BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1
Profil perusahaan PT.Agel Langgeng (PTAL) berdiri tahun 1991 di Bekasi Jawa Barat. Perusahaan yang mesih termasuk Kapal Api Group dikhususkan untuk memproduksi dan menjual produk permen. Produk pertama PTAL adalah Domino Coffee Candy di awal tahun 1992. Kemudian perusahaan meluncurkan produk Relaxa Barley Mint Candy yang sukses di pasar. Seiring dengan pertumbuhan penjualan, PTAL mengembangkan area usahanya dengan membeli pabrik permen PT Buana Tirta Adijaya di Pasuruan Jawa Timur, perusahaan yang memproduksi Travella, Ginger Bun, dan Yespo. Pada tahun 2005.. PT Buana Tirta Adijaya berubah nama menjadi PTAL; kemudian menambah produksi permen Expresso, Bontea, dan Kapal Api.
Visi dan Misi PTAL mempunyai orientasi yang kuat terhadap masa depan untuk mencapai tujuan perusahaan memelihara semangat melalui misinya. Visi: Menjadi produsen permen kualitas tinggi yang professional, inovatif, dan berorientasi pada teknologi tinggi, untuk
mencapai Brand Leadership. Semua pergerakan usaha akan dijalankan melalui misi untuk memasarkan, agar semua hasil sesuai dengan yang direncanakan. Misi: 1. Mengembangkan produk baru yang inovatif yang memiliki nilai tambah yang didukung oleh teknologi. 2. Meningkatkan kualitas 3. Mengembangkan pasar lokal dan pasar global melalui aktifitas pemasaran yang efektif dan efisien 4. Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih baik. 5. Meningkatkan produktivitas asset perusahaan. Visi dan pengembangan bisnis difokuskan secara konsisten pada nilai yang dapat memelihara integritas perusahaan
4.1.2
Perkembangan perusahaan PT Agel Langgeng mengoperasikan tiga pabrik yang berlokasi di Bekasi, Pasuruan dan Karawang yang dilengkapi dengan mesin-mesin berteknologi tinggi yang dibuat oleh pemasok mesin terbaik di dunia, dari Eropa dan Jepang. Teknologi tinggi pada mesin sebagai bagian dari jaminan produksi ekspor dan mencapai standar kualitas, serta memelihara efisiensi. Di Indonesia pangsa pasar hard candy mencapai 80% dari keseluruhan pasar permen; hal ini disebabkan karena hard candy
lebih banyak mendatangkan keuntungan dibandingkan dengan kategori soft candy atau chewy gum candy. Oleh sebab itu PTAL memutuskan untuk fokus pada memproduksi hard candy. Pemasaran dan penjualan PTAL telah mencapai pertumbuhan yang baik di industry permen nasional, khususnya pada kurun waktu 2006-2010; pada saat itu permen Relaxa telah mencapai 40% pangsa pasar hard candy mint di Indonesia. Permen Relaxa dikenal sebagai permen wangi juga dinobatkan sebagai permen terbaik oleh Indonesian Customer Satisfaction Award (ICSA) di ajang ICSA event pada tahun 2002. Permen Relaxa merah menjadi pemimpin pasar hard candy mint sampai saat ini dan mendapat penghargaan lain sebagai top brand. Selain Relaxa, produk Bontea permen isi dalam waktu yang singkat sejak diluncurkannya telah meraih 30% pangsa pasar pada kategori confectionary fill candy. Hasil yang baik ini merupakan hasil kerja keras dari seluruh tim dalan perusahaan, dan dukungan tim lain seperti distributor, pedagang dan konsumen. Perhatian terhadap kualitas adalah komitmen PTAL untuk menciptakan produk berkualitas yang aman dikonsumsi. Semua produk diproses menurut regulasi standar kesehatan dan jaminan halal yang direkomendasi dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) serta Majelis Ulama Indonesia (MUI). Untuk memelihara konsistensi terhadap kualitas, perusahaan mendaftarkan Quality Management System ISO 9001, Good Manufacturing
Process (GMP) dan Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP). Pasar permen tidak terbatas, PTAL melihat ekspor dan perkembangan usaha di luar negeri merupakan peluang dan kesempatan yang potensial, Untuk itu kegiatan perdagangan ekspor ke negara-negara lain telah dilakukan. PTAL telah mengekspor produknya ke Asia seperti Malaysia, Brunei Darussalam, Korea Selatan, Jepang, Vietnam dan Taiwan; ekspor ke Amerika, Australia, Afrika, Eropa seperti Spanyol dan Italia, serta ekspor ke Timur Tengah seperti ke Lebanon, Quwait dan Palestina. Dalam usahanya, PTAL didukung oleh bagian riset dan pengembangan. Divisi Product Research and Development adalah satu posisi yang paling strategis pada pencapaian tujuan perusahaan. Divisi ini selalu tertantang untuk menciptakan tidak hanya untuk produk yang diterima oleh pasar, tetapi menilai itu sebagai satu bagian untuik mencapai tujuan perusahaan. PTAL mendukung sepenuhnya divisi ini mulai dari menyediakan sumber daya manusianya, peralatan yang mutakhir, studi perbandingan dan anggaran. Divisi ini juga bertanggung jawab terhadap kelanjutan perkembangan proses produksi yang inovatif.
