Fresh JUICE ! refresh your soul Fresh JUICE !
Harap sms / telpon 0361 - 8511223 untuk konfirmasi.
Hai…hai…hai… Salam Fresh Juice untuk semua, Apa kabar teman-teman semua? Semoga kita selalu ada dalam lindunganNya. Tak terasa sekarang kita sudah memasuki bulan Februari, bulan ini dikenal sebagai bulan yang penuh kasih. Biasanya bagi muda-mudi yang sedang berpacaran, bulan ini pasti sangat ditunggu-tunggu. Yaitu mau mengungkapkan perasaan kasih dan sayang pada pacar atau sahabat baik. Caranya macam-macam, bisa dengan memberikan bunga, coklat atau memberikan hadiah yang disukai oleh pacar kita. Kita akan merasa bahagia bila pasangan kita juga bahagia dan senang dengan pemberian kita. Sadarkah kita bahwa tiap hari Tuhan telah memberikan atau mengungkapkan kasihNya bagi kita semua. Lewat semua yang terjadi dalam hidup kita, segala suka dan duka, lewat orang-orang disekeliling kita. Tuhan menunjukkan bagaimana Dia mencintai kita sepenuhnya. Bagaimana tanggapan atau reaksi kita? Apakah kita menyadarinya? Apakah kita merasa berbahagia dengan ungkapan kasih dariNya? Tuhan pun akan berbahagia bila melihat kita bahagia. Maka di bulan penuh kasih ini, kita lebih menyadari kasih Tuhan dan mengucap syukur atas segala berkat dan rahmatNya dalam hidup kita.
Fresh JUICE !
Nathasa
Fresh Juice adalah buku renungan harian berdasarkan penanggalan liturgi Katolik. Dibuat oleh para anggota DOJ Bali. (www.DOJCC.com). Terbit sebulan sekali di awal bulan. Untuk informasi berlangganan hubungi : Nathasa (0361 - 85 11223)
Kritik dan saran :
[email protected]
Fresh JUICE ! Team Moderator: Rm. Hady Setiawan,Pr Penasehat : Yovie Setiawan Pemimpin Redaksi : Nathasa Editor : Nathasa, Yovie Penulis : Nathasa, Lulu, Adhi, Martina, Agatha, Fransiska, Hanz, Franky, Yovie, Rm. Vincent MGL, Ardhi, Jeff, Rina, Rm. Joseph MGL, Diakon Wenz MGL, Sr. Benedicta, Fr. Mattheus, Maia, Fr David, Alin, Yudi, Betty, Fr. Anis, MGL, Betty, Mariana, Daniel, Yance Langganan & Marketing Iklan : Nathasa (0361- 85 11223) Distribusi : Anggota DOJ Bali Seluruh hasil Fresh Juice akan disumbangkan untuk pembangunan Rumah Retret di Bedugul Sumbangan dapat disalurkan ke :
Bank BCA A/C No. 611 033 7785 An. Flora Ida W
managed by :
Vol. 39/2013
www.DOJCC.com www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 1
INFO KEGIATAN DOJCC BALI
FEBRUARI 2013
2-3 FEB TUGAS PARKIR 3 FEB GATHERING DI RUANG SEKAMI PK. 11.30 WITA 3 FEB TUGAS TATIB DI GEREJA FX PK 6PM 10 FEB TUGAS KOOR MISA IMLEK PK. 9.30 DILANJUTKAN IMLEK CELEBRATION LUNCH DAN BAGI ANGPAO
17 FEB VALENTINE GATHERING + DRAMA 20/21 FEB FRESH JUICE NIGHT
bersama Rm Yosef Setiawan, Pr dari Bangka
23 FEB CELEBRATION MEAL DI RUMAH JEFF (PERUM PURI GADING - JIMBARAN)
24 Feb Bazaar di Basement Gereja PUASA KOMUNITAS SETIAP JUMAT 2
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 39/2013
1 Februari 2013 :You have a Fabulous Talent !! Kandelaria dr. St. Josef, Maria Anna Vaillot & Odilia Baumgarten Ibr. 10:32-39; Mzm. 37:3-4,5-6,23-24,39-40; Mrk. 4:26-34 Mrk 4:32 Tetapi apabila ia ditaburkan, ia tumbuh dan menjadi lebih besar dari pada segala sayuran yang lain dan mengeluarkan cabang-cabang yang besar, sehingga burung-burung di udara dapat bersarang dalam naungannya.” Sebuah legenda tua menceritakan bahwa dahulu kala, Tuhan mempunyai banyak berkat yang ingin ia bagikan kepada setiap manusia di berbagai belahan dunia. Karena begitu banyak dan beratnya berkat yang harus dibagikan, maka Tuhan bertanya kepada binatang-binatang besar apakah Ia bisa meminjam tangan mereka untuk membawa beban-beban tersebut. Namun, semua binatang besar membuat alasan yang berbedabeda untuk menolak permintaan Tuhan. Akhirnya, burung-burung datang kepada Tuhan dan berkata, “Jika Engkau mau membagi beban-beban itu ke dalam bungkusan-bungkusan kecil, kami dengan senang hati mau membawanya. Tubuh kami memang kecil, tapi kami mau menolong.” Lalu, Tuhan menaruh bungkusan berat ke punggung setiap burung, masing-masing satu bungkusan. Setelah itu, burung-burung tersebut berjalan melintasi daratan menuju ke tempat tujuan yang berbeda, yang sudah ditentukan oleh Tuhan. Mereka berjalan sambil bernyanyi, dan tidak nampak kelelahan di wajah mereka. Lama kelamaan berjalan de-ngan beban di punggung, tetapi semakin hari beban mereka terasa semakin ringan, bahkan tampak bahwa beban yang mereka bawa justru mengangkat tubuh burungburung tersebut, sehingga mereka tidak lagi berjalan, tetapi melayang. Sungguh tidak masuk akal !! Sesampainya di tujuan, dan ketika menurunkan beban yang mereka pikul, mereka menemukan bahwa ada sayap-sayap yang tumbuh di punggung mereka. Sayap-sayap itulah yang memampukan mereka terbang melintasi darat, lautan, dan puncak-puncak gunung yang tinggi. Dari cerita di atas, kita dapat mengambil beberapa hikmah atau pesan untuk perkembangan iman kerohanian kita kepada Tuhan : Pertama, Ketika kita memiliki talenta atau kemampuan, hendaknya kita gunakan dengan maksimal sesuai apa yang telah diberikan oleh-Nya. Biarpun talenta itu masih kecil, dan mungkin dianggap remeh oleh orang lain, tetapi Tuhan tak pernah menganggap remeh setiap talenta kita. Talenta dalam bidang apapun, dan terutama talenta untuk kemuliaan nama-Nya, akan semakin membuat Ia bangga memiliki anak-anak yang luar biasa seperti anda sekalian !! Kedua, Talenta perlu digali terus menerus dan melalui proses yang panjang, sehingga ia bisa semakin berguna dan menjadi berkat bagi orang di sekitarnya. Burung bisa saja tiba-tiba berhenti di tengah jalan ketika membawa beban tadi, tapi dia tetap mencoba mengerahkan tenaganya sehingga bisa membawa barang itu ke tempat tujuan. Jangan menyerah ketika ada “kerikil” di tengah perjalanan menemukan dan mengembangkan talenta anda !! Ketiga, Tuhan selalu setia dan mendampingi setiap anak-anaknya yang mau memanfaatkan talenta yang Ia berikan. Dia tidak akan pernah membiarkan anda belajar sendiri. Ia akan membimbing anda hingga anda siap untuk di lepas dan menjadi berkat bagi orang lain. Ketekunan dan kesetiaan dalam menghadapi setiap perkara kecil, akan mendatangkan limpah rahmat yang besar kemudian di dalam hidup anda ! Know your talent, explore, share, and use to be a blessing to others !! KRIS
Vol. 39/2013
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 3
2 Februari 2013 : Mendengar SuaraNYA Pesta Yesus Dipersembahkan di Kanisah Mal. 3:1-4 atau Ibr. 2:14-18; Mzm. 24:7,8,9,10; Luk. 2:22-40 Luk 2:29 “Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, Simeon diceritakan adalah seorang hamba yang saleh, orang benar dan menantikan “penghiburan bagi Israel” dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum melihat Mesias. Simeon begitu percaya akan kuasa Roh Kudus ini. Roh Kudus pulalah yang mangantar Simeon sampai di Bait Allah di saat yang sama Yusuf dan Maria membawa bayi Yesus untuk dipersembahkan kepada Tuhan. Begitu indahnya penyerahan SImeon ketika apa yang dia nanti - nantikan yaitu penghiburan yang tidak lain adalah Yesus itu sendiri, dia bisa lihat dengan mata kepalanya sendiri. “Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, Terkadang dalam hidup dan pergumulan kita, kita memohon rahmat Roh Kudus untuk menuntun hidup kita. Tapi walaupun kita sudah mendengar suaraNya, jika ada suara suara lain yang lebih memudahkan kita, kita lalu mengabaikan suara Roh Kudus yang sebenarnya adalah suara satu - satunya yang pasti memberikan jaminan penuh untuk segala pergumulan yang kita alami. Kita harus ingat kembali bahwa Roh Kudus adalah penolong yang memang sudah dijanjikan Tuhan untuk kita. Kesetiaan Simeon dalam menanti apa yang sudah dijanjikan kepadanya melalui perantaraan Roh Kudus menjadi contoh yang begitu hebat sekaligus indah. Bahwa dalam hidup kita, kita harus terus memohon rahmat Roh Kudus yang mampu menolong kita di saat apapun. Tidak selalu mudah memang mendengar suara Roh Kudus, butuh penyerahan diri, bukan karena kuat kuasa kita manusia. Tidak selalu mudah juga ketika kita sudah mendengar suara Roh Kudus, tapi kemudian jalan yang harus kita tempuh terasa begitu sulit, kita lalu mnerasa tidak yakin dan kembali mencari suara - suara yang lain. Tapi hal yang tidak mudah bukan berarti hal yang tidak bisa dilakukan. Kalo Roh Kudus sendiri sudah memberi jaminan, seberapapun sulitnya bukankah kita tidak perlu khawatir? Kan sudah djamin 100%! Maia
4
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 39/2013
3 Februari 2013 : Siapkah Kita ? Yer. :4-5, 17-19, Mzm. 71:1-6; 15-17, 1Kor. 12:31-13:13, Luk. 4:21-30 Luk. 4:24, “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya tidak ada nabi yang dihargai ditempat asalnya.” Yesus ditolak mentah-mentah di tempat asalnya sendiri yakni Nazareth karena orangorang tahu asal-usul Yesus yang merupakan anak Maria dan Yoseph. Tetapi yang menjadi pertimbangan mereka menolak Yesus sebenarnya adalah tempat Yesus berasal yaitu Nazareth. Lihatlah murid Yesus sendiri seperti Natanael atau Bartolomeus meragukan Yesus di Injil Yohanes dengan mengatakan “Adakah sesuatu yang baik datang dari Nazareth?” Kebanyakan orang waktu itu mengharapkan seseorang yang melakukan mukjizat berasal dari kota besar seperti Yerusalem. Yerusalem merupakan kota suci yang tragisnya sering diperebutkan oleh bangsa-bangsa lain, dan kemungkinan besar kalau Yesus berasal dari Yerusalem, orang-orang lebih dapat menerima Yesus beserta ajaran-ajaranNya. Namun, marilah kita fokus dengan sabda Yesus. Dengan mengatakan bahwa tidak ada nabi yang dihormati atau dihargai di tempat asalnya sendiri, bukan berarti Yesus mau mencari “muka” atau dengan kata lain gila hormat. Bukan! Tetapi sabda Yesus ini mau mengungkapkan fakta bahwa dengan mengikuti Yesus, kita diajak untuk tidak melihat ke belakang alias asal-usul darimana kita berasal. Ketika seseorang mengikuti Yesus, dia menjadi manusia baru yang berarti meninggalkan manusia lama. Manusia lama itu termasuk asal-usul yang membuat orang seringkali mengungkit-ngungkit masa lalu yang hanya akan menjatuhkan. Manusia baru adalah manusia yang bebas untuk mengikuti Yesus sebagai Tuhan atas hidupnya. Dengan kata lain, penolakan-penolakan dari teman-teman sendiri, keluarga sendiri akan datang dengan sendirinya sebagai “resiko” untuk mengikuti Yesus. Yesus sendiri mengatakan di dalam injil Lukas yakni bahwa Yesus datang untuk membawa api dan pedang yang akan memisahkan anggota-anggota keluarga. Menjadi bahan permenungan kita hari ini adalah dalam hal mengikuti Yesus. Siapkah kita menjadi murid-murid Yesus di dunia sekarang ini yang sering “tidak dihargai”, ditolak bahkan dicaci-maki semata-mata karena orang tahu kelemahan kita, masa lalu kita yang hitam, latar belakang kita yang membuat orang berpikir bahwa orang jahat tidak mungkin akan menjadi orang baik??? Dan lain sebagainya. Siapkah kita? Rm. Vincent, MGL
