e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol. 1 Tahun 2014)
IMPLEMENTASIMODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIFTHINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL PASSING CONTROL SEPAKBOLA I Gusti Ngurah Putu Oka Parwata W., I Ketut Budaya Astra, Ni Nyoman Mestri Agustini Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail: {
[email protected],
[email protected],
[email protected],} Abstrak Penelitian ini bertujuan meningkatkan aktivitas dan hasil belajar teknik passing control sepak bola melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipeThink Pair Share pada siswa kelas XI A5 SMA Negeri 4 Denpasar. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus, yang terdiri dari rencana tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi/evaluasi dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI A5 SMA Negeri 4 Denpasar, berjumlah 32 orang dengan rincian 18 siswa putra dan 14 siswa putri. Data dianalisis menggunakan analisis statistik deskriptif. Hasil analisis data observasi awal aktivitas belajar passing control sepak bola secara klasikal sebesar 5,79 (cukup aktif), pada siklus I aktivitas belajar meningkat sebesar 1,25 menjadi 7,04 (aktif) dan meningkat sebesar 1,55 menjadi 8,59 (aktif) pada siklus II. Analisis data hasil belajar passing control sepak bola pada observasi awal secara klasikal sebesar 21,87%, pada siklus I hasil belajar meningkat sebesar 3,13% menjadi 25% dan meningkat sebesar 75% menjadi 100% pada siklus II. Berdasarkan hasil analisis data danpembahasan dapat disimpulkan bahwa aktivitas dan hasil belajar teknik passing control sepak bola meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share pada siswa kelas XI A5 SMA Negeri 4 Denpasar tahun pelajaran 2013/2014. Disarankan kepada guru penjasorkes untuk mengimplementasikan model pembelajaran kooperatiftipe Think Pair Share. Kata Kunci : TPS, aktivitas, hasil belajar,sepakbola. . Abstract This research aimed to improve activity and learning outcomes football passing control trough the implementation of Think Pair Share (TPS) cooperative learning model on XI A5 graders students of SMA Negeri 4 Denpasar. This research was a classroom action research. It was conducted in two cycle, consisted of planning, action, observation or evaluation and reflection. Research’s subjects were XI A5 graders students of SMA Negeri 4 Denpasar, consists of 32 students (18 male and 14 female students). Data were analyzed by using descriptive statistical analysis. Based on data analysis on the activity and learning outcomes football passing control techniques, it is showed that in primary observation the result was 5,79 (moderate active) and increased about 1,25 to 7,04 (active) on cycle I and increased about 1,55 to 8,59 (active) on the cycle II. Meanwhile the percentage fo the activity and learning outcomes football passing control techniques in primary observation showed that it was 21,87%, on the cycle I it was increased about 3,13% to 25% and increased about 75% to 100% on cycle II. Based on the data analysis and discussion it wasconcluded that the activity and learning outcomes of football passing control techniques was improved through the implementation of Think Pair Share (TPS)cooperative learning model on XI A5 graders students of SMA Negeri 4 Denpasar academic year 2013/2014. Penjasorkes teachers were recommended to implement Think Pair Sharecooperative learning model. Keyword :TPS, activity, learning outcome,football.
