TANGGAL 01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15 16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
BULAN JAN Media Indonesia Jurnal Nasional
: 7 Media
Kompas
Volume Pemberitaan
: 16 Artikel
Jakarta Globe
Leading Media
: Antaranews.com
Koran Tempo
Leading Isu
: Bencana Alam
Investor Daily
Sentimen Isu
: Negatif
Republika The Jakarta Post Sinar Harapan
MAR
APR
MEI
JUN
JUL
AGS
SEP
OKT NOV DES
Overview: Jumlah Media Meliput
Seputar Indonesia
FEB
2014
Pada pemberitaan hari ini tidak terdapat isu dengan sentiment negatif Positif :
Suara Pembaruan
Recovery Trauma Lansia Korban Gunung Sinabung, Kemensos: Penanganan Pascabencana Harus Mendapat Prioritas
Harian Pelita
Sama, Ekspedisi Kemanusiaan Fokus Rehabilitasi Lansia di Sumut
Bisnis Indonesia
Netral :
Indopos Koran Jakarta Sriwijaya Post Pos Kota Rakyat Merdeka Pikiran Rakyat
Pemberitaan pada hari ini di dominasi oleh sentimen isu bertendensi netral Catatan : Pemberitaan pada hari ini di dominasi oleh sentimen isu bertendensi netral. Sementara untuk isu bertendensi positif terkait pemberitaan kemensos salah satunya Recovery Trauma Lansia Korban Gunung Sinabung seputar pemberitaan terjadi erupsi gunung api Sinabung menimbulkan trauma yang mendalam di kalangan kelompok lanjut usia (lansia). Trauma tersebut dipastikan menjadi beban mental, sekaligus menambah berat kehidupan lansia di pengungsian.
Radar Banten
Direktur Pelayanan Sosial Lanjut Usia Kementerian Sosial (Kemensos) Tuti Haryati mengatakan, situasi bencana yang terjadi selalu membuat kelompok lansia
Bali Post
menjadi semakin rentan. Kondisi psikologis lansia sangat tertekan hingga berpengaruh pada kondisi fisik. Berdasarkan catatan, sambung dia, terdapat
Majalah Gatra
sebanyak 1300 lansia yang menjadi korban erupsi Gunung Sinabung. Jumlah tersebut menempati sejumlah pos pengungsian yang ada dengan fasilitas yang
Majalah Tempo
minim. Dari jumlah itu, lanjut Tuti, kondisi psikologis yang dialami para lansia di pengungsian berbeda-beda. Beberapa di antaranya terbilang cukup sehat
Detik.com
kondisi psikologisnya. Tetapi tak sedikit kondisi trauma ringan sampai berat.
Vivanews Tribun Timur Jawa Post
Berikut adalah kutipan pernyataan narasumber pada pemberitaan; Tuti Haryati, Direktur Pelayanan Sosial Lanjut Usia Kementerian Sosial (Kemensos) “Itu lah yang coba Kemensos lakukan pada kelompok lansia.Yakni memulihkan kondisi psikologi para lansia.”
