Fresh JUICE ! refresh your soul Fresh JUICE !
Fresh Juice adalah buku renungan harian berdasarkan penanggalan liturgi Katolik. Dibuat oleh para anggota DOJ Bali. (www.DOJCC.com). Terbit sebulan sekali di awal bulan. Untuk informasi berlangganan hubungi : Nathasa (0361 - 85 11223)
Kritik dan saran :
[email protected]
Fresh JUICE ! Team Moderator: Rm. Hady Setiawan,Pr Penasehat : Yovie Setiawan Pemimpin Redaksi : Nathasa Editor : Nathasa, Yovie Penulis : Nathasa, Lulu, Adhi, Martina, Agatha, Hanz, Franky, Yovie, Rm. Vincent MGL, Ardhi, Jeff, Rina, Rm.Joseph MGL, Rm. Wenz MGL, Sr. Benedicta, Rm. Matheus, Maia, Fr David, Alin, Yudi, Betty, Fr. Anis, MGL, Betty, Mariana, Daniel Langganan & Marketing Iklan : Nathasa (0361- 85 11223) Distribusi : Anggota DOJ Bali Seluruh hasil Fresh Juice akan disumbangkan untuk pembangunan Rumah Retret di Bedugul Sumbangan dapat disalurkan ke :
Bank BCA A/C No. 611 033 7785 An. Flora Ida W
Harap sms / telpon 0361 - 8511223 untuk konfirmasi.
Vol. 37/2012
Syukur pada Tuhan untuk segala kasih karunia, berkat, suka dan duka yang boleh kita alami. Syukur pada Tuhan untuk bulan yang baru ini, di bulan ini kita akan memulai masa Advent, masa penantian kelahiran kembali Yesus Kristus dunia ini. Seperti seorang ibu hamil yang menanti kehadiran sang bayi, banyak hal yang perlu kita siapkan, rasa bahagia, cemas dan takut bercampur jadi satu. Banyak hal yang bisa direncanakan, semuanya demi kebaikan anak kita. Bapa disurga pun telah mempersiapkan jalan sedemikian rupa untuk kelahiran PutraNya sebagai manusia di dunia ini. Cara yang ajaib diluar akal manusia disiapkan oleh-Nya. Semua karena kasih-Nya yang begitu besar. Tuhan menciptakan kita pun dengan cara yang ajaib. Itu semua juga karena kasih-Nya yang begitu besar bagi kita. Maka layak dan sepantasnyalah kita untuk selalu bersyukur padaNya. Memuji dan menyembah Dia Sang Pencipta. Semoga masa penantian ini membuat kita semakin menyadari KasihNya yang luar biasa dalam hidup kita. Nathasa
Fresh JUICE !
managed by :
Syalommmm.... Puji Tuhan...Halleluya...
www.DOJCC.com www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 1
1 Desember 2012 : Berjagalah Dionisius dan Redemptus Why 22:1-7, Mzm 95:1-2,3-5,6-7, Luk 21:34-36 Lukas 21 : 36 Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia.” Injil hari ini Yesus berbicara mengenai akhir jaman atau kedatangan Yesus yang kedua kalinya. Ketika banyak yang merasa takut mendengar cerita akan kedatangan Anak Manusia untuk kedua kalinya, sebagai orang percaya kita seharusnya menaruh pengharapan dan beriman jika waktunya tiba itu merupakan saat-saat yang penuh pengharapan dan penuh sukacita. Bayangkanlah bila engkau mempunyai pasangan (suami/istri) yang lama berlayar dan suatu ketika ia mengatakan "sayang, sorry aku lama gak kasih kabar. disini sinyal susah banget. bentar lagi aku kan pulang ya ... dalam minggu ini. Namun aku tak gak tahu hari apa.. pokoknya kamu siap-siap aja dech. Gak ada yang tahu kapan aku bisa pulang. aku gak tahu, kaptenku juga gak tahu, ibuku juga gak tahu, apalagi ibumu, karena itu, kamu siap-siap aja yach. Bye ... “ Seandainya anda para wanita, yang jadi kekasih orang tersebut, apa yang akan anda lakukan saat menunggu. Apakah sambil menunggu anda akan berpesta? Apakah kita akan sering bepergian sampai lupa waktu? Tentu tidak bukan? Setiap hari, kalau bisa diam di rumah aja sambil menunggu dan berdandan sebaik mungkin. Kalau bisa di rumah pun memakai lipstik agar terlihat cantik karena siapa tahu bila tiba - tiba kekasih kita muncul di depan pintu. Yang biasanya setiap hari cuman mandi 2 kali, karena menunggu kekasih kita datang, setiap keringatan, karena panas, kita bisa mandi 5 kali sehari. Di rumah yang biasanya jarang make-up, ini di rumah selalu pakai make-up. Semuanya itu dilakukan karena apa? Karena menunggu kekasih yang akan datang ke rumah kita. Saudara yang terkasih, dari cerita tersebut sesungguhnya poin terpenting adalah apa yang kita lakukan saat kita menunggu. Apakah kita menunggu dengan berdiam diri saja atau kita menunggu dengan penuh persiapan dan penuh pengharapan ? Injil beberapa hari ini sudah banyak memberi peringatan kepada kita agar kita selalu berjaga-jaga senantiasa. Berjaga-jaga dengan senantiasa berdoa, mendengarkan firman Tuhan, merenungkan dan melaksanakannya Itulah aksi sebenarnya dalam hal berjaga-jaga, ketika kita sungguh-sungguh mempersiapkan diri kita baik dalam perkataan maupun tingkah laku kita, dan mengetahui apa kehendak Tuhan dan apa janji Tuhan dalam hidup kita. Ya Bapa, terimakasih untuk SabdaMU yang menguatkan kami hari ini. Kuatkanlah kami selalu dalam setiap kejadian yang kami alami, agar kami selalu berjaga-jaga dan selalu mendekatkan diri padaMU Amien Yovie
2
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 37/2012
2 Desember 2012 : Dengarkanlah IA yang Selalu Mencintaimu HARI MINGGU ADVEN I Yer 33:14-16, Mzm 25:4-5ab,8-9,10,14, 1Tes 3:12 ; 4:2, Luk 21:25-28,34-36 Luk 21 :34 Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi dan supaya hari Tuhan jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat. Suatu hari ada seekor kura-kura yang mengeluh kepada sahabatnya, dua burung Belibis. Kura-kura merasa jenuh dengan tempat tinggalnya dan ingin sekali bisa pergi ke tempat yang jauh untuk mengembara seperti kedua sahabatnya. Kemudian kura-kura meminta kedua Belibis sahabat karibnya untuk menolongnya. Kedua Belibis mempunyai rencana untuk membawa pergi kura-kura lewat jalan udara, yaitu dengan cara kedua Belibis mencengkeram sebuah dahan pohon di ujung kakinya, kemudian kurakura akan mengigit erat-erat dahan tersebut. Sehingga kedua Belibis bisa mengangkut kura-kura. Sebelum berangkat, kedua Belibis berpesan agar selama dalam perjalanan, kura-kura tidak boleh sekalipun melepaskan gigitannya pada dahan tersebut. Kemudian terbanglah kedua Belibis sambil mengangkut kura-kura yang menggigit erat-erat dahan pohon. Di tengah perjalanan, orang-orang teramat heran sekali melihat pemandangan itu. Salah seorang berkata: Orang : Ha..ha..lucunya. Lihatlah seekor kura-kura yang lamban bisa terbang lengkap dengan rumahnya. Sungguh lucu si ratu kura-kura itu. Karena merasa diejek, kura-kura marah dan menyahut, Kura-kura : Memang aku ratu. Tutup saja moncongmu yang lancang itu! Tanpa sadar, karena berbicara mulut kura-kura terbuka, dan akhirnya kura-kura terlepas dari dahan pohon tersebut. Kura-kura terjatuh dari angkasa dan akhirnya menemui ajal. Nasehat !! Kadang kata ini hanya kita anggap angin lalu dan gak ada gunanya. Kita sudah besar, sudah bisa cari uang sendiri, ngapain juga mesti dengerin nasehat orang lain !! Kaum muda terkadang menghiraukan begitu saja nasehat dari orang tua, atau orang yang dituakan dan dijadikan panutan di dalam sebuah kelompok atau komunitas. Tapi, kalau sudah kejadian dan benar-benar terjadi, “benar ya apa yang di bilang ama mereka, “begitu terkadang bentuk rasa kecewa dan penyesalan kita akibat mengabaikan nasehat orang tua atau mereka yang dituakan. Yesus pun senantiasa menasehati kita anak-anakNya, agar berjalan di dalam kehendak-Nya. Kita diajak untuk meninggalkan segala kenikmatan duniawi, pesta pora, kemabukan, dan segala hal yang tidak berkenan di hadapan-Nya. Seperti seorang Bapa yang sayang kepada anak-Nya, Yesus ingin kita semua diselamatkan pada hari kedatangan Tuhan nanti. Menjadi taat tanpa mengerti, dan selalu setia tanpa peduli, di dalam segala situasi dan kondisi – sebab Tuhan mulai memulihkan setiap hidup kita dan mengantar kita menuju jalan keselamatan. KRIS
Vol. 37/2012
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 3
3 Desember 2012 : Spread The Good News Pesta St. Fransiskus Xaverius 1Kor 9:16-19,22-23, Mzm 117:1,2, Mrk 16:15-20 Markus 16: 15”Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Dalam bacaan injil Markus 16:15 “Lalu Ia berkata kepada mereka: “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Dalam sebuah tafsiran alkitab yang saya baca, ayat ini menyatakan bahwa Yesus mulai memberi perintah kepada Murid-muridNya. Artinya murid-murid Yesus siapapun itu memiliki kewajiban/tugas untuk meneruskan misi yang sudah dirintis oleh Kristus sendiri. Setiap orang percaya adalah juga murid Kristus yang punya tanggung jawab untuk meneruskan tongkat estafet yang telah dimulai oleh Kristus sendiri. Saya merasa, bacaan ini sangat teraplikasi oleh suatu bentuk pelayanan pengabaran injil yang tengah dilakukan oleh Ko Yovie sebagai ketua DOJCC, Bali. Daily Fresh Juice Audio yang setiap pagi di share kan kepada kami anggota - anggota komunitas, hingga begitu banyak orang diluar komunitas, bahkan diluar pulau Bali yang begitu merasa terberkati akan kehadiran Fresh Juice ini. Fresh Juice audio ini adalah renungan dari bacaan injil sesuai liturgi katolik yang dibawakan ko Yovie sangat memberkati saya. Lewat bacaan ini dapat saya simpulkan, mengenai tugas perutusan dan penginjilan yang nyata dalam kehidupan, seperti yang dilakukan oleh ko Yovie. Setiap pagi saat saya mendengarkan Fresh Juice ini, saya merasa sedang didoakan, dikuatkan , dan saya merasa bahwa Yesus sungguh hadir, saya dikuatkan dalam setiap keadaan. Semoga Fresh Juice Audio lebih banyak menjangkau pendengarnya dan biarlah segala kemuliaan hanya bagi Allah Bapa di Surga. Amin. Mariana Ferdinandez
4
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 37/2012
