagai bruder, frater dan romo dari Missionaries of God’s Love, kami hidup dari kemurahan hati para dermawan yang menyumbangkan uang, waktu, tenaga serta doa mereka pada kami. Kamipun memberikan pelayanan secara cuma-cuma sebagaimana ideal hidup bakti pada umumnya. Inilah ideal dari visi hidup kami. Awal tahun ini di kota Melbourne berdiri sempurna rumah seminari kami yang baru yang sekarang saya boleh tinggali. Ini lunas terbayar penuh oleh donasi banyak orang. Pastur kepala kami berkata bahwa tidak banyak sumbangan besar, tetapi banyak sekali yang kecil-kecil. Ia menyadarkan kami bahwa rumah ini juga hasil kemurahan hati “jandajanda” di Australia dan sekitarnya yang rela memberi dari kekurangan mereka. Saya merasa sangat terharu, tapi juga tersentak karena sangatlah mungkin dan mudah bagi saya untuk menyia-nyiakan hasil pengorbanan banyak orang dan menjadi seperti ahliahli Taurat yang “menelan rumah janda-janda” dan “mengelabui mata orang dengan doa yang panjang panjang” (Mk.12:40). Mudah bagi kita untuk merasa bahwa tidak mungkin saya bisa jadi orang munafik seperti para ahli Taurat. Tetapi mereka juga seperti kita, mencoba menjalankan tuntutan kehidupan rohani dengan taat berdoa, rajin puasa, dll. Tidak ada yang salah dengan semua kearifan tersebut, tapi Yesus menunjukkan bahwa jika motivasi kita salah, kita pun akan terjerumus dalam lubang yang sama. Biarlah motivasi kita datang karena Tuhan telah mencintai kita terebih dahulu, sehingga kita melakukan semuanya dengan kasih dan penuh rasa syukur. Memberikan uang adalah juga memberikan kasih, seperti yang dilakukan janda tersebut. Tuhan tahu saat dimana kita tidak lagi mampu memberi, bukan hanya uang tetapi juga kesabaran, senyum, sapaan, waktu kita, perhatian, doa, juga pengampunan. Kita pun tahu dalam hal mana kita sangat kekurangan. Kita semua seperti layaknya sang janda yang tidak mampu memberi. Tapi maukah kita bersikap seperti dia, memberikan dari kekurangan kita? Ya Yesus, kami bersyukur atas segala yang Kau sediakan pada kami. Bantulah kami menghargai segala karunia di hidup kami, yang sering datang atas pengorbanan Engkau, dan banyak orang yang mengasihi kami. Tuhan Yesus, Engkaulah yang maha tahu, Engkau tahu dimana kekurangan kami. Tapi biarlah kami tidak terpuruk dalam mengasihani diri sendiri, tapi dengan Roh KudusMu mau ikut memberi, walau dari kekurangan kami. Fr. David, MGL
Vol. 31/2012
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 11
10 Juni 2012 : Makanan dan Minuman Kekal Hari Raya Tubuh & Darah Kristus Kel 24:3-8, Mzm 116:12-13, 15, 16bc, 17-18, Ibr 9:11-15, Mrk 14:12-16,22-26 Mrk. 14:22-24 “Ambillah, inilah tubuh-Ku.” Sesudah itu Ia mengambil cawan, mengucap syukur lalu memberikannya kepada mereka, dan mereka semuanya minum dari cawan itu. Dan Ia berkata kepada mereka: “Inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang. Jikalau kita membaca dan merenungkan Sabda Allh di dalam Kutab Suci, kita dapat menemukan rahasia perjanjian Allah dengan kita. Bahwa Tuhan selalu akan menyertai kita dan memberikan kita kepuasan hati dan jiwa. Sejak awal perjalanan bangsa Israel, Tuhan telah berjanji akan selalu menyertai dan melindungi bangsaNya. Ketika bangsa Israel berada di Padang Gurun, mereka mengalami banyak tantangan dan cobaan di dalam hidup. Mereka dilanda kelaparan yang hebat dan berbagai macam penyakit. Lalu mereka menghadap dan meminta Musa agar bisa berdoa dan meminta Allah untuk melegakan mereka dari haus dan lapar. Lalu Tuhan memberikan mereka manna yang datang dari Surga. Tuhan juga memberikan mereka air kehidupan ketika Musa memukul batu, lalu keluarlah ari dari batu itu. Ketika setelah Yesus mengajar, Ia melihat bahwa orang banyak itu lapar, lalu Ia memperbanyak roti dan ikan. Semua orang banyak itu dilegakan dengan makanan yang dari surga. Hari ini kita merayakan Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus. Injil yang kita barusan dengar mengisahkan kepada kita ketika Yesus dan murid-muridNya merayakan Paskah bersama. Yesus mengambil roti lalu mengucap syukur lalu membagi-bagikannya kepada murid-muridNya. Setelah itu dia mengambil anggur dan membagi-bagikannya kepada murid-muridNya. Yesus ignin memberikan mereka santapan rohani yang datang dari diri pribadiNya sendiri, Yesus memberikan TubuhNya sendiri dan DarahNya sendiri untuk menjadi makanan dan minuman kekal. Yesus ingin membekali para muridNya di dalam ziarah panggilan hidup mereka, agar mereka tidak lelah dan sesat. Karena Dia adalah sungguh-sungguh makanan dan minuman sejati. Dia adalah jalan, hidup dan kebenaran. Kita hari ini diundang untuk bergabung dan perayakan perjamuan Paskah bersama Yesus dan para muridNya. Yesus ingin membekali kita dengan makanan dan minuman rohani yang adalah tubuh dan darahNya. Naum sering kali kita merasa tidak layak karena dosa-dosa kita. Seringkali kita tidak mengindahkan undangan Yesus olehkarena persaan dan pikiran kita, oleh karena kemauan dan keinginan duniawei kita. Karnea itu kita menjauhkan diri dari Yesus. Marilah kita menjawabi panggilan Yesus, masuk dan merayakan perjamuan Paskah abadi bersamaNya. Rm. Joseph, MGL
12
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 31/2012
11 Juni 2012 : Di Bawah Pimpinan Roh Kudus Barnabas, Rasul. Kis 11:21b-26, 13:1-3; Mzm 98:2-3ab, 3c-4,5-6; Mat 10:7-13 - Matius 10: 7-8ab, “Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Sorga sudah dekat. Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan.” Ada satu bagian kecil dari bacaan kedua hari ini, yang menggelitik, yakni Kisah Rasul 13:2, yang berbunyi demikian, “Pada suatu hari ketika mereka beribadah kepada Tuhan dan berpuasa, berkatalah Roh Kudus : ‘Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagi-Ku untuk tugas yang telah Kutentukan bagi mereka.” Para Rasul mendengar suara Roh Kudus, setelah mereka beribadah dan berpuasa. Setelah berpuasa, maka Roh Kudus meminta Barnabas dan Paulus pergi sebagai satu tim dalam tugas memberitakan Injil, menyembuhkan orang sakit, mentahirkan yang kusta bahkan membangkitkan orang mati dan mengusir setan-setan. Semoga bacaan hari ini menyadarkan kembali para pelayan Tuhan zaman sekarang yang mulai menganggap doa-doa dan puasa persiapan dalam pelayanan membosankan dan tidaklah terlalu penting. Sehingga para pelayan ini cenderung ikut arus hanya mempersiapkan teknik-teknik pelayanan, bagaimana nanti menyenangkan hati orang-orang yang hadir dengan nyayian, makan yang enak, games-games atau guyonan yang menghibur; mereka enggak sadar bahwa orang-orang yang hadir dalam acara rohani yang dilakukannya ini sudah puas dengan hiburan duniawi, karena itulah mereka mencari hiburan surgawi. Hiburan surgawi itu apa? Yakni kuasa Tuhan yang menyembuhkan baik jasmani mau pun hati yang terluka; membebaskan orang-orang yang tertindas oleh beban dosa dan kejahatan, membangkitkan semangat yang patah atau iman yang telah mati. Dan Kuasa Tuhan yang seperti ini, hanya bisa bekerja dalam tim yang kuat dalam doa persiapan dan puasa. Inilah yang dilakukan Barnabas dan Saulus dalam pelayanan mereka. Barnabas adalah salah satu anggota jemaat mula-mula di Yerusalem. Nama aslinya adalah Yusuf. Ia dipanggil Barnabas oleh para rasul. Arti Barnabas adalah “anak penghiburan”. Barnabas adalah orang Yahudi dari keturunan suku Lewi yang berasal dari Siprus. Barnabas dikenal sebagai orang jujur yang menjual