BAB IV ANALISIS PERANCANGAN
4.1.
Analisis Tapak Tujuan diadakannya analisis tapak adalah untuk memahami kualitas tapak
dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi karakter tapak, dengan memadukan program kebutuhan perancangan.
4.1.1.
Pemilihan tapak Pemilihan tapak berada di kota Batu tepatnya berada dikelurahan Sisir di
jalan Abdulgani atas yang lokasinya dikelilingi oleh panorama alam yang masih sangat natural sehingga dapat menunjang fasilitas yang akan diberikan oleh objek perancangan itu sendiri yaitu sebuah hotel resort yang syarat akan kebutuhan rekreatif khususnya tentang potensi alam. Pemilihan tapak pada lokasi tersebut merupakan pertimbangan dari berbagai hal, antara lain sebagai berikut: -
Tapak berada di daerah yang notabennya merupakan salah satu kota pariwisata yang sudah dikenal di Jawa Timur maupun Indonesia.
-
Terdapat banyak lokasi pariwisata di sekitar tapak berada, sehingga memudahkan
para
wisatawan
berkunjung
dan
mengenal
objek
perancangan. -
Pada tapak suhu minimum 18,0 – 20,10 C dan suhu maksimum antara 26,2 – 27,30 C dengan kelembaban udara sekitar 77 – 86 % disertai kecepatan angin rata-rata 6,06 km/jam (sumber: Statda Kota Batu 2011),
69
sehingga termasuk sebagai daerah yang sejuk, yang akan menarik minat wisatawan untuk tempat peristirahatan. -
Mempunyai akses pencapain yang mudah dan dekat dengan pusat kota.
-
Memiliki view yang menarik dari segala arah keluar tapak.
-
Adanya drainase yang baik di sekitar tapak.
-
Tapak memiliki jenis tanah andosol, yaitu jenis tanah yang subur sehingga memudahkan dalam perancangan lansekap sebagai aspek pendukung bangunan.
4.1.2
Kondisi tapak Di dalam perencanaan perancangan Hotel Resort Wisata Organik ini
dibutuhkan data tentang tapak, yang digunakan untuk menganalisis kondisi yang ada pada tapak, adapun kondisi tapak dalam perancangan Hotel Resort Wisata Organik ini antara lain sebagai berikut:
4.1.2.1 Kondisi Geografis Lokasi geografis tapak berada pada titik antara 122° 17’ - 122° 57’ Bujur Timur dan 7° 44’ - 8° 26’ Lintang Selatan dengan luas tapak yang digunakan sekitar 22.400 m2. Lokasi tapak berada di kelurahan Sisir, kecamatan Batu, kota Batu.
4.1.2.2 Kondisi Geologis Analisis tanah dilakukan untuk mengetahui keadaan tanah layak atau tidaknya lahan/ tapak tersebut digunakan untuk objek perancangan, dari berbagai sumber analisis yang didapat tapak memiliki jenis tanah andosol, yaitu jenis tanah
70
yang subur sehingga memudahkan dalam perancangan lansekap sebagai aspek pendukung objek perancangan.
4.1.2.3 Kondisi Hidrologi Dari analisa hidrologi tapak berada, terdapat aliran air mayor atau got kecil didepan tapak, tepatnya di pinggiran jalan Abdulgani atas, itu akan memberikan dampak positif dan negatif pada perancangan, salah satu dampak negatifnya adalah semua pembuangan air kotor dari lingkungan itu akan mengarah ke aliran mayor tersebut yang akan berdampak pada view tapak jika tidak diambil langkah-langkah penyelesaian untuk mengatasi air kotor dan air bersih tersebut, dan dampak positifnya adalah aliran air tersebut bisa dimanfaatkan untuk mempercantik objek perancangan dengan memperlebar aliran air tersebut atau disertai pembuatan kanal maka aliran air tersebut akan menjadi multifungsi .
4.1.2.4 Kondisi Klimatologi Iklim kawasan ini adalah tropis yang mengalami perubahan putaran 2 iklim, musim hujan dan musim kemarau. Pada tahun 2010, musim hujan terjadi sepanjang tahun. Jumlah hari hujan paling kecil pada bulan Juli dan paling besar pada bulan Januari. Hal ini menyebabkan kondisi cuaca tahun 2010 lebih basah dibandingkan sebelumnya ( th 2009). Dari sumber Badan Pusat Statistik Kota Batu Pada tahun 2010, suhu minimum 18,0 – 20,10 C dan suhu maksimum antara 26,2 – 27,30 C dengan kelembaban udara sekitar 77 – 86 % disertai kecepatan angin rata-rata 6,06 km/jam, sehingga tapak yang berada di Kota Batu ini tidak
71
megalami perubahan musim yang drastis antara musim kemarau dan musim penghujan.
4.1.2.5 Kondisi Topografi Tapak berlokasi di jalan Abdulgani Atas dengan luas lahan 22.400 m2, kemiringan tanah ± 5˚, dan lebar jalan ± 7 m. Secara umum lingkungan dilokasi tapak berbukit-bukit atau berkontur. Daerah utara tapak ini banyak digunakan untuk perumahan penduduk, wilayah selatan dipenuhi oleh hutan cemara serta dikelilingi oleh lahan-lahan produktif seperti kebun apel, ladang sawi, dan lainlainnya. View bangunan dari rencana lokasi tapak sangat menarik, view ke utara akan terlihat ladang sawi yang hijau dan berbagai macam pohon hutan karena permukaan daerah utara lebih rendah dari permukaan daerah rencana lokasi tapak.