4 Desember 2012 : Aku Mengecil Rahmat Tercurah Yohanes dr Damsyik, Adolph Kolping, Hari biasa Pekan I Adven Yes 11:1-10, Mzm 72:2,7-8,12-13,17, Luk 10:21-24 Lukas 10:21 Pada waktu itu juga bergembiralah Yesus dalam Roh Kudus dan berkata: “Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu. Saat membaca dari Injil Lukas 10 : 21-24 ini, khususnya saat membaca di ayat 21 yang berbunyi “Pada waktu itu juga bergembiralah Yesus dalam Roh Kudus dan berkata: “Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu.” Timbulah satu pertanyaan, kok bisa ya, untuk orang bijak dan pandai semuanya disembunyikan, tetapi malah dinyatakan bagi orang kecil? Dan yang dimaksud orang kecil disini apa ya? Apakah orang dengan penghasilan kecil, atau orang – orang yang bukan kalangan bangsawan, atau mungkin orang yang secara fisik bertubuh kecil? :-P Seperti air mencari tempat yang rendah, dan tempat yang paling rendah itulah yang dapat menampung air paling banyak, demikian juga dengan rahmat Tuhan. Dia mencari dan memilih orang ”kecil”, yakni orang yang rendah hati untuk menyingkapkan misteri Kerajaan Surga. Salah satu contoh “orang kecil” yang dipilih oleh Tuhan adalah Bunda Maria. Bunda Maria adalah teladan sempurna sebagai orang yang rendah hati dengan menyebut dirinya hamba-Nya yang hina dina yang ditinggikan oleh semua bangsa dan disebut bahagia. Orang-orang kudus tidak berambisi untuk ”memupuk harta surgawi” dengan menunjuk dan menghitung-hitung jasa yang telah mereka lakukan. Mereka memilih menghadap Tuhan dengan tangan terbuka dan sampai di hadapan-Nya dengan ”tangan kosong”. Justru ”tangan kosong” itu menjadi tempat untuk menerima dan menampung berkat Tuhan yang melimpah. Inilah kemiskinan yang sebenarnya. Bukanlah kemiskinan harta yang dimaksud, tetapi kesadaran akan siapa aku dan siapa Allahku. Kepandaian yang dimiliki seseorang terkadang justru digunakan orang untuk mengkritisi dan merasionalisasi misteri Ilahi. Itulah sebabnya Tuhan bersyukur kepada Bapa-Nya di surga karena Dia menyatakan misteri kebijakan Ilahi-Nya kepada mereka yang memiliki kerendahan hati. Doa : Tuhan terima kasih untuk firman-Mu pada hari ini. Ijinkanlah kami untuk tetap rendah hati di dalam semua kepandaian yang aku miliki, karena itupun hanyalah rahmat yang Kau berikan kepadaku. Biarlah aku boleh selalu menghadapmu, dalam kemiskinan egoku, sehingga Engkau boleh mengisinya dengan sepenuhnya. Amin. Daniel
Vol. 37/2012
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 5
5 Desember 2012 : Kasihan Filipus Rinaldi, Bartolomeus Fanti, Sabas Yes 25:6-10a,Mzm 23:1-3a,3b-4,5,6,Mat 15:29-37 Mat 15:30 “Kemudian orang banyak berbondong-bondong datang kepadaNya membawa orang lumpuh, orang tumpang, orang buta, orang bisu dan banyak yang lain, lalu meletakkan mereka pada kaki Yesus dan Ia menyembuhkan mereka semua….” Setiap saya berangkat ke gereja hari minggu pagi, di jalan Raya kuta selalu saya bertemu dengan seorang bapak yang buta matanya, dia berjalan sepanjang sisi jalan dengan tongkat yang ada gelindingan kecil disertai suara gemerincing bel-bel sebagai panduannya. Dia berjalan dan tidak tersesat. Dalam hati, saya berkata kepada Tuhan karena Tuhan memberikan kelengkapan yang normal di tubuh saya. Sehingga saya bisa menikmati indahnya ciptaan Tuhan. Saudara terkasih dalam perikop hari ini kita melihat betapa baiknya Tuhan kepada kita semua, sudah sering kita melihat saudara-saudara kita yang kekurangan secara fisik. Yang ada di dalam hati kita pasti rasa “kasihan”. Orang lumpuh,timpang,buta,bisu yang di bawa ke hadapan Yesus dalam perikop ini bukan hanya secara fisik. Tetapi dalam diri kita masing-masing sering secara rohani mengalami kelumpuhan dalam Iman, sering kita timpang dalam memberikan kasih kepada sesama, sering kita buta terhadap penderitaan orang lain sehingga kita lebih mencari keamanan diri sendiri dengan bahasa “Gaul” elo elo.. gue.. gue… atau sering kali kita masih bisu memberitakan injil kepada sesama, kita bisu mengucapkan syukur atas kebaikan Tuhan dan bahkan pada saat kita mau menyerahkan permasalahan kita di hadapan Tuhan sering kali kita mengambilnya lagi dan kita memakai kekuatan diri sendiri karena menggangap Tuhan itu terlalu lama menjawab doa-doa kita. Mulai hari saatnya kita belajar untuk lebih rendah hati mau menyerah diri kita yang lemah ini di hadapan Tuhan, kita mau percaya bahwa Tuhan adalah Ayah,Ibu,Saudara, Sahabat dan Tabib ajaib bagi kita. Kita minta selalu pertambahan iman agar kita selalu percaya bahwa Tuhan itu indah, Tuhan itu baik, Tuhan itu mengerti dan Tuhan itu tidak pernah membiarkan kita sendiri. (Rina)
6
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 37/2012
6 Desember 2012 : Firman Tuhan, Batu Karang yang Kokoh Nikolaus Yes 26:1-6, Mzm 118:1,8-9,19-21,25-27a, Mat 7:21,24-27 Mt 7:24 Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang bijaksana, yang mendirikan rumahnya diatas batu” Sebagai calon imam, semua frater di Missionaries of God’s Love (MGL) dimana saya berada, menjalani proses formasi di seminari selama kurang lebih sembilan tahun. Sayapun juga pelan pelan menempuh proses pembentukan ini, yang bisa diumpamakan seperti membangun sebuah rumah. Ada formasi awal selama dua tahun seperti membangun fondasi. Formasi yang baik, seperti yang dijabarkan oleh Beato Yohannes Paulus II, mencakupi segala aspek termasuk formasi intelektual, formasi misi apostolik dalam pelayanan, formasi spiritual, dan formasi kepribadian sebagai manusia yang utuh (human formation). Semua harus seimbang agar kami bisa menjadi seorang imam yang sungguh selalu membawa Kristus untuk umatnya, walaupun banyak badai di gereja saat ini. Sejauh ini, proses pembentukan ini adalah suatu berkat besar untuk diri saya. Walaupun kadang terasa berat penuh perjuangan karena luka luka batin dan kerapuhan diri semakin terlihat, kasih Tuhan yang membawa sukacita dan damai semakin terasa maknanya. Jauh lebih nyata adalah hidup para santo-santa yang kekokohan imannya sudah tuntas teruji. Mereka benar hidup dalam firman Kristus. Mereka hidup untuk Kristus, matipun untuk Kristus. Fondasi mereka kuat, tidak goyah walau diancam siksaan fisik dan batin, bahkan sampai kehilangan nyawa sekalipun. Apa sih yang membuat mereka bisa menjadi begitu kokoh...? Mereka terus menerus menekuni perkataan Yesus yang jelas tertulis di Alkitab. Lalu mereka mencoba mempraktekkan ajaran tersebut yang semuanya berlandaskan pada kasih akan Tuhan, sesama, dan diri sendiri. Walaupun tidak luput dari kegagalan mereka tidak menyerah tetapi percaya akan kasih pengampunan Kristus yang tiada batasnya. Kegagalan menambahkan pengetahuan akan kerapuhan mereka sebagai manusia sehingga mereka tidak ada pilihan lain selain mengantungkan diri sepenuhnya pada kemurahan rahmat Tuhan yang selalu mencukupi. Segala doa, perbuatan baik dan kegagalan, semua tercampur dengan emosi mereka yang semakin hari semakin kental dengan pengenalan mereka akan Kristus dan kasih setianya. Semakin hari mereka semakin bebas untuk ikut berpartisipasi dengan karya Roh Kudus dalam diri mereka: menjadikan mereka layaknya sebuah tabernakel yang kokoh dimana tubuh Kristus bersemayam siang dan malam. Alhasil Kristus, sang Firman yang telah menjadi manusia, semakin bersinar melalui diri mereka. Hidup mereka menjadi bukti nyata bahwa Kristus adalah batu karang yang kokoh! Ya Bapa, Engkau sudah mengutus PutraMu Yesus sebagai SabdaMu yang hidup menjadi manusia. Kami anak anakMu juga mau membangun diri menjadi rumah Sabda hidup yang kokoh. Biarlah Roh KudusMu membentuk kami, membawa kami semakin mengenal kerapuhan diri kami, bukan supaya kami berputus asa, melainkan agar kami sadar bahwa hanya Firman Kristuslah satu-satunya tempat untuk bersandar. Karena itu janganlah biarkan kami bersandar pada diri sendiri, tetapi kuatkanlah kami untuk semakin tekun lagi mendengar Firman Kristus dan melalukannya dengan sukacita dihati. Amin. Fr. David, MGL
Vol. 37/2012
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 7
7 Desember 2012 : Dan si BUTA pun Melihat Ambrosius Yes 29:17-24, Mzm 27:1,4,13-14,Mat 9:27-31 Mat 9 : 29 “Lalu Yesus menjamah mata mereka sambil berkata:”Jadilah kepadamu menurut imanmu.” Beberapa waktu yang lalu, teman saya bercerita saat dia sedang di Cicalengka, Bandung. Dia naik sebuah oplet yang mengingatkannya akan oplet dalam sinetron” Si Doel Anak Sekolahan”. Oplet itu dijadikan angkot jurusan Cicalengka ke sebuah tempat di Nagreg. Saat hendak naik, dia tertarik melihat sebuah sticker bertuliskan “ FULL DOA” dikaca depan oplet itu. Setelah masuk dan kendaraan mulai jalan, dia bertanya pada sopir apa maksud tulisan itu. Supir yang usianya mungkin sama tuanya dengan usia oplet menjawab bahwa mobil itu sudah tua dan jago mogok, sehingga dia selalu berdoa agar jangan mogok. Saat menaiki tanjakan dengan penumpang yang penuh, dia berdoa agar mobilnya kuat naik. Saat hujan deras turun, dia doa lagi agar selamat sampai tujuan karena jalan licin. Sharing dari teman saya ini cukup menggelitik bagi saya, terutama jawaban dari sopir oplet yang memberikan inspirasi bagi saya. Seringkali kecenderungan manusia adalah makin tua, baru ia makin berserah dan percaya pada Tuhan. Namun seharusnya ini bukan masalah usia. Bukan karena kita semakin tidak produktif, lalu baru kita berserah pada-Nya. Tapi seharusnya semakin lama kita menjadi murid Kristus, seharusnya penyerahan dan iman kita juga akan makin besar. Seperti kisah si buta yang disembuhkan Tuhan Yesus, kita juga seringkali dibutakan dengan perhitungan lamanya kita mengikuti Tuhan, berapa lama kita dibabtis menjadi orang kristen. Bahkan mungkin kita dibutakan dengan semakin banyak pelayanan yang kita lakukan, sehingga membuat kita menjadi “sok tahu”. Hari ini Tuhan ingin mencelikkan mata jasmani,mata rohani kita untuk berani beriman lebih lagi, keluar dari kebiasaan kita melangkah dengan iman kearah kemana Tuhan menuntun langkah kita. Berdoa dan berserah pada Tuhan. Bukan hanya pada saat kita merasa tidak mampu atau menghadapi masalah diluar kemampuan kita saja, melainkan dalam segala situasi dan kondisi. Seperti kisah tersebut diatas, ketika kita tidak lagi naik oplet tua, melainkan saat naik mobil barupun, apakah berarti kita tidak perlu berdoa?? Apakah bisa dijamin 100% bahwa mobil baru itu pasti aman dari bahaya? Tidak demikian tentunya. Pada saat kita mengalami keadaan terbaik sekalipun, kita harus senantiasa berserah dan mengandalkan Tuhan. Ingatlah bahwa perubahan bisa saja terjadi kapan saja. Bahkan seringkali perubahan datang dengan tiba-tiba, tanpa menunggu menjadi tua lebih dulu. Orang yang mengandalkan Tuhan akan tetap kuat ketika masa-masa perubahan terjadi dalam kehidupannya. Doa: Bapa di dalam surga. Kami mau senantiasa berserah dan mengandalkan Engkau, bahkan pada saat kami mengalami keadaan terbaik sekalipun. Agar hal itu tidak membutakan kami. Karena semua hanyalah anugerahMu. Kami percaya ketika kami mengandalkan Engkau, maka kami akan tetap kuat dalam menghadapi segala perubahan yang terjadi dalam kehidupan ini. Amin. Lulu
