KUALITAS BAKTERIOLOGI AIR SUMUR BERSEMEN DI DESA PESISIR KECAMATAN LIKUPANG TIMUR MINAHASA UTARA Elmerilia Tandilangi*, Oksfriani Jufri Sumampouw*, Sri Seprianto Maddusa* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhuhi syarat kesehatan meliputi syarat-syarat fisika, kimia, bakteriologis dan radioaktifitas. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengukur Total Coliform pada air sumur di Desa Likupang Kampung Ambong Minahasa Utara. Penelitian ini menggunakan metode eksploratif. Dilaksanakan di Desa Likupang Kampung. Subjek penelitian sebanyak 15 air sumur gali. Parameter yang diamati yaitu Total Koliform. Pemeriksaan Total Koliform menggunakan metode Most Probable Number (MPN). Hasil pengujian sampel air sumur menunjukkan bahwa kandungan Coliform sebanyak 460 – 2400 MPN/ 100 mL air sumur. Hal ini menunjukkan bahwa semua sampel tidak memenuhi syarat berdasarkan Permenkes 416 tahun 1990. Berdasarkan hal ini maka air sumur harus dilakukan sterilisasi seperti memasak air sebelum dikonsumsi. Kata Kunci: Air Sumur, Most Probable Number, Coliform ABSTRACT Clean water is water used for daily purposes whose quality must comply with health requirements covering physical, chemical, bacteriological and radioactive requirements. The purpose of this research is to measure Total Coliform in well water in Likupang Kampung Ambong Village, Minahasa Utara. This research uses explorative method. The study was conducted in Likupang Kampung Village. The research subjects were water from 15 dugwells. The parameters observed were Total Coliform. The Total Coliform Examination uses the Most Probable Number (MPN) method. Results from well water sampling tests indicate that Coliform content of 460 - 2400 MPN / 100 mL of well water. This indicates that all samples are not eligible pursuant to Permenkes 416 1990. Based on this, the well water should be sterilized as cooked before consumption. Keywords: Well water, Most Probable Number, Coliform
1
dalam air tersebut di temukan E. coli,
PENDAHULUAN Air
bersih
kebutuhan
utama
salah
bagi
satu
manusia,
maka air tersebut dianggap berbahaya bagi
penggunaan
domestik,
ada
sehingga ketersediaanya sangat penting
kemungkinan bakteri patogen yang lain
karena dapat menjadi salah satu faktor
dapat ditemukan bersama-sama dengan
penentu
manusia
E. coli dalam air tersebut (Sumampouw
(Sumantri, 2015). Penyediaan air bersih
dan Risjani, 2015). Ketersediaan air
yang
untuk
bersih sangat penting tidak hanya bagi
salah
masyarakat yang tinggal di pusat-pusat
kesejahteraan
banyak
memenuhi
digunakan
kebutuhan
hidup
satunya adalah air tanah. Air tanah yang
kota tetapi
banyak dimanfaatkan oleh masyarakat
yang tinggal di wilayah pesisir. Wilayah
adalah sumur gali. Di Indonesia Sekitar
pesisir adalah daerah peralihan antara
45% masyarakat menggunakan sumur
ekosistem
sebagai
dan
dipengaruhi oleh perubahan di darat dan
yang
di laut (Sara, 2014). Penelitian yang
sarana
diperkirakan
2
merupakan
air
sekitar
bersih 75%
juga dengan masyarakat
darat
laut
dilakukan
jenis sumur gali (Chandra, 2007). Sumur
menunjukkan Desa Likupang Kampung
gali yang digunakan sebagai sarana air
Ambong merupakan salah satu wilayah
bersih harus ditunjang dengan syarat
pesisir yang terletak di Kecamatan
konstruksi dan syarat lokasi agar air
Likupang
sumur
kontaminasi
kesulitan dalam mengakses air bersih.
meliputi bakteri, virus dan jamur yang
Penelitian yang dilakukan menunjukkan
masuk kedalam sumur tersebut.
bahwa
Terdapat berbagai jenis bakteri yang
Likupang
hidup di dalam air, salah satunya yaitu
dapat
bakteri Coliform. Termasuk di dalam
memiliki kualitas tidak berwarna, tidak
kelompok bakteri ini adalah Escherichia
berbau
coli (E. coli) yang dijadikan sebagai
dikarenakan bangunan pemukiman yang
indikator
saling berdekatan membuat jarak septic
sanitasi.
dari
Bakteri
E.
coli
Pollo
yang
menggunakan sarana air bersih sumur
terlindung
oleh
dan
Timur
mayoritas
yang
dan
terlalu
air
tidak
dekat
yang
mengalami
masyarakat
Kampung
mengakses
(2016)
Desa
Ambong
tidak
bersih
yang
berasa
dengan
yang
digunakan sebagai indikator terhadap
tank
sanitasi karena bakteri E. coli secara
sehingga
normal hanya ditemukan di saluran
kesehatan yaitu kualitas air tanah yang
pencernaan manusia atau hewan, atau
kurang baik.