4.1.3
Analisis Tapak Analisis tapak pada perancangan hotel resort ini berfungsi untuk
mengetahui kondisi tapak berada sehingga dapat diambil alternatif-alternatif pemecahan permasalahan dalam perancangan.
72
a. Potensi Tapak
U
Gambar 4.1 Analisis Potensi tapak (Sumber : Analisa 2012) Keterangan : = Batas
tapak
= Klub Bunga Butik Resort = Ladang sawi, apel & pegunungan = Taman Agro Wisata = Hutan cemara, pegunungan = Klub Bunga = Jawa Timur Park
73
Tanggapan : -
Tapak berada di kawasan objek pariwisata kota batu sehingga sangat potensial untuk dijadikan lokasi perancangan hotel resort.
-
Di sekitar tapak ditumbuhi berbagai macam tanaman sehingga memudahkan dalam penataan lansekap dan mengarahkan view ke luar tapak.
-
Tapak berada di daerah pegunungan yang memiliki potensi alam yang masih terjaga.
Aternatif : 1. Lokasi tapak yang berada di daerah pegunungan dan memiliki tanah berkontur sangat sesuai untuk perancangan hotel resort dalam bentuk bangunan horizontal atau datar dengan mengoptimalkan pengolahan lansekap. 2. Menggunakan jenis bangunan tinggi dalam perancangan hotel resort ini, sehingga dapat mengoptimalkan view di sekitar tapak. 3. Mengembangkan objek wisata yang berhubungan dengan potensi lokal dimana tapak berada sebagai fasilitas perancangan hotel resort. Solusi dari permasalahan : Mengoptimalkan potensi tapak dengan cara menggunakan jenis bangunan tinggi dan bentuk bangunan horizontal dengan mengembangkan objek wisata sebagai fasilitas pada perancangan hotel resort.
74
b. Analisis Kontur Kemiringan kontur pada perancangan tapak antara 0,5 meter sampai 1 meter pada setiap konturnya dari garis horizontal di sepanjang jalan Abdul Gani Atas. Alternatif : 1. Cut (pemotongan) Cut
(pemotongan)
tanah pada
bagian tertentu dilakukan untuk
mendapatkan ketinggian/level tanah yang sama dengan tujuan pemenuhan standart perencanaan perancangan pada tapak.
+ 3.00 + 3.50 + 2.00
+ 1.50 - 2.50
± 0.00
Memotong (cut) tanah pada tapak yang dapat dimanfaatkan dalam tujuan-tujuan perencanaan objek perancangan, salah satunya sebagai perancangan lansekap. Cut tanah antara 1 meter sampai 2 meter dari permukaan tapak.
+ 1.50
Gambar 4.2 Analisis kontur tapak dengan cut (Sumber : Analisa 2012)
75
-
Kelebihan pemotongan (cut) pada tapak 1. Pemotongan tanah dapat digunakan sebagai pengaturan lansekap/vegetasi pada perancangan yang berdampak pada view tapak.
Gambar 4.3 Analisis kontur tapak dengan cut (Sumber : Analisa 2012) 2. Pemotongan tanah dimanfaatkan untuk pembuatan kolam atau pusat saluran drainase pada objek perancangan.
Gambar 4.4 Analisis kontur tapak dengan cut (Sumber : Analisa 2012)
-
Kekurangan Pemotongan (cut) pada tapak 1. Kurang efisien dalam biaya 2. Akan mengubah sempadan ketinggian bangunan yang telah ditetapkan daerah objek perancangan.
Gambar 4.5 Analisis kontur tapak dengan cut (Sumber : Analisa 2012)
2. Fill (pengisian) Fill (pengisian) tanah merupakan alternatif pengolahan kontur pada bagian tertentu dilakukan untuk mendapatkan ketinggian/level tanah yang
76
sama dengan tujuan pemenuhan tujuan perencanaan perancangan pada tapak. -
Kelebihan fill (pengisian) 1. Pengisian tanahh dapat digunakan dalam penataan sirkulasi / jalan objek perancangan sehingga akses lebih mudah. 2. Pengisian tanah dilakukan untuk mempermudah dalam kontruksi objek perancangan.