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol. 1 Tahun 2014) PENDAHULUAN Pendidikan merupakan aktivitas fundamental yang kemudianakan selalu berujung pada pembangunan nasional dan penerapan segala potensi diri yang dimiliki manusia untuk mempertahankan dan meningkatkan kehidupan berbangsa dan bernegara menuju ke arah yang lebih baik. Dewasa ini pada era globalisasi seperti saat ini pendidikan hendaklah dapat menciptakan pengalaman-pengalaman baru yang ditata secara sistematis dan terencana serta menyenangkan dan dapat berguna bagi semua pihak. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional (Depdiknas, 2006: 1). Tujuan pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan adalah mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih, selain itu juga dapat meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik (Depdiknas, 2006: 2). Pendidikan merupakan komponen yang menjadi pusat perhatian pemerintah, hal ini dibuktikan dengan digalakkannya program-program pendidikan misalnya wajib belajar 9 tahun. Untuk menunjang program pemerintah tersebut, guru merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan setiap upaya pendidikan. Guru dituntut untuk memiliki kemampuan atau kompetensi-kompetensi guru profesional sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan kondusif. Husdarta (2009) menyatakan untuk dapat menangani tugas dalam proses belajar-mengajar, seorang guru penjasorkes harus memiliki kompetensi sebagai berikut: (1) Penghayatan tentang landasan falsafah profesi dan sikap sebagai professional. (2)
Kemampuan menerapkan prinsip dan teori yang bersumber dari ilmu keolahragaan ke dalam praktik pembinaan. (3) Kemampuan dalam cabang olahraga atau pemahaman tentang tugas gerak. (4) Pengelolaan proses belajar mengajar, dan (5) Keterampilan sosial, termasuk kepemimpinan. Namun profesi guru penjasorkes pada saat ini masih banyak dibicarakan orang atau masih saja dipertanyakan orang. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah terbatasnya kemampuan guru penjasorkes dan terbatasnya sumber-sumber yang digunakan untuk proses pembelajaran. Hal ini disebabkan karena guru belum mengimplementasikan model-model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran yang diimplementasikan oleh guru masih bersifat klasikal, dimana peran guru masih dominan, sehingga berdampak dalam proses pembelajaran. Hal ini menyebabkan aktivitas siswa kurang aktif, sehingga berakibat pada hasil belajar siswa yang belum memenuhi ketuntasan belajar. “Belajar adalah kegiatan individu memperoleh pengetahuan, perilaku dan keterampilan dengan cara mengolah bahan belajar, dalam belajar tersebut individu menggunakan ranah-ranah kognitif, afektif, dan psikomotor, maka dari akibat belajar tersebut kemampuan kognitif, kemampuan afektif, dan kemampuan psikomotor makin bertambah” (Dimyati dan Mudjiono2006: 295). ”Penjasorkes merupakan proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani dan kesehatan yang dijadikan sebagai media untuk mencapai dan menghasilkan perubahan holistik dalam perkembangan individu secara menyeluruh” (Depdiknas, 2006:2). “Aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental. Dalam kegiatan belajar kedua aktivitas itu harus selalu berkait” (Sardiman, 2007: 100). Belajar menurut Slameto,“belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol. 1 Tahun 2014) sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya” (Slameto, 2003:2). “Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri oleh proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar” (Dimyati dan Mudjiono, 2006: 3). Hasil belajar tersebut terjadi terutama berkat evaluasi dari guru dan merupakan hasil dari suatu interaksi tindakan belajar dan mengajar. Permainan sepak bola merupakan permainan beregu yang dimainkan masingmasing oleh sebelas orang pemain termasuk penjaga gawang. Dalam bermain sepak bola, para pemain menggunakan kemahiran kaki, kepala, paha, dada, perut, sementara penjaga gawang bebas menggunakan seluruh anggota badan. “Kecepatan, kekuatan, stamina, keterampilan dan pengetahuan mengenai taktik semuanya penting dalam penampilan” (Luxbacher, 2004: 1). “Sepak bola dimainkan diatas lapangan rumput yang rata, berbentuk segi empat panjang dimana lebar lapangannya kurang lebih berbanding tiga dengan empat, panjang lapangan 90 m sampai 120 m dan lebar 45 m sampai 90 m” (FIFA, 2007: 4). Berdasarkan pengertian tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa sepak bola merupakan salah satu olahraga beregu dan termasuk dalam cabang olahraga permainan yang mana untuk melakukan permainan diperlukan adanya suatu keterampilan teknik dasar bermain sepak bola. “Kemampuan mengumpan bola (passing) merupakan keharusan bagi seorang pemain sepak bola. Mengumpan merupakan keterampilan paling penting untuk bermain sepak bola. Umpan (passing) menghubungkan semua pemain di seluruh bagian lapangan dan memungkinkan tim menciptakan serangan” (Subardi, 2007: 13). Dalam permainan dasar sepak bola, sering bola harus kita kuasai atau control. Karena itu kita harus paham dan menguasai cara menerima/menguasai bola. “Tidak hanya bola yang jatuh ketanah saja yang dapat kita kuasai, bola yang masih di udara pun dapat kita kuasai atau control, misalnya dengan kaki, paha, dada, ataupun dengan kepala” (Dinata, 2003: 24)
