Fresh JUICE ! refresh your soul Sapaan Fresh
Fresh JUICE !
Fresh Juice adalah buku renungan harian berdasarkan penanggalan liturgi Katolik. Dibuat oleh para anggota DOJ Bali. (www.DOJCC.com). Terbit sebulan sekali di awal bulan. Untuk informasi berlangganan hubungi : Nathasa (0361 - 85 11223)
Kritik dan saran :
[email protected]
Fresh JUICE ! Team
Moderator: Rm. Hady Setiawan,Pr Penasihat : Herry Respatia Pemimpin Umum : Yovie Setiawan Pemimpin Redaksi : Nathasa Editor : Nathasa, Herry Respatia, Yovie Penulis :Nathasa, Herry, Lulu, Adhi, Martina, Agatha, Fransiska, Hanz, Franky, Yovie, Bro.Vincent MGL, Ardhi, Jeff, Bro. Martin MGL, Rina, Rm. Jopeph, MGL, Bro Wenz MGL, Sr. Linda Langganan & Marketing Iklan : Jeff Kristianto (HP. 081 897 7018) Distribusi : Anggota DOJ Bali Seluruh hasil Fresh Juice akan disumbangkan untuk pembangunan Rumah Retret di Bedugul Sumbangan dapat disalurkan ke : Bank BCA A/C No. 611 033 7785 An. Flora Ida W Harap sms / telpon 0361 - 8511223 untuk konfirmasi.
Fresh JUICE !
managed by :
Vol. 5/2010
JUICE !
Selamat Paskah bagi semua……. Puji Tuhan Fresh Juice telah memasuki edisi ke-5. Hmmm….tak terasa ya… Salam kenal buat teman-teman baru, dan terima kasih bagi mereka yang setia menikmati Fresh Juice sampai edisi ini. Paskah seringkali identik dengan telur, telur adalah simbol kebangkitan. Telur yang telah dierami akan menetas dan keluarlah anak ayam. Sama seperti Yesus yang keluar dari kubur menyongsong hidup yang baru. Telur-telur paskah yang sekarang kita lihat begitu menarik, penuh hiasan, bahkan ada coklat atau permen yang dibentuk seperti telur. Hal ini terkadang membuat makna telur sebagai simbol kehidupan baru mulai luntur. Perayaan Paskah adalah perayaan syukur, karena Yesus telah mengalahkan maut untuk menyelamatkan kita umat pilihanNya, yang dikasihiNya. Telur paskah hanyalah aksesoris-aksesoris yang memperindah perayaan itu sendiri. Kiranya Fresh Juice dapat membantu mencari makna paskah bagi diri kita. Dan semoga makna Paskah yang sesungguhnya hadir dalam hati kita masing-masing dan semakin indah karena dihiasi oleh telur paskah yang cantik berwarna warni. Selamat menikmati Juice Anda!! Salam Fresh Juice Nathasa Pemred
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 1
Kamis, 1 April 2010 : Menjadi Pelayan ? KAMIS PUTIH Kel. 12 : 1 - 8. 11 - 14 ; 1 Kor. 11 : 23 - 26; Yoh. 13 : 1 - 15 Yoh 13:1-15 Sebab aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu. (Yoh 13:15) Keluarga Yovie mempunyai pembantu yang sudah ikut sejak Yovie berusia sekitar 7 tahun, berarti sudah 25-an tahun lebih yang lalu pembantu ini mengabdi. Dia menikah, punya anak dan anaknya juga bekerja pada keluarga kami. Sekarang pembantu ini menjadi pembantu di rumah kami. Menjaga Yoyo dan Vina sejak mereka masih bayi. Anak-anak kami memanggilnya mbah, karena dia dulu merawat papanya. Keluarga saya pun punya pembantu yang mengabdi 25-an tahun, dan sampai sekarang masih ikut adik papa saya. Saya juga sering mendengar pembantu-pembantu lain yang bisa mengabdi sampai puluhan tahun. Betapa mengagumkan ya.... Apakah mereka ini tidak pernah dimarahi majikannya, atau tidak pernah mengalami masalah apapun selama mengabdi? Tentu saja tidak. Pasti saja mereka pernah dimarah, bertengkar dengan sesama pembantu. Tetapi mereka bisa mengatasi itu semua karena mereka mempunyai kesetiaan. Injil hari ini Tuhan mengajarkan kita bagaimana menjadi seorang pelayan Tuhan yang baik. Tuhan sendiri telah memberi contohnya. Bagaimana Yesus mau membasuh kaki para murid termasuk orang yang Yesus tahu pasti akan menyerahkanNya untuk disalibkan. Yesus mengajarkan kepada kita untuk rendah hati, mau menerima sesama apa adanya dan mau memberikan pengampunan yang sempurna. Teladan bahwa Yesus setia pada BapaNya. Sebagai pelayan Tuhan, pasti banyak hal juga yang kita alami, orang-orang yang tidak sepaham dengan kita, pengorbanan yang tidak dihargai, miskomunikasi. Apalagi sebagai pelayan Tuhan kita bertemu dengan banyak orang dengan berbagai macam latar belakang keluarga, lingkungan dan pendidikan. Cara berpikir, berbicara, maupun bertindak yang berbeda-beda. Dan terkadang hal ini membuat kita sakit hati, merasa putus asa, tidak bisa menerima keadaan dan akhirnya tidak mau melayani Tuhan lagi. Mari Kita juga belajar seperti pembantu-pembantu yang puluhan tahun bekerja, melayani majikannya dengan setia. Menjadi setia juga berarti kita harus membuang ego kita sejauh mungkin dan mau melakukan apa yang diminta majikannya. Marilah kita berdoa supaya Tuhan boleh hari demi hari menyempurnakan kita agar bisa menjadi pelayanNya yang setia, membuang jauh ego atau harga diri kita dan melakukan yang menjadi kehendakNya. Seperti teladan yang diberikan Yesus pada kita. (Nathasa)
2
Fresh JUICE !
Vol. 5/2010
Jumat, 2 April 2010 : Arti Salib JUMAT AGUNG es 52:13-53:12 Mzr 118:2,6,12-13,15-16,25 Ibr 4:14-16, 5:7-9 Yoh 18:1-19:42 Yoh 19:6b “Berteriaklah mereka: “Salibkan Dia, salibkan Dia”! Ketika duduk di kelas 6 SD, saya mengikuti perlombaan bidang studi pada tingkat kabupaten. Kebetulan saya dipercayakan untuk memegang mata pelajaran matematika. Mata pelajaran yang sangat sulit bagi kebanyakan orang. Saya pun merasakan sulitnya. Alhasil dalam perlombaan tersebut saya gagal mendapatkan juara 1 (satu). Saya hanya mendapat juara 3 (tiga) dari 12 peserta. Saat itu saya merasa kecewa bahwa saya adalah orang yang bodoh, gagal, tidak ada apa-apanya. Saya tidak punya kemampuan apa-apa. Apalagi pada waktu saya duduk di bangku SMA, saya pernah pindah sekolah 3 kali. Jadi, saya punya 3 sekolah waktu SMA. Genaplah sudah bahwa saya merasa benar-benar bodoh dan dungu (IQ jongkok kata orang banyak). Dari situ saya selalu merasa pesimis dalam melakukan sesuatu karena saya selalu berpikir bahwa saya akan gagal karena saya tidak bisa melakukannya. Hal ini selalu menghantui dan membunuh rasa percaya diri saya. Sehingga saya membentuk paradigma bahwa saya sudah ditakdirkan seperti ini. Puji Tuhan setalah saya mengikuti rekoleksi yang bertemakan “Salib Kristus adalah Lambang Kemenangan”. Dari situ saya mulai bangkit dan membentuk pandangan baru dalam hidup saya bahwa kegagalan bukanlah suatu nilai kebodohan, akan tetapi kegagalan merupakan awal dari sebuah keberhasilan. Dari situ muncul rasa optimis dalam hidup saya. Rasa percaya diripun mulai tumbuh. Pada hari ini, seluruh Gereja Katolik sejagat mengenang kisah Sengsara yang dialami Yesus. Kurang lebih 2000 tahun yang lalu Yesus dengan wafat di Kayu Salib. Banyak orang berkata bahwa Kayu Salib merupakan simbol kematian, penderitaan dan sengsara. Namun bagaimana dengan kita yang nota bene sebagi orang Katolik? Saya sebagai orang Katolik, Salib merupakan tanda sebagia pengikut Kristus. Salib adalah kematian, kebangkitan, kemenangan dan jalan menuju Surga. Sebagaimana yang telah dialami oleh Yesus bahwa Dia menderita memikul Salib dan wafat di Kayu Salib, namun pada hari ketiga Dia bangkit dan akhirnya Dia naik ke Surga. Dalam penderitaanNya Yesus mau mengajarkan kepada kita bahwa penderitaan kita sungguh-sungguh tidak berarti, jika kita tidak mampu menerimanya dengan sadar dan bebas. Penderitaan itu punya arti apabila kita mau menerima dan mampu menghadapinya seperti yang dilakukan oleh Yesus. Kisah sengsara bukan sekedar cerita belaka. Kisah sengsara memberi pelajaran bagi kita. Orang yang berpasrah kepada Tuhan seperti Yesus, akan memperoleh kehidupan abadi seperti Yesus yang bangkit dari kematian. Kisah sengsara bukan untuk menimbulkan perasaan haru, tetapi untuk membuat kita makin menyadari bahwa Allah menyertai kita. Kisah sengsara ingin menunjukkan bahwa Allah selalu bersama kita. Melalui PuteraNya, Allah mau menunjukan bahwa Dia tidak bakal meninggalkan kita sendirian di setiap penderitaan, kegagalan kita. Inilah kabar baik bagi kita semua. Hanz
Vol. 5/2010
Fresh JUICE ! 3
Sabtu, 3 April 2010 : Tuhan yang lain HARI SABTU SUCI Kej 1:1-2:2 ; Yes 54:5-14, Rm 6:3-11 ; Luk 24:1-12 Luk 24: 5 ...."Mengapa kamu mencari Dia yang hidup diantara orang mati?" Keluarga kami bukanlah keluarga Katolik pada awalnya, namun dengan kasih Kristus, satu persatu dari keluarga kami dibaptis. Awalnya kakak perempuan kami, dikuti keluarga yang lain, sampai akhirnya ibu kami dibaptis secara katolik. Sebenarnya setelah ibu kami dibaptis, dia menjadi yang paling katolik dibanding kami semua, dia yang paling rajin ke gereja, aktif di kegiatan wilayah, rajin doa pagi dan rosario. Mungkin naluri seorang ibu yang harus menjadi cermin bagi keluarga nya. Sampai suatu saat, datang hari raya tradisi cina. Sebelum ibu kami menjadi katolik, dia masih rajin sembahyang ala cina untuk papa dan leluhur yang sudah meninggal. Satu meja makan penuh dengan makanan makanan lezat, yang tidak boleh kami sentuh sebelum sembahyang cina selesai. Ibu kami bingung, apakah dia harus tetap melakukan sembahyang cina, padahal dia sudah menjadi katolik. Tapi bila tidak dibuat, ada rasa bersalah, seolah meninggalkan tradisi dan melupakan suami dan leluhurnya. Akhirnya, ibu kami menemui romo dan bertanya soal ini. Jawaban romo sangat mengejutkan bagi kami semua. Romo bilang,"saat kamu sembahyang cina, siapa yang kamu doakan?" Lalu ibu saya bilang,"suami dan orang tua saya" "Apa kamu berdoa untuk Tuhan yang lain?", tanya Romo kemudian Ibu saya menjawab,"apa ada Tuhan yang lain?" Lalu romo dengan bijak berkata,"lanjutkan saja sembahyang cina nya, karena kamu berdoa untuk orang yang kamu kasihi, bukti bahwa kamu mencintai mereka dan rasa hormat kamu pada mereka. Bila nanti kamu rasa sudah cukup, hentikan ketika kamu merasa siap" Jawaban romo kami rasa begitu bijak. Doa yang kami kirim masih ke Tuhan yang sama, doa yang kami kirim untuk orang-orang yang kami cintai. Hanya kami melakukan nya dengan cara berbeda, dengan tradisi yang berbeda, sesuai dengan rasa kenyamanan kami saat berdoa. Seperti bacaan hari ini, wanita wanita yang datang ke makam Yesus untuk membawa rempah rempah sebagai persembahan, namun menemukan makam Yesus kosong dan bertemu malaikat yg berkata "mengapa kamu mencari Dia yang hidup diantara yang mati?". Bukankan semua orang yang meninggal dalam nama Kristus, akan juga dibangkitkan, sehingga bagaimana pun cara berdoanya, kita berdoa pada Tuhan untuk orang-orang yang kita kasihi, yang kini telah bangkit mengikuti Kristus. Amin. (Jeff)
4
Fresh JUICE !
