Fresh JUICE ! refresh your soul Fresh JUICE !
Fresh Juice adalah buku renungan harian berdasarkan penanggalan liturgi Katolik. Dibuat oleh para anggota DOJ Bali. (www.DOJCC.com). Terbit sebulan sekali di awal bulan. Untuk informasi berlangganan hubungi : Nathasa (0361 - 85 11223)
Kritik dan saran :
[email protected]
Fresh JUICE ! Team Moderator: Rm. Hady Setiawan,Pr Penasihat : Herry Respatia Pemimpin Umum : Yovie Setiawan Pemimpin Redaksi : Nathasa Editor : Nathasa, Herry Respatia, Yovie Penulis :Nathasa, Lulu, Adhi, Martina, Agatha, Fransiska, Hanz, Franky, Yovie, Diakon Vincent MGL, Ardhi, Jeff, Rina, Rm. Jopeph, MGL, Bro Wenz MGL, Sr. Benedicta, Fr. Mattheus, Fr David Langganan & Marketing Iklan : Nathasa (0361- 85 11223) Distribusi : Anggota DOJ Bali Seluruh hasil Fresh Juice akan disumbangkan untuk pembangunan Rumah Retret di Bedugul Sumbangan dapat disalurkan ke :
Bank BCA A/C No. 611 033 7785 An. Flora Ida W
Harap sms / telpon 0361 - 8511223 untuk konfirmasi.
SAPAAN REDAKSI Hai semua sahabat Fresh Juice... Sebelumnya FJ minta maaf karena keterlambatan penebitan bulan ini... Kami akan berusaha untuk lebih baik di waktu-waktu mendatang... Bagaimana kabar teman-teman semua...apakah biasa-biasa saja, luar biasa atau penuh tantangan? Bulan ini kita memasuki bulan Maria...kita kembali diingatkan untuk mengikuti teladan Bunda Maria, sebagai sosok karismatik pertama yang menerima Roh Kudus dalam diriNya...Bunda Maria yang setia dan menemani pelayanan Yesus sampai tugas perutusan-Nya selesai. Hidup penuh tantangan yang dihadapi Bunda Maria...tetapi Bunda selalu menyimpan segala perkara dalam hatinya dan mengatakan: “Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataan-Mu.” Semoga semakin hari kita boleh belajar meneladani Bunda Maria yang setia dan percaya pada Putra-Nya... Salam Fresh Juice...
Fresh JUICE !
managed by :
2
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 18/2011
1 Mei 2011 : Percaya tanpa melihat ? HARI MINGGU PASKAH II, Hari Minggu Kerahiman Ilahi. Kis 2:42-47, Mzm 118:2-4,13-15,22-24, 1Ptr 1:3-9, Yoh 20:19-31 Yoh 20:29 Kata Yesus kepadanya: “Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.” Kalau musim durian tiba, seperti biasa di jalan-jalan akan banyak orang yang menjual durian. Kadang mereka langsung jualan dari bak mobil. Terkadang saya pun tergoda untuk ikut membeli dan menyantapnya. Saya teringat ketika saya hendak membeli, ada orang yang setengah memaksa untuk mencoba dalamnya. Padahal orang yang jualan sudah mengatakan bahwa isinya di tanggung enak dan manis alias maknyus. Tapi orang tersebut ngeyel untuk mencobanya. Akhirnya dibukakan dan memang durian itu manis sehingga orang tersebut pun membelinya. Seringkali kita juga seperti orang tersebut. Mungkin kita mengatakan “kalau saya tidak melihat Yesus dengan kepala sendiri saya tidak akan percaya padaNYA”. Atau mungkin kita mengatakan “kalau Tuhan tidak memberikan tanda-tanda, saya tidak akan melangkah dan mengambil pekerjaan itu”. Atau dengan kata lain kita mengatakan kita percaya pada Tuhan tapi hanya sebatas di bibir saja. Yesus kembali mengingatkan kita bahwa “berbahagialah mereka yang tidak melihat namun percaya”. Dengan kata lain kita juga mau percaya akan penyertaan Tuhan yang selalu ada bersama kita. Mungkin saat ini semuanya terasa gelap, mungkin saat ini terasa tidak ada jalan keluar namun kita mau percaya dengan iman bahwa Yesus selalu hadir dalam setiap masalah kita. Mungkin saat ini kita menghadapi masalah dalam keluarga, masalah dengan teman, masalah dalam komunitas, masalah dalam pekerjaan, namun satu hal yang perlu kita pegang bahwa kita mau percaya akan penyertaanNYA yang tidak pernah berkesudahan. Kita mau percaya bahwa kasih, damaiNYA dan penyertaan Roh Kudus akan selalu membimbing dan memberi kekuatan pada kita untuk melalui setiap kerikil dalam kehidupan kita. just believe in HIM ... Yovie
Vol. 18/2011
Fresh JUICE ! 3
2 Mei 2011 : Lahir Kembali Atanasius Kis 4:23-31, Mzm 2:1-3,4-6,7-9, Yoh 3:1-8 Yoh 3:5 Jawab Yesus: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. Pernahkah Anda mencoba membuat tanda tangan dengan menggunakan tangan Anda satunya? (bila Anda kidal, gunakan tangan kanan untuk membuat tanda tangan). Tentu sangat sulit dan hasilnya akan seperti tanda tangan orang lain. Tapi coba ulangi sampai 50 kali. Pasti ada perubahan dan semakin mendekati tanda tangan aslinya. Yang mau saya utarakan disini adalah perubahan itu mungkin. Sulit, pada awalnya, tetapi masih mungkin terjadi asal tetap berusaha. Petrus dan Yohanes pun mengalami perubahan. Dari yang bukan siapa-siapa, bahkan ketakutan dan meninggalkan Yesus saat di salib, mereka berubah menjadi orang yang berani mewartakan Yesus bahkan di tengah ancaman. Dan ingat, lawan meraka bukan sembarang orang: Raja-raja dunia dan para pembesar, para penguasa saat itu. Konsekuensinya pasti sangat berat. Bagi mereka sendiri dan bagi keluarga mereka. Bila dibandingkan dengan saat ini, saya membayangkan kelurga mereka akan menerima terror telepon, ancaman dari orang-orang yang tidak dikenal, sulit mencari pekerjaan, dan lain lain. Lebih parahnya lagi, orang yang mereka bela mati-matian, Tuhan Yesus, tidak ada bersama mereka saat itu. Menurut ukuran dunia, sia-sia saja pekerjaan mereka. Namun mengapa mereka mau melakukannya? Jawabannya adalah karena mereka telah berubah. Mengapa mereka bisa berubah? Apa karena mereka selalu bersama dengan Yesus selama 3 tahun itu? Bukan. Roh Kudus lah yang merubah mereka (baca kis 2). Tuhan tahu bila dengan kekuatan kita sendiri, pasti tidak mungkin kita berubah, maka Ia mengutus RohNya yang kudus untuk membantu kita dalam kelemahan kita. Berubah disini misalnya mudah bertobat, dari yang awalnya pemarah menjadi orang yang sabar, pemaaf, berani menceritakan tentang Yesus, dan lain lain. Semuanya itu mungkin bila kita telah lahir kembali dalam Roh. Dalam Yoh 3:1-8 ,Yesus beberapa kali menyebutkan lahir dari Roh. Berarti lahir dari Roh adalah sesuatu yang sangat penting. Bagaimana caranya? Dengan selalu membuka hati kita pada karya Roh. Mohon dan rindukan Roh Kudus untuk bertahta di dalam hati Anda setiap saat. Siska
4
Fresh JUICE !
Vol. 18/2011
3 Mei 2011 : Nyindir Nih Yee... Pesta St. Filipus & Yakobus Rasul 1Kor 15:1-8, Mzm 19:2-3,4-5, Yoh 14:6-14 Yoh. 14:9 Kata Yesus kepadanya, “Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku?” Salah satu keunikan dari Injil Yohanes adalah kata-kata ironi yang sering digunakan oleh pengarang Injil dalam sebuah percakapan antara Yesus dan para murid, antara Yesus dan orang Farisi, dan lain sebagainya. Dalam perikop hari ini, Yesus menggunakan kata-kata yang ironi atau menyindir yang mengarah kepada orang yang diajak berbicara oleh Yesus untuk merenungkan lebih dalam hubungannya dengan Yesus. Yesus berkata kepada Filipus, “Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku?” Kata-kata Yesus ini sungguh menyindir dan menggugah Filipus tentang hubungannya dengan Yesus. Filipus masih belum “mengenal” Yesus secara mendalam “Siapakah Yesus sebenarnya”, padahal Filipus selalu mengikuti Yesus kemanapun Yesus pergi dari Kana ke Galilea dan kembali ke Kana, Filipus selalu bersama Yesus. Lalu mengapa Yesus sampai berkata demikian kepada Filipus? Kata-kata ironi ini diucapkan oleh Yesus kepada Filipus karena Filipus masih juga bertanya kepada Yesus, “Tunjukkanlah Bapa kepada kami...”. Filipus masih belum melihat “figur Bapa” yang selama ini ditunjukkan oleh Yesus melalui perkataan dalam perumpaan-perumpamaan dan tindakan Yesus. Selain itu, Yesus sendiri dengan jelas-jelas mengatakan bahwa “Akulah jalan, kebenaran dan hidup”. Di dalam sepanjang hidupNya, Yesus sudah semaksimal mungkin menunjukkan figur “Bapa” yang baik hati, yang murah hati, yang mengasihi dan lain sebagainya, tetapi para murid masih belum “mengenal” Yesus. Yesus dan Bapa adalah satu di dalam Roh Kudus. Inilah misteri “Tritunggal Mahakudus” yang ingin disampaikan oleh Yesus kepada para pendengarnya. Sudah sangat jelas, bahwa pesan hari ini juga menyindir diri kita masing-masing. Sudah berapa tahun kita dibaptis, sudah berapa tahun kita melayani Tuhan di gereja, sudah berapa tahun kita komitment dengan persekutuan doa dan lain sebagainya. Yang menjadi pertanyaan sindiran buat kita adalah, “Apakah kita sudah mengenal Yesus, yang memancarkan Hati seorang Bapa yang baik?” Apakah kita juga mau memancarkan kasih seorang Bapa kepada sesama kita? Diakon Vincent, MGL
Vol. 18/2011
Fresh JUICE ! 5
4 Mei 2011 : Kasih NYA tak berkesudahan Fidelis dr Sigmaringen, Yosef Maria Rubio Kis 5:17-26, Mzm 34:2-3,4-5,6-7,8-9, Yoh 3:16-21 Yoh 3 : 16 karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal supaya setiap orang yang percaya kepadaNya beroleh hidup yang kekal Konon, ada seorang pria yang dilahirkan di sebuah dusun terpencil, anak seorang petani. Ia bertumbuh menjadi dewasa di sebuah dusun kecil yang tak dikenal. Ia bekerja pada sebuah rumah tukang kayu hingga usia 30 tahun. Selama tiga tahun Ia berkeliling mengajar banyak orang. Ia tidak pernah menulis buku. Ia tidak pernah berkeluarga. Ia tidak pernah bersekolah. Ia tidak pernah bepergian lebih dari 200 mil dari tempat tinggalNya. Seluruh hidup-Nya Ia abdikan untuk sesama. Pengajaran dan perbuatanNya sangat menyapa sesama-Nya, khususnya orang-orang kecil yang tergusur dan terpinggirkan. Pada puncak pengabdian-Nya, pendapat umum berbalik menentangNya. Sahabat-sahabat-Nya lari, yang seorang bahkan mengkhianati Dia. Yang lain menolak-Nya. Ketika Ia dihukum sebagai seorang penjahat, serdadu-serdadu menanggalkan pakaian-Nya. Setelah kematian-Nya, Ia dikuburkan di pekuburan orang lain. Namun, setelah hampir dua puluh satu abad, Ia mempunyai pengikut paling banyak dari setiap orang yang pernah hidup dibumi ini. DialahYesus sang Penyelamat kita. Setiap kali perayaan Paska tiba, saya selalu termenung, betapa baiknya Tuhan kita. Semerah apa pun dosa dan kesalahan kita, Tuhan berkenan mengampuni kita, dengan mengutus Yesus Kristus untuk menebus kita dengan penderitaanNya di Salib. Tuhan ingin kita semua beroleh hidup yang kekal. Tuhan ingin kita datang pada terang. Bila kita hidup dalam terang, semestinya kita pun mengikuti teladan Yesus, yang datang untuk menyelamatkan dunia, dan bukan untuk menghakimi (ay.17). Namun tanpa kita sadari kita terkadang begitu mudah menjatuhkan penghakiman pada sesama kita. Kita menilai orang lain berdasarkan kacamata kita sendiri. Hanya karena ada teman yang tidak hapal dengan ayat-ayat Kitab Suci, lantas dicap bodoh. Hanya mendengarkan berita tak menyenangkan sepintas lalu tentang teman kita, dengan mudah berita itu disebarkanluaskan ke teman lain tanpa konfirmasi lebih dahulu ke ybs, menyebabkan gunjingan yang tak berkesudahan. Kita telah diselamatkan, kita telah mendapatkan anugrah pengampunan, hendaknya semangat keteladanan dan pengorbanan Yesus, menjadi panutan hidup kita seharihari, agar kita pun boleh beroleh hidup yang kekal. Agatha
6
Fresh JUICE !