Gambar 4.6 Analisis kontur tapak dengan fill (Sumber : Analisa 2012)
Gambar 4.7 Analisis kontur tapak dengan fill (Sumber : Analisa 2012)
-
Kekurangan 1. Kurang efisien dalam biaya 2. Kurang memanfaatkan kondisi tapak yang ada
77
3. Memanfaatkan kontur 5
3
4
2
1
Gambar 4.8 Analisis manfaat kontur (Sumber : Analisa 2012)
Keterangan : 1. Memanfaatkan kontur untuk jalur sirkulasi pada tapak 2. Memanfaatkan kontur untuk view pada tapak 3. Kontur untuk menentukan zoning tata letak objek perancangan 4. Kontur ntur untuk pengaturan lansekap objek perancangan 5. Memanfaatkan kontur untuk menentukan area servis Solusi dari permasalahan : Dari analisa kontur yang telah dilakukan maka diambilah solusi yaitu dengan cara memanfaatkan kontur pada tapak dalam penataan lansekap dan melakukan cut & fill dalam pembangunan struktur bangunan serta sirkulasi jalan pada tapak. c. Analisis Entrance Di sekeliling tapak terdapat satu jalan utama dan dua jalan alternatif yang berhubungan langsung dengan tapak. 78
U Gambar 4.9 Analisis entrance (Sumber : Analisa 2012)
Keterangan : : Jalan Abdul Gani Atas : Jalan Abdul Gani Atas Dalam I : Jalan Abdul Gani Atas Dalam II
79
Alternatif : 1. Satu jalur masuk dan keluar Kelebihan : - Tidak memakan banyak tempat pada tapak. - Mudah diakses Kekurangan : - Terjadi penumpukan kendaraan. - Monoton
TAPAK
U Gambar 4.10 Analisis entrance (Sumber : Analisa 2012)
2. Dua jalur masuk dan keluar
U Gambar 4.11 Analisis entrance (Sumber : Analisa 2012)
-
Kelebihan : - Mudah diakses - Tidak terjadi penumpukan kendaraan pada akses masuk dan keluar. 80
-
Kekurangan : - Memakan banyak lahan pada tapak - Membingungkan pengguna
3. Satu jalur masuk dan satu jalur keluar
TAPAK
Gambar 4.12 Analisis entrance (Sumber : Analisa 2012)
-
Kelebihan : - Mudah di diakses - Tidak terjadi penumpukan kendaraan pada akses masuk dan keluar. - Jalur sirkulasi kedalam dan keluar tapak yang teratur.
-
Kekurangan : Memakan banyak lahan pada tapak
Solusi dari permasalahan : Menggunakan entrance dengan satu jalur masuk dan satu jalur keluar dengan pertimbangan efektifitas pengguna dan tata guna lahan pada tapak dalam perancangan Hotel H Resort Wisata Organik ini.
81
d. Analisis Pencapaian & Sirkulasi 1) Analisis Pencapaian Analisis pencapaian aksebilitas adalah bagaimana jalan atau akses yang dapat ditempuh untuk menuju ke tapak atau objek perancangan.
U
Gambar 4.13 Analisis pencapaian (Sumber : Analisa 2012)
Keterangan : : Jalan Abdul Gani Atas : Jalan Pesanggrahan Kusuma
82
Alternatif pencapaian : 1. Jl. Patimura Batu, Malang – Jl. Imam Bonjol Bawah – Jl. Sultan Agung – Jl. Abdul Gani Atas – Tapak. 2. Jl. Panglima Sudirman Batu, Malang – Jl. Hasanudin – Jl. Pesanggrahan Kusuma – Jl. Abdul Gani Atas – Tapak. 3. Jl. Untung Suropati Batu, Malang – Jl. Abdul Gani – Jl. Abdul Gani Atas – Tapak. 2) Analisis Sirkulasi Analisa sirkulasi adalah pendekatan yang mengarah ke suatu tempat masuk melalui sebuah jalan yang menghubungkan ruang satu dengan ruang lainnya. Di dalam tapak masih belum ada jalur sirkulasi apapun dalam mengakses suatu objek perancangan.
Gambar 4.14 Analisis sirkulasi (Sumber : Analisa 2012)
83
Alternatif : 1. Sistem sirkulasi linier Jalann yng lurus dapat menjadi unsur pengorganisir utama deretan ruang, jalan dapat berbentuk lengkung atau berbelok arah, memotong jalan lain, bercabang-cabang, cabang, atau membentuk putaran (loop). 2. Sistem sirkulasi radial r Konfigurasi radial memiliki jalan jalan-jalan jalan lurus yang berkembang dari sebuah pusat usat bersama. 3. Sistem sirkulasi spiral s (berputar) Suatu jalan tunggal menerus yang berasal dari titik pusat, mengelilingi pusatnya dengan jarak yang berubah. 4. Sistem sirkulasi grid g Konfigurasi grid memiliki dua pasang jalan sejajar yang saling berpotongan pada da jarak yang sama dan menciptakan bujur sangkar atau kawasan ruang segi empat. a. Solusi untuk sirkulasi kendaraan bermotor
Penggunaaan sirkulasi jenis Grid yang mempunyai bentuk pertemuan dua arah jalan menuju tapak dengan plaza di tengahnya.
U Gambar 4.15 Analisis aksebilitas (Sumber : Analisa 2012)
84
Penggunaan jenis sirkulasi grid pada tapak dengan beberapa pertimbangan sebagai berikut : -
Mudah diakses.
-
Dapat menciptakan ruang ruang-ruang ruang untuk penataan objek perancangan.
-
Tidak terjadi penumpukan kendaraan atau kemacetan di dalam tapak.
-
Sirkulasi mudah diarahkan ke objek perancangan didalam tapak.
-
Menciptakan estetika bentuk lansekap didalam tapak.
b. Solusi untuk sirkulasi pejalan kaki
Gambar 4.16 Analisis entrance (Sumber : Analisa 2012)
Untuk sirkulasi pejalan kaki salah satu solusinya nya adalah pembuatan jalan khusus dan pendestr pendestrian di samping jalan utama,, sehingga tidak akan membahayakan bagi pejalan kaki. e. Analisis View Analisis view digunakan untuk memaksimalkan potensi pandangan dari atau ke objek perancangan.
