PENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK BERITA SISWA KELAS VIII.3 MTs. ZAINUL HASAN BALUNG JEMBER MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SHARE (TPS) Ubaidi Ashar Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak: Penerapan metode pembelajaran pada kegiatan menyimak berita siswa di kelas VIII.3 MTs. Zainul Hasan Balung Jember selama ini kurang menarik. Akibat dari metode yang kurang menarik tersebut prestasi belajar menyimak berita cenderung rendah. Tujuan penelitian secara umum untuk mendapatkan data dan informasi objektif tentang peningkatan kemampuan menyimak berita siswa kelas VIII.3 MTs. Zainul Hasan Balung Jember melalui strategi pembelajaran kooperatif think pair share (TPS). Secara khusus bertujuan untuk memperoleh deskripsi tentang peningkatan proses dan peningkatan hasil pembelajaran me-nyimak berita siswa kelas VIII.3 MTs. Zainul Hasan Balung Jember melalui strategi pembelajaran kooperatif think pair share (TPS). Penelitian ini mengguna-kan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK) melalui empat tahap, yaitu: tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi, dan tahap refleksi. Tiap siklus menggunakan instrumen pengumpulan data berupa lembar observasi, angket siswa dan angket guru. Analisis data dilakukan dengan teknik analisis deskriptif kualitatif.Setelah dilakukan tindakan siklus II, hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan menyimak berita siswa meningkat.Setelah dilaksanakan kegiatan menyimak berita melalui strategi pembelajaran kooperatif think pair share (TPS), perilaku siswa kelas VIII.3 MTs Zainul Hasan Balung Jember mengalami perubahan kearah positif, siswa merasa senang dan tertarik dengan pembelajaran menyimak berita. Sebagian besar siswa sangat antusias dalam menyimak berita. Bertolak dari hal tersebut, maka strategi pembelajaran koo-peratif think pair share (TPS) dapat dijadikan alternatif bagi guru Bahasa dan Sastra Indonesia khususnya dan guru bidang studi lain pada umumnya. Karena telah terbukti mampu meningkatkan keterampilan menyimak berita dan mampu mengubah perilaku siswa kearah positif. Kata-kata kunci: peningkatan, menyimak berita, strategi pembelajaran kooperatifthink pair share . Bahasa memiliki peran penting dalam perkembangan intelektual, sosial dan emosional peserta didik. Selain itu bahasa juga merupakan penunjang keberhasil-an peserta didik dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia secara baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta diarahkan untuk
mampu menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya-karya sastra Indonesia. Sehubungan dengan kemampuan me-nyimak berita berdasarkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) tingkat SMP/MTs kelas VIII semester genap dideskripsikan kompetensi dasar yang harus dikuasai adalah menemukan pokok-pokok berita (apa, dimana,kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana) yang didengar atau ditonton melalui radio
NOSI Volume 2, Nomor 3, Agustus 2014 __________________________________Halaman | 243
atau televisi. Dari kompetensi dasar (KD) tersebut diharapkan siswa mampu menemukan pokok-pokok berita dan mampu menuliskan kembali pokokpokok berita yang disimak. Kegiatan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia seharusnya menjadi sebuah kegiatan pembelajaran yang menyenangkan. Namun kenyataan yang di-alami peneliti selama melaksanakan kegiatan belajar mengajar bahasa dan sastra justru terbalik. Umumnya siswa SMP/MTs khususnya siswa kelas VIII.3 MTs.Zainul Hasan Balung Jember belum mampu menangkap informasi lisan. Pembelajaran Bahasa Indonesia di MTs.Zainul Hasan Balung Jember khususnya kelas VIII.3, siswa mengalami kesulitan dalam belajar. Kesulitan itu tampak dari hasil belajar siswa yang 85% dibawah KKM yang ditetapkan yaitu 75. Penyebab rendahnya kemampuan siswa dalam penguasaan keterampilan berbahasa tidak lepas dari kualitas kegiatan proses pembelajaran Bahasa Indonesia yang dilakukan. Penggunaan metode pembelajaran yang kurang tepat dan tidak bervariasi, penggunaan media yang kurang diperhatikan guru menjadi salah satu faktor penyebab rendahnya kualitas pembelajaran. Terutama pada waktu proses pembelajaran menyimak berita, siswa tam-pak kurang antusias dalam melakukan kegiatan menyimak. Selama ini pembela-jaran menyimak dilakukan guru dengan cara membacakan teks berita yang ter-dapat pada buku paket dan siswa diminta menyimak berita yang dibacakan. Hasil-nya siswa tidak tahu apa yang harus dilakukan ketika menyimak. Selain itu pada proses menyimak siswa tidak perhatian pada