Vol. 5/2010
Minggu, 4 April 2010 : Iman HARI MINGGU PASKAH KEBANGKITAN Kis 10:34a, 37-43 Kol 1:9-11a or 1 Kor 5:6b-8 Yoh 20:1-9 Yoh 20:1-9 : " Ia melihatnya dan percaya" Tuhan memberikan kita panca indra, salah satunya mata untuk melihat. Kadang kita begitu mempercayai mata untuk melihat sesuatu yang kita ingini. Sulit rasanya mempercayai sesuatu sebelum melihat dengan 'mata dan kepala' sendiri. Tapi ketika kita bicara tentang iman, sulit rasanya kita mempercayai itu. Kita rasakan iman itu ada, tapi kita tidak pernah melihat wujud iman tersebut. Seperti apakah iman itu? Apakah dia berwujud cahaya? Atau merpati? Atau lidah api? Bagaimana kita tahu iman seseorang itu besar atau kecil? Kadang kita lebih mempercayai hal hal gaib, melihat orang dapat menyembuhkan orang sakit, melihat orang lumpuh bisa berlari, atau melihat jarum pentul dan peniti yang dikeluarkan dukun di badan 'pasien' nya. Seperti murid-murid Yesus yang baru mempercayai Yesus telah bangkit ketika melihat makamNya kosong. Apakah kita sama seperti murid-murid Yesus, kita baru akan percaya bila sudah ada bukti? Sungguh sangat mudah mempercayai kalau sudah melihat, namun itu bukan iman namanya. Iman itu hanya bisa dirasakan, sama seperti udara. Kita tidak pernah melihat udara, namun kita bisa merasakannya. Walau kita tidak melihatnya, kita bisa mati tanpa udara. Begitu juga iman, tanpa iman kita juga bisa mati. Bukan secara fisik, tapi secara spiritual kita, kita menjadi manusia yang tidak utuh lagi. Tidak melihat, tapi bisa dirasakan, itulah iman. (Jeff)
Vol. 5/2010
Fresh JUICE ! 5
Senin, 5 April 2010 : Jangan Takut Kis 2:14,22-23 Mz 16:1-2a,5,7,7-8 Mat 28:8-15 Mt 28:10 “Jangan takut, pergi dan katakanlah kepada saudara-saudara-Ku, supaya mereka pergi ke Galilea, dan di sanalah mereka akan melihat Aku” Khotbah Petrus di Hari Pentakosta boleh dibilang sebagai homily pertama di dalam Sejarah Gereja. Setelah menerima kuasa Roh Kudus, Petrus berdiri dan berkhotbah tentang kasih Allah yang nyata dalam korban Kristus di salib. Petrus tidak menyampaikan pledoi atau bahkan dakwaan terhadap orang Yahudi yang telah membunuh Yesus, melainkan ia memberi kesaksian akan cinta Allah kepada umat-Nya. Inilah tugas perutusan kita sebagai murid-murid Tuhan, yaitu mewartakan cinta Allah Bapa kepada dunia. Peristiwa Pentakosta adalah titik awal zaman baru dimana tugas menyalurkan cinta Allah kepada dunia beralih dari tangan Yesus kepada Para Rasul dan juga kepada seluruh Gereja, kita semua. Tugas ini memang tidak gampang tetapi bukan berarti tidak mungkin. Cerita dalam Injil Matius menjelaskan ada versi lain dari kisah seputar kebangkitan Kristus, bahwa Yesus tidak pernah bangkit tetapi jenazah-Nya dicuri oleh para Rasul (Mt 28:13). Di dunia ini ada banyak beredar versi negative dari cerita tentang Yesus dan orang-orang yang mengklaim diri sebagai pengikut-Nya. Ada saat dimana kita punya niat besar untuk mewartakan Yesus yang mati dan bangkit, bahkan kepada orang-orang yang belum mengenal Yesus, tetapi kemudian cerita-cerita lain itu yang membuat semangat kita pudar. Di zaman post-modern ini keputusan menjadi pengikut Kristus adalah keputusan yang tidak populer. Dunia lebih melihat Yesus sebagai ceritera kuno penghias buku sejarah. Cerita tentang hidup yang kekal adalah isapan jempol belaka, yang lebih penting adalah membangun karir, bersaing, menikmati masa muda dan punya simpanan cukup di hari tua, setelah itu mati, titik habis. Sebagai pengikut Kristus, kita dipanggil untuk menjadi saksi bahwa Yesus yang tersalib bukan mati sia-sia, tetapi menjadi tanda Allah Bapa yang berjalan menuntun anakanak-Nya kepada kehidupan kekal. Karena itu “Jangan takut, pergi dan katakanlah kepada saudara-saudara-Ku, supaya mereka pergi ke Galilea, dan di sanalah mereka akan melihat Aku” (Mt 28:10). Fr. Wenz, MGL
6
Fresh JUICE !
Vol. 5/2010
Selasa, 6 April 2010 : Ia memanggilmu dengan namamu Kisah Rasul 2:14, 22-33 Mazmur 16:1-2a.5.7-8.9-10.11 Yohanes 20:11-18. Yohanes 20:16 ‘Kata Yesus kepadanya, ‘Maria!’ Maria berpaling dan berkata kepada-Nya dalam bahasa Ibrani: “Rabuni!”, artinya Guru.
Dosa dan kesalahan, juga kekuatiran sering membuat kita tidak mampu menyadari kehadiran Tuhan dalam hidup kita. Tetapi bila kita berharap selalu kepada Tuhan, bila kita mencintai Dia dengan apa adanya diri kita, bila kita terus mencari-Nya dengan tulus hati, maka DIA-lah yang akan menemui kita dan memanggil nama kita sehingga mata kita terbuka untuk melihat kehadiran-Nya dalam hidup kita setiap saat. Sahabat saya Evy, pernah menceritakan pengalamannya sewaktu pulang ke Kupang dengan kapal laut Doben Solo. Sekitar tahun 1990-an, kapal Doben Solo merupakan sarana transportasi paling cepat dan murah dari Indonesia Barat ke Indonesia Timur. Kapal cepat yang mampu menampung ribuan penumpang. Saat itu, Evy pulang bersama dengan Romo Babey dan adiknya. Sesampainya di pelabuhan Teno, Kupang, orang berebutan turun dari kapal. Ribuan orang, dengan barang-barang bawaan yang menumpuk, harus menuruni tangga yang tidak terlalu besar, membuat orang-orang berdesakan dan harus berusaha memilih jalannya sendiri-sendiri. Maka Evy terpisah dari Romo Babey dan adiknya. Dengan susah payah, Evy bisa sampai ke daratan. Saat itu sudah pukul 01.00 wita. Waktu dini hari. Evy kebingungan, ia berdiri sendirian di tengah orang-orang yang tidak dikenalnya. Walaupun pelabuhan Teno di kupang, tetapi pada jam dini hari seperti itu, Evy merasa tidak mampu berbuat apa-apa. Lalu Evy berusaha menenangkan dirinya, dan mendoakan doa ‘Bapa Kami’. Begitu kata ‘Amin!’ dia ucapkan, seseorang berdiri di sampingnya dan berseru, ‘Evy??!’ Evy memalingkan wajahnya dan melihat Romo Babey berdiri tak jauh darinya, dengan barang-barang bawaan mereka, serta adiknya. Evy begitu bersukacita sampai menitikkan air mata. Ia merasa Tuhan mendengarkan dia dan tidak membiarkan dia kebingungan di tengah-tengah hiruk pikuk pelabuhan itu. Begitu pun dengan hidup kita, dalam segala sesuatu yang terjadi, carilah Tuhan, maka ia akan datang menemui Anda. Narita
Vol. 5/2010
Fresh JUICE ! 7
Rabu, 7 April 2010 : Membuka mata saat Ekaristi Kis. 3:1-10 Mzm. 105:1-9 Luk. 24:13-35 Luk. 24:30-31a, “Waktu Ia duduk makan dengan mereka, Ia mengambil roti, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka. Ketika itu terbukalah mata mereka dan merekapun mengenal Dia.” Berapa kali kita sudah mengikuti perayaan Ekaristi atau Misa kudus? Mungkin sudah tak terhitung atau mungkin baru beberapa kali bagi orang yang baru masuk menjadi Katolik. Pertanyaan yang menggelitik untuk kita adalah apa yang kita cari dalam misa kudus? Apakah kita ‘hanya’ mau menerima “Tubuh Kristus” dalam rupa hosti? Pertanyaan ini saya ajukan karena mungkin beberapa dari kita datang ke gereja terlambat dan pulang duluan. Yang penting saya udah sambut atau menerima komuni. Banyak dari kita mungkin disebut gereja HKBP yang artinya Habis Komuni Boleh Pulang. Apa sebenarnya makna dari Ekaristi sendiri mungkin kita kurang tahu ataupun gak mau tahu, yang penting aku ke gereja dan menerima komuni. That’s it. Kisah dua murid dari Emaus yang berjalan bersama Yesus mengingatkan kita akan Ekaristi. Selama dalam perjalanan, kedua murid menceritakan tentang Yesus dan mereka tidak mengenali Yesus yang telah bangkit yang berjalan bersama mereka. Sampai pada peristiwa “breaking of the bread”, barulah mereka menyadari bahwa orang yang berjalan bersama mereka adalah Yesus dan mereka mengenaliNya setelah Yesus memecah-mecahkan roti dan membagikannya kepada mereka. Hati mereka begitu penuh dengan sukacita setelah mata mereka terbuka bahwa Yesus bersama mereka. Begitu pula dengan kita, kita diharapkan dalam mengikuti perayaan Ekaristi membuka mata dan hati kita supaya kita sadar bahwa Yesus hadir tepat di depan mata kita. Yesus hadir dalam rupa hosti yang di-konsekrasi. Kita mendapatkan keistimewaan bukan hanya melihat dengan mata, tapi juga mengecap dan ‘menikmati’ Tubuh Tuhan kita sendiri. Sungguh luar biasa. Nah, setelah membaca renungan singkat ini, apakah niat kita untuk mengikuti perayaan Ekaristi semakin murni? Fr. Vincent, MGL
8
Fresh JUICE !
