Fresh JUICE ! refresh your soul Fresh JUICE !
Fresh Juice adalah buku renungan harian berdasarkan penanggalan liturgi Katolik. Dibuat oleh para anggota DOJ Bali. (www.DOJCC.com). Terbit sebulan sekali di awal bulan. Untuk informasi berlangganan hubungi : Nathasa (0361 - 85 11223)
Kritik dan saran :
[email protected]
Fresh JUICE ! Team Moderator: Rm. Hady Setiawan,Pr Penasehat : Yovie Setiawan Pemimpin Redaksi : Nathasa Editor : Nathasa, Yovie Penulis : Nathasa, Lulu, Adhi, Martina, Agatha, Fransiska, Hanz, Franky, Yovie, Rm. Vincent MGL, Ardhi, Jeff, Rina, Rm. Joseph MGL, Diakon Wenz MGL, Sr. Benedicta, Fr. Mattheus, Maia, Fr David, Alin, Yudi, Betty, Fr. Anis, MGL, Betty Langganan & Marketing Iklan : Nathasa (0361- 85 11223) Distribusi : Anggota DOJ Bali Seluruh hasil Fresh Juice akan disumbangkan untuk pembangunan Rumah Retret di Bedugul Sumbangan dapat disalurkan ke :
Bank BCA A/C No. 611 033 7785 An. Flora Ida W
Harap sms / telpon 0361 - 8511223 untuk konfirmasi.
Fresh JUICE !
managed by :
Vol. 32/2012
www.DOJCC.com
Syalooommm.... Salam sejahtera buat kita semua... Apa kabaaaarrr???? Semoga semua dalam keadaan sehat, bahagia dan sejahtera... Bulan ini, DOJCC Bali kembali mengadakan Retret dengan tema “He’s still On Time”. Salam kenal bagi teman-teman yang mengikuti retret ini. Puji Tuhan, Tuhan telah memilih kita diantara sekian banyak orang untuk boleh melayani dan merasakan Kasih Tuhan dalam hidup kita yang selalu ‘tepat waktu’. Kita semua percaya ini bukan suatu kebetulan semata...tapi karena Tuhan punya rencana yang indah dalam hidup kita. Sedikit perkenalan bagi teman-teman baru. Fresh Juice (FJ) adalah sebuah renungan harian, disesuaikan dengan kalender liturgi Gereja Katolik. Yang dibuat oleh beberapa teman-teman anggota DOJ di Bali, di Australia dan anggota DOJ yang di luar negeri. Kami bukan penulis renungan yang hebat, kami hanya ingin mensharingkan pengalaman Kasih Allah yang kami alami. Semoga dengan FJ dapat semakin mendekatkan kita semua pada Tuhan yang mengasihi kita. Akhir kata...Selamat bagi teman-teman yang baru selesai mengikuti retret. Bagi tim Oz, We are so happy to have you here and we thank for all the services together as one community...Dan bagi semua panitia retret...Great Job...Tuhan memberkati kita semua. Semoga kita semua boleh dibaharui oleh KasihNya... Nathasa
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 1
1 Juli 2012 : He’s still on time ! Keb 1:13-15, 2:23-24, Mzm 30:2,4,5-6,11,12a,13b, 2Kor 8:7,9,13-15, Mrk 5:21-43 Mrk 5:36 Tetapi Yesus tidak menghiraukan perkataan mereka dan berkata kepada kepala rumah ibadat: “Jangan takut, percaya saja!” Perikop yang saya baca pada hari ini sungguh mengena dengan keadaan batin saya. Diceritakan dalam perikop ini bagaimana Yesus mengadakan mujizat penyembuhan kepada seorang perempuan yang sudah 12 tahun mengalami pendarahan. Dalam perikop ini juga diceritakan bagaimana Yairus datang kepada Yesus dan memohon kepadaNYA untuk menyembuhkan putrinya yang sedang sekarat dan hampir mati. Yesus pun datang ke rumah Yairus. Ketika akhirnya sampai di rumah Yairus, orang-orang di sana sudah menangis karena sangat sedih. Tapi Yesus berkata: ‘Janganlah menangis. Anak itu tidak mati. Ia hanya tidur.’ Banyak orang tertawa dan mengejek Yesus, sebab mereka tahu putri Yairus sudah mati. Akhirnya Yesus membuat mujizat dengan membangkitkan anak kecil tersebut. Mengapa saya katakan perikop ini sungguh mengena dengan keadaan batin saya? Apa yang di alami oleh kepala rumah ibadat itu dalam hal kekhawatiran juga menimpa suasana hati saya saat ini. Di tengah - tengah persiapan retret yang akan diselenggarakan 13 Juli - 15 Juli 2012, Vina, putri ke-2 saya sakit sejak minggu lalu. Ia mengalami panas, mual dan muntah. Hari ini 11 Juli 2012 sudah masuk hari ke-5 Vina sakit dan perutnya masih mual. Hasil cek darah Vina kemaren ada gejala mengarah ke sakit typhus. Typhus sendiri baru benar-benar bisa terdeteksi bila sudah sakit 1 minggu. Saat saya mustinya fokus untuk mempersiapkan bahan retret dan ditambah lagi hari ini harus mengejar untuk menyelesaikan buku Fresh Juice ini (agar bisa dibagikan saat retret) Tuhan ijinkan saya mengalami pergumulan ini. Sungguh ayat ini sangat dan sangat menguatkan saya. Memang sebagai manusia, saya agak khawatir, namun Yesus katakan “Jangan takut, persaya saya!” Saya mencoba untuk tetap setia dan tetap bersemangat mempersiapkan retret ini. Percaya memang tidak hanya dibutuhkan iman, namun juga berserah dan percaya bahwa rencanaNYA pasti indah pada waktuNYA. Saya sungguh bersyukur walau bulan ini sepertinya padat dengan berbagai pelayanan, namun Tuhan cukupkan rejeki dalam usaha saya. Saya tidak habis pikir, target omzet bulanan perusahaan yang biasanya tercapai di akhir bulan, namun bulan ini sudah tercapai di minggu pertama di bulan Juli ini. Saya percaya Tuhan meminta saya untuk sungguh berserah kepadaNYA dan percaya kepada penyelenggaraanNya. Saya percaya Tuhan akan menjaga putri saya selama saya retret. Saya juga percaya bahwa Tuhan akan memberikan kekuatan dan perlindungan kepada istri maupun ketiga anak kami (salah satunya masih bayi berumur 7 bulan) selama saya mengadakan retret. “Jangan takut, percaya saja” kata YESUS. Yes I trust in YOU LORD, that YOU ARE STILL ON TIME .. ! (yovie)
2
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 32/2012
2 Juli 2012 : Gelar Bernardino Realino dkk, Fransiskus Regis, Fransiskus Jrome Am 2:6-10,13-16, Mzm 50:16bc-17,18-19,20-21,22-23, Mat 8:18-22 Mat 8:21 Seorang lain, yaitu salah seorang murid-Nya, berkata kepada-Nya: “Tuhan, izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan ayahku.” A : Agamanya apa? B : Katolik A: Sering ke gereja? B : Setiap minggu sekali ikut perayaan Ekaristi. A : Setelah pulang misa biasanya ngapain? B : Hmm.. ya pulang aja Banyak kasus yang kita temui di lsekitar kita seperti itu ya. Menjadi katolik konvensional. Yang penting kewajiban pergi misa seminggu sekali. Memang gelarnya lalu menjadi umat katolik. Pengen nambah gelar lagi nggak jadi “Murid Yesus”. Kalau kita mau mendapat gelar dokter, harus kuliah dulu beberapa tahun, kalau jadi murid Yesus? Ya sama, harus belajar dulu, tapi bedanya belajarnya nggak akan pernah selesai. Pelajaran menjadi murid Yesus baru berakhir ketika Dia sudah memanggil kita kembali pulang ke pangkuanNya. Nah dari sekian mata pelajaran, ada mata pelajaran yang gampang – gampang susah nih. Mengikuti Yesus judulnya. Ketika kita memutuskan untuk belajar menjadi murid Yesus, Yesus menyuruh kita meninggalkan kelekatan – kelekatan yang kita miliki dan pergi mengikuti Dia, tapi akal sehat kita berpikir menggunakan logika untuk merampungkan dulu semua urusan kita, baru terasa lebih baik untuk mengikuti Dia. Hmm.. Tuhan Yesus itu selalu mengerti apa yang terbaik untuk kita, ketika Dia bilang untuk meninggalkan semua yang kita miliki, Dia sudah pasti menjamin bahwa kita tidak akan pernah kekurangan, dalam hal apapun. Tinggal kita yang mau percaya dan punya iman atau tidak padaNya. So, carilah dulu kerajaan Allah dan semuanya akan ditambahkanNya kepadamu.