berita yang dibacakan guru. Anak tidak memperhatikan yang disampaikan guru dan mereka banyak yang melakukan kegiatan selain menyimak, misal bercakap-cakap dengan teman, bermalas-malasan, bermain-main di meja kursi siswa, atau diam melamun saja. Masalah ini bukan hanya dialami mata pelajaran Bahasa Indonesia tetapi pada mata pelajaran lainpun siswa sulit menangkap pesan lisan. Dalam hal ini karena siswa tidak mampu menyimak dengan baik. Keterampilan mendengarkan merupakan hal yang tidak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Setiap orang dalam menjalankan kontak sosial mengandalkan keterampilan ini, tidak terkecuali dalam pembelajaran di sekolah. Hampir setiap kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah dilakukan tanpa melewatkan kegiatan mendengarkan. Rendahnya kemampuan menyimak ini dapat disebabkan oleh banyak faktor baik faktor dari siswa maupun dari guru. Faktor dari siswa adalah rendah-nya minat siswa pada waktu menyimak berita. Faktor dari luar adalah kualitas kegiatan proses pembelajaran dari guru itu sendiri. Selama ini pada proses pembe-lajaran menyimak berita guru tidak melakukan persiapan dengan baik. Guru membacakan teks secara langsung tanpa menggunakan media dan siswa diminta menyimak. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan maka masalah yang dikemukakan dapat dirinci sebagai berikut: (1) Bagaimanakah peningkatan proses menyimak berita siswa kelasVIII.3 MTs. Zainul Hasan Balung Jember melalui strategi pembelajaran
NOSI Volume 2, Nomor 3, Agustus 2014 __________________________________Halaman | 244
kooperatif think pair share (TPS) tahun pelajaran 2013-/2014?, (2) Bagaimanakah peningkatan hasil menyimak berita siswa kelas VIII.3 MTs Zainul Hasan Balung Jember melalui strategi pembelajaran kooperatif think pair share (TPS)tahun pelajaran 2013/2014? . Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mendapatkan data dan informasi objektif tentang peningkatan kemampuan menyimak berita siswa kelas VIII.3 MTs. Zainul Hasan Balung Jember melalui strategi pembelajaran kooperatif think pair share (TPS)tahun pelajaran 2013-/2014. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk memperoleh deskripsi tentang: (1) Peningkatan proses pembelajaran menyimak berita siswa kelas VIII.3MTs. Zainul Hasan Jember tahun pelajaran 2013/2014 melalui strategi pembelajaran kooperatif think pair share (TPS). (2) Peningkatan hasil pembe-lajaran menyimak beritasiswa kelas VIII.3 MTs. Zainul Hasan Balung Jember tahun pelajaran 2013/2014 melalui strategi pembelajaran kooperatif think pair share (TPS). METODE Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK) yang menitikberatkan pada informasi data kualitatif kinerja siswa. Penelitian tindakan kelas bersifat reflektif dengan melakukan tindakantindakan tertentu agar dapat memperbaiki atau meningkatkan pelaksanaan pembelajaran di kelas secara profesional. Dalam penelitian tindakan kelas guru dituntut untuk selalu memikir-kan dampak tindakan yang terjadi di kelas. Dari pemikiran itu kemudian dapat mencari pemecahannya melalui tindakan-tindakan pembelajaran