Vol. 5/2010
Kamis, 8 April 2010 : Jangan Pernah Ragu, Ia selalu menyertaimu ! Kis 3:11-26 ; Luk 24:35-48 Luk 24:38 Akan tetapi Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu terkejut dan apa sebabnya timbul keragu-raguan di dalam hati kamu? World Youth Day Juli 2008, merupakan moment yang tidak bisa saya lupakan seumur hidup. Sebuah event bagi kaum muda Katolik seluruh dunia untuk berkumpul bersama dan saling berbagi pengalaman iman satu sama lain. Waktu pelaksanaan dan tempat yang tidak terlalu sulit dijangkau membuat saya so excited banget untuk ikut ambil bagian dalam event itu. Waktu itu, event ini diselenggarakan di Sydney, Aussie – yang jaraknya juga tidak terlalu lama jika melakukan perjalanan dari Bali. Yang bikin saya semakin antusias lagi, bahwa WYD 08 akan dihadiri langsung oleh Holy Pope – Benedictus XVI. Yang terlintas di pikiran pertama kali sudah pasti masalah duit untuk pergi ke sana. Apalagi waktu itu saya masih kuliah semester akhir. Tapi, Tuhan memang sudah merencanakan semuanya. Ada saja jalan Tuhan, sehingga pada akhirnya bisa berangkat ke Sydney bersama beberapa kaum muda dari Bali. Pengalaman iman yang sangat menyentuh, adalah ketika saya bisa bertemu dengan kaum muda dari seluruh penjuru dunia. Kendala bahasa seakan tidak menjadi masalah lagi, karena semuanya bisa teratasi dengan senyuman dan ekspresi wajah yang selalu bersukacita. Hari terakhir, semua kaum muda berkumpul di Randwick Court untuk Misa Penutup bersama Pope Benedict. Ribuan lilin yang menyala dan lagu “Receive the Power” yang dibawakan oleh semua peziarah malam itu, membuat bulu kuduk merinding dan takjub untuk perbuatan-Nya yang so fenomenal. Saya masih tidak bisa ngebayangin, kok bisa-bisanya Tuhan ngumpulin anak-anaknya segitu banyaknya di satu tempat, untuk bersama-sama merasakan kasih persaudaraan antar kaum muda Katolik seluruh dunia ? Ck..ck..ck…. unbelieveable !! Firman Tuhan kali ini, juga mengingatkan kita yang terkadang masih ragu-ragu untuk menerima rencana Tuhan dalam hidup kita. Rencana Tuhan memang membuat kita semakin takjub akan karya-Nya. Namun, hati kecil kita sesekali masih bertanya-tanya dan tidak yakin, apakah ini benar rencana dari-Nya?? Yesus ingin mengajak kita semakin percaya dalam mengimani-Nya, dan semakin menerima serta tidak ragu-ragu lagi dalam menanggapi rencana-Nya yang indah bagi hidup kita. Melalui WYD 08, Yesus juga mengingatkan, agar saya tidak ragu-ragu dalam melayani-Nya. Anak muda seluruh dunia aja bisa Ia kumpulkan, jugasetiap mereka memiliki kerinduan untuk melayaniNya. Apalagi kita yang sudah dipilih oleh Tuhan untuk menjadi berkat dan teladan di tengah-tengah komunitas kita ?? Kalo Tuhan sudah berencana, percaya dan jangan pernah ragu untuk menanggapi setiap rencana-Nya dalam kehidupan kita !!! Kris
Vol. 5/2010
Fresh JUICE ! 9
Jumat, 9 April 2010 : Bertekun Dalam Perilaku Yang Baik Kis 4:1-12; Mzm 118:1-2.4.22-27a; Yoh 21:1-14 Oktaf Paskah Yoh 21:6 Maka kata Yesus kepada mereka: “Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu, maka akan kamu peroleh.” Sebastiana seorang gadis yang sangat perasa dan tidak jujur. Bila ia melihat orang tersenyum padanya, ia berpikir tentu mereka mengejeknya. Bila ada yang memandangnya tanpa ekspresi, ia merasa pasti ia telah melakukan suatu kesalahan sehingga orang itu bersikap cuek padanya. Bila ia marah kepada seseorang karena merasa ‘disinggung’ perasaannya, ia akan bersikap sinis dan marah pada setiap orang yang ia temui bahkan pada orang-orang yang dekat dengannya. Ia suka berbicara dan membual tentang keburukan seorang teman kepada teman yang lain sehingga membuat mereka jadi bermusuhan. Namun Ia selalu merasa tidak dimengerti oleh orang-orang di sekitarnya. Sebaliknya orang-orang di sekitarnyapun merasa ia tidak bisa menjadi bagian dari mereka. Sikap buruknya sungguh tidak tertolong dan tidak dapat ditolerir lagi. Mariana adalah seorang sahabat yang setia. Meskipun Sebastiana sering berkata kasar padanya ketika marah, Mariana selalu menanggapinya dengan bahasa yang lembut. Suara keras Sebastiana kerap membuat jantung Mariana hampir copot tapi dibalasnya dengan tenang dan senyum simpul. Ketidak jujuran Sebastiana ia respon dengan memberi pandangan yang netral. Sikap minus dari Sebastiana perlahan-lahan berkurang karena Mariana selalu membalasnya dengan positif. Tanpa menggurui dan memberi nasehat yang panjang-panjang, Mariana telah membantu Sebastiana menjadi pribadi yang ramah dan menyenangkan. Ia telah memperoleh hasil dari bertekun dalam kesabaran dan kelembutan hati. Menemukan sukacita dan kedamaian dalam hidup bersama terkadang seperti pekerjaan menjala semalaman yang tidak membawa hasil apa-apa. Nihil. Anda mungkin kemudian menjadi putus asa karena merasa telah berusaha keras tapi orang-orang yang berelasi dengan anda sangat tidak pengertian, berkeras hati dalam kekurangannya dan tidak mau peduli dengan ketidaknyamanan yang mereka timbulkan. Seperti 7 murid yang mengarahkan pandangan ke pantai dimana Yesus tengah berdiri namun mereka tidak mengenalinya, lihatlah ke kedalaman hati dan berdialoglah denganNya. Katakan anda membutuhkan ‘lauk-pauk’ dalam keluarga atau komunitas anda. Ikuti perintahNya. “Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu, maka akan kamu peroleh.” Mariana telah melakukan sabda Yesus dengan bertekun dalam kesabaran dan kelembutan hati. Anda juga dapat melakukannya dengan bertekun dalam perilaku yang baik. Ketenteraman dan kedamaian dalam hidup bersama terletak pada kesabaran dan kerendahan hati tiap pribadi. Bila anda bertekun di dalamnya, anda akan melihat bahwa ternyata anda tidak sendirian. Semangat anda akan menjadi semangat bagi yang lain. 7 murid Yesus bersama menebarkan jala dan mereka tidak dapat menariknya lagi karena banyaknya ikan. Anda bersama teman-teman dengan semangat yang sama akan menghadirkan sukacita dan kedamaian bagi keluarga atau komunitas anda. Lalu Yesus akan melengkapi dengan menyediakan api arang, roti dan ikan yang siap untuk disantap. Roh Kudus, kasih persaudaraan dan kebahagiaan akan diturunkan dari surga bagi anda sekalian. Semoga. Linda
10
Fresh JUICE !
Vol. 5/2010
Sabtu, 10 April 2010 : Beritakan Injil Dalam Kasih Dan Perbuatan Kis 4:13-21 Mzm 118:1.14-15a.16a.18-21 Mrk 16: 9-15 Mrk 16:15 “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk” Oktaf Paskah Dalam keluarga, hanya Ibu dan saya yang beragama katolik. Saat Ibu pertama kali pindah agama semua keluarga begitu membenci beliau. Bahkan saat hari Minggu Ibu berangkat ke Gereja semua orang membuang ludah dan mencibir. Ibu dengan sabar selalu berkata kita sebagai orang katolik harus memberi contoh membalas kasih pada orang-orang itu. Akhirnya karena terus mempertahankan imannya, Ibu dan saya diusir dari keluarga. Saat itu kami benar-benar tidak punya harta apapun kecuali sebuah alkitab dan rosario tua yang masih saya simpan. Akhirnya kami tinggal di Lombok bersama adik bungsu Ibu. Kami mengira mereka tulus menolong, ternyata kami diperlakukan sebagai pembantu. Bahkan mereka melarang kami berdoa dan ke Gereja. Alkitab yang kami miliki dirobek-robek dan uang yang disimpan Ibu untuk naik angkot dan kolekte diambil tanpa menyisakan sedikit pun, tetapi Ibu begitu tabah. Beliau mengajak saya berjalan kaki ke Gereja yang berjarak kurang lebih 10 km tanpa membawa uang sepersen pun. Ketika berada di dalam Gereja, pada saat kantung kolekte diedarkan, Ibu memegang kantung itu sambil menangis, karena kami tidak mempunyai apapun untuk persembahan ini. Sepulang dari Gereja, dengan berjalan kaki kembali tiba-tiba di jalan kami bertemu dengan seorang bapak yang membawa kendaraan dan kami diberi tumpangan. Sampai di rumah ternyata barang-barang kami sudah dibuang di pinggir jalan. Dan kami diusir untuk pergi dari rumah mereka saat itu juga. Para tetangga banyak yang merasa iba melihat kami. Mereka membantu Ibu dan saya dengan memberi tempat tinggal & makanan. Di situlah saya belajar dari pengalaman Ibu saya. Beliau memberitakan Injil (kabar gembira) kepada semua orang bahkan orang-orang yang membencinya dalam kasih dan ketabahannya. Betapa tidak mudah untuk bisa menjadi Murid-murid Tuhan yang sejati dan memberitakan Injil dalam tindakan yang nyata. Perikop ini meneguhkan tugas perutusan kita sebagai murid-murid Yesus. Ia tidak pernah mundur dalam pewartaan meskipun Ia ditolak dan tidak dipercaya. Terhadap murid-muridNya dan kita yang seringkali didapatiNya beriman kecil dan kurang percaya, Ia tetap mengutus… Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Rina
Vol. 5/2010
Fresh JUICE ! 11
Minggu, 11 April 2010 : Rahmat Pengampunan = Permulaan Hidup Baru HARI MINGGU PASKA II Kis 5:12-16 Why 1:9-11a,12-13,17-19. Yoh 20:19-31 Yoh. 20:22b-23, “Terimalah Roh Kudus. Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya akan diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada.” Ada sebuah kisah nyata yang begitu menggugah hatiku. Adalah seorang ibu bernama Victoria Ruvolo, seorang office manager di sebuah kota sebelah timur Riverhead, Long Island, America. Ketika dia mengendarai mobilnya ada beberapa pemuda yang mengendarai sebuah mobil ugal-ugalan, ngebut dan mendahuluinya. Dari arah berlawanan ada sebuah truk yang mengangkut daging kalkun yang beku. Truk tidak dapat mengontrol setirnya karena mobil beberapa pemuda yang menyetir secara ugal-ugalan. Yang terjadi adalah sangat mengerikan. Tabrakan tak dapat dihindarkan, isi dari truk tersebut terhempas keluar dan mengarah ke kaca mobil Victoria. Spontan saja, kalkun beku itu menjadi senjata yang sangat mematikan dan memecahkan kaca depan mobilnya. Untung dia masih selamat, tetapi wajahnya hancur dan harus menjalani operasi plastik. Tapi, cerita di atas bukanlah inti dari renungan hari ini. Bulan Agustus tahun lalu, di ruang pengadilan, seorang remaja bernama Ryan Cushing dituntut hukuman 25 tahun penjara karena menyetir secara ugal-ugalan dan mengakibatkan cacat pada wajah seorang ibu. Dia sangat sedih dan menyesal atas perbuatannya. Victoria Ruvolo baru pertama kali melihat wajah Ryan secara langsung. Begitu melihat dia menyesali perbuatannya, dia berlari dan memeluk Ryan dan berkata, “It’s OK. It’s OK. I just want you to make your life the best it can be.” (Sudahlah, gak apa-apa. Aku hanya ingin agar kamu berusaha untuk mempunyai hidup yang terbaik). Akhirnya Ryan hanya dijatuhi hukuman 6 bulan penjara dan 5 tahun kerja sosial. Hakim yang memimpin persidangan hanya geleng-geleng kepala, “Selama 30 tahun saya memimpin persidangan, baru pertama kali saya menyaksikan ada seorang korban yang mengampuni terdakwa dengan tulus.” Apakah kita berani mengampuni dengan tulus hati terhadap orang yang melukai dan menyakiti hati kita? Roh Kudus akan bekerja dan memberikan permulaan hidup yang baru kepada orang yang kita ampuni. Fr. Vincent, MGL
12
Fresh JUICE !
