BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data PT. XYZ adalah sebuah perusahaan yang main businessnya bergerak di bidang manufaktur sheet metal. PT. XYZ merupakan salah satu perusahaan sheet metal terbesar di Indonesia dengan target pasar nasional maupun Internasional. Perusahaan ini memproduksi segala jenis barang-barang yang berbahan dasar sheet metal seperti panel, box hydrant, close rack, wall mounting, dan lain sebagainya. Untuk tipenya ada beberapa yakni free standing, wall mounting, knock down, dan customized 4.1.1 Data umum perusahaan PT XYZ memiliki 2 pabrik yang digunakan untuk manufaktur. Letak pabrik berada di daerah Tangerang dan Cikarang. Ekspansi pabrik yang kedua dilakukan di tahun 2009 yang diharapkan dapat melebarkan sayap bisnisnya dan memenuhi kebutuhan pelanggan yang semakin tinggi. Mempekerjakan sekitar 329 karyawan dengan komposisi 323 diantaranya adalah laki-laki dan 16 sisanya wanita. Untuk produksinya menerapkan sistem 3 shift yang dalam seminggunya 5 hari
kerja
yakni
di
hari
senin
36
–
jumat.
Untuk
jam
kerjanya
37
yaitu untuk shift 1 dari jam 07.00-16.00, shift 2 dari jam 16.00-01.00, dan shift 3 dari jam 22.00-07.00. Jam kerja tersebut berlaku dari hari senin – kamis. Sedangkan untuk hari jumat sebagai berikut: shift 1 dari jam 0700-15.30, shift 2 dari jam 15.30-00.00, dan shift 3 dari jam 22.00-06.00.
Sejarah umum perusahaan PT. XYZ dimulai sebagai industri kecil pada tahun 1979, telah
berkembang pesat menjadi peruhaan sheet metal terbesar. Berbasis di Tangerang dan
Cikarang,
dua
bangunan
pabrik
masing-masing
digunakan
untuk
memproduksi box-box panel dan perakitan mesin elektrikal. Berawal dari sebuah workshop kecil yang hanya memiliki sebuah mesin potong konvensional perusahaan ini berkembang menjadi besar dan berbagai mesin cutting, bending, welding, dan powder coating yang tergolong canggih.
Visi dan misi Visi perusahaan yang dituangkan dalam bahasa Inggris yakni:
a. Continued Growth in Profitable Increments b. Quality Product Offerings c. Preferred Status with our Customers d. Solid Investment Avenue for our Employees & Owners
Yang jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia: a.
Terus-menerus berkembang secara bertahap yang menguntungkan
38
b.
Penawaran produk yang berkualitas
c.
Pilihan status dengan para pelanggan
d.
Investasi yang kuat bagi karyawan dan pemilik
Sedangkan misinya adalah sebagai berikut: The Company’s Mission, Centering on the Basic Principles of Growth and Profitability, is to Increase our Customer’s Ability to Compete in the World Market by Providing and Economical Alternative to their Existing Design, Assembly, Weld, and Metal Fabrication Needs. In essence, we will thrive to be the leader in sheet metal fabrication industry in Indonesia. Yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia sebagai berikut: Misi Perusahaan, keterpusatan pada prinsip-prinsip dasar pertumbuhan dan profitabilitas, adalah untuk meningkatkan kemampuan pelanggan kami untuk bersaing di pasar dunia dengan menyediakan dan alternatif ekonomis desain, perakitan, Welding, dan Kebutuhan Fabrikasi Logam yang ada pada mereka. Pada dasarnya, kami akan berkembang untuk menjadi pemimpin dalam industri fabrikasi logam lembaran di Indonesia.