tertentu. Penelitian tentang “peningkatan kemampuan menyimak berita siswa kelas VIII.3 MTs.Zainul Hasan Balung Jember melalui strategi pembelajaran kooperatif think pair share (TPS)” adalah penelitian tindakan kelas. Prosedur penelitian yang penulis gunakan adalah prosedur penelitian tindakan kelas model Kemmis dan Mc Taggart (dalam Arikunto, 2010:137), yaitu dengan melakukan beberapa langkah penelitian yang meliputi: (1) refleksi awal, (2) perencanaan tindakan, (3) pelaksanaan tindakan, (4) refleksi penelitian tindakan, (5) perbaikan perencanaan, dan (6) pelaksanaan tindakan siklus II. Penelitian ini dilaksanakan di MTs. Zainul Hasan Balung , yang berlokasi di Jalan Perjuangan Nomer 10 Desa Balunglor Kecamatan Balung Kabupaten Jember. Penelitian dimulai dengan studi pendahuluan pada bulan Maret 2014.Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII.3 MTs.Zainul Hasan Balung semester genap tahun ajaran 2013-2014 dengan jumlah siswa keseluruhan 38 orang terdiri atas 21 siswa perempuan dan 17 siswa laki-laki. Subjek ini dipilih karena tingkat kemampuan menyimak berita cukup rendah. Pada bagian ini dijelaskan tentang langkah-langkah penelitian tindakan kelas yang dilalui meliputi persiapan dan pelaksanaan.Persiapan penelitiantindakan kelas meliputi kegiatan pengidentifikasian masalah yang terdapat di kelas, penganalisisan tingkat keseriusan masalah, pemilihan masalah yang dipecahkan, dan penetapan kriteria keberhasilan pemecahan masalah yang dipilih. Dengan demikian penelitian tindakan
NOSI Volume 2, Nomor 3, Agustus 2014 __________________________________Halaman | 245
kelas senantiasa diawali dengan penelitian awal (preliminary studies). Pada penelitian ini tindakan awal dilakukan secara kolaboratif dengan praktisi diawal perencanaan tindakan. Untuk itu diperlukan kesiapan dari peneliti dan praktisi untuk menyamakan pemahaman dan penyi-kapan terhadap konsep menyimak berita dengan strategi pembelajaran kooperatif think pair share (TPS). Pada tahap ini ada empat kegiatan yang dilakukan.Pertama, melakukan diskusi dengan mitra kerja, guru bahasa Indonesia kelas VIII.3 tentang konsep pembelajaran menyimak. Kedua, menetapakan rencana pembelajaran menyimak berita dengan strategi pembelajaran kooperatif think pair share (TPS) . Ketiga, menetapkan pelaksanaan penilaian proses dan penilaian hasil pembelajaran menyimak berita dengan menggunakan strategi pembelajaran kooperatif think pair share (TPS). Keempat, simulasi pembelajaran dan penilaian pembelajaran menyimak berita dengan strategi pembelajaran kooperatif thinkpair share (TPS). Penelitian ini dimulai dengan melakukan identifikasi masalah atau refleksi awal terhadap rendahnya tingkat keterampilan menyimak berita siswa kelas VIII.3 MTs. Zainul Hasan Balung Jember. Maka berdasarkan refleksi awal ditemukan penyebab rendahnya tingkat keterampilan menyimak berita siswa kelas VIII.3 MTs. Zainul Hasan Balung Jember, yaitu penggunaan pendekatan pembelajaran yang tidak bisa membawa siswa ke dalam situasi menyimak berita. Akibatnya proses pembelajaran berlangsung monoton dan membosankan. Setelah dilakukan refleksi awal, tahap selanjutnya dirancang strategi pembelajaran yang
diduga mampu membawa siswa ke dalam situasi yang meningkatkan berpikir kritis secara nyata sehingga siswa memperoleh manfaat praktis untuk diterapkan dalam pembelajaran menyimak berita.Pelaksanaan penelitian ini berkaitan dengan jumlah putaran yang dilaksanakan dalam rangka memecahkan masalah yang telah ditetapkan. Masing-masing putaran terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Tes yang diberikan kepada siswa ada dua bentuk soal yaitu: soal pilihan ganda dan soal esai (uraian). Data yang didapat dari tes soal pilihan ganda diolah berdasarkan patokan. Siswa menjawab benar mendapat skor 1 dan bila jawaban siswa salah mendapat skor 0. Skor yang diperoleh selanjutnya diolah untuk menentukan nilai siswa. HASIL DAN PEMBAHASAN Pembelajaran menyimak berita pada pra-siklus dilaksanakan dengan metode ceramah, dijelaskan unsur-unsur berita kemudian dibacakan teks berita, setelah itu siswa diminta mengungkapkan isi berita dalam sebuah paragraf. Pada pembelajaran menyimak berita pada pra-siklus tidak dilakukan penilaian terhadap proses pembelajaran. Adapun hasil penilaian pra-siklus sebagai berikut.Kondisi siswa berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru pengajar di MTs.Zainul Hasan Balung Jember, hasil menyimak siswa cukup rendah. Berdasarkan hasil nilai yang diperoleh guru pengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII.3 untuk KD menyimak berita tersebut dapat diketahui bahwa kemampuan me-nyimak berita siswa tidak mencapai ketuntasan klasikal
