e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol. 1 Tahun 2014)
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL PASSING CONTROL SEPAKBOLA Gede Sepiade, I Gusti Lanang Agung Parwata, Wahjoedi Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja-Indonesia e-mail: {
[email protected],
[email protected],
[email protected]} @undiksha.ac.id
Abstrak Penelitian ini bertujuan meningkatkan aktivitas dan hasil belajar passing control sepakbola menggunakan kaki bagian dalam melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS) pada siswa kelas VII E SMP Negeri 3 Singaraja tahun pelajaran 2013/2014. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK), dimana guru sebagai peneliti yang dilaksanakan sebanyak dua siklus. Subyek penelitian kelas VII E SMP Negeri 3 Singaraja yang berjumlah 33 siswa (19 siswa putra dan 14 siswa putri). Data aktivitas dinilai oleh 2 orang observer dan hasil belajar dinilai oleh 3 orang evaluator berpatokan pada instrumen penelitian. Data dianalisis menggunakan statistik deskriptif. Berdasarkan hasil analisis data untuk aktivitas belajar passing control sepakbola menggunakan kaki bagian dalam pada observasi awal 6,24 (cukup aktif), dan pada siklus I meningkat menjadi 7,82 (aktif) dan 8,31 (aktif) pada siklus II. Sedangkan persentase hasil belajar passing control sepakbola menggunakan kaki bagian dalam dari observasi awal sebesar 21,21% (sangat kurang), pada siklus I meningkat menjadi 66,67% (cukup) dan 87,88% (sangat baik) pada siklus II. Disimpulkan bahwa aktivitas dan hasil belajar passing control sepakbola meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe TPS pada siswa kelas VII E SMP Negeri 3 Singaraja tahun pelajaran 2013/2014. Disarankan kepada guru penjasorkes untuk menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS, karena terbukti efektif untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar. Kata Kunci: TPS, aktivitas, hasil belajar, sepakbola. Abstract This reseach aimed to improve the activity and learning outcomes football passing control inside of the foot techniques through the implementation of cooperative learning model think pair share (TPS) on VII E graders students of SMP Negeri 3 Singaraja academic year 2013/2014. This research was a classroom action research, it was conducted in two cycles, where the observer as a teacher. Research’s subjects were VII E graders of SMP negeri 3 Singaraja consists of 33 students (19 male and 14 female students). The data activity were assessed by 2 observers meanwhile learning outcomes werw assessed by 3 evaluators which depended of assessment instrument. The date were analysed by using descriptive statistical analysis. Based on data analysis on the activity and learning outcomes football passing control inside of the foot techniques, it is showed that in primary observation the result was 6,24 (moderate active) and increased to 7,82 (active) on cycle I and 8,31 (active) on the cycle II. Meanwhile the percentage fo the activity and learning outcomes football passing control inside of the foot techniques in primary observation showed that it was 21,21% (very lack), on the cycle I it was increased to 66,67% (moderate) and 87,88% (very good) on cycle II. Based on the data analysis and discussion it can be concluded that the activity and learning outcomes of football passing control inside of the foot techniques was improved through the implementation of cooperative learning model TPS on VII E graders students of SMP Negeri 3 Singaraja academic year 2013/2014. Penjasorkes teachers were recommended to implement cooperative learning model TPS, because it has been proven in increasing activity and learning outcomes of the students. Key words: TPS, activities, learning outcomes, football.
