PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS MELALUI TEKNIK SUMBANG KATA SISWA KELAS V SDN 2 KARANGGEBANG KECAMATAN JETIS KABUPATEN PONOROGO TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Elly Yunariyati Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia ABSTRAK: Pembelajaran menulis puisi bebas di sekolah dasar masih mengalami kendala.Penelitian ini untuk mengetahui peningkatan proses dan peningkatan hasil kemampuan menulis puisi bebas melalui teknik sumbang kata, yakni diawali mencari ide, berdiskusi, menulis puisi,diakhiri presentasi. Keberhasilan penerapan teknik ini dilihat adanya peningkatan proses yakni partisipasi, keaktifan, interaksidalam pembelajaran. Peningkatan hasil diketahui adanya peningkatan nilai siswa.Teknik sumbang kata terbukti dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi bebas. Kata kunci: kemampuan, puisi bebas, teknik sumbang kata
Pembelajaran menulis puisi bebas perlu mendapatkan perhatian yang sangat besar. Akan tetapi pada kenyataannya pembelajaran menulis puisi bebas di sekolah masih mengalami kendala dan cenderung dihindari. Kendala ini disebabkan berbagai hal, salah satunya karena penyajian pembelajarannya yang kurang menarik dan tidak menggunakan strategi yang sesuai dengan keadaan siswa. Pembelajaran menulis puisi bebas cenderung dihindari karena di anggap sulit. Walaupun diajarkan pembelajaran dilaksanakan hanya sekedar memenuhi target kurikulum saja. Berdasarkan hasil pengamatan awal di kelas V Sekolah Dasar Negeri 2 Karanggebang, kecamatan Jetis, kabupaten Ponorogo semester II tahun pelajaran 2012/2013ditemukan kenyataan bahwa belum banyak siswa yang dapat menulis puisi bebas dengan
pilihan kata yang tepat. Kenyataan ini disebabkan beberapa kendala, yang bersumber dari siswa diantaranya: (1) siswa merasa tidak berbakat, (2) siswa sulit mengawali menulis puisi (3) siswa belum dibimbing berlatih menulis puisi yang baik dan benar, (4) siswa bersikap pasif hanya mendengarkan apa yang dikatakan guru, (5) siswa dalam mengerjakan tugas guru dikerjakan sendiri-sendiri dan jarang terjadi tanya jawab/interaksi dengan sesama teman maupun dengan guru, (6) siswa tidak mengetahui manfaat menulis puisi, (7) siswa kurang menguasai perbendaharaan kosa kata sebagai bahan membuat puisi, (8) siswa kurang percaya diri menulis puisi, (9) Siswa tidak mampu mengembangkan gagasan, pikiran, dan perasaannya karena penguasaan kosa kata yang terbatas sehingga kurang mampu menulis puisi dengan baik.
NOSI Volume 1, Nomor 5, Agustus 2013 ___________________________Halaman | 517
Kendala yang berasal dari guru di antaranya: (1) guru mengajarkan menulis puisi dengan hanya “sekedarnya” atau “sepintas lalu” saja, (2) proses pembelajaran menulis puisi monoton, kurang kreativitas, miskin metode, miskin teknik dan miskin bahan sehingga membosankan siswa, (3) guru tidak mampu memanfaatkan KTSP yang membuka peluang lebar untuk berkreasi baik penyampaian maupun penggunaan bahan pengajaran, (4) guru hanya memilih bahan materi sekedarnya atau mau gampangnya saja. (5) guru tidak pernah membacakan dan mengenalkan berbagai karya puisi sebagai referensi bagi siswa, (5) dalam membimbing siswa menulis puisi masih mengikuti teori bahwa menulis puisi berangkat dari tema sehingga siswa sibuk mencari tema dan setelah tema ditemukan siswa tidak dapat menjabarkannya dalam larik-larik puisi karena tema merupakan sesuatu yang amat abstrak, (6) dalam memberikan penilaian guru hanya menilai produknya ,guru tidak menilai prosesnya. Sedangkan kendala yang lain bersumber dari lingkungan yang tidak mendukung. Misalnya, saat siswa menulis puisi ada yang memberikan tanggapan buruk dianggap tidak berguna, tidak ada manfaatnya dan hanya membuang waktu saja. Hal itu membuat siswa menjadi malu, kurang percaya diri dan enggan untuk menulis puisi. Hal-hal tersebut di atas, pada akhirnya berdampak pada rendahnya kemampuan menulis puisi siswa baik dari segi proses maupun hasil belajarnya. Salah satu indikasinya adalah nilai rata-rata hasil belajar keterampilan menulis puisi bebas
