Fresh JUICE ! refresh your soul Sapaan Fresh JUICE !
Fresh JUICE !
Fresh Juice adalah buku renungan harian berdasarkan penanggalan liturgi Katolik. Dibuat oleh para anggota DOJ Bali. (www.DOJCC.com). Terbit sebulan sekali di awal bulan. Untuk informasi berlangganan hubungi : Nathasa (0361 - 85 11223)
Kritik dan saran :
[email protected]
Fresh JUICE ! Team
Moderator: Rm. Hady Setiawan,Pr Penasihat : Herry Respatia Pemimpin Umum : Yovie Setiawan Pemimpin Redaksi : Nathasa Editor : Nathasa, Herry Respatia, Yovie Penulis :Nathasa, Herry, Lulu, Adhi, Martina, Agatha, Fransiska, Hanz, Franky, Yovie, Bro.Vincent MGL, Ardhi, Jeff, Bro. Martin MGL, Rina, Rm. Jopeph, MGL, Bro Wenz MGL, Sr. Linda Langganan & Marketing Iklan : Jeff Kristianto (HP. 081 897 7018) Distribusi : Anggota DOJ Bali Seluruh hasil Fresh Juice akan disumbangkan untuk pembangunan Rumah Retret di Bedugul Sumbangan dapat disalurkan ke : Bank BCA A/C No. 611 033 7785 An. Flora Ida W Harap sms / telpon 0361 - 8511223 untuk konfirmasi.
Fresh JUICE !
managed by :
Vol. 10/2010
www.DOJCC.com
Sapaan Redaksi Hola……Halo………Apa kabar???? Bulan ini merupakan bulan yang bersejarah buat komunitas DOJCC Bali. Enam tahun yang lalu tepatnya tanggal 21 September 2004, DOJCC Bali resmi hadir di Bali setelah mendapat persetujuan Mgr. Benyamin Bria, Pr (Alm). Ulang tahun selalu menjadi saat-saat yang menyenangkan. Bagi yang berulang tahun, karena merupakan saat dimana bisa melakukan refleksi selama satu tahun yang telah lewat dan membuat suatu rencana baru untuk tahun yang mendatang…Yang pasti sesuatu yang lebih baik daripada tahun yang telah lewat. Bagi mereka yang diundang dalam acara ulang tahun, mereka turut merasakan kegembiraan dan mendoakan supaya yang berulang tahun selalu diberkatiNya di tahun mendatang….Semuanya bahagia… Bagi kita semua yang tergabung dalam komunitas DOJCC Bali, kita pun akan kembali melakukan pengulangan janji (recommitment), dan special tahun ini sejarah baru bagi kita untuk mendapatkan anggota covenant. Marilah kita bersama-sama merenung, mengingat kembali janji yang telah kita ungkapkan dalam komunitas ini, apakah kita sudah benarbenar mengerti dan menjalaninya dengan baik? Bila kita merasa masih kurang, marilah dalam recommitment kita membuat janji untuk bisa lebih baik lagi. Dan bila kita merasa sudah melaksanakan dengan baik, marilah di tahun mendatang kita melaksanakan semua janji dengan lebih baik lagi. Tidak ada manusia yang sempurna, tapi satu hal yang pasti, kita punya Tuhan yang sempurna. Dan kepada Dia sajalah kita bisa berharap……untuk semakin hari semakin indah di hadapanNya. Salam redaksi, Nathasa
Fresh JUICE ! 1
Rabu, 1 September 2010 : Nothing is impossible 1 Kor. 3 : 1 – 9 Luk. 4 : 38 - 44 Lukas 4:40 Ketika matahari terbenam, semua orang membawa kepada-Nya orangorang sakitnya, yang menderita bermacam-macam penyakit. Iapun meletakkan tangan-Nya atas mereka masing-masing dan menyembuhkan mereka. Dunia selalu dipenuhi keajaiban. Keajaiban yang terkadang kita tak mengerti. Keajaiban yang sepertinya di luar pikiran kita sebagai manusia. Keajaiban yang sepertinya di luar kemapuan manusia. Namun itulah yang terjadi. Ada banyak hal di dunia ini yang dulunya sepertinya tak mungkin, namun menjadi mungkin. Sebutlah, manusia yang pergi dan berjalan di bulan. Sesuatu yang sepertinya di luar akal namun menjadi kenyataan. Ketika Alexander Graham Bell menciptakan telepon, orang baru menyadari betapa pentingnya komunikasi. Ketika komputer lebih pintar berhitung dari otak manusia, kita baru menyadari bahwa kemampuan manusia ada batasnya. Pun begitu, saat 16 tahun berlalu dan ternyata saya ‘menemukan’ beberapa teman SMA bahkan teman SMP. Saya menemukan mereka bukan di jalan. Bukan juga di sebuah mall atau supermarket. Tapi saya menemukan mereka di situs facebook. Bayangkan, setelah 16 tahun berlalu tanpa jejak dan saya ‘menemukan’ mereka. Seperti menemukan jarum di tumpukan jerami. Melihat mereka sudah punya anak, melihat penampilan mereka sekarang, membuat saya bertambah terkejut. Bukan terkejut melihat penampilan mereka (Ok kadang saya terkejut melihat bentuk badan mereka. Dan mereka juga pasti terkejut melihat penampilan saya – penampilan saya yang sedikit ‘berisi’ dan tambah OK tentunya..ha.. ha...) tapi terkejut karena saya menemukan mereka di sebuah layar monitor. Saya jadi menyadari bahwa ada hal-hal yang sepertinya di luar pikiran kita, namun Allah menyediakannya bagi kita. Apakah hanya baru-baru ini banyak hal-hal yang diluar jangkauan kita? Tidak! Ternyata 2000 yang lalu Yesus sudah membuat hal-hal yang mengejutkan. Hari ini kita membaca kembali Yesus menyembuhkan orang -orang. Membuat kita berpikir “Bagaimana hal itu mungkin terjadi?” Namun itulah yang terjadi. Yup! Itu benarbenar terjadi. Ada banyak hal di dunia ini yang membuat kita berpikir “Ah tak mungkin..” Ada banyak hal yang rasanya kita sudah putus asa dan ingin berkata “Tuhan aku tak kuat lagi...” Ada banyak hal yang terkadang membuat kita untuk tak percaya lagi kepada Tuhan. Namun satu hal yang pasti , saat kita bersandar dan mempercayakan segala sesuatunya kepada Tuhan, Tuhan akan membuat sesuatu yang tak mungkin menjadi MUNGKIN. Sesuatu yang menurut kita mustahil namun Tuhan mampu mengerjakannya. Hanya masalahnya, apakah kita mau bersandar kepadaNya atau kita tetap bersandar kepada kekuatan kita. Nothing is impossible for HIM ! Tidak ada yang mustahil bagiNYA ! Yovie
2
Fresh JUICE !
Vol. 10/2010
Kamis, 2 September 2010 :Mengatasi kejenuhan 1Kor 3:18-23 Luk 5 : 1-11. Lukas 5:5-6 : ’Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak mengangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya aku akan menebarkan jala juga. Dan setelah mereka melakukannya, mereka menangkap sejumlah besar ikan , sehingga jala mereka mulai koyak.’ Terkadang bahkan mungkin seringkali kita mengalami kejenuhan yang hebat dalam menjalani hidup ini, baik sebagai anak, single, istri, ibu, suami, bapak, bahkan imam atau suster dan sebagai pelayan awam. Biasanya, bila orang larut dalam kejenuhannya, tidak mau mendengar atau menerima peneguhan untuk mencoba tetap setia, maka yang terjadi adalah penyelewengan-penyelewengan, pelarian yang salah dan bahkan berhenti di tengah jalan. Paus Yohanes Paulus ke-2, ketika masih menjadi seorang imam di Polandia, pernah mengalami kejenuhan dalam biaranya dan suatu hari berpikir untuk pindah ke ordo lain. Setelah memikirkannya, ia menghadap pembimbing rohaninya. Pembimbing rohaninya menjawab, ‘Orang harus menyelesaikan apa yang sudah dimulainya.’ Merenungkan kata-kata nasihat itu akhirnya Paus YP II kembali bertahan dan menjalani rutinitas itu tetapi dengan usaha yang lebih mendalam. Di kemudian hari, ketika telah terpilih menjadi seorang Paus, beliau menuliskan peristiwa itu dan mengambil kesimpulan. Seandainya saya tidak mengikuti nasihat itu tentu saya tidak akan mungkin terpilih menjadi Paus.’ Pertama kali bergabung dalam tim pelayanan dalam suatu persekutuan doa tahun 1996, kasih persaudaraan yang kami miliki membuat kami berangan-angan hidup dalam satu komunitas. Di tahun ke-6 pelayanan, saya telah menjadi yatim piatu. Beratnya tekanan perasaan sebagai seorang anak yatim piatu membuat suatu hari saya berpikir untuk mundur dari pelayanan. Tetapi saat itu terbayang dalam pikiran mimpi tentang tangga emas yang turun dari langit. Mimpi itu saya alami di malam setelah siangnya saya dinyatakan lulus ujian Skripsi dengan nilai A, Kalau tidak salah 15 Desember 1995. Dan saat itu, tahun 2002, saat mengingat mimpi itu seolah Tuhan berkata, ’Menjadi sarjana adalah keinginanmu sendiri. Dan aku memberkatinya, ikut merayakan kegembiraan lulus ujian skripsimu dengan memperlihatkan tangga emas ke surga. Sedangkan pelayanan ini adalah keinginan-Ku, bagimu. Bila Engkau mampu melewati masa sulit dalam pelayanan ini. Hadiahnya pasti lebih dari mimpi itu.” Saat itu saya menjawab sambil mengusap air mata, ‘Ya, Perayu Ulung. Saya akan maju terus.” Akhirnya saya kembali melayani Tuhan dan sekarang bisa bergabung dalam Komunitas Perjanjian Murid-Murid Yesus (DOJCC) dan Adorasi Abadi. Sejak mengalami peneguhan itu, saya selalu memotivasi teman-teman sepelayanan untuk maju terus dalam pelayanan dan jangan sampai semangat pelayanannya memudar. Bahkan di saat-saat paling berat dan gelap dalam hidup mereka saya tetap meminta mereka untuk mengingat lagi impian mereka dan bila perlu punya mimpi baru lagi. Gila, bukan?! Mungkin betul kalau orang bilang, ‘It’s not the right time’. Tetapi saya tetap melakukannya, karena saya percaya, justru di saat terberat dan tergelap dalam hidup kita itulah, berkat yang besar yang disediakan bagi kita sebetulnya hanya tinggal sejengkal saja. Hanya orang-orang yang bertahan melewati malam tergelap dalam hidupnya di kemudian hari memiliki keseimbangan berkat dalam hidupnya. Berkat Jasmani dan rohani seimbang, meski perjuangan tetap ada. Yesus berkata kepada santa Faustina, ‘Hidup ini adalah perjuangan memenangkan kerajaan Allah. Tetapi janganlah takut. Aku menyertaimu sampai akhir jaman.” Narita
Vol. 10/2010
Fresh JUICE ! 3
Jumat, 3 September 2010 : Yang Terlupakan 1 Kor. 4 : 1 – 5 Luk. 3 : 33 - 39 St. Gregorius Agung, Paus dan Pujangga Gereja 1 Kor 4 : 5 Karena itu, janganlah menghakimi sebelum waktunya, yaitu sebelum Tuhan datang. Ia akan menerangi, juga apa yang tersembunyi dalam kegelapan, dan Ia akan memperlihatkan apa yang direncanakan di dalam hati. Maka tiap-tiap orang akan menerima pujian dari Allah. Pernahkah kita memperhatikan tukang sapu di pinggir jalan? Mereka bekerja dengan giat setiap pagi, ketika matahari baru saja terbit. Mungkin saat itu kita masih lelap tertidur. Banyak orang orang kecil yang bekerja dengan ketulusan, walaupun dengan gaji kecil, mereka masih melakukan pekerjaannya dengan baik. Dan yang hebat, tanpa harus ada yang mengawasi. Bahkan jarang sekali mereka mendapat pujian atas kerja kerasnya. Mereka adalah orang orang yang terlupakan, yang tetap kita butuhkan kehadirannya. Namun terkadang bila mereka menyapu di dekat pagar rumah kita, kita mulai mencurigai mereka, berfikir mereka akan mencuri atau memata matai rumah kita. Seperti hidup, ada hal hal yang tidak kita sadari bahwa kita membutuhkannya. Pekerjaan tukang sapu yang sepele, kotor dan ‘tidak bermartabat’ berperan besar atas kehidupan kita sehari hari. Tanpa ada mereka, jalanan akan penuh sampah dan penyakit akan datang. Perbuatan-perbuatan kecil dari diri kita juga terkadang tanpa kita sadari ternyata berarti untuk hidup orang lain. Atau suatu itikad baik, yang walau belum sempat dikerjakan, sudah menjadi berkat bagi orang lain. Tuhan akan datang dan menerangi apapun yang tersembunyi dalam gelap, bahkan yang baru terencana dalam hati. Dan dia akan memuji segala perbuatan baik, sekecil apapun itu, karena Dia mencintai kita. (jeff)
4
Fresh JUICE !
