CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN Dalam aspek
Pengelolaan Keuangan Daerah sesuai dengan Peraturan
Menteri dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 , Undang-Undang No 1 Tahun 2004,
Peraturan Pemerintah No 58 Tahun 2005, Kepala SKPD selaku Pengguna Anggaran dan Pengguna Barang menyusun dan menyampaikan Laporan Keuangan meliputi : 1. Laporan Realisasi Anggaran 2. Neraca 3. Catatan Atas Laporan Keuangan Laporan
dimaksud
disusun
sesuai
dengan
sistem
Akuntansi
Pemerintahan. Adapun maksud dari penyusunan Laporan Keuangan ini adalah : a. Menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Kota Bandung selama 1 (satu) periode pelaporan b. Menyajikan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD dan BLUD dalam rangka meningkatkan keterbandingan laporan keuangan baik terhadap anggaran, antar periode maupun antar entitas c. Menyajikan informasi mengenai posisi keuangan, realisasi anggaran dan kinerja keuangan sebagai bahan evaluasi dan pengambilan keputusan mengenai alokasi sumber daya Sedangkan tujuan penyusunan laporan keuangan adalah menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan dan untuk menunjukkan akuntabilitas entitas atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya dengan :
Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA 2013
1
a. Menyediakan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan mengenai sumber, alokasi dan penggunaan sumber daya ekonomi b. Menyediakan
informasi
mengenai
ketaatan
realisasi
terhadap
anggarannya c. Menyediakan informasi mengenai cara entitas pelaporan mendanai aktivitasnya dan memenuhi kebutuhan kasnya
1.2. LANDASAN HUKUM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN Landasan hukum penyusunan laporan keuangan Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Kota Bandung atas pelaksanaan APBD dan BLUD Tahun 2013 adalah : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; 3. Undang-Undang
Nomor
15
Tahun
2004
tentang
Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara; 4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan; 5. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit; 6. Peraturan Pemerintah Nomor
23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Badan Layanan Umum; 7. Peraturan
Pemerintah
Nomor
24
Tahun
2005
tentang
Standar
Akuntansi Pemerintah; 8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah; 9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebgaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Badan Layanan Umum Daerah; 11. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 07 Tahun 2006 tentang PokokPokok Pengelolaan Keuangan Daerah;
Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA 2013
2
12. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 14 Tahun 2009 tentang Susunan Organisasi Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Kota Bandung 13. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 001 Tahun 2011 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Bandung Tahun Anggaran 2011 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2011 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Bandung Tahun Anggaran 2011; 14. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 067 Tahun 2011 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Bandung Tahun Anggaran 2011 sebagaimana telah diubah Keempat kalinya dengan Peraturan Walikota Bandung Nomor 830 Tahun 2011 tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Walikota Bandung Nomor 067 Tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Bandung Tahun Anggaran 2011; 15. Keputusan
Walikota
Bandung
Nomor
954/Kep.003/DPKAD/2011
tentang Penunjukan Pengguna Anggaran/Penggun Barang, Pejabat Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Barang, Bendahara Penerimaan, Bendahara
Pengeluaran,
Bendahara
Penerimaan
Pembantu
dan
Bendahara Pengeluaran Pembantu di Lingkungan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2011 sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Walikota
Bandung
Nomor
954/Kep.764-DPKAD/2011
tentang
Penunjukan Pengguna Anggaran/Penggun Barang, Pejabat Pengguna Anggaran/Kuasa Bendahara
Pengguna
Pengeluaran,
Barang,
Bendahara
Bendahara Penerimaan
Penerimaan,
Pembantu
dan
Bendahara Pengeluaran Pembantu di Lingkungan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2011; 16. Keputusan
Walikota
Bandung
Nomor
900/Kep.066-DPKAD/2011
tentang Penetapan RS Khusus Ibu dan Anak Kota Bandung Untuk Menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) secara penuh.
Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA 2013
3
1.3 SISTEMATIKA PENULISAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I
PENDAHULUAN 1.1 Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan 1.2 Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan
BAB II
EKONOMI
MAKRO,
KEBIJAKAN
KEUANGAN
DAN
PENCAPAIAN TARGET KINERJA APBD 2.1 Ekonomi Makro 2.2 Kebijakan Keuangan 2.3 Indikator Pencapaian Target Kinerja APBD BAB III
IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN 1.1 Ikhtisar Pencapaian Target Kinerja Keuangan 1.2 Hambatan dan Kendala Yang ada dalam pencapaian target yang telah ditetapkan
BAB IV
KEBIJAKAN AKUNTANSI 4.1 Entitas Akuntansi/Entitas Pelaporan Keuangan Daerah 4.2 Basis Akuntansi yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan 4.3 Basis Pengukuran yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan 4.4 Penerapan Kebijakan Akuntansi Berkaitan dengan ketentuan yang ada dalam Standar Akuntansi Pemerintahan
BAB V
PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN 5.1 Pendapatan 5.2 Belanja 5.3 Pembiayaan 5.4 Aset 5.5 Kewajiban 5.6 Ekuitas Dana
BAB VI
PENJELASAN ATAS INFORMASI NON KEUANGAN
BAB VII PENUTUP
Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA 2013
4
BAB II EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN DAN PENCAPAIAN TARGET KINERJA PADA RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK KOTA BANDUNG TAHUN 2013
2.1 EKONOMI MAKRO Program-program dibidang kesehatan telah berhasil meningkat, hal ini terlihat dengan adanya peningkatan rata-rata Angka Harapan Hidup (AHH) di Kota Bandung yang mengalami peningkatan, pada tahun 2012 adalah 68 tahun dan tahun 2013 menjadi 74 tahun. Meningkatnya Angka Harapan Hidup (AHH) tersebut tidak terlepas dari upaya menurunkan Jumlah Kematian Ibu , namun pada tahun 2013 di Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Kota Bandung telah ditemukan sebanyak 6 kasus kematian ibu atau mengalami peningkatan 20% dibanding tahun 2012 yaitu sebanyak 5 kasus, Jumlah Kematian Bayi tahun 2013 sebanyak 73 kasus atau mengalami penurunan 19% dibanding tahun 2012 yang mencapai 91 kasus, Jumlah Kematian Anak tahun 2013 sebanyak 5 kasus atau mengalami penurunan 29% dibanding tahun 2012 yang hanya 7 kasus. Keberhasilan penurunan jumlah kematian anak dan bayi tidak terlepas dari adanya intensifikasi yang dilaksanakan oleh berbagai pihak termasuk Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Kota Bandung melalui programprogram yang bersifat rutin maupun dari bantuan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Sedangkan meningkatnya jumlah kematian ibu disebabkan karena kurang nya pemahaman masyarakat terhadap kesehatan pada ibu hamil sehingga banyak pasien yang datang ke rumah sakit sudah dalam keadaan kritis.
Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA 2013
5
2.2 KEBIJAKAN KEUANGAN Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan Pemerintah Daerah yang dinilai dengan uang, termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah dalam kerangka anggaran, belanja dan pembiayaan. Hal tersebut menjadikan Keuangan Daerah merupakan salah satu faktor penentu dalam penyelenggaraan fungsi-fungsi pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat. Kebijakan keuangan daerah diarahkan untuk meningkatkan struktur keuangan yang lebih baik melalui peningkatan kemampuan keuangan daerah, pengelolaan keuangan daerah dan pengawasan keuangan daerah. Kebijakan tersebut diharapkan meningkatkan kontribusi Pendapatan, khususnya pendapatan Operasional BLUD yang berasal dari Pelayanan Kesehatan. Hal tersebut ditempuh melalui peningkatan target pendapatan. Untuk belanja melakukan efisiensi terhadap belanja administrasi umum dan operasional/pemeliharaan serta selektif dalam belanja modal serta memacu investasi pada daerah yang diprioritaskan. Untuk pembiayaan mengoptimalkan pemanfaatan sumber penerimaan daerah dalam menutupi defisit tahun anggaran berjalan dan pengeluaran lainnya. Kebijakan keuangan meliputi komponen-komponen dan kinerja pelayanan yang diharapkan pada setiap kewenangan Pemerintah Daerah yang akan dilaksanakan dalam satu tahun anggaran dapat meningkatkan mutu pelayanan terhadap masyarakat terutama pelayanan kesehatan. Kebijakan
keuangan
BLUD
meliputi
komponen-komponen
kinerja
pelayanan RSKIA sebagai Pola pengelolaan Keuangan Badan layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) yang diharapkan pada setiap kewenangan SKPD sebagai BLUD yang akan dilaksanakan berpedoman pada Peraturan Walikota Bandung tentang Pola pengelolaan badan Layanan Umum Daerah (BLUD) bagi Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak yang bertujuan dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan meningkatkan mutu pelayanan terhadap masyarakat.
Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA 2013
6
2.2.1. Pendapatan Pendapatan Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Kota Bandung yaitu berasal dari Pendapatan Operasional Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). Kontribusi Pendapatan terhadap sektor kesehatan dibidang pelayanan selama periode Tahun 2012 – 2013 sebagai berikut : NO
URAIAN
PENDAPATAN BLUD 2012 a
Jasa Layanan
b
Hibah
c
Hasil kerjasama
d
Pendapatan lainnya yang sah
TAHUN TARGET 31,283,001,550.00
CAPAIAN %
REALISASI 19,528,767,845.00
62.4%
19,466,207,508.00 20,000,000.00 42,560,337.00 -
PENDAPATAN BLUD 2013
14,861,512,297.00
22,456,396,257.00
a
Jasa Layanan
b
Hibah
-
c
Hasil kerjasama
-
d
Pendapatan lainnya yang sah
151.1%
22,224,618,410.00
231,777,847.00
Pendapatan Jasa Layanan BLUD sebesar Rp. 22.490.817.057,00 Tahun 2013 bersumber dari :
Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA 2013
7
NO
URAIAN
PENDAPATAN BLUD
ANGGARAN
REALISASI
DALAM DPA 14,861,512,297.00
22,456,396,257.00
- Jasa Layanan IGD
1,238,035,920.00
1,802,322,999.67
- Jasa Layanan Instalasi Rawat Jalan
1,761,389,850.00
2,269,051,000.00
- Jasa Layanan Instalasi Rawat Inap
2,607,483,120.00
3,940,928,000.00
- Jasa Layanan Instalasi VK ODS
1,895,818,650.00
2,867,617,500.00
- Jasa Layanan Instalasi Bedah Sentral
2,580,883,800.00
4,210,430,000.00
- Jasa Layanan Instalasi Laboratorium
1,813,925,865.00
2,725,310,000.00
- Jasa Layanan Instalasi Farmasi
2,732,150,130.60
4,073,798,816.33
- Jasa Layanan Instalasi Diklat
12,946,560.00
19,616,000.00
- Jasa Layanan Instalasi Ambulance
39,979,500.00
60,575,000.00
a. Jasa Layanan
b. Hibah
-
c. Hasil Kerjasama
-
d. Pendapatan Lainnya Yang sah
178,898,901.06
215,688,000.00 271,058,941.00
/Bunga Bank
2.2.2. Belanja Dalam rangka penyelenggaraan pemerintah dan peningkatan pelayanan publik, pengaturan alokasi belanja diupayakan untuk efisien efektif dan proporsional. Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah yang menyatakan bahwa Belanja Daerah diprioritaskan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban daerah. Belanja pada dasarnya untuk membiayai kegiatan pada Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Kota Bandung yang telah dialokasikan dalam DPA dan biaya kegiatan operasional yang dibiayai oleh BLUD yang telah dialokasikan dalam RBA. Dapat kita lihat perbandingan jumlah anggaran belanja terhadap realisasi belanja sebagai berikut :
Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA 2013
8
JUMLAH
CAPAIAN
NO
TAHUN
1
2012
33,154,195,572.00
31,404,119,720.00
94.72%
2
2013
35,416,529,836.58
29,194,801,765.00
82.43%
ANGGARAN
REALISASI
%
Uraian anggaran belanja tahun 2013 terhadap realisasi belanja dapat diuraikan sebagai berikut :
ANGGARAN
REALISASI
35,416,519,836.58
29,194,801,765.00
6,221,718,071.58
BELANJA OPERASI
29,146,833,711.00
28,157,292,015.00
989,541,696.00
Belanja Pegawai
17,809,893,069.00
21,002,413,043.00
-3,192,519,974.00
Belanja Barang
11,336,940,642.00
7,154,878,972.00
4,182,061,670.00
BELANJA MODAL
6,269,697,124.00
1,037,509,750.00
5,232,187,374.00
0.00
0.00
0.00
6,012,907,125.00
616,272,275.00
5,396,634,850.00
256,789,999.00
421,237,475.00
-164,447,476.00
URAIAN BELANJA
Belanja Tanah Belanja Peralatan dan Mesin Belanja Bangunan dan Gedung
LEBIH / (KURANG)
URAIAN SUMBER ANGGARAN BELANJA RSKIA BERASAL DARI : A. APBD URAIAN BELANJA
ANGGARAN
LEBIH / (KURANG)
REALISASI
20.555.017.539,00
11.668.517.554,00
3.612.517.860,00
BELANJA OPERASI
15.182.110.414,00
11.629.592.554,00
3.552.517.860,00
Belanja Pegawai
10.193.164.511,00
9.506.193.537,00
686.970.974,00
Belanja Barang
4.988.945.903,00
2.123.399.017,00
2.865.546.886,00
BELANJA MODAL
5.372.907.125,00
38.925.000,00
60.000.000,00
5.312.907.125,00
38.925.000,00
5.273.982.125,00
60.000.000,00
0,00
60.000.000,00
Belanja Peralatan dan Mesin Belanja Bangunan dan Gedung
Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA 2013
9
Pencapaian hal
ini
anggaran terhadap realisasi belanja APBD sebesar 56,77%,
menunjukan
adanya
penurunan
kinerja
keuangan
dalam
merealisasikan anggarannya dibanding tahun 2012 yang mencapai 94%. B. BLUD URAIAN BELANJA
ANGGARAN
REALISASI
LEBIH / (KURANG)
14,861,512,297.00
17,526,284,211.00
(17,154,339,392.00)
BELANJA OPERASI
13,964,723,297.00
16,527,699,461.00
(15,258,965,642.00)
Belanja Pegawai
7,616,728,558.00
11,496,219,506.00
(3,879,490,948.00)
Belanja Barang
6,347,994,739.00
5,031,479,955.00
(11,379,474,694.00)
BELANJA MODAL
896,789,000.00
998,584,750.00
(1,895,373,750.00)
Belanja Tanah
700,000,000.00
577,347,275.00
(1,277,347,275.00)
Belanja Peralatan dan Mesin
196,789,000.00
421,237,475.00
(618,026,475.00)
Untuk belanja yang bersumber dari BLUD anggaran belanja yang tercantum dalam DPA BLUD sebesar Rp. 14.861.512.297,00 adalah merupakan kendali belanja RSKIA BLUD agar tidak melebihi dari pagu anggaran yang telah ditetapkan.Namun pada kenyataanya, belanja BLUD melebihi pagu anggaran belanjanya sebesar 115% dari target belanja yang telah ditetapkan, hal ini terjadi karena target belanja yang ditetapkan terlalu rendah dibandingkan dengan target belanja pada tahun 2012. Sehingga untuk mengantisipasi kekurangan belanja tersebut, maka RSKIA Kota Bandung menggunakan nilai ambang batas belanja dari target sebesar 30%, presentase besaran nilai ambang batas yang digunakan diuraikan dalam RBA BLUD RSKIA tahun 2013. Namun demikian, dalam pengunaan belanja BLUD mengacu pada realisasi pendapatan fungsional BLUD tahun 2013 sebesar Rp. 22.456.396.257,- dimana setelah dikurangi belanja sebesar Rp. 17.526.284.211 maka surplus anggarannya mencapai Rp. 4.930.112.046,-. Anggaran Kas BLUD sampai dengan 31 Desember Tahun 2013 sebesar Rp. 9.713.055.208,00 dengan diuraikan sebagai berikut : 1. Surplus tahun 2011 Rp. 2.205.924.592,00 2. Surplus tahun 2012 Rp. 2.577.018.570,00 3. Surplus tahun 2013 Rp. 4.930.112.046,00
Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA 2013
10
2.3 INDIKATOR PENCAPAIAN TARGET KINERJA RSKIA KOTA BANDUNG Berdasarkan Permendagri Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Perubahan Kedua Atas Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 urusan wajib yang dilaksanakan Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Kota Bandung Tahun 2013 berbentuk Program dan Kegiatan, dan Permendagri Nomor 16 Tahun 2007 tentang Pola Pengelolaan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) adalah sebagai berikut : NO
1
URAIAN KEGIATAN
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik air dan listrik Penyediaan jasa kebersihan kantor Penyediaan barang cetakan dan penggandaan Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor Penyediaan Jasa Pengamanan Kantor
2
terpenuhinya sarana penerangan dan perairan selama 12 bulan Terciptanya kebersihan gedung RSKIA seluas 3.294m2 Tersedianya Alat Tulis Kantor dan cetakan untuk kebutuhan 1 tahun Tersedianya kebutuhan proyektor bagi kebutuhan kantor Terciptanya keamanan lingkungan RS dan pembayaran jasa keamanan 12 bln
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Pengadaan kendaraan dinas operasional Pengadaan perlengkapan gedung kantor Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional
3
INDIKATOR KINERJA
Tersedianya kendaraan operasional rumah sakit Tersedianya perlengkapan kantor rumah sakit dalam 1 tahun Terpeliharanya kendaraan operasional rumah sakit secara rutin dalam 1 tahun
Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Terlaksananya pendidikan dan pelatihan Pendidikan dan pelatihan formal
4
Program Obat dan Perbekalan Kesehatan Pengadaan obat dan perbekalan kesehatan
5
Program pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana Terpenuhinya obat-obatandan alat kesehatan di rumah sakit dalam menun jang kegiatan PONEK di rumah sakit
Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak. Pertolongan persalinan bagi ibu dan keluarga kurang mampu
8
Terpenuhinya kebutuhan alat-alat kese hatan di Ruang PICU rumah sakit
rumah sakit/rumah sakit jiwa/rumah sakit paru-paru/rs mata Pengadaan alat-alat kesehatan rumah sakit untuk kegiatan PONEK
7
Terpenuhinya obat-obatan di rumah sakit dalam menunjang pelayanan kesehatan selama 1 tahun
Program Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan Ruang PICU di Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak
6
pegawai yang berkualitas dan bermutu sebesar 100% dalam 1th
Tercapainya kualitas pelayanan kepada ibu melahirkan dan tidak mampu secara optimal selama 1 tahun
Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Badan Layanan Umum Daerah Pelayanan
Pendukung Pelayanan
Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA 2013
Terpenuhi kebutuhan rumah sakit dari pembiayaan BLUD bagi pelayanan pada masyarakat di lingkungan rs 100% Terpenuhi kebutuhan rumah sakit dari pembiayaan BLUD bagi Pendukung Pelaya nan untuk pasien di rumah sakit 100%
11
BAB III IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN 3.1 IKHTISAR REALISASI PENCAPAIAN TARGET KINERJA KEUANGAN Sebagimana dikemukakan pada Bab terdahulu bahwa struktur APBD telah mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah bahwa dalam Catatan Atas Laporan Keuangan harus menyajikan ikhtisar pencapaian kinerja APBD yang berisi gambaran realisasi pencapaiaan efektifitas dan efefisiensi program dan kegiatan selama pelaksanaan APBD Tahun 2013. Bagi rumah sakit sebagai Badan Layanan Umum Derah (BLUD) mengacu pada Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 61 tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan badan layanan Umum Daerah ,bahwa dalam pencapaian kinerja BLUD dapat digambarkan dalam bentuk jenis kegiatan yaitu pelayanan dan pendukung pelayanan. Penyajian laporan keuangan BLUD menyajikan ikhtisar pencapaian kinerja BLUD yang berisi gambaran realisasi pencapaiaan efektifitas dan efefisiensi program dan kegiatan selama pelaksanaan BLUD Tahun 2013. Dalam hal ini laporan keuangan Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Kota Bandung menggabungkan dua sumber pendanaan dari APBD dan BLUD, dimana kegiatan dari masing-masing sumber dana tersebut memiliki fungsi yang sama dalam meningkatkan mutu pelayanan, kualitas pelayanan dan pelayanan yang optimal bagi masyarakat yang telah dituangkan dalam program kegiatan untuk menunjang terhadap pelayanan kesehatan masyarakat. Ikhtisar pencapaian kinerja keuangan program kegiatan dana yang bersumber dari APBD mencapai 56,77%, sedangkan program kegiatan yang bersumber dari dana operasional BLUD mencapai 117,93%.
Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA 2013
12
Pencapaian kinerja rumah sakit dapat diuraikan melalui program dan kegiatan dari masing-masing urusan tersebut disajikan sebagai berikut : NO
URAIAN KEGIATAN
1
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik air dan listrik Penyediaan jasa kebersihan kantor Penyediaan barang cetakan dan penggandaan Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor Penyediaan Jasa Pengamanan Kantor
2
Pengadaan perlengkapan gedung kantor Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional
ANGGARAN
REALISASI
%
Rp 1,950,438,200.00 Rp 1,112,699,141.00 57.05% terpenuhinya sarana penerangan dan perairan selama 12 bulan
Rp
895,500,000.00 Rp
287,828,771.00 32.14%
Terciptanya kebersihan gedung RSKIA seluas 3.294m2
Rp
354,600,000.00 Rp
325,392,995.00 91.76%
Rp
405,403,200.00 Rp
205,383,375.00 50.66%
Rp
10,835,000.00 Rp
10,475,000.00 96.68%
Rp
284,100,000.00 Rp
283,619,000.00 99.83%
Rp
204,800,000.00 Rp
118,210,000.00
Rp
51,200,000.00 Rp
28,450,000.00 55.57%
Rp
60,000,000.00 Rp
-
Rp
93,600,000.00 Rp
89,760,000.00 95.90%
Rp
400,000,000.00 Rp
287,225,000.00 71.81%
Rp
400,000,000.00 Rp
287,225,000.00 71.81%
Rp 1,772,902,703.00 Rp
386,924,300.00 21.82%
Rp 1,772,902,703.00 Rp
386,924,300.00 21.82%
Rp 3,000,000,000.00 Rp
-
0.00%
Rp 3,000,000,000.00 Rp
-
0.00%
Rp 2,250,872,125.00 Rp
-
0.00%
Rp 2,250,872,125.00 Rp
-
0.00%
Tersedianya Alat Tulis Kantor dan cetakan untuk kebutuhan 1 tahun Tersedianya kebutuhan proyektor bagi kebutuhan kantor Terciptanya keamanan lingkungan RS dan pembayaran jasa keamanan 12 bln
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Pengadaan kendaraan dinas operasional
3
INDIKATOR KINERJA
Tersedianya kendaraan operasional rumah sakit Tersedianya perlengkapan kantor rumah sakit dalam 1 tahun Terpeliharanya kendaraan operasional rumah sakit secara rutin dalam 1 tahun
Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
57.72%
0.00%
Terlaksananya pendidikan dan pelatihan Pendidikan dan pelatihan formal 4
Program Obat dan Perbekalan Kesehatan Pengadaan obat dan perbekalan kesehatan
5
rumah sakit/rumah sakit jiwa/rumah sakit paru-paru/rs mata Terpenuhinya obat-obatandan alat kesehatan di rumah sakit dalam menun jang kegiatan PONEK di rumah sakit
Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak. Pertolongan persalinan bagi ibu dan keluarga kurang mampu
8
Terpenuhinya kebutuhan alat-alat kese hatan di Ruang PICU rumah sakit
Program pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana
Pengadaan alat-alat kesehatan rumah sakit untuk kegiatan PONEK 7
Terpenuhinya obat-obatan di rumah sakit dalam menunjang pelayanan kesehatan selama 1 tahun
Program Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan Ruang PICU di Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak
6
pegawai yang berkualitas dan bermutu sebesar 100% dalam 1th
Rp 1,798,710,000.00 Rp 1,165,625,486.00 Tercapainya kualitas pelayanan kepada ibu melahirkan dan tidak mampu secara optimal selama 1 tahun
Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Badan Layanan Umum Daerah Pelayanan
Pendukung Pelayanan
64.80%
Rp 1,798,710,000.00 Rp 1,165,625,486.00 64.80%
Rp 14,861,512,297.00 Rp 17,526,284,211.00 117.93% Terpenuhi kebutuhan rumah sakit dari pembiayaan BLUD bagi pelayanan pada masyarakat di lingkungan rs 100% Terpenuhi kebutuhan rumah sakit dari pembiayaan BLUD bagi Pendukung Pelaya nan untuk pasien di rumah sakit 100%
Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA 2013
Rp 12,274,282,211.00 Rp 13,451,555,829.00 109.59%
Rp 2,587,230,086.00 Rp 4,074,728,382.00 157.49%
13
1.4 HAMBATAN
DAN
KENDALA
YANG
ADA
DALAM
PELAKSANAAN
PENGELOLAAN KEUANGAN BLUD Berdasarkan evaluasi secara umum di RS Khusus ibu dan Anak Kota Bandung
selama
permasalahan
tahun
tentang
2013
masih
pemahaman
terdapat
kendala
penganggaran
dan
maupun belanja
khususnya tentang Badan Layanan Umum Daerah, dikarenakan RSKIA Kota Bandung selaku Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan juga sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) berdasarkan Keputusan Walikota
Bandung
Nomor
900/Kep.066-DPKAD/2011
Tanggal
27
Januari 2011 tentang Penetapan RS Khusus Ibu dan Anak Kota Bandung
Untuk
Layanan
Umum
Menerapkan Daerah
Pola
Pengelolaan
(PPK-BLUD)
secara
Keuangan
Badan
penuh.
Dalam
mengimplementasikannya masih harus melakukan berbagai upaya agar tidak terdapat permasalahan yang sangat besar dan melakukan pengelolaan keuangan secara efektif, efisien, dan akuntabel. Dalam pelaksanaan realisasi anggaran belanja BLUD terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu terkait dengan meningkatnya pendapatan rumah sakit yang berpengaruh terhadap realisasi belanja baik belanja pegawai, barang jasa dan belanja modal. Penetapan Pagu Anggaran Belanja yang ditetapkan pada tahun 2013 sangat kecil dibandingkan pada tahun-tahun sebelumnya, seperti dari uraian berikut di bawah ini :
KENAIKAN/PEN URUNAN PAGU ANGGARAN
NO
TAHUN
PAGU ANGGARAN
REALISASI
1
2011
12,000,000,000
9,020,359,750
2
2012
18,000,000,000
16,951,749,275
6,000,000,000
3
2013
14,861,512,297
17,526,284,211
-3,138,487,703
0.00
Dari uraian tersebut di atas dapat terlihat bahwa pagu anggaran belanja yang ditetapkan pada tahun 2012 mengalami peningkatan seiring dengan peningkatan pendapatan fungsional Rumah Sakit, namun pada tahun 2013 pagu anggaran belanja yang ditetapkan mengalami penurunan, hal itu tidak sebanding dengan peningkatan pendapatan rumah sakit yang
Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA 2013
14
berpengaruh secara signifikan terhadap belanja operasional rumah sakit yang mengalami kenaikan.
Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA 2013
15
BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI
4.1 Entitas Akuntansi / Entitas Pelaporan Keuangan Daerah Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, yaitu Direktur RSKIA Kota Bandung sebagai entitas akuntansi menyusun
pertanggungjawaban
pelaksanaan
APBD
Tahun
2013
berupa Laporan Keuangan yang terdiri dari Laporan Realisasi APBD, Neraca dan Catatan Atas Laporan Keuangan.
4.2 Basis Akuntansi Yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan a. Basis akuntansi yang digunakan dalam Laporan Keuangan RSKIA Kota Bandung adalah basis kas untuk pengakuan pendapatan, belanja dan pembiayaan dalam Laporan Realisasi Anggaran dan basis akrual untuk pengakuan aset, kewajiban dan ekuitas dana dalam neraca. b. Basis
kas
untuk
Laporan
Realisasi
Anggaran
berarti
bahwa
pendapatan dan penerimaan pembiayaan diakui pada saat kas diterima oleh kas daerah serta belanja dan pengeluaran pembiayaan diakui pada saat kas dikeluarkan dari kas daerah. c. Basis Akrual untuk Neraca berarti bahwa aset, kewajiban dan ekuitas dana diakui dan dicatat pada sat terjadinya transaksi atau pada saat kejadian atau kondisi lingkungan berpengaruh pada keuangan Pemerintah Kota Bandung bukan pada saat kas diterima atau dibayar oleh kas daerah. d. Asas
Bruto
diperkenalkan
berarti secara
pengakuan netto,
serta
pencatatannya
penerimaan
setelah
tidak
dikurangi
pengeluaran pada suatu unit organisasi.
Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA 2013
16
4.3 Basis Pengukuran Yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan Beberapa informasi penting yang perlu disajikan sehubungan dengan basis pengukuran yang mendasari Penyusunan Laporan Keuangan adalah sebagai berikut : a. Penyusunan neraca RSKIA Kota Bandung menganut substansi mengungguli bentuk formalnya (substansi overform) b. Asas yang digunakan adalah akrual yang dimodifikasi (modified accrual basis) atau kas yang dimodifikasi (modified cash basis) c. Periode akuntansi yang digunakan dalam penyusunan neraca RSKIA Kota Bandung adalah Tahun Anggaran (1 Januari sampai dengan 31 Desember 2012) d. Aset adalah sumber daya ekonomis yang dimiliki dan atau dikuasai oleh Pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh baik oleh Pemerintah maupun masyarakat serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya non keuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya e. Kas a) Pencatatan kas menggunakan asas dasar kas. Kas dibendahara dinyatakan dalam rupiah, jika terdapat kas dalam valuta asing maka harus dikonversikan berdasarkan nilai kurs pada tanggal transaksi. Pada akhir tahun, kas di bendahara dalam valuta asing dikonversi kedalam rupiah menggunakan kurs pada tanggal neraca b) Nilai kas pada tanggal neraca adalah hasil kas opname di masingmasing bendahara f. Piutang a) Piutang adalah hak atau klaim kepada pihak ke tiga yang diharapkan dapat dijadikan kas dalam suatu periode akuntansi
Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA 2013
17
b) Piutang adalah transaksi yang terjadi antara Pemerintah Daerah dengan pihak ke tiga dapat berupa penjualan barang, kewajiban c) kepada Pemerintah Daerah yang belum dilunasi seperti pajak atau retribusi atau pinjaman uang yang belum dilunasi pada saat pencatatan d) Piutang dinilai sebesar nilai nominal e) Piutang diakui pada saat timbulnya hak atas piutang tersebut f)
Pengakuan
piutang
pajak/retribusi
diakui
sebagai
piutang
apabila telah diterbitkan dasar ketetapan pajak/retribusi yaitu Surat Keputusan Pajak Daerah / Surat Keputusan Retribusi Daerah (SKPD/SKRD). g. Persediaan a) Persediaan adalah barang yang diperoleh dengan maksud untuk mendukung kegiatan operasional Pemerintah dan barang-barang yang
dimaksudkan
untuk
dijual/diserahkan
dalam
rangka
pelayanan kepada masyarakat. b) Persediaan
dicatat
pada
akhir
periode
akuntansi
dihitung
berdasarkan hasil inventarisasi fisik persediaan. Persediaan dinilai dalam neraca dengan cara : Harga pembeliaan terakhir apabila diperoleh dengan pembelian Harga standar bila diperoleh dengan memproduksi sendiri Harga/nilai wajar atau estimasi nilai penjualannya apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi. c) Jenis-jenis persediaan Persediaan habis pakai adalah barang-barang yang bekas penggunaan tidak dapat digunakan kembali seperti ATK Persediaan tak habis pakai adalah persediaan yang dapat digunakan berulang kali misalnya boxfile Persediaan bekas pakai adalah persediaan bekas pakai yang masih dapat digunakan Persediaan untuk dijual misalnya aspal dalam drum, obatobatan, alat kedokteran, bibit, benih ikan dan lain-lain.
Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA 2013
18
h. Penyertaan modal. Pemerintah Daerah dalam BUMN/BUMD atau Lembaga Keuangan Negara dicatat sebesar jumlah yang dibayar oleh Pemerintah Daerah untuk penyertaan modal tersebut baik di dalam atau di luar negeri serta pada lembaga-lembaga keuangan di mana Pemerintah Daerah memiliki kepentingan yang berdasarkan perjanjiannya dinyatakan sebagai penyertaan modal. i. Aset tetap. Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) periode akuntansi atau 1 (satu) tahun untuk digunakan dalam kegiatan Pemerintah Daerah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Aset tetap dapat diperoleh dari dana yang bersumber dari sebagian atau seluruh APBD melalui pembelian, pembangunan, hibah atau donasi, pertukaran dengan aset lainnya dan atau dari sitaan atau rampasan. Kebijakan penilaian aset tetap telah mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan yang menyatakan bahwa penyusunan neraca awal menggunakan nilai wajar pada saat penyusunan. Dalam hal penyusutan aset tetap penerapan akuntansi penyusutan belum dilakukan karena kebijakan akuntansi mengenai masa manfaat aset dan metode penyusutan belum ditetapkan. j. Kontruksi dalam pengerjaan baru dapat dicatat sebagai aset daerah pada saat biaya telah dikeluarkan. Kontruksi dalam pengerjaan dinyatakan
dalam
neraca
dengan
nilai
historis
yaitu
harga
perolehan. Bila biaya perolehan suatu kontruksi dalam pengerjaan dinyatakan dalam valuta asing, maka nilai rupiah aset itu akan ditetapkan berdasarkan nilai tukar (kurs tengah Bank Indonesia) pada
saat
perolehan.
Kontruksi
dalam
pengerjaan
dinilai
berdasarkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) yang diterbitkan atas pekerjaan tersebut. k. Dana Bergulir adalah program berupa bantuan pinjaman penyaluran dana kepada pihak ke tiga sesuai denganprogram Pemerintah
Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA 2013
19
Daerah.
Pengelolaan
dana
tersebut
diserahkan
kepada
Tim
Teknis/Bank Jabar Cabang Kota Bandung. Jumlah yang dicatat di neraca adalah sebesar dana yang telah diserahkan dari Pemerintah Daerah ke Tim Teknis/Bank Jabar l. Kewajiban jangka pendek merupakan utang lancar yang harus dibayar kembali atau akan jatuh tempo dalam satu periode akuntansi atau 12 (duabelas) bulan sejak tanggal neraca. Dibukukan sebesar nilai nominal, utang dalam valuta asing dikonversikan ke rupiah berdasarkan nilai tukar pada tanggal transaksi terdiri dari : Bagian lancar (BL) utang kepada Pemerintah Pusat merupakan bagian utang jangka panjang kepada Pemerintah Pusat yang dipindahkan ke utang jangka pendek karena akan jatuh tempo dalam satu periode akuntansi atau 12 (duabelas) bulan sejak tanggal neraca Utang perhitungan pihak ke tiga merupakan utang jangka pendek kepada pihak ke tiga yang akan jatuh tempo dalam periode akuntansi Utang bunga, denda dan commitment fee. Utang bunga adalah beban bunga yang harus dibayar oleh Pemerintah Daerah kepada Lender melalui DP3 karena telah menarik pinjaman dengan tarif suku bungan tertentu, dimana pembayarannya telah jatuh tempo. Denda adalah kewajiban yang timbul karena Pemerintah Daerah tidak dapat melunasi angsuran pokok utang maupun bunganya dengan prosentase tertentu secara tepat waktu sesuai perjanjian pinjaman yang telah disepakati kedua belah pihak. Commitment fee adalah kewajiban yang harus dibayar oleh Pemerintah Daerah sebesar prosentase tertentu terhadap jumlah pinjaman yang belum/tidak ditarik sampai dengan waktu yang telah disepakati dalam perjanjian pinjaman m. Kewajiban jangka panjang merupakan utang yang harus dibayar kembali atau jatuh tempo lebih dari 1 (satu) periode akuntansi. Kewajiban jangka panjang dapat berasal dari luar negeri maupun dalam negeri. Kewajiban jangka panjang diakui pada saat dana tersebut diterima dan dibukukan sebesar nilai nominal, utang dalam
Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA 2013
20
valuta asing dikonversikan ke rupiah berdasarkan nilai tukar pada tanggal transaksi Utang
kepada
pemerintah,
utang
jangka
panjang
kepada
Pemerintah Pusat untuk tenggang waktu lebih dari 1 (satu) periode akuntansi Utang bunga jangka panjang merupakan utang atas bunga pinjaman jangka panjang yang pembayaran bunganya belum jatuh tempo. n. Ekuitas dana Ekuitas dana adalah kekayaan bersih Pemerintah Daerah yang merupakan selisih antara aset dengan utang Pemerintah. Ekuitas dana lancar merupakan selisih antara nilai jumlah aset lancar dengan jumlah nilai hutang lancar. Ekuitas dana lancar terdiri atas Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA), cadangan untuk piutang, cadangan untuk persediaan dan dana yang harus disediakan untuk pembayaran hutang jangka pendek. Ekuitas dana investasi merupakan selisih antara jumlah nilai investasi jangka panjang, aset tetap, aset lainnya (tidak termasuk dana cadangan) dengan nilai hutang jangka panjang. Ekuitas dana yang diinvestasikan meliputi dana yang diinvestasikan permanen, diinvestasikan dalam aset tetap, diinvestasikan dalam aset lainnya dan sebagai perkiraan yang mengurangi (contra account) adalah dana yang harus disediakan untuk pembayaran hutang jangka panjang Ekuitas dana cadangan diinvestasikan dalam dana cadangan merupakan
ekuitas
dana
yang
dicadangkan
untuk
tujuan
tertentu. Jadi perkiraan ini merupakan pasangan perkiraan dana cadangan 4.4 Penerapan Kebijakan Akuntansi Berkaitan Dengan Ketentuan Yang Ada Dalam Standar Akuntansi Pemerintahan 4.4.1. Kebijakan Akuntansi Anggaran
Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA 2013
21
1) Kebijakan
akuntansi
anggaran
bertujuan
untuk
mengatur
perlakuan
akuntansi
anggaran mencakup definisi, pengakuan dan
pengukuran/penilaian 2)
Anggaran
merupakan
pedoman
tindakan
yang
akan
dilaksanakan Kota Bandung meliputi rencana pendapatan, belanja dan pembiayaan yang diukur dalam satuan mata uang rupiah
dan
disusun
menurut
klasifikasi
tertentu
secara
sistematis untuk satu periode 3)
Akuntansi anggaran merupakan teknik pertanggungjawaban dan pengendalian manajemen yang digunakan untuk membantu pengelolaan pendapatan, belanja dan pembiayaan
4)
Anggaran diakui pada saat ditetapkan oleh kepala daerah atau pejabat yang berwenang selaku pejabat/pelaksana tugas kepala daerah menjadi peraturan daerah tentang APBD dan Peraturan Kepala Daerah tentang Penjabaran APBD serta pada saat anggaran dialokasikan.