pada tahap pratindakan siswa yang belum mencapai ketuntasan (memperoleh nilai di bawah 75) sebanyak 12 anak atau 71 %, nilai terendah sebesar 45 dan tertinggi 75 dengan nilai rata-rata secara klasikal sebesar 63,50 ini artinya nilai ratarata pada pratindakan tersebut masih jauh dari KKM, maka perlu ditempuh upayauntuk meningkatkan kemampuan menulis puisi terutama untuk mengatasi berbagai kendala yang. Untuk itu peneliti bersamateman sejawat secara kolaboratif melakukan penelitian tindakan kelas dengan jenis tindakan menerapkan teknik sumbang kata sebagai upaya meningkatkan kemampuan menulis puisi bebas. Menurut Faisal (dalam Gipayana, 2012:33), puisi merupakan karya sastra yang berbentuk untaian bait demi bait yang relatif memperhatikan irama dan rima sehingga sungguh-sungguh indah dan efektif didendangkan dalam waktu yang relatif singkat dibandingkan karya sastra lainnya. Teknik sumbang kata dalam penelitian ini merupakan pengembangan dari salah satu strategi pembelajaran kooperative yang telah dimodifikasi dan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan siswa. Teknik ini diadopsi dari strategi yang dikembangkan oleh Huinker dan Laughin (dalam Yamin dan Ansari, 2009: 84) yang pada dasarnya dibangun melalui berpikir (Think), berbicara (Talk), dan menulis (Write) atau disingkat TTW. Alur kemajuan strategi TTW dimulai dari keterlibatan siswa dalamberpikir atau berdialog dengan dirinya sendiri setelah proses membaca, selanjutnyaberbicara dan membagi ide (sharing) dengan teman sebelum menulis. Alur strategi TTW
NOSI Volume 1, Nomor 5, Agustus 2013 ___________________________Halaman | 518
tersebut di atas kemudian dikembangkan menjadi sebuah teknik pembelajaran yang difokuskan untuk menulis puisi yang diawali dari proses siswa berfikir dalam rangka pencarian ide untuk menulis puisi, berdiskusi/berkomunikasi mengenai ide yang telah diperolehnya. Dari kegiatan diskusi ini dapat membangun kerjasama, bertukar pikiran, dan bisa mendapatkan sumbang saran dan sumbangan katakata dari guru atau siswa lainnya, menulis yakni siswa diminta menuliskan hasil pemikirannya sendiri dan hasil diskusi kelompok yang diperolehnya berupa sumbangan kata dan saran menjadi sebuah puisi, selanjutnya mempresentasikan hasil kerja. Langkah-langkah menulis puisi tersebut di atas selanjutnya disebut teknik sumbang kata. Konsep pemikiran penerapan teknik sumbang kata pada penelitian ini antara lain: (1) proses pembelajaran menulis puisi bebas berorientasi pada siswa aktif, (2) peran guru dalam pembelajaran dengan strategi sumbang kata adalah sebagai motivator dan fasilitator bagi siswa, (3) teknik sumbang kata mengacu kepada prinsip model pembelajaran yang menekankan nilai kerja sama siswa (kooperatif learning). Keunggulan teknik sumbang kata antara lain, (1) dalam pembelajaran menulis puisi bebas memerlukan peran aktif guru dan siswa dalam melakukan pembelajaran menulis, (2) peran aktif guru tersebut sekaligus sebagai motivator dan fasilitator terhadap kegiatan belajar siswa, (3) guru dapat membimbing langsung kepada siswa jika siswa menemui hambatan dalam proses