NOSI Volume 2, Nomor 3, Agustus 2014 __________________________________Halaman | 246
karena dari 38 siswa, ada 2 siswa tuntas belajar sedangkan 36 siswa tidak tuntas belajar dengan rata-rata nilai 61,97. Setiap guru mengajar pada materi menyimak dengan cara mem-bacakan teks berita hasilnya tidak memuaskan. Siswa kesulitan dalam menjawab pertanyaan dan kebingungan ketika diminta mengungkapkan kembali isi berita dalam beberapa kalimat. Bahkan mereka banyak mengumpulkan pekerjaan yang belum selesai dan tidak lengkap. Hasil penelitian siklus I ini berupa hasil tes untuk mengukur pemahaman isi berita yang disimak dan hasil nontes yang terdiri atas hasil observasi, angket, wawancara, dan dokumentasi foto. Hasil siklus I siswa menyimak berita mengenai peristiwa “Evakuasi Bangkai Helikopter”. Rata-rata nilai siswa untuk pemahaman isi berita sebesar 76,32.Untuk soal esai terbuka mengacu pada indikator (I) kelengkapan unsur berita, (II) kepaduan/ koheren, (III) kesesuaian isi, dan (IV) penggunaan bahasa. Rata-rata kemampuan siswa belum memuaskan karena nilai rata-rata yang dicapai sebesar 72,03 termasuk dalam kategori baik. Sedangkan skor kumulatif menyimak berita siklus I yang diperoleh berdasarkan rata-rata perolehan skor menjawab soal pilihan ganda dan skor penilaian soal esai terbuka adalah 67,76. Hasil nontes siklus I diperoleh melalui observasi, angket siswa dan guru, wawancara dan dokumentasi foto, yang akan dipaparkan sebagai berikut. (1) Hasil observasi selama proses pembelajaran berlangsung, dapat diketahui kategori perilaku siswa yang memperhatikan materi pelajaran 89%. Keseriusan siswa dalam menyimak
berita sebesar 94%, perhatian siswa 100%. Keaktifan siswa dalam kelas, berdasarkan observasi hanya 10 siswa atau sebanyak 26% dari jumlah keseluruhan siswa yang aktif, (2) Hasil angket siswa menunjukkan siswa tertarik dan senang terhadap pembelajaran menyimak berita melalui strategi pembelajaran kooperatif Think Pair Share (TPS) menggunakan media audio visual. Hasil angket guru menunjukkan masih ada siswa yang bercanda dengan teman sebangkunya pada saat mengerjakan tugas untuk menjawab soal mengenai berita yang telah disimaknya. Setelah dilakukan pembelajaran pada siklus I ternyata hasil menyimak berita yang dicapai siswa belum mencapai target yang telah ditetapkan pada siklus I. Nilai rata-rata kelas yang dicapai baru sebesar 67,76 termasuk dalam kategori cukup. Selain itu masih ada siswa yang berperilaku negatif, yang mengakibatkan pembelajaran menyimak berita kurang kondusif. Guna mencapai pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan, maka kesulitan-kesulitan yang terjadi pada siklus I harus dicari jalan keluar untuk kemudian ditetapkan pada pembelajaran selanjutnya. Hasil kegiatan siklus II untuk soal pemahaman isi berita mengacu pada indikator mampu menjawab pertanyaan soal pilihan ganda tentang berita “Kerajinan Limbah Paralon”, ratarata sebesar 81. Sedangkanhasil penilaian esai siswa dalam mengungkapkan kembali isi berita sudah memuaskan karena nilai rata-rata yang dicapai sebesar 79,08 termasuk dalam kategori baik.Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan kemampuan siswa dalam menyimak berita sudah
NOSI Volume 2, Nomor 3, Agustus 2014 __________________________________Halaman | 247
memuaskan karena nilai rata-rata yang dicapai sebesar 80,12 berkategori baik dan sudah memenuhi target yang telah ditetapkan yakni rata-rata 75. Hasil nontes siklus II diperoleh melalui observasi, jurnal, wawancara dan dokumentasi foto, yang akan dipaparkan sebagai berikut. (1) Kegiatan observasi dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkah laku siswa dalam mengikuti proses pem-belajaran menyimak berita menggunakan media audio visual. Kategori perilaku siswa yang positif dan negatif. Kategori perilaku siswa yang positif yaitu siswa yang memperhatikan materi pelajaran sebesar 97,38% dari jumlah keseluruhan siswa. Siswa yang menyimak berita dengan sungguh-sungguh sebanyak 100 %. Selain itu