Vol. 10/2010
3 SEPTEMBER : St. Gregorius Agung St. Gregorius dilahirkan pada tahun 540 di Roma. Ayahnya seorang anggota Majelis Tinggi dan ibunya adalah St. Celia. Gregorius belajar filsafat dan ketika masih muda usianya, telah diangkat menjadi Gubernur Roma. Ketika ayahnya meninggal, Gregorius merombak rumahnya yang besar menjadi sebuah biara. Selama beberapa tahun ia hidup sebagai seorang biarawan yang saleh dan kudus. Kemudian Paus Pelagius mengangkatnya menjadi salah seorang dari ketujuh Diakon Roma. Ketika Paus wafat, Gregorius dipilih untuk menggantikannya. Gregorius sama sekali tidak menginginkan kehormatan seperti itu. Tetapi ia seorang yang sangat kudus serta bijaksana, sehingga semua orang tahu bahwa ia akan menjadi seorang paus yang baik. Gregorius berusaha menghindar dengan menyamar dan menyembunyikan diri dalam sebuah gua, tetapi akhirnya mereka menemukannya dan ia diangkat juga menjadi paus. Selama empatbelas tahun ia memimpin Gereja. Meskipun ia selalu sakit, Gregorius merupakan salah seorang paus terbesar Gereja. Ia menulis banyak buku dan juga merupakan seorang pengkhotbah yang ulung. Ia mencurahkan perhatiannya kepada segenap umat manusia. Malah sesungguhnya, ia menganggap dirinya sebagai abdi semua orang. Ia adalah paus pertama yang menggunakan gelar “hamba dari para hamba Tuhan” Semua paus sesudahnya menggunakan gelar ini. St. Gregorius memberikan perhatian serta cinta kasih istimewa kepada orang-orang miskin serta orang-orang asing. Setiap hari ia biasa menjamu mereka dengan makanan yang enak. St. Gregorius juga amat peka terhadap penderitaan orang banyak yang disebabkan oleh ketidakadilan. Suatu ketika, semasa ia masih seorang biarawan, ia melihat anak-anak kulit putih dijual di pasar budak di Roma. Ia bertanya dari mana anak-anak itu berasal dan diberitahu bahwa mereka berasal dari Inggris. St. Gregorius merasakan suatu keinginan yang kuat untuk pergi ke Inggris untuk mewartakan kasih Yesus kepada orang-orang yang belum mengenal Tuhan itu. Setelah ia menjadi paus, salah satu hal pertama yang dilakukannya adalah mengirimkan beberapa biarawan terbaiknya untuk memperkenalkan Kristus kepada rakyat Inggris. Tahun-tahun terakhir hidupnya dipenuhi oleh banyak penderitaan, namun demikian ia tetap bekerja untuk Gerejanya yang tercinta hingga akhir hayatnya. St. Gregorius wafat pada tanggal 12 Maret 604.
Vol. 10/2010
Fresh JUICE ! 5
Sabtu, 4 September 2010 : KASIH DI ATAS SEGALANYA 1Kor. 4:6b-15 Luk. 6:1-5 Luk. 6:5 Kata Yesus lagi kepada mereka: “Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat.” Berkali-kali Yesus mengatakan sabda ini, “Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat”. Kalau Yesus berulang kali menekankan firman ini, berarti ada sesuatu hal yang penting yang ingin disampaikanNya. Apakah itu? Firman ini diucapkan Yesus karena orang-orang Farisi dan Saduki selalu memprotes Yesus ketika Yesus melakukan “pekerjaan”Nya pada hari Sabat seperti menyembuhkan orang sakit. Banyak yang mengatakan karena orang Farisi dan Saduki merasa iri hati yang disebabkan oleh Yesus yang membuat mukjizat. Sebenarnya penyebab utama adalah karena mereka masih hidup di “perjanjian lama” yang selalu mengutamakan hukum-hukum dan tata aturan. Hukum menjadi tolok ukur dimana mereka dapat hidup suci sesuai dengan kehendak Tuhan. Tata aturan menjadikan mereka “buta” bahwa ada yang “lebih” di atasnya yakni Kasih, karena Allah adalah kasih. Yesus datang ke dunia ini untuk membawa kasih Allah. Seluruh hidupNya adalah tentang kasih Allah bahkan di atas hari sabat. Orang-orang Yahudi sangat menghormati hari Sabat dimana mereka tidak boleh “bekerja”. Yang membuat Yesus ingin merombaknya adalah karena mereka membuat hari Sabat menjadi alasan untuk tidak berbuat kasih. Hari sabat dijadikan kambing hitam untuk menyalahkan Yesus yang berbuat kasih terhadap sesama. Dalam hidup kita sehari-hari, seringkali kita menempatkan aturan di atas kasih. Padahal kasih-lah yang harus menjadi tempat utama di dalam hidup. Karena kita “harus” pergi ke gereja, kita menelantarkan orang sakit yang sangat membutuhkan pertolongan kita. Karena kita “harus” ikut pertemuan Kitab Suci, kita menelantarkan keluarga yang butuh perhatian kita. Pada hari ini, Yesus mengajak kita kembali untuk kembali berbuat kasih dan tidak membuat alasan-alasan yang membuat kita tidak peduli akan kebutuhan sesama kita. Fr. Vincent, MGL
6
Fresh JUICE !
Vol. 10/2010
Minggu, 5 September 2010 : Mencari Kebahagiaan Keb. 9 : 13—18b Fil. 1 : 9—10. 12—17 HARI MINGGU BIASA XXIII
Luk. 14 : 25—33
Lukas 14:27 “Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikuti Aku, ia tidak dapat menjadi muridKu.” Cerita ini mungkin tidak asing lagi bagi kebanyakan orang. Pada suatu ketika Yesus membagikan salib-salib kepada para pengikutnya. Dia memberikan salib-salib ini sesuai dengan kemampuan setiap orang. Ada yang besar dan ada yang kecil, ada yang panjang dan ada yang pendek. Soni, satu dari antara orang-orang itu menerimanya dengan senang hati. Lalu ia memulai perjalanannya mengikuti Sang Guru yang adalah Yesus sendiri. Dalam perjalanan itu, Soni merasakan kecapaian karena beratnya salib itu. Ia pun berkeputusan untuk beristirahat. Pada kesempatan itu, Soni mulai dicobai oleh setan. Dia mulai memotong sebagian dari salib itu. Dengan harapan akan mengurangi beratnya. Harapannya itu terkabulkan. Kemudian ia berjalan lagi. Sambil melangkahkan kakinya, ia berpikir dan begitu heran, mengapa salib itu bertambah berat. Situasi itu membuat dia untuk beristirahat lagi dan berpikir sejenak. Kemudian ia berkeputusan untuk memotong lagi sebagian dari salib itu. Setelah itu dia berjalan dan berjalan. Soni bertambah bingung, karena semakin dipotong, salib itu bertambah berat. Dengan berbekalkan 1001 pertanyaan di dalam benaknya, tiba-tiba terlintas di hadapannya pemandangan yang indah. Dengan begitu gembira dan bahagia dia menikmati keindahan alam itu sambil melangkahkan kakinya mengikuti Sang Guru. Setelah melewati pemandangan yang indah itu, dia melihat sebuah tebing yang dalam, namun tak begitu lebar. Dia melihat semua orang menggunakan salibnya untuk menjembatani tebing itu agar dapat menyeberang ke tepi yang lainnya. Dengan salibnya ia tidak dapat menggunakan untuk menjembatani tebing karena terlalu pendek. Ia begitu kecewa dan mempersalahkan dirinya sendiri, “Mengapa aku memotong salibku yang panjang dan bagus?” Sadar atau tidak sadar, kita sering kali mengalami pengalaman seperti itu. Ketika kita mengalami kesedihan, atau kesepian, kita berlari dari kenyataan ini. Kita berusaha mencari kebagaiaan dengan jalan dan cara yang salah. Kita mencari jalan di mana kita menyibukkan diri agar dapat melupakan perasaan itu. Kita mengubukkan diri kita dengan hal-hal lain yagn kita percaya bahwa kita akan menemikan kebahagiaan itu. Awalnya memang kita merasakan kebahagiaan itu. Namun hanya sesaat saja, badai akan menghadang kita di tepan mata kita. Melihat dari pengalaman Soni itu, jikalau kita mengikuti apa yang dikatakan Sang Guru, maka dia tidak akan mengalami kekecewaan itu. Kita harus terus memikul beban itu sampai batas yang ditentukan. Yesus, hari ini memberikan suatu tawaran dan tantangan buat kita. Dia mengatakan, “Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikuti Aku, ia tidak dapat menjadi muridKu.” Ia ingin mengatakan bahwa jikalau kamu ingin menjadi bagian dari Aku, kamu harus menerima diri kamu, keadaan kamu dan perasaan kamu apa adanya. Dia mengundang kita untuk datang kepadaNya apa adanya. Dialah yang akan mengubah diri kita dan memberikan kelegaan yang sungguh dari dalam. Rm. Joseph,MGL
Vol. 10/2010
Fresh JUICE ! 7
Senin, 6 September 2010 : Berbuat Baik atau Berbuat Jahat 1 Kor 5 : 1-8 Luk 6:6-11 Luk 6:9 Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat ; menyelamatkan nyawa orang atau membinasakannya Dalam buku Burung Berkicau, karya Anthony de Mello, SJ, dikisahkan sebuah ilustrasi tentang Setan dan Temannya : Pada suatu hari setan berjalan-jalan dengan seorang temannya. Mereka melihat seseorang membungkuk dan memungut sesuatu dari jalan. ‘Apa yang ditemukan orang itu?’ tanya si teman. ‘Sekeping kebenaran,’ jawab setan. ‘Itu tidak merisaukanmu?’ tanya si teman. ‘Tidak,’ jawab setan. ‘Saya akan membiarkan dia menjadikannya kepercayaan agama.’ Kepercayaan agama merupakan suatu tanda, yang menunjukkan jalan kepada kebenaran. Orang yang kuat-kuat berpegang pada penunjuk jalan, tidak dapat berjalan terus menuju kebenaran. Sebab, ia mengira seakan-akan sudah memilikinya. Kaum Farisi dan ahli-ahli Taurat berpuasa dan tidak bekerja pada hari Sabat. Walaupun ada yang membutuhkan pertolongan di depan mereka pada hari Sabat, mereka tetap bersikukuh, tidak boleh melakukan tindakan apapun untuk menolong. Bagi kaum Farisi, puasa adalah kewajiban agama dan agama diidentikkan dengan hukum Taurat. Mereka beranggapan sudah menjalankan kewajiban agama dengan baik bila tak melakukan apapun pada hari Sabat. Yesus hari ini mengajarkan kepada kita, cinta kasih dan pelayanan jauh lebih penting dari segala peraturan formal. Yesus mengajarkan bahwa manusia lebih penting daripada hukum atau pun peraturan, sehingga menolong orang pada hari Sabat bukanlah dosa. Karya pelayanan yang terbaik adalah yang berdasarkan cinta kasih, bukan berdasarkan peraturan saja, dan cinta kasih membutuhkan sebuah aksi, sebuah perbuatan nyata, bukan sekedar teori saja. Mari kita merefleksikan injil hari ini dalam kehidupan kita. Apakah kita sudah sungguh menjalankan ajaran Yesus untuk mengutamakan perbuatan nyata ketimbang teori ? Apakah kita sungguh tergerak hati untuk membantu orang yang membutuhkan pertolongan, atau hanya masa bodoh saja, karena takut dicap macam-macam oleh sekitar kita? Agatha
8
Fresh JUICE !