Struktur organisasi perusahaan
Pada setiap perusahaan,sebuah struktur organisasi sangat penting dan merupakan sebuah keharusan. Hal ini disebabkan fungsi dari struktur organisasi ini sangat banyak,diantaranya: 1. Pengembangan kriteria pengukuran kesuksesan kerja
39
Untuk mengetahui kriteria yang menentukan kesuksesan kerja,kita harus mengetahui aspek-aspek yang mendetail tentang pekerjaan. 2. Menetapkan struktur fungsional jabatan-jabatan Dalam prakteknya industri-industri maupun lembaga pemerintah sering kali mengerjakan suatu pekerjaan dengan membagi pekerjaan ke dalam bagian-bagian. Masing-masing bagian dikerjakan oleh orang-orang tertentu dengan sistem ban berjalan. Apabila terjadi ketidakjelasan arus lalu lintas kerja, batas-batas tanggung jawab dan kekuasaan,maka sudah pasti akan terjadi kekacauan dalam sistem kerja tersebut. 3. Evaluasi Jabatan Penetapan upah kerja untuk berbagai macam pekerjaan dilakukan dengan menilai detail-detail dan volume pekerjaan tersebut dievaluasi dari segi pentingnya pekerjaan, taraf kesukaran, tingkat pengalaman kerja, pengawasan yang diberikan dan training yang dimiliki. Untuk struktur organisasi yang ada di PT XYZ dapat dilihat pada lampiran di akhir laporan ini.
4.1.2 Data Produksi PT Schneider merupakan salah satu perusahaan besar yang menjadi mitra/konsumen terbesar. Berikut adalah data produk yang dikerjakan di area painting selama kurun waktu Juli-Desember 2011
40
Tabel 4.1 Data produksi untuk Costumer Schneider Juli
Agust
Sept
Okt
Nop
Des
Total
45
52
50
47
46
51
291
LV door 120
160
125
174
185
124
888
Welding 212 door
186
264
218
175
271
1326
15
25
40
24
32
154
Panel
End Panel
18
Untuk penjelasan singkatnya, order yang diterima dari PT Schneider adalah biasanya untuk per project. Dalam setiap project selalu terdiri dari 4 bagian yakni 1. Panel, merupakan bagian inti dari sebuah project karena semua komponen dan instalasi terletak disana. 2. LV door, merupakan pintu yang memiliki banyak profile lubang yang ditata sedemikian rupa sebagai tempat untuk memasang komponen. Pintu ini dipasang dibagian depan atas panel. 3.
Welding door, merupakan pintu yang diletakkan di bagian depan bawah panel. Didesain sedemikian rupa sebagai penutup panel. Sesuai namanya, pintu ini terdiri dari beberapa bagian yakni door, lifting bearing, support, dan window frame yang dilas menjadi satu.
4. End Panel, merupakan bagian yang digunakan sebagai penutup panel bagian belakang.
41
Proses Produksi Kegiatan utama yang bersangkutan dengan manajemen produksi adalah
proses produksi. Proses produksi adalah metode dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan sumbersumber antara lain tenaga kerja, bahan-bahan, dana dan sumberdaya lain yang dibutuhkan. Produksi merupakan suatu sistem dan di dalamnya terkandung tiga unsur, yaitu input, proses, dan output. Input dalam proses produksi terdiri atas bahan baku/ bahan mentah, energi yang digunakan dan informasi yang diperlukan. Proses merupakan kegiatan yang mengolah bahan, energi dan informasi perubahan sehingga menjadi barang jadi. Output merupakan barang jadi sebagai hasil yang dikehendaki Inti proses produksi yang ada di PT XYZ : 1. Tahap quotation, merupakan tahap penawaran dari sales kepada customer. Karena merupakan perusahaan yang menganut sistem job order maka penawaran hanya dibuat jika ada permintaaan. Dalam hal ini, tim engineering sudah dilibatkan untuk membuat gambaran kasar serta menentukan kebutuhan material dalam bentuk Bill of Material (BOM). 2. Tahap design, merupakan tahap pembuatan desain yang nantinya akan diturunkan ke produksi. Desain yang dibuat harus sesuai dengan permintaan customer dengan mempertimbangkan fungsi, stok barang, keemampuan proses, lingkungan, estetika, dan termasuk juga harga. Cost produk jadi tidak boleh melebihi harga yang sudah disepakati.
42
3.Tahap persediaan bahan dan pengaturan jadwal produksi (Production planning & inventory), merupakan tahap persiapan sebelum diproduksi. Desain yang sudah fix akan didistribusikan ke PPIC untuk kemudian diatur jadwal produksinya sampai target pengirimannnya. Untuk inventory, PPIC inventory akan menyediakan kebutuhan berdasarkan BOM dari engineering. 4.Tahap produksi, merupakan tahap pengolahan yang terdiri dari empat line utama yakni processing, welding, painting, dan assembling. Tahap pemotongan material plat ada di processing, tahap pengelasan di line welding, pengecatan di line painting, dan perakitan di line assembling. Proses quality control terdapat pada setiap line produksi untuk memastikan produk hasil proses sesuai dengan persyaratan. 5. Tahap packaging, merupakan tahap pengepakan. Sederhana namun harus sangat diperhatikan supaya tidak terjadi kerusakan pada saat delivery karena packaging yang tidak baik. 6. Tahap delivery, merupakan tahap pengiriman. Setelah semua proses selesai maka bagian ini yang akan mengatur pengiriman sampai ke customer. Berikut adalah diagram alir proses secara umum.