8
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 37/2012
8 Desember 2012 : Hamba atau Budak Hari Raya Santa Perawan Maria dikandung tanpa noda Dosa Kej. 3:9-15, 20.Mzm. 98:1-4Ef 1:3-6.11-12.Luk 1:26-38 Luk 1:38, “Sesungguhnya, aku ini hamba Tuhan, jadilah padaku menurut perkataanMu itu.” Hamba dan budak sama-sama mempunyai tuan yang harus dipatuhinya. Apa yang dikatakan oleh tuannya harus dilakukan. Namun ada perbedaan yang mendasar antara hamba (servant) dan budak (slave). Hamba mematuhi apa yang dikatakan oleh tuannya karena suatu pilihan yang diingininya tetapi budak mematuhi apa yang dikatakan oleh tuannya karena terpaksa. Seorang hamba melakukannya dengan gembira hati tetapi seorang budak melakukannya dengan wajah muram bahkan mungkin jengkel. Ketika Bunda Maria berkata, “Sesungguhnya aku ini hamba Tuhan, jadilah padaku menurut perkataanMu itu”, sebenarnya ia menggunakan pilihan bebasnya untuk melakukan apapun yang diperintahkan oleh Tuhan. Bukan dengan paksaan tetapi penyerahan diri secara total karena Bunda Maria tahu bahwa Tuhan punya rencana besar yang belum bisa dipahaminya. Anugerah terbesar yang diterima oleh manusia adalah rahmat kebebasan. Maria bisa saja menolak ikut terlibat dalam rencana penyelamatan Ilahi dengan mengandung dan melahirkan sang Juruselamat. Maria tentu saja mempunyai kebebasan untuk mengatakan “Tidaaaaaaaaaaak…”. Tetapi dengan segala kerendahan hatinya, dia menjadi seorang “hamba” yang memilih dengan bebas untuk melakukan apa saja yang menjadi rencana Tuhan dalam hidupnya. Apakah ada keragu-raguan di dalam hati Maria ketika malaikat Tuhan membawa kabar bahwa ia akan mengandung dari Roh Kudus di masa mudanya? Tentu ada! Apakah ada kekawatiran akan apa yang akan dikatakan orang nantinya ketika dia mengandung tapi belum menikah? Itu pasti! Tapi semuanya itu teratasi karena “penyerahan dirinya” yang total kepada Tuhan. Inilah yang dinamakan “Hamba Tuhan” bukannya “budak”! Nah, yang menjadi pertanyaan dan bahan refleksi kita apakah selama ini kita menjadi “Hamba Tuhan” atau mungkin istilah kerennya “Pelayan Tuhan” atau menjadi “budak Tuhan” sehingga dalam melakukan kehendak Tuhan kita selalu merasa terpaksa dan tidak ada kebebasan di dalamnya. Rm. Vincent, MGL
Vol. 37/2012
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 9
9 Desember 2012 : Bersiaplah HARI MINGGU ADVEN II Bar 5:1-9, Mz 126: 1-2ab, 2cd-3,4-5,6, Flp 1: 4-6,8-11, Luk 3:1-6 Luk 3 :5 : Setiap lembah akan ditimbun dan setiap gunung dan bukit akan menjadi rata, yang berliku-liku akan diluruskan, yang berlekuk-lekuk akan diratakan,.. Pelayanan Yesus dimulai dengan tampilnya Yohanes Pembaptis yang diutus untuk mempersiapkan jalan bagiNya. Yohanes mengajak orang untuk bertobat, memberikan diri untuk dibaptis dan Allah akan mengampuni dosanya. Pada hari minggu masa Adven II ini, kita juga diajak untuk bertobat untuk menyambut Hari Raya Natal ,pesta kelahiran Yesus yang jatuh pada tanggal 25 Desember setiap tahunnya. Kita diminta untuk secara lebih khusus mempersiapkan diri/bathin kita agar sesuai dengan kehendak Allah, sehingga ketika Yesus datang Dia akan menemukan umat yang berkenan padaNya. Mempersiapkan diri bukanlah hal yang mudah, karena ada banyak halangan, kelemahan, kecendrungan negatif yang kita miliki yang di gambarkan sebagai lembah , bukit dan jalan yang berliku-liku , yang terdapat pada hati, pikiran, perkataan dan perbuatan kita. Dengan berlalunya waktu jika kita tidak sungguh berniat untuk meluruskan dan meratakannya, maka lembah dan bukit itupun akan bertambah . Agar jalan kita kelak diakhir perziarahan di dunia ini dapat menjadi terang dan pintu surga terbuka lebar bagi kita semua , hendaklah kita dengan sungguh , berani berusaha untuk meratakannya selagi kita masih punya waktu. Karena ini adalah hal yang penting maka sebaiknya persiapan dilakukan sepanjang hidup kita dan bukan hanya menyelang Natal dan Paskah saja, karena kita tidak tahu pasti kapan Tuhan akan datang kembali dalam kehidupan kita masing-masing. Yesus sudah melaksanakan tugas Nya dari Bapa sampai wafat di kayu salib untuk menebus dosa-dosa kita, sekarang giliran kita untuk melaksanakan tugas kita masing-masing agar kelak dapat menikmati hasil penebusan Yesus bagi kita semua. Doa: Bapa di dalam surga hanya Engkau yang paling tahu segala kekurangan dan kelemahanku. Mohon bimbingan dan kekuatan dari Roh KudusMu agar aku berani untuk meratakan segala sesuatu yang ada padaku yang tidak berkenan padaMu walaupun itu memerlukan pengorbanan . Amin. Betty
10
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 37/2012
10 Desember 2012 : Bangun dan Berjalanlah Marc Antonio Durando Yes 35:1-10, Mzm 85:9ab-10,11-12,13-14, Luk 5:17-26 Lukas 5 :24 : “Manakah lebih mudah, mengatakan : Dosamu sudah diampuni, atau mengatakan : Bangunlah, dan berjalanlah?” Perikop hari ini bercerita tentang orang lumpuh yang ingin bertemu Yesus, tapi karena berdesak-desakan, keluarganya mengangkat dia ke atap rumah dan menurunkan ia dengan tandunya dengan tali tepat di depan Yesus. Saat itu jugalah, Yesus menyembuhkannya, walaupun banyak orang yang sinis dan mempertanyakan. Ketika saya menulis renungan hari ini, tepat 6 bulan sejak saya di operasi tulang belakang karena kecelakaan gunung di Tajikistan. Dokter di Istanbul mengatakan bahwa saya hanya memiliki waktu 6 bulan sejak operasi untuk mendapatkan progress keberhasilan yang maksimal. Setelah enam bulan, penyembuhan saya akan berjalan perlahan. Dan apabila sampai 2 tahun,saya tidak sembuh, saya harus memakai gelar baru : Disable. Bacaan hari ini sangat cocok dengan kondisi saya saat ini. Sempat khayalannya berkelana, seandainya saya berada di kerumunan itu, saya juga akan melakukan hal yang sama. Saat ini, saya melakukan apa saja, agar saya bisa berjalan normal seperti dahulu kala. Saya menemui semua therapis yang terbaik, saya mencoba berbagai terapi alternative, dan saya juga tidak henti hentinya berdoa untuk meminta kesembuhan. Proses sedang berjalan, saya menunggu nunggu, kapan Yesus akan datang dan berkata “Bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu”, seperti yang Yesus katakan pada si lumpuh yang Ia sembuhkan. Keajaiban terjadi, karena Anak Manusia mempunyai kuasa atas pengampunan dosa, dan kuasa penyembuhan. Saya yakin, Tuhan Yesus lah yang akan menyembuhkan saya, apabila waktu nya tepat nanti. Prediksi dokter akan 6 bulan penyembuhan dan 2 tahun proses menunggu adalah prediksi manusia. Saya menemui banyak terapis, ada juga terapis yang sesumbar, bahwa hanya ia yang bisa menyembuhkan saya, tidak terapis lain. Saya sedikit jengkel, karena walaupun latihan yang ia beri bagus, tapi saya yakin, yang menyembuhkan adalah Tuhan Yesus dan kemauan saya untuk sembuh. Mungkin jumlah dosa saya masih cukup banyak, hingga masa waktu ‘hukuman’ saya masih lama. Saya berusaha untuk yakin, bahwa Tuhan Yesus tidak hanya akan menyembuhkan saya, tapi mengampuni dosa dosa saya, walaupun itu berat untuk menanamkan pemikirian itu 100% dikepala. Seperti kata Yesus hari ini, manakah yang lebih mudah, mengatakan dosamu sudah diampuni ataukan bangkit dan berjalanlah. Jeff - Rehab Center SoHigh5 Lovina, 28 November 2012
Vol. 37/2012
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 11
11 Desember 2012 : Domba Yang Hilang Damasus I Yes 40:1-11, Mzm 96:1-2,3,10ac,11-12,13,Mat 18:12-14 Matius 18:14 “Demikian juga Bapamu yang disurga tidak akan menghendaki supaya seorangpun dari anak - anak ini hilang.” “Bagaimana pendapatmu? Jika seseorang mempunyai seratus ekor domba, dan seekor di antaranya sesat, tidakkah ia akan meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di pegunungan dan pergi mencari yang sesat itu?” Membaca perikop hari ini mengingatkan saya pada kejadian 3 tahun lalu pernah menjadi seorang domba yang sesat dengan menghilang dari komunitas, menghilang dari gereja hampir sebulan lebih lamanya. Jadi teringat saat itu ketua sel komunitas pernah datang kerumah, untuk menjemput saya ke persekutuan doa, tetapi pintu tidak saya buka. Sebagai seorang gembala yang baik dia tetap sering mengajak saya untuk kembali, mengajak berkomunitas lagi. Akhirnya dia berhasil mengajak saya untuk berkomitmen dalam komunitas dan melayani Tuhan lebih sungguh lagi. Genaplah juga yang pernah di firmankanNya di ayat 14: “Dan Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jika ia berhasil menemukannya, lebih besar kegembiraannya atas yang seekor itu dari pada atas yang kesembilan puluh sembilan ekor yang tidak sesat”. Ketua sel komunitas senang sekali bisa mendapatkan saya untuk kembali berkomunitas. Demikian pula Bapa kita di surga tidak akan menghendaki supaya seorangpun dari anak - anakNya ini hilang. Di dalam bacaan pertama dari Yesaya 40:11 dikatakan juga “Seperti seorang gembala Ia menggembalakan kawanan ternakNya dan menghimpunkannya dengan tanganNya; anak - anak domba dipangkuNya, induk - induk domba dituntunNya dengan hati - hati.” Jika membaca dan merenungkan injil dan bacaan hari ini, ingin mengingatkan saya dan Anda bahwa Tuhan sangat mencintai kita semua. Disaat kita tersesat dan mungkin menghilang, Dia akan mencari dan mendapatkan kita untuk bisa kembali kepadaNya. Marilah kita berdoa, Bapa yang ada didalam surga kami mengucap syukur dan berterimakasih buat setiap cinta kasihMu yang selalu menyertai kami. Bapa jika kami menjadi domba yang tersesat dan hilang, tolonglah bantu kami untuk bisa kembali kepada jalanMu. Amin Gbu Yudi