ladangnya dan uang hasil penjualannya diletakkan di depan kaki rasulrasul (Kisah Para Rasul 4:37). Barnabas pertama kali berjumpa dengan Paulus ketika Paulus berkunjung ke Yerusalem dan Barnabaslah yang kemudian memperkenalkan Paulus kepada para rasul (Kisah Para Rasul 9:27). Barnabaslah yang meyakinkan pengikut Yesus, jika Paulus yang saat itu dikenal sebagai Saulus yang terkenal penganiaya pengikut Yesus, sekarang sudah menjadi bagian dari murid-murid Yesus sejak Paulus melihat Tuhan dan mengajar di Damsyik dalam nama Yesus (Kisah Para Rasul 9:27). Bersama dengan Paulus, Barnabas diutus oleh jemaat di Antiokhia untuk memberitakan Injil kepada orang-orang bukan Yahudi. Kemudian Yohanes yang disebut Markus ikut bergabung bersama mereka untuk memberitakan Injil ke Siprus. Buah dari pekabaran Injil di Siprus adalah bertobatnya Gubernur pulau itu yakni Sergius Paulus. Bernabas terus mengikut Paulus melanjutkan perjalanan demi mengabarkan Injil ke Pisidia, Ikonium, Listra dan Derbe hingga kembali ke Antiokhia. Ketika ia berada di Listra, banyak orang menganggapnya sebagai Zeus. Di Antiokhia, Barnabas bersama Paulus menghadapi keributan yang terjadi dalam jemaat mengenai sunat. Ada yang mengatakan bahwa orang yang menjadi Kristen harus disunat. Barnabas dan Paulus menolak pendapat tersebut. Barnabas terlibat dalam perselisihan dengan Paulus ketika mereka hendak melakukan perjalanan Pekabaran Injil untuk kedua kalinya. Barnabas bersikeras ingin membawa Yohanes yang disebut Markus tetapi Paulus menolak dengan alasan Markus sudah tidak setia. Akhirnya mereka berdua berpisah. Paulus pergi bersama Silas sedangkan Barnabas berangkat ke Siprus bersama Markus (Kisah Para Rasul 15:35-41). Namun demikian, Barnabas tetap berhubungan baik dengan Paulus (Galatia 2:9; 2 Timotius 4:11). (sumber Kisah Barnabas: www.Wikipedia/narita)
Vol. 31/2012
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 13
12 Juni 2012 : Menurut UkuranNYA Laurensius Maria Salvi, Fransiskus Kesy, Yohanes dr Sahagun, Hilarius, Aleydis Januszewski, Stanislaus Kubista 1Raj 17:7-16, Mzm 4:2-3,4-5,7-8, Mat 5:13-16 1 Raj 17 : 14 “ Sebab beginilah firman Tuhan ,Allah Israel: Tepung dalam tempayan itu tidak akan habis dan minyak dalam buli-buli itu pun tidak akan berkurang sampai waktu Tuhan memberi hujan ke atas bumi.” Ada sebuah cerita tentang anak kecil yang pergi ke toko dengan Ibunya. Penjaga toko melihat gadis mungil itu lalu menawarinya permen,” Adik cantik, ambilah permen ini.” sambil menyodorkan toples. Tetapi anehnya anak kecil itu diam aja, yang membuat penjaga toko heran, karena biasanya anak seusianya suka dengan permen. Kemudian dia mencoba menawarkan lagi dan Ibu dari anak itupun berkata : “Nak ambil saja permennya.” Lagi-lagi anak itupun terdiam. Penjaga tokopun akhirnya mengambilkan permen-permen tersebut lalu memberikannya pada si anak. Lalu anak itupun dengan sangat gembira membuka kedua tangannya untuk menerima permen-permen itu. Dalam perjalanan pulang kerumah Ibunya bertanya : “Nak mengapa tadi ketika penjaga toko menawarkan permennya, kamu tidak mengambil?’ lalu jawab si anak: “ Mom, tanganku sangatlah kecil dan jika aku mengambil permen itu, yang kudapatkan hanya sedikit. Tetapi Mommy lihat sekarang Om itu dengan tangannya yang besar telah memberikan aku permen dan yang kudapatkan banyak sekali.” Sebuah pesan yang ingin disampaikan dalam cerita diatas adalah ketika kita mengambil atau menginginkan “sesuatu” kita bisa mendapatkannya menurut ukuran kita. Tetapi saat Tuhan kita yang di Surga yang memberikannya, maka DIA akan memberikannya jauh melebihi dugaan kita dengan “tanganNya yang besar” kuasaNya yang besar apa yang tidak mungkin menjadi mungkin. Seperti kisah Nabi Elia dengan janda di Sarfat, dimana Tuhan mengutus Nabi Elia untuk berdiam disana. Dimulai ketika Nabi Elia meminta minum dan roti dari janda Sarfat itu. Dimana janda tersebut mengatakan bahwa tidak ada roti padanya hanya sedikit tepung dan minyak. Mustahil untuk membuat roti bagi Nabi Elia, sedangkan dia dan anaknya sedang kekurangan makanan. Kemudian Nabi Elia meminta janda tersebut untuk membuat roti kecil baginya dan meminta janda tersebut membawa kepadanya, baru setelah itu dia buat buat dirinya dan anaknya.Setelah dia taat pada perkataan Tuhan melalui nabiNya maka terjadilah mujizat dimana tepung dalam tempayan itu tidak akan habis dan minyak dalam buli-buli itu pun tidak akan berkurang sampai waktu Tuhan memberi hujan ke atas bumi. Sebuah langkah iman diikuti dengan ketaatan walaupun kita tidak tahu apa yang akan terjadi kalau kita memilih untuk TAAT. Tapi karena kita mengenal “pribadi” yang kita percaya adalah sosok “Maha” sgalanya maka kita melakukannya. Seperti anak kecil percaya bahwa tangan Om penjaga toko akan mengambilkan banyak permen maka dia memilih diam sampai dengan diambilkan permennya oleh si Om penjaga toko, demikian pula dengan janda Sarfat memilih taat walaupun kelihatan tidak mungkin, maka Tuhan mengadakan mujizat bagi dia. When you understand God timing, you won’t live stressed out. You can relax knowing that God is in control, and at the perfect time He is going to make it happen. Pilihan ada ditangan anda, waktu kita sendiri atau waktuNya??? Lulu
14
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 31/2012
13 Juni 2012 : Kasih Allah Memampukanku Pw. S. Antonius dari Padua 1Raj.18:20-39, Mat 5:17-19 Mat 5:17: “Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Untuk mengetahui isi Hukum Taurat baiklah kita simak pembicaraan antara seorang ahli Taurat dan Tuhan Yesus dalam Injil Mat 22:35-40 sbb: 22:35 ...seorang ahli Taurat, bertanya untuk mencobai Dia: 22:36 “Guru, hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat?” 22:37 Jawab Yesus kepadanya: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. 22:38 Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. 22:39 Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. 22:40 Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.” Sebagai seorang manusia Tuhan Yesus telah menggenapi kedua hukum utama yang diatas sampai wafat di kayu salib. Hukum yang nampaknya sederhana namum sangat sulit dalam pelaksanaannya ini juga berlaku bagi kita para pengikutNya.Sebagai pengikut Yesus tentu kita sangat berkeinginan untuk mengikuti jejak sang Guru dan menyenangkan hatiNya dengan mengikuti teladanNya. Agar kita mampu untuk melandasi seluruh irama kehidupan kita pada kedua hukum itu kita membutuhkan sesuatu yang lebih besar dari pada kekuatan kita sendiri . Sebagai contoh marilah kita lihat 2 orang murid Yesus yang pertama yaitu Petrus dan Yohanes. Sebagai seorang murid Petrus berkata:” Biarpun semuanya menyangkal Engkau, aku tidak akan pernah menyangkal Engkau”, secara singkat Petrus ingin mengatakan bahwa :” Aku adalah murid yang mengasihi Yesus”.Petrus mengandalkan KEKUATANNYA SENDIRI, dan dia tidak mampu karena menyangkal Yesus sampai tiga kali. Dalam Injil Yohanes kita dapat menemukan kalimat :” Murid yang di kasihi Yesus”, jadi Yohanes ingin mengatakan bahwa :” Aku adalah murid yang di kasihi oleh Yesus.”. Yohanes menggandalkan KASIH ALLAH padanya, danYohanes adalah satu-satunya murid yang mampu untuk tetap setia dalam mengikuti Yesus sampai di bawah kaki salib. Kita tahu bahwa ALLAH MENGASIHI KITA, tapi supaya kita mampu untuk menghidupi kedua hukum tersebut kita juga perlu untuk menyadari dan merasakan Kasih Allah pada kita, karena pada saat kita menyadari dan merasakan KASIH ALLAH pada kita, maka kita tidak hanya akan mengasihi Allah tapi kita juga akan mengasihi sesama. 1Yoh 4:19 :” Kita mengasihi karena Allah lebih dahulu mengasihi Kita. Amin. Betty
