BAB IV ANALISA
IV.1 ASPEK LINGKUNGAN IV.1.1 Analisa Kondisi Tapak A.
Kondisi Eksisting Tapak • Tapak berbentuk persegi dengan panjang 150 m dan lebar 100 m. •
Luas tapak 15000 m²
•
Kontur tanah datar
•
Dekat dengan hunian, perdagangan, dan pendidikan
TAPAK
Peta 1. Lokasi Tapak
32
B.
Batas Tapak •
Batas Utara
: Hunian, Ruko
•
Batas Selatan
: Kampus Anggrek, Ruko
•
Batas Barat
: Hunian
•
Batas Timur
: Jl. Kebon Jeruk Raya
Menghadap Depan/ BatasTimur
Menghadap Samping Kiri/ Batas Utara
Menghadap Belakang/ Batas Barat
Menghadap Samping Kanan/ Batas Selatan
33
Lingkungan Sekitar Tapak
C.
Peraturan pada Tapak •
KDB
: 60 %
Luas lantai maksimal 60 % x 15000 m² = 9000 m² •
GSB 15 meter terhadap Jl. Kebon Jeruk Raya
J
KAMPUS ANGGREK
D.
L . K B . J E R U K
KAMPUS SYAHDAN JL.KH.SYAHDAN
U
Potensi Lingkungan Lingkungan tapak dikelilingi oleh berbagai fasilitas, baik langsung
maupun tidak langsung fasilitas tersebut dapat mendukung kegiatan bangunan gelanggang olahraga ini, antara lain : 1. Fasilitas Pendidikan Disekitar tapak terdapat beberapa bangunan pendidikan, mulai dari Sekolah Dasar ( SD ) sampai dengan Universitas, bangunan gelanggang olahraga ini tentunya akan sangat menunjang setiap kegiatan olahraga.
34
Target pengguna gedung olahraga ini adalah para pelajar dan masyarakat umum, bangunan pendidikan yang ada antara lain : SMU 78, SD – SMU Tarsisius, Universitas Bina Nusantara, dan sebagainya. 2. Hunian Sekitar tapak di dominasi oleh hunian, baik rumah tinggal maupun kos. Maka bangunan gelanggang olahraga ini tentunya akan sangat membantu dan bermanfaat bagi masyarakat dalam melaksanakan kegiatan olahraga.
IV.1.2 Analisa Entrance Tapak Pemilihan letak main entrance dilakukan berdasarkan pertimbangan: •
Kemudahan pencapaian baik untuk kendaraan umum, pribadi, service ataupun pejalan kaki.
•
Mudah terlihat atau jelas
•
Tidak menimbulkan kemacetan
Pencapaian ke dalam tapak merupakan salah satu masalah yang cukup penting dalam merencanakan suatu lingkungan gelanggang olahraga ini. a. Berdasarkan Bentuk 9 Pencapaian utama ( Main Entrance )
35
Sifatnya jelas, mengundang, srategis, aman dan diperuntukan bagi para pengunjung. 9 Pencapaian samping ( Side Entrance ) Sifatnya tidak informatif dan agak tersembunyi dan diperuntukan bagi pihak pengelola dan service. b. Berdasarkan Pangunjung 9 Pencapaian kendaraan Diperuntukan bagi kendaraan para pengunjung, pengelola dan service. 9 Pencapaian pejalan kaki Berupa jalur pedestrian yang menghubungkan bangunan gelanggang olahraga ini dengan bangunan sekitar.
Untuk mendapatkan pencapaian yang baik, maka terdapat beberapa kriteria pencapaianyang perlu diperhatikan, yaitu : 9 Memiliki titik tangkap yang jelas dari jalan, bangunan diharapkan tidak terhalang oleh bangunan lain. 9 Tidak mengganggu kegiatan didalam tapak. 9 Aman bagi para pengunjung dan pengguna bangunan, baik yang menggunakan kendaraan ataupun pejalan kaki. 9 Mudah dikenal dan dicapai dari jalan yang membatasi tapak.
36
Berdasarkan kriteria di atas maka yang berpotensi untuk menjadi main entrance adalah entrance dari jalan Kebon Jeruk Raya. Untuk dapat menentukan pilihan yang paling sesuai, berdasarkan metode di atas maka main entrance terdapat pada Jl. Kebon Jeruk Raya.
OUT J
KAMPUS ANGGREK
L . K B . J E R IN U K
KAMPUS SYAHDAN JL.KH.SYAHDAN
U
37
Tapak
Kelebihan •
J
KAMPUS ANGGREK
L . K B . J E R U K
Tidak
Kekurangan •
Jika terlewat
KAMPUS SYAHDAN JL.KH.SYAHDAN
U
menimbulkan
harus
kemacetan
memutar ulang
• J
KAMPUS ANGGREK
L . K B . J E R U K
JL.KH.SYAHDAN
J
KAMPUS ANGGREK
Menimbulkan
dari jalan atau
kemacetan
jelas
U
• L . K B . J E R U K
Mudah dilihat •
KAMPUS SYAHDAN
Sirkulasi
•
Menimbulkan
KAMPUS SYAHDAN JL.KH.SYAHDAN
U
kendaraan
kemacetan
jelas
Tabel 5. Entrance pada tapak
Kesimpulan
: main entrance kendaraan di pisah antara masuk dan
keluar.
Solusi
: perletakan main entarance jangan terlalu dipinggir
ataupun ditengah agar tidak menimbulkan kemacetan lalu lintas.
IV.1.3 Analisa Zoning dalam Tapak
38
Pertimbangan-pertimbangan: • Pencapaian dan sirkulasi pejalan kaki ke dalam tapak • Hubungan kegiatan – kegiatan dalam tapak • Situasi dan kondisi tapak • Pola tata letak bangunan • Karakter lingkungan bangunan di sekitar tapak Tapak
Kelebihan •
J
S
L . K B . J E R U K
P
KAMPUS ANGGREK
P r
S P b
KAMPUS ANGGREK
Area servis dapat terlihat
mudah
JL.KH.SYAHDAN
diakses dari
U
semua area •
S
•
KAMPUS SYAHDAN
SPb P r
Area servis
Kekurangan
J
P
Area servis
•
Area servis
KAMPUS SYAHDAN
L . K B . J E R U K
JL.KH.SYAHDAN
U
tersembunyi
jauh atau sulit
atau tidak
dijangkau
terlihat Table 6. Zoning dalam tapak
P
= Public
SPb
= Semi Public
Pr
= Private
S
= Service
Kesimpulan
: service area lebih baik jika mudah dijangkau.
39
Solusi
: service area diletakkan diantara area public, semi
private dan private, namun keberadaan area service diusahakan agar tidak terlihat dari area lain.
IV.1.4 Analisa Orientasi Matahari Orientasi matahari selalu dari arah timur pada pagi hari dan menuju kearah barat pada sore hari. Matahari pagi ( jam 7-10 ) sangat baik untuk kesehatan, sedangkan matahari sore ( jam 3-5 ) kurang baik bagi kesehatan. Tapak
Kelebihan •
J
KAMPUS ANGGREK
L . K B . J E R U K
Mendapat
•
Panas
matahari pagi
•
Bagian
KAMPUS SYAHDAN JL.KH.SYAHDAN
U
•
Kekurangan
Tidak perlu
belakang
pencahayaan
mendapat
pada siang
matahari sore
hari • J
KAMPUS ANGGREK
L . K B . J E R U K
Didalam
•
Perlu
KAMPUS SYAHDAN JL.KH.SYAHDAN
U
ruangan tidak
pencahayaan
panas
buatan
40
• J
KAMPUS ANGGREK
L . K B . J E R U K
Mendapat
•
Panas
matahari pagi
•
Bagian
KAMPUS SYAHDAN JL.KH.SYAHDAN
•
U
Tidak perlu
belakang
pencahayaan
mendapat
pada siang
matahari sore
hari • J
KAMPUS ANGGREK
L . K B . J E R U K
•
Didalam
Perlu
KAMPUS SYAHDAN JL.KH.SYAHDAN
U
ruangan tidak
pencahayaan
panas
buatan
Tabel 7. Orientasi matahari
Kesimpulan
:
pencahayaan
matahari
terlalu
banyak
dapat
menyebabkan silau dan hal ini tidak baik bagi pemain maupun penonton.