12
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 37/2012
12 Desember 2012 : Indahnya Masa Adven Yohana Fransiska de Chantal Yes 40:25-31, Mzm 103:1-2,3-4,8,10, Mat 11:28-30 Yesaya 40:31, “Tetapi orang-orang yang menantikan Tuhan, mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.” Hari ini kita memasuki masa Advent Minggu ke-2. Masa Adven yang juga disebut ‘Masa Penantian’ berulang setiap tahun, empat minggu sebelum hari raya Natal. Sewaktu kecil, guru saya mengatakan bahwa di masa adven, kita mengenang kembali perjalanan Bunda Maria dan Yesus yang masih dalam kandungan bersama Santo Yoseph dari Yerusalem ke Bethlehem. Entah itu hanya sebuah cerita untuk pikiran seorang anak memahami masa Adven, yang jelas Masa Adven hadir dengan perubahan-perubahan iklim yang mempengaruhi cuaca dan secara otomatis pula perubahan alam ini mempengaruhi suasana hati manusia. Kita lihat, Masa Adven hadir bersamaan dengan musim dingin di Eropa dan Amerika utara. Di mana salju mulai turun menutupi bumi; Di Indonesia, Masa Adven hadir bersama musim hujan, yang menghijaukan kembali tunas-tunas pohon yang mati selama musim kemarau dan menghijaukan kembali rerumputan di padang. Di Australia, dari musim gugur yang kadang mendatangkan hujan badai, masa Adven hadir bersamaan datangnya matahari musim panas. Lalu secara rohani, apa yang dilakukan orang memasuki masa adven? Doa lingkungan seminggu sekali? Mempersiapkan kado-kado Natal? Membongkar kembali hiasan Natal dan kandang Natal tahun lalu untuk disiapkan Natal tahun ini? Mungkin sebagian orang melewati masa Adven dengan perasaan biasa-biasa saja. Tetapi ada juga yang membuat Nivena Natal, puasa, pantang untuk mempersiapkan diri menyambut hari raya Natal. Yang lain melewati masa Adven dengan merefleksikan atau mengevaluasi kehidupan setahun ini dan mulai membuat rencana-rencana baru untuk liburan Natal dan tahun Baru juga rencana di tahun berikutnya. Karena berada di penghujung tahun, di mana segala sesuatu tentang tahun berikutnya hanya bisa dikira-kira, muncul pula banyak ramalan, Masa Adven mengajarkan kepada kita untuk sabar dan tetap bersukacita dalam pengharapan ketika kita sedang menanti rencana indah Tuhan bagi hidup kita di masa depan. Dalam Injil hari ini (Mateus, 11:28), Yesus berjanji, bahwa dalam masa-masa penantian, IA akan tetap mendampingi kita dengan bersabda, “Marilah kepadaKu, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.” (narita)
Vol. 37/2012
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 13
13 Desember 2012 : Pernahkah Anda Merasa Takut ? Lusia Yes 41:13-20, Mzm 145:9,10-11,12-13ab, Mat 11:11-15 Yes. 41:14 “Jangan takut, hai Yakub, cacing yang malang, dan kamu hai orang-orang Israel” November tahun lalu, saya mendatangi Fr. Ken untuk membicarakan mengenai rencana selanjutnya setelah berakhirnya masa novisiat di Canberra. Saya berencana untuk tinggal setahun lagi di Canberra, kemudian baru ke Melbourne untuk studi teologi. Alasan saya adalah bahasa Inggris yang masih sangat memprihatinkan, sehingga saya merasa tidak percaya diri untuk mengikuti kuliah di sana. Selain itu, saya takut gagal dalam studi, karena biayanya sangat mahal. Fr. Ken tampaknya tidak menerima alasanku itu, malahan ia mengatakan, ‘you have to challenge yourself’. Akhirnya saya memutuskan untuk berangkat ke Melbourne. Ternyata ketakutan akan kegagalan dalam studi itu tidak benar. Pengalaman pribadi di atas menunjukan penyertaan dan kesetiaan cinta Tuhan dalam ziarah iman pribadi selama tahun ini. Kedua bacaan hari ini mengisahkan penyertaaan Allah dalam ziarah iman dan aneka persoalan hidup yang dihadapi oleh orang-orang kecil. Yakub adalah salah satu dari bapa leluhurnya bangsa Israel yang mendapat perhatian dan cinta yang unik dari Allah dalam hidupnya. Sementara bangsa Israel adalah bangsa yang kecil di tengahtengah bangsa-bangsa besar di Timur Tengah yang mengitarinya; seperti Asiria dan Mesir pada zaman dulu. Dalam kehidupan sehari-hari saya dan anda pernah merasa takut, cemas, tak mampu. Banyak hal atau alasan yang membuat kita merasa takut atau cemas dalam hidup. Salah satu hal yang membuat kita takut adalah memberikan kesaksian iman dalam kehidupan kita sehari-hari. Ketika situasi hidup menuntut saya dan anda untuk mendengarkan dan menyuarakan kebenaran. Dalam menghadapi situasi tersebut, apa yang akan kita buat? Kedua bacaan Kitab Suci hari ini adalah jalan yang diberikan Tuhan untuk saya dan anda. Kita diminta untuk menyerahkan segala kekuatiran kita ke dalam tangan dan kehendak Allah. Saat ini kita memasuki masa Advent kedua dalam liturgi Gereja. Saya dan anda diajak oleh Gereja untuk bersama-sama untuk merenungkan misteri Allah menjadi manusia dalam diri Yesus Kristus. Kita diminta dan diharapkan menyiapkan hati untuk menyambut kelahiran Sang Imanuel dalam keluarga dan komunitas kita sebagai satu keluarga besar umat Allah. Semoga Raja Damai menganugerahkan damai sejati bagi kita semua di masa natal nanti. Orang-orang beriman; saya dan anda dipanggil untuk mengambil bagian secara aktif dalam transformasi yang terusmenerus yang sedang dan akan kita hadapi dalam hidup dan pelayanan sehari-hari. Ya Bapa, dalam surga biarlah ketakutan yang kami miliki dihalau oleh cahaya iman akan misteri inkarnasi Putra-Mu yang hendak kami rayakan hari kelahiran-Nya. Semoga masa persiapan ini menjadi saat yang tepat bagi umat-Mu untuk kembali menata hidup kami sesuai dengan rencana dan kehendak-Mu yang kudus. Sehingga kami tidak kecut hati ketika iman mendapat tantangan dalam hidup dalam pelayanan kami sehari-hari. Doa ini kami haturkan dengan perantaraan Yesus Kristus Tuhan kami. Amin. Fr. Anis, MGL
14
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 37/2012
14 Desember 2012 : Bertumbuh Dalam Perbedaan Yohanes dr Salib Yes 48:17-19, Mzm 1:1-2,3,4,6, Mat 11:16-19 Yes 48:18 “ Sekiranya engkau memperhatikan perintah-perintah-Ku, maka damai sejahteramu akan seperti sungai yang tidak pernah kering, dan kebahagiaanmu akan terus berlimpah seperti gelombang-gelombang laut yang tidak pernah berhenti.” Pada umumnya , banyak dari orang-orang di sekitar kita, hanya mau bergaul dengan orang yang mempunyai watak dan karakter yang sama. Orang-orang yang suka sepakbola, akan cepat akrab dengan orang yang juga suka sepakbola, orang yang suka membaca, akan cepat akrab dengan orang yang juga suka membaca. Orangorang dengan hoby yang sama, bahkan kadang-kadang sering membentuk komunitas sendiri, yang tidak bisa menerima orang-orang yang tidak sehoby dengan mereka. Kelompok mayoritas seringkali menganggap aneh orang-orang minoritas, bahkan seringkali orang minoritas itu tidak dianggap sama sekali. Sama seperti bacaan Injil hari ini, Matius 11: 16-19 , karena pada saat Yohanes datang tapi tidak makan dan minum, maka Yohanes dianggap kerasukan setan, atau Yesus yang datang, makan dan minum, tapi berteman dengan orang-orang yang dianggap tidak baik, para pemungut cukai, padahal Yesus dianggap orang yang mempunyai hikmat atau kebijaksanaan, tetapi kenapa mau bergaul dengan orang berdosa ? Kalau kita selalu mendengarkan anggapan-anggapan orang di sekitar kita, dan kita menurutinya hanya untuk bisa dianggap sama dan satu visi, itu tidak aka nada habishabisnya. Kita menghentikan perbuatan kita yang berteman dengan orang yang berbeda dengan kita, hanya karena tidak ingin dianggap aneh, maka kita tidak akan menjadi diri kita sendiri. Apakah orang kaya tidak boleh berteman dengan orang miskin? Apakah orang pandai tidak boleh berteman dengan orang kurang pandai? Apakah orang yang suka naik gunung tidak boleh berteman dengan orang yang suka jalan-jalan ke mall? Apakah orang yang hoby menari tidak boleh berteman dengan orang yang hoby menyanyi? Bukankah kita seharusnya tidak boleh membeda-bedakan saudara-saudara kita. Dengan berteman dengan orang yang tidak sama dengan kita itu artinya kita akan bertumbuh, kita akan saling mengasihi. Karena kita harus menuruti perintah Tuhan agar berkat yang kita terima tidak ada habishabisnya, seperti di dalam Yesaya 48: 17-19 , bahwa Allah kita mengajar kepada kita, apa yang menjadi faedah, menjadi berguna, dan menuntun kita pada jalan yang harus kita tempuh. Kita menuruti perintah Tuhan, jika kita bisa berguna bagi orang lain. Berguna dengan tulus, bukan berguna agar bisa dipandang oleh orang lain. Sehingga kita bisa menjadi pohon yang di tanam di tepi aliran air. Pohon yang bisa menjadi tempat berteduh orang-orang yang membutuhkan tanpa mengharapkan imbalan jasa dan tanpa kesombongan rohani. Hanya member keteduhan tanpa mengharapkan apapun juga. Membiarkan Tuhan yang menilai perbuatan kita. Alin
Vol. 37/2012
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 15
