TANGGAL 01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15 16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
BULAN JAN Media Indonesia Jurnal Nasional
MAR
APR
MEI
JUN
JUL
AGS
SEP
OKT NOV DES
Overview: Jumlah Media Meliput
: 5 Media
Kompas
Volume Pemberitaan
: 13 Artikel
Jakarta Globe
Leading Media
: Seputar Indonesia
Koran Tempo
Leading Isu
Investor Daily
Sentimen Isu
Seputar Indonesia
FEB
2014
Republika
: Bencana Alam : Negatif Pada pemberitaan hari ini tidak terdapat isu dengan sentiment negatif
The Jakarta Post
Positif :
Sinar Harapan Suara Pembaruan
BPJS Kesehatan Belum Akomodasi 6,7 Juta PMKS
Harian Pelita
Netral :
Koran Jakarta
Pemberitaan pada hari ini di dominasi oleh sentimen isu bertendensi netral Catatan : Pemberitaan pada hari ini di dominasi oleh sentimen isu bertendensi netral. Sementara untuk isu bertendensi positif terkait pemberitaan kemensos adalah BPJS
Sriwijaya Post
Kesehatan Belum Akomodasi 6,7 Juta PMKS seputar pemberitaan Pemerintah belum mendaftarkan 6,7 juta penyandang masalah kesejahteraan sosial
Pos Kota
(PMKS) dalam sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Saat ini, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, masih melakukan koordinasi data
Bisnis Indonesia Indopos
Rakyat Merdeka Pikiran Rakyat
bersama dengan Kementerian Sosial (Kemensos) atas kepesertaan PMKS. Direktur Pelayanan BPJS Kesehatan Fajri Adinur mengatakan, saat ini ada 86,4 juta
Radar Banten
peserta yang dialihkan dari Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas). Data tetsebut memang belum sempurna. Saat ini masih dilakukan penggabungan oleh
Bali Post
Kemensos untuk menyempurnakan data tersebut. Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos Andi ZA Dulung mengatakan, data PMKS saatini sedang
Majalah Gatra
dicocokkan. Hal ini bertujuan agar tidak ada tumpang tindih data dikemudian hari. Menurut dia, kemungkinan besar akan ditambahkannya PMKS ke dalam
Majalah Tempo
iuran PBI melalui APBN.
Detik.com Vivanews Tribun Timur Jawa Post
Berikut adalah kutipan pernyataan narasumber pada pemberitaan; Andi ZA Dulung, Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos “Saat ini yang disepakati 96,4 juta, pendataannya melalui by name by address, masih kita telusuri apakah ada PMKS di dalam 86,4 juta ini.”
BIRO HUMAS KEMENTERIAN SOSIAL RI Jl. Salemba Raya No.28, Telp. (021)3100470 – Jakarta Pusat http://www.kemsos.go.id/
Next
Persentase pembagian isu dominan di media pada hari ini: Bencana Alam
Persentase pembagian Media Cetak hari ini: 5 Media Media Indonesia 8%
11 10
Kompas 15%
9
Seputar Indonesia 39%
8 7 6
11
5 4 Koran Tempo 15%
3 2 1
1
1
0 Bencana Alam
Prev
Bantuan Sosial
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)
Harian Pelita 23%
Next
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) No 1
Media, hal & jurnalis Seputar Indonesia, hal 4, ayu rachmaningtyas
Prev
Judul / Topik
Isu
BPJS Kesehatan Belum Akomodasi 6,7 Juta PMKS Pemerintah belum mendaftarkan 6,7 juta penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) dalam sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Saat ini Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan masih melakukan koordinasi data bersama dengan Kementerian Sosial (Kemensos) atas kepesertaan PMKS. Direktur Pelayanan BPJS Kesehatan Fajri Adinur mengatakan, saat ini ada 86,4 juta peserta yang dialihkan dari Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas). Data tetsebut memang belum sempurna. Saat ini masih dilakukan penggabungan oleh Kemensos untuk menyempurnakan data tersebut. Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos Andi ZA Dulung mengatakan, data PMKS saatini sedang dicocokkan. Hal ini bertujuan agar tidak ada tumpang tindih data dikemudian hari. Menurut dia, kemungkinan besar akan ditambahkannya PMKS ke dalam iuran PBI melalui APBN. Fajri Adinur, Direktur Pelayanan BPJS Kesehatan “Data tersebut tidak bisa 100%, pasti ada yang kececer. Saat ini masih dihitung validasinya untuk menghitung jumlahnya.” Andi ZA Dulung, Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos “Saat ini yang disepakati 96,4 juta, pendataannya melalui by name by address, masih kita telusuri apakah ada PMKS di dalam 86,4 juta ini.”