Vol. 39/2013
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 5
4 Februari 2013 : Doa Pembebasan yang Benar menurut Tradisi Katolik Yusuf dr Leonisa, Katarina dr Ricci, Yohanes de Britto, Rudolfo Acquaviva, Fransiskus Pacheco, Carlo Spinola, Yakobus Berthieu, Leo Mangin Ibr. 11:32-40; Mzm. 31:20,21,22,23,24; Mrk. 5:1-20 Markus 5:12-13, “Lalu roh-roh itu meminta kepada-Nya, katanya, “Suruhlah kami pindah ke dalam babi-bai itu, biarkanlah kami memasukinya! Yesus mengabulkan permintaan mereka. Lalu keluarlah roh-roh jahat itu dan memasuki babi-babi itu.” Dalam buku “Doa Pembebasan menurut Tradisi Katolik” penulis menyajikan satu hal penting yang dituliskan beberapa kali yakni, “Gereja Katolik sangat berhati-hati dalam hal Doa Pembebasan dan Pengusiran Roh Jahat.” Lalu dijelaskan tingkatan pengaruh roh jahat terhadap seseorang, bagaimana melakukan doa pembebasan atau pengusiran, siapa saja yang boleh melakukannya. Dalam tulisan itu juga, penulis, bahkan dengan tegas menulis bahwa yang boleh melakukan pengusiran adalah pastor atau awam yang telah diberkati oleh Uskup. Lalu dalam sebuah buku berjudul “Penyembuhan” yang ditulis seorang pastor Karismatik Father Francis MacNutt, yang dari pengalamannya kemudian membuat Doa membebaskan diri dari ikatan setelah pelayanan, beliau juga dengan sangat berhati-hati, agar jangan sampai tulisannya dianggap sebagai rekomendasi kepada umat awam untuk merasa bebas melakukan doa pembebasan dan pengusiran roh jahat. Saya pikir perlu menyampaikan hal ini dalam renungan kali ini, karena sudah banyak sekali beredar Doa Pembebasan dan pengusiran roh jahat, tanpa didahului dengan doa mengikat roh jahat tersebut. Saya bersyukur kepada Tuhan, karena setelah melayani sebagai sie Doa selama hampir sepuluh tahun, Tuhan mengijinkan saya membaca dua buku tersebut di atas. Dan itu seperti sebuah pelajaran langsung dari Tuhan dalam retret pribadi saya, sehingga saya bisa memahami mengapa setelah 10 tahun melayani, saya mulai dibebani banyak masalah. Dari buku itu saya jadi paham bagaimana berlaku baik terhadap diri sendiri dengan menggunakan doa pertahanan diri yang dilengkapi misa dan komuni, pengakuan dosa, mohon penyertaan Malaikat Agung, para Kudus, dan sesering mungkin mendoakan doa membebaskan diri setelah pelayanan, agar tetap sehat di dalam Tuhan. Lalu saya mulai berani berbagi dengan teman-teman sepelayanan. Nah, kalau kita bertanya, mengapa Tuhan Yesus mengijinkan roh-roh jahat berpindah tempat bukan dihancurkan sekaligus, bacalah dalam Kitab Ayub, juga tentang lalang yang tumbuh di antara gandum. Tetapi menurut saya, itu rahasia ilahi. Yang terpenting adalah bagaimana kita, berhati-hati melakukan doa-doa pembebasan dan pengusiran. Hal penting lainnya, ingatlah sebagai orang-orang Kristiani, baik dalam pelayanan maupun tugas professional Anda, kita selalu berhubungan dengan sesama yang bukan hanya sakit jasmani, tetapi juga sakit pikiran dan perasaan akibat luka batin, terlibat kuasa gelap atau kebiasaan dosa. Sisa-sisa kuasa negatif yang berpindah ke dalam diri kita bertambah sedikit demi sedikit dan kita tak menyadari sampai kemudian kita menjadi lemah semangat, kehabisan tenaga atau sakit jasmani rohani (1Petrus 5:8). Karena itu, penting sekali mempelajari ketertiban membebaskan diri dari pengaruh-pengaruh negatif SESUDAH melayani (Mateus 11:28.30) agar tetap sehat di dalam Tuhan. (narita)
6
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 39/2013
5 Februari 2013 Kisah Orang Kudus : Menanggalkan Dosa Peringatan Wajib St. Agata Ibr. 12:1-4; Mzm. 22:26b-27,28,30,31-32; Mrk. 5:21-43 Ibr. 12:1 “Marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita” Beberapa bulan terakhir menjelang berakhirnya tahun 2013, saya memiliki pengalaman pribadi yang unik sekaligus menantang. Yang unik karena pengalaman tersebut baru saya alami ketika berusia 35 tahun. Yang menantang karena hal itu seakan tidak ada jalan keluar untuk mengatasinya. Pengalaman jatuh kedalam hal yang sama membuatku merasa kecil hati menuju tahun 2013. Teks kitab suci hari ini, khususnya dalam surat St. Paulus kepada umat di Ibrani menjadi bahan inspirasi untuk melihat diriku. Ia mengajari serta menasihatku untuk melihat pengalaman jatuh dalam hidupku sebagai hal yang tidak perlu ditakuti atau lebih tepat membuatku putus-asa dan hilang harapan. Ia memintaku untuk menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangiku dalam menapaki hidup teristimewa menghayati panggilan hidup sebagai seorang biarawan. Dalam kehidupan berkomunitas atau menggereja saya dan anda pasti mengalami pengalaman hidup yang berbeda-beda. Tapi pelbagai perbedaan pengalaman dalam hidup kita setiap hari tentu menorehkan rasa suka dan duka bagi kita. Hal itu apabila kita jatuh lagi dan lagi ke dalam tingkah laku atau perbuatan dosa yang sama. Akan tetapi, saya dan anda hari ini melalui St. Paulus, Tuhan meminta kita bangun dan memberikan diri kita kepada kepada kerahiman hati-Nya. Dalam hati-Nya, saya dan anda memperoleh kekuatan untuk memerangi kelemahan dan dosa kita. Doa: Ya Bapa dalam surga kami bersyukur atas kasih-Mu yang ilahi dalam setiap peristiwa hidup kami. Kami mohon ya Bapa curahkan kedalam hati kami rahmat penyerahan diri yang total kepada-Mu. Semoga sabda Putra-Mu yang kami renungkan hari dan berkat kuasa Roh Kudus dapat menghasilkan buah-buah dalam kebun anggur-Mu kini dan kelak. Dlam nama Tuhan Yesus Tuhan dan saudara kami berdoa. Amin. Fr. Anis, MGL
Vol. 39/2013
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 7
6 Februari 2013 : Penolakan ?? Siapa Takut !! Peringatan Wajib St. Paulus Miki Ibr. 12:4-7,11-15; Mzm. 103:1-2,13-14,17-18a; Mrk. 6:1-6 Markus 6 : 4 “Seorang nabi dihormati dimana- mana kecuali ditempat asalnya sendiri, diantara kaum keluarganya dan di rumahnya”. Haiii haii haiiii.... Saat pertama kali awal - awal munculnya renungan audio Daily Fresh Juice pada tanggal 14 November 2013, saya tidak menyangka kalau saya bisa dipercayakan untuk bisa terlibat didalamnya sebagai admin yang membantu menyebarkan renungan firman Tuhan audio itu. Setiap hari saya berusaha mencari teman - teman yang mau bergabung dalam group WhatsApp untuk bisa mendengarkan renungan tersebut. Banyak sekali juga kendala untuk bisa meyakinkan orang lain untuk dapat mendengarkannya, mengajari mereka untuk mempunyai WhatsApp. Masalah yang saya hadapi misalnya penolakan, tidak diperhatikan, dimarahi bahkan sempat beberapa teman saya menghapus kontak saya dan tidak mau berteman lagi dengan saya. Sama dengan bacaan Injil hari ini Tuhan Yesus juga ditolak di Nazaret dan ditentang oleh bangsaNya sendiri ditempat asalNya. Yesus tidak dapat melaksanakan satu mujizatpun disana, kecuali menyembuhkan orang sakit dengan meletakkan tanganNya diatas kepala mereka. Yesus merasa heran dengan atas ketidakpercayaan mereka. Membaca dan merenungkan Injil bacaan hari ini sangat menyentuh saya dalam pewartaan Fresh Juice audio yang sempat ditentang oleh beberapa orang. Beberapa orang juga ada yang masih menolak dalam penggunaan teknologi canggih untuk pewartaan firman Tuhan tersebut. Daily Fresh Juice ini sudah sampai ke ujung dunia seperti China, Australia, Malaysia, Taiwan, Amerika, Singapura dan dinegara lain bisa menerima dengan baik, disanjung dan dipuji bahkan dikasih I pad juga, Kenapa masih ada beberapa yang berada di Indonesia sendiri menolaknya? Pada bacaan pertama hari ini menguatkan saya “Hai anakKu, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkanNya; karena Tuhan menghajar orang yang dikasihiNya, dan Ia menyesah orang yang diakuiNya sebagai anak”. Woww mantap sekali Firman Tuhan hari ini yang membuat saya tambah semangat untuk terus mewartakan firmannya sampai ke seluruh dunia.... Gbu all daaa daaa..... Yudi
8
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 39/2013
7 Februari 2013 : Pewartaan Rosalie Rendu, Giovanni Triora, Pius X, Anselmus Polanco, Koleta dr Corbie Ibr 13:1-8, Mzm 27:1,3,5,8b-9abc, Mrk 6:7-13 Mrk 6:8 “ … dan berpesan kepada mereka supaya jangan membawa apaapa dalam perjalanan mereka …” Apakah pesan Yesus kepada kedua belas rasul yang diutus dalam misi harus ditafsirkan secara harafiah? Banyak orang Kristen pada abad pertengahan menafsirkannya demikian dan melaksanakannya secara radikal. Tidak membawa apa-apa, bekalpun tidak, hanya bergantung pada kebaikan hati orang yang menerima pewartaan mereka, mungkin membuat anda tersenyum dan sulit diterima oleh akal sehat. Tetapi hal mendasar yang hendak disampaikan pada setiap orang beriman adalah ispirasi ‘kebebasan’ dalam bermisi bagi setiap murid Yesus yang diutus mewartakan sabda Allah. Kebebasan dari kekuatiran akan kebutuhan ‘jasmani’ yang mengantar pada kebebasan ‘spiritual’. Apa yang sungguh dapat menolong para pewarta dalam mewartakan apa yang telah mereka dengar dan pelajari dalam pengalaman hidup bersama Yesus telah mereka terima sebelumnya: seorang rekan dalam bermisi dan kuasa atas roh-roh jahat. Dua karunia yang diterima pada awal misi ini adalah kekuatan bagi murid Yesus dalam menghadapi beragam kesulitan, tantangan, kelelahan dan kekuatiran. Sabda Yesus adalah pesan, karunia dan jaminan bagi tiap orang yang ingin menjadi murid-Nya. Yang perlu kita lakukan hanyalah mentaati sabda-Nya dengan penuh iman. Dan rahmat kasih-Nya akan menopang kita untuk mengabdikan diri pada pelayanan kabar gembira secara total, mengambil bagian dalam karya keselamatan yang nyata bagi semua manusia. Sr. Maria Benedicta, OSB