Vol. 31/2012
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 15
14 Juni 2012 : Berdamai 1 Raj 18:41-46,Mzm 65:10abcd,10e-13,Mat 5:20-26 Mat 5: 24 “… pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu…” Melaksanakan hukum Allah sama dengan menerima pemikiran hati Allah yang tertuang dalam hukum itu, yaitu kehendak kasih-Nya yang terdalam, karena kebenaran kasih Allah terletak pada ukurannya yang tanpa batas bagi kita anak-anak-Nya. Yesus mengajar murid-murid-Nya dengan perkataan yang keras: ”Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar daripada hidup keagamaan ahli-ahli taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk dalam kerajaan sorga”. Berbuat sama baiknya dengan orang Farisi, yang dimaksudkan oleh Yesus, sama artinya dengan tidak berarti apa-apa. Ia lalu memberi penjelasannya. Kata-kata yang digunakan-Nya tidak pernah diucapkan siapapun dan belum pernah terdengar dimanapun selain dalam Injil. Tentang hukum ke-5, Ia berkata: “Kamu telah mendengar apa yang difirmankan kepada nenek moyang kita: jangan membunuh …, tetapi Aku berkata kepadamu: setiap orang yang marah terhadap saudaranya, harus dihukum”. Yesus tidak mengajukan hukum yang baru, tetapi membaharui cara kita berelasi dengan sesama, bagaimana mempraktekkan kasih terhadap sesama kita. Ia ingin merubah hati kita dengan menuliskan hukum Allah di dalamnya, sehingga kita mampu menghidupi perintah Allah dari dalam hati. Dalam hukum baru Yesus mengajarkan kita untuk saling mencintai, satu dengan yang lain seperti Aku mencintai kamu. Sebagai orang Kristiani tentu kita memiliki kerinduan untuk hidup sesuai perintah Allah meneladani Kristus Guru dan Gembala kita, seperti membawa persembahan ke atas mezbah (bdk Mat 5:23). Tetapi perhatikanlah apa yang Yesus perintahkan untuk kita lakukan sebelumnya: “Pergilah berdamai dulu dengan saudaramu” (Mat 5:24). Berdamai dengan sesama ketika “… engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau” (Mat 5:23) membuat persembahan kita sungguh berkenan kepada Allah, tanpa memperhatikan apakah kita bersalah ataupun tidak merasa bersalah. Sr. Maria Benedicta, OSB
16
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 31/2012
15 Juni 2012 : Belajar untuk Percaya PadaNYA HARI RAYA HATI YESUS YANG MAHAKUDUS Hos 11:1,3-4,8c-9, MT Yes 11:2-3,4-bcd,5-6, Ef 3:8-12,14-19, Yoh 19:31-37 Yoh 19:37 Dan ada pula nas yang mengatakan: “Mereka akan memandang kepada Dia yang telah mereka tikam.” Di suatu kesempatan yang berharga, ada seorang pemuda berdoa dan bercakapcakap dengan Tuhan. Ia mengeluh akan kehidupan-Nya sepanjang hari ini, dan bertanya mengapa Tuhan membiarkan hal-hal yang tidak mengenakkan terjadi padanya. Pemuda : Tuhan, bolehkah aku bertanya sesuatu ? Tuhan : Tentu Pemuda : Kenapa Engkau mengizinkan banyak “hal” terjadi padaku di hari ini ? Mulai dari aku bangun terlambat, mesin mobilku yang gak bisa aku nyalain, waktu aku pulang tiba-tiba HPku mati, dan waktu sampai di rumah ketika ingin menggunakan mesin pijat refleksi – eh malahan tidak nyala !! Semuanya gak ada yang berjalan benar pada hari ini, Tuhan !! Tuhan : Anakku biar Aku perjelas, tadi pagi ada malaikat kematian – dan Aku mengirimkan malaikat-Ku untuk berperang melawannya supaya tidak ada hal buruk terjadi padamu. Aku membiarkanmu tidur saat itu. Pemuda : Oh, tapi …… Tuhan : Aku juga tidak membiarkan mobilmu menyala tepat waktu, karena ada pengemudi yang mabuk lewat depan jalan dan akan menabrakmu. Hpmu aku buat mati karena orang yang sebetulnya akan kamu ajak bisnis adalah penipu. Dan lagipula itu akan mengacaukan konsentrasimu dalam mengemudi, bila ada yang menghubungi kamu. Soal mesin pijat refleksi, Aku tahu bahwa kamu belum sempat membeli listrik, bila mesin itu dinyalakan maka itu akan mengambil banyak listrikmu. Pemuda itu pun mulai menangis dan meminta maaf kepada Tuhan. Kemudian, Tuhan menjawab : Tuhan : Tidak apa anakku, tidak perlu meminta maaf. Belajarlah untuk percaya Aku. Rencanaku padamu lebih baik dari rencanamu sendiri. Aku akan selalu bersamamu, menjagamu setiap waktu. Kisah di atas menggambarkan bahwa terkadang kita pun selayaknya pemuda itu, yang mengeluh dan bahkan semakin “menikam” lambung Yesus dengan omelan dan keluhan kita – menyalahkan Tuhan untuk setiap hal yang Dia perbuat dalam hidup kita. Tetapi, seperti perikop pada hari ini, para Serdadu yang dulu telah menyalibkan Yesus pun akan memandang Ia dengan rasa takjub untuk kebesaran dan kuasa-Nya. Mari kita semakin belajar untuk percaya pada-Nya dan senantiasa berterima kasih untuk setiap anugerah yang Ia berikan. Jangan langsung men”judge” sesuatu hal yang terjadi / menyalahkan seseorang, sebab kita tidak tahu bahwa Tuhan juga bekerja melalui peristiwa dan sahabat-sahabat di sekitar kita, untuk membawa kekuatan, kedamaian, dan sukacita. Believe and say grace always to Him. KRIS
Vol. 31/2012
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 17
16 Juni 2012 : Menyimpan Semua Perkara Hati Tersuci SP Maria Yes. 61:9-11, 1Sam 2:1.4-8, Luk 2:41-51 Luk. 2:51b, Dan IbuNya menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya. Pada umumnya seorang ibu adalah seseorang yang tidak mau melukai buah hatinya yakni anaknya sendiri. Apapun yang terjadi yang terkadang membuat hati sang ibu terluka, selalu disimpan di dalam hatinya. Ini bukan berarti sang ibu tidak jujur, tetapi ada satu keutamaan yang bisa dilihat yakni kerendahan hati. Inilah yang menjadi keutamaan Bunda Maria, yakni kerendahan hati. Apapun yang terjadi walaupun dia mempunyai hak untuk marah karena perbuatan anaknya, tetapi selalu merendahkan dirinya dan melihat sesuatu hal dengan kacamata positif. Pada bacaan injil hari ini dikisahkan bahwa Maria dan Yoseph merasa khawatir dan cemas bahkan susah payah mencari Yesus selama tiga hari. Tetapi setelah Yesus ditemui sedang bercakap-cakap dengan para penatua, dengan seenaknya Yesus berkata, “Tidak tahukah kamu bahwa Aku harus berada di rumah BapaKu?” Kalau anak jaman sekarang mengatakan seperti itu pasti udah dijewer oleh orangtuanya. Tetapi Yoseph hanya diam saja dan Maria ibuNya menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya. Yesus kecil tentu bertingkah seperti anak kecil juga karena dia juga seratus persen manusia dan seratus persen Allah. Maka dari itu orangtuanya pun mengerti bahwa Yesus sebagai anak tentunya ada kenakalan dan keingintahuan yang lebih tentang ajaran-ajaran tradisi Yahudi waktu itu. Yang membuat Maria menyimpan “perkara” di dalam hatinya adalah ketika Yesus mengatakan bahwa dia harus tinggal di rumah BapaNya. Bukannya bapakNya adalah Yoseph? Tetapi Maria mengerti bahwa Yesus mempunyai hubungan yang intim dengan BapaNya yang ada di Surga. Inilah menjadi landasan ketika Yesus mengajarkan muridmuridNya berdoa dengan doa Bapa Kami yang kita panjatkan sampai hari ini. Kembali kepada keutamaan Maria yakni kerendahan hati. Maria adalah orang yang bukan sok tahu. Dia sebenernya sudah tahu, tetapi dia menyimpannya di dalam hatinya. Dia tidak mengumbar “rahasia” puteranya yang memang Putera Allah. Kedekatan Maria dan Yesus tentunya menjadi pelajaran buat kita untuk menjadi dekat dengan Allah Bapa kita di surga. Rendah hati seperti Maria membuat kita semakin dekat dengan Tuhan dan menggantungkan hidup kita di dalam tanganNya. Rm. Vincent, MGL
