TANGGAL 01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15 16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
BULAN JAN Media Indonesia Jurnal Nasional Seputar Indonesia Kompas Jakarta Globe Koran Tempo Investor Daily Republika The Jakarta Post
FEB
MAR
APR
MEI
JUN
JUL
2014 AGS
SEP
OKT NOV DES
Overview: Jumlah Media Meliput
: 8 Media
Volume Pemberitaan
: 15 Artikel
Leading Media
: Kompas
Leading Isu
: Bencana Alam
Sentimen Isu
: Negatif Pada pemberitaan hari ini tidak terdapat isu dengan sentiment negatif Positif :
Sinar Harapan
Terdapat Sesuatu yang Berharga, Tumbuhkan Kesetiakawanan Sosial, Di Sumut Bantu Korban Erupsi, di Riau Dikawal Geng Motor,
Suara Pembaruan
Rehabilitasi Cocok Bagi Pengguna
Harian Pelita
Netral :
Bisnis Indonesia Indopos Koran Jakarta
Pemberitaan pada hari ini di dominasi oleh sentimen isu bertendensi netral Catatan : Pemberitaan pada hari ini di dominasi oleh sentimen isu bertendensi netral. Sementara untuk isu bertendensi positif terkait pemberitaan kemensos salah satunya Di Sumut Bantu
Sriwijaya Post
Korban Erupsi, di Riau Dikawal Geng Motor seputar pemberitaan rombongan Ekspedisi Kemanusiaan 2014 terus melanjutkan kegiatannya dengan mendatangi daerah yang
Pos Kota
sudah masuk dalam daftar lokasi ekspedisi. Antara lain Medan, Sumatera Utara (Sumut). Lokasi yang masuk dalam etape kedua Ekspedisi Kemanusiaan ini menggelar berbagai
Rakyat Merdeka
kegiatan mulai dari membantu korban erupsi Gunung Sinabung sampai pengobatan gratis bagi warga di Marbar, Medan. Namun bantuan bagi korban Sinabung lebih spesifik lagi
Pikiran Rakyat
yaitu, melakukan perlindungan dan rehabilitasi bagi para lanjut usia 0ansia). Karena lansia merupakan kelompok rentan masalah sosial. Selain kegiatan tragi korban Sinabung,
Radar Banten
lanjut Sekretaris Jenderal Kementerian Sosial (Sckjen Kemensos), Toto Utomo BS berbagai kegiatan pun digelar tim Ekspedisi Kemanusiaan melakukan kegiatan pemeriksaan,
Bali Post
pemberian asuransi lanjut usia dan lainnya diantaranya sajian kesenian daerah. Tak hanya itu, dia menambahkan, Ekspedisi Kemanusiaan juga menemukan berbagai data dan
Majalah Gatra
catatan yang menarik di antaranya sejumlah persoalan sosial yang kian tren di Medan.
Majalah Tempo Detik.com
Berikut adalah kutipan pernyataan narasumber pada pemberitaan;
Vivanews
Toto Utomo Budi Santosa, Sekretaris Jenderal Kementerian Sosial (Sekjen Kemensos)
Tribun Timur
“Etape kedua Ekspedisi Kemanusiaan ini febih fokus pada persoalan lokal di Sumut. Sehingga bentuk pelayanannya pun menjadi tepat sasaran.”