Maia
Vol. 32/2012
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 3
3 Juli 2012 : Percayakah kita akan kabar baik dari saudara-i kita sendiri? Pesta St. Tomas, Rasul Ef 2:19-22, Mzm 117:1,2, Yoh 20:24-29 Yoh 20:25 “Sebelum aku melihat bekas paku…dan mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu…sekali kali aku tidak akan percaya.” Krisis iman memang terjadi kadang tanpa disadari. Sayapun demikian dan akhirnya baru disesali. Waktu itu saya bertanya dengan angkuhnya, “Ah, dimana Tuhan, kalau dia ada mengapa begitu banyak penderitaan di dunia ini?” Ironisnya sayapun sebenarnya tidak berbuat apa-apa untuk meringankan penderitaan orang lain saat itu. Kalau direfleksikan, sebenarnya saya juga seperti santo Tomas. Keren yah… yah tidak! Kami berdua mengalami krisis iman. Kami hanya bisa melihat lewat mata dunia, tapi mata jiwa – mata rohani kami buta. St. Tomas tidak percaya akan berita kebangkitan Yesus. Sayapun tidak bisa percaya akan harapan hidup bahagia yang dijanjikan Tuhan pada mereka yang menderita didunia. Yang saya lihat hanya sebatas paku ditangan, tapi telinga saya tidak peka akan kabar baik yang saudara-saudari saya beritakan. Waktu itu St. Tomas “tidak ada bersama-sama mereka, ketika Yesus datang kesitu.” (Yoh 20:24). Sadarlah saya bahwa memang saat itu saya jauh sekali dari lingkungan gereja. Pergi ke Gereja hanya Natal dan Paskah saja itupun susah sekali diajak. Saya jauh dari komunitas dimana kabar baik Tuhan Yesus diwartakan senantiasa - dimana Yesus datang ke kita di Sakramen maha Kudus. Saudara-saudariku yang terkasih dalam Kristus, iman kita tergantung dari karunia Tuhan semata dan dari kabar baik lewat saudara-saudari kita sendiri. Baiklah kita selalu membuka telinga hati kita untuk semakin disempurnakan dengan satu sama lain. Disaat iman kita kurang, kita percaya bahwa Yesuspun dengan murah hati akan datang dan berkata: “Taruhlah jarimu disini dan lihatlah tanganku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan kedalam lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi.” Ya Yesus, Tuhan dan penyelamat kami, terimakasih karena Kau selalu kuatkan kami disaat iman kami lemah. Biarlah iman kami akan Engkau selalu bertumbuh. Dekatkanlah kami dengan Engkau, dengan komunitasMu. Biarlah kami lebih lagi menghabiskan waktu bersama menantikan Engkau, sehingga kami bisa siap menyambutMu dan semakin percaya dengan satu sama lain, dengan kabar baik yang Engkau percayakan pada kami. Amin. Fr. David, MGL
4
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 32/2012
4 Juli 2012 : Perintah, Ajaran dan Teguran Am 5:14-15.21-24; Mzm 50:7.8-9. 12-13.16bc-17; Mat 8:28-34. Amsal 5: 23, ‘Karena perintah itu pelita, dan ajaran itu cahaya, dan teguran yang mendidik itu jalan kehidupan.’ Perintah : pelita Ajaran: cahaya Teguran yang mendidik : jalan kehidupan Pernahkah Anda mendengarkan sebuah suruhan, atau perintah untuk melakukan sesuatu dan Anda menolak untuk melaksanakan perintah itu tetapi di kemudian hari menyesalinya? Atau pernahkah menolak untuk melaksanakan perintah itu tapi dengan suatu alasan tertentu akhirnya melaksanakannya, yang awalnya dengan hati dongkol, kemudian bisa menikmatinya dan di kemudian hari sangat bersyukur karena mendatangkan banyak kebaikan, keuntungan dan bahkan kesuksesan? Pernahkah ketika sedang galau, lalu tiba-tiba membaca sebuah pesan atau buku atau bahkan membaca Alkitab atau mendengarkan petuah, homili yang membuka pikiran Anda, menenangkan hati yang galau? Atau bahkan membuat mata yang redup jadi bersinar-sinar? Pernahkah sebuah teguran yang mendidik, membuat Anda terganggu, tetapi setelah diresapi, mengubah polah hidup Anda ke arah yang lebih baik dan bahkan seperti sebuah lecutan yang membakar semangat untuk maju dan sukses? Marilah kita belajar menerima perintah, ajaran dan teguran yang mendidik, untuk membuat kita rendah hati dan diberkati selalu. Karena kerendahan hati, adalah kunci agar orang-orang tidak mudah terseret atau pun terjatuh. Sebaliknya menjadi perisai yang melindungi dan inner beauty yang memancar dari pribadi seseorang. Semoga Narita
Vol. 32/2012
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 5
5 Juli 2012 : Kelumpuhan Hati Antonius Maria Zakkaria Am 7:10-17, Mzm 19:8,9,10,11, Mat 9:1-8 Mat 9:4 “ Mengapa kamu memikirkan hal-hal yang jahat di dalam hatimu ?.” “ Percayalah hai anak-Ku, dosamu telah diampun “, dan setelah “berdebat” menjawab pernyataan para ahli Taurat, bahwa Yesus menghujat Allah, pernyataan yang hanya baru terlintas dalam hati, kemudian Yesus membuat orang lumpuh itu bangun dan berdiri pulang , “ bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu “. Yesus melakukan mukjizat dengan menyembuhkan orang yang sakit lumpuh secara fisik setelah mengampuni dosa orang itu. Pada masa sekarang ini, tidak hanya kelumpuhan secara fisik yang disembuhkan Yesus, tapi kelumpuhan non fisik pun pasti bisa disembuhkan oleh Yesus. Stress yang membuat manusia “lumpuh “ untuk berpikir sehat, emosional yang membuat manusia “ lumpuh” untuk mersakan damai di dalam hati, Iri hati dan dengki, yang membuat manusia “lumpuh “ untuk bisa merasakan apapun juga. Mati rasa. Di dalam bacaan Injil Matius 9 : 1 – 8, kita bisa juga menelaah bahwa, tidak hanya orang yang disembuhkan Yesus yang mengalami kelumpuhan. Tapi para ahli taurat yang menuduh Yesus menghujat Allah dalam hati juga mengalami kelumpuhan, tetapi bukan kelumpuhan fisik. Mereka mengalami kelumpuhan hati. Mereka tidak bisa melakukan mukjizat seperti yang Yesus lakukan, sehingga mereka iri dan menuduh Yesus menghujat Allah. Kelumpuhan hati itu, membutuhkan tekad dan iman yang kuat untuk bisa disembuhkan. Dan kalau kelumpuhan hati beruba iri, sehingga melakukan tindakan yang jahat, butuh pengampunan dosa untuk bisa disembuhkan. Pengampunan dosa yang semata karena kasih dari Allah saja. Jangankan kata-kata jahat yang terucap lewat suara, kata-kata jahat yang baru kita pikirkan dan ucapkan dalam hati saja, Tuhan sudah tahu, dan Tuhan langsung menegur seperti yang dilakukan kepada ahli taurat tersebut. Obat lumpuh hati adalah, takut akan Tuhan, menuruti hukumnya karena hukum-hukum Tuhan itu benar, adil semuanya, seperti pada Mazmur 19 : 8, 9, 10, 11. Ayoo, janganlah kita sampai memikirkan yang jahat dalam hati, agar kita tidak mengalami kelumpuhan hati. Alin
6
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 32/2012
6 Juli 2012 : Berani Melangkah Maria Goretti Am 8:4-6.9-12Mzm 119:2, 20, 30, 40, 131Mat 9:9-13 Mat. 9:9b, “Maka berdirilah Matius lalu mengikuti Yesus.” Ada sebuah videoklip yang sangat lucu dan begitu mengena. Videoklip ini mengisahkan tentang dua orang yang naik dari lantai satu ke lantai dua menggunakan escalator berjalan. Tiba-tiba escalator berhenti dan mereka kebingungan. Mereka berteriak minta tolong tapi tidak ada seorangpun yang menolong mereka berdua karena keadaan dalam gedung itu memang lagi kosong alias hanya mereka berdua saja. Melihat videoklip itu saya tertawa dan “menghakimi” mereka dengan mengatakan dalam hati “goblok amat sih tuh orang, tinggal jalan aja kok gak bisa”. Videoklip ini sebenarnya mengisahkan kehidupan kita sehari-hari yang seringkali dilanda masalah. Ketika kita masalah itu ada, kebanyakan dari kita hanya diam terpana. Sama seperti kedua orang yang berada di atas escalator. Padahal yang hanya dibutuhkan dari mereka hanyalah bergerak atau melangkahkan kaki mereka. Matius pada bacaan hari ini setelah sekian lama mengalami masalah dikucilkan oleh bangsanya sendiri dan akhirnya mendapatkan panggilan dari Tuhan Yesus, langsung bergerak, berdiri dan mengikuti Yesus. Tindakan “berdiri” dan melangkah mengikuti Yesus adalah sebuah keputusan yang sangat penting dan menentukan dalam hidup. Kalau seseorang setelah dipanggil dan hanya diam saja karena tidak berani melangkah akan terus menerus berada dalam kubangan dosa dan kegelapan. Tidak berani melangkah dan mengambil keputusan adalah bentuk ketidakpercayaan kepada orang yang memanggil. Matius percaya seratus persen kepada Yesus yang memanggilnya. Dia tahu bahwa Yesus punya kuasa untuk mengubah hidupnya sesuai dengan kehendak Tuhan. Teriakannya untuk keluar dari hidup yang lama telah didengar oleh Tuhan Yesus. Maka dari itu Yesus memanggilnya dan Matius menanggapinya dengan berdiri dan mengikuti Dia. Pertanyaan bagi Anda yang membaca renungan freshjuice ini: apakah ketika menghadapi suatu masalah, Anda hanya diam saja atau berani melangkah dalam iman akan Yesus bahwa masalah akan terpecahkan kalau kita mulai bergerak dengan bantuan rahmat Tuhan? Rm. Vincent, MGL
Vol. 32/2012
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 7
7 Juli 2012 : Berpuasa Maria Romero Meneses Am 9 : 11-15 , Mzm 85: 9,11-12, 13-14 , Mat 9: 14-17 Mat 9:15 Jawab Yesus kepada mereka:”Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berduka cita selama mempelai itu bersama mereka ? Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa.
Pesta perkawinan pada umumnya diselenggarakan dengan meriah dan penuh dengan keceriaan dan kegembiraan. Sang mempelai berpakaian sedemikian rupa sehingga mempesona dan menarik, para tamu undangan pun juga berpakaian begitu menarik dan mempesona. Pendek kata semuanya berusaha menghadirkan diri sesempurna mungkin, cemerlang dan bersih, namum keindahan, kebersihan, keelokan bagian luar tersebut belum tentu mencerminkan apa yang ada di dalam hati masing-masing. Sabda Yesus perihal puasa dengan perumpamaan ‘Mempelai’ pada hari ini mengingatkan kita semua untuk dengan jujur mawas diri: apakah hati saya sungguh bersih dan bersatu dengan Tuhan, yang Ilahi, apakah hati saya cemerlang, tanpa noda, tanpa cacat atau kerut apapun dalam menantikan kedatangan Mempelai yang kedua kalinya.Dengan jujur dan rendah hati kiranya kita semua menyadari dan mengakui bahwa kita memang tidak selalu bersama dan bersatu dengan sang Mempelai karena sering kali kita jatuh dalam dosa dengan menolak kehadiranNya , tidak bersedia bersamaNya, tidak meneladan cara hidupNya serta melaksanakan sabda-sabdaNya. Mungkin juga kita masih bersikap mental seperti orang Farisi, hidup sarat dengan sandiwara dan manipulasi. , maka untuk itu kita masih butuh “ berpuasa dalam banyak hal” agar kelak dapat menyongsong kedatanganNya dengan penuh kegembiraan dan sukacita karena kita semua telah melaksanakan perintahNya. Amin. Betty
8
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 32/2012