keaktifan siswa juga meningkat, yang tadinya pada siklus I diperoleh persentase sebanyak 23,26 % sekarang sudah mencapai 79%. Secara keseluruhan pembelajaran menyimak berita melalui teknik Think Pair Share (TPS) mengguna-kan media audio visual pada siklus II dapat berjalan dengan baik. (2) Angket siswa berisi tanggapan siswa mengenai pembelajaran keterampilan menyimak berita melalui strategi pembelajaran kooperatif Think Pair Share (TPS)meng-gunakan media audio visual seluruh siswa tertarik dan senang, siswa secara ke-seluruhan menyatakan mudah memahami, mengerti dan jelas.Penggunaan media audio visual dalam menyimak baru pertama kali dilakukan dan menyenangkan. Namun masih ada 12 siswa kesulitan menyimak karena tergganggu lingkungan. Kesan dan saran siswa terhadap pembelajaran menyimak
berita menggunakan media audio visual. Pesan dari semua siswa sebagian besar memberi pesan pembelajaran menyimak menggunakan media audio visual lebih sering dilakukan. Kesan yang diberikan adalah dengan mengikuti pembelajaran menyimak berita melalui media audio visual lebih menyenangkan. Saran yang diberikan oleh siswa agar setiap kegiatan menyimak selalu menggunakan media audio visual karena lebih menyenangkan. (2) Angket guru berisi kejadian-kejadian yang terlihat oleh guru kolaborator tentang perilaku siswa selama pembelajaran. Kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran menjadi penuh antusias dan menarik. Untuk keseriusan siswa dalam melakukan menyimak, semua siswa melakukan dengan baik sesuai apa yang diminta oleh peneliti. Dan tanggapan siswa mengenai penggunaan media audio visual, siswa merasa senang dan tertarik. Perilaku siswa pada saat kegiatan menyimak berita berlangsung yaitu semua siswa menyimak dengan penuh konsentrasi dan sungguh-sungguh, walaupun ada beberapa siswa yang berperilaku negatif pada saat kegiatan menyimak berlangsung. Nilai rata-rata pada siklus II telah mengalami peningkatan dari siklus I. Nilai rata-rata siswa pada siklus II ini mencapai 8 dalam kategori baik, yang semula pada siklus I hanya 73,47. Artinya, nilai tersebut telah mencapai target yang ditetapkan yaitu sebesar 75,00. Perilaku siswa pun sudah mengalami perubahan kearah positif. Sebagian besar siswa berkonsentrasi dan memperhatikan dengan baik saat guru memberikan penjelasan. Keaktifan siswa di kelas juga meningkat. Dengan demikian perbaikan yang dilakukan
NOSI Volume 2, Nomor 3, Agustus 2014 __________________________________Halaman | 248
pada siklus II ini sangat bermanfaat dan berpengaruh pada siswa. Mereka lebih konsentrasi pada pelajaran sehingga nilai tes mereka menjadi lebih baik. Berdasarkan hasil angket siswa dan guru menunjukkan bahwa siswa sudah merespon lebih baik pembelajaran yang telah dilakukan. Kesulitankesulitan yang dialami siswa sudah berkurang. Penjelasan dari peneliti juga sudah dapat dipahami dengan baik oleh siswa. Sebagian besar siswa juga telah melakukan menyimak dengan baik. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam dua siklus, dan masingmasing siklus dilakukan melalui empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan atau tindakan, observasi/ pengamatan, dan refleksi. Siklus II dilakukan sebagai pelak-sanaan tindakan yang merupakan perbaikan pembelajaran dari siklus I. Hasil penelitian diperoleh dari data tes dan nontes pada pembelajaran siklus I maupun pembelajaran siklus II. Dari hasil pembelajaran siklus I dan siklus II tersebut dapat diketahui peningkatan keterampilan menyimak berita siswa kelas VIII.3 MTs. Zainul Hasan Balung Jember menggunakan media audio visual melalui strategi pembelajaran kooperatif think pair share (TPS) dan untuk mengetahui perubahan perilaku siswa selama mengikuti pembelajaran siklus I dan siklus II. Berikut ini uraian pelaksanaan dan perolehan data pada siklus I maupun siklus II. Pada siklus I, proses pembelajaran diawali dengan mengkondisikan siswa agar siap mengikuti pembelajaran keterampilan menyimak berita dengan mena-nyakan keadaan siswa, menyiapkan kondisi media audio visual yang akan digunakan dalam pembelajaran dan