Jawa Post
BIRO HUMAS KEMENTERIAN SOSIAL RI Jl. Salemba Raya No.28, Telp. (021)3100470 – Jakarta Pusat http://www.kemsos.go.id/
Next
Persentase pembagian isu dominan di media pada hari ini: Bencana Alam
Jurnal Nasional 7% Koran Tempo 7%
6 5
Seputar Indonesia 7%
4 3
Persentase pembagian Media Cetak hari ini: 8 Media
Kompas 33%
6
Harian Pelita 7%
2 2
1
2 1
0
1
1
1
1
Republika 6%
Indopos 13%
Prev
Media Indonesia 20%
Next
Ekspedisi Kemanusiaan 2014 No 1
2
Media, hal & jurnalis Indopos, hal 4, rko (26-01-2014)
Indpos, hal 4, rko
Prev
Judul / Topik
Isu
Terdapat Sesuatu yang Berharga, Tumbuhkan Kesetiakawanan Sosial Ekspedisi Kemanusiaan 2014 yang dicanangkan Kementerian Sosial sudah ditabuh. Kegiatan ini dimulai di Aceh Timur, Aceh, kemarin, dan nantinya akan berakhir di Nusa Tenggara Timur (NTT). Menteri Sosial Salim Segaf A1 Jufri menegaskan, ekspedisi ini membidik secara khusus penanggulangan penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS). Menurutnya, semangat kesetiakawanan sosial harus terus ditumbuhkan. Tidak hanya bagi masyarakat perkotaan, tapi juga pelosok daerah. Salim mengharapkan, semangat itu menjadi langkah percepatan penanggulanan masalah sosial. Sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salim Segaf Al Jufri, Menteri Sosial RI (Mensos RI) “Dari program ini terdapat sesuatu yang lebih berharga, yakni menumbuhkan kesetiakawanan sosial.” Muzakir Manaf, Wakil Gubernur Aceh “Sejak dulu kawasan ini terpencil. Tak ada pejabat yang mengunjungi. Kehadiran Mensos menjawab harapan masyarakat.” Di Sumut Bantu Korban Erupsi, di Riau Dikawal Geng Motor Rombongan Ekspedisi Kemanusiaan 2014 terus melanjutkan kegiatannya dengan mendatangi daerah yang sudah masuk dalam daftar lokasi ekspedisi. Antara lain Medan, Sumatera Utara (Sumut). Lokasi yang masuk dalam etape kedua Ekspedisi Kemanusiaan ini menggelar berbagai kegiatan mulai dari membantu korban erupsi Gunung Sinabung sampai pengobatan gratis bagi warga di Marbar, Medan. Namun bantuan bagi korban Sinabung lebih spesifik lagi yaitu, melakukan perlindungan dan rehabilitasi bagi para lanjut usia (ansia). Karena lansia merupakan kelompok rentan masalah sosial. Selain kegiatan tragi korban Sinabung, lanjut Sekretaris Jenderal Kementerian Sosial (Sckjen Kemensos), Toto Utomo BS berbagai kegiatan pun digelar tim Ekspedisi Kemanusiaan melakukan kegiatan pemeriksaan, pemberian asuransi lanjut usia dan lainnya diantaranya sajian kesenian daerah. Tak hanya itu, dia menambahkan, Ekspedisi Kemanusiaan juga menemukan berbagai data dan catatan yang menarik di antaranya sejumlah persoalan sosial yang kian tren di Medan. Toto Utomo Budi Santosa, Sekretaris Jenderal Kementerian Sosial (Sekjen Kemensos) “Etape kedua Ekspedisi Kemanusiaan ini febih fokus pada persoalan lokal di Sumut. Sehingga bentuk pelayanannya pun menjadi tepat sasaran.”
Ekspedisi Kemanusiaan 2014
Positif
Ekspedisi Kemanusiaan 2014
Positif
Chart
Tone
Refleksi Pemberitaan Langkah konkret pemerintah dalam membangun rasa kesetiakawanan melalui Ekspedisi Kemanusiaan 2014 oleh Kemensos.
Aksi nyata sebagai upaya peningkatan rasa kepedulian dan kebersamaan dalam Ekspedisi Kemanusiaan 2014.
Next
NAPZA No 3
Media, hal & jurnalis Seputar Indonesia, hal 4, krisiandi sacawisastra
Prev
Judul / Topik Rehabilitasi Cocok Bagi Pengguna Badan Narkotika Nasional (BNN) menegaskan tidak ada pidana bagi pengguna narkoba. Komitmen BNN ini juga mendapat dukungan dari lembaga lain seperti Polri, DPR, dan DPD. Lembaga-lembaga itu sepakat rehabilitasi bakal lebih dikedepankan dibandingkan hukuman penjara. Kepala BNN Komjen Pol Anang Iskandar mengatakan hukuman penjara bagi para pengguna dan pecandu justru akan membuat rumit persoalan hukum. Misalnya beban berlebih berlebih lembaga pemasyarakatan (LP) yang berpotensi menciptakan kerusuhan. Selain itu LP kerap menjadi pasar khusus peredaran narkoba. Untuk rehabilitasi, BNN dan kepolisian sudah bekerja sama dengan lembaga lain seperti Kemenkes dan Kemensos dalam pendirian tempat atau ruang rehabilitasi bagi pecandu narkoba. Saat ini, dari kerja sama itu, pusat rehabilitasi ada di 132 puskesmas dan rumah sakit di seluruh Indonesia. Ada juga di 40 tempat rehabilitasi yang pengelolaannya di bawah Kemensos, di 45 rumah sakit Polri di seluruh Indonesia, 100 kantor BNN tingkat kabupaten/kota, dan di 33 BNNP. Anang Iskandar, Kepala BNN “Ini yang mesti kita pikirkan.”