Vol. 5/2010
Senin, 12 April 2010 : Dilahirkan Kembali Kis 4 : 23-31 Mzm 2 : 1-3, 4-6, 7-9 Yoh 3 : 1-8 Yoh 3:3 “ … sesungguhnya jika seseorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah” Nikodemus adalah seorang Farisi, datang menemui Yesus, karena tertarik pada ajaran Yesus. Sebagai anggota Sanhedrin (penguasa orang Yahudi), sebenarnya hal itu dilarang karena kelompoknya merupakan penentang Yesus. Namun secara pribadi, Nikodemus sangat tertarik dengan ajaran Yesus, sehingga ia memberanikan diri untuk mendatangi Yesus pada malam hari. Yesus pun dengan tangan terbuka menyambutnya. Yesus tidak menolaknya, Yesus bersedia mendengarkan apa yang menjadi kegelisahan seorang Nikodemus, yang berasal dari kelompok yang membenciNya. Kita bisa belajar dari Nikodemus, yang mau mencari Yesus ditengah kebimbangannya dan ketidaktahuannya. Bagaimanakah sikap hidup kita selama ini, kala rasa bimbang menerpa, sudahkah kita mencari jawabanya pada Yesus. Ataukah mencari jawabnya di tempat lain ? Kita juga diajak meneladani kesabaran dan sikap rendah hati Yesus, yang tak menolak orang yang tak sepaham denganNya. Semua diterimaNya dan mendengarkan apa yang menjadi masalahnya. Bukan cuma mendengarkan, Yesus pun menyimak dan menjelaskan dengan kesabaran. Saat Nikodemus masih belum ngerti, mengajukan pertanyaan lagi, Yesus pun tidak kesal, tapi tetap dijelaskan sekali lagi. Bagaimana keseharian kita selama ini, sudah kah kita memiliki kesabaran seperti Tuhan Yesus. Disaat anak merengek dan bertanya macam-macam hal ditengah padatnya kesibukan kerja, sudahkah kita berlaku sabar padanya alih-alih membentak dan menyuruhnya diam ? Yesus mengajarkan Nikodemus jika seseorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat kerajaan Allah. Seorang bayi yang baru lahir, merupakan sosok yang polos yang tak tahu apa-apa, yang nurut saja pada apa yang orang tua buat untuknya. Kita pun memerlukan kepolosan seorang bayi agar dapat menerima kehadiran Tuhan. Kita perlu membuka hati dan pikiran kita untuk Yesus, dan membiarkan kita dipimpin olehNya selama perziarahan hidup kita. Kita pasrahkan hidup ini padaNya, agar pada saatNya, dibolehkan melihat kerajaan Allah, yang merupakan tujuan dari hidup orang beriman. Agatha
Vol. 5/2010
Fresh JUICE ! 13
Selasa, 13 April 2010 : Melangkah Bersama Yesus Kis 4:32-37 Mzm 93:1-2. 5 Yoh 3:7-15 Yoh 3:3 “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah.” Dalam kisah pertemuan antara Nikodemus dengan Yesus pada hari ini, berarti Yesus kembali mengingatkan kita akan pentingnya lahir baru. Lahir Baru berarti Hidup yang mengalami pembaharuan, dan mengalami kehadiran Roh Kudus. Hidup yang diliputi oleh Roh Kudus adalah hidup yang mau memberi diri hanya kepada Yesus. Dalam hal ini bahwa kita mau menyadari akan pentingnya peran dan kerja Roh Kudus dalam kehidupan kita. Yessus berkata: Angin bertiup kemana ia mau dan engkau mendengar bunyinya tetapi engkau tidak tahu darimana ia datang dan kemana ia pergi. Demikianlah halnya dengan orang yang lahir dari Roh. Disini sangat jelas Yesus menegaskan kepada kita bahwa sesungguhnya dalam kehidupan kita sebagai manusia tidak cukup hanya dipimpin oleh naluri kemanusiaannya. Tetapi jauh lebih sempurna adalah menyerahkan seutuhnya kepada sang penyelenggara Ilahi melalui Roh Kudus, yang senantiasa selalu membimbing dan menuntun kita dalam terang dan kebenaran-Nya. Karena pada dasarnya manusia adalah makhluk mulia yang mempunyai akal dan budi yang tidak dimiliki oleh makhluk-makhluk hidup lainnya di bumi ini. Kalau makhluk hidup yang bukan manusia (binatang) tentu saja ia bergerak sesuai dengan akal dan kemauannya saja. Ia tidak pernah berpikir tentang norma dan ajaran-ajaran untuk membimbing hidupnya. Ia dapat melakukan segala sesuatu tanpa harus melewati aturan-aturan unuk mencapai suatu kebenaran. Apabila kita membiarkan hidup kita di tuntun oleh Roh Kudus, maka kita akan merasakan hidup kita yang dipenuhi sukacita dan damai, kita dapat menempuh setiap perjuangan tanpa mengeluh karena kita semakin percaya bahwa Roh Kudus sselalu membimbing dan menuntun kita. So, mari kita sekali lagi untuk melangkah lebih jauh bersama Yesus dengan mengundang Roh Kudus untuk bersama kita agar langkah kita semakin pasti dan tetap terjaga. Amin Ardie 14
Fresh JUICE !
Vol. 5/2010
Rabu, 14 April 2010 : Ingatlah selalu akan kasihNya Kis. 5:17-26 Mzm 34:2-9 Yoh. 3:16-21 Yoh. 3:16, “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” Suatu kali aku melihat sebuah video di YouTube tentang ayat di atas. Air mataku langsung menetes dan terharu. Video itu tentang seorang ayah dan anak. Sang ayah bekerja sebagai pembuka dan penutup rel kereta api di sebuah jembatan. Kalau ada kapal ferry yang lewat, jembatan harus dibuka alias diangkat ke atas sehingga ferry bisa lewat. Suatu hari, sang anak ikut ke tempat dimana ayahnya bertugas. Ketika ada ferry yang mau lewat, seperti biasa sang ayah menaikkan rel kereta api tersebut sehingga ferry bisa lewat. Namun dari kejauhan ada kereta api yang melaju agak cepat dan rel kereta api harus segera diturunkan. Kalau tidak, kereta akan terguling, kecelakaan hebat akan terjadi dan banyak penumpang yang akan mati. Si anak melihat dari kejauhan kereta yang melaju dengan cepat sehingga berlari menuju pos tempat sang Ayah bekerja, tapi tak disangka dia terjatuh saat melewati rel kereta api dan kakinya terselip di antara celah-celah pembuka dan penutup rel kereta api. Sang ayah melihat kejadian tersebut dengan hati berdebar-debar dan cemas, karena tidak tahu apa yang akan dia lakukan. Kalau dia pergi menyelamatkan anaknya yang terjepit, tidak ada waktu lagi untuk menurunkan rel kereta api, alias bakal terjadi kecelakaan yang hebat. Tetapi kalau dia menurunkan rel kereta api itu, anaknya akan terlindas kereta api. Di tengah kebingungan itu, dia “mengorbankan” anaknya untuk “penebusan” banyak penumpang yang ada di dalam kereta api. Jembatan rel kereta api diturunkan, anaknya mati, tetapi semua orang dalam kereta selamat. Sang ayah menangis tersedu-sedu, tetapi para penumpang di dalam kereta tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Yang mereka tahu hanyalah seorang ayah menangis haru sembari membobong anaknya yang mati. Begitulah kita, kerapkali kita tidak sadar bahwa Bapa di Sorga telah mengirimkan anakNya untuk penebusan dosa-dosa kita. Cerita di atas mengingatkan kita kembali bahwa begitu besar kasih Allah Bapa pada kita sampai mengorbankan AnakNya yang tunggal, supaya kita beroleh hidup. Fr. Vincent, MGL
Vol. 5/2010
Fresh JUICE ! 15
Kamis, 15 April 2010 : Adakah Ice Cream di Kulkas ? Kis. 5 : 27 - 33 Yoh. 3 : 31 - 36 Yoh 3:32 Ia memberi kesaksian tentang apa yang dilihat-Nya dan yang didengar-Nya, tetapi tak seorangpun yang menerima kesaksian-Nya itu Makanan apa yang paling disukai anak kami ? Yang jelas bukan durian... Bukan juga terong, pare atau jengkol... Makanan kesukaan mereka salah satunya ice cream. Yup, apalagi ice cream rasa coklat. Yummy !!!! Beberapa minggu ini anak kami suka banget dengan ice cream Magnum. Termasuk papa mamanya suka. Apalagi saat kami ‘pesta’ ice cream. Beli 4 buah ice cream dan makan bersama-sama. Nggak lupa anak kami ngambil piring sebagai tatakan ice cream. Dan kami pun makan ice cream sambil lesehan di lantai. Di lantai kamar tidur kami. Ah... serasa di surga rasanya. Kalo udah lama nggak makan ice cream, biasanya kami menjanjikan ice cream kepada anak kami. “Ah papa pasti bohong... ,” begitu biasanya kata Yonathan, anak pertama kami. “Mana ice creamnya?” kata Vina, putri kami. “Coba lihat di kulkas, papa udah taruh disana,” kata saya pada Yonathan. “Tuh, benar khan,” kata saya kembali setelah mereka melihat sendiri dengan mata kepala mereka. Injil hari ini mengingatkan kita, bahwa belum tentu orang yang sudah mendengar mengenai Tuhan akan percaya padaNYA. Bahkan tak jarang banyak orang yang me-ngaku sebagai anak Tuhan namun sikap dan perbuatannya tak mencerminkan sebagai pengikut Tuhan. Seringkali iman kita membutuhkan pembuktian. Seringkali juga kita harus melihat dengan mata fisik sebelum kita benar-benar percaya. Hari ini kita belajar bahwa iman tak harus disertai dengan bukti. Berjumpa dan berserah pada Yesus tak harus melihat bukti dulu. Beriman berarti percaya dengan mata iman kita bahwa Yesus hadir dalam hidup kita. Beriman berati berani berserah dan mengandalkan Yesus dalam tiap detik hidup kita. Beriman berarti percaya bahwa Yesus masih bekerja dalam kehidupan kita. Beriman berarti berserah kepada Yesus untuk rencana kita. Beriman berarti berserah pada Yesus untuk masa depan keluarga kita. Sudahkah hari ini anda beriman pada Yesus? Ataukah anda juga ingin melihat ‘ice cream’ dalam kulkas sebelum benar-benar percaya? (yovie)
16
Fresh JUICE !