Solusi
: dibuatkan pencahayaan secukupnya agar tidak perlu
memerlukan penerangan buatan pada siang hari
IV.1.5 Analisa Angin Tapak
Kelebihan •
J
KAMPUS ANGGREK
L . K B . J E R U K
Mendapat
Kekurangan •
Sirkulasi
KAMPUS SYAHDAN JL.KH.SYAHDAN
U •
angin yang
angin dapat
cukup
berputar-
Tidak perlu
putar didalam
41
pendingin
ruangan
udara ( AC ) • J
KAMPUS ANGGREK
L . K B . J E R U K
JL.KH.SYAHDAN
U
• J
KAMPUS ANGGREK
L . K B . J E R U K
Sirkulasi
•
Perlu
KAMPUS SYAHDAN
angin sangat
pendingin
sedikit
udara ( AC )
Mendapat
•
Sirkilasi
KAMPUS SYAHDAN JL.KH.SYAHDAN
U •
angin yang
angin dapat
cukup
berputar-
Tidak perlu
putar didalam
pendingin
ruangan
udara ( AC ) • J
KAMPUS ANGGREK
L . K B . J E R U K
Sirkulasi
•
Perlu
KAMPUS SYAHDAN JL.KH.SYAHDAN
U
angin sangat
pendingin
sedikit
udara ( AC )
Tabel 8. Sirkulasi angin
Kesimpulan
: dibutuhkan aliran udara yang mencukupi sehingga
tidak memerlukan pendingin buatan ( AC ).
Solusi
: dibuatkan bukaan-bukaan berupa jendela maupun
ventilasi yang sesuai, bukaan harus seimbang sehingga tidak terjadi cross ventilation.
42
IV.1.6 Analisa Kebisingan
Tapak
Kelebihan •
J
KAMPUS ANGGREK
L . K B . J E R U K
Area
Kekurangan •
Didalam
KAMPUS SYAHDAN JL.KH.SYAHDAN
Sumber U kebisingan
dibelakang
bangunan
bangunan
menjadi bising
menjadi tidak bising • J
KAMPUS ANGGREK
L . K B . J E R U K
Kemungkinan
•
Sisi depan
KAMPUS SYAHDAN JL.KH.SYAHDAN
Sumber U kebisingan
bising sangat
adalah bagian
kecil
paling bising
Tabel 9. Kebisingan
Kesimpulan : sumber kebisingan berada tepat didepan tapak, karena letak tapak tusuk sate sehingga memungkinkan terjadinya kemacetan diantara pertigaan jalan ini.
Solusi
: pada bagian depan diusahakan hanya terdapat sedikit
bukaan, agar suara bising tidak menembus masuk kedalam bangunan, diberikan buffer berupa pohon.
43
IV.1.7 Analisa Best View Tapak
Kelebihan •
-
Seluruh bagian
KAMPUS SYAHDAN
J
KAMPUS ANGGREK
Kekurangan
L . K B . J E R U K
depan dan
JL.KH.SYAHDAN
samping
U
bangunan dapat terlihat dari jalan • J
KAMPUS ANGGREK
L . K B . J E R U K
JL.KH.SYAHDAN
U
• J
KAMPUS ANGGREK
L . K B . J E R U K
Bagian depan
•
Orientasi massa
KAMPUS SYAHDAN
dan samping
terlalu
dapat terlihat
menghadap ke
dari jalan
kiri
Bagian depan
•
Orientasi massa
KAMPUS SYAHDAN JL.KH.SYAHDAN
U
dan samping
terlalu
dapat terlihat
menghadap ke
dari jalan
kanan
Tabel 10. Best view
Kesimpulan
: best view bangunan harus dapat dilihat dari berbagai
sisi, sehingga masyarakat dapat tertarik untuk datang ketempat ini.
44
Solusi
: pada bagian depan bangunan dibuat sesuai dengan
fungsi bangunan, sehingga masyarakat dapat mengerti fungsi dari bangunan ini.
IV.1.8 Analisa Sirkulasi dalam Tapak • Sirkulasi manusia, yaitu gerak pencapaian dari dan ke fasilitas-fasilitas dalam tapak yang dilakukan oleh pengunjung dan pengelola • Sirkulasi kendaraan, yaitu gerak kendaraan dalam tapak yang dibawa baik oleh pengunjung maupun pengelola sehingga membutuhkan jalur kendaraan dan area parkir.
Berikut adalah pertimbangan perencanaan sirkulasi di dalam tapak, antara lain: • Pemisahan antara sirkulasi kendaraan, sirkulasi pejalan kaki dan sirkulasi service. • Menghindari terjadinya crossing • Kelancaran, keamanan dan kenyamanan pengunjung.
IV.1.9 Analisa Tata Ruang Luar Tata ruang luar berfungsi sebagai transmisi antara bangunan dengan alam atau lingkungan luar. Penataan ruang luar mempengaruhi citra
45
lingkungan dalam tapak maupun bangunan. penataan ruang luar seharusnya memperhatikan kriteria sebagai berikut: • Ruang luar harus menciptakan suasana segar, alami yang juga dapat membantu penghijauan kota • Ruang luar menunjang penampilan bangunan dengan pemakaian elemenelemen yang tepat.
Ada beberapa faktor yang perlu di perhatikan dalam penataan ruang luar, yaitu : •
Sebagai penghijauan
•
Pengarah sirkulasi kendaraan dan pedestrian
•
Pendukung penampilan bangunan
•
Menciptakan suasana kegiatan
•
Membentuk ruang tangkap visual
•
Mendukung komunitas ruang kota
•
Sebagai tempat parkir
•
Sebagai ruang pengikat berbagai kegiatan dalam tapak
Pengolahan ruang luar terbagi menjadi dua, yaitu : 1. Ruang Luar Aktif Merupakan suatu ruang luar yang digunakan sebagai wadah kegiatan :
46
a. Parkir kendaraan Sebagai fasilitas parkir kendaraan umum, VIP dan service. Bahan yang digunakan adalah elemen keras seperti aspal, con block, dan sebagainya.
b. Jalur pedestrian Jalur
pedestrian
ini
diolah sehingga
dapat
memberikan
kenyamanan dan kemudahan dalam pengarahan bangunan dengan dilengkapi elemen-elemen seperti lampu, tanaman rambat, pohon, pola lantai, dan sebagainya. c. Plaza Plaza diolah menjadi tempat interaksi yang nyaman dan menarik bagi para pengunjung, dengan didukung oleh elemen-elemen penunjang seperti pohon, pola lantai, kursi taman, kolam, dan sebagainya.
2. Ruang Luar Pasif Merupakan ruang luar yang tidak dipakai untuk kegiatan tertentu, meleinkan sebagai unsur penghijauan dan daerah resapan, sebagai elemen visual dari ruang dalam dan sebagai buffer terhadap polusi dan kebisingan. Terdapat beberapa elemen ruang luar, yaitu : a. Elemen lunak
47
•
Merupakan elemen yang bersifat alami cenderung berupa vegetasi dari berbagai jenis dan ukuran seperti pepohonan, rumput, semak-semak dan lain-lain.
•
Tanaman pelindung / peneduh, sehingga terlindung dari terik sinar
matahari,
sebagai
buffer
terhadap
polusi
maupun
kebisingan.
b. Elemen keras Merupakan elemen yang bersifat artifisial cenderung berupa perkerasan seperti plasa, pedestrian, area parkir, area bermain, kolam air, dan lain-lain.
c. Elemen dekorasi Merupakan elemen tambahan yang bertujuan untuk memperindah ruang luar maupun sebagai elemen pendukung, elemen tersebut dapat berupa: bangku taman, lampu taman, sculpture, petunjuk arah, potpot bunga.