8 Juli 2012 : Menghormati Harga Diri Sesama Yeh 2:2-5, Mzm 123:1-2a,2bcd,3-4, 2Kor 12:7-10, Mrk 6:1-6 Mrk. 6:3 “Bukankah Ia ini tukang kayu…” Pada suatu hari Minggu, ketika aku hendak berdoa, tiba-tiba aku dikejutkan oleh sesuatu pandangan yang indah. Akupun segera menoleh melihat sesosok wanita cantik yang duduk di belakangku. Aku merasa penasaran untuk melihat sosok elok dan cantik itu. Akupun berpura-pura seolah menoleh ke belakang hanya untuk melirikan mataku kepada wanita itu. Berkali-kali aku menoleh ke belakang. Pada akhirnya aku dapat melihat paras elok si wanita itu. Setelah aku perhatikan dengan saksama, ternyata dia itu seorang karyawati di rumah tetangga. Pikiran pertama yang aku peroleh waktu itu, “Wah ternyata pembantu di rumah tetanggaku. Aku kira seorang pengusaha atau seorang mahasiswa.” Ketika orang mendengar ajaran Yesus yang penuh wibawa, mereka heran dan terpukau. Mereka lalu bertanya satu kepada yang lain, “Bukankah Ia ini tukang kayu…” Mereka mengetahui dan mengenal siapa itu Yesus. Mereka mengenal keluarga dan juga latar balakang dari mana Yesus berasal. Mereka yakin sekali bahwa Yesus itu berasal dari antara mereka. Dia itu anak seorang tukang kayu yang sederhana. Dia juga hanya seorang tukang kayu. Mereka tidak percaya kalau seorang tukang kayu dapat melakukan hal seprti itu. Mereka mangganggap remeh Yesus. Mereka percaya bahwa seorang tukang kayu adalah seorang yang sangat sederhana. Pekerjaan tukang kayu biasanya dilakukan oleh keluarga-keluarga yang sangat sederhana dan miskin di dalam masyarakat. Bagi orang-orang di kampung halaman Yesus sendiri, mereka melihat Yesus sebagai seorang pekerja yang sederhana dan hina. Mereka tidak melihat dan mengetahui nilai terluhur dari pribadi seorang manusia yang patut dihargai dan dihormati. Mereka memandang rendah Yesus hanya karena latar balakang yang Dia miliki. Mereka mengabaikan indentitas Yesus yang sebenarnya sebagai seorang Manusia. Kita sering kali mempunyai sikap yang sama terhadap saudara dan saudari kita di dalam lingkungan hidup kita. Kita menilai orang dengan melihat latar balakang hidup dan keluarga orang lain. Jikalau kita sungguh merefleksikan diri dan situasi di mana kita berada, ternyata kita juga sering mempunya sikap seperti itu. Kita sering memilih teman bergaul hanya karena status pekerjaan atau latar belakang hidup dan keluarga yang pantas. Hari ini Yesus ingin menunjukan kepada kita bagaimana kita harus membuka hati kita untuk menerima siapa saja. Kita diundang untuk melihat saudara-saudari dengan mata iman kita, bahwa kita semua adalah sama-sama anak Allah. Kita semua mempunyai harkat dan martabat yan sama. Kita semua memiliki identitas yang sama, yang dianugerahkan oleh Tuhan. Sekalipun dia hanya seorang pembantu, tapi dia mempunyai harga diri yang harus dihormati. Rm. Joseph, MGL
Vol. 32/2012
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 9
9 Juli 2012 : Imanmu telah menyelamatkan engkau Agustinus Zhao Rong Hos 2:13,14b-15,18-19, Mzm 145:2-3,4-5,6-7,8-9, Mat 9:18-26 Mat 9:22 “Teguhkanlah hatimu, hai anakKu, Imanmu telah menyelamatkan engkau” Dalam Matius 9:18-26 kita menemukan dua kisah yang tertulis dalam satu perikop, yaitu tentang wanita yang sakit pendarahan dan anak Yairus yang dibangkitkan. Di sini kita menemukan dua orang yang sama-sama memiliki iman. Yairus punya iman untuk anaknya yang sakit dan wanita yang pendarahan 12 tahun juga punya iman. Yairus yang datang lebih dulu kepada Yesus mengalami penundaan karena wanita tersebut. Meskipun alami penundaan Yairus tidak salah pengertian dan tidak marah karena wanita tersebut yang didahulukan untuk ditolong. Untuk mendapatkan mujizat yang diperlukan adalah iman kepada Yesus. Iman timbul dari pendengaran dan pendengaran akan firman Kristus. Untuk itu percayalah kepada firman Tuhan yang kita dengar. Siapakah yang lebih banyak mengalami mujizat? Ternyata bukan orang-orang yang tinggal di Bait Allah yang tahu dan hafal Firman Allah, tetapi orang-orang di pinggir jalan yang memiliki iman. Tuhan tidak melihat gelar Theologia yang dimiliki seseorang tetapi lebih melihat iman yang mereka miliki. Yairus sabar menunggu ketika ia alami penundaan. Akhirnya anaknya yang sakit dan mati akhirnya dibangkitkan oleh Tuhan Yesus. Naaman yang sakit kusta sempat salah pengertian dengan Tuhan ketika ia disuruh mandi di sungai Yordan. Menurutnya cara Tuhan tersebut tidak cocok dengan yang dia harapkan. Dia berpikir mengapa bukan sungai-sungai lain yang lebih bersih airnya? Dan mengapa harus di sungai Yordan? Tetapi atas saran yang diterimanya akhirnya ia nurut dan mandi si sungai Yordan seperti yang diperintahkan kepadanya. Dan pada akhirnya ia alami kesembuhan. Tuhan punya cara untuk menolong kita. Jangan paksa Tuhan untuk mengikuti cara kita! Yang harus kita yakini adalah bahwa Tuhan punya waktu dan cara yang lebih tepat untuk menolong kita. Bila ada Saudara yang alami penundaan, tetaplah miliki iman dan jangan salah pengertian dengan Tuhan, tetapi percayalah bahwa Tuhan punya waktu yang tepat untuk menolong, memulihkan dan memberkati hidup Saudara. Amin. Yudi
10
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 32/2012
10 Juli 2012 : Tuhan utuslah para pekerja untuk kebun anggurMU Yohana Scopelli, Veronika Yuliani, Nikolaus Pick Hos 8:4-7,11-13, Mzm 115:3-4,5-6,7ab-8,9-10, Mat 9:32-38 Mat 9: 37-38 Panenan sungguh limpah, tetapi pekerja hanya sedikit. Mintalah kepada tuan panenan supaya ia mengirim pekerja-pekerja untuk menuai. Aku pertama kali mendengar kata-kata Yesus ini ketika berusia 9 atau 10 tahun (saat di bangku SD). Saat itu, aku membayangkan sebuah ladang yang dipenuhi dengan padi yang semuanya sudah menguning dan siap untuk dipanen oleh para petani. Karena kebanyakan orang-orang di kampungku adalah petani. Memang wajar sebagai anak seusia tersebut, aku berpikir tentang sabda Tuhan Yesus itu secarah harafiah. Namun, setelah aku merenungkannya ternyata pikiran atau imaginasi di atas tidak seluruhnya meleset dengan misi Gereja atau lebih tepat misi orang Kristen yang dikehendaki oleh Tuhan Yesus. Sejak dibabtis, saya dan anda telah menjadi rekan kerja Tuhan Yesus dalam misi-Nya, yakni berdoa dan bekerja (Ora et Labora) seperti Dia. Mengapa berdoa dan bekerja, bukannya hanya berdoa atau hanya bekerja? Pertama; dengan berdoa, kita dapat mengetahui rencana Allah. Setelah mengetahui rencana-Nya, kita melakukan kehendak dan rencana -Nya, bukan rencana saya atau anda. Sebab pikiran-Ku bukanlah pikiranmu, jalan-Ku bukanlah jalanmu, sabda Yahweh (Yes. 55:8). Saya dan anda ditantang oleh Tuhan Yesus, untuk melihat dunia di sekitar kita dengan kacamata Bapa di Surga. Kacamata yang dipakai atau digunakan oleh Bapa disurga adalah Cinta. Sungguh, Allah demikian mengasihi dunia, sehingga Ia rela memberikan Putra-Nya yang Tunggal, agar semua orang yang percaya kepada-Nya tidak akan binasa, tetapi mempunyai hidup yang kekal (Yoh. 3:16). Cintalah yang mendasari hidup doa dan pelayanan Tuhan Yesus semasa hidup-Nya di dunia ini. Kita masing-masing diminta oleh Yesus untuk melayani sesama dengan talenta yang kita miliki. Ia membutuhkan juga pekerja-pekerja untuk panenan kerajaan. Walaupun kerajaan Allah lebih dari pada Gereja, Tuhan juga mau mengumpulkan ke dalam Gereja mereka yang menerima panggilan dari Allah. Tuhan Yesus meminta dan mengundang kita: Berdoalah agar saya dan anda bisa mendengar panggilan Allah. Maukah saya dan anda berdoa dan bekerja untuk kepentingan misi Gereja? Sekarang tampaknya semakin sedikit orang yang bersedia untuk bermisi di tempat-tempat yang sulit dan terpencil. Marilah kita berdoa agar Bapa di Surga menganugerhkan rahmat keberanian dan pengorbanan diri bagi setiap orang Kristen, khususnya kaum muda-mudi Khatolik. Fr. Anis, MGL
Vol. 32/2012
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 11
11 Juli 2012 : Pergi dan Diutus Benediktus Hos 10:1-3,7-8,12,Mzm 105:2-3,4-5,6-7,Mat 10:1-7 Mat 10 : 6-7” Pergilah pada domba-domba yang hilang dari umat Israel. Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Surga sudah dekat”. Ada sebuah cerita tentang anak laki-laki berusia 8 tahun tinggal dipusat kota. Keluarganya sangat miskin. Pada suatu hari dia sedang berdiri didepan window display disebuah toko sepatu, sambil mengagumi sepasang sepatu tenis. Dia tidak memakai sepatu karena tidak punya uang untuk membelinya. Kemudian seorang perempuan datang dan berkata, “Nak apakah yang sedang kamu lakukan dengan memandang begitu lama ke jendela ini?” Dengan perlahan dan malu dia berkata,”Yah, saya sedang berdoa dan memohon pada Tuhan jika Dia mau memberikan kepada saya sepasang sepatu itu.” Lalu tanpa ragu perempuan ini membawa anak kecil itu masuk kedalam toko itu, lalu mencuci kakinya dan mengenakan kaos kaki dan sepatu baru bagi si anak. Kemudian dia menyuruh si anak ini untuk memilih 2 pasang sepatu dan kaos kaki yang lain baginya. Anak ini tidak dapat mempercayainya, karena selama ini dia selalu mengenakan sepatu dan kaos kaki bekas. Setelah perempuan ini membayar sepatu dan kaos kaki itu, lalu dia kembali ke anak ini. Anak itu memandangnya dengan tatapan yang masih tidak percaya. Karena tak seorangpun memberikan perhatian kepadanya seperti itu. Lalu dengan air mata di pipinya, ia berkata, “Bu, bisakah aku mengajukan pertanyaan?” Apakah Anda istri Tuhan?” Saudara yang terkasih dalam Tuhan Yesus, Kita tidak akan pernah lebih serupa dengan Tuhan, dibandingkan saat kita memberi, saat kita mengambil waktu untuk orang lain. Saat kita melakukan sesuatu yang baik dan orang lain tersebut tidak dapat membalasnya. Allah adalah pribadi yang sangat murah hati. Kita adalah anak-anakNya yang diwariskan sifat itu. Janganlah kita terpengaruh dengan cara pikir masyarakat yang narsistis, semuanya adalah tentang aku, aku dan aku. Karena kita tidak akan pernah berbahagia jika kita hanya berfokus pada diri sendiri. Sukacita yang sejati datang sementara kita memberikan hidup kita kepada orang lain. Pergilah pada domba-domba yang hilang dari umat Israel. Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Surga sudah dekat.. Mari kita berikan perhatian kepada orang-orang disekitar kita, keluarga, para sahabat, rekan kerja dimanapun kita berada, bahkan pada orang-orang asing sekalipun kita membawa perutusan dari Tuhan. Bersikaplah peka dan janganlah kita kehilangan kesempatan untuk melakukan kebaikan, karena kasih yang sejati selalu didukung oleh sebuah tindakan.Love is sharing as the Spirit leads. Saat kita memperlihatkan kasih, kita sedang memperlihatkan Tuhan pada dunia. lulu
12
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 32/2012