Vol. 5/2010
16 April : S. Benediktus Yoseph Labre Orang kudus dari Perancis yang dilahirkan pada tahun 1748 ini menempuh jalan hidup yang aneh. Ia adalah putera seorang pemilik toko dan memperoleh pendidikan dari pamannya, seorang imam. Ketika imam yang baik itu meninggal dunia, Benediktus berusaha masuk biara. Tetapi, ia ditolak karena masih terlalu muda. Benediktus kemudian mencoba masuk biara lainnya. Ia menyukai kehidupan doa dan mati raga. Namun, ketika ia masuk biara, Benediktus menjadi kurus dan lemah. Maka, dinasehatkan kepadanya agar ia pulang ke rumah dan hidup sebagai seorang Kristen yang baik. Benediktus pulang dan perlahan-lahan kesehatannya pulih kembali. Ia berdoa mohon bantuan Tuhan. Kemudian Benediktus merasa bahwa Tuhan telah menjawab doanya. Ia akan menjadi seorang peziarah, seorang yang mengadakan perjalanan suci dengan berdoa dan bermati raga. Sebagai peziarah, Benediktus akan mengunjungi tempat-tempat suci yang termashyur di Eropa. Benediktus memulai perjalanannya dengan berjalan kaki. Ia pergi dari satu gereja ke ke gereja lainnya. Ia mengenakan jubah sederhana, sebuah salib di dada dan rosario di lehernya. Ia tidur di emperan jalan. Makanan yang disantapnya hanyalah yang diberikan orang-orang kepadanya. Jika mereka memberinya uang, ia akan memberikannya kepada orang-orang miskin. “Ransel”nya hanyalah sebuah kantong. Di dalamnya ia menyimpan Kitab Suci, juga medali-medali dan buku-buku rohani yang akan dibagikannya kepada orang lain. Perhatian St. Benediktus sama sekali tidak tertuju pada pemandangan indah di daerah-daerah yang ia kunjungi. Satu-satunya yang menarik baginya adalah gereja-gereja di mana Yesus tinggal dalam Sakramen Mahakudus. Tahun-tahun berlalu, St. Benediktus tampak semakin menyerupai seorang pengemis. Ia compang-camping dan kotor. Ia makan sisa-sisa roti dan kulit kentang. Ia tidak pernah minta sesuatu yang membuatnya merasa lebih nyaman. Di beberapa tempat, anakanak melemparinya dengan batu serta mengolok-oloknya. Orang-orang yang tidak mengenalnya cenderung menghindarinya. Tetapi, apabila St. Benediktus sudah bersujud di hadapan tabernakel, ia demikian khusuk bagaikan patung. Wajahnya yang pucat dan kuyu menjadi bersinar-sinar. Ia akan berbicara kepada Yesus dan Bunda Maria. Ia berbisik, “Bunda Maria, o Bundaku!” Ia sungguh sangat bahagia ketika bersatu dengan Yesus dan Bunda Maria. Benediktus wafat pada tahun 1783 dalam usia tiga puluh lima tahun. Kesucian pengemis kudus ini segera tersebar luas. Perjalanannya telah selesai. Ziarahnya telah berakhir dan kini ia tinggal bersama Yesus dan Bunda Maria untuk selamanya. Seabad setelah wafatnya, St. Benediktus Yoseph Labre dinyatakan kudus oleh Paus Leo XIII pada tahun 1883. “Bunda Maria, o Bundaku!” Kita dapat membisikkan seruan cinta ini kepada Bunda Maria dan memikirkannya lebih sering. “diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin Pauline Books & Media.”
Vol. 5/2010
Fresh JUICE ! 17
Jumat, 16 April 2010 : Bingung Kis 3:34-42 Yoh 6:1-15 Yoh 6:6 ….sebab Ia sendiri tahu, apa yang hendak dilakukanNya. Membaca perikop diatas mengingatkan saya ketika komunitas DOJCC mengadakan celebration meal dirumah salah seorang anggota. Tuan rumah sudah menyiapkan nasi dan beberapa jenis makanan, juga sumbangan makanan dari teman-teman. Setelah doa, mulailah acara makan malam. Diluar dugaan nasi yang disediakan habis, padahal masih banyak yang belum makan. Saya merasa bingung, selain karena saya termasuk yang belum kebagian nasi dan membayangkan yang belum kebagian sebagian besar para lelaki. Saya lihat tuan rumah yang agak kebingungan dan menjelaskan soalnya bulan kemarin waktu diadakan dirumahnya, nasi lebih banyak, jadi yang kali ini dia menyediakan nasi lebih sedikit. Masak lagi perlu 15 menitan, mau keluar cari di warung sekitar juga 15 menitan. Hmm...bagaimana sebaiknya? Akhirnya tuan rumah cepat ambil keputusan untuk menanak nasi lagi. Puji Tuhan lauk pauk, desert dan buah yang ada cukup banyak, sehingga teman yang tidak kebagian nasi pun dapat makan kenyang. Saya bayangkan keadaan dalam perikop injil, saat itu pasti lebih kacau lagi, yang perlu diberi makan 5000 orang laki-laki belum termasuk wanita dan anak-anak. Filipus yang ditanya Yesus, sudah mulai menghitung jumlah orang dan berapa banyak roti yang harus dibeli, berapa uang yang dibutuhkan. Murid-murid Yesus yang lain juga pasti kebingungan saat itu. Andreas malahan sudah mengecek diantara 5000 orang itu siapa yang membawa makanan. Dan ternyata dia cuma mendapatkan 5 roti dan 2 ikan yang dibawa anak kecil, tapi apa artinya itu, dibanding sekian banyak orang? Tapi kita lihat disini murid-murid tidak hanya berpangku tangan, tapi mereka pun berusaha. Seringkali dalam hidup, bila kita dihadapkan pada suatu masalah, kita merasa sudah berdoa tapi Tuhan seakan-akan tidak menjawab doa kita. Jalan keluar tetap saja buntu. Kita berusaha mencari jalan keluar, seperti Andreas yang menanyakan pada orangorang yang berkerumun. Atau filipus yang menghitung-hitung jumlah orang, roti dan uang yang dibutuhkan. Kita merasa sepertinya usaha kita sia-sia, apa artinya 5 roti dan 2 ikan untuk 5000 laki-laki. Apa artinya usaha kita dibanding besarnya masalah yang kita hadapi? Tetapi satu hal yang kita tahu pasti, selalu ada harapan bersama dengan Yesus. Karena Dia tahu apa yang akan dilakukanNya untuk membantu kita. Usaha yang kita lakukan, yang keliatannya kecil tapi olehNya diubah menjadi jalan keluar untuk menyelesaikan masalah yang besar. Kadang terlihat mustahil...tapi kita mau percaya, bersama Dia tidak ada yang mustahil, dan yang terutama jangan kita berputus asa, berdoa dan berusaha, dan biarkan Yesus yang menyempurnakannya. Nathasa
18
Fresh JUICE !
Vol. 5/2010
Sabtu, 17 April 2010 : Jangan Takut Kis 6:1-7; Yoh 6:16-21 Yoh 6:20 "Aku ini, jangan takut" Jalan menuju Kristus kadang tidak semulus kasihnya. Banyak godaan dan cobaan menyertai. Kadang kita takut bagaimana kalau kegiatan kita di Gereja mengganggu bisnis kita, bagaimana kalau waktu kita terkuras, dsb. Ini pernah saya alami ketika harus menuju Bedugul untuk menjalankan tugas sebagai seksi konsumsi di acara Retret.Hari itu saya sedang mengajar di Yayasan Yakkum untuk teman2 penyandang cacat. Waktunya sangat mepet. Saya harus tiba di Bedugul jam 5 sore, sedangkan tugas saya mengajar sampai jam 3.30.Saya mencari info jalan pintas dari Mambal, lokasi mengajar saya ke Bedugul. Setelah diberi info saya berangkat ke Bedugul. Sempat 2 kali tersesat dan harus kembali. Sampai suatu saat saya sudah berkendara begitu jauh, dan belum menemukan tanda tanda menuju Bedugul. Saya berhenti dan bertanya ke penduduk lokal, dia berkata," wah sudah tersasar jauh, mas. Bisa lurus terus, tapi nanti jalannya jelek" Karena saya malas untuk kembali lagi, saya menantang"seberapa jelek jalannya?" "Ya.. Dicoba aja mas, cuma saya sih anjurkan untuk kembali" Saya nekat dan tidak menghiraukan saran penduduk ini, saya menyusuri jalan yang sama dan akhirnya saya lihat ada sign "BEDUGUL" ke arah kiri jalan. Senang sekali ketika menemukan sign tersebut. Tapi kesenangan itu berganti ketakutan, karena jalannya begitu kecil, curam dan sangat rusak. Dan hampir tidak ada rumah penduduk ataupun warga yang lewat jalan tersebut. Hari sudah semakin gelap, pohon pohon besar membuat sore itu menjadi kelam. Sampai saya menemui jalan menanjak yang terjal dan kondisi jalan yang rusak. Saya sungguh merasa takut, karena kondisi mobil saya bukanlah jenis mobil yang cocok untuk medan area seperti ini. Ketika itu saya teringat akan Kisah Yesus di atas perahu, ketika badai besar menerpa perahu, Dia hanya bilang "Ini Aku, janganlah takut". Saat itu saya berdoa dan berharap Tuhan Yesus membimbing saya agar bisa tiba di Bedugul tepat waktu dan bisa berkarya untuk Nya. Saya meyakini, bukankan tujuan saya ke Bedugul adalah untuk melayani Dia dan saya yakin Dia akan membantu saya terlepas dari area menyeramkan ini. Dengan doa dan kehati hatian, saya berhasil melewati jalan yang menyeramkan itu dan bisa tiba di jalan raya Bedugul yang mulus dan ramai. Hati saya semakin tenang ketika melihat mobil panitia ada di belakang mobil saya. Yes, saya sudah di jalan yang benar (secara harafiah) dan Tuhan menjawab doa saya. Kini saya yakin, ketika kita melayani Dia, semua jalan akan dimuluskan asalkan kita percaya. (Jeff)
Vol. 5/2010
Fresh JUICE ! 19
Minggu, 18 April 2010 : Sarapan Yuk.... HARI MINGGU PASKA III Kis 5:27-32, 40b-41 Mzm 118:2-4, 22Why 1:9-11a, 12Yoh 21:1-19 Yoh 21:12 “Marilah dan sarapanlah” Kisah dalam Injil Yoh 21:15-19 ditetapkan Gereja sebagai dasar Biblis kepemimpinan Petrus dan para penggantinya untuk menjadi wakil Kristus di dunia. Ini adalah ceritera Injil yang khusus dialamatkan kepada Uskup Roma, khususnya, dan para pemimpin Gereja umumnya, karena itu ceritera ini tak ada kaitannya untuk hidup orang awam. Apa benar? Jawabannya jelas tidak, sebab setiap orang yang sudah dibaptis dipanggil dan diberi wewenang dan kapasitas yang sama untuk menjadi Nabi, Imam dan Raja. Kita ditugaskan untuk bersuara menegakkan perdamaian, keadilan dan iman akan Tuhan. Kita dipanggil untuk mendoakan satu sama lain, menjadi perantara antara Allah dan umat-Nya yang lain. Kita dipanggil sebagai penunjuk jalan, berjalan di depan menuju Kerajaan Surgawi. Yesus tidak pernah mengkotak-kotakkan orang menurut status atau derajat sosial seseorang, semua orang punya derajat yang sama di mata Tuhan. Struktur Hirarki Gereja atau pun sekular hanyalah instrument agar tiap orang punya kesempatan yang sama dalam mengaktualisasi diri. Saling melayani, saling memberi dan menerima, to love and to be loved itulah yang paling dibutuhkan tiap orang agar hidupnya di dunia menjadi penuh. Itulah panggilan tiap murid-murid Tuhan, dan itu pula yang menyebabkan Hirarki Gereja tetap bertahan berabad-abad lamanya. Karena tiap anggotanya punya job description yang jelas yaitu mengasihi sesama, bahkan musuh, seperti diri sendiri dengan bantuan rahmat Roh Kudus. Kita patut berbangga diri sebagai pengikut Kristus, dan Masa Paska adalah masa kemenangan kita sebagai satu komunitas keluarga Allah. Kita bersyukur atas anugerah Hirarki Gereja Katolik, karena di dalamnya kita mengklaim diri sebagai anggota keluarga Allah. Bayangkanlah suasana pantai yang damai di pagi hari, sedikit berkabut, merahnya matahari yang baru separuh terbit, debur ombak yang lembut dan kicau burung-burung laut …. tiba-tiba Yesus mengundang Anda “Marilah dan sarapanlah” (Yoh 21:12). Fr. Wenz, MGL
20
Fresh JUICE !