48
J
PENGHIJAUAN
KAMPUS ANGGREK
L . K B . J E R U K
KAMPUS SYAHDAN JL.KH.SYAHDAN
U
IV.1.10 Pengelompokan dan Pola Hubungan Ruang Sistem distribusi ruang dalam bangunan harus dapat menjamin kesatuan antara kegiatan yang bertujuan untuk mendukung kegiatan utama yaitu kegiatan olahraga. Upaya yang dapat dilakukan untuk menunjang dan mengantisipasi hal tersebut adalah dengan memberikan alur atau sirkulasi pengunjung yang jelas dalam bangunan gelanggang olahraga ini ( Frank. D. K. Ching Arsitektur, Bentuk, Ruang & Susunannya ). Berikut adalah beberapa pola sirkulasi yang ada, yaitu:
LINEAR
• • •
Memiliki kejelasan arah dari pengorganisasian ruang sehingga mewujudkan aliran manusia yang jelas Memiliki sifat sederhana Menerus, dinamis dan dapat dikembangkan
49
RADIAL
•
Memiliki jalan yang berkembang dan berhenti pada suatu pusat. Sifat ruang mengumpulkan ruang-ruang yang ada disekitarnya.
SPIRAL
•
Sifat yang menerus dan mempunyai ujung pangkal, sehingga menyebebkan jalan buntu. Pencapaian yang tidak efisien, bentuk bangunanyang cukup rumit dan sulit memiliki fasilitas bersama
•
GRID
• •
NETWORK(jaringan)
• •
Terdiri dari dua set jalan yang sejajar dan saling berpotongan. Digunakan apabila kebutuhan ruang cukup banyak, karena sangat fleksibel dalam pengembangan ruang.
Terdiri dari jalan dengan arah yang menghubungkan satu titik dengan titik yang lain. Memiliki jalan pintas dalam mencapai antara satu bangunan dengan bangunan yang lain.
Selain pola sirkulasi, yang menjadi pertimbangan penting dalam konteks sirkulasi adalah tahap pencapaian bangunan yang terbagi atas:
Langsung pada pencapaian yang sifatnya umum
Samar-samar atau tidak pasti
Berputar-putar dan melewati ruangruang sebelumnya
50
Hubungan ruang berdasarkan penataan ruang dalam perencanaan, agar yang menghasilkan ruang yang fleksibel, yang dapat disesuaikan dengan fungsi, kapasitas dan waktu penggunaannya. Ruang Dalam Ruang
Arahan
Sebuah ruang yang luas Ruang
latihan
di
dalam
dapat membungkus sebuah bangunan ruang-ruang yang ada di dalam ruang tersebut Ruang Yang Saling
Arahan
Berkaitan
Lobby berhubungan dengan
2 ( dua ) ruang yang bersatu tempat latihan dan tempat dapat
membentuk
suatu pertandingan
daerah ruang bersama Ruang Yang Berbelahan
Arahan
Ruang-ruang yang memiliki - Antara ruang latihan sifat
sejenis,
yang - Tempat pertandingan dan
dipisahkan
untuk ruang pemain
mempermudah koordinasi Ruang Yang Dihubungkan -Foyer Oleh Ruang Bersama Sebagai
ruang
-Koridor
perantara -Lobby
dengan Kegiatan tertantu Table 11. Hubungan Ruang
51
Sedangkan pola ruang yang ingin diterapkan dapat ditinjau dari berbagai jenis pola ruang maka didapatkan beberapa jenis polaruang yang memiliki suatu suasana dan kesan tertantu dan pola ruang tersebut adalah:
Arahan
Terpusat
sekunder Tempat pertandingan
Ruang-ruang
dikelompokan mengelilingi suatu
ruang
pusat
yang
didominasi dan luas Radial
Arahan
Terdiri dari ruang pusat yang Lobby dominan
dari
sejumlah
organisasi linier berkembang Cluster Ruang-ruang dikelompokan
Arahan yang Diterapkan
dan
pada
saling perancangan tapak
berhubungan Linear Terdiri
dari
yang
berulang,
Arahan
ruang-ruang Ruang ganti sesuai Toilet
dengan ukuran, bentuk dan fungsi
52
Grid
Arahan
Bentuk ruang yang posisinya Fasilitas parkir dalam
ruang
dan
berhubungan satu sama lain sTable 12. Pola ruang
IV.2 ASPEK MANUSIA IV.2.1 Analisa Pelaku Kegiatan Setelah meninjau beberapa gelanggang olahraga baik survey lapangan maupun studi banding, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat 3 ( tiga ) pihak yang terlibat di dalam kegiatan yang diadakan di gelanggang olahraga ini, antara lain: 1. Pihak Pengelola Pihak pengelola terdiri dari bagian administrasi dan pelayanan serta keamanan dan kenyamanan untuk kegiatan di dalam bangunan gelanggang olahraga ini. 2. Pihak Pengunjung Pihak pengunjung yang datang untuk melakukan kegiatan olahraga ataupun yang datang untuk menonton pertandingan/ pendukung. 3. Pihak Peserta dan Team Pihak peserta terdiri dari para peserta perlombaan dan pihak team terdiri dari anggota lainnya ( contoh: pelatih)
53
Pihak pengelola Tugas dan kegiatan yang dilakukan oleh pihak pengelola adalah melakukan suatu Kegiatan berupa pelayanan bagi para pemakai dengan mengatur, mengurus dan mengelola bangunan. Adapun pihak pengelola yang diperlukan dalam mengelola bangunan gelanggang olahraga, antara lain: •
Pimpinan ( General Manager ) Pimpinan bertugas memimpin, mengkoordinasikan dan bertanggung jawab terhadap kelancaran kerja seluruh bagian Kegiatan, seperti melaksanakan kebijakan umum, teknis dan pemasaran.
•
Karyawan ( Staff ) ¾ Bagian umum o Bidang Administrasi dan keuangan Bidang administrasi ini bertugas melaksanakan pencatatan, urusan kepegawaian, arsip dan dokumen serta keuangan. ¾ Bagian Pemasaran o Bidang Humas Bagian humas memiliki tugas menyelenggarakan pelayanan bagi masyarakat atau pengunjung yang ingin mengetahui informasi mengenai Kegiatan yang ada di dalam gelanggang olahraga.
54
o Bidang Pemasaran Bidang pemasaran memiliki tugas mempublikasikan fungsi dan Kegiatan yang ada di dalam gelanggang olahraga ini kepada masyarakat. ¾ Bagian Teknik o Bidang Penyelenggara Bidang penyelenggara bertugas merancang dan menyusun tata penyelenggaraan kegiatan yang ada di gelanggang olahraga ini. o Bidang Perlengkapan Bidang perlengkapan memiliki tugas menjaga fasade bangunan dan melakukan perbaikan, menjaga dan mengontrol perlengkapan dan peralatan yang tersedia agar tetap dalam kondisi yang baik sehingga dapat dipergunakan dalam jangka waktu yang lebih lama. Di bawah ini adalah struktur organisasi pihak pengelola bangunan gelanggang olahraga: General Manager
Manager Bag. Pemasaran Bidang Humas Bidang Pemasaran
Manager Bag. Umum
Bid. Adm & Keuangan
Manager Bag. Teknik Bidang Penyelenggara Bidang Perlengkapan
55
Di bawah ini adalah skema dari urutan kegiatan yang dilakukan oleh pengelola administrasi: Datang
Mengisi Absen Melakukan Pekerjaan Mengisi Absen
Rapat Istirahat Menerima Tamu
Pulang Di bawah ini adalah skema dari urutan kegiatan yang dilakukan oleh pengelola operasional, maintenance, dan marketing:
Datang
Mengisi Absen Melakukan Pekerjaan
Istirahat
Mengisi Absen Pulang
Pihak Pengunjung Pengunjung dari bangunan gelanggang olahraga ini biasanya terdiri dari 2 ( dua ) jenis pengunjung, antara lain:
56
1. Pengunjung Pengunjung yang dimaksud adalah orang yang dengan sengaja datang berkunjung ke tempat ini dengan tujuan menggunakan fasilitas yang ada sebagai tempat latihan. 2. Penonton Penonton adalah pengunjung yang datang ke tempat ini dengan tujuan menonton pertandingan yang sedang berlangsung. Di bawah ini adalah skema dari urutan kegiatan
yang dilakukan oleh
pengunjung yang datang ke tempat ini: Datang
Mendaftar Masuk Sewa/ Beli Alat Tukar Baju Menitip Barang Melakukan Aktivitas Olahraga
Istirahat+Makan
Tukar Baju
Menunggu Teman
Pulang
Di bawah ini adalah skema dari urutan kegiatan yang dilakukan oleh penonton yang datang ke tempat ini:
57
Datang Membeli Tiket
Menunggu Teman
Masuk Menonton Pertandingan Keluar
Istirahat+Makan
Pulang
Pihak Peserta dan Team Pihak peserta terdiri dari para peserta perlombaan dan pihak team terdiri dari anggota lainnya ( contoh: pelatih). Para peserta dan team biasanya berkumpul di satu ruangan khusus, didalam ruangan ini mereka malakukan kegiatan pemanasan, briefing, dan sebagainya. Di bawah ini adalah skema dari urutan kegiatan yang dilakukan oleh peserta pertandingan:
Datang
Tukar Baju Pemanasan & Briefing Melakukan Aktivitas Pertandingan
Istirahat & Briefing Mandi
Tukar Baju Makan Pulang 58
Target pengguna bangunan gelanggang olahraga ini adalah masyarakat umum, antara lain : pelajar, mahasiswa, karyawan dan masyarakat sekitar.