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)
Chart
Tone
Refleksi Pemberitaan
Positif
Next
Bantuan Sosial No 2
Media, hal & jurnalis Seputar Indonesia, hal 2, murey widya
Prev
Judul / Topik Jelang Pemilu, Dana Bansos Naik 25% Indonesia Budget Center (IBC) menengarai anggaran dana bantuan sosial (bansos) meningkat tajam pada kementerian yang diisi kader partai politik (Parpol). Pada anggaran tahun ini peningkatan dananya mencapai 25o%. Koordinator IBC Roy Salam mengatakan, dana bansos sangat rawan diselewengkan dalam tahun politik ini. Menurut dia, sedikitnya ada 10 kementerian yang harus diwaspadai dalam implementasi penggunaan uangnya. Sebab kementerian tersebut diisi kader atau elite parpol peserta pemilu. Menurut dia, sejak awal IBC telah menyampaikan ke public bahwa kenaikan jumlah dana bansos yang signifikan jelang pemilu ini perlu diwaspadai. Pasalnya, transparansi dari DPR maupun kementerian terkait atas peningkatan ini sangat lemah. Roy mengungkapkan, berdasar hasil analisis IBC, potensi penyelewengan anggaran bansos dimulai sejak 2 tahun jelang pemilu. Untuk Pemilu 2014 ini, sejak 2013 kementerian yang terafiliasi langsung dengan parpol sudah gencar bergerilya untuk mencari dana bansos yang bisa diselewengkan. Roy Salam, Koordinator Indonesia Budget Center (IBC) “Pada 2013 ada korupsi disana, uangnya bisa masuk ke parpol untuk kepentingan di 2014 oleh kader partai sendiri. Nah, bansos 2014, itu digunakan untuk pencitraan pemenangan partainya.” Daniel Zuhcron, Anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) “Kementerian yang memiliki program-program bansos itu sudah menyerahkan program mereka dan kita pastikan itu diawasi dengan baik. kami kemarin kirim surat, ada 10 kementerian/lembmaga (K/ L) yang sudah ngirim ke kami, nanti di cek lagi.”