Vol. 10/2010
Selasa, 7 September 2010 : Semangkuk “Es Buah” dan Sepiring “Donut” dari Yesus Selasa, 7 September 2010: 1 Kor 6:1-11 Luk 6:12-19 Luk 6:18 Mereka datang untuk mendengarkan Dia dan untuk disembuhkan dari penyakit mereka; juga mereka yang dirasuk oleh roh-roh jahat beroleh kesembuhan. Lebaran sebentar lagi ………... berbuka sebentar lagi …………….. Hari Raya saudara/i kita umat Muslim yang dirayakan setiap tahunnya kali ini akan jatuh di tgl 10 – 11 September 2010. Beberapa orang mengatakan, bahwa bulan puasa adalah bulan yang penuh berkah serta ampunan dari Yang Mahakuasa. Kalo dipikir-pikir bener juga sich. Ada satu hal yang membuat aku cukup interest banget di bulan puasa tahun ini (walaupun aku non-muslim). Awal puasa, sepulang dari tempat kerja - jalanan udah lumayan macet. Ternyata eh ternyata, ada pasar kaget ramadhan (begitu mungkin istilah orang-orang menyebutnya). Ngelihatin mereka pada belanja menu untuk berbuka puasa, membuatku juga kepengen ngerasain. Akhirnya, pas dapat kebagian jadwal puasa di komunitas aku niatin sungguh berpuasa sampai sore. Pulang kerja aku langsung membeli es buah di pinggir jalan ama donut kentang dengan topping meises or gula halus. Bawaan diri pengen segera nyampe supaya bisa menikmati segernya es buah dan crunchnya donut kentang yang masih hangat. Sampai dirumah dan waktu berbuka tiba !! He..he… diawali dengan tanda salib untuk mengucap syukur atas puasa yang telah dilewati, setelah itu aku langsung minum es buah !! Wuih …..seger banget …..manisnya buah langsung terasa di tenggorokan. Donat-nya!! Hmm… Emang ada kenikmatan yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata, ketika sudah berbuka dengan 2 menu istimewa di atas tadi. Yang pasti, aku jadi tambah fresh dan perut pun akhirnya dikenyangkan. Sama seperti murid-murid yang telah dipilih Yesus dalam bacaan hari ini. Mereka pun rindu untuk datang kepada Dia, mendengarkan ajaran-Nya dan untuk mengalami kesembuhan dari pada-Nya. Ibarat cerita di atas, kita pun pengen segera menikmati kolak atau es buah supaya kita tidak haus lagi dan dipuaskan dengan santapan jasmani tersebut. Begitu pun Tuhan kita, ia senantiasa menanti kita anak-anaknya untuk datang kepada-Nya dengan rasa antusiasme yang tinggi. Karena Ia sendiri yang akan mewartakan kabar sukacita dan membawa kesembuhan bagi mereka yang sakit. Jangan lagi kita datang kepada Allah-Allah lain, agar kita tidak celaka !! Melainkan, datang kepada Tuhan Allah yang sudah menyiapkan semangkuk “es buah” (firman Allah) untuk menyegarkan jiwa kita yang haus dan sepiring “donat” (mukjizat kesembuhan) untuk mengenyangkan perut kita dari kelaparan. KRIS
Vol. 10/2010
Fresh JUICE ! 9
Rabu, 8 September 2010 : Siapakah Saya ? Mik. 5 : 1 - 4a Rom. 8 : 28 - 30 Mat. 1 : 1 - 16. 18 - 23 Pesta Kelahiran St. Perawan Maria Mat 1:1 Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham Identitas diri sangat berarti bagi setiap orang. Bukan hanya nama, alamat dan tanggal lahir seperti yang tercantum di KTP, tetapi juga tentang asal usulnya. Siapa orang tua, saudara dan sanak kerabat yang lain. Teman ayah saya yang lama tinggal di luar negeri, selalu menyempatkan diri pulang ke Indonesia untuk melengkapi silsilah keluarga besarnya. Banyak kita dengar atau baca berita orang yang terpisah dari orang tuanya, setelah dewasa, mencari orang tua kandungnya dengan berbagai cara. Orang ingin mengenal keluarganya bagaimanapun keadaan mereka saat itu. Injil hari ini menjelaskan silsilah Yesus Kristus. Orang yang tidak begitu kenal Kitab Suci, bila ditanya, Yesus anak siapa? pasti jawabnya: Yesus anak Yusuf si tukang kayu. Di Kitab Suci disebutkan silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham (Mat. 1 : 1). Asal usul Yesus diteliti sejak awal dari Abraham. Diterangkan rinci, meski tidak semuanya “baik-baik saja”. Misalnya Raja Salomo yang merupakan anak Daud dari Batsyeba istri Uria yang disebut Daud. (Daud sudah bertobat saat sebelum Salomo lahir). Hari ini saya ingin mengajak setiap pembaca untuk melihat asal usul kita, jauh kebelakang. Kita hidup bukan saja membawa nama keluarga besar, namun juga nama Allah. Bukankan pada awalnya kita adalah anak Allah? Bila orang tinggal di luar negeri bisa mengerahkan tenaga, waktu dan biaya untuk mencari dan mengenal keluarganya di tempat lain, bagaimana dengan kita? Apa kita sungguh-sunguh mencari dan ingin mengenal Bapa kita di sorga? Bila kita mengaku anak Allah, berarti juga membawa nama Allah. Maka setiap ucapan dan perilaku akan kita jaga supaya jangan sampai mempermalukan Bapa. Siska
10
Fresh JUICE !
Vol. 10/2010
Kamis, 9 September 2010 : What You Did…is What You Got 1 Kor. 8:1b-7.11-13 Luk 6:27-38 Luk 6:31 “…sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka.” Suatu saat di Kota Korintus, ada beberapa pegawai negeri Kerajaan Romawi yang dibaptis menjadi pengikut Kristus. Awalnya semua senang, semua bangga, karena pengikut Kristus sekarang bukan hanya Orang Yahudi saja tetapi juga ada yang Orang Romawi, pejabat penting lagi. Kebiasaan waktu itu, Orang Roma punya ritual memotong hewan korban untuk menghormati dewa-dewi mereka, kemudian menyantapnya bersama-sama dalam acara-acara kenegaraan. Nah, sebagai pegawai negeri Kerajaan Romawi, tentu beberapa anggota Gereja yang kebetulan bekerja untuk Kerajaan Roma pun mengikuti acara kenegaraan ini. Dari sinilah perpecahan muncul antara pengikut Kristus dari kelompok Yahudi dan kelompok Romawi. Kelompok Yahudi mencela Kelompok Romawi sebagai penyembah berhala, sementara Kelompok Romawi membela diri bahwa walaupun mereka makan daging berhala, hati mereka tetap sebagai pengikut Kristus. Apa yang dibuat oleh Kelompok Romawi ketika makan daging berhala waktu itu hanya sekedar “formalitas” demi “menjaga image” mereka sebagai pegawai negeri, tidak lebih dari itu. Apa nasehat Paulus kepada orang-orang Korintus? “Jagalah, supaya kebebasanmu ini jangan menjadi batu sandungan bagi mereka yang lemah” (1 Kor. 8:9). Paulus tidak mencela Orang Romawi dan membenarkan Orang Yahudi. Ia menghargai kebebasan tiap anggota Gereja di Korintus untuk memutuskan bagaimana mereka menghayati hidup iman mereka. Ia hanya menekankan bahwa sebagai anggota Gereja, cara kita bertingkah laku dan bertutur kata setiap hari punya dampak terhadap orang lain. Senada dengan pesan orang tua yang berpesan kepada anak-anak mereka untuk selalu menjaga martabat keluarga, demikian pun Paulus berpesan untuk tidak mementingkan kepentingan diri dan mengorbankan persatuan Gereja di Korintus. Kejadian di Korintus agaknya juga terjadi dalam hidup harian di dalam komunitas tempat saya tinggal. Kalau mau disamakan dengan situasi di Korintus, saya boleh dibilang termasuk dalam kelompok Orang Romawi. Saya tidak termasuk orang yang mudah untuk bangun pagi-pagi sekali dan berdoa, apalagi kalau musim dingin. Sering saya berpikir, daripada ketiduran waktu adorasi, lebih baik mencari waktu lain yang agak siang untuk adorasi sendiri. Namun saya harus sadar, bahwa saya tidak tinggal sendirian, tetapi hidup bersama teman-teman lain. Berdoa bersama tiap pagi lebih merupakan latihan untuk tidak mementingkan diri sendiri dan mengorbankan hidup berkomunitas. Berdoa bersama, misa bersama, makan bersama, bekerja bersama dan bermain bersama tidak dimaksudkan untuk mengekang kebebasanku, tetapi lebih berupa panggilan untuk memahami orang lain. Ketika Yesus berkata “…sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka” (Luk 6:31), Ia tidak menginginkan kita untuk hanya sekedar menyenangkan orang lain saja. Tetapi panggilan untuk kita supaya bisa melihat diri kita sendiri dalam diri tiap orang yang tinggal dekat dengan kita. Fr. Wenz, MGL
Vol. 10/2010
Fresh JUICE ! 11
Jumat, 10 September 2010 : Sempurna 1 Kor 9:16-9, 22-27 Mzm 84 : 6 Luk 6:39-42 Mzm 84 : 6 “Berbahagialah manusia yang kekuatannya dalam Engkau” Tak terasa sekarang sudah bulan September 2010, bulan yang special buat saya karena September adalah bulan dimana saya berulang tahun. Sejak kecil ketika kita masih duduk ditaman kanak-kanak dimana saat itu kita sudah mulai mengerti kapan kita berulang tahun dan bertambah 1 tahun lagi umur kita, kita selalu menunggu-nunggu momen special ini yang datang setahun sekali, ada kue ulang tahun, kado-kado dan ucapan ulang tahun dari keluarga dan teman-teman. Dengan bertambahnya usia dimana saya semakin menginjak dewasa dan banyak peristiwa-peristiwa yang telah terjadi dalam kehidupan saya ada tawa dan juga ada duka. Satu hal yang telah merubah kehidupan saya tepat diusia 20 tahun yang lalu dimaka saat itu saya telah menerima Tuhan Yesus secara pribadi melalui sebuah pengalaman di retret pertapaan karmel Tumpang Malang Jawa Timur. Saya tidak pernah menyangka kalau Tuhan akan “menangkap” saya melalui retret itu, dimana saya mulai berkomitmen untuk melayani Tuhan tepatnya di bulan 4 Oktober 2000, tepat 1 bulan setelah saya berulang tahun dibulan September. Puji syukur kalau Tuhan masih mengijinkan saya melayani Dia dalam komunitas ini. Sungguh bukan pengalaman yang sebentar 10 tahun bersama Dia. Ada sebuah lagu dari Jeffry S Tjandra yang selalu menguatkan dalam pelayanan ...”Bukan karena kebaikanmu, bukan karena baik rupamu, bukan karena kekayaanmu kau dipilih dipakaiNya.... Semua karna anugerahNya dibrikanNya pada kita, semua anugerahNya bagi kita, bila kita dipakaiNya” Seperti kata pemazmur “Berbahagialah manusia yang kekuatannya didalam Engkau” Dengan menengok kebelakang dan merenungkan apa saja yang telah terjadi air mata, sukacita, jatuh bangun bersama Dia yang selalu setia dalam hidup saya, banyak kelemahan yang ada dalam diri saya tapi Dia selalu setia menopang saya, maka sudah selayaknya jika saya berkata,”Saya adalah hamba yang tidak berguna saya melakukan apa yang seharusnya saya lakukan” Karena dalam kelemahan kitalah kuasa Tuhan sempurna, karena hanya Dialah kekuatan kita. LULU
12
Fresh JUICE !