BIRO HUMAS KEMENTERIAN SOSIAL RI Jl. Salemba Raya No.28, Telp. (021)3100470 – Jakarta Pusat http://www.kemsos.go.id/
Next
Persentase pembagian isu dominan di media pada hari ini: Bencana Alam
Persentase pembagian Media Cetak hari ini: 7 Media Koran Tempo 6% Indopos 6%
7 6
Antaranews.com 25%
5
Jurnal Nasional 13%
4 7
3 2 3
2
1
1
1
1
1
Republika 12%
0
Seputar Indonesia 19%
Media Indonesia 19%
Prev
Next
Ekspedisi Kemanusiaan 2014 No
Media, hal & jurnalis
1
Indopos, hal 4, rko
5
Antaranews.com, (27-01-2014)
Prev
*/jno
Judul / Topik
Isu
Recovery Trauma Lansia Korban Gunung Sinabung Terjadi erupsi gunung api Sinabung menimbulkan trauma yang mendalam di kalangan kelompok lanjut usia (lansia). Trauma tersebut dipastikan menjadi beban mental, sekaligus menambah berat kehidupan lansia di pengungsian. Direktur Pelayanan Sosial Lanjut Usia Kementerian Sosial (Kemensos) Tuti Haryati mengatakan, situasi bencana yang terjadi selalu membuat kelompok lansia menjadi semakin rentan. Kondisi psikologis lansia sangat tertekan hingga berpengaruh pada kondisi fisik. Berdasarkan catatan, sambung dia, terdapat sebanyak 1300 lansia yang menjadi korban erupsi Gunung Sinabung. Jumlah tersebut menempati sejumlah pos pengungsian yang ada dengan fasilitas yang minim. Dari jumlah itu, lanjut Tuti, kondisi psikologis yang dialami para lansia di pengungsian berbeda-beda. Beberapa di antaranya terbilang cukup sehat kondisi psikologisnya. Tetapi tak sedikit kondisi trauma ringan sampai berat. Tuti Haryati, Direktur Pelayanan Sosial Lanjut Usia Kementerian Sosial (Kemensos) “Itu lah yang coba Kemensos lakukan pada kelompok lansia.Yakni memulihkan kondisi psikologi para lansia.”
Ekspedisi Kemanusiaan 2014
Positif
Ekspedisi Kemanusiaan Fokus Rehabilitasi Lansia di Sumut Ekspedisi Kemanusian Kelompok Marjinal (EKKM) Kementerian Sosial pada etape kedua di Provinsi Sumatera Utara fokus pada rehabilitasi bagi para lanjut usia (lansia). Kegiatan yang dilakukan Tim EKKM di Medan di antaranya rehabilitasi bagi para lansia, pemeriksaan kesehatan, pemberian asuransi lansia, serta sajian kesenian daerah. EKKM mulai diluncurkan di Peureulak Kabupaten Aceh Timur Provinsi Aceh oleh Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri pada Sabtu (25/1) yang menfokuskan pada kegiatan bedah kampung. Tim EKKM akan melakukan kegiatan di 16 daerah mulai dari Aceh hingga NTT melalui jalur darat. Kegiatan tersebut untuk menjangkau penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) yang selama ini belum mendapat perhatian. Selain lansia, di Sumut Tim EKKM menemukan masalah lain yang perlu dilakukan penguatan ke depan oleh pemerintah daerah, berupa rumah tidak layak huni, angka pecandu narkoba, serta sarana lingkungan. Samsudi, Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial, Kementerian Sosial “Sumut menjadi titik kedua dari 16 daerah yang disambangi Tim EKKM. Di setiap titik memiliki karakteristik masalah sosial yang berbeda.”
Ekspedisi Kemanusiaan 2014
Positif
Chart
Tone
Refleksi Pemberitaan Perlu penanganan khusus bagi lansia, baik secara fisik maupun psikologis. Pemulihan diharapkan bisa dalam bentuk program sosial yang dapat melakukan pendampingan para lansia di sekitar Gunung Sinabung.
Roadshow ekspedisi kemanusiaan sudah masuk di titik ke dua dari seluruh wilayah yang akan disasar. Diharapkan kegiatan ini memberikan semangat kebersamaan dan keperdulian bagi sesama.