Chart
Isu
Tone
Bantuan Sosial
Netral
Refleksi Pemberitaan
Next
Bencana Alam No 3
Media, hal & jurnalis Seputar Indonesia, hal 8,9, dicky irawan/kadri boy tarigan/kiswondari/ dita angga
4
Seputar Indonesia, hal 9, dicky irawan/kadri boy tarigan/kiswondari/ dita angga
5
Media Indonesia, hal 1, VOUCKE LONTAAN
Prev
Judul / Topik Pemerintah Lamban Bantu Korban Erupsi Sinabung Pengungsi korban letusan Gunung Sinabung dari hari ke hari terus bertambah. Sejak erupsi terjadi pertengahan September 2013, hingga kini sedikitnya 25.000 jiwa tinggal di tenda-tenda darurat dalam kondisi terbatas. Bantuan logistik perlahan menippis, sementara depresi dan ras bosan mulai mengahntui. Kerugian akibat bencana ini diprediksi hingga Rp1 triliun. Pemerintah dinilai lambat memberikan bantuan dan melakukan penanganan terhadap korban. Empat Bulan Tanpa Kepastian, Pengungsi Butuh Relokasi Bencana erupsi Gunung Sinabung yang telah berlangsung empat bulan sejak letusan pertama 15 September 2013 menjadikan ribuan warga tinggal di pengungsian. Hingga kemarin tercatat lebih dari 25.000 jiwa hidup di tenda dan bangunan darurat. Dalam kondisi serbaterbatas dan diliputi suasana ketidapastian, mereka berharap pemerintah mengulurkan tangan dan memberikan penanganan lebih baik. Sayangnya, harapan itu belum sepenuhnya terwujud. Wakil Ketua Umum I Perindo Arya Sinulingga menilai pemerintah sangat lamban dalam menangani bencana meletusnya Gunung Sinabung. Pemerintah pusat terlalu formal dan menganggap Pemerintahan local masih mampu mengatasi bencana tersebut. Selain lamban, menurut Arya, pemerintah pusat juga melakukan diskriminasi dalam peranganan korban. Pasalnya, beberapa waktu lalu pada saat Gunung Merapi meletus, Presiden SBY bahkan sampai berpindah kantor di Yogyakarta. Anggota Komisi IV DPR Anton Sihombing menggambarkan para pengungsi letusan Sinabung seperti anak ayam kehilangan induk, karena tidak banyak mendapat perhatian dari pemda setempat dan pemerintah pusat. Dia lantas mengkritik keras sikap pemerintah pusat yang terkesan lamban menangani para korban. Arya Sinulingga, Wakil Ketua Umum I Perindo “Padahal pemerintah loka1 sudah tidak mampu. Misalnya melakukan relokasi desa, mereka juga tidak mampu. Jadi SBY (Presiden Susilo Bambang Yudhoyono) melakukan pembiaran terhadap pengungsi.” HT Erry Nuradi, Wakil Gubernur Sumatera Utara “Perlu dibangun semacam shelter yang semipermanen. Perlu ada semacam perumahan meski sederhana.” Tsunami Kecil di Manado Terjangan arus bak tsunami kecil yang datang tiba-tiba seki tar pukul 07.00 Wita kemarin, di Manado, Sulawesi Utara, menyeret puluhan mobil dan merendam ribuan rumah. Tidak hanya banjir bandang, beberapa wilayah perbukitan Manado juga longsor dan menimbun puluhan rumah, serta memutus jalan. Hingga pukul 23.46, tercatat 15 orang tewas dan diperkirakan korban terus bertambah. Bencana di kota tepi pantai Laut Sulawesi ini juga memaksa ribuan warga mengungsi ke tempat yang lebih tinggi. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat 11 kecamatan terkepung banjir. Banjir terparah melanda Kecamatan Sicala, Wenang, Sing kil, Wanea, Tunginting, Paal Dua, Paal Empat dan Bunaken. Di Kanaan, Ranotana Weru Lingkungan 9, banjir yang berasal dari luapan sungai telah naik hingga ketinggian mencapai atap rumah, sedangkan di Lingkungan 1, puluhan warga terjebak di dalam rumah. Loudy Lantu, warga Kampung Tikala Kumaraka, Kecamatan Wenang “Arus banjir begitu cepat naik. Harta benda kami tak sempat dikeluarkan dari dalam rumah.” Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB “Lebih dari 2.000 jiwa mengungsi ke tempat yang lebih aman. Puluhan mobil terendam, bahkan ada yang hanyut terseret arus.”