pembelajaran menulis puisi, (4) dengan teknik sumbang kata siswa akan mendapatkan tambahan perbendaharaan kosa kata sebagai bahan penyusunan bait-bait puisi, (5) membantu siswa mengkonstruksikan pengetahuannya sendiri sehingga pemahaman konsep siswa menjadi lebih baik, (6) Siswa bisa mengkomunikasikan dan mendiskusikan pemikirannya dengan temannya sehingga bisa bertukar pikiran dan saling membantu, (7) melatih siswa menuliskan hasil diskusinya secara sistematis untukmengkomunikasikan ideidenya. METODE PENElitian Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). ”Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan dalam upaya memperbaiki kualitas proses dan hasil pembelajaran yang dilakukan secara terus-menerus (continous improvement).Desain penelitian yang digunakan mengacu pada model Kemmis dan M.C. Taggart (Arikunto, 2009:16) yang terdiri dari 4 komponen yaitu: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Adapun tempat penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 2 Karanggebang, kecamatan Jetis, kabupaten Ponorogo yang beralamatkan di Jalan Banda 28 Desa Karanggebang Kecamatan Jetis Kabupaten Ponorogo, nomor telepon (0352) 312830. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 2 Karanggebang kecamatan Jetis kabupaten Ponorogo yang berjumlah 17 anak terdiri atas 5 anak laki-laki dan 12 anak perempuan. Mata pelajaran yang dijadikan penelitian adalah Bahasa Indonesia dengan pokok bahasan
NOSI Volume 1, Nomor 5, Agustus 2013 ___________________________Halaman | 519
menulis puisi bebas semester 2 tahun pelajaran 2012/2013. Pengumpulan data diperoleh dari hasil belajar siswa yang terdiri dari: data aktivitas siswa berupa data partisipasi, keaktifan, dan interaksi siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keaktifan siswa pada saat pembelajaran menulis puisi melalui teknik sumbang kata. Data nilai siswa berupa data hasil menulis puisi, digunakan untuk mendapatkan data tentang perkembangan kemampuan siswa pada saat mereka melakukan kegiatan menulis puisi. Dan data aktivitas gurudiambil melalui observasi yang dilakukan oleh observer selama kegiatan pembelajaran berlangsung dengan tujuan untuk mengetahui tingkat aktivitas guru dalam menyampaikan tujuan pembelajaran. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data melalui observasi,yaitu metode pengumpulan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung (Arikunto 2011: 220). Observasi dilakukan untuk mengambil data aktivitas siswa dan data aktivitas guru dan dokumen berupa hasil pekerjaan siswa, RPP, dan foto kegiatan belajar siswa, dan teknik analisis datayang digunakan dalam penelitian ini teknik analisis data kualitatif. HASIL dan pembahasan Dalam pelaksanaannya dilakukan tindakan sebanyak dua siklus dan tiap siklus dilaksanakan melalui empat tahapan yaitu tahap perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Tiap siklus dilaksanakan dalam satu kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Pada penelitian ini
peneliti bertindak sebagai praktisi dan dalam pelaksanaan tindakan dibantu seorang observer dari teman sejawat. Dari hasil pelaksanaan siklus I dan II diperoleh hasil adanya peningkatan proses dalam partisipasi meningkat 17%, keaktifan siswa dalam pembelajaran siklus I dan II meningkat sebesar 47%,sedangkan interaksi antar siswa dalam pembelajaran pada siklus I dan II meningkat sebesar 52%. Dalam proses pembelajaran menulis puisi bebas melalui teknik sumbang kata terjadi peningkatan dari segi perencanaan pembelajaran, penggunaan metode pembelajaran, penggunaan media pembelajaran dan peningkatan aktifitas guru maupun siswa. Hal ini merupakan indikator keberhasilan pembelajaran. Dalam hal penilaian produk sebagai hasil akhirpembelajaran menulis puisi terdapat peningkatan yang signifikan pada siklus I dan siklus II. Sebagaimana pada siklus I dapat dilihat dari nilai tertinggi sebesar 90 dan nilai terendah sebesar 60. Jumlah siswa yang mencapai ketuntasan hasil belajar dengan Kriteria Ketuntasan Minimal sebesar 75 adalah sebanyak 12 siswa atau 70,59% dan belum tuntas sebanyak 5 siswa atau 29,41% dengan nilai ratarata kelas yang dicapai sebesar 74,47. Selanjutnya prosentase tersebut dicocokkan dengan Penafsiran Acuan Patokan (PAP) diperoleh kriteria kategori baik.Hasil ini menunjukkan bahwa tindakan siklus I belum memenuhi criteria keberhasilan yang ditetapkan yaitu rata-rata kelas minimal 75 sehingga perlu dilaksanakan tindakan siklus II. Sedangkan pada siklus II, nilai tertinggi sebesar 95 dan nilai terendah sebesar 60.Jumlah siswa