43
Gambar 4.1 Diagram alir proses keseluruhan
Gambaran proses produksi Proses yang terdapat di area painting terbagi menjadi 3, yaitu pretreatment
coating, dan pengecekan oleh QC.
44
1. Pretreatment Pretreatment adalah proses untuk membersihkan karat dari permukaan produk pelapisnya dengan bahan anti karat dengan cara direndam dalam bak. Terdiri dari beberapa langkah yang meliputi: a. Degreasing adalah proses untuk menghilangkan minyak atau oli, gemuk. Pada degreasing menggunakan cairan degreaser dan perendaman dilakukan selama 15 menit. b. Rinsing 1 adalah menghilangkan degreasing yaitu cairan yang masih menempel di sheet / lembaran ataupun minyak atau oli yang masih menempel. Pada rinsing perendaman dilakukan selama 2 menit. c. Phospating adalah proses kimia dalam senyawa organik menjadi lapisan yang mempunyai ikatan pada permukaan metal atau logam secara reaksi kimia. Tujuannya adalah untuk mencegah karat dan menambah daya rekat. Biasanya berlangsung selama 15 menit. d. Rinsing 2 adalah proses pencucian dengan air bersih, untuk mendapatkan permukaan metal atau logam dari sisa larutan phospating. e. surface conditioning sendiri hanya digunakan untuk material-material tertentu seperti galvanis. Namun memang jarang digunakan.
45
Gambar 4.2 Alur Proses treatment 2. Coating Untuk flow process painting secara keseluruhan dapat dilihat di bawah. Secara singkat dapat dijabarkan sebagai berikut : a. Loading part to conveyor Proses coating dimulai dari proses loading barang ke conveyor. Perlu diingat, bahwa waktu tunggu maksimum dari pretreatment menuju coating adalah 6 jam. Lebih dari itu dapat menyebabkan karat. Dalam proses ini harus diperhatikan
46
kondisi barang secara visual harus bagus tanpa reject ( karat, penyok, kotor, burry bekas gerinda) agar dihasilkan painting yang baik. b. Oven drying Proses ini adalah pengeringan metal setelah proses pencucian. Dalam hal ini produk harus kering secara total sebelum proses spraying powder supaya jangan sampai hasil catnya tidak rata atau meleleh. Harus diperhatikan suhu oven, biasanya 120-150 derajat celsius. c. Spraying powder Pada proses ini penempelan powder ke material dilakukan. Prosesnya dengan menembakkan powder menggunakan spray gun secara merata. d. Curing oven Proses ini merupakan proses pengeringan cat yang masih basah dengan suhu tertentu. Untuk standar di perusahaan biasanya 180-210 derajat celsius disesuaikan dengan tipe cat. e. Unloading from conveyor Merupakan proses penurunan barang setelah di painting untuk kemudian ditata dan didistribusikan ke proses selanjutnya. Ada yang ke assembling, ada yang langsung menuju packaging. 3. Pengecekan Proses pengecekan dilakukan oleh inspektor QC pada saat barang turun dari conveyor dengan melihat hasil secara visual dan pengukuran tebal cat dengan
47
menggunakan coating thickness. Jika ternyata dalam pengecekan ditemukan defect, maka harus ada proses rework. Rework ada 2, yakni reject dan repair. Reject adalah produk cacat yang tidak bisa diperbaiki lagi sehingga harus dibuang. Sedangkan repair adalah produk cacat yang sudah tidak bisa diperbaiki sehingga ada proses tambahan untuk memperbaikinya.