Chart
Isu
Tone
Bencana Alam
Netral
Bencana Alam
Netral
Bencana Alam
Netral
Refleksi Pemberitaan
Next
Bencana Alam No 6
Media, hal & jurnalis Seputar Indonesia, hal 1,15, DONALD KAROUW
7
Kompas, hal 1,15, ZAL/GER/SIR/ REK/WIE/IRE/ ITA/DMU/NAW
8
Koran Tempo, hal 11, Harun Mahbub
Prev
Judul / Topik Rumah Hanyut, Hanya Tersisa Baju Di Badan Selama kuang lebih dua jam, Jefry Arakhian, warga Kelurahan Ranotana Weru, Kota Manado, Sulawesi Utara, memandang kosong ke arah arus sungai. Dia memandangi letak nunahnya yang bahkan sudah tak tampak lagi. Ditemani istrinya Aneke Wonte, Jefiry berdiri dilokasi sekitar 30 meter dari letak rumahnya. Bersama rumah puluhan warga Kelurahan Ranotana Weru lainnya, runah Jefry hanyut terbawa keganasan arus aliran Daerah Aliran Sungai (DAS) Tondano kemarin. Jefry Arakhian, warga Kelurahan Ranotana Weru, Kota Manado, Sulawesi Utara “Awalnya kita pikir cuma mau banjir biasa. Karena memang biasa di sini kalau hujan besar, air dari sungai naik kerumah.” Banjir Nyaris Tenggelamkan Kota Manado Banjir bandang disertai longsor yang menerjang Kota Manado dan sekitarnya di Sulawesi Utara, Rabu (15/1) pukul 05.00 nyaris menenggelamkan kota dan penghuninya Sedikitnya 40.000 warga Kota Manado, Tomohon, Bitung, dan Kabupaten Minahasa terpaksa mengungsi ke Gereja, Masjid, Sekolah, dan kantor kelurahan. Laporan Kompas dari lapangan, sekitar 70 persen wilayah Kota Manado dan sekitarnya tergenang air. Ketinggian air mencapai 2 meter lebih. Bahkan ada yang mencapai ketinggian 4 meter hingga menutup atap rumah, Kantor Wali Kota manado di Tikala dan Gedung DPRD serta perkantoran terendam air. Novi Tumuyu, warga kampung Paso Sario Kotabaru “Syukur, kami mendapat makanan dari gereja Kami tak tahu harus ke mana.” Banjir Lumpuhkan Manado Hujan lebat dalam beberapa hari terakhir memicu banjir di sejumlah daerah hingga melumpuhkan aktivitas masyarakat. Hampir semua pulau besar di Indonesia kebagian banjir. Di Kota Manado, misalnya, seluruh kecamatan dilanda banjir. Bahkan ada empat kecamatan yang terendam seluruh wilayahnya. Empat kecamatan itu, yakni Kecamatan Tikala, Kecamatan Sario, Kecamatan Singkil, dan Kecamatan Bunaken, terendam banjir dengan ketinggian bervariasi, dari 1 meter hingga setinggi atap rumah. Harley AB Mangindaan, Wakil Wali Kota Manado “Masyarakat dimohon untuk tetap waspada. Jangan dulu beraktivitas di luar rumah karena badai masih mengancam Kota Manado.”
Chart
Isu
Tone
Bencana Alam
Netral
Bencana Alam
Netral
Bencana Alam
Netral
Refleksi Pemberitaan
Next
Bencana Alam No 9
Media, hal & jurnalis Koran Tempo, hal 11, evansyah/eni saeni
10
Harian Pelita, hal 13, ant/ah
11
Harian pelita, hal 1,11, ah/oto/cr-7
Prev
Judul / Topik Dua Orang Tewas Akibat Banjir Cirebon Hujan deras pada Selasa malam lalu menyebabkan banjir di Kabupaten dan Kota Cirebon. Banjir menelan dua korban tewas, menyebabkan ribuan rumah terendam air, dan sejumlah sekolah diliburkan. Wakil Wali Kota Cirebon Nasrudin Azis mencatat ada sejumlah sungai paling parah luapan airnya. Ia menyebutkan, antara lain, Sungai Cikenis di perumnas yang tidak memiliki jalur pembuangan air. Luapan air Sungai Cikenis dan Sungai Cikalong membuat wilayah perumnas itu ditenggelamkan air bah. Nasrudin Azis, Wakil Wali Kota Cirebon “Banjir kali ini merupakan banjir