Vol. 10/2010
Sabtu, 11 September 2010 : HATI .... 1Kor. 10:14-22 Luk. 6:43-49 Luk. 6:45 Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat. Karena yang diucapkan mulutnya, meluap dari hatinya.” Aku baru saja mengikuti sebuah turnanen tahunan di Australia yakni inter-seminarian soccer competition di Wagga Wagga, NSW yang berujung tim-ku (MGL, Missionaries of God’s Love) mendapat gelar Runner-Up alias juara 2 karena kalah di grand final. Yang sungguh mengejutkan adalah bukannya kami kalah atau menang, tetapi karakter dan watak para pemain sangat kelihatan “aslinya” ketika bertanding di lapangan. Orang yang kelihatan pendiam, ternyata sangat bermain kasar. Orang yang sabar, murah senyum dan selalu gembira, ternyata tidak bisa menahan amarah ketika dilanggar oleh lawannya. Hal ini bukan saja aku yang melihatnya, tetapi beberapa komentar dari teman-teman yang menonton di pinggir lapangan. Banyak yang bilang, “Wah sekarang kelihatan aslinya ketika bermain bola.” Ternyata sangat sulit mengontrol apa yang “sebenarnya” ada di dalam hati seseorang. Yesus sendiri mengatakan bahwa, “orang yang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat, karena yang diucapkan mulutnya, meluap dari hatinya.” Dengan kata lain, pada hari ini Yesus mau mengajak kita untuk menjadi orang yang tulus, apa adanya dan tidak bermuka topeng. Orang akan menjadi malu ketika ketahuan “belangnya”. Oh ternyata, orang ini begini dan begitu. Yesus mau mengajak kita untuk memurnikan hati kita. Apa yang ada di dalam hati kita akan dilihat orang melalui tindakan dan perbuatan kita. Orang tidak bisa melihat apa yang terjadi di dalam hati, tetapi bisa melihat hati seseorang melalui perkataan dan perbuatannya. Maka dari itu, lebih baik orang melihat kita apa adanya, daripada akan menemukan kekecewaan yang jauh dari harapan. Seperti pepatah mengatakan, “buah tidak jatuh jauh dari pohonnya”. Hendaklah kita memberikan contoh dari orang tua kepada anak-anaknya, dari pemimpin kepada anggota-anggotanya, dari imam kepada umatnya, seperti Yesus memberikan contoh nyata kepada para murid-muridNya. Fr. Vincent, MGL
Vol. 10/2010
Fresh JUICE ! 13
Minggu, 12 September 2010 : Kasih Bapa Kel. 32 : 7—11. 13—14 1 Tim. 1 : 12—17 Luk. 15 : 1—32 HARI MINGGU BIASA XXIV Lukas 15:20 “…lalu tergeraklah hatinyaoleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkana dia lalu merangkul dan mencium dia.” Banyak kali ketika orang membaca perikop ini, orang lebih cendrung berpikir dan lalu berbicara tentang perasaan tobat yang dialami si anak bungsu itu. Kebanyakan orang berpikir bahwa si bungsu itu menyadari diri bahwa dia telah berdosa dan sekarang berbalik kepada bapanya. Namun demikian makna yang ingin di sampaikan oleh Penginjil kepada kita adalah “Belas Kasihan Allah kepada kita manusia.” Kita diciptakan sebagai makhluk yang istimewa dan sempurna. Kita dianugerahi rahmat yang berlimpah. Namun demikian di dalam ziarah hidup itu, manusia dikuasai oleh pengaruh dari kuasa setan. Manusia pun ikut terjerumus ke dalam pengaruh jahat itu. Dengan langkah itu, kita sudah menempatkan diri kita jauh dan terpisah dari Tuhan dan dari Kasih itu. Ketika kita berada di tempat dan situasi itu, kita sering mengalami dan merasakan kesepian dan jauh dari Tuhan. Karena itu kita sering merasa tidak layak di hadapan Tuhan. Dan karena perasan itu, kita cendrung berlari dan menyembunyikan diri kita dari hadapan Tuhan. Kita berusaha berlari dari hadapan Tuhan. Namun Tuhan tidak berdiam diri dan mengurus diriNya sendiri, ingatlah bahwa hari ini kita didatangi Tuhan, Allah dan Bapa kita dengan perasaan yang mendalam. Karena tergeraklah hatinya oleh belas kasihan, Dia berlari dan mendapatkan kita. Lalu merangkul dan memeluk kita. Dia tidak menginginkan kita merasakan kesepian dan ketakutan. Saudara dan saudari yang terkasih, marilah kita membuka diri kita dan merefleksikan diri dan keadaan kita. Sadar atau tidak sadar, kita telah berlari jauh dari Tuhan. Sadarlah bahwa Tuhan selalu berlari mendapatkan kita di mana saja kita berada, terlebih di tempat-tempat di mana kita sungguh dipengaruhi kuasa jahat. Rm. Joseph, MGL
14
Fresh JUICE !
Vol. 10/2010
Senin, 13 September 2010 : Percayalah 1 Kor 11:17-26, 33 Luk 7:1-10 Luk 7 : 7 “… Tetapi katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh” Dalam perjalanan hidup ini, banyak suka dan duka yang kita alami. Ada pengalaman manis, keberhasilan, kesuksesan, keberuntungan yang diperoleh. Namun tak jarang pengalaman tidak mengenakkan pun tak dapat kita elakkan. Bisnis yang kurang lancar, rencana yang tak berjalan dengan semestinya, pengalaman menderita sakit, dll. Saat menghadapi berbagai masalah dalam kehidupan, kita bisa belajar dari perwira di Kapernaum yang menghadapi situasi seorang hambanya menderita sakit. Sang perwira datang pada Yesus dan memohon belas kasih dariNya. Mengapa Yesus mau menyembuhkannya ? Dari injil hari ini, bisa kita pelajari beberapa hal, yaitu kepedulian pada sesama, kepercayaan, kerendahan hati , dan iman dari sang perwira. Sang perwira memiliki hati yang lembut, dan penuh belas kasih. Yang sakit adalah seorang hamba, namun dia tetap peduli dan tergerak hatinya untuk mengusahakan kesembuhan baginya. Di jaman sekarang, ini suatu sikap yang jarang ditemui. Contoh kecil, saat bertemu dengan seorang pengemis di pinggir jalan, berapakah yang peduli untuk mengulurkan tangan memberi bantuan padanya ? Sang perwira sangat rendah hati. Tuhan Yesus mau datang ke rumahnya, tapi dia beranggapan, tidak layak Tuhan Yesus untuk datang, dia hanya berharap Tuhan Yesus berkata sepatah kata saja, dan dan ia yakin dan percaya, sang hamba akan sembuh. Saat berdoa pada Tuhan, sudahkah kita bersikap rendah hati seperti sang perwira ? Sudahkah kita menyerahkan segala permasalahan kita pada Tuhan, atau kita cenderung memaksakan segala kehendak kita, dengan perkataan “ Tuhan saya mau begini, saya mau begitu, …. “ Ataukah kita sudah berdoa, namun dengan setengah hati, masih diliputi keraguan, benar gak sih masalah ini bisa selesai, benar gak sih rencana saya bisa berjalan dengan lancar, dll. Mulai saat ini, serahkanlah segala permasalahanmu padaNya, dan percayalah, Dia sanggup untuk memberi jalan keluar yang terbaik menurutNya. Agatha
Vol. 10/2010
Fresh JUICE ! 15
Selasa, 14 September 2010 : Kasih Allah Bil. 21:4-9 Yoh. 3:13-17 Yoh. 3:16 “Karena besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal.” Beberapa pertanyaan yang sangat mendasar akan apa yang telah dijanjikan oleh Allah atas hidup kita, sebagaimana yang telah Ia sabdakan dalam bacaan Suci hari ini; - Apakah kita pernah merasakan berkat Tuhan dalam hidup harian kita? - Apakah kita pernah merasakan kasih karunia Tuhan dalam hidup kita? - Apakah kita pernah merasakan lawatan Tuhan dalam setiap persoalan hidup kita? - Apakah kita pernah merasakan mukjizat dari Tuhan? - Apakah kita pernah merasa bahwa kita percaya kepada Tuhan? - Apakah kita pernah merasa tertantang untuk percaya dan setia kepada Tuhan? - Seperti apa Tuhan yang kita imani? Pertanyaan di atas diharapkan menjadi bahan refleksi bagi kita atas kepercayaan kita kepada Tuhan. Setelah saya merefleksikan dan membawa semua pertanyaan di atas ke dalam hidup harian saya, maka saya pun menjawab ‘YA’ saya sudah merasakan semuanya itu. Saya bisa membuktikannya bahwa sampai dengan detik ini, saya masih bisa menghirup udara segar dan menikmati segala yang Tuhan ciptakan. Lalu bagaimana dengan anda? Saya mengajak kita semua untuk mencoba merenungkan dan memaknai setiap apa yang kita rasakan dan kita alami dalam hidup harian kita. Kita dapatkan semuanya itu dengan cuma-cuma. Perlu kita sadari bahwa Tuhan tidak pernah sejengkalpun berpaling dari realitas kehidupan kita. Ia selalu mendampingi disetiap perjalanan hidup kita. Ia sangat mencintai umatnya, oleh karena itu Ia membrikan kebebasan kepada kita untuk menjalankan hidup ini. Dalam bacaan suci hari ini, Allah menggenapi janjiNya kepada umatNya, yang mana 2000 lebih tahun yang lalu Ia mengirim PuteraNya yang tunggal yaitu Yesus Kristus ke tengah dunia. Hal ini Ia lakukan untuk menunjukan kepada kita bahwa Ia sangat mengasihi umatNya. Yang walaupun akhirnya Anak-Nya wafat di kayu salib demi menebus dosa kita untuk memulihkan kembali hubungan kita dengan Allah. Lantas kurang apalagi cintaNya kepada kita? Mengapakah kita kurang percaya kepadanya? Karena melihat kedegilan hati manusia, maka dalam kitab Yesaya Tuhan bersabda; “Mungkinkah tanganKu terlalu pendek untuk membebaskan atau tidak adakah kekuatan padaKu untuk melepaskan?”(Yes. 50:2b). Tuhan tahu benar apa yang terbaik bagi anak-anakNya asalkan kita percaya dan menaruh pengharapan kepadaNya. Hanz
16
Fresh JUICE !