18
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 31/2012
17 Juni 2012 : Iman Yang Teguh Hari Minggu Biasa XI Yeh 17:22-24, Mzm 92:2-3,13-14,15-16, 2 Kor 5:6-10, Mrk 4:26-34 Mrk. 4:31 Hal Kerajaan itu seumpama biji sesawi yang ditaburkan di tanah. Memang biji itu yang paling kecil dari pada segala jenis benih yang ada di bumi. Pada suatu ketika, raja dari segala tumbuh-tumbuhan mengumpulkan semua tumbuhan di suatu tempat. Sang Raja mengharapkan agar setiap tumbuhan berusaha dan bekerja keras agar kelak bisa menjadi berguna. Datanglah Si kecil, Pohon Akasia, dia berkata kepada Raja, “Tuan ku raja, aku akan berusaha dan berlatih agar bisa kuat bertarung, dan bisa menjadi tempat naunguan bagi yang membutuhkan perlindungan.” Setiap hari, si kecil ini bertumbuh dan bertumbuh menjadi besar. Namu sayangnya, suatu kelak datanglah seorang petugas di hutan itu. Dia menebang akasia, si kecil itu. Petugas itu memotong akasia itu menjadi potongan yang kecil-kecil yang tidak berguna. Si kecil ini sungguh menyesal. Dia merasa sangat kecewa. Dia merasa tidak berarti dan tidak berguna lagi. Suatu ketika seorang gembala sedang mencari kayu untuk membuat tempat makanan binatangnya. Amatlah senang hati sang gembala itu ketika melihat potongan kayu itu. Dia memungut potongan akasia itu dan membawa pulang ke tempatnya. Dia lalu menjadikannya tempat makanan binatang-binatangnya. Sang gembala menempatkan tempat makanan itu di kadang binatangnya. Di malam yang sunyi, St. Maria dan St. Yoseph sedang mencari tempat untuk mernaung. Mereka tidak menemukan tempat. Banyak orang menolak mereka karena ridak adanya tempat buat mereka. Lalu mereka pergi ke kandang itu. Alangkah senang hati Yoseph dan Maria menemukan tempat makanan binatang itu. Dan di tempat makanan binatang itulah Yesus lahir dan berbaring. Sang kecil akasia memang mempunyai mimpi yang besar. Namun demikian mimpi itu sirna dan pudar oleh perbuatan petugas hutan itu. Dia lalu merasa tidak berguna karena sangat kecil. Walaupun kecil dan tidak berguna, sang kecil itu masih mengharapkan bahwa kelak dia dapat dipergunakan. Dia mempunyai harapan dan iman yang teguh akan hari esok bahwa sekalipun dia berada di dalam kegelapan, kelak terang akan bresinar lagi. Akhirnya dia menjadi tempat tinggal dan tempat berbaring Tuhan kita Yesus Kristus. Marilah kita sungguh merenungkan kisah Injil hari ini tentang biji gandung yang sangat kecil namu dia akhirnya menjadi tempat perlindingan bagi yang membutuhkan. Kita juga diajak untuk mereningkan nasib sang kecil akasia yang walaupun nasibnya dipatahkan oleh penjahan namun akhisna dia menjadi tempat dimana Yesus berbaring di kandang. Rm. Joseph, MGL
Vol. 31/2012
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 19
18 Juni 2012 : Kasih Yang Tulus 1 Raj 21 :1-16 ; Mzm 5 : 2 – 3, 5-6, 7, Mat 5 : 38 - 42 Mat 5:39 “Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu.” Matius 5 : 38 – 42, Injil pada hari ini, benar-benar mengajarkan tentang kasih yang sesungguhnya, kasih yang tulus, “ Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu. Dan kepada orang yang hendak mengadukan engkau karena mengingini bajumu, serahkanlah juga jubahmu. Wahh…ck..ck..ck.. Sulit bangetttttt melakukan itu. Apakah masih ada orang yang ditampar pipi kiri, memberikan pipi kanannya. Lha udah ngerasa’in sakit ditampar, koq minta ditampar lagi. Mana mau.. Tapi itulah yang ingin diajarkan oleh Yesus. Benar-benar tidak membalas. Yesus menyuruh kita rendah hati. Memberi lebih kepada orang lain. Prakteknya memang sangat susah. Jangankan dalam perbuatan nyata, dalam doa saja terkadang sulit. Banyak dari kita yang tidak rela untuk mendoakan kebaikan untuk orang lain. Ngapa’in kita memohonkan kebahagiaan orang lain dalam doa kita, ya mending kita berdoa memohon kebahagian untuk diri kita sendiri. Banyak yang seperti itu. Mengingini apa yang menjadi milik orang lain. Koq dia bahagia ya.. mana kebahagianku.. Seperti dalam 1 Raj 21 : 1 -16 , di mana Ahab, mengingini kebun anggur Nabot yang letaknya di samping istana Ahab. Ahab menawarkan tempat yang lain, ataupun kalau perlu membayar untuk memiliki kebun anggur Nabot, dan karena Nabot tidak mau, maka Ahab marah dan akhirnya membunuh Nabot dengan saksi dustanya. Mengingini milik orang lain dengan sangat, sampai rela membunuh, itu tidak sesuai dengan Injil yang berbicara pada kita di hari ini. Tuhan bukanlah Allah yang berkenan pada kefasikan, dan membenci semua orang yang melakukan kejahatan (Mazmur 5 : 5-6) Apakah di jaman seperti sekarang ini, kita bisa rela melihat keberhasilan orang lain? Rela mendoakan orang lain? Apakah bisa kita berdoa dengan tulus di dalam hati kita : Ya Tuhan, biarkanlah semua orang melebihi aku dalam segala hal? Alin
20
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 31/2012
19 Juni 2012 : Kisah Orang Kudus Santo Romualdus Romualdus 1Raj 21:17-29, Mzm 51:3-4,5-6a,11,16,Mat 5:43-48 Romualdus, seorang bangsawan Italia, dilahirkan sekitar tahun 951 di Ravenna, Italia. Ketika berumur dua puluh tahun, ia terguncang melihat ayahnya membunuh orang dalam suatu duel. Romualdus pergi ke biara Benediktin. Ia ingin hidup benar. Ia juga ingin melakukan silih atas perbuatan ayahnya yang kejam. Alam dan kehidupan biara merupakan hal baru bagi Romualdus. Ia terbiasa hidup mewah dan santai. Pemuda bangsawan itu terkesan dengan teladan hidup para biarawan. Karenanya, ia memutuskan untuk menjadi seorang biarawan pula. Ia mohon pada seorang pertapa yang baik bernama Marinus untuk mengajarkan kepadanya bagaimana menjadi kudus. Keduanya, Marinus dan Romualdus, melewatkan hari-hari mereka dengan memuji dan mencintai Tuhan. Sergius, ayah Romualdus, datang untuk melihat cara hidup baru yang ditempuh puteranya. Ayahnya terperanjat melihat kesederhanaan dan semangat pengangkalan diri. Ia sadar bahwa pastilah terdapat sukacita besar di sana karena puteranya dengan rela memilih untuk tinggal di sana. Itulah yang dikehendakinya. Ia meninggalkan harta kekayaannya lalu mengikuti jejak puteranya dan melewatkan sisa hidupnya sebagai seorang biarawan juga. Di kemudian hari, Romualdus membentuk Kongregasi Benediktin Kamaldoli (OSB Cam). Ia menjelajah seluruh Italia untuk membentuk pertapaan-pertapaan dan biara-biara. Ke mana pun ia pergi, ia memberikan teladan penyangkalan diri yang mengagumkan bagi para biarawannya. Selama satu tahun penuh, yang menjadi makanannya setiap hari hanyalah sejumput kacang rebus. Kemudian selama tiga tahun, ia hanya makan dari sedikit hasil tanaman yang ia tanam sendiri. Melalui mati raga yang dilakukannya itu, Romualdus semakin dekat dengan Tuhan. Romualdus wafat pada tanggal 19 Juni 1027 di biara Valdi-Castro. Ia berada sendirian di kamarnya dan wafat dengan tenang, tanpa diragukan lagi dengan membisikkan doa kesukaannya: “Oh, Yesus-ku yang manis! Tuhan hatiku! Sukacita bagi jiwa-jiwa murni! Tujuan dari segala yang aku dambakan!” Bagaimana aku menghargai doa dalam hidupku? Apakah Yesus telah menjadi pusat hidupku? Kiranya Yesus menganugerahkan padaku rahmat untuk senantiasa mengarahkan pikiranku dan hatiku pada-Nya. “diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin Pauline Books & Media.”