12 Juli 2012 : Cuma-Cuma Yohanes Gualbertus,Yohanes Jones &Yohanes Wall Hos. 11:1,3-4,8c-9; Mzm. 80:2ac,3b,15-16;Mat. 10:7-15 Mat 10:8 “… Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma“ Nabi Hosea mewartakan kasih Allah Bapa yang dicurahkan kepada manusia dengan cuma-cuma, tanpa syarat dan selalu menanti dengan tangan terbuka, seperti kasih seorang bapak kepada anaknya. Tapi sejauh mana umat kristiani percaya akan kelembutan kasih kebapaan Allah dan membiarkan dirinya dikasihi oleh Allah? Dalam diri Yesus kita temukan kepenuhan kasih Allah yang tanpa batas dan tidak kenal lelah mencari dan menuntun manusia pada keselamatan. Karena itu keselamatan adalah anugerah Allah semata. Penyembuhan yang dilakukan Yesus terhadap orang lumpuh dan banyak orang sakit adalah karya nyata pembebasan bagi keselamatan manusia. Ini adalah tugas perutusan Yesus yang diwariskan pada Gereja hingga kini. Sebagaimana pada masa itu ada pelayanan sabda, ada juga pelayanan bagi orang sakit. Yesus juga mengusir roh-roh jahat dan dalam pelayanan-Nya pun Yesus melakukan banyak mujizat. Pewartaan Yesus dinyatakan dalam perkataan dan perbuatan. Karena perkataan yang tidak diikuti perbuatan adalah tanpa arti dan perbuatan tidak dapat dipahami dengan benar tanpa perkataan yang menjelaskan maknanya. Sangat penting semangat yang mendorong pelayanan. Tentu saja “ seorang pekerja patut mendapat upahnya” (bdk Mat 10:10), tetapi perkataan Yesus “… Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma“ (Mat 10:8) hendak menegaskan pada kita bahwa agar misi yang dijalankan menjadi nyata, sedianya menampakkan kebaikan dan kemurahan hati Allah. Pemahaman ini akan diperoleh bila seorang misionaris berjiwa miskin, puas dengan apa yang diterima, mengutamakan kedamaian yang diwartakan sebagai anugerah Tuhan, selalu bersedia untuk berpindah ke tempat lain jika mengalami penolakan, untuk membawa pesan Injil. Bukankah Yesus juga berbuat demikian? Seorang misonaris harus belajar menghadapi ketidakpastian dan berbagai kemungkinan hari esok. Sr. Maria Benedicta, OSB
Vol. 32/2012
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 13
13 Juli 2012 Kisah Orang Kudus : St. Heindrich II Hos 14:2-10, Mzm 51:3-4,8-9,12-13,14,17, Mat 10:16-23 Heindrich dilahirkan pada tahun 972. Ia menjadi Pangeran Bavaria pada tahun 995. Suatu malam, ia mendapatkan suatu penglihatan yang aneh. St Wolfgang, gurunya terkasih semasa ia kanak-kanak, menampakkan diri kepadanya. Wolfgang menunjuk pada kata-kata “sesudah enam” yang tertulis di dinding. Tetapi, apakah itu artinya? Apakah mungkin Heindrich akan meninggal dunia dalam waktu enam hari? Dengan pemikiran itu, ia berdoa dengan amat tekun dan sungguh selama enam hari. Tetapi, di akhir hari keenam, ia sehat walafiat. Apakah mungkin berarti enam bulan? Sang pangeran mengabdikan diri pada perbuatan baik lebih dari sebelumnya. Di akhir bulan keenam, ia merasa jauh lebih sehat dari sebelumnya. Jadi, ia memutuskan bahwa ia mempunyai enam tahun untuk mempersiapkan kematiannya. Setelah masa enam tahun berlalu, bukannya meninggal, malahan ia dipilih menjadi Kaisar Jerman. Maka, mengertilah ia akan apa arti penglihatan itu. Heindrich berupaya sekuat tenaga agar rakyatnya tenteram dan damai. Demi membela keadilan, ia harus bertempur dalam banyak peperangan. Ia seorang yang jujur dalam pertempuran dan ia mendesak agar bala tentaranya bersikap demikian pula. Sekitar tahun 998, Heindrich menikah dengan seorang perempuan yang amat lemah lembut dan penuh belas kasih bernama Kunigunda. Kunigunda juga kelak dimaklumkan sebagai seorang kudus. Heindrich dan Kunigunda pergi ke Roma pada tahun 1014. Mereka dimahkotai sebagai kaisar dan permaisuri dari Kekaisaran Romawi yang Kudus. Suatu kehormatan besar sebab Paus Benediktus VIII sendiri yang memahkotai mereka. Kaisar Heindrich adalah salah seorang penguasa terbaik Kekaisaran Romawi yang Kudus. Ia mendorong dilakukannya reformasi dalam Gereja. Ia memajukan perkembangan biara-biara baru dan mendirikan gereja-gereja yang indah. Ia menunjukkan kasihnya kepada Yesus dan Gereja dengan ketulusan dan cinta kasih. Ia adalah seorang pendoa dan amat terpikat pada kehidupan religius. Namun demikian, ia menerima perannya sebagai seorang suami dan pemimpin, dan menunaikan tugas tanggung jawabnya sepenuh hati. Heindrich baru berusia limapuluh dua tahun ketika ia wafat pada tahun 1024. Ia dimaklumkan sebagai santo oleh Beato Eugenius III pada tahun 1146. Paus St Pius X memaklumkan Kaisar Heindrich sebagai pelindung Oblate Benediktin. “Kemuliaan sekarang yang kita miliki segera berlalu dan tanpa arti, terkecuali di dalamnya kita dapat melihat sesuatu yang dari kekekalan surgawi.” ~ St Heindrich “diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin Pauline Books & Media.”
14
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 32/2012
14 Juli 2012 : Burung Pipit yang Jatuh Kamillus dr Lellis, Fransiskus Solanus Yes 6:1-8, Mzm 93:1ab,1c-2,5, Mat 10:24-33 Matius 10 : 29,31 Bukankah burung pipit dijual dua ekor seduit? Namun seekorpun dari padanya tidak akan jatuh ke bumi di luar kehendak Bapamu. Sebab itu janganlah kamu takut, karena kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit. Saat ini saya masih berada di rumah sakit di Istanbul, setelah terjatuh ke jurang dan mencederai tulang punggung saya di pegunungan Pamirs, Tajikistan. Bulan Juni kemarin saya absen menulis di Fresh Juice karena kondisi saya setelah operasi tidak memungkinkan saya untuk menulis. Saat itu saya hanya bisa berbaring tidur dengan posisi menyamping, kaki melipat, dan lipatan handuk di antara kaki saya. Hanya dengan kondisi itu saya bisa tidur nyaman dan tidak merasa sakit. Saya masih bisa menggunakan netbook dan memberi kabar lewat Facebook dan Skype dengan memegang netbook dengan tangan kiri dan mengetik 1 jari dengan tangan kanan. Saat itu saya sangat menderita, belum lagi rasa sakit yang kadang timbul, tekanan darah dan hemoglobin saya juga naik turun. Infus dan transfusi darah menjadi bagian dari tubuh saya, dan jarum suntik menjadi sahabat saya setiap hari. Suntikan penahan sakit adalah sahabat karib saya saat malam tiba, tanpanya saya tidak bisa tidur. Di saat itu, saya masih berusaha bersifat positif, saya masih bisa tersenyum, saya sama sekali tidak menunjukan rasa marah, rasa sedih atau kesal. Semua dokter, perawat dan pegawai rumah sakit terheran heran dengan sifat positif saya. Saya teringat satu injil Lukas yang mengatakan, “Siapa yang dengan kekhawatirannya, bisa menambah satu hasta saja dalam hidupnya”. Kekhawatiran tidak membuat saya menjadi lebih baik. Tapi ada saatnya kita lelah bersifat positif, setelah hampir 6 minggu di rumah sakit, pertahanan saya pun goyah. Saya capek. Saya lelah untuk terus bersikap positif. Saya bertanya dalam hati, apakah saya sedang membohongi diri saya sendiri dengan sikap positif ini. Tidakkan saya harus bersiap untuk menyerah dan kalah ? Bukankan menyerah dan kalah adalah satu pilihan juga? Salahkah kalau saya memutuskan untuk kalah? Saat saya terjatuh ke jurang, dan tersesat di atas gunung,saya merasa sangat takut. Saya takut mati sendiri di sana, saya takut mayat saya tidak ditemukan. Saat itu pikiran saya hanya satu. Saya harus bisa berjuang mencari jalan setapak, karena bila saya ada di jalan setapak atau di pinggir sungai, saya akan mudah ditemukan, dalam keadaan hidup atau .. mati Sebelum saya membaca injil ini, saya sangat takut menjadi lumpuh. Kaki saya memang masih belum bisa digerakan, dan saya masih menjalani fisioterapi, agar bisa berjalan lagi. Perkembangan yang sangat perlahan, membuat saya takut, apalagi pihak asuransi sudah memberi kabar tentang uang asuransi yang bisa saya dapatkan jika saya lumpuh permanen. Bacaan Injil hari ini mengingatkan saya, bahwa bukan bersifat positif saja yang saya perlukan. Kisah tentang burung pipit yang dijual sangat murah di pasar, tapi tanpa kuasa Tuhan ia tidak akan jatuh ke bumi. Tuhan berkata dalam Injil ini, bahwa saya jauh lebih berharga daripada ribuan burung pipit, sehingga saya tidak perlu takut, tanpa kuasanya, saya tidak akan menjadi lumpuh. Saya harus bisa berserah kepada Bapa karena ia berkuasa atas hidupku. Jeff K. Iskandarsjah (Istanbul 2012)
Vol. 32/2012
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 15
15 Juli 2012 : Perubahan yang Radikal Am 7:12-15, Mzm 85:9ab-10,11-12,13-14, Ef 1:3-14, Mrk 6:7-13 Markus 6:12 “Lalu pergilah mereka memberitakan bahwa orang harus bertobat,” Dalam film“The grace Card”, Mac McDonal sebagai kepala keluarga merasa bersalah atas kematian anak sulungnya. Sehingga dia menjadi seorang yang pemarah. Anak bungsunya, Blake kurang mendapat perhatian sampai tidak bisa mengikuti ujian akhir. Kecewa akan hal itu Mac lalu mengusir Blake. Suatu malam, saat bertugas sebagai polisi, Mac dan Sam temannya menyaksikan sebuah pencurian yang dilakukan oleh seorang pemuda. Melihat kejadian itu, Mac berlari secepatnya dan melepaskan sebuah tembakan pistol. Tembakan itu mengenai sasarannya. Orang itu terjatuh terkena tembakan di perutnya. Dengan sangat cepat Mac mendekati orang yang telah tergeletak di tanah. Mac membuka masker yang dipakai pencuri itu. Ternyata orang itu adalah Blake, anaknya. Dengan cucran air mata dan sesal yang mendalam, Mac memanggil ambulans agar secepat mungkin melarikan Blake ke Rumah Sakit. Luka tembak disertai kelainan ginjal membuat Blake hamper tak tertolong, syukurlah Sam bersedia menyumbangkan ginjalnya sehingga Blake dapat hidup. Mac merasa bersalah dan meminta maaf pada Blake dan berjanji untuk menjadi bapak yang baik. Dengan cucuran air mata, Blake juga meminta maaf dari Mac. Pesan yang harus diberitakan para murid adalah “Tobat”. Tobat adalah pesan yang sangat menantang banyak orang. Bertobat berarti perbuatan untuk berubah. Ini merupakan suatu perubahan secara radikal dari hati yang terdalam. Mengapa? Karena perubahan ini sering dapat mendatangkan perih dan sakit di dalam hati. Perubahan juga dapat mengganggu konsentrasi kita. Oleh sebab keputusan yang harus kita perbuat. Hal inilah yang mengakibatkan tidak semua orang ingin untuk berubah. Mereka tidak mau merasakan sakit dan perih di dalam hati mereka. Perubahan yang radikal inilah yang dimaksud dengan pertobatan. Mac sebelum kejadian itu, ia selalu marah-marah dan menolak berkomunikasi dengan istri dan Blake, anak satu-satunya. Namun setelah itu dia berubah. Dia ingin meninggalkan sikapnya yang lama. Dia ingin berubah dan kembali bersatu dengan keluarganya. Memang hal itu berat baginya dan mengakibatkan banyak pengorbanan. Namun dengan senang hati dan terbuka, Mac ingin menyerahkan diri kepada Tuhan. Hari ini kita diundang untuk berubah dari sikap kita yang kurang baik. Marilah kita berbalik kepada Yesus yang selalu memanggil kita. Rm. Joseph, MGL
16
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 32/2012