Next
Kepahlawanan
No
Media, hal & jurnalis
2
Antaranews.com, Redaksi (27-01-2014)
3
Antaranews.com, Redaksi (27-01-2014)
6
Republika, hal 2, Riga Nurul Iman
Prev
Judul / Topik
Isu
Keluarga minta makam Tan Malaka dipindahkan ke Kalibata Keluarga tokoh pejuang kemerdekaan Tan Malaka meminta pemerintah melalui Kementerian Sosial (Kemensos) untuk memindahkan makam pahlawan nasional itu secara simbolis dari Selopanggung, Kediri, ke Taman Makam Pahlawan, Kalibata, Jakarta. Keponakan Tan, Zulfikar Kamarudin, Senin, di Jakarta, mengatakan keluarga sudah meyakini bahwa makam di Selopanggung, Kediri, Jawa Timur, merupakan tempat bersemayamnya jenazah pejuang yang terkenal dengan pemikiran “Merdeka 100 persen” itu. Zulfikar Kamarudin, Keponakan Tan Malaka “Keluarga dan sejarawan sudah menganggap 90 persen makam itu ditemukan di Selopanggung. Maka itu kami akan mengirim surat ke Kemensos untuk menyampaikan hasil penelitian ini.” Jalan panjang berliku pencarian makam Tan Malaka Meskipun tes DNA belum memberikan konfirmasi tentang keberadaan makam Tan, keponakan Tan Malaka, Zulfikar Kamarudin meyakini sepenuhnya bahwa pusara yang ditemukan peneliti di Selopanggung merupakan tempat pengistirahatan Tan. Keyakinan Zulfikar tersebut didasarkan pada keterangan dari penelitian Harry, yang telah mewawancarai puluhan orang yang pernah dekat dengan Tan, termasuk saksi mata saat Tan ditangkap, kemudian ditembak mati. Zulfikar mengatakan keluarga sependapat dengan para peniliti bahwa 90 persen secara antropologi fisik dan historis, makam Tan Malaka sudah ditemukan di Selopanggung. Sisa 10 persen yang melengkapi penelitian itu adalah hasil tes DNA Tan. Dia mengatakan akan mengirim surat kepada Kementerian Sosial untuk mempertimbangkan pemindahan secara simbolis makam Tan di Selopanggung ke Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta. Namun, demi menghormati kepentingan pemerintah daerah Kabupaten Kediri, keluarga menyetujui pemindahan akan dilakukan secara simbolis dengan mengambil tanah dari makam di Selopanggung, kemudian dibuatkan makam di Kalibata. Zulfikar Kamarudin, Keponakan Tan Malaka “Sesuai UU Nomor 20 Tahun 2009, pahlawan nasional berhak dimakamkan di Kalibata.” Golkar Dorong Gelar Pahlawan Soeharto Golkar kembali mengusulkan pemberian gelar pahlawan bagi mantan presiden Soeharto. Hal ini mengemuka di sela-sela peringatan enam tahun wafatnya Soeharto yang jatuh pada 27 Januari. Dasarnya, sebagai bangsa yang besar, Indonesia harus menghargai para pemimpinnya. Menurut anggota Fraksi Partai Golkar di DPR, Poempida Hidayatulloh, Menurut Poempida, bila hanya membicarakan kekurangan seorang pemimpin, maka Indonesia tidak bisa menjadi bangsa yang besar. Intinya, kalau ingin menjadi bangsa besar, semua pemimpin harus dihormati dan dihargai. Khusus Soeharto, lanjut Poempida, telah rnenunjukkan kebesarannya dalam memimpin negara. HaI ini ditandai dengan bersedia mundur di kala warganya meminta turun dari posisi pemimpin. Kedepan, lanjut Poempida, Golkar akan mendorong pemberian gelar pahlawan bagi Soeharto. Poempida Hidayatulloh, anggota Fraksi Partai Golkar di DPR “Soeharto pantas mendapatkan gelar pahlawan nasional.”
Chart
Tone
Refleksi Pemberitaan Usulan ini akan menjadi pertimbangan yang matang ketika semua pertimbangan sudah masuk dalam kriteria.
Kepahlawanan
Netral
Kepahlawanan
Netral
Hal ini terus menjadi perhatian bersama dan sangat membutuhkan ekstra pertimbangan.
Kepahlawanan
Netral
Perlu pertimbangan matang dari semua unsur sehingga usulan ini dapat menjadi usulan yang baik dan memang sudah pada waktunya.