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol. 1 Tahun 2014) PENDAHULUAN Pendidikan merupakan suatu masalah yang krusial yang sedang dihadapi oleh negara-negara berkembang, termasuk Indonesia seperti masalah kuantitas, masalah efektivitas, masalah efisiensi dan masalah relevansi. Pendidikan sebagai usaha sadar yang sistematis selalu bertolak dari sejumlah landasan serta mengindahkan sejumlah asas-asas tertentu. Landasan dan asas tersebut sangat penting, karena pendidikan merupakan pilar utama terhadap pengembangan sumber daya manusia. Pendidikan bukanlah sekedar pengajaran, makin dasar jenjang sekolah, maka makin besar peran pendidikan. Pendidikan dasar menentukan mutu SDM bangsa secara keseluruhan. Penanaman nilai-nilai harus dimulai sejak pendidikan dasar, bukan sebagai materi pengajaran yang kaku, tapi sebagai filsafah pendidikan nasional itu sendiri. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk mengatasi masalah yang dihadapi dunia pendidikan, seperti peningkatan kualifikasi guru, perubahan dan perbaikan kurikulum, serta pengadaan sarana dan prasarana (Hamalik, 2011: 2). Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional (Depdiknas, 2006: 1). Tujuan pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan adalah mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih, selain itu juga dapat meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik (Depdiknas, 2006: 2). Pembelajaran merupakan suatu proses atau upaya menciptakan kondisi belajar dan mengembangkan kemampuan minat dan bakat peserta didik secara
optimal, sehingga kompetensi dan tujuan pemblajaran dapat tercapai (Iru & Arihi, 2012: 01). Ada beberapa model pembelajaran salah satunya adalah model pembelajaran kooferatif (Cooperative Learning). Arihi, L. S (2009): pembelajara kooperatif (Cooperative Learning) merupakan model pembelajaran dalam kelompok-kelompok kecil, dengan anggota kelompok 3-5 orang, yang dalam menyelesaikan tugas kelompoknya setiap anggota kelompok harus saling kerja sama dan saling membantu untuk memahami materi, sehingga setiap siswa selain mempunyai tanggung jawab individu, tanggung jawab berpasangan, juga mempunyai tanggung jawab dalam kelompok (Iru & Arihi, 2012: 47). Proses pembelajaran sepakbola merupakan pembelajaran yang melibatkan kelompok untuk melakukan aktivitas dan hasil belajarnya. Permaianan sepak bola merupakan permainan beregu yang dimainkan masingmasing oleh sebelas orang pemain termasuk penjaga gawang. Dalam bermain sepakbola, para pemain menggunakan kemahiran kaki, kepala, paha, dada, perut, sementara penjaga gawang bebas menggunakan seluruh anggota badan. Kecepatan, kekuatan, stamina, keterampilan dan pengetahuan mengenai taktik semuanya penting dalam penampilan (Luxbacher, 2004: 1). Teknik dasar sepakbola adalah dengan menggunakan bola dan tanpa menggunakan bola. Teknik menggunakan bola diantaranya passing, control, dribling, dan shooting. Berdasarkan hasil observasi awal yang telah lakukan di SMP Negeri 3 Singaraja pada tangal 16 September 2013 di lapangan Mayor Metra pada siswa kelas VII E dan didampingi oleh guru SMP negeri 3 Singaraja, diketahui siswa berjumlah 33 orang yang dimana terdapat 19 orang siswa putra dan 14 orang siswa putri dengan menggunakan lembar observasi aktivitas belajar untuk mengetahui aktivitas belajar siswa dan lembar assessment untuk mengetahui hasil belajar siswa. Aktivitas dan hasil belajar siswa yang diperoleh pada saat observasi pada siswa kelas VII E SMP Negeri 3 Singaraja dimana didapatkan aktivitas siswa saat menerima pelajaran
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol. 1 Tahun 2014) tergolong kurang aktif ini dapat dilihat dari persentase aktivitas belajar siswa dalam melakukan passing control sepakbola menggunakan kaki bagian dalam siswa yang berada pada kategori aktif sebanyak 10 orang (30,30%), cukup aktif sebanyak 18 orang (54,55%), kurang aktif sebanyak 5 orang (15,15%) dan sangat kurang aktif tidak ada. Persentase aktivitas belajar passing control sepakbola menggunakan kaki bagian dalam secara klasikal mencapai 6,24, jika dilihat berdasarkan kriteria penggolongan aktivitas belajar berada pada rentang 5 X < 7 atau berada dalam kategori cukup aktif. Permasalahan lain terdapat pada hasil belajar siswa pada saat melakukan pelaksanaan passing control sepakbola menggunakan kaki bagian dalam. Hasil belajar passing control sepakbola menggunakan kaki bagian dalam yang kategori tuntas terdiri dari 7 siswa (21,21%) dan yang tidak tuntas sebanyak 26 siswa (78,79%). Siswa yang berada pada kategori baik pada passing control sepakbola menggunakan kaki bagian dalam sebanyak 7 siswa (21,21%), cukup baik sebanyak 19 siswa (57,58%) dan yang kurang baik sebanyak 7 orang siswa (21,21%). Dengan demikian observasi awal ketuntasan belajar siswa secara klasikal terhadap materi passing control sepakbola menggunakan kaki bagian dalam mencapai 21,21 % dan terletak pada kategori