NOSI Volume 1, Nomor 5, Agustus 2013 ___________________________Halaman | 520
yang mencapai ketuntasan hasil belajar dengan Kriteria Ketuntasan Minimal sebesar 75 adalah sebanyak 16 siswa atau 94,12% dan belum tuntas sebanyak 1 siswa atau 5,88% dengan nilai rata-rata kelas yang dicapai sebesar 80,59. Selanjutnya prosentase tersebut dicocokkan dengan Penafsiran Acuan Patokan (PAP) diperoleh kriteria kategori baik. Hasil ini menunjukkan bahwa tindakan siklus II sudah memenuhi kriteria keberhasilan yang ditetapkan yaitu rata-rata kelas minimal 75 sehingga tidak perlu lagi dilaksanakan tindakan siklus berikutnya. Hasil peningkatan proses pembelajaran kemampuan menulis menulis puisi melalui teknik sumbang kata dapat dilihat adanya peningkatan-peningkatan mulai dari proses perencanaan pembelajaran sampai pada pelaksanaan pembelajaran. Peningkatan Perencanaan Pembelajaran Pada pembelajaran peningkatan menulis puisi bebas melalui teknik sumbang kata, guru membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang memuat kompetensi dasar yang ingin dicapai adalahmenulis puisi bebas dengan pilihan kata yang tepat. Indikator yang ingin dicapai adalah menemukan ide pokok puisi, dan menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang tepat. Pencapaian kompetensi dasar,dan indikator tersebut dalam penelitian menulis puisi bebas pada pelaksanaannya melalui teknik sumbang kata dilakukan dalam tahap-tahap pembelajaran menemukan ide, diskusi, penulisan, dan presentasi yang selanjutnya dalam penelitian ini teknik ini disebut teknik sumbang kata. Hal ini sejalan dengan teknik
yang diadopsi dari strategi yang dikembangkan oleh Huinker dan Laughin (dalamAnshari dan Yamin, 2007:84) yang pada dasarnya dibangun melalui berpikir (Think), berbicara (Talk), dan menulis (Write) atau disingkat TTW. Alur kemajuan strategi TTW dimulai dari keterlibatan siswa dalam berpikir atau berdialog dengan dirinya sendiri setelah proses membaca, selanjutnya berbicara dan membagi ide (sharing) dengan teman sebelum menulis. Perencanaan tindakan yang telah dibuat pada siklus I telah mencakup hal-hal yang menjadi dasar penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran. Akan tetapi berdasarkan pada hasil refleksi dari pelaksanaan siklus I, perencanaan tindakan masih perlu penyempurnaan dan perbaikan pada siklus berikutnya yaitu perlunya alokasi waktu yang jelas agar proses pembelajaran bisa berjalan secara efektif dan optimal. Dalam hal merencanakan waktu diperkuat pendapat Kardi dan Nur (dalam Trianto, 2012:35) bahwa merencanakan waktu merupakan kegiatan yang sangat penting. Ada dua hal yang perlu diperhatikan oleh guru: (1) memastikan bahwa waktu yang disediakan sepadan dengan bakat dan kemampuan siswa, dan (2) memotivasi siswa agar mereka tetap melakukan tugas-tugasnya dengan perhatian yang optimal. Mengenal dengan baik siswa-siswa yang akan diajar, sangat bermanfaat untuk menentukan alokasi waktu pembelajaran. Perencanaan tindakan pada siklus II telah dilengkapi beberapa hal yang disesuaikan dengan hasil refeksi pada siklus I. Pada siklus II, perencanaan yang dibuat sudah mencantumkan alokasi waktu pada tiap langkah pembelajarannya.