Apabila guru penjasorkes telah mengetahui kemampuan anak didik, maka guru pendidikan jasmani harus menentukan bahan pelajaran dan model pembelajaran. Namun upaya tersebut belum memberikan hasil yang maksimal, ini terbukti berdasarkan hasil observasi awal dan wawancara dengan guru penjasorkes di kelas XI A5 SMA Negeri 4 Denpasar tahun pelajaran 2013/2014, pada materi teknik passing control sepak bola (kaki bagian dalam) dengan jumlah siswa 32 orang dan berpedoman pada konversi nilai mata pelajaran penjasorkes SMA Negeri 4 Denpasar, ketuntasan secara individu 75%, ketuntasan klasikal 75% maka, dari data persentase di kelas XI A5 SMA Negeri 4 Denpasartingkat ketuntasan klasikalnya baru mencapai 68,27% sehingga belum memenuhi kriteria ketuntasan klasikal 75%. Berdasarkan hasil observasi awal, persentase aktivitas belajar siswa teknik dasar passing control sepak bola (kaki bagian dalam) dapat disimpulkan, aktivitas belajar siswa yang berada pada kategori sangat aktif tidak ada, aktif sebanyak 13 orang (40,63%), cukup aktif sebanyak 17 orang (53,12%), kurang aktif sebanyak 2 orang (6,25%), dan sangat kurang aktif tidak ada. Faktor-faktor yang menyebabkan aktivitas belajar siswa masih kurang aktif adalah:(1) dilihat dari segi visual, siswa belum bisa mengamati orang lain dalam mendemontrasikan teknik passing control sepak bola (kaki bagian dalam), (2) dari segi lisan siswa belum berani mengemukakan pendapat dalam proses belajar, (3) dari segi mental siswa belum bisa memecahkan masalah atau kesulitankesulitan yang ditemui dalam proses pembelajaran, dan (4) dari segi emosional siswa kurang bersemangat dalam melakukan teknik passing control sepak bola (kaki bagian dalam). Selain itu hasil belajar teknik passing control sepak bola (kaki bagian dalam) siswa masih jauh dari kriteria ketuntasan minimal yang di tentukan oleh sekolah. Ini terlihat dari jumlah siswa 32 orang di kelas XI A5 SMA Negeri 4 Denpasar, yang tuntas 7 orang dan 25 orang tidak tuntas. Dengan persentase 21,87% tuntas dan 78,13% tidak tuntas. Dari presentase di atas dapat
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol. 1 Tahun 2014) diklasifikasikan hasil belajar teknik passing control sepak bola siswa yang berada pada kategori sangat baik tidak ada (0%), baik sebanyak 7 orang (21,87%), cukup baik sebanyak 20 orang (62,50%) kurang baik sebanyak 5 orang (15,63%), dan sangat kurang baik tidak ada (0%). Faktor-faktor yang menyebabkan hasil belajar siswa masih kurang aktif adalah:(1) dilihat dari aspek kognitif siswa pada materi teknik passing control sepak bola (kaki bagian dalam), siswa masih belum mememahami teori dari materi tesebut secara mendalam, (2) dilihat dari aspek afektif siswa pada materi teknik passing control sepak bola (kaki bagian dalam), kemampuan siswa pada aspek ini sudah cukup baik, (3) dilihat dari aspek psikomotor siswa pada materi teknik passing control sepak bola (kaki bagian dalam), masih banyak siswa yang keliru dalam melakukan gerakan. Mengacu pada permasalahan di atas, maka peran seorang guru sangatlah penting di dalam mengimplementasikan model pembelajaran yang tepat, sehingga mampu memacu siswa berperan aktif terhadap materi yang diberikan khususnya pelajaran teknik passing control sepak bola (kaki bagian dalam). Mengacu pada permasalahan di atas, maka peneliti mencoba memberikan salah satu alternatif pemecahan masalah yaitu dengan mengimplementasikan model pembelajaran kooperatif tipe TPS yang bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar khususnya pada materi teknik passing control sepak bola (kaki bagian dalam). Dalam penerapan TPS ini memiliki tiga langkah pembelajaran (Trianto, 2007) yaitu: (1) Thinking (guru mengajukan suatu pertanyaan atau masalah terkait dengan pelajaran, dan meminta siswa memikirkan jawaban atau pemecahan dari pertanyaan atau masalah yang diajukan), (2) pairing (guru mengarahkan siswa untuk mendiskusikan pertanyaan atau masalah secara berpasangan), (3) sharing (guru mengarahkan pasangan-pasangan untuk berbagi dengan keseluruhan kelas tentang hasil diskusi). Selain itu, model pembelajaran kooperatif tipe TPS ini juga memiliki beberapa kelebihan yang bisa mengatasi permasalahan di atas. Kelebihan