Vol. 31/2012
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 21
20 Juni 2012 : Melakukan yang Baik hanya untuk Allah 2Raj 2:1,6-14, Mzm 31:20,21,24, Mat 6:1-6,16-18 Matius 6:1: “Jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di depan mata orang ” “Lupa-lupa ingat,” itulah judul lagu dari Kuburan band. Sepenggal syair lagu tersebut di atas yang tampaknya sudah biasa dan bahkan mungkin basi, tapi memiliki makna yang hendak disampaikan untuk para pendengarnya. Pertama-tama, mau mengatakan bahwa manusia pada umumnya mudah lupa. Entah sadar atau tidak sadar, saya dan anda mungkin selalu lupa akan hak dan kewajiban kita sebagai orang beriman serta dalam hidup bermasyarakat dan mengereja. Hal-hal yang membuat kita mudah lupa, mungkin salah satu dari sekian alasan yang pernah ada, yakni ketika orang lain, atau komunitas tidak atau lupa mengucapkan terima kasih atau tidak menghargai serta mengabaikan pelayanan kita. Kalau hal ini terjadi dalam pelayanan kita, hari ini Tuhan Yesus sendiri mengingatkan kita dalam injil Matius sebagai berikut, “Jangan kamu melakukan kewajiban agamamu..., jika kamu memberikan sesuatu...,apabila kamu berdoa, janganlah..., tapi apabila kamu berdoa, masuklah kedalam kamarmu..., Bapamu yang melihat hal yang tersembunyi akan membalasmu” (Mat. 6:1-6). Dari teks kitab suci tersebut, seakan mau mengingatkan atau mengecam orang Kristen yang berhenti dan tidak memiliki semangat lagi untuk mewartakan atau melayani Tuhan dan kerajaan-Nya baik dalam hidup bermasyarakat maupun sebagai anggota gereja. Sekali lagi kita tidak perlu berkecil hati atau merasa putus asa dalam pelayanan kita, karena Bapa di surga senantiasa melihat dan membalasmu dengan cara dan waktu yang dikehendaki-Nya. Marilah kita membangun semangat untuk saling mengingatkan satu dengan yang lain akan kebaikan hati Bapa kita di surga terhadap anak-anak-Nya. Doa: Ya Bapa yang murah hati dan penyayang, kami bersyukur Sabda Putra-Mu yang mengingatkan kami akan hati seorang Bapa yang tak pernah melupakan anak-anakNya, meski kami anak-anak-Mu sering lupa-lupa ingat akan cinta dan kasih-Mu yang tidak mengenal batas dan waktu. Kami mohon ya Bapa, semoga kami yang mendengar sabda Putra-Mu hari ini, memiliki hati seperti-Mu dalam hidup dan karya kami. Semua doa syukur dan permohonan ini kami haturkan kehadirat-Mu dengan perantaran Kristus Tuhan kami yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persekutuan dengan Roh Kudus, sepanjang segala masa. Amin. Fr. Anis, MGL
22
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 31/2012
21 Juni 2012 : Doa Bapa Kami St. Aloisius Gonzaga Sir 48:1-14,Mzm 97:1-7,Mat 6:7-15 Mat 6:12 “Ampunilah kesalahan kami seperti kamipun mengampuni yang bersalah kepada kami …” Doa Bapa Kami adalah centro dari kotbah di bukit, dapat dikatakan inti dari seluruh keseluruhan teks Injil (Tertulliano). Kata pertama dari doa ini adalah “Abba” (Bapa). Dengan sapaan ini Yesus merevolusi sikap keagamaan dari tradisi Ibrani yang sebelumnya bahkan tidak memperbolehkan menyebut nama kudus Allah. Dengan doa ini pula kita dihantar-Nya masuk dalam relasi kesatuan-Nya dengan Allah Bapa. Ini tidak berarti kita “merendahkan” posisi Allah, tetapi sebaliknya “mengangkat” kita kepada Bapa “yang ada di surga”. Allah Bapa tetap dalam kebesaran-Nya namun Ia berkenan merangkul kita. Adalah benar melakukan kehendak-Nya dan memohon agar kerajaan-Nya segera datang, saat dimana kekudusan Allah disaksikan oleh seluruh bumi. Bagian kedua dari doa ini meliputi hidup keseharian kita. Yesus mengajar kita untuk meminta rejeki sehari-hari agar dapat menyentuh secara nyata wujud kasih Allah. Tetapi lalu meletakkan pada bibir kita sebuah permohonan yang tidak mudah: “Ampunilah kesalahan kami seperti kamipun mengampuni yang bersalah kepada kami …” (Mat 6:12). Tampaknya berat dan tidak realistis bahwa pengampunan oleh manusia menjadi model bagi pengampunan Ilahi, tetapi Yesus lalu menjelaskan “Jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu” (Mat 14-15). Apakah gaya bahasa ini sulit dimengerti? Tentu, bagi hati yang jarang mengampuni, tetapi justru karena itulah kita perlu lebih sering berdoa Bapa Kami.