Chart
Isu
Tone
NAPZA
Positif
Refleksi Pemberitaan Upaya ini sebagai bentuk proaktif penangangan pecandu (pengguna narkoba) dengan langkah rehabilitasi dengan kerjasama seluruh pihak terkait.
Next
Kemiskinan No 8
Media, hal & jurnalis Media Indonesia, hal 1, GAYATRI SUROYO
Prev
Judul / Topik
Isu
Rakyat Miskin Bertambah Bencana alam yang melanda sejumlah wilayah di Indonesia telah memukul aktivitas perekonomian rakyat. Pengamat ekonomi Hendri Saparini memperkirakan akan ada sekitar 450 ribu orang miskin baru akibat bencana dalam beberapa waktu terakhir. Jumlah penduduk miskin diperkirakan menjadi 29 juta orang, atau naik 1,5% jika dibandingkan dengan laporan Badan Pusat Statistik September 2013 yang berjumlah 28,55 juta orang. Kenaikan angka kemiskinan pasca bencana, lanjut Hendri, disebabkan belum adanya program penanggulangan lanjutan (recovery) untuk aktivitas ekonomi masyarakat. Pengamat ekonomi Universitas Brawijaya Ahmad Erani Yustika menilai kerugian terbesar akibat bencana alam datang dari Jakarta. Hal tersebut lantaran Ibu Kota merupakan pusat ekonomi di Indonesia. Dampak meluas Bertambahnya jumlah orang miskin juga terjadi karena dari tahun ke tahun, dampak bencana kian meluas. Hendri Saparini, Pengamat ekonomi “Sangat mungkin meningkat.” Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB “Dana yang terlalu sedikit membuat upaya pemulihan bencana memerlukan waktu paling cepat 3 tahun.”
Chart
Kemiskinan
Tone Netral
Refleksi Pemberitaan Bencana sangat memiliki dampak yang variatif. Banyak masyarakat yang jatuh miskin akibat bencana dan hal ini menambah jumlah kemiskinan yang sudah ada di Indonesia
Next
Perlindungan Anak No 10
Media, hal & jurnalis Harian Pelita, hal 13, ck 254/1
Prev
Judul / Topik
Isu
Dinsos Kota dan Kabupaten Saling Tuding Tanggung Jawab Polemik antara Kota Tasikmalaya dan Kabupaten Tasikmalaya ternyata bukan hanya rebutan masalah aset belaka. Kini masalah juga melebar pada penanganan masalah anak telantar asal warga Kabupaten Tasikmalaya yang berada di wilayah Kota Tasikmalaya. Kata Yuyu Wahyu, salah satu staf di Bidang Sosial Dinsos Kota Tasikmalaya, salah satu contoh adalah kasus yang terjadi pada 12 Mei 2013. Dinsos Kota menerima anak telantar bemama Lia, yang notabene sedang mengandung sembilan bulan. Asalnya dari Desa Mulyasari, Kampung Nangerang, Kecamatan Salopa, Kabupaten Tasikmalaya. Di saat kedatangan yang bersangkutan itu pihak Dinsos Kota langsung koordinasi dengan Dinsos Kabupaten, termasuk memberitahukan kondisi Lia sedang dalam keadaan hamil sembilan bulan. Tragisnya, jawaban dari Kepala Seksi (Kasie) Sosial Dinsos Kabupaten Tasikmalaya Sri, waktu itu, bersikap apatis tidak ada tanggapan ataupun rasa tanggung jawab terhadap warganya. Yuyu Wahyu, salah satu staf di Bidang Sosial Dinsos Kota Tasikmalaya “Selama ini pihak Dinsos Kabupaten lempar tanggung jawab saja. Serta tidak mau mengakomodasi kepentingan anak telantar warganya sendiri. Padahal dari pihak Dinsos Kota sudah berupaya untuk selalu berkoordinasi.”