Next
Penyandang Disabilitas No 10
Media, hal & jurnalis
Judul / Topik
Seputar Indonesia, hal 3, andi setiawan
Akses Penyandang Cacat Dipermudah Sejumlah pihak menekankan agar penyelenggara pemilu mempermudah akses bagi pemilih penyandang cacat. Mereka kerap terkendala minim alat bantu. Deputi Internal Jaringan Pendidikan Pemilih Untuk Rakyat (JPPR) Masykurudin Hafidz mengatakan, pemilu tahun ini dipastikan tanpa alat bantu untuk surat suara calon legislator (caleg). Kondisi itu diailai bakal menyulitkan pemilih tunanetra saat melakukan pencoblosan. Menurut dia, sejauh ini belum ada angka pasti jumlah pemilih penyandang cacat dari Komisi Pemilihan Umum (KPU). Pihaknya memperkirakan jumlah mereka relatif besar dalam pemilu nanti. Jika dianalogikan dengan data WHO, jumlah pemilih penyandang cacat tersebut sekitar 10% dari total jumlah penduduk atau sekitar 20 juta pemilih jika dikonversi ke daftar pemilih. Itu sudah termasuk pemilih yang sakit. Masykurudin Hafidz, Deputi Internal Jaringan Pendidikan Pemilih Untuk Rakyat (JPPR) “Alat bantu surat suara hanya ada untuk calon anggota DPD. Tentu sedikit banyak hal ini akan menyulitkan mereka.” Happy Sebayang, Ketua Umum Akses Penyandang Cacat (PPUA Penca) “Kita tahu dalam undang-undang dan aturan KPU sendiri sudah diakomadasi penyediaan satu alat bantu di tiap TPS.”
Prev
Isu
Chart
Penyandang Disabilitas
Tone Netral
Refleksi Pemberitaan Penyandang cacat harus dipenuhi hak memilihnya, dalam hal ini adalah akses dan fasilitasnya.
Next
Pekerja Migran No 13
Media, hal & jurnalis
Judul / Topik
Seputar Indonesia, hal 4, rahmat sahid
Presiden Diminta Lakukan Langkah Diplomatik Kasus kekerasan terhadap tenaga kerja Indonesia (TKI) kembali terjadi. Setelah terungkap kasus penyiksaan sadis yang menimpa Erwiana di Hong Kong, kali ini nasib serupa dialami seorang buruh migran di Taiwan, Sihatul Aliah, 27. Perempuan yang berasal dari Desa Plampangrejo, Banyuwangi, Jawa Timur, itu mengalami siksaan dari majikannya hingga koma. Atas kejadian itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) diminta melakukan langkah-langkah politik. Rieke Dyah Pitaloka, anggota Komisi X DPR dari Fraksi PDIP “Tak cukup hanya lembaga terkait yang melakukan mediasi dengan majikan karena hanya akan berujung sekadar penggantian biaya rumah sakit. Pak SBY, Sihatul tak mungkin Bapak telepon karena dia tidak bisa bicara, teleponlah Pemerintah Taiwan.” Anis Hidayah, Direktur Eksekutif Migran Care “Kemenlu harus mengklarifikasi statemen yang dikeluarkan bahwa Sihatul baik. Kalau begitu dipertemukan dengan suaminya.”
Prev
Isu
Chart
Pekerja Migran
Tone Netral
Refleksi Pemberitaan Perlu langkah nyata dalam menangani permasalahan ini yang sudah menjadi dorongan publik.
Next
Wanita Tuna Susila (WTS) No 15
Media, hal & jurnalis
Judul / Topik
Isu
Republika, hal 22, Amri Amrullah
Sebut PSK Sebagai Pahlawan, Bupati Kendal Tuai Kritik Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia mengkritik Bupati Kendal Widya Kandi Susanti yang menyebut Pekerja Seks Komersial (PSK) sebagai pahlawan-keluarga bagi PSK karena mereka bekerja untuk menghidupi keluarga bisa disalah artikan. Ifah menjelaskan, Islam menetapkan lima jalur yang harus ditempuh untuk mengatasi maraknya protistusi. Pertama, menegakan hukum dengan sanksi tegas kepada semua pelaku protistusi. Kedua, penyediaan lapangan kerja karena faktor kemiskinan sering kali menjadi alasan utama PSK terjun ke lambah protistusi. Ketiga, pendidikan atau edukasi yang sejalan. Sebab, pendidikan bermutu dan terjangkau bagi masyarakat memberikan bekal kepandaian dan keahlian sehingga mereka mampu berkrja dan berkarya. Keempat, sosial, yakni pembinaan membentuk keluarga yang harmonis, merupakan penyelesaian jalur sosial yang juga harus menjadi perhatian pemerintah. Dan terakhir yang paling penting adalah kemauan politik.