Vol. 39/2013
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 9
8 Februari 2013 : Let your ’Yes’ mean ’Yes’ and let your ’No’ mean ’No’ Hieronimus Emilianus, Yosefa Bakhita, Ibr. 13:1-8; Mzm. 27:1,3,5,8b-9abc; Mrk. 6:14-29 Para Saudara yang terkasih, Salam Damai Kristus bagi kita sekalian. Barangkali kita pernah mendengar atau membaca kalimat sederhana di atas. Kata-kata ini keluar dari mulut Yesus, Sang Guru Agung ketika Ia mengajar para Murid-Nya dalam Kothbah di Bukit. Yesus menasihati para Rasul dan semua orang yang mendengarkan-Nya untuk bersikap jujur dan apa adanya. Yang dimaksudkan Yesus adalah menyampaikan suatu kebenaran sesuai adanya; tidak melebih-lebihkan pun tidak mengurangkan sedikitpun isi kebenaran itu. Kelihatannya Yesus cukup serius dan sangat tegas dalam hal kejujuran dan sikap apa adanya ini. Sehingga Ia menambahkan sebuah anak kalimat yang amat mempertegas nasihat-Nya ini; ”Apa yang lebih dari itu berasal dari iblis” (Mat. 5, 37). Kalimat Yesus di atas secara sepintas terdengar sangat sederhana. Yah, tidak terlalu sulit untuk hanya sekedar mengatakan ’Ya’ dan atau ’Tidak’. Ini semudah menjawab pertanyaanpertanyaan ”Yes and No Questions.” Kita hanya perlu menjawab ‘Yes’ atau ‘No’. Mudah! Bahkan mudah sekali. Tetapi, apa benar demikian adanya? Jujur, tidak semudah itu. Hal ini sungguh amat sulit. Bahkan lebih dari itu ia menuntut pengorbanan. Menyampaikan suatu kebenaran dengan jujur dan apa adanya seringkali menjadi sesuatu yang membahayakan diri kita. Ia mengancam keamanan, kenyamanan dan keselamatan diri kita. Menyampaikan kebenaran tidak jarang menjadi boomerang bagi pribadi kita sendiri. Lihat saja Santo Yohanes Pembaptis dalam kisah Injil hari ini. Santo Yohanes Pembaptis menjadi martir hanya karena satu alasan kecil; menyampaikan kebenaran apa adanya tanpa rasa takut. Ia yang dipenjarakan karena tegurannya kepada raja Herodes berani mengorbankan nyawanya dengan memberikan kepalanya dipenggal demi kesetiaannya kepada Kebenaran. Cinta akan kebenaran melebihi cinta akan nyawanya sendiri. Dalam sejarah perjalanan Gereja Katolik sejak masa awalnya hingga saat ini telah ada begitu banyak martir, Santo Stefanus, martir pertama dirajam sampai mati karena menolak menyangkali kebenaran imannya akan Yesus. St. Agatha, St. Apolonia, St. Agnes, St. Barbara dan St. Katarina masing-masing rela disiksa dan diperlakukan secara kejam sampai ajal menjemput karena keteguhan iman serta cinta dan kesetiaan mereka kepada Yesus. Dan masih ada banyak lagi. Kini sudah menjadi semakin jelas bahwa sikap jujur dan apa adanya sering membahayakan bahkan mengancam keselamatan nyawa kita. Berani menyampaikan suatu kebenaran secara jujur dan apa adanya banyak kali berarti mempertaruhkan nyawa sendiri. Alihalih bersikap jujur dan apa adanya keselamatan jiwa menjadi jaminannya. Namun diam bukanlah sikap yang tepat dan terpuji bagi seorang murid Yesus. Diam berarti mengabaikan kebenaran, menenggelamkannya bahkan menguburkannya. Sementara seorang murid Yesus sepatutnya senatiasa setia akan kebenaran, menjunjung tinggi nilai-nilai luhurnya dan tampil sebagai saksi akan kebenaran. Jika kita sungguh-sungguh mengikuti Yesus maka tidak perlu berkecil hati dan menjadi takut. Jangan takut!. ”Karena barang siapa mencitai nyawanya ia akan kehilangan nyawanya. Tetapi barang siapa kehilangan nyawanya karena Aku dan Injilku akan menyelamatkannya.” Tuhan, tambahkanlah iman kami! Hamba yang tidak berguna; Adrian Yance
10
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 39/2013
9 Februari 2013 : Bersyukur Aloisius Versiglia, Callistus Caravario Ibr. 13:15-17,20-21; Mzm. 23:1-3a,3b-4,5,6; Mrk. 6:30-34 Ibr 13:15 Sebab itu marilah kita, oleh Dia, senantiasa mempersembahkan korban syukur kepada Allah, yaitu ucapan bibir yang memuliakan nama-Nya. Setiap saya ke pasar badung di sore hari sepulang bekerja, saya memperhatikan begitu banyak tukang suun / tukang bawa belanjaan dari anak-anak sampai neneknenek. Mereka selalu menawarkan jasa mereka untuk membawakan belanjaan. Saya sering bertanya sama anak-anak itu, jika kamu mendapat uang kamu pakai untuk apa?mereka menjawab untuk makan saya saya dan adik saya bu.. lalu saya tanya apa kamu tidak sekolah?mereka hanya menggeleng dan menjawab tidak ada biaya. Suatu saat lagi saya ke pasar badung jam 11 siang, disitu saya melihat anak-anak itu berebut sama orang dewasa mencari pelanggan dan ada yang membawa belanjaan sampai rasanya badan mereka tenggelam oleh belanjaan yang banyak. Saya memilih ke pasar sore atau malam karena saya bisa leluasa membawa motor saya masuk dan belanja langsung di depan yang jualan sehingga saya tidak perlu menggunakan jasa tukang angkut itu karena jujur tidak tega. Hingga pada suatu malam setelah hujan deras saya berangkat ke pasar, karena ada pesanan untuk memasak (itu adalah pekerjaan sambilan saya diluar kantor) waktu itu saya mau membawa masuk motor saya seperti biasa. Tetapi terhalang karena jalan masuk banyak air dan licin. Lalu saya jalan kaki masuk, dan seperti biasa saya di sambut oleh tukang suun menawarkan jasa mereka. Berulang kali saya menolaknya. Saat itu begitu banyak belanjaan saya membawanya sendiri,memang sangat merepotkan dgn belanjaan banyak dan jalanan licin,becek. Saat saya sedang belanja sayur ada seorang nenek tua tukang angkut belanjaan bicara sama saya, “bu boleh saya bantu ibu, ibu bayar berapa pun saya terima, saya perlu membeli nasi karena dari pagi saya belum dapat pelanggan.” Sungguh saya trenyuh melihat penampilan nenek ini, saya memberikan sebagian belanjaan saya. Saya minta dia membantu saya membawa sampai parkiran, sampai di parkiran saya tanya ibu sampai jam berapa kerja begini, dia menjawab sampai jam 3 pagi bu. Lalu saya tanya berapa yang bisa saya berikan untuk ibu membantu saya ini, dia menjawab terserah ibu saja 2 ribu juga tidak apa-apa. Lalu saya kasih 2ribu untuk mengetes dia, nenek itu menerima uang saya dengan rasa bersyukurnya mengucap terima kasih. Saya bingung dengan uang tsb apa dia bisa membeli nasi? Saya panggil lagi nenek itu, saya tanya nenek beli nasi 2 ribu dimana? dia menjawab di dalam pasar bu, cukup dengan tempe saja sudah dapat. Lalu saya tambah uang itu dan dia sangat terkejut, dia menjawab bu ini sangat banyak. Saya bilang ini cukup beli nasi yang pake ayam untuk ibu.. lalu dia bertanya dengan bahasa bali halus, apa ibu orang Kristen? Saya kaget dengan pertanyaannya dan saya mengiiyakan saya katolik. Disinilah karya Tuhan Yesus dalam perikop hari ini dapat saya rasakan, betapa indah jika berkat sekecil apapun bisa kita bagikan juga untuk orang-orang yang memerlukan. Tetap bersyukur dengan semua rejeki yang Tuhan beri sekecil apapun itu, karena melalui pengalaman saya dengan nenek itu, kadang uang 2 ribu kita anggap remeh, tetapi bagi mereka yang membutuhkan itu sangat besar bagi mereka. Dan melalui perikop hari ini marilah kita juga belajar dari St. Theresia Lisieux untuk bersyukur selalu dari hal-hal kecil, karena dari kecil itu bisa jadi besar. (Rina)
Vol. 39/2013
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 11
10 Februari 2013 : Bertolak Lebih Dalam Yes. 6:1-2a,3-8; Mzm. 138:1-2a,2bc-3,4-5,7c-8; 1Kor. 15:1-11; Luk. 5:1-11 Lukas 5:4 “Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan.” Ada seorang lelaki, Charles (bukan nama yang sebenarnya) datang ke pastoran. Dia bertanya kepadaku, “Apakan Romo tidak sibuk sekarang ini?” “Tidak,” jawabku. Dia melanjutkan percakapannya, “Apakah Romo bersedia untuk mendengarkan sharing pengalamanku?” aku menjawab, “Mengapa tidak?” Ketika dia bertanya, aku sudah bisa dapat mengetahui bahwa dia takut dan cemas untuk menceriterakan pengalamannya. Dia kelihatan ragu dan bimbang. Dia tidak tahu bagaimana dan dari mana harus memulai pembicaraan kami itu. Aku tahu bahwa dia mempunyai sesuatu yang ingin disharingkan sekarang juga. Dengan membaca keadaannya itu, aku mulai membiarkan dia untuk merasa aman dulu dan merasa bebas untuk sharing. Aku begitu terkejut setelah melihat jam tanganku. Ternyata kami telah berada di tempat itu selama dua jam. Dia begitu menikmati kesempatan itu untuk berceritera. Dia kelihatan sangat cerah dan lega. Aku bisa melihat sekarang, dia dapat tersenyum dan bahkan tertawa dengan bebas dan leluasa. Karena dia dapat mengungkapkan sesuatu yang selama ini terpendam. Dia dapat mensharingkan persoalan yang dia alami selama ini. Misi utama dari Yesus ke tengah dunia adalah membawakan berkat yang berlimpah kepada kita. Dia menginginkan agar kita dipenuhi dengan berkat itu. Ketika muridmuridNya berusaha dengan susah payah untuk menangkap ikan. Ternyata usaha mereka sia-sia. Mereka psati mengalam frustrasi, kecewa dan kehilangan harapan. Namun pada saat itu mereka tidak dapat mengexpresikan perasaan itu. Mereka lalu berlari medekatkan diri kepada Yesus. Mereka membiarkan diri untuk dituntun oleh Yesus untuk masuk ke tempat yang dalam. Dan ternyata di sana mereka menemukan kelimpahan kasih dan rahmat. Mereka menangkap begitu banyaknya ikan. Charles, lewat penngalamanku tadi membiarkan dituntun oleh Yesus, seperti para rasul. Kitapun diundang hari ini untuk datang dan mendekatkan diri pada Yesus. Kita diundang untuk masuk lebih dalam, ke dalam hati kita dan menemukan semua isi hati yang tersembunyi, tangis yang tak pernah didengar oleh kita, persoalan yang tidak pernah diceriterakan dan jalan buntu yang tidak pernah dilalui. Yesus hari ini ingin mendengarkan cerita kita. Dia ingin berjalan dan berlayar bersama kita untuk masuk lebih dalam, ke dalam hati kita. Rm. Joseph, MGL
12
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 39/2013