16 Juli 2012 : Keluar dari Comfort Zone Yes 1:11-17, Mzm 50:8-9,16bc-17,21,23, Mat 10:34-11:1 SP Maria dr Gunung Karmel Mat 10:39 Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya. Pada suatu hari di sebuah kerajaan, seorang raja membuat lomba. Hal ini membuat para pelukis tersohor dari negeri-negeri pun berdatangan. “Lomba melukis yang berjudul “Damai sejahtera” ini aku berikan waktu 3 hari, dan yang terbaik akan aku beri hadiah” kata sang Raja. 3 hari kemudian, Cuma 3 pelukis yang berhasil menyelesaikan gambar mereka, dan memberikan kepada sang Raja. Lukisan I : ada sebuah danau biru yang bening, dengan ikan-ikan yang banyak. Di tengah-tengahnya, terdapat perahu kecil dan seorang yang sedang bersiul memancing, dengan ditemani udara sepoi-sepoi dan langit biru yang cerah. “Inilah damai sejahtera”, kata pelukis pertama. Lukisan II : ada sebuah gunung yang hijau, udara khas yang sejuk dengan sawahsawah… matahari yang cerah, pohon yang rindang, dan dua orang sedang duduk di bawah pohon sambil tertawa bahagia. “Inilah damai sejahtera”, kata pelukis kedua. Lukisan III : ada laut yang luas berwarna hitam, karena sedang terjadi badai. Di tengahtengah ada angin topan, dan sambaran petir di mana-mana. Tapi, ada sebuah batu karang yang berlubang, di mana di dalamnya terdapat seekor burung pipit yang sedang bersiul riang. “Inilah damai sejahtera”, kata pelukis ketiga. Akhirnya, sang Raja memutuskan bahwa pelukis ketiga-lah pemenangnya. Damai sejahtera bukanlah di mana kita sedang dalam keadaan aman-aman saja, tanpa ada masalah. Damai sejahtera adalah di mana seseorang tetap bisa tersenyum, ketika badai masalah datang menerpanya. Yesus pun mengajarkan kepada kita dalam bacaan hari ini, tentang bagaimana cara mengikuti Dia. Kita diajak untuk meninggalkan comfort zone kita, segala kesenangan dan hal-hal duniawi di sekitar kita. Mengikuti Ia juga bukan hanya kita aktif pelayanan, ikut misa setiap hari, atau rajin doa lingkungan. Lebih dari itu, Yesus mengajak agar kita semakin memancarkan wajah-Nya melalui perkataan dan perbuatan kita sehari – hari di lingkungan sekitar kita. Mengikuti Ia adalah di saat kita berani mengambil komitmen untuk mengatakan “Ya, saya ikut/datang, di saat kesibukan akan menjadi senjata yang ampuh untuk menolak ajakan dari teman satu pelayanan. Selalu bersyukur dan tidak mengeluh ketika karya pelayanannya tidak dihargai, serta menggunakan talenta yang telah Tuhan berikan untuk kemuliaan nama-Nya – tidak hanya untuk disimpan sendiri saja. Semoga kita pun dapat mengikuti Ia, sesuai dengan apa yang telah Yesus sampaikan dalam perikop di atas. KRIS
Vol. 32/2012
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 17
17 Juli 2012 : Mukjizat dari Pertobatan Magdalena Albrici dr Como, Teresia dr St Agustinus Yes 7:1-9, Mzm 48:2-3a,3b-4,5-6,7-8, Mat 11:20-24 Mat 11:20 “Lalu Yesus mulai mengecam kota kota yang tidak bertobat, sekalipun disitu Ia paling banyak melakukan mukjizat-mukjizat-Nya” Kalau kita pergi jalan-jalan, biasanya terasa perbedaan antara penghuni satu kota dengan yang lain. Ada yang terasa sangat ramah, ada juga yang tidak sopan, ada yang banyak pengemisnya dan sebagainya. Pernahkah anda kecopetan? Pastilah ada rasa kesal dan dongkol kan. Pendek kata ada berbagai macam kesan yang kita rasakan di setiap kota yang kita kunjungi. Yesuspun merasakan pahitnya dari kesia-siaan kunjungan dan mukjizat yang Ia lakukan saat Ia hidup dua ribu tahun yang lalu. Mungkin bagi kita, perikop ini tidak ada efeknya karena Yesus tidak lagi hidup bersama kita dan melakukan mukjizatnya untuk kita sekarang. Lalu apa yang makna Injil ini? Sebagai orang beriman Katolik kita percaya bahwa Yesus ada bersama kita dalam Sakramen Maha Kudus. Ini adalah mukjizat nyata yang bisa kita terima setiap hari. Ini mukjizat yang Yesus tinggalkan untuk kita sebelum Ia mati dikayu salib. Pemberian yang terakhir sebelum seseorang meninggal adalah pemberian yang paling berharga. Yesus memberikan diri-Nya untuk kita. Tapi kalau kita sia-siakan, kalau buah pertobatan tidak lahir dibatin kita, bagaimana kita bisa menjawab Yesus dihari penghakiman? Kita umat Katolik adalah layaknya kota Kapernaum dimana Yesus melakukan banyak sekali mukjizat. Yesus yang mau menjadi sehabat terbaik kita pastilah merasa sangat kecewa jika pemberianNya yang paling berharga, yaitu diriNya sendiri tidak dihargai. Teman teman terkasih, semakin banyak kekayaan iman yang Tuhan Yesus percayakan pada kita, semakin banyak pula kita patut bersyukur dan menyadari kedosaan kita. Semakin dekat kita dengan Tuhan semakin Ia membuat kita sadar. Pertobatan kita pertama datang dari hasrat hati. Lalu pertobatan yang dalam berlangsung seumur hidup secara konkrit. Marilah kita bertobat dan dengan konsisten menerima Sakramen Rekonsiliasi (pengakuan dosa) setiap bulan. Pertobatan yang sejati adalah juga mukjizat terbesar yang Tuhan Yesus sangat rindukan dari kita semua. Maukah kita membiarkan mukjizat ini terjadi? Ya Yesus yang maha rahim, terimakasih atas karunia mukjizatmu dihidup kami. Biarlah Roh KudusMu membimbing kami supaya kami mampu menyadari dosa-dosa kami, dan dengan tulus bertobat seumur hidup kami. Janganlah biarkan kami sia-siakan semua karuniaMu ini. Amin. Fr. David, MGL
18
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 32/2012
18 Juli 2012 : Datanglah kepadaNYA sesering mungkin Yer 10:5-7.13-16; Mzm 94:5-6.7-8.9-10.14-15.; Mat 11:25-27. Matius,11:27 ‘Marilah kepadaKu, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadaMu.’ Di perusahaan, supermarket, hotel dan kantor swasta lainnya, umumnya yang diundang adalah yang sehat, kaya, ceria dan tidak sedang dalam masalah. Maka orang cenderung menutupi keletihannya dengan senyuman. Sebaliknya Tuhan Yesus justru mengundang orang yang letih, lesu dan berbeban berat, sesuai kecenderungan manusia itu, datang pada Tuhan bila sudah terluka, galau, capek, dan segudang masalah. Mungkin saja disamping sifat belas kasih Allah yang mahamurah juga karena Tuhan tahu manusia, ciptaannya ini pasti akan datang kepada Tuhan, Penciptanya, kalau sudah remuk redam. Mungkin juga, di saat hati remuk redam itulah manusia paling gampang dihancurkan Iblis, karena itu Tuhan terlebih dahulu mengundang supaya manusia yang remuk redam itu dilindungi, seperti domba hilang yang terluka diobati sang gembala. Di Ruang Adorasi Abadi kami, di samping adorer yang setia datang kepada Yesus sebelum bekerja, lebih banyak lagi yang datang dengan segerbong masalah dan memperoleh jawaban yang selalu tepat waktu sesuai kebutuhan. Pastinya akan lebih banyak sukacita yang bisa kita nikmati kalau saja kita datang kepadaNya ketika kita sedang dalam keadaan baik-baik dan berahmat. Karena pertemuan itu akan penuh dengan cinta yang damai, bersyukur dengan hati gembira. Tetapi Tuhan menerima semuanya. Yang datang dengan hati gembira dan yang datang membawa air mata. Semua dipeluk dengan cinta yang besar. Datanglah kepada Tuhan sesering mungkin. Dalam keadaan apapun dirimu. Narita
Vol. 32/2012
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 19
19 Juli 2012 : Percaya pada Penyelenggaraan Tuhan Yes 26 : 7 – 9, 12, 16 – 19 ; Mzm 102 : 13 – 14ab, 15, 16 – 18, 19 - 21 Mat 11 : 28 – 30 “Marilah kepadaKu, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu ?.” Beban, mendengar kata itu, kita secara otomatis pasti sudah membayangkan sesuatu yang berat, yang harus kita angkat atau kita pikul dan pasti akan membuat capek. Mana ada beban yang tidak berat. Beban bisa berupa sesuatu yang nyata yang harus kita pikul ataupun sesuatu yang tidak nyata tapi membuat kita lelah karena beban itu bukan secara fisik tapi perasaan. Seperti beban hidup secara moral, beban kesedihan, beban luka hati. Kalau kita membayangkan kita mengangkat beban beras 100 kg, dan kita tidak sanggup untuk memikulnya, kita akan mencari bantuan kepada orang lain untuk mengangkatnya. Kalau beban hati, perasaan yang membuat kita merasa letih dan lemah, dan kita tidak bisa meminta bantuan kepada orang lain untuk mengangkatnya, kepada siapa kita harus berteriak minta tolong? Tentu saja kepada Yesus. Seberat apapun beban kita, Yesus akan selalu bisa member kelegaan. Seringkali pada saat kita punya masalah dan berbeban berat, langsung kita berdoa lebih sering dan lebih khusuk dibandingkan saat kita tidak mempunyai beban berat. Kita jadi sering beradorasi, sering mengikuti misa, dengan harapan bahwa Tuhan akan memberikan kelegaan untuk kita. Tapi beberapa kali saat kita berbeban berat dan berdoa kepada Tuhan, kita tidak meletakkan sepenuhnya masalah kita untuk diselesaikan oleh Tuhan. Sering kali saat kita selesai berdoa kepada Tuhan, menyerahkan semuanya kepada Tuhan, setelah keluar dari ruang doa, kita masih memikirkan masalah kita, masih tidak mempercayakan sepenuhnya kepada penyelenggaraan Tuhan, bahwa kita masih membawa beban kita keluar dari ruang doa. Bagaimana Tuhan bisa memberi kelegaan, kalau kita datang padaNya, tetapi beban kita tidak diletakkan kepada Tuhan, tapi kita bawa kembali beban kita. Seperti pada bacaan injil hari ini, Yesus mengajak kita yang letih, lesu dan berbeban berat untuk mendapat kelegaan. Tuhan selalu mendengarkan seruan kita. Tuhan akan berpaling mendengarkan doa orang-orang yang bulus , dan tidak memandang hina doa mereka. Dengan catatan, kita benar-benar datang dengan hati penuh percaya, pada penyelenggaraan Tuhan, dan tidak membawa kembali, beban yang sudah kita letakkan di tangan Tuhan. alin
20
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 32/2012
20 Juli 2012 : Pemberian Kasih Apollinaris, Nabi Elia Yes 38:1-6,21-22,7-8, MT Yes 38:10,11,12abcd,16, Mat 12:1-8 Mat 12:7, “Yang kukehendaki ialah belaskasihan dan bukan persembahan”. Orang sering berargumen bahwa Allah tidak membutuhkan persembahan kita karena Allah sudah memiliki segala-galanya bahkan dia adalah Sang Pencipta. Argumen ini sangat tepat ketika Yesus mengatakan bahwa yang Allah kehendaki adalah belaskasihan dan bukan persembahan. Belaskasihan yang dimaksudkan disini adalah cintakasih kepada sesama dan kepada Tuhan. Seperti kata rasul Paulus sendiri yakni ada tiga keutamaan Kristiani yakni iman, harapan dan kasih dan yang terbesar adalah kasih karena ketika kita meninggal dan menghadap sang Pencipta, Cinta kasih yang masih dibutuhkan. Kemudian apakah yang dimaksudkan dengan “persembahan kasih”. Persembahan kasih adalah bukan persembahan seperti jaman perjanjian lama yakni mempersembahkan korban bakaran, tetapi lebih kepada niatan hati. Memberikan sepenuhnya kepada Tuhan lewat pemberian kepada sesama, bukan saja pemberian uang dan materi tetapi lebih memberikan diri dan waktu. Pemberian kasih juga bisa dimulai ketika bangun pagi. Kita bisa persembahankan hidup dan kasih kita sepenuhnya kepada Tuhan. Persembahan ini beda dengan persembahan korban bakaran di perjanjian lama. Inilah yang dimaksud oleh Yesus ketika dia berkata, “yang kukehendaki ialah belaskasih dan bukan persembahan.” Persembahan kasih adalah persembahan yang hidup. Inilah yang dikisahkan ketika Yesus memanggil Matius pemungut cukai dan juga Zakeus orang pendek tapi kaya yang ingin mengikuti Yesus sepenuhnya. Mereka berdua adalah contoh orang yang memberikan persembahan hidup mereka kepada Tuhan dan sesama. Pelayanan adalah salah satu contoh persembahan kasih yang bisa kita berikan kepada Tuhan dan sesama. Apakah kita hanya terpaku pada “persembahan” kolekte di Gereja atau lebih mempersembahkan hidup, diri dan karya kita kepada Tuhan dengan kasih kita sepenuhnya? Jawaban ada di Anda sendiri. Rm. Vincent, MGL