Vol. 18/2011
5 Mei 2011 : Mengenal Allah Vincent Soler, Angelus Kis 5:27-33, Mzm 34:2,9,17-18,19-20, Yoh 3:31-36 Yoh 3:36 “Barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal, tetapi barangsiapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap di atasnya.” Teman saya baru melahirkan seorang anak laki-laki, kemudian orang-orang yang datang menjenguk memberi komentar dan pujian, ada yang bilang anaknya ganteng seperti papanya, tapi ada juga yang bilang hidungnya mancung seperi ibunya. Saya sendiri tidak bisa memastikan mana yang benar, yang jelas memang ada kemiripan si bayi dengan papa dan mamanya. Pendek kata seorang anak pasti selalu membawa ciri-ciri fisik orang tuanya. Saya ingat waktu ikut sekolah minggu dulu, kami disuruh berdiri satu-satu di depan kelas dan teman-teman lain mencoba menebak seperti apa kira-kira perawakan papa-mama kami masing-masing, tentu bukan bermaksud untuk dijadikan bahan olokan, tetapi sebagai peragaan bagaimana kita orang Katolik yakin bisa mengenal Allah Bapa melalui Yesus Putera-Nya. Suatu cara penjelasan yang sederhana tetapi membekas dalam ingatan saya. Kita percaya bahwa Yesus adalah Putera Allah dan bahwa Ia merupakan perwujudan Allah yang paling sempurna untuk kita manusia. Melalui Yesus, kita bisa berhubungan dengan Allah, kita bisa berkomunikasi, kita bisa bercakap-cakap, kita bisa curhat, kita bisa mengadu, kita bisa marah dan juga tertawa bersama Allah. Saya kira untuk tujuan inilah Allah lahir dalam rupa manusia dalam diri Yesus, yaitu untuk meyakinkan kita bahwa Ia selalu ada dan siap mendampingi kita. Allah itu nyata dan kita bisa merasakannya dalam diri Yesus yang pernah hidup, mati disalib dan kemudian dibangkitkan Allah untuk membebaskan kita dari dosa. Dosa saya yang sering menganggap Tuhan itu tidak ada sangkut pautnya dengan hidup saya di dunia. Yesus adalah Allah yang menjadi manusia, Sabda yang menjadi daging, Anak Allah sendiri yang mencoba membuka pikiran lama saya yang menganggap bahwa tidak ada yang namanya Allah pencipta surga dan dunia. Bagi saya iman akan Yesus itu sangat penting untuk membantu saya supaya tidak pernah berpikir bahwa kematian sebagai garis akhir hidup saya, namun lebih dari itu, kematian adalah satu-satunya jalan untuk masuk dalam kehidupan kekal. Saya tidak berhenti bersyukur karena saya didaftarkan oleh orangtua saya sebagai anggota Kerajaan Allah sejak bayi, sebab saya punya waktu cukup untuk perlahan memahami bahwa dengan mengenal Yesus, Putera Allah, saya bisa mengenal Allah, sebab Yesus itu ternyata punya sifat seperti Bapa-Nya yaitu panjang sabar dan besar kasih setia-Nya. Fr. Wenz, MGL
Vol. 18/2011
Fresh JUICE ! 7
6 Mei 2011 : Keajaiban Dominikus Savio Kis 5:34-42, Mzm 27:1,4,13-14, Yoh 6:1-15 Yoh 6:12-13 “Dan setelah mereka kenyang Ia berkata kepada murid-muridNya: ‘Kumpulkanlah potongan-potongan yang lebih supaya tidak ada yang terbuang.’ Maka mereka pun mengumpulkan, dan mengisi dua belas bakul penuh dengan potongan-potongan dari kelima roti jelai yang lebih setelah orang makan.” Dosen mata kuliah Teknologi Daging yang mengajar kami menyarankan saya mengambil penelitian skripsi tentang daging Se’i. Daging Se’i dengan warna daging bagian dalam yang tetap memerah, memiliki aroma khas dan mulai disukai di luar Timor tetapi karena keras dan hitam, daging tersebut kurang menarik. Pak Made Sulandra, dosen itu menginginkan daging Se’i yang lembut dan merah, tetapi mampu bertahan cukup lama. Mulailah saya mengumpulkan literatur dan berbagai informasi tentang daging asap, daging se’i, sistem pengasapan, zat aditif, dan mencobanya. Salah satu kesimpulan saya, aroma daging se’i yang khas berasal dari kayu kusambi. Di Bali hanya hidup di perbukitan, khususnya di Karangasem. Mulailah kami berburu kayu kusambi . Bila saya melihat kembali ke beberapa tahun lalu ketika saya mengadakan penelitian itu, Tuhan mengirimkan banyak penolong; Pada hari ‘H’ teman sekamar saya sakit dan saya harus mengantarnya ke RS untuk opname dan operasi kecil. Saya sempat nangis karena bingung mengatur waktu. Tetapi teman-teman seangkatan yang kompak meminta catatan saya dan menyiapkan penelitian itu tepat dengan jadwal peminjaman ruang laboratorium. Malam harinya, orang tua salah satu teman menyiapkan makan malam buat kami semua. Sampai pada pengasapan yang memakan waktu semalam suntuk, beberapa anak Timor, Flores dan Sumba datang dan membantu sampai pagi. Di pagi hari, beberapa teman yang tidak datang kemarin, mengambil sampel-sampel daging Se’i yang sudah jadi dan mengantar ke laboratorium Unud dan memberikan kepada beberapa dosen untuk uji organoleptik. Penjaga Lab, yang mengetahui bahwa saya tidak tidur semalaman, menawarkan bantuan untuk menganalisis protein dan mencatat hasil analisis lainnya sehingga saya boleh pulang tidur. Hari ketiga, catatan penelitian lab sudah saya dapatkan dengan hasil yang memuaskan dan teman-teman menyetor uang kembalian dengan nota lengkap. Saya terheran-heran dengan uang kembalian yang cukup banyak, jauh di atas perkiraan semula. Tetapi saya lalu sadar dan melihat serta merasakan kehadiran Tuhan dalam kerja sama serta bantuan teman-teman. Tuhan Yesus ikut bekerja dan menyelesaikan semua dengan baik. Sampai hari ini saya selalu bersyukur dan berterima kasih, bila mengingatnya. ‘Selalu ada keajaiban, bila kita meminta Tuhan Yesus ikut bekerja bersama kita.” Narita
8
Fresh JUICE !