Vol. 10/2010
Rabu, 15 September 2010 : Kasih yang terutama 1 Kor. 12 : 31 – 13 : 13 Luk. 2 : 33 - 35 1 Kor 13:13 Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih. Orangtua mana yang bangga ngeliat anaknya hebat ? Suatu hari, ketika Yonathan pulang dari sekolah ia membawa berita yang menggembirakan kami. “Yoyo jadi The Best Student bulan ini Papa,” kata Yoyo sambil tersipu malu. “Padahal dari dulu Yoyo udah pingin jadi the best student, baru kali ini dapat,” katanya lagi sepulang ia sekolah. Lain lagi cerita Vina. Suatu hari ia menceritakan bahwa ia tadi disuruh mimpin doa kelas sebelum pulang sekolah. ”Vina bisa lho mimpin doa,” katanya dengan semangat. Lucu banget melihat bagaimana mereka menceritakan apa yang mereka alami di sekolah. Kadang pengalaman yang menyedihkan terkadang pengalaman yang menghebohkan seperti cerita mereka di atas. Apapun itu, mereka mulai belajar untuk mewartakan pengalaman mereka. Namun, apa yang paling membanggakan kami sebagai orangtua? Bukan ketika anak kami dapat juara. Bukan juga ketika mereka mulai bisa bahasa inggris. Yang paling membanggakan kami, ketika anak kami bisa menunjukkan kasihnya kepada kami, orangtuanya. Ketika saya mengalami sakit, Yonathan dan Vina dalam doa malam bersama, mereka berdoa “Sembuhkan Papa ya Tuhan Yesus...” Atau ketika sepulang sekolah mereka membawakan ice cream buat saya, papanya, sebagai bentuk perhatian mereka. Firman Tuhan pada hari ini mengingatkan kita kembali bahwa KASIH-lah yang terutama. Mungkin kita pintar,... Mungkin kita punya iman sebesar gunung.. Mungkin kita punya banyak karunia... Mungkin kita sibuk melayani disana sini.... Tapi, apabila kita tak mempunyai KASIH, Kasih kepada Tuhan, dan Kasih kepada sesama.. Maka sia-sialah semuanya itu. Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih. Yovie
Vol. 10/2010
Fresh JUICE ! 17
Kamis, 16 September 2010 : Bersiap-siaplah 1 Kor. 15:1-11 Luk 7:36-50 1 Kor. 15:9 “Karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia” Luk 7:3 “Dosanya yang banyak itu telah diampuni, sebab ia telah banyak berbuat kasih. Tetapi orang yang sedikit diampuni, sedikit juga ia berbuat kasih” Dewasa ini apa yang dibutuhkan Gereja adalah pemahaman akan iman yang lebih mendalam. Kita berada pada masa transisi dari iman devosional menuju iman kognitif. Umat kita tidak puas berada pada tingkatan iman buta saja tetapi mulai ada keinginan untuk mempelajari iman dan kemudian mempercayainya secara lebih tegas. Inilah salah satu tanda karya Roh Kudus dalam Gereja yaitu ketika kita mulai mencintai dan terdorong untuk memahaminya dan pada saat yang sama memahami untuk kemudian lebih mencintai iman kita atau istilahnya “to love in order to know and to know in order to love more.” Nah, bagaimana kita bisa memenuhi hasrat dan kebutuhan Gereja ini? Lebih lagi bagaimana kita bisa mengetahui apa yang Gereja butuhkan dari kita saat ini? Mungkin dengan menyimak kisah Paulus kita bisa menemukan jawabannya. Paulus adalah pribadi yang menarik dalam Kitab Suci. Kita tahu, sebelum menjadi pewarta Kasih Kristus, Paulus adalah seorang intelektual Yahudi yang fundamentalist, dia tidak hanya beriman buta, tetapi seorang yang tahu dan paham mengapa dia beriman dan mengapa ia menganiaya pengikut Kristus. Yang menarik adalah Paulus bisa berubah, bahkan berubah hanya karena cahaya yang meliputinya di jalan lurus menuju Damsyik (Damaskus) (Kis 9:3). Perubahan Paulus bukan karena ia diyakinkan oleh rasul-rasul dalam diskusi ilmiah atau debat publik. Perubahan Paulus tidak disebabkan karena ia belajar tentang Yesus. Perubahan Paulus bukan juga disebabkan karena mendengar khotbah bagus atau pengajaran dari rasul-rasul. Perubahan Paulus disebabkan oleh cahaya dari surga yang tiba-tiba meliputinya, itu saja. Ada apa dibalik cahaya itu? Atau apa yang dimaksud Paulus dengan cahaya dari surga itu? Mungkin dengan menyimak kisah Injil Lukas kita bisa menemukan jawabannya. Dalam Injil Lukas dikisahkan semua orang heran, mengapa ada wanita yang menangis di kaki Yesus, mencium kaki Yesus, meminyaki kaki Yesus dengan minyak wangi, menyeka kaki Yesus dengan rambutnya. Tentu orang heran, koq mau-maunya perempuan itu berbuat demikian? Apa sebabnya? Jawaban yang kita peroleh kemudian jelas bahwa dosa perempuan yang banyak dan tak terampuni itu telah diampuni. Si perempuan melakukan apa pun yang bisa ia buat untuk berterima kasih. Kiranya ini pulalah yang terjadi dalam diri Paulus. Sang Rasul berbuat apa pun yang bisa ia lakukan untuk berterimaksih. Ia menjadi pewarta, karena ia telah diliputi “Cahaya Kasih” Tuhan. Ia berubah karena diliputi oleh Kasih Tuhan. Nah, bagaimana dengan kita? Saya percaya ada saat tertentu di dalam hidup kita, ketika kita merasakan Kasih Tuhan. Pengalaman yang tidak bisa kita jelaskan, tetapi sangat menyentuh yang kemudian “seharusnya” merubah hidup kita. Kalau kita membuka diri terhadap Roh Kudus, niscaya kita pun akan punya kisah hidup yang sama dengan Paulus dan si perempuan dalam Injil Lukas. Bersiap-siaplah! Fr. Wenz, MGL
18
Fresh JUICE !
Vol. 10/2010
Jumat,17 September 2010 : Bukan Kulit 1 Kor. 15 : 15 – 20 Luk. 8 : 1 - 3 St. Hildegardis, Martir Luk 8 : 1 Tidak lama sesudah itu Yesus berjalan berkeliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa memberitakan Injil Kerajaan Allah. Kedua belas murid-Nya bersama-sama dengan Dia Tahun ini adalah tahun ke dua menjadi anggota DOJCC. Sama seperti kisah Yesus hari ini, semua mengikuti Yesus, baik murid-muridnya, perempuan yang Dia sembuhkan sampai orang orang yang berlimpah harta. Semua mengikuti Yesus. Tapi kalau kita baca pelan pelan injil hari ini, tujuan Yesus adalah Berkeliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa MEMBERITAKAN INJIL Kerajaan Allah. Namun apakah mereka yang mengikuti Yesus sudah melakukan tujuan yang sama dengan Yesus? Ketika kita bergabung di DOJCC, memang menyenangkan untuk berkumpul dalam satu komunitas, tertawa bersama, makan bersama, saling membantu satu sama lain. Tapi kenyamanan itu kadang membuat kita lupa apa tujuan kita mengikuti DOJCC. Namun bagi saya, memberitakan injil tidaklah harus dengan membawa alkitab kemana mana, menulis ayat-ayat alkitab di facebook dan tweeter tiap hari, atau yang lebih extrem, ‘mengajar’ pada semua orang tentang ayat-ayat alkitab. Agama adalah inti, bukan kulit. Bila ajaran Kristiani adalah sebutir jeruk. Ia adalah sari bukanlah kulit dan ampas nya. Peraslah dulu, rasakan segarnya, dan kabarkan betapa segarnya jeruk tersebut. Tanpa mengabarkan pun, orang lain akan melihat perubahan dalam diri kita, yang lebih segar dan cerah karena vitamin C jeruk tersebut. Bila orang lain akhirnya bertanya atau mencari jawaban mengapa kulit kita menjadi cerah, dia akan menyadari sari jeruk lah yang membuat kulit kita berubah dan ia akan mencari jeruk itu. Memberitakan injil dengan melakukan ajarannya pada hidup kita sehari hari, jauh lebih efektif dibanding berteriak teriak tentang iman seperi orang munafik. Tuhan Yesus memberkati. (jeff)
Vol. 10/2010
Fresh JUICE ! 19
Sabtu, 18 September 2010 : Anget Anget Tai Ayam 1Kor. 15:35-37. 42-48 Luk. 8:4-15 Luk. 8:14 Yang jatuh dalam semak duri ialah orang yang telah mendengar firman itu, dan dalam pertumbuhan selanjutnya mereka terhimpit oleh kekuatiran dan kekayaan dan kenikmatan hidup, sehingga mereka tidak menghasilkan buah yang matang. Perumpamaan tentang sang penabur yang menaburkan benih ini seringkali kita baca dan renungkan. Ada benih yang jatuh di pinggir jalan dan dimakan burung. Ada benih yang jatuh ditanah yang berbatu-batu dan tumbuh kemudian layu dan mati karena tanah yang tipis. Ada benih yang jatuh di tanah yang subur dan berbuah banyak. Pada saat ini, saya mau memfokuskan benih yang jatuh di dalam semak duri. Benih yang ketiga ini mungkin mewakili beberapa orang yang sangat antusias di saat-saat pertama dan kemudian loyo dan mundur. Istilahnya “hangat-hangat, tahi ayam”. Yang menjadi pertanyaannya adalah mengapa bisa demikian? Pertamanya tetap tumbuh dan berkembang, tetapi akhirnya tidak menghasilkan buah yang matang. Yang perlu menjadi perhatian adalah, tidak dikatakan, “tidak menghasilkan buah”, tetapi “tidak menghasilkan buah YANG MATANG”. Jadi logikanya, benih ini tetap menghasilkan buah tetapi hanya tidak matang alias masih mentah, kecut, tidak manis, asem dll. Jadi tetap produktif, hanya tidak maksimal. Kalau orang yang suka rujak, mungkin buah ini bagus untuk mereka. Tapi kita berbicara buah yang matang dan manis tentunya. Firman Tuhan mengatakan bahwa, tidak “berbuah matang” karena dihimpit oleh kekuatiran dan kekayaan dan kenikmatan hidup. Bolehlah, kekuatiran membuat kita tidak berbuah karena kurang bersandar kepada Tuhan. Kalau kekayaan? Kekayaan bisa membuat Kerajaan Allah semakin meluas dengan memanfaatkan kekayaan tersebut. Tetapi kalau kekayaan menjadi fokus, tentulah salah. Lalu bagaimana dengan kenikmatan hidup? Setiap orang ingin mencicipi kenikmatan hidup yang membuat orang bahagia. Lalu apa salahnya? Salah, karena kenikmatan hidup membuat orang terlena dan lupa apa tujuan hidup ini sebenarnya yakni berbuah matang dan orang lain bisa menikmatinya. Orang yang sudah terlena dan suatu waktu tidak bisa “menikmati” setiap anugerah yang Tuhan berikan akan menjadi cemas dan kuatir. Inilah yang membuat buah tidak matang karena terhimpit oleh kekuatiran yang tidak beralasan. Mari, kita bertumbuh dan berbuah matang demi Kerajaan Allah. Amin Fr. Vincent, MGL
20
Fresh JUICE !