Vol. 32/2012
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 21
21 Juli 2012 : Hanya pada Tuhan Kita Berharap Laurensius dr Brindisi MI 2:1-5, Mzm 10: 1-2, 3-4, 7-8, 14, Mat 12: 14-21 Mat 12: 20-21 Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskanNya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkanNya, sampai Ia menjadikan hukum itu menang. Dan pada Nyalah bangsa-bangsa akan berharap. Orang-orang Yahudi biasa membuat suling dari buluh. Bila buluh itu sudah terkulai, mereka mematahkannya. Mereka juga membuat obor dengan sumbu yang menyalakan minyak. Bila minyaknya habis, sumbu itu akan berasap (pudar nyalanya) dan mereka memadamkannya. Sebagian umat Tuhan seperti buluh yang terkulai, yang tidak dapat mengeluarkan suara musik, yang lain seperti sumbu yang berasap, yang tidak dapat menghasilkan terang yang memancar. Namun Tuhan tidak akan memutuskan buluh yang terkulai atau memadamkan sumbu yang berasap. Kehidupan rohani kita seringkali mirip dengan buluh yang terkulai dan sumbu yang pudar nyalanya. Kita tidak bisa memuji dan bersukacita, juga tidak bisa memancarkan terang Injil kepada orang-orang di dekat kita. Walau keadaan kita demikian adanya, Tuhan tidak akan memutuskan atau memadamkan kita. Sebaliknya Dia masih membukakan pintu anugerah kepada kita semua, mengharapkan kita bertobat dan berharap kepada-Nya.Boleh jadi kita menolak Dia hari ini. Kita mungkin enggan untuk berdoa, malas membaca firman-Nya, acuh tak acuh dalam melayani Dia, atau tidak taat terhadap perkataan-Nya di batin kita. Tetapi Dia akan tetap berbelas kasihan kepada kita. Esok hari jika kita berkata, “Tuhan Yesus, aku bertobat.” Dia dengan rahmat-Nya akan mengampuni kita. Dia tidak pernah mematahkan buluh yang terkulai atau memadamkan sumbu yang pudar nyalanya. Sebaliknya, Dia akan menunggu kita datang kepada-Nya untuk menerima belas kasihan dan anugerah-Nya. Inilah balasan Tuhan terhadap penolakan kita. Doa: Bapa yang berada di surga Engkau sungguh amat baik dan sabar terhadap segala kekurangan kami. Kami mohon ketika kami bertobat dan datang padaMu sudi kiranya Engkau membimbingl dan membentuk kami sesuai dengan kehendakMu karena hanya Engkau tahu yang terbaik bagi kami semua. Amin Betty
22
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 32/2012
22 Juli 2012 : G A L A U Yer 23:1-6, Mzm 23:1-3a,3b-4,5,6, Ef 2:13-18, Mrk 6:30-34 Mrk 6:34 Ia melihat sejumlah besar orang banyak, maka tergeraklah hatinya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala..... Teringat saat saya mengikuti Retret yang diadakan oleh BSC (Bali Summer Camp) di tegal jaya beberapa hari lalu dengan tema G.A.L.A.U (God Always Listen and Understanding) padahal Galau biasa anak muda adalah resah dan gelisah. Saya mendapat kelompok paling akhir karena saya mendaftar juga paling akhir, awalnya saya masih bingung mengatur schedule pekerjaan saya. Tapi semua dapat saya selesaikan terutama laporan-laporan pajak hari kamis. Dalam grup sharing kami bingung memilih ketua, karena tidak ada yang berani menjadi ketua regu. Akhirnya karena kebanyakan dalam kelompok saya anak-anak masih kuliah dan sekolah, saya mengusulkan agar yang menjadi ketua adalah yang paling muda yaitu yang bernama Gery baru kelas 1 SMP. Wah tentu dia bingung, kami semua berusaha menguatkan dia agar bisa menjadi ketua agar kami para anggotanya ada yang bertanggung jawab untuk memberi komando saat permainan ataupun sharing, apabila tidak ada ketua maka semua pasti berantakan seperti sebelumnya kami tidak bisa memenangkan game-game dsb. Namun setelah mempunyai ketua walau masih kecil akhirnya kami bisa memenangkan semua game dengan peringkat pertama dan grup terbaik. Itulah saat semua tidak mempunyai seorang yang mau hidupnya melayani untuk bisa menjadi ketua dalam kelompok-kelompok, maka anggota-anggota kelompok bisa berjalan tidak tentu arah. Kita bersyukur bahwa kita punya Tuhan Yesus yang selalu menjadi nahkoda dalam hidup kita. Sehingga kehidupan kita bisa lebih terarah, walau kadang kala karena kedagingan manusia sering mencari jalannya sendiri. Namun ketua/nahkodah kita ini selalu berusaha menggapai tangan kita agar kita tidak salah jalan. Saatnya sekarang kita selalu bersyukur dalam keadaan apapun dalam jalan-jalan hidup kita karena selalu ada terang dan terang itu adalah dari Nahkoda kita Yesus Kristus. Rina
Mari hadir dalam
Malam Penyegaran Rohani
tema “Never Give Up” Minggu 22 Juli 2012 pk. 19.00 di Ruang Sekami - Basement Gereja FX Vol. 32/2012
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 23
23 Juli 2012 : Apa Arti Tanda Nabi Yunus ? Birgitta, Kunigunda Mi 6:1-4,6-8, Mzm 50:5-6,8-9,16bc-17,21,23, Mat 12:38-42 Mat 12:38b “Guru kami ingin melihat suatu tanda dari padaMu” Pada waktu itu berkatalah beberapa ahli Taurat dan orang Farisi kepada Yesus: “Guru, kami ingin melihat suatu tanda dari pada-Mu.” Tetapi jawab-Nya kepada mereka: “Angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu tanda. Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus. Sebab seperti Yunus tinggal di dalam perut ikan tiga hari tiga malam, demikian juga Anak Manusia akan tinggal di dalam rahim bumi tiga hari tiga malam. Pada waktu penghakiman, orang-orang Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini dan menghukumnya juga. Sebab orang-orang Niniwe itu bertobat setelah mendengar pemberitaan Yunus, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Yunus! Pada waktu penghakiman, ratu dari Selatan itu akan bangkit bersama angkatan ini dan ia akan menghukumnya juga. Sebab ratu ini datang dari ujung bumi untuk mendengar hikmat Salomo, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Salomo!” Tanda adalah sesuatu hal yang dilihat dan mengandung pesan dari Allah. Yunus dijadikan sebagai ‘tanda’, yaitu - untuk dilihat oleh orang-orang Niniwe. Jadi, tanda di dalam Alkitab adalah sesuatu hal yang dapat kita lihat; dan bukan sekadar dilihat melainkan juga berisi pesan kepada kita. Dan dengan menggunakan tanda itu, pesan dari Allah disampaikan kepada kita. Akan tetapi pesan itu sampai dengan sarana tanda yang bisa kita lihat. Sebagai contoh, dalam konteks kisah tentang kelahiran Yesus, Lukas 2:12 memberitahu kita, “Dan inilah tandanya bagimu,” tidak dikatakan ‘mukjizat’ bagimu. ‘Tanda’ yang di Lukas 2 itu adalah bayi yang dibungkus dengan kain lampin. Sehingga para gembala itu akan tahu saat mereka melihat tanda tersebut, bahwa bayi yang terbungkus dengan kain lampin itulah yang akan menjadi Juruselamat. Saat Yesus berkata ‘Angkatan ini’, angkatan yang manakah yang sedang Dia maksudkan? Apakah Dia yang bermaksud menunjuk kepada angkatan pada zaman itu? Apakah ini berarti bahwa hanya angkatan itu yang akan menerima tanda nabi Yunus, sedangkan angkatan yang lain tidak menerima tanda apa-apa? Haruskah kita mengartikan bahwa hanya angkatan itu yang jahat, dan generasi-generasi sesudahnya tidak jahat, jadi hanya angkatan itu saja yang disebut sebagai angkatan yang jahat dan pezina? Itulah sebabnya kata ‘angkatan’ bisa mengacu pada semua golongan di dalam masyarakat, tanpa merujuk pada periode waktu tertentu, sehingga, misalnya, kita bisa menemukan istilah ‘angkatan yang benar’ di Mazmur 14:5 di Perjanjian Lama. Istilah ini menunjuk kepada segenap golongan yang ada di masyarakat, yang termasuk dalam kelompok orang benar. Dan ada juga istilah ‘angkatan yang jahat’, yaitu segenap orang yang jahat dari berbagai golongan di dalam masyarakat. Tanda nabi Yunus berlaku sampai ke zaman sekarang ini. Allah sangatlah menekankan kehidupan yang benar dan sungguh-sungguh mengakui keberadaanNya. Bila digambarkan dengan kisah Yunus, ini menggambarkan bahwa ketika Allah memberikan pernyataan agar kita percaya dan mematuhiNya, maka lakukanlah itu dengan penuh keyakinan. Jangan belokkan perjalanan kehidupan kita dari arah yang sudah ditentukan olehNya. Bila kita membelokkan kemudi kehidupan kita maka yang kita dapatkan bukanlah “kebebasan” tapi justru hukuman. Yudi
24
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 32/2012
24 Juli 2012 : Tuhan, Tunjukkanlah aku Jalan-MU Harbel Makhluf, Yohanes Soret, Luisa dr Savoyen, Niceforus Mi 7:14-15,18-20,Mzm 84:2-4,5-6,7-8, Mat 12:46-50 Mat. 12:50 Barang siapa melakukan kehendak Bapa-Ku di Surga adalah saudara-Ku dan ibu-Ku Pada suatu hari, sebagaimana biasanya di setiap akhir pekan, kami melakukan pembersihan rumah. Saat itu, saya mendapat tugas untuk membersihkan kamar mandi dan WC. Membayangkan saja, pekerjaan itu membuatku sangat lelah, apalagi kalau melakukannya. Banyak cara untuk menghindarinya atau pun kalau mau menyelesaikan pekerjaan itu, hanya dengan setengah hati saja. Singkatnya tidak legowo kata orang Jawa. Hal itu tampaknya diperhatikan oleh pendamping rumah kami. Aku sama sekali tidak menyadarinya. Dalam suatu pertemuan, ia mengatakan kepada saya demikian, “berpikirlah ketika anda melakukan pekerjaan yang terasa tak menyenangkanmu, di situ kamu menemukan Allah”. Kata-kata tersebut sangat menggangguku dan bahkan membuatku marah. Karena saya berpikir bahwa mudah bagi saya untuk bicara dari pada melakukannya. Peristiwa itu terjadi ketika saya berada tempat pendidikan Frater Bunda hati Kudus di Kediri (Jawa Timur -1999). Meski saya tidak lagi bersama dengan komunitas tersebut di atas, sepenggal kata-kata bijak itu senantiasa berada dalam benakku. Bertolak dari pengalaman tersebut di atas, saya menyadari bahwa tidak semua keInginan atau kehendak saya sejalan dengan ajaran Tuhan Yesus hari ini. Hal-hal yang saya senang melakukannya, belum tentu itu merupakan jalan atau kehendak Tuhan. Kehendak atau keinginan saya senantiasa dan bahkan cenderung ingin melayani egoku. Dan itu bertentangan dengan apa yang dikatakan Tuhan Yesus, “Barang siapa melakukan kehendak Bapa-Ku di Surga adalah saudara-Ku dan ibu-Ku”. Pertanyaannya, ‘Bagaimana saya mengetahui dan melakukan kehendak Bapa di Surga’? Salah satu jawabannya adalah melalui orang-orang di sekitar tempat kita hidup dan layani. Lebih dari itu adalah melalui Gereja dan ajarannya yang telah dipercayakan oleh Tuhan Yesus kepada para rasul dan para penggantinya hingga kini. Marilah kita berdoa agar Bapa di Surga menganugerahkan rahmat-Nya dalam hal belajar untuk mendengar dan melakukan kehendak-Nya. Dengan demikian kita layak dipanggil sebagai saudara dan saudari serta ibu dari Tuhan Yesus.