Wanita Tuna Susila (WTS)
Prev
Chart
Tone Netral
Refleksi Pemberitaan Pendapat kontroversial dari Bupati Kendal seharusnya didalami lebih jauh pemknaannya, bisa dalam bentuk forum diskusi sehingga bisa digali solusi positif bagi pengkritisinya.
Next
Bantuan Siswa Miskin (BSM) No 16
Media, hal & jurnalis
Judul / Topik
Isu
Seputar Indonesia, hal 4, ayu rachmaningtyas
Data Bantuan Siswa Miskin Simpang Siur DPR menemukan perbedaan data Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) dan data Dirjen Pendidikan Islam (Pendis) pada penerimaan Bantuan Siswa Miskin (BSM) di madrasah. Untuk itu,, DPR menuntut dilakukannya perbaikan data penerimaan BSM 2014 yang masih simpang siur. Anggota Komisi VIII DPR Sumarjati Arioso mengatakan, data penyerapan BSM yang dimiliki Kakanwil Kemenag dan Dirjen Pendis tidak sinkron. Kemenag diharuskan memperbaiki data tersebut. Sumarjati Arioso, Anggota Komisi VIII DPR “Harusnya kan sama, justru ini beda. Madrasah tersebar luas, maka banyak data yang masul di kanwil. Ini kan harusnya sama karena Kemenag merupakan instansi vertikal, jadi langsung.” Baghowi, Anggota Komisi VIII DPR “Seharusnya jauh jauh hari disiapkan datanya. Jadi, setiap tahunya data tersebut hanya tinggal divalidasi.”
Bantuan Siswa Miskin (BSM)
Prev
Chart
Tone Netral
Refleksi Pemberitaan Perlu terbangun sinergi yang juat di antara instansi yang terkait guna kecocokan dan validasi data yang akurat.
Next
Bencana Alam No 4
Media, hal & jurnalis Antaranews.com, Redaksi (27-01-2014)
7
Koran Tempo, hal 2, Suryo Wibowo (Berita Foto)
8
Jurnal Nasional, hal 31, Ahmad Nurullah
9
Jurnal Nasional, hal 32, Ahmad Nurullah
Prev
Judul / Topik Kemensos: Penanganan Pascabencana Harus Mendapat Prioritas Sama Kementerian Sosial TI mendorong penanganan pasca mendapat prioritas yang sama seperti pasa saat terjadi bencana. Seluruh stakeholder terkait dalam penanganan bencana diharapkan ikut fokus melakukan penanganan bencana di berbagai kawasan di Indonesia pada saat pascatanggap darurat, jadi tak hanya pada saat puncak bencana,” kata Sekjen Kemensos RI, Toto Utomo Budi Santoso pada seminar “Building Disaster resilience: Strengthening the Collaboration among Asia Pasific Social Workers” di Bandung, Senin (27/1). Toto menyebutkan, kadar penanganan bencana alam terkadang tidak berimbang antara pada masa kejadian bencana dengan pascabencana. Padahal menurut dia penanganan pasca bencana tak kalah penting karena menyangkut normalisasi kondisi di lapangan. Toto Utomo Budi Santoso, Sekjen Kemensos RI “Pada masa tanggap darurat ketika terjadi bencana, justru semua pihak turun bahkan LSM dan partai terjun ke lokasi bencana. Namun setelah pasca bencana, mereka kembali ke daerah asal.” Dusun Hancur Warga mengabadikan rumahnya yang hancur akibat tanah longsor di Dusun Wetan Kali, Kecamatan Gebog, Kudus, Jawa Tengah, kemarin. Tanah longsor di dusun ini terjadi sebanyak 12 kali sejak Rabu siang hingga Sabtu Lalu, yang mengakibatkan 14 orang tewas.