11 Februari 2013 : Kesembuhan Hari Orang Sakit Sedunia, SP Maria di Lourdes, Benediktus Aniane Kej. 1:1-19; Mzm. 104:1-2a,5-6,10,12,24,35c; Mrk. 6:53-56 Mrk 6 : 56 “orang meletakkan orang sakit di pasar dan memohon kepadaNya supaya mereka diperkenankan hanya menjamah jumbai jubahNya. Dan semua orang yang menjamah jubahNya menjadi sembuh.” Kesembuhan merupakan hal yang dirindukan oleh setiap orang yang sedang sakit. Kesembuhan yang terjadi tidak hanya pada penyakit fisik saja, tapi kedua hal yaitu sakit secara jasmani ataupun rohani, termasuk segala macam hal yang membuat kita khawatir, takut, cemas bahkan putus asa.. Dalam firman Tuhan hari ini dikisahkan banyak orang berbondong-bondong mencari Tuhan Yesus, bahkan mereka percaya hanya dengan menjamah jumbai jubahNya, maka mereka akan mengalami kesembuhan. Percaya harus disertai dengan ketaatan. Iman tanpa ketaatan adalah iman yang palsu. Iman yang palsu tidak akan mengerjakan apa-apa. Seringkali kita jumpai umat yang percaya pada Tuhan Yesus, tapi disisi lain tidak mau taat pada firmanNya. Iman selalu diekspresikan dalam ketaatan, karena merupakan kesatuan yang mutlak yang tidak dapat dipisahkan. Seperti mobil dengan bensin, seperti perangkat elektronik dengan arus listrik, seperti pula Handphone dengan sinyal. Jika kita mengabaikan salah satunya, maka yang lain menjadi tak berarti. Bagaimana dengan iman Anda? Apakah iman Anda disertai dengan ketaatan menjalankan perintahNya? Doa: Tuhan Yesus, melangkah dalam iman dan menjalankan ketaatan bukanlah hal yang mudah. Sering kali masih jatuh bangun oleh kelemahan kami, karena itu tolonglah dan mampukanlah kami ya Tuhan. Supaya kami mengalami karunia kesembuhan dalam hidup kami. Amin Lulu
Vol. 39/2013
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 13
12 Februari 2013 : Apakah Kita Terbuka Untuk Berdialog Yesus Kristus Berdoa di Kebun Zaitun, Humbelina Kej. 1:20-2:4a; Mzm. 8:4-5,6-7,8-9; Mrk. 7:1-13 Mrk 7:6 “Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat istiadat manusia” Kami di seminari Missionaries of God’s Love (MGL) terkumpul bruder dan frater dari bermacam bangsa. Mereka yang berasal dari Australia ada yang mencoba ikut menikmati makan pakai tangan tanpa sendok dan garpu, apalagi kalau masakannya asal khas ala Timur. Ada suatu unsur keintiman saat kami makan bersama. Ini adalah salah satu kesempatan kami mengenal dan memperkenalkan adat istiadat satu sama lain, mencoba menghargai perbedaan kultur yang kadang bertolak belakang, supaya kami tidak kaku atau terpaku mati dan memandang rendah adat istiadat saudara kami yang lain. Di perikop ini Yesus dan murid-muridnya dikritik oleh orang Farisi karena mereka tidak mencuci tangan sebelum makan. Mereka dianggap melanggar adat istiadat. Yesus melihat kemunafikan mereka karena yang mereka pentingkan adalah kepatuhan pada adat istiadat daripada ajaran Tuhan. Bukan berarti semua aturan adat istiadat itu harus diabaikan. Banyak adat istiadat itu baik adanya. Tetapi perbuatan manakah yang paling bijaksana? Contoh yang Yesus berikan disini adalah contoh kemunafikan dimana kita semua bisa terjebak, tidak hanya orang orang Farisi. Dibalik kekakuan para Farisi adalah pandangan diri yang superior, kesombongan diri yang menilai bahwa karena mereka sangat patuh, sangat rajin beritual dan memegang jabatan penting sebagai pemuka agama, hanya merekalah yang menerima hikmat kebijaksanaan Tuhan. Pendek kata surga sudah dimonopoli! (Karena itu kita yang rajin beribadah, yang menduduki jabatan penting, yang punya reputasi yang tinggi haruslah waspada). Alhasil, aturan yang mereka buat haruslah dituruti oleh semua orang. Padahal ada hal yang lebih penting yang harus diperhatikan. Setiap aturan memiliki tingkat kebenaran yang relatif. Artinya di setiap situasi baru yang berbeda, aplikasi berbagai peraturan perlu direfleksikan kembali sesuai dengan ajaran Tuhan yang terpenting yaitu cinta kasih. Refleksi ini memerlukan dialog yang terbuka oleh semua orang yang terlibat sehingga hikmat Tuhan bisa didengar oleh semua umatNya. Yesus memberikan pendapat-Nya, tetapi para Farisi menilai bahwa karena Yesus hanyalah seorang anak tukang kayu, maka tidaklah mungkin Tuhan memberikan hikmat-Nya melalui Dia. Mereka tidak lagi terbuka untuk berdialog. Mereka merasa diri paling benar. Yesus yang berbeda pendapat dengan mereka harus disingkirkan, dan akhirnya dipermalukan dan dibunuh! Berwaspadalah terhadap sikap hati seperti ini. Tidak ada jalan pintas selain terus menerus memohon Tuhan untuk bimbingan Roh Kudus yang memampukan kita men-‘discern’ aksi mana yang bernilai kasih yang paling murni. Kita bisa mulai dengan meneliti kembali segala adat kebiasaan hidup kita, semua aturan aturan yang kita buat di dalam diri kita sendiri, di rumah kita, di kota dan di bangsa kita. Apakah mereka sesuai dengan ajaran Tuhan terutama sepuluh perintahNya? Marilah kita terus berdialog dengan Tuhan dalam doa, dengan anggota keluarga dirumah, dan dengan teman teman, baik yang berbeda agama maupun yang seiman. Dialog dengan hati dan pikiran yang terbuka mungkin tidak membawa perubahan seketika, tetapi keterbukaan untuk berdialog adalah jalan terbaik menuju kebersamaan di dalam kasih Tuhan. Frater David, MGL
14
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 39/2013
13 Februari 2013 : Motivasi Berpuasa HARI RABU ABU, Puasa dan Pantang Yl. 2:12-18; Mzm. 51:3-4,5-6a,12-13,14,17; 2Kor. 5:20 - 6:2; Mat. 6:1-6,16-18 Mat 6:1“ Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga “ Tanpa terasa, hari ini, kita memasuki masa pra-paskah. Rabu Abu, yang kita peringati hari ini, merupakan hari yang istimewa, karena hanya pada hari inilah, banyak orang katholik yang secara sadar, mau wajahnya di”kotori” dengan abu. Sebagai tanda bahwa kita berasal dari debu dan akan kembali menjadi debu. Hari ini, awal masa prapaskah, di mana selama 40 hari ini, kita melakukan persiapan batin untuk menyambut hari kebangkitan Tuhan kita Yesus Kristus. Dengan menerima abu di dahi, itu menandakan bahwa kita menerima kenyataan bahwa hidup kita tidak kekal, dan hidup kita terbatas. Kita merendahkan diri dan mengakui kebesaran Tuhan. Selama 40 hari ini, kita diajak bermati raga, menjadi pribadi yang lebih baik sebelum kita menyambut kebangkitan Tuhan. Ada banyak hal yang kita lakukan untuk persiapan paskah, ada APP, di mana kita lebih diingatkan untuk member sedekah, ada pantang dan ada puasa, ada banyak hal yang kita lakukan yang pada intinya adalah membawa kita lebih dekat kepada Tuhan, hidup lebih baik di hadapan Tuhan. Kebanyakan orang katholik akan berpantang dan berpuasa di masa prapaskah ini. Pada hari Rabu Abu, biasanya Imam akan mengumumkan aturan berpuasa. Ada beberapa orang yang juga berkomitmen pantang dan puasa secara berkelompok dengan komitmen lebih berat, misalnya puasa tidak hanya Rabu Abu dan Jumat selama masa prapaskah, ada yang berkomitmen berpantang tidak merokok selama 40 hari, atau berpantang untuk tidak melakukan hal yang paling disukai selama 40 hari, semua nya dilakukan untuk menjadi pribadi yang lebih baik selama masa prapaskah. Pantang dan puasa harus didasari dengan motivasi yang baik. Puasa tidak diperkenankan dilakukan jika untuk motivasi diet supaya badan lebih kurus atau puasa yang dilakukan untuk menghukum diri sehingga menyebabkan sakit. Pantang dan puasa dilakukan dengan sukacita untuk lebih dekat dengan Tuhan. Seperti tertulis dalam Yoel 2 : 12-13 : “ Tetapi sekarang juga, demikianlah firman Tuhan, “ berbaliklah kepadaKu dengan segenap hatimu, dengan berpuasa, dengan menangis dan mengaduh. Koyakkanlah hatimu dan jangan pakaianmu, berbaliklah kepada Tuhan ,Allahmu, sebab Ia pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia, dan Ia menyesal karena hukumanNya “. Puasa juga merupakan tanda bahwa kita bertobat, bukan dilakukan dengan terpaksa sampai menangis dan mengaduh karena kelaparan, tetapi pointnya adalah penyangkalan diri dan pengorbanan untuk pertobatan. Puasa , bukanlah sesuatu yang harus ditunjukkan dengan muka muram dan mengumumkan bahwa kita berpuasa, tetapi , puasa adalah suatu bentuk devosi sebagai rasa syukur kita karena karya penyelamatannya. Karena itulah pada saat kita berpuasa, kita harus bersuka cita. Seperti dalam Matius 1:16 – 18, Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya agar orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Karena dengan begitu, kita sudah mendapat ganjaran di dunia karena orang akan menganggap kita hebat karena berpuasa, dan kita tidak akan mendapat ganjararan dari Allah Bapa, yang melihat yang tersembunyi dari pada kita. Selamat berpuasa, selamat memasuki masa prapaskah, Jadikan kita semakin dekat dengan Tuhan dan bisa merasakan karya keselamatNya. Alin
Vol. 39/2013
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 15