4.4.2. Kebijakan Akuntansi Pendapatan 1) Kebijakan akuntansi pendapatan bertujuan untuk mengatur perlakuan pengakuan,
akuntansi
pendapatan
pengukuran/penilaian
mencakup dan
definisi,
pengungkapan
pendapatan 2) Pendapatan
adalah
semua
penerimaan
kas
daerah
yang
menambah akuitas dana dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak Pemerintah Kota Bandung dan tidak perlu dibayar kembali oleh Pemerintah Kota Bandung 3) Pendapatan
diklasifikasikan
menurut
sumber
dan
pusat
pertanggungjawaban. Sumber pendapatan dirinci berdasarkan kelompok,
jenis
dan
objek
pendapatan,
sedangkan
pusat
pertanggungjawabannya dirinci berdasarkan bagian atau fungsi dan unit organisasi Pemerintah Kota Bandung
Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA 2013
22
4) Pendapatan mencakup pendapatan asli daerah (PAD), dana perimbangan dan lain-lain pendapatan yang sah
5) Akuntansi
dan
pembukuan
pendapatan
dilaksanakan
berdasarkan azas bruto yaitu dengan membukukan penerimaan bruto dan tidak mencatat jumlah netonya. 6) Pengembalian
yang
sifatnya
normal
dan
berulang
atas
penerimaan pendapatan pada periode pendapatan maupun periode sebelumnya dibukukan sebagai pengurang pendapatan periode berjalan. 7) Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang atas penerimaan pendapatan yang terjadi pada periode penerimaan pendapatan dibukukan sebagai pengurang pendapatan pada periode yang sama. 8) Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang atas penerimaan pendapatan yang terjadi pada periode sebelumnya dibukukan sebagai pengurang ekuitas dana lancar pada periode ditemukan koreksi dan pengembalian tersebut 9) Pendapatan diukur dengan mata uang rupiah pada saat kas diterima. Apabila pendapatan diukur dengan mata uang asing, maka
harus
dikonversikan
ke
dalam
mata
uang
rupiah
berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia pada saat terjadi pendapatan.
4.4.3. Kebijakan Akuntansi Belanja 1) Kebijakan
akuntansi
belanja
bertujuan
untuk
mengatur
perlakuan akuntansi belanja mencakup definisi, pengakuan, pengukuran/penilain dan pengungkapan belanja 2) Belanja adalah semua pengeluaran kas daerah yang mengurangi ekuitas dana dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang
tidak
akan
diperoleh
pembayarannya
kembali
oleh
Pemerintah Kota Bandung atau sebagai penurunan aktiva dan
Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA 2013
23
atau kenaikan utang yang digunakan untuk berbagai kegiatan pemerintahan dalam suatu periode akuntansi 3) Belanja diklasifikasikan menurut urusan pemerintahan sebagai urusan wajib dan urusan pilihan, serta menurut fungsi dan pusat pertanggungjawaban. Penggunaan belanja dirinci 4) berdasarkan kelompok, jenis, objek belanja dan rincian objek belanja.
Sedangkan
pusat
pertanggungjawabannya
dirinci
berdasarkan bidang atau fungsi dan unit organisasi Pemerintah Kota Bandung 5) Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari Kas Daerah yang menjadi beban daerah dan pada saat SPJ disahkan 6) Kelompok
belanja
tidak
langsung
merupakan
belanja
administrasi umum yang dianggarkan tidak terkait secara langsung
dengan
pelaksanaan
program
dan
kegiatan
pemerintahan pada SKPD 7) Kelompok belanja langsung merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan pemerintahan pada SKPD 8) Belanja
barang
dan
jasa
digunakan
untuk
pengeluaran
pembelian/pengadaan barang yang dinilai manfaatnya kurang dari 12 (duabelas) bulan dan/atau pemakain jasa dalam melaksanakan program dan kegiatan pemerintahan daerah 9) Belanja modal digunakan untuk pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembeliaan/pengadaan atau pembangunan aset tetap berwujud yang mempunyai nilai manfaat lebih dari 12 (duabelas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintahan daerah 10) Belanja barangdan jasa serta belanja modal diakui pada saat aktiva atau jasa yang dibeli telah diterima dan/atau hak kepemilikannya telah berpindah 11) Koreksi atas pengeluaran belanja (penerimaan kembali belanja) yang terjadi pada periode pengeluaran belanja dibukukan sebagai pengurang belanja. Apabila diterima pada periode berikutnya dibukukan sebagai penambah ekuitas dana lancar (menambah pendapatan lainnya)
Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA 2013
24
12) Belanja diukur dengan mengunakan mata uang rupiah pada saat terjadi pengeluaran kas. Belanja yang diukur dengan mata uang asing
harus
dikonversikan
kedalam
mata
uang
rupiah
berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia pada saat terjadi belanja
4.4.4. Kebijakan Akuntansi Aset 1) Kebijakan
akuntansi
akuntansi
aset
aset
bertujuan
meliputi
mengatur
definisi,
perlakuan pengakuan,
pengukuran/penilaian dan pengungkapan aset 2) Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh Pemerintah Kota Bandung sebagai akibat peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi/sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh Pemerintah Kota Bandung maupun masyarakat serta dapat diukur dalam satuan uang. Dalam pengertian ini yang dimaksud aset Pemerintah Kota Bandung tidak mencakup hutan alam, kekayaan dalam laut, maupun kandungan tambang yang belum diolah oleh Pemerintah Kota Bandung 3) Aset disini mencakup juga aset-aset yang dikuasai Pemerintah Kota Bandung namun belum didukung dengan bukti kepemilikan formal yang sah termasuk sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya. Tujuannya untuk menjaga kelengkapan, keamanan dan kelestarian aset agar semua aset terdaftar dan terawasi 4) Aset bersejarah tidak harus diungkap dalam neraca namun aset tersebut
harus
diungkapkan
dalam
Catatan
Atas
Laporan
Keuangan. Nilai perolehan ataupun nilai wajar tidak harus diungkapkan, namun biaya rekontruksi, pemeliharaan harus dibebankan sebagai belanja tahun terjadinya pengeluaran 5) Suatu aset dapat diakui dan dicatat dalam akuntansi kala aset tersebut
mempunyai
manfaat
ekonomi
masa
depan
mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal
Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA 2013
25
dan
6) Semua aset yang tercatat dalam neraca harus diukur nilainya dengan satuan uang rupiah, jika terdapat aset yang diperoleh dengan mata uang asing harus dikonversikan ke dalam mata uang rupiah berdasarkan kurs tengan Bank Indonesia 7) Untuk pertanggungjawaban, aset dinilai dengan menggunakan biaya perolehan, dimana jika biaya perolehan tidak diketahui digunakan penaksiran atau nilai wajar atas biaya perolehan aset yang
bersangkutan
sesuai
dengan
Standar
Akuntansi
Pemerintahan 8) Biaya perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar yang diberikan untuk memperoleh suatu
aset
pada
saat
perolehan
atau
suatu
kontruksi
mencerminkan seluruh biaya yang dikeluarkan sampai dengan aset tersebut dalam kondisi dan tempat siap untuk dipergunakan 9) Aset tidak dicatat dan tidak diakui jika pengeluaran telah terjadi dan manfaat ekonominya dipandang tidak mungkin diperoleh Pemerintah Kota Bandung setelah periode akuntansi berjalan 10) Aset diakui pada saat timbulnya, diterimakan atau diserahkan hak kepemilikannya dan/atau pada saat penguasaannya berpindah 11) Aset dicatat sebesar pengeluaran kas atau sebesar nilai wajar dari imbalannya yang diberikan untuk memperoleh aset tersebut. Pengakuan aset dalam akuntansi terjadi bersamaan dengan perolehan aset yang bersangkutan 12) Aset dilkasifikasikan berdasarkan kesamaan dalam sifat atau fungsinya dalam aktifitas operasi Pemerintah Kota Bandung
Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA 2013
26
BAB V PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN 5.1. PENDAPATAN
NO
ANGGARAN
URAIAN
REALISASI
DALAM DPA
PENDAPATAN BLUD
%
14,861,512,297.00
22,456,396,257.00
151%
- Jasa Layanan IGD
1,238,035,920.00
1,802,322,999.67
146%
- Jasa Layanan Instalasi Rawat Jalan
1,761,389,850.00
2,269,051,000.00
129%
- Jasa Layanan Instalasi Rawat Inap
2,607,483,120.00
3,940,928,000.00
151%
- Jasa Layanan Instalasi VK ODS
1,895,818,650.00
2,867,617,500.00
151%
- Jasa Layanan Instalasi Bedah Sentral
2,580,883,800.00
4,210,430,000.00
163%
- Jasa Layanan Instalasi Laboratorium
1,813,925,865.00
2,725,310,000.00
150%
- Jasa Layanan Instalasi Farmasi
2,732,150,130.60
4,073,798,816.33
149%
- Jasa Layanan Instalasi Diklat
12,946,560.00
19,616,000.00
152%
- Jasa Layanan Instalasi Ambulance
39,979,500.00
60,575,000.00
152%
a. Jasa Layanan
b. Hibah
-
c. Hasil Kerjasama
-
d. Pendapatan Lainnya Yang sah
-
178,898,901.06
215,688,000.00
0%
271,058,941.00
152%
/Bunga Bank
Realisasi Pendapatan BLUD per 31 Desember 2013 22.456.396.257,00
atau
mencapai
151,34%
sebesar dari
Rp. target
Rp.
14.861.512.297,- yang terdiri dari : a. Pendapatan Jasa Layanan
Rp
22,185,337,316.00
b. Pendapatan Bunga Bank
Rp.
231.727.847,00
Pendapatan Operasional BLUD yang telah masuk ke kas Bank adalah sebesar
Rp. 22.456.396.257,00. Dan sisanya sebesar Rp. 34.420.800,00
merupakan pendapatan Bendahara penerimaan dari tanggal 30 s.d 31 Desember 2013, dimana pada tanggal 31 Desember 2013 pendapatan tersebut belum disetorkan ke Kas BLUD dan baru disetorkan pada tanggal 2 Januari 2014 telah disetorkan ke Kas BLUD.
Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA 2013
27
5.2. BELANJA Struktur belanja dalam APBD Kota Bandung Tahun 2013 pada RSKIA Kota Bandung sesuai Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, belanja daerah terdiri dari dua bagian yaitu Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung. Belanja Tidak Langsung yaitu Belanja Pegawai yang terdiri dari Belanja Gaji dan Tunjangan dan Tambahan Penghasilan Berdasarkan Beban Kerja. Belanja Langsung terdiri dari Belanja Pegawai, Belanja Barang/Jasa dan Belanja Modal yang bersumber dari APBD Kota Bandung. Sedangkan belanja yang bersumber dari anggaran Operasional BLUD RSKIA Kota Bandung sesuai dengan Perturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 tahun 2007 yaitu Biaya Operasional Biaya Pelayanan dan Pendukung Pelayanan yang terdiri dari Belanja Pegawai, Belanja Barang Jasa dan Belanja Modal Seperti tabel di bawah ini : URAIAN BELANJA
REALISASI
ANGGARAN
LEBIH / (KURANG)
35,416,519,836.58
29,194,801,765.00
6,221,718,071.58
BELANJA OPERASI
29,146,833,711.00
28,157,292,015.00
989,541,696.00
Belanja Pegawai
17,809,893,069.00
21,002,413,043.00
-3,192,519,974.00
Belanja Barang
11,336,940,642.00
7,154,878,972.00
4,182,061,670.00
BELANJA MODAL
6,269,697,124.00
1,037,509,750.00
5,232,187,374.00
0.00
0.00
0.00
6,012,907,125.00
616,272,275.00
5,396,634,850.00
256,789,999.00
421,237,475.00
-164,447,476.00
Belanja Tanah Belanja Peralatan dan Mesin Belanja Bangunan dan Gedung
Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA 2013
28
Realisasi Belanja di atas dapat diuraikan sebagai berikut : 5.2.1 Realisasi Belanja yang bersumber dari APBD
URAIAN
ANGGARAN
PENDAPATAN
BELANJA OPERASI Belanja Pegawai Belanja Barang BELANJA MODAL Belanja Tanah Belanja Peralatan dan Mesin Belanja Bangunan dan Gedung
LEBIH / (KURANG)
0,00
0,00
0,00
0,00 0,00
0,00 0,00
0,00 0,00
20.555.017.539,58
11.668.517.554,00
8.886.499.985,58 56,77%
15.182.110.414,58 10.193.164.511,58 4.988.945.903,00
11.629.592.554,00 9.506.193.537,00 2.123.399.017,00
3.552.517.860,58 76,60% 686.970.974,58 93,26% 2.865.546.886,00 42,56%
5.372.907.125,00 0,00 5.312.907.125,00 60.000.000,00
38.925.000,00 0,00 38.925.000,00 0,00
PENDAPATAN ASLI DAERAH Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah BELANJA
REALISASI
5.333.982.125,00 0,00 5.273.982.125,00 60.000.000,00
0,00% 0,73% 0,00%
5.2.2 Realisasi Belanja yang bersumber dari BLUD
URAIAN
ANGGARAN 2013
REALISASI 2013
(%)
PENDAPATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah
14,861,512,297.00 14,861,512,297.00 14,861,512,297.00
22,456,396,257.00 22,456,396,257.00 151.10% 22,456,396,257.00 151.10%
BELANJA BELNJA OPERASI Belanja Pegawai Belanja Barang dan Jasa
14,861,512,297.00 13,964,723,297.00 7,616,728,558.00 6,347,994,739.00
17,526,284,211.00 16,527,699,461.00 11,496,219,506.00 5,031,479,955.00
BELANJA MODAL Belanja Tanah Belanja Peralatan dan Mesin Belanja Bangunan dan Gedung SURPLUS/ (DEFISIT) SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN (SILPA)
Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA 2013
117.93% 118.35% 150.93% 79.26%
896,789,000.00 700,000,000.00 196,789,000.00
998,584,750.00 82.48% 0.00% 577,347,275.00 82.48% 421,237,475.00
14,861,512,297.00 14,861,512,297.00
4,930,112,046.00 0.00% 4,930,112,046.00 0.00%
29
5.3. PEMBIAYAAN RSKIA Kota Bandung merupakan SKPD yang mempunyai anggaran Pendapatan
dan
Belanja
dari
pembiayaan
APBD
dan
pendapatan
Fungsional BLUD. Untuk pembiayaan yang bersumber dari APBD, realisasi anggarannya melalui PPKD, dan bagi pembiayaan yang bersumber dari fungsional BLUD, realisasi anggarannya melalui Bank BLUD sebesar Rp. 29.194.801.765,00 dengan uraian sebagai berikut : 1. Pembiayaan dari APBD sebesar Rp. 11.668.517.554,00. 2. Pembiayaan dari BLUD sebesar Rp. 17.526.284.211,00.
5.4 NERACA Neraca RSKIA Kota Bandung menyajikan informasi mengenai posisi aset, kewajiban dan ekuitas dana per 31 Desember 2013. Neraca RSKIA Kota Bandung dibandingkan dengan per 31 Desember 2012 sebesar
Rp.
50.930.698.618,10 dan Neraca per 31 Desember 2013 sebesar
Rp.
59.372.387.079,10. yang terdiri dari : 1. Neraca SKPD
Rp. 41.231.344.212,10
2. Neraca BLUD
Rp. 18.892.168.157,00
1.
ASET URAIAN
1
Jumlah
PER 31 DESEMBER 2013
ASET
Aset
Rp
Tahun
8.441.688.461,00
dari
PER 31 DESEMBER 2012
59.372.387.079,10
2013
mengalami
tahun
2012
Rp
50,930,698,618.10
penambahan yang
hanya
sebesar
Rp.
sebesar
Rp.
50.930.698.618,10,- sehingga jumlah aset tahun 2013 menjadi Rp. 60.123.512.369,10 yang terdiri dari : 1. Aset yang bersumber dari APBD sebesar Rp. 41.231.344.212,10. 2. Aset yang bersumber dari BLUD sebesar Rp. 18.892.168.157,00.
Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA 2013
30
1.1 ASET LANCAR Aset lancar RSKIA bertambah sebesar Rp.
8,136,972,601.00 yang
semula pada tahun 2012 hanya sebesar Rp. 9.883.369.620,00 sehingga pada tahun 2013 bertambah menjadi Rp. 18.892.168.157,00 dengan uraian sebagai berikut : 1. Aset Lancar dari anggaran APBD sebesar Rp.
804.739.827,00
2. Aset Lancar dari anggaran BLUD sebesar Rp. 17.216.084.872,00 1.1.1 Kas URAIAN
1 . 1. 1
PER 31 DESEMBER 2013
KAS
Rp
PER 31 DESEMBER 2012
9,713,055,208
Rp
4,805,245,677.00
Kas per 31 Desember 2013 sebesar Rp. 9.713.055.208,00 adalah kas yang bersumber dari anggaran BLUD yang merupakan : 1. Surplus tahun 2011 Rp. 2.205.924.592,00
2. Surplus tahun 2012 Rp. 2.577.018.570,00 3. Surplus tahun 2013 Rp. 4,930,112,046,00 Uraian Silpa tahun 2013 adalah sebagai berikut : a. Pendapatan Tahun 2013 sebesar Rp. 22,456.396.258,00
b. Belanja Tahun 2013 sebesar Rp. 17.526.284.211,00. 1.1.2 Investasi Jangka Pendek Sampai tanggal 31 Desember 2013, RSKIA belum memiliki investasi jangka pendek. 1.1.3 Piutang Untuk piutang pada jenis pelayanan lainnya per 31 Desember 2013 RSKIA tidak memiliki piutang. 1.1.4 Piutang Lainnya URAIAN 1 . 1. 4
PIUTANG LAINNYA
PER 31 DESEMBER 2013 Rp
6.842.962.268,00
Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA 2013
PER 31 DESEMBER 2012 Rp
2,889,236,801.00
31
Pengakuan Piutang BLUD RSKIA per 31 Desember 2013 yang diakui dalam pelayanan adalah sebesar Rp. namun
yang
tercatat
dalam
7,082,598,211.00 ,
neraca
hanya
sebesar
Rp.
6,842,962,268.00 dengan uraian sebagai berikut:
NO
PIUTANG
Bulan
Tahun 2011 s.d 2012 1 Agustus
JAMKESMAS 52,697,911.33
JAMPERSAL 238,063,010.72
JAMKESDA 467,846,615.00
JUMLAH
ASKES
758,607,537.05
80,000,000.00
80,000,000.00
2
September
277,575,068.00
1,298,931,226.00
1,576,506,294.00
3
Oktober
296,244,236.71
1,093,702,877.00
1,389,947,113.71
4
Nopember
269,212,768.00
1,296,039,303.56
1,565,252,071.56
5
Desember
250,100,000.00
1,196,783,252.00
6
Jumlah
25,766,000.00
1,472,649,252.00
1,225,829,984.04 5,123,519,669.28 467,846,615.00 25,766,000.00 6,842,962,268.32
Sisanya sebesar
Rp. 239.635.943,00 merupakan piutang Bawaku
Sehat yang bersumber dari dana hibah anggaran APBD Kota Bandung dimana pengajuan klaim pelayanannya ditagihkan ke Dinas kesehatan Kota sehingga tercatat sebagai piutang pada Dinas kesehatan kota kepada Pemerintah Daerah Kota Bandung. 1.1.5 Persediaan URAIAN 1 . 1. 5
PER 31 DESEMBER 2013
PERSEDIAAN
Rp
1.093.198.923,00
PER 31 DESEMBER 2012 Rp
2,189,369,620.00
Persediaan akhir tahun 2013 sebesar Rp. 1.093.198.923,00 adalah persediaan merupakan
bersumber
anggaran
APBD
dan
BLUD
yang
Belanja persediaan pada tahun 2013 sebesar Rp.