Vol. 18/2011
7 Mei 2011 : Kenapa Mesti Takut Magdalena dr Kanossa, Marie-Louise dr Yesus Trichet Kis 6:1-7, Mzm 33:1-2,4-5,18-19, Yoh 6:16-21 Yoh 6: 19 “Sesudah mereka mendayung kira-kira dua tiga mil jauhnya, mereka melihat Yesus berjalan di atas air mendekati perahu itu. Maka ketakutanlah mereka.” Takut adalah satu perasaan yang sangat manusiawi. Ketakutan itu muncul karena berbagai penyebab. Banyak pelajar atau mahasiswa yang takut sampai keringat dingin ketika menghadapi ujian akhir. Banyak pelamar pekerjaan yang takut sampai gak sadar garuk-garuk kepala, padahal tidak gatal dan lain sebagainya. Kalau di daerah Timur termasuk Indonesia, banyak orang takut karena melihat “hantu”. Para murid juga merasa ketakutan ketika melihat Yesus berjalan di atas air. Mereka mengira bahwa mereka melihat “hantu” sehingga merekapun ketakutan. Maklum, daerah yang berair seperti danau dan laut mempunyai konotasi yang negative di kalangan bangsa Israel. Mereka memandang air sebagai tempatnya roh-roh jahat bersemayam. Dengan berjalannya Yesus di atas air, Yohanes sebagai pengarang Injil mau menekankan bahwa Yesus berada di atas roh-roh jahat. Yesus mengatasi segala gangguan dari si jahat. Dalam kehidupan sehari-hari, tentu kita mengalami ketakutan yang membuat kita tidak bisa tidur. Contoh nyata ketika aku mengikrarkan kaul kekal 26 Juni 2010. Malam menjelang hari H tersebut, aku gak bisa tidur. Padahal ngantuk banget. Udah doa. Udah berusaha memejamkan mata. Udah baca ini itu sampe capek, tapi tetep aja melek alias gak bisa tidur. Ternyata setelah aku refleksikan, masih ada ketakutan yang menjurus kepada rasa kekhawatiran. Kurang berserah kepada Yesus. Setelah mengikrarkan kaul kekal, malamnya langsung tidur pulas, lega dan nyenyaknya luar biasa. Aku terus menerus bertanya di dalam hati, kenapa mesti takut? Apa yang aku takutkan? Masa depan? Keluarga? Tidak punya istri dan anak? Ternyata ketakutan yang tidak beralasan adalah salah satu dari taktik roh jahat untuk meruntuhkan suatu niat baik seseorang yang mau lebih dekat kepada Yesus. Pembimbing rohaniku mengatakan bahwa itu suatu yang wajar. Semakin dekat seseorang kepada Yesus, semakin kuat godaan itu. Kalau Yesus di atas segala-galanya termasuk di atas roh-roh jahat, kenapa mesti kita takut? Diakon Vincent, MGL
Vol. 18/2011
Fresh JUICE ! 9
8 Mei 2011 : Terbukalah di hadapan Yesus HARI MINGGU PASKAH III Kis 2:14,22-33, Mzm 16:1-2a,5,7-8,9-10,11, 1Ptr 1:17-21, Luk 24:13-35 Lukas 24:17 Yesus berkata kepada mereka: “Apakah yang kamu percakapkan sementara kamu berjalan?” Terkadang atau banyak kali ada saja sesuatu premasalahan yang tidak dapat selesaikan sendiri. Karena itu kita memerlukan orang lain untuk membantu memecahkan permasalahan itu. Suatu ketika, aku menceriterakan pengalamanku kepada Pembimbing Rohaniku. Aku mengatkan bahwa aku sangat cemas dan gelisah tentang sesuatu yang sangat mengganggu. Aku tidak dapat menceriterakan permasalahan itu kepadanya. Dengan amat tenang dia memandang ke arah ku penuh pertanyaan. Kelihatannya dia ingin mengetahui apa yang membuat aku gelisah dan cemas. Namun sang Pembimbing tidak bertanya lebih jauh. Kemudian sekitar beberapa menit, dia bertanya kepadaku, “Apakah kamu sudah menceriterakan pengalaman itu kepada Bapa Pengakuan anda?” Aku menjawab, “Belum.” Sang Pembimbing menasihati aku untuk dapat mensharingkan pengalaman ini terlebih dahulu dengan Bapa Pengakuanku. Lalu aku melakukan nasihatnya. Di dalam kehidupan kita sehari-hari, banyak sekali pengalaman pribadi yang sulit untuk diceriterakan kepada orang lain. Kita sering merasa malu atau takut, kalau-kalau orang mengetahuinya. Hari ini Yesus sendiri datang dan bertanya kepada kita, “Apakah yang kamu sementara percakapkan di jalan?” Apakah yang sementara kita pikirkan atau gelisahkan atau perbincangkan dengan diri kita di salam perjalanan hidup ini? Yesus sendiri telah mengetahui persoalan itu. Dia pula memberikan arahan dan dorongan buat kita untuk terbuka dan berani menceritarakan pengalaman kita kepadaNya. Namun sering kita tidak memiliki keberanian cukup untuk membuka diri. Setelah dinasihati oleh Pembimbing Rohaniku, aku berani pergi ke Bapa Pengakuanku dan menceriterakan apa yang berada di dalam diriku. Aku sadar bahwa selama aku begitu tertutup. Aku tidah berani menceriterakan permasalahan ini dengan orang yang paling dekat denganku. Dengan adanya suatu sharing yang baik dan terbuka dengan Bapa Pengakuan, aku dapat meceriterakan pengalaman itu kepada Pembimbing Rohani secara bebas dan penuh kedamaian. Yesus berkali-kali bertanya kepada kita, “Apa yang kamu pikirkan sahabatku? Apa yang kamu gelisahkan sekarang? Silahkan ceriterakan kepadaKu. Setelah kita menceritarakan perngalaman itu, kita akan merasakan suatu kedamaian. Hari ini kita diundang untuk datang kepada Yesus. Kita diajak untuk dengan terbuka menceriterakan semua permasalahan kita kepadaNya. Rm. Joseph, MGL
10
Fresh JUICE !
Vol. 18/2011
9 Mei 2011 : There can be MIRACLE, when you BELIEVE Maria Katarina dr St.Agustinus, Katarina dr Bologna Kis 6:8-15, Mzm 119:23-24,26-27,29-30, Yoh 6:22-29 Yoh 6:29 Jawab Yesus kepada mereka: “Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah.” Ripley’s believe it or not !!Aku suka banget nonton tayangan yang satu ini. Tayangan yang kadang membuat aku percaya gak percaya akan apa yang aku saksikan. Tapi, memang semuanya itu real and gak sengaja dibuat – buat demi ketenaran seseorang. Banyak kejadian yang bagi aku tidak mungkin dilakukan, tapi pada kenyataannya hal itu bisa terjadi. Salah satu tayangan yang favoritku adalah seorang gadis kecil umur 15 tahun yang secara fisik tidak memiliki bagian tubuh yang lengkap, yaitu kedua tangannya. Jika aku jadi dia, mungkin aku dah frustasi banget dech !! Nach, ternyata gadis itu tidak merasa minder atau patah semangat. Ia percaya bahwa di balik keterbatasan yang ia miliki, Tuhan beri ia kekuatan yang mungkin tidak dimiliki oleh manusia normal pada umumnya. Terbukti ia mampu melakukan kegitan sehari-hari layaknya manusia normal. Dengan menggunakan kakinya, ia begitu lincah untuk membuat tugas melalui keyboard komputer dan membantu ibunya menggoreng telur di dapur. Ia pun meraih prestasi luar biasa di sekolahnya, dengan menjuarai beberapa perlombaan renang antar sekolah. Aku sampai gak habis pikir, kok bisa dia melakukan itu semua !!! ck... ck....ck !!! Beberapa minggu lalu, aku mengalami kejadian yang sempat membuat aku agak shock !! Bagai tersambar petir di siang bolong rasanya !! Rumahku yang ada di Jimbaran « kebobolan « oleh sekelompok orang yang tidak bertanggung jawab. HP CDMAku pun raib digondol oleh mereka. Wah, pokoknya shock habis setelah kejadian itu. Aku mulai lupa dech untuk berdoa dan mengandalkan Tuhan saat itu. Esoknya, Tuhan sepertinya mencelikkan mataku akan kuasaNya yang begitu besar. Aku melihat secara « live « seorang teman yang sedang kerasukan dan melalui bantuan seorang Romo, akhirnya temanku itu kembali kepada keadaan yang normal lagi. Seakan – akan Tuhan mau ngomong ke aku, Ini lho Adhi kamu masih gak percaya dan ragu-ragu akan kuasa dan kebesaranku !! Diam terpaku aku jadinya saat itu juga !! Susah-susah gampang juga sich, ketika kita harus percaya kepada suatu hal yang gak mungkin terjadi. It is easier to say, but difficult to do it !! Yesus mengajak kita untuk senantiasa percaya 100% kepadaNya dan mengandalkan Dia, sebab Dialah yang telah diutus Allah untuk mendampingi perjalanan ziarah umatNya di dunia ini. Dalam keadaan apa pun, baik senang maupun susah Yesus mengajak kita untuk tetap percaya bahwa itu semua Ia berikan agar kita semakin dewasa dalam iman, dan dapat menerima setiap rencanaNya dalam hidup kita. Mengutip salah satu lirik lagu, « There can be MIRACLE, when you BELIEVE » !! So, never be afraid to trust HIM as your savior !! Kris
Vol. 18/2011
Fresh JUICE ! 11
10 Mei 2011 : Datang Untuk mencari Yesus Antonius dr Florence, Damianus de Veuster Kis 7:51-8:1a, Mzm 31:3cd-4,6ab,7b,8a,17,21ab, Yoh 6:30-35 Yoh. 6:35 Kata Yesus kepada mereka, “Akulah roti hidup, barangsiapa datang kepadaKu ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepadaKu, ia tidak akan haus lagi.” Seandainya kata-kata Yesus ini benar-benar terjadi di jaman sekarang, wah tentunya kita gak perlu lagi bekerja, tinggal relaks saja karena jelas-jelas dikatakan bahwa kalau kita mengikuti Dia, kita tidak akan lapar dan haus lagi. Wah hebaaaaaat. Tapi apa betul kita tidak akan lapar dan haus lagi? Sabda Yesus diatas difirmankanNya setelah Dia memberi makan lima ribu orang dengan menggandakan lima roti dan dua ikan. Setelah mengadakan mukjizat ini, banyak orang mengikuti Yesus. Namun Yesus menghardik para pengikutNya dengan mengatakan bahwa ada “Roti” yang akan membuat mereka tidak akan lapar lagi. “Roti” yang dimaksud Yesus adalah DiriNya sendiri. Mungkin banyak orang yang langsung menafsirkan sabda ini dengan Ekaristi dimana kita menyambut Tubuh Yesus dalam rupa Roti atau Hosti. Banyak ahli kitab suci mengajak kita untuk jangan tergesa-gesa menafsirkan sabda itu begitu cepat. Banyak orang yang seratus persen pelayanan sampai lupa bekerja demi memenuhi kebutuhan keluarga. Itu sudah tidak benar lagi. Selain itu, banyak orang yang mengikuti Yesus setelah melihat dan mengalami mukjizat yang dilakukan oleh Yesus. Dengan kata lain, dasar dari iman mereka “hanya” dari tanda dan mukjizat yang dilakukan oleh Yesus dan bukan berdasarkan pada “Yesus” sendiri. Suatu malam ada misa penyembuhan dan pada saat kotbah, Romo yang memimpin misa penyembuhan itu menantang orang yang datang ke tempat misa, katanya “Barang siapa di antara kalian yang datang ke misa penyembuhan ini HANYA datang untuk disembuhkan, silahkan pulang saja! Tetapi siapa yang datang untuk mencari Yesus dan mau lebih dekat denganNya, silahkan masuk...” Hal ini memang ada dasarnya. Pengarang Injil Yohanes sangat menentang orang yang mengikuti Yesus hanya didasarkan pada penglihatan atau pengalaman akan mukjizat. Itu sangat dangkal. Kita mengikut Yesus karena Dia-lah yang memanggil kita dan oleh karena itu, Yesus-lah yang menjadi dasar iman kita, bukan “hanya” mukjizat yang telah dilakukanNya. Ini terbukti, ketika Yesus dihukum mati, dan disalibkan. Tidak satupun orang yang mengikutiNya lagi termasuk para muridnya, kecuali Yohanes dan Bunda Maria. Marilah, kita kembali mendasarkan iman kita kepada Yesus seutuhnya. Amin Diakon Vincent, MGL
12
Fresh JUICE !