bahan yang telah terkontaminasi dengan
Observasi awal di Desa Likupang
tinja manusia atau hewan, dan bila
Kampung Ambong diketahui rata-rata
menimbulkan
sumur, masalah
kedalaman sumur < 3 meter, sebagian
Wilayah 30 Ha pada ketinggian 27
pemukiman terdapat kotoran hewan, dan
meter diatas permukaan laut. Bentang
jarak septictank yang dekat dengan
wilayah
sumur. Hal-hal tersebut dapat
Ambong terletak dipesisir pantai.
menjadi
faktor-faktor
yang
menyebabkan air sumur terkontaminasi
Desa
Likupang
Kampung
Gambar 2. Lokasi Titik Pengambilan Sampel
oleh berbagai bakteri. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengukur kandungan total Coliform pada air sumur bersemen di Desa Likupang Kampung Ambong.
METODE PENELITIAN Penelitian yang dilakukan ini merupakan jenis
eksploratif.
Subjek
dalam
penelitian ini yaitu 15 air sumur bersemen. Indikator yang dilihat yaitu
Pengambilan sampel pada air
Total Coliform. Penelitian ini dilakukan
sumur bersemen dilakukan pada tanggal
di daerah pesisir Minahasa Utara. Desa
23 Mei 2017 dan waktu pengambilan
Likupang
pukul 07.05-08.45
Kampung
Ambong
merupakan lokasi sampling. Hasil yang diperoleh
disajikan
dalam
bentuk
Jumlah sumur bersemen yaitu 15 sumur yang terdapat di V jaga, yaitu 3 sumur untuk setiap wilayah jaga.
gambar. Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Pemeriksaan bersemen
air
sumur
berdasarkan
kandungan Total Coliform
Desa
Likupang
Kampung
Ambong terletak menghadap utara selat Sulawesi dataran diwilayah Minahasa Utara
paling
utara,
dengan
Luas
Kode Sampel
Hasil Pemeriksaan
Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 Sampel 4 Sampel 5 Sampel 6 Sampel 7
460 >2400 >2400 1100 >2400 210 >2400
3
Sampel 8 Sampel 9 Sampel 10 Sampel 11 Sampel 12 Sampel 13 Sampel 14 Sampel 15
>2400 >1100 >2400 >2400 >2400 >2400 >2400 >2400
pembuangan air limbah (SPAL) yang memenuhi syarat 13% sumur bersemen. SPAL yang tidak memenuhi syarat dapat menyebabkan limbah hasil kegiatan disekitar sumur dapat kembali meresap ke
Tabel 1 menunjukkan bahwa kandungan Total Coliform yaitu 15 sampel (100%) lebih
dari
nilai
berdasarkan
ambang
Peraturan
batas Menteri
Kesehatan
Nomor
416/Menkes/Per/IX/1990 tentang syaratsyarat dan pengawasan kualitas air
kandungan
Coliform
disebabkan karena berdasarkan hasil observasi terhadap sumur bersemen, kondisi
fisik
sumur
yang
tidak
memenuhi syarat dan jarak sumber pencemar yang tidak memenuhi syarat. Untuk
kedalaman
dinding
sumur
bersemen dari permukaan tanah, yang memenuhi syarat 13% sumur bersemen. Menurut Entjang (2000) dinding sumur bersemen harus memiliki kedalaman 3 meter
dari
permukaan
tanah.
Hal
tersebut agar tidak terjadi perembesan air
atau
pencemaran
oleh
bakteri.
Selanjutnya untuk bibir sumur yang memenuhi syarat 27% sumur bersemen. Menurut Chandra, (2007) bibir sumur harus dibuat setinggi ≥ 70 cm dari permukaan tanah agar sumur terlindung dari kontaminasi air kotor dari luar sumur. 4
Selanjutnya
untuk
saluran
sumur.