14 Februari 2013 : Hidupmu Berharga Ul. 30:15-20; Mzm. 1:1-2,3,4,6; Luk. 9:22-25 Lukas 9 : 23 Kata-Nya kepada mereka semua: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku. Dalam tulisan saya untuk renungan kali ini , saya sedang sharing bersama dengan seorang rekan, Dokter Eddy, beliau adalah salah seorang Dokter di klinik tempat saya bekerja, tentang pedoman hidup beliau dalam setiap hal yang ia lakukan dalam menjalani hidupnya. Beliau mensharingkan mengenai pengalaman - pengalaman hidupnya dalam berjalan bersama Tuhan. Tuhan sendiri telah berfirman bahwa “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku. Tuhan tidak pernah menjanjikan suatu kemudahan dalam mengikutiNya. Ada harga yang harus dibayar dalam setiap hal yang kita harus relakan dalam setiap kejadian untuk tetap dalam tuntunannya. Bukan semata - mata kebahagiaan, tetapi sebagai manusia kita juga dapat mengalami kekecewaan - kekecewaan saat masalah membebani kita. Saat beliau masih menjalani kuliah semester akhir, beliau mengalami kecelakaan motor yang mengakibatkan cidera di bagian kepala. Beliau harus beristirahat dan sebagai akibat dari trauma di bagian kepala, beliau menjadi tidak dapat melakukan aktifitas seperti sebelum dia mengalami kecelakaan. Masa studi kuliah molor setelah cuti. Beliau merasa kecewa dan mengalami krisis kepercayaan terhadap diri sendiri untuk merampungkan masa studi yang cukup lama. Saat beliau mulai dapat menerima kejadian yang dialami, beliau dapat menjadi lebih berpasrah dan mulai menjadi lebih mempercayakan hidupnya kepada Tuhan, bahwa hidupnya berharga bagi Tuhan, karena kita semua adalah biji mata Tuhan. Beliau belajar dari pengalamannya bahwa, kita tidak dapat memprediksikan apa yang dapat terjadi kedepannya dalam hidup kita, masa depan kita, dan kita tidak akan tahu apa yang sedang menanti di depan kita. Saat inilah kita harus mulai belajar berpasrah akan apapun kehendakNya. Kehendak Tuhan yang terjadi dalam hidup kita, semata - mata hanyalah suatu rancangan yang sungguh teramat baik dalam hidup kita, sekalipun kita merasa ini menyakitkan, tetapi percayalah bahwa ada harga yang harus dibayar untuk mengikuti Dia. Salib. Ya, salib. Setiap orang diberikan salib masing - masing, tetapi percayalah salib yang kita tanggung tidak akan melebihi kekuatan kita sendiri. Tuhan sendiri telah memberikan kekuatan untuk menanggungnya. Semoga dalam menjalani masa prapaskah ini, kita semakin berpasrah danpercaya akan kehendakNya. Doa : Ya Tuhan, terimakasih Tuhan atas segala kejadian yang boleh aku alami sepanjang hidupku. Terimakasih Tuhan karena Engkau selalu mengasihiku dan mendampingi aku. Kuatkan aku Tuhan dalam menjalani hidupku, aku mau menyerahkan segala kejadian hidupku kedalam tanganMu, Ya Tuhan. Aku berserah kepadaMu. Amin. Nana
16
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 39/2013
15 Februari 2013 : Menunggu Waktu Yang Tepat Hari Jumat sesudah Rabu Abu Yes. 58:1-9a; Mzm. 51:3-4.5-6a.18-19; Mat. 9:14-15 Mat 9:15 Jawab Yesus kepada mereka: “Dapatkah sahabat-sahabat mempelai lakilaki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka? Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa. Papa dan mama Justin akhirnya memenuhi janjinya untuk membelikan Justin sebuah drum kecil. Walaupun cukup sederhana, tapi lumayan membuat Justin cukup senang. Ia tidak lagi memukul-mukul tutup panci di dapur. Justin memang senang jika melihat drum. Sebelum ibadah dimulai, dia biasanya memperhatikan pemain musik di gereja,khususnya seorang pemuda bersama drum yang ditabuhnya. Terkadang, ia mencoba memukul drum itu sebelum atau sesudah ibadah dimulai. Di suatu minggu, Justin menangis karena papa mamanya melarang dia ke depan untuk menabuh drum. Maklum, karena beberapa saat lagi ibadah akan dimulai. Semenjak saat itu, mereka berjanji kepada Justin akan membelikan drum mainan kecil untuknya. Tapi, papa dan mama Justin harus menunggu waktu yang tepat untuk membelikan drum itu, karena tangannya belum terlalu kuat untuk memegang stik drum. Sedih terkadang ketika mereka melihat Justin mulai mengambil tutup panci di rumah, tutup gelas, ataupun benda lain di dapur yang bisa dipukulnya. Beberapa bulan kemudian, mereka membelikan Justin sebuah drum baru. Hari itu, papa mamanya pulang lebih awal untuk melihat reaksi Justin mendapatkan drum baru. Sampai di rumah, Justin menghampiri papa dan mamanya sambil tertawa gembira dan mengucapkan, “makasih papa, makasih mama, Justin sudah bisa main drum baru sekarang.” Hati papa dan mamanya pun gembira dan lega melihat kegembiraan dari raut muka Justin. Sebagaimana orang tua di dunia ini yang mengasihi anak-anaknya, terlebih lagi Bapa kita yang di surga. Terkadang, hati Bapa di surga begitu iba ketika melihat anak-anakNya menginginkan sesuatu, namun belum dapat menerimanya. Ia ingin mengajari kita agar dapat semakin bertumbuh dalam iman dan ketergantungan yang sungguhsungguh kepada-Nya. Ia menunggu waktu yang tepat, di mana anak-anakNya sudah cukup siap untuk menerima pemberian-Nya. Semua ada waktunya. Waktu Tuhan bukanlah waktu kita. Sebagaimanapun pintar dan ngototnya anda, kalau memang itu semua belum seturut waktu-Nya, maka anda tetap harus bersabar menanti setiap jawaban dari setiap rencana-Nya. Jika anda masih bertanya-tanya, mengapa Tuhan tidak menjawab doa anda, mungkin saja Ia menunggu waktu yang tepat. Jadi, jangan kabur atau lari meninggalkan Dia ya !! Semakin percayalah pada kasih dan kuasa kebesaran-Nya !! KRIS
Vol. 39/2013
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 17
16 Februari 2013 : Panggilan Hidup Yes. 58:9b-14; Mzm. 86:1-2,3-4,5-6; Luk. 5:27-32 Luk 5: 32 Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat Pada bacaan hari ini, kita melihat orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat yang memandang buruk Lewi. Lewi yang bekerja sebagai pemungut cukai dianggap identik dengan orang yang rakus harta, menindas bangsa sendiri demi keuntungan pribadi. Sama seperti halnya kita pada saat ini, terkadang kita selalu mencap buruk seseorang terhadap apa yang pernah dilakukannya, terhadap latar belakang hidup seseorang, terhadap apa yang dikerjakan orang tersebut. Tetapi tidak halnya dengan Yesus, Dia selalu memandang kita dengan penuh belas kasih. Siapapun kita menurut anggapan orang lain, Tuhan Yesus selalu menawarkan keselamatan dan pemulihan. Tuhan Yesus juga yang pertama kali berinisiatif untuk memanggil Lewi, “Ikutlah Aku”. Panggilan Tuhan ini ditanggapi Lewi dengan tindakan nyata yaitu berdiri, meninggalkan segala sesuatu lalu mengikuti Tuhan. Tuhan Yesus punya banyak cara untuk memanggil kita mengikuti Dia. Terkadang Tuhan memanggil kita untuk mengikuti Dia dengan cara-cara yang tidak biasa, dengan cara yang biasa, ataupun dengan cara yang luar biasa. Apapun caranya, setiap orang pasti mengalami pengalaman yang berbedabeda mengenai panggilan ini. Sekarang bagaimana kita sebagai individu menanggapi panggilan itu, maukah kita mengikuti Lewi yang mengambil tindakan nyata bukan hanya sekedar mengatakan iya. (Lukas 5: 28 Maka berdirilah Lewi dan meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Dia). Marilah kita merenungkan masing-masing panggilan hidup kita pada masa Prapaskah ini. Bapa mengutus Putra-Nya kepada kita, orang-orang yang berdosa, sebab Ia rindu menantikan kita kembali kepada-Nya. Marilah kita meninggalkan segala dosa kita, dosa kita mungkin sangat besar, tapi kasih dan pengampunan dari-Nya sudah pasti jauh lebih besar lagi. Amin. God Bless, Santo
18
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 39/2013
17 Februari 2013 : Tiga Senjata Ul. 26:4-10, Mzm. 91:1-2. 10-15, Rm. 10:8-13Luk. 4:1-13 Luk. 4:13, “Sesudah iblis mengakhiri semua percobaan itu, ia mundur dari padaNya dan menunggu waktu yang baik.” Mungkin Anda pernah mendengar bahwa iblis atau roh jahat akan selalu menggoda kita yang hidup di dunia ini sampai kita mati dan masuk liang kubur, barulah iblis tidak bisa menggoda lagi. Demikian pula dengan Yesus sendiri. Ketika Yesus digodai di padang gurun oleh iblis dan ternyata tidak berhasil menjatuhkan Yesus ke dalam dosa, sang iblis mundur dan menunggu waktu yang baik untuk menggoda Yesus kembali. Dan inipun terjadi pada diri Yesus ketika memasuki masa-masa sengsaranya ketika Yesus berdoa di taman Getshemani. Yesus dicobai untuk tidak “meminum piala penderitaan” sehingga terhindar dari salib. Namun Yesus tetap setia untuk melakukan kehendak BapaNya di surga demi karya penebusan umat manusia dari perbudakan dosa. Iblis atau setan (apapun namanya) selalu mempunyai tujuan untuk memisahkan kita dari Tuhan dengan daya tipu muslihatnya. Maka dari itu Gereja pada masa prapaskah ini menyiapkan tiga senjata khusus untuk mendekatkan diri kita dengan Tuhan yakni untuk membangun relasi kita dengan Tuhan, sesama dan diri kita sendiri. Yang pertama adalah berdoa. Doa adalah sarana khusus kita untuk menjalin hubungan yang intim dengan Tuhan. Doa dalam bentuk penerimaan sakramen ekaristi dan tobat membantu kita untuk dekat dengan Tuhan. Doa pribadi juga sangat memperdalam hubungan kita dengan Tuhan. Yang kedua adalah berderma. Berderma adalah salah satu anjuran gereja untuk membangun hubungan yang baik dengan sesama kita. Berderma bukan saja dalam hal material, tetapi juga tenaga dan waktu. Berapa banyak waktu yang kita pakai untuk keluarga, teman dan sahabat kita? Ataukah kita lebih banyak menghabiskan waktu untuk internet-an? Yang ketiga adalah pantang dan puasa. Dua hal ini adalah untuk membangun hubungan kita dengan diri kita sendiri. Sejauh mana kita mengenal diri kita dan mengontrol nafsu kita. Yesus, setelah digoda iblis di padang gurun mempraktekkan tiga “senjata” ini dalam hidup dan pelayanannya. Yesus tidak lupa berdoa dengan mengasingkan dirinya ke tempat yang sunyi untuk berhubungan dengan sang Bapa di Surga. Yesus selalu “berderma” dengan menghabiskan waktunya dengan orang-orang berdosa, yang dipinggirkan, yang sakit dan lain sebagainya. Yesus pun berpantang dan berpuasa selama empat puluh hari di padang gurun. Bagaimana dengan kita di awal masa prapaskah ini? Rm. Vincent, MGL
Vol. 39/2013
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 19
18 Februari 2013 : Ambilah Waktu Untuk Berbuat Kasih Dengan Kasih Fransiskus Regis Clet Im. 19:1-2,11-18; Mzm. 19:8,9,10,15; Mat. 25:31-36 Mateus 25:34,’... Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan.’ Dalam 14 pesan untuk membagikan waktu melakukan hal-hal yang baik dalam hidup, hanya satu, yang dituliskan bahwa itu akan membawa orang ke surga. yakni, ‘Ambillah waktu untuk berbuat kasih, karena itulah jalan menuju surga.’. Yang lainnya, misalnya ‘ambillah waktu untuk berdoa, karena doa adalah kekuatan terbesar; ambillah waktu untuk bekerja, karena... Waktu untuk memberi, karena sehari tidaklah cukup untuk bersikap kikir, dan seterusnya. Tidak ada yang membawa orang langsung ke surga, kecuali tindakan yang berdasarkan kasih yang tulus dan murni dari hati. Yesus pun seolah menegaskan hal tersebut, dalam bacaan hari ini lewat perumpaan tentang kerajaan surga (Mat. 25:34-40). Dimana IA menerima orang-orang yg di sebelah kanan-Nya karena mereka memberi makan orang lapar, memberi minum yang haus, memberi tumpangan kepada orang asing, berbagi pakaian dengan yang telanjang, mengunjungi orang sakit, dan menunjungi orang di Penjara. Yesus menyamakan Diri-Nya dengan mereka yang keadaannya seperti di atas, secara jasmani, atau pun rohani. Banyak orang yang dimasukkan dalam kelompok Orang Kudus, dalam sejarah hidupnya, karena banyak melakukan perbuatan baik dengan tindakan penuh kasih sayang. Karena itu, seperti anjuran di atas, usahakanlah melakukan hal-hal yang baik, seperti berdoa, belajar, memiliki impian, bekerja, memaafkan, tertawa. Dan usahakanlah melakukan tindakan baik yang keluar dari hati yang tulus. Dengan begitu, kita menyenangkan hati Tuhan dan Tuhan dengan kebijaksanaan dan kerahiman-Nya, menerima kita dalam rumahNya yang abadi saat kita menghadapNya. (narita)