Perlindungan Anak
Chart
Tone Netral
Refleksi Pemberitaan Perlu upaya dan sinergi yang kuat untuk menyelesaikan permasalahan permasalahan yang timbul antara pemkot dan pemkab Tasikmalaya. Hal ini di prediksi bisa menjadi perulangan jika tak memiliki solusi yang jitu.
Next
Kemiskinan No 11
Media, hal & jurnalis Media Indonesia, hal 11, SS/N-2
Prev
Judul / Topik
Isu
Perkebunan Sawit Miskinkan Warga Sampai 2014, Kabupaten Seruyan masih mencatatkan diri sebagai daerah termiskin di Kalimantan Tengah. Keberadaan puluhan perusahaan kelapa sawit di sana justru menjadi biang masalah dan memiskinkan warga. Warganya menjadi miskin karena mereka tidak lagi memiliki lahan, setelah tanah dijual kepada pengelola perkebunan. Selain itu, mereka tidak bisa menjual hasil bumi seperti sayuran karena tidak adanya akses jalan darat menuju wilayah perkotaan. Tidak adanya jalan tembus yang menghubungkan pedalaman ke perkotaan, papar Sudarsono, membuat warga sulit menjual hasil bumi sehingga hanya dibiarkan membusuk. Sudarsono, Bupati Seruyan “Daerah kami masih sangat terisolasi. Banyak penduduk hidup dalam garis kemiskinan, terutama mereka yang berada di sekitar perkebun an kelapa sawit dan hak pengusahaan hutan.”
Chart
Kemiskinan
Tone Netral
Refleksi Pemberitaan Perlu penyelesaian segera, mengingat hal ini menyangkut keberlangsungan warga setempat kedepannya. Ini sudah menjadi benih bencana sosial yang memerlukan solusi yang baik untuk warga.
Next
Pekerja Migran No 12
Media, hal & jurnalis Kompas, hal 18, NIT
Prev
Judul / Topik
Isu
Jenazah Terlambat Pulang Jenazah Agus Suryanto (35), TKI asal Banyuwangi, Jawa Timur, yang bekerja di Taiwan, terlambat dipulangkan karena tak ada biaya Pengiriman jenazah terpaksa baru dilakukan 10 hari setelah kematiannya. Menurut Dina Mariana, istri Agus, Agus meninggal karena sakit jantung pada Selasa dua pekan lalu. Pada Selasa siang, suaminya mengeluh sakit kelelahan karena tujuh hari bekerja lembur. Dina yang saat itu juga bekerja di Taiwan berencana membawa suaminya ke dokter, tetapi sebelum niat itu sampai, suaminya sudah meninggal terlebih dulu. Dina Mariana, istri Agus “Prosesnya ruwet karena tak punya uang akhirnya saya menyepakati biaya kepulangan dipotong dan asuransi suami saya.” Alam Sudrajat, Kepala Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi Kabupaten Banyuwangi “Jika ada indikasi pelanggaran, kami akan melaporkan perusahaan itu agar izinnya dicabut. Keluarga Agus seharusnya bisa mendapatkan hak-hak mereka secara penuh.”
Chart
Pekerja Migran
Tone Netral
Refleksi Pemberitaan Bentuk Perlindungan TKI dan pelayanan yang masih minim sekalipun dalam bentuk Jenazah.