85
View kearah ini cukup baik walaupun sedikit terhalang bangunan tinggi jadi perlu pengolahan tapak.
View kearah ini belum cukup baik karena mengarah ke pemukiman jadi perlu pengolahan tapak.
View kearah ini sangat baik karena menghadap langsung area pegunungan.
U View kearah ini kurang baik karena menghadap tanah bekas bangunan yang tidak terpakai jadi perlu pengolahan tapak.
View dari arah ini cukup baik karena berasal dari jalan utama menuju tapak.
Gambar 4.17 Analisis view (Sumber : Analisa 2012)
1. View ke Objek perancangan
Gambar 4.18 Analisis view (Sumber : Analisa 2012)
86
Alternatif : -
Membuat objek perancangan lebih menonjol dibandingkan bangunan disekitarnya.
-
Meniggikan atau melakukan fill (pengisian) pada tanah yang dijadikan tempat objek perancangan.
-
Mengarahkan objek perancangan ke area sirkulasi jalan.
Solusi dari permasalahan : Membuat objek perancangan lebih menonjol dibandingkan bangunan sekitarnya sehingga mudah dilihat dan diakses. 2. View ke luar tapak
Gambar 4.19 Analisis view (Sumber : Analisa 2012)
Alternatif : -
Mengarahkan pandangan dari bangunan ke view lansekap yang bagus.
-
Memberikan rikan bukaan yang lebar pada objek perancangan yng mengarah langsung keluar tapak.
-
Mengarahkan view ke luar tapak ke arah sirkulasi jalan.
87
Solusi dari permasalahan : Mengarahkan pandangan dari bangunan ke luar tapak ke arah potensi yang ada pada hotel resort, seperti penataan lansekap atau kea rah pegunungan. f. Analisis Vegetasi Pada analisis vegetasi ini digunakan untuk memanfaatkan fungsi tanaman sebagai pandukung perencanaan perancangan objek.
U
Gambar 4.20 Analisis vegetasi (Sumber : Analisa 2012)
Jenis vegetasi yang ada pada tapak termasuk jenis vegetasi yang baik karena merupakan pohon – besar dan lebat yang dapat memberikan kesejukan
88
pada siang hari sehingga dapat dimanfaatkan untuk peneduh jalan maupun pendestrian di sekitar tapak. Kondisi pohon – pohon yang masih baik tumbuh disekitar tapak sehingga tidak membahayakan orang yang ada di bawahnya. Alternatif : 1. Vegetasi sebagai pengarah
jalan menuju bangunan
2.Vegetasi sebagai vocal point
3.Vegetasi Vegetasi sebagai pendestrian
Gambar 4.21 Analisis vegetasi (Sumber : Analisa 2012)
89
Solusi dari permasalahan : Vegetasi dapat dimanfaatkan untuk penataan lansekap, seperti peneduh, pengarah jalan serta tanaman hias. g. Analisis Kebisingan Analisis
kebisingan
dilakukan
untuk
mengatasi
permasalahan permasalahan-
permasalahan tentang akustik atau kebisingan didalam tapak.
Sumber bising dengan kapasitas rendah
Sumber bising dengan kapasitas rendah
Sumber bising dengan kapasitas tinggi
Gambar 4.22 Analisis kebisingan (Sumber : Analisa 2012)
90
U
Alternatif : 1. Menjauhkan bangunan dari sumber bising
Gambar 4.23 Analisis kebisingan (Sumber : Analisa 2012)
2. Meninggikan kontur tanah pada bangunan 3. Menggunakan vegetasi sebagai pengendali kebisingan
Gambar 4.24 Analisis kebisingan (Sumber : Analisa 2012)
91
Solusi dari permasalahan : Menjauhkan objek perancangan dari sumber bising dengan kapasitas tinggi dan memberikan vegetasi atau pohon berdaun lebat pada sumber bising dengan kapasitas rendah. h. Analisa Iklim 1. Matahari
U Gambar 4.25 Analisis matahari (Sumber : Analisa 2012)
Sebagian besar tapak dikelilingi oleh pegunungan, terutama di sebelah barat yang sangat dekat dengan Gunung Panderman , dengan demikian sinar matahari dari arah tersebut menjadi kurang banyak menyinari kawasan Kota batu terutama pada tapak,saat antara pukul 16.30, dan diatas jam 17.30 sinar matahari sudah benar-benar hilang karena tertutup oleh gunung.
92
Alternatif : 1. Menggunakan alat pembayangan Penggunaan alat pembayangan berupa beton bertulang yang dipasang diagonal dan berbentuk sirip, akan mengurangi kapasitas panas matahari.
Gambar 4.26 Analisis matahari (Sumber : Analisa 2012)
2. Pemasangan kanopi Memasang kanopi sesuai standart perhitungan efek bias cahaya matahari terhadap bangunan.
Gambar 4.27 Analisis matahari (Sumber : Analisa 2012)
Solusi dari permasalahan : Pemberian kanopi pada setiap sisi bangunan yang mengarah langsung ke dalam ruangan sehingga akan nenimpulkan efek bayangan.