Vol. 18/2011
11 Mei 2011 : Kesetiaan Ignasius dr Laconi Kis 8:1b-8, Mzm 66:1-3a,4-5,6-7a, Yoh 6:35-40 Yoh 6:37 Semua yang diberikan Bapa kepadaKu akan datang kepadaKu, dan barangsiapa datang kepadaKu, ia tidak akan Kubuang Acong adalah pria miskin tapi jujur dan tekun. Karena ketekunannya, dia diangkat menjadi penanggungjawab toko tempat dia bekerja. Tokonya ramai tiap hari, dan Acong pun sangat sibuk melayani pembeli. Namun walau sibuk, tiap jam 12 Acong selalu menyempatkan diri mampir ke gereja tidak jauh dari tokonya. Selama 3.5 tahun, tiap hari dia melakukan hal tsb. Karena penasaran dan heran, pastor paroki lalu bertanya padanya, “Kenapa bapak tiap hari jam 12 siang datang, cuma berdiri di depan pintu, buat tanda salib, lalu cepat-cepat pergi?” Acong menjawab,”Maaf romo, saya sibuk, cuma punya waktu sedikit, tapi saya senang datang kembali”. Romo masih belum puas, bertanya lagi,” Tapi apa yang bapak lakukan di pintu gereja?” Acong menjawab,” Oh, gak buat apa-apa romo, saya cuma bilang, Tuhan Yesus ini aku, Acong”. Pada suatu hari, karena kecapean, Acong sakit parah, dia pun harus opname di rumah sakit. Acong harus dirawat selama 3 bulan, namun selama menjalani rawat inap, Acong membawa kegembiraan bagi seisi rumah sakit, karena tiap pagi Acong mengunjungi pasien-pasien lain dan menghibur mereka dengan perhatian dan candanya. Seorang pasien bertanya padanya, “A Cong, kenapa kamu selalu riang gembira, padahal penyakitmu kan berat juga?”. Acong termenung lalu menjawab, “ Setiap hari, jam 12 ada pria berambut gondrong datang dan memegang kaki saya, dia berkata, A Cong, ini aku, Yesus. Gimana saya gak senang, coba ... “. Injil hari ini memberi peneguhan pada kita, siapa saja yang datang kepada-Nya tak akan dibuang. Hanya satu syarat yang kita perlukan untuk beroleh semua itu, kita mesti percaya kepada-Nya (ay.40). Namun apa yang terjadi, terkadang kita percaya dan beriman hanya saat kita memerlukan sesuatu dari-Nya. Pada saat akan ujian sekolah, kita berdoa terus menerus agar bisa lulus. Namun setelah ujian berakhir, doanya pun berakhir. Saat menghadapi beban berat, doa tak putus-putusnya dipanjatkan, namun saat beban berlalu, situasi menjadi normal lagi, doa pun terlupakan. Mari kita belajar menerima Yesus secara utuh, mengandalkan Dia dalam setiap pasang surut kehidupan kita. Saat susah mau pun gembira, saat mengalami pencobaan maupun saat penuh sukacita. Yesus ingin kita setia padaNya, sama seperti Dia setia pada kita. Agatha
Vol. 18/2011
Fresh JUICE ! 13
12 Mei 2011 : Kelaparan Nereus dan Akhilleus, Pankrasius, William Tirri, Leopoldus Mandic Kis 8:26-40, Mzm 66:8-9,16-17,20, Yoh 6:44-51 “Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu adalah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia.” (Yoh 6:51). McDonald seringkali menjadi tempat yang murah-meriah untuk melepas lelah jika kami sedang menempuh perjalanan dari Melbourne ke Canberra. Ketika perut terasa lapar, maka semua yang di dalam mobil akan akan melongok mencari-cari huruf “M” besar berwarna kuning di tepi jalan. Tanda ini begitu mencolok dan akrab di mata pengendara yang lapar dan lelah setelah mengendarai mobil lebih dari empat jam non stop. Bagi yang tidak lapar mungkin huruf “M” di pinggir jalan tidak punya arti apaapa, tapi bagi yang lapar, huruf “M” itu menimbulkan bayangan akan segala hidangan cepat saji yang bisa membuat air liur menetes. Jadi, rasa laparlah yang membuat logo McDonald itu punya arti bagi pengendara yang melintas. Ini kira-kira perumpamaan paling gampang untuk menjelaskan hubungan antara tanda dan iman yang kemudian merubah tanda menjadi sakramen. Bagi kita orang Katolik, Ekaristi dengan symbol roti dan anggur, bukan lagi hanya sekedar tanda, tetapi sakramen. Ketika kita melihat roti dan anggur dengan ‘rasa lapar’ [iman] maka yang muncul dalam hati dan pikiran kita adalah Yesus sebagai roti kehidupan yang menguatkan kita untuk meneruskan perjalanan hidup setiap hari. Bagi orang yang tidak punya iman yang sama seperti kita jelas roti dan anggur di atas altar tidak berarti apa-apa, namun bagi kita orang Katolik, itu berarti segalanya. Apakah kita sudah punya iman itu? Setiap orang yang sudah dibaptis dan menjadi anggota penuh Gereja Katolik harus yakin dan percaya bahwa rahmat pembaptisan sama dengan rahmat karunia Roh Kudus yang dicurahkan untuk kita masing-masing. Pembaptisan bukan hanya seremoni atau ritual Gereja saja tanpa membawa perubahan yang berarti. Kita sendirilah yang perlu terus melihat diri, merefleksi diri, sudah sejauh mana saya berubah dari manusia lama menjadi manusia baru. Hanya kita dan Tuhan sendiri yang tahu, orang lain mungkin hanya melihatnya sepintas saja. Maka dari itulah, mulailah meyakinkan diri, setiap kali kita akan menerima roti dan anggur, kita meyakinkan diri bahwa ini adalah roti kehidupan yang saya perlukan untuk berjalan menuju hidup sesudah kematian. Ingatlah bahwa semakin kita berdosa, semakin kita memerlukan roti itu, semakin kita lapar semakin kita mencari roti ini, maka dari itu sambutlah roti kehidupan ini dengan ‘kelaparan’ [iman] yang sungguh-sungguh. Fr. Wenz, MGL
14
Fresh JUICE !
Vol. 18/2011
13 Mei 2011 : Tuhan Yang Memilih SP Maria dr Fatima, Maria Dominika Mazzarello Kis 9:1-20, Mzm 117:1,2, Yoh 6:52-59 Kis 9:15 “Pergilah, sebab orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku, untuk memberitakan nama-Ku kepada bangsa-bangsa lain.” Sungguh besar kasih Allah bagi kita, saat pertama kali Tuhan memanggil kita, tak ada seorangpun yang layak, Dialah yang melayakkan kita untuk melayani Dia. Demikian pula dengan kisah Rasul Paulus. Kita semua mengenal siapa Rasul Paulus pada saat pertama kali dipanggil Tuhan untuk melayani Dia. Paulus yang awalnya bernama Saulus adalah sosok yang suka mengancam dan ingin membunuh murid-murid Tuhan. Sungguh suatu sosok yang sangat bertentangan dengan saat ini yang dipakai Tuhan secara luar biasa, sebagai seorang Rasul yang membawa kabar sukacita akan kasih Allah. Pengajarannya luar biasa banyak memberikan penguatan dan peneguhan, melalui kisah hidupnya yang totalitas melayani Tuhan, Rasul Paulus memberikan teladan sebagai murid Kristus, dan pengenalan akan Kristus adalah suatu harta yang tak ternilai. Banyak juga sharing yang menguatkan dimana ada mantan pecandu narkoba bertobat kemudian melayani Tuhan dan kesaksian-kesaksian yang lain. Saudara yang terkasih dalam Tuhan Yesus, teladan Rasul Paulus sebagai murid Tuhan sangatlah luar biasa, saat ini apapun latar belakang dan masa lalu kita, ketika Tuhan telah wafat disalib dan menebus doa kita, bangkit menjadi pemenang atas kuasa maut. Tuhanlah yang akan mendampingi kita dalam karya perutusan kita dalam kehidupan ini. Ditempat kerja, dalam keluarga atau dimanapun kita berada. Selamat Melayani Tuhan memberkati Lulu
Vol. 18/2011
Fresh JUICE ! 15
14 Mei 2011 : Kamu adalah Saudaraku Pesta St. Matias Rasul Kis 1:15-17,20-26, Mzm 113:1-2,3-4,5-6,7-8, Yoh 15:9-17 Yoh 15:12 Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. Ketika bertemu dengan para suster Mother Teresa dari Kalkuta tahun lalu di Darwin, saya begitu kagum terhadap pelayanan mereka terhadap orang orang Aboriginal. Pada suatu kesempatan Suster Mary, MC bercerita sekalipun medan misinya sangat sulit dan penuh dengan tantangan, dia tetap mengasihi orang orang aboriginal. Dia pernah diludahi oleh seorang pemuda yang mabuk, yang pada hari hari biasa selalu datang ke biara mereka mencari makanan. Pelayanan dari para missionaris ini kepada orang orang Aborigin, suku asli Australia, menuturkan suatu kebenaran kepada kita bahwa cinta terhadap sesama dan Tuhan merupakan syarat mutlak untuk menjadi orang kristen yang sejati. Santo Yohanes hari ini mewartakan kebenaran sabda kepada kita semua bahwa, Cinta adalah hakikat dasar untuk membangun relasi dengan Allah dan sesama. Sebagai orang kristen kita semua dipanggil untuk saling mengasihi tanpa syarat. Kasih mesti ditaburkan ke atas wajah bumi ini kalau kita mau mencari ketenangan batin. Kasih mesti ditanam ke dalam jiwa kalau kita mau bertumbuh seperti Dia. Kasih mesti dirangkul kalau kita ingin menjadi murid Kristus. Dan kasih mesti dilakoni dalam hidup karena ia adalah dasar, tenaga, yang menggerakkan hidup kita. “Kasihilah satu sama lain seperti aku telah mengasihi kamu” demikian undangan Kristus untuk kita semua. Cinta yang ditawarkan Kristus kepada kita adalah cinta yang membebaskan jiwa. Ia sangat berbeda dengan cinta yang ditawarkan oleh “zaman” karena hanya membawa mala petaka. Menerima cinta Kristus berarti menerima Kristus itu sendiri karena dari hakekatnya Dia adalah cinta. Karena itu, kita semua dundang untuk membagi kasih Kristus kepada sesama karena dengannya orang dapat mengalami Tuhan itu sendiri. Fr. Matheus, MGL
16
Fresh JUICE !