Sangat Kurang. Peneliti menemukan permasalahan yang terjadi di lapangan, aktivitas dan hasil belajar pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan khususnya dalam pembelajaran passing control sepakbola menggunakan kaki bagian dalam perlu mendapatkan perhatian lebih dan perlu ditingkatkan dalam pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan. Dalam kegiatan aktivitas belajar permasalahannya terdapat pada: 1) aspek lisan siswa kurang aktif dalam mengajukan pertanyaan, dan mengemukakan saran atau pendapat dalam berdiskusi, 2) aspek audio (mendengarkan), masih sedikit siswa mendengerkan diskusi dalam kelompok tentang materi passing control sepakbola menggunakan kaki bagian dalam, dan 3) aspek emosional, minat siswa masih
rendah dalam pembelajaran penjasorkes kususnya pada materi passing control sepak bola menggunakan kaki bagian dalam sehingga motivasi untuk mengikuti pelajaran dengan semangat menjadi kurang. Hal ini mengakibatkan siswa takut dan kurang percaya diri untuk mencoba melakukan suatu gerakan. Untuk hasil belajar, di dapatkan permasalahan pada aspek sikap awal, sikap pelaksanaan dan sikap akhir. Permasalahan yang mucul dapat dilihat dari aspek kognitif adalah kurangnya pemahaman siswa mengenai materi passing control sepakbola menggunakan kaki bagian dalam dan pada aspek psikomotor permasalahan yang terjadi adalah masih banyak siswa yang kurang dalam melakukan gerakan. Permasalahan tersebut disebabkan karena pada saat aktivitas pembelajaran siswa tidak memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh gurunya, sehingga pada saat siswa diberikan tugas gerak sebagian besar siswa tidak melakukan teknik dasar sesuai dengan ketentuan yang ada. Dengan menganalisa data hasil belajar siswa secara keseluruhan terlihat hasil belajar masih tergolong sangat rendah, karena belum memenuhi standar kriteria ketuntasan minimal (KKM) sekolah. Melihat masalah yang dihadapi seperti dikemukakkan di atas pentingnya guru yang inovatif dan kreatif sehingga memberikan nuansa dan situasi yang berbeda dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan. Sesuai dengan masalah di atas maka peneliti mencoba memberikan alternatif pemecaham masaah dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS). TPS ini adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang di rancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Strategi TPS ini bekembang dari penelitian belajar kooperatif dan waktu tunggu. Pertama kali dikembangkan oleh Fang Lyman dan koleganya di Universitas Maryland sesuai yang dikutip Arends (1997), menyatakan bahwa TPS merupakan salah satu yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi. Dengan sasumsi bahwa semua resitasi atau diskusi membutuhkan pengaturan untuk mengendalikan kelas secara
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol. 1 Tahun 2014) keseluruhan, dan prosedur yang digunakan dalam TPS dapat memberi siswa lebih banyak waktu berpikir, untuk merespon dan saling membantu. Guru memperkirakan hanya melengkapi penyajian singkat atau siswa membaca tugas, atau situasi yang menjadi tanda Tanya (Iru & Arihi, 2012: 60). Guru menggunakan langkah-langkah sebagai berikut. Langkah pertama berpikir (think), Guru menyajikan menyajikan suatu pertanyaan atau masalah yang dikaitkan dengan pembelajaran, dan meminta siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk berpikir sendiri jawaban atau masalah. Siswa membutuhkan penjelasan bahwa berbicara atau mengerjakan bukan bagian berfikir. Langkah kedua berpasangan (pairing). Selanjutnya guru meminta siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan apa yang telah mereka peroleh. Interaksi selama waktu yang disediakan dapat menyatukan jawaban jika suatu pertanyaan yang diajukan atau menyatakan gagasan apabila suatu masalah khusus yang diidentifikasi. Secara normal guru memberi waktu tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk berpasangan. Langkah ketiga berbagi (sharing), pada langkah terakhir, guru meminta setiap pasangan untuk berbagi dengan keseluruhan kelas yang telah mereka bicarakan. Hal ini efektif untuk berkeliling ruangan dari pasangan ke pasangan dan melanjutkan sampai sekitar sebagian pasangan mendapatkan kesempatan untuk melaporkan dalam Arends 1997 (Iru & Arihi, 2012: 60). Model pembelajaran ini di yakini dapat mengatasi permasalahan di atas karena TPS menuntut siswa untuk mau mengajukan permasalahan yang dihadapi, bekerjasama, berdiskusi dan berinteraksi dengan anggota kelompoknya masing-masing. Disini siswa bukan hanya belajar dan menerima apa yang disajikan oleh guru, melainkan bisa belajar dari siswa lainnya serta mempunyai kesempatan untuk membelajarkan siswa yang lain. Selain itu, dengan adanya kuis pada setiap akhir pelajaran dan adanya penghargaan terhadap kelompok yang memperoleh skor tertinggi akan dapat memotivasi siswa untuk berusaha memahami materi dalam mengikuti pembelajaran di kelas.