Sr. Maria Benedicta, OSB
Vol. 31/2012
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 23
22 Juni 2012 : Mengapa Tuhan Cemburu terhadap Mamon? Paulinus dr Nola, Yohanes FisherThomas More, Yulia Billiart 2Raj 11:1-4,9-18,20, Mzm 132:11,12,13-14,17-18, Mat 6:19-23 Mat 6:19 “Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusaknya dan pencuri membongkar serta mencurinya” Banyak orang yang berpengertian bahwa Mamon itu adalah harta, kedudukan, keka-yaan atau semua yang berhubungan dengan uang. Memang semua pengertian itu tidak salah, tetapi ada yang lebih tepat atau paling tidak lebih menjelaskan lagi tentang pengertian Mamon tersebut. Kalau kita tetap mempertahankan pengertian di atas, bisa-bisa kita berpikir kalau kita, orang Kristen itu tidak boleh kaya, tidak boleh punya kedudukan tinggi dan sebagainya. Sedangkan di Alkitab banyak kita temui orangorang yang takut akan Tuhan, tetapi juga kaya. Sebaliknya ada banyak juga orang yang tidak takut akan Tuhan, diantara mereka lebih kaya daripada orang Kristen, jadi bukan karena kayanya. Pengertian Mamon adalah rasa percaya diri dikarenakan hidup yang makmur. Jadi penekanan disini bukan pada uang, harta atau kedudukannya, tetapi lebih kepada bagaimana kita menyikapinya. Kalau kemakmuran menjadikan kita lebih percaya pada diri sendiri dari pada percaya kepada Tuhan, maka itu namanya kita dibawah kuasa Mamon. Tuhan itu sebenarnya mau agar semua umatNya yang percaya dapat hidup di dalam berkat yang berkelimpahan. Jangan ditafsirkan apabila menjadi orang Kristen itu tidak boleh kaya, mempunyai kedudukan yang tinggi, atau sekaligus menjadi orang yang terkenal, tetapi Tuhan itu lebih menghendaki pada sikap dan perilaku kita karena bagi Tuhan terlalu mudah untuk memberi kekayaan kepada semua manusia. Tetapi bagaimana kalau kita itu kaya, punya kedudukan tinggi atau sebagai orang yang terkenal, apakah tetap bisa mengandalkan Tuhan di dalam segala hal? Jadi sebenarnya bukannya salah kalau kita itu kaya, boleh kaya asal tetap memiliki kerendahan hati dalam sikap perilaku kita, hal itulah yang menyenangkan hati Tuhan juga orang-orang yang ada di sekitar kita. Di dalam Kitab Suci, hanya ada dua yang bisa memiliki otoritas atau menjadi tuan di dalam kehidupan manusia, yaitu: Bapa di Surga dan Mamon (Mat.6:24). Diantara keduanya ini harus kita pilih salah satu saja, tidak bisa memilih dua-duanya, kalau kita sudah menjadikan Bapa di Surga sebagai Tuan yang berotoritas dalam kehidupan, kita tidak bisa menjadikan Mamon juga sebagai tuan dalam hidup kita. Hal inilah yang tidak disadari oleh banyak orang percaya yang hanya mengejar perkara-perkara di dunia ini saja, rajin pergi ke Gereja karena kepingin kaya, melayani Tuhan tapi yang dicari adalah popularitas, berambisi berkedudukan tinggi supaya dihormati oleh orang. Karena itu kita disuruh berjaga-jaga, supaya kita tidak terjebak disini. Mamon kalau sudah menguasai seseorang, segala kejahatan bisa muncul di dalam diri orang tersebut, sebab akar segala kejahatan itu adalah cinta uang (1Tim.6:10), dengan demikian dia sudah diperhamba oleh uang tersebut (Ibr.13:5). Sebagai orang-orang yang percaya Tuhan, marilah kita betul-betul dapat mengandalkan Tuhan dalam segala perkara, berusaha terus menyenangkan hatiNya. Sebab Dia adalah Tuan yang berotoritas di dalam hidup kita, bukan Mamon. Selamat menjalani hidup ini bersama Tuhan. Katakan: “selamat tinggal mamon!...” Amin... Yudi
24
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 31/2012
23 Juni 2012 : Kisah Orang Kudus : Santo Yosephus Cafasso Yosephus Cafasso 2Taw 24:17-25, Mzm 89:4-5,29-30,31-32,33-34, Mat 6:24-34 Yosephus Cafasso dilahirkan pada tahun 1811 di Italia utara, dekat kota Turin. Empat tahun kemudian, pada tahun 1815, salah seorang muridnya yang paling terkenal, St. Yohanes Bosco, dilahirkan di kota yang sama. Yosephus berbahagia mempunyai orangtua yang sangat mengasihinya, yang rela berkurban demi pendidikannya. Ia pergi ke Turin agar dapat bersekolah di seminari. Yosephus bertemu Yohanes Bosco pada tahun 1827 ketika Bosco berumur dua belas tahun. Bosco berbicara kepada seminaris Cafasso di gereja dan kemudian lari sepanjang perjalanan pulang ke rumah. “Mama, mama,” teriak Yohanes, “aku bertemu dengannya, aku bertemu dengannya, mama!” “Dengan siapa?” tanya ibunya. “Yosephus Cafasso, mama. Ia seorang kudus, sungguh.” Ibu Bosco tersenyum dan mengangguk dengan lembut. Pada tahun 1833, Yosephus ditahbiskan sebagai imam. Ia memulai tugas pelayanannya dan diutus belajar di sebuah sekolah teologi yang hebat bagi para imam. Setelah Pater Cafasso menamatkan pelajarannya, ia menjadi seorang profesor teologi. Ia mengajar banyak imam muda selama bertahun-tahun. Mereka mengatakan bahwa ia sangat mengasihi mereka. Pater Cafasso dikenal sebagai imam yang percaya akan kelemahlembutan dan belas kasih Allah. Karena ia sendiri begitu lembut hati, ia membangkitkan semangat dan pengharapan pada orang-orang lain juga. Ia membimbing banyak imam, kaum religius dan awam juga. Pater Cafasso membantu Yohanes Bosco memulai pelayanan kerasulannya yang mengagumkan di antara anak-anak. Ia juga yang membimbing Pater Bosco memulai ordo religiusnya yang dikenal sebagai Salesian. Pater Cafasso membimbing yang lain pula membentuk ordo atau kongregasi mereka. Pada masa Pater Cafasso, ada begitu banyak kebutuhan sosial. Salah satunya yang paling mendesak adalah sistem penjara. Keadaan penjara amat menjijikkan. Tetapi, yang sungguh menggerakkan hati Pater Cafasso adalah kebiasaan melaksanakan hukuman gantung bagi para narapidana yang dihukum mati di hadapan masyarakat umum. Pater Cafasso datang kepada mereka dan menerima pengakuan dosa mereka. Ia mendampingi mereka, mengatakan betapa melimpahnya belas kasih dan kerahiman Tuhan bagi mereka hingga ajal menjemput mereka. Ia membimbing lebih dari enam puluh orang narapidana. Mereka semuanya bertobat dan meninggal dalam damai Kristus. Pater Cafasso menyebut mereka sebagai “para kudusnya yang digantung”. Pater Cafasso juga menjadi pastor di Gereja St. Fransiskus pada tahun 1848. Tak seorang pun sanggup mengatakan betapa besar pengaruhnya bagi masyarakat dan karya-karya Gereja. Pater Cafasso wafat pada tanggal 23 Juni tahun 1860. Sahabat setianya, St. Yohanes Bosco, yang menyampaikan homili pada saat pemakamannya. Ia dinyatakan kudus oleh Paus Pius XII pada tahun 1947. Hidup St. Yosephus Cafasso ditandai oleh kelemahlembutan dan pengertian. Bagaimana aku memperlakukan sesama saudaraku? “diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin Pauline Books & Media.”