IV.2.2 Analisa Kegiatan Pembahasan selanjutnya mengenai analisa kegiatan yang ada di dalam bangunan gelanggang olahraga ini, kegiatan tersebut antara lain: 1. Kegiatan Pertandingan Proses yang terjadi pada kegiatan pertandingan, adalah: •
Persiapan Pertandingan Menyiapkan tempat pertandingan dengan membersihkan tempat tersebut, memeriksa fasilitas yang ada, mendekorasi pinggir lapangan dengan spanduk dari sponsor. Persiapan lainnya meliputi jaringan utilitas, yaitu: lampu-lampu, jaringan kabel-kabel listrik, dan lain-lain.
•
Masa Pertandingan Pada masa pertandingan sudah tidak diperkenankan lagi melakukan persiapan, karena sebelum pertandingan di mulai biasanya penonton sudah datang dan menempati tempat duduk yang sudah disiapkan oleh pihak penyelenggara. Pada saat pertandingan akan di mulai, maka para peserta pertandingan memasuki arena pertandingan dengan didampingi pelatih dan team lainnya.
•
Penutupan Pertandingan
59
Penutupan pertandingan adalah berakhirnya suatu pertandingan yang telah berlangsung sesuai dengan waktu yang di tentukan.
2. Kegiatan Latihan Proses yang terjadi pada kegiatan latihan, yaitu: •
Persiapan Latihan Persiapan latihan biasanya dengan menyiapkan alat-alat yang akan digunakan pada saat kegiatan latihan berlangsung. Alat-alat yang dipersiapkan harus sesuai dengan kebutuhan dari Kegiatan itu sendiri.
•
Masa Latihan Pada masa latihan para pengunjung menggunakan fasilitas-fasilitas yang ada di dalam gelanggang olahraga ini. Mereka dapat menentukan kegiatan yang mau dilakukan.
•
Setelah Latihan Setelah latihan dilakukan, fasilitas yang sudah digunakan akan di rapihkan kembali dan disimpan sesuai dengan tempatnya masingmasing.
IV.2.3 Analisa Kebutuhan Ruang Analisa kebutuhan ruang dapat di jabarkan berdasarkan kebutuhan ruang yang ada, ruang-ruang yang dibutuhkan dalam bangunan gelanggang olahraga ini, antara lain:
60
¾ Kegiatan Pengelola JENIS KEGIATAN Bekerja
PEMAKAI AKTIVITAS General Manager
KEBUTUHAN RUANG R. Pimpinan
Manager
R. Manager
Karyawan ( Staff )
R. Staff
Table 13. Kegiatan pengelola
¾ Kegiatan Pengunjung JENIS KEGIATAN Latihan
PEMAKAI AKTIVITAS Pengunjung
KEBUTUHAN RUANG R. Fitness R. Aerobic Kolam Renang Café & Lounge
Menonton
Pengunjung
Tribun Penonton
( penonton)
Toilet Umum Café & Lounge
Table 14. Kegiatan pengunjung
¾ Kegiatan Peserta JENIS KEGIATAN Pertandingan
PEMAKAI AKTIVITAS Peserta
KEBUTUHAN RUANG Tempat Pertandingan R. Tukar Baju
Team
Tempat Pertandingan R. Tukar Baju
Table 15. Kegiatan peserta
IV.2.4 Analisa Program Ruang Dengan berdasarkan klasifikasi jenis olahraga yang telah dijelaskan, serta berdasarkan analisa persyaratan dan luas ruang, dengan kolaborasi dari kedua
61
pertimbangan hal di atas, maka dapat dibuat daftar fasilitas olahraga yang di rencanakan beserta kapasitas dan kebutuhan luas ruangan. Berdasarkan standard Neufert Architect Data jilid 2, American Graphic Standart, Sport Council dan Studi Banding.
Fasilitas
Kapasitas ruang
Standart
Luasan ruang
1.Entrance hall
2. Front desk office
3. Lobby
4. Cafetaria
25 orang berdiri
0,65 m²/orang
16.25 m²
sirkulasi 20 %
19.5 m²
0,65 m²/orang
32.5 m²
sirkulasi 20 %
39 m²
Duduk 20% x 1097=219,4
1,4 m² (duduk)
307.16 m²
Berdiri 50% x1097=548,5
0,65 m² (berdiri)
356.525 m²
sirkulasi 20 %
796.422 m²
1,2 m²/ orang
394.92 m²
sirkulasi 20 %
592.38 m²
50 orang berdiri
30 % x 1097 = 329,1
service 30 % 5. Ruang sewa
10 x @15 m²
6. Toilet umum
1/600 males, 1/35 females
1,5 m² / WC (NAD)
1/300 males, 1/70 females
0,9 m²/ Wastafel (NAD)
1 / 70 males
Asumsi
0,5 m²/Urinoir (NAD
150 m² 36 m² 14.4 m² 6 m² 96 m²
(822 pria, 275 wanita) sirkulasi 20 %
115.8 m² TOTAL
1713.102 m²
62
Kelompok
Elemen
Unsur
Kapasitas
Standar
Sumber
Kebutuhan
( m²/org) Pengelola
Penerima
Administrasi
Toilet
(m²)
Front Office
2
0.5-0.65
NAD
1
R. Tunggu
4
12m²/4-6 org
NAD
48
R. Pimpinan
1
8-11
MHPD
17.5
R. WaPim
1
8-11
MHPD
15
R. Sekretaris
2
2
MHPD
4
R. Staff
14
10
MHPD
140
R. Rapat
9
5
NAD
45
R. Komputer
1
30
SP
30
R. Adm
5
4
NAD
20
Pantry
3
5
TS
15
Toilet Pria
1
0.3-0.5
NAD
0.5
Toilet Wanita
1
0.3-0.5
NAD
0.5
3
0.75
TS
2.25
100
1.5
NAD
150
Telepon Umum Mushola
488.75
20% luas
Sirkulasi
Olahraga
Basket
Lapangan
Lapangan
Pemain
Ruang Atlet a. Pria
15org/Jam
28m x 15m
TOTAL
586.5
TS
420
15 orang SRBD
3
0.80
SP
12
6 unit
2
SP
12
5 unit
1.26
NAD
6.3
- R.ganti
3 unit
1
- Loker
15 unit
- Shower - Urinouir
63
- Wc
2 unit
2
- Wastafel
3 unit
0.96
NAD
2.88
SRBD
3
b. Wanita
SP
4
15 orang
- R.ganti
3 unit
1
- Loker
15 unit
0.80
SP
12
- Shower
6 unit
2
SP
12
- Wc
2 unit
2
SP
4
- Wastafel
3 unit
0.96
NAD
2.88
2 unit
100
SRBD
200
4. Ruang P3K
2 unit
12
SRBD
24
5. R.Pelatih
2 unit
15
SRBD
30
1.Loket tiket
11 org
2
NAD
22
1087 org
0.5
TPBO
543.5
10 org
0.8
TPBO
8
1
TPBO
1097
5. Toilet
2
SP
Penonton VIP
0.96
3. Ruang Pemanasan
Penonton
2. Tribun Biasa 3. Tribun VIP 4. Hall
1097 org
Pengunjung
a. Pria
6 1.96
7 orang
- Wc
1 unit
2
- Wastafel
1 unit
0.96
b. Wanita
3 orang
- Wc