dari model pembelajaran kooperatif tipe TPS ini meliputi: (1) timbulnya rasa motivasi dalam memecahkan suatu masalah, (2) Siswa akan lebih aktif dan bertanggung jawab di dalam kelompoknya untuk memecahkan suatu permasalahan, (3) Siswa akan lebih terlatih untuk menganalisis, mensintesis, mengumpulkan data dan memecahkan suatu permasalahan dalam kelompoknya, (4) Timbulnya kerjasama siswa dalam memecahkan suatu masalah. Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah: UntukMeningkatkan aktivitas dan hasil belajar passing control sepak bola menggunakan kaki bagian dalam melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe TPS pada siswa kelas XI A5 SMA Negeri 4 Denpasar tahun pelajaran 2013/2014. METODE PENELITIAN Jenis penelitian menggunakan penelitian tindakan kelas/PTK (classroom action research) dengan bentuk penelitian guru sebagai peneliti. Dimana Penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara profesional (Kanca, I Nyoman 2010:108). Rancangan penelitian ini, menggunakan 2 siklus, dimana masingmasing siklus terdiri dari 2 kali pertemuan dengan masing-masing siklus terdiri dari empat tahapan yaitu: (a) Rencana tindakan, (b) pelaksanaan tindakan,(c) observasi/ evaluasi dan (d) refleksi. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas XI A5 SMA Negeri 4 Denpasar tahun pelajaran 2013/2014 pada semester ganjil dalam pembelajaran teknik passing control sepak bola (kaki bagian dalam) di lapangan olahraga umum Br. Monang Maning Denpasar. Adapun prosedur penelitian yang harus dilalui dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (a) observasi awal, (b) refleksi awal, (c) identifikasi masalah, (d) analisis masalah, (e) perumusan masalah, (f) perencanaan tindakan, (g) pelaksanaan
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol. 1 Tahun 2014) tindakan, (h) observasi hasil tindakan, dan (i) refleksi hasil tindakan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari pengumpulan data aktivitas dan hasil belajar. Data aktivitas belajar dikumpulkan pada setiap pertemuan pada setiap siklus yang dilakukan oleh 2 orang observer. Sedangkan data hasil belajar dikumpulkan pada pertemuan kedua setiap siklus yang dilakukan oleh 3 orang evaluator. Penelitian ini, dilakukan dengan teknik analisis data yang menggunakan analisis statistik deskriptif. Statistik deskriptif digunakan untuk mengolah karakteristik data yang berkaitan dengan penjumlahan, rata-rata, mencari titik tengah, mencari persentase, dan menyajikan data yang menarik, mudah dibaca dan diikuti alur berpikirnya. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil observasi awal yang peneliti lakukan di kelas XI A5 SMA Negeri 4 Denpasar Tahun Pelajaran 2013/2014 ditemukan bahwa data aktivitas belajar masih belum aktif dan hasil belajar yang masih belum tuntas. Hal ini dapat terlihat siswa masih belum bisa memenuhi KKM di sekolah yang secara klasikal sebesar 75. Dari dataaktivitas belajar siswa secara klasikal sebesar 6,31 maka aktivitas belajar teknik passing control sepak bola (kaki bagian dalam) pada siswa kelas XI A5 SMA Negeri 4 Denpasar secara klasikal tergolong cukup aktif. Aktivitas belajar siswa
secara individu dari 32 orang siswa, yang berada pada kategori sangat aktif tidak ada (0%), kategori aktif 13 orang (40,63%), cukup aktif 17 orang (53,12%), kurang aktif 2 orang (6,25%) dan sangat kurang aktif tidak ada (0%). Pada penelitian siklus I, tindakan yang diberikan sesuai dengan tahapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS. Tetapimasih terdapat beberapa siswa yang masih belum aktif dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil analisis data aktivitas belajar pada siklus I diperoleh aktivitas belajar siswa secara klasikal sebesar 7,04. Dilihat dari kriteria tersebut, maka aktivitas belajar teknik passing control sepak bola (kaki bagian dalam) pada siklus I secara klasikal tergolong aktif. Adapun data aktivitas belajar siswa secara individu yaitu sebagai berikut, siswa yang sudah aktif 20 orang (62,50%) dan siswa yang belum aktif 12 orang (37,50%). Adapun rincian sebagai berikut: Siswa dengan katagori sangat aktif tidak ada orang (0%), aktif sebanyak 20 orang (62,50%), cukup aktif sebanyak 12 orang (37,50%), kurang aktif tidak ada (0%), dan sangat kurang aktif tidak ada (0%). Ini menunjukkan bahwa tingkat kualitas aktivitas belajar teknik passing control sepak bola (kaki bagian dalam) pada siklus I belum memenuhi standar ketuntasan aktivitas belajar di sekolah SMA Negeri 4 Denpasar pada umumnya.