Vol. 31/2012
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 25
24 Juni 2012 : Apa cita-cita anda ? HARI RAYA KELAHIRAN St. YOHANES PEMBAPTIS Yes 49:1-6, Mzm 139:1-3,13-14ab,14c-15, Kis 13:22-26,Luk 1:57-66,80 Luk 1:66 Dan semua orang, yang mendengarnya, merenungkannya dan berkata: “Menjadi apakah anak ini nanti?” Sebab tangan Tuhan menyertai dia. Apa cita – cita Anda waktu kecil? Guru, dokter, pilot, atau presiden? Atau malah seperti teman saya waktu kecil ketika ditanya mau jadi apa kalau sudah besar dan jawabannya adalah pengantin. Hahaha.. ada – ada saja. Atau teman saya yang satu lagi, cita – citanya jadi orang kaya. Yah,namanya juga anak – anak, mereka bebas berangan – angan kan? Seiring berjalannya waktu, ketika kita sudah bertumbuh dewasa lama – lama berubah kan cita – cita kita? Kalau saya pribadi, saya punya dua golongan cita – cita. Satu cita – cita duniawi, satunya lagi cita – cita surgawi. Hehehe.. ini cuma istilah aja kok. Cita – cita duniawi saya, saya ingin jadi orang sukses, jadi saya bisa lebih membantu orang – orang lain untuk ikut sukses. Nah, cita – cita surgawinya, ingin jadi anak Allah yang berguna. Loh, bukannya kita ini semua anak – anak Allah? Memang kita ini sudah jadi anak – anak Allah, tapi pertanyaannya apakah kita sudah cukup berguna untuk sesama kita sebagai anak Allah? Apakah ketika orang lain melihat dan mendengar kita mereka merasakan Allah juga? Sama seperti ketika ingin mencapai kesuksesan duniawi, saya juga harus belajar bagaimana caranya mencapai cita – cita surgawi. Beruntungnya saya, mau apapun cita – cita saya, duniawi maupun surgawi Tuhan sudah menjanjikan untuk menyertai kita terus. Pernah suatu ketika Mario Teguh di suatu acara bertanya “Jika saat ini Tuhan menjanjikan kepada Anda bahwa Anda tidak akan pernah gagal, apa yang akan Anda lakukan? Kebanyakan responden malah justru bingung menjawabnya. Lucu ya, karena kadang kita merasa tidak yakin, masih mengandalkan kekuatan diri kita sendiri. Padahal sebenarnya Tuhan itu selalu memberikan petunjuk pada kita untuk mencapai apa yang kita inginkan. Jadi, kalau Tuhan selalu menyertai Anda, menjamin bahwa Anda tidak akan gagal, apa yang akan Anda lakukan sekarang? Maia
26
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 31/2012
25 Juni 2012 : Percaya Penuh pada Belas Kasih Allah dalam Novena 2 Raj 17:5-8,13-15a,18; Mzm 60:3,4-5,12-13; Mat 7:1-5 -Mazmur 60:13 : Berikanlah kepada kami pertolongan terhadap lawan, sebab sia-sia penyelamatan dari manusia. Tuhan marah terhadap umat Israel yang terus hidup dalam dosa dan kejahatan tanpa ada pertobatan. Karena itu Tuhan membiarkan lawan mengalahkan mereka, demikian isi dalam Kitab 2 Raja-Raja 17. Tetapi dalam Mazmur, sang pemazmur berdoa mohon agar Tuhan memulihkan keadaan mereka. Dan sang pemazmur sampai pada kesimpulan, “Berikanlah kepada kami pertolongan terhadap lawan, sebab sia-sia penyelamatan dari manusia”. Sang Pemazmur percaya penuh pada belas kasih Tuhan. Yah, setiap orang beriman, pastilah pernah merasakan betapa berartinya pertolongan Tuhan di saat segala upaya telah dilakukan dan sia-sia. Tetapi ketika mereka menyerahkan segala sesuatu ke dalam tangan Tuhan dengan kepasrahan seorang anak, Allah bertindak tanpa menginga-ingat kesalahan dan dosa sehingga mujizat menjadi nyata. Sekitar tahun 1996, keluarga besar kami pernah merasakan betapa beratnya harus memperhatikan dua orang yang kami cintai dalam keluarga, sama-sama jatuh sakit. Yang satunya kakek kami yang sakit orang tua. Sakit, sembuh, sakit lagi, keluar masuk Rumah Sakit. Begitu juga dengan kakak kami, yang belum lama berkeluarga, baru memiliki dua anak yang masih kecil; sakit, sembuh, sakit lagi, keluar masuk Rumah Sakit dengan biaya pengobatan yang sangat mahal. Walau mahal biaya pengobatan, segala upaya tetap diusahakan keluarga agar kakak dan kakek sembuh. Tetapi nampaknya sia-sia. Kakek kami sempat mati suri sedangkan sang kakak tinggal kulit membalut tulang. Di saat yang menyedihkan itu, ada yang berinisiatif mengadakan Novena Hati Kudus, dengan alasan bahwa saat itu bulan Juni, bulan yang dipersembahkan Gereja Katolik untuk menghormati Hati Kudus Tuhan Yesus. Mulailah keluarga besar kami mengadakan Novena Hati Kudus yang ditutup dengan Doa Rosario, selama Sembilan malam berturut-turut. Apa yang terjadi? Pada hari ke-10 kami mempersembahkan ujub novena itu dalam Misa dan mengundang Pastor datang untuk memberikan Komuni Kudus kepada kedua orang yang kami kasihi itu. Mujizat sungguh nyata. Kakek kami langsung bangun dan berjalan-jalan. Diberikan bonus usia sekitar 5 tahun lagi sebelum akhirnya beliau dipanggil kembali dan berbaring dengan tenang. Sedangkan kakak kami juga mengalami penyembuhan ajaib, karir yang meningkat dengan cepat dan bisa membesarkan anak-anaknya bersama sang istri. Pengalaman itu membangkitkan iman kami untuk selalu berharap pada Tuhan dengan sikap tobat, dalam segala hal, terutama pada masa-masa sulit. (narita)
Vol. 31/2012
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 27
26 Juni 2012 : Hati yang rela memberi Maria Magdalena Fontaine 2Raj 19:9b-11,14-21,31-35a,36, Mzm 48:2-3a,3b-4,10-11, Mat 7:6,12-14 Mat 7 : 12 “ Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka.” Salah satu “halangan utama” untuk menjalani kehidupan terbaik adalah kepentingan diri kita sendiri. Selama kita memusatkan perhatian hanya kepada apa yang kita inginkan, apa yang kita butuhkan. Semua berfokus pada kita atau intinya kepentingan saya pribadi yang menjadi prioritas utama. Demikian halnya jika seorang petani memutuskan bahwa ia tidak benar-benar merasa ingin menanam, bahwa ia lelah, jadi ia ‘merasa terpimpin” untuk duduk-duduk saja sambil mengharapkan panen akan datang? maka ia akan duduk sambil menunggu saja seumur hidupnya. Tapi sebaliknya yang harus ia lakukan adalah menanam benih dengan memasukkannya kedalam tanah, maka benih itu akan bertumbuh dan pada saatnya petani ini akan menuai hasil dari benih yang telah ditanamnya. Demikiannya dengan kita dengan cara yang sama, jika kita ingin menuai hal-hal yang baik, maka yang harus kita lakukan adalah menabur benih-benih yang baik. Seperti halnya petani tersebut, kita akan menuai hasil dari apa yang kita tanamkan. Jika kita ingin menuai kebahagian, maka kita harus menabur benih-benih kebahagian dengan membuat orang-orang lain bahagia. Jika ingin menabur berkat keuangan, maka kita juga harus menabur benih tersebut dengan membagikan rejeki dalam kehidupan orang lain. Jika ingin menuai persahabatan, maka kita menabur sebutir benih dengan menjadi seorang sahabat yang baik. Hal-hal yang baik dan positif harus selalu memimpin kita untuk berbuat baik. Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Hal-hal yang baik yang sedap didengar, sebuah berkat, sebuah promosi ditempat kerja, memiliki sahabat yang baik, keluarga yang diberkati, usaha yang semakin maju, diperlakukan dengan baik dalam pergaulan dimanapun kita berada, dsb. Tentu hal-hal baik seperti itulah yang selalu kita harapkan terjadi dalam kehidupan kita. Jika kita sudah berada dalam keadaan yang rela berbagi dengan memberi waktu, talenta, rejeki dsb. Mari terus kita melakukannya dengan terus menaburkan benihbenih yang baik. Janganlah menunggu sampai kita kaya raya baru kita akan berbagi kebaikan.Melakukan hal-hal yang sederhana, misalnya dengan mengunjungi teman komunitas yang sudah lama tidak datang, atau mengunjungi teman yang sakit. Menolong teman ditempat kerja, atau berbagi dengan anak-anak dipanti asuhan atau panti jompo atau apapun itu yang menggerakan kita untuk rela berbagi dengan orang lain. Bisa jadi keadaan kita saat ini justru sebaliknya berada didalam masa-masa kesukaran. Misalnya dengan masalah finansial, sedang kekeringan atau permasalahan ditempat kerja atau masalah dalam keluarga. Inilah saatnya kita keluar dari permasalahan kita, cara yang paling efektif untuk menolong diri kita sendiri adalah membuka hati untuk menolong orang lain. Disaat kita menolong orang lain dalam hal apapun itu, bukan terbatas menolong secara finansial saja. misalnya dengan memberikan support, peneguhan, mendoakan, mengunjungi yang sakit atau membawa masakan-kue, membantu orang menyeberang jalan atau kebaikan apapun itu Tuhan telah berjanji bahwa Ia akan memastikan segala kebutuhan kita terpenuhi. Ketika kita membuka hati yang rela berbagi dengan kasih, maka aliran kasih Allah sendiri yang menyembuhkan, memulihkan setiap persoalan dan pergumulan kita. Dengan berbagi kasih maka Tuhan akan memberikan kesegaran baru bagi kehidupan rohani kita, bahkan jika kita melewati padang gurun yang kering dan suram. Mari saat ini kita keluar dari segala macam bentuk persoalan apapun itu dengan membuka hati berbagi kasih dengan yang lain, kalau bisa dilakukan sekarang mengapa harus menunggu besok? Tuhan memberkati Lulu