Isu Bencana Alam
Tone Positif
Refleksi Pemberitaan Hal ini perimbangan dikarenakan dampak bencana juga sangat membutuhkan penanganan yang sangat serius. Jika Pasca bencana tak ada penanganan serius dikhawatirkan akan terjadi permasalahan baru.
Bencana Alam
Netral
Jumlah Pengungsi Longsor Bertambah Jumlah pengungsi tanah longsor di Kampung Gonggong, Desa Cibadak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, bertambah dari 513 menjadi 593 orang. Dikatakan Kepala Sub-Bidang Logistik pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor Budi Aksomo, jumlah kerusakan akibat longsor dan tanah yang bergerak juga bertambah menjadi 55 rusak berat, 41 unit rusak ringan, dan 43 rumah terancam. Seluruh warga Kampung Gonggong, Desa Cibadak, Kecamatan Sukamakmur, yang mengungsi menempati rumah-rumah warga, saudara, dan fasilitas umum yang ada di luar kampung mereka. Budi Aksomo, Kepala Sub-Bidang Logistik pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor “Karena pergerakan tanah masih terjadi sampai saat ini, jumlah pengungsi dan rumah rusak juga bertambah. Saat ini 593 orang mengungsi dari lokasi longsor.” Bekasi Minta Kemenpu Prioritaskan Penanggulangan Banjir Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi meminta Kementerian Pekerjaan Umum memprioritaskan upaya penanggulangan banjir di wilayahnya. Sementara itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan, hingga Minggu (26/1) pukul 18:00 WIB, sedikitnya 27.912 korban banjir DKI Jakarta masih mengungsi di 137 titik lokasi pengungsian. Hal itu disampaikan Kepala Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam pernyataan resmi yang diterima Antara di Jakarta, Minggu (26/1). Sutopo juga menyebutkan, sedikitnya 23 orang meninggal dunia akibat banjir di Jakarta. Ia juga mengutip data yang dihimpun Pusat Pengendali Operasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Pusdalops BPBD) DKI Jakarta bahwa sebagian besar banjir di Jakarta telah surut.
Bencana Alam
Netral
Perlu ada upaya masa pemulihan bagi warga dusun guna keberlangsungan hidup kedepan paska bencana longsor yang telah memakan korban jiwa. Antisipasi jatuhnya korban dengan evakuasi warga yang masuk dalam wliayah resiko bencana.
Bencana Alam
Netral
Chart
Perlu sinergi yang kuat dari seluruh pihak terkait dalam penanggulangan permasalahan banjir.
Next
No 11
Media, hal & jurnalis Media Indonesia, hal 1, GAYATRI SUROYO
12
Media Indonesia, hal 1, Redaksi
14
Media Indonesia, hal 8, KG/J-2
Prev
Isu
Pemulihan Ekonomi Pascabencana Buruk Pemulihan harus dilakukan dengan cepat apabila pemerintah tidak ingin warga miskin bertambah banyak. Bencana yang melanda sejumlah wilayah di Tanah Air membuat banyak warga kehilangan harta benda, bahkan pekerjaan. Alih-alih sejahtera, untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari pun tidak sedikit warga korban banjir yang akhirnya mengemis meminta uluran tangan dermawan. Pemerintah melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memang telah terjun untuk memulihkan kondisi pascabencana. Namun, perhatian itu baru sebatas rehabilitasi daerah terdampak bencana. Dalam penanganan pascabencana, peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Latif Adam menilai pemerintah belum memprioritaskan pemulihan ekonomi masyarakat yang terdampak bencana. Jika kemampuan ekonomi korban tidak dipulihkan, tingkat kemiskinan Indonesia bisa naik. Dari sisi pendapatan, menurutnya, korban bencana kehilangan mata pencaharian, baik