Vol. 10/2010
Minggu, 19 September 2010 : Setia Am. 8 : 4—7 1 Tim. 2 : 1—8 Luk. 16 : 1—13 HARI MINGGU BIASA XXV Lukas 16:10 “Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juta dalam perkara-perkara besar.” Pada suatu ketika, Bapa Yon dan Ibu Emi memperbincangkan hal-hal seputar rumah tangga mereka. Dengan suara yang lantang dan penuh wibawa Bapa Yon mengatakan, “Ibu, aku akan membagikan tugas di antara kita berdua. Aku akan mempercayakan kepada kamu urusan-urusan yang biasa dan sederhana, seperti belanja, membersihkan rumah dan lain-lain yang berhubungan dengan rumah.” Lalu Ibu Emi bangkit bartanya, “Apa yang akan menjadi bagianmu?” Bapa Yon mengatakan, “Ya, aku akan mengurus masalah-masalah yang besar dan rumit seperti masalah perang di Timur Tengah dan banjir di Pakistan. Cerita ini kedengarannya lucu bagi sebagian orang, namun aneh dan tidak masuk akal bagi orang lain. Sang suami berlagak sangat bijaksana. Dia membagikan semua urusan dalam rumah tangga yang merupakan tanggung jawab mereka bersama kepada sang istri. Sang suami lupa bahwa lewat perkawinan kudus yang diberkian oleh Tuhan, Tuhan hendaknya memberikan mereka berdua tanggung jawab yang sama dan serasi. Kita sering dalam kehidupan sehari-hari berlaku seperti sang suami itu. Tuhan telah membrikan dan menghadiahkan hidup yang sungguh indah, namun kita tidak merawatnya sengan sungguh. Kita malah mengabaikannya dan terkadang mengharapkan orang lain yang akan mengurusnya. Dalam Injil hari ini, Yesus mengamanatkan kepada kita untuk senantiasa berhati-hati. Dia berfirman kepada kita untuk setia melakukan dan melaksanakan semua tanggung jawab kepada kita, sekalipun kecil dan tak ber arti di mata orang lain. Rm. Joseph, MGL
Vol. 10/2010
Fresh JUICE ! 21
Senin, 20 September 2010 : Menjadi Terang Ams 3:27-34 Luk 8:16-18 Luk 8:17 “… Tidak ada sesuatu yang rahasia yang tidak akan diketahui dan dimumkan” Disebabkan krisis listrik, beberapa waktu yang lalu, daerah saya terkena pemadaman bergilir. Tiap dua hari sekali listrik padam selama 6-7 jam. Saat-saat gelap disaat terjadi pemadaman malam hari, membuat nyala sebatang lilin begitu melegakan. Dari yang tadinya meraba-raba dalam kegelapan, seketika pandangan menjadi leluasa kembali. Namun bila lilin cuma diletakkan dikolong tempat tidur, tentu sorot cahayanya menjadi kecil. Sebaliknya bila lilin diletakkan ditengah ruangan, bisa menyinari ruangan yang lebih luas lagi, dan berguna bagi lebih banyak orang. Dalam perjalanan hidup ini, kita sering merasakan kebaikan dan kemurahan Tuhan. Hendaknya kebaikan Tuhan itu tidak kita diamkan untuk kita diri kita sendiri, tapi juga kita wartakan kepada siapa saja, dimana saja dan kapan saja, agar lebih banyak orang tahu, betapa baiknya Tuhan itu. Jangan takut bersaksi, jangan takut berbuat baik, jangan takut dicemooh karena membantu sesama. Kesaksian dari Anne Avantie yang ditayangkan dalam acara Kick Andy show bulan April yang lalu, berkisah tentang perjalanan panggilan Anne untuk membantu anak-anak yang menderita hydrocepalus atau kekurangan cairan di kepala, sampai akhirnya beliau mendirikan Rumah Singgah Kasih Bunda, yang sekarang turut menampung anak-anak penderita radang otak, bibir sumbing dan lainnya. Kalau dulunya karya kasih ini disembunyikannya rapat-rapat, sekarang berani dipromosikannya, karena Anne berpendapat, saat tangan kanan memberi, biarlah tangan kiri melihat, agar sama-sama memuliakan Tuhan. Tuhan telah memberi terang dalam kehidupan kita. Tugas kita sekarang untuk menjadi terang Kristus yang menerangi hati orang lain, yang membebaskan dari kegelapan, dengan terlibat aktif dalam pelayanan bagi sesama. Dengan demikian, hidup kita bisa bermakna bagi dunia dan sesama, dan boleh membawa lebih banyak orang lagi untuk memuliakan Tuhan. Agatha
22
Fresh JUICE !
Vol. 10/2010
Selasa, 21 September 2010 : Belajar seperti Ia yang selalu sabar dan rendah hati Ef 4:1-7.11-13 Mat 9:9-13 Ef 4:2 Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu. Hai jeng Nurul…. Thanks ya udah mau nolongin aku kemarin. Kalo ga, aku gak ngerti harus pinjem duit ke siapa lagi !! “Ga masalah jeng Retno, aku kan emang orang yang suka menolong, baik hati, dan tidak sombong,”dengan gayanya yang agak sedikit sok. Kadang di sekitar kita, banyak orang-orang yang seperti Jeng Nurul !! Gak usah jauhjauh dech, temen di deket kita aja kalo sudah kita puji setinggi-tingginya wah senengnya bukan main. Ya, kalo pujian itu semakin membuat dia rendah hati it’s OK ; nach kalo yang terjadi sebaliknya bagaimana?? Rendah hati itu susah-susah gampang sebenernya, sebab kadang di diri manusia ada keinginan untuk dihargai dan menghargai dirinya sendiri secara berlebihan. Apalagi kalo banyak hal yang mendukung dia untuk dihargai, misalnya dia orang yang tampan atau cantik, punya banyak harta atau jabatan. Lama-lama kepalanya jadi “membesar” !! Kita juga perlu belajar ilmu padi dimana ia semakin merunduk ketika ia semakin berisi. Begitu pun, dalam hidup kita sebagai murid-murid Yesus – hendaknya setiap pujian atau sanjungan tidak membuat kita semakin tinggi hati dan merasa mampu melakukan semuanya. Datang kepada Yesus dan berserah kepadaNya, karena Ia yang telah memberikan kita anugerah untuk melakukan semuanya itu. Menjadi murid-murid Yesus yang lemah lembut dan sabar pun cukup sulit. Mudah untuk dikatakan, tapi terlalu sulit untuk diungkapkan. Siang-siang mau istirahat, eh tiba-tiba telp atau sms dari HP bunyi !! Mana suara deringnya keras banget ! Ganggu aja nich, “pikirku !! Aku sendiri mengalami bahwa untuk menjadi lemah lembut dan sabar cukup sulit. Baru hal kecil kaya dapat sms aja, kadang dah buat aku jengkel banget – apalagi dapet masalah yg lebih besar. Ketika kita dapat kabar yang belun terbukti kebenarannya, kita terpancing emosi sesaat dan ingin segera menyelesaikan masalah itu dengan fisik / istilahnya berantem. Bukan itu yang Tuhan kehendaki terjadi pada diri anakanakNya. Ia mau agar kita mampu menggunakan rasio/pikiran kita serta menanggapi segala sesuatu dengan pikiran positif dan penuh kasih. Buah dari sikap lemah lembut dan kesabaran ini pun akan membawa kita menjadi orang yang selalu membawa kasih,damai, dan sukacita bagi sesama di sekitar kita. Mereka dapat melihat Tuhan dalam sikap dan kepribadian hidup kita. So, be humble, kindly, & patient person to spread His Grace to all people around you !! KRIS
Vol. 10/2010
Fresh JUICE ! 23
Rabu, 22 September 2010 : Marketing Kerajaan Allah Amz. 30 : 5 – 9 Luk. 9 : 1 - 6 St. Thomas dari Vikanova, Uskup. St. Mauritius dkk, Martir. Luk 9:2 Dan Ia mengutus mereka untuk memberitakan kerjaan Allah dan untuk menyembuhkan orang Seorang teman, marketing suatu bank menceritakan pengalamannya mencari nasabah. Beserta beberapa teman, dia ditempatkan secara acak di pusat keramaian untuk mencari nasabah kartu kredit. Dengan penuh senyum dan berbekal kepandaian bicara, mereka beraksi di tempat yang kebanyakan belum pernah mereka datangi. Dan menurut cerita, mereka tidak pulang dengan tangan kosong. Ada saja orang yang mengisi aplikasi. Saya membayangkan kalau yang diperkenalkan bukan kartu kredit atau asuransi, tetapi Yesus. Beranikah kita? Pertanyaan berikut, berapa orang asing yang mengisi aplikasi : Ya, saya mau ikut Yesus dengan segala konsekuensinya…. Pada Injil hari ini ada 2 ayat yang menyebutkan : Ia mengutus mereka untuk memberitakan Kerajaan Allah dan untuk menyembuhkan orang (ayat 2 dan ayat 6). Pemberitaan Kerajaan Allah dan kesembuhan berkaitan erat dan merupakan hal yang sangat penting sampai disebut dua kali. Orang tidak hanya memerlukan kata-kata (pemberitaan Kerajaan Allah) namun juga memerlukan tindakan kasih, perhatian, pertolongan (menyembuhkan). Marketing Kerajaan Allah punya kelebihan. Selain ada senyum dan kemampuan memperkenalkan siapa sih Tuhan itu, dia juga harus melakukan sesuatu bagi orang lain. Kasih dan perhatian. Menyembuhkan bukan hanya dari penyakit badan namun juga penyakit rohani, kesombongan, putus asa, dan lain lain. Ingatlah bahwa bos yang menyuruh kita bukan orang sembarangan. Dia adalah Tuhan Yesus yang pasti akan memberi tenaga dan kuasa bagi orang yang diutusNya. Tuhan Yesus tidak Cuma berteori, pandai bercerita dengan perumpamaan, namun juga melakukan sendiri apa yang Dia katakan. Siska
24
Fresh JUICE !