Vol. 5/2010
Senin, 19 April 2010 : Bekerja dan Berdoa Kis 6:8-15 Mzm 119:23-24,26-27,29-30 Yoh 6:22-29 Yoh 6 : 27 “ Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal … ” Bapak A adalah pekerja yang ulet, pebisnis sukses, bisa dikatakan segala yang dikerjakannya selalu berhasil. Hal ini membuat perekonomian keluarganya sangat mapan. Segala yang diinginkan selalu tersedia. Namun kesuksesan itu tidak dibarengi keharmonisan rumah tangganya. Hubungan dengan istri tidak harmonis, anak-anak kurang mendapat perhatian, dan sering disuguhi adegan pertengkaran antara orang tuanya. Waktu untuk beribadah, mendekatkan diri dengan Tuhan pun berkurang karena disibukkan dengan segala pekerjaan. Hari ini kita diberi pengajaran oleh Tuhan Yesus untuk bekerja bukan hanya untuk makanan jasmani namun juga untuk makanan rohani kita. Ya, kita semua perlu bekerja untuk mempertahankan hidup dengan mencari makan. Namun disamping itu kita juga perlu memperhatikan asupan makanan untuk kehidupan rohani kita. Bila kita kurang makan, kita akan merasa lapar. Begitu pula bila hidup rohani kita bila tidak diperhatikan, akan terjadi ketimpangan, wujudnya bisa berupa rasa gelisah, bingung akan hari depan, hidup yang terasa tidak nyaman, keinginan akan barang duniawi yang selalu tak terpuaskan, dll. Kegelisahan dalam hidup ini bisa mempengaruhi relasi kita dengan keluarga dan sesama. Wajah cemberut, mudah marah, mudah tersinggung, iri hati yang berkepanjangan, bisa menjadi salah satu akibatnya. Kehidupan rohani bisa kita jaga dengan menyantap sabda Tuhan tiap hari, secara rutin meluangkan waktu untuk hening bersama Tuhan, berdoa secara teratur, mengikuti perayaan Ekaristi sesering mungkin, mengikuti persekutuan doa, melayani Tuhan dalam berbagai bentuk dan kesempatan, dll. Keteraturan akan hal ini akan membawa keseimbangan dalam hidup, mendekatkan kita pada Tuhan, dan membuat kita lebih tegar melangkah dalam perziarahan hidup. Makanan duniawi bisa habis disantap, sedangkan roti surgawi akan menjadi bekal bagi kita untuk bertahan sampai kehidupan yang kekal, yang telah dijanjikan oleh Yesus kepada kita. Agatha
Vol. 5/2010
Fresh JUICE ! 21
Selasa, 20 April 2010 : Roti Hidup Kis 7:51-8:1 Yoh 6:31-35 Yoh 6:35 “Akulah roti hidup; barang siapa datang kepada Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barang siapa percaya kepada Ku tidak akan haus lagi.” Saat pertama aku mengikuti “Street Preaching”-berkotbah di tengah-tengah pertokoan yang ramai di Canberra, aku merasakan suatu kecemasan. Aku bertanya, “Bagaimana bisa memulai percakapan ku?” Dengan perasaan ini aku melangkah mendekati seorang Bapa yang duduk tak jauh dari tempat di mana kami berkumpul. Bapa itu kelihatannya sangat sedih, pikirku dalam hati. Tanpa mengedipkan matanya Sang Bapa itu memandang ke sebuah kursi yang kosong tak jauh darinya. Aku lalu mendekati Bapa itu (sekitar 70an tahun umurnya). Ketika ia melihat aku, ia-pun berteriak, “Go away young man, there is no Church, no Jesus, no God, no peace, no happiness, no love!” Dengan gugup dan hati-hati aku mencoba mendekat. Semakin aku mendekat, semakin keras dia berteriak. Akupun mulai berpikir untuk mengatakan sesuatu kepadanya. Aku duduk di samping Bapa itu. Dengan kemampuan bahasa yang terbatas, aku menyapa Bapa itu. Dia lalu menyapa balik. Dia lalu bertanya kepada aku tentang siapa aku. Aku ceriterakan keadaanku. Aku berpikir, ini adalah satu saat yang baik untuk menyampaikan sesuatu. Dengan suara yang pelan aku mengatakan, “Betul Bapa bahwa sekarang tidak ada Gereja, Tidak ada Yesus, tidak ada Allah, tidak ada kedamaian, tidak ada kebahagiaan dan cinta. Namun pada saat ini dan di tempat ini, ada seseorang di antara kita. Dia membawakan sesuatu buat kita. Dia membawakan sesuatu yang kita rindukan dan harapkan. Dia membawa cinta dan damai. Lalu dia memandang ke arahku dengan senyum. Hari ini Tuhan telah menunjukan diriNya bagi Sang Bapa itu. Tuhan menunjukan diri lewat percakapan kami bahwa Dialah makanan yang dapat memuaskan hati dan jiwa kita. Dialah roti yang hidup, yang memberikan kepuasan dan penyejukan bagi hati sang Bapa. Sering kita begitu jauh dari permenungan kita untuk mencari kepuasan jiwa dan batin. Kita menginginkan sesatu yang real dan nyata. Namun kita kadang keliru. Ternyata Tuhan itu ada di setiap langkah kita. Dia selalu beserta kita dan memuaskan kita dengan santapan rohani yang tak pernah kekurangan. Karena Dialah Roti Kehidupan. Rm. Joseph, MGL
22
Fresh JUICE !
Vol. 5/2010
Rabu, 21 April 2010 : Kesetiaan Tak Pernah Sementara Kis. 8:1b-8 Mzm. 66:1-7a Yoh. 6:35-40 Yoh. 6:38 “Sebab Aku telah turun dari surga bukan untuk melakukan kehendakKu, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku.” Tidak mudah untuk melakukan apa yang dikehendaki orang lain. Apalagi kita sebenarnya enggan melakukannya. Kehendak atau keinginan berhubungan erat dengan ego kita. Kalau keinginan dan hasrat kita terpenuhi, kita akan merasa puas dan senang, tapi kalo tidak terpenuhi, kita bisa menjadi sedih bahkan bisa terbawa murung. Bagaimana kalau kita melakukan sesuatu yang bukan kehendak kita, tetapi kehendak orang lain? Kalau kehendak itu berasal dari pacar kita yang sungguh-sungguh kita cintai, mungkin gampang, bahkan orang jatuh cinta akan mengatakan kepada pacarnya, “Apa saja yang kamu minta dan inginkan, akan kuberikan atau aku lakukan. Jadi katakan saja, sayang…” Nah, banyak orang bilang dan pengalaman mengatakan bahwa kisah-kasih orang pacaran mungkin banyak manisnya. Trus kalau sudah menikah, bulan-bulan pertama mungkin masih menikmati masa indahnya hidup sebagai suami istri. Lama-kelamaan pasti akan muncul ke-ego-an entah itu dari pihak istri ataupun suami. Yang menjadi tantangan sekarang adalah bagaimana kesetiaan kita diuji sampai akhir hayat. Yesus yang hidup bersama Yoseph dan Maria juga belajar dari orangtuanya. Yesus secara manusiawi belajar dari ibuNya yang taat dari sejak mengandung diriNya, sampai kematianNya di kayu salib. Mudah? Tentu tidak! Butuh perjuangan dan Roh Kudus yang membantu dalam kesetiaan. Yesus dari awal pelayannya menunjukkan kesetiaanNya dalam melakukan kehendak BapaNya di Surga dan bukan kehendakNya sendiri. Dia tidak pernah pamer kekuatan untuk melakukan perkara besar. Tetapi Yesus mengikuti kehendak BapaNya di surga dengan mau disiksa bahkan mati di kayu salib yang hina. Bagaimanakah kesetiaan kita kepada pasangan kita dan juga kepada Tuhan? Tidak mudah memang, tetapi dengan mengingat segala kebaikan Tuhan yang pernah dilakukanNya dalam hidup kita, kita akan berjalan dengan optimis. Fr. Vincent, MGL
Vol. 5/2010
Fresh JUICE ! 23
Kamis, 22 April 2010 : Anugerah ... Kis 8:26-40 Yoh 6:44-51 Yoh 6:44 …"Tidak seorangpun dapat datang kepadaKu, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yg mengutus Aku,… Seringkali ketika kita mengalami pengalaman pribadi bersama Yesus dlm permasalahan hidup, kita cenderung dengan semangat mensharingkan kebaikan Tuhan pada orang-orang disekitar kita, terlebih orang yg kita sayangi yakni saudara saudari kita. Namun bila teman kita berkeyakinan berbeda dengan kita atau bahkan mereka belum mengenal Yesus, kita menjadi enggan atau sungkan bahkan takut untuk mensharingkannya. Dalam firmanNya dirumah ibadat di Kapernaum Yesus berkata pada banyak orang "Tidak seorangpun dapat datang kepadaKu, jikalau tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku. Mengenal Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat adalah sebuah anugerah. Saya berasal dari Keluarga besar yang mayoritas muslim, dengan cara pandang yang berbeda dengan keluarga saya yang nasrani. Kami sudah terbiasa untuk saling menghormati satu sama lain dalam keragaman yang sudah tertanam sedari kecil sampai dengan saat ini. Keengganan yg selama ini saya alami ketika harus mensharingkan pengalaman pribadi saya bersama Yesus hanya bisa saya bawa dalam doa dan mensharingkan secara tidak langsung tentang peran Tuhan lalu menyerahkannya dalam penyelenggaraan Tuhan. Biarlah waktu dan rencanaNya saja yg terjadi. Saya percaya bahwa Allah akan bekerja yg terbaik seturut rencanaNya karena Dia yg berkuasa atas langit dan bumi. Lulu 24
Fresh JUICE !