Fr. Anis, MGL
Vol. 32/2012
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 25
25 Juli 2012 : Melangkah dengan Iman Pesta St. Yakobus, Rasul - 2Kor 4:7-15, Mzm 126:1-2ab,2cd-3,4-5,6, Mat 20:20-28 Mzm 126 : 5 “ Orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan sorak-sorai.” Ada sebuah kisah True Story tentang awal mula kehidupan seorang worship leader dan pemusik yang berasal dari Amerika. Dia adalah seorang yang sangat kreative mungkin kita tidak pernah tahu kalau dia hampir tidak mendapatkan kesempatan untuk membagikan bakatnya dengan dunia. Ibunya yang mengandungnya saat berusia 17 tahun dan tidak menikah. Ibunya berkulit putih. Ayahnya berkulit hitam. Ini terjadi pada tahun 1971 di sebuah kota kecil di Iowa Amerika Serikat. Saat mengandung, orang tua gadis itu menyuruhnya melakukan aborsi. Dan mereka memberikan ultimatum, mengaborsi bayi atau keluar dari rumah. Tapi ia memilih melahirkan bayinya.Karena pernah menjadi seorang pianis konser berbakat, ia akhirnya tiba di San Diego dalam keadaan hamil 8 bulan, sendirian dan kebingungan sambil bergumul melawan kecanduan obat-obat terlarang. Suatu hari seorang wanita berbicara kepadanya tentang kasih dan pengampunan Tuhan. Dan hari itu, ia membuat keputusan untuk mengikuti Kristus. Kemudian wanita itu memberikan sebuah Kitab Suci. Kemudian ia mulai rajin membacanya, sampai suatu ketika saat ia membukanya dan membacanya, berulang kali ia melihat nama Israel, “Aku akan memberi bayiku nama Israel”. Walaupun ia tidak mengetahui banyak hal tentang Tuhan. Ia tidak tahu cara berdoa. Tetapi dengan tegas ia berkata,” Tuhan aku akan menyerahkan bayi kecilku kepada-Mu. Aku mohon Engkau memakainya untuk melakukan hal-hal yang luar biasa.” Ibu muda ini menurunkan bakat musiknya pada anaknya. Putranya bertumbuh dengan bakat musik yang luar biasa. Ia dapat memainkan instrumen apapun. Ia dapat menulis lagu-lagu penyembahan yang menyatakan kebaikan Tuhan. Ia membentuk kelompok musiknya sendiri dan kesempatan yang luar biasa dari Allah terbuka baginya. Hari ini, kita semua mengenal Israel Houghton. Ia adalah salah seorang pemimpin penyembahan dan penulis lagu Friend of God yang luar biasa. Israel dan kelompok musiknya New Breed telah memenangkan Grammy Awards dan pujian di seluruh dunia untuk music mereka yang membangkitkan semangat. Seperti yang disampaikan pemazmur bahwa, “Orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan sorak-sorai”.Melalui perenungan kisah karya Tuhan dalam kehidupan pelayan Tuhan Israel Houghton ini, kita melihat bagaimana sang Ibu “melangkah dengan Iman yang berani” datang kepada Tuhan, membawa segala pergumulan hidupnya, ketidakberdayaannya, menyerahkan putranya untuk dipakai Tuhan. Dan Tuhan mengabulkan permintaan ibu ini dengan memakai putranya secara luar biasa pula menjadi berkat melalui talentanya dalam pujian dan penyembahan. Saat ini, apapun pergumulan hidup kita. Mungkin jauh lebih berat dari pada pergumulan Ibu Israel Houghton kala itu. Beranikah kita mengambil “Langkah Iman” seperti yang Ibu Israel lakukan?!! Kita sudah lebih lama membaca Kitab Suci, sudah lama dibabtis, mungkin sudah sering pula mendengar kebaikan-kebaikan Tuhan dalam sharing iman, sering ikut retret dan mendapatkan penguatan-penguatan baru dalam iman, bahkan selalu aktif dalam setiap kegiatan pelayanan apapun itu. Sedangkan Ibu Israel ini, jangankan mengenal Tuhan secara pribadi, bagaimana cara berdoa pribadi saja tidak tahu. Tapi satu hal yang bisa kita lihat Imannya pada Tuhan, telah menggerakkan Hati Bapa untuk bekerja secara luar biasa dalam hidup putra Ibu ini. Jika Tuhan “sanggup” melakukan bagi Israel Houghton, Pasti Tuhan yang sama juga “sanggup” bekerja secara luar biasa dalam hidup kita!?? namun bersediakah kita mulai melangkah dengan Iman !? Lulu
26
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 32/2012
26 Juli 2012 : Dengan IMAN Yoakim dan Anna Orangtua SP Maria, Sir 44:1,10-15, Mzm 132:11,13-14,17-18, Mat 13:16-17 Mat 13:11 “Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia kerajaan surga, tetapi kepada mereka tidak” Setelah membaca perumpamaan yang disampaikan Yesus mungkin dari kita muncul pertanyaan apa makna dari perumpamaan itu. Sementara yang terlontar dari para murid adalah satu wacana pastoral “Mengapa berbicara kepada mereka dalam perumpamaan?” Yesus lalu memberi penjelasan “Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia kerajaan surga, tetapi kepada mereka tidak” (Mat 13:11). Perbedaannya terletak antara para murid yang karunia pengetahuan akan rahasia kerajaan Allah dari Bapa karena di dalam diri mereka diberi kemampuan untuk mendengar dan melihat apa yang bahkan oleh para nabi tidak didengar dan dilihat. Disini yang mau ditonjolkan oleh penginjil Matius adalah sukacita sebagai murid Yesus. Sebaliknya situasi mereka yang bukan murid Yesus sangat menyedihkan. Yesus membenarkan nubuat para nabi, “Mereka adalah orang yang sekalipun melihat, tetapi tidak melihat dan sekalipun mendengar, tetapi tidak mendengar dan tidak mengerti” (bdk Mat 113:13) karena memiliki hati yang keras. Mereka tidak mau bertobat dan membiarkan diri mereka disembuhkan oleh Allah dengan perantaraan Yesus. Karena itu akan diambil dari mereka apa yang mereka miliki. Demikian Yesus memilih gaya bahasa yang khusus untuk berbicara dengan mereka, yaitu dengan perumpamaan. Perumpamaan berguna untuk membuka suatu percakapan. Adalah juga suatu undangan untuk merenungkan dan membuat perbandingan dengan situasi yang sebenarnya. Perumpamaan yang Yesus ceritakan adalah wujud kebaikan-Nya. Ia menawarkan kebenaran yang tersembunyi, menghantar para pendengar berhadapan dengan tanggung jawab masing-masing sementara tetap menghormati kebebasan mereka. Merenungkan suatu perumpamaan berguna bagi kita bahkan bagi orang yang merasa dapat melihat secara jelas dalam iman. Sr. Maria Benedicta, OSB
Vol. 32/2012
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 27
27 Juli 2012 Kisah Orang Kudus : St. Pantaleon Yer 3:14-17, MT Yer 31:10,11-12ab,13, Mat 13:18-23 Pantaleon datang dari Nicomedia, dekat Lautan Hitam di Asia. Ia hidup pada abad keempat. Pantaleon seorang dokter yang amat terkenal hingga Kaisar Galerius Maximian memilihnya untuk menjadi dokter pribadi kaisar. Di sana, di istana yang jahat dan kafir, Pantaleon terjerumus ke dalam masalah. Ia seorang Kristiani, namun sedikit demi sedikit, ia membiarkan teladan buruk sekelilingnya merusakkan dia juga. Ia mulai sependapat dengan kebijaksanaan palsu yang dipuja orang-orang kafir. Ahirnya, ia melakukan dosa berat dengan sepenuhnya meninggalkan iman Kristiani. Seorang imam yang kudus bernama Hermolaos teramat sedih melihat dokter yang temashyur ini meninggalkan Yesus. Ia datang menemuinya. Dengan kata-kata yang bijaksana dan lemah lembut, sang imam berhasil menyadarkan Pantaleon akan dosa yang telah dilakukannya. Pantaleon mendengarkan nasehatnya dan mengakui bahwa ia telah sungguh keliru. Ia mengaku dosa dan bergabung kembali dengan Gereja. Guna menyilih apa yang telah dilakukannya, Pantaleon memiliki kerinduan yang berkobar untuk menderita dan mati bagi Yesus. Sementara itu, ia meneladani belas kasih Yesus dengan merawat orang-orang miskin yang sakit tanpa memungut bayaran. Ketika Kaisar Diocletian memulai penganiayaan, Pantaleon segera membagikan segala yang ia miliki kepada orang-orang miskin. Tak lama kemudian, beberapa dokter yang iri hati mengadukannya sebagai seorang Kristiani. Kepada Pantaleon diberikan pilihan untuk menyangkal iman atau dihukum mati. Pantaleon sama sekali menolak memaklumkan bahwa ia bukan seorang pengikut Kristus; dan tak ada suatu aniaya pun yang dapat memaksanya untuk melakukan hal itu. St Pantaleon wafat sebagari martir pada tahun 305. Di masa lampau terdapat suatu devosi yang kuat kepada orang kudus ini. Di Timur, ia disebut sebagai “martir besar dan pekerja ajaib”. Apakah aku membiarkan diri dipengaruhi oleh teman-teman atau hal-hal yang dapat mengancam imanku kepada Yesus? Kiranya kita mengijinkan Roh Kudus membimbing hati dan pikiran kita. “diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin Pauline Books & Media.”