Next
Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) No 15
Media, hal & jurnalis Jurnal Nasional, hal 14, Rihad Wiranto
Prev
Judul / Topik
Isu
Warga Bali Dapat Bantuan Bedah Rumah Masyarakat mengapresiasi langkah pemerintah dalam upaya pengentasan kemiskinan. Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta menyerahkan kunci rumah kepada I Wayan Kuat yang merupakan salah satu warga miskin penerima bedah rumah asal Desa Gunung Kunyit, Kabupaten Bangli, Minggu (26/1). Untuk pembangunan rumah tersebut, Sudikerta secara pribadi telah memberikan bantuan sebesar Rp45 juta dan pengerjaan rumah tersebut secara bergotong royong oleh warga sekitar. Rumah sudah rampung terbangun pada 24 Januari 2014. Dalam acara yang digelar di balai banjar desa setempat itu, Sudikerta menambahkan langkah utama yang harus dilakukan dalam pengentasan kemiskinan adalah memberikan bantuan rumah kepada masyarakat yang belum punya rumah, dan kemudian dilanjutkan dengan meningkatkan taraf ekonomi warga melalui program Bali Mandara lainnya seperti Sistem Pertanian Terintegrasi (Simantri) dan Gerakan Pembangunan Desa Terpadu (Gerbangsadu) Mandara. Ketut Sudikerta, Wakil Gubernur Bali “Kami juga sudah bertemu dan berdiskusi dengan sejumlah kalangan swasta agar terlibat dalam pengentasan kemiskinan di Bali. Ini menjadi tanggung jawab mereka juga dengan memberikan keuntungan dari pendapatan perusahaan dalam program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR).”
Rumah Tidak Layak Huni (RTLH)
Chart
Tone Netral
Refleksi Pemberitaan Langkah positif Pemprov Bali yang proaktif perlu mendapat apresiasi dalam pengentasan kemiskinan dengan bantuan bedah rumah untuk warga
Next
Penyandang Disabilitas No 14
Media, hal & jurnalis Republika, hal 7, agus bebeng/antara (Berita Foto)
Prev
Judul / Topik
Isu
Pentas Tari Sejumlah anak difabel mengikuti workshop seni tari tradisional dan perkusi yang diselenggarakan Mata Hati Indonesia di Gedung Indonesia Menggugat, Bandung, Jawa Barat, Sabtu (25/1). Acara yang bertajuk Spirit of Equality in Art itu merupakan kegiatan untuk menggali potensi penyandang disabilitas dibidang seni.
Chart
Penyandang Disabilitas
Tone Netral
Refleksi Pemberitaan Penggalian potensi penyandang difabel diharpakan mampu mendongkrak semangat para penyandang difabel lainnya.
Next
Bencana Alam No 4
Media, hal & jurnalis Kompas, hal 1,15, Gregorius Magnus Finesso
5
Kompas, hal 22, HEN/KOR
6
Koran Tempo, hal 6, Sunudyantoro
Prev
Judul / Topik Sampai Kapan Kami Hidup Darurat… Sambil meringkuk di atas tanah basah beralas terpal, Warmin (31) menahan angin malam yang menelusup masuk lewat kisi-kisi bilik bambu Di ruang sempit yang hanya disekat kain perca dari bilik utama, Darsih (30), sang istri, erat memeluk dua anaknya di atas dipan kayu. Setahun sudah mereka hidup dalam kondisi darurat. Dan, janji relokasi pemerintah pusat tak kunjung datang hingga sekarang. Warmin adalah satu dari 199 warga Dusun Ciawar, Desa Ujungbarang, Kecamatan Majenang, Cilacap, Jawa Tengah. Sejak 22 November 2012, mereka diungsikan akibat bencana tanah longsor. Kala itu, hujan deras mengguyur dusun tempat tinggal mereka selama beberapa malam. Tanpa diduga, bukit gundul yang mengepung perkampungan mereka ambrol. Puluhan rumah rusak. Akses terputus. Warmin, Pengungsi “Kondis ini sudah mendingan. Sebelumnya, hingga akhir September lalu kami tinggal di tenda-tenda dari terpal. Kalau hujan deras, airnya menggerojok masuk Sehari-hari jadi enggak tenang.” Korban Bingung