Gambar 4.3 Alur Proses painting
48
Data Jenis Cacat area painting Data jenis cacat produk dikategorikan menjadi beberapa masalah besar
yang menjadi komplain konsumen. Dari data yang diperoleh bulan Juli 2011 sampai dengan Desember 2011, untuk data defect produk-produk costumer Schneider dapat disajikan jenis-jenis data defect sebagai berikut: a. Cat menumpuk b. Cat tipis c. Scratch / baret d. Cat berpori e. Salah warna f. Platting tidak bagus g. Permukaan tidak rata
Data biaya akibat cacat produk Cost Of Poor Quality (COPQ) adalah alat untuk mengkonversikan
banyaknya kegagalan ke dalam biaya kegagalan kualitas. Satuan uang merupakan satuan yang mudah dimengerti dan banyak dijadikan patokan peningkatan kualitas tanpa perlu menerapkan Six Sigma sekalipun. Dalam setiap kasus yang berkaitan dengan painting, copq dtentukan berdasarkan jenis pengerjaan ulang (repair) yang dilakukan. Apabila produk
49
tersebut diretur oleh customer maka harus ditambahkan biaya delivery. Tetapi apabila reject, maka copq harus dihitung dengan mencakup dari seluruh proses yang dilalui oleh produk tersebut semisal punching, bending, welding. Berikut adalah unsur-unsur dalam menentukan cost of poor quality. Tabel 4.2 Unsur-unsur biaya perhitungan COPQ akibat repair Jenis Repair
Biaya
Cat ulang dengan treatment
Rp 35.000 / m2
Cat ulang tanpa treatment
Rp 25.000 / m2
Pengerjaan lain-lain (amplas, dempul,dsb)
Rp 300.000 / jam
Delivery
Rp 500.000 sekali jalan
Tabel di atas adalah tabel perhitungan biaya jika produk tersebut repair. Tetapi ketika barang reject, maka harus dibuatkan barang penggantinya. Tentunya ini akan memakan biaya yang lebih besar karena mencakup semua proses. Berikut adalah unsur biayanya. Tabel 4.3 Unsur-unsur biaya tambahan perhitungan COPQ akibat reject Proses Potong: - punching - Laser Bending / Tekuk
Biaya Rp 1.000.000 x 2 / jam Rp 2.250.000 x 2 / jam Jumlah tekukan x 4000 x 2
50
Welding / Las
Rp 300.000 / jam
Assembling / Perakitan
Rp 300.000 / jam
Disamping semua proses di atas masih ada lagi perhitungan untuk material dengan rumus = P x L x T x massa jenis plat x 4 dimana P merupakan panjang, L lebar, T tebal. Massa jenis plat disesuaikan dengan jenis material apakah mild steel, stainless, aluminium, atau galvanis. Sedangkan angka 4 merupakan opportunity loss atau kesempatan yang hilang karena harus mengerjakan ulang.
4.2 Pengolahan Data Dalam melakukan pengolahan data untuk mencapai peningkatan kualitas dengan menerapkan six sigma, harus melalui tahapan-tahapan yaitu DefineMeasurement-Analysis-Improve-Control (DMAIC). Tahapan ini merupakan tahapan peningkatan kualitas secara terus-menerus menuju target six sigma.
4.2.1 Tahapan definisi (DEFINE) Tahapan definisi merupakan tahap pertama dalam program peningkatan kualitas six sigma yang menggunakan metode DMAIC. Tujuan dari tahap ini adalah mendefinisikan tujuan dari proyek pengembangan kualitas dan biasanya tujuan yang paling penting dicapai oleh pelanggan. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut: A) Pendefinisian proyek six sigma
51