Penelitian
yang
dilakukan oleh Iswadi dan Hasanudin (2013) menunjukkan bahwa tingginya pencemaran bakteri Coliform di Desa Rukoh pada air sumur berkaitan dengan manajemen limbah cair .Selanjutnya untuk lantai sumur yang memenuhi syarat 27% sumur bersemen. Penelitian yang
bersih yaitu ≤ 50/100 ml. Tingginya
dalam
dilakukan
Hasanudin
oleh
(2013)
Iswadi
bahwa
dan
tingginya
pencemaran bakteri Coliform dalam air sumur sangat erat kaitannya dengan manajemen sehingga
pengaturan menyebabkan
limbah
cair
pencemaran
terhadap air sumur tersebut. Menurut Chandra (2007), lantai harus terbuat dari semen dan lebarnya lebih kurang 1 meter ke seluruh arah melingkari sumur dengan
kemiringan
sekitar
sepuluh
derajat ke arah tempat pembuangan air. Selanjutnya untuk penutup sumur yang memenuhi syarat 20% sumur bersemen, hal ini dapat memungkinkan air sumur terkontaminasi. diperhatikan
Hal juga
yang jarak
harus sumber
pencemar dengan sumur bersemen agar dapat terhindar dari resiko tercemar bakteriologi dari sumber pencemaran tersebut. Menurut Entjang (2000), sumur gali menyediakan air yang berasal dari
lapisan tanah yang relatif dekat dari
gali, yaitu hasil penelitian diketahui
permukaan tanah. Oleh karena itu sumur
bahwa hampir seluruh aspek konstruksi
gali
sumur gali yang tidak memenuhi syarat
sangat
mudah
terkontaminasi
melalui rembesan. Umumnya rembesan
juga
tidak
memenuhi
syarat
total
berasal dari tempat buangan kotoran
coliform. Semakin baik sumur gali maka
manusia dan hewan juga dari limbah itu
kandungan bakteri Coliform semakin
sendiri. Kondisi fisik sumur bersemen
sedikit.
yang tidak memenuhi syarat juga tidak memenuhi syarat total Coliform. Hal ini
KESIMPULAN
sejalan
yang
Hasil penelitan ini menunjukkan bahwa
dilakukan oleh Akbar (2015) bahwa
kandungan Coliform pada air sumur
kondisi fisik sumur atau konstruksi
bersemen
sumur yang tidak memenuhi syarat juga
Rekomendasi yang bisa diberikan yaitu
tidak memenuhi syarat total Coliform.
air sumur sebelum dikonsumsi harus
Penelitian
dilakukan tindakan sterilisasi seperti
dengan
yang
penelitian
dilakukan
oleh
Winerungan (2015) juga menyatakan bahwa
tidak
memenuhi
syarat.
klorinasi atau pemasakan.
kondisi fisik sumur atau
konstruksi sumur yang tidak memenuhi
DAFTAR PUSTAKA
syarat juga tidak memenuhi syarat total
Akbar W. 2015. Gambaran Ambaran
Coliform.
Menurut
Suyono
dan
Kondisi Fisik Sumur Gali Dan
Budiman ( 2011) bahwa salah satu hal
Kualitas
Bakteriologis
yang perlu diperhatikan pada pembuatan
Sumur
sumur gali adalah perlu adanya penutup
Kawangkoan
sumur hal ini bertujuan untuk mencegah
Kalawat Kabupaten Minahasa
pencemaran dari luar. Sama halnya
Utara.
Gali
Di
Air Desa
Kecamatan
dengan saluran pembuangan air limbah
Chandra B. 2007. Pengantar Kesehatan
jika tidak diperhatikan akan menjadi
Lingkungan. Jakarta: Penerbit
transmisi
Buku Kedokteran.
atau
media
penyebaran
penyakit, media berkembang biaknya mikroorganisme patogen dan merupakan sumber pencemaran air permukaan, tanah, dan lingkungan hidup lainnya. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Pawenang dan Khomariyatika (2011) tentang kualitas bakteriologis air sumur
Entjang
I.
2000.
Ilmu
Kesehatan
Masyarakat. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti. Iswadi dan Hasanudin. 2013. Kualitas Air Sumur Di Kawasan Pemukiman Mahasiswa Bakteriologis
Berdasarkan
Uji
Dengan 5
Bioindikator
Bakteri
Escherichia Coli. Vol. 5, No 2.
Jakarta:
(hlm.96-101)
Kedokteran EGC.
(http://www.jurnal.unsyiah.ac.id
Winerungan
Penerbit
S.
2015.
Buku
Gambaran
/JBE/article/view/1226/2858,
Kondisi Fisik Sumur Gali Dan
diakses 24 Juli 2017)
Kualitas
Khomariyatika T, Pawenang ET. 2011. Kualitas
Bakteriologis
Air
Sumur Gali. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 7 (1):63-72 Menteri Kesehatan RI. 1990. Peraturan Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
Nomor
416/Menkes/PER/IX/1990 tentang
Syarat-Syarat
Pengawasan
Kualitas
dan Air
Bersih. Jakarta : Departemen Kesehatan RI. Pollo,
J.
2016.
Infrastruktur
Ketersediaan Permukiman
Kumuh Pesisir Studi Kasus: Desa Likupang Dua Dan Desa Likupang Kampung Ambong, Kecamatan
Likupang
Timur,
Kabupaten
Minahasa
Utara,
Provinsi
Sulawesi
Utara.
UNSRAT. (http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/sp asial/article/view/14870/14436). Diakses pada tanggal 25 Maret 2017 Sumantri
HA.
2015.
Kesehatan
Lingkungan. Jakarta: Kencana Suyono dan Budiman. 2014. Ilmu Kesehatan Masyarakat Dalam
6
Konteks Kesehatan Lingkungan.
Sumur
Bakteriologis Gali
Universitas Manado.
Di Sam
Air
Lingkungan Ratulangi