1.701.758.139,00 sebesar Rp.
dari
ditambah stok Persediaan akhir tahun 2012
2.189.369.620,00 dikurangi pengeluaran persediaan
tahun 2013 sebesar Rp. 2.655.049.416,00 yang dapat diuraikan pada tabel di bawah ini :
Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA 2013
32
NO NAMA PERSEDIAAN 1 2 3 4 5 6 7 8 12 13 15 16 17
ATK Alat Listrik Cetakan Obat-obatan Alat Kebersihan Mamin pasien Mamin pegawai ALKES Alat rumah tangga Komputer Alat tenun Mesin Absensi Doppler JUMLAH
PERSEDIAAN AKHIR TAHUN 2012
PENAMBAHAN BP TAHUN 2013
JUMLAH PERSEDIAAN
PENGELUARAN SALDO AKHIR PERSEDIAAN TH 2013 PERSEDIAAN TH 2013
Rp
92,576,843.00 Rp
90,163,500.00 Rp
182,740,343.00 Rp
121,162,233.00 Rp
61,578,110.00
Rp
73,882,930.00 Rp
- Rp
73,882,930.00 Rp
70,196,680.00 Rp
3,686,250.00
Rp
160,663,110.00 Rp
238,088,000.00 Rp
398,751,110.00 Rp
205,579,908.00 Rp
193,171,202.00
Rp 1,716,362,996.00 Rp
798,407,836.00 Rp 2,514,770,832.00 Rp
1,723,845,243.00 Rp
790,925,589.00
Rp
44,322,598.00 Rp
106,532,500.00 Rp
150,855,098.00 Rp
111,763,358.00 Rp
39,091,740.00
Rp
2,365,443.00 Rp
283,249,583.00 Rp
285,615,026.00 Rp
280,868,994.00 Rp
4,746,032.00
Rp
- Rp
142,879,420.00 Rp
142,879,420.00 Rp
- Rp
-
Rp
17,607,700.00 Rp
- Rp
17,607,700.00 Rp
17,607,700.00 Rp
-
Rp
76,388,000.00 Rp
42,437,300.00 Rp
118,825,300.00 Rp
118,825,300.00 Rp
-
Rp
5,200,000.00 Rp
- Rp
5,200,000.00 Rp
5,200,000.00 Rp
-
Rp
- Rp
- Rp
- Rp
- Rp
-
Rp
- Rp
- Rp
- Rp
- Rp
-
Rp
- Rp
- Rp
- Rp
- Rp
-
1,701,758,139.00 Rp 3,891,127,759.00 Rp 2,655,049,416.00 Rp
1,093,198,923.00
Rp 2,189,369,620.00 Rp
a. Persediaan APBD
NO 1 2 3 4 5 6 7
Nama Persediaan
Jumlah Belanja Barang dan Jasa
Jumlah Saldo Barang Habis Pakai
Jumlah Aktiva Persediaan
ATK Alat Listrik Cetakan Obat-obatan Alat Kebersihan Mamin pasien Suku Cadang
189,000,000 621,052,023 283,249,583 -
72,500 3,686,250 172,484,522 621,052,023 2,698,500 4,746,032 _
72,500 3,686,250 172,484,522 621,052,023 2,698,500 4,746,032 _
Jumlah
1,093,301,606
804,739,827
804,739,827
Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA 2013
33
b. Persediaan BLUD
Nama Persediaan
NO
1 2 3 4 5 6 7
Jumlah Belanja Barang dan Jasa
Jumlah Saldo Barang Habis Pakai
Jumlah Aktiva Persediaan
ATK Kebersihan Cetakan Alat rumah tangga Alat komputer Mamin Pegawai Obat-obatan BHP
90,163,500 106,532,500 49,088,000 42,437,300 142,879,420 177,355,813
61,505,610 36,393,240 20,686,680 169,873,566
61,505,610 36,393,240 20,686,680 169,873,566
Jumlah
608,456,533
288,459,096
288,459,096
1.1.6
Biaya
Biaya Dibayar Dimuka Dibayar
Dimuka
per
31
Desember
2013
sebesar
Rp.
337.187.500,00 Merupakan pembayaran sewa gedung 2 kantor manajemen RSKIA untuk tahun 2014 s.d 2015 dengan uraian sebagai berikut : 1. Gedung kantor 226 untuk pembayaran sewa dari tahun 2014 s.d Maret 2016 sebesar Rp. 177.187.500,00. 2. Gedung kantor 230 untuk pembayaran sewa dari tahun 2014 s.d Agustus 2016 sebesar Rp. 160.000.000,00.
1.2
INVESTASI JANGKA PANJANG
Untuk tahun 2013, RSKIA belum meiliki investasi permanen dan non permanen baik anggaran yang bersumber dari BLUD maupun dari APBD. 1.3 ASET TETAP URAIAN 1.3
ASET TETAP
PER 31 DESEMBER 2013 Rp
40,597,943,252.00
Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA 2013
PER 31 DESEMBER 2012 Rp
39,542,102,102.00
34
Uraian Aset Tetap Tahun 2013 merupaan gabungan dari Aset APBD dan BLUD sebagai berikut : a. Tanah sebesar Rp. 6.515.000.000,00 b. Perlatan dan Mesin sebesar Rp. 20.566.133.838,00 c. Gedung dan Bangunan sebesar Rp. 13.321.149.667,00 d. Jalan, Jaringan dan Instalasi sebesar Rp. 195.659.750,00 Uraian asset tetap APBD dan BLUD Tahun 2013 : ASET TETAP 1.3.1
Tanah
1.3.2
APBD
BLUD
6,515,000,000.00
0.00
Peralatan dan Mesin
19,597,214,605.00
968,919,230.00
1.3.3
Gedung dan Bangunan
12,713,285,362.00
607,864,305.00
1.3.4
Jalan, Jaringan dan Instalasi
96,360,000.00
99,299,750.00
1.3.5
Aset Tetap Lainnya
0.00
0.00
1.3.6
Konstruksi Dalam Pengerjaan
0.00
0.00
1.3.7
Akumulasi Penyusutan
0.00
0.00
38,921,859,967.00
1,676,083,285.00
JUMLAH ASET TETAP
1.3.1 Tanah Tanah RSKIA dari tahun 2012 s.d 31 Desember 2013 masih belum adanya penambahan, masih tetap sebesar Rp. 6.515.000.000,00. 1.3.2 Peralatan dan Mesin Peralatan
dan
mesin
dari
tahun
2012
adalah
sebesar
Rp.
20.056.684.910,00 dan pada tahun 2013 mengalami penambahan sebesar
509,448,925.00 sehingga posisi peralatan dan mesin per 31
Desember 2013 menjadi sebesar Rp. 20.566.133.835,00. Penambahan tersebut bersumber dari anggaran APBD sebesar Rp. dan
yang
bersumber
dari
anggran
BLUD
38,925,000.00
sebesar
Rp.
478,942,275.00 tetapi dari jumlah tersebut ada beberapa peralatan mesin yang memiliki harga <300.000 sebesar Rp.
8,418,350.00
sehingga dilakukan kapitalisasi sehingga jumlah peralatan dan mesin yang merupakan modal sebesar Rp. 470,523,925.00. 1.3.3 Gedung dan Bangunan Gedung
dan
Bangunan
12.874.057.192,00
yang
menjadi
Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA 2013
Rp.
tahun
2012
adalah
13.321.149.667,00
Rp. terjadi
35
penambahan sebesar Rp.
447.092.47,00 yang bersumber dari
anggaran BLUD dengan uraian sebagai berikut : PAKET I
URAIAN
JUMLAH
Belanja Jasa Konsultasi Perencanaan
15,724,000.00
Belanja Jasa Konsultasi Pengawasan
10,131,000.00
Belanja Modal Rehabilitasi Rumah Sakit
196,789,000.00
SUB TOTAL II
222,644,000.00
Belanja Modal Rehabilitasi Gedung
198,548,975.00
Belanja Jasa Konsultasi Perencanaan
15,724,500.00
Belanja Jasa Konsultasi Pengawasan
10,175,000.00
SUB TOTAL
224,448,475.00
JUMLAH TOTAL (PAKET I+II)
447,092,475.00
1.3.4 Jalan, Jaringan dan Irigasi Tahun 2012 RSKIA hanya memiliki Jaringan Listrik sebesar Rp. 96.360.000,00 bersumber dari anggaran APBD . Dan pada tahun 2013 terjadi
penambahan
pada
Bangunan
Air/Irigasi
sebesar
Rp.
99.299.750,00 bersumber dari anggaran BLUD sehingga jumlah jaringan, bangunan air dan irigasi per 31 Desember 2013 menjadi Rp. 195.659.750,00. Penambahan tersebut merupakan Belanja Modal pada Perbaikan Sistem Pengolahan Air Limbah.
1.4 DANA CADANGAN Tahun 2013 RSKIA tidak memiliki Dana Cadangan. 1.5 ASET LAINNYA URAIAN 1.5
PER 31 DESEMBER 2013
Aset Lainnya
1,504,744,418.10
PER 31 DESEMBER 2012 1,504,744,418.10
Aset Lainnya sebesar Rp. 1.504.744.418,10 merupakan aset rusak berat/proses penghapusan pada APBD dan sampai saat ini masih belum dilakukan proses penghapusan.
Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA 2013
36
2
. KEWAJIBAN URAIAN
PER 31 DESEMBER 2013
PER 31 DESEMBER 2012
2.1
Kewajiban Jangka Pendek
1,277,692,867.15
0.00
2.2
Kewajiban Jangka Panjang
0,00
0,00
RS Khusus Ibu dan Anak Kota Bandung selaku SKPD dan RS Khusus Ibu dan Anak Kota Bandung selaku BLUD tidak mempunyai kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang. 3. EKUITAS DANA
URAIAN 3
PER 31 DESEMBER 2013
Ekuitas Dana
PER 31 DESEMBER 2012
58,845,819,501.95
50,930,698,618.10
Ekuitas Dana pada tahun 2013 Rp. 58.845.819.501.95 yang terdiri dari Ekuitas Dana Lancar Rp. 17.243.933.409,00 dan Ekuitas Dana Investasi Rp. 42.102.687.670,10. 3.1 EKUITAS DANA LANCAR
URAIAN 3.1
PER 31 DESEMBER 2013
PER 31 DESEMBER 2012
19,020,824,699.00
9,883,852,098.00
Ekuitas Dana Lancar
Ekuitas Dana Lancar terdiri dari : URAIAN
JUMLAH
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA)
Rp
9,713,055,208.00
Cadangan untuk Piutang
Rp
6,842,962,268.00
Cadangan untuk Persediaan
Rp
1,093,198,923.00
Pendapatan yang Ditangguhkan
Rp
34,420,800.00
Cadangan untuk Biaya Dibayar Dimuka
Rp
337,187,500.00
Rp
18,020,824,699.00
JUMLAH
Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA 2013
37
Uraian Ekuitas Dana Lancar dari APBD dan BLUD :
KOD REK
EKUITAS DANA LANCAR
APBD
BLUD
3.1.1
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA)
Rp
- Rp
9,713,055,208.00
3.1.2
Cadangan untuk Piutang
Rp
- Rp
6,842,962,268.00
3.1.3
Cadangan untuk Persediaan
Rp
804,739,827.00 Rp
288,459,096.00
3.1.4
Dana yang harus disediakan untuk pembayaran
Rp
- Rp
-
utang jangka pendek
3.1.5
Pendapatan yang Ditangguhkan
Rp
- Rp
34,420,800.00
3.1.6
Selisih Kasda
Rp
- Rp
-
3.1.7
Cadangan untuk Biaya Dibayar Dimuka
Rp
- Rp
337,187,500.00
Rp
804,739,827.00 Rp
17,216,084,872.00
JUMLAH
3 . 1 . 1 SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN (SILPA) URAIAN 3.1.1
PER 31 DESEMBER 2013
SILPA
9.713.055.208,00
PER 31 DESEMBER 2012 4.782.943.162,00
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) pada tahun 2013 Rp. 9.713.055.208,00 merupakan SILPA pada BLUD yang terdiri dari : 1.