karena panen gagal maupun tidak bisa berdagang atau ber usaha. Dari sisi lainnya, distribusi barang dan jasa terganggu. Bank Indonesia juga sudah memprediksi inflasi akan naik di atas rata-rata. Latif Adam, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) “Ini jadi bagian terpenting, terintegrasi dengan penanganan bencana alam. Jadi, bukan hanya rekonstruksi fisik, melainkan juga sosial ekonomi. Kalau ini berlangsung kurang baik, tentu akan berpengaruh pada tingkat kesejahteraan penduduk. Makanya, itu kemudian berpengaruh ke tingkat kemiskinan.” Jaring Pengaman Korban Bencana Dengan jaring pengaman sosial, korban bencana tidak perlu memulai dari nol untuk kembali bangkit. Pemulihan perekonomian setempat akan berjalan cepat. Indonesia, menurut pengalaman, ialah bangsa dengan ingatan pendek. Bahkan, ada yang menyebut kita bangsa yang sengaja menguburkan sejarah. Karena itu, nyaris tidak ada kenangan yang abadi bagi bangsa ini secara kolektif. Itu pula yang kita saksikan tatkala bencana demi bencana melanda Republik ini dari waktu ke waktu, termasuk bencana yang mendera akhirakhir ini. Padahal, penderitaan yang ditanggung korban bencana itu sangat berat. Mereka kehilangan tempat tinggal dan harta benda lainnya. Mata pencaharian pun terputus karena tempat mereka mencari nafkah terkoyak oleh banjir atau tertimbun debu vulkanis. Maka, banyak di antara para korban bencana tibatiba jatuh miskin. Mereka terseok-seok berupaya bangkit dari titik nadir. Jumlah orang miskin baru akibat bencana bisa mencapai 450 ribu orang. Namun, apa yang diperbuat pemangku kebijakan tak menunjukkan kenangan getir itu layak disimpan untuk dicarikan solusi. Negara ini, misalnya, mengalokasikan dana penanganan bencana dalam jumlah minim, hanya sekitar Rp3 triliun. Padahal, menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana, kerusakan dan kerugian akibat bencana alam rata-rata mencapai Rp30 triliun per tahun. Dengan dana yang terbatas, upaya pemulihan bencana memerlukan waktu sedikitnya tiga tahun. Di negara yang sudah menjadi langganan banjir, gunung meletus, ataupun gempa bumi, anggaran penanganan bencana yang dialokasikan semestinya mencakup jaring pengaman sosial bagi korban. Pengemis Bikin Macet Puluhan anak dan orang dewasa yang mengaku korban banjir meminta-minta sumbangan tanpa memedulikan keselamatan mereka di jalan raya. Keadaan itu membuat arus lalu lintas macet. Mereka meminta sumbangan dengan menyodorkan kardus kosong kepada pengguna jalan, dengan harapan mendapatkan uang. Sariman merupakan siswa elas 3 SD. Dia warga Kelurahan Tugu, Cimanggis. Ia mengaku perabotan dapur, pakaian, serta peralatan sekolahnya rusak akibat banjir. Akibat banjir di Depok, banyak korban banjir yang mengungsi di tenda-tenda pengungsian. Kini mereka banyak meminta-minta sumbangan di jalan. Sariman, Korban Banjir “Kami korban banjir, seberapa besar bantuannya akan sangat membantu kami.”
Bencana Alam
Netral
Bencana Alam
Netral
Jaring pengaman bisa menjadi bagian solusi dalam penanggulangan dampak bencana, utamanya para korban.
Bencana Alam
Netral
Perlu adanya penertiban demi kepentingan umum serta jalan keluar jika memang mereka menjadi bagian korban banjir sehingga tidak menimbulkan permasalahan lain.
Chart
Tone
Refleksi Pemberitaan Ekonomi menjadi sektor penting untuk dipulihkan. Bukan tidak mungkin dampak bencana justru menimbulkan permasalahan lain dengan dalih bertahan hidup bagi para korban banjir.
Judul / Topik
Next