Vol. 10/2010
Kamis, 23 September 2010 : Bukan Hal Baru Pkh. 1:2-11 Luk. 9:7-9 Pkh. 1:9 “Apa yang pernah ada akan ada lagi, dan apa yang pernah dibuat akan dibuat lagi: tak ada sesuatu yang baru di bawah matahari” Luk 9: 9 “Siapa gerangan Dia ini, yang kabarnya melakukan hal-hal demikian?” Tidak ada yang baru sama sekali di atas muka bumi ini. Mungkin ini yang ada di kepala Herodes dan orang-orang Yahudi pada umumnya ketika mendengar sepak terjang Yesus selama ia berkeliling mengajar, berkhotbah dan menyembuhkan banyak orang di daerah seputar Galilea. Tindak tanduknya disamakan dengan para nabi sebelumnya semisal Yohanes Pembaptis dan Elia atau seorang dari para nabi yang terkenal. Mengapa demikian? Karena apa yang Yesus lakukan sama seperti yang dibuat para nabi pendahulunya. Berkeliling, mengajak orang untuk bertobat supaya bersikap seperti umat Allah seharusnya bersikap satu sama lain. Sebagai kepala daerah setempat, Herodes cukup terganggu dengan kehadiran Yesus yang mengingatkannya akan Yohanes Pembaptis yang telah lebih dahulu ia penggal. Mungkin bagi Anda ayat ini menjadi peneguhan, bahwa kita semua memang dipanggil untuk berbuat yang sama seperti Yesus, menjadi nabi bagi Gereja dan lingkungan di tempat kita tinggal. Namun demikian jalan memenuhi panggilan kenabian menjanjikan juga tantangan. Coba saja kita simak dalam cerita Perjanjian Lama, hampir semua nabi menemui ajal dengan amat mengenaskan. Bahkan ada yang seumur hidupnya harus menanggung penderitaan dan tidak jarang menerima perlakuan yang kurang menyenangkan dari publik orang Yahudi. Segala tantangan itu bukan hal yang baru, tidak ada hal yang baru di kolong langit ini, begitu kata pengkhotbah. Jadi ketika kita menghayati panggilan kenabian kita, kiranya kita pun tidak lepas dari tantangan dan mungkin akan mengakhiri hidup kita secara mengenaskan. Apakah kita siap? Memang bukan hak kita untuk berpikir tentang bagaimana kita akan menemui ajal kita. Tetapi paling tidak suatu saat di dalam hidup ini kita akan duduk dan berpikir ulang tentang apakah tujuan hidup kita di atas muka bumi ini. Hidup ini sangat singkat, waktu berjalan dengan sangat cepat. Saya yang menulis renugan ini, bukan lagi manusia yang sama ketika tulisan ini sampai di tangan Anda. Paling tidak saya menjadi lebih tua dan mungkin telah melalui pengalaman ini itu yang mengubah hidup saya dalam hitungan detik. Tidak ada yang baru di atas muka bumi ini. Apa yang kita buat hanyalah ulangan akan sesuatu yang pernah dibuat orang sebelum kita. Apa yang dibuat Yesus memang pernah dibuat oleh para nabi sebelumnya, tetapi yang jelas bagi kita pengikut Kristus sampai saat ini, Yesus menjadi titik puncak dan akhir dari tradisi kenabian. Tradisi yang Tuhan sendiri gunakan untuk memanggil anak-anaknya pulang ke rumah kembali. Kita yakin bahwa Yesus menjadi prototype bagi kita untuk bagaimana menghayati hidup dan bersikap seperti anak-anak Allah, mengasihi Bapa kita dan sesama seperti diri sendiri. Fr. Wenz, MGL
Vol. 10/2010
Fresh JUICE ! 25
Jumat, 24 September 2010 : Menjadi Saksi Pkh 3:1-11 Mzm 144:1-4 Luk 9:19-22 Luk 9:20 Yesus bertanya lagi, “Menurut kalian, siapakah Aku ini?” Jawab Petrus, “Engkaulah Kristus dari Allah” Jika kita datang ke sebuah tempat berjumpa dengan orang-orang baru terlebih dahulu yang kita lakukan adalah mengenalkan diri kita, karena dari perkenalan ini kita membuat suasana jadi akrab dan bersahabat. Lalu dalam persahabatan kadangkala kita belum mengenal persis sahabat kita. Ini yang pernah saya alami dengan sahabat baik saya. Sewaktu masa di sekolah dasar saya mempunyai sahabat karib, kemana-mana selalu bersama. Hingga SMP saat menjelang dewasa, karena usia dia lebih tua setahun dari usia saya. Sering kali dia selalu menasehati dan bimbing saya apapun, dan dari cara dan sikap dia membimbing saya seringkali saya tidak mengetahui atau tidak sadar kalau dia sedang membimbing saya. Suatu ketika saya sangat sedih dengan keadaan dan merasa sangat putus asa dengan perekonomian keluarga yang serba kekurangan. Lalu dia begitu marah kepada saya dan malah memberi kan pekerjaan berjualan makanan-makanan kecil, saya bingung saya sedang mengeluh kok malah diberi jualan. Lalu dengan kata-kata agak keras dia minta untuk saya jualan keliling daripada saya mengeluh dekatnya. Disitu saya merasa sahabat saya tidak sayang lagi, tidak mau mendengarkan keluh kesah saya. Saya tidak menjalankan apa yang dia mau, semua barang-barang jualan yang diberikan ke saya, saya simpan di rumah. Selama 3 hari saya tidak datang ke rumahnya, kami hanya bertemu di sekolah. Dan itupun saya masih marah dan tidak menegurnya. Hari ke 3 dia menjemput saya dirumah pada sore hari, kemudian dia mengajak saya berjalan-jalan ke kebun milik orang tuanya. Di situ dia minta maaf untuk sikap dia dan dia minta suatu hari nanti dia ingin melihat saya menjadi orang sukses. Juga dia minta agar saya bisa sekolah sampai jenjang perguruan tinggi. Pada saat itu saya hanya diam, saya hanya berfikir pada saat itu bagaimana saya bisa melanjutkan kuliah untuk makan saja saya kurang. Bagaimana saya bisa menjadi sukses bila hidup saya sekarang saja susah begini. Mungkin dia tau arti kediaman saya saat itu, saya hanya berfikir sahabat saya anak orang kaya yang tidak mengerti betapa susahnya hidup yang saya lalui. Dan saat itu benar-benar saya masih jengkel dengannya, saya tidak mengetahui kalau hari itu adalah hari terakhir saya bersamanya. Dua hari kemudian Tuhan telah mengambilnya dari saya, saya menangis dan saya baru menyadari keinginan sahabat saya. Saya harus bisa berjuang dengan lebih keras lagi agar apa yang menjadi keinginannya terwujud dan semua sudah saya lalui, saya yakin dia saat ini bahagia melihat saya sekarang. Itulah kadang kala kita tidak terlalu mengenal orang terdekat kita, bahkan mungkin sampai saat ini pun kita kadang tidak mengenal Yesus. Hanya tau nama Yesus, dan sering kita masih lupa akan kasihnya bahkan rela bergantung di kayu salib untuk kita sahabatNya. Melalui perikop hari ini Yesus mengajar kita untuk teguh dalam iman sehingga siap untuk menjadi saksi tentang siapa Yesus bagi kita kepada orang – orang di sekitar kita. (Rina)
26
Fresh JUICE !
Vol. 10/2010
Sabtu, 25 September 2010 : MASA MUDAKU, MASA YANG TERINDAH… Pkh. 11:9-12:8 Luk. 9:43b-45 Pkh. 11: 9 Bersukarialah, hai pemuda, dalam kemudaanmu, biarlah hatimu bersuka pada masa mudamu, dan turutilah keinginan hatimu dan pandangan matamu, tetapi ketahuilah bahwa karena segala hal ini Allah akan membawa engkau ke pengadilan! “Masa mudaku, masa yang terindah, masa Tuhan memanggilku. Masa mudaku, masa yang kukenang, kutinggalkan s’mua dosaku, lalala ooo…”, inilah salah satu potongan lagu “Masa Muda” yang tak pernah pernah kulupakan ketika mengingat masa-masa di mudika. Dulu, setiap kali ada retret atau rekoleksi, lagu ini pasti selalu dinyanyikan sampai adanya lagu-lagu pop rohani yang baru yang mulai menenggelamkan lagi kenangan masa muda ini. Masa muda adalah masa yang sangat menyenangkan karena inilah saatnya anakanak muda menunjukkan jati dirinya. Anak muda yang belum menemukan jati dirinya biasanya akan ikut-ikutan, krisis identitas, dan akan jatuh ke dalam pergaulan yang tidak sehat seperti free sex, penggunaan obat-obat terlarang dan lain sebagainya. Dan untuk anak muda yang tahu identitasnya, tahu kemana jalan hidupnya akan menjadi pemimpin masa depan. Pengkhotbah hari ini kembali mengangkat isu anak muda. Anak muda biasanya semau gue, merasa sudah dewasa dan tidak mau turut aturan dan terkadang tidak mengindahkan dan memperhatikan lagi nasihat dan saran dari orang tua. Maka dari itu, Pengkhotbah secara menyindir mengatakan, “Bersukarialah, hai pemuda, dalam kemudaanmu, biarlah hatimu bersuka pada masa mudamu, dan turutilah keinginan hatimu dan pandangan matamu, tetapi ketahuilah bahwa karena segala hal ini Allah akan membawa engkau ke pengadilan!” Allah adalah sang pengadil yang akan mengadili segala tingkah laku kita di dunia ini. Tidak dikatakan bahwa Allah akan “menghukum” tetapi membawa ke pengadilan, karena Allah akan mengadili dengan “KerahimanNya”. Jadi, wahai anak muda, menuruti keinginan dan hasrat mata, haruslah diikuti dengan firman Tuhan supaya tidak terjebak ke dalam ajakan-ajakan duniawi. Belajarlah juga dari orang yang lebih berpengalaman seperti orang tua dan pemimpin yang bijak. Fr. Vincent, MGL
Vol. 10/2010
Fresh JUICE ! 27
Minggu, 26 September 2010 : Harta Surgawi Am. 6 : 1a. 4—7 1 Tim. 6 : 11—16 Luk. 16 : 19—31 HARI MINGGU BIASA XXVI Luk 16:25 Anak, ingatlah, bahwa engkau telah menerima segala yang baik sewaktu hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita. Ada seorang anak kecil yang sedang berjalan bersama dengan seorang pemuda. Tiba-tiba mereka dikejutkan dengan suatu perkelahian antara warga setempat. Ada beberapa orang yang terluka serius terkena lemparan benda-benda tajam. Melihat orang-orang itu sang pemuda itu berkata, “Yeah itulah keadilan! Orang jaman sekarang ini memang tidak mempunyai akal pemikiran yang sehat. Mereka membuat apa saja sesuka hati mereka.” Lalu si kecil itu dengan suara yang tersendat-sendat berkata, “Lihat orang-orang itu, hati mereka bagaikan tertusuk tombak. Aku bisa merasakan dari dalam diriku. “Ala… kamu itu, kayak tahu saja isi hati orang,” kata sang pemuda itu. Si kecil itu terdiam sambil memandang ke arah kejadian itu. Dari cerita itu, sang pemuda melihat kenyataan yang terjadi dengan akal dan pikirannya. Namun si kecil itu melihat dengan mata hatinya. Sekalipun kecil, tetapi dia mempunyai cinta yang besar di dalam hatinya. Dalam arti bahwa si anak itu lebih kaya dari sang pemuda kaya itu. Cerita di atas menginspirasikan kita untuk merenungkan apa yang ditulis dalam Injil hari ini. Di sana orang kaya yang berpakaian jubah ungu dan kain halus, dan setiap hari bersukaria dalam kemewahan. Dan sebaliknya Lazarus, si miskin yang badannya penuh dengan borok, berbaring di dekat pintu orang kaya itu. Dari cerita Injil itu, orang kaya itu sebenarnya sungguh merana dalam kemelaratannya. Sedangkan Lazarus bermegah dalam jiwanya. Jiwanya penuh arti di mata Tuhan sedang orang kaya itu tak terhiraukan. Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita lebih mengumpulkan harta dari pada mempersiapkan hati yang bersih dan murni. Dari cerita Injil ini,Yesus mengaja kita semua untuk merenungkan diri dan bersedia menjawab panggilan Tuhan terhadap kita. Yesus ingin agar kita lebih mempersiapkan batin dari pada mengumpulkan kekayaan duniawi. Rm. Joseph, MGL
28
Fresh JUICE !