15 Desember 2012 : Yesus Dalam Hidup Kita Hari biasa Pekan II Adven Sir 48:1-4,9-11, Mzm 80:2ac,3b,15-16,18-19, Mat 17:10-13 Mat. 17:12 “Dan Aku berkata kepadamu: Elia sudah datang, tetapi orang tidak mengenal dia, dan memperlakukannya menurut kehendak mereka. Demikian juga Anak Manusia akan menderita oleh mereka.” Pada suatu ketika seorang ibu bermimpi bahwa Tuhan akan datang mengunjungi ke rumahnya. Setelah bangun dari tidurnya, sang ibu mulai membersihkan seluruh rumahnya. Tiba-tiba datagn seorang bapa tua dengan tongkatnya di tangan. Dia hanya sekedar ingin mengucapkan ‘selamat pagi’ buat ibu itu. Ketika bapa tua itu mengetuk pintu, sang ibu itu berlari-lari mendekat ke pintu. Dalam benak sang ibu, ‘Tuhan telah datang.’ Ketika ia melihat bapa tua itu, sangat maralah sang itu itu, ‘Pergi jauh dari sini, aku sedang menanti tamu khususku.’ Bapa tua itupun meninggalkan rimah seketika. Kemudian datang seorang peminta-minta. Ibu itupun memperlakukan sama seperti si bapa tia tadi. Kemudian datang orang yang ke dua dan seterusnya. Sang ibu akhirnya tidak ingin diganggu lagi oleh orang-orang itu. Dia tidak akan membuka pintu bagi orang-orang itu. Sayangnya setelah beberapa saat, Tuhan-pun datang. Karena capai dan marah, sang ibu tidak membuka pintu buat Tuhan. Ketika Tuhan mengetuk pintu, ibu itu mengatakan, ‘Maaf, aku tidak menerima tamu hari ini. Aku sedang menantikan tamu khususku.’ Kita telah mendengarkan kisah dari Injil hari ini. Injil ini mengusahkan bagaimana ahliahli Taurat dan orang-orang Farisi yang sedang menantikan kedatangan Elia. Mereka selalu mengharapkan bahwa Elia akan datang lagi. Ketika mendengar hal itu, Yesus mengatakan kepada murid-muridNya bahwa Elia telah datang adan tinggal di anatara mereka. Namun mereka memperlakukan dia seturuk kehendak mereka sendiri. Mereka ridak mengenal dia dan bahkan mereka tidak ingin mendengarkan dia. Tuhan telah mengutus ke tengah kita Yesus Kristus. Tuhan juga telah mengutus ke tengah kita saudara-saudari kita. Namun sering kita tidak menerima mereka dengan terbuka hati. Kita sering memperlakukan mereka seturut kehendak kita. Hari ini kita diundang untuk selalu melihat Yesus yang tarsamar di dalam diri orang-orang di sekeliling kita. Dia selalu ada dan hadir di dalam hidup kita. Rm. Joseph, MGL
16
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 37/2012
16 Desember 2012 : Indahnya Berbagi Kepada Sesama HARI MINGGU ADVEN III Zef 3:14-18a, Yes 12:2-3,4bcd,5-6,Flp 4:4-7, Luk 3:10-18 Luk 3:11 Jawabnya: “Barangsiapa mempunyai dua helai baju, hendaklah ia membaginya dengan yang tidak punya, dan barangsiapa mempunyai makanan, hendaklah ia berbuat juga demikian.” Dalam rangka ultah DOJCC yang ke-8, beberapa teman – teman mengadakan road show ke 8 tempat yang ada di Kuta dan Denpasar area, untuk saling berbagi kasih dan menjadi berkat bagi orang lain. Tema ultah kali ini adalah be a 8lessing to other – menjadi berkat bagi orang lain. Road Show yang saya tidak sempat ikut karena waktu itu saya bekerja. Ingin sekali bisa mengunjungi beberapa teman-teman dan adik-adik di panti asuhan dan panti Jompo. Keinginan untuk ikut Road Show yg kedua pun akhirnya terwujud. Bertepatan dengan hari Minggu, dan saya waktu itu masuk shift siang – sehingga saya bisa ikut sebentar mengunjungi tempat tujuan kami – yaitu Panti Rehabilitasi penyandang cacat yang ada di Jimbaran. Surprise juga waktu tiba di sana, sudah ada terdengar suara nyanyian, dan senyum-senyum “sumringah” dari teman-teman yang terlebih dahulu tiba. Walaupun jumlah mereka tidak terlalu banyak, tapi saya merasakan kebersamaan yang kuat de-ngan mereka, melalui menyanyi bersama dan bermain games yang sederhana. Hingga tiba saatnya sesi tenang nich alias mengenal lebih dalam temanteman di panti tersebut. Ada satu anak yang membuat saya cukup takjub dengan keberanian dan kharismanya yang WOW. Dia pun akhirnya menyanyikan sebuah lagu untuk kita semua yang datang siang itu. “Apa judul lagunya adek ?” Dia pun menjawab, “Anak Istimewa”. Saya berpikir sejenak, lagu artis mana ya itu, kok kayana belum pernah dengar. Sebagian liriknya bercerita tentang ungkapan hati mereka, kenapa mereka dilahirkan dengan keadaan seperti itu, dan lirik lainnya yang cukup membuat kita tersentuh dan hampir meneteskan air mata. Sebelum mengakhiri kunjungan siang itu, kami semua bernyanyi lagu “Jangan Menyerah” dan membagikan beberapa sembako dan beberapa bingkisan lain. Kebersamaan dan rasa berbagi satu sama lain, baik dalam keadaan suka maupun duka, baik dalam keadaan sempurna atau tidak sempurna – merupakan nilai positif yang bisa saya dan teman – teman lain ambil dalam kunjungan siang itu. Dalam kondisi dan keadaan mereka seperti itu, mereka tetap bersyukur dan tak pernah menyerah. So inspire us banget dah pokoknya. Yesus mengajarkan kepada kita untuk saling berbagi dan menjadi berkat bagi orang lain di sekitar kita. Apa yang kita miliki, jika itu bisa menjadi berkat bagi orang lain, kita tidak akan ragu untuk berani berbagi dan memberikan kepada saudara kita yang lain. Ada keindahan dan rasa puas yang berbeda, ketika kita mampu berbagi dengan sesama di sekitar kita. Kita ada untuk sementara melalui apa yang kita ambil, tetapi kita hidup selamanya melalui apa yang kita berikan. Douglas M. Lawson KRIS
Vol. 37/2012
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 17
17 Desember 2012 : Immanuel Hari Biasa Khusus Adven Kej 49:2, 8-10, Mzm 72:1, 3-4b, 7-8, 17, Mat 1:1-17 Mat 1:17 “Yakub memperanakkan Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus” Para leluhur bangsa Israel sering memberi nilai ‘sakral’ atau ‘nubuat’ pada pesan terakhir dari seseorang sebelum meninggal. Demikian menjadi perbincangan dan disebarkan dari mulut ke mulut sebagai suatu prediksi masa depan dari turunan yang ditinggalkan. Begitu pula yang kita baca dalam kitab Kejadian hari ini. Yakub di penghujung hidupnya menubuatkan masa depan kedua belas putranya. Dari Yehuda akan lahir seorang pemimpin bangsa, yang digenapi oleh raja Daud dan dinastinya. Tetapi lebih dari dinasti Daud, bangsa Israel menantikan seorang raja ideal yang akan memerintah seluruh bangsa. Bangsa Israel menantikan seorang Mesias. Seluruh isi kitab perjanjian lama menggemakan penantian seorang penebus yang sempurna dan definitif. Yakub pada akhir hidupnya melihat tongkat pemerintahan Mesias dari suku Yehuda dan keturunan raja Daud, tapi sebuah pemerintahan yang melampaui bingkai sejarah bangsa Israel, karena Mesias pemegang tongkat pemerintahan Allah adalah utusan Allah sendiri yaitu Putra tunggal Allah. Tongkat pemerintahan adalah lambang kekuasaan, namun terutama adalah wujud kasih Allah, karena pemerintahan Allah adalah melayani para hamba-Nya dengan mengangkat mereka menjadi sahabat-sahabatNya. Melalui silsilah yang ditulis penginjil Matius jelas bagi kita bahwa Yesus adalah ‘putra Daud’ dan ‘putra Abraham’. Dengan dua titel ini Yesus menjadi wujud penggenapan janji Allah. Maka rencana keselamatan Allah yang tengah dilaksanakan dan mencapai puncaknya pada kelahiran Yesus bukanlah hal yang tiba-tiba terjadi. Allah telah mewartakannya dan mempersiapkannya jauh-jauh hari sebelumnya melalui Abraham dan Daud. Karena itu melalui generasi yang berbeda, Allah menuntun sejarah bangsa Israel hingga “Yosef, suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus”. Yesus Putera Allah yang menjadi manusia tidak hidup di luar sejarah manusia melainkan adalah ‘kepenuhan’nya. Di dalam Yesus semua bangsa memperoleh kedamaian dan keselamatan. Yesus bukan milik suatu kebudayaan atau suku atau peradaban tertentu. Dialah yang mempersatukan semua suku bangsa, seperti yang diwartakan S. Paulus. Bukanlah suatu kebetulan di dalam silsilah-Nya terdapat beberapa wanita dari bangsa yang tidak mengenal Allah yaitu Rahab dan Rut atau yang tercemar oleh dosa seperti Tamar dan Betsabea. Yesus adalah raja orang Yahudi dan seluruh bangsa, Ia yang menebus dan menyelamatkan, kepenuhan dari sejarah seluruh bangsa. Allah berkenan menuntun umat-Nya, berjalan berdampingan dengan kita. Allah kita adalah Immanuel. Sr. Benedicta, OSB
18
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 37/2012
18 Desember 2012 : Berserah Yer 23: 5-8, Mzm 72:2,12-13, 18-19, Mat 1:18-24 Mat 1:24 Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya Pada bacaan Injil hari ini, kita diajak untuk meneladani Yusuf dimana pada saat akan mengambil keputusan, Yusuf mendengarkan “bisikan” ilahi tentang apa yang Tuhan Allah kehendaki. Tanpa ada keraguan Yusuf mengitu apa yang diperintahkan Malaikat Tuhan kepadanya. Sering kali dalam hidup, kita dihadapi terhadap pilihan yang sulit. Begitu banyak pertimbangan yang kita pikirkan sebelum mengambil keputusan tersebut. Di sinilah kita harus berserah kepada Tuhan dan mohon bimbingan Roh Kudus dalam mengambil keputusan kita. Agar keputusan yang kita ambil adalah merupakan kehendak Bapa di Surga bukan merupakan kehendak pribadi kita. Memang kadang kita sulit mengerti terhadap kehendak Tuhan dalam setiap hidup kita. Walaupun kita sudah mencoba menguraikan sisi positip dan negatip dari berbagai macam pilihan yang ada. Tetapi apa yang terkadang menurut kita itu adalah yang terbaik belum tentu itu merupakan kehendak Tuhan. Rencana Tuhan untuk kita semua adalah rancangan damai sejahtera yang memberikan harapan tuk masa depan kita dan bukan rancanga kecelakaan. Seperti Bapa yang telah mengutus AnakNya yang tunggal, Tuhan kita Yesus Kristus ke dunia ini sebagai penyelamat kita yang senantiasa menyertai kita. (Mat 1:21 Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka) Setiap keputusan yang telah kita ambil, haruslah kita jalanin dengan penuh keyakinan. Seperti halnya Yusuf yang menjalankan apa yang diperintahkan Bapa melalui malaikat Tuhan (Mat1:24 Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya) dan tetap memohon pada bimbingan Roh Kudus biar apa yang kita lakukan dalam kehidupan kita bisa menjadi berkat untuk orang di sekitar kita dan untuk diri kita sendiri. Amin.