1 unit
2
- Wastafel
1 unit
0.96
SP NAD
SP NAD
2 0.96
2 0.96
64
6. Toilet penonton biasa 750 org
a. Pria - Urinoir
12 unit
1.26
NAD
15.12
- Wc
12 unit
2
NAD
24
- Wastafel
4 unit
0.96
NAD
3.84
337 orang
b. Wanita -
Wc
- Wastafel
12 unit
2
NAD
24
4 unit
0.96
NAD
3.84
20% luas
Sirkulasi
Olahraga Air
Renang
2503.24 TOTAL
3003.888
50
11.8 m²/ 2org
NAD
590
R.Ganti/Loker
30
1-1.2
NAD
36
R. Bilas
20
0.81
NAD
16.2
Toilet
6
0.3-0.5
NAD
3
Bar
30
1.26
NAD
45
Life Guard
2
4
SP
8
P3K
2
6
-
12
R. Loket
2
0.8
NAD
1.6
Gudang
1
15
SP
15
60% kolam
SRBD
354
Kolam Renang
R.Pompa,M/E
Penunjang
Café
1080.8
30% luas
Sirkulasi
TOTAL
1405,04
R. Makan
100
1.9
NAD
190
R. Penerima
5
0.8-2
NAD
10
65
R. Kasir
2
4
SP
8
Dapur
-
30% luas
NAD
57
Gudang
1
10
SP
10
Toilet
6
0.3-0.5
NAD
3
Bar
10
2
NAD
20
Stage
1
10
SP
10
Toko Alat
R. Display
10
0.8
NAD
8
Olahraga
R. Kasir
1
4
SP
4
Gudang
1
10
SP
10
R. Tunggu
5
2.4
TS
12
R. Periksa
1
20
TS
20
Pos
5
9.29
TS
46.45
R. Keamanan
5
6
SP
30
R. Fitness
-
-
SP
150
R. Aerobic
-
-
SP
100
R. Billyard
-
-
SP
315
Salon & Spa
-
-
SP
50
Klinik
Security
Keamanan
1053.45
20% Luas
Sirkulasi
TOTAL
1264.14
Table 16. Program ruang
Keterangan: NAD
: Neufer Architects Data
SRBD
: Sport and Recreation Building Design
TS
: Time Sever Standart For Building Types
MHDP
: Newe Metric Handbook Planning and Design Data
MH
: Matric Handbook
66
SP
: Studi Perbandingan/ Pengamatan
SPR
: Sport Building and Recreation
TPBO
: Dinas Olahraga DKI Tata cara Perencanaan Bangunan Olahraga
Perhitungan Progarm Ruang Kegiatan publik
= 1713.102
Kegiatan pengelola
= 586.5
Kegiatan olahraga lapangan
= 3003.888
Kegiatan olahraga air
= 1405.04
Kegiatan penunjang
= 1264.14 + TOTAL = 7972.14 m²
Perhitungan Luasan Parkir 1. Kapasitas Parkir Kendaraan Bermotor Kapasitas parkir dihitung berdasarkan asumsi pada waktu kepadatan maksimal seperti event yang berskala Nasional. Dengan prosentase penggunaan kendaraan berdasarkan survey terhadap tempat sejenis dan golongan ekonomi penggemar olahraga ini. a. Mobil ¾ Pengelola 10 % x 24 orang = 3 orang
=
3 mobil
=
4 mobil
( 1 mobil = 1 orang ) ¾ Pelatih dan official 4 team
67
( 1 team = 1 mobil ) ¾ Penonton 30 % x 1097 orang = 329 orang
= 66 mobil
( 1 mobil = 5 orang ) ¾ Pengunjung 30 % x 50 orang = 15 orang
=
3 mobil
¾ Reporter
=
3 mobil
¾ Service
=
5 mobil
( 1 mobil = 5 orang )
Total
+
= 84 mobil
b. Motor ¾
Pengelola 30 % x 24 orang = 7 orang
=
7 motor
( 1 motor = 1 orang ) ¾ Penonton 40 % x 1097 orang = 438 orang
= 219 motor
( 1 motor = 2 orang ) ¾ Pengunjung 40 % x 50 orang = 20 orang
= 20 motor
(1 motor = 1 orang ) ¾ Wartawan 5 media cetak (1 motor = 1 orang )
= 5 motor Total = 251 motor
c. Bus •
Pemain / Atlit, Pelatih dan Official 2 Team
=
2 bus
( 1 team = 1 bus )
68
2. Kebutuhan Luasan Parkir a. Mobil ( 84 unit @ 12 m2 )
= 1008 m2
b. Motor ( 251 unit @ 2 m2 )
=
502 m2
c. Bus ( 2 unit @ 43.75 m2 )
=
87.5 m2
Luas Total Parkir = 1597.5 m2
Ruang Luar Masif Ruang luar masif merupakan ruang yang berfungsi sebagai unsur penghijauan dan daerah resapan, selain itu ruang luar masif adalah sebagai elemen visual dari ruang dalam dan sebagai buffer terhadap polusi dan udara. ¾ Standar ruang luar pasif
= 40% luas parkir
¾ Kebutuhan kapasitas
= 40% x 1597.5 m2 = 639 m2
Total Kebutuhan Ruang Luar ¾ Kebutuhan parkir
= 1597.5 m2
¾ Ruang luar pasif
= 639 m2 +
Total Kebutuhan Ruang Luar = 2236.5 m2
69
IV.2.5. Perlengkapan Ruang Olahraga A. Permukaan Lapangan Permukaan lapangan yang diperlukan adalah permukaan yang mampu memenuhi ‘standar utama’ yang dituntut oleh performa aktifitas olahraga dan faktor keamanan bagi pemain. Ada beberapa jenis permukaan yang umum dipakai, antara lain : •
Permukaan keras Seperti semen dan asphalt yang memiliki karakteristik keras, tahan lama, perawatan mudah, sangat mendukung untuk performa tinggi namun kurang aman terhadap kecelakaan atau cedera.
•
Permukaan medium Seperti kayu dan kombinasi vinyl dengan karet yang memiliki karakteristik permukaan cukup keras tetapi nyaman. Sehingga ditentukan permukaan medium sebagai alternatif pilihan untuk Gelanggang Olahraga.
B. Inlay atau garis lapangan Ada beberapa jenis inlay, yaitu : •
Permanen,
dimana
garis
ditanam
pada
bahan
permukaan
lantai.
Keuntungannya garis lebih tahan lama, tidak mudah rusak dan perawatan mudah. Kekurangannya tidak fleksibel terhadap perubahan.
70
•
Cat pada permukaan, Keuntungannya dapat diubah bila diinginkan dan cukup tahan lama. Kekurangannya cepat kotor dan perlu perawatan ekstra, perlu dilapis ulang tiap beberapa waktu.
•
Self adhesive
tape, Keuntungannya sangat mudah pemasangannya dan
dapat diubah dengan mudah. Kekurangannya tidak tahan lama dan mudah rusak.
Dari beberapa macam jenis inlay diatas, maka ditentukan jenis inlay yang menggunakan cat sebagai garis lapangan pada Gelanggang Olahraga ini. Gelanggang olahraga ini menggunakan lapangan olahraga rangkap, total luas ruang olahraga merupakan total kebutuhan ruang terluas.