Mencari Tempat Tinggal Baru Setelah rumah dan tanah mereka hancur akibat longsor, sebanyak 16 warga Dukuh Wetankali, Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Minggu (26/1), kebingungan mencari tempat tinggal. Berdasarkan data Posko Bencana Longsor Desa Rahtawu, 16 rumah roboh serta 47 rumah rusak berat dan ringan. Rumah yang roboh antara lain milik Samuri (55), Sutedi (45), Tego (55), Tejo (30), Sundari (35), Tubadi (35), Maskan (50), Kemisan (37), Warjiman (46), Paryadi, (55), Hartono (50), Darman (50), dan Karjono (55). Koordinator Posko Bencana longsor Rahtawu Sugiarto menambahk an, Pemerintah Desa Rahtawu masih kebingungan mencari tempat tinggal baru, terutama bagi 16 warga yang rumahnya hancur total. Untuk itu, pemerintah desa berharap Pemerintah Kabupaten Kudus turut mencari solusi. Samuri, Pengungsi “Kalau pengungsian sudah ditutup, saya bingung mau tinggal di mana? Rumah sudah hancur total mau tinggal di rumah tetangga tidak enak, takut merepotkan.” Kerusakan Akibat Gempa Kebumen Bertambah Kabupaten Banyumas menderita kerusakan paling parah akibat gempa di Kebumen, dibanding wilayahwilayah lain. Menurut data Badan Penanggulangan Bencana Daerah Banyumas, 147 rumah rusak, masih ditambah beberapa sekolah dan tempat ibadah. Kepala BPBD Banyumas, Prasetyo mengatakan, di Banyumas, ada 10 desa di empat kecamatan yang terkena dampak gempa. Misalnya, di Kecamatan Pekuncen sebanyak 125 rumah rusak, yang tersebar di Desa Tumiyang, Kranggan, dan Pasiraman. Di Kecamatan Karanglewas, 16 unit rumah rusak. Sedangkan di Cilacap, 21 unit rumah rusak dan di Kabupaten Purworejo 9 rumah rusak. Prasetyo, Kepala BPBD Banyumas “Kerusakan rumah bisa bertambah.” Muhyidin, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kebumen “Bantuan logistik sudah kami berikan.”
Chart
Refleksi Pemberitaan Salah satu Kisah pengungsi yang memiliki pesan penanganan pengungsi banjir skala prioritas.
Isu
Tone
Bencana Alam
Netral
Bencana Alam
Netral
Serapan informasi ini bisa menjadi perhatian serius seluruh pihak terkait agar segera di carikan solusinya bagi para korban longsor yang sudah tak memiliki tempat tinggal lagi
Bencana Alam
Netral
Inventarisir dampak gempa masih terus berjalan, setidaknya bisa didapatkan data korban dan kerugian lainnya.
Next
No 7
9
13
Media, hal & jurnalis Kompas, hal 1, ILO/REK/ BAY/UTI/ MHF/ZAL/ DKA/EKI/ GSA
Kompas, hal 14, REK/ ILO/ZAL/ DKA/EKI/ HEI/UTI/ GSA
Media Indonesia, hal 1, Liliek Dharmawan/ X-7
Prev
Judul / Topik
Isu
Pemimpin Birokrasi TAk Terlatih Jajaran birokrasi pemerintah tidak terlatih menangani bencana. Bahkan, ada provinsi dan kabupaten/kota tanpa pelatihan pencegahan atau penanganan kedaruratan bencana untuk para kepala daerahnya. Pelatihan penanganan bencana dibutuhkan kepala daerah sebagai pembuat kebijakan untuk memutuskan apa yang perlu dilakukan saat bencana. Materinya, antara lain, geladi posko agar tidak terjadi kecanggungan penanganan bencana termasuk pola koordinasi dan pembagian tugas yang jelas. Faktanya, tak semua daerah di Indonesia punya lembaga khusus penanganan bencana. Kalaupun ada untuk pegawai yang hendak pension atau secara struktural sangat rendah sehingga tak bisa memobilisasi penanganan kedaruratan. Akibatnya, saat bencana terjadi di sejumlah daerah para korban terpaksa tinggal dalam pengungsian dengan kondisi memprihatinkan. Tidak jelas lembaga yang menangani mereka. Soekarwo, Gubernur Jawa Timur “Belum pernah ada pelatihan. Hanya dibahas sekilas di rapat