Vol. 18/2011
15 Mei 2011 : Tuhanlah gembala yang baik HARI MINGGU PASKAH IV, Hari Minggu Panggilan Kis 2:14a,36-41, Mzm 23:1-3a,3b-4,5,6, 1Ptr 2:20b-25, Yoh 10:1-10 Yohanes 10:9 Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput. Nathan adalah seorang yang sangat baik dan rendah hati. Suatu hari dia mendapat berita gembira bahwa teman Chris akan melangsungkan pernikahannya. Nathan begitu bahagia mendengar berita itu. Dia mulai memikirkan untuk memberikan sebuah hadiah yang khusus dan istimewa kepada teman baiknya itu. Akhirnya tibalah hari yang dinanti-nantikan. Nathan berencana untuk memberikan sebuah TV yang baru buat Chris. Sore hari sebelum Pesta Pernikahan itu berlangsung, Nathan pergi ke Toko Elektronik untuk membeli TV itu. Lalu bergegas kembali ke rumahnya. Namun, ketika hendak naik ke kamarnya di lantai atas, dia terjatuh dan kepalanya terbetur ke lantai. Dia terluka dan merasa sangat kesakitan. Nathan sangat kecewa dan marah atas kejadian itu. Sang istri mengusulkan untuk ke dokter dan tidak ke Pesta Pernikahan. Tapi anak lelakinya yang sulung mengatakan, “Kita segera ke dokter, lalu kita pergi menghadiri Pesta itu.” Dokter mengijinkan untuk pergi ke Pesta itu dan berusaha melupakan persaan sakit itu. Namun demikian, semakin dia melupakannya semakin perih sakitnya itu. Sering dengan mudah kita melupakan sesuatu yang harus kita ingat. Sebaliknya mudah sekali kita mengingat apa yang seharusnya kita lupakan. Anak perempuannya mengatakan, “Papa… mengapa harus melupakan perihnya sakit itu? Papa memang terluka dan yang merasakan sakit. Dan semuanya itu adalah bagian dari Papa. Mengingat dan merasakan sakit itu adalah suatu hal yang sangat istimewa ketika kita melakukan suatu pelayanan kasih. Papa sekarang ingin memberikan yang terbaik buat teman Papa, kan? Jangan biarkan perasaan itu menghentikan niat Bapa untuk berbuat baik. Karena ketika Chris melihat keadaan Papa, dia akan merasa sungguh bahagia dan berterima kasih. Walaupun Papa sakit tetap ingin memberikan sesuatu yang paling indah kepadanya.” Mendengar perkataan itu, Nathan-pun terdorong untuk melakukan misi itu. Dia tidak merasakan sesuatu yang menghalanginya untuk pergi merealisasikan niatnya itu.. Dalam Injil hari ini kita mendengarkan kisah tentang Yesus sang Gembala yang baik. Karena cintaNya yang dalam kepada kita, Dia menuntun kita ke jalan yang benar. Dia menuntun dombanya menemukan padang rumput yang hijau. Dia memberikan rahmat yang terindah kepada kita dengan menderita. Karena cintaNya, Dia merelakan tubuhnya di cambuk. Dia merelakan tubuhNya yang suci dan kudus di paku dan digantung di kayu salib yang hina. Dia merelakan tubuhnya ditembusi tombak, lalu keluarlah air dan darah. Hari ini, kita diajak untuk mengambil hikmah dari penderitaan Yesus. Semoga penderitaan kita setiap hari seperti yang dialami Nathan, tidak menghalangi kita untuk berbuat baik kepada saudara dan saudari kita. Marilah kita membawa rahmat Tuhan buat saudara-saudari yang sungguh membutuhkan pertolongan kita. Rm. Joseph, MGL
Vol. 18/2011
Fresh JUICE ! 17
16 Mei 2011 : Seperti apa rasanya menjadi domba? Gemma Galgani, Aloysius Orione, Andreas Bobola, Alipius & Possidius, Simon Stock, Margareta dr Cortona Kis 11:1-18, Mzm 42:2-3, 43:3,4, Yoh 10:11-18 Yoh 10 :14 Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-dombaKu mengenal Aku Seorang Romo pernah menceritakan saat beliau mengikuti retret dan mendapat kesempatan untuk mengamati kehidupan domba di penggembalaan. Beliau menggambarkan betapa domba adalah hewan yang lemah, sebenarnya sangat tergantung hidupnya pada sang gembala. Domba juga tidak pintar-pintar amat. Boleh dibilang sangat bodoh. Setiap hari sang gembala harus menunjukkan mana tempat minumnya, pintu untuk keluar, tempat tidurnya, dan lain lain, walaupun tempat-tempat itu tidak berubah. Karena domba tidak bisa mengingatnya. Bahkan untuk minum, kepala domba harus ditundukkan, diarahkan ke tempat minumnya. Pendek kata, domba adalah makhluk yang tidak bisa berbuat apa-apa tanpa gembalanya. Namun ia punya kebiasaan suka melompat-lompat, melarikan diri dari kumpulannya dan melompati pagar, yang mana itu membahayakan dirinya karena ada banyak binatang buas diluar sana. Saat mendengar cerita itu, saya merasa tersentuh, karena merasakan bahwa saya adalah domba yang bodoh dan betapa Tuhan, Sang Gembala saya, adalah Tuhan yang sangat baik. Dia sangat peduli dan memperhatikan saya dan juga Anda. Saya bisa mengingat kebodohan-kebodohan yang saya buat di hadapan Tuhan. Mungkin orang yang melihat saya dari luar menganggap saya sebagai orang yang cukup pandai secara akademik. Tapi tidak di depan Tuhan. Saya merasa betapa saya juga sangat tergantung pada Tuhan. Bahkan untuk hal-hal sederhana, saya tidak bisa melakukannya tanpa Dia. Pekerjaan rutin dan sepele seperti mengemudi ke tempat yang dekat dengan rumah, saya sangat menggantungkan keselamatan pada Dia. Mengambil keputusan sederhanapun saya bisa sangat laaammmaa…karena saya berpikir dengan kekuatan saya sendiri. Pernahkan anda mengalaminya? Saya juga domba yang nakal, suka melihat rumput tetangga lebih hijau dan melompati pagar. Padahal belum tentu rumput itu aman untuk saya makan. Iri hati melihat keberhasilan orang lain, serakah, sering membandingkan diri dengan orang lain. Memang kita semua adalah domba yang tak berdaya, bodoh dan sangat bergantung pada Gembalanya. Maka kenalilah Sang Gembala dengan baik melalui saat doa pribadi dan FirmanNya agar tidak salah dengan si pencuri. Siska
18
Fresh JUICE !
Vol. 18/2011
17 Mei 2011 : Jadilah Saksi Kristus Paskalis Baylon Kis 11:19-26, Mzm 87:1-3,4-5,6-7, Yoh 10:22-30 Yoh 10:22-23, “Tidak lama kemudian tibalah hari raya Pentahbisan Bait Allah di Yerusalem; ketika itu musim dingin. Dan Yesus berjalan-jalan di Bait Allah, di Serambi Salomo.” Dalam bacaan Injil hari ini, terlihat bahwa orang-orang Yahudi begitu dikuasai oleh perasaan bimbang tentang Yesus, sampai mereka menjadi marah. Yesus dengan sabar menjelaskan kepada mereka hubungan Yesus dengan ‘Yahwe’ yang Yesus panggil Bapa. Yesus juga membeberkan kepada mereka keuntungan lain bila mereka percaya kepada Yesus, yakni hidup kekal serta perlindungan yang kuat dalam Allah. Meski begitu mereka tetap bimbang. Orang-orang Yahudi, boleh bimbang, tetapi marilah kita lihat, betapa romantisnya rasul Yohanes mencintai Tuhan Yesus. Lihatlah pada bacaan ini dan bacaan-bacaan lain dalam Injil Yohanes. Rasul Yohanes selalu menuliskan kisah-kisahnya dalam Injil dengan tata bahasa yang indah, tidak lupa menggambarkan situasi alam, bahkan sampai ingat akan waktu terjadinya peristiwa itu. Rasul Yohanes ingat betul saat pertama kali ia memutuskan untuk mengikuti Yesus. Yakni kira-kira pukul empat (Yoh 1:39). Sekali pun kita hidup di antara orang-orang yang menolak Yesus, di antara mereka yang tidak percaya atau ragu dengan Ke-Allahan Yesus; marilah kita belajar dari Rasul Yohanes, bagimana mencintai Yesus dengan cinta yang indah. Ingatlah selalu saat-saat Anda merasakan kasih-Nya yang mengalir di hati Anda; ingatlah saat Anda dipakai untuk membantu sesama, atau sebaliknya; Simpanlah dalam kenangan Anda saat-saat menerima Sakramen dan bagaimana Ia bekerja lewat sakramen itu sehingga Anda mengalami kesembuhan dan kelepasan. Biarkan itu semua menjadi sebuah peneguhan di saat-saat berat hidup Anda atau menjadi kenangan yang membuat Anda tersenyum ketika bersaksi dan membawa orang lain kepada Yesus. “Cintailah Tuhan dan jadilah saksi Kristus.” (Narita)
Vol. 18/2011
Fresh JUICE ! 19
18 Mei 2011 : Bersyukur Selalu Yohanes I, Leonardus Murialdo, Willem Toulouse, Feliks dr Cantalice Kis 12:24 - 13:5a, Mzm 67:2-3,5,6,8, Yoh 12:44-50 Mzm 67 : 5 “Kiranya bangsa-bangsa bersyukur padaMu ya Allah, kiranya bangsa-bangsa semuanya bersyukur padaMu” Teringat akan sebuah syair lagu”Bersyukur Selalu”, mengucap syukur dalam semua keadaan, keadaan penuh dengan berkat ataupun keadaan sedang dalam musibah. Demikian keadaan ketika saya mengalami musibah kecopetan sewaktu sedang menurunkan rol kain untuk salah satu suplier, tas saya telah diambil oleh sindikat. Dimana sindikat yang bersangkutan telah mengikuti saya setelah keluar dari bank untuk setor hasil penjualan ke Jakarta. Saat kejadian berlangsung saya sempat shock, hanya bisa duduk diam menenangkan diri. Kemudian kami pergi ke kantor polisi untuk mengurus berita surat kehilangan. Dimana polisi minta uang serelanya sebagai ongkos ketik. Hanya bisa tersenyum dan geleng-geleng kepala saya bilang ke polisi, Pak uang saya tinggal seribu perak, harus bayar ya?!! baiklah pak, saya cari pinjaman dulu dekat-dekat sini. Saat itu ketika saya benar-benar pasrah, Roh kudus memberi saya ketenangan untuk menghadapi satu persatu proses yang harus saya jalani sepanjang hari itu. Saya bersyukur karena Tuhan masih melindungi jiwa raga dari sindikat tersebut. Ada banyak hal yang selalu dapat membuat kita untuk selalu mengucap syukur kepada Tuhan. Aliran energi positif akan keluar dari hati yang penuh ucapan syukur kepada Tuhan. Tidak stress menjalani hidup, mengerjakan yang menjadi bagian kita, menyerahkan yang menjadi bagian Dia. Tuhan memberkati Lulu
20
Fresh JUICE !
