BAB V HASIL DAN ANALISA
5.1 Analisa Hasil Perhitungan Data Berdasarkan hasil dari pengumpulan serta pengolahan data yang sudah dilakukan menggunakan peta kendali p sebelumnya maka diperoleh hasil dari data tersebut untuk dilakukan analisa dengan menggunakan diagram pareto serta diagram sebab akibat selanjutnya diterapkan dalam kegiatan QCC. Pada proses assy produk type 89735-9780 tersebut terlihat NG nut terbalik merupakan data cacat tertinggi periode bulan juli – September 2011. Berdasarkan grafik Diagram Pareto terlihat data NG nut terbalik merupakan masalah yang memiliki kontribusi terbesar sebanyak 1,74 %.
5.2 Pemecahan Masalah Pemecahan masalah yang akan penulis terapkan adalah dengan menggunakan salah satu alat kendali kualitas dan juga salah satu alat dari 7 alat pada quality control circle yaitu diagram sebab akibat atau yang biasa disebut dengan diagram fishbone dikarenakan bentuknya seperti tulang ikan.
Dengan menggunakan
diagram fishbone dapat mempermudah kita untuk dapat menemukan akar penyebab terjadinya masalah. 55
56
5.3 Penerapan Metode QCC Dan Metode Poka Yoke. Tabel 5.1 Plan Dan Actual QCC Div.Brake PipeTahun 2011. ITEM
KEGIATAN
Juli
Bulan / Th. 2011 Agust Sep Okt
Nov
Pemilihan Tema Menentukan Sebab Akibat P Menentuan Faktor Utama Merencanakan Tindakan D Melaksanakan Tindakan C Memeriksa Hasil Standarisasi A Rencana Berikutnya Note : Plan Aktual
1.
PemilihanTema Dari data yang telah ditampilkan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa NG / cacat produk tertinggi pada proses assy produk type 897035-9780 adalah NG nut terbalik. Maka dari itu tema yang diangkat dalam QCC ini adalah Menurunkan NG nut terbalik yang terjadi di proses assy produk brake pipe Type 897035-9780.
2.
Menentukan Sebab Akibat. Untuk dapat mengetahui sebab – akibat yang terjadi dari cacat produk kita perlu terlebih dahulu untuk melihat kondisi yang ada dilapangan. Berikut analisa yang dilakukan penulis beserta team QCC terhadap kondisi yang ada di lapangan.
Gambar 5.1 Analisa Kondisi Yang Ada
57
Dilihat dari aliran proses yang terlihat pada gambar kita dapat menganalisa kemungkinan terjadi NG nut terbalik pada proses assy khususnya type 8970359780 di Line assy. Dan berikut analisa yang penulis terapkan dalam diagram sebab - akibat (Diagram Fishbone) sebagai berikut :
Gambar 5.2 Analisa Sebab – Akibat (Fishbone Diagram). Dari diagram sebab - akibat ( Fishbone Diagram ) diatas dapat ditarik kesimpulan dari masing-masing faktor yang berpotensi menyebabkan terjadinya NG nut terbalik diantaranya adalah sebagai berikut :
FaktorManusia ( Man ) Penyebab yang berpotensi terjadinya kegagalan pada elemen manusia dalam proses adalah “Operator kerjaberdiridanmelakukanpengisian nut dengancara manual “ sehingga operator kelelahan dan kurang konsentrasi.
58
•
Sebab Operator kerja berdiri dan pengisian nut dilakukan dengan cara manual
•
Akibat Faktor kelelahan pada operator dan operator kurang konsentrasi.
Gambar 5.3. Penyebab Faktor Manusia
Faktor Material Pada elemen material dianggap tidak ada kaitannya dengan NG / cacat tersebut dikarenakan material yang dipakai sesuai dengan standar yang telah ditentukan.
Faktor Mesin Penyebab yang berpotensi terjadinya kegagalan pada elemen mesin dalam proses adalah : Belum tersedianya alat untuk mempermudah proses kerja, sehingga operator sering melakukan kelalaian.