Tujuan dari penelitian ini untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar teknik passing control sepak bola menggunakan kaki bagian dalam pada siswa kelas VII E SMP Negeri 3 Singaraja Tahun Pelajaran 2013/2014. METODE PENELITIAN Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilakukan di SMP Negeri 3 Singaraja tahun ajaran 2013/2014. Dengan subyek penelitian berjumlah 33 orang. Penelitian dilakukan selama 2 siklus yang masingmasing terdiri dari 2 kali pertemuan. Tahapan penelitian meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi/evaluasi dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan pada hari Rabu, 6 November dan hari Rabu, 13 November 2013 pada siklus I, sedangkan pada siklus ke II dilaksanakan pada hari Rabu, 20 November dan hari Rabu , 27 November 2013. Teknik penggumpulan data hasil Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari pengumpulan data aktivitas dan hasil belajar. Data aktivitas belajar dikumpulkan pada setiap pertemuan pada setiap siklus yang dilakukan oleh 2 orang observer dengan menggunakan lembar observasi aktivitas belajar siswa. Sedangkan data hasil belajar dikumpulkan pada pertemuan kedua setiap siklus yang dilakukan oleh 3 orang evaluator dengan menggunakan format assessment hasil belajar passing control sepakbola menggunakan kaki bagian dalam. Penelitian ini, dilakukan dengan teknik analisis data yang menggunakan analisis statistik deskriptif. Statistik deskriptif digunakan untuk mengolah karakteristik data yang berkaitan dengan penjumlahan, rata-rata, mencari titik tengah, mencari persentase, dan menyajikan data yang menarik, mudah dibaca dan diikuti alur berpikirnya. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis data aktivitas belajar pada siklus I diperoleh aktivitas belajar siswa secara klasikal sebesar 7,82. siswa Adapun rinciannya sebagai berikut: siswa dengan kategori sangat aktif 4 orang (12,12%), siswa dengan kategori aktif 21
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol. 1 Tahun 2014) orang (63,63%), siswa dengan kategori cukup aktif 8 orang (24,25%) dan kategori
kurang aktif tidak ada dan kategori sangat kurang aktif tidak ada.
Tabel 1. Data Aktivitas Belajar Passing Control Sepakbola (Kaki bagian dalam) pada Siklus I No
Kriteria
Kategori
1
X 9
Sangat Aktif
2
7 X < 9
3
5 X<7
4
3 X<5
5
X<3
Aktif Cukup Aktif Kurang Aktif Sangat Kurang Aktif
Jumlah
Siswa Jumlah (%)
Keterangan
4 orang
12,12%
21 orang
63,63%
8 orang
24,25%
0 orang
0%
0 orang
0%
33 orang
100%
Penelitian hasil belajar siswa secara klasikal materi passing control sepakbola menggunakan kaki bagian dalam pada siklus I bahwa persentase secara klasikal sebesar 69,4%. Artinya nilai 66,67%. Tingkat penguasaan hasil belajar passing control sepakbola menggunakan kaki bagian dalam siklus I berada pada rentang 67-76 dengan kategori cukup baik (tidak
25 orang (75,76%) Aktif
8 orang (24,24%) Tidak Aktif
33 orang (100%)
tuntas). Adapun rinciannya sebagai berikut: siswa yang mendapat kategori sangat baik sebanyak 3 (9,09%), siswa yang mendapat kategori baik 19 orang (57,58%), siswa yang mendapat kategori cukup baik 11 orang (33,33). Siswa yang tuntas 22 orang (66,67%) dan siswa yang tidak tuntas 11 orang (33,33%).