B) Identifikasi Perbaikan C) Membuat diagram SIPOC D) Menentukan kebutuhan spesifik pelanggan dan pernyataan tujuan proyek six sigma. A. Pendefinisian Proyek Six Sigma Sesuai dengan visi perusahaan yang salah satunya mengedepankan kualitas dan menciptakan kualitas yang lebih baik dari waktu ke waktu maka penulis memfokuskan proyek ini khusus pada peningkatan kualitas produk. Pendefinisian proyek yang akan dilakukan adalah dengan menggunakan metode 5W + 1H. Berikut penjabarannya: 1. What ( Apa tujuan dari proyek six sigma dan apa targetnya? ) Tujuan dari proyek ini adalah mengurangi customer complain, menurunkan angka defect produk, dan menurunkan angka cost of poor quality (COPQ) pada produkproduk painting untuk customer PT Schneider. 2. Why ( mengapa proyek tersebut yang dipilih? ) Proyek tersebut dipilih karena peningkatan kualitas produk merupakan salah satu visi perusahaan dan menjadi prioritas perusahaan sehingga konsumen tidak dikecewakan. 3. Where ( Dimana proyek tersebut dilaksanakan? )
52
Pelaksanaan proyek tersebut akan dilaksanakan pada proses produksi di area painting. Fokusnya adalah pada produk-produk PT Schneider Indonesia. Dalam satu workstation tersebut terdapat 2 line, yakni pretreatment dan coating. 4. When ( Kapan proyek tersebut dilaksanakan? ) Dari data yang diperoleh dari bulan Juli-Desember 2011 akan dilakukan analisa dan kemudian mulai dijalankan dan akan diamati efektifitasnya dari bulan Januari-Juni 2012 supaya dapat dilihat hasilnya. 5. Who (Siapa yang harus bertanggung jawab dalam proyek? ) Proyek ini melibatkan banyak pihak mulai dari Bussiness Unit Head, manager, section head, hingga operator. Bagian yang terlibat juga bukan hanya dalam satu departemen (Quality Assurance) saja tetapi juga antar departemen termasuk diantaranya Engineering, maintenance, production, ppic, dan delivery. 6. How ( Bagaimana proyek tersebut akan dilaksanakan? ) Pelaksanaan akan dimulai dengan pendefinisian masalah, penghimpunan semua data yang mendukung bahwa proyek harus terlaksana seperti data peringkat customer dalam seluruh omzet perusahaan, data kepuasan pelanggan, analisa data defect, dan perhitungan copq. Kemudian dilakukan perbaikan pada CTQ yang potensial dengan fishbone diagram dan 5 why analisis.
B. Identifikasi Perbaikan 1. Data Kecacatan Keseluruhan produk Schneider di area painting
53
Jika dikumpulkan data mengenai kecacatan produk untuk costumer Schneider, maka didapatkan data sebagai berikut :
Tabel 4.4 Data kecacatan produk customer Schneider AREA
FREKUENSI
Potong
6 kasus
Bending
3 kasus
Welding
10 kasus
Painting
63 kasus
Assembling
1 kasus
Packing & delivery
5 kasus
Desain
2 kasus
TOTAL
90 kasus
Dari data tersebut di atas, dapat dilihat bahwa kecacatan terbesar terjadi di area painting dengan jumlah kasus mencapai 63 kasus. Ini tentu yang harus menjadi perhatian perusahaan bagaimana supaya dapat menekan angka defect di area painting. Kemudian dari data tersebut dapat dijabarkan lagi mengenai jenis kecacatan di area painting seperti di bawah ini. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kegagalan – kegagalan apa saja yang selama ini terjadi. Dari data
54
tersebut akan diketahui action yang bisa diambil agar kegagalan produk tidak terjadi kembali. Jika masalah di painting dapat di atasi secara otomatis akan mampu mengurangi keluhan pelanggan dengan cukup signifikan. Tabel 4.5 Jenis Defect Painting Juli-Desember 2011 JENIS DEFECT
2.
FREKUENSI
Cat Menumpuk
18 kasus
Cat tipis
13 kasus
Scratch
10 kasus
Hasil cat berpori
7 kasus
Salah warna
5 kasus
Platting tidak bagus
5 kasus
Permukaan tidak rata
3 kasus
TOTAL
63 kasus
Data Penjualan Perusahaan
Terlampir adalah data penjualan perusahaan periode Juli – Desember 2011. Dari tabel dibawah dapat diketahui bahwa PT Schneider merupakan konsumen terbesar ke-4.