71
Lapangan Basket
Lapangan Volley
Lapangan Bulutangkis
Lapangan Rangkap
72
Bubble Diagram Gelanggang Olahraga
R.FITNESS
KOLAM RENANG
ARENA PERTANDINGAN
R.AEROBIC RUANG TUNGGU
R.P3K
R.VIP
TRIBUN
R.GANTI + TOILET
R.PEMAIN
LOBBY SIDE ENTRANCE
KANTOR PENGELOLA SIDE
BAR & LOUNGE
ENTRANCE MAIN ENTRANCE PANTRY
SERVICE ENTRANCE
73
C. Plafond Untuk kegiatan olahraga yang dituntut adalah ketinggiannya agar memenuhi syarat, sehingga tidak mengganggu aktifitas. Menurut Sport Council, gelanggang dengan fasilitas olahraga ketinggian plafondnya minimal 9,1 m. Namun menurut Tata Cara Perencanaan Teknik Bangunan Olahraga ( Dinas Olahraga DKI ), minimum tinggi plafond Gelanggang Olahraga Tipe B adalah 12.5 m.
D. Pengaturan tribun penonton Menurut Tata Cara Perencanaan Teknik Bangunan Olahraga ( Dinas Olahraga DKI ), tribun adalah tempat bagi penonton untuk menyaksikan pertandingan, agar fungsi tribun dapat optimal, tribun memenuhi beberapa persyaratan : •
Orientasi pandangan harus kearah lapangan.
•
Sudut kemiringan 30° - 35°, agar pandangan penonton yang dibelakang tidak terganggu.
•
Sirkulasi menyebar menuju tribun.
•
Berada pada keempat sisi lapangan.
1. Jenis – jenis kriteria tribun a.
Tribun biasa ¾ Ukuran tempat duduk 0.40 x 0.60 m
74
¾ Terletak di sekeliling lapangan. ¾ Bahan tempat duduk keras. ¾ Jumlahnya banyak b.
Tribun VIP ¾ Ukuran tempat duduk 0.60 x 0.80 m ¾ Terletak pada arah pandang terbaik. ¾ Bahan tempat duduk lebih nyaman. ¾ Jumlahnya terbatas.
E. Sistem pencahayaan terbagi menjadi 2, yaitu : a. Pencahayaan Alami Pencahayaan dengan memanfaatkan sinar matahari. Kelebihan
Kekurangan
•
Hemat energi
•
Mempengaruhi suhu ruangan
•
Tidak perlu mengeluarkan
•
Dapat mengganggu pandangan
biaya
( silau) dan kenyamanan para pemain maupun penonton •
Sinar tidak dapat diatur.
•
Hanya
dapat
dipergunakan
pada siang hari. Table 17. Pencahayaan alami
75
b.
Pencahayaan Buatan Pencahayaan dengan menggunakan lampu. Kelebihan •
Sinar
Kekurangan dapat
diatur
sesuai
•
keperluan. •
Tidak
untuk
mempengaruhi
suhu
Penempatan
maupun
baik
perawatan penggunaan
atau operasional.
ruangan. •
Diperlukan biaya
dapat
diatur
sehingga tidak menyilaukan. •
Dapat dipergunakan baik siang maupun malam hari. Table 18. Pencahayaan buatan
F. Sistem Penghawaan Berdasarkan fungsi bangunan sebagai bangunan gelanggang olahraga maka dapat disimpulkan faktor kenyamanan sangat penting. Kenyamanan yang ideal dalam suatu ruangan adalah 22°C - 27°C dengan kelembabaaan sekitar 40 – 60%. Mengingat faktor iklim dan udara Jakarta yang memiliki suhu yang cukup panas dan juga tata cahaya untuk gelanggang yang cukup besar sehingga ikut mengeluarkan hawa panas. Solusi untuk sistem penghawaan dapat dibutkan ventilasi yang cukup bagi kenyamanan atau dengan menggunakan penyejuk udara.
76
IV.3. ASPEK BANGUNAN IV.3.1. Bentuk Dasar dan Massa Bangunan Setiap bangunan memiliki bentuk dasar seperti segitiga, segiempat, dan lingkaran. Penentuan bentuk tersebut didasarkan pada:
Kegiatan yang ditampung
Keadaan tapak dan lingkungan sekitar
Efisiensi ruang
Sirkulasi dalam tapak dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu kendaraan dan pejalan kaki. Dalam buku Architecture Form, Space and Order oleh Francis D.K. Ching, disebutkan bahwa bentuk dasar bangunan secara umum ada tiga, yaitu:
Bentuk
1. Segitiga
Keuntungan
Bentuk stabil dan berkarakter kuat
Kerugian
Kurang efisien
Fleksibilitas ruang
Mudah digabungkan menjadi bentuk-bentuk
kurang
Layout ruang sulit
geometris lain (misalnya segienam, segidelapan, dsb.)
Orientasi ruang pada tiaptiap sudutnya
Pengembangan ruang pada ketiga sisinya
77
2. Segiempat
Bentuk statis
Mudah dikembangkan ke
Orientasi ruang cenderung statis
segala arah
Orientasi ruang pada keempat sisi pembatasnya
Layout ruang baik dan mudah
Ruang memiliki efisiensi yang tinggi, mudah digabungkan dengan bentuk lain
3. Lingkaran
Bentuk halus
Sulit dikembangkan
Orientasi ruang memusat
Fleksibilitas ruang
dan statis
Indah dilihat dari luar
rendah
Sulit digabungkan dengan bentuk lain
Layout ruang sulit
Table 19. Bentuk dasar bangunan
78
Untuk memutuskan bentuk dasar mana yang akan digunakan, perlu diperhatikan dasar-dasar pertimbangan sebagai berikut:
Efisiensi dan fleksibilitas ruang yang tinggi.
Keadaan lingkungan sekitar yang didominasi bentuk segiempat.
Kegiatan utama di dalam Gelanggang Olahraga yang cenderung ramai.
Kemungkinan untuk menggabungkan bentuk-bentuk geometris.
Bentuk lapangan yang cenderung berbenruk segi empat.
Bentuk tribun penonton yang harus menghadap ke lapangan bola basket..
Dengan dasar-dasar pertimbangan tersebut, maka bentuk dasar hall Gelanggang Olahraga yang dipilih adalah elips atau oval. Tentunya bentuk ini akan dikombinasikan dengan bentuk lainnya, pada fasade bangunan bentuk elips dikombinasikan dengan segiempat.
IV.3.2. Sirkulasi Dalam Bangunan Sirkulasi di dalam bangunan dirancang dengan mempertimbangkan:
Kejelasan dan kelancaran sirkulasi
Sifat kegiatan yang sedang terjadi
Hubungan antar ruang yang tidak mengganggu kegiatan lainnya
IV.3.3. Struktur Bangunan Pemilihan struktur bangunan dipertimbangkan terhadap : •
Fungsi bangunan yang menampung kegiatan olahraga.
79
•
Nilai ekonomis.
•
Ketinggian bangunan.
•
Faktor teknis dan persyaratan bangunan, seperti kekokohan, kestabilan, dan keamanan.
•
Keadaan fisik tanah dan kondisi di sekitar tapak.
Sebagai bangunan yang mewadahi kegiatan olahraga yang memiliki tuntutan ruang yang luas dan bebas kolom, tentunya bangunan ini harus menggunakan sistem struktur bentang lebar dan dapat memenuhi kriteria topik dan tema “ Ekspresi Struktur “.
Analisa Sub-Structure Struktur bagian bawah ( sub – structure ) terdiri dari pondasi dan tanah pendukung pondasi ( TPP ). Pondasi berfungsi mendukung seluruh beban bangunan dan meneruskannya kedalam tanah dibawahnya. Pondasi harus mampu menjamin dan mendukung beban bangunan diatasnya termasuk gaya-gaya luar seperti gaya angin, gempa dan sebagainya. Untuk itu pondasi harus kuat, stabil dan aman, agar tidak mengalami penurunan ataupun patah, karena akan sulit diperbaiki. Akibat penurunan maupun pondasi patah, maka akan terjadi: •
Kerusakan pada dinding, contoh: retak-retak, posisi menjadi miring, dan sebagainya.