Tabel 1.Kategori Penggolongan Aktivitas Belajar Teknik Passing Control Sepak Bola (Kaki Bagian Dalam) pada Siklus I.
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol. 1 Tahun 2014)
Kriteria
Kategori
Jml Siswa
X 9
Sangat Akif
0
0%
<9
Aktif
20
62,50%
<7
Cukup Aktif
12
37,50%
<5
Kurang Aktif
0
0%
Sangat Kurang Aktif
0
0%
32
100%
7
X 5 X 3 X
X <3 Jumlah
Dari data hasil belajar dapat dipaparkan bahwa, siswa yang tuntas sebanyak 8 orang (25%) dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 24 orang (75%). Adapun rinciannya sebagai berikut: kategori sangat
Persentase
Ket Aktif 20siswa (62,50%) Belum aktif 12 siswa (37,50%) 32 siswa (100%)
baik tidak ada (0%), kategori baik sebanyak 20 orang siswa (62,50%), kategori cukup baik sebanyak 12 orang siswa (37,50%), kategori kurang baik dan sangat kurang tidak ada (0%).
Tabel 2.Kategori Penggolongan Ketuntasan Hasil Belajar Teknik Passing Control Sepak Bola pada Siswa Kelas XI A5 SMA Negeri 4 Denpasar pada siklus I
Tingkat Penguasaan 85%-100%
Kategori Sangat Baik
75%-84%
Baik
65%-74%
Cukup Baik Kurang Baik Sangat Kurang Baik
55%-64%
0%-54%
Jumlah
Jum Siswa
Persentase
0
0%
8
25%
24
75,%
-
0%
-
0%
32
100%
Pada siklus II dilakukan tindakan yang sesuai hasil refleksi dari tindakan siklus I. Dari tindakan tersebut terjadi peningkatan pada aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini terbukti sesuai data aktivitas dan hasil belajar pada siklus II. Dimana data aktivitas belajar siswa dapat dipaparkan bahwa, siswa dengan
Ketuntasan Siswa
8 orang Tuntas (25%)
24 orang Tidak Tuntas (75%)
Target Ketuntasan ≥75%
Siklus I tingkat ketuntasan belum mencapai 75% dan dilanjutkan ke siklus II, untuk pencapaian hasil penelitian yang lebih maksimal.
32 orang (100%) kategori sangat aktif sebanyak 10 orang (31,25%), siswa dengan kategori aktif sebanyak 22 orang (68,75%), siswa dengan kategori cukup aktif tidak ada (0%), siswa dengan kategori kurang aktif tidak ada (0%), siswa dengan kategori sangat kurang aktif tidak ada (0%).
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol. 1 Tahun 2014) Tabel3.Kategori Penggolongan Aktivitas Belajar Passing Control Sepak Bola pada Siswa Kelas XI A5 SMA Negeri 4 Denpasar Tahun Pelajaran 2013/2014 pada siklus II. Kriteria
Kategori
Jml Siswa
Persentase
X 9
Sangat Akif
10
31,25 %
7
X
<9
Aktif
22
68,75%
5
X
<7
Cukup Aktif
-
0%
3
X
<5
Kurang Aktif
-
0%
Sangat Kurang Aktif
-
0%
32
100%
X <3 Jumlah
Sedangkan pada data hasil belajar siswa dapat dipaparkan bahwa, jumlah siswa yang tuntas dalam melakukan teknik teknik passing control sepak bola adalah sebanyak 32orang siswa (100%) dan tidak ada siswa yang tidak tuntas. Adapun
Ket
Aktif 32 orang (100%)
Belum aktif tidak ada (0%)
32 orang (100%)
rinciannya untuk masing-masing kategori adalah sebagai berikut: kategori sangat baik sebanyak 27 orang siswa (84,37%),kategori baik sebanyak 5 orang (15,63%),kategori cukup baik tidak ada(0%), kategori kurang baik dan sangat kurang baik tidak ada (0%).