God Bless, Santo
Vol. 37/2012
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 19
19 Desember 2012 : Tuhan Punya Cara Hari Biasa Khusus Adven Hak 13:2-7,24-25a,Mzm 71:3-4a,5-6ab,16-17, Luk 1:5-25 Mzm 71:3 Jadilah bagiku gunung batu, tempat berteduh, kubu pertahanan untuk menyelamatkan aku; sebab Engkaulah bukit batuku dan pertahananku. Ada sebuah lagu yang dinyanyikan oleh Anastasia Sari Purba, judulnya adalah Tuhan Punya Cara. Sebenernya nggak sengaja download lagu ini, padahal niatnya download lagunya Jeffry S . Tjandra. Tapi begitu mendengar lagu ini, langsung jatuh cinta, hehehe. Liriknya itu lho, pas banget di saat – saat saya merasa berbeban berat. Dan bagian reff yang paling maknyos. “Bila gunung di hadapanku tak jua berpindah, Kau berikan ku kekuatan untuk mendakinya, Kulakukan yang terbaikku, Kau yang selebihnya, Tuhan selalu punya cara membuatku menang pada akhirnya. “ Terkadang doa yang yang saya sampaikan kepada Tuhan ketika saya sedang memiliki masalah ataupun berbeban berat adalah “Tuhan, tolong ambil beban saya, berikan petunjuk dan jalan keluar”. Doa yang terkesan seenaknya sendiri, maunya cepet selesai, haha. Tapi, ketika mendengar lagu ini, saya kemudian mengubah sedikit doa saya. “Tuhan, saya pasrahkan semua beban masalah hidupku ini ke dalam tanganmu karena saya percaya Kau selalu punya cara untuk membuat segalanya menjadi baik untukku.” Tuhan tidak akan serta merta mengangkat semua beban permasalahan hidup kita, tapi Dia jauh lebih luar biasa, Dia memberikan kita “sekolah gratis”, bagaimana kita bisa bertahan dan menyelesaikan semua permasalahan hidup kita seturut petunjuknya. Saya yakin Anda pun pernah mengalami suatu kejadian pergumulan hidup yang mungkin sempat membuat putus asa, dan Anda bertahan dan menjalaninya. Dan akhirnya Anda lulus dari “sekolah gratis” itu. Bukankah rasanya jauh lebih puas dan melegakan ketika pada akhirnya Anda sadar, “Wow! Ya, saya sudah melewati masalah itu, kok bisa ya? Saya pikir saya tidak akan bisa melewatinya.” Karena percayalah, ketika Gunung di hadapan kita yang berarti adalah beban pergumulan hidup kita yang pasti akan terus menerus ada selama kita belum saatnya dipanggil kembali olehNya, tidak juga berpindah dari hadapan kita, Tuhan yang akan beri kekuatan untuk kita untuk mendakinya dan akhirnya bisa sampai di puncak. Dan ketika Anda sudah ada di puncak, Anda menengok ke bawah dan mengenang berapa banyak sudah langkah kaki Anda, jatuh bangun Anda mendaki, dan akhirnya Anda bisa tersenyum bahagia dan berterimakasih. Seandainya Tuhan langsung memindahkan gunungnya, apakah Anda yakin Anda akan jauh lebih puas dan bahagia? Maia
20
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 37/2012
20 Desember 2012 : Siapkah Kita Menerima Roh Kudus ? Yes 7:10-14,Mzm 24:1-2,3-4ab,5-6, Luk 1:26-38 Lk.1:35 Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah yang maha tinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kau lahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah” Bunda Maria adalah Bunda tak bernoda sejak ia lahir. Ini artinya Roh Kudus sudah berkerja pada dirinya bahkan sebelum malaikat Gabriel datang membawa kabar baik bahwa Ia akan mengandung Tuhan Yesus. Lalu apakah arti momen ini buat sang Bunda, saat Gabriel berkata Roh Kudus akan turun atasmu? Untuk Bunda Maria, ini adalah momen perutusan, momen dimana ia diberikan tugas khusus untuk menjadi Ibu Tuhan Yesus. Tugas ini bukan hanya sekedar tugas biasa, tetapi tugas yang merubah identitas dirinya, tugas yang penuh dengan tantangan, tugas yang sebenarnya diluar kemampuan dirinya sebagai seorang manusia. Kita lebih sering melihat Natal sebagai suatu yang tidak berbahaya. Kita berpikir…ah betapa indahnya menantikan rencana Tuhan dan membayangkan bayi Tuhan Yesus yang mungil dan lucu. Tetapi apa konsekuensi dari kehamilan Bunda Maria? Sakit fisik mengandung dan melahirkan saja kadang sudah membuat wanita takut untuk punya anak. Belum lagi aib karena hamil diluar nikah, bagaimana kalau dituduh tidak setia dengan pertunangannya dengan Santo Joseph. Orang tuanya Santo Yoakim dan Anna bisa marah besar karena membawa malu bagi keluarga. Belum lagi problem membesarkan Yesus kalau semua orang mengucilkan dia? Tetapi Bunda Maria siap waktu mendengar kabar tersebut. Ia percaya dan pasrah pada rencana Tuhan yang jauh melampaui pemikirannya. Ia menerima konsekuensi tersebut, terutama kehilangan harga dirinya. Ia tidak mengatakan, bagaimana kalau nanti Joseph tidak percaya, atau ayah saya marah, dan lain sebagainya.” Melainkan Ia percaya dan berserah pada kebesaran Tuhan, “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanMu” (Lk. 1:38). Maria memperbolehkan Roh Kudus bekerja pada dirinya sehingga Yesus bisa lahir didunia. Teman teman, masa adven adalah masa mempersiapkan diri. Kedatangan Tuhan Yesus didunia yang kita nantikan baiknya mengingatkan kita bahwa kita adalah benar benar saudara dan saudari Yesus. Dia sungguh Anak Allah, dan kita lewat pembaptisan sudah juga diangkat anak atau diadopsi menjadi anak-anak Allah. Kalau Roh Kudus turun atas Bunda Maria supaya sang Anak Allah bisa dikandung dan tumbuh menjadi sosok manusia yang sempurna, maka Roh Kudus pun mau turun pada kita semua supaya kita bisa tumbuh sesuai dengan identitas kita yang baru sebagai anak anak Allah. Mari kita bersiap diri supaya mau selalu disempurnakan menjadi seperti Tuhan Yesus, dan mau menerima tugas Ilahi kita masing masing yang pastilah penuh pengorbanan diri seperti tugas Bunda Maria. Ya Bapa, Engkau telah mengutus anak tunggalMu Tuhan Yesus untuk datang kedunia, dan memampukan Bunda Maria mengandung dan membesarkan Ia lewat kuasa Roh KudusMu. Biarlah Roh KudusMu juga memampukan kami, menyempurnakan kami, agar kamipun siap menerima tugas dariMu, yang walaupun sulit, akan menjadikan kami sungguh sesuai dengan harga diri kami sebagai anak anakmu yang terkasih. Amin Fr, David, MGL
Vol. 37/2012
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 21
21 Desember 2012 : Praise and Worship, Anta Galau Petrus Kanisius Kid 2:8-14 atau Zef 3:14-18a, Mzm 33:2-3,11-12,20-21, Luk 1:39-45 Mzm 33 : 2, 21 “Bersyukurlah kepada Tuhan dengan kecapi, bermazmurlah bagi namaNya dengan gambus sepuluh tali. Ya karena Dia hati kita bersukacita, sebab kepada namaNya yang kudus kita percaya.” Jono adalah seorang anak desa yang taat beribadah kepada Tuhan. Suatu kali, Jono diajak pergi kekota dan tinggal beberapa waktu dengan saudaranya. Hari Minggu tiba, Jono datang bersama kerabatnya dan mengikuti Gathering DOJ Bali. Saat itu Gathering diadakan dalam bahasa Inggris, mengingat banyak anggota DOJ Australia datang ke Bali. Saat penyembahan tiba ia heran mendengar banyak anggota mengucapkan kata-kata penyembahan “serba inggris” yang tidak dia jumpai didesanya. “Yes Lord!” “ I Love You Jesus”, “Thank You Lord”,” You Are Awesome God”, You are my everything”. dsb. Jono pun bingung karena tidak bisa berbahasa Inggris. Ia seperti orang asing. Sesampainya di rumah Jono melihat lukisan Tuhan Yesus sedang berdoa ditaman Getsemani dan disitu tertulis dibawahnya,” Jesus Pray in the Garden.” Minggu kedua Gathering masih dilaksanakan dalam bahasa Inggris, mengingat team Australia masih di Bali. Saat semua menaikkan penyembahan, Jono melihat ekspresi sekelilingnya tampak melihatnya dengan aneh. Bahkan kerabat Jono yang mengajaknya ikut Gathering menginjak kaki si Jono. Kenapa? Rupanya saat penyembahan, si Jono tadi terus berkata,” Jesus pray in the Garden,” Jesus pray in the Garden....” Kita mungkin tersenyum geli melihat kisah tersebut. Namun terkadang banyak orang salah konsep tentang menyembah Tuhan. Tentu saja, tidak salah jika kita memakai bahasa Inggris dalam memuji, berdoa atau menyembah Tuhan. Tapi, tentu saja itu harus lahir dari hati. Faktanya, tidak jarang sikap dalam melakukan pujian penyembahan lebih dipengaruhi oleh trend atau pengaruh dari orang lain. Padahal pujian penyembahan yang sejati seharusnya lahir dari ucapan syukur dan kekaguman akan Tuhan kita secara pribadi. Menyembah Tuhan tidak perlu kata-kata yang sukar dan panjang karena Tuhan sendiri tidak hanya melihat bagaimana cara kita, memuji dan menyembah, tapi terlebih sikap hati kita dalam melakukan semua itu. Belajar dari Raja Daud dalam Kitab Mazmur, dimana pujiannya merupakan ungkapan yang lahir setiap hari dalam nafas kehidupannya selalu ia naikkan. Tidak peduli waktu susah, senang, sedih, berduka, takut, gentar, khawatir, marah, bahkan saat galau skalipun. Kejujuran Daud dalam mengekspresikan hatinya kepada Tuhan itulah yang justru menggambarkan sebuah kedekatan hubungan antara dia dengan Tuhan. “ Bersyukurlah kepada Tuhan dengan kecapi, bermazmurlah bagi namaNya dengan gambus sepuluh tali. Ya karena Dia hati kita bersukacita, sebab kepada namaNya yang kudus kita percaya.” Lulu
22
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 37/2012
22 Desember 2012 : Karya Besar 1Sam 1:24-28, MT 1Sam 2:1,4-5,6-7,8abcd, Luk 1:46-56 Luk 1:49, “karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan namaNya adalah Kudus.” Seringkali di dalam hidup sehari-hari kita berkomentar seperti ini, “Ah masalah yang kecil aja dibesar-besarkan.” Atau sebaliknya kita berusaha menutupi masalah besar dan serius dengan mengatakan, “Sssssttt…, jangan bilang-bilang…. Diem aja, ga usah diungkit-ungkit.” Menjadi Bunda Allah di satu pihak menjadi “masalah” besar bagi Maria karena selain dia masih muda, dia juga belum bersuami, hamil dan akan melahirkan seorang putera. Inilah yang dimaksud oleh Bunda Maria dalam kidung magnificat yang berbunyi, “karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan namaNya adalah Kudus.” Perbuatan besar yang dilakukan oleh Allah di dalam hidup Maria tidak digembar-gemborkan ke mana-mana tetapi disimpan di dalam hatinya. Untuk itu dia tidak “memarahi” Tuhan, tetapi malahan memuji Tuhan dengan mengatakan bahwa NamaNya adalah kudus. Kudus karena Allah melakukan pekerjaan besar di dalam diri Maria dengan mengikutsertakan dia dalam “proyek” karya keselamatan Allah. Maria adalah model dalam hal kerendah-hatian. Dia tahu tugas apa yang harus dibebankan kepadanya tetapi dia tidak mengandalkan kekuatannya sendiri tetapi mengandalkan kekuatan Allah semata-mata. Terkadang di dalam hidup, kita sering mengandalkan kemampuan kita, bakat dan talenta yang Tuhan berikan dalam melakukan sesuatu yang besar, tetapi kita lupa minta berkat dari Tuhan melalui doa-doa kita. Doa adalah salah satu tanda dari kerendahhatian kita karena kita mempercayakan pertama-tama kepada Tuhan sendiri dan bukan pada kekuatan dan kemampuan kita. Menjadi pertanyaan bagi kita adalah apakah kita mau meneladani Bunda Maria yang rendah hati dalam menjalankan tugas yang besar untuk keselamatan dunia ini tanpa menggembor-gemborkan ke orang lain? Belajar dari contoh Bunda Maria yang setia dalam mengutamakan Tuhan? Selalu memuji Tuhan dengan kidung “magnificat” yang menomersatukan Tuhan di atas segala-galanya? Rm.Vincent, MGL