kerja. Saya setuju ada pelatihan.” Rano Karno, Wakil Gubernur Banten “Sudah ada BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah). Mereka rnendapatkan pelatihan. Serang malah sempat menjadi pusat latihan.” Gagap yang Tak Juga Sembuh Kegagapan pemerintah menangani berbagai bencana di negeri ini sebenarnya bukanlah hal baru. Kali ini, hampir sekujur Pulau Jawa menampilkan kembali kegagapan itu. Dipadu penanganan letusan Gunung Sinabung dan banjir besar Manado, barangkali cukup lengkap gambaran tentang sosok kegagapan kronis tersebut. Di Indramayu, pengungsi meluapkan emosinya dengan memblokade jalan utama pantai utara Jawa selama hampir satu jarm. Sambil berteriakteriak dengan wajah menegang pekan lalu, ratusan warga pengungsi banjir besar yang meredam permukiman dan persawahan di Indramayu, Subang dan Karawang menuntut pembagian logistik secara merata. Itu belum menyoal fasilitas pengungsian sementara yang jauh dari layak. Berhari-hari menjadi pengungsi tak sedikit di antara warga yang masih tinggal di tenda- tenda darurat buatan mereka sendiri. Fasilitas air bersih? Mereka berterima kasih pada air hujan, yang pada saat yang sama menyuplai ketersediaan air bah yang merendam sawah, rumah, dan ladang mereka. Amidah, Warga “Belum ada bantuan apa pun dari pemerintah daerah. Setiap hari cuma ada mi instan. Air untuk mencuci dan buang air, ya pakai air ini. Pokoknya, ini airnya berputar. Setelah turun dari langit, airnya merendam rumah, lalu dipakai mencuci dan mandi. Air susu cokelat.” Wawan Idris, Kepala Bagian Humas Sekretariat Daerah Kabupaten Indramayu “Semua kecamatan di Indramayu terkena banjir. Ada 31 kecamatan terendam. Kami tak mampu menanggung sendiri bencana ini, kami memerlukan bantuan dari provinsi dan pusat.” Untung Tetangga Bantu Dorong Kursi Roda Dusun Gombong Bolong di Desa Karangklesem, Kecamatan Pekuncen, Banyumas, Jawa Tengah (Jateng), sebetulnya berjarak cukup jauh, yakni 100 km, dari pusat gempa pada Sabtu (25/1) yang berkekuatan 6,5 pada skala Richter (SR). Namun, siang itu, gempa dahsyat mengguncang Gombong Bolong. Warga lari berhamburan keluar rumah untuk menyelamatkan diri. Teriakan itu berbarengan dengan suara tembok roboh dan gemerincing barang pecah belah berjatuhan ke lantai. Seorang warga desa, Abu Somad, 70, masih belum keluar rumah karena harus menyelamatkan istrinya, Khamilah, 68, yang ada di atas kursi roda. Sang istri memang baru pulang dari rumah sakit akibat stroke. Somad kemudian berteriak meminta tolong kepada tetangganya. Dengan bantuan beberapa tetangga, akhirnya dia bisa mengeluarkan istrinya. Abu Somad, Warga “Saya seperti digoyang-goyang. Saya langsung menarik kursi roda istri agar dapat keluar rumah. Baru beberapa langkah mendorong, roda kursi macet. Dari samping ada tembok yang roboh dan sebagian mengenai kaki istri saya.” Supriyanto, Kepala Dusun III Desa Karangklesem “Ternyata di barat daya Gombong kembali terjadi gempa berkekuatan 4,7 SR. Warga desa pun berhamburan keluar menyelamatkan diri. Penduduk di sini masih trauma dengan kejadian gempa.” Chart
Tone
Refleksi Pemberitaan Sudah selayaknya pemimpin birokrasi mengetahui penanganan bencana melalui pelatihanpelatihan khusus.
Bencana Alam
Netral
Bencana Alam
Netral
Hal ini menjadi masukan positif guna peningkatan kinerja dalam menanggulan gi bencana yang berlangsung untuk semua pihak terkait.
Netral
Kisah kepedulian dalam membantu korban ditengah bencana menjadi kisah inspiratif bagi masyarakat lainnya.
Bencana Alam
Next