Tabel 2. Data Hasil Belajar Passing Control Sepakbola (Kaki bagian dalam) pada Siklus I No
Rentan g Skor
Banyak Siswa
Persentase
Nilai
Kategori
Ket
1
85-100
3 orang
9,09%
A
Sangat Baik
2
75-84
19 orang
57,58%
B
Baik
22 orang (66,67%) Tuntas
3
65-74
11 orang
33,33%
C
Cukup Baik
4
55-64
0 orang
0%
D
Kurang baik
5
0-54
0 orang
0%
E
Sangat Kurang
33 orang
100%
Jumlah
Hasil analisis data aktivitas belajar pada siklus II diperoleh aktifitas belajar siswa secara klasikal sebesar 8,31 yang tergolong aktif. Adapun data aktifitas belajar siswa secara individu yaitu sebagai berikut,
11 orang (33,3%) Tidak Tuntas 33 orang(100%)
siswa yang mendapat kategori sangat aktif yaitu 10 orang (30,30%), siswa yang mendapat kategori aktif yaitu 23 orang (69,70%) dan siswa yang mendapat
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol. 1 Tahun 2014) kategori cukup aktif yaitu 0 orang dengan persentase 0%. Tabel 3. Data Aktivitas Belajar Passing Control Sepakbola (Kaki bagian dalam) pada Siklus II No
Kriteria
Kategori
1
X 9
Sangat Aktif
2
7 X < 9
3
5 X<7
4
3 X<5
5
X<3
Aktif Cukup Aktif Kurang Aktif Sangat Kurang Aktif
Jumlah
Siswa
Keterangan
Jumlah
(%)
10 orang
30,30%
23 orang
69,70%
0 orang
0%
0 orang
0%
0 orang
0%
33 orang
100%
Penelitian hasil belajar siswa secara klasikal materi passing control sepakbola menggunakan kaki bagian dalam pada siklus II bahwa hasil secara klasikal sebesar 87,88%. Artinya nilai 87,88% pada tingkat penguasaan hasil belajar passing control sepakbola menggunakan kaki bagian dalam siklus II berada pada rentang 87-100 dengan kategori sangat baik
33 orang (100%) Aktif
0 orang (0%) Tidak Aktif
100% Aktif
(tuntas). Adapun rinciannya sebagai berikut: siswa yang mendapat kategori sangat baik 6 orang (18,18%), siswa yang mendapat kategori baik 23 orang (69,70%), dan siswa yang mendapat kategori cukup baik 4 orang (12,12%), kurang baik maupun sangat kurang tidak ada. Siswa yang tuntas 29 orang (87,88%) dan siswa yang tidak tuntas 4 orang (12,12%).
Tabel 4. Data Hasil Belajar Passing Control Sepakbola (Kaki bagian dalam) pada Siklus II
No
Rentang Skor
Banyak Siswa
Persentase
Nilai
Kategori
1
85-100
6 orang
18,18%
A
Sangat Baik
2
75-84
23 orang
69,70%
B
Baik
3
65-74
4 orang
12,12%
C
4
55-64
0 orang
0%
D
5
0-54
0 orang
0%
E
33 orang
100%
Jumlah
PEMBAHASAN Berdasarkan informasi yang diperoleh terdapat beberapa masalah yang terjadi pada siswa kelas VII E SMP Negeri 3
Cukup Baik Kurang baik Sangat Kurang
Keterangan
29 orang (87,88%) Tuntas
3 orang (12,12%) Tidak Tuntas 33 orang (100%)
Singaraja tahun pelajaran 2013/2014 mengenai aktivitas dan hasil belajar passing control sepakbola menggunakan kaki bagian dalam. Oleh karena itu peneliti
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol. 1 Tahun 2014) melakukan penelitian dengan mengimplementasikan model pembelajaran kooperatif tipe TPS. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dua siklus dengan masing masing siklus 2 kali pertemuan, menunjukkan terjadi peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa dengan implementasi model pembelajaran kooperatif tipe TPS.
Dengan mengimplementasikan model pembelajaran kooperatif tipe TPS aktivitas dan hasil belajar menjadi lebih baik dari observasi awal. Pada siklus I aktivitas belajar tergolong kategori aktif. Sedangkan pada siklus II aktivitas belajar tergolong dalam aktif.