59
•
Sebab Tidak ada alat bantu untuk mempermudah operator
•
Akibat Operator sering lalai
Gambar 5.4. Penyebab Faktor Mesin/Alat
Faktor Metode Penyebab yang berpotensi terjadinya kegagalan pada elemen metode dalam proses adalah tidak adanya proses controlling terhadap produk tersebut sehingga banyak produk NG yang lolos masuk ke proses selanjutnya. Sebab Tidak ada pengecekan atau controlling terhadap produk
Akibat Banyak produk NG yang lolos
Gambar 5.5. Penyebab Faktor Methode
60
Faktor Environment ( Lingkungan ) Pada elemen lingkungan penyebab terjadinya NG / cacat tersebut dikarenakan lingkungan penggunaan lampu TL 10 watt mengakibatkan penglihatan operator menjadi kurang jelas.
3. Menentukan Faktor Dominan Setelah kita mengetahui faktor –faktor apa saja yang dapat mempengaruhi cacat suatu produk, dalam hal ini adalah NG nut terbalikproduk brake pipeType 897035-9780. Selanjutnya adalah menetukan faktor dominan yang mungkin paling berpengaruh terhadap cacat produk tersebut.
Tabel 5.2.Penentuan Faktor Dominan SEBAB KEMUNGKINAN DIATASI FAKTOR
SEBAB UTAMA
AKIBAT 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
POINT
RANK
Tidak ada alat bantu Operator sering ALAT
untuk mempermudah
10
10
8
10
10
10
10
10
10
10
98
I
10
10
8
8
10
8
8
10
10
8
90
II
8
8
4
8
4
4
10
8
8
4
66
III
4
4
8
8
4
8
4
10
4
8
62
IV
32
32
28
34
28
30
32
38
32
30
lalai operator Produk NG Tidak ada controlling banyak yang lolos ALAT
terhadap produk ke proses tersebut berikutnya
MANUSIA
Pengisian nut
Faktor kelelahan
dilakukan dengan cara
dan kurang
manual
konsentrasi Penglihatan
Penggunaan lampu TL LINGKUNGAN
operator kurang 10 watt jelas TOTAL
316
61
Dalam QCC ini team memberikan penilaian masing-masing terhadap faktor yang menyebabkan terjadinya NG nut terbalik. Dan berdasarkan jumlah bobot serta ranking akhirnya ditentukan bahwa faktor mesin atau alat adalah faktor yang paling dominan atau berpengaruh besar terhadap NG nut terbalik yang terjadi pada proses assy produk brake pipeType 897035-9780.
5. Menetapkan Target Berdasarkan data sebelumnya dimana NG kotor periode juli – september 2011 mencapai 1.74 % maka Target QCC nya adalah menurunkan kecacatan produk yang diakibatkan oleh NG lecet menjadi 0.5 %.
6. Melaksanakan Tindakan Perbaikan 1. Faktor Manusia ( Man ) Disebabkan karena operator kerja berdiri dan pengisian nut dilakukan dengan cara manual yang menyebabkan operator mengalami factor kelelahan dan kurang konsentrasi. Tindakan perbaikan untuk factor manusia sebenarnya tidak signifikan operator tetap kerja berdiri dengan dibantu alat yang disebut pokayoke.
62
•
Sebab Operator kerja berdiri dan pengisian nut dilakukan dengan cara manual
Perbaikan
Gambar 5.6. Perbaikan Untuk Faktor Manusia 2. Faktor Mesian/Alat Disebabkan tidak adanya alat bantu untuk mempermudah proses pengisian nut, langkah perbaikannya adalah dengan membuat alat bantu kerja untuk mempermudah operator untuk melakukan pengisian nut.
•
Sebab Tidak ada alat bantu untuk mempermudah operator
Perbaikan
Gambar 5.7. PerbaikanUntuk Faktor Alat
63
3. Faktor methode Operator tidak melakukan controlling terhadap produk yang telah selesai pada proses assy, langkah perbaikannya adalah melakukan checklist dengan cara memberi marking pada ujung nut untuk mengetahui bahwa produk tersebut telah diperiksa.