93
2. Angin Angin di daerah tapak rata rata-rata rata bertiup dari utara ke selatan dengan kecepatan yang sangat tinggi karena dekat dengan daerah pegunungan.
U
Gambar 4.28 Analisis angin (Sumber : Analisa 2012)
-
Alternatif analisa angin
4
3
1 2
Gambar 4.29 Analisis angin (Sumber : Analisa 2012)
Keterangan : 1. Vegetasi sebagai pengarah dan mengurangi kapasitas laju angin. 2. Memasukkan udara lembut ke bangunan.
94
3. Beton sebagai pemecah angin 4. Bukaan pada atap membuat peran angin mengurangi radiasi panas matahari.
4.2
Analisis Fungsi Menginap
Rekreasi
Wisata organik
Olahraga Hotel Resort Edukasi Pelayanan
Gambar 4.30 Fungsi hotel resort (Sumber : Analisa 2012) Tabel 4.1 Analisa Fungsi No
Fungsi
1.
Menginap
2.
Rekreasi
3.
Olahraga
4.
Education/P endidikan
5.
Pelayanan
Keterangan Fungsi menginap disini yaitu memberikan pelayanan serta kenyamanan customer/tamu untuk beristirahat seperti mereka berada dirumah mereka sendiri. Fungsi rekreasi berkaitan dengan pemberian fasilitas-fasilitas yang mendukung pengunjung untuk berwisata dalam lingkup wisata organik. Fungsi olahraga yaitu memberikan sarana & prasarana untuk kebugaran tubuh tamu/pengunjung yang menunjang proses relaksasi mereka. Fungsi pendidikan berkaitan dengan adanya objek-objek konservasi yang berhubungan dengan konsep perancangan hotel resort itu sendiri. Fungsi pelayanan berkaitan dengan adanya fasilitas-fasilitas penunjang perancangan hotel resort, antara lain: 1. Area service 2. Area komersial 3. Area non-komersial (Sumber : Analisa 2012)
95
4.3
Analisis Pengguna 1. Pengunjung/tamu khusus : Pelajar, mahasiswa, peneliti ahli. 2. Pengunjung/tamu umum : Masyarakat umum 3. Pengelola Tabel 4.2. Daftar Pengunjung Jenis Karakter Tujuan pengunjung pengunjung - Single atau double - Konvensi & konferensi - Menginap 2-4 malam - Perkumpulan profesional - 75% pria, 25% Grup wanita - Rapat - Harga tidak - perkumpulan B dipermasalahkan & i perdagangan s - Singel - Kerjasama n bisnis - Menginap 1-2 i malam - Perdagangan s Konvensi & - 85% pria, 15% Perorangan wanita konferensi Sangat memperhitungkan biaya - Double-plus - Liburan (termasuk anakkeluarga anak) - Bertamasya W Keluarga - 1-4 malam,bahkan Olahraga, lebih lama diarea aktifitas i keluarga resort s - Harga menengah a t - Double - Bertamasya a - 1-7 malam - Berolahraga Pasangan - Harga menengah - Liburan akhir ke atas pekan E - Berkelompok - Studi banding d - 1-2 malam - Liburan akhir u semester - Harga menengah Pelajar, c - Konservasi Mahasiswa, a peneliti ahli t (Group) i o n (Sumber : Analisa 2012)
96
Tipe kamar - King, twin, double-double - Kamar mandi yang memiliki area ganti pakaian - Terdapat area kerja yang baik
- King - Kamar mandi standart dengan shower - Terdapat area kerja
- Double-doble, king sofa, kamar berdekatan - Area duduk dan televisi - Kamar mandi Memiliki balkon, teras, dan jalan masuk dari luar - King - Area makan dan kerja - Area penyimpanan - Kamar mandi - standart - Kamar mandi
Analisis Kegiatan
4.4
-
Pengelola dan Karyawan Datang
Entrance
Parkir pengelola & karyawan
Administrasi(front office&kantor pengelola hotel)
Pengelola hotel
Area servis
Kontrol
Istirahat
Pulang Gambar 4.31 Kegiatan pengelola dan karyawan (Sumber : Analisa 2012)
-
Pengunjung / tamu umum (masyarakat umum) Datang
Wisata organik
Entrance
Lobby
Parkir tamu
Receptionis
Restaurant
Kamar tamu
Area rekreasi Menginap Area olahraga
Mall
Area komersial
Publik space
Fuction room
Tempat ibadah
Area non komersial
Pulang
Club house
SP
Area relaksasi Gambar 4.32 Kegiatan pengunjung / tamu (Sumber : Analisa 2012)
97
-
Pengunjung / tamu khusus (pelajar&peneliti ahli)