4.1.3
Struktur organisasi dan uraian pekerjaan PTAL dalam menjalankan usahanya didukung oleh struktur organisasi perusahaan sebagai berikut:
Chief Accounting
Chief Finance
Finance & Accounting Mgr
Chief HRD
Chief GA
HRD Mgr
Area Promotion Mgr
Brand Mgr
Marketing Mgr
Chief Teknik
Chief QC
Chief Produksi
Factory Mgr
Gambar 4.1 Struktur Organisasi PTAL
Chief Purchasing
Purchasing Mgr
General Manager
Deputi irektur
Direktur
R & D Mgr
Chief PPIC
PPIC Mgr
4.1.4
Uraian pekerjaan 1. Direktur Pimpinan perusahaan, pemegang kebijakan keuangan dan asset besar perusahaan. 2. Deputi Direktur Bertugas
membantu
Direktur
dalam
perencanaan
dan
pelaksanaan kebijakan keuangan dan asset perusahaan. 3. General Manager Bertanggung jawab
terhadap
perencanaan
strategis
yang
berhubungan dengan operasional pengambilan keputusan dan mengendalikan serta memastikan berjalan sesuai rencana. 4. Finance and Accounting Manager Bertanggung jawab terhadap analisa keuangan, laporan laba rugi dan pencatatan asset perusahaan -
Chief Accounting; melakukan pencatatan asset perusahaan yang berhubungan dengan harta perusahaan
-
Chief Finance; melakukan analisis keuangan, melaporkan laba rugi usaha dalam periode waktu yang telah ditetapkan perusahaan
5. Human Resource Development Manager Bertanggung jawab terhadap kebijakan, strategis dan pengelolaan sumber daya manusia seperti pelatihan (training), seleksi (recruitment,
replacement),
hubungan industrial
pembinaan,
pengupahan
dan
-
Chief General Apprentice; kepala pelaksana pengadaan fasilitas seperti legal officer, keamanan (security)
-
Chief Human Resource Development; kepala pelaksana program-program divisi HRD dan mengkoordinasi jalannya program
6. Purchasing Manager Bertanggung jawab terhadap penjadwalan pembelian material untuk bahan baku, untuk proses produksi, pembelian mesin, dan peralatan pendukung, material kemasan produk sesuai kualitas standar perusahaan -
Chief
purchasing;
kepala
pelaksana
pembelian
yang
bertanggung jawab terhadap bahan baku untuk proses produksi (bahan baku utama dan bahan baku pembantu), pembelian peralatan untuk proses produksi, material kemasan produk 7. Marketing Manager Merancang strategi pemasaran agar dapat diterima oleh masyarakat, termasuk merancang konsep iklan, intelligent marketing dan perencanaan strategis memasarkan produk ke pasar. -
Brand manager; bertanggung jawab terhadap branding produk, mengenalkan merk, memelihara, melindungi dan memperkuat merk, serta menambah nilai pada produk dengan merk
-
Area
promotion
manager;
bertanggung
jawab
untuk
melaksanakan promosi atau perluasan daerah yang akan dilakukan promosi 8. Research and Development Manager Bertanggung jawab terhadap pengembangan produk baru, inovasi produk dengan melakukan riset kepada konsumen 9. Factory Manager Bertanggung jawab untuk memastikan pabrik berjalan sesuai dengan perencanaan untuk memenuhi permintaan pasar -
Chief produksi; kepala pelaksana dalam produksi agar dapat melaksanakan proses produksi secara efektif dan efisien dalam memenuhi target output
-
Chief QC; kepala pelaksana dibagi dua; yaitu quality control analyst yang menangani analisis pengendalian mutu dan quality control inspector yang melakukan pengawasan terhadap mutu atau kualitas produk
-
Chief pabrik; kepala pelaksana teknilk yang berhubungan denbgan mengontrol mesin dan peralatan pabrik agar proses produksi berjalan lancar