28
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 32/2012
28 Juli 2012 : Bertolak Belakang Yer 7:1-11, Mzm 84:3,4,5-6a,8a,11,Mat 13:24-30 Mat 13:30 Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai. Pada waktu itu aku akan berkata kepada para penuai: Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah berberkas-berkas untuk dibakar; kemudian kumpulkanlah gandum itu ke dalam lumbungku. Di dalam kehidupan kita selalu ada 2 unsur hal yang bertolak belakang satu sama lain. Misalnya baik dan buruk, pandai dan bodoh, kaya dan miskin, sehat dan sakit. Kedua unsur yang bertolak belakang ini tidak dapat dipisahkan. Terkadang kita hanya mau unsur yang bersifat positip atau yang berguna saja serta berusaha untuk menyingkirkan setiap hal yang negative. Namun Tuhan menghendaki keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai. Terkadang apa yang negative belum tentu selamanya akan menjadi negative. Tuhan memberikan kebebasan kepada kita untuk tetap setia pada hal yang positip dan berusaha merangkul hal yang negative untuk dapat menjadi positip. Seumpama lalang dan gandum, begitulah orang jahat tetap dibiarkan hidup di dunia ini bersama orang baik. Tuhan mengasihi seluruh ciptaan-Nya, baik yang berbuat jahat atau yang berbuat baik. Dia masih memberi kesempatan kepada yang jahat supaya bertobat (Yer 7:3 Perbaikilah tingkah langkahmu dan perbuatanmu, maka Aku mau diam bersama-sama kamu di tempat ini), juga memberi kesempatan kepada yang baik untuk terus bertumbuh dalam ketaatan pada firman Tuhan. Justru dengan adanya “lalang”, maka “gandum” ditantang untuk makin tekun bertumbuh, makin tahan uji, dan makin berkualitas. Janganlah kita kalah terhadap kejahatan. Kita harus menjadi berkat bagi dunia ini. Dengan demikian kita dapat bersama-sama dengan Dia dalam sukacita Kerajaan Surga. AMIN. Santo (Malaysia)
yuk datang ke
CELEBRATION MEAL
Perayaan Makan Malam Bersama sekaligus perayaan ulang tahun teman-teman kita di bulan Juli
Sabtu, 28 Juli 2012 pk. 18.00 di Rumah Yovie
Perumahan Istana Regency Blok U-7 Sesetan (Sebelah barat Angkatan Laut Sesetan-Denpasar) Info 0361 - 8511223
Vol. 32/2012
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 29
29 Juli 2012 : Memberi Karena Cinta 2Raj 4:42-44, Mzm 145:10-11,15-16,17-18, Ef 4:1-6, Yoh 6:1-15 Yohanes 6:9 “Di sini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan…” Suatu ketika, aku memperhatikan dengan saksama seorang dari keponakanku. Namanya Eva. Dia adalah anak yang lucu dan selalu baik dengan siapa saja, terlebih anakanak seumurnya. Dia selalu membagikan apa saja yang ia miliki. Ketika dia sedang memengang mainannya atau makanan coklat atau apa saja dan seorang temannya meminta, dia akan memberikan semuanya. Dia tidak pernah menolak memberi sesuatu kepada orang lain. Dia selalu memberi dengan seutuhnya dan tidak meminta kembali apa yang telah dia beri kepada anak-anak lain. Cerita ini menuntun aku untuk merefleksikan kisah hari ini. Di dalam Injil hari ini, Penginjil Markus menceritakan kepada kita suatu kisah tentang “Yesus yang memperbanyak lima roti dan dua ikan dan memberi makan lima ribu orang. Karena oleh belas kasihan kepada orang banyak itu maka Yesus bertanya kepada para muridNya bagaimana mendapatkan makanan untuk memberi mereka makan. Filipus menjawab bahwa mereka tidak akan dapat memperoleh roti yang cukup bagi orang sebanyak itu. Kemudian Andres berkata bahwa ada seorang anak yang membawa lima roti dan dua ikan. Mendengar itu, Yesus menyuruh mereka mengabil roti itu dari si kecil itu. Dengan penuh kepolosan dan hati yang terbuka si kecil itu memberikan ke-lima roti itu dan ke-dua ekor ikan itu. Di sana tidak dikisahkan bahwa ada sesuatu reaksi dari si kecil itu. Yang dikisahkan bahwa anak itu memberikan semua yang ia miliki saat itu. Ia memberikan segalanya yang ia miliki tanpa suatu kekecewaan dan keluhan. Dia mempersembahan semuanya tanpa memikirkan apa yang akan terjadi pada dirinya kelak. Dia merelakan segala hartanya dan rela memberikan kepada orang yang sangat membutuhkan saat itu. Sering kali kita takut dan cemas untuk memberi sesuatu kepada orang, apa lagi kepada orang yang sangat membutuhkan. Kita selalu mempertimbangkan diri kita terlebih dahulu. Kita memikirkan apa yang terbaik buat kita. Setelah itu baru kita bisa memberi kepada orang lain dari kelebihan kita. Namun lewat kisah ini, kita diundang untuk lebih bermurah hati. Kita diajak untuk memberi dari apa yang kita miliki dari hati yang terdalam. Kita memberi bukan karena suatu paksaan. Tetapi karena cinta dan kasih kepada orang yang sangat membutuhkan. Rm. Joseph, MGL
30
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 32/2012
30 Juli 2012 : Jadikan Kekuranganmu sebagai kekuatanmu !! Yer 13:1-11, Ul 32:18-19,20,21, Mat 13:31-35 Petrus Krisologus ; Yustinus de Yakobis Mat 13:32 Memang biji itu yang paling kecil dari segala jenis benih, tetapi apabila sudah tumbuh, sesawi itu lebih besar dari pada sayuran yang lain, bahkan menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang bersarang pada cabang-cabangnya.” “Terlahir cacat itu bagiku merupakan anugerah spesial dari Tuhan” Hee Ah Lee, pianis asal Korea yang terlahir dengan empat jari. Waktu kecil ia menderita lobster claw syndrome. Pada masing-masing ujung tangan Hee terdapat dua jari yang membentuk huruf V seperti capit kepiting. Kakinya hanya sebatas bawah lutut, sehingga ia tidak dapat menginjak pedal piano standar. Untuk bermain piano, pedal sengaja ditinggikan agar Hee bisa menginjak pedal tersebut. Kondisi semacam ini mungkin akan disebut orang sebagai kekurangan. Akan tetapi, Hee menyebutnya sebagai “Special Gift” dari Tuhan. “Aku berkeliling dunia. Aku bermain piano dari sekolah ke sekolah untuk memberi motivasi kepada kaum muda, bahwa mereka bisa melakukan apa pun kalau berusaha,”kata Hee. Hee hadir untuk memberi inspirasi kepada orang tentang kekuatan kasih yang mengubah “kekurangan” menjadi kekuatan. Woo Kap Sun, ibu dari Hee menerima anaknya sebagai kenyataan dan anugerah. Ia pun menamai anaknya dengan nama yang indah. Hee dalam bahasa Korea berarti suka cita. Dan Ah adalah tunas pohon yang terus tumbuh, sedangkan Lee adalah nama marga. Hee ah Lee adalah suka cita yang terus tumbuh bagai pohon.Walaupun teman-temannya ada yang mengatai dia sebagai hantu atau monster, dia bisa menerima itu dan tetap tersenyum. Dulu aku punya keinginan untuk dapat bertemu dengan Hee, dan akhirnya impian itu bisa terwujud. Hee mengadakan konser amal di Nusa Dua, dan aku bersama temanku datang menonton konsernya. Wow, memang luar biasa banget. Saya pun sempat melihat dia dari dekat dan berfoto bersamanya. Bacaan injil hari ini mengingatkan kita juga bahwa setiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangan. Dalam kehidupan di sekitar kita, mungkin terkadang kita masih dianggap anak ingusan atau baru anak kemarin sore yang tidak bisa berbuat apa-apa. Jangan langsung menyerah bro and sis !! Jadikan itu sebagai pemacu semangat buat kalian, untuk dapat membuktikan kepada mereka, bahwa apa yang selama ini mereka kira dan katakan itu, adalah salah. Percaya dan teruslah maju, karena setiap kita special, dan Tuhan sudah memberikan talenta yang unik dan berbeda satu sama lain, untuk kita kembangkan dan gunakan sebagai saluran berkat bagi orang-orang di sekitar kita. KRIS
Vol. 32/2012
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 31
31 Juli 2012 : Musim Semi Ignasius dr Loyola Yer 14:17-22,Mzm 34:2-3,4-5,6-7,8-9, Mat 13:36-43 Yer 12:22 Adakah yang dapat menurunkan hujan di antara dewa kesia-siaan bangsabangsa itu? Atau dapatkah langit sendiri memberi hujan lebat? Bukankah hanya Engkau saja, ya TUHAN Allah kami, Pengharapan kami, yang membuat semuanya itu? Global Warming! Siapa yang belum mendengar kata tersebut, hampir semua orang tahu tentang itu, tapi sedikit yang bertindak nyata. Tahun ini saya masih berada di Tajikistan, tapi saya pindah ke pegunungan Pamirs, pegunungan tertinggi di dunia, satu jalur dengan Himalaya. Puncak tertinggi adalah Lenin Peak, yang berada 7200 diatas permukaan laut, bayangkan Gunung Bromo Cuma 2.300 di atas permukaan laut. Saya sendiri tinggal di ibukota provinsi, Khorog namanya, berada di 2800 di atas permukaan laut. Masih lebih tinggi daripada Bromo ! Pamirs memang terkenal dengan musim dinginya yang panjang dan berat. Ketika musim salju datang, salju akan menutup jalanan dan akses transportasi menjadi lumpuh, sehingga supply bahan makanan terganggu. Tidak heran, penduduk Pamirs hanya makan roti dan sircoi setiap hari. Sircoi adalah teh yang dimasak dengan susu, garam dan lemak sapi atau mentega. Penduduk sini bisa makan ini 3x sehari. Baru kali ini, saya melihat orang makan hanya untuk mengisi perut, tanpa memperhatikan nutrisi. Kondisi pasar juga memprihatinkan, hanya bahan makanan yang tahan lama yang tersedia disini. Kentang dan Wortel adalah pilihan saya, tidak ada sayur sayuran hijau, terong, dan sebagainnya. Kadang saya bisa membeli Kol. Saya memang harus kreatif dengan bahan sesederhana itu. Pernah satu minggu, masakan saya adalah : Kari kol, Asinan kol, Kol dengan mayoneis(coleslaw), Orak arik telur kol dan Tumis kol ! Seminggu itu saya buang gas terus! Tahun ini bukan hanya Pamirs yang mengalamai musim dingin yang panjang, tapi hampir seluruh Tajikistan, tapi Pamirs lebih panjang lagi. Semua berkata “Ini betul betul Global Warming”, dan ada teman yang berkelakar,”Ini dingin yang panjang, harusnya Global Freezing!!” Ada ketakutan bagi kita semua, musim dingin yang panjang akan mempengaruhi pertanian. Buah apricot dan kapas adalah pendapatan utama negri ini, bila musim dingin terlalu panjang, kemungkinan gagal panen akan sangat besar. Musim semi akhirnya datang, salju sudah mulai mencair, petani segera menanam dan merawat tanamannya. Tidak biasanya mereka menanam di pertengahan Maret, biasanya awal Februari sudah bisa mulai menanam. Namun Tuhan begitu hebatnya, walaupun musim dingin begitu panjang, ia mempercepat pertumbuhan buah buahan. Semua orang terkejut ketika semua pohon dengan sangat cepat berdaun, pohon pohon cherry berbunga, dan kemudian berbuah. Di awal Mei, buah cherry, apricot, raspberry sudah tersedia di pasaran ! Tidak ada yang berubah karena musim dingin yang panjang. Kini semua kembali normal. Sungguh tidak ada yang tidak mungkin bagi Tuhan. Kutipan injil hari ini berkata : Langit tidak memberi hujan dengan sendirinya, tapi Tuhan Allah yang membuat semua itu ! Ya ! Pohon pohon tidak berdaun dan berbuah dengan cepat sendirinya, tapi Tuhan Allah yang membuat ! Jeff – Istanbul 2012
32
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 32/2012