80
•
Daun pintu/ jendela tidak dapat dibuka dan ditutup, hal ini terjadi karena adanya perubahan letak kusen.
•
Lantai pecah, retak dan bergelombang.
•
Penurunan atap dan bagian-bagian bangunan lainnya.
Karena itu pondasi harus dihitung untuk menjamin keamanan, kestabilan bangunan diatasnya, tidak boleh terjadi penurunan sebagian atau seluruhnya melebihi batas-batas yang diizinkan. Pembuatan pondasi dihitung berdasarkan: •
Berat bangunan yang harus dipikul pondasi berikut beban hidup, beban mati lainnya dan beban akibat gaya-gaya luar.
•
Jenis tanah dan daya dukung tanah.
•
Bahan pondasi yang tersedia atau mudah diperoleh.
•
Alat dan tenaga kerja yang ada.
•
Lokasi dan lingkungan tempat pekerjaan.
•
Waktu dan pekerjaan.
Sub-structure berperan sebagai pemikul keseluruhan beban bangunan. Maka dalam menentukan jenis pondasi yang digunakan, hal-hal yang dipertimbangkan adalah: •
Daya dukung tanah.
•
Beban bangunan.
•
Pertimbangan nilai ekonomi (bahan, waktu, dan tenaga kerja).
81
Dari beberapa pertimbangan di atas, maka diputuskan untuk memilih penggunaan tiang pancang sebagai pondasi utama. Hal-hal yang mendasarinya adalah: •
Ukuran yang dapat disesuaikan dengan ketinggian bangunan.
•
Bentuk prefabrikasi akan menghemat waktu.
Analisa Upper-Structure Menurut Forrest Wilson ( Esensi Struktur, hal. 41 ) upper – structure adalah struktur yang terdiri darirangkaian elemen-elemen yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya untuk mewujudkan kestabilan, kekakuan dan kekuatan bangunan serta menyalurkan gaya-gaya yang bekerja dengan baik ke tanah, sehingga bangunan tersebut dapat berdiri dengan kokoh. Upper-structure berperan sebagai pendukung dan penyalur beban pada bangunan. Dalam proyek ini pertimbangan pemilihan sistem upper struktur didasarkan atas pertimbangan : • Fungsional Bangunan yang direncanakan menuntut karakteristik khusus yaitu ruangan bebas kolom yang cukup besar dengan ketinggian yang besar pula. Solusi terhadap kebutuhan ini salah satunya dengan menggunakan struktur bentang lebar. Struktur Bentang Lebar yang dipilih adalah Space Truss.
82
• Struktural Dalam arti struktur yang dipilih bisa dijamin kestabilannya, kekakuannya dan kekuatannya. • Estetika Struktur yang dipilih tidak mengganggu keharmonisan bentuk bahkan sebaliknya harus dapat meningkatkan keindahan bangunan.
Secara garis besar, struktur bangunan yang paling ideal adalah yang paling stabil, kuat ( struktural ), fungsional, ekonomis, dan estetika. Pemilihan system struktur pada perencanaan suatu bangunan didasarkan pada beberapa pertimbangan, antara lain : 1. Sistem struktur yang digunakan diharapkan dapat diolah sedemikian rupa untuk penampilan fasade bangunan. 2. Memperhatikan faktor ekonomi, terutama dalam pelaksanaan dan pemeliharaan bangunan, hal ini dilakukan dengan pemilihan system struktur yang tepat, ekonomis dan layak. 3. Memudahkan di dalam pemasangan perlengkapan bangunan yaitu utilitas mekanikal dan elektrikal ( M/E ). 4. Kemampuan menahan gempa mengingat Indonesia merupakan daerah rawan terhadap gempa ( safety and security ). 5. Perlengkapan dan peralatan yang dimiliki agar memenuhi persyaratan yang dituntut oleh jenis struktur.
83
6. Tidak menggangu aktivitas yang etrjadi di dalam bangunan yang memerlukan ruang yang bebas penghalang ( bebas kolom ).
“ Sistem Rangka “ kaku yang terdiri atas kolom dan balok dengan bahan beton. Serta pengaku berupa dinding yang memikul gaya lateral. Sedang untuk struktur atap akan digunakan struktur baja dengan sistem rangka batang. Pada bangunan gelanggang olahraga ini menggunakan sistem struktur atap space truss, karena sistem ini sangat kuat dan bentangan yang cukup lebar.
Space Truss Menurut buku ” Structure Systems ” karya Verlag Gerd Hatje. struktur alami dan buatan tidak beda dengan cara kerjanya tetapi berhubungan fungsi bentuk satu dengan fungsi bentuk lainnya. Struktur alami manggabungkan dua bentuk menjadi satu dan karena itu sebaliknya struktur secara teknis tidak dapat dibedakan kesatuannya.
84
Alami
Buatan
BAHAN DARI LINGKUNGAN Sasaran Alami Bentuk Fungsi
Sasaran Buatan Bentuk Fungsi kekuatan
Struktur
Struktur
= =
Keterangan :
proses organisasi bentuk Proses organisasi kekuatan
Struktur dan fungsi bergabung menjadi 3 ( tiga ) cara kerja, yaitu : 1.
Menerima Beban
2.
Memindahkan Beban
3.
Melepas Beban
Proses ini disebut proses mengikuti bentuk, inilah dasar dari suatu konsep gambar untuk rancangan struktur dan ukuran untuk ekonomi dengan struktur.
85
Struktur Alami
Fungsi -Perlindungan
Berasal -Bagian
Aksi / gaya
Hubungan Bentuk dari -Bagian
dari -Petunjuk
dari bentuk yang bentuk yang utuh
bentuk yang aktif bentuk
melawan gaya
-Penampilan
pada permasalahan bahan
-(Sebagai
-Proses
Konsekuansi)
berbeda
-Keseimbangan
Pemeliharaan
membangun
Mengatur
dari
yang dasar mekanik
sasaran kekosongan
fungsi
suatu
-Unsur
bagian
dari fungsi bentuk
bentuk -Hanya
dari dari permasalahan
dari
sebagai
ide, tidak sebagai penegasan
cara kerja
dari
kesatuan bahan Buatan
Idem
-Proses
idem
-Tambahan
dari
memisahkan
bentuk bahan
permasalahan dari
-Konsekuensi dari
fungsi
fungsi bentuk
bentuk
rancangan
-Bebas, kokoh
-Penampilan alat -Satu
proses
petunjuk membagi cara kerja khusus Table 20. Struktur
Karena diperlukan pendalaman diantara dua struktur maka keduanya dihubungkan sebagai kenyataan dan memberikan perbedaan dari kelompok masing-masing. Alami = Tumbuh – Mutasi – Belahan – Lebur – Evolusi – Busuk Memisahkan proses individu diluar dari kejadian itu sendiri, sementara terus menerus atau berkala Buatan= Rancangan – Analisa – Pelaksanaan – Produksi - Pembongkaran Sangat diperlukan proses pokok kejadian waupun sementara terbatas.