terparah kedua setelah kejadian serupa pada 2011.” Kerugian Materi Sektor Pertanian Capai Rp 1 Triliun Kerugian materi di sektor pertanian di Kabupaten Karo diperkirakan mencapai Rp1 triliun lebih. Kerugian itu akibat banyaknya tanaman masyarakat yang rusak karena letusan Gunung Sinabung. Menurut Roem, dari pendataan yang dilakukan hingga 18 Desember 2013, jumlah lahan pedanian yang terkena dampak erupsi Gunung Sinabung mencapai 29.885 hektare lebih, terdiri atas 20.219 tanaman pangan dan 9.666 hektare tanaman holtikultura. Sementara itu, Pemerintah dinilai lamban dalam memberikan bantuan bagi pengungsi erupsi Gunung Sinabung, Kabupten Karo, Sumatera Utara, kata angota DPR. Sernentara itu, jumlah pengungsi bertambah menjadi 26.088 orang atau 8.103 kepala keluarga (KK) sebelumnya, Senin (13/1) jumlah hanya mencapai 25.810 orang atau 8.040 KK. Anton Sihombing, anggota Komisi IV DPR dari Fraksi Golkar “Yang saya sesalkan pemerintah sangat terlambat mengambil langkah-langkah konkret untuk kepentingan orang-orarg di pengungsian.” Jakarta Siaga Banjir Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengeluarkan keputusan Nomor 70 Tahun 2014 yang menetapkan status siaga banjir terhitung sejak 13 Januari hingga 12 Februari 2014. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, dalam pernyataannya, yang dikutip dari media sosial Twitter, di Jakarta, Selasa (14/1/2014), mengatakan, dengan status itu, operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC) dilakukan mulai Selasa hingga dua bulan ke depan.
Chart
Isu
Tone
Bencana Alam
Netral
Bencana Alam
Netral
Bencana Alam
Netral
Refleksi Pemberitaan
Next
Bencana Alam No 12
13
Media, hal & jurnalis Harian Pelita, hal 15, ck-020
Kompas, hal 22, MHF/RYO
Prev
Judul / Topik Sembilan Titik Longsor, Bogor Siaga Darurat Bencana Dalam sepekan terakhir Kabupaten Bogor diguyur hujan dengan intensitas tinggi, sedikitnya sembilan titik longsor terjadi dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menetapkan siaga darurat bencana. Kepala BPBD Kabupaten Bogor Yous Sudrajat mengatakan, Sembilan titik longsor tersebar di kecamatan Jonggol, Cariu, Cileungsi, Pamijahan, Cijeruk, Leuwiliang, Sukamakmur, Megamendung dan Megasari. Yous Sudrajat, Kepala BPBD Kabupaten Bogor “Sejauh ini laporan yang kami terima telah terjadi Sembilan titik longsor yang tersebar di Kabupaten Bogor, dan petugas sudah berada di lokasi.” Sektor Pertanian Ambruk Kerugian sektor pertanian akibat erupsi Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, sejak September 2013, kian tinggi. Sekitar 10.408 hektar lahan pertanian di Kecamatan Simpang Empat, Naman Teran, payung, dan Tiganderket hancru tersiram abu vulkanik. Kerugian sekitar 713 miliar. Anggota DPRD Karo, Parlindungan Purba, saat meninjau ke Kabanjahe, mengatakan, semestinya status bencana Sinabung menjadi bencana nasional. Alasannya, sektor pertanian hancur dan warga butuh bantuan. Jumlah pengungsi pun sudah puluhan ribu jiwa. Parlindungan Purba, Anggota DPRD Karo “Kalau nanti Presiden SBY datang, semoga ada perubahan kebijakan.” Hajriyanto Y Thohari, Wakil Ketua MPR “Rakyat, kan, juga tak peduli masuk status bencana nasional atau belum. Yang dirasakan adalah dampaknya.”
Chart
Isu
Tone
Bencana Alam
Netral
Bencana Alam
Netral
Refleksi Pemberitaan
Next