Vol. 5/2010
Jumat, 23 April 2010 : Keabadian Kis 9:1-20 Mzm 117:1.2 Yoh 6:52-59 Masa Paskah Pekan 3 Yoh 6:58b Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya. Seorang teman yang menganut paham sekuler pernah bertanya : Bagaimana orang Katolik bisa yakin akan mengalami kebangkitan pada akhir jaman? Apakah dengan tubuh manusiawi kita ini orang katolik akan hidup kekal? Seorang Romo menjawab : Tentu orang Katolik yakin dengan apa yang diimani. Kebangkitan Kristus jaminannya. Tubuh jasmani manusia yang fana ini memang hanya akan bertahan selama ia berada di dunia. Setelah itu tubuhnya akan hancur menjadi tanah. Tetapi orang Katolik mengimani kebangkitan badan artinya bangkit dengan tubuh Ilahi. Pertanyaannya sekarang adalah bagaimana kita bisa mendapatkan tubuh yang Ilahi? Apakah nyata seperti tubuh jasmani kita sekarang ini? Jawabannya tidak sesulit yang anda bayangkan. Bila anda mengikuti kisah pertobatan Saulus yang dramastis, jangan membayangkan bahwa Tuhan akan mengubah tubuh jasmani anda dengan menampakkan sinarNya atau dengan menjentikkan jariNya dalam sekejap. Tetapi perhatikanlah undanganNya untuk makan TubuhNya supaya bisa hidup selama-lamanya. Slogan ini bukan pariwara yang muluk-muluk. Undangan ini harus ditanggapi. Kita datang dan memakan TubuhNya dan Ia dengan daya IlahiNya mengubah tubuh jasmani kita menjadi tubuh yang Ilahi untuk hidup kekal. Proses ini berjalan sepanjang dan hanya selama kita masih hidup di dunia ini. Karena itu jangan pernah menyia-nyiakan undangan untuk menyambut Tubuh Kristus. Tubuh yang Ilahi tentu saja nyata pada saat kebangkitan nanti bukan pada saat kita masih berada di dunia. Yang abadi tempatnya dalam keabadian. Seperti Tubuh Yesus pasca kebangkitan yang menembus ruang dan waktu, kitapun beriman pada saatnya nanti kita akan mengenakan tubuh yang tidak terbatas ruang dan waktu. Tubuh yang bertahan untuk selama-lamanya dalam kesatuan dengan jiwa dan Roh untuk menikmati kebahagiaan yang tidak berkesudahan. Masih dalam masa Paskah mari kita terus berusaha untuk berpantas diri berpantas hati, merayakan Hari Raya KebangkitanNya dan menyambut tubuhNya demi keabadian. Semoga. Linda
Vol. 5/2010
Fresh JUICE ! 25
Sabtu, 24 April 2010 : Semua karena KaruniaNYA Kis 9:31-42 Yoh 6:60-69 Yoh 6 : 65 "Tidak ada seorang pun yang dapat datang kepada Ku, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya" Bacaan injil hari ini adalah tentang murid-murid Yesus yang mulai menggerutu dan berniat meninggalkan Yesus. Bacaan ini menggelitik saya dan mengingatkan kembali kenangan ketika akan bergabung dengan DOJCC ini. DOJCC adalah Perjanjian Komunitas Murid Murid Yesus. Seperti layaknya murid Yesus, banyak juga anggota yang datang dan pergi. Banyak yang mulai bosan atau terlalu sibuk dengan pekerjaan lain. Setelah mengikuti Retret Hidup Baru, dan dilanjutkan dengan seminar Cara Hidup Baru Dalam Komunitas (New Way of Life), tiba saatnya pelantikan anggota baru. Bagi mereka yang tergerak dan terpanggil untuk melayani dalam komunitas ini diminta maju ke depan altar dan mengucapkan suatu janji bersama. Terus terang saat itu masih ada keraguan dalam hati saya untuk bergabung. Saya cuma duduk di kursi gereja dan menyaksikan teman-teman lain berbaris rapi maju kedepan altar. Salah seorang anggota saat itu mendekati saya dan bertanya, "Jeff ngak maju?", saya cuma bilang, "saya belum yakin". Lalu dia cuma bilang "take your time, kalau sudah siap, silahkan maju". Entah apa yang ada di kepala saya saat itu, tiba tiba kaki saya memerintahkan untuk maju ke depan altar. Perkataan Yesus pada bacaan ini meyakinkan saya pada keputusan untuk bergabung dengan DOJCC. "Tidak ada seorang pun yang dapat datang kepada Ku, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya" Saya yakin Bapa saat itu mengaruniakan saya untuk datang padaNya dan bergabung dengan kelompok ini. Dia tidak membedakan kami dengan cara yang picik. Bagi saya, DOJCC adalah keluarga baru saya. Secara harafiah, saya menemukan figur2 keluarga di kelompok ini. Karena anggota komunitas ini cukup beragam, mulai dari kaum biarawan-biarawati, oma opa, single, anak muda, keluarga muda sampai anak-anak mereka. Saya yang hidup sendiri di bali, saya bisa menemukan figur orang tua yg fun dan bijak, figur seorang kakak dan adik-adik. Juga menemukan figur keponakan-keponakan di diri anak-anak youth dan anak-anak anggota DOJCC. Saya menemukan Tuhan yang mengerti saya dan menemukan Dia yang memahami persoalan saya. Dia tidak menggurui, tidak mengejar ngejar, tidak melarang ini dan itu. Saya merasa dibebaskan menentukan pilihan hidup saya. Biarlah saya menemukan Yesus dengan cara saya sendiri, karena Bapa yang mengundang saya dalam pelayananNya. Amin (Jeff)
26
Fresh JUICE !
Vol. 5/2010
Minggu, 25 April 2010 : DENGAR dulu, KENAL kemudian dan IKUT selamanya. HARI MINGGU PASKA IV Kis 13:14,43-52 Why 7:9,14b-17 Yoh 10:27-30. Yoh. 10:27-28b, “Domba-dombaKu mendengarkan suaraKu dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku, dan Aku akan memberikan hidup yang kekal.” Dengar, kenal dan ikut. Tiga kata kerja ini sangat sering kita lakukan bahkan di dalam dunia anak muda. Contohnya, pertama kali menDENGAR kalau ada cewek cakep di sekolah atau di kampus, di tempat kerja atau bahkan di gereja, pasti banyak cowok yang langsung pengen KENAL. Setelah mendengar dan mengenalkan diri, setidaknya pasti ada cowok (apalagi yang jomblo) yang pengen sekali ngajak diajak untuk IKUT kegiatan OSIS di sekolah, atau doa di gereja. Begitu juga dengan dengan kita dalam mengimani Tuhan Yesus sebagai Gembala kita yang baik. Kita menDENGARkan FirmanNya di dalam gereja, pendalaman Kitab Suci atapun di dalam doa-doa. Setelah kita mendengarkanNya, kita diajak untuk KENAL lebih dalam, apa yang menjadi kehendakNya dalam hidup kita sehingga kita mau mengIKUTiNya kemanapun Dia pergi karena Yesus menjanjikan hidup kekal kepada mereka yang mengikutiNya. Mudah? Tentu tidak. Seberapa besar perhatian yang kita berikan ketika bacaan-bacaan Kitab Suci dalam misa dibacakan? Seberapa besar telinga dan hati kita terbuka terhadap kotbah yang disampaikan oleh Romo? Kalau dari awal kita tidak mau mendengarkan suaraNya, bagaimana mungkin kita akan mengenal pribadiNya dan kehendakNya dalam hidup kita? Marilah dalam Minggu Panggilan ini, khususnya kepada kaum muda, saya mengajak kalian semua untuk mendengarkan secara jernih “suara-suara” Yesus yang sering kita dengar tapi hanya melintas di telinga kiri dan keluar di telinga kanan tanpa mampir di pikiran dan hati kita. Membuka hati lebar-lebar adalah syarat pertama untuk mendengarkan FirmanNya. Fr. Vincent, MGL
Vol. 5/2010
Fresh JUICE ! 27
Senin, 26 April 2010 : JanjiMu s’perti fajar pagi hari Kis 11 : 1-18 Mzm 2 : 2-3, 43 : 3,4 Yoh 10 : 1-10 Yoh 10 : 10 “ … Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan “ Saya memiliki seorang ponakan berusia 3 tahun. Karena ayah dan ibunya bekerja, selama jam kerja, dia dititipkan ke neneknya, dan saat jam kerja usai dia dijemput kembali oleh orang tuanya. Tiap kali mendengar suara ayah atau ibunya datang, sang anak langsung melonjak kegirangan, dan berlarian menghambur ke pelukan orang tuanya. Kalau sudah bertemu dengan orang tuanya, sang anak terlihat sangat bahagia, menggelayut manja dan berceloteh macam-macam. Hal yang berbeda terjadi bila seseorang yang tak dikenalnya memanggil namanya dan berusaha ingin menggendong. Alih-alih tersenyum, sang anak malah berusaha menjauh, bahkan terkadang nangis. Seperti yang dikisahkan dalam injil hari ini, domba-domba tidak mau mengikuti orang yang asing yang suaranya tidak dikenal. Domba hanya mengikuti suara yang dikenalnya. Yesuslah sang Gembala itu dan Yesus memberi janji pada kita, bahwa Ia datang supaya kita hidup dan memiliki segala kelimpahan. Agar bisa memperoleh pemenuhan janji itu, kita perlu mendengarkan sapaan Yesus dan mengikutiNya. Gimana caranya agar kita bisa mengenali suara-Nya ? Kita perlu memperbanyak frekuensi pertemuan denganNya. Memperbanyak membaca kitab suci, memperbanyak mengikuti perayaan Ekaristi, memperbanyak waktu doa (pribadi maupun bersama anggota komunitas). Semakin sering kita bertemu denganNya, hubungan yang terjalin akan lebih erat, lebih mesra. Dan bila hubungan kita dengan Tuhan erat, akan menjadikan kita tahan uji dalam menghadapi berbagai tantangan kehidupan, dan bisa membedakan yang mana suara Tuhan yang mana bukan pada saat ingin mengambil suatu keputusan dalam hidup. Tuhan tak pernah ingkar janji, apa yang dikatakanNya selalu digenapiNya. Dia datang untuk membuat kita bahagia. Dia telah berjanji dan seperti syair sebuah lagu, janji Tuhan seperti fajar pagi hari, yang tak pernah terlambat bersinar. Kita tak akan kecewa jika berpegang teguh pada janjiNya. Dia tak akan pernah mengecewakan kita, asalkan kita selalu tekun untuk mendengarkan sapaanNya. Agatha
28
Fresh JUICE !