NOSI Volume 1, Nomor 5, Agustus 2013 ___________________________Halaman | 521
Peningkatan Aktivitas di Kelas Berdasarkan hasil penelitian, kegiatan pada tahap pelaksanaan yang menitik beratkan pada aktivitas belajar, telah terlaksana dengan baik dan siswa juga sudah melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat. Hal ini tidak lepas dari metode pembelajaran yang diterapkan guru yang telah mengalami peningkatan jika dibandingkan dari pratindakan dimana guru cenderung menggunakan metode ceramah dan penugasan saja dalam pembelajaran menulis puisi sehingga siswa kurang berminat. Dengan diterapkannya teknik sumbang kata membuat kegiatan pembelajaran lebih bervariasi dan dominasi guru dalam pembelajaran di kelas mulai berkurang. Pada siklus I ini masih ada beberapa siswa yang kurang aktif berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran dan kurang maksimal dalam memanfaatkan waktu yang disebabkan kurangnya motivasi dari guru. Padahal sesuai pendapat Sudiana (2005:91) keberhasilan suatu pembelajaran sangat ditentukan oleh motivasi siswa. Namun demikian secara umum hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui teknik sumbang kata siswa tertarik dan lebih antusias mengikuti proses pembelajaran menulis puisi bebas dengan mengikuti setiap tahapan yang harus dilalui yang telah dituangkan secara jelas dalam lembar kerja siswa (LKS). Hal ini tampak pada keantusiasan dalam mengikuti pembelajaran yang dilakukan pada kegiatan pencarian ide (berpikir), membuat membuat catatan-catatan kecil tentang ide yang diperoleh setelah membaca contoh-contoh
puisi pada awal pembelajaran. Hal ini sesuai dengan Yamin dan Ansari (2009:85) tahap think atau berpikir mencari ide dapat dilihat dari aktifitas siswa membaca suatu teks yang kemudian membuat catatan apa yang telah dibacanya. Dalam membuat atau menulis catatan, siswa dapat membedakan dan mempersatukan ide yang disajikan dalam teks bacaan, kemudian menerjemahkan kedalam bahasa sendiri. Penggunaan Media Pembelajaran pada pratindakan, guru hanya menggunakan media benda-benda yang ada di kelas dan buku-buku pelajaran saja. Pada siklus I guru membantu siswa memberikan stimulus agar siswa mudah menemukan ide dengan berbagai cara, salah satunya melalui penayangan gambar-gambar dan video tentang pemandangan alam, berbagai peristiwa alam dan sosial melalui LCD. Hal ini sesuai dengan Hartanto (2008), proses pembelajaran pada dasarnya merupakan pemberian stimulusstimulus kepada anak didik, agar terjadinya respons yang positif pada diri anak didik. Penggunaan media gambar dan video yang ditayangkan melalui LCD merupakan peningkatan dalam hal penggunaan media pembelajaran karena pada pembelajaran sebelumnya guru tidak menggunakan media elektronik hanya mengandalkan ceramah saja. Hal ini merupakan penumbuh gairah, penumbuh rasa senang, dan penumbuh semangat belajar. Hal ini sesuai dengan pendapat Sudiana (2005:110 – 111) dalam mengajar, guru sebaiknya menghindari penggunaan satu jenis media pembelajaran saja. Guru diharapkan
NOSI Volume 1, Nomor 5, Agustus 2013 ___________________________Halaman | 522
agar menggunakan media pembelajaran secara bervariasi. Peningkatan Kualitas Interaksi Penggunaan teknik sumbang kata dalam pembelajaran menulis puisi dapat meningkatkan aktivitas baik guru maupun siswa yang bisa diamati mulai dari pelaksanaan tindakan pada siklus I dan juga siklus II. Aktivitas ini meningkat dari tahap demi tahap yang ditetapkan dalam teknik sumbang kata. Pada saat diskusi berlangsung, guru berperan sebagai fasilitator sehingga jika ada siswa yang kurang aktif dalam diskusi akan diingatkan dan dijelaskan secara singkat tentang teknik sumbang kata sehingga diskusi kelompok akan hidup dan diskusi tidak hanya dimanfaatkan siswa yang aktif dan pandai bicara. Hal ini didukung pendapat Sudiana (2005: 61 – 62) sebagai fasilitator, guru memberikan kemudahankemudahan atau memfasilitasi proses belajar peserta didik sehingga membuat belajar menjadi lebih mudah bagi siswa. Pada siklus II, tahap diskusi ini sudah meningkat terbukti keterlibatan siswa dalam kegiatan diskusi lebih baik dari segi partisipasi dan interaksinya. Siswa sudah mampu mengkomunikasikan ide yang diperolehnya kepada temanteman satu kelompok untuk mendapatkan tanggapan, sumbang kata dan saran dalam penulisan puisi. Menurut Yamin dan Ansari (2009: 86) tahap berdiskusi adalah fase berkomunikasi(Talk) yang pada strategi ini memungkinkan siswa untuk terampil berbicara.Pada umumnya menurut Huinker dan Laughlin (dalam bukunya Yamin dan Ansari, 2009: 86) berkomunikasi dapat berlangsung secara alami, tetapi menulis tidak.