menjelaskan tujuan pembelajaran secara umum yaitu keterampilan menyimak berita menggunakan audio visual melalui strategi pembelajaran kooperatif think pair share (TPS). Kegiatan selanjutnya yaitu pene-liti menjelaskan materi menyimak berita, menerangkan pengertian berita, dan cara menyimak yang baik. Siswa diminta untuk menyimak berita mengenai peristiwa kecelakaan maut dalam “Evakuasi Bangkai Helikopter”. Selama kegiatan menyi-mak siswa diminta menyimak dengan penuh perhatian sehingga dapat mencatat hal-hal penting yang ada dalam berita. Setelah kegiatan menyimak, siswa disuruh untuk mengerjakan soal, kegiatan ini merupakan penyimpulan dari kegiatan me-nyimak yaitu dengan mengerjakan soal yang berkaitan dengan berita yang mereka simak. Setelah mengerjakan soal siswa diminta untuk mengungkapkan kembali isi berita di depan kelas dan diminta untuk mengisi angket yang telah dipersiapkan oleh peneliti. Berdasarkan hasil tes dan angket siklus I, peneliti dapat mengetahui tingkat keterampilan siswa dalam menyimak berita menggunakan audio visual melalui strategi pembelajaran kooperatif think pair share (TPS) dan dapat mengetahui kelemahan-kelemahan yang dialami siswa selama proses pembelajar-an berlangsung. Proses pembelajaran siklus II hampir sama dengan proses pembelajaran siklus I, yaitu peneliti kembali mengkondisikan siswa agar siap untuk mengikuti pembelajaran keterampilan menyimak berita menggunakan audio visual melalui strategi pembelajaran kooperatif think pair share (TPS) dengan menanyakan
NOSI Volume 2, Nomor 3, Agustus 2014 __________________________________Halaman | 249
kembali materi yang telah diberikan peneliti pada pertemuan yang lalu. Peneliti meminta siswa untuk lebih konsentrasi dalam kegiatan menyimak. Peneliti ber-usaha menerangkan dengan sejelas-jelasnya mengenai teknik menyimak yang baik dan unsur-unsur yang ada dalam berita. Kemudian siswa diminta untuk menyimak berita, kali ini beritanya mengenai “Pemanfaatan Limbah Paralon”. Dalam menyimak berita peneliti meminta siswa untuk lebih serius dan sungguh-sungguh. Setelah menyimak berita siswa diminta untuk mengerjakan soal yang sudah dipersiapkan oleh peneliti dengan maksud untuk mengetahui tingkat keterampilan menyimak berita siswa pada siklus II, kegiatan ini merupakan
penyim-pulan dari hasil mereka dalam menyimak berita menggunakan audio visual me-lalui strategi pembelajaran kooperatif think pair share (TPS). Kegiatan selan-jutnya adalah siswa mengungkapkan kembali isi berita di depan kelas. Kegiatan terakhir yang harus dilakukan siswa adalah mengisi angket untuk mengetahui tanggapan siswa mengenai proses pembelajaran pada siklus II. Peningkatan keterampilan menyimak berita siswa kelas VIII.3 MTs. Zainul Hasan Balung Jember dari proses pembelajaran menyimak berita meng-gunakan media audio visual melalui strategi pembelajaran kooperatif think pair share (TPS) pada siklus I dan siklus II sebagai berikut.
Tabel 1 Hasil Tes Keterampilan Menyimak Berita pada Siklus I dan Siklus II Rata-rata Aspek I) II) A B C D III) NA
Siklus I
SiklusII
77 91,16 58,60 67,91 60 69 73,47
81 93 74 77 73 79,30 80,12
Peningkatan Siklus I — SiklusII Prosentase Poin (%) 4 4,94 1,84 1,98 15,4 20,81 9,09 11,81 13 17,81 10,30 12,99 6,65 8,30
Keterangan: I ) Pemahaman isi berita II) A = Kelengkapan unsur berita B = Kepaduan C = Kesesuaian isi D = Penggunaan bahasa III) Indikator mengungkapkan kembali isi berita yang didengar. NA= Nilai akhir (nilai kumulatif menyimak berita)
Tabel tersebut menunjukkan nilai rata-rata kelas atau nilai komulatif menyimak berita hasil tes siklus I pada tabel 1 mencapai 73,47 termasuk dalam kategori baik dengan interval 71– 85. Nilai tersebut telah mencapai target
yang telah ditetapkan pada siklus I, namun dari hasil angket siswa secara umum mereka mengalami kesulitan atau hambatan dalam menyimak dengan menggunakan media audio visual melalui strategi pembelajaran kooperatif
NOSI Volume 2, Nomor 3, Agustus 2014 __________________________________Halaman | 250