Tabel 4. Kategori Penggolongan Ketuntasan Hasil Belajar Teknik Passing Control Sepak Bola pada Siswa Kelas XI A5 SMA Negeri 4 Denpasar pada Siklus II. Tingkat Penguasaan
Kategori
Jml Siswa
Persentase
85%-100%
Sangat Baik
27
84,37%
75%-84%
Baik
5
15,63%
65%-74%
Cukup Baik
-
0%
Kurang Baik
-
0%
Sangat Kurang Baik
-
0%
32
100%
55%-64%
0%-54% Jumlah
Dari hasil penelitian pada siklus I dan siklus II dilakukan refleksi melalui diskusi
Ketuntasan Siswa 32 orang Tuntas (100%)
Tidak ada yang Tidak Tuntas (0%)
Target Ketuntasan ≥75%
Siklus II tingkat ketuntasan sudah mencapai 75% dan penelitian tidak dilanjutkan lagi karena peneliti merencanakan dua siklus
32
dengan siswa dan guru. Pada penelitian ini ditemukan adanya peningkatan aktivitas
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol. 1 Tahun 2014) dan hasil belajar teknik passing control sepak bola pada siswa kelas XI A5 SMA
Negeri 4 Denpasar tahun pelajaran 2013/2014 pada setiap siklus. Peningkatan tersebut terjadi secara bertahap dan akhirnya sesuai dengan tujuan pembelajaran dan mampu memenuhi KKM di sekolah. Peningkatan tersebut dapat terlihat pada tabel 5 dan tabel 6
Tabel 5.Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa pada Teknik Passing Control Sepak Bola
Tahapan
Observasi Awal
Siklus I
Siklus II
Persentase
Aktivitas Belajar
Keaktifan Siswa
40,63%
13 orang 40,63% Sudah Aktif
62,50%
100%
20 Orang 62,50% Sudah aktif
Peningkatan Aktivitas Belajar Observasi Observasi Siklus I ke Awal ke Awal ke Siklus II Siklus I Siklus II
21,87% 59,37% 37,5%
32 orang 100% sudah aktif
Sementara data aktivitas belajar siswa dalam Teknik passing control sepak bola secara klasikal dari data observasi awal sebesar 6,31 mengalami
peningkatan ke siklus I menjadi 7,04 dan meningkat ke siklus II menjadi 8,59.
Tabel 6.Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Teknik Passing Control Sepak Bola
Tahapan
Persentase Hasil Belajar
Observasi Awal
21,87%
Siklus I
Siklus II
25% 100%
Ketuntasan
Siswa
Peningkatan Hasil Belajar Observasi Observasi Siklus I ke Awal ke Awal ke Siklus II Siklus I Siklus II
7 Orang 21,87% Tuntas 8 Orang 25%Tuntas 32 Orang 100% Tuntas
3,13% 78,13% 75%
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol. 1 Tahun 2014) Dari data hasil belajar diatas dapat disampaikan adanya peningkatan dari observasi awal ke siklus I sebesar (3,13%), sedangkan peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar (75%). Berdasarkan data penelitian di atas maka, implementasi model pembelajaran kooperatif tipe think pair share dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar teknik passing control sepak bola pada siswa kelas XI A5 SMA Negeri 4 Denpasar tahun pelajaran 2013/2014. Berdasarkan uraian di atas, ini berarti bahwa tingkat penguasaan materi teknik passing control (kaki bagian dalam) sepak bola pada siklus II sudah memenuhi standar ketuntasan secara klasikal yaitu sebesar 75% sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada kelas XI A5 SMA Negeri 4 Denpasar. Peningkatan ini tidak terlepas dari penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS secara optimal dengan perbaikan-perbaikan pembelajaran sesuai dengan kekurangankekurangan yang terjadi pada setiap siklus sebelumnya. Keberhasilan dalam penelitian ini sesuai dengan dikemukakan oleh Hamalik (2006 : 171) yang menyatakan bahwa “pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri dan beraktivitas sendiri kepada siswa. Siswa belajar dan beraktivitas sendiri untuk memperoleh pengalaman, pengetahuan, pemahaman, dan tingkah laku lainnya serta mengembangkan keterampilannya yang bermakna”. Sehingga dalam hal ini, kegiatan atau aktivitas belajar siswa merupakan pondasi dan prinsip fundamental untuk mencapai hasil belajar yang lebih optimal. “Belajar belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pembelajaran. Lingkungan belajar ditandai oleh tugas bersama/kooperatif dan intensif yang terstruktur serta kegiatan kelompok belajar” (Trianto, 2007:41). Sehingga Trianto (2006) juga menyatakan, “Model pembelajaran kooperatif tipe think-pair-share (TPS) atau berpikir-berpasangan-berbagi merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa, dimana dalam pengaplikasiannya siswa bekerja saling