Pada pelaksanaan tahap penulisan siklus I dan siklus II siswa mulai mencatat ide/kata-kata yang telah diperolehnya dalam LKS yang telah dibagikan untuk disusun menjadi bait-bait puisi. Pada tahap ini siswa mendapat kesempatan untuk saling mengoreksi tulisannya sampai tulisan tersebut dianggap “jadi”. Menurut Tarigan (1986:21), menulis merupakan suatu proses perkembanganyang menuntut pengalaman, waktu, kesempatan, latihan, keterampilan-keterampilan khusus, dan pengajaran langsung menjadi seorang penulis. Sejalan dengan Yamin dan Ansari (2009: 87) fase “Write”(penulisan) yaitu menuliskan hasil diskusi pada lembar kerja siswa yang disediakan. Aktivitas menulis berarti memperoleh ide, karena dari kegiatan membaca dan berdiskusi antar teman, mereka dapat bertukar pikiran dan kemudian mengungkapkannya melalui media tulisan. Tahap terakhir pada kegiatan peningkatan kemampuan menulis puisi bebas melalui teknik sumbang kata adalah presentasi, dimana siswa diberikan kesempatan untuk mempresentasikan hasil karyanya untuk mendapatkan penilaian baik dari teman maupun dari guru berupa pujian, kritik maupun saran, sebelum hasil karya berupa puisi tersebut dikumpulkan kepada guru untuk dinilai. Menurut Wahyuni (2012:20) Penilaian terhadap ketrampilan menulis tidak hanya dilakukan pada hasil menulis saja, tetapi juga pada proses menulis. Penilaian terhadap proses menulis disusun untuk menyelidiki bagaimana siswa menulis, mengambil keputusan dalam menulis sesuatu, dan strategi
NOSI Volume 1, Nomor 5, Agustus 2013 ___________________________Halaman | 523
yang digunakan dalam kegiatan menulisnya. Berdasarkan hasil penelitian,hasil analisa observasi aktifitas siswa dalam pembelajaran dapat diketahui bahwa partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran pada siklus I dikategorikan masih kurang terbukti hanya 6 siswa (35,30%) yang aktif berpartisipasi dalam pembelajaran. Keaktifan siswa dalam bertanya dan menjawab pertanyaanpertanyaan dari guru pada siklus Idikategorikan kurang. Hal ini terbukti sebanyak 3 siswa dengan persentase 17,64% yang aktif bertanya dan lainnya cenderung kurang aktif bahkan ada yang sama sekali tidak bertanya maupun menjawab pertanyaan guru. Sedang interaksi antar siswa dalam pembelajaran pada siklus I dikategorikan baik yaitu: siswa yang aktif bekerja sama sebanyak 11 siswa dengan persentase 64,70%, siswa yang cukup aktif sebanyak 4 siswa dengan persentase 23,52% dan siswa yang tidak mau bekerjasama sebanyak 2 siswa dengan persentase 11,76%. Berdasarkan hasil tersebut, dapat dijelaskan bahwa penerapan teknik sumbang kata pada siklus I sudah menunjukkan peningkatan keterlibatan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran meskipun belum optimal. Berdasarkan hasil analisis observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran dapat diketahui bahwa partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran menulis puisi bebas melalui teknik sumbang kata siklus II dikategorikan baik terbukti ada 16 siswa (94,11%) yang aktif berpartisipasi dalam pembelajaran dan kategori kurang aktif sebanyak 1 siswa atau 5,88%.