28
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 31/2012
27 Juni 2012 : Dari Buahnyalah engkau akan mengenal mereka Sirillus dari Aleksandria 2 Raj 22:8-13, 23:1-3, Maz: 119:33,34,35,36,37,40, Mat 7:15-20 Mat 7:15 : “Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas.” Kristus memperingatkan kita akan nabi-nabi palsu, yang menyesatkan orang-orang yang mencari kebenaran dengan perkataan, pengetahuan dan perbuatan mereka yang ajaib. Berhati-hatilah dan jangan biarkan anda menyerahkan diri kepada setiap roh. Semua imam atau pengkhotbah yang menarik perhatian orang banyak kepada dirinya sendiri bukan berasal dari Kristus, karena utusan Kristus yang sejati akan membawa orang-orang percaya dari memandang dirinya kepada iman di dalam pribadi Kristus saja. Jadi jangan terkesan dengan kebesaran seseorang, tapi cari dan ikutilah hanya langkah kaki Kristus saja. Kalau anda ingin tahu apakah mereka benar atau tidak, perhatikan cara hidup mereka. Pekerjaan mereka akan bersaksi mendukung atau melawan mereka. Para ahli Taurat dan orang-orang Farisi duduk di kursi Musa dan mengajarkan hukum, tetapi kebanyakan mereka sombong, pendusta, palsu dan penindas. Karena itu Kristus memperingatkan para murid-Nya untuk berhati-hati akan mereka dan “ragi” mereka. Mereka tidak diilhami atau diutus oleh Allah yang benar. Kehidupan mereka membuktikan bahwa roh najis memimpin mereka. Mereka mungkin menjelaskan tentang hukum Allah, tetapi tindakan mereka bertentangan dengan apa yang mereka katakan. DOA: Ya Bapa Surgawi, kami bersukur kepada-Mu karena Anak-Mu sudah menyelamatkan kami dari berdusta dan dari mementingkan diri sendiri, dan para rasul-Nya sudah membimbing kami kepada-Mu. Bukalah hati kami kepada Roh Kudus Kebenaran-Mu sehingga kami tidak tersesat, tetapi bisa membedakan roh, menghasilkan buah yang baik, tidak menyinggung siapapun, tetapi hanya mengabdi kepada Yesus saja, Juruselamat kami satu-satunya.Amin Betty
Vol. 31/2012
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 29
28 Juni 2012 : Mendengar 2 Raj 24:8-17,Mzm 37:3-6, 30-31,Mat 7:21-29 Mat 7:24 “Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu” Kita tiba pada penutup kotbah di bukit. Yesus, Tuhan kita, telah memberi panduan bagi kita mengenali Allah Bapa (Mat 5:48). Dari kotbah di bukit kita dapat menarik beberapa kesimpulan. Yang pertama adalah tidak cukup mengenali Yesus Kristus sebagai Tuhan; untuk dapat masuk dalam kerajaan sorga harus melakukan “kehendak Bapa yang ada di surga” (bdk Mat 7:21). Dan tidak cukup hanya menubuatkan, berbicara dan mewartakan dalam nama-Nya, ataupun mengusir setan dan membuat banyak mujizat. Barangsiapa yang tidak memelaksanakan kehendak Allah adalah “hamba yang jahat” dan Yesus pada hari penghakiman nanti tidak akan mengenalinya sebagai murid-Nya. Injil hari ini menggarisbawahi kesimpulan yang kedua. Barangsiapa yang mendengar perkataan Yesus dan tidak melakukannya sama artinya dengan tidak membangun rumahnya yaitu hidupnya atas dasar Kristus, sang Wadas, Sabda Kebenaran yang menyatakan kehendak Allah. Yang berbuat demikian akan hidup dalam ketidakpastian dan kegagalan (bdk Mat 7:26-27) . Dua ayat terakhir menggambarkan reaksi orang banyak yang takjub ketika mendengarkan ajaran Yesus: “sebab ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat mereka” (Mat 7:29). Bagaimana dengan kita? Apakah kita menerima dan siap untuk melakukan ajaran Yesus ini? Hidup kita yang akan membuktikannya. Sr. Maria Benedicta, OSB
30
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 31/2012
29 Juni 2012 : Siapakah Yesus untukku HR. St. Petrus & St. Paulus, Rasul Kis 12:1-11; 2 Tim 4:6-8,17-18 ; Mat 16:13-19 Mat 16:15 “Lalu Yesus bertanya kepada mereka: “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?” Pertanyaan di atas adalah sebuah pertanyaan yang menarik untuk dijawab. Setiap hari Minggu, banyak orang datang beribadah dan mengikuti kegiatan kerohanian pada hari-hari lainnya dengan setia, tapi saat pertanyaan ini dilontarkan banyak yang tidak dapat menjawabnya. Pertanyaan yang sama pernah ditanyakan pula oleh Yesus kepada para murid-muridNya. Hari ini, kita yang adalah “murid-murid Tuhan”, mendapatkan pertanyaan yang sama. Apakah kita akan menjawabnya sekedar dari cerita orang lain ataukah karena kita mempunyai pengalaman pribadi dengan Tuhan? Pertanyaan ini penting! Sebab jawaban kita menentukan: apa tujuan (destiny) hidup kita, dan apa sikap serta ke mana arah hidup kita? Ketika kita mengakui Yesus adalah Tuhan maka Yesus mengatakan kita adalah orangorang yang berbahagia (ay. 17); kita akan dipakai Allah untuk menjadi pembuat sejarah (ay. 18). Yang tadinya Simon bin Yunus, oleh Tuhan diganti menjadi Petrus (Petra = batu karang). Walau Simon sebelumnya telah menyangkal Yesus 3 kali, tapi Tuhan memakainya menjadi rasul yang luar biasa. Begitu juga dengan kita, segelap/seburuk apapun masa lalu kita – saat kita datang minta pertobatan dan mengakuiNya sebagai Tuhan (Mesias) – Tuhan sanggup membuat terobosan dan menjadikan kita alatNya yang ajaib untuk menyatakan Kerajaan Allah. Tidak sampai di situ saja, alam maut pun tidak akan menguasai kita (ay.18), dan kita diberi kunci Kerajaan Sorga (ay. 19). Ada otoritas sorgawi atau Kingdom Authority, yang memampukan kita untuk melakukan apa yang Yesus lakukan bahkan lebih daripada itu. “Barangsiapa memegang perintahKu dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasih oleh BapaKu dan Aku pun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diriKu kepadaNya” (Yohanes 14:21) Hari ini, pastikan Yesus yang adalah Tuhan itu ada dan mengatur hidup kita. :) God bless you Yudi
Vol. 31/2012
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 31
30 Juni 2012 : Kisah Orang Kudus : para Martir Pertama di Romo Rat 2:2,10-14,18-19, Mzm 74:1-2,3-5a,5b-7,20-21, Mat 8:5-17 Orang-orang yang kita hormati pada hari ini memiliki satu kesamaan: mereka menyerahkan nyawa mereka bagi Kristus. Mereka semua wafat dimartir karena mereka adalah pengikut Tuhan Yesus. Pada tahun 64, pelanggaran hak-hak azasi manusia oleh Kaisar Nero telah melampaui batas. Ketika timbul kebakaran hebat di Roma pada tanggal 16 Juli, banyak yang meyakini bahwa kaisar sendirilah yang sesungguhnya bertanggung jawab atas kejadian itu. Dua pertiga kota Roma tinggal puing-puing belaka; maka bangkitlah murka rakyat. Nero ketakutan. Ia mencari kambing hitam dan mempersalahkan umat Kristiani sebagai yang bertanggung jawab atas kebakaran tersebut. Tacitus, seorang ahli sejarah yang terkenal, mencatat bahwa umat Kristiani menderita kematian yang keji. Sebagian dijadikan mangsa binatang-binatang buas. Yang lainnya diikatkan pada tiang-tiang dan dijadikan suluh-suluh manusia yang menerangi jalananjalanan Roma. Tidak diketahui berapa tepatnya jumlah para martir yang gagah berani ini, tetapi kesaksian dan hidup mereka mendatangkan dampak yang terus hidup dalam diri banyak orang. Penganiayaan oleh Nero adalah penganiayaan pertama oleh seorang kaisar Roma, tetapi bukan yang terakhir. Dan semakin Gereja dianiaya, semakin Gereja bertumbuh kembang. Para martir telah membayar dengan nyawa mereka agar semua yang datang sesudah mereka beroleh kesempatan untuk memeluk iman. Dalam doa kita pada hari ini, kita menghaturkan syukur kepada Bapa atas para martir Roma sebab mereka telah membayar dengan nyawa mereka agar semua yang datang sesudah mereka beroleh kesempatan untuk memeluk iman. “diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin Pauline Books & Media.”
32
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 31/2012