Vol. 5/2010
Selasa,27 April 2010 : Menerima dengan penuh iman... Kis11:19-26 Yoh10:22-30 Yoh 10:25 … Aku telah mengatakan kepada kamu, tetapi kamu tidak percaya; pekerjaan-pekerjaan yang kulakukan dalam nama BapaKu, itulah yang memberikan kesaksian tentang aku.” Suatu ketika seorang Pemuda datang kepada seorang Rahib meminta petunjuk. Pemuda itu ingin tahu bagaimana bisa mendapatkan kebahagiaan. “Yang Mulia,” kata si pemuda itu, “saya ingin tahu bagaimana aku bisa memperoleh suatu kebahagiaan?” Dengan senyum sang Rahib itu mengatakan, “Mari anakku, aku akan menunjukan jalan dan caranya. Kita akan pergi dan mendaki sebuah gunung yang tinggi.” Si Pemuda itupun mengikuti sang Rahib. Sambil berjalan keduanya saling bertanya jawab tentang banyak hal. Sekembalinya dari perjalanan itu, sang Rahib bertanya, “Apakah anda menemukan dan merasakan kebahagiaan?” “Yeah, aku menemukannya, tapi aku tidak merasakannya,” jawab si pemuda. “Lalu apa yang anda lakukan tadi?” tanya sang Rahib. Si pemuda menjadi sangat malu, karena dia sudah melupakan semuanya itu. “Sekarang,” ajak Sang Rahib, “Kita akan pergi ke lagi mencari kebahagiaan itu.” Mereka pergi, berjalan menyusur suatu pantai yang sangat indah. Herannya keduanya tidak saling bertanya jawab tentang segala sesuatu-hanyalah suatu keheningan. Keduanya sungguh menikmati keindahan pantai dengan pasirnya yang putih mengkilap dan ombaknya yang teduh. Setelah beberapa saat, mereka kembali ke tempat di mana Sang Rahib itu tinggal. Sesampainya di tempat itu, Sang Rahib bertanya, “Apakah anda tadi menemukan dan merasakan kebahagiaan?” Yeah, saya menemukan dan juga merasakannya,” jawab Si Pemuda tadi. Dunia ini sudah dihiasi dengan segala pesona alamnya yang sangat indah. Keindahan alam ini diberikan Tuhan kepada kita. Namun demikian kita sering mengangapnya dan melihatnya sepintas saja seperti Si Pemuda tadi. Kita menerima tanpa mengimaninya sebagai pemberian Tuhan. Padahal Tuhan sudah memberikan kita mata untuk melihatnya, perasaan untuk bisa menikmatinya dan iman untuk percaya. Dalam bacaan Injil, Yesus ingin mengingatkan kita, “Aku telah mengatakan kepada kamu, tetapi kamu tidak percaya; pekerjaan-pekerjaan yang Kulakukan dalam nama BapaKu, itulah yang memberikan kesaksian tentang Aku.” Dia mengajak kita untuk menerima segala sesuatu apa adanya penuh iman. Rm. Joseph, MGL
Vol. 5/2010
Fresh JUICE ! 29
Rabu, 28 April 2010 : Kau dan Aku Satu .... Kis 12:24-13:5a Mzm 67:2-3,5,6,8 Yoh 12:44-50 Yoh 12:50 : Dan Aku tahu, bahwa perintah-Nya itu adalah hidup yang kekal. Jadi apa yang Aku katakan, Aku menyampaikannya sebagaimana yang difirmankan oleh Bapa kepada-Ku.” St. Paulus adalah figure paling controversial dalam sejarah Gereja, seorang penganiaya yang kemudian menjadi pewarta, hanya karena mengaku melihat Yesus yang bangkit di jalan lurus menuju Damaskus. Apa yang membuat Paulus bertobat? Konon ia bertobat lantaran mendengar suara Yesus berseru, “Saulus, Saulus … mengapa engkau menganiaya aku?” Ia bertobat karena Yesus menyamakan diri dengan Gereja-Nya, dengan kita, sekali kita dibaptis, kita dan Kristus adalah satu, tak terpisahkan. Seperti Satu-nya Soetardji Calzoum Bachrie “yang tertusuk padamu berdarah padaku” Injil Yohanes menjelaskan secara rinci sampai pada titik mana kesatuan Bapa dengan Yesus. Allah Bapa dan Yesus adalah satu yaitu sebagai sumber kehidupan kekal (Yoh 12:50). Kalau kita yakin bahwa segala yang hidup itu diciptakan Allah Bapa, maka Yesus adalah model hidup yang kekal untuk kita. Kalau kemudian Yesus, sang model hidup yang kekal itu menjadi manusia, lalu apa artinya untuk kita? Yang jelas, kita, manusia, Anda dan saya, punya keistimewaan tertentu. Keistimewaan itu adalah bahwa kita sejak awal mula dunia diciptakan adalah juga model hidup yang kekal, sama seperti Yesus. Kita istimewa, kita ini unik, sayangnya kita tidak sadar. Kesalahan kita adalah ketika kita menolak jati diri kita sebagai sekedar putera-puteri Allah di dunia, kita mau jadi seperti Allah itu sendiri. Inilah cikal bakal doa asal. Sekali lagi, contoh menarik tentang kesatuan kita dan Kristus ada pada Paulus. Dikisahkan ketika Sergius Paulus, gubernur wilayah Pafos, tertarik mendengar kisah Yesus, Elimas si dukun sihir datang menganggu. Paulus yang emosional mengutuk Elimas hingga jadi buta. Pesan ceritera ini jelas, Yesus sendiri hidup dalam diri Paulus, hingga ia punya kuasa mengalahkan si dukun jahat. Ekaristi adalah tanda paling jelas yang ditinggalkan Yesus untuk kita agar kita sadar bahwa kita dan Yesus adalah satu. Bahwa kita punya kuasa dan kekuatan seperti Yesus. Karena itulah Gereja menganjurkan umatnya untuk merayakan Ekaristi sesering mungkin, agar kita selalu diingatkan bahwa kita dan Yesus adalah satu. Fr. Wenz, MGL
30
Fresh JUICE !
Vol. 5/2010
Kamis, 29 April 2010 : Pilihan Hidup Kis.13:13-25; Mzm.89:2-3,21-22,25,27; Yoh.13:16-20 Yoh.13:18…”Bukan tentang kamu semua Aku berkata.Aku tahu, siapa yang telah Kupilih,,,,” Jalan kehidupan adalah sebuah pilihan, yang tak akan bisa dipengaruhi oleh siapapun dan apapun. Dan itu adalah sebuah keinginan, yang sangat mendasar tanpa ada tekanan atau intimidasi apapun. Saya kembali merenungkan Pernikahan saya kurang lebih 5 th yang lalu, saya sangat bersyukur kepada Tuhan, karena Dia memberikan sebuah hadiah yang sangat berharga. melalui seorang gadis ia datang untuk melengkapi kehidupanku. Namun untuk mengejar sebuah impian harus melalui sebuah proses yang tidak mudah dan tak seperti membalik telapak tangan. Awalnya rencana pernikahan kami tidak di setujui oleh kedua orangtuanya dan seluruh keluarganyapun karena beberapa faktor, yang sangat mendasar, suku, agama, dan ras. Namun istri saya berusaha untuk meyakinkan mereka dengan berbagai macam cara sehingga akhirnya pernikahan kamipun berlangsung pada bulan November 2004. Teman istri saya bertanya “apakah kamu tidak menyesal meningalkan agamamu?” Istri saya menjawab sambil tersenyum ”Tidak, ini adalah pilihan hidup yang telah saya ambil dan apapun yang terjadi saya siap menerima kosekwensinya. Keputusan ini sudah saya pertimbangkan masak-masak. St.Katarina adalah santa pelindung Italia, tanah airnya. Anak bungsu dari dua puluh lima anak. Ayah dan ibunya menghendaki agar ia menikah dan hidup bahagia. Tetapi Katarina hanya ingin menjadi seorang biarawati. Untuk menyatakan tekadnya, ia memotong rambut yang panjang dan indah. Ia menjadikan dirinya tidak menarik. Orang tua nya amat jengkel dan seringkali memarahinya. Mereka juga menghukumnya dengan memberinya pekerjaan rumah tangga yang paling berat. Tetapi Katarina pantang menyerah. Akhirnya, orang tuanya berhenti menentangnya. St.Katarina seorang yang amat jujur dan terus terang dihadapan Yesus. Suatu saat ia bertanya kepadaNya,”Dimanakah Engkau Tuhan, ketika aku mengalami cobaan yang mengerikan”? Yesus menjawab,” Putriku Aku dalam hatimu. Aku membuatmu menang dengan RahmatKu.” Yesus menampakan diriNya kepada Katarina yang sedang berdoa seorang diri dalam kamarnya, datang juga Bunda Maria. Bunda Maria memegang tangan Katarina lalu memberikannya kepada Putra-nya. Yesus menyematkan sebentuk cincin di jari tangan Katarina dan ia menjadi pengantin-Nya. Pada waktu itu Gereja mengalami banyak masalah. Banyak pertikaian terjadi diseluruh Italia. Katarina menulis surat-surat kepada para Raja dan Ratu. Ia bahkan datang menghadap para penguasa agar berdamai dengan Paus dan mencegah peperangan. St.Katarina meminta kepada Paus untuk meninggalkan Avignon, Perancis dan kembali ke Roma untuk memimpin Gereja. Ia mengatakan bahwa itulah kehendak Allah. Bapa Suci mendengarkan nasehat St.Katarina serta melakukan apa yang dikatakannya. Kalau kita melihat dua cerita diatas, berbeda, tapi ada kesamaannya. Sama-sama mengalami pertentangan dalam menentukan pilihan hidup. Tidaklah mudah. Tapi Tuhan berkata, ”Sebelum engkau dilahirkan Aku sudah mengenalmu.” Hendaklah setiap telinga terbuka untuk selalu mendengarkan panggilan hidupmu dan turutilah kata hati kecilmu unutk memilih mana yang terbaik dalam hidupmu …Dekatkan diri pada Tuhan agar kita mengenal kehendakNya yang terindah dalam hidup ini. Semoga... Franky Laka
Vol. 5/2010
Fresh JUICE ! 31
Jumat, 30 April 2010 : Klasik Tapi Nyata Kis 13:26-33; Mzm 2:6-11; Yoh 14:1-6 Yoh 14:6a Kata Yesus kepadanya : “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup…” Sebuah ungkapan menjadi begitu berarti bila diucapkan oleh seorang yang sangat kita kasihi di akhir pertemuan dengannya. Ungkapan yang mungkin tidak berkesan saat kita mendengarnya akan menjadi pesan yang sangat penting dan bermakna ketika orang itu sudah tidak lagi bersama kita, terlebih ketika kita tahu tidak dapat bertemu lagi dengannya. Rasul Yohanes menulis dengan rinci apa yang Yesus ucapkan pada malam perjamuan terakhir sebelum Ia ditangkap dan disalibkan. Malam yang menjadi perpisahan bagi mereka ketika Yesus menyebut Rasul-rasulNya dengan kata “sahabat” karena Ia telah memberitahukan semua yang Ia dengar dari Bapa kepada mereka. Semua yang baik dan benar. Ia mengharuskan mereka untuk saling mengasihi agar dapat tinggal dalam kasihNya dan menerima semua yang mereka minta daripadaNya. Ia lalu menjanjikan Roh Kudus sebagai penghibur dan tempat di rumah Bapa. Ia bahkan menyempurnakannya dengan berdoa bagi mereka dan bagi orang-orang yang mereka layani. Namun sebelumnya Ia menjamin apa yang Ia janjikan dengan menyatakan diriNya sebagai jalan dan kebenaran dan hidup. Ia yang akan menghantar mereka ke rumah Bapa. Ia memberi diri untuk menjadi jalan yang benar bagi sahabat-sahabatnya sepanjang perjalanan hidup mereka menuju tujuan akhir yang membahagiakan itu. Perkataan Yesus ini hidup dalam hati para rasulNya dan diwariskan pada Gereja hingga kini. Ribuan tahun setelah peristiwa berahmat itu, Yesus tetap konsisten pada pernyataanNya. Namun apakah anda sungguh mengimani Dia sebagai satu-satunya jalan, kebenaran dan hidup? Seringkali dalam menghadapi kesulitan, kita memerlukan jalan keluar, tapi tidak mudah menemukan jalan yang tepat dalam kesesakan. Seorang Ibu yang selalu terlibat aktif dalam usaha penggalangan dana suatu saat berkata: “Penggalangan dana kali ini sangat tidak mudah. Banyak pos dengan beragam kebutuhan dari umat bersama mencari dana sehingga orang mulai jenuh ketika diminta untuk menyumbang. Sementara itu dana yang dibutuhkan untuk pembangunan Gereja di daerah minus masih jauh dari target. Bagaimana caranya agar pembangunan itu dapat terlaksana? Apakah ada jalan untuk itu?”. Dalam kegalauan dan keputusasaan, Ibu itu berdiam dan mengutarakan pada sahabatnya yang setia. Sahabatnya tidak mengusulkan sebuah jalan keluar. Malamnya ketika tidur beliau bermimpi mendapatkan cek senilai dana yang dibutuhkan. Beberapa hari kemudian, berita yang mengejutkan: Seorang donatur telah mentransfer dana sebesar yang diperlukan! Klasik, tapi nyata. Kenalkah anda dengan sahabat Ibu ini? Yang datang padaNya tidak perlu takut nantinya tidak akan mendapatkan jalan yang benar dan tepat. Yang mengandalkan Dia akan bertumbuh dan hidup dalam sukacita hingga akhir. Dialah Yesus. Linda
32
Fresh JUICE !
Vol. 5/2010