Vol. 37/2012
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 23
23 Desember 2012 : Karya Roh Kudus HARI MINGGU ADVEN IV Mi 5: 1-4a, Mzm 80: 2ac, 3b, 15-16, 18-19 , Ibr 10: 5-10, Luk 1: 39-45 Luk 1:41: Dan ketika Elisabet mendengar salam Maria melonjaklah anak yang didalam rahimnya dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus. Kesedihan dan kegembiraan itu menular. Apabila kita sedih, orang di sekitar kita dapat merasakannya.Sebaliknya, jika kita bergembira, suasana hati kita akan memendar hangat, sehingga dapat juga dirasakan oleh orang lain yang berada disekitar kita. Suatu ketika, Bunda Maria mengunjungi Elisabet untuk meneguhkan hatinya sehubungan dengan pernyataan malaikat Gabriel. Pada saat mereka berjumpa, Elisabet dapat merasakan kegembiraan bathin yang dialami oleh Bunda Maria sehingga anak dalam rahimnya melonjak dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus, sehingga ia berkata, “Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?”. Perjumpaan pribadi dengan Tuhan membuat Elisabet: 1.Mengenali Yesus dan memujiNya Elisabet yang dipenuhi Roh Kudus mengenali anak yang dikandung Maria adalah Mesias yang dijanjikan Allah, sehingga ia menyebut Maria sebagai wanita yang paling diberkati, ia juga mengenali Anak tersebut sebagai Tuhan sendiri sehingga ia memujiNya. 2. Makin rendah hati “Siapakah aku ini sehingga ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?” Seorang yang hidup dalam pimpinan Roh Kudus akan makin menyadari ketidaklayakan dirinya di hadapan Allah, namum ia juga menyadari betapa besarnya anugrah Allah, sehingga ia tetap mau ikut ambil bagian dalam pekerjaan Tuhan untuk kemuliaanNya. 3. Memahami rahasia kebahagiaan sejati Rahasia kebahagiaan sejati terletak pada percaya (trust) kepada Allah dan mentaatiNya, seperti yang terjadi dalam hidup BundaMaria dan Elisabet. Dalam hidup ini kita sering dihadapkan pada dua pilihan, yang benar dan yang menyenangkan. Pilihlah yang benar, karena akan berakir dengan kebahagiaan sejati. Doa: Tuhanku yang Mahamurah dan Mahabaik, sentuhlah hatiku agar senantiasa terbuka untuk menerima Terang dan KasihMu agar aku dapat merasakan kehadiranMu dalam hidupku, sehingga aku dapat menghayati, dan menikmati perjumpaan denganMu sebagai penguat hidupku di dunia . Amin. Betty
24
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 37/2012
24 Desember 2012 : Yusuf, Ayah Teladan Pagi 2Sam 7:1-5,8b-12,16, Mzm 89:2-3,4-5,27,29, Luk 1:67-79 Sore: Yes 62:1-5, Mzm 89:4-5,16-17,27,29, Kis 13:16-17,22-25, Mat 1:1-25 Matius 1:19 “Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikanya secara diam-diam” Malam ini adalah malam natal! Semua bersuka ria dan merayakannya. Kita sudah sering mendengar kisah tentang perjuangan Bunda Maria, yang dari mengandung sudah mengasihi putranya Yesus, sampai wafat di kayu salib. Kita juga sudah sering mendengar cerita tentang Yesus yang dilahirkan di kandang domba, tempat yang paling hina. Hari ini, saya ingin merenungkan peran Yusuf, suami bunda Maria. Ketika Yusuf mengetahui istrinya hamil, ia tidak emosi dan meledak marah. Ia masih tidak mau mencemarkan nama istrinya di depan umum, dan bermaksud menceraikannya diam diam. Apabila kita ada di posisi Yusuf, bisa kah kita melakukan itu? Akankan kita menjaga nama istri/kekasih kita agar tidak dipermalukan di muka umum? Biasanya, sebagai manusia, cinta yang dalam hilang dalam sekejap karena emosi. Mulut akan berkata lebih cepat daripada pikiran dan perasaan. Ketika Malaikat memberi tahu Yusuf bahwa Roh Kuduslah yang menghamili Maria, Yusuf langsung percaya dan bersama sama dengan Maria menyiapkan kelahiran. Kelahiran ‘anak orang lain’. Ia bahkan tidak bersetubuh agar yang dilahirkan Maria benar benar anak Roh Kudus. Kesetiaan Yusuf tidak hanya kepada istrinya Maria, tapi juga kepada Tuhan. Ia meyakini apa yang dikatakan Malaikat itu benar. Tidak mudah untuk menjadi Yusuf. Apalagi laki lakinya biasanya memiliki ego yang sangat besar. Di hari sebelum natal ini, mari kita juga mengenang peran ayah, peran Yusuf dalam perjalanan hidup Yesus, dan belajar dari kesetiaanya pada Maria dan pada Tuhan. Selamat Natal. Tuhan berkati Jeff - Lovina - 2012
Vol. 37/2012
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 25
25 Desember 2012 : Hidup ini Sungguh Sangat Terlalu Indah Hari Raya Natal Malam: Yes 9:1-6, Mzm 96:1-2a,2b-3,11-12,13,Tit 2:11-14, Luk 2:1-14 Fajar: Yes 62:11-12,Mzm 97:1,6,11-12, Tit 3:4-7, Luk 2:15-20 Siang: Yes 52:7-10,Mzm 98:1,2-3ab,3cd-4,5-6, Ibr 1:1-6, Yoh 1:1-18 Tit 2:13 dengan menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia dan penyataan kemuliaan Allah yang Mahabesar dan Juruselamat kita Yesus Kristus, Tanpa terasa kita semua saat ini sudah berada di akhir bulan di tahun 2012. Sebentar lagi tahun 2012 sudah habis, marilah kita ambil waktu sejenak untuk merenungkan tentang apa yang telah terjadi dalam hidup kita sepanjang tahun 2012. Cobalah kita mengingat setiap kebaikan yang telah Tuhan berikan untuk kita. Mungkin dalam tahun ini kita pernah gagal, kita pernah kecewa, atau pernah mengalami kedukaan, tetapi dibalik itu semua jika kita mau duduk diam untuk merenungkan pasti lebih banyak sukacita dan berkat yang Tuhan berikan untuk kita. Hari ini kita semua merayakan hari raya Natal, Tuhan Yesus lahir membawa damai dan sukacita. Dia juga lahir kedunia untuk dipersiapkan menebus dosa - dosa manusia. Hari raya Natal memiliki pesan dan makna yang berbeda pada setiap orang. Natal tahun ini bagi saya sangat special sekali, karena diakhir tahun ini tanpa terasa saya sudah satu setengah tahun berada di pulau Bali. Saya juga sangat bersyukur pada Tuhan buat setiap berkat yang telah Dia berikan buat saya. Setiap target, perencanaan yang saya tulis banyak yang terkabulkan seturut dengan kehendakNya. Saya mau membagikan berkat buat teman - teman semua, menurut apa yang saya alami. Setiap tahun saya menuliskan keinginan dan target di kertas, banyak sekali yang terkabulkan. Setiap target dan perencanaan yang kita buat bisa memacu semangat kita. Di bacaan ke dua juga sangat menguatkan dari Titus 2:13 “Dengan menantikan pengharapan kita yang penuh bahagia dan penyataan kemuliaan Allah yang Mahabesar dan Juruselamat kita Yesus Kristus”. Tuhan Yesus hadir kerena kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia dan Ia mendidik kita supaya meninggalkan kefasikan dan keinginan - keinginan duniawi supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini. Pasti kita semua mempunyai kesan tersendiri di akhir tahun ini. Natal akan selalu hadir dan membawa sukacita selalu pada kita semua yang percaya penuh kepadaNya. Marilah kita selalu bersyukur di hari Natal ini bahwa hidup ini sungguh sangat terlalu InDaH. Bapa yang ada di dalam surga, kami mengucap syukur dan terimakasih kepadaMu buat kelahiran putraMu Tuhan kami Yesus Kristus di hari Natal ini. Semoga dengan kelahiran Yesus selalu membawa sukacita dan damai dalam kehidupan kami. Kami akan terus bersyukur atas setiap kasih serta rahmatMu dan akan terus menjalani kehidupan yang sungguh sangat terlalu InDaH ini. Selamat hari raya NaTaL!!! Damai NaTaL selalu menyertai kita semua... Gbu Yudi
26
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 37/2012
26 Desember 2012 Kisah Orang Kudus : St. Stefanus - Martir Pertama Pesta St. Stefanus, Martir Pertama Kis 6:8-10, 7:54-59, Mzm 31:3cd-4,6,8ab,16bc,17, Mat 10:17-22 Stefanus artinya mahkota. Ia adalah pengikut Kristus yang pertama yang menerima mahkota kemartiran. Stefanus adalah seorang diakon pada masa Gereja Perdana. Kita membaca kisah tentangnya dalam Kitab Kisah Para Rasul bab 6 dan 7. Petrus dan para rasul lainnya menyadari bahwa mereka membutuhkan penolong-penolong untuk mengurus para janda serta kaum miskin. Jadi, mereka mentahbiskan tujuh orang diakon. Stefanus adalah yang paling terkenal dari antara mereka. Tuhan mengadakan banyak mukjizat melalui St. Stefanus. Ia berbicara dengan hikmat dan karunia yang membuat banyak dari para pendengarnya menjadi pengikut Yesus. Para musuh Gereja Yesus merasa geram melihat betapa berhasilnya khotbah St. Stefanus. Pada akhirnya, mereka bersekongkol untuk melawan dia. Mereka tidak dapat membantah perkataan-perkataannya yang bijaksana, jadi mereka memerintahkan beberapa orang untuk bersaksi dusta terhadapnya. Saksi-saksi palsu itu mengatakan bahwa Stefanus telah berbicara hujat terhadap Tuhan. St. Stefanus menghadapi gerombolan para musuhnya yang banyak itu tanpa rasa takut. Malahan, Kitab Suci mengatakan bahwa wajahnya menjadi serupa dengan wajah malaikat. Stefanus berbicara tentang Yesus, menunjukkan bahwa Ia adalah Juruselamat yang dijanjikan Tuhan. Ia mencela para musuhnya karena tidak percaya kepada Yesus. Mendengar itu, mereka menjadi amat marah serta berteriak-teriak kepadanya. Tetapi, Stefanus memandang ke langit dan berkata bahwa ia melihat langit terbuka dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah. Para musuhnya menutup telinga mereka dan tidak mau mendengarnya lebih lanjut. Mereka menyeret St. Stefanus ke luar kota Yerusalem dan melemparinya dengan batu hingga mati. Orang kudus itu berdoa, “Tuhan Yesus, terimalah rohku!” Kemudian ia berlutut serta memohon kepada Tuhan untuk tidak menghukum para musuh yang membunuhnya. Setelah pernyataan kasih yang sedemikian besar itu, Stefanus pergi untuk menerima ganjaran surgawi. “Kasih yang membawa Kristus dari surga ke dunia telah membawa Stefanus dari dunia ke surga… Kristus telah menjadikan kasih sebagai tangga yang memungkinkan segenap umat Kristiani untuk mendaki ke surga. Oleh karenanya, berpegang-teguhlah kepadanya, dengan segala ketulusan hati, hendaknya kamu saling membagikan wujud nyata kasihmu itu, dan dengan kemajuanmu dalam kasih, mendakilah bersamasama.” St. Fulgentius “diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin Pauline Books & Media.”