Keaktifan siswa dalam bertanya dan menjawab pertanyaanpertanyaan dari guru pada siklus IIdikategorikan baik. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut: kategori baik sebanyak 15 siswa(88,23%) aktif bertanya, siswa yang cukup aktif sebanyak 1siswa(5,88%) dan siswa yang kurang aktif sebanyak 1 siswa (5,88%). Sedang interaksi antar siswa dalam pembelajaran pada siklus II dikategorikan baik yaitu: siswa yang aktif sebanyak 16 siswa (88,23%), siswa yang cukup aktif sebanyak 1 siswa (11,76%).Berdasarkan hasil penilaian proses tersebut, dapat dijelaskan bahwa penerapan teknik sumbang kata dalam pembelajaran peningkatan kemampuan menulis puisi bebas siklus II sudah menunjukkan peningkatan keterlibatan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran secara optimal. Dalam penelitian ini peran guru dapat dilihat pada tahap-tahap pembelajaran yaitu bertindak sebagai fasilitator dan motivator. Tindakan yang dilakukan guru tampak dalam kegiatan pendahuluan pembelajaran, inti pembelajaran, dan penutup pembelajaran. Peningkatan Hasil Pembelajaran Dari hasil penelitian peningkatan kemampuan menulis puisi bebas melalui teknik sumbang kata dapat diketahui bahwa terdapat peningkatan hasil berupa produk menulis puisi bebas dengan menggunakan pilihan kata yang tepat. Siswa dapat mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, dan fakta secara tertulis dalam bentuk puisi. Hal itu sejalan dengan pendapat Akhadiah (1996:1) kegiatan menulis merupakan suatu aktifitas
NOSI Volume 1, Nomor 5, Agustus 2013 ___________________________Halaman | 524
komunikasi yang menggunakanbahasa sebagai medianya. Menulis juga merupakan proses penyampaian pesan, sikap, dan pendapat kepada pembaca dengan simbol-simbol atau lambang bahasa tersebut disepakati bersama oleh penulis dan pembaca agar bahasa yang dihasilkan komunikatif . Dari penilaian produk siswa, diketahui adanya peningkatan hasil yang signifikan dimana siswa mampu menulis puisi dengan memperhatikan unsur-unsur pembentuk puisi baik unsur fisik maupun batin. Dalam penelitian ini yang dinilai meliputi aspek isi puisi
yang mencakup ide yang diperoleh, kualitas pesan, manfaat dari puisi. Aspek bahasa mencakup diksi, gaya bahasa dan rima. Aspek bentuk dan organisasi puisi meliputi tipografi, kepaduan kata antar larik, dan kepaduan kalimat antar bait. Peningkatan hasil kemampuan menulis puisi melalui teknik sumbang kata dapat diketahui dengan adanya indikator meningkatnya nilai siswa baik secara individu maupun secara klasikal. Hal ini dapat dilihat dari hasil penilaian kondisi awal, siklus I, dan siklus II sebagai berikut.
Tabel 1. Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Bebas Tindakan Pra Tindakan Siklus I Siklus II
Nilai Rata-rata 63,50 74,47 80,59
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil kegiatan penelitian, pembahasan serta analisis yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan sebagai berikut. Pertama, keberhasilan penerapan teknik ini dapat dilihat dari adanya peningkatan proses pembelajaran antara lain peningkatan proses dalam partisipasi meningkat 58,81%, keaktifan siswa dari siklus I ke siklus II meningkat sebesar 70,59%,sedangkan interaksi antar siswa dalam pembelajaran pada siklus I dan II meningkat sebesar 23,53%. Kedua, dalam proses pembelajaran menulis puisi bebas melalui teknik sumbang kata terjadi peningkatan dari segi perencanaan pembelajaran, penggunaan metode
Tuntas 5 siswa 12 Siswa 16 siswa
Tidak Tuntas 12 siswa 5 siswa 1 siswa