Datang
Entrance
Lobby
Parkir tamu
Area rekreasi
Receptionis
Menginap
Kamar tamu
Area konservasi
Publik space
Ruang seminar
Area olahraga
Restaurant
Gambar 4.33 Kegiatan pengunjung / tamu khusus (Sumber : Analisa 2012)
4.5
Analisis Ruang
4.5.1
Analisis Kebutuhan Ruang
-
Front of the house (sektor depan hotel) 1) Guest Room Kamar hotel 1. Kamar standart 2. Kamar suite Cottage 1. Tipe: Standart Room 2. Tipe: Uniqe Deluque Room 3. Tipe: Suite Room 4. Tipe: Family Room
98
Tempat ibadah
Pulang
2) Public Space Area 1. Lobby
-
Entrance hall
-
Front desk/Reception desk
-
Guest evalator
- Support function
-
Sirkulasi
- Consession space
- Seating area - Bell man
2. Food and Beverages outlets
-
Restoran
-
Coffee shop
-
Lounge
-
Bar
3. Ruang Serbaguna
-
R. Seminar
-
R. Rapat
-
R. Konferensi
4. Area rekreasi
-
Swimming pool
-
Food court
- Sarana olahraga
-
Retail area
- Fitnes
-
Kolam dan kanal buatan
- Taman
- Spa dan sauna
5. Area Education
-
Area konservasi
6. Area parkir
99
-
Back of the house (sektor belakang hotel)
-
Ruang dapur dan gudang (food and stronges area)
-
Ruang bongkar muat, sampah dari gudang umum (receiving, trash and general stronge area)
-
4.5.2
-
Ruang pegawai / staff hotel (employees area)
-
Ruang pencucian dan pemeliharaan (laundry and house keeping)
-
Ruang mekanikal dan elektrikal (Mechanical and Engineering Area)
Ruang pada wisata organik
-
Plaza
-
Lobby
-
Public space
-
Desa organik
-
Agro wisata
-
Outbound area
Analisis Organisasi Ruang 1. Organisasi ruang privat, publik dan semi publik Hotel
Kamar tamu
Publik space
Administrasi
Lobby
Mall
F&B Outlet
Area rekreasi
Ruang serbaguna
Area parkir
Gambar 4.34 Organisasi ruang (Sumber : Analisa 2012)
100
2. Organisasi ruang servis
Hotel
Area servis
Food preparation
Engenering
Ruang penerima & penyimpanan
Ruang mekanikal elektrikal
Ruang karyawan
Loundry & house keeping
Gambar 4.35 Organisasi ruang servis (Sumber : Analisa 2012)
3. Organisasi ruang wisata organik
Plaza
Lobby Loket Publik space
Desa organik
Agro wisata
Gambar 4.36 Organisasi ruang wisata organik (Sumber : Analisa 2012)
101
Outbound area
4.5.3
Analisa Besaran Ruang
Tabel 4.3. Besaran ruang Jenis Ruang
Zona
Kapas itas
Standar (m2)
Jumlah ruang (unit)
Total luas
Sumb er
SP
3
4,5
1
13,5
NAD
SP
3
4,5
1
13,5
NAD
SP SP SP SP SP SP SP SP SPR SPR
15 16 6 1 3 5 3 5 8 8
5 2,4 5,4 0,96 4,5 4,5 4,5 4,5 8 5
1 4 1 4 1 1 1 1 2 2
75 153,6 32,4 3,84 13,5 22,5 13.5 22,5 124 80
NAD NAD NAD NAD NAD NAD NAD NAD SBT SBT
SPR
2
8
2
16
ASU
PR SPR SP SPR SPR SPR SPR SPR PR
3 5 5 10 5 5 5 2 2
1 1 1 1 1 1 1 1 1
13,5 22,5 22,5 50 29,76 64 36,8 40 9
NAD NAD NAD 1SU TSS TSS TSS ASU NAD
Dapur
SPR
5
1
10,9
NAD
R. Saji
SPR
3
1
54,56
NAD
R. Service R, Chief security R. Staff Pos satpam R. Genset R. Chiller R. Pompa R. AHU R. Trafo,panel & shaf R. PABX CCTV
SPR SPR SPR SPR SPR SPR SPR SPR
3 3 5 2 1 1 1 1
4,5 4,5 4,5 50 29,76 64 36,8 40 4,5 20% R.Maka n 1/3Dapu r 20 4,5 4,5 6 20 20 20 20
1 1 1 3 2 2 2 2
20 13,5 22,5 18 40 20 40 40
asu NAD NAD ASU SBT SBT SBT SBT
SPR
1
20
1
20
SBT
SPR SPR
1 1
20 20
1 1
20 SBT 20 SBT 1.211,7 m2
PR
2
22,5
32
720
Deskripsi Ruang
R. KARYAWAN / PENGELOLA General manager Ass. General manager R,staf Kantor eksekutif R, Rapat R. Tamu Toilet R. Manager HRD/pemasaran R. Staff R. Manager Front office R. Staff Laundry washer House keeping Laundry dryer dan laundry R. House keeping Engineering and R. Manager departemen R. Staff R,staff Loading dock Gudang umum Purchasing and Store Gudang bahan Gudang alat R. Sampah R. Manager F&B preparation and service
Security departemen
TOTAL KAMAR TAMU Kamar hotel Standard
102
AHB
24 4
681,6 208
AHB NAD
4
128
ASU
5 4