10. PPIC Manager Bertanggung jawab terhadap perencanaan produksi, pengaturan pengiriman bahan baku, pengaturan persediaan bahan baku -
Chief PPIC; kepala pelaksana perencanaan, produksi, dan pengendalian persediaan
4.2
Uji Petik Kelengketan dan Perubahan Bentuk Bontea Hasil uji petik awal kelengketan dan perubahan bentuk permen Bontea yang mendasari penelitian ini adalah sebagai berikut:
Table 4.1 Hasil uji petik kelengketan dan perubahan bentuk permen
No. Lot
Rata-rata Kelengketan (%) Original Lemon Apel 35.34 29.18 42.25 20.50 20.84 46.04 0.55 22.77 26.58 20.59 5.98 4.08 12.67 15.44 28.60 9.98 24.16 6.10
Rata-rata Perubahan Bentuk (%) Original Lemon Apel 20.34 9.90 25.14 28.31 16.88 2.32 1.63 38.84 0.00 45.86 34.36 8.33 31.64 72.30 12.08 9.14 63.57 8.26
1 2 3 4 5 6 Rata16.61 19.73 25.61 22.82 rata Sumber: Data Bagian pengendalian Kualitas
39.31
9.35
Menurut standar pabrik, rata-rata kelengketan dan rata-rata perubahan bentuk permen tidak boleh melebihi 5 %. Tabel diatas menunjukkan bahwa ada masalah dalam proses pembuatan permen. Uji kecukupan data dengan tingkat keyakinan 90% dan derajat ketelitian 10%, maka untuk % kelengketan N’= 100 dan % perubahan bentuk semua jenis permen N’= 198 yang > N = 18; hal ini menunjukkan bahwa jumlah sampel data belum cukup, dan perlu dilakukan pengambilan sampel ulang dengan memperbesar ukuran sampel hingga didapat kecukupan data. Pengambilan sampel berikutnya menghasilkan data kelengketan atau perubahan bentuk permen sebagai berikut:
Tabel 4.2 Hasil uji petik ulang kelengketan dan perubahan bentuk permen % % Perubahan No Kelengketan bentuk 1 22 21 21 2 27 16 22 3 24 6 23 4 24 14 24 5 9 29 25 6 27 26 26 7 18 14 27 8 20 27 28 9 19 20 29 10 10 17 30 11 8 19 31 12 28 7 32 13 26 21 33 14 7 15 34 15 22 15 35 16 28 17 36 17 13 12 37 18 9 17 38 19 19 18 39 20 29 20 40 Sumber: Data Bagian pengendalian Kualitas No
% Kelengketan 12 23 22 10 9 18 15 26 28 28 23 9 28 11 30 13 24 16 16 27
% Perubahan bentuk 13 14 14 19 17 14 30 22 24 12 25 8 18 15 28 10 7 29 24 7
Berdasarkan pengambilan sampel ulang diatas, uji kecukupan data dengan tingkat keyakinan 90% dan derajat ketelitian 10%, diperoleh untuk % kelengketan N’= 38 dan % perubahan bentuk N’= 37 yang < N = 40; hal ini menunjukkan bahwa jumlah sampel data sudah cukup,
4.3
Proses Pembuatan Permen Bontea Secara garis besar proses pembuatan permen Bontea adalah sebagai berikut:
Gula
Glucose
Bahan Baku
Flavour
Warna
Proses Pre-cooking
Proses Cooking
Proses Pencetakan
Proses Cooling
Proses Wrapping
Proses Packing dan Pengiriman Sumber: Bagian Produksi Gambar 4.2 Proses Pembuatan Permen Bontea
Bahan baku berupa gula, glucose, flavor dan warna dicampur dan dimasukkan pada mesin pemanas atau pre-cooking. Pada bagian bahan baku ini yang penting diperhatikan yang dapat mempengaruhi tingkat kelengketan permen adalah persentase kadar glucose. Proses selanjutnya adalah proses cooking dimana data yang penting diperhatikan adalah temperatur mesin
cooking. Kemudian dilanjutkan pada proses pencetakan dan proses pendinginan (cooling) dimana data yang penting diperhatikan adalah kadar kelembaban ruang pendinginan. Selanjutnya proses dilanjutkan dengan proses pembungkusan (wrapping) yang dilakukan pada mesin pembungkus dimana data yang penting diperhatikan adalah kebocoran pembungkus (pillow pack) yang dapat terjadi pada end seal, back seal, bocor body dan terjadinya crack (pembungkus pecah).