20
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 39/2013
19 Februari 2013 : Pelita Bagi Hidup Konradus dr Piacenza Yes. 55:10-11; Mzm. 34:4-5,6-7,16-17,18-19; Mat. 6:7-15 Mat. 6:8 “Karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu meminta kepada-Nya” Baru-baru ini saya memiliki pengalaman yang dapat disharingkan berhubungan dengan ayat kitab suci, khususnya injil Matius hari ini. Sebelum mengadakan retreat pribadi, saya berkonsultasi dengan seorang pastor mengenai rencanaku tersebut. Setelah berkonsultasi, kami bersepakat untuk melakukannya diantara tanggal 19 s/d 21 Februari 2013. Akan tetapi, saya tidak lupa untuk membicarakan mengenai penginapan yang hendak digunakan selama retreat. Saya sempat berencana untuk menggunakan rumah saudariku selama retreat itu. Ketika saya berbicara lagi dengan pastor yang akan membimbingku, ia menawarkan tempat penginapan yang dapat dipakai selama retreatku itu. Dalam perjalanan hidup setiap hari, kita mungkin seringkali berpikir apa yang kita butuhkan tidak diketahui oleh Tuhan. Bertolak dari pikiran tersebut, kita tidak dapat melihat atau mengalami kehadiran dan campur-tangan Tuhan melalui hal-hal yang sederhana di dalam setiap peristiwa hidup. Sesungguhnya Tuhan senantiasa mengetahui segala sesuatu yang saya dan anda sedang dan akan kita hadapi dalam hidup. Ia senantiasa setia dan tidak pernah akan menolak atau mengabaikan segala hal yang kita alami. Sabda Tuhan yang kita dengar dan refleksikan hari ini adalah bukti dari cinta dan kesetiaan-Nya kepada saya dan anda. Marilah kita menjadikan sabda Tuhan sebagai pedoman dan pelita dalam hidup bersama. Biarlah komunitas kita baik dalam keluarga maupun dalam gereja menjadi tempat untuk bertumbuhnya benih cinta serta kesetiaan Tuhan. Sehingga saya dan anda boleh menikmati buah-buah kehidupan melalui doa Bapa Kami yang diajarkan oleh Tuhan Yesus sendiri. Doa: Ya Bapa kami bersyukur atas doa yang telah diajarkan sendiri oleh Putra-Mu hari ini, dengan menyapa Engkau sebagai Bapa Kami oleh karena Roh Kudus-Mu lah yang telah datang serta senatiasa berkarya dalam diri kami. Semoga doa ini membuat kami menjadi anak-anak-Mu yang lebih baik, karena Engkaulah sumber segala kebaikan dalam hidup kami kini dan sepanjang masa. Amin. Fr. Anis, MGL
Vol. 39/2013
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 21
20 Februari 2013 : Tanda Nabi Yunus Yun. 3:1-10; Mzm. 51:3-4,12-13,18-19; Luk. 11:29-32 Lukas 11 : 29 b “Angkatan ini adalah angkatan yang jahat. Mereka menghendaki suatu tanda, tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda Nabi Yunus” Tindakan Allah dari dulu hingga sekarang selalu merupakan rentetan untuk menyelamatkan kehidupan manusia. Kisah hidup Nabi Yunus disini ditekankan bukanlah sesuatu yang dilakukan dan dialami Yunus, tetapi pribadi Yunus sendiri merupakan tanda bagi orang - orang Niniwe dalam zaman dahulu. Jadi penduduk Niniwe merupakan “tanda” yang menunjuk kepada hari penghukuman oleh Allah. Suatu tanda yang sebenarnya tampak ada ditengah - tengah mereka namun karena kedegilan hati orang - orang pada zaman itulah yang mambuat mata mereka tidak bisa melihatnya. Banyak juga setiap hari kita menjumpai susahnya orang percaya pada Tuhan meskipun sudah diberi tanda - tanda kebaikan Tuhan. Misalnya saja setelah mengalami sakit keras banyak juga orang yang sudah disembuhkan tetapi masih setelah itu tetap tidak mau mengalami pembaharuan hidup. Tetap tidak mau percaya pada Tuhan. Tetap melakukan perbuatan yang melanggar perintahNya dan kerap kali juga tetap melakukan kebiasaan dosa lama. Saya ada seorang teman yang mempunyai kebiasaan merokok. Saya tidak berkata rokok itu dosa lho. Teman saya itu bisa menghabiskan banyak sekali rokok dalam hitungan beberapa menit saja. Pada akhirnya suatu hari dia mengalami sakit keras dan dokter menyatakan kalau dia kebanyakan rokok. Pada saat sakit dan berbaring dikamar dia bertobat dan menyesal dengan apa yang dia lakukan, dan akan mengurangi kebiasaan merokoknya itu. Tuhan maha baik, dia disembuhkan dan setelah sembuh dia kembali lagi ke kebiasaan lamanya. Dari contoh teman saya diatas kita bisa merenungkan mungkin saja tanpa sadar kita dalam hidup sering berjanji pada Tuhan untuk bertobat jika mengalami suatu mujizat atau tanda, tetapi seringkali juga kita cepat melupakannya. Bacaan dan renungan hari ini menjadi refleksi buat kita semua supaya semakin hari kita percaya kepada Yesus sebagai juru selamat, karena kalau tidak kita bisa digolongkan sebagai angkatan yang jahat seperti bacaan hari ini lho. Marilah kita semakin sadar akan setiap tanda yang telah Tuhan berikan buat hidup kita... Bapa ajar kami terus setiap hari semakin peka akan tanda yang Engkau berikan buat kami, sehingga kami dapat menjalani setiap kehidupan kami dengan hal - hal yang baik dan berguna. Yudi
22
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 39/2013
21 Februari 2013 : Segala Yang Baik Petrus Damianus Est. 4:10a, 10c-12, 17-19, Mzm 138:1-3, 7c-8, Mat 7:7-12 Mat 7:11 “… Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya” Doa orang beriman memiliki dimensi yang khusus yaitu kepastian jawaban dari Allah, bukan hanya jawaban atas penantian kita tetapi terutama karena kesetiaan Allah pada janji-Nya; Inilah pesan Injil yang hendak disampaikan pada kita hari ini. Sabda Yesus menjadi acuannya: kasih Allah Bapa yang jauh melebihi semua kasih kebapaan yang dapat kita temui di dunia adalah jaminan kita. Apa yang Tuhan ingin berikan melalui doa adalah wujud kebaikan hati-Nya yang tak terbatas dan tiada bandingannya: Ia tidak dapat memberi yang lain selain yang ‘baik’ kepada kita. “Allah yang mengetahui segalanya” (Es 4:17) hanya akan memberi semua yang membawa kebaikan bagi kita, meskipun mungkin kita melihatnya ‘berbeda’, tidak selalu sama apa yang kita minta dan nantikan dengan apa yang kita terima dari-Nya. Perintah Yesus hari ini hendaknya menjadi bahan renungan yang mendalam bagi kita. Dalam mempersiapkan diri menyambut Paskah Tuhan, kita diundang untuk tidak lelah meminta, mencari dan mengetuk pintu hati Allah. Semoga Tuhan mengaruniakan pengharapan yang teguh dalam hati kita akan sabdaNya. Sr. Maria Grazia, OSB
Vol. 39/2013
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 23
22 Februari 2013 : Bangga Menjadi Seorang Katolik Pesta Takhta St. Petrus 1Ptr. 5:1-4; Mzm. 23:1-3a,3b-4,5,6; Mat. 16:13-19 Para Saudara yang terkasih, Salam Damai Kristus bagi kita sekalian. Mengawali permenungan Fresh Juice kita pada hari ini saya hendak melontarkan sebuah pertanyaan kecil bagi kita sekalian; ”Apakah Anda merasa bangga karena menjadi seorang Katolik?” Coba renungkanlah ini sejenak. Jawabannya bisa bermacam-macam. Itu hak pribadi kita masing-masing. Ada yang mungkin menjawab Ya, ada yang menjawab Tidak atau ada juga yang ragu-ragu dengan jawabannya, Ya atau Tidak tidak jelas. Tetapi saya mempunyai satu jawaban yang pasti dan yakin bahwa ”Saya amat bangga menjadi seorang Katolik.” Mengapa saya menjawab Ya dengan sekian yakin dan pasti? Sudah tentu bahwa jawaban saya itu memiliki alasannya. Mari kita simak baik-baik kata-kata Yesus hari ini; “Engkaulah Petrus, dan di atas baru karang ini akan Kudirikan GerejaKu!” Perkataan Yesus ini memiliki daya ilahi yang amat dahsyat, daya yang mengikat sekaligus meneguhkan. Sebuah wasiat yang amat luhur nilainya. Yesus hanya mendirikan satu Gereja yaitu Gereja yang berdiri di atas Petrus, Sang Batu Karang bukan di atas dasar para murid yang lain. Tetapi Yesus mengatakan kalimat wasiat ini hanya kepada Rasul Petrus. Apa arti semuanya itu? Hanya pernah ada satu Gereja yang didirikan Kristus yaitu Gereja yang berdiri kokoh di atas Petrus, sang Batu Karang yang oleh kehendak dan cara ilahi diwariskan dari abad ke abad kepada Para Bapa Suci sebagai penerus Takhta Petrus. Hanya ini dan tiada yang lain! Ini sebuah kebenaran mutlak dan tak terbantahkan, suatu kebenaran yang tidak mungkin dan tidak akan pernah salah. Yang lain bisa saja menyebut diri mereka gereja tetapi itu tidak sama seperti Gereja Katolik. Mereka boleh saja mengatasnamakan Yesus sebagai pendirinya, tetapi sungguh Yesus hanya mendirikan satu Gereja. Namun, apakah sikap bangga itu saja sudah cukup? Tentu saja tidak! Sikap bangga kita itu harus diimbangi dengan penghayatan iman yang benar yakni menyatukan diri secara personal dan mesra serta utuh dan tak terbagikan di dalam diri Yesus. Diri kita menyatu diri Yesus. Roh kita menyatu Roh Kudus-Nya. Tutur kata kita menyatu Firman-Nya. Sikap dan perbuatan kita menyatu karya-karya Kasih-Nya. ”Dengan demikian bukanlah aku yang hidup, melainkan Kristus yang hidup dalam aku” sebagaimana kesaksian Rasul Paulus. Jujur saja, hal ini tidak mudah. Kita menyebut diri kita Kristiani, pengikut Kristus tetapi kita tidak hidup seperti Kristus. Yesus mengajarkan Cinta Kasih tetapi kita melakukan hal-hal yang jahat. Kata-kata Yesus lembut dan manis tetapi tutur kata kita pedas dan seringkali melukai hati orang lain. Ia mengajarkan kita untuk mengampuni tanpa kenal batas tetapi kita membuat perhitungan dan melakukan balas dendam. Inikah yang disebut pengikut Kristus? Tidak! Sama sekali tidak! Pengikut Kristus ialah mereka menyebut dirinya Kristen karena sungguhsungguh menjadikan dirinya bait Roh Kudus. Mereka membiarkan diri terbuka bagi kehadiran dan karya Allah Tritunggal Mahakudus sebagaimana yang dihidupi Maria sebagai teladan ulung semua pengikut Kristus. Menyatukan diri secara utuh dan tak terpisahkan bersama Allah. Hanya dengan cara inilah kita dapat menyatakan kebanggaan kita sebagai seorang Katolik; dengan menjalin hubungan mesra dengan Kristus dan tinggal sepanjang masa di dalam Dia. ”Sebab barangsiapa tinggal di dalam Aku, Aku akan tinggal di dalam dia.” Tuhan Yesus, kami bangga menjadi orang Katolik! Ajar kami lebih mengenal Dikau, Tuhan! Jadikanlah kami satu dengan Diri-Mu. Hamba yang tidak berguna; Adrian Yance