28,4 52 64 (2 lantai) 81 88
4 4
324 ASU 352 ASU 2.413,6 m2
PB PB PB PB PB PB PB PB PB PB PB PB
100 4 2 70 15 4 1 2 2 8 8 8
0,6 1,2 10 1,6 0,6 0,6 2,25 30,4 1,8 20 30,4 30,4
1 1 1 1 1 1 10 1 4 1 1 1
60 NAD 4,8 NAD 10 ASU 112 HMC 9 NAD 2,4 ASU 22,5 ASU 30,4 ASU 7,2 ASU 20 SBT 30,4 ASU 30,4 TSS 339,1 m2
FOOD AND BEVERAGES OUTLETS Hall penerima PB R. Makan PB
10 100
0,65 1,5 20% R.Maka n 2,25 2,25 0,6 0,6 50% Dapur 12 3 7,5 1,44 20% R.Maka n 1/3 Dapur 50% Dapur 2,25 2,25 0,6 0,6 7,5 1,5 1,44
2 2
13 300
NAD NAD
2
180
NAD
4 4 4 8
9 9 2,4 4,8
ASU ASU NAD NAD
2
90
2 2 2 2
24 30 15 144
ASU ASU ASU NAD
2
57,6
NAD
2
38,4
NAD
2
28,2
NAD
4 4 4 4 2 1 2
9 9 2,4 2,4 15 22,5 86,4
ASU ASU NAD NAD ASU NAD NAD
Cottage
Deluxe Suite
PR PR
3 5
Standart Room
PR
2
Suite Room Family Room
PR PR
MAIN ENTRANCE Entrance hall Receptionis R. Informasi Area duduk Area lift Bellmen counter lobby Toilet umum Biro perjalanan Money changer Toko buku Toko souvenir Drug store TOTAL
Restoran
Coffe shop
Lounge and bar
Dapur
PB
4
Toilet pria Toilet wanita Urinoir Wastafel
SP SP SP SP
1 1 1 1
Gudang
SPR
1
Loading dock R. Karyawan Kasir R. Duduk
SPR SPR SPR PB
1 5 1 50
Dapur
SPR
4
Pantry
SPR
4
Gudang
SPR
1
Toilet pria Toilet wanita Urinoir Wastafel Kasir Bar counter R. Duduk
SP SP SP SP SPR PB PB
1 1 1 1 1 15 30
103
Multi function room
R. Dansa
PB
30
30 20% R.Maka n 1/3 Dapur 50% Dapur
1
30
ASU
Dapur
SPR
4
2
34,56
NAD
Pantry
SPR
4
2
23,4
NAD
Gudang
SPR
1
2
17,28
NAD
Toilet pria
SP
1
2,25
4
Toilet wanita
SP
1
2,25
4
Urinoir
SP
1
0,6
4
Wastafel
SP
1
0,6
4
Kasir Ballroom R. Persiapan Gudang Toilet pria Toilet wanita Urinoir Wastafel
SP PB SPR SPR SP SP SP SP
1 250 20 2 1 1 1 1
7,5 0,9 0,3 25 2,25 2,25 0,6 0,6
2 1 1 1 4 4 4 4
10
49
4
196
ASU
80 1 1 20 20 40 40 40 20
0,6 2,25 2,4 0,9 1,5 1,5 1 1 1,5
1 1 1 1 1 1 1 1 1
48 22,5 24 18 30 60 40 40 12
TSS TSS TSS NAD NAD NAD NAD NAD NAD
2
2
12
48
ASU
12
15
NAD
12
37,5
NAD
2 1 6 4 4 10 1 1
15 150 3,6 9 9 100 800 800
ASU NAD NAD ASU ASU ASU ASU ASU
TOTAL FASILITAS OLAHRAGA DAN REKREASI Kolam rendam air panas( PB 1,5m2) Kolam rendam R. Loker/ganti PB air panas Shower SP Toilet SP Lobby PB Loker PR R. Ganti PR Spa dan Sauna R.Mandi PR R,Terapi PR R.Pengelola SPR Etalase/display PB Makanan
Food court
Retail Ladnscape
Dapur
PB
1
Pantry
SPR
1
Kasir R. Makan Wastafel Toilet pria Toilet wanita Umum (rentable) Kolam-kanal Taman
SPR PB SP SP SP PB PB PB
1 100 1 1 1 1 250 50
104
20% R.Maka n 50% Dapur 7,5 1.5 0,6 2,25 2,25 10 800 800
ASU NAD ASU 9 NAD NAD 2,4 NAD NAD 2,4 NAD 2,4 ASU 225 NAD 6 TSS 25 ASU 9 ASU 9 ASU 2,4 NAD 2,4 NAD 1.501,34 m2 9
Taman bermain
Fitness center
Indoor Outdoor Gymnasium R. Alat R. Aerobic R. Ganti/loker Toilet Shower Kasir dan Adm
PB PB SP SP SP PR SP SP SP
50 50 50 15 15 20 1 1 2
100 100 1,75 75 75 1 2,25 1 15
TOTAL TOTAL KESELURUHAN SIRKULASI 20% TOTAL LUAS LANTAI Sumber : Analisa 2012
Keterangan tabel : PR
: Privat
PB
: Publik
SPR : Semi privat SP
: Semi publik
NAD : Neufret Architect Standard SBT : Sistem Bangunan Tinggi ASU : Asumsi TSS : Time Sever Standard HMC : Hotels, motels, and condominium
105
1 1 1 1 1 2 8 8 1
100 ASU 100 ASU 87,5 NAD 75 NAD 75 NAD 40 NAD 7,68 NAD 8 NAD 15 ASU 2.790,78 m2 8.256,52 m2 1.651,3 m2 9.907,82 m2
4.6
Analisis Utilitas
4.6.1 Analisis Sistem Sanitasi 1. Air Bersih Dalam objek perancangan ini air bersih berasal dari PDAM, system penyaluran air bersih ini menggunakan sistem down feed. Reservoir Atas Toilet Sprinkler Hydrant Pompa Chiller
PDAM
Meteran
Reservoir Bawah
Pompa
Fire Hidrant
Gambar 4.37 Saluran air bersih (Sumber : Analisa 2012)
2. Air Kotor Sebelum dibuang kesaluran pembuangan kota, air kotor harus melewati proses treatment terlebih dahulu. Kloset