55
Tabel 4.6 Data penjualan perusahaan periode Juli – Desember 2011
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Nama Customer Graha Sumber Prima E, PT Hariff Daya Tunggal Eng., PT Indomitra Global, PT Schneider Indonesia, PT Sinar Inti Electrindo Raya, PT Emerson Indonesia, PT Global Panel, PT Len Industri (Persero), PT Siemens Indonesia, PT Asia CRM Solutions, PT
Nilai Order (Rp) 25,669,742,169 6,148,960,000 3,749,150,750 3,663,506,066 2,920,968,591 2,465,480,000 1,623,077,001 605,412,725 559,358,370 447,115,205
C. Membuat diagram SIPOC SIPOC diagram adalah perangkat yang digunakan oleh tim manajemen perbaikan untuk mengidentifikasi seluruh elemen yang relevan dalam suatu process improvement sebelum proses tersebut dilakukan. Diagram ini digunakan untuk menampilkan sekumpulan aktifitas lintas fungsional dalam satu diagram tunggal yang sederhana. SIPOC yang ada dari elemen yang ada pada diagram yaitu, supplier (pemasok), input (masukan), process (proses), output (keluaran), dan customer (pelanggan). 1. Supplier Supplier adalah unit yang bertindak sebagai pemasok. Yang bertugas sebagai pemasok untuk area painting adalah warehouse, stasiun kerja sebelumnya, dan eksekutor. Kesalahan pada supplier yang mungkin terjadi adalah karena proses
56
yang tidak baik seperti masih adanya burry karena penggerindaan yang belum bersih maupun juga karena proses pemotongan material yang tidak sempurna 2. Input Sebagai input untuk proses painting adalah bahan baku, part-part dari proses sebelumnya, dan tenaga kerja untuk menjalankan proses. Bahan baku berupa powder coating dan bahan-bahan kimia untuk pretreatment. Proses sebelumnya bisa dari area processing maupun welding. Kesalahan yang dapat terjadi pada input yang berdampak pada produk bila ada salah informasi dari sales maupun ppic. 3. Process Dalam proses painting terdapat 2 urutan pengerjaan yakni pretreatment dan coating. Kesalahan yang terjadi biasanya karena Work Instruction yang kurang dipahami dan kebanyakan karena standar keberterimaan produk yang bias. 4. Output Output yang diharapkan untuk dihasilkan adalah jumlah cacat sedikit, proses yang tak berulang-ulang, biaya yang hemat, dan produk berkualitas tinggi. Kesalahan pada output adalah karena kriteria inspeksi yang tidak dapat dipenuhi atau juga karena barang direject oleh konsumen karena tidak sesuai dengan keinginan. 5. Costumer Pihak yang bertindak sebagai konsumen adalah area untuk proses selanjutnya seperti assembling atau packaging / delivery. Konsumen lain tentu adalah PT
57
Schneider dan end user karena produk-produk ini nantinya untuk dijual lagi setelah proses wiring. Berikut diagram SIPOC yang dapat disajikan. Tabel 4.7 Diagram SIPOC Supplier
Input
Process
1. Warehouse
1. Peralatan
1. Pretreatment
2. Workstation
2. Part yang
- Degreasing
sebelumnya
akan dicat
3. Warehouse
3. Bahan
cacat
sesudahnya
2. Proses
- Rinsing 4. Tenaga kerja
-Workstation
- Rinsing - Phospating
yang tak berulangulang
-Drying 3.Biaya
5. Desain 5. Engineer
yang sesuai
2. Coating yang hemat - Loading to conveyor 4. Produk - Oven drying
berkualitas
- Spraying powder
tinggi
-Oven curing -Unloding from conveyor
Customer
1. Jumlah
sedikit
Baku
4. Eksekutor
Output
- PT Schneider - End User company
58
D. Menentukan kebutuhan spesifik pelanggan dan pernyataan tujuan proyek six sigma. 1. Pernyataan kebutuhan pelanggan Dalam diagram SIPOC yang menjadi konsumen adalah PT Schneider Indonesia sehingga harus dikumpulkan data mengenai kriteria yang menjadi kebutuhan konsumen terhadap produknya. Kriteria – kriteria tersebut kemudian disusun dalam sebuah CTQ tree berikut Terlalu tipis Ketebalan cat
Terlalu tebal karat Pin hole Fish eyes
CTQ Painting
Visual after coating
sctach menumpuk blistering Permukaan tidak rata Bekas las terlihat
Before coating
Pertemuan tekukan jelek berkarat
Gambar 4.4 CTQ tree
59