pembelajaran, penggunaan media pembelajaran dan peningkatan aktivitas guru maupun siswa. Hal ini merupakan indikator keberhasilan pembelajaran. Ketiga, dalam hal penilaian produk sebagai hasil akhir pembelajaran menulis puisi terdapat peningkatan yang signifikan pada siklus I dan siklus II. Hal ini dapat dilihat dari nilai tertinggi siklus I sebesar 90 dan nilai terendah sebesar 60. Jumlah siswa yang mencapai ketuntasan hasil belajar dengan Kriteria Ketuntasan Minimal sebesar 75 adalah sebanyak 12 siswa atau 70,59% dan belum tuntas sebanyak 5 siswa atau 29,41% dengan nilai ratarata kelas yang dicapai sebesar 74,47. Sedangkan pada siklus II, nilai tertinggi sebesar 95 dan nilai
NOSI Volume 1, Nomor 5, Agustus 2013 ___________________________Halaman | 525
terendah sebesar 60. Jumlah siswa yang mencapai ketuntasan hasil belajar dengan Kriteria Ketuntasan Minimal sebesar 75 adalah sebanyak 16 siswa atau 94,12% dan belum tuntas sebanyak 1 siswa atau 5,88% dengan nilai rata-rata kelas yang dicapai sebesar 80,59. Keempat, penerapan teknik sumbang kata terbukti dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi bebas siswa kelas V SDN 2 Karanggebang, Kecamatan Jetis, Kabupaten Ponorogo tahun Pelajaran 2012/2013. Saran Dari hasil penelitian yang dilakukan, maka saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini antara lain. (1) Guru yang menggunakan teknik sumbnag kata hendaknya menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dengan rinci disertai alokasi waktu yang tepat. Disarankan juga menggunakan media pembelajaran yang bervariasi dan guru aktif melakukan pengamatan dan penilaian baik proses maupun hasil. (2) Bagi kepala sekolah,disarankan agar mensosialisasikan teknik sumbang kata kepada guru lain yang mengalami permasalahan yang sama. (3) Bagi pengawas sekolah, disarankan memotivasi guru untuk menumbuhkan budaya meneliti di lingkungan sekolah, dan (4) bagi peneliti lain hendaknya melakukan koreksi dan menemukan konsep baru guna memperbaiki kualitas pembelajaran dan disarankan menerapkan teknik sumbang kata pada pembelajaran menulis pada materi-materi lain selain menulis puisi.
Akbar,S. 2012.Modul Pengembangan Materi Umum: Model Pembelajaran SD. Malang: Universitas Negeri Malang. Akhadiah, S. dkk. 1996. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga. Aminuddin. 1999. Pengantar Apresiasi Sastra. Bandung: Sinar Baru. Gipayana, M. 2012, Modul Pengembangan Materi Bidang Studi Sekolah Dasar: Bahasa Indonesia. Malang: Universitas Negeri Malang. Hobri. 2007. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Untuk Guru dan Praktisi. Jember: Universitas Jember. Kosasih, E. 2008. Apresiasi Sastra Indonesia. Jakarta: Nobel Edumedia. Noviayanti, T. 2012. Metode Puisi. (online)(http://phienophencell. blogspot/2012/04/ metode– puisi.html/diakses tanggal 5 Maret 2013) Program Pascasarjana. 2010. Pedoman Penulisan Tesis. Malang: PPS Universitas Islam Malang. Sadikin M. 2010. Kumpulan Sastra Indonesia. Jakarta: Gudang Ilmu. Sardiman. 1992. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali. Subrata, C. Tanpa Tahun. Kumpulan Puisi-Pantun & Peribahasa. Solo: CV. Bringin 55. Sudiana, I N. Tanpa Tahun. Interaksi Belajar Mengajar Bahasa Dan Sastra Indonesia. Sidoarjo: PT. Alfina Primatama. Suyatno. 2009. Menegemen Pembelajaran Inovatif. Waru
DAFTAR RUJUKAN NOSI Volume 1, Nomor 5, Agustus 2013 ___________________________Halaman | 526
Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka. Tarigan, G. H. 2008. Menulis Sebagai Ketrampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa Bandung. Tarigan, G. H. 2011. Dasar-Dasar Psikosastra. Bandung: Angkasa Bandung. Trianto. 2011. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstriktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka. Wahyuni, S. 2012. Asesmen Pembelajaran Bahasa Indonesia. Malang: Universitas Islam Malang. Widijanto, T. 2007. Pengajaran Sastra yang Menyenangkan. Bandung: PT Bumi Mekar. Yamin, M.& Ansari, I.B, 2009. Taktik Mengembangkan Kemampuan Individual Siswa. Jakarta: Gaung Persada Press
NOSI Volume 1, Nomor 5, Agustus 2013 ___________________________Halaman | 527