Vol. 10/2010
Senin, 27 September 2010 : Kehilangan Ayb 1:6-22 Luk 9:46-50 Ayb 1:21 Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil, terpujilah nama Tuhan Peristiwa kehilangan sesuatu yang berharga merupakan hal yang paling menyedihkan. Kehilangan barang, kehilangan teman, apalagi kehilangan orang yang dikasihi. Ayub pun mengalami hal tersebut, bahkan sampai beruntun dan bertubi-tubi. Dimulai dari kehilangan hewan ternaknya, Ayub jatuh miskin dalam sekejap. Belum pulih syoknya, Ayub menghadapi kenyataan, anak-anaknya tewas semua. Setelah itu didera lagi dengan penyakit kulit di sekujur tubuhnya. Ditambah lagi dengan cemoohan istrinya (Ayb 2:9). Bisa dibayangkan betapa menderitanya Ayub, secara lahir dan batin. Namun semua derita itu tak menjatuhkan iman Ayub. Tak ada satu hujatan pun yang dilontarkan Ayub pada Tuhan. Sebaliknya dengan penuh iman, Ayub menyadari bahwa apa yang dia miliki di dunia ini bukanlah miliknya, melainkan milik Tuhan. Kalau Tuhan ingin mengambilnya, itu menjadi hak Tuhan. Saya mengenal satu keluarga yang kehilangan anak bungsunya dalam sebuah kecelakaan tragis di laut. Kesedihan menyelimuti mereka sampai berbulan-bulan lamanya. Namun peristiwa kehilangan ini, mengantarkan ayah dan ibunya pada Yesus. Sang anak yang adalah Katolik, sebelum meninggal, berpesan pada orang tuanya, “ Pa, Ma betapa indahnya kalau kita semua terkumpul dalam agama yang sama, nanti saat di surga kita bisa bersama lagi”. Tak berapa lama setelah anaknya dipanggil Tuhan, ayah ibunya memutuskan untuk dibaptis. Bahkan beberapa tahun sesudahnya, anggota keluarga mereka yang lain pun turut dibaptis. Sekarang mereka semua tergabung dalam iman yang sama. Saat kepedihan hidup melanda, kita kadang tak mengerti, mengapa semua itu harus terjadi, namun Tuhan tahu apa yang kita alami, dan Dia tak menutup mata. Yang diperlukan dari kita adalah sikap pasrah dan tetap bertahan dalam iman, hanya berharap pada Tuhan. Selalu ada pelangi sehabis hujan. Ada berkat tersembunyi di balik tiap cobaan yang kita alami. Dalam deritanya Ayub tetap bertahan, tak sekali pun ia menghujat Tuhan, Ayub tak berbuat dosa dengan bibirnya (Ayb 2:10). Tuhan pun melihat setianya, dan memulihkan keadaan Ayub (Ayb 42:7-17). Marilah kita selalu meneladani Ayub. Agatha
Vol. 10/2010
Fresh JUICE ! 29
Selasa, 28 September 2010 : Kursi Keputusan Ayb 3:1-3,11-17,20-23 Luk 9:51-56 Luk 9:54 “Tuhan, apakah Engkau mau, supaya kami menyuruh api turun dari langit untuk membinasakan mereka? Mengambil suatu keputusan, sungguh suatu hal yang sulit. Apalagi kalau keputusan itu sangat penting bagi hidup kita. Dalam seminar New Way of Life tahun ini, saya mendapat bagian dalam drama session “Mengenal kehendak Allah”. Drama ini menggambarkan bagaimana seorang wanita yang mau berserah pada Yesus dan dia meminta kepada Yesus untuk menempati “kursi keputusan” dalam hidupnya. Dengan menempati kursi itu berarti dia mau memberi Yesus kesempatan untuk mengambil semua keputusan untuk dirinya. Cobaan pertama datang, seorang teman baiknya mengajak membuat tattoo di badan…. wanita ini menjadi tergiur dan hampir mengatakan ‘ya’ tapi Yesus menyatakan “tidak” sehingga dia berusaha menyingkirkan Yesus dari “kursi keputusan”. Setelah sadar, wanita ini meminta maaf pada Yesus. Cobaan kedua muncul, wanita ini diminta membantu merawat seorang nenek yang ‘degil’. Dengan spontan wanita ini berkata “tidak” tapi Yesus berkata “ya”. Kembali dia berusaha mengambil alih “kursi keputusan” dengan mendorong Yesus yang sedang duduk disana. Betapa sulitnya mengambil keputusan kalau sebenarnya hal itu diluar keinginan kita. Sampai akhirnya wanita ini meminta waktu lagi untuk berpikir apakah dia tetap mau menyerahkan ‘kursi keputusan” itu pada Yesus atau tidak. Seperti injil pada hari ini, betapa inginnya para murid Yesus yang merasa ditolak untuk menghancurkan daerah itu, sampai mereka berkata, maukah Engkau agar kami menyuruh api turun dari langit dan membinasakan mereka. Kalau menurut kedagingan manusia, Yesus pun mungkin sependapat dengan para muridNya untuk menghancurkan daerah itu. Tetapi Yesus tahu itu bukan kehendak BapaNya, dan Yesus tahu kehendak BapaNya lah yang terbaik untuk dilakukan, sehingga Yesus menegor mereka dan mengajak mereka ketempat yang lain. Kedekatan Yesus dengan Bapa membuat Yesus mengerti kehendakNya. Dalam segala hal yang kita hadapi, suka maupun duka, kita pun seringkali bingung, mana yang harus kita lakukan, apakah nanti keputusan yang kita buat sesuai dengan kehendakNya? Alangkah enaknya kalo kita bisa bertanya pada Yesus seperti murid-muridNya pada zaman itu. Tetapi kita percaya bahwa Yesus adalah harapan kita. Marilah kita belajar untuk mengikuti kehendakNya. Mengerti rencana Tuhan dalam hidup kita. Hanya dekat selalu kepadaNya membuat kita dapat mengerti kehendakNya dalam hidup kita… Semoga… Nathasa
30
Fresh JUICE !
Vol. 10/2010
Rabu, 29 September 2010 : Meet Jesus Dan. 7 : 9 – 10. 13 - 14 / Why. 12 : 7 - 12a Yoh. 1 : 47 - 51 Mikael, Gabriel dan Rafael, Malekat Agung St. Sirakus, St. Theodota dari Philippopolis, Martir Yoh 1:47 Kata Filipus kepadanya: “Mari dan lihatlah!” Santo Bartolomeus adalah salah seorang dari kedua belas Rasul. Kita tidak tahu siapa namanya yang sesungguhnya. Bartolomeus adalah nama keluarga: bar-Tolomeus, yang artinya ‘anak Tolomeus’. Banyak yang beranggapan bahwa Bartolomeus adalah Natanael. (Dikutip dari : www.indocell.net/yesaya). Perjumpaan pribadi dengan Yesus dapat terjadi melalui berbagai hal. Natanael mengenal Yesus dan kemudian menjadi pengikutNya setelah diajak oleh Filipus. Beberapa sumber (a.l melalui internet) menjelaskan bahwa Santo Bartolomeus adalah orang yang sangat berani. Ia meninggal sebagai martir setelah melalui siksaan yang berat. Sejak awal kita bisa melihat Natanael/Santo Bartolomeus adalah orang yang tidak percaya begitu saja akan perkataan orang (Yoh. 1 : 46). Ia tidak langsung percaya pada ajakan Filipus. Namun perjumpaan dan perkataan Yesus bisa mengubahnya menjadi pengikut yang setia dan percaya pada Yesus. Pada ayat 51, Yesus bahkan bernubuat tentang Natanael. Tidak pada semua rasulNya Yesus berbuat seperti itu. Perjumpaan dengan Yesus mengubahnya. Perjumpaan dengan Yesus juga bisa mengubah hidup seseorang pada saat ini. Mungkin tadinya dia adalah orang yang keras, tidak mudah percaya, semua menggunakan logika. Namun dengan ajakan yang tulus untuk mengenal Yesus akan mampu mengalahkan kekerasan hati dan keragu-raguan. Bisakah kita menjadi Filipus masa kini yang rindu memperkenalkan Yesus pada orang lain? Mari dan lihatlah betapa baiknya Tuhan dalam hidup kita…
Siska
Vol. 10/2010
Fresh JUICE ! 31
Kamis, 30 September 2010 : Bekerja Bersama Yesus Ayb. 19:21-27 Luk. 10:1-12 Luk 10:9 “Sembuhkanlah orang-orang sakit yang ada di situ dan katakanlah kepada mereka: Kerajaan Allah sudah dekat padamu” Dalam Injil Lukas pesan keselamatan bagi umat manusia sangat erat kaitannya dengan hidup kita di dunia sekarang ini. Pendek kata, kalau kita mau diselamatkan dan menjadi anggota Kerajaan Allah, maka syarat-syarat pendaftarannya harus dipenuhi sejak dari sekarang, sejak kita hidup di dunia ini. Istilahnya kalau mau membeli rumah di taman firdaus maka investasinya harus direncanakan dari sekarang, semenjak kita hidup di dunia. Bagi Lukas, kerajaan Allah itu bukan urusan nanti dan Yesus tidak digambarkan sebagai hakim di hari akhir nanti, tapi lebih sebagai guru kebajikan yang memberikan orang seperti apa yang cocok sebagai anggota Kerajaan Allah. Dalam Injil hari ini, Lukas menceritakan tugas perutusan murid-murid Tuhan. Dengan sangat gamblang dijelaskan bahwa tugas murid-murid Tuhan itu adalah menyebuhkan yang sakit dan mewartakan bahwa Kerajaan Allah sudah dekat. Lukas tidak sedang memprediksi hari kiamat. Ia hanya mau menekankan bahwa berbuat baik itu tidak boleh ditunda-tunda. Pokoknya jangan sampai melewatkan tiap kesempatan untuk berbuat baik dan melihat kehadiran Tuhan dalam tiap situasi hidup kita. Tugas murid-murid Tuhan adalah memastikan bahwa semua pengikut Kristus bukan hanya berhenti pada level pertobatan tapi berlanjut pada tindakan nyata melayani dan mengasihi sesama sambil terus menerus mencoba mengenal Tuhan secara lebih dekat. Seminggu lalu di Seminari Tinggi MGL di Melborune digelar “Vocation Weekend” atau akhir pekan panggilan. Pada akhir pekan tersebut kami mengundang orang-orang muda yang mungkin sedang berpikir serius untuk menjadi Romo untuk datang dan bertukar pikiran seputar proses untuk mengambil keputusan atas dasar bimbingan Roh Kudus. Memang sejatinya acara akhir pekan itu bukan paksaan, tapi bimbingan. Namun demikian, suasana “paksaan” itu diciptakan dalam diri tiap orang muda agar tidak lantas cepat terpengaruh untuk menunda-nunda menjawab panggilan Tuhan. Seperti halnya di dalam Injil Lukas, dimana para murid diutus untuk membuka pintu hati orangorang agar menerima Kerajaan Allah yang datang, kami pun bertugas untuk membuka pintu-pintu hati mereka yang mungkin baru setengah terbuka itu untuk menerima Tuhan. Saya kira itulah tugas utama tiap murid Tuhan di dunia dewasa ini. Kita semua diutus untuk bisa meyakinkan orang dengan pikiran, perkataan dan perbuatan kita agar orang-orang di sekitar kita dapat menerima Kerajaan Allah yang sudah ada di depan mata. Warna kampanye di dalam Injil Lukas memang sangat kental, apalagi kalau sudah tiba pada tugas perutusan. Yesus di dalam Injil Lukas mungkin bisa digambarkan sebagai pemimpin yang ambisius yang menekan bawahannya untuk bekerja dengan dead line waktu yang ketat. Jika kota atau orang tidak mau menerima Kerajaan Allah di dalam rumah mereka, lebih baik pindah ke kota atau orang lain, daripada membuang waktu percuma. Nah, siapkah kita bekerja bersama Yesus menurut Lukas ini? Fr. Wenz, MGL
32
Fresh JUICE !
Vol. 10/2010