membantudalam kelompok kecil terdiri dari 4 sampai 6 anggota di tiap kelompok dan lebih dicirikan oleh penghargaan kooperatif daripada penghargaan individual.” Dengan demikian hasil belajar menunjuk pada perubahan struktur pengetahuan individu sebagai hasil dari situasi belajar. Hasil belajar beranekaragam besarnya, baik yang menyangkut belajar fakta sederhana maupun keterampilan-keterampilan teknis yang bersifat kompleks. Hasil belajar juga berbeda dalam kawasan isi, yang meliputi hasil belajar efektif dan keterampilanketerampilan sosial, keterampilanketerampilan motorik, dan pengetahuan prosedural. Hasil penelitian ini dikuatkan oleh penelitian dari peneliti-peneliti sebelumnya, diantaranya: : (1) Artana, (2012: xi), menemukan bahwa aktivitas dan hasil belajar teknik dasar passing bola volimeningkat melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS pada siswa kelas V SD Negeri 2 Sulanyah tahun pelajaran 2011/2012. (2) Putra, (2011: xi), menemukan bahwa aktivitas dan hasil belajar teknik dasar passing bola voli meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe TPS pada siswa kelas X.4 SMA Negeri 1 Blahbatuh tahun pelajaran 2010/2011. (3) Junata, (2012: x), menemukan bahwa aktivitas dan hasil belajar lompat jauh meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe TPS pada siswa kelas VIIIB SMP Negeri 2 Abang tahun pelajaran 2011/2012. (4) Sarianta, (2011: x), menemukan bahwa aktivitas dan hasil belajar guling (roll) senam lantai meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe TPS pada siswa kelas X/1 SMA Bhaktiyasa Singaraja tahun pelajaran 2010/2011. (5) Sandita, (2012: xi), menemukan bahwa aktivitas dan hasil belajar teknik dasar passing bola sepak meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe TPS pada siswa kelas X.1 SMA Negeri 1 Blahbatuh tahun pelajaran 2011/2012. Berdasarkan hal diatas peneliti menyarankan kepada guru penjasorkes untuk mengimplementasikan model pembelajaran ini sebagai salah satu alternatif dalam pengelolaan pembelajaran
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol. 1 Tahun 2014) di kelas, sehingga tidak terjadi kesenjangan lagi dalam proses pembelajaran. Dengan demikian siswa dapat memperoleh hasil yang maksimal nantinya. Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan penelitian dapat dikatakan berhasil, karena pada akhir penelitian semua kriteria keberhasilan yang ditetapkan terpenuhi. Namun demikian, dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya dalam pembelajaran teknik passing control sepak bola, adapun keterbatasan dalam penelitian ini yaitu, hanya memilih satu model pembelajaran yaitu model pembelajaran kooperatif tipe TPS untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar teknik passing control sepak bola. SARAN DAN KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. Aktivitas belajar teknik passing control sepak bola meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe TPS pada siswa kelas XI A5 SMA Negeri 4 Denpasar tahun pelajaran 2013/2014. Hal ini dapat dilihat dari ratarata aktivitas belajar siswa teknik passing control sepak bolase cara klasikal ( X ). Bahwa pada observasi awal rata-rata aktivitas belajar siswa sebesar 5,79 (Cukup Aktif), dan pada siklus I mengalami peningkatan menjadi 7,04 (Aktif), kemudian pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 8,59 (Aktif), dari observasi awal ke siklus I mengalami peningkatan sebesar 1,25 dan dari siklus I ke siklus II meningkat sebesar 1,55. Jadi dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar teknik passing control sepak bola meningkat. Sementara ituhasil belajar teknik passing control sepak bola meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe TPS pada siswa kelas XI A5 SMA Negeri 4 Denpasar tahun pelajaran 2013/2014. Hal ini dapat dilihat dari persentase ketuntasan belajar siswa padateknik passing control sepak bola. Pada observasi awal siswa tuntas dengan persentase 21,87% dalam katagori sangat kurang, pada siklus I siswa tuntas dengan persentase 25% dalam katagori sangat kurang dan pada siklus II siswa tuntas