Vol. 18/2011
19 Mei 2011 : Hidup Kekal Clemens dr Osimo & Augustinus Tarano, Krispinus dr Viterbo Kis 13:13-25, Mzm 89:2-3,21-22,25,27, Yoh 13:16-20 Yoh 13:20 “Barang siapa menerima orang Kuutus, ia menerima Aku” Yesus yang sekarang kita kenal adalah Yesus yang diwartakan oleh Para Rasul. Yesus yang wafat disalib dan kemudian bangkit untuk keselamatan kita. Itulah inti iman yang kita terima turun-temurun sejak zaman para rasul hingga sekarang ini. Itulah yang menyatukan kita sebagai Gereja. Itulah cara kita menanggapi kasih Allah yang nyata melalui Yesus. Awalnya hanya ada satu kelompok kecil di Yerusalem yang percaya bahwa Yesus adalah jelmaan kasih Allah di dunia. Dalam perkembangan waktu tumbuh pula kelompok-kelompok lain di luar Yerusalem. Tetapi mereka memiliki kesamaan yaitu kepercayaan atau iman bahwa dalam diri Yesus, karya Allah itu nyata dan bisa dibuktikan. Inilah yang menyatukan kelompok-kelompok yang kemudian disebut Kristen atau para pengikut Kristus. Mereka punya kebiasaan yang sama setiap kali berkumpul. Mereka berdoa, menyanyikan puji-pujian, memecah roti untuk mengenang dan mensyukuri karya kasih Allah lewat Yesus. Memang mereka tersebar di tempat-tempat berbeda tetapi mereka disatukan dalam iman. Itulah Gereja, itulah kita. Kalau kemudian Gereja memiliki aturan ini itu yang harus dipatuhi para pengikutnya, saya kira itu menjadi perkembangan normal untuk kelompok sosial yang besar dan terus berkembang. Saya bangga menjadi anggota Gereja Katolik, terlebih karena sejarahnya yang panjang. Saya kira, Gereja menjadi salah satu kelompok sosial tertua. Walaupun ada krisis, di sana-sini, tetapi tetap bertahan. Seringkali diserang dan dipandang kolot, tidak moderat dan cenderung kaku. Tetapi itulah Gereja, yang berusaha menjaga warisan iman dan kepercayaan akan kasih Allah melalui Yesus secara teguh, sampai detik ini. Beberapa waktu lalu, saya dihadapkan oleh pertanyaan soal hidup yang kekal, soal eternity. Yang menanyakan adalah seorang gadis cantik yang tidak terlalu suka akan ideal eternity. Kalau sesudah kematian, kita hanya melakukan satu hal saja, ambil contoh, bersama dengan Allah di surga, memandang-Nya dari wajah ke wajah, apa nggak ngebosenin tuh? Saya baru menemukan jawabannya sekarang. Tengoklah Gereja dan sejarahnya, sudah lama sekali dimulai sampai sekarang dan pasti akan berlansung terus walaupun kita semua nanti sudah tidak ada lagi. Saya kira itulah hidup yang kekal; dari dahulu, sekarang sampai selama-lamanya. Di dalam Gereja ini kita sudah mengalami hidup yang kekal, ketika kita menerima iman yang diwartakan orang-orang yang situs Yesus, kita sendiri menerima Dia dalam hidup kita, dan itulah jaminan untuk hidup yang kekal. Fr. Wenz, MGL
Vol. 18/2011
Fresh JUICE ! 21
20 Mei 2011 : Tersesat Bernardinus dr Siena Kis 13:26-33, Mzm 2:6-7,8-9,10-11, Yoh 14:1-6 Yoh 14:6 “Akulah jalan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku….” Mungkin anda pernah mengalami tersesat di jalan, bingung mencari jalan tujuan kita. Suatu ketika saya di undang makan malam dengan mantan bos di tempat kerja saya dulu di sebuah restaurant yang cukup terkenal di ubud. Sewaktu berangkat saya enjoy menikmati jalan karena masih sore saya sudah berangkat ke ubud takut kemalaman sampai di ubud, karena waktu itu saya belum terlalu hafal jalan-jalan di ubud. Akhirnya saya sampai di depan Restaurant kemudian saya telephone mantan bos saya tadi menanyakan apakah beliau sudah ada di restaurant atau belum. Ternyata beliau masih dalam perjalanan dan memang saya sampai lebih awal dengan jam janjian kami. Beliau meminta saya masuk lebih dahulu karena sudah reserved meja. Tidak beberapa lama beliau sudah datang, kemudian kami masuk dalam curhat-curhat kami sambil makan. Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam, akhirnya kami berpisah dan saya pulang ke denpasar. Tetapi apa yang terjadi, jalanan jam 9 begitu gelap di ubud. Saya kebingungan lewat jalan yang mana, saya mutar-mutar sampai 1 jam. Akhirnya saya melihat ada sebuah mobil di depan Musium Antonio Blanko dengan nomor polisi denpasar. Lebih baik ikuti mobil ini saja pasti dia mau ke denpasar, begitu piker saya, tanpa tahu arah saya ikuti saja mobil didepan saya, lalu mobil tersebut masuk ke sebuah halaman rumah yang luas. Aduh…ternyata si supir curiga karena saya ikutin terus, dia keluar mobil lalu mendatangi motor saya, cepat-cepat saya buka helm. Kemudian saya cerita kepada si bapak itu saya pikir dia mau ke denpasar karena nomor polisi mobilnya denpasar. Si Bapak tersebut tertawa terbahak-bahak, aduh nak saya pikir ada orang jahat yang mengikuti saya, akhirnya karena kasihan si Bapak tadi mengantar saya sampai menuju jalan kea rah denpasar. Saya sangat berterima kasih dengan si Bapak tadi dengan kasih yang dia miliki mau mengantar saya malam-malam dari Ubud ke Denpasar, walaupun kami baru berkenalan. Seperti Tuhan Yesus yang katakana dalam perikop hari ini, setiap permohonan kita kepada Bapa selalu melalui perantaraan Dia yang dipilih Allah. Kita sangat bersukur karena Yesus adalah Allah yang hidup bagi kita sekalian, dimana kita mengenal Bapa kalau kita benar-benar mengenal Yesus. Setiap permasalahan dalam hidup selalu kita sandarkan kepada Yesus maka kita selalu dibawa kepada jalan yang terindah dan jalan yang terbaik untuk masa depan kita. Kita tidak bingung lagi akan masa depan kita, mau jalan kemana? Kita punya Yesus, kita serahkan semua itu ke dalam tangan Yesus biar Dia yang mengatur hidup kita. Sehingga kita di jauhkan dari cemas,kuatir takut salah jalan dan sebagainya. Dengan Iman kita percaya bahwa Yesus tidak pernah meninggalkan kita dalam situasi apapun, sesulit apapun kondisi kita saat ini dan walau jalan itu belum terlihat oleh kita namun Tuhan Yesus telah memikirkan jalan terbaik untuk kita. Dia tidak pernah mengecewakan kita, mungkin manusia bisa selalu mengecewakan kita tetapi Tuhan Yesus tidak pernah mengecewakan kita. Marilah mulai sekarang kita belajar lebih mengenal Tuhan Yesus lebih dan lebih lagi, dan mau menyandarkan segala harapan kita di dalam Dia Allah yang hidup untuk kita.. Amin.. Rina
22
Fresh JUICE !
Vol. 18/2011
21 Mei 2011 : Menerima Kabar Gembira Kristoforus, Eugenius dr Mazenod Kis 13:44-52, Mzm 98:1,2-3ab,3cd-4, Yoh 14:7-14 Kis. 13: 48 “Mendengar itu bergembiralah semua orang yang tidak mengenal Allah dan mereka memuliakan firman Tuhan; dan semua orang yang ditentukan Allah untuk hidup yang kekal, menjadi percaya.” Dalam kotbahnya, Paulus sangat bersukacita ketika banyak orang menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan di dalam hidup mereka. Mereka itu adalah orang yang sebelumnya tidak mengenal Allah. Bukan saja Paulus sebagai pewarta Kabar Gembira tentang Tuhan Yesus yang bersukacita, tetapi orang mendengarkan dan menerima kabar Gembira juga bergembira. Kabar Gembira seharusnya membuat orang bergembira dan bersukacita di dalam Tuhan. Ini tidak berarti selalu ingin mendengarkan kabar yang enak di kuping dan tidak mau menerima teguran. Itu salah besar. Yesus di dalam Injil Matius memberitakan kabar gembira dengan jelas yang diistilahkan “Sabda Bahagia” (Beatitudes). Di dalam sabdaNya itu, ada juga teguran-teguran seperti jangan menghakimi. Orang yang belum mengenal Tuhan kita Yesus Kristus biasanya lebih terbuka mendengarkan Kabar Gembira. Mengapa demikian? Karena mereka membuka hati mereka lebar-lebar dengan harapan dapat “mengisi” kekosongan dan kehampaan hati mereka. Ini sangat bertolak belakang dengan orang yang ngaku-ngaku sudah tahu (istilahnya sok tahu) tentang Tuhan Yesus. Dengan perikop dari Kisah Para Rasul ini, kita diajak untuk selalu terbuka akan pewartaan Kabar Gembira dari siapa saja, Romo, Suster, Katekis yang sudah jelas tidak akan menyesatkan iman kita. Keterbukaan yang dimaksudkan disini adalah bertindak seolah-olah kita belum pernah mendengarkan kabar Gembira Tuhan Yesus. Sehingga kita diingatkan kembali bagaimana gembira dan sukacitanya hati kita ketika kita menerima Yesus sebagai Tuhan kita untuk pertama kalinya. Dalam kotbahnya yang bernyala-nyala, Paulus dengan berani mengklaim bahwa orang yang mendengarkan kabar Gembira Tuhan Yesus, menerimanya dalam hati dan melakukannya dalam kehidupan sehari-hari, dijamin akan masuk ke dalam kehidupan kekal. Bagaimana dengan aku? Apakah aku hatiku bergembira dan bersukacita ketika mendengarkan Kabar Gembira dalam misa, persekutuan doa ataupun pendalaman kitab suci? Diakon Vincent, MGL
Vol. 18/2011
Fresh JUICE ! 23
22 Mei 2011 : Janganlah gelisah hatimu HARI MINGGU PASKAH V Kis 6:1-7, Mzm 33:1-2,4-5,18-19, 1Ptr 2:4-9, Yoh 14:1-12 Yohanes 14:1 “Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku.” Ketika kita berada di dalam keadaan yang aman dan damai, kita tidak merasa bahwa kita sungguh membutuhkan Tuhan. Namun demikian ketika kita di dalam keadaan susah dan sedih, kita mulai berlari kepada Tuhan. Karena kita sungguh membutuhkan pertolonganNya. Namun, semakin kita mendekati Dia, kita merasa Tuhan semakin menjauh. Dengan itu sering kita merasa Tuhan telah meninggalkan kita. Kita telah mendengar banyak kisah tentang para murid Yesus. Mereka adalah orangorang yang sangat dekat dengan Yesus. Contohnya sebelum mereka dilanda angin ribut, mereka sangat bergembira menikmati perjalanan mereka. Pada saat itu merekapun lupa bahwa Yesus berada bersama mereka di dalam perahu. Namun ketika angin mulai meniup dengan kerasnya, perasaan cemas mulai menghantui mereka. Mereka lalu berlari kepada Yesus dan membangunkan Dia, “Tuhan, tolonglah, kita binasa.” Yesus sangat kecewa karena iman mereka yang dangkal. Pada Injil hari ini kita mendengar lagi dua pertanyaan yang diajukan oleh Tomas dan Filipus yang menunjukan bahwa iman mereka belum dewasa. Pada dasarnya, mereka gelisah dan takut kalau-kalau Tuhan pergi meninggalkan mereka. Karena itu mereka bertanya kepada Yesus. Namun Yesus memberikan pernyataan yang pasti. Dia meyakinkan mereka tentang kepastian hidup, “Akulah jalan kebenaran dan hidup… barang siapa telah melihat Aku, ia teman melihat Bapa.” Yesus ingin memastikan kepada mereka supaya tidak gelisah hati mereka. Kita sering mengalami kegelisahan ketika kita dilanda suatu peristiwa yang buruk, tragis dan sedih. Pada saat itu kita mulai berlari kepada Tuhan. Dan Tuhan selalu mendengarkan keluhan kita. Namun terkadang hal ini membutuh waktu. Tuhan ingin membiarkan kita untuk lebih memperdalam iman kita. Namun kita sering berpikir Tuhan tidak mendengarkan doa kita. Dengan itu kita bertambah gelisah dan mulai meragukan kehadiran dan pertolongan Tuhan. Dalam kehidupan kita setiap hari, kita sering meragukan kehadiran Tuhan di dalam hidup kita. Karena keraguan itu, kita sering ditantang dengan tawaran lain. Misalkan, kita berlari ke ha-hal lain untuk bisa mengekspresikan keraguan, kemarahan dan kegelisahan kita. Sekalipun kenyataannya Tuhan itu selalu berada di samping kita. Lewat Injil hari ini, kita diajak untuk selalu menaruh harapan dan kepercayaan kita kepada Tuhan kapan dan di mana sajaj kita berada. Rm. Joseph,MGL
24
Fresh JUICE !