Silpa Tahun 2011 sebesar Rp. 2,205,924,592,00
2.
Silpa Tahun 2012 sebesar Rp. 2,577,068,570,00
3.
Sisa dari pendapatan dan belanja BLUD Tahun 2013 sebesar Rp. 4,890,638,368,00
4.
Pengembalian Sisa UP dari Bendahara Pengeluaran sebesar Rp.
5.
34,623,678,00
Pengembalian dari Bendahara Pengeluaran Belanja Pegawai sebesar Rp. 4.800.000,00
Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA 2013
38
3.1.2 CADANGAN PIUTANG Cadangan piutang tahun 2012 sebesar Rp.
2.889.236.801,00
sudah terealisasi pada bulan Februari 2013 dan sudah disetorkan ke Kas BLUD. Sedangkan untuk cadangan piutang Tahun 2013 sebesar Rp. 6.842.962.268,00 merupakan piutang pelayanan kesehatan
masyarakat
miskin
dari
peserta
Jamkesmas
dan
Jampersal. Cadangan piutang pada tahun 2013 merupakan cadangan piutang pada BLUD.
3.1.3 CADANGAN UNTUK PERSEDIAAN URAIAN
PER 31 DESEMBER 2013
PER 31 DESEMBER 2012
1,093,198,923.00
2,189,369,620.00
3.1.3 Cadangan Untuk Persediaan
Cadangan untuk Persediaan merupakan saldo akhir persediaan pada tahun 2013 yang terdiri dari :
NO
Nama Persediaan
Jumlah Belanja Barang dan Jasa
72,500 3,686,250 172,484,522 621,052,023 2,698,500 4,746,032 _ 61,505,610 36,393,240 20,686,680
-
-
_
-
-
142,879,420
-
-
177,355,813
169,873,566
169,873,566
1,701,758,139
1,093,198,923
1,093,198,923
189,000,000 621,052,023 283,249,583 90,163,500 106,532,500 49,088,000 42,437,300
13 Mamin pegawai BLUD 14 Obat-obatan BLUD Jumlah
Jumlah Aktiva Persediaan
72,500 3,686,250 172,484,522 621,052,023 2,698,500 4,746,032 _ 61,505,610 36,393,240 20,686,680
ATK Alat Listrik Cetakan Obat-obatan Alat Kebersihan Mamin pasien Suku Cadang ATK BLUD Kebersihan BLUD Cetakan BLUD 11 Alat rumah tangga BLUD 12 Alat komputer 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Jumlah Saldo Barang Habis Pakai
Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA 2013
39
Cadangan persediaan berasal dari APBD dan BLUD sebagai berikut :
NO 1 2 3 4 5 6 7
3.2
Nama Persediaan
Jumlah Aktiva Persediaan APBD
ATK Alat Listrik Cetakan Obat-obatan Alat Kebersihan Mamin pasien Suku Cadang
72,500 3,686,250 172,484,522 621,052,023 2,698,500 4,746,032 -
Jumlah
804,739,827
Jumlah Aktiva Persediaan BLUD
61,505,610 -
20,686,680 169,873,566 36,393,240 -
288,459,096
EKUITAS DANA INVESTASI
URAIAN 3.2
PER 31 DESEMBER 2013
Ekuitas Dana Investasi
42.102.687.670,00
PER 31 DESEMBER 2012 41.046.846.520,00
Ekuitas Dana Investasi terdiri dari : a. Diinvestasikan dalam Aset Tetap
Rp. 40.597.943.252,00
b. Diinvestasikan dalam Aset Lainnya Rp. 1.504.744.418,10 Ekuitas Dana Investasi tersebut bersumber dari APBD dan BLUD, dengan uraian sebagai berikut :
KOD REK
EKUITAS DANA INVESTASI
APBD
BLUD
3 . 2 . 1 Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang
Rp
3 . 2 . 2 Diinvestasikan dalam Aset Tetap
Rp
3 . 2 . 3 Diinvestasikan dalam Aset Lainnya
Rp
- Rp
1,504,744,418.10
3 . 2 . 4 Dana yang harus disediakan Untuk Pembayaran
Rp
- Rp
-
- Rp
-
1,676,083,285.00 Rp 38,921,859,967.00
utang Jangka Panjang JUMLAH
Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA 2013
Rp
1,676,083,285.00 Rp 40,426,604,385.10
40
3.3 EKUITAS DANA CADANGAN URAIAN 3.3.1
Diinvestasikan dalam Dana Cadangan
Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA 2013
PER 31 DESEMBER 2013
PER 31 DESEMBER 2012
0,00
0,00
41
BAB VI PENJELASAN ATAS INFORMASI – INFORMASI NON KEUANGAN RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK KOTA BANDUNG
Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah membawa dampak terhadap perubahan struktur organisasi pada RSKIA Kota Bandung yaitu dengan ditetapkannya Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 14 Tahun 2009 Struktur Organisasi RSKIA Kota Bandung. 6.1 Susunan Organisasi RSKIA Kota Bandung Susunan organisasi RSKIA Kota Bandung sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 14 Tahun 2009 adalah sebagai berikut : 1) Direktur 2) Sub Bagian Tata Usaha 3) Seksi Pelayanan dan Penunjang Medik 4) Seksi Keperawatan 5) Seksi Sarana dan Prasarana 6) Kelompok Jabatan Fungsional 6.2 Kondisi Pegawai Jumlah Pegawai di RSKIA Kota Bandung sampai dengan bulan Desember 2012 sebanyak 280 orang yang terdiri dari : 1. Pegawai PNS 163 Orang 2. Pegawai PTT 47 Orang 3. Pegawai BLUD/ Non PNS 70 Orang Struktur Organisasi di RS Khusus Ibu dan Anak Kota Bandung tahun 2013 dapat dilihat pada bagan di bawah ini :
Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA 2013
42
Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA 2013
43
Rekapitulasi jumlah tenaga yang ada per tanggal 31 Desember 2013 dapat dilihat
pada
tabel
di
bawah
i 1
1
2 3
4
5 6 7
8
9
2
TENAGA DOKTER a. Dokter Umum - S1 - S2 b. Dokter Spesialis - Obgyn - Anak - Anestesi - Patologi Klinik c. Dokter Gigi TENAGA PSICHOLOG TENAGA PERAWAT + BIDAN a. Perawatan - SPK - D3 - Anesthesi - S1 - S2 b. Bidan - D3 TENAGA FARMASI a. S1 Apoteker b. D3 Farmasi d. SMF TENAGA KESMAS a. S1 Kesmas TENAGA KESLING a. S1 Kesling TENAGA GIZI a. Nutrisionis - SPAG - D3 Nutrisionis TENAGA KETEKNISAN MEDIS a. Teknis Laboratorium - D3 Analis c. Perekam Medik - D3 d. Elektro Medik - D3 TENAGA ADMINISTRASI - S2 Kebijakan Publik - S1 Administrasi Negara - S1 Sosial - S1 Ekonomi - S1 Akuntansi - S1 Manajemen - S1 Komputer - S1 Teknik - D3 Sastra - D3 Akuntansi - D1 Komputer - D1 Pariwisata - SLTA/Sederajat - SLTP - SD JUMLAH
Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA 2013
3
4
5
6
27 12 3
2
14 3
3 4 1 1
1
4 4 1 1 0 1
1
149 6 27 2 2 1 41
6 49 4 4 1
22 2 2
44
2 2 5
85 10 2 2 6 2
1
2
2 2
1
1
2 4
1 3
1 3 19
6
3
9
3
5
8
2 1 1 1 3
70
280
1 3 1
1 1 1 1 3
1
14 3 2 163
1 1 19 4 3
2 66 1 1 1 4 3 1 1 1 2 1 4 1 33 7 5
47
44
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa belum semua jenis tenaga yang seharusnya ada di Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak type B dimiliki oleh RSKIA Kota Bandung seperti misalnya tenaga Radiologi, Internis dan lain – lain. Selain itu juga belum adanya tenaga yang khusus menguasai manajemen Rumah Sakit. Dalam operasional pelayanan RSKIA Kota Bandung dibantu oleh tenaga non PNS baik dalam kategori keperawatan maupun jenis tenaga kerja lainnya seperti tenaga administrasi, pengemudi, satpam maupun cleaning service.
Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA 2013
45
BAB VII PENUTUP
Laporan
Keuangan
RSKIA
Kota
Bandung
menggambarkan
posisi
keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Kota Bandung selama tahun 2013, serta menyajikan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD dalam rangka meningkatkan keterbandingan laporan keuangan baik terhadap anggaran, antar periode maupun antar entitas. Disamping itu juga menyajikan informasi mengenai posisi keuangan, realisasi anggaran dan kinerja keuangan sebagai bahan evaluasi dan pengambilan keputusan mengenai alokasi sumber daya Demikian Laporan Keuangan RS Khusus Ibu dan Anak Kota Bandung dapat diselesaikan dan disusun sesuai prosedur /
kebijakan yang
berlaku umum.
Bandung, 31 Desember 2013 DIREKTUR RS KHUSUS IBU DAN ANAK KOTA BANDUNG
dr. NINA MANAROSANA R, M. Kes Pembina Tk.I NIP. 19660319 199703 2 001
Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA 2013
46
Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA 2013
47