86
Struktur dan Sistem Struktur dalam alam dan memerlukan teknik penyajian fungsi yang menahan bentuk fisik. Pemeliharaan bentuk syarat dari sistem penampilan, yaitu : Mesin – Rumah – Pohon – Orang + Tanpa struktur tidak ada sistem Struktur dan Bangunan Fungsi sistem pada teknik bangunan berdasarkan perletakkan dari ruang + Tanpa struktur tidak ada bangunan Dengan kesamaan dan batasan untuk peneikan suatu ide utama dari Bentuk
rancangan arsitektur Pantas mendapat peringkat dengan menunjukan sistem arsitektur Potensi untuk pengoptimalan atau penilaian bentuk rancangan bangunan Kenyataan 3 dimensi dari struktur yang baik dan rancangan struktur
Struktur
Kejujuran dan masuk akal dari aliran gaya dengan bentuk kekuatan yang diterima walau tanpa biaya Identifikasi dari sistem untuk stabilisasi melawan gaya horizontal dan asimetrik Pilihan sistem sambungan yang tidak tentu Sambungan struktur yang beraturan dan simetris dari suatu fungsi
Ekonomi
komponen struktur Pembagian tekanan yang seimbang diantara anggota yang sama atau menghubungakn fungsi struktur Pembebanan dua atu lebih fungsi struktur diatas komponen tunggaL Tabel 21 Prinsip Rancangan – Kriteria kualitas sistem struktur
87
88
89
90
91
92
93
Foto 5. Contoh – contoh Space Truss
Metode sistem pemasangan dari sistem struktur rangka ruang, metode ini dibagi berdasarkan beberapa jenis, antara lain : •
Mero Sistem ini dibuat oleh Mengeringhousen di Jerman, sistem ini hanya memiliki dua elemen dasar yakni sebuah batang dengan bola penghubung yang memiliki delapan belas berulir ( balljoint ). Sebuah balljoint dapat menerima ujung dari delapan belas batang tanpa kesukaran. Sistem mero sangat luwes dan mengetengahkan pre-fabrikasi secara maksimum.
Foto 6. Sistem Mero
94
•
Triodetic Ciri yang dimiliki sistem ini adalah suatu metode original perakitan batang tanpa las, tanpa baut dan tanpa keling. Titik simpul terdiri atas semacam tombol tempat pemasangan berbagai batang dengan sembarang profil, pemasangan terjadi karena deformasi ujung batang yang sudah dipotong menurut sudut yang sesuai, kemudian dipaksa masuk kedalam celah bergerigi. Sistem ini menyatukan dua keuntungan, yakni pemasangan yang mudah dan daya tahan yang besar.
Foto 7. Sistem Triodetic
Dengan semakin berkembangnya macam – macam sistem struktur rangka ruangini, banyak pula perusahaan konstruksi yang mengembangkan keunggulan dari sistem struktur ini, salah satunya adalah mero dengan menggabungkan sistem struktur rangka ruang dengan sistem peredam suara.
Foto 8. Contoh space truss dengan peredam suara
95
•
Oktaplatte Pelaksanaan sistem dari oktaplatte ini adalah dengan cara konstruksi las, oktaplatte terdiri dari delapan bidang yang berusuk pipa. Batang ini dilas pada titik simpul.
Foto 9. Sistem Oktaplatte
•
Unistrut Sistem dari Unistrut adalah semua batang kisi unistrut mempunyai panjang dan penampang yang sama. Batang tersebut dapat dirakit oleh pekerja dengan menggunakan elemen yang selalu sama, satu baut cukup untuk pemasangan satu batang.
Foto 10. Sistem Unistrut
96
•
Space Deck Sistem dari struktur space deck adalah sistem yang terdiri dari rangkaian piramida yang dipasang dengan puncak bawah. Sisi alas bujur sangkar di baut antara satu dengan yang lainnya, sedangkan puncaknya dihubungkan dengan batang tarik yang dilengkapi dengan baut pengencang.
Foto 11. Sistem Space Deck
IV.3.4. Utilitas Bangunan Dalam merancang suatu sistem utilitas yang efektif dan efisien, perlu dipertimbangkan hal-hal sebagai berikut : •
Kenyamanan, kemudahan, dan keamanan dalam penggunaan dan perawatan.
•
Kedaya tahanan.
•
Efektifitas pada saat dioperasikan / digunakan. Sistem utilitas pada bangunan dapat diuraikan lebih lanjut, yaitu:
a. Sistem Air Bersih •
Distribusi untuk toilet dan dapur (kantin).
•
Instalasi untuk mesin pendingin (AC).
•
Distribusi untuk antisipasi kebakaran (sprinkler dan hidran).
97
b. Sistem Air Kotor •
Air Kotor Padat Kotoran padat diolah melalui proses sewage treatment, dimana kotoran padat dari kloset dibuang melalui shaft, kemudian ditampung dalam tangkitangki yang terdiri dari tangki klorinasi, tangki aerasi, dan tangki setlink. Air kotor yang telah melalui proses dialirkan ke resapan atau roil kota. Kotoran dari pemipaan
Tangki aerasi
Tangki pengendapan
Tangki klorinasi
•
Air Kotor Cair Riol / resapan
Air kotor yang berasal dari limbah kamar mandi atau limbah dapur, cucian, dan air hujan dibuang melalui proses seperti di atas, kemudian dialirkan ke riol kota.
c. Distribusi Listrik Daya listrik yang diperlukan berasal dari dua sumber, yaitu PLN dan genset. PLN
Gardu
Panel
Automatic switch
Genset
Panel
Unit
Unit
Unit
98
PLN Merupakan sumber listrik utama dari pemakaian listrik sehari-hari. Aliran listrik dari PLN dialirkan ke gedung utama, kemudian ke ruang transformator, lalu didistribusikan ke panel-panel kontrol dalam bangunan.
Genset Sebagai sumber listrik cadangan sewaktu sumber aliran istrik utama terputus. Sumber daya ini melayani hampir seluruh keperluan bangunan.
d. Sistem Penanggulangan Keadaan Darurat Sistem yang bekerja pada saat terjadi keadaan darurat seperti kebakaran.
Detektor Kebakaran Merupakan alat untuk mendeteksi awalnya suatu kebakaran. Beberapa jenis detektor adalah:
•
Heat Detector untuk mendeteksi panas.
•
Smoke Detector untuk mendeteksi atap.
•
Flame Detector untuk mendeteksi lidah api.
Titik Panggil Manual (TPM) Ini adalah alat yang dioperasikan secara manual untuk memberikan isyarat adanya kebakaran. TPM yang digunakan adalah tombol yang ditekan secara manual jika terjadi kebakaran.
Lampu Darurat Lampu yang akan menyala begitu alarm aktif.
99
Sistem Komunikasi Darurat Sistem ini akan mematikan sarana yang ada secara otomatis jika terjadi kebakaran. Contohnya lift akan tidak berfungsi jika sistem mendeteksi terjadinya kebakaran.
Petunjuk Arah Keluar Dipasang di sepanjang jalur sirkulasi, koridor pintu darurat, dan pintu keluar.
Tangga Kebakaran Persyaratan tangga kebakaran adalah: •
Jarak pencapaian terjauh tangga kebakaran adalah 30-40 m.
•
Lebar tangga kebakaran minimal 1.5 m.
•
Dilengkapi dengan shaft asap yang dihubungkan dengan intake fan yang berfungsi memberikan tekanan udara dalam ruang yang lebih besar dibanding udara luar agar asap tidak masuk.
•
Pintu ruang tangga darurat membuka ke dalam ruang tangga dan harus tahan api untuk waktu tertentu.
Pemadaman Untuk memadamkan kebakaran, digunakan: •
Sprinkler
•
Memadamkan api dengan cara menyemprotkan air atau bahan
pemadam lainnya (terutama untuk bangunan seperti perpustakaan atau
100
ruang penyimpan arsip) secara otomatis pada ruang yang terbakar. Radius yang dapat dijangkau adalah 25 m2/unit. •
Hidran Kebakaran
•
Radius pelayanan adalah 30 m2/unit.
•
Hidran Luar
•
Radius pelayanan adalah 30 m2/unit dan area pelayanan adalah 800 m2.
•
Pemadam Ringan (Fire Extinguisher)
•
Merupakan pemadam berisi bahan kimia yang dapat digunakan dengan cara dibawa.
e. Sistem Telekomunikasi •
Telepon.
•
Interkom.
•
Audio Video.
•
Faksimili.
•
Internet.
f. Keamanan Selain menggunakan penjagaan secara konvensional, sistem yang digunakan adalah dengan menggunakan kamera deteksi (CCTV), serta terdapat alarm yang disiagakan ketika gedung ditutup.
101
g. Pembuangan Sampah Penyediaan sarana yang menunjang seperti tempat sampah yang jelas terlihat, mudah dicapai, serta adanya pembersihan dan pemeliharaan lingkungan secara rutin. Disediakan pula kontainer penampungan sebagai tempat pengumpulan semua sampah sebelum diambil oleh truk sampah.
102