Vol. 18/2011
23 Mei 2011 : Kasih Yohana Antida Thouret Kis 14:5-18, Mzm 115:1-2,3-4,15-16, Yoh 14:21-26 Yoh 14:21b “….Barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Aku pun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya.” Sahabat-sahabatku…… Ada syair lagu yang sering kita nyanyikan yang menunjukan kekuatan dari kasih, yakni “Kasih pasti lemah lembut, kasih pasti murah hati, kasih pasti memaafkan…..”. Syair lagu ini menunjukkan bahwa kasih itu tak ada batasannya. Dimana ada kasih, disana pasti ada kedamaian, ketenangan, kententraman, kesatuan dan sukacita pun selalu meliputi. Suasana permusuhan, kebencian dan sakit hati pun terancam dari eksistensinya dan akhirnya tersingkirkan. Kasih itu sungguh sangat menyenangkan. Kasih mampu menyingkirkan kemarahan dan menembus batas kebencian. Kasih dapat membawa kemenangan dan kemerdekaan. Yesus pernah berkata bahwa “Di dalam kasih Ia akan menyatakan diri-Nya” (Yoh 14:21b). Sahabat-sahabatku…. Yesus adalah sumber kasih. Hal ini bisa dibuktikan dalam pengorbanan-Nya yang merelakan diri untuk wafat di kayu salib demi menebus dosa-dosa kita. Yesus meletakkan kasih di atas segala-galanya. Hal ini bisa dibuktikan bahwa kasih menjadi hukum yang paling utama dalam Gereja Katolik. Jadi, sebagai jemaat Kristiani kita dituntut untuk menjunjung tinggi hukum cinta kasih dan harus ditanamkan di dalam hati kita masing-masing serta kita harus mampu mengejawantahkannya dalam kehidupan kita sehari-hari, baik terhadap Tuhan maupun terhadap sesama manusia. Yesus pernah bersabda: “Kasihanilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Kasihanilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” (Mat. 22:37&39). Yesus menginginkan agar kita mampu mewujudnyatakan kasih dalam tindakan konkrit di dalam kehidupan kita sehari-hari. Yesus juga menuntut kita agar kita harus mampu mengasihi orang-orang yang menyakiti kita, orang-orang yang berbuat jahat kepada kita. Sahabat-sahabatku…… Bila kita memiliki kasih dalam hidup ini, maka yakin dan pasti bahwa kita mampu menjalankan segala perintah Tuhan, Segala perbedaan dan perselisihan di atas muka bumi ini pasti bisa teratasi. Sehingga Tuhan pun berkenan atas kita dan mengasihi kita. Di dalam kasih tak ada lagi permusuhan, kebencian dan sakit hati. Sahabat-sahatku, milikilah kasih dalam hidup kita, karena buah dari kasih adalah kesabaran dan menerima sesama apa adanya. Hanz
Vol. 18/2011
Fresh JUICE ! 25
24 Mei 2011 : Damai Sejahtera SP Maria della Strada Kis 14:19-28, Mzm 145:10-11,12-13ab,21, Yoh 14:27-31a Yoh, 14:27 “Damai sejahtera kutinggalkan bagimu. Damai sejahteraKu Kuberikan kepadamu dan apa yang Kuberikan kepadamu tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Suatu hari ada seorang anak muda ngajak ngobrol dan bertanya, “dengan punya uang yang banyak, aku bisa melakukan apa saja, aku bisa mendapatkan apa saja yang aku inginkan, apa sih yang gak bisa dibeli dengan uang?” Orang bijak akan menjawab dengan mudah, “Kamu bisa membeli spring-bed yang empuk, tetapi kamu tidak bisa membeli kenyenyakan dalam tidur. Kamu bisa membeli makanan sehat dan bergizi, tetapi kamu tidak membeli kesehatan itu sendiri. Kamu bisa membeli Ipad, Ipod, Itune dan “ai-ai” yang lainnya, tetapi kamu tidak bisa membeli kebahagiaan. Dan lain sebagainya.” Dalam bacaan hari ini, Yesus menjanjikan kepada para pengikutNya “Damai-Sejahtera”. Rahmat “Damai-Sejahtera” ini akan diberikan kepada kita tidak seperti yang diberikan oleh dunia. Konteks dari Sabda Yesus ini adalah janjiNya dalam memberikan Roh Kudus kepada para pengikutNya. Dunia tidak bisa memberikan Roh Kudus, karena Roh Kudus bukan berasal dari dunia karena Yesus bukan berasal dari dunia. Dengan Roh Kudus, hati kita menjadi damai dan hidup kita akan sejahtera. Mengapa bisa demikian? Hati yang damai adalah hati yang tidak diliputi oleh rasa kekhawatiran dan kecemasan yang berlebihan. Kita boleh cemas dan khawatir tetapi jangan sampai kita kehilangan harapan akan Tuhan Yesus. Hati yang damai bukan berarti tidak ada gangguan dan cobaan. Bukan, itu salah besar. Hati yang damai malahan menerima segala cobaan dengan tangan terbuka untuk berserah kepada Tuhan karena Tuhan Yesus di atas segala-galanya. Kita boleh saja memiliki segala sesuatu yang ada di dunia ini untuk memudahkan kita melakukan sesuatu, tetapi janganlah terikat kepadanya karena segala sesuatu yang dunia tawarkan hanyalah semu belaka, ketika kita mati, kita tidak akan membawa apaapa. Damai-sejahtera yang Yesus berikan adalah Roh Kudus, RohNya sendiri. Ketika kita meninggalkan dunia ini menuju dunia akhirat, Roh Kuduslah yang menemani kita menuju perjalanan ke kebahagiaan abadi. Diakon Vincent, MGL
26
Fresh JUICE !
Vol. 18/2011
25 Mei 2011 : Buah yang Berkelimpahan Beda Venerabilis, Gregorius VII, Maria Magdalena de Pazzi Kis 15:1-6, Mzm 122:1-2,3-4a,4b-5, Yoh 15:1-8 Yoh 15:5 Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia akan berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa Andi bermaksud membersihkan kebunnya yang mulai rimbun oleh berbagai pepohonan, salah satunya pohon rambutan. Tanpa sengaja salah satu cabang pohon tsb terpotong oleh Andi, besoknya pohon itu langsung layu. Beberapa hari kemudian, beberapa buahnya jatuh, lalu pada cabang yang terpotong, daun dan buahnya pun menjadi kering dan mati. Injil hari ini mengisahkan hubungan Allah dan manusia. Yesus adalah pokok anggur dan kita adalah rantingnya. Pokok anggur hanya dapat menghasilkan buah yang berkelimpahan lewat ranting-rantingnya. Namun buah dapat diperoleh bila ranting tetap menyatu dengan pokok, bila ranting tercabut, buah tak ada, ranting pun akan mati. Begitu pula dalam hidup ini, bila kita tetap menyatu dengan Tuhan, hidup kita boleh menghasilkan buah yang manis dan berkelimpahan, ada damai, kasih, kebaikan, ketenangan menghadapi kehidupan. Jauh dari Tuhan, hidup kita kering dan mati. Bila kita telah menikmati buah berkelimpahan dari Tuhan, janganlah lupa untuk membagikannya pula bagi sesama kita. Kita menerima kasih berlimpah dari Tuhan, bagikanlah pula kasih sukacita bagi orang sekitar kita. Banyak berkat yang telah kita peroleh, berbagilah juga dengan sesama, janganlah segan untuk berderma, janganlah pelit untuk berbagi senyuman dan perhatian. Dalam ayat 7, kita diberi peneguhan, bila kita tinggal dalam Yesus dan Yesus dalam kita, kita akan menerima apa saja yang kita minta. Kondisi dimana kita tinggal dalam Yesus terjadi saat iman dan harapan yang kita miliki, kita gantungkan hanya pada-Nya. Kita serahkan penyelenggaraan hidup ini pada-Nya, susah dan senang, kesedihan dan kegembiraan kita lalui dengan tetap mengucap syukur pada Tuhan, maka Allah akan menghasilkan buah yang berkelimpahan dalam perziarahan hidup kita. Agatha
Vol. 18/2011
Fresh JUICE ! 27
26 Mei 2011 : Tinggallah Dalam Kasih-Ku Filipus Neri Kis 15:7-21, Mzm 96:1-2a,2b-3,10, Yoh 15:9-11 Yoh 15:9 “Tinggallah di dalam kasih-Ku itu” Entah mengapa Gereja memenggal-menggal Yoh 15:9-17 ini untuk dibacakan dalam tiga hari terpisah. Mungkin ingin mengajak umat untuk fokus pada satu tema yang mau disampaikan. Apakah memang ada tiga tema utama yang mau disampaikan dalam Yoh: 9-11? Yang jelas hanya ada satu judul utama yaitu “perintah supaya saling mengasihi.” Ini adalah misi utama Yesus di dunia, yaitu agar semua saling mengasihi dan menghargai tiap orang bukan dengan ukuran manusia tetapi dengan ukuran Allah. Pendek kata, sekali kita menyebut diri Katolik, maka kita seharusnya memakai ‘kacamata Allah’ ketika kita menilai orang lain. Memang tidak mudah. Ibaratnya seperti harus menukar ‘kacamata’ kesayangan kita dengan model yang ‘ketinggalan zaman.’ Nah, pertanyaan selanjutnya tentu adalah apakah memang ‘kacamata’ Allah itu ketinggalan zaman? ‘Kacamata kasih’ agaknya sedikit agak kuno untuk ukuran zaman modern yang kompetitif dan progresif. Semua kita diajarkan untuk ulet dan cepat merebut tiap kesempatan. Segala cara dihalalkan asal bisa mencapai hasil yang dinginkan. Proses tidak terlalu penting, tetapi hasil yang ingin dicapai itu yang utama. St Thomas Aquinas pernah berujar demikian the end does not justify the means. Ungkapan ini menjadi pegangan moralitas Katolik sepanjang sejarah. Inilah yang dimaksud dengan memakai ‘kacamata Allah’ dalam menilai sesama atau berjuang mencapai sesuatu. Sebagai pengikut Kristus kita percaya pada proses yang baik untuk mencapai hasil yang baik pula. Kita tidak dikenal sebagai kelompok orang yang suka menghalalkan segala cara. Kita percaya bahwa hasil yang baik hanya akan dicapai melalui proses yang baik. Memang seringkali proses yang baik itu selalu saja tidak instant dan butuh waktu lama yang seringkali menyebalkan ketimbang menyenangkan. Tinggallah dalam kasihku itu, adalah undangan untuk melatih kesabaran. Sebab kasih itu sabar, murah hati dan tidak cemburu (1 Kor 13:4). Fr. Wenz, MGL
28
Fresh JUICE !