Urinoir
Kloset
Urinoir
Septic Tank
R. Chlorinasi
Gambar 4.38 Saluran air kotor (Sumber : Analisa 2012)
106
Pompa
Saluran Pembuang an Kota
3. Air Buangan Sebelum dibuang ke saluran pembuangan kota, air buangan terlebih dahulu melalui proses treatment. Toilet
Dapur
Penampungan
Wastafel
Water treatment
Pompa
Saluran Pembuangan Kota
Gambar 4.39 Saluran air buangan (Sumber : Analisa 2012)
4.6.2 Analisis Sistem Pembuangan Sampah Beberapa alternatif sistem pembuangan sampah pada objek perancangan, antara lain :
1. Pada setiap ruangan terdapat bak – bak sampah yang kemudian dibawa di tempat penampungan utama, setelah itu dipadatkan lalu diangkut ke tempat penampungan sampah kota.
2. Sampah langsung dibuang kepusat tempat pembuangan sampah. 3. Bak penampungan sampah dipisahkan antara sampah kering dengan sampah basah.
4. Adanya pengolahan kembali sampah-sampah setelah terlebih dahulu dilakukan pemilihan antara sampah organik dengan sampah an-organik.
4.6.3 Analisis Sistem Penanggulangan Kebakaran a. Sistem pencegahan aktif
-
Penggunaan sprinkler
107
-
Sistem hose reel (fire hydrant box)
-
Sistem fire extinguisher
-
Sistem pendeteksi asap
b. Sistem pencegahan pasif
-
Menggunakan bahan-bahan yang relatif tahan api
-
Tangga kebakaran dengan exhaust
-
Pengadaan koridor yang luas,minimal 2 m
-
Lampu emergency / penerangan darurat
c. Memanfaatkan ruang luar atau space yang luas dengan menanam vegetasi sebagai pembatas tapak sehingga jika terjadi bahaya kebakaran api tidak mudah menjalar kebangunan lain.
4.6.4 Analisis Sistem Elektrikal 1. Menggunakan sumber listrik dari PLN.
Panel lighting
PLN
Gardu / trafo
Meteran
Main panel Panel power
Panel
Distribusi
Panel
Distribusi
Panel pompa
Pompa
Panel AC
Mesin AC
Panel lift
Mesin lift
Generator Panel eskalator UPS Gambar 4.40 Saluran listrik menggunakan PLN (Sumber : Analisa 2012)
108
Panel Fire alarm
Mesin eskalator Distribusi
2. Menggunakan sember listrik dari hasil pengloahan sempah organik. 3. Mengkombinasikan sumber listrik dari PLN dengan hasil pengolahan sampah organik. 4.7
Analisis Struktur
Gambar 4.41 Analisis kondisi eksisting (Sumber : Analisa 2012)
Kondisi eksisting : -
Kondisi angin gunung yang berhembus sangat kencang dengan membawa kabut dari arah barat laut ke arah timur laut tapak sehingga mempengaruhi jenis struktur bangunan.
-
Jenis tanah pada tapak yang merupakan tanah andosol diperkirakan mempunyai lapisan tanah keras yang tidak begitu dalam .
-
Pada saat musim hujan, udara lebih lembab dari biasanya dan
109
berdampak pada ketahanan struktur bangunan bangunan. a. Alternatif tipe sistem struktur yang digunakan bangunan tinggi tinggi: 1. Dinding dan plat
Gambar 4.42 Analisis sistem struktur (Sumber : Analisa 2012)
2. Rangka kaku atau rigid frame
Gambar 4.43. Analisis sistem struktur (Sumber : Analisa 2012)
3. Core and fasade bearing wall
Gambar 4.44 Analisis sistem struktur (Sumber : Analisa 2012)
110
Solusi dari permasalahan : Menggunakan sistem struktur rigid frame dengan pertimbangan biaya yang tidak terlalu mahal dibanding sistem struktur lainnya, mudah diaplikasikan dan tahan terhadap iklim pada kondisi eksisting tapak. b. Alternatif tipe sistem struktur yang digunakan untuk Resort 1. Penggunaan struktur atap tradisional Jawa.
Gambar 4.45 Analisis sistem struktur (Sumber : Analisa 2012)
2. Soko guru sebagai kolom penahan utama bangunan
Gambar 4.46 Analisis sistem struktur (Sumber : Analisa 2012)
Solusi dari permasalahan : Menggunakan sturktur atap tradisional Jawa dengan proses re-inventig yang mempertimbangkan aspek estetika, dan tanggap terhadap iklim.
111