dengan persentase 100% dalam katagori sangat baik. Terjadi peningkatan dari observasi awal ke siklus I sebesar 3,13%, dari siklus I ke siklus II terjadi peningkatan sebesar 75% dan dari observasi awal ke siklus II terjadi peningkatan sebesar 78,13%. Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil belajar teknik passing control sepak bola meningkat. Berdasarkan simpulan di atas, dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut,Diharapkan kepada siswa-siswi yang dijadikan subyek penelitian selanjutnya lebih memperhatikan dan memahami pembelajaran yang diberikan, agar dapat menambah paradigma maupun wawasan pengetahuan khususunya dalam pembelajaran teknik dasar teknik passing control sepak bola maupun pada pembelajaran yang lain, kepada guru pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share dalam proses pembelajaran khususnya pada materi teknikpassing control sepak bolaterbukti dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.Bagi sekolah hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pedoman dalam pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan khususnya pada materi teknik passing control sepak bolaguna meningkatkan aktivitas dan hasil belajar.Bagi calon peneliti yang berminat untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipeTPS, hendaknya lebih mempertimbangkan faktorfaktor lain yang mungkin mempengaruhi penelitian selanjutnya. DAFTAR PUSTAKA Artana, I Nyoman 2012.Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Passing Bola Voli pada Siswa Kelas V SD Negeri 2 Sulanyah Tahun Pelajaran 2011/2012. Skripsi (tidak diterbitkan) Jurusan Penjaskesrek, FOK Undiksha.
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol. 1 Tahun 2014) Astu, I P. J. 2012. Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Lompat Jauh pada Siswa Kelas VII D SMP Negeri 2 Abang Tahun Pelajaran 2011/2012. Skripsi (tidak diterbitkan) Jurusan Penjaskesrek, FOK Undiksha. Depdiknas, 2006. Badan Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Dimiyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Dinata, M. 2003. Dasar-dasar Mengajar Sepak bola. Jakarta: Cerdas Jaya. FIFA. 2007. Peraturan Permainan. Jakarta: PSSI. Hamalik. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Kanca, I Nyoman. 2010. Metode Penelitian Pengajaran Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha Luxbacher, A. J. 2004. Sepak bola. Cetakan Keempat. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Putra ,K. D. A. 2011. Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Passing Bola Voli pada Siswa Kelas X.1 SMA Negeri 1 Blahbatuh Tahun Pelajaran 2010/2011. Skripsi (tidak diterbitkan)
Jurusan Penjaskesrek, FOK Undiksha. Sandita Wiwik. 2012. Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Teknik Dasar Passing Bola Sepak pada Siswa Kelas X.1SMA Negeri 1 Blahbatuh Tahun Pelajaran 2011/2012. Skripsi (tidak diterbitkan) Jurusan Penjaskesrek, FOK Undiksha. Sarianta, W. 2011. Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Passing Bola Basketpada Siswa Kelas X/1 SMA Bhaktiyasa Singaraja Tahun Pelajaran 2010/2011. Skripsi (tidak diterbitkan) Jurusan Penjaskesrek, FOK Undiksha. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta. Subardi, H. 2007. Sepak bola. Indonesia: PT Macanan Jaya Cemerlang. Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstrutivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher. Husdarta. 2009. Managemen Pendidikan Jasmani. Bandung: ALFABETA Undiksha, 2013. Petunjuk Penulisan Artikel E-Journa