Tabel 5. Peningkatan Aktivitas Belajar Sepakbola Per Tahap
No
Tahapan
1
Observasi Awal
Siklus I
2 3
Siklus II
Persentase Aktivitas Belajar 10siswa (30,30%) Aktif 25 siswa (75,76%) Aktif 33 siswa (100%) Aktif
Keaktifan Siswa
Peningkatan Aktivitas Belajar Observasi Siklus I Observasi Awal ke ke Siklus Awal ke Siklus I II Siklus II
Aktif 15 orang (45,45%) Aktif
23 orang (69,69%) 8 orang (24,24%)
Aktif
Sedangkan untuk hasil belajar pada siklus I sebanyak 22 orang yang tuntas namun pada siklus II terjadi peningkatan sehingga siswa yang tuntas sebanyak 29
orang. Pada siklus II ini peneliti memberikan tindakan-tindakan TPS dengan melihat kelemahan-kelemahan pada siklus I
Tabel 6. Peningkatan Hasil Belajar Peningkatan Aktivitas Belajar Sepakbola Per Tahap
No
Tahapan
Persentase Hasil Belajar
1.
Observasi Awal
7 orang (21,21%)
2.
3.
Siklus I
22orang (66,67%)
Siklus II
29 orang (87,88%)
Ketuntasan Siswa
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Berdasarkan uraian tersebut, ini berarti bahwa tingkat penguasaan materi
Peningkatan Hasil Belajar Observasi Siklus I Observasi Awal ke ke Siklus Awal ke Siklus I II Siklus II
15 orang (45,45%)
22 orang (66,67%)
7 orang (21,21%)
passing control sepakbola menggunakan kaki bagian dalam pada siklus II sudah
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol. 1 Tahun 2014) memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan pada mata pelajaran Penjasorkes di kelas VII E SMP Negeri 3 Singaraja yaitu 75 dari nilai maksimal 100. Secara klasikal, penelitian ini dianggap berhasil karena telah mencapai target yakni 75% siswa di kelas terteliti telah memperoleh rata-rata nilai sebesar 75 (KKM). Karena sudah tercapainya target yang ditentukan maka penelitian ini dihentikan sesuai dengan rancangan penelitian yang telah direncanakan sebelumnya. Hasil penelitian ini juga dikuatkan atau didukung oleh beberapa hasil penelitian dari peneliti-peneliti sebelumnya, diantaranya; 1) Ikomang Wiwik Sandita menyatakan bahwa aktivitas dan hasil belajar teknik dasar passing bola sepak meningkat melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS pada siswa kelas X.1 SMA Negeri 1 Belah Batuh tahun pelajaran 2011/2012; 2) I Putu Junta Astu menyatakan bahwa aktivitas dan hasi belajar lompat jauh meningkat melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS pada siswa kelas VIID SMP Negeri 2 Abang tahun pelajaran 2011/2012; 3) Igusti Ngurah Manik Mahardika menyatakan bahwa aktivitas dan hasi belajar teknik dasar lari jarak pendek (sprint) meningkat melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS pada siswa kelas X keuangan SMK PGRI 1 Singaraja tahun pelajaran 2011/2012; 4) Kadek Dian Vanagosi menyatakan bahwa aktivitas dan hasi belajar teknik dasar menggiring bola basket meningkat melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS pada siswa kelas VIIA SMP Negeri 1 Seririt tahun pelajaran 2011/2012; 5) Luh Made Satria Yuliantari menyatakan bahwa aktivitas dan hasil belajar roll dalam pembelajaran senam lantai meningkat melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Seririt tahun pelajaran 2011/2012.
SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: 1. Aktivitas belajar passing control sepakbola menggunakan kaki bagian dalam meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe TPS pada siswa kelas VII E SMP Negeri 3 Singaraja tahun pelajaran 2013/2014. 2. Hasil belajar passing control sepakbola menggunakan kaki bagian dalam meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe TPS pada siswa kelas VII E SMP Negeri 3 Singaraja tahun pelajaran 2013/2014.
DAFTAR PUSTAKA Depdiknas. 2006. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta Hamalik, Oemar. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Iru, La dan Arihi, Safiun. 2012. Analisis Penerapan Pendekatan, Metode, Strategi, dan Model-model Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Presindo. Kanca.
2010. Metode Penelitian Pengajaran Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Buku Ajar. Singaraja: Fakultas Olahraga dan Kesehatan.
Luxbacher, A. J. 2004. Sepak Bola. Cetakan Ketiga. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol. 1 Tahun 2014)