think pair share (TPS). Setelah dilakukan perbaikan pada siklus II, nilai kumulatif menyimak siswa ada peningkatan mencapai nilai rata-rata 80,12. Bila dibandingkan dengan ratarata pada siklus I, maka rata-rata siklus II mengalami peningkatan sebesar 6,65 poin atau 8,30%. Pada siklus II ini, nilai rata-rata aspek “pemahaman isi berita” sebesar 81 dan mengalami peningkatan dari siklus I sebesar 4 poin atau 4,94%. Nilai rata-rata aspek “mengungkapkan kembali isi berita” sebesar 79,30 dan mengalami peningkatan dari siklus I sebesar 10,30 poin atau 12,99%. Peningkatan yang terjadi pada setiap aspek dalam pembelajaran menyimak berita menggunakan media audio visual melalui strategi pembelajaran kooperatif think pair share (TPS) disebabkan oleh adanya perbaikan-perbaikan yang dilaku-kan pada setiap pembelajaran. Berdasarkan tabel tersebut tingkat pemahaman menyimak berita yang mengacu pada indikator mampu menjawab pertanyaan soal pilihan ganda dari pembelajaran siklus I sampai siklus II telah mengalami pening-katan. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal diantaranya yaitu tingkat pemahaman siswa terhadap berita yang disimaknya sudah baik, sebelum kegiatan menyimak peneliti telah menjelaskan materi hakikat berita yaitu unsur-unsur yang ada dalam berita, soal yang diberikan untuk tingkat pemahaman pun berisi unsur-unsur yang ada dalam berita. Untuk soal uraian yang mengacu pada indikator mampu mengungkapkan kembali isi berita. Kesulitan yang dialami oleh siswa yaitu pengungkapannya kurang tepat tidak sesuai dengan isi dan kalimat yang digunakan kurang sesuai. Peneliti telah berusaha untuk memperbaiki kesulitan
yang dialami oleh siswa, dengan menjelaskan hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengungkapkan kembali isi berita. Sehingga secara keseluruhan nilai rata-rata pada indikator ini telah mengalami peningkatan. Untuk nilai rata-rata pada nilai total indikator menyimak berita setiap siklusnya juga mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan pada setiap indikator yang telah dijelaskan di atas telah mengalami peningkatan sehingga secara otomatis untuk nilai rata-rata pada indikator menyimak berita juga meningkat. Berdasarkan hasil data nontes, dapat diketahui adanya perubahan perilaku siswa dari siklus I ke siklus II. Pada kondisi awal sebelum dilakukan pembelajar-an menyimak berita dengan media audio visual melalui strategi pembelajaran kooperatif think pair share (TPS), sebagian besar siswa kurang berminat. Hal ini dikarenakan siswa kurang siap untuk menerima materi yang akan didengarkan. Peningkatan perubahan perilaku dari sikus I ke siklus II dapat dilihat pada tabel berikut. Hasil observasi siklus I diperoleh data bahwa perilaku siswa yang memperhatikan materi pelajaran dengan sungguh-sungguh sebesar 89% dan siklus II mengalami peningkatan 8% sehingga menjadi 97,38%. Siswa yang menyimak dengan penuh perhatian pada siklus I sebanyak 94 % atau sebesar 36 siswa dari jumlah keseluruhan, sedangkan obser-vasi siklus II siswa yang menyimak dengan penuh perhatian sebesar 100 %. Jadi pada siklus II ini siswa menyimak dengan sungguhsungguh meningkat sebanyak 5%. Perilaku positif yang selanjutnya yaitu
NOSI Volume 2, Nomor 3, Agustus 2014 __________________________________Halaman | 251
terjadi peningkatan keaktifan siswa di kelas yang semula pada siklus I hanya sebesar 26 %, pada siklus II meningkat menjadi 79 %. Berdasarkan analisis data dapat diketahui bahwa pada siklus I dan siklus II semus siswa memperhatikan penjelasan yang diberikan, jadi sebesar 100 %. Pada siklus I siswa yang kesulitan saat menerima materi sebesar 5% atau 2 orang siswa, sedangkan pada siklus II sudah tidak ada siswa yang mengalami kesulitan jadi 0%. Pada siklus I siswa yang mengalami kesulitan waktu menyimak dengan menggunakan media audio visual mengalami penurunan 5% pada siklus II. Peningkatan hasil tes dan perubahan perilaku tingkah laku siswa dari siklus I ke siklus II selama proses pembelajaran yang telah dipaparkan di atas membuktikan bahwa penggunaan media audio visual melalui strategi pembela-jaran kooperatif think pair share (TPS) dapat meningkatkan keterampilan dan minat siswa dalam menyimak berita.
PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan sebagai berikut. 1) 1) Keterampilan menyimak berita pada siswa kelas VIII.3 MTs.Zainul Hasan Balung Jember setelah mengikuti pembelajaran menyimak berita melalui strategi pembelajaran kooperatif think pair share (TPS) dengan menggunakan media audio visual mengalami peningkatan sebesar 6,65 poin atau 8,30%. Peningkatan ini dapat dilihat dari hasil tes keterampilan menyimak berita
siklus I dan siklus II. Nilai rata-rata pada siklus I nilai rata-rata kelas sebesar 73,47 dan termasuk dalam kategori baik. Hasil siklus II nilai rata-rata kelasnya sebesar 80,12 dan termasuk dalam kategori baik. Dengan adanya peningkatan nilai rata-rata tersebut berarti menunjukkan bahwa pembelajaran keterampilan me-nyimak berita siswa kelas VIII.3 MTs.Zainul Hasan Balung Jember melalui strategi pemebelajaran kooperatif think pair share (TPS) menggunakan media audio visual dapat berhasil dengan optimal; 2) Setelah dilaksanakan pembelajaran keterampilan menyimak berita melalui strategi pembelajaran kooperatif think pair share (TPS), perilaku siswa kelas VIII.3 MTs.Zainul Hasan Balung Jember mengalami perubahan kearah positif. Perubahan yang terjadi yaitu: siswa merasa senang dan tertarik dengan pembe-lajaran menyimak berita. Sebagian besar siswa sangat antusias dalam menyimak berita. Siswa menyimak dengan penuh konsentrasi dan sungguhsungguh. Keseriusan siswa dalam menjawab pertanyaan dan keberanian siswa dalam mengungkapkan kembali isi berita di depan kelas. Saran yang dapat diberikan penulis berdasarkan pada simpulan hasil penelitian tersebut adalah sebagai berikut: 1) Guru hendaknya memberikan variasi-variasi dalam pembelajaran, yaitu dengan menggunaan strategi dan teknik yang tepat dalam pembelajaran menyimak untuk
NOSI Volume 2, Nomor 3, Agustus 2014 __________________________________Halaman | 252
menumbuhkan minat dan ketertarikan siswa dalam pembelajaran me-nyimak; 2) Pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran kooperatif think pair share (TPS) dapat dijadikan alternatif bagi guru Bahasa dan Sastra Indonesia khususnya dan guru bidang studi lain karena telah terbukti mampu mening-katkan keterampilan menyimak berita dan mampu mengubah perilaku siswa kearah positif; 3) Guru pengajar bidang Bahasa Indonesia diharapkan melakukan penelitian di bidang menyimak dari aspek yang lain. Sehingga dapat menambah hasil penelitian yang bermakna bagi guru-guru lainnya; 4) Praktisi atau peneliti di bidang pendidikan dan bahasa dapat menggunakan penelitian ini sebagai bahan rujukan untuk melakukan penelitian yang lain dengan media pembelajaran yang berbeda sehingga didapatkan berbagai alternatif media pembelajaran. DAFTAR RUJUKAN Ariani, Niken dan Dany Haryanto. 2010. Pembelajaran Multi Media di Sekolah (Pedoman Pembelajaran Inspiratif, Konstruktif, dan Prospektif). Jakarta: Prestasi Pustaka. Djuroto, Totok. 2003. Teknik Mencari & Menulis Berita. Semarang: Dahar Prize. Oramahi, Hasan Asy’ari. 2003. Menulis untuk Telinga sebuah Manual Penulisan Berita Radio. Jakarta: Gramedia. Hermawan, Herry. 2012. Menyimak:Keterampilan
Berkomunikasi Yang Terabaikan. Yogjakarta: Graha Ilmu. Hernowo, 2006. Quantum Writing. Cara Cepat dan Bermanfaat untuk Merangsang Munculnya potensi Menulis. Bandung: MLC. Ibrahim, Muslimin. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: University Press (UNS). Inung Cahya S. 2012. Menulis Berita di Media Massa. Yogjakarta: PT.Citra Aji Param. Mulyati. 2007. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi. Jakarta: Universitas Terbuka. Nurhadi dan Gerrad Senduk, 2003. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK Malang: Universitas Malang. Rusman. 2012. Model –Model Pembelajaran: Seri Manajemen Sekolah Bermutu dan Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali Pers. Sagala, Syaiful. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Syamsudin. 2006. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung: Rosda. Suyanto. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Surabaya: Masmedia Buana Pustaka. Tarigan, Djago. 2010. Materi Pokok Keterampilan Menyimak. Jakarta: Karunika. Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Wijayanti, Srihapsari, dkk. 2013. Bahasa Indonesia:Penulisan dan Penyajian Karya Ilmiah. Jakarta: Rajawali Pers.
NOSI Volume 2, Nomor 3, Agustus 2014 __________________________________Halaman | 253