Sehingga produk yang dapat diterima oleh konsumen (CTQ) , dalam hal ini PT Schneider secara garis besar manakala dapat memenuhi kualifikasi sebagai berikut: 1. Ketebalan cat: a. Luar
: 50-80 mikron
b. Dalam
: maks 140 mikron
2. Secara visual, hasil sesudah coating harus diperhatikan untuk item-item berikut: - Bekas karat
- Blistering
- Scratch
- Pin hole
- Bekas las
- Flatness
- Bintik Debu
- Blurry
- Lelehan/menumpuk
- Fish eyes
- Flaking
- Touch up
3.. Secara visual, hasil sebelum coating harus diperhatikan untuk item-item berikut: - Bintik las
- karat
- Pertemuan tekukan/adu manis
Seluruh kriteria ini harus dibuat secara spesifik dan juga harus dapat mewakili kemampuan area painting dalam memenuhinya. 2. Pernyataan tujuan proyek six sigma Setelah melalui beberapa tahap, maka dibuat pernyataan tujuan awal dari proyek pengendalian kualitas dengan metode DMAIC sebagai berikut
60
PROYEK PENGENDALIAN KUALITAS Penurunan angka defect painting untuk produk Schneider Pernyataan Masalah Dari semua jenis produk retur atau komplain customer PT Schneider, sekitar 70 persen diantaranya merupakan permasalahan yang berkaitan dengan cat. Komplain-komplain ini yang menyebabkan PT XYZ akan berdampak pada reputasi perusahaan yang menurun. Semua defect ini tentu membuat cost yang dikeluarkan dari sisi perusahaan sendiri menjadi lebih tinggi. Mengingat dari data yang ada bahwa PT Schneider menduduki peringkat ke-4 dengan omzet terbesar,maka penurunan defect sangat perlu untuk segera dilakukan. Pernyataan Tujuan Menurunkan angka defect painting untuk produk-produk schneider sehingga mengurangi biaya repair atau reject akibat ketidaksesuain produk, selain itu juga untuk memenuhi customer satisfaction yang dalam hal ini dapat diukur dengan tingkat keluhan pelanggan. Asumsi Spesifikasi produk yang diinginkan konsumen pada hasil painting meliputi: -ketebalan cat -Hasil visual
61
4.2.2 Tahap pengukuran (Measure) Membuat diagram pareto
Diagram total defect per area
Diagram ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar kasus di area painting terhadap total komplain konsumen.
Diagram Total Defect Per Area 70 60
FREKUENSI
a.
Potong Bending w elding painting
50 40 30
assembling delivery desain
20 10 0
AREA
Gambar 4.5 Diagram total defect per area Jika dinyatakan dalam persentase maka akan didapatkan pareto chart sebagai berikut:
62
Gambar 4.6 Diagram pareto defect per area Berdasarkan pareto di atas menujukkan bahwa kasus di painting merupakan kasus terbanyak dengan persentase kejadian 70 persen dari total kasus yang ada.
Diagram defect di area painting
Diagram ini digunakan untuk mengetahui unsur-unsur apa saja dan berapa banyak kejadian per kasus. Dari situ nantinya dapat diambil tindakan perbaikan sesuai dengan jenis – jenis defect yang ada.
63
Gambar 4.7 Diagram pareto defect area painting
Diagram penjualan sales
Di bawah ini merupakan gambar diagram pareto yang menyatakan tingkat penjualan per konsumen. Disini hanya diambil 10 konsumen terbesar yang mempercayakan produknya dibuat oleh PT XYZ. Dari sini dapat terlihat bahwa PT Schneider menempati urutan ke-4. Namun untuk angka defectnya di area painting cukup tinggi yakni 0,35 persen.
64
Gambar 4.8 Pareto Top 10 Konsumen b
Menghitung cost of poor quality (copq) Supaya lebih jelas, maka untuk setiap defect dinyatakan dalam bentuk
uang. Data yang tersaji di bawah ini merupakan data cost of poor quality yang dihitung berdasarkan rumus perhitungan dalam tabel unsur-unsur perhitungan untuk material reject dan repair. Tabel 4.8 Data COPQ Juli – Desember 2011
BULAN
COPQ
TOT SALES
% DEFECT
Juli
4.420.000
353.234.641
1,25
Agustus
1.090.000
519.514.995
0,21
September
1.270.000
465.908.030
0,27
Oktober
1.713.750
822.205.795
0,21
Nopember
2.301.400
394.230.350
0,58
Desember
2.044.000
1.108.412.255
0,18
TOTAL
12.839.150
3.663.506.066
0,35
65
Data tersebut diambil dari bulan Juli – Desember 2012. Jumlah tersebut sejalan dengan komplain dari konsumen yang memang banyak baik secara resmi lewat email maupun yang tidak resmi secara lisan.