24
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 39/2013
23 Februari 2013 : Kasihilah Musuhmu Polikarpus Ul 26:16-19, Why 2: 8-11, Mzm 119: 1-2,4-5,7-8, Mat 5:43-48 Mat 5:44 Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. Kasihilah musuhmu! adalah hal yang sangat sulit bahkan mustahil untuk dilaksanakan, tapi inilah perintah yang diberikan oleh Yesus bagi para pengikutnya. Yesus sendiri telah melaksanakannya ketika Ia disalib, dalam penderitaan yang sangat hebat, menahan derita salib itu, Yesus berdoa untuk para musuh-Nya. Yesus berkata: “Ya Bapa, ampunilah mereka,sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat”... Luk23:34. Dari waktu ke waktu kita dapat melihat bahwa perintah Yesus ini telah dilaksanakan oleh para pengikutnya yang setia:Ketika Stefanus, martir pertama yang dirajam sampai mati, diakhir hayatnya , sambil berlutut ia berseru dengan suara nyaring :” Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka !”... Kis 7:60.Pada abad ke 19 Beato Yohanes Paulus II yang hampir mati ditembak oleh Mehmet Ali Agha dilapangan St. Petrus pada tgl. 13 Mei 1981, mengunjunginya pembunuhnya di penjara.. Setelah pertemuan itu Beliau mengatakan:” Ketika berbicara dengannya saya anggap ia adalah seorang saudarayang sudah saya ampuni dan saya percayai sepenuhnya.”Kedua peristiwa diatas tidak masuk akal namun itulah yang terjadi, saya menyebutnya sebagai mujizat Kasih Ilahi. Mari kita lihat kembali kutipan diatas,......sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat. Sebagian besar kesalahan terjadi karena mereka yang melakukannya tidak mengatahui hal yang sebenarnya, dan pada saat mereka melakukannya, merekaberpendapat telah melakukan hal yang paling baik dan benar. Hal inilah yang dialami oleh Yesus, Stefanus, Beato Yohanes Paulus II dan mungkin juga kita sendiri walau dalam peristiwa yang lebih sederhana, misalnya ketikakita ditipu, difitnah sehingga kita mengalami kerugian dan penderitaan. Biasanya kalau seseorang membuat kita menderita, secara spontan kita berkata (dalam hati atau terungkap) “semoga orang tersebut mendapat hukuman yang setimpal”. Inilah secara alamiah yang kita inginkan. Tetapi sebagai pengikut Yesus, kita mau mengampuni dan mendoakan orang tersebut. Dengan perintah ini Yesus menginginkan agar kita dalam situasi apa saja dapat senantiasa mengasihi sesama, tampa peduli apakah mereka mengasihi kita, melakukan kebaikan bagi kita atau tidak. Karena kebahagiaan sejati kita tidak tergantung pada apa yang orang perbuat pada kita, tetapi pada hubungan pribadi kita dengan Yesus. Doa: Tuhan Yesus, perintahMu ini sangat sukar untuk kami laksanakan, tetapi kami percaya jika kami mau dengan tulus mengampuni merekayang karena ketidaktahuannya telah menyebabkan kami menderita, maka Engkau akan mengutus Roh KudusMu untuk memampukan kami untuk mengampuni dan mengasihi mereka . Amin. Betty
Vol. 39/2013
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 25
24 Februari 2013 : Pengalaman Pribadi Bersama Yesus Kej. 15:5-12,17-18;Mzm. 27:1,7-9abc,13-14; Flp. 3:17-4:1;Luk. 9:28b-36 Lukas 9:29 Ketika Ia sedang berdoa, rupa wajah-Nya berubah dan pakaian-Nya menjadi putih berkilau-kilauan. Pagi tadi aku bertemu dengan sebuah keluarga. Aku bermaksud untuk bertemu dan berbagi pengalaman. Namun kenyataannya pertemuan itu berubah menjadi suatu sharing yang cukup mendalam. Mereka dengan terbuka menceriterakan pengalaman mereka masingmasing. Keduanya mempunya ceritera yagn berbeda. Sang suami masih tidak bisa menerima kenyataan bahwa ayahnya yang tercinta dibunuh ketika ia berumur 4 tahun. Dia dengan sangat emosi menceirterakan sakit yang dia alami sudah sekian lama. Karena sampai saat ini dia tidak tahu di mana ayahnya dikubur. Dia dan keluarganya sudah mencari di mana-mana. Namun tidak menemukan jejaknya. Karena itu dia mengatakan bahwa betapa berat buat dia mengampuni orang yang melakukan pembunuhan terhadap ayahnya yang tercinta. Dia tidak menemukan kasih dan cinta seorang ayah. Karena itu amatlah berat buat dia untuk mengampuni dan mencintai seseorang. Sang istri juga menceriterakan pengalamannya di mana dia merasa ditolak oleh orang-orang sekeliling. Namun demikian dia merasakan bahwa Tuhan selalu berada bersama dia. Yesus selalu menunjukan cinta dan kedamaian di dalam hatinya. Karena itu sekalipun dia selalu menyendiri, tetapi dia selalu merasa aman di dalam Yesus. Ini adalah pengalaman pribadi yang dialami oleh Petrus, Yohanes dan Yakobus. Mereka telah mengetahui lewat Yesus bahwa Yesus akan disalibkan dan mati di kayu salib. Saat itu mereka sedih, marah dan juga bingung. Namun ketika mereka menyaksikan Yesus dipermuliakan oleh BapaNya di atas gunung Tabor, merekapun dipenuhi cinta dan kedamaian di dalam hati mereka. Sampai pada akhirnya Petrus berinisiatif untuk mendirikan kemah buat mereka tinggal. Dia saat itu diliputi suasana kebahagiaan dan kemuliaan Yesus. Istri dari temanku tadi mengalami peristiwa kemuliaan Yesus di dalam hidupnya. Sedangkan sang suami tidak. Dia masih sangat marah terhadap orang yang membunuh ayahnya yang tercinta. Pengalaman akan kehadiran Yesus dan kemuliaanNya itu memang sangat pribadi buat ktia sekalian. Banyak orang yang mengalaminya dengan mudah, namun banyak orang juga tidak akan pernah mengalaminya dengan mudah. Marilah kita saling membagikan pengalam akan kehadiran dan kemuliaah Tuhan kepada orang yang masih hidup di dalam kegelapan. Mereka ingin melihat Yesus namun mata dan hati mereka masih terutup. Marilah di dalam masa puasa ini, kita diajak untuk mendekatkan diri kepada Yesus. Rm. Joseph, MGL
26
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 39/2013
25 Februari 2013 : Memberi Dan. 9:4b-10; Mzm. 79:8,9,11,13; Luk. 6:36-38 Luk 6 : 36 “Hendaklah kamu murah hati, sama seperti BapaMu murah hati.” “Saat engkau memberi makan kepada yang lapar, saat engkau memakaikan pakaian pada orang yang telanjang, saat engkau mendorong semangat orang yang tertindas, kehidupanmu akan muncul seperti siang. Kemudian kesembuhanmu akan segera datang”. Ini adalah kutipan dari perjanjian lama yang cukup menarik bagi saya tentang memberi. Tuhan tidak akan mengisi sebuah kepalan tangan yang tertutup, dengan hal-hal yang baik. Tuhan adalah pemberi. Memberi adalah suatu prinsip rohani. Apapun yang anda berikan akan diberikan kembali pada anda. Jika anda bermurah hati kepada orang lain dimasa-masa kebutuhan mereka, Tuhan akan memastikan bahwa orang lain bermurah hati pada anda dimasa kebutuhan anda. “Jika engkau memberi pinjaman kepada orang-orang miskin engkau sedang meminjamkan kepada Tuhan” (Amsal 19:17) Mungkin anda berpikir, “Yah, jika aku mempunyai begitu banyak uang, aku akan melakukan yang sama.” Tuhan melihat kesetiaan dan ketaatan kita saat ini dengan apa yang kita miliki. Mungkin yang kita punya tidaklah seberapa, seperti membelikan nasi bungkus sekali-kali, berdoa bagi teman yang sakit, memberikan penguatan bagi teman yang sedang putus asa, ikut serta dalam kegiatan sosial panti asuhan, panti jompo, kunjungan ke tempat kumuh, atau hal baik apapun itu. Dengan setia pada hal “kecil” yang anda lakukan, kemudian Tuhan akan mempercayakan kepada anda lebih banyak lagi. Karena disanalah Tuhan membentuk dan mempersiapkan karakter kita. Sekarang adalah waktunya untuk mengembangkan suatu sikap memberi. Karena kita diciptakan untuk memberi, bukan hanya untuk menyenangkan diri kita sendiri. Mari kita membuka hati dengan bermurah hati dalam memberi berkat, waktu, tenaga, talenta apapun itu bagi orang disekitar kita. Doa: Bapa, kami tahu bahwa engkau adalah Sang Pemberi dan kami ingin menjadi sepertiMu. Tolonglah kami untuk memegang ringan hal-hal yang telah Engkau taruh ditangan kami, dan tolonglah kami untuk selalu siap memberi kepada sesama dengan cara yang sama yang Engkau telah berikan pada kami. Amin Lulu
Vol. 39/2013
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 27
26 Februari 2013 : Pentingnya Integritas Diri Yes. 1:10,16-20; Mzm. 50:8-9,16bc-17,21,23; Mat. 23:1-12 Mat 23:3 “Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkan tetapi tidak melakukannya.” Setiap tahun kami frater-frater dari Missionaries of God’s Love ikut perarakan sambil merayakan bulan Bunda Maria dimana Bapak Uskup Agung Kanbera juga ikut memeriahkan. Saya yang suka menjadi lektor kali itu menawarkan diri untuk membacakan bacaan Kitab Suci. Kami berjalan lumayan jauh dan saat kami sampai di tempat tujuan saya melihat kursi kursi sudah disiapkan disitu. Pegal juga rasanya kaki saya dan langsunglah saya duduk didepan karena saya pikir saya yang jadi lektor. Akan tetapi beberapa saat kemudian betapa malunya saya ketika saya diminta mengosongkan kursi itu karena sudah disiapkan untuk Bapak Uskup. Karena malu dan kecil hati saya pindah sampai jauh kebelakang padahal saya semestinya lebih baik duduk lebih dekat untuk siap membaca. Betapa pentingnya arti sebuah kursi. Kursi bisa menjadi simbol kekuasaan dan kehormatan. Pengalaman ini mengajarkan saya untuk lebih sadar diri supaya bisa menempatkan diri pada posisi yang tepat. Tidak terlalu tinggi, tidak juga terlalu rendah. Yesus mengajarkan ”Barang siapa yang meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barang siapa yang merendahkan diri, ia akan ditinggikan.” (Mt 23:12). Memang lebih baik merendah dulu, tetapi adalah paling baik kalau kita sadar diri sepenuhnya sehingga kita benar benar penuh tanggung jawab. Orang orang Farisi dan para ahli Taurat menduduki kursi Musa (Mt 23: 2) tetapi mereka mengajar tanpa integritas. Musa adalah nabi besar yang menjadi instrumen Tuhan saat Tuhan membebaskan Israel dari perbudakan di Mesir. Musa menerima Sepuluh Perintah Allah dan mengajarkannya kepada seluruh bangsa Israel. Kursi Musa yang terhormat mereka duduki, tapi tanggung jawab kedudukan itu mereka abaikan. Mereka merasa sudah paling suci padahal berdoa, dan segala tingkah laku dikerjakan supaya kelihatan suci di mata orang. Tanpa perbuatan konkrit, ajaran mereka jadi tidak berbobot. Lalu bagaimanakah nasib umat umat Allah? Pastilah mereka kebingungan. Bayangan saya Yesus benar benar kesal dan pantaslah kalau Ia memberikan kecaman keras untuk mereka. Kitapun musti waspada. Mungkin teman teman juga seperti saya, tidak suka mendapat kecaman keras, apalagi dari Tuhan sendiri. Sebelum itu terjadi mari kita bertanya dalam hati: Apakah kata kata kita sesuai dengan perbuatan kita? Tanggung jawab apakah yang Tuhan percayakan kepada kita? Apakah kelebihan kita misalnya prestasi, ketaatan, kecantikan, kekayaan dan lain sebagainya membuat kita merasa lebih superior dari yang lain (sehingga pantas mendapat tempat yang spesial)? Frater David, MGL