Vol. 37/2012
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 27
27 Desember 2012 : See and Believe Pesta St. Yohanes, Rasul & Pengarang Injil 1Yoh 1:1-4, Mzm 97:1-2,5-6,11-12, Yoh 20:2-8 Yoh. 20:8 Ia melihat dan percaya Belum lama ini kita disuguhi dengan berita yang sungguh menantang dan menarik untuk iman kita (Ucan News 12 Nov. 2012). Berita itu datang dari salah satu Rumah Sakit Malaysia (Darby Medical Centre Kuala Lumpur). Di tempat tersebut beberapa orang melihat gambar yang dinyatakan menyerupai Bunda Maria, “…Kami percaya Maria, Bunda Tuhan, memiliki pesan untuk kita, saat ia melihat ke bawah pada kita dan kemudian pada bendera Malaysia. kita juga dapat melihat Yesus dan dia juga bergerak, mereka tidak statis,” ujar Eunice Fernandez. Pemberitaan di atas langsung atau tidak langsung menatang saya dan anda untuk percaya atau tidak akan hal itu. Itu adalah sebuah berita kesaksian tentang ‘iman’ saya dan anda. Sejalan dengan itu, kedua bacaan Kitab Suci hari ini mengisahkan tentang kesaksian iman dari para rasul. Mereka adalah saksi Firman yang hidup yang menghendaki agar semua orang yang mendengar pewartaan mereka memperoleh keselamatan kekal. St. Yohanes adalah murid yang dikasihi Tuhan Yesus. Ia memiliki pengalaman iman yang unik dalam relasinya dengan Tuhan Yesus. Hal ini tampak dalam responnya terhadap pemberitaan kebangkitan Tuhan Yesus oleh Maria Magdalena. Ia adalah orang pertama yang melihat kubur kosong dan percaya bahwa Tuhan Yesus hidup. Relasinya dengan Tuhan adalah relasi cinta, di mana Yohanes merasa dekat dengan Tuhan Yesus, bila dibandingkan dengan murid-murid yang lain. Masa Natal adalah saat di mana cinta Allah hadir dalam rupa manusia; Yesus dari Nazarret. Ini merupakan bukti cinta yang tak terbatas dari Allah, yang hanya ingin memenangkan hati saya dan anda. Ia tidak peduli, apapun resiko yang hendak dihadapiNya. Ia ditolak, tidak diterima, tidak dikenal oleh bangsaNya sendiri. Pelbagai resiko atau penolakan manusia terhadap diri-Nya, tidak mengurangi cinta-Nya yang hanya ingin agar seluruh umat manusia selamat. Masa Natal adalah saat di mana saya dan anda diajak untuk melihat kembali relasi kita selama ini dengan Tuhan dan sesama. Apakah semua pelayanan yang dilakukan selama ini merupakan ungkapan cinta atau sekedar hanya untuk mengisi waktu kosong? Biarlah pengalaman Natal tahun ini memampukan kita untuk bersatu dengan Allah dan sesama dalam suasana cinta. Cinta itu menyembuhkan, menghidupi dan membawa kebahagiaan, serta kedamaian lahir dan bathin. Ya Bapa puji dan syukur atas cintaMu yang nyata dalam diri PutraMu Tuhan dan saudara kami khususnya dalam masa natal ini. Kami mohon Bapa utuslah Roh KudusMu untuk membuka mata hati kami agar senantiasa melayaniMu dengan segenap hati dan budi kami. Anugerahkanlah rahmat iman, harap dan kasih dalam dan pelayanan kami sehari-hari. Semua doa ini kami sampaikan kehadiratMu ya Bapa dengan perantaraan Kristus Tuhan kami yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persekutuan dengan Roh Kudus, kini dan selamanya. Amin. Fr. Anis. MGL
28
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 37/2012
28 Desember 2012 : Sulitnya Menerima Orang yang Lebih dari Kita Pesta Para Kanak-kanak Suci 1Yoh 1:5-2:2,Mzm 124:2-3,4-5,7b-8, Mat 2:13-18 Mzm 124:7 “ jerat itu telah putus, dan kitapun terluput .” Seringkali, kita merasa ketakutan saat merasa bahwa posisi kita terancam. Baik posisi di dunia pekerjaan, posisi di dalam keluarga, maupun posisi di lingkungan sekitar. Bagaimana ya, kalau saya sudah tidak menjabat sebagai kepala, bagaimana ya, kalau ada orang baru muncul, nanti saya tidak akan dianggap lagi, bagaimana ya, kalau orang-orang tidak memperhatikan aku lagi, tetapi memperhatikan dia yang baru datang? Bagaimana..bagaimana.. Padahal seringkali itu hanya perasaan. Tetapi perasaan itu, yang akan menyebabkan kita mengambil langkah untuk membentengi diri sendiri. Langkah yang seringkali dicampur dengan perbuatan yang tidak baik, tidak benar. Hanya agar orang menganggap kita tetap nomor 1, tak tergantikan. Sama seperti kejadian hari ini, yang diceritakan melalui Matius 2 : 13 – 18, bahwa Herodes, saking merasa terancamnya dengan kedatangan Mesias, dia merasa ketakutan sehingga menantikan informasi dari tiga orang majus. Ketakutan bahwa dia tidak akan menjadi raja no satu lagi, tetapi dikalahkan oleh Sang Mesias. Perasaan takut bahwa dia akan menjadi raja yang tersingkirkan berubah menjadi kemarahan yang membabi buta karena diperdaya oleh orang-orang majus itu, kemudian memerintahkan untuk membunuh semua anak laki-laki di bawah usia 2 tahun. Bayangkan berapa banyaknya bayi, anak-anak tak berdosa yang menjadi korban “perasaan “ Herodes. Dengan demikian genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yeremia: (18) “Terdengarlah suara di Rama, tangis dan ratap yang amat sedih; Rahel menangisi anakanaknya dan ia tidak mau dihibur, sebab mereka tidak ada lagi. Bayi – bayi tak berdosa yang dibunuh atas perintah Herodes, kita peringati hari ini, Pesta Para Kanak- Kanak Suci. Seandainya Herodes tahu, bahwa Sang Mesias akan menjadi Raja, tetapi bukan Raja di dunia, bukan Raja yang akan menggantikannya. Raja yang akan datang justru untuk membuat kita terselamatkan. Raja pendamaian untuk semua dosa kita dan dosa dunia, mungkin Herodes tidak akan melakukan pembunuhan itu. Sama seperti yang terjadi di dalam kehidupan kita sekarang ini, mungkin di tempat pekerjaan kita, datang orang-orang baru, yang lebih dari kita, tetapi kita ketakutan untuk dan mencari cara agar orang baru tidak bertahan lama, padahal, mungkin maksud diterimanya orang-orang baru itu adalah untuk membantu kita, sehingga pekerjaan kita lebih mudah dan kita bisa belajar lebih banyak sehingga kerja team lebih solid. Mari, kita belajar berpikir dan bertindak, bukan karena perasaan-perasaan negative, yang belum tentu akan terjadi seperti yang kita pikirkan dan kita rasakan. alin
Vol. 37/2012
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 29
29 Desember 2012 : Tuhan Hadir tepat WaktuNYA Tomas Becket 1Yoh 2:3-11, Mzm 96:1-2a,2b-3,5b-6,Luk 2:22-35 Lukas 2:29-32 “Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel.” Beberapa bulan yang lalu seorang ibu, Martha (bukan nama asli), pergi menghadap Tuhan. Martha meninggal oleh karena kanker payudara. Dia menderita penyakit kanker selama lebih dari 20 tahun. Satu hal yang membuat aku sangat takjub, bahwa sekalipun Martha sakit sekali seperti itu, dia tidak ingin mengkonsumsi obat untuk meringankan rasa sakit. Dia ingin merasakan penderitaan bersama Yesus. Dia ingin menderita buat Yesus. Ini adalah perkataannya sendiri ketika aku mengunjungi dia. Aku baru mengenalnya tahun ini. Ketika pertama kali aku mengunjungi Martha, dia sangat terkejut atas kehadiranku. Saat itu dia sangat mengharapkan seorang pastor untuk mengaku dan menerima tubuh dan darah Yesus. Dia sangat berterima kasih kepada Yesus karena aku datang pada saat di mana dia sangat membutuhkan Yesus di salam dirinya. Martha berkata, “Syukur kepada Tuhan karena dia telah mengutus kamu ke sini untuk memberikan komuni buat aku dan mendengarkan pangakuanku.” Pengalaman aku ini serupa dengan kisah yang kita dengarkan di dalam Injil hari ini. Simeon, ketika dikunjungi Maria dan Yoseph serta Yesus, dia sangat bersuka ria. Dia berkata, “Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi peryataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel.” Dia sangat bergembira karena Tuhan telah menunjukan kasih dan cintaNya kepadanya. Pernahkan anda mengalami saat-saat seperti itu, di mana Tuhan datang pada saat yang tepat pada waktunya? Tuhan selalu datang tepat pada waktunya. Namun sering kitalah yang sering mengundurkan waktunya. Kita menunda kedatangan Tuhan di dalam hidup kita dengan adanya kesibukan kita setia hari. Kita juga menunda kehadiran Tuhan di dalam hidup kita dengan alasan-alasan yang dibuat-buat. Kita menunda kehadiran Tuhan di dalam relasi kita dengan sesame dengan menunda mengucapkan kata “maaf” kepada sesama. Marilah kita renungkan kehadiran Tuhan di dalam hidup kita setiap hari. Tuhan selalu hadir tepat pada waktunya. Rm. Joseph, MGL
30
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 37/2012
30 Desember 2012 Kisah Orang Kudus : St. Anysia Pesta Keluarga Kudus, Yesus, Maria, Yusuf 1Sam 1:20-22,24-28, Mzm 84:2-3,5-6,9-10, Luk 2:41-52
1Yoh 3:1-2,21-24,
Anysia hidup di Tesalonika menjelang akhir abad kedua. Tesalonika adalah kota purbakala di mana St. Paulus sendirilah yang pertama-tama mewartakan iman kepada Yesus. Anysia adalah seorang Kristen dan setelah kedua orangtuanya meninggal, ia mempergunakan kekayaannya untuk menolong kaum miskin papa. Pada masa itu, terjadi penganiayaan yang kejam terhadap umat Kristiani di Tesalonika. Gubernur terutama sekali telah bertekad untuk mencegah semua umat Kristiani berkumpul bersama untuk merayakan Misa. Tetapi, pada suatu hari Anysia berusaha untuk menghadiri pertemuan tersebut. Sementara ia melewati suatu pintu gerbang yang disebut Kasandra, seorang serdadu memperhatikannya. Ia segera menghalangi langkah Anysia serta menyelidiki kemanakah Anysia hendak pergi. Karena amat ketakutan, Anysia melangkah mundur sambil membuat tanda salib di keningnya. Melihat itu, serdadu tersebut mencengkeramnya serta mengguncang-guncangkan tubuhnya dengan kasar. “Siapa kamu,” teriaknya. “Dan kemanakah kamu hendak pergi?” Anysia menarik napas panjang dan menjawab, “Aku adalah hamba Yesus Kristus,” katanya. “Aku hendak pergi ke perjamuan Tuhan.” “Oh ya?” serdadu itu mengejek. “Aku akan mencegahnya. Aku akan membawamu untuk memuja para dewa. Hari ini kami memuja dewa matahari.” Pada saat yang sama serdadu itu merenggut kerudungnya. Anysia berusaha melawan sekuat tenaga sehingga orang kafir itu menjadi semakin marah. Akhirnya, dalam puncak kemarahan, ia mencabut pedangnya dan menebaskannya ke tubuh Anysia. Anysia pun jatuh tergeletak di kaki sang serdadu. Ketika penganiayaan telah berakhir, umat Kristiani Tesalonika mendirikan sebuah gereja di tempat di mana St. Anysia telah menyerahkan nyawa bagi Kristus. Anysia wafat sekitar tahun 304. Bagaimana aku dapat menumbuhkan rasa syukurku atas karunia sakramen-sakramen yang aku terima dalam hidupku? “diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin Pauline Books & Media.”
Vol. 37/2012
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 31
31 Desember 2012 : Sabda yang Menjadi Manusia Silvester I 1Yoh 2:18-21, Mzm 96:1-2,11-12,13, Yoh 1:1-18 Yoh 1:11 “ Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya ” Di penghujung tahun Gereja Katolik di dalam liturginya membacakan prologo dari Injil Yohanes tentang “Sabda” yang menjadi manusia. Penginjil Yohanes menegaskan bahwa sang Sabda meninggalkan surga untuk datang dan tinggal di tengah-tengah kita. Dapat dikatakan bahwa sang Sabda datang ke tengah dunia supaya kita dapat mendengarkan-Nya dan oleh kuasa-Nya kita dapat naik ke surga dimana Ia tinggal untuk selamanya. Kita tahu bahwa Alkitab bukanlah ‘Sabda Allah’, tetapi menyimpan di dalamnya Sabda Allah secara khusus sehingga setiap orang dapat bertemu dengan-Nya dan menerimaNya dalam hati. Dalam arti tertentu Alkitab menjadi ‘sakramen’ Sabda Allah. Ketika dibacakan dan diwartakan dalam liturgi kudus Gereja, Allah sendiri berkenan mengarahkan diri-Nya pada kita secara langsung dan membantu kita memahami-Nya. Keseluruhan isi Alkitab ditulis agar kita dapat menyentuh dengan tangan kita misteri cinta kasih Allah. Sayangnya, seperti yang juga ditulis oleh penginjil Yohanes, kasih Allah yang demikian besar tidak diterima oleh manusia. Sabda Allah adalah Terang, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan. Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya. Adalah suatu misteri dimana kegelapan meliputi hidup manusia. Kitab Kejadian menulis bahwa si jahat menanti di depan pintu hati kita. Celakalah kita bila membiarkannya masuk. Ia akan menutup pintu hati kita pada kebenaran. Karena itu setiap kita harus berjaga-jaga agar tidak dimenangkan olehnya. Sebaliknya bila kita membuka hati kita lebar-lebar pada Sabda Allah, kita akan dijadikan putra-putra-Nya. Perikop Injil Yohanes yang hari ini kita baca telah dibacakan sebelumnya pada hari Natal untuk mengundang kita membuka Alkitab setiap hari halaman demi halaman. Demikian dengan membaca Alkitab kita bertumbuh dalam pengenalan akan kasih Allah. Injil haruslah mendarah daging dalam hidup kita. Membaca Injil adalah cara yang sangat baik untuk bersyukur pada Allah atas kasih-Nya yang tidak berkesudahan bagi kita terutama yang telah kita alami sepanjang tahun ini. Sr. M. Grazia, OSB
32
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 37/2012