Vol. 18/2011
27 Mei 2011 : Tanpa Pengorbanan Kasih Terasa Hambar Agustinus dr Canterbury Kis 15:22-31, Mzm 57:8-9,10-12, Yoh 15:12-17 Yoh.15:12 “Kamu saling mengasihi seperti Aku telah mengasihi kamu” “Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku. Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu. Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain.” (Yoh 15:12-17), demikian kutipan Warta Gembira hari ini. Pada suatu hari kami melintas di sebuah jalan dimana tampak melaju sebuah sepeda kecil yang dikendarai oleh seorang anak. Tetesan keringat mengucur deras di keningnya, dengan menggunakan baju yang sobek . tiba-tiba ia berhenti di suatu tempat dimana terlihat sebuah tumpukan sampah yang menjulang, dengan rongsokan-rongsokan dan botol-botol kosong yang berserakan, anak itu cepat-cepat mengangkat botol yng berserakan dan memasukan kedalam saku, lalu ia berjalan lagi. Tiba-tiba ia pun terjatuh dari sepedanya dan barang-barangnya berserakan, ia berusaha untuk mengumpulkan lagi, saat itu anak saya; Abraham, ia mengatakan kepadaku, apakah anak ini tidak mempunyai bapak dan ibu, dengan polosnya Abraham berkata mungkin dia tidak punya uang. Lalu Abraham merogoh saku celananya memberikan uang yang tadi aku berikan untuk jajan es krim dan menyuruhku untuk memberikan kepada anak itu. Disaat itu aku merenungkan bahwa walaupun Abraham seorang anak kecil tapi ia memiliki perasaan kasih yang begitu besar. Tetapi tentu saja yang sulit dipahami bahwa bagaimana, penyerahan Diri Yesus di puncak kayu salib yang diawali dengan membasuh kaki para murid, kasihNya yang begitu besar kepada dunia, kepada kita semua. Kita semua sebagai murid-murid atau pengikutNya dipanggil untuk mengasihi sesama Ia telah mengasihi kita; kasihNya menjadi tolok ukur mutu atau kwalitas tindakan kasih kita kepada sesama. Kaki adalah bagian tubuh paling bawah dan mungkin juga paling kotor atau mudah kena kotoran. Tugas membasuh kaki pada umumnya dikerjakan oleh para pelayan. Maka meneladan kasihNya berarti kita dipanggil untuk mengasihi mereka yang miskin, sakit, kotor, tersingkir ..dan yang membuat kita tidak enak atau menyakiti kita. Mengasihi ketika kita merasa tidak dikasihi atau memberi dari kekurangan kita. Marilah kita perhatikan kekurangan dan kelemahan sesama kita bukan untuk melecehkannya melainkan untuk melayani mereka dengan membantu apa yang mereka butuhkan agar dapat hidup layak, sejahtera dan selamat. Sebagai orangtua atau yang dituakan marilah kita kasihi anakanak atau generasi muda; sebagai atasan/pembesar marilah kita kasih bawahan atau anggota-anggota kita. Kasih sejati memang butuh pengorbanan dan ketulusan hati; tanpa pengorbanan dan ketulusan hati seakan-akan kasih itu terasa hambar. Franky Laka
Vol. 18/2011
Fresh JUICE ! 29
28 Mei 2011 : Ada Harapan dalam Penderitaan Hari biasa Pekan V Paskah Kis 16:1-10, Mzm 100:1-2,3,5, Yoh 15:18-21 Yoh 15:19 Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari dunia, melainkan Aku telah memilih kamu dari dunia, sebab itulah dunia membenci kamu. Kalau kita disuruh memilih apakah ingin hidup menderita atau tidak, pasti 110% kita akan memilih untuk tidak menderita. Bahkan Yesus sendiri sebelum disalibkan, saat IA di Taman Getsemani diceritakan Yesus sangat ketakutan dan peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah (Luk 22:44). Yesus akhirnya tetap memilih untuk menderita karena IA sungguh mengasihi kita. Dalam Alkitab juga banyak diceritakan mengenai tokoh-tokoh yang menderita karena mengikuti Yesus. Paulus adalah salah satu contoh bagaimana ia tetap mempertahankan imannya pada Yesus sampai mati. Saat kita memilih untuk hidup dalam Yesus, saat itulah kita, mau tidak mau, siap tidak siap, harus menerima konsekuensi bahwa kita terkadang akan mengalami penderitaan di dunia ini. Terkadang kita akan mengalami kebencian dari orang-orang karena kita mengikuti Tuhan. Mungkin orang lain berkata “untuk apa ikut Yesus, buang-buang waktu saja”. Atau mungkin orang berkata “cukup gereja satu kali aja ikut misa minggu, buat apa ikut kegiatan doa?” Atau mungkin orang berkata “tak ada gunanya ikut Yesus, ke tempat dugem aja lebih enjoy”. Seperti Yesus yang menderita dan mati di kayu salib, Yesus yang sama bangkit pada hari ketiga dan IA mengalami kemuliaan. Walaupun kita mengalami penderitaan, namun percayalah bahwa orang yang menderita karena Kristus akan memperoleh kebahagiaan. Mungkin bukan kebahagiaan di dunia ini, namun sudah pasti kebahagiaan di kehidupan kekal. Yesus mengatakan “Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.” (Matius 5:10) Karena itu sekiranya penderitaan datang menimpa kita, biarlah kita mengatakan, seperti Paulus katakan “Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat” (2 Kor 12:10) Yovie
30
Fresh JUICE !
Vol. 18/2011
29 Mei 2011 : Syukur atas pemberian Tuhan HARI MINGGU PASKAH VI Kis. 14:15-21 I Petrus 4:13-16 Yohanes 17:1-11 Yohanes 17: 9 Aku berdoa untuk mereka. Bukan untuk dunia Aku berdoa, tetapi untuk mereka, yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab mereka adalah milik-Mu. Pernah seorang bertanya kepadaku, “Romo, mengapa aku harus berdoa?” Dan bagimana harus aku berdoa?” Mendengar pertanyaan itu, akupun mulai bertanya kepada diri sendiri, “Mengapa harus aku berdoa, dan bagaimana harus aku berdoa?” Di dalam Injil hari ini, kita mendengarkan kisah tentang ‘doa’ Yesus kepada BapaNya yang ada di Surga. Yesus berdoa, “Bapa, Aku berdoa untuk mereka. Bukan untuk dunia Aku berdoa, tetapi untuk mereka, yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab mereka adalah milik-Mu.” Yesus mengajarkan kepada kita bagaimana kita harus berdoa dan mengapa kita harus berdoa. Berdoa itu berarti berbicara dengan Allah seperti yang kita ketahui. Dan di sini, Yesus menginginkan agar kita lebih memperdalam relasi kita dengan Tuhan. Relasi itu harus didasarkan pada hubungan antara seorang Bapa dan anaknya yang akrab. Yesus mengatakan, “… sebab mereka adalah milik-Mu.” Yesus ingin berterima kasih kepada BapaNya atas pemberian Bapa kepadaNya. Di sana kita dituntuk untuk memberikan suatu nilai dan menghargai pemberian Tuhan. Kita harus berterima kasih kepada Tuhan atas karunia yang Ia berikan kepada kita. Rahmat pemberian itu berupa-rupa, terlebih berupa orang-orang di sekitar kita. Hari ini kita diajak Yesus untuk lebih membuka diri di hadapan Tuhan. Kita diajak untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan. Lalu mensyukuri pemberian Tuhan kepada kita lewat apa saja. Kita juga diundang untuk berdoa bagi orang-orang di sekitar kita. Perayaan Ekaristi adalah salah satu contoh kita menjalin hubungan yang akrab dengan Tuhan lewat penerimaan Tubuh dan Darah Yesus. Karena di dalam Perayaan Ekaristi, kita sehati sesuara datang bersama sebagai satu keluarga memohon dan berterima kasih kepadaNya. Rm, Joseph, MGL
Vol. 18/2011
Fresh JUICE ! 31
30 Mei 2011 : Ketika Tiba Waktunya Marta Wiecka, Baptista Varani Kis 16:11-15, Mzm 149:1-2,3-4,5-6a,9b, Yoh 15:26 - 16:4a Yoh 16:4a Tetapi semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya apabila datang saatnya kamu ingat, bahwa Aku telah mengatakannya kepadamu.” Tahun lalu, dua bencana gempa bumi yang melanda Haiti dan Chile, hanya sedikit lebih dari satu bulan terpisah dari satu sama lain. Dikirim berita yang menggemparkan di seluruh dunia, terutama semua wilayah Pasific. Peringatan tsunami dikeluarkan di Jepang, Selandia Baru dan Filipina, Australia dan bahkan Rusia, dan sirene meraung di Hawai, membuat mereka panik dan bangun dini hari dan berlari ke tempat yang lebih tinggi. Berita yang menggemparkan adalah akan datang “waktunya” di mana gelombang tinggi yang diproyeksikan akan melanda semua pantai. Twitter dan Face Book, SMS dan pengumuman radio dan TV hanya berisi issu seputar akan datang “waktunya” tsunami dan gempa bumi.Ide tentang pada “waktunya” membuat banyak orang “mengenang” atau mengingat akan sesuatu di luar dari diri mereka. Mereka berdoa. pikiran mereka hanya tertuju kepada Tuhan. Bahkan selalu siap menghadapi situasi terburuk sekalipun. Sebagai orang Kristen, kita adalah orang-orang yang mesti mengenang kebaikan Tuhan. Kenangan akan Tuhan selalu dirayakan dalam perayaan Ekaristi. Pada bagian anamnese, kita mengenang kematian dan kebangkitan Kristus. Kata "pada waktunya" mempunyai beraneka ragam makna. Yesus sendiri Sendiri berbicara tentang "waktunya” yang belum tiba. Dia juga bernubuat akan “waktu” kemuliaannya. Fabianus Tibo, Cs, -dijuluki tiga martir dari Flores – menjadi contoh bagaimana mempersiapkan diri kalau “ sudah datang waktunya” untuk menghadapi eksekusi kejam dari penguasa. Hati dan pikiran mereka hanya berfokus pada pada Allah penguasa waktu, sejarah dan takdir manusia. Saat ini ketika penguasa negeri ramai-ramai mencaplok uang negara dan memperkaya diri sendiri dan merayakan kegembiraan semu, kita semua diingatkan kembali oleh sabda Yesus sendiri, Aku telah mengatakan kepadamu tentang hal ini supaya ketika tiba “waktunya’ kamu mengingat apa yang kukatakan kepadamu.” Percayalah. Rayakanlah. Waktunya pasti akan tiba. Apakah anda siap ketika “waktumu” tiba? Fr. Mateus, MGL
32
Fresh JUICE !
Vol. 18/2011
31 Mei 2011 : “SUKA SATE.... Sedap rek!!” Pesta SP Maria Mengunjungi Elisabet Zef 3:14-18 atau Rm 12:9-16b, MT Yes 12:2-3,4bcd,5-6, Luk 1:39-56 Rm 12:12 Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!! Take me out!! Program reality show pencarian cinta sejati di salah satu stasiun televisi swasta di Indonesia. Semenjak ditayangkan pertama kali di layar kaca, tayangan ini mendapat respon yang cukup baik dari para penonton di Indonesia. Coba perhatikan, ketika Choky Sitohang memanggil wanita/pria single selanjutnya!! Beberapa peserta pun nampak semangat dan bersukacita untuk segera melihat wajah pria/wanita single yang akan ditampilkan. Hal yang sama juga dapat kita jumpai pada seorang Ibu yang sedang menantikan kelahiran buah hati tercinta. Sang suami pun kecipratan sukacita luar biasa untuk menunggu kelahiran si bayi mungil dan lucu. Seorang Ibu tukang jamu yang tinggal di pemukiman kumuh, dengan kondisi rumah yang tidak layak huni mempunyai impian dan harapan bahwa suatu saat hidupnya dapat berubah. Dengan pengharapan yang kuat, serta senantiasa sabar dan tekun dalam doa, ibu ini pun mendapat kesempatan untuk mengikuti program "Bedah Rumah" oleh salah satu stasiun televisi swasta. Sekarang, impiannya telah terwujud dan ia dapat membiayai pendidikan anaknya hingga lulus sekolah. Dalam menantikan sesuatu, terkadang kita cemas dan khawatir bahwa impian kita tersebut akan gagal. Bukan sukacita yang kita tunjukkan, tetapi mimik muka yang cemberut dan gelisah. Dalam kebimbangan itu, kita jadi mudah bertindak seenaknya dan mengandalkan kekuatan diri sendiri. Sudah bisa ditebak, bahwa pada akhirnya GaTot alias gagal total. Yesus mengajak kita untuk SUKA SATE !!! Selalu berSUKAcita di dalam pengharapan akan karya-Nya, senantiasa SAbar dalam pergumulan hidup kita, dan tetap berTEkun dalam doa kepada Dia yang memberi segalanya bagi kita. KRIS
Vol. 18/2011
Fresh JUICE ! 33