•
Sebab Tidak ada pengecekan atau controlling terhadap produk
Perbaikan
Gambar 5.8. Perbaikan Untuk Faktor Methode
4. Faktor Lingkungan Faktor penyebab untuk factor lingkungan adalah faktor penerangan area assembling menggunakan lampu TL 10 watt yang mengakibatkan penerangan menjadi kurang maksimal, sehinggapada proses assy menjadi kurang maksimal sehingga pandangan operator menjadi kurang jelas, langkah perbaikanya adalah dengan mengganti lampu penerangan pada area assembling dengan menggunakan lampu TL 20
64
watt sehingga penerangan pada area assembling lebih terang sehingga fokus proses pada pengisian nut lebih baik 7. Check Hasil Phase ini adalah terakhir dimana data perbandingan cacat periode mulai dari bulan Juli ~ September 2011 (sebelumdilakukan improve) dan dilakukan monitoring produksi selama bulan November apakah segala proses perbaikan yang telah dilakukan apakah ada hasil penurunan jumlah cacat atau tidak.
Tabel 5.3Data perbandingan cacat Periode Juli-Agustus Vs November 2011 ITEM
JULI
AGUST
SEPT
TOTAL
RATA2
PROD
67.700
68.925
70.400
207.025
69.008
PROD
NG
1,968
1,733
2.106
5,807
1,936
NG
786
%
2,9%
2,5%
3.0%
2,8%
2,8%
%
1.1%
TARGET
0.5%
0.5%
0.5%
0.5%
0.5%
ITEM
TARGET
NOV 73.285
0.5%
Berdasarkan Hasil penerapan Metode Quality Control Circle (QCC) dan Metode Poka Yoke yang diterapkan, berhasil menurunkan NG Pada line assymbling pada type 89735-9780 di bulan November 2011 turun menjadi 1.1 %. Dan secara langsung berpengaruh terhadap total NG/cacat yang terjadi. Dan secara keseluruhan analisa masalah mengenai NG nut terbalik ini dapat diterapkan untuk semua type di Line assembling.
65
Gambar 5.9. Data perbandingan NG Nut Terbalik Sebelum Dan Sesudah QCC
Berdasarkan Hasil penerapan Metode Quality Control Circle (QCC) dan metode Poka Yoke yang diterapkan, berhasil menurunkan NG nut terbalik Pada line assymbling produk brake pipe type 89735-9780. Dimana untuk data NG nut terbalik periode bulan juli-september 2011 dengan rata-rata NG nut terbalik perbulan mencapai 5.807 Pcs/bulan, maka untuk NG nut terbalik pada bulan november 2011 turun menjadi 215 Pcs/bulan atau ada penurunan NG nut terbalik sebesar 96,3 %. Dan secara langsung berpengaruh terhadap total NG/cacat yang terjadi. Dan secara keseluruhan analisa masalah mengenai NG nut terbalik ini dapat diterapkan untuk semua type di Line assembling.
8. Standarisasi Langkah selanjutnya adalah standarisasi faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya masalah NG nut terbalik. Metode ini dapat juga di terapkan untuk type lain dan berhasil menurunkan NG nut terbalik di type–type lain nya. Standarisasi proses yang dilakukan yaitu :
66
Faktor Mesin/Alat Selalu gunakan alat bantu yang dinamakan pokayoke pada setiap pengisian nut untuk mempermudah operator dalam proses assy. Isi form maintenance ceklist terhadap pokayoke untuk menjaga agar alat tahan lama.
Faktor Metode Pengecekan proses assy harus teliti dengan memberi marking pada setiap nut lalu isi form ceklist pengisian nut.
Faktor Manusia Melakukan pengecekan proses assy dengan mengisi form ceklist pengisian nut.
Faktor lingkungan Perubahan lampu penerangan ruangan area assembling yang semula menggunakan lampu TL 10 watt di ganti dengan menggunakan lampu TL 20 watt.