28
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 39/2013
27 Februari 2013 : Datang Sebagai Pelayan Gabriel dari Bunda Berdukacita Yer. 18:18-20; Mzm. 31:5-6,14,15-16; Mat. 20:17-28 Mat 20:23 “ CawanKu memang akan kamu minum, tetapi hal duduk di sebelah kananKu atau di sebelah kiriKu, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orangorang bagi siapa BapaKu telah menyediakannya. “ Di jaman sekarang ini, kebanyakan orang-orang yang mempunyai kepandaian sehingga berada di tingkat jabatan tinggi, seringkali tidak mempedulikan orang lain yang menjadi bawahannya. Mereka mendapat fasilitas dari kantor tetapi jarang yang mau berbagi fasilitas itu dengan orang-orang yang mereka anggap jabatan posisinya lebih rendah dari dia. Saat mereka pulang kantor dan mengendarai mobil , dan di jalan berpapasan dengan staff kantornya yang dianggap tidak selevel dengan dia, mereka tidak akan menawari tumpangan. Akan dibiarkannya staff itu berjalan kaki sedang dia mengendarai mobil sendirian. Padahal sering kali apa yang mereka nikmati itu, tidak lepas dari kerjasama semua team, dari yang paling bawah sampai yang paling atas. Ketidakpedulian melayani sesama tidak ada. Saat bawahan salahpun, jarang atasan yang membela di depan big boss, mereka malah cenderung akan dikeluarkan. Hal ini berbeda dari bacaan kita hari ini, di dalam Yeremia 18 : 18 – 20 : Berkatalah mereka : “ Marilah kita mengadakan persepakatan terhadap Yeremia, sebab Imam tidak akan kehabisan pengajaran, orang bijaksana tidak akan kehabisan nasihat dan nabi tidak akan kehabisan firman. Marilah kita memukul dia dengan bahasanya sendiri dan jangan memperhatikan setiap perkatannya!” Perhatikanlah aku ya Tuhan, dan dengarkanlah suara pengaduanku. Akan dibalaskah kebaikan dengan kejahatan? Namun mereka telah menggali pelubang untuk aku! Ingatlah bahwa aku telah berdiri dihadapanMu dan telah berbicara membela mereka, supaya amarahMu disurutkan dari mereka. Yeremia menjadi seorang yang baik, membela mereka di hadapan Tuhan, tetapi mereka membalasnya dengan kejahatan. Jarang sekali orang bisa menjadi pelayan bagi yang lain. Apalagi orang “besar”. Mereka berpikiran dengan menjadi pelayan yang melayani akan merendahkan martabat mereka. Alangkah damainya jika seorang yang besar, mau menjadi pelayan bagi sesama dengan tulus ikhlas. Seperti seorang kepala bagian yang mau melayani staffnya atau office boy di kantornya. Melayani bukan berarti mengambil pekerjaan misalnya mengepel lantai yang biasa dilakukan OB kantornya, tetapi melayani bisa juga dilakukan dengan cara pada saat OB kantor sedang mengepel lantai, si kepala bagian tidak mondar-mandir menginjak-injak semua lantai yang kotor. Semua mempunyai peran masing-masing. Seperti Yesus , seorang Anak Manusia, seorang Anak yang Besar, tetapi dia rela memberikan nyawaNya dan datang ke dunia ini untuk melayani bukan untuk dilayani. Dan dalam pelayanan itu para murid diajarkan tidak ada yang lebih besar dari mereka. Tidak ada yang duduk di sisi kanan ataupun kiri Yesus. Tidak ada jabatan yang lebih diantara para murid. Mereka hanya harus menjadi pengikut Yesus yang melayani sesama dengan seluruh hidup mereka. alin
Vol. 39/2013
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 29
28 Februari 2013 : Sumber Air Hidup Yer. 17:5-10; Mzm. 1:1-2,3,4,6; Luk. 16:19-31 Yer 17:7-8 Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN! Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akarakarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah. Dalam ayat 7, Yeremia secara jelas menyatakan bahwa diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan. Pada ayat selanjutnya, ayat 8, dikatakan bahwa manusia yang mengandalkan Tuhan itu laksana pohon yang ditanam di tepi air. Bayangkan saja, betapa pasti segarnya pohon yang ditanam di tepi air. Akar – akarnya dengan mudah mendapatkan air untuk menunjang hidupnya. Pohon seperti ini, pasti tumbuh dengan subur, dengan daun – daun yang banyak dan sehat. Sama seperti pohon membutuhkan air untuk hidup, demikian juga manusia membutuhkan Tuhan untuk dapat menjalani hidup ini dengan sebaik – baiknya. Hanya Tuhanlah sumber kehidupan sejati. Hanya saja, seringkali, di dalam perjalanan hidup, kita lupa, dan sering mengandalkan kekuatan diri sendiri. Padahal, di ayat 5 dan 6, Yeremia menuliskan “Beginilah firman TUHAN: “Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN! Ia akan seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan mengalami datangnya keadaan baik; ia akan tinggal di tanah angus di padang gurun, di negeri padang asin yang tidak berpenduduk.” Kedengarannya mengerikan ya? :-D Sumber air yang diceritakan oleh Yeremia, menggambarkan sebuah sumber kehidupan. Dengan mendekat kepada sumber air, pohon bisa tumbuh dengan subur, dan menghasilkan buah yang banyak. Sekarang pertanyaannya, dimanakah dan bagaimana menuju ke “sumber air” itu? Ini penting karena saya yakin teman – teman semua pasti tidak ingin seperti semak bulus di padang belantara kan? Menjawab pertanyaan di atas dengan satu refren nyanyian “Berseru memanggil nama-Nya, berdoa Dia kan segra menghampiri dirimu Percaya Dia tak jauh darimu. DIA HANYA SEJAUH DOA” Ya, sumber air itu, ada di dalam hati kita, dan dapat kita datangi cukup dengan sejauh doa saja. Saat kita dilahirkan, percikan kesempurnaan Allah tinggal di dalam hati kita. Cukup dengan berdoa, hening untuk mendengarkan suaraNya, kita dapat menemukanNya. Setelah menemukannya, kita dapat berpegangan padaNya dan menggantungkan hidup kita kepadaNya. Biarlah kita yang hari ini telah diingatkan oleh firmanNya, membuat keputusan dengan sadar, untuk segera mendekat pada Sang Hidup. Supaya kehidupan yang kita hidupi ini benar – benar hidup, dan bukannya hidup – hidupan. Daniel
30
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 39/2013
SEBATANG PENSIL 2 Korintus 3:2 Kamu adalah surat pujian kami yang tertulis dalam hati kami dan yang dikenal dan yang dapat dibaca oleh semua orang. Seorang pembuat pensil sebelum mengutus pensilnya ke dunia memberikan empat pesan. (1) Kamu bisa melakukan sesuatu yang luar biasa, tetapi hanya jika kamu mau berada di tangan seseorang. (2) Kamu akan menderita setiap kali kamu diruncingkan, tetapi kamu perlu itu untuk menjadi pensil yang baik. (3) Bagian yang terpenting dari hidupmu adalah bagian yang ada di dalam, bukan bagian luarnya. (4) Pada permukaan mana pun juga, selalu tinggalkan jejakmu dan teruslah menulis. Ilustrasi di atas membawa refleksi bagi kita semua. Pertama, kita memiliki potensi yang luar biasa dan mampu melakukan hal yang besar. Hanya saja kalau kita membiarkan diri berada di tangan Tuhan. Kedua, ada kalanya kita akan mengalami proses-proses pengeratan dan peruncingan yang sangat menyakitkan. Itu membuat kita sangat menderita, tetapi mau tidak mau kita akan melewati proses itu demi kebaikan kita sendiri. Proses pengeratan kedagingan kita akan membuat karakter ilahi muncul dalam hidup kita. Ketiga, bagian yang terpenting dalam hidup kita adalah bagian yang ada di dalam. Jangan pernah terjebak dengan hal-hal yang hanya merupakan penampilan luar saja. Tuhan tidak pernah tergiur dengan topeng-topeng kita. Tuhan lebih melihat kedalaman hati kita. Keempat, di mana pun Tuhan taruh kita, selalu tinggalkan jejak atau “tulisantulisan” yang benar-benar bisa memengaruhi orang yang membacanya. Jadilah orang kristiani yang berpengaruh dan selalu meninggalkan kesan yang mendalam bagi setiap orang yang bertemu dengan kita. Sudahkah kita menjadi seperti pensil yang mau menjalani proses pengeratan sehingga bisa digunakan dan berdampak?
Vol. 39/2013
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 31
DOA RUMAH RETRET
Ya, Tuhan Allah Bapa mahapencipta. Engkau masih terus mencipta dan membangun dunia ini lewat kreatifitas manusia.
Dan Engkau telah memberkati angan-angan komunitas kami DOJCC untuk memiliki rumah retret dengan adanya sebidang tanah di Plaga, Petang. Saat ini kami bersyukur juga untuk panitia pembangunan yang sudah terbentuk, sambil memohon berkatMu agar kami mulai bekerja. Berkatilah panitia pembangunan rumah retret ini, penggalian dana, tim arsitek, dan semua yang terlibat. Letakkan Visi dan misi-Mu sendiri untuk rumah retret ini, dalam hati dan pikiran tim pembangunan. Buatlah mereka memahaminya, sehingga apa yang dilakukan semua dalam rencanaMu. Pimpin kami semua dalam Roh Kudus, berikan kesatuan hati, damai dan sukacita. Dan berikanlah kami kemauan untuk mulai bekerja, karena Engkau ada bersama kami. Berkatilah juga para donatur dan semua orang yang akan terlibat dalam usaha pembangunan rumah retret ini, Lindungilah kami dengan Doa Bunda Maria, Santo Yoseph dan para MalaikatMu yang kudus. Amin. Bapa kami, Salam Maria, dan kemuliaan 32
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 39/2013